MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 69/PUU-XIII/2015 PERKARA NOMOR 70/PUU-XIII/2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 69/PUU-XIII/2015 PERKARA NOMOR 70/PUU-XIII/2015"

Transkripsi

1 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 69/PUU-XIII/2015 PERKARA NOMOR 70/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (I) J A K A R T A KAMIS, 11 JUNI 2015

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 69/PUU-XIII/2015 PERKARA NOMOR 70/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria [Pasal 21 ayat (1) dan ayat (3), serta Pasal 36 ayat (1)] dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan [Pasal 29 ayat (1) dan Pasal 35 ayat (1)] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pengujian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang [Pasal 7 huruf t] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. Ike Farida 2. Sukri I.H. Moonti ACARA Pemeriksaan Pendahuluan (I) Kamis, 11 Juni 2015 Pukul WIB WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Anwar Usman (Ketua) 2) Manahan MP Sitompul (Anggota) 3) Wahiduddin Adams (Anggota) Dewi Nurul Savitri Syukri Asy ari Panitera Pengganti Panitera Pengganti i

3 Pihak yang Hadir: A. Kuasa Hukum Pemohon Perkara Nomor 69/PUU-XIII/2015: 1. Stanley Gunadi B. Pemohon Perkara Nomor 69/PUU-XIII/2015: 1. Ike Farida C. Kuasa Hukum Pemohon Perkara Nomor 70/PUU-XIII/2015: 1. Bambang Suroso ii

4 1. KETUA: ANWAR USMAN Sidang Perkara Nomor 69/PUU-XIII/2015 dan Nomor 70/PUU- XIII/2015 dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. Assalamualaikum wr. wb. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Hari ini Sidang Pendahuluan Pertama untuk Perkara Nomor 69/PUU-XIII/2015 dan Nomor 70/PUU-XIII/2015, tahun Ya, silakan. Jadi, sekali lagi saya sampaikan bahwa sidang hari ini adalah Sidang Pendahuluan Pertama untuk Perkara Nomor 69/PUU-XIII/2015 dan Perkara Nomor 70/PUU-XIII/2015, tahun Nah, sebelum kita mulai pembacaan permohonan, dipersilakan untuk memperkenalkan diri. Siapa yang hadir untuk Perkara Nomor 69/PUU-XIII/2015 ini dan siapa untuk Nomor 70/PUU-XIII/2015? Silakan, Nomor 69/PUU-XIII/2015 dulu. 2. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: STANLEY GUNADI Selamat pagi, Majelis. Terima kasih atas kesempatannya untuk pagi hari ini, untuk sidang permulaan pada pagi hari ini. Perkenalkan, saya Stanley Gunadi. Saya merupakan pendamping untuk Perkara Nomor 69/PUU-XIII/2015. Mohon maaf, Majelis, sebelumnya. Pemohon itu sedang di perjalanan dikarenakan surat yang kami terima untuk undangan itu pukul WIB, sedangkan kami baru dapat pemberitahuan pukul WIB kemarin. Jadi, kami hanya mendapat pesawat untuk yang landing pukul WIB. Kalau Pemohon apa Majelis tidak keberatan, Pemohon sedang berada di sini sekitar 20 menit lagi, Majelis. 3. KETUA: ANWAR USMAN SIDANG DIBUKA PUKUL WIB Baik. Sambil kita mulai, ya? 4. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: STANLEY GUNADI Terima kasih, Majelis. KETUK PALU 3X 1

5 5. KETUA: ANWAR USMAN Stanley ( ) 6. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: STANLEY GUNADI Stanley Gunadi, Majelis. 7. KETUA: ANWAR USMAN Stanley Gunadi ini... ini ada istilah pendamping, ya? 8. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: STANLEY GUNADI Yang sebagaimana yang dimaksud dengan Pasal 44 Undang- Undang Mahkamah Konstitusi. Maaf, Majelis. 9. KETUA: ANWAR USMAN Ya sih, betul. Tapi, ini mestinya ada kuasanya kuasanya. Tapi, ya sudahlah, nanti kita klirkan lebih lanjut. 10. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: STANLEY GUNADI Baik. Terima kasih, Majelis. 11. KETUA: ANWAR USMAN Kemudian, untuk Perkara Nomor 70/PUU-XIII/ KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 70/PUU-XIII/2015: BAMBANG SUROSO Terima kasih, Bapak Yang Mulia Majelis Hakim Konstitusi. Perkenalkan, nama saya Bambang Suroso sebagai Kuasa dari Saudara Sukri H. Moonti, S.H., M.H. Sebagaimana relas yang kami terima, kami hadir siap untuk menyampaikan dan membacakan permohonan kami. Terima kasih, Yang Mulia. 2

6 13. KETUA: ANWAR USMAN Baik. Kita mulai dulu dengan Perkara Nomor 70/PUU-XIII/2015, ya? Dipersilakan untuk menyampaikan poin-poin saja ya, poin-poin dari permohonan karena permohonan Pemohon ini sudah kami baca, sudah kami teliti. Jadi, ini saja... poin-poin saja, ya. 14. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 70/PUU-XIII/2015: BAMBANG SUROSO Yang Mulia, kami akan membacakan permohonan kami. Semoga dapat diterima dan dikabulkan. Kepada Yang Terhormat Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jalan Merdeka Barat Nomor 6, Jakarta Perihal, permohonan pengujian Pasal 7 huruf t Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi undang-undang. Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 57 terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Dengan hormat, kami yang bertanda tangan di bawah ini Tim Kuasa Pemohon. Nama Sukri I. H. Moonti, S.H., M.H. Dalam hal ini telah memberikan Surat Kuasa Pemohon tanggal 1 Mei 2015 kepada Bambang Suroso, S.H., M.H. dengan memilih domisili hukum di beralamat di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 17A, Menteng, Jakarta Pusat. Bahwa selanjutnya, sebelum Pemohon menguraikan alasan hukum atau alasan-alasan yuridis yang menjadi dasar permohonan ini, Pemohon akan menguraikan terlebih dahulu syarat-syarat formal satu perkara yang dapat diperiksa, diadili, dan diputus oleh Mahkamah Konstitusi sebagai berikut. Kewenangan Mahkamah Konstitusi. 1.1 Kami anggap sudah dibacakan. 1.2 Bahwa dari beberapa kali Putusan Mahkamah dalam perkara sebelumnya, dapat disimpulkan berdasarkan konstitusi dan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, serta Pasal 29 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menempatkan Mahkamah Konstitusi sebagai pengawal Kontitusi. 1.3 Bahwa pamor Mahkamah Konstitusi dalam setahun terakhir, dinilai publik kembali bersinar. Lembaga negara pengawal konstitusi ini, dipandang cukup tegas, independent, dan berwibawa khususnya dalam mengutus beberapa perkara aktual yang dianggap menonjol seperti misalnya Perkara Nomor 21/PUU-XII/2014 tertanggal 28 3

7 April 2015 tentang Praperadilan Pasal 77 huruf a KUHP dan seterusnya. Kemampuan dalam menangani perkara-perkara yang diajukan oleh Para Pemohon akhir-akhir ini, menunjukkan komitmennya sebagai lembaga negara yang menegakkan fungsinya sebagai pelindung hak-hak konstitusional warga negara dari ancaman pelanggaran yang dilakukan oleh negara. Selama lebih dari satu dasawarsa, sepak terjang Mahkamah Konstitusi telah dirasakan oleh segenap rakyat Indonesia. Selain menghadirkan sejumlah kejutan, Mahkamah Konstitusi juga terbukti mampu menjadi tempat yang efektif untuk menyelesaikan kisruh ketatanegeraan. Sebagai lembaga negara yang bertugas mengawal konstitusi, Mahkamah Konstitusi telah menghasilkan berbagai putusan yang dapat dikatakan terobosan hukum yang bernuansa progresif sekaligus kontroversial. Pada 2004 misalnya Mahkamah Konstitusi membuat terobosan dengan mengembalikan hak-hak politik bagi mantan anggota partai komunis Indonesia. Terobosan lain yang memperoleh perhatian luas, terkait putusan Nomor 5/PUU-V/2007 yang membuka peluang bagi para calon perorangan untuk berkompetisi dalam pilkada. Mahkamah Konstitusi menilai sebagian frasa pada Pasal 56 ayat (2) serta Pasal 59 ayat (1), ayat (2), ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sebab ketentuan itu hanya memberikan kesempatan parpol dan gabungan parpol untuk menutup hak konstitusi calon perorangan. Di luar penyelesaian UU dibidang politik, terobosan yang dilakukan Mahkamah Konstitusi dalam menegakkan hukum yaitu pemutaran rekaman rekayasa skandal proses hukum yang menimpa Wakil Ketua KPK Bibit S. Rianto dan Chandra M. Hamzah, banyak pihak yang memberikan apresiasi. Putusan Mahkamah Konstitusi membubarkan badan pelaksana kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi, Mahkamah Konstitusi menilai Undang-Undang Migas tersebut membuat liberalisasi pengelolaan migas karena sangat dipengaruhi pihak asing yang memisahkan kegiatan hulu dan hilir ditengarai sebagai upaya pihak asing untuk memecah belah industri migas nasional, sehingga mempermudah penguasaannya. Di pihak lain terutama di kalangan bisnis di sektor migas, putusan ini berpotensi merugikan para investor dan pihak-pihak yang terlibat dalam industri migas. Bahwa Mahkamah Konstitusi juga pernah menguji peraturan pemerintah pengganti undang-undang atau perpu (...) 4

8 15. KETUA: ANWAR USMAN Ini selanjutnya dianggap dibacakan, ya. 16. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 70/PUU-XIII/2015: BAMBANG SUROSO Ya, dianggap dibacakan. 17. KETUA: ANWAR USMAN Ya. 18. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 70/PUU-XIII/2015: BAMBANG SUROSO 1.4 Bahwa objek permohonan adalah pengujian meteriil Pasal 7 huruf t Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah tentang Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota menjadi Undang-Undang, Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 57 terhadap Undang-Undang Dasar Tahun Oleh karena itu, Pemohon berkeyakinan bahwa Mahkamah Konstitusi sebagai pengawal konstitusi berwenang untuk memeriksa, mengadili, memutus permohonan ini. Kedudukan hukum, legal standing Pemohon. Kami anggap dibacakan (...) 19. KETUA: ANWAR USMAN Ya, terus lang langsung saja ke ( ) 20. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 70/PUU-XIII/2015: BAMBANG SUROSO Dan seterusnya kepada kerugian. 21. KETUA: ANWAR USMAN Ini, ya. 5

9 22. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 70/PUU-XIII/2015: BAMBANG SUROSO Untuk kepada 1.2 tentang objectum litis, Yang Mulia. Baik, satu... eh eh, maaf. 2.3 Bahwa Mahkamah Konstitusi sebagai tertuang pada Putusan Nomor 006/PUU-III/2005 juncto Putusan Nomor 11/PUU-V/2007 dan putusan-putusan selanjutnya telah memberikan pengertian batasan tentang apa yang dimaksud dengan kerugian konstitusional dengan berlakunya suatu norma undang-undang yaitu (...) 23. KETUA: ANWAR USMAN A, b, c, d, e dianggap dibacakan, ya. 24. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 70/PUU-XIII/2015: BAMBANG SUROSO Dianggap sudah dibacakan. 2.4 kerugian konstitusional Para Pemohon. Hilangnya hak untuk mendapatkan keadilan, baik keadilan prosedural maupun keadilan substansial. Bahwa dengan diberlakukannya Pasal 7 huruf t Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 57, Pemohon disamping dirugikan atas nama hak-hak konstitusional, juga kerugian lain, baik langsung maupun tidak langsung berupa hilangnya hak-hak Para Pemohon sebagai warga negara yang mengembangkan profesinya sebagai pegawai negeri sipil harus mengundurkan diri. Mengundurkan diri sebagai pegawai negeri sipil bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Dengan tidak adanya kesetaraan bagi sesama warga negara, Pasal 7 huruf t Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang- Undang Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 57 bertentangan dengan asas-asas hukum tentang keadilan, kejelasan, dan manfaat. 6

10 III. Norma yang dimohonkan pengujian norma Undang-Undang Dasar Tahun a. Norma yang dimohonkan pengujian. Pengujian material Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 Pasal 7 huruf t warga negara Indonesia yang dapat menjadi calon gubernur dan calon wakil gubernur, calon bupati dan calon wakil bupati, dan calon walikota dan calon wakil walikota adalah yang memenuhi persyaratan sebagai berikut. Mengundurkan diri sebagai anggota tentara nasional Indonesia, kepolisian negara Republik Indonesia, dan pegawai negeri sipil sejak mendaftarkan diri sebagai calon. b. Norma Undang-Undang Dasar Tahun Ketentuan Undang-Undang Dasar tahun 1945 sebagai alat uji... batu uji terhadap pengujian material Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 Pasal 7 huruf t adalah sebagai berikut. 25. KETUA: ANWAR USMAN Itu untuk 1, 2, 3, dan seterusnya dianggap dibacakan karena ini kutipan pasal saja, ya. 26. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 70/PUU-XIII/2015: BAMBANG SUROSO Baik. 27. KETUA: ANWAR USMAN Dianggap dibacakan. 28. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 70/PUU-XIII/2015: BAMBANG SUROSO Nomor 8 barangkali, Yang Mulia. 29. KETUA: ANWAR USMAN Boleh, boleh. 30. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 70/PUU-XIII/2015: BAMBANG SUROSO Nomor 1 sampai 7 dianggap dibacakan. 7

11 31. KETUA: ANWAR USMAN Ya. 32. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 70/PUU-XIII/2015: BAMBANG SUROSO Nomor 8. Pasal 28I ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu. IV. Alasan atau dalil posita Pemohon. IV.1 Bahwa dengan diberlakukannya Pasal 7 huruf t Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang, Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 57 bertentangan dengan alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 menyatakan bahwa ( ) 33. KETUA: ANWAR USMAN Ya,dianggap dibacakan. 34. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 70/PUU-XIII/2015: BAMBANG SUROSO Dianggap dibacakan. IV.2 Pasal 7 huruf t bertentangan dengan Pasal 1 ayat (1), (2), (3) dimana ayat (3) menyatakan bahwa ( ) 35. KETUA: ANWAR USMAN Ya, dianggap dibacakan. 36. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 70/PUU-XIII/2015: BAMBANG SUROSO Dianggap dibacakan. IV.3. Bahwa Pasal 7 huruf t Undang-Undang Nomor 8 Tahun menimbulkan ketidakpastian hukum yang adil yang bertentangan dengan Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945, dianggap dibacakan. 8

12 37. KETUA: ANWAR USMAN Dianggap dibacakan, ya. 38. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 70/PUU-XIII/2015: BAMBANG SUROSO Selanjutnya. 1V.4 Bertentangan dengan Pasal 28I dianggap sudah dibacakan dan seterusnya. 39. KETUA: ANWAR USMAN Ya. 40. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 70/PUU-XIII/2015: BAMBANG SUROSO Kongklusi dianggap sudah dibacakan. 41. KETUA: ANWAR USMAN Ya. 42. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 70/PUU-XIII/2015: BAMBANG SUROSO Petitum. Bahwa berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas dengan ini, Pemohon memohon kepada Yang Mulia Ketua dan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi menerima, memeriksa, dan mengadili perkara a quo dan menjatuhkan putusan dengan amar sebagai berikut. 1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya, 2. Menyatakan bahwa Pasal 7 huruf t Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2015 Nomor 57 bertentangan dengan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Menyatakan bahwa Pasal 7 huruf t Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang, Lembaran Negara Republik 9

13 Indonesia Tahun 2015 Nomor 57, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. 4. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya atau apabila Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang seadiladilnya, ex aequo et bono. Hormat kami, Kuasa hukum. Demikian, Yang Mulia. 43. KETUA: ANWAR USMAN Terima kasih. Cukup... apa... jelas walaupun dibaca poin-poinnya saja. Untuk pendamping ya, istilahnya di sini perkara 69/PUU-XIII/2014. Jadi, nanti begini surat keterangan ini diperbaiki, ya. 44. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: STANLEY GUNADI Baik, Majelis. 45. KETUA: ANWAR USMAN Walaupun di sini ada istilah surat keterangan, tapi itu ada katakata di sini kan, selain Kuasanya. Jadi, harus ada Surat Kuasa, ya. 46. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: STANLEY GUNADI Oh, baik. 47. KETUA: ANWAR USMAN Nanti lihat contoh di Kepaniteraan, ya. 48. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: STANLEY GUNADI Baik, Yang Mulia Majelis. 49. KETUA: ANWAR USMAN Nanti diperbaiki. Itu yang pertama. Yang kedua, ini surat keterangan ini kan, hanya ditandatangani oleh Pemohon, sedangkan untuk para pendamping istilah Saudara ini karena ini yang sebenarnya kuasa gitu kan, tidak ada tanda tangan, bahkan tidak... apa namanya... 10

14 ini ada lima... lima, tapi yang hadir Saudara sendiri. Ya, nanti ya bisa dibuat bisa hadir bersama-sama atau sendiri-sendiri bisa. 50. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: STANLEY GUNADI Baik, Yang Mulia Majelis. 51. KETUA: ANWAR USMAN Dipersilakan untuk menyampaikan pokok-pokok permohonan ya, enggak usah dibaca semua seperti tadi Pemohon Nomor 70/PUU- XIII/2014 itu, ya. Jadi, mengenai apa kewenangan Mahkamah, kemudian legal standing ya, dilewati saja, langsung ke pokok atau alasan-alasan. Itu pun jangan dibaca semua. Silakan. 52. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: STANLEY GUNADI Baik. Terima kasih, Majelis. Terima kasih atas kesempatannya yang telah diberikan. Berikut merupakan permohonan kami untuk pengujian Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Dengan hormat, kepada yang terhormat Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Perkenankanlah kami yang bertanda tangan di bawah ini Pemohon dengan ini mengajukan permohonan pengujian undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan objek pengujian, satu... mohon maaf, Majelis, Pemohon sudah datang. Boleh dilanjutkan? 53. KETUA: ANWAR USMAN Ya, silakan. Enggak ini langsung saja oleh Saudara, enggak apaapa. 54. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: STANLEY GUNADI Oke. 1. Pasal 21 ayat (1), ayat (3), pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043) untuk selanjutnya disebut dengan UUPA. 11

15 2. Pasal 29 ayat (1) dan Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019) selanjutnya disebut dengan Undang-Undang Perkawinan. 55. KETUA: ANWAR USMAN Ya, langsung ke ini saja. 56. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: STANLEY GUNADI Baik. 57. KETUA: ANWAR USMAN Ke kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam perkara ini disebut Pasal 241 dan seterusnya. Ya, silakan. 58. PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA Baik. Terima kasih, Yang Terhormat Majelis. Saya mohon maaf atas keterlambatan. Saya akan lanjutkan. I. Kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam mengadili perkara. 1. Bahwa Pasal 28 ayat (1), (2), (3) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 mengatur (...) 59. KETUA: ANWAR USMAN Ya, langsung lewat saja karena sudah dianggap dibacakan. Sama dengan tadi nomor 69/PUU-XIII/ PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA Bahwa Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 mengatur dan seterusnya. 61. KETUA: ANWAR USMAN Lewat ya. 12

16 62. PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA 3. Bahwa Pasal 10 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi yang telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 (selanjutnya disebut UUMK) dan Pasal 29 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (selanjutnya disebut Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman). 4. Pasal 4 ayat (1) dan (2) peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 6/PMK/2005 tentang Pedoman Beracara dalam Perkara Pengujian Undang-Undang (selanjutnya disebut PMK Nomor 06/2005) mengatur dan seterusnya. 5. Bahwa Pemohon dengan ini mengajukan pengujian Pasal 21 ayat (1), ayat (3), Pasal 36 ayat (1) UUPA, Pasal 29 ayat (1), dan Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan terhadap Undang-Undang Dasar Tahun Bahwa substansi pasal-pasal dari dua undang-undang a quo yang hendak diuji adalah menyangkut hak-hak warga negara Indonesia yang kawin dengan warga negara asing, untuk memiliki hak milik dan hak guna bangunan atas tanah. 7. Bahwa Mahkamah Konstitusi dalam perkara sebelumnya, pernah melakukan pengujian terhadap dua undang-undang sekaligus dalam satu permohonan yakni dalam (...) 63. KETUA: ANWAR USMAN Ya, lewat saja. 64. PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA Satu dan seterusnya. 8. Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka tidak ada keraguan sedikit pun dari Pemohon bahwa Mahkamah Konstitusi berwenang untuk mengadili, memeriksa, dan memutus pengujian permohonan undang-undang ini dalam tingkat pertama dan terkhir yang putusannya bersifat final. 65. KETUA: ANWAR USMAN Ya. 13

17 66. PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA II. Kedudukan Hukum (legal standing Pemohon). Pemohon adalah perorangan Warga Negara Indonesia yang mempunyai kapasitas hukum, hubungan hukum, dan kepentingan hukum untuk mengajukan permohonan a quo. 9. Bahwa Pasal 51 ayat (1) huruf a Undang-Undang MK dan penjelasannya mengatur sebagai berikut dan seterusnya. 67. KETUA: ANWAR USMAN Ya. 68. PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA Dengan demikian, Pemohon diklasifikasikan sebagai perorangan Warga Negara Indonesia yang dirugikan hak konstitusionalnya karena diperlakukan berbeda di muka umum... di muka hukum oleh undang-undang. 10. Bahwa selanjutnya dalam PMK Nomor 06/PUU-II/2005 dan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/PUU-V/2007, telah menentukan lima syarat kerugian hak dan/atau kewenangan konstitusional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang MK sebagai berikut. 69. KETUA: ANWAR USMAN Ya, lewat. 70. PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA Saya tidak bacakan, saya langsung lanjutkan. 11. Bahwa Pemohon adalah perorangan Warga Negara Indonesia yang berdasarkan bukti. i. KTP Warga Negara Indonesia nomor sekian. ii. Visa kunjungan orang asing nomor sekian yang dikeluarkan oleh Pemerintah Jepang, dan iii. Kartu keluarga nomor sekian. Pemohon adalah seorang perempuan yang menikah dengan laki-laki berkewarganegaraan Jepang, berdasarkan perkawinan yang sah dan telah dicatatkan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Makasar, Kotamadya Jakarta Timur, Nomor 3948/8/1995. Pada tanggal 22 Agustus 1995, dan telah dicatatkan juga pada Kantor Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta sebagaimana dimaksud dalam tanda 14

18 bukti pelaporan perkawinan nomor sekian, tertanggal 24 Mei Terkait pernikahannya, Pemohon tidak pernah melepaskan kewarganegaraannya dan tetap memilih kewargenegaraan Indonesia serta tinggal di Indonesia. 12. Bahwa bukti di atas adalah bukti resmi, valid, dan sah yang dikeluarkan oleh Pemerintah Negara Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Jepang (visa kunjungan) yang tidak dapat dibantah kebenarannya. Bahwa Pemohon adalah Warga Negara Indonesia asli, tunggal, dan tidak berkewarganegaraan ganda. 13. Bahwa Pemohon kerap bercita-cita untuk dapat membeli sebuah rumah susun atau rusun di Jakarta, dan dengan segala daya upaya selama belasan tahun Pemohon menanbung, akhirnya pada tanggal 26 Mei 2012, Pemohon membeli satu unit rumah susun. Akan tetapi setelah Pemohon membayar lunas rumah susun tersebut, rusun tidak kunjung diserahkan, bahkan kemudian perjanjian pembelian dibatalkan secara sepihak oleh pengembang, dengan alasan suami Pemohon adalah warga negara asing dan Pemohon tidak memiliki perjanjian perkawinan, dalam suratnya nomor sekian tertanggal 8 Oktober 2014 pada angka 4. Pada pokoknya, pengembang menyatakan bahwa sesuai dengan Pasal 36 ayat (1) UUPA dan Pasal 35 ayat (1) UU Perkawinan, Seorang perempuan yang kawin dengan negara asing dilarang untuk membeli tanah dan/atau bangunan dengan status hak guna bangunan. Oleh karenanya, pengembang memutuskan untuk tidak melakukan perjanjian pengikatan jual beli atau pun akta jual beli dengan Pemohon karena hal tersebut akan melanggar Pasal 36 ayat (1) UUPA, surat pengembang nomor sekian tertanggal 17 September 2012 angka 6 menyatakan bahwa menurut dan seterusnya berdasarkan Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan atau Undang-Undang Perkawinan, mengatur sebagai berikut. Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama. Saya... saya longkap, Yang Terhormat. 71. KETUA: ANWAR USMAN Ya, ya. 15

19 72. PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA Yang dilangsungkan tanpa membuat perjanjian kawin harta pisah, maka demi hukum apartemen yang dibeli oleh seorang suami/istri WNI, dengan sendirinya menjadi milik suami/istri yang WNA juga. 14. Bahwa belum hilang rasa kecewa dan dirampasnya hak-hak asasi Pemohon serta perasaan diperlakukan diskriminatif oleh pengembang, kemudian ternyata penolakan pembelian oleh pengembang tersebut dikuatkan oleh Pengadilan negeri Jakarta Timur melalui Penetapan Nomor 4/Kons/2014/PN Jakarta Timur tertanggal 12 November yang pada amarnya berbunyi, Memerintahkan kepada Panitera/Sekretaris Pengadilan Negeri Jakarta Timur dan seterusnya, untuk melakukan penawaran dan seterusnya, kepada Ike Farida, beralamat di dan seterusnya, selanjutnya disebut sebagai Termohon Konsinyasi. Sebagai uang titipan konsinyasi untuk pembayaran kepada Termohon akibat batalnya surat pesanan sebagai akibat tidak terpenuhinya syarat objektif sahnya suatu perjanjian, sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUH perdata yaitu pelanggaran Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pengaturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Bahwa dapat disimpulkan hak Pemohon untuk memiliki rumah susun musnah oleh berlakunya Pasal 36 ayat (1) UUPA dan Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan. 15. Bahwa selanjutnya Pasal 21 ayat (1), ayat (3) UUPA dan Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan juga sangat berpotensi merugikan hak konstitusional Pemohon karena pasal-pasal tersebut dapat menghilangkan dan merampas hak Pemohon untuk dapat memiliki hak milik dan hak guna bangunan. 16. Bahwa dengan berlakunya pasal-pasal objek pengujian dalam permohonan ini menyebabkan hak Pemohon untuk memiliki hak milik dan hak guna bangunan atas tanah menjadi hilang dan terampas selamanya, sehingga Pemohon sebagai warga negara Indonesia tidak akan pernah berhak memiliki hak milik dan hak guna bangunan seumur hidupnya. Pemohon sangat terdiskriminasikan dan dilanggar hak konstitusionalnya. 17. Bahwa sebagai warga negara Indonesia, Pemohon mempunyai hak-hak konstitusional yang sama dengan warga negara Indonesia lainnya, sebagaimana dijamin dalam Pasal 28D ayat (1), Pasal 27 ayat (1), Pasal 28E 16

20 ayat (1), Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 4 Undang-Undang Dasar Tahun Bahwa oleh karenanya berdasarkan Pasal 51 ayat (1) huruf a UUMK, Pemohon mempunyai kapasitas hukum dan kepentingan hukum untuk mengajukan permohonan a quo. 19. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka telah nyata dan terang Pemohon mempunyai kedudukan hukum (legal standing) dan hubungan hukum (kausal verban) untuk mengajukan permohonan pemeriksaan pengujian material atau judicial review atas Pasal 21 ayat (1), ayat (3), Pasal 36 ayat (1) UUPA serta Pasal 29 ayat (1) dan Pasal 35 ayat (1) UU Perkawinan terhadap Undang-Undang Dasar Tahun KETUA: ANWAR USMAN Ya, jadi poin untuk legal standing sudah kami baca, ditambah lagi dengan apa... keterangan tambahan atau yang dibacakan oleh Pemohon sendiri sudah cukup dimaklumi. Coba langsung ke poin-poin berikutnya. 74. PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA Baik, terima kasih, Yang Mulia. 75. KETUA: ANWAR USMAN Ya, alasan... alasannya. Alasan-alasan permohonannya. Pasal apa... halaman berapa itu, coba lihat? 76. PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA Baik. III. Bahwa Pemohon sangat menderita dan sengsara karena diberlakukannya Pasal 21 ayat (1), ayat (3), dan Pasal 36 ayat (1) UUPA serta Pasal 29 ayat (1) dan Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan. 77. KETUA: ANWAR USMAN Nah, jadi ini sudah menjadikan bagian yang tak terpisahkan dengan tadi yang dibacakan itu. Dianggap dibacakan ya, toh kami juga sudah baca. 17

21 78. PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA Baik, saya bacakan di 4A, frasa warga negara Indonesia. 79. KETUA: ANWAR USMAN 4A? 80. PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA Halaman KETUA: ANWAR USMAN Ya, silakan. 82. PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA Baik. Pasal 21 ayat (1), ayat (3), dan Pasal 36 ayat (1) UUPA bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun A. Frasa warga negara Indonesia pada Pasal 21 ayat (1) dan Pasal 36 ayat (1) UUPA sepanjang tidak dimaknai warga negara Indonesia tunggal tanpa terkecuali bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun Bahwa dalam penjelasan umum UUPA dijelaskan tujuan utama UUPA adalah meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan hukum agrari nasional yang merupakan alat untuk membangun masyarakat yang adil dan makmur, serta untuk memberi kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah bagi rakyat seluruhnya. Keadilan merupakan salah satu tonggak penyangga utama dalam pembentukan UUPA, bukan sebagai penghambat dari apa yang dicita-citakan. Oleh karenanya, Pasal 9 ayat (2) UUPA mengatur tiap-tiap warga negara Indonesia baik laki-laki maupun wanita mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh suatu hak atas tanah serta untuk manfaat dan hasilnya, baik bagi diri sendiri maupun keluarganya. Hal tersebut sejalan dengan Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia (DUHAM) Pasal 17-1, 17-2, Pasal 30, sedangkan Pasal 28H ayat (4) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 mengatur setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil secara sewenangwenang oleh siapa pun. 18

22 Artinya kepemilikan tanah merupakan hak asasi manusia yang dilindungi oleh hukum internasional maupun hukum nasional. 25. Bahwa kenyataannya Pasal 21 ayat (1), Pasal 36 ayat (1) UUPA memiliki pemaknaan yang berbeda dari yang dicitacitakan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dan bertentangan dengan tujuan utama UUPA. Frasa warga negara Indonesia dimaknai sebagai warga negara Indonesia yang tidak kawin atau warga negara Indonesia yang kawin dengan sesama warga negara Indonesia lainnya. Padahal perkembangannya, banyak warga negara Indonesia yang kawin dengan warga negara asing tetapi tetap mempertahankan kewarganegaraannya, kewarganegaraan Indonesia dengan tinggal dan menetap di Indonesia. Pasal 21 ayat (1) UUPA hanya warga negara Indonesia dapat memiliki hak milik, Pasal 36 ayat (1) UUPA yang mempunyai hak guna bangunan warga negara Indonesia. B, badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia. Akibat berlakunya Pasal 21 dan Pasal 36 ayat (1) UUPA menyebabkan warga negara Indonesia yang kawin dengan warga negara asing, termasuk Pemohon, kehilangan dan dirampas haknya untuk memiliki hak milik dan hak guna bangunan atas tanah, sehingga Pasal 21 ayat (1) dan Pasal 36 ayat (1) UUPA bukan sebagai alat untuk mewujudkan keadilan, sebaliknya menjadi penghalang tercapainya keadilan. Warga negara Indonesia yang kawin dengan WNA dan tidak kehilangan kewarganegaraannya juga adalah warga negara Indonesia yang mempunyai hak yang sama dengan warga negara Indonesia lainnya, tidak ada satu pun undangundang yang menyatakan adanya pembedaan status kewarganegaraan WNI yang kawin dengan WNA sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan atau UU Kewarganegaraan juncto Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun Apabila dibaca dengan teliti Pasal 28H ayat (4) Undang- Undang Dasar Tahun 1945 dengan terang dan tegas menyatakan setiap orang berhak yang dimaknai sebagai tanpa terkecuali, sedangkan makna orang adalah warga negara Indonesia tunggal, tidak berkewarganegaraan ganda dan tidak kehilangan kewarganegaraannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf a dan b Undang-Undang Kewarganegaraan. 19

23 Saya loncat, tidak membacakan isi pasal. 83. KETUA: ANWAR USMAN Langsung saja. 84. PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA Saya langsung ke Bahwa dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa frasa warga negara Indonesia dalam Pasal 21 ayat (1) dan Pasal 36 ayat (1) UUPA sepanjang tidak dimaknai warga negara Indonesia tunggal tanpa terkecuali bertentangan dengan Pasal 28H ayat (4) Undang-Undang Dasar Tahun B, frasa sejak diperoleh pada Pasal 21 ayat (3) UUPA sepanjang tidak dimaknai sejak kepemilikan hak beralih bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun Bahwa berdasarkan penjelasan umum UUPA dasar dan pondasi utama pembentukan UUPA adalah atas nasionalis... asas nasionanisme/asas kebangsaan untuk menjamin kepastian hukum rakyat Indonesia sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 ayat (2) UUPA yang sejalan dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Tahun Berdasarkan asas kebangsaan tersebut, maka menurut Pasal 21 ayat (1) dan Pasal 36 ayat (1) UUPA hanya warga negara Indonesia saja yang dapat mempunyai hak milik dan hak guna bangunan atas tanah. 85. KETUA: ANWAR USMAN Begini, kami juga sudah baca itu, diloncat saja. Langsung ke kesimpulannya yang poin 32. Dari uraian tersebut di atas, dapat dismpulkan (...) 86. PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA Baik. 32. Bahwa dari uraian di atas dapat disimpulkan frasa sejak diperoleh hak dalam Pasal 21 ayat (3) UUPA sepanjang tidak dimaknai sejak kepemilikian hak beralih bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) dan Pasal 27 ayat (1) Undang- Undang Dasar Tahun C, Pasal 21 ayat (1), ayat (3), dan Pasal 36 ayat (1) UUPA telah menghilangkan, menghancurkan, dan merampas hak Pemohon untuk memiliki hak milik dan hak guna bangunan 20

24 selamanya. Bahwa menurut pengembang melalui Kuasa Hukumnya berdasarkan surat nomor sekian tertanggal 8 Oktober 2014, pada pokoknya menyatakan bahwa merujuk Pasal 36 ayat (1) UUPA dan Pasal 35 ayat (1) UUPA apabila Pemohon melakukan pembelian terhadap unit rusun yang berdiri di atas tanah HGB, tindakan pembelian tersebut akan mengakibatkan suami dari Pemohon karena pencampuran harta bersama turut mempunyai kepemilikan atas rusun tersebut. Oleh karenanya Pemohon tidak dapat memiliki HGB. 34. Bahwa selanjutnya penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Timur nomor sekian, tertanggal 12 November 2014 yang amarnya menyatakan batalnya surat pesanan sebagai akibat dari tidak terpenuhinya syarat objektif suatu perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata yaitu pelanggaran terhadap Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pengaturan Dasar Pokok- Pokok Agraria. 35. Bahwa Pasal 36 ayat (1) UUPA, Pasal 35 ayat (1) Undang- Undang Perkawinan telah jelas dan terang melarang Pemohon untuk membeli, memiliki hak guna bangunan, hal ini dikuatkan dengan penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang pada intinya menyatakan warga negara Indonesia yang kawin dengan warga negara asing dilarang memiliki hak milik dan hak guna bangunan walaupun warga negara Indonesia tersebut tetap memilih kewarganegaraan Indonesia atau tidak berkewarganegaraan ganda. 36. Bahwa berdasarkan uraian hukum dan fakta dalam angka 24 sampai dengan 35 di atas, telah terang dan nyata dengan berlakunya Pasal 21 ayat (1), ayat (3), dan Pasal 36 UUPA telah mencabut, menghancurkan, dan menghilangkan hak asasi Pemohon untuk memiliki hak milik dan hak guna bangunan selama-lamanya, dan hal tersebut telah nyata dan terang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dengan uraian sebagai berikut. C.1 Pencabutan dan perampasan hak asasi Pemohon untuk memiliki hak milik dan hak guna bangunan atas tanah merupakan pelanggaran terhadap hak konstitusional Pemohon atas pengakuan, jaminan perlindungan, dan kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang sama di hadapan hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 28D ayat (1) dan Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun Saya longkap barangkali, Majelis, untuk mempersingkat ( ) 21

25 87. KETUA: ANWAR USMAN Ya, langsung saja ke ( ) 88. PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA Ke nomor KETUA: ANWAR USMAN PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA Ke nomor 40, baik. 91. KETUA: ANWAR USMAN Ya. 92. PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA 40. Berdasarkan uraian hukum dan fakta tersebut di atas, maka ketentuan Pasal 21 ayat (1), ayat (3), Pasal 36 ayat (1) UUPA telah melanggar dan bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1), Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun KETUA: ANWAR USMAN Ya. 94. PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA Pencabutan dan penghilangan hak Pemohon untuk memiliki hak milik dan hak guna bangunan merupakan diskriminasi dan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 28I ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun Bahwa Pemohon merupakan WNI yang tidak pernah kehilangan kewarganegaraannya. Dan Pemohon juga memiliki hak yang sama dengan WNI lainnya. Saya loncat. 95. KETUA: ANWAR USMAN Ya, loncat ya, 42, ya? 22

26 96. PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA Ya. 42. Bahwa Pasal 21 ayat (1) dan ayat (3), dan Pasal 36 ayat (1) UUPA telah jelas dan nyata merampas, merenggut, dan menghilangkan hak Pemohon untuk memiliki hak milik dan hak guna bangunan. Dengan demikian, telah terjadi pembedaan hak atau diskriminasi antara Pemohon dengan warga Indonesia lainnya. 43. Bahwa pencabutan, perenggutan, dan penghilangan hak Pemohon untuk memiliki hak milik dan HGB merupakan bentuk perlakuan diskriminatif yang nyata dan melanggar Pasal 28I ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, telah nyata bahwa ketentuan Pasal 21 ayat (1), ayat (3), Pasal 36 ayat (1) UUPA melanggar dan bertentangan dengan Pasal 26 ayat (1), Pasal 28 Pasal 27 ayat (1), dan Pasal 28I ayat (2) Undang- Undang Dasar Tahun KETUA: ANWAR USMAN Ya. 98. PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA Pencabutan dan penghilangan hak Pemohon untuk memiliki hak milik dan hak guna bangunan merupakan pelanggaran terhadap Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945, dan diskriminasi serta melanggar ketentuan-ketentuan universal mengenai hak asasi manusia. Bahwa telah menjadi hak manusia untuk memiliki tempat tinggal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun Akan tetapi, Pasal 21 ayat (3) UUPA telah mencabut dan menghilangkan kesempatan dan hak Pemohon untuk memiliki hak milik dan HGB yang nyata-nyata merupakan bentuk diskriminasi dan melanggar ketentuan-ketentuan mengenai hak asasi manusia yang berlaku secara universal yang telah pula diakui oleh Negara Republik Indonesia. Saya loncat ( ) 99. KETUA: ANWAR USMAN Ya, loncat. Langsung saja ke 47 karena kami sudah baca semua. 23

27 100. PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA Baik, terima kasih. 47. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, nyata bahwa ketentuan Pasal 21 ayat (1), ayat (3), Pasal 36 ayat (1) UUPA, melanggar atau bertentangan dengan ketentuan-ketentuan Pasal 28E ayat (1), Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945, dan ketentuan-ketentuan lainnya mengenai hak asasi manusia yang berlaku secara nasional maupun internasional. 48. Bahwa Pasal 29 ayat (1) dan Pasal 35 ayat (1) Undang- Undang Perkawinan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun a. Bahwa frasa pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan, Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun b. Bahwa tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia, kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Adapun di dalam hukum Islam, tujuan perkawinan adalah untuk membentuk keluarga sakinah, mawadah, warahmah. Hal itu pun yang menjadi tujuan utama Pemohon ketika melakukan perkawinan, sehingga Pemohon sama halnya dengan kebanyakan pasangan di zaman itu, tidak mempermasalahkan mengenai harta. Apalagi pada saat perkawinan dilaksanakan, Pemohon tidak mengerti hukum dan masih sangat belia dan juga tidak punya harta. 49. Bahwa tidak terbersit sedikit pun pada diri Pemohon untuk membuat perjanjian kawin sebelum atau pada saat perkawinan dilaksanakan. Lagipula pada umumnya, semua pasangan yang akan menikah tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli tanah apalagi membeli rumah, sehingga adalah wajar pada tahap tersebut Pemohon belum sampai berpikir untuk membeli tanah. 50. Bahwa tidak terbersit sedikit pun dasar dari perjanjian kawin adalah sama seperti perjanjian pada umumnya yaitu kedua belah pihak diberikan kebebasan/sesuai dengan asas hukum kebebasan berkontrak asalkan tidak bertentangan dengan Undang-Undang Kesusilaan atau tidak melanggar ketertiban umum. Hal tersebut sejalan dengan Pasal 28E ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang mengatur dan seterusnya. Namun kenyataannya, frasa pada waktu sebelum perkawinan dilangsungkan pada Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang 24

28 Perkawinan, ternyata sebaliknya mengekang hak kebebasan berkontrak seseorang. Frasa tersebut membatasi kebebasan dua orang individu untuk melakukan atau kapan akan melakukan perjanjian karena seseorang pada akhirnya tidak dapat membuat perjanjian kawin jika tidak dilakukan pada saat atau sebelum perkawinan dilangsungkan. 51. Bahwa telah jelas dan terang frasa pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan pada Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan bertentangan dengan Pasal 28E ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun KETUA: ANWAR USMAN Ya, lewat saja, itu kami sudah baca semua PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA 52. Bahwa dasar dan prinsip utama dalam sebuah perjanjian adalah kebebasan berkontrak atau freedom of contract sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata yang mengatur dan seterusnya. Akan tetapi, Pemohon sadar bahwa perjanjian yang dibuat oleh para pihak tidak boleh: a. Melanggar hak orang lain yang diartikan melanggar sebagian hak-hak pribadi, seperti integritas tubuh, kebebasan, kehormatan, dan lain-lain. Termasuk dalam hal ini, hak-hak absolut, seperti hak kebendaan, hak kekayaan intelektual, dan sebagainya. b. Bertentangan dengan kewajiban hukum pelaku, yakni kewajiban yang dirumuskan dalam aturan undangundang. c. Bertentangan dengan kesusilaan. Artinya perbuatan yang dilakukan oleh seseorang itu bertentangan dengan sopan santun yang tidak tertulis, yang tumbuh berkembang dalam masyarakat. d. Bertentangan dengan kecermatan yang harus diindahkan dalam masyarakat. Bahwa Pemohon sadar ketakutan pembentuk Undang-Undang Perkawinan saat itu, pembentuk undang-undang ingin melindungi pihak ketiga sebagai akibat pemisahan harta perkawinan akibat berlakunya Pasal 29 ayat (1) Undang- Undang Perkawinan dengan menambahkan frasa pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan. Namun, hal tersebut telah diantisipasi oleh Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata atau asas iktikad baik atau good faith. Asas ini 25

29 mengharuskan para pihak seharusnya harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh maupun kemauan atau iktikad baik dari para pihak. Asas iktikad baik terbagi menjadi dua yakni iktikad baik nisbi dan iktikad baik mutlak. Pada iktikad baik pertama, seseorang memperhatikan sikap dan tingkah laku yang nyata dari subjek. Pada iktikad yang kedua, penilaian terletak pada akal sehat dan keadilan, serta dibuat ukuran yang objektif untuk menilai keadaan menurut norma-norma yang objektif. Hal-hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa setiap orang berhak untuk melakukan perjanjian dengan siapa pun, kapan pun, dengan isi apa pun, asal dilaksanakan dengan iktikad baik serta tidak bertentangan dengan Undang-Undang Kesusilaan ataupun ketertiban umum. 53. Bahwa dari uraian di atas dapat disimpulkan frasa pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan pada Pasal 21 ayat (1) UU Perkawinan bertentangan dengan Pasal 28E ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun Oleh karenanya, sangat berdasar hukum apabila menyangkut frasa pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. B. Frasa harta bersama pada Pasal 35 ayat (1) UU Perkawinan sepanjang tidak dimaknai sebagai hak untuk menuntut bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun Bahwa Pemohon melangsungkan perkawinan dengan suami Pemohon adalah untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah yang bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahamah. 55. Bahwa pada umumnya, hampir seluruh wanita di Indonesia yang sudah menikah kebanyakan menjalani tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga dan tidak bekerja. Namun, tidak juga terdapat sebagian wanita yang sudah menikah tetap memilih bekerja. 56. Bahwa sebelum maupun sesudah menikah, Pemohon dan suami Pemohon selama masa perkawinan selalu bekerja keras dengan giat dan gigih, sehingga Pemohon dan suami, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dapat menabung atau membeli harta. Bahwa selama perkawinan Pemohon dan suami Pemohon menyadari bahwa setiap harta yang diperoleh berdasarkan 26

30 hasil kerjanya merupakan kepemilikan Pemohon yang pemanfaatannya digunakan untuk bersama. Namun, frasa harta bersama pada Pasal 35 ayat (1) UU Perkawinan selalu dimaknai sebagai hak kepemilikan yang timbul secara otomatis selama perkawinan. Meskipun harta tersebut belum beralihnya kepemilikan kepada baik pihak istri maupun suami sebagaimana diterapkan dalam Pengadilan Negeri Jakarta Timur dengan penetapannya Nomor 04 sekian, tertanggal 12 November 2014 dan surat pengembang nomor sekian, tertanggal 17 September Bahwa Pasal 35 ayat (1) UU Perkawinan telah jelas dan nyata merampas, menghilangkan, dan membatasi hak Pemohon untuk memiliki dan mempunyai harta secara utuh dikarenakan Pasal 35 ayat (1) UU Perkawinan dimaknai dengan adanya pembagian kepemilikan atas harta, separuh bagi suami dan pihak istri dengan serta-merta secara otomatis ketika pembelian baru saja dilaksanakan. Padahal hak atas harta bersama barulah timbul pada saat putusnya perkawinan. Penjelasan Pasal 35 ayat (1) apabila perkawinan putus, maka harta tersebut diatur menurut hukumnya masing-masing. 58. Bahwa (...) 103. KETUA: ANWAR USMAN Langsung saja ke ini... Nomor 60, ya PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA Baik, terima kasih. 60. Bahwa konstitusi mengatur dan memberikan hak perlindungan atas harta benda yang di bawah kekuasaan Pemohon. Oleh karena itu maka frasa... harta bersama dalam Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan sepanjang tidak dimaknai sebagai hak untuk menuntut, bertentangan dengan Pasal 28G ayat (1) dan Pasal 28H ayat (4) Undang-Undang Dasar Mahkamah Konstitusi mempunyai kewenangan yang diberikan oleh negara untuk menegakan hak asasi Pemohon yang telah dirampas karena berlakunya Pasal 21 ayat (1), ayat (3), dan Pasal 36 ayat (1) UUPA, Pasal 29 ayat (1), dan Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan. 62, saya mohon izin untuk melongkap. 27

31 105. KETUA: ANWAR USMAN Ya, langsung loncat saja PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA (...) 62. Bahwa telah jelas dan nyata terbukti hak asasi Pemohon telah tercederai, terampas, dan hilang karena berlakunya Pasal 21 ayat (1), ayat (3), dan Pasal 36 ayat (1) UUPA, serta Pasal 29 ayat (1), dan Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan dimana perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara sebagaimana diatur dalam Pasal 28I ayat (4) dan ayat (5) Undang-Undang Dasar Oleh karenanya, Mahkamah Konstitusi yang telah diberikan kewenangan oleh negara, wajib memulihkan hak Pemohon dengan mengabulkan seluruh permohonan Pemohon. Dasar pertimbangan Pemohon telah berdasar hukum, tepat, benar, lengkap, dan sempurna sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. 63. Bahwa dasar pertimbangan yang telah Pemohon uraikan di atas telah sesuai dengan Pasal 5 ayat (1) huruf b Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 6/PMK/2005 tentang Pedoman Beracara Dalam Perkara Pengujian Undang-Undang. Oleh karenanya sudah berdasar hukum, tepat, benar, lengkap, dan sempurna dalil permohonan Pemohon, dan untuk itu mohon kepada yang terhormat Hakim Majelis Konstitusi pada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia untuk memeriksa dan mengadili permohonan ini. Permohonan atau petitum. Demikian dasar-dasar permohonan 107. KETUA: ANWAR USMAN Ya, langsung saja ke poin satu petitumnya, menerima dan mengabulkan PEMOHON NOMOR 69/PUU-XIII/2015: IKE FARIDA Baik. Oleh karenanya, wajar serta sangat konstitusional jika Yang Terhormat Majelis Hakim Konstitusi pada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang memeriksa dan mengadili perkara permohonan a quo menjatuhkan putusan sebagai berikut. 1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya. 28

32 2. Menyatakan frasa warga negara Indonesia pada Pasal 21 ayat (1) UUPA sepanjang tidak dimaknai warga negara Indonesia tunggal tanpa terkecuali bertentangan dengan Pasal 28H ayat (4) Undang- Undang Dasar Tahun Menyatakan frasa warga negara Indonesia pada Pasal 21 ayat (1) UUPA sepanjang tidak dimaknai warga negara Indonesia tunggal tanpa terkecuali tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. 4. Menyatakan frasa warga negara Indonesia pada Pasal 36 ayat (1) UUPA sepanjang tidak dimaknai warga negara Indonesia tunggal tanpa terkecuali bertentangan dengan Pasal 28H ayat (4) Undang- Undang Dasar Tahun Menyatakan frasa warga negara Indonesia pada Pasal 36 ayat (1) UUPA sepanjang tidak dimaknai warga negara Indonesia tunggal tanpa terkecuali tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. 6. Menyatakan frasa warga negara Indonesia pada Pasal 36 ayat (1), Pasal 21 ayat (1) UUPA menghilangkan hak Pemohon untuk memiliki hak milik dan hak guna bangunan sehingga bertentangan dengan Pasal 28E ayat (1), Pasal 28H ayat (1), Pasal 28D ayat (1), Pasal 27 ayat (1), Pasal 26 ayat (1), Pasal 27 ayat (1), dan Pasal 28I ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun Menyatakan frasa pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan dan seterusnya pada Pasal 29 ayat (1) Undang- Undang Perkawinan bertentangan dengan Pasal 25E ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun Menyatakan frasa pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan dan seterusnya pada Pasal 29 ayat (1) Undang- Undang Perkawinan tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. 9. Menyatakan frasa harta bersama dalam Pasal 35 ayat (1) Undang- Undang Perkawinan sepanjang tidak dimaknai sebagai hak untuk menuntut bertentangan dengan Pasal 28G ayat (1) dan Pasal 28H ayat (4) Undang-Undang Dasar Tahun Menyatakan frasa harta bersama dalam Pasal 35 ayat (1) Undang- Undang Perkawinan sepanjang tidak dimaknai sebagai hak untuk menuntut tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. 11. Memerintahkan pengumuman putusan ini dimuat dalam Lembaran negara Republik Indonesia atau apabila Majelis Hakim Konstitusi pada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia berpendapat lain, Pemohon mohon putusan yang seadil-adilnya. Bahwa selanjutnya untuk menguatkan dalil-dalil permohonan, Pemohon telah mengajukan barang bukti berupa naskah Undang- Undang Dasar Tahun 1945, undang-undang, dan surat-surat yang diberi tanda sebagaimana terlampir. 29

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 69/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 69/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 69/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 69/PUU-XIII/2015 Hak Milik dan Hak Guna Bangunan Terhadap Warga Negara Indonesia yang Menikah dengan Warga Negara Asing I. PEMOHON Ike Farida II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 69/PUU-XIII/2015 Hak Milik dan Hak Guna Bangunan Terhadap Warga Negara Indonesia yang Menikah dengan Warga Negara Asing I. PEMOHON Ike Farida II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian

Lebih terperinci

ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PERJANJIAN KAWIN YANG DAPAT DILAKUKAN SELAMA PERKAWINAN BERLANGSUNG

ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PERJANJIAN KAWIN YANG DAPAT DILAKUKAN SELAMA PERKAWINAN BERLANGSUNG ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PERJANJIAN KAWIN YANG DAPAT DILAKUKAN SELAMA PERKAWINAN BERLANGSUNG Oleh : Sriono, SH, M.Kn Dosen tetap STIH Labuhanbatu e_mail: sriono_mkn@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 120/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 120/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 120/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAKAMAH KONSTITUSI SEBAGAIMANA DIUBAH

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XIV/2016 PERKARA NOMOR 91/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 68/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 68/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 68/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERRUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG- UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 113/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 113/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 113/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 8/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 8/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 8/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 1999 TENTANG TELEKOMUNIKASI TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 85/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 85/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 85/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 14 Tahun

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 90/PUU-XV/2017 Larangan Bagi Mantan Terpidana Untuk Mencalonkan Diri Dalam Pilkada

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 90/PUU-XV/2017 Larangan Bagi Mantan Terpidana Untuk Mencalonkan Diri Dalam Pilkada RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 90/PUU-XV/2017 Larangan Bagi Mantan Terpidana Untuk Mencalonkan Diri Dalam Pilkada I. PEMOHON Dani Muhammad Nursalam bin Abdul Hakim Side Kuasa Hukum: Effendi Saman,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat [Pasal 4 ayat (1) dan ayat (3)] terhadap

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM TERHADAP UNDANG-

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 140/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 140/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 140/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 10/PUU-XVI/2018

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 10/PUU-XVI/2018 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 10/PUU-XVI/2018 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 128/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 128/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 128/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 80/PUU-XIV/2016 Hak Konstitusional Untuk Mendapatkan Status Kewarganegaraan Indonesia Bagi Anak Belum Berusia 18 Tahun Atau Belum Kawin Yang Lahir Dari Ibu Warga Negara

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua Sebagaimana

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 99/PUU-XV/2017 Tafsir konstitusional frasa rakyat pencari keadilan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 99/PUU-XV/2017 Tafsir konstitusional frasa rakyat pencari keadilan RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 99/PUU-XV/2017 Tafsir konstitusional frasa rakyat pencari keadilan I. PEMOHON Nina Handayani selanjutnya disebut sebagai Pemohon; Kuasa Hukum: Dr. Youngky Fernando, S.H.,M.H,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 19/PUU-XV/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. : Habiburokhman S.H., M.H.

PUTUSAN Nomor 19/PUU-XV/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. : Habiburokhman S.H., M.H. SALINAN PUTUSAN Nomor 19/PUU-XV/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 57/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 57/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 57/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 024/PUU-IV/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN. Nomor 024/PUU-IV/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 024/PUU-IV/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat pertama dan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan I. PEMOHON Barisan Advokat Bersatu (BARADATU) yang didirikan berdasarkan

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 40/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 40/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 40/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 135/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 135/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 135/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 84/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 84/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 84/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 70/PUU-XIII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 70/PUU-XIII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA SALINAN PUTUSAN Nomor 70/PUU-XIII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir,

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 135/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 135/PUU-VII/2009 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxp;;;;;;;;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;; MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana [Pasal 195, Pasal 197 ayat

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2015

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 106/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 106/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 106/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-X/2012 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 34/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 34/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 34/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XV/2017 RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XV/2017 Wilayah Jabatan Notaris I. PEMOHON Donaldy Christian Langgar II. OBJEK PERMOHONAN Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-VIII/2010

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-VIII/2010 PERIHAL PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1969 TENTANG PENSIUN PEGAWAI DAN PENSIUN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah [Pasal 58 huruf c] terhadap

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAIMANA TELAH

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XI/2013 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 79/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 79/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 79/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan [Pasal 3 beserta Penjelasannya]

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 140/PUU-XIII/2015 Hak Konstitusional Untuk Dipilih Dalam Hal Pasangan Calon Berhalangan Tetap

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 140/PUU-XIII/2015 Hak Konstitusional Untuk Dipilih Dalam Hal Pasangan Calon Berhalangan Tetap RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 140/PUU-XIII/2015 Hak Konstitusional Untuk Dipilih Dalam Hal Pasangan Calon Berhalangan Tetap I. PEMOHON Erwin Arifin, SH., MH. Kuasa Hukum Sirra Prayuna, SH., Badrul

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 83/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 83/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 83/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 2/PUU-XV/2017 Syarat Tidak Pernah Melakukan Perbuatan Tercela Bagi Calon Kepala Daerah

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 2/PUU-XV/2017 Syarat Tidak Pernah Melakukan Perbuatan Tercela Bagi Calon Kepala Daerah RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 2/PUU-XV/2017 Syarat Tidak Pernah Melakukan Perbuatan Tercela Bagi Calon Kepala Daerah I. PEMOHON Suta Widhya, SH. II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Pasal 7 Ayat

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-X/2012 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PUU-XV/2017 RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PUU-XV/2017 Verifikasi Partai Politik Yang Akan Mengikuti Pemilu 2019 I. PEMOHON Partai Persatuan Indonesia, yang diwakili oleh: 1. Hary Tanoesoedibjo; 2. Ahmad Rofiq.

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 113/PUU-XII/2014 Keputusan Tata Usaha Negara yang Dikeluarkan atas Dasar Hasil Pemeriksaan Badan Peradilan Tidak Termasuk Pengertian Keputusan Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 29/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 29/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 29/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Kitab Undang-Undang Hukum Pidana [Pasal 505] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 48/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 48/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 48/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 65/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 65/PUU-XV/2017 RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 65/PUU-XV/2017 Persyaratan Usia Untuk Dapat Menjadi Perangkat Desa I. PEMOHON Sukirno, S.Si. II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Pasal 50 ayat (1) huruf b Undang-Undang

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 127/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 127/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 127/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI TERHADAP UNDANG-

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Kitab Undang-Undang Hukum Pidana [Pasal 231 ayat (3)] Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 58/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 58/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 58/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 34/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 34/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 34/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAHAKAM ULU DI

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DAN UNDANG- UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006 irvanag MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 12 TAHUN 2003 TENTANG PEMILU ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD, UU NO. 23

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 81/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 81/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 81/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-XVI/2018

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-XVI/2018 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-XVI/2018 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1985 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim I. PEMOHON Teguh Satya Bhakti, S.H., M.H. selanjutnya disebut

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 117/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 117/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 117/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN JUNCTO

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana [Pasal 77 huruf a Pasal

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Kitab Undang-Undang Hukum Pidana [Pasal 231 ayat (3)] Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 71/PUU-XIV/2016 Hak Konstitusional Terdakwa dan/atau Mantan Narapidana Untuk Dipilih Menjadi Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah I. PEMOHON Drs. H. Rusli

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 137/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 137/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 137/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 30/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 30/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 30/PUU-XI/2013 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon I. PEMOHON RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon Kuasa Hukum: Muhammad Ainul Syamsu, SH.,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika [Pasal 111 ayat ( 2), Pasal 112 ayat

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 71/PUU-XIV/2016 Hak Konstitusional Terdakwa dan/atau Mantan Narapidana Untuk Dipilih Menjadi Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah I. PEMOHON Drs. H. Rusli Habibie,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 63/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 63/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 63/PUU-XII/2014 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 45/PUU-XV/2017 Kewajiban Pengunduran Diri Bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD Dalam PILKADA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 45/PUU-XV/2017 Kewajiban Pengunduran Diri Bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD Dalam PILKADA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 45/PUU-XV/2017 Kewajiban Pengunduran Diri Bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD Dalam PILKADA I. PEMOHON Abdul Wahid, S.Pd.I. Kuasa Hukum: Dr. A. Muhammad Asrun, SH., MH., Ai

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan [Pasal 27 ayat (1) huruf e ] terhadap

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 23/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 23/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 23/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci