BAB III PROSES OPTIMISASI TRANSCODERPOOL
|
|
- Yanti Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III PROSES OPTIMISASI TRANSCODERPOOL 3.1 Diagram Alur Optimisasi Transcoder Pool Dalam proses optimisasi transcoder ini dilakukan dengan cara pengecekkan kondisi TRApool untuk dilanjutkan dengan metode optimisasinya seperti load balancing dan atau adding capacity. Ya Tidak Gambar 3.1 Flowchart Proses Optimisasi TRApool 26
2 3.2 Pengechekan Performansi TRA Pengechekan performance TRA dilakukan bisa berdasarkan alert yang setiap hari muncul dan juga saat pengecekkan congestion pada suatu BSC dengan kondisi kenaikkan congestion terjadi tersebar diseluruh cell under BSC tersebut Pengecekkan Berdasarkan Alert Pengecekkan performansi TRA berdasarkan alert Self Configuration of Transcoder Pools (SCTP) merupakan rutinitas pengecekkan karena alert dikirimkan setiap hari sehingga dapat dilakukan monitoring secara kontinu. Tabel 3.1 Alert TRA per BSC Dari contoh alert diatas, diketahui bahwa ada 3 status SCTP yaitu active, passive dan halted. Status active dimaksudkan kondisi TRA yang masih beroperasi. Passive dimaksudkan kondisi TRA yang belum beroperasi bisa dikarenakan BSC tersebut baru sehingga traffic belum dialirkan, sedangkan untuk halted dimaksudkan adanya problem di hardware. 27
3 Self Configuration of Transcoder Pools (SCTP) sendiri merupakan aplikasi yang digunakan dalam proses balancing traffic pada TRA pool. SCTP akan melakukan proses request dan receive resource pada TRA pool yang sudah mencapai threshold capacity (request) ke pool lain yang capacity-nya masih available untuk menerima (receive). Hal itu dilakukan agar kualitas performance voice tetap terjaga dan tidak menimbulkan congestion. Pada SCTP juga dapat diketahui kapasitas pools yang ada pada suatu BSC sehingga kita dapat mengetahui pool mana yang sudah mencapai batasnya. Pada alert diatas diketahui bahwa BSC BMLG2 status SCTP nya halted adalah proses request dan receive resource pada TRA pool nya terganggu / bermasalah. Hubungan antara status BSC dari alert SCTP yang problem (halted) dengan kenaikkan congestion adalah pada saat pool A sudah mencapai batasnya dan dia melakukan proses request ke pool B, C dan D agar dapat melakukan load sharing, namun pool B, C dan D tidak memberikan resource untuk melakukan load sharing. Maka pada proses request pool A akan terus looping (berlangsung) menyebabkan penumpukkan request ke pool yang dituju dan traffic yang mengalir ke pool A tidak dapat tertampung, sehingga pool A menjadi congest. Kondisi tersebut berimbas pada kualitas voice, yaitu sulit melakukan panggilan Pengecekkan Berdasarkan Statistik Pengecekkan statistik performansi TRA dilakukan untuk mengetahui pool mana yang sudah ataupun belum full resource-nya sebagai langkah awal untuk troubleshooting TRA apakah nantinya akan menggunakan cara balancing ataupun adding capacity. Dalam hal ini diambil kasus yang terjadi pada region I ( Pulau Jawa dan Kepulauan Madura) yaitu area Malang dimana performansi congest pada BMLG2 terus meningkat.. 28
4 Gambar 3.2 Performance utilization Congestion TRA BMLG2 Pada kondisi gambar 3.2 menunjukan utilisasi presentase performance (Average of perceive_cong_ratio) kualitas suara pada area BMLG2 mengalami peningkatan congest yang tinggi,terlihat pada BMLG2 terjadi kenaikan > 3%. Hal ini yang mengakibatkan terjadinya alarm pada BSC tersebut. Untuk standart kenaikan congest / drop calls pada jaringan GSM nilainya sebesar 1,0 2,0 %, jika melebihi dari nilai tersebut maka jaringan pada suatu BSC tersebut sangat buruk. 3.3 Planning Balancing TRA Proses balancing dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut: 1. Memperhatikan nilai Per_Used tiap pool, dengan batas percentage penggunaannya < 70% (nilai presentage sesuai dengan table alarm) 2. Melihat kondisi available resource tiap pool (TRA_Avail) kemudian bandingkan dengan TRA_Used. 3. Melakukan skenario balancing load. 29
5 3.3.1 Nilai Per_Used (Percentage Used) Proses load balancing TRA bisa dilakukan jika pada TRApool nilainya lebih dari 70%. Sehingga pool yang kekurangan resource untuk menampung traffic yang kelebihan resource dilakukan load sharing ke pool lain sehingga beban pada pool tersebut bisa mencapai nilai 70% agar meminimalisir congestion. Untuk kasus ini, di aplikasikan pada BMLG2 dimana pool AMRFR akan mendekati 75% mencapai di nilai 74,15% sehingga untuk menghindari congestion diperlukan proses load balancing ke pool lain yang masih available. Tabel 3.2 Kapasitas TRA POOL BMLG2 Terlihat pada tabel 3.2 nilai BSC Malang kapasitas pool AMRFR (PER_used) hampir mencapai 75% sedangkan untuk pool yang lain masih dibawah 50%. Batas aman untuk TRA nilainya dibawah 70%. Kondisi pool AMRFR nilai Per_Used yang mencapai 74,15% dikarenakan adanya congestion TRA yang terjadi pada pool tersebut Kondisi TRA_Avail Langkah yang kedua dalam proses balancing load TRApool adalah kondisi TRA_Avail. Hal ini juga menjadi acuan untuk menentukan pool mana yang akan di load balancing dengan kondisi mengurangi percentage using dari pool yang sudah melebihi 70% namun tidak membuat destination pool yang akan ditambahkan kapasitas bernilai > 70%. 30
6 Tabel 3.3 Destination pool Keterangan : TRA_AVAIL TRA_Used : TRA Availability : TRA Used TRA_idle: free space TRA PER_used PER_idle : Precentage used : Precentage free space Dari Tabel 3.3 terlihat beberapa pool selain AMRFR memiliki nilai Per_Used yang berada > 70% namun jika dilihat kondisi TRA_Avail di compare dengan TRA_Used yang memungkinkan menjadi destination pool adalah AMRHR. Hal tersebut dikarenakan nilai TRA_Avail presentage used bernilai 32,50% (PER_Used). Masih cukup resource untuk dilakukan balancing dengan pertimbangan nilai Per_Used tidak mencapai > 70%. Sedangkan untuk pool yang lain kapasitas TRA Availability kecil sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan load balancing Skenario Perhitungan Load Balancing TRApool Load balancing sendiri dilakukan dengan formula additional dan reducting. Additional dimaksudkan penambahan resource pada destination pool yang dituju untuk mengurangi load yang lebih. Sedangkan reducting adalah pengurangan load pada pool yang sudah melebihi batas 70% agar TRApool tidak mengalami congest atau pada status alarm halted. 31
7 - Formula additional AMRFR: 1. Nilai delta Per_Used : 2. Nilai Load balancing : Dari nilai load balancing di dapat 12,81 channel namun diambil nilai pembulatan yaitu 13 channel (memudahkan perhitungan). 3. Nilai dan Per_Used new : % 32
8 - Formula reducting AMRHR: 1. Nilai TRA Avail new : 2. Nilai : 3. Nilai : % % Tabel 3.4 hasil Load Balancing BMLG2 33
9 Nilai dari perhitungan terlihat pada tabel 3.4, nilai ini kemudian di eksekusi dalam balancing load dengan menggunakan command pada citrix Eksekusi dengan Citrix Proses eksekusi terakhir adalah dengan MML command pada aplikasi Citrix. Command yang digunakan adalah : RRTBI:DEV=RTTG1D-13120&&-13151,FORCE; RRTCC:DEV=RTTG1D-13120&&-13151,CHRATE=AMRHR,SPV=13; RRTBE:DEV=RTTG1D-13120&&-13151; Command RRTBI atau Radio Transmission Manual Blocking of Transcoder Device Initiate dimaksudkan untuk memblok device TRApool yang akan dieksekusi. RRTCC, Radio Transmission Transcoder Configuration Change yaitu command untuk perubahan channel rate dan supervisor atau numbering jenis codec yang digunakan. RRTBE, Radio Transmission Manual Blocking of Transcoder Device End dimana digunakan untuk disable proses block device dan menunjukkan proses telah selesai. 3.4 Adding Capacity TRApool Untuk proses adding capacity dilakukan dengan cara memasukkan board CSPB 2.0 ke subrack BSC tersebut. Pertama-tama data TRApool di query untuk melihat kapasitas yang masih available dan yang sudah dipakai. Dari hasil query terlihat kapasitas tiap pool nya sehingga dapat dilakukan perhitungan berapa channel yang akan ditambahkan, dari jumlah propose penambahan channel pada pools yang ada dapat diketahui berapa board yang akan di insert-kan pada subrack BSC tersebut. 34
10 Tabel 3.5 Kapasitas TRA POOL BOMB1 Keterangan : Tra avail, used, idle : number Per used idle : percentage Pada table 3.5 terlihat presentage yg di gunakan (Per_Used) pada BSC sangat tinggi. Nilainya AMRFHR dan HR semua di atas 70%. Sehingga hal ini tidak mungkin dilakukan load balancing, maka di lakukan penambahan board / adding capacity. Gambar 3.3 Performance Utilisasi BOMB1 Jika dilihat pada gambar 3.3 pada kurva biru, terlihat bahwa kapasitas TRA yang digunakan sudah hampir mencapai kapasitas yang available (garis merah), selain itu proses load balancing tidak mungkin dilakukan karena hal tersebut belum dapat membuat load traffic yang terus masuk dapat di handle 35
11 dengan baik sehingga akan menimbulkan congest. Oleh karena itu perlu dilakukan adding capacity. Dalam proses penambahan kapasitas TRApool perlu diperhatikan hal hal sebagai berikut : 1. Jumlah board TRA yang sudah digunakan di BSC tersebut, sehingga dapat diketahui berapa board yang bisa ditambahkan. 2. Type board CSPB yang compatible. 3. Skenario penambahan resource di tiap pool yang ada. Utamakan untuk pool yang sudah mencapai atau melebihi 70% Type Board CSPB Ada beberapa type TRA board yang digunakan, yaitu: 1. CSPB 1.0 Board ini mampu menghandle 192 speech channel dan mendukung codec EFR, FR, HR dan AMR HR. 2. CSPB 1.1 Board ini mampu menghandle 192 speech channel dan mendukung codec EFR, FR, HR dan AMR (HR, FR dan WB). 3. CSPB 2.0 Board ini mampu menghandle 384 speech channel dan mendukung codec EFR, FR, HR dan AMR (HR, FR dan WB) Proses Adding Capacity 36
12 Penambahan kapasitas TRApool dengan menambahkan board CSPB 2.0 dimana board tersebut mampu menampung 384 speech channel dan mendukung hampir semua speech codec EFR, FR, HR dan AMR (HR, FR dan WB). Selain itu juga dikarenakan device TRA yang digunakan compatible dengan CSPB 2.0. Setelah melakukan penambahan board CSPB, perlu diketahui pula kapasitas yang di BSC tersebut. Dalam proses adding capacity dilakukan pada BOMB1 dikarenakan kapasitas yang sudah sangat kurang. Penambahan kapasitas TRApool lebih diutamakan pool AMRHR dan HR dikarenakan nilai Per_Used > 70%. 1. Kapasitas pada pool AMRHR 0,23 Jumlah board CSPB sebesar 2381 : 384 = 6,2 6 board CSPB 2.0 % % 2. Penambahan kapasitas pada pool HR 37
13 Jumlah board CSPB sebesar 1 board Tabel 3.5 Hasil Adding Capacity BOMB1 Dari table 3.5 terlihat perubahan nila TRA_Avail dan Per_used yang sudah dilakuakan perhitungan sesuai dengan formula reducting. Untuk dua pool tersebut membuat nilai Per_Used masing-masing pool menjadi dibawah 70%. Pool AMRHR sendiri sudah memakai kapasitas baru sebanyak 2382 channel atau sekitar 6 board CSPB 2.0 dan jika dilihat untuk pool HR membutuhkan alokasi sebesar 81 channel jadi cukup dengan penambahan 1 board (CSPB 2.0). 38
14 Tabel 3.6 Alert TRA per BSC setelah Load Balancing dan Adding Capacity Table 3.6 adalah hasil alert pada SCTP setelah di lakukan load balancing dan adding capacity, pada BMLG2 dan BOMB1 yang sebelumnya status alertnya Halted sudah berubah menjadi Active. Hal ini di artikan bahwa sudah tidak ada masalah dalam komunikasi suara pada area tersebut. 39
BAB IV ANALISA HASIL LOAD BALANCING DAN ADDING CAPACITY TRANSCODERPOOL
BAB IV ANALISA HASIL LOAD BALANCING DAN ADDING CAPACITY TRANSCODERPOOL 4.1 Analisa Load Balancing TRApool Setelah proses load balancing selesai, kemudian query data kembali untuk mengetahui hasil setelahnya.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Arsitektur GSM
BAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur GSM Dalam pembahasan arsitektur GSM ini dibahas mengenai Base Station Subsystem (BSS) dan Network Switching Subsystem (NSS). Berikut adalah arsitektur GSM. Gambar 2.1
Lebih terperinciBAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR)
BAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR) 2.1. Sejarah AMR Pada bulan Oktober 1997, ETSI (European Telecommunications Standards Institute) memulai suatu program standarisasi untuk mengembangkan sistem pengkodean
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PENYELESAIAN ALARM 7745 CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINE THRESHOLD. Alarm 7745 yang terjadi pada BTS Nokia akan berdampak langsung
BAB IV ANALISA PENYELESAIAN ALARM 7745 CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINE THRESHOLD Alarm 7745 yang terjadi pada BTS Nokia akan berdampak langsung kepada pelanggan (Live Network). Biasanya pelanggan akan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN PARAMETER BSS UNTUK OPTIMALISASI BTS INDOOR
BAB III PERENCANAAN PARAMETER BSS UNTUK OPTIMALISASI BTS INDOOR 3.1 BTS INDOOR Berdasarkan data statistik yang ada, umumnya pengguna telepon selular di kota besar lebih banyak pada hari dan waktu jam kerja
Lebih terperinciBAB III SMART RESOURCE ADAPTATION
BAB III SMART RESOURCE ADAPTATION Smart Resource Adaptation (SRA) adalah Fitur baru yang dikembangkan oleh produsen perangkat Telekomunikasi yang berfungsi untuk mendeteksi besar paket data yang dialirkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Performansi Site Teoritis Konsep dari Implementasi Multiband Cell (MBC) adalah dengan menggunakan single BCCH. Single BCCH yang dimaksud adalah menggabungkan beberapa
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP TRAFFIC CHANNEL DAN SPEECH QUALITY INDICATOR PADA JARINGAN GSM PT.
ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP TRAFFIC CHANNEL DAN SPEECH QUALITY INDICATOR PADA JARINGAN GSM PT. XL AXIATA MEDAN May Hendra Panjaitan (1), Sihar Parlinggoman Panjaitan (2) Konsentrasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian ini akan dijelaskan mengenai struktur kerja penelitian, data-data yang diperlukan, metode pengumpulan data serta hasil yang diharapkan. Penelitian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler GSM GSM merupakan salah satu teknologi seluler yang banyak digunakan pada saat ini. GSM adalah generasi kedua dalam teknologi seluler yang menggunakan
Lebih terperinciBAB III OPTIMASI THIRD CARRIER
BAB III OPTIMASI THIRD CARRIER Dengan pertumbuhan yang stabil dari layanan radio khususnya layanan data, Operator perlu memperluas kapasitas jaringan dan menambahkan frekuensi adalah salah satu pilihan.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERFORMANSI BTS CDMA 20001X PT BAKRIE TELECOM COVERAGE KOTA BEKASI
BAB IV ANALISA PERFORMANSI BTS CDMA 20001X PT BAKRIE TELECOM COVERAGE KOTA BEKASI Sebelum menganalisa suatu masalah pada jaringan telepon selular khususnya jaringan CDMA, harus terlebih dahulu diketahui
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP SPEECH QUALITY INDICATOR DAN TRAFFIC CHANNEL PADA JARINGAN GSM
ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP SPEECH QUALITY INDICATOR DAN TRAFFIC CHANNEL PADA JARINGAN GSM Alfin Hikmaturokhman 1, Eka Wahyudi 2, Okha Frisma Yulistia Umbari 3 Program Studi Diploma
Lebih terperinciANALISA PERFORMANSI JARINGAN BERDASARKAN PARAMETER KEY PERFORMANCE INDIKATOR 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G. Dian Widi Astuti 1, Dyan Tri Utomo 2
ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BERDASARKAN PARAMETER KEY PERFORMANCE INDIKATOR 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G Dian Widi Astuti 1, Dyan Tri Utomo 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G
TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh : Nama : Dyan Tri
Lebih terperinciPENERAPAN FITUR ADAPTIVE MULTI RATE (AMR) PADA JARINGAN GSM
PENERAPAN FITUR ADAPTIVE MULTI RATE (AMR) PADA JARINGAN GSM Abdusy Syarif 1 ; Ahmad Fachril 2 1,2 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Mercu Buana, Jln. Raya Meruya Selatan, Kembangan,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRATEGI IMPLEMENTASI AMR
BAB IV ANALISIS STRATEGI IMPLEMENTASI AMR Dalam pengimplementasian suatu teknologi, diperlukan analisis dan perbandingan dengan teknologi lain, guna mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga
Lebih terperinciTugas Akhir Analisa Adaptive Multi Rate Untuk Meningkatkan Speech Quality Index Pada Sistem Jaringan GSM
Tugas Akhir Analisa Adaptive Multi Rate Untuk Meningkatkan Speech Quality Index Pada Sistem Jaringan GSM Diajukan Oleh : Muhammad Nurdin NIM : 41405110058 Peminatan Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
BAB III METODA PENELITIAN Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah penentuan parameter performansi kualitas, pengukuran parameter tersebut pada jaringan BSS GSM, dan analisis data hasil
Lebih terperinciBAB III 7745 CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINE THRESHOLD channel failure rate above defined threshold merupakan salah satu
BAB III 7745 CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINE THRESHOLD 7745 channel failure rate above defined threshold merupakan salah satu alarm yang terdapat dalam sistem BTS Nokia ultrasite. Alarm ini sangat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA KINERJA DWDM HUAWEI BWS1600 PADA LINK KEBAGUSAN JAMPANG
BAB IV ANALISA KINERJA DWDM HUAWEI BWS1600 PADA LINK KEBAGUSAN JAMPANG Seiring perkembangan zaman, sistem telekomunikasi membutuhkan kapasitas jaringan yang lebih besar dan kecepatan lebih cepat, sehingga
Lebih terperinciBAB III IMPLEMENTASI GLOBAL FREQUENCY PLANNING
BAB III IMPLEMENTASI GLOBAL FREQUENCY PLANNING 3.1 STRATEGI PRA IMPLEMENTASI Pada implementasi GFP ini diperlukan suatu strategi pembebasan kanal yang disebabkan karena dampak interferensi uplink yang
Lebih terperinci5. QoS (Quality of Service)
PENGENDALIAN MUTU TELEKOMUNIKASI 5. QoS (Quality of Service) Latar Belakang QoS Karakteristik Jaringan IP Alokasi Sumber Daya Definisi QoS QoS adalah suatu pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS VOICE CALL PADA JARINGAN WCDMA DENGAN DRIVE TEST MENGGUNAKAN TEMS INVESTIGATION
ANALISIS KUALITAS VOICE CALL PADA JARINGAN WCDMA DENGAN DRIVE TEST MENGGUNAKAN TEMS INVESTIGATION Sandy Pamungkas 11408025 Pembimbing : Dr. Hamzah Afandi, ST.,MT. Erma Triawati Ch,. ST.,MT. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan performa pada jaringan telekomunikasi. diharapkan akan diikuti semakin tingginya jumlah trafik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia telekomunikasi belakangan ini semakin pesat, diikuti dengan meningkatnya jumlah pengguna dan tuntutan akan jaringan telekomunikasi yang berkualitas,
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO
ANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO Alfin Hikmaturokhman 1, Ali Muayyadi 1, Irwan Susanto 2, Andi Ulva T Wello 2 1 Program Magister Teknik Telekomunikasi IT Telkom Bandung
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh Nama
Lebih terperinciBAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ
BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ 3.1 Trafik dan Kanal Dalam jaringan telekomunikasi, pola kedatangan panggilan (voice ataupun data) dan pola pendudukan dideskripsikan dengan
Lebih terperinciCell boundaries (seven cell repeating pattern)
Dr. Risanuri Hidayat Cell boundaries (seven cell repeating pattern) All the cell sites in a region are connected by copper cable, fiber optics, or microwave link to a central office called a mobile switching
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS LAYANAN PANGGILAN PADA TELEKOMUNIKASI BERGERAK 3G
ANALISIS KUALITAS LAYANAN PANGGILAN PADA TELEKOMUNIKASI BERGERAK 3G Fandi Yusuf Nugroho *), Imam Santoso, and Ajub Ajulian Zahra Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL OPTIMASI THIRD CARRIER
BAB IV ANALISA HASIL OPTIMASI THIRD CARRIER Site yang diamati pada Tugas Akhir ini adalah site TELKOMSEL yang telah di optimasi menggunakan third carrier (f 3 ). Penulis melakukan penelitian pada site
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR
ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR (PERFORMANCE ANALYSIS REHOMMING BR-9.0 EVOLUSION BSC (ebsc) IN GSM NETWORK ON PT. TELKOMSEL MAKASSAR
Lebih terperinciBAB IV PENERAPAN DAN ANALISIS HASIL. Pengamatan awal dilakukan dengan capture RTWP menggunakan LMT
BAB IV PENERAPAN DAN ANALISIS HASIL 4.1 Pengamatan Awal Pengamatan awal dilakukan dengan capture RTWP menggunakan LMT browser pada sisi RNC untuk mengetahui real time RTWP dan Selanjutnya pengamatan dengan
Lebih terperinciNur Kharisma Jati 1), H. Fitri Imansyah 2), F.Trias Pontia.W 3),
ANALISA KENAIKAN TCH (TRAFFIC CHANNEL) BLOCKING 2G MENGGUNAKAN NETACT NOKIA PADA AREA RTPO (RADIO TRANSPORT POWER OPERATION) DESA SEDAYU KABUPATEN SAMBAS Nur Kharisma Jati 1), H. Fitri Imansyah 2), F.Trias
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA DATA PADA METODE CLS (CELL LOAD SHARING) UNTUK MENGURANGI CELL CONGESTION PADA SISTEM GSM
TUGAS AKHIR ANALISA DATA PADA METODE CLS (CELL LOAD SHARING) UNTUK MENGURANGI CELL CONGESTION PADA SISTEM GSM Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Disusun oleh : Edy Hadiyanto
TUGAS AKHIR ANALISA ALARM 7745 (CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINED THRESHOLD) PADA BTS ( BASE TRANSCEIVER STATION ) NOKIA ULTRASITE DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERFORMANSI TRAFIK DI BTS TERSEBUT. Disusun
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DATA PERFORMANCE
BAB III PENGUMPULAN DATA PERFORMANCE 3.1 Diagram Alur Load Balancing Multicarrier Strategic Planning Pengumpulan data Pengambilan raw data Before KPI Reporting, Mobility Reporting, & Traffic Payload Reporting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif. yang bersifat global menyebabkan terjadinya perubahan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan yang sangat besar dalam hal teknologi seperti laptop, komputer, smartphone, internet, dan lainnya.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu cara berpikir yang dimulai dari menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik dari buku-buku panduan maupun studi lapangan, melakukan
Lebih terperinciLangkah-langkah mengkonfigurasi Device Pool di Cisco Unified Communications Manager (CUCM)
Langkah-langkah mengkonfigurasi Device Pool di Cisco Unified Communications Manager (CUCM) Alkindi Hafidz Alkindi.h@outlook.com Editor : Mulyana Hasani (Aylumna@gmail.com) Romi Satria Wahono (romi@brainmatics.com)
Lebih terperinciRANCANG BANGUN RULE ALARM MENGGUNAKAN FAULT MANAGEMENT EXPERT (FMX) PADA OPERATION SUPPORT SYSTEM RADIO AND CORE (OSS-RC) 4.1
RANCANG BANGUN RULE ALARM MENGGUNAKAN FAULT MANAGEMENT EXPERT (FMX) PADA OPERATION SUPPORT SYSTEM RADIO AND CORE (OSS-RC) 4.1 Widya Murtiyanto dan Nji Raden Poespawati Abstrak Network Management System
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi telekomunikasi yang paling populer dan pesat perkembangannya pada saat ini adalah seluler, mobilitas merupakan keunggulan utama teknologi ini dibandingkan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM NATIVE IP
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM NATIVE IP Teknologi native ip merupakan teknologi yang diharapkan mampu meningkatkan jaringan 3G khususnya di sisi layanan data. Kemampuan meningkatkan layanan data
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Menganalisa Masalah site STxxxMG Handover failure dapat menyebabkan terjadinya drop call atau terputusnya komunikasi ketika sedang berlangsung. Site STxxxMG memiliki
Lebih terperinciBAB V IMPLEMENTASI DAN HASIL SIMULASI
BAB V IMPLEMENTASI DAN HASIL SIMULASI 5.1 Implementasi Simulasi Kinerja jaringan Adhoc sebagian besar dipengaruhi oleh letak geografis wilayah, banyaknya faktor yang mempengaruhi membuat pengiriman data
Lebih terperinciBAB III PARAMETER PERFORMANSI TRAFIK MULTIBAND CELL
BAB III PARAMETER PERFORMANSI TRAFIK MULTIBAND CELL 3.1. Sistem MBC Setelah band frekuensi BCCH telah diidentifikasi, perlu untuk memilih apakah ini harus di subcell UL atau subcell OL. BCCH dapat ditempatkan
Lebih terperinciBAB III PENGUKURAN DAN PENGAMBILAN DATA STATISTIK PERFOMANSI
BAB III PENGUKURAN DAN PENGAMBILAN DATA STATISTIK PERFOMANSI 3.1. Key Performance Indicator Menurut rekomendasi dari ITU (International Telecommunication Union) terdapat 3 kategori Key Performance Indicator
Lebih terperinciOptimasi Jaringan Wideband Code Division Multiple Access Untuk Meningkatkan Throughput Internet
Optimasi Jaringan Wideband Code Division Multiple Access Untuk Meningkatkan Throughput Internet M. Iman Nur Hakim 1 Pande Ketut Sudiarta 2 I G.A.K. Diafari Djuni H. 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Lebih terperinciANALISIS MEKANISME REHOMING DAN REPARENTING PADA JARINGAN KOMUNIKASI SELULER GSM
ANALISIS MEKANISME REHOMING DAN REPARENTING PADA JARINGAN KOMUNIKASI SELULER GSM Putrantyono, Imam Santoso, Sukiswo. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto,SH,
Lebih terperinciJURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 1 Maret 2013
ANALISIS PERKEMBANGAN RAFIK DAN KEBUUHAN BS PADA JARINGAN GSM Sri Yusnita 1 Dikky Chandra 2 ABSRAC Increasing the number of subscribers of mobile communication networks especially the 2G GSM network will
Lebih terperinciUNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB-CAC) PADA SISTEM WCDMA. Devi Oktaviana
UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB-CAC) PADA SISTEM WCDMA Devi Oktaviana - 226649 Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperincifundamental management journal ISSN: (print) (online) Volume:2 No
fundamental management journal ISSN: 2540-9816 (print) 2540-9220 (online) Volume:2 No.2 2017 Analisis Implementasi Manajemen Bandwith di Universitas Kristen Indonesia dengan Menggunanakan Perangkat Bluecoat
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.
Lebih terperinciBAB III PROSES HANDOVER DAN PENYEBAB TERJADINYA HANDOVER FAILURE
BAB III PROSES HADOVER DA PEEBAB TERJADIA HADOVER FAILURE 3.1 Proses Handover Mobile Station (MS) bergerak menjauhi suatu BTS maka daya yang diterima oleh MS akan berkurang. Jika MS bergerak semakin menjauhi
Lebih terperinciANALISA KELAYAKAN IMPLEMENTASI AMR PADA TEKNOLOGI 2G UNTUK OPTIMALISASI BIAYA (STUDI KASUS: PT. INDOSAT ) Tesis
ANALISA KELAYAKAN IMPLEMENTASI AMR PADA TEKNOLOGI 2G UNTUK OPTIMALISASI BIAYA (STUDI KASUS: PT. INDOSAT ) Tesis Oleh VENY ELZA SUSRIANTI NPM. 0606003676 MANAJEMEN TELEKOMUNIKASI PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
Lebih terperinciThread Proses merupakan sebuah program yang mengeksekusi THREAD tunggal. Kendali thread tunggal ini hanya memungkinkan proses untuk menjalankan satu t
Thread Thread Proses merupakan sebuah program yang mengeksekusi THREAD tunggal. Kendali thread tunggal ini hanya memungkinkan proses untuk menjalankan satu tugas pada satu waktu. Banyak sistem operasi
Lebih terperinciFILE SERVICE DAN NAME SERVICE
FILE SERVICE DAN NAME SERVICE PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI Materi: 1. Pengenalan File Service 2. Komponen File Service Interface 3. Pengenalan Name Service 4. Model Name Service Pertemuan: 6-7 Pendahuluan
Lebih terperinciMenghubungkan CUCM dengan PSTN Gateway
Menghubungkan CUCM dengan PSTN Gateway Alkindi Hafidz Alkindi.h@outlook.com Editor : Mulyana Hasani Aylumna@gmail.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi
Lebih terperinciPENGARUH IMPLEMENTASI STRATEGI GLOBAL LAYERING PADA JARINGAN 2G GSM 900/1800 (STUDI KASUS PT. TELKOMSEL)
PENGARUH IMPLEMENTASI STRATEGI GLOBAL LAYERING PADA JARINGAN 2G GSM 900/1800 (STUDI KASUS PT. TELKOMSEL) Nur Azis Salim Jurusan Teknik Elektro FT UGM Jalan Grafika 2 Yogyakarta 55281 INDONESIA email :
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Permasalahan pada kapasitas data adalah terjadinya kepadatan trafik (pada 3G). Yang mana akan memberikan dampak yang jelek baik dari performa signaling dan juga pencapaian
Lebih terperinciDATABASE ADMINISTRATOR
DATABASE ADMINISTRATOR Arsitektur Database Oracle By: Arif Basofi 2-2 Tujuan Mengenal Struktur dan Arsitektur Database Oracle 2-3 Arsitektur Database Oracle Oracle Server: DBMS Oracle menyediakan manajemen
Lebih terperinciUNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB CAC)
Presentasi Tugas Akhir UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB CAC) PADA SISTEM WCDMA Oleh: Devi Oktaviana (2206100632) Pembimbing: Ir. Achmad Ansori, DEA Co. Pembimbing: Ir. Suwadi, M.T
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN
ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN Mhd Khalid Lubis, Maksum Pinem Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciPENANGANAN INTERFERENSI PADA JARINGAN SELULER 2G PT. INDOSAT UNTUK AREA BANDUNG
ISSN : 2442-5826 e-proceeding of Applied Science : Vol.1, No.2 Agustus 2015 Page 1322 PENANGANAN INTERFERENSI PADA JARINGAN SELULER 2G PT. INDOSAT UNTUK AREA BANDUNG Interference Problem Solving On 2G
Lebih terperinciBAB 4. PERANCANGAN. Gambar 4.1 Desain Alur Registrasi Sumber: (Hasil olah data Penulis)
BAB 4. PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan, simulasi dan uji coba pertama bagimana fitur Tail End Hop Off (TEHO) pada Cisco IP Telephony mengoptimalisasi jaringan komputer yang
Lebih terperinciBAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM
BAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM 2.1 STRUKTUR FRAME GSM Sistem telekomunikasi GSM (Global System for Mobile communication) didasari oleh teknologi TDMA (Time Division Multiple Access), dimana sistem ini
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut.
BAB III METODOLOGI 3.1 Introduksi Kondisi jaringan yang semakin kompleks dan penggunaan aplikasi yang beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan jaringan dengan performa yang
Lebih terperinciBAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI
BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai simulasi serta hasil evaluasi dari simulasi yang telah dilakukan. Dalam bab ini akan menjelaskan langkah langkah instalasi program yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laboratorium-Informatika menyediakan fasilitas pendukung untuk kegiatan belajar mahasiswa. Laboratorium-Informatika memiliki beberapa macam perangkat jaringan yang
Lebih terperinciSTATISTIC AND TRAFFIC MEASUREMENT SUBSYSTEM (STS) ON APG43 MSC-S BLADE CLUSTER PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT TBK SEMARANG
Makalah Seminar Kerja Praktek STATISTIC AND TRAFFIC MEASUREMENT SUBSYSTEM (STS) ON APG43 MSC-S BLADE CLUSTER PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT TBK SEMARANG Achmad Chusnul Khuluqi (L2F008001)
Lebih terperinciBAB III METDOLOGI PENELITIAN
BAB III METDOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Komunikasi merupakan hal penting dalam menjalankan suatu hubungan bisnis, belajar dan sebagainya. Akan tetapi komunikasi akan buruk jika adanya sebuah gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perubahan regulasi frekuensi CDMA 1900 MHz oleh pemerintah melalui KM (Keputusan Menteri) Kominfo No.20/2006 tanggal 6 Januari 2006 perihal penetapan alokasi frekuensi
Lebih terperinciBab 9. Circuit Switching
1/total Outline Konsep Circuit Switching Model Circuit Switching Elemen-Elemen Circuit Switching Routing dan Alternate Routing Signaling Control Signaling Modes Signaling System 2/total Jaringan Switching
Lebih terperinciMENGATASI KONGESTI JARINGAN 3G
ANALISIS PENGGUNAAN SECOND CARRIER UNTUK MENGATASI KONGESTI JARINGAN 3G Rahmuddin, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU)
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP TRAFFIC CHANNEL DAN SPEECH QUALITY INDICATOR PADA JARINGAN GSM PT.
TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP TRAFFIC CHANNEL DAN SPEECH QUALITY INDICATOR PADA JARINGAN GSM PT.XL AXIATA MEDAN OLEH : NAMA : MAY HENDRA PANJAITAN NIM : 080402094 DEPARTEMEN
Lebih terperinciGambar 1. Service terdistribusi
Bab 5. File Service Pendahuluan File Sistem Terdistribusi ( Distributed File System, disingkat DFS - penulis akan menggunakan kata ini selanjutnya) adalah file sistem yang mendukung sharing files dan resources
Lebih terperinciMONITORING PERFORMANCE KPI (KEY PERFORMANCE INDICATOR) GSM BERBASIS MYSQL DAN SMS SERVER PADA PT.TELKOMSEL SUMBAGUT
MONITORING PERFORMANCE KPI (KEY PERFORMANCE INDICATOR) GSM BERBASIS MYSQL DAN SMS SERVER PADA PT.TELKOMSEL SUMBAGUT Dahlan Abdullah, Ahmad Faisal Program Studi Teknik Informatika- Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinci[Rekayasa Trafik] [Pertemuan 9] Overview [Little s Law Birth and Death Process Poisson Model Erlang-B Model]
[Rekayasa Trafik] [Pertemuan 9] Overview [Little s Law Birth and Death Process Poisson Model Erlang-B Model] eko fajar cahyadi [ekofajarcahyadi@st3telkom.ac.id] Overview 1. Little s Law 2. Birth & Death
Lebih terperinciPENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,
Makalah Seminar Kerja Praktek PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Heri Setio Jatmiko (L2F 009 051), Ajub Ajulian Zahra M, ST. MT (197107191998022001)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat ke layanan Fourth Generation dengan teknologi Long Term Evolution
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan telekomunikasi seluler terus berkembang hingga kini telah meningkat ke layanan Fourth Generation dengan teknologi Long Term Evolution (4G LTE). Banyaknya jumlah
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND
ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND Budihardja Murtianta, Andreas Ardian Febrianto, Rosalia Widya Pratiwi ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND Budihardja Murtianta,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 3G/UMTS. Teknologi WCDMA berbeda dengan teknologi jaringan radio GSM.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi 3G (WCDMA / UMTS) Teknologi WCDMA adalah teknologi radio yang digunakan pada sistem 3G/UMTS. Teknologi WCDMA berbeda dengan teknologi jaringan radio GSM. Pada jaringan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DESKRIPTIF IMPLEMENTASI GFP
BAB IV ANALISIS DESKRIPTIF IMPLEMENTASI GFP 4.1 HASIL DARI PEMASANGAN FILTER 4.1.1 TANPA PEMASANGAN FILTER Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Interferensi GSM 2G Pra Pemasangan Filter [15] No. GSM Rx Before Measurement
Lebih terperinciBAB II SOFT HANDOFF. bergerak. Mobilitas menyebabkan variasi yang dinamis pada kualitas link dan tingkat
BAB II SOFT HANDOFF II.1 Umum Handoff adalah komponen yang esensial dalam sistem komunikasi selular bergerak. Mobilitas menyebabkan variasi yang dinamis pada kualitas link dan tingkat interferensi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan yang terganggu disebabkan oleh kendala suatu switching yang padam, pertumbuhan pelanggan yang terus bertambah setiap harinya serta tidak meratanya
Lebih terperinciBAB III DATA FAST TRAFFIC HANDOVER
BAB III DATA FAST TRAFFIC HANDOVER 3.1 Pemilihan Cell Untuk melihat perubahan yang terjadi dengan menggunakan fitur fast traffic handover ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penelitian pada salah
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI PADA SKENARIO IMPLEMENTASI 1 ST CARRIER TERHADAP 2 ND CARRIER UNTUK JARINGAN 3G
ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI PADA SKENARIO IMPLEMENTASI 1 ST CARRIER TERHADAP 2 ND CARRIER UNTUK JARINGAN 3G Husnul Fuadi Jurusan Teknik Elektro Email : ady.masigi@gmail.com ABSTRAK Saat ini bearer
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile
BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi GSM Salah satu teknologi komunikasi bergerak yang sampai saat ini masih menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile Communication) yang merupakan komunikasi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Software PRTG Perancangan sistem monitoring jaringan ini menggunakan aplikasi PRTG System Monitor yang dijalankan pada sistem operasi Windows. PRTG
Lebih terperinciOPTIMALISASI ALGORITMA BEE COLONY DALAM MONITORING JARINGAN CMSS DAN INTERNET
OPTIMALISASI ALGORITMA BEE COLONY DALAM MONITORING JARINGAN CMSS DAN INTERNET Christian Dedi Mala 1, Hapsoro A. Nugroho 2, Bowo Prakoso 3 Prodi Instrumentasi STMKG Jakarta email : instrumenazi@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV PENERAPAN DAN ANALISA
BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA 4.1 Analisa Awal Dari hasil pengamatan pada BAB III diketahui bahwa pada site Mall Alam Sutera terdapat high RTWP pada sektor 2 dan interfrensi 2G pada semua sektor 4.2 Analisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengiriman data melalui jaringan TCP/IP dapat diibaratkan sebagai mobil-mobil yang ingin melewati sebuah jalan raya. Jika suatu saat, jumlah mobil yang lewat
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing
Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP antara Asterisk dan FreePBX berbasis Parallel Processing JOANA SIBORO 2206100080 Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA NIP: 196510141990021001 PERANCANGAN
Lebih terperinci- File server pertama kali dikembangkan tahun 1970
5. FILE SERVICE File Sistem Terdistribusi ( Distributed File System/DFS) : file sistem yang mendukung sharing files dan resources dalam bentuk penyimpanan persistent di sebuah network. - File server pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi saat ini sangat pesat, khususnya teknologi wireless (nirkabel). Seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi
Lebih terperinciANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB 3. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem 3.1.1. Analisis sistem yang sedang berjalan Sistem jaringan komputer yang sedang berjalan pada Cisnet RT/RW Net saat ini terkoneksi dengan tiga
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Komunikasi Seluler dan Perangkatnya Awal Perkembangan Teknologi Selular
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler dan Perangkatnya 2.1.1 Awal Perkembangan Teknologi Selular Komunikasi seluler merupakan salah satu teknologi yang dipergunakan secara luas dewasa ini. Komunikasi
Lebih terperinciANALISIS STUDI KOMPERATIF PERBANDINGAN KEY PERFORMANCE INDEX SWAP HUAWEI DENGAN NOKIA SIEMENS NETWORK PADA OPERATOR TELKOMSEL (STO TEBAS)
ANALISIS STUDI KOMPERATIF PERBANDINGAN KEY PERFORMANCE INDEX SWAP HUAWEI DENGAN NOKIA SIEMENS NETWORK PADA OPERATOR TELKOMSEL (STO TEBAS) Jimmy Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciBab III PERANCANGAN SISTEM
Bab III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah perencanaan dan implementasi video conference dengan dukungan MCU software. MCU software menggunakan OpenMCU v.1.1.7
Lebih terperinci