c. Semen, pasta semen, agregat, kerikil

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "c. Semen, pasta semen, agregat, kerikil"

Transkripsi

1 Hal: 1 dari Penggunaan beton dan bahan-bahan vulkanik sebagai pembentuknya sudah dimulai sejak zaman Yunani maupun Romawi atau bahkan sebelumnya, namun penggunaan beton tersebut baru dapat berkembang pada awal abad... a. 16 c. 18 e. 0 b. 17 d. 19. Tokoh pelopor perkembangan beton antara lain adalah F Coignet tahun 1801, J.L Lampbot tahun 1850, W.B. Wilkinson tahun 1854, Josep Monier tahun 1867, Koenen tahun 1886, C.A.P Turner tahun Yang pertama kali berhasil mengembangkan flat slab tanpa balok adalah... a. C.A.P Turner tahun 1906 b. Koenen tahun 1886 c. Josep Monier tahun 1867 d. W.B. Wilkinson tahun 1854 e. J.L Lampbot tahun Perhatikan dengan cermat gambar skema bahan susun beton disamping, maka nama huruf a, b, c, dan d secara berurutan adalah... b a. Semen, air, pasir, kerikil a b. Semen, pasir, air, kerikil air c. Semen, pasta semen, agregat, kerikil Beton c d. Pasta semen, air, pasir, agregat agregat e. Pasta semen, semen, pasir, kerikil d 4. Dalam pembuatan beton, campuran air dan semen membentuk pasta semen berfungsi sebagai... a. Sebagai pengisi beton b. Sebagai perekat beton c. Sebagai satu kesatuan beton d. Sebagai agregat halus beton e. Sebagai pengeras beton 5. Menurut PBI tahun 1971 air yang dapat digunakan untuk pembuatan dan perawatan beton harus tidak boleh, kecuali... a. Mengandung minyak b. Mengandung Asam c. Mengandung bahan-bahan Alkali d. Mengandung Garam-garam e. Mengandung bahan organik yang tidak merusak beton 6. Menurut SII semen yang dipakai di Indonesia dibedakan menjadi 5 jenis. Jenis semen yang mempunyai kekuatan awal tinggi atau cepat mengeras dan sangat tahan sulfat adalah jenis... a. Jenis I dan III b. Jenis II dan IV c. Jenis III dan V d. Jenis IV dan I e. Jenis V dan II 7. Butiran pasir yang digunakan sebagai bahan pembuatan beton mempunyai diameter 1 5 mm serta memenuhi persyaratan, kecuali... a. Berbutir tajam dan keras

2 Hal: dari 17 b. Bersifat kekal yaitu tidak mudah hancur akibat cuaca c. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% d. Tidak boleh mengandung lumpur lebih 10% e. Boleh menggunakan pasir laut dengan persyaratan tertentu. 8. Kerikil merupakan agregat kasar dengan ukuran diameter 5 40 mm, namun dalam hal tertentu kerikil dapat diganti batu pecah/split. Kerikil yang dapat digunakan sebagai bahan beton adalah kecuali... a. Bersifat padat b. Keras dan berpori c. Bersih d. Tidak boleh mengandung lumpur lebih 1% e. Pada keadaan terpaksa dapat dipakai kerikil bulat. 9. Jumlah penggunaan air dalam membuat adukan beton segar disebut dengan fas atau ras. Yang dimaksud dengan fas atau ras adalah... a. Berat air pada campuran beton b. Berat semen pada campuran beton c. Kebutuhan berat air pada campuran beton terhadap berat semen pada campuran beton d. Perbandingan berat semen tehadap berat beton e. Perbandingan berat air terhadap berat beton 10. Pengaruh fas terhadap kuat tekan beton bahwa semakin rendah fas maka... a. Makin rendah pula kuat tekan beton yang dihasilkan b. Sama dengan kuat tekan sesuai dengan aslinya c. Makin tinggi kuat tekan beton yang dihasilkan d. Tidak berpengaruh terhadap kuat tekan beton yang dihasilkan e. Berpengaruh tetapi sedikit saja tehadap kuat tekan beton yang dihasilkan 11. Pengaruh jumlah dan jenis semen terhadap kuat tekan beton, bahwa pada fas sama jumlah semen terlalu sedikit/terlalu berlebihan maka... a. Diperoleh kuat tekan beton tinggi b. Diperoleh kuat tekan beton sedang c. Diperoleh kuat tekan beton rendah d. Diperoleh kuat tekan beton tidak sesuai e. Tidak diperoleh kuat tekan beton sama sekali 1. Untuk mengetahui konsistensi atau tingkat kekentalan adukan beton dilaksanakan dengan cara pengujian penurunan adukan atau lazim disebut pengujian slump. Dibawah ini yang tidak termasuk alat utama untuk pengujian slump tersebut adalah... a. Kerucut Abram b. Tongkat baja yang ujunnya dibulatkan c. Talam atau tempat adukan d. Roskam baja e. Meteran 13. Pengaruh umur beton terhadap kuat tekan beton sebagai standar bahwa pada umur 8 hari beton telah mendekati sempurna. Beton pada umur 7 hari mempunyai kuat tekan setara... a. 5% d. 88 % b. 40% e. 95% c. 65%

3 Hal: 3 dari Pada praktik di lapangan sering dijumpai campuran dengan perbandingan volume untuk menghasilkan campuran beton konstruksi, campuran beton padat, dan campuran beton rapat air. Yang disebut dengan campuran beton konstruksi adalah... a. 1 PC : PS : 4 KR b. 1 PC : PS : 3 KR c. 1 PC : 1,5 PS :,5 KR d. 1 PC : 3 PS : 5 KR e. 1 PC : 3 PS : 6 KR 15. Seorang pekerja akan membuat suatu campuran beton. Masing-masing bahan campuran beton tersebut ditimbang dengan cermat. Pekerja tersebut melakukan pencampuran beton dengan sistim... a. Perbandingan volume b. Perbandingan berat c. Perbandingan teliti d. Perbandingan normal e. Perbandingan beton kering 16. Perhatikan dengan cermat gambar hubungan antara tegangan dan regangan tekan beton, bahwa saat beton di berikan beban tertentu sampai pada angka 0,003 beton akan runtuh. Untuk selanjutnya nilai 0,003 disebut dengan... a. Nilai regangan maksimal b. Nilai regangan batas perencanaan c. Nilai tekan maksimal d. Nilai tekan batas perencanaan e. Nilai runtuh 17. Menurut SNI mutu beton menurut kuat tekannya dibedakan menjadi 3 macam. Mutu beton dengan fc 10 MPa 0 MPa digunakan untuk beton struktur dibawah ini kecuali a. Balok d. Pondasi b. Kolom e. Rabat c. Pelat 18. Mutu beton dengan kuat tekan antara fc 10 MPa fc 0 MPa digunakan untuk beton struktur misalnya, kecuali... a. Balok, d. Pelat b. Kolom e. Pondasi c. Kolom praktis 19. Mutu beton dengan kuat tekan lebih dari fc 0 MPa direcanakan untuk struktur beton... a. Tahan dingin d. Tahan air b. Tahan gempa e. Tahan Karat c. Tahan bakar 0. Pengujian kuat tekan beton digunakan benda uji berupa silinder beton dengan ukuran... a. Diameter silinder 15 cm tinggi silinder 0 cm b. Diameter silinder 15 cm tinggi silinder 30 cm c. Diameter silinder 0 cm tinggi silinder 30 cm d. Diameter silinder 0 cm tinggi silinder 15 cm e. Diameter silinder 30 cm tinggi silinder 45 cm

4 Hal: 4 dari Dari pengujian kuat tekan beton diperoleh rumusan σ c = P/A. Pernyataan yang tidak benar dengan rumus tersebut adalah... a. σ c adalah tegangan tekan beton b. P adalah beban yang diujikan c. A adalah luas penampang beton d. Satuan σ c adalah MPa e. Satuan A adalah cm. Besar tegangan dan regangan batas beton pada perencanaan beton berturut-turut adalah... a. 0,85 fc dan 0,300 b. 0,80 fc dan 0,030 c. 0,85 fc dan 0,003 d. 0,80 fc dan 0,300 e. 0,08 fc dan 0, Disamping sangat baik menerima beban tekan, beton juga mampu menahan beban tarik sebesar f cr = 0,33 fc. Jika rumus tersebut di buat dalam persen nilainya mendekti... a. 5% dari fc b. 10% dari fc c. 15% dari fc d. 0% dari fc e. 5% dari fc 4. Pada pengujian beton hubungan antara tegangan regangan menimbulkan adanya modulus elastisitas beton dengan rumus E c = (W c ) 1,5. 0,043 fc. Simbol W c adalah... a. Kuat tarik beton b. Kuat tekan beton c. Elastisitas beton d. Berat beton ringan e. Berat beton normal 5. Untuk menyempurnakan beton, beton ditambah dengan baja tulangan BJTP maupun BJTD. BJTD adalah... a. Besi beton tunggal b. Besi beton rangkap c. Besi beton polos d. Besi beton ulir e. Besi beton begel 6. Agar dapat menjamin bahwa suatu struktur yang direncanakan mampu menahan beban yang bekerja maka pada perencanaan struktur digunakan faktor keamanan. Faktor keamanan yang berkaitan dengan kekuatan struktur disebut... a. Faktor beban b. Faktor reduksi kekuatan c. Faktor kekuatan ektra d. Faktor momen rencana e. Faktor momen yang diperlukan 7. Yang tidak termasuk kombinasi beban berfaktor adalah... a. U = 1,4 D b. U = 1, D + 1,6 L + 0,5 (A atau R)

5 Hal: 5 dari 17 c. U = 1, D + 1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A atau W) atau U = 0,9 D ± 1,6 W d. U = 1, D + 1,0 L ± 1,0 E atau U = 0,9 D ±1,0 E. e. U = 0,85 D 8. Faktor reduksi kekuatan balok geser dan torsi adalah Ø 0,75 sedangkan faktor reduksi tumpuan pada beban adalah... a. Ø = 0,85 b. Ø = 0,80 c. Ø = 0,70 d. Ø = 0,65 e. Ø = 0,60 9. Menurut SNI pada perhitungan struktur beton bertulang ada tiga kekuatan penampang beton adalah... a. Kekuatan nominal, kekuatan kekakuan dan kekuatan tarik b. Kekuatan nominal, kekuatan rencana, dan kekuatan perlu c. Kekuatan nominal, kekuatan tekan, dan kekuataan tarik d. Kekuatan rencana, kekuatan tarik, dan kekuatan tekan e. Kekuatan perlu, kekuatan tarik, dan kekuatan tekan 30. Menurut SNI dipersyaratkan bahwa nilai kuat rencana ( Rr ) adalah... a. Ru d. Ru b. Rn e. = Rn c. Ø Rn 31. Nilai momen maksimal yang timbul pada balok kantilever adalah... a. M (+) = ½ q l b. M (-) = ½ q l c. M (+) = 1/8 q l d. M (-) = 1/8 q l e. M (+) = 1/16 q l 3. Nilai momen maksimal yang timbul pada balok yang bertumpua dikedua ujungnya adalah.. a. M (+) = ½ q l b. M (-) = ½ q l c. M (+) = 1/8 q l d. M (-) = 1/8 q l e. M (+) = 1/16 q l 33. Diketahui Momen nominal ( R n ) balok 100 knm, maka Momen Perlu (M u ) adalah... a. 0,08 knm b. 0,80 knm c. 80 knm d. 0,85 knm e. 85 knm 34. Pemasangan tulangan tunggal longitudinal pada struktur balok, pelat, fondasi, atau struktur beton lainnya dipasang pada penampang daerah... a. Atas b. Bawah c. Tengah d. Tarik e. Tekan

6 Hal: 6 dari Perhatikan penampang balok sebagai berikut, simbol As dan As adalah... a. Daerah tekan dan daerah tarik b. Tempat penulangan tekan dan tarik c. Luas tulangan yang direncanakan d. Terjadinya regangan dan tegangan e. Daerah momen positif dan negatif 36. Pada perencanaan penulangan longitudinal balok, maka jika K > K maks maka... a. Dirubah ukuran besinya b. Dipasang tulangan tunggal c. Dipasang tulangan rangkap d. Diperkecil ukuran baloknya e. Di naikkan nilai momen 37. Pada perencanaan penulangan longitudinal balok, maka jika nilai K< K max maka... a. Dirubah ukuran besinya b. Besi tulangan di pasang pada jarak yang diperkecil c. Dipasang tulangan rangkap d. Diperkecil ukuran baloknya e. Dipasang tulangan tunggal 38. Kekuatan suatu komponen stuktur atau penampang yang diperoleh dari hasil perkalian antara kuat nominal dan faktor reduksi kekuatan adalah... a. Kuat nominal b. Kuat perlu c. Kuat rencana d. Kuat tekan e. Kuat tarik 39. Dalam perencanaan kekuatan struktur beton dikenal ada pengaruh kekuatan gaya dalam dan pengaruh kekuatan gaya luar. Yang termasuk gaya dalam adalah... a. Rn d. K b. Rr e. P c. Ru 40. Kekuatan struktur beton yang dipengaruhi oleh kombinasi beban U adalah... a. Rn d. K b. Rr e. P c. Ru 41. Bagian atas penampang balok kantilever pada ujung balok adalah... a. Daerah tarik b. Daerah tekan c. Daerah netral d. Daerah lentur e. Daerah runtuh 4. Bagian atas penampang balok dengan dua tumpuan pada daerah lapangan adalah...

7 Hal: 7 dari 17 a. Daerah tarik b. Daerah tekan c. Daerah netral d. Daerah lentur e. Daerah runtuh 43. Pada perencanaan penulangan balok dikenal adanya ds dan ds, ds dan ds adalah... a. ds adalah jarak tulangan bawah dan ds jarak tulangan dalam b. ds adalah jarak tepi tulangan tarik dan ds jarak tulangan tekan c. ds adalah jarak titik berat tulangan tarik dan ds jarak titik berat tulangan tekan d. ds adalah jarak titik berat tulangan tekan dan ds jarak titik berat tulangan tarik e. ds adalah jarak titik berat tulangan tarik dengan sisi tarik dan ds jarak titik berat tulangan tekan dengan sisi tekan 44. Jarak maksimal tulangan samping pada balok di simbolkan b, menurut SNI 1991 adalah... a. 300 mm dan atau 1/6 kali tinggi efektif balok b. 300 mm dan atau 1/6 kali tinggi efektif balok c. 300 mm dan atau 1/6 kali tinggi efektif balok d. = 300 mm dan atau 1/6 kali tinggi efektif balok e. 300 mm dan atau = 1/6 kali tinggi efektif balok 45. Jarak mendatar tulangan disimbolkan Sn, adapun syarat Sn adalah... a. 5 mm dan dari tulangan utama dan disarankan 40 mm b. 5 mm dan = dari tulangan utama dan disarankan 40 mm c. 5 mm dan dari tulangan utama dan disarankan 40 mm d. 5 mm dan dari tulangan utama dan disarankan 40 mm e. 5 mm dan dari tulangan utama dan disarankan 40 mm b ds1 46. m 1 adalah rumus untuk menentukan... D Sn a. Jumlah maksimal tulangan tarik b. Jumlah maksimal tulangan dalam satu baris c. Jumlah maksimal momen perlu d. Jumlah maksimal momen nominal e. Jumlah maksimal momen pikul 47. Jika diketahui bahwa suatu balok yang berada pada dua tumpuan menerima beban mati q D = kn/m dan beban hidup q L = kn/m maka momen perlu yang timbul adalah... a. 10,1 kn/m b. 80,8 knm c. 16,0 knm d. 46 knm e. knm 48. Besar momen negatif yang timbul di daerah tumpuan pada balok dua tumpuan sederhana adalah... a. 1 / momen positif b. 1 / 3 momen positif c. 1 / 4 momen positif d. 1 / 5 momen positif e. 1 / 6 momen positif

8 Hal: 8 dari Perencanaan tulangan pada suatu balok dibedakan menjadi perencanaan tulangan tunggal dan perencanaan tulangan rangkap. Perencanaan tulangan rangkap adalah... a. Tulangan yang diperlukan hanya pada derah tarik penampang balok b. Tulangan yang diperlukan pada daerah tekan penampang balok c. Tulangan yang diperlukan pada daerah tarik dan daerah tekan penampang balok d. Tulangan direncanakan dengan rangkap bersusun vertikal e. Tulangan direncanakan dengan rangkap bersusun horisontal 0,85. fc'. a. b 50. As adalah rumus untuk menentukan... fy 51. a. Luas tulangan b. Luas tulangan longitudinal c. Luas penampang beton d. Luas tulangan tekan e. Luas tulangan bagi 38,5. 1. fc' max 0,75. b (%) adalah rumus untuk menentukan... (600 fy). fy a. Rasio tulangan maksimal b. Tekanan beton maksimal c. Tarikan baja maksimal d. Kekuatan beton maksimal e. Kelelehan baja tulangan 5. Pada bagian atas penampang balok di daerah tumpuan terpasang tulangan longitudinal disebut juga dengan tulangan... a. Rangkap b. Tekan c. Negatif d. Positif e. Geser 53. Pada bagian bawah penampang balok kantilever terpasang tulangan longitudinal yang disebut juga dengan tulangan... a. Rangkap b. Tunggal c. Tekan d. Tarik e. Geser 54. Pada bagian bawah penampang balok dua tumpuan terpasang tulangan longitudinal yang disebut juga dengan tulangan... a. Rangkap b. Tunggal c. Negatif d. Tarik e. Geser 55. Yang mempengaruhi nilai ρ (rho) adalah... a. Mutu beton b. Mutu baja tulangan c. Mutu beton dan mutu baja tulangan

9 Hal: 9 dari 17 d. Mutu beton, mutu baja tulangan, dan jenis momen e. Mutu beton, mutu baja tulangan, jenis momen, dan rasio jumlah tulangan 56. Nilai ρ (rho) ditentukan dengan rumus... a. Persentase luas tulangan terpasang di bagi dengan luas penampang balok b. Persentase luas tulangan dikalikan dengan luas penampang balok c. Persentase luas tulangan terpasang d. Persentase luas tulangan terpasang di kalikan luas tulangan tarik e. Persentase tulangan longitudinal 57. Menurut SNI, agar penampang beton dapat mendekati keruntuhan seimbang disyaratkan... a. As harus As maks atau ρ ρ maks b. As harus As maks atau ρ ρ maks c. As harus As maks atau ρ ρ maks d. As harus As maks atau ρ = ρ maks e. As harus = As maks atau ρ ρ maks 58. Menurut SNI, keadaan seimbang juga bisa terjadi jika nilai ε c = ε cu = 0,003 dan ε s = ε y, simbol tersebut diartikan bahwa... a. Regangan tekan beton sama dengan regangan tekan maksimum b. Tegangan tekan beton sama dengan tegangan maksimum beton c. Regangan tarik beton sama dengan regangan tarik besi tulangan maksimum d. Regangan tarik besi tulangan sama dengan tegangan tarik beton e. Regangan besi tulangan sama rengan tegangan tarik besi tulangan 59. Jika ternyata dalam perhitungan dihasilkan nilai ρ (rho) ternyata < ρ min (rho min) maka... a. Ukuran balok diperbesar b. Ukuran balok tetap c. Ukuran balok diperkecil d. Ukuran besi diperbesar e. Ukuran besi diperkecil 60. Perencanaan beton bertulang dipengaruhi oleh faktor momen pikul yang dirumuskan... Mn Mu a. K atau K ( b. d ) (. b. d ) b. c. d. e. Mr K atau ( b. d ) Mu K atau ( b. d ) Mn K (. b. d ) atau. Mn K atau ( b. d ) Mn K (. b. d. Mn K ( b. d ) ) Mr K ( b. d ) Mn K ( b. d ) 61. Untuk menentukan nilai K maks digunakan rumus atau menggunakan tabel K maks. Jika fc 8 MPa, nilai β1 adalah... a. 0,65 b. 0,75 c. 0,85 0,05.( fc' 30) d. 0, ,5. 1. fc'.(600 fy 5. 1) Kmaks (600 fy)

10 e. 0,80 Hal: 10 dari Simbol ε s adalah... a. Jarak tepi serat tekan ke tulangan tarik b. Regangan tulangan tarik paling dalam c. Jarak tepi serat tarik ke tulangan tekan d. Regangan tulangan tekan e. Jarak tulangan tarik 63. Nilai Modulus elastis baja tulangan Es adalah... a. 0 MPa b. 00 MPa c. 000 MPa d MPa e MPa 64. Pada perencanaan tulangan rangkap, tinggi blok tegangan beton tekan persegi ekivalen (a) digunakan untuk mengetahui apakah semua tulangan tarik maupun semua tulangan tekan sudah leleh atau belum leleh. Jika nilai a a maks leleh maka... a. Berarti semua tulangan tarik sudah leleh b. Berarti semua tulangan tekan sudah leleh c. Berarti semua tulangan tarik belum leleh d. Berarti semua tulangan tekan belum leleh e. Berarti semua tulangan tarik dan tulangan tekan sudah leleh 65. Pada perencanaan tulangan rangkap, jika tulangan tarik pada baris paling dalam belum leleh ( a > a maks leleh ) maka... a. Dimensi balok di perbesar b. Dimensi balok di perkecil c. Dimensi balok tetap d. Dimensi besi di perbesar e. Dimensi besi diperkecil 66. Pada perencanaan tulangan rangkap, jika tulangan tekan pada baris paling dalam belum leleh maka... a. a a maks leleh b. a > a maks leleh c. a a min leleh d. a < a min leleh e. a = a maks leleh 67. Pada perencanaan tulangan rangkap setelah nilai a diketahui, maka selanjutnya menentukan nilai A 1 dan A. Maka nilai tulangan tarik As adalah... a. As = A 1 b. As = A 1 + A c. As = A 1 - A d. As = A e. As = a 68. Simbol dari λ d, d b, α adalah kelompok simbol panjang penyaluran tulangan tarik adalah... a. Panjang ujung tulangan, diameter tulangan, dan faktor lokasi penulangan b. Panjang penyaluran, diameter tulangan dan faktor lokasi penulangan c. Panjang kaitan, jarak tepi serat beton tarik, sudut pemasangan tulangan

11 Hal: 11 dari 17 d. Panjang penyauran, jarak serat tepi beton tekan, dan faktor lokasi penulangan e. Panjang ujung tulangan, diameter tulangan terpasang, sudut pemasangan tulangan 69. Rumus λ dh = λ hb.f 1.f.f 3.f 4.f 5.f 6 adalah rumus untuk menentukan... a. Panjang penyaluran tulangan kait b. Panjang penyaluran tulangan tarik c. Panjang penyaluran tulangan tekan d. Panjang penyaluran tulangan tunggal e. Panjang penyaluran tulangan rangkap 70. Simbol M nc adalah... a. Momen nominal yang dihasilkan beton b. Momen nominal yang dihasilkan gaya tekan beton c. Momen nominal yang dihasilkan gaya tekan tulangan d. Momen nominal rencana e. Momen nominal yang diperlukan 71. Menurut SNI 00 bahwa untuk menahan retak geser pada balok dipasang tulangan... a. Longitudinal b. Tulangan tunggal c. Tulangan rangkap d. Tulangan geser e. Tulangan ulir/profil 7. Akibat pembebanan balok akan mengalami retak miring dan retak vertikal. Retak miring dan retak vertikal terjadi pada... a. Retak miring pada ujung dan retak vertikal pada daerah tumpuan b. Retak miring pada daerah tumpuan dan retak vertikal pada daerah ujung c. Retak miring pada daerah tumpuan dan retak vertikal pada daerah lapangan d. Retak miring pada derah lapangan dan retak vertikal pada daerah tumpuan e. Retak miring pada daerah tengah retak vertikal pada daerah lapangan 73. Sebetulnya retak miring pada balok dapat ditahan oleh 4 unsur, kecuali... a. Bentuk dan kekasaran permukaan agregat beton b. Gaya tarik dan gaya potong dari tulangan c. Strut beton d. Mutu beton e. Gaya tarik tulangan geser 74. Menurut jenisnya pemasangannya tulangan geser dibedakan menjadi dua, yaitu... a. Tulangan tegak dan begel b. Tulangan miring dan tulangan serong c. Tulangan begel dan tulangan serong d. Tulangan begel dan tulangan negatif e. Tulangan serong dan tulangan positif 75. Menurut jumlah kakinya tulangan begel dibedakan menjadi tiga jenis yaitu... a. Begel persegi, begel segi tiga dan begel persegi panjang b. Begel kaki dua, begel kaki tiga dan begel kaki empat c. Begel kaki satu, begel kaki dua dan begel kaki tiga d. Begel kaki tiga, begel kaki empat dan begel sengkang e. Begel, sengkang, tulangan serong

12 c Hal: 1 dari Suatu gambar pelaksanaan dijumpai simbol begel Ø8-150 dan 3Ø6 150 maka pernyataan dibawah ini yang salah adalah... a. Begel diameter 8 mm tulangan polos dipasang dengan jarak 150 mm b. Begel diameter 6 mm tulangan polos tiga buah dipasang dengan jarak 150 mm c. Begel tiga kaki diameter 6 mm tulangan polos dipasang dengan jarak 150 mm d. Kedua jenis begel pemasangannya dengan jarak masing-masing 150 mm e. Dalam satu meter panjang diperlukan masing-masing (1000/150) + 1 buah begel 77. Perhatikan gambar disamping huruf a, b, dan c adalah... a b a. Begel dua kaki, begel tiga kaki, dan begel empat kaki b. Begel tiga kaki, begel empat kaki, dan begel empat kaki c. Begel dua kaki, begel tiga kaki, dan begel tiga kaki d. Begel tiga kaki, begel tiga kaki, dan begel empat kaki e. Begel dua kaki, begel dua kaki, dan begel tiga kaki 78. Jika Anda merencanakan suatu penulangan tunggal pada penampang balok (catatan: b dan h tidak akan dirubah) ternyata nilai K K max maka... a. Tulangan ditambah jumlahnya b. Tulangan direncanakan menjadi tulangan rangkap c. Tulangan dipasang secara bersusun horisontal d. Tulangan dipasang secara bersusun vertikal e. Tulangan diperbesar diameternya 79. Data utama yang diperlukan dalam perencanaan penulangan beton bertulang adalah, kecuali a. b,h,d,ds b. fc,fy c. Mu d. Mn e. K 80. Dalam mendimensi balok jika ternyata nilai K K max maka... a. Perhitungan diulang b. Dimensi balok diperbesar c. Nilai ds, d di perbesar d. Dimensi tulangan utama saja diperbesar e. Dimensi besi diperbesar 81. Pada asumsi perencanaan beton bertulang lentur, ada 3 jenis keruntuhan yaitu keruntuhan tekan, keruntuhan seimbang dan keruntuhan tarik. Yang disebut dengan keruntuhan tarik adalah... a. Baja tulangan sudah leleh sebelum beton hancur b. Baja tulangan leleh bersamaan dengan hancurnya beton c. Baja tulangan belum leleh tetapi beton sudah hancur d. Baja tulangan dan beton belum hancur e. Baja tulangan dan beton tidak hancur

13 Hal: 13 dari Nilai ds dan ds pada penampang balok yang direncanakan dengan penulangan rangkap sebagai berikut adalah... a. 44 mm dan 48 mm b. 54 mm dan 73 mm c. 78 mm dan 106 mm d. 88 mm dan 90 mm e. 96 mm dan 190 mm 83. Jika tulangan tarik dipakai D 16 dan tulangan tekan D1 maka luas tulangan tarik pada gambar tersebut diatas adalah... a. 9,4 mm b. 113,04 mm c. 00,96 mm d. 678,4 mm e. 3014,40 mm 84. Gambar dibawah ini menunjukan... a. Diagram momen b. Distribusi tegangan aktual balok beton c. Distribusi tegangan tekan persegi ekivalen d. Distribusi regangan e. Distribusi penampang balok 85. Penggambaran bentuk garis horisontal dan garis vertikal yang saling berpotongan pada titik buhul menurut konsep perencanaan strktur beton disebut... a. Balok b. Kolom c. Pondasi d. Portal e. Persendian 86. Yang berfungsi untuk menahan beban geser dan torsi pada penulangan beton bertulang adalah... a. Tulangan longitudinal b. Tulangan begel c. Tulangan negatif d. Tulangan positif e. Tulangan ekstra 87. Dalam perencanaan tulangan beton bertulang, terdapat istilah tulangan positif dan tulangan negatif. Tulangan negatif adalah... a. Tulangan tarik yang berada di bagian atas balok b. Tulangan negatif adalah tulangan tekan pada daerah momen negatif c. Tulangan negatif adalah tulangan tarik pada daerah momen negatif d. Tulangan negatif adalah tulangan tarik pada daerah momen positif

14 Hal: 14 dari 17 e. Tulangan negatif yang berada pada baris vertikal ke dua dari bawah 88. Dalam perencanaan penulangan balok yang ditumpu oleh dua tumpuan, terdapat dua jenis momen, pernyataan yang benar adalah... a. Momen positif dan momen negatif b. Momen positif di daerah lapangan dan momen negatif didaerah tumpuan c. Momen negatif didaerah tumpuan dan momen positif didaerah lapangan d. Momen negatif dibagian bawah dan momen positif dibagian atas e. Momen minimal dan momen maksimal 89. Balok pada dua tumpuan bentang 4000 mm, memikul M (+) = 5 knm, maka M ( ) adalah... a. 100 knm b. 1,5 knm c. 8,33 knm d. 6,5 knm e. 1,5 knm 90. Sruktur tipis yang dibuat dari beton bertulang dengan bidang yang arahnya horisontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada bidang disebut... a. Pelat b. Luifel c. Sading d. Tangga e. Lantai 91. Terdapat tiga jenis perletakan pelat pada balok, jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara monolit, dan ukuran balok cukup besar, sehingga mampu untuk mencegah terjadinya rotasi pelat disebut tumpuan... a. Terletak bebas b. Terjepit elastis c. Terjepit penuh d. Terletak sendi e. Terletak rol 9. Pelat yang ditumpu oleh dua tumpuan yang saling sejajar digunakan jenis penulangan... a. Penulangan satu arah b. Penulangan dua arah c. Penulangan rangkap d. Penulangan tunggal e. Penulangan sederhana 93. Jenis perletakan pelat pada balok dibedakan menjadi tiga jenis perletakan yaitu, terletak bebas, terjepit elastis, dan terjepit penuh. Jika pelat dan balok dicor bersamaan secara monolit, tetapi ukuran balok cukup kecil sehingga balok tidak cukup kuat untuk mencegah terjadinya rotasi pelat disebut... a. Terjepit elastis b. Terletak bebas c. Terjepit penuh d. Terjepit sebagian e. Terjepit sendi

15 Hal: 15 dari Menurut fungsinya bahwa sistim penulangan pelat beton dibedakan menjadi dua jenis. Penulangan yang direncanakan untuk menahan lebih utama berupa beban lentur pada bentang satu arah saja disebut... a. Penulangan pelat satu arah b. Penulangan pelat dua arah c. Penulangan pelat tunggal d. Penulangan pelat rangkap e. Penulangan pelat majemuk 95. Pelat yang berupa kantilever direncanakan dengan penulangan... a. Penulangan pelat satu arah b. Penulangan pelat dua arah c. Penulangan pelat tunggal d. Penulangan pelat rangkap e. Penulangan pelat majemuk 96. Hal yang benar tentang tulangan pokok dan tulangan bagi penulangan pelat beton adalah, kecuali... a. Tulangan pokok menahan momen lentur b. Tulangan bagi menahan ½ momen positif c. Tulangan pokok berada pada bagian tarik d. Pada konstruksi luifel tulangan pokok berada dibagian atas e. Pada pelat dua tumpuan tulangan pokok di daerah lapangan berada di bawah 97. Pelat beton terletak pada tumpuan terjepit elastis/menerus mempunyai rumus momen positif dan momen negatif sama yaitu... a. ½ q L b. ¼ q L c. 1/8 q L d. 1/1 q L e. 1/16 q L 98. Panjang tumpuan x pada pelat beton dihitung berdasarkan... a. Bentang ly b. Bentang lx c. ½ bentang lx atau ly d. 1/4 bentang lx atau ly e. 1/5 bentang lx atau ly 99. Nilai momen yang digunakan pada perencanaan tulangan bagi adalah... a. ½ momen positif b. 1/3 momen positif c. ¼ momen positif d. 1/5 momen positif e. 1/6 momen positif 100.Gambar simbol perletakan tulangan pada konstruksi pelat adalah... a. Tulangan dibagaian atas no 1 dan tulangan di bagian bawah no 1 dari bawah b. Tulangan di bagian atas no 1 dan tulangan di bagian bawah no dari bawah c. Tulangan di samping no 1 dan tulangan di bagian atas no dari atas d. Tulangan di atas no 1 dan tulangan atas no e. Tulangan bawah no 1 dan tulangan bawah no dari bawah

16 Hal: 16 dari 17

17 Hal: 17 dari 17 Soal Essay 1. Jelaskan dengan singkat pengertian beton dan beton bertulang!. Uraikan dengan suatu gambar skema bahan susun beton! 3. Jelaskan pengertian dari Momen rencana, Momen perlu, dan Momen nominal! 4. Jelaskan pengertian tulangan tunggal dan tulangan rangkap pada balok! Bagaimana mengetahui bahwa balok direncanakan menggunakan tulangan tunggal atau tulangan rangkap! 5. Jelaskan pengertian rho (ρ) pada perencanaan penulangan beton! 6. Jelaskan pengertian tegangan dan regangan pada beton! 7. Jelaskan pengertian keruntuhan tekan, keruntuhan seimbang, dan keruntuhan tarik! 8. Pada perencanaan beton tulangan rangkap dijumpai simbol d, d d dan d t. Jelaskan pengertian ketiga simbol tersebut. 9. Jelaskan pengertian dari M nc dan M ns! 10. Jelaskan dengan satu gambar penampang balok, simbol-simbol yang terdapat pada perencanaan tulangan balok sebagai berikut - b, h, d, ds, ds, d d, d t, - ds 1, ds, ds 3, ds 1,ds - Sb, Sn, Snv, D, - As, As 11. Tuliskan rumus untuk menentukan jumlah maksimal tulangan dalam satu baris! 1. Jelaskan pengertian balok kantilever! 13. Untuk mengatasi terjadinya retak pada balok dipasang tulangan geser. Jelaskan dengan gambarkan jenis-jenis tulangan geser tersebut! 14. Jelaskan jenis-jenis penulangan pada pelat! 15. Jelaskan dengan gambar penampang balok yang direncanakan dengan tulangan tunggal dan tulangan rangkap beserta simbol yang diperlukan!

KUMPULAN SOAL KONSTRUKSI BETON BERTULANG SEMESTER 1

KUMPULAN SOAL KONSTRUKSI BETON BERTULANG SEMESTER 1 I. Pilih Satu Jawaban Yang Benar KUMPULAN SOAL KONSTRUKSI BETON BERTULANG SEMESTER 1 1. Penggunaan beton dan bahan-bahan vulkanik sebagai pembentuknya sudah dimulai sejak zaman Yunani maupun Romawi atau

Lebih terperinci

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR Million Tandiono H. Manalip, Steenie E. Wallah Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Email : tan.million8@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Dalam perancangan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku sehingga diperoleh suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan beton dan bahan-bahan vulkanik sebagai pembentuknya (seperti abu pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga sebelum

Lebih terperinci

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp A cp Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C C m Cc Cs d DAFTAR NOTASI = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas bruto penampang (mm²) = Luas bersih penampang (mm²) = Luas penampang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.

BAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kuat Tekan Beton Berdasarkan SNI 03 1974 1990 kuat tekan beton merupakan besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani gaya tekan tertentu

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6. LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan Bab 6 Penulangan Bab 6 Penulangan Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi DAFTAR SIMBOL a tinggi balok tegangan persegi ekuivalen pada diagram tegangan suatu penampang beton bertulang A b luas penampang bruto A c luas penampang beton yang menahan penyaluran geser A cp luasan

Lebih terperinci

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori BAB II Dasar Teori 2.1 Umum Jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya beberapa rintangan seperti lembah yang dalam, alur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton sangat banyak dipakai secara luas sebagai bahan bangunan. Bahan tersebut diperoleh dengan cara mencampurkan semen portland, air, dan agregat, dan kadang-kadang

Lebih terperinci

Gambarkan dan jelaskan grafik hubungan tegangan regangan untuk material beton dan baja!

Gambarkan dan jelaskan grafik hubungan tegangan regangan untuk material beton dan baja! Gambarkan dan jelaskan grafik hubungan tegangan regangan untuk material beton dan baja! Lokasi Tulangan Jarak Tulangan desain balok persegi Tinggi Minimum Balok Selimut Beton Terdapat tiga jenis balok

Lebih terperinci

Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal

Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban yang mampu diterima serta pola kegagalan pengangkuran pada balok dengan beton menggunakan dan tanpa menggunakan bahan perekat Sikadur -31 CF Normal

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kuat Tekan Beton Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke

BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pelat Pelat beton (concrete slabs) merupakan elemen struktural yang menerima beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke balok dan kolom sampai

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

Bab 6 DESAIN PENULANGAN Bab 6 DESAIN PENULANGAN Laporan Tugas Akhir (KL-40Z0) Desain Dermaga General Cargo dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pulau Kalukalukuang Provinsi Sulawesi Selatan 6.1 Teori Dasar Perhitungan Kapasitas Lentur

Lebih terperinci

BAB II DASAR-DASAR DESAIN BETON BERTULANG. Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan

BAB II DASAR-DASAR DESAIN BETON BERTULANG. Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan BAB II DASAR-DASAR DESAIN BETON BERTULANG. Umum Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat suatu campuran yang mempunyai proporsi tertentudari semen, pasir, dan koral

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. BETON

1. PENDAHULUAN 1.1. BETON 1. PENDAHULUAN Beton dan bahan-bahan vulkanik sebagai pembentuknya, telah digunakan sebagai bahan bangunan sejak zaman dahulu Penggunaan beton bertulangan dengan lebih intensif baru dimulai pada awal abad

Lebih terperinci

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK. TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik

Lebih terperinci

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu pengujian mekanik beton, pengujian benda uji balok beton bertulang, analisis hasil pengujian, perhitungan

Lebih terperinci

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C Cc Cs d DAFTAR NOTASI = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom (mm²) = Luas

Lebih terperinci

xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y

xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y DAFTAR NOTASI A cp = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² Ag = Luas bruto penampang (mm²) An = Luas bersih penampang (mm²) Atp = Luas penampang tiang pancang (mm²) Al = Luas total

Lebih terperinci

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C Cc Cs d DAFTAR NOTASI = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom (mm²) = Luas

Lebih terperinci

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi DAFTAR NOTASI A cp = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm 2 Ag = Luas bruto penampang (mm 2 ) An = Luas bersih penampang (mm 2 ) Atp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) Al = Luas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain ( jalan

II. TINJAUAN PUSTAKA. rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain ( jalan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Jembatan Jembatan adalah suatu konstruksi untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain ( jalan air / lalu lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur bangunan. Kelebihan beton bila dibandingkan dengan material lain diantaranya adalah tahan api, tahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai 8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG

ANALISIS DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG ANALISIS DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG Bobly Sadrach NRP : 9621081 NIRM : 41077011960360 Pembimbing : Daud Rahmat Wiyono, Ir., M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN mbaran konstruksi beton untuk keperluan pelaksanaan pembangunan gedung sangat berperan. Untuk itu perlu dikuasai oleh seseorang yang berkecimpung dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kuat Tekan Beton Sifat utama beton adalah memiliki kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya. Kekuatan tekan beton adalah kemampuan beton untuk menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu teknologi dalam bidang teknik sipil mengalami perkembangan dengan cepat. Beton merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur bangunan pada saat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom DAFTAR NOTASI A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C Cc Cd = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom (mm²) = Luas bruto

Lebih terperinci

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²) DAFTAR NOTASI A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas bruto penampang

Lebih terperinci

ANALISA PELAT LANTAI DUA ARAH METODE KOEFISIEN MOMEN TABEL PBI-1971

ANALISA PELAT LANTAI DUA ARAH METODE KOEFISIEN MOMEN TABEL PBI-1971 ANALISA PELAT LANTAI DUA ARAH METODE KOEFISIEN MOMEN TABEL PBI-97 Modul-3 Sistem lantai yang memiliki perbandingan bentang panjang terhadap bentang pendek berkisar antara,0 s.d. 2,0 sering ditemui. Ada

Lebih terperinci

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT 2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT Pendahuluan Elemen struktur komposit merupakan struktur yang terdiri dari 2 material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG Irmawati Indahriani Manangin Marthin D. J. Sumajouw, Mielke Mondoringin Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kuat Tekan Beton Sifat utama beton adalah memiliki kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya. Kekuatan tekan beton adalah kemampuan beton untuk menerima

Lebih terperinci

TINJAUAN MOMEN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG PADA TULANGAN GESER. Naskah Publikasi

TINJAUAN MOMEN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG PADA TULANGAN GESER. Naskah Publikasi TINJAUAN MOMEN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG PADA TULANGAN GESER Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB ) PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB ) [C]2010 : M. Noer Ilham A. DATA BAHAN STRUKTUR PLAT LENTUR DUA ARAH (TWO WAY SLAB ) Kuat tekan beton, f c ' = 20 MPa Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, f y = 240

Lebih terperinci

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG. TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau agregat-agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN BAB III METODOLOGI PERENCANAAN III.. Gambaran umum Metodologi perencanaan desain struktur atas pada proyek gedung perkantoran yang kami lakukan adalah dengan mempelajari data-data yang ada seperti gambar

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pembebanan Beban yang ditinjau dan dihitung dalam perancangan gedung ini adalah beban hidup, beban mati dan beban gempa. 3.1.1. Kuat Perlu Beban yang digunakan sesuai dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Diagram Alir Perancangan Mulai Pengumpulan Data Perencanaan Awal Pelat Balok Kolom Flat Slab Ramp Perhitungan beban gempa statik ekivalen Analisa Struktur Cek T dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kuat Tekan Beton SNI 03-1974-1990 memberikan pengertian kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya

Lebih terperinci

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Sipil

Lebih terperinci

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya

Lebih terperinci

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM BAB VI KONSTRUKSI KOLOM 6.1. KOLOM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang

Lebih terperinci

KAJIAN PORTAL BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG 3 DAN 4 LANTAI DI WILAYAH GEMPA I

KAJIAN PORTAL BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG 3 DAN 4 LANTAI DI WILAYAH GEMPA I KAJIAN PORTAL BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG 3 DAN 4 LANTAI DI WILAYAH GEMPA I Nur Fitri Rohima Arum (D 100 070 047) Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAKSI

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG Basuki 1, Aris Widanarko 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

PENGUJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN VARIASI RATIO TULANGAN TARIK

PENGUJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN VARIASI RATIO TULANGAN TARIK PENGUJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN VARIASI RATIO TULANGAN TARIK Stevie Andrean M. D. J. Sumajouw, Reky S. Windah Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado Email:stevee.pai@gmail.com

Lebih terperinci

PERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER

PERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER PERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN Diajukan oleh : ABDUL MUIS 09.11.1001.7311.046 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi berdasarkan

Lebih terperinci

LENTUR PADA BALOK PERSEGI ANALISIS

LENTUR PADA BALOK PERSEGI ANALISIS LENTUR PADA BALOK PERSEGI ANALISIS Ketentuan Perencanaan Pembebanan Besar beban yang bekerja pada struktur ditentukan oleh jenis dan fungsi dari struktur tersebut. Untuk itu, dalam menentukan jenis beban

Lebih terperinci

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²). DAFTAR NOTASI A cp Ag An Atp Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton (mm²). Luas bruto penampang (mm²). Luas bersih penampang (mm²). Luas penampang tiang pancang (mm²). Al Luas total tulangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tengah sekitar 0,005 mm 0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tengah sekitar 0,005 mm 0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fiber Glass Fiber glass adalah kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis dengan garis tengah sekitar 0,005 mm 0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau ditenun

Lebih terperinci

= keliling dari pelat dan pondasi DAFTAR NOTASI. = tinggi balok tegangan beton persegi ekivalen. = luas penampang bruto dari beton

= keliling dari pelat dan pondasi DAFTAR NOTASI. = tinggi balok tegangan beton persegi ekivalen. = luas penampang bruto dari beton DAI'TAH NOTASI DAFTAR NOTASI a = tinggi balok tegangan beton persegi ekivalen Ab = luas penampang satu bentang tulangan, mm 2 Ag Ah AI = luas penampang bruto dari beton = luas dari tulangan geser yang

Lebih terperinci

TINJAUAN KUAT GESER KOMBINASI SENGKANG ALTERNATIF DAN SENGKANG U ATAU n DENGAN PEMASANGAN SECARA VERTIKAL PADA BALOK BETON SEDERHANA

TINJAUAN KUAT GESER KOMBINASI SENGKANG ALTERNATIF DAN SENGKANG U ATAU n DENGAN PEMASANGAN SECARA VERTIKAL PADA BALOK BETON SEDERHANA TINJAUAN KUAT GESER KOMBINASI SENGKANG ALTERNATIF DAN SENGKANG U ATAU n DENGAN PEMASANGAN SECARA VERTIKAL PADA BALOK BETON SEDERHANA Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini terjadi dengan sangat cepat tanpa terkecuali di bidang konstruksi. Bangunan gedung mulai dibuat

Lebih terperinci

BAB 1. PENGENALAN BETON BERTULANG

BAB 1. PENGENALAN BETON BERTULANG BAB 1. PENGENALAN BETON BERTULANG Capaian Pembelajaran: Setelah mempelajari sub bab 1 Pengenalan Beton bertulang diharapkan mahasiswa dapat memahami definisi beton bertulang, sifat bahan, keuntungan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut : 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pembebanan Struktur Perencanaan struktur bangunan gedung harus didasarkan pada kemampuan gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam Peraturan

Lebih terperinci

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil

Lebih terperinci

Desain Elemen Lentur Sesuai SNI

Desain Elemen Lentur Sesuai SNI DesainElemenLentur Sesuai SNI 03 2847 2002 2002 Balok Beton Bertulang Blkdik Balok dikenal sebagai elemen lentur, yaituelemen struktur yang dominan memikul gaya dalam berupa momen lentur dan juga geser.

Lebih terperinci

Perhitungan Struktur Bab IV

Perhitungan Struktur Bab IV Permodelan Struktur Bored pile Perhitungan bore pile dibuat dengan bantuan software SAP2000, dimensi yang diinput sesuai dengan rencana dimensi bore pile yaitu diameter 100 cm dan panjang 20 m. Beban yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pembebanan Struktur Dalam perencanaan struktur bangunan harus mengikuti peraturanperaturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman. Pengertian

Lebih terperinci

DAFfAR NOTASI. = Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi ( batang. = Luas dari tulangan geser dalam suatu jarak s. atau luas dari tulangan

DAFfAR NOTASI. = Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi ( batang. = Luas dari tulangan geser dalam suatu jarak s. atau luas dari tulangan NOTASI 1 DAFfAR NOTASI a = Tinggi blok tegangan beton persegi ekivalen Ab = Luas penampang satu batang tulangan. mm 2 Ag Ah AI = Luas penampang bruto dari beton = Luas dari tulangan geser yang pararel

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Struktur Akibat Gaya Gempa Beban gempa adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung tersebut atau bagian dari gedung tersebut yang menirukan pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan dewasa ini, juga membuat semakin berkembangnya berbagai macam teknik dalam pembangunan infrastruktur, baik itu

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT Febrianti Kumaseh S. Wallah, R. Pandaleke Fakultas Teknik, Jurusan Sipil Universitas Sam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton menggunakan kapur alam dan menggunakan pasir laut pada campuran beton

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Material Beton II.1.1 Definisi Material Beton Beton adalah suatu campuran antara semen, air, agregat halus seperti pasir dan agregat kasar seperti batu pecah dan kerikil.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Terbuka Hijau di Jakarta Jakarta adalah ibukota negara republik Indonesia yang memiliki luas sekitar 661,52 km 2 (Anonim, 2011). Semakin banyaknya jumlah penduduk maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak dimanfaatkan sampai saat ini. Beton juga telah banyak mengalami perkembangan-perkembangan baik

Lebih terperinci

Jl. Banyumas Wonosobo

Jl. Banyumas Wonosobo Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-Gorong Jl. Banyumas Wonosobo Oleh : Nasyiin Faqih, ST. MT. Engineering CIVIL Design Juli 2016 Juli 2016 Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-gorong

Lebih terperinci

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 3.. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis merancang suatu struktur bangunan dengan denah seperti berikut : Gambar 3.. Denah bangunan 33 34 Dilihat dari bentuk

Lebih terperinci

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI A. KRITERIA DESIGN 1. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran konstruksi Gedung bangunan ruko yang terdiri dari 2 lantai. Bentuk struktur adalah persegi panjang dengan

Lebih terperinci

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom... DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Abstrak Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... vi Daftar Notasi... vii Daftar Lampiran... x Kata Pengantar... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Struktur bangunan bertingkat tinggi memiliki tantangan tersendiri dalam desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang memiliki faktor resiko

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara kontruksi. Struktur

Lebih terperinci

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M) KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M) Hazairin 1, Bernardinus Herbudiman 2 dan Mukhammad Abduh Arrasyid 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional (Itenas), Jl. PHH. Mustofa

Lebih terperinci

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS Diajukan Kepada Program Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D TINJAUAN KUAT GESER BALOK BETON SEDERHANA DENGAN SENGKANG KOMBINASI ANTARA SENGKANG ALTERNATIF DAN SENGKANG MODEL U ATAU n YANG DIPASANGAN SECARA MIRING SUDUT TIGA PULUH DERAJAT Naskah Publikasi untuk

Lebih terperinci

MODUL KULIAH STRUKTUR BETON BERTULANG I LENTUR PADA PENAMPANG 4 PERSEGI. Oleh Dr. Ir. Resmi Bestari Muin, MS

MODUL KULIAH STRUKTUR BETON BERTULANG I LENTUR PADA PENAMPANG 4 PERSEGI. Oleh Dr. Ir. Resmi Bestari Muin, MS MODUL KULIAH STRUKTUR BETON BERTULANG I Minggu ke : 2 LENTUR PADA PENAMPANG 4 PERSEGI Oleh Dr. Ir. Resmi Bestari Muin, MS PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA

Lebih terperinci

DOKUMEN GAMBAR UNTUK TUGAS PEMBESIAN Hotma Prawoto - DTS SV UGM 1

DOKUMEN GAMBAR UNTUK TUGAS PEMBESIAN Hotma Prawoto - DTS SV UGM 1 DOKUMEN GAMBAR UNTUK TUGAS PEMBESIAN - 2016 Hotma Prawoto - DTS SV UGM 1 E 4000 D 4000 6000 6000 C C B A 7200 7200 7200 7200 1 2 3 4 5 Hotma Prawoto - DTS SV UGM 2 E 4000 D 4000 6000 6000 C C B A 1 2 3

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM DENGAN PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP TANPA STYROFOAM Lutfi Pakusadewo, Wisnumurti, Ari Wibowo Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembebanan Komponen Struktur Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur direncanakan cukup kuat untuk memikul semua beban kerjanya. Pengertian beban itu

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG ANTARA YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN SEMEN PORTLAND TIPE I TUGAS AKHIR.

PERBANDINGAN KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG ANTARA YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN SEMEN PORTLAND TIPE I TUGAS AKHIR. PERBANDINGAN KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG ANTARA YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN SEMEN PORTLAND TIPE I ( Kajian Eksperimental) TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

Lebih terperinci

KEKUATAN SAMBUNGAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN SIKADUR -31 CF NORMAL

KEKUATAN SAMBUNGAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN SIKADUR -31 CF NORMAL KEKUATAN SAMBUNGAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN SIKADUR -31 CF NORMAL TUGAS AKHIR Oleh : Christian Gede Sapta Saputra NIM : 1119151037 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 ABSTRAK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan selain dari pada aspek keamanan. Untuk mempertahankan aspek tersebut maka perlu adanya solusi

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR 3.1. ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR PELAT Struktur bangunan gedung pada umumnya tersusun atas komponen pelat lantai, balok anak, balok induk, dan kolom yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencanaan suatu struktur bangunan gedung bertingkat tinggi sebaiknya mengikuti peraturan-peraturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu

Lebih terperinci

KAJIAN KUAT LENTUR PELAT BERTULANG BIASA DAN PELAT BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA TUMPUAN SEDERHANA. Naskah Publikasi

KAJIAN KUAT LENTUR PELAT BERTULANG BIASA DAN PELAT BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA TUMPUAN SEDERHANA. Naskah Publikasi KAJIAN KUAT LENTUR PELAT BERTULANG BIASA DAN PELAT BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA TUMPUAN SEDERHANA Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil diajukan

Lebih terperinci