BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Sugiarto Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR SINGKATAN.... ABSTRAK... ABSTRACT... i iii v vi vii viii ix x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Rumusan Masalah Penelitian Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Kerangka Konseptual Administrasi Publik Implementasi Kebijakan Publik Konsep Implementasi Model Implementasi Kebijakan Konsep Kebijakan Publik Pembangunan Sumber Daya Manusia Pengertian Pembangunan Sumber Daya Manusia Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia Jenis Pengembangan Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia Pariwisata Peranan Pendidikan Dalam Meningkatkan Kemampuan SDM Kepariwisataan Penguasaan Dan Peningkatan Bahasa Asing Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Konsep Masyarakat Ekonomi ASEAN Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN Kerangka Pemikiran BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sumber Data... 40
2 3.3 Unit Analisis Teknik Penentuan Informan Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Teknik Penyajian Data BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Letak Geografis Kabupaten Badung Kependudukan Profil Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Disosnaker Tugas Pokok dan Fungsi Hasil Temuan dan Analisa Implementasi Kebijakan Sertifikasi Kompetensi SDM Pariwisata di Era Masyarakat Ekonomi Asean di Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung Manfaat Dari Adanya Sertifikasi Kompetensi SDM Pariwisata di Era Masyarakat Ekonomi Asean Analisis Penelitian Implementasi Kebijakan Sertifikasi Kompetensi SDM Pariwisata di Era Masyarakat Ekonomi Asean di Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung Manfaat Dari Adanya Sertifikasi Kompetensi SDM Pariwisata di Era Masyarakat Ekonomi Asean BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
3 DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1. Jumlah SDM Pariwisata yang tercatat di Kabupaten Badung Tahun Persentase Rasio Angkatan Kerja Berpendidikan Tinggi (Diploma/Universitas) terhadap Total Angkatan Kerja Tahun
4 DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 2.1 Alur Sistem Administrasi Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Menurut Merilee S. Grindle Kerangka Pemikiran... 38
5 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Daftar Informan Lampiran 2 : Pedoman Wawancara Lampiran 3 : Dokumentasi Penelitian Lampiran 4 : Surat-surat
6 DAFTAR SINGKATAN UU : Undang-Undang SDM : Sumber Daya Manusia MEA : Masyarakat Ekonomi ASEAN ASEAN : Association of South East Asian Nations AEC : Asean Economic Community LSP : Lembaga Sertifikasi Profesi DISOSNAKER : Dinas Sosial Tenaga Kerja LATTAS : Pelatihan Dan Produktivitas HRD : Human Resources and Development PUSPEM : Pusat Pemerintah MoU : Memorandum of Understanding WEF : World Economic Forum SKKNI : Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia PNS : Pegawai Negeri Sipil KADIN : Kamar Dagang Industri Nasional
7
8 ABSTRAK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PARIWISATA DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (Studi Kasus di Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung) Permasalahan implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dalam merealisasikan program yang belum dilaksanakan merupakan permasalahan yang harus diatasi. Dalam prakteknya implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang dinamis sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri. Akan tetapi masih ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung seperti masih terbatasnya sumber daya manusia pengelola baik dari sisi kuantitas maupun kualitas, kurangnya kesadaran SDM akan pentingnya sertifikasi, kurangnya penguasaan bahasa asing terutama bahasa Inggris, dan minimnya daya saing tenaga kerja kita yang siap pakai dan benarbenar mampu bekerja sesuai dengan standar kerja. Kebijakan Pemerintah Daerah bagi pariwisata untuk mendukung Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah meningkatkan pengetahuan dan keahlian (kompetensi) bagi pelaku kepariwisataan untuk terpenuhinya standarisasi pelayanan dan penanganan wisatawan melalui uji kompetensi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data diperoleh penulis dengan melakukan observasi untuk dapat melihat secara langsung fenomena yang terjadi dilapangan dan melakukan wawancara mendalam dengan narasumber yang berhubungan dengan implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi SDM di era MEA. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pertama Implementasi kebijakan sertifikasi SDM pariwisata di era MEA ini belum optimal dalam pelaksanaanya. Kedua, Manfaat dari adanya Sertifikasi Kompetensi SDM pariwisata di era MEA belum dapat dirasakan manfaatnya. Implikasi dari penelitian ini adalah agar implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) perlu ditingkatkan untuk dapat merealisasikan program yang akan dilaksanakan dan tujuan yang diharapkan tercapai. Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Sertifikasi Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
9 ABSTRACT POLICY IMPLEMENTATION CERTIFICATION OF COMPETENCE HUMAN RESOURCES (HR) TOURISM IN THE ERA OF ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (Case Study in Social Service Workers Badung) The problems of policy implementation competence certification Human Resources (HR) Tourism in the era of the ASEAN Economic Community (AEC) is in the realization of the program has not been implemented, that problem must be addressed. In practice, the implementation of policy is a dynamic process that will eventually get a result consistent with the objectives or goals of the policy. However, there are still some constraints faced by the Social Department of Labor Badung such as the limitation of human resources managers both in terms of quantity and quality, such as lack of awareness of human resources to the importance of certification, lack of mastery of foreign languages, especially English, and the lack of competitiveness of labor we are ready to use and actually being able to work in accordance with standard work. Government policy on tourism to support the ASEAN Economic Community (AEC) is to increase knowledge and skills (competencies) for perpetrators of tourism for the fulfillment of the standardization of services and tourist management through competency test. This study used a qualitative method with descriptive approach. The data obtained by the authors by making observation to be able to see directly the phenomena that occur in the field and conduct in-depth interviews with informants related to the implementation of HR competency certification policy in the era of the MEA. The conclusion of this research is, the first implementation of HR certification policy era of tourism in the MEA is not optimal in practice. Second, the benefits of the HR Competency Certification era of tourism in MEA has not been perceived benefits. The implication of this study is that policy implementation competence certification Human Resources (HR) Tourism in the era of the ASEAN Economic Community (AEC) should be increased in order to realize the program to be implemented and achieved the expected goals. Keywords: Implementation, Certification of Competency Human Resources (HR) of Tourism, the ASEAN Economic Community (AEC).
10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian implementasi sangat berkaitan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk dapat merealisasikan program, dimana pada posisi ini seorang eksekutif mengatur cara untuk mengorganisir, menginterpretasikan dan menerapkan kebijakan yang telah diseleksi. Sehingga dengan mengorganisir, seorang eksekutif mampu mengatur secara efektif dan efisien sumber daya, unit-unit dan teknik yang dapat mendukung pelaksanaan program, serta melakukan interpretasi terhadap perencanaan yang telah dibuat, dan petunjuk yang dapat diikuti dengan mudah bagi realisasi program yang dilaksanakan. ASEAN Economic Community atau Masyarakat Ekonomi Asean adalah hasil kerja sama negara-negara ASEAN (Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Vietnam, Thailand, Laos, Myanmar dan Kamboja) untuk mempermudah memperjual belikan barang atau jasa lintas negara dengan membentuk pasar tunggal yang mengintegrasikan ekonomi regional Asia Tenggara. Tujuan dari diciptakannya MEA ini, berdasarkan piagam ASEAN adalah dalam upaya meningkatkan perekonomian kawasan dengan meningkatkan daya saing di kancah regional dan internasional agar ekonomi tumbuh merata. Juga meningkatkan taraf hidup masyarakat ASEAN. Demikian sebaliknya, Indonesia dapat menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara. Tidak hanya itu, MEA juga membuka pasar tenaga kerja profesional. Ada delapan profesi yang dibuka saat MEA mulai bergulir yaitu insinyur, arsitek, perawat, tenaga survei, tenaga pariwisata, praktisi medis, dokter gigi, dan akuntan. Pada awal tahun 2016, Indonesia telah resmi memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) termasuk juga Bali. Implementasi MEA yang meliputi arus bebas barang, arus bebas jasa,
11 arus bebas investasi, arus modal yang lebih bebas, dan arus bebas tenaga kerja terampil disikapi dengan antusias oleh masing masing negara. Sektor ketenagakerjaan mendapat perhatian khusus dari masing masing negara ASEAN karena sektor ini membutuhkan langkah persiapan yang matang untuk membangun SDM berkualitas. Dalam hal ini, sektor pariwisata sangat proaktif berkoordinasi dengan ketenagakerjaan dalam mengembangkan kualitas SDM. Dan beberapa persyaratan umum yang harus dimiliki sebuah negara supaya produk barang dan jasa bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya yakni negara-negara ASEAN harus mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil, cerdas, dan kompetitif. Berikut daftar tabel SDM Pariwisata yang telah mengikuti uji kompetensi yang tercatat di Kabupaten Badung. Tabel 1.1 Jumlah SDM Pariwisata yang tercatat di Kabupaten Badung tahun TAHUN JUMLAH orang orang orang orang orang Total 3090 Orang Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung Salah satu kebijakan Pemerintah Daerah bagi pariwisata untuk mendukung Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah meningkatkan pengetahuan dan keahlian (kompetensi) bagi pelaku kepariwisataan untuk terpenuhinya standarisasi pelayanan dan penanganan wisatawan melalui uji kompetensi. Sehubungan dengan hal tersebut dengan adanya implementasi kebijakan
12 sertifikasi kompetensi sumber daya manusia (SDM) pariwisata di era MEA merupakan suatu kajian yang mengarah pada proses pelaksanaan dari suatu kebijakan. Dalam prakteknya implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang dinamis sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata. Sertifikasi kompetensi di bidang pariwisata bertujuan untuk memberikan pengakuan terhadap kompetensi tenaga kerja, dan sekaligus meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja. Sementara sertifikasi usaha pariwisata dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepariwisataan, dan produktivitas usaha pariwisata. Sertifikat tenaga kerja bidang pariwisata diberikan kepada tenaga kerja pariwisata yang telah memenuhi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), yang disusun oleh instansi pemerintah bidang pariwisata bersama-sama asosiasi usaha pariwisata, asosiasi profesi dan akademisi. Sertifikat ini diberikan melalui uji kompetensi sesuai SKKNI, standar nasional dan/atau standar khusus. Pelaksana sertifikasi kompetensi di bidang pariwisata dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bidang Pariwisata, yang dilaksanakan pada saat proses pembelajaran, hasil pembelajaran, atau hasil pengalaman kerja di usaha pariwisata. Bagi usaha pariwisata kegiatan sertifikasi profesi membantu dunia usaha kepariwisataan dalam meningkatkan standar kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki. Persaingan tenaga kerja menuntut persyaratan keahlian dan keterampilan yang profesional yang dibuktikan dengan sertifikasi kompetensi. Unsur Sumber daya manusia sangat dominan dalam pengembangan kepariwisataan sehingga penyediaan, pembinaan, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang kompeten menjadi perhatian utama. Salah satu tujuan mewajibkan sertifikasi untuk menyiapkan tenaga kerja pariwisata dalam negeri menghadapi persaingan di era Masyarakat
13 Ekonomi ASEAN. Selain dalam pelaksanaan sertifikasi profesi di industri pariwisata diharapkan menggalakkan penyuluhan bagi masyarakat lokal yang menjadi ujung tombak pariwisata. Masyarakat lokal dianggap menjadi faktor sumber daya manusia pendukung penting dalam penyelenggaraan kepariwisataan khususnya Bali dan diharapkan masyarakat lokal di sekitar destinasi wisata juga memiliki wawasan sadar wisata sehingga menjadi lebih tanggap terhadap potensi pariwisata di lingkungannya serta mampu melestarikannya dalam bentuk kegiatan pariwisata yang berkelanjutan. Bali sebagai salah satu destinasi pariwisata favorit Indonesia, perlu mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) handal untuk menuju persaingan diantara anggota Negara ASEAN agar tidak kalah saing dengan kualitas tenaga dari luar. Dimana, Bali disini merupakan magnet terbesar Indonesia untuk mendatangkan wisatawan mancanegara. Bahkan Bali sudah terkenal di seluruh dunia daripada Indonesia sendiri. Bali sudah diakui dunia dengan keindahan alam dan budaya yang dimilikinya. Berlakunya pasar tunggal berbasis produksi yang dinamis dan kompetitif dalam ASEAN Economic Community (AEC) yang dimulai pada awal tahun 2016 merupakan sebuah tantangan dalam memajukan sektor pariwisata. Kualitas tenaga kerja yang terampil di sektor pariwisata menjadi tantangan selanjutnya. Kegiatan yang sudah tampak dilakukan oleh Pemerintah Daerah Bali sendiri untuk mendukung MEA seperti melakukan lokakarya, seminar sosialisasi MEA, pelatihan-pelatihan tenaga kerja, menerapkan standarisasi-standarisasi pekerja, dan lain sebagainya, yang semua itu ditujukan agar Indonesia khususnya Bali mampu bersaing dalam MEA. Meskipun sejumlah upaya-upaya sudah dilakukan, akan tetapi MEA ini tetap menimbulkan kekhawatiran pada industri pariwisata Bali, yang dibuktikan dengan wacana masyarakat yang melihat fenomena ini lebih banyak menimbulkan ancaman dari pada peluang. Dalam bayangan
14 masyarakat pada Industri Pariwisata akan terdapat aliran tenaga kerja luar yang akan merebut peluang kerja di Indonesia khususnya Bali, karena di Bali merupakan tujuan pariwisata turis dan sangat menggiurkan bagi pekerja luar untuk bekerja di Bali. Sedangkan tenaga kerja kita malah masih sibuk dengan permasalahan sertifikat kompetensi untuk bekerja di luar negeri. Dengan kata lain, tenaga kerja luar lebih siap. ( Selain itu, berdasarkan hasil observasi awal yang saya lakukan di lapangan dengan Ibu Ni Luh Putu Miarmi selaku kepala Seksi Standarisasi Sertifikasi dan Kompetensi Tenaga Kerja di Bidang Pelatihan Dan Produktivitas Tenaga Kerja (LATTAS) di Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung, Juni 2016, menyatakan bahwa memang terdapat beberapa masalah pada SDM Pariwisata di Bali seperti masih terbatasnya sumber daya manusia pengelola baik dari sisi kuantitas maupun kualitas seperti kurangnya penguasaan teknologi informasi (IT), kurangnya penguasaan bahasa asing terutama Inggris, dan minimnya daya saing tenaga kerja kita yang siap pakai dan benar-benar mampu bekerja sesuai dengan standar kerja industri. Beliau menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kemampuan SDM pariwisata kita, hal-hal tersebut harus menjadi fokus perhatian. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PARIWISATA DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (Studi Kasus di Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung). 1.2 Rumusan Masalah yaitu Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah
15 1. Bagaimana Implementasi Kebijakan Sertifikasi Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN di Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung? 2. Apa manfaat dari adanya Sertifikasi Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN? 1.3 Batasan Masalah Agar penelitian ini terfokus dan tidak menyimpang dari permasalahan yang ingin diteliti, maka penelitian ini penulis fokuskan pada implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi sumber daya manusia (SDM) pariwisata di era masyarakat ekonomi ASEAN, sedangkan pada sektor lainnya tidak dibahas. Data yang diperoleh dari penelitian ini ialah dari Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi sumber daya manusia (SDM) pariwisata di era masyarakat ekonomi ASEAN serta manfaat dari adanya sertifikasi kompetensi SDM pariwisata di era masyarakat ekonomi ASEAN. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a) Mengetahui implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi sumber daya manusia (SDM) pariwisata di era masyarakat ekonomi ASEAN serta manfaat dari adanya sertifikasi kompetensi tersebut.
16 b) Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi sumber daya manusia (SDM) pariwisata di era masyarakat ekonomi ASEAN. 2. Manfaat Praktis a) Bagi peneliti diharapkan dapat memberikan tambahan gambaran mengenai implementasi kebijakan pemerintah di era masyarakat ekonomi ASEAN, khususnya pada SDM pada sektor pariwisata. b) Bagi para akademisi diharapkan dapat berguna sebagai tambahan informasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan. c) Bagi Pemerintah daerah, kontribusi penelitian ini tidak hanya dalam memperkaya khasanah teori, tetapi dapat sebagai sarana monitoring dalam pelaksanaan program pemerintah. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam skripsi ini dibagi kedalam 5 (lima) bab. Masing-masing bab tersebut diuraikan sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
17 BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini mencakup kajian pustaka yang menjelaskan beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan tema dalam penelitian ini, kerangka konseptual serta kerangka pemikiran. BAB III: METODELOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, sumber data, unit analisis, teknik penentuan informan, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik penyajian data, serta keterbatasan penelitian. BAB IV: PEMBAHASAN Dalam bab ini akan membahas mengenai gambaran umum subyek/obyek penelitian yakni menyangkut implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi sumber daya manusia (SDM) pariwisata di era masyarakat ekonomi ASEAN serta membahas hasil temuan dan analisa. BAB V: PENUTUP Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta berisikan saran yang bersifat membangun bagi subyek maupun obyek penelitian.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PARIWISATA DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PARIWISATA DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (Studi Kasus di Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung) Daima Oshika Chandra 1, Dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang konstruksi berperan membangun struktur dan infra struktur di suatu negara. Infrastruktur yang memadai
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia terletak di benua Asia, tepatnya di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara yang terletak di kawasan ini memiliki sebuah perhimpunan yang disebut dengan ASEAN (Assosiation
Lebih terperinciKESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013
KESEMPATAN KERJA MENGHADAPI LIBERALISASI PERDAGANGAN Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja Jakarta, 5 Juli 2013 1 MATERI PEMAPARAN Sekilas mengenai Liberalisasi Perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Setiap negara pasti memiliki hubungan interaksi dengan negara lain yang diwujudkan dengan kerja sama di suatu bidang tertentu. Salah satu diantaranya adalah
Lebih terperinciLANGKAH ANTISIPATIF PEMPROV DALAM MENGHADAPI MEA / AEC
LANGKAH ANTISIPATIF PEMPROV DALAM MENGHADAPI MEA / AEC attitude knowledge skill Agus Sutrisno Empat Kerangka Strategis MEA ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang didukumg dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi bagi seluruh bangsa di dunia adalah fakta sejarah yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan ASEAN. Globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Para pemimpin ASEAN setuju untuk mempercepat integrasi perekonomian dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada ASEAN Summitbulan Januari 2007
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jurusan Akuntansi, Manajemen, dan IE (Ilmu Ekonomi). Mahasiswa Ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis UMY adalah mahasiswa di perguruan tinggi yang fokus mempelajari ilmu seputar ekonomi dan bisnis yang meliputi jurusan Akuntansi, Manajemen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pariwisata merupakan industri terbesar dalam penggerak perekonomian yang tercatat mengalami pertumbuhan positif diseluruh dunia ditengah-tengah ketidakpastian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang krusial. Oleh karena itu, menjadi negara maju adalah impian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan antar negara-negara di dunia dalam hal perekonomian merupakan hal yang krusial. Oleh karena itu, menjadi negara maju adalah impian dari setiap negara. Sebuah
Lebih terperinciKontribusi kadin dalam menyiapkan tenaga kerja kompeten
MAJU BERSAMA KADIN JAWA TENGAH Kontribusi kadin dalam menyiapkan tenaga kerja kompeten Sumbangan pemikiran dalam menghadapi ASEAN Economic Community - 2015 Oleh : Iskandar Sanoesi issanoesi@yahoo.com Asean
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan ilmu sosial di perguruan tinggi yang masih banyak diminati hingga saat ini. Sejalan dengan kemajuan dunia teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi negara merupakan hal yang sangat penting untuk dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan perekonomian yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal manusia berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara maka modal manusia merupakan faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh akuntan publik. Selain itu, kondisi perekonomian domestik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan jasa profesi akuntansi, khususnya jasa akuntan publik di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Banyak peraturan perundangundangan yang mewajibkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Menurut laporan Education for all (EFA ) Global
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan indikator kemajuan suatu bangsa yang sangat penting dalam membentuk fondasi kompetensi bangsa tersebut. Berbicara tentang pendidikan tidak
Lebih terperinciMAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA
MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA By: DR SUTRISNO IWANTONO Board Member of Indonesian Hotel and Restaurant Association Dialogue
Lebih terperinciTANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts
TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS Garment Factory Automotive Parts 1 Tantangan eksternal : persiapan Negara Lain VIETNAM 2 Pengelolaaan ekspor dan impor Peningkatan pengawasan produk ekspor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada KTT ASEAN ke-20 yang dihadiri oleh seluruh anggota yaitu: Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam, Laos, Myanmar
Lebih terperinciMENILIK KESIAPAN DUNIA KETENAGAKERJAAN INDONESIA MENGHADAPI MEA Oleh: Bagus Prasetyo *
MENILIK KESIAPAN DUNIA KETENAGAKERJAAN INDONESIA MENGHADAPI MEA Oleh: Bagus Prasetyo * Dalam KTT Association of Southeast Asian Nation (ASEAN) ke-9 yang diselenggarakan di Provinsi Bali tahun 2003, antar
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGEMBANGAN ARSIPARIS DI INDONESIA DAN TANTANGANNYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Kurniatun. Abstrak
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN ARSIPARIS DI INDONESIA DAN TANTANGANNYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 1 Kurniatun Abstrak OPINI Dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 tuntutan terhadap
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015
PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015 J.S. George Lantu Direktur Kerjasama Fungsional ASEAN/ Plt. Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN Jakarta, 20 September 2016 KOMUNITAS ASEAN 2025 Masyarakat
Lebih terperinciIna Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015
Ina Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015 TRANSFORMASI ASEAN 1976 Bali Concord 1999 Visi ASEAN 2020 2003 Bali Concord II 2007 Piagam
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. pemerintah Indonesia telah melakukan ratifikasi Piagam ASEAN kedalam. hukum nasional Indonesia dengan menerbitkan Undang-Undang Nomor
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk integrasi regional di kawasan Asia Tenggara, yang dibangun melalui penciptaan pasar tunggal dan basis produksi sebagai
Lebih terperinciUPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LOKAL PADA DAYA TARIK WISATA LEMO, KECAMATAN MAKALE UTARA, KABUPATEN TANA TORAJA
UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LOKAL PADA DAYA TARIK WISATA LEMO, KECAMATAN MAKALE UTARA, KABUPATEN TANA TORAJA Seriany Tonglo a, 1, I Made Adikampana a, 2 1seriozan1@gmail.com, 2 adikampana@gmail.com a
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat, dan institusi-institusi
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian
1 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, perekonomian internasional merupakan salah satu pilar utama dalam proses pembangunan dunia yang lebih maju. Organisasi-organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pengelolaan strategi pendidikan dan pelatihan, karena itu pembangunan
Lebih terperinciPOTENSI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN GIANYAR
POTENSI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN GIANYAR oleh Dewa Gde Ari Surya Wibawa Cok Istri Anom Pemayun Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas HukumUniversitas Udayana ABSTRACT Gianyar
Lebih terperinciINOVASI GOVERNMENTAL MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015
INOVASI GOVERNMENTAL MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 1 : 1 Potret Kabupaten Malang 2 Pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 3 Kesiapan Kabupaten Malang Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat di berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat di berbagai bidang industri, tak terkecuali pada industri Pariwisata. Persaingan tidak hanya terjadi
Lebih terperinciTANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Sri Suharmini Wahyuningsih 1 Abstrak
TANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Sri Suharmini Wahyuningsih 1 minuk@ut.ac.id Abstrak Kesepakatan pemimpin ASEAN dalam memajukan masyarakat agar dapat mengembangan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan Indonesia terkait dengan prinsip Wawasan Nusantara telah membuahkan hasil dengan diakuinya konsep negara kepulauan atau archipelagic state secara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. mengalami peningkatan dengan prakira total jumlah wisatwan akan mencapai 10.3 %
BAB V KESIMPULAN Perkembangan pariwisata ASEAN sejak tahun 2009 hingga tahun 2013 mengalami peningkatan, peningkatan tersebut didorong dengan meningkatnya jumlah wisatawan baik wisatawan dari negara anggota
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN
PENUGASAN PENUGASAN WAKIL PRESIDEN KEPPRES NO. 1 TAHUN KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN ABSTRAK : - bahwa untuk menjaga lancarnya pelaksanaan pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kekayaan suatu negara yang dijadikan sebagai modal dasar pembangunan. Pembangunan bertujuan untuk menciptakan lingkungan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu pendorong peningkatan perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional, melalui kegiatan ekspor impor memberikan keuntungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata telah menjadi salah satu sektor perekonomian utama di Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata telah menyumbangkan
Lebih terperinci2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara dengan sumberdaya yang begitu melimpah ternyata belum mampu dikelola untuk menghasilkan kemakmuran yang adil dan merata bagi rakyat.
Lebih terperinciMEMANFAATKAN KERJASAMA PARIWISATA ASEAN UNTUK MENDORONG INDUSTRI PARIWISATA INDONESIA
MEMANFAATKAN KERJASAMA PARIWISATA UNTUK MENDORONG INDUSTRI PARIWISATA INDONESIA Oleh: Suska dan Yuventus Effendi Calon Fungsional Peneliti Badan Kebijakan Fiskal Pertumbuhan pariwisata yang cukup menggembirakan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap
Lebih terperinciJUDUL HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI Halaman JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SINGKATAN...
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini, globalisasi ekonomi merupakan hal yang harus dihadapi oleh suatu negara apabila negara tersebut ingin memiliki keunggulan bersaing. Globalisasi ekonomi sudah dimulai
Lebih terperinciPerkembangan informasi kesehatan di Indonesia telah mengalami tiga pembagian masa yaitu dari Era
OPTIMIZATION OF POLICY IMPLEMENTATION MODEL OF (MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM IN PUBLIC HEALTH CENTER REGARDING MATERNAL AND CHILD HEALTH) Machfudloh 1), Ainul Muthoharoh 2) Email: machfudloh@unissula.ac.id
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. seperti ASEAN Industrial Project (AIP) tahun 1976, the ASEAN Industrial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASEAN telah menghasilkan banyak kesepakatan-kesepakatan baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya. Pada awal berdirinya, kerjasama ASEAN lebih bersifat politik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Potensi UMKM Kota Bandung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di kota Bandung yang semakin berkembang ternyata membuat jumlah unit usaha tetap
Lebih terperinciLAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013
LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ADB (Asian Development Bank) dan ILO (International Labour. Organization) dalam laporan publikasi ASEAN Community 2015: Managing
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ADB (Asian Development Bank) dan ILO (International Labour Organization) dalam laporan publikasi ASEAN Community 2015: Managing integration for better jobs
Lebih terperinciPENTINGNYA KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS SEBAGAI DALAM MENYONGSONG ASEAN COMMUNITY 2015
PENTINGNYA KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS SEBAGAI DALAM MENYONGSONG ASEAN COMMUNITY 2015 Sri Handayani 1 1 Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Slamet Riyadi Surakarta email: Srihandayani_59@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai pengelola anggaran, bahkan legislatif dan yudikatif yang memiliki peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korupsi merupakan musuh bersama setiap negara, karena hal ini sudah menjadi fenomena mendunia yang berdampak pada seluruh sektor. Tidak hanya lembaga eksekutif tersandung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada akhir tahun 2015 ini, akan mulai diberlakukan Masyarakat Ekonomi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir tahun 2015 ini, akan mulai diberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menghadapi MEA yang meliputi lima aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama beberapa dekade terakhir, pariwisata telah mengalami perkembangan dan perubahan yang membuat pariwisata menjadi salah satu industri tercepat dan terbesar
Lebih terperinciI. Pendahuluan Bahasa adalah salah satu alat perhubungan paling utama untuk berkomunikasi karena dengan adanya bahasa seseorang akan mampu
I. Pendahuluan Bahasa adalah salah satu alat perhubungan paling utama untuk berkomunikasi karena dengan adanya bahasa seseorang akan mampu berinteraksi dengan sesama anggota masyarakat lainnya. Seperti
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. akan mengembangkan pasar dan perdagangan, menyebabkan penurunan harga
BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Integrasi ekonomi, Sesuai dengan tujuan pembentukannya, yaitu untuk menurunkan hambatan perdagangan dan berbagai macam hambatan lainnya diantara satu negara dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Strategi a. Konsep Strategi Strategi adalah suatu cara untuk mencapai tujuan perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Strategi dalam
Lebih terperinciSMART WAY TO GET A JOB
RAHMAT KURNIA SMART WAY TO GET A JOB Cara Cerdas Mendapatkan Pekerjaan Bukan Sekedar Melamar Kerja Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com SMART WAY TO GET A JOB Cara Cerdas Mendapatkan Pekerjaan
Lebih terperinciIdham: Kajian kritis pelaksanaan konsolidasi tanah perkotaan dalam perspektif otonomi..., USU e-repository 2008
INTI SARI Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap proses dan hasil pelaksanaan konsolidasi tanah perkotaan di Provinsi Sumatera Utara, apakah telah sesuai dengan aspirasi bagi peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek merupakan rangkaian kegiatan yang dibatasi waktu dengan alokasi sumber daya tertentu untuk mencapai yang telah direncanakan. Dalam dunia teknik sipil dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan nama Deklarasi Bangkok. Deklarasi ini disahkan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Organisasi Regional di Asia Tenggara dimulai dari inisiatif pemerintah di lima negara Asia Tenggara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan
Lebih terperinciKESIAPAN SDM HORTIKULTURA MENYAMBUT ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN ROEDHY POERWANTO DEWAN PEMBINA PERHORTI
KESIAPAN SDM HORTIKULTURA MENYAMBUT ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN ROEDHY POERWANTO DEWAN PEMBINA PERHORTI 4 Pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 1. Free movement of goods 2. Freedom of movement for workers
Lebih terperinciMasyarakat Ekonomi ASEAN. Persiapan Menghadapi Persaingan Dunia Kerja By : Tambat Seprizal (FE 06)
Masyarakat Ekonomi ASEAN Persiapan Menghadapi Persaingan Dunia Kerja By : Tambat Seprizal (FE 06) Tingkat Daya Saing Global Negara-Negara Asean Negara Peringkat 2013 Peringkat 2014 Peringkat 2015 Singapura
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PEMBUKAAN KONVENSI NASIONAL GUGUS KENDALI MUTU-INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (GKM-IKM)
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PEMBUKAAN KONVENSI NASIONAL GUGUS KENDALI MUTU-INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (GKM-IKM) DI PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT 10 Nopember 2015 Yth. Saudara Gubernur
Lebih terperinciKAJIAN YURIDIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA DALAM PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN TESIS
KAJIAN YURIDIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA DALAM PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN TESIS Disusun Dalam Rangka Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister PROGRAM MAGISTER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Association of South East Asian Nation (selanjutnya disebut ASEAN)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Association of South East Asian Nation (selanjutnya disebut ASEAN) merupakan kekuatan ekonomi ketiga terbesar setelah Jepang dan Tiongkok, di mana terdiri dari 10 Negara
Lebih terperinciPOLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015
POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015 Dr. Sahat M. Pasaribu Pendahuluan 1. Semua Negara anggota ASEAN semakin menginginkan terwujudnya kelompok masyarakat politik-keamanan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan
Lebih terperinciBAB 7 PERDAGANGAN BEBAS
BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS Pengaruh Globalisasi Terhadap Perekonomian ASEAN Globalisasi memberikan tantangan tersendiri atas diletakkannya ekonomi (economy community) sebagai salah satu pilar berdirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Bobonaro merupakan sebuah kabupaten yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan banyaknya potensi
Lebih terperinciPusat Penelitian Ekonomi. Latif Adam. 26 April. Daya Saing TK Indonesia Di Kawasan ASEAN. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Daya Saing TK Indonesia Di Kawasan ASEAN Latif Adam 26 April Penentu Daya Saing Perkembangan Produktivitas TK di ASEAN Produktivitas (Ribuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas penyatuan minat dari negara anggota ASEAN untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah realisasi atas tujuan akhir dari integrasi ekonomi sebagaimana telah disertakan dalam visi 2020 yang berdasarkan atas
Lebih terperinciMEMBANGUN TIM EFEKTIF
MATERI PELENGKAP MODUL (MPM) MATA DIKLAT MEMBANGUN TIM EFEKTIF EFEKTIVITAS TIM DAERAH DALAM MEMASUKI ERA ASEAN COMMUNITY 2016 Oleh: Dr. Ir. Sutarwi, MSc. Widyaiswara Ahli Utama BPSDMD PROVINSI JAWA TENGAH
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor usaha di Indonesia beberapa tahun terakhir
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor usaha di Indonesia beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan, terutama pada sektor pariwisata. Sektor pariwisata adalah salah satu
Lebih terperinciTERM OF REFERENCE (TOR)
TERM OF REFERENCE (TOR) WorkshopKetahananEkonomidanSosial Memperkuat Ketahanan Dan Stabilitas Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Ditengah Tantangan Nasional Dan Global Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan di dunia bisnis semakin ketat, semua badan usaha dalam setiap industri wajib bekerja keras dalam menghadapi persaingan. Saat ini gerbang era globalisasi
Lebih terperinciANALISIS KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA KONTRAKTOR DI SURABAYA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
ANALISIS KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA KONTRAKTOR DI SURABAYA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Raynaldo Vea Winanda 1, Devin Ham 2 and Paulus Nugraha 3 ABSTRAK : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN POTENSI PENGEMBANGAN WISATA KULINER: STUDI KASUS DI SOLO. Oleh: Edy Purwo Saputro, SE, MSi Fatchan Achyani, SE, MSi
LAPORAN PENELITIAN POTENSI PENGEMBANGAN WISATA KULINER: STUDI KASUS DI SOLO Oleh: Edy Purwo Saputro, SE, MSi Fatchan Achyani, SE, MSi DIBIAYAI PROYEK PENGKAJIAN DAN PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN TERAPAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... i ii iii iv v ix x xi DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan industri kreatif di Kota Bandung menunjukkan peningkatan yang cukup memuaskan. Kota Bandung memiliki kawasan produksi yang strategis diantaranya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015 Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015 maka ada beberapa kekuatan yang dimiliki bangsa Indonesia, di antaranya: (1)
Lebih terperinciANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2015 TESIS.
ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2015 TESIS Oleh : GINA ALECIA NO BP : 1121219046 Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. J. Suatma, Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Jurnal STIE Semarang, vol.4 no.1, 2012.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerjasama ASEAN telah dimulai ketika Deklarasi Bangkok ditandatangani oleh Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filiphina pada tahun 1967. Sejak saat
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LAKBAN (LEMBAGA KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA) SEBAGAI SARANA PELATIHAN TENAGA KERJA ASING UNTUK MEMPERSIAPKAN UKBI (UJI KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA) BIDANG
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 5.1 KESIMPULAN A. Hasil tipologi berdasarkan tingkat penggangguran dan openness dalam penelitian ini menemukan: 1. Posisi negara Indonesia dan Filipina rata-rata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu negara dalam membangun perekonomian negaranya adalah laju pertumbuhan ekonomi. Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) Kemenkeu mencatat kurang lebih dari enam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini bersiap diri menyambut Pasar Tunggal ASEAN. Tujuan dari Pasar Tunggal ASEAN untuk mengatasi masalah perekonomian serta meningkatkan daya saing kawasan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun 1980. Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak yang mengkhawatirkan bagi negara yang
Lebih terperinciMateri Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional
E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 101 Materi Minggu 12 Kerjasama Ekonomi Internasional Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan negara lain karena adanya saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunitas ASEAN atau ASEAN Community merupakan komunitas negaranegara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunitas ASEAN atau ASEAN Community merupakan komunitas negaranegara (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, Brunei Darussalam, Kamboja, Vietnam, Laos
Lebih terperinciKOMPETENSI TENAGA KERJA LULUSAN TEKNIK ELEKTRO DI ERA MEA
KOMPETENSI TENAGA KERJA LULUSAN TEKNIK ELEKTRO DI ERA MEA HERMAWAN DEPARTEMEN TEKNIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA Apa yang dimaksud dengan kompetensi? 3 kata kunci SKILL/PSIKOMOTORIK KETRAMPILAN
Lebih terperinci2015/06/08 07:12 WIB - Kategori : Artikel Penyuluhan PENTINGNYA SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERIKANAN DI ERA MEA 2015
2015/06/08 07:12 WIB - Kategori : Artikel Penyuluhan PENTINGNYA SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERIKANAN DI ERA MEA 2015 TEMANGGUNG (8/6/2015) www.pusluh.kkp.go.id Profesionalisme SDM Perikanan khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi Free Trade Area (AFTA) dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. pada ASEAN Economic Community (AEC) yang mana merupakan pedoman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini persaingan sangat ketat terutama dalam dunia bisnis. Budaya, teknologi dan pendidikan merupakan bagian dalam kehidupan manusia yang secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1
1 BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Aktivitas wisata dalam hakekatnya merupakan salah satu kebutuhan tersier untuk menghilangkan kepenatan yang diakibatkan oleh rutinitas. Umumnya orang berlibur ketempat-tempat
Lebih terperinciTENAGA KERJA ASING (TKA) DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) : PELUANG ATAU ANCAMAN BAGI SDM INDONESIA?
TENAGA KERJA ASING (TKA) DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) : PELUANG ATAU ANCAMAN BAGI SDM INDONESIA? Edi Cahyono (Akademi Manajemen Administrasi YPK Yogyakarta) ABSTRAK Terlaksananya tatanan
Lebih terperinciKata kunci: Masyarakat Ekonomi ASEAN, Persaingan Usaha, Kebijakan, Harmonisasi.
1 HARMONISASI KEBIJAKAN PERSAINGAN USAHA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Oleh I Gusti Ayu Agung Ratih Maha Iswari Dwija Putri Ida Bagus Wyasa Putra Ida Bagus Erwin Ranawijaya Program Kekhususan Hukum Internasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mathieson, 2006). Pariwisata diyakini menjadi salah satu primadona
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pariwisata merupakan kegiatan ekonomi besar yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perkembangan sosial. Lebih dari 720 juta wisatawan dunia menghabiskan
Lebih terperinci