Makna Puisi Mijn Muze Karya Marion Bloem : Kajian Semiotik Riffaterre.
|
|
- Yuliani Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1
2 2
3 Makna Puisi Mijn Muze Karya Marion Bloem : Kajian Semiotik Riffaterre. Alvian Aviantara Program Studi Belanda, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia avianalvian@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan makna yang terkandung dalam puisi berbahasa Belanda Mijn Muze karya Marion Bloem. Penelitian kualitatif ini memakai pendekatan semiotik struktural Riffaterre yang menitikberatkan pada penggunaan gaya bahasa. Data dalam penelitian ini ialah teks puisi berbahasa Belanda Mijn Muze yang diperoleh dari situs resmi penyair, yakni marionbloem.nl. Teks puisi ini dikaji melalui analisis ketidaklangsungan makna, pembacaan heuristik dan hermeneutik untuk mendapatkan makna puisi secara utuh. Penelitian ini menemukan bahwa gaya bahasa metafora dan kontradiksi dipakai secara dominan oleh penyair dalam penyampaian makna puisinya, yaitu penggambaran sosok oma dari sang penyair yang berdarah Belanda- Indo yang telah kehilangan kekuatannya. Meaning of the Dutch Poem Mijn Muze by Marion Bloem : Riffaterre s Semiotic Studies Abstract The aim of this research is to explain the meaning behind the Dutch poem 'Mijn Muze' by Marion Bloem. This qualitative research used Riffaterre s structural semiotic approaching that focusing on the literary style that used in this poem. The analytical data consists of texts from the Dutch poem 'Mijn Muze' which was acquired from the poet's official website, marionbloem.nl. The poem is studied based on the indirectly meaning way, heuristic reading, and hermeneutic reading that used in order to get the meaning of the poem. This research found that the poet used metaphors and contradiction dominantly to deliver the meaning behind the poem. The meaning of the poem 'Mijn Muze' is about the portrayal of the poet s Dutch-Indonesian grandmother who lost her strength. Keywords : Semiotic, Meaning, Poem, Netherlands-Indonesian 1. Pendahuluan Puisi merupakan ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan dan merangsang imajinasi panca indera dalam susunan berirama (Pradopo, 1987: 7). Pemikiran tersebut tampak sejalan dengan Watt-Dunton (dalam Situmorang, 1980: 9) yang mengemukakan bahwa puisi adalah ekspresi konkret dan yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional berirama. Dari dua anggapan di atas dapat disimpulkan bahwa puisi ialah 3
4 salah satu bentuk karya sastra yang ekspresif, artistik, bermedium bahasa, dan yang mengundang penikmat sastra berimajinasi lebih luas. Tiap puisi pasti mengandung sebuah ide, maksud, atau makna yang hendak disampaikan oleh penyair kepada pembaca sastra. Makna dari sebuah puisi tidak selalu mudah ditangkap dan diinterpretasikan oleh pembacanya, karena tiap penyair memiliki cara dan gaya penyampaiannya masing-masing. Pada hakikatnya makna sebuah puisi berkaitan erat dengan struktur fisik dari puisi itu sendiri, yang meliputi tipografi (tata tulisan puisi), diksi, pengimajian, verifikasi, kata konkret, dan gaya bahasa (Waluyo, 1991: 28). Dari kelima struktur fisik puisi di atas, diksi dan gaya bahasa paling berperan dalam penyajian dan penyampaian makna puisi, karena melalui kedua sarana tersebut penyair mengekpresikan seperangkat ide dan perasaannya. Diksi ialah pilihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan, sehingga dapat diperoleh efek tertentu. Sementara itu, gaya bahasa adalah cara pengungkapan pikiran melalui bahasa secara khas yang dapat menunjukkan jiwa dan kepribadian penulis (Keraf, 2008: 113) Diksi dan gaya bahasa merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, sehingga dalam sebuah gaya bahasa dapat terdiri dari pemilihan diksi yang dipakai oleh penyair dalam penyampaian makna puisinya. Penulis melihat kekuatan diksi dan gaya bahasa dalam puisi Mijn Muze. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menganalisisnya lebih lanjut untuk memahami makna puisi tersebut. 2. Tinjauan teoretis Riffaterre dalam bukunya Semiotic of Poetry (1978: 15) mengemukakan bahwa ada empat hal yang harus diperhatikan dalam memahami dan memaknai sebuah puisi. Hal pertama ialah puisi sebagai ekspresi tidak langsung. Kedua, makna puisi dapat diperoleh melalui pembacaan heuristik dan hermeneutik. Setelah itu, puisi mengandung matriks, model, dan varian. Keempat, puisi sebagai hipogram. Selanjutnya, menurut Riffaterre, salah satu ciri penting dari sebuah puisi ialah pengekspresian konsep-konsep dan benda-benda secara tidak langsung. Secara sederhana, puisi mengatakan satu hal dengan maksud lain. Puisi memiliki cara yang khusus dalam menyampaikan maknanya (Riffaterre dalam Faruk 2012: ). Ketidaklangsungan pengekspresian 4
5 makna tersebut disampaikan melalui tiga cara, yaitu pergeseran makna (displacing), penyimpangan makna (distorting), dan penciptaan makna (creating) (Riffaterre, 1978: 2). Pergeseran makna ialah terjadinya perubahan sebuah makna dari satu konsep pemahaman ke konsep pemahaman lain yang setara. Hal itu ditandai oleh penggunaan metafora, metonimi, simile, personifikasi, dan sinekdoke. (Riffaterre dalam Pradopo, 1978: 282). Metafora ialah penggunaan kata atau kelompok kata sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. Penyimpangan makna merupakan perubahan sebuah makna satu konsep pemahaman ke konsep pemahaman lain yang bertolakbelakang. Menurut Riffaterre, penyimpangan makna terjadi karena adanya ambiguitas, kontradiksi, ataupun nonsense (dalam Pradopo, 2010: 213). Penggunaan gaya bahasa pertentangan sangat mendukung hal ini. Majas pertentangan tersebut antara lain; antithesis, paradoks, oksimoron, kontradiksio interminis, dan okupasi. Antithesis merupakan majas pertentangan yang memakai kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan (Keraf, 2001: 126), seperti; Kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, semuanya mempunyai kewajiban terhadap bangsa dan negara. Paradoks ialah gaya bahasa yang mengungkapkan dua hal yang saling bertentangan, namun sesungguhnya keduanya benar, contohnya; Jiwa terasa sepi di tengah meriahnya pesta. Oksimoron merupakan majas yang mengaitkan kata-kata untuk mencapai efek yang bertentangan dan sifatnya lebih padat dan tajam daripada paradoks. Sebagai contoh; Suap menyuap di jalan raya sudah menjadi rahasia umum. Kontradiksio Interminis, berisi sangkalan terhadap pernyataan yang disebutkan sebelumnya, contohnya; Dokter Fajar membuka praktik setiap hari Senin-Sabtu, pukul , kecuali hari Jumat pukul
6 Okupasi, melukiskan suatu hal dengan bantahan, tapi diberi penjelasan atau diakhiri oleh sebuah kesimpulan, contohnya; Merokok itu merusak kesehatan, tetapi si perokok tidak bisa menghentikan kebiasaannya. Maka muncullah banyak pabrik rokok, karena untungnya banyak. Penciptaan makna, maksudnya ialah sebuah makna sengaja diciptakan oleh penyair demi kepentingan-kepentingan tertentu, seperti tampilan luar puisi (tipografi), intensitas dengan adanya enjambemen, dan persejajaran baris (homolog) (Pradopo, 2011: 129). 3. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan semiotik struktural, yang dipakai untuk mengkaji makna puisi Mijn Muze karya Marion Bloem, dengan berfokus pada pemerolehan makna melalui analisis ketidaklangsungan makna, pembacaan heuristik, dan pembacaan hermeneutik. Melalui tahapan analisis tersebut, diharapkan akan diperoleh ialah makna utuh dalam lingkup teks puisi itu sendiri tanpa dikaitkan dengan teks lain. Pertama-tama, puisi Mijn Muze terlebih dahulu dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia untuk memudahkan proses analisis berikutnya. Kemudian, teks puisi ini akan dikaji dalam hal pergeseran, penciptaan, dan penyimpangan makna yang terjadi di dalamnya. Selanjutnya, puisi juga akan dianalisis melalui pembacaan heuristik dan hermeneutik. Melalui tahap-tahap kajian tersebut makna puisi dapat dipaparkan secara utuh. Pembacaan heuristik ialah pembacaan teks puisi sesuai dengan tata bahasa normatif didasarkan pada konvensi bahasa yang karenanya bersifat mimetik serta membangun rangkaian arti yang bersifat heterogen (Riffaterre dalam Faruk, 2012: 144). Pembacaan ini tidaklah mencukupi untuk dapat memahami dan menangkap makna puisi yang sesungguhnya, karena makna yang diperoleh ialah makna berdasarkan tata bahasa normatifnya saja. Pembacaan hermeneutik merupakan pembacaan tahap kedua yang harus dilakukan oleh pembaca sastra untuk mendapatkan makna kesatuan dari sebuah puisi. Pembacaan ini disebut juga pembacaan retroaktif, yaitu pembaca sastra melakukan pandangan, penglihatan, pembacaan berulang-ulang terhadap puisi keseluruhan (Riffaterre dalam Faruk 2012: 145). 6
7 Pembacaan hermeneutik ini juga merupakan tahap akhir untuk mendapatkan hasil penelitian. Melalui tahapan proses tersebut, penulis akan menarik kesimpulan mengenai makna yang terkandung dalam puisi Mijn Muze karya Marion Bloem ini. 4. Pembahasan Mijn Muze (Marion Bloem, 1985) Mijn muze is verhuisd naar een verpleegtehuis (1) De deur naar buiten zit op slot (2) Er is een tovercode (3) Vier cijfers die mijn muze niet meer weet (4) Naast de deurpost staat geschreven. (5) Het wachtwoord is het jaar waarin wij leven (6) Het heden wordt haar later nooit (7) Het vroeger is zij heden al vergeten (8) Later is reeds haar verleden tijd (9) Mijn muze zit gevangen (10) In de kamer van mijn vroeger (11) Kwijt is de vanzelfsprekendheid (12) Dewiku (Marion Bloem, 1985) Dewiku pindah ke rumah perawatan (1) Pintu keluarnya terkunci (2) Ada sandi magi (3) Empat angka, dewiku tak lagi tahu (4) Dekat celah pintu ada tertulis (5) Tahun kami hidup ialah sandi (6) Kini tak pernah jadi harinya kelak (7) Masa lalu, kini telah ia lupakan (8) Kelak telah menjadi masa lalunya (9) Dewiku terpenjara (10) Dalam ruang masa laluku (11) Hilang terjadi dengan sendirinya (12) 4.1 Analisis Ketidaklangsungan Makna Setiap penyair tidak mungkin mengungkapkan pemikiran, atau perasaannya secara langsung dalam puisinya. Majas atau gaya bahasa seringkali merupakan perangkat puitis yang digunakan penyair untuk menyampaikan hal tersebut. Pergeseran, penciptaan, dan penyimpangan makna tidak jarang terjadi dengan sendirinya dalam sebuah puisi. Dalam puisi Mijn Muze karya Marion Bloem, penulis menemuka terjadinya banyak penyimpangan makna. Berikut ini akan dibahas bentuk-bentuk penyimpangan makna tersebut secara berurut dari tiap larik dan bait. Penyimpangan atau distorsi makna pertama hadir di larik kesatu. Hal ini ditandai oleh adanya kontradiksi. Kontradiksi makna ini terjadi pada elemen-elemen kata yang dipakai Kata Muze atau Muse (dalam bahasa Inggris) atau Musae merupakan dewi-dewi, puteri Dewa Zeus dalam kepercayaan Yunani kuno, yang memberikan puisi, tarian, dan drama kepada dunia (Menelaos, 1992: 2) Puteri-puteri Zeus tersebut berjumlah sembilan. Mereka memiliki kekuatan dan keahliannya masing-masing. Dewi-dewi itu mendatangkan kebahagian, kelembutan, dan pengetahuan ke 7
8 atas bumi. Mereka sering datang ke sebuah lereng berhutan di Gunung Helikon. Di sana mereka melantunkan nyanyian-nyanyian riang (Menelaos, 1992: 2). Sementara itu, Muze yang terdapat di baris pertama seolah diartikan sebagai orang yang sakit, butuh perawatan di verpleegtehuis, rumah perawatan. Sehingga, makna kata Muze sebagai dewi yang memiliki kekuatan menyimpang menjadi orang sakit, seakan hilang kekuatannya Konteks situasi pada baris pertama juga mengalami penyimpangan makna. Verpleegtehuis di Belanda berarti rumah perawatan. Orang sakit, kecelakaan, atau orang yang butuh perawatan intensif biasanya mendatangi rumah tersebut. Konteks di baris pertama yang bermakna sang Musae berpindah ke rumah perawatan atau dengan kata lain Musae datang ke rumah perawatan yang diselimuti rasa sedih menyimpang dari makna Dewi Musae datang ke lereng gunung yang diselimuti riang gembira. Kontradiksi berikutnya terdapat dalam larik kedua. De deur naar buiten zit op slot, pintu keluar terkunci, pintu di sini ialah pintu keluar dari rumah perawatan, yang digambarkan terkunci setelah sang Musae masuk kedalamnya. Larik tersebut menimbulkan pertanyaan mengapa pintu tersebut terkunci setelah ia masuk? makna figuratif apakah yang secara tidak langsung ingin disampaikan di sini? Penyimpangan makna berikutnya ada di larik ketiga. Er is een tovercode ada sandi magi. Sandi magi yang dimaksudkan di sini ialah sandi ajaib sebagai kunci pembuka pintu keluar rumah perawatan. Sementara itu, pintu keluar rumah perawatan di Belanda sama sekali tidak dilengkapi dengan sandi magi, sekedar lubang untuk satu anak kunci. Kembali timbul pertanyaan makna figuratif apa yang disampaikan secara tidak langsung dengan Er is een tovecode? Kontradiksi pun hadir di seluruh bait ke-3. Di larik ketujuh: Het heden wordt haar later nooit. Masa kini digambarkan tidak akan menjadi masa depan. Pernyataan ini tentu saja bertolak belakang dari logika, yaitu bahwa hal-hal yang terjadi di masa kini pasti akan mengarah pada masa depan. Hal serupa juga terjadi di larik kedelapan: het vroeger is zij heden al vergeten, yaitu bahwa masa lalu pada masa kini dia sudah lupakan. Larik ini mengungkapkan kenyataan bahwa tokoh zij (dia wanita) sudah kehilangan untuk mengingat masa lalunya. Sehingga masa lalu sebagai bagian kehidupan yang sudah terjadi dan pada masa kini seharusnya menjadi sebuah kenangan, tidak bisa lagi dilakukan oleh wanita tersebut. Begitu 8
9 juga larik kesembilan: Later is reeds haar verleden tijd, masa depan telah menjadi masa lalu. Kontradiksi ini memerlihatkan sesuatu yang ironis. Seharusnya, masa lalu yang akan menjadi masa depan, tapi di sini masa depan justru sudah menjadi masa lalu. Penyimpangan makna kembali terjadi di bait ke-4. Larik kesepuluh dan kesebelas: Mijn muze zit gevangen / In de kamer van mijn vroeger, sang dewi Musae dilukiskan terpenjara, tapi ia terpenjara dalam kamar masa lalu penyair. Hal itu tentu saja bertentangan pada makna terpenjara sesungguhnya, yaitu seseorang terpenjara, mendekam di sebuah ruangan secara konkret. Namun, terpenjara dalam kedua larik ini ialah tidak konkret atau abstrak, sang Musae mendekam di sebuah ruangan masa lalu dari aku lirik. 4.2 Analisis Pembacaan Heuristik Pembacaan heuristik ialah salah satu pembacaan yang ditempuh pembaca sastra dalam memaknai sebuah puisi. Melalui cara pembacaan ini, akan didapati satuan makna berdasarkan penyesuaian tata bahasa normatif pada puisi. Mijn muze is verhuisd naar een verpleegtehuis (maar) de deur (van dat verpleegtehuis) naar buiten zit op slot. Er is een tovercode (om het te openen) (Dat code is ) vier cijfers die mijn muze niet meer weet. Naast de deurpost staat geschreven: het wachtwoord (van deze deur) is het jaar waarin wij leven. Dewi musae-ku pindah ke rumah perawatan (tapi) pintu keluar (dari rumah itu) terkunci. Ada sandi magi (untuk membukanya). (Sandi magi itu berupa) empat digit angka (yang) dewi musae-ku tak lagi tahu. Dekat celah pintu ada tertulis: sandi (pembuka pintu ini) ialah tahun (saat) kita hidup. Het heden wordt haar later nooit (en) het vroeger is zij heden al vergeten (en) later is reeds haar verleden tijd (want ze kan niet naar buiten gaan) Mijn muze zit gevangen in de kamer van mijn vroeger. (En dan is zij kwijt) Kwijt is de vanzelfsprekendheid Kini tidak pernah jadi hari nantinya (dan) Masa lalu, kini telah ia lupakan (serta) Hari depan telah menjadi masa lalunya, (karena dia tidak bisa keluar dari tempat ini.) Dewi musae-ku terpenjara dalam ruang masa laluku, (Maka dia menghilang ), hilang dengan sendirinya 4.3. Analisis Pembacaan Hermeneutik Selain terdapat banyak kontradiksi, sebagai bentuk majas yang menunjukkan banyaknya penyimpangan makna dalam puisi, puisi ini pun kaya akan metafor. Muze sebagai tokoh dewi dalam Mitologi Yunani dipakai untuk menggambarkan seseorang yang berkaitan dengan diri sang penyair (dengan penyebutan Mijn muze). Pertanyaan yang timbul mengenai Mengacu pada siapakah sesungguhnya kata tersebut?, baru mendapat titik terang ketika penulis 9
10 menemukan uraian singkat dari Marion Bloem tentang buku kumpulan puisi In de kamer van mijn vroeger (Arbeidpers, 2007) dalam situs resminya berikut ini; In de kamer van mijn vroeger is de titel van een van Bloems gedichten over haar Indische oma, die zij als haar muze ziet... 1 Marion Bloem secara eksplisit menyatakan bahwa dia melihat sosok omanya seperti dewi muze. Dengan demikian, Mijn muze dalam puisi ini merupakan gambaran metaforis dari sosok oma sang penyair. Dengan penyebutan mijn, penyair menyatukan dirinya dengan sosok oma yang sedang ia gambarkan lebih lanjut dalam puisi tersebut. Penyair menggunakan kata muze bisa jadi karena ia memandang omanya bagai dewi Musae. Dewi Musae yang menurut kepercayaan Yunani kuno, memberikan bantuan pada seniman di bumi menurut jenis kesenian yang mereka sukai, baik seperti nyanyian, tarian, maupun puisi. Secara figuratif, Omanya digambarkan sebagai sosok yang amat berperan dalam dunia kepenyairannya, tokoh yang menginspirasi penyair dalam menghasilkan karya sastra. Marion Bloem memiliki darah Indo-Belanda, namun dilahirkan dan dibesarkan di negeri Belanda, dalam karya-karyanya seringkali memperlihatkan pengaruh latar belakang budaya keluarganya sebagai keturunan Indo- Belanda. Kemungkinan besar, Omanya sangat mempengaruhi Marion Bloem dalam mengenal budaya dan masa lalu kehidupan keluarganya, yang kerap menjadi sumber inspirasi tulisantulisannya. Selanjutnya, sang Oma digambarkan berpindah ke Verpleegtehuis. Kata Verpleegtehuis selain secara denotatif mengacu pada rumah perawatan, secara konotatif dapat mengacu pada negeri Belanda. Sang oma hampir sepanjang hidupnya tinggal di Indonesia (dulu Hindia- Belanda), namun situasi politik pascakemerdekaan Indonesia memaksa diri dan keluarganya memilih untuk pindah ke Belanda. Belanda, dengan demikian, diibaratkan sebagai tempat perawatan, pemulihan kondisi jiwa mereka (orang-orang Belanda maupun keturunan Belanda) yang pada tahun 1950, terpaksa harus meninggalkan Indonesia. Kondisi sosial politik saat itu mengharuskan orang-orang Belanda dan keturunan Belanda memilih tawaran dari kebijakannya Presiden Soekarno, untuk memilih tetap tinggal di Indonesia atau kembali pulang ke negara asalnya. Tidak sedikit dari mereka yang akhirnya memilih untuk hijrah ke Belanda termasuk sang Oma dan semua keluarga Bloem. 1 Dikutip dari 10
11 Setelah sang Oma sudah masuk ke Belanda, kesempatannya untuk keluar dari Belanda yang mungkin ingin kembali ke Indonesia sudah tidak ada. Hal itu diwakili oleh kalimat di baris kedua, de deur naar buiten zit op slot.. Kata frasa de deur naar buiten dilukiskan bagai akses keluar bagi sang Oma telah tertutup. Lalu, penyair seolah hendak menyampaikan bahwa kesempatan keluar bagi sang Oma merupakan suatu hal yang mustahil. Hal itu tampak pada penggunaan kata tovercode. Tovercode berarti sandi magi. Magi dalam KBBI online berarti cara tertentu yang diyakini dapat menimbulkan kekuatan gaib yang menguasai alam sekitar, temasuk pikiran, dan tingkah laku manusia. Jadi, kesempatan keluar atau akses keluar bagi sang Oma setalah ia datang ke Belanda merupakan suatu hal yang gaib, mustahil, dan tidak mungkin terjadi. Setelah itu, sang Oma seolah dihadapkan pada situasi yang menguntungkan melalui untaian kata di bait kedua. Penyair yang seakan menyatu dengan sosok Oma berusaha memberitahu bahwa sebenarnya ada sebuah cara untuk membuka akses keluar bagi Omanya, yaitu sebuah kata kunci. Kata kunci yang berupa empat digit angka mengacu pada tahun ketika sang penyair dan Omanya tinggal bersama saat ini. Kata kunci tersebut yang eksplisit disebutkan oleh penyair, secara tidak langsung menimbulkan sebuah paradoks yang menggambarkan kondisi fisik Oma yang sudah tua dan kehilangan daya ingat dan kesadarannya. Kata kunci yag terdiri empat angka dari angka tahun di mana mereka sekarang ini berada, menunjukkan pada kekinian (masa kini). Tersirat makna, bahwa kata kuncinya adalah hidup di masa kini untuk bisa keluar dari dunia masa lalu nya. Puisi Mijn Muze ini ditulis pada tahun Sementara itu, sang Oma melahirkan anak keduanya, Jacqualine Melanie Bloem, ibunda dari Marion Bloem, di tahun Sehingga bisa diperkirakan sang oma lahir antara tahun Jadi umur oma diperkirakan telah menginjak delapan puluh tahun ketika puisi ini dibuat. Hal yang sering dialami oleh manusia yang sudah masuk usia senja apalagi di usia delapan puluh tahunan ialah merosotnya kemampuan daya ingat. Jadi bait kedua ini pun dapat menyiratkan kemampuan daya ingat sang oma yang sudah melemah untuk mengetahui waktu, bahkan tahun yang sedang ia jalani bersama penyair. Selanjutnya, paradoks kembali berperan dalam penyampaian makna di bait ketiga. Hal itu terjadi pada permainan kata heden-later, vroeger-heden, dan later verleden. Melalui 11
12 pertentangan kata-kata tersebut sosok Oma dilukiskan sebagai selayaknya orang lanjut usia (lansia). Masa ia datang ke Belanda adalah masa tuanya, di situlah menghabiskan masa senjanya. Het heden wordt haar later nooit bermakna omanya tidak lagi memiliki harapan ataupun impian masa depan, karena usia tuanya. Umumnya orang-orang lansia senang menceritakan tentang masa lalunya, masa-masa indah yang pernah dilaluinya. Namun, yang ironis adalah Het vroeger is zij heden al vergeten: saat ini omanya sudah tidak bisa mengingat masa lalunya. Later is reeds haar verleden tijd, masa depannya bahkan sudah menjadi masa lalunya, karena ingatan adalah kunci kesadaran manusia akan keberadaannya. Bagi sang oma yang sudah kehilangan daya ingat, masa depannya pun sudah menjadi masa lalunya. Akhir hidup sang oma adalah masa depannya yang semakin dekat dan nyata. Itu akan menjadi bagian dari masa lalu sang oma bagi orang-orang di sekitarnya. Bait keempat ini mengungkapkan bahwa biarpun sang Oma akan tiada, sosoknya selalu berada dalam benak cucunya, penyair. In de kamer van mijn vroeger berarti ruang masa lalu sang penyair. Keberadaan sang Oma bagai menjadi salah satu kepingan penting yang menyusun lengkap puzzle kehidupan sang penyair. Dengan kata lain, keberadaan Oma hadir menyatu hadir lewat darah keturunan Belanda-Indo yang mengalir dalam diri penyair. Pada akhirnya, keberadaan Oma nantinya juga akan menghilang sendirinya seiring perjalanan hidup penyair. 5. Simpulan Membongkar dan memahami makna dari sebuah puisi bukanlah hal yang mudah bagi para penikmat puisi. Makna puisi bisa dikaji dan diperoleh melalui berbagai cara, antara lain dengan menganalisis makna-makna figuratif dari majas dan gaya bahasa yang digunakan di dalam sebuah puisi. Pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik pun merupakan langkah penting dalam analisis, sehingga makna puisi dapat digali secara utuh. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa puisi Mijn Muze ini bercerita tentang oma kandung penyair, oma yang berdarah Belanda-Indo. Penyair tampak menyatu dalam penceritaan sosok omanya. Sang oma yang dipandang sebagai dewi inspiratif oleh penyair itu dilukiskan menghabiskan sisa kehidupannya di Belanda dengan segala 12
13 kelemahannya di usia senja. Meskipun akhirnya sang Oma akan wafat, ia akan tetap menjadi satu bagian penting dalam sejarah kehidupan penyair. 6. Daftar Referensi 6.1 Pustaka Faruk Metode Penelitian Sastra Sebuah Penjelajahan Awal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Keraf, Gorys Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Pradopo, Rachmat Djoko Pengkajian Puisi: Analisis Strata, Norma, dan Analisis Struktural dan Semiotik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Riffaterre, Michael Semiotic of Poetry. Bloomington: Indiana University Press Stephanides Menelaos; Yannis Stephanides Orfeus and Eurydice. Athena: Internet Anonim, Diakses Minggu 28 Juli 2013 pkl.22.10wib Bloem, Marion. Mijn Muze. diakses 8 Juni 2013, pkl wib. Bloem, Marion. Prille Jeugd (deel 1). diakses 8 Juni 2013, pkl wib. Bloem, Marion. Reply message on Facebook. Online posting. 11 Juni 2013, pkl wib. Online posting. 29 Juli 2013, pkl wib Rugebregt, Liselore kutipan wawancara dalam diunduh pada Jumat 26 Juli 2013, pkl.20.45wib 13
BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi merupakan bentuk karya sastra yang tersaji menggunakan kata-kata yang indah dan kaya bahasa yang penuh makna (Kosasih, 2008: 31). Keindahan puisi ditentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam arti, yaitu ragam sastra yang bahasanya terikat oleh rima atau pengulangan bunyi yang
Lebih terperincibanyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam
12 Telepon Genggam terdapat banyak gaya bahasa yang khas dan unik serta belum banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Sebelumnya, ada beberapa penelitian yang memiliki tema yang sama. Pertama, Intertekstual Lirik-Lirik Lagu Karya Ahmad Dhani: Sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra
BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan itu beraneka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan sebuah struktur yang bermakna. Hal ini disebabkan karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang menggunakan media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puisi dalam Kamus Istilah Sastra (1984) adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal yang sama
Lebih terperinciANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR
P ISSN 2614-624X E ISSN 2614-6231 DOI: http://dx.doi.org/10.22460/p.v1i2p%25p.193 ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR Risma Despryanti 1, Riska Desyana 2, Amalia Siddiqa Rahayu 3, Yeni
Lebih terperinciPEMAKNAAN PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN INTERTEKSTUALITAS
73 PEMAKNAAN PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN INTERTEKSTUALITAS wardah_hanafiah@yahoo.com Abstract As homo semioticus, humans communicate to others
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG
KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG David Maulana Muhammad*)1 Wahyudi Siswanto)*2 Email davidmuhammad7@gmail.com Universitas
Lebih terperinciAnalysis of Song Lyric and Its Application in Language Style and Poetry Learning in Primary School
p-issn: 2477-3859 e-issn: 2477-3581 JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DASAR The Journal of Innovation in Elementary Education http://jipd.uhamka.ac.id/index.php/jipd Volume 1 Number 1 November 2015 9-14 Analisis
Lebih terperinciSamuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.
Pengertian dan Unsur-unsurnya Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaya bahasa menimbulkan efek keindahan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Efek keindahan gaya bahasa berkaitan dengan selera pribadi pengarang dan kepekaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran danperasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan.genre sastra
Lebih terperinciANALISIS MAKNA KIASAN PUISI DE WOLKEN KARYA MARTINUS NIJHOFF DARI SUDUT PANDANG TOKOH AKU
ANALISIS MAKNA KIASAN PUISI DE WOLKEN KARYA MARTINUS NIJHOFF DARI SUDUT PANDANG TOKOH AKU Imas Nihono Sari Program Studi Belanda, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16424,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra. Bahasa sudah menjadi sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra memiliki hubungan yang erat. Kekuatan sastra berada pada kekuatan dan cara pengarang menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seorang pengarang
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran, sebagai
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran, sebagai bab penutup. Kesimpulan yang dimaksud adalah memberikan gambaran yang jelas dari hasil analisis data yang
Lebih terperinciGAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN INSTAGRAM @PuisiLangit SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari, Veronica Melinda Nurhidayati Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk memahami karya sastra dibutuhkan analisis. Definisi karya sastra menurut KBBI (1989:76) adalah sebuah
Lebih terperinciANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK
ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan maksud tertentu oleh seseorang kepada orang lain. Dengan kata lain, untuk berkomunikasi. Menurut Keraf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum karya sastra terbagi atas tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Menurut Kosasih (2012:1), ketiga jenis karya sastra tersebut dibedakan berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pada dasarnya setiap individu mempunyai pengalaman tentang suatu peristiwa. Pengalaman itu dapat berupa: kesenangan, kesedihan, keharuan, ketragiasan, dan sebagainya.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
289 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian sebagaimana perumusan masalah yang telah diajukan di bagian pendahuluan, maka peneliti menyimpulkan berikut ini. 1. Aspek-aspek
Lebih terperinciDAFTAR ISI x. ABSTRAK.xii
DAFTAR ISI HALAMAN HALAMAN JUDUL....i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.ii LEMBAR PENGESAHAN iii HALAMAN PENETAPAN UJIAN...iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI x ABSTRAK.xii
Lebih terperinciANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR
ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO Oleh: Anggun Tri Suciati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum terdapat tiga genre sastra, yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi adalah pemadatan ide atau gagasan yang jika kadar kepadatannya diencerkan akan berwujud
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Lirik Lagu Sebagai Genre Sastra Lirik mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V Oleh: Aida Azizah Universitas Islam Sultan Agung Semarang ABSTRAK Peserta didik Sekolah Dasar/Madrasah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan
1 I. PENDAHULUAN Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan mengenai latar belakang penelitian mengenai gaya bahasa dalam kumpulan puisi Doa Untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan
Bab 2 Landasan Teori Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian kali ini. Teori tersebut mencangkup teori semantik dan teori pengkajian puisi. Teori
Lebih terperinci2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)
BAB III Metodologi Penelitian A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian bisa dipertanggungjawabkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disaksikannya, gagasan hidup, hingga cita-cita. Pengungkapan tersebut harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni adalah pengungkapan pengalaman dan merupakan hasil kreativitas manusia dalam menghayati dan memaknai kehidupan. Seorang seniman bermaksud menyampaikan
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami
Lebih terperinciAnalisis Semiotik Syair-Syair Tembang Campursari karya Didi Kempot pada Volume 1, 2, 3
Analisis Semiotik Syair-Syair Tembang Campursari karya Didi Kempot pada Volume 1, 2, 3 Oleh: Aditya Apriliyani Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Tyaapriliyani559@gmail.com Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciPEMAKNAAN TERHADAP PUISI ПОДРАЖАНИЯ КОРАНУ TIRUAN QUR AN KARYA A.S PUSHKIN (TERAPAN TEORI SEMIOTIKA RIFFATERRE)
PEMAKNAAN TERHADAP PUISI ПОДРАЖАНИЯ КОРАНУ TIRUAN QUR AN KARYA A.S PUSHKIN (TERAPAN TEORI SEMIOTIKA RIFFATERRE) SKRIPSI Diajukan untuk menempuh ujian sarjana pada Program Studi Sastra Rusia Fakultas Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan katanya. Puisi
Lebih terperinciANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA
ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Ulin Niswah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adi_Jaddati@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Turyati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. Hal ini ditegaskan oleh Wellek dan Werren, bahwa karya sastra dipandang sebagai suatu kegiatan
Lebih terperinciMAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT
MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT E-JURNAL ILMIAH ASMARIDA NPM. 09080206 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciKEMAMPUAN SISWA MENULIS PUISI DI KELAS V SDN 13 BONGOMEME KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO NURLAELA
KEMAMPUAN SISWA MENULIS PUISI DI KELAS V SDN 13 BONGOMEME KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO NURLAELA JURUSAN PENDIDIKAN GUTU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menjadi salah satu kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Menurut Felicia (2001), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan
Lebih terperinciANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG
ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas
Lebih terperinciintrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang
1 PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan berbagai masalah yang dihadapinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya dengan seni dan sastra seperti permainan rakyat, tarian rakyat, nyanyian rakyat, dongeng,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa
Lebih terperinciPEMAKAIAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU IWAN FALS DALAM ALBUM SARJANA MUDA. FKIP Universitas Bung Hatta.
PEMAKAIAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU IWAN FALS DALAM ALBUM SARJANA MUDA Febriadi Herliyandri Pratama 1), M. Atar Semi 2), dan Elvina A Saibi 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciDr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012
Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012 Untuk memahami Penulisan Kreatif, sebelumnya cobalah pahami perihal manajemen bahasa berikut ini Manajemen bahasa adalah SENI dan ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Oleh karena itu, puisi selalu diciptakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan yang tinggi, melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan katanya.
Lebih terperinciANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI PEREMPUAN WALIKOTA JILID 2 KARYA SURYATATI A. MANAN
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI PEREMPUAN WALIKOTA JILID 2 KARYA SURYATATI A. MANAN ARTIKEL E-JOURNAL Oleh SISCA DEWI MOLLY NIM 090388201302 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS
Lebih terperinciKarya Ahmad Tohari. Heisma Arya Demokrawati dan Widowati. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
Tinjauan Semiotika Riffaterre pada Cerpen Bulan Kuning Sudah Tenggelam Karya Ahmad Tohari Heisma Arya Demokrawati dan Widowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari sebuah kesusastraan, terlepas dari apakah kegiatan bersastra dilakukan didasari ataupun tanpa didasari kesadaran untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga menambahkan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
Lebih terperinciSTRUKTUR SASTRA DALAM LAGU DAERAH PANJALU PADA ALBUM PESONA WISATA SITU PANJALU
STRUKTUR SASTRA DALAM LAGU DAERAH PANJALU PADA ALBUM PESONA WISATA SITU PANJALU Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Lagu daerah merupakan bentuk budaya dan karya seni yang
Lebih terperincibentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.
PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pada umumnya, sebuah lagu memiliki dua elemen penting didalamnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lagu adalah salah satu bentuk seni populer yang ada pada masa kini. Lagu menjadi salah satu bentuk seni audio yang memadukan antara seni musik dan seni bahasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang sastra anak. Hal
Lebih terperinciANALISIS SEMIOTIKA RIFFATERRE DALAM PUISI DONGENG MARSINAH KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO
ANALISIS SEMIOTIKA RIFFATERRE DALAM PUISI DONGENG MARSINAH KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO Ranti Maretna Huri 1, Yenni Hayati 2, M. Ismail Nst. 3 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Lebih terperinciPENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN
PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar penggunaan bahasa dalam sastra bukan sekedar paham, tetapi yang penting adalah keberdayaan kata untuk meninggalkan kesan kepada pembaca atau pendengarnya. Dalam
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian
112 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian Kedaulatan
Lebih terperinciAnalisis Penggunaan Majas dalam Kumpulan Puisi Beri Aku Malam Karya Iyut Fitra
Analisis Penggunaan Majas dalam Kumpulan Puisi Beri Aku Malam Karya Iyut Fitra JURNAL ILMIAH RANI FITRIA WATI NPM. 09080301 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Kustiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Lebih terperinciKUMPULAN PUISI AKU INGIN JADI PELURU KARYA WIJI THUKUL: TINJAUAN SEMIOTIK THE POEM COLLECTION OF WIJI THUKUL S AKU INGIN JADI PELURU: SEMIOTIC REVIEW
1 KUMPULAN PUISI AKU INGIN JADI PELURU KARYA WIJI THUKUL: TINJAUAN SEMIOTIK THE POEM COLLECTION OF WIJI THUKUL S AKU INGIN JADI PELURU: SEMIOTIC REVIEW Moh. Anas Irfan, Sunarti Mustamar, Sri Ningsih. Jurusan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Untuk mengetahui penelitian tersebut,
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA MAKALAH SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian sidang sarjana Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON Dwi Novita Ariyaningtyas 1 Heri Suwignyo 2 Karkono 3 Universitas Negeri Malang, Jalan
Lebih terperinciANALISIS STRUKTURAL-SEMIOTIKA PADA MAKNA PUISI KARYA SISWA SD NEGERI 1 MEKARHARJA BANJAR
ANALISIS STRUKTURAL-SEMIOTIKA PADA MAKNA PUISI KARYA SISWA SD NEGERI 1 MEKARHARJA BANJAR Anri Barkah, Aan Kusdiana, Yusuf Suryana Program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi antarindividu yang satu dengan yang lain maupun antar kelompok yang satu dengan yang lain. Interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu hasil dari kebudayaan. Sastra merupakan kreasi manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra manusia bisa menuangkan
Lebih terperinciANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA
ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Supriyadi Wibowo Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa
Lebih terperinciKAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI
0 KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA MATAMU KARYA SYAIFUL IRBA TANPAKA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana (S-1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut sehingga memberikan efek estetik di dalam karya sastra. berbahasa, demi pencapaian suatu efek estetika.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stilistika merupakan ilmu linguistik yang mengkaji tentang aspek gaya atau style di dalam karya sastra dengan menggunakan medium bahasa sebagai media telaahnya.
Lebih terperinciKRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN
KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi merupakan bentuk karya sastra yang sangat populer di kalangan masyarakat sampai saat ini. Puisi digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena kemajuan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia (Semi, bahasa sebagai mediumnya (Sugono, 2008:129).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang berobjek manusia dan bermedium bahasa dalam kehidupan masyarakat. Sastra sebagai karya kreatif,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir dari perasaan penyair dan diungkapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing
Lebih terperinciESAI KRITIK SUDAH LARUT SEKALI, CHAIRIL ANWAR: KAWANKU DAN AKU ANALISIS ESAI
ESAI KRITIK SUDAH LARUT SEKALI, CHAIRIL ANWAR: KAWANKU DAN AKU ANALISIS ESAI Dalam kritik yang diberikan Teeew atas karya sastra SUDAH LARUT SEKALI : Kawanku dan Aku karya Chairil Anwar ini menggunakan
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN PENERAPAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR DAN SUMBANG KATA PADA SISWA KELAS VII E DI SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. puisi antara lain Oidipus, Hamlet, Mahabaratha, Ramayana, dan sebagainya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra dari berbagai macam karya sastra yang ada. Dalam perkembangannya, puisi mengalami pasang surut sesuai pertumbuhan
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM
HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM 09080240 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai yaitu dengan munculnya kayo. Kayo lahir di Jepang dari kebudayaan bercocok tanam yang mana kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah bentuk rekaman dengan bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain. Sastra adalah komunikasi. Bentuk rekaman atau karya sastra tadi harus dapat
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL
HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL Judul Penelitian : Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Padang Nama : Rika Fitrianti NPM : 0910013111196 Jenjang Pendidikan : Sarjana Pendidikan (S1) Program
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009
BAB I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Berangkat dari sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa Estetika sebagai logika, mengantarkan saya untuk mencoba mendalami dan menelusuri tentang keduanya, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni, sebagai karya seni yang mengandung unsur estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam potensi dan kreativitas dalam berimajinasi. Dalam menuangkan kemampuannya, manusia memiliki cara yang bervariasi dan beragam jenisnnya.
Lebih terperinci