BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Di dalam Penelitian ini yang dimaksud dengan media massa adalah KOMPAS TV. 1 Kompas TV merupakan salah satu anak perusahaan dari Kompas Gramedia Group yang secara sentral berkedudukan kantor pusat di Jalan Palmerah Selatan Nomer 1 Jakarta Pusat. Kompas Gramedia merupakan salah satu perusahaan media terbesar di Indonesia. Namun awalnya, Kompas Gramedia lebih mengarah ke print media,seperti koran Kompas, dan majalah-majalah. Pada awalnya, Kompas memiliki tv yang bernama TV7, namun kemudian TV7 dibeli sahamnya oleh Trans Corp, yang berganti nama menjadi Trans 7. Jacob Utama selaku pemilik Kompas Gramedia ingin mempunyai sebuah stasiun televisi yang bisa mengubah Indonesia menjadi lebih baik. Dengan tekad dan tujuan tersebut, beliau akhirnya mendirikan tv baru, yang contentnya lebih menginspirasi Indonesia serta memiliki nilai-nilai yang baik. Akhirnya muncullah Kompas TV. Kompas TV dibangun sebagai sebuah tv yang berbeda dengan stasiun tv lainnya. Konten yang ada di dalam Kompas TV tidak murni entertainment atau news saja, namun merupakan penggabungan yang seimbang antara news, features documentary (seperti BBC Knowledge atau Discovery Channel) dan program entertainment. Sebagai content provider, Kompas TV tayang perdana pada tanggal 9 September 2011 di sepuluh kota di Indonesia: Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, 1 Diunduh pada tanggal 18 Januari Pukul 19: 02 74

2 Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, dan Makassar. Jumlah kota tersebut bertambah pada kuartal ketiga tahun 2011 dan sepanjang tahun Pada tanggal 9 September 2011 itu juga, Kompas TV muncul sebagai free to air terrestrial tv, yaitu siaran yang diterima antena-antena biasa yang banyak terdapat di rumah-rumah, namun sistemnya berjaringan. Sistemnya berjaringan karena Kompas Gramedia TV bekerja sama dengan tvtv lokal di daerah, dan tv-tv lokal tersebut kemudian akan diperbarui pemancarnya. Kemudian station receiver Kompas Gramedia TV adalah stasiun tv-tv lokal tersebut. Di samping Kompas Gramedia TV, Kompas Gramedia grup memiliki KG Production, dengan Indra Yudhistira sebagai direkturnya saat itu (Kini CEO Kompas TV adalah Bimo Setyawan). KG Production dibagi menjadi tiga, dalam arti harus memproduksi tiga macam tayangan,yaitu : 1. Program-program televisi Program-program tv adalah program yang nantinya akan ditayangkan di Kompas TV, program ini merupakan program rutin dengan beberapa paket episode untuk setiap programnya. 75

3 2. Konser KG Production dijadwalkan akan membuat konser besar setahun dua kali. Yang telah dibuat pertama kali yaitu Masterpiece of Erwin Gutawa dan kemudian sempat direncanakan, KG Production akan membuat konser yang akan menampilkan Twillite Orchestra, 20 tahun Twillite Orchestra dengan Addie MS. Namun tidak terwujud, karena sejumlah alasan. 3. Film KG Production sempat memproduksi empat film, yaitu Negri Lima Menara, Garuda di Dadaku sequel kedua, Lima Elang, dan The Dancer (sang penari) yang bertajuk Rongeng Dukuh Paruh. Dalam perkembangannya divisi ini kemudian dilebur dengan divisi Entertainment pada bulan September Visi misi Kompas TV adalah ingin membuat sebuah televisi yang bisa mencerdaskan bangsa dan menjadi televisi yang bisa sebesar-besarnya memberikan manfaat bagi masyarakat. terus. Program-programnya sendiri banyak yang berjenis documentary tapi lebih mengangkat tentang kearifan-kearifan lokal. Kompas TV sendiri mencanangkan untuk tetap memberi perubahan, dari hal program dan kualitasnya. Dari kualitas gambar sendiri, Kompas TV mengklaim bahwa mereka High Definition, menggunakan kamera 5D atau X3. Bila dilihat dari program hiburan yang ada di Kompas TV juga berebda. Program musik mungkin banyak di tv, namun disini Kompas TV ingin membuat suatu acara musik yang membuat musisinya benar-benar menyanyi, tidak playback seperti yang saat ini banyak dilakukan di banyak stasiun televisi. Salah satu contoh acara music yang sempat ditayangkan di Kompas TV 76

4 adalah Fanatic. Acara ini menampilkan band-band yang memiliki komitmen dengan visi misi mereka sendiri, dan sudah cukup lama berkecimpung di dunia musik, kurang lebih 10 tahun. Konsep acara ini adalah musisi itu sendiri yang menuangkan ide mereka sendiri untuk konsep acara yang mereka inginkan, bagaimana konsep dan cara yang mereka inginkan unutk acara mereka sendiri. Disini para musisi akan menyanyikan satu atau dua lagu yang tidak pernah dibawakan dimana pun. Walaupun usianya masih terbilang cukup muda, namun Kompas TV telah membawa sejumlah penghargaan. Mulai dari adiwarta award di bidang jurnalistik. CNN Journalis Award, Citra Pariwara, hingga Asian Televisian Award CS : File CS : File merupakan singkatan dari Crime Story File. CS : File adalah program dokumenter yang murni lahir dan diproduksi oleh Kompas TV. CS : File merupakan program dokumenter yang menampilkan figur terpidana yang memiliki kisah kejahatan yang fenomenal di zaman nya. Program dokumenter CS : File Kompas TV menngandalkan tayangannya berdsarkan hasil dari riset, footage (footage is the raw, unedited material as it had been originally filmed by movie camera or recorded by a video camera which usually must be edited to create a motion picture, video clip, television show or similar.3 Footage merupakan bahan, materi asli yang didokumentasikan dengan menggunakan kamera film 2Lampiran diunduh pada tanggal 19 Februari Pukul 13: 59 77

5 atau kamera video yang kemudian digunakan sebagai materi dalam sebuah gambar bergerak, video klip, acara televisi atau sejenisnya). CS : File disajikan dengan memadukan visual terbaik dari lokasi kejadian, wawancara narasumber (saksi/pelaku), memaksimalkan footage dan foto hasil riset, kemudian menambahkan narasi untuk menegaskan visual yang diperoleh. CS : File disajikan tanpa host dengan durasi 30 menit. Keunikan tayangan CS : File adalah mampu mendokumentasikan kisah para pelaku kejahatan yang fenomenal di masanya, memaparkan fakta-fakta yang tidak terungkap seputar pelaku kejahatan yang fenomenal di masanya, dan enunjukkan sisi lain seorang penjahat yang fenomenal di masanya. Tayangan dokumenter CS: FILE Kompas TV terdiri dari 3 segmen. Umumnya menceritakan beberapa hal berikut : Segmen 1 berisi : Kasus kejahatan yang diangkat dalam episode tersebut dan perkembangannya. Segmen 2 berisi :Umumnya berisi profil pelaku kejahatan. Segmen 3 berisi : Ahli-ahli yang berupaya menggali kasus kejahatan yang tengah dibahas. 4 Program dokumenter Kompas TV dikerjakan oleh Divisi Dokumenter. Divisi Dokumenter awalnya bergabung bersama Production. Namun pada tahun 2014, akhirnya melebur dengan Departemen News. 4 Lampiran 2. Wawancara dengan produser dan penulis naskah CS : File 78

6 CS : File sendiri sempat dikerjakan oleh beberapa tim yang berbeda. Karena dalam penelitian ini mengkhususkan penelitian pada homosekual, untuk itu peneliti memaparkan penanggung jawab untuk episode Ryan Jombang saja. Berikut nama-nama yang mengerjakan CS : File Episode Ryan Jombang : 1. Pengarah Produksi : Indra Yudhistira 2. Penanggung Jawab Produksi Dokumenter : Apni Jaya Putra 3. Produser Eksekutif : Wahyu Mulyono 4. Produser : Yuni E Sulistyono 5. Penanggung Jawab Penunjang Produksi : M. Taufik Hidayat 6. Kreatif : SM Fathani, Mesti Sinaga 7. Asisten Produksi : Reza Romanenko 8. Penanggung Jawab Kru Produksi : Adi Nugroho 9. Penata Kamera : Rulli Tambayong, Asril Mauriyanto, Djoko Sarjono 10. Penanggung Jawab Paska Produksi : Ardian Tony Y 11. Penyunting Gambar : Mungki Pamungkas 12. Penata Grafis : Arie Andriyan 13. Narator : Ian Anggoro 14. Penanggung Jawab Artistik : Suhendro Wihtono 15. Penanggung Jawab Teknik : Harya S Pratama Namun selama pengerjaannya, CS : File mengalami perubahan sejumlah kru dan juga nama posisi. Posisi kreatif berganti nama menjadi penulis naskah. Tahun 2014, CS : 79

7 File masih mengerjakan beberapa episode untuk tayangan season 2. Yuni Eko Sulityono yang sebelumnya menjabat sebagai Produser kemudian menjabat Produser Eksekutif. Mesti Sinaga menjabat sebagai Produser. Sementara SM Fathani menjabat sebagai penulis naskah. Hingga kini, Program CS : File telah mengalami pengulangan penayangan untuk season pertamanya sebanyak satu kali. Selama penyangan episode Ryan Jombanglah yang memiliki tingkat rating dan share yang paling besar dibandingkan dengan sejumlah episode lainnya yang ditayangkan pada season pertama. 5 Selama penyangannya CS : File tidak hanya mendapatkan perhatian dari masyarakat saja. Namun episode Udin Bernas pada tanggal 4 Desember 2012, meraih Piala Adiawarta untuk kategori tayangan Dokumenter program televisi. Sedangkan secara kuantitatif yang biasa dihitung melalui rating dan share, tayangan dokumenter CS : File Kompas TV mendapatkan respon yang cukup baik. Pada tahun pertama Kompas TV berdiri targer share yang dikejar oleh Kompas Televisi adalah 1. Beberapa episode penayangan CS : File Kompas TV sendiri, sempat hampir menyentuh angka tersebut. Seperti episdode kejahatan binatang yang mencapai share 0,90 dan Dukun A.S yang mencapai 0,82. Sedangkan episode Ryan Jagal Jombang sendiri, berada di posisi tengah, yakni 0,09. (Lampiran 6) 5 Lampiran 2. Hasil wawancara dengan penulis skrip CS : File Kompas TV, S.M. Fathany 80

8 4.2. Hasil Penelitian Program CS : File Kompas Tv yang berdurasi total 30 menit, dibagi menjadi tiga segmen dengan masing dua kali jeda iklan. Dalam pembahasan tesis ini, peneliti akan menganalisa Program CS : File Kompas TV tiap segmen baik gambar maupun skrip. Untuk tiap gambar yang peneliti pilih sebagai unit analisa, peneliti akan menggunakan unit analisa dua tahap dari Roland Barthes. Sedangkan untuk tiap kata dan kalimat yang dipilih akan dianalisa dengan menggunakan semiotika sosial dari M.A.K Halliday. Dalam memaknai teknik pengambilan gambar, teknik editing, maupun pergerakan kamera, peneliti akan menggunakan pemaknaan teknik pengambilan gambar dari Arthur Asa Berger. Cara pengambilan gambar dalam penelitian ini dapat berfungsi sebagai penanda. Gambar menjadi elemen terpenting untuk membentuk suatu tayangan berdurasi. Teknik pengambilan suatu gambar akan menentukan kualitas gambar yang dihasilkan apakah memenuhi kriteria menjadi gambar yang layak. Teknik pengambilan suatu gambar memiliki kode-kode yang memiliki makna tersendiri. Kode-kode tersebut menginformasikan hampir seluruh aspek tentang keberadaan kita dan menyediakan konsep yang bermanfaat bagi analisis seni populer dan media. Beberapa elemen gambar dapat ditemui dalam kode, terutama yang berhubungan dengan bahasa gambar yang bisa dilihat sebagai berikut : 81

9 Tabel 3. Pemaknaan Teknik Pengambilan (Berger : 33-34) Penanda (penanda gambar) Definisi Penanda (makna) Close up Hanya wajah Keintiman Medium Shot Long Shot Hampir seluruh tubuh Setting dan karakter Hubungan personal Konteks skope, jarak public Full shot Seluruh tubuh Hubungan sosial Penanda (penanda kamera) Pan up Pan down Dooly in Definisi Kamarena mengarah ke bawah Kamera mengarah ke atas Kamera bergerak ke depan Penanda (makna) Kekuasaan, kewenangan Kelemahan, pengecil Observasi, fokus Penanda (penanda penyuntingan) Fade in Fade out Definisi Gambaran kelihatan pada layar kosong Gambar di layar menjadi hilang Penanda (makna) Permulaan Hubungan personal 82

10 Wipe Gambar terhapus dari layar Penentuan kesimpulan Segmen 1 1. Teks 1 83

11 84

12 85

13 Secara Visualisasi : Tabel 4. Pemaknaan Denotatif-Konotatif Teks 1 Denotasi Secara denotatif, ketiga gambar tersebut menunjukkan artikel dari tiga surat kabar. Namun artikel tersebut menampilkan secara detil kata-kata: POTONGAN, 7 BAGIAN, PEMBUNUHAN : WARGA RAGUNAN DIGEGERKAN. Ketiga artikel tersebut diedit dengan nuansa hitam putih. Sedangkan secara pengambilan gambar, potongan-potongan artikel tersebut juga digambarkan dalam bentuk close up. Bahkan close up yang ditampilkan hingga menunjukkan detil tiap lekuk huruf hingga membentuk kata dan kalimat, dan ditampilkan secara cepat dengan menonjolkan kata-kata: potongan, 7 bagian, dan pembunuhan : Konotasi Gambaran potongan koran dengan fokus detil pada bagian-bagian potongan, tujuh bagian, dan pembunuhan yang menggerkan warga ragunan, merupakan upaya secara simbolik yang disusun oleh pewarta CS : File Kompas TV, bahwa kasus Ryan Jombang merupakan kasus pembunuhan yang perlu mendapatkan perhatian khusus, karena kasus tersebut merupakan kasus yang sadis dan membuat masyrakat panik. Apalagi tiap kata dalam guntingan koran tersebut ditampilkan secara close up. Hal ini menunjukkan penonton diajak untuk tidak hanya fokus terhadap masalah ryan, namun menyelami hingga intim bahwa permaslahan pembunuhan yang dilakukan ryan adalah problem yang 86

14 warga ragunan digegerkan. serius untuk diselami, berbeda dengan kasus lain, dan perlu mendapatkan catatan khusus. Seiring dengan kemunculan gambar-gambar diatas, pewarta CS: File juga membubuhi skrip yang dibaca melalui voice over pria bersuara berat secara monologis. Skrip tersebut berbunyi : MEDIO JULI 2008 / WARGA KEBAGUSAN RAYA/ RAGUNAN/ JAKARTA SELATAN/ GEMPAR// PENEMUAN TUJUH POTONGAN TUBUH MANUSIA/ DI DALAM 2 KOPER DAN KANTUNG PLASTIK/ MENJADI PERHATIAN WARGA SEKITAR// Untuk mengetahui menjawab pertanyaan what is going on (medan wacana), who is taking part (pelibat wacana : bagaimana peran agen terkait dengan fungsi yang dijalankan individu atau masyarakat-, status tempat individu dalam masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain, sejajar atau tidak), what role assigned to language (sarana wacana), peneliti akan menggunakan buah pikiran dari M.A.K Halliday (Halliday, 1978 : 110), sebagai berikut : 1. Medan Wacana Dalam teks tersebut Kompas TV ingin menggambarkan bahwa pada pertengahan bulan Juli 2008, penemuan tujuh potongan tubuh manusia di dalam sebuah koper dan juga di dalam sebuah kantung plastik. Melalui penggambaran ini, pewarta CS : File Kompas TV ingin menunjukkan bahwa, pada bulan Juli 2008 Indonesia digemparkan dengan penemuan 87

15 potongan-potongan tubuh manusia yang dimasukkan ke dalam dua wadah berbeda, yakni sebuah koper dan juga di dalam sebuah kantung plastik. Penemuan ini mengantarkan pemikiran publik, bahwa kali itu telah terjadi pembunuhan sadis. Untuk menghilangkan jejaknya, sang pembunuh mennggunakan cara dengan memutilasi korbannya. Penggambaran ini, juga menjadi jembatan untuk mengantarkan bahwa pembunuhan tersebut, telah menimbulkan sebuah kepanikan tersendiri bagi Warga Kebagusan Raya Ragunan Jakarta Selatan. 2. Pelibat Wacana Dalam potongan teks tersebut pewarta CS :File menggambarkan Warga Kebagusan Raya Ragunan Jakarta Selatan, sebagai orang-orang yang terlibat dalam sebuah kepanikan akibat adanya penemuan jasad manusia yang terpotong. Melalui sejumlah kecil masyarakat di bilangan Kebagusan Jakarta Selatan ini, peawrta CS: File ingin menunjukkan peran bahwa masyarakat kala itu, menjadi bagian dalam struktur masyrakat yang tengah kehilangan anggotanya. Kehilangan tersebut digambarkan dalam kondisi yang dilakukan oleh seorang pembunuh, dengan cara yang sadis. Pembunuh disini digambarkan sebagai pihak yang telah mengambil bagian dari masyrakat tersebut. Peran pembunuh tersebut digambarkan sebagai seseorang yang menghilangkan secara paksa bagian dari anggota masyarakat tersebut, melalui pembunuhan 88

16 dan pelenyapan nyawa manusia dengan memutilasi, atau memotong-motong tubuh anggota masyrakat yang telah dibunuh tersebut. Tidak hanya itu, korban dari pembunuh tersebut juga tidak lagi digambarkan dalam posisinya sebagai seorang manusia. Namun, disejajarkan dengan benda atau bangkai hewan. Hal ini ditunjukkan dengan dimasukkannya potongan-potongan tubuh tersebut ke dalam sebuah koper dan juga kantung plastik. Bahkan koper dan kantung palstik berisi anggota masyrakat yang telah dijagal paksa tersebut, dibuang begitu saja bagianbagian tubuhnya oleh pembunuh. 3. Sarana Wacana Penggunaan kata gempar seolah menujukkan hal tersebut sebagai sebuah isu besar yang harus menjadi perhatian semua pihak, walaupun yang mengalaminya hanyalah Warga Kebagusan Raya Ragunan Jakarta Selatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia gempar dijelaskan sebagai geger atau ramai sekali (karena ada kabar buruk, kerusuhan, hal yang ajaib, keributan). Penggunaan kata gempar menjadi sebuah penggambaran yang hiperbola terhadap penemuan potongan jasad manusia tersebut. Dua wadah yang digunakan untuk menampung potongan tubuh manusia, yakni koper dan kantung plastik juga memang sengaja dipilih dan ditonjolkan oleh pewarta CS : File. Koper dan kantung plastik ditonjolkan pewarta CS : File guna mempertontonkan betapa sadis, keji, dan penrendahan terhadap manusia yang seharusnya memiliki derajad yang lebih 89

17 tinggi ketimbang dua mahluk Tuhan lainnya ( baca : tumbuhan dan hewan). Namun dimasukkannya potongan-potongan tubuh manusia tersebut ke dalam koper dan plastik, menunjukkan harkat dan martabat korban sebagai manusia telah hilang. Bahkan lebih rendah ketimbang dua mahluk Tuhan lainnya. Dimasukkan potongan tubuh tersebut, menunjukkan bahwa korban sudah direnggut harkat kemanusiaannya dan disamaratakan dengan benda yang mudah begitu saja untuk dibuang. 90

18 2. Teks 2 Secara Visualisasi : 91

19 Tabel 5. Pemaknaan Denotatif-Konotatif Teks 2 Denotasi Secara denotatif, gambar pertama menunjukkan gambar seorang pria dengan menggunakan kemeja casual berwarna hitam yang dibuka tiga kancing pertamanya. Dengan potongan rambut pendek, yang tidak diatur rapi. Umumnya pengambilan gambar guna menggambarkan sosok Windoro Adi ditampilkan dengan variasi close up, medium close up dan dolly in. Sedangkan untuk gambar kedua menunjukkan gambar guntingan artikel Surat Kabar Harian yang merupakan karya Windoro Adi dengan fokus tulisan pada kalimat : Semua luka sayatan terlihat tidak beraturan dan bekas potongan juga acak-acakan. Korban mutilasi dengan mulut disobek jarang terjadi. Sepertinya pelaku menaruh Konotasi Dalam gambar pertama, pewarta CS : File Kompas TV menggunakan sosok wartawan Surat Kabar Harian, dalam hal ini Kompas, yang digambarkan sebagai secara personal menceritakan bagaimana sang wartawan begitu antusias menceritakan kejadian pembunuhan yang sempat diliputnya pada pertengahan bulan Juli tahun Pengambilan gambar dengan close up dan medium close up menunjukkan bagaimana sosok wartawan tersebut secara personal menceritakan kejadian pembunuhan yang diliputnya itu. Namun penggambaran dengan dolly in sosok wartawan tersebut, merupakan gambaran bahwa berita tersebut tidak hanya cukup disampaikan secara realitasnya. Namun kejadian tersebut haruslah melalui 92

20 dendam beneran. Pelaku cemburu dan merasa sakit hati atau bisa juga korena korban besar mulut, sehingga pelaku merobek mulutnya, tutur Mun im. analisa dan observasi matang yang akhirnya menemukan bahwa korban Hery Santoso merupakan korban dari pembunuhan berantai. Gambar insert potongan Koran yang merupakan hasil karyanya tersebut juga semakin menunjukkan kedalaman observasi sang wartawan terhadap kasus pembunuhan berantai tersebut. Guntingan koran yang menunjukkan hasil wawancara sang wartawan dengan Ahli Forensik Mun im Idris, merupakan bentuk pertunjukkan bahwa kasus ini bukanlah kasus biasa. Kondisi korban yang dipotong asal-asal dan merobek mulut ini, menunjukkan kekesalan pelaku terhadap korban. Dari analisa atau observasi sementara sang wartawan yang meminjam penuturan Ahli Forensik, bahwa kejadian tersebut jarang terjadi dan memunculkan spekulasi 93

21 motif sakit hati karena cemburu yang dirasakan pelaku terhadap korban. Guntingan koran yang sengaja ditampilkan dengan close up, juga menunjukkan bahwa pembunuhan ini bukanlah pembunuhan sembarangan. Bahkan guntingan tersebut menjadi informasi yang mendalam mengenai kondisi korban yang mengenaskan, dan penonton sengaja diarahkan untuk membaca dengan jelas tiap kata dan kalimat yang ada dalam guntingan tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan dibiarkannya guntingan koran yang berisi sadisnya perilaku pelaku terhadap korban selama hampir 13 detik. Sehingga penonton dapat dengan jelas tidak hanya mendapat gambaran kekejian, namun juga dapat merasakan tindakan sadis dari pelaku yang memotong asal-asalan tubuh korban dan 94

22 merobek mulutnya. Tak hanya itu, melalui gambar ini, juga menunjukkan bahwa pelaku kejahatan (baca: manusia homoseksual) dapat melakukan tindakan keji hanya karena cemburu dan sakit hati. Dalam kemunculan gambar tersebut, pewarta CS: File Kompas TV juga memunculkan skrip yang dibacakan secara monologi oleh seorang pria melalui voice over. Kali ini, skrip tersebut berbunyi : MEDIA KALA ITU TURUT MENANTI HASIL IDENTIFIKASI KORBAN OLEH POLISI // WINDORO ADI / WARTAWAN HARIAN KOMPAS INI / MASIH MENGINGAT BAGAIMANA PERJALANAN KASUS PENEMUAN MAYAT/ YANG DILIPUTNYA SAAT ITU // BAGINYA KASUS INI MENJADI MENARIK/ KARENA BERDASARKAN HASIL AUTOPSI/ WAJAH KORBAN YANG SULIT DIKENALI AKIBAT LUKA SAYATAN OLEH PELAKU/ SEHARUSNYA MENJADI HAMBATAN KEPOLISIAN DALAM PROSES IDENTIFIKASI// Selanjutnya peneliti akan menganalisa bagaimana pewarta CS : File menggambarkan situasi yang terjadi, lakon dan peran, juga penggunaan bahasa dalam skrip saat gambar diatas muncul : 1. Medan Wacana Apa yang terjadi dalam bagian skrip ini? Pewarta CS: File Kompas TV menarik media massa yang kala itu meliput kejadian ditemukannya potongan-potongan jenazah yang digambarkan dalam kondisi yang 95

23 mengerikan. Upaya menarik media massa dalam penceritaan ini adalah bentuk dari euphoria media massa saat itu. Bahwa kasus penemuan jasad manusia dalam kantong plastic dan koper yang ditemukan dalam keadaan mengerikan tersebut, menjadi sorotan media massa kala itu. Pengungkapan identitas korban oleh kepolisian tersebut menjadi berita utama sejumlah media massa. Peawarta CS : File Kompas TV, juga sengaja menggunakan media massa yang dikenal masyrakat memiliki kredibilitas tinggi untuk menceritakan kasus tersebut. Hal ini untuk membuktikan bahwa kasus penemuan jasad korban yang mengerikan tersebut, tidak hanya kasus biasa. Namun juga menjadi bahan observasi sekaligus menu utama dari media massa kala itu. Kasus ini semakin dibesar-besarkan dan menjadi menu utama bagi media massa, apalagi dengan penggambaran bahwa polisi sendiri seharusnya mengalami kesulitan guna mengungkap kasus tersebut. Hal ini diakibatkan karena kesulitan autopsi akibat potongan jasad tersebut ditemukan dalam keadaan yang mengenaskan. Lula sayatan di wajah juga mendukung sulitnya upaya pengenalan jenasah tersbut. Sehingga kasus ini memang layak menjadi agenda bagi media massa kala itu. Dan tentu saja saat media massa memberikan porsinya yang cukup besar terhadap kasus penemuan jenasah ini, masyarakat luas (baca : Indonesia) menjadi harus tahu akan kasus ini. 96

24 Dengan demikian kasus ini, tidak sebatas kasus yang menggemparkan bagi warga kebagusan Jakarta Selatan saja, namun juga Indonesia secara global. 2. Pelibat Wacana Untuk mnggambarkan peliknya kasus ini, pewarta CS : File Kompas TV menggunakan wartawan Surat Kabar Harian Kompas, Windoro Adi. Windoro Adi menjadi sosok yang mewakili jurnalis yang haus akan pengungkapan identitas jasd korban pembunuhan yang disertai mutilasi saat itu. Melalui Windoro Adi, penonton diajak melihat bahwa jurnalis kala itu juga menjadi sosok yang mendukung upaya tidak hanya pengungkapan kasus penemuan jasad tersebut. Namun disini penonton disuguhkan peran jurnalis yang ikut mengenalkan kasus ini. Jurnalis juga bahkan seolah menjadi deketektif yang juga berupaya mengungkap identitas jasad korban tersebut. Karena alih-alih menunggu semata upaya polisi mengungkap jasad tersebut, para jurnalis yang diwakili Windoro Adi berupaya mengungkap motif kejahatan terhadap potongan jasad manusia tersebut. Windoro Adi disini digambarkan sebagai jurnalis yang melakukan observasi dan menganalisa bahwa polisi akan menemui kesulitan. Akibat kondisi potongan jasad manusia tersebut sulit dikenali karena luka sayatan di wajah. Namun sesungguhnya informasi akan kesulitan mengenali identitas korban, tidak hanya digambarkan melalui voice over saja. Karena 97

25 sesungguhnya karya Windoro Adi yang melakukan observasi dengan mewawancarai ahli forensik juga ditampilkan untuk mendukung sulitnya melakukan pengungkapan. Karena ahli forensik menyatakan luka di wajah secara gamblang, melalui robekan di mulut korban. 98

26 3. Sarana Wacana Media kala itu turut menantikan hasil identifikasi korban. Kalimat ini seolah ingin menggambarkan secara hiperbolik bahwa kasus ini, adalah satusatunya kasus yang menjadi sorotan dan menu utama sehingga layak dan harus menjadi fokus perhatian dari media massa. Dan mau tidak mau harus menjadi perhatian public juga kala itu. Perhatian yang besar akan peristiwa ini, juga ditunjukkan melalui kalimat Windoro Adi, wartawan harian kompas ini, masih mengingat bagaimana perjalanan kasus penemuan mayat yang diliputnya saat itu dan baginya kasus ini menjadi menarik. Pemilihan kedua kalimat ini perlu dicermati secara mendalam. Sebagai seorang wartawan Windoro Adi telah melalui sejumlah kasus dan fase dalam kehidupan profesi jurnalisnya. Namun kekuatan akan kekejian jasad korban ini ternyata menjadi memori yang menarik dan terus dikenang olehnya. Pemilihan kedua kalimat ini semakin menunjukkan bahwa kasus penemuan potongan tubuh manusia di daerah kebagusan dalam keadaan mengenaskan ini, bukanlah kasus biasa. Apalagi sejumlah jurnalis dari sejumlah media ternama, yang diwakili oleh Windoro Adi seolah sepakat bahwa kasus ini meang layak menjadi santapan utama publik, sekaligus sepakat bahwa jasad yang ditemukan tersebut adalah pembunuhan disertasi 99

27 mutilasi yang tidak biasa diakukan oleh orang sembarang dan bahkan merupakan bagian dari pembunuhan berantai. 3. Teks 3 100

28 Secara Visualisasi : Tabel 6. Pemaknaan Denotatif-Konotatif Teks 3 Denotasi Secara denotatif, gambar pertama menunjukkan gambar seorang pria yang menggunakan kaos merah dengan jeans dan sepatu kets berjalan keluar dari lift. Gambar pria pun kemudian diberhentikan selama kurang lebih lima detik. Gambar tersebut diambil dari kamera cctv, dan dipilih oleh pewarta CS : File Konotasi Gambar pria dengan kaos merah dengan sepatu kets yang berjalan keluar dari lift tersebut adalah Ryan. Pria tersebutlah yang ditnjuk sebagai peaku pembunuhan, sekaligus mutilasi, dan juga membuang potongan tubuh manusia di dalam kantong plastic dan koper tersebut. Melalui gambar dari cctv yang 101

29 Kompas TV, dengan teknik pengambilan gambar full shoot yang menunjukkan seluruh tubuh dari pria tersebut. Sedangkan gambar kedua menunjukkan gambar guntingan surat kabar yang berjudul, Heri Dimutilasi karena Lecehkan Ryan Gambar ini diambil dengan teknik pengambilan gambar close up. Sehingga seluruh lekuk tulisan dalam guntingan gambar tersebut jelas terlihat. Tulisan dalam guntingan koran tersebut berbunyi : Pelaku mutilasi, Fery Ryansyah alias Ryan (30) mengaku menghabisi dan memotong-motong tubuh Heri Santoso (40) karena tersinggung dengan ucapan Heri yang naksir pacarnya Noval. Sedangkan gambar ketiga merupakan potongan guntingan koran yang menunjukkan dua anak judul berbunyi : menunjukkan seluruh tubuh ini, pewarta CS: File berupaya menggambarkan sosok Ryan dengan hubungan sosialnya. Langkahnya yang percaya diri dan santai, menunjukkan Ryan adalah orang yang memiliki hubungan sosial baik dengan masyrakat. Walaupun dirinya adalah seorang pelaku pembunuhan (baca : orang yang menghilangkan nyawa manusia atau anggota masyrakat), Ryan tetap merupakan bagian dari masyrakat pada umumnya. Sedangkan gambar guntingan koran berikutnya, menunjukkan mengapa Ryan melakukan tindakan tersebut. Dalam gambar tersebut digambarkan guntingan koran bertuliskan, Heri Dimutilasi karena Lecehkan Ryan. Melalui guntingan koran ini, pewarta CS : File mulai menggambarkan Ryan sebagai seorang Homoseksual. 102

30 1. 5 Korban, 1 Dimutilasi Guntingan koran yang ditampilkan 2. Di Jakarta dan Jombang secara close up tersebut, meminta Dalam guntingan koran ini, yang juga menjadi pusat perhatian adalah kalimat, Heboh Pembunuhan Berantai. Tulisan tersebut ditampilkan dengan tiga warna berbeda. Heboh berwarna hitam, Pembunuhan berwarna merah, Berantai berwarna kuning. Guntingan koran ini, juga ditampilkan secara close up, sehingga tiap lekuk tulisan juga terlihat. perhatian penonton untuk mencermati isi guntingan koran tersebut. Tulisan itu secara gamblang melukiskan Heri (baca : laki-laki) Dimutilasi karena lecehkan Ryan (baca : laki-laki). Melalui teks ini, pewarta CS : File terlihat jelas menunjukkan kegiatan eksploitasi seksual yang dilakukan sesame laki-laki. Namun tak sampai disitu, tindakan eksplitasi seksual yang dilakukan sesama lelaki tersebut, jika tak disukai akan dengan mudahnya menyebabkan tindakan pemubuhan yang disertai mutilasi. Tak sampai disitu saja, guntingan koran terseubut juga sengaja ditampilkan secara close up setiap bagiannya, sehingga tulisan yang berbunyi, Pelaku mutilasi, Fery Ryansyah alias Ryan (30) 103

31 mengaku menghabisi dan memotongmotong tubuh Heri Santoso (40) karena tersinggung dengan ucapan Heri yang naksir pacarnya Noval, jelas terbaca pemirsa. Hal ini, dipilih, disusun dan digunakan oleh pewarta CS : File untuk menguatkan tindakan sadistis yang dilakukan oleh homoseksual, hanya karena tersinggung hatinya. Dengan gamblang pewarta CS : File ingin melukiskan bahwa jika kaum homoseksual tersinggung, akan sangat mudah melakukan tindakan yang berbau sadistis. Tidak hanya dibunuh, namun juga dipotong-potong. Teks tersebut sekaligus menggambarkan, rasa cinta mendalam antara pelaku pembunuhan (baca : Ryan) dengan Noval kekasihnya, yang ternyata disukai oleh korban (baca : Hery). 104

32 Melalui teks ini, pewarta CS: File ingin menggambarkan bagaimana posesifnya hubungan percintaan sejenis, yang dapat berujung pada kematian atau pembunuhan jika ada yang disakiti. Sementara itu gambar berikutnya, ingin menonjolkan bagaimana hebohnya pembunuhan yang dilakukan Ryan. Teks ini, sengaja ingin menggambarkan bahwa pembunuhan yang dilakukan oleh Ryan, bukanlah pembunuhan yang biasa. Bahwa pembunuhan ini, merupakan pembunhan berantai, yang melibatnkan banyak korban jiwa dengan tindakan yang sadis. Sehingga hal tersebut membuat kasus Ryan adalah kasus yang wajar untuk diangkat sebagai sajian utama media massa. Tak hanya itu. Pada gambar ini, pemirsa juga diajak untuk melihat tindakan sadis Ryan melalui teks: 105

33 1. 5 Korban, 1 Dimutilasi 2. Di Jakarta dan Jombang Gambar guntingan ini, ingin menunjukkan bahwa tindakan Ryan tidak dapat dipandan sebelah mata. Tindakan ini bukan hanya meresahkan warga Jakarta saja. Enam korban yang salah satunya dimutilasi, bahkan juga menjadi kepanikan bagi masyarakat Jombang, Jawa Timur. Hal ini menujukkan bahwa pewarta CS : File dengan sengaja ingin menggambarkan bahwa kasus pembunhan yang dilakukan oleh Ryan dilakukan secara sadis, dan bukanlah persoalan secara local saja. Namun hal ini perlu menjadi perhatian publik dari seluruh negeri. Sehingga masyarakat sebagai penonton perlu waspada dan siaga terhadap Ryan (baca : homoseksual) dan juga orang-orang seperti Ryan (baca: Homoseksual). 106

34 Karena Ryan (baca : Homoseksual) adalah orang yang mudah melakukan pembunuhan secara berantai. Dalam kemunculan gambar tersebut, pewarta CS: File Kompas TV juga memunculkan skrip yang dibacakan secara monologi oleh seorang pria melalui voice over. Kali ini, skrip tersebut berbunyi : PENYIDIKAN SELANJUTNYA MENGARAHKAN POLISI PADA ORANG- ORANG TERDEKAT KORBAN/ DAN PENCARIAN PUN SAMPAI PADA APARTEMEN MARGONDA RESIDENCE/ DEPOK/ JAWA BARAT// POLISI MENEMUKAN MOBIL KORBAN TERPARKIR DI GEDUNG TERSEBUT/ DIMANA HERI SANTOSO DIKETAHUI MENGUNJUNGI SALAH SATU PENGHUNI APARTEMEN SEBELUM IA DITEMUKAN TAK BERNYAWA// PENGHUNI APARTEMEN TERSEBUT ADALAH VERY IDHAM HENYANSYAH/ ALIAS RYAN// PADA 15 JULI 2008/ POLISI MENANGKAP RYAN/ DI RUMAH KOS YANG BARU BEBERAPA HARI DITINGGALINYA/ DI DAERAH DEPOK// RYAN KEMUDIAN MENJADI TERSANGKA UTAMA KASUS PEMBUNUHAN HERI SANTOSO // HASIL PENYELIDIKAN SELANJUTNYA OLEH KEPOLISIAN MENGUNGKAPKAN / BAHWA RYAN JUGA PERNAH MELAKUKAN PEMBUNUHAN SEBELUMNYA // Selanjutnya peneliti akan menganalisa bagaimana pewarta CS : File menggambarkan situasi yang terjadi, lakon dan peran, juga penggunaan bahasa dalam skrip saat gambar diatas muncul : 1. Medan Wacana Apa yang terjadi dalam bagian skrip ini? Pewarta CS: File Kompas TV, melalui teks ini ingin menunjukkan bahwa polisi melakukan pencarian terhadap pembunuh jasad yang kemudian diketahui sebagai Hery Santoso dari teman-teman terdekat. Penggunaan istilah teman-teman terdekat ini, 107

35 merupakan upaya polisi untuk mencari pembunuh Hery dari teman-teman Hery yang merupakan homoseksual, karena Hery juga merupakan homoseksual. Hal ini mengarahkan penonton, bahwa kasus pembunuhan terhadap Hery Santoso memang kental diwarnai dengan sandiwara percintaan kaum Homoseksual. Kemudian teks ini berupaya menceritakan, upaya penangkapan Ryan yang dituduh sebagai pelaku pembunuhan terhadap Hery Santoso. Teks ini dengan jelas menggambarkan bahwa Ryan memiliki apartemen, yang merupakan tempat pertemuannya dengan Hery. Namun, teks ini juga menggambarkan bahwa penangkapan terhadap Ryan justru berlangsung tidak di apartemen miliknya, namun di rumah kost baru Ryan. Melalui teks ini, pewarta CS : File ingin memberikan gambaran penangkapan yang berliku-liku oleh pihak kepolisian terhadap Ryan. Karena Ryan memiliki berbagai tempat tinggal. Baik yang secara permanen ditinggalinya, maupun yang hanya beberapa hari saja ditinggali Ryan. Melalui teks ini juga, pewarta CS : File dengan sangat gambalang ingin meceritakan bahwa pembunuhan Heri Santoso hanyalah sebagian kecil saja tindakan yang dilakukan oleh Ryan. Kalimat yang digunakakan pewarta CS: File, hasil penyelidikan selanjutnya oleh kepolisian mengungkapkan bahwa Ryan juga pernah melakukan pembunuhan sebelumnya, juga ingin menggambarkan bahwa pembunuahanyang dilakukan oleh Ryan bukanlah pembunuhan biasa. Pembunuhan yang dilakukan oleh Ryan terhadap Hery 108

36 Santoso, sebenarnya merupakan satu dari sejumlah rangkaian kegiatan pembunuhan yang telah dilakukan Ryan. Rangkaian pembunuhan ini telah terjadi begitu panjang, selama Ryan menjalani kehidupaannya. 2. Pelibat Wacana Dalam teks ini, pewarta CS : File menampilkan Ryan sebagai tokoh utama. Pewarta CS : File menggambarkan upaya polisi yang secara aktif melacak jejak Ryan. Seluruh perhatian polisi kala itu, seakan dialihkan guna membongkar kasus pembunuhan yang dilakukan Ryan. Upaya penelusuran polisi sebagai pihak yang dituduh bertanggung jawab mengungkap tabir pembunuhan tersebut, dengan menelisik orangorang terdekat korban (baca : teman sepergaulan, baca : homoseksual). Dari penelusuran tersebut polisi menemukan Ryan yang merupakan orang terdekat atau orang yang terkahir ditemui Heri Santoso, karena mobil Hery masih terparkir di apartemen milik Ryan. Dalam teks ini, pewarta CS : File juga secara jelas menggambarkan Ryan sebagai orang yang tidak kesulitan secara ekonomi dan telah sangat rapih menutupi kejahatan yang dilakukannya. Hal ini ditunjukkan dengan Ryang yang memiliki sebuah apartemen, namun Ryan justru ditangkap di sebuah rumah kost. Sehingga jelas bahwa Ryan dalam kondisinya saat itu, merupakan orang yang sudah memiliki tingkat ekonomi cukup matang. Walaupun Ryan memiliki apartemen, ternyata Ryan juga dengan sangat mudah mencari 109

37 tempat persembunyian lain di sebuah tempat kost. Kalimat pada 15 juli 2008, polisi menangkap Ryan di rumah kos yang baru beberapa hari ditinggalinya di daerah Depok, seolah menjadi penekanan bahwa rumah kos tersebut adalah rumah yang baru dicari oleh Ryan, untuk bersembunyi. Kalimat berikut juga merupakan penggamabran Ryan sebagai seorang pembunuh bukanlah seseorang yang baru membunuh. Kalimat ini dengan jelas menggambarkan Ryan sebagai seorang pembunuh professional yang telah bekerja secara terencana untuk menghabisi nyawa siapun yang telah menyakitinya. 110

38 3. Sarana Wacana Teks diatas menggambarkan dua hal hiperbolik. Pertama digambarkan secara hiperbolik adalah upaya polisi dalam mengungkap pelaku pembunuhan terhadap jasad yang dibuang di sebuah kantong plastik maupun di dalam sebuah koper. Guna menunggkap kasus ini polisi harus melakukan penyidikan, yakni penyelidikan secara seksama dengan terjun langsung dan mewawancarai orang-orang terdekat Heri Santoso, jasad yang ditemukan dalam plastik dan koper tersebut. Upaya pencarian polisi guna menemukan Ryan digambarkan begitu rumit, karena Ryan sudah tidak lagi mendiami apartemen miliknya. Polisi harus menelusuri jejak Ryan hingga ke sebuah rumah kos di daerah Depok untuk menemukannya. Bahkan pewarta CS : File dengan sengaja membubuhkan kalimat rumah kos di daerah Depok yang baru saja ditinggalinya. Kalimat ini ingin menunjukkan bahwa polisi harus mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mengungkap keberadaan Ryan. Secara Hiperbolik juga teks ini menggambarkan Ryan sebagai seorang sebagai pembunuh yang sangat professional. Pewarta CS : File sengaja memilih kalimat, hasil penyelidikan selanjutnya oleh kepolisian mengungkapkan,bahwa Ryan juga pernah melakukan pembunuhan sebelumnya. Hal ini ingin menggembarkan bahwa Ryan adalah pelaku pembunuhan yang patut diperhitungkan, bukan pembunuh biasa, pembunuh yang sudah sangat professional melakukan pekerjaannya sekaligus 111

39 menutupinya sehingga baru dapat diketahui setelah sekian lama melakukannya. 4. Teks 4 Secara Visualisasi : 112

40 Tabel 7. Pemaknaan Denotatif-Konotatif Teks 4 Denotasi Gambar pertama menunjukkan gambar seorang pria berkumis yang dibubuhi dengan menggunakan jas berwarna hitam. Gambar ini juga dengan jelas dibubuhi penjelasan bahwa orang yang tengah melakukan penuturan tersebut adalah Nyoman Rai, yang merupakan pengacara kasus Ryan. Saat memberikan pemaparan mengenai kasus Ryan, pewarta CS: File juga menberikan ilustrasi gambar berupa guntingan koran yang berisi, Ryan telah membunuh 11 korban dan mengubur mayatnya di dalam pekarangan rumah. Polisi menyimpulkan, selain mengalami orientasi seks yang menyimpang, dia adalah psikopat dengan motif ekonomi. Didalam artikel itu, juga ditampilkan foto secara hitam putih saat seorang pria Konotasi Gambar pertama merupakan gambar pengacara ryan yang tengah menuturkan kasusnya. Pengacara ryan digambarkan dengan teknik pengambilan gambar secara medium close up. Hal ini diakukan oleh pewarta CS : File untuk menunjukkan hubungan personal. Penggambaran ini membuat penonton dapat secara personal mendengarkan wawancara yang dilakukan oleh pewarta CS: File, sehingga terlihat sebagai sebuah penuturan terhadap cerita yang disajikan. Pewarta CS : File jelas ingin meminjam pengacara Ryan bahwa, kasus ini merupakan kasus yang perlu menjadi fokus perhatian dan mendapatkan sorotan dari berbagai kalangan tak hanya masyarakat sekitar, namun juga media massa, maupun 113

41 ditangkap polisi. Gambar artikel ini, ditampilkan secara hitam putih dengan teknik pengambilan gambar menggunakan close up. Sehingga seluruh lekuk-lekuk teks maupun foto yang disajikan terlihat dengan jelas. kepolisian. Sedangkan dalam penuturan pengacara tersebut, juga ditampilkan gambar artikel penangkapan Ryan. Artikel ini jelas menunjukkan Ryan sebagai seorang penjahat yang digiring oleh pihak kepolisian. Namun, artikel tersebut tidak hanya berisi foto penangkapan Ryan saja. Guntingan artikel disamping foto tersebut mencantumkan dengan sangat jelas sehingga terbaca oleh penontonya. Teks media massa tersebut dipilih, disusun dan digunakan oleh pewarta CS : File untuk membentuk pemikiran public bahwa Ryan merupakan pribadi yang mengalami penyimpangan secara seksual. Hal ini karena Ryan menyukai sesama pria. Tak hanya itu, artikel ini sengaja dipilih untuk menggambarkan bahwa Ryan 114

42 adalah seorang homoseksual, yang merupakan penjahat professional, memiliki kecenderungan sakit jiwa dan terobsesi terhadap tingkat ekonomi yang lebih tinggi. Teks ini seolah semakin mempertegas bahwa Homoseksual (baca : Ryan), adalah manusia yang memiliki perilaku seksual yang menyimpang dan sakit jiwa, memiliki daya sensitifitas tinggi sehingga mudah membunuh, dan memiliki orientasi yang cukup tinggi untuk menguasai tingkat ekonomi yang tinggi dengan cara yang instan dan menghalalkan segala cara. Sebuah tayangan dokumenter tidak hanya berisi skrip yang dijabarkan dengan menggunakan voice over saja, namun juga didukung dengan hasil penuturan dari sejumlah narasumber. Penuturan kali ini adalah dari Nyoman Rai, pengacara Ryan. Kalimat berikutlah yang muncul untuk melengkapi gambar diatas : 115

43 Bukan hasil kerja keras polisi mengungkapkan 10 korban lain tapi itu hasil kejujuran Ryan yang disampaikan kepada kami tim kuasa hukum. Setiap kali terungkap kasus pembunuhan itu, polisi selalu menanyakan kasus-kasus lain apakah pernah melakukan. Lalu pada waktu itu Ryan menceritakan bahwa, dengan jujur dan terbuka dia menyampaikan dia juga turut melakukan pembunuhan terhadap 10 korban lain di Jombang Selanjutnya peneliti akan menganalisa bagaimana pewarta CS : File menggambarkan situasi yang terjadi, lakon dan peran, juga penggunaan bahasa dalam skrip saat gambar diatas muncul : 116

44 1. Medan Wacana Melalui teks CS : File diatas, pewawata CS : File berupaya menyampaikan upaya pengungkapan kasus Ryan. Dalam penuturan ini digambarkan bagaimana Ryan dengan gamblang menjelaskan sejumlah kasus pembunuhan yang telah dilakukan. Penggambaran ini ingin menunjukkan bagaiamana mengerikannya kasus Ryan, karena tidak hanya memakan 1 korban saja. Penggambaran ini juga sengaja dimumculkan sebagai upaya menimbulkan kepanikan, bahwa masyarakat Indonesia kal itu, tengah dihantui ketakuatan akan upaya pembunuhan berantai. Upaya pembunuhan berantai tersebut, dilakukan oleh seseorang yang menyukai sesama jenisnya. Pembunuh yang menyukai sesame jenisnya itu, bukanlah pembunuh biasa. Pembunuh tersebut sudah melakukan pembunuhan hingga 11 kali. Penggamabran ini juga menunjukkan kepanikan media massa yang serta merta menjadikan kasus ini sebagai sortotan yang menarik, karena hampir setiap media massa memberitakan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh sesorang yang menyukai sesama jenisnya. Pembunuhan tersebut, juga dilakukan secara rapih dan sulit diungkap. Sehingga memakan hingga 11 korban jiwa. 2. Pelibat Wacana 117

45 Dalam teks ini, setiap kata dan kalimat yang terjalin didalamnya berupaya menggambarkan dua orang di dalamnya. Kedua orang tersebut, adalah pihak kepolisian dan pihak lainnya adalah pembunuh bernama Ryan. Teks ini, menggambarkan polisi sebagai pihak yang gencar menyelsaikan kasus pembunuhan berantai. Secara aktif, polisi digambarkan sebagai pihak yang terus mencari dan menghubung-hubungkan setiap masalah dengan Ryan. Pihak kedua yang ditampilkan dalam naskah ini, adalah Ryan. Ryan dalam penggambaran teks ini dilukiskan sebagai seorang pembunuh berantai. Seseorang yang telah melakukan pembunuhan secara rapih dan tidak terendus oleh pihak kepolisian, hingga mencapai 11 korban jiwa. Penggambaran ini merupakan bentuk penuturan yang dialukan oleh kuasa hukum Ryan, Nyoman Rai. Dalam penuturan ini Nyoman Rai juga digambarkan sebagai orang yang mampu mendekati dan mengenali seorang pembunuh berantai. Sehingga Nyoman Rai mengetahui benar bagaiamana pribadi Ryan sesungguhnya. Melalui teks ini, Nyoman Rai hendak memberikan pembelaan bahwa sebenarnya, bukan hasil kerja keras polisilah yang membuahkan hasil pengungkapan kasus pembunuahan terhadap Ryan. Nyoman Rai hendak menggambarkan bahwa Ryan adalah orang yang bisa diajak berkomunikasi dan bekerjasama. Bahkan Nyoman Rai menunjukkan bahwa Ryan adalah pribadi yang jujur dalam mengungkapkan apa yang telah dilakukannya. Walaupun sebenarnya Nyoman Rai juga mengakui bahwa Ryan telah berhasil menutupi 10 pembunuhan yang sebelumnya telah dilakukan. 118

46 3. Sarana Wacana Dalam teks ini, sebenarnya ada penekanan kata yang ingin disampaikan. Nyoman Rai menggunakan kata terbuka dan jujur, untuk menggambarkan sikap Ryan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia digambarkan sebagai sikap yang penuh rasa keterusterangan. Sedangkan jujur menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah : lurus hati; tidak berbohong (misalnya dengan berkata apa adanya); tidak curang (misalnya dalam permainan, dengan mengikuti aturan yang berlaku; tulus; ikhlas ( ) Kata ini hingga diulang dua kali dalam penuturan I Nyoman Rai, untuk menggambarkan bahwa Ryan sebenarnya adalah orang yang mudah untuk menceritakan segala pribadinya. Saat kata ini muncul, pewarta CS : File sengaja memunculkan artikel yang berisi kesimpulan polisi bahwa Ryan adalah orang yang mengalami orientasi seksual menyimpang, psikopat (baca : gila), dan memiliki motif ekonomi. Melalui hal ini pewarta CS : File jelas ingin menunjukkan bahwa Ryan sebagai seorang pembunuh berdarah dingin yang psikopat bagaimanapun juga adalah manusia yang memiliki sifat hati ingin terbuka dan memiliki kejujuran dan ingin menceritakan keluh kesahnya kepada orang lain. 119

47 5.Teks 5 120

48 121

49 Secara Visualisasi : Tabel 8. Pemaknaan Denotatif-Konotatif Teks 5 Denotasi Gambar pertama merupakan gambar seorang pria bertubuh tambun yang menggunakan kacamata minus untuk membantu penglihatan. Pria tersebut tengah menunturkan sesuatu.dalam Konotasi Pria bertubuh tambun dengan kacamata minus tersebut merupakan Profesor Adrianus Meliala. Pakar di bidang kriminologi yang umumnya digunakan keahliannya untuk gambar tersebut pria bertubuh gempal menyelesaikan kasus-kasus itu, menggunakan kemeja dengan garis-garis merah dan biru. Gambar pria tersebut diambil secara medium close up yang menunjukkan bagian wajah dan muka. Latar belakang pria tersebut, menunjukkan sejumlah buku tebal yang ditumpuk rapih. Sedangkan tiga gambar berikutnya merupakan gutingan dari artikel beberapa media massa yang menuliskan mengenai pembunuhan yang dilakukan oleh Ryan. pembunuhan. Salah satunya Ryan. Adrianus Meliala dipilih oleh pewarta CS : File untuk memberikan observasi secara penuh terhadap kasus Ryan. Penuturan Adrianus Meliala menggunakan teknik pengambilan gambar secara medium close up, guna menciptakan nuansa personal dengan pakar kriminologi tersebut dengan pemirsa. Sehingga secara khusus pemirsa akan menyimak penuturan Adrianus 122

50 Artikel pertama menunjukkan tulisan secara hitam putih yang berisi, dari jombang, antara psikopat atau normal. Artikel ini ditampilkan secara close up yang menjelaskan setiap lekuk teks sehingga jelas terbaca. Sedangkan artikel kedua berisi hasil transkrip wawancara. Dalam artikel berwarna hitam putih tersebut menuliskan hasil analisa mengenai kasus Ryan. Analisa tersebut menyebutkan bahwa Ryan adalah motif ekonomi, pengaruh masa kecil, gaya hidup, dan kelainan kepribadian. Artikel ini juga disajikan secara hitam putih dan close up kepada bagian analisa kasus Ryan. Sedangkan artikel ketiga merupakan guntingan dari majalah yang mempertunjukkan judul, Antara Meliala. Sedangkan artikel pertama dipilih oleh pewarta CS : File Kompas TV, untuk menunjukkan euphoria media massa terhadap kasus Ryan yang kala itu terus menerus mengkait-kaitkan perilaku pembunuhan Ryan dengan kondisi kejiwaan Ryan sekaligus dengan orientasi seksual Ryan yang dianggap menyimpang. Melalui pemilihan artikel yang disusun dalam segmen satu ini, pewarta CS : File dengan jelas ingin menggiring pemikiran publik, bahwa Ryan (baca: homoseksual) adalah pribadi yang tidak normal, sakit jiwa, sekaligus adalah pembunuh. Artikel ini dsajikan secara close up sehingga secara intim pembaca mengenali, membaca, mengetahui, sekaligu membuka cakrawala berpikir tehadap 123

51 Psikopat dan Gay. Artikel ini juga disajikan secara hitam putih dengan teknik pengambilan gambar close up yang sengaja memfokuskan kepada penulisan judul Antara Psikopat dan Gay. Ryan (baca: Homoseksual). Bahwa Homoseksual adalah perilaku tidak normal, sakit jiwa, dan merupakan individu yang sadis dan kejam. Artikel kedua yang dipilih adalah bentuk transkrip wawancara antara seseorang dengan pakar kriminologi. Dalam pembahasan tersebut ditonjolkan bahwa prilaku Ryan merupakan berhubungan erat dengan motif ekonomi, pengaruh masa kecil, gaya hidup, dan kelainan kepribadian. Melalui artikel ini, pewarta CS: File mengkaitkan kembali tindakan Ryan sebagai seorang pembunuh adalah pengaruh masa kecil yang menyebabkan kelainan kepribadian (baca: Homoseksual). Melalui artikel ini juga pewarta CS : File Kompas TV hendak menggiring pemirsanya, bahwa Ryan sebagai seorang 124

52 homoseksual adalah pribadi yang mudah membunuh guna memenuhi gaya hidupnya yang tinggi. Sehingga Ryan dapat merampas milik korbannya. Artikel ketiga sengaja dipilih oleh pewarta CS : File untuk memperkuat pesan. Bahwa Ryan adalah seorang gay atau homoseksual dan Ryan adalah seorang psikopat. Melalui penggambaran artikel ini, pewarta CS : File hendak menggiring penontonnya bahwa homoseksual adalah prilaku seeorang yang menyimpang dan sakit secara kejiwaan. Sehingga seseorang homoseksual perlu diwaspadai tindak tanduknya. 125

53 Sebagai sebuah tayangan dokumenter CS : File tidak hanya berisi voice over saja, namun juga didukung dengan hasil penuturan dari sejumlah narasumber. Penuturan kali ini adalah dari Prof Adrianus Meliala yang merupakan ahli di bidang kriminologi. Kalimat berikutlah yang muncul untuk melengkapi gambar diatas : Agak susah dikatakan mengenai mana yang lebih kuat, tapi kita selama ini sudah sampai pada satu kesimpulan bahwa minimal ada 2 motif yang kuat, pertama motif ekonomi, konteksnya adalah penguasaan harta benda milik orang lain secara tidak syah pada diri Ryan, ini disebabkan juga oleh gaya hidup, oleh prevelensi materi yang tinggi sekali pada diri Ryan, dan yang kedua adalah dalam konteks gangguan jiwa pada yang bersangkutan. Kita menenggarai bahwa yang bersangkutan memiliki kepribadian yang psikopatik, nah untuk itu maka keduanya saling mempengaruhi. ALASAN GANGGUAN KEJIWAAN ATAU PSIKOPATIK INI / MENJADI DASAR PEMBELAAN TIM PENGACARA RYAN DALAM PERSIDANGAN // TIM PENGACARA / BERUSAHA MEMBEBASKAN KLIENNYA DARI JERAT HUKUM // Selanjutnya peneliti akan menganalisa bagaimana pewarta CS : File menggambarkan situasi yang terjadi, lakon dan peran, juga penggunaan bahasa dalam skrip saat gambar diatas muncul : 1. Medan Wacana Skrp diatas sebenarnya terbagai menjadi dua jenis. Skrip yang pertama merupakan penuturan dari ahli kriminologi Profesor Adrianus Meliala, sedangkan skrip yang kedua sebenarnya merupakan skrip yang dibacakan oleh voice over. Dengan meminjam penuturan dari Profesor Adrianus Meliala sebagai seorang ahli kriminologi, pewarta CS : File 126

54 berupaya menggambarkan latar belakang kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Ryan. Dalam penuturannya pewarta CS: File yang menggunakan Adrianus Meliala membagi menjadi dua alasan mengapa Ryan melakukan pembunuhan. Alasan yang pertama merupakan motif ekonomi, konteksnya adalah penguasaan harta benda milik orang lain secara tidak syah pada diri Ryan, ini disebabkan juga oleh gaya hidup, oleh prevelensi materi yang tinggi sekali pada diri Ryan. Sedangkan yang kedua adalah dalam konteks gangguan jiwa pada yang dialami oleh Ryan. Melalui penuturan ini pewarta CS : File menggiring pemikiran penonton bahwa Ryan (baca : homoseksual) adalah individu yang memiliki gaya hidup yang tinggi dengan didorong oleh kepemilikan materialistic yang tinggi pula. Namun dalam upaya memenuhinya Ryan (baca: Homoseksual), kerap ingin mendapatkannya secara instan. Bahkan dengan tidak segansegan membunuh orang lain. Namun tidak hanya alasan ekonomi saja, pemirsa televisi juga digiring bahwa prilaku Ryan membunuh adalah karena Ryan memiliki gangguan kejiwaan. Dengan kata lain bahwa pewarta CS : File hendak mengatakan bahwa homoseksual adalah prilaku yang mengalami gangguan kejiwaan. Sehingga harus diwaspadai oleh masyarakat. Bentuk skrip kedua yang disajikan adalah melalui voice over. Dalam voice over tersebut, pewarta CS : File sekali lagi ingin memberikan 127

55 penekanan bahwa homoseksual sama dengan sakit jiwa. Alasan in pulalah yang digunakan oleh kuasa hukum Ryan untuk membela Ryan di persidangan. 128

56 2. Pelibat Wacana Dalam skrip diatas pihak yang digunakan untuk melakukan transformasi atau tata kelola ulang homoseksual adalah seorang ahli kriminologi. Ahli kriminologi yang digunakan adalah seorang Profesor Adrianus Meliala yang sudah dikenal sebagai seseorang yang memiliki kompetensi atau keahlian di bidang kriminal. Pewarta CS : File berupaya menggunakan Adrianus Meliala dalam kasus ini, guna menggambarkan alasan pembunuhan yang dilakukan oleh Ryan. Dalam analisanya, Adrianus menuturkan bahwa Ryan yang merupakan homoseksual adalah individu yang memiliki tingkat gaya hidup yang tinggi. Namun dalam perwujudannya tidak ingin mengenal sebuah proses dalam pencapaiannya. Sehingga upaya apapun menjadi hal yang lumrah dilakukan untuk memenuhi gaya hidup tersebut. Tak terkecuali dengan melalukan pembunuhan. Adrianus Meliala juga menggambarkan Ryan sebagai sosok yang mengalami gangguan kejiwaan. Tidak hanya dari tindakan pemnbunuhan yang dilakukannya saja. Namun Ryan (baca: Homoseksual) merupakan pribadi yang sakit jiwanya karena memiliki orientasi seksual yang berbeda dengan pria pada umumnya. Hal ini tentu saja karena Ryan memiliki kekasih lelaki yakni Noval yang kemudian ditaksir oleh Heri Santoso yang kemudian dibunuhnya. 3. Sarana Wacana 129

57 Dalam kedua jenis skrip ini kata psikopat digunakan oleh Adrianus Meliala untuk menggambarkan sosok Ryan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah psikopat dijelaskan orang yang karena kelainan jiwa menunjukkan perilaku yang menyimpang sehingga mengalami kesulitan dalam pergaulan. ( ) Dari pengertian ini jelas bahwa pewarta CS: File yang meminjam penuturan dari ahli kriminologi Adrianus Meliala, bahwa pewarta CS : File ingin menunjukkan homoseksual merupakan orang yang mengalami kelainan kejiwaan sehingga menunjukkan perilaku yang menyimpang. Perilaku menyimpang disini merupakan perilaku yang mudah membunuh dan sekaligus prilaku yang menyukai sesame jenisnya. Melalui penggunaan istilah ini juga pewarta CS: File ingin menunjukkan bahwa Ryan sebagai seorang homoseksual adalah pribadi yang mengalami kesulitan pergaulan. Sehingga saat bergaul mengalami sakit hati, akan dengan sangat mudah melakukan tindakan sadis terhadap orangorang yang menyakiti hatinya. 130

58 Segmen 2 1. Teks 1 131

59 Secara Visualisasi : Tabel 9. Pemaknaan Denotatif-Konotatif Teks 1 Denotasi Gambar pertama merupakan gambar sebuah bilik bambu yang sudah terlihat rusak di beberapa sisinya. Di dalam bilik bambu tersebut, terdapat bambu-bambu yang dibiarkan begitu saja beserta kantung plastik. Gambar ini disajikan pewarta CS : File dengan Konotasi Gambar bilik bambu yang disajikan secara long shoot tersebut berupaya membangun setting sebuah tempat. Setting tempat yang dimaksud adalah setting tempat dibesarkannya Ryan. Inilah tempat Ryan menghabiskan masa kecilnya dan menghabiskan 132

60 long shoot. Gambar ini kemudian juga diikuti dengan gambar tanah lapang yang berisi pepohonan dan juga daundaunan. Gambar ini disajikan juga secara long shoot juga. Namun gambar tersebut diberi efek editing berupa sebuah gambar hitam, yang membuat gambar menjadi gelap. Penyajian kedua gambar diatas juga dilengkapi latar belakang musik bernada pentatonis, dan juga efek suara di beberapa bagiannya. Gambar ketiga merupakan gambar bingkai foto berwarna keemasan dengan foto seorang pria yang tengah berdiri. Pria di dalam foto tersebut ditampilkan berbadan atletis dan mengenakan baju berwarna cokelat muda dengan variasi motif v memenuhi seluruh bagian kemeja kesendiriannya bertumbuh. Namun tempat ini juga menjadi tempat dibawanya sejumlah pria yang menjalin hubungan secara serius dengan Ryan, yang kemudian diketahui tidak hanya diinginkan cintanya namun juga dikuasai hartanya. Sehingga Ryan akhirnya membunuhnya secara sadis dan kemudian dimakamkannya di gambar berikutnya, yakni sebuah gambar areal pekarangan. Gambar areal pekarangan tersebut digambarkan secara luas, sehingga tercipta makna dibenak penonton bahwa tempat tersebut menyimpan banyak potongan tubuh manusia korban Ryan. Melalui kedua gambar tersebut Ryan digambarkan oleh pewarta CS : File sebagai seseorang yang mudah tersakiti hatinya, sehingga mudah 133

61 tersebut. Kemeja pria tersebut juga dipadupadankan dengan celana jeans hitam yang membungkus kedua kaki pria tersebut, sehingga terlihat lekuklekuk kakinya. Sementara itu raut menghabisi nyawa orang yang menyakiti hatinya. Namun gambar ini menggambarkan pula bahwa Ryan sudah menyiapkan tempat untuk meyembunyikan orang-orang yang wajah pria tersebut terlihat bahagia dibunuhnya. Sehingga dan penuh percaya diri. menggambarkan bahwa Ryan adalah pembunuh kawakan yang telah memikirkan dengan sangat matang tiap aksinya, maupun upaya menyembunyikannya. Gambar foto pria tersebut merupakan gambaran seorang Ryan. Penggunaan kemeja bermotif V yang digunakan Ryan, yang dipadupadankan celana jenas ketat, seolah sebagai wujud representasi seorang homoseksual yang sudah berani menunjukkan pilihan seksualnya. Sekaligus gambar ini menunjukkan bagaimana seorang Ryan adalah individu yang atletis, 134

62 sehingga cukup kuat untuk menghabisi sesama jenis maupun lawan jenisnya. Namun gambar ini juga sekaligus menunjukkan bahwa Ryan adalah sosok pria yang penuh percaya diri dengan sorot wajahnya dan memiliki gaya hidup yang cukup tinggi walaupun adalah seorang yang berasal dari desa kecil di Jombang. Kalimat berikutlah yang muncul untuk melengkapi gambar diatas : SEJAK KECIL / RYAN SUKA MENYENDIRI DAN MENGHABISKAN BANYAK WAKTU DI KEBUN BELAKANG RUMAHNYA // DI BELAKANG RUMAHNYA INI PULA/ RYAN MEMBUNUH DAN MENGUBUR SEPULUH KORBANNYA // KEDUA ORANG TUA RYAN TIDAK PERNAH MENYANGKA /ANAK YANG SELAMA INI MEREKA BANGGAKAN / NEKAD MELAKUKAN PEMBUNUHAN// Selanjutnya peneliti akan menganalisa bagaimana pewarta CS : File menggambarkan situasi yang terjadi, lakon dan peran, juga penggunaan bahasa dalam skrip saat gambar diatas muncul : 135

63 1. Medan Wacana Skrip di atas merupakan upaya pewarta CS : File menggambarkan tempat dimana Ryan bertumbuh dari kecil. Skrip ini juga ingin menunjukkan bahwa Ryan kerap menyendiri di tempat tersebut. Namun skrip ini tidak hanya menunjukkan bahwa tempat tersebut merupakan tempat bersembunyi Ryan saat kecil saja. Namun di pekerangan rumah tempatnya menyendiri dan sunyi ini, merupakan tempat Ryan melakukan pembunuhan terhadap sepuluh orang. Bahkan di tempatnya menyendiri dan bersembunyi inilah Ryan akhirnya menyembunyikan sepuluh jasad yang telah dihabisinya. Dalam skrip ini juga pewarta CS: File ingin menunjukkan hubungan antara Ryan dengan kedua orang tuanya. Bahwa sesungguhnya kedua orang tuanya adalah orang tua yang memperhatikan Ryan dan berupaya memberikan kebutuhan Ryan. Namun ternyata harapan Ryan dari kedua orang tuanya begitu tinggi. Sehingga gaya hidup Ryan tidak dapat terpenuhi. Inilah yang mendorong Ryan melalukan pembunuhan, yakni untuk memenuhi gaya hidupnya yang cukup tinggi yang tidak dapat dipenuhi kedua orang tuanya. 136

64 2. Pelibat Wacana Dalam wacana tersebut pihak yang digambarkan adalah Ryan sebagai sosok utama, dan juga kedua orang tua Ryan. Dalam skrip ini Ryan digambarkan sebagai seseorang yang sejak kecil kerapa menyendiri dibelakang rumahnya. Melalui teks ini, pewarta CS : File ingin menunjukkan kepada pemirsa televisi bahwa Ryan kerap menyembunyikan apapun yang dilakukannya di belakan rumahnya. Seluruh keinginan masa kecilnya dikuburnya di pekarangan belakang rumahnya. Namun saat dewasa Ryan digambarkan sebagai orang yang secara aktif membunuh dan akhirnya kembali menyembunyikan jasad korban yang dibunuhnya di belakang rumahnya tersebut. Hal ini menunjukkan Ryan adalah sosok yang memiliki keinginan besar namun begitu banyak halangan ekonomis yang membuatnya tak mampu menyelurkannnya. Orang tua Ryan sendiri digambarkan sebagai dua orang individu yang kerap membebaskan Ryan dengan aktivitas menyendirinya. Sehingga kedua orang tua Ryan tidak mengetahui siapa Ryan sesungguhnya, sampai akhirnya Ryan tumbuh besar dan menjadi seseorang yang sangat tega merenggut nyawa orang lain. Melalui teks ini, pewarta CS : File ingin menunjukkan bahwa Ryan (baca: Homoseksual) lahir, hidup dan semakin terpelihara, akibat dukungan dari lingkungan terdekatnya. Ryan (baca: Homoseksual) semakin kuat 137

65 menjadi sebuah perilaku yang dikatakan menyimpang, justru terjadi karena pengaruh besar dari lingkungannya. 3. Sarana Wacana Dalam teks ini ada tiga kata yang digunakan untuk menggambarkan Ryan. Menyendiri, membunuh dan mengubur. Jika merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata menyendiri berasal dari kata dasar sendiri yang artinya adalah seorang diri, tidak dengan orang lain, tidak dibantu orang lain. Sehingga menyendiri memiliki mengasingkan diri; memencil. ( ) Melalui penggunaan kata menyendiri dalam kalimat sejak kecil, ryan suka menyendiri dan menhabiskan banyak waktu di kebun belakan rumahnya, sebenarnya pewarta CS : File ingin menggambarkan kondisi kejiwaan Ryan. Bahwa Ryan menjadi pribadi yang sadis dan sakit jiwa, sudah sejak dirinya kecil. Lewat teks ini, pewarta CS : File, menggiring pemikiran penonton bahwa Ryan (baca : homoseksual) adalah kaum yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Sehingga mereka kerapa memencilkan dirinya sendiri dan mengasingkan dirinya sendiri. Dengan kata lain, homoseksual oleh pewarta CS : File dikonstruk sebagai individu yang berbeda dari masyarakat umumnya, tidak normal, dan harus dikeluarkan (baca: diasingkan) dari komunitas sesama manusia. 138

66 Kata yang juga menjadi penekanan dalam teks ini adalah membunuh. Membunuh sendiri berasal dari kata bunuh. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bunuh atau membunuh artinya adalah menghilangkan (menghabisi; mencabut) nyawa; mematikan. ( ) Untuk menggambarkan perilaku Ryan, pewarta CS : File juga menggunakan kata mengubur. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah memakamkan ke dalam kubur, menanamkan mayat, mengebumikan; menyimpan baik-baik supaya tidak diketahui, menyembunyikan. ( ) Kedua kata ini, digunakan dalam kalimat, di belakang rumahnya ini pula, ryan membunuh dan mengubur sepuluh korbannya. Melalui penggunaan kata tersebut, pewarta CS : File hendak menunjukkan perilaku Ryan sebagai seseorang yang kerap memaksa, yaitu memaksa untuk menghilangkan nyawa orang lain. Karena kegiatan membunuh sebenarnya merupakan perampasan secara paksa nyawa orang lain. Melalui penggunaan kata mengubur juga, pewarta CS : File menggambarkan Ryan sebagai seseorang yang suka menyembunyikan tak hanya dirinya, namun apapun yang dilakukannya. Artinya, bahwa penggunaan teks ini adalah sarana untuk melukiskan prilaku seorang Ryan sebagai individu yang pemaksa. Disamping itu juga adalah individu yang kerap mengasingkan, atau menyembunyikan diri dan apapun yang dilakukannya. 139

67 2. Teks 2 Secara Visualisasi : 140

68 Tabel 10. Pemaknaan Denotatif-Konotatif Teks 2 Denotasi Gambar pertama merupakan gambar seorang wanita paruh baya berbaju hitam dengan motif kembangkembang berwarna merah. Wanita tersebut tampil dengan perhiasan anting-anting dan bando. Walau wanita tersebut tidak menggunakan riasan wajah, namun tampak bahwa wanita tersebut merapihkan alis dan menggunakan pemulas bibir berwarna merah lembut. Dan diujung sebelah kanan wanita tersebut dicantumkan biodatanya sebagai kasiatun, ibu korban Gambar tersebut disajikan dengan teknik pengambilan gambar medium close up dan dipadukan dengan close up. Sementara itu gambar kedua adalah Konotasi Melalui gambar pertama, terlihat pewarta CS : File berupaya menceritakan baik kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Ryan maupun sosok Ryan tersendiri. Tidak hanya kasus yang berupaya digambarkan, namun juga sosok Ryan digambarkan melalui penuturan orang-orang terdekatnya. Salah satunya adalah ibu kandung Ryan. Melalui penggambaran ibu kandung Ryan dalam gambar ini, pewarta CS : File menunjukkan kepada pemirsa sosok ibu kandung Ryan pelaku pembunuhan terhadap 11 orang secara gamblang. Seolah-olah melalui dipilihnya gambar ini, pewarta CS : File ingin menunjukkan sosok yang melahirkan Ryan (baca : pembunuh 141

69 gambar seorang pria paruh baya berkumis, dengan corak kulit yang cenderung gelap. Pria tersebut digambarkan dengan menggunakan baju bercorak batik dengan warna dasar hijau muda. Untuk teknik pengambilan gambar, pewarta CS : File memadukan Full Shoot ata Long Shoot dengan menunjukkan hingga area lutut, pada batas terbesarnya. Pengambilan gambar tersebut, sehingga dapat memunculkan orangorang yang berada di sekitar objeknya. yang merupakan homoseksual) ke bumi. Sosok tersebut digambarkan sebagai sosok paruh baya, yang walaupun adalah warga sebuah dusun, ternyata juga memiliki gaya hidup yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dengan alis wajah sang ibu yang terlihat dibentuk melalui riasan wajah. Tak hanya itu, sang ibu juga menggunakan pemulas bibir, walaupun sangat tipis. Belum lagi baju yang dikenakan, menunjukkan bahwa sebenarnya, walaupun berasal dari daerah namun keluar tersebut memiliki gaya hidup yang cukup tinggi. Sedangkan penggambaran secara close up dan medium close up, ini memang dipilij pewarta CS : File guna meminta fokus perhatian kepada pemirsa. Karena melalui teknik 142

70 pengambilan gambar tersebut, akan tercipta sebuah keintiman. Sementara itu gambar kedua, adalah sosok kakak Ryan. Melalui gambar ini, pewarta CS : File seolah ingin menceritakan dengan siapa Ryan menjalankan massa kecilnya, sekaligus lingkungan yang membentuknya. Penggambaran kakak Ryan dengan teknik long shoot menunjukkan jarak sosial kakak Ryan dengan warganya. Sehingga melalui gambar ini, ingin diceritakan bahwa karakter kakak Ryan berbeda dengan Ryan. Karena dengan gambar tersebut ditunjukkan sang kakak memiliki hubungan sosial yang baik, dapat diterima sebagai anggota masyarakat, dan merupakan bagian dari masyarakat. Seolah hal ini semakin menceritakan bahwa sang 143

71 kakak diterima, karena dirinya bukanlah seorang homoseksual. Kalimat berikutlah yang muncul untuk melengkapi gambar diatas : Ayahnya nangis, semua orang-orang nangis saya kaget, ada apa kok nangis? Udah nih dengar telfonnya. Terus ditelfon dari pak Jarwo, pak Jarwono polisi itu dari polda metro. Saya polisi bu, Jarwono. AKBP Jarwono ada apa pak? Ini Ryan ketangkap DI TEMPAT LAIN / WASIS KAKAK RYAN / JUGA TERKEJUT MENDENGAR KABAR DARI JAKARTA // RYAN BARU MENGHUBUNGINYA / SETELAH BERITA PEMBUNUHAN INI DITAYANGKAN DI TELEVISI // Selanjutnya peneliti akan menganalisa bagaimana pewarta CS : File menggambarkan situasi yang terjadi, lakon dan peran, juga penggunaan bahasa dalam skrip saat gambar diatas muncul : 1. Medan Wacana Dalam teks ini, pewarta CS : File menggambarkan bagaimana keluarga Ryan menerima informasi seputar anggota keluarganya tersebut. Dalam teks ini, pewarta melukiskan bagaimana ayah Ryan, ibu Ryan, dan kakak Ryan saat menerima informasi menganai Ryan. Teks ini menggambarkan bagaimana ayah dan ibu Ryan yang begitu kaget, menerima kabar mengenai ditangkapnya Ryan karena melakukan aksi pembunuhan. Bahkan tak hanya kedua orang tuanya saja, namuan warga sekitar 144

72 juga dilukiskan keterkejutannya akan berita ditangkapnya Ryan oleh Polda Metro Jaya. Bahkan, tak hanya terkejut saja yang dikisahkan dalam teks di atas. Namun juga bagaimana kesedihan, saat mendengar berita penangkapan Ryan dari Polda Metro Jaya. Teks ini juga mengkisahkan, bagaimana kagetnya sang kakak yang tidak berada bersama dengan kedua orang tuanya. Bahkan teks ini, melukiskan bahwa sang kakak memastikan berita tertangkapnya Ryan setelah berita tersebut menjadi informasi utama dari sejumlah televisi. Melalui teks ini, pewarta CS: File Kompas TV, hendak menggambarkan bentuk kepanikan akan berita pembenuhan yang dilakukan oleh seorang homoseksual bernama Ryan. Berita ini menjadi sorotan di media massa, sehingga membuat keluarga, dan juga lingkungan sekitarnya terkejut akan berita tersebut. Teks ini seolah ingin menggambarkan bahwa sosok Ryan (baca : pembunuh yang merupakan Homoseksual), adalah pribadi yang layak ditolak dari lingkungan masyarakat. Tak terkecuali juga dari lingkungannya sendiri. Yakni lingkungan tempatnya lahir, bertumbuh dan dibesarkan. 2. Pelibat Wacana Teks ini, melibatkan tiga orang yang penting di dalam kehidupan Ryan. Orang-orang tersebut sengaja ditampilkan oleh pewarta CS : File untuk semakin menunjukkan bagaimana seharusnya kasus Ryan dipandang. 145

73 Orang pertama yang digambarkan di dalam teks ini adalah sang ibu. Sang ibu digambarkan sebagai sosok yang tidak menyangka bahwa anak yang dibesarkannya akan menjadi seorang pembunuh, dan telah melakukan pembunuhan dan memutilasi 11 orang korban. Begitu juga dengan orang kedua yakni sang ayah. Sang ayah merupakan sosok yang pertama mengetahui berita tersebut, dikonfirmasi oleh pihak kepolisian. Bahwa anaknya Ryan tertangkap karena melakukan pemnunuhan dan mutilasi. Sedangkan orang ketiga yang juga tak kalah pentingnya, adalah sang kakak. Sang kakak sengaja ditonjolkan dalam teks ini, karena posisinya cukup penting. Hal ini mengingat sang kakaklah yang kemudian dihubungi Ryan secara langsung untuk mengabarkan kondisinya setelah Ryan ditangkap dan beritanya menjadi sorotan media massa. Dilibatkannya orang-orang terpenting dalam kehidupan pribadi Ryan oleh pewarta CS : File tentu bukan tanpa maksud. Kasus pembunuhan yang dilakukan Ryan, seolah ingin dibongkar terjadinya karena kisah lalu dan kisah pribadi seorang Ryan yang kemudian semakin menguatkan bahwa dirinya adalah homoseksual. 3. Sarana Wacana Ada dua kata yang digunakan untuk menggambarkan kondisi penangkapan Ryan dalam teks tersebut. Menangis dan juga terkejut. Menangis dipilih oleh pewarta CS : File untuk melukiskan kondisi hati 146

74 orang tua Ryan, saat mendengar berita tertangkapnya Ryan karena melakukan pembunuhan dan mutilasi. Sedangkan kata terkejut, digunakan oleh kakak Ryan untuk menggambarkan kondisi saat dirinya mengetahui bahwa sang adik, merupakan pelaku tindak pembunuhan yang kala itu menjadi berita sekaligus sorotan media massa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menangis berasal dari kata tangis yang artinya ungkapan perasaan sedih (kecewa, menyesal). Sehingga menangis dapat diartikan sebagai melahirkan perasaan sedih (kecewa, menyesal). ( ) Dengan kat lain, melalui pemilihan kata ini pewarta CS : File dalam kalimat, Ayahnya nangis, semua orang-orang nangis saya kaget, ada apa kok nangis?, hendak menunjukkan ungkapan perasaan dari kedua orang tua Ryan. Melalui kalimat ini, kedua orang tua Ryan menyesali, tidak mengetahui apa yang telah dilakukannya kepada Ryan selama ini. Bentuk penyesalan tersebut, mengukuhkan bahwa walaupun Ryan adalah putranya sendiri, namun mereka tidak mengetahui seperti apa karakter puteranya, apalagi tindak tanduknya. Sementara itu, terkejut diartikan sebagai kondisi terperanjat atau kaget. ( Kondisi ini digunakan untuk menggambarkan kondisi kakak Ryan, Wasis yang terkejut terhadap apa yang dilakukan oleh sang adik. 147

75 Pemilihan kata terkejut dalam kalimat, di tempat lain, wasis kakak Ryan, juga terkejut mendengar kabar dari Jakarta. Ryan baru menghubunginya, setelah berita pembunuhan ditayangkan di televisi, dipilih oleh pewarta CS : File untuk menggambarkan bagaiamana tidak percayanya sang kakak terhadap apa yang telah dilakukan adiknya. Namun melalui gambaran kalimat ini, pewarta CS : File juga ingin menyampaikan bahwa sang kakak tidak dapat berbuat apa-apa (baca: terperanjat), atas apa yang dilakukannya adiknya Ryan. Karena apa yang telah dilakukan adiknya adalah sebuah hal besar yang telah menimbulkan kepanikan hingga ke ibukota, sehingga menjadi sorotan media massa. 3. Teks 3 148

76 Secara Visualisasi : Tabel 11. Pemaknaan Denotatif-Konotatif Teks 3 Denotasi Ketiga gambar yang disajikan berikutnya merupakan foto seorang pria. Ketiga foto tersebut disajikan melalui teknik pengambilan gambar close up. Konotasi Melalui gambar pertama, pewarta CS : File sengaja menunjukkan mengenai sosok Ryan (baca: homoseksual). Dalam gambar ini, dijelaskan secara gamblang bahwa Ryan bukanlah 149

77 Gambar pertama menunjukkan seorang pria yang duduk di atas sebuah ranjang berwarna biru. Pria tersebut duduk di atas ranjang dengan menggunakan celana panjang hitam, kaos berwarna putih dengan topi casual berwarna putih juga. Namun pria tersebut digambarkan duduk dengan posisi tubuh yang menunjukkan dirinya agak limbung dan tidak dalam posisi yang kuat menopang badannya. Sehingga posisi duduk pria tersebut, seolah tergambarkan tidak kuat dan tegap. Sedangkan gambar kedua adalah gambar seorang pria dengan menggunakan baju adat dan topi berwarna putih. Pakaian yang dikenakan seolah seperti baju adat salah satu daerah tertentu di Indonesia. Gambar ini diambil dengan seorang pria yang seharusnya. Gambar ini menunjukkan bahwa seorang Ryan (baca: homoseksual) adalah seorang pria yang menunjukkan gerak-gerik tubuh yang melambay, tidak tegap, tidak tegas, namun manja. Sifat-sifat ini ditunjukkan untuk menegaskan garis pria yang dianggap normal dan tidak normal. Melalui gambar pertama ini ditunjukkan bahwa pria yang menunjukkan gerakan kemayu, melambay adalah pria yang tidak normal (baca: homoseksual). Hal ini ditunjukkan melalui pemilihan foto Ryan yang pertama. Begitu pula dengan foto yang kedua. Seolah pemirsa diajak untuk melihat secara personal, bagaimana sosok seorang Ryan. Bahwa Ryan 150

78 teknik pengambilan gambar close up dengan perpaduan zoom in menuju ke area wajah pria tersebut. Sementara itu gambar ketiga menunjukkan wajah seorang pria yang mengenakan kemeja dan menggunakan aksesoris kalung berwarna hitam dengan bandul besi berkuran persegi panjang. Dalam gambar tersebut, pria itu ditunjukkan dengan wajah tengah mengembangkan senyum. Gambar ini juga ditunjukkan dengan teknik pengambilan gambar close up dengan paduan pan kanan. ditunjukkan sebagai seorang pria yang tidak dapat berdiri secara tegap, dan cenderung menunjukkan sikap yang lemah gemulai. Ini semakin mempertegas seharusnya mana yang diseebut sebagai pria yang normal dan tidak normal. Gambar itu ketiga semakin mengukuhkan pendapat diatas. Ryan ditinjukkan sebagai pria yang modis dengan menggunakan aksesoris dilehernya. Belum lagi baju ketat yang digunakannya. Ketiga gambaran ini menuntun pemikiran pemirsa akan sosok Ryan seutuhnya. Bahwa Ryan bukanlah seorang lelaki normal. Melalui gambar ini ditunjukkan seluruh kebalikan dari sifat-sifat yang seharusnya dimiliki seorang pria. Gambar-gambar ini menunjukkan 151

79 bahwa sifat-sifat yang ada dalam diri Ryan merupakan sifat seorang yang tidak memiliki kejantanan. Bahwa seorang pria seharusnya tidak berdiri meliuk-liuk, lemah gemulai, dan melambay. Karena sosok manusia yang pantas disebut sebagai pria adalah sosok yang tegas, tegap, dan kuat dalam pembawaan dirinya. Sehingga melalui ketiga gambar tresebut, hendak menegaskan bahwa Ryan (:homoseksual) adalah manusia yang tidak normal. Perilakuknya jelas menyimpang, dan bukan bagian dari konsep manusia yang disebut lelaki, maupun konsep manusia yang disebut perempuan. Tidak dapat dikategorikan sebagai manusia yang memiliki konsep lelalki, karena tidak menunjukkan prilaku seorang lelaki. Namun juga 152

80 tidak dapat diaktegorikan sebagai seorang perempuan, karena tidak menunjukkan kepemilikan terhadap organ-organ tubuh yang bersifat keperempuanan. Sehingga gambaran ini menunjukkanbahwa homoseksual adalah sebah perilaku yang menyimpang, dan tidak normal. Kalimat berikutlah yang muncul untuk melengkapi gambar diatas : DI SEKOLAH/ RYAN ADALAH MURID YANG BERPRESTASI/ DAN PANDAI BERGAUL// IA LEBIH SUKA BERMAIN DENGAN TEMAN-TEMAN PEREMPUANNYA// NAMUN MEMASUKI SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SIKAP RYAN DI SEKOLAH MULAI BERUBAH // Gurunya aja seneng, pinter Ryan itu. Ya tertekan ekonomi mungkin mba. Saya waktu kecilnya itu masih jaya-jayanya saya sama ayahnya. Berhubung udah surut, Ryan udah besar, udah ngerti segalanya ya gimana? Selanjutnya peneliti akan menganalisa bagaimana pewarta CS : File menggambarkan situasi yang terjadi, lakon dan peran, juga penggunaan bahasa dalam skrip saat gambar diatas muncul : 1. Medan Wacana Teks ketiga ini terdiri dari dua bagian. Bagian yang pertama merupakan sebuah voice over dan bagian yang kedua adalah testimony, atau wawancara 153

81 dari ibunda Ryan, kasiatun. Secara umum, teks ini menceritakan bagaimana perkembangan pertumbuhan Ryan sejak kecil. Dalam teks pertama yang merupakan bentuk voice over, pewarta CS : File hendak menggambarkan bagaimana pergaulan Ryan. Teks ini hendak menggambarkan bahwa Ryan merupakan pribadi yang sudah sejak kecil pintar dan dapat bergaul dengan baik. Kepintaran Ryan bahkan ditunjukkan melalui prestasinya di sekolah. Ternyata sejak kecil Ryan, juga sudah menunjukkan kecenderungan orientasi seksualnya yang berbeda. Hal ini ditunjukkkan melalui kalimat, ia lebih suka bermain dengan temen-teman perempuannya. Melalui teks ini pewarta CS : File jelas ingin memberikan garis yang tegas mnegenai pergaulan yang lebih tepat untuk laki-laki dan perempuan. Ryan sebagai laki-laki ditunjukkan lebih memilih bergaul bukan dengan sesama jenisnya. Dalam hal ini, pewarta CS : File ingin menjelaskan pergaulan yang tepat bagi seorang laki-laki adalah dengan laki. Sedangkan perempuan dengan perempuan. Namun teks ini, menjelaskan bahwa Ryan tidaklah seperti lelaki umumnya. Ryan bukanlah seseorang lelaki yang normal. Ryan bahkan hendak dikatakan bukanlah seorang laki-laki. Prilaku yang ditunjukkan Ryan ini adalah prilaku yang menyimpang. Sementara itu, dalam teks kedua yang merupakan wawancara dengan ibunda Ryan, mempertegas bahwa Ryan adalah sesorang yang pintar. Namun 154

82 kepintarannya akhirnya dipergunakan dengan cara yang berbeda setelah dirinya semakin besar. Perubahan tersebut, terjadi akibat tekanan ekonomi. Karena ketidakmampuan kedua orang tua Ryan akan keinginan Ryan akhirnya Ryan mencari caranya sendiri. Ryan dengan kecerdasannya berupaya menemukan cara, untuk memenuhi keinginan. Yakni dengan mengambilnya secara paksa dari orang lain. Dengan cara melenyapkan nyawa orang yang memiliki apa yang diinginkannya. 2. Pelibat Wacana Teks ini melibatkan ibunda Ryan dan Ryan sendiri. Teks ini berupaya menggambarkan orang-orang dan kondisi yang mneyebabkan Ryan, hingga menjadi seorang homoseksual dan juga pembunuh. Di bagian pertama yang merupakan skrip berupa voice over, digambarkan Ryan sebagai seseorang yang sejak kecil pandai dan mudah bergaul. Namun pergaulan Ryan tidaklah sama dengan anak laki-laki pada umumnya. Melalui teks ini, ingin menunjukkan sebenarnya Ryan sudah berbeda (baca : tidak normal) sejak kecil. Karena Ryan tidak bergaul dengan sesama pria, namun dengan perempuan yang lebih lembut. Dalam bagian kedua yang merupakan bentuk penuturan dari ibunda Ryan, sang ibu hendak membenarkan prilaku Ryan membunuh. Pembenaran tersebut ditunjukkan dengan penuturan sang ibunda, bahwa Ryan melakukan 155

83 pembunuhan tersebut akibat kesulitan ekonomi untuk memenuhi keinginankeinginan dan gaya hidupnya yang tinggi. 3. Sarana Wacana Dalam teks ini, ada satu kata yang berupaya mengunci bahan perbincangan yakni kata pandai atau pintar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pandai artinya cepat menangkap pelajaran dan mengerti sesuatu; pintar; cerdas: mahir; cakap; terampil: dapat; sanggup: berilmu. ( ) Sedangkan pintar artinya pandai; cakap; cerdik; banyak akal: 3 mahir (melakukan atau mengerjakan sesuatu. ( ) Kata ini rupanya merupakan gambaran yang tepat untuk menggambarkan seorang Ryan. Sebagai seorang anak Ryan digambarkan sebagai anak yang pandai dan pintar di sekolah. Hal ini memiliki korelasi yang kuat dengan pengertian pandai sebagai sesorang yang berilmu. Seseorang yang berilmu, mendorongnya secara mahir menggunakan akalnya untuk melalukan sesuatu. Sehingga apapun yang diinginkannya akan secara mahir, cakap dan terampil dilakukannya. Hal ini merujuk kepada perilaku Ryan yang ingin menguasai harta orang lain, untuk memenuhi gaya hidupnya yang tinggi. Pemenuhan tersebut ditunjukkan dengan kemahirannya membunuh 11 orang. Dan tidak hanya sanggup dan mahir melakukannya, namun Ryan jga cerdik dan banyak akal untuk menutupi prilakunya. Sehingga Ryan dapat 156

84 melakukan pembunuhan tunggal dan menutupinya secara beruntun hingga memakan 11 orang korban jiwa. Kata pandai dan pintar disini juga menunjukkan kemampuan Ryan untuk bergaul. Hal ini mengacu kepada cara Ryan ntuk mendekati dan mengambil hati orang lain. Sehingga Ryan mudah dipercaya saat mendekati orang lain. Namun, karena Ryan sejak kecil lebih suka dan memilih bergaul dengan perempuan, sehingga membuat dirinya berprilaku sama seperti perempuan. Hal inilah yang mendorong ketertarikan seksualnya lebih besar kepada lelaki (baca : Homoseksual). 157

85 4. Teks 4 158

86 159

87 Secara Visualisasi : Tabel 12. Pemaknaan Denotatif-Konotatif Teks 4 Denotasi Gambar pertama merupakan gambar foto seorang pria yang menggunakan kaos berkerah bercorak puti dan biru, dengan kerah V. Pria tersebut digambarkan dengan potongan rambut yang rapih dan berkulit putih bersih dengan bibir yang merah merekah, sehingga kontras dengan kulitnya yang terlihat putih bersih. Gambar foto didinding tersebut mennjukkan hingga dada pria tersebut, namun pengambilan gambar yang ditunjukkan zoom ini dan close up. Sedangkan gambar kedua menunjukkan, gambar yang diambil dengan teknik pengambilan gambar secara long shoot atau wide. Gambar Konotasi Melalui gambar pertama ini, pewarta CS : File ingin menunjukkan sosok korban Ryan. Sosok korban yang dipilih Ryan adalah Wawan yang dikenalnya di tempat pusat kebugaran. Wawan dalam gambar tersebut digambarkan sebagai sosok pria yang bugar. Hal ini ditunjukkan melalui ekspresi wajah dalam foto tersebut yang menunjukkan seorang pria muda yang sehat. Tidak hanya itu saja, gambar ini menunjukkan, bahwa wawan adalah sosok pria yang juga mengerti kebersihan dan merawat kulitnya. Hal ini ditunjukkan melalui foto wawan yang menunjukkan wajah dan kulit 160

88 ini menunjukkan dua orang, pria dan wanita paruh baya. Keduanya berdiri didepan sebuah grobak, yang dipenuhi dengan tumpukan minuman kemasan siap seduh. Gambar ini juga menunjukkan peralatan memasak seperti kompor, panci dan kuali. Di dalam gerobak tersebut juga menunjukkan beberapa alat yang umumnya berada di ruang makan atau dapur, seperti termos dan juga cangkir. Sedangkan gambar ketiga adalah gambar seorang ibu yang terlihat memiliki rambut yang sudah bercampur putih. Ibu tersebut digambarkan dengan teknik pengambilan gambar ekstreme close up, sehingga menampakkan wajah khususnya daerah mata ibu tersebut. Pada mata ibu tersebut, tampak bersih seorang Wawan. Dalam gambar ini juga ditunjukkan bahwa Wawan adalah seorang pria yang modis. Pemilihan kaos berkerah V, umumnya tidak dipilih atau disukai oleh seorang pria. Kerah V seolah menjadi trend bagi kalangan pria yang menyukai pria. Detil ini umumnya tidak disukai pria yang menyukai wanita, karena pria pada umumnya bukanlah orang yang peduli terhadap fashion. Gambar kedua yang ditunjukkan adalah lingkungan rumah yang ditinggali oleh Wawan. Gambaran sebuah toko kopi di kampng, yang menunjukkan kedua orang tua yang sibuk dengan pekerjaan kesehariannya. Kesibukan mencari uang, membuat Wawan tidak begitu diperhatikan. 161

89 tetesan air mata yang masih terlihat menggelayut di dalam bola matanya. Melalui gambar ini juga seolah menunjukkan pola yang sama bahwa Ryan dan Wawan (baca : homoseksual), adalah tipikal pria yang hadir dari keluarga kekurangan secara ekonomi, namun memiliki gaya hidup yang cukup tinggi, dan tidak mendapatkan perhatian dari orang tua yang cukup. Gambar ketiga merupakan gambar dari ibunda Wawan, Lili Kastumi. Dalam penggambaran tersebut, pewarta CS : File menunjukkan Lili Kastumi secara intim dan personal. Teknik pengambilan gambar secara extreme close up sengaja dippilih pewarta CS : File, untuk menunjukkan secara jelas lekuklekuk ekspresi Lili Kastumi. Gambar ini menunjukkan kehilangan yang sangat mendalam dari seorang Lili 162

90 Kastumi akan anaknya tercinta Ryan. Melalui gambar ini, pewarta CS : File ingin mengkisahkan bahwa homoseksual adalah sebuah pilihan seksual yang bisa dialami siapapun. Seorang anak dari seorang ibu, adik dari seorang kakak, anak seorang ayah penjual kopi. Dan walaupun sering digambarkan berbeda (baca : tidak normal), namun bagaimanapun juga homoseksual merupakan anak manusia yang memiliki kisah dan akan memberikan kehilangan dan duka mendalam saat sang keluarga mengalami kehilangannya. Kalimat berikutlah yang muncul untuk melengkapi gambar diatas : SETELAH MEMBUNUH WAWAN PADA AGUSTUS 2007/ RYAN MASIH MENGUNJUNGI RUMAH WAWAN DI JOMBANG/ JAWA TIMUR// UNTUK MENEMUI LILI // PEDAGANG KOPI INI/ SEMPAT MENARUH CURIGA PADA RYAN / ATAS MENGHILANGNYA WAWAN/ ANAKNYA// Setiap ke sini kan dia tanya, gimana bu kabarnya Wawan, ibu jangan mikir wawan bu, nanti kan kalo dia di mana berada dia kan mesti kasih tau. Telpon gitu. Tiap kesini sebelum penemuan mesti gitu. 163

91 Malah saya yang menebak, mungkin kamu yan, yang nyembunyiin wawan. Terus dia bilang, ngapain saya bu kalo wawan sama saya, saya kan bilang sama ibu. Terus bulan apa penemuan kurang 2 bulan tuh, dia ke sini lagi cerita katanya ketemu di Bali. Bu saya abis rekreasi ke Bali ketemu sama wawan. Selanjutnya peneliti akan menganalisa bagaimana pewarta CS : File menggambarkan situasi yang terjadi, lakon dan peran, juga penggunaan bahasa dalam skrip saat gambar diatas muncul : 1. Medan Wacana Teks ini juga terdiri dari dua bagian. Bagian yang pertama merupakan sebuah voice over dan bagian yang kedua adalah testimoni, atau wawancara dari ibunda Wawan, Lili Kastumi. Wawan merupakan salah satu korban pembunhan yang dilakukan oleh Ryan,. Dalam teks pertama yang merupakan bentuk voice over, pewarta CS : File hendak menggambarkan upaya Ryan untuk menutupi kasus pembunuhan yang dilakukan Ryan. Disini ditnjukkan bahwa Ryan, masih berani kembali datang ke rumah Wawan korbannya, dan menemui ibunda Wawan yang sudah menganggap seperti anaknya sendiri. Melalui teks ini, pewarta CS : File seolah ingin menggambarkan kecerdikan Ryan untuk menutupi apa yang telah dilakukannya. Seolah telah direncanakan, Ryan kembali ke rumah wawan untuk menanyakan kondisi Wawan dan menghibur kehilangan ibunda Wawan. Hal ini menjadi alibi, untuk menutupi kehilangan Lili Kastumi terhadap kehilangan anaknya. 164

92 Melalui teks ini, pewarta CS : File juga hendak menceritakan kecerdikan Ryan yang seolah sudah mengetahui kecurigaan yang dialami oleh Lili Kastumi terhadap dirinya. Kedatangan Ryan adalah upaya untuk menjawab, bahwa Ryan bukanlah pelaku pembunuhan, seperti yang selama ini disangka oleh Ibunda Ryan. Teks ini juga seolah menggambarkan bahwa Ryan adalah seseorang yang tidak lagi memiliki hati nurani. Karena setelah merenggut nyawa anak dari Lili Kastumi, Ryan dengan sangat berani masih kembali ke rumah Wawan dan menemui ibunda wawan yang telah menganggapnya sebagai anaknya sendiri. Dalam bagian penuturan yang dilakukan oleh Lili Kastumi, ibunda Wawan, ternyata semakin menggambarkan kecerdikan Ryan. Karena ternyata upaya Ryan untuk menutupi hal yang telah dilakukannya adalah sebuah rangkaian rencana yang panjang. Melalui teks ini, pewarta CS : File ingin menunjukkan bahwa alibi Ryan telah dibangun dalam sebuah rencana yang matang. Hal ini ditunjukkan dengan Ryan yang mendatangi Lili Kastumi lebih dari satu kali, dan bahkan menanyakan informasi mengenai Wawan. Dalam teks ini pula, juga menggambarkan upaya Ryan untuk semakin mematahkan bahwa Ryanlah yang membunuuh Wawan. Penggambaran ini ditunjukkan dengan alasan yang dibangunnya, bahwa Ryan sempat menemui Wawan di Bali. Padahal saat itu Wawan sudah dibunuhnya. 2. Pelibat Wacana 165

93 Teks ini melibatkan dua orang dalam penceritannya, Lili Kastumi, ibnda Wawan, yang merupakan korban Ryan. Disamping itu teks ini juga digambarkan sosok Ryan dalam kacamata Lili Kastumi, ibunda Wawan. Lil Kastumi digambarkan sebagai seseorang ibu yang berjuang bagi keluarganya untuk mencukupi kebuthan rumah tangganya. Bersama sang ayah, Lili Kastumi digambarkan sebagai seseorang yang sibuk mencari nafkah untuk hidup melalui kegiatan warung kopi yang dimilikinya. Kesibukannya ini, membuat tugas Lili sebagai ibu menjadi abai. Karena Lili tidak memberikan perhatiannya sebagai seorang ibu kepada anaknya. Lili lebih banyak beraktifitas di warung kopinya, ketimbang mengasuh anaknya. Hal inilah yang menunjukkan kesendirian yang sering dialami oleh Wawan, sehingga mencari pergaulan keluar dan menemukan teman-teman yang tidak diketahuinya, seperti Ryan. Dalam teks ini juga, Lili Kastumi digambarkan sebagai orang yang mudah menerima. Penerimaan pertama adalah terhadap sosok Ryan. Lili tidak menaruh curiga dan mencari tahu latar belakang Ryan, dan menerima Ryan begitu saja di rumahnya, dan Lili juga tidak pernah tahu secara mendalam bagaimana hubungan Ryan dan putranya Wawan. Lili juga digambarkan menerima apa yang terjadi, melalui penuturannya saat kehilangan putranya, Wawan. Lili terlihat berpangku tangan, dan hanya menunggu kabar saja. Bahkan termasuk kabar dari orang 166

94 yang membunuh putranya, dan ternyata kabar tersebut tentu saja hanya merupakan alibi semata. Sedangkan dalam teks ini, semakin menunjukkan Ryan sebagai sosok yang merupakan pembunuh professional. Karena Ryan, tidak lagi dihantui ketakutannya terhadap sosok yang dibunhnya. Sehingga dengan leluasa dan seolah sudah memiliki rencana yang disusun panjang untuk membentuk alibi terhadap apa yang telah dilakukannya. 3. Sarana Wacana Dalam teks ini, ada beberapa kata yang menjadi sorotan, yakni membunuh dan mengunjungi. Kedua kata tersebut seolah dipilih oleh pewarta CS : File untuk menggambarkan bahwa hal tersebut dilakukan oleh Ryan, secara aktif dan sadar. Kata membunuh digunakan dalam kalimat, setelah membunuh wawan pada agustus Kalimat ini dipilih pewarta CS: File untuk menggambarkan bahwa apa yang dilakukan Ryan adalah tindakan yang secara sadar dilakukannya seorang diri, tanpa bantuan maupun dorongan dari orang lain. Kalimat ini juga menggambarkan nuansa aktif yang dilakukan Ryan terhadap korban-korbannya. Sedangkan kata mengunjungi, digunakan dalam kalimat, setelah membunuh wawan pada agustus 2007, ryan masih mengunjungi rumah wawan di Jombang, Jawa Timur, untuk menemui Lili. Kata masih mengunjungi, menunjukkan secara aktif dan berulang kali Ryan tetap datang ke rumah korbannya Wawan. Penggambaran tahun, menunjukkan kegiatan aktif mengunjungi Ryan dilakukan dalam rentang waktu yang cukup panjang. Karean Ryan baru tertangkap 167

95 pada tahun Hal ini menunjukkan bahwa mengunjungi, dipilih pewarta CS : File guna menggambarkan lihainya Ryan mentupi perbuatan sadisnya. Mengunjungi, adalah sebuah alibi untuk menutupi apa yang dilakukan Ryan terhadap Wawan. Kata mengunjungi dalam kamus artinya mendatangi untuk menjumpai (menengok, melawat, dsb) ( ). Ini artinya, Ryan secara aktif mendatangi untuk menjumpai ibunda Wawan atau menengok kondisi ibunda wawan, guna menutupi apa yang telah dilakukannya. Hal ini juga sekaligus menunjukkan bahwa pembunuhan yang dilakukan Ryan (baca: homoseksual) adalah hal yang lumrah dilakukan olehnya. Bukanlah sebuah hal besar yang menakutkan dan berdosa. 5.Teks 5 168

96 Secara Visualisasi : 169

97 Tabel 13. Pemaknaan Denotatif-Konotatif Teks 5 Denotasi Gambar pertama merupakan gambar yang menunjukkan sebuah guntingan koran. Artikel dari surat kabar tersebut menunjukkan dua buah foto yang menunjukkan kegiatan penggalian. Namun penggalian tersebut dilakukan di dalam sebah ruangan. Gambar artikel tersebut dilengkapi dengan informasi, Kamar Ryan sedang dibongkar. Sedangkan gambar kedua menunjukkan gambar seorang pria yang menggunakan kaos polo shirt putih dengan aksen garis berwarna hitam. Pria tersebut terlihat menatap keluar rumah berdinding batu bata. Pria yang merupakan pusat dari gambar tersebut, juga mengenakan papan nama bertuliskan tersangka. Konotasi.Dalam gambar pertama, pewarta CS : File hendak menunjukkan prilaku menyimpang Ryan. Hal ini ditunjukkan melalui dua buah foto yang ditampilkan, dipilih dan disusun oleh pewarta Kompas TV sebagai bagian dari Program CS: File. Prilaku menyimpang disini diartikan sebagai sebuah tindakan diluar tindakan normal, atau tidak waras. Karena gambar tersebut menunjukkan tindakan Ryan yang telah mengubur korban-korbannnya di dalam kamarnya sendiri. Gambar yang ditampilkan dengan teknik pengambilan gambar close up, merupakan upaya pengakraban pewarta CS : File terhadap kedua foto pembongkaran kuburan mayat-mayat 170

98 Sementara di belakang pria tersebut, dua orang petugas terlihat memegang bahu pria tersebut. Gambar ini diambil melalui teknik pengambilan gambar close up. Teknik pengambilan gambar ini, dipadukan dengan zoom in. Sedangkan gambar berikutnya, menunjukkan gambar foto seorang pria. Pria dalam foto tersebut, menggunakan kemeja yang tidak dikancing. Sehingga menunjukkan bentuk badannya yang terlihat putih dan memiliki sedikit massa otot. Namun pria tersebut digambarkan tidak mengenakan celana namun justru menggunakan kain berwarna putih panjang. Pria tersebut digambarkan menggunakan aksesoris berupa kalung yang menjuntai panjang hingga menyentuh area badan korban Ryan di dalam kamarnya. Sedangkan gambar kedua merupakan gambar Ryan, saat tengah melakukan olah tempat kejadian perkara. Dalam gambar ini ditunjukkan Ryan dijaga ketat oleh petugas kepolisian. Seolah melalui teks ini, pewarta CS : File ingin menggambarkan bahwa Ryan adalah individu yang berbahaya bagi anggota masyarakat lain, karena dapat mengancam keselamtan dan menghilangkan nyawa orang lain. Belum lagi papan nama yang diletakkan di dada Ryan. Papan nama tersebut bertuliskan, TERSANGKA. Pemilihan gambar tersebut oleh pewarta CS : File, semakin memperkuat bahwa Ryan adalah seorang tersangka sejumlah kassus pembunhan, yang disertai tindakan mutilasi. Sehingga Ryan patut untuk 171

99 pria tersebut. Disamping itu, pria tersebut juga mengenakan aksesoris berupa gelang berbahan dasar besi dan kulit. Gambar ini juga diambil dengan teknik pengambilan gambar close up. Sehigga menunjukkan pria dalam foto tersebut, hingga detil pakaian, wajah juga aksesoris yang dikenakan oleh pria dalam foto tersebut. diwaspadai segala tindak tanduknya, karena berbahaya dan dapat mengancam keselamatan. Atau dengan kata lain pewarta CS : File, hendak menggiring pemikiran public bahwa Ryan adalah musuh publik. Gambar ketiga merupakan gambaran seorang pria yang tidak mengenakan pakaian umumnya seorang pria. Dalam gambar ini Ryan digambarkan mengenakan kemeja yang digulung hingga tangan dan membiarkan dirinya menunjukkan dadanya yang bidang dan berotot. Tak hanya itu, keabnormalan Ryan digambrakan melalui pemilihan rok panjang berwarna putih yang dikenakan oleh Ryan. Melalui gambar ini, pewarta CS : File seolah menggiring pemikiran public bahwa Ryan adalah seseorang yang 172

100 mengalami gangguan kejiwaan, karena tidak berperilaku layaknya seorang pria. Melalui hal ini digambarkan pula bahwa Ryan (baca : Homoseksual) adalah pribadi yang memperhatikan perawatan tubuh dan gemar menunjukkannya kepada public. Hal ini ditunjukkan dengan tubuh Ryan yang terlihat bersih dan memiliki massa otot. Kalimat berikutlah yang muncul untuk melengkapi gambar diatas : RYAN MENGAKU/ TELAH MENGAMBIL MOTOR MILIK WAWAN / DAN MEMBAWA KABUR UANG SEBESAR ENAM PULUH LIMA JUTA RUPIAH // PENGAKUAN RYAN INI MEMPERKUAT DUGAAN POLISI / MENGENAI MOTIF EKONOMI/ YANG MELATARBELAKANGI PERBUATAN RYAN// SELAIN ITU/ JUGA DIKETAHUI BAHWA RYAN MENJALIN HUBUNGAN ASMARA SEJENIS DENGAN BEBERAPA KORBANNYA // Selanjutnya peneliti akan menganalisa bagaimana pewarta CS : File menggambarkan situasi yang terjadi, lakon dan peran, juga penggunaan bahasa dalam skrip saat gambar diatas muncul : 173

101 1. Medan Wacana Dalam teks ini, ada du pokok pikiran yang ingin ditunjukkan oleh pewarta CS : File. Tema pertama yang ingin dijabarakan adalah bahwa Ryan yang merupakan homoseksual adalah seseorang yang memiliki gaya hidup yang cukup tinggi. Namun untuk mendapatkannnya, ternyata Ryan tidak menginginkan menjalani sebuah proses yang panjang. Ryan justru lebih memilih proses instan, dengan mengambil milik orang lain. Dalam teks ini, yang diambil alih oleh Ryan adalah harta milik Wawan. Yakni motor dan uang sebesar enam puluh lima juta rupiah. Seolah pewarra CS : File ingin menunjukkan bahwa, homoseksual adalah orang-orang yang tidak mengindahkan sebuah proses, dan tidak beroikir panjang untuk menguasai harta orang lain. Pokok pikiran kedua yang coba digambarkan oleh pewarta CS : File adalah tindakan Ryan yang diluar batas kewajaran. Selain pembunuhan, hal tidak wajar yang dijalani Ryan, digambarkan melalui teks diatas adalah dalam ikatan asmara. Pewarta CS : File seolah ingin menjelasakn, dan sengaja menampilkan bahwa hal tersebut merupakan perilaku menyimpang. Hal ini digambarkan melalui kalimat bahwa Ryan menjalin hubungan asmara sejenis dengan beberapa korbannya. 174

102 Pokok pikiran ini, semakin mempertegas bahwa Ryan adalah seseorang homoseksual. Bahwa homoseksual adalh sebuah orientasi seksual yang tidak wajar. Bahwa homoseksual harus diwaspadai, karena gaya hidupnya yang tinggi membuatnya gelap mata dan dengan mudah menghabisi nyawa orang lain. 2. Pelibat Wacana Teks ini melibatkan dua pribadi di dalamnya. Seolah teks ini ingin menjelaskan hubungan antara kedua pria tersebut. Namun wawan hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak hubungan yang dijalani Ryan dengan pola yang sama. Dalam teks ini Ryan digambarkan memiliki pola tertarik, berhubungan dan mencintai sesama jenisnya. Namun Ryan ternyata tidakk hanya menginginkan fisik dari orang-orang yang menjalin hubungan asmara dengannya. Ryan disini terlihat jelas digambarkan sebagai pihak yang juga menginginkan seluruh kehidupan dari orang-orang yang dicintainya. Kehidupan tersebut, termasuk juga harta benda yang dimiliki kekasih hatinya tersebut. Melalui teks ini jga digambarkan, bahwa Ryan adalah orang yang pintar mengambil hati pria lain. Sehingga Ryan mudah dipercaya sebagai seorang kekasih. Padahal Ryan justru memiliki modus lain. 3. Sarana Wacana 175

103 Dalam teks ini ada beberapa kata yang seolah dilekatkan dengan kasus pembnhan yang dilakukan oleh Ryan. Kasus pembunuhan yang dilakukan Ryan, seolah lekat dengan motif ekonomi dan yang kedua adalah asmara sejenis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, motif dijelaskan sebagai : motif /mo tif/ n 1 pola; corak: ia menyukai kain batik dng -- parang; 2 salah satu dr antara gagasan yg dominan di dl karya sastra, yg dapat berupa peran, citra yg berulang, atau pola pemakaian kata; 3 alasan (sebab) seseorang melakukan sesuatu: polisi belum menemukan -- pembunuhan itu; ( ) Sehingga kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Ryan merupakan sebuah tindak pembunhan yang dilakukan dengan alasan tertentu. Kemudian pewarta CS : File, melekatkan kata ekonomi, setelah kata motif. Sehingga mempertegas bahwa apa yang dilakukan Ryan untuk menghabis orang lain, berlandaskan alasan ekonomi. Hal ini terjadi, untuk memenuhi gaya hidup Ryan yang tinggi, namun tidak ingin meraihnya melalui sebuah proses yang panjang. Namun kata kedua yang seolah juga menjadi label untuk menjelaskan kasus pembunuhan Ryan adalah asmara sejenis. Jika kita melihat pengertian asmara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, seolah semakin menjelaskan ketidaknormalan yang ada dalam diri Ryan (baca : homoseksual). 176

104 Asmara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan sebagai : asmara /as ma ra/ n perasaan senang kepada lain jenis (kelamin); (rasa) cinta:. ( Sedangkan dibelakang kata asmara, pewarta CS : File seolah semakin menjelaskan bahwa apa yang dilakukan Ryan adalah tindakan yang salah dengan kata sejenis. Padahal di dalam kamus, asmara dengan sangat gamblang diartikan sebagai perasaan senang atau rasa cinta terhadap lain jenis, bukan dengan sesama jenisnya Segmen 3 1. Teks 1 177

105 178

106 Secara Visualisasi : Tabel 14. Pemaknaan Denotatif-Konotatif Teks 1 Denotasi Dalam gambar pertama ditunjukkan sebuah gambar kamar yang berisi meja belajar. Di atas meja belajar tersebut, menumpuk sejumlah barang. Diataranya yang terlihat sangat jelas adalah piala, buku-buku yang ditumpuk, kalkulator dan juga kitab suci. Gambar ini menunjukkan meja belajar dengan warna merah muda. Untuk teknik pengambilan gambar, gambar yang digunakan pada gambar ini adalah wide atau long shoot. Gambar ini digunakan untuk menggambarkan ruangan atau tempat secara keseluruhan. Namun pada gambar ini pula dibubuhi teks yang bertuliskan, karena buat saya saat ini menjadi seorang gay, Konotasi Melalui gambar pertama ini, pewarta CS : File ingin menunjukkan kondisi gambar kamar seorang Ryan (baca : homoseksual), seorang pembunuh yang berasal dari Jombang. Sebenarnya pada gambar ini tidak ada yang istimewa. Gambar kamar tersebut menunjukkan gambar kamar seseorang umumnya. Benda-benda yang berada di dalam kamar tersebut, juga merupakan bendabenda yang umumnya ada di dalam kamar seseorang. Seperti buku, piala, kalkulator. Hal ini menunjukkan Ryan adalah seorang pelajar yang juga memiliki prestasi dengan piala yang berjajar sebanyak dua buah. Bahkan walaupun telah membunuh sebanyak 11 orang korban, Ryan juga 179

107 bukanlah keslaahan. Dibawahnya juga dituliskan, wawancara Ryan via Telpon 23 April Sedangkan gambar kedua menggambarkan secara detil sebuah tempat tidur yang berada di salah satu sudut kamar. Tempat tidur tersebut berwarna merah muda pada tiap pinggiran tenpat tidurnya. Dengan aksesoris boneka kepala anjing berwarna putih dengan aksesoris topi di kepalanya. Pada gambar ini dibubuhi teks yang bertuliskan, Dan bukanlah pilihan juga buat saya. Karena saya pun tidak tahu kapan saya menjadi seorang gay Dibawahnya juga masih dituliskan, wawancara Ryan via Telpon 23 April Untuk teknik pengambilan gambar, pewarta CS : File menggunakan teknik ditunjukkan sebagai seseorang yang tetap percaya terhadap agama. Hal ini ditunjukkan melalui Kitab Suci AlQuran yang ada di atas meja belajar Ryan. Namun jika diperhatikan secara seksama, gambar kamar Ryan ini dipilih pewarta CS : File bukanlah tanpa maksud. Gambar kamar ini dipilih sebagai gambar yang mengisi selama suara Ryan berbicara melalui sambungan telepon. Mengingat pewarta CS : File tidak dapat mewawancarai secara langsung sosok Ryan. Gambar ini, seolah ingin menunjukkan sosok Ryan sesungguhnya melalui tiap benda yang ada di kamar Ryan. Jika diperhatiakn dengan seksama, dan pewarta CS : File juga secara sengaja menunjukkan tiap benda tersebut melalui permianan gambar wide dan 180

108 pengambilan gambar close up. Teknik ini membantu penonton untuk melihat segala sesuatunya lebih detil. close up, sehingga mengajak penonton semakin mendalami tiap benda yang ada di kamar Ryan, sebenarnya warna benda yang ada di kamar Ryan bukanlah warna yang umumnya dipilih untuk dan oleh seorang anak lelaki. Benda pertama yang dimaksud disini adalah meja belajar Ryan. Meja belajar yang ada di kamar Ryan, berawarna merah jambu atau pink. Warna ini, umumnya dipilih para orang tua untuk anak-anak wanitanya. Atau bisa jadi, memang Ryan yang sendiri yang memilihnya. Belum lagi tempat tidur yang ada di kamar Ryan. Tempat tidur ini sengaja dipilih oleh pewarta CS : File untuk menunjukkan bahwa Ryan, bukanlah sosok pria yang normal. Dalam artian penggunaan warna yang dipilih untuk atau oleh Ryan adalah warna yang 181

109 umumnya dipilih untuk seorang pria. Apalagi ada aksesoris boneka yang juga ada di kamar tersebut. Melalui teks ini, seolah pewarta CS :: File menjelaskan, bahwa Ryan bukanlah individu (baca : pria) yang seharusnya. Karena tiap benda yang ada di dalam kamranya secara pribadi, menunjukkan bukanlah benda yang seharusnya dimiliki oleh seorang pria. Teks ini penulis pilih, karena di dalam teks ini menggambarkan sosok Ryan melalui penuturan langsung seoran Ryan. Namun, pewarta CS : File tidak memunculkan wajah Ryan, namun justru memunculkan kondisi kamar Ryan secara pribadi. Selama gambar barang-barang pribadi Ryan mumcul, pewarta CS : File memilih wawancara dengan Ryan berikut ini : Saya pingin masyarakat tuh tau bagaimana pribadi Ryan yang sesungguhnya, karena saya juga gak pingin ada Ryan-ryan yang lain, karena hidup untuk menjalani sebagai seorang Ryan itu tidaklah gampang, tidaklah mudah. Karena buat saya saat ini menjadi seorang Ryan adalah bukan sebuah kesalahan. Dan bukanlah pilihan juga buat saya gitu. Karena saya pun tidak tahu kapan saya menjadi seorang gay dan kenapa saya menjadi seorang gay gitu mba. Saya berusaha keras untuk melawan arus itu, sampai sekarang pun saya berusaha banget untuk tidak menjadi seorang gay walaupun susah. 182

110 Selanjutnya peneliti akan menganalisa bagaimana pewarta CS : File menggambarkan situasi yang terjadi, lakon dan peran, juga penggunaan bahasa dalam skrip saat gambar diatas muncul : 1. Medan Wacana Teks ini berupaya menggambarkan sosok Ryan seutuhnya melalui penuturan Ryan secara langsung. Dalam penuturannya, justru tidak lagi menggambarkan kejahatan yang dilakukan Ryan sehingga akhirnya membuat dirinya dikenal masyarakat dan menyeretnya ke meja hijau dan jeruji besi penjara. Melalui teks ini justru menggambarkan bagaimana dilemanya Ryan menjadi seorang homoseksual atau gay. Penuturan Ryan menunjukkan bahwa dirinya menerima seutuhnya bahwa dirinya adalah seorang gay atau homoseksual. Namun lingkungan tidak menerima kondisi pilihan seksualnya tersebut. Teks ini menuturkan bagaimana sulitnya menjadi seorang homoseksual. Atau dengan kata lain teks yang dipilih oleh pewarta CS : File ini, ingin menunjukkan bahwa Ryan adalah sosok yang tidak normal, menyimpang dan tidak dapat diterima oleh masyarakat atau lingkungan sekitarnya. Melalui teks ini pula, pewarta CS : File hendak menggambarkan bahwa menjadi seorang homoseksual adalah melalui sebuah proses dalam kehidupan sesorang. Bahwa homoseksual adalah sebuah keadaan yang 183

111 terjadi akibat pengaruh lingkungan juga. Proses tersebut seolah terjadi secara alamiah, tanpa disadari oleh para pelakunya termasuk Ryan. 2. Pelibat Wacana Dalam wacana ini, Ryan yang selalu digambarkan dari bebarapa orang yang mengenalnya secara intim, justru dalam teks ini digambarkan secara langsung oleh Ryan sendiri. Pelibat wacana dalam teks ini adalah Ryan sendiri, yang digambarkan secara langsung melalui penuturan Ryan. Dalam teks ini Ryan justru tidak lagi digambarkan tindak kejahatannya yang seharusnya menjadi esensi utama dari Program CS : File. Justru dalam perikop ini, secara jelas lebih banyak mengungkap jati diri Ryan dan perilaku seksualnya. Ryan dalam teks ini, menggambarkan proses dalam dirinya menjadi seorang homoseksual. Bagaimana dirinya akhirnya lebih memilih untuk berorientasi seksual terhadap sesama jenisnya? Bahwa hal tersebut merupakan proses panjang dalam dirimya, yang tidak pernah disadarinya secara langsung. Dalan teks ini juga digambarkan bagaimana sulitnya kehidupan Ryan menjadi sorang gay atau homoseksual. Wacana ini juga menuturkan bagaimana Ryan berusaha menolak kenyataan dirinya sebagai seorang homoseksual. Walaupun sesungguhnya Ryan telah menerima keadaan tersebut, setelah melalui dilemma panjang, ternyata hal tersebut tidak artinya 184

112 membuat persoalan yang dialaminya selesai. Karena bentuk penerimaan yang paling sulit bagi seorang homoseksual, justru adalah dari masyarakat di sekitarnya. Sehingga melalui gambaran ini, hendak menunjukkan bahwa homoseksual bukanlah perilaku seksual atau pilihan seksual yang wajar, normal dan dapat diterima oleh masyarakat. Namun orientasi seksual tersebut, justru bukanlah bagian dari masyarakat dan bahkan seharusnya tidak ada dalam masyarakat. 3. Sarana Wacana Dalam teks yang merupakan penuturan langsung dari Ryan ini, ada beberapa kata yang menjadi penakanan terhadap perikop wacan ini. Kata pertama adalah pribadi. Kata pribadi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dilukiskan sebagai manusia sebagai perseorangan (diri manusia atau diri sendiri); keadaan manusia sebagai perseorangan; keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak orang ( ). Kata pribadi digunakan dalam kalimat : Saya pingin masyarakat tuh tau bagaimana pribadi Ryan yang sesungguhnya, karena saya juga gak pingin ada Ryan-ryan yang lain, karena hidup untuk menjalani sebagai seorang Ryan itu tidaklah gampang, tidaklah mudah. Hal ini digunakan Ryan untuk menggambarkan dirinya adalah seorang homoseksual. Artinya melalui kalimat ini, pewarta CS : File bahwa Ryan secara perseorangan sifat-sifatnya menunjukkan prilaku seorang gay atau 185

113 homoseksual. Homoseksual seolah telah menjadi watak Ryan sesungguhnya. Watak sendiri artinya adalah sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku; budi pekerti; tabiat. ( ). Jika merujuk pengertian watak diatas, maka seluruh pikiran, tingkah lalu, budi pekerti dan tabiat yang merasuki tubuh Ryan adalah berpusat karena homoseksualnya. Ini artinya pewarta CS : File hendak menghubungkan bahwa pikiran Ryan untuk membunuh yang tidak lagi menimbang dan menggunakan budi pekertinya, sehingga menjadi sebuah tabiat erat kaitannya karena pribadi Ryan yang merupakan seorang homoseksual. Kata berikutnya yang juga menjadi penekanan dalam teks ini adalah kata melawan arus. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata arus dilukiskan sebagai peredaran (barang, uang, dsb); menentang arus diartikan sebagai menentang kebiasaan yang sudah lazim; menentang kekuatan di sekitarnya (masyarakat). ( ). Dua kata tersebut digunakan dalam kalimat berikut, Saya berusaha keras untuk melawan arus itu, sampai sekarang pun saya berusaha banget untuk tidak menjadi seorang gay walaupun susah. Melalui teks ini dengan sangat jelas bahwa homoseksual diluksikan sebagai sebuah perilaku yang tidak lazim dan menentang hal-hal yang sudah ada di masyarakat yang dianggap sebagai sebuah pedoman yang benar dan tepat. 186

114 2. Teks 2 187

115 Secara Visualisasi : Tabel 15. Pemaknaan Denotatif-Konotatif Teks 2 Denotasi Dalam gambar pertama ditunjukkan sebuah gambar kamar yang berisi yang berisi seorang pria mengenakan kemeja lengan panjang. Pria tersebut ditampilkan dengan sisiran rambut yang rapih namun tidak tampang klimis. Konotasi Melalui gamabar ini, pewarta CS : File seolah lagi-lagi melibatkan ahli lain untuk mendeskripsikan sosok Ryan. Seolah Ryan merupakan sosok yang berbahaya, orang-orang yang memiliki keahlian diminta memberikan Dalam gambar tersebut pula pria pendapat. tersebut memegang sebuah buku yang berisi beragam tulisan. Namun pada gambar ini pula dibubuhi teks yang bertuliskan, Putra Perdana Dibawahnya juga dituliskan, Grofolog. Gambar ini diambil dengan teknik pengambilan gambar medium close up yang dipaduakan dengan close up dan ekstreme close up. Sedangkan gambar kedua Tak terkecuali seorang grafolog. Grafolog diminta untuk membaca kepribadian Ryan melalui tulisan Ryan. Hal ini ditunjukkan melalui gambar yang dipilih pewarta CS : File dengan mengangkat sebuah buku. Buku yang diangkat oleh grafolog tersebut adalah buku harian Ryan. Seolah semakin menciptakan sebuah kepanikan moral, pewarta CS : File ingin memberikan sebuah catatan 188

116 menggambarkan secara detil sebuah buku yang mefokuskan tulisan kepada Ryan yang terlahir sebagai anak desa dan sejak kecil bercita-cita menjadi kaya raya. Untuk teknik pengambilan gambar, pewarta CS : File menggunakan teknik pengambilan gambar close up. Teknik ini membantu penonton untuk melihat segala sesuatunya lebih detil. kepribadian seseorang yang mengalami kondisi sakit jiwa dan tidak normal melalui deskripsi seorang grafolog. Melalui mulut grafolog, seolah pewarta CS : File juga hendak menggubungkan kepribadian Ryan dengan tindak tanduknya. Dengan kata lain, gambar ini hendak menggambarkan bahwa pewarta CS : File berupaya menggambarkan perilaku Ryan membunuh 11 orang secara sadis dengan memutilasinya, dikarenakan kepribadian Ryan. Atau artinya Ryan membunuh karena dirinya tidak normal, sakit jiwa, hal ini terlihta dari caranya memmilih referensi seksualnya yang tidak umumnya seorang lelaki. Gambar kedua sengaja ditunjukkan pewarta CS : File untuk menunjukkan Ryan (baca : homoseksual), adalah pribadi yang memiliki gaya hidup 189

117 tinggi namun tidak menginginkan sebuah proses. Kalimat yang ditonjolkan dalam buku harian ini adalah Ryan yang adalah anak desa, yang bercita-cita mejadi kaya raya. Bahwa tujuan sebuah kesuksesan diukur melalui tingkat ekonominya yang terpancar melalui gaya hidup yang dipilihnya. Selama gambar di atas muncul, kalimat dari seorang grafolog berikutlah yang ditampilkan oleh pewarat CS : File : Tulisan Ryan di sini yang paling menonjol adalah pertama tulisannya ini terlihat sekali ada seperti bentuk grafir ya, bentuk grafir itu seperti mengukir tulisannya di atas permukaan yang keras. Seolah-olah dia memberikan seperti semacam ukiran. Nah bentuk grafir seperti ini mencerminkan seseorang yang mempunyai, mendambakan kesempurnaan atau bisa dibilang agak perfeksionis. Dan ini juga mencerminkan Ryan ini memiliki kecerdasan intra personal yang luar biasa. Orang yang memiliki huruf grafir ini dia sering berdialog dengan dirinya sendiri sehingga kalo misalkan kecerdasannya atau kreatifitasnya itu tidak disalurkan maka itu bisa menghasilkan ilusi, halusinasi ataupun hal-hal lainnya. Selanjutnya peneliti akan menganalisa bagaimana pewarta CS : File menggambarkan situasi yang terjadi, lakon dan peran, juga penggunaan bahasa dalam skrip saat gambar diatas muncul : 190

118 1. Medan Wacana Wacana yang berupaya dikembangkan dalam teks ini, adalah wacana mengenai karakter Ryan yang dibaca oleh seorang grafolog. Grafolog merupakan seseorang yang fokus studinya kepada pembacaan (baca : makna) tulisan seseorang. Dalam wacana ini, pewarta CS : File menggunakan seorang grafolog untuk menceritkjan bagaimana karakter Ryan. Melalui grafolog tersebut, Ryan dicetuskan memiliki kecenderungan menjadi seorang yang perfeksionis. Melalui wacana ini, seolah pewarta CS : File hendak menjelaskan hubungan tindakan Ryan melakukan pembunuhan dengan gaya hidupnya yang cukup tinggi. Perfeksionis disini digambarkan sebagai seseorang yang mendambakan kesempurnaan dalam kehidupannya. Namun pencapaian terhadap kesempurnaan tersebut cenderung mencirikan budaya instan. Atau dengan kata lain, Ryan digambarkan memenuhi keinginan-keinginannya untuk tampak sempurna dengan cara yang singkat. Yakni dengan melakukan pembunuhan. Wacana yang dikembangkan lainnya, adalah grafolog hendak menghubungkan kecerdasan intapersonal Ryan yang kerap membuat Ryan berilusi dan behalusinasi. Inilah yang mendorong Ryan melakukan tindakan kejinya. 191

119 Melalui teks ini, pewarta CS : File hendak memberikan sebuah kepanikan moral, bahwa tipikal orang seprti Ryan (baca : homoseksual), adalah orang yang harus diwaspadai. Ketidaknormalan (baca : homoseksual), patut diwaspadai dan dicurigai keberadaannya. 2. Pelibat Wacana Dalam wacana ini Ryan digambarkan dari sisi seorang grofolog. Deskripsi karakter Ryan dibaca melalui sebuah tulisan tangan di buku harian Ryan oleh seorang Grafolog. Melalui deskripsi yang diberikan oleh Grafolog, Ryan digambarkan sebagai seseorang yang memiliki kecenderungan perfesionis atau mengejar sebuah kesempurnaan. Kesempurnaan ini ditunjukkan melalui gaya hidup Ryan yang cukup tinggi. Ryan ditangkap di apartemennya di bilangan Depok. Walaupun seorang anak desa, ternyata Ryan mampu menaklukan kota dengan kepemilikan terhadap sejumlah materi yang cukup tinggi. Salah satunya apartemen tersebut. Disamping apatemen, Ryan juga memiliki sejumlah harta benda yang menunjukkan gaya hidupnya yang cukup tinggi seperti halnya handphone, dan juga aksesoris lainnya. Dalam pandangan grafolog ini juga, Ryan digambarkan sebagai seseorang yang memiliki kecerdasan intrapersonal yang cukup tinggi. Kecerdasan intarpersonal dimaksudkan sebagai kecerdasan dalam diri. Sebenarnya saat melakukan sesuatu Ryan sudah memikirkannya secara 192

120 panjang lebar. Termasuk pembunuhan yang dialkukannya. Hal tersebut bukanlah sebuah ketidaksengajaan, namun Ryan melakukannya karena alasan yang jelas. Bahkan Ryan juga tahu apa yang akan dilakukannya terhadap jazad korban yang akan dibunuhnya. Ryan, oleh grafolog tersebut juga digambarkan sebagai seseorang yang kerap kali berhalususinasi dan berilusi. Ini menggambarkan upaya Ryan dalam mencapai gaya hidupnya yang cukup tinggi. Halusinasinya yang tinggi mendorongnya untuk melakukan tindakan penguasaan secara paksa terhadap harta orang lain. 193

121 3. Sarana Wacana Dalam teks ini, dua poin yang digambarkan oleh grafolog yang membaca karakter Ryan melalui tulisan tangannya adalah perfeksionis dan kecerdasan Intrapersonal. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perfeksionis dimaknai sebagai orang yang ingin segala-galanya sempurna; orang yang percaya bahwa kesempurnaan moral kalau dapat hidup tanpa dosa ( ). Melalui teks ini, pewarta CS : File hendak menceritakan bahwa Ryan adalah seseorang yang menginginkan segala-galanya. Refleksi terhadap keinginan segalanya ini tertuang dalam gaya hidupnya yang begitu tinggi. Ryan merupakan individu yang digambarkan mengejar kesuksesan. Terminologi sukses bagi Ryan erat kaitannya dengan kepemilikan secara material yang berlebih. Sehingga teks ini berupaya mengkaitkan tindak tanduk Ryan sebagai seorang homoseksual yang memiliki kesuksesan tinggi dalam bidang material. Akan tetapi dalam pencapaiannya Ryan tidak ingin melalui sebuah proses yang panjang. Sementara itu kecerdasan intrapersonal digambarkan sebagai sebuah bentuk dialog dalam diri yang kerap dilakukan Ryan dalam upayanya melakukan sesuatu. Hal ini menjelaskan tindakan Ryan yang mampu menutup-nutupi 11 pembunuhan yang dilakukannya. Karena sudah dipikirkan secara matang. 194

122 Namun melalui teks ini, digambarkan pula bahwa Ryan memiliki kondisi sakit jiwa. Hal ini melalui halusinasi dan ilusi yang kerap dialami oleh Ryan. Atau dengan kata lian seorang homoseksual oleh pewarta CS : File hendak ditata kelola ulang sebagai seorang individu yang mengalami kondisi sakit secara kejiwaan. 3. Teks 3 195

123 Secara Visualisasi : Tabel 16. Pemaknaan Denotatif-Konotatif Teks 3 Denotasi Gambar pertama merupakan gambar yang diambil dari sebuah buku. Pada gambar ini, buku tersebut terlihat jelas menunjukkan sebuah tulisan tangan. Namun tulisan tangan yang dapat terbaca dengan jelas adalah, Ryan Sang Jagal Dari Jombang. Gambar ini juga menunjukkan sebuah Konotasi Melalui gambar pertama, pewarta CS File, ingin menunjukkan buku harian yang ditulis oleh Ryan. Bagian buku harian ini, menunjukkan sebuah tema yang ditulis oleh Ryan mengenai stigma yang melekat di dalam diri seorang Ryan. Bahwa Ryan adalah seorang jagal dari jombang. Jagal 196

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menetapkan paradigmanya sebagai paradigma kritis. Paradigma ini pada dasarnya adalah paradigma ilmu pengetahuan yang meletakkan epistimologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. BCTV tepatnya diluncurkan pada tanggal 3 Juni Tetapi baru memulai

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. BCTV tepatnya diluncurkan pada tanggal 3 Juni Tetapi baru memulai BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah dan Profil KOMPAS TV Surabaya KOMPAS TV Surabaya dulunya bermula dari Bussiness Channel Television (BCTV) yang merupakan stasiun televisi lokal di Jawa Timur.

Lebih terperinci

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya. ABSTRAK Televisi memiliki potensi yang besar sebagai sarana untuk menyampaikan isu-isu sejarah yang cenderung membosankan melalui penyajian tayangan news feature, yang bertujuan menyampaikan informasi

Lebih terperinci

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk mempengaruhi persepsi, pikiran serta tingkah laku masyarakat. Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA A. Deskripsi Kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) Selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media, penulis didampingi oleh Ine Yudhawati selaku PA (production assistant)

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah BAB IV PENUTUP Sebuah stasiun televisi membutuhkan karya karya kreatif setiap hari untuk mengisi slot jam tayangnya. Karya karya program televisi yang dibuat harusnya sebuah program yang berbeda, unik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang sudah semakin maju ini, perkembangan teknologi dan komunikasi membuat semua lapisan masyarakat dunia mengikuti perkembangan tersebut dan menjadikan mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akhir-akhir ini, masyarakat kita disuguhi berulang-ulang berita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akhir-akhir ini, masyarakat kita disuguhi berulang-ulang berita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini, masyarakat kita disuguhi berulang-ulang berita pembegalan yang dilakukan oleh beberapa kelompok lewat pemberitaan di media massa. Media saling bergantian

Lebih terperinci

Modul ke: Produksi Berita TV. Wawancara Dalam Berita TV. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting.

Modul ke: Produksi Berita TV. Wawancara Dalam Berita TV. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting. Modul ke: 09 Syaifuddin, Fakultas Ilmu Komunikasi Produksi Berita TV Wawancara Dalam Berita TV S.Sos, M.Si Program Studi Broadcasting http://www.mercubuana.ac.id Wawancara dalam Berita TV Wawancara dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. GRAMEDIA MEDIA NUSANTARA pada tahun 2008 dengan brand name

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. GRAMEDIA MEDIA NUSANTARA pada tahun 2008 dengan brand name BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan KOMPAS GRAMEDIA TV (KGTV) dilaksanakan dengan mendirikan PT GRAMEDIA MEDIA NUSANTARA pada tahun 2008 dengan brand name KOMPASTV. KOMPASTV adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film 2.1.1 Pengertian Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui media massa saat ini mengalami perkembangan yang begitu cepat dan pesat. Ditandai dengan bermunculan berbagai macam media massa, baik itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan salah satu media massa yang paling kuat pengaruhnya dalam pembentukan sikap dan kepribadian seseorang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. Dalam hal ini, praktikan bekerja pada Divisi Creative Production untuk program

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. Dalam hal ini, praktikan bekerja pada Divisi Creative Production untuk program BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK Dalam hal ini, praktikan bekerja pada Divisi Creative Production untuk program tayangan Professor Cilik. Praktikan bekerja pada bagian perencanaan pra production, creative production

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam kehidupan bermasyarakat atau berinteraksi dengan orang lain, bahasa menjadi hal yang sangat penting. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan gagasan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan media massa yang paling luas jangkauannya dalam hal meraih penggunanya. Televisi mampu menyajikan informasi secara serentak dan secara langsung dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia pertelevisian semakin meningkat setiap tahunnya. Dengan makin bermunculannya stasiun-stasiun televisi baru, baik lokal maupun nasional, bahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Kebutuhan akan informasi dan hiburan secara instan menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan warna tersendiri dalam dunia penyiaran Indonesia. Dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan warna tersendiri dalam dunia penyiaran Indonesia. Dimana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyaknya stasiun televisi yang hadir di Indonesia memberikan warna tersendiri dalam dunia penyiaran Indonesia. Dimana pembentukan stasiun televisi ini adalah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. konten tayangan televisi inspiratif dan menghibur untuk keluarga Indonesia.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. konten tayangan televisi inspiratif dan menghibur untuk keluarga Indonesia. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan KOMPAS GRAMEDIA TV (KGTV) dilaksanakan dengan mendirikan PT GRAMEDIA MEDIA NUSANTARA pada tahun 2008 dengan brand name KOMPASTV. KOMPASTV adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media televisi sebagai media komunikasi massa adalah mengutamakan suatu proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat lainnya saat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal yang mendasar yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Mengelola media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kabar yang bersangkutan. Penyajian sebuah isi pesan dalam media (surat

BAB I PENDAHULUAN. kabar yang bersangkutan. Penyajian sebuah isi pesan dalam media (surat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita merupakan isi utama dalam sebuah media (surat kabar). Isi berita yang baik dan berkualitas akan berdampak baik pula bagi surat kabar yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat kebersamaan antara dua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bidang informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bidang informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kemajuan bidang informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban baru yang mempermudah manusia untuk saling berhubungan serta meningkatkan mobilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses komunikasi antar manusia relatif rumit. Tingkat kerumitan ini seiring dengan masing-masing konteks, dimana dengan cirinya menunjukkan bahwa kerumitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Dalam Cangara (2012:158) disebutkan penemuan televisi sebagai kombinasi antara radio dan film merupakan penemuan yang luar biasa dalam abad ke-20. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Bandung TV mulai mengudara pada 3 Januari 2005 selama 10 jam dengan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Bandung TV mulai mengudara pada 3 Januari 2005 selama 10 jam dengan BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Tinjauan Tentang Bandung TV 3.1.1 Bandung TV PT. Bandung Media Televisi Indonesia atau yang lebih dikenal Bandung TV merupakan afiliasi dari PT. Bali TV Narada. Stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini. Kehadiran media massa membawa dunia kepada era dengan pertukaran informasi dengan cepat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang padat akan aktifitas membutuhkan hiburan dan informasi yang cepat, mudah dan murah. Ketat dan pesatnya persaingan dalam industri televisi khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita cukup penting peranannya bagi kehidupan kita sehari-hari. Berita dapat digunakan sebagai sumber informasi atau sebagai hiburan bagi pembacanya. Saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, perkembangan zaman yang semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, perkembangan zaman yang semakin hari semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan zaman yang semakin hari semakin maju membuat kualitas diberbagai aspek kehidupan menjadi meningkat. Salah satu aspek kehidupan yang meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai agar data yang dikirim oleh pengirim bisa sampai ke penerima. Media yang dipakai bisa melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia yang senantiasa membutuhkan informasi yang dapat memperkaya hidupnya. Media merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Komunikasi mempunyai peran penting bagi manusia untuk berinteraksi dan saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2 MATERI: 16 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2 PRODUKSI BERITA TELEVISI Tele artinya Jauh, sementara Vision artinya Gambar, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk

BAB 5 PENUTUP. Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui Proses Produksi dan Analisis SWOT program Sexophone di TRANS TV. Berdasarkan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 1. stasiun televisi swasta nasional. Globalisasi informasi setiap media massa

BAB 1. stasiun televisi swasta nasional. Globalisasi informasi setiap media massa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri media massa di era globalisasi semakin pesat khususnya media elektronik televisi, hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

merupakan suatu berita singkat (tidak detail) yang hanya menyajikan informasi terpenting saja terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan namun menarik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Group, 2006) hal Ilham Prisgunanto, Praktik Ilmu Komunikasi; dalam Kehidupan Sehari-hari, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Group, 2006) hal Ilham Prisgunanto, Praktik Ilmu Komunikasi; dalam Kehidupan Sehari-hari, (Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat massal juga. 1 Media massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pamor Indonesia sebagai salah satu destinasi berlibur favorit wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pamor Indonesia sebagai salah satu destinasi berlibur favorit wisatawan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pamor Indonesia sebagai salah satu destinasi berlibur favorit wisatawan dalam dan luar negeri membuat nilai investasi di industri pariwisata terus tumbuh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 24 BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Pada bab 3 ini, menjelaskan tentang metode yang digunakan dan proses perancangan karya dalam proses pengolahan editing berita (pasca produksi) di LPP TVRI D.I.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Program Urban Street Food merupakan program feature yang sudah ada di televisi saat ini. Program Urban Street Food merupakan program food & travel yang dikemas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya. 1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini kita tidak bisa melepaskan diri dari media massa. Ini terbukti dari adanya berbagai program komunikasi melalui media massa seperti surat kabar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam bidang teknologi dan informasi, hampir semua masyarakat baik yang berada di daerah pekotaan maupun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan hiburan menjadi begitu penting bagi kita. Hampir setiap orang selalu menyediakan waktunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuat alat komunikasi massa yang digunakan dalam proses komunikasi, dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebuat alat komunikasi massa yang digunakan dalam proses komunikasi, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi massa media televisi ialah proses komunikasi komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu televisi. Televisi adalah sebuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi visual memiliki peran penting dalam berbagai bidang, salah satunya adalah film. Film memiliki makna dan pesan di dalamnya khususnya dari sudut pandang visual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah sarana informasi yang menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia saat ini. Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makhluk sosial memang merupakan istilah yang sangat tepat untuk manusia, yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi saat ini menuntut manusia untuk selalu tahu berbagai informasi. Media massa sebagai sarana informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia saat ini sangatlah pesat, salah satu buktinya adalah banyak stasiun televisi yang bermunculan. Stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seluruh manusia. Dikarenakan komunikasi adalah cara

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seluruh manusia. Dikarenakan komunikasi adalah cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini komunikasi merupakan kegiatan yang pasti dilakukan oleh seluruh manusia. Dikarenakan komunikasi adalah cara yang digunakan manusia untuk bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah medium audiovisual yang hidup, dengan demikian lebih mengutamakan gerak atau moving/acting, bahkan ada yang berpendapat bahwa gambar yang ditayangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dunia penyiaran atau dalam hal ini dunia pertelevisian.

BAB I PENDAHULUAN. adalah dunia penyiaran atau dalam hal ini dunia pertelevisian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang dengan sedemikian pesatnya. Hal ini tentunya membawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebutuhan untuk bersosialisasi dengan individu atau masyarakat. Komunikasi menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB IV A. HASIL KERJA PRAKTIK 1. Peranan Praktikan Dalam proses kerja praktik yang berlangsung, posisi yang dipercayakan terhadap praktikan meliputi beberapa bagian divisi pekerjaan yang meliputi divisi

Lebih terperinci

#" Karlinah dalam Karlinah, dkk.(1999) mengemukakan fungsi komunikasi secara umum adalah. 1 A. Fungsi Informasi, Media massa adalah penyebar informasi

# Karlinah dalam Karlinah, dkk.(1999) mengemukakan fungsi komunikasi secara umum adalah. 1 A. Fungsi Informasi, Media massa adalah penyebar informasi !" BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media Massa mengalami perkembangan yang pesat dalam beberapa puluh tahun terakhir ini, hal ini disebabkan oleh faktor kebutuhan manusia dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

Mata Kuliah - Advertising Project Management- Modul ke: 13 Fakultas FIKOM Mata Kuliah - Advertising Project Management- Eksekusi Konsep Kreatif Periklanan (1) Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Tujuan penulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari dan mendapatkan kebutuhan informasi, baik sekedar untuk pengetahuan maupun memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masyarakat kian tergantung dengan media massa, yang menjadi salah satu sumber informasi yang sangat dibutuhkan khalayak. Terlebih dengan kecanggihan teknologi di mana

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media massa, masih menempati posisi jawara paling diminati, dibanding media massa lainnya. Televisi memberi banyak kemungkinan ilustrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sebagian besar kota besar yang ada di Indonesia saat ini semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk. Salah satu kota yang berkembang saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sumber informasi yang bersifat satu arah, linear communication.

BAB I PENDAHULUAN. satu sumber informasi yang bersifat satu arah, linear communication. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan salah satu dari sekian banyak sumber hiburan yang sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari kita. Televisi juga merupakan bagian yang tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Istilah televisi terdiri dari dua suku kata, yaitu tele yang berarti

Lebih terperinci

FEATURE-DOKUMENTER. RISET OBSERVASI Pertemuan 5

FEATURE-DOKUMENTER. RISET OBSERVASI Pertemuan 5 FEATURE-DOKUMENTER RISET OBSERVASI Pertemuan 5 1 Vincent Monnikendam Sineas Belanda, pembuat film dokumenter Mother Dao. Membutuhkan waktu dua tahun lebih untuk mengumpulkan dan menyeleksi materi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kehadiran media di tengah-tengah masyarakat, membuat kita dapat memperoleh informasi dengan mudah. Media mampu menarik dan mengarahkan perhatian, membujuk pendapat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Betapa tidak, kegiatan dimaksud selalu hadir di tengah-tengah masyarakat sejalan

BAB I PENDAHULUAN. Betapa tidak, kegiatan dimaksud selalu hadir di tengah-tengah masyarakat sejalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan jurnalistik sebenarnya telah lama dikenal manusia di dunia ini. Betapa tidak, kegiatan dimaksud selalu hadir di tengah-tengah masyarakat sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program hiburan mendapat posisi yang digemari dalam khalayak.

BAB I PENDAHULUAN. program hiburan mendapat posisi yang digemari dalam khalayak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyak program-program yang ditayangkan di media televisi Indonesia, termasuk program hiburan seperti Sinetron, Drama, Games, Music, Reality Show, Gosip

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

MEMBUAT PAKET BERITA TELEVISI

MEMBUAT PAKET BERITA TELEVISI PENULISAN NASKAH BERITA TELEVISI Modul ke: MEMBUAT PAKET BERITA TELEVISI Fakultas 13Ilmu Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran INTRODUCTION Perbedaan utama reporter televisi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan sumber informasi yang disajikan oleh media. Masyarakat menjadikan media sebagai subjek pembicaraan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah salah satu alat media penyiaran yang ditampilkan secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan mudah untuk para penonton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di awal perkembangannya di Indonesia, siaran televisi dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan vindonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap instansi atau perusahaan membutuhkan seorang public relations karena peran dan fungsinya yang sangat penting dalam melakukan aktivitasnya tersebut. Dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Televisi adalah salah satu media masa yang tidak hanya menampilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Televisi adalah salah satu media masa yang tidak hanya menampilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi adalah salah satu media masa yang tidak hanya menampilkan gambar, namun juga mampu menampilkan suara, atau bisa disebut sebagai media audio visual. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan suatu program tidak lepas dari kerja keras orang- orang dibelakangnya. Eksekutif produser sebagai pemimpin utama dan bertanggung jawab penuh dalam keberhasilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi sudah menjadi alat komunikasi yang efektif didalam masyarakat Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya membuat televisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini memiliki signifikasi berkaitan dengan kajian teks media atau berita, sehingga kecenderungannya lebih bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa perbincangan atau diskusi seseorang atau sekelompok orang (tamu) tentang

BAB I PENDAHULUAN. berupa perbincangan atau diskusi seseorang atau sekelompok orang (tamu) tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu program acara televisi yang bersifat informatif, mendidik, tetapi juga menghibur adalah talk show. Talk show adalah suatu jenis acara televisi yang berupa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada era informasi ini seakan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat. Media massa memberikan arti yang sangat penting bagi masyarakat. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi dinamika teknologi dan industri multimedia kini telah berkembang pesat. Industri multimedia seperti desain brand, pembuatan video, dan pembuatan game berjalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perfilman di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan majunya era globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki orang-orang kreatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat bergerak maju bergeser menjadi serba modern. Berbagai peralatan dalam menunjang kebutuhan hidup mengandalkan pertimbangan yang rasional. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung percepatan penyampaian pesan kepada khalayak. Dapat dikatakan pesan yang dikirim melalui transmisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program non berita merupakan program yang dapat dibedakan berupa program hiburan musik, drama, olahraga dan agama. Program non berita yang banyak digemari oleh masyarakat

Lebih terperinci