DAFTAR ISI. Kata Pengantar DRPM-UI Kata Pengantar Walikota Cimahi. vii viii
|
|
- Utami Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2
3
4 DAFTAR ISI Kata Pengantar DRPM-UI Kata Pengantar Walikota Cimahi vii viii BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Ekonomi Kreatif 3. Kewirausahaan Sosial 4. Lingkungan Usaha Berbasis Kewilayahan 5. Cimahi Creative Association (CCA) BAB II POTENSI KOTA CIMAHI 2.1 Gambaran Wilayah Demografi Pendidikan Keuangan Angkatan Kerja Perekonomian 2.2 Potensi Industri 2.3 Potensi Industri Kreatif BAB III ANALISA LINGKUNGAN USAHA BERBASIS KEWILAYAHAN 3.1 Analisis Ketersediaan Lahan 3.2. Analisis Ketersediaan Jaringan Jalan 3.3. Analisa Ketersediaan Sarana, Prasarana dan Utilitas Kota Ketersediaan Pasar dan Terminal Ketersediaan Listrik Ketersediaan Air Bersih 3.4. Kepadatan Penduduk 3.5. Jangkauan Pusat Kota dengan lokasi Pelaku Usaha Kreatif 3.6 Lingkungan Usaha Berbasis Kewilayahan Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Hirarki Perkotaan Keberadaan Industri Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Ekonomi Kota BAB IV ARAH PENGEMBANGAN PELAKU 4.1. Subsektor Industri Kreatif Fashion 4.2. Subsektor Industri Kreatif Kerajinan 4.3. Subsektor Industri Kreatif Riset dan Pengembangan ii
5 4.4. Subsektor Industri Kreatif Kuliner 4.5. Subsektor Industri Kreatif Layanan Komputer dan Peranti Lunak 4.6. Subsektor Industri Kreatif Pasar Seni dan Barang Antik 4.7. Subsektor Industri Kreatif Periklanan BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Baros Gedung Baros Information and Technology Creative Gambar 1.2 Cimahi Craetive Association (CCA) Gambar 1.3 Grafik Tren Pertumbuhan PDB Subsektor IK Gambar 1.4 Gedung BITC Gambar 1.5 Rencana Pemanfaatan Gedung BITC Gambar 1.6 Nilai PDB 9 Sektor Lapangan Usaha Utama dan Industri Kreatif di Indonesia Tahun 2006 Berdasar Harga Konstan Tahun 2000 (Ribu Rp) Gambar 1.7 Jumlah Tenaga Kerja & Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja 9 Sektor Lapangan Usaha Utama dan ndustri Kreatif di Indonesia 2006 Gambar 1.8 Peta Jalur Perjalanan dari Jakarta Cimahi Bandung Gambar 1.9 Peta Distribusi Penjualan Pelaku Usaha Kreatif Kota Cimahi Gambar 1.10 Komponen Kluster Gambar Sistem Hirarki Keruangan Wilayah Perkotaan Gambar 1.12 Struktur Organisasi CCA Gambar 1.13 Rencana Pengembangan Road Map CCA Gambar 1.14 Kegiatan Bidang Film, Video dan Photography Gambar 1.15 Kegiatan Bidang ICT Gambar 1.16 Kegiatan Bidang Animasi Gambar 1.17 Contoh Design Gambar 1.18 Kegiatan Bidang Fashion Gambar 1.19 Kegiatan bidang musik Gambar 2.1. Peta Kota Cimahi Gambar 2.2 Peta Sebaran Sekolah Negeri dan Swasta Tingkat SLTP dan SLTA di Kota Cimahi Gambar 2.3 Hasil Kajian Peta Sebaran Pelaku Usaha Kreatif yang Diunggulkan di Kota Cimahi Gambar 3.1 Peta Sebaran Industri Pada Jenis Penggunaan Tanah iii
6 Gambar 3.2 Peta Sebaran Industri pada Ruas dan Jaringan Jalan Gambar 3.3 Tingkat Kepuasan Pelaku Usaha Kreatif terhadap Jaringan Jalan Utama Gambar 3.4 Peta Sebaran Lokasi Pasar dan Terminal Kota Cimahi Gambar 3.5 Peta Sebaran Lokasi Pelaku Usaha Kreatif terhadap sarana Pasar dan Terminal Gambar 3.6 Sebaran Tingkat Kepuasan Pelaku Usaha Kreatif terhadap Angkutan Umum Gambar 3.7 Sebaran Tingkat Kepuasan Pelaku Usaha Kreatif terhadap Jaringan Listrik Gambar 3.8 Sebaran Tingkat Kepuasan Pelaku Usaha Kreatif terhadap Ketersediaan Air Bersih Gambar 3.9 Peta Sebaran Industri terhadap Kepadatan Penduduk Gambar 3.10 Wilayah Jangkauan Pusat Kota Cimahi Gambar 3.11 Wilayah Jangkauan Pelaku Usaha Kreatif Kecamatan Cimahi Utara Gambar 3.12 Wilayah Jangkauan Pelaku Usaha Kreatif di Kecamatan Cimahi Tengah Gambar 3.13 Peta Wilayah Jangkauan Industri Kreatif Kecamatan Cimahi Selatan Gambar Sistem Hirarki Keruangan Wilayah Perkotaan Gambar 4.1 Peta Persebaran Pelaku Usaha Kreatif Subsektor Fashion Gambar 4.2 Batik dari Lembur Batik Gambar 4.3 AnaCute Rumah Perca Gambar 4.4 Dewi Azzahra Gambar 4.5 Peta Persebaran Pelaku Usaha Kreatif Subsektor Kerajinan Gambar 4.6 Tiara Flight Miniature Gambar 4.7 Sepatu Abdullah Gambar 4.8 Kaca Patri Gambar 4.9 Darulang Gambar 4.10 Fitrop Gambar 4.11 Motek Art Gambar 4.12 Peta Persebaran Pelaku Usaha Kreatif Subsektor Kuliner Gambar 4.13 Kue Semprong Gambar 4.14 Produk Ginseng Usaha Berkah Gambar 4.15 Peuyeum Roti Istimewa Gambar 4.16 Sumpia Chantika Dewi iv
7 Gambar 4.17 Peta Persebaran Pelaku Usaha Kreatif Subsektor Layanan Komputer dan Peranti Lunak Gambar 4.18 Semut Kreatif Gambar 4.19 Family Gallery DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Profil Kontribusi Industri Kreatif di Beberapa Negara di Dunia (Periode Kajian tahun ) Tabel 1.2 Profil Statistik Ekonomi Industri Kreatif Indonesia Tabel 1.3 Profil Statistik Ekonomi Industri Kreatif Indonesia Tabel 1.4 Konseptual Kewirausahaan Sosial Tabel 1.5 Kegiatan Cimahi Creative Association Tabel 2.1 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk, dan Luas Wilayah Kota Cimahi Menurut Kecamatan Tahun 2011 Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Cimahi Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Tahun 2011 Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kota Cimahi Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2011 Tabel 2.4 Jumlah TK,SD,SLTP dan SLTA dan Jumlah Siswa Kota Cimahi Tahun 2010 Tabel 2.5 Jumlah Perusahaan Industri Besar, Sedang dan kecil di Kota Cimahi Tahun 2009 Tabel 2.6 Jumlah keluarga yang menggunakan listrik di Kota Cimahi 2009 Tabel 2.7 Jumlah air yang disalurkan (m3) per bulan, tahun 2009 Tabel 3.1 Penggunaan Tanah Kota Cimahi Tabel 3.2 Jumlah Sebaran Industri Kota Cimahi Tabel 3.3 Panjang dan Lebar Jalan Menurut Jenis Tabel 3.4 Ketersediaan Listrik Tabel 3.5 Ketersediaan Air Bersih Tabel 4.1 Analisis SWOT pada industri Lembur Batik Tabel 4.2 Analisis SWOT pada industri Anacute Rumah Perca Tabel 4.3 Analisis SWOT pada industri Dewi Azzahra Tabel 4.4 Analisis SWOT pada industri Tiara Flight Miniature Tabel 4.5 Analisis SWOT pada industri Sepatu Abdullah Tabel 4.6 Analisis SWOT pada industri Kerajinan Kaca Patri Tabel 4.7 Analisis SWOT Industri Darulang v
8 Tabel 4.8 Analisis SWOT industry Fitrop Tabel 4.9 Analisis SWOT Industri Motek Art Tabel 4.10 Analisis SWOT industry Rumah Kreasi Tabel 4.11 Analisis SWOT pada industri Kue Semprong Tabel 4.12 Analisis SWOT pada industri Berkah Tabel 4.13 Analisis SWOT pada industri Peyeum Ketan Istimewa Tabel 4.14 Analisis SWOT pada industri Sumpia Chantika Dewi Tabel Analisis SWOT pada industri Semut Creatif Tabel Analisis SWOT pada industri Family Gallery Tabel Analisis SWOT pada industri Ruang Kreatif Aksara DAFTAR GRAFIK Grafikl 1.1 Tren Pertumbuhan PDB Subsektoral Industri Kreatif Grafik 2.1 Jumlah Penganguran Dikota Cimahi Bulan Mei 2011 Grafik 2.2 Pengangguran Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kota Cimahi Bulan Mei 2011 Grafik 3.1. Kepuasan Pelaku Usaha Kreatif Terhadap Jaringan Jalan Grafik 3.2 Tingkat Kepuasan Pelaku Usaha Kreatif terhadap Angkutan Umum Grafik 3.3 Tingkat Kepuasan Pelaku Usaha Kreatif terhadap Jaringan Listrik Grafik 3.4 Tingkat Kepuasan Pelaku Usaha Kreatif terhadap Jaringan Air vi
9 KATA PENGANTAR Pengabdian masyarakat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas Universitas Indonesia. Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (DRPM UI) mendorong peningkatan kegiatan pengabdian masyarakat melalui program hibah sejak tahun Tujuannya adalah agar ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diajarkan di UI serta yang dihasilkan dari riset-riset UI dapat dimanfaatkan bagi pemecahan masalah di masyarakat dan menggali potensi peningkatan kualitas hidup di Indonesia. Upaya implementasi ini selalu dilaksanakan bersama dengan masyarakat, pemerintah daerah dan unit-unit kerjanya, serta kelompok sosial tertentu. Salah satu program yang dilaksanakan adalah Upaya untuk Meningkatkan Kemandirian Pelaku UKM Industri Kreatif Menuju Pilot Project Cimahi Kota Kreatif di Indonesia yang dilaksanakan pada tahun 2011 bekerja sama dengan Cimahi Creative Association (Komunitas Kreatif Cimahi). Buku yang dihasilkan dari program tersebut berisikan Informasi yang sangat konfrehensif dalam menggali potensi ekonomi kreatif di kota Cimahi. Penjelasan potensi ekonomi ini dijabarkan dengan analisis yang disertai dengan peta, table dan grafik yang sangat membantu visualisasi informasi. Analisis infrastruktur dan arah pengembangan telah disampaikan dengan detil. Buku ini sangat layak untuk menjadi acuan pengembangan industry kreatif di Cimahi bagi para pelaku ekonomi maupun para penentu kebijakan di kota Cimahi maupun Jawa Barat. Informasi penting yang dihasilkan dari kegiatan tersebut dituangkan dalam buku ini yang kami harap dapat dimanfaatkan dalam perencanaan dan implementasinya untuk meningkatkan kemandirian pelaku UKM industry kreatif di Cimahi. Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia Bachtiar Alam, Ph.D NIP vii
10 WALIKOTA CIMAHI KATA PENGANTAR Bismillahirrohmaanirrohiim Assalaamu alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Selama puluhan tahun, selain karakteristik khas kemiliterannya, Cimahi juga dikenal sebagi kota yang didominasi oleh sektor industry, baik skala besar, menengah, maupun kecil. Selain industri pengolahan, perekonomian kota Cimahi juga bergantung pada sektor industri yang lain, khususnya industri tekstil. Berdasarkan data statistic, jumlah perusahaan pada tahun 2008 terdiri dari industri besar sebanyak 65 perusahaan dan industry sedang sebanyak 105 perusahaan Namun, dalam perkembangannya banyak dari industri yang lock out. Menyikapi hal ini, pemerintah Kota Cimahi terdorong untuk mengembangkan model ekonomi baru, yaitu ekonomi kreatif. Strategi pengembangan ekonomi kreatif yang ditempuh oleh Pemerintah Kota Cimahi salah satunya adalah industri kreatif yang berbasis ICT (Information and Communication Technology) dengan konsep cyber city yang telah dimulai sejak tahun Strategi ini dipilih mengingat minimnya sumber daya alam dan terbatasnya lahan yang dimiliki oleh Cimahi. Dengan komposisi penduduk yang didominasi oleh usia produktif, pembangunan berbasis SDM untuk mewujudkan Cimahi sebagai kota industri kreatif menjadi langkah strategis yang sangat mungkin untuk dilakukan sehingga diharapkan bisa meningkatkan nilai ekonomi bagi masyarakat dan pemerintah. Alhamdulillah, keseriusan Kota Cimahi dalam mengembangkan industri kreatif khususnya berbasis digital, pada tahun 2011 yang lalu Pemerintah Kota Cimahi berhasil menerima penghargaan ICT-Pura dari Kementerian Informasi dan Komunikasi RI, sebagai Kabupaten/Kota Digital Berpredikat Utama, yang dinilai telah siap dan memiliki kemampuan daya saing di era ekonomi digital. Selain itu, Kota Cimahi mendapatkan apresiasi baik dari pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat. Hal ini terbukti manakala konsep industri kreatif yang diusung Cimahi akan viii
11 dijadikan sebagai model percontohan oleh pemerintah pusat, agar daerah lain bisa melakukan hal yang sama. Saat ini industri kreatif yang ada di Kota Cimahi (bersama dengan Kota Bandung) dianggap lebih terdepan dibandingkan daerah lainnya, berkat kebersamaan yang terbangun antara pemerintah dengan rakyatnya. Namun demikian, tentunya masih banyak hal yang perlu terus diperbaiki dan dikembangkan ke depannya. Dalam konteks itu, harapan agar Kota Cimahi bisa menjadi percontohan bagi daerah lain di Jabar dan seluruh Indonesia dalam rangka pengembangan industri kreatif tentu harus ditopang dengan upaya sistematis untuk memperkenalkan konsep industri kreatif yang diusung Kota Cimahi ke kota/kabupaten lainnya. Atas dasar itu, saya menyambut baik inisiatif dari DRPM UI dalam menyusun buku yang merupakan hasil studi pembelajaran berbasiskan kewirausahaan sosial dan kewilayahan di Kota Cimahi. Saya berharap, buku ini dapat menjadi acuan dasar dalam pemetaan industri kreatif yang telah ada di kota Cimahi, sekaligus untuk menentukan formula pengembangan ke depannya sehingga keberhasilan Kota Cimahi bisa diikuti daerah lain, karena konsep Industri Kreatif ini tidak hanya untuk Cimahi, tetapi juga untuk Jawa Barat dan Indonesia secara keseluruhan. Disamping itu, penerbitan buku Ekonomi Kreatif ini diharapkan dapat menjadi dukungan nyata terhadap upaya pencapaian misi Pemerintah Kota Cimahi dalam Meningkatkan Sarana Perekonomian dan Lapangan Kerja serta Meningkatkan Kemitraan dengan Dunia Usaha. Dengan demikian, kiranya buku ini juga dapat menjadi pedoman bagi para pelaku usaha ekonomi kreatif baik yang berasal dari kota Cimahi maupun kota/kabupaten lainnya di Indonesia untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pengetahuannya di bidang ini. Akhirnya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan pada tim dari DPRM - UI dan pihak-pihak lainnya yang telah turut serta dalam penyusunan Buku ini. Hanya Allah SWT yang maha tahu amal hamba-hamba-nya. Kiranya Allah SWT juga yang akan membalasnya. Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Cimahi, Januari 2012 WALIKOTA CIMAHI Ir. H.M. ITOC TOCHIJA, M.M. ix
BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kreatif adalah industri yang bermuara pada intelektualitas, ide, dan gagasan orisinil yang kemudian di realisasikan berdasarkan pemikiran insan kreatif yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ekonomi kreatif yang digerakkan oleh industri kreatif, didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor industri. Tidak hanya mengandalkan bidang industri sebagai sumber ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya dengan cara mengedepankan sektor industri.
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN INDONESIA FASHION WEEK 2016 JAKARTA CONVENTION CENTER.
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN INDONESIA FASHION WEEK 2016 JAKARTA CONVENTION CENTER 10 Maret 2016 Yth. Para Menteri Kabinet Kerja; Yth. Perwakilan Instansi Pemerintah;
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan menjadikan segala sektor di Indonesia mengalami persaingan yang lebih ketat terutama sektor industri.
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan banyaknya kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak terjadinya suatu kelangkaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada awalnya, perekonomian Indonesia lebih mengandalkan dalam sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, sektor ekonomi Indonesia mengalami perubahan. Pada awalnya, perekonomian Indonesia lebih mengandalkan dalam sektor pertanian. Namun seiring
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia sampai saat ini adalah salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia sampai saat ini adalah salah satu permasalahan yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi semua pihak. Hal ini disebabkan karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan kontribusi penting bagi perekonomian negara. Industri kreatif global diperkirakan tumbuh 5% per
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun masehi, berkembang melalui penemuan mesin-mesin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah ekonomi di dunia tergambar sejak revolusi industri di Inggris antara tahun 1750-1850 masehi, berkembang melalui penemuan mesin-mesin industri yang mampu menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran Era Pertanian ke Era Industrialisasi dan semakin majunya Era komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari seluruh pola pikir dalam
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016
Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 JAKARTA, 16 FEBRUARI 2016 Kepada Yang Terhormat: 1. Pimpinan Komisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Wakil Ketua DPRD Kota Yogyakarta, M. Ali Fahmi, SE, MM yang dikutip dalam artikel koran Kedaulatan Rakyat 24 Agustus 2015, selain Yogyakarta mendapat predikat
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH 5.1 VISI DAN MISI KOTA CIMAHI. Sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
KEMENTERIAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL EKONOMI KREATIF BERBASIS SENI DAN BUDAYA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL EKONOMI KREATIF BERBASIS SENI DAN BUDAYA 2014 LAMPIRAN
Lebih terperinciAssalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh, Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi kita semua.
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PEMBUKAAN SWARNA FEST 2015 ROTE NDAO, 6 NOVEMBER 2015 Yth. Gubernur Nusa Tenggara Timur, Yth. Bupati Rote Ndao Yth. Para Kepala Daerah se-provinsi Nusa Tenggara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam rencana pengembangan industri kreatif Indonesia tahun 2025 yang dirumuskan oleh Departemen Perdagangan RI dijelaskan adanya evaluasi ekonomi kreatif. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi negara merupakan suatu hal yang sangat penting karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih baik untuk dicapai sehingga
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 125 TAHUN : 2011 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 125 TAHUN : 2011 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH JATI MANDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1.Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif karena penelitian ini bertujuan untuk membuat gambaran
Lebih terperinciPENTINGNYA PEMETAAN DAN HARMONISASI REGULASI EKONOMI KREATIF
PENTINGNYA PEMETAAN DAN HARMONISASI REGULASI EKONOMI KREATIF Dr. Sabartua Tampubolon (sabartua.tampubolon@bekraf.go.id, sabartuatb@gmail.com) Direktur Harmonisasi Regulasi dan Standardisasi Badan Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung Gambar 1.1 Logo Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK)
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG
BAB 1 Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG Penduduk dalam menjalankan aktivitas dan usaha ekonomi telah mengalami transformasi, hal ini sesuai dengan perkembangan daerahnya dan wilayahnya. Pada tahun 50 70-an
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini dunia telah memasuki era industri pada gelombang keempat, yaitu industri ekonomi kreatif (creative economic industry). Industri ini telah mampu
Lebih terperinci2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia senantiasa melakukan pembangunan di segala bidang, termasuk pembangunan di bidang ekonomi adalah sektor perindustrian. Dalam era globalisasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab 1 berisikan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang diangkatnya penelitian ini, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika dalam penulisan laporan
Lebih terperinciHASIL KARYA PRIBADI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Semakin sulitnya keadaan perekonomian dunia saat ini yang diakibatkan krisis
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin sulitnya keadaan perekonomian dunia saat ini yang diakibatkan krisis perekonomian global yang dampaknya dirasakan oleh seluruh dunia saat ini. Tidak ada satu
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Demikian, semoga bermanfaat. Bandung, Nopember PT. Metro Network Solutions
KATA PENGANTAR Mencapai tahap kemapanan ekonomi kreatif memerlukan visi dan strategi yang diikuti oleh langkah-langkah nyata oleh semua pihak yang terkait. Percepatan pencapaian tahap kemapanan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Sumber Daya Manusia yang cukup melimpah. Pada tahun 2005 dideklarasikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun 2004 pemerintah Kota Cimahi melakukan riset bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang merekomendasikan bahwa Kota Cimahi harus mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Pada awalnya seperti diketahui, kegiatan perekonomian hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian semakin cepat seiring dengan munculnya potensi ekonomi baru yang mampu menopang kehidupan perekonomian masyarakat dunia. Pada awalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan industri baik dari segi manufaktur maupun jasa. Salah satu strategi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan zaman saat ini yang ada di Indonesia telah banyak sekali pertumbuhan industri baik dari segi manufaktur maupun jasa. Salah satu strategi pengembangan industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modern sekarang ini, industri memiliki peran yang besar dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Khususnya di Indonesia yang sering di bahas oleh
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia
Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN PADA RAPAT KOORDINASI DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI DENGAN PEMERINTAH PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH JAWA, BALI DAN NUSA TENGGARA TAHUN
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia
Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN BARAT INDONESIA TAHUN 2008 Surabaya,
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN GELAR PRODUK UNGGULAN LAPAS JAKARTA, APRIL 2015
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN GELAR PRODUK UNGGULAN LAPAS JAKARTA, 31-02 APRIL 2015 Yth. Bapak Yasonna Hamonangan Laoly Menteri Hukum Dan HAM. Yth. Bapak Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta pengaruh perekonomian global. pemerintah yaitu Indonesia Desain Power yang bertujuan menggali
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahun perekonomian di Indonesia mengalami perkembangan, hal ini seiring dengan perkembangan jumlah penduduk, pendapatan masyarakat serta pengaruh perekonomian
Lebih terperinciLaporan Pengendalian Inflasi Daerah
Gubernur Bank Indonesia Laporan Pengendalian Inflasi Daerah Rakornas VI TPID 2015, Jakarta 27 Mei 2015 Yth. Bapak Presiden Republik Indonesia Yth. Para Menteri Kabinet Kerja Yth. Para Gubernur Provinsi
Lebih terperinciKESIAPAN SKKNI UNTUK TENAGA KERJA INDUSTRI YANG KOMPETEN
Direktorat Industri Elektronika dan Telematika Ditjen IUBTT Kementerian Perindustrian KESIAPAN SKKNI UNTUK TENAGA KERJA INDUSTRI YANG KOMPETEN Disampaikan pada Sosialisasi SKKNI Kementerian Komunikasi
Lebih terperinci1. Karakter kota yang kuat yang mendukung citra kota sebagai salah
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Pencapaian visi jangka panjang kota Yogyakarta tahun 2000-2025 yang tertuang dalam dokumen-dokumen perencanaan merupakan dasar filosofis pembangunan kota. Demikian
Lebih terperinciPEREKONOMIAN INDONESIA
PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi kerakyatan, sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 33 UUD 1945, adalah sebuah sistem perekonomian yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Sistem
Lebih terperinciAssalaamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Om Swastiastu.
KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PEMBUKAAN INTERNATIONAL CONFERENCE ON CREATIVE INDUSTRY (ICCI) 2015 DI BALI Denpasar, 11 Agustus 2015 Distinguished Fellow Speakers Ladies and gentlemen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola setiap sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan
Lebih terperinciV. PEMBAHASAN Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penanaman Modal Asing di Kota. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi
V. PEMBAHASAN 5.1. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penanaman Modal Asing di Kota Cimahi Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi penanaman modal asing di Kota Cimahi adalah dengan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2017 PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG Presentation by : Drs. BUDIHARTO HN. DASAR HUKUM KEPARIWISATAAN Berbagai macam kegiatan yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia terlahir dengan karunia berupa kecerdasan. Kecerdasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia terlahir dengan karunia berupa kecerdasan. Kecerdasan tersebut terdapat pada sistem syaraf yang ada pada diri manusia yaitu otak. Otak tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sektor industri merupakan salah satu sektor yang dianggap dapat meningkatkan kemakmuran suatu negara. Hal ini seiring dengan pendapat Adriyanto (2013: 1) yang menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Bandung merupakan kota kreatif dengan potensi sumber daya manusia kreatif terbesar. Sejak dulu Bandung telah dikenal sebagai pusat tekstil, mode, seni,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi kreatif merupakan pengembangan konsep berdasarkan modal kreatifitas yang dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut Presiden Susilo Bambang
Lebih terperinciminimal 1 (satu) kali, sedangkan pada tahun 2013 tidak dilaksanakan pameran/ekspo.
minimal 1 (satu) kali, sedangkan pada tahun 2013 tidak dilaksanakan pameran/ekspo. Perpustakaan Jumlah kunjungan ke perpustakaan selama 1 tahun di Kota Bandung dibandingkan dengan jumlah orang yang harus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pembangunan daerah di Indonesia pada dasarnya didasari oleh kebijaksanaan pembangunan nasional dengan mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan daerah. Kebijaksanaan
Lebih terperinciSAMBUTAN PENUTUPAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA JAKARTA FOOD SECURITY SUMMIT 2012 (JFSS) FEED INDONESIA FEED THE WORLD JAKARTA, 8 FEBRUARI 2012
SAMBUTAN PENUTUPAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA JAKARTA FOOD SECURITY SUMMIT 2012 (JFSS) FEED INDONESIA FEED THE WORLD JAKARTA, 8 FEBRUARI 2012 Bismillahirrahmanirrahim, Yth. Ketua Umum Kamar Dagang dan
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. Gambar 1.1 Gelombang Perekonomian Dunia. (sumber:
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perkembangan Era Ekonomi Kreatif Kondisi ekonomi di Dunia saat ini telah memasuki era ekonomi gelombang ke- 4 yang dikenal dengan nama Era Ekonomi Kreatif.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah
35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari
Lebih terperinciBAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA
BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya masih menjadi masalah sosial yang harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era keterbukaan ekonomi saat ini, setiap Negara berupaya seoptimal mungkin menggali potensi perekonomian yang memiliki keunggulan daya saing, sehingga mampu membawa
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN TIMUR INDONESIA TAHUN
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN TIMUR INDONESIA TAHUN 2008 Makassar, 25-28 Maret 2008 Penjabat Gubernur Sulawesi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga sebagai penghasil sumber daya alam yang melimpah, terutama di sektor pertanian dan perkebunan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini sektor Usaha kecil menengah semakin menggeliat sebagai penopang ekonomi nasional. Hal tersebut terlihat dari pengalaman yang mampu melewati masa krisis yang
Lebih terperinciIndustri Kreatif Jawa Barat
Industri Kreatif Jawa Barat Dr. Togar M. Simatupang Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB Masukan Kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat 2007 Daftar Isi Pengantar Industri Kreatif Asal-usul
Lebih terperinciSambutan Gubernur Bank Indonesia Karya Kreatif Indonesia Pameran Kerajinan UMKM Binaan Bank Indonesia Jakarta, 26 Agustus 2016
Sambutan Gubernur Bank Indonesia Karya Kreatif Indonesia Pameran Kerajinan UMKM Binaan Bank Indonesia Jakarta, 26 Agustus 2016 Yang Terhormat, Ibu Mufidah Jusuf Kalla Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. 2) Kegiatan pengabdian pada masyarakat merupakan implementasi hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh civitas akademika.
KATA PENGANTAR Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pengabdian kepada masyarakat harus berperan dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Lebih terperinciV BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian
1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian awal dari penelitian. Pendahuluan adalah awal suatu cara untuk mengetahui suatu masalah dengan cara mengumpulkan
Lebih terperinciEKONOMI KREATIF DALAM PERSPEKTIF PERDAGANGAN, HAMBATAN DAN PERAN PERGURUAN TINGGI
EKONOMI KREATIF DALAM PERSPEKTIF PERDAGANGAN, HAMBATAN DAN PERAN PERGURUAN TINGGI Dedi Budiman Hakim dan Muhammad Fazri, Bogor, 29 Desember 2015 Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek yang sangat menonjol dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini disebabkan masalah ketenagakerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara
Lebih terperinci18 Desember STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan
18 Desember 2013 STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup 18 Desember 2013 Peran Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah membutuhkan jasa angkutan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu daerah membutuhkan jasa angkutan yang cukup serta memadai. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat diharapkan
Lebih terperinciAssalamu alaikum Wr. Wb. Selamat pagi, dan salam sejahtera untuk kita semua.
Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN PADA ACARA GROUNDBREAKING PLAZA INDONESIA JABABEKA Cikarang, 13 Juni 2015 Yth. : 1. Jajaran Direksi PT. Jababeka Tbk; 2. Jajaran Direksi PT. Plaza Indonesia
Lebih terperinciSAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PADA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG PERPUSTAKAAN
SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PADA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG PERPUSTAKAAN Hotel Novotel, Jl. Duyung Sei Jodoh Batam Tanggal 17-19 April 2007 Yth. Walikota Batam; Yth. Sekretaris
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN PAMERAN KOPERASI JASA KARYA NURANI RAKYAT JAKARTA, 16 MARET 2016
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN PAMERAN KOPERASI JASA KARYA NURANI RAKYAT JAKARTA, 16 MARET 2016 Yang Saya Hormati, 1. Bapak Jenderal TNI (Purn) Wiranto 2. Bapak Menteri Pemberdayaan
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN A. Visi Mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Semarang Tahun
Lebih terperinciPengembangan Ekonomi Kreatif dan Pemberdayaan Pemuda Indonesia Ahmad Buchori Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan
Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Pemberdayaan Pemuda Indonesia Ahmad Buchori Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan Bogor, 29 Desember 2015 1 Agenda 1. Potensi dan Tantangan Kondisi
Lebih terperinciAnalisis Isu-Isu Strategis
Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4
Lebih terperinciDampak Positif Ekonomi Kreatif
KAJIAN MODEL USAHA EKONOMI KREATIF SEBAGAI PENUNJANG PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI LAMPUNG PENDAHULUAN Transformasi struktur perekonomian dunia, dari yang tadinya berbasis Sumber Daya Alam (SDA) menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang pertumbuhan perekonomian mengalir dalam era ilmu pengetahuan dan ide yang menjadi motor dalam perkembangan ekonomi. Era tersebut pada saat ini dikatakan
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA KONGRES KE 15 DAN TEMU ILMIAH INTERNASIONAL PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA TAHUN 2014
SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA KONGRES KE 15 DAN TEMU ILMIAH INTERNASIONAL PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA TAHUN 2014 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Selamat pagi dan
Lebih terperinci2017, No Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif (Berita Negara R
No.1015, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Pemasaran Produk Ekonomi Kreatif Nasional. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEMASARAN PRODUK EKONOMI KREATIF NASIONAL
Lebih terperinciSISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA
9 LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA KUNJUNGAN DI UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG, 14 APRIL 2016
Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA KUNJUNGAN DI UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG, 14 APRIL 2016 Kepada Yang Terhormat: 1. Saudara Rektor Universitas Nusa
Lebih terperinciGUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DAERAH PROVINSI RIAU
GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI. Assalaamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua
BUPATI BANYUWANGI SAMBUTAN BUPATI BANYUWANGI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL DIRANGKAI DENGAN PERINGATAN HARI OTONOMI DAERAH KE-18 SEKALIGUS DEKLARASI GEMPITA PERPUS (GERAKAN MASYARAKAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peradaban ekonomi dunia terbagi dalam tiga gelombang. Gelombang pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi industri. Ketiga adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan
Lebih terperinciBAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan
Lebih terperinciBAB II KONDISI DESA GEMEKSEKTI
55 BAB II KONDISI DESA GEMEKSEKTI A. Kondisi Geografis Desa Gemeksekti Kondisi geografis, sosial dan ekonomi, sedikit banyak memberikan terhadap daya kreatif dan imajinasi pada suatu komunitas masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan
0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang
Lebih terperinciBAB 1 LATAR BELAKANG
BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Pemilihan Usaha Definisi Ekonomi Kreatif menurut Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia adalah penciptaan nilai tambah yang berbasis ide yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini menjadi fokus utama yang sangat ramai dibicarakan masyarakat karena dengan mengembangkan sektor pariwisata maka pengaruh pembangunan
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF DIREKTORAT JENDERAL EKONOMI KREATIF BERBASIS SENI DAN BUDAYA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL 14 NOVEMBER 2016
SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL 14 NOVEMBER 2016 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera Bagi Kita Semua, Saudara-saudara sekalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia telah mengalami krisis ekonomi yang menyebabkan jatuhnya perekonomian nasional. Banyak usaha-usaha skala besar pada berbagai sektor termasuk industri, perdagangan,
Lebih terperinci