BUKU PEDOMAN ORGANISASI IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUKU PEDOMAN ORGANISASI IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA"

Transkripsi

1 BUKU PEDOMAN ORGANISASI IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA

2 IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA (ILMPI) Buku Pedoman Organisasi (BPO) adalah literatur tentang pemahaman dan mekanisme organisasi Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI). Buku Pedoman Organisasi (BPO) mengacu pada Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART), Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) dan Garis Besar Haluan Kerja (GBHK) organisasi Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI). Buku Pedoman Organisasi (BPO) bertujuan memberikan pemahaman tentang organisasi Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI), bentuk acuan rekan- rekan pengurus baik Nasional maupun Wilayah dalam menjalankan roda keorganisasiaan agar memiliki gerak yang terarah. Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) bergerak sebagai lembaga organisasi profesi mahasiswa sejenis dalam lingkup nasional yang bersifat independen, terbuka dan non politik.

3 KATA PENGANTAR Tanggal 26 Januari 2011 adalah suatu waktu ketika perwakilan dari 41 universitas seluruh indonesia berkumpul dan menyepakati untuk membentuk sebuah Lembaga dalam lingkup Nasional sebagai wadah aspirasi mahasiswa psikologi di seluruh Indonesia. Kongkretnya, Lembaga ini dideklarasikan dengan harapan mampu menciptakan langkahlangkah konkret untuk bermanfaat demi kemajuan serta pengembangan keilmuan psikologi di Indonesia. Telah tiba masa dimana sebuah amanah dan tanggungjawab digantungkan kepundak kita, untuk diperjuangan dalam langkah nyata. Buku ini disusun sebagai referensi bagi organisasi agar memiliki gerak yang terarah. Berharap dapat memberikan kebermanfaatan bagi pengurus maupun organisasi. Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia saat ini sedang dalam tahap berjuang untuk mencari landasan- landasan yang kuat demi kemajuan internal dan eksternal organisasi. Semoga buku ini dapat membimbing rekan- rekan pengurus ILMPI baik Nasional maupun Wilayah dalam menjalankan roda keorganisasiaan. ILMPI tidak hanya memiliki visi namun misi, begitu halnya dibutuhkan komitmen yang tinggi pada setiap pengurus untuk benar- benar menjalankan organisasi. Karena ini bukanlah hanya jobdesk yang harus dijalankan tapi tanggung jawab, amanah. Indonesia telah mempercayai kita selaku pengurus untuk berjalan bahkan berlari dan melebarkan sayap agar keberfungsian ILMPI benar- benar dapat dirasakan baik oleh pengurus maupun anggota. Selalu tertulis dalam hati bahwa kita bergerak tidak hanya untuk pribadi ataupun kelompok, tapi untuk Bangsa, untuk Indonesia. Maka berjuanglah semampumu sampai habisnya daya juangmu untuk menghidupi organisasi ini. Dan lihat betapa bangganya Indonesia memiliki kita. Badan Kesekretariatan Nasional ILMPI

4 DAFTAR ISI BAB I : IDENTITAS Dasar, Landasan dan Asas Legalitas Waktu & Tempat Berdiri Visi & Misi Wilayah, Keanggotaan & Kepengurusan... 2 BAB II : KEANGOTAAN, KEPENGURUSAN, KEWILAYAHAN Keanggotaan Kepengurusan Kewilayahan... 7 BAB III : STRUKTURAL Bagan Stuktur Kepengurusan Wewenang & Jabatan Arahan Kerja Hak, Wewenang & Kewajiban BAB IV : METODE PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Pelatihan Pengurus (Upgrading) BAB V : PROSEDUR PELAKSANAAN Administrasi Mekanisme Tender Media Komunikasi BAB VI : TATA CARA PERSIDANGAN, MUSYAWARAH DAN RAPAT Tata Cara Persidangan Musyawarah & Rapat BAB VII : LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN Laporan Perkembangan (Progress Report) Laporan Pertanggungjawaban Wilayah Laporan Pertanggungjawaban Nasional Standar Operational Procedure (SOP) Administrasi Keuangan Standar Operational Procedure (SOP) Penilaian Kontribusi Pengurus Paramater Penerimaan Laporan Pertanggungjawaban BAB VIII : LAMBANG & ATRIBUT ORGANISASI Lambang Organisasi Atribut Organisasi LAMPIRAN... 80

5 BAB I IDENTITAS 1.1 DASAR, LANDASAN DAN ASAS Dasar Ikatan lembaga mahasiswa psikologi Indonesia (ILMPI) merupakan organisasi yang berdasarkan pada pancasila Landasan Berlandaskan pada tri dharma perguruan tinggi Asas Asas ketaqwaan, bhineka tunggal ika dan asas kekeluargaan 1.2 LEGALITAS ILMPI sebagai satu-satunya organisasi antar lembaga eksekutif mahasiswa Psikologi di Indonesia yang di akui oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sesuai dengan Surat Keputusan Dikti No : 82/DIKTI/Kep/ WAKTU DAN TEMPAT BERDIRI Tanggal 26 Januari 2011 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, Tanggerang Selatan 1.4 VISI MISI VISI Menjadi wadah organisasi kemahasiswaan psikologi seluruh Indonesia di tingkat eksekutif, yang berorientasi pada pengembangan kualitas sumber daya mahasiswa yang berdaya guna dan berkontribusi nyata dalam pembangunan nasional sesuai MISI Membangun jaringan komunikasi antar lembaga eksekutif mahasiswa psikologi di Indonesia yang memfasilitasi pertukaran informasi kegiatan kemahasiswaan psikologi di perguruan tingginya masing-masing, dan isu yang berkembang di masyarakat. 1 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

6 Melakukan pengembangan dan penerapan ilmu psikologi yang meliputi bidang penalaran dan keilmuan serta pengabdian masyarakat. Menjadi jembatan aspirasi lembaga mahasiswa psikologi terhadap kebijakankebijakan publik yang terkait dengan keilmuan psikologi. 1.5 WILAYAH, KEANGGOTAAN, KEPENGURUSAN Wilayah Wilayah adalah pemetaan keanggotaan berdasarkan letak geografis. Wilayah ILMPI terbagi atas 6 wilayah di seluruh Indonesia, yang terdiri dari : ILMPI WILAYAH I : Sumatera ILMPI WILAYAH II : DKI Jakarta, Banten & Jawa Barat ILMPI WILAYAH III : Jawa Tengah & Kalimantan ILMPI WILAYAH IV : D.I Yogyakarta ILMPI WILAYAH V : Jawa Timur & Bali ILMPI WILAYAH VI : Sulawesi, Maluku & Papua Keanggotaan Mahasiswa psikologi adalah mahasiswa yang menempuh disiplin ilmu psikologi strata satu (S1) yang ditandai oleh gelar sarjana yang diberikan intitusinya berupa gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) untuk institusi dibawah naungan DIKTI KEMDIKBUD RI atau gelar Sarjana Psikologi Islam (S.Psi.I) untuk Institusi dibawah naungan DIKTIS KEMENAG RI. ILMPI beranggotakan Lembaga Eksekutif Mahasiswa Jurusan/Program Studi/Fakultas Psikologi di Indonesia. Lembaga Eksekutif Mahasiswa adalah lembaga resmi yang berfungsi sebagai fungsi eksekutif, yang mewakili mayoritas mahasiswa psikologi di instititusinya. Oleh Karrena itu, ketika Lembaga Eksekutif Mahasiswa Psikologi tersebut menjadi anggota ILMPI, maka seluruh mahasiswa psikologi di institusinya menjadi bagian ILMPI, mahasiswa tersebut berhak untuk menjadi pengurus ILMPI maupun mengikuti seluruh kegiatan ILMPI dengan rekomendasi Lembaga Eksekutif Mahasiswa dari institusinya. 2 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

7 1.5.3 Kepengurusan Pengurus ILMPI merupakan individu mahasiswa/i psikologi Strata Satu (S1) yang Institusinya telah tergabung menjadi anggota ILMPI. Setiap pengurus bertanggung jawab atas satu periode kepengurusan, lama satu periode kepengurusan adalah satu tahun. 3 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

8 BAB II KEANGOTAAN, KEPENGURUSAN, KEWILAYAHAN 2.1 KEANGGOTAAN Tata Cara Menjadi Anggota 1. Lembaga Eksekutif Mahasiswa mengirimkan Surat Permohonan untuk menjadi Anggota ILMPI kepada Koordinator Wilayah. Surat Permohonan ditandatangani oleh Dekan/Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan atau Ketua Jurusan/Prodi psikologi di institusinya masing-masing sebagai mengetahui 2. Koordinator Wilayah membuat Surat Rekomendasi untuk Universitas yang bersangkutan kepada Sekretaris Jenderal. Surat Rekomendasi dikirimkan bersamaan dengan Surat permohonan dari anggota. 3. Sekretaris Jenderal mengeluarkan Surat Keputusan Anggota yang menandakan institusi tersebut telah resmi bergabung sebagai anggota ILMPI. SK tersebut dikirimkan ke institusi yang mendaftarkan diri melalui Koordinator Wilayah. 4. Surat dapat berupa Hardcopy atau Softcopy. 5. Surat dapat dikirimkan langsung kesekretariat ILMPI atau melalui ILMPI Nasional / Wilayah Tata Cara Mengundurkan Diri Menjadi Anggota 1. Lembaga Eksekutif Mahasiswa mengirimkan Surat Pengunduran Diri kepada Koordinator Wilayah. Surat Pengunduran diri ditandatangani oleh Dekan/Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan atau Ketua Jurusan/Prodi psikologi di institusinya masing-masing sebagai mengetahui dan ditandatangani oleh Koordinator Wilayah sebagai menyetujui. 2. Koordinator Wilayah menyampaikan Surat pengunduran diri tersebut kepada Sekretaris Jendreal. 3. Sekretaris Jenderal membacakan surat pengunduran diri dari anggota kemudian membacakan SK berakhirnya status keanggotaan pada saat Musyawarah Nasional, ketika pembahasan musyawarah tambahan. 4. Surat harus berupa Hardcopy Tata Cara Penghapusan Status Keanggotaan 4 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

9 1. Apabila lembaga eksekutif mahasiswa universitas yang bersangkutan tidak memenuhi syarat status keanggotaan sebagaimana dalam ART (Anggaran Rumah Tangga) Bab I Pasal 1 maka status dinyatakan dihapuskan. 2. Pihak ILMPI mengirimkan surat kepada LEM yang bersangkutan untuk mengadakan audiensi. 3. Audiensi dilaksanakan oleh PHW dan PHN terkait status keanggotaan 4. Hasil audiensi disampaikan dalam Musyawarah Nasional untuk kemudian ditentukan keputusannya. 2.2 KEPENGURUSAN Mekanisme Pemilihan Pengurus Pemilihan Langsung 1. Mekanisme ini berlaku untuk Pengurus Harian Nasional dan Pengurus Harian Wilayah 2. Pemilihan ini dilaksanakan pada saat Musyawarah Nasional untuk Pengurus Harian Nasional, dan Musyawarah Wilayah untuk Pengurus Harian Wilayah. 3. Teknis pemilihan, kriteria calon pengurus, dan persyarataan calon pengurus di sepakati oleh peserta forum dengan mengacu pada draft pemilihan yang telah disesuaikan peserta forum Perekrutan Terbuka 1. Mekanisme ini berlaku untuk Staf Badan Kelengkapan Nasional dan Staf Badan Kelengkapan Wilayah. 2. Calon Pengurus mengisi formulir yang telah disediakan oleh PHN atau PHW 3. Calon Pengurus melengkapi persyaratan administrasi : a. Untuk calon Staf Badan Kelengkapan Wilayah Melampirkan surat rekomendasi dari Lembaga Eksekutif Mahasiswa institusinya masing-masing b. Untuk calon Staf Badan Kelengkapan Nasional Melampirkan surat rekomendasi dari institusinya masing-masing, dan juga surat promosi dari wilayahnya masing-masing. 4. Formulir diseleksi oleh Koordinator Badan Kelengkapan 5 BUKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

10 5. Bagi Calon yang lolos seleksi formulir dan administrasi, kemudian calon pengurus akan di wawancarai melalui media komunikasi ataupun secara langsung. 6. Wawancara menggunakan indikator-indikator penilaian yang telah ditentukan oleh masing-masing PHN atau PHW Perekrutan Tertutup 1. Mekanisme ini berlaku untuk Staf Badan Kelengkapan Nasional dan Staf Badan Kelengkapan Wilayah. 2. Pengadaan mekanisme ini disesuaikan dengan kebutuhan masingmasing Kepengurusan. 3. Koordinator Badan Kelengkapan memilih langsung individu yang akan menjadi pengurus Hak dan Kewajiban Hak Pengurus 1. Setiap pengurus berhak m endapatkan Surat Keputusan selambatlambatnya 30 hari setelah kepengurusan terbentuk. 2. Setiap pengurus berhak mendapatkan informasi dan mengetahui semua kegiatan yang dilaksanakan oleh ILMPI 3. Memiliki kewenangan dalam merealisasikan dan mengembangkan program kerja yang ada di ILMPI Kewajiban Pengurus 1. Berkomitmen untuk berperan aktif dalam menjalankan arahan kerja sesuai dengan AD/ART, GBHO dan GBHK dan BPO. 2. Menjalankan program kerja yang telah ditetapkan dan disahkan didalam rapat kerja 3. Mengikuti agenda rutin meliputi musyawarah, rapat kerja, rapat koordinasi dalam tataran wilayah maupun nasional sekurang-kurangnya 50% dari agenda yang ada. 4. Menjalankan komunikasi dan koordinasi yang baik antar kepengurusan nasional maupun wilayah. 6 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

11 5. Bertanggungjawab dalam menjalankan komunikasi dan koordinasi yang baik antara ILMPI dengan lembaga eksekutif mahasiswa di wilayahnya Sanksi-Sanksi 1. Surat peringatan 1 (SP 1) diberikan pada pengurus yang melanggar salah satu kewajiban sebagai pengurus. 2. Surat peringatan 2 (SP 2) diberikan kepada pengurus apabila tidak mengindahkan SP 1 atau melanggar kewajiban pengurus. 3. Jika SP 1 & 2 tidak diindahkan, maka: a. Untuk kepengurusan wilayah, pencabutan status kepengurusan berdasarkan rekomendasi koordinator wilayah yang disetujui oleh Sekretaris Jenderal. b. Untuk kepengurusan nasional, pencabutan status kepengurusan langsung dari Sekretaris Jenderal Mekanisme Pengunduran Diri Pengurus 1. Pengurus mengundurkan diri secara lisan dan tulisan. 2. Pengurus mengajukan surat pengunduran diri kepada Sekretaris Jenderal dan melampirkan surat pengajuan pengunduran diri dari Lembaga Eksekutif Mahasiswa institusinya masing-masing. 3. Pengunduran diri pengurus dinyatakan sah apabila telah disetujui oleh Sekretaris Jenderal yang diimplementasikan dengan pembaruan Surat Keputusan kepengurusan. 2.3 KEWILAYAHAN Syarat Mendirikan Wilayah 1. Adanya kesiapan Sumber Daya Mahasiswa untuk menjadi pengurus pada wilayah yang ingin dimekarkan atau dibentuk. 2. Adanya dokumen tertulis yang menyatakan alasan pemekaran atau pembentukan wilayah baru dengan disertakan bukti tanda tangan minimal 2/3 dari anggota wilayah tersebut. 7 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

12 3. Adanya keputusan pemilihan Koordinator Wilayah sementara didalam Musyawarah Wilayah untuk wilayah yang akan dimekarkan atau dibentuk sebagai penanggung jawab. 4. Adanya persetujuan dari forum Musyawarah Nasional untuk mendirikan wilayah baru yang ingin dimekarkan atau dibentuk 5. Wilayah baru minimal telah terdiri dari 5 Universitas yang menjadi anggota ILMPI 6. Melaksanakan Musyawarah Wilayah selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah disetujui oleh forum Musyawarah Nasional 8 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

13 BAB III STRUKTURAL 3.1 BAGAN STRUKTUR KEPENGURUSAN Sumber Bagan Bagan ini bersumber dari Anggaran Dasar pasal 17 dan 18, Anggaran Rumah Tangga Bab II dan GBHK Penjelasan Bagan 1. Garis putus-putus adalah garis koordinasi 2. Garis lurus adalah garis komando 3.2 WEWENANG DAN JABATAN Sekretaris Jenderal 1. Sekretaris Jenderal merupakan pusat pimpinan dan pengambil keputusan tertinggi dalam kepengurusan ILMPI yang ditetapkan pada Musyawarah Nasional. 2. Sekretaris Jenderal merupakan orang yang bertanggung jawab penuh terhadap keberlangsungan organisasi ILMPI. 3. Sekretaris Jenderal wajib melakukan koordinasi dengan koordinator wilayah untuk mengetahui perkembangan dan hambatan dari wilayah. 9 BUKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

14 4. Sekretaris Jenderal berupaya untuk mengembangkan kemajuan organisasi dengan aktif melakukan koordinasi baik kedalam organisasi (internal) maupun keluar organisasi (eksternal). 5. Sekretaris Jenderal berupaya untuk melakukan hubungan kerjasama baik Nasional maupun Internasional dalam meningkatkan eksistensi organisasi Koordinator Wilayah 1. Koordinator Wilayah merupakan pimpinan tertinggi tingkat wilayah yang ditetapkan pada Musyawarah Wilayah. 2. Koordinator Wilayah merupakan orang yang bertanggung jawab penuh terhadap keberlangsungan organisasi ILMPI dalam tingkat wilayah. 3. Koordinator Wilayah wajib menginformasikan segala informasi yang didapatkan dari Kepengurusan Nasional ke wilayah. 4. Koordinator Wilayah mempunyai kewenangan dalam mengatur wilayah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan wilayah. 5. Koordinator wilayah berupaya untuk mengembangkan organisasi dengan melakukan hubungan kerjasama kepada instansi atau institusi baik dalam lingkup wilayah maupun Nasional. Koordinator Wilayah aktif melakukan komunikasi dengan ketua-ketua Lembaga Eksekutif yang menjadi anggota ILMPI Badan Kelengkapan Organisasi 1. Badan Kelengkapan Organisasi adalah badan yang dibentuk berlandaskan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga ILMPI 2. Badan Kelengkapan Organisasi ILMPI terdiri dari Badan Kelengkapan Nasional dan Badan Kelengkapan Wilayah. 3. Badan Kelengkapan Organisasi menjalankan wilayah kerja ILMPI guna menciptakan program kerja nyata yang berkesinambungan dengan AD/ART dan mendukung Usaha ILMPI. 4. Badan Kelengkapan Organisasi dikoordinatori oleh seorang Koordinator Badan. 5. Badan Kelengkapan bertanggung jawab kepada anggota ILMPI dan melaporkan hasil kerjanya di Musyawarah Wilayah bagi Badan Kelengkapan 10 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

15 Organisasi wilayah dan Musyawarah Nasional bagi Badan Kelengkapan Organisasi Nasional. 6. Kegiatan Badan Kelengkapan harus dapat dirasakan manfaatnya bagi anggota ILMPI Koordinator Badan Kelengkapan 1. Koordinator Badan Kelengkapan merupakan seseorang yang mengkoordinasikan, memimpin dan bertanggung jawab atas keberlangsungan badan kelengkapan organisasi yang terdapat dalam ILMPI. 2. Koordinator Badan Kelengkapan wajib menginformasikan segala informasi baik dari wilayah maupun nasional kepada staf badan kelengkapan. 3. Koordinator Badan Kelengkapan mempunyai kewenangan dalam mengatur badan kelengkapannya sesuai dengan AD/ART dan Usaha ILMPI. 4. Koordinator Badan Kelengkapan wajib mengkoordinasikan atas berjalannya suatu program kerja yang telah disusun pada Rapat Kerja Wilayah atau Rapat Kerja Nasional. 5. Koordinator Badan Kelengkapan mempunyai hak preogratif untuk memilih staf badan kelengkapannya masing-masing berdasarkan mekanisme yang ditentukan Staf Badan Kelengkapan 1. Staf Badan Kelengkapan merupakan perwakilan individu dari masing-masing anggota ILMPI yang dipilih dengan mekanisme yang ditentukan oleh Pengurus Harian Nasional maupun Pengurus Harian Wilayah. 2. Pengadaan staf Badan Kelengkapan disesuaikan dengan kebutuhan masingmasing Badan Kelengkapan. 3. Staf Badan Kelengkapan bertanggung jawab kepada Koordinator Badan Kelengkapannya masing-masing. 4. Staf Badan Kelengkapan berhak menyampaikan ide dan gagasan kepada Koordinator Badan Kelengkapannya masing-masing terkait dengan program kerja yang telah disusun pada Rapat Kerja Wilayah atau Rapat Kerja Nasional. 5. Staf Badan Kelengkapan wajib mematuhi instruksi maupun menerima arahan yang diberikan oleh Koordinator Badan Kelengkapan terkait dengan program kerja yang telah disusun pada Rapat Kerja Wilayah atau Rapat Kerja Nasional. 11 BUKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

16 6. Staf Badan Kelengkapan wajib menginformasikan segala kegiatannya di ILMPI kepada institusinya (Lembaga Eksekutif Mahasiswa Psikologi) Koordinator Provinsi 1. Pengadaan Koordinator provinsi disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing wilayah. 2. Koordinator provinsi bertugas untuk membantu koordinator wilayah dalam menjalankan tugas-tugasnya. 3. Koordinator Provinsi bertanggung Jawab kepada Koordintor Wilayah. 4. Koordinator Provinsi wajib menginformasikan segala informasi tentang ILMPI baik dari wilayah maupun nasional kepada anggota ILMPI di masing-masing provinsinya. 3.3 ARAHAN KERJA Badan Kesekretariatan Nasional 1. Badan Kesekretariatan Nasional (BANSEKNAS) adalah Badan Kelengkapan Nasional yang bertanggung jawab dalam fungsi kesekretariatan Nasional ILMPI. 2. Fungsi Kesekretariatan Nasional adalah : a. Membuat surat perihal keorganisasian dalam lingkup Nasional b. Menyunting dan melengkapi proposal kegiatan Nasional berdasarkan konsep yang telah disusun sebelumnya oleh pihak terkait c. Membuat Surat Keputusan Kepengurusan Nasional dan Wilayah ILMPI d. Membuat Surat Keputusan Keanggotan ILMPI e. Menyusun data base surat menyurat organisasi f. Menyusun hasil kegiatan Nasional g. Menyusun Buku Pedoman Organisasi atas rekomendasi dan hasil pertimbangan dari Pengurus Nasional dan Pengurus Wilayah ILMPI. h. Mengarsipkan surat masuk dan surat keluar i. Menyimpan atribut organisasi 3. Badan Kesekretariatan Nasional dikoordinatori oleh seorang koordinator. 4. Koordinator Badan Kesekretariatan Nasional melakukan koordinasi dengan Badan Kesekretariatan Wilayah. 12 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

17 3.3.2 Badan Keuangan Nasional 1. Badan Keuangan Nasional (BANKEUNAS) adalah badan kelengkapan Nasional yang bertanggung jawab dalam pengelolaan fungsi keuangan ILMPI tingkat Nasional. 2. Pengelolaan Fungsi Keuangan ILMPI tingkat Nasional adalah : a. Mengkoordinasikan iuran wajib anggota b. Menyusun anggaran kegiatan rutin nasional c. Menyusun rancangan anggaran pembelanjaan lembaga d. Mengkoordinasikan penyebaran proposal donatur lembaga serta proposal donatur kegiatan nasional e. Menyusun data base keuangan anggota f. Melakukan usaha dalam penambahan dana kas Nasional. 3. Badan Keuangan Nasional dikoordinatori oleh seorang koordinator. 4. Koordinator Badan Keuangan Nasional melakukan koordinasi dengan Badan Keuangan Wilayah Badan Informasi dan Komunikasi Nasional 1. Badan Informasi dan Komunikasi Nasional (BANINFOKOMNAS) adalah badan kelengkapan Nasional yang bertanggung jawab dalam pengelolaan informasi dan komunikasi di tingkat Nasional. 2. Badan Informasi dan Komunikasi Nasional memiliki kewajiban antara lain : a. Mengkomunikasikan segala informasi lingkup Nasional kepada seluruh pengurus serta anggota ILMPI. b. Mengelola media informasi organisasi. c. Menjadi media partner dari anggota ILMPI dalam melakukan publikasi terhadap kegiatan lembaga eksekutifnya masing-masing bila diminta. d. Menyebarkan hasil kegiatan Nasional kepada seluruh pengurus dan anggota ILMPI. e. Menghimpun database anggota dari masing-masing wilayah. f. Memiliki kewajiban bersama dengan Sekretaris Jenderal untuk menjalin komunikasi eksternal antar Lembaga Mahasiswa Profesi atau Instansi atau organisasi lain baik dalam lingkup Nasional maupun Internasional. g. Melakukan pemantauan atas media masa atas informasi dan pemberitaan organisasi yang ada serta melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan 13 BUKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

18 untuk memberikan informasi yang benar serta memperbaiki citra organisasi. 3. Badan Informasi dan Komunikasi Nasional dikoordinatori oleh seorang koordinator. 4. Koordinator Badan Informasi dan Komunikasi Nasional melakukan koordinasi dengan Koordinator Badan Informasi dan Komunikasi Wilayah Badan Pengembangan Organisasi Nasional 1. Badan Pengembangan Organisasi Nasional (BPONAS) adalah badan kelengkapan Nasional yang bertanggung jawab menjalankan fungsi bidang pengembangan organisasi dalam lingkup Nasional 2. Fungsi Pengembangan Organisasi adalah mengembangkan internal organisasi dengan program kerja yang telah disepakati pada Rapat Kerja Nasional, berbagai media dan cara dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Nasional. 3. Badan Pengembangan Organisasi Nasional menjalankan program nyata sesuai dengan ranah bidang pengembangan organisasi dalam lingkup Nasional berdasarkan koordinasi dengan Sekretaris Jenderal 4. Badan Pengembangan Organisasi Nasional dikoordinatori oleh seorang koordinator 5. Koordinator Badan Pengembangan Organisasi Nasional melakukan koordinasi dengan Koordinator Badan Pengembangan Organisasi Wilayah Badan Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Nasional 1. Badan Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Nasional (BPPMNAS) adalah badan kelengkapan Nasional yang bertanggung jawab menjalankan fungsi bidang pengabdian masyarakat dalam lingkup Nasional. 2. Fungsi Badan Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Nasional adalah menjalankan program kerja nyata yang dapat bermanfaat untuk masyarakat berdasarkan kesepakatan Rapat Kerja Nasional yang telah disepakati sebelumnya. Bentuk kegiatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di Nasional. 14 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

19 3. Badan Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Nasional menjalankan program nyata sesuai dengan ranah bidang pengabdian masyarakat dalam lingkup Nasional berdasarkan koordinasi dengan Sekretaris Jenderal. 4. Badan Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Nasional Nasional dikoordinatori oleh seorang coordinator. 5. Koordinator Badan Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Nasional melakukan koordinasi dengan Badan Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Wilayah Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan Nasional 1. Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan Nasional (BPPKNAS) adalah badan kelengkapan Nasional yang bertanggung jawab menjalankan fungsi bidang pengkajian keilmuan dalam lingkup Nasional. 2. Fungsi Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan Nasional adalah : a. Menjalankan program kerja nyata yang dapat bermanfaat untuk mengembangkan kemajuan keilmuan psikologi berdasarkan kesepakatan Rapat Kerja Nasional yang telah disepakati sebelumnya. Bentuk kegiatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di Nasional b. Mengkaji isu-isu strategis terkait keilmuan psikologi. 3. Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan Nasional menjalankan program nyata sesuai dengan ranah bidang keilmuan dalam lingkup Nasional berdasarkan koordinasi dengan Sekretaris Jenderal. 4. Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan Nasional dikoordinatori oleh seorang coordinator 5. Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan Nasional melakukan koordinasi dengan Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan Wilayah Dewan Pertimbangan Organisasi Nasional 1. Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO) adalah dewan yang bertugas memberikan pertimbangan kebijakan Pengurus Harian Nasional diluar keputusan Musyawarah Nasional dan Rapat Kerja Nasional yang sesuai dengan AD/ART dan GBHO ILMPI. Pertimbangan tersebut diberikan jika diminta oleh Pengurus Harian Nasional. 15 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

20 2. Dewan Pertimbangan Organisasi bersifat non struktural dalam artian tidak tertera dalam struktural kepengurusan ILMPI. 3. Dewan Pertimbangan Organisasi beranggotakan Pengurus Harian Nasional periode sebelumnya. 4. Dewan Pertimbangan Organisasi berhak memberikan pengawasan dan juga berhak memberikan arahan, pertimbangan atau buah pikiran kepada Sekretaris Jenderal Badan Kesekretariatan Wilayah 1. Badan Kesekretariatan Wilayah (BANSEKWIL) bertanggung jawab dalam fungsi kesekretariatan wilayah ILMPI. 2. Fungsi Kesekretariatan Wilayah adalah : a. Membuat surat perihal keorganisasian dalam lingkup Wilayah. b. Menyunting dan melengkapi proposal kegiatan Wilayah berdasarkan konsep yang telah disusun sebelumnya oleh pihak terkait. c. Menyusun data base surat menyurat organisasi, menyusun hasil kegiatan Wilayah. 3. Koordinator Badan Kesekretariatan Wilayah wajib melakukan koordinasi dengan Koordinator Badan Kesekretariatan Nasional dan berkewajiban menginformasikan segala hal yang dinformasikan dari Badan Kesekretariatan Nasional kepada Kepengurusan Wilayah Badan Keuangan Wilayah 1. Badan Keuangan Wilayah bertanggung jawab dalam pengelolaan fungsi keuangan ILMPI tingkat Wilayah. 2. Pengelolaan Fungsi Keuangan ILMPI tingkat Wilayah adalah : a. membantu badan keuangan Nasional dalam pengkoordinasian iuran wajib anggota b. menyusun anggaran kegiatan rutin wilayah c. menyusun rancangan anggaran pembelanjaan dalam lingkup wilayah d. membantu badan keuangan Nasional dalam mengkoordinasikan penyebaran proposal donatur lembaga dalam lingkup wilayah e. menyusun data base keuangan anggota f. melakukan usaha dalam penambahan dana kas wilayah. 16 BUKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

21 3. Badan Keuangan Wilayah dikoordinatori oleh seorang koordinator. 4. Koordinator Badan Keuangan Wilayah wajib melakukan koordinasi dengan koordinator Badan Keuangan Nasional dan berkewajiban menginformasikan segala hal yang dinformasikan dari Badan Keuangan Nasional kepada Koordinator Wilayah dan Pengurus Harian Wilayah Badan Informasi dan Komunikasi Wilayah 1. Badan Informasi dan Komunikasi Wilayah (BANINFOKOMWIL) adalah badan kelengkapan Wilayah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan informasi dan komunikasi di tingkat wilayah. 2. Badan Informasi dan Komunikasi Wilayah memiliki kewajiban antara lain : a. mengkomunikasikan segala informasi lingkup Wilayah maupun Nasional kepada seluruh pengurus serta anggota ILMPI lingkup Wilayah b. mengelola media informasi organisasi dalam lingkup Wilayah c. menyebarkan hasil kegiatan Wilayah kepada seluruh pengurus dan anggota ILMPI lingkup Wilayah d. Memiliki kewajiban bersama dengan Koordinator Wilayah untuk menjalin komunikasi eksternal antar Lembaga Mahasiswa Profesi atau Instansi atau Organisasi lain dalam lingkup Wilayah. e. Mengumpulkan database ketua-ketua Lembaga Anggota ILMPI. f. Menjadi media partner dari anggota ILMPI dalam melakukan publikasi terhadap kegiatan lembaga eksekutifnya masing-masing bila diminta. 3. Badan Informasi dan Komunikasi Wilayah dikoordinatori oleh seorang koordinator. 4. Koordinator Badan Informasi dan Komunikasi Wilayah wajib melakukan koordinasi dengan Koordinator Badan Informasi dan Komunikasi Nasional Badan Pengembangan Organisasi Wilayah 1. Badan Pengembangan Organisasi Wilayah (BPOWIL) adalah Badan Kelengkapan Wilayah yang bertanggung jawab menjalankan fungsi pengembangan organisasi dalam lingkup Wilayah. 2. Fungsi Pengembangan Organisasi adalah mengembangkan internal organisasi dengan program kerja yang telah disepakati pada Rapat Kerja Wilayah. 17 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

22 Berbagai media dan cara dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pada masing- masing wilayah. 3. Badan Pengembangan Organisasi Wilayah dikoordinatori oleh seorang koordinator. 4. Badan Pengembangan Organisasi Wilayah wajib melakukan koordinasi dengan Koordinator Badan Pengembangan Organisasi Nasional Badan Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Wilayah 1. Badan Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Wilayah (BPPMWIL) adalah Badan Kelengkapan Wilayah yang bertanggung jawab menjalankan fungsi pengabdian masyarakat dalam lingkup Wilayah. 2. Fungsi Badan Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat adalah menjalankan program kerja nyata yang dapat bermanfaat untuk masyarakat berdasarkan kesepakatan Rapat Kerja Wilayah yang telah disepakati sebelumnya. Bentuk kegiatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi wilayah masing- masing. 3. Badan Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat dikoordinatori oleh seorang koordinator 4. Koordinator Badan Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Wilayah wajib melakukan koordinasi dengan Koordinator Badan Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Wilayah Nasional Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan Wilayah 1. Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan Wilayah (BPPKWIL) adalah Badan Kelengkapan Wilayah yang bertanggung jawab menjalankan fungsi pengkajian keilmuan dalam lingkup Wilayah. 2. Fungsi Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan adalah menjalankan program kerja nyata yang dapat bermanfaat untuk mengembangkan kemajuan keilmuan psikologi berdasarkan kesepakatan Rapat Kerja Wilayah yang telah disepakati sebelumnya. Bentuk kegiatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi wilayah masing- masing. 3. Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan dikoordinatori oleh seorang koordinator. 18 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

23 4. Koordinator Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan Wilayah wajib melakukan koordinasi dengan Koordinator Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan Nasional Dewan Pertimbangan Organisasi Wilayah 1. Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO) adalah dewan yang bertugas memberikan pertimbangan kebijakan Pengurus Harian Wilayah diluar keputusan Musyawarah Wilayah dan Rapat Kerja Wilayah yang sesuai dengan AD/ART dan GBHO ILMPI. Pertimbangan tersebut diberikan jika diminta oleh Pengurus Harian Wilayah. 2. Dewan Pertimbangan Organisasi bersifat non struktural dalam artian tidak tertera dalam struktural kepengurusan ILMPI. 3. Dewan Pertimbangan Organisasi beranggotakan Pengurus Harian Wilayah periode sebelumnya. 4. Dewan Pertimbangan Organisasi berhak memberikan pengawasan dan juga berhak memberikan arahan, pertimbangan atau buah pikiran kepada Koordinator Wilayah 3.4 Hak, Wewenang dan Kewajiban Hak dan Wewenang Nasional 1. Nasional memberikan kebijakan secara garis besar, dan menyerahkan penerjemahannya kepada wilayah dan institusi anggota, namun tetap pada koridor AD/ART dan GBHO ILMPI. 2. Nasional berhak memberikan himbauan dan/atau peringatan kepada wilayah maupun institusi yang mengambil atau melaksanakan kebijakan atau aktivitas yang menyimpang dari visi dan misi, AD/ART, dan GBHO ILMPI. 3. Nasional berhak memberikan tender kepada wilayah dan atau institusi anggota yang telah memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh nasional sebagai penerima tender. 4. Nasional bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang berhubungan dengan ILMPI dalam lingkup dalam Negeri (Nasional) maupun Internasional. 5. Nasional berhak menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga, organisasi, dan institusi manapun yang dirasa perlu demi kemajuan ILMPI baik dalam 19 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

24 lingkup Nasional maupun Internasional selama tidak melanggar AD/ART dan GBHO ILMPI. 6. Nasional berhak menerima laporan aktivitas wilayah dengan status mengetahui, mengingat Sekretaris Jenderal adalah penanggung jawab seluruh aktivitas yang dilaksanakan oleh ILMPI Kewajiban Nasional 1. Nasional Wajib menstandarisasi segala aktivitas dan kebijakan yang diambil kepada visi dan misi, AD/ART, dan GBHO ILMPI. 2. Nasional wajib memberikan laporan dan atau pertanggung jawaban kepada seluruh institusi anggota mengenai segala kebijakan yang telah diambil dan aktivitas yang telah dilaksanakan secara resmi dalam forum Nasional. 3. Nasional wajib memfasilitasi hubungan kerjasama wilayah maupun institusi anggota dengan lembaga, institusi, organisasi lain berskala nasional dan internasional, selama tidak melanggar dari AD/ART ILMPI. 4. Nasional wajib menampung, menyalurkan dan memfasilitasi aspirasi dari wilayah maupun institusi anggota, selama tidak melanggar dari AD/ART ILMPI. 5. Nasional wajib mengkoordinasikan secara intensif antar wilayah terkait dengan kinerja dan kebijakan yang diambil dengan mengacu pada AD/ART dan GBHO Hak dan Wewenang Wilayah 1. Wilayah berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan koordinasi dari nasional, selama tidak melanggar dan atau menyimpang dari visi dan misi, AD/ART, dan GBHO ILMPI. 2. Wilayah berhak menerjemahkan kebijakan yang diberikan oleh nasional sesuai dengan kondisi dan budaya yang ada di masing-masing wilayah, selama tidak bertentangan dengan visi dan misi, AD/ART, dan GBHO ILMPI. 3. Wilayah berhak melaksanakan segala aktivitas dan mengambil kebijakan baik yang bersumber dari nasional maupun atas inisiatif wilayah sendiri selama tidak menyimpang dari visi dan misi, AD/ART, dan GBHO ILMPI. 20 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

25 4. Wilayah berhak mengadakan kerjasama dengan institusi yang ada di wilayahnya dan atau dengan wilayah lain dalam hal implementasi kebijakan yang bersumber dari nasional. 5. Wilayah berhak mengajukan permohonan tender kepada nasional. 6. Hal-hal yang sifatnya internal wilayah akan diserahkan sepenuhnya kepada hasil musyawarah wilayah selama tidak melanggar dan atau menyimpang dari visi dan misi, AD/ART, GBHO ILMPI dan kebijakan Nasional Kewajiban Wilayah 1. Wilayah wajib mendasarkan segala aktivitas dan kebijakan yang diambil berdasarkan visi dan misi, AD/ART, dan GBHO ILMPI. 2. Wilayah wajib memberikan laporan pertanggungjawaban atas segala implementasi kebijakan dan aktivitas yang bersumber dari kebijakan nasional. 3. Wilayah wajib memberikan laporan aktivitas di wilayahnya dengan status mengetahui kepada sekjend, mengingat sekjend adalah penanggung jawab seluruh aktivitas ILMPI. 4. Wilayah wajib menghormati otoritas wilayah lain, artinya antar wilayah tidak saling mencampuri urusan rumah tangga wilayah lain. 5. Wilayah wajib mengkoordinasikan institusi anggota ILMPI yang berada dalam lingkup wilayahnya dengan mengacu pada AD/ART, GBHO dan kebijakan nasional lainnya. 21 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

26 BAB IV METODE PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 4.1 PELATIHAN PENGURUS (UPGRADING) 1. Pelatihan dilakukan oleh Koordinator Wilayah berkoordinasi dengan Badan Pengembangan Organisasi Wilayah. 2. Setiap Wilayah wajib melaksanakan Upgrading Pengurus selambat-lambatnya 1 bulan setelah lengkapnya struktural kepengurusan wilayah. Hal ini ditandai dengan keluarnya Surat Keputusan Pengurus dari Sekretaris Jenderal. 3. Kegiatan ini dapat ditenderkan kepada anggota ILMPI atau dilakukan oleh Kepengurusan Wilayah secara langsung. 4. Peserta dalam Kegiatan ini adalah Pengurus ILMPI seluruh kepengurusan Wilayah maupun staf badan kelengkapan nasional yang berdomisili di wilayah tersebut. 5. Materi yang akan menjadi bahasan adalah : a. Sejarah & Pengenalan ILMPI b. Manajemen Organisasi ILMPI c. Manajemen Konflik d. Team Work Buliding e. Analisis Sosial 6. Metode Penyampaian Materi dapat berupa : a. Ceramah b. Studi Kasus c. Forum Grup Discussion 7. Kualifikasi Pemateri : a. Dewan Pertimbangan Organiasi Nasional / Wilayah b. Pengurus Harian Nasional c. Himpunan Psikologi (HIMPSI) d. Pemateri yang berkompeten dibidang yang dibutuhkan 22 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

27 BAB V PROSEDUR PELAKSANAAN 5.1 ADMINISTRASI Surat Menyurat Aturan Baku Surat Keluar ILMPI Aturan baku ini berlaku untuk seluruh kepengurusan nasional maupun kepengurusan wilayah. A. PENGGUNAAN KERTAS KOP (KEPALA SURAT) Semua surat resmi yang dibuat oleh perangkat organisasi ILMPI harus menggunakan kertas berkop dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Penulisan Nama Organisasi dalam KOP Surat Nama Organisasi ditulis dengan huruf kapital Nama Organisasi ditulis dengan rata tengah Nama Organisasi ditulis lengkap Singkatan Nama Organisasi terdapat di dalam kurung, setelah nama lengkap organisasi. Untuk Wilayah, letak Geografis Wilayah ditulis lengkap di dalam kurung, setelah nama organisasi. Contoh : IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA WILAYAH I (SUMATERA) Untuk kepanitian, menuliskan kepanitiaan acara sebelum Nama Organisasi ILMPI, panitia boleh menyingkat nama organisasi ILMPI. Contoh : PANITIA MUSYAWARAH & RAPAT KERJA NASIONAL ILMPI KE-V. 2. Kesekretariatan dalam KOP Surat Kesekretariatan yang tertulis dalam Kop Surat Nasional merupakan alamat kesekretariatan ILMPI. Kesekretariatan yang tertulis dalam Kop surat Wilayah dimana koordinator wilayah menimba ilmu. Kesekretariatan yang tertulis dalam Kop surat untuk kepanitiaan program kerja baik wilayah maupun nasional merupakan alamat dimana pelaksanaan program kerja tersebut berlangsung. 23 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

28 3. Penempatan Lambang ILMPI Penempatan lambang berada di pojok kiri atas untuk surat nasional maupun wilayah. Hanya lambang ILMPI nasional yang boleh digunakan dalam kop surat. Jika terdapat pelaksanaan program kerja maka terdapat logo Himpunan atau Badan Eksekutif Mahasiswa dimana program kerja tersebut diselenggarakan dan ditempatkan di pojok kanan. B. ATURAN ISI SURAT 1. Tanggal Surat Pada penulisan tanggal surat, tidak mencantumkan tempat dimana surat itu dibuat. Letaknya terdapat di pojok kanan atas setelah KOP Surat. Dituliskan di pojok kanan atas lembar surat Contoh format tanggal surat : 15 Oktober Penomoran Surat Nomor Surat ditulis di pojok kiri atas bagian surat Format Penomoran Surat : Nomor / Kode Surat (I- Internal atau E - Eksternal) / PHN atau PHW / ILMPI atau ILMPIWIL- / Bulan (Romawi) / Tahun Nomor surat mengurut sesuai periode kepengurusan atau kepanitiaan acara, jadi periode kepengurusan kepanitiaan yang baru dimulai dari nomor 001 Contoh Nomor Surat Untuk Kepengurusan Nasional : 001/I/PHN/ILMPI/VII/2011 Contoh Nomor Surat Untuk Kepengurusan Wilayah : 002/E/PHW/ILMPIWIL-II/VII/ Mengenai Perihal Singkat, jelas dan tepat tergantung dari tujuan surat dibuat (Undangan, Proposal Kerjasama, Pemberitahuan, atau yang lainnya) 4. Mengenai Lampiran Singkat, jelas, tepat (mengenai jumlah lampiran) 24 BUKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

29 5. Alamat yang dituju Menggunakan kata Yang Terhormat (Yth.) Menggunakan kata Di Tempat 6. Salam pembuka 7. Pembuka surat 8. Isi surat 9. Penutup surat 10. Salam penutup C. TANDA TANGAN 1. Untuk penulisan tanda tangan pada kepengurusan nasional maupun wilayah, tidak dicantumkan asal universitasnya 2. Letak Tanda Tangan Sekretaris Jenderal / Koordinator Wilayah berada pada kanan bawah lembar surat. 3. Jika dalam surat terdapat dua tanda tangan, maka posisi Sekretaris Jenderal / Koordinator Wilayah terdapat disebelah kiri dan Koordinator Badan Kesekretariatan Nasional/Wilayah terletak pada sebelah kanan. 4. Untuk Kepanitiaan, surat ditandatangani oleh : a. Sekretaris Pelaksana b. Ketua Pelaksana c. Ketua Lembaga Eksekutif tuan rumah Pelaksana d. Sekretaris Jenderal/Koordinator Wilayah e. Dekan/Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan atau Ketua Jurusan/Prodi Psikologi tuan rumah pelaksana. D. PEMBERIAN STAMPEL/CAP 1. Cap dibubuhkan kepada Sekretaris Jenderal / Koordinator Wilayah 2. Jika dalam surat terdapat tanda tangan Koordinator Badan Kesekretariatan Nasional/Wilayah, maka cap dibubuhkan pada Koordinator Badan Kesekretariatan Nasional/Wilayah 3. Pada Cap Wilayah memiliki format tersendiri untuk menyetarakan pada semua wilayah. 25 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

30 4. Ukuran cap yang digunakan adalah ukuran standar cap pada umumnya Aturan Baku Surat Keputusan ILMPI A. PENGGUNAAN KERTAS KOP (KEPALA SURAT) Semua surat resmi yang dibuat oleh perangkat organisasi ILMPI harus menggunakan kertas berkop dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Penulisan Nama Organisasi dalam KOP Surat Nama Organisasi ditulis dengan huruf kapital Nama Organisasi ditulis dengan rata tengah Nama Organisasi ditulis lengkap Singkatan Nama Organisasi terdapat di dalam kurung, setelah nama lengkap organisasi. Untuk Wilayah, letak Geografis Wilayah ditulis lengkap di dalam kurung, setelah nama organisasi. Contoh : IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA (ILMPI) WILAYAH I (SUMATERA) 2. Kesekretariatan dalam KOP Surat Kesekretariatan yang tertulis dalam Kop Surat Nasional merupakan alamat kesekretariatan ILMPI. Kesekretariatan yang tertulis dalam Kop surat Wilayah dimana Koordinator Wilayah menimba ilmu 3. Penempatan Lambang ILMPI Penempatan lambang berada di pojok kiri atas untuk surat nasional maupun wilayah. Hanya lambang ILMPI nasional yang boleh digunakan dalam kop surat. B. PENOMORAN SURAT 1. Untuk Penomoran Surat Keputusan yang Sifatnya Umum Nomor / Kode Surat (SK) / PHN atau PHW / ILMPI atau ILMPIWIL- / Bulan (Romawi) / Tahun. CONTOH : 002/SK/PHW/ILMPIWIL-II/VII/ BUKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

31 2. Untuk Penomoran Surat Keputusan yang Menetapkan Struktur Kepengurusan Baik Kepengurusan Wilayah maupun Nasional Nomor / Kode Surat (SK-P) / PHN atau PHW / ILMPI atau ILMPIWIL- / Bulan (Romawi) / Tahun CONTOH : 010/SK-P/PHN/ILMPI/IV/ Untuk Surat Keputusan yang Menetapkan Keanggotaan Ilmpi Nomor / Kode Surat (SK-A) / PHN atau PHW / ILMPI atau ILMPIWIL- / Bulan (Romawi) / Tahun. CONTOH : 015/SK-A/PHN/ILMPI/IV/ Pada penulisan nomor SK menggunakan penomoran tersendiri dan dibedakan dengan penomoran Surat Keluar ataupun Surat Peringatan 5. Nomor Surat ditulis diatas bagian tengah Surat 6. Nomor surat mengurut, tidak sesuai periode kepengurusan 7. SK-A dan SK-P hanya dikeluarkan oleh PHN C. ATURAN ISI SURAT Surat keputusan terdapat menimbang, mengingat, mempertimbangkan dan memutuskan. Isi Surat Keputusan berisi tiga hal pokok yaitu konsideran, desideratum dan diktum. 1. Konsideran Konsideran adalah bagian surat keputusan yang berisi hal-hal yang menjadi pertimbangan pembuatan surat keputusan. Yang dimuat dalam konsiderans adalah anggaran dasar, anggaran rumah tangga, peraturan, hasil keputusan dan lain sebagainya yang masuk kedalam sub topik menimbang, mengingat dan memperhatikan. Keberadaan konsideran bagi sebuah surat keputusan bersifat wajib karena dalam konsideran dijelaskan landasan hukum (statuta) setiap surat keputusan. Isi konsideran minimal dua, maksimal lima, sedangkan pada umumnya tiga. Yang paling utama dan harus dipakai dalam setiap konsideran adalah sub topik menimbang dan mengingat. Menimbang : Berisi hal- hal yang menjadi pertimbangan perlunya dibuat surat keputusan. Dalam sub topik menimbang dijelaskan bahwa dengan 27 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

32 pertimbangan tertentu perlu ditetapkan keputusan tertentu. Mengingat : Berisi hal- hal yang wajib dipakai karena didalam bagian inilah dituliskan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, undang- udang, surat keputusan atau ketetapan lain dan beberapa hal lainnya yang menjadi landasan hokum (statuta) dikeluarkannya surat keputusan. Memperhatikan : Berisi hasil musyawarah, rapat koordinasi atau beberapa hal serupa lainnya yang pernah dilakukan untuk memperkuat serta berkaitan dengan permasalahan yang dibuat surat keputusan. Hal ini dilakukan agar surat keputusan menjadi lebih lengkap. 2. Desideratum Isi surat keputusan yang dinamakan desideratum adalah bagian yang berisi tujuan (untuk apa) surat keputusan itu dibuat. 3. Diktum Diktum adalah bagian surat keputusan yang berisi butir-butir ketetapan. Diktum merupakan isi inti sebuah surat keputusan. Apa saja yang akan ditetapkan oleh pengambil keputusan, semuanya dihimpun dalam diktum. Teknik penulisan diktum diawali oleh subtopik memutuskan yang ditempatkan ditengah. Subtopik memutuskan harus selalu diikuti oleh kata menetapkan yang merupakan penanda untuk memasuki isi diktum. D. KETERANGAN TEMPAT & TANGGAL 1. Keterangan tempat & Tanggal dituliskan di pojok kanan bawah surat, tepat diatas penandatanganan surat 2. TEMPAT. Berisi keterangan tempat surat keputusan tersebut dikeluarkan, biasanya berisi nama kota dimana surat keputusan tersebut dikeluarkan dan ditandatangani. 3. TANGGAL: berisi Keterangan tanggal surat keputusan tersebut dikeluarkan, dengan format, tanggal, bulan dan tahun. Contoh : Surat Keputusan Nasional dikeluarkan ketika acara Musyawarah Nasional ILMPI 2012 di UPI YPTK Padang pada tanggal B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

33 Januari Ditetapkan di Padang Pada Tanggal 24 Januari 2012 Surat Keputusan Wilayah III dikeluarkan ketika acara Musyawarah Wilayah III ILMPI di UNDIP Semarang pada tanggal 13 Maret Ditetapkan di Semarang Pada Tanggal 13 Maret 2012 E. TANDA TANGAN 1. Untuk penandatanganan Surat Keputusan Nasional dilakukan oleh Sekretaris Jenderal ILMPI, penandatanganan tersebut disertakan dengan cap Nasional. 2. Untuk penandatanganan Surat Keputusan Wilayah dilakukan oleh Koordinator Wilayah ILMPI, penandatanganan tersebut disertakan dengan cap Wilayah Aturan Baku Ketetapan Hasil Kegiatan Nasional atau Wilayah A. PENGGUNAAN KOP 1. Nama Kegiatan ditulis lengkap, dengan huruf kapital, dengan rata tengah 2. Nama Organisasi ILMPI boleh disingkat. Contoh : Panitia Musyawarah & Rapat Kerja Nasional ILMPI ke-v. 3. Kesekretariatan yang digunakan adalah alamat dimana pelaksanaan kegiatan tersebut berlangung 4. Penempatan Lambang ILMPI di pojok kiri. 5. Penempatan lambang Himpunan atau Lembaga Eksekutif Mahasiswa penyelenggara atau logo kegiatan di pojok kanan B. PENOMORAN SURAT 1. Nomor Surat ditulis diatas bagian tengah Surat 2. Format Penomoran Surat : Nomor / Pan-(Kegiatan) / ILMPI / Bulan(Romawi) / Tahun Nomor / (Kegiatan) / ILMPI / Bulan (Romawi) / Tahun 29 BUKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

34 3. Nomor Surat menggunakan kata Pan-(kegiatan), jika dikoordinatori oleh elemen kepanitiaan 4. Jika kegiatan tidak dikoordinatori oleh elemen non kepanitian maka tidak menggunakan Pan-. Berikut adalah ketentuan nomer hasil ketetapan Contoh : 01/Pan-RAKERNAS/ILMPI/VII/ /RAKERNAS/ILMPI/VII/2012 C. ATURAN ISI SURAT Isi surat ketetapan sama dengan surat keputusan yang berisi konsideran, desideratum dan diktum. D. KETERANGAN TEMPAT & WAKTU 1. Keterangan tempat, tanggal dan waktu dituliskan di pojok kiri bawah surat. 2. Keterangan tempat berisi nama lokasi dan kota ditetapkan sebuah ketetapan 3. Keterangan Tanggal dituliskan dengan format : hari, tanggal, bulan dan tahun 4. Keterangan waktu berisi jam dan menit disahkannya sebuah ketetapan Contoh : Ditetapkan di : Benteng Sumbo Opu, Makasar Hari/Tanggal : Jumat, 28 Februari 2014 Waktu : WITA E. TANDA TANGAN Penandatanganan ketetapan hasil kegiatan dilakukan oleh Presidium atau Pimpinan Musyawarah Aturan Baku Surat Peringatan ILMPI A. PENGGUNAAN KERTAS KOP (KEPALA SURAT) 30 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

35 Semua surat resmi yang dibuat oleh perangkat organisasi ILMPI harus menggunakan kertas berkop dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Penulisan Nama Organisasi dalam KOP Surat Nama Organisasi ditulis dengan huruf kapital Nama Organisasi ditulis dengan rata tengah Nama Organisasi ditulis lengkap Singkatan Nama Organisasi terdapat di dalam kurung, setelah nama lengkap organisasi. Untuk Wilayah, letak Geografis Wilayah ditulis lengkap di dalam kurung, setelah nama organisasi. Contoh : Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) WILAYAH I (SUMATERA) 2. Kesekretariatan dalam KOP Surat Kesekretariatan yang tertulis dalam Kop Surat Nasional merupakan alamat kesekretariatan ILMPI. Kesekretariatan yang tertulis dalam Kop surat Wilayah dimana Koordinator Wilayah menimba ilmu 3. Penempatan Lambang ILMPI Penempatan lambang berada di pojok kiri atas untuk surat nasional maupun wilayah. Hanya lambang ILMPI Nasional yang boleh digunakan dalam kop surat. B. PENOMORAN SURAT 1. Pada penulisan nomor Surat peringatan menggunakan penomoran tersendiri dan dibedakan dengan penomoran Surat Keluar ataupun Surat Keputusan 2. Format Penomoran Surat : Nomor / Kode Surat (SP) / PHN atau PHW / ILMPI atau ILMPIWIL- / Bulan (Romawi) / Tahun Contoh : 001/SP/PHN/ILMPI/VII/ /SP/PHW/ILMPIWIL-II/VII/ B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

36 C. ATURAN ISI SURAT 1. Dasar pertimbangan surat peringatan 2. Tujuan peringatan Nama/Universitas : Alamat : 3. Tenggang Waktu pemenuhan Peringatan 4. Penutup D. KETERANGAN TEMPAT, TANGGAL DAN WAKTU 1. Pada penulisan tanggal surat, mencantumkan tempat dimana surat itu dibuat. 2. Posisinya terdapat di bagian kanan bawah surat, tepat diatas tanda tangan. Contoh : Jakarta, 10 Oktober 2011 E. TANDA TANGAN 1. Untuk penandatanganan Surat Peringatan Nasional dilakukan oleh Sekretaris Jenderal ILMPI, penadatanganan tersebut disertakan dengan cap Nasional. 2. Untuk penandatanganan Surat Peringatan Wilayah dilakukan oleh Koordinator Wilayah ILMPI, penadatanganan tersebut disertakan dengan cap Wilayah Internal Memo 1. Internal Memo berfungsi sebagai pemberitahuan, permintaan, instruksi, saran, pesan, atau tugas tertentu. Sehingga Internal Memo dapat menjadi bukti autentik bahwa pesan sudah disampaikan. 2. Internal Memo hanya digunakan untuk struktural internal organisasi. 3. Penyampaian secara horizotal merupakan penyampaian memo kepada pihak yang memiliki jabatan setara. Contoh : Internal Memo dari Sekjend kepada Koordinator Badan Kelengkapan Nasional Internal Memo dari/kepada Koordinator Badan Kelengkapan 32 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

37 Internal Memo dari Koordinator Wilayah kepada Koordinator Badan Kelengkapan Wilayah 4. Penyampaian secara vertikal merupakan penyampaian memo dari atasan kepada bawahan atau sebaliknya. Contoh Internal Memo dari Sekjend kepada Staf Badan Kelengkapan Internal Memo dari Koordinator Badan Kelengkapan Nasional kepada Koordinator Badan Kelengkapan Wilayah 5. Internal Memo hanya bisa dikirimkan kepada satu badan struktural saja 6. Internal Memo ditulis singkat padat dan jelas A. Format Internal Memo Internal Memo terdiri menjadi tiga bagian, yaitu kepala, badan dan kaki 1. Bagian Kepala berisi : a. Nomor Internal Memo dengan Format : 001-0XX b. Tanggal, dengan format : hari/bulan/tahun c. Dari, berisi nama lengkap pengirim Internal Memo d. Kepada, berisi stuktural badan yang akan dituju e. Perihal, berisi tentang hal yang ingin disampaikan 2. Bagian Badan berisi : a. Pembuka, berisi dengan salam pembuka b. Isi, berisi dengan detail pesan yang akan disampaikan c. Penutup, berisi dengan salam penutup 3. Bagian kaki berisi : a. Tanda Tangan Pembuat Internal memo terletak di sebelah kiri. Tanda tangan tidak boleh dibubuhi cap b. Tanda Tangan dari atasan yang membuat internal memo sebagai yang mengetahui, terletak di sebalah kanan. Tanda tangan tidak boleh dibubuhi cap c. Tembusan, berisi dengan keterangan pihak lain yang berkaitan dengan internal memo yang ingin disampaikan. 33 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

38 5.1.2 Notulensi Pendahuluan Notulensi merupakan hasil keputusan dari rapat yang dilakukan dan berfungsi untuk pencatatan track record dari perkembangan yang dilakukan masing-masing badan kelengkapan, baik Nasional maupun wilayah. Notulensi membantu mengoptimalkan pelaksanaan dari hasil rapat Standarisasi Notulensi Setiap notulensi perlu mencantumkan poin-poin sebagai berikut : 1. Nomor Notulensi, menandakan sudah berapa kali melakukan notulensi Cara penomoran : Untuk Nasional, xxx-n-(nama Badan) Contoh 001-N-Baninfokomnas Untuk Wilayah, xxx-n-(nama Badan)-(Nomor Wilayah) Contoh 001-N-Baninfokomwil-2 Nomor awal untuk notulensi adalah Tanggal, keterangan pada tanggal berapa rapat dilaksanakan 3. Pukul, keterangan pada pukul berapa dan berapa lama rapat dilaksanakan 4. Peserta, siapa saja yang terlibat didalam rapat 5. Pembahasan, merupakan agenda-agenda yang dibahas pada rapat 6. Hasil, keterangan terkait keputusan dari hasil pembahasan rapat sesuai dengan agenda yang ditentukan Penyebaran Notulensi Notulensi dikirimkan ke ILMPI dan anggota Badan Kelengkapan selambat-lambatnya H+3 dari pelaksanaan rapat. Untuk notulensi rapat Nasional dikirim ke Nasional dan untuk notulensi rapat wilayah dikirim ke wilayah. 5.2 MEKANISME TENDER Tender adalah Kegiatan-kegiatan ILMPI yang dipercayakan kepada salah satu institusi penyelenggara dan dapat diikuti oleh semua institusi anggota ILMPI. Supaya 34 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

39 penyelengaraan kegiatan ILMPI berjalan dengan lancar dan sesuai dengan target yang ingin dicapai maka di perlukan sebuah aturan untuk mengatur tata laksana tender Pembagian Tender 1. Untuk kegiatan Nasional, Tender dapat diajukan pada saat Musyawarah Nasional atau Rapat Kerja Nasional 2. Untuk kegiatan Wilayah, Tender dapat diajukan pada saat Musyawarah Wilayah atau Rapat Kerja Wilayah 3. Setiap Institusi berhak mengajukan diri sebagai pemegang tender dengan ketentuan dapat mempresentasikan dan menyatakan kemampuan Institusi tersebut sebagai pemegang tender 4. Pemegang tender kegiatan ILMPI dipilih secara adil dan terbuka. 5. Untuk mekanisme pelaksanaan tender kegiatan selanjutnya akan diatur dalam SOP pelaksanaan kegiatan ILMPI Pembatalan / Pemindahan Tender 1. Institusi yang telah mengambil tanggung jawab sebuah tender kegiatan ILMPI tidak dapat memundurkan diri. 2. PHN atau PHW selaku pihak yang memberikan tender dapat membatalkan atau memindahkan pelaksanakan tender pada institusi lain apabila terjadi institusi pelaksana tender tidak dapat memenuhi kesepakatan awal dalam pembagian tender. 3. Pembatalan atau pemindahan tender hanya dapat dilakukan oleh PHN atau PHW ILMPI dengan ketentuan pembatalan atau pemindahan tender disepakati oleh ½ + 1 dari PHN atau PHW ILMPI Standar Operational Procedure (SOP) Pelaksanaan Tender Perencanaan Waktu 1. Pelaksanaan tender kegiatan mengacu pada kalender yang telah ditetapkan bersama 2. Perubahan yang terjadi terkait dengan waktu pelaksanaan kegiatan harus merupakan hasil kesepakatan bersama antara pihak institusi penyelenggara kegiatan dan pihak ILMPI. 35 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

40 3. Pembuatan timeline tender kegiatan terdiri dari : Perubahan yang terjadi terkait dengan waktu pelaksanaan kegiatan harus diberitahukan H-2 bulan dari tanggal pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati bersama Hak dan Kewajiban A. HAK INSTITUSI 1. Menjadi tuan rumah penyelenggaraan tender untuk program kerja atau kegiatan nasional maupun wilayah 2. Mempublikasikan diri sebagai tuan rumah penyelenggara kegiatan tender program kerja atau kegiatan nasional maupun wilayah B. HAK PHN ATAU PHW 1. Membuat konsep dasar kegiatan tender 2. Mendapatkan laporan perkembangan kegiatan secara berkala dari institusi penyelenggara 3. Mendapatkan laporan pertanggungjawaban kegiatan dari institusi C. KEWAJIBAN INSTITUSI 1. Menyelenggarakan kegiatan tender dengan sebaik-baiknya, seperti memastikan keamanan dan kenyamanan selama kegiatan berlangsung. 2. Untuk kegiatan Nasional, Institusi dapat berkoordinasi dengan PHW dimana institusi itu berada dan wajib memberikan laporan secara berkala kepada PHN ILMPI dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. 3. Untuk kegiatan Wilayah, Institusi wajib berkoordinasi dan memberikan laporan secara berkala kepada PHW ILMPI dimana institusi berada, dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. D. Kewajiban PHN atau PHW 1. Mengusahakan bantuan jaringan atau substansi inti yang terkait dengan kegiatan tender 2. Memonitoring dan mengontrol secara berkala perkembangan kegiatan tender 36 BUKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

41 Mentoring dan Evaluasi A. MONITORING 1. Metode monitoring : dilakukan PHN ILMPI melalui direct meeting dan atau netmeeting dengan pihak institusi 2. Pelaksanaan : dilakukan setiap bulan secara berkala 3. Perihal : konsep acara, pendanaan, jobdesk kepanitiaan B. EVALUASI 1. Diberikan dalam bentuk dokumentasi foto dan berita acara maksimal dua minggu setelah kegiatan. 2. Institusi wajib memberikan kritik dan saran kepada ILMPI untuk kegiatan tender tersebut selanjutnya Pembagian Kelebihan dan Kekurangan Anggaran 1. Pembagian Kelebihan Anggaran Jika dalam pelaksanaan kegiatan Nasional panitia memperoleh kelebihan anggaran pelaksana maka pembagian anggaran dipersentasikan sebesar 30 : 70. Dengan persentasi 30% dikembalikan ke ILMPI dan 70% diberikan kepada panitia sebagai penanggung jawab kegiatan. 2. Kekurangan Anggaran Kekurangan anggaran kegiatan akan ditanggulangi bersama dengan ILMPI dengan pembagian persentasi 30 ; 70. Dengan pembagian serupa jika yang terjadi adalah pembagian kelebihan anggran Kepanitiaan A. STERRING COMMITTEE (SC) 1. Sterring Committee. merupakan panitia pengarah tender kegiatan ILMPI yang ditunjuk langsung oleh Sekjend dalam kegiatan nasional, Koordinator Wilayah dalam kegiatan Wilayah atau direkomendasikan oleh Institusi pemegang tender. 37 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

42 2. Sterring Committee. bertanggung jawab penuh mengarahkan tender kegiatan hingga kegiatan terlaksana sesuai dengan target atau capaian yang diinginkan. 3. Sterring Committee juga berfungsi sebagai perpanjang tanganan PHN dan atau PHW ILMPI dalam pemantauan kelengkapan kegiatan yang kemudian bertanggung jawab langsung melaporkan perkembangan dan kendala kegiatan kepada PHN dan atau PHW ILMPI. B. ORGANIZING COMMINTTE (OC) 1. Organizing Committee merupakan panitia pelaksana tender kegiatan ILMPI yang terlibat langsung dalam mensukseskan tender kegiatan yang ditunjuk oleh institusi pelaksana tender kegiatan ILMPI. 2. Organizing Committee terdiri dari Ketua Panitia, Sekretaris Panitia, Bendahara Panitia dan Divisi kelengkapan kegiatan. 3. Organizing Committee bekerja sesuai dengan arahan dari PHN, Institusi dan Sterring Committee. 4. Organizing Committee bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan hingga tender kegiatan ILMPI terlaksana. 5. Pada Teknis Pelaksanaan Organizing Comitee bertugas : a. Mengkondisikan tempat pelaksanan b. Mempersiapkan peralatan persidangan (meja, kursi, draft sidang, palu sidang, infocus dan laptop). c. Mempersiapkan segala kebutuhan perserta sidang selama rangkaian pelaksanaan sidang d. Sebagai time keeper selama sidang berlangsung. e. Mendokumentasikan seluruh kegiatan Pelaporan Kegitan 1. Institusi wajib mempublikasikan acara tender minimal dengan media massa tingkat lokal 2. ILMPI membantu mencarikan koneksi dengan media massa tingkat wilayah dan nasional 38 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

43 3. Materi publikasi diberikan maksimal dua minggu setelah kegiatan dalam bentuk foto dan berita acara agar dimuat di website atau blog atau majalah elektronik ILMPI 4. Institusi wajib memberikan laporan evaluasi kegiatan dengan format : Pelaksanaan jalannya kegiatan Kendala-kendala kegiatan Saran untuk kegiatan ke depan Peserta Kegiatan ILMPI A. MUSYAWARAH & RAPAT KERJA NASIONAL 1. Pengurus ILMPI, baik Kepengurusan Nasional maupun Kepengurusan Wilayah. Meliputi : a. Sekretaris Jenderal b. Koordinator Badan Kelengkapan Nasional c. Koordinator Wilayah d. Koordinator Badan Kelengkapan Wilayah e. Staf Badan Kelengkapan Nasional f. Staf Badan Kelengkapan Wilayah g. Koordinator Provinsi 2. Delegasi non-pengurus yang didelegasikan oleh institusi yang menjadi anggota ILMPI, maksimal sebanyak 2 orang delegasi non-pengurus. Keabsahan peserta dibuktikan dengan membawa surat rekomendasi dari Lembaga Eksekutif Mahasiswa masing-masing serta lampiran persyaratan lain yang ditentukan oleh panitia (contoh fotokopi KTM, foto, dll). 3. Peserta Undangan, meliputi Dewan Pertimbangan Organisasi Nasional dan Dewan Pertimbangan Organisasi Wilayah. B. RAPAT KOORDINASI NASIONAL 1. Pengurus ILMPI, baik Kepengurusan Nasional maupun Kepengurusan Wilayah. 2. Delegasi non-pengurus yang didelegasikan oleh institusi yang menjadi anggota ILMPI, maksimal sebanyak 2 orang delegasi non-pengurus. 39 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

44 3. Peserta Undangan, meliputi Dewan Pertimbangan Organisasi Nasional dan Dewan Pertimbangan Organisasi Wilayah. C. MUSYAWARAH WILAYAH 1. Ketua atau Pengurus Harian Lembaga Eksekutif Mahasiswa Psikologi 2. Kepengurusan Wilayah Meliputi : a. Koordinator Wilayah b. Koordinator Badan Kelengkapan Wilayah c. Staf Badan Kelengkapan Wilayah d. Koordinator Provinsi 3. Delegasi non-pengurus yang didelegasikan oleh institusi yang menjadi anggota ILMPI, maksimal sebanyak 2 orang delegasi non-pengurus. Keabsahan peserta dibuktikan dengan membawa surat rekomendasi dari Lembaga Eksekutif Mahasiswa masing-masing serta lampiran persyaratan lain yang ditentukan oleh panitia (contoh fotokopi KTM, foto, dll). 4. Peserta Undangan, Meliputi : a. Dewan Pertimbangan Organisasi Wilayah b. Sekretaris Jenderal c. Koordinator Badan Kelengkapan Nasional d. Staf Badan Kelengkapan Nasional (optional) D. RAPAT KERJA WILAYAH 1. Kepengurusan Wilayah 2. Delegasi non-pengurus yang didelegasikan oleh institusi yang menjadi anggota ILMPI, maksimal sebanyak 2 orang delegasi non-pengurus. Keabsahan peserta dibuktikan dengan membawa surat rekomendasi dari Lembaga Eksekutif Mahasiswa masing-masing serta lampiran persyaratan lain yang ditentukan oleh panitia (contoh fotokopi KTM, foto, dll). 3. Peserta Undangan, Meliputi : a. Dewan Pertimbangan Organisasi Wilayah b. Sekretaris Jenderal c. Koordinator Badan Kelengkapan Nasional 40 BUKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

45 d. Staf Badan Kelengkapan Nasional.(optional) E. RAPAT KOORDINASI WILAYAH 1. Kepengurusan Wilayah. 2. Peserta Undangan, Meliputi : a. Dewan Pertimbangan Organisasi Wilayah b. Sekretaris Jenderal (optional) c. Koordinator Badan Kelengkapan Nasional (optional) d. Staf Badan Kelengkapan Nasional (optional) Petunjuk Teknis (Juknis) Pelaksanaan Tender Tahapan Pelaksaan Tender A. PENAWARAN TENDER 1. Penawaran tender tuan rumah pelaksanaan kegiatan ILMPI dilaksanakan pada saat Rapat Kerja. 2. ILMPI menawarkan kepada setiap anggotanya untuk menjadi tuan rumah penyelenggara Musyawarah & Rapat Kerja Nasional selanjutnya atau Rapat Koordinasi Nasional dan sebagianya. 3. Anggota ILMPI menawarkan diri dan mempresentasikan alasannya menjadi pemegang tender atau penyelenggara kegiatan ILMPI. 4. Anggota ILMPI memilih tawaran calon penyelenggara kegiatan ILMPI (bila terdapat lebih dari 1 calon penyelenggara). 5. Tuan rumah Penyelenggara kegiatan terpilih atas hasil kesepakatan forum. B. PERSIAPAN AWAL TENDER 1. Penyelenggara tender membentuk kepanitiaan dan menyiapkan strategi pelaksanaan maksimal sebulan setelah Rapat Kerja diselenggarakan. 2. Penyelenggara tender menentukan tanggal ataupun tempat pelaksanaan dan mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak internal universitas penyelenggara (Dekan/ketua jurusan/ prodi, Pembantu Dekan/ jurusan/prodi bidang kemahasiswaan, Rektor, Wakil Rektor bidang kemahasiswaan, HIMPSI wilayah terkait). 41 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

46 3. Penyelenggara tender menyampaikan laporan persiapan awal penyelenggaraan kepada PHN/PHW maksimal 2 bulan setelah Rapat Kerja diselenggarakan. 4. Penyelenggara tender mencari dan memastikan tempat penyelenggaraan yang dapat mendukung penyelenggaraan acara tetap kondusif. 5. Penyelenggara tender membuat surat undangan, surat pemberitahuan dan proposal acara maupun proposal delegasi setelah berkoordinasi dengan PHN. C. PUBLIKASI KEGIATAN 1. Penyelenggara Tender meminta database anggota ILMPI kepada Badan Kesekretariatan Nasional ILMPI. 2. Penyelenggara tender menyebarkan proposal, surat undangan dan pemberitahuan kepada pihak-pihak terkait maksimal 2 bulan sebelum acara diselenggarakan. 3. Penyelenggara tender mempublikasikan acara melalui berbagai media baik dalam bentuk elektronik maupun cetak. D. VERIFIKASI PESERTA 1. Penyelenggara tender menghubungi seluruh anggota ILMPI dan memverifikasi peserta kegiatan maksimal 2 minggu setelah menyebarkan surat undangan. 2. Penyelenggara tender membuat database peserta kegiatan yang telah mengkonfirmasi kehadiran termasuk banyaknya delegasi, tanggal datang ataupun pulang dan lokasi penjemputan. E. PERSIAPAN AKHIR 1. Penyelenggara tender menggandakan draft persidangan. 2. Penyelenggara tender memastikan tempat penyelenggaraan dan berbagai keperluan kepanitiaan. 3. Penyelenggara tender mengatur waktu penjemputan peserta kegiatan. 4. Penyelenggara tender memastikan berbagai pihak yang akan mengisi acara baik ketika pembukaan, penutupan dan acara tambahan lainnya. 42 BUKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

47 F. PENYELENGARAAN / PELAKSANAAN 1. Penyelenggaraan tender oleh tuan rumah penyelenggara dimulai dengan acara pembukaan secara resmi. 2. Penyelenggaraan persidangan di dalam Musyawarah & Rapat Kerja Nasional/Wilayah diakhiri dengan penandatanganan piagam kesepakatan. G. PEMBUATAN LAPORAN 1. Penyelenggara tender memfasilitasi peserta kegiatan untuk membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan dengan mengirimkan: a. Berita Acara; b. Database peserta kegiatan; c. Notulensi hasil pembahasan dalam musyawarah; d. Konsideran persidangan; e. Dokumentasi kegiatan; f. Materi acara tambahan (bila ada). 2. Penyelenggara tender mengirimkan laporan tersebut ke PHN/PHW, peserta & anggota ILMPI. 3. Pembuatan laporan selambat-lambatnya 3 minggu setelah agenda kegiatan Ketentuan Umum A. TUAN RUMAH DAN PANITIA PENYELENGGARA 1. Tuan rumah atau penyelenggara kegiatan ILMPI adalah pemenang tender yang telah disepakati pada Muskernas sebelumnya. 2. Panitia penyelenggara ditetapkan melalui Surat Keputusan Lembaga Eksekutif Mahasiswa Psikologi yang memegang tender; 3. Bila pemegang tender tidak melaporkan kemajuan persiapan penyelenggaraan kegiatan, maka Koordinator Wilayah berhak untuk merekomendasikan pengalihan tender ke universitas lain di wilayahnya kepada Sekretaris Jenderal. 4. Sekretaris Jenderal berwenang untuk mengalihkan tender penyelenggaraan Muskernas atau Rakoornas atas rekomendasi Koordinator Wilayah. 43 BUKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

48 B. KESEKRETARIATAN 1. Macam-macam surat yang harus segera dipersiapkan oleh panitia pelaksana tender, antara lain sebagai berikut : a. Surat Undangan b. Surat Delegasi c. Surat Pengantar proposal permohonan dana sponsorship d. Surat Peminjaman Tempat (optional) e. Untuk ketentuan persuratan yang lebih jelas, bisa dilihat di Buku Pedoman Organisasi ILMPI BAB adminitrasi. 2. Macam-macam proposal yang harus segera dipersiapkan oleh panitia pelaksana tender, antara lain sebagai berikut : a. Proposal Undangan b. Proposal Permohonan Dana (Internal Institusi) c. Proposal Permohonan Dana (Institusi Pemerintah) d. Proposal Sponsorship (Perusahaan) e. Proposal Media Partner f. Untuk ketentuan isi proposal yang lebih jelas, bisa dilihat di Buku Pedoman Organisasi ILMPI BAB adminstrasi. 3. Surat dan Proposal disiapkan dengan format Hardcopy dan Softcopy 4. Dalam hal ini tuan rumah penyelenggara tender dapat berkoordinasi dan dibantu oleh Badan Kesekretariatan Nasional/Wilayah Susunan Acara Wajib pada Tender A. ACARA WAJIB MUSYAWARAH NASIONAL 1. Pelantikan Anggota ILMPI oleh Sekretaris Jenderal, dengan membacakan Surat Keputusan Anggota sebelum memasuki agenda Musyawarah Nasional. 2. Pembahasan Tata Tertib, Draft Tata Tertib mengacu pada tata tertib hasil Musyawarah Nasional sebelumnya 3. Evaluasi kinerja kepengurusan sebelumnya berupa pembacaan Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Harian Nasional yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal ILMPI 4. Pembahasan, penetapan dan pengesahan : 44 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

49 AD & ART. Draft mengacu pada draf AD/ART di Musyawarah Nasional sebelumnya. GBHO & GBHK. Draft mengacu pada draf GBHO/GBHK di Musyawarah Nasional sebelumnya. Penetapan Pengurus Harian Nasional (Sekretaris Jenderal & Koordinator Badan Kelengkapan) periode selanjutnya. Mekanisme pemilihan mengacu pada draft pemilihan di Musyawarah Nasional sebelumnya. Rekomendasi tambahan terkait keorganisasi ILMPI 5. Penandatanganan piagam deklarasi B. ACARA WAJIB RAPAT KERJA NASIONAL 1. Pelantikan Kepengurusan Nasional, dan Koordinator Wilayah oleh Sekretaris Jendral dengan membacakan Surat Keputusan Pengurus sebelum memasuki acara Rapat Kerja Nasional. 2. Rapat Komisi, berisi pembahasan rencana program kerja yang akan dilaksanakan selama 1 (satu) periode kepengurusan selanjutnya. 3. Rapat Pleno, berisi pembahasan program kerja yang telah disepakati dalam Rapat Komisi yang kemudian di presentasikan oleh Koordinator tiap Badan Nasional. 4. Rapat Paripurna, rapat paripurna berisi penyepakatan program kerja yang telah di presentasikan dalam Rapat Pleno, dimana program kerja tersebut nantinya akan dilaksanakan selama satu periode kepengurusan. C. ACARA WAJIB RAPAT KOORDINASI NASIONAL 1. Progress Report Wilayah, progress report ini dibacakan oleh masingmasing Koordinator Wilayah 2. Progress Report Nasional, progress report ini dibacakan oleh masingmasing Koordinator Badan Kelengkapan Nasional 3. Progress Report Tuan Rumah Penyelengara Musyawarah & Rapat Kerja Nasional Selanjutnya 4. Pembahasan Buku Pedoman Organisasi 5. Pembahasan Isu Nasional 45 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

50 D. ACARA WAJIB MUSYAWARAH WILAYAH 1. Pembahasan Tata Tertib, Draft Tata Tertib mengacu pada tata tertib hasil Musyawarah Wilayahsebelumnya 2. Evaluasi kinerja kepengurusan sebelumnya berupa pembacaan Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Harian Wilayah yang dibacakan oleh Koordinator Wilayah. 3. Pembahasan, penetapan dan pengesahan : Penetapan Koordinator Wilayah, mekanisme pemilihan mengacu pada pemilihan di Musyawarah Wilayah sebelumnya. Koordinator Badan Kelengkapan Wilayah periode selanjutnya. Menkanist pemilihan mengacu pada draft pemilihan di draft pemilihan sebelumnya. Rekomendasi tambahan terkait kewilayahan E. ACARA WAJIB RAPAT KERJA WILAYAH 1. Rapat Komisi, berisi pembahasan rencana program kerja yang akan dilaksanakan selama 1 (satu) periode kepengurusan selanjutnya. 2. Rapat Pleno, berisi pembahasan program kerja yang telah disepakati dalam Rapat Komisi yang kemudian di presentasikan oleh Koordinator tiap Badan Kelengkapan Wilayah. 3. Rapat Paripurna, rapat paripurna berisi penyepakatan program kerja yang telah di presentasikan dalam Rapat Pleno, dimana program kerja tersebut nantinya akan dilaksanakan selama satu periode kepengurusan. F. ACARA WAJIB RAPAT KOORDINASI WILAYAH 1. Progress Report program kerja, Progress Report ini dibacakan oleh masing-masing Koordinator badan kelengkapan 2. Monitoring & Evaluasi Kepengurusan Acara Tambahan Penyelenggaraan acara tambahan selain acara wajib di tender diserahkan kepada kesanggupan pemegang tender dengan berkoordinasi kepada 46 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

51 Pengurus Harian Nasional atau Pengurus Harian Wilayah ILMPI. Acara Tambahan dapat berupa : a. Temu Ilmiah b. Malam Keakraban c. Gala Dinner d. Seminar e. Workshop f. Talkshow g. Diskusi Publik h. Outbound i. Fun Games j. Field Trip k. Dan sebagainya 5.3 MEDIA KOMUNIKASI Hal Ini merupakan sebuah panduan teknis dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dengan adanya Standar Operasional Procedure (SOP) ini, pekerjaan yang dilakukan oleh Badan Informasi dan Komunikasi, baik tingkat nasional maupun wilayah, dapat memiliki kesamaan dalam segi mutu pekerjaan. Bila ada perubahan dari segi tugas pokok dan fungsi, disarankan untuk merubah pula SOP ini sesuai dengan kebutuhan Standar Operational Procedure (SOP) 1. Badan Informasi dan Komunikasi bertanggung Jawab untuk Memastikan penggunaan ILMPI sesuai dengan panduan. 2. Badan Informasi dan Komunikasi bertanggung jawab mengirimkan informasi menyeluruh ke badan-badan terkait. 3. ILMPI hanya digunakan untuk kepentingan ILMPI. 4. ILMPI hanya dapat diakses oleh: Untuk tingkatan nasional: Pengurus Harian Nasional dan Badan Informasi Komunikasi Nasional. Untuk tingkatan wilayah: Pengurus Harian Wilayah dan Badan Informasi Komunikasi Wilayah 47 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

52 5. Petunjuk Teknis Pelaksanaan pengiriman Koordinator badan mengirimkan ke akun ILMPI dengan subjek dan alamat yang dituju, juga disertakan catatan kepada siapa saja harus dikirimkan. Koordinator Badan Informasi dan Komunikasi menerima kiriman koordinator badan lain dan mengarsipkannya ke folder badan kelengkapan yang mengirim. dari akun ILMPI nasional/wilayah dikirim ke alamat yang dituju dalam waktu 1x24 jam Standar Operational Procedure (SOP) Media Sosial 1. Media Sosial ILMPI digunakan untuk menyebarkan informasi mengenai ILMPI kepada seluruh mahasiswa psikologi dan masyarakat umum. 2. Media Sosial terdiri dari : Website Facebook Twitter YouTube Instagram Dan Sebagainya 3. Badan Informasi dan Komunikasi bertanggung jawab untuk menjadi administrator semua akun media sosial ILMPI. 4. Media Sosial hanya dapat diakses oleh Badan Informasi Komunikasi Nasional dan Sekretaris Jendral untuk Media Sosial ILMPI Nasional, sedangkan untuk Media Sosial ILMPI Wilayah hanya dapat diakses oleh Badan Informasi Komunikasi Wilayah dan Koordinator Wilayah 5. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia. Boleh menggunakan bahasa lain bila diperlukan dan relevan bila digunakan. 6. Mencantumkan sumber dan referensi konten jika bukan karya sendiri. 7. Dilarang membahas hal-hal yang menjurus ke SARA, Pornografi, Kegalauan, atau hal-hal yang berbau politik dan mengarah ke kelompok tertentu. 8. Dalam kaitan penyebaran informasi, urutan informasi yang diprioritaskan dalam media sosial adalah sebagai berikut: 48 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

53 Informasi mengenai ILMPI secara keseluruhan (tanggap bencana, isu nasional dll.). Informasi mengenai wilayah. Informasi mengenai kegiatan ILMPI baik tingkatan nasional maupun wilayah. Informasi mengenai kegiatan anggota (kegiatan yg akan datang dan yg sudah terlaksana dari anggota2-anggota ILMPI). Informasi seputar psikologi. Informasi lainnya. 9. Segala media informasi dan komunikasi semata-mata hanya digunakan dalam rangka memberikan informasi mengenai organisasi ILMPI dan hal-hal yang terkait di dalamnya. 10. Badan Informasi dan Komunikasi bertugas dalam melakukan sinkronisasi informasi dalam media sosial yang dimiliki ILMPI, Dikarenakan sinkronisasi bersifat dua arah dan tidak ada kewajiban siapa yang duluan ke siapa (antara nasional dan wilayah), diwajibkan bagi setiap badan informasi dan komunikiasi untuk proaktif dalam melakukan sinkronisasi. Sinkronisasi hal ini bisa dilakukan dua hal yaitu top down dan bottom up Top down: informasi diberikan dari tingkat nasional ke tingkat wilayah Bottom up: informasi diberikan dari tingkat wilayah ke tingkat nasional Standar Operational Procedure (SOP) Group Chat 1. Group Chat adalah sebuah media yang merupakan fasilitas dari instant messaging (IM) yang ada di banyak penyedia jasa IM seperti WhatsApp, LINE, Blackberry Messenger, dll. 2. Group Chat digunakan untuk penyampaian informasi dan untuk berkoordinasi terkait kepengurusan ILMPI 3. Badan Informasi dan Komunikasi bertanggung Jawab untuk membuat group chat dan melakukan peran sebagai administrator di dalam group chat 4. Petunjuk Teknis Pelaksanaan : Membuat kesepakatan antar pengurus, penyedia jasa IM mana yang digunakan Pembuatan group chat 49 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

54 Menambahkan anggota-anggota ke dalam group chat Melakukan manajemen group chat Standar Operational Procedure (SOP) Net Meeting 1. Net meeting adalah sebuah rapat yang dilakukan melalui fasilitas internet sehingga memungkinkan untuk rapat secara langsung walaupun tidak bertatap muka. 2. Net Meeting dipimpin oleh moderator yang merupakan penggagas dari rapat yang dilaksanakan. Dalam net meeting, moderator bertugas untuk : Melakukan absensi sebelum Net Meeting dimulai, untuk mengecek kelengkapan peserta Net Meeting. Membuka dan menutup Net Meeting. Memandu diskusi sesuai dengan agenda rapat. Mempersilahkan setiap peserta Net Meeting untuk berbicara. Peserta Net Meeting meminta izin moderator sebelum berbicara, setelah dipersilahkan baru boleh berbicara 3. Untuk membuat Net Meeting lebih efektif, seluruh peserta dilarang: Menggunakan stickers atau sejenisnya. Berbicara melebar dari topik awal (out of topic) Standar Operational Procedure (SOP) Media Partner 1. Badan Informasi dan Komunikasi memberikan fasilitas untuk anggota ILMPI dalam menyebarkan informasi kegiatannya, menjadikan ILMPI sebagai media partner. 2. Persyaratan untuk partnership : Institusinya telah terdaftar menjadi anggota ILMPI. Di dalam desain poster dan media publikasi lainnya ditempatkan logo ILMPI. 3. Petunjuk Teknis media partner untuk Pihak anggota Desain poster dikirim ke ILMPI WILAYAH anggota tersebut dan di cc ke : ilmpi.nasional@gmail.com dengan subjek: "#ILMPIEVENT_Nama Univ" (tanpa tanda petik). Contoh: #ILMPIEVENT_Universitas Pancasila 50 BUKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

55 Kirimkan juga detail publikasi dalam bentuk word/pdf. Konfirmasi ke contact person ILMPI atau ke akun media sosial ILMPI terkait pengiriman Lampiran ILMPI WILAYAH : i. Wilayah I : wilayah1.ilmpi@gmail.com ii. Wilayah II : wilayah2.ilmpi@gmail.com iii. Wilayah III : wilayah3.ilmpi@gmail.com iv. Wilayah IV : wilayah4.ilmpi@gmail.com v. Wilayah V : wilayah5.ilmpi@gmail.com vi. Wilayah VI : wilayah6.ilmpi@gmail.com 4. Bila sudah diterima dan dicek kelengkapan persyaratan, ILMPI akan melakukan publikasi kegiatan tersebut di media sosial yang dimiliki ILMPI maksimal H+3 setelah diterima. 5. Petunjuk Teknis untuk Pihak Badan Informasi dan komunikasi PADA FACEBOOK : Poster yang sudah diterima akan dipublikasikan di Status Facebook Page & Photo Album Facebook Personal, dengan tag keseluruh akun facebook ILMPI (Nasional dan wilayah) dan anggota universitas wilayah tersebut yang memiliki facebook. Pada H - 7 akan diingatkan kembali tentang event tersebut. Pada H - 1 akan diingatkan kembali tentang event tersebut. PADA TWITTER : Poster yang sudah diterima akan dipublikasi via akun Twitter ILMPI WILAYAH universitas tersebut dengan hastag #ILMPIEVENT dan akan di-mention ke akun ILMPI Nasional (@ilmpi_nasional). Tweet tentang kegiatan tersebut akan disimpan di favorites. Pada H - 7 acara, akan di informasikan tentang event tersebut, satu tweet per hari sampai hari H. Bila dari pihak anggota menginginkan, bisa melakukan live tweet dari kegiatan tersebut dengan melakukan mention ke akun ILMPI dan di RT oleh ILMPI maksimal live tweet adalah 5 tweet pada hari H. Lampiran Akun Twitter ILMPI WILAYAH : i. Wilayah I (@ilmpi_wil1) ii. Wilayah II (@ilmpi_wil2) iii. Wilayah III (@ilmpi_wil3) iv. Wilayah IV (@ilmpi_wil4) 51 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

56 v. Wilayah V (@ilmpi_wil5) vi. Wilayah VI (@ilmpi_wil6) PADA WEBSITE : Poster yang sudah diterima akan dipublikasikan di Bila dari pihak anggota menginginkan, bisa memberikan event review beserta beberapa dokumentasi pasca kegiatan sehingga bisa dimasukkan ke dalam website ILMPI dan akan diintegrasikan ke akun ILMPI untuk diinformasikan. 52 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

57 BAB VI TATA CARA PERSIDANGAN, MUSYAWARAH DAN RAPAT 6.1 TATA CARA PERSIDANGAN Sidang merupakan salah satu kelengkapan organisasi yang dapat dilaksanakan oleh ILMPI. Dengan dilaksanakannya sidang maka akan memudahkan suatu organisasi untuk menentukan keputusan terkait dengan tujuan diadakannya sidang. Sidang memiliki kekuatan hukum tertinggi dalam menentukan suatu keputusan. Oleh karena itu diperlukan suatu aturan sidang untuk memudahkan jalannya sidang. Aturan sidang yang dibentuk merupakan suatu ketentuan yang harus dilengkapi, dicermati dan dilaksanakan saat pelaksanaan sidang Makna Sidang 1. Sidang merupakan salah satu kelengkapan organisasi yang dapat dilaksanakan oleh ILMPI 2. Sidang dinyatakan sah apabila : a. Terdapat perundingan dan permusyawaratan. b. Terdapat keputusan yang dihasilkan pada akhir persidangan. c. Memiliki tujuan sesuai yang ditetapkan oleh masing masing peserta sidang. d. Sidang mengandung seluruh unsur unsur kelengkapan sidang Kelengkapan Sidang Presidium Sidang 1. Presidium sidang yang terdiri pimpinan, wakil pimpinan dan notulen 2. Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta sidang yang dipandu oleh panitia pengarah atau presidium sementara yang sebelumnya sudah ditunjuk oleh panitia pengarah 3. Jumlah pimpinan sidang haruslah berjumlah ganjil, karena adakalanya forum membutuhkan suara pimpinan sidang dalam pengambilan keputusan, jumlah minimal 3 orang dan maksimal berapapun asalkan ganjil dan sesuai kesepakatan peserta sidang. 4. Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya persidangan berdasarkan tata tertib siding yang disepakati peserta 53 BUKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

58 5. Presidium sidang hanya memiliki hak untuk mengarahkan jalannya sidang, tidak memiliki hak suara atau bicara Peserta Sidang Peserta sidang adalah orang yang memiliki kepentingan untuk bersidang, A. PESERTA SIDANG PENUH 1. Hak Peserta Penuh a. Hak Bicara : Hak untuk bertanya, mengajukan pendapat serta usulan kepada pimpinan sidang baik secara lisan maupun tertulis, mengemukakan kesepakatan atau tidak sepakat terhadap usulan yang diajukan. b. Hak Suara : Hak untuk ikut ambil bagian dalam pemungutan suara (voting). c. Hak memilih : Hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan d. Hak dipilih : Hak untuk dipilih dalam proses pemilihan 2. Kewajiban Peserta Penuh a. Mentaati tata tertib sidang b. Menjaga ketenangan siding B. PESERTA UNDANGAN 1. Hak Peserta Undangan Hak Bicara : Hak untuk bertanya, mengajukan pendapat serta usulan kepada pimpinan sidang baik secara lisan maupun tertulis 2. Kewajiban Peserta Undangan a. Mentaati tata tertib sidang b. Menjaga ketenangan sidang Palu Sidang 1. Palu sidang merupakan instrument utama dalam pelaksanaan siding. 2. Arti ketukan palu : a. 1 kali ketukan palu : Menerima dan menyerahkan pimpinan siding 54 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

59 Mengesahkan keputusan atau kesepakatan peserta sidang (keputusan sementara) Mencabut kembali atau membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru b. 2 kali ketukan palu : menskorsing persidangan mencabut skorsing c. 3 kali ketukan palu : Membuka atau menutup siding Mengesahkan keputusan akhir hasil siding d. 4 Ketukan berkali-kali : Memberikan peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh Draft Sidang Permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam sidang terdiri dari draft tatib, AD/ART, GBHO, GBHK, dll yang disusun sebelumnya oleh tim perumus sidang atau Pengurus Harian Nasional Lembar Konsideran Lembaran keputusan-keputusan yang ditetapkan dalam sidang dan di tanda tangani oleh presidium sidang Manual Sidang Catatan tertulis yang memuat susunan acara persidangan serta kelengkapan tidak wajib lainnya yang mendukung jalannya persidangan seperti ruangan sidang, meja sidang, dll Tata Tertib Sidang Tata tertib yang mengatur kelancaran jalannya sidang Quorum dan Pengambilan Keputusan Quorum 55 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

60 1. Persidangan dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 50% + 1 dari jumlah perguruan tinggi yang menjadi anggota sidang. 2. Apabila tidak memenuhi quorum maka persidangan ditunda maksimal 2x5 menit dan selanjutnya persidangan dianggap sah Pengambilan Keputusan 1. Keputusan diambil secara musyawarah mufakat. 2. Apabila keputusan tidak dapat diambil seperti butir satu, maka akan dilakukan lobi terlebih dahulu selama 10 menit, selanjutnya pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah mufakat. 3. Apabila keputusan tidak dapat diambil seperti butir dua, maka keputusan diambil melalui pemungutan suara (voting) Pemungutan Suara (voting) 1. Satu universitas hanya berhak satu suara. 2. Keputusan dalam proses pemungutan suara dianggap sah apabila telah mendapatkan persetujuan sekurang-kurangnya berjumlah 2/3 dari total peserta penuh yang hadir. 3. Apabila hasil pemungutan suara sama, maka pengambilan suara diulang maksimal 2 (dua) kali dengan diselingi lobi masing-masing 10 menit. 4. Apabila pada butir tiga belum menghasilkan keputusan, maka selanjutnya pengambilan keputusan diserahkan kepada presidium sidang Ketentuan Dasar Sidang Serah Terima Pimpinan Sidang Kedua belah pihak berdiri berhadapan, pihak yang menyerahkan mengetuk palu 1 kali dengan berkata, Dengan ini palu sidang dan sidang saya serahkan. Pihak kedua menerima palu sidang kemudian mengetuk palu sidang ke meja sidang 1 kali dengan berkata, Dengan ini palu sidang saya terima dan sidang saya ambil alih. Selanjutnya sidang dapat dilanjutkan Mohon Bicara / Izin Bicara 56 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

61 Mohon / Izin Bicara adalah meminta waktu kepada pimpinan sidang untuk berbicara dan mengemukakan pendapat Interupsi Interupsi adalah menyela atau meminta waktu kepada pimpinan sidang untuk berbicara dan mengemukakan pendapat diatas mohon bicara peserta sidang lainnya. Pelaksanaan interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu beserta mengucapkan kata interupsi kemudian dapat berbicara setelah mendapatkan ijin dari presidium sidang. Apabila dalam persidangan presidium sidang tidak mampu menguasai dan mengendalikan jalannya persidangan maka Panitia Pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil alih jalannya persidangan atas permintaan Presidium Sidang dan atau Peserta Sidang. Dalam persidangan, umumnya terdapat beberapa jenis tingkatan interupsi, yaitu : 1. Interruption point of order, digunakan untuk mengemukakan pendapat bersifat umum mengenai suatu hal, untuk bertanya dan meminta kejelasan 2. Interruption point of information, digunakan apabila ingin memberikan suatu informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas 3. Interruption point of justification, digunakan apabila menyatakan kesepakatan atau setuju pada sebuah argumentasi 4. Interruption point of clarification, digunakan apabila ingin mengklarifikasi suatu permasalahan 5. Interruption point of privillage, digunakan untuk menyatakan ketersinggungan terhadap seseorang atau suatu hal 6. Interruption point of explanation, digunakan untuk menyatakan atau menjelaskan suatu pernyataan yang di sampaikan agar tidak ditangkap keliru oleh peserta lain atau suatu pelurusan terhadap suatu pernyataan 7. Interruption of personal, bentuk interupsi yang disampaikan bila pernyataan yang disampaikan oleh peserta lain sudah di luar pokok masalah dan cenderung menyerang secara pribadi 57 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

62 Skorsing Lamanya skorsing ditentukan oleh pimpinan sidang atas persetujuan peserta sidang dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Skorsing terbatas. Skorsing yang lama waktunya ditentukan tergantung kebutuhan. Diawali dengan skorsing 2x dibuka atau apabila waktu skorsing yang telah disepakati terhitung lama dapat diawali dengan skorsing sampai. dibuka 2. Skorsing tak terbatas. Skorsing diambil disebabkan oleh suatu hal darurat terjadi dalam persidangan, sehingga menyebabkan lamanya waktu skorsing tidak dapat ditentukan. Diawali dengan skorsing untuk waktu yang tidak terbatas dibuka. 3. Lobbying. Penentuan jalan tengah karena konflik disertai skorsing waktu untuk menyatukan pandangan melalui obrolan antara dua pihak atau lebih yang berseberangan secara informal. 4. Pembekuan Sidang. Langkah ini diambil apabila karena suatu hal sidang terus menerus mengalami kebuntuan (dead-lock) dan setelah melalui jalan skorsing tak terbatas tetap mengalami kebuntuan. Dalam hal ini pimpinan sidang atas persetujuan peserta sidang berhak membekukan sidang. Dengan catatan merupakan langkah terakhir yang diambil setelah semua usaha yang dilakukan tetap tidak membuahkan hasil. Jika pembekuan sidang dilaksanakan maka secara otomatis organisasi yang bersangkutan akan ikut membeku Peninjauan Kembali Mekanisme yang digunakan untuk mengulang kembali pembahasan atau putusan yang telah ditetapkan. Peninjauan kembali dapat dilakukan apabila telah mendapat persetujan dari peserta sidang SANKSI-SANKSI Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran, dan usulan peserta siding yang lain. Biasanya, mekanisme dalam pemberian sanksi didahului oleh peringatan kepada peserta (biasanya sampai 3 kali), kemudian dengan kesepakatan bersama, 58 BUKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

63 presidium sidang boleh mengeluarkan peserta tersebut dari forum, atau mengambil kebijakan lain dengan atau tanpa kesepakatan peserta sidang yang lain Ketentuan Lain-Lain 1. Membuka Sidang. Dengan ketukan palu sidang 3 kali Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dengan ini saya nyatakan sidang dibuka 2. Menutup Sidang. Dengan ketukan palu sidang 3 kali Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dengan ini saya nyatakan sidang ditutup 3. Mengesahkan keputusan akhir sidang. Dengan ketukan palu sidang 3 kali Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dengan ini saya nyatakan keputusan disahkan 4. Mengalihkan Pimpinan Sidang. Dengan ketukan palu sidang 1 kali Dengan ini palu sidang dan sidang saya alihkan kepada pimpinan sidang selanjutnya 5. Mengambil Alih Pimpinan Sidang. Dengan ketukan palu sidang 1 kali Dengan ini palu sidang dan sidang saya ambil alih 6. Membatalkan ketukan yang keliru. Dengan ketukan palu sidang 1 kali Dengan ini saya menyatakan ketukan sebelumnya keliru 7. Menskorsing Sidang. Dengan ketukan palu sidang 2 kali Dengan ini sidang diskorsing selama. menit 8. Mencabut Skorsing. Dengan ketukan palu sidang 2 kali Dengan ini skorsing menit dicabut dan saya nyatakan sidang dilanjutkan 9. Memberi Peringatan kepada Peserta Sidang. Dengan ketukan palu sidang berkali-kali Peserta sidang diharapkan ketenangannya! 6.2 MUSYAWARAH DAN RAPAT Nasional Musyawarah dan Rapat Kerja Nasional 1. Musyawarah dan Rapat Kerja Nasional dilakukan satu kali dalam satu periode kepengurusan pada awal tahun (pada bulan Maret) dan dilaksanakan dalam rangkaian acara yang bersamaan. 2. Musyawararah Nasional dinyatakan sah apabila dihadiri oleh ½ n + 1 dari seluruh anggota ILMPI. 59 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

64 3. Musyawarah Nasional merupakan kegiatan dimana Sekeretaris Jenderal sebelumnya bertanggung jawab atas masa satu periode kepengurusannya yang telah berjalan. 4. Musyawarah Nasional membahas, menetapkan dan mengesahkan Anggaran Dasar serta Anggaran Rumah Tangga ILMPI. 5. Musyawarah Nasional membahas, menetapkan dan mengesahkan Garis Besar Haluan Organisasi dan Garis Besar Haluan Kerja ILMPI. 6. Musyawarah Nasional membahas, menetapkan dan mengesahkan rekomendasi dalam lingkup nasional 7. Pengurus Harian Nasional, baik Sekretaris Jenderal dan Koordinator Badan Kelengkapan Nasional ILMPI dipilih ketika Musyawarah Nasional. 8. Sekretaris Jendral terpilih, dilantik oleh Presidium Sidang dalam Musyawarah Nasional. 9. Setelah Musyawarah Nasional dan Sebelum Memasuki Rapat Kerja Nasional, Sekretaris Jendral terpilih melantik Kepengurusan Wilayah. 10. Rapat Kerja Nasional menghasilkan perencanaan program kerja dalam lingkup nasional, baik program kerja terpusat maupun program kerja nasional. 11. Rapat Kerja Nasional terdiri dari : a. Rapat Komisi sesuai dengan jumlah badan kelengkapan nasional untuk menyusun rekomendasi program kerja nasional pada tiap badan tersebut. b. Rapat Pleno untuk mempresentasikan hasil rapat komisi. c. Rapat Paripurna untuk menetapkan dan mengesahkan kesepakatan program kerja nasional. 12. Rapat Kerja Nasional dipimpin oleh Sekretaris Jendral terpilih sebagai Pimpinan sidang tetap. 13. Rapat Kerja Nasional menetapkan tempat penyelenggaraan Rapat Koordinasi Nasional berikutnya. Hal ini dilakukan dengan mekanisme pengajuan tender. 14. Rapat Kerja Nasional menetapkan tempat penyelenggaraan Musyawarah dan Rapat Kerja Nasional berikutnya. Hal ini dilakukan dengan mekanisme pengajuan tender. 60 BUKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

65 15. Rapat Kerja Nasional Terdapat pengajuan tender tuan rumah terhadap program kerja nasional kepada instistusi atau wilayah. 16. Rapat Kerja Nasional mengundang seluruh Kepengurusan Nasional dan Kepengurusan Wilayah ILMPI Musyawarah Nasional Luar Biasa 1. Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB) diadakan apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya dari 2/3 jumlah anggota ILMPI. 2. Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB) ILMPI juga dapat diadakan atas permintaan Pengurus Harian Nasional dengan persetujuan dari sekurang-kurangnya dari 2/3 perguruan tinggi anggota ILMPI. 3. Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB) diselenggarakan oleh Pengurus Harian Nasional. 4. Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB) mempunyai wewenang yang sama seperti Musyawarah Nasional Rapat Koordinasi Nasional 1. Rapat Koordinasi Nasional dilakukan selambat- lambatnya enam bulan setelah Rapat Kerja Nasional. 2. Rapat Koordinasi Nasional dipimpin oleh Sekretaris Jenderal sebagai Pimpinan sidang tetap. 3. Rapat Koordinasi Nasional dilakukan untuk mengetahui progres pelaksanaan program kerja yang telah disusun pada Rapat Kerja Nasional sebelumnya. 4. Rapat Koordinasi Nasional juga membahas mengenai rekomendasirekomendasi yang akan dibawa ke Musyawarah Nasional selanjutnya, pembahasan persiapan Musyawarah Nasional selanjutnya (draft, susunan acara hingga mencari solusi jika terdapat hambatan selama proses persiapan dan lain sebagainya) serta pembahasan isu nasional. 5. Rapat Koordinasi Nasional mengundang seluruh Pengurus Nasional dan Pengurus Wilayah ILMPI Rapat Koordinasi Pengurus Harian Nasional 61 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

66 1. Rapat Koordinasi Pengurus Nasional dapat ditentukan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing- masing. 2. Rapat Koordinasi Pengurus Nasional dapat melalui media apa pun sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing- masing. 3. Pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengurus Nasional minimal dilakukan sebanyak enam kali dalam satu periode kepengurusan Rapat Badan Kelengkapan Nasional 1. Rapat Badan Kelengkapan Nasional dapat ditentukan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing- masing. 2. Rapat Badan Kelengkapan Nasional dapat melalui media apa pun sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing- masing. 3. Pelaksanaan Rapat Badan Kelengkapan Nasional minimal dilakukan sebanyak dua belas kali dalam satu periode kepengurusan. 4. Setiap rapat badan kelengkapan nasional menghasilkan notulensi. Penjelasan tentang notulensi akan dijelaskan pada pembahasan Notulensi Rapat Badan Kelengkapan Wilayah 1. Rapat Badan Kelengkapan Wilayah dapat ditentukan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing- masing. 2. Rapat Badan Kelengkapan Wilayah dapat melalui media apa pun sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing- masing. 3. Pelaksanaan Rapat Badan Kelengkapan Wilayah minimal dilakukan sebanyak dua belas kali dalam satu periode kepengurusan. 4. Setiap rapat badan kelengkapan wilayah menghasilkan notulensi. Penjelasan tentang notulensi akan diatur pada BAB Notulensi Wilayah Musyawarah Wilayah 1. Musyawarah wilayah dilakukan sebelum Musyawarah Nasional periode selanjutnya dilaksanakan, selambat-lambatnya 3 Minggu sebelum agenda Musyawarah & Rapat Kerja Nasional. 62 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

67 2. Musyawararah wilayah dinyatakan sah apabila dihadiri oleh ½ n + 1 dari seluruh anggota ILMPI wilayah. 3. Musyawarah wilayah menetapkan Koordinator Wilayah dan Koordinator Badan Kelengkapan Wilayah 4. Musyawarah wilayah menetapkan Rapat Kerja Wilayah selanjutnya. 5. Musyawarah wilayah menetapkan rekomendasi dalam lingkup wilayah. 6. Musyawarah wilayah merupakan kegiatan dimana koordinator wilayah sebelumnya bertanggung jawab atas masa satu periode kepengurusannya yang telah berjalan Musyawarah Wilayah Luar Biasa 1. Musyawarah Wilayah Luar Biasa (MUSWILUB) diadakan apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota wilayah. 2. Musyawarah Wilayah Luar Biasa (MUSWILUB) juga dapat diadakan atas permintaan Pengurus Harian Wilayah dengan persetujuan dari sekurang-kurangnya 2/3 jumlah perguruan tinggi anggota wilayah. 3. Musyawarah Wilayah Luar Biasa (MUSWILUB) diselenggarakan oleh Pengurus Harian Wilayah Rapat Kerja Wilayah 1. Rapat Kerja Wilayah dilakukan setelah Rapat Kerja Nasional berlangsung. 2. Rapat Kerja Wilayah dilakukan dengan pembagian komisi sesuai dengan jumlah badan kelengkapan wilayah, kemudian dilanjutkan dengan rapat pleno dan rapat paripurna, pembahasan perkembangan wilayah oleh pengurus harian wilayah dan keputusan tambahan lainnya Rapat Koordinasi Wilayah 1. Rapat Koordinasi Wilayah dilakukan sesuai kebutuhan masing-masing wilayah 2. Rapat Koordinasi Wilayah dilakukan untuk mengetahui progres pelaksanaan program kerja yang telah disusun pada Rapat Kerja Wilayah sebelumnya. 63 BUKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

68 3. Rapat Koordinasi Wilayah mengundang pengurus dan anggota ILMPI dalam lingkup wilayah Rapat Koordinasi Pengurus Harian Wilayah 1. Rapat Koordinasi Pengurus Harian Wilayah dapat ditentukan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing- masing. 2. Rapat Koordinasi Pengurus Harian Wilayah dapat melalui media apa pun sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing- masing. 3. Pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengurus Harian Wilayah minimal dilakukan sebanyak enam kali dalam satu periode kepengurusan 64 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

69 BAB VII LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN Laporan Perkembangan dan Laporan Pertanggungjawaban sangatlah penting untuk mengetahui sejauh mana Organisasi ILMPI bergerak. Laporan secara tertulis menjadi sebuah bukti autentik sebuah capaian yang telah berhasil diraih oleh ILMPI. Hal ini menjadi bahan evaluasi untuk kepengurusan selanjutnya agar dapat menjalankan roda organisasi dengan lebih baik lagi. Aturan dalam bab ini berlaku 7.1 LAPORAN PERKEMBANGAN (PROGRESS REPORT) 1. Penyampaian laporan ini diharapkan menjadi masukan dan bahan evaluasi bersama pada setengah masa kepengurusan berjalan 2. Laporan Perkembangan disampaikan pada saat Rapat Koordinasi Nasional. 3. Penyampaian Laporan Perkembangan Kepengurusan Nasional disampaikan oleh masing-masing Koordinator Badan Kelengkapan Nasional 4. Penyampaian Laporan Perkembangan Kepengurusan Wilayah disampaikan oleh masing-masing Koordinator Wilayah. 5. Format laporan perkembangan untuk kepengurusan Nasional: a. Pendahuluan b. Nama Pengurus Badan Koordinator Badan : Nama dan asal institusi Staf Badan : Nama dan asal institusi c. Laporan Program Kerja Program Kerja Terlaksana / Tercapai Program Kerja dalam Proses Pelaksanaan Rencana Teknis Pelaksanaan Program Kerja Pasca Pelaporan d. Hambatan Program Kerja e. Laporan Keuangan (hanya untuk Badan Keuangan Nasional) Laporan Pemasukan Laporan Pengeluaran 6. Format laporan perkembangan untuk kepengurusan wilayah: a. Pendahuluan b. Struktur Kepengurusan Wilayah 65 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

70 Nama Wilayah Koordinator Wilayah : Nama dan asal institusi Nama Koordinator Badan : Nama dan asal institusi Staf Badan : Nama dan asal institusi c. Kondisi Kepengurusan Wilayah d. Laporan Program Kerja Program Kerja Terlaksana / Tercapai Program Kerja dalam Proses Pelaksanaan Rencana Teknis Pelaksanaan Program Kerja Pasca Pelaporan e. Hambatan Program Kerja f. Dokumentasi Kegiatan terlaksana g. Laporan Keuangan Wilayah Laporan Pemasukan Laporan Pengeluaran 7. Koordinator Badan kelengkapan Nasional & Koordinator Wilayah mengirimkan laporan perkembangan selambat-lambatnya 2 minggu sebelum Rapat Koordinasi Nasional kepada Koordinator Badan Kesekretariatan Nasional untuk dihimpun. 7.2 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN WILAYAH 1. Laporan Pertanggungjawaban wilayah disampaikan pada Musyawarah Wilayah oleh Koordinator Wilayah 2. Masing-masing Badan Kelengkapan membuat Laporan Pertanggungjawaban perbadan selambat-lambatnya 2 minggu sebelum Musyawarah Wilayah dilaksanakan 3. Koordinator Badan Kesekretarian wilayah, bertugas untuk mengumpulkan laporan perbadan, dan menyusunnya sesuai format yang telah ditentukan 4. Laporan pertanggungjawaban yang telah tersusun rapi sesuai dengan format yang ditentukan, kemudian harus dikirimkan kepada Koordinator Badan Kesekretariatan Nasional selambat-lambatnya 2 minggu sebelum agenda Musyawarah dan Rapat Kerja Nasional untuk diarsipkan. 5. Format laporan pertanggungjawaban wilayah : a. Pendahuluan b. Struktur Kepengurusan Wilayah Nama Wilayah 66 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

71 Koordinator Wilayah : Nama dan asal institusi Nama Koordinator Badan : Nama dan asal institusi Staf Badan : Nama dan asal institusi c. Penilaian Kinerja/kontribusi Masing-Masing Pengurus d. Kondisi Kepengurusan Masing-Masing Badan e. Penilaian Keberhasilan Pengembangan Jangka Panjang (mengacu pada GBHO) : i. Bidang Internal a) Sumber Daya Manusia b) Manajerial c) Program Kerja d) Komunikasi dan Koordinasi e) Finansial f) Keorganisasian ii. Bidang Eksternal f. Penilian Keberhasilan Pengembangan Jangka Pendek (mengacu pada GBHO) : i. Bidang Internal a) Sumber Daya Manusia b) Manajerial c) Program Kerja d) Komunikasi dan Koordinasi e) Finansial f) Keorganisasian ii. Bidang Eksternal g. Laporan Keuangan Laporan Pemasukan Laporan Pengeluaran h. Saran Untuk Kepengurusan berikutnya i. Lampiran Dokumentasi Kegiatan Surat Masuk & Keluar Bon/Kuitansi Pembayaran & Penerimaan 67 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

72 6. Laporan Pertanggungjawaban wajib diberikan dalam bentuk hardcopy kepada anggota ILMPI yang hadir dalam musyawarah wilayah, minimal satu institusi mendapatkan satu 7.3 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN NASIONAL 1. Laporan Pertanggungjawaban Nasional disampaikan pada musyawarah Nasional yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal 2. Masing-masing Badan Kelengkapan Nasional membuat Laporan Pertanggungjawaban perbadan selambat-lambatnya 2 minggu sebelum Musyawarah Nasional dilaksanakan 3. Koordinator Badan Kesekretarian Nasional, bertugas untuk mengumpulkan laporan perbadan, dan menyusunnya sesuai format yang telah ditentukan 4. Format laporan pertanggungjawaban Nasional : a. Pendahuluan b. Struktur Kepengurusan Nama Koordinator Badan : Nama dan asal institusi Staf Badan : Nama dan asal institusi c. Penilaian Kinerja/kontribusi Masing-Masing Pengurus d. Kondisi Kepengurusan Masing-Masing Badan e. Penilaian Keberhasilan Pengembangan Jangka Panjang (mengacu pada GBHO) i. Bidang Internal a) Sumber Daya Manusia b) Manajerial c) Program Kerja d) Komunikasi dan Koordinasi e) Finansial f) Keorganisasian ii. Bidang Eksternal f. Penilian Keberhasilan Pengembangan Jangka Pendek (mengacu pada GBHO) i. Bidang Internal a) Sumber Daya Manusia b) Manajerial c) Program Kerja d) Komunikasi dan Koordinasi 68 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

73 e) Finansial f) Keorganisasian ii. Bidang Eksternal g. Laporan Keuangan Laporan Pemasukan Laporan Pengeluaran h. Saran Untuk Kepengurusan berikutnya i. Lampiran Dokumentasi Kegiatan Surat Masuk & Keluar Bon/Kuitansi Pembayaran & Penerimaan 5. Laporan Pertanggungjawaban wajib diberikan dalam bentuk hardcopy kepada anggota ILMPI yang hadir dalam Musyawarah Nasional, minimal satu institusi mendapatkan satu 7.4 STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) ADMINISTRASI KEUANGAN 1. Format keuangan Nasional dan Wilayah adalah sama 2. Di pojok kiri atas dituliskan Nama Lembaga, yaitu Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia 3. Di bawah Nama Lembaga dituliskan Kode Keuangan Pengurus Harian Nasional : 000 Pengurus Harian Wilayah 1 : Pengurus Harian Wilayah 2 : Pengurus Harian Wilayah 3 : Pengurus Harian Wilayah 4 : Pengurus Harian Wilayah 5 : Pengurus Harian Wilayah 6 : Rekapitulasi pemasukan (kredit) dan pengeluaran (debit) ditulis dalam dua table terpisah. 5. Tabel Pemasukan terdiri dari Nomor, Tanggal, Nomor Kwitansi, Jalur Pemasukan, Pemberi, Uraian, dan Jumlah. Nomor Urut Pencatatan Nomor Kwitansi 69 BUKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

74 Keterangan : Nomor kwitansi pada setiap pemasukan. Bukti kwitansi pemasukan diberikan pada pemberi, sementara badan keuangan hanya mencatat nomor kwitansinya. Bila uang pemasukan diterima melalui transfer bank, maka kwitansi tidak diwajibkan ada, tetapi harus ada struk bukti transfer. Jalur Pemasukan Keterangan : Jalur pemasukan dituliskan sesuai cara penerimaan, tunai atau transfer. Pemberi Keterangan : Pemberi ialah nama orang/lembaga/toko yang menjadi sumber pemasukan. Bila pemberi adalah nama orang, maka perlu dituliskan asal lembaga atau institusi orang tersebut. Uraian Keterangan : Uraian berisi penjelasan umum dari pemasukan yang diterima: Nominal Keterangan : berisi nominal yang diterima. Pada kolom kanan akhir merupakan nominal uang yang diterima. Pada baris terakhir table merupakan total uang yang diterima selama satu periode kepengurusan 6. Tabel Pengeluaran terdiri dari Nomor, Tanggal, Nomor Kwitansi, Jalur Pengeluaran, Penerima, Uraian, dan Jumlah. 7. Saldo Akhir merupakan selisih akhir dari pemasukan dan pengeluaran. 8. Seluruh kwitansi yang dikeluarkan badan keuangan harus dibubuhi tandatangan badan keuangan yang disertai kode keuangan dan stempel ILMPI. 9. Seluruh kwitansi yang diterima badan keuangan harus dibubuhi tandatangan dan stempel orang/lembaga/toko yang menerima. 10. Seluruh bukti pemasukan dan pembelanjaan badan keuangan di lampirkan pada akhir Laporan Pertanggung Jawaban Keuangan (LPJK) 11. Laporan Pertanggung Jawaban Keuangan (LPJK) pada PHN ditandatangani oleh koordinator Badan Keuangan Nasional dan Sekretaris Jendral (Sekjend). 12. Laporan Pertanggung Jawaban Keuangan (LPJK) pada PHW ditandatangani oleh koordinator Badan Keuangan Wilayah dan Koordinator Wilayah. 70 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

75 7.5 STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) PENILAIAN KONTRIBUSI PENGURUS 1. Setiap pengurus ILMPI baik nasional maupun wilayah akan mendapatkan penilaian kontribusi dengan menggunakan sistem penilaian 360 derajat. Sistem 360 derajat dimana Individu dinilai oleh diri sendiri (S), rekan kerja (P) dan atasan/staf (O). Penilaian sebagai berikut : a. Kontribusi Sekretaris Jenderal dinilai oleh diri sendiri (S), Koordinator Badan Kelengkapan Nasional (P) dan Koordinator Wilayah (O) b. Kontribusi Koordinator Wilayah dinilai oleh diri sendiri (S), Koordinator Badan Kelengkapan Wilayah (P) dan Sekretaris Jenderal (O). c. Kontribusi Koordinator Badan Kelengkapan Nasional/Wilayah dinilai oleh diri sendiri (S), Koordinator Badan Kelengkapan Nasional/Wilayah lainnya (P) dan Sekretaris Jenderal/Koordinator Wilayah (O). d. Kontribusi Staf Badan Kelengkapan Nasional/Wilayah dinilai oleh diri sendiri (S), Staf Badan Kelengkapan Nasional/Wilayah dibadannya (P) dan Koordinator Badan Kelengkapan Nasional/Wilayahnya (O). e. Kontribusi Koordinator Provinsi dinilai oleh diri sendiri (S), Koordinator Badan Kelengkapan Wilayah (P) dan Koordinator Wilayah (O). 2. Penilaian kontribusi dilakukan dengan ketentuan dan format sebagai berikut: A. Indikator penilaian a. Komunikasi - Informatif. Adanya penyampaian informasi antar pengurus lain. Untuk Koordinator Badan Kelengkapan mencangkup kepada Sekjend/Koorwil, sesama Koordinator Badan Kelengkapan Nasional/Wilayah dan staf Badan Kelengkapannya sendiri. Untuk staf Badan Kelengkapan mencangkup kepada Koordinator Badan Kelengkapan sendiri dan staf di Badan Kelengkapannya sendiri - Koordinatif. Untuk Koordinator Badan Kelengkapan dapat Memberikan arahan dan pembagian tugas yang jelas dan sistematis. - Komunikatif. Mengikuti Netmeeting dengan berpartisipasi aktif dalam rapat melalui media sosial seperti facebook, line, whatsapp, bbm, skype, dan media lainnya, ataupun ikut serta pada rapat tatap muka secara langsung. 71 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

76 - Responsif. Merespon dengan cepat dan tanggap dengan baik terhadap segala komunikasi yang diberikan melalui segala jenis media komunikasi meliputi telepon, sms, chat dan sebagainya b. Kinerja - Produktif. Melakukan aktifitas/kinerja yang sesuai dengan tugas pokok, fungsi, wewenang dan kewajiban yang sesuai dengan jabatan yang diamanahkan dalam kepengurusan ILMPI. - Responsibilitif. Bertanggung jawab untuk menjalankan arahan atau instruksi tugas yang telah diberikan - Kontributif. Mengikuti segala rangkaian kegiatan Wajib yang dilakukan oleh ILMPI. Seperti Musyawarah Nasional/Wilayah, Rapat Kerja Nasional/Wilayah, Rapat Koordinasi Nasional/Wilayah, Pra-Mukernas dan Upgrading Pengurus. - Aktif. Mengikuti segala agenda kegiatan yang diadakan dalam struktural kepengurusan wilayah atau nasional diluar agenda wajib. - Inisiatif. Tanggap terhadap isu dan permasalahan yang sedang hangat, memberikan ide dan saran yang baru, melakukan pemecahan masalah tanpa harus diintruksikan terlebih dahulu B. Kriteria penilaian kontribusi/ kinerja sangat tinggi kontribusi/ kinerja melebihi yang diharapkan, jauh di atas ratarata pengurus pada umumnya kontribusi/ kinerja pada tingkatan sama dengan yang diharapkan kontribusi/ kinerja tidak mencapai sasaran yang seharusnya secara keseluruhan kontribusi/ kinerja tidak memuaskan. 7.6 PARAMETER PENERIMAAN LAPORAN PERTANGUNGJAWABAN 1. Parameter Laporan Pertanggungjawaban dimaksudkan agar dapat menjadi suatu tolak ukur bagi penilaian Laporan Pertanggungjawaban pengurus. 2. Penilaian Laporan Pertanggungjawaban dirujuk berdasarkan penilaian yang diberikan oleh institusi anggota ILMPI yang hadir, dengan teknis penilaian sebagai berikut : 72 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

77 institusi yang hadir dalam musyawarah WAJIB memberikan satu skor penilaian Setiap Institusi memberikan nilai Laporan Pertanggungjawaban dengan skor 1 sampai dengan 10 (1-10) skor yang diperoleh dari masing-masing institusi kemudian dijumlahkan, sehingga menghasilkan SKOR TOTAL SKOR TOTAL tersebut dibagi dengan jumlah institusi yang hadir, kemudian menghasilkan SKOR AKHIR SKOR AKHIR digunakan untuk menjadi penilaian laporan pertanggungjawaban 3. Kategorisasi SKOR AKHIR : 9,6 10 = A+ 8,6-9,5 = A 8,0-8,5 = A- 7,6-8,9 = B+ 6,6-7,5 = B 6,0-6,5 = B- 5,6-5,9 = C+ 4,6-5,5 = C 4,0-4,5 = C- 3,6-3,9 = D+ 2,6-3,5 = D 2,0-2,5 = D- < 2,0 = E 4. Laporan pertanggungjawaban diterima, bila SKOR AKHIR bernilai A+, A, A-, B+, B, dan B- 5. Laporan pertanggungjawaban diterima bersyarat, bila SKOR AKHIR bernilai C+,C, C-, D+ dan D 6. Laporan pertanggungjawaban ditolak, bila SKOR AKHIR bernilai D- dan E 73 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

78 BAB VIII LAMBANG DAN ATRIBUT ORGANISASI Lambang & Atribut ILMPI ditetapkan dalam Musyawarah Nasional, oleh karena itu perubahan pada lambang dan atribut ILMPI hanya bisa dilakukan pada saat Musyawarah Nasional. Lambang di buat oleh Ivan Sufiansyah dari (UIN Sunan Gunung Djati Bandung) 8.1 LAMBANG ORGANISASI Trisula bersayap : Melambangkan psikologi yang memiliki jaringan yang luas, dalam arti ILMPI merupakan Lembaga Mahasiswa Psikologi yang jaringannya luas se Indonesia Segitiga : Melambangkan bahwa ILMPI berlandaskan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Merah putih : Melambangkan Sebagai wadah yang mempersatukan seluruh Lembaga Eksekutif Mahasiswa se- Indonesia dengan segala dinamika. Atap : diibaratkan sebagai martabat, untuk menjaga Trisula bersayap atau ILMPI dengan martabat Tiang : berperan sebagai penyangga organisasi supaya tetap kokoh dan berdiri. Garis berwarna emas dibalik atap, tangga, tiang : mengibaratkan Pancasila (5 sila pancasila) Tangga : Mengibaratkan organisasi yang selalu berjalan naik keatas. Warna ungu : melambangkan kebijaksanaan Warna emas : melambangkan kejayaan. 74 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

79 8.1.1 Standar Operational Procedure (SOP) Penggunaan Lambang 1. Lambang ILMPI digunakan sesuai aturan yang berlaku 2. Lambang ILMPI dapat diunduh di 3. Background dari lambang ILMPI harus putih. Jika warna lambang menggunakan warna yang sama dengan aslinya. 4. Dimensi Lambang ILMPI harus berbentuk Persegi atau segi lima 5. Ketika lambang diperbesar/diperkecil harus mempertahankan lambang agar tetap proporsional (tidak dibuat menjadi lebar/panjang sehingga mendistorsi bentuk logo). 6. Lambang ILMPI dapat ditempelkan di almamater institusi anggota, dengan ketentuan harus ditempel pada lengan kanan. 7. Untuk karya desain grafis lambang ILMPI bisa diganti warna, disesuaikan dengan kebutuhan, akan tetapi hanya bisa menggunakan satu warna solid saja (monochrome). 8. Penggunaan lambang ILMPI diluar kepentingan organisasi harus diketahui oleh Pengurus Harian Nasional atau Pengurus Harian Wilayah. 8.2 ATRIBUT ORGANISASI Stempel ILMPI Desain Stempel dibuat Oleh Muhammad Yassirullah (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) 75 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

80 8.2.2 Bendera ILMPI Desain Bendera dibuat Oleh Agus Setyawan (Universitas Islam 45 Bekasi) Untuk bendera ILMPI wilayah merujuk pada gambar stempel wilayah 76 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

81 8.2.3 Mars ILMPI Lirik dibuat oleh Dede Supriyatna (Universitas Az-zahra) & Agus Setyawan ( Universitas Islam 45 Bekasi) Kami mahasiswa Psikologi Datang memenuhi panggilan nurani Ragam almamater harmonis dalam pancasila Kobarkan semangat perubahan Untuk indonesia... Langkahkan kaki menjadi yang terdepan, Rapatkan barisan jaga kesatuan. Saling berbagi ilmu pengetahuan ILMPI untuk Indonesia.. Hidup Psikologi... Tak kenal menyerah, maju dan bergerak Mendarmakan bakti untuk psikologi Belajar untuk nusa, Mengabdi untuk negeri Wujudkan Indonesia tersenyum 77 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

82 8.2.4 Almamater ILMPI Desain dibuat oleh Muhammad Yassirullah (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) 78 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

83 KETERANGAN LAIN : Jaket Almamater ini hanya boleh diproduksi oleh Badan Keuangan Nasional. Jaket ini hanya boleh dimiliki oleh mahasiswa yang institusinya tergabung sebagai anggota ILMPI. Bahan Dasar : American Drill Warna Hitam Furing (bahan bagian dalam) : Bahan Jaring Warna Hitam Kancing Press Plastik Warna Putih 79 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

84 LAMPIRAN 80 B UKU PEDOMAN ORGANISASI ILMPI

85 Contoh Surat Keluar Nasional IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA (ILMPI) Gedung Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl Kertamukti No 5, Cirendeu, Ciputat, Jakarta No : 001/I/PHN/ILMPI/III/2014 Lamp : - Hal : Surat Pemberitahuan 6 Maret 2014 Kepada Yth.... Dengan hormat, Sehubungan...(Pembukaan) (ISI) (PENUTUP) Sekretaris Jenderal ILMPI Hormat Kami, Koordinator Badan Kesekretariatan Nasional ILMPI TTD TTD & STEMPEL Muhammad Yassirullah Lilis Suryani

86 Contoh Surat Keluar Wilayah IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA WILAYAH VI (SULAWESI, MALUKU, & PAPUA) Gedung Fakultas Psikologi Universitas 45 Makasar Jl Urip Sumoharjo KM 6, Makasar, Sulawesi Selatan No : 001/E/PHW/ILMPIWIL-VI/IV/2014 Lamp : 1 Hal : Surat Keterangan 1 April 2014 Kepada Yth.... Dengan hormat, Sehubungan...(Pembukaan) (ISI) (PENUTUP) Koordinator Wilayah Hormat Kami, Koor Badan Kesekretariatan Wilayah TTD Nurhikmah TTD & STEMPEL Atin

87 Contoh Surat Keluar Kepanitian PANITIA RAPAT KOORDINASI NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA TAHUN 2014 Gedung Student Center Lt. 3 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta No : 001/Pan-RAKERNAS/ILMPI/VI/ Juni 2014 Lamp : 3 Hal : Surat Undangan Kepada Yth.... Dengan hormat, Sehubungan(Pembukaan)......(ISI) (PENUTUP) Hormat Kami, Ketua Pelaksana Sekretaris Pelaksana TTD Sina Maulidi (NIM) TTD & STEMPEL Rauhana Shofia Zikrina (NIM) Sekretaris Jendral ILMPI Ketua BEMJ Psikologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta TTD & STEMPEL Muhammad Yassirullah TTD & STEMPEL A. Miyarul Ilmi (NIM) Mengetahui Dekan/Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan/Ketua Jurusan/Prodi Psikologi TTD & STEMPEL NAMA

IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA

IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA Page1 IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ARAHAN KERJA BADAN KELENGKAPAN NASIONAL BADAN KESEKRETARIATAN NASIONAL 1. Badan Kesekretariatan Nasional (BANSEKNAS) adalah Badan Kelengkapan Nasional

Lebih terperinci

MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA

MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Status Keanggotaan 1. Anggota ILMPI adalah Lembaga Eksekutif Mahasiswa Jurusan/Program Studi/Fakultas Psikologi di Indonesia. 2. Keanggotaan ILMPI ditetapkan

Lebih terperinci

PANITIA MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL

PANITIA MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL ANGGARAN DASAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia yang selanjutnya disingkat dengan ILMPI Pasal 2 Waktu ILMPI didirikan dan disahkan

Lebih terperinci

MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA

MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA ANGGARAN DASAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia yang selanjutnya disingkat dengan ILMPI Pasal 2 Waktu ILMPI didirikan dan disahkan

Lebih terperinci

PANITIA MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA KE-V TAHUN

PANITIA MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA KE-V TAHUN ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Status Keanggotaan 1. Anggota ILMPI adalah Lembaga Eksekutif Mahasiswa Jurusan/Program Studi/Fakultas Psikologi di Indonesia. 2. Keanggotaan ILMPI ditetapkan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP 2017 Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017 Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 Menimbang 1. Bahwa Untuk Kelancaran Kinerja SMFISIPUNDIP2017

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR. SURAT KETETAPAN No. 003/TAP SI/DPM-H IPB/II/2014

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR. SURAT KETETAPAN No. 003/TAP SI/DPM-H IPB/II/2014 SURAT KETETAPAN No. 003/TAP SI/DPM-H IPB/II/2014 Tentang TATA KERJA Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Periode 2013/2014 Mengingat: 1. Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

ISMKMI Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia Indonesian Public Health Student Executive Board Association

ISMKMI Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia Indonesian Public Health Student Executive Board Association ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SENAT MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA BAB I PENGERTIAN Pasal 1 ISMKMI adalah organisasi yang menghimpun Lembaga Eksekutif Mahasiswa Kesehatan Masyarakat se-indonesia.

Lebih terperinci

ISMKMI Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia Association Indonesian Of Public Health Student Organization

ISMKMI Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia Association Indonesian Of Public Health Student Organization ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SENAT MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA BAB I PENGERTIAN Pasal 1 ISMKMI adalah organisasi yang menghimpun lembaga eksekutif Mahasiswa Kesehatan Masyarakat se-indonesia.

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA 2011-2016 PENDAHULUAN Sejarah terbentuknya Asosiasi Dosen pendidikan guru sekolah dasar di Indonesia didasari dengan adanya keinginan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA (ISMAPETI) HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015 MUKADDIMAH

ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA (ISMAPETI) HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015 MUKADDIMAH HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang 22-24 Januari 2015 ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA () MUKADDIMAH Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sesungguhnya mahasiswa peternakan

Lebih terperinci

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA KETETAPAN MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA TAP No. 07/MPM/XI/2016 TENTANG HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA Menimbang : a. bahwa mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan dalam

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG DEWAN PERWALIAN DAN PENGAWASAN HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA ITB 2011-2012 MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya informatika sebagai ilmu

Lebih terperinci

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 001 TAHUN 2015

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 001 TAHUN 2015 Mengingat Menimbang PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 001 TAHUN 2015 Tentang PERATURAN DASAR ORGANISASI KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan Rahmat

Lebih terperinci

DEWAN MAHASISWA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

DEWAN MAHASISWA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA BIRO ADMINISTRASI DEWAN MAHASISWA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016 Standard Operational Procedure STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) KESEKRETARIATAN KELEMBAGAAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA PERIODE FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA PERIODE FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA PERIODE 2016-2017 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BAB I Nama, Waktu dan Tempat Kedudukan Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Badan Eksekutif

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA. BAB I NAMA dan KEDUDUKAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA. BAB I NAMA dan KEDUDUKAN ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I NAMA dan KEDUDUKAN Pasal 1 (1) Organisasi ini bernama Asosiasi Dewan Editor Indonesia yang disingkat ADEI (2) ADEI adalah organisasi non-pemerintah, non-partisan dan non-profit,

Lebih terperinci

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA KELUARGA BESAR MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Nomor : 010/ MUSYANGKBMK/ I/ 2017

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA KELUARGA BESAR MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Nomor : 010/ MUSYANGKBMK/ I/ 2017 KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA KELUARGA BESAR MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Nomor : 010/ MUSYANGKBMK/ I/ 2017 TENTANG : ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KELUARGA BESAR MAHASISWA

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI) Peningkatan. dan Pemantapan Solidaritas Mahasiswa Kesehatan Indonesia ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Anggota JMKI adalah lembaga eksekutif

Lebih terperinci

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMMG ITB

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMMG ITB 0 AD/ART ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Mahasiswa Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung adalah bagian dari civitas akademik pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

PANITIA MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL

PANITIA MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI PERIODE 2014-2015 BAB I PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) adalah pola yang secara garis besar mengarahkan kinerja organisasi yang ditetapkan pada

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ====================================================================== ANGGARAN DASAR U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG MUKADDIMAH

Lebih terperinci

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Yang dimaksud dengan: 1) UI adalah Universitas Indonesia 2) FMIPA UI adalah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI 3) IKM FMIPA UI adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TAHUN 2017 BAB I VISI DAN MISI PASAL 1 VISI BERSATU, BERSINERGI, MEMBANGUN PASAL 2 MISI 1. MENINGKATKAN PERAN AKTIF SERTA KESOLIDAN

Lebih terperinci

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR : 010 /BPM-Kema FPIK/Kep/IX/2011 TENTANG UNDANG-UNDANG KELOMPOK KEGIATAN MAHASISWA

Lebih terperinci

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Yang dimaksud dengan: 1) UI adalah Universitas Indonesia 2) FMIPA UI adalah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI 3) IKM FMIPA UI adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Institusi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat yang dimaksud

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW ANGGARAN RUMAH TANGGA Nusantara Corruption Watch (NCW) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Persyaratan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

ANGGARAN DASAR Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada ANGGARAN DASAR Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada BAB I KETENTUAN UMUM Nama, Waktu, Tempat kedudukan, dan Lambang Pasal 1 Organisasi ini bernama Badan Eksekutif Mahasiswa

Lebih terperinci

COMMUNITY OF SANTRI SCHOLARS OF MINISTRY OF RELIGIOUS AFFAIRS. (CSSMoRA)

COMMUNITY OF SANTRI SCHOLARS OF MINISTRY OF RELIGIOUS AFFAIRS. (CSSMoRA) COMMUNITY OF SANTRI SCHOLARS OF MINISTRY OF RELIGIOUS AFFAIRS (CSSMoRA) ANGGARAN DASAR (AD) ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO) 2016-2017 1 ANGGARAN DASAR COMMUNITY OF SANTRI

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN Pasal 1 1. Anggota AJI adalah jurnalis yang telah memenuhi syarat profesional dan independen yang bekerja untuk media massa cetak, radio, televisi, dan

Lebih terperinci

Musyawarah Nasional XIII Ikatan Himpunan Mahasiswa Fisika Indonesia Central Executive of Indonesian Physics Student s Societies Association

Musyawarah Nasional XIII Ikatan Himpunan Mahasiswa Fisika Indonesia Central Executive of Indonesian Physics Student s Societies Association ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN IHAMAFI Pasal 1 Keanggotaan IHAMAFI : 1. Mengajukan permohonan menjadi anggota IHAMAFI dan kesediaan untuk menjalankan

Lebih terperinci

PANITIA MUSYAWARAH BESAR II UNIT KEGIATAN MAHASISWA CENDEKIA UNIERSITAS SYIAH KUALA

PANITIA MUSYAWARAH BESAR II UNIT KEGIATAN MAHASISWA CENDEKIA UNIERSITAS SYIAH KUALA UNIERSITAS SYIAH KUALA Sekretariat : Gelanggang Mahasiswa Uniersitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh KETETAPAN TATA TERTIB MUSYAWARAH BESAR (MUBES) UNIERSITAS SYIAH KUALA (UCU) BANDA ACEH Tahun 2015

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa Fisika Universitas Brawijaya yang disingkat

Lebih terperinci

SIDANG UMUM HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM

SIDANG UMUM HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota HMTI terdiri dari: 1. Anggota Putih HMTI adalah seluruh mahasiswa yang masih dalam masa pendidikan di Jurusan Teknik Industri yang belum mengikuti

Lebih terperinci

IKATAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI IM KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI NOMOR 002/TAP/DPM IM STT NF/II/2015 TENTANG

IKATAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI IM KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI NOMOR 002/TAP/DPM IM STT NF/II/2015 TENTANG IKATAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI IM KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI NOMOR 002/TAP/DPM IM STT NF/II/2015 TENTANG PROSEDUR TETAP HUBUNGAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA DAN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Wing barat rektorat lt. 1

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Wing barat rektorat lt. 1 AD/ART LK FEM IPB Mukadimah Dengan menyebut nama Allah yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang. Mahasiswa sebagai generasi muda dan penerus cita-cita bangsa memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan dharma

Lebih terperinci

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI) ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI) MUKADDIMAH Keinginan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan program studi dengan membentuk dan bergabung dalam suatu wadah yang dapat

Lebih terperinci

RANCANGAN ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

RANCANGAN ATURAN DASAR IKM FMIPA UI RANCANGAN ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Yang dimaksud dengan: 1) UI adalah Universitas Indonesia 2) FMIPA UI adalah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI 3) IKM FMIPA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI FAKULTAS EKONOMI SE-INDONESIA (AFEI)

ANGGARAN DASAR ASOSIASI FAKULTAS EKONOMI SE-INDONESIA (AFEI) ANGGARAN DASAR ASOSIASI FAKULTAS EKONOMI SE-INDONESIA (AFEI) MUKADDIMAH Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan luhur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 serta didasari oleh tanggung

Lebih terperinci

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman Pembukaan ANGGARAN DASAR Bab I (Tata Organisasi) 1. Nama, Waktu dan Kedudukan 2. Sifat dan Bentuk 3. Lambang Bab II (Dasar,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

MUKADDIMAH. Forum Pimpinan Fakultas Bidang Ilmu Pertanian PTM se Indonesia (FPF-BIP PTM) mempunyai:

MUKADDIMAH. Forum Pimpinan Fakultas Bidang Ilmu Pertanian PTM se Indonesia (FPF-BIP PTM) mempunyai: MUKADDIMAH Dalam rangka menunjang pencapaian sasaran pembangunan pertanian (Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kehutanan dan Teknologi Pertanian), diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas untuk mengelola

Lebih terperinci

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r Oktober 2011 Tata Kerja Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi S u r a b a y a, O k t o b e r 2 0 1 1 Daftar Isi Mukadimah BAB I Nama, Waktu dan Kedudukan Pasal 1 Nama Pasal 2 Waktu Pasal 3 Kedudukan

Lebih terperinci

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 002 TAHUN 2015

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 002 TAHUN 2015 PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 002 TAHUN 2015 Tentang TATA KERJA ORGANISASI KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Dewan

Lebih terperinci

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUSYAWARAH BESAR XI KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUSYAWARAH BESAR XI KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUSYAWARAH BESAR XI KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA M A K A S S A R 2015/2016 ANGGARAN DASAR KABAMAFAR UMI MUQADDIMAH

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM UNDANG-UNDANG FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ANDALAS NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG BADAN-BADAN KHUSUS FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ANDALAS DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA Menimbang:

Lebih terperinci

KEPUTUSAN RUA No.05/CIVAS/RUA/XII/14. Tentang

KEPUTUSAN RUA No.05/CIVAS/RUA/XII/14. Tentang KEPUTUSAN RUA No.05/CIVAS/RUA/XII/14 Tentang ANGGARAN DASAR CENTER FOR INDONESIAN VETERINARY ANALYTICAL STUDIES (CIVAS) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, WAKTU PENDIRIAN DAN WILAYAH KEGIATAN Pasal 1 Organisasi

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA BAB I PENGERTIAN Pasal 1 Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia disingkat IAKMI yang dalam bahasa Inggris disebut Indonesia Public Health

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PERIODE 2018

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PERIODE 2018 ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PERIODE 2018 BAB I KEANGGOTAAN BAGIAN PERTAMA ANGGOTA HMTI UGM Pasal 1 Anggota HMTI UGM adalah mahasiswa

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI 2016-2017 MPA PPI TURKI 2016-2017 ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA (PPI) TURKI PERIODE 2016-2017 BAB I SIFAT Pasal 1 1.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya mahasiswa adalah pemuda-pemudi yang memiliki keyakinan kepada kebenaran dan

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Menimbang

Lebih terperinci

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA KETETAPAN MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA TAP No. 08/MPM/X/2016 TENTANG UNIT KEGIATAN MAHASISWA MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA Menimbang : a. bahwa mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan dalam proses perkuliahan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DEWAN MAHASISWA INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR DEWAN MAHASISWA INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR DEWAN MAHASISWA INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA PEMBUKAAN Atas rahmat Tuhan yang Maha Esa, bahwa sepenuhnya tugas dan tanggung jawab mahasiswa adalah untuk menggali ilmu

Lebih terperinci

MAJELIS MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS KETETAPAN MUSYAWARAH MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA

MAJELIS MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS KETETAPAN MUSYAWARAH MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA MAJELIS MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA KETETAPAN MUSYAWARAH MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 02/MUSMA FEB UI/XI/2015 Tentang PERUBAHAN ANGGARAN

Lebih terperinci

Pasal 4 Kewajiban anggota : 1. Setiap anggota HMTI UGM wajib menaati segala ketentuan yang tercantum dalam AD/ART HMTI UGM. 2. Setiap anggota HMTI UGM

Pasal 4 Kewajiban anggota : 1. Setiap anggota HMTI UGM wajib menaati segala ketentuan yang tercantum dalam AD/ART HMTI UGM. 2. Setiap anggota HMTI UGM ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PERIODE 2017 BAB I KEANGGOTAAN BAGIAN PERTAMA ANGGOTA HMTI UGM Pasal 1 Anggota HMTI UGM adalah mahasiswa

Lebih terperinci

IKA FIA UB GARIS BESAR ATURAN ORGANISASI IKATAN ALUMNI FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

IKA FIA UB GARIS BESAR ATURAN ORGANISASI IKATAN ALUMNI FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA GARIS BESAR ATURAN ORGANISASI IKATAN ALUMNI FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 STATUS ANGGOTA 1. Anggota IKA FIA UB terdiri dari: a. Anggota Biasa b. Anggota Luar

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2015/2016

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2015/2016 ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2015/2016 Bab I Nama Pasal 1 Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jember disingkat BEM FK UNEJ. Bab

Lebih terperinci

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat

Lebih terperinci

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Yang dimaksud dengan: 1) UI adalah Universitas Indonesia 2) FMIPA UI adalah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI 3) IKM FMIPA UI adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN)

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) BAB I DOKTRIN Pasal 1 Doktrin AMAN adalah Tri Satya, yakni : 1. Setia menjaga dan memelihara tanah air titipan leluhur sebagai sumber

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15 ANGGARAN DASAR BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15 (1) Pengambilan keputusan organisasi dilaksanakan dalam forum musyawarah dan mufakat. 14 (2) Forum musyawarah dan mufakat diselenggarakan dalam bentuk:

Lebih terperinci

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA NOMOR: 02/BPM FIK UI/II/2016 TENTANG PENGAWASAN LEMBAGA FORMAL KEMAHASISWAAN

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA NOMOR: 02/BPM FIK UI/II/2016 TENTANG PENGAWASAN LEMBAGA FORMAL KEMAHASISWAAN KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 02/BPM FIK UI/II/2016 TENTANG PENGAWASAN LEMBAGA FORMAL KEMAHASISWAAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

IKATAN MAHASISWA FISIOTERAPI INDONESIA (IMFI) PERIODE

IKATAN MAHASISWA FISIOTERAPI INDONESIA (IMFI) PERIODE LANDASAN IMFI (IMFI) PERIODE 2016-2017 ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PERIODE 2016-2017 BAB I NAMA Pasal 1 Organisasi ini bernama Ikatan Mahasiswa Fisioterapi Indonesia (IMFI) yang dalam bahasa

Lebih terperinci

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG AMANDEMEN AD/ART PPI UTM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO, bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PENGURUS YAYASAN BADAN WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PENGURUS YAYASAN BADAN WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN PENGURUS YAYASAN BADAN WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN REKTOR DAN WAKIL REKTOR UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Bismillahirrahmanirrahim PENGURUS

Lebih terperinci

KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 05/TAP/DPM UI/II/2015

KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 05/TAP/DPM UI/II/2015 KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 05/TAP/DPM UI/II/2015 TENTANG PROSEDUR TETAP HUBUNGAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA DAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

Indonesian Student s Association in Japan 在日インドネシア留学生協会 Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang

Indonesian Student s Association in Japan 在日インドネシア留学生協会 Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang KETETAPAN KONGRES XXXVI PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 06/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/IX/2016 Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PPI JEPANG Dengan Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Kongres

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA BAB I UMUM Pasal 1 Pengertian Anggaran Rumah Tangga merupakan penjabaran Anggaran Dasar IAP Pasal 2 Pengertian Umum (1) Ahli adalah seorang yang berlatar belakang

Lebih terperinci

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA Lampiran Keputusan Munas IV Asosiasi BP PTSI Nomor: 07/MUNAS-IV/2017 ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI BP PTSI PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tugas mendidik

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN Pasal 1 Prinsip Dasar Prinsip dasar adalah: 1. Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Peduli tehadap bangsa, tanah air

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA.

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA. ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA Pasal 1 (1) Ikatan Pensiunan Pelabuhan Indonesia II disingkat IKAPENDA sebagaimana

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini bersumber pada Anggaran Dasar IKA- STEMBAYO yang berlaku oleh karena itu tidak bertentangan dengan ketentuan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA Pembukaan Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA BAB I PERHIMPUNAN WILAYAH Syarat dan Tatacara Pendirian Perhimpunan Wilayah Pasal 1 (1) Perhimpunan Wilayah adalah

Lebih terperinci

IKAHIMATIKA Indonesia periode

IKAHIMATIKA Indonesia periode Kamis, 26 Mei 2016 Waktu K O N G R E S I K A H I M A T I K A I N D O N E S I A X III AGENDA SIDANG Kegiatan Kondisional Kondisional Sidang Pleno I 1. Pembahasan dan pengesahan agenda sidang 2. Pembahasan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI SMASH INDONESIA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI SMASH INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI SMASH INDONESIA BAB I NAMA DAN PENGERTIAN ORGANISASI ASOSIASI SMASH INDONESIA Pasal 1 Organisasi Ini Bernama Asosiasi Smash Indonesia Yang Selanjutnya Disingkat ASI Pasal 2 Asosiasi

Lebih terperinci

DRAFT PERATURAN KELEMBAGAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA BAB I KETENTUAN UMUM

DRAFT PERATURAN KELEMBAGAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA BAB I KETENTUAN UMUM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEWAN MAHASISWA Sekretariat : Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta 57126 DRAFT PERATURAN

Lebih terperinci

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan KeluaRga Anak Riau Telkom University

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan KeluaRga Anak Riau Telkom University Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan KeluaRga Anak Riau Telkom University Patah Tumbuh Hilang Berganti, Tak Kan IKRAR hilang Dihati ANGGARAN DASAR BAB I NAMA, KEDUDUKAN, IDENTITAS, DAN WAKTU

Lebih terperinci

KETETAPAN MUSYAWARAH BESAR MAHASISWA IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 02/MUBESMA IKM FIK UI/IV/2014

KETETAPAN MUSYAWARAH BESAR MAHASISWA IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 02/MUBESMA IKM FIK UI/IV/2014 KETETAPAN MUSYAWARAH BESAR MAHASISWA IKATAN KELUARGA MAHASISWA NOMOR 02/MUBESMA IKM FIK UI/IV/2014 TENTANG PENETAPAN ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA MAHASISWA TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANA ADMINISTRASI HIMPUNAN MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL UNIVERSITAS PARAMADINA

PEDOMAN PELAKSANA ADMINISTRASI HIMPUNAN MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL UNIVERSITAS PARAMADINA PEDOMAN PELAKSANA ADMINISTRASI HIMPUNAN MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL UNIVERSITAS PARAMADINA Oleh : Sekretaris HIMAHI Paramadina DAFTAR ISI BAB I... 3 PENDAHULUAN... 3 A. Latar Belakang... 3 B. Fungsi

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER PEMBUKAAN

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya mahasiswa adalah pemuda-pemudi yang memiliki keyakinan kepada kebenaran dan telah

Lebih terperinci

GARIS BESAR HALUAN KERJA IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA PERIODE

GARIS BESAR HALUAN KERJA IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA PERIODE GARIS BESAR HALUAN KERJA PERIODE 2014-2015 BAB I PENDAHULUAN I. Pengertian Garis besar haluan kerja ikatan lembaga mahasiswa indonesia adalah pedoman organisasi dalam menentukan pola dan arah kerja untuk

Lebih terperinci

Dengan mengharap rahmat dan ridho Allah SWT, Perubahan Undang-Undang Unit Kegiatan Mahasiswa KM-POLSRI setelah :

Dengan mengharap rahmat dan ridho Allah SWT, Perubahan Undang-Undang Unit Kegiatan Mahasiswa KM-POLSRI setelah : KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA NOMOR :10/B/KET-MPM/SK/I/2016 Tentang REVISI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG UKM KELUARGA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. Research Study Club Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR. Research Study Club Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR Research Study Club Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Research Study Club dan selanjutnya disebut

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA DEWAN PENGURUS PUSART IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERSI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA DEWAN PENGURUS PUSART IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERSI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA DEWAN PENGURUS PUSART IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERSI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Arti dan lambang Lambang IKA IKOPIN mengacu pada lambang IKOPIN, dengan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI) ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI) Daftar isi ANGGARAN DASAR... 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA... 6 STRUKTUR ORGANISASI... 10 ANGGARAN DASAR

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN NOMOR : SKEP-03/IW PUSAT/IV/2004

SURAT KEPUTUSAN NOMOR : SKEP-03/IW PUSAT/IV/2004 + IKATAN WANITA BANK RAKYAT INDONESIA SURAT KEPUTUSAN NOMOR : SKEP-03/IW PUSAT/IV/2004 TENTANG PENGGABUNGAN/PENYEMPURNAAN ANGGARAN DASAR, ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PEDOMAN TATA KERJA IKATAN WANITA BANK

Lebih terperinci

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016.

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016. KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016 tentang PENETAPAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Lebih terperinci

AD/ART Organisasi FORMASA MALANG (Forum Mahasiswa Sasak Malang)

AD/ART Organisasi FORMASA MALANG (Forum Mahasiswa Sasak Malang) AD/ART Organisasi FORMASA MALANG (Forum Mahasiswa Sasak Malang) *Belum Disempurnakan ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA FORMASA MALANG (Forum Mahasiswa Sasak Malang) ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA

Lebih terperinci

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO NO.01 / TAP / SM FEB UNDIP / 2017 TENTANG TATA TERTIB SENAT MAHASISWA

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO NO.01 / TAP / SM FEB UNDIP / 2017 TENTANG TATA TERTIB SENAT MAHASISWA KETETAPAN SENAT MAHASISWA FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO NO.01 / TAP / SM FEB UNDIP / 2017 TENTANG TATA TERTIB SENAT MAHASISWA FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MUSYAWARAH UMUM MAHASISWA FAKULTAS (MUMF) 2015

KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MUSYAWARAH UMUM MAHASISWA FAKULTAS (MUMF) 2015 ANGGARAN RUMAH TANGGA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (ART KM FEB UB) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota KM FEB UB adalah Mahasiswa Aktif S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 20152015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci