BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP VETERAN REPUBLIK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP VETERAN REPUBLIK INDONESIA"

Transkripsi

1 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP VETERAN REPUBLIK INDONESIA A. Veteran Republik Indonesia Indonesia sebagai negara yang memperoleh kemerdekaan melalui perjuangan tentu memiliki banyak pejuang yang terlibat dalam perjuangan mencapai dan mempertahankan kemerdekaan. Bukan hanya dari kelompok militer namun juga pejuang dari kalangan rakyat yang turut bergabung dalam kesatuan bersenjata resmi yang diakui pemerintah. Perjuangan dalam merebut kemerdekaan maupun mempertahankan kemerdekaan Indonesia tidak hanya melibatkan unsur militer namun juga seluruh lapisan rakyat. Banyak pemuda pada masa itu yang turut andil dalam perjuangan dan dilatih secara militer untuk dapat sewaktu-waktu membantu digaris depan. Militer semakin terlibat dalam urusan lokal, yang terjadi lebih dini di daerah yang pernah mengambil bagian dalam pemberontakan. 12 Rakyat dan militer menjalin kerjasama diberbagai daerah untuk menghimpun kekuatan untuk merebut kemerdekaan Indonesia. Secara garis besar dalam perjuangan merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan ada dua kekuatan yang dimiliki Indonesia, yaitu kekuatan militer dan kekuatan rakyat. Dari segi sumber daya manusia pasukan Indonesia sangat memadai, namun perbedaan besar di medan 12 Morris Janowitz, Hubungan-Hubungan Sipil Militer, (Jakarta: Bina Aksara, 1985), hlm

2 20 pertempuran terlihat dari unsur persenjataan, dimana senjata musuh jauh lebih modern dan dengan daya penghancur yang lebih besar. Tetapi mereka seolah-olah melupakan atau sengaja memperkecil arti dari faktor manusianya dan oleh karena itu, prajurit hampir dianggap sama saja dengan mesin-mesin. 13 Persenjataan yang maju dan modern tidak selalu menjadi jaminan suatu pasukan dapat memenangkan sebuah pertempuran, faktor manusia yang memiliki semangat juang tinggi juga turut menjadi faktor utama kuatnya suatu perlawanan terhadap musuh. Contohnya di negeri kita yaitu pada waktu revolusi (1945) betapa pula para pemuda Indonesia yang tanpa senjata dapat merebut sebagian senjata Jepang dan kemudian dengan modal senjata yang sederhana dan sedikit itu dapat merampas senjata Sekutu, karena didukung semangat juang yang menyalanyala. 14 Hasil dari semangat perjuangan pasukan Indonesia adalah sebuah kemerdakaan dan kesatuan negera. Usaha Sekutu untuk kembali menguasai Indonesia dapat digagalkan oleh kerjasama militer dengan tentara rakyat. Pasukan pejuang Indonesia tidak hanya dari militer, namun juga melibatkan kekuatan rakyat. Setelah pertempuran selesai, pasukan dari kalangan militer akan tetap bertugas menjaga kestabilan dan keamanan negar. Sedangkan prajurit yang bukan bagian dari militer, setelah perang kemerdekaan dan masa Revolusi Fisik selesai akan kembali ke kehidupan mereka sehari-hari. Namun, sebagai seseorang yang turut berpartisipasi dalam perjuangan untuk bangsa dan 13 Amiroeddin Sjarif. Disiplin Militer dan Pembinaannya. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982), hlm Ibid, hlm 26.

3 21 negara, mereka tetap mendapat penghargaan dan penghormatan karena telah berjuang mengangkat senjata. Berdasarkan Undang-Undang No 7 Tahun 1967 menyebutkan, Bahwa dipandang perlu memberikan penghargaan kepada mereka yang telah menyumbangkan tenaganya secara aktif atas dasar sukarela dalam ikatan kesatuan bersenjata (resmi maupun kelaskaran) dalam memperjuangkan, membela dan mempertahankan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mereka yang berpartisipasi dalam memperjuangan keutuhan NKRI berhak memperoleh penghargaan atas jasa mereka turut serta dalam perjuangan. Dalam pengertian sehari-hari Veteran diartikan sebagai bekas prajurit atau mantan tentara. Pemaknaan tersebut tidak salah, namun yang dimaksud Veteran disini ialah Veteran yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1967, yaitu terdiri dari: 1) Veteran Republik Indonesia adalah: a. Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia adalah: Warga Negara Republik Indonesia yang dalam masa Revolusi Fisik antara 17 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949 telah ikut secara aktif berjuang untuk mempertahankan Negara Republik Indonesia di dalam Kesatuan Bersenjata Resmi atau Kelaskaran yang diakui oleh pemerintah pada masa perjuangan itu. Veteran Pejuang digolongkan menurut lamanya berpartisipasi selama masa perjuangan, yaitu: 1. Veteran Golongan A masa berjuang maksimal 4 tahun 11 bulan 2. Veteran Golongan B masa berjuang maksimal 3 tahun 11 bulan

4 22 3. Veteran Golongan C masa berjuang maksimal 2 tahun 11 bulan 4. Veteran Golongan D masa berjuang maksimal 1 tahun 11 bulan 5. Veteran Golongan E masa berjuang maksimal 0 tahun 11 bulan b. Veteran Pembela Kemerdekaan Republik Indonesia adalah: 1. Warga Negara Republik Indonesia yang dalam masa Perjuangan Pembebasan Irian Barat melakukan Trikora sejak 19 Desember 1961 sampai dengan 1 Mei 1963 ikut secara aktif berjuang atau bertempur dalam kesatuan-kesatuan bersenjata resmi di daerah Irian Barat. 2. Warga Negara Republik Indonesia yang melakukan Dwikora antara tanggal 3 Mei 1964 sampai dengan tanggal 11 Agustus 1966 telah turut aktif berjuang atau bertempur dalam kesatuan bersenjata resmi dalam rangka perjuangan pembebasan Kalimantan Utara. 3. Warga Negara Republik Indonesia yang telah turut serta secara aktif bertempur dalam ikatan kesatuan bersenjata resmi dalam rangka penyatuan wilayah Timor Timur ke dalam wilayah Republik Indonesia, dalam kurun waktu mulai tanggal 21 Mei 1975 sampai dengan 17 Juni c. Veteran Pejuang Perintis Integrasi Timor Timur adalah: Warga Negara Republik Indonesia yang telah turut secara aktif melakukan perlawanan bersenjata di wilayah Viqueque Timor Timur dan sekitarnya pada tahun 1959 dalam rangka penyatuan wilayah Timor Timur ke dalam wilayah Republik Indonesia.

5 23 2) Veteran Penerima Tunjangan, adalah Veteran yang menerima Tunjangan Veteran sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor: 34 Tahun ) Janda/duda Veteran, adalah janda/duda dari Pejuang yang gugur/tewas akibat perjuangan bersenjata dan kemudian disahkan sebagai Veteran sebagaimana ditetappkan Undang-Undang Nomor 7 tahun ) Janda/duda/yatim-piatu Veteran Penerima Tunjangan adalah janda/duda/yatim-piatu yang sah dari Veteran Penerima Tunjangan Veteran yang meninggal dunia. Veteran adalah Warga Negara Indonesia yang aktif berjuang dalam kesatuan bersenjata resmi atau kelaskaran yang diakui oleh pemerintah untuk menjaga kedaulatan NKRI, dimulai dari masa perjuangan kemerdekaan 1945 hingga perjuangan menyatukan wilayah Timor Timur ke dalam wilayah Republik Indonesia pada tahun Dalam rangka pemberian tunjangan, Veteran juga dibedakan menjadi lima golongan sesuai lama keikutsertaan dalam perjuangan. Bagi Veteran Pejuang yang gugur dalam tugas, keluarga yang ditinggalkan akan memperoleh tunjangan apabila Veteran tersebut telah disahkan sebagai Veteran sebagaimana ditetapkan dalam UU No. 7 Tahun Hak dan Kewajiban Veteran RI Sebagai bagian dari masyarakat Veteran juga memiliki hak dan kewajibannya sendiri. Menyandang status sebagai Veteran Republik Indonesia di tengah-tengah masyarakat, Veteran memiliki kewajiban sendiri untuk menjaga gelar kehormatan yang dimilikinya sebagai pejuang yang pernah aktif

6 24 memperjuangkan kedaulatan negara. Adapun pendirian pemerintah dalam meninjau fungsi dan tugas kewajiban dari pejuang kemerdekaan itu ialah: 15 1) Sebagai pelopor yang wajib menyelesaikan revolusi nasional, 2) Menyusun kekuatan yang kreatif dan produktif untuk memperbesar potensi nasional disegala lapangan untuk menyempurnakan negara dan masyarakat kita, khususnya dibidang kesusilaan, keamanan, pertahanan negara, pembangunan, kemakmuran rakyat, keamanan dan kesadaran bernegara, 3) Konsekuen berpegangan dan bersandarkan pada semangat 1945 dan dasardasar Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, 4) Bersikap dan bertindak selaku perintis dalam menjaga dan membela keutuhan negara, 5) Selalu mengutamakan sikap dan tindakan yang berpedoman pada dasardasar musyawarah mencari kebulatan mufakat antara seluruh lapisan rakyat, dengan dasar gotong-royong menghadapi pelaksanaan usaha-usaha dengan berpedoman pada tindakan kebijaksanaan yang setinggi-tingginya. Sedangkan hak yang dimiliki oleh para Veteran diperoleh dari negara. Pemerintah memberikan penghargaan dan penghormatan kepada warga negaranya yang secara sukarela berjuang mengangkat senjata dalam kesatuan bersenjata resmi atau kelaskaran untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik 15 Karsono. Veteran Pedjoeang Kemerdekaan RI. (Semarang: DPP Yayasan Pejuang, 1957), hlm. 13.

7 25 Indonesia. 16 Penghargaan dan penghormatan Veteran Republik Indonesia yang disertai pula dengan pemberian hak-hak dan kewajiban bagi mereka yang memenuhi ketentuan yang berlaku. 17 Sebagai sosok yang pernah berjuang untuk negara, Veteran memperoleh tanda-tanda kehormatan Veteran sesuai dengan perjuangan yang diikuti (Veteran Pejuang dan Veteran Pembela). Tanda-tanda kehormatan yang telah disahkan akan menjadi salah satu syarat untuk memperoleh tunjangan. Dalam setiap pertempuran dalam diri pasukan telah ditanamkan prinsip berani mati demi mempertahankan apa yang mereka perjuangkan. Oleh karena itu gugurnya pasukan dalam sebuah perang adalah suatu kehormatan. Pejuang Kemerdekaan yang gugur dalam menjalankan tugasnya selama masa Revolusi Fisik diberikan penghargaan Pangkat Anumerta sebagai Veteran Pejuang Kemerdekaan dan berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan sesuai ketentuan yang berlaku. Apabila pejuang yang gugur telah memiliki keluarga, maka keluarga yang ditinggalkan, istri/suami dan anak, berhak memperoleh tunjangan dari pemerintah. Selain Veteran yang merupakan mantan anggota kelaskaran dan tentara kerakyatan lainnya, ada pula Veteran Republik Indonesia yang merupakan mantan tentara resmi. Veteran ini memiliki hak untuk mengenakan seragam dan tandatanda pangkat terakhir dalam setiap upacara Nasional, hari-hari Nasional serta Kemiliteran. Sedangkan apabila Veteran tersebut sebelum ikut perjuangan adalah 16 Ditjen Kuathan Dephan RI. Tata Cara untuk Mendapatkan Tunjangan Veteran bagi Veteran Republik Indonesia. (Jakarta: Departemen Pertahanan, 2010) hlm Ibid.

8 26 Pegawai Negeri atau buruh swasta maka setelah ia kembali dari tugasnya ia berhak kembali pada pekerjaannya semula tanpa ada pengurangan haknya sebagai tenaga kerja. Bagi Veteran yang belum memiliki pekerjaan akan mendapat pelatihan kejuruan yang diberikan oleh pemerintah. Kehidupan mereka pasca perang perlu mendapat perhatian. Sekembalinya mereka dari perjuangan tidak sedikit yang kesulitan memperjuangkan hidupnya sendiri dan hanya bisa berharap adanya bantuan dari pemerintah maupun perhatian dari masyarakat. Veteran tidak seharusnya diperlakukan layaknya pengemis atau sejenisnya, sebaliknya mereka harus diperlakukan sebagai seorang pahlawan bagi negaranya, pahlawan yang dengan berani mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi negera, oleh karena itu mereka berhak atas perlakuan sosial yang baik. 18 Dalam pertempuran, setiap individu dalam masing-masing pasukan telah siap mengorbankan jiwa dan raganya dalam mempertahankan apa yang diperjuangkannya. Mereka siap untuk terluka dan bahkan rela mati dalam perjuangannya. Tidak sedikit prajurit yang gugur baik selama memperjuangkan kemerdekaan maupun dalam perjuangan membela kedaulatan Negara Republik Indonesia. Tidak sedikit pula prajurit yang terluka selama pertempuran, baik luka ringan, luka berat bahkan yang mengharuskan mereka kehilangan anggota fisiknya. Veteran yang kembali dalam keadaan fisik yang tidak utuh berhak memperoleh bantuan dari pemerintah, mulai dari perawatan medis hingga penyediaan alat bantu yang menunjang kesehariannya. Hak-hak yang diperoleh 18 Moh. Munasir, Veteran s Problem, Veteran No. 1 tahun 1959, hlm. 19.

9 27 oleh Veteran tersebut merupakan bentuk terimakasih bangsa dan negara atas pengorbanan mereka demi menjaga kedaulatan negara. Disamping hak selalu ada kewajiban, meski telah berkorban dalam perjuangannya, Veteran tetaplah bagian dari masyarakat dalam suatu negara yang tetap memiliki kewajiban atas statusnya dalam masyarakat. Seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1967, Veteran Republik Indonesia tunduk kepada Dasar Pancasila dan Haluan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setiap Veteran Republik Indonesia wajib menjunjung tinggi nama baik, Kode Kehormatan, dan Doktrin Veteran Republik Indonesia. Veteran harus menjaga nama baiknya dan tidak menghilangkan sikap terhormatnya sebagai seorang pejuang yang memperjuangkan dan membela negara. Hal ini dapat menjadi contoh dan pembelajaran bagi generasi berikutnya karena perjuangan para Veteran ini akan dikenang oleh generasi berikutnya yang akan meneruskan perjuangan mereka untuk negera dengan cara yang berbeda. Pergantian Generasi yang akan datang mempunyai arti yang khusus, karena generasi yang baru tidak mengalami secara langsung perjuangan kemerdekaan. 19 Di sisi lain Veteran RI juga harus terus berjuang menampilkan jati dirinya di era kemerdekaan melaksanakan pembangunan nasional guna mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila serta menangkal segala paham atau ajaran yang 19 Padmo Wahjono, Bahan-Bahan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, (Jakarta: Aksara Baru, 1984) hlm. 14.

10 28 bertentangan dengan Pancasila. 20 Veteran dalam kehidupan sehari-harinya harus tetap dapat menjadi panutan bagi masyarakat sebagai sosok yang memiliki jiwa patriotisme dan memegang teguh ideologi negara yang dapat tercipta juga karena perjuangan mereka. Dengan statusnya sebagai Veteran Republik Indonesia, setiap Veteran RI berhak dan wajib menjadi anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI). LVRI merupakan satu-satunya organisasi massa Veteran di Indonesia. 2. Gambaran Umum Permasalahan Veteran Perang Dunia Ke II hampir melibat seluruh negara di dunia ke dalam peperangan. Salah satu unsur utama dalam peperangan adalah prajurit. Perang dalam sekala besar, terutama Perang Dunia, tentunya melibatkan prajurit dalam jumlah besar. Perang Dunia selalu memberi dampak bagi semua negara dan rakyatnya. Bukan hanya ketika perang berlangsung, dampak sebenarnya dari perang justru terasa setelah perang tersebut berakhir. Kerusakan yang ditimbulkan dari perang dan lagi dampaknya terhadap manusia. Perang pasti menimbulkan trauma bagi rakyat biasa yang tidak siap dan tidak paham kenapa perang terjadi. Bahkan bagi prajurit yang terlibat langsung, dampak setelah perang juga mereka rasakan. Besarnya skala pertempuran pada Perang Dunia Ke II juga diimbangi dengan banyaknya prajurit yang direkrut, sehingga setelah perang berakhir jumlah Veteran pun sangat banyak. Di majalah Veteran yang diterbitkan oleh Legiun Veteran Republik Indonesia, data statistik World Veterans Federation (WVF) 20 Tim Redaksi, Tataran Kewenangan Pembinaan dan Pemberdayaan Veteran RI, Majalah Legiun Veteran Republik Indonesia - Veteran Vol. 1 No. 3 Tahun 2011, hlm. 51.

11 29 menunjukkan bahwa setelah Perang Dunia Ke II jumlah Veteran di dunia mencapai orang. Jumlah ini belum termasuk Veteran di negara-negara yang masih berperang. Di Indonesia sendiri ada sekitar Veteran. Jumlah Veteran yang banyak ini menjadi permasalahan sosial di beberapa negara. Setiap negara telah memiliki lembaga tersendiri untuk mengatasi permasalahan Veteran tersebut. Di Indonesia permasalahan Veteran berada dibawah naungan Kementrian Pertahanan Direktorat Jenderal Personil, Tenaga Manusia dan Veteran yang dibentuk pada masa Kabinet Sjahrir ke 2. Permasalahan Veteran di Indonesia dibagi menjadi 3, Veteran yang merupakan mantan pasukan gerilya yang bukan merupakan anggota TNI, Veteran yang berasal dari pasukan militer resmi Indonesia (TNI), dan Veteran yang merupakan kelompok pemuda dan pelajar. 21 Permasalahan Veteran di Indonesia umumnya adalah masalah kehidupan mereka setelah masa perjuangan. Setelah masa perjuangan usai banyak diantara Veteran yang merupakan eks-gerilya yang bekerja di berbagai bidang perindustrian, pertanian, dan mereka yang sebelumnya merupakan pegawai pemerintah kembali bekerja sesuai dengan posisi sebelumnya. Veteran yang merupakan bagian dari militer, bagi mereka yang terlukan setelah memperoleh perawatan akan kembali bekerja sebagai tentara. Sedangkan tentara yang mengalami cacad fisik dan tidak dapat melanjutkan tugasnya sebagai tentara, akan dipensiunkan, atau diberikan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya. Bagi Veteran yang masih berstatus pemuda dan pelajar berhak memperoleh pembinaan dan 21 Moh. Munasir, op.cit., hlm. 16.

12 30 melanjutkan pendidikan di instansi milik pemerintah. Bagi Veteran yang sudah memiliki pekerjaan sebelum maju ke medan perang tentu dapat memperoleh pekerjaannya kembali, dan Veteran yang masih berstatus pelajar dapat meneruskan pendidikannya. Namun, tidak semua daerah memiliki lembaga pendidikan milik isntansi pemerintah. Sehingga tidak semua Veteran pelajar dapat melanjutkan pendidikannya dan lebih memilih bekerja. B. Tunjangan Veteran kepada Veteran Republik Indonesia 1. Latar Belakang Pemberian Tunjangan Veteran Usai menjalankan tugasnya di garis depan pertempuran, para pejuang kembali ke kehidupannya masing-masing. Mereka telah mengabdi pada negara dan jasa mereka perlu diberi penghormatan dan dikenang. Seperti yang dijelaskan pada bab pertama, tradisi pemberian gelar pahlawan di Indonesia telah ada sejak masa pemerintahan Presiden Soekarno. Pada tahun 1964 Soekarno menerbitkan sebuah dekrit baru mengenai definisi dan tata cara pengangkatan pahlawan. 22 Dengan demikian tidak semua prajurit yang tergabung dalam pasukan pejuang atau kelaskaran dapat memperoleh gelar pahlawan. Namun, jasa mereka tetap dihargai dan memperoleh Gelar Kehormatan Veteran. Pemberian Gelar Kehormatan ini di dasarkan pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1967 pasal I. Dimana setiap Veteran RI memperoleh gelar kehormatan berdasarkan 22 D. A. Winda., op. cit., hlm. v.

13 31 keikutsertaannya dalam perjuangan kemerdekaan maupun perjuangan mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Gelar Kehormatan Veteran yang diberikan, yaitu: 23 1) Gelar Kehormatan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia Gelar ini diberikan kepada Warga Negara Republik Indonesia yang dalam masa Revolusi Fisik antara 17 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949 telah ikut secara aktif berjuang untuk mempertahankan Negara Republik Indonesia di dalam Kesatuan Bersenjata Rresmi atau Kelaskaran yang diakui oleh pemerintah pada masa perjuangan itu. 2) Gelar Kehormatan Veteran Pembela Kemerdekaan Republik Indonesia Gelar Kehormatan Veteran Pembela Kemerdekaan Republik Indonesia dibagi menjadi 3, yaitu: a. Gelar Kehormatan Veteran Pembela Trikora Diberikan kepada Warga Negara RI yang dalam perjuangan pembebasan Irian Barat, melakukan Trikora sejak 19 Desember 1961 sampai dengan 1 Mei 1963, secara aktif berjuang dalam kesatuankesatuan bersenjata di daerah Irian Barat. 23 Wawancara dengan Suparno pada tanggal 12 Agustus 2016.

14 32 b. Gelar Kehormatan Veteran Pembela Dwikora Diberikan kepada Warga Negara RI yang selama 3 Mei 1964 hingga 11 Agustus 1966, secara aktif berjuang dalam kesatuan-kesatuan bersenjata di daerah Kalimantan Utara dan sekitarnya. c. Gelar Kehormatan Veteran Pembela Timor Timur Diberikan kepada Warga Negara RI yang selama 21 Mei 1975 hingga 17 Juni 1976, secara aktif berjuang dalam kesatuan-kesatuan bersenjata di daerah Timor Timur. Kepengurusan Gelar Kehormatan Veteran dilakukan oleh Departemen Pertahanan Keamanan Republik Indonesia. Tanda Gelar Kehormatan tersebut berupa lembaran Surat Keputusan yang ditanda-tangani oleh Menteri Pertahanan Keamanan / Panglima Angkatan Bersenjata. Selain menjadi bukti keikutsertaan dalam perjuangan Surat Keputusan tersebut juga menjadi salah satu syarat utama bagi Veteran RI untuk memperoleh tunjangan. Gelar kehormatan ini menjadi salah satu syarat untuk memperoleh tunjangan sejak berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1977 mengenai Tunjangan Veteran. Veteran banyak yang mengalami permasalahan sosial-ekonomi sekembalinya mereka dari pertempuran, padahal mereka telah banyak berkorban demi tanah air. 24 Veteran di Indonesia sendiri sudah menyadari permasalahan yang dihadapi oleh rekan-rekan seperjuangan mereka. Topik mengenai permasalahan sosial-ekonomi sudah menjadi bahasan utama sejak organisasi Moh. Munasir, Veterans in Society, Veteran No. 2 tahun 1959, hlm.

15 33 Legiun Veteran Republik Indonesia didirikan. 25 Pemerintah juga telah menyadari permasalahan ini. Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1960 merupakan peraturan pertama yang mengatur tentang Pemberian Tunjangan kepada Veteran RI. Tunjangan Veteran diberikan sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa-jasa seluruh Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI) dan diberikan kepada Veteran PKRI yang peri kehidupannya memerlukan bantuan. Tunjangan yang didasarkan pada PP No 45 tahun 1960 ini baru diberikan kepada Veteran PKRI. Menurut Elizabeth Wickenden perlu adanya peraturan yang mengatur agar program kesejahteraan sosial dapat dijalankan dengan sasaran yang tepat. Dalam usaha memperbaiki kesejahteran sosial peraturan perundangan, program dan pelayanan yang dapat menjamin atau memperkuat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan sosisal yang mendasar bagi masyarakat. Sesuai dengan teori tersebut, Tunjangan Veteran memiliki peraturan yang mengatur agar pemberian dana tunjangan diterima pihak yang tepat yaitu Veteran yang peri kehidupannya memerlukan bantuan. Peraturan mengenai Tunjangan Veteran ini kemudian diperbaharui pada tahun Berdasarkan kedua peraturan terdahulu ini hanya Veteran yang menderita cacad badan yang dapat memperoleh tunjangan. Kemudian peraturan tersebut diperbaharui lagi menjadi Peraturan Pemereintah Nomor 24 tahun 1977 yang rincian tunjangan yang lebih beragam, tidak hanya diperuntukan bagi Veteran yang menderita cacad. Berdasarkan PP No. 24 tahun 1977 pasal 2, yang berhak mendapat tunjangan dengan syarat: 25 Panitia Pusat Peringatan HUT LVRI XXV, op.cit., hlm. 32.

16 34 1) Veteran yang telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun dan dalam keadaan tidak mampu yang dibuktikan dengan surat keterangan dari Pemerintah setempat serendah-rendahnya camat, 2) Veteran yang menderita cacad badan dan atau cacad ingatan yang cacadnya didapat akibat perjuangan bersenjata sebagaiman ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun ) Veteran yang menderita cacad badan dan atau cacad ingatan yang cacadnya didapat akibat menjalankan sesuatu tugas Negara Republik Indonesia. Berdasarkan teori Kesejahteraan Sosial milik Elizabeth Wickenden, peraturan dan program yang dibuat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan haruslah dibuat agar peraturan dan program tersebut tepat sasaran. Sasaran penerima Tunjangan Veteran bertambah dua poin saat PP No 24 tahun 1977 digantikan oleh PP No. 34 tahun 1985, yaitu Janda/Duda Veteran Penerima Tunjangan dan Janda/Duda Veteran. Persyaratan yang tertera di poin pertama bahwa Veteran yang berhak menerima tunjangan adalah Veteran perikehidupan sosial-ekonominya memerlukan bantuan. Persyaratan utamanya juga ditujukan kepada Veteran yang berusia minimal 50 tahun, karena usia 50 tahun keatas Veteran dipandang sudah tidak produktif dan apabila kehidupannya memerlukan bantuan, maka ia berhak mendapatkan tunjangan. Veteran yang menderita cacad yang diperoleh selama berjuang juga mendapatkan tunjangan tambahan serta mendapat rahabilitasi. Janda/Duda Vetran yang suami/istrinya meninggal dalam pertempuran juga memperoleh dana tunjangan dari pemerintah.

17 35 2. Jenis-jenis Tunjangan Veteran Tunjangan Veteran Republik Indonesia tahun 1985 berada dibawah kepengurusan Direktorat Jenderal Personil, Tenaga Manusia dan Veteran Departemen Pertahanan Keamanan. Tunjangan diberikan kepada Veteran RI sebagai bentuk penghargaan atas perjuangan mereka di masa lalu. Tunjangan yang diperoleh antara lain: Tunjangan Veteran Pejuang Kemerdekaan, Tunjangan Veteran Pembela Kemerdekaan, Tunjangan untuk Veteran yang menderita cacad badan dan/atau cacad ingatan, Tunjangan Janda/Duda Veteran dan Tunjangan Janda/Duda/Yatim-Piatu Veteran Penerima Tunjangan. Tunjangan yang diberikan kepada Veteran RI adalah uang negara, sehingga besarnya jumlah tunjangan yang diberikan juga menyesuaikan dengan keuangan negara. Pada masa Orde Baru Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat, hal ini juga turut memberi dampak positif terhadap jumlah tunjangan yang diberikan negara kepeda Veteran RI. Dengan menyesuaikan kondisi perekonomian negara dan kebutuhan hidup masyarakat maka pada tahun 1985 terjadi perubahan peraturan tentang Tunjangan Veteran yang diperbaharui melalui Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun Terutama perubahan pada nominal tunjangan pokok yang diberikan dan penambahan dana santunan. Berdasarkan Peraturan Pemerintan No 34 tahun 1985 besarnya jumlah tunjangan yang diberikan kepada Veteran adalah sebagai berikut:

18 36 Tabel 1. Besarnya Tunjangan Veteran dan Tambahannya No Veteran Pejuang Golongan Pembela Golongan Jenis A B C D E A B C D E 1. Usia Lanjut Janda Yatim Piatu Cacad a. Tambahan Cacad 1. Hilang satu anggota badan 2. Hilang satu mata 3. Hilang dua/lebih anggota badan 4. Hilang dua mata (Sumber: Petunjuk Pelaksanaan Nomor: JUKLAK-01/X/1985 tentang Tata Cara Pemberian Tunjangan Veteran kepada Veteran Republik Indonesia, Departemen Pertahanan Keamanan RI, Direktorat Jenderal Personil, Tenaga Manusia dan Veteran, tahun Kanminvetcad IV/32 Sukoharjo.) Tabel diatas memberikan rincian jumlah uang Tunjangan Veteran diberikan kepada Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia untuk masing-masing golongan. Golongan A sebesar Rp ,00 (lima puluh empat ribu rupiah) per bulan; Golongan B sebesar Rp ,00 (lima puluh satu ribu rupiah) per bulan; Golongan C sebesar Rp ,00 (empat puluh delapan ribu rupiah) per bulan; Golongan D sebesar Rp ,00 (empat puluh lima ribu rupiah) per bulan; dan Golongan E sebesar Rp ,00 (empat puluh dua ribu rupiah) per bulan.

19 37 Kepada Veteran Pembela Kemerdekaan Republik Indonesia diberi tunjangan sebesar Rp ,00 (empat puluh dua ribu rupiah) per bulan. Tunjangan Veteran yang diberikan kepada Veteran Pembela ini jumlahnya sama untuk setiap golongan. Untuk tunjangan yang diberikan kepada Janda/Duda Veteran jumlahnya sebagai berikut: Golongan A sebesar Rp ,00 (empat puluh delapan ribu rupiah) per bulan; Golongan B sebesar Rp ,00 (empat puluh dua ribu rupiah) per bulan; Golongan C sebesar Rp ,00 (tiga puluh enam ribu rupiah) per bulan; dan Golongan D sebesar Rp ,00 (tiga puluh satu ribu rupiah) per bulan; Golongan E sebesar Rp ,00 (dua puluh enam rupiah) per bulan. Tunjangan bagi Janda/Duda Veteran bagi Janda/Duda Veteran Pembela Kemerdekaan Republik Indonesia dari setiap golongan diberikan tunjangan dalam jumlah yang sama yaitu sebesar Rp ,00 (dua puluh enam ribu rupiah) per bulan. Bagi Veteran yang kehilangan satu anggota badan dan/atau kehilangan satu mata mendapat tunjangan sebesar Rp ,00 (sebelas ribu rupiah). Veteran yang kehilangan lebih dari satu anggota badan dan/atau kehilangan kedua matanya diberikan tunjangan sebesar Rp ,00 (dua puluh dua ribu rupiah). Veteran yang menderita cacad badan dan/atau ingatan tunjangan tambahan yang diberika sesuai dengan ketentuan yang berlaku Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang cacad. Sebagai tambahan, apabila Veteran Penerima Tunjangan meninggal dunia, kepada istri/suaminya diberikan uang duka wafat sebesar Rp ,00 (seratus lima puluh ribu rupiah). Apabila Penerima Tunjangan Janda/Duda Veteran

20 38 meninggal dunia, kepada anak yatim-piatu yang ditinggalkan diberi uang duka wafat sebesar Rp ,00 (seratus ribu rupiah). Tunjangan yang diperoleh baik oleh Veteran Penerima Tunjangan atau Janda/Duda Veteran jumlahnya berbeda sesuai dengan peran Veteran RI dalam memperjuangkan kemerdekaan maupun mempertahankan kedaulatan negara. Serta pemberian tunjangan juga didasarkan pada lamanya keterlibatan Veteran RI dalam masa perjuangan. Selain tunjangan pokok juga diberikan santunan bagi keluarga Veteran RI, apabila Veteran RI wafat. 3. Ketentuan Memperoleh Tunjangan Untuk memperoleh Tunjangan Veteran RI, ada ketentuan yang harus dipenuhi. Keikutsertaan Veteran dalam perjuangan harus dapat dibuktikan. Bagi Veteran RI yang memenuhi syarat akan diterbitkan Surat Keputusan Pemberian Tunjangan Veteran-nya, dan bagi yang tidak memenuhi syarat akan diterbitkan Surat Penolakan-nya. 26 Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi untuk memperoleh tunjangan ada 2 (dua) jenis, yaitu ketentuan umum dan ketentuan khusus. Ketentuan umum adalah ketentuan utama yang merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh tunjangan. Sedangkan ketentuan khusus berlaku untuk keadaan-keadaan khusus yang berhubungan dengan kondisi Veteran RI yang bersangkutan. Ketentuan baik umum maupun khusus diberlakukan untuk setiap Pemohon Tunjangan Veteran dengan rincian yang berbeda-beda tergantung status pemohon, sebagai Veteran Penerima Tunjangan, 26 Ditjen Kuathan Dephan RI. Tata Cara untuk Mendapatkan Tunjangan Veteran bagi Veteran Republik Indonesia. (Jakarta: Departemen Pertahanan, 2010), hlm. 7.

21 39 Janda/Duda Veteran, Janda/Duda Veteran Penerima Tunjangan atau Yatim-piatu Penerima Tunjangan Veteran. 1) Ketentuan Umum a. Ketentuan pertama adalah ketentuan bagi setiap pemohon yang berhak mendapat Tunjangan Veteran yaitu: Veteran RI dengan ketentuan telah memiliki Petikan Surat Keputusan Tunjangan Veteran, usianya telah mencapai 50 tahun dan sudah mencapai usia minimal 14 tahun pada waktu mulai perjuangannya serta perikehidupan sosial ekonominya memerlukan bantuan dari pemerintah; Janda/Duda Veteran RI yang telah memiliki Petikan Surat Keputusan Tunjangan Veteran, perikehidupan sosial ekonominya memerlukan bantuan dari pemerintah serta tidak/belum menikah lagi; Janda/Duda Veteran Penerima Tunjangan Veteran yang telah memiliki Petikan Surat Keputusan Tujangan Veteran atau telah tercantum nama Janda/dudanya di dalam Surat Keputusan Tunjangan Veteran almarhum suami/isterinya, perikehidupan sosial ekonominya memerlukan bantuan dari Pemerintah serta tidak/belum menikah lagi; Yatim Piatu Penerima Tunjangan Veteran yang telah memiliki Petikan Surat Keputusan Tunjangan Veteran atau telah tercantum nama Yatim Piatunya di dalam Surat Keputusan Tunjangan Veteran almarhum ayah/ibunya, perikehidupan sosial ekonominya memerlukan bantuan Pemerintah, usianya belum mencapai 25 tahun, belum pernah menikah serta tidak mempunyai penghasilan tetap lebih besar daripada penghasilan pensiun terendah seorang Purnawirawan/Warakawuri ABRI.

22 40 b. Permohonan Surat Keputusan Tunjangan Veteran, merupakan proses administrasi yang menjadi kewenangan Ditjen Permanvet, sedangkan permohonan pembayara Tunjangan Veteran dan Uang Duka Wafat serta pelimpahan-pelimpahannya merupakan proses administrasi yang menjadi kewenangan Kantor Perbendaharaan Negara (KPN). c. Permohonan Surat Keputusan Tunjangan Veteran disertai lampiran persyaratan yang lengkap diajukan oleh yang bersangkutan/yang berhak memulai Kanminvetcad, untuk selanjutnya secara hirarkhi meneruskannya kepada Babinminvetcaddam guna diteruskan kepada Ditjen Persmanvet. d. Bagi setiap Pemohon Surat Keputusan Tunjangan Veteran yang telah lulus dari penelitian dan penyaringan akan diterbitkan Surat Keputusan kolektif disertai Petikan Surat Keputusan Tunjangan Veteran berpasfoto yang bersangkutan/yang berhak sebanyak 3 (tiga) rangkap yang akan didistribusikan sebagai berikut: 1. Lembar ke-1 untuk yang bersangkutan, dikirim secara hirarkhi melalui Babinminyetcaddam dan Kanminvetcad; 2. Lembar ke-2 untuk Kantor Cabang Kantor Perbendaharaan Negara (KPN) sesuai alamat yang bersangkutan dan daftar normatifnya; 3. Lembar ke-3 untuk Pertinggal/Arsip di Ditjen Persmanvet. 2) Ketentuan Khusus Selain adanya ketentuan umum yang harus dipenuhi untuk mengajukan Permohonan Tunjangan Veteran, masih ada beberapa ketentuan

23 41 khusus yang berlaku berdasarkan kondisi Veteran yang bersangkutan. Ketentuan khusus tersebut berlaku bagi: a. Veteran RI yang menderita cacad badan selain memenuhi ketentuan umum harus melampirkan surat keterangan kecacadan yang diperoleh dari Panitia Penguji Kesehatan Personil ABRI, yang menyatakan bahwa cacad yang diderita oleh Vetera tersebut diperoleh akibat perjuangan bersenjata sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 1967 dan menjalankan tugas negara (dilampirkan surat penugasannya) disaksikan oleh Komandan langsung paling tinggi Komandan Kompi. b. Janda/Duda Veteran Penerima Tunjangan 1. Melaporkan kematian suaminya kepada Kantor Perbendaharaan Negara (KPN) setempat yang tembusannya dikirim kepada Departemen Pertahanan Keamanan, Direktorat Jenderal Personil, Tenaga Manusia dan Veteran, 2. Melampirkan surat keterangan dari Kantor Urusan Agama (KUA) setempat yang menyatakan tidak/belum menikah (lagi), 3. Melampirkan fotokopi daftar keluarga disahkan oleh Lurah dan Camat. 4. Terakhir adalah catatan tambahan bagi Janda/Duda Veteran Pemerima Tunjangan yaitu apabila Veteran Penerima Tunjangan meninggal dunia tanpa meninggalkan janda/duda, tunjangan janda/duda Veterannya dapat dilimpahkan kepada anaknya dengan

24 42 ketentuan anak tersebut belum berusia 25 tahun, belum menikah, dan tidak mempunyai penghasilan tetap lebih besar dari penghasilan pesiun terendah seorang purnawirawaran/warakuri Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Lalu, apabila sepasang suami/istri Veteran keduanya masing-masing menerima Tunjangan Veteran, bila salah seorang meninggal dunia, misalnya suaminya, maka istri tetap menerima Tunjangan Veterannya disamping menerima Tunjangan Janda Veteran. c. Janda/Duda Veteran 1. Melampirkan surat keterangan tentang gugur/tewasnya suami/istri dari Komandan Kompi, 2. Tidak/belum menikah lagi 3. Melampirkan daftar fotokopi daftar keluarga yang disahkan oleh Lurah dan Camat. d. Penerima Tunjangan atau Pemohon Tunjangan meninggal dunia Bila Penerima Tunjangan Veteran meninggal atau Pemohon Tunjangan Veteran sewaktu menerima Surat Keputusan Pemberian Tunjangan Veteran meninggal, maka Surat Keputusan tersebut berlaku sebagai Surat Keputusan Pemberian Tunjangan Janda/Duda Veteran bagi janda/duda/yatim-piatunya. Sehingga nominal tunjangan yang diperoleh menyesuaikan jumlah untuk janda/duda/yatim-piatu Veteran bukan nominal tunjangan untuk Veteran.

25 43 Ketentuan-ketentuan tersebut menjadi aturan dasar bagi Veteran RI yang ingin memperoleh Tunjangan Veteran. Ketentuan umum merupakan syarat yang harus dipenuhi bagi Veteran RI untuk memperoleh Tunjangan Veteran, baik bagi Veteran RI, Janda/Duda Veteran maupun Yatim-Piatu Penerima Tunjangan. Karena Tunjangan Veteran dapat diberikan kepada keluarga apabila Veteran RI dan Veteran Penerima Tunjangan meninggal dunia. Ketentuan khusus merupakan ketentuan yang mengatur pemberian Tunjangan bagi keluarga Veteran RI apabila Veteran RI meninggal dunia, sekaligus berisi ketentuan penghapusan Tunjangan Veteran. Veteran RI, Janda/Duda Veteran, Janda/Duda Veteran Penerima Tunjangan dapat kehilangan haknya dalam memperoleh tunjangan. Pada Peraturan Presiden No. 34 tahun 1985, selain pasal-pasal mengenai persyaratan memperoleh tunjangan dan ketentuan jumlah tunjangan, juga disertakan peraturan penghapusan Tunjangan Veteran. Tunjangan Veteran yang diberikan berdasarkan Peraturan Pemerintah ini dihapus apabila yang bersangkutan kehilangan haknya sebagai Veteran berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 27 C. Veteran RI di Kabupaten Sukoharjo Perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan dan mempertahankan kedaulatan negara bukanlah perjuangan yang hanya melibatkan pemerintah dan militer, namun juga melibatkan setiap unsur dan lapisan dalam 27 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 1985 tentang Pemberian Tunjangan Veteran Kepada Veteran Republik Indonesia. Kantor Administrasi Veteran dan Cadangan IV/32 Sukoharjo.

26 44 masyarakat. Tingginya nasionalisme pada masa perjuangan kemerdekaan memunculkan banyak kelompok-kelompok yang terdiri dari rakyat terutama pemuda yang bergabung dengan laskar-laskar di daerahnya. Mengingat Sukoharjo memang bukan basis pertempuran, namun pemudanya turut dalam perjuangan di beberapa daerah ynag bergolak. Ada yang bergabung dengan Tentara Pelajar dan ada pula yang bergabung dengan laskar-laskar. Sebagian besar pemuda Sukoharjo membentuk laskar bernama Laskar Banteng, yang kemudian bergabung dengan Laskar Banteng Surakarta. 28 Pemuda memiliki andil yang sangat besar dalam pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya. Kepeloporan perjuangan pemuda Indonesia tidak hanya pada waktu tertentu atau dalam satu periode, tetapi ternyata pada setiap periode pemuda menjadi penggerak dan pelopornya. 29 Atas dasar Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1967, mereka yang tergabung dalam kelaskaran juga berhak disebut Veteran Republik Indonesia, berhak memperoleh Gelar Kehormatan serta berhak memperoleh Tunjangan Veteran RI. Hanya saja Tunjangan Veteran baru ada setelah keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun Pada masa awal kemerdekaan, Kabupaten Sukoharjo belum memiliki organisasi sementara yang menaungi para Veteran. Di daerah lain para Veteran berkumpul dan mendirikan organisasi, tidak demikian dengan bekas pejuang di Kabupaten Sukoharjo. Memang tidak ada organisasi khusus yang didirikan, 28 Wawancara dengan Mantono Rejo pada tanggal 30 Mei Sewan Susanto. Perjuangan Tentara Pelajar dalam Perang Kemerdekaan Indonesia, (Yogyakarta: UGM Press,1985), hlm. 11.

27 45 namun mereka masih saling berkomunikasi satu sama lain dan saling membantu terutama untuk mengusahakan memperoleh bantuan dari pemerintah. Bantuan yang mereka usahakan ini sangat diutamakan bagi rekan-rekan mereka yang menderita cacad dan/atau kehilangan anggota badannya karena ikut berperang. Berkaitan dengan kesejahteraan, dibanding dengan wilayah lain, Veteran RI di Sukoharjo dapat dibilang tidak aktif dalam usaha mencapai kesejahteraan secara mandiri denan membentuk usaha bersama. Hal ini mungkin dikarenakan lokasi Kabupaten Sukoharjo yang jauh dari ibu kota, karena Veteran di Jakarta terbilang sangat aktif dalam mendirikan gabungan usaha. Gabungan-gabungan usaha milik Veteran Pusat ini diharapkan dapa secara mandiri membiayai organisasi dan menyerap tenaga kerja dari kalangan Veteran di Jakarta dan sekitarnya. 30 Veteran di beberapa daerah memiliki kegiatan organisasi aktif, yang paling umum adalah Koperasi Veteran. Berbeda dengan daerah lain Veteran di Kabupaten Sukoharjo cenderung kurang aktif dalam kegiatan organisasi yang dapat menjadi peluang untuk usaha bersama. Veteran Sukoharjo tidak memiliki Koperasi Veteran aktif maupun kegiatan organisasi dalam bentuk usaha lainnya. Masing-masing Veteran RI di Kabupaten Sukoharjo mencari lapangan pekerjaan sendiri-sendiri, sebagian besar bertani baik dilahan sendiri atau menjadi buruh tani di lahan orang lain, menarik becak, maupun merantau ke daerah lain untuk mengadu nasib. 31 Ada juga Veteran RI yang menjadi pegawai pabrik hingga pegawai negeri. Di usia senja 30 Panitia Pusat Peringatan HUT LVRI XXV. Seperempat Abad Legiun Veteran Republik Indonesia. (Jakarta: Harian Pusat Veteran, 1982), hlm Wawancara dengan Simo pada tanggal 02 September 2016.

28 46 mereka, Veteran RI Sukoharjo masih rutin mengadakan pertemuan, setidaknya sekali sebulan untuk sekedar kembali mengenang kisah mereka di medan pertempuran dan kisah-kisah teman seperjuangan yang telah tiada. Jumlah Veteran RI Sukoharjo yang menghadiri pertemuan setiap tahunnya semakin berkurang. Veteran RI di Kabupaten Sukoharjo terdaftar berjumlah lebih dari seribu hanya tersisa beberapa puluh dan semakin berkurang. Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, banyak Veteran yang masih cukup muda dan dapat bekerja di sektor manapun. Namun, tidak semua Veteran memiliki hidup yang terjamin sekembalinya mereka dari pertempuran. Rata-rata Veteran memiliki masalah dibidang kesejahteraan hidup sekembalinya dari peperangan karena belum tentu ada jaminan pekerjaan di kampung halamannya. Sebenarnya ini bukan hanya permasalahan Veteran d Indonesia namun juga permsalahan Veteran di seluruh dunia. Veteran RI telah sangat berjasa dalam sejarah perjuangan bangsa dan negara yang telah lama terjajah, karena itulah perlu adanya balas budi dari bangsa ini pada Veteran RI, terutama bagi Veteran yang kondisi perikehidupannya dapat dikatakan kurang sejahtera. Itulah yang melatarbelakangi pemberian tunjangan kepada Veteran Republik Indonesia. Meski pemberian tunjangan kepada Veteran adalah bentuk balas budi, sebagai negara hukum, tetap ada peraturan dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat memperoleh tunjangan dari pemerintah. Jenis-jenis tunjangan dibedakan berdasarkan siapa yang menerima tunjangan tersebut. Apabila ada Veteran yang meninggal maka tunjangan tetap akan diberikan kepada anggota keluarga yang ditinggalkan. Besarnya tunjangan setiap Veteran tidaklah sama. Jumlah tunjangan

29 47 yang diterima juga berbeda tergantung pada lamanya masa keikutsertaan dalam perjuangan. Bagi Veteran yang mengalami cacad akibat perang akan memperoleh rehabilitasi dan tunjangan khusus. Hal ini berlaku bagi Veteran di setiap daerah, termasuk Kabupaten Sukoharjo yang terdiri dari Veteran PKRI dan Veteran Pembela Kemerdekaan RI.

UNDANG-UNDANG NO.7 TAHUN 1967 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PJ. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG NO.7 TAHUN 1967 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PJ. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NO.7 TAHUN 1967 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PJ. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENIMBANG: 1. Bahwa dipandang perlu memberikan penghargaan kepada mereka

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 34 TAHUN 1985 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN VETERAN KEPADA VETERAN REPUBLIK INDONESIA Presiden Republik Indonesia, Menimbang : bahwa sesuai dengan perkembangan keadaan dipandang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 34 TAHUN 1985 TENTANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 34 TAHUN 1985 TENTANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1985 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN VETERAN KEPADA VETERAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sesuai dengan perkembangan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.188, 2014 PERTAHANAN. Veteran. Tanda Kehormatan Santunan. Pelaksanaan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5573) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa setiap warga negara Indonesia

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.05/2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.05/2015 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.05/2015 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN TUNJANGAN VETERAN, DANA KEHORMATAN VETERAN, DAN UANG DUKA VETERAN

Lebih terperinci

UNDANG -UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG -UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG -UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara Indonesia

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, T

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, T No.280, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Tunjangan. Dana Kehormatan. Uang Duka.Veteran. Pembayaran. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.05/2015 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk dapat memecahkan masalah-masalah yang akan diteliti.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk dapat memecahkan masalah-masalah yang akan diteliti. II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 1.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk dapat memecahkan masalah-masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini akan diuraikan beberapa

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.529, 2016 KEMHAN. Veteran. Tanda Kehormatan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG TANDA KEHORMATAN VETERAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG I. UMUM VETERAN REPUBLIK INDONESIA Undang-Undang Nomor 15 Tahun

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.182, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA VETERAN. Penghargaan. Tanda Kehormatan. Hak. Kewajiban. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5342) UNDANG -UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1967 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1967 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1967 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. PEJABAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: 1. Bahwa dipandang perlu memberikan

Lebih terperinci

No.1084, 2014 KEMENHAN. Veteran. Tanda Kehomatan. Pemberian. Pencabutan.

No.1084, 2014 KEMENHAN. Veteran. Tanda Kehomatan. Pemberian. Pencabutan. No.1084, 2014 KEMENHAN. Veteran. Tanda Kehomatan. Pemberian. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN TANDA KEHORMATAN VETERAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN VETERAN KEPADA VETERAN REPUBLIK INDONESIA. Pasal 1

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN VETERAN KEPADA VETERAN REPUBLIK INDONESIA. Pasal 1 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1977 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN VETERAN KEPADA VETERAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa sesuai dengan perkembangan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 79 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang Mengingat bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1966 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KEPADA VETERAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1966 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KEPADA VETERAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1966 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KEPADA VETERAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perlu adanya perlakuan yang seimbang

Lebih terperinci

No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan

No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMAKAMAN VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1978 TENTANG KEDUDUKAN HUKUM, PENGATURAN PEMBERIAN PERAWATAN DAN JAMINAN SOSIAL BAGI SUKARELAWAN/PARTISAN DI TIMOR TIMUR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Veteran Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 182, Tamb

2016, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Veteran Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 182, Tamb LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.119, 2016 PERTAHANAN. Veteran. Pelaksanaan. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5892). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN

Lebih terperinci

Pemenuhan Hak-Hak Veteran Republik Indonesia Oleh: Yeni Handayani *

Pemenuhan Hak-Hak Veteran Republik Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Pemenuhan Hak-Hak Veteran Republik Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 06 Desember 2015; disetujui: 21 Desember 2015 Perjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan ditandai dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan Undang-undang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2007 TANGGAL : 19 Juni 2007 ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA" Bahwa Veteran

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a. bahwa pertahanan negara

Lebih terperinci

NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH

NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pertahanan keamanan negara untuk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pertahanan keamanan negara untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1988 tentang Prajurit Angkatan Bersenjata

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1982 TENTANG PEMBERIAN PENSIUN ATAU TUNJANGAN PENGHARGAAN BAGI BEKAS KEPALA KELURAHAN DAN PERANGKAT KELURAHAN Presiden Republik Indonesia, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1964 TENTANG PENETAPAN, PENGHARGAAN DAN PEMBINAAN TERHADAP PAHLAWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1964 TENTANG PENETAPAN, PENGHARGAAN DAN PEMBINAAN TERHADAP PAHLAWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN NOMOR 33 TAHUN 1964 TENTANG PENETAPAN, PENGHARGAAN DAN PEMBINAAN TERHADAP PAHLAWAN PRESIDEN, Menimbang : bahwa perlu mengadakan peraturan tentang penetapan, penghargaan dan pembinaan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 1957 TENTANG VETERAN PEJUANG KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 1957 TENTANG VETERAN PEJUANG KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 75 TAHUN 1957 TENTANG VETERAN PEJUANG KEMERDEKAAN PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Pemerintah berkewajiban memberikan penghargaan kepada mereka yang telah menyumbangkan tenaganya dalam

Lebih terperinci

Tentang: VETERAN PEJUANG KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA *) VETERAN PEJUANG KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA.

Tentang: VETERAN PEJUANG KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA *) VETERAN PEJUANG KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA. Bentuk: Oleh: UNDANG-UNDANG (UU) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 75 TAHUN 1957 (75/1957) Tanggal: 13 DESEMBER 1957 (JAKARTA) Sumber: LN 1957/162 Tentang: VETERAN PEJUANG KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1964 TENTANG PENETAPAN, PENGHARGAAN DAN PEMBINAAN TERHADAP PAHLAWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1964 TENTANG PENETAPAN, PENGHARGAAN DAN PEMBINAAN TERHADAP PAHLAWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1964 TENTANG PENETAPAN, PENGHARGAAN DAN PEMBINAAN TERHADAP PAHLAWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu mengadakan peraturan tentang

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1980 TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRASI KEPALA DAERAH/ WAKIL KEPALA DAERAH DAN BEKAS KEPALA DAERAH/BEKAS WAKIL KEPALA DAERAH SERTA JANDA/DUDANYA Presiden

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 4, 1988 (ADMINISTRASI. HANKAM. ABRI. Warga Negara. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 1960 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KEPADA JANDA DAN ANAK YATIM/YATIM PIATU DARI VETERAN PEJUANG KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2007 TENTANG SANTUNAN DAN TUNJANGAN CACAT PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2007 TENTANG SANTUNAN DAN TUNJANGAN CACAT PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2007 TENTANG SANTUNAN DAN TUNJANGAN CACAT PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Veteran Republik Indonesia

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Veteran Republik Indonesia BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1149, 2016 KEMENHAN. Cacat. Veteran. Santunan. Tunjangan. Pemberian. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN KECACATAN,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1986 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN PENGHARGAAN/SANTUNAN JANDA/DUDA BEKAS PEGAWAI PEMERINTAH SEMENTARA TIMOR TIMUR/PENSIUN BEKAS PEGAWAI KOLONI TIMOR

Lebih terperinci

PROGRAM PENSIUN. 2.2 TNI / POLRI dan PNS dari Kementerian Pertahanan yang diberhentikan sebelum 1 April 1989

PROGRAM PENSIUN. 2.2 TNI / POLRI dan PNS dari Kementerian Pertahanan yang diberhentikan sebelum 1 April 1989 PROGRAM PENSIUN 1. Pengertian : Pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintahan. 2. Peserta : 2.1 Peserta Program

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, PENYESUAIAN/PENETAPAN KEMBALI POKOK PENSIUN/ONDERSTAND PURNAWIRAWAN/WARAKAWURI DAN TUNJANGAN ANAK YATIM-PIATU ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA (Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1974 Tanggal 16

Lebih terperinci

UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA)

UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA) UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA) Tentang: MOBILISASI DAN DEMOBILISASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.116, 2014 APBN. Keuangan. Veteran. Tunjangan. Perubahan. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KESEPULUH ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah sebuah media penyambung ilmu yang efektif bagi pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain menambah banyak ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 3-2002 lihat: UU 1-1988 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 51, 1982 (HANKAM. POLITIK. ABRI. Warga negara. Wawasan Nusantara. Penjelasan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1964 TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN/TUNJANGAN KEPADA PENRINTIS PERGERAKAN KEBANGSAAN/KEMERDEKAAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1964 TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN/TUNJANGAN KEPADA PENRINTIS PERGERAKAN KEBANGSAAN/KEMERDEKAAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1964 TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN/TUNJANGAN KEPADA PENRINTIS PERGERAKAN KEBANGSAAN/KEMERDEKAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dipandang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KESEPULUH ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 34 TAHUN 1985 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN VETERAN KEPADA VETERAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014 Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERTEMUAN DENGAN VETERAN DAN PEJUANG PERANG

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1960 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KEPADA VETERAN PEJUANG KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERHUBUNG PERI KEHIDUPANNYA MEMBUTUHKAN BANTUAN PRESIDEN

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Hari Veteran Nasional, di Balai Sarbini, Jakarta, tgl.11 Agt 2014 Senin, 11 Agustus 2014

Sambutan Presiden RI pd Hari Veteran Nasional, di Balai Sarbini, Jakarta, tgl.11 Agt 2014 Senin, 11 Agustus 2014 Sambutan Presiden RI pd Hari Veteran Nasional, di Balai Sarbini, Jakarta, tgl.11 Agt 2014 Senin, 11 Agustus 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA HARI VETERAN NASIONAL DI BALAI SARBINI, PLAZA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2007 TENTANG SANTUNAN DAN TUNJANGAN CACAT PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2007 TENTANG SANTUNAN DAN TUNJANGAN CACAT PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2007 TENTANG SANTUNAN DAN TUNJANGAN CACAT PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 71, 1980 (LEMBAGA NEGARA. TUNJANGAN. Gaji. Kesehatan. Pensiun. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3182) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRATIF DUTA BESAR LUAR BIASA DAN BERKUASA PENUH DAN MANTAN DUTA BESAR LUAR BIASA DAN BERKUASA PENUH SERTA JANDA/DUDANYA

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan paling sempurna. Dalam suatu kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif maupun yang sudah modern

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, PERUBAHAN DAN PENAMBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 3 TAHUN 1966 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KEPADA VETERAN REPUBLIK INDONESIA (Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1974 Tanggal 16 Maret 1974) Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG ASURANSI SOSIAL PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA, ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 2009 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA I. UMUM TNI merupakan suatu profesi Warga Negara yang mengaktualisasikan

Lebih terperinci

PERBAIKAN PENGHASILAN PENSIUN BAGI PARA PURNAWIRAWAN A.B.R.I. Peraturan Pemerintah Nomor: 34 Tahun 1968 Tanggal: 19 November 1968

PERBAIKAN PENGHASILAN PENSIUN BAGI PARA PURNAWIRAWAN A.B.R.I. Peraturan Pemerintah Nomor: 34 Tahun 1968 Tanggal: 19 November 1968 PERBAIKAN PENGHASILAN PENSIUN BAGI PARA PURNAWIRAWAN A.B.R.I. Peraturan Pemerintah Nomor: 34 Tahun 1968 Tanggal: 19 November 1968 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dianggap perlu untuk memperbaiki

Lebih terperinci

PENSIUN PEGAWAI DAN PENSIUN JANDA / DUDA PEGAWAI

PENSIUN PEGAWAI DAN PENSIUN JANDA / DUDA PEGAWAI SELAMAT BERJUMPA DALAM MATERI REGISTER PENSIUN PENSIUN PEGAWAI DAN PENSIUN JANDA / DUDA PEGAWAI PENSIUN DAN PENSIUN PEGAWAI JANDA /DUDA Dasar : UU No. 11 Th. 1969 PP No. 7 Th. 1977 jo. PPP No. 66 Th. 2005

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRATIF DUTA BESAR LUAR BIASA DAN BERKUASA PENUH DAN MANTAN DUTA BESAR LUAR BIASA DAN BERKUASA PENUH SERTA JANDA/DUDANYA

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1964 TENTANG PEMBERIAN KENAIKAN TUNJANGAN DAN PEMBERIAN TAMBAHAN SERTA PERBAIKAN PENGHASILAN KEPADA JANDA DAN ANAK YATIM/YATIM PIATU DARI VETERAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2007 TENTANG SANTUNAN DAN TUNJANGAN CACAT PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2007 TENTANG SANTUNAN DAN TUNJANGAN CACAT PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2007 TENTANG SANTUNAN DAN TUNJANGAN CACAT PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum dan HAM RI Teks tidak dalam format asli. Kembali LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 90, 1991 (KESEHATAN. PEGAWAI NEGERI. Pensiun. Kesejahteraan.

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1966 TENTANG PERATURAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN JAMINAN SOSIAL KEPADA PARA WARAKAWURI BESERTA YATIM/PIATU PAHLAWAN YANG TELAH DITINGGALKAN GUGUR Menimbang:

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 34 TAHUN 1968 TENTANG PERBAIKAN PENGHASILAN PENSIUN BAGI PARA PURNAWIRAWAN ANGKATAN BERSENJATA. PRESIDEN, Menimbang : bahwa dianggap perlu untuk memperbaiki dan mengubah besarnya

Lebih terperinci

NOMOR 11 TAHUN 1969 TENTANG PENSIUN PEGAWAI DAN PENSIUN JANDA/DUDA PEGAWAI

NOMOR 11 TAHUN 1969 TENTANG PENSIUN PEGAWAI DAN PENSIUN JANDA/DUDA PEGAWAI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1969 TENTANG PENSIUN PEGAWAI DAN PENSIUN JANDA/DUDA PEGAWAI Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa perlu menetapkan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA.

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan suatu gerakan rakyat, yang bersendikan demokrasi terpimpin,

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1969 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.725, 2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Perawatan. Pemakaman. TNI. PNS.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.725, 2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Perawatan. Pemakaman. TNI. PNS. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.725, 2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Perawatan. Pemakaman. TNI. PNS. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG PERAWATAN DAN PEMAKAMAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA digilib.uns.ac.id 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Perusahaan biasanya memiliki sistem masing-masing, dikarenakan sistem merupakan suatu tujuan bersama dalam menjalankan perusahaan agar mampu

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 71, 1980 (LEMBAGA NEGARA. TUNJANGAN. Gaji. Kesehatan. Pensiun. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3182) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Veteran Republik Ind

2016, No Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Veteran Republik Ind No.458, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Veteran RI. Perlindungan Hukum. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM BAGI VETERAN REPUBLIK

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN PENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN PENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN PENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa"tiap-tiap warga

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

2017, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le No.1209, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Pemberian Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan bagi Prajurit TNI, WNI Bukan Prajurit TNI, dan WNA. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PERSYARATAN PENGAJUAN USUL GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN BAGI PRAJURIT DAN

Lebih terperinci

UNDANG.UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG.UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG.UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pertahanan keamanan negara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1997 TENTANG MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1997 TENTANG MOBILISASI DAN DEMOBILISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1997 TENTANG MOBILISASI DAN DEMOBILISASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 19, 1964 Penghargaan/Tunjangan Kepada Perintis Pergerakan Kebangsaan/ Kemerdekaan. Pemberian. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1969 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DAN DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1969 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN 1968 TENTANG PEMBERIAN PENSIUN KEPADA WARAKAWURI, TUNJANGAN KEPADA ANAK YATIM/PIATU DAN ANAK YATIM-PIATU MILITER SUKARELA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1962 TENTANG PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN WARGA-NEGARA ASING YANG DENGAN SUKARELA TURUT-SERTA DALAM PERUJUANGAN PEMBEBASAN IRIAN BARAT Menimbang

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian/Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian/Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem No.558, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Santuan dan Tunjangan Cacat. Prajurit TNI. Pemberian. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2006 KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN PENERIMA PENSIUN/TUNJANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 1960 TENTANG (LEMBARAN NEGARA TAHUN 1958 NO. 117) TENTANG WAJIB MILITER

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 1960 TENTANG (LEMBARAN NEGARA TAHUN 1958 NO. 117) TENTANG WAJIB MILITER PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 1960 TENTANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memungkinkan lancarnya dan untuk mencapai hasil guna dalam pelaksanaan wajib

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1959 TENTANG PANGKAT-PANGKAT MILITER KHUSUS, TITULER DAN KEHORMATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1959 TENTANG PANGKAT-PANGKAT MILITER KHUSUS, TITULER DAN KEHORMATAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1959 TENTANG PANGKAT-PANGKAT MILITER KHUSUS, TITULER DAN KEHORMATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: 1. bahwa pangkat-pangkat militer efektif

Lebih terperinci

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2005 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2005 KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN PENERIMA PENSIUN/TUNJANGAN

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA Disusun Oleh: I Gusti Bagus Wirya Agung, S.Psi., MBA UPT. PENDIDIKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA U N I V E R S I T A S U D A Y A N A B A L I 2016 JUDUL: PENDIDIKAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1965 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1965 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1965 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: 1. bahwa dipandang perlu untuk memberikan penghargaan kepada mereka yang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 31 TAHUN 1981 TENTANG PENGANGKATAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA YANG TELAH SELESAI MENUNAIKAN MASA DINASNYA MENJADI ANGGOTA CADANGAN TENTARA NASIONAL INDONESIA PRESIDEN,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG PEMBERIAN GAJI/PENSIUN/TUNJANGAN BULAN KETIGA BELAS DALAM TAHUN ANGGARAN 2004 KEPADA PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN PENERIMA PENSIUN/TUNJANGAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PENGANGKATAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA YANG TELAH SELESAI MENUNAIKAN MASA DINASNYA MENJADI ANGGOTA CADANGAN TENTARA NASIONAL INDONESIA (Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1981 Tanggal 5 Oktober

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERISTIWA MANDOR SEBAGAI HARI BERKABUNG DAERAH DAN MAKAM JUANG MANDOR SEBAGAI MONUMEN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 50 TAHUN 1984 (50/1984) TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR BADAN PENGGERAK PEMBINA POTENSI ANGKATAN '45 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.bahwa

Lebih terperinci