STRUKTUR DAN GAYA BAHASA TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN LAMPUNG POST, 4 JANUARI 2016 BERJUDUL TERORISME BERSEMAI SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRUKTUR DAN GAYA BAHASA TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN LAMPUNG POST, 4 JANUARI 2016 BERJUDUL TERORISME BERSEMAI SKRIPSI"

Transkripsi

1 STRUKTUR DAN GAYA BAHASA TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN LAMPUNG POST, 4 JANUARI 2016 BERJUDUL TERORISME BERSEMAI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh: Ig. Ajie Pamungkas NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017

2 STRUKTUR DAN GAYA BAHASA TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN LAMPUNG POST, 4 JANUARI 2016 BERJUDUL TERORISME BERSEMAI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh: Ig. Ajie Pamungkas NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i

3 ii

4 iii

5 HALAMAN PERSEMBAHAN Saya persembahkan skripsi ini untuk: 1. Tri Tunggal Maha Kudus yang senantiasa memberi berkat-nya. 2. Yesus Kristus Guru Sejati. 3. Kepada kedua orang tua tercinta V. Hadi Sumitro dan C. Sunarti Hadi yang tak pernah lelah berjuang memberi dorongan moral ataupun finansial sampai saat ini dengan penuh cinta kasih. 4. Kakakku Teguh Budi Santoso, Hari Nugroho, Agung Prastowo dan Yeni Anggarini yang selalu memberi semangat dan doa. 5. Keponakanku Stevani Alivia Caroline, Rusel Bimo Wicaksana, Patricia Maheswari dan Samara Anandayu yang selalu memberikan motivasi dan doa. 6. Para sahabatku yang saling memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi. iv

6 MOTO Masa depan itu nanti, sekarang dulu. (Paus Yohanes Paulus II) Kegagalan terjadi ketika kita berhenti mencoba. (Tan Malaka) Aku tidak bisa memperbaiki rem sepadaku, maka ku buat bunyi bel sepedaku dua kali lebih nyaring. (Ajie Pamungkas) v

7 vi

8 vii

9 ABSTRAK Pamungkas, Ig Ajie Struktur dan Gaya Bahasa Tajuk Rencana Surat Kabar Harian Lampung Post, 4 Januari 2016 Berjudul Terorisme Bersemai. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Pada penelitian ini dideskripsikan struktur dan gaya bahasa tajuk rencana surat kabar harian Lampung Post, 4 Januari 2016 berjudul Terorisme Bersemai. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus. Sumber data penelitian adalah produk jurnalistik media cetak, yakni surat kabar harian Lampung Post. Data dalam penelitian diambil dari tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai yang terbit pada 4 Januari Data penelitian ini dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Prosedur analisis data dalam penelitian ini meliputi (1) tahap pengolahan data, (2) tahap pengorganisasian data, (3) tahap penemuan hasil, (4) teknik penyajian data. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa (1) struktur pada tajuk rencana telah tersusun secara sistematis. Hal ini ditunjukkan dengan adanya judul, informasi, opini dan uraian opini dalam tajuk rencana yang saling berhubungan; (2) gaya bahasa yang terdapat pada penelitian ini meliputi meliputi analogi, eufemismus, personifikasi, tautologi, hiperbola, apostrof, alusi, prolepsis atau antisipasi, klimaks, erotesis atau pernyataan retoris; (3) gaya bahasa analogi adalah jenis gaya bahasa yang dominan digunakan dalam tajuk rencana; (4) fungsi tajuk rencana untuk menjelaskan berita, sedangkan sifat tajuk rencana, yakni menjuruskan timbulnya aksi. Secara keseluruhan tulisan tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai ini dapat dijadikan acuan yang baik dalam menulis sebuah tajuk rencana. Khususnya dalam memaparkan struktur tajuk rencana dan pemakaian gaya bahasa. Hal tersebut dibuktikan dengan ketepatan struktur dan gaya bahasa dalam tajuk rencana tersebut. Pada akhirnya, seorang penulis akan mampu memiliki kemampuan dalam menyusun tulisan tajuk rencana dengan baik dan dapat diterima pembaca. Kata kunci : Tajuk rencana, struktur tajuk rencana, gaya bahasa. viii

10 ABSTRACT Pamungkas, Ig Ajie Structure and Language Style of Editorial in Lampung Post daily news, January, 2016 Entitled Terorisme Bersemai (Terrorism in Growing). A Thesis. Yogyakarta: Indonesian literature and Language Education Study Program, Faculty of Teachers Training and Education, Dharma University. This thesis describes structure and language style of editorial in Lampung Post daily news, January 4, 2016 entitled Terorisme Bersemai (Terrorism in Growing). The type of this research is a case study. The data source is a journalistic product which is printed media, Lampung Post daily news. The research data taken from editorial entitled Terorisme Bersemai (Terrorism in Growing) January 4, The data collection technique is using documentation technique. The produce to analyze the data in this thesis contains (1) data processing, (2) data organizing, (3) result finding, (4) data display technique. The result of thesis can be concluded that (1) structure text in editorial covers the titled, information, opinions, and explanation of the opinion; (2) language style in editorial contains analogy, euphemism, personification, tautology, hyperbole, apostrophe, allusions, prolepsis or anticipation, climax, erotesis or a rhetorical statements; (3) analogy is dominant in the editorial; (4) the function of the editorial is to explain a news; (5) the characteristic of the editorial is to direct the action. Overall, the editorial entitled Terorisme Bersemai (Terrorism in Growing) can be a good reference in writing a editorial. Especially, it can be used to explain structure editorial and the use of language style. It is proven with the precision of structure and language style in the editorial. In the end, a writer will have skills to write a good editorial and it can be accepted by the readers. Keywords : editorial, structure editorial, language style. ix

11 KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaan-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar. Skripsi yang berjudul Struktur dan Gaya Bahasa Tajuk Rencana Surat Kabar Harian Lampung Post, 4 Januari 2016 Berjudul Terorisme Bersemai ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak di bawah ini. 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang mendukung peneliti dalam proses mendapatkan gelar sarjana. 2. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma yang dengan setia mendukung dan memberikan arahan mahasiswa PBSI selama proses studi. 3. Drs. J. Prapta Diharja, S.J., M. Hum., selaku dosen pembimbing I yang dengan perhatian dan kesabaran, membimbing, memotivasi, dan memberi berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis mulai dari awal hingga akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 4. Septina Krismawati, S.S, M.A., selaku dosen pembimbing II yang dengan kesabaran dan perhatian, membimbing, memotivasi, dan memberi berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis mulai dari awal hingga akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 5. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang dengan penuh dedikasi mendidik, membimbing, memberikan dukungan, bantuan, dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis dari awal kuliah sampai selesai. x

12 xi

13 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv MOTO... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi LEMBAR PERSYARATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Istilah Sistematika Penyajian... 6 BAB II LANDASAN TEORI Penelitian yang Relevan Kajian Teori Bahasa dalam Surat Kabar Tajuk Rencana Struktur Tajuk Rencana Gaya Bahasa xii

14 2.2.5 Jenis-jenis Gaya Bahasa BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Data dan Sumber Data Instrumen Penelitian Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Analisis Data Struktur Tajuk Rencana Judul Informasi Opini Uraian Opini Gaya Bahasa Peran Gaya Bahasa yang Paling Dominan Fungsi dan Sifat Tajuk Rencana BAB IV PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN WACANA TAJUK RENCANA BIOGRAFI PENULIS... 8 xiii

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia dalam kehidupan seharihari. Komunikasi melalui bahasa membantu setiap orang untuk berinteraksi dengan sesamanya. Sebagai alat komunikasi bahasa digunakan pula untuk menyampaikan pikiran dan gagasan kepada orang lain. Maka dari itu, bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Pemakaian bahasa dapat berwujud bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis sangat berbeda dengan bahasa lisan. Bahasa lisan adalah bahasa yang secara langsung diutarakan penutur kepada lawan bicaranya sedangkan bahasa tulis membutuhkan media tulisan untuk berkomunikasi kepada lawan bicara. Melalui sebuah tulisan, penulis dapat menuangkan pikiran, kritik, dan gagasan kepada pembaca yang mencoba mengartikannya dari keseluruhan isi tulisan. Sebuah tulisan yang baik akan tercermin melalui sebuah struktur penyajian tulisan yang mudah dipahami. Struktur tulisan merupakan faktor yang harus ada dalam suatu tulisan. Menurut KBBI (2008: 1314) struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun. Struktur adalah kerangka atau kesatuan yang tersusun secara sistematis. Suatu bangunan jika memiliki kerangka dan disusun secara sistematis, maka bangunan tersebut akan kokoh tanpa kurang satu bagian. Oleh sebab itu, bila suatu wacana tidak memiliki struktur tulisan, alur pemikirannya tidak jelas. 1

16 2 Surat kabar merupakan media cetak yang memuat berbagai macam informasi. Dalam dunia jurnalistik khususnya surat kabar terdapat rubrik berita utama, feature, opini, tajuk rencana, artikel dll. Rubrik-rubrik tersebut menggunakan bahasa tulis yang beragam. Bahasa dalam ragam jurnalistik bisanya disebut bahasa pers. Laksana (2010:1) menyebutkan bahwa bahasa pers memiliki gaya tersendiri dalam penulisannya. Bahasa pers mempunyai gaya penulisan yang berbeda dengan karangan ilmiah dan sastra. Tajuk rencana dalam surat kabar mengandung gagasan-gagasan yang kritis dari penulis yang mewakili media. Penulis dituntut mampu membuat sebuah tajuk rencana yang tidak hanya kritis tetapi juga kreatif. Bentuk kekreatifan penulis atau jurnalis dalam membuat tulisan tercermin dengan adanya gaya bahasa yang digunakan. Sejalan dengan ungkapan tersebut, Laksana (2010:4) menegaskan bahwa dalam surat kabar, gaya bahasa menempati posisi yang cukup penting karena sifatnya yang berbeda dari kata-kata biasa dan mampu menimbulkan efek-efek tertentu kepada pembacanya. Tarigan (2013:5) mengungkapkan gaya bahasa digunakan untuk memberikan efek tertentu. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penggunaan gaya bahasa mampu membuat tulisan lebih menarik. Dengan adanya gaya bahasa, sebuah kata-kata dalam menyampaikan kritikan dan gagasan akan terlihat lebih menarik daripada menggunakan kata-kata biasa. Namun, seringkali pembaca masih mengalami kesulitan menangkap maksud dari penggunaan gaya bahasa. Gaya bahasa juga dapat menimbulkan salah tafsir jika pembaca tidak teliti dalam membaca tajuk rencana.

17 3 Berdasarkan beberapa hal di atas, pentingnya struktur dan gaya bahasa dalam tajuk rencana, perlu dibahas lebih lanjut. Pembahasan lebih lanjut tersebut dapat dilakukan melalui sebuah penelitian. Peneliti akan menganalisis struktur tajuk rencana dan pemakian gaya bahasa dalam surat kabar Lampung Post. Surat kabar Lampung Post dipilih sebagai objek penelitian karena surat kabar tersebut dapat mewakili surat kabar yang ada di Provinsi Lampung. Dalam surat kabar harian Lampung Post, selain memuat berita-berita mengenai kondisi sosial di Lampung juga berisi kritik dan gagasan media tehadap situasi di daerah Lampung. Maka dari itu, penelitian ini diharapkan mampu mengungkapkan struktur dan gaya bahasa tajuk rencana surat kabar harian Lampung Post, 4 Januari 2016 berjudul Terorisme Bersemai. Judul tersebut dipilih karena cukup aktual jika melihat kondisi sosial yang terjadi di Indonesia, khususnya Lampung. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah yang diangkat dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimana struktur tajuk rencana dalam surat kabar harian Lampung Post, 4 Januari 2016 berjudul Terorisme Bersemai? 2. Bagaimana pemakaian gaya bahasa tajuk rencana surat kabar harian Lampung Post, 4 Januari 2016 berjudul Terorisme Bersemai? 3. Bagaimana peran gaya bahasa yang paling dominan pada tajuk rencana surat kabar harian Lampung Post, 4 Januari 2016 berjudul Terorisme Bersemai?

18 4 4. Apa fungsi dan sifat tajuk rencana surat kabar harian Lampung Post, 4 Januari 2016 berjudul Terorisme Bersemai? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti menyusun tujuan penelitian sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan struktur tajuk rencana dalam surat kabar Lampung Post, 4 Januari 2016 berjudul Terorisme Bersemai. 2. Mendeskripsikan pemakaian gaya bahasa tajuk rencana surat kabar Lampung Post, 4 Januari 2016 berjudul Terorisme Bersemai. 3. Mendeskripsikan peran gaya bahasa yang paling dominan pada tajuk rencana surat kabar harian Lampung Post, 4 Januari 2016 berjudul Terorisme Bersemai. 4. Mendeskripsikan fungsi dan sifat tajuk rencana surat kabar harian Lampung Post, 4 Januari 2016 berjudul Terorisme Bersemai. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat praktis dan manfaat teoretis. Manfaat paktis dalam penelitian ini, yaitu diharapkan memberikan wawasan tentang struktur penulisan dan gaya bahasa dalam tajuk rencana. Bagi masyarakat dan akademisi, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan belajar untuk menulis tajuk rencana dengan memperhatikan stuktur yang tepat dan pemakaian gaya bahasa yang baik. Bagi Prodi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, penelitian ini diharapkan

19 5 mampu menjadi sumbangan hasil karya ilmiah berupa penelitian karya jurnalistik. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan minat untuk melakukan penelitian karya jurnalistik dari sudut pandang yang berbeda. Manfaat teoretis dalam penelitian ini, yaitu diharapkan mampu memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang jurnalistik khususnya kajian terhadap tulisan tajuk rencana. Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu memacu perkembangan teoriteori baru terkait dengan struktur tajuk rencana dan gaya bahasa dalam tajuk rencana. 1.5 Batasan Istilah Dalam penelitian ini terdapat tiga batasan istilah. Batasan istilah digunakan supaya penelitian ini lebih terfokuskan. Batasan istilah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Struktur tajuk rencana Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun (KBBI, 2008: 1341). Menurut peneliti, struktur tajuk rencana adalah cara yang disusun atau dibangun dalam menyusun tajuk rencana. 2. Gaya bahasa Keraf (dalam Tarigan 2013:5) menyatakan gaya bahasa yang baik harus mendukung tiga unsur, yaitu kejujuran, sopan-santun, dan menarik. Tarigan (2013:4), memandang gaya bahasa adalah bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak atau

20 6 pembaca. Menurut peneliti, gaya bahasa cara pengungkapan seseorang melalui bahasa baik lisan maupun tulisan untuk memberikan efek kepada pembacanya. 3. Tajuk Rencana Tajuk rencana adalah opini redaksi yang berisi aspirasi, pendapat dan sikap resmi media pers terhadap persoalan potensial, fenomenal, aktual, dan kontroversial yang terdapat dalam masyarakat (Sumadiria, 2004:81). Opini resmi dari media yang berisikan informasi dan pendapat terkait suatu masalah yang fenomenal di masyarakat. Dalam tajuk rencana opini yang dibuat merupakan sikap resmi dari media sendiri. 1.6 Sistematika Penyajian Laporan hasil penelitian ini disusun menjadi lima bab. Bab I berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II berisi landasan teori yang mencakup penelitian yang relevan dan kajian teori. Bab III berisi metodologi penelitian yang mencakup jenis penelitian, data dan sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan. Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran yang diberikan oleh peneliti kepada pembaca.

21 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan penelitian terdahulu yang relevan, dan teoriteori yang berkaitan dengan penelitian. Penelitian yang relevan berkaitan dengan struktur, gaya bahasa, dan surat kabar. Kajian teori berisikan uraian tentang bahasa dalam surat kabar, tajuk rencana, struktur tajuk rencana, fungsi tajuk rencana, sifat tajuk rencana, gaya bahasa dan jenis-jenis gaya bahasa. 2.1 Penelitian yang Relevan Ada tiga penelitian yang relevan dan berkaitan dengan peneletian yang akan dilakukan. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Suryadi (2005) mengenai struktur dan gaya bahasa dalam wacana feature pada harian Kompas. Dari hasil penelitian itu ditemukan struktur wacana yang terdiri atas empat bagian, yaitu judul (title), pembukaan (intro), isi (body), penutup (punch). Kemudian, dalam wacana feature tersebut menggunakan 20 gaya bahasa, yakni perumpamaan, personifikasi, koreksio, antiklimaks, klimaks, litotes, hiperbola, sinekdoke, alusi, eufemisme, erotesis, antonomasia, asindenton, tautologi, simploke, anadolopsis, epanortosis, periphrasis, ellipsis dan epizeukis. Gaya bahasa tersebut dikelompokan menjadi empat, yaitu gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa perulangan, gaya bahasa pertautan. Penelitian kedua, dilakukan oleh Maria (2014) mengenai pemakaian gaya bahasa dalam iklan kosmetik. Dalam penelitiannya, ia menekankan pada pemakaian 7

22 8 gaya bahasa dalam ikan produk kecantikan. Objek dalam penelitian tersebut, yaitu iklan yang ditayangkan pada televisi khususnya iklan kosmetik selama bulan Febuari sampai Maret Berdasarkan iklan yang ditemukan, kemudian dideskripsikan maksud dari penggunaan gaya bahasanya. Pemakaian gaya bahasa yang telah dianalisis bertujuan menarik perhatian konsumen agar menyimak iklan yang ditayangkan secara seksama. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pemakian gaya bahasa pada produk kecantikan secara umum bermaksud untuk mencapai efek positif terhadap produk yang diiklankan sehingga konsumen berminat untuk membeli. Manto (2013) meneliti gaya bahasa iklan produk kesehatan dan kosmetik pada harian pagi Posmetro. Objek penelitian tersebut, yaitu surat kabar harian pagi Postmetro Padang, dan menekankan pada bahasa iklan produk kesehatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan dua hal. Pertama, gaya bahasa yang terdapat dalam bahasa iklan harian pagi Posmetro Padang adalah personifikasi, metafora, simile, hiperbola, paradoks, inuendo, sinisme, sarkasme, dan metonimia. Kedua, dari delapan gaya bahasa yang ditemukan dalam harian pagi Posmetro Padang, gaya bahasa yang dominan digunakan adalah gaya bahasa personifikasi. Penelitian yang telah dilakukan oleh Suryadi (2005), Maria (2014), serta Manto (2013) memiliki perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis kali ini. Peneliti akan meneliti struktur dan gaya bahasa surat kabar harian Lampung Post, bukan wacana feature pada harian Kompas, surat kabar Postmetro,

23 9 iklan produk kecantikan. Penelitian yang dilakukan oleh Maria mengenai gaya bahasa bagasa pada iklan kosmetik hanya menggunakan televisi sebagai media untuk medapatkan data. Penelitian yang dilakukan Manto menggunakan iklan produk kesehatan dan kosmetik sebagai objek penelitiannya. Suryadi menggunakan surat kabar Kompas pada objek penelitiannya. Selain itu, perbedaan lain terlihat dari kajian penelitian. Peneliti kali ini ingin mengkaji secara mendalam struktur dan gaya bahasa tajuk rencana dalam surat kabar harian Lampung Post. Tajuk rencana belum pernah diteliti oleh peneliti lain. Menurut peniliti, satu tajuk rencana cukup sebagai pembuktian akan kelengkapan serta ketepatan struktur dan gaya bahasa pada suatu tajuk. Jika kajian suatu wacana tajuk rencana sudah menggunakan struktur yang lengkap dan gaya bahasa tepat, tajuk tersebut dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam menulis tajuk rencana secara umum. Berdasarkan perbedaan yang sudah dijelaskan, penelitian yang akan dilakukan peneliti saat ini adalah penelitian yang baru untuk dilakukan. 2.2 Kajian Teori Pada bagian ini akan diuraikan kerangka teori yang berfungsi sebagai bantuan peneliti dalam menjawab rumusan masalah. Teori-teori tersebut adalah teori tentang bahasa dalam surat kabar, tajuk rencana, struktur tajuk rencana, gaya bahasa dan jenis-jenis gaya bahasa. Teori-teori tersebut sebagai berikut.

24 Bahasa dalam Surat Kabar Laksana (2010:1) mendefinisikan, bahasa pers atau bahasa jurnalistik memiliki gaya tersendiri dalam penulisan. Pertimbangan ruang yang tersedia dalam surat kabar, berita yang dimuat harus ringkas, padat, dan benar. Sebagai sarana informasi, pendidikan, kontrol sosial, dan hiburan, media massa cetak memang tidak mungkin melepaskan diri dari penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Menurut Wibowo (2003:99) sebagai sarana informasi, pendidikan, kontrol sosial, dan hiburan, media massa cetak memang tidak munkin melepaskan diri dari penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Laksana (2010:4) mengungkapkan dalam surat kabar, gaya bahasa menempati posisi yang cukup penting karena sifatnya yang berbeda dari kata-kata biasa. Pemakaian gaya bahasa dalam surat kabar tampak mencolok pada tajuk rencana dan kepala berita. Meskipun frekuensinya jauh di bawah pemakaian kata-kata yang bermakna denotatife (harafiah), kehadiran gaya bahasa dalam media massa tetap penting dan diperkirakan akan terus berlangsung. Meskipun bahasa jurnalistik harus singkat, padat, dan lugas, tetapi untuk mendapatkan bahasa yang menarik perlu digunakan ungkapan dan gaya bahasa. Berdasarkan definisi para ahli di atas, dapat dikatakan bahwa bahasa pers atau bahasa jurnalistik merupakan bahasa yang memiliki gaya penulisan yang berbeda. Hal tersebut dikarenakan pertimbangan ruang yang terbatas dalam surat kabar. Dalam bahasa pers, gaya juga bahasa menempati posisi yang cukup penting. Hal tersebut

25 11 digunakan untuk tujuan tertentu, salah satunya untuk menarik minat baca pubik atau memperindah pemakian katanya Tajuk Rencana Di dalam setiap surat kabar umumnya ada satu halaman yang disediakan untuk pendapat atau opini. Lembaran ini disebut halaman pendapat atau opinion page. Yang termasuk halaman pendapat, yaitu tajuk rencana, surat pembaca, tulisan esai, dan artikel-artikel dari tokoh-tokoh atau ilmuan (Karomani, 2011:33). Tajuk rencana atau tajuk merupakan tulisan yang penting pada surat kabar harian dan majalah mingguan. Tajuk dapat diartikan sebagai berita umum yang mencerminkan pandangan media tersebut mengenai suatu masalah atau peristiwa penting dalam pers. Sumadiria (2004:81) menegaskan tajuk rencana adalah opini redaksi yang berisi aspirasi, pendapat, dan sikap resmi media pers terhadap persoalan potensial, fenomenal, aktual, dan kontroversial yang terdapat dalam masyarakat. Dalam pengertian umum, tajuk adalah penguraian fakta dan opini yang disusun secara ringkas, logis, menghibur, membentuk pendapat, atau menafsirkan suatu berita utama dengan cara menjelaskan pentingnya berita tersebut bagi pembaca umumnya. Suhandang (2010: 151) menjelaskan tajuk rencana merupakan karangan dalam surat kabar yang mengomentari masalah yang aktual, atau menyajikan kebijaksanaan suatu pemberitaan. Dalam tajuk rencana dapat diklasifikasikan berdasarkan dua bagain, yaitu fungsi dan sifat tajuk. Berikut uraian fungsi dan sifat tajuk rencana.

26 12 1. Fungsi Tajuk Rencana William (dalam Sumadiria 2004:83) menjelaskan fungsi tajuk rencana terbagi menjadi empat fungsi, yaitu sebagai berikut. a) Menjelaskan berita Sumadiria (2004: 83) menjelaskan penulis tajuk rencana bertindak sebagai seorang guru yang menjelaskan suatu berita atau peristiwa penting. Dalam tajuk rencana ini menerangkan tenang suatu kejadian tertentu terjadi atau berlangsung. Faktor-faktor yang diperhitungkan untuk menghasilkan perubahan dalam kebijikan pemerintah, dengan cara bagaimana kebijakan baru akan memengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi suatu masyarakat. b) Mengisi latar belakang Tajuk rencana ini berfungsi memperlihatkan kelanjutan suatu peristiwa penting, tajuk rencana dapat menggambarkan kejadian tersebut dengan latar belakang sejarah, yaitu menghubungkannya dengan sesuatu yang telah terjadi sebelumnya (Sumadiria, 2004: 83). c) Meramalkan masa depan Sumadiria (2004: 84) menegaskan tajuk rencana ini berfungsi menyajikan analisis yang melewati batas berbagai peristiwasekaraang dengan tujuan meramalkan sesuatu yang akan terjadi pada masa datang.

27 13 d) Menyampaikan pertimbangan moral Sumadiria (2004: 84) menjelaskan menurut tradisi lama para penulis, tajuk rencana diharapkan dapat mempertahankan isu-isu moral dan mempertahankan posisi mereka. 2. Sifat Tajuk Rencana Tajuk rencana pada dasarnya adalah pernyataan tentang fakta dan opini secara singkat, logis, menarik. Karomani (2011:35) menjelaskan jika dilihat dari segi jenis atau sifatnya tajuk rencana dikasifikasikan sebagai berikut. a) Bersifat memberikan informasi semata-mata Karomani (2011:36) menjelaskan tajuk semacam ini agak jarang dijumpai dan umumnya jika ada karena penulis tajuk masih belum mengetahui kebijakan apa yang diambil oleh surat kabarnya sendiri (Karomani, 2011:36). b) Bersifat menjelaskan Jenis tajuk ini hampir serupa dengan interpretasi yang memberikan penjelasan kepada suatu peristiwa atau berita. Dalam tajuk ini media memberikan opini berdasarkan fakta suatu kejiadian. c) Bersifat memberikan argumentasi Karomani (2011:37) memaparkan jenis tajuk ini biasanya tajuk yang bersifat analitis dan kemudian memberikan argumentasi mengapa sampai terjadi suatu hal atau akibatnya kemudian.

28 14 d) Bersifat menjuruskan timbulnya aksi Jenis tajuk semacam ini adalah tajuk yang mendorong timbulnya aksi dari masyarakat. Penulis tajuk ini dengan tajuk tersebut ingin memunculkan timbulnya tindakan secara cepat (Karomani, 2011:38). e) Bersifat jihat Karomani (2011:38) memaparkan tajuk semacam ini umumnya datang berturut-turut dan dengan sikap yang jelas terhadap suatu masalah. Tujuannya juga jelas untuk mengadakan perubahan. Contoh tajuk rencana yang terus menerus anti judi dan kemudian menghapuskan judi. f) Tajuk yang bersifat membujuk Karomani (2011:39) menjelaskan jenis tajuk yang bersifat membujuk ditujukan secara halus kepada masyarakat pembaca untuk mengambil tindakan atau membentuk pendapat umum. g) Bersifat memuji Karomani (2011:40) mengatakan jika ada tajuk yang mendorong aksi, maka sudah wajar juga jika ada tajuk yang ditujukan untuk memuji atau memberikan pujian atas suatu prestasi yang terjadi dalam masyarakat. h) Tajuk yang bersifat menghibur Tajuk jenis ini sering terdapat dalam suatu surat kabar yang isinya sematamata suatu hiburan dan sering dikaitkan dengan human interest story. Misalnya, tajuk duka cita karena meninggalnya gajah tertua di kebun binatang (Karomani, 2011:41).

29 15 Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa tajuk renaca merupakan opini resmi dari media yang memuat informasi aktual di masyarakat. Tajuk rencana dapat dibagi menjadi dua bagian penting, yaitu fungsi dan sifat tajuk rencana. Fungsi tajuk akan menjelaskan kedudukan dari tajuk rencana, sedangkan sifat akan menjelaskan ciri khas dari tajuk rencana. Dilihat secara keseluruhan berdasarkan sifat dan fungsi dari sebuah tajuk rencana dapat dikatakan bahwa dalam penulisan sebuah tajuk rencana memiliki sebuah tujuan yang ingin disampaikan melalui sebuah tulisannya. Tulisan tajuk yang memiliki ciri khas dalam penulisannya, dan sebuah tulisan yang menjelaskan kedudukan sebuah tajuk rencana itu dibuat Struktur Tajuk Rencana Tajuk rencana adalah opini resmi dari media yang memiliki struktur penyajian yang sama dengan rubrik lain dalam surat kabar. Suhandang (2010: 155) memaparkan struktur tajuk terdiri atas beberapa bagian, yakni caption atau headline atau judul, news peg atau informasi yang mendasari, opini yang timbul atas news peg, dan beberap uraian yang menjelaskan timbulnya opini. Secara sederhana, struktur tajuk dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu uraian yang bersifat informatif, reaksional, dan mendalam. Berdasarkan uraian tersebut, dalam penelitian ini akan digunakan struktur tajuk rencana yang terbagi atas empat bagian. Bagian-bagian tersebut, yakni judul, informasi, opini, dan uraian opini.

30 16 1. Judul Dalam KBBI (2008: 325) dijelaskan bahwa judul merupakan nama yang dipakai untuk suatu tulisan. Keraf (2004: 320) memaparkan bahwa judul merupakan semacam slogan. Judul merupakan pokok pembahasan yang diurai dalam satu kalimat untuk menggambarkan keseluruhan isi tulisan. Oleh karena itu, judul harus dibuat semenarik mungkin untuk memicu minat dari pembaca. Sumadiria (2014:195) menjelaskan syarat-syarat dalam membuat judul, yakni provokatif, singkat-padat, relevan, fungsional, informal, representatife, spesifik, merujuk bahasa baku. 2. Informasi Sebagai salah satu penyalur informasi, surat kabar bertugas memberikan informasi atau berita kepada masyarakat. Tajuk rencana berisikan berita aktual yang terjadi di masyarakat. Menurut KBBI (2008: 302) informasi adalah keterangan yang disampaikan oleh seseorang atau badan. Dalam hal ini keterangan tersebut terdapat pada tajuk rencana, yang berisikan informasi kepada pembaca. 3. Opini Selain memberikan informasi, tajuk rencana juga berisikan opini terkait dengan masalah yang terjadi di masyarakat. Opini tersebut merupakan pandangan resmi dari media yang terkait suatu masalah di masyarakat. Dalam KBBI (2008: 476), dipaparkan bahwa opini adalah pendapat seseorang tentang suatu masalah. Setelah memberikan informasi terkait masalah yang terjadi, tajuk rencana juga memberikan pendapat atau penilaian resminya. Hal tersebut sejalan dengan Sumadiria (2004:81) yang menegaskan bahwa tajuk rencana adalah opini redaksi yang berisi aspirasi,

31 17 pendapat, dan sikap resmi media pers terhadap persoalan potensial, fenomenal, aktual, dan kontroversial yang terdapat dalam masyarakat. 4. Uraian opini Uraian opini dalam tajuk rencana merupakan hasil kesimpulan berdasarkan informasi dan opini yang dituliskan sebelumnya. Hal tersebut dibutuhkan supaya opini yang dibuat tidak sekadar omong kosong dan benar-benar dapat diterima masyarakat. Suhandang (2010: 152) menegaskan bahwa mereka yang menulis tajuk rencana memikul tanggung jawab yang berat terhadap publiknya, sehingga uraian opini yang dibuat benar-benar menyajikan fakta yang jujur dan lengkap. Struktur tajuk yang dijelaskan di atas merupakan struktur yang akan digunakan dalam menganalisis tajuk rencana surat kabar harian Lampung Post berjudul Terorisme Bersemai. Struktur tersebut adalah bagian yang harus terdapat dalam setiap tajuk rencana. Adanya setiap bagian pada tajuk rencana, yaitu, judul, informasi, opini, dan uraian opini akan membantu penulis dalam membuat informasi dan opini dalam tajuk yang baik dan terstruktur. Selain itu, adanya setiap bagian dalam struktur tajuk juga akan membantu pembaca memahami maksud dari tajuk rencana Gaya Bahasa Menurut Keraf (2001:111), gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style. Retorika dari kata stilus, yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Gaya secara umum diartikan sebagai cara mengungkapkan diri sendiri, entah

32 18 melalui bahasa, tingkah laku, berpakaian, dan sebagainya. Dilihat dari segi bahasa, gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa. Keraf (2001: 112) memandang gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Sejalan dengan Keraf, Pradopo (2012:93) menjelaskan bahwa gaya bahasa adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati penulis, yang menimbulkan perasaan tertentu di hati pembaca. Tarigan (2013:4) memandang gaya bahasa adalah bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak atau pembaca. Berdasarkan definisi di atas, dapat dikatakan bahwa gaya bahasa adalah cara pengungkapan seseorang malalui bahasa baik secara lisan maupun tulisan untuk memberikan efek-efek tertentu kepada pembaca atau pendengarnya. Gaya bahasa memang menjadi salah satu unsur yang menarik dalam sebuah tulisan khususnya surat kabar. Maka dari itu, dalam dunia jurnalistik seorang penulis akan berusaha membuat tulisan semenarik mungkin untuk menarik minat pembaca Jenis-jenis Gaya Bahasa Keraf (2009: ) membagi jenis gaya bahasa berdasarkan (1) pilihan kata yang terdiri atas: gaya bahasa resmi tak resmi, dan percakapan, (2) gaya bahasa berdasarkan nada yang terdisi atas: gaya sederhana, mulia dan bertenaga, dan menengah, (3) gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat yang terdiri atas klimaks, antiklimaks, paralelisme, antithesis dan repetisi, (4) gaya bahasa berdasarkan

33 19 langsung tidaknya makna yang terbagi menjadi dua yakni gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan. Gaya bahasa retoris terdiri atas: gaya bahasa aliterasi, asonansi, anastrof, aposasif atau preterisio, apostrof, asindeton, polisindeton, kiasmus, ellipsis, eufemismus, litotes, histeron atau proteron, pleonasme atau tautologi, periphrasis, prolepsis atau antisipasi, eroteris atau pernyataan retoris, silepsis atau zeugma, koreksio, epanortesis, hiperbola, paradoks, oksimoron. Gaya bahasa kiasan terdiri dari simile atau persamaan, metafora, alegori, parable, fable, personifikasi atau prosopopoeia, alusi, eponim, epitet, sinekdoke, metonimia, antonomasia, hipalase, ironi, sinisme, sarkasme, satire, innuendo, antifrasis, dan pun atau paronomasia. Berikut akan dijelasan gaya bahasa yang digunakan dalam tajuk rencana. 1. Klimaks Keraf (2009: 124) menjelaskan gaya bahasa klimaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari gagasan-gagasan sebelumnya. Contoh gaya bahasa klimkas adalah kesengsaraan membuat kesabaran, kesabaran, pengalaman, dan pengalaman harapan. 2. Analogi Dalam KBBI (2008: 48) dipaparkan bahwa gaya bahasa analogi adalah semacam gaya bahasa berupa persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan. Dalam istilah lain analogi juga berarti kesamaan sebagian ciri antara dua benda atau hal yang dapat dipakai untuk dasar perbandingan terjadinya bentuk lain (KBBI, 2008:59). Contoh gaya bahasa analogi adalah warga mengaku

34 20 mengikuti ajaran keras karena keinginannya sendiri. Kata ajaran keras diibaratkan dengan batu keras untuk membandingkan sesuatu hal yang berlainan. 3. Apostrof Keraf (2009: 131) menjelaskan gaya bahasa apostrof adalah semacam gaya bahasa yang berbentuk pengalihan amanat dari para hadirin kepada sesuatu yang tidak hadir. Contoh gaya bahasa apostrof adalah hai kamu dewa-dewa yang berada di surga, datanglah dan bebaskanlah kami dari belenggu penindasan ini. 4. Eufemismus Menurut Keraf (2009: 132), eufemismus adalah semacam acuan berupa ungkapan yang tidak menyinggung perasaan orang lain, atau ungkapan yang halus untuk menggantikan acuan-acuan yang dirasa menghina, menyinggung perasaan, mensugesti sesuatu yang tidak menyenangkan. Contoh gaya bahasa eufemismus adalah ayahnya sudah tidak ada di tengah-tengah mereka (=mati) 5. Prolepsis atau Antisipasi Prolepsis atau antisipasi adalah semacam gaya bahasa di mana orang mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau sebuah kata-kata sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi (Keraf, 2009: 134). Contoh gaya bahasa polepsis atau antisipasi adalah pada pagi yang naas itu, ia mengandarai sebuah sedan biru. 6. Eroteris atau Pernyataan Retoris Gaya bahasa rotesis atau pernyataan retoris adalah semacam pertanyaan yang digunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan memberikan efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar (Keraf, 2009: 134). Contoh gaya bahasa

35 21 erotesis adalah rakyat yang harus menanggung akibat semua korupsi dan manipulasi di Negara ini? 7. Hiperbola Keraf (2009: 135) menjelaskan bahwa gaya bahasa hiperbola secamam gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesarbesarkan sesuatu hal. Contoh gaya bahasa hiperbola yang mengandung pernyataan berlebihan yaitu, kemarahanku sudah menjadi-jadi hingga hampir-hampir meledak aku. 8. Personifikasi atau Prosopopoeia Keraf (2009: 140) memaparkan bahwa gaya bahasa personifikasi ialah seacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Contoh gaya bahasa personifikasi ialah angin meraung ditengah malam yang gelap itu menambah lagi ketakutan kami. 9. Alusi Alusi adalah semacam acuan yang berusaha menyugesti kesamaan antara orang, tempat, atau peristiwa (Keraf, 2009: 141). Contoh gaya bahasa alusi adalah kartini kecil itu turut memperjuangkan haknya. Bandung adalah Paris Jawa. 10. Tautologi Keraf (2009: 133) mengungkapkan gaya bahasa Tautologi adalah acuan yang menggunakan kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan. Tautologi digunakan

36 22 jika kata yang berlebihan itu sebenarnya mengandung perulangan dari sebuah kata lain. Contoh gaya bahasa tautologi adalah Paris Van Java, Bandung.

37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Ada beberapa macam jenis dalam suatu kegiatan penelitian. Dari bermacam jenis penelitian, penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah penelitian studi kasus. Berikut penjelasan dari beberapa ahli mengenai penelitian studi kasus. Sudarmayanti (2011:35) memparkan penelitian studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Darmadi (2014:291) menjelaskan studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai macam sumber informasi. Dalam penelitian studi kasus akan membahas suatu masalah dengan pengkajian yang mendalam dari data yang didapatkan. Berdasarkan paparan tersebut, dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Dalam penelitian yang akan dilakukan, peneliti akan mengindentifikasi seluruh aspek dalam subjek yang akan diteliti. Hal tersebut dilakukan supaya mendapatkan hasil secara terperinci dan secara mendalam terhadap struktur dan gaya bahasa tajuk rencana surat kabar harian Lampung Post, 4 Januari 2016 berjudul Terorisme Bersemai. 23

38 Data dan Sumber Data Menurut KBBI (2008: 296), data merupakan keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan). Data dalam penelitian ini adalah wacana tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai yang terbit pada 4 januari Tajuk rencana merupakan opini redaksi yang berisi aspirasi, pendapat, dan sikap resmi media terkait fenomena, persoalan yang terdapat dalam masyarakat. Sumber data adalah subjek tempat data diperoleh (Arikunto 2013:129). Sumber data ada dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yaitu sumber data yang akan diteliti. Sumber data sekunder yaitu sumber data pendukung berupa buku-buku yang berkaitan dengan penelitian. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah surat kabar harian Lampung Post. Dalam surat kabar Lampung Post, peneliti mengarah pada tajuk rencana yang terbit pada 4 Januari Sumber data sekunder dalam penelitian diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media. Media perantara tersebut berbentuk dokumentasi atau catatan yang menjadi sumber data, contohnya buku-buku yang mendukung teori penelitian. 3.3 Instrumen Penelitian Setiap jenis penelitian memiliki instrumen penelitian yang berbeda. Instrumen penelitian merupakan alat-alat yang digunakan peneliti dalam proses pengumpulan data. Menurut Moleong (2006: 9), instrumen penelitian merupakan alat pengumpulan data utama. Sejalan dengan hal tersebut, Sangadji (2010:46) memaparkan bahwa instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk memperoleh atau

39 25 mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah penelitian atau mencapai tujuan penelitian. Arikunto (2013: 203) memaparkan bahwa instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data. Hal ini bermaksud supaya pekerjaan menjadi lebih mudah dan hasilnya lebih baik, cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah. Pada penelitian yang dilakukan peneliti melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut, yakni merencanakan, memilih data dan sumber data, mengumpulkan data, mengklasifikasikan data, melakukan analisis data, serta membuat kesimpulan. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiono, 2010:308). Menurut Arikunto (2013:134), metode pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Basrowi dan Suwandi (2008:158) menjelaskan bahwa teknik dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan penting yang berhubungan dengan struktur tajuk rencana, dan gaya bahasa. Metode dokumentasi memerlukan teknik baca untuk memperoleh data yang dicari. Sumber yang akan dibaca adalah bahasa tulis tajuk rencana dalam surat kabar harian Lampung Post.

40 26 Setelah melakukan teknik baca, selanjutnya akan dilakukan teknik lanjutan. Teknik lanjutan yang akan dilakukan dalam penelitiaan ini adalah teknik catat. Basrowi dan Suwandi (2008:158) mendefinisikan pencatatan dokumen dilakukan agar data dari sumber dapat dikumpulkan secara terseleksi sesuai keperluan penelitian. 3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang akan dilakukan oleh peneliti adalah teknik analisis data kualitatif. Sangadji (2010:49) memaparkan bahwa teknik analisis data berhubungan dengan prosedur analisis data. Prosedur analisis data terbagi menjadi tiga tahapan, yakni tahap pengolahan data, tahap pengorganisasiaan data, dan tahap penemuan hasil. Berikut tahapan prosedur teknik analisis data dalam penelitian ini. 1) Tahap pengolahan data Teknik ini meliputi kegiatan pencocokan dan pembenahan. Dalam penelitian ini, kegiatan pencocokan dilakukan dengan melihat data yang terkumpul dalam tabel. Kegiatan pencocokan dan pembenahan dilakukan dengan melihat data yang telah diperoleh. Data yang diperoleh ditindak lanjut dengan melihat dari segi makna, keseragaman, kesesuaian, dan hubungan dengan jawaban lain. 2) Tahap pengorganisasian data Teknik pengorganisasian mencangkup kegiatan mengelompokkan, menyederhanakan, menyajikan data, dan menerapkan analisis. Dalam penelitian, setiap bagian dalam tajuk rencana dikelompokan menurut kajian penelitian, yakni

41 27 berkaitan dengan struktur dan gaya bahasa. Tahap pengorganisasian data pada penelitian ini menggunakan tabel untuk mempermudah pengorganisasiannya. Tabel berisikan daftar deskriptif. Daftar deskriptif digunakan untuk menghimpun data atau memaparkan dan mengklasifikasikan berdasarkan jenisnya. 3) Tahap penemuan hasil Tahap penemuan hasil merupakan kegiatan untuk memberikan interpretasi terhadap data yang telah didapat. Pada tahapan interpretasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menghubungkan data yang didapat dengan teori-teori yang digunakan. 4) Teknik penyajian data Pada teknik ini dilakukan pada akhir sebuah penelitian. Teknik penyajian data digunakan supaya pembaca mudah memahami hasil penelitian. Dalam penyajian data, peneliti menyajikan data dalam bentuk kalimat yang memaparkan secara jelas dan terperinci data yang telah diperoleh.

42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian dan pembahasan menyangkut struktur dan gaya tajuk rencana. Selain itu akan disimpulkan pula sfungsi dan sifat dari tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai. Secara khusus hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini berkaitan dengan tajuk rencana surat kabar harian Lampung Post. Hal tersebut ditemukan dalam tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai yang terbit pada tanggal 4 Januari Deskripsi Data Data yang dianalisis dalam penelitian ini diperoleh dari surat kabar Lampung Post berjudul Terorisme Bersemai yang terbit pada tanggal 4 Januari Secara khusus peneliti memilih bagian tajuk rencana untuk diteliti. Struktur tajuk rencana dianalisis untuk mengetahui struktur bagian penulisannya dalam tajuk rencana. Dari 13 paragraf yang terdapat dalam tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai sudah memenuhi struktur penulisan yang tepat. Hal tersebut ditunjukan dengan empat bagian yang harus ada dalam tajuk, yakni judul, informasi, opini, dan uraian opini. Sejalan dengan ungkapan tersebut, Suhandang (2010: 155) memaparkan struktur tajuk terdiri atas beberapa bagian, yakni caption atau headline atau judul, news peg atau informasi yang mendasari, opini yang timbul atas news peg, dan beberapa uraian yang menjelaskan timbulnya opini. 28

43 29 Gaya bahasa dalam tajuk rencana dibutuhkan supaya tulisan lebih menarik dan mampu menumbuhkan minat baca dari publik. Hal tersebut sejalan dengan Tarigan (2013:4) yang menyatakan bahwa gaya bahasa adalah bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk menyakinkan atau mempengaruhi penyimakan atau pembaca. Tajuk rencana surat kabar harian Lampung Post berjudul Terorisme Bersemai menggunakan 10 gaya bahasa. Gaya bahasa dalam tajuk tersebut meliputi analogi, eufemismus, alusi, klimaks, prolepsis atau antisipasi, hiperbola, tautologi, personifikasi, erotesis atau pernyataan retoris, dan apostrof. Gaya bahasa analogi merupakan gaya bahasa yang paling banyak digunakan oleh penulis. 4.2 Analisis Data Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan hasil dari analisis data. Hasil analisis data dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, yaitu struktur tajuk rencana dan bagian kedua gaya bahasa Struktur Tajuk Rencana Pada tajuk rencana surat kabar harian Lampung Post struktur dianalisis untuk mengetahui ketepatan struktur penulisan tajuk rencana. Suhandang (2010: 155) menjelaskan struktur dalam tajuk rencana terdiri atas judul, informasi, opini, dan uraian opini. Berikut penjelasan struktur tajuk rencana.

44 Judul Judul merupakan pengantar cerita yang memiliki peranan penting. Dalam tajuk rencana ini berjudul Terorisme Bersemai. Menurut KBBI terorisme adalah penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan demi mencapai tujuan, sedangkan bersemai adalah tumbuh atau berkembang. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa maksud dari judul tajuk, yakni tindak kekerasan yang menimbulkan ketakutan berkembang. Sumadiria (2014:195) menjelaskan syarat-syarat dalam membuat judul, yakni provokatif, singkat-padat, relevan, fungsional, informal, representatife, spesifik dan merujuk bahasa baku. melihat teori tersebut, dalam tajuk rencana sudah cukup memenuhi persyaratan yang baik. Hal tersebut dibuktikan dengan (1) judul ini provokatif karena mampu menarik minat baca publik untuk menelusuri isi dari keseluruhan tajuk rencana, (2) judul yang dituliskan terdiri atas dua kata saja. Hal ini menunjukan bahwa judul singkat-padat untuk menggambarkan isi keseluruhan tulisan, (3) judul sangat relevansi dengan keadaan di Indonesia, khususnya Lampung karena di Indonesia tindakan terorisme sering terjadi dan semakin berkembang, (4) judul yang dibuat sangat fungsional karena setiap bagiannya memiliki arti yang berbeda. Kata Terorisme berarti penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan demi mencapai tujuan, sedangkan Bersemai berarti berkembang atau tumbuh. Walaupun memiliki arti yang berbeda, jika melihat keseluruhan judul akan memberikan makna yang utuh, yakni tindak kekerasan yang menimbulkan ketakutan

45 31 berkembang. (5) judul dalam tajuk sangat menunjukan sisi representatife dari keseluruhan struktur yang akan terurai pada setiap bagian dalam tajuk rencana Informasi Tajuk rencana tidak hanya berisikan opini dari media, namun memberikan pula informasi aktual tentang fenomena yang terjadi di masyarakat. Menurut KBBI (2008: 302) informasi adalah keterangan yang disampaikan oleh seseorang atau badan. Dalam hal ini keterangan tersebut berupa informasi yang disampaikan kepada pembaca. Informasi yang terdapat dalam tajuk rencana terdapat pada paragraf pertama sampai paragraf delapan. Hal tersebut dibuktikan dengan gagasan utama di setiap paragrafnya. Berikut uraian informasi yang terdapat dalam tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai. Gagasan utama yang ingin disampaikan pada paragraf pertama adalah mengawali tahun 2016, Kapolda Lampung memperingatkan keberadaan kelompok militan di 44 titik di Lampung. Paragraf pertama berkesinambungan dengan paragraf dua. Gagasan utama pada paragraf dua yaitu dari 44 titik yang terditeksi keberadaan kelompok militan, tersebar 200 anggota di Lampung, luar Lampung, bahkan luar negri yang tujuan dan aktivitasnya belum dapat dipastikan. Kedua paragraf tersebut memiliki hubungan kelanjutan. Hubungan berkelanjutan tersebut tersebut terlihat dari pengulangan kata, yakni 44 titik, dan kelompok milita. Adanya pengulangan kata tersebut menjelaskan bahwa dua paragraf tersebut memiliki hubungan berkelanjutan. Selain itu, paragraf dua lebih

46 32 melanjutkan penjelaskan dari gagasan utama yang terdapat pada paragraf pertama. Oleh karena itu, dua paragraf ini memiliki hubungan berkesinambungan kelanjutan. Gagasan utama yang ingin disampaikan pada paragraf tiga yaitu menurut Kapolda di awal tahun radikalisme masih menjadi ancaman serius, sangat serius, yang terus mengintai. Pada paragraf tiga berkesinambungan kelanjutan, sekaligus menegaskan paragraf pertama. Berkesinambungan kelanjutan terlihat dengan adanya pengulangan kata menurut Kapolda di awal tahun pada paragraf tiga. Pengulangan kata tersebut menunjukan bahwa paraagraf tiga memiliki hubungan dengan paragraf pertama. Selain itu, pada gagasan utama paragraf tiga lebih menegaskan kembali pernyataan Kapolda di paragraf pertama. Oleh karena itu, paragraf tiga dan paragraf dua saling berkesinambungan kelanjutan. Gagasan utama dalam paragraf empat adalah Maret tahun lalu publik Lampung geger dengan perekrutan ISIS. Paragraf empat berkesinambungan waktu dan tempat dengan sebelum paragraf pertama (tahun lalu, 2015). Selain itu, dua paragraf ini masih sama-sama membahas tempat yang sama, yakni di Lampung. Adanya geger perekrutan ISIS yang terdapat pada gagasan utama paragraf empat, memunculkan gagasan utama di paragraf pertama yakni Kapolda Lampung memperingatkan keberadaan kelompok militan. Oleh karena itu, dua paragraf ini masih berkesinambungan waktu dan twmpat. Gagasan utama yang ingin disampaikan dalam paragraf lima adalah Penangkapan terduga jaringan ISIS yang terjadi pada bulan Juni dan Agustus tahun 2015 di Lampung Utara dan Lampung Tengah. Paragraf lima juga

47 33 berkesinambungan waktu dan tempat dengan paragraf empat. Hal tersebut dibuktikan dengan masih membahas waktu (2015) dan tempat yang sama, yakni di Lampung. Dua hal tersebut, yakni waktu yang sama dan tempat yang samsa menjelaskan bahwa dua paragraf tersebut memiliki suatu hubungan. Gagasan utama pada paragraf enam adalah Polda Lampung juga berhasil menggagalkan lima warga desa Mulyosari,Way Ratai, Kabupaten Pesawaran, yang diduga hendak berangkat ke Suriah bergabung dengan ISIS. Paragraf enam berkesinambungan kelanjutan dengan paragraf lima. Hal tersebut dibuktikan dengan kutipan kata Kapolda Lampung juga berhasil menggagalkan lima warga desa. Pada paragraf lima dan paragraf enam sama-sama masih membahas tentang penangkapan warga lampung yang diduda ISIS pada waktu dan tempat yang sama. Maka dari itu, dua paragraf ini masih berkesinambungan. Gagasan utama pada paragraf tujuh adalah Kasus terakhir yang sempat menyita perhatian di provinsi Lampung adalah penangkapan tiga warga desa Sidorahayu, Kecamatan Abungsemuli, Kabupaten Lampung Utara yang ditangkap karena diduga terlibat ISIS. Paragraf tujuh berhubungan klimaks dengan paragraf empat, paragraf lima, dan paragraf enam. Hal tersebut dibuktikan dengan kutipan kasus terakhir di gagasan utama paragraf tujuh. Hal tersebut menunjukan bahwa pada paragraf tujuh merupakan puncak dari serentetan kasus yang sudah dituliskan sebelumnya di paragraf empat, paragraf lima, dan paragraf enam. Gagasan utama yang ingin disampaikan pada paragraf delapan adalah bahkan tiga orang yang tertangkap dari desa Sidorahayu, Kecamatan Abungsemuli,

48 34 Kabupaten Lampung Utara, yaitu Trimanto (29), Sofiatun (37), dan Kasiati Warkam (50), sudah setempat menginjakan kaki di Istambul, Turki. Paragraf delapan berkesinambungan kelanjutan dengan dengan paragraf tujuh. Hal tersebut dibuktikan dengan kata bahkan yang terdapat pada awal paragraf delapan. Pada paragraf tujuh memberikan informasi terkait penangkan 3 warga desa kemudian pada paragraf delapan diperjelas dengan nama-nama tiga warga yang ditangkap. Hal tersebut menggambarkan bahwa paragraf tujuh dan paragraf delapan memiliki hubungan berkelanjutan. Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan di atas, dapat dikatakan bahwa struktur informasi pada tajuk rencana ditunjukan pada paragraf pertama hingga paragraf delapan. Informasi yang diberikan terkait pernyataan Kapolda di awal tahun dan kasus-kasus yang sudah terjadi. Surat kabar sebagai penyalur informasi kepada masyarakat sudah seharusnya memberikan informasi kepada pembaca. Dalam hal ini tajuk rencana ini sudah memenuhi kewajibannya sebagai penyalur informasi kepada pembacanya Opini Tajuk rencana merupakan tulisan yang berisikan opini atau pendapat dari media terkait masalah di masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, Sumadiria (2004:81) menegaskan bahwa tajuk rencana adalah opini redaksi yang berisi aspirasi, pendapat, dan sikap resmi media pers terhadap persoalan potensial, fenomenal, aktual, dan kontroversial yang terdapat dalam masyarakat. Pada tajuk rencana ini opini yang dituliskan terkait dengan bagian sebelumnya, yakni bagian informasi

49 35 terkait pernyataan Kapolda tentang bahaya radikalisme dan terorisme di Lampung. Dalam bagian ini, media memberikan pandangan bahwa keberadaan paham radikalisme dan terorisme nyata terjadi. Selain itu, media juga berpendapat mengenai program radikalisasi. Hal ini menunjukan bahwa media setuju terhadap pernyataan Kapolda terkait keberadaan terorisme dan radikalisme di Lampung yang menjadi ancaman. Menyikapi pernyataan Kapolda terkait radikalisme dan terorisme, media sendiri memiliki sikap lebih menagih janji terhadap program radikalisasi yang pernah di janjikan. Dalam tajuk rencana berjudul Terorisme Beraemai Struktur opini dalam tajuk ini terdapat pada pargaraf sembilan dan paragraf sepuluh. Berikut opini yang terdapat dalam tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai. Gagasan utama pada paragraf sembilan adalah keberadaan paham radikalisme, terorisme, hingga terbentuknya kelompok militan di provinsi ini bukan omong kosong. Pada paragraf sembilan berkesinambungan dengan paragraf satu sampai paragraf delapan. Pada paragraf sembilan memberikan kesimpulan mengenai pernyataan Kapolda dan kasus-kusus yang terjadi di paragraf pertama sampai paragraf delapan. Hal tersebut dibuktikan dengan ungkapan berbagai catatan itu pada gagasan utama paragraf sembilan. Pada paragraf sembilan juga berkesinambungan dengan paragraf pertama, paragraf kedua dan paragraf tiga. Hal tersebut dibuktikan melalui gagasan utama paragraf sembilan yang mencoba menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada paragraf pertama dan paragraf tiga mengenai pernyataan Kapolda.

50 36 Gagasan utama dalam paragraf sepuluh adalah kejadian tersebut menimbulkan (pernyataan Kapolda dan kasus-kasus penangkapan) pertanyaan terutama mengenai program radikalisasi. Pada paragraf sepuluh berkesinambungan sebab-akibat dengan paragraf empat sampai paragraf sembilan. Hal tersebut dibuktikan melalui gagasan utama pada paragraf sepuluh yang memberikan akibat berupa pertanyaan menyangkut pernyataan Kapolda dan kasuskasus. Selain itu, ungkapan kata kejadian tersebut menimbulkan pertanyaan pada gagasan utama paragraf sepuluh juga memperkuat hubungan sebab-akibat dengan bagian sebelumnya Uraian Opini Struktur pada bagian ini akan menjelaskan secara lebih jelas opini media yang sudah dituliskan sebelumnya. Uraian opini dalam tajuk rencana merupakan hasil kesimpulan berdasarkan informasi dan opini yang dituliskan sebelumnya. Suhandang (2010: 152) menegaskan bahwa mereka yang menulis tajuk rencana memikul tanggung jawab yang berat terhadap publiknya, sehingga uraian opini yang dibuat benar-benar menyajikan fakta yang jujur dan lengkap. Dalam tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai menguraikan opini mengenai perlunya penanganan, penindakan, dan pencegahan terhadapat terorisme dan radikalisme, karena Lampung telah ditetapkan sebagai daerah rawan radikalisme. Selain itu, media juga menguraikan bahwa masyarakan jangan lalai dalam menangkal terorisme. Pada tajuk rencana uraian opini terdapat pada paragraf sebelas, dua belas dan tiga belas. Berikut uraian opini yang terdapat dalam tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai.

51 37 Gagasan utama dalam paragraf ini adalah Terorisme merupakan kejahatan yang luar biasa, maka perlu upaya penanganan, penindakan, dan pencegahannya yang luar biasa pula. Pada Paragraf sebelas berkesinambungan sebab-akibat dengan paragraf tiga belas. Sebab pada paragraf sebelas terlihat dari gagasan utama yang disampaikan. Gagasan utama yang ingin disampaikan pada paragraf dua belas adalah Lampung telah ditetapkan sebagai daerah rawan radikalisme. Pada paragraf dua belas berkesinambungan sebab-akibat dengan paragraf empat sampai sembilan. Hal tersebut dibuktikan dalam gagasan utama paragraf dua belas yang mencoba memberikan akibat atau dampak dari kasus yang diungkapkan dalam pargaraf empat sampai paragraf sembilan. Akibat yang coba diungkapkan dalam gagasan utama paragraf dua belas yakni adalah Lampung telah ditetapkan sebagai daerah rawan radikalisme. Gagasan utama yang ingin disampaikan dalam paragraf tiga belas adalah lalai menangkal terorisme adalah pangkal dari lahirnya tragedi dan kejahatan kemanusiaan. Paragraf tiga belas berkesinambungan sebab-akibat dengan pargaraf sebelas. Hal tersebut dibuktikan karena pada paragraf tiga belas mengungkapkan akibat dari sebab yang terjadi pada paragraf sebelas mengenai terorisme merupakan kejahatan yang luar biasa. Akibat yang coba diungkapkan pada paragraf tiga belas terlihat melalui gagasan utamanya. Berikut mind maap yang berisi hubungan antar bagian dalam tajuk rencana.

52 38 Struktur Hubungan Antar Bagian Tajuk Rencana JUDUL INFORMASI OPINI URAIAN OPINI

53 39 Tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai merupakan sebuah opini dari media terkait maraknya kasus radikalisme dan terorisme di Provinsi Lampung. Pada tajuk rencana tersebut terdiri atas 13 paragraf. Berdasarkan hasil analisis, dari tiga belas paragraf yang terdapat dalam tajuk sudah memenuhi syarat dalam struktur penulisannya. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya judul, informasi, opini dan uraian opini. Bagian judul sudah memenuhi beberapa persyaratan dalam pembuatnnya. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya delapan syarat pembuatan judul, yakni provokatif, singkat-padat, relevan, fungsional, informal, representatife, spesifik dan merujuk bahasa baku. Pada bagian judul juga sudah menggambarkan isi dari setiap bagiannya, yakni informasi, opini, dan uraian opini. Judul yang coba dibuat penulis dapat menarik minat pembaca untuk mengetahui isi keseluruhan tulisan. Bagian informasi terdiri atas paragraf satu sampai paragraf delapan. Paragraf pertama berisikan imbauan dari Kapolda kepada masyarakat di awal tahun 2016 untuk mewaspadai radikalisme. Hal tersebut dilanjutkan pada paragraf dua yang menyatakan bahwa Kapolda menditeksi 44 titik keberadaan kelompok militan di Lampung, luar Lampung, bahkan luar negeri yang tujuan dan aktivitasnya belum dapat dipastikan. Paragraf tiga menegaskan kembali bahwa pernyataan Kapolda di awal tahun radikalisme masih menjadi ancaman serius, sangat serius, yang terus mengintai. Tiga paragraf tersebut membuka tajuk rencana secara jelas tentang isu yang sedang dibicarakan masyarakat terkait dengan radikalisme yang terjadi di awal tahun. Selanjutnya, pada paragraf empat, lima, enam, tujuh, dan paragraf delapan.

54 40 Merupakan informasi yang ditulisakan dengan kasus-kasus yang sudah terjadi di Lampung. Contoh kasus tersebut, yakni tentang perekrutan ISIS yang terjadi pada bulan Maret, penangkapan warga pada bulan Juni yang terlibat jaringan ISIS, dan penggagalan lima warga yang hendak berangkat ke Suriah bergabung dengan ISIS. Adanya kasus-kasus yang dituliskan dilakukan penulis untuk menyakinkan tulisannya sekaligus meyakinkan pembaca terhadap isu yang sedang dibicarakkan di masyarakat. Informasi berupa kasus-kasus yang dituliskan oleh penulis dilakukan pula untuk memberikan alasan kepada publik mengenai pernyataan Kapolda yang terdapat pada pembukaan tajuk rencana. Tajuk rencana bagian opini terdapat pada paragraf sembilan dan paragraf sepuluh. Opini yang dituliskan pada tajuk dapat dikatakan juga berisi kesimpulan. Hal tersebut karena opini yang dibuat berdasarkan informasi yang dituliskan pada bagian sebelumnya. Opini yang terdapat pada paragraf sembilan mengenai keberadaan paham radikalisme, terorisme, hingga terbentuknya kelompok militan di provinsi ini bukan omong kosong. Paragraf sepuluh penulis memberikan opininya dengan menyimpulkan bahwa adanya kejadian tersebut menimbulkan pertanyaan terutama mengenai program deradikalisasi. Dua paragraf ini jelas memberikan opini berupa kesimpulan berdasarkan bagian informasi dari tajuk rencana yang berisikan pernyataan Kapolda tentang bahaya radikalisme dan serentetan kasus yang telah terjadi di Lampung. Hal tersebut dibutuhkan agar pembaca lebih mudah memahami maksud yang ingin disampaikan.

55 41 Bagain uraian opini terdapat pada paragraf sebelas, dua belas, dan tiga belas. Paragraf sebelas berisikan uraian berupa pernyataan bahwa terorisme merupakan kejahatan yang luar biasa, maka perlu upaya penanganan, penindakan, dan pencegahannya yang luar biasa pula. Paragraf dua belas berisi uraian bahwa Lampung telah ditetapkan sebagai daerah rawan radikalisme. Selain itu, paragraf tiga belas, berisi lalai menangkal terorisme adalah pangkal dari lahirnya tragedi dan kejahatan kemanusiaan. Pada bagian uraian tersebut penulis yang mewakili media menguraikan opini yang sudah dibuat pada bagian sebelumnya untuk memperjelas pendapatnya. Dalam tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai, penulis yang mewakili media memberikan gambaran terkait radikalisme dan terorisme di Lampung. Selain memberikan informasi, penulis yang mewakili media memberikan opini dan uraian terhadap opini yang sudah dibuat. Dalam tajuk rencana tersebut struktur penyajian tajuk sudah memenuhi kriteria dan ketepannya. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya judul, informasi, opini, dan uraian opini. Setiap bagian dalam struktur saling berhubungan dan memperjelas setiap bagiannya. Hal ini memberikan gambaran bahwa tajuk rencana tersebut mempermudah pembaca memahami setiap bagiannya Gaya Bahasa Pada tajuk rencana surat kabar harian Lampung Post berjudul Terorisme Bersemai pemakaian gaya bahasa dianalisis menggunakan teori dari Keraf mengenai jenis-jenis gaya bahasa (2001: ). Gaya bahasa yang digunakan pada tajuk

56 42 rencana tersebut, meliputi analogi, eufemismus, alusi, klimaks, prolepsis atau antisipasi, hiperbola, tautologi, personifikasi, erotesis atau perntanyaan retoris, dan apostrof. Berikut analisis pemakaian gaya bahasa tersebut. 1. Gaya Bahasa Analogi KBBI (2008: 48) memaparkan gaya bahasa analogi adalah semacam gaya bahasa berupa persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan. Dalam istilah lain analogi juga berarti kesamaan sebagian ciri antara dua benda atau hal yang dapat dipakai untuk dasar perbandingan terjadinya bentuk lain. Pada tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai terdapat tujuh gaya bahasa analogi. Berikut uraian gaya bahasa analogi dalam tajuk rencana. 1) Kapolda Lampung Brigjen Edwards Syah Pernong kembali menyalakan sinyal waspada terhadap sepak terjang paham radikalisme (P.1). Pada tuturan menyalakan sinyal merupakan jenis pemakain gaya bahasa analogi. Tuturan menyalakan sinyal seolah dibandingkan dengan menyalakan api. Orang menyalakan api supaya terang dan tampak walaupun dalam gelap. Hal tersebut coba dibandingkan dengan kata menyalakan sinyal supaya paham radikalisme di Lampung dapat dilihat dan dirasakan oleh masyarakat. Jadi penggunaan gaya bahasa ini bermaksud mengajak pembaca bahwa sepak terjang radikalisme nyata dan terlihat.

57 43 2) Kapolda Lampung Brigjen Edwards Syah Pernong kembali menyalakan sinyal waspada terhadap sepak terjang paham radikalisme (P.1). Pada tuturan sepak terjang paham radikalisme adalah penggunaan gaya bahasa analogi. Dalam tuturan tersebut penulis menggunakan gaya bahasa analogi yang bersifat konkretisasi. Kata paham radikalisme pada dasarnya masih bersifat abstrak dan belum nyata. Tuturan sepak terjang digunakan untuk menggantikan kata gerakan. Adanya tuturan sepak terjang bertujuan supaya kata paham radikalisme tidak lagi abstrak, namun merupakan sebuah gerakan yang nyata. Jadi penggunaan gaya bahasa ini memiliki tujuan untuk memberitahu bahwa paham radikalisme merupakan sebuah gerakan yang nyata terjadi. 3) Pernyataan Kapolda di awal tahun itu menjadi sinyal kuat bagi kita semua (P.3). Tuturan sinyal kuat merupakan jenis pemakaian gaya bahasa analogi yang bersifat konkretisasi. Tuturan tersebut digunakan untuk menggantikan kata kekhawatiran terhadap radikalisme. Gaya bahasa analogi ini juga bersifat konkretisasi berupa tanda. Gaya bahasa analogi yang bersifat konkretisasi berupa tanda tersebut untuk bertujuan untuk jelas untuk menyakinkan pembaca bahwa pernyataan Kapolda di awal tahun menjadi tanda bagi kita semua mengenai bahaya radikalisme. Jadi pemakaian gaya bahasa ini ingin mengungkapkan bahwa pernyataan Kapolda di awal tahun merupakan tanda kekhawatiran bagai kita semua. 4) Mereka mengaku mengikuti ajaran keras atau radikal itu atas dasar keinginan sendiri (P.6).

58 44 Pada tuturan ajaran keras merupakan bentuk pemakian gaya bahasa analogi. Pada tuturan ajaran keras seolah-olah dibandingkan dengan batu keras atau karang keras yang jelas berbeda. Gaya bahasa tersebut digunakan untuk menggantikan kata ajaran yang harus dilakukan. Dalam tuturan tersebut penulis mencoba menggantikan kata dengan menggunakan kata lain yang bersifat analogis. Jadi ajaran keras merupakan tuturan gaya bahasa analogi yang mengarah pada sesuatu yang harus dilakukan. 5) Berbagai catatan itu perlu mendapat perhatian serius (P.9). Pada tuturan berbagai catatan adalah bentuk pemakian gaya bahasa analogi. Tuturan tersebut dianalogikan seperti buku. Buku merupakan sebuat tulisan yang biasanya berisikan catatan atau sesuatu yang harus diingat. Jadi berbagai catatan merupakan bentuk tuturan gaya bahasa analogi yang mengarah pada dokumentasi yang berisikan catatan yang penting. 6) Lampung dan 13 provinsi lainnya di Indonesia telah ditetapkan sebagai daerah rawan radikalisme dan menjadi lahan subur terorisme (P.12). Tuturan lahan subur adalah bentuk pemakaian gaya bahasa analogi. Dalam tuturan tersebut membandingkan kata lahan subur dengan kata tempat berkembang. Tempat berkembang dianalogikan seperti terorisme yang mampu tumbuh, berkembang. Jadi tuturan gaya bahasa analogi pada kata lahan subur mengarah pada tempat berkembang, dalam hal ini lampung menjadi tempat berkembangnya bahaya radikalisme.

59 45 7) Provinsi ini telah menjadi tempat subur berseminya bibit-bibit pelaku terror (P.12). Tuturan tempat subur dianalogikan atau dibandingkan dengam tempat berkembang. Tempat berkembang adalah tempat tumbuh, berkembang dan beresmi. Dalam tuturan, Provinsi Lampung dianalogikan telah menjadi tempat tumbuh, berkembang, dan berseminya para pelaku te rror. 2. Gaya Bahasa Eufemismus Menurut Keraf (2009: 132), eufemismus adalah semacam acuan berupa ungkapan yang tidak menyinggung perasaan orang lain, atau ungkapan yang halus untuk menggantikan acuan-acuan yang dirasa menghina, menyinggung perasaan, mensugesti sesuatu yang tidak menyenangkan. Pada tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai terdapat dua gaya bahasa eufemismus. Berikut uraian gaya bahasa eufemismus dalam tajuk rencana. 1) Namun, sebelum terjadi hal buruk, pemantauan melekat harus dilakukan (P.2). Tuturan hal buruk merupakan bentuk pemakaian gaya bahasa eufemismus. Kata hal buruk dinilai lebih halus jika dibandingkan dengan kata kekacauan. Jika menggunakan kata kekacauan jelas memiliki nilai yang kurang baik dan akan menimbulkan keresahan pembaca. Hal ini dilakukan untuk memperhalus dan tidak menimbulkan kepanikan dari pembaca. 2) Medio Juni 2015, seorang warga Lampung Utara terpaksa diamankan pihak berwajib (P. 5).

60 46 Pada paragraf lima jenis gaya bahasa eufemismus terdapat pada kata diamankan. Kata diamankan merupakan gaya bahasa eufemismus yang dinilai lebih halus dibandingkan kata dipenjarakan. Hal ini dilakukan supaya tidak menyinggung perasaan keluarga yang menjadi korban penagkapan pihak berwajib. Selain itu, kata diamankan halus dibandingkan kata dipenjarakan. 3. Gaya Bahasa Alusi Alusi adalah semacam acuan yang berusaha menyugesti kesamaan antara orang, tempat, atau peristiwa (Keraf, 2009: 141). Pada tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai terdapat dua gaya bahasa alusi. Berikut uraian gaya bahasa alusi dalam tajuk rencana. 1) Mengawalai tahun 2016, Kapolda Lampung Brigjen Edwards Syah Pernong kembali menyalakan sinyal waspada terhadap sepak terjang paham radikalisme di Tanah Lada. P.1 Gaya bahasa alusi terdapat pada tuturan tanah lada. Ungkapan tersebut digunakan untuk menggantikan nama tempat. Masyarakat Lampung sudah memahami dan mengenal bahwa Lampung sering disebut tanah lada karena Lampung merupakan provinsi penghasil lada yang cukup besar sehingga masyarakat sering menyebut tanah Lampung dengan kata tanah lada. Jadi tuturan tanah lada digunakan untuk menggantikan kata Provinsi Lampung. Hal ini digunakan supaya pembaca tidak bosan dalam membaca tajuk rencana. Selain itu, pemakian gaya bahasa ini juga dapat diartikan sebagai bentuk kreativitas penulis dalam menulis sebuah tajuk rencana.

61 47 2) Kasus terakhir yang sempat menyita perhatian publik di provinsi ujung Sumatra ini adalah penangkapan tiga warga. P.7 Pada kalimat di atas, kata provinsi ujung Sumatra merupakan gaya bahasa alusi. Tuturan tersebut digunakan untuk menggantikan kata Provinsi Lampung. Penggunaan gaya bahasa tersebut digunakan untuk menggantikan nama tempat yakni Lampung. Berdasarkan peta Lampung adalah provinsi paling bawah di ujung pulau Sumatra dan Provinsi Lampung merupakan penghubung antara pulau Sumatra dan Jawa. 4. Gaya Bahasa Klimaks Keraf (2009: 124) menjelaskan gaya bahasa klimaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari gagasan-gagasan sebelumnya. Pada tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai terdapat empat gaya bahasa klimaks. Berikut uraian gaya bahasa klimaks dalam tajuk rencana. 1) Dari 44 tempat tersebut, tersebar 200 anggota yang berasal dari beberapa tempat di Lampung, luar Lampung, bahkan luar negri (P.2). Pemakaian gaya bahasa klimaks terdapat dapa tuturan di Lampung, luar Lampung, bahkan luar negri. Gaya bahasa tersebut digunakan untuk memberikan penekan terhadap pembaca. Selain memberikan penekanan kepada pembaca, pada tuturaan tersebut terlihat penggunaan kata yang semakin meningkat, dimulai dari Lampung, luar Lampung, dan luar negri Hal ini bertujuan ingin menginformasikan kepada pembaca melalui penekanan katayang semakin meningkat kepentingannya.

62 48 2) Pernyataan Kapolda di awal tahun itu menjadi sinyal kuat bagi kita semua bahwa radikalisme masih menjadi ancaman serius, sangat serius, yang terus mengintai (P.3). Pemakaian gaya bahasa klimaks terdapat dalam tuturan ancaman serius, sangat serius, yang terus mengintai. Gaya bahasa tersebut digunakan guna memberikan penekanan kepada pembaca. Pemakaian gaya bahasa klimaks tersebut mengandung urutan ancaman yang semakin meningkat. Hal ini bertujuan memberikan penekanan melalui peningkatan kata. Dalam tuturan hal tersebut terlihat dari pernyataan Kapolda bahwa radikalisme menjadi ancaman serius, sangat serius, yang terus mengintai. 3) Polda Lampung juga berhasil menggagalkan lima warga Desa Mulyosari,Way Ratai, Kabupaten Pesawaran, yang diduga hendak berangkat ke Suriah (P.6). Gaya bahasa klimaks di atas terdapat pada tuturan lima warga Desa Mulyosari,Way Ratai, Kabupaten Pesawaran. Gaya bahasa ini digunakan penulis untuk memberikan penekanan dan memberikan penjelasan kepada pembaca. Gaya bahasa ini terlihat semakin meningkat kepentingannya dimulai dari Desa, Kecamatan, hingga Kabupaten. 4) Kasus terakhir yang sempat menyita perhatian publik di provinsi ujung Sumatra ini adalah penangkapan tiga warga Desa Sidorahayu, Kecamatan Abungsemuli, Kabupaten Lampung Utara (P.7).

63 49 Jenis pemakian gaya bahasa klimaks terdapat pada tuturan warga Desa Sidorahayu, Kecamatan Abungsemuli, Kabupaten Lampung Utara. Pada gaya bahasa tersebut terlihat berurutan dan semakin meningkat, dimulai dari nama Desa, Kecamatan, hingga Kabupaten. 5. Gaya Bahasa Prolepsis atau Antisipasi Menurut Keraf (2009: 134), dipaparkan prolepsis atau antisipasi adalah semacam gaya bahasa di mana orang mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau sebuah kata-kata sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi. Pada tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai terdapat satu gaya bahasa prolepsis atau antisipasi. Berikut uraian gaya bahasa prolepsis atau antisipasi dalam tajuk rencana. 1) Mereka ditangkap oleh densus 88 Antiteror karena diduga terlibat jaringa ISIS (P.7). Pada paragraf tersebut gaya bahasa prolepsis atau antisipasi dapat dilihat dari cara penulisan yang seolah-olah mereka (tersangka) ditangkap karena belum sepenuhnya terlibat jaringan ISIS. Padahal mereka (tersangka) memang sudah terlibat jaringan ISIS, sehingga ditangkap. Tidak mungkin suatu penangkapan terjadi kalau tidak memiliki bukti. 6. Gaya Bahasa Hiperbola Hiperbola secamam gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu hal (Keraf, 2009: 135). Pada tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai terdapat satu gaya bahasa hiperbola. Berikut uraian gaya bahasa hiperbola dalam tajuk rencana.

64 50 1) Pada Maret tahun lalu, publik Lampung geger dengan perekrutan anggota jaringan Islamic State of Iraq and Syriah (ISIS) yang berkedok umrah gratis di Kabupaten Mesuji (P.4). Pada tuturan tersebut kata geger merupakan gaya bahasa hiperbola. Dalam tuturan tersebut, pemakian kata geger terlihat berlebihan. Menurut KBBI geger serupa dengan kata heboh, riuh, ramai. Pemakian kata pubik Lampung geger tentunya terkesan terlalu berlebihan jika digunakan. Hal ini digunakan penulis yang mewakili media untuk memberikan penekanan kepada pembaca bahwa bulan Meret Lampung heboh terkait perekrutan ISIS. 2) Kita semua telah bersepakat, terorisme bersama korupsi dan narkoba merupakan kejahatan luar biasa di publik ini (P.11). Tuturan kejahatan luar biasa merupakan bentuk pemakian gaya bahasa hiperbola. Pada tuturan tersebut terkesan terlalu berlebihan jika digunakan. Kata luar biasa terkesan terlalu berlebihan jika digunakan. Pada tuturan seolah-olah terorisme, korupsi, dan narkoba merupakan kejahatan yang luar biasa. Padahal masih banyak kejahatan lain yang luar biasa seperti pembunuhan. 3) Karena itu, sudah sepatutnya pula penanganannya juga dilakukan luar biasa, seperti halnya menangkap korupsi dan narkoba (P.11). Pada tuturan penangannya juga dilakukan luar biasa adalah bentuk pemakian gaya bahasa hiperbola. Tuturan tersebut terkesan berlebihan jika digunakan. Hal tersebut karena pada dasarnya masih banyak penanganan lain yang

65 51 perlu dilakukan seperti kemiskinan dan kelaparan. Pada tuturan di atas, seolah-olah hanya korupsi dan narkoba saja perlu penanganan. 7. Gaya Bahasa Tautologi Keraf (2009: 133) menjelaskan gaya bahasa tautologi adalah acuan yang menggunakan kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan. Tautologi digunakan jika kata yang berlebihan itu sebenarnya mengandung perulangan dari sebuah kata lain. Tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai terdapat satu gaya bahasa tautologi. Berikut uraian gaya bahasa tautologi dalam tajuk rencana. 1) Bahkan, tiga orang yang tertangkap, yaitu Trimanto (29), Sofiatun (37), dan Kasiati Warkam (50), sudah sempat menginjakkan kakinya di Istambul, Turki (P.8). Gaya bahasa tautologi terdapat dalam tuturan Istambul, Turki. Gaya bahasa tersebut terlihat menggunakan kata-kata yang tidak perlu dilakukan. Selain itu, tuturan tersebut sebenarnya mengandung perulangan yang tidak perlu. Istambul pada dasarnya terletak di negara Turki, namun pada tuturan dituliskan Istambul, Turki. Hal tersebut digunakan untuk lebih menjelaskan kepada pembaca. 8. Gaya Bahasa Personifikasi Keraf (2009: 140) memaparkan bahwa gaya bahasa personifikasi ialah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai terdapat satu gaya bahasa personifikasi. Berikut uraian gaya bahasa personifikasi dalam tajuk rencana.

66 52 1) Sadar atau tidak, radikalisme seperti halnya ISIS telah tumbuh dan berkembang, beranak-pinak di sekitar kita (P.9). Pada tuturan tersebut kata beranak-pinak adalah bentuk pemakaian gaya bahasa personifikasi. Tuturan di atas terlihat seolah ISIS mampu melakukan kegiatan yang hanya dapat dilakukan oleh makhluk hidup, yakni beranak atau melahirkan. Pada dasarnya bernakan atau melahirkan merupakan suatu kegiatan yang hanya dapat dilakukan oleh makhluk hidup. Namun, ISIS yang merupakan nama sebuah organisasi mampu melakukan hal tersebut, yakni melahirkan. Hal ini dilakukan oleh penulis yang mewakili media untuk memberikan penekanan kepada pembaca bahwa ISIS telah berkembang dan semakin bertambah jumlahnya. 9. Gaya Bahasa Erotesis atau Pertanyaan Retoris Erotesis atau pernyataan retoris adalah semacam pertanyaan yang digunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan memberikan efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar (Keraf, 2009: 134). Dalam tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai tedapat dua pemakaian gaya bahasa erotesis. Berikut uraian gaya bahasa erotesis dalam tajuk rencana tersebut. 1) Sudahkah program radikalisasi yang didengung-dengungkan selama ini berjalan efektif? (P.10). Gaya bahasa retoris terlihat dari kalimat yang menggunakan kalimat tanya. Dalam tuturan di atas, penulis mencoba menggunakan gaya bahasa erotesis dengan menanyakan program radikalisasi yang didegung-dengungkan. Pada gaya bahasa ini, kalimat tersebut tidak membutuhkan jawaban. Bentuk gaya bahasa ini tentunya ingin

67 53 memberikan sebuah penekanan kepada pembacanya berdasarkan kalimat tanya yang digunakan. Pembaca bebas untuk memberikan jawaban atas bentuk pemakaian gaya bahasa erotesisi tersebut. 2) Atau rupa-rupa program itu hanya sekadar rentetan proyek dan seremoni belaka manakala kasus terorisme mencuat dan menyita perhatian publik? (P.10). Pemakaian gaya bahasa retoris terlihat dari cara penulisan pada tajuk yang berbentuk kalimat tanya. Pada tuturan tersebut kalimat tanya yang digunakan tidak membutuhkan jawaban. Gaya bahasa tersebut digunakan untuk memberikan efek kepada pembacanya berdasarkan jawaban dari masing-masing pembacanya sendiri. 10. Gaya Bahasa Apostrof Gaya bahasa apostrof adalah semacam gaya bahasa yang berbentuk pengalihan amanat dari para hadirin kepada sesuatu yang tidak hadir (Keraf, 2009: 132). Dalam tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai tedapat satu pemakaian gaya bahasa apostrof. Berikut uraian gaya bahasa apostrof dalam tajuk rencana tersebut. 1) Upaya pencegahan dan penangkalan menjadi kewajiban semua pihak, bukan hanya aparat negara, melainkan juga tokoh masyarakat, agamawan, pendidik, hingga keluarga (P. 13). Gaya bahasa apostrof di atas terdapat pada paragaraf tiga belas. Pada paragraf tersebut gaya bahasa apostrof terlihat pada ungkapan aparat negara, melainkan juga tokoh masyarakat, agamawan, pendidik, hingga keluarga. Tuturan tersebut

68 54 mengarahkan pembaca pada pihak yang sebenarnya hanya menjadi penolong atau membantu dalam pencegahan terorisme, padahal aparat negara merupakan faktor terdepan dalam pencegahannya. Dalam hal ini seolah-olah membuat kita berpikir bahwa pihak-pihak yang sebenarnya tidak hadir dalam proses pencegahan terorisme ikut membantu aparat negara. Keraf (2002: ), membagi gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, nada, dan struktur kalimat. Dalam tajuk rencana surat kabar harian Lampung Post berjudul Terorisme bersemai terdapat 10 gaya bahasa yang digunakan. Gaya bahasa tersebut meliputi gaya bahasa analogi, eufemismus, alusi, klimaks, prolepsis atau antisipasi, hiperbola, tautologi, personifikasi, erotesis atau pernyataan retoris, dan apostrof. Gaya bahasa analogi merupakan gaya bahasa yang paling banyak digunakan oleh penulis. Terdapat 7 pemakaian gaya bahasa analogi yang digunakan dalam tajuk rencana. Kemudian diikuti 4 pemakaian gaya bahasa klimaks, 3 pemakaian gaya bahasa hiperbola, 2 pemakaian gaya bahasa eufemismus, alusi dan erotesis atau pertanyaan retoris, dan 1 pemakaian gaya bahasa personifikasi, tautologi, prolepsis atau antisipasi dan gaya bahasa apostrof. Secara keseluruhan total terdapat 24 pemakaian gaya bahasa yang digunakan dalam tajuk rencana surat kabar harian Lampung Post berjudul Terorisme Bersemai Peran Gaya Bahasa yang Paling Dominan Gaya bahasa analogi merupakan jenis pemakaian gaya bahasa yang banyak dijumpai pada tajuk rencana Lampung Post, 4 Januari 2016 berjudul Terorisme

69 55 Bersemai. Namun, selain gaya bahasa analogi terdapat juga jenis gaya bahasa lain dalam tajuk, yakni eufemismus, alusi, klimaks, prolepsis atau antisipasi, hiperbola, tautologi, personifikasi, erotesis atau pernyataan retoris, dan apostrof. Menurut KBBI (2008), gaya bahasa analogi merupakan semacam gaya bahasa berupa persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan. Dalam istilah lain analogi juga berarti kesamaan sebagian ciri antara dua benda atau hal yang dapat dipakai untuk dasar perbandingan terjadinya bentuk lain. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai terorisme dan radikalisme di Provinsi Lampung, penulis tajuk rencana yang mewakili media seolah-olah ingin menyatakan bahwa radikalisme di Provinsi Lampung tidaklah tampak, tetapi sebenarnya nyata berkembang, dan bersemi di Lampung. Hal tersebut diungkapkan penulis melalui pemakaian gaya bahasa analogi yang seolah-olah membandingkan sesuatu yang sebenarnya memiliki persamaan lain, misalnya jenis pemakain kata menyalakan sinyal, ajaran keras, berbagai catatan yang terdapat dalam tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai. Klimaks adalah gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari gagasan-gagasan sebelumnya. Dalam tajuk rencana peran gaya bahasa klimaks ini digunakan untuk lebih memberikan penekanan kepada pembaca. Hal tersebut dapat diketahui melalui ungkapan yang terdapat dalam tajuk salah satunya, yakni pernyataan Kapolda di awal tahun itu menjadi sinyal kuat bagi kita semua bahwa radikalisme masih menjadi ancaman serius, sangat serius, yang terus mengintai. Berdasarkan ungkapan tersebut

70 56 penulis dalam tajuk rencana memberikan suatu urutan pemikiran yang semakin meningkat kepentingannya untuk memberikan penekanan kepada pembaca bahwa pernyataan Kapolda tentang ancaman radikalisme sangat serius yang terlihat dari kata ancaman serius, sangat serius, yang terus mengintai. Hiperbola merupakan gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu. Dalam tajuk rencana dibuktikan melalui kutipan publik Lampung geger, dan narkoba merupakan kejahatan luar biasa. Pemakian kata geger terlihat terlalu berlebihan karena menurut KBBI geger berarti heboh, riuh. Sedangkan tentunya masyarakat Lampung tidak semua mengetahui kehebohan tersebut. Dalam tajuk kata narkoba merupakan kejahatan luar biasa juga terkesan berlebihan karena masih banyak kejahan lain yang lebih berbahaya seperti pembunuhan. Berdasarkan ungkapan tersebut, peran gaya bahasa ini jelas bertujuan memberikan efek kepada pembacanya melalui ungkapan yang sebenarnya biasa, namun dibuat berlebihan guna tujuan tertentu kepada pembacanya. Hal tersebut digunakan penulis dalam tajuk untuk menarik minat baca publik melalui gaya bahasa hiperbola tersebut. Erotesis atau pernyataan retoris adalah semacam gaya bahasa yang digunakan dengan tujuan memberikan efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar. Contoh gaya bahasa erotesis biasanya menggunakan sebuah pertanyaan tanpa perlu adanya sebuah jawaban. Dalam tajuk rencana ditemukan dua peran gaya bahasa erotesis yang digunakan. Salah satu contoh kalimat dalam tajuk, yakni sudahkah program radikalisasi yang didengung-dengungkan selama ini berjalan efektif? Dari

71 57 tuturan tersebut mengandung sebuah kalimat pertanyaan yang tidak ada jawabannya. Hal tersebut digunakan agar pembaca menentukan sendiri jawaban atas pertanyaan tersebut. Adanya jawaban yang beragam membuat peran gaya bahasa erotesis atau pernyataan retoris dapat terlihat sehingga penekanan yang coba dituliskan penulis melalui peran gaya bahasa ini dapat sampai kepada pembacanya. Selain itu, pemakaian gaya bahasa erotesis tersebut juga untuk menantang pembaca melalui kalimat pertaanyaan yang tidak ada jawabannya, sehingga pemakaian gaya bahasa ini dapat membentuk sebuah pemikiran baru dari pembaca. Eufemismus adalah semacam acuan berupa ungkapan yang tidak menyinggung perasaan orang lain, atau ungkapan yang halus untuk menggantikan acuan-acuan yang dirasa menghina, menyinggung perasaan. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa peran gaya bahasa eufemismus digunakan supaya bahasa yang digunakan dalam tajuk terlihat lebih sopan dan halus. Dalam tajuk rencana hal tersebut terlihat dari kata sebelum terjadi hal buruk yang berarti sebelum terjadi kekacauan, dan kata diamankan yang berarti dipenjarakan. Pada sebelum terjadi hal buruk dan kata diamankan terlihat lebih halus dan sopan jika dibandingkan dengan arti sebenarnya, sehingga tuturan dalam tajuk tidak menyinggung perasaan orang lain. Alusi adalah semacam acuan yang berusaha menyugesti kesamaan antara orang, tempat, atau peristiwa. Dalam tajuk rencana peran gaya bahasa alusi terlihat melalui kutipan tanah lada dan provinsi ujung Sumatra. Melalui kutipan tersebut penulis mencoba menyugesti pembaca dengan menggunakan nama tepat, yakni tanah

72 58 lada yang berarti Lampung, dan provinsi ujung Sumatra yang berarti provinsi Lampung. Hal tersebut digunakan penulis agar pembaca tidak jenuh membacanya dan menarik minat baca. Prolepsis atau antisipasi adalah semacam gaya bahasa di mana orang menggunakan lebih dahulu kata-kata atau sebuah kata-kata sebelum peristiwa atau gagasan sebenarnya terjadi. Gaya bahasa prolepsis dalam tajuk dibuktikan dengan ungkapan mereka ditangkap oleh densus 88 antiteror karena diduga terlibat jaringan ISIS. Ungkapan tersebut jelas memiliki tujuan tertentu di mana penulis mencoba menggunakan kata ditangkap karena diduga terlibat ISIS. Pada dasarnya tidak mungkin terjadi sebuah penangkapan yang melibatkan densus 88 hanya karena pelaku masih diduga tersangka, namun pelaku sudah pasti terlibat ISIS. Berdasarkan tuturan tersebut peran gaya bahasa prolepsis dalam tajuk digunakan supaya tidak menimbulkan kepanikan pembaca terkait penangkpan yang dilakukan densus 88. Tautologi merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan. Dalam tajuk rencana gaya bahasa tautologi terlihat dari kata Istambul, Turki. Berdasarkan ungkapan isi tajuk tersebut jelas penulis menggunakan kata lebih banyak daripada yang diperlukan. Istambul merupakan sebuah provinsi yang terletak di negara turki, namun penulis mencoba menggunakan kata lebih banyak dengan menuliskan Istambul, Turki. Peran gaya bahasa tautologi pada tajuk digunakan penulis supaya pembaca lebih jelaskan menangkap isi tajuk. Personifikasi merupakan gaya bahasa kiasan yang menggambarkan bendabenda mati atau barang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan.

73 59 Dalam tajuk gaya bahasa personifikasi terlihat dari tuturan ISIS telah tumbuh, berkembang dan beranak-pinak. Dalam tuturan tersebut seolah-olah ISIS mampu melakukan sifat-sifat kemanusiaan. Peran gaya bahasa digunakan penulis untuk memberikan efek kepada pembacanya dengan tuturan seolah-olah ISIS semakin bertambah banyak jumlahnya. Hal ini digunakan untuk menarik minat baca publik. Apostrof adalah gaya bahasa berupa persamaan atau persesuaian antara dua hal yang berlainan. Dalam tajuk gaya bahasa apostrof terlihat dari tuturan upaya pencegahannya bukan hanya aparat negara, melainkan tokoh masyarakat, pendidik, hingga keluarga. Berdasarkan ungkapan tersebut jelas memberikan persamaan yang berlainan di mana fungsi dari aparat, tokoh masyarakat, pendidik sebenernya berbeda, namun terlihat sama. Peran gaya bahasa apostrof digunakan penulis supaya publik yang membaca dari berbagai golongan masyarakat juga mampu mencegah terorisme dan radikalisme di Provinsi Lampung. Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa dalam tajuk rencana Lampung Post, 4 Januari 2016 berjudul Terorisme Bersemai menggunakan gaya bahasa yang bervariasi. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya 10 jenis gaya bahasa dalam tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai. Gaya bahasa tersebut, yakni analogi, eufemismus, alusi, klimaks, prolepsis atau antisipasi, hiperbola, tautologi, personifikasi, erotesis atau pernyataan retoris, dan apostrof. Secara keseluruhan fungsi dari pemakaian gaya bahasa dalam tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai ingin menarik minat baca publik melalui gaya bahasa yang digunakan. Selain itu, adanya kata-kata yang menggunakan gaya bahasa terlihat

74 60 lebih menarik dan indah daripada menggunakan kata-kata biasa. Dalam tajuk rencana ini gaya bahasa yang digunakan juga berfungsi untuk memberikan penekanan kepada pembaca. Hal tersebut jelas dibuktikan dengan maksud dari pemakaian gaya bahasa yang sudah dijelaskan. Peran lain dari pemakaian gaya bahasa dalam tajuk rencana tersebut menunjukan bahwa penulis yang mewakili media cukup kreatif dalam membuat tulisan. Dalam tajuk rencana bentuk kekreativan tersebut ditunjukan dengan banyaknya gaya bahasa yang digunakan dalam tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai Fungsi dan sifat tajuk rencana Dalam pembuatan tajuk rencana dibagi menjadi dua bagian penting, yakni fungsi dan sifat tajuk rencana. Dua bagian tersebut akan menjelaskan kedudukan dan cirri khas dari pembuatan tajuk rencana. Pada tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai, penulis memberikan informasi, menjelaskan, menerangkan berita atau peristiwa, dan mengharapkan perubahan untuk masyarakat terkait radikalisme. Penulis memberikan informasi, menjelaskan dan menerangkan melalui pernyataan kapolda di bagian informasi, perist. Bagian opini dan uraian opini berisi himbauan, penulis mengharapkan perubahan melalui upaya pencegahan, penanganan, dan penindakan dari masyarakat. Keterangan tersebut disimpulkan bahwa fungsi tajuk rencana, yakni tajuk rencana yang menjelaskan berita. Sifat tajuk rencana sendiri, yakni menjuruskan timbulnya aksi. Tajuk rencana bertujuan untuk mendorong timbulnya aksi masyarakat setelah membaca.

75 61 Hal tersebut secara jelas dapat dilihat pada bagian uraian opini. Pada bagian ini, media mengajak pembaca bersama-sama mencegah dan memerangi terorisme karena Lampung telah ditetapkan sebagai daerah rawan terorisme dan radikalisme.

76 BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bab penutup penelitian. Dalam bab ini mencangkup kesimpulan, dan saran dari peneliti. Berikut masing-masing uraiannya. 5.1 Kesimpulan Penelitian ini berjudul Struktur dan Gaya Bahasa Tajuk Rencana Surat Kabar Harian Lampung Post, 4 Januari 2016 Berjudul Terorisme Bersemai. Tajuk rencana tersebut berisi tentang radikalisme dan terorisme di Provinsi Lampung. Dalam wacana tajuk ini, penulis yang mewakili media memberikan pandangan mengenai radikalisme dan terorisme di Lampung. Struktur tajuk rencana surat kabar harian Lampung Post, 4 Januari 2016 berjudul Terorisme Bersemai adalah gambaran yang menunjukan peran penting setiap bagiannya. Dari 13 paragraf yang terdapat dalam tajuk rencana, struktur yang digunkan sudah tepat. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan adanya judul, informasi, opini dan uraian opini. Semua bagian memaparkan tentang radikalisme dan terorisme di Provinsi Lampung. Bagian judul merupakan slogan yang menggambarkan isi dari keseluruhan bagian pada tajuk rencana. Pada bagian informasi penulis yang mewakili media menginformasikan isu yang sedang dibicarakan masyarakat tentang pernyataan Kapolda di awal tahun dan kasus-kasus penangkapan terkait terorisme dan radikalisme di Lampung. Setelah memberikan informasi kepada pembaca, tajuk yang pada dasarnya merupakan tulisan opini resmi dari media memberikan opini terhadap 62

77 63 isu yang terjadi. Pada bagian ini opini yang dituliskan dibuat berdasarkan bagian sebelumnya, yakni bagian informasi. Pada bagian uraian opini ditulis untuk memperkuat opini yang sudah dituliskan pada baagian sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk lebih memberikan penjelasan kepada pembaca terkait opini yang dibuat oleh media. Semua bagian dalam tajuk saling berhubungan dan memperkuat setiap bagiannya. Hal ini mempermudah pembaca dalam memahami alur tulisan, dan isi tajuk rencana yang ingin disampaikan penulis. Struktur tepat dalam tajuk rencana ini juga membantu penulis dalam menyampaikan informasi dan pandangannya secara terstruktur dalam bentuk tulisan. Gaya bahasa merupakan pendukung dari sebuah tulisan. Pemakaian gaya bahasa mencerminkan kekreatifan dan memberikan keindahan dalam sebuah tulisan. Secara keseluruhan terdapat 24 gaya bahasa yang digunakan dalam tajuk rencana. Gaya bahasa tersebut meliputi analogi (7), eufemismus (2), alusi (2), klimaks (4), prolepsis atau antisipasi (1), hiperbola (3), tautologi (1), personifikasi (1), erotesis atau pertanyaan retoris (2), apostrof (1). Dari sepuluh gaya bahasa yang digunakan, gaya bahasa analogi merupakan gaya bahasa yang dominan digunakan dalam tajuk rencana berjudul terorisme bersemai. Gaya bahasa analogi digunakan dalam tajuk untuk membandingkan suatu peristilahan yang satu dengan pperistilahan yang lain. Contoh yang digunakan dalam tajuk seperti kalimat Kapolda menyalakan sinyal waspada radikalisme. Ungkapan menyalakan sinyal seolah-olah dibandingkan dengan menyalakan api. Kedua

78 64 ungkapan tersebut jelas berbeda, namun hal tersebut digunakan penulis yang mewakili media supaya pembaca bisa lebih merasakan dan melihat bahaya radikalisme di Lampung secara nyata seperti halnya api yang dapat dirasakan dan dapat dilihat. Gaya bahasa ini juga mampu menarik minat baca publik melalui kalimat-kalimat yang bersifat analogis. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan pula fungsi dan sifat yang digunakan oleh tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai. Fungsi tajuk rencana ini, yakni menjelaskan berita. Kemudian sifat dari tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai, yakni menjuruskan timbulnya aksi. Kedua hal ini membuktikan bahwa dalam penulisan tajuk, penulis memiliki sebuah tujuan yang ingin disampaikan oleh pembacanya. Secara keseluruhan tajuk rencana berjudul Terorisme Bersemai dapat dijadikan acuan yang baik dan tepat dalam menulis tajuk rencana. Hal ini dibuktikan dengan ketepatan struktur pada bagian tajuk yang terdiri atas judul, informasi, opini dan uraian opini. Kemudian, gaya bahasa merupakan unsur pendukung tulisan yang terdapat dalam tajuk rencana. Pada tajuk rencana, peneliti menemukan sepuluh jenis gaya bahasa, yaitu analogi, eufemismus, alusi, klimaks, prolepsis atau antisipasi, hiperbola, tautologi, personifikasi, erotesis atau pertanyaan retoris, apostrof. Gaya bahasa analogi merupakan jenis gaya bahasa yang paling dominan digunakan dalam tulisan tajuk rencana.

79 Saran Penelitian lain, dapat mengembangkan penelitian sejenis. Penelitian ini juga masih banyak keterbatasan dan jauh dari sempurna. Selain itu, peneliti juga memberikan saran bagi peneliti berikutnya, jurnalis surat kabar, pelajar dan mahasiswa. Berikut saran tersebut Peneliti Berikutnya Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji struktur tajuk rencana dan pemakaian gaya bahasa. Penelitiaan lain dapat mengembangkan dengan topik-topik lain. Misalnya dengan diksi, makna konotatif dan denotatife, dan sebagainya. Penelitian ini membatasi tulisan pada surat kabar harian Lampung Post. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengambil objek penelitian dari surat kabar lainnya. Misalnya, surat kabar harian Radar Lampung, Kompas, dan sebagainya. Penelitian ini mengkhususkan pada satu edisi, yakni satu wacana tajuk rencana. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih dapat meneliti satu wacana tajuk rencana. Dalam penelitian lain, peneliti selanjutnya juga dapat melakukan penelitian dengan suatu tulisan tajuk rencana dari surat kabar Lampung Post dan surat kabar lainnya Redaksi Surat Kabar Para jurnalis surat kabar dapat menjadikan penelitian ini sebagai pedoman dalam menulis tajuk rencana yang terstruktur. Selain itu, pemakain gaya bahasa juga penting sebagai pendukung tulisan. Para jurnalis surat kabar diharapkan mampu

80 66 memanfaatkan gaya bahasa terutama untuk memperindah tulisannya dan memberikan efek kepada pembaca Pelajar dan Mahasiswa Penelitian ini diharapkan berguna bagi pelajar dan mahasiswa. Penelitian yang telah dilakukan dapat menjadi referensi dalam menulis di surat kabar khususnya pada bagian tajuk rencana. Penelitian ini juga dapat dijadikan pedoman menulis dengan memperhatikan struktur dan gaya bahasa. Selain itu, penelitian ini dapat menjadikan ketertarikan bagi pelajar dan mahasiswa untuk menjadi seorang penulis di media massa. Demikian paparan pada bab lima ini yang berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan memaparkan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Kemudian, saran berisi himbauan kepada pihak lain, dan tidak lupa meminta saran dari pembaca.

81 DAFTAR PUSTAKA Agus Manto. Gaya Bahasa Iklan Produk Kesehatan dan Kosmetik pada Harian Pos Metro Padang. Skripsi Arikunto, Suharsimi Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Sumarsimi Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bagus, Ida Putrayasa Kalimat Efektif. Bandung: PT Refika Aditama. Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Darmadi, Hamid Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta. Keraf, Gorys Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Ikrar Mandiri abadi Karomani Pengantar Praktik Menulis Jurnalistik. Bandar Lampung: Universitas Lampung. KBBI Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Laksana, I Ketut Darma Majas dalam Bahasa Pers. Bali: Udayana University Press. Moleong, Lexy Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Maria Pemakaian Gaya Bahasa dalam Iklan Kosmetik. Yogyakarta. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. Pradopo, Rachmat Djoko Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sangadji, Etta Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset. 67

82 Sudarmayanti Metodologi Penelitian. Bandung: CV. Mandar Maju. Sugiono Metode Penelitian Pendekatan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta Suhandang, Kustadi. Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk dan Kode Etik. Bandung: Nuansa. Sumadiria, AS Haris Menulis Artikel dan Tajuk Rencana. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suryadi Struktur dan Gaya Bahasa dalam Wacana Feature pada Harian Kompas. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. Tarigan, Henry Guntur Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung. Angkasa. Wibowo, Wahyu Format Komunikasi Media dalam Kehidupan Urban- Kosmopolit. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 68

83 LAMPIRAN 69

84 Struktur Tajuk Rencana Keterangan : P = Paragraf, contoh P.1 merupakan paragraf satu Paragraf Gagasan utama Hubungan Struktur Mengawali tahun 2016, Kapolda Lampung Brigjen Edwards Syah Pernong kembali menyalakan sinyal waspada terhadap sepak terjang paham radikalisme di Tanah Lada. Kapolda mengungkapkan pihaknya telah mendeteksi keberadaan kelompokkelompok militant di 44 titik di Lampung. P.1 Mengawali tahun 2016, Kapolda Lampung memperingatkan keberadaan kelompok militan di 44 titik di Lampung Paragraf 1 berkesinambungan dengan paragraf 2 Informasi Dari 44 tempat tersebut, tersebar 200 anggota yang berasal dari beberapa tempat di Lampung, luar Lampung, bahkan luar negri. Tujuan dan aktivitas kelompok mencurigakan itu belum dapat dipastikan. Namun, sebelum terjadi hal buruk, pemantauan melekat harus dilakukan. Dari 44 titik yang terditeksi keberadaan kelompok militan, tersebar 200 anggota di Lampung, luar Lampung, bahkan luar negri yang tujuan dan aktivitasnya belum dapat dipastikan. Paragraf 2 berkesinambungan kelanjutan dengan paragraf 1 (lebih menjelaskan gagasan utama paragraf pertama, dan pengulangan kata kunci yang sama) Informasi 70

85 P.2 Pernyataan Kapolda di awal tahun itu menjadi sinyal kuat bagi kita semua bahwa radikalisme masih menjadi ancaman serius, sangat serius, yang terus mengintai. Bahkan, jika kita menilik data 2015 lalu, pengamanan warga Lampung terduga terorisme tidaklah sedikit. P3 Pada Maret tahun lalu, publik Lampung geger dengan perekrutan anggota jaringan Islamic State of Iraq and Syriah (ISIS) yang berkedok umrah gratis di Kabupaten Mesuji. Sebanyak 20 peserta asal Mesuji program umrah gratis dipulangkan dari Kabupaten Malang, Jawa Timur. P.4 Medio Juni 2015, seorang warga Lampung Utara terpaksa diamankan pihak berwajib. Sekitar Agustus, suami istri Salamaun (26) dan Muthoharoh (24), warga Pernyataan Kapolda di awal tahun radikalisme masih menjadi ancaman serius, sangat serius, yang terus mengintai. Maret tahun lalu publik Lampung geger dengan perekrutan ISIS. Juni 2015 seorang warga Lampung Utara ditangkap, dan Agustus suami istri Salamaun (26) dan Muthoharoh (24) Lampung Tengah juga ditangkap petugas karena mereka semua diduga Paragraf 3 berkesinambungan kelanjutan dan menegaskan paragraf 1 (pengulangan kata dan menegaskan pernyataan Kapolda) Paragraf 4 berkesinambungan waktu dan tempat dengan paragraf 1 (tahun lalu 2015). Paragraf 4 juga berkesinambungan waktu dan tempat dengan paragraf 5 (sama-sama membahas waktu (2015), dan tempat yang sama di Lampung) Paragraf 5 berkesinambungan waktu dan tempat dengan paragraf 4 dan paragraf 6 (sama-sama membahas kasus pada waktu (2015) dan tempat yang sama, yakni di Informasi Informasi Informasi 71

86 desa Sribasuki, Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah, juga ditangkap petugas. Mereka semua diduga terlibat jaringan ISIS. P.5 Polda Lampung juga berhasil menggagalkan lima warga Desa Mulyosari,Way Ratai, Kabupaten Pesawaran, yang diduga hendak berangkat ke Suriah untuk bergabung denga ISIS. Mereka mengaku mengikuti ajaran keras atau radikal itu atas dasar keinginan sendiri. P.6 Kasus terakhir yang sempat menyita perhatian publik di provinsi ujung Sumatra ini adalah penangkapan tiga warga Desa Sidorahayu, Kecamatan Abungsemuli, Kabupaten Lampung Utara. Mereka ditangkap oleh densus 88 Antiteror karena diduga terlibat terlibat jaringan ISIS. Kapolda Lampung juga berhasil menggagalkan lima warga desa Mulyosari,Way Ratai, Kabupaten Pesawaran, yang diduga hendak berangkat ke Suriah bergabung dengan ISIS. Kasus terakhir yang sempat menyita perhatian di provinsi Lampung adalah penangkapan tiga warga desa Sidorahayu, Kecamatan Abungsemuli, Kabupaten Lampung Utara yang ditangkap karena diduga terlibat ISIS. Lampung) Paragraf 6 berkesinambungan tempat dengan paragraf 5 (sama-sama membahas kasus penangkapan ISIS) Paragraf 7 berkesinambungan klimaks dengan paragraf 4, paragraf 5, dan paragraf 6 (kasus terakhir dari kasuskasus yang terjadi) Informasi Informasi 72

87 jaringa ISIS. P.7 Bahkan, tiga orang yang tertangkap, yaitu Trimanto (29), Sofiatun (37), dan Kasiati Warkam (50), sudah sempat menginjakkan kakinya di Istambul, Turki. Mereka ditangkap pemerintah setemapat saat akan memasuki wilayah Suriah secara ilegal dari Turki. P.8 Berbagai catatan itu perlu mendapat perhatian serius. Keberadaan paham radikal, terorisme, hingga terbentuknya kelompok militan di provinsi ini bukan isapan jempol. Sadar atau tidak, radikalisme seperti halnya ISIS telah tumbuh dan berkembang, beranakpinak di sekitar kita. P.9 Fenomena itu juga membangkitkan tanda tanya besar. Sudahkah program radikalisasi yang didengung-dengungkan Bahkan, tiga orang yang tertangkap dari desa Sidorahayu, Kecamatan Abungsemuli, Kabupaten Lampung Utara, yaitu Trimanto (29), Sofiatun (37), dan Kasiati Warkam (50), sudah setempat menginjakan kaki di Istambul, Turki dan ditangkap saat akan memasuki wilayag Suriah secara ilegal dari Turki. Keberadaan paham radikalisme, terorisme, hingga terbentuknya kelompok militan di provinsi ini bukan omong kosong. kejadian tersebut (pernyataan Kapolda dan kasus-kasus penangkapan) menimbulkan pertanyaan terutama mengenai program radikalisasi. Paragraf 8 berkesinambungan kelanjutan, menjelaskan paragraf 7 (melanjutkan dan lebih menjelaskan gagasan utama di paragraf tujuh ) Paragraf 9 berkesinambungan kesimpulan paragraf 4 sampai paragraf 8 (memberikan kesimpulan mengenai kasuskasus yang terjadi) Paragraf 9 juga berkesinambungan menegaskan dengan paragraf 1, dan paragraf 3 (menegaskan pernyataan Kapolda) Paragraf 10 berkesinambungan sebabakibat dengan paragraf 4 sampai paragraf 9 (berbagai catatan mengenai kasus-kasus Informasi Opini Opini 73

88 selama ini berjalan efektif? Atau rupa-rupa program itu hanya sekadar rentetan proyek dan seremoni belaka manakala kasus terorisme mencuat dan menyita perhatian publik? P.10 Kita semua telah bersepakat, terorisme bersama korupsi dan narkoba merupakan kejahatan luar biasa di publik ini. Karena itu, sudah sepatutnya pula penanganannya juga dilakukan luar biasa, seperti halnya menangkap korupsi dan narkoba. Tidak hanya dalam penindakan, tetapi juga pencegahan. P.11 Lampung dan 13 provinsi lainnya di Indonesia telah ditetapkan sebagai daerah rawan radikalisme dan menjadi lahan subur terorisme. Meski bukan palagan atau daerah sasaran serangan, provinsi ini telah menjdai tempat subur Terorisme merupakan kejahatan yang luar biasa, maka perlu upaya penanganan, penindakan, dan pencegahannya yang luar biasa pula. Lampung telah ditetapkan sebagai daerah rawan radikalisme. berakibat menimbulkan pertanyaan mengenai program radikalisasi) Paragraf 11 berkesinambungan sebabakibat dengan paragraf 13 (sebuah pernyataan mengenai terorisme merupakan kejahatan luar biasa) Paragraf 12 berkesinambungan sebabakibat dengan paragraf 4 sampai paragraf 9 (sebab dari kasus-kasus yang terjadi menimbulkan akibat yang diungkapan pada gagasan utama paragraf 12) Uraian opini Uraian opini 74

89 berseminya bibit-bibit pelaku terror. P.12 Ingat! Lalai menangkal terorisme adalah pangkal dari lahirnya tragedi dan kejahatan kemanusiaan di mana pun dan kapan pun. Upaya pencegahan dan penangkalan menjadi kewajiban semua pihak, bukan hanya aparat negara, melainkan juga tokoh masyarakat, agamawan, pendidik, hingga keluarga. P.13 lalai menangkal terorisme adalah pangkal dari lahirnya tragedi dan kejahatan kemanusiaan. Paragraf 13 berkesinambungan sebabakibat dengan paragraf 11(akibat yang diungkapan pada paragraf 13 mengenai lalai menangkal terorisme pangkal lahirnya tragedy dan kejahatan kemanusiaan) Uraian opini 75

90 Gaya Bahasa Keterangan : P.1 = paragraf satu Paragraf Gaya bahasa Jenis gaya bahasa Mengawali tahun 2016, Kapolda Lampung 1. Menyalakan sinyal Brigjen Edwards Syah Pernong kembali menyalakan sinyal waspada terhadap sepak terjang paham radikalisme di 2. Sepak terjang paham radiaklisme Tanah Lada. Kapolda mengungkapkan pihaknya telah mendeteksi keberadaan 3. Tanah lada kelompok-kelompok militan di 44 titik di Lampung. P.1 Dari 44 tempat tersebut, tersebar 200 anggota yang berasal dari beberapa tempat di Lampung, luar Lampung, bahkan luar negri. Tujuan dan aktivitas kelompok mencurigakan itu belum dapat dipastikan. Namun, sebelum terjadi hal buruk, pemantauan melekat harus dilakukan. P.2 Pernyataan Kapolda di awal tahun itu menjadi sinyal kuat bagi kita semua bahwa radikalisme masih menjadi ancaman serius, sangat serius, yang terus mengintai. Bahkan, jika kita menilik data 2015 lalu, pengamanan warga Lampung terduga terorisme tidaklah sedikit. P3 1. di Lampung, luar Lampung, bahkan luar negri. 2. Namun, sebelum terjadi hal buruk, pemantauan melekat harus dilakukan. 1. sinyal kuat (konkritisasi) 2. ancaman serius, sangat serius, yang terus mengintai 1. Analogi (membandingakn dengan menyala api) 2. Analogi (digunakan untuk menggantikan kata gerakan) 3. Alusi (karena tanah lada digunakan untuk menggantikan kata tempat, yakni Provinsi Lampung) 1. Klimaks (urutan nama tempat yang semakin meningkat) 2. Eufemismus (digunakan untuk menggantikan kata kekacau karena lebih kasar) 1. Analogi (digunakan untuk menggantikan kata tanda) 2. Klimaks (mengandung urutan yang semakin meningkat kepentingannya) Pada Maret tahun lalu, publik Lampung 1. geger 1. Hiperbola (menurut KBBI geger berarti 76

91 geger dengan perekrutan anggota jaringan Islamic State of Iraq and Syriah (ISIS) yang berkedok umrah gratis di Kabupaten Mesuji. Sebanyak 20 peserta asal Mesuji program umrah gratis dipulangkan dari Kabupaten Malang, Jawa Timur. P.4 Medio Juni 2015, seorang warga Lampung Utara terpaksa diamankan pihak berwajib. Sekitar Agustus, suami istri Salamaun (26) dan Muthoharoh (24), warga desa Sribasuki, Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah, juga ditangkap petugas. Mereka semua diduga terlibat jaringan ISIS. P.5 1. Diamankan 2. Mereka semua diduga terlibat jaringan ISIS heboh, riuh, ramai) 1. Eufemismus (diamankan di gunakan untuk menggantikan kata di penjarakan) 2. Prolepsis atau antisipasi (mereka yang tertangkap memang sudah terlibat jaringan ISIS) Polda Lampung juga berhasil menggagalkan lima warga Desa Mulyosari,Way Ratai, Kabupaten Pesawaran, yang diduga hendak berangkat ke Suriah untuk bergabung denga ISIS. Mereka mengaku mengikuti ajaran keras atau radikal itu atas dasar keinginan sendiri. P.6 1. Polda Lampung juga berhasil menggagalkan lima warga Desa Mulyosari,Way Ratai, Kabupaten Pesawaran, yang diduga hendak berangkat ke Suriah 2. ajaran keras 1. klimaks (memiliki kepentingan yang semakin meningkat) 2. Analogi (membandingkan dengan batu keras. Tuturan digunakan untuk menggantikan kata ajaran yang hasrus dilakukan) Kasus terakhir yang sempat menyita 1. Provinsi ujung Sumatra 1. Alusi (kata provinsi ujung Sumatra 77

92 perhatian publik di provinsi ujung Sumatra ini adalah penangkapan tiga warga Desa Sidorahayu, Kecamatan Abungsemuli, Kabupaten Lampung Utara. Mereka ditangkap oleh densus 88 Antiteror karena diduga terlibat jaringa ISIS. P.7 Bahkan, tiga orang yang tertangkap, yaitu Trimanto (29), Sofiatun (37), dan Kasiati Warkam (50), sudah sempat menginjakkan kakinya di Istambul, Turki. Mereka ditangkap pemerintah setempat saat akan memasuki wilayah Suriah secara ilegal dari Turki. P.8 Berbagai catatan itu perlu mendapat perhatian serius. Keberadaan paham radikal, terorisme, hingga terbentuknya kelompok militant di provinsi ini bukan isapan jempol. Sadar atau tidak, radikalisme seperti halnya ISIS telah tumbuh dan berkembang, beranak-pinak di sekitar kita. P.9 Fenomena itu juga membangkitkan tanda tanya besar. Sudahkah program radikalisasi yang didengungdengungkan selama ini berjalan efektif? 2. warga Desa Sidorahayu, Kecamatan Abungsemuli, Kabupaten Lampung Utara. 3. Mereka ditangkap oleh densus 88 Antiteror karena diduga terlibat jaringa ISIS digunakan untuk menggantikan kata Lampung) 2. Klimaks (suatu pernyataan yang kepentingannya semakin meningkat) 3. Prolepsis atau antisipasi (seolah-olah penangkapan yang terjadi karena tersangka masih belum terlibat ISIS) 1. Istambul, Turki 1. Tautologi (Istambul pada dasarnya dalah nama tempat di Turki) 1. Berbagai catatan 2. ISIS telah tumbuh dan berkembang, beranakpinak di sekitar kita 1. Sudahkah program radikalisasi yang didengung-dengungkan selama ini berjalan 1. Analogi (membendingkan dengan buku) 2. Personifikasi (sesuatu yang hanya dapat dilakukan oleh makhluk hidup saja) 1. Erotesis atau pertanyaan retoris (sebuah pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban karena jawaban sebenarnya sudah jelas) 78

93 Atau rupa-rupa program itu hanya sekadar rentetan proyek dan seremoni belaka manakala kasus terorisme mencuat dan menyita perhatian publik? P.10 Kita semua telah bersepakat, terorisme bersama korupsi dan narkoba merupakan kejahatan luar biasa di publik ini. Karena itu, sudah sepatutnya pula penanganannya juga dilakukan luar biasa, seperti halnya menangkap korupsi dan narkoba. Tidak hanya dalam penindakan, tetapi juga pencegahan. P.11 efektif? 2. Atau rupa-rupa program itu hanya sekadar rentetan proyek dan seremoni belaka manakala kasus terorisme mencuat dan menyita perhatian publik? 1. kejahatan luar biasa di publik ini 2. Karena itu, sudah sepatutnya pula penanganannya juga dilakukan luar biasa, seperti halnya menangkap korupsi dan narkoba. 2. Erotesis atau pernyataan retoris (sebuah pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban karena jawaban sebenarnya sudah jelas) 1. Hiperbola (kata kejahatan luar biasa terlihat berlebihan bila digunakan karena masih banyak kejahatan lain) 2. Hiperbola (kata penangannya dilakukan luar biasa terlihat berlebihan karena masih banyak penanganan lain) Lampung dan 13 provinsi lainnya di Indonesia telah ditetapkan sebagai daerah rawan radikalisme dan menjadi lahan subur terorisme. Meski bukan palagan atau daerah sasaran serangan, provinsi ini telah menjadi tempat subur berseminya bibit-bibit pelaku terror. P.12 Ingat! Lalai menangkal terorisme adalah pangkal dari lahirnya tragedi dan kejahatan kemanusiaan di mana pun dan kapan pun. Upaya pencegahan dan penangkalan menjadi kewajiban semua 1. lahan subur terorisme 2. provinsi ini telah menjadi tempat subur berseminya bibit-bibit pelaku terror. 1. Upaya pencegahan dan penangkalan menjadi kewajiban semua pihak, bukan hanya aparat negara, melainkan juga 1. Analogi (membandingkan dengan kata tempat berkembang) 2. Analogi (membandingkan dengan kata tempat berkembang) 1. Apostrof (pada kalimat tersebut pembaca yang sebenarnya hanya menjadi penolong seolah-olah ikut bersama aparat sebagai faktor terdepan memberantas terorisme) 79

94 pihak, bukan hanya aparat negara, melainkan juga tokoh masyarakat, agamawan, pendidik, hingga keluarga. P.13 tokoh masyarakat, agamawan, pendidik, hingga keluarga 80

95 Wacana Tajuk Rencana Surat Kabar Harian Lampung Post, 2 Januari 2016 Berjudul Terorisme Bersemai 81

96 82

97 83

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pengarang karya sastra tentu mempunyai berbagai ciri khas dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pengarang karya sastra tentu mempunyai berbagai ciri khas dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengetahui dan mengerti maksud sebuah tulisan merupakan tujuan utama dalam membaca karya sastra. Karya sastra dibuat oleh pengarang karena adanya maksud atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi diri (Chaer, 2007:33). Oleh karena itu, bahasa merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi diri (Chaer, 2007:33). Oleh karena itu, bahasa merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Chaer,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena data pada penelitian ini merupakan fenomena sosial. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metaforis, lokalitas merupakan sebuah wilayah tempat masyarakatnya secara

BAB I PENDAHULUAN. metaforis, lokalitas merupakan sebuah wilayah tempat masyarakatnya secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lokalitas dalam bahasa menunjukan identitas budaya yang dipakai dalam konteks sebuah komunitas bahasa dalam hal ini masyakat Minangkabau. Lokalitas dalam konteks

Lebih terperinci

untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat komunikasi manusia untuk

untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat komunikasi manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kajian mengenai bahasa menjadi suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Hubungan bahasa dan sastra dikatakan seperti dua sisi mata uang, keduanya tidak

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan oleh : EMA WIDIYAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilakan penelitian data dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan 1 I. PENDAHULUAN Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan mengenai latar belakang penelitian mengenai gaya bahasa dalam kumpulan puisi Doa Untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN DI RCTI. E- mail : ABSTRAK

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN DI RCTI. E- mail : ABSTRAK PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN DI RCTI Sri Rahayu 1, Yetty Morelent 2, Gusnetti 2 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif sering disebut penelitian naturalistik

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO. Jurnal Publikasi Skripsi

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO. Jurnal Publikasi Skripsi ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO Jurnal Publikasi Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan yang sangat signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya bahasa, manusia tidak dapat mengungkapkan perasaan, menyampaikan keinginan,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK) KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mendapatkan Gelar S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Hubungan bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Hubungan bahasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Hubungan bahasa dan sastra dikatakan seperti dua sisi mata uang, keduanya tidak biasa dipisahkan

Lebih terperinci

TEMA DAN GAYA BAHASA KARYA HAJI ABDUL MALIK

TEMA DAN GAYA BAHASA KARYA HAJI ABDUL MALIK TEMA DAN GAYA BAHASA MENJEMPUT TUAH MENJUNJUNG MARWAH KARYA HAJI ABDUL MALIK ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Fatih Muftih NIM 090388201097 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal yang lain (KBBI, 2003: 588).

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal yang lain (KBBI, 2003: 588). BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada di luar bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah terkumpul landasan teoretis dan kerangka berpikir pada bab sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah metode. Metode digunakan untuk menyederhanakan

Lebih terperinci

Gaya Bahasa dalam Karangan Bahasa Jawa Siswa Kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012

Gaya Bahasa dalam Karangan Bahasa Jawa Siswa Kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012 1 Gaya Bahasa dalam Karangan Bahasa Jawa Siswa Kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012 Tisa Rahayu Vitiana 1 Sumadi 2 Dwi Sulistyorini 2 Universitas Negeri Malang,

Lebih terperinci

GAYA BAHASA MARIO TEGUH DALAM ACARA GOLDEN WAYS SEBAGAI ALTERNATIF KAJIAN PENGEMBANGAN

GAYA BAHASA MARIO TEGUH DALAM ACARA GOLDEN WAYS SEBAGAI ALTERNATIF KAJIAN PENGEMBANGAN GAYA BAHASA MARIO TEGUH DALAM ACARA GOLDEN WAYS SEBAGAI ALTERNATIF KAJIAN PENGEMBANGAN Oleh Windo Dicky Irawan Farida Ariyani Email: windoirawan8@gmail.com Abstract Every language expression (form) has

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL LA GRANDE BORNE KARYA NH. DINI

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL LA GRANDE BORNE KARYA NH. DINI ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL LA GRANDE BORNE KARYA NH. DINI ARTIKEL E-JOURNAL Oleh ALIMUN AKBAR SIREGAR NIM 090388201020 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

POLA GAYA BAHASA DALAM TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA MAARIF LAWANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Dianti Setia Dharma 1 Sumadi 2 Titik Harsiati 3

POLA GAYA BAHASA DALAM TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA MAARIF LAWANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Dianti Setia Dharma 1 Sumadi 2 Titik Harsiati 3 POLA GAYA BAHASA DALAM TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA MAARIF LAWANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Dianti Setia Dharma 1 Sumadi 2 Titik Harsiati 3 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang E-mail: dianti_arko@yahoo.co.id

Lebih terperinci

GAYA BAHASA DAN STRUKTUR FEATURE PERJALANAN MAJALAH INTISARI EDISI JANUARI 2016: STUDI KASUS SKRIPSI

GAYA BAHASA DAN STRUKTUR FEATURE PERJALANAN MAJALAH INTISARI EDISI JANUARI 2016: STUDI KASUS SKRIPSI GAYA BAHASA DAN STRUKTUR FEATURE PERJALANAN MAJALAH INTISARI EDISI JANUARI 2016: STUDI KASUS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangsari memiliki beberapa upacara adat Jawa, salah satu di

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangsari memiliki beberapa upacara adat Jawa, salah satu di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Karangsari memiliki beberapa upacara adat Jawa, salah satu di antaranya yaitu upacara perkawinan adat Jawa. Perkawinan adat Jawa memiliki berbagai bentuk upacara

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

GAYA BAHASA DALAM CERITA MADRE KARYA DEWI LESTARI

GAYA BAHASA DALAM CERITA MADRE KARYA DEWI LESTARI 1 GAYA BAHASA DALAM CERITA MADRE KARYA DEWI LESTARI Akmaliatus Saida 1 Wahyudi Siswanto 2 Heri Suwignyo 2 E-mail: misscute_71p@yahoo.com Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No. 5 Malang 65145 ABSTRACT

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Diksi dan Gaya Bahasa Novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye. Oleh: ROSA MAULIDYA

ARTIKEL PENELITIAN. Diksi dan Gaya Bahasa Novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye. Oleh: ROSA MAULIDYA ARTIKEL PENELITIAN Diksi dan Gaya Bahasa Novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye Oleh: ROSA MAULIDYA 0910013111201 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERTENTANGAN DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS GAYA BAHASA PERTENTANGAN DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS GAYA BAHASA PERTENTANGAN DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk mememenuhi sebagian persyaratan memeperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi anggota

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi anggota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi anggota masyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pesan dari dalam diri manusia yang berupa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam potensi dan kreativitas dalam berimajinasi. Dalam menuangkan kemampuannya, manusia memiliki cara yang bervariasi dan beragam jenisnnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat yang dipakai manusia untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi dan dipengaruhi

Lebih terperinci

Novel Selamat Tinggal Jeanette merupakan novel yang mempunyai latar belakang adatistiadat

Novel Selamat Tinggal Jeanette merupakan novel yang mempunyai latar belakang adatistiadat Novel Selamat Tinggal Jeanette merupakan novel yang mempunyai latar belakang adatistiadat Jawa dan perpaduan antara Jawa dan Prancis. Perpaduan budaya tersebut berdampak memperkaya bahasa yang digunakan

Lebih terperinci

GAYA BAHASA IKLAN PADA KORAN KOMPAS

GAYA BAHASA IKLAN PADA KORAN KOMPAS GAYA BAHASA IKLAN PADA KORAN KOMPAS Yuliani 1), Gusnetti 2), Dainur Putri 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 GAYA BAHASA IKLAN

BAB 2 GAYA BAHASA IKLAN BAB 2 GAYA BAHASA IKLAN 2.1 Gaya Bahasa 2.1.1 Pengertian Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah pemanfaatan atas kekayaan bahasa seseorang dalam bertutur atau menulis, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GAYA BAHASA IKLAN POSMETRO PADANG

PENGGUNAAN GAYA BAHASA IKLAN POSMETRO PADANG PENGGUNAAN GAYA BAHASA IKLAN POSMETRO PADANG Julius Toili Kunen, S 1), Elvina A. Saibi 2), Gusnetti 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2) Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA CALON PRESIDEN PADA ACARA DEBAT DALAM PEMILIHAN UMUM 2014 SKRIPSI. Oleh: Ahmad Rizal Arafat NIM

ANALISIS GAYA BAHASA CALON PRESIDEN PADA ACARA DEBAT DALAM PEMILIHAN UMUM 2014 SKRIPSI. Oleh: Ahmad Rizal Arafat NIM ANALISIS GAYA BAHASA CALON PRESIDEN PADA ACARA DEBAT DALAM PEMILIHAN UMUM 2014 SKRIPSI Oleh: Ahmad Rizal Arafat NIM 201210080312069 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu faktor penting bagi kehidupan manusia dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk berkomunikasi baik secara verbal

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA IKLAN ELEKTRONIK PRODUK KOSMETIK. Fadlun Al fitri

ANALISIS GAYA BAHASA IKLAN ELEKTRONIK PRODUK KOSMETIK. Fadlun Al fitri Telangkai Bahasa dan Sastra, April 2014, 108-116 Copyright 2014, Program Studi Linguistik FIB USU, ISSN 1978-8266 Tahun ke-8, No 1 ANALISIS GAYA BAHASA IKLAN ELEKTRONIK PRODUK KOSMETIK Fadlun Al fitri

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PADA IKLAN PRODUK KECANTIKAN PERAWATAN KULIT WAJAH DI MAJALAH FEMINA SKRIPSI. oleh Yuli Wulandari Wijaya NIM

GAYA BAHASA PADA IKLAN PRODUK KECANTIKAN PERAWATAN KULIT WAJAH DI MAJALAH FEMINA SKRIPSI. oleh Yuli Wulandari Wijaya NIM GAYA BAHASA PADA IKLAN PRODUK KECANTIKAN PERAWATAN KULIT WAJAH DI MAJALAH FEMINA SKRIPSI oleh Yuli Wulandari Wijaya NIM 100110201078 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS JEMBER 2014 GAYA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan novel Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer. Pertama,

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan novel Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer. Pertama, 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Novel Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer Karya Pramoedya Ananta Toer sudah pernah dikaji oleh beberapa mahasiswa. Berikut ini kajian yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi merupakan kegiatan sosial. Kegiatan sosial tentu ada norma dan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi merupakan kegiatan sosial. Kegiatan sosial tentu ada norma dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan kegiatan sosial. Kegiatan sosial tentu ada norma dan polanya, dan pengetahuan akan norma ini memperlengkap pengetahuan orang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015)

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015) 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan memberikan pemaparan mengenai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lisan merupakan ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. lisan merupakan ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ragam bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial. Dengan bahasa, manusia dapat berhubungan satu sama lain sehingga akhirnya terwujud saling pengertian, kerja

Lebih terperinci

MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT E-JURNAL ILMIAH ASMARIDA NPM. 09080206 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN BAHASA JAWA DALAM NASKAH DRAMA LENG DAN TUK KARYA BAMBANG WIDOYO SP

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN BAHASA JAWA DALAM NASKAH DRAMA LENG DAN TUK KARYA BAMBANG WIDOYO SP KARAKTERISTIK PEMAKAIAN BAHASA JAWA DALAM NASKAH DRAMA LENG DAN TUK KARYA BAMBANG WIDOYO SP SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya bahasa adalah gaya bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda

Lebih terperinci

KONTRIBUSI MINAT BACA PUISI DAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI

KONTRIBUSI MINAT BACA PUISI DAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KONTRIBUSI MINAT BACA PUISI DAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI Asri Wahyuni Sari, Diyan Permata Yanda Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

GAYA BAHASA DALAM SELOKO TUNJUK AJAR TEGUR SAPO UPACARA ADAT PERNIKAHAN DI KELURAHAN SENGETI KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN,UARO JAMBI SKRIPSI OLEH

GAYA BAHASA DALAM SELOKO TUNJUK AJAR TEGUR SAPO UPACARA ADAT PERNIKAHAN DI KELURAHAN SENGETI KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN,UARO JAMBI SKRIPSI OLEH GAYA BAHASA DALAM SELOKO TUNJUK AJAR TEGUR SAPO UPACARA ADAT PERNIKAHAN DI KELURAHAN SENGETI KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN,UARO JAMBI SKRIPSI OLEH AGUSTIRANDA HERU SAPUTRA NIM RRA1B109028 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

GAYA BAHASA KOMENTATOR SEPAK BOLA DALAM ACARA INDONESIA SUPER LEAGUE DI STASIUN TELEVISI ANTV

GAYA BAHASA KOMENTATOR SEPAK BOLA DALAM ACARA INDONESIA SUPER LEAGUE DI STASIUN TELEVISI ANTV GAYA BAHASA KOMENTATOR SEPAK BOLA DALAM ACARA INDONESIA SUPER LEAGUE DI STASIUN TELEVISI ANTV Doni Mardiansyah 1, Ermanto 2, Amril Amir 3 Program Studi Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang email

Lebih terperinci

BABII LANDASAN TEORI. secara indah (Keraf, 2002: 112). Secara singkat (Tarigan, 2009:4) mengemukakan bahwa

BABII LANDASAN TEORI. secara indah (Keraf, 2002: 112). Secara singkat (Tarigan, 2009:4) mengemukakan bahwa BABII LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Bahasa Gaya bahasa dalam retorika dikenal dengam istilah style. Kata style diturunkan dari bahasa latin stylus, yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut berjudul Gaya Bahasa Sindiran pada Rubrik Kartun Terbitan Kompas Edisi

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut berjudul Gaya Bahasa Sindiran pada Rubrik Kartun Terbitan Kompas Edisi 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang gaya bahasa pernah dilakukan oleh Hendra Bharata. Penelitian tersebutu tentang gaya bahasa sindiran pada rubrik komik. Penelitian tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap hari media massa dapat memberikan aneka sajian yang dapat dinikmati para pembaca setianya. Dalam satu edisi para pembaca mendapatkan berbagai informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menjadi sebuah proses belajar bahasa yang berada pada fase paling penting bagi penguasaan bahasa siswa, karena siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sastra. Pemakaian bahasa dalam karya sastra mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sastra. Pemakaian bahasa dalam karya sastra mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya dan kegiatan seni yang berhubungan dengan ekspresi dan penciptaan. Media utama dalam karya sastra adalah bahasa, sehingga tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini diawali dengan latar belakang penelitian, batasan masalah, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini diawali dengan latar belakang penelitian, batasan masalah, rumusan 1 BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini diawali dengan latar belakang penelitian, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, defenisi operasional, dan asumsi penelitian. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Antarindividu tentu melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi bisa dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi manusia. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan (emosi), imajinasi, ide dan keinginan yang diwujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Pendidikan merupakan tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. fiksi yaitu cerita rekaan atau cerita khayalan. Hal ini disebabkan fiksi merupakan karya naratif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. fiksi yaitu cerita rekaan atau cerita khayalan. Hal ini disebabkan fiksi merupakan karya naratif BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Karya Sastra Fiksi dan Nonfiksi Karya sastra terbagi menjadi dua yaitu, karya sastra fiksi dan karya sastra nonfiksi. Karya sastra fiksi yaitu cerita rekaan atau cerita khayalan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Risca Olistiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Risca Olistiani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat keterampilan berbahasa. Dua keterampilan berbahasa reseptif yaitu membaca dan menyimak, dan dua keterampilan

Lebih terperinci

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media menjadi sarana informasi yang dibutuhkan masyarakat. Tujuannya memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dari skala terbatas hingga melibatkan

Lebih terperinci

MACAM-MACAM MAJAS (GAYA BAHASA)

MACAM-MACAM MAJAS (GAYA BAHASA) gaya bahasa (majas) - 1 - MACAM-MACAM MAJAS (GAYA BAHASA) 1. Klimaks Adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin lama semakin meningkat. Contoh : Kesengsaraan membuahkan

Lebih terperinci

INTISARI A. LATAR BELAKANG

INTISARI A. LATAR BELAKANG ANALISIS GAYA BAHASA PADA IKLAN SUSU ANAK MAJALAH AYAHBUNDA (EDISI JUNI 2010 MEI 2011) OLEH: BAHTIAR EFENDI NIM :A2A006010 Email: bahtiareffendi_19@yahoo.co.id INTISARI Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa maupun pembelajaran bahasa merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI DAN PERAN KATA DALAM KALIMAT TAJUK RENCANA SURAT KABAR BATAM POS EDISI JANUARI 2015

ANALISIS FUNGSI DAN PERAN KATA DALAM KALIMAT TAJUK RENCANA SURAT KABAR BATAM POS EDISI JANUARI 2015 ANALISIS FUNGSI DAN PERAN KATA DALAM KALIMAT TAJUK RENCANA SURAT KABAR BATAM POS EDISI JANUARI 2015 E-JOURNAL Disusun Oleh NINING AGUSTINA NIM 100388201088 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

GAYA BAHASA IKLAN PRODUK KESEHATAN DAN KOSMETIK PADA HARIAN PAGI POSMETRO PADANG

GAYA BAHASA IKLAN PRODUK KESEHATAN DAN KOSMETIK PADA HARIAN PAGI POSMETRO PADANG GAYA BAHASA IKLAN PRODUK KESEHATAN DAN KOSMETIK PADA HARIAN PAGI POSMETRO PADANG Agusmanto 1, Ermanto 2, Ermawati Arief 3 Program Studi Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang email: agoes.embun@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A.A. NAVIS

ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A.A. NAVIS ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A.A. NAVIS ARTIKEL E-JOURNAL Oleh SURYATI NIM 080320717208 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam mentransformasikan berbagai ide dan gagasan yang ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan atau tulis. Kedua

Lebih terperinci

GAYA BAHASA NOVEL SAAT UNTUK MENARUH DENDAM DAN SAAT UNTUK MENABURKAN CINTA KAYRA JULIUS R. SIYARANAMUAL

GAYA BAHASA NOVEL SAAT UNTUK MENARUH DENDAM DAN SAAT UNTUK MENABURKAN CINTA KAYRA JULIUS R. SIYARANAMUAL GAYA BAHASA NOVEL SAAT UNTUK MENARUH DENDAM DAN SAAT UNTUK MENABURKAN CINTA KAYRA JULIUS R. SIYARANAMUAL Irwan Syarif 1), Yetty Morelent 2), Dainur Putri 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

I. KAJIAN PUSTAKA. yakni bentuk novel lebih pendek dibanding dengan roman, tetapi ukuran

I. KAJIAN PUSTAKA. yakni bentuk novel lebih pendek dibanding dengan roman, tetapi ukuran I. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Novel Istilah novel sama dengan istilah roman, kata novel berasal dari bahasa Italia dan berkembang di Inggris dan Amerika Serikat. Roman dan novel mempunyai perbedaan

Lebih terperinci

PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN KORAN SINGGALANG

PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN KORAN SINGGALANG PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN KORAN SINGGALANG Dede Yuendra 1), Yetty Morelent 2), Dainur Putri 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu ciri yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Salah satu fungsi bahasa bagi manusia adalah sebagai sarana komunikasi. Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN RECTOVERSO KARYA DEWI LESTARI

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN RECTOVERSO KARYA DEWI LESTARI ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN RECTOVERSO KARYA DEWI LESTARI Nurhasanah, Laurensius Salem, Agus Wartiningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Untan, Pontianak e-mail: ni2ng.nurhasanah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, berfungsi untuk menyampaikan beragam informasi

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, berfungsi untuk menyampaikan beragam informasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Surat kabar sebagai salah satu media massa cetak memiliki peran yang penting. Peranan tersebut, berfungsi untuk menyampaikan beragam informasi kepada masyarakat,

Lebih terperinci

GAYA BAHASA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TENTANG GAYA BAHASA DI SMA KELAS X

GAYA BAHASA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TENTANG GAYA BAHASA DI SMA KELAS X 76 GAYA BAHASA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TENTANG GAYA BAHASA DI SMA KELAS X SYARIF FAQIHUDDIN 1, EVI CHAMALAH 2, LELI NISFI SETIANA 3 Prodi PBSI, FKIP Universitas

Lebih terperinci

PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM ARTIKEL OPINI HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI 2017

PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM ARTIKEL OPINI HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI 2017 PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM ARTIKEL OPINI HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi merupakan hal yang penting untuk menjalin sebuah kerjasama atau untuk menyampaikan

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR P ISSN 2614-624X E ISSN 2614-6231 DOI: http://dx.doi.org/10.22460/p.v1i2p%25p.193 ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR Risma Despryanti 1, Riska Desyana 2, Amalia Siddiqa Rahayu 3, Yeni

Lebih terperinci

N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA

N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE: Tinjauan Struktural, Nilai Pendidikan, dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sekolah Menengah Atas di Surakarta SKRIPSI Oleh: Yanuri Natalia Sunata K1209075

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada Acara Indonesia Lawak Klub Di Trans 7 ini membutuhkan penelitian yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada Acara Indonesia Lawak Klub Di Trans 7 ini membutuhkan penelitian yang 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian yang berjudul Analisis Satire dalam Penggunaan Bahasa Indonesia pada Acara Indonesia Lawak Klub Di Trans 7 ini membutuhkan penelitian yang relevan sebagai bahan pembanding.

Lebih terperinci

PEMAKAIAN MAJAS DALAM RUBRIK GAGASAN PADA SURAT KABAR SOLOPOS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 3 SRAGEN

PEMAKAIAN MAJAS DALAM RUBRIK GAGASAN PADA SURAT KABAR SOLOPOS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 3 SRAGEN PEMAKAIAN MAJAS DALAM RUBRIK GAGASAN PADA SURAT KABAR SOLOPOS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 3 SRAGEN Joko Widianto, Abdul Ngalim, dan Agus Budi Wahyudi Prgram Studi Magister Pengkajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi. Kridalaksana (1984:28) mengatakan bahasa adalah sistem lambang bunyi

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI PEREMPUAN WALIKOTA JILID 2 KARYA SURYATATI A. MANAN

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI PEREMPUAN WALIKOTA JILID 2 KARYA SURYATATI A. MANAN ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI PEREMPUAN WALIKOTA JILID 2 KARYA SURYATATI A. MANAN ARTIKEL E-JOURNAL Oleh SISCA DEWI MOLLY NIM 090388201302 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN MATAHARI DI RUMAHKU

ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN MATAHARI DI RUMAHKU ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN MATAHARI DI RUMAHKU ARTIKEL E-JOURNAL Oleh WENNY JUWITA SARI NIM 090388201344 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM SLOGAN LINGKUNGAN HIDUP

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM SLOGAN LINGKUNGAN HIDUP ANALISIS GAYA BAHASA DALAM SLOGAN LINGKUNGAN HIDUP THE ANALYSIS OF LANGUAGE STYLES IN ENVIRONMENTAL SLOGAN Marnetti Balai Bahasa Riau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan H.R. Soebrantas Km. 12,5

Lebih terperinci

MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA. Oleh

MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA. Oleh MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh Ratih Amalia Wulandari Edi Suyanto Muhammad Fuad Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: ratihamaliawulandari17@gmail.com Abstract This

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekian banyak majalah remaja ternama di Indonesia, ada sebuah majalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekian banyak majalah remaja ternama di Indonesia, ada sebuah majalah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekian banyak majalah remaja ternama di Indonesia, ada sebuah majalah yang cukup dikenal dan menjadi trend para anak remaja, khususnya remaja puteri. Majalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar. Komunikasi merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL SEBELAS PATRIOT KARYA ANDREA HIRATA

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL SEBELAS PATRIOT KARYA ANDREA HIRATA ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL SEBELAS PATRIOT KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL E- JOURNAL Oleh MAULANA NIM 080320717127 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009)

SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009) SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009) KARYA BENNY RACHMADI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Mei Arisman Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar berasal dari istilah pers yang berarti percetakan atau mesin cetak. Mesin cetak

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar berasal dari istilah pers yang berarti percetakan atau mesin cetak. Mesin cetak BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Surat kabar berasal dari istilah pers yang berarti percetakan atau mesin cetak. Mesin cetak inilah yang memungkinkan terbitnya surat kabar, sehingga orang mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui berita-berita yang terdapat di berbagai media. Penyampaian berita (pesan,

BAB I PENDAHULUAN. melalui berita-berita yang terdapat di berbagai media. Penyampaian berita (pesan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi. Jelas tidaknya informasi yang disampaikan kepada masyarakat, sangat ditentukan oleh benar tidaknya bahasa yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan. Ada beberapa buku yang dipakai dalam memahami dan mendukung penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan sastra yaitu tentang gaya bahasa pada novel. Penelitian itu yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan sastra yaitu tentang gaya bahasa pada novel. Penelitian itu yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Selama ini penelitian yang membahas tentang masalah Penggunaan Gaya Bahasa dalam Berita Infotaimen belum pernah dilakukan hanya berhubungan dengan

Lebih terperinci