! " #" # $# % " "& " # ' ( ) #

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "! " #" # $# % " "& " # ' ( ) #"

Transkripsi

1 ! "#"# $#%""&"#'#

2 "*# *" " " #,#" " "# * # ""- # # "! " #" # $#%""&"# '# #" &# '&$'# # "'/0& " # #'"# ## # # #"""--* # #* #"* "'# #* 0 # # ***0" #""# ** #""# " #,#"##' ##' #*"#"#"'#"" #"#" ## # # "*### " " '# "" # ## # ## ** "#'* #* #'**" ### ## ##,"# # #%"# #'" ##'** * " " #" "# #"" "##"*"# #' # ## #'"# #"#" ## * # # # '# #"*"#" # ##" '#* # *%""#""-*#' #, " ##" #'#,#" #""* #" "#'# *#' *""-### ##, " #'"# '# "" ## " # '# $# **###""#'## # *# #" ### " ""# *#*" # # '# * #" 45 *"#"$#%""&"# '# # 0 #" #'*- "*#' ## # *"#'# #&# #" ##"#** ###*## * #"" #" 6#7 i

3 00 " #,#"0 0 " #,#"8## 8# 0 #'"#" #,#"! 0 ## " # 9 "" #0 ##&,"#!#"8#0 : " 07 : " ; 8## < # '#&""< <0 #< < 97 " # " 0 ' # #9, *#" 5 ####- #; 9# #8" #< 0 9# #987 9# #94 $ % $$ 0 9 "# *"8###" #< 8## 5 #7 8#5 ###&,"#&#"#0 " #4': 8## ##&,"#&#"#<! # %& ' 0 9# #984 7 " ;0 *! *' 0 *,*>##; %,!#"?*; %,";; #@#";; 9 " "@#;; ";< ii

4 & /*0 & %A BC /* /, #'"# # 0AB; /* /, penelesaian sin untuk 0 < /* /, #'"# # 0A7 /*0 & %A# C A /* & %A #' ##' /* & % C A#' ##' /* 9# #" "#< /* 9# # 7 /* 9# #! /*0 9# #"!"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""" 7 iii

5 # $$ % % " # %%&%$ % " # $'%$ % % " # $$ $ % " Persamaan Diferensial Persamaan diferensial differential equation adalah persamaan ang melibatkan variabel-variabel tak bebas dan derivatif-derivatifna terhadap variabel-variabel bebas Berikut ini adalah contoh persamaan diferensial: d e sin d, " ' cos, u u u, t d d 4 Persamaan diferensial disingkat PD dibagi dalam dua kelas aitu biasa dan parsial Persamaan diferensial biasa ordinar differential equation adalah suatu persamaan diferensial ang melibatkan hana satu variabel bebas Jika diambil sebagai suatu fungsi satu variabel, dengan dinamakan variabel bebas dan dinamakan variabel tak bebas, maka suatu persamaan diferensial biasa disingkat PDB dapat dinatakan dalam bentuk n F,,,,, Jelas bahwa persamaan,, dan 4 adalah PDB, sedangkan adalah tidak Sebenarna, adalah suatu persamaan diferensial parsial partial differential equation Persamaan diferensial parsial disingkat PDP adalah suatu persaman diferensial ang melibatkan dua atau lebih variabel bebas Tingkat order dari persamaan diferensial didefinisikan sebagai tingkat dari derivatif tertinggi ang muncul dalam persamaan diferensial Sebagai contoh: d d a 6 0 adalah PDB tingkat, d d b t sin[ t] adalah PDB tingkat, c a adalah PDB tingkat, d t t adalah PDB tingkat,

6 u u e adalah PDP tingkat, u u u f adalah PDP tingkat t Dari persamaan di atas mudah dilihat mana ang merupakan variabel bebas atau variabel tak bebas Sebagai contoh, pada a variabel tak bebasna aitu, pada b variabel tak bebasna dalam t ang dinatakan secara eksplisit Pada c dan d dipilih variabel bebasna adalah sembarang tetapi biasana dianggap dan t Persamaan diferensial parsial e mempunai variabel tak bebas u u,, sedangkan pada f variabel tak bebasna aitu u u,, t Seringkali dinotasikan derivatif parsial dengan subscript tulisan di bawah garis, seperti kasus e dapat ditulis menjadi u u dan untuk f menjadi u tt u u Derajat degree dari suatu persamaan diferensial adalah pangkat dari suku derivatif tertinggi ang muncul dalam persamaan diferensial Sebagai contoh: a d d adalah PDB tingkat dua berderajat satu d d b 4 adalah PDB tingkat dua berderajat tiga u u u c adalah PDP tingkat dua berderajat dua Selanjutna pada buku ini hana akan dibahas mengenai persamaan diferensial biasa Kata-kata persamaan diferensial diartikan sebagai persamaan diferensial biasa kecuali keadaanna diperjelas bahwa ang dimaksud adalah persamaan diferensial parsial Suatu persamaan diferensial dengan sarat tambahan pada fungsi ang tidak diketahui dan derivatif-derivatifna, semua diberikan pada nilai ang sama untuk variabel bebas, merupakan suatu masalah nilai awal initial-value problem Sarat tambahan tersebut dinamakan sarat awal initial conditions Jika sarat tambahan diberikan pada lebih dari satu nilai variabel bebas, dinamakan masalah nilai batas boundar-value problem dan saratna dinamakan sarat batas Sebagai contoh, masalah e ;, adalah masalah nilai awal, sebab dua sarat tambahan diberikan pada π Masalah e ; 0, adalah suatu masalah sarat batas, sebab dua sarat tambahan diberikan pada nilai ang berbeda aitu dan, & #% Suatu persamaan diferensial adalah linear dalam himpunan satu atau lebih variabelvariabel tak bebas jika hana jika setiap suku persamaan ang memuat variabel-variabel tersebut atau derivatif-derivatifna adalah berderajat satu Suatu persamaan diferensial ang tidak linear dalam beberapa variabel tak bebas dikatakan tidak linear dalam variabel tersebut Suatu persamaan diferensial ang tidak linear dalam himpunan semua variabel tak bebas secara sederhana dikatakan tak linear Sebagai contoh:

7 Persamaan Diferensial Linearitas 4 cos Linear, biasa, dan tingkat 4 cos Tidak linear karena memuat u v u v sin u t d d sin t dt dt Linear dalam v tetapi tidak linear dalam u karena memuat sinu Jadi, persamaan adalah tidak linear Linear dalam setiap variabel tak bebas dan, tetapi tidak linear dalam himpunan {, } Jadi, persamaan adalah tidak linear," -#& # Persamaan diferensial tingkat dan secara umum dapat dituliskan seperti F,,, 5a F,,,, 5b dengan notasi ang jelas untuk persamaan tingkat tinggi, sehingga persamaan seringkalidiasumsikan dapat diselesaikan untuk derivatif tertinggi dan dituliskan f,, 6a f,, 6b 0 Suatu fungsi terdiferensial φ adalah penelesaian dari 5 pada interval J jika F, φ, φ, J Biasana suatu persamaan tingkat satu mempunai suatu keluarga penelesaian φ, c ang tergantung pada parameter tunggal c Suatu persamaan tingkat dua biasana mempunai dua parameter dalam keluarga penelesaianna, misalna φ, c, c Parameter-parameter tersebut adalah seperti konstanta-konstanta integrasi Selanjutna, suatu persamaan diferensial dikatakan berbentuk diferensial jika dituliskan sebagai M, d N, d 7 Suatu fungsi terdiferensial φ adalah penelesaian dari 8 jika substitusi ϕ, d ϕ d ke 7 membentuk identitas Suatu fungsi terdiferensial ψ adalah suatu penelesaian dari 8 jika substitusi ψ, d ψ d ke 7 membentuk identitas / Pada persamaan-persamaan berikut ini, klasifikasikan sebagai persamaan diferensial biasa PDB atau persamaan diferensial parsial PDP, berikan tingkatna Jika persamaan tersebut adalah PDB, natakan variabel bebas dan tak bebasna, dan juga natakan apakah persamaan itu linear atau tidak linear 4 t t t t t 4 d d

8 4 5 dr tan cos d r θ θ 6 sin t dθ dt 7 t d t sin t e 8 dt t d d dp cost 0 ap b p dt dt dt u u t t 4 t 4 t d 5 d 0 Buktikan bahwa sebuah atau beberapa fungsi ang diberikan adalah suatu penelesaian dari persamaan ang diberikan 6 ; e, ; e ; ln 9 6 ; e cos sin ; cos sin 6

9 # %&" # $$ %" # '%'*'%&" # &*&%&", Suatu persamaan diferensial biasa tingkat satu derajat satu adalah suatu persamaan ang memuat satu variabel bebas, biasana dinamakan, satu variabel tak bebas, d biasana dinamakan, dan derivatif Suatu persamaan diferensial tingkat satu derajat d satu dapat diambil dalam bentuk d d, f dengan f, adalah kontinu di dan Seringkali persamaan dituliskan dalam bentuk lain seperti M, d N, d Gambar : Keluarga kurva f k Suatu persamaan diferensial memberikan informasi tentang fungsi tak diketahui Penelesaian umum general solution dari suatu persamaan diferensial tingkat satu 5

10 6 adalah keluarga dari semua fungsi ang memenuhi persamaan Setiap fungsi dalam keluarga tersebut adalah suatu penelesaian khusus particular solution dari persamaan diferensial Dalam beberapa kasus, keluarga fungsi-fungsi akan tergantung oleh suatu konstanta k, dan grafik dari fungsi tersebut akan berbentuk suatu keluarga dari kurvakurva pada bidang XY tetapi tidak saling bersentuhan satu dengan ang lainna, seperti pada Gambar Selanjutna akan dibicarakan beberapa bentuk persamaan diferensial biasa tingkat satu derajat satu beserta metode elementer untuk menelesaikanna, 0 Suatu persamaan diferensial terpisahkan separable differential equation adalah suatu persamaan diferensial biasa tingkat satu ang secara aljabar dapat direduksi ke suatu bentuk diferensial baku dengan setiap suku tak nol memuat secara tepat satu variabel Sebagai contoh aitu fd gd, dengan penelesaianna tentu saja adalah f d g d k Persamaan diferensial adalah terpisahkan jika dapat dituliskan ke bentuk d P Q, d sedangkan jika persamaan diferensial diberikan dalam bentuk, maka persamaan diferensial ini dikatakan terpisahkan jika dapat dituliskan ke bentuk fgd Fgd 4 Suatu penelesaian umum untuk persamaan dapat ditemukan dengan lebih dahulu mengalikanna dengan d, selanjutna dibagi dengan Q dan diintegralkan: d P d k Q 5 Untuk persamaan 4, penelesaian dapat ditemukan dengan lebih dahulu membagina dengan hasil kali F G untuk memisahkan variabel dan selanjutna diintegralkan: f g d d k 6 F G Perlu dicatat bahwa bentuk 5 dan 6 sebenarna dapat dibawa ke bentuk ang sama menjadi M d N d k Berikut ini diberikan langkah-langkah untuk menelesaikan suatu persamaan diferensial terpisahkan ang diberikan dalam bentuk : Langkah Persamaan dituliskan dalam bentuk untuk menentukan Q, dan diselesaikan persamaan Q untuk memperoleh penelesaian konstan dari PD Langkah Digunakan beberapa operasi aljabar untuk memisahkan variabel dan selanjutna diintegralkan Jika mungkin, diselesaikan untuk sebagai fungsi dari Penelesaian ini biasana tergantung pada suatu konstanta k Langkah Dituliskan penelesaian umum untuk PD ang diperoleh pada langkah dan dengan memperhatikan apakah penelesaian konstan dapat diperoleh dari penelesaian pada Langkah

11 7 Langkah 4 Jika suatu nilai awal 0 0 diberikan, digunakan sarat tersebut untuk menemukan konstanta k dan penelesaian khusus dari masalah nilai awal Perlu dicatat bahwa mungkin penelesaian khususna adalah penelesaian konstan pada Langkah Untuk kasus Q dan Q 0 harus dilakukan secara terpisah pada langkah dan, sebab pembagian oleh Q pada langkah tidak dapat dilakukan untuk Q,, Selesaikan masalah nilai awal d, 5 d -#, Dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Langkah Diambil Q dan diselesaikan, diperoleh adalah penelesaian konstan untuk PD Langkah Memisahkan variabel dan mengintegralkan kedua sisi d k d ln k e Langkah Langkah 4 k ce, dengan c e jika > 0, dan c e jika < 0 Karena penelesaian konstan bisa diperoleh dari penelesaian pada Langkah dengan mengambil c, maka penelesaian umum untuk persamaan diferensial adalah: 5 ce Jadi, penelesaian khusus untuk PD: ce Disubstitusikan untuk dan 5 untuk pada penelesaian umum: c 5e 5e e 5e Grafik dari penelesaian khusus ditunjukkan pada Gambar k Gambar : Grafik penelesaian untuk 5,, Tentukan penelesaian umum untuk persamaan diferensial d sin d Selanjutna tentukan penelesaian khususna jika 0

12 8 -#, Dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Langkah Diambil Q dan diselesaikan, diperoleh adalah penelesaian konstan untuk PD Langkah d sin d d sin d k Langkah Langkah 4 cos k cos k Penelesaian umum untuk persamaan diferensial adalah: atau cos k, karena tidak bisa diperoleh dari penelesaian kedua Penelesaian konstan tidak memenuhi sarat awal Karena itu cos0 k 0 k k Jadi, penelesaian khusus untuk PD: cos, ang diilustrasikan pada Gambar Ini didefinisikan hana untuk π < < π dan menuju untuk mendekati π Gambar : Grafik penelesaian sin untuk 0,," Tentukan penelesaian khusus untuk d, d -#, Dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Langkah Diambil Q dan diselesaikan, diperoleh and Langkah Persamaan ditulis kembali menjadi d d Menggunakan teknik integrasi fungsi rasional, diperoleh ln k ln Langkah Penelesaian untuk persamaan diferensial adalah ± ln ln k

13 9 Gambar 4: Grafik penelesaian untuk Langkah 4 Disubstitusikan dan ke penelesaian Langkah, diperoleh k ln Penelesaian ang diberikan dalam bentuk implisit dituliskan kembali dalam bentuk eksplisit aitu dengan grafikna dinatakan pada Gambar 4,,$ Gerak suatu benda jatuh dalam suatu media penahan dinatakan dengan dv g bv dt ketika daa tahanna sebanding dengan kecepatan v Tentukan kecepatan setiap saat dengan persaratan v 0 -#, Dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Langkah Diselesaikan Qv g bv, diperoleh penelesaian konstan g v t b dv dv Langkah dt dt k g bv g bv ln g bv t k ln g bv b t k b Langkah b t k b t k bv e v g e g b Penelesaian konstan tidak bisa diperoleh dari penelesaian pada Langkah untuk suatu nilai k, maka penelesaian umum untuk persamaan diferensial adalah: g v t b b t k g e b

14 0 Langkah 4 Karena penelesaian konstan tidak memenuhi sarat awal, disubstitusi t dan v ke penelesaian pada Langkah, diperoleh g e bk bk g e e bk g b bk lng k ln g b Jadi persamaan kecepatan dari benda jatuh dinatakan dengan g bt v t e b,,! Selesaikan persamaan-persamaan diferensial di bawah ini dengan memisahkan variabel-variabel d a d d b d -#, a Karena tidak ada sehingga, maka tidak ada suatu penelesaian konstan untuk PD Selanjutna dicari penelesaian tak konstan Persamaan diferensial ditulis kembali menjadi b d d dan selanjutna diselesaikan sebagai berikut: d d d d 6k Seperti pada soal bagian a, persamaan tidak mempunai penelesaian konstan Selanjutna persamaan dapat ditulis kembali menjadi d d dan diselesaikan sebagai berikut: d d ln k ln k dengan k 6k,,' Selesaikan persamaan-persamaan diferensial berikut ini: a d d b d d -#, a Persamaan dibagi oleh menjadi d d Menggunakan teknik integrasi fungsi rasional, diperoleh k

15 b d d ln ln{ } k ln k ln k [ln k k ] k k [k k ] Persamaan dibagi oleh menjadi d d, dan diintegralkan sebagai berikut: d d k arctan arctan arctank [arctank k ] Dengan memisalkan arctan α, arctan β, arctank γ tanα, tanβ, tanγ k, diperoleh tan tan α β γ tanα β tanγ tan γ tan tan k k k Untuk menghindari kesalahan, penelesaian umum dapat diperiksa dengan diferensiasi Sebagai contoh, penelesaian untuk Contoh dapat diperiksa sebagai berikut d d cos cos sin cos sin sin /, Pada soal 40, tentukan penelesaian umum untuk persamaan diferensial sin e e e 8 cos 9 tan 0 sin, 0 4 8

16 5 sin p dt t cos p dp t 5t t 0 e d d d 9 dt b d a d 4 d d 5 d d 6 d d d d 7 d d 8 9 d d 0 cos d d d d e dr re d e dr re d d e d 5 sinh d cosh d 6 cos d sin d 7 sin d cos d 8 sin sin d cos cos d 9 sinh cos d cosh sin d 40 sin sinh d coscosh d Pada soal 4 60, selesaikan masalah nilai awal 4, 4, 0 ln 4, 44, 0 d 45, 46 e 4 sin, 4 d 47 e, 0 48, 49 4 d 9d, 50 d d, d e 5 d, 0 5, 0 54, , 0, 0 d t t, 0 dt, 58 d d 59 d d,,5 60 cos cos d sin sin d,,5,5, 7

17 ," %0 Suatu fungsi F, adalah fungsi homogen berderajat n dalam dan jika Fλ, λ λ n F, untuk setiap parameter λ Sebagai contoh: a F, adalah fungsi homogen berderajat 0 u v b G u, v adalah fungsi homogen berderajat u uv v u c H u, v adalah fungsi homogen berderajat u v Persamaan dinamakan persamaan diferensial dengan koefisien fungsi homogen jika M, dan N, adalah fungsi homogen berderajat sama, katakan n Lebih lanjut, jika persamaan tersebut dibawa ke bentuk, maka persamaan dapat dituliskan kembali menjadi d d M, M N, n N n,, f 7 Perlu dicatat bahwa ruas kanan tidak berubah apabila secara bersamaan diganti dengan a dan diganti dengan a Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menelesaikan persamaan tersebut: Langkah Dimisalkan u untuk 0, atau ekuivalen dengan u, d du dan derivatifna u atau d ud du d d Langkah Disubstitusikan persamaan pada Langkah ke persamaan diferensial dan dikelompokkan dalam dua suku diferensial d dan du sehingga akan diperoleh persamaan diferensial terpisahkan Langkah Diselesaikan persamaan diferensial terpisahkan Langkah 4 Disubstitusikan u ke persamaan ang diperoleh pada Langkah sebagai penelesaian untuk PD awal,", Selesaikan persamaan diferensial d d -#, M, Mλ, λ λ M,, N, Nλ, λ λ N, Oleh karena itu persamaan awal adalah persamaan diferensial dengan koefisien fungsi homogen, dan diselesaikan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Langkah Langkah Dimisalkan u, 0, dengan diferensialna d ud du Disubstitusikan persamaan dan d ke persamaan awal: u d uu d du u d u du u d du [PD Terpisahkan] u

18 4 Langkah Langkah 4 PD terpisahkan diselesaikan sebagai berikut: u d du k u ln ln u ln k [ln k k ] k u Disubstitusikan u, diperoleh penelesaian untuk PD awal: k Biasana jika N, lebih sederhana daripada M,, maka akan lebih disukai untuk menggunakan substitusi u Sebalikna, jika M, lebih sederhana daripada N,, digunakan substitusi w dengan 0,", Selesaikan persamaan diferensial d d -#, Langkah Dimisalkan w, 0, dengan d w d dw Langkah Disubstitusikan persamaan dan d ke PD awal, diperoleh wd dw w w d Langkah Langkah 4 dw w d dw d [karena 0] w PD pada Langkah diselesaikan sebagai berikut: dw d k w ln w w ln ln k [ln k k ] Disubstitusikan w k w w, diperoleh penelesaian untuk PD awal: k,"," Selesaikan persamaan diferensial -#, Persamaan dapat dituliskan kembali menjadi

19 5 Langkah Langkah Langkah Langkah 4 d d Dimisalkan u untuk 0, dengan derivatifna d du u d d Disubstitusikan persamaan pada Langkah ke PD di atas: du du u u d u u du d u d u u Diselesaikan PD terpisahkan pada Langkah, diperoleh k ln u ln ln k u Penelesaian umum untuk PD awal aitu k Secara khusus, terdapat suatu persamaan diferensial tak terpisahkan ang merupakan modifikasi dari persamaan 7, aitu d g h 8 d Dengan menggunakan substitusi ang sama akan diperoleh du g u h d ang juga terpisahkan: h du d g u,",$ Selesaikan persamaan diferensial cos -#, Langkah Dimisalkan u untuk 0, dengan derivatifna d du u Diambil g dan h cos d d Langkah Langkah Disubstitusikan persamaan pada Langkah ke PD awal: du cos udu cos d d u Diselesaikan PD terpisahkan pada Langkah, diperoleh u sin k u ± sin k

20 6 Langkah 4 Disubstitusikan u ke persamaan pada Langkah, diperoleh penelesaian umum untuk PD awal aitu k ± sin /," Pada soal, tentukan penelesaian umum untuk persamaan diferensial ang diberikan cos sec 4 5 tan 7 6 d d d 8 4 d d 9 sin 0 d dt t t 5 e 4 d dt t 4t Pada soal, selesaikan masalah nilai awal d 4, 4, 0,5 d 5 4, 4 6, d t, 8, dt t d, 0, d, 6, 4 4,$ % Pada persamaan, jika M, dan N, adalah fungsi linear dalam dan, maka persamaan tersebut dinamakan persamaan diferensial dengan koefisien fungsi linear Dengan kata lain, persamaan ini mempunai bentuk:

21 7 a b cd p q rd 9 dengan a, b, c, p, q, r R Berikut ini diperhatikan dua kasus beserta langkah penelesaianna: a b Kasus atau p q ka b untuk suatu k R p q Langkah Dimisalkan a b u, dengan diferensialna aitu du ad d b Langkah Disubstitusikan persamaan pada Langkah ke PD awal untuk memperoleh PD terpisahkan dalam dan u Langkah Diselesaikan PD terpisahkan Langkah 4 Disubstitusikan u a b ke penelesaian pada Langkah untuk memperoleh penelesaian PD awal a b Kasus atau p q ka b untuk setiap k R p q Langkah Dimisalkan u dan v dengan dan berturutturut adalah nilai dan ang merupakan penelesaian dari sistem persamaan linear a b c p q r Langkah Disubstitusikan persamaan dan pada Langkah beserta diferensialna, d du dan d dv, ke PD awal, untuk memperoleh PD koefisien fungsi homogen dalam u dan v Langkah Diselesaikan PD ang diperoleh dari Langkah Langkah 4 Disubstitusikan u dan v untuk memperoleh penelesaian PD awal,$, Selesaikan persamaan diferensial 9 d 6 9 d -#, Karena 6, PD diselesaikan dengan langkah-langkah seperti berikut: Langkah d du Dimisalkan u dengan d Langkah Disubstitusikan persamaan pada Langkah ke PD awal, diperoleh d du u 9 d u 9 0 u d u 9 Langkah du u 9 d du u Diselesaikan PD terpisahkan sebagai berikut: d u 9 u du k 6 du k u u 6lnu k [PD terpisahkan]

22 8 Langkah 4 Disubstitusikan u, diperoleh penelesaian umum untuk PD awal aitu 6ln k,$, Selesaikan persamaan diferensial 7 7 d 7 d -#, Karena 7 k 7 untuk sebarang k R, maka PD diselesaikan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Langkah Sistem persamaan linear mempunai penelesaian dan Karena itu dimisalkan u dan v dengan diferensialna d du dan d dv Langkah Disubstitusikan persamaan dan serta diferensialna di Langkah ke PD awal, diperoleh 7 u v du u 7v dv ang merupakan PD dengan koefisien fungsi homogen Langkah Diselesaikan PD pada Langkah sebagai berikut: Dimisalkan v tu, untuk t tu dan u 0, dengan dv tdu udt Selanjutna disubstitusikan ke PD, diperoleh 7 u tu du u 7tu tdu udt Langkah 4 t du u tdt 7u 7 7 7t du dt u t 7 u du 7t dt t 5 7 ln u ln [ t t ] k 7 ln u v v 5 ln u u ln 5 v v 7 ln u k u u 7 5 ln u v v k u u Disubstitusikan u dan v, diperoleh penelesaian umum untuk PD awal aitu k 5 k [ln k k] /,$ Pada soal 9, tentukan penelesaian umum dari persamaan diferensial ang diberikan

23 ,! Suatu persamaan diferensial berbentuk dinamakan persamaan diferensial eksak eact differential equation jika hana jika terdapat suatu fungsi f sehingga f M dan f N dalam keseluruhan suatu daerah Jadi, dipunai d f d f atau [ ] 0, f d Penelesaianna aitu k f, dengan k adalah konstanta sebarang Meskipun beberapa persamaan eksak mudah untuk dikenal dan diselesaikan, umumna tidak mungkin untuk mengatakan dengan pendugaan apakah suatu persamaan diferensial tingkat satu ang diberikan adalah eksak atau tidak Berikut ini adalah kriteria sederhana untuk keeksakan,!, Jika f M, dan f N, adalah kontinu, maka persamaan diferensial adalah eksak jika hana jika N M, Jika persamaan diferensial adalah eksak, maka terdapat suatu fungsi diferensial, f sehingga [ ] 0, f d Dipunai f M, dan f N, sebagai suatu sarat keeksakan Sebagai tambahan, jika M dan N terdiferensial, maka N f f M dengan derivatif parsial campuran dari f ada dan kontinu Karena itu, M dan N ada, kontinu, dan sama Untuk membuktikan kebalikan dari teorema, diasumsikan bahwa N M Karena itu terdapat fungsi f sehingga M f dan N f

24 0 Diambil pertama kali intergral M, terhadap, dan tergantung Diperkenalkan variabel t ang memberikan pernataan f, M t, dt c 0 0 Bukti akan lengkap jika dapat ditentukan c dan f N, Berdasarkan 0, diperoleh f M t, dt c' M t, dt c' 0 0 N t, dt c' 0 t N, N 0, c' f Jadi akan sama dengan N,, seperti ang diminta, jika c ' N 0,, ang berarti M Telah ditunjukkan bahwa jika Bukti lengkap c N 0, t dt 0 N, maka M t, dt f, N 0, t dt 0 Dengan menggunakan hipotesis ang sama, kita dapat membuktikan sarat cukup dari teorema di atas dengan pertama kali mengintegralkan N, terhadap, dan tergantung Dengan cara ini kita temukan fungsi g ang dinatakan oleh M t, dt 0 g, 0 N, t dt 0 Berikut ini akibat ang memberikan dua cara menuliskan penelesaian,!, Jika persamaan diferensial M, d N, d adalah eksak, maka untuk, dan sebarang titik,, 0 0 atau 0 M t, dt N 0, t dt 0 0 f, k M t, 0 dt N, t dt g, k adalah suatu penelesaian umum untuk persamaan diferensial Berikut ini langkah-langkah untuk menelesaikan PD eksak berbentuk Langkah Dituliskan fungsi diferensial f f M dan N

25 Langkah Diselesaikan f, M, d k, f, N, d k Langkah Dibandingkan kedua persamaan pada Langkah untuk menentukan k dan k sehingga diperoleh f, Langkah 4 Penelesaian umum untuk PD adalah f, k Untuk Langkah dan Langkah dapat dilakukan dengan cara lain seperti ang ditunjukkan pada bukti sarat cukup dari Teorema 5,!, Tunjukkan bahwa diferensial-diferensial berikut adalah eksak dan selesaikan persamaan diferensial ang berkorespondensi: a 9 d 4 d b e sin sin d e cos cos d -#, a Untuk persamaan ini, M M, 9 N N, 4, karena itu PD adalah eksak dan diselesaikan sebagai berikut: Langkah Fungsi diferensialna aitu f 9 f dan 4 Langkah f, 9 d k Langkah Langkah 4 4 d k f, Dengan membandingkan kedua persamaan di atas, diperoleh k dan k, karena itu f, Penelesaian umum untuk PD adalah k M b M, e sin sin e cos sin, N, e cos cos N e cos sin, karena itu PD adalah eksak Langkah Fungsi diferensialna aitu f f e sin sin dan e cos cos d Langkah f, e sin sin

26 Langkah Langkah 4 f, e sin cos k f e cos cos k f Dengan membandingkan persamaan pada Langkah dan, diperoleh k 0 atau k konstanta Karena itu, dipunai f, e sin cos k Penelesaian umum PD adalah e sin cos k /,! Pada soal, tentukan penelesaian umum untuk PD ang diberikan 4 d d cot d csc d 4 d d 4 5 e d e d 4 6 e d e d 7 cos 4 d sin d 8 e d e d d d 9 0 e e d d cos ln e cos d sin d 4 d d 5 e d d d d e 4 e 7 sin cos d d d d 6 cos sin d d 8 cos cos sin e d cos e d e d e e d 0 d 6 0 d cos cos sin sin Pada soal 4 0, tentukan penelesaian khusus untuk PD ang diberikan 4 e d e d cos sin, 0 π 5 tan 5 d sec d, 4 6 d d 7 d [ ln ] d, 4, 4 π d d

27 8 d d e, sin d cos d, 0 π 0 cos d sin d, 0,' M N Jika suatu persamaan diferensial berbentuk mempunai sifat maka persamaanna dinamakan persamaan diferensial tak eksak Seringkali, suatu persamaan diferensial tak eksak dapat diubah ke persamaan diferensial eksak dengan mengalikan keseluruhan persamaan dengan suatu faktor ang tepat, ang disebut faktor pengintegralan integrating factor Pengamatan berikut seringkali membantu dalam menemukan faktor pengintegralan: Jika suatu persamaan diferensial tingkat satu memuat kombinasi d d d, dicoba fungsi sebagai suatu pengali Jika suatu persamaan diferensial tingkat satu memuat kombinasi d d d, dicoba fungsi sebagai suatu pengali Jika suatu persamaan diferensial tingkat satu memuat kombinasi d d, dicoba atau sebagai suatu pengali Jika tidak, dicoba atau atau fungsi dari pernataan tersebut, sebagai suatu faktor integral, dengan mengingat: d d d ln, d d d tan Teorema berikut menunjukkan kemungkinan lain untuk menemukan faktor pengintegralan dari persamaan diferensial tak eksak bentuk,', M N a Jika adalah suatu fungsi dari saja, katakan f, maka N ep f d adalah suatu faktor pengintegralan N M b Jika adalah suatu fungsi saja, katakan g, maka M ep g d adalah suatu faktor pengintegralan, a Berdasarkan hipotesis, jika p adalah faktor pengintegralan ang tergantung pada variabel saja, maka

28 4 b p M, d p N, d adalah diferensial eksak Dari Teorema 5, dipunai sarat perlu M N d p pm pn p p N d Akhirna, diperoleh d p M N p p f d N ang mempuai suatu penelesaian umum Analog f p ep d Diberikan langkah-langkah untuk menelesaikan PD tak eksak bentuk : Langkah Dihitung M N M dan N Langkah Terdapat dua kasus M N Kasus : Dihitung N Jika pernataan ini adalah fungsi saja, maka dipilih faktor pengintegralan M N p ep d N N M Kasus : Dihitung M Jika pernataan ini adalah fungsi saja, maka dipilih faktor pengintegralan N M q ep d M Langkah Persamaan awal dikalikan dengan faktor pengintegralan dan diselesaikan persamaan baru eksak seperti pada subbab sebelumna,', Tentukan faktor pengintegralan dari persamaan di bawah ini dan selesaikan persamaan ang berkorespondensi -#, Langkah d d M, N, N M, M N Langkah Karena merupakan fungsi saja, maka faktor N pengintegralanna adalah Langkah d e p ep Persamaan awal dikalikan dengan p dan diselesaikan e d e d

29 5 Diambil fungsi diferensialna adalah f, dengan f i e f ii e Persamaan ii diintegralkan terhadap kemudian diderivatifkan terhadap : f, e k f e e k' iii e k' Dibandingkan persamaan i dan iii, diperoleh k ' atau dengan kata lain k konstanta Oleh karena itu, penelesaian umum untuk PD aitu e k /,' Pada soal 5, tentukan faktor pengintegralan ang merupakan suatu fungsi atau saja dan gunakan untuk mencari penelesaian persamaan diferensial d d d 6 d d d 4 5 d d 5 5 d d 6 d tan d 7 d d 8 d d 9 d d 0 d d cos 4 d sind d d e d e d 4 4 d d 5 d d Pada soal 6 9, gunakan faktor pengintegralan ang diberikan untuk mencari penelesaian umum persamaan diferensial 6 4 d 4d, p, 7 5 d d, p, 8 5 d 4 d, p, 9 d d, p, 0 Tunjukkan bahwa persamaan diferensial a bd b ad adalah eksak hana jika a b Jika a b, tunjukkan bahwa m n adalah faktor pengintegralan dengan b a m a b dan n a b a b

30 6,* Berdasarkan definisi, suatu persamaan diferensial tingkat satu dikatakan linear dalam jika tidak dapat memuat hasil kali, pangkat atau kombinasi nonlinear lainna dari atau Dipunai bentuk ang paling umum aitu d F G H 5 d atau muncul dalam bentuk ang lebih biasa seperti d P Q 6 d Jika P, maka persamaan dapat diselesaikan dengan integrasi langsung, atau jika Q, maka persamaan adalah terpisahkan,*, Persamaan 6 mempunai sebagai suatu faktor pengintegralan, P ep d d, maka persamaan dapat dituliskan dalam bentuk d P d P d e Q e d ang mempunai penelesaian P d P d e Q e d k 7 Jadi, dipunai langkah-langkah untuk menelesaikan suatu persamaan 6 Jika persamaan 6 dikalikan dengan ep P Prosedur berikut ini seringkali membantu dalam mencari penelesaian persamaan 6: Langkah Dihitung faktor pengintegralan Langkah Sisi kanan persamaan ang diberikan dikalikan dengan faktor tersebut dan sisi kiri dituliskan sebagai derivatif dari kali faktor pengintegralan Langkah Dintegralkan dan diselesaikan persamaan untuk,*, Selesaikan persamaan di bawah ini dengan metode faktor pengintegralan: d d a a b tan sec d d -#, d a a Persamaan ditulis kembali menjadi d a a Langkah Faktor pengintegralanna adalah ep d Langkah Persamaan dapat direduksi menjadi

31 7 Langkah a d d a a a a k a a d d a a k a a b Langkah Faktor integralna adalah ep tan d sec Langkah Langkah Persamaan direduksi menjadi d sec tan sec sec d d sec sec d Penelesaian umum untuk PD awal aitu sec tan k atau sin k cos /,* Selesaikan persamaan diferensial menggunakan metode faktor pengintegralan, > 0 4, > 0 e e cos sin, 8 sec tan, π < < π 9 tan, 0 sin cos e π < < π d e 4 d e e, > 0 d d 4 d 5 6 cot cos d d sin 7 cos t 8 dt t 9 e 0 4 d cos d Selesaikan masalah nilai awal berikut ini tan sin, 0 4, 5 t 4t t 4t, 0 π < < π, -0,, ##

32 8 Suatu persamaan diferensial Bernoulli mempunai bentuk d n P Q 8 d Secara jelas, untuk n atau maka persamaan adalah linear; sedangkan untuk nilai lainna maka persamaan adalah tidak linear Langkah Langkah Langkah-langkah untuk menelesaikan persamaan Bernoulli: Diperkenalkan variabel tak bebas n n z dengan z n n Persamaan 7 dikalikan dengan n, diperoleh n n n P n Q Menggunakan persamaan di Langkah akan didapatkan z n P z n Q 9 Langkah Berdasarkan rumus 7, diperoleh penelesaian untuk 9, aitu n P d n P d z e n Q e d k Langkah 4 Penelesaian umum dari persamaan 8 dapat dicari dengan mensubstitusikan n untuk z Jika n > 0, maka persamaan 8 juga mempunai penelesaian,, Selesaikan persamaan Bernoulli d d -#, Persamaan ditulis kembali menjadi d d Langkah Langkah Langkah Langkah 4 Dimisalkan n z dengan derivatifna d z d d z d d d d d Persamaan diferensial dikalikan dengan n, kemudian disubstitusikan z dan z akan didapatkan d z z d Penelesaian untuk persamaan di atas aitu d d z e e d k ln ln e e d k Disubstitusikan aitu n k z, diperoleh penelesaian umum untuk PD awal k

33 9,, 44 Persamaan diferensial Riccati mempunai bentuk d P Q R 0 d Secara jelas, jika R, maka persamaan menjadi persamaan Bernoulli Jika R 0, penelesaian umum dicari dengan langkah-langkah sebagai berikut: Langkah Diambil satu penelesaian khusus u biasana sudah diketahui, dan karena itu dipunai du P u Q u R d Langkah Disubstitusikan u dengan derivatifna z d d du d z u d d z d z d ke persamaan Riccati, diperoleh du d z P u Q u R d z d z z u P u Q u R z z z u P u P P Q u Q R z z z u P u Q u R P P Q z z z Karena, persamaan disederhanakan menjadi d z u z P P Q d z z z d z uzp P zq d Diperoleh persamaan diferensial tingkat satu z: d z up Q z P d Langkah Persamaan diselesaikan untuk z menggunakan rumus 7 Langkah 4 Disubstitusikan penelesaian z ke u untuk memperoleh z penelesaian umum PD awal,, Selesaikan persamaan Riccati d d dengan adalah penelesaian khususna -#, Langkah Dipunai suatu penelesaian khusus u

34 0 Langkah Langkah Langkah 4 Dimisalkan Karena itu persamaan Riccati direduksi menjadi z d z d z z z d d Penelesaian untuk persamaan di langkah aitu: d d z e e d k e e k ke Penelesaian umum untuk PD awal aitu ke /, Pada soal 0, tentukan penelesaian untuk persamaan diferensial Bernoulli ang diberikan a e Pada soal, gunakan penelesaian khusus ang diberikan untuk menentukan penelesaian umum persamaan diferensial Riccati,, 4 d cos sin, sin d cos e

35 / Pada soal 4, selesaikan persamaan diferensial tingkat satu dengan suatu metode ang cocok 4 4 d d d d 4 5 e d d 6 cos 7 8 d d 9 sin d d 0 d d d 4 d sin d d 4 d d e 6 cos 7 e 8 d e d 9 0 d d cos cos e d e d d d e e 4 d d 4 Pada soal 5 0, tentukan penelesaian khusus untuk persamaan diferensial ang memenuhi sarat batas ang diberikan 5 cos, e, e 7 sec sec, 0 4 8, 9, 0 tan sec cos, 0

36 " # & # 5 #** "# ", -# ",, Diketahui keluarga kurva pada bidang XY ang dinatakan oleh persamaan F,, k dengan k parameter Kurva ang memotong tegak lurus kurva-kurva tersebut dinamakan traektori ortogonal dari kurva F ",, Diberikan keluarga kurva m dan k ang disajikan pada satu sistem koordinat kartesius seperti Gambar di bawah ini Gambar : Keluarga kurva m dan k Terlihat bahwa suatu garis berpotongan dengan suatu lingkaran Garis arah antara lingkaran pada titik potong dan garis adalah saling tegak lurus atau ortogonal, karena itu kedua kurva dikatakan ortogonal di titik potongna Dengan kata lain garis lurus m adalah traektori ortogonal dari keluarga lingkaran tersebut Sebalikna dapat dikatakan juga bahwa setiap lingkaran merupakan traektori ortogonal dari garis m

37 Langkah-langkah menentukan traektori ortogonal untuk keluarga kurva F,, k : Langkah Ditentukan persamaan diferensial untuk keluarga kurva, aitu f,, k Langkah Disubstitusikan k F, untuk memperoleh persamaan diferensial implisit bagi F,, k berbentuk d f, d Langkah Dituliskan persamaan diferensial ang berkaitan untuk keluarga ortogonal, aitu d d f, Langkah 4 Diselesaikan persamaan diferensial baru Penelesaianna adalah keluarga traektori ortogonal ",, Tentukan keluarga traektori ortogonal dari keluarga kurva berikut ini a c b c -#, a Langkah Persamaan diferensial untuk keluarga kurva c aitu d c d Langkah Disubstitusikan c untuk memperoleh persamaan diferensial implisit: d d Langkah Persamaan diferensial untuk keluarga ortogonal aitu d d Langkah 4 Diselesaikan persamaan diferensial baru terpisahkan: d d d d k k k Jadi, persamaan traektori ortogonal untuk keluarga kurva c adalah k b Langkah Persamaan diferensial untuk keluarga kurva c: d c d Langkah Disubstitusikan c, diperoleh d d

38 4 Langkah Langkah 4 Persamaan diferensial untuk keluarga ortogonal aitu d d Diambil variabel baru u, maka dipunai d du u d d Karena itu, diperoleh du u du u u u d u d u Penelesaian konstanna aitu u u ang memberikan hasil u Penelesaian tak konstan dicari sebagai berikut: u du d u u Dengan metode integrasi fungsi rasional, dipunai u du d ln u ln u ln ln k u u u k u dengan k 0 Dengan mensubstitusikan kembali u, diperoleh persamaan traektori ortogonal untuk keluarga kurva c: k Gambar : Keluarga kurva c dan traektori ortogonalna

39 5 Gambar : Keluarga kurva c dan traektori ortogonalna ", #0% Beberapa bahan radioaktif mengalami disintegrasi ang berbanding lurus dengan banakna bahan ang ada pada saat itu Sebagai contoh, jika X adalah bahan radioaktif dan Nt adalah banakna bahan pada saat t, maka laju perubahan Nt terhadap waktu t adalah dn t kn t dt dengan k adalah konstanta positif k > 0 Dimisalkan N0 N 0 adalah banakna bahan mula-mula dari X, maka diperoleh N t N ep kt 0 Jelas bahwa dalam menentukan Nt diperlukan lebih dulu untuk mencari konstanta k ",, Diketahui bahwa setengah dari banak semula inti radioaktif mengalami disintegrasi dalam suatu periode 500 tahun a Berapa persen inti radioaktif semula akan tersisa setelah 4500 tahun? b Setelah berapa tahun hana sepersepuluh dari banak semula ang tersisa? -#, Diketahui bahwa untuk t 500 dipunai N N 0, karena itu Jadi a 500 N 0 N0e k k500 k500 e ln e ln 500 k ln ln k 500 t N 500 N N 0 ep t ln Sesaat setelah 4500 tahun, dipunai N0 N N 0 Jadi, sesaat setelah 4500 tahun maka inti radioaktif akan menjadi,5% dari semula 8

40 6 N 0 b Jika N, maka t t ln0 N 0 N ln0 ln t , ln Jadi, inti radioaktif akan menjadi sepersepuluh dari semula sesaat setelah 498,89 tahun "," & 0# Diandaikan Pt adalah banakna individu pada suatu populasi ang mempunai laju kelahiran dan kematian konstan berturut-turut β dan δ Dinamika suatu populasi dapat digambarkan oleh persamaan diferensial dp t kp t dt dengan k β δ ",", Pada suatu kultur bakteri tertentu, banakna bakteri mengalami kenaikan enam kali lipat dalam 0 jam Berapa lama akan diperoleh populasi menjadi dua kali lipatna -#, Dimisalkan Pt adalah banakna bakteri pada saat t, maka dp kp dt Dinotasikan P 0 adalah banak bakteri pada saat t, maka P P0 ep kt Karena P0 6P 0, maka dipunai ln6 6P 0 P 0 ep0k k 0 Karena itu ln6 t P t P0 ep 0 Selanjutna untuk Pt P 0, maka dipunai ln6 P t 0ln dan karena itu t ln6 P 0 0 ep 0 ",", Diandaikan bahwa ketika danau diisi dengan ikan, laju kelahiran dan kematian berturut-turut β dan δ berbanding terbalik dengan P a Tunjukkan bahwa kt P t P b Jika P 0 0 dan setelah 6 bulan terdapat 69 ikan di dalam danau, maka berapakah banakna ikan dalam danau tersebut setelah tahun? -#, a Waktu diukur dalam bulan Karena β dan δ berbanding terbalik dengan P maka terdapat k dan k sehingga 0

41 7 b k k dan P P Dari persamaan diperoleh dp k P dt dengan k k k Persamaan ini mempunai penelesaian umum P t kt C Jika P0 P 0, maka dari persamaan ini diperoleh P t kt P Karena itu 0 kt P t P 4 Jika P 0 0 dan P6 69, maka dari persamaan 4 diperoleh 0 69 k k Karena itu P ",$ & %6 Berdasarkan hukum pendinginan Newton, laju perubahan waktu dari temperatur Tt untuk suatu benda ang diletakkan pada suatu media bertemperatur konstan A adalah sebanding dengan A T Ini berarti bahwa dt k A T dt dengan k adalah konstanta positif ",$, Suatu tempat berisi susu mentega dengan temperatur awal 5 C didinginkan dengan pengaturan temperatur pada 0 C Diandaikan bahwa temperatur susu mentega mengalami penurunan sampai 5 C setelah 0 menit Kapan akan menjadi 5 C? -#, Dicatat bahwa A, T0 5, T0 5 Dinotasikan t adalah waktu ketika Tt 5 Berdasarkan hukum pendinginan Newton dt kt dt Penelesaian umum untuk persamaan ini adalah Tt Cep kt Berdasarkan sarat awal T0 5, dipunai C 5 dan Tt 5ep kt Berikutna dicari konstanta k Karena T0 5 5ep 0k maka dipunai k untuk temperatur adalah ln 5 T t 5ep t 0 Selanjutna dapat dicari t : ln 5 0 ln5 T t 5 5ep t t 60 0 ln 5 ln 5 0 Rumus

42 8 ",! %0 Rangkaian listrik paling sederhana adalah rangkaian seri Dalam rangkaian ini dipunai satu sumber tegangan listrik gaa elektromotif seperti generator, aki atau batere, dan sebuah resistor, ang memanfaatkan energi, misalna lampu listrik Gambar 4 Sumber I Resistor Sakelar Gambar 4: Rangkaian listrik sederhana Kalau sakelar ditutup, arus I akan mengalir melalui resistor, dan ini akan menebabkan turunna tegangan, sehingga mengakibatkan terjadina perbedaan tegangan antara kedua ujung resistor Percobaan menunjukkan berlakuna hukum berikut: Selisih tegangan E R antara kedua ujung resistor sebanding dengan kuat arus I E R RI 5 Konstanta kesebandingan R disebut tahanan resistor Kuat arus I diukur dalam ampere, tahanan R dalam ohm, dan tegangan E R dalam volt Dua elemen penting lainna dalam rangkaian ang lebih rumit adalah induktor dan kapasitor Percobaan telah menghasilkan hukum berikut: Selisih tegangan E L antara kedua ujung induktor sebanding dengan laju perubahan kuat arus I terhadap waktu di E L L 6 dt Konstanta kesebandingan L disebut induktansi dan diukur dalam henr; waktu t diukur dalam detik Selisih tegangan E C antara kedua ujung kapasitor sebanding dengan muatan listrik Q dalam kapasitor E C Q 7 C Konstanta C disebut kapasitansi dan diukur dalam farad; muatan Q diukur dalam coulomb Karena I t maka t EC I t dt 8 C t0 Arus It dalam suatu rangkaian dapat ditentukan melalui penelesaian persamaanpersamaan ang diperoleh dari penerapan hukum tegangan Kirchoff: Jumlah semua selisih tegangan dalam suatu rangkaian tertutup adalah nol, atau selisih tegangan antara kedua ujung rangkaian sama dengan jumlah selisih tegangan di tempat lain dalam rangkaian tersebut dq dt

43 9 ",!, R Et L Gambar 5: Rangkaian RL Untuk rangkaian RL dalam Gambar 5 dan berdasarkan hukum tegangan Kirchoff serta 5 dan 6, diperoleh: di L RI Et 9 dt Kasus A Jika Et E 0 konstanta, maka dari 9 diperoleh PD: di R E0 I dt L L PD diselesaikan dengan faktor integral aitu: R It dt R dt e L E e L dt k L 0 E 0 R ke Rt L 0 Suku ang terakhir mendekati nol jika t menuju tak hingga, sehingga It mendekati E nilai batas 0 Setelah waktu ang cukup lama, I praktis akan menjadi konstan pada R nilai ang tidak tergantung pada k, jadi tidak tergantung pada sarat awal ang mungkin telah diberikan Penelesaian khusus untuk sarat awal I0 adalah E R 0 t It e L R dengan R L disebut konstanta waktu induktif Kasus B Jika E t E0 sint, maka dari 9 diperoleh PD: di R E0 I sint dt L L PD diselesaikan dengan faktor integral aitu: R dt R dt I t e L E0 sin t e L dt k L dan dengan integrasi parsial diperoleh penelesaian umum: Rt E I t ke L 0 R sint L cost R L Suatu sistem listrik atau dinamis dikatakan berada dalam keadaan stabil stead state jika peubah-peubah ang menjelaskan perilakuna merupakan fungsi periodik dari waktu atau konstan, sedangkan sistem dikatakan dalam keadaan peralihan transient state atau keadaan tidak stabil jika sistem tidak dalam keadaan stabil Peubah ang

44 40 menggambarkan keadaan itu masing-masing disebut fungsi keadaan stabil dan fungsi peralihan E Pada Kasus A, fungsi 0 merupakan fungsi keadaan stabil atau penelesaian R keadaan stabil untuk 9, sedangkan dalam Kasus B penelesaian keadaan stabilna adalah suku terakhir dalam persamaan ",!, Pada rangkaian RL, jika diketahui R ohm, L henr, Et sin5t volt I0 6 ampere, maka menggunakan rumus, diperoleh t It ke 0 sin 5t 50cos5t 50 Selanjutna menggunakan sarat awal, diperoleh Jadi ",!, 6 k k t It e sin 5t 50cos5t R Et C Gambar 6: Rangkaian RC Dengan mengaplikasikan hukum tegangan Kirchoff dan 5, 7 pada rangkaian RC dalam Gambar 6, diperoleh persamaan di de R I dt C dt ang mempunai penelesaian umum t t de I t e RC e RC dt k R dt de Kasus A Jika E konstanta, maka, dan menjadi dt I t k e 4 dengan RC disebut konstanta waktu kapasitif untuk rangkaian tersebut Kasus B Jika E t E0 sint, maka de E0 cost dt Selanjutna disubstitusikan ke dan dengan integrasi parsial diperoleh: t RC

45 4 t E C It ke RC 0 cost RC sint 5 RC Suku ang pertama akan terus turun dengan naikna t, sedangkan suku kedua menggambarkan arus keadaan stabil ",!, Diketahui rangkaian RC dengan R ohm, C farad, dan E t 6sint volt 6 Arus It pada rangkaian dihitung menggunakan rumus 5, aitu It ke t cost sint Jika diketahui I0, maka k dan It e t cost sint /" Pada soal 4, carilah traektori ortogonal untuk kurva ang diberikan Selanjutna gambarkan grafik sebagian kurva dan traektorina C C k C 4 C 5 C 6 ln C 7 C 8 C 9 Ce 0 C C C C 4 C C 5 Diambil Qt sebagai banakna substansi suatu radioaktif pada waktu t Diamati secara eksperimental dengan alat pengukur banakna radiasi Geiger Counter bahwa laju pada saat suatu sampel meluruh adalah berbanding lurus dengan banakna substansi saat itu Diandaikan bahwa substansi awalna adalah 00 gram dan setelah 7 hari ang tertinggal hana 50 gram Tentukan Q sebagai fungsi dari t 6 Diambil Qt sebagai banakna substansi suatu radioaktif pada waktu t Diamati secara eksperimental dengan alat pengukur banakna radiasi Geiger Counter bahwa laju pada saat suatu sampel meluruh adalah berbanding lurus dengan banakna substansi saat itu Diandaikan bahwa sejumlah tertentu ditempatkan dalam suatu container dan setelah 0 tahun banakna telah berkurang 0,0% Berapa persen dari jumlah aslina ang akan tersisa setelah 5 tahun

46 4 7 Waktu paruh aktif Cobalt adalah 5,7 tahun Diandaikan bahwa suatu kecelakaan nuklir pada suatu daerah tertentu mempunai tingkat radiasi Cobalt 00 kali tingkat ang dapat diterima untuk habitat manusia Berapa lama daerah tersebut dapat didiami? 8 Suatu zat radioaktif meluruh secara eksponensial Banakna zat dalam suatu 0,05t sampel adalah P t 40e mg setelah t tahun Tentukan waktu paruhna 9 Radioaktif Carbon-4 meluruh secara eksponensial Waktu paruh Carbon-4 adalah 570 tahun Radioaktif tersebut terkumpul dalam tanaman ketika mereka bertumbuh, dan meluruh setelah tanaman mati Suatu sampel tulang terdiri 0% dari jumlah Carbon-4 asli Berapakah umur sampel tersebut? 0 Dalam kehidupan sel terdapat suatu bahan reaksi Y ang mempunai reaksi kimia Y Y Y dengan Y hilang secara cepat Diambil t adalah banakna bahan reaksi d kimia Y pada saat t, dan diketahui bahwa 0, dengan dalam miligram dan dt t dalam menit Ketika percobaan dimulai pada saat t, suatu sistem terdiri 0 miligram Y Natakan banakna setelah waktu t Suatu koloni bakteri bertumbuh secara eksponensial Diambil Pt sebagai ukuran populasi ang diukur dalam miligram Diandaikan pada saat t jam populasina adalah 0 mg, ketika t jam populasina adalah 6 mg a Natakan populasi untuk setiap saat b Perkirakan populasina ketika t 5 jam Suatu koloni bakteri bertumbuh secara eksponensial Diambil Pt sebagai ukuran populasi ang diukur dalam miligram Diandaikan pada saat t jam populasina adalah 0 mg, daan menjadi dua kali lipatna ketika t,5 jam a Natakan populasi untuk setiap saat b Perkirakan populasina ketika t 6 jam Suatu populasi serangga dalam suatu daerah meningkat pada laju ang sebanding dengan populasina pada saat itu Dengan meniadakan faktor luar, populasi berkembang tiga kali lipat dalam waktu dua minggu Pada suatu hari terdapat migrasi 5 serangga ke daerah tersebut dan 6 dimakan oleh populasi burung lokal dan 7 meninggal karena alam Jika mula-mula terdapat 00 serangga dalam daerah itu, apakah populasi akan bertahan? Jika tidak, kapan mereka semua akan mati? 4 Suatu obat X sedang diatur melalui urat nadi sebanak 6 mg per jam Ginjal memindahkan obat atau racun dari aliran darah dengan laju 0% dari jumlah ang diberikan ketika waktu t ang diukur dalam jam Ketika perawatan dimulai pada waktu t, badan tidak berisi obat X a Tentukan banakna obat dalam darah pada saat t b Tingkat kandungan dari obat terjadi ketika darah terdiri paling sedikit 5 mg Kapan tingkat kandungan terjadi pertama kali? 5 Diandaikan bahwa temperatur suatu cangkir kopi mengikuti hukum pendinginan Newton Jika kopi mempunai temperatur 00 F ketika baru saja dituangkan, dan menit sesudahna telah dingin sampai 90 F dalam suatu ruang pada 70 F, tentukan kapan kopi mencapai temperatur 50 F 6 Diandaikan bahwa suatu maat ditemukan dalam suatu ruang hotel pada tengah malam ang bertemperatur 80 F Suhu ruangan tetap pada 60 F Dua jam kemudian temperatur maat turun sampai 75 F Tentukan waktu kematian

47 4 7 Untuk rangkaian RL pada Gambar 5, tentukan arus It jika diketahui R 0 ohm, L,5 henr, E 0 volt, dan I0 8 Tentukan persamaan untuk arus It dalam rangkaian RL pada Gambar 5 jika I0 0, E 0 volt, R 550 ohm, dan L 4 henr Kapan arus mencapai 90% dari nilai batasna? 9 Tentukan kuat arus dalam rangkaian RL pada Gambar 5 jika R ohm, L henr, dan Et volt untuk 0 t detik, Et untuk t > detik, dengan sarat awal I0,5 ampere 0 Tentukan kuat arus dalam rangkaian RL pada Gambar 5 jika R ohm, L henr, dan Et 6 volt untuk 0 t 0 detik, Et untuk t > 0 detik, dengan sarat awal I0 6 ampere Tentukan kuat arus dalam rangkaian RL pada Gambar 5 jika R ohm, Et 4 volt, Lt 00 t henr untuk 0 t 00 detik, Lt untuk t > 00 detik, dengan sarat awal I0 ampere Tentukan kuat arus It dalam rangkaian RC pada Gambar 6 jika R 0 ohm, C 0,0 farad, dan Et sin4t volt, dengan sarat awal I0 ampere Tentukan kuat arus It dalam rangkaian RC pada Gambar 6 jika E 0 volt, C 0,5 farad, dan R berubah-ubah menurut rumus R 00 t ohm pada 0 t 00 detik, R pada t > 00 detik, dengan sarat awal I0 ampere Untuk soal 4 8, carilah penelesaian keadaan stabil untuk 5 jika R 50 ohm, C 0,04 farad, dan Et sama dengan sint 6 0cos4t 7 00cost 5sint 00cos4t 5sin4t 8 50 e t 0sinπt

48 $ % # %%" # % %%" # $'' %, " # % %" # %!*- " # % % $ " Pada umumna persamaan tingkat dua atau tingkat tinggi lebih sulit untuk diselesaikan daripada persamaan tingkat satu, dengan demikian akan dikonsentrasikan terutama pada kasus paling sederhana dari persamaan linear dengan koefisien-koefisien konstan Pertama kali akan diperlihatkan dua kasus tak linear ang khusus $, %%, & -4#%& & 7#, Diberikan persamaan diferensial tingkat dua dalam bentuk F, dengan F, adalah fungsi kontinu Untuk menelesaikan persamaan diferensial jenis tersebut dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Langkah Diambil z, dengan z z, maka dipunai z Langkah PD direduksi ke persamaan diferensial tingkat satu menjadi z F, z dan diselesaikan untuk z Langkah Disubstitusikan kembali z dan diselesaikan untuk Penelesaian akhir akan mempunai dua konstanta sebarang, katakan k dan k Pada umumna hal ini adalah merupakan kasus dari semua persamaan tingkat dua Dengan dua konstanta sebarang maka diperlukan dua sarat untuk mendapatkan suatu penelesaian tunggal Terdapat dua jenis sarat: Sarat awal: 0 a dan 0 b, ang menetapkan suatu nilai dan kemiringan fungsi di suatu titik tunggal Sarat batas: a dan b, ang menetapkan suatu nilai untuk setiap dua titik berbeda 44

49 !" 45 $,, Selesaikan masalah nilai batas untuk, dan -#, Langkah Diambil z, maka dipunai z Langkah Persamaan awal direduksi dan diselesaikan: dz d z z lnz ln k z k z Langkah k k ln k Langkah 4 Karena dan, maka k dan k ln k k ln ln Jadi ln $,," Selesaikan persamaan -#, Langkah Diambil z, maka dipunai z Langkah Persamaan awal direduksi dan diselesaikan: z z z z z Langkah ep d k k d d arctan ln ln k k ep dd k, & -4#%& & 7##, Diberikan persamaan diferensial tingkat dua dalam bentuk F, F, adalah fungsi kontinu Untuk menelesaikan persamaan diferensial dengan jenis tersebut dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Langkah Diambil p, dengan p p, maka dipunai d p d p d d p p 4 d d d d

50 !" 46 Langkah Persamaan diferensial direduksi ke tingkat satu menjadi dp p F, p 5 d dan diselesaikan untuk p Langkah Disubstitusikan kembali p dan diselesaikan untuk $,,$ Selesaikan persamaan diferensial berikut ini dengan reduksi tingkat: -#, dp Langkah Diambil p, maka dipunai p d Langkah Persamaan awal direduksi dan diselesaikan: p dp p d dp p d i p, atau Langkah dp k ii dp d p d d Disubstitusikan p, diperoleh d i k, atau d d d ii k d k tan k k k k tan k kk Jadi penelesaian umum untuk PD aitu k k tan k k4 dengan k k dan k 4 k k $,,! Selesaikan persamaan diferensial berikut ini dengan reduksi tingkat: e -#, dp Langkah Diambil p dan dipunai p d Langkah Persamaan awal direduksi dan diselesaikan: dp dp p e p p d e p d i p, atau

51 !" 47 Langkah dp ii e p d Disubstitusikan i k, atau d ii d e dp e d p d p, diperoleh d e k d d k Jadi penelesaian umum untuk PD aitu k e k 4 p e k e k 4 k k $,,' Selesaikan persamaan diferensial -#, dp Langkah Diambil p dan dipunai p d Langkah Persamaan awal direduksi dan diselesaikan: p dp p d dp p p d i p, atau dp dp e ii p d d p p k d Langkah Disubstitusikan p, diperoleh d i k, atau d e ii k e d kd e k k d k k ln Jadi penelesaian umum untuk PD aitu k k ln /$, Untuk soal 6, selesaikan persamaan diferensial dengan reduksi tingkat tanh k 7 8

BAB 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDER SATU

BAB 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDER SATU BAB PERSAAA DIFERESIAL ORDER SATU PEDAHULUA Persamaan Diferensial adalah salah satu cabang ilmu matematika ang banak digunakan dalam memahami permasalahan-permasalahan di bidang fisika dan teknik Persamaan

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE I. Nurdinintya Athari

PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE I. Nurdinintya Athari PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE I Nurdininta Athari Definisi PERSAMAAN DIFERENSIAL Persamaan diferensial adalah suatu persamaan ang memuat satu atau lebih turunan fungsi ang tidak diketahui. Jika persamaan

Lebih terperinci

Persamaan Diferensial Orde Satu

Persamaan Diferensial Orde Satu Modul Persamaan Diferensial Orde Satu P PENDAHULUAN Prof. SM. Nababan, Ph. ersamaan Diferensial (PD) adalah salah satu cabang matematika ang banak digunakan untuk menjelaskan masalah-masalah fisis. Masalahmasalah

Lebih terperinci

perpindahan, kita peroleh persamaan differensial berikut :

perpindahan, kita peroleh persamaan differensial berikut : 1.1 Pengertian Persamaan Differensial Banyak sekali masalah terapan (dalam ilmu teknik, ilmu fisika, biologi, kimia, sosial, dan lain-lain), yang telah dirumuskan dengan model matematika dalam bentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB VIII PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD)

BAB VIII PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD) BAB VIII PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD) Banak masalah dalam kehidupan sehari-hari ang dapat dimodelkan dalam persamaan diferensial. Untuk menelesaikan masalah tersebut kita perlu menelesaikan pula persamaan

Lebih terperinci

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran. 4 INTEGRAL Definisi 4.0. Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika untuk setiap D. F () f() Fungsi integral tak tentu f dinotasikan dengan f ( ) d dan f () dinamakan

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU PDB orde satu dapat dinyatakan dalam: atau dalam bentuk: Penyelesaian PDB orde satu dengan integrasi secara langsung Jika PDB dapat disusun dalam bentuk,

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU PDB orde satu dapat dinyatakan dalam: atau dalam bentuk: = f(x, y) M(x, y) + N(x, y) = 0 Penyelesaian PDB orde satu dengan integrasi secara langsung Jika

Lebih terperinci

DIKTAT. Persamaan Diferensial

DIKTAT. Persamaan Diferensial Diktat Persamaan Diferensial; Dwi Lestari, M.S. 3 DIKTAT Persamaan Diferensial Disusun oleh: Dwi Lestari, M.S email: dwilestari@un.a.id JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

digunakan untuk menyelesaikan integral seperti 3

digunakan untuk menyelesaikan integral seperti 3 Bab Teknik Pengintegralan BAB TEKNIK PENGINTEGRALAN Rumus-rumus dasar integral tak tertentu yang diberikan pada bab hanya dapat digunakan untuk mengevaluasi integral dari fungsi sederhana dan tidak dapat

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN TINGKAT SATU DERAJAT SATU

BAB II PERSAMAAN TINGKAT SATU DERAJAT SATU BAB II PERSAAA TIGKAT SATU DERAJAT SATU Standar Kompetensi Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami ara-ara menentukan selesaian umum persamaan diferensial tingkat satu

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Integral dan Persamaan Diferensial

Sudaryatno Sudirham. Integral dan Persamaan Diferensial Sudaratno Sudirham Integral dan Persamaan Diferensial Bahan Kuliah Terbuka dalam format pdf tersedia di www.buku-e.lipi.go.id dalam format pps beranimasi tersedia di www.ee-cafe.org Bahasan akan mencakup

Lebih terperinci

Diferensial dan Integral

Diferensial dan Integral Open Course Diferensial dan Integral Oleh: Sudaratno Sudirham Pengantar Setelah kita mempelajari fungsi dan grafik, ang merupakan bagian pertama dari kalkulus, berikut ini kita akan membahas bagian kedua

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI MODUL MATEMATIKA II Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI DEPARTEMEN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL KATA PENGANTAR Puji sukur kehadirat Allah SWT

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL A. PENGERTIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Dalam pelajaran kalkulus, kita telah berkenalan dan mengkaji berbagai macam metode untuk mendiferensialkan suatu fungsi (dasar). Sebagai

Lebih terperinci

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran. 4 INTEGRAL Definisi 4. Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika untuk setiap D. F () f() Fungsi integral tak tentu f dinotasikan dengan f ( ) d dan f () dinamakan

Lebih terperinci

Solusi Analitis Persamaan-persamaan Diferensial Orde-1 dengan Metode Analitis Persamaan Diferensial dengan konfigurasi VARIABEL TERPISAH

Solusi Analitis Persamaan-persamaan Diferensial Orde-1 dengan Metode Analitis Persamaan Diferensial dengan konfigurasi VARIABEL TERPISAH Solusi Analitis Persamaan-persamaan Diferensial Orde- dengan Metode Analitis.. Persamaan Diferensial dengan konfigurasi VARIABEL TERPISAH a. Bentuk Umum: f ( ) g( ), f dan g fungsi sembarang. b. Metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar ang akan digunakan sebagai landasan berpikir seperti beberapa teorema dan definisi ang berkaitan dengan penelitian ini. Dengan begitu

Lebih terperinci

MATEMATIKA TEKNIK 2 S1-TEKNIK ELEKTRO. Mohamad Sidiq

MATEMATIKA TEKNIK 2 S1-TEKNIK ELEKTRO. Mohamad Sidiq MATEMATIKA TEKNIK 2 S1-TEKNIK ELEKTRO REFERENSI E-BOOK REFERENSI ONLINE SOS Mathematics http://www.sosmath.com/diffeq/diffeq.html Wolfram Research Math World http://mathworld.wolfram.com/ordinarydifferentialequation.h

Lebih terperinci

BAB VI INTEGRAL TAK TENTU DAN PENGGUNAANNYA

BAB VI INTEGRAL TAK TENTU DAN PENGGUNAANNYA BAB VI INTEGRAL TAK TENTU DAN PENGGUNAANNYA Jika dari suatu fungsi kita dapat memperoleh turunannya, bagaimana mengembalikan turunan suatu fungsi ke fungsi semula? Operasi semacam ini disebut operasi balikan

Lebih terperinci

Adalah : hubungan antara variabel bebas x, variabel

Adalah : hubungan antara variabel bebas x, variabel Adalah : hubungan antara variabel bebas, variabel Bentuk Umum : bebas dan turunanna. d d F(,,, n d,..., ) n Persamaan differensial (PD) menatakan hubungan dinamik, maksudna hubungan tersebut memuat besaran

Lebih terperinci

Persamaan Diferensial Biasa

Persamaan Diferensial Biasa Persamaan Diferensial Biasa Pendahuluan, Persamaan Diferensial Orde-1 Toni Bakhtiar Departemen Matematika IPB September 2012 Toni Bakhtiar (m@thipb) PDB September 2012 1 / 37 Pendahuluan Konsep Dasar Beberapa

Lebih terperinci

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL A. PENGERTIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Dalam pelajaran kalkulus, kita telah berkenalan dan mengkaji berbagai macam metode untuk mendiferensialkan suatu

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Tujuan Pembelajaran Umum: 1 Mahasiswa mampu memahami konsep dasar persamaan diferensial 2 Mahasiswa mampu menggunakan konsep dasar persamaan diferensial untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat satu atau lebih turunan fungsi yang tidak diketahui.

Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat satu atau lebih turunan fungsi yang tidak diketahui. 1 Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat satu atau lebih turunan fungsi yang tidak diketahui. Jika persamaan diferensial memiliki satu peubah tak bebas maka disebut Persamaan Diferensial

Lebih terperinci

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kalkulus 1 Dosen Pengampu : Muhammad Istiqlal, M.Pd Disusun Oleh : 1. Sufi Anisa (23070160086)

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral ii Darpublic BAB 9 Turunan Fungsi-Fungsi (1 (Fungsi Mononom, Fungsi Polinom 9.1. Pengertian Dasar Kita telah melihat bahwa apabila

Lebih terperinci

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Fungsi Peubah Banak Prof. Dr. Bambang Soedijono PENDAHULUAN D alam modul ini dibahas masalah Fungsi Peubah Banak. Dengan sendirina para pengguna modul ini dituntut telah menguasai pengertian mengenai

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I 1. Pendahuluan Pengertian Persamaan Diferensial Metoda Penyelesaian -contoh Aplikasi 1 1.1. Pengertian Persamaan Differensial Secara Garis Besar Persamaan

Lebih terperinci

MATERI 2 MATEMATIKA TEKNIK 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU

MATERI 2 MATEMATIKA TEKNIK 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU MATERI 2 MATEMATIKA TEKNIK 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU 1 Persamaan diferensial orde satu Persamaan diferensial menyatakan hubungan dinamik antara variabel bebas dan variabel tak bebas, maksudnya

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Persamaan Diferensial Orde II

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Persamaan Diferensial Orde II Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Persamaan Diferensial Orde II [MA4] PDB Orde II Bentuk umum : y + p(x)y + g(x)y = r(x) p(x), g(x) disebut koefisien jika r(x) = 0, maka Persamaan

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 1 www.darpublic.com 1. Turunan Fungsi Polinom 1.1. Pengertian Dasar Kita telah melihat bahwa apabila koordinat dua titik ang terletak pada suatu garis lurus diketahui, misalna [ 1, 1

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde II

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde II Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika Persamaan Diferensial Orde II PDB Orde II Bentuk umum : y + p(x)y + g(x)y = r(x) p(x), g(x) disebut koefisien jika r(x) = 0, maka

Lebih terperinci

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI BAB I. SISTEM KRDINAT, NTASI & FUNGSI (Pertemuan ke 1 & 2) PENDAHULUAN Diskripsi singkat Pada bab ini akan dijelaskan tentang bilangan riil, sistem koordinat Cartesius, notasi-notasi ang sering digunakan

Lebih terperinci

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut.

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut. 3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE SATU

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE SATU PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE SATU Definisi: Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel independen x, suatu variabel dependen y, dan satu atau lebih turunan y terhadap

Lebih terperinci

Kuliah PD. Gaya yang bekerj a pada suatu massa sama dengan laju perubahan momentum terhadap waktu.

Kuliah PD. Gaya yang bekerj a pada suatu massa sama dengan laju perubahan momentum terhadap waktu. Kuliah PD Pertemuan ke-1: Motivasi: 1. Mekanika A. Hukum Newton ke-: Gaya yang bekerj a pada suatu massa sama dengan laju perubahan momentum terhadap waktu. Misalkan F: gaya, m: massa benda, a: percepatan,

Lebih terperinci

Pada integral diatas, dalam mencari penyelesaiannya, pertama diintegralkan terlebih dahulu terhadap x kemudian diintegralkan lagi terhadap y.

Pada integral diatas, dalam mencari penyelesaiannya, pertama diintegralkan terlebih dahulu terhadap x kemudian diintegralkan lagi terhadap y. PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dibahas perluasan integral tertentu ke bentuk integral lipat dua dari fungsi dua peubah Akan dibahas bentukbentuk integral lipat dalam koordinat kartesius koordinat kutub

Lebih terperinci

BERBAGAI MODEL MATEMATIKA BERBENTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU

BERBAGAI MODEL MATEMATIKA BERBENTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU BERBAGAI MODEL MATEMATIKA BERBENTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU Budiyono Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Untuk mengetahui peranan matematika dalam

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MODEL RANGKAIAN LISTRIK RL DAN RC SERI Oleh: 1 Ir. SIGIT KUSMARYANTO, M.Eng.

PENYELESAIAN MODEL RANGKAIAN LISTRIK RL DAN RC SERI Oleh: 1 Ir. SIGIT KUSMARYANTO, M.Eng. PENYELESAIAN MODEL RANGKAIAN LISTRIK RL DAN RC SERI Oleh: 1 Ir. SIGIT KUSMARYANTO, M.Eng. 1 Teknik Elektro, http://sigitkus@ub.ac.id Pengantar: Modul ini menjelaskan pemodelan rangkaian listrik RL dan

Lebih terperinci

Unit 2 KONSEP DASAR ALJABAR. Clara Ika Sari Pendahuluan

Unit 2 KONSEP DASAR ALJABAR. Clara Ika Sari Pendahuluan Unit KONSEP DASAR ALJABAR Clara Ika Sari Pendahuluan P ada unit ini kita akan mempelajari beberapa konsep dasar dalam aljabar seperti persamaan dan pertidaksamaan ang berbentuk linear dan kuadrat, serta

Lebih terperinci

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV Turunan. Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV Turunan. Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7 Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV - 101 SKS : 3 SKS Turunan Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7 Kemampuan Akhir ang Diharapkan Mahasiswa mampu : - menjelaskan arti turunan ungsi - mencari turunan ungsi - menggunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang digunakan sebagai landasan pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan beberapa kajian matematika,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN KALKULUS

PENDAHULUAN KALKULUS . BILANGAN REAL PENDAHULUAN KALKULUS Ada beberapa jenis bilangan ang telah kita kenal ketika di bangku sekolah. Bilangan-bilangan tersebut adalah bilangan asli, bulat, cacah, rasional, irrasional. Tahu

Lebih terperinci

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan.

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. 3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada

Lebih terperinci

2 Akar Persamaan NonLinear

2 Akar Persamaan NonLinear 2 Akar Persamaan NonLinear Beberapa metoda untuk mencari akar ang telah dikenal adalah dengan memfaktorkan atau dengan cara Horner Sebagai contoh, untuk mencari akar dari persamaan 2 6 = 0 ruas kiri difaktorkan

Lebih terperinci

Pemodelan Teknik Kimia Bebarapa Contoh Aplikasi Persamaan Diferensial (oleh: Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.)

Pemodelan Teknik Kimia Bebarapa Contoh Aplikasi Persamaan Diferensial (oleh: Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.) Pemodelan Teknik Kimia - 206 Bebarapa Contoh Aplikasi Persamaan Diferensial (oleh: Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.) Contoh #: Kepedulian terhadap Iklan Suatu produk sereal baru (diberi nama Oat Puff )

Lebih terperinci

Nurdinintya Athari PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 2

Nurdinintya Athari PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 2 Nurdininta Athari PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 2 2 PDB ORDE II Bentuk umum : + p() + g() = r() p(), g() disebut koefisien jika r() = 0, maka Persamaan Differensial diatas disebut homogen, sebalikna disebut

Lebih terperinci

dy = f(x,y) = p(x) q(y), dx dy = p(x) dx,

dy = f(x,y) = p(x) q(y), dx dy = p(x) dx, 5. Persamaan Diferensian Dengan Variabel Terpisah Persamaan diferensial berbentuk y = f(), dengan f suatu fungsi kontinu pada suatu interval real, dapat dicari penyelesaiannya dengan cara mengintegralkan

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah [MA114] Sistem Koordinat Kuadran II Kuadran I P(,) z P(,,z) Kuadran III Kuadran IV R (Bidang) Oktan 1 R 3 (Ruang) 7/6/007

Lebih terperinci

Bab 9 DEFLEKSI ELASTIS BALOK

Bab 9 DEFLEKSI ELASTIS BALOK Bab 9 DEFLEKSI ELASTIS BALOK Tinjauan Instruksional Khusus: Mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep dasar defleksi (lendutan) pada balok, memahami metode-metode penentuan defleksi dan dapat menerapkan

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral ii Darpublic BAB Turunan Fungsi-Fungsi (3) (Fungsi-Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inversi, Logaritmik, Eksponensial).. Turunan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persamaan Diferensial Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel independen, suatu variabel dependen, dan satu atau lebih turunan dari

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN MODEL RANGKAIAN LISTRIK

PEMBENTUKAN MODEL RANGKAIAN LISTRIK PEMBENTUKAN MODEL RANGKAIAN LISTRIK Pada sub bab ini akan membahas tentang sistem listrik. Pembahasan ini berperan sebagai suatu contoh yang mengesankan dari kenyataan penting, bahwa sistem fisis yang

Lebih terperinci

Kalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 1. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018

Kalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 1. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018 Kalkulus 2 Teknik Pengintegralan ke - 1 Tim Pengajar Kalkulus ITK Institut Teknologi Kalimantan Januari 2018 Tim Pengajar Kalkulus ITK (Institut Teknologi Kalimantan) Kalkulus 2 Januari 2018 1 / 36 Daftar

Lebih terperinci

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi . Teorema-Teorema Limit Fungsi Menghitung it fungsi di suatu titik dengan menggunakan definisi dan pembuktian seperti ang telah diuraikan di atas adalah pekerjaan rumit. Semakin rumit bentuk fungsina,

Lebih terperinci

Aturan dasar pengintegralan Integral fungsi rasional Integral parsial Integral trigonometri Substitusi yang merasionalkan Strategi pengintegralan

Aturan dasar pengintegralan Integral fungsi rasional Integral parsial Integral trigonometri Substitusi yang merasionalkan Strategi pengintegralan Aturan dasar pengintegralan Integral fungsi rasional Integral parsial Integral trigonometri Substitusi yang merasionalkan Strategi pengintegralan Kemampuan yang diinginkan: kejelian melihat bentuk soal

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL EPIDEMIK SIR DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA WAKTU DISKRIT. Oleh: Arisma Yuni Hardiningsih

KAJIAN MODEL EPIDEMIK SIR DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA WAKTU DISKRIT. Oleh: Arisma Yuni Hardiningsih KAJIAN MODEL EPIDEMIK SIR DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA WAKTU DISKRIT Oleh: Arisma Yuni Hardiningsih 126 1 5 Dosen Pembimbing: Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

matematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s

matematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s K- matematika K e l a s XI PERSAMAAN GARIS LURUS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami pengertian garis, garis pada koordinat Cartesius,

Lebih terperinci

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n A. Fungsi Dua Variabel atau Lebih Dalam subbab ini, fungsi dua variabel atau lebih dikaji dari tiga sudut pandang: secara verbal (melalui uraian dalam kata-kata) secara aljabar

Lebih terperinci

DERET FOURIER. n = bilangan asli (1,2,3,4,5,.) L = pertemuan titik. Bilangan-bilangan untuk,,,, disebut koefisien fourier dari f(x) dalam (-L,L)

DERET FOURIER. n = bilangan asli (1,2,3,4,5,.) L = pertemuan titik. Bilangan-bilangan untuk,,,, disebut koefisien fourier dari f(x) dalam (-L,L) DERET FOURIER Bila f adalah fungsi periodic yang berperioda p, maka f adalah fungsi periodic. Berperiode n, dimana n adalah bilangan asli positif (+). Untuk setiap bilangan asli positif fungsi yang didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi BAB I PENDAHULUAN Kompetensi Mahasiswa diharapkan 1. Memiliki kesadaran tentang manfaat yang diperoleh dalam mempelajari materi kuliah persamaan diferensial. 2. Memahami konsep-konsep penting dalam persamaan

Lebih terperinci

MATEMATIKA BISNIS BAB 2 FUNGSI LINIER

MATEMATIKA BISNIS BAB 2 FUNGSI LINIER MATEMATIKA BISNIS BAB FUNGSI LINIER Hikmah Agustin, S.P.,MM DEFINISI FUNGSI Fungsi adalah hubungan matematis antara suatu variabel dengan variabel lainna. Unsur-unsur pembentukan fungsi : 1. Variabel Variabel

Lebih terperinci

TURUNAN. Ide awal turunan: Garis singgung. Kemiringan garis singgung di titik P: lim. Definisi

TURUNAN. Ide awal turunan: Garis singgung. Kemiringan garis singgung di titik P: lim. Definisi TURUNAN Ide awal turunan: Garis singgung Tali busur c +, f c + Garis singgung c, f c c P h c+h f c + f c Kemiringan garis singgung di titik P: f c + f c lim Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi lain

Lebih terperinci

Bagian 2 Turunan Parsial

Bagian 2 Turunan Parsial Bagian Turunan Parsial Bagian Turunan Parsial mempelajari bagaimana teknik dierensiasi diterapkan untuk ungsi dengan dua variabel atau lebih. Teknik dierensiasi ini tidak hana akan diterapkan untuk ungsi-ungsi

Lebih terperinci

Teknik Pengintegralan

Teknik Pengintegralan Jurusan Matematika 13 Nopember 2012 Review Rumus-rumus Integral yang Dikenal Pada beberapa subbab sebelumnya telah dijelaskan beberapa integral dari fungsi-fungsi tertentu. Berikut ini diberikan sebuah

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL)

TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL) TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL) A. Pengertian Derivatif (turunan) suatu fungsi. Perhatikan grafik fungsi f( (pengertian secara geometri) ang melalui garis singgung. f( f( f(+ Q [( +, f ( + ] f( P (, f ( )

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi BAB I PENDAHULUAN Kompetensi Mahasiswa diharapkan 1. Memiliki kesadaran tentang manfaat yang diperoleh dalam mempelajari materi kuliah persamaan diferensial. 2. Memahami konsep-konsep penting dalam persamaan

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 27 November 2013

Hendra Gunawan. 27 November 2013 MA0 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester I, 03/04 7 November 03 Latihan (Kuliah yang Lalu) d. Tentukan (0 ). d. Hitunglah 3 5 d. 0 a 3. Buktikan bahwa y, a, monoton. a Tentukan inversnya. /7/03 (c) Hendra

Lebih terperinci

MATEMATIKA 3 Turunan Parsial. -Irma Wulandari-

MATEMATIKA 3 Turunan Parsial. -Irma Wulandari- MATEMATIKA 3 Turunan Parsial -Irma Wulandari- Pengertian Turunan Parsial T = (,) Rata-rata perubahan suhu pelat T per satuan panjang dalam arah sumbu, sejauh, untuk koordinat tetap ; (, ) (, ) Rata-rata

Lebih terperinci

BAB I PRA KALKULUS. Nol. Gambar 1.1

BAB I PRA KALKULUS. Nol. Gambar 1.1 BAB I PRA KALKULUS. Sistem bilangan ril.. Bilangan ril Sistem bilangan ril adalah himpunan bilangan ril dan operasi aljabar aitu operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Biasana bilangan

Lebih terperinci

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50 TURUNAN Departemen Matematika FMIPA-IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, 2012 1 / 50 Topik Bahasan 1 Pendahuluan 2 Turunan Fungsi 3 Tafsiran Lain Turunan 4 Kaitan

Lebih terperinci

Bab. Persamaan Garis Lurus. Pengertian Persamaan Garis Lurus Gradien Menentukan Persamaan Garis lurus

Bab. Persamaan Garis Lurus. Pengertian Persamaan Garis Lurus Gradien Menentukan Persamaan Garis lurus Bab Sumb er: Scien ce Enclopedia, 997 Persamaan Garis Lurus Dalam suatu perlombaan balap sepeda, seorang pembalap mengauh sepedana dengan kecepatan tetap. Setiap 5 detik, pembalap tersebut menempuh jarak

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN DISPERSI POLUTAN

BAB III PEMODELAN DISPERSI POLUTAN BAB III PEMODELAN DISPERSI POLUTAN Salah satu faktor utama ang mempengaruhi dispersi polutan adalah kecenderungan molekul-molekul polutan untuk berdifusi. Pada Bab II telah dijelaskan bahwa proses difusi

Lebih terperinci

BAB V PENERAPAN DIFFERENSIASI

BAB V PENERAPAN DIFFERENSIASI BAB V PENERAPAN DIFFERENSIASI 5.1 Persamaan garis singgung Bentuk umum persamaan garis adalah = m + n, dimana m adalah koeffisien arah atau kemiringan garis dan n adalah penggal garis. Sekarang perhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENGERTIAN DASAR

BAB I PENGERTIAN DASAR BAB I PENGERTIAN DASAR Kompetensi Dasar: Menjelaskan pengertian dan klasifikasi dari persamaan diferensial serta beberapa hal yang terkait. Indikator: a. Menjelaskankan pengertian persamaan diferensial.

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Diferensiasi. Darpublic

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Diferensiasi. Darpublic Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Diferensiasi ii Darpublic BAB Turunan Fungsi-Fungsi () (Fungsi Perkalian Fungsi, Fungsi Pangkat Dari Fungsi, Fungsi Rasional, Fungsi Implisit).1. Fungsi Yang Merupakan

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. analitik dengan metode variabel terpisah. Selanjutnya penyelesaian analitik dari

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. analitik dengan metode variabel terpisah. Selanjutnya penyelesaian analitik dari BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas penurunan model persamaan panas dimensi satu. Setelah itu akan ditentukan penyelesaian persamaan panas dimensi satu secara analitik dengan metode

Lebih terperinci

Pecahan Parsial (Partial Fractions)

Pecahan Parsial (Partial Fractions) oki neswan (fmipa-itb) Pecahan Parsial (Partial Fractions) Diberikan fungsi rasional f (x) p(x) q(x) f (x) r(x) : Jika deg p deg q; maka r (x) ^p (x) q(x) ; dengan deg r < deg q: p (x) q (x) r (x) ^p (x)

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral i Darpublic Hak cipta pada penulis, 00 SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral Oleh: Sudaratmo Sudirham

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA TEKNIK

MODUL MATEMATIKA TEKNIK MODUL MATEMATIKA TEKNIK Disusun oleh: Dwi Lestari, M.Sc email: dwilestari@uny.ac.id JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011 Linear

Lebih terperinci

BAB I PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER ORDE I

BAB I PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER ORDE I BAB I PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER ORDE I. Pengertian PD, Orde (tingkat), & Derajat (Pangkat) Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat derivatifderivatif (turunan) sekurang-kurangnya derivatif

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral ii Darpublic BAB Fungsi Linier.. Fungsi Tetapan Fungsi tetapan bernilai tetap untuk rentang nilai x dari sampai +. Kita tuliskan

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

BAB I KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL BAB I KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL Tujuan Instruksional: Mampu memahami definisi Persamaan Diferensial Mampu memahami klasifikasi Persamaan Diferensial Mampu memahami bentuk bentuk solusi Persamaan

Lebih terperinci

panjang yang berukuran x i dan y i. Ambil sebuah titik pada sub persegi d

panjang yang berukuran x i dan y i. Ambil sebuah titik pada sub persegi d INTEGAL ANGKAP. Integral angkap Dua. Volume dan Pusat Massa. Integral angkap Tiga.4 Koordinat Tabung dan Koordinat Bola.. Intergral angkap Dua Misal diberikan daerah di bidang XOY ang berbentuk persegi

Lebih terperinci

1. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik

1. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik Darpublic Oktober 3 www.darpublic.com. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik Fungsi Apabila suatu besaran memiliki nilai ang tergantung dari nilai besaran lain, maka dikatakan bahwa besaran tersebut merupakan

Lebih terperinci

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya FUNGSI dan LIMIT 1.1 Fungsi dan Grafiknya Fungsi : suatu aturan yang menghubungkan setiap elemen suatu himpunan pertama (daerah asal) tepat kepada satu elemen himpunan kedua (daerah hasil) fungsi Daerah

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Diferensiasi

Sudaryatno Sudirham. Diferensiasi Suaratno Suirham Diferensiasi Bahan Kuliah Terbuka alam format pf terseia i.buku-e.lipi.go.i alam format pps beranimasi terseia i.ee-cafe.org Pengertian-Pengertian 0-0 Kita telah melihat baha kemiringan

Lebih terperinci

Aplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi

Aplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi JURNAL FOURIER Oktober 2013, Vol. 2, No. 2, 113-123 ISSN 2252-763X Aplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi Annisa Eki Mulyati dan Sugiyanto Program Studi Matematika Fakultas

Lebih terperinci

Sistem Persamaan Linier FTI-UY

Sistem Persamaan Linier FTI-UY BAB V Sistem Persamaan Linier Salah satu hal penting dalam aljabar linear dan dalam banak masalah matematika terapan adalah menelesaikan suatu sistem persamaan linear. Representasi Sistem Persamaan Linear

Lebih terperinci

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1 4. TURUNAN MA4 Kalkulus I 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba

Lebih terperinci

Bab 7 Persamaan Differensial Non-homogen

Bab 7 Persamaan Differensial Non-homogen Bab 7 Persamaan Differensial Non-homogen Persamaan Differensial Orde- Non Homogen Bentuk hukum : d y dy + p( ) + Q( ) y R( ) (*) Dimana, P(), Q(), dan R() dapat juga berwujud suatu leoust Solusinya : y

Lebih terperinci

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi . Teorema-Teorema Limit Fungsi Menghitung it fungsi di suatu titik dengan menggunakan definisi dan pembuktian seperti ang telah diuraikan di atas adalah pekerjaan rumit. Semakin rumit bentuk fungsina,

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Irisan Kerucut animation 1 animation 2 Irisan kerucut adalah kurva ang terbentuk dari perpotongan antara sebuah kerucut dengan bidang datar. Kurva irisan ini

Lebih terperinci

TUGAS MANDIRI KULIAH PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Tahun Ajaran 2016/2017

TUGAS MANDIRI KULIAH PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Tahun Ajaran 2016/2017 A. Pengantar Persamaan Diferensial TUGAS MANDIRI KULIAH PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Tahun Ajaran 016/017 1. Tentukan hasil turunan dari fungsi sebagai berikut: a. f() = c e b. f() = c cos k + c sin k c.

Lebih terperinci

BAB V DIAGONALISASI DAN DEKOMPOSISI MATRIKS. Sub bab ini membahas tentang faktorisasi matriks A berorde nxn ke dalam hasil

BAB V DIAGONALISASI DAN DEKOMPOSISI MATRIKS. Sub bab ini membahas tentang faktorisasi matriks A berorde nxn ke dalam hasil BAB V DIAGONALISASI DAN DEKOMPOSISI MATRIKS. Diagonalisasi Sub bab ini membahas tentang faktorisasi matriks A berorde nn ke dalam hasil kali berbentuk PDP, di mana D adalah matriks diagonal. Jika diperoleh

Lebih terperinci

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8 . Turunan dari f ( ) = + + (E) 7 + +. Turunan dari y = ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( + ) ( + ) ( ) ( + ) (E) ( ) ( + ) 7 5 (E) 9 5 9 7 0. Jika f ( ) = maka f () = 8 (E) 8. Jika f () = 5 maka f (0) +

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Jika y = f(x) dengan f(x) adalah suatu fungsi yang terdiferensialkan terhadap

TINJAUAN PUSTAKA. Jika y = f(x) dengan f(x) adalah suatu fungsi yang terdiferensialkan terhadap II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diferensial Jika y = f(x) dengan f(x) adalah suatu fungsi yang terdiferensialkan terhadap variabel bebas x, maka dy adalah diferensial dari variabel tak bebas (terikat) y, yang

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang Perhatikan fungsi z = f(x, y) pada = {(x, y) : a x b, c y d} Bentuk partisi P atas daerah berupa n buah persegipanjang

Lebih terperinci

SOLUSI PERSAMAAN DIFFERENSIAL

SOLUSI PERSAMAAN DIFFERENSIAL SOLUSI PERSAMAAN DIFFERENSIAL PENGERTIAN SOLUSI. Solusi dari suatu persamaan differensial adalah persamaan yang memuat variabelvariabel dari persamaan differensial dan memenuhi persamaan differensial yang

Lebih terperinci