FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDARHARJO SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDARHARJO SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI"

Transkripsi

1 FAKTORFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDARHARJO SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dengan Peminatan Manajemen Kesehatan MARDIAH NURMEI NISTI NIM.D PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2016

2 2016 Hak Cipta Skripsi Ada Pada Penulis ii

3 iii

4

5 PERNYATAN KEASLIAN SKRIPSI Saya bertanda tangan dibawah ini : Nama Pelaksana NIM Program Studi Fakultas Judul Tugas Akhir : Mardiah Nurmei Nisti : D : S1 Kesehatan Masyarakat : Kesehatan : FaktorFaktor yang Dengan Berhubungan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bandaharjo Semarang Tahun 2016 Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan apabila dikemudian hari ditemukan adanya bukti plagiat, dan / atau pemalsuan data maupun bentuk kecurangan lain, saya bersedia untuk menerima sanksi dari Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang menurut aturan yang berlaku. Semarang, 5 Agustus 2016 Mardiah Nurmei Nisti

6 PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama NIM Fakultas Program Studi : Mardiah Nurmei Nisti : D : Kesehatan : Kesehatan Masyarakat Demi mengembangkan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti NonEksklusif (Nonexlcusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul FaktorFaktor yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang Tahun 2016 Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti NonEksklusif ini Uniersitas Dian Nuswantoro berhak untuk menyimpan, mengcopy ulang (memperbanyak). Menggunakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti/pencipta dan nama pembimbing saya. Saya bersedia untuk menanggung segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Semarang, 5 Agustus2016 (Mardiah Nurmei Nisti) vi

7 HALAMAN PERSEMBAHAN ほんとうにありがとうおかあさんとおにいちんとおねえちゃんとこいちびです とってもすごいねえ みんなはさいこ (Ku ucapkan terimakasih teruntuk ibu, Kakakkakakku, serta Koichibi. Kalianlah yang terhebat) Terimakasih untuk Nila, Nining, Dan AFA みんなほうんとうにありがとうねえ vii

8 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : MARDIAH NURMEI NISTI Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 10 Mei 1992 Agama Alamat : Islam :Jl.Abdul Majid Gg. Langgar 05/05 Cipete Selatan Cilandank Jaksel Riwayat Pendidikan : 1. SD SWASTA YAPI MTS SWASTA PAINGAN SMA NEGERI 5 KARAWANG Diterima di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro Semarang tahun viii

9 PRAKATA Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunianya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul FaktorFaktor yang Berhubungan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang Tahun Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Edi Noersasongko. M.kom selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro. 2. Dr. dr. Sri Andarini Indraswari, M.kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 3. Kepala Puskesmas Bandarharjo dan beserta stafnya yang telah membantu memberikan data dan izin penelitian. 4. Dr. MGC Yuantari, M.kes selaku Ketua Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat. 5. Ibu Vilda Ana Veria S. M.gizi selaku pembimbing skripsi atas segala bimbingan, masukan, motivasi, dan bantuannya demi terselesaikannya skripsi ini. 6. Semua dosen dan staf Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman yang berharga. 7. Pihakpihak lain yang tidak dapat disebutkan satupersatu yang telah mendukung dan membantu dalam menyusun skripsi ini. ix

10 Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada peneliti. Dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, hal itu disebabkan keterbatasan peneliti. Sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk kesempurnaannya. Akhir kata peneliti berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Semarang, 5 Agustus 2016 Peneliti x

11 Program Studi S1 kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2016 ABSTRAK Mardiah Nurmei Nisti FAKTORFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDARHARJO SEMARANG TAHUN 2016 Xix + 75 hal + 32 tabel + 2 gambar + 4 lampiran ASI merupakan gizi yang paling sempurna dan penting untuk bayi. Di kota Semarang Puskesmas Bandarharjo merupakan salah satu Puskesmas dengan cakupan pemberian ASI Eksklusif rendah tiap tahunnya, pada tahun 2015 sebesar 33% saja. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktorfaktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif bayi usia 612 bulan pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dan pendekatan propotional sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 612 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang sebanyak 75 ibu. Hasil penelitian penunjukan bahwa 30,7% ibu memberikan ASI Eksklusif. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu (p=0,83), sikap (p=0,38), sedangkan ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan (p=0,00), psikologi (p=0,01), tenaga kesehatan (p=0,00), dukungan keluarga (p=0,00), promosi susu formula (p=0,00), dengan faktor inisiasi menyusui dini (p=0,00) dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang. Disarankan bagi bagi petugas untuk lebih persuasif dalam mengajak ibu untuk mengikuti pelayanan konseling laktasi untuk meningkatkan kesadaran ibu untuk memberikan ASI secara Eksklusif. Kata kunci : ASI Eksklusif, Puskesmas, bayi Kepustakaan : 32 pustaka, xi

12 UNDERGRADUATE PROGRAM OF PUBLIC HEALTH FACULTY OF HEALTH SCIENS DIAN NUSWANTORO UNIVERSITY SEMARANG 2016 ABSTRACT Mardiah Nurmei Nisti FACTORS ASSOCIATED TO EXCLUSIVE BREASTFEEDING IN WORK AREA OF BANDARHARJO PRIMARY HEALTH CARE SEMARANG YEAR 2016 Xix + 75 Pages + 32 Tables + 2 Figures + 4 Appendices Breastfeeding is the most perfect nutrition and important to babies. Bandarharjo primary health care is one of the health centers with low exclusive breastfeeding coverage each year, in 2015 that was only 33%. The purpose of this study was to analyze factors associated to exclusive breastfeeding in the working area Bandarharjo Semarang Primary health care semarang. The study was the study was quantitative research methods and approaches of the proportional sampling. The population in this study was all mothers with babies aged 612 months of Bandarharjo primary health care Semarang by 75 mothers. The results of the study showed that 30.7% of mothers breastfeed exclusively. There was no significant relationship between mother knowledge (p = 0.83), attitude (p = 0.38), whereas no significant relationship between work (p = 0.00), psychology (p = 0.01), energy health (p = 0.00), family support (p = 0.00), promotion of infant formula (p = 0.00), by a factor of early initiation of breastfeeding (p = 0.00) with exclusive breastfeeding in PHC Bandarharjo Semarang. It is advisable for the officers to be more persuasive in urging mothers to follow lactation counseling services to raise awareness of mothers to breastfeed exclusively. Keywords : Exclusive breastfeeding, Primary Health Care, baby Bibliography : 32 libraries, xii

13 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN HAK CIPTA... HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR... HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR RIWAYAT HIDUP... PRAKATA... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi vii viii xi xii xiii xvi xvii xviii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 6 E. Keaslian Penelitian... 6 F. Lingkup Penelitian... 8 xiii

14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 9 A. Air Susu Ibu... 9 B. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif C. Kebijakan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif D. Peran Pemerintah Dalam Meningkatkan Pemberian ASI E. Strategi Peningkatan Cakupan ASI Ekslusif F. Puskesmas G. Faktor Faktor Perilaku Kesehatan Menurut Lawrence Green H. Kerangka Teori BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep B. Hipotesis C. Jenis Penelitian D. Variabel Penelitian E. Populasi dan Sampel F. Pengumpulan Data G. Pengolahan Data H. Analisis Dsta BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Puskesmas Bandarharjo B. Karakteristik Responden C. Analisis Univariat D. Analisis Bivariat E. Ringkasan Hasil Uji Bivariat xiv

15 BAB V PEMBAHASAN A. Keterbatasan Penelitian B. Pembahasan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA xv

16 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Tabel Keaslian Penelitian... 6 Tabel 3.1 Definisi Operasional Tabel 3.2 Validitas Kuesioner Pengetahuan Tabel 3.3. Validitas Kuesioner Sikap Tabel 3.4 Validitas Kuesioner Psikologis Ibu Tabel 3.5 Validitas Kuesioner Tenaga Kesehatan Tabel 3.6 Validitas Kuesioner Dukungan Keluarga Tabel 3.7 Validitas Kuesioner Promosi Susu Formula Tabel 3.8 Validitas Kuesioner Inisiasi Menyusui Dini Tabel 3.9 Reliabilitas Kuesioner Variabel Bebas Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Menurut Umur Ibu Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Menurut Pendidikan Ibu Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Menurut Pekerjaan Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Menurut Bayi Dalam Bulan Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Menurut Jenis Kelamin Bayi Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Menurut Psikologis Responden Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Menurut Pengetahuan Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Menurut Sikap Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Sikap Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Menurut Tenaga Kesehatan xvi

17 Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Menurut Dukungan Keluarga Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Menurut Iklan Susus Formula Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4.16 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4.17 Hubungan Antara Sikap Dengan Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4.18 Hubungan Antara Pekerjaan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4.19 Hubungan Antara Psikologis Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4.20 Hubungan Antara Tenaga Kesehatan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4.21 Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4.22 Hubungan Antara Promosi Susu Formula Dengan Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4.23 Hubungan Antara Antara IMD Dengan Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4.24 Ringkasan Hasil Uji ChiSquare Antara Variabel Bebas Dan Variabel Terikat xvii

18 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori Lawrence Health Promotion Planning and Educational and Environment Approach dan modifikasinya Gambar 3.1 Kerangka Konsep xviii

19 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Kuesioner Penelitian Data Lengkap Hasil Penelitian Dokumentasi Penelitian xix

20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI merupakan satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan. (1) Di Negaranegara berkembang malnutrisi merupakan masalah kesehatan. Hampir 800 juta orang dengan sebagian besar dari negaranegara berkembang. Proporsinya 70% di Asia, 26% di Afrika dan 4% di Amerika Latin dan Caribbean. Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan mampu untuk menghasilkan air susu ibu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan. Kementerian Kesehatan RI menargetkan cakupan ASI eksklusif 6 bulan sebesar 80%. Demikian sangat sulit untuk dicapai bahkan tren prevalensi ASI eksklusif masih jauh dari target (1)(2). Kebijakan pemerintah menurunkan angka kematian bayi di Indonesia adalah meningkatkan pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif, yang diatur di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Menyusui eksklusif selama enam bulan serta tetap memberikan ASI sampai 6 bulan, dapat menurunkan kematian balita sekitar 13%. Sekitar 16% kematian neonatal dapat dicegah apabila bayi disusui sejak hari pertama kelahiran dan bayi yang menyusu dalam satu 1

21 2 jam pertama dapat menurunkan risiko kematian sekitar 22%. Namun angka cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia berfluktuasi cenderung menurun (2). Cakupan keberhasilan pemberian ASI secara ekskusif di Jawa tengah tahun 2014 masih rendah. Kendala informasi menjadi faktor pertama penyebabnya. Informasi pentingnya ASI ekslusif belum tersampaikan pada masyarakat utamanya di wilayah pedesaan. Informasi ratarata bisa diterima melalui komunitas dan media sosial. Capaian pemberian ASI ekslusif di Jateng dari 57,6 persen dari jumlah ibu menyusui (3). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang tahun 2011 cakupan ASI Eksklusif di Kota Semarang tahun 2011 yaitu 14,09% terjadi peningkatan sebesar 7,83% dibandingkan pada tahun 2010 yaitu 7,26%, tetapi pada kenyataannya masih banyak bayi usia 06 bulan yang tidak diberi ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan (26). Karena ketersediaan data ini dan sebelumnya telah melakukan program magang serta sosialisasi tentang pentingnya pemberian ASI di Puskesmas Bandarharjo akhirnya peneliti melakukan penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo. Dilihat dari cakupan pemberian ASI Eksklusif tahun 2015 pada bayi usia 06 hannya 5 bayi perempuan dan 3 bayi lakilaki dengan total 8 bayi dari 24 bayi yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo. Dari ke 4 (empat) kelurahan yang ada. Masih banyak ibu tidak memberikan ASI Eksklusif ditambah dengan permasalahan kesehatan yang kompleks dan letak geografis lingkungan tempat tinggal. Target Puskesmas untuk program ASI Eksklusif adalah 80% dengan realisasi hanya 33% saja. (4)

22 3 Ada banyak kendala dalam pencapaian target untuk cakupan ASI Eksklusif tidak hannya kendala dari Puskesmas saja juga dari masyarakat khususnya pengetahuan ibu menyusui dan juga ditambah faktorfaktor lingkungan tempat tinggal. Dilihat dari banyaknya faktofaktor yang ada maka dilakukanlah uji hubungan pada setiap faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif. Di harapkan dapat diketahui hubungan yang memberi dampak besar untuk peningkatan pemberian ASI Eksklusif oleh ibu dan juga bagi pencapaian target untuk wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo. (4) Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktorfaktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif. Banyaknya faktor yang menjadi pengaruh gagalnya pemberian ASI Eksklusif pada penelitian yang dijadikan referensi membuat peneliti hanya mengambil hal hal yang dianggap penting. Diantaranya adalah, pengetahuan, sikap, pekerjaan, dukungan keluarga, promosi susu formula, inisiasi menyusui dini dan tenaga kesehatan. Pengambilan variabel tersebut untuk dilakukan pengujian hubungan dengan pemberian ASI Eksklusif. Sebagaimana dieperkuat oleh penalitian sebelumnya menyatakan bahwa Lebih dari separuh responden (66,0%) memiliki pengetahuan yang cukup tentang ASI Eksklusif. Separuh dari responden (50,9%) merupakan ibu pekerja. Lebih dari separuh responden (52,8%) memiliki sikap yang positif tentang ASI Eksklusif. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap ibu menyusukan tentang ASI Eksklusif (p= 0,000). Terdapat

23 4 hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan sikap ibu menyusui tentang ASI Eksklusif (p= 0,013). (5) B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Faktorfaktor apakah yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Bandarharjo kota Semarang tahun 2016? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis faktorfaktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo kota Semarang tahun Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan karakteristik responden meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan. b. Mendeskripsikan hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif. c. Mendeskripsikan hubungan sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif. d. Mendeskripsikan hubungan psikologis ibu dengan pemberian ASI Eksklusif. e. Mendeskripsikan hubungan tenaga kesehatan dengan pemberian ASI Eksklusif. f. Mendeskripsikan hubungan dukungan keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif.

24 5 g. Mendeskripsikan hubungan promosi susu formula dengan pemberian ASI Eksklusif h. Mendeskripsikan hubungan inisiasi menyusui dini dengan pemberian ASI Eksklusif. i. Menganalisis karakteristik responden yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif j. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif. k. Menganalisis hubungan sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif. l. Menganalisis hubungan psikologis ibu dengan pemberian ASI Eksklusif. m. Menganalisis hubungan tenaga kesehatan dengan pemberian ASI Eksklusif n. Menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif. o. Menganalisis hubungan promosi susu formula dengan pemberian ASI Eksklusif p. Menganalisis hubungan inisiasi menyusui dini dengan pemberian ASI Eksklusif. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Sebagai sarana untuk memperluas dan memperdalam wawasan, serta mendapatkan pengalaman. 2. Bagi Institusi Pendidikan

25 6 Sebagai masukan dalam perkembangan keilmuan kesehatan masyarakat khususnya peminatan manajemen kesehatan. 3. Bagi Masyarakat Sebagai informasi tambahan kepada ibu hamil dan menyusui tentang pentingnya pemeberian ASI Eksklusif pada bayi. E. Keaslian Penelitian Tabel 1. 1 Tabel Keaslian Penelitian Nama Judul Jenis Penelitian Hasil Ratna Novita sari, 2011 Kristin Setyawati, 2012 Khrist Gafriel Josefa, 2011 Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Ibu Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Kendal Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang ASI Eksklusif Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang FaktorFaktor ang yang Mempengaruhi Perilaku Pemberian ASI pada Ibu di Wilayah kerja Puskesmas Manyaran Kecamatan Semarang Barat Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian Studi Deskriptif korelasi melalui metode pendekatan cross sectional study. Penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional study metode pengambilan sampel dengan purposive sampling. Desain penelitian ini adalah studi cross sectional yang dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. purposive sampling. Hasil penelitian diperoleh ada hubungan pengetahuan dengan praktik pemberian ASI di Puskesmas Kendal Kab.Kendal. Hasil penelitian terdapat hubungan antara pengetahuan tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI Eksklusif. Hasil penelitian yang diperoleh Tempat persalinan, status pekerjaan dan pengetahuan ibu tidak memiliki hubungan bermakna dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.

26 7 Tabel 1. 1 Tabel Keaslian Penelitian (lanjutan) Nama Judul Jenis Penelitian Hasil Yarani Kriselly, 2012 Studi kualitatif terhadap cakupan ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kereng Pangi Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah Metode kualitatif dengan wawancara mendalam dan FGD (Focus Group Discussion) Pengetahuan tentang ASI Eksklusif masih kurang, budaya memberikan makanan dan minuman selain ASI kepada bayi yang baru lahir masih sangat tinggi, penyuluhan tentang ASI Eksklusif belum dilakukan oleh petugas kesehatan, dukungan keluarga terutama suami masih belum ada kepada ibu yang menyusui Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian pertama, kedua dan keempat adalah terletak pada variabel bebas, perbedaan lingkup lokasi, lingkup judul dan tahun dilakukannya penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif saja. Sedangkan perbedaan terhadap penelitian ketiga adalah pada variabel tempat persalinan dan perilaku. F. Lingkup Penelitian 1. Lingkup Keilmuan Untuk memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu kesehatan masyarakat, khususnya Manajemen Kesehatan tentang pengetahuan ibu menyusui.

27 8 2. Lingkup Materi Materi dibatasi pada pengetahuan, sikap ibu menyusui, motiasi lingkungan sekitar dan peran kader dalam promosi pemberian ASI Eksklusif. 3. Lingkup Lokasi Lokasi penelitian ini adalah Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang. 4. Lingkup Metode Metode yang digunakan yaitu survei dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. 5. Lingkup Sasaran Sasaran penelitian adalah ibu menyusui yang memiliki bayi usia 612 bulan karena ibu telah melewati masa pemberian ASI Eksklusif sehingga dapat diteliti. 6. Lingkup Waktu Pelaksanaan penelitian ini pada bulan Februari Agustus tahun 2016

28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu 1. Definisi Air Susu Ibu Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan air susu hasil sekresi dari payudara setelah ibu melahirkan. ASI merupakan makanan yang fleksibel dan mudah didapat, siap diminum tanpa persiapan khusus dengan temperatur yang sesuai dengan bayi, susunya segar dan bebas dari kontaminasi bakteri sehingga mengurangi resiko gangguan gastrointestinal. Selain itu, ASI memiliki kandungan zat gizi yang lengkap dan sempurna untuk keperluan bayi. Halhal tersebut menjadikan ASI sebagai satusatunya makanan terbaik dan paling cocok untuk bayi (6).(7). 2. Komposisi Gizi dalam Air Susu Ibu Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam menurut waktunya (7). a. Kolostrum Kolostrum adalah cairan yang dikeluarkan oleh payudara di hari hari pertama kelahiran bayi, kolostrum lebih kental bewarna kekuningkuningan, karena banyak mengandung komposisi lemak dan selsel hidup. Kolostrum juga mengandung mengandung zatzat gizi yang pas untuk bayi antara lain protein 8,5%, lemak 2,5%, sedikit karbohidrat 3,5%, garam dan mineral 0,4%, air 85,1 %, antibodi serta kandungan imunoglobulin lebih tinggi jika dibandingkan dengan ASI matur yang mengakibatkan bayi tidak 10

29 11 mudah terserang diare. Sekresi kolostrum hanya berlangsung sekitar 5 hari, diakibatkan oleh hilangnya estrogen dan progesteron oleh plasenta yang tibatiba menyebabkan laktogenik prolaktin memegang peranan tiba tiba dalam memproduksi air susu. Kemudian, kelenjar payudara mulai progresif menyekresikan air susu dalam jumlah yang besar. Manfaat besar dari kolostrum masih banyak tidak diketahui oleh ibuibu setelah melahirkan, sehingga mereka masih ragu untuk melakukan inisiasi dini. Kebanyakan mereka takut memberikan kolostrum karena kepercayaan yang menganggap kolostrum sebagai ASI basi atau ASI kotor sehingga harus dibuang. Padahal manfaat kolostrum tersebut sudah seringkali diberitakan melalui media, ataupun melalui penyuluhan. b. ASI Masa Transisi ASI masa transisi terjadi pada hari ke4 sampai hari ke10, dimana pengeluaran ASI oleh payudara sudah mulai stabil. Pada masa ini, terjadi peningkatan hidrat arang dan volume ASI, serta adanya penurunan komposisi protein. Akibat adanya penurunan komposisi protein ini diharapkan ibu menambahkan protein dalam asupan makanannnya. c. ASI Matur ASI matur disekresi dari hari ke10 sampai seterusnya. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi,tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi. Setelah melewatri masa transisi kemudian menjadi ASI matur maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.komponen laktosa (karbohidrat) adalah kandungan

30 12 utama dalam ASI sebagai sumber energi untuk otak. Konsentrasi laktosa pada air susu manusia kirakira 50% lebih banyak jika dibandingkan dengan kadar aktosa dalam susu sapi. Walaupun demikian, angka kejadian diare karena intoleransi laktosa jarang ditemukan pada bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik jika dibandingkan dengan laktosa yang terdapat pada susu sapi. Namun sebaliknya, kandungan protein yang terdapat pada susu sapi biasanya dua kali lebih besar jika dibandingkan dengan protein pada ASI. Protein dalam susu terbagi menjadi protein wheydan casein. Protein whey banyak terdapat pada ASI, sifatnya lebih mudah diserap oleh usus bayi. Sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein casein dengan presentase kirakira 80% yang sulit dicerna olehh usus bayi. Kadar lemak omega 3 dan omega 6 berperan dalam perkembangan otak bayi. Disamping itu terdapat asam lemak rantai panjang diantaranya asam Dokosaheksonik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang penting bagi perkembangan jaringan syaraf serta retina mata. Jika kekurangan asam lemak omega3 berpotensi menimbulkan gangguan syaraf dan penglihatan. Kadar lemak baik tersebut lebih banyak ditemukan pada ASI dibanding susu sapi. Bayi yang mendapatkan ASI tidak akan kekurangan asam linolenat karena 69% kandungan energi total ASI adalah asam linolenat.

31 13 3. Manfaat Air Susu Ibu Manfaat ASI sangat banyak sekali diantaranya yaitu: (7),(8),(9) a. Membantu mencegah konstipasi/sembelit ASI sangat mudah dicerna oleh tubuh bayi dan membantu mencegah pup yang keras akibat kekurangan cairan pada tubuh bayi. b. Mengurangi resiko kegemukan dan diabetes ASI dapat mengurangi resiko anak mengalami kegemukan atau obesitas serta diabetes tipe 2 di kemudian hari. c. Mengurangi resiko berbagai infeksi Manfaat menyusui lainnya adalah mengurangi resiko bayi terkena berbagai infeksi, misalnya infeksi pada kuping, pernafasan, dan pencernaan. d. Membantu mencegah alergi dan asma Daya tahan tubuh bayi yang diciptakan oleh ASI membantu mencegah alergi dan asma. e. Membantu mencegah SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) Kematian mendadak pada bayi atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) kadang terjadi pada bayi berusia di bawah 1 tahun. Penyebab kematiannya tidak jelas, cacat biologis membuat bayi rentan selama periode kritis. Dalam pengembangannya terhadap beberapa pengalaman yang memicu SIDS, seperti terkena asap rokok, terkena kafein saat prenatal atau tidur dengan posisi tengkurap. Pemberian ASI secara eksklusif dapat membantu mencegah terjadinya SIDS.

32 14 f. Membantu mencegah kerusakan gigi ASI lebih baik dari susu formula yang pada umumnya mengandung gula, sehingga membantu mencegah kerusakan gigi. g. Bayi lebih cerdas Menurut penelitian, bayi yang meminum ASI secara rutin selama minimal 6 bulan pada umumnya lebih cerdas karena memiliki perkembangan otak yang baik. h. Menciptakan kedekatan dan ikatan antara ibu dan bayi Menyusui bayi akan meningkatkan kedekatan ibu dan bayi, terutama bila dilakukan dengan skin to skin contact. Metode ini umumnya diterapkan pada bayi yang baru lahir, di mana kulit bayi dan ibu disengaja bersentuhan secara langsung supaya ikatan emosional tersebut tercipta. i. Membantu rahim kembali ke ukuran normal Secara alami pemberian ASI membantu mengembalikan kondisi hormon ibu ke kondisi awal, sehingga mempercepat rahim kembali ke ukuran normal setelah melahirkan. j. Membantu tubuh mengontrol pendarahan Berkaitan dengan hormon, manfaat menyusui lainnya adalah membantu tubuh ibu dalam mengontrol pendarahan setelah melahirkan. k. Mengurangi resiko kanker payudara dan rahim Pemberian ASI dapat mencegah resiko ibu terkena kanker payudara dan kanker rahim di kemudian hari.

33 15 l. Membantu diet setelah melahirkan Selain mengembalikan kondisi hormon ibu, menyusui akan menghabiskan kalori yang cukup banyak, sehingga membantu diet ibu setelah melahirkan. m. Mengurangi biaya pembelian susu formula Dari sisi ekonomis, ASI tidak membutuhkan biaya dan dapat membantu penghematan keuangan keluarga dengan manfaat yang besar. n. Hemat waktu Menyusui dengan ASI tidak membutuhkan persiapan dan selalu tersedia dalam kondisi segar serta terbaik untuk bayi. B. Faktorfaktor yang mempengaruhui keberhasilan pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI esklusif selama enam bulan pada kenyataannya tidak sesederhana yang dibayangkan. Berbagai kendala dapat timbul dalam upaya memberikan ASI esklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Faktorfaktor yang dapat mempengaruhi kegagalan pemberian ASI eksklusif, bisa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. (10),(11) 1. Faktor Internal, yaitu faktorfaktor yang terdapat di dalam diri individu itu sendiri meliputi : a. Faktor Pendidikan Makin tinggi pendidikan seseorang, maka makin mudah untuk menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan

34 16 menghambat sikap terhadap nilainilai yang baru diperkenalkan, termasuk mengenai ASI Ekslusif. b. Faktor Pengetahuan Pengetahuan yang rendah tentang manfaat dan tujuan pemberian ASI Eksklusif bisa menjadi penyebab gagalnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Kemungkinan pada saat pemeriksaan kehamilan (Ante Natal Care), mereka tidak memperoleh penyuluhan intensif tentang ASI Eksklusif, kandungan dan manfaat ASI, teknik menyusui, dan kerugian jika tidak memberikan ASI Eksklusif. c. Faktor Sikap/Perilaku Sikap yang positif mengenai ASI dan menyusui dapat meningkatkan keberhasilan pemberian ASI secara esklusif. (1) d. Faktor Psikologis 1). Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita (estetika). Adanya anggapan para ibu bahwa menyusui akan merusak penampilan, dan khawatir dengan menyusui akan tampak menjadi tua. 2). Tekanan batin. Ada sebagian kecil ibu mengalami tekanan batin di saat menyusui bayi sehingga dapat mendesak si ibu untuk mengurangi frekuensi dan lama menyusui bayinya, bahkan mengurangi menyusui. 3). Emosional

35 17 Faktor emosi mampu mempengaruhi produksi air susu ibu. Aktifitas sekresi kelenjarkelenjar susu itu senantiasa berubahubah oleh pengaruh psikis/kejiwaan yang dialami oleh ibu. Perasaan ibu dapat menghambat /meningkatkan pengeluaran oksitosin. Perasaan takut, gelisah, marah, sedih, cemas, kesal, malu atau nyeri hebat akan mempengaruhi refleks oksitosin, yang akhirnya menekan pengeluaran ASI. Sebaliknya, perasaan ibu yang berbahagia, senang, perasaan menyayangi bayi; memeluk, mencium, dan mendengar bayinya yang menangis, perasaan bangga menyusui bayinya akan meningkatkan pengeluaran ASI. 2. Faktor Ekternal, yaitu faktorfaktor yang dipengaruhi oleh lingkungan, maupun dari luar individu itu sendiri, meliputi: (11),(12),(13) a. Faktor Peranan Keluarga Dari semua dukungan bagi ibu menyusui dukungan sang ayah adalah dukungan yang paling berati bagi ibu. Ayah dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI khususnya ASI eksklusif dengan cara memberikan dukungan secara emosional dan bantuanbantuan yang praktis. Untuk membesarkan seorang bayi, masih banyak yang dibutuhkan selain menyusui seperti menyendawakan bayi, menggendong dan menenangkan bayi yang gelisah, mengganti popok, memandikan bayi, membawa bayi jalanjalan di taman, memberikan ASI perah, dan memijat bayi. Kecuali menyusui semua tugas tadi dapat dikerjakan oleh ayah.

36 18 Dukungan ayah sangat penting dalam suksesnya menyusui, terutama untuk ASI eksklusif. Dukungan emosional suami sangat berarti dalam menghadapi tekanan luar yang meragukan perlunya ASI. Ayahlah yang menjadi benteng pertama saat ibu mendapat godaan yang datang dari keluarga terdekat, orangtua atau mertua. Ayah yang berperan mendukung ibu agar menyusui sering disebut breastfeeding father. Pada dasarnya seribu ibu menyusui mungkin tidak lebih dari sepuluh orang diantaranya tidak dapat menyusui bayinya karena alasan fisiologis. Jadi, sebagian besar ibu dapat menyusui dengan baik. Hanya saja ketaatan mereka untuk menyusui ekslusif 46 bulan dan dilanjutkan hingga dua tahun yang mungkin tidak dapat dipenuhi secara menyeluruh. Itulah sebabnya dorongan ayah dan kerabat lain diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan diri ibu akan kemampuan menyusui secara sempurna. b. Perubahan sosial budaya 1). Ibuibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya. Khusus pada ibuibu yang bekerja, dengan singkatnya masa cuti hamil dan melahirkan bahkan sebelum pemberian ASI Eksklusif berakhir, ibu sudah harus kembali bekerja meninggalkan bayinya. Keadaan ini juga mengganggu pemberian ASI Eksklusif. Pekerjaan terkadang mempengaruhi keterlambatan ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif. Secara teknis hal itu dikarenakan kesibukan ibu sehingga tidak cukup untuk memperhatikan kebutuhan ASI. Pada hakekatnya pekerjaan tidak

37 19 boleh menjadi alasan ibu untuk berhenti memberikan ASI secara eksklusif. Untuk menyiasati pekerjaan maka selama ibu tidak dirumah, bayi mendapatkan ASI perah yang telah diperoleh satu hari sebelumnya. 2). Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol. Persepsi masyarakat akan gaya hidup mewah, membawa dampak terhadap kesediaan ibu untuk menyusui. Bahkan adanya pandangan bagi kalangan tertentu, bahwa susu botol sangat cocok buat bayi dan merupakan makanan yang terbaik. Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup yang selalu berkeinginan untuk meniru orang lain, atau prestise. 3). Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya. Budaya modern dan perilaku masyarakat yang meniru negara barat, mendesak para ibu untuk segera menyapih anaknya dan memilih air susu buatan sebagai jalan keluarnya. c. Faktor kurangnya petugas kesehatan Kurangnya petugas kesehatan didalam memberikan informasi kesehatan, menyebabkan masyarakat kurang mendapatkan informasi atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai manfaat dan cara pemanfaatannya. d. Meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI. Peningkatan sarana komunikasi dan transportasi yang memudahkan periklanan distribusi susu buatan menimbulkan

38 20 pergeseran perilaku dari pemberian ASI ke pemberian Susu formula baik di desa maupun perkotaan. Distibusi, iklan dan promosi susu buatan berlangsung terus, dan bahkan meningkat tidak hanya di televisi, radio dan surat kabar melainkan juga ditempattempat praktek swasta dan klinikklinik kesehatan masyarakat di Indonesia. Iklan menyesatkan yang mempromosikan bahwa susu suatu pabrik sama baiknya dengan ASI, sering dapat menggoyahkan keyakinan ibu, sehingga tertarik untuk coba menggunakan susu instan itu sebagai makanan bayi. Semakin cepat memberi tambahan susu pada bayi, menyebabkan daya hisap berkurang, karena bayi mudah merasa kenyang, maka bayi akan malas menghisap putting susu, dan akibatnya produksi prolactin dan oksitosin akan berkurang. e. Pemberian informasi yang salah Pemberian informasi yang salah, justru datangnya dari petugas kesehatan sendiri yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu kaleng. Penyediaan susu bubuk di Puskesmas disertai pandangan untuk meningkatkan gizi bayi, seringkali menyebabkan salah arah dan meningkatkan pemberian susu botol. Promosi ASI yang efektif haruslah dimulai pada profesi kedokteran, meliputi pendidikan di sekolahsekolah kedokteran yang menekankan pentingnya ASI dan nilai ASI pada umur 2 tahun atau lebih.

39 21 f. Pengelolaan laktasi di ruang bersalin Untuk menunjang keberhasilan laktasi, bayi hendaknya disusui segera atau sedini mungkin setelah lahir. Namun tidak semua persalinan berjalan normal dan tidak semua dapat dilaksanakan menyusui dini. IMD disebut early initation atau permulaan menyusu dini, yaitu bayi mulai menyusui sendiri segera setelah lahir. Keberhasilan praktik IMD, dapat membantu agar proses pemberian ASI eksklusif berhasil, sebaliknya jika IMD gagal dilakukan, akan menjadi penyebab pula terhadap gagalnya pemberian ASI Eksklusif. g. Faktorfaktor lain Ada keadaan yang tidak memungkinkan ibu untuk menyusui bayinya walaupun produksinya cukup, seperti (12) : 1). Berhubungan dengan kesehatan seperti adanya penyakit yang diderita sehingga dilarang oleh dokter untuk menyusui, yang dianggap baik untuk kepentingan ibu (seperti: gagal jantung, Hb rendah). 2). Masih seringnya dijumpai di rumah sakit (rumah sakit bersalin) pada hari pertama kelahiran oleh perawat atau tenaga kesehatan lainnya, walaupun sebagian besar daripada ibuibu yang melahirkan di kamar mereka sendiri, hampir setengah dari bayi mereka diberi susu buatan atau larutan glukosa. C. Kebijakan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015, menurunkan angka

40 22 kematian anak balita dua pertiga dari 68 menjadi 23 per kelahiran hidup. Namun, sampai tahun 2007, angka kematian bayi di Indonesia adalah 34 per kelahiran hidup. angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia berfluktuasi dan cenderung menurun. Salah satu penyebab pemberian ASI eksklusif di Indonesia yang rendah adalah fasilitasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang kurang optimal. Kebijakan ASI eksklusif belum lengkap dan komprehensif dan IMD belum secara eksplisit masuk dalam kebijakan. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai enam bulan pada tahun 2010 adalah 15,3%. Padahal, sasaran Pembinaan Gizi Masyarakat berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, tahun , adalah 80% bayi usia 06 bulan mendapatkan ASI eksklusif. Dalam Kepmenkes RI nomor 369/Menkes/SK/III/2007, konselor ASI adalah orang yang telah mengikuti pelatihan konseling menyusui dengan modul pelatihan standar WHO/UNICEF 40 jam. Sejak tahun 2007 sampai awal tahun 2013 (13),(14). Peraturan Pemerintah Indonesia nomor 33 Tahun 2012 menyatakan pemberian ASI eksklusif adalah wajib, kecuali dalam 3 kondisi, yaitu Ibu tidak ada, indikasi medis tidak mungkin dilaksanakan karena terdapat kelainan atau penyakit, baik pada ibu maupun dari bayinya, karena ibu dan bayi terpisah. Keberhasilan implementasi kebijakan ditentukan oleh banyak faktor yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Berbagai faktor yang diduga memengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan adalah komunikasi, ketersediaan sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi (15),(16).

41 23 D. Peran Pemerintah dalam Meningkatkan Pemberian ASI Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif dengan berbagai cara. Menerbitkan peraturan dan perundangundangan mengenai pemberian ASI eksklusif pun sudah dilakukan. Kepmenkes RI No.450/MENKES/IV/2004, merupakan salah satu upaya kementrian kesehatan dalam rangka meningkatkan pemberian ASI eksklusif, dalam undangundang ini diatur agar semua tenaga kesehatan yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan agar menginformasikan kepada semua Ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI Eksklusif. Dalam Keputusan Mentri Kesehatan ini diputuskan Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM). Strategi untuk pemberian ASI pada pekerja wanita. Isi strategi tersebut adalah: (16),(17),(18) 1. Sarana Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai kebijakan Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PPASI) tertulis yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas. 2. Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan keterampilan untuk menerapkan kebijakan. 3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 tahun termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui. 4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan, yang dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu mendapat operasi Caesar, bayi disusui setelah 30 menit ibu sadar.

42 24 5. Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis. 6. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pihak manajemen untuk meningkatkan status kesehatan ibu pekerja dan bayinya. 7. Memantapkan tanggung jawab dan kerjasama dengan berbagai instansi pemerintah yang terkait, asosiasi pengusaha, serikat pekerja, LSM dalam program pemberian ASI di tempat kerja dan meningkatkan produktivitas kerja 8. Mengupayakan agar setiap petugas dan sarana pelayanan kesehatan di tempat kerja mendukung perilaku menyusui yang optimal melalui penerapan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui yang merupakan standar internasional. 9. Mengupayakan fasilitas yang mendukung PPASI bagi ibu yang menyusui di tempat kerja dengan : a. Menyediakan sarana ruang memerah ASI b. Menyediakan perlengkapan untuk memerah dan menyimpan ASI. c. Menyediakan materi penyuluhan ASI d. Memberikan penyuluhan 10. Mengembangkan dan memantapkan pelaksanaan ASI eksklusif bagi pekerja wanita melalui pembinaan dan dukungan penuh dari pihak pengusaha.

43 25 E. Strategi Peningkatan Cakupan ASI Eksklusif a. Konselor ASI Konselor ASI di fasilitas pelayanan kesehatan dapat meningkatkan keberhasilan pemberian ASI. Konselor ASI adalah tenaga terlatih yang memiliki sertifikat pelatihan konseling menyusui. Kementerian kesehatan mengupayakan agar setiap pelayanan kesehatan terutama di Puskesmas dan RS tersedia konselor ASI sehingga dapatmembantu para ibu yang memiliki kendala memberikan ASI. (19),(20),(21) b. Fasilitas Laktasi Penyediaan fasilitas khusus laktasi di tempat kerja dan tempat sarana umum diatur dalam UU No.36/2009 tentang kesehatan Pasal 128 ayat 2. Didukung oleh Undangundang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 83 menyebutkan bahwa pekerja perempuan yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilaksanakan selama waktu kerja. atau menyediakan ruang dan sarana prasarana untuk memerah ASI dan menyimpan ASI ditempat kerja, agar ibu selama bekerja tetap dapat memerah ASI ntuk selanjutnya dibawa pulang setelah selesai bekerja. (19),(20),(21) c. Penegakan Peraturan Pemasaran Susu Formula Bayi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 39 Th 2013 tentang susu formula bayi. Dalam Permenkes tersebut susu formula bayi hanya dapat diiklankan produsen melalui media cetak khusus kesehatan. Materi iklan harus terdapat keterangan bahwa susu formula bayi hanya

44 26 diberikan atas keadaan tertentu sesuai pasal 6 serta keterangan bahwa ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. (19),(20),(21) d. Peran dari Tenaga Kesehatan Tujuan nasional adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas agar dapat melanjutkan perjuangan pembangunan nasional untuk menuju keluarga yang sejahtera, adil, dan makmur. Dalam rangka sumber daya manusia yang handal pemerintah indonesia melaksanakan berbagai program diantaranya adalah pemenuhan gizi bagi bayi yang baru lahir dengan program pemberian ASI Eksklusif. (18),(27) Petugas kesehatan termasuk bidan memegang peran penting dalam berjalannya program ASI Eksklusif. Kurangnya tenaga kesehatan dalam mendukung ASI Eksklusif merupakan penyebab utama penurunan pemberian ASI Eksklusif. Pemberian ASI setelah bayi lahir merupakan titik awal yang penting apakah bayi nanti akan cukup mendapatkan ASI atau tidak. Bayi yang disusui selama 30 menit pertama setelah lahir akan memungkinkan untuk tidak memberikan makanan prelaktal pada bayi sebaiknya 30 menit pertama tenaga kesehatan harus berada disamping ibu bayi karena hal ini sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. (16),(27) F. Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (16).

45 27 1. Tugas Puskesmas Melaksanakan pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. 2. Fungsi Puskesmas Puskesmas harus berperan sebagai motor penggerak serta motivator bagi terselenggaranya pembangunan yang mengacu dan berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan sebagai faktor pertimbangan utama, sehingga pembangunan yang dilaksanakan di wilayah kecamatan akan berdampak positif bagi lingkungan sehat dan perilaku sehat, yang akan bermuara pada peningkatan kesehatan masyarakat. Upaya fasilitasi non instruktif guna peningkatan pengetahuan keluarga dan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah dan mrlakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas sektoral maupun LSM, swasta serta tokoh masyarakat. pelayanan kesehatan yang mutlak perlu yang sangat dibutuhkan sebagian besar masyarakat, serta mempunyai nilai strategis untuk meningkat derajat kesehatan masyarakat, dilaksanakan secara holistik, terpadu dan berkesinambungan. Kegiatan ini terdiri dari program kesehatan dasar, yang harus dilaksanakan oleh seluruh Puskesmas, dan program kesehatan pengembangan. 3. Tujuan Puskesmas Tujuan pelayanan kesehatan diantaranya meliputi : a. Promotif (memlihara dan meningkatkan kesehatan)

46 28 b. Preventif (pencegahan terhadaporang yang beresiko terhadap penyakit) c. Kuratif (penyembuhan penyakit) d. Rehabilitatif (pemulihan) G. FaktorFaktor Perilaku Kesehatan Menurut Lawrence Green Faktor ini merupakan cakupan dari pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan terhadap halhal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya (22). Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dimulai sejak janin dalam kandungan, masa bayi, balita, anakanak sampai dewasa. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa dan tidak hannya SDM petugas kesehatan semata (20),(27). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Keberhasilan implementasi kebijakan ditentukan oleh banyak faktor yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Berbagai faktor yang diduga memengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan adalah komunikasi, ketersediaan sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Tidak hannya peran pemerintah semata dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia namun akan lebih baik diawali dari dalam masyarakat kecil yaitu keluarga. H. Kerangka Teori Dari banyaknya teori perubahan perilaku, dalam penelitian ini menggunakan kerangka teori Lawrence Green menjelaskan bahwa

47 29 perilaku dipengaruhi oleh faktor pemungkin, pemudah, dan penguat. Dari penjelasan dapat digambarkan sebagai berikut. Variabel Independent Variabel Dependent Faktor Pemudah/predisposisi 1. Pengetahuan 2. Sikap 3. Kepercayaan 4. Nilai : Psikologis 5. Variabel demografik : jenis kelamin, umur, pekerjaan, dll Faktor Pemungkin/enabling 1. Kesedian sumber daya kesehatan 2. Aksesbilitas sumber daya kesehatan 3. Prioritas masyarakat/pemerintah dan komitmen terhadap kesehatan 4. Keterampilan yang terkait dengan Kesehatan Perilaku Spesifik Faktor penguat/reinforcing 1. Keluarga 2. Teman 3. Guru 4. Pimpinan 5. Penyedia layanan Lingkungan Gambar 2. 1 kerangka teori Lawrence Green (22)

48 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel Dependen Faktor Pemudah/predisposisi 1. Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif 2. Sikap Ibu terhadap pembrian ASI Eksklusif 3. Pekerjaan Ibu 4. Psikologis Faktor Pemungkin/enabling 1. Tenaga Kesehatan 2. Promosi susu formula 3. Inisiasi Menyusui Dini Pemberian ASI Eksklusif Faktor penguat/reinforcing 1. Dukungan keluarga Gambar 3. 1 Kerangka konsep 29

49 30 B. Hipotesis 1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang tahun Ada hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang tahun Ada hubungan antara ibu bekerja dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang tahun Ada hubungan antara psikologis ibu dengan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang tahun Ada hubungan antara tenaga kesehatan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang tahun Ada hubungan antara peran suami atau nenek dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang tahun Ada hubungan antara promosi susu formula dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang tahun Ada hubungan antara Inisiasi Menyusui Dini dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang tahun 2016.

50 31

51 32 C. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analisis observasional dengan metode kuantitatif dengan menggunakan proportional sampling dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu pengetahuan, sikap, pekerjaan, psikologis, tenaga kesehatan, dukungan keluarga, promosi susu formula,dan kebijakan yang berlaku melalui pengukuran sesaat.

52 33 D. Variabel Penelitian Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Alat ukur Kategori Skala Variabel Independen 1. Pengetahuan Ibu tentang ASI Segala sesuatu yang diketahui dengan ASI Eksklusif diantaranya : Wawancara dengan panduan 1=Pengetahuan Kurang ; median < 10 Ordinal Eksklusif Manfaat ASI untuk ibu kuesioner 2=Pengetahuan baik ; Manfaat ASI untuk Bayi median Sikap Ibu Segala sesuatu yang berhubungan Wawancara 1= Kurang ; Ordinal terhadap dengan perilaku Ibu Memberikan ASI dengan panduan median < 69 pemberian ASI Eksklusif kuesioner 2= Baik ; Eksklusif median Pekerjaan Ibu Kegiatan yang dilakukan didalam atau Wawancara 0 = Tidak Bekerja Nominal diluar rumah untuk membantu dengan panduan 1 = Bekerja penghasilan keluarga kuesioner 4. Psikologis Berapa kali ibu melahirkan, perasaan Wawancara 0 = Kurang ; Nominal stress, dan perasaan takut untuk dengan panduan Median < 2 menyusui kuesioner 1= Baik ; median 2 Variabel Definisi Operasional Alat ukur Kategori Skala

53 34 5. Peran Tenaga Apakah peran petugas kesehatan Wawancara 0 = Tidak memberikan Nominal Kesehatan memberi pengaruh pada ibu dalam dengan panduan pengaruh ; Median < 1 pemberian ASI Eksklusif kuesioner 1 = Memberikan pengaruh ; Median 1 6. Dukungan Dukungan dari keluarga terdekat Wawancara 0 = Tidak ada dukungan Nominal keluarga dengan ibu perihal pemberian ASI dengan panduan ; median < 1 Eksklusif kuesioner 1 = Ada dukungan ; median 1 7. Promosi Susu Peranan perkembangan iklan Sufor Wawancara 1= Tenaga Kesehatan Nominal Formula yang bekerja sama dengan tenaga dengan panduan 2= Media Massa persalinan / kesehatan kuesioner 8. Inisiasi menyusui Peran pemerintah dalam pemeberian Wawancara 0 = Kurang ; median <1 Nominal dini informasi Inisiasi Menyusui Dini pada dengan panduan 1 = Baik ; median 1 ibu hamil kuesioner Variabel Dependen 1. Pemberian ASI Kegiatan Ibu dalam pemberian ASI Wawancara 0 = Tidak memberikan Nominal Eksklusif Eksklusif pada bayinya mulai saat dengan panduan ASI Eksklusif melahirkan sampai umur 6 bulan tanpa kuesioner 1 = Memberikan Asi memeberikan makanan tambahan lain Eksklusif

54 E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah seluruh data dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Kalau setiap manusia memberikan suatu data maka, banyaknya atau ukuran populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 612 bulan yang berjumlah 310 bayi dari data posyandu yang menerima pemberian vitamin A di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo pada bulan februari tahun Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi atau sebagain dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. Pada penelitian ini dalam menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan semua sampel yang ada atau jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan rumus slovin : = 75,40 Keterangan N = Besar populasi n = Besar sempel d = Batas derjat kesalahan/tingkat penyimpangan(0,1) 31

55 32 Jadi jumlah sampel yang dibulatkan menjadi 75 orang responden. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan proportional sampling. Dengan kriteria inklusi dan eksklusi : Inklusi a. Ibu dengan bayi berusia 6 bulan b. Ibu bayi berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo c. Ibu bersedia melakukan wawancara sebagai responden d. Bayi dalam keadaan sehat eksklusi : a. Bayi dalam kondisi sakit b. Ibu dengan bayi < 6 bulan c. Ibu tidak bersedia F. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. (23) 1. Jenis dan sumber data a. Data primer Data primer adalah data yang diambil dengan wawancara dan observasi langsung dari responden melalui kuesioner yang diisi oleh responden. Data ini berupa pengetahuan, sikap, pekerjaan, psikologis, tenaga kesehatan, dukungan keluarga, promosi susu formula, IMD, dan pemberian ASI Eksklusif. Data diperoleh melalui wawancara dengan petugas program gizi di peroleh data bahwa masih banyak ibu tidak memberikan ASI Eksklusif yaitu hannya 33% saja, dan observasi langsung di wilayah

56 33 tempat tinggal penduduk di Kelurahan Kuningan, Dadapsari, Tanjung Mas dan Bandarharjo. Dilihat dari kondisi lingkungan Kelurahan Bandarharjo dan Tanjung Mas masih banyak tempat tinggal kumuh dengan rumah yang jauh dari sehat karena masih banyak sampah yang dibuang sembarangan dan bau yang ditimbulkan dari sampah dan genangan air. Sedangan untuk kelurahan Dadapsari dan Kuningan tempat tinggal masyarakatnya cukup baik dengan adanya jarak di setiap rumah, hannya beberapa rumah saja yang sampahnya tidak dibuang pada tempatnya. b. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang didapat dari pihak kedua yaitu dari Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang Tahun Instrumen penelitian Instrumen penelitian adalah alat bantu pengumpulan dan pengolahan data tentang variabelvariabel yang diteliti. Instrumen dalam pengumpulan data ini adalah kuesioner. Maka perlu dilakukan pengukuran agar instrument tersebut dikatakan valid dan reliabel. (18) a. Uji Validitas Mengetahui sejauh mana kesamaan antara yang diukur peneliti dengan kondisi yang sebenarnya dilapangan. Agar data yang diperoleh bisa relevan dengan tujuan pengukuran tersebut. Jika nilai pengukuran setiap variabel menunjukan angka signifikan p 0,05 maka dinyatakan valid atau apabila rhitung lebih besar dari pada r tabel, maka butir pertanyaan itu dikatakan valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Hasil uji validitas setiap pertanyaan

57 34 pada kuesioner dinyatakan valid jika nilai p 0,05. Pada variabel bebas didapatkan item pertanyaan yang valid sebagai berikut : Tabel 3.2 Validitas Kuesioner Pengetahuan No. Pertanyaan Valid Tidak Valid 1. Apa pengertian ASI eksklusif menurut ibu? 0, Menurut ibu kapankah seorang bayi harus 0,002 segera diberikan ASI pertamanya? 3. Menurut ibu, apakah pemberian ASI penting bagi tumbuh kembang bayi? 0, Manfaat apa saja yang didapat dari 0,913 pemberian ASI? 5. ASI yang pertama keluar disebut kolostrum? 0, Apa kandungan yang dapat menjaga bayi 0,604 dari serangan bibit penyakit yang terdapat di dalam ASI? 7. Menurut ibu apa keunggulan bayi yang 0,879 diberikan ASI ekslusif dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif? 8. Manfaat ASI Eksklusif bagi bayi dapat melindungi bayi dari diare? 0, ASI saja dapat memenuhi kebutuhan zat gizi bayi umur 06 bulan. 0, Keuntungan pemberian ASI adalah bayi sehat, lincah, cerdas, dan tidak cengeng? 0, Salah satu manfaat memberikan ASI bagi ibu 0,000 adalah mengurangi pendarahan setelah persalinan? 12. Menurut ibu berapa usia bayi yang tepat untuk diberikan makanan pengganti ASI? 0, ASI dapat diberikan 30 menit hingga 1 jam setelah bayi lahir. 0, Apakah memberikan pisang, air, dan madu pada usia 06 bulan baik untuk bayi? 0, Susu Formula tidak mengganggu pada 0,054 sistem pencernaan Bayi. 16. Dibawah ini yang merupakan pernyataan yang benar mengenai ASI Eksklusif adalah: 0, Apakah Ibu mempercayai pesanpesan 0,382 mengenai susu formula yang ada di iklan? 18. Apa yang ibu fikirkan, setelah melihat atau 0,000 mendapatkan iklan susu formula untuk bayi? 19. Menurut ibu manakah pernyataan yang 0,000 benar. 20. Apakah ASI yang di perah akan basi setelah 1 jam di ruang terbuka? 0,017 Sumber : hasil uji validitas

58 35 Tabel 3.3 Validitas Kuesioner sikap No. Pertanyaan Valid Tidak Valid 1. ASI merupakan makanan yang baik untuk 0,248 anak 2. ASI dapat memenuhi kebutuhan zat gizi 0,007 anak, menjadikan anak pintar, dan menjadikan ibu semakin sayang kepada anaknya 3. Dengan memberikan ASI, ibu dapat 0,282 menghemat biaya pengeluaran keluarga 4. Nitrisi dalam ASI sudah dapat mencukupi 0,000 kebutuhan asuapan makanan pada Bayi 5. Kandungan zat gizi susu formula lebih baik daripada ASI 0, Dengan memberikan ASI dapat mempererat hubungan batin antara ibu dengan anak 0, Pada usia 06 bulan, ketika anak merasa lapar, ibu langsung memberikan ASI 0, Kegiatan seharihari ibu tidak menjadi 0,000 penghambat ibu dalam memberikan ASI 9. Ibu merasa sangat penting petugas 0,010 kesehatan memberikan informasi tentang ASI Eksklusif 10. Ibu medapat dukungan dari suami dan 0,000 keluarga untuk memberikan ASI Eksklusif 11. Ibu merasa lebih mudah memberikan susu 0,000 formula dibandingkan memberikan ASI 12. Susu formula adalah makanan yang baik 0,000 untuk anak berusia 06 bulan 13. Kandungan nutrisi dalam susu formula sudah cukup untuk Bayi 0, Jika ibu sedang bekerja, ASI dapat diganti 0,670 dengan susu formula 15. Ibu merasa tidak membutuhkan peran kader dalam penyuluhan ASI Eksklusif 0, Air Susu Ibu sering membuat bayi mencret 0, Bila dalam perjalanan sebaiknya ibu tidak 0,000 menyusui bayinya karena malu 18. Jika ibu bekerja maka ASI yang tidak 0,004 diberikan pada bayi harus dibuang 19. Air Susu Ibu hanya diberikan sampai 2 bulan 0, Ibu ingin sekali memberikan susu formula yang mahal seperti di iklan 0,010 Sumber : hasil uji validitas

59 36 Tabel 3.4 Validitas Kuesioner Psikologis Ibu No. Pertanyaan Valid Tidak Valid 1. Berapa kali ibu melahirkan? 0,079 2 Apakah ibu merasa perasaan stress saat 0,000 menyusui? 3 Pada saat hamil Apakah ibu merasa takut untuk memberikan ASI? 0,346 Sumber : hasil uji validitas Tabel 3.5 Validitas Kuesioner Tenaga Kesehatan No. Pertanyaan Valid Tidak Valid 1. Apakah petugas kesehatan memberikan 0,000 pengaruh besar bagi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif? 2. Apakah terdapat dukungan dari petugas kesehatan untuk mengajak ibu memberikan ASI Eksklusif? 0,000 Sumber : hasil uji validitas Tabel 3.6 Validitas Kuesioner Dukungan Keluarga No. Pertanyaan Valid Tidak Valid 1. Apakah dukungan dari keluarga terdekat memotivasi ibu memberikan ASI Eksklusif? 2. Siapakah yang memberi dukungan dukung? 0,000 Sumber : hasil uji validitas Tabel 3.7 Validitas Kuesioner Promosi Susu Formula No. Pertanyaan Valid Tidak Valid 1. Apakah iklan Susu formula memberi 0,000 pengaruh untuk ibu? 2. Dari manakah ibu mendapatkan informasi tentang susu formula? 0,002 Sumber : hasil uji validitas Tabel 3.8 Validitas Kuesioner Inisiasi Menyusui Dini No. Pertanyaan Valid Tidak Valid 1. Apakah sudah Pernah mendapatkan Inisiasi 0,000 Menyusui Dini? 2. Apakah ibu mengikuti penyuluhan tentang Manfaat ASI Eksklusif dari kader / petugas kesehatan? 0,000 Sumber : hasil uji validitas

60 37 b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Instrument dikatakan reliabel jika hasil pengukuran dengan alat tersebut konsisten stabil secara terus menerus. Tiap butir pertanyaan dinyatakan reliabel jika mempunyai alpha (α) sebesar 0,5 atau lebih. (23) Hasil uji reliabilitas pada setiap variabel bebas pada kuesioner dinyatakan reliabel jika nilai α 0,7. Hasil penelitian dari seluruh variabel bebas pada kuesioner penelitian sebagai berikut :. Tabel 3.9 Reliabilitas Kuesioner Variabel Bebas No. Variabel Bebas Cronbach s Alpha 1. Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif 0, Sikap Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif 0, Pekerjaan Ibu 1, Psikologis Ibu 0, Tenaga Kesehatan 0,860 Tabel 3.9 Reliabilitas Kuesioner Variabel Bebas No. Variabel Bebas Cronbach s Alpha 6. Dukungan Keluarga 1, Promosi Susu Formula 0, Inisiasi Menyusui Dini 0,891 Sumber : hasil uji reliabilitas G. Pengolahan Data 1. Editing Langkah ini dilakukan untuk memeriksa data hasil dari observasi langsung, wawacara dan jawaban dari kuesioner yang diberikan. serta meneliti kelengkapan, kejelasan, konsistensi dan kesinambungan data.

61 38 2. Koding Memberi tanda atau simbol pada variabel peneliatian untuk memudahkan dalam analisa data pretest posttest dari jawaban responden. 3. Skoring Memberikan skor atau nilai pada setiap jawaban yang diberikan oleh responden. 4. Entri Entri merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memasukan datadata kedalam program komputer. 5. Tabulating Mengelompokan data sesuai dengan tujuan penelitian uji hubungan. Kemudian direkap dan disusun dalam bentuk tabel agar dapat dibaca dan mudah untuk dilakukan analisis lebih lanjut untuk pengambilan kesimpulan. H. Analisis Data Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Setelah melakukan pengambilan dan pengumpulan data kemudian data dengan kuesioner, maka dilakukan dianalisa menggunakan analisis uniariat dan bivariat. Untuk melihat hubungan variabel bebas dengan variabel terikat, dengan uji statistik chi square. (25) 1. Analisis Univariat Dilakukan untuk mendeskripsikan seluruh variabel baik variabel bebas maupun terikat. Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan tiaptiap variabel yaitu pengetahuan ibu, sikap ibu

62 39 dan pemberian ASI eksklusif yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan terhadap semua variabel. Karena skala data pada penelitian ini berbentuk ordinal dan nominal maka menggunakan uji Chi square. a. Jika p > 0,05 maka Ho diterima artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat. b. Jika p < 0,05 maka Ho ditolak yang artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

63 BAB IV HASIL PENELITIAN G. Gambaran Umum Puskesmas Bandarharjo 1. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo mempunyai 2 Puskesmas pembantu dengan 1 pos pelayanan kesehatan dengan 4 kelurahan binaan yaitu, Kelurahan Bandarharjo, Tanjungmas, Kuningan, dan Dadapsari. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo sebanyak jiwa. (4) 2. Program Pelayanan a. Pada program KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak) meliputi 1) Pelayanan tes bagi bumil sesuai standar untuk kunjungan lengkap (K4 / empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga) 2) Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan 3) Pelayanan nifas lengkap (ibu dan neonatus) sesuai standar (KN / Kunjungan Neonatal) 4) Pelayanan KN (Kunjungan Neonatal) 5) Kunjungan ibu nifas b. Pada program gizi 1) Melakukan pemantauan hasil penimbangan seluruh balita menggunakan Kartu Menuju Sehat ( KMS ) atau buku KIA. 43

64 44 2) Pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pemulihan pada balita gizi buruk. 3) Pemberian kapsul vitamin A pada anak 6 11 bulan. 4) Pemberian kapsul vitamin A pada balita 1 5 tahun. 5) Pemberian Tablet Zat Besi (Fe 120) pada Ibu Hamil 6) Pemberian kapsul vitamin A pada ibu masa nifas H. Karakteristik Responden 1. Umur Ibu Hasil uji statistik KolomogorovSmirnovfrekuensi pada data umur ibu dengan nilai p = 0,20 (p > 0,05) yang berarti data variabel tersebut berdistribusi normal. Dengan nilai mean = 30,07. Umur Ibu (Tahun) Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Menurut Umur Ibu Distribusi Frekuensi Jumlah % 40 54, ,6 3 4 Total Sumber : data primer 2016 Dari hasil penelitian diketahui bahwa paling banyak responden berusia dewasa awal 54,4% lebih banyak dibandingkan dengan responden yang berusia dewasa tengah 31 tahun hingga 40 tahun sebanyak 41,6%. Dan responden yang berusia dewasa akhir 41 tahun hingga 55 tahun sebanyak 4%.

65 45 2. Pendidikan Ibu Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Menurut Pendidikan Ibu Pendidikan Ibu Distribusi Frekuensi Jumlah % Sekolah Dasar 22 29,3 Sekolah Menengah Pertama 37 49,3 Sekolah Menengah Atas 16 21,3 Total Sumber : data primer 2016 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar pendidikan responden adalah tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 49,3%. 3. Pekerjaan Ibu Hasil uji statistik KolomogorovSmirnovfrekuensi pada data umur ibu dengan nilai p = 0,00 (p > 0,05) yang berarti data variabel tersebut berdistribusi tidak normal. Dengan nilai median 1. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Menurut Pekerjaan Ibu Pekerjaan Ibu Distribusi Frekuensi Jumlah % Tidak Bekerja 35 46,7 Bekerja 40 53,3 Total Sumber : data primer 2016 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa banyak ibu memilih untuk bekerja sebanyak 53,3%, sedangkan ibu memilih untuk tidak bekerja sebanyak 46,7%. 4. Umur Bayi Hasil uji statistik frekuensi pada data umur bayi dengan nilai p = 0,000 (p > 0,05) yang berarti data variabel tersebut berdistribusi tidak

66 46 normal. Dengan nilai median = 10, nilai minimum = 6 dan nilai maksimum 12 didapatkan kategori sebagai berikut : Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Menurut Umur Bayi Dalam Bulan Umur Bayi (Bulan) Distribusi Frekuensi Jumlah % < 12 Bulan 40 53,4 12 Bulan 35 46,6 Total Sumber : data primer 2016 Berdasarkan hasil penilitian didapatkan bahwa paling banyak bayi responden berumur < 12 bulan (53,4%). 5. Jenis Kelamin Bayi Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Menurut Jenis Kelamin Bayi Jenis Kelamin Bayi Distribusi Frekuensi Jumlah % LakiLaki 40 53,3 Perempuan 35 46,7 Total Sumber : data primer 2016 Berdasarkan hasil penelitian pada jenis kelamin bayi responden didapatkan dengan jumlah paling banyak adalah jenis kelamin lakilaki (53,3%). 6. Psikologis responden Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Psikologis Responden Psikologis Ibu Distribusi Frekuensi Jumlah % Kurang 28 37,3% Baik 47 62,7% Total Sumber : data primer 2016

67 47 Berdasarkan hasil psikologis yang berhubungan dengan berapa kali ibu melahirkan maka didapatkan bahwa responden yang memiliki psikologis dalam keadaan kurang sebanyak 37,3% lebih banyak responden yang memiliki psikologis yang baik sebanyak 62,7%. I. Analisis Univariat 1. Pengetahuan Hasil uji statistik KolomogorovSmirnov data pengetahuan dengan nilai p = 0,000 (p > 0,05) yang berarti data tersebut tidak normal. Dengan menggunakan skala data ordinal didapatkan nilai median = 10,00, Nilai minimum = 5, Nilai maksimum = 15. Dengan menggunakan nilai median di dapatkan kategori sebagai berikut : Kurang Baik : Apabila total skor < 10 Baik : Apabila total skor 10 Tabel 4.7 Distribusi frekuensi Menurut Pengetahuan Pengetahuan Distribusi Frekuensi % Kurang 34 45,3 Baik 41 54,7 Total Sumber : data primer 2016 Dari hasil penelitian diketahui bahwa paling banyak responden mempunyai pengetahuan baik (54,7%) dibandingkan responden yang mempunyai pengetahuan kurang baik (45,3%). Dibawah ini adalah jawaban responden dari kuesioner tentang pengetahuan:

68 48 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan NO Pertanyaan % 1. Apa pengertian ASI eksklusif menurut ibu? a. Makanan alamiah bagi bayi sampai usia 2 tahun b. Pemberian ASI ditambah susu formula sampai usia 6 bulan c. Pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain atau makanan padat sampai usia 6 bulan ,0 53,3 30,7 2. Menurut ibu kapankah seorang bayi harus segera diberikan ASI pertamanya? a. Segera setelah bayi lahir / maksimal 1 jam setelah lahir b. Menunggu ibu untuk benarbenar siap memberikan ASI c. Setelah bayi diberikan susu formula untuk latihan menghisap, barulah diberikan ASI pertama 3. Menurut ibu, apakah pemberian ASI penting bagi tumbuh kembang bayi? a. Penting, karena bayi mendapatkan nutrisi terbaik yang dibutuhkan b. Penting, karena bayi akan tumbuh jika ditambah dengan susu bantu c. Penting, karena bayi tumbuh kembang apabila ibu makan banyak 4. Manfaat apa saja yang didapat dari pemberian ASI? a. Memberi nutrisi b. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak c. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi 5. ASI yang pertama keluar disebut kolostrum? a. Berupa cairan kuning yang harus segera diberikan kepada bayi b. Berupa cairan kuning yang harus dibuang c. Berupa cairan kuning yang harus dipanaskan ,0 13,3 10,7 97,3 2,7 0,0 9,3 68,0 22,7 60,0 40,0 0,0

69 49 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan (Lanjutan) NO Pertanyaan % 6. Apa kandungan yang dapat menjaga bayi dari serangan bibit penyakit yang terdapat di dalam ASI? a. Kolostrum b. Glukosa, dan karbohidrat c. Protein susu, taurin, karbohidrat,lemak ,7 0,0 5,3 7. Menurut ibu apa keunggulan bayi yang diberikan ASI ekslusif dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif? a. ASI Eksklusif membuat anak sehat, cerdas dan mandiri b. ASI Eksklusif menekan angka kematian dan angka kesakitan bayi c. ASI Eksklusif merupakan harga yang sangat murah 8. Manfaat ASI Eksklusif bagi bayi dapat melindungi bayi dari diare? a. Karena ASI mengandung antibodi yang menjaga kesehatan bayi b. ASI dan Teh membantu penyembuhan dieare pada bayi c. Karena ASI sama dengan nutrisi susu sapi 9. ASI saja dapat memenuhi kebutuhan zat gizi bayi umur 06 bulan. a. Karena ASI mengandung nutrisi yang lengkap b. Karena ASI saja tidak cukup untuk kebutuhan gizi bayi c. Karena ASI dan makanan tambahan akan mencukupi kebutuhan gizi pada bayi 10. Keuntungan pemberian ASI adalah bayi sehat, lincah, cerdas, dan tidak cengeng? a. Karena ASI memiliki nutrisi kompleks b. Karena ASI tidak memberikan pengaruh pada bayi c. Karena ASI tidak membuat bayi jadi lincah 11. Salah satu manfaat memberikan ASI bagi ibu adalah mengurangi pendarahan setelah persalinan? a. Karena hisapan bayi dan hormon penenang yang dihasilkan dari ASI b. Karena tidak ada hubungannya ASI dengan Nifas Ibu c. Karena pendarahan setelah persalinan akan berhenti dengan sendirinya 12. Menurut ibu berapa usia bayi yang tepat untuk diberikan makanan pengganti ASI? a. 1 bulan b. 3 bulan c. 6 bulan ,0 52,0 28,0 6,7 37,3 56,0 26,7 41,3 32,0 89,3 0,0 10,7 26,7 73,3 0,0 0,0 2,7 97,3

70 50 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan (Lanjutan) NO Pertanyaan % 13. ASI dapat diberikan 30 menit hingga 1 jam setelah bayi lahir. a. Karena merupakan ASI pertama yang sangat penting b. Karena dianggap tidak penting c. Karena ASI yang baik 2 jam setelah persalinan 14. Apakah memberikan pisang, air, dan madu pada usia 06 bulan baik untuk bayi? a. Baik, karena menambah gizi untuk pertumbuhan bayi b. Tidak baik, karena mengganggu pencernaan bayi c. Tidak baik, karena gigi bayi belum tumbuh sempurna 15. Susu Formula tidak mengganggu pada sistem pencernaan Bayi. a. Benar, karena berasal dari susu sapi pilihan b. Salah, karena susu formula tidak sebaik ASI c. Salah, karena susu kambing lebih baik 16. Dibawah ini yang merupakan pernyataan yang benar mengenai ASI Eksklusif adalah : a. Bayi yang diberikan ASI eksklusif lebih jarang terkena sakit di bandingkan dengan bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif b. Memberikan ASI merupakan kegiatan yang tidak praktis dan tidak mudah c. Bayi yang diberi ASI juga dapat di ganti dengan pemberian susu formula jika ASI yang keluar sedikit 17. Apakah Ibu mempercayai pesanpesan mengenai susu formula yang ada di iklan? a. Media cetak atau elektronik selalu benar b. Tidak semua iklan susu formula selalu benar c. Percaya karena pengaruh dari orang sekitar 18. Apa yang ibu fikirkan, setelah melihat atau mendapatkan iklan susu formula untuk bayi? a. Ingin mencoba memberikan susu formula tersebut b. Tidak mempunyai pikiran untuk mencoba c. Ingin mencoba tapi harganya mahal 19. Menurut ibu manakah pernyataan yang benar. a. Susu formula juga berasal dari bahan yang alami b. Susu fomula juga mengandung tambahan bahan kimia c. Susu formula tidak mengganggu pencernaan bayi 20. Apakah ASI yang di perah akan basi setelah 1 jam di ruang terbuka? a. Benar, karena ASI mudah basi b. Salah, karena ASI akan tahan kurang dari 3 jam c. Benar, karena ASI akan terkontaminasi jika di perah Sumber : data primer ,0 28 Berdasarkan tabel diatas beberapa responden belum memahami mengenai pemberian ASI secara Eksklusif seperti terlihat ,7 0,0 37,3 48,0 2,7 49,3 80,0 20,0 0,0 60,0 20,0 20,0 57,3 9,3 33,3 41,3 58,7 0,0 42,7 57,3 0,0 52,0 46,7 1,3

71 51 pada jawaban responden tentang pengertian ASI Eksklusif yaitu 30,7% responden yang memahami. Sebagian besar pengetahuan responden sudah baik 54,7%. 2. Sikap Hasil uji statistik KolomogorovSmirnov data sikap dengan nilai p = 0,000 (p > 0,05) yang berarti data variabel tersebut tidak normal. Dengan menggunakan skala ordinal didapatkan nilai median = 69 nilai minimum 53, dan nilai maksimum = 82 dengan menggunakan nilai median didapatkan kategori sebagai berikut : Kurang : Apabila total skor < 69 Baik : Apabila total skor 69 Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Menurut Sikap Sikap Distribusi Frekuensi % Kurang 35 46,7 Baik 40 53,3 Total Sumber : data primer 2016 Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar sikap responden tentang pemberian ASI Eksklusif adalah baik (53,3%). Dibawah ini adalah jawaban responden dari kuesioner sikap sebagai berikut :

72 52 Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Sikap SS S T TS STS No Pertanyaan % % % % % 1. ASI merupakan makanan yang baik untuk anak 0 0, ,0 6 8, ,0 2 0,0 2. ASI dapat memenuhi kebutuhan zat gizi anak, menjadikan anak pintar, dan 0 0,0 0 0,0 6 8, ,0 0 0,0 menjadikan ibu semakin sayang kepada anaknya 3. Dengan memberikan ASI, ibu dapat menghemat biaya pengeluaran keluarga 0 0, ,7 9 12, ,3 0 0,0 4. Nitrisi dalam ASI sudah dapat mencukupi kebutuhan asuapan makanan pada Bayi 0 0, ,0 6 8, ,0 0 0,0 5. Kandungan zat gizi susu formula lebih baik daripada ASI 0 0, , , ,0 1 1,3 6. Dengan memberikan ASI dapat mempererat hubungan batin antara ibu dengan anak 3 4, , , ,3 1 1,3 7. Pada usia 06 bulan, ketika anak merasa lapar, ibu langsung memberikan ASI 0 0, ,3 1 1, ,0 1 1,3 8. Kegiatan seharihari ibu tidak menjadi penghambat ibu dalam memberikan ASI 0 0, ,3 0 0, ,7 0 0,0 9. Ibu merasa sangat penting petugas kesehatan memberikan informasi tentang ASI 0 0, , , ,3 0 0,0 Eksklusif 10. Ibu medapat dukungan dari suami dan keluarga untuk memberikan ASI Eksklusif 0 0,0 4 5, , ,3 0 0,0 11. Ibu merasa lebih mudah memberikan susu formula dibandingkan memberikan ASI 0 0, ,0 2 2, ,0 1 1,3 12. Susu formula adalah makanan yang baik untuk anak berusia 06 bulan 2 2, , , ,7 0 0,0 13. Kandungan nutrisi dalam susu formula sudah cukup untuk Bayi 0 0, ,7 9 12, ,3 0 0,0 Sumber : data primer 2016

73 53 Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Sikap (lanjutan) SS S T TS STS No Pertanyaan % % % % % 14. Jika ibu sedang bekerja, ASI dapat diganti dengan susu formula 0 0, ,7 2 2, ,7 0 0,0 15. Ibu merasa tidak membutuhkan peran kader dalam penyuluhan ASI Eksklusif 1 1, , ,7 0 0,0 0 0,0 16. Air Susu Ibu sering membuat bayi mencret 1 1, ,7 8 10, ,3 0 0,0 17. Bila dalam perjalanan sebaiknya ibu tidak menyusui bayinya karena malu 0 0, , , ,3 0 0,0 18. Jika ibu bekerja maka ASI yang tidak diberikan pada bayi harus dibuang 0 0, ,7 1 1, ,0 3 4,0 19. Air Susu Ibu hanya diberikan sampai 2 bulan 1 1, ,7 7 9, ,7 0 0,0 20. Ibu ingin sekali memberikan susu formula yang mahal seperti di iklan 1 1, , , , ,3 Sumber : data primer 2016

74 3. Tenaga Kesehatan Dalam Pemberian ASI Eksklusif Hasil uji statistik KolomogorovSmirnovfrekuensi pada data pengaruh tenaga kesehatan dalam pemberian ASI Eksklusif dengan nilai p = 0,00 (p > 0,05) yang berarti data variabel tersebut berdistribusi tidak normal. Didapatkan kategori sebagai berikut : Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Tenaga Kesehatan Pengaruh Tenaga Kesehatan Distribusi Frekuensi % Kurang 32 42,7 Baik 43 57,3 Total Sumber : data primer 2016 Dari hasil penelitian data yang didapatkan bahwa tidak adanya pengaruh dari tenaga kesehatan sebesar (42,7%) dalam pemberian ASI Eksklusif. Beberapa responden tidak mendapatkan penyuluhan tentang ASI Eksklusif baik itu dari kader maupun tenaga kesehatan dari Puskesmas. Adapun alasan responden tidak ikut dalam promosi ASI Eksklusif dikarenakan responden yang sedang bekerja, lokasi yang jauh dari tempat tinggal responden, dan ketidak inginan responden untuk ikut serta dalam penyuluhan atau promosi tentang ASI Eksklusif. 4. Dukungan Keluarga Dalam Pemberian ASI Eksklusif Hasil uji statistik KolomogorovSmirnovfrekuensi pada data umur ibu dengan nilai p = 0,00 (p < 0,05) yang berarti data variabel tersebut berdistribusi tidak normal. Didapatkan kategori sebagai berikut : 42

75 43 Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Dukungan Keluarga Distribusi Frekuensi % Tidak ada dukungan 34 45,3 Ada dukungan 41 54,7 Total Sumber : data primer 2016 Dari hasil yang didapatkan responden lebih banyak mendapatkan dukungan dari keluarga sebesar 54,7%. Adapun beberapa alasan responden tidak mendapat dukungan dari suami sebesar 45,3% dalam pemberian ASI Eksklusif dikarenakan pekerjaan dan kebebasan memilih untuk tidak memberikan ASI Eksklusif serta ditambah dengan kemudahan dalam memberikan susu formula, dengan pilihan yang banyak sesuai keinginan responden hingga harga yang terjangkau membuat ibu untuk tidak memberikan ASI. 5. Iklan Susu Formula Dalam Pemberian ASI Esklusif Hasil uji statistik KolomogorovSmirnovfrekuensi pada data pengaruh iklan susu formula dalam pemberian ASI Eksklusif dengan nilai p = 0,00 (p > 0,05) yang berarti data variabel tersebut berdistribusi tidak normal. Didapatkan kategori sebagai berikut : 43

76 44 Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Iklan Susu Formula Iklan Susu formula Distribusi Frekuensi % Tenaga kesehatan 19 25,3 Media massa 56 74,7 Total Sumber : data primer 2016 Hasil data yang didapatkan bahwa pengaruh iklan susu formula banyak didapatkan dari media massa sebanyak 74,7% dengan alasan responden menyatakan mudahnya terpengaruh dari iklaniklan yang ada di media elektronik dan brosur serta iklan yang dipajang dengan katakata yang dapat mendorong responden untuk mencoba memberikan susu formula tersebut. Tenaga kesehatan hannya 25,3% memberikan pilihan susu formula dengan alasan sakit yang responden derita, puting yang lecet atau masuk kedalam dan tidak keluarnya ASI saat pasca persalinan. 6. Inisiasi menyusui dini ( IMD) Hasil uji statistik KolomogorovSmirnovfrekuensi pada data inisiasi menyusui dini (IMD) dengan nilai p = 0,00 (p > 0,05) yang berarti data variabel terikat tersebut berdistribusi tidak normal. Didapatkan kategori sebagai berikut : Tabel 4.14 Distribusi frekuensi inisiasi menyusui dini ( IMD) Inisiasi Menyusui Dini Distribusi Frekuensi % Kurang 32 42,7% Baik 43 57,3% Total Sumber : data primer

77 45 Hasil uji dari data diatas didapatkan bahwa banyak ibu melakukan inisiasi menyusi dini 57,3% dibandingan dengan yang tidak melakukan inisiasi menyusui dini sebanyak 42,7%. Responden yang melakukan IMD tidak sepenuhnya memberikan ASI Eksklusif. 7. Pemberian ASI Eksklusif Hasil uji statistik KolomogorovSmirnov frekuensi pada data pemberian ASI Eksklusif dengan nilai p = 0,00 (p > 0,05) yang berarti data variabel terikat tersebut berdistribusi tidak normal. Didapatkan kategori sebagai berikut : Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI Eksklusif Distribusi Frekuensi % Tidak ASI Eksklusif 52 69,3 ASI Eksklusif 23 30,7 Total Sumber : data primer 2016 Dari hasil uji data diatas didapatkan bahwa sebagian besar responden tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 69,3%. J. Analisis Bivariat 1. Hubungan antara Pengetahuan Responden dengan Pemberian ASI Eksklusif. Tabel 4.16 Hubungan Antara Pengetahuan dengan Pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI Eksklusif Total Pengetahuan Tidak ASI Eksklusif ASI Eksklusif % % % Baik 28 68, , ,0 Kurang 24 70, , ,0 Sumber : hasil Uji Chisquare 45

78 46 Berdasarkan tabel diatas persentase pemberian ASI Eksklusif, responden tidak memberikan ASI Eksklusif dengan pengetahuan yang kurang baik (70,6%) lebih besar dari pada yang baik (68,3%). Dari hasil uji ChiSquare antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif didapatkan nilai pvalue = 0,83 (<0,05). Sehingga H 0 ditolak dan Ha diterima. Itu menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI Eksklusif. 2. Hubungan antara Sikap dengan Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4.17 Hubungan Antara Sikap dengan Pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI Eksklusif Total Sikap Tidak ASI Eksklusif ASI Eksklusif % % % Baik 26 65, , ,0 Kurang Baik 26 74,3 9 25, ,0 Sumber : hasil Uji Chisquare Berdasarkan tabel diatas persentase pemberian ASI Eksklusif pada sikap kurang baik (74,3%) lebih besar dari sikap yang baik (65,0%). Dari hasil uji korelasi ChiSquare didapatkan nilai pvalue = 0,38 (<0,05). Sehingga H 0 diterima dan Ha ditolak. Itu menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara sikap responden dengan pemberian ASI Eksklusif. 3. Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif 46

79 47 Tabel 4.18 Hubungan Antara Pekerjaan dengan Pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI Eksklusif Total Pekerjaan Ibu Tidak ASI Eksklusif ASI Eksklusif % % % Tidak Bekerja 19 54, , ,0 Bekerja 33 82,5 7 17, ,0 Sumber : hasil Uji Chisquare Berdasarkan tabel diatas persentase pemberian ASI Eksklusif pada pekerjaan ibu yang bekerja sebanyak 82,5% lebih besar dari yang tidak bekerja dan tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 45,7%. Dari hasil uji korelasi ChiSquare didapatkan nilai pvalue = 0,008 (<0,050). Sehingga H 0 ditolak dan Ha diterima. Itu menunjukan bahwa ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif. 4. Psikologis ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4.19 Hubungan Antara Psikologis Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI Eksklusif Total Psikologis Tidak ASI Eksklusif ASI Eksklusif % % % Kurang 24 85,7 4 14, ,0 Baik 28 59, , ,0 Sumber : hasil Uji Chisquare Berdasarkan tabel diatas persentase pemberian ASI Eksklusif pada psikologis kurang, ibu tidak memberikan ASI Ekslusif sebanyak 85,7% lebih besar dari yang baik dan memberikan ASI Eksklusif sebanyak 40,5%. 47

80 48 Dari hasil uji korelasi ChiSquare didapatkan nilai pvalue = 0,018 (<0,050). Sehingga H 0 ditolak dan Ha diterima. Itu menunjukan bahwa ada hubungan antara psikologis ibu dengan pemberian ASI Eksklusif. 5. Tenaga Kesehatan dengan Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4.20 Hubungan Antara Tenaga Kesehatan dengan Pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI Eksklusif Total NAKES Tidak ASI Eksklusif ASI Eksklusif % % % Kurang ,0 Baik 20 46, , ,0 Sumber : hasil Uji Chisquare Berdasarkan tabel diatas persentase tenaga kesehatan dan tidak memberikan ASI Eksklusif kurang sebesar 100% sedangkan nilai pada tenaga kesehatan baik dan memberikan ASI Eksklusif lebih sedikit sebanyak 53,5%. Dari hasil uji korelasi ChiSquare didapatkan nilai pvalue = 0,000 (<0,050). Sehingga H 0 ditolak dan Ha diterima. Itu menunjukan bahwa ada hubungan antara tenaga kesehatan dengan pemberian ASI Eksklusif. 6. Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4.21 Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI Eksklusif Total Keluarga Tidak ASI Eksklusif ASI Eksklusif % % % 48

81 49 Tidak ada 32 94,1 2 5, ,0 dukungan Ada dukungan 20 48, , ,0 Sumber : hasil Uji Chisquare Berdasarkan tabel diatas persentase dukungan keluarga pada pemberian ASI Eksklusif tidak ada dukungan keluarga sebanyak 5,9%. Sedangkan pada dukungan keluarga yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 51,3%. Dari hasil uji korelasi ChiSquare didapatkan nilai pvalue = 0,000 (<0,050). Sehingga H 0 ditolak dan Ha diterima. Itu menunjukan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif. 7. Promosi Susu Formula dengan Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4.22 Hubungan Antara Promosi Susu Formula dengan Pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI Eksklusif Total Sufor Tidak ASI Eksklusif ASI Eksklusif % % % Tenaga 18 94,7 1 5, ,0 Kesehatan Media Massa 34 60, ,0 Sumber : hasil Uji Chisquare Berdasarkan tabel diatas persentase pada promosi susu formula dan tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 94,7% dilakukan oleh tenaga kesehatan. Sedangkan pada media massa lebih sedikit untuk tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 60,7%. Dari hasil uji korelasi ChiSquare didapatkan nilai pvalue = 0,005 (<0,050). Sehingga H 0 ditolak dan Ha diterima. Itu menunjukan 49

82 50 bahwa ada hubungan antara promosi susu formula dengan pemberian ASI Eksklusif. 8. Inisiasi Menyusui Dini dengan Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4.23 Hubungan Antara IMD dengan Pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI Eksklusif Total IMD Tidak ASI Eksklusif ASI Eksklusif % % % IMD 29 90,6 3 9, ,0 Tidak IMD 23 53, , ,0 Sumber : hasil Uji Chisquare Berdasarkan tabel diatas persentase inisiasi menyusui dini pada pemberian ASI Eksklusif sebanyak 9,4% saja. Sedangkan pada pemberian ASI Eksklusif dan tidak melakukan inisiasi menyusui dini lebih banyak sebesar 46,6%. Banyak responden melakukan inisiasi menyusui dini akan tetapi tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 90,6% dikarenakan ibu yang merasa ASI saja tidak memenuhi kebutuhan bayi. Dan adanya kepercayaan ibu untuk memberikan makanan tambahan agar mencukupi kebutuhan tumbuh kembang bayi mereka. Dari hasil uji korelasi ChiSquare didapatkan nilai pvalue = 0,001 (<0,05). Sehingga H 0 ditolak dan Ha diterima. Itu menunjukan bahwa ada hubungan antara inisiasi menyusui dini dengan pemberian ASI Eksklusif. K. Ringkasan Hasil Uji Bivariat Tabel

83 51 Ringkasan Hasil Uji Chisquare antara Variabel Bebas Dan Variabel Terikat Uji Hubungan P value Keterangan Hubungan antara 0,830 > 0,050 Tidak ada hubungan pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI Eksklusif Hubungan antara 0,384 > 0,050 Tidak ada hubungan Sikap ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif Pekerjaan Ibu dengan 0,008 > 0,050 Ada hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif Psikologis ibu dengan 0,018 > 0,050 Ada hubungan Pemberian ASI Eksklusif Peran Tenaga 0,001 < 0,050 Ada hubungan Kesehatan dengan Pemberian ASI Eksklusif Dukungan Keluarga 0,001 < 0,050 Ada hubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif Promosi Susu Formula 0,005 < 0,050 Ada hubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif Inisiasi Menyusui Dini dengan Pemberian ASI Eksklusif 0,001 < 0,050 Ada hubungan Sumber : hasil pengolahan data primer 51

84 BAB V PEMBAHASAN A. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitan ini ada keterbatasan peneliti yang dilakukan pada responden 75 ibu yang memiliki bayi usia 612 bulan yang bersedia untuk melakukan wawancara dengan panduan kuesioner dalam melakukan penelitian diantaranya adalah : 1. Pada uji validitas pertanyaan didapatkan tidak semua data valid. Karena uji dilakukan setelah pengambilan data pada responden. 2. Ada kemungkinan para responden menjawab pertanyaan yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. B. Pembahasan 1. Hubungan antara Pengetahuan Responden dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo. Dari hasil analisis dari setiap butir pertanyaan bernilai negatif pada pengetahuan didapatkan 40 (53,3%) reseponden memilih memberikan ASI Eksklusif ditambah dengan susu formula, 42 (56,0%) responden beranggapan bahwa ASI sama dengan susu sapi, 31 (41,3%) responden merasa ASI saja tidak cukup untuk kebutuhan gizi bayi, 55 ( 73,3%) ibu merasa tidak ada hubungan ASI dengan mengurangi pendarahan saat nifas ibu, 60 (80,0%) ibu memilih susu formula tidak mengganggu pada sistem pencernaan bayi karena berasal dari susu sapi pilihan, 43

85 (57,3%) ibu mempercayai media cetak atau elektronik selalu benar, 32 ( 42,7%) ibu menurut ibu susu formula juga bersal dari bahan alami, dan 39 (52,0%) ibu beranggapan bahwa ASI akan basi setelah 1 jam druang terbuka. Secara keseluruhan didapatkan hasil pertanyaan pengetahuan dengan pengetahuan baik sebanyak 41 responden (54,7%) dibandingkan responden yang mempunyai pengetahuan kurang baik sebanyak 34 (45,3%). Berdasarkan hasil uji statistik, antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di peroleh nilai p = 0,83 (>0,05) yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif diwilayah kerja Puskesmas Bandarharjo. Hal ini bertentangan dengan teori Utami Roesli, yang menjelaskan bahwa hambatan utama tercapainya ASI Ekslusif karena kurangnya pengetahuan yang benar tentang ASI Eksklusif pada para ibu (1). Namun hal ini sejalan dengan penelitian Ramla Hakim, yang menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku pemberian ASI Eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Nabire Kota (p=0,73) (27). Hal ini juga tidak sejalan dengan penelitian Luwis Megawati yang menyatakan ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan pemberian ASI Eksklusif yang dipengaruhi oleh informasi yang didapat baik dari media cetak maupun media elektronik, pengalaman ibu yang sudah pernahmenyusui, serta pendidikan kesehatan dari bidan maupun tenaga kesehatan (33).

86 2. Hubungan antara Sikap dengan Pemberian ASI Eksklusif Dari hasil analisis dari setiap butir pertanyaan bernilai negatif pada sikap didapatkan ASI dapat memenuhi kebutuhan zat gizi anak, menjadikan anak pintar, dan menjadikan ibu semakin sayang kepada anaknya tidak setuju sebanyak 69 responden 92,0%, Dengan memberikan ASI ibu dapat menghemat biaya pengeluaran keluarga tidak setuju sebanyak 43 responden 57,3%, Nitrisi dalam ASI sudah dapat mencukupi kebutuhan asuapan makanan pada Bayi responden memilih tidak setuju sebanyak 57 (76,0%), Dengan memberikan ASI dapat mempererat hubungan batin antara ibu dengan anak sebanyak 34 responden 45,3%, Pada usia 06 bulan, ketika anak merasa lapar ibu langsung memberikan ASI sebanyak 51 reseponden tidak setuju 68,0%, Ibu medapat dukungan dari suami dan keluarga untuk memberikan ASI Eksklusif sebanyak 52 responden tidak setuju 69,3%, Jika ibu sedang bekerja ASI dapat diganti dengan susu formula sebanyak 53 responden setuju 70,7%. Berdasarkan hasil uji statistik, antara sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di peroleh nilai p = 0,38 (>0,05) yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif diwilayah kerja Puskesmas Bandarharjo. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori perilaku Lawrence Green bahwa sikap adalah faktor yang memudahkan (faktor predisposing) yang mempengaruhi untuk terwujudnya perilaku seseorang. Dalam teori dinyatakan bahwa sikap itu merupakan reaksi tertutup dan sebagai prediposisi terhadaptindakan atau perilaku. Sikap

87 secara nyata menunjukan kondisi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan seharihari berupa reaksi yang bersifat emosional pada kehidupan sosial (22). 3. Hubungan antara Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 75 orang ibu, 40 orang yang bekerja sebesar 53,3%. Sedangkan ibu yang tidak bekerja sebanyak 35 orang responden atau 46,7%. Ibu yang tidak bekerja dan tidak memberikan ASI Ekskluif sebesar 54,2%. Ibu yang bekerja dan tidak memberika ASI Eksklusif sebesar 82,5% dengan alasan bayi mereka dijaga oleh saudara atau keluarga terdekat lainnya. Ibu yang bekerja dan memberikan ASI Eksklusif sangat sedikit hannya 17,5% karena mereka berpendapat bahwa memberikan ASI Eksklusif sangat penting meskipun mereka bekerja. Meskipun pada hasil penelitian menunjukan bahwa masih ada tempat kerja yang tidak menyediakan fasilitas dan waktu khusus bagi ibu untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. Berdasarkan uji statistik uji hubungan dengan didapatkan bahwa ada hunbungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif diperoleh p = 0,008 (<0,050) yang artinya ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo. Hal ini sejalan dengan teori Utami Roesli sebelumnya, yang menjelaskan bahwa ibu bekerja tetap dapat memberikan ASI secara Eksklusif pada bayinya dengan mempersiapkan ASI perah dan

88 memberikannya pada bayi (1). Hal ini juga sejalan dengan penelitian Arvina Dahlan yang menyatakan bahwa ada hubungan antara status pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif (35). Dan hal ini juga sejalan dengan penelitian Haryani menyatakan alasan ibu bekerja tidak memberikan ASI Eksklusif karena rasa malas, beban kerja, waktu cuti terbatas, sarana dan prasarana kurang dan tuntutan ekonomi (38). 4. Hubungan antara Psikologis ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif Dari hasil penelitianyang telah dilakukan dengan uji hubungan diketahui bahwa ada 47 responden 62,7% memiliki keadaan psikologis yang dikategorikan baik berdasarkan dari jawaban pada kuesioner. Dan hannya 28 responden yaitu 37,3% yang memiliki keadaan psikologis yang kurang, diantaranya banyaknya jumlah anak, rasa stres saat ibu menyusui dan rasa takut saat hamil untuk memberikan ASI pada bayi mereka. Akan tetapi sebagian besar responden sudah memiliki keadaan psikologis yang cukup baik, dikarenakan pengalaman melahirkan yang lebih dari sekali dan usia beberapa responden yang cukup matang. Berdasarkan hasil uji statistik Chisquare didapatkan ada hubungan antara psikologis ibu dengan pemberian ASI Eksklusif dengan p = 0,008 (<0,050) yang artinya ada hubungan antara faktor psikologis ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang. Hal ini sejalan dengan teori William Sears, yang menjelaskan bahwa persiapan psikologis seorang ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui. Semakin baik keadaan psikologis ibu maka semakin baik

89 praktik pemberian ASI Eksklusif. (28) Hal ini sejalan dengan penelitian Diya lestari yang menunjukana bahwa saat ibu menyusui harus berada dalam keadaan relaks dan tidak stress. Beban fikiran seringkali dapat memperlambat hormon oksitosin sehingga prodiksi ASI tidak Lancar. Berdasarkan hasil keseluruhan, ibu merasa sedikit ketakutan karena puting lecet dan rasa sakit ketika memberikan ASI (12). 5. Tenaga Kesehatan dengan Pemberian ASI Eksklusif Dari hasil penelitian dapat di ketahui bahwa dari 43 responden menyatakan bahwa dukungan petugas kesehatan di Puskesmas sudah baik sebesar 57,3%. Sedangkan sisanya 24 responden merasa kurang dukungan dari petugas kesehatan sebesar 42,7%. Sedangkan kurangnya dukungan dari petugas kesehatan dan tidak memberikan ASI Eksklusif sebesar 100% dan adanya dukungan petugas kesehtan serta memberikan ASI Eksklusif sbesar 53,5%. Secara keseluruhan peran petugas kesehatan berdampak memberi pengaruh yang besar terhadap pemberian ASI Ekskluif pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo. Berdasarkan hasil uji statistik anatara hubungan dukungan petugas kesehatan dengan pemberian ASI Eksklusif diperoleh p = 0,000 (<0,050) yang artinya ada hubungan yang signifikan antara dukungan petugas kesehatan dengan pemberian ASI Eksklusif. Dikarenakan sikap dan perilaku para kader dan petugas kesehatan yang sudah baik dalam mendukung program pemberian ASI Ekskluif, seperti dengan melakukan penyuluhan serta konseling yang dapat memotiasi ibu dan adanya kelas

90 ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif. Hal ini sejalan dengan teori Utami Roesli menyatakan bahwa perlu adanya dukungan dari petugas kesehatan setempat untuk tercapainya pemberian ASI Eksklusi (1). Sebagaimana diperkuat dengan penelitian sebelumnya oleh Yessica S yang menyatakan bahwa ada hubungan antara penolong persalinan dengan pemberian ASI eksklusif dengan p value 0,214 (31). Dan penelitian oleh Mina Santi yang menyatakan implementasi kebijakan pemberian ASI melalui konseling ASI di Puskesmas belum berjalan optimal (18). 6. Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa 41 responden mendapatkan dukungan dari keluarga dalam memberikan ASI Eksklusif sebanyak 54,7%. Diantaranya dukungan dari suami sebesar 32,0%, dukungan ibu mertua atau nenek sebesar 22,7%. Sedangkan sebanyak 45,3% responden tidak mendapatkan dukungan dalam memberikan ASI Eksklusif dikarenakan alasan responden diberi kebebasan dalam memelih untuk memberikan ASI Eksklusif atau tidak oleh keluarga. Untuk ada dukungan tapi ibu tidak memberikan ASI Eksklusif sebesar 48,7% dikarenakan ibu yang berkerja dan ibu yang merasa ASI yang keluar tidak mencukupi kebutuhan bayinya, serta tidak ada paksaan yang begitu berarti kepada ibu. Sedangkan adanya dukungan dari keluarga dan memberikan ASI Eksklusif sebanyak 51,3%. Sehingga dapat disimpulakan bahwa ibu yang mendapatakan dukungan keluarga lebih banyak untuk memberikan ASI Eksklusif.

91 Berdasarkan hasil uji hubungan dengan menggunakan chisquare didapatkan p = 0,000 (<0,050) yang artinya ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif. Hal ini sejalan dengan penelitian Merry dan Ella, yang menunjukan bahwa ada hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI Eksklusif (p = 0,0005). () keluarga (suami, oarang tua, mertua, ipar dan sebagainya) perlu diinformasikan bahwa seorang ibu perlu dukungan dari bantuan keluarga agar ibu berhasil menyusui secara Eksklusif (29). 7. Promosi Susu Formula dengan Pemberian ASI Eksklusif Dari hasil penelitian diperoleh sebanyak 56 responden memperoleh promosi susu formula dari media massa sebanyak 74,7%, sedangakan untuk promosi dari petugas kesehatan sebanyak 19 orang responden atau 25,3%. Untuk tenaga kesehatan dan tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 18 responden atau 94,7%. Dan adanya media massa yang membuat responden tetap memberikan ASI Eksklusif sebanyak 22 orang atau sebesar 39,3%. Berdasarkan hasil uji statistik, uji hubungan antara promosi susu formula dengan pemberian ASI Eksklusif didapatkan nilai p = 0,005 (<0,050) artinya ada hubungan yang signifikan antara promosi susu formula dengan pemberian ASI Eksklusif dikarenakan para responden lebih mempercayai iklan yang mereka lihat setiap harinya sehingga membuat ibu untuk mencoba memberikan pada bayi mereka. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Diya Lestari sebelumnya yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara terpaan iklan susu

92 formula lanjutan untuk pertumbuhan terhadap tingkat pemberian susu formula oleh ibuibu rumah tangga (30). Hal ini sejalan dengan penelitian Nuraini Rahmawati yang mengatakan ada hubungan yang bermakna antara ketertarikan iklan susu formula dengan pemberian ASI Eksklusif (37). Dan hal ini juga sejalan dengan penelitian Nuriza Astari yang menunjukan sebesar 92,5% bayi terdapat hubungan yang bermakna. Sehingga ada hububungan pemberian susu formula dengan kejadian diare (34). 8. Inisiasi Menyusui Dini dengan Pemberian ASI Eksklusif Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 43 responden melakukan inisiasi menyusui dini sebanyak 57,3%. Untuk reponden yang tidak melakukan inisiasi menyusui dini sebanyak 32 responden atau 42,7%. Sedangkan untuk yang melakukan inisiasi menyusui dini dan tidak memberikan ASI Ekskluisf sebanyak 29 responden atau 90,6%. Untuk yang inisiasi menyusui dini dan memberikan ASI Ekskluisf sebanyak 20 reponden atau sebesar 46,5%. Sejauh ini program IMD dari pemerintah sudah ditepakan dengan baik oleh tenaga kesehatan sebelum dan pasca melahirkan. Akan tetapi keberhasilan ini juga didukung oleh ibu dan keluarga untuk memotivasi ibu melakukan IMD dan adanya faktor kegagalan disebabkan karena orang tua, termasuk ibu khawatir dengan bayinya karena ASI dari ibu tidak langsung keluar secara sempurna. Biasanya orang tua akan menggantikan ASI dengan susu formula, air teh, atau madu supaya bayi mereka tidak kekurangan asupan gizi. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan Chisquare menguji hubungan maka didapatkan hasil yang signifikan dimana p =

93 0,001 (<0,050) yang artinya ada hubungan antara inisiasi menyusui dini dengan pemberian ASI Ekskluif di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo. Hal sejalan dengan teori Utami Roesli sebelumnya yang menyatakan bahwa bayi setelah dilahirkan bisa bertahan selama 72 jam tanpa diberi makanan apapun. (1) Hal juga diperkuat oleh penelitian Retno Sari Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) memberikan pengaruh yang besar terhadap kelangsungan pemberian ASI ekslusif. Bayi yang mendapatkan IMD dalam waktu lebih dari satu jam setelah kelahiran memiliki risiko 1,661 kali lebih besar untuk tidak menyusui secara eksklusif dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI pertama dalam waktu satu jam setelah kelahiran (32). Dan didukung penelitian yang dilakukan oleh Ike Soraya berdasarkan pembahasan pada pelaksaan tahapan, ketepatan tujuan, dan kinerja program, dapat disimpulkan bahwa sejauh ini sejauh ini implemtasi ASI Eksklusif belum berjalan baik (36).

94 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN C. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan persentase responden yang mempunyai pengetahuan yang kurang baik sebesar 45,3%. 2. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan persentase responden yang mempunyai sikap yang kurang baik sebesar 46,7%. 3. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan persentase responden yang bekerja sebesar 53,3%. 4. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan persentase responden yang dalam keadaan psikologi baik sebesar 62,7%. 5. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan persentase responden yang memberikan pengaruh baik pada tenaga kesehatan sebesar 57,3%. 6. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan persentase responden yang mendapat dukungan keluarga sebanyak 54,7%. 7. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan persentase responden yang mendapatkan pengaruh susu formula dari media massa sebanyak 74,7%. 8. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan persentase responden yang mendapatkan inisiasi menyusui dini kurang sebanyak 42,7%. 9. Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif, nilai p = 0,830 ( 0,05) 10. Tidak ada hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif, nilai p = 0,384 ( 0,05)

95 11. Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif, nilai p = 0,008 ( 0,05). 12. Ada hubungan antara psikologis ibu dengan pemberian ASI Eksklusif, nilai p = 0,018 ( 0,05). 13. Ada hubungan antara peran tenaga kesehatan dengan pemberian ASI Eksklusif, nilai p = 0,000 ( 0,05). 14. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif, nilai p = 0,000 ( 0,05). 15. Ada hubungan antara promosi susu formula dengan pemberian ASI Eksklusif, nilai p = 0,005 ( 0,05). 16. Ada hubungan antara inisiasi menyusui dini dengan pemberian ASI Eksklusif, nilai p = 0,001 ( 0,05). D. SARAN 1. Kepada Pemimpin Puskesmas Diharapkan kepada pemegang program gizi dan KIA Puskesmas menjadi kunci peningkatan pengetahuan dan sikap ibu dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayi mereka, dengan ditambah dukungan dari petugas kesehatan untuk meningkatkan inisiasi menyusui dini dengan cara memberikan motivasi terutama pada ibu yang baru melahirkan untuk pertama kalinya. 2. Kader dan Ibu a. Diharapkan ibu ibu pada pertemuan PKK untuk menambah wawasan melalui promosi, seminar, dan media lainnya untuk dapat menyadari bahwa pentingnya memberikan ASI Eksklusif

96 tanpa tambahan makanan apapun pada bayi selama 6 bulan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak bayi. 3. Bagi Peneliti Lain Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh tempat tinggal, serta faktorfaktor lain yang berhubungan dengan kegagalan cakupan pemberian ASI Eksklusif. Dengan desain penelitian kulitatif yang lain, penambahan waktu, dan jumlah responden.

97 DAFTAR PUSTAKA 1. Roesli, Utami. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Pustaka Bunda.Jakart Minarto. Rencana aksi pembinaan gizi masyarakat (RAPGM).Kementerian Kesehatan Republik.Jakarta Diunduh dalam: gizikia.depkes.go.id/archives/658. Diakses tanggal 20 november Hidayati, Lina. Kontribusi Persepsi dan Motivasi ibu dalam meningkatkan Keberhasilan dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Pedesaan. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 1 Maret Data januariagustus 2015 di Puskesmas Bandarharjo 5. Yuliarti, Iin. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku pemberian ASi eksklusif. Surakarta Diakses tanggal 29 November Giri, Widiastuti. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pemeberian ASI Serta Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi Balita Usia 624 Bulan di Kelurahan Kajanan Kecamatan Buleleng. Jurnal Magister Kedokteran Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 2437) 7. Ratnaningsih, Ester. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI terhadap Status Gizi Bayi 612 bulan. Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 2 No. 1, Oktober 2011

98 8. Supartini. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 636 Bulan. Embrio, Jurnal Kebidanan Vol. V, Maret Astuti, Isroni. Determinan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui. Jurnal Health Quality Vol. 4 No. 1, Nopember 2013, Hal Baskoro, Anto. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui.Yogyakarta: Banyumedia Rahmawati, Meiyana. FaktorFaktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Menyusui di Kelurahan Pedalangan Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Jurnal KesMaDaSka, Vol 1 No. 1, Juli 2010 (817) ISSN Lestari, Diya. FaktorFaktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di BPJS PIPIN HERRIYANTI Kota Yogyakarta. Juranal. Diakses tanggal 28 November Wulandari, Fitria. Karakteristik Ibu Menyusui yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif di UPT Puskesmas Banyudono I Kabupaten Boyolali. INFOKES, VOL. 3 NO. 2 Agustus ISSN : Setino. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di Kota Surakarta. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 2, November 2014, hlm Oktara, Resti. Gambaran Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Bekerja di Desa Serua Indah, Kecamatan Jombang, TanggerangSelatan. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 4 No 1, April 2013 : 3040

99 16. Fikawati S, Syafiq A. Kajian implementasi dan kebijakan air susu ibu eksklusif dan inisiasi menyusu dini di Indonesia. Jurnal Makara seri Kesehatan. 2010; 14 (1): Winarto B. Kebijakan publik teori dan proses. Edisi revisi.media Pressindo. Yogyakarta Santi, Mina. Implementasi Kebijakan Pemberian ASI Eksklusif Melalui Konseling Oleh Bidan Konselor. Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 8, Mei Widodo Y, dkk. Strategi Peningkatan Praktik Pemberian ASI Eksklusif. Panel Gizi Makan 2003, 26(1): (Kemenkes) Kementerian Kesehatan RI Konselor Menyusui Bantu Tingkatkan Keberhasilan Pemberian ASI. Diakses 24 November Afriyanti, mulik. Hubungan Perilaku Pemberian MPASI Dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 61 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Mangkang Tahun Udinus 22. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.AFABETA cv. Bandung Riwidikdo, Handoko. Statistik Kesehatan.Nuha Medika.Yogyakarta Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang.Profil Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun Purwanti, S. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Buku Kedokteran. ECG. Jakarta.2003

100 27. Ramla, Hakim. Faktorfaktor yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 612 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nabire Kota Kabupaten Nabire Tahun William, Sears. The Baby Book 2. PT. Serambi Ilmu Semesta. Jakarta Merry, Ella. Dukungan Suami dan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang diakses pada tanggal 30 mei 2016 jam 14:22 Wib 30. Rahayu, Sri. Faktorfaktor yang berhubungan Pemberian ASI Ekskluisf pada Karyawati UNSIKA. Jurnal Ilmiah Solusi Vol. 1 No.1 Januari Maret 2014: Yesica siallagan dkk. faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif Pada bayi di kelurahan bantan Kecamatan Medan Tembung Tahun Tesis 32. Sari, Retno. Pengaruh Inisiasi menyusui Dini (IMD) dan Faktor Sosial Demografi Terhadap ketahanan Pemberian ASI Eksklusif. EJournal WIDYA Kesehatan Dan Lingkungan. Volume 1 Nomor 2 April ISSN Megawati, Luwis. Tingkat pengetahuan Ibu Hamil Tentang ASI Eksklusif Di desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Tahun Skripsi 34. Astari, Nurriza. Hubungan Pemberian Susu Formula Dengan Kejadian Diare pada bayi Usia 06 Bulan Wilayah Kerja Puskesmas Mangkang Tahun 2013.Skripsi

101 35. Dahlan, Arvina, dkk. Hubungan Status Pekerjaan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Kelurahan Palebon Kecamatan Pedurungan Kota Semarang Soraya, Ike. Implementasi Program Pemberian ASI Eksklusif di Kota Salatiga Rahmawati, Nuraini. Hubungan Ketertarikan Iklan Susu Formula Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Desa Kemudo Prambanan Klaten. Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, Haryani. Alasan Tidak Memberikan ASI Eksklusif Oleh Ibu Bekerja di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (Thesis).2014

102 KUESIONER VARIABEL FAKTORFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BANDARHARJO A. Karakteristik responden Nama Ibu : Umur : Pendidikan : Pekerjaan : B. Pemberian ASI Eksklusif TAHUN Apakah ibu memberikan ASI Eksklusif? a. Ya b. Tidak 2. Apakah selama memberikan ASI Ekslusif ibu memberikan makanan tambahan? a. Ya b. Tidak C. Psikologis IBU 1. Berapa kali ibu melahirkan a. Melahirkan 1 kali b. Melahirkan >2 kali 2. Apakah ibu merasa perasaan stress saat menyusui? a. Ya b. Tidak 3. Pada saat hamil Apakah ibu merasa takut untuk memberikan ASI? a. Ya b. Tidak D. INISIASI MENYUSUI DINI 1. Apakah sudah Pernah mendapatkan Inisiasi Menyusui Dini? a. Sudah Pernah b. Belum Pernah

103 2. Apakah ibu mengikuti penyuluhan tentang Manfaat ASI Eksklusif dari kader / petugas kesehatan? a. Ya b. Tidak E. Tenaga kesehatan 1. Apakah petugas kesehatan memberikan pengaruh besar bagi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif? a. Tidak b. Iya 2. Apakah terdapat dukungan dari petugas kesehatan untuk mengajak ibu memberikan ASI Eksklusif? a. Ya b. Tidak F. Dukungan keluarga 1. Apakah dukungan dari keluarga terdekat memotivasi ibu memberikan ASI Eksklusif? a. Tidak b. Iya 2. Siapakah yang memberi dukungan dukung? a. Nenek b. Suami G. Iklan sufor 1. Apakah iklan Susu formula memberi pengaruh untuk ibu? a. memberikan mempengaruhi b. Tidak memberikan pengaruh 2. Dari manakah ibu mendapatkan informasi tentang susu formula? a. Tenaga kesehatan b. Media Massa F. Pengetahuan tentang ASI Eksklusif 1. Apa pengertian ASI eksklusif menurut ibu? a. Makanan alamiah bagi bayi sampai usia 2 tahun b. Pemberian ASI ditambah susu formula sampai usia 6 bulan

104 c. Pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain atau makanan padat sampai usia 6 bulan 2. Menurut ibu kapankah seorang bayi harus segera diberikan ASI pertamanya? a. Segera setelah bayi lahir atau maksimal 1 jam setelah lahir b. Menunggu ibu untuk benarbenar siap memberikan ASI c. Setelah bayi diberikan susu formula untuk latihan menghisap, barulah diberikan ASI pertama 3. Menurut ibu, apakah pemberian ASI penting bagi tumbuh kembang bayi? a. Penting, karena bayi mendapatkan nutrisi terbaik yang dibutuhkan b. Penting, karena bayi akan tumbuh jika ditambah dengan susu bantu c. Penting, karena bayi tumbuh kembang apabila ibu makan banyak 4. Manfaat apa saja yang didapat dari pemberian ASI? a. Memberi nutrisi b. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak c. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi 5. ASI yang pertama keluar disebut kolostrum? a. Berupa cairan kuning yang harus segera diberikan kepada bayi b. Berupa cairan kuning yang harus dibuang c. Berupa cairan kuning yang harus dipanaskan 6. Apa kandungan yang dapat menjaga bayi dari serangan bibit penyakit yang terdapat di dalam ASI? a. Kolostrum b. Glukosa, dan karbohidrat c. Protein susu, taurin, karbohidrat,lemak 7. Menurut ibu apa keunggulan bayi yang diberikan ASI ekslusif dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif? a. ASI Eksklusif membuat anak sehat, cerdas dan mandiri b. ASI Eksklusif menekan angka kematian dan angka kesakitan bayi c. ASI Eksklusif merupakan harga yang sangat murah 8. Manfaat ASI Eksklusif bagi bayi dapat melindungi bayi dari diare? a. Karena ASI mengandung antibodi yang menjaga kesehatan bayi

105 b. ASI dan Teh membantu penyembuhan dieare pada bayi c. Karena ASI sama dengan nutrisi susu sapi 9. ASI saja dapat memenuhi kebutuhan zat gizi bayi umur 06 bulan. a. Karena ASI mengandung nutrisi yang lengkap b. Karena ASI saja tidak cukup untuk kebutuhan gizi bayi c. Karena ASI dan makanan tambahan akan mencukupi kebutuhan gizi pada bayi 10. Keuntungan pemberian ASI adalah bayi sehat, lincah, cerdas, dan tidak cengeng? a. Karena ASI memiliki nutrisi kompleks b. Karena ASI tidak memberikan pengaruh pada bayi c. Karena ASI tidak membuat bayi jadi lincah 11. Salah satu manfaat memberikan ASI bagi ibu adalah mengurangi pendarahan setelah persalinan? a. Karena hisapan bayi dan hormon penenang yang dihasilkan dari ASI b. Karena tidak ada hubungannya ASI dengan Nifas Ibu c. Karena pendarahan setelah persalinan akan berhenti dengan sendirinya 12. Menurut ibu berapa usia bayi yang tepat untuk diberikan makanan pengganti ASI? a. 1 bulan b. 3 bulan c. 6 bulan 13. ASI dapat diberikan 30 menit hingga 1 jam setelah bayi lahir. a. Karena merupakan ASI pertama yang sangat penting b. Karena dianggap tidak penting c. Karena ASI yang baik 2 jam setelah persalinan 14. Apakah memberikan pisang, air, dan madu pada usia 06 bulan baik untuk bayi? a. Baik, karena menambah gizi untuk pertumbuhan bayi b. Tidak baik, karena mengganggu pencernaan bayi c. Tidak baik, karena gigi bayi belum tumbuh sempurna

106 15. Susu Formula tidak mengganggu pada sistem pencernaan Bayi. a. Benar, karena berasal dari susu sapi pilihan b. Salah, karena susu formula tidak sebaik ASI c. Salah, karena susu kambing lebih baik 16. Dibawah ini yang merupakan pernyataan yang benar mengenai ASI Eksklusif adalah : a. Bayi yang diberikan ASI eksklusif lebih jarang terkena sakit di bandingkan dengan bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif b. Memberikan ASI merupakan kegiatan yang tidak praktis dan tidak mudah c. Bayi yang diberi ASI juga dapat di ganti dengan pemberian susu formula jika ASI yang keluar sedikit 17. Apakah Ibu mempercayai pesanpesan mengenai susu formula yang ada di iklan? a. Media cetak atau elektronik selalu benar b. Tidak semua iklan susu formula selalu benar c. Percaya karena pengaruh dari orang sekitar 18. Apa yang ibu fikirkan, setelah melihat atau mendapatkan iklan susu formula untuk bayi? a. Ingin mencoba memberikan susu formula tersebut b. Tidak mempunyai fikiran untuk mencoba c. Ingin mencoba tapi harganya mahal 19. Menurut ibu manakah pernyataan yang benar. a. Susu formula juga berasal dari bahan yang alami b. Susu fomula juga mengandung tambahan bahan kimia c. Susu formula tidak mengganggu pencernaan bayi 20. Apakah ASI yang di perah akan basi setelah 1 jam di ruang terbuka? a. Benar, karena ASI mudah basi b. Salah, Karena ASI akan tahan kurang dari 3 jam c. Benar, karena ASI akan terkontaminasi jika di perah

107 H. Sikap tentang pemberian ASI Eksklusif Petunjuk : Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar sesuai dengan responden dengan memberikan tanda ( ) pada jawaban yang dipilih. Keterangan : 5. Sangat setuju (SS) 4. Setuju (S) 3. Raguragu (T) 2. Tidak setuju (TS) 1. Sangat tidak setuju (STS) No Pertanyaan SS S T TS STS 1 ASI merupakan makanan yang baik untuk anak 2 ASI dapat memenuhi kebutuhan zat gizi anak, menjadikan anak pintar, dan menjadikan ibu semakin sayang kepada anaknya 3 Dengan memberikan ASI, ibu dapat menghemat biaya pengeluaran keluarga 4 Nitrisi dalam ASI sudah dapat mencukupi kebutuhan asuapan makanan pada Bayi 5 Kandungan zat gizi susu formula lebih baik daripada ASI 6 Dengan memberikan ASI dapat mempererat hubungan batin antara ibu dengan anak 7 Pada usia 06 bulan, ketika anak merasa lapar, ibu langsung memberikan ASI 8 Kegiatan seharihari ibu tidak menjadi penghambat ibu dalam memberikan ASI 9 Ibu merasa sangat penting petugas kesehatan memberikan informasi tentang ASI Eksklusif

108 No Pertanyaan SS S T TS STS 10 Ibu medapat dukungan dari suami dan keluarga untuk memberikan ASI Eksklusif 11 Ibu merasa lebih mudah memberikan susu formula dibandingkan memberikan ASI 12 Susu formula adalah makanan yang baik untuk anak berusia 06 bulan 13 Kandungan nutrisi dalam susu formula sudah cukup untuk Bayi 14 Jika ibu sedang bekerja, ASI dapat diganti dengan susu formula 15 Ibu merasa tidak membutuhkan peran kader dalam penyuluhan ASI Eksklusif 16 Air Susu Ibu sering membuat bayi mencret 17 Bila dalam perjalanan sebaiknya ibu tidak menyusui bayinya karena malu 18 Jika ibu bekerja maka ASI yang tidak diberikan pada bayi harus dibuang 19 Air Susu Ibu hanya diberikan sampai 2 bulan 20 Ibu ingin sekali memberikan susu formula yang mahal seperti di iklan

109 DOKUMENTASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu 1. Definisi Air Susu Ibu Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan air susu hasil sekresi dari payudara setelah ibu melahirkan. ASI merupakan makanan yang fleksibel dan mudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI merupakan satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Definisi ASI Menurut WHO (2005) dalam Kementerian Kesehatan (2014), ASI eksklusif berarti pemberian ASI saja tanpa makanan atau minuman lain (bahkan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Air Susu Ibu (ASI) Air Susu Ibu (ASI) adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel Dependen Faktor Pemudah/predisposisi 1. Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif 2. Sikap Ibu terhadap pembrian ASI Eksklusif 3. Pekerjaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2016 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI TANGGAL : 14 APRIL 2016 NOMOR : 2 TAHUN 2016 TENTANG : PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF Sekretariat Daerah Kota Sukabumi

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I KETENTUAN UMUM BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 95 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa pemberian

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014 http://jurnal.fk.unand.ac.id 635 Artikel Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014 Selvi Indriani Nasution 1, Nur Indrawati Liputo 2, Mahdawaty

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu 1. Pengertian ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garamgaram organic yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 5 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 5 TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 5 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AIR SUSU IBU 2.1.1 Definisi ASI Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan air susu hasil sekresi dari payudara setelah ibu melahirkan. ASI merupakan makanan yang fleksibel dan mudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi serta mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat manusia atau susu

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI USIA 0-6 BULAN PADA IBU BEKERJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN SEMARANG Disusun Oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Angka kematian bayi merupakan indikator yang penting untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Air Susu Ibu Air susu ibu (ASI) adalah makanan pertama alami untuk bayi yang memberikan energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi pada

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) penerus bangsa dan harapan masa depan keluarga, masyarakat dan negara, perlu diberikan pembinaan terarah sedini mungkin,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif; BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM PENELITIAN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM Helmi Yenie* dan Mugiati* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Peraturan Pemerintah (PP) No.33/2012 mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI memiliki kandungan yang membantu penyerapan nutrisi, membantu perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan LAMPIRAN KUESIONER Identitas 1. Nama : 2. Alamat : 3. Umur : a. < 20 tahun b. 20-30 tahun c. 31-40 tahun d. > 40 tahun 4. Pendidikan formal terakhir : a. Tidak sekolah atau tidak tamat SD b. SD / sederajat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia dini, terutama rohani dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN 2015 1 Sondang, 2 Dame 1 STIKes Prima Jambi 2 Dinas

Lebih terperinci

6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik

6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan di bahas yang pertama mengenai ASI Eksklusif, air susu ibu yang meliputi pengertian ASI, komposisi asi dan manfaat asi. Kedua mengenai persepsi yang meliputi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena dampaknya yang luas terhadap status gizi dan kesehatan balita, dengan demikian kesehatan anak sangat tergantung

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. b. c. Mengingat :

Lebih terperinci

UNDERGRADUATE PROGRAM OF PUBLIC HEALTH FACULTY OF HEALTH SCIENS DIAN NUSWANTORO UNIVERSITY SEMARANG 2016

UNDERGRADUATE PROGRAM OF PUBLIC HEALTH FACULTY OF HEALTH SCIENS DIAN NUSWANTORO UNIVERSITY SEMARANG 2016 UNDERGRADUATE PROGRAM OF PUBLIC HEALTH FACULTY OF HEALTH SCIENS DIAN NUSWANTORO UNIVERSITY SEMARANG 2016 Mardiah Nurmei Nisti*), Suharyo*)) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **)

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Bab 5. Dasar Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif

Bab 5. Dasar Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Bab 5 Dasar Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI secara Eksklusif Ditinjau dari Aspek Hukum dan Kebijakan Kesehatan merupakan modal penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan kunci keberhasilan pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Pembentukan manusia berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung jawab seluruh komponen masyarakat, baik dari kalangan pejabat tingkat atas sampai pada rakyat

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini berada jauh dari yang

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung berasal dari kelenjar payudara ibu. ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna dan yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN STATUS PEMBERIAN ASI DI KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2014 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2014 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah payudara ibu, sebagai makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Indonesia. Derajat kesehatan anak

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Indonesia. Derajat kesehatan anak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air susu ibu (ASI) diciptakan oleh Tuhan degan segala kelebihannya. Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari payudara. Menyusui adalah proses alamiah, berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN ASI PADA BAYI BARU LAHIR ASI adalah satu-satunya makanan bayi yang paling baik, karena mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang dalam

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Gizi Disusun oleh Nama :

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang : a. bahwa Air Susu Ibu (ASI) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk mencapai pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Menyusui bayi di Indonesia sudah menjadi budaya namun praktik pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2007 hanya

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR Tri Anasari Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto ABSTRAK Pemberian ASI secara penuh sangat dianjurkan oleh para ahli

Lebih terperinci

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Perawatan Masa Nifas Hari Tanggal : Waktu : Sasaran : Ibu nifas Tempat : I. Latar belakang Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan

Lebih terperinci

Pokok Bahasan. Ruang Lingkup. Gizi Bagi Pekerja. Kebutuhan Gizi Pekerja. ASI di Tempat Kerja 31/03/2014 2

Pokok Bahasan. Ruang Lingkup. Gizi Bagi Pekerja. Kebutuhan Gizi Pekerja. ASI di Tempat Kerja 31/03/2014 2 Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS JAMBI 31/03/2014

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN SUMEDANG DENGAN

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU BUTEKI PADA KALANGAN PEKERJA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PERUSAHAAN X, SEMARANG TAHUN 2007

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU BUTEKI PADA KALANGAN PEKERJA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PERUSAHAAN X, SEMARANG TAHUN 2007 ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU BUTEKI PADA KALANGAN PEKERJA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PERUSAHAAN X, SEMARANG TAHUN 2007 Eunike Ita Susanti 0210023 Pembimbing : DR. Felix Kasim,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 20 Juli 2013 di Desa Kaliprau Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang dengan jumlah responden sebanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada umatnya melalui ibu yang menyusui bayinya dengan ASI (Irawati, 2007). ASI sangat penting untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada kehidupan pertama bayi, karena colostrum mengandung Zat kekebalan tubuh terutama immunoglobulin

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA -6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG RELATED FACTORS OF MOTHER S FAILURE IN EXCLUSIVE BREASTFEEDING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi Indonesia Sehat 2015 adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan. 3 Cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan. 3 Cara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu 2.1.1 Definisi ASI Eksklusif ASI eksklusif adalah tidak memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang baik pada balita (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang baik pada balita (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10% dari seluruh populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air susu ibu (ASI) merupakan bentuk makanan ideal bagi bayi selama 6 bulan pertama kehidupan karena ASI menyediakan zat-zat gizi penting bagi pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

2012, No Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. 2. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanju

2012, No Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. 2. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanju No.58, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. ASI Eksklusif. Pemberian. Penggunaan. Susu Formula Bayi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5291) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan kehidupannya. Kebutuhan tersebut dapat tercukupi dengan memberikan ASI secara Eksklusif pada bayi selama

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia Berdasarkan laporan Biro Pusat Statistik (2008), pada hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013 1, * Sri Mulyati 1* Akper Prima Jambi Korespondensi Penulis

Lebih terperinci

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif HUBUNGAN SIKAP IBU DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS M. THAHA KABUPATEN BENGKULU SELATAN Harlen Yunita Akademi Kebidanan Manna Abstrak: ASI eksklusif merupakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2009 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2009 T E N T A N G KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN CIREBON

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air susu Ibu (ASI) mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI (Air Susu Ibu) 1. Pengertian Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi sampai kira kira bayi berumur 6 bulan, dan ASI mempunyai banyak manfaatnya. Karena itu penting

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA WANITA

KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA WANITA KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA WANITA Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI I. PENDAHULUAN Dalam kondisi pembangunan kearah industrialisasi dimana persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif di dunia masih rendah. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun 2012 hanya 39% bayi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. ASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir, karena memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir, karena memiliki semua zat yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya. ASI mengandung antibodi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyusui sebenarnya tidak hanya memberikan kesempatan pada bayi untuk

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK PADA PUSKESMAS PEMBANTU KEKANCAN MUKTI SEMARANG.

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK PADA PUSKESMAS PEMBANTU KEKANCAN MUKTI SEMARANG. LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK PADA PUSKESMAS PEMBANTU KEKANCAN MUKTI SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan bayi Departemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan bayi Departemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif ASI eksklusif adalah pemberian hanya Air Susu Ibu (ASI) saja tanpa makanan dan minuman, kecuali apabila bayi menderita sesuatu penyakit sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan progam kesehatan. Pada saat ini AKI dan AKB di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan progam kesehatan. Pada saat ini AKI dan AKB di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian ibu menurut WHO, adalah kematian wanita selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhir kehamilan terlepas dari berapa lama kehamilan berlangsung

Lebih terperinci

serta suami sangat dibutuhkan. Karena pikiran pikiran negatif atau rasa kurang

serta suami sangat dibutuhkan. Karena pikiran pikiran negatif atau rasa kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Reza Oscar ( Komunitas Ayah ASI Lampung ) Istilah suami siap antar jaga ( SIAGA ), kiranya tepat disematkan pada calon ayah yang setia mendampingi istrinya

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PADA INFORMASI MP-ASI DI BUKU KIA DENGAN PEMBERIAN MP-ASI BALITA USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN BANDARHARJO SEMARANG UTARA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs). yang mesti

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs). yang mesti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka kematian bayi (AKB) sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup menjadi salah satu dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs). yang mesti dicapai hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI Eksklusif sekurang-kurangnya selama 6 bulan pertama kehidupan dan dilanjutkan dengan makanan pendamping

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN Niken Grah Prihartanti Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan 19 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman lain. ASI Eksklusif diberikan sampai 6 bulan pertama kehidupan. Manfaat dari pemberian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) atau menyusui bayi dilakukan di berbagai lapisan masyarakat diseluruh dunia, karena banyak manfaat yang diperoleh dari ASI Eksklusif dan

Lebih terperinci

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2 Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan Pemberian ASI Eksklusif oleh Ibu Multipara pada Bayi Usia 6-12 Bulan (The Correlation Between Mother Factors and Early Initiation of Breastfeeding

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas agar tercipta masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur. SDM yang

Lebih terperinci

Peran ASI Bagi Tumbuh Kembang Anak

Peran ASI Bagi Tumbuh Kembang Anak v Peran ASI Bagi Tumbuh Kembang Anak Speaker: dr. FALLA ADINDA BIOGRAFI dr. Fala Adinda Pringgayuda Dokter Laktasi sertifikasi SELASI (Sentra Laktasi Indonesia) Head consultant doctor PT Pathlab Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI ( Air Susu Ibu) eksklusif adalah bayi hanya diberi saja selama enam bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP BERAT BADAN BAYI UMUR 4 6 BULAN (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban)

PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP BERAT BADAN BAYI UMUR 4 6 BULAN (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban) PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP BERAT BADAN BAYI UMUR 4 6 BULAN (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban) H. Miftahul Munir STIKES NU TUBAN ABSTRAK ASI adalah suatu emulsi lemak dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses menyusui memang proses alami bagi setiap wanita yang melahirkan, tetapi tidak jarang proses ini menjadi begitu membingungkan dan penuh perjuangan bagi ibu

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 37 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 37 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 37 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU DI KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif merupakan pilihan asupan nutrisi yang sangat baik bagi bayi. Namun masih banyak ibu yang salah mengartikan pengertian dari ASI Eksklusif,

Lebih terperinci

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN Wahyu Setya Ningsih 1), Ari Andayani 2) 1 Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo email: wahyusetya14@yahoo.co.id 2 Akademi Kebidanan

Lebih terperinci

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Factors That Cause Colostrum Giving Women In The Postpartum Camar I Arifin Achmad Province Riau *Dosen STIKes Hangtuah Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan harapan penerus bangsa, sehingga tumbuh kembang anak sangat penting untuk diperhatikan. Tumbuh kembang ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya

Lebih terperinci