BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. selain berfungsi untuk menyusun landasan atau kerangka teori. Kajian pustaka juga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. selain berfungsi untuk menyusun landasan atau kerangka teori. Kajian pustaka juga"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka di dalam sebuah penelitian penting untuk dideskripsikan, selain berfungsi untuk menyusun landasan atau kerangka teori. Kajian pustaka juga berfungsi untuk mengetahui kedudukan penelitian disamping penelitian lain yang relevan (Chaer, 2007:26). Penelitian yang terdahulu akan digunakan sebagai bahan pembanding dan pertimbangan guna melengkapi penelitian mengenai alih kode pada teks lagu pop Bali bilingual. Penelitian mengenai interferensi dan penelitian mengenai lagu pop Bali cukup banyak serta dijadikan bahan perbandingan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Penelitian mengenai alih kode dilakukan oleh Dadiartha (1985) dengan penelitian yang berjudul Alih Kode Pemakaian Bahasa Indonesia oleh Dosen-Dosen Fakultas Sastra Universitas Udayana. Penelitian tersebut menggunakan teori sosiolinguistik dengan pendekatan fungsional. Teori tersebut menyoroti masalah kebahasaan yang saling berkaitan antara proses pemilihan bahasa daan kebiasaan atau kegiatan-kegiatan sosial dalam kehidupan sehari-hari, saat berlangsungnya komunikasi antar masyarakat penutur suatu bahasa. Penelitian Dadiartha menggambarkan bahwa para dosen di Fakultas Sastra Universitas Udayana lebih banyak beralih kode ke bahasa Bali daripada ke bahasa daerah lainnya. Hal tersebut dikarenakan dosen-dosen di Fakultas Sastra Universitas Udayana 9

2 sebagian besar berasal dari daerah Bali sehingga kurang menguasai bahasa daerah lain. Pada penelitian ini, dosen-dosen Fakultas Sastra Udayana digolongkan sebagai kelompok dwibahasawan. Hal itu dibuktikan dengan munculnya fenomena alih kode yang dilakukan oleh para dosen pada saat mengajar mahasiswa. Peralihan yang dimaksud, yaitu adanya pemakaian bahasa Bali dalam tutur bahasa Indonesia dan adanya pemakaian bahasa Inggris dalam tutur bahasa Indonesia. Konsep alih kode yang dipakai di dalam penelitian ini adalah konsep yang dikemukakan oleh Hymes. Alih kode didefiniskan sebagai peralihan pemakaian bahasa ke bahasa lain dan pemakaian bahasa itu terjadi peralihan beberapa variasi dari satu bahasa atau bahkan beberapa gaya dari satu ragam (Hymes, 1976:103). Adapun perbedaan pada penelitian Dadiartha dengan penelitian ini terletak pada wilayah garapan, dan objek yang dibahas. Jika pada penelitian Dadiartha membahas peralihan bahasa yang dilakukan oleh para dosen-dosen Fakultas Sastra Udayana, sedangkan pada penelitian ini mengkaji mengenai peralihan bahasa pada teks-teks lagu pop Bali bilingual. 2) Penelitian kedua mengenai bentuk teks lagu pop Bali pernah dilakukan oleh Antari (2004) yang berjudul Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna Teks Lagu Pop Bali. dalam penelitiannya dijelaskan bahwa lagu pop Bali memiliki bentuk puisi berbahasa Bali yang dimusikalisasikan dengan paduan nada pentatonic dan diatonik, dengan paduan komposisi laras pelog dan selendro yang harmonis. Pemanfaatan bentuk-bentuk majas tradisional Bali seperti wewangsalan, 10

3 sesonggan, tetingkesan, peparikan, sesimbing, dan sesenggakan efektif dalam menajamkan kekhasan citra budaya Bali dan realitas sosial masyarakat Bali pada teks lau pop Bali. Disamping itu dipaparkan pula mengenai fungsi lagu pop Bali secara umum berfungsi sebagai sarana hiburan pada masyarakat Bali. Lagu pop Bali mengandung makna denotatif, konotatif, budaya dan makna spiritual. Adapun perbedaan pada penelitian Antari dengan penelitian ini terletak pada masalah serta objek yang dibahas. Penelitian Antari menggunakan objek yang sama dengan penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan objek lagu pop Bali, namun pada penelitian ini menggunakan objek lagu-lagu pop Bali bilingual yang menggunakan dua bahasa, dan Antari menggunakan lagu-lagu pop Bali yang hanya menggunakan satu bahasa yaitu bahasa Bali. Perbedaannya juga terletak pada analisisnya, penelitian Antari menganalisis bentuk, fungsi dan makna teks lagu pop Bali, jika penelitian kali ini menganalisis mengenai alih kode atau peralihan bahasa yang terjadi pada teks lagu pop Bali bilingual. 3) Penelitian yang ditulis oleh Satwika (2009) yang berjudul Alih Kode Dalam Pementasan Wayang Cenk Blonk, penelitian ini menggunakan teori sosiolinguistik yang mengacu pada konsep-konsep yang terkait dengan alih kode. Pada tahap penyediaan data menggunakan metode simak yang dibantu teknik catat. Tahap analisis menggunakan metode padan intralingual dan metode padan ekstralingual dibantu dengan teknik hubung-banding menyamakan, teknik hubung-banding membedakan dan teknik hubung-banding menyamakan hal pokok. Penyajian hasil analisis menggunakan metode formal dan informal dibantu 11

4 dengan teknik deduktif dan induktif. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu ditemukan 4 macam alih kode yakni alih kode keluar, alih kode ke dalam, alih kode metaporik dan alih kode situasional. Wujud dan arah alih kode dalam pementasan wayang cenk blonk yaitu alih tingkat tutur dan alih bahasa. Sedangkan alih bahasanya ada 6 yaitu alih bahasa dari bahasa Bali ke bahasa Jawa Kuna, dari bahasa Jawa Kuna ke bahasa Bali, dari bahasa Bali ke bahasa Indonesia, dari bahasa Indonesia ke bahasa Bali, dari bahasa Bali ke bahasa Inggris, dan dari bahasa Inggris ke bahasa Bali. Peristiwa alih kode dalam pementasan wayang Cenk Blonk disebabkan oleh perubahan topik pembicaraan, untuk mencapai maksud-maksud tertentu. Adapun perbedaan pada penelitian Satwika dengan penelitian kali ini terletak pada objek yang dibahas. Jika pada penelitian Satwika membahas peralihan bahasa yang terjadi pada pementasan wayang cenk blonk, sedangkan pada penelitian ini mengkaji mengenai peralihan bahasa pada teks-teks lagu pop Bali bilingual. Perbedaannya juga terletak pada cara menganalisis, penelitian Satwika mengkaji peralihan bahasa pada macam alih kode yaitu alih kode keluar dan alih kode kedalam, serta wujud dan arah alih kode yaitu tingkat tutur dan alih bahasa. Jika penelitian kali ini juga mengkaji macam alih kode yaitu alih kode kedalam dan keluar, wujud dan arah alih kode yaitu alih bahasa, serta penelitian ini lebih spesifik lagi menganalisis mengenai bentuk alih kode yaitu tataran klausa dan kalimat, sedangkan penelitian Satwika tidak menganalisis bentuk klausa dan kalimat. 12

5 4) Penelitian mengenai lagu pop Bali juga dilakukan oleh Manuaba (2011) dengan penelitian yang berjudul Campur Kode Pemakaian Bahasa Bali Pada Teks Lagu Pop Bali. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu Swarina Manuaba yang menggunakan objek berupa campur kode pemakaian bahasa bali pada teks lagu pop bali yang meliputi ciri campur kode pada teks lagu pop bali, identifikasi penempatan campur kode pada teks lagu pop bali, jenis campur kode menurut asal serapannya, campur kode berdasarkan wujudnya dan campur kode berdasarkan faktor penyebabnya. Teori yang digunakan adalah teori sosiolinguistik yang dikemukakan oleh Nababan, yang mengacu pada konsep yang terkait dengan campur kode. Pada tahap penyediaan data menggunakan metode simak dan metode cakap yang dibantu dengan teknik rekam dan teknik catat. Pada penelitian ini tahap analisis menggunakan metode padan dengan subjenis metode padan yang dipilih yaitu metode padan translasional. Pada tahap penyajian hasil analisis menggunakan metode formal dan informal dibantu dengan teknik deduktif dan induktif. Perbedaan penelitian Manuaba dengan penelitian Alih Kode Pada Teks Lagu Pop Bali Bilingual ini adalah pada tataran analisisnya. Manuaba menggunakan konsep campur kode sedangkan penelitian ini menggunakan konsep alih kode. Penelitian kali ini juga mengkaji mengenai struktur pembentukan teks lagu pop Bali bilingual beserta fungsinya, namun penelitian Manuaba tidak mengkaji mengenai fungsi-fungsi pada lagu pop Bali. 13

6 Adapun keempat penelitian di atas memiliki objek kajian yang hampir sama dengan penelitian yang berjudul Alih Kode Pada Teks Lagu Pop Bali Bilingual ini yang membahas mengenai fenomena penggantian peralihan pemakaian bahasa, serta sama-sama menggunakan teori sosiolinguistik. Perbedaan yang mendasar antara penelitian-penelitian pertama hingga penelitian yang kedua yang dilakukan ini terletak pada konsep yang dipergunakan, wilayah garapan, dan masalah yang dibahas. Penelitian yang dilakukan oleh Manuaba memiliki kesamaan dengan penelitian alih kode pada teks lagu pop Bali bilingual yang sama-sama menggunakan objek teks lagu pop Bali. Namun penelitian Manuaba lebih khusus menitikberatkan pada analisis campur kode saja yang menganalisis pada tataran kata dan frasa. Hal yang membedakannya adalah pada tataran analisisnya yaitu alih kode yang menganalisis pada tataran klausa dan kalimat. Meskipun demikian, keempat penelitian di atas sudah cukup baik karena memiliki perbedaan-perbedaan dan juga persamaan-persamaan dalam analisisnya. Maka dari itu, dalam penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya belum ada secara eksplisit membahas tentang peralihan bahasa pada teks lagu pop Bali bilingual. Namun hasil penelitian tersebut sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai acuan berkenaan dengan dinamika lagu Bali pada era selanjutnya. 2.2 Konsep Menurut Efendi (1995:34) konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Dalam kenyataannya, konsep dapat mempunyai tingkat generalisasi yang 14

7 berbeda. Semakin dekat suatu konsep kepada realita semakin mudah konsep tersebut diukur dan diartikan. Adapun konsep mempunyai fungsi untuk menyederhanakan arti kata atau pemikiran tentang ide-ide, hal-hal dan kata benda-benda maupun gejala sosial yang digunakan, agar orang lain yang membacanya dapat segera memahami maksudnya sesuai dengan keinginan penulis yang memakai konsep tersebut (Mardalis, 1995:46). Jadi konsep dapat berupa pemikiran yang berkaitan dengan permasalahan yang diambil. Konsep dapat juga berupa uraian dari pengertianpengertian mengenai alih kode dan penyebab terjadinya alih kode. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini yang terjadi pokok permasalahan adalah alih kode itu sendiri. Adanya konsep-konsep yang terarah akan memudahkan dalam memahami sebab-akibat yang muncul dari adanya alih kode pada teks lagu pop Bali bilingual, sebagai berikut Teks Lagu Pop Bali Bilingual Teks/Lirik lagu adalah ekspresi tentang sesuatu hal yang dilihat atau didengar seseorang atau yang dialaminya. Dengan melakukan permainan kata serta bahasa untuk menciptakan daya tarik dan kekhasan terhadap lirik lagu yang dilakukan oleh seorang pencipta lagu. Seperti permainan vokal gaya bahasa dan penyimpangan makna kata merupakan permainan bahasa dalam menciptakan lirik lagu. Selain itu juga notasi musik dan melodi yang disesuaikan dengan lirik digunakan untuk memperkuat lirik, sehingga pendengar semakin terbawa dengan apa yang dipikirkan pengarangnya (Wikipedia). 15

8 Pop musik (sebuah istilah yang awalnya berasal dari sebuah singkatan dari populer ) biasanya dipahami secara komersial rekaman musik, sering berorientasi menuju pasar remaja, lagu-lagu cinta sederhana dengan inovasi teknologi untuk menghasilkan variasi baru yang ada tema. Musik pop telah menyerap pengaruh dari bentuk-bentuk lain kebanyakan musik populer. Istilah lagu pop pertama kali tercatat sebagai yang digunakan pada tahun 1962 dalam arti sepotong musik memiliki daya tarik populer (Wikipedia). Lagu pop Bali adalah lagu berirama pop yang berbahasa Bali yang dipakai oleh masyarakat umum sehari-hari. Menurut Antari (2004:19) dalam tesisnya menyatakan lagu pop Bali berbentuk hampir menyerupai puisi modern karena bahasanya sederhana sehingga mudah dimengerti, rimanya bebas, isinya sesuai dengan perkembangan kehidupan sosial masyarakat modern. Aransmen musik yang khas ini ditunjang oleh alat-alat musik tradisional Bali dan musik modern. Istilah bilingualisme (Inggris:bilingualism) dalam bahasa indonesia disebut juga kedwibahasaan. Dari istilah secara harfiah sudah dapat dipahami apa yang dimaksud dengan bilingualisme itu, yaitu berkenaan dengan penggunaan dua bahasa atau dua kode bahasa. Sosiolinguitik secara umum, bilingualisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa atau lebih seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian (Mackey 1962:12, Fishman 1975:73). Maka dari pemaparan diatas, disimpulkan bahwa teks lagu pop Bali bilingual adalah jenis lagu yang syair-syairnya menggunakan dua bahasa atau lebih dengan komposisi bahasa Bali dengan bahasa Indonesia maupun bahasa asing dan 16

9 menggunakan iringan musik modern yang tergolong jenis musik populer yang memiliki satu kesatuan makna Alih Kode Alih Kode didefinisikan sebagai gejala peralihan pemakaian bahasa karena perubahan situasi (Appel, 1976:99). Hymes (1976:103) menyatakan alih kode sebagai pergantian atau peralihan dua bahasa atau lebih, beberapa variasi dari satu bahasa atau bahkan beberapa gaya dari satu ragam. Pendapat tersebut senada dengan Kridalaksana. Menurut Kridalaksana (1982:7) alih kode didefinisikan sebagai pengguanaan variasi bahasa lain atau bahasa lain untuk menyesuaikan diri dengan peran atau situasi lain atau karena adanya partisipasi lain. Nababan dalam bukunya yang berjudul Sosiolinguistik (1991:31) memberikan penjelasan bahwa alih kode adalah penggantian bahasa atau ragam bahasa yang tergantung pada keadaan atau keperluan berbahasa itu, dan mencakup juga kejadian dimana kita beralih dari satu ragam fungsiolek (umpamanya ragam santai) ke ragam yang lain (umpamanya ragam formal), atau dari suatu dialek ke dialek yang lain. Alih kode pada hakikatnya salah satu aspek tentang saling ketergantungan di dalam masyarakat multilingual. Artinya di dalam masyarakat multilingual hampir tidak mungkin seorang penutur menggunakan satu bahasa secara mutlak murni tanpa memanfaatkan bahasa lain. Dengan demikian, di dalam alih kode penggunaan dua bahasa atau lebih itu ditandai oleh (1) tiap-tiap bahasa masih mendukung fungsifungsi tersendiri sesuai dengan konteks dan (2) tiap-tiap bahasa berfungsi sesuai dengan situasi yang relevan dengan perubahan konteks. 17

10 Beberapa konsep alih kode yang dikemukakan oleh para ahli bahasa tersebut cukup bervariasi, namun pada dasarnya sama. Hymes dan Kridalaksana sama-sama menyatakan alih kode sebagai pergantian beberapa variasi atau bahasa lain. Appel lebih menekankan situasi sebagai penyebab terjadinya alih kode. Jendra (1988:111), membedakan alih kode dengan campur kode dilihat pada tingkat tataran bahasa dan fungsi bahasa. Jika dalam alih kode fungsi bahasa yang menyusup tetap utuh karena batas ruang lingkupnya yang terendah klausa dan tertinggi adalah wacana, pada fenomena campur kode fungsi-fungsi bahasa yang menyusup hilang datau menyatu dengan unsur bahasa yang disisipi dan ruang lingkupnya terendah adalah kata dan tertinggi adalah klausa. Peristiwa campur kode terjadi karena adanya kontak bahasa yang timbul akibat adanya hubungan timbal balik antar bahasa. Alih kode memiliki persamaan dengan peristiwa campur kode. Thelander (1976) memberikan pengertian tentang campur kode yaitu pencampuran atau kombinasi antara variasi-variasi yang berbeda. Uraian di atas akan memberi petunjuk bahwa alih kode memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan campur kode. Jendra dalam bukunya dasar-dasar sosiolinguistik (1991: ) memaparkan ciri-ciri alih kode. Berikut ini akan dipaparkan ciri-ciri tersebut: 1) Alih kode itu terjadi akibat adanya kontak bahasa dan saling ketergantungan bahasa (language dependency) 2) Alih kode itu akan terjadi jika masyarakatnya atau peserta pembicaranya adalah orang-orang yang bilingual atau multilingual dan atau diglosik. Hal ini disebabkan syarat yang dituntut oleh pengertian alih kode itu sendiri yaitu pembicaraan yang beralih dari satu kode ke kode yang lain. Kode itu adalah salah 18

11 satu varian di dalam tataran bahasa. Dengan demikian perlihan kode di sini dimaksudkan bisa beralih bahasa, varian, gaya, ragam atau dialek. 3) Di dalam alih kode pemakaian bahasa atau kode itu masih mendukung fungsinya sendiri-sendiri sesuai dengan isi (konteks) yang dipendamnya. 4) Fungsi tiap-tiap bahasa atau kode disesuaikan dengan situasi yang terkait dengan perubahan isi pembicaraan. 5) Alih kode itu terjadi disebabkan tuntutan yang berlatar belakang tertentu, baik yang ada pada diri penutur orang pertama, orang kedua dan situasi yang mewadahi terjadinya pembicaraan itu. Bagian ciri ini akan dibicarakan tersendiri sebagai latar belakang terjadinya alih kode. Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas, adapun persamaan antara alih kode dengan campur kode adalah kedua peristiwa ini lazim terjadi dalam masyarakat billingual dan menggunakan dua bahasa atau lebih, sedangkan perbedaannya yaitu, pada pada alih kode, ada kondisi yang menuntut penutur untuk beralih kode, sedangkan campur kode tidak ada kondisi yang menuntut terjadinya peristiwa campur kode. Penelitian ini lebih cenderung menggunakan konsep alih kode yang dikemukakan oleh Nababan dan Jendra. Pemilihan konsep itu berdasar pada suatu realitas bahwa peralihan bahasa yang dilakukan oleh seseorang pada dasarnya karena beberapa hal yang akan dipaparkan pada analisis data. 2.3 Landasan Teori Secara etimologi teori berarti kontemplasi terhadap cosmos dan realitas. Pada tataran yang lebih luas, dalam hubungannya dengan bidang keilmuan teori berarti perangkat pengertian, konsep proposisi yang menpunyai korelasi dan telah teruji kebenarannya (Ratna, 2009:1). Teori berfungsi sebagai suatu sarana untuk memecahkan permasalahan dalam melakukan penelitian. Sebagai bentuk kegiatan 19

12 ilmiah, teori berfungsi sebagai alat untuk memecahkan penelitian. Teori yang digunakan haruslah sesuai dengan objek analisis dalam suatu penelitian. Untuk menganalisis peristiwa alih kode maka teori yang dipakai yaitu teori sosiolinguistik. Istilah sosiolinguistik terdiri dari dua unsur yaitu sosio dan linguistik. Kegunaan teori linguistik adalah untuk mengkaji struktur klausa dan kalimat: untuk menentukan unsur-unsur yang membentuk atau membangun struktur tersebut. Dan unsur sosio seakar dengan sosial, yaitu yang berhubungan dengan masyarakat, dan fungsi-fungsi kemasyarakatan. Jadi, sosiolinguistik ialah studi atau pembahasan dari bahasa sehubungan dengan penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat. Boleh juga dikatakan bahwa sosiolinguistik mempelajari dan membahas aspek-aspek kemasyarakatan bahasa, khususnya perbedaan-perbedaan (variasi) yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor-faktor kemasyarakatan (Nababan, 1991:2) Hymes salah seorang tokoh sosiolingusitik menyebutkan adanya unsur-unsur dalam setiap terjadinya hubungan berbahasa. Unsur-unsur tersebut disingkat dakam bentuk akronim, yaitu SPEAKING. Adapun unsur tersebut adalah Setting and Scene (tempat dan waktu), participants (peserta pembicaraan), ends (hasil pembicaraan), act sequence (amanat), key (cara), instrumentalitis (sarana), norms (norma), genres (jenis). Yang dimaksud dengan setting dan scene adalah waktu dan tempat tutur itu berlangsung, participants adalah peserta dalam pembicaraan, act seqweneces adalah bentuk tuturan dan isi ujaran. Key adalah nada, cara dan semangat yakni suatu pesan yang dapat ditunjukkan dengan gerak tubuh dan isyarat. Instrumentalitis adalah jalur 20

13 bahasa yang digunakan seperti bahasa, dialek, agam, atau register. Norms adalah norma atau aturan dalam berinteraksi yang juga mengacu pada norma penafsiran terhadap ujaran dari lawan bicara, dan yang terakhir yaitu genres yaitu bentuk penyampaian seperti puisi, narasi, pepatah, dan sebagainya (dalam Jendra, 1991:61). Selain itu, penelitian ini juga mengunakan teori fungsi-fungsi bahasa. Chaer (2004:15-17) mengutip beberapa pendapat mengenai fungsi bahasa, antara lain sebagai berikut : 1) Fungsi personal atau pribadi (Haliday 1973, Finnocchiaro 1974, Jakobson 1960, menyebutkan sebagai fungsi emotif yaitu si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkan, bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. 2) Fungsi direktif (Finnocchiaro 1974, Halliday 1973 menyebutnya fungsi instrumental, dan Jakobson 1960, menyebutnya fungsi retorikal) yaitu digunakan untuk mengatur tingkah laku pendengar. Dalamfungsi ini tidak hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang diinginkan pembicara. 3) Fungsi fatik (Jakobson 1960, Finnocchiaro 1974 menyebutnya interpersonal, dan Halliday 1973 menyebutnya interactional) yaitu fungsi menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan bersahabat, atau solidaritas sosial. 4) Fungsi referensial (Finnocchiaro 1974, Halliday 1973 menyebutkannya representational, Jakobson 1960 menyebutnya fungsi informative). Fungsi bahasa 21

14 dalam hal ini yaitu sebagai alat membicarakan abjek atau peristiwa yang ada di sekekliling penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya. 5) Fungsi metalingual atau metalinguistik (Jakobson 1960, Finnocchiaro 1974) yaitu jika bahasa digunakan untuk membicarakan bahasa-bahasa itu sendiri, atau membicarakan atau menjelaskan bahasa. 6) Fungsi Imaginatif (Halliday 1973, Finnocchiaro 1974, Jakobson 1960 untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan, baik yang sebenarnya, maupun yang cuma imajinasi (khayalan, rekaan) saja. Untuk menganalisis bentuk teks lagu pop Bali bilingual maka diterapkan teori puisi, karena teks lagu pop Bali bilingual memiliki bentuk yang hampir sama atau hampir menyerupai bentuk puisi. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Jan van Luxemburg (1989) yaitu mendefinisikan mengenai teks-teks puisi tidak hanya mencakup jenis-jenis sastra melainkan juga ungkapan yang bersifat pepatah, pesan iklan, semboyan-semboyan politik, syair-syair lagu pop dan doa-doa (dalam Antari, 2004). Seperti yang dikemukakan dalam buku Pengkajian Puisi karya Rachmat Djoko Pradopo, puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting dan digubah dalam wujud yang berkesan. Sama halnya dengan puisi, teks lagu pop Bali bilingual juga dibuat berdasarkan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia, tidak terikat oleh konvensi-konvensi seperti puisi tradisional, memiliki rima yang bebas. Adapun hal yang membedakannya itu ialah kualitas puitisnya, jika pada teks lagu pop Bali bilingual menggunakan iringan musik (tangga nada), tidak ada pemendekat atau pemadatan kata seperti puisi, jarang ada kata-kata abstrak atau 22

15 makna denotatif, dan tidak adanya suatu keharusan menggunakan kata-kata puitis seperti bait-bait puisi. Metode pembentukan puisi terdiri dari unsur-unsur berupa diksi atau pemilihan kata, imajinasi, kata nyata, majas, ritme dan irama (Tarigan, 1985:28). Berdasarkan uraian beberapa teori yang telah dikemukakan, maka yang akan dijadikan pegangan untuk menganalisis bentuk dan peristiwa alih kode pemakaian lagu pop Bali bilingual, yaitu teori sosiolinguistik yang dikemukakan oleh Nababan yang membahas bahasa sehubungan dengan penutur itu sebagai anggota masyarakat. Selain itu, adanya peralihan bahasa pada teks lagu pop Bali bilingual didasari oleh adanya beberapa unsur yang menentukan yaitu participants (peserta pembicaraan), ends (hasil pembicaraan), act sequence (amanat), key (cara), genres (jenis). Peralihan dari bahasa Bali ke bahasa lain dalam teks lagu pop Bali bilingual tentunya didasari oleh beberapa fungsi. Adapun fungsi bahasa yang digunakan sebagai landasan teori untuk menganalisis peristiwa alih kode dalam teks lagu pop Bali bilingual adalah fungsi personal atau fungsi emotif, fungsi referensial, fungsi metalinguistik, dan fungsi imajinatif. Untuk menganalisis bentuk teks lagu pop Bali bilingual, maka akan digunakan teori puisi dari Djoko Pradopo yang mencakup metode pembentukan puisi yang terdiri dari diksi, imajinasi, kata nyata, majas, ritme, dan rima, serta fungsifungsi dari teks lagu pop Bali bilingual. 23

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide, penggambaran, hal-hal, atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Kajian mengenai bahasa merupakan suatu kajian yang tidak akan pernah habis untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, alih kode, campur kode dan bilingualisme. 2.1.1 Tuturan Tuturan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sarana komunikasi yang paling penting sesama masyarakat adalah bahasa. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan manusia lain. Bahasa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengantar Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah menjadi suatu wilayah yang kompleks masyarakatnya. Keadaan ini terjadi karena sekarang semakin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Penelitian yang mengangkat masalah Pemertahanan Bahasa Bali belum ada yang melakukan di daerah Gorontalo, namun peneliti menemukan di internet

Lebih terperinci

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PEMAKAIAN BAHASA BALI DALAM DHARMA WACANA IDA PEDANDA GEDE MADE GUNUNG. Ni Ketut Ayu Ratmika

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PEMAKAIAN BAHASA BALI DALAM DHARMA WACANA IDA PEDANDA GEDE MADE GUNUNG. Ni Ketut Ayu Ratmika 1 CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PEMAKAIAN BAHASA BALI DALAM DHARMA WACANA IDA PEDANDA GEDE MADE GUNUNG Ni Ketut Ayu Ratmika Program Studi Sastra Bali Fakultas Sastra Universitas Udayana Abstract Research on

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peneliti di Indonesia. Penelitian-penelitian itu yang dilakukan oleh: Susi Yuliawati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peneliti di Indonesia. Penelitian-penelitian itu yang dilakukan oleh: Susi Yuliawati BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relavan Penelitian mengenai multilingualisme telah banyak dilakukan oleh para peneliti di Indonesia. Penelitian-penelitian itu yang dilakukan oleh: Susi Yuliawati

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Alih Kode Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian. Menurut KBBI konsep adalah rancangan dasar, ide, pengertian, dan gambaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka berisi beberapa hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia mengalami kontak dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi tersebut, manusia memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki status sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang kebanggaan

Lebih terperinci

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA Nama : Laela Mumtahanah NIM : 1402408305 BAB III OBJEK LINGUISTIK = BAHASA Objek kajian linguistik yaitu bahasa 3. 1. Pengertian Bahasa Objek kajian linguistik secara langsung adalah parole karena parole

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa (language) merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian keadaan kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan sebagai alat untuk berinteraksi dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain:

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Penelitian tentang alih kode dan campur kode, sudah banyak diteliti oleh para peneliti sebelumnya. Namun sejauh ini belum ada yang melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa selalu mengalami perkembangan dan perubahan dalam kurun waktu tertentu. Perkembangan dan perubahan bahasa terjadi karena bahasa yang bersifat produktif dan dinamis.

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK Sungkono Dekan FKIP Universitas Borneo Tarakan E-mail: sungkono_ubt@yahoo.com ABSTRAK: Manusia mengungkapkan maksud yang ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh sekelompok manusia untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan, karena bahasa mengalami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi antar sesama, baik dalam kehidupan sehari-hari di keluarga maupun di lingkungan masyarakat tempat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai masyarakat sosial dituntut untuk berkomunikasi dengan

I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai masyarakat sosial dituntut untuk berkomunikasi dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai masyarakat sosial dituntut untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Untuk keperluan ini, manusia dapat menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi merupakan bentuk karya sastra yang tersaji menggunakan kata-kata yang indah dan kaya bahasa yang penuh makna (Kosasih, 2008: 31). Keindahan puisi ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR Nur Hafsah Yunus MS 1, Chuduriah Sahabuddin 2, Muh. Syaeba 3 Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini diuraikan mengenai: (1) latar belakang, (2) fokus penelitian, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) penegasan istilah. Berikut diuraikan penjelasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam

I. PENDAHULUAN. hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan bahasa asing dalam bahasa Indonesia membuktikan adanya kontak atau hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 1982:17). Bahasa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

BAHASA INDONESIA KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS BAHASA INDONESIA Modul ke: KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id A. Pengertian Bahasa 1. Bloch & Trager Bahasa adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia pada umumnya memiliki keterampilan menggunakan dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa nasional dan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra. Bahasa sudah menjadi sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini, penggunaan unsur slang dalam bahasa Inggris Amerika hampir terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini dengan mudah bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya adalah manusia, manusia sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah satu kelebihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kedwibahasaan atau bilingualisme (bilingualism) (Jendra, 1991:85), sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kedwibahasaan atau bilingualisme (bilingualism) (Jendra, 1991:85), sedangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena multilingualisme kini merupakan hal yang tidak asing lagi dalam masyarakat modern. Tidak hanya di berbagai negara di dunia, bahkan banyak masyarakat kota dan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK LINGUISTIK : BAHASA. Linguistik adalah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.

BAB 3 OBJEK LINGUISTIK : BAHASA. Linguistik adalah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. BAB 3 OBJEK LINGUISTIK : BAHASA Linguistik adalah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. 1. Pengertian Bahasa Kridalaksana (1983) : bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat tutur adalah sekelompok orang yang berinteraksi dengan perantara bahasa dengan sekurang-kurangnya memiliki satu variasi bahasa dan terikat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra memiliki hubungan yang erat. Kekuatan sastra berada pada kekuatan dan cara pengarang menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah sesuatu yang sudah sangat familiar dalam beberapa dekade terakhir ini. Banyak acara dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi atau hanya sekedar

Lebih terperinci

Tugas bahasa indonesia

Tugas bahasa indonesia Tugas bahasa indonesia Nama:sidiq pratista hadi Nim:1402408252 BAB III OBJEK LINGUSTIK BAHASA 3.1 PENGERTIAN BAHASA Kata bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian, sehingga

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL. oleh: Ni Made Yethi suneli

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL. oleh: Ni Made Yethi suneli ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL oleh: Ni Made Yethi suneli Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai wahana komunikasi digunakan setiap saat. Bahasa merupakan alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Judul Skripsi : Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Nama : Eli Rahmat Tahun : 2013 Latar Belakang Menurut Keraf bahasa memiliki empat fungsi, yaitu (1) sebagai alat untuk mengekpresikan diri, (2)

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial antara individu dengan individu lain. Interaksi tersebut dapat dilakukan dengan tindakannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pengantar dalam komunikasi sehari-hari. nasional dan bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pengantar dalam komunikasi sehari-hari. nasional dan bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang vital dan utama dalam hidup. Karena tanpa bahasa sulit bagi kita untuk mengerti atau memahami arti dan maksud dari perkataan orang lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia di dunia ini menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama. Bahasa adalah salah satu sarana untuk menyampaikan maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan kepada orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan oleh manusia dalam bidang kehidupannya. Mempelajari bahasa dan mengkaji bahasa merupakan hal yang penting dilakukan oleh manusia karena secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan peranannya sangat penting sehingga melalui bahasa dapat dilihat tinggi rendahnya kebudayaan bangsa tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mengalami perubahan signifikan seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Peristiwa tutur adalah sebuah aktivitas berlangsungnya interaksi linguistik

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Peristiwa tutur adalah sebuah aktivitas berlangsungnya interaksi linguistik 2.1 Konsep BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pertistiwa Tutur Peristiwa tutur adalah sebuah aktivitas berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Makhluk sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial, yaitu mahluk yang berkelompok dengan spesiesnya, untuk berinteraksi dengan sesamanya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun kelompok. Bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bahasa. Tidak seperti sistem isyarat yang lain, sistem verbal bisa digunakan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bahasa. Tidak seperti sistem isyarat yang lain, sistem verbal bisa digunakan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori Ibrahim (1993:125 126), berpendapat bahwa semua kelompok manusia mempunyai bahasa. Tidak seperti sistem isyarat yang lain, sistem verbal bisa digunakan untuk mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan

BAB I PENDAHULUAN. sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984) merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan bait. Selain itu,

Lebih terperinci

DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS... iv PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alasan peneliti memilih judul Penggunaan Campur Kode ceramah ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 November 2013. Peneliti ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepeda motor mulai mendominasi jalan-jalan di kota besar, contohnya kota Bandung. Hal menarik yang dapat dilihat dari sepeda motor adalah kegemaran pengendaranya menempelkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar-anggota masyarakat. Artis, pembawa acara, penonton, dan penelepon

BAB I PENDAHULUAN. antar-anggota masyarakat. Artis, pembawa acara, penonton, dan penelepon BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi atau media digunakan untuk berhubungan antar-anggota masyarakat. Artis, pembawa acara, penonton, dan penelepon merupakan sumber tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini, akan diuraikan mengenai latar belakang, masalah, tujuan, manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian. 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan masyarakat manusia membutuhkan alat komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, batasan masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam komunikasi, hubungan antara bahasa dan masyarakat tidak dapat dipisahkan karena bahasa merupakan wahana bagi masyarakat untuk berinteraksi satu sama lain. Fungsi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BAHASA KATA TIDAK BAKU DAN CAMPUR KODE DALAM NASKAH DRAMA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Naskah Publikasi Ilmiah

PENGGUNAAN BAHASA KATA TIDAK BAKU DAN CAMPUR KODE DALAM NASKAH DRAMA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Naskah Publikasi Ilmiah 1 PENGGUNAAN BAHASA KATA TIDAK BAKU DAN CAMPUR KODE DALAM NASKAH DRAMA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

Peluang: Pengembangan Pengajaran Tata Bahasa dalam Wacana

Peluang: Pengembangan Pengajaran Tata Bahasa dalam Wacana oleh Untung Yuwono (Program Studi Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia; e-mail: untung.yuwono@ui.edu) Disampaikan dalam Pelatihan Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. Chaer dan Leonie (2010:14 15) mengungkapkan bahwa dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dijelaskan mengenai kajian pustaka, konsep, dan landasan teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dijelaskan mengenai kajian pustaka, konsep, dan landasan teori 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Pendekatan yang dipakai dalam kajian ini adalah pendekatan sosiolinguistik. Dalam bab ini dijelaskan mengenai kajian pustaka, konsep, dan landasan teori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian fungsi dan kegunaan metode adalah cara ilmiah bagi setiap peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu atau

Lebih terperinci

ALIH KODE DALAM INTERAKSI PEDAGANG DAN PEMBELI DI KAWASAN KAKI LIMA MALIOBORO YOGYAKARTA SKRIPSI

ALIH KODE DALAM INTERAKSI PEDAGANG DAN PEMBELI DI KAWASAN KAKI LIMA MALIOBORO YOGYAKARTA SKRIPSI ALIH KODE DALAM INTERAKSI PEDAGANG DAN PEMBELI DI KAWASAN KAKI LIMA MALIOBORO YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, maupun isi pikiran kepada

Lebih terperinci

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE DALAM PERISTIWA JUAL BELI DI PASAR LABUAN TOBELO KECAMATAN WAKORUMBA UTARA KABUPATEN BUTON UTARA

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE DALAM PERISTIWA JUAL BELI DI PASAR LABUAN TOBELO KECAMATAN WAKORUMBA UTARA KABUPATEN BUTON UTARA CAMPUR KODE DAN ALIH KODE DALAM PERISTIWA JUAL BELI DI PASAR LABUAN TOBELO KECAMATAN WAKORUMBA UTARA KABUPATEN BUTON UTARA WA ODE MARNI Marny@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini di latar belakangi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sangat penting, yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Di samping bahasa Indonesia, terdapat juga bahasa daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Menurut Felicia (2001), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bahasa dipahami sebagai alat komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Manusia dalam hidup bermasyarakat saling menyampaikan pikiran dan perasaannya. Manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan dan profesi baik dibidang politik, wirausaha, instansi pemerintah, pendidikan, dan sebagainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin tidak terlihat secara nyata berbicara, tetapi pada hakikatnya, ia

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin tidak terlihat secara nyata berbicara, tetapi pada hakikatnya, ia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sehingga setiap individu dapat berinteraksi secara langsung. Bahasa juga merupakan alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi pada dasarnya tidak dapat ditafsirkan secara terpisah, karena dalam bahasa mempunyai satuan-satuan seperti morfem, kata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa adalah aktivitas sosial. Bahasa itu terdiri atas dua bagian yaitu lisan, seperti percakapan, pembacaan berita, berpidato,kegiatan diskusi/seminar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dominan di antara sesama manusia. Realitas ini menunjukkan betapa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dominan di antara sesama manusia. Realitas ini menunjukkan betapa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa adalah salah satu faktor yang menjadi ciri pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Bahasa merupakan alat dalam komunikasi dan interaksi yang

Lebih terperinci

PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS

PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS BAHASA BATAK ANGKOLA DALAM KARANGAN BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS 5 SDN 105010 SIGAMA KECAMATAN PADANG BOLAK TAPANULI SELATAN Fitriani Lubis Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, hampir semua kegiatan manusia bergantung pada dan bertaut dengan bahasa. Tanpa adanya bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi 1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1, peneliti akan memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Manusia dalam mempertahankan hidupnya manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Interaksi mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan. Akan tetapi penelitian tentang interferensi bahasa telah banyak dilakukan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan. Akan tetapi penelitian tentang interferensi bahasa telah banyak dilakukan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Kajian tentang penggunaan bahasa Suwawa khususnya di lingkungan masyarakat Kecamatan Bone Raya Kabupaten Bone Bolango belum pernah dilakukan. Akan tetapi

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X Oleh: Supriyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alih kode..., Dewi Nuryanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Alih kode..., Dewi Nuryanti, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemahaman berbahasa setiap orang berbeda di setiap budaya. Berkumpulnya berbagai budaya di suatu tempat, seperti ibukota negara, menyebabkan bertemunya berbagai budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ungkapan dalam berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat kerap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Ungkapan dalam berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat kerap menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ungkapan dalam berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat kerap menjadi pilihan setiap penutur suatu bahasa untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi

Lebih terperinci