Materi Mekanisme Perdagangan Efek

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Materi Mekanisme Perdagangan Efek"

Transkripsi

1 Materi Mekanisme Perdagangan Efek MEKANISME PERDAGANGAN EFEK PERATURAN PERDAGANGAN EFEK Didukung Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan Telp (021) ext. 8102,

2 Modul WPPE MPE DAFTAR ISI I. PERATURAN PERDAGANGAN...1 I.1. Peraturan Pemerintah...2 I.2. Peraturan OJK...3 II PERATURAN PERDAGANGAN EFEK BURSA EFEK INDONESIA...6 II.1. Jenis Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia...6 II.2. Peraturan Perdagangan II-A Perihal Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas... 8 II.3. Peraturan Perdagangan II-C Perihal Perdagangan Unit Penyertaan...21 II.4. Peraturan Perdagangan II-D Perihal Kontrak Opsi Saham...22 II.5 Peraturan Perdagangan II-E Perihal Kontrak Berjangka Indeks Efek...23 II.6. Peraturan 2-H Perihal Transaksi Marjin dan Shortselling...25 II.7. Peraturan 2-K Perihal Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan...27 II.8. Contoh Perubahan Peraturan Perihal Fraksi Harga Tahun Materi Pelatihan WPPE Edisi 2016 i

3 Modul WPPE MPE PERATURAN PERDAGANGAN EFEK I. PERATURAN PERDAGANGAN Landasan Peraturan Perdagangan Peraturan Perdagangan efek di Bursa Efek Indonesia memiliki landasan yakni peraaturan yang diterbitkan pemerintah Republik Indonesia dan juga otoritas terkait dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan yang sebelumnya bernama Bapepam- LK. Landasan inilah yyang menjadi pijakan dan fondasi awal dari peraturan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, peraturan dalam harfiah berarti ketentuan yang mengikat bagi anggota-nya, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan kendali dalam tindakan-tindakan mereka, dalam konteks peraturan perdagangan, ketentuan ini mengikat bagi anggota bursa untuk mengikuti aturan dan tatanan yang ada agar terciptanya perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien. Gambar 1 Landasan Peraturan Perdagangan Materi Pelatihan WPPE Edisi

4 I.1. Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah yang menjadi fondasi awal peraturan perdagangan salah satunya adalah undang- undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 dan peraturan pemerintah No. 45 Tahun 1995 tentang penyelenggaran kegiatan di pasar modal, dimana dalam undang-undang tersebut disebutkan secara jelas Izin, fungsi, tugas, dan peran Bursa Efek Indonesia dalam kaitanya dengan penyelenggara perdagangan efek di Indonesia. Berikut ini adalah pokok-pokok penting yang tercantum dalam undangundang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun A. Definisi 1. Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak - Pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka 2. Anggota Bursa Efek adalah Perantara Pedagang Efek yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam dan mempunyai hak untuk mempergunakan sistem dan atau sarana Bursa Efek sesuai dengan peraturan Bursa Efek. 3. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek. 4. Emitten adalah pihak yang melakukan penawaran umum 5. Kustodian adalah Pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan h arta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak - hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili peme gang rekening yang menjadi nasabahnya. 9. Lembaga Kliring dan Penjaminan adalah Pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa. 10. Lembaga Penyimpana n dan Penyelesaian adalah Pihak yang menyelenggarakan kegiatan Kustodian sentral bagi Bank Kustodian, Perusahaan Efek, dan Pihak lain. 11. Manajer Investasi adalah Pihak yang kegiatan usahanya mengelola Portofolio Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya. 12. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran U mum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. 13. Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya. 14. Penjamin Emisi Efek adalah Pihak yang membuat kontrak dengan Emiten untuk melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpakewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual. 18. Perantara Pedagang Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli Efek untuk kepentingan sendiri atau Pihak lain. 19. Transaksi Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh anggota bursa efek sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli efek, pinjam meminjam efek, atau kontrak lain mengenai efek atau harga efek.

5 B. Perizinan Bursa Efek 1. Yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai Bursa Efek adalah perseroan yang telah mendapat izin usaha dari Bapepam. (Pasal 6 UU No. 8 tahun 1995) 2. Persyaratan dan Tata Cara perizinan Bursa Efek sebagaimana dimaksud diatas diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. C. Tujuan dan Kepemilikan 1. Bursa Efek didirikan dengan tujuan menyelenggarakan perdagangan Efek yang teratur, wajar, dan efisien. (Pasal 7 UU No. 8 tahun 1995) 2. Dalam rangka mencapai tujuan sebagaimana dimaksud diatas, Bursa Efek wajib menyediakan sarana pendukung dan mengawasi kegiatan Anggota Bursa Efek. 3. Rencana anggaran tahunan dan penggunaan laba Bursa Efek wajib disusun sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh dan dilaporkan kepada Bapepam.Mematuhi peraturan pasar modal yang berlaku D. Peraturan Bursa Efek dan Satuan Pemeriksa 1. Bursa Efek wajib menetapkan peraturan mengenai keanggotaan, penc atatan, perdagangan, kesepadanan Efek, kliring dan penyelesaian Transaksi Bursa, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan Bursa Efek. (Pasal 8 UU No. 8 tahun 1995) 2. Tata cara peralihan Efek sehubungan dengan Transaksi Bursa ditetapkan oleh Bursa Efek. 3. Bursa Efek dapat menetapkan biaya pencatatan Efek, iuran keanggotaan, dan biaya transaksi berkenaan dengan jasa yang diberikan. I.2. Peraturan OJK OJK atau Otoritas Jasa Keuangan yang dulu disebut juga Bapepam-LK mempunyai tugas penyelenggaraan sistem pengaturan dan pengawasan sektor pasar modal yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan, salah satu peranya adalah menyusun peraturan pelaksanaan di pasar modal dan juga merumuskan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang pasar modal. Banyak Peraturan yang melandasi peraturan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, seperti : Gambar II Peraturan OJK dan Bursa Peraturan OJK Peraturan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Peraturan Bapepam III.A.1 perihal Peraturan II-A perihal mekanisme Perizinan Bursa Efek perdagangan efek Peraturan Bapepam dan LK No. IV.B.3 Peraturan II-C perihal perdagangan Perihal Tentang Reksadana berbentuk KIK Unit Penyertaan Reksadana Berbentuk KIK Peraturan Bapepam dan LK No. III.E.1 Perihal Tentang Kontrak Berjangka dan Opsi atas efek atau indeks efek Peraturan II-D perihal perdagangan Opsi Saham Peraturan II-E perihal perdagangan Kontrak Berjangka Indeks Efek

6 Peraturan Bapepam dan LK No. V.D.6 tentang Pembiayaan Transaksi Efek oleh perusahaan efek bagi nasabah dan transaksi shortselling oleh perusahaan efek Peraturan Otoritas jasa Keuangan No.26/POJK.04/2014 Perihal efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan atas efek bersifat ekuitas Peraturan II-H perihal Persyaratan dan perdagangan efek dalam transaksi marjin dan shortselling Peraturan II-K perihal Efek tidak Dijami dan Transaksi dipisahkan atas efek bersifat ekuitas Peraturan Bapepam III.A.1 Perihal perizinan Bursa Efek Perizinan Bursa Efek 1) Penawaran Permohonan izin usaha Bursa Efek diajukan kepada Ketua Bapepam dalam rangkap 4 (empat) dengan menggunakan Formulir Nomor III.A.1-1 lampiran 1 peraturan ini. 2) Permohonan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini disertai dokumen sebagai berikut : a. akta pendirian Perseroan yang memuat anggaran dasar perseroan sesuai dengan Peraturan Nomor III.A.5 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman; b. daftar Perusahaan Efek yang menjadi pemegang saham Bursa Efek, sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam; c. Nomor Pokok Wajib Pajak Perseroan; d. pertimbangan ekonomi yang mendasari pendirian Bursa Efek termasuk uraian tentang keadaan pasar yang akan dilayaninya; e. proyeksi keuangan 3 (tiga) tahun; f. rencana kegiatan 3 (tiga) tahun termasuk susunan organisasi, fasilitas komunikasi, dan program-program latihan yang akan diadakan; g. daftar calon direktur dan komisaris sesuai dengan persyaratan Peraturan Nomor III.A.3 serta pejabat satu tingkat di bawah direksi; h. daftar Pihak yang merencanakan untuk mencatatkan Efek di Bursa Efek; i. rancangan peraturan mengenai keanggotaan, pencatatan, perdagangan, kesepadanan Efek, kliring dan penyelesaian Transaksi Bursa, termasuk mengenai penetapan biaya dan iuran berkenaan dengan jasa yang diberikan; j. neraca pembukaan Perseroan yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam; dan k. bukti penyetoran modal yang memuat sekurang-kurangnya Rp ,00 (tujuh miliar lima ratus juta rupiah). 3. Per timbangan ekonomi pendirian Bursa Efek sekurang-kurangnya memuat: a. potensi kebutuhan dana jangka panjang bagi kegiatan usaha di wilayah dimaksud; b. potensi akumulasi dana yang dapat terserap melalui pasar modal di wilayah dimaksud; c. potensi pangsa pasar dalam arti calon Emiten yang diharapkan tercatat di Bursa Efek di wilayah dimaksud (termasuk syarat Emiten dalam kaitannya dengan kesehatan berusaha, potensi laba, penyebaran saham, dan sebagainya);

7 Lingkup Peraturan Perdagangan Efek Dalam peraturan III. A.I Perihal Perizinan Bursa Efek disebutkan bahwa peraturan perdagangan yang dibuat oleh Bursa Efek setidaknya harus berisi hal hal dibawah ini: 1. Ketentuan yang menjamin perdagangan efek yang wajar berdasarkan mekanisme pasar, poin ini tercermin dalam peraturan perdagangan bursa efek indonesia No. II-A perihal mekanisme perdagangan efek 2. Pembentukan harga yang didasarkan kekuatan pasar, poin ini tercantum dalam peraturan perdagangan bursa efek indonesia No. II-A pasal III dan VI perihal mekanisme perdagangan efek, dimana tersirat bahwa harga yang terbentuk di pasar reguler berdasarkan mekanisme continous auction. 3. Ketentuan yang menjamin penyelesaian transaksi dan registrasi yang aman, cepat dan efisien, hal ini juga tercantum dalam peraturan perdagangan bursa efek indonesia No. II-A pasal I, II, VI perihal mekanisme perdagangan efek dan juga Peraturan KPEI. 4. Ketentuan yang mengatur informasi pasar yang akurat, aktual, dan penyebaranya cepat dan luas serta relatif murah, dalam hal pengaplikasian ketentuan ini bursa mengaturnya dalam peraturan perdagangan bursa efek indonesia No. II-A pasal II, dimana dalam rangka melakukan pengawasan perdagangan bursa berhak meminta keterbukaan informasi kepada pihak emitten, selain itu bursa juga memiliki media penyebaraan informasi terkait perdagangan via website dan juga untuk pelanggan data perdagangan via datafeed. 5. Persyaratan perdagangan efek diluar bursa untuk efek yang tercatat di bursa efek tersebut. hal ini tercantum dalam peraturan perdagangan bursa efek indonesia No. II-A pasal II Poin III perihal mekanisme perdagangan efek. Dimana dinyatakan bahwa bursa berhak melarang anggota nya untuk melakukan transaksi efek diluar bursa untuk efek yang dicatatkan di bursa kecuali kedudukan nya sebagai kustodian. 6. Pelaporan Transaksi oleh anggota bursa efek kepada bursa efek dan nasabahnya. 7. Penetapan biaya transaksi dan biaya lain yang tidak menghambat perkembangan pasar modal. hal ini tercantum dalam peraturan perdagangan bursa efek indonesia No. II-A pasal XI perihal mekanisme perdagangan efek.

8 Modul WPPE MPE Gambar III Lingkup Peraturan Perdagangan Efek II. PERATURAN PERDAGANGAN EFEK BURSA EFEK INDONESIA Berlandasan peraturan peraturan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan diatas, bursa mengaplikasikan peraturan tersebut ke dalam 12 peraturan perdagangan yang mencakup hampir semua efek di pasar modal II.1. Jenis Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia Secara umum bursa memiliki 2 jenis efek yang diperdagangkan yakni efek bersifat ekuitas atau kepemilikan dan hak atas kepemilikan seperti saham, opsi, dan HMETD dan juga efek bersifat hutang seperti obligasi

9 Gambar IV Jenis Efek di Bursa Efek Indonesia Gambar V Peraturan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia

10 Gambar VI Peraturan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia(2) II.2. Peraturan Perdagangan II-A Perihal Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Peraturan Perdagangan II-A Merupakan peraturan utama, karena semua mekanisme perdagangan efek bersifat ekuitas diatur dan dijelaskan di peraturan ini. Setidaknya ada 12 pasal yang mengatur mekanisme perdagangan efek bersifat ekuitas, seperti dibawah ini. Gambar VII Daftar Isi Peraturan Perdagangan II-A

11 I.Definisi Setidaknya ada 41 Definisi yang tercantum dalam peraturan perdagangan II-A perihal mekanisme perdagangan efek bersifat Ekuitas.1. Anggota Bursa Efek adalah Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin usaha dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) sebagai Perantara Pedagang Efek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (UUPM) dan telah memperoleh persetujuan Keanggotaan Bursa untuk mempergunakan sistem dan atau sarana Bursa dalam rangka melakukan kegiatan perdagangan Efek di Bursa sesuai dengan Peraturan Bursa. 2. Auto Rejection adalah penolakan secara otomatis oleh JATS terhadap penawaran jual dan atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas yang dimasukkan ke JATS akibat dilampauinya batasan harga atau jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang ditetapkan oleh Bursa. 3. Bursa adalah PT Bursa Efek Indonesia. 4. Daftar Hasil Kliring (DHK) adalah dokumen elektronik hasil Kliring yang diterbitkan oleh KPEI yang berisikan hak dan kewajiban setiap Anggota Bursa Efek yang timbul dari Transaksi Bursa. 5. Daftar Transaksi Bursa (DTB) adalah dokumen elektronik yang berisikan seluruh Transaksi Bursa yang dilakukan oleh setiap Anggota Bursa Efek pada setiap Hari Bursa yang disediakan oleh Bursa untuk Anggota Bursa Efek dan KPEI pada setiap akhir sesi perdagangan. 6. Efek Bersifat Ekuitas adalah saham atau Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam Nomor IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas Dan Perusahaan Publik. 7 Fraksi Harga adalah satuan perubahan harga yang digunakan dalam melakukan penawaran jual atau permintaan beli. 8. Harga adalah sejumlah nilai dalam mata uang rupiah yang terbentuk berdasarkan perjumpaan penawaran jual dan permintaan beli Efek yang dilakukan oleh Anggota Bursa Efek di Bursa. 9. Harga Pembukaan (Opening Price) adalah Harga yang terbentuk pada saat sesi Prapembukaan. 10. Harga Penutupan (Closing Price) adalah Harga yang terbentuk pada saat sesi Prapenutupan. 11. Harga Previous adalah Harga Penutupan pada Hari Bursa sebelumnya. 12. Harga Teoritis Hasil Tindakan Korporasi adalah nilai yang dihitung dan ditetapkan oleh Bursa berdasarkan rasio Tindakan Korporasi yang ditetapkan oleh Perusahaan Tercatat dan digunakan sebagai pedoman harga untuk proses tawar menawar pada awal perdagangan saham hasil Tindakan Korporasi (periode ex) di Bursa. 13. Hari Bursa adalah hari diselenggarakannya perdagangan Efek di Bursa yaitu hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari tersebut merupakan hari libur nasional atau dinyatakan sebagai hari libur Bursa oleh Bursa. 14. Identitas Tunggal Pemodal (Single Investor Identification/SID) adalah identitas tunggal pemodal dari nasabah Anggota Bursa Efek yang diterbitkan oleh KSEI bagi setiap pemodal nasabah perorangan atau kelembagaan untuk dipergunakan dalam aktivitas perdagangan, kliring dan penyelesaian transaksi Efek.

12 15. Information Technology Officer for Remote Trading (IT Officer RT) adalah pegawai Anggota Bursa Efek yang ditunjuk oleh Anggota Bursa Efek atau pegawai Mediator Remote Trading yang ditunjuk oleh Mediator Remote

13 Modul WPPE MPE Trading yang bertugas dan bertanggung jawab untuk memastikan kesiapan dan kelancaran operasional Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek. 16. Jakarta Automated Trading System (JATS) adalah sistem perdagangan Efek yang berlaku di Bursa untuk perdagangan yang dilakukan secara otomasi dengan menggunakan sarana komputer. 17. Jakarta Open Network Environment Client (JONEC) adalah sarana di Anggota Bursa Efek yang terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan oleh Anggota Bursa Efek untuk mengakses JATS melalui Jaringan dan Terminal Remote Trading sesuai dengan Panduan Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas. 18.Jakarta Open Network Environment Server (JONES) adalah sarana di Bursa yang terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan oleh Bursa untuk meneruskan penawaran jual dan atau permintaan beli dari Anggota Bursa Efek ke JATS sesuai dengan Panduan Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas. 19. Jaringan adalah sarana komunikasi data yang disediakan oleh pihak yang ditunjuk oleh Bursa yang dipergunakan untuk menghubungkan Perangkat Remote Trading Bursa dengan Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek. 20.Kliring adalah suatu proses penentuan hak dan kewajiban yang timbul dari Transaksi Bursa sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor III-A.10 Tentang Transaksi Efek. 21. Komite Perdagangan Efek adalah komite yang dibentuk dan anggotanya ditunjuk oleh Bursa berdasarkan keahliannya, yang bertugas untuk memberikan pendapat kepada Bursa baik diminta maupun tidak diminta yang berkaitan dengan perdagangan Efek di Bursa. 22. Kondisi Darurat adalah suatu keadaan atau peristiwa yang terjadi di luar kehendak dan atau kemampuan Bursa yang menyebabkan tidak dapat dilangsungkannya perdagangan Efek di Bursa secara teratur, wajar dan efisien. 23. KPEI adalah PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia. 24. KSEI adalah PT Kustodian Sentral Efek Indonesia. 25. Laporan Penyelesaian Kewajiban (LPK) adalah dokumen elektronik yang diterbitkan oleh KPEI setiap Hari Bursa untuk Anggota Bursa Efek yang memuat status pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing Anggota Bursa Efek. 26.Netting adalah kegiatan Kliring yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi setiap Anggota Kliring untuk menyerahkan dan atau menerima saldo Efek tertentu untuk setiap jenis Efek yang ditransaksikan dan untuk menerima atau membayar sejumlah uang untuk seluruh Efek yang ditransaksikan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor III-A.10 Tentang Transaksi Efek. 27. Panduan Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas adalah panduan yang ditetapkan oleh Bursa yang menjelaskan tata cara dan mekanisme pelaksanaan perdagangan Efek Bersifat Ekuitas. 28.Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa dilaksanakan berdasarkan tawar menawar langsung secara individual dan tidak secara lelang yang berkesinambungan (non continuous auction market) dan penyelesaiannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan Anggota Bursa Efek. 29. Pasar Reguler adalah pasar dimana perdagangan Efek di Bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa ke-3 setelah terjadinya Transaksi Bursa (T+3). 30. Pasar Reguler Tunai (Pasar Tunai) adalah pasar dimana perdagangan Efek di Bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang

14 yang berkesinambungan (continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya Transaksi Bursa (T+0). 31. Pasca Penutupan (Post-Trading) adalah sesi akhir waktu perdagangan di Pasar Reguler pada setiap Hari Bursa yang dapat digunakan oleh Anggota Bursa Efek untuk memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli suatu Efek Bersifat Ekuitas pada harga yang sama dengan Harga Penutupan. 32. Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek adalah fasilitas perdagangan Remote Trading di Anggota Bursa Efek yang terdiri dari firewall, router dan JONEC. 33. Perangkat Remote Trading Bursa adalah fasilitas perdagangan Remote Trading di Bursa yang terdiri dari firewall, router dan JONES. 34. Per-transaksi (trade for trade) adalah penentuan pemenuhan hak dan kewajiban untuk setiap transaksi oleh Anggota Bursa Efek jual dan Anggota Bursa Efek beli yang dilakukan secara langsung atas Efek yang ditransaksikan. 35. Perusahaan Tercatat adalah Emiten atau Perusahaan Publik yang Efeknya tercatat di Bursa. 36. Pra-pembukaan (Pre-opening) adalah sesi awal waktu perdagangan di Pasar Reguler pada setiap Hari Bursa yang dapat digunakan oleh Anggota Bursa Efek untuk memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli suatu saham sehingga dimungkinkan terjadinya pembentukan Harga Pembukaan atas saham tersebut berdasarkan harga terbaik dan volume terbanyak. 37. Pra-penutupan (Pre-closing) adalah sesi perdagangan di Pasar Reguler pada setiap Hari Bursa yang dapat digunakan oleh Anggota Bursa Efek untuk memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli suatu Efek Bersifat Ekuitas sehingga dimungkinkan terjadinya pembentukan Harga Penutupan atas Efek Bersifat Ekuitas tersebut berdasarkan harga terbaik dan volume terbanyak. 38. Remote Trading adalah perdagangan Efek Bersifat Ekuitas yang diselenggarakan oleh Bursa dengan menggunakan JATS, Perangkat Remote Trading Bursa, Jaringan dan Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek. 39. Tindakan Korporasi adalah tindakan Perusahaan Tercatat yang dapat mempengaruhi harga dan atau jumlah saham Perusahaan Tercatat. 40. Trading-ID adalah bagian dari SID yang digunakan sebagai identitas nasabah untuk melaksanakan perdagangan di Bursa. 41. Waktu JATS adalah waktu yang tertera pada JATS.

15 Gambar VIII Definisi ii II. Ketentuan Umum Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas yang diatur dalam Peraturan ini meliputi: Saham, Efek Bersifat Ekuitas lainya seperti HMETD dan Waran, dan juga turunan-turunan saham lainya. Selain itu anggota bursa efek yang melakukan transaksi jual dan atau beli atas Efek Bersifat Ekuitas yang tercatat di Bursa, wajib melaksanakan transaksi tersebut di Bursa melalui JATS dan dilarang melaksanakan Transaksi di Luar Bursa atau memfasilitasi transaksi jual beli di luar Bursa kecuali dalam kedudukannya sebagai Kustodian, atas Efek Bersifat Ekuitas yang tercatat di Bursa. III. Segmen Pasar di Bursa Segmen pasar di BEI terdiri dari: 1. Pasar Reguler 2. Pasar Negosiasi 3. Pasar Tunai Perdagangan di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi dilakukan selama jam perdagangan pada setiap hari bursa dengan berpedoman pada waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).

16 Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan perdagangan (round lot) Efek atau kelipatannya, yaitu 100 (seratus) Efek. Perdagangan di Pasar Negosiasi tidak menggunakan satuan perdagangan (tidak round lot). Gambar IX Segmen IV. Jam Perdagangan di Bursa Jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia dibagi menjadi jam perdagangan normal ( senin-kamis) dan perdagangan jumat, dan secara umum sesi perdagangan di bursa efek Indonesia dibagi menjadi beberapa sesi yakni sesi Pre-opening, Sesi 1, Sesi 2, Sei Pre-closing dan Sesi Post-closing. Beriku Ilustrasi terkait jam perdagangan dan sesi perdagangan di Bursa Efek Indonesia : Gambar 8 Jam dan Sesi Perdagangan

17 Modul WPPE MPE 1. Sesi Pre-opening Perdagangan di pasar reguler dimulai dengan sesi pre-opening pada setiap hari perdagangan. Dalam sesi tersebut dimasukkan order jual dan beli untuk membentuk harga pre-opening. Jadwal sesi pre-opening yakni: Waktu 08:45:00-08:55:00 08:55:01-08:59:59 Aktivitas gota bursa memasukkan order jual dan beli S melakukan proses penetapan harga pre-opening dan pengalokasian transaksi 2. Sesi Perdagangan Sesi I dan II Hari Sesi Waktu Senin Kamis Sesi I 09:00-12:00 waktu JATS Sesi II 13:30-15:49 waktu JATS Jum'at Sesi I 09:00-11:30 waktu JATS Sesi II 14:00-15:49 waktu JATS 3. Sesi Pre-closing dan Post-closing Sesi Waktu Aktivitas Pre-closing 15:50:00 - ota bursa memasukkan order jual dan beli 16:00:00 16:00:01-16:04:59 Post-closing 16:05:00-16:15:00 melakukan proses pembentukan Harga Penutupan dan memperjumpakan penawaran jual dengan permintaan beli pada Harga Penutupan berdasarkan price dan time priority ota Bursa Efek untuk memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli pada Harga Penutupan, dan JATS memperjumpakan secara berkelanjutan (continuous auction) atas penawaran jual dengan permintaan beli untuk Efek yang sama secara keseluruhan maupun sebagian pada Harga Penutupan berdasarkan time priority

18 V. Pesanan Nasabah Anggota bursa efek yang menerima pesanan dari nasabahnya untuk melakukan transaksi jual atau beli atas efek bersifat ekuitas yang tercatat di bursa wajib melaksanakan transaksi tersebut di bursa melalui JATS, Anggota Bursa Efek wajib melakukan verifikasi atas setiap pesanan yang diterima dari nasabahnya guna mendukung pengendalian internal dan untuk mencegah terjadinya perdagangan yang tidak wajar. Selanjutnya setiap instruksi dan penawaran jual dan atau beli wajib tercatat dibagian fungsi pemasaran yang memuat hal hal berikut ini 1. tanggal, waktu dan nomor urut pesanan 2. nomor rekening Efek nasabah 3. jenis pesanan (jual/beli) 4. jumlah pesanan 5. nama atau kode Efek 6. harga pesanan 7. batasan waktu (day order atau session order) 8. keterangan mengenai nasabah (status asing/lokal dan Trading-ID) 9. jenis pasar (Pasar Reguler, Pasar Tunai, dan Pasar Negosiasi) VI. Pasar Reguler dan Tunai Proses perdagangan efek bersifat ekuitas di Bursa Efek Indonesia memliki 3 jenis pasar, yakni pasar reguler, tunai dan negosiasi. Secara umum investor akan melakukan jual beli efek di pasar reguler, namun terkadang ada beberapa hal yang mendasari investor untuk bertransaksi di pasar tunai seperti untuk memenuhi kewajiban penyerahan efek maupun untuk menghindari gagal setelmen. Beriku ini adalah tabel persamaan dan perbedaan antara pasar reguler dan tunai Tabel I Pasar Reguler dan Tunai Mekanisme Peraturan Pasar Reguler Pasar Tunai Fraksi Harga Auto Rejection Satuan perdagangan Round lot Round lot Harga minimum Rp50,- Rp50,- Proses tawar menawar Continous auction Continous auction Setelmen T+3 T+0 penyelesaian Netting Netting Sesi Semua sesi Sesi 1 Penyelesaian transaksi Pasar Reguler dan Tunai Dalam penyelesaian transaksi pasar reguler dan tunai di bursa efek indonesia dapat dikatakan kebagi menjadi 3 level yakni level bursa, KPEI, dan KSEI, dalam hal ini ketiga Self Regulatory Organization (SRO) akan bekerja sama agar proses penyelesaian transaksi bursa berjalan lancar dan yang terpenting adalah terjadinya proses good fund and delivery..

19 Modul WPPE MPE Gambar 10 Proses l transaksi pasar reguler dan Tunai Daftar Trasaksi Bursa Daftar Hasil Kliring Pemindahbukuan dan Mutasi Dana Daftar Transaksi Bursa Setelah Transaksi matched pada JATS, maka dihasilkan juga yang disebut DTB, dimana Daftar Transaksi Bursa (DTB), adalah dokumen elektronik yang berisikan seluruh Transaksi Bursa yang dilakukan oleh setiap Anggota Bursa Efek pada setiap Hari Bursa yang disediakan oleh Bursa untuk Anggota Bursa Efek dan KPEI pada setiap akhir sesi perdagangan. DTB ini nantinya berguna untuk KPEI dalam menentukan Daftar hasil kliring dan juga Laporan Penyelesaian Kewajiban (LPK) atau dokumen elektronik yang diterbitkan oleh KPEI setiap Hari Bursa untuk Anggota Bursa Efek yang memuat status pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing Anggota Bursa Efek. Daftar Hasil Kliring Disetiap akhir sesi perdangan baik sesi 1 maupun 2, BEI akan megirim daftar transaksi bursa kepada KPEI, dimana nantinya Hak dan kewajiban dari setiap Anggota Bursa Efek yang berkaitan dengan Transaksi Bursa yang dilakukannya di Pasar Reguler dan Pasar Tunai sebagaimana dimuat di dalam DTB akan ditentukan oleh KPEI pada setiap Hari Bursa dan dicantumkan dalam DHK. hal ini tercantum pada Peraturan bursa efek indonesia nomer 2-A Poin VI Selanjutnya DHK dalam bentuk data elektronik wajib disediakan oleh KPEI paling lambat pukul WIB untuk perdagangan sesi I, pukul WIB untuk perdagangan sesi II dan dalam bentuk tercetak paling lambat pukul WIB pada Hari Bursa berikutnya.

20 Modul WPPE MPE Sesuai dengan peraturan bursa nomer 2-A Poin VI berikutnya Untuk pemenuhan hak Nasabah Anggota Kliring dari Anggota Kliring, KPEI melakukan pemindahbukuan Efek Bersifat Ekuitas dan atau uang dari Rekening Serah Terima Anggota Kliring ke Sub Rekening Efek Jaminan Nasabah Anggota Kliring yang bersangkutan selambat -lambatnya pukul WIB pada tanggal penyelesaian yang

21 ditetapkan dalam DHK hal ini tercantum pada peraturan KPEI Nomer 2-5 poin 3.6. Berikutnya Anggota kliring atau anggota bursa dengan posisi buy wajib menyerahkan uang ke Rekening Serah Terima Anggota Kliring selambat-lambatnya pukul WIB dan untuk posisi sell wajib menyerahkan efek, pada tanggal penyelesaian yang ditetapkan dalam Daftar hasil kliring, dan Dalam hal Anggota Kliring Gagal Bayar, maka KPEI berhak melakukan hal-hal sebagai berikut yakni menjual Efek yang berada dalam Rekening Jaminan Anggota Kliring dan memberikan konfirmasi kepada Anggota Kliring yang bersangkutan mengenai hasil penjualan Efek dimaksud; selanjutnya dapat mencairkan dan atau menjual Agunan yang di jaminkan Anggota Kliring yang bersangkutan kepada KPEI. Dan juga carry forward atau offsetting hak/kewajiban hari berikutnya. Pemindahbukuan dan Mutasi Rekening Setelah netting DHK yang dilakukan KPEI, maka KSEI akan melakukan penyelesaian kewajiban dan hak dari nasabah, KSEI akan memindahbukukan efek dari penjual ke rekening efek pembeli dan akan memutasi dana dari pihak pembeli ke pihak penjual. VII. Pasar Negosiasi Pasar Negosiasi adalah pasar dimana harga yang terbentuk adalah hasil kesepakatan antara pihak pembeli dan penjual secara umum pasar negosiasi digunakan oleh perusahaan untuk pengalihan kepemilikan, crossing, pemindahbukuan antar pihak yang terkait, dan juga alasan lain-nya. Berikut adalah kriteria kriteria utama di pasar negosiasi 1. Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses tawar-menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antar Anggota Bursa Efek (AB) atau antar nasabah melalui satu AB atau antara nasabah dengan AB yang selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar-menawar tersebut diproses melalui JATS 2. Hasil kesepakatan tawar-menawar yang terjadi dan mengikat menjadi Transaksi Bursa saat dikonfirmasikan oleh AB yang menjadi lawan transaksi (counter party) 3. Anggota Bursa Efek yang belum mempunyai lawan transaksi di Pasar Negosiasi dapat menyampaikan informasi mengenai penawaran jual dan atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi melalui tampilan informasi (advertising) 4. Anggota Bursa Efek yang memberikan informasi penawaran jual dan atau permintaan beli melalui tampilan informasi dapat mengubah atau membatalkan penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut 5. Apabila Harga Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi hasil kesepakatan berada di luar batasan Auto Rejection yang ditetapkan di Pasar Reguler, maka Anggota Bursa Efek yang bersangkutan harus melaporkan kepada Bursa alasan dan tujuan dilakukannya transaksi dimaksud, dalam jangka waktu paling lambat hari Bursa berikutnya, menggunakan kecuali untuk saham dengan Harga minimum yang berlaku di Pasar Reguler dan Tunai yaitu sebesar Rp50 (lima puluh rupiah) 6. Transaksi yang terjadi di pasar negosiasi tidak mempengaruhi perubahan Indeks.

22 Tabel II Pasar Negosiasi Mekanisme Peraturan Pasar Negosiasi Fraksi Harga Auto Rejection No Satuan perdagangan Odd lot Harga minimum - Proses tawar menawar Kesepakatan Setelmen Kesepakatan penyelesaian Trade for Trade Sesi Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Negosiasi 1. Waktu penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara Anggota Bursa Efek jual dan Anggota Bursa Efek beli dan diselesaikan secara per-transaksi. 2. Dalam hal Anggota Bursa Efek beli dan Anggota Bursa Efek jual tidak menetapkan waktu penyelesaian transaksi bursa, maka penyelesaian transaksi bursa dilakukan selambat-lambatnya pada hari bursa ke-3 setelah terjadinya transaksi (T+3). 3. pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi (T+0) khusus untuk hari bursa terakhir perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu VIII. Perdagangan dengan Kondisi Khusus Perdagangan kondisi Khusus adalah keadaan dimana ada hal-hal lain yang tidak terjadi setiap hari, sehingga memiliki perlakuan khusus, seperti IPO saham memiliki batas autorejection yakni 2x dari aturan, koreksi transaksi bursa, dan juga corporate action berikut adalah kriteria lengkap dari perdagangan dengan kondisi khusus: 1. Penerapan Auto Rejection untuk perdagangan saham hasil Penawaran Umum yang pertama kali diperdagangkan di Bursa (perdagangan perdana) ditetapkan sebesar 2 (dua) kali dari persentase batasan Auto Rejection. 2. Penawaran beli yang dimasukkan oleh Anggota Bursa Efek dalam rangka pelaksanaan stabilisasi harga saham wajib dilaksanakan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam dan LK mengenai stabilisasi harga Efek atau saham. Penawaran beli yang dimasukkan ke JATS oleh Anggota Bursa Efek sebagaimana dimaksud wajib ditambahkan tanda khusus -SH pada Trading- ID. 3. Pelaksanaan Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dari Perusahaan Tercatat Yang Melakukan Tindakan Korporasi. b. Perdagangan saham yang mengandung hak (periode cum) berakhir pada: c. Hari Bursa ke-3 (ketiga) sebelum tanggal pencatatan pemegang saham yang mendapatkan hak (recording date), untuk perdagangan pada Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi. d. Hari Bursa yang sama dengan dilakukannya recording date, untuk perdagangan pada Pasar Tunai. e. Perdagangan saham yang tidak mengandung hak (periode ex) dimulai pada Hari Bursa berikutnya setelah berakhirnya periode cum. f. Dalam hal Perusahaan Tercatat melakukan Tindakan Korporasi yang mengakibatkan adanya perubahan nilai nominal saham (stock split atau reverse stock) dan perubahan saham yang dicatatkan akibat

23 penggabungan atau peleburan usaha (merger), Bursa meniadakan perdagangan di Pasar Tunai atas Efek Perusahaan Tercatat tersebut

24 selama 3 (tiga) Hari Bursa terhitung sejak berakhirnya periode cum di Pasar Reguler. 4. Untuk memberikan kesempatan menukarkan Waran menjadi saham, maka perdagangan Waran berakhir paling lambat: b. (Empat) Hari Bursa sebelum tanggal Waran tersebut jatuh tempo untuk perdagangan Waran di Pasar Reguler; c. (Satu) Hari Bursa sebelum tanggal Waran tersebut jatuh tempo untuk perdagangan Waran di Pasar Tunai. IX. Koreksi Transaksi Bursa 1. Dalam hal terjadi kesalahan Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar Negosiasi yang disebabkan oleh kesalahan Anggota Bursa Efek dalam memasukkan data kesepakatan di Pasar Negosiasi, Anggota Bursa Efek dapat mengajukan permohonan untuk melakukan koreksi Transaksi Bursa dengan ketentuan sebagai berikut: a. pelaksanaan koreksi Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar Negosiasi disetujui oleh Anggota Bursa Efek beli dan Anggota Bursa Efek jual; b. menyampaikan permohonan koreksi Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar Negosiasi secara tertulis kepada Bursa paling lambat pukul Waktu JATS. c. koreksi Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar Negosiasi hanya dapat dilakukan untuk kesalahan data volume dan atau harga Efek Bersifat Ekuitas dan atau status kepemilikan nasabah. 2. Dalam hal terjadi kesalahan Trading-ID pada Transaksi Bursa, Anggota Bursa Efek dapat mengajukan permohonan kepada Bursa dengan menggunakan formulir yang bentuk dan isinya sesuai dengan lampiran II- A.5. Peraturan ini dan diterima oleh Bursa paling lambat: a. pukul Waktu JATS untuk transaksi di Pasar Tunai; atau b. pukul Waktu JATS untuk transaksi di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi. 3. Bursa berwenang menyetujui atau menolak permohonan koreksi Transaksi Bursa yang diajukan Anggota Bursa Efek. 4. Setiap pelaksanaan koreksi Transaksi Bursa dikenakan denda yang besarnya ditetapkan sesuai kebijakan Bursa. X. Biaya Transaksi Anggota Bursa Efek wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa (tidak termasuk biaya kliring dan settlement) sebagai kontribusi atas penyediaan fasilitas oleh Bursa kepada Anggota Bursa Efek. Ketentuann ini tetap berlaku bagi Anggota Bursa Efek dalam keadaan suspensi atau Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) dibekukan. Biaya dihitung berdasarkan nilai per transaksi Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sebagai berikut: 1. Untuk transaksi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai sebesar 0,018% (nol koma nol satu delapan perseratus) dari nilai per transaksi, atau minimum Rp ,- (dua puluh juta rupiah) per bulan 2. Untuk transaksi di Pasar Negosiasi berdasarkan kebijakan Bursa; 3. Untuk biaya transaksi jasa kliring penjaminan efek Indonesia adalah sebesar 0,009% (nol koma nol nol sembilan perseratus) dari nilai per transaksi.

25 4. Untuk biaya transaksi setelmen kepada KSEI adalah sebesar 0,003% (nol koma nol nol tiga perseratus) dari nilai per transaksi.

26 5. PPN dan PPH diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan SE-06/PJ4/1997 Dirjen Pajak Tanggal 20 Juni 1997 Perihal Pelaksaan pemungutan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Penjualan saham di Bursa Efek. Gambar 11 Biaya Transaksi Beli Gambar 12 Biaya Transaksi Jual XI. Penghentian Perdagangan Dalam rangka menjaga terlaksananya perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien, bursa dapat melakukan: 1. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan efek di bursa, dalam hal: a. permasalahan teknis pada JATS dan atau sistem Remote trading yang diakibatkan oleh: i. Data application / system error ii. Kapasitas mesin perdagangan penuh iii. Rusak mesin perdagangan iv. Terputusnya jaringan Remote trading v. Permasalahan teknis pada JATS dan dan infrastruktur pendukungnya b. Terjadinya permasalahan teknis pada sistem kliring dan penjaminan KPEI dan atau sistem penyimpanan dan penyelesaian KSEI yang mengakibatkan tidak dapat dilakukan proses penjaminan dan atau penyelesaian Transaksi Bursa;

27 c. Terjadinya kepanikan pasar dalam melakukan transaksi jual dan atau beli yang mengakibatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang sangat tajam paling lama 1 (satu) sesi perdagangan. Dalam hal penghentian melebihi 1 (satu) sesi perdagangan, maka Bursa akan melakukan penghentian sementara setelah mendapat persetujuan Bapepam dan LK d. Bencana, antara lain: gempa bumi, banjir, kebakaran dan terjadinya gangguan keamanan, sosial dan politik, antara lain: pemberontakan, ledakan bom, kerusuhan, huru-hara, sabotase, pemogokan dan epidemic, dan terjadinya gangguan pada infrastruktur sosial seperti jaringan listrik, telekomunikasi dan transportasi 2. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan atas suatu Efek tertentu di Bursa apabila terjadi pergerakan harga yang tidak wajar atas Efek tersebut 3. Jika penghentian sementara terjadi, maka transaksi Bursa yang sudah terjadi sebelum dihentikannya perdagangan tetap berlaku kecuali apabila terdapat inkonsistensi data, kesalahan data dan atau hilangnya data Transaksi Bursa pada JATS yang disebabkan karena tidak berfungsinya JATS 4. Bursa menghentikan sementara perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan atau Waran apabila perdagangan saham yang mendasari diterbitkannya Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan atau Waran tersebut dihentikan sementara 5. Untuk menjaga kelangsungan perdagangan Efek di Bursa, maka Bursa dapat menerapkan sistem dan tata cara perdagangan lainnya sesuai dengan rencana kelangsungan usaha (business continuity plan) yang telah memperoleh persetujuan OJK. Gambar 13 Suspensi Perdagangan II.3. Peraturan Perdagangan II-C Perihal Perdagangan Unit Penyertaan Reksadana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Peraturan Perdagangan II-C ini berlandasan peraturan Bapepam dan LK Nomor IV.B.3 Tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Yang Unit Penyertaannya Diperdagangkan Di Bursa Efek, selanjutnya Kontrak Investasi Kolektif adalah kontrak antara Manajer Investasi dan Dealer partisipan yang mengikat pemegang Unit Penyertaan di mana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengolah fortofolio investasi kolektif Ketentuan Umum

28 1. Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Unit Penyertaannya diperdagangkan di Bursa sekurang-kurangnya memiliki 1 (satu) Dealer Partisipan. 2. Dalam rangka menciptakan likuiditas pasar, Dealer Partisipan wajib secara berkala atau terus menerus memasukkan penawaran jual atau permintaan beli atas Unit Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang diperdagangkan di Bursa, dan bersedia merealisasikan transaksi dalam jumlah sesuai dengan komitmen sebagaimana tertuang dalam Kontrak Investasi Kolektif. 3. Dealer Partisipan atas Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang diperdagangkan di Bursa dan setiap perubahannya akan diumumkan di Bursa. Tata Cara Pelaksanaan Perdagangan 1. Tata cara dan pelaksanaan perdagangan termasuk biaya transaksi Unit Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif di Bursa ditetapkan sesuai dengan perdagangan saham sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek, kecuali ketentuan mengenai fraksi harga ditetapkan sebesar Rp 1, - (satu rupiah) dan untuk setiap jenjang perubahan harga maksimum yang diperkenankan adalah Rp 10,- (sepuluh rupiah). 2. Dengan memperhatikan kondisi perdagangan di Bursa, maka Bursa dapat mengubah satuan perdagangan dan satuan perubahan harga Unit Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, dengan Keputusan Direksi setelah memperoleh persetujuan dari Bapepam dan LK. Perubahan satuan perdagangan dan satuan perubahan harga tersebut diumumkan di Bursa dan mulai berlaku paling cepat 3 (tiga) Hari Bursa sejak diumumkan. II.4. Peraturan Perdagangan II-D Perihal Kontrak Opsi Saham Kontrak Opsi Saham (KOS) Kontrak Opsi Saham adalah satuan perdagangan opsi saham yang ditetapkan dalam satu satuan kontak yang terdiri dari 3 kontrak yakni 1 bulanan, 2 bulanan, dan 3 bulanan dan diperdagangkan di sistem JOTS, peraturan yang mendasari peraturan II-D Perihal Kontrak Opsi Saham adalah Peraturan Bapepam No. III-E.1 Tentang Kontrak Berjangka dan Opsi atas efek atau indeks efek. Perdagangan efek di pasar derivative dilakukan selama jam perdagangan pada setiap hari bursa dengan berpedoman pada waktu Jakarta Option Trading System (JOTS) 1. Senin s.d Kamis Sesi I 09:30-12:00 Waktu JOTS Sesi II 13:30-16:00 Waktu JOTS 2. Jumat Sesi I 09:30-11:30 Waktu JOTS Sesi II 14:00-16:00 Waktu JOTS Exercise dan Automatic Exercise setiap Hari Bursa pukul 10:00-16:15 WIB Saham Induk 1. Dalam setiap perdagangan Opsi Saham, Bursa akan menetapkan Underlying Stock dengan persyaratan sebagai berikut: i. Saham tersebut telah tercatat di Bursa sekurang-kurangnya 12 (dua belas) bulan.

29 ii. Transaksi atas saham tersebut dalam 12 (dua belas) bulan terakhir menunjukkan: 1. frekuensi transaksi sekurang-kurangnya (dua ribu) setiap bulannya. 2. rata-rata volatilitas harga harian (intraday volatility) sekurangkurangnya sebesar 0,5% (nol koma lima perseratus) per hari, dengan cara perhitungan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II-D.1 Peraturan ini. iii. Harga saham sekurang-kurangnya Rp 500,- (lima ratus rupiah). Saham tersebut memenuhi kapitalisasi pasar (Market Capitalization) sekurang-kurangnya Rp ,- (lima ratus miliar rupiah). iv. Berdasarkan pertimbangan tertentu, Bursa berwenang untuk memilih dan menetapkan saham Perusahaan Tercatat yang memenuhi persyaratan untuk menjadi Underlying Stock. Penyelesaian Transaksi 1. Penyelesaian Transaksi Opsi Saham dilaksanakan oleh KPEI pada Hari Bursa berikutnya setelah terjadinya Transaksi Opsi Saham (T+1). 2. Hak atau kewajiban Anggota Bursa Efek yang timbul akibat Transaksi Opsi Saham dicantumkan dalam DHK-OS yang diterbitkan oleh KPEI. 3. KPEI menyediakan LPT-OS dalam bentuk cetak atau elektronik pada Hari Bursa berikutnya sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan KPEI. 4. Apabila Anggota Bursa Efek tidak memenuhi kewajibannya dalam penyelesaian Transaksi Opsi Saham sebagaimana dimaksud dalam ketentuan V.1. di atas, maka melarang Anggota Bursa Efek yang bersangkutan untuk melakukan kegiatan perdagangan Opsi Saham di Bursa sampai dengan KPEI melaporkan ke Bursa bahwa semua kewajiban Anggota Bursa Efek tersebut telah terpenuhi. II.5 Peraturan Perdagangan II-E Perihal Kontrak Berjangka Indeks Efek Kontrak Berjangka Indeks Efek Kontrak Berjangka Indeks Efek Kontrak Berjangka Indeks Efek adalah janji untuk menjual atau membeli kontrak Indeks Efek LQ-45 dengan penyelesaian di waktu yang akan datang, yang mewajibkan setiap Pihak untuk memenuhi perjanjian tersebut pada saat jatuh tempo, Produk ini ada di Bursa Efek Indonesia sejak kuartal I-Tahun 2016, KBIE ini juga merupakan revitalisasi produk KBIE yang sebenarnya sudah ada dalam sistem FATS dan diperdangkan sejak tahun 2001, akan tetapi seiring dengan perkembangan pasar dirasa perlu untuk dilakukan penyesuaian atas produk berjangka terutama pada sisi spesifikasi produk sehingga Produk Kontrak berjangka Indeks Efek yang telah ada dapat memenuhi perkembangan kebutuhan pasar modal saat ini.reaktivasi produk LQ- 45 Futures didukung oleh adanya kebutuhan produk lindung nilai yang semakin dirasakan di Pasar Modal Indonesia. Waktu Perdagangan Perdagangan efek di pasar derivative dilakukan selama jam perdagangan pada setiap hari bursa dengan berpedoman pada waktu Jakarta Option Trading System (JOTS) Senin s.d Kamis Sesi I 09:30-12:00 Sesi II 13:30-16:15 Jumat

30 Sesi I 09:30-11:30

31 Sesi II 14:00-16:15 Untuk KBIE yang jatuh tempo waktu akan berakhir pukul 16:00 WIB Spesifikasi Kontrak i. Bursa menyediakan KBIE LQ-45 dengan periode 1 (satu) bulan, 2 (dua) bulan, dan 3 (tiga) bulan. ii. Angka Pengganda (Multiplier) KBIE LQ-45 yang ditetapkan sebesar Rp ,- iii. (lima ratus ribu rupiah). iv. Satuan Perdagangan KBIE LQ-45: v. Perdagangan KBIE LQ-45 harus dalam satuan kontrak KBIE LQ-45 atau kelipatannya. vi. Setiap satu satuan kontrak KBIE LQ-45 memuat satu KBIE LQ-45. vii. Auto Rejection KBIE LQ-45 ditetapkan paling tinggi 10% (sepuluh per seratus) dari harga pembukaan KBIE LQ-45. viii. Fraksi Harga KBIE LQ-45 ditetapkan sebesar 0,05 (nol koma nol lima). ix. Dalam hal Bursa menghentikan penerbitan KBIE LQ-45, maka Bursa mengumumkan pemberhentian tersebut paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum efektifnya pemberhentian penerbitan tersebut. x. Bursa menetapkan dimulainya periode perdagangan KBIE LQ-45 melalui xi. Pengumuman Bursa, yang antara lain memuat informasi sebagai berikut:. nama Underlying; kode KBIE LQ-45;awal periode perdagangan KBIE LQ- 45, akhir periode perdagangan KBIE LQ-45. Proses Tawar Menawar di Pasar KBIE LQ-45 i. Setiap penawaran jual dan/atau permintaan beli yang akan dimasukkan ke JATS, terlebih dahulu telah divalidasi oleh KPEI sesuai dengan Peraturan KPEI. ii. Pedoman tawar menawar perdagangan KBIE LQ-45 pertama kali di Pasar KBIE LQ45 adalah angka penutupan Nilai Indeks Efek pada 1 (satu) Hari Bursa sebelumnya. iii. Penawaran jual dan/atau permintaan beli yang diterima oleh JATS diproses oleh JATS dengan memperhatikan prioritas harga (price priority), permintaan beli dengan harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan beli dengan harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual dengan harga yang lebih rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual dengan harga yang lebih tinggi. iv. Dalam hal penawaran jual dan/atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama, JATS memberikan prioritas kepada penawaran jual dan/atau permintaan beli yang diajukan terlebih dahulu (time priority). Penyelesaian Transaksi KBIE LQ-45 i. Penyelesaian Transaksi KBIE LQ-45 dijamin oleh KPEI sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa dan Peraturan KPEI. ii. Penyelesaian Transaksi KBIE LQ-45 dilaksanakan sesuai dengan Peraturan KPEI pada Hari Bursa berikutnya setelah terjadinya Transaksi KBIE LQ-45 (T+1). iii. Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar KBIE LQ-45 dilaksanakan setelah melalui Kliring secara Netting oleh KPEI. iv. Hak dan kewajiban dari setiap Anggota Bursa Efek yang berkaitan dengan Transaksi Bursa KBIE LQ-45 sebagaimana dimuat di dalam daftar transaksi bursa akan ditentukan oleh KPEI melalui proses Netting pada setiap Hari Bursa dan dicantumkan dalam DHK-Kontrak Berjangka dan Opsi.

32 v. Hak atau kewajiban Anggota Bursa Efek yang timbul akibat Transaksi KBIE LQ-45 dicantumkan dalam DHK-Kontrak Berjangka dan Opsi yang diterbitkan

33 dalam bentuk elektronik wajib disediakan oleh KPEI paling lambat WIB pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi. pukul II.6.Peraturan 2-H Perihal Transaksi Marjin dan Shortselling Pelaksanaan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling dilakukan sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.6. tentang Pembiayaan Transaksi Efek oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh Perusahaan Efek serta Peraturan Bursa terkait Transaksi Marjin dan Transaksi Short Selling. Marjin Transaksi Marjin adalah transaksi pembelian Efek untuk kepentingan nasabah yang dibiayai oleh Perusahaan Efek. Atau dapat dikatakan pembelian suatu saham dengan cara sebagian pembelian menggunakan dana sendiri dan sebagiannya menggunakan dana yang dipinjam dari anggota bursa efek Indonesia. Short selling Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek dimaksud tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan. Atau dapat dikatakan penjualan suatu saham dimana penjual belum memiliki saham tersebut pada waktu transaksi dilakukan. Kriteria untuk transaksi saham marjin dan short selling saat ini adalah sebagai berikut: 1. PER tidak Lebih 3X 2. Kapitalisasi saham dengan kepemilikan dibawah 5% (lima persen) dari jumlah saham tercatat lebih besar dari Rp (satu triliun rupiah) berdasarkan data akhir bulan dalam periode data review. 3. Efek tersebut telah tercatat di Bursa, dengan ketentuan: I.apabila Efek tersebut telah tercatat di Bursa selama 6 (enam) bulan atau lebih, maka: Efek tersebut ditransaksikan di Bursa dengan rata-rata nilai transaksi harian di Pasar Reguler dalam 6 (enam) bulan terakhir minimal adalah Rp (sepuluh miliar rupiah) atau minimal nilai transaksi harian di Pasar Reguler adalah Rp ,- (satumiliar rupiah). II. apabila Efek tersebut telah tercatat di Bursa kurang dari 6 (enam) bulan atau, maka: Efek tersebut ditransaksikan di Bursa dengan ratarata nilai transaksi harian mencapai Rp (lima puluh miliar rupiah) atau minimal nilai transaksi harian adalah Rp ,- (lima miliiar rupiah). 4. jumlah pemegang saham sekurang-kurangnya 600 (enam ratus) pemegang saham berdasarkan data akhir bulan selama periode data review. 5. Khusus untuk Transaksi Short Selling total saham dengan kepemilikan di bawah 5% (lima perseratus) dari jumlah saham tercatat minimal 20% (dua puluh perseratus) yang dihitung selama: i. 6 (enam) bulan terakhir hingga periode review oleh Bursa untuk Efek yang telah tercatat di Bursa selama 6 (enam) bulan atau lebih di Bursa ii. Sekurang- kurangnya 3 (tiga) bulan sejak tercatat hingga periode review oleh Bursa untuk Efek yang telah tercatat di Bursa kurang dari 6 (enam) bulan.

34 Gambar 14 Pengumuman Saham Marjin dan Shortsell

PERATURAN NOMOR II-A: TENTANG PERDAGANGAN EFEK BERSIFAT EKUITAS

PERATURAN NOMOR II-A: TENTANG PERDAGANGAN EFEK BERSIFAT EKUITAS LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor : Kep-00399/BEI/11-2012 Tanggal ditetapkan : 14 November 2012 Tanggal diberlakukan : 2 Januari 2013 Diubah dengan: Keputusan Direksi PT Bursa Efek

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR II-A: TENTANG PERDAGANGAN EFEK BERSIFAT EKUITAS

PERATURAN NOMOR II-A: TENTANG PERDAGANGAN EFEK BERSIFAT EKUITAS LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor : Kep-00399/BEI/11-2012 Tanggal ditetapkan : 14 November 2012 Tanggal diberlakukan : 2 Januari 2013 Diubah dengan: Keputusan Direksi PT Bursa Efek

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA Nomor : Kep-00005/BEI/01-2011 Perihal : Perubahan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00400/BEI/12-2010 perihal Perubahan Peraturan Nomor

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA Nomor : Kep-00012/BEI/02-2009 Perihal : Perubahan Ketentuan II.5.3 Peraturan Nomor II-A Tentang Perdagangan Efek (Lampiran Keputusan Direksi PT Bursa Efek

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA NOMOR : Kep-318/BEJ/ TENTANG PERUBAHAN/PENAMBAHAN PERATURAN NOMOR II-A TENTANG PERDAGANGAN EFEK

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA NOMOR : Kep-318/BEJ/ TENTANG PERUBAHAN/PENAMBAHAN PERATURAN NOMOR II-A TENTANG PERDAGANGAN EFEK KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA NOMOR : Kep-318/BEJ/12-2004 TENTANG PERUBAHAN/PENAMBAHAN PERATURAN NOMOR II-A TENTANG PERDAGANGAN EFEK Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Direksi PT Bursa Efek

Lebih terperinci

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : KEP-012/DIR/KPEI/0916 Tanggal: 08-09-2016 PERATURAN KPEI NOMOR: II-5 KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK

Lebih terperinci

Mekanisme Perdagangan (Sumber :

Mekanisme Perdagangan (Sumber : Mekanisme Perdagangan (Sumber : http://www.idx.co.id) PROSES PELAKSANAAN PERDAGANGAN DI BURSA PROSES PELAKSANAAN PERDAGANGAN SECARA REMOTE PELAKSANAAN PERDAGANGAN Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa

Lebih terperinci

Mekanisme Perdagangan

Mekanisme Perdagangan Mekanisme Perdagangan (Sumber: http://www.idx.co.id) Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa Proses Pelaksanaan Perdagangan secara Remote Pelaksanaan Perdagangan Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan

Lebih terperinci

PERATURAN KPEI NOMOR: II-5 PENYELENGGARAAN KLIRING DAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA EFEK BERSIFAT EKUITAS

PERATURAN KPEI NOMOR: II-5 PENYELENGGARAAN KLIRING DAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA EFEK BERSIFAT EKUITAS LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : KEP-008/DIR/KPEI/0612 Tanggal: 11-06-2012 PERATURAN KPEI NOMOR: II-5 PENYELENGGARAAN KLIRING DAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA EFEK

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA NOMOR : Kep-310/BEJ/ TENTANG PERATURAN NOMOR II-D TENTANG PERDAGANGAN OPSI SAHAM

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA NOMOR : Kep-310/BEJ/ TENTANG PERATURAN NOMOR II-D TENTANG PERDAGANGAN OPSI SAHAM KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA NOMOR : Kep-310/BEJ/09-2004 TENTANG PERATURAN NOMOR II-D TENTANG PERDAGANGAN OPSI SAHAM Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan atas tersedianya instrumen

Lebih terperinci

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK Lampiran Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-001/DIR/KPEI/0116 Tanggal : 6-1-2016 PERATURAN KPEI NOMOR: III-2 KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA

Lebih terperinci

MEKANISME PERDAGANGAN BEJ Source: PT. Bursa Efek Jakarta (www.jsx.co.id)

MEKANISME PERDAGANGAN BEJ Source: PT. Bursa Efek Jakarta (www.jsx.co.id) MEKANISME PERDAGANGAN BEJ Source: PT. Bursa Efek Jakarta (www.jsx.co.id) Sistem Perdagangan Bursa Efek Jakarta Perdagangan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) terpusat di lantai perdagangan di Jakarta Stock Exchange

Lebih terperinci

2. Pasar Perdana. A. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana

2. Pasar Perdana. A. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana B. Pasar Sekunder adalah pasar di mana efek-efek yang telah dicatatkan di Bursa diperjual-belikan. Pasar Sekunder memberikan kesempatan kepada para investor untuk membeli atau menjual efek-efek yang tercatat

Lebih terperinci

1. Anggota Bursa adalah perusahaan efek yang telah memperoleh persetujuan keanggotaan Bursa untuk melakukan perdagangan Efek di Bursa.

1. Anggota Bursa adalah perusahaan efek yang telah memperoleh persetujuan keanggotaan Bursa untuk melakukan perdagangan Efek di Bursa. PERATURAN II.D.1 PERDAGANGAN KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK A. DEFINISI 1. Anggota Bursa adalah perusahaan efek yang telah memperoleh persetujuan keanggotaan Bursa untuk melakukan perdagangan Efek di Bursa.

Lebih terperinci

Peraturan KSEI No. I-C Tentang Sub Rekening Efek (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP- 0029/DIR/KSEI/1217 tanggal 22 Desember 2017)

Peraturan KSEI No. I-C Tentang Sub Rekening Efek (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP- 0029/DIR/KSEI/1217 tanggal 22 Desember 2017) Peraturan KSEI No. I-C Tentang Sub Rekening Efek (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP- 0029/DIR/KSEI/1217 tanggal 22 Desember 2017) PERATURAN KSEI NOMOR I-C TENTANG SUB REKENING EFEK 1. DEFINISI

Lebih terperinci

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR / POJK.04 / 2016 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR / POJK.04 / 2016 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR / POJK.04 / 2016 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal A Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2

Lebih terperinci

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA Nomor : Kep-005/DIR/KPEI/0505 Perihal : Perubahan Peraturan Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka Tgl. Diterbitkan : 5 Mei

Lebih terperinci

Kamus Istilah Pasar Modal

Kamus Istilah Pasar Modal Sumber : www.bapepam.go.id Kamus Istilah Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan

Lebih terperinci

HUKUM DAN ETIKA TRANSAKSI EFEK DAN INSTRUMEN. Didukung

HUKUM DAN ETIKA TRANSAKSI EFEK DAN INSTRUMEN. Didukung \ PERTEMUAN III TRANSAKSI EFEK HUKUM DAN ETIKA TRANSAKSI EFEK DAN INSTRUMEN Didukung Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan 12190 Telp (021) 515 0

Lebih terperinci

PERATURAN KSEI NOMOR VI-B TENTANG BIAYA LAYANAN JASA SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DI KSEI

PERATURAN KSEI NOMOR VI-B TENTANG BIAYA LAYANAN JASA SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DI KSEI Peraturan KSEI No. VI-B Tentang Biaya Layanan Jasa Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu di KSEI (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0005/DIR/KSEI/0218 tanggal 1 Februari 2018) PERATURAN KSEI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /POJK.04/2017 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /POJK.04/2017 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /POJK.04/2017 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UU R.I No.8/1995 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA Nomor Perihal Tgl. Dikeluarkan : 30 Januari 2009 Tgl. Diberlakukan : 01 Mei 2009 : Kep-00009/BEI/01-2009 : PERATURAN NOMOR II-H TENTANG PERSYARATAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI EFEK TIDAK DIJAMIN DAN TRANSAKSI DIPISAHKAN ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI EFEK TIDAK DIJAMIN DAN TRANSAKSI DIPISAHKAN ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS Lampiran Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-011/DIR/KPEI/1215 Tanggal : 28-12-2015 PERATURAN KPEI NOMOR: II-15 KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI EFEK TIDAK DIJAMIN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-552/BL/2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

SERI EDUKASI BEGINNER PART 1

SERI EDUKASI BEGINNER PART 1 SERI EDUKASI BEGINNER PART 1 Website : www.pans.co.id Online trading : www.post.co.id Customer care : 021-2977 3655 CONTENT A. Investasi Saham... 3 B. Lembaga Penunjang Pasar Modal... 5 C. Pasar Perdana

Lebih terperinci

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI Peraturan KSEI No. II-D Tentang Pendaftaran Efek Beragun Aset di KSEI (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0027/DIR/KSEI/0815 tanggal 25 Agustus 2015) PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN

Lebih terperinci

BAB 1 BURSA EFEK. Pasal 1. Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam. Pasal 2

BAB 1 BURSA EFEK. Pasal 1. Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam. Pasal 2 BAB 1 BURSA EFEK Pasal 1 Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam. Pasal 2 Modal disetor Bursa Efek sekurang-kurangnya berjumlah Rp7.500.000.000,00 (tujuh miliar lima

Lebih terperinci

PT Bursa Efek Indonesia. Definisi Efek. UNDANG-UNDANG PASAR MODAL Pasal 1 angka 5

PT Bursa Efek Indonesia. Definisi Efek. UNDANG-UNDANG PASAR MODAL Pasal 1 angka 5 MENGENAL TRANSAKSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PT Bursa Efek Indonesia Definisi Efek UNDANG-UNDANG PASAR MODAL Pasal 1 angka 5 Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang,surat berharga komersial,

Lebih terperinci

Bagaimana Menjadi Investor Saham

Bagaimana Menjadi Investor Saham Bagaimana Menjadi Investor Saham Saham Sebagai pilihan Investasi Saham merupakan salah satu surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal Saham merupakan bukti kepemilikan atau penyertaan modal dalam

Lebih terperinci

BAB 1 KETENTUAN UMUM

BAB 1 KETENTUAN UMUM BAB 1 KETENTUAN UMUM 1.1. Definisi Kecuali diberikan pengertian secara khusus, maka semua kata dan atau istilah dalam peraturan ini mempunyai pengertian yang sama sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang

Lebih terperinci

Peraturan KSEI No. I-B Tentang Rekening Efek Utama (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0036/DIR/KSEI/0816 tanggal 25 Agustus 2016)

Peraturan KSEI No. I-B Tentang Rekening Efek Utama (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0036/DIR/KSEI/0816 tanggal 25 Agustus 2016) Peraturan KSEI No. I-B Tentang Rekening Efek Utama (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0036/DIR/KSEI/0816 tanggal 25 Agustus 2016) PERATURAN KSEI NOMOR I-B TENTANG REKENING EFEK UTAMA 1. DEFINISI

Lebih terperinci

Daftar Isi Peraturan Jasa Kustodian Sentral

Daftar Isi Peraturan Jasa Kustodian Sentral Daftar Isi Peraturan Jasa Kustodian Sentral Bab 1 : Ketentuan Umum... 1 1.1 Definisi... 1 1.2 Layanan Jasa... 4 1.3 Peraturan dan Prosedur Operasional Layanan Jasa... 5 1.4 Tempat dan Waktu Layanan Jasa...

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PP. No. : 45 Tahun 1995 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG

Lebih terperinci

Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam.

Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam. PP No. 45/1995 BAB 1 BURSA EFEK Pasal 1 Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam. Pasal 2 Modal disetor Bursa Efek sekurang-kurangnya berjumlah Rp7.500.000.000,00 (tujuh

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2017 TENTANG PEMBELIAN KEMBALI SAHAM YANG DIKELUARKAN OLEH PERUSAHAAN TERBUKA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2017 TENTANG PEMBELIAN KEMBALI SAHAM YANG DIKELUARKAN OLEH PERUSAHAAN TERBUKA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2017 TENTANG PEMBELIAN KEMBALI SAHAM YANG DIKELUARKAN OLEH PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR III-A TENTANG KEANGGOTAAN BURSA

PERATURAN NOMOR III-A TENTANG KEANGGOTAAN BURSA LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-550/BEJ/05-2003 Tanggal diberlakukan : 28 Mei 2003 Diubah dengan: Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor : Kep-00401/BEI/12-2010 Tanggal

Lebih terperinci

SISTEM PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA

SISTEM PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA SISTEM PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA 2.1. SISTEM PERDAGANGAN EFEK Saham, bukti right, waran, obligasi konversi adalah jenis-jenis efek yang diperdagangkan di BEI. Transaksi Di BEI dilakukan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PP. No. : 45 Tahun 1995 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 176/BL/2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta

Lebih terperinci

asar odal ndonesia

asar odal ndonesia asar odal ndonesia ririkyunita@yahoo.co.id Sejarah Secara historis pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda, tepatnya

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

II. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN II. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1 Bursa Efek Indonesia Keberadaan Bursa Efek di Indonesia sebenarnya telah cukup lama yaitu, dimulai dengan dibentuknya bursa Efek di Batavia (sekarang Bursa Efek Jakarta)

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mewujudkan kegiatan Pasar

Lebih terperinci

LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-007/DIR/KPEI/0505 Tanggal :

LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-007/DIR/KPEI/0505 Tanggal : LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-007/DIR/KPEI/0505 Tanggal : 13-05-2005 Diubah dengan: Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-004/DIR/KPEI/0806

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR III-H: TENTANG PELELANGAN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BURSA

PERATURAN NOMOR III-H: TENTANG PELELANGAN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BURSA LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor : Kep-00016/BEI/04-2012 Tanggal ditetapkan : 2 April 2012 Tanggal diberlakukan : 1 Mei 2012 PERATURAN NOMOR III-H: TENTANG PELELANGAN DAN PEMBELIAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA NOMOR: Kep-311/BEJ/ TENTANG PERATURAN NOMOR III-D TENTANG KEANGGOTAAN OPSI SAHAM

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA NOMOR: Kep-311/BEJ/ TENTANG PERATURAN NOMOR III-D TENTANG KEANGGOTAAN OPSI SAHAM KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA NOMOR: Kep-311/BEJ/09-2004 TENTANG PERATURAN NOMOR III-D TENTANG KEANGGOTAAN OPSI SAHAM Menimbang : a. bahwa perdagangan Opsi Saham memiliki karakteristik yang berbeda

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.36, 2017 KEUANGAN OJK. Investasi Kolektif. Multi Aset. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6024) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 86, 1995 ( Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3617) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UU R.I No.8/1995 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan No.133, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Reksa Dana. Perseroan. Pengelolaan. Pedoman. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6080) PERATURAN

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN REKSA DANA SYARIAH

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN REKSA DANA SYARIAH OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mewujudkan kegiatan Pasar

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANG

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANG LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2017 KEUANGAN OJK. Transaksi Efek. Pelaporan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6069) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka HMETD

Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka HMETD Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka HMETD Oleh: Genio Atyanto Equity Tower 49th Floor, Jalan Jenderal Sudirman, Kav. 52-53 P / +62 21 2965 1262 SCBD, Jakarta 12190, indonesia F / +62 21 2965 1222 www.nacounsels.com

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.130, 2017 KEUANGAN OJK. Saham. Perusahaan Terbuka. Pembelian Kembali. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6077) PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT PENITIPAN EFEK INDONESIA (SPEI) DI BURSA

PERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT PENITIPAN EFEK INDONESIA (SPEI) DI BURSA LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor : Kep-00389/BEI/06-2009 Tanggal dikeluarkan :12 Juni 2009 Tanggal diberlakukan : 12 Juni 2009 PERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN I. UMUM Sebagai pelaksanaan dari amanat Pasal 37 ayat (6) UU OJK,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA Nomor : KEP-016/DIR/KSEI/1209 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN JASA KUSTODIAN SENTRAL

KEPUTUSAN DIREKSI PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA Nomor : KEP-016/DIR/KSEI/1209 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN JASA KUSTODIAN SENTRAL KEPUTUSAN DIREKSI PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA Nomor : KEP-016/DIR/KSEI/1209 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN JASA KUSTODIAN SENTRAL Menimbang : Bahwa dalam rangka implementasi layanan jasa baru PT Kustodian

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pasar Modal

STIE DEWANTARA Pasar Modal Pasar Modal Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 3 Pengertian Dalam arti sempit Pasar Modal = Bursa efek, yaitu tempat terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan secara langsung

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. KETENTUAN UMUM II. 1. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal ANGGARAN DASAR PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk ----------------------------------------------- Pasal 1 ---------------------------------------------- 1. Perseroan Terbatas ini bernama PT LOTTE CHEMICAL TITAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP-258/BL/2008 TENTANG PEMBIAYAAN TRANSAKSI

Lebih terperinci

PERATURAN KSEI NOMOR X-A TENTANG PENDAFTARAN SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DI KSEI. Pengelolaan Investasi Terpadu.

PERATURAN KSEI NOMOR X-A TENTANG PENDAFTARAN SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DI KSEI. Pengelolaan Investasi Terpadu. Peraturan KSEI No. X-A Tentang Pendaftaran Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu di KSEI (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0038/DIR/KSEI/0816 tanggal 31 Agustus 2016) PERATURAN KSEI NOMOR X-A

Lebih terperinci

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PASAR MODAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami karakteristik pasar modal. 2. Memahami

Lebih terperinci

Business Law. Surat berharga M-8. Tony Soebijono

Business Law. Surat berharga M-8. Tony Soebijono Business Law Surat berharga M-8 Tony Soebijono 1 SURAT BERHARGA Surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit atau setiap derivatif dan surat berharga atau kepentingan lain atau suatu

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28 /POJK.04/2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28 /POJK.04/2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28 /POJK.04/2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA. : Kep-00010/BEI/ : PERATURAN NOMOR III-I TENTANG KEANGGOTAAN MARJIN DAN SHORT SELLING

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA. : Kep-00010/BEI/ : PERATURAN NOMOR III-I TENTANG KEANGGOTAAN MARJIN DAN SHORT SELLING SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA Nomor Perihal Tgl. Dikeluarkan : 30 Januari 2009 Tgl. Diberlakukan : 01 Mei 2009 : Kep-00010/BEI/01-2009 : PERATURAN NOMOR III-I TENTANG KEANGGOTAAN MARJIN

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 54 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA Nomor : Kep-006/DIR/KPEI/0505 Perihal : Perubahan Peraturan Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Opsi Saham. Tgl. Diterbitkan : 5 Mei 2005

Lebih terperinci

Peraturan KSEI No. I-D Tentang Rekening Dana (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0020/I/DIR/KSEI/0615 tanggal 3 Juni 2015)

Peraturan KSEI No. I-D Tentang Rekening Dana (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0020/I/DIR/KSEI/0615 tanggal 3 Juni 2015) Peraturan KSEI No. I-D Tentang Rekening Dana (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0020/I/DIR/KSEI/0615 tanggal 3 Juni 2015) PERATURAN KSEI NOMOR I-D TENTANG REKENING DANA 1. DEFINISI 1.1. Kecuali

Lebih terperinci

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr Pasar Modal A. PENDAHULUAN Pasar modal (capital market) atau bursa efek adalah pasar tempat bertemunya permintaan dan penawaran dana-dana jangka panjang dalam bentuk jual-beli surat berharga. B. PRODUK

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT UTANG DAN/ATAU SUKUK KEPADA PEMODAL PROFESIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BAKRIELAND DEVELOPMENT TBK DENGAN PERATURAN POJK No. 32/ POJK.04/2014 dan No. 33/POJK.

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BAKRIELAND DEVELOPMENT TBK DENGAN PERATURAN POJK No. 32/ POJK.04/2014 dan No. 33/POJK. RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BAKRIELAND DEVELOPMENT TBK DENGAN PERATURAN POJK No. 32/ POJK.04/2014 dan No. 33/POJK.04/2014 Pasal Anggaran Dasar BLD Sebelum Disesuaikan Dengan POJK Ps. 1 Ayat (1)

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Anotasi. Naskah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA. Nomor : Kep-00405/BEI/ Perihal : Pelaporan Transaksi Efek Melalui Centralized Trading

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA. Nomor : Kep-00405/BEI/ Perihal : Pelaporan Transaksi Efek Melalui Centralized Trading KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA Nomor : Kep-00405/BEI/10-2009 Perihal : Pelaporan Transaksi Efek Melalui Centralized Trading Platform Penerima Laporan Transaksi Efek (CTP-PLTE) Tanggal Dikeluarkan

Lebih terperinci

Status : TERKENDALI. 4. Jenis-jenis penawaran yang dapat disampaikan oleh Anggota Bursa melalui FITS adalah :

Status : TERKENDALI. 4. Jenis-jenis penawaran yang dapat disampaikan oleh Anggota Bursa melalui FITS adalah : PERATURAN PERDAGANGAN : TENTANG TATA CARA PERDAGANGAN EFEK BERSIFAT UTANG A. PERDAGANGAN EFEK BERSIFAT UTANG DI PASAR REGULER 1. Perdagangan Efek Bersifat Utang dilakukan antar Anggota Bursa melalui proses

Lebih terperinci

M E M U T U S K A N :

M E M U T U S K A N : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 03 /PM/2004 TENTANG Peraturan Nomor IV.B.1 PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang

Lebih terperinci

PASAR MODAL. Oleh Dina Nur Hayati (A )

PASAR MODAL. Oleh Dina Nur Hayati (A ) PASAR MDAL leh Dina Nur Hayati (A210120089) Kompetensi Dasar Mengenal Jenis Produk Dalam Bursa Efek Indikator Pertemuan Pertama Menjelaskan pengertian dan fungsi pasar modal Menjelaskan factor-faktor yang

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO Pasar Modal di Indonesia Pasar modal Indonesia dibentuk untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK

ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK Sesuai Dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Trimegah Securities Tbk No. 51 tanggal 27 Mei 2015, yang dibuat dihadapan Fathiah

Lebih terperinci

Mekanisme Transaksi Saham

Mekanisme Transaksi Saham Your Investment Solution Mekanisme Transaksi Saham 28 Mei 2009 SID FEB UGM Gedung Diploma Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Telp (0274) 551181 S A H A M Mei 2009 SID FEB UGM 2 Contoh Saham Fisik Mei 2009

Lebih terperinci

PEMESANAN DAN PENJATAHAN SAHAM SERTA PROSEDUR PENJATAHAN SAHAM PT BANK QNB KESAWAN Tbk UMUM Berdasarkan Prospektus Penawaran Umum Terbatas IV yang diterbitkan pada tanggal 2 Juni 2014, PT Bank QNB Kesawan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 179/BL/2008 TENTANG POKOK-POKOK

Lebih terperinci

MEKANISME PERDAGANGAN EFEK DALAM PASAR MODAL INDONESIA

MEKANISME PERDAGANGAN EFEK DALAM PASAR MODAL INDONESIA MEKANISME PERDAGANGAN EFEK DALAM PASAR MODAL INDONESIA ABSTRAK Berkembangnya kegiatan pasar modal di Indonesia membuat banyak orang kini tidak hanya menginvestasikan modal yang dimilikinya pada sejumlah

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan

Lebih terperinci