1. PENDAHULUAN. cenderung meningkat dari waktu ke waktu adalah krom (Cr). Di alam, Cr sangat
|
|
- Sukarno Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Polutan logam berat di lingkungan mendapat perhatian serius karena keberadaannya di lingkungan bersifat persisten dan tidak dapat didegradasi, sehingga mengancam kehidupan tumbuhan, hewan, mikroorganisme dan bahkan kesehatan manusia (Gheju et al., 2009). Salah satu polutan logam berat yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu adalah krom (Cr). Di alam, Cr sangat melimpah dan menduduki urutan nomor 7 (Katz & Salem, 1994), dan merupakan polutan yang perlu diperhatikan. Cr banyak dibebaskan ke alam dalam jumlah besar sebagai limbah industri penyamakan kulit, pelapisan logam (penyepuhan), tekstil, cat, tinta, pengawetan kayu, industri baja, pemakaian fungisida, dan instalasi pendinginan air (Kotas & Stasicka, 2000). Cr merupakan logam berat yang memiliki keunikan dibandingkan logam lain. Cr yang memiliki valensi berbeda, yaitu Cr trivalen (Cr 3+ ) dan Cr heksavalen (Cr 6+ ), keduanya berbeda dalam hal mobilitas, kelarutan, reaktivitas, ketersediaan, dan tingkat toksisitasnya. Ion Cr 6+ lebih toksik dibandingkan Cr 3+ (Yu & Gu, 2007). Bartlett (1991), menyatakan Cr 6+ dalam bentuk kromat dan dikromat mudah larut dalam air, sedangkan Cr 3+ tidak mudah larut dalam air. Selain menentukan tingkat toksisitas, tingkat oksidasi Cr juga menentukan penyerapan, translokasi, reaktivitas dan akumulasinya di dalam sel (Samantaray et al., 1998; Arun et al., 2005; Choudhury & Panda, 2005). Mekanisme penyerapan dan distribusi Cr pada tumbuhan belum sepenuhnya dipahami dan masih banyak didiskusikan. Cr adalah unsur non 1
2 esensial bagi tumbuhan, dalam bentuk ion Cr 6+ umumnya diserap secara aktif, sedangkan Cr 3+ secara pasif. Ion Cr 6+ lebih mudah melewati membran plasma, transpornya dilaporkan melalui lintasan sulfat, sedangkan ion Cr 3+ diserap melalui pertukaran kation (Chandra & Kulshreshtha, 2004; Dubey, et al., 2010). Peran transporter atau carrier dalam mekanisme penyerapan ion Cr 6+ telah dilaporkan, sedangkan peran transporter pada Cr 3+ masih didiskusikan. Schiavon et al. (2008), melaporkan penyerapan kromat pada tanaman Brassica juncea melibatkan transporter sulfat. Liu et al. (2011), melaporkan ion Cr 3+ dan Fe 3+ berkompetisi dalam lintasan penyerapan yang sama pada sel akar tumbuhan monokotil Leersia hexandra. Penyerapan Cr 3+ diduga diperantarai oleh aktivitas transporter kompleks Fe 3+ -fitosiderofor, dan peran transporter kompleks Fe 3+ -fitosidefor tersebut masih perlu dibuktikan secara molekularnya. Mekanisme toleransi tumbuhan terhadap toksisitas Cr seperti halnya logam berat lain, melibatkan interaksi kompleks antara proses fisiologis, anatomis biokimia, dan molekular. Selain melalui strategi resistensi yang dikembangkan oleh tumbuhan dalam rangka mengatasi toksisitas Cr dan logam berat lain adalah melalui strategi menghindar (avoidance) (Samantaray et al., 1998; Hossain et al., 2012). Mekanisme toleransi yang dikembangkan oleh tumbuhan dalam menghadapi cekaman toksisitas Cr antara lain melalui distribusi dan akumulasi Cr pada bagian tertentu tumbuhan, kompartementasi/sekuestrasi Cr dalam dinding dan vakuola sel, pembentukan ligand (fitokhelatin, glutation, metallothionin), modifikasi bentuk kimia logam secara enzimatis dan non enzimatis, pengguguran 2
3 daun, serta induksi sistem antioksidan (Hossain et al., 2012; Sharma & Dietz, 2008; Zhu et al., 2011; Liu et al., 2009). Mekanisme toleransi tumbuhan terhadap toksisitas Cr dapat juga melalui proses detoksifikasi dengan khelasi oleh ligand dan diikuti sekuestrasi kompleks logam-ligand di dalam vakuola, serta modifikasi bentuk kimia Cr secara enzimatis maupun non enzimatis untuk menurunkan toksisitasnya (Grill et al., 1989; Hall, 2002). Peranan senyawa thiol, gluthation, fitokhelatin, dan metallothionin sebagai ligand dalam proses detoksifikasi Cr pada tumbuhan telah dilaporkan pada beberapa jenis tumbuhan, namun hasilnya berbeda untuk masing-masing spesies. Hal ini menunjukkan bahwa tiap spesies tumbuhan memiliki aktivitas dan jenis ligand yang berbeda dalam mendetoksifikasi jenis logam yang sama. Keefektifan dari tiap ligand selain ditentukan jenis dan sifat tumbuhan (sensitif atau toleran) juga jenis logamnya (Maiti et al., 2004; Seth, 2011). Toleransi tumbuhan terhadap cekaman Cr dapat juga melalui mekanisme modifikasi bentuk kimia Cr secara enzimatis maupun non enzimatis. Aktivitas enzim dan berbagai senyawa di dalam sel (seperti sitokrom P450, flavoprotein, asam organik, asam amino, GSH) dalam proses reduksi Cr 6+ menjadi Cr 3+ pada tumbuhan masih belum banyak diteliti dan dilaporkan. Oleh karena itu, aktivitas berbagai enzim dan komponen sel tumbuhan yang diduga berperan dalam reduksi Cr 6+ menjadi Cr 3+ perlu dikaji dan diteliti. Perbedaan mekanisme dan kemampuan toleransi tumbuhan terhadap toksisitas logam Cr tidak hanya ditunjukkan pada tingkatan takson tinggi, namun juga dijumpai antar kultivar tanaman. Hossner et al. (1998), melaporkan 3
4 tumbuhan anggota dikotil memiliki kemampuan toleransi terhadap CrO 2-4 lebih tinggi dibandingkan monokotil. Arora et al. (2006), melaporkan dari 3 spesies Azolla yaitu A. pinnata, A. microphylla dan A. filiculoides, yang paling tinggi tingkat toleransinya terhadap cekaman Cr adalah A. microphylla. Samantaray (2002), melaporkan perbedaan respon biokimia antara kultivar tanaman Vigna radiata yang toleran dan sensitif terhadap Cr. Penelitian tentang kemampuan toleransi tanaman terutama tanaman pangan terhadap cekaman logam berat termasuk Cr masih belum banyak dilakukan. Seleksi toleransi tanaman yang umum adalah terhadap cekaman air, salinitas, dan naungan. Pada saat ini, polutan logam berat di lingkungan tanah pertanian semakin meningkat, tidak menutup kemungkinan menimbulkan dampak terhadap penurunan pertumbuhan dan produktivitas pada tanaman yang tidak toleran. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian mekanisme toleransi pada berbagai jenis tanaman terhadap logam berat dan bagaimana penyerapan dan distribusi logam berat tersebut pada organ-organ tanaman yang digunakan sebagai sumber bahan pangan. Salah satu jenis tumbuhan yang perlu dikaji mekanisme toleransinya terhadap cekaman logam Cr adalah Sorghum bicolor L. Tanaman Sorghum bicolor (sorgum) merupakan anggota famili Poaceae. Menurut Revathi et al. (2011), sorgum merupakan salah satu jenis tanaman akumulator logam berat. Tanaman sorgum dapat terpapar oleh logam berat Cr melalui penggunaan pupuk yang mengandung logam berat ataupun penggunaan limbah padat atau cair industri mengandung logam Cr sebagai pupuk atau air irigasi (Anonim 1999; Yadav 2010). Sorgum merupakan tanaman yang banyak 4
5 dibudidayakan di Indonesia, mudah diperoleh, toleran pada kondisi tanah yang basah maupun kering, tahan terhadap serangan hama dan penyakit (Samanhudi, 2009; Sirappa 2003), dan mampu tumbuh pada kondisi tanah terkontaminasi kadmium dan krom (Revathi et al., 2011). Penelitian yang dilakukan Revathi et al. (2011) menunjukkan bahwa S. bicolor masih mampu tumbuh pada tanah yang terkontaminasi Cr hingga mencapai konsentrasi 150 mg kg -1 tanah. Oleh karena itu penelitian yang dapat memberikan landasan pemahaman mengenai mekanisme dasar penyerapan, distribusi, akumulasi, toleransi dan detoksifikasi Cr pada tanaman sorgum perlu dilakukan. Berdasarkan berbagai permasalahan tentang toleransi Cr pada tumbuhan, penelitian ini mengkaji tentang mekanisme toleransi dari beberapa kultivar sorgum terhadap cekaman Cr, dengan penekanan pada respon fisiologis, anatomis, biokimia dan molekular. Konsentrasi Cr yang digunakan dalam penelitian ini, berbeda antara bentuk Cr 3+ dan Cr 6+. Konsentrasi Cr 3+ yang digunakan lebih besar dibandingkan Cr 6+, karena menurut Kim et al. (2002) tingkat toksisitas Cr kali lebih rendah dibandingkan Cr 6+. Konsentrasi Cr 3+ yang digunakan sebagai perlakuan dalam penelitian ini adalah 500 mg Cr/l, sedangkan Cr 6+ sebesar 5 mg Cr/l. Parameter yang dikaji dalam penelitian ini meliputi aspek fisiologis (pertumbuhan benih, vegetatif, generatif, pigmen fotosintetik, dan biomassa tanaman); anatomis (akar, batang, dan daun); biokimia (aktivitas enzim antioksidatif katalase (CAT), askorbat peroksidase (APX), superoksida dismutase (SOD), dan glutathion reduktase (GR)) dan non enzimatis (prolin, asam askorbat, 5
6 glutathione (GSH) dan non protein thiol (NPT)); serta kandungan dan profil protein pada akar dan daun. B. Permasalahan Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kemampuan toleransi beberapa kultivar sorgum terhadap cekaman Cr 6+ dan Cr 3+ pada fase perkecambahan dan pertumbuhan awal kecambah? 2. Bagaimana respon fisiologis, anatomis dan biokimia kultivar sorgum yang toleran dan sensitif terhadap cekaman Cr 6+ dan Cr 3+? 3. Bagaimana akumulasi dan distribusi Cr 6+ serta Cr total dalam akar, batang, daun dan biji kultivar sorgum yang toleran dan sensitif terhadap cekaman Cr 6+ dan Cr Bagaimana aktivitas transformasi Cr (oksidasi/reduksi) pada kultivar sorgum toleran dan sensitif terhadap cekaman Cr 6+ dan Cr Bagaimana profil protein pada akar, daun dan biji kultivar sorgum yang toleran dan sensitif terhadap cekaman Cr 6+ dan Cr 3+ C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mengkaji tentang: 1. Kemampuan toleransi beberapa kultivar sorgum terhadap cekaman Cr 6+ dan Cr 3+ pada fase perkecambahan dan pertumbuhan awal kecambah 6
7 2. Respon fisiologis, anatomis dan biokimia kultivar sorgum yang toleran dan sensitif terhadap cekaman Cr 6+ dan Cr Akumulasi dan distribusi Cr 6+ dan Cr total dalam akar, batang, daun serta biji kultivar sorgum toleran dan sensitif terhadap cekaman Cr 6+ dan Cr Transformasi Cr (oksidasi/reduksi) pada kultivar sorgum yang toleran dan sensitif terhadap cekaman Cr 6+ dan Cr Profil protein pada akar, daun dan biji kultivar sorgum yang toleran dan sensitif terhadap cekaman Cr 6+ dan Cr 3+ D. Keaslian Penelitian Penelitian tentang toleransi tumbuhan terhadap cekaman Cr telah banyak dilakukan, dengan penekanan aspek kajian yang berbeda-beda. Strategi toleransi dalam bentuk respon penyerapan, akumulasi, distribusi dan lokalisasi Cr pada berbagai jenis tumbuhan telah diteliti dan dilaporkan. Gardea-Torresdey et al., (2005), melaporkan penyerapan dan akumulasi Cr pada tanaman Salsola kali dipengaruhi oleh konsentrasi dan tingkat valensi Cr. Tanaman S. kali mengakumulasi Cr 6+ dalam akar, batang dan daun lebih tinggi (10-20 kali) dibandingkan Cr 3+. Yu et al. (2008) melaporkan perbedaan penyerapan dan translokasi Cr 6+ dan Cr 3+ pada tanaman Salix babylonica dan Salix matsudana. Distribusi dan lokalisasi Cr di dalam dinding sel dan vakuola telah dilaporkan pada tanaman Allium cepa (Liu & Kottke, 2003), Leersia hexandra (Liu et al., 2009), dan alga uniseluler Micrasterias (Voland et al., 2012). Mongkhonsin et al. (2011), melaporkan perbedaan distribusi Cr 3+ dan Cr 6+ pada 7
8 berbagai jaringan umbi, batang, dan daun pada tanaman Gynura pseudochina. Distribusi Cr pada berkas pengangkut dan periderm umbi, xilem batang, epidermis dan trikoma daun dijumpai pada tanaman G. pseudochina yang diberi perlakuan Cr 6+, sedangkan distribusi Cr pada periderm umbi, kortek batang, serta epidermis dan parenkim daun, dijumpai pada tanaman G. pseudochina yang diberi perlakuan Cr 3+. Gheju et al. (2009), melaporkan distribusi dan akumulasi Cr di dalam akar > batang > daun pada tanaman Zea mays yang diberi perlakuan Cr 6+. Peran ligand dalam proses detoksifikasi Cr telah dilaporkan antara lain fitokhelatin pada Brassica juncea dan Vigna radiata (Diwan et al., 2010), metallothionin pada Sorghum bicolor (Shanker et al., 2005), serta senyawa thiol dan glutathion pada Oryza sativa (Dubey et al., 2010). Perbedaan respon sistem antioksidan pada kultivar yang toleran dan sensitif terhadap cekaman Cr juga telah dilaporkan (Yildiz et al., 2012; Samantaray, 2002). Yildiz et al. (2012), melaporkan kandungan prolin dan aktivitas enzim antioksidatif (SOD, POD, APX dan CAT) pada daun kultivar Hordeum vulgare yang toleran terhadap cekaman Cr, meningkat lebih besar dibandingkan kultivar yang sensitif. Samantary (2002), melaporkan aktivitas enzim antioksidatif (CAT, SOD dan peroksidase) pada kultivar Vigna radiata yang sensitif terhadap cekaman Cr, meningkat lebih besar dibandingkan kultivar yang toleran. Shanker & Pathmanabhan (2004) dan Malmir (2011), melaporkan peningkatan kandungan antioksidan (asam askorbat dan glutathion/gsh) dan aktivitas enzim antioksidatif (SOD, DHAR, GR, CAT, APX dan MDHAR) pada daun dan akar tanaman Sorghum bicolor yang mendapat cekaman Cr 6+ dan Cr 3+. Pada penelitian ini dievaluasi dan diseleksi kemampuan 8
9 toleransi 12 varietas sorgum yang ada di Indonesia, terhadap 4 bentuk senyawa Cr (CrCl 3, KCr(SO 4 ) 2, K 2 CrO 4 dan K 2 Cr 2 O 7 ). Dalam penelitian ini juga dikaji reaksi transformasi secara oksidasi Cr 3+ menjadi Cr 6+ atau reduksi Cr 6+ menjadi Cr 3+ di dalam organ tanaman. Kajian peran glutathion reduktase dan senyawa antioksidan dalam proses reduksi Cr 6+ menjadi Cr 3+ di dalam akar dan daun tanaman S. bicolor yang toleran dan sensitif juga menjadi penekanan dalam penelitian ini yang membedakan dengan penelitian yang telah ada. Selain itu, seleksi 12 kultivar sorgum menggunakan dasar nilai Stress Tolerance Index (STI), konsentrasi Cr dan kemampuan mentransformasi Cr belum pernah dilakukan dan dilaporkan. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan landasan ilmiah tentang aspek fisiologis, anatomis, dan biokimia dari mekanisme toleransi tanaman khususnya sorgum terhadap cekaman Cr, serta dapat memberikan informasi ilmiah tentang komponen di dalam sel (enzim maupun non enzim) yang dapat mendetoksifikasi Cr 6+ menjadi Cr 3+, melalui proses reduksi. Dengan diketahuinya respon toleransi tanaman sorgum terhadap cekaman logam berat Cr diharapkan dapat memberikan landasan ilmiah untuk pengembangan sifat ketahanan terhadap cekaman toksisitas Cr pada berbagai jenis tanaman lain. Selain itu, dengan diketahuinya sifat toleransi dan kemampuan akumulasi Cr dari kultivar sorgum toleran, diharapkan kultivar tersebut dapat dikembangkan sebagai agen fitoremediasi lingkungan yang tercemar logam berat khususnya Cr. 9
10 10
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus pencemaran terhadap sumber-sumber air, tanah, dan udara. Banyak industri yang tidak menyadari bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat merupakan masalah yang serius terhadap kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran logam berat merupakan masalah yang serius terhadap kondisi lingkungan saat ini. Logam berat banyak ditemukan pada hampir semua jenis limbah industri (Jaleel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia perindustrian kini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia perindustrian kini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Akan tetapi, perkembangan industri tersebut juga memberikan dampak negatif bagi lingkungan,
Lebih terperinci2016 BIOREMEDIASI LOGAM KROMIUM (VI) PADA LIMBAH MODEL PENYAMAKAN KULIT MENGGUNAKAN BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perkembangan industrialisasi tidak dapat terlepas dari efek negatif yang ditimbulkannya. Adanya bahan sisa industri baik dalam bentuk padatan, cairan, maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk Indonesia. Produksi padi nasional mencapai 68.061.715 ton/tahun masih belum mencukupi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi
BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi bahan pangan pokok masyarakat Indonesia. Padi di Indonesia memiliki bentuk dan warna beras yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Hijau Kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosae. Klasifikasi botani tanman kacang hijau sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Padi merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomi sangat penting, dan merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan nilai ekonomi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Udara merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan bagi manusia
27 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan bagi manusia hewan, dan tumbuhan. Namun dengan meningkatnya jumlah penduduk, meningkatnya laju pembangunan
Lebih terperinciTIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH
EKOFISIOLOGI TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN TANAH LINGKUNGAN Pengaruh salinitas pada pertumbuhan semai Eucalyptus sp. Gas-gas atmosfer, debu, CO2, H2O, polutan Suhu udara Intensitas cahaya, lama penyinaran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan
4 TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman (Hadisuwito, 2008). Tindakan mempertahankan dan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Sifat Kimia Tanah Sifat kimia tanah biasanya dijadikan sebagai penciri kesuburan tanah. Tanah yang subur mampu menyediakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman sorgum mempunyai daerah adaptasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman gelagah (Phragmites karka) merupakan tanaman yang dapat tumbuh di berbagai lingkungan baik di daaerah tropis maupun non tropis. Gelagah dapat berkembang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, jagung (Zea mays L.) merupakan sumber bahan pangan penting setelah beras. Peranan jagung tidak hanya sebagai bahan makanan pokok, namun juga merupakan bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencemaran pada tanah oleh logam berat merupakan salah satu persoalan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencemaran pada tanah oleh logam berat merupakan salah satu persoalan lingkungan yang sangat serius. Logam berat yang sangat berbahaya umumnya berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Sukarno Putra, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan terhadap produk pertanian semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Bahan pangan yang tersedia harus mencukupi kebutuhan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri mempunyai pengaruh besar terhadap lingkungan, karena dalam prosesnya akan dihasilkan produk utama dan juga produk samping berupa limbah produksi, baik limbah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun belum dibarengi dengan program operasional yang memadai. Melalui program revitalisasi
Lebih terperinciLIMBAH CAIR PENYAMAKAN KULIT DENGAN TANAMAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan pencemaran air yang disebabkan oleh industri penyamakan kulit di kawasan Sukaregang, Kabupaten Garut terus menjadi sorotan berbagai pihak. Industri ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, terdapat beberapa jenis beras yang dikembangkan oleh
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Di Indonesia, terdapat beberapa jenis beras yang dikembangkan oleh petani, diantaranya; beras putih, beras merah, dan beras hitam. Akan tetapi, beras hitam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pangan yang terus meningkat. Segala upaya untuk meningkatkan produksi selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi (Oryza sativa) merupakan tanaman yang memegang peranan penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia sebagai bahan utama pangan. Peningkatan produksi padi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagai sumber protein nabati. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Kacang tanah merupakan salah satu sumber pangan yang cukup penting sebagai sumber protein nabati. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010) melaporkan bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahunnya meningkat 1,48
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses industrialisasi tidak dapat melepaskan diri dari efek negatif yang ditimbulkannya. Adanya bahan sisa industri baik yang berbentuk padat, cair, maupun gas dapat
Lebih terperinciHUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia sebagai sumber utama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman. Secara kimiawi tanah berfungsi sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam peningkatan gizi masyarakat Indonesia. Hal tersebut didasarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang melaksanakan pembangunan di berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan dicapai dengan kerusakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang pesat ternyata membawa dampak bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri yang pesat ternyata membawa dampak bagi kehidupan manusia, baik yang bersifat positif maupun negatif. Dampak yang positif sangat diharapkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki nilai gizi tinggi. Keunggulan nilai nutrisi bayam terutama pada kandungan vitamin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman tomat memiliki daerah penyebaran yang cukup luas, mulai dataran tinggi sampai dataran rendah. Data dari BPS menunjukkan rata-rata pertumbuhan luas panen, produktivitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu sumber protein nabati yang penting karena mempunyai kandungan protein yang relatif tinggi. Manfaat yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk terus meningkat dengan rata-rata laju pertumbuhan 1,34%
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LatarBelakang Pertambahan jumlah penduduk terus meningkat dengan rata-rata laju pertumbuhan 1,34% (BPS, 2013), sementara itu sebagian besar penduduk Indonesia (± 90%) masih menjadikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai penanganan pencemaran limbah laboratorium
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian mengenai penanganan pencemaran limbah laboratorium sebenarnya sudah banyak dilakukan, namun pada prosesnya banyak yang menggunakan proses konvensional baik secara fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sektor industri menjadi salah satu motor penggerak perekonomian Indonesia. Bangsa yang berada di posisi sebagai negara berkembang ini memiliki target untuk menjadi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Pertumbuhan Tanaman Kedelai Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) mempunyai sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang yang terbentuk dari calon akar, akar sekunder,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan salah satu unsur alam yang sama pentingnya dengan air dan udara. Tanah adalah suatu benda alami, bagian dari permukaan bumi yang dapat ditumbuhi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tumbuhan memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Kondisi lingkungan tempat tumbuhan berada selalu mengalami perubahan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi masyarakat dalam bentuk segar. Warna, tekstur, dan aroma daun selada dapat
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. mempunyai nilai gizi cukup tinggi (Simatupang et al., 2005). Di antara jenis
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedelai merupakan komoditas pangan utama ketiga setelah padi dan jagung. Komoditas kedelai saat ini tidak hanya diposisikan sebagai bahan pangan dan bahan baku
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. inventarisasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan data tentang jenis-jenis tumbuhan bawah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inventarisasi Inventarisasi adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan fakta mengenai sumber daya alam untuk perencanaan pengelolaan sumber daya tersebut. Kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat yang berlebihan di lingkungan akibat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran logam berat yang berlebihan di lingkungan akibat dari aktivitas industri merupakan masalah besar yang banyak dihadapi oleh negaranegara di seluruh dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sayuran dalam kehidupan manusia sangat berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkatan gizi, karena sayuran merupakan salah satu sumber mineral dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran logam berat merupakan salah satu masalah penting yang sering terjadi di perairan Indonesia, khususnya di perairan yang berada dekat dengan kawasan industri,
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Mikroalga Laut Scenedesmus sp. Hasil pengamatan pengaruh kelimpahan sel Scenedesmus sp. terhadap limbah industri dengan dua pelakuan yang berbeda yaitu menggunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan organisme yang tidak dapat bergerak bebas yang pertumbuhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan merupakan organisme yang tidak dapat bergerak bebas yang pertumbuhan dan perkembangannya sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitar seperti suhu, kelembaban,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. mengontrol tekanan darah, sebagai stimulator seksual, hidangan pembuka untuk
PENDAHULUAN Latar Belakang Rosella sebagian besar ditanam di India, Afrika, Meksiko, dan zona tropis dan memiliki posisi khusus dalam pengobatan tradisional. Berguna untuk mengontrol tekanan darah, sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar biologi tidak hanya berasal dari buku saja, melainkan seperti proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan makhluk hidup. Seperti struktur yang membentuk makhluk hidup, komponen yang dibutuhkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Produktivitas padi pada tahun 2015 hanya mencapai 5,28 t/ha (Badan Pusat
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Produktivitas padi pada tahun 2015 hanya mencapai 5,28 t/ha (Badan Pusat Statistik, 2015). Padahal potensi produksi padi misalnya Varietas Mekongga berdasarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. laboratorium maupun kegiatan sehari-hari. Logam berat memiliki efek merugikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran logam berat di dalam tanah sudah menjadi masalah global seiring meningkatnya proses industrialisasi, aktivitas pertambangan dan laboratorium maupun kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Polusi logam berat di perairan merupakan masalah besar yang dihadapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Polusi logam berat di perairan merupakan masalah besar yang dihadapi dunia modern. Polusi logam berat ini meningkat di lingkungan karena semakin pesatnya perkembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. di dunia (930 juta ha), dan lebih dari 20 % lahan pertanian saat ini telah mengalami salinisasi yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Efek salinitas terhadap lahan pertanian, dianggap sebagai ancaman serius terhadap penyediaan pangan dunia saat ini dan akan datang. Lebih dari 7 % atau 77 juta ha dari
Lebih terperinci2015 FITOREMEDIASI LOGAM KROM PADA LIMBAH CAIR PENYAMAKAN KULIT DENGAN SISTEM SIRKULASI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kromium merupakan salah satu elemen esensial yang tersebar luas di alam dan banyak dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Kromium menempati posisi ke empat dari dua puluh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Padi
TINJAUAN PUSTAKA Botani Padi Tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophyta, dengan sub division Angiospermae, termasuk ke dalam kelas monocotyledoneae,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha pengembangan pertanian selayaknya dilakukan secara optimal tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha tersebut, maka produktivitas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Di Sumatra Utara areal pertanaman jagung sebagian besar di tanah Inceptisol yang tersebar luas dan berdasarkan data dari Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumatera Utara
Lebih terperinciFitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Seng (Zn) Menggunakan Tanaman Jarak pagar (Jatropha curcas L.)
SIDANG TUGAS AKHIR Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Seng (Zn) Menggunakan Tanaman Jarak pagar (Jatropha curcas L.) Oleh Senja Ike Rismawati 1507 100 033 Dosen Pembimbing: Aunuroim, S.Si, DEA Dini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka berkembang pula dengan pesat bidang industri yang berdampak positif guna untuk peningkatan kesejahteraan
Lebih terperinciHUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan sehingga tidak sama lagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Suatu lingkungan dikatakan tercemar apabila telah terjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi yang dikenal dengan nama ilmiah Oryza sativa L. merupakan komoditas
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Padi yang dikenal dengan nama ilmiah Oryza sativa L. merupakan komoditas tanaman pangan yang penting di Indonesia. Hampir 95 % penduduk Indonesia menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Al-Qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah diisyaratkan dalam Al-Qur an jauh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Akar kedelai terdiri atas akar tunggang, lateral, dan serabut. Pertumbuhan akar tunggang dapat mencapai panjang sekitar 2 m pada kondisi yang optimal, namun umumnya hanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Wardhana (2007), pencemaran air dapat disebabkan oleh pembuangan limbah sisa hasil produksi suatu industri yang dibuang langsung ke sungai bukan pada tempat penampungan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala
viabilitas 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas dan Vigor Benih Viabilitas benih mencakup vigor dan daya kecambah benih. Viabilitas adalah daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan
BAB V PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan menggunakan gabungan metode elektrokoagulasi dan EAPR. Parameter yang digunakan yaitu logam berat Pb, Cu, COD dan ph.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia seperti industri kertas, tekstil, penyamakan kulit dan industri lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam bidang industri saat ini cukup pesat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya industri yang memproduksi berbagai jenis kebutuhan manusia seperti
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Varietas Burangrang berasal dari segregat silangan alam, diambil
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Varietas Kedelai (1) Varietas Burangrang Varietas Burangrang berasal dari segregat silangan alam, diambil dari tanaman petani di Jember, Seleksi lini murni, tiga generasi asal
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penelitian pembuatan pupuk organik cair ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Limbah Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Secara
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani Tanaman Sorgum. Berdasarkan klasifikasi botaninya, Sorghum bicolor (L.) Moench termasuk
1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Sorgum Berdasarkan klasifikasi botaninya, Sorghum bicolor (L.) Moench termasuk ke dalam : Kingdom : Plantae Divisi Class Ordo Family Genus : Magnoliophyta : Liliopsida
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap
TINJAUAN PUSTAKA Pembibitan Kelapa Sawit Pada budidaya kelapa sawit dikenal dua sistem pembibitan, yaitu pembibitan satu tahap dan pembibitan dua tahap, namun yang umum digunakan saat ini adalah pembibitan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) adalah tanaman serealia yang potensial
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) adalah tanaman serealia yang potensial untuk dibudidayakan dan dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah marginal dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu sarana produksi utama dalam kegiatan. budidaya tanaman. Kebutuhan benih padi di Indonesia pada tahun 2013
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Benih merupakan salah satu sarana produksi utama dalam kegiatan budidaya tanaman. Kebutuhan benih padi di Indonesia pada tahun 2013 cukup tinggi yaitu sebesar
Lebih terperinciChemoautotropic Eubacteria
MKA Biologi Tanah Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta Sifat-sifat bahan pencemar anorganik Berdasarkan kelarutan: Tidak larut: mengendap, suspensi Mudah larut: larut dalam air,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam timbal atau Pb adalah jenis logam lunak berwarna coklat kehitaman dan mudah dimurnikan. Logam Pb lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang secara ekonomis menguntungkan dan mempunyai prospek pasar yang luas. Bawang merah digemari oleh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays
PENDAHULUAN Latar Belakang Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays saccharata Sturt) merupakan tanaman pangan yang memiliki masa produksi yang relatif lebih cepat, bernilai ekonomis
Lebih terperincisehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).
PEMBAHASAN UMUM Sorgum merupakan salah satu tanaman serealia yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap kekeringan sehingga berpotensi untuk dikembangkan di lahan kering masam di Indonesia. Tantangan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Padi Sawah
4 TINJAUAN PUSTAKA Padi Sawah Tanaman padi (Oryza sativa L.) termasuk famili Graminae dan subfamili Oryzae.Berdasarkan morfologinya, padi dapat digolongkan menjadi tiga subspecies yaitu Indica, Japonica,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Chlorella SP 1. Klasifikasi Penamaan Chlorella sp karena memiliki kandungan klorofil yang tinggi dan juga merupakan produsen primer dalam rantai makanan (Sidabutar, 1999).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan pertanian di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Selain
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pertanian di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Selain berbagai ancaman akibat bencana alam dan perubahan iklim, pertanian juga terancam oleh kerusakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Pertumbuhan tanaman buncis Setelah dilakukan penyiraman dengan volume penyiraman 121 ml (setengah kapasitas lapang), 242 ml (satu kapasitas lapang), dan 363 ml
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN ISOLASI DAN IDENTIFIKASI..., RICKY SINGGIH PURNOMO,ARGOTEKNOLOGI, UMP 2017
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur atau fungi adalah suatu kelompok jasad hidup yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, karena mempunyai dinding sel, tidak bergerak, berkembang biak dengan spora,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melebihi ambang batas normal (Widowati dkk, 2008). aktivitas manusia atau proses alam. Pencemaran terjadi karena adanya aktivitas
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan industrialisasi di Indonesia menempati tempat utama dalam ekonomi Indonesia. Perkembangan industrialisasi secara tidak langsung menyumbang dampak negatif bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peruntukannya. Menurut Kristanto (2002:71) pencemaran air adalah. penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Pencemaran air yaitu masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Kedelai Cekaman kekeringan Bagi Tanaman
4 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Kedelai Kedelai merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia karena memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dibandingkan jenis tanaman serealia lainnya. Kedelai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Padi
TINJAUAN PUSTAKA 4 Deskripsi Tanaman Padi Tumbuhan padi (Oryza sativa L.) termasuk golongan tumbuhan Gramineae yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas (Siregar, 1981). Bagian vegetatif
Lebih terperinciMAGNESIUM (Mg) bisa mengandung sejumlah besar Mg sebagai MgSO4. dibagi menjadi tiga, yaitu: nonexchangeable, exchangeable, dan bentuk terlarut
MAGNESIUM (Mg) Kandungan Mg dalam kebanyakan tanah umumnya antara 0,05% pada tanah pasir, dan 0,5% pada tanah liat. Kandungan Mg dalam tanah liat tinggi karena Mg yang ada dalam mineral ferromagnesian
Lebih terperinci1 Asimilasi nitrogen dan sulfur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan tingkat tinggi merupakan organisme autotrof dapat mensintesa komponen molekular organik yang dibutuhkannya, selain juga membutuhkan hara dalam bentuk anorganik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber karbohidrat yang cukup tinggi. Seiring bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanaman jagung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam peradaban manusia. Padi sudah dikenal sebagai tanaman pangan sejak jaman prasejarah.
Lebih terperinciPEMBAHASAN UMUM Karakterisasi Genotipe Cabai
77 PEMBAHASAN UMUM Karakterisasi Genotipe Cabai Varietas cabai yang tahan terhadap infeksi Begomovirus, penyebab penyakit daun keriting kuning, merupakan komponen utama yang diandalkan dalam upaya pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kadmium (Cd) merupakan logam berat yang banyak ditemukan di lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi pada konsentrasi yang rendah
Lebih terperinci