MOTIVASI DAN KEPUASAN REMAJA TERHADAP TELEVISI LOKAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MOTIVASI DAN KEPUASAN REMAJA TERHADAP TELEVISI LOKAL"

Transkripsi

1 MOTIVASI DAN KEPUASAN REMAJA TERHADAP TELEVISI LOKAL (Kasus Pemirsa Megaswara TV di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat) Oleh: GIAN HENDRA I Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala Sjafri Hubeis DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

2 ii ABSTRACT GIAN HENDRA Teens motivation and gratification of local television. Surprised by AIDA VITAYALA SJAFRI HUBEIS Local television is television that is existence can only breachead by a particular area as well as program that be broadcast locally depending on the values and culture that are in the area. A wide selection of events offered by local television allows the audience especially the youth for the opportunity to choose which program to meet their needs. Motivations and pattern of use the television can produce satisfying needs or other unintended consequences as a result of the comparison between the expectations of the audience before watching television with the real acquired after watching television audiences. Motivation in watching local television audiences are influenced by intristic and extrinsic factors. The result showed intrinsic and extrinsic factors have a relationship with the motivation to watch, as well as watch a high motivation to produce high satisfaction watching too. Keywords: local television, Motivatio, audiences, intristic and extrinsic factors

3 iii RINGKASAN Gian Hendra. Motivasi dan Kepuasan Remaja Terhadap Televisi Lokal (Kasus Pemirsa Megaswara TV di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat). Di bawah bimbingan Aida Vitayala Sjafri Hubeis. Televisi adalah bentuk media massa elektronik yang telah masuk ke dalam kebutuhan kehidupan sehari-hari bagi masyarakat Indonesia dan mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk sikap dan perilaku penontonnya. Televisi lokal adalah televisi yang keberadaannya hanya dapat dijangkau oleh suatu daerah tertentu dengan program acara yang bersifat lokal tergantung dengan nilai-nilai dan kebudayaan setempat. Beragam program acara yang disajikan televisi lokal mulai dari berita, hiburan, program kesenian dan kebudayaan, hingga potensi ekonomi lokal memungkinkan khalayak, terutama remaja, untuk memilih program acara yang dapat memenuhi kebutuhannya. Tujuan penelitian adalah menganalisis motivasi remaja untuk menonton televisi lokal Megaswara dan mengidentifikasi kepuasan remaja terhadap siaran televisi lokal Megaswara. Televisi lokal yang dipilih adalah Megaswara TV, yang merupakan satusatunya televisi lokal Bogor. Penelitian dilakukan di RW 10 Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, yang menurut penyelenggara siaran terdapat banyak masyarakat yang menonton program acara Megaswara TV. Penelitian bersifat survei yang menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif sebagai penunjangnya. Responden penelitian sebanyak 30 orang yang ditentukan dengan menggunakan full enumeration survey, dan penentuan responden sebagai subjek penelitian menggunakan simple random sampling. Data hasil pengolahan kuesioner disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi silang. Sedangkan untuk menganalisis hubungan variabel dilakukan analisis statistik menggunakan uji Chi Square dan Rank Spearman melalui program software SPSS 16.0 for windows. Faktor intrinsik yang memiliki hubungan dengan motivasi remaja menonton televisi lokal adalah usia, pendidikan, dan etnis, sedangkan jenis kelamin tidak memiliki hubungan terhadap motivasi menonton televisi lokal. Faktor ekstrinsik yang memiliki hubungan dengan motivasi remaja menonton televisi lokal adalah informasi acara, sedangkan pola pengambilan keputusan tidak memiliki hubungan dengan motivasi

4 iv menonton televisi lokal. Kepuasan remja dalam menonton televisi lokal memiliki hubungan dengan motivasi menonton televisi lokal. Responden yang memiliki motivasi tinggi, akan mendapatkan kepuasan yang juga tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh program acara yang ditayangkan oleh pihak Megaswara TV.

5 v MOTIVASI DAN KEPUASAN REMAJA TERHADAP TELEVISI LOKAL (Kasus Pemirsa Megaswara TV di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat) Oleh: GIAN HENDRA I SKRIPSI Sebagai Bagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

6 vi DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang disusun oleh: Nama : Gian Hendra NRP : I Judul : Motivasi dan Kepuasan Remaja Terhadap Televisi Lokal (Kasus Pemirsa Megaswara TV di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat) dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala Sjafri Hubeis NIP Mengetahui, Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Dr. Soeryo Adiwibowo, MS. NIP Tanggal Lulus:

7 vii PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL MOTIVASI DAN KEPUASAN REMAJA TERHADAP TELEVISI LOKAL (KASUS PEMIRSA MEGASWARA TV DI KELURAHAN TEGAL GUNDIL, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT) BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN BAIK OLEH PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH. DEMIKIAN PERNYATAAN INI SAYA BUAT DENGAN SESUNGGUHNYA DAN SAYA BERSEDIA BERTANGGUNGJAWAB ATAS PERNYATAAN INI. Bogor, Agustus 2011 Gian Hendra NRP. I

8 viii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jambi pada tanggal 11 Agustus Penulis merupakan anak tunggal dari ayahanda Hendra dan ibunda Hasna Bermawi. Penulis memulai pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 58 kota Jambi pada tahun , Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTPN) Negeri 1 Kota Jambi pada tahun , Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Kota Jambi pada tahun Penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007 melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Penulis memilih menuntut ilmu di departemen Sain Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM), Fakultas Ekologi Manusia (FEMA). Selama menempuh pendidikan di IPB penulis tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (HIMASIERA) sebagai staf Public Relation pada tahun , serta staf advertising and multimedia pada tahun Penulis juga aktif di beberapa kepanitian acara yang ada di IPB seperti, Indonesian Ecology Expo (INDEX), IPB Art Contest (IAC), dan lain-lain.

9 ix KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat, berkat dan kehendaknya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Motivasi dan Kepuasan Remaja Terhadap Televisi Lokal (Kasus Pemirsa Megaswara TV di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat). Penulis sangat bersyukur karena penyusunan Skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya dan sesuai dengan yang direncanakan. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala Sjafri Hubeis selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, masukan, saran serta motivasi selama penulisan Skripsi. 2. Pihak Megaswara TV yang telah bersedia untuk menjadi bahan penelitian, dan atas bantuannya hingga penyelesaian Skripsi ini. 3. Mama (Hasnah Bermawi) sebagai orang tua yang penulis sangat cintai dan sayangi di dunia ini setelah Tuhan dan Rasul, serta atas doa yang telah diberikan terus menerus untuk Penulis. 4. Teman-teman Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat angkatan 44 yang tidak dapat Penulis tulis satu persatu. 5. Haidar, Lukman Hakim, Diadji Kuntoro, M. Zakiyan Anshori, Ahmad Aulia Arysad, Wira Adiguna, Rajib Gandi, Alfian Helmi, Yudha Santosa, sebagai teman seperjuangan dalam berhayal akan masa depan. 6. Serta berbagai pihak lainnya yang terkait dalam penyelesaian penulisan Skripsi ini. Bogor, Agustus 2011

10 x DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI...X BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... 2 BAB II PENDEKATAN TEORITIS Tinjauan Pustaka Komunikasi Masaa Efek Komunikasi Massa Televisi dan Perkembangan Televisi Lokal Pengertian Remaja Motivasi The Uses and Gratification Kerangka Pemikiran Hipotesis Definisi Operasional... 9 BAB III PENDEKATAN LAPANGAN Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengolahan dan Analisis Data BAB IV GAMBARAN UMUM RESPONDEN DAN MEGASWARA TV Gambaran Umum Kelurahan Tegal Gundil Gambaran Umum Megaswara TV Sejarah Megaswara TV Visi dan Misi Megaswara TV Program Acara Karakteristik Responden BAB V MOTIVASI MENONTON TELEVISI LOKAL DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA... 20

11 xi 5.1 Motivasi Menonton Televisi Lokal Hubungan Faktor Intrinsik terhadap Motivasi Menonton Televisi Lokal Motivasi Informasi Menonton Televisi Lokal Motivasi Identitas Pribadi Menonton Televisi Lokal Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Menonton Televisi Lokal Motivasi Hiburan Menonton Televisi Lokal Hubungan Faktor Ekstrinsik terhadap Motivasi Menonton Televisi Lokal Informasi Acara Pola Pengambilan Keputusan BAB VI KEPUASAN MENONTON TELEVISI LOKAL Kepuasan Informasi Kepuasan Identitas Pribadi Kepuasan Integrasi dan Interaksi Sosial Kepuasan Hiburan BAB VII PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA

12 xii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Jumlah Penduduk Kelurahan Tegal Gundil Menurut Golongan Umur Tahun Tabel 2 Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Karakteristik Responden Tabel 3 Jumlah Responden Menurut Jenis dan Kategori Motivasi Tabel 4 Jumlah Responden Menurut Usia dan Kategori Motivasi Informasi Tabel 5 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kategori Motivasi Informasi Tabel 6 Jumlah Responden Menurut Pendidikan dan Kategori Motivasi Informasi Tabel 7 Jumlah Responden Menurut Etnis dan Kategori Motivasi Informasi Tabel 8 Jumlah Responden Menurut Usia dan Kategori Motivasi Identitas Pribadi Tabel 9 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kategori Motivasi Identitas Pribadi Tabel 10 Jumlah Responden Menurut Pendidikan dan Kategori Motivasi Identitas Pribadi Tabel 11 Jumlah Responden Menurut Etnis dan Kategori Motivasi Identitas Pribadi Tabel 12 Jumlah Responden Menurut Usia dan Kategori Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Tabel 13 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kategori Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Tabel 14 Jumlah Responden Menurut Pendidikan dan Kategori Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Tabel 15 Jumlah Responden Menurut Etnis dan Kategori Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial... 32

13 xiii Tabel 16 Jumlah Responden Menurut Usia dan Kategori Motivasi Hiburan Tabel 17 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kategori Motivasi Hiburan Tabel 18 Jumlah Responden Menurut Pendidikan dan Kategori Motivasi Hiburan Tabel 19 Jumlah Responden Menurut Usia dan Kategori Motivasi Hiburan.. 35 Tabel 20 Jumlah Responden Menurut Informasi Acara dan Kategori Motivasi Informasi Tabel 21 Jumlah Responden Menurut Informasi Acara dan Kategori Motivasi Identitas Pribadi Tabel 22 Jumlah Responden Menurut Informasi Acara dan Kategori Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Tabel 23 Jumlah Responden Menurut Informasi Acara dan Kategori Motivasi Hiburan Tabel 24 Jumlah Responden Menurut Pola Pengambilan Keputusan dan Kategori Motivasi Informasi Tabel 25 Jumlah Responden Menurut Pola Pengambilan Keputusan dan Kategori Motivasi Identitas Pribadi Tabel 26 Jumlah Responden Menurut Pola Pengambilan Keputusan dan Kategori Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Tabel 27 Jumlah Responden Menurut Pola Pengambilan Keputusan dan Kategori Motivasi Hiburan Tabel 28 Jumlah Responden Menurut Kategori Motivasi Informasi dan Kepuasan Informasi Tabel 29 Jumlah Responden Menurut Kategori Motivasi Identitas Pribadi dan Kepuasan Identitas Pribadi Tabel 30 Jumlah Responden Menurut Kategori Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial dan Kepuasan Integrasi dan Interaksi Sosial Tabel 31 Jumlah Responden Menurut Kategori Motivasi Hiburan dan Kepuasan Hiburan... 47

14 xiv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Kerangka Pemikiran... 9

15 xv DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian, Kelurahan Tegal Gundil Lampiran 2. Hasil Olah Data Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian... 65

16 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia saat ini sangat tidak bisa dipisahkan dengan media massa. Berbagai macam informasi yang didapatkan dari berbagai media massa berkaitan dengan berita dan hiburan, terutama dalam era globalisasi saat ini yang selalu mengalami kemajuan teknologi. Soemandoyo dalam Sukarelawati (2009) lebih jauh mengatakan bahwa dalam masyarakat modern seperti saat ini, media massa merupakan sarana informasi yang paling efisien, karena media massa menyediakan jalur sosialisasi, penyebar informasi, tatanan nilai, dan pola perilaku yang diharapkan oleh masyarakat. Majunya teknologi mengakibatkan sistem jaringan media massa dengan menjangkau daerah-daerah di seluruh Indonesia dan mampu masuk ke berbagai kalangan. Televisi adalah salah satu bentuk dari media massa elektronik yang telah masuk ke dalam kebutuhan kehidupan sehari-hari bagi masyarakat Indonesia, dan televisi juga mempunyai pengaruh yang besar dalam membentuk sikap dan perilaku penontonnya. Hal ini disebabkan oleh daya tarik televisi, selain pada unsur kata-kata, musik, dan sound effect juga pada unsur visual berupa gambar Effendi dalam Syarief (2007). Dewasa ini, keberadaan stasiun televisi serta pengelola materi-materi siaran yang ditampilkan tidak lagi sentralistik di pusat. Televisi lokal adalah televisi yang keberadaannya hanya dapat dijangkau oleh suatu daerah tertentu serta program acara yang disiarkan bersifat lokal tergantung dengan nilai-nilai dan kebudayaan yang berada di daerah tersebut. Beragam program acara yang disajikan televisi lokal mulai dari berita, hiburan, program kesenian dan kebudayaan, hingga potensi ekonomi lokal memungkinkan masyarakat untuk dapat memilih program acara yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Program acara bernuansa lokal menjadi daya tarik tersendiri untuk menarik minat masyarakat menonton televisi lokal Rachmiati dalam Asmar (2009). Remaja merupakan generasi yang akan berperan aktif dalam pembangunan, terutama dalam pembangunan daerahnya sendiri. Sasaran bagi suatu program acara yang ditayangkan oleh televisi adalah remaja, terbukti dengan banyaknya bermunculan sinetron remaja dan infotainment yang bertemakan remaja merupakan salah satu bentuk program acara dengan konsumen remaja.

17 2 Beragam pilihan acara-acara yang ditawarkan stasiun televisi nasional dan televisi lokal memungkinkan khalayak terutama remaja untuk berkesempatan memilih program acara yang dapat memenuhi kebutuhannya, serta melihat posisi televisi lokal apakah dapat bersaing dengan televisi nasional. Pendapat ini didasarkan pada asumsi bahwa remaja akan menonton suatu program acara jika didorong oleh suatu motivasi tertentu. Motivasi dan pola penggunaan televisi tersebut dapat menghasilkan pemuasan kebutuhan atau konsekuensi lain yang tidak diinginkan sebagai dampak dari perbandingan antara harapan khalayak sebelum menonton televisi dengan yang sesungguhnya diperoleh khalayak setelah menonton televisi. 1.2 Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan beberapa perumusan masalah dalam penelitian ini. yaitu: 1. Bagaimana motivasi remaja untuk menonton televisi lokal Megaswara? 2. Bagaimana kepuasan remaja terhadap siaran televisi lokal Megaswara? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dilaksanakannya penelitian ialah: 1. Menganalisis motivasi remaja untuk menonton televisi lokal Megaswara. 2. Mengidentifikasi kepuasan remaja terhadap siaran televisi lokal Megaswara. 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Bagi Akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmiah bagi penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan media televisi lokal. 2. Bagi Megaswara TV, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang diharapkan dapat membantu Megaswara TV meningkatkan kinerja dan menyusun program-program yang sesuai dengan minat dan kebutuhan masyarakat setempat. 3. Bagi Masyarakat, hasil penelitian ini dapat menjadi wahana memperluas pengetahuan serta wawasan mengenai motivasi dan kepuasan khalayak menonton televisi lokal.

18 3 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Komunikasi Massa Menurut McQuail (1987) pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah yang besar. Menurut McQuail (1987), ciri-ciri utama komunikasi massa yaitu: a. Sumber komunikasi massa bukanlah satu orang melainkan suatu organisasi formal. b. Pesan tidak unik dan beraneka ragam serta dapat diperkirakan. Pesannya diproses, distandarisasi, dan selalu diperbanyak. Pesan merupakan sebuah produk yang mempunyai nilai tukar, serta acuan simbolik yang mengandung nilai kegunaan. c. Hubungan antara pengirim dan penerima pesan bersifat satu arah dan jarang sekali yang bersifat interaktif Efek Komunikasi Massa DeFleur dan Ball-Rokeach dalam Kusumah (2010) mengemukakan kerangka teoritis yang berkaitan dengan penggunaan media dan efek terhadap khalayak, sebagai berikut: 1. Perspektif perbedaan individu, yaitu adanya perbedaan individu (karakteristik kepribadian) di antara khalayak akan menimbulkan efek yang bervariasi. 2. Perspektif kategori sosial, yaitu adanya kelompok-kelompok dengan kategori sosial tertentu seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, mempunyai kecenderungan untuk menggunakan media massa yang sesuai dengan tujuan suatu kelompok dengan kategori sosial tertentu dan umumnya kelompok dengan kategori sosial tertentu tersebut mempunyai perilaku yang sama terhadap media massa.

19 Televisi dan Perkembangan Televisi Lokal Menurut Kuswandi dalam Syarief (2007), televisi dapat menguasai ruang dan jarak, mencapai sasaran yang sangat luas, memiliki nilai aktualisasi terhadap suatu pemberitaan dan informasi yang sangat cepat, serta bersifat audiovisual sehingga meningkatkan daya rangsang dan pemahaman seseorang terhadap informasi yang disajikan. Menurut Hofman dalam Pinasthika (2010), fungsi televisi tidak lagi sebagai sarana pendidikan dan tidak seharusnya sebagai sarana promosi perdagangan. Peranan televisi digambarkannya dengan lima fungsi televisi antara lain: 1. Pengawasan situasi masyarakat dan dunia. Televisi berfungsi untuk mengamati kejadian di dalam masyarakat dan kemudian melaporkannya sesuai dengan kenyataan yang ada. 2. Menghubungkan satu dengan yang lain. Televisi dapat menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lain dan menampilkannya sehingga khalayak dapat mengambil kesimpulan sendiri tanpa didikte. 3. Menyalurkan kebudayaan. Peran televisi tidak hanya untuk memperkenalkan kebudayaan, tapi juga mengembangkan kebudayaan 4. Hiburan. Hiburan merupakan rekreasi. Khalayak dapat segar kembali dan siap memulai aktivitasnya setelah menonton televisi. 5. Pengerahan masyarakat unttuk bertindak dalam keadaan darurat. Televisi dapat membantu pemerintah untuk melancarkan gerakan rakyat, seperti program KB, flu burung, dan lain-lain. Suharto dalam Pinasthika (2010), menyatakan bahwa terdapat tiga bagian acara televisi yang sesuai dengan fungsi peranannya, yaitu: 1. Pendidikan. Program ini berisi tayangan yang dapat menambah pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan penonton 2. Informasi. Program acara ini berisi tayangan yang dapat memberi informasi seperti berita, pesan, fakta, opini, kritik, dan saran kepada penonton. 3. Hiburan. Program acara ini berisi tayangan yang dapat menghibur, berupa film, sinetron, drama, kuis, dan lain-lain Menurut Zakbah dalam Asmar (2009) media massa lokal adalah media massa yang isi kandungan beritanya mengacu dan menyesuaikan diri pada kebutuhan dan kepentingan masyarakat setempat dimana media tersebut dikelola. Keberadaan media

20 5 massa lokal sangat penting dalam kehidupan masyarakat setempat karena dapat mempengaruhi irama kehidupan sosial dan menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat terutama sebagai sumber pesan yang bermanfaat untuk menghadapi lingkungan luas. Keseriusan dalam mengelola televisi lokal ini terlihat dengan adanya Asosiasi Televisi Lokal (ATVLI). ATVLI didirikan sebagai wadah berkumpulnya stasiun-stasiun televisi lokal di Indonesia guna memperjuangkan kepentingan para anggotanya dan kepentingan masyarakat lokal untuk mendapatkan informasi, serta kepentingan seluruh elemen bangsa sebagai bagian yang utuh dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. ATVLI berdiri pada 26 Juli Remaja Periode remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa. Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam pembentukan kepribadian individu. Secara umum, periode remaja merupakan klimaks dari periode-periode perkembangan sebelumnya. Dalam periode ini apa yang diperoleh dalam masa-masa sebelumnya diuji dan dibuktikan sehingga dalam periode selanjutnya individu telah mempunyai suatu pola pribadi yang lebih mantap. (Latifah, 2008) Adapun batasan usia remaja menurut Kartono (1990), dibagi tiga yaitu : 1. Remaja Awal (12-15 Tahun). Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun sebelum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa. 2. Remaja Pertengahan (15-18 Tahun). Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka dari perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal maka pada rentan usia ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirnya.

21 6 3. Remaja Akhir (18-21 Tahun). Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya Motivasi Motif berbeda dengan motivasi. Chaplin dalam Pinasthika (2010) mendefinisikan motif (motive) sebagai suatu dorongan (drive) di dalam individu yang membangkitkan, memelihara, dan mengarahkan tingkah laku menuju pada tujuan atau sasaran tertentu. Chaplin dalam Pinasthika (2010) mengartikan motivasi sebagai suatu peubah penyelang (ikut campur) yang digunakan untuk menimbulkan faktor tertentu di dalam individu, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju suatu sasaran. Meilani (2007) menyatakan bahwa motivasi sebagai proses psikologis diakibatkan oleh dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar individu McQuail (1987) merumuskan motif serta motivasi dalam menggunakan media massa, yaitu: 1. Motif informasi Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk: a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia. b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan. c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. d. Belajar, pendidikan diri sendiri. e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan. 2. Motif identitas pribadi Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk: a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi

22 7 b. Mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) c. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri 3. Motif integrasi dan interaksi sosial Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk: a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial. b. Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki. c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. d. Memperoleh teman selain dari manusia. e. Membantu menjalankan peran sosial. f. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman, dan masyarakat. 4. Motif hiburan Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk: a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan. b. Bersantai. c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis. d. Mengisi waktu. e. Penyaluran emosi. f. Membangkitkan gairah seks The Uses and Gratification Teori yang digunakan sebagai dasar penelitian ini adalah teori uses and gratification, yang menyebutkan bahwa khalayak dianggap aktif terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi khalayak dalam mengkonsumsi media massa. Studi dalam bidang ini memusatkan pada penggunaan (uses) media untuk medapatkan kepuasan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Model-model uses and gratification dirancang untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau kelompok-kelompok individu. Adapun asumsiasumsi dasar dari teori ini menurut Katz et al dalam Rakhmat (2008) adalah: 1. khalayak dianggap aktif, artinya khalayak menggunakan media massa karena memiliki tujuan tertentu,

23 8 2. dalam proses komunikasi inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media tergantung pada kebutuhan, 3. media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhan khalayak. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari kebutuhan manusia yang luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media sangat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan, 4. tujuan pemilihan media massa berdasarkan kepada kepentingan dan motif-motif tertentu dari khalayak, dan 5. penilaian mengenai media massa dilakukan oleh budaya organisasi media massa. McQuail dan Windahl dalam Asmar (2009) menjelaskan bahwa yang paling penting dari teori gratifikasi penggunaan media adalah ide bahwa media menawarkan imbalan yang bisa diharapkan (dapat diprediksi) oleh anggota khalayak, dengan dasar pengalaman di masa lalu dengan media. Mereka juga melihat bahwa ide ini menyediakan cara untuk menjelaskan perilaku penggunaan media massa. 2.2 Kerangka Pemikiran Motivasi khalayak dalam menonton televisi lokal dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Meilani dalam Asmar (2009) menyatakan bahwa motivasi sebagai proses psikologis diakibatkan oleh dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar individu. Variabel yang termasuk faktor intrinsik, yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan etnis. Sedangkan variabel yang termasuk faktor ekstrinsik, yaitu adanya informasi acara dan pola pengambilan keputusan. Pola pengambilan keputusan dalam menonton televisi menurut Roger dalam Camelia (2003) terbagi menjadi pola pengambilan otoritas, pola pengambilan individual, dan pola pengambilan kontingensi.

24 9 Faktor Intrinsik Usia Jenis Kelamin Pendidikan Etnis Faktor ekstrinsik Informasi acara Pola pengambil keputusan Motivasi Menonton Informasi Identitas pribadi Integrasi dan interaksi sosial hiburan Tingkat Kepuasan Keterangan: : hubungan Gambar 1. Kerangka Pemikiran 2.3 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: 1. Faktor intrinsik dan ekstrinsik responden memiliki hubungan dengan motivasi menonton televisi lokal. 2. Ada hubungan Motivasi menonton televisi dengan kepuasan yang dirasakan oleh responden terhadap televisi lokal. 2.4 Definisi Operasional 1. Faktor Intrinsik adalah faktor-faktor yang melekat dalam diri responden yang diduga menimbulkan motivasi dalam menonton acara di televisi lokal. Kategorinya adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan etnis.

25 10 a. Usia adalah jumlah tahun sejak responden lahir sampai dengan saat dilaksanakan penelitian. Pengukuran usia dikategortikan menjadi: 1. Remaja awal (12-15 Tahun) 2. Remaja menengah (15-18 Tahun) 3. Remaja akhir (18-21 Tahun) b. Jenis kelamin adalah identitas biologis responden yang terbagi atas dua kategori, yaitu perempuan dan laki-laki. 1. Laki-laki 2. Perempuan c. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal tertingi yang telah diraih oleh responden. Tingkat pendidikan dikategorikan sebagai berikut: 1. SMP 2. SMA 3. PT d. Etnis adalah asal daerah responden yang juga berhubungan dengan latar belakang keluarganya. 2. Faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar diri responden yang diduga menimbulkan motivasi responden menonton televisi lokal. Variabel ini diukur dari dua indikator, yaitu: a. Informasi acara adalah pedoman responden untuk mengetahui tinjauan acara televisi yang disiarkan oleh televisi lokal. Dikategorikan menjadi 3, yaitu: 1. Iklan televisi 2. Keluarga atau teman 3. Majalah atau surat kabar b. Pola pengambilan keputusan adalah adanya pengambilan keputusan menonton yang dijalankan responden. Dibagi menjadi: 1. Pola pengambilan keputusan otoritas Acara televisi yang ditonton merupakan pilihan acara orang yang berkuasa. Responden tidak dapat berbuat apa-apa untuk memilih acara televisi lainnya 2. Pola pengambilan keputusan individual

26 11 Responden yang bersangkutan mengambil peranan dalam memilih acara televisi yang akan ditonton. Pola ini terbagi menjadi dua macam, yaitu: a. Pola pengambilan opsional Keputusan yang dibuat oleh responden untuk memilih acara yang akan ditonton terlepas dari keputusan-keputusan yang dibuat oleh pihak lain. b. Pola pengambilan keputusan kolektif Acara televisi yang ditonton merupakan hasil keputusan bersama antara responden dan keluarga. 3. Pola pengambilan keputusan kontingensi Acara televisi yang ditonton merupakan pilihan acara berdasarkan keputusan lain yang ada sebelumnya. 3. Motivasi menonton adalah keinginan dalam diri responden yang merangsangnya untuk menonton acara televisi lokal. Motivasi-motivasi ini dihitung dengan menggunakan skala dari 1 sampai 4, yaitu: 1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3 = setuju 4 = sangat setuju Setelah diperoleh jawaban dari responden, kemudian skor-skor tersebut dijumlahkan dan dikelompokkan menjadi motivasi rendah dan tinggi. 4. Kepuasan adalah perbandingan anatara harapan responden sebelum menonton televisi lokal dengan yang sesungguhnya diperoleh responden setelah menonton televisi lokal. Kepuasan ini dihitung dengan menggunakan skala dari 1-4, yaitu: 1 = sangat tidak puas 2 = tidak puas 3 = puas 4 = sangat puas Setelah diperoleh jawaban dari responden, kemudian skor-skor tersebut dijumlahkan dan dikelompokan menjadi terpuaskan dan tidak terpuaskan untuk masing-masing kategori kepuasan : 1. Kepuasan informasi

27 12 2. Kepuasan identitas pribadi 3. Kepuasan integrasi dan interaksi sosial 4. Kepuasan hiburan

28 13 BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian survei yang bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik remaja dengan motivasi serta kepuasan menonton televisi lokal. Oleh karena itu, data utama yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah data kuantitatif, dengan data kualitatif sebagai penunjang metode utama. Pertanyaan dalam kuisioner terdiri dari pertanyaan tertutup dan terbuka. Pertanyaan tertutup digunakan untuk menghindari kesalahan persepsi antara jawaban yang diinginkan peneliti dengan jawaban yang diberikan responden, sedangkan pertanyaan terbuka digunakan untuk memberikan kebebasan terhadap responden untuk menjawab pertanyaan. Adapun data kualitatif digunakan untuk menggali informasi lebih dalam dan untuk menunjang interprestasi data kuantitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini didapatkan dengan wawancara mendalam kepada responden dan informan berdasarkan pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner maupun di luar kuisioner yang sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk responden terdiri dari pendengar remaja, dan untuk informan terdiri dari pengelola televisi lokal 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Televisi lokal yang dipilih adalah Megaswara TV, dikarenakan Megaswara TV satu-satunya televisi lokal yang berada di daerah Bogor. Penelitian dilakukan di RW 10 Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat pada bulan Mei. Pemilihan lokasi tersebut sebagai daerah penelitian dikarenakan menurut pihak Megaswara TV terdapat banyak masyarakat yang menonton program acara Megaswara TV. Adanya masyarakat yang menonton Megaswara TV di daerah tersebut diketahui dari banyaknya penelpon dari daerah tersebut kepada pihak Megaswara TV yang memberi saran dan masukan terhadap program acara yang disiarkan. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian melalui wawancara kepada responden dan informan yang mengacu kepada panduan pertanyaan (kualitatif) dan kuesioner (kuantitatif). Populasi dari penelitian ini adalah

29 14 anggota masyarakat di RW 10, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat. Penentuan jumlah responden dilakukan melalui full enumeration survey, yaitu seluruh populasi di RW tersebut diberikan angket sederhana yang berisi tentang kebiasaan menonton siaran Megaswara TV dan kesediaan untuk menjadi responden penelitian. Jumlah populasi 60 orang dan yang bersedia serta menjadi responden sebanyak 35 orang. Setelah mendapatkan jumlah responden yang bersedia, dilakukan simple random sampling untuk mendapatkan responden yang akan dijadikan subjek penelitian sebanyak 30 orang dengan 5 orang menjadi cadangan. 3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data Analisis Uji Kolerasi Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan motivasi menonton televisi lokal. Selain itu, juga digunakan untuk hubungan motivasi menonton dengan kepuasan menonton televisi lokal. Uji Chi Square digunakan untuk melihat hubungan antara faktor usia, jenis kelamin, dan asal etnis dengan motivasi menonton televisi lokal. Pengolahan data dilakukan menggunakan program software SPSS 16.0 for windows.

30 15 BAB IV GAMBARAN UMUM RESPONDEN DAN MEGASWARA TV 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Tegal Gundil Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara memiliki luas wilayah 198 hektar. Kelurahan ini terdiri dari 17 Rukun Warga (RW) dan 98 Rukun Tetangga (RT). Pemanfaatan seluruh wilayah terbagi untuk perumahan dan pekarangan seluas 169,5 hektar, ladang tegalan 18,6 hektar, perkantoran 2,5 hektar, tanah pemakaman 3,46 hektar, dan lain-lain 3,94 hektar. Batas wilayah kelurahan Tegal Gundil adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Cibulul. 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Tegallega. 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Bantarjati. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Tanah Baru. Secara Topografi, Kelurahan Tegal Gundil termasuk dalam dataran rendah. Kelurahan Tegal Gundil berada pada ketinggian 251,3 meter di atas permukaan laut. Wilayah Kelurahan Tegal Gundil memiliki curah hujan 235 Milimeter per bulan dan suhu rata-rata harian 26 Celcius. Letak kantor Kelurahan Tegal Gundil tepat berada disamping Kantor Kecamatan Bogor Utara. Jarak kantor kelurahan ke pusat pemerintahan Kota Bogor sejauh 5 Kilometer. Jarak kantor kelurahan ke kantor Ibu Kota Provinsi Jawa sejauh 120 Kilometer. Jumlah penduduk Kelurahan Tegal Gundil adalah sebanyak jiwa dengan jumlah laki-laki jiwa dan jumlah perempuan jiwa. Jumlah kepala keluarga sebanyak 5676 kepala keluarga. Data jumlah penduduk menurut struktur umur tahun 2009 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. Dipilihnya Kelurahan Tegal Gundil pada penelitian ini adalah karena informasi dari pihak Megaswara TV yang menyatakan bahwa masyarakat ini banyak yang menonton Megaswara TV dibandingkan dengan daerah lainnya. Hal ini terbukti dari banyaknya feedback oleh masyarakat Tegal Gundil berupa masukan, saran, kritik kepada pihak Megaswara TV mengenai program yang ditayangkan.

31 16 Tabel 1 Jumlah Penduduk Kelurahan Tegal Gundil Menurut Golongan Umur Tahun 2009 Golongan Usia (tahun) Laki-Laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah (jiwa) Di atas Jumlah Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Tegal Gundil Gambaran Umum Megaswara TV Sejarah Megaswara TV Megaswara TV adalah salah satu media informasi yang memiliki sistem terintegrasi dalam manajemen perusahaannya. Sistem yang sudah dijalankan ini memberikan gambaran kekuatan dan eksistensi Megaswara sebagai sebuah media yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang terjadi di masyarakat, keberpihakan pada persoalan masyarakat, serta membina dan memelihara hubungan dengan para mitra kejanya. Sebagai salah satu unit usaha dari Universitas Gunadarma, Megaswara selalu berusaha untuk menjadi ujung tombak bagi pengembangan bisnis group usaha. Sebagai langkah awal untuk peningkatan kinerja perusahaan dan manajemen, telah dirancang sebuah pengembangan usaha (Bussiness Development) dalam kerangka explorasi sebuah potensi yang dimiliki oleh Megaswara, yang pada akhirnya diharapkan akan menghasikan produk yang optimal dalam pengembangan bisnis di masa depan. Oleh karena itu, lahirlah usaha baru Megaswara yaitu Megaswara TV. Megaswara TV adalah sebuah media informasi elektronik yang merupakan kombinasi antara audio dan video. Sebelumnya Megaswara juga telah mendirikan sebuah radio Megaswara yang sampai sekarang masih berjalan dan cukup berkembang.

32 17 Alasan ekspansi dengan mendirikan Megaswara TV cukuplah nyata, selain dukungan modal usaha yang kuat, pangsa pasar yang terbuka lebar dan manajemen yang cukup professional, adalah brand image nama Megaswara yang sudah sangat melekat di hati warga Bogor dan para pemasang iklan. Selain itu, ada dukungan man power Megaswara yang sudah memiliki pengalaman yang cukup lama di bidang broadcast sehingga para praktisi ini hanya tinggal diberikan ilmu-ilmu lanjutan dalam pengelolaan bisnis televisi Visi dan Misi Megaswara TV Visi Megaswara TV adalah membuat, menyusun dan menayangkan programprogram informasi positif dan hiburan yang dibutuhkan oleh masyarakat kota dan Kabupaten Bogor dengan mengangkat dan mengedepankan potensi-potensi lokal yang ada, baik budaya maupun masyarakatnya. Sedangkan misi perusahaan antara lain: 1. menumbuhkan dan melestarikan seni budaya Jawa Barat pada umumnya dan Bogor pada Khususnya, 2. menayangkan program-program religi yang menyejukkan dengan menampilkan tokoh agamis yang cukup dikenal di Bogor, sehingga program ini diharapkan mampu meningkatkan iman masyarakat, memperbaiki moral serta mengurangi imbas negatif dari budaya asing yang dalam era globalisasi saat ini mudah masuk ke dalam media hiburan, baik cetak maupun elektronik, 3. mempromosikan daerah wisata Bogor yang belum terekspos dan dikenal oleh masyarakat luas, sehingga penayangan promosi di televisi memberikan wacana baru bagi masyarakat untuk menjadi wisatawan dan secara tidak langsung membantu pemasukan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kota dan Kabupaten Bogor, 4. membantu dan menjadi mitra kerja yang seimbang dengan pemerintah daerah dalam mensosialisasikan kebijakan-kebijakan yang dibuat serta menjadi media promosi yang efektif bagi pelaku bisnis baik lokal maupun nasional, dan 5. menjadi ujung tombak dalam memberikan informasi dan berita sosial, budaya, ekonomi, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di wilayah Bogor secara tajam dan aktual, sesuai dengan kaidah jurnalistik media elektronik.

33 Program Acara Penyampaian dan penyajian program siaran seperti informasi pembangunan daerah, potensi wilayah, pariwisata, public service, niaga, dan lain-lain dikemas dengan mengedepankan unsur budaya sunda yang sarat dengan muatan dan sentuhan lokal yang dominan serta interaktif sehingga terjalin hubungan emosional yang kuat antara Megaswara TV dan Masyarakat Bogor. Dengan Konsep tersebut, diharapkan image yang terbentuk di masyarakat Bogor adalah Megaswara TV merupakan TV Urang Bogor sehingga Megaswara TV dapat menjadi aset masyarakat Bogor. Megaswara TV memiliki komposisi program acara yang terdiri dari entertainment (50%), informasi (37%), religi (9%), sport (2%), dan children (2%). Setiap harinya Megaswara tv mulai menayangkan programnya pada pukul WIB sampai pukul WIB. 4.3 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga berhubungan dengan motivasi menonton. Karakteristik responden terdiri dari empat variabel, yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan, dan etnis. Jenis kelamin digolongkan menjadi laki-laki dan perempuan, sedangkan umur dibagi menjadi tiga golongan usia remaja, yaitu remaja awal (12-15), remaja menengah (15-17), remaja akhir (18-21). Variable pendidikan dibagi SMP, SMA, dan PT (Perguruan Tinggi), serta etnis adalah asal daerah responden yang berhubungan dengan latar belakang keluarganya. Data penjabaran dari karakteristik responden penelitian disajikan dalam Tabel 2.

34 19 Tabel 2 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Karakteristik Responden Karakteritik Responden Jumlah (orang) Persentase (%) Jenis Kelamin Laki-laki 14 46,6 Perempuan 16 53,3 Umur Remaja Awal 12 40,0 Remaja Menengah 12 40,0 Remaja Akhir 6 20,0 Pendidikan SMP 10 33,3 SMA 12 40,0 PT 8 26,7 Etnis Sunda 21 70,0 Melayu 3 10,0 Jawa 5 16,7 Minang 1 3,3 Sesuai dengan Tabel 2, responden penelitian meliputi jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Terdapat 46,6 persen laki-laki dan 53,3 persen perempuan, pembagian dilakukan dengan acak sehingga tidak ada kesengajaan dalam menentukan jumlah responden dalam kategori jenis kelamin. Begitu juga dengan kategori umur, pada tiap golongan umur remaja awal, menengah, dan akhir pembagian dilakukan dengan acak sehingga tidak ada kesengajaan dalam menentukan jumlah responden. Tabel 2 menunjukan sebanyak 40 persen remaja awal, 40 persen remaja menengah, dan 20 persen remaja akhir. Analisis mengenai pendidikan dibagi menjadi tiga kategori yaitu, SMP, SMA, PT (Perguruan Tinggi). Hasil survei menunjukkan 33,3 persen responden berpendidikan SMP, 40,0 persen responden berpendidikan SMA, dan 26,7 persen responden berpendidikan PT (Perguruan Tinggi). Dan terakhir faktor etnis, dimana terdapat 70 persen responden beretnis Sunda, 10 persen beretnis Melayu, 16,7 persen beretnis Jawa, serta 3,3 persen beretnis Minang.

35 20 BAB V MOTIVASI MENONTON TELEVISI LOKAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Motivasi Menonton Televisi Lokal McQuail dalam Asmar (2009) mengemukakan empat jenis motivasi dalam diri individu yaitu, motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan. Masing-masing motivasi dikembangkan ke dalam beberapa bagian. Setiap motivasi dilihat dari pernyataan-pernyataan responden tentang apa yang dicari dan diharapkan dari acara-acara televisi lokal. Motivasi responden di dalam menonton siaran televisi lokal dikategorikan menjadi dua, yaitu rendah dan tinggi berdasarkan rataan skor dari empat variabel di dalamnya. Setiap motivasi menonton televisi lokal diperoleh dari pernyataan-pernyataan responden tentang apa yang dicari dan diharapkan dari acara-acara televisi lokal. Setiap peryataan tersebut diukur dengan pemberian skala mulai dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), setuju (3), dan sangat setuju (4). Skor-skor yang didapat kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan total skor untuk masing-masing motivasi. Pada Tabel 3 dapat dilihat jumlah responden berdasarkan motivasi menonton televisi lokal berdasarkan tinggi dan rendah. Terlihat pada Tabel tersebut bahwa mayoritas responden memiliki motivasi yang tinggi pada setiap jenis motivasi. Dari empat jenis motivasi tersebut, motivasi yang paling tinggi dirasakan oleh responden adalah motivasi mencari informasi dan hiburan. Tabel 3 Jumlah Responden Menurut Jenis dan Kategori Motivasi Jenis Motivasi Kategori Motivasi Total Rendah Tinggi Motivasi Informasi Motivasi Identitas Pribadi Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Motivasi Hiburan

36 Hubungan Faktor Intrinsik terhadap Motivasi Menonton Televisi Lokal Faktor intrinsik yang ingin dilihat hubungannya dengan motivasi responden menonton televisi lokal dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, dan etnis Motivasi Informasi Menonton Televisi Lokal 1. Hubungan usia dengan motivasi informasi menonton televisi lokal Hubungan usia responden dengan motivasi informasi menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi informasi yang paling tinggi adalah remaja golongan tahun (Tabel 4). Pada Tabel 4 diketahui bahwa seluruh responden yang tergolong usia remaja awal (12-15 tahun) memiliki motivasi informasi yang tinggi dan rendah sama besarnya. Pada remaja golongan tahun terdapat tiga orang yang memiliki motivasi informasi yang rendah dan sembilan orang yang memiliki motivasi informasi yang tinggi. Sedangkan untuk remaja golongan tahun memiliki motivasi informasi yang tinggi. Dari hasil Uji Chi Square diperoleh nilai 0,082 yang artinya antara usia responden dan motivasi informasi memiliki hubungan, dimana semakin tinggi usia remaja semakin tinggi motivasi menonton televisi lokal yang dimilikinya. Remaja umur tahun memiliki motivasi informasi yang tinggi, dikarenakan adanya perasaan kebutuhan akan informasi yang lebih besar dibandingkan remaja usia di bawahnya. Acara yang paling banyak dilihat oleh remaja tahun adalah acara Bogor Update yang berisikan berita-berita tentang peristiwa dan keadaan kota bogor setiap harinya. Bogor Update tayang setiap hari senin sampai dengan hari jum at dimulai dari pukul WIB. Acara ini sangat disukai dikarena informasi tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan sekitar Bogor selalu yang terkini. Sedangkan acara yang paling diminati oleh remaja golongan adalah acara yang berisikan informasi tentang tempat wisata kuliner di daerah Bogor. Tabel 4 Jumlah Responden Menurut Usia dan Kategori Motivasi Informasi Usia Motivasi Informasi Total Rendah Tinggi Total

37 22 2. Hubungan jenis kelamin dengan motivasi informasi menonton televisi lokal Hubungan jenis kelamin responden dengan motivasi informasi menunjukkan bahwa remaja perempuan dengan kategori motivasi informasi tinggi lebih banyak dibandingkan dengan remaja laki-laki. Tabel 5 tersebut menunjukkan bahwa remaja laki-laki sebanyak enam orang memiliki motivasi informasi rendah dan delapan orang dengan motivasi informasi tinggi. Sedangkan pada responden remaja perempuan terdapat enam orang yang memiliki motivasi informasi rendah dan sepuluh orang yang memiliki motivasi informasi tinggi. Hal ini disebabkan remaja perempuan memiliki waktu yang banyak untuk menonton acara informasi tentang lingkungan sekitar dibandingkan remaja laki-laki yang lebih suka pada acara hiburan saja. Berdasarkan Uji Chi Square, didapatkan bahwa p-value (0,151 > 0,05) yang artinya antara jenis kelamin dan motivasi informasi tidak ada hubungan. Dengan demikian, responden remaja laki-laki dan perempuan memiliki motivasi informasi yang sama besarnya dalam mencari informasi yang berkaitan dengan peristiwa dan pengetahuan tentang daerah sekitarnya. Dilihat dari motivasi informasinya, dengan kata lainnya antara remaja laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam menonton Megaswara TV. Tabel 5 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kategori Motivasi Informasi Jenis Kelamin Motivasi Informasi Total Rendah Tinggi Laki-laki Perempuan Total Hubungan pendidikan dengan motivasi informasi menonton televisi lokal Hubungan tingkat pendidikan responden dengan motivasi informasi menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi informasi paling tinggi adalah golongan tingkat penddikan SMA dan PT (Perguruan Tinggi). Tabel 6, menunjukkan bahwa remaja golongan SMP dengan motivasi informasi yang tinggi dan rendah berjumlah sama besarnya. Remaja golongan SMA terdapat empat orang yang memiliki motivasi informasi rendah dan delapan orang yang memiliki motivasi informasi tinggi. Sedangkan semua remaja golongan PT (Perguruan Tinggi) memiliki motivasi informasi yang tinggi. Hal ini disebabkan pada saat penelitian ini berlangsung remaja golongan

38 23 SMP dan SMA sedang dalam proses ujian akhir sekolah. Sehingga acara yang paling diminati oleh kedua golongan tersebut adalah acara Persiapan Akhir Sekolah yang ditayangkan lima kali dalam seminggu. Berdasarkan Uji Korelasi Spearman, diperoleh nilai 0,024 artinya antara tingkat pendidikan dan motivasi informasi memiliki hubungan, dimana semakin tinggi pendidikan responden semakin tinggi motivasi mencari informasi. Tabel 6 Jumlah Responden Menurut Pendidikan dan Kategori Motivasi Informasi Pendidikan Motivasi Informasi Total Rendah Tinggi SMP SMA PT Total Hubungan etnis dengan motivasi informasi menonton televisi lokal Hubungan etnis dengan motivasi informasi responden menunjukkan bahwa remaja lokal (Sunda) memiliki motivasi informasi yang lebih tinggi dibandingkan remaja yang bukan keturunan sunda (Melayu, Jawa, dan Minang) (Tabel 7). Pada tabel tersebut semua remaja dengan golongan etnis Sunda memiliki motivasi informasi yang tinggi, dan pada golongan Melayu, Jawa, dan Minang memiliki motivasi informasi yang rendah. Remaja lokal merasa lebih membutuhkan informasi mengenai daerah sendiri (informasi lokal) dibanding remaja yang bukan keturunan asli Sunda, sehingga mereka lebih banyak menonton acara-acara yang berisi informasi tentang daerahnya, baik itu berupa informasi ekonomi, poliik, sosial, dan budaya, serta tayangan tersebut memakai bahasa Sunda sebagai pengantarnya. Berdasarkan Uji Chi Square, didapatkan bahwa p-value (0,000 < 0,05) artinya terdapat hubungan antara asal etnis dan motivasi informasi responden. Etnis remaja asli (Sunda) lebih memiliki motivasi informasi yang lebih tinggi dibandingkan remaja yang bukan keturunan Sunda. Remaja etnis Sunda lebih banyak menonton acara informasi dibandingkan remaja yang bukan etnis Sunda. Selain itu, hal ini berkaitan dengan program acara dari Megaswara TV yang menanyangkan informasi-informasi yang berkaitan dengan pengetahuan lokal seperti sejarah daerah bogor. Menurut sebagian besar responden, acara yang paling diminati adalah acara Jelajah Bogor Akhir Pekan.

39 24 Hal ini berkaitan dengan tema acara yang selalu menyajikan tempat-tempat bersejarah dan wisata yang ada di Bogor. Tabel 7 Jumlah Responden Menurut Etnis dan Kategori Motivasi Informasi Etnis Motivasi Informasi Total Rendah Tinggi Sunda Melayu Jawa Minang Total Motivasi Identitas Pribadi Menonton Televisi Lokal 1. Hubungan usia dengan motivasi identitas pribadi menonton televisi lokal Hubungan usia dengan motivasi identitas pribadi responden menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi informasi yang paling tinggi adalah kelompok dan tahun (Tabel 8). Pada Tabel tersebut diketahui bahwa delapan orang responden yang tergolong usia remaja awal (12-15 tahun) memiliki motivasi identitas pribadi rendah dan empat orang memiliki motivasi identitas pribadi tinggi. Remaja golongan tahun memiliki motivasi identitas pribadi yang tinggi dan rendah dalam jumlah yang sama besar. Sedangkan semua remaja untuk golongan tahun memiliki motivasi identitas pribadi yang tinggi, karena umumnya remaja pada kelompok usia tersebut sudah dapat mengidentifikasi nilai-nilai dalam televisi dan sudah mampu mengenali indentitas pribadi sendiri dibandingkan dengan usia lainnya. Selanjutnya, berdasarkan Uji Chi Square, diperoleh nilai 0, 027 artinya antara usia dan motivasi identitas pribadi responden memiliki hubungan, dimana semakin tinggi usia seseorang semakin tinggi motivasi identitas pribadi yang dimilikinya. Setiap golongan usia memiliki motivasi yang sama, tetapi perbedaannya dilihat dari jumlah acara identitas pribadi yang ditonton oleh responden seperti acara Gorobog.

40 25 Tabel 8 Jumlah Responden Menurut Usia dan Kategori Motivasi Identitas Pribadi Usia Motivasi Identitas Pribadi Total Rendah Tinggi Total Hubungan jenis kelamin dengan motivasi identitas pribadi menonton televisi lokal Hubungan jenis kelamin dengan motivasi identitas pribadi responden menunjukkan bahwa responden perempuan lebih tinggi dalam kategori motivasi identitas pribadi dibandingkan dengan responden laki-laki (Tabel 9). Pada tabel tersebut, jumlah responden laki-laki yang memiliki motivasi identitas pribadi yang tingi dan rendah sama besarnya. Sedangkan responden perempuan terdapat tujuh orang yang memiliki motivasi identitas pribadi rendah dan sembilan orang yang memiliki motivasi identitas pribadi tinggi. Ini dikarenakan remaja perempuan pada umumnya memiliki lebih banyak waktu untuk luas menonton televisi, sehingga identitas pribadi remaja perempuan lebih banyak didapat dari tontonan televisi dari pada remaja laki-laki yang waktunya lebih banyak dipakai untuk berkumpul dengan teman-teman sebayanya. Remaja perempuan pada umumya lebih banyak memerlukan penunjang nilai-nilai pribadi, mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain dalam media, dan meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri dibanding remaja laki-laki. Acara yang paling sering ditonton oleh remaja perempuan adalah acara Wanita Sunda, ini dikarenakan remaja perempuan dapat melihat perilaku dan sifat wanita menurut adat Sunda. Berdasarkan Uji Chi Square, didapatkan bahwa p-value 0,732 > 0,05. Artinya antara jenis kelamin dan motivasi identitas pribadi tidak ada hubungan atau tidak terlihat perbedaan yang sangat signifikan antara jumlah responden dengan motivasi identitas pribadi yang tinggi dan rendah.

41 26 Tabel 9 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kategori Motivasi Identitas Pribadi Jenis Kelamin Motivasi Identitas Pribadi Total Rendah Tinggi Laki-laki Perempuan Total hubungan pendidikan dengan motivasi identitas pribadi menonton televisi lokal Hubungan tingkat pendidikan dengan motivasi indentitas pibadi responden menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi identitas pribadi paling tinggi adalah golongan tingkat pendidikan PT (Tabel 10). Pada tabel tersebut remaja golongan SMP terdapat tujuh orang yang memiliki motivasi identitas pribadi rendah dan tiga orang yang memiliki motivasi identitas pribadi tinggi. Remaja golongan SMA terdapat tujuh orang yang memiliki motivasi identitas pribadi rendah dan lima orang yang memiliki motivasi identitas pribadi tinggi. Sedangkan semua remaja golongan PT (Perguruan Tinggi) memiliki motivasi identitas pribadi yang tinggi. Hal ini berhubungan dengan jenis acara yang ditonton oleh responden. Acara-acara yang dapat meningkatkan motivasi identitas pribadi banyak diminati oleh responden dengan tingkat pendidikan PT (Perguruan Tinggi) seperti acara Gorobog. Acara Gorobog bertemakan acara keluarga yang dikemas dalam bahasa Sunda. Berdasarkan Uji Korelasi Spearman, diperoleh nilai 0,003 artinya antara tingkat pendidikan dan motivasi identitas pribadi memiliki hubungan, dimana semakin tinggi pendidikan responden semakin tinggi motivasi identitas pribadi dengan pendidikan di bawahnya. Hal ini dikarenakan remaja yang memiliki pendidikan PT memiliki pemahaman yang tinggi tentang identitas pribadinya dibandingkan dengan remaja yang memiliki pendidikan SMP dan SMA, dimana remaja SMP dan SMA sedang dalam masa mencari identitas pribadi dalam kehidupan sosialnya. Pada acara Sunda Bogor dan Gorobog kebanyakan remaja SMP dan SMA hanya mengetahui isi acara, berbeda dengan remaja yang berpendidikan PT yang dapat mengerti sifat satu karakter dalam dua acara tersebut.

42 27 Tabel 10 Jumlah Responden Menurut Pendidikan dan Kategori Motivasi Identitas Pribadi Pendidikan Motivasi Identitas Pribadi Total Rendah Tinggi SMP SMA PT Total Hubungan etnis dengan motivasi identitas pribadi menonton televisi lokal Hubungan faktor asal etnis terhadap motivasi identitas pribadi menunjukkan bahwa responden yang berasal dari remaja lokal (Sunda) memiliki motivasi identitas pribadi yang lebih tinggi dibandingkan remaja yang bukan keturunan Sunda (Tabel 11). Pada tabel tersebut remaja dengan golongan etnis Sunda sebanyak lima orang memiliki motivasi identitas pribadi yang rendah dan enambelas orang memiliki motivasi identitas pribadi yang tinggi. Pada etnis Melayu, Jawa, dan Minang semuanya memiliki motivasi identitas pribadi yang rendah. Hal ini berkaitan dengan program acara yang disiarkan mengenai nilai-nilai budaya lokal (Sunda) dan memakai bahasa lokal (Sunda). Berdasarkan Uji Chi Square, didapatkan bahwa p-value 0,002 < 0,05 artinya terdapat hubungan antara asal etnis dan motivasi identitas pribadi responden. Etnis remaja asli (Sunda) lebih memiliki motivasi identitas pribadi yang lebih tinggi dibandingkan remaja yang bukan keturunan Sunda. Hal ini disebabkan karena Megaswara TV lebih banyak menayangkan acara-acara yang memiliki nilai-nilai budaya lokal (Sunda), sehingga hal ini menarik minat remaja keturunan Sunda dibanding yang bukan keturunan Sunda. Bahasa juga merupakan suatu kendala, contoh acara Gorobog yang merupakan acara lawak yang memakai bahasa Sunda. Bagi remaja Sunda tontonan tersebut sangat menarik dan dapat meningkatkan identitas pribadi mereka, sedangkan bagi remaja yang bukan keturunan sunda serta tidak mengerti bahasa lokal akan melihat acara tersebut sebagai acara yang tidak menarik. Dengan kata lain acara Budaya Sunda juga sangat banyak diminati oleh remaja yang memiliki motivasi identitas pribadi tinggi.

43 28 Tabel 11 Jumlah Responden Menurut Etnis dan Kategori Motivasi Identitas Pribadi Etnis Motivasi Identitas Pribadi Total Rendah Tinggi Sunda Melayu Jawa Minang Total Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Menonton Televisi Lokal 1. Hubungan usia dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial menonton televisi lokal Hubungan usia dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial responden menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial yang paling tinggi adalah kelompok tahun (Tabel 12). Pada Tabel tersebut diketahui bahwa dari seluruh responden yang tergolong usia remaja awal (12-15 tahun) terdapat delapan orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial rendah dan empat orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi. Remaja golongan tahun terdapat empat orang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial rendah dan delapan orang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi. Sedangkan untuk golongan tahun terdapat satu orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaks sosial rendah dan lima orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi. Hal ini disebabkan remaja usia tahun memiliki motivasi yang tinggi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar, memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial, menemukan bahan percakapan dalam kehidupan sehari-hari, dan peran lainnya melalui televisi. Berdasarkan Uji Chi Square, diperoleh nilai 0, 087 artinya antara usia dan motivasi integrasi dan interaksi sosial responden memiliki hubungan, dimana semakin tinggi usia seseorang semakin motivasi integrasi dan interaksi sosial yang dimilikinya dalam menonton televisi lokal. Remaja yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi biasanya menonton acara Berita Bogor, mereka sangat menyukai acara tersebut disebabkan bisa menjadi bahan percakapan dalam pergaulan sehari-hari.

44 29 Tabel 12 Jumlah Responden Menurut Usia dan Kategori Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Usia Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Total Rendah Tinggi Total Hubungan jenis kelamin dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial menonton televisi lokal Hubungan jenis kelamin dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial responden menunjukkan bahwa responden perempuan lebih tinggi dalam kategori motivasi integrasi dan interaksi sosial dibandingkan dengan responden laki-laki (Tabel 13). Pada tabel tersebut responden laki-laki memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial yang sama besarnya. Sedangkan responden perempuan terdapat enam orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial rendah dan sepuluh orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi. Hal ini disebabkan beberapa remaja perempuan lebih tinggi interaksinya dengan lingkungan sekitar dan rasa empati sosial dibandingkan dengan remaja laki-laki setelah melihat tayangan acara Megaswara TV. Berdasarkan Uji Chi Square, didapatkan bahwa p-value 0,491 > 0,05 artinya antara jenis kelamin dan motivasi integrasi dan interaksi sosial tidak ada hubungan. Hal ini menyebabkan tidak terlihatnya perbedaan motivasi integrasi dan interaksi sosial yang signifikan antara remaja laki-laki dan perempuan. Tapi pada responden yang memilki motivasi integrasi dan interaksi sosial yang tinggi merasa acara Dinamika Bogor dapat meningkatkan rasa kepedulian, rasa memiliki, dan tanggung jawab akan lingkungan sekitarnya. Acara tersebut juga biasanya dapat menjadikan pembuka bahan percakapan dalam pergaluan sosial sehari-hari.

45 30 Tabel 13 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kategori Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Jenis Kelamin Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Total Rendah Tinggi Laki-laki Perempuan Total Hubungan pendidikan dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial menonton televisi lokal Hubungan pendidikan dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial responden menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial paling tinggi adalah golongan tingkat penddikan SMA dan PT (Tabel 14). Pada tabel tersebut remaja golongan SMP terdapat tujuh orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi rendah dan tiga orang yang memiliki motivasi integritas dan interaksi pribadi tinggi. Remaja golongan SMA terdapat lima orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial rendah dan tujuh orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi. Sedangkan remaja golongan PT (Perguruan Tinggi) terdapat satu orang memiliki motivasi integrasi dan interaks sosial rendah dan tujuh orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial yang tinggi. Remaja tingkat SMA dan PT lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, sehingga membutuhkan bahan percakapan dalam kehidupan sosialnya. Hal ini yang membuat motivasi mereka untuk menonton acara yang dapat menambahkan motivasi integrasi dan interaksi sosial seperti pada program informasi terlihat tinggi. Berdasarkan Uji Korelasi Spearman, diperoleh nilai 0,013 artinya antara tingkat pendidikan dan motivasi integrasi dan interaksi sosial memiliki hubungan, dimana semakin tinggi pendidikan seorang responden memiliki perbedaan motivasi informasi dengan pendidikan di bawahnya. Remaja dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi selalu menjadikan tayangan acara Megaswara TV sebagai bahan percakapan pada pergaulan sehari-hari. Remaja dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi juga merasa dengan menonton acara-acara Megasara TV dapat meningkatkan rasa kepedulian dan memiliki mereka terhadap lingkungan sekitar. Acara yang paling sering ditonton oleh remaja yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi adalah

46 31 acara Dinamika Bogor, dimana acara tersebut memberikan informasi-infromasi dari peristiwa hingga sejarah daerah Bogor. Tabel 14 Jumlah Responden Menurut Pendidikan dan Kategori Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Pendidikan Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Total Rendah Tinggi SMP SMA PT Total Hubungan etnis dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial menonton televisi lokal Hubungan etnis dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial responden menunjukkan bahwa responden yang berasal dari remaja lokal (Sunda) memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial yang lebih tinggi dibandingkan remaja yang bukan keturunan sunda (Tabel 15). Pada tabel tersebut remaja dengan golongan etnis Sunda sebanyak lima orang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial rendah dan enambelas orang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial yang tinggi. Pada golongan etnis Melayu, Jawa, dan Minang memiliki motivasi integritas dan interaksi sosial yang rendah. Hal ini berkaitan dengan program acara yang ditayangkan Megaswara TV, acara yang ditayangkan lebih banyak mengenai pengetahuan lokal dan keadaan lokal sehari-hari, sehingga lebih menarik minat remaja yang beretnis Sunda. Berdasarkan Uji Chi Square, didapatkan bahwa p-value 0,011 < 0,05 artinya terdapat hubungan antara asal etnis dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial responden. Etnis remaja asli (Sunda) lebih memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial yang lebih tinggi dibandingkan remaja yang bukan keturunan Sunda. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya jumlah acara yang ditayangkan tentang pengetahuan dan keadaan lokal, sehingga berpengaruh terhadap pemenuhan motivasi integrasi dan interaksi sosial mereka. Acara yang paling diminati tentu adalah acara Beja Ti Bogor, karena responden merasa acara tersebut dapat meningkatkan motivasi integrasi dan interaksi sosial mereka.

47 32 Tabel 15 Jumlah Responden Menurut Etnis dan Kategori Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Etnis Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Total Rendah Tinggi Sunda Melayu Jawa Minang Total Motivasi Hiburan Menonton Televisi Lokal 1. Hubungan usia dengan Motivasi hiburan menonton televisi lokal Hubungan usia dengan motivasi hiburan responden menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi informasi yang paling tinggi adalah kelompok tahun(tabel 16). Pada Tabel 4 diketahui seluruh responden yang tergolong usia remaja awal (12-15 tahun) terdapat tiga orang memiliki motivasi hiburan rendah dan sembilan orang yang memiliki motivasi hiburan. Remaja golongan tahun terdapat lima orang yang memiliki motivasi hiburan yang rendah dan tujuh orang yang memiliki motivasi hiburan yang tinggi. Sedangkan untuk golongan tahun memiliki terdapat satu orang yang memiliki motivasi hiburan yang rendah dan lima orang yang memiliki motivasi hiburan yang tinggi. Menurut remaja berumur tahun menonton acara hiburan merupakan untuk mengisi waktu kosong dan melepaskan diri dari permasalahan. Sedangkan bagi remaja berumur tahun menonton acara hiburan merupakan mengisi waktu bersantai. Berdasarkan Uji Chi Square, diperoleh nilai 0, 490 artinya antara usia dengan motivasi hiburan responden tidak memiliki hubungan, dimana semakin tinggi usia responden semakin rendah motivasi hiburannya dan semakin rendah umur responden semakin tinggi motivasi hiburannya. Remaja yangmemiliki motivasi hiburan tinggi merasa program musik menjadi acara yang paling diminati, karena jarang tayangan televisi yang menayangkan program musik. Selain itu program acara Gorobog Bogor merupakan acara paling diminati oleh responden pada malam hari.

48 33 Tabel 16 Jumlah Responden Menurut Usia dan Kategori Motivasi Hiburan Usia Motivasi Hiburan Total Rendah Tinggi Total Hubungan jenis kelamin dengan motivasi hiburan menonton televisi lokal Hubungan jenis kelamin dengan motivasi informasi hiburan menunjukkan bahwa responden laki-laki lebih tinggi dalam kategori motivasi informasi dibandingkan dengan responden perempuan. Pada tabel tersebut remaja laki-laki terdapat tiga orang memiliki motivasi hiburan rendah dan sebelas orang yang memiliki motivasi hiburan tinggi. yang sama besarnya. Sedangkan remaja perempuan terdapat enam orang yang memiliki motivasi hiburan rendah dan sepuluh orang yang memiliki motivasi tinggi. Hal ini berkaitan dengan minat remaja laki-laki yang menonton acara hiburan lebih banyak dibandingkan remaja perempuan. Remaja laki-laki biasanya mengisi waktu kosong dengan menonton acara hiburan, sedangkan bagi remaja perempuan menonton acara hiburan dapat mengisi waktu bersantai. Berdasarkan Uji Chi Square, didapatkan bahwa p-value 0,338 > 0,05 artinya antara jenis kelamin dan motivasi hiburan tidak ada hubungan, dimana responden lakilaki dan perempuan memiliki motivasi hiburan yang sama besarnya, hanya sebesar sembilan orang yang memiliki motivasi hiburan rendah, serta tidak terlihat perbedaan yang signifikan pada motivasi hiburan yang tinggi. Menurut remaja yang memiliki motivasi hiburan tinggi, acara Gorobog merupakan acara hiburan yang menarik dan jam tayangkan yang sesuai. Tabel 17 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kategori Motivasi Hiburan Jenis Kelamin Motivasi Hiburan Total Rendah Tinggi Laki-laki Perempuan Total

49 34 3. Hubungan pendidikan dengan motivasi hiburan menonton televisi lokal Hubungan tingkat pendidikan dengan motivasi hiburan responden menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi hiburan paling tinggi adalah golongan tingkat penddikan SMA (Tabel 18). Pada tabel tersebut remaja golongan SMP memiliki motivasi hiburan yang sama besar. Remaja golongan SMA terdapat tiga orang yang memiliki motivasi hiburan rendah dan sembilan orang yang memiliki motivasi hiburan tinggi. Sedangkan remaja golongan PT (Perguruan Tinggi) terdapat satu orang memiliki motivasi hiburan rendah dan tujuh orang yang memiliki motivasi hiburan tinggi. Berdasarkan Uji Korelasi Spearman, diperoleh nilai 0,082 artinya antara tingkat pendidikan dan motivasi hiburan memiliki hubungan. Semakin tinggi pendidikan seorang responden memiliki perbedaan motivasi hiburan dengan pendidikan di bawahnya. Remaja dengan pendidikan SMP, SMA, dan PT (Perguruan Tinggi) yang memilki motivasi hiburan tinggi lebih banyak waktu untuk menonton televisi setelah beraktivitas sehari-hari dan mereka merasa jenuh biasanya memlih waktu bersantai dengan menonton acara hiburan. Acara yang paling diminati adalah Gorobog, ini dikarenakan jam tayang dan hari yang sesuai dengan waktu luang responden. Tabel 18 Jumlah Responden Menurut Pendidikan dan Kategori Motivasi Hiburan Pendidikan Motivasi Hiburan Total Rendah Tinggi SMP SMA PT Total Hubungan etnis dengan motivasi hiburan menonton televisi lokal Hubungan etnis dengan motivasi hiburan responden menunjukkan bahwa responden yang berasal dari remaja lokal (Sunda) memiliki motivasi informasi yang lebih tinggi dibandingkan remaja yang bukan keturunan sunda (Tabel 19). Pada tabel tersebut remaja dengan golongan etnis Sunda sebanyak tiga orang memiliki motivasi hiburan rendah dan delapanbelas orang memiliki motivasi hiburan yang tinggi. Pada golongan etnis Melayu, Jawa, dan Minang memiliki motivasi integritas dan interaksi sosial yang rendah, ini terlihat dari jumlah responden. Hal ini berkaitan dengan jenis program hiburan yang ditayangkan Megaswara TV. Megaswara TV lebih banyak

50 35 menayangkan program acara hiburan yag bersifat lokal (Sunda) yang lebih banyak diminati oleh remaja Sunda dibandingkan remaja yang bukan keturunan Sunda. Berdasarkan Uji Chi Square, didapatkan bahwa p-value 0,013 < 0,05 artinya terdapat hubungan antara asal etnis dan motivasi hiburan responden. Etnis remaja asli (Sunda) lebih memiliki motivasi hiburan yang lebih tinggi dibandingkan remaja yang bukan keturunan Sunda. Hal ini disebabkan Megaswara TV lebih banyak menayangkan program hiburan yang bersifat lokal (Sunda), seperti acara Gorobong yang lebih banyak diminati oleh golongan etnis Sunda dibadingkan etnis lainnya. Selain itu acara Sunda Bogor merupakan acara yang paling diminati oleh remaja Sunda. Bahasa merupakan salah satu kendala bagi remaja yang bukan etnis Sunda. Tabel 19 Jumlah Responden Menurut Usia dan Kategori Motivasi Hiburan Etnis Motivasi Hiburan Total Rendah Tinggi Sunda Melayu Jawa Minang Total Hubungan Faktor Ekstrinsik terhadap Motivasi Menonton Televisi Lokal Faktor ekstrinsik yang berhubungan dengan motivasi responden dalam menonton televisi lokal dalam penelitian ini adalah informasi acara dan pola pengambilan keputusan Informasi Acara 1. Hubungan informasi acara dengan motivasi informasi menonton televisi lokal Hubungan faktor informasi acara terhadap motivasi informasi responden menunjukkan responden yang memiliki motivasi informasi tinggi lebih banyak memperoleh informasi acara dari iklan televisi (Tabel 20). Pada tabel tersebut responden yang mendapat informasi acara melalui iklan televisi terdapat empat orang yang memiliki motivasi informasi rendah dan limabelas orang memiliki motivasi informasi tinggi. Responden yang mendapat informasi acara melalui media cetak terdapat satu orang yang memiliki motivasi informasi rendah dan empat orang memiliki motivasi informasi tinggi. Responden mendapat informasi acara melalui keluarga atau teman terdapat dua orang yang memiliki motivasi informasi rendah dan empat orang

51 36 memiliki motivasi informasi tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah media yang digunakan oleh Megaswara TV untuk memberitahu informasi acara yang ditayangkan oleh Megaswara TV. Iklan televisi merupakan alat media yang paling kuat efeknya dibandingkan media cetak hanya mampu memberikan informasi kepada responden yang membeli media tersebut. Keluarga atau teman biasanya memberikan informasi acara yang disukai, bukan semua acara yang akan ditayangkan oleh Megaswara TV. Berdasarkan Uji Chi Square, diperoleh nilai 0, 091 artinya ada hubungan antara informasi acara dengan motivasi informasi, dimana semakin banyak informasi acara yang didapat oleh responden semakin tinggi juga motivasi informasi yang dimiliki responden untuk menonton televisi. Informasi acara dari iklan TV yang paling banyak meningkatkan motivasi informasi responden dalam menonton televisi. Jumlah tayangan iklan acara setiap harinya sangat mampu meningkatkan motivasi informasi menonton responden. Responden yang menerima informasi acara dari keluarga atau teman ternyata menyukai program informasi yang diinformasikan. Update Bogor adalah acara yang didapat responden dari keluarga atau teman. Tabel 20 Jumlah Responden Menurut Informasi Acara dan Kategori Motivasi Informasi Informasi Acara Motivasi Informasi Total Rendah Tinggi Iklan TV Media Cetak Keluarga/Teman Total Hubungan informasi acara dengan motivasi identitas pribadi menonton televisi lokal Hubungan faktor informasi acara terhadap motivasi motivasi identitas pribadi responden menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi identitas pribadi tinggi lebih banyak memperoleh informasi acara dari iklan televisi (Tabel 21). Pada tabel tersebut responden yang mendapat informasi acara melalui iklan televisi terdapat delapan orang yang memiliki motivasi identitas pribadi rendah dan sebelas orang memiliki motivasi identitas pribadi tinggi. Responden yang mendapat informasi acara melalui media cetak terdapat satu orang yang memiliki motivasi identitas pribadi rendah dan empat orang memiliki motivasi identitas pribadi tinggi. Responden mendapat informasi acara melalui keluarga atau teman terdapat lima orang yang memiliki

52 37 motivasi identitas pribadi rendah dan satu orang memiliki motivasi identitas pribadi tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah media yang digunakan oleh Megaswara TV untuk memberitahu informasi acara yang ditayangkan oleh Megaswara TV. Iklan televisi merupakan alat media yang paling kuat efeknya dibandingkan media cetak hanya mampu memberikan informasi kepada responden yang membeli media tersebut. Keluarga atau teman biasanya memberikan informasi acara yang disukai, bukan semua acara yang akan ditayangkan oleh Megaswara TV. Berdasarkan Uji Chi Square, diperoleh nilai 0, 089 artinya ada hubungan antara informasi acara dan motivasi identitas pribadi, dimana semakin banyak informasi acara yang didapat oleh responden semakin tinggi juga motivasi identitas pribadi yang dimiliki responden dalam menonton televisi. Informasi acara dari iklan TV yang paling banyak meningkatkan motivasi identitas pribadi responden dalam menonton televisi. Berbanding terbalik dengan informasi acara yang didapat dari keluarga atau teman, ini disebabkan faktor acara kesukaan yang diinformasikan kepada responden. Jumlah tayangan iklan acara setiap harinya sangat mampu meningkatkan motivasi identitas pribadi menonton responden. Pemberian informasi acara kepada responden melalui iklan tv dan media cetak dapat memberikan pilihan kepada responden untuk memilih acara yang mampu meningkatkan identitas pribadi mereka. Tabel 21 Jumlah Responden Menurut Informasi Acara dan Kategori Motivasi Identitas Pribadi Informasi Acara Motivasi Identitas Pribadi Total Rendah Tinggi Iklan TV Media Cetak Keluarga/Teman Total Hubungan informasi acara dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial menonton televisi lokal Hubungan faktor informasi acara terhadap motivasi motivasi integrasi dan interaksi sosial responden menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi lebih banyak memperoleh informasi acara dari iklan televisi (Tabel 22). Pada tabel tersebut responden yang mendapat informasi acara melalui iklan televisi terdapat tujuh orang yang memiliki motivasi integrasi dan

53 38 interaksi sosial rendah dan duabelas orang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi. Responden yang mendapat informasi acara melalui media cetak terdapat satu orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial rendah dan empat orang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi. Responden mendapat informasi acara melalui keluarga atau teman terdapat lima orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial rendah dan satu orang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah media yang digunakan oleh Megaswara TV untuk memberitahu informasi acara yang ditayangkan oleh Megaswara TV. Iklan televisi merupakan alat media yang paling kuat efeknya dibandingkan media cetak hanya mampu memberikan informasi kepada responden yang membeli media tersebut. Keluarga atau teman biasanya memberikan informasi acara yang disukai, bukan semua acara yang akan ditayangkan oleh Megaswara TV. Berdasarkan Uji Chi Square, diperoleh nilai 0, 069 artinya ada hubungan antara informasi acara dan motivasi integrasi dan interaksi sosial, dimana semakin banyak infromasi acara yang didapat oleh responden semakin tinggi juga motivasi integrasi dan interaksi sosial yang dimiliki responden dalam menonton televisi. Informasi acara dari iklan TV yang paling banyak meningkatkan motivasi integrasi dan interaksi sosial responden dalam menonton televisi. Berbanding terbalik dengan informasi acara yang didapat dari keluarga atau teman, ini disebabkan faktor acara kesukaan yang diinformasikan kepada responden. Jumlah tayangan iklan acara setiap harinya sangat mampu meningkatkan motivasi integrasi dan interaksi sosial menonton responden. Pemberian informasi acara kepada responden melalui iklan TV dan media cetak dapat memberikan pilihan kepada responden untuk memilih acara yang mampu meningkatkan integrasi dan interaksi sosialnya. Tabel 22 Jumlah Responden Menurut Informasi Acara dan Kategori Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Informasi Acara Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Total Rendah Tinggi Iklan TV Media Cetak Keluarga/Teman Total

54 39 4. Hubungan informasi acara dengan motivasi hiburan menonton televisi lokal Hubungan faktor informasi acara terhadap motivasi motivasi hiburan responden menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi hiburan tinggi lebih banyak memperoleh informasi acara dari iklan televisi (Tabel 23). Pada tabel tersebut responden yang mendapat informasi acara melalui iklan televisi terdapat lima orang yang memiliki motivasi hiburan dan empatbelas orang memiliki motivasi hiburan tinggi. Responden yang mendapat informasi acara melalui media cetak terdapat satu orang yang memiliki motivasi hiburan rendah dan empat orang memiliki motivasi hiburan tinggi. Responden mendapat informasi acara melalui keluarga atau teman terdapat tiga orang yang memiliki motivasi hiburan rendah dan tiga orang memiliki motivasi hiburan tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah media yang digunakan oleh Megaswara TV untuk memberitahu informasi acara yang ditayangkan oleh Megaswara TV. Iklan televisi merupakan alat media yang paling kuat efeknya dibandingkan media cetak hanya mampu memberikan informasi kepada responden yang membeli media tersebut. Keluarga atau teman biasanya memberikan informasi acara yang disukai, bukan semua acara yang akan ditayangkan oleh Megaswara TV. Berdasarkan Uji Chi Square, diperoleh nilai 0, 071 artinya ada hubungan antara informasi acara dan motivasi hiburan, dimana semakin banyak infromasi acara yang didapat oleh responden semakin tinggi juga motivasi hiburan yang dimiliki responden dalam menonton televisi. Informasi acara dari iklan TV yang paling banyak meningkatkan motivasi hiburan responden dalam menonton televisi. Jumlah tayangan iklan acara setiap harinya sangat mampu meningkatkan motivasi integrasi dan interaksi sosial menonton responden. Pemberian informasi acara kepada responden melalui iklan TV dan media cetak dapat memberikan pilihan kepada responden untuk memilih acara hiburan yang sesuai dengan kebutuhan responden. Responden yang menerima informasi acara dari keluarga atau teman ternyata menyukai program hiburan yang diinformasikan, tetapi ada juga yang membuat motivasi hiburannya rendah.

55 40 Tabel 23 Jumlah Responden Menurut Informasi Acara dan Kategori Motivasi Hiburan Informasi Acara Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Total Rendah Tinggi Iklan TV Media Cetak Keluarga/Teman Total Pola Pengambilan Keputusan 1. Hubungan pola pengambilan keputusan dengan motivasi informasi menonton televisi lokal Hubungan pola pengambilan keputusan terhadap motivasi informasi responden menunjukkan bahwa responden dengan pola pengambilan keputusan sendiri memiliki motivasi informasi yang lebih tinggi dibandingkan pola pengambilan keputusan yang lain (Tabel 24). Pada tabel tersebut responden yang memiliki motivasi informasi tinggi dipengaruhi oleh pola pengambilan keputusan orang lain, sendiri, bersama, dan orang yang sudah ada sebelumnya dalam menonton televisi lokal. Terdapat dua puluh satu orang yang memiliki motivasi informasi tinggi dengan berbagai pola pengambilan keputusan dan sembilan orang yang memiliki motivasi informasi rendah dengan berbagai pola pengambilan keputusan. Berdasarkan Uji Chi Square, diperoleh nilai 0, 605 artinya tidak ada hubungan antara pola pengambilan keputusan dan motivasi informasi responden. Setiap pola pengambilan keputusan memiliki pengaruh masing-masing. Pola pengambilan keputusan sendiri sangat mempengaruhi responden dalam motivasi informasi tinggi, tapi jika dilihat tidak ada perbedaan yang signifikan dengan pola pengambilan keputusan lainnya. Walaupun tidak ada perbedaan yang signifikan responden tidak merasa terpaksa menonton acara televisi lokal berdasarkan keputusan orang lain, bersama, atau orang yang ada sudah sebelumnya. Acara Update Bogor banyak ditonton oleh responden dengan keputusan sendiri, keputusan orang lain, dan orang yang sudah ada sebelumnya.

56 41 Tabel 24 Jumlah Responden Menurut Pola Pengambilan Keputusan dan Kategori Motivasi Informasi Pola Pengambilan Keputusan Motivasi Informasi Total Rendah Tinggi Orang lain Sendiri Bersama Orang yang sudah ada sebelumnya Total Hubungan pola pengambilan keputusan dengan motivasi identitas pribadi menonton televisi lokal Hubungan pola pengambilan keputusan terhadap motivasi identitas pribadi responden menunjukkan bahwa responden dengan pola pengambilan keputusan sendiri memiliki motivasi identitas pribadi yang lebih tinggi dibandingkan pola pengambilan keputusan yang lain (Tabel 25). Pada tabel tersebut responden yang memiliki motivasi identitas pribadi tinggi dipengaruhi oleh pola pengambilan keputusan orang lain, sendiri, bersama, dan orang yang sudah ada sebelumnya dalam menonton televisi lokal. Terdapat enambelas orang yang memiliki motivasi identitas pribadi tinggi dengan berbagai pola pengambilan keputusan dan empatbelas orang yang memiliki motivasi identitas pribadi rendah dengan berbagai pola pengambilan keputusan. Berdasarkan Uji Chi Square, diperoleh nilai 0, 414 artinya tidak ada hubungan pola pengambilan keputusan dan motivasi identitas pribadi responden. Pola pengambilan keputusan sendiri sangat mempengaruhi responden dalam motivasi identitas pribadi tinggi, tapi jika dilihat tidak ada perbedaan yang signifikan dengan pola pengambilan keputusan lainnya. Walaupun tidak ada perbedaan yang signifikan responden tidak merasa terpaksa menonton acara televisi lokal berdasarkan keputusan orang lain, bersama, atau orang yang ada sudah sebelumnya. Acara Update Bogor banyak ditonton oleh responden dengan keputusan sendiri, keputusan orang lain, dan orang yang sudah ada sebelumnya.

57 42 Tabel 25 Jumlah Responden Menurut Pola Pengambilan Keputusan dan Kategori Motivasi Identitas Pribadi Pola Pengambilan Keputusan Motivasi Identitas Pribadi Total Rendah Tinggi Orang lain Sendiri Bersama Orang yang sudah ada sebelumnya Total Hubungan pola pengambilan keputusan dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial menonton televisi lokal Hubungan pola pengambilan keputusan terhadap motivasi integrasi dan interaksi sosial responden menunjukkan bahwa responden dengan pola pengambilan keputusan sendiri memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial yang lebih tinggi dibandingkan pola pengambilan keputusan yang lain (Tabel 26). Pada tabel tersebut responden yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi dipengaruhi oleh pola pengambilan keputusan orang lain, sendiri, bersama, dan orang yang sudah ada sebelumnya dalam menonton televisi lokal. Terdapat tujuhbelas orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi dengan berbagai pola pengambilan keputusan dan tigabelas orang yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial rendah dengan berbagai pola pengambilan keputusan. Berdasarkan Uji Chi Square, diperoleh nilai 0, 983 artinya tidak ada hubungan pola pengambilan keputusan dan motivasi integrai dan interaksi sosial responden dalam menonton televisi lokal. Pola pengambilan keputusan sendiri sangat mempengaruhi responden dalam motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi, tapi jika dilihat tidak ada perbedaan yang signifikan dengan pola pengambilan keputusan lainnya. Walaupun tidak ada perbedaan yang signifikan responden tidak merasa terpaksa menonton acara televisi lokal berdasarkan keputusan orang lain, bersama, atau orang yang ada sudah sebelumnya. Acara informasi banyak ditonton oleh responden dengan keputusan sendiri, keputusan orang lain, dan orang yang sudah ada sebelumnya, hal ini dikarenakan responden ingin menambah rasa empati sosial dalam kehidupan sosialnya.

58 43 Tabel 26 Jumlah Responden Menurut Pola Pengambilan Keputusan dan Kategori Motivasi Integrasi dan Interaks Sosial Pola Pengambilan Keputusan Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Total Rendah Tinggi Orang lain Sendiri Bersama Orang yang sudah ada sebelumnya Total Hubungan pola pengambilan keputusan dengan motivasi hiburan menonton televisi lokal Hubungan pola pengambilan keputusan terhadap motivasi hiburan responden menunjukkan bahwa responden dengan pola pengambilan keputusan sendiri memiliki motivasi hiburan yang lebih tinggi dibandingkan pola pengambilan keputusan yang lain (Tabel 27). Pada tabel tersebut responden yang memiliki motivasi hiburan tinggi dipengaruhi oleh pola pengambilan keputusan orang lain, sendiri, bersama, dan orang yang sudah ada sebelumnya dalam menonton televisi lokal. Terdapat tujuhbelas orang yang memiliki motivasi hiburan tinggi dengan berbagai pola pengambilan keputusan dan tigabelas orang yang memiliki motivasi hiburan rendah dengan berbagai pola pengambilan keputusan. Berdasarkan Uji Chi Square, diperoleh nilai 0, 707 artinya tidak ada hubungan anatara pola pengambilan keputusan dan motivasi hiburan responden. Pola pengambilan keputusan sendiri sangat mempengaruhi responden dalam motivasi hiburan tinggi, tapi jika dilihat tidak ada perbedaan yang signifikan dengan pola pengambilan keputusan lainnya. Walaupun tidak ada perbedaan yang signifikan responden tidak merasa terpaksa menonton acara televisi lokal berdasarkan keputusan orang lain, bersama, atau orang yang ada sudah sebelumnya. Acara hiburan banyak ditonton oleh responden dengan keputusan sendiri, keputusan orang lain, bersama, dan orang yang sudah ada sebelumnya.

59 44 Tabel 27 Jumlah Responden Menurut Pola Pengambilan Keputusan dan Kategori Motivasi Hiburan Pola Pengambilan Keputusan Motivasi Hiburan Total Rendah Tinggi Orang lain Sendiri Bersama Orang yang sudah ada sebelumnya Total

60 45 BAB VI KEPUASAN MENONTON TELEVISI LOKAL 6.1 Kepuasan informasi Hubungan motivasi informasi dengan kepuasan informasi menunjukkan bahwa responden dengan motivasi informasi tinggi memiliki kepuasan informasi yang tinggi (Tabel 28). Pada tabel tersebut responden motivasi informasi rendah merasa terpuaskan, sedangkan terdapat empatbelas orang responden yang memiliki motivasi informasi tinggi sangat merasa terpuaskan dan tujuh orang responden yang memiliki motivasi informasi tinggi sangat merasa tidak terpuaskan. Berdasarkan Uji Korelasi Spearman, diperoleh nilai 0, 050 artinya hubungan antara motivasi informasi dan kepuasan informasi. Program yang bertemakan informasi daerah dan nilai-nilai lokal paling banyak ditonton oleh responden, karena dapat memenuhi kebutuhan informasi responden. Responden yang memiliki motivasi informasi tinggi dan tidak terpuaskan mengaku informasi yang dilihat sudah pernah dilihat dari media cetak. Tabel 28 Jumlah Responden Menurut Kategori Motivasi Informasi dan Kepuasan Informasi Motivasi Informasi Kepuasan Informasi Total Tidak Terpuaskan Terpuaskan Rendah Tinggi Total ada 6.2 Kepuasan Identitas Pribadi Hubungan motivasi identitas pribadi dengan kepuasan identitas pribadi menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi identitas pribadi tinggi memiliki kepuasan yang tinggi dibandingkan dengan responden yang memilki motivasi identitas pribadi rendah (Tabel 29). Pada tabel tersebut terdapat enam orang responden yang memiliki motivasi identitas pribadi rendah sangat merasa terpuaskan dan delapan orang responden yang memiliki motivasi identitas pribadi rendah sangat merasa tidak terpuaskan, sedangkan terdapat tigabelas orang responden yang memiliki motivasi identitas pribadi tinggi sangat merasa terpuaskan dan tiga orang responden yang memiliki motivasi identitas pribadi tinggi sangat merasa tidak terpuaskan.

61 46 Berdasarkan Uji Korelasi Spearman, diperoleh nilai 0, 030 artinya hubungan antara motivasi identitas pribadi dan kepuasan identitas pribadi. Artinya, responden merasa terpuaskan akan kebutuhan identitas pribadinya melalui acara yang ditayangkan oleh Megaswara TV. Acara Wanita Sunda menurut responden adalah acara yang bisa memuaskan akan kebutuhan penambahan identitas pribadi mereka. Tabel 29 Jumlah Responden Menurut Kategori Motivasi Identitas Pribadi dan Kepuasan Identitas Pribadi Motivasi Identitas Pribadi Kepuasan Identitas Pribadi Total Tidak Terpuaskan Terpuaskan Rendah Tinggi Total ada 6.3 Kepuasan Integrasi dan Interaksi Sosial Hubungan motivasi integrasi dan interaksi sosial dengan kepuasan integrasi dan interaksi sosial menunjukkan bahwa responden dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi merasa terpuaskan dibandingkan responden yang memilki motivasi integrasi dan interaksi sosial rendah (Tabel 30). Pada tabel tersebut terdapat empat orang responden yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial rendah sangat merasa terpuaskan dan sembilan orang responden yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial rendah sangat merasa tidak terpuaskan, sedangkan terdapat duabelas orang responden yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi sangat merasa terpuaskan dan lima orang responden yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi sangat merasa tidak terpuaskan. Berdasarkan Uji Korelasi Spearman, diperoleh nilai 0, 031 artinya ada hubungan motivasi integrasi dan interaksi sosial dengan kepuasan integrasi dan interaksi sosial. Kepuasan responden sangat berhubungan dengan program acara yang ditayangkan Megaswara TV akan kebutuhan integrasi dan interaksi sosial responden dalam lingkungan sehari-hari. Acara informasi menurut responden adalah acara yang bisa memuaskan akan kebutuhan untuk rasa kepedulian, bahan percakapan, dan empati sosial pada kehidupan sosialnya sehari-hari.

62 47 Tabel 30 Jumlah Responden Menurut Kategori Motivasi Itegrasi dan Interaksi Sosial dan Kepuasan Integrasi dan Interaksi Sosial Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Kepuasan Integrasi dan Interaksi Sosial Total Tidak Terpuaskan Terpuaskan Rendah Tinggi Total Kepuasan Hiburan Hubungan motivasi hiburan dengan kepuasan hiburan menunjukkan bahwa responden dengan motivasi hiburan tinggi memiliki kepuasan hiburan yang tinggi. Pada Tabel 31 tersebut terdapat dua orang responden yang memiliki motivasi hiburan rendah sangat merasa terpuaskan dan tujuh orang responden yang memiliki motivasi hiburan rendah sangat merasa tidak terpuaskan, sedangkan terdapat limabelas orang responden yang memiliki motivasi hiburan tinggi sangat merasa terpuaskan dan enam orang responden yang memiliki motivasi hiburan tinggi sangat merasa tidak terpuaskan. Berdasarkan Uji Korelasi Spearman, diperoleh nilai 0,012 artinya ada hubungan motivasi hiburan dan kepuasan hiburan. Kepuasan responden memiliki hubungan dengan program acara hiburan yang ditayangkan sehingga responden merasa terpuaskan akan kebutuhan hiburan. Kepuasan yang didapat responden dikarenakan acara hiburan yang ditawarkan oleh Megaswara TV dapat mengisi waktu lelah, kosong, dan melupakan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Tabel 31 Jumlah Responden Menurut Kategori Motivasi Hiburan dan Kepuasan Hiburan Motivasi Hiburan Kepuasan Hiburan Total Tidak Terpuaskan Terpuaskan Rendah Tinggi Total

63 48 BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Setiap responden memiliki motivasi menonton televisi lokal yang tinggi atau rendah. Motivasi yang paling tinggi diantara motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan, adalah motivasi hiburan. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi-motivasi responden dalam menonton televisi lokal 1. Faktor intrinsik yang memiliki hubungan dengan motivasi menonton televisi lokal adalah usia, pendidikan, dan etnis, sedangkan jenis kelamin tidak memiliki hubungan terhadap motivasi menonton televisi lokal. Faktor ekstrinsik yang memiliki hubungan dengan motivasi menonton televisi adalah informasi acara memiliki hubungan dengan motivasi menonton televisi lokal, dengan semakin banyak informasi semakin tinggi motivasi menonton televisi lokal, sedangkan pola pengambilan keputusan tidak memiliki hubungan dengan motivasi menonton televisi lokal. 2. Kepuasan menonton televisi memiliki hubungan dengan motivasi remaja dalam menonton televisi lokal. Responden yang memiliki motivasi tinggi, akan mendapatkan kepuasan yang tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh program acara yang ditayangkan oleh pihak Megaswara TV. Program acara yang bertemakan kebudayaan dan pengetahuan lokal menjadi daya tarik sendiri bagi responden untuk menonton Megaswara TV. 7.2 Saran Adapun saran yang diberikan adalah menambahkan tayangan tentang informasi dan budaya wilayah sekitar Bogor, selain lebih memperbanyak program buat remaja, agar lebih dapat motivasi remaja daerah Bogor untuk menonton Megaswara TV.

64 49 DAFTAR PUSTAKA Asmar, Metri. N Motivasi, Pola, dan Kepuasan Menonton Televisi Lokal (Kasus Pemirsa Riau Televisi di RW 13, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau). Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Camelia Sari, Lia Motivasi, Kepuasan, dan, Pola Wanita Menonton Televisi Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Kartono, Kartini, Teori Kepribadian. Bandung: Alumi. Kusumah, Fenita, Motivasi dan Perilaku Menonton Serta Penilaian Khalayak Terhadap Program Acara Televisi Lokal (Kasus Pemirsa Megaswara TV di RW 01 Kelurahan Bojong Rangkas Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor dan RW 17 Kelurahan Tegal Gundil Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor). Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Latifah, Melly, ( McQuail, Dennis Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga. Meilani, Mika Motivasi Menonton dan Sikap Remaja Terhadap Tayangan Acara Let s Dance di Global TV (Kasus Pada Dua Sanggar di Jakarta). Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Pinasthika, K. W. A Hubungan Minat, Motif, dan Pola Menonton Sinetron di Televisi dengan Perilaku Hedonis Remaja (Kasus SMA Negeri dan Swasta Kota Bogor). Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Rakhmat, Jalaludin Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sukarelawati Persepsi Pemirsa Tentang Tayangan Infotainment di Televisi (Kasus Pemirsa Di Bojong Gede, Bogor). Tesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Syarief, Khairunnisa Persepsi Khalayak terhadap Tayangan Infotainment RCTI. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

65 50 diakes tanggal 5 Desember diakses tanggal 5 Desember 2010

66 51 Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian, Kelurahan Tegal Gundil Sumber: &hq=&hnear=tegal+gundil,+bogor,+jawa+barat&gl=id&ll= , &spn= , &z=14&pw=2

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 3 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Komunikasi Massa Menurut McQuail (1987) pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORETIS. Tinjauan Pustaka

PENDEKATAN TEORETIS. Tinjauan Pustaka 5 PENDEKATAN TEORETIS Bab ini menjelaskan tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan definisi operasional. Bahan pustaka yang dirujuk berasal dari beberapa sumber berupa buku dan hasil

Lebih terperinci

BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 6.1 Motivasi Khalayak Langsung Acara Musik Derings Motivasi merupakan suatu alasan atau dorongan yang

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan hiburan menjadi begitu penting bagi kita. Hampir setiap orang selalu menyediakan waktunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, teknologi sekarang ini semakin berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu sendiri

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER (Kasus Mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Tahun Masuk 2006, Fakultas Ekologi Manusia) ALWIN TAHER I34051845 DEPARTEMEN SAINS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan industri media massa di era globalisasi semakin pesat khususnya media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON Motivasi menonton menurut McQuail ada empat jenis, yaitu motivasi informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan.

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP EFEKTIVITAS PROGRAM ACARA TELEVISI CHARITY SHOW

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP EFEKTIVITAS PROGRAM ACARA TELEVISI CHARITY SHOW 1 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP EFEKTIVITAS PROGRAM ACARA TELEVISI CHARITY SHOW (Program Acara Televisi Bedah Rumah dan Uang Kaget ) (Studi Kasus: RT 04 RW 04 Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat,

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C005143

ABSTRAKSI. : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C005143 ABSTRAKSI Judul Tugas Akhir Nama NIM : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C00543 Televisi lokal memiliki kekuatan pada kedekatannya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT RICKY YUNIAR WILDAN D2C605137 RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT Di era informasi ini, kebutuhan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Semakin berkembangnya media massa, masyarakat dapat semakin mudah untuk menjangkau informasi dan memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI REMAJA PUTRI TERHADAP CITRA PEREMPUAN CANTIK DALAM IKLAN KOSMETIK DI TELEVISI DENGAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI REMAJA PUTRI TERHADAP CITRA PEREMPUAN CANTIK DALAM IKLAN KOSMETIK DI TELEVISI DENGAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI REMAJA PUTRI TERHADAP CITRA PEREMPUAN CANTIK DALAM IKLAN KOSMETIK DI TELEVISI DENGAN PENGGUNAAN PRODUK KOSMETIK OLEH REMAJA PUTRI (Kasus: SMUN 1 Bogor, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

MOTIF IBU RUMAH TANGGA PEMBACA MAJALAH WANITA (Kasus: Ibu Rumah Tangga Perumahan Taman Yasmin Sektor II, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor)

MOTIF IBU RUMAH TANGGA PEMBACA MAJALAH WANITA (Kasus: Ibu Rumah Tangga Perumahan Taman Yasmin Sektor II, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) MOTIF IBU RUMAH TANGGA PEMBACA MAJALAH WANITA (Kasus: Ibu Rumah Tangga Perumahan Taman Yasmin Sektor II, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Oleh: Intan Kusumawardani A14204040 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Media Televisi Lokal dan Perkembangannya Perkembangan media massa khususnya televisi memiliki arti penting bagi masyarakat perkotaan maupun pedesaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

ANGKET. A. Identitas Responden 1.Nama :... 2.Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

ANGKET. A. Identitas Responden 1.Nama :... 2.Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan 76 ANGKET Petunjuk Pengisian: Jawablah pertanyaan yang diajukan dengan mengisi titik-titik atau dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda pilih. No Kuesioner:... enumerator)

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM RESPONDEN DAN MEGASWARA TV

BAB IV GAMBARAN UMUM RESPONDEN DAN MEGASWARA TV BAB IV GAMBARAN UMUM RESPONDEN DAN MEGASWARA TV.. Gambaran Umum Kelurahan Bojong Rangkas dan Tegal Gundil Lokasi pertama yang menjadi daerah penelitian adalah Kelurahan Bojong Rangkas, Kecamatan Ciampea,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Gambaran Tayangan Berita Liputan 6 Siang di SCTV

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Gambaran Tayangan Berita Liputan 6 Siang di SCTV BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Tayangan Berita Liputan 6 Siang di SCTV Tayangan Berita Liputan 6 Siang merupakan salah satu program berita di SCTV. Liputan 6 Siang tayang pada pukul 12.00 12.30 WIB,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan sumber informasi yang disajikan oleh media. Masyarakat menjadikan media sebagai subjek pembicaraan di

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Televisi merupakan satu media penyiaran suara dan gambar yang paling banyak digunakan di seluruh pelosok dunia. Priyowidodo (2008) menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain survei deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. Karena melalui informasi, manusia dapat mengetahui peristiwa yang sedang dan telah terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era saat ini, masyarakat modern dituntut untuk mendapatkan sebuah informasi yang aktual dan akurat. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui beberapa media penyiaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sekarang ini media massa sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat modern, media massa mempunyai peran yang signifikan sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam era informasi sekarang ini, kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peran media. Dari zaman ke zaman media massa mengalami perkembangan yang pesat.

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian METODOLOGI Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik survei dalam bentuk penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini berusaha menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses menyampaikan informasi kepada orang lain. Proses komunikasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : komunikasi langsung dan tidak langsung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Lampung sebagai wisatawan khususnya yang menginginkan tempat wisata dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal yang mendasar yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian yang di peroleh dari lapangan dan juga melakukan pembahasan berdasarkan atas data yang di peroleh dari 97

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, arus informasi yang aktual, akurat dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhannya itu dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat adalah interaksi atau komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat pnting pada era sekarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi saat ini menuntut manusia untuk selalu tahu berbagai informasi. Media massa sebagai sarana informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Setiap usaha dan tindakan manusia selalu berlandaskan motif. Motif menjadi alasan untuk mengerjakan atau melakukan sesuatu, seperti kegiatan belajar, bekerja,

Lebih terperinci

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. A. DESKRIPSI SUBJEK, OBJEK, DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian

BAB III PENYAJIAN DATA. A. DESKRIPSI SUBJEK, OBJEK, DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian BAB III PENYAJIAN DATA A. DESKRIPSI SUBJEK, OBJEK, DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah responden yang memberikan jawaban melalui angket. Adapun yang menjadi responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Deddy Mulyana (2001), komunikasi adalah hal mendasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal tersebut muncul dan berkembang seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat belakangan ini. Berbagai media penyiaran saat ini dimungkinkan untuk dibuka. Industri penyiaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah sarana informasi yang menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia saat ini. Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARA RUMAHTANGGA SANGAT MISKIN PENERIMA BANTUAN TUNAI DAN PENDAMPING PROGRAM KELUARGA HARAPAN

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARA RUMAHTANGGA SANGAT MISKIN PENERIMA BANTUAN TUNAI DAN PENDAMPING PROGRAM KELUARGA HARAPAN i EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARA RUMAHTANGGA SANGAT MISKIN PENERIMA BANTUAN TUNAI DAN PENDAMPING PROGRAM KELUARGA HARAPAN Kasus Kelurahan Balumbang Jaya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor Oleh : PARNAMIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga saat ini ada 11 stasiun televisi nasional dan 230 lebih televisi lokal memancarkan siaran

Lebih terperinci

BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 7.1 Opini Khalayak Langsung Acara Musik Derings Opini responden sebagai khalayak langsung acara musik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan media massa di era globalisasi semakin pesat khususnya media elektronik televisi; hal ini dilihat dari munculnya berbagai macam stasiun televisi swasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat manusia. Oleh karena itulah, ilmu komunikasi saat ini telah berkembang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keterdedahan Berita Kriminal di Televisi Keterdedahan berita kriminal di televisi merupakan beragam penerimaan khalayak remaja terhadap siaran berita kriminal di televisi, meliputi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Program Urban Street Food merupakan program feature yang sudah ada di televisi saat ini. Program Urban Street Food merupakan program food & travel yang dikemas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Uses and Gratification merupakan salah satu pendekatan yang menekankan pada penggunaan media bergantung pada kepuasan, kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. bagaimana hubungan intensitas menonton acara on the spot di tarns 7 terhadap

BAB III PENYAJIAN DATA. bagaimana hubungan intensitas menonton acara on the spot di tarns 7 terhadap BAB III PENYAJIAN DATA A. Hubungan Intensitas Menonton Acara on the Spot di trans 7 Terhadap Tingkat Ilmu Pengetahuan Umum di Kalangan Siswa-Siswi Kelas 2 SMPN 23 Pekanbaru. Penyajian data berikut ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini media massa mengalami perkembangan yang sangat pesat, dimana kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peranan media. Media massa menjadi sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya sudah dikenal sejak lama sebelum kebudayaan tulis atau

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya sudah dikenal sejak lama sebelum kebudayaan tulis atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan media paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini sangat dirasakan semakin cepat dan menjadi bagian terpenting dari suatu masyarakat, Komunikasi pun dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kelurahan Tegal Gundil 4.1.1. Profil Kelurahan Tegal Gundil Kelurahan Tegal Gundil merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari semakin maju, hal ini dikarenakan mutu dari sumber daya manusia (SDM) itu sendiri memiliki tingkat

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengertian Komunikasi Massa Dari beberapa definisi yang telah dirumuskan oleh para ahli, Rakhmat (2004) menyimpulkan bahwa komunikasi massa adalah

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 Villia Octariana Putri Binus University, Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN Alasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di awali dengan penyiapan materi atau konsep, lalu proses produksi atau pengambilan gambar dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal terpenting dalam menunjukkan keberadaan seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula melibatkan sekian banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa salah satunya dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat tinggi. Tentunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap instansi atau perusahaan membutuhkan seorang public relations karena peran dan fungsinya yang sangat penting dalam melakukan aktivitasnya tersebut. Dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. 34 Penelitian deskriptif adalah jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh komunikator kepada komunikan, dengan perantara media sebagai alat yang menjembatani untuk sampainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elektronik, audio dan masih banyak lagi. Contoh kongkrit jenis media elektronik

BAB I PENDAHULUAN. elektronik, audio dan masih banyak lagi. Contoh kongkrit jenis media elektronik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu aspek positif dari modernitas zaman adalah berkembangnya teknologi dan media informasi dewasa ini.media itu dapat berupa media cetak, elektronik, audio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, maka terjadi pula perubahan yang sangat signifikan diberbagai bidang dan masyarakat memerlukan saluran informasi yang dapat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KESADARAN GENDER DENGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP CITRA PEREMPUAN DriLAM IKLAN DI TELEVISI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KESADARAN GENDER DENGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP CITRA PEREMPUAN DriLAM IKLAN DI TELEVISI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KESADARAN GENDER DENGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP CITRA PEREMPUAN DriLAM IKLAN DI TELEVISI (Kasus Mahasiswa Asrama Tingkat Persiapan Bersama, Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG

PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG (Kasus: RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang) SITI HANI RAHMANITA I34050585 DEPARTEMEN SAINS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat)

HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat) HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat) Oleh : VIORA TORIZA I34063121 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 62 BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi Berdasarkan hasil full enumeration survey, diketahui sebanyak 113 (49,6 persen)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui televisi akan selalu menjadi salah satu yang mudah diterima khalayak. Ini

BAB I PENDAHULUAN. melalui televisi akan selalu menjadi salah satu yang mudah diterima khalayak. Ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari berbagai macam media massa yang ada saat ini, televisi merupakan salah satu yang menyita perhatian banyak audiens. Dengan begitu informasi yang disiarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Istilah televisi terdiri dari dua suku kata, yaitu tele yang berarti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman dan tekhnologi, maka berkembang pula program-program di dalam penyiaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman dan tekhnologi, maka berkembang pula program-program di dalam penyiaran. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya wawasan manusia yang didukung oleh perkembangan jaman dan tekhnologi, maka berkembang pula program-program di dalam penyiaran. Sejumlah besar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia saat ini sedang mengalami kemajuan, walaupun perkembangan tersebut dirasakan memiliki ketimpangan atau ketidakseimbangan pada pemerataan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harold D. Lasswell menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect? (siapa mengatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah sarana untuk menyebarkan pesan dari komunikator ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat membantu kita untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang kita kenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, terutama teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang dengan cepat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman globalisasi saat ini perkembangan dalam berbagai hal terjadi begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal itu ditandai dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan informasi bagi masyarakat. Pesatnya

Lebih terperinci

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU Keterdedahan adalah terkenanya khalayak terhadap satu atau beberapa pesan dari media televisi. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi massa mengalami perkembangan yang pesat ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi massa mengalami perkembangan yang pesat ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi massa mengalami perkembangan yang pesat ditandai dengan kehadiran berbagai macam media massa yang semakin hari semakin kompleks. Media massa berfungsi sebagai

Lebih terperinci

FENOMENA TAWURAN SEBAGAI BENTUK AGRESIVITAS REMAJA

FENOMENA TAWURAN SEBAGAI BENTUK AGRESIVITAS REMAJA FENOMENA TAWURAN SEBAGAI BENTUK AGRESIVITAS REMAJA (Kasus Dua SMA Negeri di Kawasan Jakarta Selatan) ANGGA TAMIMI OESMAN DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

Lebih terperinci

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si Faktor-faktor Pendorong Orang Menonton Program Berita Liputan 6 di SCTV (Studi Eksplanatif-Kuantitatif Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Kampung Sudagaran Kelurahan Tegalrejo Yogyakarta Menonton Program

Lebih terperinci

g9 HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP CITRA PEREMPUAN DALAM MAJALAH WANlTA DENGAN GAYA HlDUP

g9 HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP CITRA PEREMPUAN DALAM MAJALAH WANlTA DENGAN GAYA HlDUP Ajsq a.o(l? g9 HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP CITRA PEREMPUAN DALAM MAJALAH WANlTA DENGAN GAYA HlDUP (Kasus Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama, Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2006/2007) Oleh:

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Simpang Baru Kelurahan Simpang Baru termasuk dalam wilayah Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Propinsi Riau. Wilayah Kelurahan Simpang Baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan penyelenggaraan siaran radio dan televisi. Radio dan televisi

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan penyelenggaraan siaran radio dan televisi. Radio dan televisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang sangat menarik dan menantang yang selalu menarik perhatian banyak masyarakat. Penyiaran merupakan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa merupakan alat yang digunakan masyarakat untuk mendapatkan suatu informasi. Di era globalisasi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Siaran televisi adalah pemancar sinyal listrik yang membawa muatan gambar

BAB I PENDAHULUAN. Siaran televisi adalah pemancar sinyal listrik yang membawa muatan gambar 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Siaran televisi adalah pemancar sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan suara. Pancaran sinyal ini diterima

Lebih terperinci

PENGARUH KONTRIBUSI EKONOMI DAN SUMBERDAYA PRIBADI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAHTANGGA

PENGARUH KONTRIBUSI EKONOMI DAN SUMBERDAYA PRIBADI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAHTANGGA PENGARUH KONTRIBUSI EKONOMI DAN SUMBERDAYA PRIBADI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAHTANGGA (Dusun Jatisari, Desa Sawahan, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hati, sikap, perasaan pikiran, ide, gagasan maupun informasi kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. hati, sikap, perasaan pikiran, ide, gagasan maupun informasi kepada orang lain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi begitu sangat penting di dalam kehidupan manusia, tidak ada yang tidak memerlukan komunikasi, dimana seseorang akan dapat menyampaikan isi hati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, bentuk, pola, dan peralatan komunikasi juga mengalami perubahan secara signifikan. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV

BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV 5.1 Profil Khalayak Langsung Acara Musik Derings Khalayak langsung acara musik Derings adalah khalayak yang berada dilokasi penayangan acara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di gedung stasiun televisi Trans TV. Pemilihan lokasi adalah secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa acara musik

Lebih terperinci