DEFINISI OPERASIONAL, INDIKATOR DAN PENGUKURAN PEUBAH PENELITIAN PEUBAH DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR PENGUKURAN *)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DEFINISI OPERASIONAL, INDIKATOR DAN PENGUKURAN PEUBAH PENELITIAN PEUBAH DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR PENGUKURAN *)"

Transkripsi

1 176 Lampiran 1 DEFINISI OPERASIONAL, INDIKATOR DAN PENGUKURAN PEUBAH PENELITIAN PEUBAH DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR PENGUKURAN *) FAKTOR INTERNAL (X 1) : Umur (X1.1) Tingkat Pendidikan (formal dan non formal) (X 1.2) Usia petani agroforestri pada saat dilakukan wawancara - Lamanya petani mengikuti atau mendapatkan pendidikan di bangku sekolah formal (bersekolah) - Jenis pendidikan di luar sekolah formal yang pernah diikuti oleh petani - Usia petani agroforestri pada saat dilakukan wawancara - Jumlah tahun sukses yang berhasil dicapai petani da-lam mengikuti pendidikan formal - Jumlah waktu yang digu-nakan petani dalam meng-ikuti pendidikan non for-mal dan jenis pendidikan non formalnya. Usia petani agroforestri yang dikelompokkan dalam kelas umur : a. < 20 tahun b tahun c. > 60 tahun Pernyataan responden tentang kelas/tingkatan sekolah apa yang berhasil ia ikuti terakhir kali a. Tidak pernah sekolah b. SD sampai kelas c. SLTP sampai kelas d. SMU sampai kelas e. Universitas/ PT.. Pernyataan responden tentang jenis pendidikan non formal yang pernah diikuti dalam 5 tahun terakhir : a. Tidak pernah mengikuti b. Pernah mengikuti pendidikan non formal selama. bulan pada tahun..

2 177 Lampiran 1 (lanjutan) PEUBAH DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR PENGUKURAN *) Pengalaman Berusaha Agroforestri (X 1.3) Lamanya petani melakukan usahanya dihitung sejak petani melakukan usaha agroforestri sampai saat pengumpulan data Jumlah tahun dihitung dari petani mulai melakukan usaha agroforestri sampai dengan saat wawancara dilaksanakan Pernyataan responden tentang jumlah tahun dihitung dari mulai ia melakukan usaha agrofoestry hingga saat wawancara Jumlah Tanggungan Keluarga (X 1.4) Banyaknya anggota keluarga yang menjadi tanggung jawab petani sebagai kepala keluarga untuk menghidupinya Jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan petani ketika penelitian dilaksanakan, terdiri atas anak yang sedang bersekolah, anak yang tidak sedang bersekolah dan selain anak (istri, orang tua, adik, keponakan, dll). Pernyataan responden tentang jumlah orang yang menjadi tanggungannya : a. jumlah anak yang bersekolah b. jumlah anak yang tidak bersekolah.. c. jumlah anggota keluarga selain anak Luas Lahan Garapan (X 1.5) Luas lahan yang dikuasai dan dapat dipergunakan untuk melakukan usaha tani, baik untuk usaha agroforestri, maupun untuk usaha tani lainnya. Luas sawah, kebun, huma/ pekarangan, kolam dan lahan agroforestri, baik milik sendiri maupun bukan milik sendiri Pernyataan responden tentang luas lahan yang dikuasainya dan digunakan untuk usaha tani : a. luas sawah (ha) b. luas kebun (ha) c. luas kolam (m2) d. luas huma/pekarangan..(m2) e. luas hutan/ lahan agroforestri (ha)

3 178 Lampiran 1 (lanjutan) PEUBAH DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR PENGUKURAN *) Motivasi berusaha agroforestri ( X1.6) Hal hal yang berkaitan dengan dorongan/keinginan yang dirasakan oleh petani untuk melakukan usaha agroforestri, baik motivasi yang berasal dari dalam diri petani (intrinsik) maupun yang berasal dari luar diri petani (ekstrinsik) - Sumber dorongan bagi petani untuk melakukan usaha agroforstry - Jumlah inovasi yang dicoba Pernyataan responden tentang hal-hal yang mendorongnya untuk melakukan usaha agroforestri : 1). anjuran pemerintah/penyuluh/petugas kehutanan. 2). sesama petani/tetangga/kelompok tani 3). keinginan sendiri dalam upaya pening-katan pendapatan Pernyataan responden tentang jumlah komoditi yang pernah diusahakan secara agroforestri - Curahan waktu Pernyataan responden tentang jumlah jam dalam sehari yang digunakan untuk bekerja di lahan agroforestri - Usaha dalam mencari informasi dan memecah-kan masalah Pernyataan responden tentang waktu mencari informasi : 1). tidak tentu 2). setiap ada masalah 3). setiap ada kesempatan Pernyataan responden tentang partisipasinya dalam penyuluhan: 1). tidak datang 2). kadang-kadang datang 3). selalu datang

4 179 Lampiran 1 (lanjutan) PEUBAH DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR PENGUKURAN *) Pernyataan responden tentang usaha memecahkan masalah : 1). masalah tersebut dibiarkan 2). lapor ke Kelompok Tani Hutan (KTH) 3). mencari pemecahan masalah sendiri - Usaha untuk bangkit lagi setelah gagal Pernyataan responden tentang usaha setelah gagal : 1). berhenti berusaha 2). mencoba lagi dalam skala kecil 3). berusaha lagi seperti biasa 4). mencoba lagi dengan cara yang baru FAKTOR EKSTERNAL (X2) Ketersediaan informasi agroforestri (X 2.1) Banyaknya informasi yang berkaitan dengan agrofores-try yang dapat dijangkau dan dimanfaatkan oleh petani dan tingkat kemudahan untuk memperolehnya - Jumlah dan jenis informasi yang berhubungan dengan agroforestri Pernyataan responden tentang jumlah informasi agroforestri : 1). tidak ada 2). ada tapi sedikit 3). banyak Pernyataan responden tentang sumber informasi : 1). media cetak (koran, majalah, buku, dll) 2). media elektronik (TV, radio, film, dll) 3). Penyuluhan 4). Obrolan tetangga/petani lain/kth

5 180 Lampiran 1 (lanjutan) PEUBAH DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR PENGUKURAN *) Kesesuaian informasi yang tersedia dengan kebutuhan yang dirasakan petani Pernyataan responden tentang kesesuaian informasi : 1). tidak sesuai 2). Kadang-kadang sesuai 3). Selalu sesuai - Tingkat kemudahan mem-peroleh informasi agroforestri menurut petani Pernyataan responden tentang kemudahan memperoleh informasi : 1). sangat sulit 2). kadang-kadang mudah 3). sangat mudah Ketersediaan Sarana Produksi (X2.2) Jumlah dan tingkat kemudahan untuk menjangkau dan memanfaatkan sarana produksi pertanian dalam melakukan usaha agroforestri - Tempat sarana produksi dapat diperoleh Pernyataan responden tentang tempat sarana produksi dapat diperoleh : 1). dari dalam dusun 2). luar dusun dalam desa 3). luar desa - Keterjangkauan harga Pernyataan responden tentang keterjangkauan harga sarana produksi : 1). tidak terjangkau 2). sebagian terjangkau 3). semua terjangkau - Jumlah sarana produksi di pasaran Pernyataan responden tentang jumlah sarana produksi di pasar input : 1). sangat jarang 2). sedikit 3). cukup 4). sangat banyak

6 181 Lampiran 1 (lanjutan) PEUBAH DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR PENGUKURAN *) Dukungan lembaga keuangan (X2.3) Dukungan lembaga pemasaran (X2. 4) Jumlah dan tingkat manfaat dari dukungan lembaga/ institusi formal/tidak formal/swasta yang ada dalam hal keuangan/permodalan Jumlah dan tingkat manfaat dari dukungan lembaga/institusi/organisasi formal/tidak formal/swasta yang ada dalam hal pemasaran hasil produksi - Jumlah dan nama lembaga yang mendukung keuangan/permodalan usaha agroforestri Pernyataan responden tentang lembaga yang mendukung keuangan : a. KTH b. Koperasi (KUD) c. Perum Perhutani d. Peminjaman Modal Lokal e. Bank f. Kelompok Pengajian/arisan g. Lain-lain - Intensitas dukungan Pernyataan responden tentang besarnya dukungan : 1). sangat kecil 2). cukup 3). sangat besar - Tingkat manfaat Pernyataan responden tentang tingkat manfaat : 1). rendah 2). sedang 3). tinggi - Jumlah dan nama lembaga yang mendukung keuang-an usaha agroforestri Pernyataan responden tentang lembaga yang mendukung pemasaran : a. KTH/LMDH b. Koperasi c. Perum Perhutani d. Peminjaman Modal Lokal e. Bank f. Kelompok Pengajian/arisan g. Lain-lain

7 182 Lampiran 1 (lanjutan) PEUBAH DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR PENGUKURAN *) Dukungan lembaga penyuluhan (X2.5) Dukungan yang diberikan oleh lembaga-lembaga penyuluhan berupa kegiatan penyuluhan dengan metode, teknik dan materi tertentu, yang diukur kesesuaiannya berdasarkan kebutuhan petani dalam melakukan usaha agroforestri - Besarnya dukungan Pernyataan responden tentang besarnya dukungan : 1). sangat kecil 2). cukup 3). sangat besar - Tingkat manfaat Pernyataan responden tentang tingkat manfaat : 1). rendah 2). sedang 3). tinggi - Jumlah lembaga penyuluhan Pernyataan responden tentang jumlah lembaga penyuluhan. 1). sedikit 2). sedang 3). banyak - Frekuensi penyuluhan Pernyataan responden tentang frekuensi penyuluhan : 1) jarang 2) sedang 3) sering - Ketepatan materi Pernyataan responden tentang materi yang disampaikan dalam penyuluhan : 1). tidak tepat 2). kurang tepat 3). tepat

8 183 Lampiran 1 (lanjutan) PEUBAH DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR PENGUKURAN *) Kesesuaian materi dengan kebutuhan petani Pernyataan responden tentang kesesuaian materi dengan kebutuhan : 1). tidak sesuai 2). cukup sesuai 3). sangat sesuai - Ketepatan metode Pernyataan responden tentang ketepatan metode : 1). banyak ceramah, sedikit praktek 2). banyak ceramah, banyak praktek 3). sedikit ceramah, banyak praktek Dukungan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau lembaga pemerintahan pedesaan (X2.6) Dukungan yang diberikan oleh LMDH atau lembaga pemerintahan desa terhadap petani dalam melakukan usaha agroforestri dalam bentuk kemudahan dalam pembuatan kesepakatan dengan pihakpihak terkait. - Pembuatan kesepakatan/ perjanjian mengenai bagi hasil usaha agroforestri dengan pihak-pihak terkait (Perum Perhutani, Bank, KUD, dll.) Pernyataan responden tentang dukungan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau lembaga pemerintahan masyarakat pedesaan terhadap usaha agroforestri : 1). Tidak mendukung 2). biasa-biasa saja 3). Sangat mendukung Dukungan kebijakan lokal dan/atau nasional (X2.7) Dukungan berupa peraturanperaturan/kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah setempat terkait dengan pelaksanaan agroforestri yang dilakukan oleh petani - Ada tidaknya peraturan yang mendukung dan mengatur penerapan PHBM di lapangan Pernyataan responden tentang adanya peraturan-peraturan atau kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat/local terkait dengan pelaksanaan agroforestri : 1) Ada, sangat mendukung dan menguntungkan kedua belah pihak, 2) Ada, tetapi lebih menguntungkan perusahaan (Perum Perhutani) 3) Tidak ada 4) Tidak tahu

9 184 Lampiran 1 (lanjutan) PEUBAH DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR PENGUKURAN *) Pengaruh Tokoh Masyarakat (X2.8) Tingkat Manfaat Program PSDHBM (X2.9) Ada tidaknya peran tokoh masyarakat yang mempengaruhi dalam setiap pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pelaksanaan usaha agroforestri Jenis dan tingkat manfaat yang dirasakan petani agroforestry dari kegiatan kegiatan yang dilaksanakan melalui program PSDHBM - Ada tidaknya tokoh masyarakat - Kenal tidaknya dengan tokoh masyarakat dan intensitas bertemu - Pengaruh tokoh masyarakat - Ada tidaknya manfaat yang diukur dari peningkatan pendapatan petani agroforestri Pernyataan responden tentang ada tidaknya tokoh masyarakat Pernyataan responden tentang kenal tidaknya dan intensitas bertemu dengan tokoh masyarakat Pernyataan responden tentang pengaruh tokoh masyarakat dalam pengambilan keputusan pelaksanaan usaha agroforestri : 1). tidak ada pengaruhnya 2). cukup berpengaruh 3). sangat berpengaruh Pernyataan responden tentang manfaat yang diperoleh dari program PSDHBM : 1). tidak ada 2). ada - Jenis manfaat Pernyataan responden tentang jenis manfaat dari program PSDHBM : a. jaminan keberlanjutan usaha b. material c. pembinaan d. lainnya

10 185 Lampiran 1 (lanjutan) PEUBAH DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR PENGUKURAN *) KEMANDIRIAN (Y. 1) Kemandirian dalam proses perencanaan (Y1.1) Kemampuan dan kebebasan petani untuk mengambil keputusan dalam proses perencanaan yang berhubungan dengan pelaksanaan usaha agroforestri - Tingkat manfaat Pernyataan responden tentang tingkat manfaat yang diperoleh dari program PSDHBM : 1). kecil sekali 2). cukup 3). sangat besar - Persentase keterlibatan petani dalam penyusunan rencana pelaksanaan usaha agroforestri, yang meliputi : a. Bagi hasil b. Jenis tanaman pangan c. Jenis tanaman kehutanan d. Luas lahan untuk usaha agroforestri Pernyataan responden tentang keterlibatannya dalam penyusunan rencana pelaksanaan usaha agroforestri : 1). tidak dilibatkan 2). cukup dilibatkan 3). Sangat dilibatkan Kemandirian dalam Manajemen Pemodalan (Y1.2) Kemampuan dan kebebasan petani dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan penyediaan modal yang dibutuhkan untuk usa-ha agroforestri serta penge-lolaan keuangan usahanya. - Persentase jumlah model yang berasal dari petani sendiri Pernyataan responden tentang presentase modal sendiri : 1). sedikit 2). sebagian besar 3). seluruhnya

11 186 Lampiran 1 (lanjutan) PEUBAH DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR PENGUKURAN *) Kemandirian dalam proses produksi (Y1. 3) Kemampuan dan kebebasan petani dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan proses produksi dalam berusaha agroforestri - Tingkat ketidaktergantungan terhadap modal dari luar - Pihak yang memutuskan besarnya modal dan sum-bermodal yang akan digu-nakan Pernyataan responden tentang hal yang akan dilakukan bila modal dari luar sulit diperoleh : 1). berhenti, cari kerja lain 2). berusaha sambil terus cari modal luar 3). berusaha dengan modal sendiri saja Pernyataan responden tentang pihak yang memutuskan permodalan : 1). pemberi pinjaman 2). kelompok tani 3). sendiri/keluarga - Pengelolaan keuangan Pernyataan responden tentang pengelolaan keuangan : 1). tidak ada pencatatan 2). keluar masuk dicatat 3). analisis untung rugi - Dasar pertimbangan petani dalam menentukan jenis komoditi dan jenis teknologi yang digunakan - Ketergantungan terhadap tenaga di luar keluarga Pernyataan responden tentang dasar pertimbangan pemilihan jenis komoditi dan teknologi yang digunakan : 1). disuruh pihak lain 2). ada permintaan pasar 3). sesuai dengan lahan dan lingkungan Pernyataan responden tentang bantuan orang lain dalam proses produksi : 1). sangat dibutuhkan 2). kadang dibutuhkan 3). tidak dibutuhkan

12 187 Lampiran 1 (lanjutan) PEUBAH DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR PENGUKURAN *) Kemampuan untuk meningkatkan hasil produksi Pernyataan responden tentang usaha pening-katan hasil produksi : 1). tidak ada karena sudah puas dengan hasil sekarang 2). meminta informasi kepada KTH 3). mencoba coba teknik baru Kemandirian dalam pemasaran hasil produksi (Y1. 4) Kemampuan dan kebebasan petani untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan pemasaran hasil produksi usaha agroforestri - Kemampuan memilih pasar yang menguntungkan Pernyataan responden tentang pasar yang dipilih : 1). Pemberi modal lokal 2). kelompok tani/koperasi 3). pasar konsumen - Pihak yang menentukan harga jual Pernyataan responden tentang pihak yang menentukan harga jual : 1). pemberi modal lokal 2). konsumen pasar 3). sendiri berdasarkan biaya produksi dan keuntungan - Usaha meningkatkan pene-rimaan dari kegiatan pe-masaran hasil produksi Pernyataan responden tentang usaha peningkatan pemasaran hasil produksi : 1). Tidak ada karena hasil sudah mencukupi 2). belum, tapi mau 3). hasil diolah dulu agar harganya naik

13 188 Lampiran 1 (lanjutan) PEUBAH DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR PENGUKURAN *) Kemandirian dalam menjalin kemitraan (Y1. 5) Kemampuan dan kebebasan petani dalam menentukan rekanan/mitra dalam melakukan usaha agroforestri, baik dari pihak Perum Perhutani maupun pihak-pihak lain (stakeholder) yang terkait dengan usaha agroforestrinya - Kemampuan memilih/ menentukan mitra di luar Perum Perhutani Pernyataan responden tentang mitra yang dipilih: 1) Mitra yang diusulkan oleh Perum Perhutani 2) Mitra yang memberikan pinjaman modal usaha 3) Mitra yang memberikan jaminan pemasaran bagi hasil produksinya 4). Lain-lain - Kemampuan dalam membuat kesepakatan/ perjanjian kerjasama dalam berusaha agroforestri Pernyataan responden tentang pembuatan perjanjian dalam kemitraan : 1) Kesepakatan bagi hasil dibuat bersama-sama antara petani, Perum Perhutani dan mitra; 2) Kesepakatan dibuat berdasarkan ketentuan yang dibuat oleh Perum Perhutani selaku pemilik lahan; 3) Kesepakatan dibuat sesuai keinginan mitra yang telah memberikan modal 4) Kesepakatan dibuat sesuai keinginan petani selaku pelaku utama dalam agroforestri. Keterangan : *) Angka di dalam kurung tunggal merupakan skala untuk pernyataan yang mengikutinya.

14 189 Lampiran 2 DAFTAR PERTANYAAN IDENTITAS RESPONDEN Nomor Responden :... Nama Responden :... Jenis Kelamin :... Dusun :... Tanggal wawancara :... PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah baik baik setiap pertanyaan / pernyataan dan alternatif pilihan jawaban/ pelengkapnya sebelum mengisi kuisioner. 2. Pilihlah jawaban yang paling sesuai menurut bapak/ibu/saudara dan berilah tanda silang pada pilihan tersebut. 3. Jika ada pertanyaan/pernyataan yang memungkinkan bapak/ibu/saudara memilih lebih dari satu pilihan, pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kenyataan yang ada. 4. Apabila ada pertanyaan/pernyataan yang kurang jelas, tanyakan langsung kepada petugas pengumpul data. 5. Usahakan memilih/memberikan jawaban secara jujur tanpa ada unsur paksaan. 6. Mohon semua pertanyaan/pernyataan diisi, tidak ada yang dilewatkan kecuali ada petunjuk untuk melewatinya.

15 190 FAKTOR INTERNAL (X 1) Umur (X1.1) Umur saya pada waktu memulai melakukan usaha wanatani adalah :..tahun. Pendidikan Formal dan non formal (X 1. 2) 1. Terakhir saya bersekolah adalah : a. tidak pernah sekolah b. SD sampai kelas c. SLTP sampai kelas d. SMU sampai kelas.. e. Universitas/ Perguruan Tinggi, Fakultas/jurusan 2. Pendidikan/belajar di luar bangku sekolah yang pernah saya ikuti dalam lima tahun terakhir adalah : a. Pelatihan.. selama bulan b. Pelatihan.. selama bulan Pengalaman Berusaha Wanatani (X1.3) 3. Saya melakukan usaha wanatani tanaman kopi di hutan lindung sudah.. tahun (sejak tahun..) Jumlah Tanggungan Keluarga (X1.4) 4. Jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan saya (termasuk saya sendiri) adalah. orang, terdiri atas : a. anak..orang b. istri orang c. selain anak orang Luas Lahan Garapan (X1.5) 5. Luas lahan usaha wanatani yang saya garap adalah.. ha

16 Dari luasan tersebut, yang menjadi lahan milik saya pribadi (lahan sendiri) adalah seluas. Ha. 7. Selain lahan wanatani tersebut, saya mengusahakan lahan lain berupa : a. sawah seluas ha, milik sendiri seluas ha b. kebun seluas ha, milik sendiri seluas. ha c. kolam seluas m 2, milik sendiri seluas. m 2 d. Pekarangan.. m 2 Dorongan Berusaha Wanatani (X1.6) 8. Saya berusaha wanatani atas : a. anjuran pemerintah/penyuluh b. dorongan teman sesama petani/tetangga/kelompok petani c. keinginan sendiri dalam upaya meningkatkan pendapatan 9. Selain mengusahakan tanaman kopi, saya pernah mengusahakan komoditi lain pada lahan wanatani, yaitu : seluas ha atau pohon. 10. Dalam sehari saya bekerja di lahan wanatani selama. jam 11. Biasanya saya mencari informasi tentang wanatani, saya : a. tidak datang b. kadang kadang datang c. selalu datang 12. Apabila ada kegiatan penyuluhan tentang wanatani, saya : a. tidak datang b. kadang kadang datang c. selalu datang 13. Apabila ada masalah dalam berusaha wanatani, saya akan : a. terus berusaha wanatani dan membiarkan masalah terpecahkan dengan sendirinya

17 192 b. Melaporkannya kepada ketua Kelompok Tani Hutan KTH) atau ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) agar dicarikan informasi untuk pemecahannya c. Berusaha mencari informasi/pemecahan masalah sendiri 14. Selama berusaha wanatani, saya pernah/tidak pernah mengalami kegagalan *) *) pilih salah satu 15. Apabila mengalami kegagalan dalam berusaha wanatani, saya : a. tidak akan berusaha wanatani lagi karena takut gagal lagi, modal yang ada lebih baik digunakan untuk usaha lain b. akan mencoba usaha wanatani lagi dalam skala usaha tani yang lebih kecil, agar bila gagal lagi tidak terlalu rugi bila dibandingkan jika dalam skala yang cukup besar c. mencoba berusaha wanatani lagi seperti sebelumnya, siapa tahu kali ini berhasil d. mencoba berusaha wanatani lagi dengan mencoba teknik/cara baru FAKTOR EKSTERNAL (X2) Ketersediaan Informasi/berita Wanatani (X2.1) 16. Informasi tentang wanatani saat ini menurut saya : a. tidak ada b. ada tapi sedikit c. ada banyak 17. Saya memperoleh informasi tentang wanatani dari (boleh pilih lebih dari satu) : a. koran, majalah, buku b. siaran TV, film, radio c. penyuluhan pertanian/kehutanan d. obrolan dengan tatangga/sesama petani/kth 18. Informasi wanatani yang ada saat ini menurut saya : a. tidak sesuai dengan kebutuhan saya

18 193 b. kadang kadang sesuai dengan kebutuhan saya c. selalu sesuai dengan kebutuhan saya 19. Untuk memperoleh informasi wanatani yang sesuai dengan kebutuhan : a. sangat sulit b. kadang-kadang mudah c. sangat mudah Ketersediaan Sarana/Bahan-Bahan Untuk Produksi (X2.2) 20. Bibit saya peroleh dari : a. dalam dusun b. luar dusun tapi masih dalam satu desa c. luar desa 21. Harga bibit saya saat ini : a. tidak terjangkau oleh saya b. sebagian terjangkau oleh saya c. terjangkau oleh saya 22. Pupuk saya peroleh dari : a. dalam dusun b. luar dusun tapi masih dalam satu desa c. luar desa 23. Harga pupuk saat ini : a. tidak terjangkau oleh saya b. sebagian terjangkau oleh saya c. terjangkau oleh saya 24. Jumlah pupuk di pasaran saat ini : a. sedikit b. cukup c. sangat banyak

19 Obat obatan saya peroleh dari : a. dalam dusun b. luar dusun tapi masih dalam satu desa c. luar desa 26. Harga obat obatan saat ini : a. tidak terjangkau oleh saya b. sebagian terjangkau oleh saya c. terjangkau oleh saya 27. Jumlah obat obatan di pasaran saat ini : a. sangat jarang b. sedikit c. cukup d. sangat banyak 28. Peralatan saya peroleh dari : a. dalam dusun b. luar dusun tapi masih dalam satu desa c. luar desa 29. Peralatan tersebut harganya : a. tidak terjangkau oleh saya b. ada yang terjangkau, ada yang tidak c. semuanya terjangkau oleh saya 30. Jumlah peralatan di pasaran saat ini : a. sangat jarang b. sedikit c. cukup d. sangat banyak

20 195 Dukungan Lembaga Keuangan (X2. 3) 31. Dalam berusaha wanatani, saya mendapat bantuan kemudahan memperoleh modal keuangan dari : a. KTH dan LMDH b. Koperasi c. Perum Perhutani d. Peminjaman Modal Lokal (dengan bunga) e. Bank f. Kelompok Pengajian/arisan g. Lainnya : 32. Dukungan modal/keungan dari lembaga tersebut saya rasa : a. sangat kecil b. cukup c. sangat besar 33. Tingkat manfaat yang saya rasakan dari dukungan keuangan lembaga lembaga tersebut : a. rendah b. sedang c. tinggi Dukungan Lembaga Pemasaran (X2.4) 34. Dalam berusaha wanatani, saya mendapat bantuan kemudahan pemasaran hasil dari : a. KTH dan LMDH b. Koperasi c. Peminjaman Modal Lokal (dengan bunga) d. Perum Perhutani e. Bank f. Kelompok Pengajian dan arisan g. Lainnya :

21 Bentuk dukungan dari lembaga pemasaran tersebut berupa : a. penyediaan pasar lokal dalam desa b. penyediaan sarana transportasi ke pasar konsumen c. menghubungkan petani dengan konsumen d. lainnya Besarnya dukungan/peran dari lembaga lembaga tersebut dalam usaha saya menjual hasil-hasil usaha adalah : a. rendah b. sedang c. tinggi Dukungan Lembaga Penyuluhan (X2.5) 37. Lembaga yang pernah memberikan penyuluhan di desa saya (pilihan boleh lebih dari satu) : a. Dinas Kehutanan b. Dinas Pertanian dan Perkebunan c. Dinas Perindustrian dan Perdagangan d. Perguruan Tinggi e. Perum Perhutani f. LSM g. Lainnya : 38. Materi yang pernah disuluhkan : Nama Lembaga Penyuluhan Materi Penyuluhan

22 Kegiatan penyuluhan (wanatani) yang dilaksanakan materinya : a. tidak tepat, tidak sesuai dengan kebutuhan saya b. kadang kadang tepat sesuai kebutuhan saya c. selalu tepat sesuai dengan kebutuhan saya 40. Kegiatan penyuluhan (wanatani) yang pernah dilakukan : a. banyak ceramah, sedikit diskusi dan praktek b. banyak ceramah dan diskusi, sedikit praktek c. banyak ceramah, diskusi serta praktek d. sedikit ceramah, banyak diskusi dan praktek Dukungan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (X2.6) 41. Bentuk dukungan dari lembaga tersebut berupa : a. Kemudahan di dalam membuat kesepakatan dengan Perum Perhutani b. Fasilitator dan komunikator untuk memperlancar usaha wanatani c. Pembinaan dan bimbingan dalam berusaha wanatani d. lainnya Tingkat manfaat dukungan dari lembaga lembaga tersebut saya rasa : a. Rendah/tidak mendukung b. Sedang/ biasa-biasa saja c. Tinggi/sangat mendukung Dukungan kebijakan lokal/nasional terhadap pelaksanaan wanatani (X2.7) 43. Apakah bapak/ib u/saudara mengetahui adanya peraturan/kebijakan pemerintah desa maupun pusat terkait dengan pelaksanaan wanatani? (agar memperlihatkan peraturan/kebijakan dan surat perjanjian yang dimiliki kalau ada). Menurut pendapat bapak/ibu/saudara apakah peraturan itu : a. Tidak mendukung pelaksanaan wanatani dan tidak menguntungkan petani b. Kurang mendukung pelaksanaan wanatani c. Mendukung pelaksanaan wanatani tapi hanya menguntungkan pihak Perum Perhutani

23 198 d. Sangat mendukung pelaksanaan wanatani dan menguntungkan kedua belah pihak (petani dan Perum Perhutani) Pengaruh Tokoh Masyarakat (X2.8) 44. Apakah di dusun tempat bapak/ibu/saudara tinggal terdapat tokoh masyarakat yang pendapat/nasehatnya seringkali dijadikan pedoman atau diturut dalam hidup bermasyarakat? a. tidak pernah ada b. pernah ada c. ada 45. Apakah bapak/ibu/saudara kenal dengan tokoh tersebut? a. tidak b. kenal tapi tidak dekat c. kenal baik 46. Apakah pendapat tokoh tersebut juga mempengaruhi keputusan keputusan yang diambil dalam melakukan usaha wanatani? a. tidak berpengaruh b. cukup berpengaruh c. sangat berpengaruh Pelaksanaan Program PSDHBM (X2.9) 47. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui dan memahami program PSDHBM di desa tempat Bapak/Ibu/Saudara tinggal? a. tidak tahu (lanjutkan ke nomor 51)k b. ya, saya tahu tapi tidak memahaminya (lanjutkan ke nomor 51) c. ya, saya tahu dan memahami program tersebut (lanjutkan ke nomor 48)

24 Program PSDHBM tersebut dilaksanakan oleh : a. Pemerintah b. Perum Perhutani c. Perum Perhutani bersama masyarakat d. Lain-lain Apakah ada manfaat yang dirasakan dari pelaksanaan program PSDHBM? a. tidak ada (lanjut ke No. 51) b. ya, ada (lanjut ke No. 50) 50. Jenis manfaat yang saya rasakan dari program PSDHBM (boleh lebih dari satu jawaban) : a. jaminan keberlanjutan usaha b. material, berupa c. Pembinaan berupa d. Lainnya. KEMANDIRIAN (Y) Perencanaan (Y1) 51. Di dalam melakukan usaha wanatani tersebut, saya dilibatkan/tidak dilibatkan dalam proses perencanaan usaha wanatani (jika dilibatkan, lanjutkan ke nomor 51, jika tidak dilibatkan lanjutkan ke nomor 53). 52. Saya dilibatkan secara penuh/sebagian*) dari proses perencanaan, yang meliputi penentuan luasan lahan wanatani, perijinan lamanya hak pakai lahan wanatani, jenis komoditi, sistem bagi hasil, pemasaran, dll. 53. Saya diberi/tidak diberi*) tembusan kesepakatan usaha wanatani yang telah disepakati oleh kedua belah pihak (petani dengan Perum Perhutani atau petani- Perum Perhutani dengan pihak lain yang berkepentingan).

25 200 Pengetahuan tentang Permodalan (Y2) 54. Untuk melakukan usaha wanatani berupa tanaman kopi di bawah tegakan eucalyptus tersebut, saya memerlukan modal sebesar : Rp. per musim tanam. Dari jumlah tersebut, modal yang berasal dari modal sendiri adalah sebesar Rp.. (..%) dari keseluruhan modal yang dibutuhkan 55. Setiap memulai usaha wanatani, besarnya modal dan pilihan sumber modal diputuskan oleh : a. pemilik modal b. kelompok tani c. saya sendiri dan keluarga 56. Apabila modal dari luar sulit diperoleh, yang saya lakukan adalah : a. berhenti saja berusaha wanatani, cari kerja yang lain b. berusaha wanatani sambil terus mencari tambahan modal c. berusaha wanatani dengan modal sendiri, yang ada saja 57. Dalam melakukan usaha wanatani tanaman kopi ini, keuangan saya kelola dengan cara : a. uang yang diterima dari penjualan langsung saya pergunakan untuk keperluan keluarga dan modal usaha tanpa mencatatnya karena repot b. uang yang saya terima dan uang yang saya keluarkan saya catat dalam catatan khusus agar saya dapat mengetahui untung atau ruginya c. selain mencatat penerimaan dan pengeluaran uang, saya juga melakukan analisa untung rugi usaha agar terhindar dari kerugian besar di masa datang 58. Dalam berusaha wanatani, penentuan pilihan komoditi yang diusahakan dilakukan oleh : a. pemegang otoritas (pemilik modal, penyuluh, petugas Perum Perhutani) b. terserah kelompok tani atau mengikuti petani lain c. saya sendiri dan menyarankan kepada sesama petani 59. Alasan saya memilih tanaman kopi untuk diusahakan adalah : a. disuruh pihak lain

26 201 b. menguntungkan karena ada pasar yang mau menerimanya c. sesuai dengan lahan dan kondisi lingkungan (termasuk pasar) d. sesuai dengan peraturan pemerintah Proses Produksi (Y3) Kegiatan yang saya lakukan dalam berusaha wanatani tanaman kopi adalah : penyiapan lahan, penyediaan bibit, penanaman, pemeliharaan tanaman, pemberantasan hama dan penyakit permanen, serta pemanenan. 60. Dalam penyiapan lahan, bantuan orang lain (tenaga kerja di luar keluarga): a. sangat dibutuhkan b. kadang dibutuhkan c. tidak dibutuhkan 61. Dalam penyediaan bibit, bantuan orang lain : a. sangat dibutuhkan b. kadang dibutuhkan c. tidak dibutuhkan 62. Dalam penanaman, bantuan orang lain : a. sangat dibutuhkan b. kadang dibutuhkan c. tidak dibutuhkan 63. Dalam pemeliharaan tanaman, bantuan orang lain : a. sangat dibutuhkan b. kadang dibutuhkan c. tidak dibutuhkan

27 Dalam pemberantasan hama dan penyakit, bantuan orang lain : a. sangat dibutuhkan b. kadang dibutuhkan c. tidak dibutuhkan 65. Dalam pemanenan hasil, bantuan orang lain : a. sangat dibutuhkan b. kadang dibutuhkan c. tidak dibutuhkan Untuk meningkatkan hasil produksi, yang saya lakukan adalah : d. berusaha wanatani sebagaimana biasa saja sebab saya sudah puas dengan hasil yang saya peroleh saat ini e. menerima informasi dari sesama petani atau KTH tentang teknik teknik baru f. berusaha mencoba coba teknik baru baik dari ide sendiri maupun dari informasi orang lain 66. Hasil panen : a. Langsung saya jual b. Saya kemas supaya lebih rapi dan bersih c. Saya olah dan saya kemas seadanya d. Saya olah dan saya kemas dengan diberi label supaya lebih menarik e. Saya bekerjasama dengan KUD/mitra mengolah dan menguji mutunya serta mengemasnya dengan menggunakan label sesuai mutu hasil ujinya. Pemasaran Hasil Produksi (Y4) 67. Hasil panen saya jual kepada : a. pemberi modal lokal b. KTH/LMDH atau koperasi c. langsung ke pasar atau konsumen

28 Pihak yang menentukan harga jual produk adalah : a. pemberi modal lokal b. konsumen pasar/ sesuai harga pasar c. saya sendiri berdasarkan biaya produksi dan keuntungan usaha 69. Dalam rangka menigkatkan penerimaan apakah dilakukan pengolahan terlebih dahulu terhadap hasil panen sebelum dijual? a. tidak, karena penerimaan atau pendapatan dari penjualan langsung, saya rasa sudah mencukupi kebutuhan hidup saya sekeluarga b. saat ini belum, tapi saya akan melakukannya nanti bila sarana penunjangnya sudah saya miliki c. ya, saya sudah melakukan pengolahan hasil panen, agar harga jualnya lebih tinggi Kemitraan (Y5) 70. Dalam menjalin kerjasama dengan pihak lain, saya pilih : a. Pihak yang diusulkan oleh Perum Perhutani b. Pihak yang bersedia memberikan pinjaman modal c. Pihak yang memberikan jaminan pemasaran bagi hasil produksinya d. Lain-lain 71. Dalam membuat kesepakatan/perjanjian dengan pihak lain tersebut, kesepakatan/perjanjian tersebut : a. Dibuat bersama-sama antara pihak-pihak yang terkait/yang bersepakat. b. Dibuat berdasarkan ketentuan yang dibuat oleh Perum Perhutani; c. Dibuat sesuai dengan keinginan mitra yang telah memberikan pinjaman modal usaha; d. Dibuat sesuai keinginan petani selaku pelaku utama dalam usaha wanatani.

DAFTAR PUSTAKA. Asnawi, S Teori Motivasi (Dalam Pendekatan Psikologi Industri dan Organisasi). Jakarta. Studia Press.

DAFTAR PUSTAKA. Asnawi, S Teori Motivasi (Dalam Pendekatan Psikologi Industri dan Organisasi). Jakarta. Studia Press. DAFTAR PUSTAKA Adi, Isbandi Rukminto. 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Msyarakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis). Edisi Revisi. Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir. kualitas hidup rakyat melalui peningkatan partisipasinya secar aktif dalam

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir. kualitas hidup rakyat melalui peningkatan partisipasinya secar aktif dalam 28 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Salah satu kriteria keberhasilan pembangunan adalah adanya peningkatan kualitas hidup rakyat melalui peningkatan partisipasinya secar aktif dalam pembangunan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan di bidang kehutanan diarahkan untuk memberikan manfaat sebesarbesarnya

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan di bidang kehutanan diarahkan untuk memberikan manfaat sebesarbesarnya PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu kriteria keberhasilan pembangunan adalah meningkatnya kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan partisipasinya dalam pembangunan itu sendiri. Pembangunan di bidang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Uji Validitas Instrumentasi

Lampiran 1. Hasil Uji Validitas Instrumentasi LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Uji Validitas Instrumentasi a. Motivasi (Y 1 ) r (N=10) Variabel Indikator Pertanyaan Koefisien Korelasi Memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan 0.780 valid Keterangan Dikucilkan

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH 67 BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH Bab ini akan membahas keefektifan Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan (Proksi Mantap) dalam mencapai sasaran-sasaran

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA Lampiran 1 Questioner ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA 1. Pertanyaan dalam Kuisioner ini tujuannya hanya semata-mata untuk penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan METODE PENELITIAN Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian adalah Desa Pulosari dan Desa Warnasari Kecamatan Pangalengan yang termasuk dalam wilayah kerja BKPH Pangalengan, KPH Bandung

Lebih terperinci

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI Preview Sidang 3 Tugas Akhir ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KECAMATAN BANGOREJO, KABUPATEN BANYUWANGI Disusun: Nyimas Martha Olfiana 3609.100.049

Lebih terperinci

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA 59 BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA 8.1 Pengambilan Keputusan Inovasi Prima Tani oleh Petani Pengambilan keputusan inovasi Prima

Lebih terperinci

Draft Pertanyaan Strategi Adaptasi Petani Pemilik Lahan Terbatas

Draft Pertanyaan Strategi Adaptasi Petani Pemilik Lahan Terbatas Draft Pertanyaan Strategi Adaptasi Petani Pemilik Lahan Terbatas I. Data pribadi informan kunci 1. Nama : 2. Jenis kelamin : 3. Usia : 4. Status perkawinan : 5. Suku : 6. Agama : 6. Jumlah anak : 7. Pendidikan

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN UNTUK USAHATANI SAYURAN SAYURAN ORGANIK DI DUSUN BALANGAN, WUKIRSARI, CANGKRINGAN, SLEMAN

INSTRUMEN PENELITIAN UNTUK USAHATANI SAYURAN SAYURAN ORGANIK DI DUSUN BALANGAN, WUKIRSARI, CANGKRINGAN, SLEMAN JENIS VARIETAS SAYURAN : IDENTITAS RESPONDEN Nama : Alamat : 1. Usia/umur : tahun 2. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 3. Pendidikan tertinggi a. SD Tamat/Tidak Tamat (*coret yang tidak perlu) b.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan

TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan TINJAUAN PUSTAKA Koperasi Unit Desa (KUD) Pembangunan masyarakat di perdesaan turut mempercepat tingkat kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan berdasarkan

Lebih terperinci

78 L A M P I R A N 78

78 L A M P I R A N 78 78 L A M P I R A N 78 KUESIONER PENELITIAN KEMANDIRIAN PEMBUDIDAYA IKAN PATIN DI KOLAM LAHAN GAMBUT DI DESA TANGKIT BARU, KEC. KUMPE ULU, KABUPATEN MUARO JAMBI, PROVINSI JAMBI Daftar Kuesioner Petunjuk

Lebih terperinci

ANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN PETANI MISKIN

ANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN PETANI MISKIN 45 ANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN PETANI MISKIN Karakteristik Petani Miskin Ditinjau dari kepemilikan lahan dan usaha taninya, petani yang ada di RT 24 Kelurahan Nunukan Timur dapat dikategorikan sebagai

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49 29 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

PUSAT PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN HUTAN

PUSAT PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN HUTAN KEMENTERIAN KEHUTANAN PUSAT PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN HUTAN J a k a r t a PERATURAN KEPALA PUSAT PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN HUTAN NOMOR : P. 01 /P2H-2/2012 TENTANG PEDOMAN PERMOHONAN PINJAMAN UNTUK PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden A. Umur Kisaran umur responden yakni perempuan pada Kasus LMDH Jati Agung III ini adalah 25-64 tahun dengan rata-rata umur 35,5 tahun. Distribusi

Lebih terperinci

BAB VII FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN PENGORGANISASIAN KEGIATAN USAHATANI

BAB VII FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN PENGORGANISASIAN KEGIATAN USAHATANI BAB VII FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN PENGORGANISASIAN KEGIATAN USAHATANI 7.1 Keragaan Kelembagaan Kelompok Tani Sauyunan Keragaan adalah penampilan dari kelompok tani yang termasuk suatu lembaga,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Sayuran Organik CV. Tani Organik Merapi Karakteristik petani sayuran organik di CV. Tani Organik Merapi dalam penelitian ini meliputi beberapa aspek yakni

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. Gambar Peta Provinsi Banten

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. Gambar Peta Provinsi Banten LAMPIRAN 141 Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Gambar Peta Provinsi Banten 142 Lampiran 2. Kuesioner penelitian PERSEPSI PENYULUH PERTANIAN LAPANG TENTANG PERANNYA DALAM PENYULUHANPERTANIAN PADI DI PROVINSI

Lebih terperinci

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 78 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 7.1. Perumusan Strategi Penguatan Kelompok Tani Karya Agung Perumusan strategi menggunakan analisis SWOT dan dilakukan melalui diskusi kelompok

Lebih terperinci

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli BAB V Pembangunan di Kabupaten Bangli Oleh: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan Kabupaten Bangli. Dewasa ini, permintaan kayu semakin meningkat, sementara kemampuan produksi kayu dari kawasan hutan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat di Desa Burat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat di Desa Burat V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat di Desa Burat Pengusahaan hutan rakyat di Desa Burat dapat diuraikan berdasarkan beberapa aspek seperti status lahan, modal, SDM, pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perum Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan pengelolaan hutan seluas 2,4 juta Ha di hutan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai PENDAHULUAN Latar Belakang Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai aspek teknik budidaya rumput laut dan aspek manajerial usaha tani rumput laut. teknik manajemen usahatani.

Lebih terperinci

PANDUAN KUESIONER. Petunjuk Pengisian

PANDUAN KUESIONER. Petunjuk Pengisian Petunjuk Pengisian PANDUAN KUESIONER a. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat menurut Bapak/Ibu/Saudara, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. b. Lingkarilah jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/i pilih.

Lebih terperinci

Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan DAFTAR KUESIONER (ANGKET)

Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan DAFTAR KUESIONER (ANGKET) Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan DAFTAR KUESIONER (ANGKET) Petunjuk pengisian: 1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh pilihan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian ini dilakukan di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penentuan daerah

Lebih terperinci

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA 6.1 Motif Dasar Kemitraan dan Peran Pelaku Kemitraan Lembaga Petanian Sehat Dompet Dhuafa Replubika

Lebih terperinci

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN 114 115 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Penelitian Variabel Sub Variabel No Item A. Karakteristik Responden a. Nama b. Alamat c. Jenis Kelamin d. Umur e. Pendidikan f. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB VI FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG PERUBAHAN PRODUKSI PERTANIAN 6.1 Faktor Eksternal Komoditas Kelapa Sawit memiliki banyak nilai tambah dibandingkan

BAB VI FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG PERUBAHAN PRODUKSI PERTANIAN 6.1 Faktor Eksternal Komoditas Kelapa Sawit memiliki banyak nilai tambah dibandingkan 51 BAB VI FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG PERUBAHAN PRODUKSI PERTANIAN 6.1 Faktor Eksternal Komoditas Kelapa Sawit memiliki banyak nilai tambah dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya. Harga pasaran yang

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN PENELITIAN

BAB III LAPORAN PENELITIAN BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Gapoktan Kelompok Tani Bangkit Jaya adalah kelompok tani yang berada di Desa Subik Kecamatan Abung Tengah Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

V. HASIL DANPEMBAHASAN. A. Karakteristik Petani Penangkar Benih Padi. benih padi. Karakteristik petani penangkar benih padi untuk melihat sejauh mana

V. HASIL DANPEMBAHASAN. A. Karakteristik Petani Penangkar Benih Padi. benih padi. Karakteristik petani penangkar benih padi untuk melihat sejauh mana V. HASIL DANPEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Penangkar Benih Padi Petani yang dijadikan responden dalam penelitian ini yaitu petani penangkar benih padi yang bermitra dengan UPT Balai Benih Pertanian

Lebih terperinci

BAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN

BAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN BAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN A. RAGAM MATERI PENYULUHAN Materi penyuluhan kehutanan, pada hakekatnya merupakan segala pesan-pesan mengenai pengelolaan hutan yang ingin dikomunikasikan oleh seorang

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN. Saya yang bertandatangan di bawah ini: NIM : P Program Studi : Ilmu Penyuluhan Pembangunan

SURAT PERNYATAAN. Saya yang bertandatangan di bawah ini: NIM : P Program Studi : Ilmu Penyuluhan Pembangunan SURAT PERNYATAAN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Dyah Ediningtyas NIM : P. 051040061 Program Studi : Ilmu Penyuluhan Pembangunan Menyatakan dengan sebenarnya bahwa segala pernyataan dalam

Lebih terperinci

VI. REKOMENDASI KEBIJAKAN

VI. REKOMENDASI KEBIJAKAN 158 VI. REKOMENDASI KEBIJAKAN Pengelolaan lahan gambut berbasis sumberdaya lokal pada agroekologi perkebunan kelapa sawit rakyat di Kabupaten Bengkalis dilakukan berdasarkan atas strategi rekomendasi yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Lahirnya Kelembagaan Lahirnya kelembagaan diawali dari kesamaan karakteristik dan tujuan masing-masing orang dalam kelompok tersebut. Kesamaan kepentingan menyebabkan adanya

Lebih terperinci

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI Nyimas Martha Olfiana, Adjie Pamungkas Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota,

Lebih terperinci

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan.

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. Terutama dalam hal luas lahan dan jumlah penanaman masih

Lebih terperinci

LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA. Judul : Pola Ketergantungan Petani Penyewa terhadap Pemilik Tanah

LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA. Judul : Pola Ketergantungan Petani Penyewa terhadap Pemilik Tanah LAMPIRAN 1. Pedoman Wawancara untuk Petani Penyewa PEDOMAN WAWANCARA Nama : Sebastian R.S. Saragih NIM : 030901012 Judul : Pola Ketergantungan Petani Penyewa terhadap Pemilik Tanah (Studi Kasus di Desa

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Gandus terletak di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Kecamatan Gandus merupakan salah satu kawasan agropolitan di mana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luas

III. METODE PENELITIAN. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luas III. METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luas minimum 0,25 ha. Hutan rakyat ini merupakan suatu pengembangan pengelolaan hutan yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Kuesioner EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan )

Kuesioner EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan ) 87 Kuesioner EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan ) No:. Faktor Internal Petani Padi 1. Nama responden :.. 2. Kelompok Tani :..

Lebih terperinci

KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT SISTEM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT BAMBU DESA PONDOK BULUH KECAMATAN DOLOK PANRIBUAN KABUPATEN SIMALUNGUN

KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT SISTEM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT BAMBU DESA PONDOK BULUH KECAMATAN DOLOK PANRIBUAN KABUPATEN SIMALUNGUN KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT SISTEM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT BAMBU DESA PONDOK BULUH KECAMATAN DOLOK PANRIBUAN KABUPATEN SIMALUNGUN Dusun Desa Kecamatan Kabupaten Propinsi No urut sampel PENGENALAN

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

PENGANTAR AGRIBISNIS

PENGANTAR AGRIBISNIS PENGANTAR AGRIBISNIS PENGANTAR AGRIBISNIS I. PEMAHAMAN TENTANG AGRIBISNIS 1. EVOLUSI PERTANIAN MENUJU AGRIBISNIS Berburu dan Meramu budidaya pertanian (farming) ekstensif untuk memenuhi kebutuhan rumah

Lebih terperinci

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani V. PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan

Lebih terperinci

VI. KERAGAAN USAHATANI KENTANG DAN TOMAT DI DAERAH PENELITIAN

VI. KERAGAAN USAHATANI KENTANG DAN TOMAT DI DAERAH PENELITIAN 73 VI. KERAGAAN USAHATANI KENTANG DAN TOMAT DI DAERAH PENELITIAN 6.1. Karakteristik Lembaga Perkreditan Keberhasilan usahatani kentang dan tomat di lokasi penelitian dan harapan petani bagi peningkatan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI 29 DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI Deskripsi Karakteristik Individu Petani Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa umur petani anggota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrifsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Popayato Barat merupakan salah satu dari tiga belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Kecamatan Popayato

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang

Lebih terperinci

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-239 Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN 1 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Diarsi Eka Yani. ABSTRAK

Diarsi Eka Yani. ABSTRAK KETERKAITAN PERSEPSI ANGGOTA KELOMPOK TANI DENGAN PERAN KELOMPOK TANI DALAM PEROLEHAN KREDIT USAHATANI BELIMBING (Kasus Kelompok Tani di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Depok) Diarsi Eka Yani

Lebih terperinci

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: Lampiran 1. Peta Sebaran Perkebunan Karet di Kecamatan Cikalongkulon Lampiran 2. Peta Potensi Perkebunan Karet Rakyat di Kecamatan Cikalongkulon Lampiran 3. Peta Sebaran Perkebunan Karet Rakyat di Kecamatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai metode yang mempelajari

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai metode yang mempelajari III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai metode yang mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Petani Hutan Rakyat 5.1.1. Karakteristik Petani Hutan Rakyat Karakteristik petani hutan rakyat merupakan suatu karakter atau ciri-ciri yang terdapat pada responden.

Lebih terperinci

KAJIAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN AGROFORESTRY BERSAMA DENGAN MASYARAKAT DI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN BANDUNG SELATAN

KAJIAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN AGROFORESTRY BERSAMA DENGAN MASYARAKAT DI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN BANDUNG SELATAN KAJIAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN AGROFORESTRY BERSAMA DENGAN MASYARAKAT DI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN BANDUNG SELATAN Triyono Puspitojati dan Idin Saefudin Balai Penelitian Teknology Agroforestry. Jl.

Lebih terperinci

Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK

Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK PERSEPSI PETANI TENTANG DETERMINAN SELEKSI SALURAN KOMUNIKASI DALAM PENERIMAAN INFORMASI USAHATANI PADI (KASUS PETANI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN) Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Volume Pohon pada Jarak Tanam 3 m x 3 m. Bardasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, Pada sampel populasi untuk

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Volume Pohon pada Jarak Tanam 3 m x 3 m. Bardasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, Pada sampel populasi untuk 34 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Volume Pohon pada Jarak Tanam 3 m x 3 m Bardasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, Pada sampel populasi untuk jarak tanam 3 m x 3 m terdapat 3 plot dengan jumlah

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG INTENSIFIKASI PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB VII KARAKTERISTIK INTERNAL, KARAKTERISTIK EKSTERNAL, DAN KARAKTERSTIK INOVASI PRIMA TANI

BAB VII KARAKTERISTIK INTERNAL, KARAKTERISTIK EKSTERNAL, DAN KARAKTERSTIK INOVASI PRIMA TANI 48 BAB VII KARAKTERISTIK INTERNAL, KARAKTERISTIK EKSTERNAL, DAN KARAKTERSTIK INOVASI PRIMA TANI 7.1 Karakteristik Internal Petani Karakteristik internal petani adalah faktor yang datang dari dalam diri

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 98 BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian ini akan dikemukakan hasil temuan studi yang menjadi dasar untuk menyimpulkan keefektifan Proksi Mantap mencapai tujuan dan sasarannya. Selanjutnya dikemukakan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI DESA KALIBENING KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI DESA KALIBENING KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS Seminar Nasional BKS PTN Barat Bandar Lampung, 19-21 Agustus 2014 Mulyana & Hamzah: Kontribusi Pendapatan Usaha Perikanan 933 KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI

Lebih terperinci

Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa)

Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa) LAMPIRAN 201 Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun 2009-2025 Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa) Pertumbuhan Penduduk (%) Total Konsumsi (000 ton) 2009 2010 2011

Lebih terperinci

Pembangunan sektor pertanian seyogyanya memperhatikan. komponen-komponen serta seluruh perangkat yang saling berkaitan

Pembangunan sektor pertanian seyogyanya memperhatikan. komponen-komponen serta seluruh perangkat yang saling berkaitan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian seyogyanya memperhatikan komponen-komponen serta seluruh perangkat yang saling berkaitan dalam sistem agribisnis yang mencakup subsistem

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan. Waktu penelitian dari bulan Agustus - September 2014.

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN. minimal 0,25 ha, penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan dan/atau jenis tanaman

1.PENDAHULUAN. minimal 0,25 ha, penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan dan/atau jenis tanaman 1.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian hutan rakyat adalah hutan yang dimiliki oleh rakyat dengan luas minimal 0,25 ha, penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan dan/atau jenis tanaman lainnya lebih dari

Lebih terperinci

Konsep Awal Pembangunan Ekonomi Pertanian Secara Kolektif melalui Organisasi

Konsep Awal Pembangunan Ekonomi Pertanian Secara Kolektif melalui Organisasi 1 Lampiran 1 Konsep Awal Pembangunan Ekonomi Pertanian Secara Kolektif melalui Organisasi Untuk dapat membayangkan sebuah model pembangunan ekonomi pertanian secara kolektif, maka mestilah dilihat dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini kedelai merupakan salah satu tanaman multiguna, karena dapat digunakan untuk sumber pangan, pakan ternak, sampai untuk bahan baku berbagai industri manufaktur dan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dusun Selo Ngisor, Desa Batur, Kecamatan getasan terletak sekitar 15 km dari Salatiga, dibawah kaki gunung Merbabu (Anonim, 2010). Daerah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan lingkungan. Fungsi hutan terkait dengan lingkungan, sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan lingkungan. Fungsi hutan terkait dengan lingkungan, sosial budaya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Fungsi hutan terkait dengan lingkungan, sosial budaya dan ekonomi. Fungsi

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Pedoman Pengumpulan Data (Wawancara, FGD, dan Observasi Kajian Pengembangan Masyarakat).

Lampiran 1 : Pedoman Pengumpulan Data (Wawancara, FGD, dan Observasi Kajian Pengembangan Masyarakat). 123 Lampiran 1 : Pedoman Pengumpulan Data (Wawancara, FGD, dan Observasi Kajian Pengembangan Masyarakat). A. PETA SOSIAL DESA 1. Bagaimana sejarah terbentuknya Desa Glandang, Program Pemerintahan Desa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi 45 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, secara operasional dapat diuraikan tentang definisi operasional,

Lebih terperinci

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL Dalam bab ini, akan dijelaskan mengenai temuan studi, kesimpulan serta rekomendasi pengembangan usaha tape

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian Dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sektor pertanian telah dilaksanakan banyak program pembiayaan pertanian.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2008 di Desa Jono Oge dan Desa Tondo Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian. data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara.

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian. data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat explanatory (penjelasan) dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 109 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian. Kesimpulan ini berdasarkan hasil pengolahan wawancara dan observasi yang telah dilakukan berkaitan dengan pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN. peningkatan produksi pangan dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN. peningkatan produksi pangan dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN Program ketahanan pangan diarahkan pada kemandirian masyarakat/petani yang berbasis sumberdaya lokal yang secara operasional dilakukan melalui program peningkatan produksi

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian

TINJAUAN PUSTAKA. definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian 5 TINJAUAN PUSTAKA Pertanian organik Pertanian organik meliputi dua definisi, yaitu pertanian organik dalam definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian sempit, pertanian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 27 PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma baru pembangunan Indonesia lebih diorientasikan pada sektor pertanian sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kapasitas lokal. Salah satu fokus

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN ORANGTUA, TELEVISI, DAN TEMAN DENGAN SIKAP PEMUDA TERHADAP PEKERJAAN DI BIDANG PERTANIAN

KUESIONER HUBUNGAN ORANGTUA, TELEVISI, DAN TEMAN DENGAN SIKAP PEMUDA TERHADAP PEKERJAAN DI BIDANG PERTANIAN 101 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER HUBUNGAN ORANGTUA, TELEVISI, DAN TEMAN DENGAN SIKAP PEMUDA TERHADAP PEKERJAAN DI BIDANG PERTANIAN (Kasus Pemuda Di Desa Cipendawa dan Sukatani, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB V PERAN KELOMPOK TANI BAGI KEGIATAN USAHATANI ANGGOTA

BAB V PERAN KELOMPOK TANI BAGI KEGIATAN USAHATANI ANGGOTA BAB V PERAN KELOMPOK TANI BAGI KEGIATAN USAHATANI ANGGOTA 5.1 Pengorganisasian Kegiatan Produksi Kelembagaan Kelompok Tani Peran produksi kelembagaan Kelompok Tani yang dikaji dalam penelitian ini ialah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian berbentuk survei deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antar gejala (peubah) serta menganalisis hubungan antara peubah

Lebih terperinci

Hasil perhitungan t tabel

Hasil perhitungan t tabel Lampiran 6. Hasil perhitungan t tabel t tabel = C 0 + ( C ( B 1 1 C0 ) (B-B 0 ) B ) 0 Keterangan : B B 0 B 1 C C 0 C 1 : Nilai dk yang dicari : Nilai dk pada awal nilai yang sudah ada : Nilai dk pada akhir

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan masyarakat tani pekebun,

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan masyarakat tani pekebun, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan masyarakat tani pekebun, komoditas ini juga memberikan

Lebih terperinci

A. Hak atas sumberdaya hutan, penegakan dan kepatuhan

A. Hak atas sumberdaya hutan, penegakan dan kepatuhan Kuesioner 3. Diskusi Kelompok Terfokus (FGD) (Kelompok: jender, kelompok umur, suku, dan mata pencaharian) Propinsi :... Kabupaten :... Kecamatan :... Desa :... Kelompok :... Peserta FGD :... Tanggal/Waktu

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan ditarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut : 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUISIONER PENELITIAN

LAMPIRAN KUISIONER PENELITIAN 105 LAMPIRAN KUISIONER PENELITIAN Kuisioner ini digunakan sebagai bahan penyusunan Thesis mengenai Desain rantai pasok agroidustri kopi organik di Aceh tengah untuk optimalisasi balancing risk oleh Arie

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.

Lampiran 1. Peta Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. LAMPIRAN 93 94 Lampiran 1. Peta Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Lampiran 2. Kuisioner Penelitian DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Kemitraan Definisi kemitraan diungkapkan oleh Hafsah (1999) yang menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai sumber mata pencaharian sementara penduduk Indonesia.

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai sumber mata pencaharian sementara penduduk Indonesia. 17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkebunan sebagai salah satu subsektor pertanian, mempunyai peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional. Baik sebagai sumber penghasil devisa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Dari segi model bagi hasil pada petani bawang merah di dusun

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Dari segi model bagi hasil pada petani bawang merah di dusun BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Dari segi model bagi hasil pada petani bawang merah di dusun Temukerep yaitu pelaksanaan bagi hasil pertanian di dusun Temukerep desa Larangan kecamatan Larangan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat adalah suatu program pengelolaan sumber daya hutan yang dilakukan bersama dengan jiwa berbagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan keberadaannya perlu mendapat dukungan dari semua pihak, baik dari sektor pemerintah maupun non-pemerintah.

Lebih terperinci