Analisis Perbaikan Kualitas pada Mesin Warping terhadap Defect Putus Lusi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Perbaikan Kualitas pada Mesin Warping terhadap Defect Putus Lusi"

Transkripsi

1 Petunjuk Sitasi: Ardine, N., Lukodono, R. P., & Ardianwiliandri, R. (217). Analisis Perbaikan Kualitas pada Mesin Warping terhadap Defect Putus Lusi. Prosiding SNTI dan SATELIT 217 (pp. D ). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Analisis Perbaikan Kualitas pada Mesin Warping terhadap Defect Putus Lusi Nisrina Ardine (1), Rio Prasetyo Lukodono (2), Raditya Ardianwiliandri (3) (1), (2), (3) Jurusan Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jl. MT Haryono 167, Malang 65145, Indonesia (1) (2) (3) ABSTRAK PT. Safarijunie Textindo Industry pada saat ini menghasilkan kain. Dalam proses produksi tersebut, pada departemen warping dalam perusahaan ini masih terdapat banyak kendala yang terjadi karena pekerja, mesin, dan bahan benang yang tidak memenuhi standar. Sehingga, pada penelitian ini yang diamati adalah penyebab putus lusi per harinya dari 2 mesin warping yang berbeda untuk 2 jenis benang yang berbeda tersebut secara bersamaan dengan aktivitas penggulungan benang cones menjadi gulungan beam. Pengendalian kualitas dilakukan dengan menggunakan metode seven tools, yaitu membuat peta kendali C dari data penyebab putus lusi yang diketahui batas kendali atas, batas kendali bawah dan rata-rata. Dari peta kendali C didapatkan hasil bahwa yang sangat tidak terkontrol adalah jenis benang Agung Tex dan yang masih terkontrol adalah jenis benang Dunia Tex. Selain itu, membuat diagram pareto dari pengolahan data penyebab putus lusi. Dari diagram pareto didapatkan hasil bahwa pada Agung Tex jenis kerusakan yang tertinggi adalah Fly Waste dari Spinning yaitu 22,92%, sedangkan pada Dunia Tex jenis kerusakan yang tertinggi pada Ring Tension yaitu 19,7%. Setelah itu membuat diagram fish bone. Solusi permasalahan analisa dengan berdasarkan diagram sebab dapat digolongkan menjadi 5 yaitu pada manusia, mesin, material, metode dan lingkungan. Dengan solusi memberian kebijakan waktu untuk istirahat, memberikan ventilasi udara yang lebih banyak, melakukan pengawasan yang lebih teliti dan menyediakan kursi untuk operato, melakukan pergantian ring tension pada mesin, mengganti sisir pengait benang yang kasar, pembersihan kipas dan kecepatan maksimal 2 yard, memilih benang yang berkualitas, memberikan instruksi sejelas-jelasnya dan memberikan sanksi kepada karyawan yang melanggar SOP, membersihkan debu yang berada pada mesin, sekitar mesin dan lingkungan perusahaan dan memperbarui cat bangunan agar memberikan rasa nyaman karyawan saat bekerja. Kata kunci Defect putus lusi, diagram pareto, diagram fishbone, peta kendali C. I. PENDAHULUAN Kondisi dengan persaingan yang ketat baik di pasar lokal maupun internasional, menuntut produsen diharuskan membuat produk yang berkualitas baik. Karena pada dasarnya konsumen menginginkan produk yang berkualitas baik, baik barang ataupun jasa Hal itu dilakukan agar produk bia diterima oleh konsumen dan juga untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. (Ariani, 23). Pengendalian kualitas merupakan hal penting untuk mempertahankan kualitas dari produk yang dihasilkan. Apabila kualitas sudah baik atau memenuhi standar, maka produk dapat diproses ke proses selanjutnya. Sebaliknya, jika kualitas tidak memenuhi standar, maka produk tidak dapat diproses ke proses selanjutnya dan dapat merugikan perusahaan. (Reksohadiprojo, 2). Dalam pengendalian kualitas terdapat Statistic Process Control (SPC) atau statistik pengendalian kualitas merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola dan memperbaiki produk dan proses menggunakan metode-metode statistik. (Cawley dan Harrold, 1999). D-118

2 Analisis Perbaikan Kualitas Pada Mesin Warping Terhadap Defect Putus Lusi Didalam SPC, terdapat seven tools yang dapat gunakan, diantaranya adalah peta kendali c yang untuk mengetahui jumlah defect dalam unit produk yang tetap. Lalu Diagram Pareto yang sering digunakan dalam hal pengendalian Mutu. Pada dasarnya, Diagram Pareto adalah grafik yang digunakan untuk melihat penyebab terbesar suatu masalah. (Soewarso, 24). Setelah itu, diagram fishbone adalah merupakan suatu alat visual untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan secara grafik menggambarkan secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan suatu permasalahan (Scarvada, 24) PT. Safarijunie Textindo Industry merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan adalah kain gery dengan orientasi pasar nasional dan internasional, sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya agar dapat bersaing dengan produsen kain grey lainnya. Oleh karena itu perlu diadakannya pengendalian kualitas. PT. Safarijunie Textindo Industry pada saat ini menghasilkan kain. Untuk dapat menghasilkan produk yang baik PT. Safarijunie Textindo Industry menerapkan pengendalian kualitas agar kain yang dihasilkan mempunyai kualitas baik dan mampu bersaing di pasar internasional maupun domestik. Dalam studi kasus di PT. Safarijunie Textindo Industry pada departemen warping dalam perusahaan ini masih terdapat banyak kendala yang terjadi karena pekerja, mesin, dan bahan benang yang tidak memenuhi standar. Sehingga, dalam penelitian ini yang diamati adalah penyebab putus lusi per harinya dari 2 mesin warping yang berbeda untuk 2 jenis benang yang berbeda tersebut secara bersamaan dengan aktivitas penggulungan benang cones menjadi gulungan beam. Data yang diperlukan adalah data penyebab putus lusi pada proses warping. Data tersebut digunakan untuk membuat peta kendali c yang digunakan untuk menganalisis produk yang mengalami cacat atau ketidaksesuaian dan dapat diketahui banyaknya putus lusi pada hasil warping, setelah itu membuat diagram pareto untuk dapat mengetahui penyebab putus lusi yang terbesar dan yang terkecil, dan diagram fishbone untuk mengidentifikasi penyebab dari masalah dan hubungan sebab-akibat. (Badri,212). Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui kualitas hasil warpin terhadap putus lusi dari 2 jenis benang yang berbeda yaitu benang Dunia Tex dan Agung Tex. II. METODE PENELITIAN Metode ini digunakan dalam pengumpulan data, dimana mahasiswa secara langsung terjun pada proyek penelitian, sedangkan cara lain yang dipakai dalam Field Research ini adalah sebagai berikut ini a. Interview, yaitu suatu metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada supervisor/karyawan/manajer ataupun karyawan yang lain yang kompeten pada saat perusahaan menjalankan proyek yang bersangkutan. Interview yang dilakukan di PT. Safarijunie adalah interview pada manager, koordinator dan operator mesin warping. Interview dilakukan agar dapat mengetahui mengenai proses warping. b. Observasi, yaitu suatu metode dalam memperoleh data, dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap keadaan yang sebenarnya dalam perusahaan. Pengambilan data menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer untuk memperoleh banyaknya putus lusi yang terjadi pada gulungan beam pada mesin warping. Sedangkan, data sekunder untuk memperoleh sejarah perusahaan, struktur organisasi dan juga pengetahuan mengenai proses warping. Langkah yang dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. D-119

3 Jumlah Percent Ardine, Lukodono, Ardianwiliandri Mulai Identifikasi Masalah Studi Pustaka Pengumpulan Data Pengolahan Data: 1. Diagram Pareto 2. Diagram C-Chart 3. Diagram Fishbone Analisa Hasil Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 1. Digram Alir Penelitian III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan Data Dalam pengumpulan data, data yang diperlukan adalah data penyebab putus lusi yang diambil per harinya dari 2 mesin warping yang berbeda dan 2 jenis benang yang berbeda yaitu benang Dunia Tex dan Agung Tex tersebut secara bersamaan. Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya mengolah data untuk mendapatkan pengukuran dari pengumpulan data. Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan Diagram Pareto, Diagram Tulang Ikan (Fish Bone) dan Peta Kendali C. Jenis Kerusakan Ring Tension Diagram Pareto Dunia Tex Fly Waste dari Spinning Putus dari Gulungan Penghantar Ring Tension Serat Sudut Ring Tension Fly Waste Lilitan Tidak Kuat Jumlah Percent 19,7 17,2 16, 13,2 12,5 8,1 7,1 6,2 Cum % 19,7 36,9 52,9 66,1 78,6 86,6 93,8 1, Gambar 2. Diagram Pareto Dunia Tex Dari gambar 2 dapat diketahui bahwa penyebab putus lusi terbesar adalah ring tension karena ring tension yaitu 335, memiliki total kumulatif sebesar 335 dan prosentase kumulatif 19,71% dan penyebab putus lusi terkecil lilitan tidak kuat yaitu 16, memiliki total kumulatif sebesar 17 dan prosentase kumulatif 1%. Untuk hasil analisis pareto pada Agung Tex dapat dilihat pada Gambar D-12

4 Jumlah Percent Analisis Perbaikan Kualitas Pada Mesin Warping Terhadap Defect Putus Lusi Jenis Kerusakan Diagram Pareto Agung Tex Fly Waste dari Spinning Ring Tension Penghantar Ring Tension Putus dari Gulungan Serat Sudut Ring Tension Fly Waste Other Jumlah Percent 22,3 2,2 19,4 14,6 9, 7,1 6,2 1,2 Cum % 22,3 42,5 61,9 76,5 85,5 92,5 98,8 1, Gambar 3. Diagram Pareto Agung Tex Dari Gambar 3. dapat diketahui bahwa Penyebab putus terbesar terdapat pada Fly Waste dari Spinning yakni sebesar 29 atau setara dengan 22,92 % dari jumlah putus lusi secara keseluruhan, diikuti dengan Ring Tension dan Penghantar Ring Tension sebagai ketiga terbesar dan untuk penyebab putus lusi terendah terdapat pada lilitan tidak kuat. Untuk mengevaluasi stabilitas proses pada proses produksi kain dapat digunakan salah satu alat pengendali proses yang biasa dikenal dengan Peta Kendali Kontrol (Control Chart). Pada metode ini menggunakan peta kendali jenis C. Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat dibuat peta kendali C pada Gambar Control Chart Dunia Tex Jumlah Putus UCL ( Up Control Limit ) Gambar 4. Peta Kendali C Pada Dunia Tex Setelah menghitung dan membuat peta kendali c untuk data Dunia Tex, maka dilakukan perhitungan dan membuat peta kendali untuk data Agung Tex sebagai pembanding. C-Bar LCL ( Lower Control Limit ) Control Chart Agung Tex Jumlah Putus UCL ( Upper Control Limit ) C- Bar LCL ( Lower Control Limit ) Gambar 5. Peta Kendali Pada Agung Tex Dari peta control C diatas dapat terlihat bahwa data jumlah putus lusi terdapat 6 data yang diluar batas kendali yaitu pada data beam ke 2,5,1,11,15,21. D-121

5 Ardine, Lukodono, Ardianwiliandri Langkah selanjutnya adalah dengan menganalisis sebab-sebab terjadinya putus lusi tersebut, maka dapat membantu operator dalam melakukan perbaikan berkelanjutan untuk putus lusi yang terjadi. Dengan begitu dapat mengurangi produk cacat produk Dunia Tex sebesar 52,88 % dan untuk produk Agung Tex Sebesar 61,87 % dari jumlah putus lusi secara keseluruhan. Gambar 6 merupakan Diagram tulang ikan (Fish Bone Diagram). Gambar 6. Diagram Tulang Ikan (Fish Bone) Berdasarkan pada Gambar 6 diketahui penyebab putus lusi tinggi antara lain sebagai berikut : 1. Dari segi manusia a. Kinerja operator menurun Kinerja operator dapat menurun karena adanya operator yang jenuh terhadap pekerjaannya. Operator juga merasa lelah dan merasa mengantuk karena jam kerja yang cukup lama dan operator harus berjalan secara terus menerus jika terdapat benang yang putus. b. Operator yang menjalankan tugas kurang Semangat. Semangat kerja berpengaruh terhadap bagaimana operator dalam menjalankan pekerjaan, khususnya saat melakukan inspeksi. Operator yang memiliki semangat akan melakukan pekerjaan secara sungguh-sungguh, begitu sebaliknya. Kurangnya semangat kerja operator bisa disebabkan karena kurangnya motivasi yang diberikan kepada pekerja baik itu fisik maupun nonfisik. c. Kurang pengawasan Kurangnya pengawasan dari atasan atau koordinator lapangan bagian warping menjadikan operator menjadi bermalas-malasan dan kurang teliti. 2. Dari segi Mesin a. Ring Tension. Ring Tension pada mesin banyak yang sudah tidak sesuai standar (aus) dan harus dilakukan pengecekan secara rutin dan mengganti spare part, karena mengakibatkan banyaknya putus benang. b. Penghantar Ring Tension. Pada penghantar Ring Tension yang berbentuk lempengan terasa kasar karena alat tersebut sudah cukup lama, maka harus dilakukan pengecekan dan diganti secara rutin. c. Kecepatan yang tidak sesuai. Kecepatan mesin warping di naikan secara perlahan hingga batas maksimal kecepatan 25 yard. Pada kenyataannya, kecepatan mesin warping sering melampaui batas kecepatan maksimal yang berakibat banyaknya jumlah putus lusi. 3. Dari Segi Material a. Kerusakan benang dalam Cones. Kerusakan benang dapat terjadi dikarenakan adanya kerusakan pada spinning b. Kerusakan pada Beam. D-122

6 Analisis Perbaikan Kualitas Pada Mesin Warping Terhadap Defect Putus Lusi Kerusakan pada Beam dapat terjadi karena Beam yang sudah kurang dapat berfungsi sebagaimana mestinya. 4. Dari Segi Metode a. Cara setting mesin oleh mekanik kurang sesuai standar. Setting mesin yang kurang sesuai dengan standar operasi dapat menyebabkan proses terganggu. b. Sisir Expansi mesin warping yang tidak sesuai. Sisir Expansi pada mesin warping merupakan alat yang digunakan untuk memasukkan helai benang ke helai lain ke dalam lubang sisir dan dalam keadaan lurus. c. Pengaturan jarak antara ujung benang dengan Ring Tension. Pengaturan jarak antara ujung benang dengan Ring Tension dengan alatnya harus sesuai standar, jarak maksimal 25cm. Jarak harus di sesuaikan terus menerus hingga cones habis dengan jarak 15cm. d. Ukuran sudut Ring Tension tidak sesuai Ukuran pada sudut Ring Tension harus tegak lurus dengan Ring Tension, karena jika sudut miring dan tidak tegak lurus dapat menyebabkan putus lusi. 5. Dari Segi Lingkungan a. Kebersihan mesin kurang. Kebersihan di sekitar mesin masih dikatakan kurang, maka dapat menyebabkan proses warping terkendala. Hal ini terjadi karena debu yang menumpuk dan tidak dibersihkan dengan rutin. B. Usulan Perbaikan Berdasarkan hasil analisa permasalahan diatas didapatkan usulan perbaikan untuk mengurangi kerusakan produk dengan memperbaiki proses warping dan meningkatkan mutu pada faktor manusia, mesin, material, metode dan lingkungan untuk membuat proses produksi dalam warping menjadi lebih baik. Berikut adalah usulan perbaikan berdasarkan analisis dengan diagram sebab-akibat untuk mengurangi putus lusi, yaitu: 1. Dari segi Manusia a. Perusahaan perlu memberikan ventilasi udara yang lebih banyak agar karyawan tidak merasa pengap dan lebih bersemangat dalam bekerja b. Perusahaan memberikan kebijakan waktu untuk istirahat 1-15 menit ditengah waktu down time dalam setiap shift agar operator dapat beristirahat. c. Perusahaan perlu meningkatkan pengawasan agar karyawan menjadi lebih teliti dan tidak bermalas-malasan dengan cara adanya melakukan pengawasan kepada operator agar tetap fokus dan dapat berkonsentrasi terhadap jalannya mesin warping. d. Perusahaan perlu menyediakan kursi untuk operator agar saat down time operator dapat duduk untuk beristirahat. e. Perusahaan perlu mengevaluasi kinerja karyawan, bagi karyawan yang masih banyak melakukan kesalahan perlu dilakukan training kembali dan juga terkhusus bagi karyawan baru. 2. Dari Segi Mesin a. Perlu melakukan pergantian ring tension pada mesin warping agar dapat mengurangi terjadinya putus lusi. b. Perlu melakukan pembersihan kipas pada mesin warping. c. Mengganti sisir pengait benang yang kasar pada mesin warping d. Menggunakan mesin warping dengan kecepatan maksimal 25 yard agar tidak cepat rusak. 3. Dari Segi Material a. Material bahan baku Perusahaan perlu memilih benang yang berkualitas baik dan menjalankan proses dengan sebaik-baiknya sesuai dengan prosedur. Dengan menggunakan benang yang berkualitas dapat menghasilkan produk yang berkualitas, kuat dan tahan gesekan saat masuk ke proses selanjutnya. 4. Dari segi Metode D-123

7 Ardine, Lukodono, Ardianwiliandri a. Memberikan instruksi sejelas-jelasnya kepada pekerja baik secara lisan maupun tulisan dan memastikan pekerja melaksanakannya dengan baik. b. Pemberian sanksi atau tindakan tegas kepada karyawan agar tidak melanggar SOP pada proses warping. 5. Dari segi lingkungan a. Meningkatkan kebersihan lingkungan, baik itu mesin maupun sekitar mesin dan juga lingkungan perusahaan, dengan begitu dapat mendukung proses produksi dan kenyamanan pekerja. Menciptakan lingkungan perusahaan yang menyenangkan. Hal ini dapat dilakukan dengan banyak hal, bisa dengan memperbarui cat bangunan, menata ulang gambar-gambar dan tulisan dan juga dengan menambah gambar-gambar atau tulisan motivasi di tempat yang sesuai, hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi dari sisi psikologis pekerja, yang memberikan rasa nyaman saat bekerja. IV. PENUTUP Dari diagram pareto data penyebab putus lusi pada Dunia Tex dan Agung Tex, didapatkan hasil yang berbeda dalam jenis kerusakan yang paling banyak terjadi. Pada Dunia Tex ada 8 jenis kerusakan atau penyebab putus lusi terdapat 3 jenis kerusakan yang paling banyak terjadi, yaitu pada Ring Tension dengan jumlah kerusakan 335 atau setara dengan 19,71 % dari jumlah putus lusi secara keseluruhan,, kemudian diikuti dengan Fly Waste dari Spinning dan Penghantar Ring Tension. Sedangkan pada Agung Tex ada 8 jenis kerusakan atau penyebab putus lusi terdapat 3 jenis kerusakan yang paling banyak terjadi, yaitu Fly Waste dari Spinning dengan jumlah kerusakan 29 atau setara dengan 22,92 %, kemudian diikuti dengan Ring Tension dan Penghantar Ring Tension. Dari diagram pareto, maka dalam meningkatkan kualitas hasil warping dengan cara memilih benang cones (bahan baku) dari spinning yang kuat, tidak tipis dan juga bahan tidak banyak fly waste. Solusi permasalahan analisa dengan berdasarkan diagram sebab dapat digolongkan menjadi 5 yaitu pada manusia, mesin, material, metode dan lingkungan. Dari segi manusia yaitu salah satunya bisa dapat dengan memberian kebijakan waktu untuk istirahat, memberikan ventilasi udara yang lebih banyak agar tidak merasa pengap, melakukan pengawasan yang lebih teliti dan menyediakan kursi untuk operator. Dari segi mesin yaitu dengan melakukan pergantian ring tension pada mesin, mengganti sisir pengait benang yang kasar, pembersihan kipas dan kecepatan maksimal 2 yard. Dari segi material adalah memilih benang yang berkualitas baik yaitu dengan memilih benang yang kuat, tahan gesekan dan tidak tipis. Dari segi metode yaitu memberikan instruksi sejelas-jelasnya dan memberikan sanksi kepada karyawan yang melanggar SOP. Dari segi lingkungan dengan membersihkan debu yang berada pada mesin, sekitar mesin dan lingkungan perusahaan dan memperbarui cat bangunan agar memberikan rasa nyaman karyawan saat bekerja. DAFTAR PUSTAKA Badri, Sutrisno & Romadhon, 213, Pengendalian Kualitas Produk Dengan Pendekatan Model SQC (Statistical Quality Control) (Aplikasi Model Pada Perusahaan Furniture). Cawley, dan Harold Statistical Process Control(SPC) Education. Jakarta: Gramedia Dorothea,Wahyu Ariani, 23, Pengendalian Kualitas Statistik. Yogyakarta: Penerbit Andi. Dorothea,Wahyu Ariani, 23, Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif. Jakarta: Ghaiia Indonesia. Hardjosoedarmo, Soewarso, 24, Total quality management. Yogyakarta: Penerbit Andi Reksohadiprojo, 2, Pengendalian Kualitas Statistik. Jakarta: Gramedia Scarvada, A.J., Tatiana Bouzdine-Chameeva, Susan Meyer Goldstein, Julie M. Hays, Arthur V. Hill. 24. A Review of the Causal Mapping Practice and Research Literature. Second World Conference on POM and 15 th Annual POM Conference, Cancun, Mexico, April 3 May 3, 24. D-124

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

TEKNIK ILUSTRASI MASALAH FISHBONE DIAGRAMS

TEKNIK ILUSTRASI MASALAH FISHBONE DIAGRAMS TEKNIK ILUSTRASI MASALAH FISHBONE DIAGRAMS Oleh: Hindri Asmoko 1 Tulisan ini merupakan bagian ketiga dari tulisan membedah kompetensi in-depth problem solving and analysis. Tulisan ini akan membahas teknik

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 80 N < N, (25.69 < 30 ) maka jumlah data dianggap cukup karena jumlah data atau pengamatan yang teoritis sudah dilampaui oleh jumlah data yang sebenarnya atau aktual. BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1.

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Tirta Agung Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan di area Jawa Tengah. Pengamatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Ketatnya persaingan dalam usaha textil akhir-akhir ini membuat banyak perusahaan textil bekerja keras untuk bertahan dalam persaingan. Faktor kualitas menjadi point yang paling diperhatikan agar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Kualitas Kantong di PPI PT Semen Padang dengan Metode SQC (Statistical Quality Control)

Analisis Pengendalian Kualitas Kantong di PPI PT Semen Padang dengan Metode SQC (Statistical Quality Control) Petunjuk Sitasi: Fithri, P., & Iqbal, M. (2017). Analisis Pengendalian Kualitas Kantong di PPI PT Semen Padang dengan Metode SQC (Statistical Quality Control). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. D1-6).

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan pengendalian kualitas produk dalam proses produksinya sampai pengendalian kualitas produk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, dilakukan studi pendahuluaan terlebih dahulu. Studi pendahuluan dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk

Lebih terperinci

Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC

Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC Erry Rimawan Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana ABSTRAK

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan

Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan Arief Hadi Prasetyo *1) dan Kariyam 2) 1) Statistika, FMIPA, Universitas Islam Indonesia, Jalan Kaliurang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL Dwi Hadi Sulistyarini 1) 1) Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jl. M.T. Haryono 167 Email : dwihadi@ub.ac.id Abstrak. UD Podo

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Arkan Addien 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini persaingan usaha semakain ketat, seperti halnya dalam usaha garment. Agar perusahaan dapat bertahan dalam persaingan, pengendalian kualitas merupakan suatu kegiatan yang sangat perlu dilakukan

Lebih terperinci

MEMAHAMI ANALISIS POHON MASALAH

MEMAHAMI ANALISIS POHON MASALAH MEMAHAMI ANALISIS POHON MASALAH Oleh: Hindri Asmoko 1 Tulisan ini merupakan bagian keempat dari tulisan membedah kompetensi in-depth problem solving and analysis. Bahasan yang akan diuraikan masih berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk 228 Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk Heri Wibowo 1, Sulastri 2 dan Ahmad

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN. metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah diproses

BAB V ANALISA PEMBAHASAN. metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah diproses BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan dan pengaolahan data menggunakan metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian merupakan suatu proses yang dilaksanakan selama jangka waktu tertentu dan memerlukan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan dana. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6 ABSTRAK PT Dhaya Tuhumitra adalah perusahaan penghasil sepatu sandal wanita dengan orientasi pasar ekspor sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 69 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Data-data yang telah terkumpul merupakan data hasil produksi selama 50 hari, dan dilakukan dengan teknik observasi lapangan langsung. Data produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat disegala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 35 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode dasar analisis deskriptif analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 42 BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process 70 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil control chart PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process Control. Sebagai langkah awal penulis mencoba menganalisa data volume produk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC Nama : Ilham Maulana NPM : 33412606 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing 1 : Rossi Septy Wahyuni, ST., MT. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC Edy Susanto Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) Produk Kue Astor untuk Meminimumkan Produk Rusak Pada PT. Prima Jaya A.M.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang terjadi

Lebih terperinci

STATISTICAL PROCESS CONTROL

STATISTICAL PROCESS CONTROL STATISTICAL PROCESS CONTROL Sejarah Statistical Process Control Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil menghasilkan produk-produk sederhana, seperti

Lebih terperinci

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT United Can Company Ltd. yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 17, Kalideres Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry garmen, dimana perusahaan memproduksi kemeja pria dewasa. Bahan dasar untuk produksi

Lebih terperinci

Pendahuluan. Tinjauan Pustaka. Metodologi. Analisis dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran. Klik_. Klik_. Klik_. Klik_. Klik_

Pendahuluan. Tinjauan Pustaka. Metodologi. Analisis dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran. Klik_. Klik_. Klik_. Klik_. Klik_ Klik_ Klik_ Klik_ Klik_ Klik_ Pendahuluan Tingkat konsumtif di bidang fashion terus meningkat Fashion 202 di donminasi oleh busana muslim Balita Group memproduksi kerudung merk Pasmira Penelitian ini akan

Lebih terperinci

memuaskan pelanggan dan memenangkan persaingan PT. ITS selalu berasaha mengurangi adanya aktivitas tambahan atau pemborosan yang disebabkan karena

memuaskan pelanggan dan memenangkan persaingan PT. ITS selalu berasaha mengurangi adanya aktivitas tambahan atau pemborosan yang disebabkan karena BABV PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define (Pendefinisian) PT. Indonesia Toray Synthetics (PT. ITS) merupakan perusahaan manufaktur dengan sistem produksi make to order, dimana proses produksi dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Jenis Cacat PT. Duta Abadi Primantara adalah perusahan yang memproduksi jenis kasur spring bed dengan type King Koil. Pada tipe

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA 60 BAB V HASIL DAN ANALISA DATA 5.1 Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis reject yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya

Lebih terperinci

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Kegiatan magang yang dilakukan di PT Kemang Food Industries dimaksudkan untuk mengevaluasi bobot bersih dan membandingkan kesesuaian antara data bobot bersih yang didapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 82 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Model dalam perumusan masalah dan pengambilan keputusan yang digunakan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini adalah

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAJA TULANGAN SIRIP 25 DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPC DI PT. KRAKATAU WAJATAMA Tbk.

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAJA TULANGAN SIRIP 25 DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPC DI PT. KRAKATAU WAJATAMA Tbk. Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 2 Maret 2018 PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAJA TULANGAN SIRIP 25 DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPC DI PT. KRAKATAU WAJATAMA Tbk. Dyah Lintang Trenggonowati, Nur aini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi BAB V ANALISA HASIL Dalam bab ini akan membahas tentang analisa hasil pengendalian proses yang sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi pada proses powder coating

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Produk Kantong Plastik dalam Menurunkan Tingkat Kegagalan Produk Jadi

Pengendalian Kualitas Produk Kantong Plastik dalam Menurunkan Tingkat Kegagalan Produk Jadi Petunjuk Sitasi: Suliawati, & Gumay, V. S. (2017). Pengendalian Kualitas Produk Kantong Plastik dalam Menurunkan Tingkat Kegagalan Produk Jadi. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. D70-75). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era saat ini, perekonomian adalah salah satu sektor pembangunan yang penting dan harus benar-benar diperhatikan dalam suatu negara. Apalagi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Histogram Histogram pada tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi peluang cacat, membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream 30gr dan Lightening

Lebih terperinci

Kata kunci: Daya Saing, Peningkatan Kualitas yang Berkesinambungan, Kualitas Produk, Kapabilitas Proses (Cp), Indeks Kinerja Kane (Cpk)

Kata kunci: Daya Saing, Peningkatan Kualitas yang Berkesinambungan, Kualitas Produk, Kapabilitas Proses (Cp), Indeks Kinerja Kane (Cpk) PENINGKATAN DAYA SAING PENGRAJIN INDUSTRI KECIL RUMAH TANGGA PEDESAAN DI KABUPATEN SIDOARJO MELALUI PENINGKATAN KUALITAS YANG BERKESINAMBUNGAN Erni Puspanantasari Putri Teknik, UNTAG Surabaya e-mail: Nantasari@yahoo.co.id

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian... Error! Bookmark not defined Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian... Error! Bookmark not defined Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ABSTRAK... Error! Bookmark not ABSTRACT... Error! Bookmark not KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... 4 DAFTAR GAMBAR... 5 BAB I PENDAHULUAN... Error! Bookmark

Lebih terperinci

Pengurangan Waste pada Bagian Persiapan Pabrik Tekstil: Studi Kasus

Pengurangan Waste pada Bagian Persiapan Pabrik Tekstil: Studi Kasus Pengurangan Waste pada Bagian Persiapan Pabrik Tekstil: Studi Kasus Theo Kharis Widiantara 1, Togar Wiliater Soaloon Panjaitan 2 Abstract: The research was conducted to identify waste in preparation department.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan salah satu perusahaan tekstil yang bergerak dalam bidang pembuatan benang menjadi kain. Untuk mempertahankan citranya di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat maka PT. X selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan-perusahaan di Indonesia saat ini dihadapkan pada persaingan yang sangat ketat. Hal ini dikarenakan banyaknya perusahaanperusahaan baru bermunculan,

Lebih terperinci

Oleh : Dewi Taurusyanti 1) dan Anida Ovalia Kurniadewi 2) ABSTRAK

Oleh : Dewi Taurusyanti 1) dan Anida Ovalia Kurniadewi 2) ABSTRAK PENGGUNAAN DIAGRAM PARETO, DIAGRAM SEBAB AKIBAT DAN METODE SQC SEBAGAI ALAT BANTU UNTUK MENGEVALUASI KINERJA PRODUKSI TERHADAP TINGKAT MUTU PRODUK YANG DIHASILKAN PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI

Lebih terperinci

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Debora Anne Y. A., Desy Gunawan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu mulai dari tahap pendahuluan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan dan analisis data, serta tahap pembuatan kesimpulan.

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS KAIN DENIM DT 650 PADA DEPARTEMEN WEAVING MENGGUNAKAN P-CHART

PENGENDALIAN KUALITAS KAIN DENIM DT 650 PADA DEPARTEMEN WEAVING MENGGUNAKAN P-CHART Simposium Nasional RAPI XV- 205FT UMS ISSN 42-962 PENGENDALIAN KUALITAS KAIN DENIM DT 650 PADA DEPARTEMEN WEAVING MENGGUNAKAN P-CHART Etika Muslimah, Tatag Keriswanto 2, 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB V PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian dengan judul Analisis Pengendalian Dan Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) di PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flow Chart Pemecahan Permasalahan Langkah-langkah dalam pernulisan skripsi ini dapat diperhatikan pada gambar flow chart pemecahan masalah sebagai berikut: Start Observasi

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL. Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang

BAB V ANALISA DAN HASIL. Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang BAB V ANALISA DAN HASIL Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang sebelumnya telah dibahas pada bab IV. Dimana ditemukannya adanya kemungkinan terjadinya penyebab khusus

Lebih terperinci

Analisa Pengendalian Kualitas Assembly Internal Vessel Dengan Mengunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. VME Process

Analisa Pengendalian Kualitas Assembly Internal Vessel Dengan Mengunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. VME Process Analisa Pengendalian Kualitas Assembly Internal Vessel Dengan Mengunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. VME Process Larisang 1, Nanang Alamsyah 2, Muhammad Ismael 3 1,2,3 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil mengenai jumlah produk, jumlah produk cacat, dan jenis cacat yang ada antara lain : gosong,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 21 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ikan Tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mampu menembus pasar internasional. Salah satu

Lebih terperinci

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016 7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Mengidentifikasi jenis kecacatan atau kerusakan yang terdapat pada proses pembuatan sepatu atau sandal

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method

Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method Debrina Puspita Andriani *1), Destantri Anggun Rizky 2), Unggul Setiaji 3) 1,2,3) Jurusan

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati 1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. pangsa pasar dunia tekstil dan penggunaan mesin-mesin atau alat-alat industri

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. pangsa pasar dunia tekstil dan penggunaan mesin-mesin atau alat-alat industri BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Kemajuan teknologi yang terjadi dewasa ini, terutama dalam persaingan pangsa pasar dunia tekstil dan penggunaan mesin-mesin atau alat-alat industri sangat

Lebih terperinci

Perbaikan Produktivitas Perusahaan Rokok Melalui Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Six Sigma

Perbaikan Produktivitas Perusahaan Rokok Melalui Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Six Sigma Perbaikan Produktivitas Perusahaan Rokok Melalui Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Six Sigma Sri Widiyawati, Sebtian Assyahlafi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan, sasaran oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Evaluasi Kinerja Setelah seluruh data yang diperlukan terkumpul, data tersebut akan diolah melalui 5 fase dalam Six Sigma yang disebut Six Sigma Improvement Framework atau

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

3.1 Persiapan Penelitian

3.1 Persiapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Jenis dan Metode. Penelitian. kasus. kasus. kasus

BAB 3 METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Jenis dan Metode. Penelitian. kasus. kasus. kasus 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis dan Metode Unit Analisis Time Horizon Penelitian 1. Menganalisis jenis cacat yang

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENGENDALIAN KUALITAS PANEL STRAHL TYPE 600x400 PADA BAGIAN PAINTING DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. XYZ Umi Marfuah 1*, Andi Diani 2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiah Jakarta HP. 08161852358

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ALAT BANTU STATISTIK (SEVEN TOOLS) DALAM UPAYA MENEKAN TINGKAT KERUSAKAN PRODUK

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ALAT BANTU STATISTIK (SEVEN TOOLS) DALAM UPAYA MENEKAN TINGKAT KERUSAKAN PRODUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ALAT BANTU STATISTIK (SEVEN TOOLS) DALAM UPAYA MENEKAN TINGKAT KERUSAKAN PRODUK Ratnadi 1, Erlian Suprianto 2 Program Studi Teknik & Manajemen Pembekalan Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada proses produksi wafer stick selama 3 bulan. Maka diketahui data sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 UMUM Pada bab ini akan dilakukan analisa dan pembahasan terhadap pengujian yang telah dilakukan meliputi evaluasi property mekanik bambu, evaluasi teknik laminasi sampel

Lebih terperinci