TINJAUAN PUSTAKA. akan terjadi perbedaan sistem perakaran kelapa sawit. Pada umumnya akar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. akan terjadi perbedaan sistem perakaran kelapa sawit. Pada umumnya akar"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Distribusi akar kelapa sawit tergantung pada kondisi tanah, oleh karena itu akan terjadi perbedaan sistem perakaran kelapa sawit. Pada umumnya akar tumbuh kebawah menuju air tanahnya tinggi (stabil) dengan tanah dengan permukaan air tanah dalam (rendah). Tekstur tanah dan aerasi ternyata mempengaruhi formasi akar. Pertumbuhan akar akan lebih baik pada tekstur dan aerasi tanah yang baik. Kultur teknis juga berpengaruh pada distribusi akar, terutama pada akar absorbs yaitu akar tersier dan kuartier. Akar tersier dan kuarter akan tumbuh menuju sumber nutrisi dan air, seperti tempat dekomposisi dari daun ataupun pelepah yang diletakkan antar barisan tanaman setelah pemanenan. Pertumbuhan akar dipengaruhi oleh perakaran yang berkompetisi antar tanaman.akar penyerap banyak ditemukan melingkar 3-4 meter dari tanaman, dimana tipe penutup tanah ditanam tidak pada piringan tanaman. Metode piringan akan menimbulkan efek distribusi akar (Turner and Gillbanks, 2003). Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar (radikula). Kelapa sawit yang sudah dewasa memiliki akar serabut yang membentuk anyaman rapat dan tebal.sebagian akar serabut tumbuh lurus ke bawah/vertikal dan sebagian lagi tumbuh menyebar ke arah samping/horizontal (Sastrosayono, 2003). Pada beberapa awal tahun pertumbuhan tanaman batang ditutup dengan dasar dari pelepah daun, sehingga diameter batang terlihat lebih besar.diameter

2 batang cm, tapi pada dasar semakin melebar. Dasar pelepah akan rontok setelah 11 tahun. Batang tunggal, dengan tajuk daun dan bunga tumbuh dari satu meristem yang berlokasi di dasar dari ujung batang. Ujung batang jika rusak maka kelapa sawit akan mati. Pertumbuhan meninggi dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan tumbuh (Turner and Gillbanks, 2003). Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil, dimana batangnya tidak berkambium dan tidak bercabang.batang berbentuk silinder dengan diameter cm. Tanaman yang masih muda batangnya tidak terlihat jelas karena tertutup pelepah daun.tinggi batang bertambah cm per tahun hingga dapat mencapai ketinggian 24 meter. Pertumbuhan batang tergantung jenis tanaman, kesuburan lahan, dan iklim setempat (Fauzi dkk., 2002). Daun dewasa terdiri dari pelepah, anak daun.batang dan panjang daun tergantung pada genetis dan menjadi dasar pelepah. Panjang batang daun sangat tergantung tempat tumbuh, tapi bias mencapai 9 m. Daun Pinnae terdiri dari yang terdiri dari dua deret di dua sisi rachis. Panjang daun 1,2 m. Daun muda membuka saat tumbuh, tapi tertutup di tengah tajuk (daun tombak). Dalam kondisi kering akan ada lebih dari satu daun tombak, tapi jika kondisi normal kembali, daun akan segera membuka (Turner and Gillbanks, 2003). Daun kelapa sawit bersirip genap dan bertulang sejajar.pada pangkal pelepah daun terdapat duri duri atau bulu bulu halus sampai kasar.panjang pelepah daun dapat mencapai 9 m, tergantung pada umur tanaman. Helai anak daun yang terletak di tengah pelepah daun adalah yang terpanjang dan panjangnya dapat mencapai 1,20 m. Jumlah anak daun dalam satu pelepah berkisar antara pasang (Sastrosayono, 2003).

3 Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 2,5 tahun, tetapi umumnya bunga tersebut gugur pada fase awal pertumbuhan generatifnya. Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman monoecious.karena itu, bunga jantan dan bunga betina terletak pada satu pohon.bunga sawit muncul dari ketiak daun yang disebut infloresen (bunga majemuk). Bakal bunga tersebut dapat berkembang menjadi bunga jantan atau bunga betina tergantung pada kondisi tanaman.inflorescen awal terbentuk selama 2 3 bulan, lalu pertumbuhan salah satu organ reproduktifnya terhenti dan hanya satu jenis bunga yang dihasilkan dalam satu infloresen.namun, tidak jarang juga organ betina (gynoecium) dapat berkembang bersama sama dengan organ jantan (androecium) dan menghasilkan organ hermaprodit (Lubis dan Agus, 2011). Buah matang setelah 5,5 bulan dari penyerbukan. Musim kering yang panjang, bisa menjadikan proses kematangan lebih lama. Jumlah buah dalam tandan berkisar 1600 buah.ukuran buah bervariasi tergantung pada letak buah, panjang buah berkisar 5 cm dengan berat 30 gram (Turner and Gillbanks, 2003). Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan.buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelepah.minyak dihasilkan oleh buah.kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya (Fauzi dkk., 2002). Buah kelapa sawit secara umum terbagi dalam tiga bagian utama, yaitu epikarp atau kulit buah, mesokarp atau daging buah, dan endokarp yang terdiri dari tempurung dan inti buah atau kernel. Epikarp merupakan bagian terluar buah

4 kelapa sawit. Epikarp biasanya mempunyai warna tertentu sesuai varietas dan umur buah. Dari warna epikarp inilah seseorang bisa menentukan tingkat kemasakan buah. Mesokarp merupakan bagian utama buah kelapa sawit karena dari bagian inilah minyak kelapa sawit mentah (CPO) akan diperoleh melalui proses ekstraksi atau penggilingan. Tempurung merupakan bagian buah kelapa sawit yang melindungi inti. Kernel merupakan bagian penting kedua setelah mesokarp karena dari iti inilah akan dihasilkan KPO sebagai produk unggulan kedua setelah CPO (Hadi, 2004). Berdasarkan tebal dan tipisnya cangkang, buah kelapa sawit digolongkan atas dura, psifera, dan tenera. Buah yang paling baik untuk dijadikan bibit kelapa sawit adalah jenis tenera yang merupakan hasil persilangan antara dura dan psifera. Tenera memiliki perbandingan sabut, tempurung, dan inti yang proporsional. Dura memiliki tempurung yang tebal sehingga sabut dan inti sangat kecil, sedangkan untuk psifera memiliki sabut yang besar sehingga inti amat kecil. Padahal bagian buah kelapa sawit yang dimanfaatkan tidak hanya sabutnya untuk menghasilkan crude palm oil (CPO), tetapi juga memanfaatkan bagian inti untuk menghasilkan kernel palm oil (KPO) yang berwarna putih (Widyawati,2009) Syarat Tumbuh Iklim Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tandan kelapa sawit.kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah di sekitar lintang utara selatan 12 derajat pada ketinggian m dpl. Beberapa unsur iklim yang penting dan saling mempengaruhi adalah curah hujan, sinar matahari, suhu, kelembapan udara, dan angin (Fauzi dkk., 2002).

5 Dari hasil penelaahan faktor faktor iklim di daerah daerah yang dianggap paling ideal untuk usaha tani kelapa sawit, yaitu daerah daerah yang terbukti mempunyai produktivitas tinggi, seperti daerah Deli di Sumatera dan di Malaysia, Hartley (68) menyusun syarat syarat iklim yang optimal sebagai berikut : (a) Curah hujan sekitar 2000 mm/tahun yang terbagi merata sepanjang tahun. (b) Rata rata suhu maksimum antara C dan rata rata suhu minimum antara C. (c) Penyinaran yang konstan dengan masa penyinaran (fotoperiodisitas) sekurang kurangnya 5 jam/hari untuk seluruh bulan dalam setahun, dan beberapa bulan di antaranya dengan fotoperiodisitas sampai 7 jam/hari. (Mangoensoekarjo dan Haryono, 2003). Sebagai tanaman asli daerah tropis, kelapa sawit hanya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik apabila dibudidayakan di daerah yang beriklim tropis (kecuali jika sudah ditemukan varietas baru yang sesuai untuk iklim nontropis). Oleh karena itu, perkebunan kelapa sawit berkembang pesat pada kawasan yang terletak pada 10 0 LU 10 0 LS karena iklim pada kawasan tersebut tidak jauh berbeda dengan iklim tropis. Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan kelapa sawit adalah mm per tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun, tidak terdapat bulan kering berkepanjangan dengan curah hujan di bawah 120 mm dan tidak terdapat bulan basah dengan hujan lebih dari 20 hari. Kelapa sawit membutuhkan minimal 1800 jam penyinaran per tahun atau rata rata 4,5 jam per hari. Lama penyinaran matahari yang optimal untuk kelapa sawit adalah sekitar 2200 jam per tahun atau 6 7 jam per hari. Suhu optimal rata rata yang diperlukan oleh kelapa sawit adalah C. Kelapa sawit akan tumbuh optimal pada kelembapan udara 80 90% (Hadi, 2004).

6 Dalam praktek, minimal ada 3 unsur iklim yang penting diperhatikan, yaitu : Curah hujan berhubungan dengan jaminan ketersediaan air dalam tanah sepanjang pertumbuhan tanaman. Curah hujan yang ideal berkisar mm/th yang merata sepanjang tahun dengan minimal 100 mm/bulan (Paramananthan, 2003). Suhu rata rata tahunan untuk petumbuhan dan produksi sawit berkisar antara C, dengan produksi terbaik antara C. Kelapa sawit memerlukan lama penyinaran antara 5 dan 12 jam/hari (Syakirdkk., 2010). Tanah Kelapa sawit dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, seperti tanah podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, regosol, andosol, dan aluvial. Tanah gambut dapat juga ditanami kelapa sawit asalkan ketebalan gambutnya tidak lebih dari satu meter dan sudah tua (saphrik). Sifat tanah yang perlu diperhatikan untuk budidaya kelapa sawit sebagai berikut.tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dengan baik di tanah yang bertekstur lempung berpasir, tanah liat berat, dan tanah gambut;memiliki ketebalan tanah lebih dari 75 cm, dan berstruktur kuat. PH tanah sebaiknya bereaksi asam dengan kisaran nilai 4,0 6,0 dan ber ph optimum 5,0 5,5 (Sunarko, 2007). Kelapa sawit dapat hidup di tanah mineral, gambut, dan pasang surut.potensi pengembangan kelapa sawit di lahan gambut (organik) relatif baik.pasalnya, luas lahan gambut sangat melimpah di Kalimantan dan Papua (17 27 juta hektar).selain tanah gambut, jenis tanah yang potensial untuk pengembangan sawit adalah tanah sulfat asam (pasang surut) dengan luasan di Indonesia mencapai 2 juta hektar (Lubis dan Agus, 2011).

7 Pada prinsipnya kelapa sawit dapat tumbuh dan berproduksi di hampir semua jenis tanah, mulai dari tanah andosol, latosol, podsolik, regosol (pasir), hingga tanah organosol (gambut). Namun sebagai acuan, tanah perkebunan kelapa sawit hendaknya memenuhi kriteria sebagai berikut: keasaman tanah (ph) 5,0 6,5, kemiringan lahan , solum 80 cm, ketinggian lahan m di atas permukaan air laut, kedalaman air tanah cm dari permukaan, drainase baik, kesuburan kimiawi cukup (diketahui dari hasil analisa tanah) (Hadi, 2004). Kebutuhan Air Tanaman Kelapa Sawit Kebutuhan air pada tanaman kelapa sawit pada dasarnya berbeda dalam setiap fase pertumbuhannya. Pada fase awal pembibitan (pre-nursery), rata-rata jumlah air yang diperlukan untuk penyiraman rutin setiap hari sekitar 0,2-0,3 liter per bibit, sedangkan untuk main nursery diperlukan sekitar 8 mm/hari atau sekitar 2-3 liter per bibit, namun untuk sistem irigasi yang biasanya dipergunakan pada pembibitan pada umumnya tingkat penyiraman air dibuat rata-rata 10 mm/hari (Turner and Gillbanks, 2003). Suplai air untuk tanaman kelapa sawit dewasa di lapangan berasal dari curah hujan yang diterima dan ketersediaan air di tanah. Menurut Corley (2003), curah hujan merupakan salah satu dari beberapa syarat minimum iklim yang harus dipenuhi agar tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik yaitu curah hujan antara mm yang terdistribusi secara merata. Menurut Turner and Gillbanks (2003), curah hujan tahunan 2000 mm yang terdistribusi merata sepanjang tahun tanpa adanya bulan kering berkepanjangan merupakan kondisi yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang maksimal. Ketersediaan air untuk tanaman juga dipengaruhi oleh kondisi fisik

8 tanah, dalam hal ini pada kapasitas tanah menahan air (water holding capacity). Untuk jenis tanah berpasir dengan kapasitas penahanan air (WHC) yang rendah,air yang terserap pada partikel-partikel tanah lebih sedikit dibanding tanah dengan WHC yang lebih tinggi seperti liat.selain itu ketersediaan bahan organik juga berperan dalam kemampuan tanah menahan air. Berdasarkan penelitian Harahap dan Darmosarkoro (1999), yang melakukan pendugaan kebutuhan air untuk pertumbuhan kelapa sawit, diketahui bahwa kebutuhan air untuk pertumbuhan kelapa sawit di lapang berkisar antara 4-4,65 mm/hari atau sekitar mm/bulan dan mengemukakan bahwa kelapa sawit memerlukan air berkisar mm setara curah hujan per tahun untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan dan produksinya, dibanding tanaman keras atau perkebunan lainnya kelapa sawit memang termasuk tanaman yang memerlukan ketersediaan air relatif banyak. Curah Hujan dan Hari Hujan Kelapa sawit memerlukan curah hujan yang sangat tinggi yaitu mm pertahun, sehingga kelapa sawit akan berbuah lebih banyak di daerah dengan curah hujan yang tinggi. Dari hasil beberapa penelitian hal ini terbukti dimana jumlah pelepah yang dihasilkan tanaman kelapa sawit yang ditanam di Papua lebih banyak dibandingkan dengan yang ditanam didaerah Sumatera.Di Papua kelapa sawit dapat menghasilkan pelepah pertahun sedangkan di Sumatera hanya menghasilkan pelepah setiap tahunnya.dampak musim hujan ekstrim terhadap kelapa sawit diantaranya terbentuk bunga betina lebih banyak sehingga berakibat positif terhadap produksi tanaman kelapa sawit. Namun bila musim hujan ekstrim utamanya kalau hujan yang turun banyak pada siang hari

9 maka akan mengurangi penyinaran efektif (effective sunshine), sehingga berakibat negatif terhadap produksi karena fotosintesis terganggu. Curah hujan ekstrim dengan intensitas yang terlalu tinggi juga diperkirakan mengakibatkan gangguan dan cekaman terhadap perkembangan bunga bunga kelapa sawit. Curah hujan ekstrim yang terlalu tinggi (> 3000 mm/th, > 450 mm/bln, ataupun > 150 mm/10 hari) akan cukup memenuhi kebutuhan air tanaman kelapa sawit, bahkan berlebih sehingga dapat berimplikasi positif bagi tanaman. Namun kelebihan air dapat mengakibatkanpencucian hara, penggenangan, dan penggangguan kegiatan pengelolaan kebun lainnya.selain mengakibatkan pencucian hara yang ada, tidak terdapat jadwal kegiatan pemupukan maka harus ditunda karena curah hujan ekstrim yang terlalu tinggi. (Margono, 2010). Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit adalah di atas 2000 mm dan merata sepanjang tahun. Hujan yang tidak turun selama 3 bulan menyebabkan pertumbuhan kuncup daun terhambat sampai hujan turun (anak daun atau janur tidak dapat memecah). Hujan yang lama tidak turun juga banyak berpengaruh terhadap produksi buah, karena buah yang sudah cukup umur tidak mau masak (brondol) sampai turun hujan. Hujan yang terlalu banyak (lebih dari 5000 mm pertahun) tidak berpengaruh jelek terhadap produksi buah kelapa sawit, asalkan drainase tanah dan penyinaran matahari cukup baik (Sastrosayono, 2003). Kelebihan air yang dikarenakan tingginya curah hujan dapat meneyebabkan kegagalan matang tandan pada bunga yang telah mengalami anthesis. Curah hujan yang tinggi biasanya diikuti dengan penambahan hari hujan. Hari hujan yang banyak mengakibatkan penurunan intensitas penyinaran matahari

10 sehingga laju fotosintesis turun dan dapat menyebabkan turunnya produktivitas. Curah hujan yang tinggi mendorong peningkatan pembentukan bunga, tetapi di lain pihak dapat menghambat penyerbukan karena sebagian serbuk hilang terbawa aliran air hujan. Sedangkan curah hujan yang rendah akan menghambat pembentukan daun, yang akan menghambat pembentukan bunga di ketiak daun (Nugraheni, 2007). Hasil penelitian Widodo (2011), menemukan bahwa perkembangan luas areal perkebunan kelapa sawit berdampak nyata terhadap lingkungan, diantaranya adalah semakin berkurangnya ketersediaan air, dimana tanaman kelapa sawit secara ekologis merupakan tanaman yang paling banyak membutuhkan air dalam proses pertumbuhannya, yaitu sekitar 4,10 4,65 mm per hari. Umur Tanaman Tinggi rendahnya produktivitas tandan buah segar (TBS) per hektar suatu kebun tergantung dari komposisi umur tanaman yang ada dikebun tersebut semakin luas dan komposisi tanaman remaja dan tua semakin rendah produktivitas per hektarnya. Semakin banyak tanaman dewasa dan teruna semakin tinggi pula produktivitas per hektarnya. Komposisi umur tanaman ini setiap tahun berupa sehingga juga berpengaruh terhadap pencapaian produktivitas per hektarnya per tahun. Kelapa sawit umur ekonominya 25 tahun, setelah umur 26 tahun sebaiknya diremajakan kembali karena pohon sudah tua dan terlalu tinggi atau lebih dari 13 meter sehingga menyulitkan untuk dipanen (Manurung, 2009). Tinggi rendahnya produktivitas tanaman kelapa sawit di suatu kebun dipengaruhi oleh komposisi umur tanaman yang ada di kebun tersebut. Semakin luas komposisi umur tanaman remaja dan tanaman tua, semakin rendah pula

11 produktivitas per hektarnya. Komposisi umur tanaman berubah setiap tahunnya sehingga juga berpengaruh terhadap pencapaian produksi per hektar per tahunnya (Risza, 2009). Tingkat produktivitas tanaman kelapa sawit akan meningkat secara tajam dari umur 3 7 tahun (periode tanaman muda, young), mencapai tingkat produksi maksimal pada umur sekitar 15 tahun (periode tanaman remaja, prime) dan mulai menurun secara gradual pada periode tanaman tua sampai saat menjelang peremajaan (replanting) (Pahan, 2008). Dalam penelitiannya mengatakan bahwa umur tanaman mempengaruhi kualitas rendemen TBS, yang pada akhirnya sangat berpengaruh terhadap harga TBS. Kualitas rendemen TBS dikatakan tinggi ketika tanaman berumur pada selang waktu 7 hingga 22 tahun, sehingga perkiraan harga TBS lebih tinggi. Tetapi kualitas rendemen TBS masih rendah pada selang umur tanaman 3 sampai 6 tahun dan 23 sampai 25 tahun, sehingga perkiraan harga TBS lebih rendah.( Drajat 2004) Hubungan Curah Hujan, Hari Hujan dan Umur Tanaman Terhadap Produksi Tanaman Kelapa Sawit Berdasarkan informasi dari pihak manajemen kebun, tanaman kelapa sawit menghendaki curah hujan di atas 2000 mm per tahun. Tetapi curah hujan yang optimal berada pada kisaran mm per tahun dengan jumlah hujan tidak lebih dari 180 hari per tahun (Setyamidjaja, 2006). Pembagian curah hujan yang tidak merata dalam satu tahunnya memiliki pengaruh yang kurang baik, karena pertumbuhan vegetatif lebih dominan daripada pertumbuhan generatif. Pertumbuhan generatif yang kurang dominan ini mengakibatkan proses

12 penyerbukan pada bunga yang merupakan cikal bakal buah yang akan terbentuk relatif lebih sedikit. Di sisi lain bila curah hujan yang terlalu tinggi (lebih dari 5000 mm) akan menjadi kondisi yang kurang menguntungkan bagi penyelenggara kebun karena mengganggu kegiatan di kebun seperti pemeliharaan tanaman dan yang terutama kelancaran transportasi. Sedangkan keadaan curah hujan yang kurang dari 2000 mm per tahun tidak berarti kurang baik bagi pertumbuhan kelapa sawit. Hal yang terpenting adalah tidak terjadi defisit air ( 2012). Berdasarkan penelitian Pasaribu dkk. (2012) di perkebunan kelapa sawit di PPKS Sub Unit Kalianta Kabun Riau, besar kecilnya curah hujan sangat mempengaruhi nilai lolosan tajuk dan aliran batang serta intersepsi yang terjadi setiap bulannya. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa lolosan tajuk pada tegakan kelapa sawit cukup tinggi di wilayah ini. Pada bulan Desember 2009 nilai lolosan tajuk mencapai mm. Tingginya nilai lolosan tajuk pada bulan ini dikarenakan oleh tingginya curah hujan pada bulan tersebut. Sebaliknya pada bulan Juni 2011 memiliki curah hujan yang rendah sehingga perolehan nilai lolosan tajuk pada bulan ini hanya sebesar 2.2 mm. Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit adalah di atas 2000 mm dan merata sepanjang tahun. Hujan yang tidak turun selama 3 bulan menyebabkan pertumbuhan kuncup daun terhambat sampai hujan turun (anak daun atau janur tidak dapat memecah).hujan yang lama tidak turun juga banyak berpengaruh terhadap produksi buah, karena buah yang sudah cukup umur tidak mau masak (brondol) sampai hujan turun. Kekeringan dengan defisit air di atas 250 mm pertahun akan

13 mengakibatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit terganggu yang berlangsung sampai 2 3 tahun ke depan. Sebagai contoh, produksi tandan buah segar di Kebun Bekri (Lampung) menurun akibat kekeringan pada musim kemarau panjang yang terjadi pada tahun Penurunan tersebut 5 11 % pada tahun berjalan, % pada tahun 1983, dan 4 30 % pada tahun 1984.(Lubis, 1992). Gambaran Umum Perusahaan PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapasawit dan karet. Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit (CPO) dan Inti Sawit (Kernel) dan produkhilir karet. Visi PT. Perkebunan Nusantara III menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerjaprimadanmelaksanakantatakelolabisnisterbaik. Posisi Lintang dan Bujur Kebun : Secara Geografis Kebun Huta Padang berada pada 02º 53" 5" LU dan 99º 25" 8" BT dengan tingkat ketinggian ± 123 meter dari permukaan laut, Batas-Batas Administratif Kebun : - Sebelah Utara dengan Kebun Sei Silau (PTPN-III) - Sebelah Selatan dengan Kebun Ambalutu (PTPN-III) - Sebelah Timur dengan Kebun Ambalutu/ Sei Silau (PTPN-III)

14 Lokasi dan Letak Geografis : Kebun Huta Padang terletak pada 2 (dua) Desa dan dua Kecamatan yaitu Desa Karya Ambalutu Kecamatan Buntu Pane (Afdeling I dan III) serta Sei Nadoras Kecamatan Bandar Pasir mandoge (Afdeling II,IV,V,VI dan VII) yang keseluruhannya termasuk wilayah Kabupaten Asahan. Jarak Tempuh dari Pusat Pemerintahan Buntu Pane ± 22 Km dan dari Pemerintahan Kecamatan Bandar Pasir Mandoge ± 45 Km. Luas areal kebun Kebun Huta Padang terdiri dari 7 (tujuh) Afdeling dan dibagi menjadi 2 (dua) wilayah kerja yaitu Rayon A dan Rayon B, dengan pembagian Afdeling : Rayon A terdiri dari Afdeling I,II,III dan V, Rayon B terdiri dari Afdeling IV, VI dan VII. Luas Hak Guna Usaha (HGU) sebesar 4.790,22 Ha, dengan sertifikat HGU SK No : 09/HGU/BPN/2005 tanggal berakhir Tahun Tanam Kebun Huta Padang memiliki 14 Tahun tanam. Yaitu pada tahun 1993, 1995, 1997, 2000, 2001, 2002, 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, dan tanaman belum menghasilkan pada tahun 2012.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi botani kelapa sawit adalah divisio Spermatophyta, dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi botani kelapa sawit adalah divisio Spermatophyta, dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi botani kelapa sawit adalah divisio Spermatophyta, dengan subdivisio Pteropsida, kelapa sawit tergolong dalam kelas Angiospermae, dan subkelas Monocotyledoneae,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Agribisnis kelapa sawit membutuhkan organisasi dan manajemen yang baik mulai dari proses perencanaan bisnis hingga penjualan crude palm oil (CPO) ke

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit dalam sistematika diklasifikasikan dalam Ordo

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit dalam sistematika diklasifikasikan dalam Ordo 5 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kelapa sawit dalam sistematika diklasifikasikan dalam Ordo Palmales, Family Arecaceae (dahulu Palmae), Genus Elaeis, Spesies Elaeis guineensis dan Elaeis melanococca.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya di Brazil. Spesies E. oleifera dan E. odora berasal dari kawasan Amerika

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus, adapun

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus, adapun 6 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus, adapun taksonomi dari tanaman kelapa sawit yakni termasuk divisi Tracheophyta dengan subdivisi Pteropsida. Kelapa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit 1. Akar Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut radikula

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit merupakan sub keluarga cocoideae yang paling besar habitusnya. Klasifikasi tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Akar tanaman kelapa sawit tidak berbuku, ujungnya runcing, dan berwarna

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. bawah umumnya lebih besar disebut bongkol batang. Sampai umur 3 tahun batang

TINJAUAN PUSTAKA. bawah umumnya lebih besar disebut bongkol batang. Sampai umur 3 tahun batang 5 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kelapa sawit memiliki sistem perakaran serabut, yang terdiri dari akar primer, sekunder, tersier, dan kuarterner. Akar primer umumnya 6-10 mm, keluar dari pangkal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya Brasilia. Kata Elaeis berasal dari kata Elaion berarti minyak dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa Sawit Pohon kelapa sawit terdiri dari pada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran minyak kelapa sawit.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik, pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar-akar cabang banyak terdapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit diperkirakan berasal dari Afrika Barat dan Amerika Selatan. Tanaman ini lebih berkembang di Asia Tenggara. Bibit kelapa sawit pertama kali masuk ke Indonesia

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN MUSTIKA PT SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh CINDY CHAIRUNISA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Tanaman Jagung - Akar Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil perennial dengan periode regenerasi yang panjang sekitar 20 tahun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat toleran terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik. Namun, untuk menghasilkan pertumbuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit 41 PEMBAHASAN Penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor tanaman, dan teknik budidaya tanaman. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. serta genus Elaeis dengan spesies Elaeis guineensis Jacq. 8 m ke dalam tanah dan 16 m tumbuh ke samping (PANECO, dkk., 2013).

TINJAUAN PUSTAKA. serta genus Elaeis dengan spesies Elaeis guineensis Jacq. 8 m ke dalam tanah dan 16 m tumbuh ke samping (PANECO, dkk., 2013). TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Taksonomi dari tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut; divisi Spermatophyta, dengan subdivisi Pteropsida. Kelapa sawit tergolong kelas Angiospermae dengan subkelas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas Angiospermae, subkelas Monocotyledonae, ordo Palmales, famili Palmae, genus Elaeis,

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Tanaman tebu dalam dunia tumbuh-tumbuhan memiliki sistematika sebagai berikut : Kelas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Glumaceae Famili : Graminae

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

DAMPAK KEKERINGAN DAN GANGGUAN ASAP AKIBAT EL NINO 2015 TERHADAP PERFORMA TANAMAN KELAPA SAWIT DI BAGIAN SELATAN SUMATERA

DAMPAK KEKERINGAN DAN GANGGUAN ASAP AKIBAT EL NINO 2015 TERHADAP PERFORMA TANAMAN KELAPA SAWIT DI BAGIAN SELATAN SUMATERA DAMPAK KEKERINGAN DAN GANGGUAN ASAP AKIBAT EL NINO 2015 TERHADAP PERFORMA TANAMAN KELAPA SAWIT DI BAGIAN SELATAN SUMATERA Nuzul Hijri Darlan, Iput Pradiko, Muhdan Syarovy, Winarna dan Hasril H. Siregar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Kelapa sawit dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom:

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Kelapa sawit dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom: TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman Kelapa sawit dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom: Plantae, Class: Monocotyledonae, Ordo: Cocoineae, Family: Palmae, Genus: Elaeis, Spesies: Elaeis guineensis

Lebih terperinci

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat,

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat, II. TINJUAN PUSTAKA 2.1.Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat, tetapi dapat dikembangkan diluar daerah asalnya termasuk Indonesia. Pada tahun 1848

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack.) merupakan salah satu komoditas yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Indonesia merupakan produsen

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil yang secara taksonomi diklasifikasikan ke dalam ordo Palmales, Famili Palmae, Subfamili Cocoidae,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. melanococca. Kemudian digolongkan berdasarkan tebal tipisnya cangkang

TINJAUAN PUSTAKA. melanococca. Kemudian digolongkan berdasarkan tebal tipisnya cangkang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit dalam sistematika diklasifikasikan dalam Ordo Palmales, Family Falmae, Genus Elaeis, Spesies Elaeis guineensis dan Elaeis melanococca.

Lebih terperinci

Seminar Nasional BKS PTN Barat Manurung et al.: Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit 643 Bandar Lampung, Agustus 2014

Seminar Nasional BKS PTN Barat Manurung et al.: Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit 643 Bandar Lampung, Agustus 2014 Seminar Nasional BKS PTN Barat Manurung et al.: Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit 643 Bandar Lampung, 19-21 Agustus 2014 IMPLEMENTASI PEMUPUKAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) POLA MASYARAKAT PADA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani dan Morfologi Kelapa sawit termasuk tanaman jangka panjang. Tinggi kelapa sawit dapat mencapai 13-18 meter. Tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam tanaman berbiji satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) bukanlah tanaman asli Indonesia, melainkan tanaman yang berasal dari Afrika Barat.Walaupun demikian tanaman kelapa sawit

Lebih terperinci

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Botani Tanaman gandum Menurut Laraswati (2012) Tanaman gandum memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN

METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN 54 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS SUMATERA BARAT. PT. Bakrie Pasaman Plantations ini bernaung dibawah PT. Bakrie

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Juli 2013. Pada awal penanaman sudah memasuki musim penghujan sehingga mendukung pertumbuhan tanaman. Penyiraman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. divisi Spermatophyta dengan subdivisi Angiospermae dengan kelas

TINJAUAN PUSTAKA. divisi Spermatophyta dengan subdivisi Angiospermae dengan kelas TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tembakau termasuk golongan tanaman semusim, dalam dunia pertanian tergolong dalam tanaman perkebunan. Tembakau diklasifikasikan sebagai berikut divisi Spermatophyta dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan spesies Zea mays L. Jagung merupakan tanaman semusim, sama seperti jenis rumput-rumputan yang lain, akar tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus

Lebih terperinci

Tujuan TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

Tujuan TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 2 Pembibitan merupakan kegiatan teknis budidaya yang dapat dilakukan untuk memperoleh bibit kelapa sawit yang berkualitas. Kegiatan pemeliharaan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan pembibitan.

Lebih terperinci

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) Jurnal Penelitian STIPAP, 2013, 4 (1) : 1-11 SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) 1 2 Mardiana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

Ukuran Plot: 50 cm x 50 cm

Ukuran Plot: 50 cm x 50 cm Lampiran 1. Bagan dan Plot Penelitian 1 2 3 a U b L 1 M 0 L 1 M 2 L 2 M 1 L 3 M 0 L 3 M 2 L 3 M 0 a = 40 cm (jarak antar blok) L 2 M 0 L 2 M 2 L 0 M 2 S b = 20 cm (jarak antar plot) L 0 M 1 L 3 M 0 L 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kacang Tanah Kacang tanah tergolong dalam famili Leguminoceae sub-famili Papilinoideae dan genus Arachis. Tanaman semusim (Arachis hypogaea) ini membentuk polong dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Kelapa sawit tumbuh tegak lurus dapat mencapai 15-20 m. Tanaman ini berumah satu atau monoeclous dimana bunga jantan dan bunga betina terdapat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 18 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Produksi Tandan Buah Segar 4.1.1. Kebun Rimbo Satu Afdeling IV Hasil dari sensus pokok produktif pada tiap blok sampel di masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Gambar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dibangun di Tanah Itam Ulu Sumatera Utara. Pada tahun 1977 Pabrik. Oleokimia pertama dibangun di Tanggerang dan pola PIR pertama

I. PENDAHULUAN. dibangun di Tanah Itam Ulu Sumatera Utara. Pada tahun 1977 Pabrik. Oleokimia pertama dibangun di Tanggerang dan pola PIR pertama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit adalah tanaman yang berasal dari hutan tropis di Afrika Barat pada tahun 1911 perkebunan komersial pertama didirikan di Pulau Raja (Asahan) dan Sungai Liput

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Teknik Konservasi Tanah dan Air

II. TINJAUAN PUSTAKA Teknik Konservasi Tanah dan Air II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teknik Konservasi Tanah dan Air Masalah konservasi tanah adalah masalah menjaga agar struktur tanah tidak terdispersi dan mengatur kekuatan gerak dan jumlah aliran permukaan.

Lebih terperinci

TEBU. (Saccharum officinarum L).

TEBU. (Saccharum officinarum L). TEBU (Saccharum officinarum L). Pada awal abad ke-20 Indonesia dikenal sebagai negara pengekspor gula nomor dua terbesar di dunia setelah Kuba, namun pada awal abad ke-21 berubah menjadi negara pengimpor

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Tanah Secara garis besar kacang tanah dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe tegak dan menjalar. Kacang tanah tipe tegak percabangannya lurus atau sedikit miring ke atas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan sebagai salah satu sub sektor pertanian di Indonesia berpeluang besar dalam peningkatan perekonomian rakyat dan pembangunan perekonomian nasional.adanya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan 18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit. Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai akar serabut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit. Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai akar serabut. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit 1. Akar (Radix) Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman berikut, Menurut Lubis (1992) taksonomi tanaman kelapa sawit adalah sebagai Kingdom Divisio Sub Divisio Kelas Sub Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae : Tracheophyta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional, selain mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dan juga mengarah pada kesejahteraan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia Kelapa sawit ( Elaeis guinensis Jack) merupakan tumbuhan tropis yang diperkirakan berasal dari Nigeria (Afrika Barat) karena pertama kali ditemukan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada secara geografis terletak di Desa Tualang Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Konsep pengembangan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian dan Letak Geografis Lokasi penelitian dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII. PT. Perkebunan Nusantara VIII, Perkebunan Cikasungka bagian Cimulang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan bagian generatif. yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan bagian generatif. yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Kelapa Sawit a. Akar (Radix) Seperti jenis jenis palma yang lain, tanaman kelapa sawit mempunyai sifatsifat vegetatif dan generatif. Bagian vegetatif terdiri atas akar,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan TINJAUAN PUSTAKA Bahan Tanaman (Bibit ) Faktor bibit memegang peranan penting dalam upaya peningkatan produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan menghasilkan pada 3 4 tahun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Elaeis guineensis Jacq. 2.1.1. Botani Elaeis guineensis Jacq termasuk tanaman monokotil. Menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2003) tanaman kelapa sawit (palm oil) dalam sistematika

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama yang berada di bumi

PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama yang berada di bumi PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama yang berada di bumi dan memiliki pengaruh dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, karena dapat dijadikan sebagai tempat tinggal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) termasuk ke dalam Kelas : Magnoliopsida, Ordo : Fabales, Famili : Fabaceae, Genus : Pachyrhizus, Spesies

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Produktivitas Produktivitas mengandung pengertian perbandingan hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumberdaya yang digunakan (input). Menurut Dewan Produktivitas Nasional

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu 10 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Unit Usaha Marihat, Provinsi Sumatera Utara selama 4 bulan yang dimulai dari tanggal 1 Maret 2010

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya dari Brasilia. Di Brasilia tanaman ini tumbuh secara liar atau setengah liar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci