Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Bali Triwulan III Tahun 2017

Transkripsi

1 Berita Resmi Statistik Bulan vember 2017 Provinsi. 72/11/51/Th. VIII, 3 vember 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi ulan III Tahun 2017 Pertumbuhan produksi IBS dan IMK ulan III Tahun 2017 naik sebesar 0,84% dan 4,33% (y-on-y) Produksi Industri manufaktur Besar dan Sedang (IBS) Provinsi triwulan III tahun 2017 tumbuh sebesar negatif 1,14 persen dibandingkan dengan produksi IBS triwulan II tahun 2017 (q-to-q). Besaran ini berada di bawah pertumbuhan nasional sebesar 2,27 persen pada periode yang sama. Sedangkan produksi Industri Besar dan Sedang Provinsi pada triwulan III tahun 2017 jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2016 (y-on-y) tumbuh positif sebesar 0,84 persen. Besaran ini juga di bawah pertumbuhan nasional yang mencapai 5,51 persen pada periode yang sama. Sementara itu produksi Industri manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Provinsi pada triwulan III tahun 2017 (q-to-q) naik sebesar 1,10 persen dibandingkan dengan triwulan II tahun Jika dilihat secara tahunan, produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK) Provinsi triwulan III tahun 2017 (y-on-y) naik sebesar 4,33 persen dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2016 yaitu sebesar 3,82 persen atau mengalami percepatan sebesar 0,51 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi. 72/11/51/Th. VIII, 3 vember

2 1. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) Angka pertumbuhan produksi Industri manufaktur Besar dan Sedang (IBS) diolah dari hasil survei yang dilaksanakan setiap bulan di Provinsi. Sampel survei industri besar dan sedang tersebar di Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Buleleng dan Kota Denpasar yang merupakan sentra perusahaan IBS. Tabel 1. Pertumbuhan Produksi ulanan (Q-to-Q) IBS dan Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia () 2 Digit ulan II dan ulan III (dalam persen) Pertumbuhan (%) Jenis Industri q-to-q q-to-q II III II III 1 10 Industri Makanan -2,96 4,88 8,45 4, Industri Minuman 7,15-3,27 0,49 7, Industri Tekstil 3,71 0,57-4,11 3, Industri Pakaian Jadi -14,93-2,54 6,64-0, Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan -6,13-0,01 0,64-0, Industri Furnitur -11,15-4,27 1,20 2, Industri Pengolahan Lainnya -14,86-8,11-2,54 0,56 IBS (Industri Besar dan Sedang) -3,98-1,14 2,46 2,27 Pertumbuhan produksi IBS Provinsi pada triwulan III-2017 (q-to-q) sebesar minus 1,14 persen lebih rendah dibandingkan angka nasional sebesar 2,27 persen. Produksi IBS Provinsi mengalami pertumbuhan positif diantaranya: (1) industri makanan (kode 10) tumbuh sebesar 4,88 persen, dan (2) industri tekstil (kode 13) sebesar 0,57 persen. Sedangkan produksi IBS yang mengalami pertumbuhan negatif, yakni (1) industri minuman (kode 11) sebesar 3,27 persen, (2) industri pakaian jadi (kode 14) sebesar 2,54 persen, (3) industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya (kode 16) sebesar 0,01, (4) industri furnitur (kode 31) sebesar minus 4,27 persen, dan (5) industri pengolahan lainnya (kode 32) sebesar minus 8,11 persen. 2 Berita Resmi Statistik Provinsi. 72/11/51/Th. VIII, 3 vember 2017

3 Tabel 2. Pertumbuhan Produksi ulan III dan ulan III (Y-on-Y) IBS dan Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia () 2 Digit (dalam persen) Jenis Industri III 2016 Y-on-Y Pertumbuhan (%) III 2017 III 2016 Y-on-Y III Industri Makanan -3,98 5, , Industri Minuman 4,32 9, , Industri Tekstil 1,43 11, , Industri Pakaian Jadi 0,45-9, , Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan 7,76-9, , Industri Furnitur 4,02-20, , Industri Pengolahan Lainnya Other manufacturing 0,64-20, ,88 IBS (Industri Besar dan Sedang) -3,53 0,84 5,07 5,51 Secara periode tahunan (y-on-y), produksi IBS pada ulan III 2017 mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,84 persen. Angka tersebut berada di bawah pertumbuhan nasional yang tercatat positif 5,51 persen pada periode yang sama (dapat dilihat pada tabel 2). Sementara itu, terdapat 3 (tiga) kontributor utama yang menunjukkan pertumbuhan produksi tertinggi, yakni: (1) industri tekstil (kode 13) sebesar 11,99 persen, (2) industri minuman (kode 11) sebesar 9,05 persen, dan (3) industri makanan (kode 10) sebesar 5,35 persen Sedangkan industri yang tercatat mengalami pertumbuhan negatif, yakni (1) ) industri pakaian jadi (kode 14) sebesar 9,73 persen, (2) industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya (kode 16) sebesar 9,40 persen, (3) industri furnitur (kode 31) sebesar 20,48 persen, dan (4) industri pengolahan lainnya (kode 32) sebesar 20,53 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi. 72/11/51/Th. VIII, 3 vember

4 Tabel 3. Pertumbuhan Produksi IBS Provinsi ulanan Tahun (dalam persen) Periode q-to-q Periode y-on-y Komulatif Tahun Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV (Tahunan) (8) (9) (10) ,32-0,22-1,96 3,04 0,41-5,89-3,53-6,58-0, ,14-3,98-1,14-0,56-3,13 0, Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Badan Pusat Statistik Provinsi juga telah melakukan survei tentang perkembangan produksi Survei Industri Mikro Kecil (IMK) Tahun 2017 secara triwulanan sejak triwulan I tahun Sedangkan sebelum tahun 2011, survei tersebut masih dilakukan secara tahunan. Dari pengolahan data hasil survei IMK pada triwulan III 2017 (secara q-to-q), produksi IMK di tercatat mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,10 persen, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yakni ulan II tahun Secara periode triwulanan (q-to-q), Industri Mikro dan Kecil ulanan (IMK) pada periode ulan III 2017 yang tercatat menyumbang pertumbuhan positif, adalah (1) industri pakaian jadi (kode 14) sebesar 3,70 persen, (2) industri barang galian bukan logam (kode 23) sebesar 1,04 persen, (3) industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya (kode 25) yang tumbuh sebesar 0,57 persen, dan (4) industri pengolahan lainnya (kode 32) tumbuh sebesar 5,81 persen. Sedangkan produksi IMK pada ulan III 2017 (q-to-q) yang mengalami pertumbuhan negatif, adalah (1) ) industri makanan (kode 10) sebesar 7,00 persen, (2) industri minuman (kode 11) sebesar 2,43 persen, (3) industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki sebesar 5,57 persen, (4) industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya (kode 16) sebesar 1,21 persen, dan (5) industri furnitur (kode 31) sebesar 0,52 persen. Pertumbuhan produksi IMK ulan III 2017 (qto-q) sebesar 1,10 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan produksi IMK (q-to-q) yakni 0,66 persen. 4 Berita Resmi Statistik Provinsi. 72/11/51/Th. VIII, 3 vember 2017

5 Tabel 4. Pertumbuhan Produksi ulan II dan ulan III (Q-to-Q) IMK dan Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia () 2 Digit (dalam persen) Jenis ulan ulan ulan II ulan III Industri II 2017 III Industri Makanan -3,89-7,00-2,89 3, Industri Tekstil -10,33-2,43 4,51-1, Industri Pakaian Jadi -6,98 3,70 8,82-3, Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki -2,50-5,57 6,78-14, Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang -2,07-1,21-5,13 2,93 Anyaman dari Bambu, Rotan, dan 7 23 Industri Barang Galian Bukan Logam -10,61 1,04-2,44 3, Industri Barang Logam, Bukan Mesin, dan Peralatannya 0,89 0,57-3,67-1, Industri Furnitur -7,84-0,52 0,46-1, Industri Pengolahan Lainnya -10,92 5,81 6,36 0,53 IMK (Industri Mikro dan Kecil) -5,67 1,10 0,47 0,66 Pada ulan III 2017 (y-on-y), produksi IMK di tercatat mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,33 persen, sedangkan di tahun 2016 pada triwulan yang sama juga tumbuh positif sebesar 3,82 persen atau mengalami percepatan sebesar 0.51 persen dibandingkan tahun 2016 pada triwulan yang sama. Sementara itu, produksi IMK ulan III-2017 (y-on-y) juga mengalami pola yang sama dengan tercatat tumbuh positif 5,34 persen, juga mengalami percepatan dibandingkan tahun 2016 pada triwulan yang sama tercatat tumbuh positif 1,32 persen. Secara periode tahunan (y-on-y), sebagian besar pertumbuhan produksi bernilai positif, yakni: (1) industri makanan (kode 10) sebesar 3,29 persen, (2) industri pakaian jadi (kode 14) tumbuh sebesar 16,51 persen, (3) industri kayu, barang dari kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya (kod 16) sebesar 5,47 persen, (4) industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya (kode 25) tumbuh sebesar 7,30 persen, dan (5) industri pengolahan lainnya (kode 32) sebesar 7,92 persen. Produksi IMK ulan III 2017 (y-on-y) yang tumbuh negatif yakni: (1) industri tekstil (kode 13) sebesar minus 20,82 persen, (2) industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki (kode Berita Resmi Statistik Provinsi. 72/11/51/Th. VIII, 3 vember

6 15) sebesar minus 9,15 persen, (3) industri barang galian bukan logam (kode 23) sebesar minus 6,95 persen, dan (4) industri furnitur (kode 31) sebesar minus 6,45 persen. Tabel 5. Pertumbuhan Produksi IMK ulan III dan ulan III (Y-on-Y) Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia () 2 Digit (dalam persen) Jenis ulan ulan ulan III ulan III Industri III 2016 III Industri Makanan 7,14 3,29 1,87 10, Industri Tekstil -21,89-20,82 0,93 0, Industri Pakaian Jadi 12,74 16,51 4,10 6, Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki -3,05-9,15 7,22-0, Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang 6,95 5,47 0,98 1,76 Anyaman dari Bambu, Rotan, dan 7 23 Industri Barang Galian Bukan Logam -7,49-6,95-3,61 0, Industri Barang Logam, Bukan Mesin, dan Peralatannya 7,41 7,30-4,41-0, Industri Furnitur -4,99-6,45 2,02 4, Industri Pengolahan Lainnya -3,78 7,92 10,99 12,84 IMK (Industri Mikro dan Kecil) 3,82 4,33 1,32 5,34 Tabel 5. Pertumbuhan Produksi IMK Provinsi ulanan Tahun (dalam persen) Periode q-to-q Periode y-on-y Komulatif Tahun Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV (Tahunan) (8) (9) (10) ,91 2,39 0,60 3,60 12,34 8,99 14,19 10,88 11, ,60 5,67 1,10-12,69 3,82 4, Berita Resmi Statistik Provinsi. 72/11/51/Th. VIII, 3 vember 2017

7 3. Konsep dan Definisi Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya menjadi lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan industri adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling). Jasa Industri adalah kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain, sedangkan pihak pengolah hanya melakukan pengolahannya dengan mendapatkan imbalan sebagai balas jasa (upah maklon). Pengelompokan industri pengolahan biasanya didasarkan pada jumlah tenaga kerja, yaitu: Industri Besar, Industri Sedang, Industri Kecil, dan Industri Mikro. Industri Besar adalah industri yang mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih. Industri Sedang adalah industri yang mempunyai tenaga kerja antara 20 sampai 99 orang Industri Kecil adalah industri yang mempunyai tenaga kerja antara 5 sampai 19 orang Industri Mikro adalah industri yang mempunyai tenaga kerja antara 1 sampai 4 orang Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik Provinsi Jl. Raya Puputan. 1 Denpasar Tri Erwandi, SE, M.Si Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Provinsi Telepon: (0361) bps5100@bps.go.id Website: bali.bps.go.id Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh Undang-Undang, hak cipta melekat pada Badan Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik Berita Resmi Statistik Provinsi. 72/11/51/Th. VIII, 3 vember