BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. telah disusun. Hasil penelitian dan pembahasan yang akan dijelaskan meliputi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. telah disusun. Hasil penelitian dan pembahasan yang akan dijelaskan meliputi"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan didasarkan pada rumusan masalah yang telah disusun. Hasil penelitian dan pembahasan yang akan dijelaskan meliputi pemeriksaan steady state, uji distribusi, menentukan model antrean, perhitungan ukuran keefektifan dan program M/M/c (AS, MV). A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh adalah data waktu kedatangan, data waktu pelayanan nasabah pada pengambilan nomor antrean, dan pelayanan teller nasabah primer. Analisis data pada penelitian ini diambil pada tanggal 3 Desember 216, 31 Desember 216, dan 4 Januari 217. Waktu penelitian dilakukan pada pukul 7.3 WIB sampai dengan pukul 12. WIB. Data primer pada bagian pengambilan nomor antrean dan pelayanan pada teller nasabah primer dikelompokkan masing-masing tiap 1 menit selama kurun waktu 4 jam 3 menit penelitian. Pelayanan teller nasabah primer memiliki disiplin antrean First Come First Served (FCFS) dimana nasabah yang pertama kali datang adalah nasabah yang pertama kali dilayani. 1. Hasil Penelitian pada Hari Jumat 3 Desember 216 Data primer yang diperoleh pada Hari Jumat 3 Desember 216 dikumpulkan, kemudian akan dilihat nilai rata-rata laju kedatangan (λ) dan rata-rata laju pelayanan (μ) serta pemeriksaan solusi steady state dan 77

2 selanjutnya dilakukan uji distribusi. Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pemeriksaan Kondisi Steady State Dalam analisis data yang terpenting adalah menghitung ukuran steady state yaitu jika tingkat kegunaan ρ < 1. Keadaan ini menunjukkan bahwa rata-rata laju kedatangan nasabah pada setiap loket kurang dari ratarata laju pelayanan pada loket tersebut. Dalam menghitung ukuran steady state (ρ) perlu diketahui nilai rata-rata laju kedatangan (λ) dan rata-rata laju pelayanan (μ). 1) Laju kedatangan nasabah Data kedatangan nasabah berdasarkan waktu yang tertera pada nomor antrean. Nomor antrean nasabah diperoleh dari mesin antrean yang telah disediakan. Data kedatangan nasabah yang diperoleh terdapat pada Lampiran 7.A. Berdasarkan data yang diperoleh pada Lampiran 7. A kemudian perlu diketahui nilai rata-rata laju kedatangan nasabah tiap 1 menit. Sebelum menghitung rata-rata laju kedatangan nasabah tiap 1 menit terlebih dahulu data dikelompokkan berdasarkan interval waktu. Berikut ini pengelompokkan data kedatangan nasabah berdasarkan interval waktu yang disajikan pada Tabel

3 Tabel 4.1 Kedatangan nasabah berdasarkan interval tiap 1 menit pada Jumat, 3 Desember 216 Interval dengan i kedatangan Banyaknya kedatangan nasabah pada interval I i (K i ) Frekuensi atau banyaknya interval I i (f(i i )) Banyaknya nasabah yang datang selama kurun waktu I i (K i f(i i )) I 4 I 1 1 I I I I I I I I I I I I I = 27 N = 122 Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh rata-rata laju kedatangan nasabah tiap 1 menit adalah: λ = nasabah nasabah = 4,5185 =,4518 = 27,111 nasabah 1 menit menit jam Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh rata-rata laju kedatangan nasabah tiap 1 menit sebanyak 4,5185 nasabah. Dengan demikian ratarata laju kedatangan nasabah tiap jam sebanyak 27,111 nasabah. 2) Laju pelayanan nasabah Teller Primer Data pelayanan nasabah di teller 6, teller 7, dan teller 8 diperoleh berdasarkan hasil observasi pada saat nasabah sudah melengkapi persyaratan. Apabila terdapat nasabah yang belum melengkapi persyaratan, maka nasabah tersebut tidak tercatat dalam 79

4 observasi. Data pelayanan nasabah tiap 1 menit di teller 6, teller 7, dan teller 8 yang sudah melengkapi dan mengumpulkan syarat terdapat pada Lampiran 7.B. Berdasarkan data yang diperoleh pada Lampiran 7.B kemudian perlu diketahui nilai rata-rata laju pelayanan berdasarkan interval waktu. Berikut ini pengelompokkan data pelayanan nasabah di teller 6, teller 7, dan teller 8 berdasarkan interval waktu yang disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Pelayanan nasabah berdasarkan interval tiap 1 menit pada Jumat, 3 Desember 216 Interval dengan i kedatangan Banyaknya kedatangan nasabah pada interval I i (K i ) Frekuensi atau banyaknya interval I i (f(i i )) Banyaknya nasabah yang datang selama kurun waktu I i (K i f(i i )) I 6 I I I I 4 4 I 5 5 I 6 6 I 7 7 I 8 8 I 9 9 I 1 1 I I I I = 27 N = 41 Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh rata-rata laju pelayanan nasabah tiap 1 menit adalah: μ = 41 nasabah nasabah = 1,5185 =,1518 = 9,111 nasabah 27 1 menit menit jam 8

5 Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh rata-rata laju pelayanan nasabah tiap 1 menit sebanyak 1,5185 nasabah. Dengan demikian rata-rata laju pelayanan nasabah tiap jam sebanyak 9,111 nasabah. Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan: Nilai λ = 27,111 nasabah nasabah, μ = 9,111, dan c = 3 yang jam jam kemudian dihitung nilai steady state seperti berikut: ρ = λ cμ = 27, ,111 =,9919 < 1 Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh rata-rata laju kedatangan nasabah kurang dari rata-rata laju pelayanan. b. Uji Kecocokan Distribusi Uji kecocokan distribusi yang digunakan untuk menguji data kedatangan dan data pelayanan nasabah adalah Uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan hasil pada Lampiran 11 data kedatangan berdistribusi Poisson dan data pelayanan berdistribusi Poisson. 2. Hasil Penelitian pada Hari Sabtu 31 Desember 216 Data primer yang diperoleh pada Hari Sabtu 31 Desember 216 dikumpulkan, kemudian akan dilihat nilai rata-rata laju kedatangan (λ) dan rata-rata laju pelayanan (μ) serta pemeriksaan solusi steady state dan selanjutnya uji distribusi. Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 81

6 a. Pemeriksaan Kondisi Steady State Dalam analisis data yang terpenting adalah menghitung ukuran steady state yaitu jika tingkat kegunaan ρ < 1. Keadaan ini menunjukkan bahwa rata-rata laju kedatangan nasabah pada setiap loket kurang dari ratarata laju pelayanan pada loket tersebut. Dalam menghitung ukuran steady state (ρ) maka perlu diketahui nilai rata-rata laju kedatangan (λ) dan ratarata laju pelayanan (μ). 1) Laju kedatangan nasabah Data kedatangan nasabah berdasarkan waktu yang tertera pada nomor antrean. Nomor antrean nasabah diperoleh dari mesin antrean yang telah disediakan. Data kedatamgan nasabah yang diperoleh terdapat pada Lampiran 8.A. Berdasarkan data yang diperoleh pada Lampiran 8.A kemudian perlu diketahui nilai rata-rata laju kedatangan nasabah tiap 1 menit. Sebelum menghitung rata-rata laju kedatangan nasabah tiap 1 menit terlebih dahulu data dikelompokkan berdasarkan interval waktu. Berikut ini pengelompokkan data kedatangan nasabah berdasarkan interval waktu yang disajikan pada Tabel

7 Tabel 4.3. Kedatangan nasabah berdasarkan interval tiap 1 menit pada Sabtu, 31 Desember 216 Interval dengan i kedatangan Banyaknya kedatangan nasabah pada interval I i (K i ) Frekuensi atau banyaknya interval I i (f(i i )) Banyaknya nasabah yang datang selama kurun waktu I i (K i f(i i )) I 9 I I I I I I 6 6 I 7 7 I 8 8 I 9 9 I 1 1 I I I I = 27 N = 58 Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh rata-rata rata laju kedatangan nasabah tiap 1 menit adalah: λ = 58 nasabah nasabah = 2,1481 =,2148 = 12,8886 nasabah 27 1 menit menit jam Dari perhitungan tersebut, diperoleh rata-rata laju kedatangan nasabah tiap 1 menit sebanyak 2,1481 nasabah. Dengan demikian rata-rata laju kedatangan nasabah tiap jam sebanyak 12,8886 nasabah. 2) Laju pelayanan nasabah Teller Primer Data pelayanan nasabah di teller 7 dan teller 8 diperoleh berdasarkan hasil observasi pada saat nasabah sudah melengkapi persyaratan. Apabila terdapat nasabah yang belum melengkapi persyaratan, maka nasabah tersebut tidak tercatat dalam observasi. Data 83

8 pelayanan nasabah tiap 1 menit di teller 7 dan teller 8 yang sudah melengkapi dan mengumpulkan syarat terdapat pada Lampiran 8.B. Berdasarkan data yang diperoleh pada Lampiran 8.B kemudian perlu diketahui nilai rata-rata laju pelayanan berdasarkan interval waktu. Berikut ini pengelompokkan data pelayanan nasabah di teller 7 dan teller 8 berdasarkan interval waktu yang disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.4. Pelayanan nasabah berdasarkan interval tiap 1 menit pada Sabtu, 31 Desember 216 Interval dengan i kedatangan Banyaknya pelayanan nasabah pada interval I i (K i ) Rata-Rata Frekuensi atau banyaknya interval I i (f(i i )) Banyaknya nasabah yang dilayani selama kurun waktu I i (K i f(i i )) I 7 I I I I 4 4 I 5 5 I 6 6 I 7 7 I 8 8 I 9 9 I 1 1 I I I I = 27 N = 34 Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh rata-rata laju pelayanan nasabah tiap 1 menit adalah: μ = 34 nasabah nasabah = 1,2593 =,1259 = 7,5558 nasabah 27 1 menit menit jam Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh rata-rata laju pelayanan nasabah tiap 1 menit sebanyak 1,2593 nasabah. Dengan 84

9 demikian rata-rata laju pelayanan nasabah tiap jam sebanyak 7,5558 nasabah. Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan: Nilai λ = 12,8886 nasabah nasabah, μ = 7,5558, dan c = 2 jam jam yang kemudian dihitung nilai steady state seperti berikut: ρ = λ cμ = 12, ,5558 =,8529 < 1 Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh rata-rata laju kedatangan nasabah kurang dari rata-rata laju pelayanan. b. Uji Kecocokan Distribusi Uji kecocokan distribusi yang digunakan untuk menguji data kedatangan dan data pelayanan nasabah adalah Uji Kolmogorov- Smirnov. Berdasarkan hasil pada Lampiran 12 data kedatangan berdistribusi Poisson dan data pelayanan berdistribusi Poisson. 3. Hasil Penelitian pada Hari Rabu 4 Januari 217 Data primer yang diperoleh pada Hari Rabu 4 Januari 217 dikumpulkan, kemudian akan dilihat nilai rata-rata laju kedatangan (λ) dan rata-rata laju pelayanan (μ) serta pemeriksaan solusi steady state dan selanjutnya dilakukan uji distribusi. Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 85

10 a. Pemeriksaan Kondisi Steady State Dalam analisis data yang terpenting adalah menghitung ukuran steady state yaitu jika tingkat kegunaan ρ < 1. Keadaan ini menunjukkan bahwa rata-rata laju kedatangan nasabah pada setiap loket kurang dari ratarata laju pelayanan pada loket tersebut. Dalam menghitung ukuran steady state (ρ) perlu diketahui nilai rata-rata laju kedatangan (λ) dan rata-rata laju pelayanan (μ). 1) Laju kedatangan nasabah Data kedatangan nasabah berdasarkan waktu yang tertera pada nomor antrean. Nomor antrean nasabah diperoleh dari mesin antrean yang telah disediakan. Data kedatangan nasabah yang diperoleh terdapat pada Lampiran 9.A. Berdasarkan data yang diperoleh pada Lampiran 9.A kemudian perlu diketahui nilai rata-rata laju kedatangan nasabah tiap 1 menit. Sebelum menghitung rata-rata laju kedatangan nasabah tiap 1 menit terlebih dahulu data dikelompokkan berdasarkan interval waktu yang disajikan pada Tabel

11 Tabel 4.5. Kedatangan nasabah berdasarkan interval tiap 1 menit pada Rabu, 4 Januari 217 Interval dengan i kedatangan Banyaknya kedatangan nasabah pada interval I i (K i ) Frekuensi atau banyaknya interval I i (f(i i )) Banyaknya nasabah yang datang selama kurun waktu I i (K i f(i i )) I 1 I I I 3 3 I I I I I I I I I I I = 27 N = 24 Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh rata-rata laju kedatangan nasabah tiap 1 menit adalah: λ = nasabah nasabah = 7,5556 =,7555 = 45,3336 nasabah 1 menit menit jam Dari perhitungan tersebut, diperoleh rata-rata laju kedatangan nasabah tiap 1 menit sebanyak 7,5556 nasabah. Dengan demikian rata-rata laju kedatangan nasabah tiap jam sebanyak 45,3336 nasabah. 2) Laju pelayanan nasabah Teller Primer Data pelayanan nasabah di teller 6, teller 7, teller 8, dan teller 9 diperoleh berdasarkan hasil observasi pada saat nasabah sudah melengkapi persyaratan. Apabila terdapat nasabah yang belum melengkapi persyaratan, maka nasabah tersebut tidak tercatat dalam 87

12 observasi. Data pelayanan nasabah tiap 1 menit di teller 6, teller 7, teller 8, dan teller 9 yang sudah melengkapi dan mengumpulkan syarat terdapat pada Lampiran 9.B. Berdasarkan data yang diperoleh pada Lampiran 9.B kemudian perlu diketahui nilai rata-rata laju pelayanan berdasarkan interval waktu. Berikut ini pengelompokkan data pelayanan nasabah di teller 6, teller 7, teller 8 dan teller 9 berdasarkan interval waktu yang disajikan pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Pelayanan nasabah berdasarkan interval tiap 1 menit pada Rabu, 4 Januari 217 Interval dengan i kedatangan Banyaknya pelayanan nasabah pada interval I i (K i ) Rata-Rata Frekuensi atau banyaknya interval I i (f(i i )) Banyaknya nasabah yang dilayani selama kurun waktu I i (K i f(i i )) I 2 I I I I I I 6 6 I 7 7 I 8 8 I 9 9 I 1 1 I I I I = 27 N = 56 Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh rata-rata laju pelayanan nasabah tiap 1 menit adalah: μ = 56 nasabah nasabah = 2,741 =,274 = 12,4446 nasabah 27 1 menit menit jam 88

13 Dari perhitungan tersebut, diperoleh rata-rata laju pelayanan nasabah tiap 1 menit sebanyak 2,741 nasabah. Dengan demikian ratarata laju pelayanan nasabah tiap jam sebanyak 12,4446 nasabah. Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan: Nilai λ = 45,3336 nasabah nasabah, μ = 12,4446, dan c = 4 jam jam yang kemudian dihitung nilai steady state seperti berikut: ρ = λ cμ = 45, ,4446 =,917 < 1 Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh rata-rata laju kedatangan nasabah kurang dari rata-rata laju pelayanan. b. Uji Kecocokan Distribusi Uji kecocokan distribusi yang digunakan untuk menguji data kedatangan dan data pelayanan nasabah adalah Uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan hasil pada Lampiran 13 data kedatangan berdistribusi Poisson dan data pelayanan berdistribusi Poisson. B. Pembahasan Setelah diperoleh hasil perhitungan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov maka akan dijelaskan tentang bagaimana menentukan model antrean yang sesuai dengan sistem antrean yang ada. Setelah memperoleh model antrean yang sesuai pada tiap fase, kemudian tahapan selanjutnya yang dilakukan adalah mencari ukuran keefektifan dari kinerja sistem antrean. Apabila ukuran keefektifan 89

14 belum sesuai dengan standar pelayanan pendaftaran yang telah ditetapkan PT Bank BPD DIY Kantor Cabang Sleman, maka dilakukan optimasi sistem antrean. 1. Menentukan Model Antrean Sistem antrean pelayanan nasabah primer yang ada di PT Bank BPD DIY Kantor Cabang Sleman memiliki model (M/M/c):(FCFS/ / ). Keadaan ini menunjukkan bahwa laju kedatangan dan laju pelayanan pada model (M/M/c):(FCFS/ / ) berdistribusi Poisson dengan multi server. Pada bagian disiplin antrean pada model (M/M/c):(FCFS/ / ) memuat aturan First Come First Served (FCFS) dengan kapasitas sistem dan sumber pemanggilan tak terbatas. 2. Menentukan Ukuran Keefektifan Kinerja Sistem Antrean Ukuran keefektifan dari kinerja sistem antrean meliputi perhitungan Lq, Ls, Wq dan Ws. Perhitungan tersebut dapat dilakukan apabila laju kedatangan dan laju pelayanan tiap phase telah mencapai steady state. Kondisi steady state terjadi apabila laju kedatangan tidak melebihi laju pelayanan. Selain itu, model antrean harus memenuhi asumsi bahwa proses kedatangan dengan pelaksanaan pelayanan independen. Keadaan ini menunjukkan bahwa rata-rata kedatangan tidak akan berubah-ubah dalam waktu tertentu dan tidak mempengaruhi satuan antrean pertama dalam penguraian pelayanan. 9

15 Apabila sistem antrean tidak memenuhi kondisi steady state, maka ukuran keefektifan tidak dapat diselesaikan mengggunakan rumus (M/M/c):(FCFS/ / ). Dalam kasus ini terdapat vacation maka digunakan Quasy Birth Death (QBD) Process dimana harus memenuhi kondisi steady state. Sehingga ukuran keefektifan dari kinerja sistem antrean meliputi perhitungan L (c) v dan W (c) v. a. Ukuran Keefektifan pada Teller Nasabah Primer pada Hari Jumat 3 Desember 216 Ukuran keefektifan pada kedatangan nasabah dan pelayanan teller nasabah primer pada Hari Jumat dapat dihitung dengan model (M/M/3 : FCFS/ / ). Kondisi sistem dalam keadaaan steady state. Selain itu terdapat vacation maka dilakukan perhitungan menggunakan Quasy Birth Death (QBD) Proces. Laju kedatangan tiap jam adalah λ = 27,111 kedatangan per jam, Laju pelayanan tiap jam untuk masing-masing server adalah μ = 9,111 orang per jam, sedangkan karena jumlah server (c) sebanyak 3 orang, maka μ n = μc = 27,333 orang per jam. Rata-rata waktu vacation bagi ketiga server tersebut adalah θ =,2778 jam. Faktor utilitas sistem atau peluang sistem sibuk dinotasikan dengan ρ dan diperoleh nilai ρ =,9919. Untuk ukuran keefektifitasan apabila mengabaikan adanya waktu vacation diperoleh : 91

16 C 1 P = [ ρn n! + ρc c! ( 1 1 ρ ) n= c 2 = [,9919n n! n= L q = P +, ! 1 1 ( 1,9919 ) 3 1 Jadi, waktu menganggur server adalah,18%. =,18 ρ c+1 (c 1)! (c ρ) 2 =,18, (2)! (3,9919) 2 = 119,551 Jadi, nasabah yang mengantre ada 12 nasabah per jam. L s = L q + λ μ = 119, ,111 9,111 = 122,487 Jadi, nasabah yang berada dalam sistem ada 123 nasabah per jam. W q = L q λ = 119,551 27,111 = 4,48 Jadi, waktu nasabah yang mengantre 4,4 jam. W s = W q + 1 μ = 4, ,111 = 4,5178 Jadi, waktu nasabah yang berada dalam sistem adalah 4,5 jam. Untuk ukuran keefektifitasan apabila memasukkan adanya waktu vacation diperoleh perhitungan berikut ini. Matriks generator infinitesimal Q untuk sistem antrean M/M/3 (AS,MV), 92

17 Q = A C B 1 A 1 C 1 B 2 A 2 C 2 B A C [ Susbtitusi nilai λ, μ, dan θ ke dalam entri-entri setiap submatriks yang mengandung elemen tersebut A = λ = 27,111 C = [λ = [27,111 B 1 = [ μ = [ 9,111 (λ + 3θ) A 1 = [ 3θ,8334 = [ 27,9444 (λ + μ + 2θ) 36,7776 C 1 = [ λ λ = [27,111 27,111 B 2 = [ μ = [ 9,111 2μ 18,222 (λ + 3θ) 3θ A 2 = [ (λ + μ + 2θ) 2θ (λ + 2μ + θ) 27,9444,8334 = [ 36,7776, ,618 λ 27,111 C 2 = [ λ = [ λ 27,111 27,111 μ 9,111 B 3 = [ = [ 2μ 18,222 3μ 27,333 93

18 h A = [ cθ h 1 (c 1)θ h 2 (c 2)θ h 3 27,9444 = [, ,7776, ,618, ,444 h k = λ + μk + (c k)θ untuk 1 k c 1 B = [ μ 2μ = [ 3μ 9,111 18,222 27,333 λ C = [ λ λ 27,111 = [ 27,111 27,111 r = λ λ + cθ = 27,111 27,111 + (3)(,2778) =,972 r k = λ + kμ + (c k)θ (λ + kμ + (c k)θ)2 4kμλ 2kμ r 1 = 27,111 + (9,111) + (2)(,2778) (2)(9,111) r 2 = (27, ,111 + (2)(,2778)) 2 (4)(27,111)(9,111) (2)(9,111) =,975 27,111 + (2)(9,111) +,2778 (2)(2)(9,111) (27,111 + (2)(9,111) +,2778)2 (4)(2)(27,111)(9,111) (2)(2)(9,111) =,

19 r c = r 3 = ρ =,9919 r k = λ + kμ + (c k)θ + (λ + kμ + (c k)θ)2 4kμλ 2kμ r 1 = 27, ,111 + (2)(,2778) (2)(9,111) r 2 = r 3 = (27, ,111 + (2)(,2778)) 2 (4)(27,111)(9,111) + (2)(9,111) = 3,661 27,111 + (2)(9,111) +,2778 (2)(2)(9,111) + (27,111 + (2)(9,111) +,2778)2 (4)(2)(27,111)(9,111) (2)(2)(9,111) = 1, ,111 + (3)(9,111) (2)(3)(9,111) (27,111 + (2)(9,111)) 2 (4)(27,111)(9,111) + (2)(3)(9,111) = 1 c k r k,k+1 = ( k + 1 ) (θ μ ) r k r untuk k c 1 k+1 r k r,1 = ( ) (,2778 9,111 ) r r = ( 3 1 r 1 ) (,2778 9,111 ),972 3,661,972 =,423 95

20 r 1,2 = ( ) (,2778 9,111 ) r 1 r = ( 2 2 r 1 2 ) (,2778 9,111 ),975 1,5317,975 =,527 r 2,3 = ( ) (,2778 9,111 ) r 2 r = ( 1 3 r 2 3 ) (,2778 9,111 ),9713 1,9713 r k,k+2 = =,344 (c k)(c k 1) (k + 1)(k + 2) untuk k c 2 r,2 = r 1,3 = ( θ 2 μ ) r k r k+2 (r k+2 r k+1 )(r k+1 r k ) (3 )(3 1) (, ( + 1)( + 2) 9,111 ) r r 2 (r 2 r 1 )(r 1 r ) = (3)(2) 2 (1)(2) (,2778 9,111 ) (,972)(1,5317) (1,5317,975)(3,661,972) =,35 (3 1)(3 1 1) (, (1 + 1)(1 + 2) 9,111 ) r 1 r 3 (r 3 r 2 )(r 2 r 1 ) = (2)(1) 2 (2)(3) (,2778 9,111 ) (,975)(1) (1,9713)(1,5317,975) =,187 r k,k+3 = (c k)(c k 1)(c k 2) ( θ 3 (k + 1)(k + 2)(k + 3) μ ) r k r k+3(r k+2r k+3 r k r k+1 ) (r k+3 r k+2 )(r k+2 r k+1 )(r k+1 r k ) untuk k c 3 96

21 r,3 = (3 )(3 1)(3 2) ( + 1)( + 2)( + 3) (, ,111 ) r r 3(r 2r 3 r r 1 ) (r 3 r 2 )(r 2 r 1 )(r 1 r ) = (3)(2)(1) 3 (1)(2)(3) (,2778 9,111 ) (,972)(1)((1,5317)(1) (,972)(,975)) (1,9713)(1,5317,975)(3,661,972) =,5 Karena nilai semua entri telah didapatkan, maka rate matriks R dapat dikonstruksikan sebagai berikut: r R = [ r,1 r 1 r,2 r 1,2 r 2 r,3 r 1,3 r 2,3 r 3 = [,972,423,975,35,527,9713,5,187,344,9919 Struktur matriks B[R untuk kasus antrean M/M/3 (AS,MV) adalah sebagai berikut:,972 RB = [,423,975,35,527,9713,5,187,344,9919 [ 9,111 18,222 27,333 = [,3854 8,8422,638,963 17,699,137,5111 9,426 27,

22 27,9444 A + RB = [, ,7776, ,618, ,444 + [,3854 8,8422,638,963 17,699,137,5111 9,426 27, ,9444 = [ 1, ,9354,638 1, ,9118,137,5111 9,684 81,5556 Substitusikan submatriks ke dalam matriks: A B 1 B[R = [ C A 1 B 2 C 1 A 2 B 3 C 2 A + RB Dimana submatriks tersebut adalah: A = 27,111 C = [27,111 B 1 = [ 9,111 27,9444,8334 A 1 = [ 36,7776 C 1 = [ 27,111 27,111 B 2 = [ 9,111 18,222 27,9444,8334 A 2 = [ 36,7776, ,618 98

23 27,111 C 2 = [ 27,111 27,111 9,111 B 3 = [ 18,222 27,333 27,9444 A + RB = [ 1, ,9354,638 1, ,9118,137,5111 9,684 81,5556 Berdasarkan (π, π 1, π 2,, π c 1, π c )B[R = diperoleh sepuluh persamaan berikut ini: a) 27,111π + 9,111π 11 = b) 27,111π 27,9444π 1 = c),5556π 1 36,7776π ,111π ,222π 22 = d) 27,111π 1 27,9444π 2 = e) 27,111π 11 +,8334π 2 36,7776π ,111π 31 = f),5556π 21 45,618π ,222π ,333π 33 = g) 27,111π 2 27,9444π 3 = h) 27,111π ,2188π 3 27,9354π 31 = i) 27,111π 22 +,638π 3 + 1,5159π 31 27,9118π 32 = j),137π 3 +,5111π ,684π 32 81,5556π 33 = 99

24 Dengan memisalkan π = K, maka diperoleh solusi untuk sistem linear tersebut yaitu: π = K π 1 =,972K π 11 = 2,9756K π 2 =,9413K π 21 = 2,822K π 22 = 4,416K π 3 =,9132K π 31 = 2,6717K π 32 = 4,4449K π 33 =,31K Jika ρ < 1, maka distribusi dari {L v, J} diberikan oleh π k = Kβ k, k c solusi tersebut dapat diperoleh koefisien sebagai berikut: β = 1 β 1 =,972 β 11 = 2,9756 β 2 =,9413 β 21 = 2,822 β 22 = 4,416 β 3 =,9132 β 31 = 2,6717 1

25 β 32 = 4,4449 β 33 =,31 Menghitung banyaknya nasabah dan waktu tunggu dalam sistem antrean multiserver dengan vacation dapat dihitung dengan persamaan berikut: L v (c) = ρ 1 ρ + 1 σ δ(i H) 2 η Pada kasus antrean M/M/3(AS,MV) maka matriks H, η, dan δ adalah sebagai berikut r r 1 r 2,972,423,35 H = [ r 1 r 12 = [,975,527 r 2,9713 r 3,5 η = [ r 13 = [,187 r 23,344 δ = [β 3 β 31 β 32 = [,9132 2,6717 4,4449 1,972,423,35 I H = [ 1 [,975,527 1,9713,298,423,35 = [,295,527,287,298,423,35 det [,295,527 =,3,287 11

26 Minor-minor dari matriks (I H),295,527 M 11 = [,287 =,8 M 12 = [,527,287 = M 13 = [,295 =,423,35 M 21 = [,287 =,1,298,35 M 22 = [,287 =,9 M 23,298,423 = [ =,423,35 M 31 = [,295,527 =,23,298,35 M 32 = [,527 =,16,298,423 M 33 = [,295 =,9 Matriks kofaktor dari matriks (I H),8 [,1,9,23,16,9 Matriks adjoin dari matriks (I H),8,1,23 [,9,16,9 12

27 (I H) 1 1,8,1,23 =,3 [,9,16,9,2,162,641 = 33333,3333 [,1251,36,82 26, ,6667 = [ 3 53, , ,6667 (I H) 2 = [ 3 53, , ,6667 [ 3 53, , , ,781 = [ σ = β 33 + δ(i H) 1 η =,31 + [,9132 2,6717 4, , ,6667,5 [ 3 53,3333 [,187 3,344,5 =,31 + [24,352 43,623 6,8685 [,187,344 =, ,7667 = 21,

28 L v (c) = ρ 1 ρ + 1 σ δ(i H) 2 η =,9919 1, [,9132 2,6717 4, , , , ,781,5 [ 9 32 [,187 9,344 = 122,4568 +,459[649, , ,485,5 [,187,344 = 122, (,459)(476,6527) = 144,3351 Jadi banyaknya nasabah yang berada pada sistem antrean multiserver dengan vacation adalah 144 orang per jam. W v (c) = Nilai harapan waktu tunggu nasabah pada sistem adalah ρ cμ(1 ρ) + 1 cμσ δ(i H) 2 η = L (c) v cμ = 144,3351 (3)(9,111) = 5,286 Jadi waktu tunggu nasabah yang berada pada sistem antrean multiserver dengan vacation 5,286 jam. persentase: Persentase pemanfaatan sarana pelayanan dinyatakan dengan c = ρ 1% =,9919 1% = 99,19% Sehingga diperoleh persentase pemanfaatan sarana pelayanan di dalam sistem antrean multiserver dengan vacation adalah 99,19%. 14

29 b. Ukuran Keefektifan pada Teller Nasabah Primer Hari Sabtu 31 Desember 216 Ukuran keefektifan pada kedatangan nasabah dan pelayanan teller nasabah primer pada Hari Sabtu dapat dihitung dengan model (M/M/2 : FCFS/ / ). Kondisi sistem dalam keadaaan steady state. Selain itu terdapat vacation maka dilakukan perhitungan menggunakan Quasy Birth Death (QBD) Process. Laju kedatangan tiap jam adalah λ = 12,8886 kedatangan per jam, Laju pelayanan tiap jam untuk masing-masing server adalah μ = 7,5558 orang per jam. Jumlah server (c) terdapat 2 orang, maka μ n = μc = 15,1116 orang per jam. Rata-rata waktu vacation bagi kedua server tersebut adalah θ =,3759 jam. Faktor utilitas sistem atau peluang sistem sibuk dinotasikan dengan ρ dan diperoleh nilai ρ =,8529. Untuk ukuran keefektifitasan apabila mengabaikan adanya waktu vacation diperoleh : C 1 P = [ ρn n! + ρc c! ( 1 1 ρ ) n= c 1 = [,8529n n! n= L q = P +, ! 1 1 ( 1,8529 ) 2 1 Jadi, waktu menganggur server adalah 4,47%. =,447 ρ c+1 (c 1)! (c ρ) 2 =,447, (1)! (2,8529) 2 = 2,5633 Jadi, nasabah yang mengantre ada 3 nasabah per jam. 15

30 L s = L q + λ μ = 2, ,8886 7,5558 = 4,2691 Jadi, nasabah yang berada dalam sistem ada 4 nasabah per jam. W q = L q λ = 2, ,8886 =,1989 Jadi, waktu nasabah yang mengantre,2 jam. W s = W q + 1 μ =, ,5558 =,3312 Jadi, waktu nasabah yang berada dalam sistem adalah,3 jam. Untuk ukuran keefektifitasan apabila memasukkan adanya waktu vacation diperoleh perhitungan berikut ini. Matriks generator infinitesimal Q untuk sistem antrean M/M/2 (AS,MV), A B 1 Q = [ C A 1 B C 1 A C Susbtitusi nilai λ, μ, dan θ ke dalam entri-entri setiap submatriks yang mengandung elemen tersebut A = λ = 12,8886 C = [λ = [12,8886 B 1 = [ μ = [ 7,5558 (λ + 2θ) A 1 = [ 2θ,7518 = [ 13,644 (λ + μ) 2,

31 C 1 = [ λ λ = [12, ,8886 B 2 = [ μ = [ 7,5558 2μ 15,1116 = [ h cθ 13,644,7518 A = [ h 1 (c 1)θ 2,4444,3759 h 2 28,2 h k = λ + μk + (c k)θ untuk 1 k c 1 B = [ μ = [ 7,5558 2μ 15,1116 λ 12,8886 C = [ λ = [ 12,8886 r = λ λ + cθ = 12, , (2)(,3759) =,9449 r k = λ + kμ + (c k)θ (λ + kμ + (c k)θ)2 4kμλ 2kμ r 1 = 12, ,5558 +,3759 (2)(7,5558) (12, ,5558 +,3759)2 (4)(12,8886)(7,5558) (2)(7,5558) =,939 r c = r 2 = ρ =,8529 r k = λ + kμ + (c k)θ + (λ + kμ + (c k)θ)2 4kμλ 2kμ 17

32 r 1 = r 2 = 12, ,5558 +,3759 (2)(7,5558) + (12, ,5558 +,3759)2 (4)(12,8886)(7,5558) (2)(7,5558) = 1, , (2)(7,5558) (2)(2)(7,5558) + (12, (2)(7,5558))2 (4)(2)(12,8886)(7,5558) (2)(2)(7,5558) = 1 c k r k,k+1 = ( k + 1 ) (θ μ ) r k r untuk k c 1 k+1 r k r,1 = ( ) (,3759 7,5558 ) r r = ( 2 1 r 1 ) (,3759 7,5558 ),9449 1,8165,9449 =,179 r 1,2 = ( ) (,3759 7,5558 ) r 1 r = ( 1 2 r 1 2 ) (,3759 7,5558 ),939 1,939 =,3829 r k,k+2 = (c k)(c k 1) (k + 1)(k + 2) untuk k c 2 r,2 = ( θ 2 μ ) r k r k+2 (r k+2 r k+1 )(r k+1 r k ) (2 )(2 1) (, ( + 1)( + 2) 7,5558 ) r r 2 (r 2 r 1 )(r 1 r ) = (2)(1) 2 (1)(2) (,3759 7,5558 ) (,9449)(1) (1,939)(1,8165,9449) =,44 18

33 Karena nilai semua entri telah didapatkan, maka rate matrix R dapat dikontruksi sebagai berikut: r r,1 r,2,9449,179,44 R = [ r 1 r 1,2 = [,939,3829 r 2,8529 Struktur matriks B[R untuk kasus antrean M/M/3 (AS,MV) adalah sebagai berikut:,9449,179,44 RB = [,939,3829 [ 7,5558, ,1116,8153,6649 = [ 7,949 5, , ,644,7518 A + RB = [ 2,4444, ,2,8153, [ 7,949 5, , ,644 1,5671,6649 = [ 13,3495 6, ,1116 Substitusikan submatriks ke dalam matriks: A C B[R = [ B 1 A 1 C 1 B 2 A + RB Dimana submatriks tersebut adalah: A = 12,

34 C = [12,8886 B 1 = [ 7, ,644,7518 A 1 = [ 2,4444 C 1 = [ 12, ,8886 B 2 = [ 7, , ,644 1,5671,6649 A + RB = [ 13,3495 6, ,1116 Berdasarkan (π, π 1, π 2,, π c 1, π c )B[R = diperoleh enam persamaan berikut ini a) 12,8886π + 7,5558π 11 = b) 12,8886π 13,644π 1 = c),7518π 1 2,4444π ,5558π ,1116π 22 = d) 12,8886π 1 13,644π 2 = e) 12,8886π ,5671π 2 13,3495π 21 = f),6649π 2 + 6,1621π 21 15,1116π 22 = Dengan memisalkan π = K, maka diperoleh solusi untuk sistem linear tersebut yaitu: π = K π 1 =,9449K π 11 = 1,758K 11

35 π 2 =,8928K π 21 = 1,7517K π 22 = 1,3849K Jika ρ < 1, maka distribusi dari {L v, J} diberikan oleh π k = Kβ k, k c solusi tersebut dapat diperoleh koefisien sebagai berikut: β = 1 β 1 =,9449 β 11 = 1,758 β 2 =,8928 β 21 = 1,7517 β 22 = 1,3849 Menghitung banyaknya nasabah dan waktu tunggu dalam sistem antrean multiserver dengan vacation dapat dihitung dengan persamaan berikut: L v (c) = ρ 1 ρ + 1 σ δ(i H) 2 η Pada kasus antrean M/M/2(AS,MV) maka matriks H, η, dan δ adalah sebagai berikut: H = [ r r 1,9449,179 r = [ 1,939 η = [ r 2 r 12 = [,44,3829 δ = [β 2 β 21 = [,8928 1,

36 I H = [ 1,179,179 [,9449 = [,551 1,939,61,551,179 det [,61 =,34 Matriks adjoin dari matriks (I H),61,179 [,551 (I H) 1 = 1,179 [,61,34,551,61,179 32,126 = 297,5216 [ = [18,1488,551 16,3934 (I H) 2 18, ,126 32,126 = [ [18, , , , ,896 = [ 268,745 σ = β 22 + δ(i H) 1 η 18, ,126 = 1, [,8928 1,7517 [ 16,3934 [,44,3829 = 1, [16,234 57,3776 [,44 = 1, ,6828,3829 = 24,677 L v (c) = ρ 1 ρ + 1 σ δ(i H) 2 η =,8529 1, [,8928 1, , , ,896 [ 268,745 [,44,3829 = 5,7981 +,416[294,77 146,783 [,44,3829 = 5, (,416)(572,2728) = 29,

37 Jadi banyaknya nasabah yang berada pada sistem antrean multiserver dengan vacation adalah 3 orang per jam. W v (c) = Nilai harapan waktu tunggu nasabah pada sistem adalah ρ cμ(1 ρ) + 1 cμσ δ(i H) 2 η = L (c) v cμ = 29,647 (2)(7,5558) = 1,9591 Jadi waktu tunggu nasabah yang berada pada sistem antrean multiserver dengan vacation adalah 1,9591 jam. Persentase pemanfaatan sarana pelayanan dinyatakan dengan c = ρ 1% =,8529 1% = 85,29% Sehingga diperoleh persentase pemanfaatan sarana pelayanan di dalam sistem antrean multiserver dengan vacation adalah 85,29%. c. Ukuran Keefektifan pada Teller Nasabah Primer Hari Rabu 4 Januari 217 Ukuran keefektifan pada kedatangan nasabah dan pelayanan teller nasabah primer pada hari Rabu dapat dihitung dengan model (M/M/4 : FCFS/ / ). Kondisi sistem dalam keadaaan steady state. Selain itu terdapat vacation maka dilakukan perhitungan menggunakan Quasy Birth Death (QBD) Process. Laju kedatangan tiap jam adalah λ = 45,3336 kedatangan per jam. Laju pelayanan tiap jam untuk masing-masing server adalah μ = 12,4446 orang per jam. Jumlah server (c) terdapat 4 orang, maka μ n = μc = 113

38 181,3344 orang per jam. Rata-rata waktu vacation bagi keempat server tersebut adalah θ =,3278 jam. Faktor utilitas sistem atau peluang sistem sibuk dinotasikan dengan ρ dan diperoleh nilai ρ =,917. Untuk ukuran keefektifitasan apabila mengabaikan adanya waktu vacation diperoleh : C 1 P = [ ρn n! + ρc c! ( 1 1 ρ ) n= c 1 = [,917n n! n= L q = P +,9173 4! 1 1 ( 1,917 ) 4 1 Jadi, waktu menganggur server adalah,99%. =,99 ρ c+1 (c 1)! (c ρ) 2 =,99,917 5 (3)! (4,917) 2 = 8,2954 Jadi, nasabah yang mengantre ada 8 nasabah per jam. L s = L q + λ μ = 8, , ,4446 = 11,9382 Jadi, nasabah yang berada dalam sistem ada 12 nasabah per jam. W q = L q λ = 8, ,3336 =,183 Jadi, waktu nasabah yang mengantre,2 jam. W s = W q + 1 μ =, ,4446 =,2634 Jadi, waktu nasabah yang berada dalam sistem adalah,3 jam. 114

39 Untuk ukuran keefektifitasan apabila memasukkan adanya waktu vacation diperoleh perhitungan berikut ini. Matriks generator infinitesimal Q untuk sistem antrean M/M/4 (AS,MV). Q = A B 1 [ C A 1 B 2 A 2 B 3 C 2 A 3 B C 3 A C Susbtitusi nilai λ, μ, dan θ ke dalam entri-entri setiap submatriks yang mengandung elemen tersebut A = λ = 45,3336 C = [λ = [45,3336 B 1 = [ μ = [ 12,4446 (λ + 4θ) A 1 = [ 4θ 1,3112 = [ 46,6449 (λ + μ + 3θ) 58,7616 C 1 = [ λ λ = [45, ,3336 B 2 = [ μ = [ 12,4446 2μ 24,8892 (λ + 4θ) 4θ A 2 = [ (λ + μ + 3θ) 3θ (λ + 2μ + 2θ) 46,6449 1,3112 = [ 58,7616,9834 7,

40 λ 45,3336 C 2 = [ λ = [ λ 45, ,3336 μ 12,4446 B 3 = [ = [ 2μ 24,8892 3μ 37,3338 (λ + 4θ) A 3 = [ 4θ (λ + μ + 3θ) 3θ (λ + 2μ + 2θ) 2θ (λ + 3μ + θ) 46,6449 = [ 1, ,7616,9834 7,8784, ,9952 λ C 3 = [ λ λ λ 45,3336 = [ 45, , ,3336 B 4 = [ μ 2μ = 3μ 4μ [ 12, , , ,7784 A = h [ cθ h 1 (c 1)θ h 2 (c 2)θ h 3 (c 3)θ h 4 = [ 46,6449 1, ,7616,9834 7,8784, ,9952, ,112 h k = λ + μk + (c k)θ untuk 1 k c 1 116

41 B = [ μ 2μ 3μ 4μ = [ 12, , , ,7784 λ C = [ λ λ λ = [ 45, , , ,3336 r = λ λ + cθ = 45, , (4)(,3278) =,9719 r k = λ + kμ + (c k)θ (λ + kμ + (c k)θ)2 4kμλ 2kμ r 1 = 45, , (3)(,3278) (2)(12,4446) (45, , (3)(,3278)) 2 (4)(12,4446)(45,3336) (2)(12,4446) =,

42 r 2 = 45, (2)(12,4446) + (2)(,3278) (2)(2)(12,4446) (45, (2)(12,4446) + (2)(,3278)) 2 (4)(2)(12,4446)(45,3336) (2)(2)(12,4446) =.97 r 3 = 45, (3)(12,4446) +,3278 (2)(3)(12,4446) (45, (3)(12,4446) +,3278)2 (4)(3)(12,4446)(45,3336) (2)(3)(12,4446) =,9659 r c = r 4 = ρ =,917 r k = λ + kμ + (c k)θ + (λ + kμ + (c k)θ)2 4kμλ 2kμ r 1 = 45, , (3)(,3278) (2)(12,4446) (45, , (3)(,3278)) 2 (4)(12,4446)(45,3336) + (2)(12,4446) r 2 = = 3,756 45, (2)(12,4446) + (2)(,3278) (2)(2)(12,4446) (45, (2)(12,4446) + (2)(,3278)) 2 (4)(2)(12,4446)(45,3336) + (2)(2)(12,4446) = 1,

43 r 3 = 45, (3)(12,4446) +,3278 (2)(3)(12,4446) + (45, (3)(12,4446) +,32783)2 (4)(3)(12,4446)(45,3336) (2)(3)(12,4446) = 1,2572 r 4 = 45, (4)(12,4446) (2)(4)(12,4446) + (45, (4)(12,4446))2 (4)(45,3336)(12,4446) (2)(4)(12,4446) = 1 c k r k,k+1 = ( k + 1 ) (θ μ ) r k r untuk k c 1 k+1 r k r,1 = ( ) (, ,4446 ) r r 1 r = ( 4 1 ) (, ,4446 ),9719 3,756,9719 =,369 r 1,2 = ( ) (, ,4446 ) r 1 r 2 r 1 = ( 3 2 ) (, ,4446 ),9713 1,8778,9713 =,423 r 2,3 = ( ) (, ,4446 ) r 2 r 3 r 2 = ( 2 3 ) (, ,4446 ).97 1, =,593 r 3,4 = ( ) (, ,4446 ) r 3 r 4 r 3 = ( 1 4 ) (, ,4446 ),9659 1,9659 =,

44 r k,k+2 = (c k)(c k 1) (k + 1)(k + 2) untuk k c 2 r,2 = r 1,3 = r 2,4 = (4 )(4 1) (, ( + 1)( + 2) 12,4446 ) ( θ 2 μ ) r k r k+2 (r k+2 r k+1 )(r k+1 r k ) r r 2 (r 2 r 1 )(r 1 r ) = (4)(3) (1)(2) (, ,4446 ) (,9719)(1,8778) (1,8778,9713)(3,756,9719) =,92 (4 1)(4 1 1) (, (1 + 1)(1 + 2) 12,4446 ) r 1 r 3 (r 3 r 2 )(r 2 r 1 ) = (3)(2) (2)(3) (, ,4446 ) (,9713)(1,2572) (1, )(1,8778,9713) =,32 (4 2)(4 2 1) (, (2 + 1)(2 + 2) 12,4446 ) r 2 r 4 (r 4 r 3 )(r 3 r 2 ) = (2)(1) (3)(4) (, ,4446 ) (.97)(1) (1,9659)(1, ) =,781 r k,k+3 = (c k)(c k 1)(c k 2) ( θ 3 (k + 1)(k + 2)(k + 3) μ ) r k r k+3(r k+2r k+3 r k r k+1 ) (r k+3 r k+2 )(r k+2 r k+1 )(r k+1 r k ) untuk k c 3 12

45 r,3 = (4 )(4 1)(4 2) (, ( + 1)( + 2)( + 3) 12,4446 ) r r 3(r 2r 3 r r 1 ) (r 3 r 2 )(r 2 r 1 )(r 1 r ) = (4)(3)(2) (1)(2)(3) (, ,4446 ) (,9719)(1,2572)((1,8778)(1,2572) (,9719)(,9713)) (1, )(1,8778,9713)(3,756,9719) =,2 r 1,4 = (4 1)(4 1 1)(4 1 2) (, (1 + 1)(1 + 2)(1 + 3) 12,4446 ) r 1 r 4(r 3r 4 r 1 r 2 ) (r 4 r 3 )(r 3 r 2 )(r 2 r 1 ) = (3)(2)(1) (2)(3)(4) (, ,4446 ) (,9713)(1)((1,2572)(1) (,9713)(.97)) (1,9659)(1, )(1,8778,9713) =,2 r k,k+4 = (c k)(c k 1)(c k 2)(c k 3) ( θ 4 (k + 1)(k + 2)(k + 3)(k + 4) μ ) r k r k+4(r k+4r k+3r k+2 r k r k+1 r k+2 ) (r k+4 r k+3 )(r k+3 r k+2 )(r k+2 r k+1 )(r k+1 r k ) untuk k c 4 121

46 r,4 = (4 )(4 1)(4 2)(4 3) (, ( + 1)( + 2)( + 3)( + 4) 12,4446 ) r r 4(r 4r 3r 2 r r 1 r 2 ) (r 4 r 3 )(r 3 r 2 )(r 2 r 1 )(r 1 r ) = (4)(3)(2)(1) (1)(2)(3)(4) (, ,4446 ) (,9719)(1)((1)(1,2572)(1,8778) (,9719)(,9713)(.97)) (1,9659)(1, )(1,8778,9713)12 =,1 Karena nilai semua entri telah didapatkan, maka rate matrix R dapat dikontruksi sebagai berikut R = r [ r,1 r 1 r,2 r 1,2 r 2 r,3 r 1,3 r 2,3 r 3 r,4 r 1,4 r 2,4 r 3,4 r 4 = [,9719,369,9713,92,423.97,2,32,593,9659,1,2,781,1865,917 Struktur matrik B[R untuk kasus antrean M/M/4 (AS,MV) adalah sebagai berikut 122

47 RB =,9719 [,369,9713,92,423.97,2,32,593,9659,1,2,781,1865,917 [ 12, , , ,7784 = [, ,874,229 1,528 24,1425,75,1195 2, ,67,5,1 3,8877 9, ,3332 A + RB = 46,6449 [ 1, ,7616,9834 7,8784, ,9952, ,112 + [, ,874,229 1,528 24,1425,75,1195 2, ,67,5,1 3,8877 9, ,3332 = [ 46,6449 1,774 46,6742,229 2,362 46,7359,75,1195 2, ,9345,5,1 3,8877 9, ,7788 Substitusikan submatriks ke dalam matriks: B[R = A B 1 [ C A 1 B 2 C 1 A 2 B 3 C 2 A 3 B 4 C 3 A + RB 123

48 Dimana submatriks tersebut adalah: A = 45,3336 C = [45,3336 B 1 = [ 12, ,6449 1,3112 A 1 = [ 58,7616 C 1 = [ 45, ,3336 B 2 = [ 12, , ,6449 1,3112 A 2 = [ 58,7616,9834 7, ,3336 C 2 = [ 45, , ,4446 B 3 = [ 24, , ,6449 A 3 = [ 1, ,7616,9834 7,8784, , ,3336 C 3 = [ 45, , ,3336 B 4 = [ 12, , , ,

49 A + RB = [ 46,6449 1,774 46,6742,229 2,362 46,7359,75,1195 2, ,9345,5,1 3,8877 9, ,7788 Berdasarkan (π, π 1, π 2,, π c 1, π c )B[R = diperoleh lima belas persamaan berikut ini: a) 45,3336π + 12,4446π 11 = b) 45,3336π 46,6449π 1 = c) 1,3112π 1 58,7616π ,4446π ,8892π 22 = d) 45,3336π 1 46,6449π 2 = e) 45,3336π ,3112π 2 58,7616π ,4446π 31 = f),9834π 21 7,8784π ,8892π ,3338π 33 = g) 45,3336π 2 46,6449π 3 = h) 45,3336π ,3112π 3 58,7616π ,4446π 41 = i) 45,3336π 22 +,9834π 31 7,8784π ,8892π 42 = j),9834π 32 82,9952π ,3338π ,7784π 44 = k) 45,3336π 3 46,6449π 4 = l) 45,3336π ,774π 4 46,6742π 41 = m) 45,3336π 32 +,229π 4 + 2,362π 41 46,7359π 42 = n) 45,3336π 33 +,75π 4 +,1195π ,8695π 42 46,9345π 43 = o),5π 4 +,1π ,8877π ,6115π 43 49,7788π 44 = 125

50 Dengan memisalkan π = K, maka diperoleh solusi untuk sistem linear tersebut yaitu: π = K π 1 =,9719K π 11 = 3,6428K π 2 =,9446K π 21 = 3,574K π 22 = 6,7622K π 3 =,918K π 31 = 3,561K π 32 = 6,7152K π 33 = 8,2671K π 4 =,8922K π 41 = 3,4392K π 42 = 6,6679K π 43 = 8,417K π 44 = 2,1428K Jika ρ < 1, maka distribusi dari {L v, J} diberikan oleh π k = Kβ k, k c solusi tersebut dapat diperoleh koefisien sebagai berikut: β = 1 β 1 =,9719 β 11 = 3,6428 β 2 =,

51 β 21 = 3,574 β 22 = 6,7622 β 3 =,918 β 31 = 3,561 β 32 = 6,7152 β 33 = 8,2671 β 4 =,8922 β 41 = 3,4392 β 42 = 6,6679 β 43 = 8,417 β 44 = 2,1428 Menghitung banyaknya nasabah dan waktu tunggu dalam sistem antrean multiserver dengan vacation dapat dihitung dengan persamaan berikut: L v (c) = ρ 1 ρ + 1 σ δ(i H) 2 η Pada kasus antrean M/M/4 (AS,MV) maka matriks H, η, dan δ adalah sebagai berikut: r H = [ r 1 r 1 r 2 r 12 r 2 r 3 r 13 r 23 r 3 = [,9719,369,9713,92,423.97,2,32,593,9659 r 4,1 r η = [ 14,2 r = [ 24,781 r 34,1865 δ = [β 4 β 41 β 42 β 43 = [,8922 3,4392 6,6679 8,

52 1 I H = [ 1 1,9719 [ 1,369,9713,92,423.97,2,32,593,9659,281 = [,369,287,92,423,3,2,32,593,341,281 det [,369,287,92,423,3,2,32 =,8,593,341 Minor-monir dari matriks (I H),287,423,32 M 11 = [,3,593 =,3,341,423,32 M 12 = [,3,593 =,341,287,32 M 13 = [,593 =,341,287,423 M 14 = [,3 =,369,92,2 M 21 = [,3,593 =,4,341,281,92,2 M 22 = [,3,593 =,3,341,281,369,2 M 23 = [,593 =,341,281,369,92 M 24 = [,3 = 128

53 ,369,92,2 M 31 = [,287,423,32 =,6,341,281,92,2 M 32 = [,423,32 =,4,341,281,369,2 M 33 = [,287,32 =,3,341,281,369,92 M 34 = [,287,423 =,369,92,2 M 41 = [,287,423,32 =,1,3,593,281,92,2 M 42 = [,423,32 =,7,3,593,281,369,2 M 43 = [,287,32 =,5,593,281,369,92 M 44 = [,287,423 =,2,3 Matriks kofaktor dari matriks (I H),3,4 [,6,1,3,4,7,3,5,2 Matriks adjoin dari matriks (I H),3 [,4,3,6,4,3,1,7,5,2 129

54 (I H) 1 =,3 1,8 [,4,3,6,4,3,1,7,5,2,3 = 9,6525 [,4,3,6,4,3,1,7,5,2 37,5 = [ 5 37, ,5 37, , ,5 (I H) 2 = [ 5 37, ,5 37, , [ 62, , ,5 37, , ,25 = [ , ,5 146, ,5 396,5 625 σ = β 44 + δ(i H) 1 η = 2, [,8922 3,4392 6,6679 8,417 37,5 [ 5 37, ,5 37,5 125,1 87.5,2 [ 62,5,781 25,1865,1 = 2, [33, ,58 445,9313,2 139,241 [,781,1865 = 2, ,6838 = 23,

55 L v (c) = ρ 1 ρ + 1 σ δ(i H) 2 η =,917 1, [,8922 3,4392 6,6679 8,417 23, ,25 [ , ,5 146, ,1 7812,5,2 [ 396,5, ,1865 = 1,1982 +,43,1 [1254, , ,98, ,17 [,781,1865 = 1, (,43)(15668,678) = 77,579 Jadi banyaknya nasabah yang berada pada sistem antrean multiserver dengan vacation adalah 76 orang per jam. Nilai harapan waktu tunggu nasabah di dalam sistem adalah W v (c) = ρ cμ(1 ρ) + 1 cμσ δ(i H) 2 η = L (c) v cμ = 75,579 (4)(12,4446) = 1,5181 Jadi waktu tunggu nasabah yang berada pada sistem antrean multiserver dengan vacation adalah 1,5181 jam. Persentase pemanfaatan sarana pelayanan dinyatakan dengan c = ρ 1% =,917 1% = 91,7% Sehingga diperoleh persentase pemanfaatan sarana pelayanan di dalam sistem antrean multiserver dengan vacation adalah 91,7%. 131

56 3. Program M/M/c (AS,MV) Script 1 disp( Program menghitung_nilai_keefektifan_sistem_antrian_m/m/2(as,mv) ) lambda=input('masukan_laju_kedatangan='); mu=input('masukan_laju_pelayanan='); teta=input('masukan_rata-rata_waktu_vacation='); c=input('banyak_server='); rho=lambda/(c*mu) r2b=1; r=lambda/(lambda+c*teta); r1=(lambda+mu+teta-sqrt((lambda+mu+teta)^2-(4*lambda*mu)))/(2*mu); r1b=(lambda+mu+teta+sqrt((lambda+mu+teta)^2- (4*lambda*mu)))/(2*mu); r2=rho; r1=2*(teta/mu)*(r/(r1b-r)); r2=((teta/mu)^2)*r*r2b/((r2b-r1)*(r1b-r)); r12=(1/2)*(teta/mu)*(r1/(r2b-r1)); R=[r r1 r2; r1 r12; r2; A=[-lambda; C=[lambda ; A1=[-(lambda+2*teta) 2*teta; -(lambda+mu); B1=[; mu; B2=[ ; mu; 2*mu; C1=[lambda ; lambda ; A=[-(lambda+2*teta) 2*teta ; -(lambda+mu+teta) teta; - (lambda+2*mu); B=[ ; mu ; 2*mu; C=[lambda ; lambda ; lambda; matriks=a+(r*b); BR=[A(1:1,1:1) C(1:1,1:2) B1(1:1,1:1) A1(1:1,1:2) C1(1:1,1:3) B1(2:2,1:1) A1(2:2,1:2) C1(2:2,1:3) B2(1:1,1:2) matriks(1:1,1:3) B2(2:2,1:2) matriks(2:2,1:3) B2(3:3,1:2) matriks(3:3,1:3); beta=1; beta1=lambda/(lambda+2*teta); beta11=lambda/mu; beta2=(lambda/(lambda+2*teta))^2; beta21=((lambda/mu)*r1)+((2*teta)/mu)*((r^2)/(r1b-r)); beta22=((teta*1*mu)/(2*mu*(1-r1)*mu))*((r/(r1b-r))+r1); H=[r r1; r1; E=[r2; r12; 132

57 D=[beta2 beta21; I=eye(2,2); N=inv(M); P=N*N; sigma=(beta22+(d*p*e)); disp(' ') disp('nilai harapan banyaknya customer dalam sistem') L=(rho/(1-rho))+((1/sigma)*D*P*E); L_vacation=ceil(L) disp('nilai harapan waktu menunggu customer dalam sistem (dalam jam)') W_vacation=L/lambda Script 2 disp('program menghitung nilai keefektifan sistem antrian M/M/3(AS,MV)') lambda=input('masukan_laju_kedatangan='); mu=input('masukan_laju_pelayanan='); teta=input('masukan_rata-rata_waktu_vacation='); c=input('banyak_server='); rho=lambda/(c*mu) r2b=1; r=lambda/(lambda+c*teta); r1=(lambda+mu+2*teta-sqrt((lambda+mu+2*teta)^2- (4*lambda*mu)))/(2*mu); r2=(lambda+2*mu+teta-sqrt((lambda+2*mu+teta)^2- (4*2*lambda*mu)))/(2*2*mu); r3=rho; r11=(lambda+mu+2*teta+sqrt((lambda+mu+2*teta)^2- (4*lambda*mu)))/(2*mu); r22=(lambda+2*mu+teta+sqrt((lambda+2*mu+teta)^2- (4*2*lambda*mu)))/(2*2*mu); r33=r2b; r1=3*(teta/mu)*(r/(r11-r)); r12=(teta/mu)*(r1/(r22-r1)); r23=(1/3)*(teta/mu)*(r2/(r33-r2)); r2=(3)*((teta/mu)^2)*r*r22/((r22-r1)*(r11-r)); r13=(1/3)*((teta/mu)^2)*r1*r33/((r33-r2)*(r22-r1)); r3=((teta/mu)^3)*r*r33*(r22*r33-r*r1)/((r33-r2)*(r22-r1)*(r11-r)); R=[r r1 r2 r3; r1 r12 r13; r2 r23; r3; A=[-lambda; C=[lambda ; A1=[-(lambda+2*teta) 2*teta; -(lambda+mu); B1=[; mu; B2=[ ; mu; 2*mu; C1=[lambda ; lambda ; 133

58 C2=[lambda ; lambda ; lambda ; A=[-(lambda+2*teta) 2*teta ; -(lambda+mu+teta) teta; - (lambda+2*mu); B=[ ; mu ; 2*mu; C=[lambda ; lambda ; lambda; beta3=(lambda/(lambda+2*teta)^3); beta31=(3*teta/mu*r/(r11-r)*r)+(lambda*r1/mu); beta32=(r/(1-r1)/(r11- r)*2*teta/2/mu*lambda/mu)+(2*teta/2/mu*r1*lambda/mu/(1-r1)); beta33=((r2*r)+(r12*r1)+(r2*lambda/mu)); H=[r r1 r2; r1 r12; r2; E=[r3; r13; r23; D=[beta3 beta31 beta32; I=eye(3,3); M=I-H; N=inv(M); P=N*N; sigma=(beta33+(d*p*e)); disp(' ') disp('nilai harapan banyaknya customer dalam sistem') L=(rho/(1-rho))+((1/sigma)*D*P*E); L_vacation=ceil(L) disp('nilai harapan waktu menunggu customer dalam sistem (dalam jam)') W_vacation=L/lambda Hasil Script 1 Program menghitung nilai keefektifan sistem antrian M/M/2(AS,MV) masukan_laju_kedatangan= masukan_laju_pelayanan= masukan_rata-rata_waktu_vacation=.3759 banyak_server=2 rho =.8529 nilai harapan banyaknya customer dalam sistem L_vacation = nilai harapan waktu menunggu customer dalam sistem (dalam jam) W_vacation =

59 Hasil Script 2 Program menghitung nilai keefektifan sistem antrian M/M/3(AS,MV) masukan_laju_kedatangan= masukan_laju_pelayanan=9.111 masukan_rata-rata_waktu_vacation=.2778 banyak_server=3 rho =.9919 nilai harapan banyaknya customer dalam sistem L_vacation = nilai harapan waktu menunggu customer dalam sistem (dalam jam) W_vacation =

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : PEMODELAN SISTEM ANTRIAN MULTISERVER DENGAN MULTITASK SERVER MENGGUNAKAN VACATION QUEUEING MODEL Esti Nur Kurniawati, Retno Subekti Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Suatu sistem antrian

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTREAN PADA PELAYANAN TELLER DI PT BANK BPD DIY KANTOR CABANG SLEMAN TUGAS AKHIR SKRIPSI

ANALISIS SISTEM ANTREAN PADA PELAYANAN TELLER DI PT BANK BPD DIY KANTOR CABANG SLEMAN TUGAS AKHIR SKRIPSI ANALISIS SISTEM ANTREAN PADA PELAYANAN TELLER DI PT BANK BPD DIY KANTOR CABANG SLEMAN TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BAB III MODEL ANTRIAN MULTISERVER DENGAN VACATION

BAB III MODEL ANTRIAN MULTISERVER DENGAN VACATION BAB III MODEL ANTRIAN MULTISERVER DENGAN VACATION Dalam sebuah sistem antrian akan terdapat individu yang datang untuk mendapatkan pelayanan yang disebut dengan customer, juga individu yang akan memberikan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTREAN PADA PELAYANAN TELLER DI PT BANK BPD DIY KANTOR CABANG SLEMAN

ANALISIS SISTEM ANTREAN PADA PELAYANAN TELLER DI PT BANK BPD DIY KANTOR CABANG SLEMAN Analisis Sistem Antrean (Nida Nur Azizah) 53 ANALISIS SISTEM ANTREAN PADA PELAYANAN TELLER DI PT BANK BPD DIY KANTOR CABANG SLEMAN ANALISYS OF THE QUEUING SYSTEM AT THE TELLER SERVICE IN PT BANK BPD DIY

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sistem antrean pada penelitian. Beberapa hal yang akan dibahas pada bab ini

BAB II KAJIAN TEORI. sistem antrean pada penelitian. Beberapa hal yang akan dibahas pada bab ini BAB II KAJIAN TEORI Bab ini menjelaskan beberapa kajian literatur yang digunakan untuk analisis sistem antrean pada penelitian. Beberapa hal yang akan dibahas pada bab ini berkaitan dengan teori probabilitas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memecahkan permasalahan, sehingga perlu dijelaskan tentang cara-cara/ metode

BAB III METODE PENELITIAN. memecahkan permasalahan, sehingga perlu dijelaskan tentang cara-cara/ metode BAB III METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian digunakan dalam rangka mempermudah memecahkan permasalahan, sehingga perlu dijelaskan tentang cara-cara/ metode yang ditempuh selama proses penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teori Antrian merupakan studi matematika dari suatu kejadian garis tungggu, yakni suatu garis dari pelanggan yang memerlukan layanan dari sistem pelayanan yang ada.

Lebih terperinci

Teller 1. Teller 2. Teller 7. Gambar 3.1 Proses antrian pada sistem antrian teller BRI Cik Ditiro

Teller 1. Teller 2. Teller 7. Gambar 3.1 Proses antrian pada sistem antrian teller BRI Cik Ditiro Berikut ini adalah pembahasan mengenai sistem antrian teller BRI Cik Ditiro dan optimasinya berdasarkan model tingkat aspirasi. Deskripsi mengenai sistem antrian teller BRI Cik Ditiro dapat diuraikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan BAB 3 PEMBAHASAN 3.1. Uji Kesesuaian Distribusi Dalam penelitian ini kedatangan pasien diasumsikan berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan diasumsikan berdistribusi Eksponensial. Untuk menguji kebenarannya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Menurut. Ukuran Keefektifan Rumus ProModelStudent. Rumus

BAB V PENUTUP. Menurut. Ukuran Keefektifan Rumus ProModelStudent. Rumus BAB V PENUTUP 5.. Kesimpulan Dari pembahasan skripsi dengan judul Analisis Efektivitas Sistem Antrian Bank BCA cabang Jamika Bandung dapat disimpulkan sebagai berikut. Model antrian yang paling tepat digunakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang penulis lakukan di PT Plaza Toyota Green Garden dapat disimpulkan kebijakan pengelolaan antrian pelanggan secara kualitatif

Lebih terperinci

ANALISIS. 4.4 Analisis Tingkat Kedatangan Nasabah

ANALISIS. 4.4 Analisis Tingkat Kedatangan Nasabah ANALISIS Pada bab ini akan dikemukakan analisa terhadap pemecahan masalah yang dihadapi dan diperoleh dari pengolahan data serta pembahasan yang ada berdasarkan alternatif yang ada. 4.4 Analisis Tingkat

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL ANTRIAN MULTISERVER DENGAN VACATION PADA SISTEM ANTRIAN DI BANK BCA CABANG UJUNG BERUNG

APLIKASI MODEL ANTRIAN MULTISERVER DENGAN VACATION PADA SISTEM ANTRIAN DI BANK BCA CABANG UJUNG BERUNG APLIKASI MODEL ANTRIAN MULTISERVER DENGAN VACATION PADA SISTEM ANTRIAN DI BANK BCA CABANG UJUNG BERUNG Elyzabeth, Maman Suherman, Rini Marwati Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI ABSTRAK Antrian

Lebih terperinci

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL)

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL) OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL) Diyan Mumpuni 1, Bambang Irawanto 2, Dr. Sunarsih 3 1,2,3 Jurusan Matematika

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan

BAB III PEMBAHASAN. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan BAB III PEMBAHASAN Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan disiplin antrean Preemptive dengan pola kedatangan berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan berdistribusi Eksponensial.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Model Sistem Antrian Bank Central Asia Cabang Mall Taman Anggrek

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Model Sistem Antrian Bank Central Asia Cabang Mall Taman Anggrek BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Model Sistem Antrian Bank Central Asia Cabang Mall Taman Anggrek Bank Central Asia Cabang Mall Taman Anggrek beroperasi dari hari Senin hingga hari Minggu. Bank Central

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Antrian Satu Server Dengan Vacation Queueing Model Pada Pola Kedatangan Berkelompok

Pemodelan Sistem Antrian Satu Server Dengan Vacation Queueing Model Pada Pola Kedatangan Berkelompok SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Pemodelan Sistem Antrian Satu Server Dengan Vacation Queueing Model Pada Pola Kedatangan Berkelompok Sucia Mentari, Retno Subekti, Nikenasih

Lebih terperinci

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya Zarah Ayu Annisa 1308030058 Dosen Pembimbing : Dra. Sri Mumpuni R., MT PENDAHULUAN Antrian Meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di PT Plaza Toyota Green Garden yang berlokasi di Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

Lebih terperinci

NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI

NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI ANALISIS SISTEM ANTRIAN SEPEDA MOTOR PADA SPBU RAWA LUMBU DI BEKASI TIMUR NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : 19211173 DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI Latar Belakang PENDAHULUAN Pertumbuhan manusia

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT101 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu membandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pada bab metode penelitian dijelaskan mengenai metode dan desain penelitian, lokasi dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data serta rancangan dan teknik analisis data. A.

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTREAN MULTIPLE PHASE DI PELAYANAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI

ANALISIS SISTEM ANTREAN MULTIPLE PHASE DI PELAYANAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI ANALISIS SISTEM ANTREAN MULTIPLE PHASE DI PELAYANAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Lebih terperinci

CONTOH STUDI KASUS ANTRIAN

CONTOH STUDI KASUS ANTRIAN CONTOH STUDI KASUS ANTRIAN ABSTRAKSI Teori Antrian merupakan teori yang menyangkut studi matematis dari antrian-antrian dan barisbaris penengguan, yang formasinya merupakn suatu fenomena biasa yang terjadi

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon Jurnal Barekeng Vol. 8 No. 1 Hal. 45 49 (2014) ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon SALMON NOTJE AULELE Staf Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model Sistem Antrian Bank Mega Cabang Puri Indah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model Sistem Antrian Bank Mega Cabang Puri Indah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Model Sistem Antrian Bank Mega Cabang Puri Indah Bank Mega cabang Puri Indah beroperasi dari hari Senin hingga Jumat. Bank Mega cabang Puri Indah mulai beroperasi

Lebih terperinci

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang Pendahuluan Antrian Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang membutuhkan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas pelayanan). Masalah yang timbul dalam antrian adalah bagaimana mengusahakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang tahapan penelitian serta penentuan variabel. Diharapkan bab ini dapat memberikan gambaran bagaimana penelitian ini dilakukan dalam upaya untuk memecahkan

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG ABSTRACT

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 741-749 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Kinerja Sistem Antrian Pada supermarket saga swalayan Padang Pariaman Sumatera Barat terdapat 7 kasir yang bertugas melayani para konsumen

Lebih terperinci

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi Teori Antrian Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi Contoh Kendaraan berhenti berderet-deret menunggu di traffic light. Pesawat menunggu lepas landas di bandara. Surat antri untuk diketik oleh sekretaris.

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM. PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM. PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG SKRIPSI Oleh: MASFUHURRIZQI IMAN 24010210141002 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam pelayanan ada beberapa faktor penting pada sistem antrian yaitu pelanggan dan pelayan, dimana ada periode waktu sibuk maupun periode dimana pelayan menganggur. Dan waktu dimana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sejarah PT. Bank Permata Tbk PT Bank Permata Tbk (PermataBank) merupakan hasil merger 5 (lima) Bank yaitu PT. Bank Bali Tbk, PT. Bank Universal Tbk, PT. Bank Artamedia, PT.

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG WARUNG BUNCIT JAKARTA SELATAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG WARUNG BUNCIT JAKARTA SELATAN ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG WARUNG BUNCIT JAKARTA SELATAN Nama : Deden Kurniawan NPM : 11210746 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Ade Rachmawati SE, MM Latar Belakang Di zaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Siloam Hospitals Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini yang dipilih dalam penelitian ini adalah Bank Permata cabang Citra Raya. Berlokasi di Ruko Taman Raya Jl. Raya Boulevard Blok K 01

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan dua subbab yaitu tinjauan pustaka dan landasan teori. Subbab tinjauan pustaka memuat hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Subbab landasan teori memuat

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( ) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 2 (2015), hal 127-134 ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):(

Lebih terperinci

Riska Sismetha, Marisi Aritonang, Mariatul Kiftiah INTISARI

Riska Sismetha, Marisi Aritonang, Mariatul Kiftiah INTISARI Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 01 (2017), hal 51-60. ANALISIS MODEL DISTRIBUSI JUMLAH KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT IBU DAN

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN Evi Shofiyatin 1), Ika Nur Oktaviani 1), Khusnul Khanifah Kalana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Metode Pengambilan Sampling 2.1.1. Populasi Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi sistematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan ini tentu saja merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. probabilitas, teori antrean, model-model antrean, analisis biaya antrean, uji

BAB II KAJIAN TEORI. probabilitas, teori antrean, model-model antrean, analisis biaya antrean, uji BAB II KAJIAN TEORI Bab ini menjabarkan beberapa kajian literatur yang digunakan untuk analisis sistem antrean. Beberapa hal yang akan dibahas berkaitan dengan teori probabilitas, teori antrean, model-model

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Antrian 2.1.1 Definisi Antrian Antrian adalah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTREAN PADA PELAYANAN PASIEN BPJS RUMAH SAKIT MATA DR. YAP YOGYAKARTA SKRIPSI

ANALISIS SISTEM ANTREAN PADA PELAYANAN PASIEN BPJS RUMAH SAKIT MATA DR. YAP YOGYAKARTA SKRIPSI ANALISIS SISTEM ANTREAN PADA PELAYANAN PASIEN BPJS RUMAH SAKIT MATA DR. YAP YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori Antrian merupakan waktu tunggu yang dialami pelanggan untuk mencapai tujuan, dikarenakan jumlah pelanggan melebihi kapasitas layanan yang tersedia. Waktu tunggu yang terlalu lama

Lebih terperinci

Unnes Journal of Mathematics

Unnes Journal of Mathematics UJM 3 (1) (2014) Unnes Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm ANALISIS PROSES ANTRIAN MULTIPLE CHANNEL SINGLE PHASE DI LOKET ADMINISTRASI DAN RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO. Fajar Etri Lianti ABSTRACT

ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO. Fajar Etri Lianti ABSTRACT ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO Fajar Etri Lianti Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini

BAB IV PEMBAHASAN. pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini BAB IV PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan untuk menjawab pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini mencakup pemeriksaan steady state, uji distribusi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Antrian Siapapun yang pernah pergi berbelanja ke supermarket atau ke bioskop mengalami ketidaknyamanan dalam mengantri. Dalam hal mengantri, tidak hanya manusia saja

Lebih terperinci

MODEL ANTREAN DENGAN DISTRIBUSI PELAYANAN NORMAL, ERLANG, WEIBULL STUDI KASUS TOL BANYUMANIK

MODEL ANTREAN DENGAN DISTRIBUSI PELAYANAN NORMAL, ERLANG, WEIBULL STUDI KASUS TOL BANYUMANIK SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 MODEL ANTREAN DENGAN DISTRIBUSI PELAYANAN NORMAL, ERLANG, WEIBULL STUDI KASUS TOL BANYUMANIK Sugito 1, Tarno 2, Agus Rusgiono 3, Jenesia Kusuma Wardhani

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. mencakup pembahasan dari hasil evaluasi pada 4 poin penting tentang kinerja

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. mencakup pembahasan dari hasil evaluasi pada 4 poin penting tentang kinerja BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan memaparkan simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kesimpulan akan mencakup pembahasan dari hasil evaluasi pada

Lebih terperinci

3.1.1 Sejarah Singkat Bank Rakyat Indonesia Produk yang dilayani oleh teller PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Unit Magelang

3.1.1 Sejarah Singkat Bank Rakyat Indonesia Produk yang dilayani oleh teller PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Unit Magelang DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i HALAMAN PERSEMBAHAN... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR RUMUS... x DAFTAR LAMPIRAN... xi ABSTRACT... xii INTISARI... xiii BAB 1 PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research)

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research) 2013 ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research) Disusun oleh: Dian Fitriana Arthati (09.5934), Dede Firmansyah (09.5918), Eka Fauziah Rahmawati

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Antrian adalah kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan loket untuk mendapatakan tiket kereta api, menunggu pengisian bahan bakar,

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTREAN MODEL MULTI SERVER PADA PERUSAHAAN ASURANSI XYZ DI KOTA TASIKMALAYA TUGAS AKHIR SKRIPSI

ANALISIS SISTEM ANTREAN MODEL MULTI SERVER PADA PERUSAHAAN ASURANSI XYZ DI KOTA TASIKMALAYA TUGAS AKHIR SKRIPSI ANALISIS SISTEM ANTREAN MODEL MULTI SERVER PADA PERUSAHAAN ASURANSI XYZ DI KOTA TASIKMALAYA TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PELAYANAN TELLER BANK X KANTOR CABANG PEMBANTU PURI SENTRA NIAGA

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PELAYANAN TELLER BANK X KANTOR CABANG PEMBANTU PURI SENTRA NIAGA ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 81-90 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PELAYANAN TELLER BANK X KANTOR CABANG

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN DAN HASIL

BAB 3 PEMBAHASAN DAN HASIL BAB 3 PEMBAHASAN DAN HASIL Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari pengamatan langsung pada PT. Bank BRI Cabang Medan Putri Unit Medan Labuhan. Pengamatan

Lebih terperinci

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

Teori Antrian. Prihantoosa  Pendahuluan.  Teori Antrian : Intro p : 1 Pendahuluan Teori Antrian Prihantoosa pht854@yahoo.com toosa@staff.gunadarma.ac.id Last update : 14 November 2009 version 1.0 http://openstat.wordpress.com Teori Antrian : Intro p : 1 Tujuan Tujuan : Meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kantor Penjualan Senayan City PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang berlokasi di Senayan City, Jakarta. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Sebelum melakukan pengolahan dan analisis data, penulis melakukan observasi kondisi yang ada di area final inspection VLC saat ini. Observasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Kegiatan pelayanan di Bank Rakyat Indonesia unit Gerendeng Tangerang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Kegiatan pelayanan di Bank Rakyat Indonesia unit Gerendeng Tangerang 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik sistem antrian Kegiatan pelayanan di Bank Rakyat Indonesia unit Gerendeng Tangerang dimulai dari jam 08.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB. Pelayanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Fenomena menunggu untuk kemudian mendapatkan pelayanan, seperti halnya nasabah yang menunggu pada loket bank, kendaraan yang menunggu pada lampu merah, produk yang

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PENDAFTARAN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

ANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PENDAFTARAN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG ANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PENDAFTARAN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG Vita Dwi Rachmawati 1, Sugito 2, Hasbi Yasin 3 1 Alumni Jurusan Statistika

Lebih terperinci

BAB. Teori Antrian PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB. Teori Antrian PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB 10 Teori Antrian PENDAHULUAN ntrian yang panjang sering kali kita lihat di bank saat nasabah mengantri di teller untuk melakukan transaksi, airport saat para calon penumpang melakukan checkin,

Lebih terperinci

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION Oleh: Desi Nur Faizah 1209 1000 17 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

Riska Puspitasari J. Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri

Riska Puspitasari J. Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri OPTIMALISASI FASILITAS PELAYANAN DI LOKET PENERBITAN SURAT IJIN EKSPOR DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN METODE ANTRIAN Riska Puspitasari J. Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model System Antrian di halte bus transjakarta koridor 1 Blok M - Kota

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model System Antrian di halte bus transjakarta koridor 1 Blok M - Kota 40 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Model System Antrian di halte bus transjakarta koridor 1 Blok M - Kota Kegiatan pelayanan di terminal bustransjakarta tujuan Blok M Kota di mulai sejak pukul

Lebih terperinci

APLIKASI TEORI ANTRIAN MODEL MULTI CHANNEL SINGLE PHASE DALAM OPTIMASI LAYANAN PEMBAYARAN PELANGGAN PADA SENYUM MEDIA STATIONERY JEMBER

APLIKASI TEORI ANTRIAN MODEL MULTI CHANNEL SINGLE PHASE DALAM OPTIMASI LAYANAN PEMBAYARAN PELANGGAN PADA SENYUM MEDIA STATIONERY JEMBER 1 APLIKASI TEORI ANTRIAN MODEL MULTI CHANNEL SINGLE PHASE DALAM OPTIMASI LAYANAN PEMBAYARAN PELANGGAN PADA SENYUM MEDIA STATIONERY JEMBER THE APPLICATION OF MULTI CHANNEL SINGLE PHASE MODEL OF QUEUING

Lebih terperinci

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM Model Antrian Teori antrian pertama kali diciptakan oleh A.K. Erlang seorang ahli matematik Denmark pada tahun 1909. Sejak itu penggunaan model antrian mengalami perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BAGIAN TELLER DI PT. BPD ACEH CABANG MEDAN. Oleh WANA SANTINI

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BAGIAN TELLER DI PT. BPD ACEH CABANG MEDAN. Oleh WANA SANTINI ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BAGIAN TELLER DI PT. BPD ACEH CABANG MEDAN TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh WANA SANTINI 080423070 P R

Lebih terperinci

MODEL EKSPONENSIAL GANDA PADA PROSES STOKASTIK (STUDI KASUS DI STASIUN PURWOSARI)

MODEL EKSPONENSIAL GANDA PADA PROSES STOKASTIK (STUDI KASUS DI STASIUN PURWOSARI) Model Eksponensial (Sugito) MODEL EKSPONENSIAL GANDA PADA PROSES STOKASTIK (STUDI KASUS DI STASIUN PURWOSARI) Sugito 1, Yuciana Wilandari 2 1,2 Staf Pengajar Jurusan Statistika FSM Undip sugitozafi@undip.ac.id,

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikasikan pada tahun 1909 oleh Agner

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Sistem Antrian Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population) 2. Antrian 3. pelayanan Masing-masing

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SIMULASI SISTEM ANTRIAN PADA BANK ABC

ANALISIS DAN SIMULASI SISTEM ANTRIAN PADA BANK ABC Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 2, No. 2 (2014), pp. 147 162. ANALISIS DAN SIMULASI SISTEM ANTRIAN PADA BANK ABC Faradhika Arwindy, Faigiziduhu Buulolo, Elly Rosmaini Abstrak. Kejadian antrian

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Siapapun yang pergi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian yang sering disebut dengan teori antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang sangat berharga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan Danau Agung 1 Blok A4, Sunter Agung Jakarta Utara. Penelitian dilakukan selama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Antrian merupakan kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan kasir untuk membayar barang yang kita beli, menunggu pengisian bahan

Lebih terperinci

APLIKASI TEORI ANTRIAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SISTEM ANTRIAN PELANGGAN DI BANK JATENG CABANG REMBANG

APLIKASI TEORI ANTRIAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SISTEM ANTRIAN PELANGGAN DI BANK JATENG CABANG REMBANG APLIKASI TEORI ANTRIAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SISTEM ANTRIAN PELANGGAN DI BANK JATENG CABANG REMBANG Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL JUMLAH KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN BAGIAN LABORATORIUM INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

ANALISIS MODEL JUMLAH KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN BAGIAN LABORATORIUM INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG ANALISIS MODEL JUMLAH KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN BAGIAN LABORATORIUM INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG Rany Wahyuningtias 1, Dwi Ispriyanti 2, Sugito 3 1 Alumni Jurusan Statistika FSM

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN TIKET KERETA API STASIUN TAWANG SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN TIKET KERETA API STASIUN TAWANG SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 761-770 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN TIKET KERETA API STASIUN TAWANG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Suatu antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih fasilitas pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB ANDASAN TEORI. Teori Antrian Sistim ekonomi dan dunia usaha (bisnis) sebagian besar beroperasi dengan sumber daya yang relatif terbatas.sering terjadi pada orang, barang, dan komponen harus menunggu

Lebih terperinci

MODEL ANTREAN KONTINU (STUDI KASUS DI GERBANG TOL BANYUMANIK)

MODEL ANTREAN KONTINU (STUDI KASUS DI GERBANG TOL BANYUMANIK) MODEL ANTREAN KONTINU (STUDI KASUS DI GERBANG TOL BANYUMANIK) 1 Sugito, 2 Alan Prahutama, 3 Rukun Santoso, 4 Jenesia Kusuma Wardhani 1,2,3,4 Departemen Jurusan Statistika FSM Universitas Diponegoro e-mail:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam sebuah sistem pelayanan tertentu. Dalam pelaksanaan pelayanan pelaku utama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan risiko kehilangan jiwa atau meninggal. Kasus ini terjadi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan risiko kehilangan jiwa atau meninggal. Kasus ini terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era modern ini, masyarakat memahami pentingnya berasuransi sebagai jaminan jika terjadi risiko di masa mendatang. Risiko yang dapat terjadi seperti risiko kesehatan,

Lebih terperinci

SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PT. BANK X ABSTRACT

SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PT. BANK X ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 71-80 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PT. BANK X Melati

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 7: Teori Antrian Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Pendahuluan Teori Antrian Pendahuluan Beberapa contoh antrian: 1 Nasabah bank menunggu pelayanan di teller atau customer service 2 Pelanggan

Lebih terperinci

Nama : Firman Fadilah NPM : Pembimbing : Supiani, SE., MM

Nama : Firman Fadilah NPM : Pembimbing : Supiani, SE., MM END ANALISIS ANTRIAN PADA PT. BANK MANDIRI TBK KANTOR KAS Nama : Firman Fadilah NPM : 12211894 Pembimbing : Supiani, SE., MM LATAR BELAKANG Kesuksesan dari suatu organisasi perusahaan bergantung pada penggunaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan Yang dimaksud pelayanan pada area anti karat adalah banyaknya output pallet yang dapat dihasilkan per hari pada area tersebut. Peningkatan pelayanan dapat dilihat dari

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT. Oleh : Budi Setiawan

ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT. Oleh : Budi Setiawan ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT Oleh : Budi Setiawan 1206 100 034 Dosen Pembimbing : Dra. Laksmi Prita W, M.Si. Drs. Sulistiyo, MT. ABSTRAK Penggunaan teori

Lebih terperinci

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di:

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di: JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman 369-374 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS ANTRIAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI BAGIAN POLIKLINIK,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Antrian Sistem antrian adalah merupakan keseluruhan dari proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian yang seterusnya memerlukan pelayanan

Lebih terperinci

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Model Antrian M E T O D E S T O K A S T I K Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Siapaun yang pergi berbelanja atau ke bioskop telah mengalami

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dalam pembahasan model antrean dengan disiplin pelayanan Preemptive,

BAB II KAJIAN TEORI. dalam pembahasan model antrean dengan disiplin pelayanan Preemptive, BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan tentang dasar-dasar yang digunakan dalam pembahasan model antrean dengan disiplin pelayanan Preemptive, mencangkup tentang teori antrean, pola kedatangan

Lebih terperinci

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan Hendra Nurjaya Al-Kholis 1, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3 1,3 Program Studi Teknik Industri S1, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari banyak terlihat kegiatan mengantri seperti, pasien

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari banyak terlihat kegiatan mengantri seperti, pasien BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari banyak terlihat kegiatan mengantri seperti, pasien yang ingin periksa ke dokter, orang yang mengantri beli bensin di SPBU, orang

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1

TEORI ANTRIAN. Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1 TEORI ANTRIAN Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1 Riset Operasional Riset operasional merupakan cabang interdisiplin dari matematika terapan dan sains formal yang menggunakan model-model seperti model

Lebih terperinci