BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Soil-transmitted helminthiasis merupakan. kejadian infeksi satu atau lebih dari 4 spesies cacing
|
|
- Sudomo Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Soil-transmitted helminthiasis merupakan kejadian infeksi satu atau lebih dari 4 spesies cacing parasit usus, antara lain Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus, dan Ancylostoma duodenale. Infeksi Soil-transmitted helminth (STH) masih menjadi salah satu penyakit yang sering ditemukan di masyarakat Indonesia. Peta infeksi STH di Indnesia berdasarkan data tahun 2002 menunjukkan bahwa sebagian besar daerah Indonesia diduga memiliki angka prevalensi STH lebih dari 20%, selain itu berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 masih terdapat 195 juta dari 237 juta penduduk Indonesia yang tinggal di daerah endemik STH (Kementerian Kesehatan RI dan WHO, 2012). Ada banyak faktor yang memungkinkan terjadinya infeksi STH, di antaranya adalah keberadaan telur dan larva cacing pada tanah, kondisi sanitasi yang buruk, dan kebiasaan anak bermain di tanah yang lama (Sumanto, 2010). Hal ini didukung dengan temuan sampel tanah yang menunjukkan bahwa 58,8% tanah mengandung telur cacing 1
2 2 (Arif & Iqbal, 2005 cit. Sumanto, 2010). Kondisi sanitasi yang buruk juga masih menjadi masalah bagi masyarakat Indonesia sehingga semakin besar pula kemungkinan tersebarnya penyakit infeksi STH di Indonesia(Winters et al., 2014). Salah satu spesies cacing yang termasuk kelompok STH adalah Ascaris lumbricoides. Penyakitnya disebut askariasis. Cacing ini merupakan cacing yang paling umum menginfeksi manusia, terutama di daerah tropis seperti Indonesia (Dent & Kazura, 2011). Antihelmintik menjadi strategi WHO tahun dalam memberantas infeksi STH (WHO, 2012). Antihelmintik utama selama ini adalah albendazole (400 mg) atau mebendazole (500mg) yang terbukti efektif mengatasi askariasis (Schleiss & Chen, 2011). Di Indonesia, penatalaksanaan askariasis dengan pirantel pamoat 10 mg/kg BB dosis tunggal juga menjadi pilihan disamping albendazole dan mebendazole (IDI, 2013). Pengobatan dengan antihelmintik sintesis tersebut bisa menimbulkan efek samping seperti nyeri kepala, mual, muntah, dan nyeri perut (Schleiss & Chen, 2011). Harga obat di Indonesia juga tergolong mahal, menyebabkan kurangnya akses masyarakat terhadap obat (Siahaan & Sasanti, 2008). Di samping itu memenurut
3 3 Survey Sosial Ekonomi Nasional tahun 2004, 32,87% masyarakat Indonesia masih menggunakan obat tradisional dalam mengatasi penyakit(idward, 2012). Hal ini menjadi penting untuk dilakukannya penelitian pada tanaman herbal yang merupakan salah satu bentuk obat tradisional sebagai alternatif antihelmintik askariasis. Tanaman pare (Momordica charantia L.) merupakan salah satu tanaman herbal yang telah dikenal oleh masyarakat Indonesia secara luas, baik untuk dikonsumsi sebagai sayur, lalapan ataupun tanaman obat pada infeksi kecacingan. Tanaman ini terdapat hampir di setiap daerah di Indonesia. Buah pare telah dikenal sebagai alternatif antihelmintik infeksi kecacingan, baik pada hewan maupun pada manusia, diduga karena kandungan senyawa saponin, alkaloid dan tanin (Kumar et al., 2010; Muley et al., 2012). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak buah pare menggunakan pelarut air dengan konsentrasi 3% mempunyai efek antihelmintik pada cacing Ascaridia galli yang diuji secara in vitro (Shahadat et al., 2008), namun penelitian ini belum cukup untuk menentukan efek antihelmintik buah pare dikarenakan belum adanya informasi mengenai Lethal Concentration
4 4 (LC) dan Lethal Time (LT). Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek antihelmintik buah pare. Peneltian daya antihelmintik buah pare dengan menggunakan pelarut air diperlukan untuk melarutkan kandungan alkaloid, saponin dan tanin yang dapat larut dalam pelarut air (Dewi et al., 2013), sehingga buah pare dibuat dalam sediaan infus. Penelitian daya antihelmintik pada A. lumbricoides dewasa membutuhkan proses yang sulit karena cacing harus dikeluarkan dalam keadaan hidup dari tubuh penderita tanpa pengaruh obat. Karena itu penelitian perlu dilakukan dengan menggunakan cacing gelang ayam spesies Ascaridia galli yang sifatnya mirip dengan cacing A. lumbricoides. I.2 Perumusan Masalah 1. Apakah infus buah pare (Momordica charantia L.) memiliki daya antihelmintik terhadap cacing dewasa A. galli in vitro? 2. Berapakah konsentrasi yang dibutuhkan infus buah pare dalam membunuh 50% dan 90% cacing dewasa A. galli in vitro(lc 50 dan LC 90 )?
5 5 3. Apakah terdapat perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk membunuh cacing dewasa A. galli in vitro (LT) antara infus buah pare dengan albendazole 0,75%? I.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui daya antihelmintik infus buah pare (Momordica charantia L.) terhadap cacing dewasa A. galli in vitro. 2. Mengetahui konsentrasi yang dibutuhkan infus buah pare dalam membunuh 50% dan 90% cacing dewasa A. galli in vitro(lc 50 dan LC 90 ). 3. Mengetahui perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk membunuh cacing dewasa A. galli in vitro (LT) antara infus buah pare dengan albendazole 0,75%. I.4 Manfaat Penelitian Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai informasi ilmiah mengenai efek antihelmintik buah pare (Momordica charantia L.) terhadap cacing A. galli in vitro agar menjadi dasar untuk mengkaji buah pare lebih lanjut sebagai alternatif antihelmintik askariasis. Penelitian ini juga memberikan manfaat aplikatif sebagai informasi kepada masyarakat sehingga
6 6 masyarakat bisa mempertimbangkan buah pare sebagai alternatif pengobatan askariasis. I.5 Keaslian Penelitian Penelitian serupa yang pernah dilakukan antara lain: 1. Penelitian tentang efek antihelmintik pada ekstrak ethanol dan air dari buah Momordica charantia (Muley et al., 2012). Penelitian ini menunjukkan adanya efek antihelmintik buah pare pada cacing tanah Pherentima postuma dan didapatkan konsentrasi paling efektif pada 160 mg/ml untuk masing-masing ekstrak dengan lama waktu ekstrak ethanol 11 menit 48 detik dan ekstrak air 13 menit 45 detik. Penelitian ini tidak dicobakan pada cacing A. galli. 2. Penelitian tentang perbandingan efikasi ekstrak air buah pare dan ivermac dengan efek pada beberapa parameter darah dan berat badan ayam yang terinfeksi cacing A. galli (Shahadat et al., 2008). Pada penelitian ini juga dilakukan uji in vitro pada cacing A. galli menggunakan ekstrak air buah pare 3% dan menunjukkan kematian pada 6 dari 24 cacing dengan pengamatan
7 7 pada 4 jam dan 12 jam setelah diberi perlakuan. Penelitian ini tidak mencobakan ekstrak buah pare pada berbagai konsentrasi dan tidak memberikan informasi LC dan LT. 3. Penelitian tentang uji daya antihelmintik infus daun dan infus biji pare (Momordica charantia) terhadap cacing gelang ayam (A. galli) secara in vitro (Kendyartanto, 2008). Penelitian ini menguji efek antihelmintik infus daun dan infus biji pare dengan konsentrasi 10 gram/100ml, 20 gram/100ml dan 40 gram/100ml. Penelitian ini membuktikan bahwa infus daun dan infus biji pare pada berbagai konsentrasi memiliki efek antihelmintik dengan LC 100 dan LT 100 infus daun berturut-turut adalah 33,921gram/100ml dan 23,314 jam. LC 100 dan LT 100 infus biji berturutturut adalah 31,578gram/100ml dan 33,793 jam. Penelitian ini belum mencoba uji anthelmintik infus buah pare pada berbagai variasi konsentrasi.
BAB I PENDAHULUAN. Ascaris lumbricoides merupakan cacing gelang yang. termasuk ke dalam golongan Soil Transmitted Helminths
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ascaris lumbricoides merupakan cacing gelang yang termasuk ke dalam golongan Soil Transmitted Helminths (STH) yaitu cacing yang menginfeksi manusia dengan cara penularannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cacing Ascaris suum Goeze yang menyerang ternak, terutama pada babi muda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Askariasis merupakan salah satu infeksi parasit usus yang paling sering terjadi serta ditemukan di seluruh dunia.penyakit askariasis disebabkan oleh cacing Ascaris
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menyerang unggas, termasuk ayam (Suripta, 2011). Penyakit ini disebabkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Askaridiosis merupakan salah satu penyakit cacing yang sering menyerang unggas, termasuk ayam (Suripta, 2011). Penyakit ini disebabkan oleh cacing Ascaridia galli. Cacing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lumbricoides) yang ditularkan melalui tanah (Soil Transmitted
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit infeksi cacing merupakan salah satu penyakit infeksi yang paling sering ditemukan di negara-negara berkembang (Rasmaliah, 2001). Jenis cacing yang sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Helminthes (STH) merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut World Health
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi kecacingan yang ditularkan melalui tanah atau Soil- Transmitted Helminthes (STH) merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut World Health Oganization
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih dari satu miliar orang terinfeksi oleh Soil Transmitted Helminth (STH) (Freeman et al, 2015).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (cacing) ke dalam tubuh manusia. Salah satu penyakit kecacingan yang paling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia masih menghadapi masalah tingginya prevalensi penyakit infeksi, terutama yang berkaitan dengan kondisi sanitasi lingkungan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Askaris lumbricoides menyebabkan Askariasis yang merupakan salah satu infestasi cacing yang paling sering ditemukan di dunia. Kasus askariasis diperkirakan lebih dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pada tahun 2007, infeksi cacing di seluruh dunia mencapai 650 juta sampai 1 milyar orang, dengan prevalensi paling tinggi di daerah tropis. Populasi di daerah pedesaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Babi merupakan salah satu hewan komersil yang dapat diternakkan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani dikalangan masyarakat. Babi dipelihara oleh masyarakat dengan
Lebih terperinciUJI DAYA ANTHELMINTIK INFUS BIJI DAN INFUS DAUN PETAI CINA (Leucanea leucocephala) TERHADAP CACING GELANG AYAM (Ascaridia galli) SECARA IN VITRO
UJI DAYA ANTHELMINTIK INFUS IJI DAN INFUS DAUN PETAI CINA (Leucanea leucocephala) TERHADAP CACING GELANG AYAM (Ascaridia galli) SECARA IN VITRO ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cacing tularan tanah merupakan cacing yang paling sering menginfeksi manusia, biasanya hidup di dalam saluran pencernaan manusia (WHO, 2011). Spesies cacing tularan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang kurang bersih. Infeksi yang sering berkaitan dengan lingkungan yang kurang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor meningkatnya kejadian infeksi adalah kebiasaan hidup yang kurang bersih. Infeksi yang sering berkaitan dengan lingkungan yang kurang higinis adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di negara tropis yang sedang berkembang seperti Indonesia, masih banyak penyakit yang masih menjadi permasalahan di dunia kesehatan, salah satunya adalah infeksi
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi Trichuris trichiura adalah salah satu penyakit cacingan yang banyak
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Trichuris trichiura Infeksi Trichuris trichiura adalah salah satu penyakit cacingan yang banyak terdapat pada manusia. Diperkirakan sekitar 900 juta orang pernah terinfeksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kecacingan adalah masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), lebih dari 1,5
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecacingan adalah masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% dari populasi
Lebih terperinciUJI DAYA ANTHELMINTIK INFUSA BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP CACING GELANG BABI (Ascaris suum) SECARA IN VITRO SKRIPSI
UJI DAYA ANTHELMINTIK INFUSA BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP CACING GELANG BABI (Ascaris suum) SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan Oleh : Restian Rudy Oktavianto J500050011 Kepada : FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. nematoda yang hidup di usus dan ditularkan melalui tanah. Spesies cacing
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan cacing kelas nematoda yang hidup di usus dan ditularkan melalui tanah. Spesies cacing yang termasuk STH antara lain cacing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan manusia, yaitu sebagai vektor penular penyakit. Lalat berperan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalat merupakan salah satu serangga ordo Diptera yang berperan dalam masalah kesehatan manusia, yaitu sebagai vektor penular penyakit. Lalat berperan sebagai vektor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan beriklim tropis, termasuk Indonesia. Hal ini. iklim, suhu, kelembaban dan hal-hal yang berhubungan langsung
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit parasit baik yang disebabkan oleh cacing, protozoa, maupun serangga parasitik pada manusia banyak terdapat di negara berkembang dan beriklim tropis,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ditularkan melalui tanah. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan kesehatan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dan masih menghadapi berbagai masalah kesehatan, salah satu diantaranya adalah penyakit kecacingan yang ditularkan melalui tanah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. infeksi parasit usus merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang diperhatikan dunia global,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang infeksi parasit usus merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang diperhatikan dunia global, khususnya di negara-negara berkembang pada daerah tropis dan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Linn. var. Assamica) terhadap mortalitas cacing Ascaris suum, Goeze dilakukan
BAB V PEMBAHASAN Penelitian mengenai pengaruh ekstrak daun teh (Camellia sinensis, Linn. var. Assamica) terhadap mortalitas cacing Ascaris suum, Goeze dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap penelitian pendahuluan
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Askariasis adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides. Parasit ini bersifat kosmopolitan karena tersebar luas di seluruh dunia terutama di daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Infeksi cacing masih merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang penting di negara berkembang,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Infeksi cacing masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting di negara berkembang, terutama di daerah tropis dan subtropis seperti Afrika, Asia,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari World Health Organization
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecacingan merupakan masalah kesehatan yang tersebar luas didaerah tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 lebih dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan infeksi cacing yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan infeksi cacing yang bersifat kronis yang ditularkan melalui tanah dan menyerang sekitar 2 milyar penduduk di dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transmitted Helminths. Jenis cacing yang sering ditemukan adalah Ascaris
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya parasit berupa cacing kedalam tubuh manusia karena menelan telur cacing. Penyakit ini paling umum tersebar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Soil transmitted helminth (STH) merupakan cacing usus yang dapat. menginfeksi manusia dengan empat spesies utama yaitu Ascaris
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Soil transmitted helminth (STH) merupakan cacing usus yang dapat menginfeksi manusia dengan empat spesies utama yaitu Ascaris lumbricoides (cacing gelang),
Lebih terperinciEfektifitas Dosis Tunggal Berulang Mebendazol500 mg Terhadap Trikuriasis pada Anak-Anak Sekolah Dasar Cigadung dan Cicadas, Bandung Timur
Efektifitas Dosis Tunggal Berulang Mebendazol500 mg Terhadap Trikuriasis pada Anak-Anak Sekolah Dasar Cigadung dan Cicadas, Bandung Timur Julia Suwandi, Susy Tjahjani, Meilinah Hidayat Bagian Parasitologi
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh. Yoga Wicaksana NIM
FAKTOR-FAKTOR RISIKO TERJADINYA INFEKSI KECACINGAN (ASCARIS LUMBRICOIDES DAN TRICHURIS TRICHIURA) PADA MURID SDN III SEPUTIH KECAMATAN MAYANG KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh Yoga Wicaksana NIM 032010101062
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASILTERAPI TABLET EKSTRAK BIJI PINANG (Areca cathecu L) PADA INVESTASI CACING USUS DI KECAMATAN MUMBULSARI- JEMBER
PERBANDINGAN HASILTERAPI TABLET EKSTRAK BIJI PINANG (Areca cathecu L) PADA INVESTASI CACING USUS DI KECAMATAN MUMBULSARI- JEMBER SKRIPSI oleh Taufiq Gemawan NIM 072010101040 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tanah untuk proses pematangan sehingga terjadi perubahan dari bentuk non-infektif
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Soil Transmitted Helminths (STH) adalah cacing golongan nematoda usus yang penularannya melalui tanah. Dalam siklus hidupnya, cacing ini membutuhkan tanah untuk proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Helminthiasis merupakan masalah kesehatan yang perlu penanganan serius terutama di daerah tropis karena cukup banyak penduduk menderita penyakit tersebut. Di Indonesia,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak Sekolah Dasar merupakan sasaran strategis dalam perbaikan gizi masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan anak sekolah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted helmithiasis) disebut juga penyakit infeksi kecacingan STH, masih merupakan problema kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyerang hewan jenis unggas. Ascaridia galli merupakan cacing parasit yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cacing gelang Ascaridia galli merupakan cacing parasit yang umum menyerang hewan jenis unggas. Ascaridia galli merupakan cacing parasit yang dalam kehidupannya mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini sebagian besar masyarakat di dunia telah memahami mengenai arti penting kesehatan, baik kesehatan diri sendiri maupun kesehatan lingkungan. Arti penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia. Helminthiasis atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi cacing usus adalah salah satu penyakit infeksi yang sering terjadi di negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia. Helminthiasis atau kecacingan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kecacingan merupakan salah satu diantara banyak penyakit yang menjadi masalah masyarakat di Indonesia. Cacingan ini dapat mengakibatkan menurunnya kondisi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan sekitar 4,5 juta kasus di klinik. Secara epidemiologi, infeksi tersebut
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prevalensi parasit usus di seluruh dunia diperkirakan lebih dari 3,5 miliar orang dengan sekitar 4,5 juta kasus di klinik. Secara epidemiologi, infeksi tersebut disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Infeksi cacing merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang paling penting di seluruh
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Infeksi cacing merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling penting di seluruh dunia, terutama didaerah tropis dan subtropis seperti Afrika, Asia, Amerika
Lebih terperinciLampiran I. Oktaviani Ririn Lamara Jurusan Kesehatan Masyarakat ABSTRAK
Lampiran I HUBUNGAN PERSONAL HIGIENE DENGAN KANDUNGAN TELUR CACING PADA KOTORAN KUKU PEKERJA BIOGAS DI DESA TANJUNG HARAPAN KECEMATAN WONOSARI KABUPATEN BOALEMO TAHUN 2013 Oktaviani Ririn Lamara 811 409
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ton), dan itik/itik manila ( ton). ayam untuk berkeliaran di sekitar kandang membuat asupan makanan ayam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Unggas merupakan salah satu komoditas ternak utama di Indonesia yang memegang peranan penting sebagai sumber protein hewani. Badan Pusat Statistik Indonesia (2014) mencatat
Lebih terperinciUji Efektivitas Daya Anthelmintik Ekstrak Biji Mentimun (Cucumis sativum, L) Terhadap Cacing Ascaridia galli secara In Vitro
67 Uji Efektivitas Daya Anthelmintik Ekstrak Biji Mentimun (Cucumis sativum, L) Terhadap Cacing Ascaridia galli secara In Vitro Leonov Rianto 1, Indri Astuti 2, &Ika Prihatiningrum 2 1,2 Akademi Farmasi
Lebih terperinciUJI EFEK ANTELMINTIK EKSTRAK ETANOL BIJI PINANG (ARECA CATECHU) TERHADAP CACING ASCARIS LUMBRICOIDES DAN ASCARIDIA GALLI SECARA IN VITRO
UJI EFEK ANTELMINTIK EKSTRAK ETANOL BIJI PINANG (ARECA CATECHU) TERHADAP CACING ASCARIS LUMBRICOIDES DAN ASCARIDIA GALLI SECARA IN VITRO Debra Tiwow, Widdhi Bodhi, Novel S.Kojong Program Studi Farmasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diarahkan guna tercapainya kesadaran dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesepakatan internasional untuk mengatasi masalah-masalah kependudukan tertuang dalam Millemium Development Goal s (MDG S). Terdapat 8 sasaran yang akan dicapai dalam
Lebih terperinciAktivitas Anthelmintik Ekstrak Tanaman Putri Malu (Mimosa Pudica l) Terhadap Cacing Gelang Babi (ascaris suum. L)
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Aktivitas Anthelmintik Ekstrak Tanaman Putri Malu (Mimosa Pudica l) Terhadap Cacing Gelang Babi (ascaris suum. L) Devi ratnawati 1, Rochmah Supriyati
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan STH di Indonesia masih relatif tinggi pada tahun 2006,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejadian kecacingan STH di Indonesia masih relatif tinggi pada tahun 2006, yaitu sebesar 32,6 %. Kejadian kecacingan STH yang tertinggi terlihat pada anak-anak, khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infestasi nematoda usus terutama yang ditularkan melalui tanah (Soil Transmitted Helminths) banyak terdapat pada anak-anak dan merupakan salah satu masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. cara menimbang bahan yang akan diekstraksi lalu mencampur bahan dengan air
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dekokta merupakan metode untuk mengambil zat aktif tanaman dengan cara menimbang bahan yang akan diekstraksi lalu mencampur bahan dengan air kemudian dipanaskan selama
Lebih terperinciUJI DAYA ANTHELMINTIK INFUS DAUN DAN INFUS BIJI PARE (Momordica charantia) TERHADAP CACING GELANG AYAM (Ascaridia galli) SECARA IN VITRO
UJI DAYA ANTHELMINTIK INFUS DAUN DAN INFUS BIJI PARE (Momordica charantia) TERHADAP CACING GELANG AYAM (Ascaridia galli) SECARA IN VITRO ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. androgunus (L.) Merr.) terhadap mortalitas Ascaris suum Goeze secara in vitro,
BAB V PEMBAHASAN Penelitian tentang uji antihelmintik esktrak etanol daun katuk (Sauropus androgunus (L.) Merr.) terhadap mortalitas Ascaris suum Goeze secara in vitro, dilakukan dalam dua tahap penelitian,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. satu kejadian yang masih marak terjadi hingga saat ini adalah penyakit kecacingan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang berada di daerah khatulistiwa membuat negara Indonesia memiliki iklim tropis yang sangat mendukung terjadinya masalah infeksi. Salah satu kejadian yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyebarannya melalui media tanah masih menjadi masalah di dalam dunia kesehatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Soil Transmitted Helminth (STH) atau penyakit kecacingan yang penyebarannya melalui media tanah masih menjadi masalah di dalam dunia kesehatan masyarakat khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan kerja. Tenaga kerja yang terpapar dengan potensi bahaya lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di sebuah industri sangat penting untuk dilakukan tanpa memandang industri tersebut berskala besar ataupun kecil dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kebijakan pembangunan kesehatan telah ditetapkan beberapa program dan salah satu program yang mendukung bidang kesehatan ialah program upaya kesehatan masyarakat.
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Trichuris trichiura disebut juga cacing cambuk, termasuk golongan nematoda yang
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Trichuris trichiura Trichuris trichiura disebut juga cacing cambuk, termasuk golongan nematoda yang hidup di sekum dan kolon ascending manusia. Pejamu utama T.trichiura adalah
Lebih terperinciSUMMARY PERBEDAAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN DI SDN 1 LIBUO DAN SDN 1 MALEO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO
SUMMARY PERBEDAAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN DI SDN 1 LIBUO DAN SDN 1 MALEO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO Zainudin Lakodi NIM 811409110 Program study Kesehatan Masyarakat,
Lebih terperinciIDENTITAS DOKUMEN (Preview)
IDENTITAS DOKUMEN (Preview) Judul : DAYA ANTIHELMINTIK AIR REBUSAN DAUN KETEPENG (Cassia alata L) TERHADAP CACING TAMBANG ANJING IN VITRO Nama Jurnal : Jurnal Logika Edisi : Volume 5-Nomor 1-Agustus 28
Lebih terperinciS. Ainnurrahmah, K. Widnyani Astuti, dan P. Oka Samirana
p-issn 1907-9850 e-issn 2599-2740 UJI AKTIVITAS VERMISIDAL EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG LAMTORO (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) PADA CACING TANAH (Pheretima posthuma) SECARA IN VITRO S. Ainnurrahmah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit infeksi cacing usus terutama yang. umum di seluruh dunia. Mereka ditularkan melalui telur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi cacing usus terutama yang ditularkan melalui tanah atau disebut soil-transmitted helmint infections merupakan salah satu infeksi paling umum di seluruh
Lebih terperinciDaya Antihelmintik Nanas (Ananas comocus) terhadap Ascaris lumbricoides secara In Vitro
Mutiara Medika Edisi Khusus Vol. No. : 0, Oktober 00 Daya Antihelmintik Nanas (Ananas comocus) terhadap Ascaris lumbricoides secara In Vitro Antihelmintic Effect of Pineapple (Ananas comocus) for Ascaris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menentukan kualitas sumber daya manusia adalah asupan nutrisi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak adalah masa depan bangsa dan untuk menjadi bangsa yang besar diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu faktor penting yang menentukan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi cacing atau kecacingan merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang utama di negara miskin atau negara berkembang, dan menempati urutan tertinggi pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Suzuki Metode Suzuki adalah suatu metode yang digunakan untuk pemeriksaan telur Soil Transmitted Helmints dalam tanah. Metode ini menggunakan Sulfas Magnesium yang didasarkan
Lebih terperinciUJI EFEKTIVITAS DAYA ANTHELMINTIK JUS BIJI MENTIMUN (Cucumis Sativum, L) TERHADAP CACING ASCARIDIA GALLI SECARA IN VITRO
ISSN CETAK. 2443-115X ISSN ELEKTRONIK. 2477-1821 UJI EFEKTIVITAS DAYA ANTHELMINTIK JUS BIJI MENTIMUN (Cucumis Sativum, L) TERHADAP CACING ASCARIDIA GALLI SECARA IN VITRO Submitted : 2 Mei 2016 Edited :
Lebih terperincixvii Universitas Sumatera Utara
xvii BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Soil Transmitted Helminths Manusia merupakan hospes yang utama untuk beberapa nematoda usus. Sebagian besar dari nematoda ini menyebabkan masalah kesehatan yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi masih banyak terjadi pada negara berkembang. Salah satunya adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit berupa cacing. Kecacingan merupakan salah satu
Lebih terperinciDAYA VERMISIDAL DAN OVISIDAL BIJI PINANG (Areca catechu L) PADA CACING DEWASA DAN TELUR Ascaris suum SECARA IN VITRO
DAYA VERMISIDAL DAN OVISIDAL BIJI PINANG (Areca catechu L) PADA CACING DEWASA DAN TELUR Ascaris suum SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Cacingan Cacing merupakan salah satu parasit pada manusia dan hewan yang sifatnya merugikan dimana manusia merupakan hospes untuk beberapa jenis cacing yang termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang prevalensinya sangat tinggi di Indonesia, terutama cacing usus yang ditularkan melalui tanah atau Soil Transmitted Helminth
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id la l b T'b ', */'i I. PENDAHULUAN zt=r- (ttrt u1 II. JENIS PENYAKIT CACINGA}I '"/ *
i zt=r- (ttrt u1 la l b T'b ', */'i '"/ * I. JENIS.JENIS CACING PARASIT USUS YANG UMUM MENYERANG ANAK SEKOLAH DASAR-) Oleh : Dr. Bambang Heru Budianto, MS.**) I. PENDAHULUAN Penyakit cacing usus oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Di Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan, salah satu diantaranya adalah penyakit infeksikecacingan yang ditularkan melalui tanah(soil transmitted
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: Dian Kurnia Dewi NIM
KORELASI ANTARA INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS, TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA, DAN KUALITAS KONSUMSI TERHADAP STATUS GIZI PADA MURID SEKOLAH DASAR NEGERI LAMPEJI 03 KECAMATAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan yang sehat telah diatur dalam undang-undang pokok kesehatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang, agar dapat mewujudkan derajad kesehatan yang optimal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi parasit pada saluran cerna dapat disebabkan oleh protozoa usus dan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Infeksi parasit pada saluran cerna dapat disebabkan oleh protozoa usus dan cacing usus. Penyakit yang disebabkan oleh cacing usus termasuk kedalam kelompok penyakit
Lebih terperinciKebijakan Penanggulangan Kecacingan Terintegrasi di 100 Kabupaten Stunting
Kebijakan Penanggulangan Kecacingan Terintegrasi di 100 Kabupaten Stunting drg. R. Vensya Sitohang, M.Epid Direktur P2PTVZ, Ditjen P2P, Kemenkes SITUASI CACINGAN Lebih dari 1.5 milyar orang atau 24% penduduk
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Ada lebih dari 20 jenis cacing usus yang dapat menginfeksi manusia, namun
20 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Soil Transmitted Helminthiasis Ada lebih dari 20 jenis cacing usus yang dapat menginfeksi manusia, namun yang tersering penyebarannya di seluruh dunia adalah cacing gelang
Lebih terperinciARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
UJI DAYA ANTHELMINTIK PERASAN RIMPANG Curcuma heyneana (TEMU GIRING) TERHADAP CACING Ascaridia galli SECARA IN VITRO ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan
Lebih terperinciUJI EFEKTIFITAS DAYA ANTELMINTIK INFUS DAUN KETEPENG CINA (Cassia alata L.) TERHADAP CACING GELANG (Ascaris lumbricoides) SECARA IN VITRO ABSTRAK
UJI EFEKTIFITAS DAYA ANTELMINTIK INFUS DAUN KETEPENG CINA (Cassia alata L.) TERHADAP CACING GELANG (Ascaris lumbricoides) SECARA IN VITRO Virginia N. Lasut 1), Paulina V. Y. Yamlean 2), Hamidah Sri Supriati
Lebih terperinciMAKALAH MASALAH KECACINGAN DAN INTERVENSI
MAKALAH MASALAH KECACINGAN DAN INTERVENSI Oleh: Muhammad Fawwaz (101211132016) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA 1 DAFTAR ISI COVER... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I... 3 A. LATAR BELAKANG...
Lebih terperincicacing kremi. Pada kasus dimana diduga atau terbukti adanya penyakit cacing pita atau Strongyloides stercoralis, dosis 400 mg
Albendazole dengan pemberian sekali sehari 400 mg selama 1, 2 dan 3 hari. 1.3. Tujuan Penelitian. 1.3.1. Tujuan umum: Untuk mengetahui dosis efektif Albendazole dalam menanggulangi infeksi cacing Trichuris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit parasit di Indonesia masih menempati posisi penting seperti juga penyakit infeksi lainnya. Telah banyak upaya yang dilakukan untuk pemberantasan penyakit ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak sekolah merupakan aset atau modal utama pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain berfungsi sebagai
Lebih terperinciPENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG INFEKSI KECACINGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Amelasari, Pengetahuan orang tua dan infeksi cacing PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG INFEKSI KECACINGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR Oktalia Amelasari, Nurul hidayah, Hurun ain Poltekkes kemenkes Malang,
Lebih terperinciCONEGARAN TRIHARJO KEC. WATES 20 JANUARI 2011 (HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM DESEMBER
PENGAMATAN EPIDEMIOLOGI HASIL PEMERIKSAAN KECACINGAN di SD MUH. KEDUNGGONG, SD DUKUH NGESTIHARJO,SDN I BENDUNGAN dan SD CONEGARAN TRIHARJO KEC. WATES 20 JANUARI 2011 (HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM DESEMBER
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. berupa kecepatan pemusingan berbeda yang diberikan pada sampel dalam. pemeriksaan metode pengendapan dengan sentrifugasi.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah bersifat analitik karena dengan perlakuan berupa kecepatan pemusingan berbeda yang diberikan pada sampel dalam pemeriksaan metode
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Nematoda merupakan spesies cacing terbesar yang hidup sebagai parasit.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Soil-transmitted helminths Nematoda merupakan spesies cacing terbesar yang hidup sebagai parasit. Cacing-cacing ini berbeda satu sama lain dalam habitat, daur hidup dan hubungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. rawan terserang berbagai penyakit. (Depkes RI, 2007)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan aset atau modal utama pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain berfungsi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kejadian kecacingan di Indonesia yang dilaporkan di Kepulauan Seribu ( Agustus 1999 ), jumlah prevalensi total untuk kelompok murid Sekolah Dasar (SD) (95,1 %),
Lebih terperinciPREVALENSI INFEKSI CACING USUS YANG DITULARKAN MELALUI TANAH PADA SISWA SD GMIM LAHAI ROY MALALAYANG
MKM Vol. 03 No. 02 Desember 2008 PREVALENSI INFEKSI CACING USUS YANG DITULARKAN MELALUI TANAH PADA SISWA SD GMIM LAHAI ROY MALALAYANG Jansen Loudwik Lalandos 1, Dyah Gita Rambu Kareri 2 Abstract: Kualitas
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN PENYAKIT CACINGAN (HELMINTHIASIS) PADA WALI MURID SDN 1, 2, 3, DAN 4 MULYOAGUNG, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG, JAWA TIMUR
Jurnal Preventia, Vol... No... Juli 2017 2 GAMBARAN PENGETAHUAN PENYAKIT CACINGAN (HELMINTHIASIS) PADA WALI MURID SDN 1, 2, 3, DAN 4 MULYOAGUNG, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG, JAWA TIMUR Dhia Irfan Hanif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. STH adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Strongyloides stercoralis,
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Soil Trasmitted Helminth Soil Transmitted Helminth ( STH ) merupakan infeksi kecacingan yang disebabkan oleh cacing yang penyebarannya melalui tanah. Cacing yang termasuk STH
Lebih terperinciUJI EFEKTIVITAS ANTHELMINTIK EKSTRAK RIMPANG BANGLE (Zingiber purpureum Roxb.) TERHADAP CACING Ascaridia galli SECARA IN VITRO
ISSN CETAK. 2443-115X ISSN ELEKTRONIK. 2477-1821 UJI EFEKTIVITAS ANTHELMINTIK EKSTRAK RIMPANG BANGLE (Zingiber purpureum Roxb.) TERHADAP CACING Ascaridia galli SECARA IN VITRO Yanthy Susanti, Indri Astuti,
Lebih terperinciUji Daya Anthelmintik Ekstrak Etanol Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) sebagai Anthelmintik Terhadap Ascaris suum secara in vitro
Uji Daya Anthelmintik Ekstrak Etanol Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) sebagai Anthelmintik Terhadap Ascaris suum secara in vitro Nikmatul Ulya*, Agustina Tri Endharti**, R Setyohadi*** ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides atau disebut dengan askariasis merupakan salah satu penyakit yang banyak ditemui di masyarakat. Infeksi cacing nematoda
Lebih terperinciTUGAS SEDIAAN SOLIDA. Arjun Nurfawaidi FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER 2014
TUGAS SEDIAAN SOLIDA Arjun Nurfawaidi 122210101017 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER 2014 PRAFORMULASI a. Sifat Kimia Nama Sinonim : Albendazol : Albendazole Rumus bangun : Rumus molekul : C 12 H 15
Lebih terperinciGambaran Kejadian Kecacingan Dan Higiene Perorangan Pada Anak Jalanan Di Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2014
Al-Sihah : Public Health Science Journal 12-18 Gambaran Kejadian Kecacingan Dan Higiene Perorangan Pada Anak Jalanan Di Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2014 Azriful 1, Tri Hardiyanti Rahmawan 2 1
Lebih terperinci