BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 2016"

Transkripsi

1 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 2016 dilaboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Teknologi Pangan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian, Medan. Bahan dan Reagensia Penelitian Bahanyang digunakan dalam penelitian ini adalah teh celupgambir (Uncaria gambir Roxb) yang diperoleh dari Kecamatan Salak, Pakpak Bharat, kultur kombucha (SCOBY) dan teh cuka asam yang diproduksi oleh Indo Kombucha Bandung, gula, dan air. Reagensia yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan dye, larutan oksalat, NaOH (Natrium Hidroksida), indikator phenolphthalein 1%, PCA (Plate Count Agar), dan Akuades. Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan, stoples kaca, panci stainless steel,karet gelang, kain saring, saringan plastik, termometer, spatula untuk mengaduk, buret, piknometer, cawan petridish, hot plate, tabung reaksi, pipet tetes, inkubator, ph meter,colony counter, labu titrasi, gelas ukur, beaker glass, erlenmeyer, mikropipet, labu ukur, corong, dan kapas. 20

2 21 MetodePenelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), yang terdiri dari dua faktor, yaitu: Faktor I : Penambahan gula (G) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu : G 1 = 6% G 2 = 8% G 3 = 10% G 4 = 12% Faktor II : Penambahan starter (S) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu : S 1 = 2% S 2 = 4% S 3 = 6% S 4 = 8% Banyaknya kombinasi perlakuan atau Treatment Combination (Tc) adalah 4 x 4 = 16, maka jumlah ulangan (n) minimum adalah sebagai berikut: Tc (n 1) (n 1) 15 16n n n 31 n 1,93... dibulatkan menjadi n = 2 Jadi, untuk ketelitian dalam penelitian ini dilakukan ulangan sebanyak 2 kali.

3 22 Model Rancangan PenelitianinidilakukandenganRancanganAcakLengkap (RAL) faktorialdenganmodel : Ŷ ijk = µ + α i + β j + (αβ) ij + ε ijk Ŷ ijk :Hasilpengamatandarifaktor G padatarafke-i danfaktor S padatarafke-j denganulanganke-k µ : Efeknilaitengah α i β j : Efekdarifaktor G padatarafke-i : Efekdarifaktor S padatarafke-j (αβ) ij : Efekinteraksifaktor G padatarafke-i danfaktor S padatarafke-j ε ijk : Efekgalatdarifaktor G padatarafke-i danfaktor S padatarafke-j dalamulanganke-k Apabiladiperolehhasil yang berbedanyataatausangatnyatamakadilanjutkandenganuji LSR (Least Significant Range). Pelaksanaan Penelitian Pembuatan starter kombucha (SCOBY) Dididihkan 1 liter air dengan menggunakan wadah yang terbuat dari stainless steel. Ditambahkan 4 sachet teh celup gambir dan didiamkan selama + 15 menit. Ditambahkan 10% gula pasir ke dalam larutan teh daun gambir dan diaduk hingga seluruhnya larut. Didinginkan/didiamkan larutan teh daun gambir hingga suhu ruang yaitu o C dan dimasukkan ke dalam stoples kaca. Diinokulasikan 3% koloni kombucha (sebagai koloni/starter indukan) ke dalam larutan teh daun gambir dan ditutup segera stoples kaca dengan menggunakan

4 23 kain saring dan diikat dengan karet gelang. Dilakukan inkubasi selama hari (hingga terbentuk koloni baru yang sama seperti koloni indukan). Dipisahkan koloni tersebut untuk digunakan pada tahap pembuatan minuman kombucha teh daun gambir. Pembuatan minuman kombucha teh daun gambir Dididihkan1 liter air hingga mendidih. Ditambahkan 4 sachet teh celup gambir dan didiamkan selama + 15 menit. Ditambahkan gula G 1 (6%), G 2 (8%), G 3 (10%), G 4 (12%) dan diaduk sampai larut. Dibiarkan teh yang sudah mengandung gula tersebut dingin sampai mencapai suhu ruangan ( o C).Bila suhu teh sudah sama dengan suhu ruangan, diinokulasikan starter/koloni kombucha S 1 (2%), S 2 (4%), S 3 (6%), S 4 (8%) ke dalam larutan, ditambahkan 10% cuka asam teh kombucha dan dimasukkan ke dalam stoples kaca. Ditutup stoples dengan kain saring dan diikat dengan karet gelang. Menutup stoples serapat mungkin untuk mencegah masuknya kotoran yang penting udara bisa mengalir dengan bebas. Difermentasi selama 8 hari. Disaring minuman teh kombucha dari residu fermentasi. Dilakukan pemanasan dengan suhu 70 o C selama 10 menit agar menghindari fermentasi lanjutan. Dilakukan analisa dan pengamatan terhadap teh hasil fermentasi. Parameter yang diamati adalah:kadar air, kadar abu, kadar alkohol, total asam, penentuan nilai ph, total soluble solid, kadar vitamin C, total mikroba, nilai organoleptik aroma, rasa, dan warna.

5 24 Parameter Penelitian Penentuankadar air Analisiskadar air ditentukanoleh AOAC (1984) denganmetode oven. Ditimbangbahansebanyak 5 gram di dalamcawan aluminium yang telahdiketahuiberatkosongnya.kemudianbahantersebutdikeringkan di dalam oven dengansuhusekitar105 o C 110 o C selama 3 jam, selanjutnyadidinginkan di dalamdesikatorselama 15 menitlaluditimbangkembali. Setelahitu, bahandipanaskankembali di dalam oven selama 30 menit, kemudiandidinginkankembali di dalamdesikatorselama 15 menitlaluditimbang.perlakuaninidiulangisampai di perolehberat yang konstan. Beratawal beratakhir Kadar air (% bb) = x 100% Beratawal Penentuan kadar abu AnalisiskadarabuditentukanolehSudarmadji, dkk (1997). Sampel ditimbang sebanyak 5 g dan diletakan dalam cawan porselin yang telah diketauhi bobot keringnya. Selanjutnya sampel diabukan di dalam tanur listrik pada suhu 500 o C hingga terbentuk warna abu-abu. Setelah itu sampel didinginkan dengan desikator. Ditimbang bobot akhirnya dan diulangi hingga bobot akhir konstan. Beratsampelsetelahpengabuan(g) Kadar abu (% ) = x 100% Beratawalsampel (g) Penentuankadaralkohol

6 Analisiskadaralkoholditentukandenganmetode SNI (1996). Kadar alkoholdihitungsebagaietilalkohol.diambilsampelsebanyak ml dalamlabusulingdanditambahkanakuades 50 ml kemudian di destilasi, hasildestilasiditampungdenganpiknometersampaitandagaris. Piknometerdidinginkanpadasuhu 20 o C selama 15 menitkemudianditimbang.sebagaipembandingdihitungberatpiknometerkosongdan berat air padasuhu 20 o C. Dari Table Specific Gravity of Ethanol at 20 o C padaberbagaisuhumenunjukkankadaretilalkoholpadasampel. BJ Etil Alkohol = Beratetilalkoholsulinganpada 20 o C Berat air pada 20 o C Penentuan total asam Total asam ditentukan dengan metode Ranganna (1978). Ditimbang contoh 20 ml, dimasukkan ke dalam beaker glass. Kemudian diaduk merata dan disaring dengan kertas saring. Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer lalu ditambahkan indikator phenolphthalein 1% sebanyak 2 tetes lalu dititrasi dengan NaOH 0,1 N. Titrasi dihentikan setelah terjadi perubahan warna. ml NaOH x N NaOH x BM asam dominan x FP x 100% Total asam (%) = Berat contoh (g) x 1000 x valensi Keterangan : FP BM = Faktor pengencer = Berat Molekul Asam Dominan = Asam asetat Penentuan nilai ph

7 Nilai ph ditentukan dengan metode AOAC (1984). Diambil sampel cair dan dimasukkan ke dalam beaker glass. Elektroda dari ph meter dicelupkan 26 ke larutan buffer (penyangga) terlebih dahulu untuk kalibrasi alat, kemudian dicelupkan elektroda ke dalam larutan sampel yang akan dianalisis keasamannya (ph). Nilai ph nya akan tertera langsung pada layar digital ph meter tersebut, lalu nilai ph sampel dicatat. Penentuan total soluble solid Total soluble solid ditentukan dengan metode Sudarmadji, dkk. (1997). Sampel sebanyak 5 g dimasukkan ke dalam beaker glass. Ditambahkan akuades hingga volume 20 ml kemudian diaduk hingga merata. Diambil satu tetes larutan dan diteteskan dalam handrefractometer lalu dilihat angka di titik terang dan gelapnya. Total padatan terlarut ( o Brix) = angka handrefractometer x FP Keterangan : FP = Faktor Pengencer Penentuan kadar vitamin C Kadar vitamin C ditentukan dengan metode Apriyantono, dkk., (1989) dengan modifikasi. Dibuat larutan dye terlebih dahulu dengan cara menimbang 50 mg garam Na dari 2,6-diklorofenol indofenol, lalu ditambahkan 150 ml akuades panas dan 42 mg sodium bikarbonat. Kemudian larutan didinginkan dan diencerkan hingga 200 ml dengan akuades. Larutan disaring dan disimpang dalam lemari pendingin dan botol yang gelap. Setelah itu larutan dye distandarisasi dengan menggunakan 5 ml larutan standar asam askorbat dan 5 ml asam oksalat 3% (1:1). Asam oksalat 3% dibuat dengan cara melarutkan 30 g asam oksalat ke

8 dalam 1000 ml akuades, sedangkan untuk asam askorbat standar dibuat dengan 27 cara menimbang 100 mg asam askorbat lalu diterakan 100 ml dengan asam oksalat 3%. Kemudian larutan disimpan dalam lemari pendingin dan dalam botol yang gelap. Larutan asam oksalat dan asam askorbat tersebut dititrasi dengan larutan dye hingga merah lembayung. Dihitung faktor dye dengan rumus : Faktor dye = 0,5 Titer dye Untuk sampel dibuat dengan cara menimbang 5 g sampel dan diterakan dalam labu ukur 50 ml dengan asam oksalat 3% dan disaring. Kemudian ekstrak diambil 10 ml dan dititrasi dengan larutan dye hingga merah lembayung. Dihitung kadar vitamin C dengan rumus : mg asam askorbat = per 100 g/ml sampel Titer x faktor dye x volume ekstrak total x 100 x 20 volume ekstrak untuk penetapan x berat sampel Penentuan total mikroba Total mikroba ditentukan dengan metode Fardiaz (1992). Bahan yang diambil; sebanyak 1 ml lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan aquadest 9 ml dan diaduk sampai merata.hasil pengenceran ini diambil dengan mikropipet sebanyak 1 ml dan ditambahkan dengan akuades sebanyak 9 ml. Pengenceran dilakukan sampai kali (10 4 ). Dari hasil pengenceran pada tabung reaksi terakhir diambil sebanyak 1 ml dan diratakan pada medium agar PCA yang telah disiapkan diatas cawan petridish, selanjutnya diinkubasi selama 24 jam pada suhu 32 o C dengan posisi terbalik. Jumlah koloni yang ada dihitung dengan colony counter. Total koloni/ml = jumlah koloni hasil perhitungan x 1/faktor pengenceran

9 28 Penentuan nilai organoleptik warna Nilai organoletik warna ditentukan dengan uji skala hedonik warna dengan metode Setyaningsih, dkk (2010). Caranya contoh yang telah diberi kode diuji secara acak oleh 15 panelis. Pengujian dilakukan secara inderawi (organoleptik) yang ditentukan berdasarkan skala numerik. Skala hedonik warna dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Skalahedonik warna Skala Hedonik Numerik Sangat suka 5 Suka 4 Agak suka 3 Tidak suka 2 Sangat tidak suka 1 Penentuan nilai organoleptik aroma Nilai organoletik aroma ditentukan dengan uji skala hedonik aroma dengan metode Setyaningsih, dkk (2010). Caranya contoh yang telah diberi kode diuji secara acak oleh 15 panelis. Pengujian dilakukan secara inderawi (organoleptik) yang ditentukan berdasarkan skala numerik. Skala hedonik aroma dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Skalahedonik warna Skala Hedonik Numerik Sangat suka 5 Suka 4 Agak suka 3 Tidak suka 2 Sangat tidak suka 1 Penentuan nilai organoleptik rasa

10 Nilai organoletik rasa ditentukan dengan uji skala hedonik rasa dengan 29 metode Setyaningsih, dkk (2010). Caranya contoh yang telah diberi kode diuji secara acak oleh 15 panelis. Pengujian dilakukan secara inderawi (organoleptik) yang ditentukan berdasarkan skala numerik. Skala hedonik rasa dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Skalahedonik rasa Skala Hedonik Numerik Sangat suka 5 Suka 4 Agak suka 3 Tidak suka 2 Sangat tidak suka 1

11 30 Dididihkan 1 liter air Ditambahkan 4 sachet teh celup gambir dan didiamkan +15 menit Ditambahkan 10% gula pasir dan diaduk hingga larut Didinginkan hingga suhu kamar dan dimasukkan ke stoples kaca Diinokulasikan 3% starter kombucha dan ditutup stoples kaca dengan menggunakan kain saring dan diikat karet gelang Difermentasi selama hari Teh Kombucha Dipisahkan starter (SCOBY) yang terbentuk Gambar 3. Skema pembuatan starter kombucha

12 31 Dididihkan 1 liter air Ditambahkan 4 sachet teh celup gambir dan didiamkan +15 menit Ditambahkan gula pasir dan diaduk hingga larut Konsentrasi Gula : G 1 = 6% G 2 = 8% Didinginkan hingga suhu kamar dan dimasukkan ke stoples kaca G 3 = 10% G 4 = 12% Diinokulasikan starter kombucha, 10% cuka asam, ditutup stoples kaca dengan menggunakan kain saring dan diikat karet gelang Konsentrasi Starter : S 1 = 2% S 2 = 4% S 3 = 6% S 4 = 8% Difermentasi selama 8 hari Pemisahan dan Penyaringan Pemanasan dengan suhu 70 o C selama 10 menit Minuman Kombucha Teh Daun Gambir Dilakukan Analisis: - Penentuan total asam - Penentuan nilai ph - Pengukuran total soluble solid - Penentuan kadar vitamin C - Pengujian total Mikroba - Penentuan nilai Organoleptik warna, aroma, rasa.

13 Gambar 4. Skema pembuatan minuman kombucha teh daun gambir HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Bahan Baku Teh Gambir Bahan baku yang digunakan yaitu teh gambir. Hasil analisa bahan baku mengenai kadar air (%), dan kadar abu (%) terhadap teh gambir dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Analisa bahan baku teh gambir Komposisi Kimia Jumlah Kadar Air (%) 3,301 Kadar Abu (%) 4,769 Pengaruh Penambahan Gula Terhadap Parameter yang Diamati Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa penambahan gula memberikan pengaruh terhadap total asam (%), nilai ph, kadar vitamin C (mg/100 g bahan), total soluble solid( o Brix), total mikroba (CFU/ml), dan uji organoleptik warna, aroma, dan rasa yang disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Pengaruh penambahan gula terhadap parameter yang diamati Parameter Penambahan Gula G 1 = 6% G 2 = 8% G 3 = 10% G 4 = 12% Total asam (%) 0,534 0,616 0,929 1,105 Nilai ph 3,107 3,084 3,055 2,980 Total soluble solid ( o Brix) 3,350 5,750 7,350 10,025 Kadar vitamin C (mg/100g) 4,356 4,552 5,098 5,245 Total mikroba (CFU/ml) 8,7x10 5 1,0x10 6 1,1x10 6 1,2x10 6 Nilai Hedonik Warna 3,742 3,642 3,558 3,467 Aroma 3,725 3,550 3,492 3,550 Rasa 3,346 3,412 3,942 4,067 Tabel 10 menunjukkan bahwa total asam tertinggi diperoleh pada perlakuan G 4 sebesar 1,105% dan terendah diperoleh pada perlakuan G 1 sebesar 32

14 0,534%. Nilai ph tertinggi diperoleh pada perlakuan G 1 sebesar 3,107 dan 33 terendah pada perlakuan G 4 sebesar 2,980. Total soluble solidtertinggi diperoleh pada perlakuan G 4 sebesar 10,025 o Brix dan terendah pada perlakuan G 1 sebesar 3,350 o Brix. Kadar vitamin C tertinggi diperoleh pada perlakuan G 4 sebesar 5,245 mg/100 g bahan dan terendah pada perlakuan G 1 sebesar 4,356 mg/100 g bahan. Total mikroba tertinggi diperoleh pada perlakuan G 4 sebesar 1,2x10 6 CFU/ml (6,1 log CFU/ml) dan terendah pada perlakuan G 1 sebesar 8,7x10 5 CFU/ml (5,9 log CFU/ml). Nilai hedonik warna tertinggi diperoleh pada perlakuan G 1 sebesar 3,742 (suka) dan terendah diperoleh pada perlakuan G 4 sebesar 3,467 (agak suka). Nilai hedonik aroma tertinggi diperoleh pada perlakuan G 1 sebesar 3,725 (suka) dan terendah diperoleh pada perlakuan G 3 sebesar 3,492 (agak suka). Nilai hedonik rasa tertinggi diperoleh pada perlakuan G 4 sebesar 4,067 (suka) dan terendah diperoleh pada perlakuan G 1 sebesar 3,346 (agak suka). Pengaruh Penambahan Starter Terhadap Parameter yang Diamati Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa penambahan gula memberikan pengaruh terhadap total asam (%), nilai ph, kadar vitamin C (mg/100 g bahan), total soluble solid( o Brix), total mikroba (CFU/ml), dan uji organoleptik warna, aroma, dan rasa yang disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Pengaruh penambahan starter terhadap parameter yang diamati Parameter Penambahan Starter S 1 = 2% S 2 = 4% S 3 = 6% S 4 = 8% Total asam (%) 0,709 0,752 0,841 0,884 Nilai ph 3,137 3,074 3,020 2,995 Total soluble solid ( o Brix) 7,150 6,675 6,400 6,250 Kadar Vitamin C (mg/100g) 4,476 4,763 4,931 5,081 Total mikroba (CFU/ml) 6,3x10 5 7,0x10 5 1,1x10 6 1,5x10 6 Nilai Hedonik Warna 3,717 3,608 3,583 3,500

15 Aroma 3,817 3,633 3,483 3, Rasa 3,883 3,825 3,613 3,446 Tabel 11 menunjukkan bahwa total asam tertinggi diperoleh pada perlakuan S 4 sebesar 0,884% dan terendah diperoleh pada perlakuan S 1 sebesar 0,709%. Nilai ph tertinggi diperoleh pada perlakuan S 1 sebesar 3,137 dan terendah pada perlakuan S 4 sebesar 2,995. Total soluble solid tertinggi diperoleh pada perlakuan S 1 sebesar 7,150 o Brix dan terendah pada perlakuan S 4 sebesar 6,250 o Brix. Kadar vitamin C tertinggi diperoleh pada perlakuan S 4 sebesar 5,081 mg/100 g bahan dan terendah pada perlakuan S 1 sebesar 4,476 mg/100 g bahan. Total mikroba tertinggi diperoleh pada perlakuan S 4 sebesar 1,5x10 6 CFU/ml (6,2 log CFU/ml) dan terendah pada perlakuan S 1 sebesar 6,3x10 5 CFU/ml (5,8 log CFU/ml). Nilai hedonik warna tertinggi diperoleh pada perlakuan S 1 sebesar 3,717 (suka) dan terendah diperoleh pada perlakuan S 4 sebesar 3,500 (agak suka).nilai hedonik aroma tertinggi diperoleh pada perlakuan S 1 sebesar 3,817 (suka) dan terendah diperoleh pada perlakuan S 4 sebesar 3,383 (agak suka). Nilai hedonik rasa tertinggi diperoleh pada perlakuan S 1 sebesar 3,883 (suka) dan terendah diperoleh pada perlakuan S 4 sebesar 3,446 (agak suka). Total Asam (%) Pengaruh penambahan gula terhadap total asam minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa penambahan gula memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total asam minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh penambahan gula terhadap total asam dapat dilihat pada Tabel 12.

16 Tabel 12. Uji LSR efek utama pengaruh penambahan gula terhadap total asam minuman kombucha dari teh daun gambir Jarak LSR Penambahan Rataan Notasi 0,05 0,01 Gula 0,05 0, G 1 = 6% 0,534 d D 2 0,0245 0,0337 G 2 = 8% 0,616 c C 3 0,0256 0,0351 G 3 = 10% 0,929 b B 4 0,0264 0,0361 G 4 = 12% 1,105 a A Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa masing-masing perlakuan berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya. Total asam tertinggi terdapat pada perlakuan G 4 yaitu sebesar 1,105% dan total asam terendah terdapat pada perlakuan G 1 yaitu sebesar 0,534%. Hubungan penambahan gula dengan total asam minuman kombucha dari teh daun gambir dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 menunjukkan bahwa semakin tinggi penambahan gula yang digunakan, maka total asam akan semakin meningkat. Selama proses fermentasi, khamirdan bakteri melakukan metabolisme sukrosa, menghasilkan asamasamorganik seperti asetat dan asamglukonat, sehingga konsentrasi asamasetat kombucha akan semakinmeningkat (Sreeramulu, dkk.,2000) ,929 1,105 Total asam (%) ,534 0,616 ŷ = 10,13G - 0,115 r = 0, Penambahan gula (G %) Gambar 6. Hubungan penambahan gula dengan total asam minuman kombucha dari teh daun gambir

17 Pengaruh penambahan starter terhadap total asam minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa penambahan starter memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total asam minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh penambahan starter terhadap total asam dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Uji LSR efek utama pengaruh penambahan starter terhadap total asam minuman kombucha dari teh daun gambir Jarak LSR Penambahan Rataan Notasi 0,05 0,01 Starter 0,05 0, S 1 = 2% 0,709 d D 2 0,0245 0,0337 S 2 = 4% 0,752 c C 3 0,0256 0,0351 S 3 = 6% 0,841 b B 4 0,0264 0,0361 S 4 = 8% 0,884 a A Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa masing-masing perlakuan berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya. Total asam tertinggi terdapat pada perlakuan S 4 yaitu sebesar 0,884% dan total asam terendah terdapat pada perlakuan S 1 yaitu sebesar 0,709%. Hubungan penambahan starter dengan kadar total asam minuman kombucha dari teh daun gambir dapat dilihat pada Gambar 7. 36

18 37 Total asam (%) ,709 0,752 0,841 ŷ = 3,065S + 0,643 r = 0, Penambahan starter (S %) 0,884 Gambar 7. Hubungan penambahan starter dengan total asam minuman kombucha dari teh daun gambir Gambar 7 menunjukkan bahwa semakin tinggi penambahan starter yang digunakan maka total asam minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan akan semakin tinggi. Terbentuknya asam pada teh kombuchadisebabkan hasil metabolit mikroorganisme selama fermentasi (Malbasa, dkk., 2008). Semakin banyak starter yang digunakan maka mikroba fermentasi pada kombucha akan semakin banyak yaitu Acetobacter xylinumyang akan mengoksidasi alkohol menjadi asam-asam organik seperti asam asetat (Suprapti, 2003). Hal ini didukung pendapat Buckle, dkk (1987) bahwa sukrosa akan membentuk alkohol melalui proses fermentasi. Kemudian strain Acetobacter xylinumakan merombak alkohol menjadi asam-asam organik sehingga menyebabkan total asam akan semakin cepat terbentuk dan semakin meningkat. Pengaruh interaksi penambahan gula dan starter terhadap total asam minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa interaksi penambahan gula dan starter memberikan pengaruh berbeda sangat nyata

19 38 (P<0,01) terhadap total asam minuman kombucha dari teh daun gambir. Hasil uji LSR pengaruh interaksi penambahan gula dan starter terhadap total asam dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Uji LSR pengaruh interaksi penambahan gula dan starter terhadap total asam minuman kombucha dari teh daun gambir Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi 0,05 0,01 0,05 0, G 1 S 1 0,466 h H 2 0,0489 0,0674 G 1 S 2 0,516 g GH 3 0,0513 0,0703 G 1 S 3 0,565 g FG 4 0,0528 0,0722 G 1 S 4 0,589 g FG 5 0,0538 0,0735 G 2 S 1 0,565 fg FG 6 0,0545 0,0746 G 2 S 2 0,582 fg FG 7 0,0551 0,0754 G 2 S 3 0,621 f F 8 0,0555 0,0760 G 2 S 4 0,699 e E 9 0,0558 0,0766 G 3 S 1 0,789 d D 10 0,0561 0,0771 G 3 S 2 0,863 c C 11 0,0563 0,0755 G 3 S 3 1,012 b B 12 0,0564 0,0778 G 3 S 4 1,053 b B 13 0,0565 0,0781 G 4 S 1 1,015 b B 14 0,0566 0,0783 G 4 S 2 1,047 b B 15 0,0567 0,0785 G 4 S 3 1,165 a A 16 0,0567 0,0787 G 4 S 4 1,193 a A Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa total asam tertinggi diperoleh pada interaksi G 4 S 4 yaitu sebesar 1,193% sedangkan yang terendah diperoleh pada interaksi G 1 S 1 yaitu sebesar 0,466%. Semakin tinggi penambahan gula dan starter yang digunakan maka total asam minuman kombucha dari teh daun gambir akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan peningkatan total asam pada mediakarena terbentuknya senyawa-senyawa asam organik (Jodoamidjojo, dkk.,1992).hubungan interaksi penambahan gula dan starter terhadap total asam minuman kombucha dari teh daun gambir dapat dilihat pada Gambar 8.

20 39 Total asam (%) G 4 ; ŷ = 3,256S + 0,942, r = 0,932 G 3 ; ŷ = 4,707S + 0,694, r = 0,958 G 2 ; ŷ = 2,210S + 0,505, r = 0,911 G 1 ; ŷ = 2,086S + 0,429, r = 0, Penambahan starter (S, %) G1 = 6% G2 = 8% G3 = 10% G4 = 12% Gambar 8. Hubungan interaksi penambahan gula dan starter dengan total asam minuman kombucha dari teh daun gambir Penambahan gula dan starter yang tinggi akan menyebabkan perombakan gula menjadi alkohol tinggi, dan perombakan alkohol menjadi asam organik juga semakin tinggi. Peningkatan asam yang semakin tinggididuga karena bakteri dalam kombuchatelah mengalami fase pertumbuhanlogaritmik, bersamaan dengan itubakteri yang mengubahalkohol menjadi asam semakin banyak sehinggatotal asam yang dihasilkan juga semakin tinggi (Marwati., dkk, 2013). Nilai ph Pengaruh penambahan gula terhadap nilai ph minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa penambahan gula memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai ph minuman kombucha dari teh daun gambir. Hasil uji LSR pengaruh penambahan gula terhadap nilai ph dapat dilihat dari Tabel 15.

21 40 Tabel 15. Uji LSR efek utama pengaruh penambahan gula terhadap nilai ph minuman kombucha dari teh daun gambir Jarak LSR Penambahan Rataan Notasi 0,05 0,01 Gula 0,05 0, G 1 = 6% 3,107 a A 2 0,0396 0,0546 G 2 = 8% 3,084 ab A 3 0,0416 0,0570 G 3 = 10% 3,055 b A 4 0,0428 0,0585 G 4 = 12% 2,980 c B Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa perlakuan G 1 berbeda tidak nyata dengan G 2, berbeda nyata dengan G 3, dan berbeda sangat nyata dengan G 4. Perlakuan G 2 berbeda tidak nyata dengan G 3 dan berbeda sangat nyata dengan G 4.Perlakuan G 3 berbeda sangat nyata dengan G 4. Nilai ph tertinggi terdapat pada perlakuan G 1 yaitu sebesar 3,107 dan nilai ph terendah terdapat pada perlakuan G 4 yaitu sebesar 2,980. Hubungan penambahan gula dengan nilai ph minuman kombucha dari teh daun gambir dapat dilihat pada Gambar 9. Nilai ph ,107 3,084 ŷ = -2,047G + 3,240 r = -0,919 3,055 2, Penambahan Gula (G %) Gambar 9. Hubungan penambahan gula dengan nilai ph minuman kombucha dari teh daun gambir Gambar 9 menunjukkan bahwa semakin tinggi penambahan gula yang digunakan, maka nilai ph akan semakin menurun. Hal ini terjadi karena selama proses fermentasi khamir mengkonversi gulamenjadi etanol dan oleh bakteri

22 41 asetatdirombak menjadi asam-asam organik,seperti asam asetat dan asam glukonatdan beberapa konsentrasi asam-asamorganik tersebut mengakibatkan penurunan ph medium fermentasi (Sreeramulu,dkk.,2000). Padaumumnya, semakin meningkatnyakandungan asam suatu bahan maka nilaiph akan semakin turun. Penurunan phminuman kombucha diduga disebabkanoleh peningkatan konsentrasi zat-zat asam selama proses fermentasi (Rahayu dan Kuswanto,1987). Pengaruh penambahan starter terhadap nilai ph minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa penambahan starter memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai ph minuman kombucha dari teh daun gambir. Hasil uji LSR pengaruh penambahan starter terhadap nilai ph dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Uji LSR efek utama pengaruh penambahan starter terhadap nilai ph minuman kombucha dari teh daun gambir Jarak LSR Penambahan Rataan Notasi 0,05 0,01 Starter 0,05 0, S 1 = 2% 3,137 a A 2 0,0396 0,0546 S 2 = 4% 3,074 b B 3 0,0416 0,0570 S 3 = 6% 3,020 c BC 4 0,0428 0,0585 S 4 = 8% 2,995 c C Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa perlakuan S 1 berbeda sangat nyata dengan sangat nyata dengan S 2, S 3, dan S 4. Perlakuan S 2 berbeda nyata dengan S3 dan berbeda sangat nyata dengan S 4. Perlakuan S 3 tidak nyata dengan S 4. Nilai ph tertinggi terdapat pada perlakuan S 1 yaitu sebesar 3,137 dan nilai ph terendah terdapat pada perlakuan S 4 yaitu sebesar 2,995.

23 42 Semakin tinggi penambahan starter yang digunakan, maka nilai ph minuman kombucha dari teh daun gambir akan mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya total asam. Menurut Junior, dkk., (2009), selama awal prosesfermentasi, penurunan ph disebabkan olehbakteri dan yeast yang mengubah sukrosamenjadi asam organik. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Marwati., dkk, (2013), nilai ph pada teh kombucha untuk semua perlakuan termasuk rendah yaitu sekitar 2,62-3,27. Penelitian lain yang dilakukan oleh Pratiwi, dkk., (2013) pada perlakuan waktu fermentasi selama 8 hari menghasilkan nilai ph 3,13. Hubungan penambahan starter dengan nilai ph minuman kombucha dari teh daun gambir dapat dilihat pada Gambar 10. Nilai ph ,137 3,074 ŷ = -2,401S + 3,176 r = -0,969 3,020 2, Penambahan Starter (S %) Gambar 10. Hubungan penambahan starter dengan nilai ph minuman kombucha dari teh daun gambir Pengaruh interaksi penambahan gula dan starter terhadap nilai ph minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa interaksi penambahan gula dan starter memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)

24 43 terhadap nilai ph minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan. Total Soluble Solid ( o Brix) Pengaruh penambahan gula terhadap total soluble solid minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa penambahan gula memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total soluble solid minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh penambahan gula terhadap total soluble solid dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Uji LSR efek utama pengaruh penambahan gula terhadap total soluble solid minuman kombucha dari teh daun gambir Jarak LSR Penambahan Rataan Notasi 0,05 0,01 Gula 0,05 0, G 1 = 6% 3,350 d D 2 0,5099 0,7026 G 2 = 8% 5,750 c C 3 0,5348 0,7328 G 3 = 10% 7,350 b B 4 0,5502 0,7527 G 4 = 12% 10,025 a A Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) Berdasarkan Tabel 17 dapat dilihat bahwa perlakuan G 1 berbeda sangat nyata dengan G 2, G 3, dan G 4. Perlakuan G 2 berbeda sangat nyata G 3, dan G 4. Perlakuan G 3 berbeda sangat nyata dengan G 4. Total soluble solid tertinggi terdapat pada perlakuan G 4 yaitu sebesar 10,025 o Brix dan terendah pada perlakuan G 1 yaitu sebesar 3,350 o Brix. Hubungan penambahan gula dengan total soluble solid minuman kombucha dari teh daun gambir dapat dilihat pada Gambar 11.

25 Total Padatan Terlarut ( o Brix) ,350 5,750 7,350 ŷ = 108,1G - 3,112 r = 0,991 10, Penambahan Gula (G %) Gambar 11. Hubungan penambahan gula dengan total soluble solid minuman kombucha dari teh daun gambir Gambar 11 menunjukkan bahwa semakin besar penambahan gula yang digunakan, maka total soluble solidakan semakin meningkat. Total soluble solidmerupakan padatan terlarut yang terdiri dari karbohidrat yang larut dalam air yaitu gula-gula sederhana monosakarida dan disakarida, sehingga semakin tinggi penambahan gula yang digunakan maka total soluble solid teh kombucha juga semakin meningkat. Semakin tinggi penambahan gula yang ditambahkan maka ketersediaan gula dalam teh akan semakin tinggi walaupun sebagian mengalami perombakan (Simanjuntak dan Siahaan, 2011). Pengaruh penambahan starter terhadap total soluble solid minuman kombucha dari teh gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa penambahan starter memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap total soluble solid minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh penambahan gula terhadap total soluble solid dapat dilihat pada Tabel 18.

26 Tabel 18. Uji LSR efek utama pengaruh penambahan starter terhadap total soluble solid minuman kombucha dari teh daun gambir Jarak LSR Penambahan Rataan Notasi 0,05 0,01 Starter 0,05 0, S 1 = 2% 7,150 a A 2 0,5099 0,7026 S 2 = 4% 6,675 ab AB 3 0,5348 0,7338 S 3 = 6% 6,400 b B 4 0,5502 0,7527 S 4 = 8% 6,250 b B Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) Total soluble solid tertinggi terdapat pada perlakuan S 1 yaitu sebesar 7,150 o Brix dan terendah pada perlakuan S 4 yaitu sebesar 6,250 o Brix. Hubungan penambahan starter dengan total soluble solid minuman kombucha dari teh daun gambir dapat dilihat pada Gambar Total Soluble Solid ( o Brix) ,150 6,675 ŷ = -0,149S + 7,362 r = -0,943 6, Penambahan Starter (S %) 6,250 Gambar 12. Hubungan penambahan starter dengan total soluble solid minuman kombucha dari teh daun gambir Gambar 12 menunjukkan bahwa semakin besar penambahan starter yang digunakan, maka total soluble solidakan semakin menurun. Hal ini disebabkan karena banyaknya strain bakteri dan khamir (SCOBY) di dalam teh kombucha yang memanfaatkan gula untuk proses fermentasi kombucha, sehingga kandungan gula di dalam teh kombucha semakin sedikit. Menurut Hawusiwa, dkk., (2015),

27 penurunan gula selama fermentasi menunjukkan tingkat konsumsi oleh mikroorganisme. Penurunan gula juga dikarenakan gula di dalam medium digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme didalamnya, selain itu diubah menjadi berbagai jenis asam. Mikroorganisme didalam kombucha akan mengubah kandungan gula didalamnya menjadi berbagai jenis asam, vitamin, dan alkohol berkhasiat. Sehingga dengan adanya penambahan starter yang semakin besar dimungkinkan gula yang dirubah semakin cepat dan kandungan total soluble solid semakin rendah (Naland, 2004). Pengaruh interaksi penambahan gula dan starter terhadap total soluble solid minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa interaksi penambahan gula dan starter memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total soluble solid minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan. 46 Kadar Vitamin C (mg/100 g bahan) Pengaruh penambahan gula terhadap kadar vitamin C minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa interaksi penambahan gula memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar vitamin C minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

28 Pengaruh penambahan starter terhadap kadar vitamin C minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa interaksi penambahan starter memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar vitamin C minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan. 47 Pengaruh interaksi penambahan gula dan starter terhadap total soluble solid minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa interaksi penambahan gula dan starter memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar vitamin C minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan. Total Mikroba (CFU/ml) Pengaruh penambahan gula terhadap total mikroba minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 5) dapat dilihat bahwa interaksi penambahan gula memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total mikroba minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan. Pengaruh penambahan starter terhadap total mikroba minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 5) dapat dilihat bahwa interaksi penambahan starter memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total mikroba minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

29 48 Pengaruh interaksi penambahan gula dan starter terhadap total mikroba minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 5) dapat dilihat bahwa interaksi penambahan gula dan starter memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total mikroba minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan. Nilai Hedonik Warna (numerik) Pengaruh penambahan gula terhadap nilai hedonik warna minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 6) dapat dilihat bahwa interaksi penambahan gula memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik warna minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan. Pengaruh penambahan starter terhadap nilai hedonik warna minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 6) dapat dilihat bahwa interaksi penambahan starter memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik warna minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan. Pengaruh interaksi penambahan gula dan starter terhadap nilai hedonik warna minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 6) dapat dilihat bahwa interaksi penambahan gula dan starter memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)

30 49 terhadap nilai hedonik warna minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan. Nilai Hedonik Aroma (numerik) Pengaruh penambahan gula terhadap nilai hedonik aroma minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 7) dapat dilihat bahwa interaksi penambahan gula memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik aroma minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan. Pengaruh penambahan starter terhadap nilai hedonik aroma minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 7) dapat dilihat bahwa interaksi penambahan starter memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik aroma minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan. Pengaruh interaksi penambahan gula dan starter terhadap nilai hedonik aroma minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 7) dapat dilihat bahwa interaksi penambahan gula dan starter memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik aroma minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

31 50 Nilai Hedonik Rasa (numerik) Pengaruh penambahan gula terhadap nilai hedonik rasa minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 8) dapat dilihat bahwa interaksi penambahan gula memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik rasa minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan. Pengaruh penambahan starter terhadap nilai hedonik rasa minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 8) dapat dilihat bahwa interaksi penambahan starter memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik rasa minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan. Pengaruh interaksi penambahan gula dan starter terhadap nilai hedonik rasa minuman kombucha dari teh daun gambir Berdasarkan daftar sidik ragam (Lampiran 8) dapat dilihat bahwa interaksi penambahan gula dan starter memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik rasa minuman kombucha dari teh daun gambir yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

32 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian pengaruh penambahan gula dan starter terhadap parameter yang diamati dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penambahan gula memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total asam, nilai ph, total soluble solid dan memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar vitamin C, total mikroba, nilai hedonik warna, nilai hedonik aroma, dan nilai hedonik rasa. 2. Semakin besar penambahan gula yang digunakan maka total asam, total soluble solid, kadar vitamin C, total mikroba, dan nilai hedonik rasa semakin meningkat, sedangkan nilai ph, dan nilai hedonik warna semakin menurun. 3. Penambahan starter memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total asam, nilai ph dan total soluble solid; dan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar vitamin C, total mikroba, nilai hedonik warna, nilai hedonik aroma, dan nilai hedonik rasa. 4. Semakin besar penambahan starter yang digunakan maka total asam, kadar vitamin C, dan total mikroba semakin meningkat, sedangkan nilai ph, total soluble solid, nilai hedonik warna, nilai hedonik aroma, dan nilai hedonik rasa semakin menurun. 5. Interaksi penambahan gula dan starter memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap total asam. 6. Hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil terbaik dari perlakuan G 4 S 1 yaitu perlakuan dengan penambahan gula sebesar 12% berdasarkan parameter 51

33 52 nilai organoleptik rasa, total asam, total soluble solid, dan nilai ph, serta penggunaan penambahan starter 2% berdasarkan nilai organoleptik aroma. Perlakuan G 4 S 1 memiliki nilai tertinggi dari hasil analisis total soluble solid, nilai hedonik aroma, dan nilai hedonik rasa. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap lama penyimpanan pada minuman kombucha dari teh daun gambir agar dapat mengetahui masa simpan yang baik pada minuman kombucha dari teh daun gambir, dan dilakukan perlakuan lebih lanjut untuk dapat menghindari fermentasi lanjutan dari minuman kombucha agar tidak mempengaruhi karakteristik warna, aroma, dan rasa dari teh daun gambir, serta untuk memenuhi jangkauan pemasaran yang lebih luas.

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi BAHAN DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan,, Medan. Bahan dan Alat Penelitian Bahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. di Laboratorium Analisa Kimia Bahan Pangan, Program Studi Ilmu dan

BAHAN DAN METODE. di Laboratorium Analisa Kimia Bahan Pangan, Program Studi Ilmu dan BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2015 Januari 2016 di Laboratorium Analisa Kimia Bahan Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODA PENELITIAN

BAHAN DAN METODA PENELITIAN BAHAN DAN METODA PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016 hingga Januari 2017 di Laboratorium Teknologi Pangan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. medan, gambir yang berasal dari daerah Kabupaten Pakpak Bharat.

BAHAN DAN METODE. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. medan, gambir yang berasal dari daerah Kabupaten Pakpak Bharat. 15 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2016 di Laboratorium Teknologi Pangan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013 di Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian, Medan. Bahan Penelitian Bahan utama yang

Lebih terperinci

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter 1 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill) 10 BAB III MATERI DAN METODE Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill) dengan 3 jenis pemanis alami, dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2017 di Laboratorium Kimia dan

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi. 1 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian 1. Karkas ayam broiler yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari ayam broiler berumur 23-28 hari dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 RANCANGAN PENELITAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan dengan 3

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu (uji kimia dan mikrobiologi) dan di bagian Teknologi Hasil Ternak (uji organoleptik), Departemen Ilmu Produksi dan

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama 15

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai dengan Januari 2017. Bertempat di Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Bahan dan Alat

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, 1.2. Bahan beaker glass, tabung

Lebih terperinci

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet Lampiran 1. Prosedur Analisis a. Kadar Air (AOAC, 1995) Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Sebelum digunakan, cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu 100 o C selama

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Bagian Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1 LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat dan penurunan mutu produk kopi instan formula a. Kadar air (AOAC, 1995) Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Prinsip dari metode

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi azeotropik kontinyu dengan menggunakan pelarut non polar.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa, Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bahan-bahan untuk persiapan bahan, bahan untuk pembuatan tepung nanas dan bahan-bahan analisis. Bahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium Kimia,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Rion Viscotester Model VT-04F). Sebelum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Universitas Katholik Soegiyapranata untuk analisis fisik (ph) dan Laboratorium Kimia Universitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator

LAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator 81 LAMPIRAN Lampiran 1. Skema 1. Pembuatan Biakan A. xylinum Pada Media Agar 2,3 g nutrien agar diencerkan dengan 100 ml akuades di panaskan di sterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C Media Agar dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang, Kegiatan penelitian ini dimulai pada bulan

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Alat dan Bahan Penelitian

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Alat dan Bahan Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen, Fakultas Pertanian UMY pada bulan Maret-April 2017. B. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang

Lebih terperinci

1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml. balik. Didihkan selama 30 menit dan kadang kala digoyang- goyangkan.

1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml. balik. Didihkan selama 30 menit dan kadang kala digoyang- goyangkan. Penentuan kadar serat kasar Kadar serat kasar dianalisa dengan menggunakan metode Sudarmadji dkk, 1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml kemudian ditambahkan 200 ml H 2 SO4

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Wiersma (seperti dikutip dalam Emzir, 2008), eksperimen didiefinisikan sebagai situasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus terhadap kualitas yoghurt susu kambing

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2017. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Semarang untuk analisis kadar protein, viskositas, dan sifat organoleptik.

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2011 sampai Januari 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Cisolok, Palabuhanratu, Jawa Barat. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL faktorial dengan 15 perlakuan dan 3 kali ulangan. Desain perlakuan pada penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Agustus 2016 di Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Agustus 2016 di Laboratorium BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Agustus 2016 di Laboratorium Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumppatera Utara, Medan. Bahan Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dan Laboratorium Kimia Universitas

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 10 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari hingga Februari 2015. Tempat pengambilan sampel dilakukan di pertanaman pohon gaharu di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN A. Spesifikasi Susu Skim Bubuk Oldenburger Komponen Satuan Jumlah (per 100g bahan) Air g 3,6 Energi kj 1480 Protein g 34,5 Lemak g 0,8 Karbohidrat g 53,3 Mineral

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah : BAB III METODOLOGI III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah : III.1.1 Pembuatan Ekstrak Alat 1. Loyang ukuran (40 x 60) cm 7. Kompor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : a) Proses Fermentasi di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda pada pollard terhadap kandungan total bakteri, Gram positif/negatif dan bakteri asam laktat telah

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di 13 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan untuk pembuatan produk, menguji total bakteri asam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian 16 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu mulai april 2011 sampai dengan juni 2011 di Kampus IPB Dramaga Bogor. Penelitian ini dilaksanakan di

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratoriun Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Februari 2012, bertempat di Laboratorium Pengawasan Mutu Hasil Pertanian Jurusan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji karet, dan bahan pembantu berupa metanol, HCl dan NaOH teknis. Selain bahan-bahan di atas,

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmatologi, Progran Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan antara lain : oven, autoklap, ph meter, spatula, saringan, shaker waterbath,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel 1. Pengukuran Kadar Air (AOAC, 1984) Cawan aluminium dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 C selama 15 menit, kemudian didinginkan di dalam desikator lalu ditimbang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

Lebih terperinci

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih. Lampiran 1. Lembar Uji Hedonik Nama : Usia : Pekerjaan : Pengujian organoleptik dilakukan terhadap warna, aroma, rasa dan kekentalan yoghurt dengan metoda uji kesukaan/hedonik. Skala hedonik yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen, Departemen Pertanian, Cimanggu, Bogor. Waktu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. mengsel,larutan NaOH teknis 40%, larutan Na 2 SO 4 5%, petroleum benzen,

BAHAN DAN METODE. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. mengsel,larutan NaOH teknis 40%, larutan Na 2 SO 4 5%, petroleum benzen, 17 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2016 di Laboratorium Teknologi Pangan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Brookfield Digital Viscometer Model

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2013 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Rendemen merupakan persentase perbandingan antara berat produk yang diperoleh dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Pangan Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian,

Lebih terperinci

Fani Aulia Rahmah Penguji : Ir. Neneng Suliasih, MP

Fani Aulia Rahmah Penguji : Ir. Neneng Suliasih, MP Fani Aulia Rahmah 123020050 Pembimbing Utama : Ir. Hj. Ina Siti Nurminabari, MP Pembimbing Pendamping : Ir. H. Thomas Gozali, MP Penguji : Ir. Neneng Suliasih, MP Latar Belakang Pangan Fungsional Kefir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan April sampai Bulan Agustus 2013. Penelitian pengaruh penambahan edible coat kitosan sebagai anti jamur pada

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Pengolahan dan Analisis Hasil Pertanian Fakultas Pertanian. Waktu penelitian direncanakan berlangsung selama 2

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari limbah cair tapioka dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak. Nata yang dihasilkan kemudian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass, III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian kefir dari susu sapi dengan kualitas terbaik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,

Lebih terperinci

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958) LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI 01-3546-2004 yang dimodifikasi*) Penentuan Total Padatan Terlarut (%Brix) saos tomat kental dilakukan dengan menggunakan Hand-Refraktometer Brix 0-32%*.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam Rancangan Acak Lengkap dan ulangan yang dilakukan sebanyak empat kali Faktor pertama:

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Evaluasi Mutu dan Waktu Kadaluarsa Sirup Teh Dari Jumlah Seduh Berbeda RINGKASAN

ARTIKEL ILMIAH. Evaluasi Mutu dan Waktu Kadaluarsa Sirup Teh Dari Jumlah Seduh Berbeda RINGKASAN 1 ARTIKEL ILMIAH Evaluasi Mutu dan Waktu Kadaluarsa Sirup Teh Dari Jumlah Seduh Berbeda RINGKASAN Penelitian mengenai Evaluasi Mutu dan Waktu Kadaluarsa Sirup Teh Dari Jumlah Seduh Berbeda telah dilakanakan

Lebih terperinci

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk penelitian ini adalah gliserol kasar (crude glycerol) yang merupakan hasil samping dari pembuatan biodiesel. Adsorben

Lebih terperinci

METODE. Bahan dan Alat

METODE. Bahan dan Alat 22 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan September sampai November 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Makanan serta Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Produksi Tanaman dan RGCI, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit singkong dengan penggunaan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau atau tauge. Nata yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pembuatan nata dari umbi ubi jalar ungu oleh bakteri Acetobacter xylinum ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan rancangan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan pupuk cair dan karakteristik pupuk cair ini dilaksanakan dari bulan November sampai Desember 200 yang dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM Oleh : Dewi Agustin ACC 113 028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PALANGKARAYA

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada pellet calf starter dengan penambahan bakteri asam laktat dari limbah kubis terfermentasi telah dilaksanakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE A. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah susu sapi segar dari Koperasi Susu di daerah Ciampea - Bogor, susu skim, starter bakteri Lactobacillus casei, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013. Ikan teri (Stolephorus sp) asin kering yang dijadikan sampel berasal dari

Lebih terperinci

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat-alat - Termometer Fisher - Gelas ukur Pyrex - Gelas Erlenmeyer Pyrex - Gelas beaker Pyrex - Oven Memmert - Neraca analitis Meller - Labu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar Lampung dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian akan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor pertama adalah kadar kitosan yang terdiri dari : 2%, 2,5%, dan 3%.

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Tabel 5. Alat yang Digunakan No. Nama Alat Ukuran Jumlah 1. Baskom - 3 2. Nampan - 4 3. Timbangan - 1 4. Beaker glass 100ml,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE. Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan yaitu dari bulan Oktober 2011 sampai Mei 2012. Lokasi penelitian di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Laboratorium Terpadu

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE 21 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1. Materi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 17 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN 12 III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Industri Pengolahan Hasil Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Laboratorium

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembutan sabun transparan ialah : III.1.1 ALAT DAN BAHAN A. Alat : a. Kompor Pemanas b. Termometer 100 o C c.

Lebih terperinci