BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Model pembelajaran pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terbentuk dari tiga kata yaitu Contextual, teaching and learning. Menurut A Chaedar (Alwaisilah, 2006) dalam Langgoday (2014:12). Learning adalah refleksi sistem kepribadian siswa yang menunjukkan perilaku yang terkait dengan tugas yang diberikan. Sedangkan kontekstual berasal dari kata konteks yang artinya hubungan atau keterkaitan antara materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa dengan mengaitkan materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari. Model Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian John Dewey (1916) yang menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi di sekelilingnya. Menurut teori pembelajaran kontekstual, pembelajaran terjadi hanya ketika siswa (peserta didik) memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dapat terserap kedalam benak mereka dan mereka mampu menghubungkan dengan kehidupan nyata yang ada di sekitar mereka. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa pikiran secara alami akan mencari makna dari hubungan individu dengan linkungan sekitarnya. Model pembelajaran CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

2 kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (Sagala, 2013: 87). Melalui pengalaman nyata yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, siswa dapat mengkonstruksikan pengetahuan dan keterampilan baru mereka. 2. Komponen-komponen Dalam model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Model pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran, yaitu: kontruktivisme (constructivism), menemukan (inquiri), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (Modeling), refleksi (reflection) dan penilaian yang sebenarnya (aunthentic assesment) (Depdiknas, 2002 dalam Langoday, 2014:16-19). kontekstual: Berikut ini adalah uraian mengenai ketujuh komponen utama dalam pendekatan a. Konstruktivisme (Constructivisme) Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) model pembelajaran CTL. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Melainkan harus mengkonstruksi atau membangun pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar, dan siswa yang menjadi pusat kegiatan. b. Menemukan (Inquiry) Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan model pembelajaran CTL. Kata kunci dari strategi inquiry adalah siswa menemukan sendiri. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat faktafakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.

3 Guru harus selalu merancang kegiatan pembelajaran yang merujuk pada kegiatan menemukan (inquiry). Berikut langkah-langkah kegiatan menemukan (inkuiri) : 1. Merumuskan masalah 2. Mengamati atau melakukan observasi 3. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan,dan karya lainnya. 4. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada teman sekelas, guru, atau orang banyak. c. Bertanya (Questioning) Bertanya (Questioning), merupakan strategi utama model pembelajaran CTL. Pengetahuan yang kita miliki, selalu bermula dari 'bertanya'. Dalam pembelajaran, bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kegiatan siswa. Kegiatan bertanya bagi siswa merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya antara lain berguna untuk menggali informasi, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respon siswa, mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, dan memfokuskan perhatian siswa. d. Masyarakat Belajar (Learning Community) Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil belajar diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari 'sharing' antara teman, antar kelompok, diruang ini, disekitar ini, juga orang-orang yang ada di luar sana. Semua adalah anggota masyarakat belajar. Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar memberikan informasi yang diperlukan

4 oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya. Jika setiap orang mau belajar dari orang lain, maka setiap orang lain bisa menjadi sumber belajar, dan ini berarti setiap orang akan sangat kaya dengan pengetahuan dan pengalaman. e. Refleksi (Reflection) Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Misalnya, ketika pelajaran berakhir, siswa merenung tentang apa yang telah dilakukan dan menghubungkan dengan pengetahuan yang baru diterimanya. Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses Pengetahuan yang dimiliki siswa diperluas melalui konteks pembelajaran. Guru membantu siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. Dengan demikian, siswa merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajarinya. Pada akhir pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi. Refleksi dapat berupa pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya pada hari itu, catatan atau jurnal di buku siswa, dan kesan atau saran siswa tentang pembelajaran pada saat itu f. Pemodelan (Modeling) Pemodelan maksudnya adalah bahwa dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu harus model yang ditiru. Pemodelan akan lebih mengefektif pelaksanaan model pembelajaran CTL untuk ditiru, diadaptasi atau dimodifikasi. Dengan

5 adanya suatu model untuk dijadikan contoh biasanya akan lebih dipahami atau bahkan bisa menimbulkan ide baru. Salah satu contoh pemodelan dalam pembelajaran misalnya, membpelajari contoh penyelesaian soal, menggunakan alat peraga, cara menemukan kata kunci dalam suatu baca atau dalam membuat skema konsep. Pemodelan ini tidak selalu oleh guru, bisa oleh siswa atau media yang lainnya. g. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Asesment) Assesment (penilaian) adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran tentang perkembangan belajar siswa. Pembelajaran yang benar seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari (learning how to learn), bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir pembelajaran. Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan hanya melalui hasil, dan dilakukan dengan berbagai cara. Itulah hakikat penilaian yang sebenarnya. Karakteristik penilaian autentik : a. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. b. Tidak hanya mengukur aspek pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. c. Berkesinambungan d. Terintegrasi 3. Tujuan Model Pembelajaran CTL(Contextual Teaching and Learning) 1. Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari permasalahan kepermasalahan lainya.

6 2. Model pembelajaran ini bertujuan agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi perlu dengan adanya pemahaman. 3. Model pembelajaran ini menekankan pada pengembangan minat pengalaman siswa. 4. Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat berfikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain 5. Model pembelajaran CTL ini bertujun agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna. 6. Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk mengajak anak pada suatu aktivitas yang mengkaitkan materi akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari. 7. Model pembelajaran CTL ini bertujuan agar siswa secara individu dapat menemukan dan mentrasfer informasi-informasi komplek dan siswa dapat menjadikan informasi itu miliknya sendiri. 4. Langkah-langkah penerapan Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Langkah-langkah Model pembelajaran CTL meliputi: 1) Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan: Kegiatan pembelajaran pendahuluan meliputi penyampaian indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, ruang lingkup materi, manfaat dan kegunaan suatu topik baik untuk mengetahui kesiapan siswa dapat juga dilakukan tes awal atau pre-test. 2) Penyampaian Materi Pembelajaran Penerapan Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) menghendaki dikuranginya penyajian materi yang bersifat expository (ceramah/dikte). Gunakanlah sebanyak mungkin teknik penyampaian atau presentase, tanya jawab induktif. Hal ini harus diupayakan agar siswa mengalami langsung dan membawah

7 penemuan atas bahan yang dipelajari serentak harus menarik perhatian siswa. Agar penyajiannya menarik perlu digunakan alat-alat pemusar perhatian berupa media yang menarik seperti warna-warni gambar, dan ilustrasi. 3) Memancing Kinerja Siswa Memancing kinerja siswa dimaksudkan untuk membantu siswa menguasai materi dan tujuan pembelajaran, bentuk kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan adalah praktikum dan latihan. Dengan sistem ini, siswa diharapkan dapat berlatih dan mampu menerapkan konsep dan prinsip yang dipelajari dalam konteks dan situasi yang berbeda sehingga konsep dan prinsip diketahui dalam hafalan belaka. 4) Pemberian Umpan Balik Metode umpan balik merupakan salah satu sistem yang dapat dipakai sebagai saran untuk mengukur kemajuan siswa. Sebagai contoh, setelah mengerjakan soal latihan, siswa diberi kunci jawaban. Dengan demikian mereka langsung mengetahui kebenaran serta kesalahannya. Umpan balik yang baik adalah umpan balik yang lengkap terjadi dengan sistem memberitahukan letak kesalahan siswa dalam menjawab soal yang ada, dengan alasan-alasan yang masuk akal, untuk selanjutnya diberi pembetulan. Jika jawaban yang diberikan siswa itu benar, haruslah diberi konfirmasi agar mereka yakin dengan jawaban itu. Agar siswa dapat menemukan sendiri jawaban yang benar maka harus diberi umpan balik secara langsung. 5) Kegiatan Tindak Lanjut Kegiatan tindak lanjut berupa mentransfer pengetahuan, pemberian pertanyaan dan remedial. Dengan mampu mentransfer pengetahuan yang dipelajari maka tingkat

8 pencapaian belajar siswa akan sampai pada deret yang tinggi (tingkat penemuan dan pencapaian strategi kognitif). Penghargaan diberikan kepada siswa yang telah mencapai prestasi yang sama atau melebihi dari yang ditargetkan. Remedial diberikan dalam pencapaian target pembelajaran yang ditentukan. 5. Karakteristik Dalam Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Kerja sama Setiap anggota kelompok disadarkan tentang pentingnya bekerja sama serta saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2. Saling menunjang Setiap anggota kelompok harus mendorong teman untuk saling memotivasi dalam kelompok untuk memberikan kontribusi kelompok 3. Siswa aktif Setiap anggota kelompok harus berpartisipasi aktiv dalam kegiatan kelompok dengan cara mendengar, menyerap informasi yang disampaikan teman dan menghargai pendepat teman dan memberikan pendapat tentang apa yang sudah di sampaikan oleh teman. 4. Menggunakan berbagai sumber Setiap kelompok harus memiliki banyak buku sumber sehingga pengetahuan siswa tidaklah sempit atau hanya berdasarkan satu sumber saja. 6. Prinsip-prinsip Dalam Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Keterkaitan Proses pembelajaran hendaknya ada keterkaitan dengan bekal pengetahuan yang telah ada pada diri siswa dengan pengalaman kehidupan dunia sebenarnya untuk bekal di dunia pekerjaan di kemudian hari dalam kehidupan masyarakat.

9 2. Pengalaman langsung Siswa perlu mendapatkan pengalaman langsung melalui kegiatan eksplorasi, penemuan, dan penelitian ini berarti Pengalaman di pandang sebagai jantung kontekstual. 3. Kerja sama Saling tukar pikiran, mengajukan dan menjawab pertanyaan, komunikasi interkatif antar sesama siswa, antara siswa dengan guru. Memecahkan masalah dan mengerjakan tugas bersama merupakan strategi pokok dalam pendekatan kontekstual. B. Teori-Teori yang melandasi Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Teori Kontruktivisme Teori kontruktivisme menyatakan bahwa peserta didik harus menemukan sendiri dan mentrasformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturanaturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. Bagi peserta didik agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Menurut teori konstruktivisme ini, satu prinsip yang paling penting penting dalam psikologi pendidikan adalah guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Guru dapat meberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan peserta didik untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar peserta didik menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. (Trianto, 2007:13). 2. Teori perkembangan kognitif piaget

10 Teori pembelajaran kognitif yang terkenal adalah teori jean piaget. Menurut piaget setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru lahir sampai dewasa akan mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Empat perkembangan kognitif itu antara lain: sensorimotor (usia 0-2 tahun), praoperasional (usia 2-7 tahun), operasi konkrit (usia 7-11 tahun), operasi formal (usia 11-dewasa) (Trianto, 2008:43). Tabel 2.1 Tahap-tahap perkembangan kognitif piaget Tahap Perkiraan usia Kemampuan-kemampuan utama Sensorimotor Lahir sampai usia 2 Terbentuknya konsep tahun kepermanenan obyek dan kemajuan gradual dari perilaku yang mengarah kepada tujuan Praoperasional 2 sampai 7 tahun Perekembangan kemampuan menggunakan symbol-symbol untuk menyatakan obyek-obyek dunia. Pemikiran masih Operasi konkrit egosentris dan senrasi. 7 sampai 11 tahun Perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. Kemampuankemampuan baru termaksuk penggunaan operasi-operasi yang dapat balik. Pemikiran tidak lagi sentris tetapi desentrasi, dan pemecahan masalah tidak dibatasi oleh keegosentrisan. Operasi formal 11 tahun sampai dewasa Pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan. Masalah-masalh dapat dipecahkan melalui penggunaan eksperimentasi sistematis (Sumber : Trianto, 2008) Menurut piaget, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungan.

11 Implikasi penting dalam model pembelajaran dari teori piaget sebagai berikut: 1) Memusatkan perhatian pada berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada hasilnya. Disamping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut. 2) Memperhatikan peranan pelik dari inisiatif anak sendiri keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Didalam kelas piaget, penyajian pengetahuan jadi (ready-made) tidak mendapat penekanan, melainkan anak didorong menemukan sendiri pengetahuan itu (discovery maupun inquiri) melalui interkasi spontan dengan lingkungannya. Sebab itu guru dituntut mempersiapkan berbagai kegiatan yang memungkinkan anak melakukan kegiatan secara langsung dnegan dunia fisik yang menerapkan teori piaget. 3) Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan. Teori piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda. Oleh karena itu guru mampu melakukan upaya untuk mengatur kegiatan kelas dalam bentuk kelompok kecil daripada bentuk kelas yang utuh. 3. Teori Pemrisesan Informasi Teori ini menjelaskan penyimpanan dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Peristiwa-peristiwa mental diuraikan sebagai transformasi transformasi informasi dari input (stimulus) ke output (respon). C. Hasil Belajar 1. Belajar Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan

12 pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya. Pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Jihad & Haris, 2012: 1) Sudjana (Jihad & Haris, 2012: 2) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjuk dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar. Menurut Herman Hudjo (Jihad & Haris, 2012: 2) belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan keterampilan, kegemaran dan siakp seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar. 2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui keagiatan belajar (Jihad & Haris, 2012: 4). Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan pembelajaran. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuantujuan pembelajaran atau tujuan instruksional (Jihad & Haris, 2012: 4). D. Efektifitas Model Pembelajaran CTL Untuk mencapai tujuan pembelajaran, perlu disusun suatu strategi agar tujuan itu tercapai dengan optimal. Tanpa strategi yang cocok, tepat dan jitu, tidak mungkin tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu strategi pembelajaran yang baik harus disesuaikan dengan jenis

13 materi, karakteristik peserta didik, serta situasi atau kondisi di mana proses pembelajaran tersebut akan berlangsung. Terdapat beberapa metode dan teknik pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru, tetapi tidak semuanya sama efektifnya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Depdiknas (2003) CTL menjadi pilihan karena Sejauh ini pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah masih menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih memperdayakan siswa. Sebuah strategi yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Melalui landasan filosofis kontruksivisme, Model pembelajaran CTL dipromosikan menjadi alternatif strategi belajar yang baru. Melalui Model pembelajaran CTL diharapkan siswa belajar melalui mengalami bukan menghafal.untuk mengetahui hasil proses belajar mengajar perlu diadakan evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar tidak bertujuan untuk member nilai dan label pada anak. Akan tetapi evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik belajar dan bagaimana cara belajar yang paling baik diterapkan. Efektivitas model pembelajaran ini dapat ditunjukkan dengan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran CTL lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok system pencernaan makanan pada manusia. E. Materi Penelitian 1. Pengertian Sistem Pencernaan Manusia

14 Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana. Fungsi sistem pencernaan adalah untuk menerima makanan, mencernannya menjadi zat-zat dan energi, kemudian menyerap zat-zat gizike dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat di cerna oleh tubuh. 2. Alat pencernaan pada manusia Alat pencernaan pada manusia terdiri dari : mulut (cavum oris) dan faring, kerongkongan (esophagus), lambung (ventriculus), usus halus (intestinum), usus besar (colon), rectum dan muara pelepasan (anus) A. Mulut Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Di dalam rongga mulut, makanan mengalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Beberapa organ di dalam mulut, yaitu :

15 Gambar 2.1: Mulut 1. Gigi Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus. Gigi dapat dibedakan atas empat macam yaitu gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan, dan gigi geraham belakang. Gigi seri berbentuk seperti pahat, gigi taring berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk agak silindris dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk. Gigi seri fungsinya untuk memotong dan menggigit makanan. Gigi taring yang berbentuk seperti pahat runcing untuk merobek makanan. Sedangkan gigi geraham dengan permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk berfungsi untuk mengunyah makanan. 2. Lidah Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu mendorong makanan (proses penelanan). Selain itu, lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan asam. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda. Letak setiap rasa berbeda-beda, yaitu: 1. Rasa asin > lidah bagian tepi depan

16 2. Rasa manis > lidah bagian ujung 3. Rasa asam > lidah bagian samping 4. Rasa pahit > lidah bagian belakang / pangkal lidah Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini: Gambar 2.2: letak kepekaan lidah terhadap rasa Sumber: Pustekkom, Kelenjar ludah Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur (saliva). Kelenjar ludah dalam rongga mulut ada 3 pasang, yaitu : 1. Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga. 2. Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah. 3. Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah. Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang berbentuk cair. Kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir. Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Jadi, ludah berfungsi untuk membasahi dan melumasi makanan sehingga mudah ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basa. B. Kerongkongan

17 Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju lambung. Jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan. Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Gerakan kerongkongan ini disebut gerak peristalsis. Gerak ini terjadi karena otot yang memanjang dan melingkari dinding kerongkongan mengkerut secara bergantian. Jadi, gerak peristalsis merupakan gerakan kembang kempis kerongkongan untuk mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Makanan berada di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian pangkal kerongkongan (faring) berotot lurik. Otot lurik pada kerongkongan bekerja secara sadar menurut kehendak kita dalam proses menelan. Artinya, kita menelan jika makanan telah dikunyah sesuai kehendak kita. Akan tetapi, sesudah proses menelan hingga sebelum mengeluarkan feses, kerja otot-otot organ pencernaan selanjutnya tidak menurut kehendak kita (tidak disadari). C. Lambung Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga perut sebagai tempat terjadinya sejumlah proses pencernaan. Lambung terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas (kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus), dan bagian bawah (pilorus). Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung kardiak dan pilorus terdapat klep atau sfingter yang mengatur masuk dan keluarnya makanan ke dan dari lambung. Struktur lambung dapat dilihat pada gambar berikut ini.

18 Gambar 2.3: Struktur lambung Sumber: Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi, sehingga makanan teraduk dengan baik dan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini menyebabkan makanan di dalam lambung berbentuk seperti bubur. Dinding lambung mengandung selsel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lendir (musin), asam lambung, enzim renin, dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena banyak mengandung asam lambung. Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa. Enzim renin berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin menunjukkan bahwa di dalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi. Selain menghasilkan enzim pencernaan, dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi untuk pengeluaran (sekresi) getah lambung. Di dalam lambung terjadi gerakan mengaduk. Gerakan mengaduk dimulai dari kardiak sampai di daerah pilorus. Gerak mengaduk terjadi terus menerus baik pada saat lambung berisi makanan maupun pada saat lambung kosong. Jika lambung berisi makanan, gerak mengaduk lebih

19 giat dibanding saat lambung dalam keadaan kosong. Mungkin kita pernah merasakan perut terasa sakit dan berbunyi karena perut kita sedang kosong. Hal itu disebabkan gerak mengaduk saat lambung kosong. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut: Gambar 2.4: Gerak mengaduk pada lambung. Sumber Makanan umumnya bertahan tiga sampat empat jam di dalam lambung. Makanan berserat bahkan dapat bertahan lebih lama. Dari lambung, makanan sedikit demi sedikit keluar menuju usus dua belas jari melalui sfingter pilorus. D. Usus Halus Usus halus (intestinum) merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari : 1. Usus dua belas jari (duodenum) 2. Usus kosong (jejenum) 3. Usus penyerap (ileum) Pada usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran empedu. Pankreas menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut : 1. Amilopsin (amilase pankreas) Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa). 2. Steapsin (lipase pankreas) Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

20 3. Tripsinogen Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 2.5 Pada bagian usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran empedu. Sumber: Selain enzim dari pankreas, dinding usus halus juga menghasilkan getah usus halus yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut : 1. Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa. 2. Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. 3. Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. 4. Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino. 5. Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam

21 lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus. Struktur usus halus dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 2.6: Penampang Usus Halus Manusia Sumber: manusia/ Pada dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang disebut vili (Lihat gambar diatas). Vili berfungsi memperluas daerah penyerapan usus halus sehingga sari-sari makanan dapat terserap lebih banyak dan cepat. Dinding vili banyak mengandung kapiler darah dan kapiler limfe (pembuluh getah bening usus). Agar dapat mencapai darah, sarisari makanan harus menembus sel dinding usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe. Glukosa, asam amino, vitamin, dan mineral setelah diserap oleh usus halus, melalui kapiler darah akan dibawa oleh darah melalui pembuluh vena porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk suatu larutan yang disebut misel. Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus halus, gliserol dan asam lemak akan terserap. Selanjutnya asam lemak dan gliserol dibawa oleh pembuluh getah bening usus (pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke dalam peredaran darah. Sedangkan garam empedu

22 yang telah masuk ke darah menuju ke hati untuk dibuat empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) diserap oleh usus halus dan diangkat melalui pembuluh getah bening. Selanjutnya, vitamin-vitamin tersebut masuk ke sistem peredaran darah. Umumnya sari makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan yang tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus besar. E. Usus Besar Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar. Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 2.7: Struktur usus besar

23 Sumber: Perjalanan makanan sampai di usus besar dapat mencapai antara empat sampai lima jam. Namun, di usus besar makanan dapat disimpan sampai 24 jam. Di dalam usus besar, feses di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan peristalsis ini dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar). F. Anus Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik. Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot sfingter anus dan kontraksi kolon serta rektum. Akibatnya feses dapat terdorong ke luar anus. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 2.8: struktur anus Sumber: 3. Pengertian Pencernaan Mekanik Dan Kimiawi 1. Pencernaan Mekanik

24 Pencernaan mekanik adalah proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus. Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi. 2. Pencernaan kimiawi Pencernaan kimiawi adalah proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh. Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alatalat pencernaan manusia adalah organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang kita makan. 4. Kelainan Atau Gangguan Pada Sistem Pencernaan Manusia 1. Gastritis Gastritis merupakan gangguan sistem pencernaan dimana terjadi peradangan pada dinding lambung. Gastritis disebabkan karena kadar asam klorida (Hcl) terlalu tinggi. Gastriris juga dapat disebabkan oleh makanan yang banyak mengandung kuman-kuman penyakit. 2. Diare Diare merupakan gangguan pencernaan dimana perut terasa mulas dan feses penderita encer. Diare terjadi karena selaput dinding usus besar mengalami iritasi. Adapun penyebab diare karena mengkonsumsi makanan yang mengandung kuman sehingga gerakan peristaltik usus tidak terkendali dan tidak terjadi penyerapan air di dalam usus besar. Apabila feses penderita bercampur dengan darah atau nanah, gejala tersebut menunjukka

25 penderita mengalami desentri yang disebabakan oleh infeksi bakteri Shigella pada dinding usus besar penderita. 3. Konstipasi(sembelit) Sembelit merupakan gangguan pencernaan dimana penderita mengeluarkan feses yang keras. Sembelit terjadi karena penyerapan air oleh usus besar terlalu banyak. Sembelit disebabkan oleh kebiasaan buruk seseorang yang selalu menunda buang air besar, kurangnya mengkonsumsi makanan berserat seperti buah dan sayuran. 4. Maag Penyakit ini juga disebut tukak lambung atau luka pada lambung. Alat pencernaan yang diserang oleh maag adalah lambung atau usus dua belas jari. Gejalanya antara lain pegalpegal di punggung satu sampai dua jam setelah makan atau jika perut kosong. Gejala yang terkenal dari penyakit maag adalah mual, kembung, dan muntah-muntah. Gejala lainnya adalah kurang nafsu makan dan berat turun.penyebab penyakit maag yaitu bakteri Helicobakter pylori atau pemakaian sejenis obat antiradang.pengobatannya dilakukan dengan memberikan obat antibiotika jika penyebabnya bakteri tadi. Misalnya, pemberian tetrasikin atau amoksilin. Yang ringan dapat diatasi dengan antasid. Gejala mual dan kembung dapat diatasi dengan obat sakit maag. 5. Radang Usus Buntu Terjadi infeksi pada usus buntu. Gejalanya sakit pada perut sebelah kanan bawah. Radang terjadi jika lubang antara usus buntu dan usus besar menaik tersumbat lalu tertutup. Penyumbatannya bisa lendir atau benda keras seperti biji terung atau cabe. Karena tersumbat atau tertutup, bakteri dalam usus buntu membuat dinding usus buntu terinfeksi. Untuk menyembuhkannya biasanya dilakukan operasi, yaitu memotong usus buntu.

26 6. Hepatitis Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan. 7. Tukak lambung Tukak lambung merupakan gangguan pencernaan dimana selaput lendir pada lambung mengalami kerusakan karena terlalu banyak mengeluarkan asam lambung. Tukak lambung disebabkan oleh kuman maupun oleh rasa cemas yang berlebih, ketakutan maupun stress. 8. Sariawan sariawan merupakan gangguan pencernaan dimana mulut, gusi maupun lidah terluka dan terasa perih saat makan. Sariawan terjadi karena panas dalam pada rongga mulut dan rongga lidah. Sariawan disebabkan kekurangan vitamin C. 9. Sakit Gigi Sakit gigi disebabkan karena gigi berlubang. Sakit gigi berpengaruh terhadap kerja ginjal dan jantung. Gigi berlubang disebabkan karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan manis yang mengandung gula. 10. Sambelit sembelit adalah keadaan yang dialami seseoang dengan gejala fases mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh adanya penyerapan air pada sisa makanan. Akibatnya, fases kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan buruk yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga karena kurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat, kurang minum, stres, dan lain-lain. Oleh karena itu, banyak memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat, minum banyak air, makan

27 teratur, buang air setiap hari, makan makanan berserat, dan olahraga teratur dapat mencegah gangguan ini. 11. Cacingan Ada 3 jenis penyakit cacing yaitu a. Cacing gelang Disebabkan oleh cacing gelang atau Ascaris lumbriciadea. Telur cacing ini masuk melalui makanan dan minuman yang tercemar atau tidak bersih. Gejalanya antara lain perut mulas, mencret dan kembung. Penderita mungkin juga mengalami gejala ikutan seperti tenggorokan dan hidung gatal. Terkadang ia mengalami kejang dan kesemutan di tangan dan kaki. Mata sering mengedip dan timbul selaput pada putih mata. Anak-anak menjadi sering rewel dan menangis. Pengobatannya dilakukan dengan memberikan obat cacing yang tepat melalui resep dokter. Resep tradisional, rebung atau biji petai cina dapat menyembuhkan penyakit cacing gelang. b. Cacing tambang Penyakit cacing ini disebabkan oleh cacing tambang. Telur cacing tambang masuk ke tubuh melalui kulit, khusunya kaki dan tangan. Telur cacing ini hidup di daerah lembab dan hangat. Gejala yang tampak ialah perut mulas, mencret, dan kembung. Seringkali diiringi dengan tidak enak badan dan gatal di kaki atau tangan. Pengobatannya dengan obat cacing yang sesuai. c. Cacing kremi

28 Cara telur cacing ini masuk ke dalam sistem pencernaan ialah melalui makanan dan minuman mentah dan tidak bersih. Anak-anak yang mempunyai kebiasaan menggigit-gigit jari dan bermain di tempat yang becek-lembap berpeluang terkena penyakit ini. Karena telur cacing kremi suka berada di air atau tanah yang tidak bersih. Gejala penyakit cacing keremi yaitu gatal-gatal pada liang dubur atau liang hidung. Jika parah, mata anak yang menderita cacing kremi tampak agak berbusa. Pengobatannya dilakukan dengan memberikan obat cacing yang sesuai dan dosis yang tepat atau memakan biji petai cina sebanyak-banyaknya agar cacingnya mati dan keluar bersama tinja. F.Kerangka Teori

29 Kondisi Awal Guru belum menerapkan model pembelajaran CTL Hasil belajar siswa rendah Tindakan Dalam pembelajaran guru menerapkan model pembelajaran CTL Hasil Belajar Siswa Meningkat Kondisi akhir Penerapan model pembelajaran CTL efektif Terhadap hasil belajar

PROSES PENCERNAAN SECARA MEKANIK DAN KIMIAWI

PROSES PENCERNAAN SECARA MEKANIK DAN KIMIAWI 1. Pengertian Sistem Pencernaan Manusia PROSES PENCERNAAN SECARA MEKANIK DAN KIMIAWI Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Salah satu ciri mahluk hidup adalah membutuhkan makan (nutrisi). Tahukah kamu, apa yang

Lebih terperinci

Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia

Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia Setiap manusia memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sari makanan dapat diangkut oleh darah dalam bentuk molekul-molekul yang kecil dan sederhana. Oleh

Lebih terperinci

Bab. Peta Konsep. Gambar 3.1 Orang sedang makan. Mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. terdiri dari. Saluran Pencernaan

Bab. Peta Konsep. Gambar 3.1 Orang sedang makan. Mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. terdiri dari. Saluran Pencernaan Bab 3 Sistem Pencernaan Sumber: Dok. Penerbit Gambar 3.1 Orang sedang makan Peta Konsep Pernahkah kamu berpikir dari manakah energi yang kamu peroleh untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti berolahraga

Lebih terperinci

SET 13 TUBUH MANUSIA 2 (SISTEM PENCERNAAN) Karbohidrat - Beras - Gandum - Jagung - Sagu. Lemak - Keju - Mentega - Minyak Kelapa

SET 13 TUBUH MANUSIA 2 (SISTEM PENCERNAAN) Karbohidrat - Beras - Gandum - Jagung - Sagu. Lemak - Keju - Mentega - Minyak Kelapa 13 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 13 TUBUH MANUSIA 2 (SISTEM PENCERNAAN) A. ZAT MAKANAN Karbohidrat - Beras - Gandum - Jagung - Sagu Bergerak / Zat Tenaga Lemak - Keju

Lebih terperinci

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah.

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah. Kata pengantar Saat akan makan, pertama-tama yang kamu lakukan melihat makananmu. Setelah itu, kamu akan mencium aromanya kemudian mencicipinya. Setelah makanan berada di mulut, kamu akan mengunyah makanan

Lebih terperinci

Rongga Mulut. rongga-mulut

Rongga Mulut. rongga-mulut Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari 1. Rongga Mulut, 2. Esofagus 3. Lambung 4. Usus Halus 5. Usus Besar 6. Rektum 7. Anus. Rongga Mulut rongga-mulut

Lebih terperinci

IIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD

IIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD IIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD Disusun oleh : Cristin Dita Irawati/ 111134027/ PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Standar Kompetensi Makhluk Hidup dan Proses kehidupan 1. Mengidentifikasi fungsi

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Sistem pencernaan pada manusia terdiri atas beberapa organ yang berawal dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Pada sistem pencernaan manusia terdiri

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc

SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA Drs. Refli., MSc ?? ENERGI PENDAHULUAN MAKANAN Protein Lemak Polisakarida Vitamin Mineral Asam-asam amino Asam lemak + gliserol Monosakarida (gula) Vitamin Mineral AKTIVITAS

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA SISTEM PENCERNAAN MANUSIA A. MAKANAN DAN FUNGSINYA BAGI MANUSIA Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia, diantaranya adalah makanan. Makanan mempunyai peranan yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian dapat. disimpulkan bahwa penerapan model Pembelajaran Contextual Teaching and

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian dapat. disimpulkan bahwa penerapan model Pembelajaran Contextual Teaching and BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) efektif terhadap hasil

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses

Lebih terperinci

Pembahasan Video :http:// :1935/testvod/_definst_/mp4:(21). 8 SMP BIOLOGI/4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA/BIO mp4/manifest.

Pembahasan Video :http:// :1935/testvod/_definst_/mp4:(21). 8 SMP BIOLOGI/4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA/BIO mp4/manifest. 1. Perhatikan gambar sistem pencernaan berikut! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL Enzim pepsin dihasilkan oleh bagian yang benromor... 1 2 3 4 Kunci Jawaban : B Enzim

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Disusun untuk Praktik Pengalaman Lapangan di SDN Percobaan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Disusun untuk Praktik Pengalaman Lapangan di SDN Percobaan 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Disusun untuk Praktik Pengalaman Lapangan di SDN Percobaan 2 Disusun Oleh: Nama : Muhammad Rois Amin NIM : 13108241176 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.1 1. Bila mengunyah nasi tawar lama lama akan terasa manis sebab dalam air liur terdapat enzim Renin Ptialin Pepsin Tripsin Kunci

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Sistem Pencernaan untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.2 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.2 1. Pernyataan yang sesuai antara organ pencernaan dengan enzim yang dihasilkan ditunjuk oleh.... Lambung Tripsisn Pankreas Renin Usus halus

Lebih terperinci

PENGERTIAN ILMU GIZI

PENGERTIAN ILMU GIZI ILMU GIZI PENGERTIAN ILMU GIZI suatu cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan yang dimakan dengan kesehatan tubuh yang diakibatkannya serta faktorfaktor yang mempengaruhinya mempelajari proses

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA. Oleh. Sabila Nur Amalina. Abstrak

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA. Oleh. Sabila Nur Amalina. Abstrak Jurnal volume 1, mei 2013 SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Oleh Sabila Nur Amalina Abstrak Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan makanan pada manusia

Lebih terperinci

Organ Pencernaan Pada Manusia Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan.

Organ Pencernaan Pada Manusia Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Organ Pencernaan Pada Manusia Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.4

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.4 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.4 1. Perhatikan gambar bentuk-bentuk gigi di bawah ini http://primemobile.co.id/assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/!2(1).png

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA SISTEM PENCERNAAN MAKANAN Pencernaan makanan PADA MANUSIA proses penghancuran/pengubahan bahan makanan menjadi berukuran lebih kecil Organ-organ yang menyusun sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri

Lebih terperinci

by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis

by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis SISTEM PENCERNAAN MANUSIA 2 : ORGAN PENCERNAAN by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Page 1 Istilah Pencernaan Ingesti : pergerakan makanan Digesti Absorpsi : penyederhanaan bentuk makanan : penyerapan

Lebih terperinci

mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Bab 3 Sumber: cancer.battlingforhealth.com Sistem Pencernaan pada Manusia Hasil yang harus kamu capai: memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu: mendeskripsikan

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN. Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

SISTEM PENCERNAAN. Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok SISTEM PENCERNAAN Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok PENDAHULUAN Sistem pencernaan bertanggung jawab untuk menghancurkan dan menyerap makanan dan minuman Melibatkan banyak organ secara mekanik hingga kimia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Animasi II.1.1. Sejarah Animasi Sejak jaman purbakala manusia sudah memiliki bakat dalam membuat sebuah gambar, ini dibuktikan berdasarkan banyaknya ditemukan gambar-gambar

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN BIO 2 A. PENDAHULUAN B. RONGGA MULUT. Struktur gigi:

SISTEM PENCERNAAN BIO 2 A. PENDAHULUAN B. RONGGA MULUT. Struktur gigi: A. PENDAHULUAN Sistem pencernaan manusia terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Proses pencernaan terjadi dalam dua cara: 1) Pencernaan fisik/mekanik/ingesti, yaitu pencernaan makanan

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN. SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN. SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus SISTEM PENCERNAAN MAKANAN SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus 5. Intestinum minor : Duodenum Jejenum Iliem 6. Intestinum mayor : Seikum Kolon

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar dan Mengajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Banyak definisi tentang belajar yang telah dirumuskan oleh para ahli, antara lain

Lebih terperinci

MAKALAH KELOMPOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1

MAKALAH KELOMPOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1 MAKALAH KELOMPOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1 Dosen Pengampu: Setyo Eko Atmojo, M.Pd. DISUSUN OLEH: ABDUL KASIM AL LAHIJI (14144600208)

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN IPA. Dr. RAMLAWATI, M.Si. SITTI RAHMA YUNUS, S.Pd., M.Pd.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN IPA. Dr. RAMLAWATI, M.Si. SITTI RAHMA YUNUS, S.Pd., M.Pd. SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN IPA BAB VIII SISTEM ORGAN DAN SISTEM EKSKRESI Dr. RAMLAWATI, M.Si. SITTI RAHMA YUNUS, S.Pd., M.Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

PENGOLAHAN MAKANAN OLEH TUBUH. Dyah Umiyarni Purnamasari,SKM,MSi Jurusan KESMAS FKIK Unsoed

PENGOLAHAN MAKANAN OLEH TUBUH. Dyah Umiyarni Purnamasari,SKM,MSi Jurusan KESMAS FKIK Unsoed PENGOLAHAN MAKANAN OLEH TUBUH Dyah Umiyarni Purnamasari,SKM,MSi Jurusan KESMAS FKIK Unsoed URUTAN PROSES YANG DIALAMI OLEH MAKANAN Bahan makanan Pencernaan Penyerapan Metabolisme PENGGUNAAN (UTILISASI)

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLATIHAN SOAL BAB 16. Biasa

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLATIHAN SOAL BAB 16. Biasa SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLATIHAN SOAL BAB 16 1. Proses pencernaan pada mulut menggunakan gigi disebut pencernaan Biasa Mekanik Kimiawi Mekanik dan kimiawi Kunci Jawaban : D Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah pencernaan merupakan salah satu masalah yang paling sering dihadapi oleh orang tua pada anaknya yang masih kecil. Biasanya masalah-masalah tersebut timbul

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

BAB II KAJIAN TEORI. dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya BAB II KAJIAN TEORI A. Pendekatan Kontekstual 1. Pengertian Pendekatan Kontekstual Pengertian pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Multimedia 2.1.1 Pengertian Multimedia Ditinjau dari bahasa, multimedia terdiri dari 2 kata, yaitu multi yang memiliki arti banyak atau lebih dari satu dan media yang merupakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SIKLUS I. Sekolah. Kelas/Semester : V/ 1 Waktu Tanggal Pelaksanaan :

LAMPIRAN 1 SIKLUS I. Sekolah. Kelas/Semester : V/ 1 Waktu Tanggal Pelaksanaan : 1 LAMPIRAN 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Sekolah : SD N PESAREN 02 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) Kelas/Semester : V/ 1 Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan) Tanggal

Lebih terperinci

Pencernaan Mekanik dan Pencernaan Kimiawi

Pencernaan Mekanik dan Pencernaan Kimiawi Pencernaan Mekanik dan Pencernaan Kimiawi Proses pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi

Lebih terperinci

NURFITRIAH BIOLOGI C/6 UTS INOVASI

NURFITRIAH BIOLOGI C/6 UTS INOVASI NURFITRIAH BIOLOGI C/6 UTS INOVASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMAN 1 Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : XI/ 2 Topik : Zat makanan, Organ dan enzim sistem pencernaan

Lebih terperinci

MAKANAN & SISTEM PENCERNAAN PENDAHULUAN

MAKANAN & SISTEM PENCERNAAN PENDAHULUAN MAKANAN & SISTEM PENCERNAAN Dr. Refli., MSc JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA PENDAHULUAN MAKANAN AKTIVITAS TUBUH Protein Lemak Polisakarida Vitamin Mineral ENERGI SEL

Lebih terperinci

PENCERNAAN MAKANAN. Sistem Pencernaan Mamalia :

PENCERNAAN MAKANAN. Sistem Pencernaan Mamalia : Sistem Pencernaan Mamalia : PENCERNAAN MAKANAN * Terdiri atas saluran pencernaan dan berbagai kelenjar aksesoris yang mengekskresikan getah pencernaan ke dalam saluran melalui duktus (saluran) Peristalsis,

Lebih terperinci

3. Perhatikan gambar di bawah ini!

3. Perhatikan gambar di bawah ini! Nilai Paraf Mata Pelajaran : IPA Nama : Kelas : VI (Enam) A, B, C Indikator KD 9.1: Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.2. Parotitis. Diare. Apendisitis. Konstipasi

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.2. Parotitis. Diare. Apendisitis. Konstipasi SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.2 1. Kelainan yang terjadi karena ada sisa makanan di usus buntu, sehingga lama kelamaan terjadi peradangan adalah... Parotitis

Lebih terperinci

Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan Manusia

Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan Manusia Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan Manusia SISTEM PENCERNAAN Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima

Lebih terperinci

ENZIM PADA METABOLISME LEMAK DI SISTEM PENCERNAAN DAN MEKANISME KERJANYA

ENZIM PADA METABOLISME LEMAK DI SISTEM PENCERNAAN DAN MEKANISME KERJANYA ENZIM PADA METABOLISME LEMAK DI SISTEM PENCERNAAN DAN MEKANISME KERJANYA Pada umumnya lipid merupakan konduktor panas yang jelek, sehingga lipid dalam tubuh mempunyai fungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Pada Hewan

Sistem Pencernaan Pada Hewan Sistem Pencernaan Pada Hewan Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada hewan

Lebih terperinci

4. Pencernaan dan Penyerapan. 5.1 Maksud

4. Pencernaan dan Penyerapan. 5.1 Maksud 4. Pencernaan dan Penyerapan 5.1 Maksud 5.2 Sistem Pencernaan a) Pencernaan Pencernaan ialah proses memecahkan molekul makanan kompleks ke unit yang paling ringkas oleh tindakan mekanikal dan kimia supaya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Organ-organ sistem pencernaan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Organ-organ sistem pencernaan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Alokasi Waktu SMA 1 Kuningan IPA-Biologi XI / dua Organ-organ sistem pencernaan 4 X 45 menit (2

Lebih terperinci

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas. Bab 5 Sumber: Biologi: Evolusi, Sumber: Kepelbagaian, Biology: dan Realm Persekitaran, of Life, 2006 1995 Buah-buahan dan sayuran adalah jenis makanan yang banyak mengandung vitamin. Sistem Pencernaan

Lebih terperinci

Proses pencernaan di dalam Rongga mulut Saliva gl.salivarius Proses mengunyah memecah makanan dengan menaikkan kelarutannya, memperluas daerah permuka

Proses pencernaan di dalam Rongga mulut Saliva gl.salivarius Proses mengunyah memecah makanan dengan menaikkan kelarutannya, memperluas daerah permuka PENCERNAAN DAN ABSORBSI PENCERNAAN Perubahan kimiawi bahan makanan lebih sederhana Karbohidrat Monosakarida Protein Asam amino Lemak Asam lemak, monoasilgliserol, gliserol Enzim hidrolase pencernaan, proses

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.6

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.6 1. Apendisitis disebabkan oleh... SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.6 Makanan masuk di umbai cacing dan membusuk Bakteri Kekurangan protein

Lebih terperinci

Peta Konsep Kata Kunci

Peta Konsep Kata Kunci Peta Konsep Makanan Karbohidrat Lemak Pencernaan pada Manusia Protein Vitamin Vitamin yang larut dalam air Vitamin yang larut dalam lemak Mineral Sistem pencernaan Alat pencernaan Gangguan pencernaan Kata

Lebih terperinci

G. Aspek Psikomotor. Sistem pencernaan Tujuan : Mengatahui adanya protein, gula pereduksi, dan amilum pada makanan

G. Aspek Psikomotor. Sistem pencernaan Tujuan : Mengatahui adanya protein, gula pereduksi, dan amilum pada makanan System pencernaan A. Pilihan Ganda 1. Susunan gigi pada anoa terdiri atas C1 a. Gigi taring dan gigi seri c. Gigi taring dan gigi geraham b. Gigi seri dan gigi geraham d. Gigi seri, taring, dan geraham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL contextual teaching and learning Strategi Pembelajaan Kontekstual Strategi pembelajaran CTL (contextual teaching and learning) merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran kontekstual Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengkaitkan konten mata

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia BAB 3. A. Macam-macam Zat Makanan dan Fungsinya B. Susunan dan Fungsi Sistem Pencernaan

Sistem Pencernaan Manusia BAB 3. A. Macam-macam Zat Makanan dan Fungsinya B. Susunan dan Fungsi Sistem Pencernaan BAB 3 Sistem Pencernaan Manusia A. Macam-macam Zat Makanan dan Fungsinya B. Susunan dan Fungsi Sistem Pencernaan 53 Bab 3 Sistem Pencernaan Manusia 53 Peta Konsep karbohidrat protein zat makanan yakni

Lebih terperinci

Pencernaan dan Penyerapan Makanan

Pencernaan dan Penyerapan Makanan Pencernaan dan Penyerapan Makanan Makanan (KH, Lipid, Protein, Mineral, Vitamin dan Air) energi Makanan diubah molekul2 kecil masuk ke dalam sel Rx kimia energi Proses penguraian bahan makanan menjadi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri Percobaan 2 Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VB/I Alokasi waktu : 2x35 menit A. Standar Kompetensi 1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Makanan

Sistem Pencernaan Makanan Sistem Pencernaan Makanan Sistem pencernaan tersusun atas saluran pencernaan dan kelenjar kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan berperan sebagai alat untuk menerima, mengunyah, menghantarkan, menyimpan,

Lebih terperinci

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan Sariawan Neng...! Kata-kata itu sering kita dengar pada aneka iklan suplemen obat panas yang berseliweran di televisi. Sariawan, gangguan penyakit pada rongga mulut, ini kadang ditanggapi sepele oleh penderitanya.

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Manusia

Sistem Ekskresi Manusia Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu

Lebih terperinci

Bab 8. SISTEM PENCERNAAN

Bab 8. SISTEM PENCERNAAN Bab 8. SISTEM PENCERNAAN PROSES PENCERNAAN Pencernaan fisik Pencernaan kemis Pencernaan biologis Berdasarkan kemampuan membuat makanan, makhluk hidup digolongkan menjadi: 1. Organisme Autotrof, organisme

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.4

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.4 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.4 1. Berikut ini organ penyusun sistem transportasi adalah... Kunci Jawaban : A Organ penyusun sistem transportasi atau peredaran

Lebih terperinci

dari molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil agar dengan mudah dapat diserap oleh darah.

dari molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil agar dengan mudah dapat diserap oleh darah. Indikator Pencapaian: MATERI VII SISTEM PENCERNAAN MAHLUK HIDUP 1. Mahasiswa dapat menjelaskan proses pencernaan pada hewan 2. Mahasiswa dapat menjelaskan proses pencernaan pada manusia Untuk dapat hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Hamalik, (2010:154) belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Hamalik, (2010:154) belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran Menurut Hamalik, (2010:154) belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar sesungguhnya adalah ciri

Lebih terperinci

BAB 6 makanan dan sistem pencernaan makanan

BAB 6 makanan dan sistem pencernaan makanan BAB 6 makanan dan sistem pencernaan makanan Tahukah Anda, apa fungsi bahan makanan ini bagi tubuh? Bagaimana proses pencernaanya di dalam tubuh? I. PENGERTIAN ILMU GIZI Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

PROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN

PROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN 3. PROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya bahwa pakan merupakan sumber energi dan materi bagi ikan. Di dalam proses pemanfaatannya, pakan akan mengalami beberapa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif pendekatan Numbered

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif pendekatan Numbered BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif pendekatan Numbered Heads Together efektif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya yang menggunakan multimedia interaktif:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya yang menggunakan multimedia interaktif: 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang menggunakan multimedia interaktif: 1. Nove Zalikha dalam skripsinya Pengaruh Pengunaan Multimedia Interaktif Dalam Model Pembelajaran

Lebih terperinci

Nama-nama dan jenis-jenis Enzim dalam Sistem Pencernaan

Nama-nama dan jenis-jenis Enzim dalam Sistem Pencernaan Nama-nama dan jenis-jenis Enzim dalam Sistem Pencernaan Saluran Pencernaan Mulut (Kelenjar Ludah / Saliva) Lambung (Kelenjar Lambung) Pankreas (Saluran Pankreas) Usus (Kelenjar Usus) Nama enzim dan fungsinya

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) Pengertian Pembelajaran Kontekstual 1. Merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SISTEM PENCERNAAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SISTEM PENCERNAAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SISTEM PENCERNAAN Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : XI (Sebelas)/ 2 Pertemuan : 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 Alokasi Waktu : 12 jam pelajaran Standar Kompetensi

Lebih terperinci

PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA SMK NEGERI 1 TAMPAKSIRING Alamat : Jl. Dr. Ir. Soekarno di Sanding (0361) 981681 Mata Pelajaran : IPA TERAPAN Kompetensi Keahlian : TB dan AP Kelas

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan

Lebih terperinci

dlp3cerna - - Sistem Pencernaan Manusia - - Pencernaan Manusia 8003 Biologi

dlp3cerna - - Sistem Pencernaan Manusia - - Pencernaan Manusia 8003 Biologi - - Sistem Pencernaan Manusia - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp3cerna Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Hakekat Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta

Lebih terperinci

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. DASAR FILOSOFI Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit), dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif pendekatan Numbered Heads Together efektif

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

BAB IV SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA BAB IV SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA Makhluk hidup harus memenuhi kebutuhan energinya dengan cara mengkonsumsi makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan dalam sistem pencernaan menjadi sumber

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Snowball Throwing Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam bentuk kegiatan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu proses penyampaian pengetahuan dan kombinasi yang tersusun meliputi unsur unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

Lebih terperinci

Sekresi Getah Pencerna. Kurnia Eka Wijayanti

Sekresi Getah Pencerna. Kurnia Eka Wijayanti Sekresi Getah Pencerna Kurnia Eka Wijayanti Sekresi cairan intestinum sehari-hari VOL SEKRESI (ml) Ph SALIVA 1000-1500 6.0-7.0 GASTRIC SECR. 1500 1.0-3,5 PANCREATIC SECR. 1000 8-8.3 EMPEDU 1000 7,8 SMALL

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 Energi cahaya menjadi energi potensial Energi kimia menjadi energi gerak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran IPA Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan makna alam dan berbagai fenomenanya/perilaku/karakteristik yang dikemas menjadi sekumpulan teori mapun konsep

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN SEMESTER 1 KELAS V IPA

LATIHAN ULANGAN SEMESTER 1 KELAS V IPA LATIHAN ULANGAN SEMESTER 1 KELAS V IPA A Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar! 1. Perhatikan gambar organ berikut! Organ yang ditunjuk anak panah pada gambar

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan Ruang lingkup Ekonomi tersebut merupakan cakupan yang amat luas, sehingga dalam proses pembelajarannya harus dilakukan bertahap dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: siswa kelas VIII SMPK Santi Karya Kupang tahun ajaran 2016/2017 pada

BAB V PENUTUP. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: siswa kelas VIII SMPK Santi Karya Kupang tahun ajaran 2016/2017 pada BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dengan memperhatikan permasalahan dalam penelitian, tujuan penelitian serta hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN 7 BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN A. Kemampuan Psikomotor Bloom dalam Arifin et al., (2000) menyatakan perubahan

Lebih terperinci

Tips Mengatasi Susah Buang Air Besar

Tips Mengatasi Susah Buang Air Besar Susah buang air besar atau lebih dikenal dengan nama sembelit merupakan problem yang mungkin pernah dialami oleh anda sendiri. Banyak yang menganggap sembelit hanya gangguan kecil yang dapat hilang sendiri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA di SD 1. Pembelajaran Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses. Proses tersebut dapat menimbulkan tingkah laku yang baru atau perubahan tingkah laku yang sudah ada (Dimyati,

Lebih terperinci

II KAJIAN PUSTAKA. hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2008:1.4) Dalam proses pembelajaran apabila penguasaan siswa terhadap materi yang

II KAJIAN PUSTAKA. hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2008:1.4) Dalam proses pembelajaran apabila penguasaan siswa terhadap materi yang II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai

Lebih terperinci