DAMPAK ABRASI PANTAI BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DI JORONG PONDOK KENAGARIAN SASAK KECAMATAN SASAK RANAH PASISIE KABUPATEN PASAMAN BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAMPAK ABRASI PANTAI BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DI JORONG PONDOK KENAGARIAN SASAK KECAMATAN SASAK RANAH PASISIE KABUPATEN PASAMAN BARAT"

Transkripsi

1 1

2 DAMPAK ABRASI PANTAI BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DI JORONG PONDOK KENAGARIAN SASAK KECAMATAN SASAK RANAH PASISIE KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh Erwin Zadi Putra *, Slamet Rianto **, Yuherman ** *Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat **Staff Pengajar Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data secara mendalam tentang Dampak Abrasi Pantai Bagi Kehidupan Masyarakat Di Jorong Pondok Kenagarian Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat dilihat dari: 1) dampak abrasi bagi kehidupan, 2) peran masyarakat dalam menanggulangi abrasi pantai, 3) peran pemerintah dalam menanggulangi abarsi pantai di jorong Pondok. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, informan penelitian ini adalah masyarakat, pemerintah yang tinggal di Jorong Pondok. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi, alat pengumpulan data yaitu si peneliti itu sendiri dengan terjun sendiri kelapangan secara aktif. Teknik analisa yang digunakan adalah reduksi data dan rekapitulasi. Berdasarkan hasil temuan di lapangan dan wawancara maka hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Dampak abrasi pantai bagi kehidupan masyarakat di jorong Pondok Nagari Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie sangat besar yang dirasakan masyarakat, karena abrasi menyebabkan rusaknya pemukiman penduduk sekitar ±35 rumah pada tahun 2013 serta masyarakat takut tinggal di rumah dekat pantai dan juga berdampak pada perekonomian di jorong Pondok.(2) Peran masyarakat dalam menanggulangi abrasi di jorong Pondok Nagari Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, masyarakat sudah berpartisipasi yaitu dalam bentuk membantu pemerintah dalam pembangunan grip dalam bentuk mengukur berapa lebar menggunakan terpal untuk mengukurnya yang akan di susun batu grip tersebut dan juga untuk mencegah terjadinya abrasi yang akan berdampak pada lingkungan dan masyarakat yang tinggal disekitar pantai Pondok.(3) Peran pemerintah dalam menanggulangi abrasi pantai di jorong Pondok, pemerintah sudah menjalankan peran nya dengan baik untuk pembangunan grip, hal ini di dukung oleh pemerintah yang bekerja sama dengan dinas sosial dan lingkungan hidup untuk pembangunan batu grip di mulai sejak tahun 2014 dan masih berlanjut sampai sekarang dan dimana pembangunan batu grip ini berlanjut di kampong Kiambia Taluang yang ada di sekitar pantai sasak terutama di jorong Pondok. Kata Kunci: Dampak, Abrasi, Pantai, Masyarakat. 1

3 THE AFFET OF BEACH ABRASION FOR CITIZENS EXISTENCEAT JORONG PONDOK KENAGARIAN SASAK KECAMATAN SASAK RANAH PASISIE KABUPATEN PASAMAN BARAT Because Of Erwin Zadi Putra *, Slamet Rianto **, Yuherman *** * The geography education student of STKIP PGRI West Sumatera ***The teacher of staff of geography of STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACT The purpose of this research is to getthe deep data about the effect of beach abrasion for citizens existence at jorong pondok kenagarian sasak kecamatan saakranah pasisie kabupaten pasaman barat vieed from: 1). The effect of abrasion forexistence, 2). Citizens character in controlling the beach abrasion, 3). The government s character in controllingthe beach abrasion at jorong Pondok. Kinds of this research was qualitative research. Research s informan were citizens and the government who lived at jorong Pondok. Technique of data collection that used in this research were observation, interview, and documentation. Instrument that used to collect the data was the researcher whit active participation in the field. Technique of data analysis that used were data reduction and recapitulation. Based of the finding in the field and interview, the result of this research are following as : 1). The effect of beach abrasion for citizens existence at jorong Pondok nagari Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie is great to be felt by citizens, because the abrasion bring demaged to the living place about ± 35 houses in 2013 along with a scare of citizens to live in the near of the beach and also effect with economic at jorong Pondok, 2). Citizens have participation likely helped the government in buiding grip to measure how wide to use a tarp to arrange it and also to prevent the abrasion that will effect for environment and citizens who lived in the near of the beach, 3). The government s character in controlling the abrasion at jorong Pondok, the government have good participation to build grip, it was supported by the government who work together with social government and life environment to build grip stone since 2014 and it continue until now and it also continue at Kampung Kiambia Taluang that have been in the near of Sasak beach specially at jorong Pondok Keywords: Effet, Abrasion, Beach, Citizens. 2

4 PENDAHULUAN Sebagaian besar penduduk indonesia bertempat tinggal di wilayah pantai, oleh karena itu pantai Indonesia berkembang dengan pesat untuk berbagai keperluan diantaranya sebagai daerah pemukiman, pelabuhan, kawasan industri, perikanan, dan kawasan wisata, dengan kata lain wilayah pantai merupakan wilayah yang sangat berpotensi yang dapat memberikan keuntungan ataupun kerugian tersendiri. Lingkungan pantai adalah jalur yang merupakan pertemuan antara daratan dan lautan kawasan ini memiliki ciri-ciri yaitu kearah laut di batasi oleh pengaruh fisik laut, sedangkan kearah darat dibatasi oleh pengaruh proses alami dan kegiatan manusia terhadap lingkungan darat. Wilayah pantai merupakan bagian permukaan bumi yang selalu mengalami perubahan sebagai akibat adanya proses geomorfologi seperti tenaga yang berasal dari luar bumi (tenaga eksogen) maupun tenaga yang berasal dari dalam bumi (tenaga endogen). Tenaga geomorfologi yang dimaksud yaitu semua proses alami yang mampu mengikis dan mengangkut material di permukaan bumi seperti: gletser, marin, tanah longsor, arus, tsunami, abrasi, dan angin. Proses alamiah ini berlangsung sangat lambat tanpa disadari oleh manusia sehingga hasilnya atau akibatnya baru terlihat setelah bertahun-tahun lamanya (Ramani, 2000). Berhubungan dengan lingkungan pantai, Propinsi Sumatera Barat merupakan salah satu propinsi yang mempunyai wilayah pantai yang cukup luas yang berada di bagian barat tengah pulau sumatera. Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia yang meliputi lima Kabupaten yaitu: Kabupaten Pasaman, Agam, Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Mentawai dan kota Padang. Luasa wilayah Sumatera Barat ini mencapai ± km 2 yang terdiri dari daratan km 2 dan kepulauan Provinsi ini di apit oleh dua pusat gempa utama yaitu patasan semangka yang berada di sepanjang Bukit Barisan dan zona subduksi yaitu pertemuan Lempeng Indo- Ausralia dengan Lempeng Eurasia ± 250 km 2 dari garis pantai kearah barat. Provinsi ini juga memiliki 4 buah gunung berapi aktif. Provinsi Sumatera memiliki luas perrairan laut ± km 2 dengan panjang garis pantai km 2 serta memiliki 375 buah pulau besar dan kecil. Wilayah pantai merupakan daerah yang sangat intensif dimanfaatkan untuk kegiatan manusia, berbagai kegiatan dilaksanakan di wilayah pantai, diantaranya sebagai kawasan industri, pelabuhan, pariwisata dan kegiatan lainnya ( Sunarto, 1991:44). Garis pantai Sasak yang cukup panjang tentu akan bermanfaat dan menguntungkan jika wilayah pantai bisa ditangani dengan baik, baik dari segi sektor pariwisata. Sasak telah terjadi abrasi pantai yang telah merusak tanaman-tanaman yang ada disekitar tepi pantai. Dimana biasanya tepi pantai di dominasi oleh tanaman rumput angin sekarang sudah tidak ada lagi. Dahulunya garis pantai masih jauh dari permukiman masyarakat, sekarang sudah semakin dekat dari pemukiman masyarakat tepi pantai. Saat sekarang memang sudah ada kebijakan dari pemerintah daerah dalam menaggulangi abrasi pantai tersebut dengan membangun batu penahan ombak atau krib, namun pembangunan krib tersebut sudah berjalan dengan lancar karena membutuhkan biaya. Berdasarkan observasi awal peneliti. Di daerah pantai Sasak ini mempunyai bahaya abrasi yang cukup besar dan beresiko terhadap masyarakat disekitar pantai misalnya banyak runtuhnya tebing yang ada di pinggir pantai, merusak ekosisitem pantai, penyusutan lebar pantai sehingga menyempitnya lahan bagi penduduk yang tinggal di pinggir pantai, kerusakan hutan bakau di sepanjang pantai, karena terpaan ombak yang didorong angin kencang begitu besar dan kehilangan tempat berkumpulnya ikan ikan perairan pantai karena terkikisnya hutan bakau, karena perumahan penduduknya sangat dekat dengan bibir pantai yaitu kurang dari 50 m. Sasak diterjang abrasi selama dua hari berturut-turut berdampak 22 rumah nelayan rusak berat. Sebanyak 128 rumah lagi harus segera dicarikan relokasi, kalau tidak serangan abrasi satu kali lagi rumah warga makin banyak rusak berat, jika hal ini tidak ditanggulangi dengah sungguhsungguh maka proses pengikisan daerah tersebut akan terus berlangsung sehingga mengakibatkan terancamnya daerah 3

5 pemukiman penduduk kelestarian kawasan pantai serta akan merusak wisata yang ada. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengkaji tentang abrasi pantai yang terjadi di Sasak dengan sebuah penelitian Dampak Abrasi Pantai Bagi Kehidupan Masyarakat Di Jorong Pondok Kenagarian Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1). Dampak abrasi pantai bagi kehidupan masyarakat di Jorong Pondok Nagari Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat, 2). Peran masyarakat dalam menanggulangi abrasi pantai di Jorong Pondok Nagari Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat., 3). Peran pemerintah dalam menanggulangi abrasi pantai di Jorong Pondok Nagari Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat. METODE PENELITIAN Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka penelitian ini tergolong Penelitian Kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor, mendefinisikan bahwa metode kualitatif merupakan sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tertentu secara holistik (utuh). Jadi bisa dikatakan bahwa penelitian kualitatif tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis tetapi, perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan (dalam moleong, 2010). Informan Penelitian diambil dengan cara teknik snow ball sampling (bola salju ), Snowball sampling adalah tekhnik pengambilan sampel sumber data, yang pada awal jumlahnya sedikit lama-lama jadi besar. Maka yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di jorong Pondok kenagarian Sasak kecamatan Sasak Ranah Pasisie kabupaten Pasaman Barat HASIL DAN PEMBAHASAN A. Temuan Umum Secara geografis Kenagarian Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat terletak antara LS LU dan BT BT dengan ketinggian 0 50 Mdpl, sedangkan secara administrasi Pemerintahan Nagari Sasak berbatasan langsung dengan Nagarinagari di Wilayah Kabupaten Pasaman Barat : Sebelah Utara : Kecamatan Sungai Aur Sebelah Selatan : Kecamatan Kinali Sebelah Timur : Kecamatan Pasaman dan Luhak Nan Duo Sebelah Barat : Samudera Hindia. B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, maka hasil tersebut di atas akan di bahas lebih lanjut dalam bentuk uraian pembahasan tentang Dampak Abrasi Pantai Bagi Kehidupan Masyarakat Di Jorong Pondok Kenagarian Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat. Pertama: Dampak abrasi pantai bagi kehidupan masyarakat di sekitar pantai pondok sangat besar yaitu menyebabkan rusaknya pemukiman penduduk karena terus-menerus dikikis oleh gelombang air laut yang besar. Dan rumah penduduk tersebut rusak sekitar ±35 rumah pada tahun 2013 yang disebabkan oleh abrasi pantai dan juga menyebabkan penurunan ekonomi atau berkurangnya pendapatan masyarakat yang bekerja sebagai nelayan di jorong Pondok tersebut. Karena apabila terjadi abrasi pantai maka para nelayan tidak dapat pergi kelaut mencari ikan untuk di jual kepasar soalnya di jorong pondok mayoritas berprofesi sebagai nelayan. Hal ini sesuai dengan pendapat Triatmodjo dalam Sapeai (2011) pengikisan bibir pantai yang di sebut erosi pantai (abrasi), abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi semakin menyempit, tapi bila dibiarkan begitu saja akibatnya bisa menjadi lebih berbahaya. Abrasi yang terus menerus mengikis bibir pantai lama kelamaan akan merusak pemukiman penduduk yang bertempat 4

6 tinggaldi pinggir pantai, karena proses terjadinya secara alami oleh gelombang dan di sebabkan oleh aktifitas manusia seperti penabangan pohon bakau maupun pohon lainnya yang ada di pantai, pengambilan karang, pengambilan pasir pantai. Kedua: Peran masyarakat dalam menanggulangi abrasi di Jorong Pondok adalah masyarakat sudah berpartisipasi yaitu dalam bentuk membantu pemerintah dalam pembangunan grip dalam bentuk mengukur berapa lebar menggunakan terpal untuk mengukurnya yang akan di susun batu grip tersebut dan juga untuk mencegah terjadinya abrasi yang akan berdampak pada lingkungan dan masyarakat yang tinggal disekitar pantai pondok tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat menurut Levinson dalam Soekanto, (2009:213) menyatakan bahwa peranan mencakup tiga hal antara lain: a)peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan sengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. b) Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. c) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Ketiga: Peran pemerintah dalam penanggulangan abrasi pantai di Jorong Pondok telah berlangsung dengan baik yaitu pemerintah telah melaksanakan pembangunan batu grip, penanaman pohon cemara dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang ada disekitar pantai pondok bagi yang kurang mengetahui dampak abrasi terhadap lingkungan dan juga terhadap masyarakat di sekitar pantai tersebut, serta pemerintah juga telah bekerja sama dengan PEMDA, dinas sosial dan dinas lingkungan hidup pemberian dana untuk pembangunan batu grip di mulai sejak tahun 2014 dan masih berlanjut sampai sekarang dan dimana pembangunan batu grip ini berlanjut di kampong Kiambia Taluang yang ada di sekitar pantai sasak terutama di jorong Pondok. Peranan adalah perangkat harapanharapan yang dikenakan pada individu atau kelompok untuk melaksanakan hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemegang peran sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Setiap orang memiliki macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidup. Hal ini sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat atau lingkungannya kepadanya. ( Tornando, 2015). PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pemahaman dalam penelitian mengenai Dampak Abrasi Pantai Bagi Kehidupan Masyarakat di jorong Pondok dapat di simpulkan sebagai berikut: 1. Dampak abrasi pantai bagi kehidupan masyarakat di jorong Pondok Nagari Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie sangat besar yang dirasakan masyarakat, karena abrasi menyebabkan rusaknya pemukiman penduduk sekitar ±35 rumah pada tahun 2013 serta masyarakat takut tinggal di rumah dekat pantai dan juga berdampak pada perekonomian di jorong Pondok tersebut. 2. Peran masyarakat dalam menanggulangi abrasi di jorong Pondok Nagari Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, masyarakat sudah berpartisipasi yaitu dalam bentuk membantu pemerintah dalam pembangunan grip dalam bentuk mengukur berapa lebar menggunakan terpal untuk mengukurnya yang akan di susun batu grip tersebut dan juga untuk mencegah terjadinya abrasi yang akan berdampak pada lingkungan dan masyarakat yang tinggal disekitar pantai pondok tersebut. 3. Peran pemerintah dalam menanggulangi abrasi pantai di jorong Pondok, pemerintah sudah menjalankan peran nya dengan baik untuk pembangunan grip, hal ini di dukung oleh pemerintah yang bekerja sama dengan dinas sosial dan lingkungan hidup untuk pembangunan batu grip di mulai sejak tahun 2014 dan masih berlanjut sampai sekarang dan dimana pembangunan batu grip ini berlanjut di kampong Kiambia Taluang yang ada di sekitar pantai sasak terutama di jorong Pondok. 5

7 B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh, maka di bawah ini diajukan saransaran: 1. Diharapkan kepada masyarakat untuk menjaga kelestarian pantai pondok sehingga tetap alami dan menarik untuk di kunjungi. 2. Diharapkan kepada masyarakat yang tinggal di pinggir pantai pondok dapat bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengawasan terhadap pembangunan grip. 3. Membangunan kerja sama antara pemerintah, dinas sosial dan dinas lingkungan hidup, serta masyarakat dalam pembangunan krip berkelanjutan. DAFTAR PUSTAK Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ramani Geomorfologi Umum. Padang. FIS UNP. Sapeai, Alfonsus Alfian Tingkat Abrasi Pantai Sikabaluan Kecamatan Siberut Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai. STKIP PGRI. Padang. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA, cv. Sunarto Geomorfologi Pantai. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Soekanto, Soerjono Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers Tarnando, Niko Peranan Masyarakat Dan Kebijakan Pemerintah Dalam Perawatan Irigasi Sawah Kenagarian Nyiur Melambai Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan. STKIP PGRI. Padang. 6

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENANGGULANGI ABRASI PANTAI MAPADEGAT DI KECAMATAN SIPORA UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENANGGULANGI ABRASI PANTAI MAPADEGAT DI KECAMATAN SIPORA UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI 1 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENANGGULANGI ABRASI PANTAI MAPADEGAT DI KECAMATAN SIPORA UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh : Wahyu Rahmadhanel rizal* Slamet Rianto** Rozana Eka Putri**

ABSTRAK. Oleh : Wahyu Rahmadhanel rizal* Slamet Rianto** Rozana Eka Putri** ABSTRAK Oleh : Wahyu Rahmadhanel rizal* Slamet Rianto** Rozana Eka Putri** 1. Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat* 2. Staf Pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat** Wahyu

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki wilayah yang luas dan terletak di garis khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudera, berada dalam

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI PANTAI BEROK KELURAHAN TELUK KABUNG TENGAH KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG ABSTRACT

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI PANTAI BEROK KELURAHAN TELUK KABUNG TENGAH KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG ABSTRACT 1 1 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI PANTAI BEROK KELURAHAN TELUK KABUNG TENGAH KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG Oleh: Risa Okwani*, Slamet Rianto**, Yuherman** Mahasiswa Pendidikan Geografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas, karena Indonesia merupakan Negara kepulauan dengangaris pantai mencapai sepanjang 81.000 km. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari 17.000 pulau dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling bumi melalui khatulistiwa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam

Lebih terperinci

PANDUAN PENCEGAHAN BENCANA ABRASI PANTAI

PANDUAN PENCEGAHAN BENCANA ABRASI PANTAI PANDUAN PENCEGAHAN BENCANA ABRASI PANTAI ( UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ) JURUSAN PENDIDKAN GEOGRAFI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013 OLEH: MUH. ISA RAMADHAN KATA PENGANTAR Puji

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian. Kecamatan Sasak Ranah Pasisie

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian. Kecamatan Sasak Ranah Pasisie PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara bahari yang memiliki kekayaan dan keanekaragaman hayati yang tinggi. Potensi tersebut antara lain sebanyak 14% terumbu karang dunia tersebar di wilayah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: ekowisata pesisir, edukasi, hutan pantai, konservasi, perencanaan. iii

ABSTRAK. Kata Kunci: ekowisata pesisir, edukasi, hutan pantai, konservasi, perencanaan. iii ABSTRAK Devvy Alvionita Fitriana. NIM 1305315133. Perencanaan Lansekap Ekowisata Pesisir di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Dibimbing oleh Lury Sevita Yusiana, S.P., M.Si. dan Ir. I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan transisi ekosistem terestrial dan laut yang ditandai oleh gradien perubahan ekosistem yang tajam (Pariwono, 1992). Kawasan pantai merupakan

Lebih terperinci

Oleh: Nori Lestari, 2 Dr. Yeni Erita, M.Pd, 3 Rika Despica, S.Pd, M.Si 1 Mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

Oleh: Nori Lestari, 2 Dr. Yeni Erita, M.Pd, 3 Rika Despica, S.Pd, M.Si 1 Mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat Peran Pemerintah Dan Masyarakat Dalam Penaggulangan Abrasi Di Pemukiman Sekitar Pasar Lama Muara Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Oleh: 1 Nori Lestari, 2 Dr. Yeni Erita,

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 2 (2) (2013) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG BENCANA ABRASI DENGAN PENANGGULANGANNYA DI DESA

Lebih terperinci

TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP

TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP Lailla Uswatun Khasanah 1), Suwarsito 2), Esti Sarjanti 2) 1) Alumni Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

Kewajiban dibalik Keindahan Kita Wilayah Pesisir Bali Oleh: Redaksi Butaru

Kewajiban dibalik Keindahan Kita Wilayah Pesisir Bali Oleh: Redaksi Butaru Kewajiban dibalik Keindahan Kita Wilayah Pesisir Bali Oleh: Redaksi Butaru Seluruh dunia mengenal Bali, dan bahkan banyak yang mengatakan jangan mengaku ke Indonesia jika tidak menginjakan kaki ke Bali.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari 3700 pulau dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km. Wilayah pantai ini merupakan daerah yang sangat intensif

Lebih terperinci

ABSTRACT. By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida**

ABSTRACT. By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida** 1 2 ABSTRACT Social Economic of Communities around Lubuk Larangan Jorong Sungai Tanuak Kenagarian Barung Barung Belantai Tengah Kecamatan Koto XI Tarusan Pesisir Selatan By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida**

Lebih terperinci

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah yang memberikan kontribusi produksi perikanan yang sangat besar dan tempat aktivitas manusia paling banyak dilakukan; bahkan menurut

Lebih terperinci

STUDI PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG MITAGASI BENCANA BANJIR BANDANG DI NAGARI UNGGAN KECAMATAN SUMPUR KUDUS KABUPATEN SIJUNJUNG

STUDI PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG MITAGASI BENCANA BANJIR BANDANG DI NAGARI UNGGAN KECAMATAN SUMPUR KUDUS KABUPATEN SIJUNJUNG 1 STUDI PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG MITAGASI BENCANA BANJIR BANDANG DI NAGARI UNGGAN KECAMATAN SUMPUR KUDUS KABUPATEN SIJUNJUNG Ratna Dewita *), Dasrizal**), Yeni Erita**) *)Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai lebih dari 3.700 pulau dengan luas daratan ± 1.900. 000 km 2 dan lautan ± 3.270.000 km 2.Garis

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang tergolong rawan terhadap kejadian bencana alam, hal tersebut berhubungan dengan letak geografis Indonesia yang terletak di antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Konsekuensi tumbukkan lempeng tersebut mengakibatkan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki garis pantai yang terpanjang di dunia, lebih dari 81.000 KM garis pantai dan 17.508 pulau yang membentang

Lebih terperinci

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT YANG TERKENA ABRASI PANTAI DI KANAGARIAN SASAK KECAMATAN SASAK RANAH PASISIE KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT YANG TERKENA ABRASI PANTAI DI KANAGARIAN SASAK KECAMATAN SASAK RANAH PASISIE KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT YANG TERKENA ABRASI PANTAI DI KANAGARIAN SASAK KECAMATAN SASAK RANAH PASISIE KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL RAHMAYANI NIM.08030026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 141 BT merupakan zona pertemuan empat lempeng tektonik aktif dunia, yaitu:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah. Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. sepanjang km (Meika, 2010). Wilayah pantai dan pesisir memiliki arti

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. sepanjang km (Meika, 2010). Wilayah pantai dan pesisir memiliki arti I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu bagian terpenting dari kondisi geografis Indonesia, sebagian wilayah kepulauan adalah wilayah pantai dan pesisir dengan garis pantai sepanjang 81.000 km (Meika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada pada pertemuan lempeng Indo Australia dan Euro Asia di

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada pada pertemuan lempeng Indo Australia dan Euro Asia di BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Provinsi Sumatera Barat merupakan daerah yang rawan bencana, karena letaknya berada pada pertemuan lempeng Indo Australia dan Euro Asia di Samudra Hindia sebelah barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan : (a) latar belakang, (b) perumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) ruang lingkup penelitian dan (f) sistematika penulisan. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum pantai merupakan daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh pasang tertinggi dan surut terendah.garis pantai adalah batas pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat suatu bencana.

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat suatu bencana. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Ilmu tentang bencana semakin berkembang dari tahun ke tahun seiring semakin banyaknya kejadian bencana. Berawal dengan kegiatan penanggulangan bencana mulai berkembang

Lebih terperinci

MENCEGAH KERUSAKAN PANTAI, MELESTARIKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

MENCEGAH KERUSAKAN PANTAI, MELESTARIKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI MENCEGAH KERUSAKAN PANTAI, MELESTARIKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI YUDI WAHYUDIN PUSAT KAJIAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Surade, 22 Juli 2003 APA ITU PANTAI? PANTAI adalah daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah. Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang mempunyai 13.466 pulau dan mempunyai panjang garis pantai sebesar 99.093 km. Luasan daratan di Indonesia sebesar 1,91 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. subduksi yaitu pertemuan Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng

BAB I PENDAHULUAN. subduksi yaitu pertemuan Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Barat mempunyai luas daratan 42.297,30 km2 yang setara dengan 2,17% luas Republik Indonesia dengan jumlah penduduk 5.283.163 jiwa. Provinsi ini diapit oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk rawan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Wilayah pesisir adalah wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang seluruh anggota komunitasnya (manusia, hewan, tumbuhan, mikroorganisme, dan abiotis) saling

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas keseluruhan wilayah kabupaten pasaman barat. Kecamatan sungai beremas dengan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas keseluruhan wilayah kabupaten pasaman barat. Kecamatan sungai beremas dengan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis Kecamatan sungai beremas merupakan salah satu daerah di sebelah utara kabupaten pasaman barat dengan luas wilayah sekitar 440,48 km 2 atau 11,33 persen

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. alam seperti gempa bumi adalah bencana yang terjadi secara tiba-tiba, sedangkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. alam seperti gempa bumi adalah bencana yang terjadi secara tiba-tiba, sedangkan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba dalam kehidupan ini. Bencana alam seperti gempa bumi adalah bencana yang terjadi secara tiba-tiba, sedangkan gunung api,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng. Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan hasil alam.

BAB I PENDAHULUAN. utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng. Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan hasil alam. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berada pada pertemuan tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng pasifik. Pertemuan tiga

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI SAWAH DI NAGARI DESA BARU KECAMATAN RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI SAWAH DI NAGARI DESA BARU KECAMATAN RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI SAWAH DI NAGARI DESA BARU KECAMATAN RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL Wartinah NIM. 10030211 Pembimbing I Pembimbing II Yeni Erita, M. Pd

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bencana merupakan sebuah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pantai adalah suatu wilayah yang mengalami kontak langsung dengan aktivitas manusia dan kontak dengan fenomena alam terutama yang berasal dari laut. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan pada ketinggiannya Kabupaten Indramayu

BAB I PENDAHULUAN. BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan pada ketinggiannya Kabupaten Indramayu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan pada ketinggiannya Kabupaten Indramayu berada pada ketinggian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pesisir Pantai. merupakan daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan laut dimulai dari

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pesisir Pantai. merupakan daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan laut dimulai dari II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pesisir Pantai Pantai merupakan batas antara wilayah daratan dengan wilayah lautan. Daerah daratan merupakan daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan daratan dimulai

Lebih terperinci

PERILAKU MASYARAKAT DALAM MELESTARIKAN LINGKUNGAN PANTAI TIKU DI NAGARI TIKU SELATAN KECAMATAN TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM.

PERILAKU MASYARAKAT DALAM MELESTARIKAN LINGKUNGAN PANTAI TIKU DI NAGARI TIKU SELATAN KECAMATAN TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM. PERILAKU MASYARAKAT DALAM MELESTARIKAN LINGKUNGAN PANTAI TIKU DI NAGARI TIKU SELATAN KECAMATAN TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM Oleh: Ida Mawarni*, Dasrizal**, Elvi Zuriyani,** Mahasiswa Pendidikan Geografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2004 yang melanda Aceh dan sekitarnya. Menurut U.S. Geological

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2004 yang melanda Aceh dan sekitarnya. Menurut U.S. Geological BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana alam. Salah satu bencana paling fenomenal adalah terjadinya gempa dan tsunami pada tahun 2004 yang melanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pandang geologi. Wilayah ini dikontrol oleh hasil aktifitas tumbukan dua

BAB I PENDAHULUAN. pandang geologi. Wilayah ini dikontrol oleh hasil aktifitas tumbukan dua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah penelitian berada di Kabupaten Garut Jawa Barat merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki daya tarik tersendiri, khususnya dari sudut pandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan hidup. Oleh karena adanya pengaruh laut dan daratan, dikawasan mangrove terjadi interaksi kompleks

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang selain merupakan sumber alam yang penting artinya bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari lebih 17.000 buah pulau besar dan kecil, dengan panjang garis pantai mencapai hampir

Lebih terperinci

BAB VI ALTERNATIF PENANGGULANGAN ABRASI

BAB VI ALTERNATIF PENANGGULANGAN ABRASI 87 BAB VI ALTERNATIF PENANGGULANGAN ABRASI 6.1 Perlindungan Pantai Secara alami pantai telah mempunyai perlindungan alami, tetapi seiring perkembangan waktu garis pantai selalu berubah. Perubahan garis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesisir (coast) dan pantai (shore) merupakan bagian dari wilayah kepesisiran (Gunawan et al. 2005). Sedangkan menurut Kodoatie (2010) pesisir (coast) dan pantai (shore)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai suatu negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali gunungapi yang berderet sepanjang 7000 kilometer, mulai dari Sumatera, Jawa,

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA TSUNAMI DI KOTA PADANG JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) OKTAVIA

MITIGASI BENCANA TSUNAMI DI KOTA PADANG JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) OKTAVIA MITIGASI BENCANA TSUNAMI DI KOTA PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) OKTAVIA 11030054 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensial untuk pembangunan apabila dikelola dengan baik. Salah satu modal

BAB I PENDAHULUAN. potensial untuk pembangunan apabila dikelola dengan baik. Salah satu modal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau mencapai 17.508 dan garis pantai sepanjang 81.000 km, dengan garis pantai yang panjang menyebabkan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dengan morfologi yang beragam, dari daratan sampai pegunungan serta lautan. Keragaman ini dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Sofiatun Nisa, 2016 Respon Masyarakat Terhadap Abrasi di Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Sofiatun Nisa, 2016 Respon Masyarakat Terhadap Abrasi di Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah perairan yang cukup luas. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2011 Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang wilayahnya disatukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang wilayahnya disatukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang wilayahnya disatukan oleh lautan dengan luas seluruh wilayah teritorial adalah 8 juta km 2. Menurut Puslitbang Geologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pantai km serta pulau dan luas laut sekitar 3,1 juta km 2, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. pantai km serta pulau dan luas laut sekitar 3,1 juta km 2, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan panjang garis pantai 81.791 km serta 17.504 pulau dan luas laut sekitar 3,1 juta km 2, sehingga wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau utama dan ribuan pulau kecil disekelilingnya. Dengan 17.508 pulau, Indonesia menjadi negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di sepanjang pesisir barat pulau Sumatera bagian tengah. Provinsi ini memiliki dataran seluas

Lebih terperinci

Oleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Oleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI (Studi di SMK Negeri 4 Padang) Oleh: Cici Fitri Rahayu*

Lebih terperinci

Public Perception In Maintenance Attractions Bung Hatta Forest Park in the Village Indarung Lubuk Kilangan District of the city of Padang

Public Perception In Maintenance Attractions Bung Hatta Forest Park in the Village Indarung Lubuk Kilangan District of the city of Padang 0 Public Perception In Maintenance Attractions Bung Hatta Forest Park in the Village Indarung Lubuk Kilangan District of the city of Padang By: Miko Rayendra*Drs. Bakaruddin. M.S**Yuherman, S.P, M.Pd *Student

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesisir merupakan daratan pinggir laut yang berbatasan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pesisir merupakan daratan pinggir laut yang berbatasan langsung dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesisir merupakan daratan pinggir laut yang berbatasan langsung dengan laut yang masih di pengaruhi pasang dan surut air laut yang merupakan pertemuan anatara darat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104 0 18 105 0 12 Bujur Timur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara dimana terdapat pertemuan 3 lempeng tektonik utama bumi. Lempeng tersebut meliputi lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG MENGGUNAKAN AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG MENGGUNAKAN AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG MENGGUNAKAN AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Randy Zalni Indra 1, Nefilinda 2, Nila Afryansih 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kepulauan Mentawai telah menetapkan visi. Terwujudnya Masyarakat Kepulauan Mentawai yang maju, sejahtera dan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kepulauan Mentawai telah menetapkan visi. Terwujudnya Masyarakat Kepulauan Mentawai yang maju, sejahtera dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai telah menetapkan visi Terwujudnya Masyarakat Kepulauan Mentawai yang maju, sejahtera dan berkualitas. Dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Kepulauan Indonesia secara astronomis terletak pada titik koordinat 6 LU - 11 LS 95 BT - 141 BT dan merupakan Negara kepulauan yang terletak pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan wilayah yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan Indonesia tersebar sepanjang nusantara mulai ujung barat Pulau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH DI NAGARI KOTO BARU KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH DI NAGARI KOTO BARU KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH DI NAGARI KOTO BARU KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL SOFTI NUR RAHMAH NIM. 08030137 Pembimbing I Pembimbing II Drs. Helfia Edial, MT

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH KONDISI GEOGRAFIS Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. Kota Batam berdasarkan Perda Nomor

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara paling rentan di dunia. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng benua Asia,

Lebih terperinci

KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 14. PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK Latihan Soal 14.2

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 14. PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK Latihan Soal 14.2 SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 14. PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK Latihan Soal 14.2 1. Di bawah ini pernyataan yang tidak tepat mengenai angin adalah... Angin merupakan udara yang bergerak Angin bertiup

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Jalur tektonik di Indonesia (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2015)

Gambar 1.1 Jalur tektonik di Indonesia (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2015) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di antara pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasific. Pada

Lebih terperinci

BAB I. Indonesia yang memiliki garis pantai sangat panjang mencapai lebih dari

BAB I. Indonesia yang memiliki garis pantai sangat panjang mencapai lebih dari BAB I BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang memiliki garis pantai sangat panjang mencapai lebih dari 95.181 km. Sehingga merupakan negara dengan pantai terpanjang nomor empat di dunia setelah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU KEMBAR DI KABUPATEN SOLOK

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU KEMBAR DI KABUPATEN SOLOK PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU KEMBAR DI KABUPATEN SOLOK Oleh Risnawati Fitri Program Studi Pendidikan geografi STKIP PGRI Sumatera Barat fitririsnawati@gmail.com Abstract This study aims to describe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dan memiliki kurang lebih 17.504 buah pulau, 9.634 pulau belum diberi nama dan 6.000 pulau tidak berpenghuni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat dengan tempat lainnya. Sebagian warga setempat. kesejahteraan masyarakat sekitar saja tetapi juga meningkatkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. tempat dengan tempat lainnya. Sebagian warga setempat. kesejahteraan masyarakat sekitar saja tetapi juga meningkatkan perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang sangat kaya raya akan keberagaman alam hayatinya. Keberagaman fauna dan flora dari dataran tinggi hingga tepi pantai pun tidak jarang

Lebih terperinci

PENGAMANAN PANTAI DI WILAYAH PROVINSI BANTEN Oleh:

PENGAMANAN PANTAI DI WILAYAH PROVINSI BANTEN Oleh: PENGAMANAN PANTAI DI WILAYAH PROVINSI BANTEN Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Sesuai dengan undangundang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan pengelolaan bangunan pengaman pantai diberikan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE UNTUK MENANGGULANGI ABRASI DI PANTAI SARI DESA TOLAI BARAT KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Ketut Rediasti No. Stb A 351 10 052 Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang-surut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerusakan. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan bumi yang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerusakan. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan bumi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia disebut sebagai Negara kaya bencana gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi (Prasetya dkk., 2006). Di antara semua bencana alam, gempa bumi biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki potensi bencana alam yang tinggi. Jika dilihat secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang berada pada pertemuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam 2 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam lingkungan hidup. Oleh karena adanya pengaruh laut dan daratan, di kawasan mangrove terjadi interaksi

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Geomorfologi Bentuk lahan di pesisir selatan Yogyakarta didominasi oleh dataran aluvial, gisik dan beting gisik. Dataran aluvial dimanfaatkan sebagai kebun atau perkebunan,

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864 DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : DATA UMUM : Geografi DATA SATUAN TAHUN 2015 SEMESTER I TAHUN 2016 I. Luas Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, pasal 6 ayat (1), disebutkan bahwa Penataan Ruang di selenggarakan dengan memperhatikan kondisi fisik wilayah

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Sibolga terletak di kawasan pantai Barat Sumatera Utara, yaitu di Teluk Tapian Nauli. Secara geografis, Kota Sibolga terletak di antara 01 0 42 01 0 46 LU dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN MERAK PROPINSI BANTEN

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN MERAK PROPINSI BANTEN LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN MERAK PROPINSI BANTEN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

Sosialisasi Kebumian dan Kebencanaan

Sosialisasi Kebumian dan Kebencanaan Sosialisasi Kebumian dan Kebencanaan Daerah Lampung Barat termasuk di dalamnya mempunyai tingkat kerawanan terhadap gempa bumi yang tinggi. Hal ini disebabkan kota Liwa terletak pada zona patahan besar

Lebih terperinci

KAJIAN KERUSAKAN PANTAI AKIBAT EROSI MARIN DI WILAYAH PESISIR KELURAHAN KASTELA KECAMATAN PULAU TERNATE

KAJIAN KERUSAKAN PANTAI AKIBAT EROSI MARIN DI WILAYAH PESISIR KELURAHAN KASTELA KECAMATAN PULAU TERNATE KAJIAN KERUSAKAN PANTAI AKIBAT EROSI MARIN DI WILAYAH PESISIR KELURAHAN KASTELA KECAMATAN PULAU TERNATE Adnan Sofyan *) Abstrak : Tingkat kerusakan di wilayah pesisir Kelurahan Kastela yaitu sesuai panjang

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gempa bumi sebagai suatu kekuatan alam terbukti telah menimbulkan bencana yang sangat besar dan merugikan. Gempa bumi pada skala kekuatan yang sangat kuat dapat menyebabkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG (PENGAMAN PANTAI LABUHAN) DI KABUPATEN SUMBAWA

PERENCANAAN BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG (PENGAMAN PANTAI LABUHAN) DI KABUPATEN SUMBAWA Perencanaan Bangunan Pemecah Gelombang Erni Yulianti PERENCANAAN BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG (PENGAMAN PANTAI LABUHAN) DI KABUPATEN SUMBAWA Erni Yulianti Dosen Program Studi Teknik Sipil Sumberdaya Air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang banyak memberikan sumber kehidupan bagi rakyat Indonesia dan penting dalam pertumbuhan perekonomian. Hal tersebut

Lebih terperinci

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak Geografi Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 232 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Setelah data dan hasil analisis penelitian diperoleh kemudian di dukung oleh litelature penelitian yang relevan, maka tiba saatnya menberikan penafsiran dan pemaknaan

Lebih terperinci