PENINGKATAN HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN IPA MODEL KOOPERATIF TEKNIK PICTURE AND PICTURE DISEKOLAH DASAR

Transkripsi

1 P PENINGKATAN HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN IPA MODEL KOOPERATIF TEKNIK PICTURE AND PICTURE DISEKOLAH DASAR Vince Sareng, Syamsiati, Endang Uliyanti Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN, Pontianak Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran kooperatif teknik picture and picture pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar Negeri 04 Paum. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptip. Terdapat peningkatan hasil belajar pada siklus I yaitu sebesar 77,5 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 84,17. Selisih peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 6,66. Dengan demikian hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II dikategorikan sangat baik. Kata Kunci: Hasil belajar, IPA, Teknik Picture And Picture. Abstract: The research objective is generally to improve the learning outcomes of studens in 04 publik elemetiartiary IPA desribed Paum. The method used is descriptive method. There is improving student learning outcomes in cycle I is 77,5, while the second cycle increased to 84,17. Then the diffence in improving student learning outcomes of cycle I and cycle II is 6,66. Thus the learning outcomes of students from cycle I and cycle of students from cycle I and cycle II in the category of very good. Keywords : Results of study, science, engineering Picture And Picture endidikan merupakan suatu proses yang sangat strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga mutu pendidikan dapat diukur dari aspek mutu masukan, mutu proses, mutu keluaran dan dampak mutu lulusan. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan kualitas sumber daya manusia. Untuk itu perlu dilakukan upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan dari waktu ke waktu secara berkesinambungan. Dalam rangka mencerdasan kehidupan bangsa, maka peningkatan mutu pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi pembangunan berkelanjutan di segala aspek kehidupan manusia. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik ditingkat lokal, nasional, maupun global. 1

2 Seiring perkembangan masyarakat yang ditandai oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, tuntutan adanya kurikulum yang sesuai dengan zamannya menjadi relevan. Menjawab tuntutan tersebut pemerintah telah menyempurnakan kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Bahkan, sekarang kurikulum yang diterapkan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan karakteristik peserta didik (Mulyasa, 2006:8). Pembelajaran IPA yang ditampilkan guru kurang menarik dan dipahami oleh siswa, sehingga hasil belajar siswa belum mencapai KKM IPA yang ditetapkan di Kelas IV SDN 04 Paum. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran dimana dalam pelaksanaan siswa belajar dan bekerja bersama dengan teman kelompoknya. Melalui pembelajaran dalam kelompaknya kecil ini diharapkan setiap siswa dapat secara aktif terlibat dalam pembelajaran. Selain itu dengan pola berkelompok ini akan mengembangkan rasa tanggung jawab, kebersamaan, toleransi, dan sifat sosialnya untuk saling menghargai sesamanya. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. mendefinisikan hasil belajar siswa adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar, dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Yang dimaksud Hasil Belajar Siswa dalam penelitian ini adalah suatu hasil perubahan pencapaian nilai, melalui peningkatan hasil belajar siswa setelah mengalami kegiatan pembelajaran serta penilaian. Berdasarkan selama pembelajaran berlangsung, hasil belajar siswa masih rendah, khususnya mata pelajaran IPA. Ketika pembelajaran IPA berlangsung, hasil belajar siswa tidak mencukupi KKM IPA, KKM masih dibawah 60. Dalam menyampaikan pembelajaran IPA telah semaksimal mungkin, namun pada kenyataannya pembelajaran belum sesuai yang diharapkan dengan kata lain hasil belajar siswa masih rendah dan nilai KKM masih dibawah 60. Ada beberapa faktor lain juga. Diantaranya adalah sebagai berikut :a. Guru mendominasi proses pembelajaran IPA dengan metode Ceramah. b. Saat menjelaskan materi IPA guru jarang sekali menggunakan media pembelajaran. Dari beberapa faktor penyebab terjadi nilai hasil belajar siswa yang menurun, maka peneliti berusaha untuk membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. Salah satu strategi pembelajaran yang digunakan peneliti adalah Model Pembelajaran Kooperatif ( Coopertif Learning ) dengan tipe Picture And Picture. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka digunakan model pembelajaran baru yang dapat membuat siswa mendapat nilai diatas KKM. Dalam hal ini, terdapat berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang hasil belajar belajar dengan menggunakan kegiatan dalam proses pembelajaran berlangsung dengan aktif, kreatif, dan menyenangkan. Salah satunya yaitu melalui penerapan model pembelajaran kooperatif ( cooperative learning ) teknik picture and picture. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dimana kegiatan pembelajaran dilakukan secara berkelompok. Di dalam pembelajaran kooperatif ini terdapat beberapa teknik dalam menyampaikan materi, salah satunya adalah 2

3 teknik picture and picture. Teknik picture and picture adalah model pembelajaran yang menggunakan gambar yang dipasangkan atau yang diurutkan menjadi urutan logis ( Blogspot. Com) Dalam teknik ini siswa tetep belajar dan bekerja secara berkelompok. Yang menarik dari teknik ini adalah siswa memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis, potong-potongan gambar menjadi urutan yang runtut. Jadi disini siswa akan belajar sekaligus bermain. Sebagaimana diketahui sebagai usia dimana mereka sangat senang untuk bermain. Mereka akan antusias belajar apabila mereka telah tertarik dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi mereka untuk belajar. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. mendefinisikan hasil belajar siswa adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar, dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Yang dimaksud Hasil Belajar Siswa dalam penelitian ini adalah suatu hasil perubahan pencapaian nilai, melalui peningkatan hasil belajar siswa setelah mengalami kegiatan pembelajaran serta penilaian. Menurut Agus Suprijono (2013: 54) pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk bentuk yang pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok yang dipimpin dan diarahkan oleh guru. Pembelajaran kooperatif memiliki langkah langkah sistematis dalam penerapannya didalam kelas. Ibrahim (dalam isjoni 2011: 66) mengemukakan enam langka utama dalam pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah model pembelajaran picture and picture, 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Menyajikan materi sebagai pengantar. 3. Guru menunjukan / memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi. 4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian untuk memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. 5. Guru menunjukan alasan /dasar pemikiran urutan gambar tersebut. 6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. 7. Kesimpulan / rangkuman Menurut Hendro Darmodjo (1992: 3). Ilmu Pengetahuan Alam adalah Ilmu yang mempelajari pengetahuan yang rasional objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Menurut Trianto (2013: 141) Ilmu Pengetahuan Alam adalah Ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tigakomponen terpenting berupa konsep, prinsip, teori yang berlaku secara universal. Sedangkan menurut (Srini M. Iskandar 1996/1997: 2) IPA mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi dialam yang disusun berdasrkan pada hasil observasi dan eksperimen yang sistematik, dijelaskan dengan aturan-aturan hukum-hukum, prinsip-prinsip, teoro-teori, dan hipotesa-hipotesa. Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan rasional objektif yang mempelajari peristiwaperistiwa yang terjadi di alam semesta dengan segala isinya yang disusun berdasarkan hasil observasi dan eskperimen yang sistematik, dijelaskan dengan 3

4 aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip teori-teori dan hipotesa-hipotesa dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Menurut Hadari Nawawi (2012: 67) Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecah masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objekpenelitian(seseorang, lembega, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta fakta yang tampak, atau sebagaimana adanya. Menurut Suharsimi Arikunto, dkk (2014: 1117) Prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) dimulai dengan siklus pertama yang terdiri atas empat kegiatan, yaitu perencanaan (planning) pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Tahap Perencanaan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap menyusun antara lain: 1. Guru dan peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar dan menentukan materi yang akan diajarkan kepada siswa dengan menerapkan pendekatan kontekstual. 2. Penelitian melakukan konsultasi dengan guru kolaborator. 3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 4. Menentukan media yang dipakai 5. Membuat lembar observasi kinerja guru (IPKG I dan IPKG II) 6. Membuat lembar nilai hasil belajar siswa. Tahap Pelaksanaan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik picture and picture antara lain: Pendahuluan 1. Guru memberikan salam 2. Mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masingmasing. 3. Mengecek kehadiran siswa 4. Apersepsi 5. Tujuan pembelajaran 6. Imformasi kegiatan pembelajaran 7. Pengkodisian kelas Kegiatan Eksplorasi 1. Siswa mengamati beberapa gambar-gambar hewan 2. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai gambar tersebut. Kegiatan Elaborasi 1. Guru menyampaikan materi tentang mengidentifikasi jenis makanan hewan 2. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok,setiap kelompok terdiri atas 4 orang. 3. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) kepada setiap kelompok. 4

5 4. Siswa menempelkan dan menyusun gambar-gambar jenis makanan hewan yang sudah diacak-acak dimeja dan ditempelkan ditabel pengamat dipapan tulis. 5. Siswa mempersentasikan hasil kerja siswa (LKS) didepan kelas. Kegiatan Konfirmasi 1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui tentang mengidentifikasi jenis makanan hewan. 2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman dan memberi penguatan. Tahap pengamatan Tahap pengamatan dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini pengamat mengamati guru peneliti yang sedang mengajar dan siswa didalam kelas. Pengamat melakukan pengamatan tindakan kelas saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar pengamatan guru dan lembar pengamatan nilai hasil belajar siswa saat proses pembelajaran. Hal yang diamati pada siswa adalah nilai hasil belajar siswa yang ditampakkan pada proses pembelajaran. Jika pada siklus I ini tingkat keberhasilan tidak sesuian dengan yang diharapkan, maka peneliti melakukan tindakan perbaikan pada tahap berikutnya yaitu melanjutkan pada siklus II dengan mengkaji hasil pengamatan sebelumnya. Tahap Refleksi Refleksi merupakan kegiatan untuk mengkaji kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Kekurangan ini akan menjadi dasar untuk memperbaiki perencanaan pada siklus selanjutnya. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang objektif, peneliti menggunakan teknik observasi langsung. Menurut Hadari Nawawi (2012: 100) menjelaskan, Teknik observasi langsung adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi yang sedang terjadi. Menurut Hadari Nawawi (2007:100) dalam suatu penelitian terdapat enam teknik pengumpulan data yaitu : a. Teknik observasi langsung b. Observasi tidak langsung c. Teknik komunikasi langsung d. Teknik komunikasi tidak langsung e. Teknik pengukuran f. Teknik studi documenter/ Bibliograhis Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi instrumen penilaian kinerja guru (IPKG) digunakan untuk mengambil data kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran, lembar observasi digunakan untuk mengambil data kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan lembar hasil belajar motivasi belajar siswa digunakan untuk mengambil data nilai hasil belajar. 5

6 Untuk menganalisis data skor kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran akan dianalisis dengan rumus perhitungan rata-rata (mean) menurut Suharsimi Arikunto (2001:264) yaitu sebagai berikut:. Dengan keterangan sebagai berikut : X = rata rata (Mean) N = banyak subjek Selanjutnya dari hasil tersebut disesuiakan dengan kategori peningkatan kemampuan guru menyusun dan melaksanakan pembelajaran akan dianalisis dengan rumus perhitungan. Menurut Syahwani Umar dan Syambasril (2014: 21). Skor 1,00 s.d 1,99 dikategorikan kurang Skor 2,00 s.d 2,99 dikategorikan cukup Skor 3,00 s.d 3,49 dikategorikan baik Skor 3,50 s.d 4,00 dikategorikan sangat baik Dari rata-rata yang telah diperoleh dari teknik analisis data, kemudian ditarik kesimpulan apakah tindakan yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Dari penarikan kesimpulan dalam teknik analisis data, maka selanjutnya akan disajikan kedalam hasil dan pembahasan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus dalam proses pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan perolehan data kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik picture and picture, kemampuan guru dalam melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan model kooperatif teknik picture and picture. Berdasarkan hasil penelitian terhadap kemampuan guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan model kooperatif teknik picture and picture, dikelas IV Sekolah Dasar Negeri 04 Paum dilakukan sebanyak dua siklus. Diperoleh kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat melalui tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1 Rekapitulasi Kemampuan Guru Merencanakan Pembelajaran Aspek yang diamati Skor Siklus I Siklus II Skor Total 18,17 19,17 Skor Rata-rata 3,63 3,83 6

7 Berdasarkan pada tabel 1 terjadi peningkatan kemampuan guru merencanakan pembelajaran pada setiap siklusnya. Hasil yang diperoleh pada siklus I yaitu dengan skor rata-rata yang diperoleh yaitu 3,63, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi yaitu 3,83, dimana terdapat selisih 0,2. Skor rata-rata kemampuan guru merencanakan pembelajaran pada siklus I da siklus II dikategorikan sangat baik. Selanjutnya kemampuan guru merencanakan pembelajaran IPA menggunakan model kooperatif teknik picture and picture dapat dilihat pada grafik sebagai berikut: Grafik 4.1 Rekapitulasi Merencanakan Pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian terhadap kemampuan guru melaksanakan pembelajaran yang dilakukan sebanyak dua siklus pada pembelajaran IPA model kooperatif teknik picture and picture dikelas IV Sekolah Dasar Negeri 04 Paum. Diperoleh hasil kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat melalui tabel 2 sebagai berikut: Tebel 2 Rekapitulasi Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Aspek yang diamati Skor Siklus I Siklus II Skor Total 14,74 15,47 Skor Rata-rata 3,68 3,86 Berdasarkan tabel 2 terjadi peningkatan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran pada setiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan perolehan rata-rata disetiap siklusnya. Hasil pada siklus I rata-rata skor yang diperoleh yaitu sebesar 3,68, sedangkan pada siklus II rata-rata skor yang diperoleh yaitu sebesar 3,86, dimana terdapat selisih sebesar 0,18. Skor rata-rata kemampuan guru melaksanakan pembelajaran IPA model kooperatif teknik 7

8 picture and picture pada siklus dan siklus II dikategorikan sangat baik. Selanjutnya kemampuan guru melaksanakan pembelajaran IPA menggunakan model kooperatif teknik picture and picture dapat dilihat pada grafik sebagai berikut: Siklus I Siklus II Tabel 4.2 Rekapitulasi Kemampuan guru Melaksanakan Pembelajaran Berdasarkan perolehan hasil belajar siswa dilakukan sebanyak dua siklus pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 04 Paum. Diperoleh hasil belajar siswa dapat dilihat melalui tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4 Rekapitulasi Perolehan Hasil Belajar Siswa Perolehan Hasil Belajar Siswa Siklus I Siklus II Rata-rata Hasil Belajar Siswa 77,5 84,17 Berdasarkan tabel 4 terjadi peningkatan hasil belajar dalam dua siklus, standar penilaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri 04 Paum adalah 60 (enam puluh). Dalam setiap siklus yang dilakukan hasil belajar mengalami peningkatan namun pada siklus I belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup baik dari siklus sebelumnya yang telah mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (tuntas). Pembahasan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama dua siklus terhadap kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, observasi motivasi belajar daan perolehan hasil belajar dipaparkan hasil pengamatannya. Hasil pengamatan pada merencanakan pembelajaran pada siklus I belum semua aspek yang diamati mendapat hasil yang baik, beberapa kekurangan yang dilakukan peneliti seperti kurangnya penilaian hasil belajar kesesuaian prosedur penilaian,dan kelengkapan instrumen, sehingga perlu melakukan perbaikan terhadap siklus berikutnya. Pada 8

9 siklus II aspek yang diamati dari hasil kemampuan guru merencanakan pembelajaran semangkin meningkat dari siklus sebelumnya dan setelah mengalami peningkatan yang lebih baik setiap siklusnya maka penelitian ini dihentikan. Terjadi peningkatan kemampuan guru merencanakan pembelajaran pada setiap siklusnya. Hasil yang diperoleh pada siklus I yaitu dengan nilai skor ratarata 3,63 sedangkan hasil yang diperoleh pada siklus II yaitu dengan nilai skor rata-rata 3,83, dimana terdapat selisish sebesar 0,2. Skor rata-rata kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II dikategorikan sangat baik sekali. Berdasarkan pengamatan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan kooperatif teknik picture and picture selam dua siklus, berikut dipaparkan hasil pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran pada setiap siklusnya baik dalam persiapan pra pembelajaran, membuka pembelajaran, melaksanakan kegiatan inti pembelajaran, penutup pembelajaran. Pada siklus I belum semua aspek yang diamati mendapat hasil yang baik, beberapa kekurangan yang dilakukan peneliti seperti dikegiatan inti pembelajaran seperti kurangnya kemampuan guru menggunakan bahasa lisan secara lisan dan lancar, dan menggunakan bahasa tulis dengan baik dan benar. Pada siklus II aspek yang diamati dari hasil kemampuan melaksanakan rencana pembelajaran semangkin meningkat dari siklus sebelumnya hal ini tampak pada kemampuan guru dalam penilaian hasil sudah terampil dalam menerapkan model pembelajaran IPA. Dengan adanya peningkatan yang lebih baik dalam setiap siklusnya maka penelitian ini dihentikan sampai padaa siklus II. Terjada peningkatan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran IPA teknik picrue and picture pada setiap siklusnya. Hasil yang diperoleh pada siklus I dengan skor rata-rata yaitu 3,68, sedangkan pada siklus II rata-rata skor yang diperoleh yaitu sebesar 3,86, dimana terdapat selisih antara siklus I dan siklus II adalah 0,18. Skor rata-rata kemampuan guru melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siklus I dan siklus II dekategorikan sangat baik. Berdasarkan hasil belajar siswa model pembelajaran kooperatif teknik picture and picture yang dilakukan selama II siklus. Di siklus I ini hasil nilai belajar siswa KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan beberapa hal. Skor rata-rata kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan model kooperatif teknik picture and picture pada siklus I dan siklus II masuk kategori baik sekali (0,2). Dalam pelaksanaan pembelajaran juga terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar (0,18), siklus I dan siklus II masuk kategori baik sekali. Sedangkan motivasi belajar siswa juga terjadi peningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 9,16% (motivasi tinggi). Perolehan hasil belajar siswa dalam meningkatkan motivasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik picture and picture dalam pembelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 04 Paum mengalami peningkatan pada setiap 9

10 siklusnya. Pada siklus I rata-rata perolehan hasil belajar yaitu 72,5, sedangkan pada siklus II rata-rata perolehan hasil belajar yaitu 82,5 dimana terdapat selisih 10. Dengan demikian perolehan hasil belajar pada setiap siklusnya mengalami peningkatan yang baik dantelah mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan demikian pembelajaran menggunakan model kooperatif teknik picture and picture ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 04 Paum, berdampak pula terhadap meningkatnya hasil belajar siswa. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian ini dapat disarankan hal-hal sebagai berikut. Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya dapat mengelola kelas dan menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan memotivasi siswa untuk belajar. Salah satunya dengan memilih model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan seperti model pembelajaran kooperatif teknik picture and picture. Dalam melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif teknik picture and picture, guru hendaknya terlebih dahulu menjelaskan langkah-langkah atau tata cara dalam mengisi LKS yang diberikan. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan model pembelajaran kooperatif teknik picture and picture sehinnga dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih memahami prosedurnya sehingga tidak menghambat kegiatan pembelajaran. Dapat melaksanakan model pembelajaran kooperarif teknik picture and picture, guru harus benar-benar menguasai materi maupun langkah-langkahnya, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan. DAFTAR RUJUKAN Abdurrahman, Mulyono.(2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Agus Suprijono. (2013). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anas Sudijono. (2008). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Darmodjo Hendro. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dimyati dan Mudjiono.(2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Syahwani Umar & Syambasril. (2041). Buku Ajar Program Pengalaman Lapangan-1. Pontianak. FKIP UNTAN. Nana Sudjana. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Hadari Nawawi. (2007). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 10

11 Isjoni. (2011). Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok. Bandung: Alfabeta. Trianto. (2013). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. 11