Makalah Kunci. Peningkatan Kesetaraan Pembangunan Antara Kawasan Perdesaan dan Perkotaan Melalui Pembangunan Kota-Kota Sekunder.

Transkripsi

1 Makalah Kunci Peningkatan Kesetaraan Pembangunan Antara Kawasan Perdesaan dan Perkotaan Melalui Pembangunan Kota-Kota Sekunder Disampaikan oleh: Soenarno Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Acara Peringatan Hari Habitat Sedunia 2004 Yogyakarta, 4 Oktober 2004

2 Tema Peringatan 2004 Global: Cities engines of rural development Nasional: Perkotaan sebagai penggerak pemba- ngunan perdesaan

3 Makna di balik tema Penting bagi kita bersama untuk melihat keterkaitan di antara kota dan desa sebagai satu kesatuan sistem yang seharusnya mempunyai kesaling- tergantungan positif satu sama lain.

4 Kesetaraan Kota-Desa Pasar di perkotaan bisa memberikan insentif yang kuat kepada peningkatan kegiatan produktif dan pendapatan masyarakat di perdesaan. Perluasan kesempatan kerja dan kegiatan produktif di perdesaan mampu meningkatkan permintaan akan barang-barang industri dan jasa dari perkotaan.

5 Kondisi Masa Lalu Kawasan perkotaan dan perdesaan ditempatkan pada dua kutub yang berbeda dan saling bersaing guna memperoleh investasi dan manfaat dari kegiatan pembangunan. Sebagai dampaknya, kebijakan yang dijalankan kerap mengandung bias fungsi dan peran antar daerah dalam kesatuan sistem yang lebih luas, bias antara kota dan desa, yang pada gilirannya muncul ul dalam bentuk in-efisiensi pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya pembangunan.

6 Keterkaitan Kota-Desa: rural-urban urban linkage development approach Keterkaitan kota-desa sangat tergantung pada sistem prasarana dan sarana yang menghubungkan keduanya,, dimana peningkatan prasarana dan sarana akan meningkatkan kegiatan produksi di perdesaan. Investasi yang tepat di bidang infrastruktur perkotaan dan perdesaan akan memperluas akses kepada pasar, informasi, dan penciptaan lapangan kerja. Kota-kota berkembang sebagai pintu gerbang menuju pasar nasional dan internasional. Salah satu permasalahan yang dihadapi dewasa ini, adalah kenyataan bahwa tidak semua kota sekunder yang selama ini menjadi muara produk daerah perdesaan berkembang dengan baik (under( under-developed).

7 Kebijakan Pengembangan Infrastruktur Peningkatan sistem prasarana dan sarana secara holistik perlu dikembangkan berdasarkan suatu rencana tata ruang wilayah yang telah melihat dan menempatkan kawasan perkotaan dan perdesaan sebagai satu kesatuan sistem. Pada kondisi tersebut di atas, perkembangan kota-kota sekunder akan memberikan dampak positif bagi kawasan perdesaan di sekitarnya.

8 Kecenderungan Urbanisasi Jumlah penduduk di perkotaan telah meningkat dari 21,1 juta jiwa (17,6%) pada tahun 1971 menjadi 82,5 juta jiwa (40,34%) pada tahun Jumlah ini akan terus meningkat dan pada tahun 2025 diperkirakan akan menjadi sekitar 167,4 juta jiwa (60,7%) dari keseluruhan jumlah penduduk sebanyak 275,6 juta jiwa.

9 Dampak Urbanisasi Urbanisasi merupakan salah satu faktor kuat yang mendorong menumbuhkan sistem perekonomian modern dan membantu menciptakan kota-kota baru yang berkembang, dinamis, dan modern. Pusat kegiatan primer di daerah perdesaan tumbuh menjadi kota tersier yang unik dimana masih diwarnai oleh karakter perdesaan. Salah satu kendala utama adalah fakta bahwa penyediaan infrastruktur perkotaan hampir tidak pernah dapat mengejar pertumbuhan kebutuhan akan layanan yang memadai khususnya untuk menampung dan mengakomodasi kebutuhan hidup dan jumlah penduduk perkotaan yang terus bertambah.

10 Kecenderungan Global Diperkirakan pada 25 tahun ke depan, kota-kota yang akan mengalami pertumbuhan paling pesat terutama adalah kota sekunder dan kota yang berperan sebagai pasar bagi wilayah perdesaan yang juga akan berkembang pesat.

11 Tantangan ke Depan Mendorong terwujudnya sebuah transformasi sosial yang semakin adaptif dan partisipatif sesuai dengan tuntutan dan tatanan masyarakat modern. Bagaimana memenuhi dan mewujudkan permukiman yang layak huni dalam lingkungan yang sehat dan bermartabat bagi masyarakat yang akan semakin urbanized dengan segala tuntutan dan kebutuhannya. Tantangan di atas telah dijawab melalui GN-PSR, dimana kita bersama akan mewujudkan tanggung jawab moral kita kepada generasi berikut dengan cara menyediakan rumah layak huni dalam lingkungan yang nyaman dan berharapan, bagi setiap keluarga di Indonesia dengan cara yang terjangkau.

12 Bahan Pembahasan Diperlukan pola penanganan investasi prasarana dan sarana yang baik dengan komponen yang terintegrasi dengan komponen infrastruktur lainnya. Pengembangan sistem dan teknologi komunikasi, informasi dan transportasi yang mampu mengantisipasi perkembangan global, serta Mengupayakan dengan sungguh-sungguh untuk menjamin bahwa setiap orang mempunyai akses yang cukup kepada setiap bentuk pelayanan publik. Mengupayakan tersusunnya suatu kebijakan pembangunan kawasan perkotaan dan perdesaan, yang telah dilandaskan pada suatu sistem kewilayahan. Menyambut terbentuknya Masyarakat Peduli Perumahan dan Permukiman Indonesia (MP3I) dan hendaknya ikut menentukan arah bagi pembangunan perumahan dan permukiman yang akan menjadi salah satu sektor kunci dalam membangun kesetaraan dan keseimbangan antara kawasan perkotaan dan perdesaan.

13 Penutup Tujuan pembangunan hanya akan dapat dicapai apabila terdapat saling ketergantungan dan keterkaitan antara wilayah perkotaan dan perdesaan, sebagai sebuah kesatuan sistem yang holistik. Tema tahunan kita pandang sebagai fokus yang menempatkan kita sebagai bagian dari masyarakat habitat dunia yang bertanggung jawab terhadap pengembangan dan pengatasan berbagai masalah habitat di wilayah Indonesia. Desentralisasi pembangunan melalui penyelenggaraan otonomi daerah merupakan salah satu faktor kunci yang memegang peranan penting dalam upaya penyetaraan pembangunan perkotaan dan perdesaan.

14 Terima Kasih