Key Words : Wet-Dry Cyclic, Body Automotive Plate, Immersion Test.
|
|
- Indra Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI EKSPERIMEN LAJU KOROSI PLAT BODY AUTOMOBILES PADA LARUTAN NaCl 5% (AIR LAUT) DENGAN CYCLIC METHODE SAE J2334 Mavindra Ramadhana (2), Prof. Dr.Ir. Sulistijono, DEA (1), Hariyati P, S.Si, M.Si (1) 1 Dosen Teknik Material dan Metalurgi, FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 2. Mahasiswa Teknik Material dan Metalurgi, FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Abstrak Dalam kehidupan sehari-hari, korosi dapat kita jumpai pada bangunan-bangunan maupun peralatan yang memakai komponen logam, khususnya pada industri mobil yang berkembang pesat yang antara lain dipengaruhi oleh faktor permintaan dari konsumen yang tinggi. Hal ini mendorong agar produsen automotif terutama industri mobil terus berinovasi terhadap kualitas produknya agar dapat diterima oleh konsumen. Penempatan komponen plat body mobil harus diperhatikan, terutama pada lingkungan ber ion (Cl -, ) dalam hal ini adalah garam (NaCl). Pengaruh lingkungan dengan ion Cl - akan menyebabkan korosi pada plat body mobil. Pada penelitian kali ini, bertujuan mengetahui jenis korosi dari plat body mobil. Dalam penelitian ini digunakan variasi tiga merk mobil yakni spesimen T dari indonesia, spesimen M dari Eropa dan spesiemn C dari Jepang. Spesimen uji mendapat perlakuan siklus kering-basah (Cyclic Wet-Dry) dalam interval waktu 20, 30, 40, 50 dan 60 siklus sebagai simulasi perubahan cuaca. Dan uji Immersion dilakukan pada interval waktu 80, 120, 160, 200 dan 240 jam dan dicelupkan pada larutan NaCl 5% (Air Laut). Karakterisasi dilakukan dengan mengidentifikasi secara visual menggunakan, Mikroskop Optic, SEM dan XRD. Hasilnya menunjukkan bahwa laju korosi Cyclic Wet-Dry siklus 60 pada spesimen T yaitu 4, MPY, spesimen C sebesar 3, MPY dan paling rendah pada spesimen M sebesar 1, MPY dan laju korosi uji immersion terbesar pada 240 jam, spesimen T 1, MPY, kemudian spesimen C yakni 1, MPY dan laju korosi paling rendah spesimen M sebesar 1, MPY. Kata Kunci : Wet-Dry Cyclic, Plat Body Automotive, Immersion Test. Abstract In everyday of life, we can find corrosion in buildings and appliance that use metal components, particularly in automobile industry growing rapidly. This encourages automobile amnufacturers, especially auto industry continues to innovate on the quality of its produtcs to be accepted by consumers. Component placement plate body of the car must be considered, especially in the environment ion Cl - in this case is salt ( NaCl ). Influences of the ion Cl - in environmental caused corrosion on the plate body of the car. In this experiment, aimed to know the type of corrosion in the plate body of the car. This experiment used three variations, that is specimen T from Indonesia, specimen M from Europe and specimen C from Japan. Test specimens treated Wet-Dry Cyclic in the time interval 20,30,40,50 and 60 cycles as the simulation of weather changes. And Immersion Test performed at time interval 80,120,160,200 and 240 hour and immersed in 5% NaCl ( sea water ). Characterization used for visually identifying by using Optic Microscopes, SEM and XRD. The results showed that the corrosion rate of Cyclic Wet-Dry in cycles 60 in the specimen T 4, MPY, specimen C 3, MPY and the lowest is specimen M 1, MPY. And the largest corrosion rate for Immersion test at 240 hours, specimen T 1, MPY, then the specimen C 1, MPY and the lowest corrosion rate for specimen M 1, MPY. Key Words : Wet-Dry Cyclic, Body Automotive Plate, Immersion Test. 1
2 1. PENDAHULUAN Pada zaman modern saat ini, diiringi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, kendaraan yang ada di Indonesia juga silih berganti dan tidak lepas dari adanya struktur baja, besi maupun logam lainnya. Pemilihan logam pada kendaraan bermotor juga bervariasi, tergantung pada negara yang memproduksi kendaraan tersebut. Hal ini juga berdampak pada tingkat laju ketahanan korosi pada body kendaraan tersebut. Dilihat dari musim yang ada di Indonesia, laju korosi juga menjadi point penting dalam pemilihan material (material selection). Korosi tidak pernah berhenti. Chamberlain (1991) menyatakan bahwa korosi merupakan kerusakan material yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya. Adapun proses korosi yang terjadi disamping oleh reaksi kimia, juga diakibatkan oleh proses elektrokimia yang melibatkan perpindahan elektron elektron, entah dari reduksi ion logam maupun pengendapan logam dari lingkungan sekeliling. Di sini yang dimaksud dengan lingkungan sekelilingnya dapat berupa lingkungan asam, udara, embun, air laut, air danau, air sungai. Korosi dapat menyerang semua jenis logam. Prasetyo (2009) menayatakan bahwa baja merupakan suatu material yang banyak dijumpai dan banyak digunakan sebagai logam konstruksi dan pemilihan elemen mesin. Konstruksi dari logam seperti baja yang berada di luar dan sering terkena gejala alam yang bersifat kimiawi lama kelamaan akan rusak yang akan mengakibatkan menurunnya kualitas produksi. Hal ini dikarenakan alat-alat tersebut terkorosi oleh lingkungan yang tak terkendali. Pengukuran laju korosi pada logam salah satunya dengan menggunakan salt spray chamber. Penelitian dilakukan secara eksperimental kepada tiga plat body automobiles dari merk yang berbeda yakni spesimen T dari indonesia, spesimen M dari Eropa kemudian spesimen C dari Jepang dan larutan NaCl untuk mengetahui ketahanan korosi yang ditunjukkan dengan laju korosinya. Pada penelitian ini akan lebih difokuskan pada pengaruh larutan NaCl 5% terhadap ketahanan korosi pada plat body mobil. Dan karena berdasarkan pengamatan bahwa di daerah pesisir pantai mobil mobil pada tahun ke-2 sudah tampak terkorosi di bagian bagian tertentu, padahal seharusnya bisa bertahan lebih dari 10 tahun. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peranan Konsentrasi Larutan NaCl terhadap Proses Korosi Kecepatan reaksi kimia dalam suatu larutan yang umum terjadi, sangat dipengaruhi oleh konsentrasi dari zat-zat yang bereaksi (reaktan). Secara umum reaksi kimia akan berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar. Larutan yang mengandung klorida akan memberikan efek korosif yang sangat agresif pada logam. Sifat dari ion klorida adalah sangat kuat dalam mencegah terjadinya proses pasifasi pada logam berada di dalam lingkungan yang mengandung klorida akan terurai dengan cepat dalam larutan yang mengandung klorida. Larutan natrium klorida adalah larutan yang terbentuk dengan suatu proses awal melarutnya garam natrium klorida dalam bentuk padat ke dalam pelarut air. Jika garam ini dilarutkan ke dalam air, maka akan terurai menjadi ionion natrium dan klorida yang dapat bergerak dalam larutan dan menghantarkan listrik. Jika logam dalam lingkungan seperti ini, maka ion klorida akan yang telah terurai tadi akan terabsorbsi ke permukaan logam dan menghentikan proses pasifasi serta mencegah terjadinya pengendapan lapisan oksida pelindung. Sementara itu, natrium yang juga telah terurai sebagian 2
3 juga akan mengendap di dalam larutan, sebagian terus bergerak menghantar listrik dan ada sebagian yang menguap dan tidak terlalu berpengaruh terhadap berlangsungnya proses korosi. Dengan berhentinya proses pasifasi ini, korosi yang terjadi pada logam tersebut dimungkinkan akan tetap terus berlangsung. Semakin tinggi konsentrasi larutan natrium klorida maka semakin besar pula ion klorida yang berada di sekitar logam. Semakin besar jumlah ion klorida yang berada di sekitar logam maka semakin besar pula terjadinya proses pencegahan timbulnya lapisan pelindung yang akan menimbulkan depasifasi pada permukaan logam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan natrium klorida, akan semakin besar pula dalam mempercepat laju korosi yang berlangsung pada suatu logam Pengujian Korosi Wet Dry Cyclic Test Dalam pengujian korosi dipercepat, uji garam semprot (ASTM B117) adalah standar tertua dan metode yang banyak digunakan. Namun pengujian ini tidak relevan terhadap kondisi nyata di lapangan. Pada kenyataannya bahwa metode semprot garam ini adalah metode yang memiliki korelasi sedikit sekali untuk baja galvanis (Moran, Ziman. 1995). Oleh karena itu telah menjadi hal yang harus diteliti oleh insinyur metalurgis dan pembuat baja untuk mengembangkan uji standar yang lebih baik dalam mewakili kondisi di alam yang nyata. Karena itu, pengujian wet-dry cyclic telah menunjukan suatu hasil yang lebih baik dalam pengulangan kondisi nyata di alam. Bersama American Iron and Steel Institute s (AISI), Society of Automotive Engineer s (SAE), Automotive Corrosion and Prevention Committee (ACAP) mengembangkan standar SAE J2334 yang membuktikan memiliki korelasi yang bagus antara uji laboratorium percepatan pada baja berlapis seng dan uji jangka panjang pada kendaraan. Meskipun kenyataanya bahwa uji laboratorium percepatan tidak harus mensimulasikan kondisi atmosfer alam, hasil eksperimen layak digunakan untuk memprediksi kecepatan korosi setelah pemaparan lama. Gambar Wet, Immersion, dan Dry pada pengujian siklus SAE J Immersion Test Uji Imersi adalah uji simulasi ketahanan korosi terhadap media korosif dengan cara yang sangat sederhana. Material uji dicelupkan ke dalam media korosif untuk suatu waktu tertentu dengan menerapkan atau mensimulasikan semua parameter yang terlibat dalam kondisi aktual (misalnya : kondisi operasi peralatan, kondisi lingkungan, dll). Hasil yang diperoleh dengan cara ini adalah kehilangan berat dari material uji yang dapat dikonversikan ke laju korosi dan fenomena kerusakan material uji/ bentuk korosi. Uji imersi dalam skala laboratorium dapat dibagi menjadi tiga metoda : 1. Imersi Total, adalah uji celup yang spesimennya tercelup total di dalam media korosif. 2. Imersi Parsial, adalah uji celup yang mana hanya sebagian permukaan spesimen uji yang tercelup di dalam media uji. 3. Uji Basah dan Kering, uji ini dapat dilakukan dengan memutar 3
4 spesimen uji sehingga secara berkala tercelup ke dalam media korosif. Dalam penelitian ini digunakan uji imersi total pada NaCl 5 % dengan temperature kamar dan tekanan atmosfer. Variasi waktu uji imersi ini mulai 1 hari hingga 15 hari yang berfungsi sebagai pembanding uji wet dry cyclic Korosi Pada Automobiles Material automobiles dari jaman dahulu sampai sekarang dituntut berkembang sehingga dapat mengurangi korosi meski pada lingkungan dengan agresif tinggi. Perencanaan perangkat autobody seperti bumper, pintu, kap mesin, dan keseluruhan body panel lainnya. Material body panel pada umumnya terbuat dari steel ( zinc aluminium, zinc iron, zinc nickel, aluminium ). Pemilihan material ini ditentukan oleh pemakaian dan sifat dasar lingkungan sekitar. Merencanakan desain automotive terhadap korosi perlu mengerti sifat dasar lingkungan dan bagaimana material bereaksi dalam lingkungan tersebut. Lingkungan automotive dapat dikategorikan sebagai berikut: ü External Exposure ü Internal combustion Exposure ü Internal functional Liquid 2.4. Mekanisme Korosi Pada Automobiles Mekanisme korosi pada automobiles adalah tergantung pada faktor faktor seprti sifat sifat fisik dan kimia lingkungan, material dan aplikasi spesifik. Pada body panel, korosi yang sering menyerang adalah uniform, pitting, crevice, galvanic, dan coating failure. Bagian automobiles yang sering kelihatan adalah struktur body bagian luar. Degradasi korosi secara umum diklasifikasi menurut korosi struktural dan korosi kosmetik. Korosi struktural dalam autobody berperan penting pada lubang kecil, secara umum dari dalam ke luar. Korosi ini terjadi pada celah dan daerah lekukan di mana tapal terjadi dan pelapisan gagal. Korosi kosmetik biasanya dihubungkan dengan pengecatan bagian autobody. Penjual memainkan peranan penting dalam proteksi korosi automobiles dengan menjaga air dan kontaminasi timnulnya celah dan sejenisnya. Pemeliharaan oleh konsumen juga sangat berperan dalam proteksi korosi automobiles. Pembuat pembuat automotive memberi rekomendasi untuk pemeliharaan untuk pencegahan terhadap korosi. Pencegahan pertama adalah mencuci secara rutin untuk menghilangkan kotoran jalan dan bahan korosif lainnya. Selain itu juga penyemprotan anti karat dengan sistem tekanan tinggi sehingga menjadi uap yang keluar dari nozzle yang bisa masuk hingga pori - pori dari autobody. Prosedur sebaiknya memastikan bahwa lumpur dan kotoran dihilangkan dari daerah daerah dibawah. Perawatan selanjutnya yakni termasuk memperbaiki kerusakan cat untuk menhindari perambatan korosi dalam daerah ini Metode Kehilangan Berat Metode kehilangan berat dimaksudkan untuk mengetahui laju korosi dari spesimen penelitian ini. Ketahanan korosi ini dinyatakan dalam perubahan pada massa material setelah dilakukan percobaan. Laju penetrasi atau penipisan / pengurangan bagian struktural, dapat digunakan untuk memprediksi umur yang diberikan komponen. Laju korosi bisa dihitung dari kerugian berat / massa dari spesimen logam selama uji korosi dengan rumus sebagai berikut : Dimana : K = konstanta W = berat yang hilang, (g, mg) 4
5 Tipe peralatan : Sumber radiasi : Sistem optik : D = density benda uji korosi, (g / cm 3 ) A = luas permukaan, (cm 2, mm 2, in 2 ) T = waktu, (jam) 2.5 Material High Strength Low Alloy Steel ( HSLA ) High strength low alloy (HSLA) adalah baja yang memiliki sifat mekanik yang baik ditunjukkan melalui uji tarik. Industri otomotif merupakan industri yang mempunyai tingkat kebutuhan tertinggi terhadap HSLA steels. Karena HSLA steels mempunyai kekuatan yang tinggi (lebih tinggi dari Low carbon steels), maka dapat dibentuk menjadi lembaran yang lebih tipis, sehingga cocok digunakan sebagai material body mobil di mana diperlukan efisiensi berat tanpa mengesampingkan kekuatannya. Aplikasi antara lain yakni pada panel pintu, bumper, kap mesin dan bagasi. Baja HSLA biasanya memiliki kekuatan antara MPa yang memberikan ketahanan penyok dan lelah yang memuaskan serta sifat mampu bentuk yang baik. Selain itu HSLA lebih tahan korosi daripada baja karbon biasa yang membuat lebih bermanfaat bagi para produsen mobil (Callister Jr. 1997). Philips X Pert MPD (Multi Purpose Diffractometer) System Anode-Cu, type PW3373/00 Cu LFF dioperasikan pada 40kV dan 30mA, Panjang gelombang 1,5418 Å (terbobot) Bragg Brentano Programmable Divergence Slit, panjang radiasi = n 8 mm Incident Beam Mask=Inc. Mask Fixed 10 mm Incident beam soller=soller 0,04 radian Receiving slit = Rec. Slit Fixed 0,1 mm 3. METODOLOGI 3.1 Pengujian Dengan Metode cyclic wet-dry a. Peralatan Peralatan yang digunakan untuk uji cyclic wet-dry ini dengan memodifikasi standar SAE J2334 karena memiliki korelasi yang bagus antara uji laboratorium percepatan pada baja berlapis seng dan uji jangka panjang pada kendaraan. Pengujian ini dikerjakan mulai dari 20 siklus sampai 60 siklus pada masingmasing larutan H 2 SO 4, NaCl 5%, HNO 3 dengan temperatur kamar dan tekanan atmosfer. START Pencelupan (Immersion) ke Larutan H 2 SO 4, NaCl 5%, HNO 3 15 menit Lembab (Humid) 45 menit pada Temperatur Kamar dan Tekanan Atmosfer Pengeringan (Dry) 3 Jam pada Temperatur Kamar dan Tekanan Atmosfer Gambar Siklus Modifikasi Berdasar SAE J2334 Pengujian ini dikerjakan mulai dari 20 siklus sampai 60 siklus pada masingmasing larutan H 2 SO 4, NaCl 5%, HNO 3 dengan temperatur kamar dan tekanan atmosfer Pengujian Difraksi Sinar-X Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui komposisi penyusun lapisan oksida. Pengujiannya menggunakan alat difraktometri. Dari alat ini diperoleh grafik yang menunjukkan puncak-puncak difraksi. Puncak-puncak inilah yang menentukan komposisi penyusun lapisan oksida. 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Komposisi Kimia Material Untuk Mengetahui komposisi kimia bodi mobil pada masing - masing merek mobil yang digunakan dalam Tugas Akhir ini maka dilakukan uji XRF(X-ray fluorescence). Berdasarkan uji XRF yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut Tabel
6 Tabel 4.1 Identifikasi Komposisi % Atom Spesimen Komposisi (% atom) Merk Merk Merk T M H P 0,33 0,45 1,50 Ca 0,16 0,15 0,16 Mn 0,28 0,085 0,24 Fe 45,59 14,7 36,69 Zn 53,60 84,5 61,40 Cr - 0,024 - Ni - 0,060 - Cu - 0, Hasil Pengurangan Massa Uji Wet-Dry Cyclic Dari Gambar 4. 1 menerangkan tentang grafik weight loss pada masingmasing spesimen. Weight loss yang terhebat terjadi pada spesimen T yang ditunjukkan pada garis teratas dengan sebesar 2,675 gram. Ini dipengaruhi oleh komposisi tiap spesimen sesuai degan Tabel 4. 1 yang mempengaruhi pada ketahanan korosi. Kemudian diikuti spesiemen C pada grafik garis yang kedua sebesar 2,012 gram dan spesimen M memiliki weight loss paling rendah sebesar 0,817 gram ditunjukkan pada garis terbawah. spesimen M secara berturut-turut 0,5496 gram; 0,4996 gram dan 0,4311 gram. Gambar 4.2 Grafik kehilangan massa pada pengujian Immersion Komposisi disetiap spesimen yang berbeda-beda ini berpengaruh pada ketahanan korosi sesuai dengan Tabel Pada spesimen T sangat korosif disebabkan unsur Fe paling besar 45,59 % dan Zn 53,6 %. Lain lagi pada spesimen M yang terdapat unsur Ni dan Cu yang tahan korosi cukup baik Laju Korosi Dapat digunakan untuk memprediksi umur yang diberikan masing-masing spesimen yang diuji Uji Wet-Dry Cyclic Gambar 4. 3 berikut ini menunjukkan grafik laju korosi pada pengujian cyclic wet-dry. Laju korosi yang hebat terjadi pada spesimen T sebesar 4, mpy kemudian spesimen C sebesar 3, mpy dan laju korosi paling rendah pada spesimen M sebesar 1, mpy. Gambar 4.1 Grafik kehilangan massa pada pengujian Cyclic Wet Dry Uji Immersion Gambar 4. 2 dibawah ini menunjukkan grafik kehilangan massa pada uji imersi. Spesimen yang kehilangan massa paling hebat terjadi pada spesimen T, spesimen C dan Gambar 4.3 Grafik laju korosi pada pengujian Cyclic Wet - Dry 6
7 Garis yang teratas dibanding dengan garis lain itu menunjukkan laju korosi paling hebat pada spesimen T dan diikuti dengan garis berikutnya spesimen C kemudian garis yang terendah laju korosi pada spesimen M Uji Immersion Dari Gambar 4. 4 grafik laju korosi peengujian imerssion menerangkan adanya penurunan laju korosi, berbeda dengan laju korosi cyclic wet-dry yang terus meningkat. Pada spesimen T memiliki laju korosi sebesar 0, mpy. Kemudian spesimen C sebesar 0, mpy dan spesimen M sebesar 0, mpy. Uji immersion ini mengalami penurunan laju korosi yang diakibatkan adanya lapisan korosi yang menempel pada spesimen sehingga spesimen tidak kontak langsung dengan larutan NaCl. ( a ) ( b ) ( c ) Uniform corrosion Pitting corrosion Intergranular corrosion Gambar 4.5 Foto mikro dengan Perbesaran SEM 500x a) Spesimen T, b) Spesimen M, dan c) Spesimen C SEM ( Scanning Electron Microscope ) Uji Wet-Dry Cyclic Untuk Siklus ke 60 Dari Gambar 4. 6 hasil SEM pembesaran 1500X menjelaskan terjadinya jenis- jenis korosi yang terjadi disetiap spesimen. Spesimen T adanya SCC. Kemudian pada spesimen M dan spesimen C terdapat indikasi adanya pitting corrosion,scc dan terdapat uniform corrosion. Gambar 4.4 Grafik laju korosi pada pengujian Immersion 4. 4 Metalografi, SEM dan XRD Metalografi Spesimen Uji Wet- Dry Cyclic Untuk Siklus ke 60 Pada Gambar 4.5 menjelaskan tentang uji metalografi dengan pembesaran 500x. Pada merk T terlihat Uniform Corrosion dan crevice corrosion. Spesimen M adanya crevice corrosion, kemudian spesimen C terdapat tiga jenis korosi yakni pitting, uniform dan Intergranular corrosion. ( a ) ( b ) ( c ) Uniform corrosion Pitting corrosion Intergranular corrosion Gambar 4.6 : SEM dengan Perbesaran 1500x a) Spesimen T, b) Spesimen M, dan c) Spesimen C XRD ( X-ray diffraction ) Uji Wet-Dry Cyclic Untuk Siklus ke 60 Pada Gambar 4.18 merupakan grafik XRD untuk keseluruhan spesimen. Ketiga spesimen dari uji XRD ini terlihat peak yang berbeda-beda dari ketiga spesimen. Pada merk M, bisa dilihat grafik XRD dibawah ini mempunyai peak yang lebih rendah daripada merk C dan yang menempati peak tertinggi adalah merk T. Hal ini dikarenakan merk T 7
8 merupakan spesimen yang mengalami korosi yang paling hebat dibandingkan dengan merk C dan merk M. Gambar 4.7 Grafik XRD untuk spesimen T, M dan C. Fe Fe 3 O 4 Fe 2 O 3 ZnCl 2 Dari puncak-pucak hasil uji XRD ini, terlihat jenis-jenis korosi yang terjadi antara lain seperti Fe 2 O 4, Fe 2 O 3, ZnCl 2 dan ZnO pada uji cyclic wet-dry siklus KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan 1. Dari hasil pengamatan, analisa data dan pengujian statistik, disimpulkan bahwa laju korosi yang tertinggi untuk spesimen uji wet dry cyclic dialami pada siklus yang ke 60. Spesimen yang mengalami laju korosi terbesar adalah spesimen T yaitu 4, mpy kemudian spesimen C sebesar 3, mpy dan laju korosi paling rendah pada spesimen M sebesar 1, mpy. Laju korosi pada pengujian cyclic wet-dry lebih besar dibanding pada pengujian immersion dan dan berbanding terbalik. Laju korosi uji immersion terbesar pada waktu 80 jam atau di awal uji, yaitu untuk spesimen T sebesar 1, mpy, kemudian spesimen C yakni 1, dan laju korosi paling rendah spesimen M sebesar 1, mpy. Dapat diketahui bahwa spesimen T mengalami laju korosi terbesar di kedua pengujian tersebut, lalu spesimen C dan laju korosi terkecil adalah spesiemen M. 2.Berdasarkan hasil analisa data dan pengujian karakterisasi didapatkan bentuk korosi yang terjadi adalah korosi uniform, stress corrosion cracking dan pitting corrosion. Produk korosi yang terbentuk meliputi karat coklat Fe 2 O 3 (Ferrit Oxide), ZnCl 2, ZnO dan Fe 3 O 4 (karat hitam). 5.2 Saran 1. Untuk meningkatkan ketahanan plat body mobil automotive terhadap serangan korosi, produsen diharapkan untuk memberikan perhatian yang lebih terhadap kualitas material seperti penambahan unsur paduan yang lebih tahan korosi. 2. Untuk penelitian yang serupa, sebaiknya peneliti memberikan variasi waktu cyclic wet dry yang lebih lama untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat mengenai fenomena korosi yang mungkin terjadi pada plat body mobil. 3. Untuk memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai perilaku korosi pada plat body mobil dalam larutan NaCl 5% maka perlu penelitian lebih lanjut dengan pengontrolan temperature. Daftar Pustaka A.P. Yadav, A. Nishikata, T. Tsuru Effect of Fe Zn alloy layer on the corrosion resistance of galvanized steel in chloride containing environments. Japan. Askeland, Donald R.1984.The Science And Engineering Of Materials. Datsko, Joseph.1996.Material Properties and Manufakturing Process, second edition, New York. Henkel Daniel, Pense Alan W Structure and Properties of Engineering Materials. Fifth edition. Amerika: McGraw Hill Kelestemur, Oğuzhan; Servet YILDIZ Effect of Various NaCl 8
9 Concentration on Corrosion of Steel in Concrete Produced by Addition of Styrofoam.Turki. Nasoetion, Ronald.Musalam, Ling Pengaruh Klorida Terhadap Laju Korosi Pada Baja Karbon dan Baja Tahan Karat Dengan Sistem Intermitten Immersion Test. Serpong: LIPI Nasoetion, Ronald;Jesse GPN;Ricky Ridwa Ketahanan Korosi Lapisan Zn dan NiZn Hasil Proses Elektroplating.Serpong:LIPI. Prasetyo, Rulendro.2009.Pengaruh Variasi Konsentrasi Larutan NaCl dengan konsentrasi 3,5%, 4% dan 5% Terhadap Laju Korosi Baja Karbon Sedang.Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Roberge, Piere R Handbook of Corrosion Engineering.New York:Mc Graw Hill. Syahbuddin, dan Abdul Rahmam.2003.Pertumbuhan Lapisan Intermetalik FeZn Pada Permukaan Sambungan Las Baja Struktur SS400 Selama Galvanis Pada 460 o C.Jakarta:Universitas Gunadarma. Supardi Rahmat Korosi. Bandung: Tarsito Suriadi, IGA Kade, dan Buchanan, R.A Prediksi Laju Korosi Dengan Perubahan Besar Derajat Deformasi Plastis dan Media Pengkorosi Pada Baja Karbon. Bali : Universitas Udayana. Van Vlack, Lawrence H Ilmu dan Teknologi Bahan (Ilmu Logam dan Bukan Logam), alih bahasa Ir. Sriati Japrie M.E.E.Met,Penerbit Erlangga Jakarta. 9
Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.
JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam,
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG
TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG Disusun : RULENDRO PRASETYO NIM : D 200 040 074 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR. oleh : Rosalia Ishida NRP Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA Dr. Hosta Ardhyananta, ST, MSc
SIDANG TUGAS AKHIR oleh : Rosalia Ishida NRP 2706 100 005 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA Dr. Hosta Ardhyananta, ST, MSc Dalam penggunaannya, baja sering mengalami kerusakan, salah satunya
Lebih terperinciSidang TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir.Sulistijono,DEA
Sidang TUGAS AKHIR Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir.Sulistijono,DEA Latar Belakang Abdul Latif Murabbi / 2708.100.088 Batasan Masalah Abdul Latif Murabbi / 2708.100.088 PERMASALAHAN Abdul Latif Mrabbi /
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT UJI KOROSI SALT SPRAY CHAMBER DAN APLIKASI PENGUKURAN LAJU KOROSI PLAT BODY AUTOMOBILES PRODUKSI EROPA DAN PRODUKSI JEPANG PADA
PERANCANGAN ALAT UJI KOROSI SALT SPRAY CHAMBER DAN APLIKASI PENGUKURAN LAJU KOROSI PLAT BODY AUTOMOBILES PRODUKSI EROPA DAN PRODUKSI JEPANG PADA MEDIA NaCl DENGAN VARIASI KONSENTRASI RANDI AGUNG PRATAMA
Lebih terperinciPengukuran Laju Korosi Aluminum 1100 dan Baja 1020 dengan Metoda Pengurangan Berat Menggunakan Salt Spray Chamber
TUGAS AKHIR Pengukuran Laju Korosi Aluminum 1100 dan Baja 1020 dengan Metoda Pengurangan Berat Menggunakan Salt Spray Chamber Disusun Oleh: FEBRIANTO ANGGAR WIBOWO NIM : D 200 040 066 JURUSAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciPengaruh Konsentrasi NaCl Terhadap Ketahanan Korosi Lapisan Hasil Hot Dip Galvanizing Pada Cold Rolled Steel AISI 1020
Sidang Laporan Tugas Akhir Pengaruh Konsentrasi NaCl Terhadap Ketahanan Korosi Lapisan Hasil Hot Dip Galvanizing Pada Cold Rolled Steel AISI 1020 Oleh Fitria Indah Nur Aini (2706 100 012) Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciPENGARUH RASIO DIAMETER TERHADAP KEDALAMAN PADA LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG
TUGAS AKHIR PENGARUH RASIO DIAMETER TERHADAP KEDALAMAN PADA LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG Disusun Oleh: ADI PRABOWO D 200 040 049 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciSTUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER
STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER Ferry Budhi Susetyo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta e-mail : fbudhi@unj.ac.id Abstrak Rust remover akan menghilangkan seluruh karat
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI ALUMINUM 5052
TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI ALUMINUM 5052 Disusun : HARI SUPRIYADI NIM : D 200 040 039 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciPerhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36
Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36 Gurum AP. Ayu SA, Dita Rahmayanti, dan Nindy EM. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung. Jl Prof. Dr. Sumantri
Lebih terperinciPengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai
Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai Muhammad Nanang Muhsinin 2708100060 Dosen Pembimbing Budi Agung Kurniawan, ST,
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK
ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK * Ir. Soewefy, M.Eng, ** Indra Prasetyawan * Staff Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan
Lebih terperinciMoch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP
Pengaruh Variasi Bentuk dan Ukuran Scratch Polyethylene Wrap Terhadap Proteksi Katodik Anoda Tumbal Al-Alloy pada Baja AISI 1045 di Lingkungan Air Laut Moch. Novian Dermantoro NRP. 2708100080 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Uji Korosi Dari pengujian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil berupa data hasil perhitungan weight loss, laju korosi dan efisiensi inhibitor dalam Tabel
Lebih terperinciPENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.
PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT. Hartono Program Diploma III Teknik Perkapala, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRACT One of the usage
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan merupakan proses penyambungan setempat dari logam dengan menggunakan energi panas. Akibat panas maka logam di sekitar lasan akan mengalami siklus termal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri sebagai salah satu material penunjang sangat besar peranannya, akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari banyak
Lebih terperinciPENGARUH PENGERJAAN DINGIN TERHADAP KETAHANAN KOROSI AISI 1020 HASIL ELEKTROPLATING Zn DI MEDIA NaCl. Oleh : Shinta Risma Ingriany ( )
SIDANG TUGAS AKHIR PENGARUH PENGERJAAN DINGIN TERHADAP KETAHANAN KOROSI AISI 1020 HASIL ELEKTROPLATING Zn DI MEDIA NaCl Oleh : Shinta Risma Ingriany (2706100025) Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Sulistijono,
Lebih terperinciKeywords: wet-dry corrosion, auto body plate, cyclic method, immersion method.
Karakterisasi Prilaku Laju Korosi...( Sulistijono) KARAKTERISASI PERILAKU LAJU KOROSI PLAT BODY AUTOMOBILES TERHADAP LARUTAN 0,5 M H 2 SO 4 DENGAN METODE WET-DRY CYCLIC SAE J2334 Irbabullubab (2), Prof.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mekanik, listrik, kimia dan konstruksi, dan bahkan kehidupan sehari-hari dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baut adalah salah satu komponen pengikat, banyak digunakan dalam industri mekanik, listrik, kimia dan konstruksi, dan bahkan kehidupan sehari-hari dapat ditemukan
Lebih terperinciPENGARUH TEGANGAN DAN KONSENTRASI NaCl TERHADAP KOROSI RETAK TEGANG PADA BAJA DARI SPONS BIJIH LATERIT SKRIPSI
PENGARUH TEGANGAN DAN KONSENTRASI NaCl TERHADAP KOROSI RETAK TEGANG PADA BAJA DARI SPONS BIJIH LATERIT SKRIPSI Oleh BUDI SETIAWAN 04 03 04 015 8 DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 PENGARUH VARIASI BENTUK DAN UKURAN GORESAN PADA LAPIS LINDUNG POLIETILENA TERHADAP SISTEM PROTEKSI KATODIK ANODA TUMBAL PADUAN ALUMINIUM PADA BAJA AISI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Logam merupakan salah satu jenis bahan yang sering dimanfaatkan untuk dijadikan peralatan penunjang bagi kehidupan manusia dikarenakan logam memiliki banyak kelebihan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi dapat didefinisikan sebagai penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, yang melibatkan pergerakan ion logam ke dalam larutan
Lebih terperinciKorosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S
Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S Oleh : Agus Solehudin Dipresentasikan pada : Seminar Nasional VII Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri Diselenggarakan
Lebih terperinciPertemuan <<22>> <<PENCEGAHAN KOROSI>>
Matakuliah Tahun : Versi : / : Pertemuan 1 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl TERHADAP KETAHANAN KOROSI HASIL ELEKTROPLATING Zn PADA COLDROLLED STEEL AISI 1020
SIDANG TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl TERHADAP KETAHANAN KOROSI HASIL ELEKTROPLATING Zn PADA COLDROLLED STEEL AISI 1020 Oleh: Pathya Rupajati (2706 100 039) Dosen Pembimbing: Prof.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia telah banyak memanfaatkan logam untuk berbagai keperluan di dalam hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa digunakan sebagai
Lebih terperinciELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra
ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra 3.3 KOROSI Korosi dapat didefinisikan sebagai perusakan secara bertahap atau kehancuran atau memburuknya suatu logam yang disebabkan oleh reaksi kimia
Lebih terperinciANALISA KERUSAKAN PADA ATAP ZINCOATING DI LINGKUNGAN ATMOSFER INDUSTRI
ANALISA KERUSAKAN PADA ATAP ZINCOATING DI LINGKUNGAN ATMOSFER INDUSTRI Moch. Syaiful Anwar, Cahya Sutowo, Andika Widya Pramono, Budi Priyono, Ronald Nasoetion Pusat Penelitian Metalurgi LIPI Kawasan Puspiptek
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI
Teknika : Engineering and Sains Journal Volume, Nomor, Juni 207, 67-72 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-446 print PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI
Lebih terperinciANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DENGAN MENGGUNAKAN AIR LAUT DAN H 2 SO 4
ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DENGAN MENGGUNAKAN AIR LAUT DAN H 2 SO 4 Kevin J. Pattireuw, Fentje A. Rauf, Romels Lumintang. Teknik Mesin, Universitas Sam Ratulangi Manado 2013 ABSTRACT In this
Lebih terperinciDESAIN PROSES LAS PENGURANG PELUANG TERJADINYA KOROSI. Abstrak
Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2015-JTM Polinema 36 DESAIN PROSES LAS PENGURANG PELUANG TERJADINYA KOROSI 1 Muhammad Akhlis Rizza, 2 Agus Dani 1,2 Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang, Jl.
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI LARUTAN GARAM TERHADAP LAJU KOROSI DENGAN METODE POLARISASI DAN UJI KEKERASAN SERTA UJI TEKUK PADA PLAT BODI MOBIL
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 1-5 1 PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN GARAM TERHADAP LAJU KOROSI DENGAN METODE POLARISASI DAN UJI KEKERASAN SERTA UJI TEKUK PADA PLAT BODI MOBIL Abdul Latif Murabbi,Sulistijono
Lebih terperinciPENGARUH TEGANGAN DALAM (INTERNAL STRESS) TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAUT
PENGARUH TEGANGAN DALAM (INTERNAL STRESS) TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAUT Toto Rusianto Jurusan Teknik Mesin, FTI, IST AKPRIND Yogyakarta Email: totorusianto@yahoo.com ABSTRACT Stress Corrosion Craking
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk
BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar
Lebih terperinciPENGARUH PENGERJAAN DINGIN TERHADAP KETAHANAN KOROSI LAPISAN HASIL HOT DIP GALVANIZING
PENGARUH PENGERJAAN DINGIN TERHADAP KETAHANAN KOROSI LAPISAN HASIL HOT DIP GALVANIZING AISI 1020 DI MEDIA NaCl Rosalia Ishida (2), Prof. Dr.Ir. Sulistijono, DEA (1), Dr. Hosta Ardhyananta, ST, MSc (1)
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 2, 50/50 (sampel 3), 70/30 (sampel 4), dan 0/100 (sampel 5) dilarutkan dalam
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Oksidasi Spesimen baja AISI 4130 dilapisi alumunium dengan cara mencelupkan ke dalam bak alumunium cair pada temperatur 700 ºC selama 16 detik. NaCl/Na2SO4 dengan perbandingan
Lebih terperinciOptimasi Proses Sand Blasting Terhadap Laju Korosi Hasil Pengecatan Baja Aisi 430
Optimasi Proses Sand Blasting Terhadap Laju Korosi Hasil Pengecatan Baja Aisi 430 Putu Hadi Setyarini, Erwin Sulistyo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjend Haryono no.
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-73 Analisis Perbandingan Pelat ASTM A36 antara di Udara Terbuka dan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat Yanek Fathur Rahman,
Lebih terperinciANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS
TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Disusun : SUDARMAN NIM : D.200.02.0196 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
22 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Proses Penelitian Mulai Preparasi dan larutan Pengujian Polarisasi Potensiodinamik untuk mendapatkan kinetika korosi ( no. 1-7) Pengujian Exposure (Immersion) untuk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian oksidasi baja AISI 4130 pada
30 III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini dilakukan pengujian oksidasi baja AISI 4130 pada temperatur 750 0 C dalam lingkungan. Pengujian dilakukan untuk melihat pertambahan berat terhadap waktu lamanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam
Lebih terperinciLaju Korosi Baja Dalam Larutan Asam Sulfat dan Dalam Larutan Natrium Klorida
Laju Korosi Baja Dalam Larutan Asam Sulfat dan Dalam Larutan Natrium Klorida Diah Riski Gusti, S.Si, M.Si, jurusan PMIPA FKIP Universitas Jambi Abstrak Telah dilakukan penelitian laju korosi baja dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas, yang dimana tujuan utamanya adalah untuk mencegah logam dengan korosifnya, namun juga mendapatkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sifat kimia pada baja karbon rendah yang dilapisi dengan metode Hot Dip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk mengukur nilai sifat fisis, sifat mekanik dan sifat kimia pada baja karbon rendah yang dilapisi dengan metode Hot Dip Galvanizing. Sifat fisis
Lebih terperinciSTUDI IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION
TUGAS SARJANA STUDI IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION PADA BAJA AISI 1018 DENGAN MENGGUNAKAN ANODA SCRAP STEEL DAN PENGGUNAAN TEMBAGA SEBAGAI ANODA KEDUA PADA MEDIUM NaCl Diajukan Sebagai Salah Satu
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN ANALISA
30 BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Polarisasi Potensiodinamik 4.1.1 Data Laju Korosi (Corrosion Rate) Pengujian polarisasi potensiodinamik dilakukan berdasarkan analisa tafel dan memperlihatkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Secara garis besar, tahapan pelaksanaan penelitian yaitu : Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian 22 Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode bent beam dengan menggunakan
Lebih terperinciANALISA KEGAGALAN PIPA BAJA TAHAN KARAT 316L DI BANGUNAN LEPAS PANTAI PANGKAH-GRESIK
ANALISA KEGAGALAN PIPA BAJA TAHAN KARAT 316L DI BANGUNAN LEPAS PANTAI PANGKAH-GRESIK SALMON PASKALIS SIHOMBING NRP 2709100068 Dosen Pembimbing: Dr. Hosta Ardhyananta S.T., M.Sc. NIP. 198012072005011004
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penerapan teknologi rekayasa material saat ini semakin bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tuntutan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang beraneka ragam, sehingga manusia
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Durasi Gesek, Tekanan Gesek Dan Tekanan Tempa Pengelasan Gesek (FW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Pada Baja Aisi 1045
Studi Eksperimen Pengaruh Durasi Gesek, Tekanan Gesek Dan Tekanan Tempa Pengelasan Gesek (FW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Pada Baja Aisi 1045 Hari Subiyanto 1,*, Subowo 1, Gathot DW 1, Syamsul Hadi
Lebih terperinciANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH
ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH Sumidi, Helmy Purwanto 1, S.M. Bondan Respati 2 Program StudiTeknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam proses pembuatan komponen-komponen atau peralatan-peralatan permesinan dan industri, dibutuhkan material dengan sifat yang tinggi maupun ketahanan korosi yang
Lebih terperinciPengaruh Polutan Air Sungai Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Pada Baja AISI1045 dan Stainless steel 304 di Sungai Bokor Surabaya
Pengaruh Polutan ir Sungai Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Pada aja ISI1045 dan Stainless steel 304 di Sungai okor Surabaya IC Farid Hadi Prasetyo 1 dan udi gung Kurniawan 2 1 Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciPENCEGAHAN KOROSI DENGAN MENGGUNAKAN INHIBITOR NATRIUM SILIKAT(Na 2 SiO 3 ) HASIL SINTESIS DARI LUMPUR LAPINDO PADA BAJA TULANGAN BETON
PENCEGAHAN KOROSI DENGAN MENGGUNAKAN INHIBITOR NATRIUM SILIKAT(Na 2 SiO 3 ) HASIL SINTESIS DARI LUMPUR LAPINDO PADA BAJA TULANGAN BETON Dimas Happy Setyawan NRP. 2412105017 Dosen Pembimbing : 1. Dr.Ing.
Lebih terperinciBAB 3 Metode Penelitian
BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Penelitian dilakukan dengan mengikuti diagram alir berikut. Studi literatur Sampel uji: Sampel A: AC4B + 0 wt. % Sr + 0 wt. % Ti Sampel B: AC4B + 0.02
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA ANODA KORBAN ALUMINIUM GALVALUM III TERHADAP LAJU KOROSI PELAT BAJA KARBON ASTM A380 GRADE C
PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA ANODA KORBAN ALUMINIUM GALVALUM III TERHADAP LAJU KOROSI PELAT BAJA KARBON ASTM A380 GRADE C Kharisma Permatasari 1108100021 Dosen Pembimbing : Dr. M. Zainuri, M.Si JURUSAN
Lebih terperinciPerlindungan Lambung Kapal Laut Terhadap Korosi Dengan Sacrificial Anode. Oleh : Fahmi Endariyadi
Perlindungan Lambung Kapal Laut Terhadap Korosi Dengan Sacrificial Anode Oleh : Fahmi Endariyadi 20408326 1.1 Latar Belakang Salah satu sumber kerusakan terbesar pada pelat kapal laut adalah karena korosi
Lebih terperinciVARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH
C.11. Variasi waktu hard chromium plating (Sutrisno) VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH Sutrisno Program Studi
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN KETAHANAN KOROSI STAINLESS STEEL TIPE SS 304 DAN SS 201 MENGGUNAKAN METODE U-BEND TEST SECARA SIKLIK DENGAN VARIASI SUHU DAN PH
Sumarji, Jurnal ROTOR, Volume 4 Nomor1, Januari 2011 1 STUDI PERBANDINGAN KETAHANAN KOROSI STAINLESS STEEL TIPE SS 304 DAN SS 201 MENGGUNAKAN METODE U-BEND TEST SECARA SIKLIK DENGAN VARIASI SUHU DAN PH
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Untuk mengetahui perilaku korosi pada baja dari sponge bijih besi laterite dan membandingkannya secara kuantitatif dengan perilaku korosi dari baja
Lebih terperinciTUGAS AKHIR METALURGI PENGUJIAN KETAHANAN PROTEKSI KOROSI CAT ANTI KARAT JENIS RUST CONVERTER, WATER DISPLACING, DAN RUBBER PAINT
TUGAS AKHIR METALURGI PENGUJIAN KETAHANAN PROTEKSI KOROSI CAT ANTI KARAT JENIS RUST CONVERTER, WATER DISPLACING, DAN RUBBER PAINT Oleh Baskoro Adisatryanto NRP. 2102 100 047 Dosen Pembimbing Dr. Ir. H.C.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan teknologi rekayasa material saat ini semakin bervariasi hal ini disebabkan oleh tuntutan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang beraneka ragam, oleh sebab
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Baja atau besi banyak digunakan di masyarakat, mulai dari peralatan rumah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baja atau besi banyak digunakan di masyarakat, mulai dari peralatan rumah tangga, sekolah, gedung, mobil, motor, dan lain-lain. Tidak hanya dalam masyarakat, penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi merupakan salah satu permasalahan penting yang harus dihadapi oleh berbagai macam sektor industri di Indonesia terutama industri perkapalan. Tidak sedikit
Lebih terperinciANALISA LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON RENDAH YANG DILAPISI SENG DENGAN METODE HOT DIP GALVANIZING
Vol. 1, No. November 016 ENTHALPY Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin e-issn:0-8944 ANALISA LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON RENDAH YANG DILAPISI SENG DENGAN METODE HOT DIP GALVANIZING La Ode Arif Rahman
Lebih terperinciPengaruh Temperatur pada Korosi Baja (Steel) dalam Larutan Elektrolit Mengandung Karbon Dioksida (CO 2 )
Pengaruh Temperatur pada Korosi Baja (Steel) dalam Larutan Elektrolit Mengandung Karbon Dioksida (CO 2 ) Simon Sembiring Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Jl. S. Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Laju Korosi Baja Karbon Pengujian analisis dilakukan untuk mengetahui prilaku korosi dan laju korosi baja karbon dalam suatu larutan. Pengujian ini dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. yang tersusun dalam prosentase yang sangat kecil. Dan unsur-unsur tersebut
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam
Lebih terperinciANALISA KOROSI BAUT PENYANGGA OCEAN BOTTOM UNIT (OBU) RANGKAIAN SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI PADA PERAIRAN PELABUHAN RATU.
ANALISA KOROSI BAUT PENYANGGA OCEAN BOTTOM UNIT (OBU) RANGKAIAN SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI PADA PERAIRAN PELABUHAN RATU Oleh: Zefanya Christa (2709 100 019) Dosen Pembimbing: Budi Agung Kurniawan,
Lebih terperinciKINERJA INHIBITOR Na 2 CrO 4 DALAM LARUTAN Nacl UNTUK MELINDUNGI BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK TERSENSITISASI DARI SERANGAN SCC Ishak `*) ABSTRAK
Jurnal Reaksi Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol 2 No. 3 Juni 2004 ISSN 1693-248X KINERJA INHIBITOR Na 2 CrO 4 DALAM LARUTAN Nacl UNTUK MELINDUNGI BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK TERSENSITISASI
Lebih terperinciPENGARUH RAPAT ARUS DAN WAKTU PADA PULSE ELECTRODEPOSITION OF NICKEL TERHADAP MIKROSTRUKTUR LAPISAN DEPOSIT DAN LAJU KOROSI AISI 410
PENGARUH RAPAT ARUS DAN WAKTU PADA PULSE ELECTRODEPOSITION OF NICKEL TERHADAP MIKROSTRUKTUR LAPISAN DEPOSIT DAN LAJU KOROSI AISI 41 Rivaldo Ramadhana Saputra. 1,a, Soesaptri Oediyani, Ir., ME. 2, Dr. Efendi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013, dilaksanakan di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013, dilaksanakan di Laboratorium Material Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung, Laboratorium
Lebih terperinciProteksi Katodik dengan Menggunakan Anoda Korban pada Struktur Baja Karbon dalam Larutan Natrium Klorida
Proteksi Katodik dengan Menggunakan Anoda Korban pada Struktur Baja Karbon dalam Larutan Natrium Klorida Rahmat Ilham, Komalasari, Rozanna Sri Irianty Jurusan S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH ANNEALING 290 C PADA PELAT ALUMINUM PADUAN (Al-Fe) DENGAN VARIASI HOLDING TIME 30 MENIT DAN 50 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI CuCN DAN GELATIN DALAM ELEKTROLIT GEL CuCN TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA ELEKTROPLATING BAJA JIS G 3141
PENGARUH KONSENTRASI CuCN DAN GELATIN DALAM ELEKTROLIT GEL CuCN TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA ELEKTROPLATING BAJA JIS G 3141 TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, 1, (2013 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print G-95 ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI Adrian Dwilaksono, Heri
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo
1 PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX Sulaksono Cahyo Prabowo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciStudi Eksperimen Perbandingan Laju Korosi pada Plat ASTM (American Society For Testing and Material) A36 dengan Menggunakan Variasi Sudut Bending
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-56 Studi Eksperimen Perbandingan Laju Korosi pada Plat ASTM (American Society For Testing and Material) A36 dengan Menggunakan
Lebih terperinciPengaruh Rasio Luasan Terhadap Perilaku Korosi Galvanic Coupling Baja Stainless Steel 304 & Baja Karbon Rendah AISI 1010
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Pengaruh Rasio Luasan Terhadap Perilaku Korosi Galvanic Coupling Baja Stainless Steel 304 & Baja Karbon Rendah Nouval.Mohammad 1 dan Budi Agung
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram alir penelitian
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian
Lebih terperinciOleh: Az Zahra Faradita Sunandi Dosen Pembimbing: Prof.Dr.Ir. Sulistijono, DEA
Seminar Proposal Tugas Akhir Oleh: Az Zahra Faradita Sunandi 2710100026 Dosen Pembimbing: Prof.Dr.Ir. Sulistijono, DEA Jurusan Teknik Material dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri Instiut Teknologi
Lebih terperinciTIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik
1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik Definisi 2 Metal Alloys (logam paduan) adalah bahan campuran yang mempunyai sifat-sifat logam, terdiri dari dua atau lebih unsur-unsur, dan sebagai unsur utama
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 PENGUJIAN KOMPOSISI Dari pengujian dengan alat spectrometer yang telah dilakukan pada sampel uji, komposisi yang terdapat di dalam sampel uji dapat dilihat pada Lampiran 1,
Lebih terperinciSTUDI PELAPISAN NIKEL DEKORATIF DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGKILAT NATRIUM KLORIDA UNTUK HOME INDUSTRY KERAJINAN LOGAM
STUDI PELAPISAN NIKEL DEKORATIF DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGKILAT NATRIUM KLORIDA UNTUK HOME INDUSTRY KERAJINAN LOGAM Bambang Darmawan 1), Asep Setiadi 2), Ega Tqwali 3), 1,2,3) Dosen Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH SUHU HEAT TREATMENT TERHADAP LAJU KOROSI MATERIAL PAGAR.
PENGARUH SUHU HEAT TREATMENT TERHADAP LAJU KOROSI MATERIAL PAGAR M. Fajar Sidiq 1, M. Agus Shidik 2, Soebyakto 3 1,2,3 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal fs080879@gmail.com INTISARI Indonesia
Lebih terperinciSemarang, 6 juli 2010 Penulis
v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan Tesis ini. Dalam penyusunan Tesis dengan judul Efektivitas Penggunaan
Lebih terperinciANALISIS RETAKAN KOROSI TEGANGAN PADA ALUMINIUM DENGAN VARIASI PEMBEBANAN DALAM MEDIA KOROSI HCL 1M
ANALISIS RETAKAN KOROSI TEGANGAN PADA ALUMINIUM DENGAN VARIASI PEMBEBANAN DALAM MEDIA KOROSI HCL 1M *Dewi Handayani 1, Athanasius Priharyoto Bayuseno 2 1 Mahasiswa JurusanTeknikMesin, FakultasTeknik, UniversitasDiponegoro
Lebih terperinciKorosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S
Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S (Agus Solehudin)* * Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK Universitas Pendidikan Indonesia Emai : asolehudin@upi.edu Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini penggunaan baja semakin meningkat sebagai bahan industri. Hal ini sebagian ditentukan oleh nilai ekonominya, tetapi yang paling penting adalah karena sifat-sifat
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
TUGAS SARJANA PENGARUH VARIASI LAMA PENCELUPAN DAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN TERHADAP KUALITAS PRODUK HASIL HOT DIP GALVANIZING DISUSUN OLEH NAMA BONDAN BRAMANTYO NIM L2E 002 472 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH TEBAL LAPISAN COATING PADA LAJU KOROSI TULANGAN BETON
KAJIAN PENGARUH TEBAL LAPISAN COATING PADA LAJU KOROSI TULANGAN BETON Nur Laeli Hajati Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional, Bandung, e-mail : eli108@itenas.ac.id Bernardinus Herbudiman Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310 S. Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia
PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 31 S Rochman Rochiem 1 Hariyati Purwaningsih 1 Edwin Setiawan Susanto 1 Jurusan Teknik Material Metalurgi, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN Reny Afriany 1, Kusmono 2, R. Soekrisno 2 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin dan Industri,
Lebih terperinciTUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI
TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Korosi Dosen pengampu: Drs. Drs. Ranto.H.S., MT. Disusun oleh : Deny Prabowo K2513016 PROGRAM
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS
28 BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Kondisi Operasi Kondisi operasi dan informasi teknis dari sampel sesuai dengan data lapangan dapat dilihat pada Tabel 3.1, sedangkan posisi sample dapat dilihat
Lebih terperinci