UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA PADA ANAK KELOMPOK B DI RA MUSLIMAT NU PLOSOGEDE SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA PADA ANAK KELOMPOK B DI RA MUSLIMAT NU PLOSOGEDE SKRIPSI"

Transkripsi

1 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA PADA ANAK KELOMPOK B DI RA MUSLIMAT NU PLOSOGEDE SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Isma Aini Saputri NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA OKTOBER 2016

2 ii

3 iii

4 iv

5 MOTTO Pendidik profesional adalah yang mau mengembangkan media pembelajaran yang bervariasi (Penulis) v

6 HALAMAN PERSEMBAHAN Segala Puji bagi Allah SWT, skripsi ini peneliti persembahkan kepada : 1. Kedua orang tua, Bapak Subur dan Ibu Titik Sundari yang telah banyak berkorban, mencurahkan segala doa, dukungan, dan kasih sayang kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, 2. Seluruh keluarga besar, dosen pembimbing, guru, sahabat dan semua pihak yang telah mendukung, 3. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta. vi

7 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA PADA ANAK KELOMPOK B DI RA MUSLIMAT NU PLOSOGEDE Oleh Isma Aini Saputri NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui pembelajaran berbasis multimedia pada anak kelompok B di RA Muslimat NU Plosogede Ngluwar dan mendeskripsikan langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran berbasis multimedia. Pembelajaran berbasis multimedia menggunakan video edukatif yang berisi materi pengenalan bentuk geometri. Kemampuan mengenal bentuk geometri pada penelitian ini difokuskan pada mengelompokkan bentuk geometri, membedakan ciri-ciri bentuk geometri dan menyebutkan benda-benda (benda sebenarnya) yang berbentuk geometri. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi, guru sebagai pelaksana tindakan dan peneliti sebagai perancang tindakan. Penelitian dilakukan dengan dua siklus terdiri dari lima pertemuan. Subyek penelitian adalah semua anak kelompok B RA Muslimat NU Plosogede yang berjumlah 24 anak. Obyek penelitian ini adalah kemampuan mengenal bentuk geometri melalui pembelajaran berbasis multimedia. Metode pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan mengenal bentuk geometri dengan pembelajaran berbasis multimedia. Pada tahap pra siklus` sebesar 27,78%, meningkat menjadi 47,22% pada siklus I dan meningkat pada siklus II menjadi 76,39% yang telah mencapai indikator keberhasilan sebesar 70%. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah: 1) Anak menonton video edukatif yang ditayangkan dan mendengarkan penjelasan guru secara klasikal; 2) Tanya-jawab materi geometri antara guru dan anak secara klasikal dan individu; 3) Anak mengaplikasikan materi dengan media plastisin, sedotan dan puzzle bongkar pasang; 4) Anak mengerjakan tugas (lembar kerja anak). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengenal bentuk geometri dapat ditingkatkan dengan pembelajaran multimedia pada anak kelompok B RA Muslimat NU Plosogede. Kata Kunci: mengenal geometri, berbasis multimedia, kelompok B. vii

8 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb Syukur Alhamdulillah, atas rahmat dan karunia Allah SWT, sehingga skripsi yang berjudul Upaya Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri melalui Pembelajaran Berbasis Multimedia pada Anak Kelompok B Di RA Muslimat NU Plosogede dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna meraih gelar Sarjana Pendidikan. Keberhasilan penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu disampaikan terima kasih kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan kuliah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini yang telah berkenan memberikan izin penelitian. 4. Ibu Dra. Sudaryanti, M.Pd dan Ibu Nur Cholimah, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan ilmu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Kepala Sekolah RA Muslimat NU Plosogede Ngluwar Magelang yang telah memberikan izin dan kemudahan selama proses penelitian berlangsung. 6. Ibu Rismiyati selaku guru kelas kelompok B RA Muslimat NU Plosogede yang bersedia menjadi mitra dan memberikan bantuan dalam penelitian ini. 7. Semua murid kelompok B RA Muslimat NU Plosogede yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini. 8. Kedua orang tua penulis Bapak Subur dan Ibu Titik Sundari, saudara penulis Aninda Hemalia Putri, serta segenap keluarga yang telah memberikan doa, kekuatan, dana dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. viii

9 9. Seluruh sahabat dan teman-teman PG-PAUD 2012, atas bantuan, dukungan, doa serta motivasi selama penyusunan skripsi. 10. Semua pihak yang memberikan doa, bantuan dan motivasi. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Wasssalamu alaikum Wr.Wb Yogyakarta, 21 Oktober 2016 Penulis ix

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PERNYATAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... hal i ii iii iv v vi vii viii x xii xiii xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 6 C. Batasan Masalah... 7 D. Rumusan Masalah... 7 E. Tujuan Penelitian... 7 F. Manfaat penelitian... 8 G. Definisi Operasional... 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Perkembangan Kognitif Anak TK B B. Matematika Anak Usia Dini C. Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Pengertian Geometri Macam Geometri Tahap Belajar Geometri D. Pembelajaran Multimedia x

11 1. Pengertian Multimedia Karakteristik Media dalam Pembelajaran Multimedia Model Pembelajaran Multimedia E. Kerangka Berpikir F. Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Tahap Penelitian C. Subyek dan Obyek Penelitian D. Setting Penelitian E. Metode Pengumpulan Data F. Instrumen Pengumpulan Data G. Teknik Analisis Data H. Indikator Keberhasilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Deskripsi Lokasi Penelitian Deskripsi Hasil Penelitian a. Deskripsi Data Kemampuan Awal Anak b. Deskripsi Hasil Penelitian ) Implementasi Pelaksanaan Siklus I ) Implementasi Pelaksanaan Siklus II B. Pembahasan C. Keterbatasan Penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL hal Tabel 1. Kisi-kisi Observasi Tabel 2. Rubrik Penilaian Mengelompokkan Bentuk Geometri Tabel 3. Rubrik Penilaian Membedakan Ciri Bentuk Geometri Tabel 4. Rubrik Penilaian Menyebutkan Benda Berbentuk Geometri Tabel 5. Pemahaman Bentuk Geometri Anak Kelompok B Prasiklus Tabel 6. Perbandingan Prasiklus dan Siklus I Mengenal Geometri Tabel 7. Perbandingan Siklus I dan Siklus II Mengenal Geometri Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Mengenal Bentuk Geometri xii

13 DAFTAR GRAFIK hal Grafik 1. Perbandingan Rata-rata Persentase Mengenal Geometri Grafik 2. Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN hal Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Lampiran 2. Instrumen Penelitian Lampiran 3. Hasil Penelitian Lampiran 4. Hasil Pengolahan Data Lampiran 5. Rencana Kegiatan Harian Lampiran 6. Lembar Kerja Anak Lampiran 7. Dokumentasi xiv

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu lembaga kependidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun kalangan masyarakat swadaya dengan mengkhususkan pendidikan bagi anak usia dini. Sesuai dengan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 pasal 1, pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah untuk mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Suyadi, 2010: 12). Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Oleh karena pada usia 0-6 tahun merupakan masa peka bagi anak yang sering disebut Golden Age dimana anak mengalami peningkatan perkembangan kecerdasan yang sangat signifikan. Menurut E. Mulyasa (2012: 34) masa Golden Age adalah kesempatan bagi anak usia dini untuk belajar guna mengoptimalkan potensi kecerdasan yang dimilikinya. Hal ini disebabkan terjadi pematangan fungsifungsi fisik dan psikis yang siap merespons stimulasi yang datang dari lingkungan. Selama masa ini, terjadi transformasi pada otak dan fisik anak sehingga usia ini sangat penting bagi perkembangan intelektual, spiritual, emosional, dan sosial anak sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Pendidikan pada masa ini harus 1

16 memperhatikan seluruh potensi yang dimiliki oleh anak agar anak mampu tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap aspek perkembangan kecerdasan anak dapat berkembang secara pesat jika memperoleh stimulasi lingkungan yang memadai. Hal ini penting, karena perkembangan yang terjadi dimasa ini sangat berpengaruh pada perkembangan selanjutnya. Dalam pendidikan anak usia dini, pelaksanaan pembelajaran diarahkan pada pencapaian perkembangan anak yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan tingkat pencapaian perkembangan anak (Departemen Pendidikan Nasional, 2010: 4). Pencapaian perkembangan pada anak usia dini mencakup perkembangan fisik-motorik, perkembangan kognitif, perkembangan sosial-emosional dan perkembangan bahasa (Masitoh dkk, 2005: 7). Salah satu perkembangan yang perlu dioptimalkan adalah kognitif anak. Aspek pengembangan kognitif yang dinyatakan dalam buku pedoman pengembangan program pembelajaran di Taman Kanak-kanak (Departemen Pendidikan Nasional, 2010: 18) bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak, yaitu mengolah proses belajar, menemukan alternatif pemecahan masalah, mengembangkan kemampuan logika matematis dan pengetahuan akan ruang dan waktu, mempunyai kemampuan memilah, mengelompokkan, serta mempersiapkan kemampuan berpikir lebih teliti. Dari beberapa unsur kemampuan berpikir anak, pengembangan kemampuan logika matematis perlu ditingkatkan. Menurut Slamet Suyanto (2005: 56) menjelaskan bahwa matematika berfungsi sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak. Pengembangan logika matematis 2

17 terdiri dari beberapa konsep seperti memilih, klasifikasi, menghitung, angka, pengukuran, geometri, dan lain-lain. Salah satu konsep yang perlu dikenalkan dalam pembelajaran anak usia dini adalah konsep geometri. Geometri merupakan kemampuan untuk memahami bentuk dan ruang. Geometri penting untuk dipahami anak sejak dini karena merupakan pondasi awal untuk memahami kemampuan dan keterampilan yang lebih kompleks seperti keseimbangan, struktur, dan proporsi (keseimbangan). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di RA Muslimat NU Plosogede Ngluwar pada tanggal 04 Maret 2016, proses pembelajaran diselenggarakan untuk mengembangkan aspek perkembangan anak khususnya berkaitan dengan aspek kognitif. Pada saat itu, kegiatan inti pembelajaran diisi untuk pengenalan bentuk geometri dengan diawali penjelasan oleh guru kemudian anak diminta untuk mengelompokkan geometri sesuai dengan bentuk dan warna. Anak-anak memberikan warna pada setiap bentuk sesuai dengan jenis kelompok warnanya. Bentuk geometri yang digunakan adalah segi tiga, lingkaran dan segi empat. Setelah mengelompokkan sesuai dengan warna masing-masing, anak menghitung jumlah masing-masing tiap bentuk geometri tersebut. Selama proses kegiatan tersebut, anak kurang antusias saat guru memberikan penjelasan mengenai bentuk dan warna geometri. Guru menggunakan media semi-konkret berupa gambar/potongan kertas berbentuk ketiga bentuk geometri tersebut. Saat memberikan penjelasan, anak-anak terlihat tidak memperhatikan guru dan berbicara dengan teman sebangku. Setelah selesai pengenalan, guru menanyakan pada anak tentang nama dan warnanya, beberapa 3

18 anak menjawab dengan mengatakan bunder, kotak dan lingkaran sedangkan yang lainnya hanya diam saja. Berdasarkan LKA yang dikerjakan oleh anak, dari 24 anak diperoleh hasil sebanyak 7 anak (29,17%) mampu mengidentifikasi dan mengelompokkan ketiga bentuk geometri tersebut dan mendapat kriteria baik. Sisanya kesulitan mengidentifikasi, mengenali dan mengelompokkan bentuk terutama pada bentuk lingkaran dan segi empat dengan ukuran yang berbeda. Beberapa anak bertanya kepada guru nama bentuk dan warna yang harus dikerjakan. Tetapi sebagian anak mampu mengerjakan sendiri kegiatan tersebut. Kemudian saat guru bertanya perbedaan ciri-ciri antara ketiga bentuk tersebut, sebanyak 6 anak (25%) mampu menyebutkan jawaban ciri-ciri tiga bentuk geometri sedangkan sisanya hanya mampu menyebutkan satu ciri-ciri bentuk geometri yaitu lingkaran, segi empat atau segi tiga saja. Selanjutnya saat anak diminta untuk menyebutkan contoh-contoh benda berbentuk geometri, sebanyak 7 anak (29,17%) mampu menyebutkan 5 contoh benda seperti contoh benda berbentuk lingkaran yaitu donat, cincin, ban, bola dan matahari. Sisanya masih kesulitan dalam memberikan contoh benda bentuk segi tiga dan segi empat. Pembelajaran pengenalan bentuk geometri diselenggarakan dengan guru memanfaatkan media gambar/potongan bentuk geometri kemudian menempelkannya dipapan tulis sehingga anak dapat melihatnya. Guru melakukan pertanyaan pancingan tentang bentuk geometri yang dibawa oleh guru serta dibantu dengan lembar kerja anak. Guru menanyakan tentang nama bentuk, warna dan contoh bendanya. Terlihat jika guru kurang menyediakan media konkret dalam mengenalkan geometri sehingga anak kurang antusias dalam mengikuti 4

19 pembelajaraan. Hal ini menyebabkan pemahaman anak tentang bentuk geometri menjadi tidak utuh sebab anak hanya sebatas mengetahui bentuk dan nama geometri saja. Selain itu, pengenalan bentuk geometri dengan menggambar sendiri dipapan tulis memungkinkan terjadinya gambar bentuk geometri yang tidak proporsional sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman bentuk geometri pada anak. Guru juga kurang pemanfaatan media seperti balok bangunan sehingga beberapa balok tersebut rusak tidak terpakai dan hilang. Berdasarkan hasil dari pengamatan terlihat jika rata-rata pemahaman bentuk geometri anak masih kurang dimana terdapat sebanyak 17 anak (70%) yang belum mengenal bentuk geometri sesuai dengan kriteria penilaian sehingga guru perlu meningkatkan kemampuan anak tersebut. Demikian, dibutuhkan sebuah upaya baru untuk menyelenggarakan pembelajaran pengenalan bentuk geometri yang salah satunya adalah pembelajaran menggunakan multimedia. Pembelajaran multimedia merujuk pada penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran yang menyajikan materi dalam bentuk verbal dan visual. Multimedia dapat dijadikan sebagai variasi media pembelajaran dalam proses pembelajaran pengenalan bentuk geometri. Multimedia dapat menyajikan kata dan gambar dari materi yang akan disampaikan. Dengan multimedia, anak memiliki pengalaman yang beragam dari segala macam media pembelajaran. Anak akan merasa lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Multimedia dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar (Azhar Arsyad, 2011: 26). Dengan demikian, 5

20 pengenalan bentuk geometri melalui multimedia dapat diterapkan dalam proses pembelajaran dengan menyajikan materi pengenalan bentuk geometri dalam bentuk audio, visual dan verbal. Penggunaan multimedia dalam pembelajaran tersebut didukung oleh hasil penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya oleh Zunita Andriani (2013) dimana pemahaman bentuk geometri anak kelompok B meningkat setelah melaksanakan pembelajaran berbasis multimedia. Melalui pembelajaran berbasis multimedia, guru mempunyai panduan jelas dalam menjelaskan bentuk geometri, sehingga dalam menjelaskan dapat berurutan atau sistematis. Penggunaan multimedia ini dapat membantu penyajian bentuk-bentuk geometri secara proporsional. Geometri dapat dihadirkan dalam bentuk nyata, sehingga dapat menarik perhatian anak serta memudahkan anak mengingat dan memahami materi tersebut. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan sebuah penelitian untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri pada anak kelompok B Di RA Muslimat NU Plosogede Ngluwar melalui pembelajaran berbasis multimedia. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Dari total 24 anak, terdapat 7 anak yang telah memahami bentuk geometri, sedangkan 17 anak masih kesulitan dalam mengenali, mengelompokkan dan membedakan ciri-ciri bentuk geometri. 6

21 2. Media pembelajaran yang digunakan dalam pengenalan bentuk geometri belum optimal, diantaranya adalah gambar dalam majalah atau menggambar sendiri dipapan tulis. 3. Anak kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran pengenalan bentuk geometri sebab media yang digunakan oleh guru kurang menarik. 4. Multimedia diyakini mampu meningkatkan pemahaman bentuk geometri anak tetapi strategi penerapannya yang tepat dalam pembelajaran belum diketahui. C. Batasan Masalah Dari uraian di atas, maka penelitian ini dibatasi pada masalah terkait penerapan multimedia yang tepat untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak kelompok B di RA Muslimat NU Plosogede, Ngluwar. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembahasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui pembelajaran berbasis multimedia pada anak kelompok B di RA Muslimat NU Plosogede?. E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui pembelajaran berbasis multimedia pada anak kelompok B dan mendeskripsikan langkah-langkah dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui pembelajaran berbasis multimedia pada anak kelompok B di RA Muslimat NU Plosogede. 7

22 F. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini secara praktis, yaitu: 1. Bagi Anak Penelitian ini bermanfaat untuk membantu anak dalam membangun kemampuan mengenal bentuk geometri melalui pembelajaran yang lebih bervariasi yaitu berbasis multimedia. 2. Bagi Guru Penelitian ini juga bermanfaat bagi guru yakni guru dapat mengembangkan kinerjanya secara profesional terutama dalam penggunaan media pembelajaran yang lebih bervariasi (multimedia) selama melaksanakan proses pembelajaran terutama dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk mahasiswa/peneliti Program Studi PAUD sebagai acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui pembelajaran multimedia. 4. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana refensi sekolah dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang mampu mengembangkan aspek perkembangan anak terutama kognitif-matematika khususnya pengenalan bentuk geometri. 8

23 G. Definisi Operasional Pengenalan bentuk geometri adalah suatu kemampuan anak yang berkaitan dengan mengenal dan memahami sesuatu yang berkonsep ukuran, bentuk kedudukan dan ruang. Geometri merupakan bentuk atau bangun datar maupun bangun ruang. Dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak, geometri datar yang dikenalkan adalah lingkaran, segi tiga dan segi empat. Penelitian ini berfokus pada peningkatan kemampuan mengenal bentuk geometri datar pada anak kelompok B. Kriteria penilaian yang digunakan mengacu pada indikator mengelompokkan bentuk geometri, membedakan ciri-ciri bentuk geometri dan menyebutkan benda berbentuk geometri yang tertuang dalam kisi-kisi penilaian dengan kriteria skor 1-3. Penilaian dihasilkan dari pengamatan pada proses pembelajaran dengan tanya jawab antara guru dan anak, serta menilai dari lembar kerja anak dengan masing-masing indikator. Multimedia merupakan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Multimedia biasanya berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara dan video. Kombinasi tersebut merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan atau isi pelajaran dan dapat merangsang pilihan, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali. Pengenalan bentuk geometri melalui pembelajaran berbasis multimedia adalah suatu upaya pembelajaran yang dirancang untuk memberikan pemahaman tentang bentuk geometri dengan menayangkan materi yang terdapat pada softfile 9

24 pembelajaran yang berisikan visual, teks, audio dan animasi bentuk geometri berupa video edukatif dan ditampilkan melalui laptop serta dipancarkan di dinding menggunakan LCD dan proyektor. Video edukatif berisikan materi macam-macam bentuk geometri, contoh-contoh benda berbentuk geometri dan ciri sederhana bentuk geometri. 10

25 BAB II KAJIAN TEORI A. Perkembangan Kognitif Anak TK B Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas dan berbeda dengan anak lain yang berada di atas usia 8 tahun. Anak usia dini sangat dinamis, antusias dan hampir selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, serta seolaholah tak pernah berhenti belajar (Sofia Hartati, 2005: 8). Secara umum karakteristik anak usia dini yang khas dijelaskan oleh Richard D. Kellough (Sofia Hartati, 2005: 8-11) adalah sebagai berikut : 1. Anak Bersifat Egosentris Anak yang mempunyai sifat egosentris cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Contohnya anak masih berebut alat-alat mainan, menangis bila menghendaki sesuatu yang tidak dipenuhi oleh orang tuanya atau memaksakan sesuatu terhadap orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Piaget (Sofia Hartati, 2005: 9) bahwa anak usia dini sedang berada pada fase transisi dari fase praoperasional ke fase operasional konkret. Pada saat fase praoperasional, pola berfikir anak bersifat egosentris dan simbolik, sedangkan pada fase operasional konkret anak mulai menerapkan logika untuk memahami persepsi-persepsi. Anak yang berada pada masa transisi ini masih berpikir menurut kedua pola tersebut secara bergantian atau kadang secara simultan. 2. Anak Memiliki Rasa Ingin Tahu Yang Besar Bagi anak, dunia ini dipenuhi dengan hal-hal yang menarik dan menakjubkan sehingga menimbulkan rasa keingintahuan yang tinggi. Rasa ingin tahu anak bervariasi sesuai dengan apa yang menarik perhatiannya. Misalnya anak 11

26 lebih tertarik dengan benda yang menimbulkan akibat daripada benda yang terjadi dengan sendirinya. 3. Anak adalah Makhluk Sosial Anak merasa senang ketika diterima dan bersama dengan teman sebayanya. Anak senang bekerja sama dalam membuat rencana dan menyelesaikan pekerjaannya. Anak akan membangun konsep diri melalui interaksi sosial. Anak belajar membangun kepuasan melalui penghargaan diri ketika diberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan temannya. 4. Anak Bersifat Unik Anak merupakan individu yang unik dimana masing-masing memiliki bawaan, minat, kapabilitas dan latar belakang kehidupan yang berbeda satu sama lain. Anak juga memiliki keunikan lain dalam hal seperti gaya belajar, minat dan latar belakang keluarga. Walaupun pola urutan umum dalam perkembangan anak dapat diprediksi tetapi pola perkembangan dan belajarnya tetap memiliki perbedaan satu sama lain. 5. Anak Umumnya Kaya Dengan Fantasi Anak menyukai hal-hal yang bersifat imajinatif, sehingga pada umumnya anak kaya dengan fantasi. Imajinasi anak berkembang melebihi apa yang dilihatnya. Misalnya saat anak melihat gambar sebuah robot, maka imajinasinya berkembang bagaimana robot itu berjalan dan bertempr dan seterusnya. Anak dapat menceritakan melebihi apa yang anak dengar dan lihat sesuai dengan imajinasi yang sedang berkembang pada pikirannya. 12

27 6. Anak Memiliki Daya Konsentrasi Yang Pendek Anak sulit untuk berkonsentrasi pada suatu kegiatan dalam jangka waktu yang lama. Anak cepat mengalihkan perhatian pada kegiatan lain, kecuali jika kegiatan tersebut menyenangkan, bervariasi dan tidak membosankan. Pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang bervariasi dan menyenangkan sehingga tidak membuat anak terpaku di tempat dan menyimak dalam jangka waktu lama. 7. Anak Merupakan Masa Belajar Yang Paling Potensial Pada masa anak usia dini, anak mengalami berbagai pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat dan pesat pada berbagai aspek. Seluruh potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang. Oleh sebab itu, anak membutuhkan stimulasi dan rangsangan dari lingkungannya. Pembelajaran pada masa ini mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak mencapai tahapan sesuai dengan tugas perkembangannya. Setiap anak memiliki periode perkembangan yang menunjukkan ciri-ciri atau karakteristik perilaku tertentu. Karakteristik perkembangan anak adalah tugas perkembangan pada suatu periode yang harus dicapai dan dikuasai oleh seorang anak. Anak yang mampu mencapai tugas perkembangan pada periode tertentu maka anak memperoleh dasar penguasaan perkembangan pada periode berikutnya. Menurut Sofia Hartati (2005: 18) tugas perkembangan tersebut meliputi berbagai karakteristik perilaku pada masing-masing aspek perkembangan yaitu nilai, agama dan moral, sosial emosional, fisik motorik, bahasa serta kognitif. Oleh karena 13

28 penelitian ini fokus pada kemampuan matematis yang menjadi bagian dari kognitif, maka karakteristik perkembangan kognitif akan lebih ditonjolkan. Menurut Soemiarti Patmonodewo (1995: 24) kognitif merupakan pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati yang menunjukkan tingkah laku orang untuk memperoleh pengetahuan. Perkembangan kognitif pada anak menunjukkan perkembangan dari organ berpikir anak. Kemampuan anak dalam mengkoordinasi berbagai cara berpikir untuk menyelesaikan berbagai masalah digunakan sebagai tolok ukur pertumbuhan kecerdasan. Perkembangan kognitif dinyatakan dengan pertumbuhan kemampuan merancang, mengingat dan mencari penyelesaian masalah yang dihadapi. Piaget (Soemiarti Patmonodewo, 1995: 24) menjelaskan tahapan perkembangan kognitif yang terdiri dari tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahapan operasional konkret dan tahapan operasional formal. Tahapan-tahapan perkembangan tersebut berkaitan dengan pertumbuhan kematangan dan pengalaman anak. Pada masa anak prasekolah, perkembangan kognitif mencapai pada tahapan praoperasional, dimana anak menggunakan fungsi simbolik. Anak mampu mengingat kembali simbol-simbol dan membayangkan benda yang tidak nampak secara fisik. Pada tahap ini anak belum menguasai operasi mental secara logis. Setiap anak memiliki cara berpikirnya sendiri. Rita Eka Izzaty, dkk (2008: 88) menjelaskan beberapa ciri berpikir anak pada tahap praoperasional ini antara lain: a. Anak mulai menguasai fungsi simbolis; sehingga anak mampu bermain purapura dan penguasaan bahasa menjadi semakin sistematis. 14

29 b. Terjadi tingkah laku imitasi; anak suka peniruan terutama pada kakak atau teman yang lebih besar usianya. c. Cara berpikir anak egosentris; yaitu suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif seseorang dengan perspektif orang lain. d. Cara berpikir anak centralized yaitu berpusat pada satu dimensi saja. e. Berpikir tidak dapat dibalik; operasi logis anak belum dapat dibalik. f. Berpikir terarah statis; anak tidak pernah memperhatikan dinamika proses terjadinya sesuatu. Oleh karena perkembangan kognitif pada anak usia prasekolah adalah memasuki tahap praoperasional maka pengembangan kognitif harus disesuaikan dengan cara berpikir anak. Kognitif yang dinyatakan dengan pertumbuhan kemampuan merancang, mengingat dan mencari penyelesaian masalah yang dihadapi. Sedangkan praoperasional anak ditunjukkan dengan anak menggunakan fungsi simbolik. Anak mampu mengingat kembali simbol-simbol dan membayangkan benda yang tidak nampak secara fisik. Dengan demikian, guru harus menyediakan proses dan media pembelajaran yang sesuai dengan cara berpikir anak yang simbolis, terutama dalam pengenalan bentuk geometri. B. Matematika Anak Usia Dini Matematika merupakan pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar-struktur tersebut sehingga terorganisasi dengan baik. Matematika digunakan sebagai bahasa simbol tentang berbagai gagasan dengan menggunakan istilah-istilah yang didefinisikan secara cermat, jelas dan 15

30 akurat. Kegiatan matematika sederhana yang sering dilakukan adalah menghitung, mengukur, mendesain, menempatkan, bermain dan menjelaskan. Pengenalan matematika anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan aspek moral, sosial, fisik dan emosi secara menyeluruh dan optimal dengan cara pengenalan yang benar (Sudaryanti, 2006: 3). Pengenalan matematika berkaitan dengan aritmetika, geometri, pecahan, pengukuran dan pengelolaan data. Kemampuan dasar matematika anak prasekolah berada pada tahap praopersional yang dalam perkembangannya anak mampu berpikir secara simbolis. Dimana anak mulai mengerti bahwa hal-hal abstrak misalnya angka dapat mewakili banyak benda. Kegiatan pembelajaran pengenalan matematika di TK bukan hanya sekedar untuk mengembangkan kemampuan calistung (baca, tulis, hitung), tetapi juga mengembangkan aspek-aspek perkembangan secara menyeluruh. Slamet Suyanto (2005: 56) menyebutkan bahwa matematika berfungsi sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak. Mulanya anak tidak tahu bilangan, angka dan operasi bilangan matematis. Secara bertahap sesuai dengan perkembangan mentalnya anak belajar membilang, mengenal angka, dan berhitung. Matematika untuk anak usia dini diawali dengan pemahaman konsep bilangan dan operasi bilangan. Piaget (Slamet Suyanto, 2005: 160) mengatakan bahwa anak harus dilatih terlebih dahulu mengkonstruksi pemahaman dengan bahasa simbolik yang disebut sebagai abstraksi sederhana (simple abstraction) atau abstraksi empiris. Misalnya, saat guru memberi anak uang logam guru mengatakan koin. Lalu anak dilatih untuk berpikir simbolik lebih jauh yang disebut abstraksi 16

31 reflektif (reflective abstraction). Ketika guru menaruh sebuah koin didepan anak, guru mengatakan satu, lalu menaruh lagi sambil berkata dua, dan seterusnya. Dengan demikian anak mulai menghubungkan antara jumlah koin dengan bahasa matematis bilangan: satu, dua, tiga, dan seterusnya. Langkah berikutnya adalah mengajarkan anak menghubungkan antara pengertian bilangan dengan simbol bilangan. Misalnya sebuah koin dengan kata satu dan angka 1. Dua buah koin dengan kata dua dan angka 2, demikian seterusnya sampai anak benar-benar memahaminya. Piaget (Slamet Suyanto, 2005: 56) menegaskan bahwa pengenalan matematika pada anak usia dini sebaiknya dilakukan melalui penggunaan bendabenda konkret dan pembiasaan penggunaan matematika agar anak dapat memahami matematika. Sebagai contoh, mengingatkan anak tentang tanggal hari ini dan menuliskannya di papan tulis yang akan melatih anak mengenal bilangan. Tujuan pembelajaran matematika untuk anak usia dini sebagai logicomathematical learning atau belajar berpikir logis dan matematis dengan cara yang menyenangkan dan tidak rumit. Anak belajar memahami bahasa matematis dan penggunaanya untuk berpikir. Slamet Suyanto (2005: 162) menyebutkan beberapa konsep matematika untuk anak usia dini meliputi hal-hal berikut ini : 1. Memilih, membandingkan dan mengurutkan misalnya memilih kubus yang pendek, diteruskan ke yang lebih panjang sehingga membentuk urutan dari yang paling pendek ke yang paling panjang. 2. Klasifikasi, yaitu mengelompokkan benda-benda ke dalam beberapa kelompok misalnya berdasarkan ukuran atau bentuknya. 17

32 3. Menghitung, yaitu menghubungkan antara benda dengan konsep bilang dimulai dari satu. Jika sudah mahir anak dapat menghitung kelipatan misalnya kelipatan dua, lima atau sepuluh. 4. Angka, yaitu simbol dari kuantitas. Anak menghubungkan antara kebanyakan benda dengan menggunkan simbol angka. 5. Pengukuran, yaitu anak dapat mengukur ukuran suatu benda dengan berbagai cara mulai dari ukuran non standar menuju ukuran standar. Ukuran non standar misalnya kaki, depa dan jengkal. Sedangkan ukuran standar ialah dengan menggunakan alat ukur standar misalnya penggaris atau meteran. 6. Geometri, yaitu mengenal bentuk, luas, volume dan area. 7. Membuat grafik misalnya guru membagi kartu merah, hijau dan kuning untuk anak yang suka apel, mangga dan pisang. Lalu guru meminta ank untuk menempelnya di papan tulis yang telah diberi sumbu datar (X) dan tegak (Y). Maka akan tampak grafik yang menggambarkan banyaknya anak yang suka buah-buahan tersebut 8. Pola, yaitu membentuk pola misalnya guru memberi angka 1, 3, 6 lalu anak melanjutkannya dengan suatu pola tertentu, bisa 9, 12, 15, dst. 9. Problem solving, yaitu kemampuan memecahkan persoalan sederhana yang melibatkan bilangan dan operasi bilangan. 18

33 Sedangkan fokus pengajaran matematika di taman kanak-kanak menurut Kindergarten Curriculum Focal Points (George S. Morrison, 2012: ) adalah sebagai berikut : 1. Angka dan operasinya: menyajikan, membandingkan dan mengurutkan seluruh angka serta menggabungkan dan memisahkan sejumlah rangkaian angka. 2. Geometri: menggambarkan wujud dan ruang. 3. Pengukuran: mengurutkan objek berdasarkan atribut yang dapat diukur. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa matematika pada anak usia dini adalah pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar struktur guna mengembangkan kemampuan berpikir logis dan matematis, dimana kegiatan belajar tentang konsep matematika dilakukan melalui aktifitas bermain dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat ilmiah dengan cara yang menyenangkan dan tidak rumit. Kemampuan matematika anak akan sejalan dengan berkembangnya kemampuan konversinya. Martin Jamaris (2006: 44) menyatakan bahwa kemampuan konversi merupakan kemampuan untuk memahami perubahanperubahan yang berkaitan dengan jumlah, ukuran, bentuk, volume, dan bidang. Kemampuan ini menjadi dasar pengembangan kemampuan matematika dasar. Beberapa konsep atau materi matematis tersebut, pada dasarnya perlu diperkenalkan kepada anak usia dini. Salah satu konsep matematika yang sangat penting untuk dikenalkan adalah konsep geometri. Konsep geometri berkaitan dengan pemahaman bentuk dan ruang. 19

34 C. Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri 1. Pengertian Geometri Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 355), geometri adalah cabang matematika yang menerangkan sifat-sifat garis, sudut, bidang dan ruang. Geometri sendiri (Greek; geo= bumi, metria= ukuran) adalah sebagian dari matematika yang mengambil persoalan mengenai ukuran, bentuk, dan kedudukan serta sifat ruang. Sudaryanti (2006: 45) menambahkan geometri merupakan bentuk atau bangun datar maupun bangun ruang. Dalam pembelajaran di TK, geometri datar yang dikenalkan adalah lingkaran, segi tiga dan segi empat. Sedangkan untuk geometri ruang adalah balok, kubus, bola,dll. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengenalan bentuk geometri adalah suatu upaya untuk mengembangkan kemampuan anak yang berkaitan dengan mengenal dan memahami sesuatu yang berkonsep ukuran, bentuk kedudukan dan ruang. Membangun konsep geometri pada anak dimulai dengan mengidentifikasikan bentuk-bentuk dan menyelidiki bangunan dan memisahkan gambar-gambar biasa seperti segi empat, lingkaran dan segi tiga. Selain itu anak juga belajar bahasa untuk mengungkapkan letak seperti dibawah, di atas, kiri dan kanan yang menjadi dasar awal memahami geometri (Carol Seefeldt, 2008: 398). Guru dapat menciptakan suasana lingkungan yang memperkuat anak untuk belajar bentuk-bentuk. Mendorong anak untuk sadar akan bentuk-bentuk geometri didalam lingkungan alami yang memungkinkan anak untuk membuat asosiasi antara benda- 20

35 benda biasa dan kata-kata tidak biasa yang mewakili bentuk-bentuk itu. Anak juga belajar untuk mengidentifikasikan bentuk-bentuk. Hal ini juga didukung dalam Kindergarten Curriculum Focal Points, bahwa anak menafsirkan dunia fisik dengan ide geometri (misalnya wujud, orientasi, hubungan, keruangan) dan menggambarkannya dengan kosakata yang terkait (George S. Morrison, 2012: 267). Anak mengidentifikasi, menamai, dan menggambarkan berbagai wujud seperti persegi, segi tiga, lingkaran, segi empat, heksagon (reguler) dan trapesium (sama sisi) yang disajikan dalam berbagai cara (misalnya dengan ukuran dan orientasi yang berbeda-beda), beserta bentuk tiga dimensi seperti bola, kubus dan tabung. Pada penelitian ini, pengenalan bentuk geometri terfokus pada peningkatan pemahaman kemampuan anak untuk mengingat, mengenal, mengidentifikasi serta mengaplikasikan berbagai wujud bentuk geometri, khususnya bentuk geometri datar. 2. Macam-macam Geometri Geometri terdiri dari beberapa klasifikasi bangun. Daitin Tarigan (2006: 63) membagi klasifikasi bentuk geometri diantaranya adalah bangun datar dan bangun ruang. a. Bangun Datar Bangun datar didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal. Namun, tidak semua benda yang ada disekitar kita yang terlihat datar, rata, tinggi atau tebal merupakan bangun datar sehingga pengertian bangun datar adalah abstrak. 21

36 Jenis-jenis bangun datar jika ditinjau dari sisinya digolongkan menjadi dua jenis yaitu bangun datar bersisi lengkung dan lurus. Bangun datar bersisi lengkung antara lain lingkaran, ellips, dll. Sedangkan bangun datar yang bersisi lurus antara lain adalah segi tiga, segi empat, segi lima, dst. Segi tiga terdiri dari segi tiga tumpul, segi tiga samakaki, segi tiga samasisi dan segi tiga sembarang. Selanjutnya segi empat dikelompokkan menjadi jajar genjang, trapesium dan layang-layang. Jajar genjang yang keempat sudutnya siku-siku adalah persegi panjang, sedangkan persegi panjang yang keempat sisinya sama panjang disebut persegi. b. Bangun Ruang Bangun ruang merupakan bangun tiga dimensi yaitu sebuah bangun yang memiliki ruang dan dibatasi oleh sisi-sisi. Jumlah dan model dari sisi-sisi yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bentuk dari bangun tersebut. Contoh bangun ruang diantaranya adalah kubus, balok, prisma, limas, tabung, kerucut, dan bola. Dari beberapa bentuk yang telah dijabarkan di atas, tidak semua bentuk harus dipahami oleh anak. Terdapat beberapa bentuk yang penting untuk dipahami oleh anak sebagai dasar pemahaman bentuk geometri seperti yang tercantum pada kurikulum jenjang taman kanak-kanak. Bentuk geometri tersebut antara lain: bangun datar (persegi, persegi panjang, segi tiga, hati, lingkaran) sedangkan bangun ruang (kubus, persegi, tabung, kerucut). Penelitian yang dilakukan adalah lebih memfokuskan dalam pengenalan bentuk geometri bangun datar. 22

37 3. Tahap Belajar Geometri Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan pada tahap perkembangan anak dalam memahami materi bentuk. Hal ini bertujuan agar bentuk geometri dapat dipahami anak dengan mudah. Van Hiele dalam Tarigan (2006: 62) menyatakan bahwa terdapat lima tahapan belajar anak dalam belajar geometri. Tahapan belajar geometri tersebut diantaranya adalah: a. Tahap Pengenalan Pada tahap ini anak mulai mengenal suatu bentuk geometri secara keseluruhan, namun belum mengetahui adanya sifat-sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya, misalnya seorang anak yang diperlihatkan sebuah persegi panjang ia belum mengetahui jika persegi panjang tersebut mempunyai sifat atau keteratuan tertentu. b. Tahap Analisis Dalam tahap ini anak sudah mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki benda geometri yang diamati walaupun anak belum mengerti tentang hubungan yang terkait antara suatu benda geometri dengan benda geometri yang lainnya. Anak sudah mampu menyebutkan aturan yang terdapat pada benda geometri, seperti saat mengamati bentuk persegi panjang maka anak telah mengetahui bahwa terdapat dua pasang sisi yang berhadapan dan kedua pasang sisi tersebut saling sejajar. c. Tahap Pengurutan Pada tahap ini anak sudah mulai mampu melakukan penarikan kesimpulan, namun kemampuan ini belum dikembangkan secara penuh. Anak mampu 23

38 mengurutkan bentuk geometri, misalnya anak sudah mengenal bahwa persegi itu adalah jajar genjang, belah ketupat adalah layang-layang. d. Tahap Deduksi Dalam tahap ini anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum pada hal-hal yang bersifat khusus. Anak telah mengerti pentingnya unsur-unsur yang didefinisikan. Anak juga sudah mulai menggunakan aksioma atau postulat yang dipakai dalam pembuktian. Misalnya, anak sudah mulai memahami perlunya aksioma, asumsi, defenisi, teorema, bukti dan dalih. e. Tahap Akurasi Tahap ini anak mulai menyadari pentingnya ketepatan dari prinsip dasar yang melandasi sebuah pembuktian. Misalnya anak mengetahui pentingya aksioma atau postulat geometri Eulclid. Tahap akurasi adalah tahap berpikir yang tinggi,rumit dan kompleks sehingga hanya dapat dijangkau oleh siswa yang sudah ditingkat lanjutan atas. Dari kelima tahap pembelajaran geometri tersebut, anak usia 5-6 tahun berada pada tahap pengenalan dan tahap analisis. Dimana anak mulai mengenal bentuk geometri secara keseluruhan tetapi belum mampu mengetahui sifat-sifat bentuk geometri lebih dalam. Pelaksanaan pembelajaran pemahaman bentuk geometri sebaiknya dihubungkan dengan benda-benda yang ada disekitar anak. Guru dapat membantu anak untuk menunjuk dan mencari serta mengelompokkan benda berbentuk geometri dengan benda-benda disekitar anak, misalnya gunung dan papan rambu lalu lintas untuk menunjukkan bentuk segi tiga; keramik, papan 24

39 tulis, jendela untuk bentuk segi empat, dan lain-lain. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam merencanakan pembelajaran konsep geometri agar anak lebih mudah dalam memahami bentuk geometri. D. Pembelajaran Multimedia 1. Pengertian Multimedia Mochamad Nursalim (2013: 19) menjelaskan bahwa multimedia merupakan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Contohnya suatu modul belajar terdiri atas bahan cetak, bahan audio, dan bahan audiovisual. Multimedia biasanya berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara dan video. Kombinasi tersebut merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan atau isi pelajaran dan dapat merangsang pilihan, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali. Multimedia dapat digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan kelompok besar. Multimedia cukup efektif sebab dapat menggunakan proyektor yang memiliki jangkauan pancar yang cukup besar. Dengan menggabungkan unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound dapat mengakomodasi modalitas belajar siswa (Wina Sanjaya, 2011: 219). Multimedia dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditif, maupun kinestetis. Pembelajaran dengan menggunakan multimedia muncul dan berkembang berdasarkan permasalahan yang muncul dalam penerapan teknologi dalam proses pembelajaran dan kejenuhan serta kurang komunikatifnya penyampaian materi pelajaran didalam kelas yang dapat memotivasi belajar peserta didik. Pembelajaran 25

40 multimedia memudahkan proses pembelajaran dan menumbuhkan kekreatifan dan keinovasian pendidik dalam mendesain pembelajaran yang komunikatif dan interaktif serta sebagai jalan permasalahan ditengah kesibukan pendidik (Daryanto, 2010: 64). Manfaat lain dari penggunaan multimedia adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan. Lebih jelas lagi, Daryanto (2010: 52) menyebutkan beberapa keunggulan dari multimedia pembelajaran, yaitu : a. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata seperti kuman, bakteri, dan lain-lain. b. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah seperti gajah, gunung, dan lain-lain. c. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat seperti sistem tubuh manusia, berkembangnya bunga, dan lain-lain. d. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh seperti bulan, bintang, dan lain-lain. e. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya seperti letusan gunung berapi, racun, dan lain-lain. f. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa. Berdasarkan beberapa pengertian multimedia di atas dapat disimpulkan pembelajaran multimedia adalah upaya yang dilakukan pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak didik untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan multimedia berupa kombinasi antara teks, 26

41 grafik, animasi, suara dan video. Multimedia memudahkan proses pembelajaran dan menumbuhkan kekreatifan serta keinovasian pendidik dalam mendesain pembelajaran yang komunikatif dan interaktif. Dengan desain pembelajaran yang bervariatif maka anak akan lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Pengenalan bentuk geometri melalui pembelajaran berbasis multimedia adalah suatu upaya pembelajaran yang dirancang untuk memberikan pemahaman tentang bentuk geometri dengan menayangkan materi yang terdapat pada softfile atau CD pembelajaran yang berupa video edukatif yang berisikan visualisasi bentuk geometri dengan kombinasi teks, audio dan animasi bergerak yang ditampilkan melalui laptop serta dipancarkan di dinding menggunakan LCD dan proyektor. 2. Karakteristik Media dalam Pembelajaran Multimedia Sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran, pemilihan dan penggunaan multimedia pembelajaran harus memperhatikan karakteristik komponen lain, seperti tujuan, materi, strategi dan evaluasi pembelajaran. Daryanto (2010: 53) membagi karakteristik multimedia pembelajaran sebagai berikut: a. Memiliki lebih dari satu media konvergen misalnya menggabungkan unsur audio dan visual. b. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna. c. Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain. 27

42 Sejalan dengan penjelasan di atas, maka Deni Darmawan (2012: 55) menambahkan beberapa karakteristik pembelajaran multimedia yang harus diperhatikan oleh pendidik saat akan menggunakannya, yaitu: a. Berisi konten materi yang representatif dalam bentuk visual, audio, dan audiovisual. b. Beragam media komunikasi dalam penggunaanya. c. Memiliki bahasa warna dan bahasa resolusi objek. d. Tipe-tipe pembalajaran yang bervariasi. e. Respons pembelajaran dan penguatan bervariasi. f. Mengembangkan prinsip self evaluation dalam mengukur proses dan hasil belajarnya. g. Dapat digunakan secara klasikal atau individual. Berdasarkan beberapa karakteristik multimedia yang telah dipaparkan di atas, maka multimedia yang digunakan dalam pembelajaran anak usia dini adalah multimedia yang menyajikan informasi melalui penggabungan teks, visual, audio dan animasi bergerak dalam bentuk video edukatif tentang materi bentuk geometri. Selain itu, multimedia dibuat komunikatif dan interaktif serta mampu digunakan secara individu maupun kelompok. 3. Model Pembelajaran Multimedia Azhar Arsyad (2011: 172) mengungkapkan bahwa pembelajaran multimedia menyajikan informasi berbentuk dokumen hidup, dapat dilihat di layar monitor atau ketika diproyeksikan ke layar lebar, dapat didengar suaranya, dilihat gerakannya (video atau animasi). Multimedia bertujuan untuk menyajikan 28

43 informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti dan jelas. Informasi akan mudah dimengerti sebab indera sebanyak mungkin akan menyerap informasi tersebut, terutama telinga dan mata. Multimedia menampilkan informasi yang akan diberikan dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran multimedia ini disesuaikan dengan materi maupun tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Deni Darmawan (2012: 61-66) menjelaskan empat macam model pembelajaran multimedia, sebagai berikut: a. Model Drills Model drills merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya. Model ini menyajikan masalah-masalah dalam bentuk latihan soal pada tingkat tertentu. Menurut Daryanto (2010: 55), dalam model ini juga disediakan jawaban benar yang dilengkapi dengan penjelasannya sehingga diharapkan pengguna dapat memahami suatu konsep tertentu. Pengguna juga dapat melihat skor akhir yang dicapai sebagai indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam memecahkan soal-soal yang diajukan. b. Model Tutorial Model tutorial merupakan model yang menggunakan program komputer berisikan materi pelajaran. Materi pelajaran disajikan dalam unit-unit kecil yang disusul dengan pertanyaan. Respons siswa dianalisis oleh komputer dan umpan baliknya yang benar diberikan. Siswa dituntut untuk mengaplikasikan ide dan pengetahuan yang dimilikinya secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. 29

44 Model tutorial menyajikan pembelajaran lewat teks atau grafik pada layar yang menyediakan poin-poin pertanyaan atau permasalahan, jika respons siswa benar maka komputer akan bergerak pada pembelajaran selanjutnya, sedangkan jika respons siswa salah maka komputer akan mengulangi pembelajaran sebelumnya atau bergerak pada salah satu bagian tertentu pembelajaran ulang bergantung pada kesalahan yang dibuat. c. Model Simulasi Model simulasi merupakan model pembelajaran multimedia yang mencoba memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruantiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya. Model ini mendorong siswa untuk mendapatkan pengalaman masalah secara nyata dan membuat seolah-olah siswa melakukan sendiri pengalaman tersebut. d. Model Games Model permainan ini berisikan petunjuk dan aturan permainan. Pembelajaran didesain seolah-olah peserta didik mengikuti permainan yang disajikan melalui simulasi-simulasi tertentu yang dibutuhkan agar peserta didik mampu menerapkan semua pengalaman belajarnya dalam menyelesaikan masalah yang dimaksud. Dengan model permainan ini diharapkan terjadi aktivitas belajar sambil bermain yang membuat proses pembelajaran menjadi menyenangkan. Dari beberapa bentuk pembelajaran berbasis multimedia yang telah dijelaskan di atas, guru dapat memilih salah satu bentuk dalam proses pembelajaran sesuai situasi dan kondisi. Dengan demikian proses pelaksanaan pembelajaran berbasis multimedia untuk meningkatkan pemahaman bentuk geometri dapat 30

45 berjalan lancar. Penelitian ini menggunakan pembelajaran berbasis multimedia dengan model tutorial, dimana materi pelajaran disajikan dalam program komputer. Oleh karena, anak belum mampu mengoperasikan komputer maka model tutorial yang digunakan bersifat sederhana dimana hanya menampilkan video edukatif berisikan materi bentuk geometri dengan bantuan sarana-prasarana yang telah dimiliki oleh sekolah dan dioperasikan oleh peneliti. Model tutorial yang digunakan adalah berupa video edukatif yang berisikan gabungan materi secara teks, visual, audio dan animasi materi bentuk geometri. Video edukatif yang digunakan dalam pembelajaran ini diperoleh dari website internet khusus yang berisikan video-video edukatif untuk pembelajaran anak usia dini yaitu Kastari Animation dan Bloom Animation. Pemilihan video edukatif dari kedua website tersebut dikarenakan konten dalam video-video tersebut sesuai dengan materi pembelajaran yang akan dikenalkan yaitu macam-macam bentuk geometri, contoh benda yang berbentuk geometri dan ciri sederhana bentuk-bentuk geometri. Pengenalan bentuk geometri dimulai dengan apersepsi yaitu guru memberikan pertanyaan pancingan yaitu anak-anak apa saja ya bentuk geometri itu?, pertanyaan ini diberikan kepada anak tanpa memperlihatkan bentuk-bentuk geometri. Pembelajaran dilanjutkan dengan penayangan video edukatif kemudian guru memberikan penjelasan sederhana sesuai dengan materi yang ditayangkan. Setelah penayangan materi selesai, pembelajaran dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan siswa mengenai materi bentuk geometri dan siswa diajak untuk mengaplikasikan pengetahuannya dalam lembar kerja anak yang disesuaikan 31

46 dengan rencana kegiatan pembelajaran yang telah ditentukan sehingga pemahaman anak tentang bentuk geometri dapat diketahui. E. Kerangka Berpikir Pengenalan matematika pada anak usia dini mencakup beberapa materi pokok. Salah satu materi yang dikenalkan adalah bentuk geometri yang meliputi konsep bentuk dan ruang. Konsep pengenalan geometri ini mengacu pada salah satu aspek perkembangan kognitif. Dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak, konsep geometri mengacu pada kemampuan pemahaman konsep mengelompokkan, membedakan dan menyebutkan geometri. Berdasarkan pengamatan awal pada anak kelompok B di RA Muslimat NU Plosogede Ngluwar yang telah dilaksanakan, pemahaman bentuk geometri anak masih kurang. Hal ini ditunjukkan dimana anak masih kesulitan dalam mengenali, mengidentifikasi dan mengelompokkan bentuk geometri. Selain itu, guru hanya menggunakan media pembelajaran yang sederhana yaitu potongan gambar berbentuk geometri. Dengan demikian, anak kesulitan dalam memahami bentuk geometri secara utuh dan benar. Pengenalan konsep geometri terutama dalam pemahaman bentuk geometri dapat ditingkatkan melalui inovasi pembelajaran. Inovasi yang dapat digunakan adalah dengan penggunaan pembelajaran berbasis multimedia. Oleh karena, guru kurang memaksimalkan penggunaan media yang ada maka multimedia sangat membantu anak dalam memahami bentuk geometri secara utuh. Dengan multimedia, materi pengenalan geometri dapat disajikan dalam bentuk rangkaian teks, audio, dan gambar bergerak (video atau animasi). Berdasarkan karakteristik 32

47 anak usia dini yang memiliki daya konsentrasi yang pendek, maka penyajian materi dengan multimedia dapat menarik antusiasme anak sehingga anak akan lebih memperhatikan materi pembelajaran. Penyajian materi membantu anak dalam merekonstruksi pengetahuan tentang konsep geometri. Dengan demikian, diharapkan dengan melaksanakan pembelajaran berbasis multimedia dapat meningkatkan pemahaman bentuk geometri pada anak kelompok B di RA Muslimat NU Plososgede. F. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis multimedia dapat meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak kelompok B di RA Muslimat NU Plosogede, dengan cara menayangkan video edukatif yang berisikan materi macam-macam bentuk geometri, contoh benda berbentuk geometri dan ciri-ciri sederhana bentuk geometri secara bertahap dan berulang-ulang. 33

48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Wina Sanjaya (2011: 26) penelitian tindakan kelas adalah proses pengkajian masalah pembelajaran didalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah dengan melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Lebih lanjut lagi Grundy dan Kemmis (Wina Sanjaya, 2011: 30) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas meliputi tiga hal, yaitu peningkatan praktik, pengembangan profesional dan peningkatan situasi tempat praktik berlangsung. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk menemukan inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman bentuk geometri pada anak kelompok B di RA Muslimat NU Plosogede. Model PTK yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan model PTK kolaboratif, dimana guru dan peneliti berkolaborasi memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. Peneliti membuat rencana tindakan (RKH) untuk melaksanakan proses pembelajaran berbasis multimedia, memilih video edukatif yang akan digunakan, mengamati pelaksanaan pembelajaran sedangkan guru sebagai pelaksana tindakan. Kemudian secara bersama-sama guru dan peneliti menganalisis pengaruh dari tindakan yang telah diberikan. 34

49 B. Tahap Penelitian Penelitian ini menggunakan acuan model penelitian tindakan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Terdapat empat komponen penelitian tindakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Komponen tersebut berada dalam satu sistem yang saling terkait (Sukardi, 2003: 214). Model ini dapat mencakup beberapa siklus. Adapun pelaksanaan model penelitian pada setiap siklus tersebut adalah: 1. Perencanaan: rencana tindakan yang akan dilakukan peneliti untuk memperbaiki dan meningkatkan proses serta hasil belajar di kelas. 2. Pelaksanaan: tindakan apa yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya untuk meningkatkan kondisi pembelajaran yang ada sehingga kondisi yang diharapkan dapat tercapai. 3. Pengamatan: peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan. 4. Refleksi: mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas dampak dari tindakan dengan menggunakan berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi, peneliti melakukan modifikasi terhadap rencana pelaksanaan yang berikutnya. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus. Pada siklus pertama terdapat tiga pertemuan, sedangkan pada siklus kedua terdapat dua pertemuan. Namun, jika diperlukan untuk mencapai hasil yang lebih baik maka siklus berikutnya dapat dilakukan. Pada tahap perencanaan dimulai dari penemuan masalah, kemudian peneliti dan guru merancang tindakan yang akan dilakukan pada siklus tindakan. 35

50 Berikut langkah-langkahnya secara rinci: a. Rencana Tindakan Siklus I Perencanaan dibutuhkan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Perencanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Mempersiapkan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang telah diambil dari indikator pengembangan kognitif pada kurikulum yang digunakan oleh sekolah dalam bentuk Rencana Kegiatan Harian (RKH). Terdapat pula metode dan media pengajaran yang digunakan yaitu pembelajaran berbasis multimedia. 2) Menata lingkungan belajar, yakni menyiapkan alat dan bahan pendukung pembelajaran berbasis multimedia dan sarana-saran lain yang mendukung proses belajar mengajar. 3) Menyusun instrumen penelitian dan penilaian yang berupa: a) Membuat lembar observasi yang digunakan untuk mengamati anak saat melakukan pembelajaran mengenal bentuk geometri dengan pembelajaran berbasis multimedia. b) Mempersiapkan dokumentasi berupa lembar kerja anak yang akan digunakan untuk mengukur seberapa besar anak mengenal bangun geometri. 4) Penelitian dilaksanakan dalam kurun waktu 1 bulan yaitu pada bulan Mei 2016 dengan rincian menyusun instrumen penelitian, pembuatan media pembelajaran yang digunakan yaitu multimedia bangun geometri, dan pelaksanaan penelitian. 36

51 5) Menyamakan persepsi antara guru dan peneliti tentang penerapan pembelajaran berbasis multimedia pada materi mengenal bentuk geometri agar proses pembelajaran berjalan sesuai rencana. b. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan Pelaksanaan disesuaikan dengan prosedur perencanaan yang telah ditentukan. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan panduan RKH yang telah dibuat. Peneliti bertindak sebagai observer sedangkan guru bertindak sebagai pelaksana. Pelaksanaan tindakan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Sedangkan pengamatan yang dilakukan adalah dengan memantau efektivitas penerapan pembelajaran berbasis multimedia yang ditunjukkan dengan keterlibatan anak, keaktifan anak baik fisik ataupun mental, serta peningkatan pemahaman bentuk geometri anak. Selain itu, juga dilakukan pengumpulan data dan menghitung presentase tingkat keberhasilan pemahaman konsep geometri. 1) Kegiatan Awal Kegiatan awal dimulai dengan berdoa secara klasikal yang dilanjutkan dengan hafalan beberapa doa sehari-hari dan surat-surat pendek. Kemudian apersepsi yang dilaksanakan berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. 2) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti diawali dengan penayangan video edukatif tentang bentuk geometri. Guru menyampaikan materi-materi pembelajaran yang sesuai dengan RKH yang telah dibuat sebelumnya. Penayangan video edukatif disesuaikan dengan materi yang telah dipilih dan dicantumkan dalam RKH. Kemudian kegiatan inti dilanjutkan dengan tanya jawab antara guru dan anak lalu 37

52 anak diminta untuk mengerjakan tugas (LKA) untuk mengukur tingkat pemahaman anak. Pada siklus pertama, video edukatif yang ditayangkan adalah materi tentang nama-nama bentuk geometri dan contoh benda berbentuk geometri, sedangkan pada siklus kedua video yang ditayangkan adalah nama-nama bentuk, contoh benda berbentuk geometri dan ciri-ciri sederhana bentuk geometri. Pada siklus kedua, pengenalan bentuk geometri dibantu dengan pemanfaatan media seperti plastisin, puzzle bongkar pasang dan sedotan. 3) Kegiatan Akhir Pada tahap ini, kegiatan diisi dengan bercerita atau bercakap-cakap, diskusi, tanya jawab dan evaluasi pada kegiatan yang telah dilakukan selama satu hari dan diakhiri dengan berdoa bersama. c. Refleksi Pada tahap ini, peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Hasil evaluasi dikaji dan digunakan sebagai acuan guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Apabila masih ditemukan masalah atau hambatan sehingga tujuan penelitian belum tercapai maka akan dilakukan langkah perbaikan yang dilaksanakan pada siklus kedua. C. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek penelitian adalah benda, hal, atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat dan dipermasalahkan (Suharsimi Arikunto, 1998: 144). Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah semua anak kelompok B di RA Muslimat NU Plosogede Ngluwar yang berjumlah 24 anak yang terdiri dari 17 38

53 putra dan 7 putri. Sedangkan obyek penelitian adalah variabel atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 118). Obyek dalam penelitian ini adalah kemampuan mengenal bentuk geometri dan pembelajaran berbasis multimedia. D. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RA Muslimat NU Plosogede, Ngluwar, Magelang. Dilaksanakan pada semester II tahun ajaran pada bulan Mei- Juni E. Metode Pengumpulan Data Teknik atau metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Suharsimi Arikunto, 2005: 100). Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar dapat memperoleh keterangan secara lengkap. Penelitian ini menggunakan metode diantaranya sebagai berikut: 1. Metode observasi, merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Sutrisno Hadi dalam Sugiyono, 2013: 203). Observasi yang dilakukan adalah dengan mengamati tentang proses kegiatan pembelajaran, suasana kelas, dan keadaan lingkungan kelas selama proses tindakan. Dalam penelitian ini digunakan cara observasi partisipan artinya dalam pengamatan peneliti ikut terjun dan aktif dengan subyek penelitian untuk mendapatkan data dan informasi. Untuk mengumpulkan data dengan metode ini digunakan pedoman observasi. 39

54 2. Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai jumlah siswa, perangkat pembelajaran, dan aktivitas pembelajaran di RA Muslimat NU Plosogede Ngluwar Magelang. F. Instrumen Pengumpulan Data Meneliti adalah melakukan pengukuran, sehingga diperlukan alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian disebut dengan instrumen penelitian. Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2013: 148). Instrumen dalam penelitian ini adalah pedoman pengamatan berisikan indikator-indikator pengamatan untuk mengukur tingkat pemahaman bentuk geometri anak khususnya bentuk geometri datar. Indikator-indikator pengamatan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri (lingkaran, segi tiga, segi empat, dan lain-lain) Indikator mengelompokkan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk membagi atas beberapa kelompok bentuk-bentuk geometri sesuai dengan nama, bentuk, warna atau ciri-ciri bentuk geometri tertentu. 2. Membedakan ciri-ciri bentuk geometri Indikator membedakan ciri-ciri bentuk geometri diartikan sebagai kemampuan untuk mengenal, mengidentifikasi dan mampu mengungkapkan perbedaan ciri-ciri setiap bentuk geometri. 40

55 3. Menyebutkan benda-benda yang berbentuk geometri Indikator menyebutkan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menemukan, memperlihatkan, kemudian dapat menerangkan kepada orang lain tentang benda-benda yang berbentuk geometri. Ketiga indikator tersebut menjadi ukuran pemahaman bentuk geometri anak. Berikut kisi-kisi instrumen pengumpulan data masing-masing indikator pengamatan: Tabel 1. Kisi-kisi Obervasi Variabel Sub Variabel Sub-Sub Variabel Indikator Kemampuan matematika Bentuk geometri 1.Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri (lingkaran, segi tiga, segi empat) 2.Membedakan ciri-ciri bentuk geometri (bentuk,siku-siku) 3.Menyebutkan bendabenda yang berbentuk geometri a. Anak mampu mengelompokkan 3 bentuk geometri dengan tepat. b. Anak kurang mampu mengelompokkan 3 bentuk geometri dengan tepat. c. Anak belum mampu mengelompokkan 3 bentuk geometri dengan tepat. a. Anak mampu membedakan ciri-ciri bentuk geometri. b. Anak kurang mampu membedakan ciri-ciri bentuk geometri. c. Anak belum mampu membedakan ciri-ciri bentuk geometri. a. Anak mampu menyebutkan bendabenda yang berbentuk geometri. b. Anak kurang mampu menyebutkan benda-benda yang berbentuk geometri c. Anak belum mampu menyebutkan benda-benda yang berbentuk geometri. 41

56 Tabel 2. Rubrik Penilaian Kemampuan Mengelompokkan Bentuk-Bentuk Geometri. No Kriteria Deskripsi Skor Keterangan 1. Anak mampu mengelompokkan bentuk-bentuk geometri 2. Anak kurang mampu mengelompokkan bentuk-bentuk geometri 3. Anak belum mampu mengelompokkan bentuk-bentuk geometri Jika anak mampu mengelompokkan 3 bentuk geometri sesuai dengan kelompoknya dengan tepat (jumlah bentuk=15 buah) Jika anak mampu mengelompokkan 3 bentuk geometri sesuai dengan kelompoknya dengan kesalahan kurang dari 3 Jika anak belum mampu mengelompokkan 3 bentuk geometri sesuai dengan kelompoknya dengan kesalahan lebih dari 3 3 Jika anak mampu mengelompokkan 3 bentuk geometri sesuai dengan kelompoknya dengan jumlah benar masing-masing bentuk 5 buah. 2 Jika anak mampu mengelompokkan 3 bentuk geometri sesuai dengan kelompoknya dengan jumlah benar masing-masing bentuk 3-4 buah. 1 Jika anak mampu mengelompokkan 3 bentuk geometri sesuai dengan kelompoknya dengan jumlah benar masing-masing bentuk 1-3 buah. Tabel 3. Rubrik Penilaian Kemampuan Membedakan Ciri-Ciri Bentuk Geometri No Kriteria Deskripsi Skor Keterangan 1. Anak mampu membedakan ciri-ciri bentuk geometri 2. Anak kurang mampu membedakan ciri-ciri bentuk geometri 3. Anak belum mampu membedakan ciri-ciri bentuk geometri Jika anak mampu mengungkapkan perbedaan ciri-ciri 3 bentuk geometri dengan tepat Jika anak mampu mengungkapkan perbedaan ciri-ciri 2 bentuk geometri dengan tepat Jika belum mampu mengungkapkan perbedaan ciri-ciri bentuk geometri 3 Jika anak mampu mengungkapkan perbedaan ciri-ciri 3 bentuk geometri dengan tepat (lingkaran, segi tiga, segi empat) dari jumlah siku-siku dan bentuknya. 2 Jika anak mampu mengungkapkan perbedaan ciri-ciri 2 bentuk geometri dengan tepat dari segi siku-siku dan bentuknya. 1 Jika belum mampu mengungkapkan perbedaan ciri-ciri bentuk geometri sehingga anak perlu bimbingan atau hanya menyebutkan ciriciri 1 bentuk geometri. 42

57 Tabel 4. Rubrik Penilaian Kemampuan Menyebutkan Benda-Benda Berbentuk Geometri No Kriteria Deskripsi Skor Keterangan 1. Anak mampu menyebutkan bendabenda yang berbentuk geometri 2. Anak kurang mampu menyebutkan bendabenda yang berbentuk geometri 3. Anak belum mampu menyebutkan bendabenda yang berbentuk geometri Jika anak mampu menyebutkan 5-8 benda yang mempunyai bentuk menurut ciri-ciri geometri tertentu, setelah melihat tayangan. Jika anak mampu menyebutkan 1-4 benda yang mempunyai bentuk menurut ciri-ciri geometri tertentu, setelah melihat tayangan. Jika anak belum mampu menyebutkan benda yang mempunyai bentuk menurut ciri-ciri geometri tertentu, setelah melihat tayangan. 3 Jika anak mampu menyebutkan 5-8 benda yang mempunyai bentuk menurut ciri-ciri geometri tertentu dengan tepat dan cepat. 2 Jika anak mampu menyebutkan 1-4 benda yang mempunyai bentuk menurut ciri-ciri geometri tertentu dengan tepat. 1 Jika anak belum mampu menyebutkan benda yang mempunyai bentuk menurut ciri-ciri geometri tertentu sehingga anak memerlukan bimbingan. G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasikan data dengan tujuan mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian (Wina Sanjaya, 2011: 106). Dalam penelitian ini data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan persentase. Data yang dianalisis adalah data yang berasal dari data observasi aktivitas anak ketika kegiatan pembelajaran bangun geometri melalui pembelajaran multimedia. Teknik analisis data kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri menggunakan pembelajaran multimedia, sedangkan teknik analisis data kuantitatif digunakan 43

58 untuk menentukan seberapa besar peningkatan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri sesudah adanya tindakan. Penghitungan data kuantitatif adalah dengan menghitung rata-rata perkembangan anak berdasarkan skor yang diperoleh dari lembar observasi yang telah disusun sebelumnya. Dengan rata-rata yang diperoleh dapat diketahui persentase perkembangan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak. Perhitungan dalam analisis data menghasilkan persentase pencapaian yang selanjutnya diinterpretasikan dalam kalimat. Berikut rumus yang digunakan dalam menghitung persentase: P = F 100% N Keterangan : P = angka persentase F = frekuensi yang sedang dicari persentase N = jumlah responden anak Berdasarkan data yang telah dianalisis secara deskriptif kuantitaf, selanjutnya data tersebut perlu dianalisis dengan teknik analisis kualitatif. Teknik analisis data deskriptif kualitatif adalah harus dinyatakan dalam sebuah predikat yang menunjuk pada pernyataan keadaan, ukuran kualitas. Hasil tersebut harus diubah menjadi sebuah predikat (Suharsimi Arikunto, 2005: 269). Data tersebut diinterpretasikan ke dalam lima tingkatan menurut Suharsimi Arikunto (2010: 175) yaitu : 1. Kriteria sangat baik, yaitu jika nilai yang diperoleh anak adalah % 2. Kriteria baik, yaitu jika nilai diperoleh anak adalah 61-80% 44

59 3. Kriteria cukup, yaitu jika nilai diperoleh anak adalah 41-60% 4. Kriteria kurang, yaitu jika nilai yang diperoleh anak adalah 21-40% 5. Kriteria kurang sekali, yaitu nilai yang diperoleh anak adalah 0-20% H. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan yang dipakai dalam penentuan kesimpulan ini adalah meningkatnya pemahaman bentuk geometri anak kelompok B yang terlihat dalam proses pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan multimedia. Besarnya peningkatan pemahaman dapat dilihat dari peningkatan rata-rata prosentase setiap aspek yang diamati, yaitu apabila 70% dari siswa kelompok B termasuk dalam kategori baik dimana anak mampu mengelompokkan bentuk geometri, membedakan ciri-ciri bentuk geometri dan menyebutkan benda-benda yang berbentuk geometri. 45

60 A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri ini dilakukan di RA Muslimat NU Plosogede, Ngluwar, Magelang. Lokasi RA Muslimat NU Plosogede berada di desa Plosogede, kecamatan Ngluwar, kabupaten Magelang. RA ini berlokasi di pinggir jalan desa yang tidak begitu ramai, sehingga keamanan anak terjaga. Lingkungan sekolah dekat dengan sawah dan cukup nyaman untuk belajar. RA tersebut terdiri dari dua kelas, yaitu kelas A dan kelas B, 1 ruang guru dan 2 toilet. Dalam ruang kelas terdapat beberapa alat permainan seperti balok kayu, peraga rambu lalu lintas, bongkar pasang dan lain-lain. Selain itu di RA ini dilengkapi dengan alat permainan outdoor. Tenaga pendidik yang ada adalah tiga orang guru. Penelitian ini dilakukan pada kelas kelompok B dimana siswanya berjumlah 24 anak. 2. Deskripsi Hasil Penelitian a. Deskripsi Data Kemampuan Awal Anak Penelitian dilakukan pada RA Muslimat NU Plosogede, Ngluwar, Magelang didasari adanya beberapa masalah yang ditemukan peneliti melalui observasi secara langsung baik pada anak maupun guru dalam proses pembelajaran. Dari beberapa permasalahan yang muncul, peneliti mengambil permasalahan yang berkaitan dengan perkembangan kognitif khususnya perkembangan matematika terkait dengan pemahaman bentuk geometri. Pada anak kelompok B di RA Muslimat NU 46

61 Plosogede Ngluwar, permasalahan yang terkait dengan bentuk geometri adalah anak mengalami pemahaman yang tidak utuh tentang bentuk geometri. Pada saat itu, pengenalan bentuk geometri dilakukan oleh guru dengan memberikan penjelasan singkat melalui gambar bentuk geometri yang dibuat sendiri oleh guru dipapan tulis. Guru menggambar ketiga bentuk geometri yaitu lingkaran, segi tiga, dan segi empat. Guru menjelaskan kepada anak tentang nama ketiga bentuk tersebut, dilanjutkan dengan penjelasan tentang ciri-ciri bentuknya seperti anak-anak lingkaran itu bentuknya bunder melengkung, segi tiga mempunyai tiga garis, dan segi empat mempunyai empat garis. Guru juga memberikan contoh benda berbentuk geometri yang berada didalam ruang kelas. Oleh karena guru hanya menggunakan gambar yang ada dipapan tulis, terlihat jika anak kurang antusias dalam memperhatikan penjelasan guru. Anakanak terlihat asyik berbicara dengan teman sebangku. Kemudian untuk mengukur tingkat pemahaman anak, guru menggunakan tiga indikator penilaian yaitu mengelompokkan bentuk geometri, membedakan ciri bentuk geometri dan menyebutkan benda berbentuk geometri. Ketiga indikator tersebut terangkum dalam lembar kerja anak maupun kegiatan inti yang dibuat oleh guru. Berdasarkan fakta yang diperoleh ketika observasi awal diketahui bahwa rata-rata pemahaman anak tentang bentuk geometri masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan hasil pengamatan masing-masing indikator dimana dari total 24 anak, sebanyak 7 anak (29,17%) mampu mengelompokkan bentuk geometri, 6 anak (25%) mampu membedakan ciri-ciri bentuk geometri, dan 7 anak (29,17%) mampu menyebutkan benda berbentuk geometri. Hal ini disebabkan 47

62 karena guru hanya mengandalkan gambar yang ada di majalah maupun dengan menggambar geometri di papan tulis dimana bentuk geometri tersebut menjadi tidak proporsional. Selain itu, guru kurang memanfaatkan sarana-prasarana yang telah dimiliki sekolah seperti balok-balok bangunan, proyektor dan LCD. Dengan pemanfaatan media belajar yang kurang maksimal, membuat anak menjadi tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran pengenalan bentuk geometri sehingga pemahaman anak menjadi tidak utuh. Rendahnya pemahaman anak tentang bentuk geometri dapat terlihat dari indikator mengelompokkan bentuk geometri. Anak mengalami kesulitan dalam mengenali dan menunjuk bentuk geometri kedalam satu kelompok bentuk geometri sesuai dengan bentuk dan warnanya. Anak masih bingung menunjuk bentuk geometri tersebut kedalam satu kelompok bentuk berdasarkan warna. Anak bingung untuk menunjuk antara bentuk lingkaran dan segi empat sehingga anak belum mampu mengelompokkan dengan benar. Selain itu anak juga kesulitan dalam menyebutkan benda-benda yang berbentuk geometri. Hal ini disebabkan karena guru kurang memberikan contoh konkret pada anak tentang benda-benda yang berbentuk geometri. Bentuk geometri yang dikenalkan pada pembelajaran sebelumnya adalah lingkaran, segi tiga dan segi empat yang hanya dipelajari dari majalah atau hasil gambar guru sendiri. Ketika diminta untuk menyebutkan benda-benda disekitar yang berbentuk geometri, pengetahuan anak masih terbatas, misalnya untuk benda yang berbentuk segi tiga maka jawaban anak hanya gunung dan atap rumah. 48

63 Indikator lain yang menunjukkan tingkat kemampuan anak adalah membedakan ciri-ciri bentuk geometri. Membedakan ciri-ciri bentuk geometri terfokus pada ciri jumlah sisi yang dimiliki oleh setiap bentuk. Rata-rata anak hanya mampu menyebutkan perbedaan ciri-ciri satu atau dua bentuk geometri saja, misalnya segi tiga dan segi empat. Pemahaman anak tentang bentuk geometri sebelum dilakukan tindakan cenderung kurang baik. Hal ini dapat diketahui dari tabel dibawah ini: Tabel 5. Pemahaman Bentuk Geometri Anak Kelompok B Prasiklus No Aspek yang diamati Kondisi Awal Kriteria Jumlah Persentase 1. Kemampuan mengelompokkan bentuk 7 29,17% Kurang geometri 2. Kemampuan membedakan ciri bentuk geometri 6 25% Kurang 3. Kemampuan menyebutkan benda 7 29,17% Kurang berbentuk geometri Persentase rata-rata 27,78% Kurang Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman bentuk geometri anak kelompok B berada pada tingkat kurang. Hal ini terlihat dari hasil persentase pemahaman bentuk geometri pada semua anak. Dengan demikian peneliti akan melaksanakan pembelajaran berbasis multimedia yang memanfaatkan video edukatif tentang bentuk geometri. Metode pembelajaran ini dipilih karena dapat menampilkan bentuk-bentuk geometri berserta contoh-contoh bendanya sehingga memudahkan guru dalam mempersiapkan pembelajaran. Diharapkan dapat menumbuhkan rasa antusias anak untuk menyimak materi pembelajaran dan anak mendapatkan pengalaman pembelajaran yang menarik serta dapat memahami bentuk geometri dengan mudah. 49

64 b. Deskripsi Hasil Penelitian 1) Implementasi Pelaksanaan Siklus 1 a) Perencanaan Pelaksanaan siklus I dimulai dengan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan tindakan. Peneliti memulai dengan sebuah perencanaan yang diantaranya adalah: 1. Mempersiapkan materi pembelajaran yang tercantum dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang disesuaikan dengan tema pembelajaran dan mempersiapkan video edukatif. 2. Menata lingkungan belajar yaitu mempersiapkan alat dan bahan pendukung pembelajaran berbasis multimedia seperti laptop, LCD, roll kabel dan proyektor. Kemudian menata tempat duduk anak. 3. Mempersiapkan lembar observasi sesuai indikator pengamatan dan lembar kerja anak (LKA). Indikator pengamatan diambil dari kurikulum yang digunakan oleh guru yaitu gabungan dari Kurikulum Departemen Agama dan Kurikulum Menyamakan persepsi antara guru dan peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan. b) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan siklus I dilakukan selama 3 kali pertemuan dimana proses pembelajaran dilakukan pada pukul WIB. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah: 1) Anak menonton video edukatif yang ditayangkan dan mendengarkan penjelasan guru secara klasikal; 2) Tanya-jawab materi geometri 50

65 antara guru dan anak secara klasikal dan individu; 3) Anak mengerjakan tugas (lembar kerja anak). Berikut deskripsi pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut: (1) Pertemuan I Dilaksanakan pada hari Senin, 30 Mei 2016 dengan tema gejala alam dan sub tema matahari, bulan, bintang. Kegiatan pembelajaran diawali dengan masuk ruang kelas kemudian guru membuka kegiatan dengan salam dilanjutkan berdoa mau belajar, hafalan doa harian seperti doa sebelum makan, dan surat-surat pendek seperti surat Al Humazah secara bersama-sama. Kemudian guru mengajak anak untuk bernyanyi dan bertepuk tangan lalu mengulas materi pembelajaran hari sebelumnya yaitu tentang benda-benda yang ada di alam semesta. Pembelajaran dilanjutkan dengan pengenalan bentuk geometri dengan menayangkan video edukatif. Guru mengenalkan macam-macam bentuk geometri, yaitu bentuk bangun datar. Sebelum tayangan video edukatif diputar, guru meminta anak untuk menyebutkan bersama macam-macam bentuk geometri yang telah diketahui anak. Kebanyakan anak menjawab segi empat, segi tiga dan lingkaran saja. Hal tersebut terjadi karena pembelajaran bentuk geometri sebelumnya sering mengulas ketiga macam bentuk tersebut, sedangkan bentuk yang lain kurang dikenalkan. Pembelajaran dilanjutkan dengan penayangan video edukatif tentang macam-macam bentuk geometri, dimana dalam penelitian ini terfokus pada pengenalan bentuk bangun geometri datar. Pengenalan bentuk bangun geometri datar diantaranya adalah segi empat, segi tiga, lingkaran dan persegi panjang. Meskipun pembelajaran sebelumnya sering mengulas ketiga bentuk dasar yaitu 51

66 lingkaran, segi tiga dan segi empat tetapi dikarenakan kemampuan anak dalam mengenal ketiga bentuk tersebut masih rendah maka materi pembelajaran tetap membahas ketiga bentuk tersebut dengan ditambah materi tentang persegi panjang. Guru meminta anak untuk menyebutkan nama-nama bentuk, setelah tayangan bentuk muncul misalnya saat tayangan muncul gambar segi tiga maka guru beserta anak juga menyebutkan nama segi tiga secara bersama-sama. Setelah tayangan tentang macam-macam bentuk geometri selesai, guru memperlihatkan tayangan tentang contoh benda-benda yang berbentuk geometri. Ketika tayangan selesai diputar, guru meminta anak untuk menyebutkan contoh benda-benda yang berbentuk geometri, misalnya guru bertanya coba sebutkan benda yang berbentuk persegi panjang dan beberapa anak menjawab pintu, buku gambar, lemari. Pada tahap ini, anak masih kesulitan dalam menyebutkan contoh benda yang berbentuk segi tiga dimana jawaban anak masih terbatas pada gunung. Pada pertemuan I ini, anak juga belum terlihat konsentrasi sehingga anak masih bingung dengan materi yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran pada pertemuan ini berfokus pada pengenalan macam-macam bentuk geometri. Guna mengetahui sejauh mana pemahaman anak tentang macam-macam bentuk geometri, guru melakukan tanya jawab dengan anak secara langsung. Berdasarkan pada pengamatan yang dilakukan peneliti, maka diperoleh sejumlah 11 anak yang mampu mengelompokkan bentuk-bentuk geometri, yaitu lingkaran, segi tiga, segi empat, dan persegi panjang. Pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan kegiatan menyusun media bongkar pasang, dimana anak membentuk media tersebut menjadi berbagai macam 52

67 bentuk geometri sesuai dengan keinginan anak. Kegiatan dilanjutkan dengan permainan pesan berantai, dimana anak mendapatkan sebuah pesan dan harus menyampaikan pesan sederhana dengan bunyi bulan bersinar di malam hari. Setelah itu bermain bebas dan istirahat. Setelah masuk kelas kembali, guru melanjutkan kegiatan pembelajaran dengan bercerita tentang kegunaan matahari dalam kehidupan sehari-hari. Guru bersama anak kemudian merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pada hari itu. Dilanjutkan dengan berdoa mau pulang secara bersama-sama. (2) Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 31 Mei 2016 dengan tema gejala alam dan sub tema matahari, bulan dan bintang. Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka kemudian, berdoa, melafalkan doa-doa harian seperti doa sebelum dan sesudah bangun tidur serta surat-surat pendek seperti surat Al Humazah bersama-sama. Guru mengulas materi pembelajaran yang telah dipelajari kemarin, dimana guru melakukan tanya jawab tentang macam-macam bentuk geometri (bangun geometri datar) beserta contoh benda yang berbentuk geometri. Pembelajaran dilanjutkan dengan menayangkan video edukatif tentang nama-nama bentuk geometri dan contoh benda yang berbentuk geometri sama seperti pada pertemuan I. Pada tahap ini, guru menjelaskan bahwa masing-masing bentuk geometri memiliki ciri-ciri sehingga bentuk geometri yang ada dalam tayangan berbeda-beda. Guru menjelaskan dengan menunjukkan gambar pada tayangan, ketika muncul gambar segi empat guru menjelaskan bahwa segi empat 53

68 memiliki 4 garis yang sama panjang membentuk sebuah kotak. Guru juga menjelaskan bahwa segi empat berbeda dengan persegi panjang, dimana persegi panjang memiliki 4 garis yang tidak sama panjangnya dan kedua garis penyusunnya adalah sejajar. Segi empat dapat juga berbentuk persegi panjang, belah ketupat, trapesium dan lain-lain. Namun, dalam materi ini hanya terfokus pada segi empat (persegi) dan persegi panjang saja. Guru tidak hanya menjelaskan melalui tayangan tetapi juga mengajak anak untuk membuat bentuk geometri dengan media sedotan agar anak lebih memahami tentang ciri-ciri bentuk geometri datar khususnya dari jumlah sisi yang dimiliki masing-masing bentuk. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan anak membuat (menggambar) garis lurus, lengkung dan miring berupa gambar macam-macam bentuk geometri. Bentuk yang dibuat oleh anak adalah persegi, persegi panjang, dan segi tiga. Beberapa anak dapat menggambar dengan baik, tetapi ada yang kesulitan dalam membedakan bentuk persegi dan persegi panjang. Guru kemudian bertanya dengan anak tentang perbedaan ciri-ciri ketiga bentuk geometri tersebut berdasarkan jumlah sisinya. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan bermain bebas dan istirahat. Lalu guru mengajak anak untuk merefleksikan kegiatan yang telah dilakukan selama hari tersebut dan diakhiri dengan berdoa bersama. Pada pertemuan II peneliti mengamati pemahaman bentuk geometri. Terlihat bahwa beberapa anak dapat menjawab pertanyaan guru ketika guru meminta anak untuk menyebutkan dan menerangkan macam-macam bentuk geometri yang ada ditayangkan. Pada pertemuan ini anak terlihat lebih tertarik dan 54

69 senang dengan pembelajaran yang memanfaatkan multimedia. Hal ini terlihat saat anak meminta guru untuk mengulang-ulang tayangan pembelajaran. (3) Pertemuan III Dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 02 Juli 2016 dengan tema gejala alam dan sub tema matahari, bulan dan bintang. Pembelajaran diawali dengan kegiatan berdoa bersama dan hafalan surat pendek seperti surat Al Humazah serta doa seharihari seperti doa akan dan setelah tidur. Kemudian guru mengajak anak untuk mengingat materi pembelajaran pada hari Selasa sebelumnya. Beberapa anak mengingat tentang macam-macam bentuk geometri dan contoh benda yang berbentuk geometri. Guna memperdalam pemahaman anak, guru kembali menayangkan video tentang contoh-contoh benda yang berbentuk geometri yang dilanjutkan dengan tanya jawab. Guru meminta anak untuk menyebutkan bendabenda didalam kelas yang berbentuk geometri. Beberapa anak dapat menyebutkan seperti papan tulis, jam dinding, buku gambar, majalah, dll. Pembelajaran dilanjutkan dengan anak mengerjakan LKA, dimana anak diminta untuk menempelkan susunan bentuk geometri pada gambar menara (mozaik menara). Setelah selesai anak maju satu per satu untuk menunjukkan hasil pekerjaannya. Guru menanyakan nama bentuk beserta warnanya. Kegiatan dilanjutkan dengan anak diminta untuk mengucapkan kalimat sederhana yang terdiri dari 4-5 kata. Anak-anak menirukan ucapan guru yang berbunyi matahari terbit dari arah timur. Kemudian dilanjutkan dengan istirahat dan bermain bebas. Setelah itu, guru menjelaskan bagaimana cara menghargai karya teman lalu 55

70 bersama-sama merefleksikan kegiatan yang telah dilakukan dan berdoa mau pulang secara bersama. c) Observasi Peneliti melakukan observasi ketika pembelajaran berbasis multimedia dilaksanakan. Observasi mengacu pada pedoman pengamatan yang telah ditentukan yaitu dengan 3 indikator yang mewakili kemampuan mengenal bentuk geometri. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan tanya jawab antara guru dan anak serta melihat dari hasil pekerjaan anak (LKA) yang sesuai dengan indikator yang digunakan. Hasil observasi pada siklus I menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan dalam mengenal bentuk geometri pada setiap indikator dibandingkan dengan hasil pada prasiklus. Adapun hasil pengamatan dari siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 6. Perbandingan Prasiklus dan Siklus I Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri No Aspek yang diamati Prasiklus Siklus I 1. Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri 29,17% 45,84% 2. Membedakan ciri-ciri bentuk geometri 25% 41,67% 3. Menyebutkan benda-benda yang berbentuk 29,17% 54,16% geometri Persentase rata-rata 27,78% 47,22% Berdasarkan tabel di atas, pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri, dimana terdapat peningkatan sebesar 19,44% dari perolehan rata-rata pada prasiklus 27,78% dibandingkan dengan siklus I sebesar 47,22% sedangkan indikator keberhasilan yang ditetapkan 56

71 adalah 70%. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya tindak lanjut untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri. d) Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I diperoleh suatu permasalahan yaitu masih rendahnya tingkat pemahaman anak dalam mengenal bentuk geometri. Beberapa anak masih kesulitan dalam menunjuk dan membedakan bentuk persegi dan persegi panjang sehingga guru perlu menjelaskan materi secara berulang-ulang. Kegiatan pembelajaran yang menggunakan bantuan multimedia meningkatkan pemahaman anak dalam mengenal bentuk geometri pada anak kelompok B RA Muslimat NU Plosogede walaupun besarnya persentase rata-rata pemahaman kemampuan anak masih rendah. Pembelajaran berbasis multimedia menarik antusiasme anak dan mendorong anak untuk banyak bertanya seperti bu kok gambarnya bisa ada suaranya?. Anak antusias dalam mengikuti pembelajaran meskipun awalnya anak masih asing dengan media pendukung pembelajaran dan anak ingin lebih dekat dengan laptop dan LCD. Pelaksanaan pembelajaran berbasis multimedia yang menggunakan media video edukatif membuat anak tertarik dan ingin menonton video secara berulangulang. Beberapa anak mendekati dan memperhatikan materi yang ada dilayar laptop sehingga suasana pembelajaran sedikit terganggu. Ketika kegiatan tanya jawab, anak mulai berani menjawab pertanyaan guru meskipun harus dimotivasi berulangulang. 57

72 Pada kegiatan diskusi juga masih didominasi oleh anak yang lebih aktif, sehingga guru harus memancing anak-anak lain agar ikut berdiskusi. Guru memancing dengan memberikan instruksi seperti coba sebutkan makanan yang berbentuk persegi. Dengan pertanyaan tersebut, semua anak menjawab secara bersama-sama. Anak juga belum mampu memberikan kesimpulan sendiri dari hasil diskusi sehingga guru harus membantu anak dalam menyimpulkan hasil diskusi anak. Berdasarkan permasalahan yang ditunjukkan diatas maka diperlukan perbaikan pada siklus I agar pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat lebih baik sehingga dapat meningkatkan pemahaman anak dalam mengenal bentuk geometri. Perbaikan tersebut adalah memberikan kesempatan pada semua anak untuk lebih aktif dalam pembelajaran, dimana kegiatan pembelajaran tidak hanya didominasi oleh anak yang lebih aktif. Selain itu, guru juga harus mengulang-ulang materi agar anak lebih paham tentang bentuk geometri terutama pada ciri-ciri bentuk geometri. 2) Implementasi Pelaksanaan Siklus 2 a) Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus II hampir sama dengan perencanaan pada siklus I. Perencanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Mempersiapkan materi pembelajaran yang tercantum dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang disesuaikan dengan tema pembelajaran dan mempersiapkan video edukatif. 58

73 2. Menata lingkungan belajar yaitu menata tempat duduk anak. Kemudian mempersiapkan alat dan bahan pendukung pembelajaran berbasis multimedia seperti laptop, LCD, roll kabel dan proyektor. 3. Mempersiapkan media bantu seperti sedotan, plastisin dan puzzle bongkar pasang untuk membantu guru dalam menjelaskan materi pembelajaran. 4. Mempersiapkan lembar observasi sesuai dengan indikator pengamatan dan lembar kerja anak (LKA). 5. Menyamakan persepsi antara guru dan peneliti tentang pelaksanaan proses pembelajaran berbasis multimedia. b) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilakukan dengan dua kali pertemuan. Pembelajaran dilakukan pada pukul WIB. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah: 1) Anak menonton video edukatif yang ditayangkan dan mendengarkan penjelasan guru secara klasikal; 2) Tanya-jawab materi geometri antara guru dan anak secara klasikal dan individu; 3) Anak mengaplikasikan materi dengan media plastisin, sedotan dan puzzle bongkar pasang; 4) Anak mengerjakan tugas (lembar kerja anak). Berikut deskripsi pelaksanaan siklus II sebagai berikut : (1) Pertemuan I Dilaksanakan pada hari Jum at tanggal 03 Juni 2016 dengan tema gejala alam dan sub tema matahari, bulan dan bintang. Pembelajaran dimulai dengan menayangkan kembali video edukatif tentang macam-macam bentuk geometri dan contoh benda yang berbentuk geometri. Selama penayangan video edukatif, guru menjelaskan kembali setiap nama bentuk dan ciri-ciri bentuk tersebut, misalnya 59

74 persegi panjang mempunyai empat garis yang garisnya tidak sama panjang. Kegiatan dilanjutkan dengan anak mengerjakan LKA dimana anak mengelompokkan beberapa bentuk geometri dengan memberikan warna pada bentuk geometri yang sama. Kemudian dilanjutkan dengan guru memberikan kesempatan pada anak untuk menyebutkan nama benda yang berbentuk geometri, misalnya papan tulis berbentuk persegi panjang. Beberapa anak terlihat saling berebut untuk menunjukkan benda-benda yang berbentuk geometri, dimana jawaban anak tidak hanya terbatas pada benda yang ada didalam ruang kelas. Selanjutnya guru meminta anak untuk mengerjakan LKA dimana anak membedakan benda-benda berbentuk geometri dengan menempatkan gambar beberapa benda disekitar anak sesuai dengan kelompok bentuk geometri yaitu lingkaran, segi tiga, segi empat dan persegi panjang. Anak-anak menggunting potongan gambar benda dan menempelkannya pada kolom bentuk yang tersedia. Pada tahap ini peneliti mengamati kinerja anak dengan indikator menyebutkan dan membedakan benda-benda yang berbentuk geometri. Kegiatan dilanjutkan dengan bermain bebas dan istirahat. Pembelajaran diakhiri dengan refleksi kegiatan yang telah dilakukan pada hari tersebut dan berdoa bersama-sama. (2) Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu, 04 Juni 2016 dengan tema gejala alam dan sub tema matahari, bulan, dan bintang. Kegiatan diawali dengan salam, berdoa, hafalan doa harian seperti doa ketika ada petir dan surat pendek seperti surat At Takasur secara bersama-sama. Pembelajaran dilanjutkan dengan menayangkan kembali video tentang macam-macam bentuk geometri dan contoh benda yang 60

75 berbentuk geometri. Guru melakukan tanya jawab dengan anak tentang bendabenda di langit dan di bumi yang berbentuk geometri. Kegiatan lalu dilanjutkan dengan membuat berbagai bentuk dengan plastisin, dimana anak membuat bentukbentuk geometri seperti lingkaran, segi tiga, segi empat, dan persegi panjang. Pada tahap ini, anak mulai bisa membedakan setiap sisi atau jumlah garis yang dimiliki oleh masing-masing bentuk tersebut. Setelah selesai, anak lalu mewarnai gambar rumah sesuai dengan keinginan anak. Peneliti mengamati dan bertanya kepada anak tentang bentuk rumah tersebut, dimana terdapat benda-benda yang berbentuk geometri seperti atap, pintu, jendela, cerobong asap, dll. Peneliti menanyakan tentang jumlah sisi (garis) yang dimiliki setiap bentuk. Beberapa anak telah mampu menjawab dengan benar sesuai dengan ciri-ciri berbagai bentuk geometri tersebut. Kegiatan dilanjutkan dengan bermain bebas dan istirahat kemudian diakhiri dengan berdoa bersama-sama. c) Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti ketika pembelajaran berbasis multimedia sedang berlangsung. Observasi berpedoman pada indikator mengelompokkan bentuk-bentuk geometri berdasarkan bentuk dan warnanya, menyebutkan bendabenda berbentuk geometri, dan membedakan ciri-ciri bentuk geometri sesuai jumlah sisinya (garisnya). Peneliti mengamati peningkatan pemahaman anak mengenal bentuk geometri dari hasil LKA dan rasa antusias anak dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil pengamatan selama siklus II dikumpulkan dan dianalisis untuk mengetahui tingkat ketercapaian pemahaman bentuk geometri pada anak. 61

76 Adapun hasil pengamatan dari siklus II sebagai berikut: Tabel 7. Perbandingan Siklus I dan Siklus II tentang Mengenal Bentuk Geometri No Aspek yang diamati Siklus I Siklus II 1. Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri 45,84% 75% 2. Menyebutkan benda-benda yang berbentuk geometri 54,16% 79,17% 3. Membedakan ciri-ciri bentuk geometri 41,67% 75% Persentase rata-rata 47,22% 76,39% Berdasarkan tabel di atas, siklus II menunjukkan bahwa hasil penelitian besarnya rata-rata persentase pemahaman anak adalah 76,39%, hal ini menunjukkan bahwa target peningkatan pemahaman anak mengenal bentuk geometri telah tercapai sebab presentase rata-rata telah mencapai indikator keberhasilan sebesar 70%. Dengan demikian, pelaksanaan tindakan guna meningkatkan pemahaman anak mengenal bentuk geometri dihentikan karena anak telah mampu mengelompokkan bentuk geometri, membedakan ciri-ciri bentuk geometri dan menyebutkan benda-benda yang berbentuk geometri. d) Refleksi Hasil pengamatan pada siklus II yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran berbasis multimedia dikatakan berhasil dalam meningkatkan pemahaman anak dalam mengenal bentuk geometri. Hal ini terlihat dari peningkatan persentase rata-rata pada setiap indikator yang didapat dari pengamatan dengan bantuan pedoman observasi. Pembelajaran berbasis multimedia dapat mendorong rasa antusias anak untuk lebih mengenal bentuk geometri. Ketika anak lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran, maka anak akan lebih mudah untuk menangkap materi yang 62

77 dikenalkan. Setelah dilakukan tindakan, anak tidak hanya mengenal lingkaran, segi tiga, segi empat dan persegi panjang saja tetapi juga bentuk lain seperti jajar genjang dan trapesium meskipun kedua bentuk tersebut belum dikenalkan secara mendalam. Anak juga mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak tentang ciri-ciri bentuk geometri dan contoh benda yang berbentuk geometri. Selain itu, anak mulai berani untuk berdiskusi dan bertanya apabila merasa kesulitan dalam pembelajaran maupun menjawab pertanyaan guru. B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan berkolaborasi dengan guru kelompok B RA Muslimat NU Plosogede Ngluwar yang dilakukan selama lima kali pertemuan yang dibagi dalam dua siklus menunjukkan bahwa kemampuan dalam mengenal bentuk geometri pada anak kelompok B dengan memanfaatkan pembelajaran berbasis multimedia mengalami peningkatan. Pembelajaran berbasis multimedia menyajikan materi pembelajaran berupa video edukatif dengan materi macam-macam bentuk geometri dan contoh benda yang berbentuk geometri. Pada video diperlihatkan contoh benda berbentuk geometri yang ada disekitar anak sehingga anak akan lebih mudah memahami bentuk geometri yang bersifat abstrak dengan bantuan visualisasi benda-benda konkret yang sudah dikenal anak. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan saat pra tindakan, peneliti menginterpretasikan media pembelajaran yang digunakan oleh guru sebelum penelitian yaitu gambar pada majalah dan menggambar sendiri dipapan tulis sehingga bentuk geometri tidak proporsional dan memungkinkan terjadinya 63

78 kesalahpahaman bentuk geometri pada anak. Setelah diberikan perlakuan menggunakan pembelajaran berbasis multimedia dalam bentuk video edukatif secara berulang-ulang selama dua siklus menunjukkan bahwa kemampuan dalam mengenal bentuk geometri pada anak kelompok B mengalami peningkatan. Diketahui bahwa rata-rata persentase pada prasiklus sebesar 27,78% kemudian meningkat pada siklus I menjadi 47,22% dan pada siklus II menjadi 76,39%. Hasil ini didasari oleh penilaian pada masing-masing indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan mengenal bentuk geometri. Berikut grafik peningkatan rata-rata persentase pemahaman bentuk geometri pada anak kelompok B di RA tersebut : Prasiklus Siklus I Siklus II Persentase Grafik 1. Perbandingan Rata-rata Persentase Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Pada siklus I, tindakan yang diberikan kepada anak adalah dengan mengenalkan bentuk geometri berupa video edukatif yang didalamnya berisi materi nama-nama bentuk dan contoh benda berbentuk geometri. Pada pertemuan awal, guru masih menjelaskan materi dengan sekedar pengenalan nama dan ciri bentuk. Terlihat jika anak mulai antusias untuk memperhatikan materi pembelajaran, dengan melihat dan mendengarkan video. Kemudian pada pertemuan kedua, video 64

79 yang ditayangkan masih sama pada pertemuan kedua. Hal ini bertujuan untuk memperdalam ingatan anak tentang materi yang telah diajarkan sebelumnya. Video ditayangkan secara berulang-ulang kurang lebih selama 20 menit, setelah itu guru menjelaskan kembali secara lisan sesuai dengan materi yang ada didalam video tersebut. Sedangkan tindakan yang diberikan pada siklus II adalah dengan menayangkan video edukatif dengan durasi yang lebih lama dan materi bentuk geometri yang lebih banyak. Materinya berisikan nama-nama bentuk geometri yang lebih banyak ketimbang pada siklus I tetapi terfokus pada bentuk lingkaran, segi tiga, segi empat dan persegi panjang. Selain itu, contoh benda berbentuk geometri juga lebih beragam. Kemudian untuk memudahkan anak dalam memahami ciri-ciri bentuk geometri, guru menggunakan media plastisin, sedotan dan puzzle bongkar pasang. Media-media tersebut digunakan agar anak dapat melihat dan mengaplikasikan langsung ciri-ciri bentuk geometri, terutama dari kriteria jumlah sisi atau garisnya. Peneliti mengamati bahwa pada siklus I kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri secara bertahap sedikit meningkat walaupun hasilnya belum mencapai indikator keberhasilan. Kemudian pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yaitu sebesar 70%. Hal ini dilihat dari peningkatan jumlah anak yang mencapai kriteria baik pada setiap indikator selama pengamatan berlangsung. 65

80 Berikut rekapitulasi hasil pengamatan pada setiap indikator dengan jumlah anak yang mendapatkan kriteria baik : Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri No Indikator Prasiklus Siklus I Siklus II 1. Mengelompokkan bentuk geometri Membedakan ciri-ciri bentuk geometri Menyebutkan benda berbentuk geometri Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh data dari pengamatan pada siklus I dimana dari sebanyak 24 anak kelompok B, terdapat 11 anak (45,84%) yang mampu mengelompokkan bentuk-bentuk geometri berdasarkan warna dan bentuk. Kemudian ada 10 anak (41,67%) yang mampu membedakan ciri-ciri bentuk geometri berdasarkan jumlah sisi yang dimiliki masing-masing bentuk, dan 13 anak (54,16%) yang mampu menyebutkan benda-benda berbentuk geometri. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah anak yang memperoleh kriteria baik dibandingkan dengan hasil pengamatan pada prasiklus dimana pada setiap indikator, rata-rata hanya mampu diperoleh 7 anak (29,17%). Selanjutnya, setelah siklus II dilakukan terdapat peningkatan jumlah anak yang meraih kriteria baik pada masing-masing indikator. Dari total 24 anak, terdapat 18 anak (75%) yang mampu mengelompokkan bentuk-bentuk geometri. Kemudian pada indikator membedakan ciri-ciri bentuk geometri terdapat 18 anak (75%) yang mampu membedakan ciri-ciri dengan baik, sedangkan 19 anak (79,17%) mampu menyebutkan benda-benda berbentuk geometri. 66

81 Berikut grafik peningkatan kemampuan mengenal bentuk geometri anak kelompok B di RA Muslimat NU Plosogede Ngluwar : Prasiklus Siklus I Siklus II Mengelompokkan bentuk geometri Membedakan ciri-ciri bentuk geometri Menyebutkan benda berbentuk geometri Grafik 2. Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Peningkatan rata-rata persentase kemampuan mengenal anak pada siklus II, salah satunya didorong oleh lamanya durasi penayangan video edukatif selama awal pembelajaran. Durasi video edukatif yang digunakan pada siklus ini lebih lama dibandingkan video yang ada pada siklus I. Video edukatif yang digunakan mempunyai durasi 8-10 menit, sehingga dalam sekali waktu proses pembelajaran, video edukatif tersebut dapat diputar sebanyak 4-5 kali. Lamanya durasi penayangan video tersebut dapat membantu anak dalam menguatkan memori atau pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Selain itu, beragamnya materi bentuk geometri yang dijelaskan pada anak juga menambah pengetahuan anak seputar bentuk geometri selain bentuk lingkaran, segi tiga, segi empat dan persegi panjang. Kemudian guru juga menggunakan media bantu seperti plastisin, sedotan dan puzzle bongkar pasang untuk memudahkan dalam menjelaskan bentuk geometri khususnya pada ciri-ciri bentuk geometri. Anak tidak hanya mendapatkan 67

82 penjelasan secara verbal tetapi anak bisa mengaplikasikan sendiri ciri-ciri bentuk geometri. Pembelajaran berbasis multimedia ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri. Pada hasil pengamatan kedua siklus menunjukkan bahwa kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri lebih baik dibandingkan sebelum dilakukannya tindakan. Guna mencapai tujuan penelitian ini, proses pembelajaran dirancang dengan menggunakan media pembelajaran baru yang belum pernah digunakan oleh guru. Peneliti dan guru secara kolaboratif menggunakan multimedia berupa video edukatif yang ditampilkan melalui layar proyektor. Penggunaan video edukatif ini memberikan pengalaman belajar yang baru bagi anak sehingga dapat memperkaya wawasan anak. Upaya untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri dilakukan dengan menyelenggarakan proses pembelajaran yang menggunakan bantuan sarana-prasarana multimedia yang telah dimiliki oleh sekolah. Proses pembelajaran berlangsung selama lima kali pertemuan yang terbagi dalam dua siklus tindakan. Guna meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri, maka pengenalan materi pembelajaran bentuk geometri dilakukan secara bertahap dan secara berulang-ulang disetiap pertemuan pembelajaran. Pengulangan materi pembelajaran dengan video edukatif memberikan kesempatan kepada anak untuk menerima rangsangan belajar secara maksimal melalui sensorinya yaitu pendengaran dan penglihatan. Hal ini sesuai dengan prinsip belajar pada anak usia dini bahwa anak belajar melalui sensorinya. Anak memperoleh pengetahuan 68

83 melalui sensori atau inderawinya, yaitu peraba, pencium, pendengar, penglihat dan perasa. Sensori anak akan merespon stimulan yang diterima (Sofia Hartati, 2005: 32). Pengenalan bentuk geometri dikenalkan dengan menampilkan video edukatif yang berisi materi bentuk geometri secara visual, teks, audio dan animasi gerak. Video edukatif ini selalu ditampilkan setiap awal pembelajaran dan guru menjelaskan secara berulang-ulang sehingga pengetahuan anak mengenai bentuk geometri disetiap pertemuan semakin meningkat. Selain itu guru juga menggunakan media bantuan guna memudahkan guru dalam menjelaskan bentuk geometri khususnya dalam mengenalkan ciri masing-masing bentuk geometri. Dengan demikian, peningkatan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri ini terlihat dari hasil pengamatan pada siklus II yang telah mencapai indikator keberhasilan sehingga tindakan dihentikan pada siklus II. Pembelajaran berbasis multimedia yang dikemas dengan video edukatif dapat dilihat oleh semua anak dengan bantuan proyektor. Multimedia yang digunakan tidak hanya menampilkan visualisasi bentuk geometri saja, tetapi dilengkapi dengan verbal, audio, teks dan animasi gerak yang membantu guru dalam menjelaskan materi pada anak. Materi pembelajaran yang disajikan secara verbal, visual dan audio lebih mudah diserap dan dapat meningkatkan memori anak. Hal ini sesuai dengan Dual Coding Theory yang disebutkan oleh Paivio (Reed, 2011: 155) yang menunjukkan bahwa sistem kognitif manusia terdiri dari subsistem yaitu verbal dan visual sehingga jika materi pembelajaran disajikan dengan 69

84 menggunakan multimedia yang menampilkan verbal dan visual dapat lebih mudah meningkatkan memori anak. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa anak telah mengenal bentuk geometri dan sesuai dengan tahap belajar geometri. Menurut Van Hiele dalam Tarigan (2006: 62) pada tahap pengenalan geometri, anak mulai mengenal suatu bentuk geometri secara keseluruhan meskipun anak belum mengetahui adanya sifat-sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil pengamatan dimana anak mengetahui bentuk-bentuk geometri dan baru mengenal ciri-ciri sederhana bentuk geometri dari jumlah sisinya. Selama pelaksanaan tindakan dengan dua siklus, peneliti juga mengamati keantusiasan anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran berbasis multimedia tersebut. Sebelumnya pembelajaran hanya dilakukan dengan media majalah atau gambar saja dan pembelajaran dengan menampilkan materi pada proyektor belum pernah dilakukan. Anak-anak tertarik untuk mengikuti materi pembelajaran dan meminta guru untuk mengulang-ulang video edukatif tersebut. Hal ini sesuai dengan manfaat dari penggunaan multimedia menurut Daryanto (2010: 52) bahwa multimedia dapat meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa sehingga proses pembelajaran dapat terkendali dan mampu mencapai tujuan belajar. Selain itu, diskusi antara guru dan anak terjalin dengan baik walaupun guru harus terus mendorong anak untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa hipotesis tindakan dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui pembelajaran 70

85 berbasis multimedia pada anak kelompok B RA Muslimat NU Plosogede Ngluwar terbukti dapat mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Pembelajaran berbasis multimedia dilakukan dengan menyajikan materi pembelajaran berupa video edukatif tentang bentuk geometri secara verbal, visual, teks, audio dan animasi bergerak yang menarik bagi anak sehingga mampu meningkatkan perhatian anak. Anak menjadi lebih antusias untuk memperhatikan materi pembelajaran sehingga mampu meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri. Oleh karena itu, penelitian yang telah dilakukan dirasa cukup sehingga dihentikan pada siklus II. C. Keterbatasan Penelitian Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan oleh peneliti dan guru kelas dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui pembelajaran berbasis multimedia dengan pemanfaatan video edukatif pada anak kelompok B dapat meningkat dengan baik. Namun, dalam pelaksanaan penelitian masih terdapat beberapa keterbatasan, yaitu: 1. Hasil penelitian tentang peningkatan konsep geometri melalui pembelajaran bentuk geometri pada anak kelompok B di RA Muslimat NU Plosogede ini tidak dapat digeneralisasikan pada anak kelompok B di TK atau RA lainnya. 2. Pembelajaran berbasis multimedia yang menggunakan proyektor dan LCD ini tidak selalu bisa digunakan setiap saat oleh guru. Jika listrik padam maka guru tidak bisa menampilkan materi pembelajaran secara menyeluruh. 71

86 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kemampuan mengenal bentuk geometri anak kelompok B di RA Muslimat NU Plosogede terbukti meningkat setelah dilakukan tindakan dengan melaksanakan pembelajaran berbasis multimedia berupa video edukatif. Pembelajaran dengan video edukatif menyajikan materi bentuk geometri berupa visual, teks, audio, dan animasi bergerak yang mampu menarik perhatian anak sehingga anak menjadi lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran pengenalan bentuk geometri. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah: 1) Anak menonton video edukatif yang ditayangkan dan mendengarkan penjelasan guru secara klasikal; 2) Tanya-jawab materi geometri antara guru dan anak secara klasikal dan individu; 3) Anak mengaplikasikan materi dengan media plastisin, sedotan dan puzzle bongkar pasang; 4) Anak mengerjakan tugas (lembar kerja anak). 2. Pengenalan bentuk geometri dengan video edukatif diberikan secara bertahap dan berulang-ulang pada setiap pertemuan yang dibantu dengan media sedotan, plastisin dan puzzle bongkar pasang pada pelaksanaan siklus II untuk mengaplikasikan materi pembelajaran sehingga memori anak akan materi bentuk geometri menjadi kuat dan pengetahuan anak tentang bentuk geometri semakin meningkat dibandingkan sebelum dilakukan tindakan. Untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman anak, digunakanlah pedoman observasi pada lembar kerja anak yang disesuaikan dengan indikator pengamatan. 72

87 3. Pada siklus I diperoleh rata-rata pemahaman anak dalam mengenal bentuk geometri adalah sebesar 47,22% dimana dari total 24 anak terdapat 11 anak (45,84%) mendapat kriteria baik pada indikator mengelompokkan bentuk geometri berdasarkan warna dan bentuk, kemudian 10 anak (41,67%) mampu membedakan ciri-ciri bentuk geometri dan 13 anak (54,16%) mampu menyebutkan benda berbentuk geometri. Persentase rata-rata pemahaman bentuk geometri pada siklus ini lebih baik dibandingkan dengan tahap prasiklus tetapi belum mencapai indikator keberhasilan sehingga penelitian berlanjut pada siklus II. 4. Pada siklus II diperoleh data persentase rata-rata pemahaman bentuk geometri sebesar 76,39% dimana dari total 24 anak terdapat 18 anak (75%) memperoleh kriteria baik pada indikator mengelompokkan bentuk geometri berdasarkan warna dan bentuk, lalu 18 anak (75%) mampu membedakan ciri-ciri bentuk geometri dan 19 anak (79,17%) mampu menyebutkan benda berbentuk geometri. Demikian pemahaman anak telah mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan yaitu 70% sehingga penelitian dihentikan pada siklus II. B. Saran Pembelajaran berbasis multimedia hanya salah satu metode yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran berbasis multimedia ini dapat melengkapi metode pembelajaran lain. 73

88 Berdasarkan penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan sebagai berikut : 1. Bagi kepala sekolah, diharapkan mendorong guru untuk memanfaatkan saranaprasarana yang telah dimiliki sekolah khususnya pemanfaatan teknologi (LCD dan proyektor) sehingga ketrampilan teknologi, informatika dan komputer guru lebih terasah dan mampu menggunakannya sebagai sarana mengajar. 2. Bagi guru, disarankan untuk lebih kreatif dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran terutama media yang familiar atau dekat dengan anak, khususnya dalam pengenalan bentuk geometri. Disarankan juga untuk memilih media yang mudah digunakan sehingga proses pembelajaran berjalan efektif dan efisien. 3. Bagi penelitian selanjutnya untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis multimedia dalam bentuk yang lain agar pembelajaran lebih bervariasi dan hasil yang diperoleh dapat lebih meningkat lagi. 74

89 DAFTAR PUSTAKA Azhar Arsyad. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Carol Seefeldt & Barbara A Wasik. (2006). Early Education: Three, Four, and Five Year Olds Go To School (Pendidikan Anak Usia Dini: Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat dan Lima Tahun Masuk Sekolah). Penerjemah: Pius Nasar. Jakarta: PT Indeks. Daitin Tarigan. (2006). Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan Daryanto. (2010). Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Deni Darmawan. (2012). Inovasi Pendidikan: Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan Pembelajaran Online. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. E. Mulyasa. (2012). Manajemen PAUD. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya. George E. Morrison. (2008). Fundamentals of Early Childhood Education, 5th Edition (Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini). Penerjemah: Suci Romadhona. Jakarta Barat: PT Indeks. Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Kurikulum Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Martin Jamaris. (2006). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: PT.Grasindo. Masitoh, dkk. (2005). Pendekatan Belajar Aktif Di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Muhammad Nur Salim. (2013). Pengembangan Media Bimbingan Konseling. Jakarta Barat: Indeks. Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press. Slamet Suyanto. (2005). Pembelajaran untuk anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Soemiarti Patmonodewo. (1995). Buku Ajar Pendidikan Prasekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik 75

90 Sofia Hartati. (2005). Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Stephen K Reed. (2011). Kognitive Teory and Aplication (Kognisi Teori dan Aplikasi). Penerjemah: Aliya Tusyani. Jakarta: Salemba Humanika. Sudaryanti. (2006). Pengenalan Matematika Anak Usia Dini. Yogyakarta : UNY. Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Suyadi. (2010). Psikologi Belajar PAUD. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Tim Penyusun. (2010). Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. Tim Penyusun. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. Balai Pustaka. Tim Penyusun. (2004). Belajar Mengenal Bentuk dan Warna. Diakses dari Pada tanggal 30 April 2016, jam WIB. Tim Penyusun. (2015). Belajar Mengenal Bentuk Bangun Datar Bersama Boneka Sopo Jarwo. Diakses dari Pada tanggal 30 April 2016, jam WIB. Wina Sanjaya. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.. (2011). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana. 76

91 LAMPIRAN 1 Surat Ijin Penelitian 77

92 78

93 79

94 80

95 81

96 82

97 LAMPIRAN 2 Instrumen Penelitian 83

98 Tabel 1. Kisi-kisi Obervasi Variabel Sub Variabel Sub-Sub Variabel Indikator Kemampuan matematika Bentuk geometri 1.Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri (lingkaran, segi tiga, segi empat) 2.Membedakan ciri-ciri bentuk geometri (bentuk,siku-siku) 3.Menyebutkan bendabenda yang berbentuk geometri a. Anak mampu mengelompokkan 3 bentuk geometri dengan tepat. b. Anak kurang mampu mengelompokkan 3 bentuk geometri dengan tepat. c. Anak belum mampu mengelompokkan 3 bentuk geometri dengan tepat. a. Anak mampu membedakan ciri-ciri bentuk geometri. b. Anak kurang mampu membedakan ciri-ciri bentuk geometri. c. Anak belum mampu membedakan ciri-ciri bentuk geometri. a. Anak mampu menyebutkan bendabenda yang berbentuk geometri. b. Anak kurang mampu menyebutkan benda-benda yang berbentuk geometri c. Anak belum mampu menyebutkan benda-benda yang berbentuk geometri. 84

99 Tabel 2. Rubrik Penilaian Kemampuan Mengelompokkan Bentuk-Bentuk Geometri. No Kriteria Deskripsi Skor Keterangan 1. Anak mampu mengelompokkan bentuk-bentuk geometri 2. Anak kurang mampu mengelompokkan bentuk-bentuk geometri 3. Anak belum mampu mengelompokkan bentuk-bentuk geometri Jika anak mampu mengelompokkan 3 bentuk geometri sesuai dengan kelompoknya dengan tepat (jumlah bentuk=15 buah) Jika anak mampu mengelompokkan 3 bentuk geometri sesuai dengan kelompoknya dengan kesalahan kurang dari 3 Jika anak belum mampu mengelompokkan 3 bentuk geometri sesuai dengan kelompoknya dengan kesalahan lebih dari 3 3 Jika anak mampu mengelompokkan 3 bentuk geometri sesuai dengan kelompoknya dengan jumlah benar masing-masing bentuk 5 buah. 2 Jika anak mampu mengelompokkan 3 bentuk geometri sesuai dengan kelompoknya dengan jumlah benar masing-masing bentuk 3-4 buah. 1 Jika anak mampu mengelompokkan 3 bentuk geometri sesuai dengan kelompoknya dengan jumlah benar masing-masing bentuk 1-3 buah. 85

100 Tabel 3. Rubrik Penilaian Kemampuan Membedakan Ciri-Ciri Bentuk Geometri No Kriteria Deskripsi Skor Keterangan 1. Anak mampu membedakan ciri-ciri bentuk geometri 2. Anak kurang mampu membedakan ciri-ciri bentuk geometri 3. Anak belum mampu membedakan ciri-ciri bentuk geometri Jika anak mampu mengungkapkan perbedaan ciri-ciri 3 bentuk geometri dengan tepat Jika anak mampu mengungkapkan perbedaan ciri-ciri 2 bentuk geometri dengan tepat Jika belum mampu mengungkapkan perbedaan ciri-ciri bentuk geometri 3 Jika anak mampu mengungkapkan perbedaan ciri-ciri 3 bentuk geometri dengan tepat (lingkaran, segi tiga, segi empat) dimana anak mengungkapkan perbedaan dari jumlah siku-siku dan bentuknya. 2 Jika anak mampu mengungkapkan perbedaan ciri-ciri 2 bentuk geometri dengan tepat (hanya 2 bentuk geometri) dari segi siku-siku dan bentuknya. 1 Jika belum mampu mengungkapkan perbedaan ciri-ciri bentuk geometri sehingga anak perlu bimbingan atau hanya menyebutkan ciriciri 1 bentuk geometri. 86

101 Tabel 4. Rubrik Penilaian Kemampuan Menyebutkan Benda-Benda Berbentuk Geometri No Kriteria Deskripsi Skor Keterangan 1. Anak mampu menyebutkan bendabenda yang berbentuk geometri Jika anak mampu menyebutkan 5-8 benda yang mempunyai bentuk menurut ciri-ciri geometri tertentu, setelah melihat 3 Jika anak mampu menyebutkan 5-8 benda yang mempunyai bentuk menurut ciri-ciri geometri tertentu dengan tepat dan cepat. 2. Anak kurang mampu menyebutkan bendabenda yang berbentuk geometri 3. Anak belum mampu menyebutkan bendabenda yang berbentuk geometri tayangan. Jika anak mampu menyebutkan 1-4 benda yang mempunyai bentuk menurut ciri-ciri geometri tertentu, setelah melihat tayangan. Jika anak belum mampu menyebutkan benda yang mempunyai bentuk menurut ciri-ciri geometri tertentu, setelah melihat tayangan. 2 Jika anak mampu menyebutkan 1-4 benda yang mempunyai bentuk menurut ciri-ciri geometri tertentu dengan tepat. 1 Jika anak belum mampu menyebutkan benda yang mempunyai bentuk menurut ciri-ciri geometri tertentu sehingga anak memerlukan bimbingan. 87

102 LAMPIRAN 3 Hasil Penelitian 88

103 Lembar Observasi Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Prasiklus No Nama A B C Rh 2 As 3 Vk 4 Ad 5 Nl 6 An 7 Ak 8 Ns 9 Vn 10 Fh 11 Kh 12 Kn 13 Dw 14 Al 15 Aa 16 Li 17 Aj 18 Id 19 Bt 20 Aw 21 Am 22 Im 23 Az 24 Gg Persentase 0 70,83 29,17 29,17 45, ,83 29,17 Keterangan: A : Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri B : Membedakan ciri-ciri bentuk geometri C : Menyebutkan benda berbentuk geometri 1 : kurang 2 : cukup 3 : baik Guru kelas Plosogede, 04 Maret 2016 Observer Rismiyati Isma Aini Saputri NIM

104 Data Hasil Pengamatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Siklus I No Nama Mengelompokkan Bentukbentuk Geometri Keterangan Kurang (1) Cukup (2) Baik (3) 1 Rh Baik 2 As Cukup 3 Vk Baik 4 Ad Cukup 5 Nl Cukup 6 An Cukup 7 Ak Cukup 8 Ns Baik 9 Vn Cukup 10 Fh Baik 11 Kh Cukup 12 Kn Cukup 13 Dw Baik 14 Al Cukup 15 Aa Baik 16 Li Baik 17 Aj Cukup 18 Id Baik 19 Bt Baik 20 Aw Cukup 21 Am Cukup 22 Im Baik 23 Az Cukup 24 Gg Baik Persentase kriteria baik 45,84% Plosogede, 31 Mei 2016 Guru kelas Observer Rismiyati Isma Aini Saputri NIM

105 Data Hasil Pengamatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Siklus I No Nama Membedakan Ciri-ciri Bentuk Geometri Keterangan Kurang (1) Cukup (2) Baik (3) 1 Rh Cukup 2 As Cukup 3 Vk Cukup 4 Ad Cukup 5 Nl Kurang 6 An Cukup 7 Ak Baik 8 Ns Baik 9 Vn Baik 10 Fh Baik 11 Kh Cukup 12 Kn Baik 13 Dw Cukup 14 Al Baik 15 Aa Cukup 16 Li Cukup 17 Aj Baik 18 Id Baik 19 Bt Cukup 20 Aw Kurang 21 Am Cukup 22 Im Baik 23 Az Cukup 24 Gg Baik Persentase kriteria baik 41,67% Plosogede, 31 Mei 2016 Guru kelas Observer Rismiyati Isma Aini Saputri NIM

106 Data Hasil Pengamatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Siklus I No Nama Menyebutkan Benda Berbentuk Geometri Keterangan Kurang (1) Cukup (2) Baik (3) 1 Rh Cukup 2 As Cukup 3 Vk Cukup 4 Ad Baik 5 Nl Cukup 6 An Baik 7 Ak Baik 8 Ns Baik 9 Vn Baik 10 Fh Baik 11 Kh Baik 12 Kn Cukup 13 Dw Baik 14 Al Cukup 15 Aa Cukup 16 Li Baik 17 Aj Cukup 18 Id Baik 19 Bt Cukup 20 Aw Cukup 21 Am Baik 22 Im Baik 23 Az Cukup 24 Gg Baik Persentase kriteria baik 54,16% Plosogede, 02 Juni 2016 Guru kelas Observer Rismiyati Isma Aini Saputri NIM

107 Data Hasil Pengamatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Siklus II No Nama Mengelompokkan Bentuk Geometri Keterangan Kurang (1) Cukup (2) Baik (3) 1 Rh Baik 2 As Cukup 3 Vk Baik 4 Ad Baik 5 Nl Baik 6 An Cukup 7 Ak Cukup 8 Ns Baik 9 Vn Baik 10 Fh Baik 11 Kh Baik 12 Kn Cukup 13 Dw Baik 14 Al Baik 15 Aa Baik 16 Li Baik 17 Aj Cukup 18 Id Baik 19 Bt Baik 20 Aw Cukup 21 Am Baik 22 Im Baik 23 Az Baik 24 Gg Baik Persentase kriteria baik 75% Plosogede, 03 Juni 2016 Guru kelas Observer Rismiyati Isma Aini Saputri NIM

108 Data Hasil Pengamatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Siklus II No Nama Menyebutkan Benda Berbentuk Geometri Keterangan Kurang (1) Cukup (2) Baik (3) 1 Rh Cukup 2 As Baik 3 Vk Baik 4 Ad Baik 5 Nl Cukup 6 An Baik 7 Ak Baik 8 Ns Baik 9 Vn Baik 10 Fh Baik 11 Kh Baik 12 Kn Baik 13 Dw Baik 14 Al Cukup 15 Aa Baik 16 Li Baik 17 Aj Cukup 18 Id Baik 19 Bt Baik 20 Aw Cukup 21 Am Baik 22 Im Baik 23 Az Baik 24 Gg Baik Persentase kriteria baik 79,17% Plosogede, 03 Juni 2016 Guru kelas Observer Rismiyati Isma Aini Saputri NIM

109 Data Hasil Pengamatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Siklus II No Nama Membedakan Ciri-ciri Bentuk Geometri Keterangan Kurang (1) Cukup (2) Baik (3) 1 Rh Cukup 2 As Cukup 3 Vk Baik 4 Ad Baik 5 Nl Baik 6 An Cukup 7 Ak Baik 8 Ns Baik 9 Vn Baik 10 Fh Baik 11 Kh Cukup 12 Kn Baik 13 Dw Cukup 14 Al Baik 15 Aa Baik 16 Li Cukup 17 Aj Baik 18 Id Baik 19 Bt Baik 20 Aw Baik 21 Am Baik 22 Im Baik 23 Az Baik 24 Gg Baik Persentase kriteria baik 75% Plosogede, 04 Juni 2016 Guru kelas Observer Rismiyati Isma Aini Saputri NIM

110 LAMPIRAN 4 Hasil Pengolahan Data 96

111 Perhitungan Persentase Observasi Kemampuan Mengenal Geometri P = F N 100% No Aspek yang diamati 1. Mengelompok kan bentuk geometri Kriteria Pra siklus Siklus I Siklus II Kurang Cukup %= 70,83% %= 54,16% %= 25% Baik 7 100%= 29,17% %= 45,84% %= 75% Membedakan ciri bentuk geometri Kurang %= 29,17% %= 8,33% 0 Cukup %= 45,84% %= 50% %= 25% Baik 6 100%= 25% %= 41,67% %= 75% Menyebutkan benda berbentuk geometri Kurang Cukup %= 70,83% %= 45,84% %= 20,83% Baik 7 100%= 29,17% %= 54,16% %= 79,17%

112 LAMPIRAN 5 RKH 98

113 Kelompok Semester/Minggu Tema/Sub Tema : TK B : II/17 : Gejala Alam/Matahari, Bulan, Bintang Hari/Tanggal : Senin, 30 Mei 2016 Waktu : WIB TPP Indikator Kegiatan Pembelajaran Media dan sumber belajar Kegiatan awal ±30 menit - Berdo a sebelum - Salam, baca Al Fathihah, dan sesudah Syahadat, doa belajar, janji murid, melakukan mars RA kegiatan sesuai - Bercakap tentang manfaat puasa dengan keyakinan bagi kesehatan - Puasa (PAI.8) Alat Penilaian Perbaikan Pengayaan Laptop, LCD/proyektor, speaker, roll kabel Video edukatif tentang macam bentuk geometri dan contoh benda berbentuk geometri - Menjawab pertanyaan tentang keterangan/inform asi Apersepsi - Tanya jawab tentang bendabenda di alam semesta yang berbentuk geometri - Tanya jawab benda-benda didalam ruang kelas yang berbentuk geometri - Tayangkan video edukatif, jelaskan kepada anak. Kegiatan inti ±60 menit Sebelum pembelajaran, guru mengkondisikan anak dan 99

114 menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan - Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri (K.25) - Mengelompokkan bentuk geometri 1. Aspek Kognitif - Mengelompokkan bentuk geometri Tanya jawab tentang macammacam bentuk geometri yang diketahui anak (setelah tayangan). Tanya jawab dilakukan secara individu. Unjuk kerja - Menyusun berbagai bentuk dengan menggunakan berbagai macam media (F.MH.42) - Menyusun berbagai bentuk dengan media bongkar pasang 2. Aspek Fisik Motorik Halus - Menyusun berbagai bentuk geometri Anak membuat/menyusun berbagai macam bentuk geometri dari media bongkar pasang sesuai dengan instruksi guru. Anak menunjukkan hasil kerjanya pada guru secara individu. Media pasang bongkar Observasi - Menerima pesan sederhana dan menyampaikan pesan dengan runtut (B.3) - Menerima pesan berantai dan menyampaikannya dengan runtut 3. Aspek Bahasa - Permainan pesan berantai Anak menerima pesan dan menyampaikan pesan dengan runtut Bunyi pesan bulan bersinar pada malam hari Istirahat ±15 menit Cuci tangan, makan, bermain bebas. Kegiatan akhir ±15 menit - Recalling Merefleksikan kegiatan yang telah dilakukan. Unjuk kerja 100

115 Membiasakan diri beribadah (NAM 2) Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan sesuai dengan keyakinan - Membaca Sholawat Nariyah - Berkemas - Berdoa, pulang - Salam Plosogede, 30 Mei 2016 Mengetahui, Guru Kelas Peneliti Rismiyati Isma Aini Saputri 101

116 Kelompok : TK B Semester/Minggu : II/17 Tema/Sub Tema : Gejala Alam/Matahari, Bulan, Bintang Hari/Tanggal : Selasa, 31 Mei 2016 Waktu : WIB TPP Indikator Kegiatan Pembelajaran Media dan sumber belajar Kegiatan awal ±30 menit Membiasakan diri - Berdo a sebelum - Salam, baca Al Fathihah, beribadah (NAM.2) dan sesudah Syahadat, doa belajar, janji murid, melakukan mars RA kegiatan sesuai dengan keyakinan Alat Penilaian Perbaikan Pengayaan Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks (B.B 1) - Menjawab pertanyaan tentang keterangan/inform asi Apersepsi - Tanya jawab macam-macam bentuk geometri - Tanya jawab tentang ciri-ciri bentuk geometri - Tanya jawab benda-benda didalam ruang kelas yang berbentuk geometri - Tayangkan video edukatif, jelaskan kepada anak. Laptop, LCD/proyektor, speaker, roll kabel Video edukatif tentang macam bentuk geometri dan contoh benda berbentuk geometri serta visualisasi ciri-ciri bentuk geometri. 102

117 Kegiatan inti ±60 menit Sebelum pembelajaran, guru mengkondisikan anak dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan - Meniru membuat garis datar, miring, lengkung dan lingkaran (F.MH.39) - Membuat garis datar, miring, lengkung dan lingkaran 4. Aspek Fisik Motorik Halus - Menggambar macam-macam geometri Anak-anak menggambar beberapa macam bentuk geometri lalu mewarnainya. LKA, pensil, crayon, penghapus Observasi - Membedakan ciri-ciri bentuk (K.27) - Menciptakan bentuk dengan berbagai media (F.MH.53) - Membedakan ciri-ciri bentuk geometri - Menciptakan bentuk dengan media sedotan 5. Aspek Kognitif - Membedakan ciri-ciri bentuk geometri Tanya jawab tentang ciri-ciri bentuk geometri berdasarkan gambar yang telah dibuat anak sebelumnya. Tanya jawab secara individu. 6. Aspek Fisik Motorik Halus - Permainan sedotan geometri Anak membuat beberapa bentuk geometri dengan media sedotan. Istirahat ±15 menit Cuci tangan, makan, bermain bebas. LKA Sedotan Observasi Unjuk kerja Kegiatan akhir ±15 menit - Recalling Merefleksikan kegiatan yang telah dilakukan. - Membaca Sholawat Nariyah 103

118 Membiasakan diri beribadah (NAM 2) Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan sesuai dengan keyakinan - Berkemas - Berdoa, pulang - Salam Plosogede, 31 Mei 2016 Mengetahui, Guru Kelas Peneliti Rismiyati Isma Aini Saputri 104

119 Kelompok Semester/Minggu Tema/Sub Tema : TK B : II/17 : Gejala Alam/Matahari, Bulan, Bintang Hari/Tanggal : Kamis, 02 Juni 2016 Waktu : WIB TPP Indikator Kegiatan Pembelajaran Media dan sumber belajar Kegiatan awal ±30 menit Membiasakan diri - Berdo a sebelum - Salam, baca Al Fathihah, beribadah (NAM.2) dan sesudah Syahadat, doa belajar, janji melakukan murid, mars RA kegiatan sesuai dengan keyakinan Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks (B.B 1) - Menjawab pertanyaan tentang keterangan/infor masi Apersepsi - Tanya jawab macam-macam bentuk geometri - Tanya jawab benda-benda didalam ruang kelas yang berbentuk geometri - Tayangkan video edukatif, jelaskan kepada anak. Laptop, LCD/proyektor, speaker, roll kabel Video edukatif tentang macam bentuk geometri dan contoh benda berbentuk 105 Alat Penilaian Perbaikan Pengayaan

120 Kegiatan inti ±60 menit Sebelum pembelajaran, guru mengkondisikan anak dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan geometri serta visualisasi ciriciri bentuk geometri. - Membuat gambar dengan teknik mozaik dan memakai berbagai bentuk (F.MH.64) - Membuat gambar dengan teknik mozaik 7. Aspek Fisik Motorik Halus - Menghias menara Anak-anak melengkapi gambar menara (teknik mozaik) dengan potongan bentuk geometri berbagai warna. Anak menempelkan. Setelah selesai anak maju satu per satu untuk menunjukkan hasil pekerjaannya. Guru menanyakan nama bentuk beserta warnanya. LKA, potongan bentuk geometri Observasi - Menirukan kembali 4-5 urutan kata (B.7) - Menirukan kalimat sederhana 8. Aspek Bahasa - Mengucapkan sebuah kalimat sederhana Anak-anak menirukan ucapan guru yang berbunyi matahari terbit di sebelah timur. Unjuk kerja Istirahat ±15 menit 106

121 Membiasakan diri beribadah (NAM 2) Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan sesuai dengan keyakinan Cuci tangan, makan, bermain bebas. Kegiatan akhir ±15 menit - Recalling Merefleksikan kegiatan yang telah dilakukan. - Membaca Sholawat Nariyah - Berkemas - Berdoa, pulang - Salam Plosogede, 02 Juni 2016 Mengetahui, Guru Kelas Peneliti Rismiyati Isma Aini Saputri 107

122 Kelompok Semester/Minggu Tema/Sub Tema : TK B : II/17 : Gejala Alam/Matahari, Bulan, Bintang Hari/Tanggal : Jumat, 03 Juni 2016 Waktu : WIB TPP Indikator Kegiatan Pembelajaran Media dan sumber belajar Kegiatan awal ±30 menit Membiasakan diri - Berdo a sebelum - Salam, baca Al Fathihah, beribadah (NAM.2) dan sesudah Syahadat, doa belajar, janji murid, melakukan mars RA kegiatan sesuai dengan keyakinan Alat Penilaian Perbaikan Pengayaan Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks (B.B 1) - Menjawab pertanyaan tentang keterangan/inform asi Apersepsi - Tanya jawab macam-macam bentuk geometri dan contoh benda-benda yang berbentuk geometri. - Tayangkan video edukatif, jelaskan kepada anak. Kegiatan inti ±60 menit Laptop, LCD/proyektor, speaker, roll kabel Video edukatif tentang macam bentuk geometri dan contoh benda berbentuk geometri serta visualisasi ciri-ciri bentuk geometri. 108

123 Sebelum pembelajaran, guru mengkondisikan anak dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan - Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri (K.25) - Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri 9. Aspek Fisik Motorik Halus - Mewarnai bentuk-bentuk geometri Anak-anak memberikan warna tertentu pada kelompok bentuk geometri yang sama, anak menghitung jumlah masingmasing bentuk. LKA, pensil crayon, Observasi - Menyebutkan nama benda yang diperlihatkan (B. 13) - Menyebutkan namanama benda yang dilihat 10. Aspek Bahasa - Menyebutkan nama-nama benda yang berbentuk geometri Guru menampilkan macammacam benda yang berbentuk geometri, anak diminta untuk menyebutkan nama benda dan bentuknya. Video contoh benda berbentuk geometri Unjuk kerja - Menyebutkan dan membedakan bendabenda yang berbentuk geometri (K. 26) - Menyebutkan bendabenda berbentuk geometri 11. Aspek Kognitif - Mencari benda-benda berbentuk geometri Anak-anak mengelompokkan beberapa benda-benda disekitar anak sesuai dengan klasifikasi bentuk geometri. Anak menggunting gambar benda dan menempelkannya dikolom yang tersedia. LKA, lem gunting, Observasi Istirahat ±15 menit Cuci tangan, makan, bermain bebas. 109

124 Membiasakan diri beribadah (NAM 2) Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan sesuai dengan keyakinan Kegiatan akhir ±15 menit - Recalling Merefleksikan kegiatan yang telah dilakukan. - Membaca Sholawat Nariyah - Berkemas - Berdoa, pulang - Salam Plosogede, 03 Juni 2016 Mengetahui, Guru Kelas Peneliti Rismiyati Isma Aini Saputri 110

125 Kelompok Semester/Minggu Tema/Sub Tema : TK B : II/17 : Gejala Alam/Matahari, Bulan, Bintang Hari/Tanggal : Sabtu, 04 Juni 2016 Waktu : WIB TPP Indikator Kegiatan Pembelajaran Media dan sumber belajar Kegiatan awal ±30 menit Membiasakan diri - Berdo a sebelum - Salam, baca Al Fathihah, beribadah (NAM.2) dan sesudah Syahadat, doa belajar, janji melakukan murid, mars RA kegiatan sesuai dengan keyakinan Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks (B.B 1) - Menjawab pertanyaan tentang keterangan/infor masi Apersepsi - Tanya jawab macam-macam bentuk geometri dan contoh benda-benda yang berbentuk geometri. - Tayangkan video edukatif, jelaskan kepada anak. Laptop, LCD/proyektor, speaker, roll kabel Video edukatif tentang macam bentuk geometri dan contoh benda berbentuk geometri serta 111 Alat Penilaian Perbaikan Pengayaan

126 visualisasi ciriciri bentuk geometri. Kegiatan inti ±60 menit Sebelum pembelajaran, guru mengkondisikan anak dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan - Menjawab pertanyaan sederhana (B.10) - Menjawab pertanyaan sederhana tentang suatu informasi 12. Aspek Bahasa - Tanya jawab benda disekitar anak Anak-anak menjawab pertanyaan sederhana tentang benda dilangit/dibumi yang berbentuk geometri Unjuk kerja - Membuat berbagai bentuk dengan berbagai media (F.MH.45) - Membuat bentuk dari media plastisin 13. Aspek Fisik Motorik Halus - Membuat bentuk geometri Anak-anak membuat beberapa bentuk geometri dengan plastisin. Plastisin Unjuk kerja - Membedakan ciriciri bentuk geometri (K.27) - Membedakan ciriciri bentuk geometri 14. Aspek Kognitif - Menghias rumah Anak-anak mewarnai gambar rumah dan mengamati bendabenda yang berbentuk geometri seperti atap rumah, pintu, jendela, cerobong asap, LKA, crayon Observasi 112

127 Membiasakan diri beribadah (NAM 2) Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan sesuai dengan keyakinan matahari. Guru bertanya tentang jumlah sisinya. Istirahat ±15 menit Cuci tangan, makan, bermain bebas. Kegiatan akhir ±15 menit - Recalling Merefleksikan kegiatan yang telah dilakukan. - Membaca Sholawat Nariyah - Berkemas - Berdoa, pulang - Salam Mengetahui, Guru Kelas Plosogede, 04 Juni 2016 Peneliti Rismiyati Isma Aini Saputri 113

128 LAMPIRAN 6 Lembar Kerja Anak 114

129 Mengenal Geometri Nama: Merah Kuning Hijau 115

130 116

131 MENGENAL BENTUK GEOMETRI Guntinglah gambar-gambar dibawah dan tempel sesuai bentuk yang sama 117

132 118

133 119

134 LAMPIRAN 7 Dokumentasi 120

135 Siklus I a. Pertemuan I Saat guru mulai menjelaskan tentang macam-macam bentuk geometri dan contoh benda berbentuk geometri Saat penayangan materi tentang bentuk geometri 121

136 Saat anak bermain bongkar pasang (bentuk geometri) Saat kegiatan tanya jawab nama-nama bentuk geometri (mengelompokkan bentuk geometri) 122

137 b. Pertemuan III Saat anak mendengarkan penjelasan materi yang ada dalam video Saat anak melakukan kegiatan menghias menara 123

138 Saat anak menirukan kalimat sederhana Siklus II a. Pertemuan I Saat anak memperhatikan materi tentang contoh benda berbentuk geometri 124

139 Saat anak mengelompokkan bentuk geometri (mewarnai sesuai kelompok) Saat anak mengelompokkan contoh benda berbentuk geometri sesuai kelompok 125

140 b. Pertemuan II Saat guru menjelaskan materi bentuk geometri Saat tanya-jawab benda disekitar anak yang berbentuk geometri 126

141 Saat anak mewarnai gambar rumah (terdapat susunan bentuk geometri) yang dilanjutkan dengan tanya jawab perbedaan ciri-ciri bentuk geometri Saat anak membuat bentuk geometri dari plastisin 127

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA PADA ANAK KELOMPOK B DI RA MUSLIMAT NU PLOSOGEDE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA PADA ANAK KELOMPOK B DI RA MUSLIMAT NU PLOSOGEDE Upaya Peningkatan Kemampuan... (Isma Aini Saputri) 963 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA PADA ANAK KELOMPOK B DI RA MUSLIMAT NU PLOSOGEDE IMPROVED

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi, salah satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun. Anak usia tersebut dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Kemampuan Mengenal Bentuk Bangun Datar Sederhana

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Kemampuan Mengenal Bentuk Bangun Datar Sederhana BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Hakikat Kemampuan Mengenal Bentuk Bangun Datar Sederhana Kemampuan mengenal bentuk bangun datar sederhana adalah suatu kemampuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini atau pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak memiliki masa emas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak memiliki masa emas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Perkembangan anak usia dini merupakan perkembangan yang sangat penting untuk generasi penerus bangsa. Karena anak usia dini merupakan masa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan konsep-konsep abstrak yang diberi simbol-simbol. Beberapa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan konsep-konsep abstrak yang diberi simbol-simbol. Beberapa 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Geometri 1. Pengertian Geometri Geometri menurut Bird 9 merupakkan bagian dari matematika yang membahas mengenai titik, garis, bidang, dan ruang. Geometri berhubungan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbedabeda. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari sejak lahir. Masa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Anak dan Taman Kanak-kanak Anak adalah generasi masa depan yang memiliki pribadi unik, zaman yang akan datang adalah milik anak-anak kita. Masa kanak-kanak adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha atau kegiatan yang disengaja untuk membantu, membina, dan mengarahkan manusia mengembangkan segala kemampuannya yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terkait pada seluruh aspek kehidupan manusia. Pendidikan diarahkan pada perkembangan dan pertumbuhan manusia agar menjadi manusia yang memiliki identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa : 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana yang dilakukan dalam rangka mencapai kedewasaan subyek didik secara aktif mengembangkan potensipotensi dirinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentang usia lahir sampai 6 tahun. Masa ini merupakan masa peka bagi anak dalam merespon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti

BAB I PENDAHULUAN. seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dapat dilukiskan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti lebih banyak diferensiasinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan anak pada rentang usia 0-8 tahun. Pada usia tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh potensinya. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi perkembangan dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa peka adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bagian dari otak, bagian yang digunakan yaitu untuk pemahaman,

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bagian dari otak, bagian yang digunakan yaitu untuk pemahaman, BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Perkembangan Kognitif Perkembangan kognitif adalah perkembangan dari pikiran. Pikiran adalah bagian dari otak, bagian yang digunakan yaitu untuk pemahaman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini atau disingkat PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang pada era sekarang. Pendidikan di Indonesia adalah hak dan kewajiban setiap warga negara. Setiap warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya. Perkembangan secara optimal selama masa usia dini memiliki dampak terhadap pengembangan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran dapat lebih menarik jika menggunakan media pembelajaran.

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran dapat lebih menarik jika menggunakan media pembelajaran. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Animasi Multimedia Pembelajaran dapat lebih menarik jika menggunakan media pembelajaran. Menurut Arsyad (2000:4) media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini (AUD) adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN Donna Amelia Abstrak Kemampuan berhitung dari siswa kelas B di TK Samudera Satu Atap Pariaman masih rendah,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode usia dini ini adalah tahuntahun berharga bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak

BAB I PENDAHULUAN. tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak melalui pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini yang dikenal dengan masa Golden Age adalah masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang paling tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa ini merupakan masa kritis dimana anak membutuhkan rangsanganrangsangan yang tepat untuk mencapai

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh :

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh : MENINGKATKAN KEMAMPUAN DALAM MENGENAL URUTAN ANGKA 1-10 MELALUI BERMAIN MENCARI ANGKA DI BALOK PADA KELOMPOK A TK AL-HUDA KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia dini merupakan periode awal yang paling mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan satu kesatuan jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa anak usia dini yang berlangsung (0 6) tahun merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan intelektual, spriritual dan sosial emosional seorang manusia merupakan hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan individu yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan satu kesatuan jasmani dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan satu kesatuan jasmani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat di zaman globalisasi sekarang ini membutuhkan manusia yang mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada bagian ketujuh pasal 28 memuat tentang Pendidikan Anak Usia Dini antara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Tanah Liat 2.1.1 Pengertian Media Tanah liat Menurut Aphin (2012), lempung atau tanah liat ialah kata umum untuk partikel mineral yang mengandung unsur silika yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun. Menurut Beichler dan Snowman (Dwi Yulianti, 2010: 7), anak usia dini adalah anak yang berusia antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 TK Cempaka Indah Ketitangkidul, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifit Triana Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifit Triana Dewi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran membaca, menulis dan berhitung pada anak usia dini merupakan hal yang dianggap lebih penting dan paling utama dalam pendidikan anak usia dini oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam GBHN telah disebutkan bahwa pendidikan pada hakekatnya adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Matematika 1. Pentingnya Pembelajaran Matematika Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang cukup pesat baik dari segi materi maupun segi

Lebih terperinci

PRIYANTI A53C NASKAH PUBLIKASI

PRIYANTI A53C NASKAH PUBLIKASI NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI MEDIA BALOK SUSUN DI KELOMPOK B TK DHARMA WANITA SEMAWUNG TAHUN AJARAN 2011/2012 (PTK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA SEMAWUNG) Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) dalam proses perkembangan anak akan mengalami kemajuan fisik, intelektual dan sosial

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar. termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar. termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar Pengertian matematika pada dasarnya tidak dapat ditentukan secara pasti, hal ini disebabkan karena

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD. Oleh :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD. Oleh : MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL KONSEP ANGKA MELALUI PERMAINAN BOWLING PADA ANAK KELOMPOK A TK DHARMA WANITA SIDOWAREK I KECAMATAN PLEMAHAN KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK A

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK A MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK A SUDARMININGSIH SRI SETYOWATI PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai

Lebih terperinci

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar. PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 1 ALAS TENGAH SITUBONDO Oleh Ahmad Zubaidi (1) Reki Lidyawati (2) ABSTRAK Guru seharusnya lebih

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN MOTTO... iii LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... iv LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu diantaranya adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang membahas pendidikan untuk anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011 2025 menyatakan : bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar Matematika a. Pengertian Prestasi Pengertian prestasi yang disampaikan oleh para ahli sangatlah bermacammacam dan bervariasi. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI Ni Nyoman Ayu Surasmi 1 ABSTRAK Permasalahan pokok dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Di pundak merekalah kelak kita menyerahkan peradaban yang telah kita bangun dan akan kita tinggalkan. Kesadaran akan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Kemampuan Siswa Mengenal Bangun Datar Sederhana

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Kemampuan Siswa Mengenal Bangun Datar Sederhana BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Kemampuan Siswa Mengenal Bangun Datar Sederhana 2.1.1 Pengertian Kemampuan Sebagaimana dikemukakan pada Bab I sebelumnya bahwa kemampuan yang dimaksud dalam bahasan ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Konsep, Konsepsi dan Prakonsepsi Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek, misalnya benda-benda atau kejadian-kejadian yang mewakili kesamaan ciri khas

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan saluran atau media (Sardiman A.M., 2001: 7). Multimedia interaktif

BAB II LANDASAN TEORI. dan saluran atau media (Sardiman A.M., 2001: 7). Multimedia interaktif BAB II LANDASAN TEORI Interaksi berkaitan erat dengan istilah komunikasi. Komunikasi terdiri dari beberapa unsur yang terlibat di dalamnya, yaitu komunikator, komunikan, pesan dan saluran atau media (Sardiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era Globalisasi berdampak pada sebagian besar sendi kehidupan salah satunya terhadap dunia pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi kemajuan suatu negara. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan, Pelaksanaan, dan Refleksi 4.1.1 Siklus 1 4.1.1.1 Perencanaan Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar segi empat (persegi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan yaitu dapat menarik minat, antusiasme siswa, dan memotivasi siswa agar senantiasa belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam rentang kehidupan manusia, memiliki peran yang strategis. Manusia melalui usaha sadarnya berupaya untuk mengembangkan segenap potensi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa, mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah bahkan juga perguruan tinggi. Sebagai guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi dan penerus cita-cita bangsa yang dasarnya telah diletakkan oleh generasi sebelumnya. Tumbuh kembang anak harus berjalan sejajar atau

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BANGUN GEOMETRI MENGGUNAKAN GEOBOARD (PAPAN BERPAKU) DI KELOMPOK A1 TK IT ULUL ALBAB 5 PURWOREJO SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BANGUN GEOMETRI MENGGUNAKAN GEOBOARD (PAPAN BERPAKU) DI KELOMPOK A1 TK IT ULUL ALBAB 5 PURWOREJO SKRIPSI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BANGUN GEOMETRI MENGGUNAKAN GEOBOARD (PAPAN BERPAKU) DI KELOMPOK A1 TK IT ULUL ALBAB 5 PURWOREJO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. TK ini berada di tengah-tengah Kota Gorontalo dan telah banyak menamatkan anak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. TK ini berada di tengah-tengah Kota Gorontalo dan telah banyak menamatkan anak BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Pertiwi Kecamatan Hulontalangi Kota Gorontalo.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, anak

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK B MENGGUNAKAN MEDIA TANGRAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK B MENGGUNAKAN MEDIA TANGRAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK B MENGGUNAKAN MEDIA TANGRAM Dwi Inayati Hanum Sri Setyowati PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kognitif, emosional dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kognitif, emosional dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Teori -Teori Belajar Teori belajar merupakan kegiatan yang ada didalam diri manusia untuk mengubah suatu perilaku dalam diri seseorang. Dalam psikologi dan pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini memegang peranan yang sangat penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar pembelajaran yang akan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam suatu pembelajaran terdapat dua aktivitas inti yaitu belajar dan mengajar. Menurut Hermawan, dkk. (2007: 22), Belajar merupakan proses perubahan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan berkembang. Anak usia dini adalah bagian dari manusia yang juga selalu tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan perkembangan IPTEK, setiap manusia mengusahakan agar warga negaranya kreatif dan dapat mengikuti perkembangan zaman. Untuk mencapai hal tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat (14) dijelaskan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENGENALAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO

DESKRIPSI PENGENALAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO 1 DESKRIPSI PENGENALAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO NURNANINGSIH AHMAD Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan ini bertujuan. pendidikan nasional Bab I, Pasal I, Butir 14 bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan ini bertujuan. pendidikan nasional Bab I, Pasal I, Butir 14 bahwa: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diperuntukkan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan ini bertujuan untuk merangsang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan suatu masa keemasan (golden Age) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan suatu masa keemasan (golden Age) dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kanak-kanak merupakan suatu masa keemasan (golden Age) dalam kehidupan dimana pada periode ini anak banyak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada masa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Kemampuan fisik berkaitan dengan stamina dan karakteristik tubuh, sedangkan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Kemampuan fisik berkaitan dengan stamina dan karakteristik tubuh, sedangkan 2.1 Kajian Teoritis BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1.1 Hakekat KemampuanMengenal Geometri Kemampuan menurut Robbin (2007:67) adalah bawaan kesanggupan sejak lahir atau merupakan hasil

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK

Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK A. Pengantar Kita mengetahui bahwa dalam perkembangannya seorang anak berbeda dengan orang dewasa. Hal ini dapat kita lihat dengan jelas baik itu dalam bentuk fisik

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK TK ABA KUNCEN 1 YOGYAKARTA SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK TK ABA KUNCEN 1 YOGYAKARTA SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK TK ABA KUNCEN 1 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

II.KAJIAN PUSTAKA. Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang masih. berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya.

II.KAJIAN PUSTAKA. Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang masih. berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya. 7 II.KAJIAN PUSTAKA A. Anak Usia Dini Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang masih memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak usia ini memiliki karakteristik

Lebih terperinci