BUPATI BLORA KATA SAMBUTAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUPATI BLORA KATA SAMBUTAN"

Transkripsi

1

2

3 PEMERINTAH KABUPATEN BLORA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

4 ii Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

5 BUPATI BLORA KATA SAMBUTAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa PDRB 2015 merupakan salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui perkembangan pembangunan perekonomian yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Blora pada tahun Meskipun dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Blora fluktuatif, sayaa masih memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada masyarakat Kabupaten Blora yang telah berperan aktif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sehingga tahun 2015 ini mencapai 5,36% lebih jauh dari tahun sebelumnya 4, 39% (2014). Maka dari itu, saya sampaikan penghargaan yang setinggi- kajian tinginya kepada Kepala Bappeda yang telah melakukan PDRB bersama BPS Kabupaten Blora, sehingga kita dapat melihat kinerja pembangunann perekonomian yang kita garap. Dengan buku ini, saya berharap agar masyarakat pada umumnya dapat memanfaatkan sebagai pengetahuan. Juga terhadap pengambilan kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, saya himbau untuk menjadikan rujukan, sehingga pembangunan yang dilaksanakan mampu meningkatkann kesejahteraan masyarakat Blora. Saya tekankan hal tersebut karena terdorong dari Visi Pemerintah Kabupaten Blora, yaitu Mewujudkan masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat. Akhirnya, kepada masyarakat Blora dan pembaca buku ini, Saya berharap publikasi ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Wassalamu alaikum m Wr.Wb. Blora, September 2016 BUPATI BLORA DJOKO NUGROHO Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015 iii

6 iv Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

7 KATA PENGANTAR KEPALAA BAPPEDA KABUPATEN BLORA Assalamu alaikum Wr.Wb. Analisa Data PDRB Kabupaten Blora Tahun 2015 ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagai dasar dalam menyusun kebijakan perekonomian daerah. Buku ini memberikan gambaran tentang kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan, memberikan ilustrasi kemampuan sumber daya ekonom, dan menunjukkan pendapatan yang memungkinkan dapat dinikmati oleh penduduk, dapat digunakan untuk menunjukkann laju pertumbuhan ekonomi (LPE) secara keseluruhan maupun sektoral di Kabupaten Blora dari tahun ke tahun. Dataa dan informasi ini, dapat dijadikan sebagai salah satu bahan evaluasi hasil pembangunan yang telah dicapai dan perencanaan di masa yang akan datang. Untuk mengetahui keberhasilan kinerja perekonomian regional, maka dibuat indikator makro yang biasa digunakan sebagai penilaian kinerja perekonomian. Indikator tersebut diantaranya adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB ini dapat menggambarkan pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu tertentu, dapat menggambarkan struktur ekonominya dan dapat menggambarkan analisisnya terhadap kinerja sektor perekonomian. Akhirnya, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya Analisa Data PDRB ini. Saran, kritik, dan usul yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Wassalamu alaikum Wr.Wb. Blora, September 2016 KEPALA BAPPEDAKABUPATEN BLORA Ir. SAMGAUTAMA KARNAJAYA, MT Pembina Tingkat I NIP Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015 v

8 vi Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

9 DAFTAR ISI Sambutan Bupati... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Grafik/Gambar... Daftar Tabel Pokok PDRB Lapangan Usaha... Daftar Lampiran 1... Daftar Lampiran 2... Daftar Lampiran 3... Daftar Tabel Pokok PDRB Penggunaan... iii v vii x xiv xv xvi xvii xix xxix Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015 vii

10 DAFTAR ISI BAGIAN I PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BLORA TAHUN 2015 MENURUT LAPANGAN USAHA/SEKTORAL I PENDAHULUAN Umum Siklus Kegiatan Ekonomi Pengelompokan Kegiatan Ekonomi Analisa dan Kegunaan Data PDRB Sistematika Laporan II KONSEP DAN DEFINISI Domestik dan Regional Produk Domestik dan Produk Regional Agregat PDRB atas dasar harga berlaku Agregat PDRB atas dasar harga konstan III METODE PENGHITUNGAN PDRB Metode Pendekatan Produksi Pendekatan Pendapatan Pendekatan Pengeluaran Metode Alokasi IV ULASAN SINGKAT PERKEMBANGAN PDRB Kondisi Ekonomi Tahun Pertumbuhan PDRB Tahun Distribusi PDRB / Struktur Ekonomi PDRB Perkapita Indeks Perkembangan Indeks Berantai Inflasi PDRB Kab Blora Tahun Indeks Williamson Gini Rasio Perkembangan PDRB Sektoral Prediksi PDRB Tahun Ulasan Singkat PDRB Kecamatan V Penutup viii Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

11 DAFTAR TABEL BAGIAN I Tabel 4.1 PDRB Kab. Blora Dengan Minyak Tahun Tabel 4.2 PDRB Kab. Blora Tanpa Minyak Tahun Tabel 4.3 Distribusi PDRB ADHB Kab. Blora Tahun Tabel 4.4 Distribusi Prosentase Kategori Dominan PDRB Kab. Blora Tahun Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Distribusi Prosentase Kategori Produktif PDRB Kab. Blora Tahun Distribusi Prosentase Kelompok Sektor PDRB Kab. Blora Tahun PDRB Perkapita adh Berlaku Kab. Blora Dengan Minyak Tahun PDRB Perkapita adh Berlaku Kab. Blora Tanpa Minyak Tahun Tabel 4.9 Perkembangan PDRB Kab. Blora Tahun Tabel 4.10 Indeks Gini Kabupaten Blora dan Jawa Tengah Tahun Tabel 4.11 Pemerataan Pendapatan Pendapatan Penduduk Menurut Kriteria Bank Dunia Kab. Blora dan Jateng Tabel 4.12 Luas Panen (HA), Produksi (Ton) Padi dan Palawija Utama Kab. Blora Tahun Tabel 4.13 Jumlah Tanaman, Produksi Buah-Buahan Utama di Kab Blora Tahun Tabel 4.14 Luas Panen, Produksi Sayuran Utama di Kab Blora Tahun Tabel 4.15 Luas/Jumlah Tanaman, Produksi Tanaman UtamaPerkebunandi Kab Blora Tahun Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015 ix

12 Tabel 4.16 Populasi Hewan dan Hasil-hasil Utama Peternakan di Kab. Blora Tahun Tabel 4.17 Luas Panen dan Produksi Ikan Hasil Budidaya di Kab. Blora Tahun Tabel 4.18 Jumlah Pelanggan Listrik PLN di Kabupaten Blora Tahun Tabel 4.19 Jumlah Pelanggan PDAM di Kabupaten Blora Tahun Tabel 4.20 Jumlah Kendaraan Bermotor di Kabupaten Blora Tahun Tabel 4.21 Jumlah Penumpang Kereta Api di Kabupaten Blora Tahun Tabel 4.22 Realisasi APBD Kabupaten Blora Tahun Tabel 4.23 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Kabupaten Blora Tahun Tabel 4.24 Prediksi PDRB Adhb Kab Blora Tahun Tabel 4.25 Prediksi PDRB Adhk Kab Blora Tahun Tabel 4.26 Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Blora Tahun Tabel 4.27 Perbandingan PDRB Dengan Migas dan Tanpa Migas di Kecamatan Cepu Tahun x Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

13 DAFTAR GRAFIK / GAMBAR BAGIAN I Gambar 4.1 Pertumbuhan Ekonomi di Kab. Blora, Tahun Gambar 4.2 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha di Kab. Blora, Tahun Gambar 4.3 Distribusi PDRB ADHB Kab. Blora Tahun 2015(%) Gambar 4.4 Pertumbuhan PDRB Perkapita ADHB Dengan Minyak Kab. Blora Tahun Gambar 4.5 Pertumbuhan PDRB Perkapita ADHB Tanpa Minyak Kab. Blora Tahun Gambar 4.6 Indeks Berantai PDRB Kab. Blora Tahun Gambar 4.7 Inflasi PDRB Kab. Blora Tahun Gambar 4.8 Indeks Williamson Kab. Blora Tahun Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015 xi

14 DAFTAR ISI BAGIAN II PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BLORA TAHUN 2015 MENURUT PENGGUNAAN I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat II KONSEP DEFINISI Siklus Kegiatan Ekonomi Siklus Pendapatan dan Penerimaan Regional Klasifikasi Kegiatan Konsep Secara Umum Komponen PDRB Menurut Penggunaan III METODE PENGHITUNGAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Perubahan Stok Ekspor dan Impor IV ULASAN PDRB PENGGUNAAN KABUPATEN BLORA TAHUN Komponen Pembentuk PDRB Menurut Penggunaan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Ekspor dan Impor Prediksi PDRB Menurut Penggunaan Th V PENUTUP Kesimpulan Saran xii Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

15 DAFTAR TABEL BAGIAN II Tabel 4.1 Tabel 4.2 Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kab Blora Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Juta Rp) Komponen Pembentuk PDRB PenggunaanKab Blora Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Juta Rp) Tabel 4.3 Distribusi Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kab Blora Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Juta Rp) Tabel 4.4 Distribusi Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kabupaten Blora Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Juta Rp) Tabel 4.5 Pertumbuhan Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kabupaten Blora Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Juta Rp) Tabel 4.6 Pertumbuhan Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kabupaten Blora Atas Dasar Harga KonstanTahun (Juta Rp Tabel 4.7 Indeks Implisit Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kabupaten Blora Tahun Tabel 4.8 Inflasi PDRB Penggunaan Kabupaten Blora Tahun (Juta Rp) Tabel 4.9 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Adh Berlaku Tahun (Juta Rp) Tabel 4.10 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Adh Konstan Tahun (Juta Rp) Tabel 4.11 Persentase Konsumsi LNP Terhadap PDRB Adh Berlaku Kabupaten Blora Tahun Tabel 4.12 Persentase Konsumsi LNP Terhadap PDRB Adh Konstan Kabupaten Blora Tahun Tabel 4.13 Persentase Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB adh Berlaku Tahun Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015 xiii

16 Tabel 4.14 Persentase Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB adh Konstan Tahun Tabel 4.15 Persentase PMTB Terhadap PDRB adh Berlaku Kab Blora Tahun Tabel 4.16 Persentase PMTB Terhadap PDRB adh Konstan Kabupaten Blora Tahun Tabel 4.17 Nilai Ekspor dan Impor adh Berlaku Kabupaten Blora Tahun (Juta Rp) Tabel 4.18 Nilai Ekspor dan Impor adh Konstan Kabupaten Blora Tahun (Juta Rp) Tabel 4.19 Prediksi PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Juta Rp) Tabel 4.20 Prediksi PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Juta Rp)... Tabel 4.21 Prediksi Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Juta Rp)... xiv Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

17 DAFTAR GRAFIK/GAMBAR BAGIAN II Gambar 2.1 Siklus Kegiatan Ekonomi Tertutup Gambar 2.2 Siklus Transaksi Ekonomi Terbuka Gambar 2.3 Arus Pendapatan Faktor Regional Gambar 4.1 Distribusi Konsumsi Makanan dan NonMakanan Terhadap Konsumsi Rumah Tangga Adh Berlaku Tahun Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015 xv

18 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 DAFTAR TABEL POKOK PDRB LAPANGAN USAHA Produk Domestik Regional Bruto Kab. Blora Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Produk Domestik Regional Bruto Kab. Blora Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kab. Blora Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kab. Blora Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Indeks Berantai PDRB Kab. Blora Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Indeks Berantai PDRB Kab. Blora Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Indeks Perkembangan PDRB Kab. Blora Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Indeks Perkembangan PDRB Kab. Blora Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Laju Pertumbuhan PDRB Kab. Blora Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Laju Pertumbuhan PDRB Kab. Blora Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Tabel 11 Indeks Implisit PDRB Kab. Blora Tahun Tabel 12 Laju Implisit PDRB Kab. Blora Tahun Tabel 13 PDRB Perkapita Kab. Blora ADHB Tahun Tabel 14 PDRB Perkapita Kab. Blora ADHK 2010 Tahun xvi Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

19 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 DAFTAR LAMPIRAN 1 PDRB Kab. Blora dirinci menurut Kelompok Sektor Tahun Distribusi Prosentase PDRB Kab. Blora dirinci menurut Kelompok Sektor Tahun Indeks Perkembangan PDRB Kab. Blora dirinci menurut Kelompok Sektor Tahun Indeks Berantai PDRB Kab. Blora dirinci menurut Kelompok Sektor Tahun Laju Pertumbuhan PDRB Kab. Blora dirinci menurut Kelompok Sektor Tahun Tabel 20 PDRB Kab. Blora Adhb Seri Tahun Dasar 2010 Tahun Tabel 21 PDRB Kab. Blora Adhk Tahun 2010 Tahun Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015 xvii

20 Tabel 1A Tabel 1B Tabel 2A Tabel 2B Tabel 3A Tabel 3B Tabel 4A Tabel 4B Tabel 5A Tabel 5B Tabel 6 DAFTAR LAMPIRAN 2 PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHB Tahun PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHK 2010 Tahun Kontribusi PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHB Tahun Kontribusi PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHK 2010 Tahun Indeks Berantai PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHB Tahun Indeks Berantai PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHK 2010 Tahun Indeks Perkembangan PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHB Tahun Indeks Perkembangan PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHK 2010 Tahun Laju Pertumbuhan PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHB Tahun Laju Pertumbuhan PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHK 2010 Tahun Indeks Implisit PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Tahun Tabel 7 Inflasi PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Tahun Tabel 8 Tabel 9A Banyaknya Penduduk Pertengahan Tahun Di Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Tahun PDRB Perkapita Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHB Tahun xviii Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

21 Tabel 9B PDRB Perkapita Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHK 2010 Tahun Tabel 10A PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha ADHB Tahun Tabel 10B PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha ADHK 2010 Tahun Tabel 11A PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha ADHB Tahun Tabel 11B PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha ADHK 2010 Tahun Tabel 12A PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha ADHB Tahun Tabel 12B PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha ADHK 2010 Tahun Tabel 13A PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha ADHB Tahun Tabel 13B PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha ADHK 2010 Tahun Tabel 14A PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha ADHB Tahun Tabel 14B PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha ADHK 2010 Tahun Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015 xix

22 DAFTAR LAMPIRAN 3 PDRB KECAMATAN Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jati ADHB Tahun Tabel 1.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jati ADHK 2010 Tahun Tabel 1.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jati ADHB Tahun Tabel 1.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jati ADHK 2010 Tahun Tabel 1.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Jati ADHK 2010 Tahun Tabel 1.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Jati Tahun Tabel 1.7 Inflasi PDRB Kec. Jati Tahun Tabel 1.8 PDRB Per Kapita Kec. Jati ADHB Tahun Tabel 1.9 PDRB Per Kapita Kec. Jati ADHK 2010 Tahun Tabel 2.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Randublatung ADHB Tahun Tabel 2.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Randublatung ADHK 2010 Tahun Tabel 2.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Randublatung ADHB Tahun Tabel 2.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Randublatung ADHK 2010 Tahun Tabel 2.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Randublatung ADHK 2010 Tahun Tabel 2.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Randublatung Tahun xx Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

23 Tabel 2.7 Inflasi PDRB Kec. Randublatung Tahun Tabel 2.8 PDRB Per Kapita Kec. Randublatung ADHB Tahun Tabel 2.9 PDRB Per Kapita Kec. Randublatung ADHK 2010 Tahun Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Kradenan ADHB Tahun Produk Domestik Regional Bruto Kec. Kradenan ADHK 2010 Tahun Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Kradenan ADHB Tahun Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Kradenan ADHK 2010 Tahun Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Kradenan ADHK 2010 Tahun Indeks Implisit PDRB Kacamatan Kradenan Tahun Tabel 3.7 Inflasi PDRB Kec. Kradenan Tahun Tabel 3.8 PDRB Per Kapita Kec. Kradenan ADHB Tahun Tabel 3.9 PDRB Per Kapita Kec. Kradenan ADHK 2010 Tahun Tabel 4.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Kedungtuban ADHB Tahun Tabel 4.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Kedungtuban ADHK 2010 Tahun Tabel 4.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Kedungtuban ADHB Tahun Tabel 4.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Kedungtuban ADHK 2010 Tahun Tabel 4.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Kedungtuban ADHK 2010 Tahun Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015 xxi

24 Tabel 4.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Kedungtuban Tahun Tabel 4.7 Inflasi PDRB Kec. Kedungtuban Tahun Tabel 4.8 PDRB Per Kapita Kec. Kedungtuban ADHB Tahun Tabel 4.9 PDRB Per Kapita Kec. Kedungtuban ADHK 2010 Tahun Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3 Tabel 5.4 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Cepu ADHB Tahun Produk Domestik Regional Bruto Kec. Cepu ADHK 2010 Tahun Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Cepu ADHB Tahun Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Cepu ADHK 2010 Tahun Tabel 5.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Cepu ADHK 2010 Tahun Tabel 5.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Cepu Tahun Tabel 5.7 Inflasi PDRB Kec. Cepu Tahun Tabel 5.8 PDRB Per Kapita Kec. Cepu ADHB Tahun Tabel 5.9 Tabel 6.1 Tabel 6.2 Tabel 6.3 Tabel 6.4 PDRB Per Kapita Kec. Cepu ADHK 2010 Tahun Produk Domestik Regional Bruto Kec. Sambong ADHB Tahun Produk Domestik Regional Bruto Kec. Sambong ADHK 2010 Tahun Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Sambong ADHB Tahun Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Sambong ADHK 2010 Tahun xxii Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

25 Tabel 6.5 Tabel 6.6 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Sambong ADHK 2010 Tahun Indeks Implisit PDRB Kacamatan Sambong Tahun Tabel 6.7 Inflasi PDRB Kec. Sambong Tahun Tabel 6.8 PDRB Per Kapita Kec. Sambong ADHB Tahun Tabel 6.9 PDRB Per Kapita Kec. Sambong ADHK 2010 Tahun Tabel 7.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jiken ADHB Tahun Tabel 7.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jiken ADHK 2010 Tahun Tabel 7.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jiken ADHB Tahun Tabel 7.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jiken ADHK 2010 Tahun Tabel 7.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Jiken ADHK 2010 Tahun Tabel 7.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Jiken Tahun Tabel 7.7 Inflasi PDRB Kec. Jiken Tahun Tabel 7.8 PDRB Per Kapita Kec. Jiken ADHB Tahun Tabel 7.9 PDRB Per Kapita Kec. Jiken ADHK 2010 Tahun Tabel 8.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Bogorejo ADHB Tahun Tabel 8.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Bogorejo ADHK 2010 Tahun Tabel 8.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Bogorejo ADHB Tahun Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015 xxiii

26 Tabel 8.4 Tabel 8.5 Tabel 8.6 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Bogorejo ADHK 2010 Tahun Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Bogorejo ADHK 2010 Tahun Indeks Implisit PDRB Kacamatan Bogorejo Tahun Tabel 8.7 Inflasi PDRB Kec. Bogorejo Tahun Tabel 8.8 PDRB Per Kapita Kec. Bogorejo ADHB Tahun Tabel 8.9 PDRB Per Kapita Kec. Bogorejo ADHK 2010 Tahun Tabel 9.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jepon ADHB Tahun Tabel 9.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jepon ADHK 2010 Tahun Tabel 9.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jepon ADHB Tahun Tabel 9.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jepon ADHK 2010 Tahun Tabel 9.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Jepon ADHK 2010 Tahun Tabel 9.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Jepon Tahun Tabel 9.7 Inflasi PDRB Kec. Jepon Tahun Tabel 9.8 PDRB Per Kapita Kec. Jepon ADHB Tahun Tabel 9.9 PDRB Per Kapita Kec. Jepon ADHK 2010 Tahun Tabel 10.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Blora ADHB Tahun Tabel 10.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Blora ADHK 2010 Tahun xxiv Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

27 Tabel 10.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Blora ADHB Tahun Tabel 10.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Blora ADHK 2010 Tahun Tabel 10.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Blora ADHK 2010 Tahun Tabel 10.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Blora Tahun Tabel 10.7 Inflasi PDRB Kec. Blora Tahun Tabel 10.8 PDRB Per Kapita Kec. Blora ADHB Tahun Tabel 10.9 PDRB Per Kapita Kec. Blora ADHK 2010 Tahun Tabel 11.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Banjarejo ADHB Tahun Tabel 11.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Banjarejo ADHK 2010 Tahun Tabel 11.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Banjarejo ADHB Tahun Tabel 11.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Banjarejo ADHK 2010 Tahun Tabel 11.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Banjarejo ADHK 2010 Tahun Tabel 11.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Banjarejo Tahun Tabel 11.7 Inflasi PDRB Kec. Banjarejo Tahun Tabel 11.8 PDRB Per Kapita Kec. Banjarejo ADHB Tahun Tabel 11.9 PDRB Per Kapita Kec. Banjarejo ADHK 2010 Tahun Tabel 12.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Tunjungan ADHB Tahun Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015 xxv

28 Tabel 12.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Tunjungan ADHK 2010 Tahun Tabel 12.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Tunjungan ADHB Tahun Tabel 12.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Tunjungan ADHK 2010 Tahun Tabel 12.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Tunjungan ADHK 2010 Tahun Tabel 12.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Tunjungan Tahun Tabel 12.7 Inflasi PDRB Kec. Tunjungan Tahun Tabel 12.8 PDRB Per Kapita Kec. Tunjungan ADHB Tahun Tabel 12.9 PDRB Per Kapita Kec. Tunjungan ADHK 2010 Tahun Tabel 13.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Japah ADHB Tahun Tabel 13.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Japah ADHK 2010 Tahun Tabel 13.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Japah ADHB Tahun Tabel 13.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Japah ADHK 2010 Tahun Tabel 13.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Japah ADHK 2010 Tahun Tabel 13.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Japah Tahun Tabel 13.7 Inflasi PDRB Kec. Japah Tahun Tabel 13.8 PDRB Per Kapita Kec. Japah ADHB Tahun Tabel 13.9 PDRB Per Kapita Kec. Japah ADHK 2010 Tahun xxvi Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

29 Tabel 14.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Ngawen ADHB Tahun Tabel 14.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Ngawen ADHK 2010 Tahun Tabel 14.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Ngawen ADHB Tahun Tabel 14.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Ngawen ADHK 2010 Tahun Tabel 14.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Ngawen ADHK 2010 Tahun Tabel 14.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Ngawen Tahun Tabel 14.7 Inflasi PDRB Kec. Ngawen Tahun Tabel 14.8 PDRB Per Kapita Kec. Ngawen ADHB Tahun Tabel 14.9 PDRB Per Kapita Kec. Ngawen ADHK 2010 Tahun Tabel 15.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Kunduran ADHB Tahun Tabel 15.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Kunduran ADHK 2010 Tahun Tabel 15.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Kunduran ADHB Tahun Tabel 15.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Kunduran ADHK 2010 Tahun Tabel 15.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Kunduran ADHK 2010 Tahun Tabel 15.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Kunduran Tahun Tabel 15.7 Inflasi PDRB Kec. Kunduran Tahun Tabel 15.8 PDRB Per Kapita Kec. Kunduran ADHB Tahun Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015 xxvii

30 Tabel 15.9 PDRB Per Kapita Kec. Kunduran ADHK 2010 Tahun Tabel 16.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Todanan ADHB Tahun Tabel 16.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Todanan ADHK 2010 Tahun Tabel 16.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Todanan ADHB Tahun Tabel 16.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Todanan ADHK 2010 Tahun Tabel 16.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Todanan ADHK 2010 Tahun Tabel 16.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Todanan Tahun Tabel 16.7 Inflasi PDRB Kec. Todanan Tahun Tabel 16.8 PDRB Per Kapita Kec. Todanan ADHB Tahun Tabel 16.9 PDRB Per Kapita Kec. Todanan ADHK 2010 Tahun xxviii Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

31 Tabel 17. Tabel 18. Tabel 19. PDRB PROPINSI JAWA TENGAH DAN PDB INDONESIA Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Jawa Tengah ADHB Tahun Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Jawa Tengah ADHK 2010 Tahun Produk Domestik Bruto Indonesia ADHB Tahun Tabel 20 Produk Domestik Bruto Indonesia ADHK 2010 Tahun Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015 xxix

32 DAFTAR TABEL POKOK PDRB PENGGUNAAN Tabel 1 Tabel 2 PDRB Kabupaten Blora Menurut PenggunaanAtas Dasar Harga Berlaku Tahun (Juta Rp) PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Juta Rp). 420 Tabel 3 Distribusi PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) Tabel 4 Distribusi PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Persen) Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Blora Menurut PenggunaanAtas Dasar Harga Konstan Tahun (Persen) Indeks Berantai PDRB Kabupaten Blora Menurut PenggunaanAtas Dasar Harga Berlaku Tahun Indeks Berantai PDRB Kabupaten Blora Menurut PenggunaanAtas Dasar Harga Konstan Tahun (Persen) Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) Tabel 10 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Persen) Tabel 11 Indeks Implisit PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Tahun Tabel 12 Perubahan Indeks Implisit PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Tahun (Persen) xxx Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

33

34

35 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Program pemerintah saat ini yaitu ingin meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya; Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Programprogram tersebut menyiratkan bahwa ada keinginan pemerintah untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dengan hasil yang bisa dirasakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara luas, bisa menyerap banyak tenaga kerja yang secara tidak langsung akan menurunkan angka pengangguran. Yang pada akhirnya pertumbuhan ekonomi akan dapat mengentaskan kemiskinan. Prediksi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blora tahun 2015 yang lebih rendah dari tahun sebelumnya tidak terjadi.bahkan pertumbuhan di tahun 2015 ini jauh lebih melampaui dari tahun sebelumnya. Sebagai daerah agraris, lapangan usaha pertanian masih cukup mendominasi dalam memutar roda ekonomi. Pertanian sampai saat ini masih memberikan distribusi atau sumbangan yang cukup besar bagi fundamental ekonomi di Kabupaten Blora. Hampir sepertiga dari PDRB di Kabupaten Blora disumbangkan dari lapangan usaha ini, sehingga ketika ada kenaikan produksi pertanian akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Ketika output pertanian meningkat akan berdampak pada Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

36 BAB I : PENDAHULUAN peningkatan output lapangan usaha yang bahan bakunya dari hasil pertanian seperti perdagangan dan industri yang berbasis pertanian. Disamping lapangan usaha tadi kenaikan output pertanian juga berdampak secara tidak langsung terhadap lapangan usaha lainnya seperti transportasi maupun jasa-jasa. Seperti disampaikan sebelumnya, bahwa sumbangan lapangan usaha pertanian hampir sepertiga dari total PDRB, artinya sumbangan yang cukup besar tentunya akansangat berpengaruh terhadap naik turunnya level PDRB ataupun pertumbuhan ekonomi. Padahal kegiatan pertanian merupakan kegiatan yang cukup rentan, banyak faktor yang bisa mengganggu produktifitasnya, dari musim yang kurang bersahabat, curah hujan yang rendah sampai serangan OPT yang sangat mudah terjadi. Disamping itu kecenderungan alih fungsi lahan pertanian ke fungsi non pertanian (perumahan, industri atau lainnya), sehingga ketika suatu wilayah dengan PDRB masih didominasi oleh lapangan usaha pertanian maka pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut biasanya sering berfluktuasi dan cukup sulit untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Setelah pertanian ada perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang juga sangat berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Blora karena sumbangannya. Lapangan usaha ini menempati peringkat kedua dalam share yang diberikan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Blora. Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran yang ada di Blora dipengaruhi oleh tiga kegiatan besar, yaitu kegiatan pertanian, pertambangan penggalian dan kegiatan industri pengolahan. Output dari ketiga kegiatan tersebut sebagian besar akan diperdagangkan, 2 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

37 BAB I : PENDAHULUAN sehingga ketika ketiga kegiatan tersebut yaitu pertanian, pertambangan penggalian dan industri pengolahan mengalami kenaikan output, bisa diprediksi output darikegiatan perdagangan akan mengalami peningkatan dan sebaliknya. Disamping memperdagangkan output dari kegiatan di sektor primer, yaitu pertanian dan pertambangan penggalian, ditambah dengan output industri, output perdagangan besar dan eceran juga berasal dari besarnya margin yang diperoleh karena memperdagangkan barangbarang dari luar daerah. Hampir sebagian besar kebutuhan sekunder maupun tersier masyarakat Blora masih didatangkan dari luar daerah, mulai dari kebutuhan rumah tangga, barang elektronik, kendaraan dan kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya. Kabupaten Blora merupakan satu-satunya kabupaten yang memiliki kegiatan eksplorasi gas dan minyak bumi. Kegiatan eksplorasi minyak bumi ini sudah berlangsung ratusan tahun atau sejak jaman belanda, sedangkan eksplorasi gas baru muncul dalam beberapa tahun terakhir. Penghitungan nilai tambah bruto pada lapangan usaha ini adalah output ditambah dengan biaya eksplorasi yang dikapitalisasi sebagai Pembentukan Modal Tetap Bruto, disamping dengan penelitian ataupun pencarian sumber-sumber minyak atau gas baru.kecenderungan dalam beberapa tahun terakhir produksi minyak bumi cenderung menurun produksinya. Disamping karena cadangannya, cara lifting juga ikut berpengaruh. Sedangkan untuk gas alam pada tahun ini produksinya cukup meningkat, yang menyebabkan pertumbuhan lapangan usaha ini cukup bagus dibanding tahun sebelumnya. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

38 BAB I : PENDAHULUAN Pertambangan dan penggalian menempati urutan ketiga dalam memberikan sumbangannya terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Blora. Peran lapangan usaha ini sebesar 14,02 persen ditahun Tentunya dengan nilai sebesar itu kenaikan atau penurunan output cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya pertumbuhan nilai tambah bruto pertambangan dan penggalian. Semoga besarnya sumbangan terhadap PDRB besar pula sumbangan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat Blora. Ada fenomena yang menarik seputar bahan bakar minyak. Bahan bakar minyak saat ini sudah menjadi bagian dari kebutuhan pokok untuk mendukung kehidupan dan sebagai bagian yang tak terpisahkan untuk memutar roda ekonomi wilayah. Sehingga kenaikan harga BBM akan mengganggu siklus kehidupan masyarakat, sebab akan menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa. Karena kenaikan harga BBM tarif angkutan naik, baik angkutan penumpang maupun angkutan barang, yang berimbas pada kenaikan biaya distribusi barang dan jasa yang berdampak pada kenaikan harga-harga pada hampir semua kebutuhan pokok masyarakat. Akhirnya beban pengeluaran masyarakat akan semakin naik. Tetapi ketika harga BBM turun tidak serta merta harga kebutuhan pokok akan ikut turun. Fenomena ini terjadi di tahun Pada tahun 2015 secara rata-rata harga minyak mentah lebih rendah dari tahun sebelumnya. Dari kondisi ini seharusnya harga BBM mengikuti harga minyak mentahnya. Sempat terjadi fluktuasi harga BBM tetapi kelihatannya tidak berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan harga barang dan jasa. 4 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

39 BAB I : PENDAHULUAN Kenaikan nilai tambah bruto, terutama pada kegiatan-kegiatan ekonomi yang dominan (kegiatan ekonomi yang sumbangannya relatif besar terhadap pembentukan PDRB), diharapkan akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Walaupun tanpa menafikan peran kegiatan ekonomi yang sumbangannya yang kecil perannannya terhadap pembentukan PDRB. Pertumbuhan ekonomi mutlak diperlukan dalam upaya untuk mensejahterakan masyarakat. Tetapi perlu diwaspadai beberapa kecenderungan negatif, seperti pertumbuhan yang tinggi biasanya diikuti dengan tingkat ketimpangan pendapatan yang tinggi pula. Tingkat pemerataan yang kian timpang bisa terlihat dari peningkatan angka rasio gini. Rasio Gini di Blora ini cenderung terus naik sejalan dengan peningkatan kemakmuran masyarakat. Kondisi ini menggambarkan bahwa dengan meningkatnya kemajuan atau tingkat kemakmuran masyarakat, ternyata terjadi pergeseran tingkat pemerataan pendapatan. Secara tradisional pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus menerus pada Gross Domestic Product (GDP)atau Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara. Untuk wilayah yang lebih kecil, makna pembangunan difokuskan pada peningkatan - Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu provinsi, kabupaten, atau kota. Selanjutnya muncul sebuah alternatif definisi pembangunan ekonomi yang menekankan pada peningkatan income per capita(pendapatan per kapita). Definisi ini menekankan pada kemampuan suatu negara untuk meningkatkan output yang dapat melebihi pertumbuhan penduduk. Definisi pembangunan tradisional sering dikaitkan Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

40 BAB I : PENDAHULUAN dengan sebuah strategi mengubah struktur suatu negara atau sering kita kenal dengan industrialisasi, yaitustruktur ekonomi tradisional yang biasanya didominasi pertanian digantikan dengan kontribusi industri yang lebih dominan. Untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan pencapaian pembangunan yang telah dilaksanakan maka diperlukan adanya alat yang dapat membantu memberikan gambaran tingkat keberhasilan pelaksanaan pembangunan khususnya dibidang ekonomi. Salah satu tolok ukur untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi yang sudah dilaksanakan adalah tersedianya data statistik Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan menggunakan data tersebut akan dapat diketahui tingkat pertumbuhan ekonomi, struktur perekonomian daerah dan juga tingkat kemakmuran penduduk. Selain itu bagi para pengambil keputusan sebelum menentukan kebijakan lebih lanjut, data PDRB dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa, dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran pembangunan di masa mendatang sehingga dapat berdaya guna dan tepat guna bagi masyarakat luas Siklus Kegiatan Ekonomi. Apabila diperhatikan secara seksama, transaksi ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu : 1. Kelompok produsen 2. Kelompok konsumen 6 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

41 BAB I : PENDAHULUAN Kelompok produsen menggunakan faktor produksi yang berasal dari kelompok konsumen dan digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebaliknya barang dan jasa yang dihasilkan produsen dibeli oleh konsumen dan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Transaksi dari kedua kelompok ini yang satu memakai barang dan jasa, dan satunya mengadakan barang dan jasa, sehingga berkesinambungan dan saling membutuhkan yang akhirnya membentuk suatu siklus perekonomian. Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1.1 Skema Siklus EkonomiSederhana Kelompok konsumen memiliki : a. Faktor produksi berupa (tanah, tenaga, modal dan kewiraswastaan/skill) yang diberikan kepada perusahaan b. Pengeluaran untuk membeli barang dan jasa dari produsen untuk dikonsumsi. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

42 BAB I : PENDAHULUAN Sedangkan dari pihak produsen : a. Memberikan balas jasa kepada faktor produksi yang dimiliki oleh konsumen, berupa sewa tanah, upah/gaji, bunga dan keuntungan. b. Pengadaan barang dan jasa hasil produksi yang dikonsumsi oleh pihak konsumen Pengelompokan Kegiatan Ekonomi Kegiatan perekonomian yang terjadi di daerah / wilayah adalah beraneka ragam sifat dan jenisnya. Berbagai kegiatan tersebut perlu dikelompokkan dalam sektor-sektor yang didasarkan atas kesamaan dan kebiasaan satuan ekonomi dalam cara berproduksi, sifat dan jenis barang yang dihasilkan serta penggunaan barang dan jasa yang bersangkutan.keseragaman konsep/definisi dan klasifikasi pengelompokan kegiatan ekonomi ini diperlukan dalam rangka keterbandingan antara data yang dihasilkan, sehingga gambaran mengenai perkembangan dan perbedaan antar wilayah, antar waktu atau antar karakteristik tertentu dapat dilakukan. Pengelompokan kegiatan ekonomi ini kita namakan sebagai kategori Kelompok Kategori Dalam PDRB Lapangan Usaha tahun dasar 2010, pengelompokan kegiatan ekonomi/usaha dikelompokkan menjadi 17kategori.Pengelompokan sektor tersebut didasarkan padasistem Neraca Nasional /System of Nasional Account (SNA) tahun SNA 2008 merupakan rekomendasi internasional tentang bagaimana menyusun ukuran aktifitas ekonomi yang sesuai dengan 8 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

43 BAB I : PENDAHULUAN standar baku yang didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi. Rekomendasi yang dimaksud dinyatakan dalam sekumpulan konsep, definisi, dan aturan neraca yang disepakati secara internasional dalam mengukur indikator tertentu seperti PDB/PDRB. Pengelompokan secara rinci adalah sebagai berikut : 1. Kategori Pertanian, meliputi subkategori : 1.1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian Kehutanan dan Penebangan Kayu 1.3. Perikanan 2. Kategori Pertambangan dan Penggalian, meliputi subkategori : 2.1. Pertambangan Minyak dan Gas Bumi 2.2. Pertambangan Batubara dan Lignit 2.3. Pertambangan Bijih Logam 2.4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya 3. Kategori Industri Pengolahan, meliputi subkategori : 3.1. Industri Batubara dan Pengilangan Migas 3.2. Industri Makanan dan Minuman dan Tembakau 3.3. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 3.4. Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 3.5. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus, Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Kertas, Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 3.7. Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 3.8. Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 3.9. Industri Barang Galian bukan Logam Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

44 BAB I : PENDAHULUAN Industri Logam Dasar Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL Industri Alat Angkutan Industri Furniture Indsutri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan. 4. Kategori Pengadaan Listrik, Gas, meliputi subkategori : 4.1. Ketenagalistrikan 4.2. Gas 5. Kategori Pengadaan Air 6. Kategori Konstruksi 7. Kategori Perdagangan, meliputi subkategori : a. Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya b. Perdagangan Besar dan Eceran 8. Kategori Transportasi dan Pergudangan, meliputi subkategori : a.. Angkutan Rel b.. Angkutan Darat c.. Angkutan Laut. d.. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan e.. Angkutan Udara f.. Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir 9. Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, meliputi subkategori: 9.1. Penyediaan Akomodasi 9.2. Penyediaan Makan Minum 10 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

45 BAB I : PENDAHULUAN 10. Kategori Informasi dan Komunikasi 11. Kategori Jasa Keuangan, meliputi subkategori : Bank Asuransi dan Dana Pensiun Jasa Keuangan Lainnya Jasa Penunjang Keuangan 12. Kategori Real Estate 13. Kategori Jasa Perusahaan 14. Kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 15. Jasa Pendidikan 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 17. Jasa Lainnya Kelompok Sektor PDRB juga biasa dikelompokan berdasarkan atas output maupun input terjadinya proses produksi untuk masing-masing sektor ekonomi. Pengelompokan tersebut adalah sektor primer apabila output masih merupakan proses tingkat dasar, sektor sekunder yakni jika input berasal langsung dari sektor primer dan output sudah melalui proses lebih dari proses tingkat dasar, sedangkan sektor tersier apabila output lebih dominan pada pelayanan/jasa. 1. Kelompok Sektor Primer Kategori Pertanian Kategori Pertambangan dan Penggalian 2. Kelompok Sektor Sekunder Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

46 Kategori Industri Pengolahan Kategori Pengadaan Listrik, Gas Kategori Pengadaan Air Kategori Konstruksi BAB I : PENDAHULUAN 3. Kelompok Sektor Tersier Kategori Perdagangan Kategori Transportasi dan Pergudangan Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Kategori Informasi dan Komunikasi Kategori Jasa Keuangan Kategori Real Estate Kategori Jasa Perusahaan Kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya 1.4. Analisa Dan Kegunaan Data PDRB Analisa Data PDRB : Analisa data pada dasarnya dapat diartikan sebagai penjabaran atas pengukuran data kuantitatif menjadi suatu bentuk penyajian yang lebih mudah untuk ditafsirkan, sehingga analisa dapat diartikan sebagai: 1. Menguraikan suatu masalah baik secara keseluruhan (general) ataupun secara sebagian (parsial). 12 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

47 BAB I : PENDAHULUAN 2. Memperhitungkan besarnya pengaruh perubahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. Dalam kaitannya dengan perhitungan PDRB, analisa dapat dilakukan dengan menurunkan parameter yang merupakan beberapa indikator ekonomi makro, seperti: laju pertumbuhan ekonomi, PDRB per kapita dan perubahan indeks implisit atau tingkat inflasi PDRB dan sebagainya.parameter-parameter tersebut dapat diturunkan melalui tabel agregasi PDRB yang berupa nilai nominal. Untuk memperoleh informasi mengenai parameter yang akan dianalisa dapat digunakan metode statistik seperti : distribusi persentase, indeks perkembangan, indeks berantai, dan indeks implisit. Tujuan utama dari analisa ini adalah untuk menggambarkan hasil penghitungan PDRB ke dalam bentuk yang relatif sederhana, dengan menggunakan pendekatan metode statistik deskriptif. Selain dari tujuan tersebut, analisa data PDRB juga bertujuan untuk : 1. Mempelajari pola ekonomi wilayah. 2. Menguraikan pengaruh dari suatu kejadian terhadap kejadian lainnya dalam suatu daerah dan dalam waktu yang sama. 3. Melakukan perbandingan antar komponen dan relatifnya. 4. Dasar evaluasi hasil pembangunan serta menentukan penyusunan kebijakan di masa mendatang Kegunaan Data PDRB: Data PDRBdapat digunakan untuk mengetahui berbagai kebutuhan, antara lain : Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

48 1.Pertumbuhan Ekonomi BAB I : PENDAHULUAN Laju pertumbuhan ekonomi baik regional maupun sektoral merupakan suatu indikator makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Untuk menghitung laju pertumbuhan (Rate of growth) biasanya dipakai formula sebagai berikut : Dimana : G P t P t - 1 G = Pt P t 1 : Laju pertumbuhan : PDRB Adhk tahun ke t : PDRB Adhk tahun sebelum t Tingkat Produktivitas Penduduk Suatu Daerah. Tinggi rendahnya tingkat produktivitas penduduk suatu daerah biasanya diukur dengan besar kecilnya angka PDRB per kapita yang diperoleh dari pembagian antara PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, formulasinya sebagai berikut : PDRB per kapita = P D R B Jumlah penduduk pertengahan tahun 3. Tingkat Perubahan Harga Agregat (Inflasi PDRB) PDRB pada dasarnya merupakan nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu daerah dalam waktu (tahun) tertentu. PDRB ini dihitung atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Sedangkan perbandingan antara harga berlaku dan harga konstan merupakan angka indeks implisit, yang mana dapat digunakan untuk 14 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

49 BAB I : PENDAHULUAN mengetahui adanya perubahan harga barang dan jasa secara keseluruhan. Indeks harga implisit dapat diperoleh/dihitung dengan formula sebagai berikut : PDRB Adhb I imp. = x 100 PDRB Adhk Sedangkan inflasi PDRB dapat di formulasikan sebagai berikut : I imp. t Inflasi PDRB = - 1 x 100 I imp. t - 1 Dimana : = Indeks implisit = Indeks implisit tahun t I imp.t 1 = Indeks implisit tahun t-1 I imp. I imp.t Inflasi merupakan gambaran tentang terjadinya perubahan harga di pasaran. Jika terjadi fluktuasi harga yang tinggi maka akan sangat berpengaruh terhadap daya beli konsumen dan dengan demikian maka konsumen akan merasakan pengaruhnya dimana akan terjadi ketidakseimbangan antara daya beli dengan pendapatan masyarakat. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

50 1.5. Sistematika Laporan BAB I : PENDAHULUAN Untuk kemudahan bagi para pembaca, sistematika publikasi PDRB disajikan dengan tata urutan sebagai berikut : I. Pendahuluan II. Konsep dan Definisi III. Metode Penghitungan PDRB IV. Ulasan Singkat PDRB Kabupaten Blora V. Tabel-Tabel PDRB Kabupaten Blora. 16 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

51 BAB II KONSEP DAN DEFINISI Untuk menghindari penafsiran yang berbeda perlu disampaikan beberapa pengertian dasar yang berkaitan dengan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Secara umum PDRB dapat diartikan sebagai seluruh nilai produksi bruto/kotor atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua faktor produksi yang ada di suatu wilayah tertentu dan dihitung pada suatu periode tertentu (biasanya satu tahun) Domestik dan Regional Wilayah perekonomian yang digunakan sebagai acuan untuk membuat suatu perhitungan nasional adalah suatu negara, sedang untuk perhitungan suatu regional adalah suatu region dari suatu negara. Pengertian Region disini dapat berupa Propinsi, Kabupaten/Kota atau Daerah Administrasi lain yang lebih rendah Produk Domestik dan Produk Regional Produk Domestik Adalah seluruh produk barang dan jasa dari hasil kegiatan ekonomi yang diproduksi di suatu wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk region tersebut atau tidak. Yang dimaksud wilayah Domestik suatu region adalah meliputi wilayah yang berada didalam batas geografis region tersebut (propinsi, kabupaten/kota, ataupun kecamatan). Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

52 BAB II : KONSEP DAN DEFINISI Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian dari faktor produksi yang melakukan kegiatan produksi disuatu region berasal dari region lain, demikian juga sebaliknya penduduk suatu region melakukan kegiatan proses produksi di region lain. Dengan adanya arus pendapatan yang mengalir antar region ini (termasuk juga dari dan ke luar negeri) yang pada umumnya berupa Upah, Gaji, Bunga, Deviden dan Keuntungan, maka timbul perbedaan antara Produk Domestik dan Produk Regional Produk Regional Adalah merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk suatu region atau produk domestik ditambah dengan pendapatan yang diterima dari luar daerah/luar negeri dikurangi dengan pendapatan yang dibayarkan ke luar daerah/luar negeri Penduduk Suatu Daerah Yang dimaksud dengan penduduk adalah orang per orang atau anggota rumah tangga yang bertempat tinggal secara menetap di wilayah domestik daerah tersebut. Kecuali: 1. Wisatawan Asing (Wisman) dan Wisatawan Nusantara (Wisnus) yang tinggal di wilayah domestik daerah tersebut kurang dari 6 bulan atau yang bertujuan tidak menetap. 2. Awak dari kapal laut dan awak kapal udara luar negeri atau luar region yang sedang masuk dok atau singgah di daerah region tersebut. 18 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

53 BAB II : KONSEP DAN DEFINISI 3. Pengusaha asing dan pengusaha daerah lain yang berada di daerah tersebut kurang dari 6 bulan. 4. Anggota Korps Diplomat, Konsulat, yang ditempatkan di wilayah domestik daerah tersebut. 5. Pekerja musiman yang bekerja di wilayah domestik, yang bekerja sebagai pekerja musiman saja. 6. Pegawai Badan Internasional/Nasional yang bukan penduduk daerah tersebut yang melakukan misi kurang dari 6 bulan. Orang-orang tersebut diatas dianggap sebagai penduduk dari negara atau daerah di mana dia biasanya bertempat tinggal Penduduk Pertengahan Tahun Yang dimaksud dengan penduduk pertengahan tahun adalah jumlah penduduk pada akhir bulan Juni atau didekati dari jumlah penduduk awal tahun ditambah penduduk akhir tahun dibagi dua. Dalam menghitung Pendapatan perkapita, pembagi dari produk domestik atau produk regional adalah jumlah penduduk pada pertengahan tahun, hal ini dilakukan sebab untuk menghindari kejadian vital (lahir, mati, datang dan pergi) yang fluktuatif tidak menentu sepanjang tahun, maka kita pakai penduduk pertengahan tahun dengan maksud agar jumlah penduduk tersebut betul-betul mencerminkan keadaan tahun tersebut. Juga karena PDRB dihitung dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun yang bersangkutan. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

54 BAB II : KONSEP DAN DEFINISI 2.3. Agregat PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah (region). Yang dimaksud Nilai Tambah adalah nilai yang ditambahkan kepada barang dan jasa yang dihasilkan atas sebuah proses produksi yang terjadi di dalam suatu kegiatan ekonomi. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi tersebut. Nilai Tambah Bruto (NTB) didapat dari Nilai Produksi (Output) dikurangi Biaya Antara (BA). Dengan formulasi sebagai berikut : N T B = Nilai Produksi (Output) - Biaya Antara a) Komponen-komponen Nilai Tambah Bruto (NTB) antara lain : 1. Faktor pendapatan, terdiri dari : - Upah dan Gaji sebagai balas jasa pegawai. - Bunga modal sebagai balas jasa modal. - Sewa tanah sebagai balas jasa tanah. - Keuntungan sebagai balas jasa kewirausahaan 2. Penyusutan barang modal tetap. 3. Pajak tidak langsung netto. b) Nilai Produksi (Output) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu. Barang dan jasa yang dihasilkan meliputi : 1. Produksi utama 2. Produksi ikutan, maupun 20 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

55 3. Produksi sampingan BAB II : KONSEP DAN DEFINISI c) Biaya Antara (BA) adalah jenis biaya yang terdiri dari barang/jasa yang tidak tahan lama yang digunakan dalam proses produksi. Sedangkan barang tidak tahan lama adalah barang yang mempunyai suatu perkiraan umur penggunaan kurang dari 1 tahun. Contoh : - Barang baku dan penolong untuk menghasilkan output. - Peralatan dan perlengkapan kerja karyawan. - Pengeluaran jasa kesehatan, obat-obatan dan rekreasi. - Perbaikan kecil dan penggantian suku cadang yang aus. - Iklan, Riset pemasaran dan hubungan masyarakat. - Biaya administrasi Produk Domestik Regional Netto (PDRN Adhb) Perbedaan antara konsep Netto ini dan konsep Bruto di atas, ialah karena konsep bruto masih ada penyusutan di dalamnya, sedangkan untuk nettonya penyusutan harus dikeluarkan. Formulasinya sebagai berikut : PDRN Adhb = PDRB Adhb - Penyusutan Sedangkan Penyusutan yang dimaksud disini adalah nilai atas susutnya (ausnya) barang-barang modal yang terjadi selama barang modal tersebut ikut serta dalam proses produksi. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

56 BAB II : KONSEP DAN DEFINISI PDRN Atas Dasar Biaya Faktor (PDRN Adbf) Adalah PDRN Adhb dikurangi pajak tidak langsung netto. Pajak tidak langsung berupa pajak penjualan, bea ekspor/impor, cukai dan lain-lain pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak perorangan.biasanya pemerintah memberikan subsidi kepada unitunti produksi, yang akhirnya mengakibatkan penurunan harga (contoh subsidi Pupuk, BBM, Obat dan lain-lain). Karena ada subsidi tersebut maka pajak tidak langsung netto merupakan pajak tidak langsung dikurangi subsidi tersebut. PDRN Adbf sebenarnya merupakan jumlah balas jasa faktorfaktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah. Jadi PDRN Adbf merupakan jumlah dari pendapatan yang berupa : - Upah dan Gaji sebagai balas jasa pegawai. - Bunga modal sebagai balas jasa modal. - Sewa tanah sebagai balas jasa tanah. - Keuntungan sebagai balas jasa kewiraswastaan. Akan tetapi pendapatan yang dihasilkan tersebut diatas, tidak seluruhnya menjadi milik/pendapatan penduduk region tersebut, sebab ada pendapatan yang diterima oleh penduduk region lain atas kepemilikan faktor produksi di region tersebut Pendapatan Regional Pendapatan Regional Netto adalah PDRN Adbf dikurangi dengan pendapatan yang mengalir keluar region dan ditambah dengan pendapatan yang masuk dari region lain (nett export). Dengan kata lain bahwa Produk Regional Netto (Pendapatan 22 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

57 BAB II : KONSEP DAN DEFINISI Regional) adalah jumlah pendapatan yang benar-benar diterima oleh seluruh penduduk yang tinggal di region / wilayah / daerah di mana dia berdomisili Pendapatan Perkapita (Income Per Capita) Bila pendapatan-pendapatan di atas dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal di daerah tersebut, maka akan diperoleh suatu pendapatan perkapita, di antaranya sebagai berikut : PDRB Adh Berlaku a. PDRB Adhb Perkapita = Jumlah penduduk pertengahan tahun PDRB Adh Konstan b. PDRB Adhk Perkapita = Jumlah penduduk pertengahan tahun Pendapatan Regional c. Income Perkapita = Jumlah penduduk pertengahan tahun 2.4. Agregat PDRB Atas Dasar Harga Konstan (PDRB Adhk) Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Adhk dari tahun ke tahun menggambarkan perkembangan yang disebabkan oleh adanya perubahan dalam volume produksi barang dan jasa yang dihasilkan serta perubahan tingkat harganya. Sedangkan untuk dapat mengukur perubahan volume produk atau perkembangan produktifitas secara nyata, faktor pengaruh perubahan harga perlu Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

58 BAB II : KONSEP DAN DEFINISI dihilangkan yaitu dengan cara menghitung PDRB Atas Dasar Harga Konstan. Penghitungan atas dasar harga konstan ini, hasilnya dapat dipergunakan untuk perencanaan ekonomi, proyeksi dan untuk menilai pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan maupun sektoral. Dalam penghitungan atas dasar harga konstan ini, selalu berkaitan dengan harga-harga pada tahun dasar. Sebab harga-harga pada tahun dasar tersebut digunakan untuk menentukan angka indeks dasar yang besarnya = 100 %, dan difungsikan sebagai pembanding harga-harga pada tahun-tahun tertentu yang akan dihitung Perubahan Tahun Dasar 2000 Menjadi 2010 Tahun dasar merupakan perangkat penting yang secara spesifik digunakan untuk penghitungan PDRB. Tekanan tahun dasar adalah dalam penggunaan harga, yang dalam penghitungan PDRB diistilahkan PDRB atas dasar harga konstan (Adhk). PDRB atas dasar harga konstan menggambarkan perubahan nilai PDRB yang hanya dipengaruhi oleh volume atau kuantum. Secara total PDRB tersebut menggambarkan perubahan ekonomi secara riil di suatu wilayah. Menurut rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagaimana tertuang dalam buku Sistem Neraca Nasional dinyatakan bahwa estimasi PDRB/PDB atas dasar harga konstan sebaiknya dimutakhirkan secara periodik dengan menggunakan tahun referensi yang berakhiran 0 atau 5. Hal itu dimaksudkan agar besaran angka-angka PDRB/PDB dapat saling 24 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

59 BAB II : KONSEP DAN DEFINISI diperbandingkan antar negara, wilayah dan antar waktu guna keperluan analisis kinerja perekonomian nasional atau wilayah. Selama sepuluh tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi padatatanan global dan lokal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomiannasional. Krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008, penerapanperdagangan bebas antara China- ASEAN (CAFTA), perubahan sistempencatatan perdagangan internasional dan meluasnya jasa layanan pasarmodal merupakan contoh perubahan yang perlu diadaptasi dalam mekanismepencatatan statistik nasional.salah satu bentuk adaptasi pencatatan statistik nasional adalah melakukanperubahan tahun dasar PDB Indonesia dari tahun 2000 ke Perubahantahun dasar PDB dilakukan seiring dengan mengadopsi rekomendasiperserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam 2008 System ofnational Accounts (SNA 2008) melalui penyusunan kerangka Supply and UseTables (SUT).Perubahan tahun dasar PDB ini dilakukan secara bersamaan denganpenghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi dan Kabupaten untuk menjagakonsistensi hasil penghitungan. Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan perubahan tahun dasar secaraberkala sebanyak 5 (lima) kali yaitu pada tahun 1960, 1973, 1983, 1993, dan2000. Tahun 2010 dipilih sebagai tahun dasar baru menggantikan tahun dasar 2000karena beberapa alasan berikut: Perekonomian Indonesia relatif stabil; Telah terjadi perubahan struktur ekonomi selama 10 (sepuluh) tahun terakhir terutama dibidang informasi dan Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

60 BAB II : KONSEP DAN DEFINISI teknologi serta transportasi yang berpengaruh terhadap pola distribusi dan munculnya produk-produk baru; Rekomendasi PBB tentang pergantian tahun dasar dilakukan setiap 5 (lima) atau 10 (sepuluh) tahun; Teridentifikasinya pembaharuan konsep, definisi, klasifikasi, cakupan dan metodologi sesuai rekomendasi dalam SNA 2008; Tersedianya sumber data baru untuk perbaikan PDB/PDRB seperti data Sensus Penduduk 2010 (SP2010) dan Indeks harga produsen (Producer Price Index/PPI); Tersedianya kerangka kerja SUT yang digunakan untuk benchmarking/menetapkan PDB. Perubahan tahun dasar merupakan suatu kegiatan yang cukup sulit, melelahkan, menguras waktu dan biaya. Tetapi kegiatan tersebut harus terus berjalan dan terealisasi tepat waktu, karena ada manfaat yang akan diperoleh. Dimana manfaat perubahan tahun dasar PDB/PDRB antara lain : Menginformasikan perekonomian nasional/regional terkini seperti pergeseran struktur dan pertumbuhan ekonomi; Meningkatkan kualitas data PDB; Menjadikan data PDB dapat diperbandingkan secara internasional. Perubahan tahun dasar berarti merubah harga di tahun dasar. Perubahan harga tahun dasar akan memberikan beberapa dampak antara lain: 26 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

61 BAB II : KONSEP DAN DEFINISI Meningkatkan nominal PDB, yang pada gilirannya akan berdampak pada!pergeseran kelompok pendapatan suatu negara dari pendapatan rendah, menjadi menengah, atau tinggi dan pergeseran struktur perekonomian; Akan merubah besaran indikator makro seperti rasio pajak, rasio hutang, rasio investasi dan tabungan, nilai neraca berjalan, struktur dan pertumbuhan ekonomi; Akan menyebabkan perubahan pada input data untuk modeling danforecasting. Sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa tahun dasar 2010 mengadopsi dari SNA 2008, dimana terdapat 118 revisi di SNA 2008 dari SNA sebelumnya dan 44 diantaranyamerupakan revisi utama.beberapa revisi yang diadopsi dalam penghitungan PDB tahun dasar 2010 diantaranya: Konsep dan Cakupan Cakupan output pertanian memperlakukan Cultivated BiologicalResources (CBR) yaitu penyertaan pertumbuhan aset alam hasil budidayamanusia yang belum dipanen sebagai bagian dari output lapanganusaha yang bersangkutan seperti: nilai tegakan padi yang belumdipanen, nilai sapi perah yang belum menghasilkan, nilai pohon kelapasawit atau karet yang belum berbuah/dipanen. Metodologi Perbaikan metode penghitungan output bank dari Imputed Bank ServicesCharge (IBSC) menjadi Financial Intermediation Services IndirectlyMeasured (FISIM). Valuasi Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

62 BAB II : KONSEP DAN DEFINISI Nilai tambah bruto lapangan usaha dinilai dengan harga dasar (BasicPrice). Harga dasar merupakan harga keekonomian barang dan jasa ditingkat produsen sebelum adanya intervensi pemerintah seperti pajak dan subsidi atas produk. Klasifikasi Klasifikasi yang digunakan berdasarkan Internasional Standard IndustrialClassification (ISIC rev.4) dan Central Product Classification (CPC rev.2).bps mengadopsi kedua klasifikasi tersebut sebagai KBLI 2009 dan KBKI Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan Secara konsep nilai atas dasar harga konstan dapat juga mencerminkan kuantum Produksi pada tahun yang berjalan yang di nilai atas dasar harga pada tahun dasar. Dari segi metode statistik, suatu nilai atas dasar harga konstan dapat diperoleh dengan beberapa cara, sedangkan pemakaiannya sangat tergantung dari data yang tersedia di masing masing sektor / sub sektornya. Cara yang lazim digunakan antara lain : a. Revaluasi b. Ekstrapolasi c. Deflasi d. Deflasi berganda a. Revaluasi Revaluasi diartikan menilai kembali produksi (volume) tahun berjalan dikalikan dengan harga tahun dasar, akan menghasilkan nilai produksi atas dasar harga konstan. 28 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

63 BAB II : KONSEP DAN DEFINISI NILAI PRODUKSI Adhk = Q n y x P o Dimana : Q y n = Jumlah kuantum komoditi y pada tahun berjalan (t n ). P o = Harga komoditi y pada tahun dasar (t o ) b. Ekstrapolasi Yang perlu diperhatikan dengan cara ini ialah penentuan ekstrapolatornya. Ekstrapolator yang paling baik adalah jumlah produksi dari masing-masing sektor atau subsektor. Sedangkan nilai tambah Adhk yang dihitung dengan ekstrapolasi diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks kuantum dibagi 100. Indeks kuantum yang dipakai adalah Indeks Laspayers, yaitu : IK LASPAYERS = Q n x P o Q o x P o Nilai Tambah Bruto tahun berjalan (t n ) Adhk adalah sebagai berikut : Dimana : NTB Adhk y = NTB komoditi y pada tahun berjalan (t n ). y NTB o = NTB komoditi y pada tahun dasar (t o ). IK n y = Indeks kuantum Laspayers y pada tahun berjalan (t n ). Q n = Jumlah / kuantum pada tahun berjalan (t n ). Q o = Jumlah / kuantum pada tahun berjalan (t o ). P o NTB Adhk y y = NTB o x = Harga pada tahun dasar. y IK n 100 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

64 BAB II : KONSEP DAN DEFINISI c. Deflasi NTB Adhk yang diperoleh dengan cara ini ialah dengan mendeflate NTB Adhb dengan indeks harga dari barang yang bersangkutan.perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan mendelfate adalah membagi nilai tambah Adhb dengan indeks harga dari masing-masing sektor atau subsektor. Sehingga NTB Adhk tahun berjalan komoditi y adalah : NTB Adhb y n NTB Adhk y = x 100 IH y n Dimana : NTB Adhk y NTB Adhb y n IH y n = Nilai Tambah Bruto Atas dasar harga konstan komoditi y pada tahun berjalan (tn). = Nilai Tambah Bruto Atas dasar harga berlaku komoditi y pada tahun berjalan (tn). = Indeks Harga komoditi y pada tahun berjalan (tn). d. Deflasi Berganda Disebut ganda karena dilakukan deflasi dua kali, yaitu : 1. Membagi nilai produksi atas dasar harga berlaku dengan indeks harga produksi. 2. Membagi biaya antara atas dasar harga berlaku dengan indeks harga biaya antara. Selisih antara nomor 1 dan 2 diatas merupakan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan. Dengan formulasi sebagai berikut : 30 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

65 BAB II : KONSEP DAN DEFINISI NTBAdhk y n y Q n P y IH n y Q n P IH n y Ay n n = Py 100 atau : NTB Adhk y n = NP k y - NBA k y Dimana : NTB Adhk y n NP k y NBA k y =Nilai Tambah Bruto Atas dasar harga konstan komoditi y pada tahun berjalan (tn). =Nilai ProduksiAtas dasar harga konstan komoditi y. =Nilai Biaya Antara Ata Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

66 BAB II : KONSEP DAN DEFINISI 32 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

67 BAB III METODE PENGHITUNGAN PDRB Di dalam penghitungan PDRB Kabupaten dapat dihitung melalui dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Yang dimaksud metode langsung adalah metode penghitungan dengan menggunakan data yang ada baik yang bersumber dari daerah sendiri maupun data dari wilayah yang lebih tinggi. Metode ini menggunakan 3 macam cara pendekatan yaitu : 1. Pendekatan Produksi (Production Approach). 2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach). 3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach). Penghitungan metode tidak langsung ini biasanya hanya ada satu metode yakni Metode alokasi (Allocation Approach). Metode penghitungan dengan cara alokasi dilakukan dengan mengalokasikan PDRB Propinsi untuk Kabupaten/Kota atau PDRB Kabupaten untuk Kecamatan dengan menggunakan variabel yang cocok sebagai alokatornya, seperti data produksi, jumlah penduduk, luas lahan, mata pencaharian, dll Metode Pendekatan Produksi Pendekatan dari segi produksi atau PDRB menurut lapangan usaha, adalah menghitung nilai tambah dari barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari masing-masing nilai produksi bruto tiap-tiap kategori atau sub kategori. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

68 BAB III : METODE PENGHITUNGAN PDRB Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai input antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa faktor produksi atas keikutsertaannya dalam proses produksi. Barang dan jasa yang diproduksi dinilai dengan harga produsen, yaitu belum termasuk biaya transport dan keuntungan pemasaran. Penggunaan harga produsen ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah yang benar-benar diterima oleh produsen, sedangkan biaya transport akan dihitung sebagai nilai tambah pada kategori transportasi dan keuntungan pemasaran akan dihitung pada kategori perdagangan. Nilai barang dan jasa pada harga produsen ini merupakan nilai produksi bruto, sebab masih terdapat biaya untuk memproduksi barang dan jasa yang dibeli dari sektor lain. Nilai tambah bruto adalah merupakan produk dari proses produksi, yang terdiri dari komponen-komponen diantaranya : 1. Faktor pendapatan, terdiri dari : - Upah dan Gaji sebagai balas jasa pegawai. - Bunga modal sebagai balas jasa modal. - Sewa tanah sebagai balas jasa tanah. - Keuntungan sebagai balas jasa kewirausahaan. 2. Penyusutan barang modal tetap. 3. Pajak tidak langsung netto. Formulasi Nilai Tambah Bruto dengan pendekatan produksi adalah : Nilai Tambah Bruto (NTB)= Nilai produksi bruto - Biaya antara 34 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

69 BAB III : METODE PENGHITUNGAN PDRB Pendekatan ini banyak digunakan pada produksi yang berbentuk barang, seperti sektor pertanian, pertambangan penggalian dan industri pengolahan. Sedangkan jika penyusutan dikeluarkan dari NTB maka akan diperoleh Nilai Tambah Netto Pendekatan Pendapatan Dalam pendekatan dari segi Pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi dihitung dengan jalan menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi, yaitu : - Upah dan gaji - Surplus usaha - Penyusutan - Pajak tak langsung netto Untuk pemerintahan dan usaha-usaha yang sifatnya tidak mencari keuntungan, surplus usaha tidak diperhitungkan. Yang termasuk surplus usaha disini adalah bunga, sewa tanah dan keuntungan. Dari hasil penjumlahan seluruh balas jasa faktor produksi tersebut akan diperoleh Nilai Tambah Netto atas biaya faktor produksi. Sedangkan untuk memperoleh Produk Domestik Regional Bruto Atas dasar harga pasar harus ditambah dengan nilai penyusutan dan pajak tak langsung netto. Metode ini banyak dipakai pada sektor pemerintahan, bank/lembaga keuangan dan sektor jasajasa. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

70 BAB III : METODE PENGHITUNGAN PDRB 3.3. Pendekatan Pengeluaran Pendekatan dari segi pengeluaran bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi dalam wilayah Kabupaten/Kota. Jadi produk domestik regional dihitung dengan cara menghitung berbagai komponen pengeluaran akhir yang berbentuk produk domestik regional tersebut. Secara umum pendekatan pengeluaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut : 1. Melalui pendekatan penawaran yang terdiri dari metode arus barang, metode penjualan eceran dan metode penilaian eceran. 2. Melalui pendekatan permintaan yang terdiri dari pendekatan survei pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, metode anggaran rumah tangga, metode balance sheet dan metode statistik perdagangan luar daerah/luar negeri. Pada prinsipnya kedua cara ini dimaksudkan untuk memperkirakan komponen-komponen permintaan akhir seperti : - Konsumsi rumah tangga - Konsumsi pemerintahan - Konsumsi lembaga swasta non profit - Perubahan inventory - Pembentukan modal bruto - Perdagangan antar wilayah (termasuk eskpor dan impor). 36 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

71 BAB III : METODE PENGHITUNGAN PDRB Dengan menghitung komponen-komponen ini kemudian menjumlahkannya akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku/pasar Metode Alokasi Yang dimaksud dengan metode Alokasi PDRB adalah menghitung PDRB tingkat propinsi atau tingkat kabupaten dengan cara mengalokir angka PDRB dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat di bawahnya, dengan menggunakan alokator tertentu.alokator yang dapat dipergunakan dapat didasarkan atas : 1. Nilai produksi bruto dan netto. 2. Jumlah produksi/output. 3. Jumlah tenaga kerja. 4. Penduduk. 5. Alokator lain yang dianggap cocok untuk masing-masing daerah. Dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari alokator tersebut dapat diperhitungkan persentase bagian masing-masing daerah yang mendapat alokasi terhadap nilai tambah setiap sektor atau subsektor. Metode alokasi dipakai jika dari ketiga metode sebelumnya sudah tidak mungkin lagi diterapkan. Suatu contoh bila suatu unit produksi yang mempunyai kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat berlokasi di daerah lain, sedangkan kantor cabang ini tidak dapat mengetahui nilai tambah yang diperolehnya, oleh karena perhitungan neraca rugi/laba dilakukan oleh kantor pusat. Untuk mengatasi hal semacam itu, penghitungan nilai tambahnya terpaksa Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

72 BAB III : METODE PENGHITUNGAN PDRB dilakukan dengan alokasi menggunakan indikator-indikator yang dapat menunjukkan peranan suatu cabang terhadap kantor pusat. Secara umum metode penghitungan PDRB Kecamatan dengan cara alokasi dapat dirumuskan sebagai berikut : NTB i = Q i n Σ Q i i=1 X NTB k Keterangan : NTBi = Nilai Tambah Bruto Kecamatan ke i NTBk = Nilai Tambah Bruto Kabupaten Qi = Indikator (alokator) ke i n Σ Q i = Jumlah Indikator (total alokator kabupaten) i=1 n = Banyaknya Kecamatan Dari keempat metode di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah pengeluaran/permintaan akhir akan sama dengan produk akhir dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen. Demikian juga nilai tambah produk barang dan jasa akan sama pula dengan jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang terlibat. Selanjutnya produk domestik regional bruto seperti yang dimaksudkan diatas disebut Produk Domestik Regional Bruto Atas dasar harga pasar. 38 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

73 BAB IV ULASAN SINGKAT 4.1 Kondisi Ekonomi Tahun 2015 Diluar prediksi semua kalangan, dimana awalnya melihat kondisi 2015 sepertinya tidak berbeda jauh dari dari tahun sebelumnya. Tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blora meningkat cukup baik. Peningkatanoutput pertanian cukup berperan,disamping lapangan usaha lainnya yang sharenya terhadap PDRB cukup besar, seperti lapangan usaha pertambangan penggalian, perdagangan dan jasa-jasa terutama jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah khususnya dibidang pertanian cukup membuahkan hasil. Di tahun 2015 output pertanian yang menjadi fokus utama pemerintah yaitu komoditas padi jagung dan kedele memberikan hasil cukup baik. Produksi gabah di tahun 2015 meningkat 10,58 ribu ton (2,47 persen) dari tahun sebelumnya sehingga total produksi gabah di tahun 2015 sebesar 438,79 ribu ton. Produksi jagung sebesar 260,67 ribu ton meningkat ton dan produksi kedelai sebesar 16,00 ribu ton atau naik 731 ton dari tahun sebelumnya. Kondisi-kondisi tersebut cukup menggembirakan, paling tidak karena dominasi komoditas tersebut cukup besar sehingga secara tidak langsung sangat berpengaruh terhadap besar PDRB di tahun Fundamental ekonomi Kabupaten Blora sampai saat ini masih didominasi oleh kegiatan pertanian. Sumbangan kegiatan pertanian Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

74 BAB IV : ULASAN SINGKAT di tahun 2015 ini mencapai28 persen, dan cenderung turun perannya dari 30,88 persen di tahun 2010 menjadi 27,78 persen di tahun 2014 tetapi pada tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi 28,00 persen. Dengan sumbangan yang hampir sepertiga PDRB, tentunya peran pertanian masih cukup penting sebagai pendorong ekonomi di Kabupaten Blora. Kenaikan atau penurunan kegiatan tersebut akan berdampak secara signifikan pada kenaikan atau penurunan PDRB Kabupaten Blora secara umum. Pada Desember 2015Kabupaten Blora ikut melaksanakan pilkada serentak, yaitu pemilihan bupati dan wakil bupati secara langsung. Tahapan-tahapan pelaksanaan sebelum pilkada, sedikit banyak ikut mendorong adanya pertumbuhan ekonomi di tahun 2015 tersebut. Kegiatan pilkada tidak lepas dari mobilisasi masa, sosialisasi dan promosi, yang semua itu menggerakakan sektorsektor ekonomi yang ada di Kabupaten Blora seperti kegiatan akomodasi,penyediaan makan minum, transportasi dan industri, terutama industri percetakan dan sablon yang begitu dibutuhkan pada perhelatan besar tersebut. Sehingga sedikit banyak level PDRB dan pertumbuhan ekonomi di tahun 2015 ikut terdongkrak. Seperti sudah disampaikan sebelumnya, pertanian masih menjadi penggerak utama ekonomi di Kabupaten Blora. Pertanian menyerap hampir separo tenaga kerja. Sehingga bisa dibayangkan bagaimana distribusi pendapatan pada lapangan usaha pertanian ini. Lapangan usaha ini terkenal sebagai lapangan usaha dengan output per tenaga kerja yang rendah. Pendapatan yang diterima petani secara rata-rata bisa dikatakan kecil. Sehingga petani identik dengan masyarakat kurang mampu. Disamping itu ada banyak 40 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

75 BAB IV : ULASAN SINGKAT kelemahan dari lapangan usaha pertanian ini, lahan yang cenderung terus berkurang karena alih fungsi lahan, distribusi pupuk dan obatobatan yang belum baik, harga pupuk dan obat-obatan yang dirasa masih tinggi, ketersediaan air serta faktor alam lainnya seperti cuaca dan curah hujan yang kadang tidak menentu disamping serangan hama dan penyakit yang terus menghantui petani di setiap musim tanam. Dan masih banyak lagi tantangan-tantangan yang harus dihadapi pada kegiatan ini. Kedepan ketergantungan yang tinggi pada kegiatan pertanian harus mulai dikurangi, yaitu melalui pengembangan sumber-sumber ekonomi baru. Masih banyak kegiatan ekonomi yang bisa digarap dengan pertimbangan melimpahnya bahan baku, seperti kegiatan industri pengolahan. Dalam sejarahnya industri pengolahan merupakan kegiatan yang bisa mendorong ekonomi masyarakat bergerak lebih cepat, bisa menyerap tenaga kerja banyak, dan bisa memberi multiplier effectpada kegiatan ekonomi lain. Pengembangan industri pengolahan bisa menjadi bagian dari pemberdayaan ekonomi rakyat melalui pengembangan ekonomi lokal. Ke depan pengembangan industri berbasis sektor pertanian bisa dijadikan alat untuk memacu ekonomi bisa tumbuh lebih cepat. Sekarang tinggal bagaimana peran pemerintah daerah khususnya untuk bisa mendorong hal itu bisa terwujud. Pengembangan ekonomi lokal pada intinya adalah pembangunan berlandaskan pada kemandirian lokal, yaitu suatu upaya meningkatkan pembangunan disuatu wilayah, dimana tidak semata-mata menekankan pada peranan kekuatan luar (external forces), tetapi lebih mengutamakan peranan dari dalam (internal Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

76 BAB IV : ULASAN SINGKAT forces), melalui upaya dengan mendorong pengembangan inisiatif dan partisipasi masyarakat yang kreatif dan produktif, peningkatan sumberdaya manusia, pemanfaatan sumberdaya ekonomi, sosial, teknologi, dan kelembagaan, untuk menunjang penciptaan lapangan kerja bagi penduduk dan masyarakat setempat. Untuk bisa mengembangkan sumber-sumber ekonomi baru diperlukan analisis potensi wilayah. Potensi ekonomiwilayah dapat diketahui dengan mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan berbagai kategori maupun subkategori ekonomi di wilayah tersebut. Kategori ekonomi yang memiliki keunggulan, memiliki prospek yang lebih baik untuk dikembangkan dan diharapkan dapat mendorong kategori-kategori ekonomi lain untuk berkembang. Tumenggung (1996) memberi batasan bahwa kategori unggulan adalah kategori yang memiliki keunggulan komparatif (comparatif advantages) dan keunggulan kompetitif (competitive advantages) dengan produk kategori sejenis dari daerah lain serta mampu memberikan nilai manfaat yang lebih besar. 4.2 Pertumbuhan PDRB Tahun 2015 Pertumbuhan ekonomididefinisikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu wilayah secara berkesinambungan selama periode tertentu, biasanya periode yang digunakan adalah periode tahunan. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi antara lain:faktor sumber daya manusia, faktor sumber daya alam, faktor ilmu pengetahuan dan teknologi, faktor budaya, dan sumber daya 42 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

77 BAB IV : ULASAN SINGKAT modal.pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat diartikan juga sebagai perbandingan pencapaian kinerja perekonomian suatu wilayah pada periode waktu tertentu terhadap periode waktu sebelumnya. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi diketahui dari besaran PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dari tahun ke tahun menurut harga konstan. Penyajian angka-angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) baik adh berlaku muapun adh konstandibuat secara series (lima tahun), sehingga akan mampu memberikan gambaran kinerja ekonomi secara makro dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Selanjutnya angka-angka tersebut bisa digunakan sebagai bahan acuan oleh pengguna data sebagaibahan monitoring, evaluasi, kajian maupun perencanaan, sehingga didapat keputusan yang lebih bermanfaat dan tepat sasaran. Pada tahun 2015, besaran PDRB Kabupaten Blora menurut harga berlaku tercatat sebesar ,35 milyar rupiah yang menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang tercatat sebesar ,98 milyar rupiah atau terjadi pertumbuhan sebesar 8,39 persen. Pertumbuhan PDRB menurut harga berlaku merupakan pertumbuhan semu, karena belum mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya,karena masih terpengaruh adanya faktor harga, atau didalamnya masih mengandung angka inflasi ataupun deflasi. Atas dasar harga berlaku, lapangan usaha jasa perusahaan memiliki pertumbuhan tertinggi yakni mencapai 14,42 persen, kemudian disusul oleh konstruksi yang mengalami pertumbuhan sebesar 12,09 persen,disusullapangan usaha transportasi dan jasa Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

78 BAB IV : ULASAN SINGKAT perantara keuangan yang mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 11,98 persen dan 11,94 persen. Sedangkan pertumbuhan terendah adalah lapangan usaha pengadaan listrik dan gas yang hanya tumbuh sebesar 2,09 persen. Pertumbuhan adh berlaku terjadi karena kenaikan output dan kenaikan harga barang dan jasa. Untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih mendekati keadaan riil atau pertumbuhan sebenarnya, karena telah menghilangkan pengaruh inflasi/deflasi, dapat diperoleh dari pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan. Untuk PDRB atas dasar harga konstan (tahun 2010=100), pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Blora untuk tahun 2015 tercatat sebesar 5,36 persen, atau dari ,20 milyar rupiah di tahun 2014 menjadi ,59 milyar rupiah pada tahun Pertumbuhan tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2014 yang tercatat sebesar 4,39 persen. Gambar 4.1 Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Blora Tahun PDRB DENGAN MINYAK BUMI PDRB TANPA MINYAK BUMI 44 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

79 BAB IV : ULASAN SINGKAT Dilihat dari gambar 4.1 terlihat bahwa lapangan usaha pertambangan penggalian utamanya kegiatan pertambangan minyak bumi cukup memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Blora. Secara rata-rata pertumbuhan ekonomi menjadi lebih tinggi dengan memasukkan angka dari pertambangan minyak dan gas bumi. Ada keterkaitan erat antara pertumbuhan beberapa lapangan usaha, seperti pertumbuhan tinggi di lapangan usaha pertanian akan mendorong lapangan usaha perdagangan maupun transportasi untuk tumbuh. Hasil-hasil pertanian akan secara aktif diperdagangakan baik di wilayah sendiri maupun dijadikan sebagai komoditas ekspor. Ketika distribusi hasil pertanian diperdagangkan, tak lepas peran transportasi untuk mendistribusikan hasil pertanian itu dari daerah penghasil ke daerah pemasaran. Lapangan usaha jasa keuangan merupakan penyedia modal usaha yang diperlukan oleh tidak hanya kategori tertentu, tetapi hampir semua kegiatan ekonomi membutuhkan kategori keuangan. Perkembangan kategori keuangan ini juga sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk, serta pola komsumsi masyarakat. Saat ini yang namanya lembaga-lembaga pembiayaan tumbuh cukup pesat. Kondisi ini adalah merupakan salah satu imbas dari pola konsumsi masyarakat yang semakin beragam dan modern. Atas dasar harga konstan, lapangan usaha pertambangan penggalian memiliki pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar12,69 persen, kemudian disusul oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi yang mengalami pertumbuhan sebesar 8,17 persen dan lapangan usaha jasa perusahaan dan transportasi pergudangan Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

80 BAB IV : ULASAN SINGKAT yang masing-masing tumbuh sebesar 8,06 persen dan 7,75 persen.sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada lapangan usaha pengadaan listrik dan gas yang tumbuh sebesar minus 2,83 persen. Nilai tambah bruto (NTB) kegiatan pertambangan dan penggalian pada tahun 2015 tumbuh cukup tinggi. NTB kegiatan ini, terutama sub kategori petambangan minyak bumi dan gas dihitung tidak hanya output minyak dan gas bumi (hasil tambang yang di lifting), tetapi juga nilai eksplorasi yang dikapitalisasi menjadi pembentukan modal tetap bruto (PMTB). Sayangnya nilai tambah yang besar tersebut sedikit sekali yang bisa dinikmati langsung oleh masyarakat lokal. Kondisi ini terjadi karena sesuai dengan amanat Undang-Undang yang berlaku yakni, UU No.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Untuk Minyak Bumi dibagi dengan imbangan 84,5% untuk Pemerintah Pusat dan 15,5% untuk Pemerintah Daerah. Sedangkan untuk Gas Bumi dibagi dengan imbangan 69,5% untuk Pemerintah Pusat dan 30,5% untuk Pemerintah Daerah. Dana bagi hasi (DBH) Minyak Bumi sebesar 15,5% dibagi dengan rincian 3% dibagikan untuk Provinsi yang bersangkutan, 6% Kabupaten/Kota penghasil, 6% untuk Kabupaten/Kota lainnya dalam Provinsi yang bersangkutan dan sisanya sebesar 0,5% dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan dasar. Untuk DBH Gas Bumi sebesar 30,5% dibagi dengan rincian, 6% Kabupaten/Kota yang bersangkutan, 12% untuk Kabupaten/Kota penghasil, 12% dibagikan untuk Kabupaten/Kota lainnya dalam Provinsi yang bersangkutan dan sisanya sebesar 0,5% dialokasikan untuk menambah anggaran 46 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

81 BAB IV : ULASAN SINGKAT pendidikan dasar. Karena inilah hasil tambang yang bisa dinikmati langsung utamanya oleh masyarakat Blora masih sangat kecil. Dengan bertambahnya jumlah penduduk bertambah pula ragam kebutuhan masyarakat. Gaya hidup berubah seiring dengan perkembangan jaman. Secara signifikan permintaan akan barang dan jasa juga ikut meningkat. Semua itu tidak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi yang pesat ditandai dengan lahirnya bermacam smartphone telah mendorong permintaan masyarakat akan jasa telekomunikasi tersebut. Masyarakat saat ini tidak bisa lepas apa yang disebut sebagai gadget, yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi ataupun untuk berinteraksi melalui social media. Sehingga di tahun 2015 ini lapangan usaha informasi dan komunikasi tumbuh cukup bagus yaitu sebesar 8,17 persen. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi tidak bisa dipungkiri telah banyak merubah gaya hidup masyarakat saat ini, tetapi disisi lain teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi kegiatan lainnya. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

82 BAB IV : ULASAN SINGKAT Gambar 4.2 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Blora Tahun Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2 Pertambangan dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Pengadaan Listrik dan Gas 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6 Konstruksi 7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8 Transportasi dan Pergudangan 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10 Informasi dan Komunikasi 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 12 Real Estate 13 Jasa Perusahaan 14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 15 Jasa Pendidikan 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 17 Jasa lainnya Seperti sudah disampaikan sebelumnya, ekonomi Blora ditopang oleh empat kegiatan ekonomi, yang dinilai dari share nilai tambah masing-masing kegiatan utama tadi terhadap PDRB. Lapangan usaha tersebut adalah lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan, lapangan usaha perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan motor, lapangan usaha pertambangan dan penggalian dan lapangan usaha industri pengolahan. Ketika 48 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

83 BAB IV : ULASAN SINGKAT lapangan usaha yang dominan tersebut tumbuh positif akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya. Pada tahun 2015 ini lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh 2,03 persen, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar minus 4,40 persen. Karena porsi lapangan usaha ini hampir sepertiga PDRB sehingga ketika lapangan usaha ini tumbuh positif 2,03 persen, akan sangat mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun tersebut. Lapangan usaha perdagangan besar eceran dan reparasi mobil dan motor pada tahun 2015 juga tumbuh cukup menggembirakan. Tercatat sebesar 5,97 persen, lebih tinggi dari tahun 2014 yang tumbuh sebesar 5,61 persen. Pengaruh pertumbuhan lapangan usaha pertanian cukup besar. Ditahun yang sama lapangan industri pengolahan tumbuh negatif, yaitu sebesar minus 0,82 persen. Pengaruh penurunan pertumbuhan industri pengolahan tembakau cukup besar. Pada tahun 2014 industri pengolahan tembakau tumbuh sebesar 22,55 persen dan ditahun 2015 ini hanya tumbuh 1,02 persen. Disamping itu pertumbuha yang lebih rendah di tahun 2015 dibanding tahun sebelumnya industri migas dan industri makanan dan minuman juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan yang minus 0,82 persen. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

84 BAB IV : ULASAN SINGKAT Tabel : 4.1 PDRB Kabupaten Blora Tahun Th PDRB Adh Berlaku PDRB Adh konstan 2010 Nilai (juta rp) Pertumb (%) Nilai (juta rp) Pertumb (%) (1) (2) (3) (4) (5) ,27 12, ,01 4, ,55 8, ,90 4, ,54 10, ,85 5, ,26 11, ,29 4, ,06 8, ,70 5,36 Dari tabel 4.1 di atas tampak bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir pertumbuhan terendah menurut harga berlaku adalah tahun 2012 yang tercatat sebesar 8,02 persen sedangkan pertumbuhan tertinggi adalah pada tahun 2011 yakni sebesar 12,06 persen. Sedangkan untuk PDRB atas dasar harga konstan, pertumbuhan tertinggi dicapai pada tahun 2013 dan 2015 yakni sebesar 5,36 persen dan yang terendah sebesar 4,39 persen pada tahun Selanjutnya apabila kegiatan pertambangan minyak dan gas bumi dikeluarkan akan diperoleh pertumbuhan rata-rata yang lebih rendah dibandingkan dengan apabila kegiatan pertambangan minyak dan gas bumi tidak dikeluarkan, kecuali di tahun Kondisi ini menunjukkan bahwa peran pertambangan minyak dan gas bumi cukup besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Blora. 50 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

85 Tabel : 4.2PDRB Kabupaten Blora Tanpa Minyak Tahun BAB IV : ULASAN SINGKAT Th PDRB Adh Berlaku PDRB Adh konstan 2010 Nilai (juta rp) Pertumb (%) Nilai (juta rp) Pertumb (%) (1) (2) (3) (4) (5) ,00 10, ,22 4, ,77 9, ,46 4, ,71 10, ,31 5, ,64 11, ,82 4, ,58 9, ,30 4,87 Angka pertumbuhan yang positif menunjukkan bahwa perekonomian di Kabupaten Blora berjalan pada rel yang benar, lapangan kerja diharapkan semakin terbuka, barang dan jasa juga mudah didapat dipasaran seiring dengan kemampuan daya beli masyarakat. Dengan terbukanya lapangan kerja pendapatan masyarakat diharapakan juga semakin meningkat. Harapan kedepan, potensi-potensi penggerak pertumbuhan akan semakin dikembangkan melalui perbaikan infrastruktur disatu sisi dan peningkatan sumber daya masyarakat disisi yang lain. Pembukaan daerah-daerah terisolir di harapakan juga kana mampu mendorong ekonomi semakin berkembang. Namun perlu diingat juga bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu akan dinikmati secara merata oleh masyarakat. Faktor pemerataan terhadap hasil-hasil pembangunan baik pemerataan antar wilayah maupun antar individu sampai saat ini masih sulit untuk diwujudkan. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

86 BAB IV : ULASAN SINGKAT Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa tujuan pembangunan ekonomi salah satu diantaranya adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran warganya, namun demikian pada kenyataannya jarang dapat berjalan bersama, banyak faktor yang mempengaruhinya misalnya kepemilikan modal yang terpusat pada perseorangan/kelompok/wilayah tertentu, sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan nilai tambah bruto yang besar itu semuanya belum tentu dinikmati oleh penduduk setempat. Selanjutanya ada satu hal yang perlu diperhatikan juga dalam penghitungan PDRB, yaitu Nilai Tambah Bruto yang dihitung tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk region tersebut atau tidak. Dimana komponenkomponennilai Tambah Brutoyang terdiri dari : 1. Pendapatan faktor yaitu : Upah dan gaji sebagai balas jasa pegawai/karyawan. Sewa tanah sebagai balas jasa tanah. Bunga sebagai balas jasa modal. Keuntungan sebagai balas jasa modal. 2. Penyusutan barang modal tetap. 3. Pajak tak langsung netto. Dari ketiga komponen tersebut, tidak semua diterima oleh penduduk region/wilayah ini. Bisa terjadi pertumbuhan PDRB tinggi, tetapi tidak semua pendapatan perkapitanya diterima oleh penduduk Kabupaten Blora. Jika menghendaki pendapatan murni dari penduduk Kabupaten Blora, maka perlu ditindaklanjuti sebagai berikut : 52 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

87 BAB IV : ULASAN SINGKAT 1. PDRB ditambah dengan pendapatan peduduk Blora yang diterima dari luar daerah/luar negeri. 2. PDRB dikurangi dengan pendapatan yang dibawa/dibayarkan keluar daerah/luar negeri Dari kedua hal tersebut di atas jika kita gabungkan dihasilkan Produk Regional Netto yaitu pendapatan murni penduduk Kabupaten Blora. Untuk memperoleh Produk Regional Netto tersebut, team penyusun masih menemui banyak kendala teknis utamanya ketersediaan data. 4.3 Distribusi PDRB/Struktur Ekonomi 2015 Sumbangan/share Nilai Tambah Brutomasing-masing kategori terhadap total Nilai Tambah Bruto (PDRB) biasa kita sebut sebagai Distribusi PDRB. Distribusi PDRB menggambarkan struktur ekonomi yang ada di suatu wilayah. Semakin tinggi distribusinya, berarti semakin besar peranan kategori/sub kategori tersebut sebagai penyumbang ekonomi wilayah dan sebaliknya. Seiring perjalanan waktu, akibat perubahan faktor internal maupun eksternal, sepertiperubahan tekhnologi, keberadaan sumber daya alam dan sumber daya manusia, serta perubahan orientasi kebijakan pemerintah maupun perubahan ekonomi nasional dan internasional akan sangat berpengaruh terhadap perubahan tiap kategori ekonomi. Akibatnya, output tiap kategori akan berbeda satu dengan yang lainnya,akibatnya distribusi kategori ekonomi dalam komposisi PDRB juga mengalami pergeseran atau perubahan. Untuk melihat besarnya sumbangan masing-masing lapangan usaha terhadap PDRB digunakan PDRB adh berlaku. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

88 BAB IV : ULASAN SINGKAT Dalam periode waktu lima tahun terakhir, kategori pertanian dan kategori perdagangan besar dan eceran masih merupakan kategori andalan bagi perekonomian Kabupaten Blora, karena keduanya memberikan kontribusi terbesar dalam penyusunan PDRB, kemudian diikuti oleh lapangan usaha pertambangan penggalian dan industri pengolahan sumbangannya meningkat menjadi peringkat ke tiga dan keempat. Pada tahun 2015 sumbangan kategori pertanian tercatat sebesar 28,00 persen, meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 27,80 persen. Dalam lima tahun terakhir distribusi pertanian, kehutanan dan perikanan cenderung turun, kecuali di tahun Kondisi ini menggambarkan kalo kategori pertanian sepertinya sudah dipuncak pelana, artinya kecenderungan untuk meningkatkan output cukup sulit, tetapi sebaliknya kecenderungan untuk turun produksinya begitu besar. Kecenderungan tersebut salah satunya dipengarungi oleh luas lahan pertanian yang kian lama kian menyusut, walaupun teknologi pertanian dalam beberapa tahun ke depan kemungkinan akan terus berkembang. Besar kecil atau naik turunnya sumbangan atau distribusi suatu lapangan usaha dipengaruhi oleh pertumbuhan lapangan usaha tersebut ataupun lapangan usaha lainnya. Dari sembilan kategori, kategori pertanian pertumbuhannya cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kategori lainnya. Penurunan tersebut merupakan fenomena, dimana ada pergeseran struktur dari daerah agraris menuju daerah non agraris, walaupun kalau dilihat pergeserannya relatif sangat lambat. Tetapi walaupun kategori pertanian distribusinya cenderung 54 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

89 BAB IV : ULASAN SINGKAT menurun, tetapi kategori ini masih cukup dominan dalam menggerakkan perekonomian di Kabupaten Blora. Kontribusi terbesar kedua diberikan oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor. Distribusi kategori ini tercatat sebesar 16,55 persen, meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 16,44. Sejalan dengan lapangan usaha pertanian, lapangan usaha perdagangan, kehutanan dan perikanan punya peran yang terus turun. Kategori ini punya distribusi yang cenderung turun terutama dalam lima tahun terakhir. Banyak faktor yang mempengaruhi turunnya peran kategori perdagangan ini, salah satunya adalah pertumbuhan lapangan usaha pertanian yang cenderung terus turun dalam beberapa tahun terakhir sedikit banyak berpengaruh terhadap penurunan kontribusi di lapangan usaha perdagangan. Perkembangan kategori perdagangan banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: pertumbuhan jumlah penduduk. Semakin banyak penduduk semakin banyak pula permintaan akan barang barang dan jasa. Kedua adalah surplus dari kategori pertanian, kategori pertambangan penggalian dan kategori industri pengolahan. Ketika ketiga kategori tersebut tumbuh, maka surplus produksi dari ketiga kategori tadi akan menjadi barang yang diperdagangkan dan sebaliknya. Ketiga adalah kemudahan transportasi barang dan jasa yang mempermudah distribusi barang dan jasa antar wilayah, dan masih banyak lagi lainnya yang cukup berperan dalam perkembangan kategori G, yaitu perdagangan besar dan eceran. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

90 BAB IV : ULASAN SINGKAT Lapangan usaha pertambangan dan penggalian diperingkat ketiga dalam memberikan sumbangan terhadap PDRB. Nilai tambah bruto kegiatan tersebut tidak hanya output dari usaha pertambangan dan penggalian, tetapai termasuk juga kajian (topografi, geologi, geofisika dan geokimia), pengeboran eksplorasi, pengambilan contoh, dan aktivitas yang terkait dengan evaluasi kelayakan teknis dan kelangsungan usaha komersial atas penambangan sumber daya mineral.pada tahun 2015lapangan usaha ini memberikan andil sebesar 14,08 persen yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 14,47 persen. Dan dalam penyerapan tenaga kerja relatif kecil (dibandingkan kategori pertanian ataupun kategori perdagangan), demikian juga perannya dalam mendorong ekonomi di Kabupaten Blora belum begitu tampak. Kondisi ini kemungkinan terjadi karena output murni yang dihasilkan kegiatan tersebut cukup kecil dan sebagian besar tidak dinikmati oleh masyarakat lokal atau masyarakat di Kabupaten Blora. Kategori yang cukup dominan berikutnya adalah kategori C atau lapangan usaha industri pengolahan. Lapangan usaha ini memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten pada tahun 2015 sebesar minus 11,01 persen, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 11,47 persen. Akibat pertumbuhan negatif sebesar 4,01 persen adh berlaku, kontribusi terhadap total PDRB turun sebesar 0,46 persen. Dilihat dari sumbangannya yang relatif tinggi diharapkan kalau lapangan usaha ke depan akan banyak berperan di dalam menggerakkan ekonomi di Kabupaten Blora. Setelah diuraikan kontribusi dari beberapa lapangan usaha yang dominan, selanjutnya akan diuraikan lapangan usaha 56 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

91 BAB IV : ULASAN SINGKAT penyusun PDRB Kabupaten Blora lainnya. Kategori D yaitu lapangan usaha pengadaan listrik dan gas serta kategori E, pengadaan air, pengelolaan sampah,limbah dan daur ulang. Masingmasing memberikan distribusi kepada PDRB Kabupaten Blora sebesar 0,06 persen dan 0,04 persen. Sumbangan terhadap PDRB sangat kecil tetapi perannya cukup besar bagi masyarakat maupun dalam kegiatan usaha. Hampir semua lapangan usaha membutuhkan pasokan listrik maupun air. Pada tahun 2015 pertumbuhan kategori F, yaitu lapangan usaha konstruksi tercatat sebesar 12,09 persen adh berlaku, kondisi ini berimbas pada peningkatan kontribusi kategori bangunan terhadap total PDRB Kabupaten, dari 4,26 persen di tahun 2014 menjadi 4,40 persen di tahun Peran kategori ini dalam beberapa tahun terakhir tidak mengalami pergeseran yang berarti masih disekitar angka 4 persen. Dalam beberapa tahun ke depan, kategori bangunan ini kemungkinan masih tetap tumbuh tinggi, terutama karena dukungan pemerintah terutama dalam pembenahan infrastruktur baik jalan, jembatan maupun infrastruktur lainnya, disamping pertumbuhan jumlah penduduk yang secara tidak langsung ikut menyumbang di kategori konstruksi akibat kebutuhan masyarakat akan rumah tinggal maupun tempat usaha. Kategori H yaitu lapangan usaha angkutan dan pergudangan, pada tahun 2015 distribusi lapangan usaha ini terhadap PDRB tercatat sebesar 2,84 persen naik dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 2,75. Di Kabupaten Blora, kegiatan transportasi masih didominasi oleh angkutan barang terutama untuk mengangkut barang galian dari Blora ke luar wilayah. Blora juga dilalui oleh Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

92 BAB IV : ULASAN SINGKAT jaringan kereta api, dan sangat diandalkan oleh masyarakat sebagai moda transportasi ke luar Blora, tetapi sumbangan angkutan rel ini terhadap PDRB masih kecil. Ke depan kegiatan angkutan rel bisa semakin mendorong roda ekonomi di Kabupaten Blora. Kategori I yaitu lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum, pada tahun 2015 memberi andil sebesar 3,52 persen. Pada lapangan usaha ini didominasi oleh kegiatan penyediaan makan minum, yang berupa restoran, rumah makan kedai maupun penyediaan makanan keliling lainnya. Kategori J atau lapangan usaha informasi dan komunikasi memberikan andil sebesar 1,09 persen di tahun 2015, menurun dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 1,10 persen. Walaupun sharenya kecil lapangan usaha ini cukup vital dalam mendorong kemajuan suatu bangsa. Diera keterbukaan informasi, peran komunikasi sangat penting, ditambah dengan pola budaya dan trend di masyarakat yang semakin modern. Dalam beberapa tahun ke depan lapangan usaha ini diperkirakan masih akan memberikan pertumbuhan yang tinggi tetapi dengan share yang masih relatif kecil. Kategori K atau lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi. Pada tahun 2015 lapangan usaha ini memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 3,33 persen meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 3,22 persen. Sedangkan kategori L atau lapangan usaha real estate memberi kontribusi sebesar 1,40 persen naik dari tahun sebelumnya sebesar 1,37 persen. Dan kategori M,N atau jasa perusahaan pada tahun 2015 memberi shareterhadap PDRB sebesar 0,31 persen. Walaupun sumbangan 58 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

93 BAB IV : ULASAN SINGKAT terhadap PDRB prosentasenya kecil, lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi merupakan lapangan usaha yang sangat penting dalam memberikan mendukung kemajuan di hampir seluruh lapangan usaha. Pengembangan usaha selalu membutuhkan modal, dan modal tersebut diperoleh dari kegiatan perbankan. Kategori jasa-jasa tercakup dalam kategori O sampai U atau lapangan usaha administrasi pemerintahan, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial dan jasa-jasa lainnya. Kategori O atau lapangan usaha administrasi pemerintahan, pemerintahan dan jaminan sosial pada tahun 2015 memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 3,83 persen, meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 3,76 persen. Kategori P atau lapangan usaha jasa pendidikan memiliki kontribusi yang tertinggi pada kegiatan jasajasa. Pada tahun 2015, lapangan usaha ini memberikan kontribusi terhadap total PDRB Kabupaten sebesar 6,37 persen, turun dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 6,43 persen. Kategori ini merupakan kategori rangking ke 5 dari 17 kategori PDRB tahun dasar Selanjutnya kategori Q atau lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial pada tahun 2015 mempunyai distribusi sebesar 0,99 persen dan kategori R,S,T,U atau lapangan usaha jasa lainnya memberikan kontribusi terhadap PDRB adh berlaku di tahun 2015 sebesar 2,17 persen. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

94 BAB IV : ULASAN SINGKAT Gambar 4.3 Distribusi PDRB Adh Berlaku Kabupaten Blora Tahun 2015 (%) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2 Pertambangan dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Pengadaan Listrik dan Gas 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6 Konstruksi 7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8 Transportasi dan Pergudangan 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10 Informasi dan Komunikasi 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 12 Real Estate 13 Jasa Perusahaan 14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan S 15 Jasa Pendidikan 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 17 Jasa lainnya 60 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

95 BAB IV : ULASAN SINGKAT Tabel 4.3 Distribusi PDRB Adh Berlaku Kabupaten Blora Tahun KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 29,71 29,65 29,93 27,80 28,00 B Pertambangan dan Penggalian 15,14 14,12 13,80 14,47 14,08 C Industri Pengolahan 9,81 10,15 10,27 11,47 11,01 D Pengadaan Listrik dan Gas 0,07 0,07 0,07 0,06 0,06 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,05 0,05 0,04 0,04 0,04 F Konstruksi 3,94 4,16 4,11 4,26 4,40 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 17,69 17,13 16,88 16,44 16,55 H Transportasi dan Pergudangan 2,57 2,58 2,60 2,75 2,84 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,47 3,43 3,30 3,41 3,52 J Informasi dan Komunikasi 1,17 1,17 1,13 1,10 1,09 K Jasa Keuangan dan Asuransi 3,06 3,21 3,20 3,22 3,33 L Real Estate 1,35 1,33 1,32 1,37 1,40 M,N Jasa Perusahaan 0,26 0,27 0,29 0,29 0,31 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,91 3,99 3,90 3,76 3,83 P Jasa Pendidikan 4,81 5,80 6,18 6,43 6,37 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,81 0,89 0,90 0,95 0,99 R,S,T,U Jasa lainnya 2,17 2,01 2,07 2,15 2,17 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Dari tabel 4.3 terlihat bahwa lapangan usaha pertanian kontribusinya cenderung terus turun, kecuali di tahun 2015, sedangkan lapangan usaha perdagangan besar dan eceran cenderung turun juga sedangkanlapangan usahaindustri pengolahan cenderung naik terutama dalam beberapa tahun terakhir, kecuali di tahun Sedangkan kategori lainnya cenderung berfluktuasi dari tahun ke tahun. Dari tujuh belas kategori kegiatan ekonomi di Kabupaten Blora terdapat empat kategori yang cukup dominan yaitu, kategori A, B, C dan G, yaitu lapangan usaha pertanian,kehutanan dan Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

96 BAB IV : ULASAN SINGKAT perikanan, lapangan usaha pertambangan dan penggalian, lapangan usaha industri pengolahan dan lapangan usaha perdagangan besar eceran, reparasi mobil dan sepeda motor. Jumlah andil dari keempat kategori dominan tersebut terhadap total PDRB kabupaten tercatat sebesar 69,96 persen pada tahun Tabel 4.4 Distribusi Prosentase Kategori Dominan PDRB Kabupaten Blora Tahun Kategori Lapangan Usaha Adh Berlaku (%) Perub (%) (1) (2) (3) (4) A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 27,80 28,00 0,20 B Pertambangan dan Penggalian 14,47 14,08-0,40 C Industri Pengolahan 11,47 11,01-0,46 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 16,44 16,55 0,12 J U M L A H 70,18 69,64-0,54 Dari tabel 4.4 terlihat bahwa peranan kategori-kategori yang tidak begitu dominan dalam beberapa tahun juga tidak begitu mengalami perubahan struktur, artinya peran kategori-kategori tersebut terhadap fundamental ekonomi di Blora kemungkinan akan tetap sama dalam beberapa tahun ke depan. Selain ada kelompok kategori dominan disajikan pula kelompok kategori produktif, yaitu kategori yang relatif masih dapat ditingkatkan outputnya karena cukup potensial. 62 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

97 BAB IV : ULASAN SINGKAT Tabel 4.5 Distribusi Prosentase Kategori Produktif PDRB Kabupaten Blora Tahun Kategori Lapangan Usaha Adh Berlaku (%) Perub (%) (1) (2) (3) (4) D Pengadaan Listrik dan Gas 0,06 0,06 0,00 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,04 0,04 0,00 F Konstruksi 4,26 4,40 0,15 H Transportasi dan Pergudangan 2,75 2,84 0,09 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,41 3,52 0,11 J Informasi dan Komunikasi 1,10 1,09-0,01 K Jasa Keuangan dan Asuransi 3,22 3,33 0,11 L Real Estate 1,37 1,40 0,03 M,N Jasa Perusahaan 0,29 0,31 0,02 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,76 3,83 0,07 P Jasa Pendidikan 6,43 6,37-0,06 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,95 0,99 0,03 R,S,T,U Jasa lainnya 2,15 2,17 0,02 J U M L A H 29,82 30,36 0,54 Dilihat struktur perekonomian Kabupaten Blora dalam beberapa tahun terakhir, sepertinya pergeseran fundamental ekonomi tidak terjadi. Ketika beberapa kategori menjadi kategori dominan, sepertinya akan tetap seperti itu dalam kurun waktu yang lama. Sehingga bisa dikatakan untuk bisa merubah struktur suatu perekonomian, dibutuhkan sumber daya yang cukup besar, baik sumber daya alam, sumber daya manusia, modal maupun teknologi. Sehingga ketika suatu kategori dikatakan memiliki kontribusi yang kecil terhadap total PDRB maka hal itu akan tetap demikian selama Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

98 BAB IV : ULASAN SINGKAT belum ada upaya yang luar biasa untuk menggerakkan roda kategori-kategori tersebut. Disamping terbagi ke dalam 17 kategori, PDRB juga biasa dikelompokan berdasarkan atas output maupun input terjadinya proses produksi untuk masing-masing kategori ekonomi. Pengelompokan tersebut terdiri atas kategori primer apabila output masih merupakan proses tingkat dasar, kategori sekunder yakni jika input berasal langsung dari kategori primer dan output sudah melalui proses lebih dari proses tingkat dasar, sedangkan kategori tersier apabila output lebih dominan pada pelayanan/jasa. Pengelompokan kategori PDRB terhadap kelompoknya adalah: Kelompok primer : Lapangan usaha pertanian, kehutanan, perikanan dan pertambangan/ penggalian. Kelompok sekunder : lapangan industri pengolahan, pengadaan listrik/gas dan pengadaan air bersih, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang bangunan/kontruksi. Kelompok tersier: Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, penyediaan akomodasi dan makan minum, lapangan usaha pengangkutan, pergudangan, lapangan usaha informasi, komunikasi, jasa keuangan, asuransi, real estate,jasa perusahaan, adm pemerintahan /hankam dan jasa-jasa. 64 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

99 BAB IV : ULASAN SINGKAT Tabel 4.6 Distribusi Prosentase Kelompok Sektor PDRB Kabupaten Blora Tahun Adh Berlaku (%) Kelompok Usaha Perub (%) (1) (2) (3) (4) Kelompok Primer 42,27 42,08-0,20 Kelompok Sekunder 15,84 15,51-0,32 Kelompok Tersier 41,89 42,41 0,52 J U M L A H 100,00 100,00 0,00 Dari ketiga kelompok kategori pada tabel 4.6 terlihat bahwa jika dibandingkan antara tahun 2015 terhadap tahun 2014, terlihat ada pergeseran kontribusi. Pada kelompok kategori primer dan sekunder terjadi penurunan kontribusi terhadap total PDRB. Sebaliknya pada kelompok tersiermengalami mengalami kenaikan kontribusi terhadap total PDRB. 4.4 PDRB Perkapita Meskipun belum dapat mencerminkan tingkat pemerataan, PDRB perkapita dapat dijadikan salah satu tolok ukur guna melihat keberhasilan pembangunan perekonomian khususnya tingkat kemakmuran penduduk pada suatu wilayah secara makro. PDRB perkapita menggambarkan rata-rata besarnya output barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap penduduk pada suatu daerah selama satu tahun. Semakin besar PDRB perkapita suatu daerah Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

100 BAB IV : ULASAN SINGKAT dapat menggambarkan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk daerah tersebut. Dengan peran minyak bumi yang semakin besar, padahal nilai tambah dari minyak bumi diperoleh tidak hanya output murninya (minyak mentah) saja yang dihitung tetapi evaluasi dan eksplorasi juga dicakup sebagai PMTB yang juga dihitung sebagai output, maka penghitungan PDRB perkapita juga dipisahkan untuk bisa memberi gambaran yang lebih riil. Tabel : 4.7 PDRB Perkapita adh Berlaku Kabupaten Blora Tahun PDRB Perkapita Dengan Minyak Tahun Pertumbuhan Nilai (Rp) (%) (1) (2) (3) , , , , ,90 Dengan memasukkan minyak bumi, PDRB perkapita tahun 2015 tercatat sebesar 19,25 juta rupiah, meningkat 7,90 persen dari tahun sebelumnya. Karena penghitungan PDRB perkapita berdasarkan adh berlaku, maka punya kecenderungan PDRB perkapita terus meningkat. 66 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

101 BAB IV : ULASAN SINGKAT Tabel : 4.8PDRB Perkapita adh Berlaku Tanpa Minyak Kabupaten Blora Tahun PDRB Perkapita Tanpa Minyak Tahun Pertumbuhan Nilai (Rp) (%) (1) (2) (3) , , , , ,36 Sedangka PDRB perkapita yang tanpa minyak pada tahun 2015 tercatat sebesar 16,87 juta rupiah, atau meningkat 9,36 persen dari tahun sebelumnya. Terlihat penambahan yang cukup signifikan dari eksplorasi gas dan minyak bumi. Gambar 4.4 Pertumbuhan PDRB Perkapita adh Berlaku Kabupaten Blora Tahun Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

102 BAB IV : ULASAN SINGKAT Jika memperhatikan tabel dan gambar perkembangan PDRB perkapita tersebut di atas dapat diketahui bahwa nilai PDRB perkapita akan berbanding lurus dengan besaran maupun pertumbuhan PDRB. Kondisi ini tidak lepas dari laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Blora yang cenderung stabil dari tahun ke tahun. Untuk PDRB perkapita akan cenderung naik, namun demikian belumlah dapat dikatakan bahwa angka tersebut menggambarkan kemakmuran yang sebenarnya, karena produk barang dan jasa yang dihasilkan di Kabupaten Blora tidak hanya dimiliki/dinikmati oleh warga Blora saja, akan tetapi ada yang dimiliki/dinikmati oleh penduduk luar Kabupaten Blora yang melakukan investasi di Kabupaten Blora. Dengan demikian, PDRB perkapita belum sepenuhnya dinikmati oleh warga masyarakat Blora, untuk itu perlu kajian khusus oleh pemerintah Kabupaten Blora untuk meneliti sejauh mana tingkat pendapatan riil masyarakat Kabupaten Blora. Gambar 4.5 Pertumbuhan PDRB Perkapita adh Berlaku Tanpa Minyak Kabupaten Blora Tahun Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

103 4.5 Indeks Perkembangan BAB IV : ULASAN SINGKAT Indeks perkembangan adalah suatu indeks yang menggambarkan perkembangan angka PDRB yang dibandingkan dengan tahun dasar, yaitu membagi besaran PDRB pada suatu tahun t dengan besaran PDRB tahun Semakin besar angka suatu kategori berarti perkembangan kategori tersebut semakin cepat dan sebaliknya. Indeks perkembangan PDRB Kabupaten Blora pada tahun 2015 atas dasar harga berlaku tercatat sebesar 161,28 persen atau senilai ,35 milyar rupiah, nilai tersebut telah meningkat 1,6 kali dari tahun dasar (tahun 2010). Sedangkan indeks perkembangan PDRB atas dasar harga konstan tercatat sebesar 126,93 persen atau senilai12.882,59milyar rupiah,nilai tersebut 1,20 kalinya dari tahun dasar. Tabel : 4.9. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Blora Tahun Tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Nilai (juta) Indeks Perkembangan (%) PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Indeks Nilai (juta) Perkembangan (%) (1) (2) (3) (4) (5) ,27 112, ,01 104, ,55 121, ,90 109, ,54 133, ,85 115, ,26 148, ,29 120, ,06 161, ,70 126,93 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

104 BAB IV : ULASAN SINGKAT Atas dasar harga berlaku, pada tahun 2015 kategori yang mengalami perkembangan tertinggi adalah kategori P, yaitu jasa pendidikan dengan angka indeks sebesar 257,38 persen atau nilai tambah bruto lapangan usaha ini tahun 2015 naik 2,6 kali dibandingkan dengan tahun dasar. Disusul kategori Q, lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial dengan indeks perkembangan sebesar 203,35 persen atau nilai tambah bruto di tahun 2015 naik 2,03 kali dari tahun dasar. Disusul kategori M,N yaitu lapangan usaha jasa perusahaan dengan indek perkembangan sebesar 202,10 persen atau nilai tambah bruto kategori tersebut naik 2,02 kali dari tahun dasar. Sedangkan indeks perkembangan terendah adalah kategori E, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang yang tercatat 124,62 persen atau selama 5 tahun, kategori ini nilai tambah brutonya hanya meningkat sebesar 1,2 kalinya tahun dasar. 4.6 Indeks Berantai Angka-angka PDRB juga dapat menunjukkan perkembangan per tahun baik secara agregat maupun per kategori yaitu dengan membuat tabel turunan yang berupa tabel indeks berantai baik menurut harga berlaku maupun menurut harga konstan. Secara umum nilai indeks berantai diperoleh dari perbandingan nilai PDRB tahun berjalan dengan PDRB tahun sebelumnya. Bila nilai indeks berantai ini dikurangi 100 dikatakan sebagai laju pertumbuhan PDRB. Indeks berantai menurut harga berlaku diperoleh dengan cara membagi NTB adhberlaku tahun (t) dengan NTB adhberlaku tahun 70 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

105 BAB IV : ULASAN SINGKAT (t-1). Nilai Indeks berantai menurut harga berlaku ini menggambarkan besarnya perkembangan agregat atau kategori yang dikarenakan oleh adanya perkembangan harga dan produksi. Sedangkan Indeks berantai berdasarkan harga konstan diperoleh dengan cara membagi NTB adhk tahun (t) dengan NTB adhk tahun (t-1). Pergerakan indeks ini mencerminkan perkembangan nilai riil produksi masing-masing kategori, dengan demikian indeks berantai adalah juga merupakan laju pertumbuhan PDRB apabila indeks tersebut dikurangi Gambar 4.6 Indeks Berantai PDRB Kabupaten Blora Tahun Adh Berlaku Adh Konstan Untuk harga berlaku, indeks berantai PDRB Kabupaten Blora tahun 2015adalah sebesar 108,39 persen.indeks berantai tertinggi dicapai oleh kategori M,N, yaitu lapangan usaha jasa perusahaan yang tercatat sebesar 115,42 persen, disusul kategori F konstruksi dan kategori H, transportasi dan pergudangan yang masing-masing Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

106 BAB IV : ULASAN SINGKAT tercatat sebesar 112,09 persen dan 111,98 persen dan terkecil adalah kategori D, pengadaan listrik dan gas yang tercatat sebesar 102,09 persen. Sedangkan menurut harga konstan, indeks berantai PDRB Kabupaten Blora tahun 2015 adalah sebesar 105,36 persen. Dengan indeks berantai tertinggi adalah kategori B, lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang tercatat sebesar 112,69 persen, diikuti kategori J, informasi dan komunikasi yang tercatat sebesar 108,17 persen, diikuti lapangan usaha jasa pendidikan yang tercatat sebesar 108,06 persen dan terkecil adalah kategori D, pengadaan listrik dan gas yang tercatat sebesar 97,17 persen. 4.7 Laju Implisit (Inflasi PDRB) Inflasi didefinisikan secara umum sebagai turunnya nilai mata uang (kebalikannya adalah deflasi). Jika terjadi inflasi tinggi akan berpengaruh terhadap tingkat daya beli masyarakat, sebaliknya jika tidak ada inflasi bahkan terjadi deflasi, hal ini juga tidak menguntungkan bagi para pelaku ekonomi, dan bila terjadi deflasi terus menerus akan menyebabkan terjadinya stagnasi ekonomi atau bahkan bisa menimbulkan resesi ekonomi. BPS menghitung inflasi menggunakan dua metode, pertamadengan metode Indeks Harga Konsumen (IHK) dengan menggunakan sampel lebih kurang 322 komoditi, yang dihitung baik setiap bulan maupun setiap tahun, seperti yang telah dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Kedua, inflasi dihitung 72 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

107 BAB IV : ULASAN SINGKAT dengan memakai indek implisit PDRB yang disebut sebagai inflasi PDRB. Dari kedua metode tersebut hasilnya tidak akan sama, sebab komoditi yang diamati jumlahnya berbeda serta metodologinya pun berlainan. Untuk penghitungan inflasi dengan metode implisit dari PDRB dilakukan dengan rumus: indek implisit tahun t Inflasi PDRB = - 1 indek implisit tahun (t 1) x 100% dimana: NTB adh berlaku kategori i indeks implisit = x 100% NTB adh konstan kategori i Seperti yang sudah disampaikan pada bab sebelumnya, kenaikan harga telah memicu inflasi PDRB. Kondisi ini bisa dilihat dari pertumbuhan PDRB adh berlaku yang tinggi, tetapi PDRB adh konstan pertumbuhannya lambat. Kondisi ini terjadi karena adamyapengaruh/ faktor harga pada setiap komoditinya. Dari laju indeks implisit PDRB, selama kurun waktu lima tahun terakhir di Kabupaten Blora selalu mengalami inflasi dengan pergerakan yang cukup berfluktuasi pada kisaran 2,87 persen di tahun 2015 sampai 7,32 persen pada tahun 2011, seperti terlihat pada gambar 4.7. Inflasi PDRB tahun 2015 tercatat sebesar 2,87 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 6,81 persen. Inflasi PDRB yang tinggi menandakan perekonomian Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

108 BAB IV : ULASAN SINGKAT Kabupaten Blora bergerak cukup dinamis walaupun disisi lain membuat kekuatiran bagi masyarakat karena untuk barang dan jasa yang sama harus mengeluarkan nilai uang yang lebih besar. Sehingga apabila tidak diimbangi dengan naiknya pendapatan akan berdampak pada turunnya daya beli masyarakat. Gambar 4.7 Laju Implisit PDRB Kabupaten Blora Tahun Pada tahun 2015, inflasi PDRB tertinggi terjadi pada kategori A, yaitu lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan yang tercatat sebesar 6,98 persen, diikuti kategori M,N kegiatan jasa perusahaan dan kategori R,S,T,U atau kegiatan jasa lainnya, yang masing-masing tercatat sebesar 6,80 persen dan 5,08 persen. Sedangkan yang terendah adalah kategori B lapangan usaha 74 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

109 BAB IV : ULASAN SINGKAT pertambangan dan penggalian yang tercatat sebesar minus 6,45 persen. 4.8 Indeks Williamson Disparitas atau ketimpangan wilayah merupakan hal yang sering kita temui dalam proses pembangunan wilayah. Williamson mengemukakan empat faktor yang mendasari dalam pengembangan wilayah, yaitu sumber daya alam, migrasi tenaga kerja, perpindahan modal, dan kebijaksanaan pemerintah. Dia menyatakan bahwa ketersediaan sumber daya alam yang berbeda akan menimbulkan pertumbuhan wilayah yang tidak seimbang pada awal pembangunan. Perpindahan tenaga kerja dan modal dari wilayah yang kurang berkembang ke wilayah yang lebih maju dan kebijaksanaan pemerintah dapat menyebabkan peningkatan kesenjangan wilayah (Abipraja, 2002). Disparitas pembangunan antar wilayah seringkali menjadi permasalahan serius, dan apabila tidak dieleminir secara bertahap dapat menimbulkan permasalahan yang lebih kompleks (seperti masalah kependudukan, sosial, ekonomi, politik dan lingkungan) serta dalam konteks makro sangat merugikan proses pembangunan yang ingin dicapai sebagai suatu bangsa yang utuh. Oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya disparitas pembangunan antar wilayah. Faktor-faktor tersebut antara lain meliputi faktor biofisik/karakteristik wilayah (sumberdaya alam), sumberdaya buatan (ketersediaan sarana dan prasarana sosialekonomi), sumberdaya manusia, sumberdaya sosial, karakteristik struktur ekonomi wilayah, dan kebijakan pemerintah daerah Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

110 BAB IV : ULASAN SINGKAT Disisi lain disparitas bisa menjadi kondisi perlu bagi percepatan pertumbuhan ekonomi pada awal pembangunan. Disparitas antara daerah di Indonesia yang didekati dengan disparitas pendapatan antar daerah (Indeks Williamson) yang mencerminkan disparitas pada tingkat pembangunan ekonomi suatu daerah. Wilayah Pulau Jawa yang memiliki disparitas yang paling tinggi dibandingkan dengan wilayah lain sangat mungkin terjadi efisiensi yang cukup baik, karena investasi masih terkonsentrasi di Jawa, terjadi aglomerasi melalui lokalisasi maupun urbanisasi di Jawa, dan tersedianya tenaga kerja yang memiliki tingkat pendidikan cukup baik (Abipraja, 2002). Dari hasil penghitungan Indeks Williamson, dalam kurun waktu lima tahun, dua tahun terakhir tingkat disparitas antar kecamatan di Kabupaten Blora cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2011 nilai Indeks Williamson tercatat sebesar 0,436, kemudian naik menjadi 0,447 pada tahun 2012, dan pada tahun 2014 nilai Indeks Williamson turun dari tahun sebelumnya, tercatat sebesar 0,452 dan menurun lagi di tahun 2015 yaitu sebesar 4,25 dengantingkat disparitas yang dikategorikan sedang, atau nilai Indeks Williamson diatas 0,30. Pada taraf ini mulai mulai terlihat ada daerah-daerah yang begitu berkembang tetapi disisi lain ada daerah-daerah yang stagnan. Untuk tahun-tahun mendatang diperkirakan Indeks Williamson akan turun. Kondisi ini bisa terjadi karena tindakantindakan yang nyata seperti pemerataan pembangunan infrastruktur di daerah-daerah yang relatif tertinggal. 76 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

111 BAB IV : ULASAN SINGKAT Tabel 4.10 Indeks Williamson Kabupaten Blora dan Jawa Tengah Tahun No. Tahun Blora Jawa Tengah (1) (2) (3) (4) ,436 0, ,447 0, ,458 0, ,452 0, ,425 0, *) 0,420 0,669 Sumber: BPS Ket: *) Angka Prediksi Kenyataan ini dimungkinkan terjadi karena adanya kehomogenan tingkat ketersediaan sumber daya alam di masingmasing kecamatan di Kabupaten Blora, yang secara otomatis akan berpengaruh pula terhadap ketimpangan diantara kecamatan-kecamatan di Kabupaten Blora.Peningkatan ketidakmerataan antar kecamatan salah satunya disebabkan karena perkembangan yang cukup dinamis pada suatu kecamatan, tetapi disisi lain ada kecamatan-kecamatan yang perkembangannya biasabiasa saja atau berjalan lambat, hal itu akan menyebabkan ketidakmerataan antar kecamatan bisa bertambah lebar atau indeks Williamson nilainya semakin tinggi. Tingkat disparitas Kabupaten Blora selama lima tahun terakhir masih lebih rendah dibanding tingkat disparitas antar kabupaten/kota di Jawa Tengah. Nilai Indeks Williamson Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2011 sampai 2015 tergolong tinggi karena nilainya di atas 0,6. Hal ini menunjukkan disparitas yang tinggi antara kabupaten/kota Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

112 BAB IV : ULASAN SINGKAT yang kaya dengan kabupaten/kota yang masih tergolong miskin. Tetapi seperti halnya Indeks Williamson di Kabupaten Blora, penurunan Indeks Williamson pada dua tahun terakhir juga terjadi di Jawa Tengah. Tahun 2014 angka Indeks Williamson di Jawa Tengah yaitu 0,678 lebih rendah dari tahun sebelumnya yaitu 0,680, demikian juga di tahun 2015 angka Indeks Williamson nya sebesar 0,673 lebih rendah dari tahun 2014 yang tercatat sebesar 0,678. Semoga dalam beberapa tahun kedepan, prediksi penurunan angka ketimpangan wilayah akan terus berlanjut seiring dengan akselerasi pertumbuhan ekonomi masing-masing wilayah. Wilayah yang secara potensi dikatakan tertinggal, perkembangan atau pertumbuhan ekonominya bisa tumbuh semakin cepat sehingga bisa mengejar ketertinggalan dengan wilayah lainnya di jawa tengah. Gambar 4.8Indeks Williamson Kabupaten Blora Tahun Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

113 4.9 Gini Rasio BAB IV : ULASAN SINGKAT Ketimpangan pendapatan adalah gambaran dari sebuah pendistribusian pendapatan masyarakat di suatu daerah/wilayah pada waktu/kurun tertentu. Kelompok masyarakat yang berpendapatan tinggi biasanya dicirikan dengan pengeluaran atau konsumsi yang tinggi, dan sebaliknya mereka yang berpenghasilan rendah akan cenderung rendah pula tingkat konsumsinya. Dari angka tersebut mengindikasikan bila tidak dilakukan perubahan terhadap orientasi pembangunan maka ketimpangan pendapatan akan semakin melebar. Penduduk yang kaya akan semakin kaya dan penduduk yang miskin akan semakin tertinggal. Pemberdayaan penduduk miskin dan usaha mikro kecil harus mendapat perhatian yang lebih besar dengan cara pengalokasian anggaran yang lebih memadai agar mereka dapat lebih meningkatkan usahanya dan pendapatan yang diterima akan menjadi lebih besar. Dengan demikian jumlah penduduk miskin semakin berkurang. Angka Indeks Ginidi Kabupaten Blora selama periode menunjukkan tingkat ketidakmerataan pendapatan yang cenderung terus meningkat. Pada tahun 2011tercatat sebesar 0,33 dan terus meningkat menjadi 0,41 di tahun 2013 kemudian turun di tahun 2014 sebesar 0,39 dan diperkirakan akan stabil nilainya di tahun 2015 yaitu sebesar 0,39. Angka ini dikategorikan sebagai ketidakmerataan sedang. Dilihat dari trend tahun-tahun sebelumnya, dimungkinkan untuk tahun-tahun ke depan Indeks Gini akan merangkak naik, seperti anekdot di masyarakat yang menyatakan yang kaya makin kaya dan yang miskin akan tetap miskin. Tetapi Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

114 BAB IV : ULASAN SINGKAT dilihat tahun 2014 ada kecenderungan indeks gini akan turun seperti yang terjadi pada indeks Williamson. Tabel 4.11Indeks Gini Kabupaten Blora dan Jawa Tengah Tahun No. Tahun Blora Jawa Tengah (1) (2) (3) (4) ,33 0, ,38 0, ,41 0, ,39 0, *) 0,39 0,38 Sumber: BPS *) Angka Prediksi Bila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah,tingkat ketidakmerataan pendapatan Kabupaten Blora cenderung memiliki trenyang sama. Pola pergerakan nilai Indeks Gini di kedua wilayah juga menunjukkan fluktuasi yang hampir mirip. Hal ini menggambarkan gejolak perubahan pendapatan masyarakat di Jawa Tengah berimbas juga pada perubahan pendapatan masyarakat Kabupaten Blora atau sebaliknya. Dalam beberapa tahun kedepan, diprediksi ketimpangan pendapatan akan stagnan dengan tahun 2014, pengaruh pertumbuhan ekonomi atau tingkat kemakmuran masyarakat yang meningkat menyebabkan tingkat konsumsi yang ikut meningkat pula pada golongan yang berpenghasilan rendah. Peningkatan tingkat kemakmuran semoga tidak meningkatkan ketimpangan pendapatan antar masyarakat. 80 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

115 BAB IV : ULASAN SINGKAT Di sini perlu dijelaskan pula bahwa pengukuran ketidakmerataan pendapatan dengan menggunakan data pengeluaran perkapita sebagai proxy data pendapatan perkapita memberikan hasil yang bias ke bawah atau underestimate. Ketidakmerataan pendapatan yang diperoleh akan lebih rendah dari yang seharusnya. Hal ini dikarenakan pendekatan pengeluaran perkapita hanya relevan untuk mengambarkan pendapatan kelompok penduduk dengan yang berpenghasilan rendah. Dalam jangka panjang pengeluaran perkapita penduduk berpenghasilan rendah akan mendekati pendapatan perkapitanya. Sedangkan pendapatan perkapita kelompok penduduk berpenghasilan menengah ke atas pada umumnya jauh lebih tinggi dibanding pengeluaran perkapitanya, karena komponen saving dan transfer keluar yang tidak tercakup di dalamnya. Dengan demikian, ketidakmerataan pendapatan yang terjadi di Kabupaten Blorabisa jadi lebih tinggi bila dihitung berdasarkan pendapatan perkapitanya dibanding hasil yang diperoleh dalam perhitungan ini. Tabel 4.12 Pemerataan Pendapatan Penduduk menurut Kriteria Bank Dunia Kabupaten Blora dan Jawa Tengah Tahun Tahun Kriteria Blora Jawa Tengah (1) (2) (3) (4) % I 18,86 18,38 40 % II 29,15 34,55 20 % III 51,99 47, % I 18,42 18,42 Sumber: BPS 40 % II 32,54 32,54 20 % III 49,04 49,04 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

116 BAB IV : ULASAN SINGKAT Ketidakmerataan pembagian pendapatan juga dapat dilihat berdasarkan kriteria dari Bank Dunia, khususnya yang terkait dengan kelompok penduduk yang berpendapatan rendah. Seperti halnya dengan nilai Gini Ratio, berdasarkan Kriteria Bank Dunia tingkat pemerataanpendapatan di Kabupaten Blora menunjukkan hasil yang sama. Pada tahun 2014 menunjukkan, bahwa 40 persen penduduk berpendapatan rendah di Kabupaten Blora ternyata hanya menerima 18,42 persen dari total pendapatan, menurun dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 18,86 persen. Sedangkan untuk 20 persen penduduk berpenghasilan tinggi, menikmasti 49,04 persen total pendapatan. Kondisi ini lebih rendah dari tahun 2013 yang tercatat sebesar 51,99 persen. Tapi yang menggembirakan 40 persen penduduk yang berpenghasilan menengah di tahun 2014 sebesar 32,54 persen lebih bagus dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 29,15. Walaupun prosentase 20 persen penduduk yang berpenghasilan tinggi masih dominan menguasai total pendapatan, tetapi melihat penurunan prosentase di tahun 2014 menjadi kabar baik dalam pemerataan pembangunan Perkembangan PDRB Lapangan Usaha Kategori A: Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan penggerak utama perekonomian di Kabupaten Blora. Hal ini bisa dilihat dari sumbangan yang besar dari kategori tersebut terhadap PDRB Kabupaten Blora.Di dalam penghitungan PDRB, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikananterbagi dalam beberapa sub lapangan usaha, yakni sub lapangan usahapertanian, 82 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

117 BAB IV : ULASAN SINGKAT peternakan, perburuan dan jasa pertanian; sub lapangan usaha kehutanan dan penebangan kayu; serta sub lapangan usaha perikanan. Pada tahun 2015 besarnya sumbangan lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikananterhadap PDRB tercatat sebesar 28,00 persen atau senilai 4.582,87milyar rupiah,dengan pertumbuhan sebesar 9,16 persen adhberlaku dan 2,03 persen adhkonstan Sub Lapangan Usaha Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian Sub lapangan usaha ini terdiri dari kegiatan pertanian tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan dan jasa pertanian dan perburuan. Sub lapangan usaha pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian memberikan sumbangan terhadap PDRB sebesar 23,03 persen, dengan nilai 3.770,40 milyar rupiah adh berlaku dan 2.697,37 milyar rupiah adh konstan. Pada tahun 2015 pertumbuhan nilai tambah bruto sub kategori ini tercatat sebesar 2,03 persen. Pertumbuhan dari sub kategori tersebut sangat berdampak pada pertumbuhan PDRB kabupaten Blora, karena peran sub lapangan usaha ini cukup besar. Berikut gambaran output dari sub kategori ini yang terdiri atas kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Pertanian Tanaman Pangan Berkurangnya luas lahan pertanian menjadi kendala bagi rencana peningkatan produk di kategori pertanian, terutama pada kegiatan tanaman pangan. Dengan kendala tersebut, strategi peningkatan hasil pertanian ditempuh melalui pemanfaatan lahan Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

118 BAB IV : ULASAN SINGKAT hutan dan program intensifikasi pertanian. Program intensifikasi pertanian dilakukan salah satunya melalui program sapta usaha tani, yaitu: pengolahan tanah yang baik, pengairan yang teratur, pemilihan bibit unggul, pemupukan, pemberantasan hama, pengolahan pasca panen dan pemasaran. Walaupun muncul kendala-kendala sebagaimana diatas, tetapi luasnya lahan pertanian menjadi faktor pendukung besarnya andil pertanian terhadap besaran PDRB Kabupaten Blora. Luas penggunaan lahan di Kabupaten Blora adalah sebagai berikut: 1. Lahan sawah : Ha. 2. Lahan tegal/kebun : Ha. 3. Hutan : Ha. Jumlah : Ha. Luas lahan sawah yang mencapai 46 ribu hektar, setiap tahunnya bisa menghasilkan gabah sekitar 400 ribu ton. Sehingga peningkatan nilai tambah bruto sub kategori ini sangat dipengaruhi oleh kenaikan produksi gabah, walaupun hasil kategori pertanian lainnya tidak bisa diabaikan. Luas lahan akan berpengaruh terhadap luas tanam dan luas panen. Sedangkan besarnya produksi pertanian sangat ditentukan oleh besaran luas panen disamping produktifitas masing-masing komoditas pertanian. Sehingga dengan pemanfaatan lahan hutan yang ditanami dengan tanaman padi palawija membuahkan hasil di tahun Peningkatan luas tanam berbanding signifikan terhadap peningkatan luas panen, sehingga di tahun 2015 ini produktifitas beberapa komoditas pertanian ini mengalami peningkatan. 84 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

119 BAB IV : ULASAN SINGKAT Tabel : 4.13.Luas panen, Produksi Padi dan Palawija Utama Kabupaten Blora tahun Jenis Komoditi Luas Panen Produksi Luas Produksi (ha) (Ton) Panen (Ton) (1) (2) (3) (4) (5) 1. Padi 2. Jagung 3. Ubi Kayu 4. Kc Hijau 5. Kc. Tanah 6. Kedelai Sumber: Dinas Pertananian, Perkebunan, Peternakan & Perikanan Kab. Blora, 2016 Tabel 4.10 merupakan beberapa komoditas dominan untuk pertanian tanaman pangan seperti padi dan palawija. Pada tahun 2015 produksi padi mengalami peningkatan, sedangkan produksi palawija ada yang naik seperti jagung, kacang hijau dan kedelai, dan ada yang turun produksinya seperti ubi kayu dan kacang tanah. Gabah kering giling naik dari ton di tahun 2014 menjadi ton di tahun 2015 atau naik3,38 persen. Naiknya produksi gabah ini cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan sub lapangan usaha pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian, karena dari gabah sendiri memberikan share yang cukup besar. Sedangkan untuk produksi palawija, produksi jagung juga naik dari ton menjadi ton ditahun Ubi kayu pada tahun 2014 produksinya ton turun menjadi ton di tahun Produksi kacang hijau naik tipis dari tahun sebelumnya, kacang Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

120 BAB IV : ULASAN SINGKAT tanah turun lebih dari50 persen kedelai kedelai naik 731 ton dari tahun sebelumnya. 2. Pertanian Tanaman Hortikultura Yang masuk ke dalam pertanian tanaman holtikultura dan banyak ditemui di Kabupaten Blora antara lain jenis sayuran: bawang merah, cabe, bayam, sawi, kangkung, ketimun, terong, tomat dan lainnya. Untuk buah-buahannya seperti mangga, pisang, jambu biji, jeruk, semangka, melon dan lainnya, sedangkan untuk jenis tanaman hias masih jarang ditemui budidayanya.sebenarnya dengan luasnya lahan tegalan di Blora, potensi tanaman holtikultura khususnya buah-buahanbisa dikembangkan. Tetapi sifat pemeliharaannya yang masih tradisional dan sifatnya juga masih sebatas pengisi lahan kosong, sehingga potensi holtikultura khususnya tanaman buah-buahan belum begitu menggembirakan. Tabel : Jumlah Tanaman, Produksi Tanaman Buah-buahan Utama di Kabupaten Blora tahun Jenis Komoditi Jumlah Tanaman(P ohon) Produksi (Kw) Jumlah Tanaman(P ohon) Produksi (Kw) (1) (2) (3) (4) (5) 1. Mangga 2. Pisang 3. Pepaya 4. Jambu Air 5. Jambu Biji Sumber: Dinas Pertananian, Perkebunan, Peternakan & Perikanan Kab. Blora, Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

121 BAB IV : ULASAN SINGKAT Pada tahun 2015 produksi buah-buahan cukup bervariatif, ada yang meningkat ada yang menurun dibanding tahun sebelumnya. Untuk mangga, pepaya dan jambu air turun masing-masing sebesar 22,89 persen, 20,42 persen dan 31,02 persen, sedangkan pisang dan jambu biji produksinya naik 13,35 persen dan 15,81 persen. Tabel : 4.15.Luas panen, Produksi Tanaman Sayuran Utama di Kabupaten Blora tahun Jenis Komoditi Luas Tanam (Ha) Produksi (Kw) Luas Tanam (Ha) Produksi (Kw) (1) (2) (3) (4) (5) 1. Bawang Merah 2. Cabe Besar 3. Cabe Rawit 4. Terung 5. Kacang Pjg Sumber: Dinas Pertananian, Perkebunan, Peternakan & Perikanan Kab. Blora, Seperti tanaman buah-buahan, kenaikan dan penurunan produksi komoditas sayuran juga bervariasi. Bawang merah, cabe besar dan cabe rawit produksi tahun 2015 lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Kenaikan masing masing komoditas adalah 22,04 persen, 2,29 persen dan 40,11 persen. Untuk terung dan kacang panjang masing-masing mengalami penurunan sebesar 74,52 dan 16,23 persen. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

122 BAB IV : ULASAN SINGKAT 3. Perkebunan Budidaya tanaman perkebunan di Kabupaten Blora tidak begitu banyak macamnya, yang banyak ditemui antara lain adalah tebu, tembakau, kelapa, jambu mete dan empon-empon. Tapi dalam beberapa tahun terakhir banyak masyarakat yang mulai budidaya tebu, salah satu pendorongnya karena di Blora baru saja didirikan pabrik gula di Kecamatan Todanan. Tabel : 4.16.Luas/Jumlah Tanaman dan Produksi Tanaman Utama Perkebunan Di Kabupaten Bloratahun a. Tanaman Perkebunan Tahunan dan Musiman Komoditi Produksi (Ton) Produksi (Ton) (1) (2) (3) Kelapa 131,61 100,43 Kapuk 87,19 76,08 Jambu Mete 214,25 214,46 Tebu , ,46 Tembakau 760, ,20 88 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

123 b. Tanaman Biofarmaka BAB IV : ULASAN SINGKAT Komoditi Produksi (kg) Produksi (kg) (1) (2) (3) 1. Lempuyang wangi 167,38 162,26 2. Kunyit 124,78 121,80 3. Lengkuas 132,81 169,40 4. Temulawak 60,97 83,24 Sumber: Dinas Pertananian, Perkebunan, Peternakan & Perikanan Kab. Blora, 2016 Pada tabel 4.11 terlihat beberapa produksi tanaman perkebunan yang dominan di Kabupaten Blora. Kondisi di tahun 2015 ada kecenderungan semua produk perkebunan produksinya menurun dibandingkan tahun sebelumnya, kecuali tanaman tembakau dan empon-empon atau tanaman biofarmaka. Dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya, produksi kelapa turun sebesar minus 24 persen, tebu produksinya turun sekitar 7 persen, kapuk produksinya turun hampir 13 persen, tetapi sebaliknya tembakau mengalami kenaikan sebesar 75 persen. 4. Peternakan Blora dikenal sebagai daerah potensi peternakan khususnya sapi potong. Disamping sapi potong, ternak lainnya juga banyak dipelihara oleh masyarakat Blora, seperti: kambing, domba maupun ayam, baik ayam ras mapun bukan ras. Sedangkan hasil peternakan lainnya antara lain adalah susu dan telor. Besarnya populasi ternak yang ada di Blora ternyata belum sebanding dengan nilai tambah Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

124 BAB IV : ULASAN SINGKAT brutonya. Sebagai contoh pertambahan berat sapi atau perkembangbiakan sapi, bisa dikatakan sangat lambat. Demikian juga dengan ternak-ternak lainnya. Kondisitersebutkemungkinan terjadi karena sistem pemeliharaan ternak oleh masyarakat masih bersifat tradisional. Padahal didalam penghitungan nilai tambah bruto salah satu indikatornya antara lain produksi daging untuk ternak besar, kecil dan unggas dan produksi telor dan susu untuk produk ternak lainnnya. Pada tabel 4.12 terlihat, pada tahun 2015 hampir semua populasi ternak dan unggas mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya kecuali domba dan ayam kampung. Demikian juga dengan ternak yang dipotong hampir semua mengalami peningkatan, kecuali pada domba. Sedangkan untuk produksi hasilhasil peternakan yang terdiri dari telur dan susucukup bervariasi, pada tahun yang sama produksi susu meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya. Telor ayam kampung dan itik mengalami penurunan tetapi untuk produksi telur ayam ras mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Tabel : Populasi Hewan dan Hasil-hasil Utama Peternakan di Kabupaten Blora tahun Jenis Komoditi Dipoton Jumlah Jumlah Dipotong g (1) (4) (5) (6) (7) Hewan : 1. Sapi Potong 2. Kambing 3. Domba 4. Ayam Kampung Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

125 BAB IV : ULASAN SINGKAT Jenis Komoditi Dipoton Jumlah g Jumlah Dipotong (1) (4) (5) (6) (7) 5. Ayam Ras Pedaging 6. I t i k Hasil Peternakan : 1. Susu (Liter) 2. Telur Ayam Kampung 3. Telur Ayam Ras 4. Telur Itik Sumber: Dinas Pertananian, Perkebunan, Peternakan & Perikanan Kab. Blora, Jasa Pertanian dan Perburuan Jasa pertanian merupakan kegiatan untuk menunjang kegiatan pertanian, baik pertanian padi palawija, hortikultura, perkebuanan dan pertanian lainnya. Termasuk jasa pertanian antara lain jasa penanaman, jasa pemanenan hasil pertanian, jasa pengelolaan lahan, jasa persewaan alat pertanian, jasa pemberantasan hama serta jasa-jasa lainnya.sedangkan perburuan adalah kegiatan menangkap hewan liar, atau mengumpulkan tumbuhan-tumbuhan liar, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Kegiatan jasa pertanian sangat menunjang usaha pertanian. Hampir sebagian besar kegiatan pertanian membutuhkan banyak tenaga kerja, apalagi pertanian padi dan palawija. Sehingga usaha pertanian dikatakan sebagai kegiatan yang padat tenaga kerja. Tenaga kerja pertanian yang mendapat balas jasa berapa barang atau uang dengan hitungan hariaan/mingguan disebut sebagai buruh tani. Sedangkan yang dimaksud dengan jasa pertanian di sini adalah Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

126 BAB IV : ULASAN SINGKAT usaha dibidang pertanian yang sifatnya borongan atau bukan sebagai buruh tani. Dimasyarakat yang banyak kita temui adalah jasa pengolahan lahan. Sedangkan untuk penanaman dan pemanenan bisanya dilakukan oleh buruh tani Sub Lapangan Usaha Kehutanan dan Penebangan Kayu Potensi kehutanan di Kabupaten Blora didominasi oleh hutan negara yang tersebar di hampir seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Blora. Dalam beberapa tahun terakhir,beberapa areal hutan negara tidak/kurang produktif lagi sehingga kurang mampu meningkatkan output di sub kategori kehutanan. Terdapat tiga wilayah pemangkuan hutan yaitu KPH Randublatung, KPH Cepu dan KPH Blora. Ketiga KPH tersebut bertugas mengawasi lokasi hutan negara di kecamatan yang menjadi tugasnya. Wilayah Kabupaten Blora juga cocok dan cukup potensial untuk pengembangan hutan rakyat, karena struktur tanah dan iklimnya cukup mendukung. Kecamatan yang memiliki hutan rakyat antara lain: Jiken, Bogorejo, Jepon, Blora, Japah, Ngawen, Kunduran dan Todanan. Produk kehutanan yang banyak dijumpai di Blora antara lain kayu jati, kayu rimba dan kayu bakar baik produksi dari hutan negara maupun usaha budi daya masyarakat. Disamping kayu-kayuan termasuk produk kehutanan lainnya adalah bambu, arang, sarang burung walet maupun hasil kegiatan lainnya yang memanfaatkan hutan sebagai sarananya seperti penangkapan satwa liar di hutan 92 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

127 BAB IV : ULASAN SINGKAT maupun pengabilan daun jati oleh masyarakat termasuk juga pengambilan tanaman obat-obatan dari hutan. Pada tahun 2015, nilai tambah bruto sub lapangan usaha kehutanan tercatat sebesar ,39 juta rupiah adh berlaku, dengan andil terhadap PDRB Kabupaten sebesar 4,88 persen. Untuk harga konstan nilai tambah brutonya tercatat sebesar ,62 juta rupiah dengan andil terhadap PDRB Kabupaten sebesar 3,98 persen. Sub lapangan usaha ini pada tahun 2015 tumbuh sebesar 6,13 persen adh berlaku dan minus 5,07 persen adh konstan. Selama dua tahun terakhir sub lapangan usaha ini tumbuh negatif, dimana nilai pertumbuhan tahun 2015 ini lebih rendah dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar minus 0,41 persen. Terhadap lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sub lapangan usaha ini memberikan share sebesar 21,19 persen adh berlaku dan 19,02 persen adh konstan Sub Lapangan Usaha Perikanan Selama ini sub kategori perikanan di Kabupaten Blora disumbang oleh budidaya perikanan kolam dan budidaya perikanan dari perairan umum, yang meliputi sungai, cek dam dan embung. Untuk kolam hampir merata ada disetiap kecamatan, tetapi luas yang kecil sehingga produksi yang didapat masih sangat kecil. Demikian juga sumbangan dari hasil budidaya perikanan dari waduk relatif masih sangat kecil karena hanya berasal dari Kecamatan Blora dan Tunjungan. Selama tahun 2015 produksi perikanan meningkat dibanding tahun sebelumnya. Kondisi ini cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan nilai tambah bruto di kegiatan perikanan ini. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

128 BAB IV : ULASAN SINGKAT Tabel: 4.18Luas Panen dan Produksi Ikan Hasil Budidaya di Kabupaten Blora, Tahun Lokasi Luas Panen (ha) Produksi (Kg) Luas Panen (ha) Produksi (Kg) (1) (2) (3) (4) (5) Kolam Sungai Waduk Cek Dam & Embung Sumber: Blora Dalam Angka Tahun 2016 Sumbangan sub lapangan usaha perikanan terhadap PDRB Blora masih cukup kecil. Pada tahun 2015 sumbangan yang diberikan dari sub lapangan usaha ini tercatat sebesar 0,08 persen adh berlaku dengan nilai tambah bruto sebesar ,60 juta rupiah adh berlaku dan 9.761,81juta rupiah adh konstan. Pertumbuhan sub lapangan usaha ini pada tahun yang sama tercatat sebesar 7,42 persen (adh konstan), dan lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 3,09 persen. Terhadap lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan, sub kategori ini memberikan share sebesar 0,36 persen adh berlaku dan 0,36 persen adh konstan Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian Kategori B, yaitu lapangan usaha pertambangan dan penggalian terdiri atas 4 sub lapangan usaha. Untuk Kabupaten Blora hanya ada dua sub lapangan usaha, yaitu pertambangan minyak, gas dan panas bumi dan sub lapangan usaha 94 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

129 BAB IV : ULASAN SINGKAT pertambangan dan penggalian lainnya. Penerapan SNA 2008 menambah cakupan di lapangan usaha ini, khususnya sub lapangan usaha pertambangan minyak, gas dan panas bumi. Sebelumnya nilai tambah bruto sub lapangan usaha ini hanya lifting minyak mentah dan gas, tetapi dengan penerapan SNA 2008 cakupannya bertambah tidak hanya dalam bentuk minyak bumi maupun gas tetapi aktifitas yang berkaitan dengan pembentukan modal tetap bruto dan evaluasi barang tambang juga dihitung sebagai output sebagai dasar penghitungan nilai tambah bruto. Sehingga nilai tambah bruto nilainya cukup besar dibandingkan dengan tahun dasar Sumbangan lapangan usaha pertambangan dan penggalian terhadap PDRB Kabupaten Blora tahun 2015 tercatat sebesar 14,08 persen (adhberlaku), lebih rendah dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 14,47 persen. Nilai tambah lapangan usaha ini tercatat sebesar ,57 juta rupiah adh berlaku dan ,98 juta rupiah adh konstan, dengan pertumbuhan nilai tambah bruto sebesar 12,69 persen (adhkonstan), lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 5,08 persen.pertumbuhan yang tinggi tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan tinggi di sub lapangan usaha pertambangan minyak dan gas yang tumbuh sebesar 14,05 persen Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi Sub lapangan usahapertambangan minyak, gas dan panas bumi outputnya adalah eksplorasi dan evaluasi barang tambang serta belanja modal atau pembentukan modal tetap bruto dalam kegiatan pertambangan. Merupakan satu-satunya kabupaten di jawa Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

130 BAB IV : ULASAN SINGKAT tengah yang mempunyai kegiatan pertambangan minyak bumi. Selain minyak bumi, Kabupaten Blora juga memiliki potensi gas alam, dan sudah mulai berproduksi secara komersial pada tahun 2015 ini. Pada tahun 2015 adhberlakusub lapangan usaha ini memberikan sumbangan sebesar11,99persen dengan nilai tambah bruto sebesar ,30 juta rupiah. Sedangkan share terhadap kategorinya, sub lapangan usaha ini memberikan andil sebesar 85,15 persen adh berlaku dan 88,16 persen adh konstan Pertambangan dan Penggalian Lainnya Berikutnya adalah sub lapangan usaha pertambangan dan penggalian lainnya.di Kabupaten Blora, sub lapangan usaha inihanya ada kegiatan penggalian terutama penggalian golongan C seperti pasir, batu dan tanah urug.sebenarnya Blora punya potensi yang cukup besar, tetapi pemanfaatan dan pengelolaannya belum sesuai apa yang diharapkan. Jenis bahan galian belum banyak dieksploitasi secara optimal dan diperkirakan mempunyai cadangan yang cukup besar dan potensi yang cukup tinggi. Beberapa jenis komoditi sub kategori penggalian tersebar di beberapa kecamatan dengan potensinya antara lain : Sirtu Pasir kuarsa Batu Pasir Tanah liat Gipsum Phospat : Kecamatan Kradenan, Ngawen dan Cepu. : Kecamatan Todanan, Japah, Tunjungan, Bogorejo, dan Kecamatan Jepon. : Kecamatan Japah, Tunjungan dan Todanan : Kecamatan Blora dan Todanan : Kecamatan Jati, Randublatung, Kradenan, Bogorejo dan Kecamatan Cepu. : Kecamatan Todanan. 96 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

131 Kalsit Ball Clay Batu Gamping BAB IV : ULASAN SINGKAT : Kecamatan Todanan. : Kecamatan Todanan, Tunjungan, Bogorejo. : Kecamatan Randublatung, Kradenan, Sambong, Japah, Tunjungan, Bogorejo, Jepon, Jiken dan Kecamatan Todanan. Nilai tambah bruto sub lapangan usaha pertambangan dan penggalian lainnya pada tahun 2015 tercatat sebesar ,27 juta rupiah adh berlaku, memberikan sumbangan terhadap PDRB sebesar 2,09persen. Sedangkan adh konstan tercatat sebesar ,26 juta rupiah. Pada tahun 2015 pertumbuhan sub lapangan usaha ini melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar3,50 persen (adhkonstan). Sumbangan sub lapangan usaha ini masih kecil, karena yang di eksploitasi baru galian golongan C (pasir/batu/koral/tanah urug), padahal di sisi lain galian ini sumber daya alamnya sudah mulai menipis, bahkan sudah semakin sulit didapat Lapangan Usaha Industri Pengolahan Industri: adalah suatu unit produksi yang melakukan kegiatan mengubah barang dasar (bahan baku/bahan mentah) menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya. Untuk lebih memudahkan dalam memahami angka-angka yang ditampilkan dalam kategori ini, BPS Kabupaten Blora mengacu pada konsep dan definisi yang dibakukan oleh BPS Pusat, dimana konsep tentang industri di kelompokkan atau digolongkan menjadi empat. Kriteria industri sebagai berikut: Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

132 BAB IV : ULASAN SINGKAT 1. Industri Besar : adalah perusahaan industri yang mempunyai jumlah tenaga kerja paling sedikit 100 orang. 2. Industri Sedang : adalah perusahaan industri yang mempunyai jumlah tenaga kerja antara orang. 3. Industri Kecil : adalah perusahaan industri yang mempunyai jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang. 4. Industri RT : adalah perusahaan industri yang mempunyai jumlah tenaga kerja antara 1-4 orang. Perubahan tahun dasar 2000 menjadi tahun 2010 mengaplikasikan SNA Penerapan ini berdampak pada peningkatan level PDRB, karena ada perubahan konsep, penambahan cakupan dan perbaikan data. Perubahan konsep contohnya hasil industri yang dikonsumsi sendiri ikut diperhitungkan nilainya sebagai output. Penambahan cakupan contohnya masuknya industri pengilangan migas walaupun sifatnya hanya sebagai bahan studi. Perbaikan data contohnya untuk industri pengolahan tembakau, cukai yang diberikan dimasukkan sebagai output pada industri tersebut, dan lain sebagainya. Dengan SNA 2008, lapangan usaha industri pengolahan meliputi 16 sub lapangan usaha yaitu: industri batubara dan pengilangan minyak; industri makanan, minuman, industri tembakau; 98 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

133 BAB IV : ULASAN SINGKAT industri tekstil dan pakaian jadi; industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki; industri kayu, barang dari kayu, gabus,anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya; industri kertas dan barang dari kertas, percetakan; industri kimia, farmasi dan obat tradisional; industri barang dari karet dan plastik; industri barang galian bukan logam; industri logam dasar; industri barang dari logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik; industri mesin dan perlengkapan; industri alat angkutan; industri furniture; dan industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan. Nilai Tambah Bruto (NTB) lapangan usahaindustri pengolahan pada tahun 2015tercatat sebesar ,42 juta rupiah adh berlaku, memberikan konstribusi terhadap PDRB sebesar 11,01 persen. Sedangkan menurut harga konstan nilai tambah brutonya tercatat sebesar ,52 juta rupiah. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 sumbangan terhadap PDRB tahun 2015 mengalami sedikit penurunan baik menurut harga berlaku maupun harga konstan. Sedangkan pertumbuhan sub kategori industri pengolahan tercatat sebesar minus 0,82 persen (adh konstan). Berikut ini adalah jenis industri yang cukup dominan di Kabupaten Blora, antara lain: industri makanan dan minuman. Pada tahun 2015 mempunyai kontribusi terhadap lapangan usaha industri pengolahan sebesar 53,37 persen adh berlaku atau senilai ,25 juta rupiah dan 52,43 persen adh konstan atau senilai ,34 juta rupiah. Dan pada tahun yang sama nilai tambah brutonya tumbuh sebesar 8,01 persen, jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya. Kegiatan yang masuk dalam industri makanan dan Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

134 BAB IV : ULASAN SINGKAT minuman sangat banyak jenisnya beberapa diantaranya adalah industri tahu tempe, indutri roti, industri krupuk dan lain sebagainya. Yang kedua adalah industri pengolahan tembakau. Industri ini pada tahun 2015 memiliki nilai tambah bruto sebesar ,64 juta rupiah adh berlaku dan ,13 juta rupiah adh konstan, dan memberikan kontribusi terhadap lapangan usahanya sebesar 22,57 persen (adh berlaku). Dan pertumbuhan nilai tambah brutonya tercatat sebesar 1,02 persen. Industri kayu, barang dari kayu, gabus, barang dari anyaman bambu, rotan dan sejenisnya merupakan industri dominan yang ketiga yang ada di Kabupaten Blora. Industri ini pada tahun 2015 mempunyai kontribusi di lapangan usaha industri pengolahan sebesar 10,86 persen adh berlaku dan 10,58 persen adh konstan. Dengan nilai tambah bruto sebesar ,77 juta rupiah adh berlaku dan ,13 adh konstan. Serta pada tahun yang sama tercatat tumbuh sebesar 4,27 persen. Industri barang galian bukan logam diurutan berikutnya. Pada tahun 2015 mempunyai sumbangan terhadap lapangan usahanya sebesar 3,89 persen adh berlaku dan 3,95 persen adh konstan. Dengan nilai tambah bruto tercatat sebesar ,88 juta rupah adh berlaku dan ,12 adh konstan. Yang termasuk industri barang galian bukan logam antara lain: industri batu bata, genteng, gerabah dari tanah dan lain sebagainya. 100 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

135 Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas BAB IV : ULASAN SINGKAT Lapangan usaha ini terbagi menjadi dua sub lapangan usaha, sub lapangan usaha ketenagalistrikan dan sub lapangan usaha pengadaan gas dan produksi es. Penghitungan nilai tambah bruto ketenagalistrikan adalah listrik yang terjual dikurangi dengan subsidi yang diterima, sedangkan pengadaan gas tidak dijumpai di Blora, yang ada pada sub lapangan usaha ini hanya produksi es. Pertumbuhan lapangan usaha pengadaan listrik dan gas pada tahun 2015 tercatat sebesar minus 2,83 persen persen (adhkonstan) melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 3,22 persen. Kontribusi lapangan usaha ini terhadap PDRB Kabupaten Blora tahun 2015masih rendah, tercatat sebesar 0,06 persen adhberlaku dan 0,08 persen adhkonstan. Meskipun sumbangan dari kategori ini terhadap PDRB relatif kecil, tetapi merupakan lapangan usaha yang sangat vital untuk mendukung keberlangsungan hidup masyarakat. Tabel : Jumlah Pelanggan Listrik PLN Di Kabupaten Blora Tahun Tahun Listrik PLN (1) (2) Sumber: Blora Dalam Angka Tahun 2016 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

136 BAB IV : ULASAN SINGKAT Peningkatan jumlah pelanggan listrik seharusnya berdampak positif pada pertumbuhan di sub lapangan usaha ketenagalistrikan.diharapkan semakin banyak pelanggan, KWH listrik yang terjual akan semakin besar. Tetapi karena perhitungan nilai tambahnya adalah listrik yang terjual dengan harga per KWH yang diperhitungkan dengan subsidi yang diberikan, sehingga penambahan jumlah pelanggan belum tentu berdampak pada pertumbuhan nilai tambahnya. Kondisi ini terjadi pada tahun Pada tahun 2015, nilai tambah bruto sub lapangan usahaketenagalistrikan adh berlaku tercatat sebesar 9.719,39 juta rupiah adh berlaku dan 9.835,96 juta rupiah adh konstan atau mengalami pertumbuhan sebesar minus 2,94 persen. Kontribusi sub lapangan usaha ini terhadap lapangan usahanya tercatat sebesar 98,14 persen adhberlaku dan 98,74 persen adhkonstan. Untuk sub lapangan usaha pengadaan gas dan produksi es kontribusinya masih sangat kecil baik terhadap PDRB kabupaten maupun terhadap lapangan usahanya. Pada tahun 2015, sumbangan sub lapangan usahaini terhadap lapangan usahanyatercatat sebesar 1,86 persen adhberlaku dan 1,26 persen adhkonstan. Dengan nilai tambah bruto sebesar 183,99 juta rupiah adh berlaku dan 125,02 juta rupah adh konstan Lapangan Usaha Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang Penerapan SNA 2008 memecah sektor listrik, gas dan air bersih menjadi lapangan usaha pengadaan listrik, gas dan lapangan usaha pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang. Dan penerapan ini dimulai tahun 2010 bersamaan dengan 102 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

137 BAB IV : ULASAN SINGKAT perubahan tahun dasar baru. Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam lapangan usaha ini antara lain pengadaan air bersih dari PDAM, pamsimas dan pengadaan air swasta lainnya. Disamping kegiatan pengelolaan sampah dan daur ulang. Tetapi dari semua kegiatan di atas, hanya dari PDAM yang datanya bisa diperoleh dengan baik, selebihnya hanya melalui estimasi dari beberapa data pendukung. Pertumbuhan lapangan usaha pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang pada tahun 2015 tercatat sebesar 2,25 persen (adhkonstan). Kontribusi lapangan usaha ini terhadap PDRB Kabupaten Blora tahun 2015sangat kecil, tercatathanya sebesar 0,04 persen adhberlakuatau senilai 6.947,18 juta rupiah dan 0,05 persen adhkonstan atau 6.384,88 juta rupiah. Meskipun sumbangan dari kategori ini terhadap PDRB relatif kecil, tetapi merupakan lapangan usaha yang cukup vital untuk mendukung keberlangsungan hidup masyarakat. Tabel : Jumlah Pelanggan PDAM Di Kabupaten Blora Tahun Tahun P D A M (1) (2) Sumber: Blora Dalam Angka Tahun 2016 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

138 BAB IV : ULASAN SINGKAT Pertumbuhan penduduk berpengaruh terhadap peningkatan jumlah pelanggan PDAM, dan kecenderungan setiap tahun jumlah pelanggan PDAM terus meningkat. Pada tahun 2015, jumlah pelanggan PDAM meningkat sebesar 0,3 persen, yang berimbas pada nilai tambah bruto di lapangan usaha ini. Sedangkan untuk penghitungan kegiatan pengelolaan sampah dan daur ulang sifatnya masih sangat kasar, karena ketidaktersediaan data oleh dinas/instansi atau lembaga. Disisi lain kegiatan pencataan untuk tersebut juga masih sangat lemah. Perluasan jaringan pada daerah yang sering dilanda kekurangan air bersih pada saat musim kemarau diharapkan akab bisa menambah nilai tambah bruto, tetapi disisi lain sering muncul kendala terutama pada ketersediaan air baku, dimanapada musim kemarau pada beberapa waduk di Kabupaten Blora yang menjadi air baku PDAM debit airnya menurun bahkan ada yang mengalami kekeringan, akibatnya jumlah pemakaian air oleh masyarakatjuga ikut menurun Lapangan Usaha Bangunan/Konstruksi Kegiatan konstruksi diprediksi akan terus tumbuh cukup baik dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini didorong oleh kebutuhan manusia akan infrastruktur yang lebih baik. Pertumbuhan penduduk yang membutuhkan tempat tinggal, kebutuhan pengusaha akan tempat usaha dan program-program pemerintah dalam membangunan sarana dan prasarana umum, baik jalan, jembatan maupun gedung dan konstruksi lainnya. 104 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

139 BAB IV : ULASAN SINGKAT Nilai tambah bruto lapangan usaha ini masih didominasi kegiatan konstruksi swasta, baik oleh masyarakat maupun oleh dunia usaha. Sedangkan peran konstruksi pemerintah prosentase masih lebih rendah. Tetapi walaupun demikian peran pemerintah sebagai pendorong pembangunan melalui pembangunan infrastruktur terutama jalan, jembatan dan infrastruktur lainnya tidak bisa diabaikan. Pada tahun 2015 lapangan usaha bangunan tumbuh 7,34 persen, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,99 persen. Dengan nilai tambah bruto ,66 juta rupiah adh berlaku dan ,68 juta rupiah adh konstan. Kontribusi lapangan usaha initahun 2015 juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, adh berlaku dari 4,26 persen di tahun 2014 menjadi 4,40 persen di tahun 2015,sedangkan adhkonstan kontribusi terhadap PDRB meningkat dari 4,20 persen di tahun 2014 menjadi 4,28 persen pada tahun Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Lapangan usaha ini terdiri atas dua sub lapangan usaha, sub lapangan usaha perdagangan mobil, sepeda motor dan reparasinya dan sub lapangan usaha perdagangan besar dan eceran. Perhitungan nilai tambah bruto (ntb) lapangan ini memakai metode arus barang yaitu dengan cara menghitung besarnya nilai komoditi lapangan usaha pertanian, industri, penggalian dan barang/jasa yang diperdagangkan dan margin barang dan jasa dari luar wilayah Kabupaten Blora. Metode arus barang yang digunakan pada saat ini masih dipertahankan karena belum ada metode lain yang lebih Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

140 BAB IV : ULASAN SINGKAT represetatif. Lapangan usaha ini merupakan lapangan usaha yang cukup potensial karena kontribusi yang diberikan lapangan usaha ini menduduki peringkat kedua setelah kategori pertanian. Pada tahun 2015, nilai tambah bruto lapangan usaha ini adh berlaku tercatat sebesar ,61 juta rupiah dengan share terhadap PDRB Kabupaten tercatat sebesar 16,55 persen. Sedangkan adh konstan di tahun yang sama, nilai tambahnya sebesar ,67 juta rupiah dengan pertumbuhan nilai tambah bruto sebesar 5,97 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 5,61 persen Sub Lapangan Usaha Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya. Perkembangan tingkat kemakmuran penduduk biasanya diiringi dengan pertambahan akan kepemilikan kendaraan bermotor, selain yang untuk kegiatan usaha. Dari tabel dibawah terlihat perkembangan jumlah kendaraan yang cenderung terus bertambah, apalagi sepeda motor. Nilai tambah bruto sub lapangan usaha ini adalah margin dari perdagangan kendaraan bermotor dan jasa reparasinya. Tabel : Jumlah Kendaraan BermotorDi Kabupaten Blora Tahun Jenis Tahun (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Mobil penumpang Mobil beban Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

141 BAB IV : ULASAN SINGKAT Jenis Tahun (1) (2) (3) (4) (5) (6) 3. Bus/Micro bus Sepeda motor Jumlah Sumber: Blora Dalam Angka Tahun 2016 Kontribusi sub lapangan usaha ini terhadap lapangan usahanya di tahun 2015 tercatat sebesar 30,70 persen adhberlaku dengan nilai tambah brutonya sebesar ,38 juta rupiah.untuk harga konstannya, kontribusi sub lapangan usaha ini terhadap lapangan usahanya tercatat sebesar 25,79 persen dengan nilai tambah bruto sebesar ,18 juta rupiah. Sedangkan pertumbuhan sub kategori ini di tahun 2015, tercatat sebesar 4,07 persen (adhkonstan) Sub Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran. Sub lapangan usaha ini pada tahun 2015 memiliki nilai tambah bruto sebesar ,23 juta rupiah adh berlaku dan ,49 juta rupiah adh konstan, dengan kontribusi terhadap lapangan usahanya tercatat sebesar 69,30 persen adh berlaku dan 74,21 persen adh konstan. Pertumbuhan nilai tambah bruto (adh konstan) tercatat sebesar 6,65 persen. Nilai tambah bruto diperoleh dari margin barang yang diperdagangkan dari lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan, lapangan usaha pertambangan/penggalian dan lapangan industri pengolahan serta margin barang perdagangan yang berasal Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

142 BAB IV : ULASAN SINGKAT dari luar wilayah. Sehingga pertumbuhan sub lapangan usaha ini disamping karena pertumbuhan lapangan usaha primer ditambah lapangan usaha industri pengolahan, juga sangat dipengaruhi pertumbuhan jumlah penduduk, kemampuan daya beli dan gaya hidup masyarakat Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan Lapangan usaha angkutan dan pergudanganterdiri atas enam sub lapangan usaha, yaitu sub lapangan usahaangkutan rel, angkutan darat, sub lapangan usaha angkutan sungai, danau dan penyeberangan dan sub lapangan usaha pergudangan dan jasa penunjang angkutan, pos dan kurir, dan yang tidak ada kegiatannya di Blora yaitu sub lapangan usaha angkutan laut dan angkutan udara. Nilai tambah bruto lapangan usaha ini pada tahun 2015 tercatat sebesar ,49 juta rupiah adh berlaku dan ,04 juta rupiah adh konstan atau tumbuh sebesar 7,75 persen. Sumbangan kategori ini terhadap PDRB tercatat sebesar 2,84 persen adh berlaku dan 3,19 persen adh konstan Sub Lapangan Usaha Angkutan Rel Angkutan transportasi darat saat ini dikembangkan dengan 2 jenis moda angkutan, yaitu moda angkutan jalan raya dan moda angkutan jalan rel/kereta api. Perkembangan perkeretaapian terus berjalan termasuk dalam rancang bangun, teknologi komunikasi dan informasi, dan teknologi bahan. Hal ini membawa pula perkembangan sarana dan prasarana kereta api. Wilayah Blora dilalui oleh angkutan kereta api, utamanya di kecamatan-kecamatan 108 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

143 BAB IV : ULASAN SINGKAT sebelah selatan, yaitu Kecamatan Jati, Randublatung, Kedungtuban dan Cepu. Ada perbaikan pelayanan kereta api akhir-akhir ini, sehingga peminat angkutan ini terus bertambah. Tabel : Jumlah Penumpang Kereta Api Di Kabupaten Blora Tahun No Tahun Jumlah (1) (2) (3) Sumber: Blora Dalam Angka Tahun 2016 Pada tahun 2015, nilai tambah bruto sub lapangan usaha ini tercatat sebesar ,29 juta rupiah adh berlaku dan 7.319,72 adh konstan, dengan share terhadap lapangan usahanya tercatat sebesar 2,68 persen adh berlaku dengan pertumbuhan sebesar 5,71 persen adh konstan Sub Lapangan Usaha Angkutan Darat Sub lapangan usahaangkutan darat terdiri atas angkutan orang dan barang seperti angkutan bus/mini bus, angkutan truk dan angkutan orang dan barang lainnya. Peran angkutan ini sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Infrastruktur terutama jalan, menjadi tantangan tersendiri dalam pengelolaan kegiatan ini. Tetapi disisi lain ada kendala-kendala yang ditemui dalam perjalanannya, yaitu kenaikan harga bahan bakar Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

144 BAB IV : ULASAN SINGKAT minyak dan kenaikan harga komponen atau suku cadang kendaraan bermotor. Pada tahun 2015lapangan usaha ini mengalami pertumbuhan yang cukup baik, yaitu sebesar 7,76persen adh konstan,dengan nilai tambah bruto sebesar ,60 juta rupiah adh berlaku dan ,87 juta rupiah adh konstan. Sedangkan kontribusi terhadap lapangan usahanya tercatat sebesar 94,12 persen (adhberlaku) Sub Lapangan Usaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan dan Sub Lapangan Usaha Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir Sub lapangan usaha penyeberangan di Kabupaten Blora ada di Kecamatan Kedungtuban dan Kradenan, berupa penyeberangan sungai. Sedangkan lainnya berupa angkutan wisata yang ada di waduk Tempuran dan waduk Greneng. Sumbangan sub lapangan usaha ini pada tahun 2015terhadap lapangan usahanya hanya sebesar 0,05 persen (adh berlaku) dengan nilai tambah bruto sebesar 232,15 juta rupiah adh berlaku dan 174,08 juta rupiah adh konstan. Sub lapangan usaha pergudangan dan jasa penunjang angkutan; pos dan kurir terdiri atas persewaan gudang, terminal, jasa pos dan giro serta kegiatan jasa pengiriman barang. Pada tahun 2015 memberikan kontribusi terhadap lapangan usahanya sebesar 2,79 persen (adhberlaku) dengan nilai tambah bruto sebesar ,44 juta rupiahadh berlaku sertasebesar 9.977,37 juta rupiah adh konstan. 110 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

145 BAB IV : ULASAN SINGKAT Meskipun kategori angkutan dan komunikasi memberikan kontribusi relatif kecil terhadap total PDRB namun berperan cukup penting dalam menunjang kelancaran perputaran roda perekonomian di Kabupaten Blora khususnya dalam kelancaran distribusi barang dan jasa dari produsen kepada konsumen Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum terdiri atas dua sub lapangan usahanya, yaitu sub lapangan usaha akomodasi dan sub lapangan usaha penyediaan makan minum. Pada tahun 2015 nilai tambah bruto lapangan usaha ini tercatat sebesar ,11 juta rupiah adh berlaku dan ,72 adh konstan, dan memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 3,52 persen (adh berlaku). Lapangan usaha ini tumbuh dengan baikdi tahun 2015, yang tercatat sebesar 7,33 persen (adh konstan). Sub lapangan usaha penyediaan akomodasi didominasi oleh kegiatan perhotelan. Jumlah hotel di Kabupaten Blora ada sekitar 32 hotel, yang terdiri atas 4 hotel berbintang dan 28 hotel non bintang. Dimana nilai tambah brutonya dihitung berdasarakan jumlah malam menginap tamu hotel. Disamping perhotelan nilai tambah sub lapangan usaha ini juga diperoleh dari usaha penginapan kamar (kost-kost an) yang juga banyak ditemui di Blora terutama diperkotaan. Pada tahun 2015 nilai tambah bruto adh berlaku sub lapangan usaha penyediaan akomodasitercatat sebesar sebesar23.578,21 juta rupiah adh berlaku dan ,79 juta rupiah adh konstan, dengan kontribusi terhadap lapangan usahanya tercatat sebesar 4,09 persen (adh berlaku). Sedangkan Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

146 BAB IV : ULASAN SINGKAT pertumbuhan sub lapangan usaha ini pada tahun yang sama tercatat sebesar 4,95 persen (adh konstan). Sub lapangan usaha penyediaan makan minum terdiri dari kegiatan restoran, rumah makan, kedai makan minum termasuk kegiatan perdagangan makanan keliling yang sipa saji. Nilai tambah bruto sub lapangan usaha ini di tahun 2015 tercatat sebesar ,90 juta rupiah adh berlaku dan ,93 juta rupiah adh konstan, dengan kontribusi terhadap kategorinya mencapai 95,91 persen (adh berlaku) dan dengan pertumbuhan nilai tambah bruto sebesar 7,42 persen (adh konstan) Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi Teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan orang dengan cepat mengetahui berita dan dengan cepat pula mengirimkan berita, jadi terciptalah komunikasi yang efektif. Kini teknologi informasi komunikasi memperpendek waktu secara lebih drastis. Suatu berita dapat mencapai keseluruh dunia dalam waktu beberapa menit lewat berita yang cepat dari berbagai penemuan. Demikianlah teknologi informasi mempengaruhi berbagai segi kehidupan.teknolgi informasi menyebabkan komunikasi jarak jauh dapat dilakukan dengan mudah. Dan juga menyebabkan informasi tentang keadaan konsumen, harga bahan mentah dan keadaan pasar di semua negara dapat diketahui dengan mudah dan cepat. Perkembangan teknologi komunikasi juga merubah gaya hidup seseorang. Lewat sosial media menjadikan seseorang bisa berinteraksi dengan mudah. Model komunikasi yang sudah ada sebelumnya, terutama sms berangsur berkurang, beralih ke 112 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

147 BAB IV : ULASAN SINGKAT komunikasi berbasis internet yang berkembang dengan pesat. Kebutuhan masyarakat akan paket data pun semakin meningkat. Pada tahun 2015 lapangan usaha ini memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 1,09 persen (adhberlaku) dengan nilai tambah bruto sebesar ,14 juta rupiahdan ,67 juta rupiah adh konstan, dengan pertumbuhan nilai tambah bruto sebesar 8,17 persen adh konstan Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi Lapangan usaha ini terdiri dari beberapa sub lapangan usaha yaitu sub lapangan usaha jasa perantara keuangan, sub lapangan usaha asuransi dan dana pensiun, sub lapangan usaha jasa keuangan lainnya dan sub lapangan usaha jasa penunjang keuangan. Nilai tambah bruto lapangan usaha ini pada tahun 2015 tercatat sebesar ,40 juta rupiah adh berlaku dan ,24 juta rupiah adh konstan. Pertumbuhan kategori ini pada tahun tersebut sebesar 6,58 persen (adhkonstan), sedangkan sumbangan terhadap PDRB sebesar 3,33 persen(adhberlaku). - Sub lapangan usaha jasa perantara keuangan. Kegiatan yang termasuk dalam sub lapangan usaha ini adalah kegiatan perbankan termasuk bank perkreditan rakyat. Nilai tambah sub lapangan usaha ini pada tahun 2015tercatat sebesar ,31 juta rupiah adh berlaku dan ,02 juta rupiah adh konstan sehingga memberi kontribusi terhadap lapangan usahanya sebesar 72,088 (adh berlaku). Dengan pertumbuhan yang bagus, yaitu sebesar 5,55 persen(adhkonstan). Pertumbuhan positif ini menggambarkan roda perekonomian di Kabupaten Blora masih Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

148 BAB IV : ULASAN SINGKAT cukup bagus, yang terlihat dari besaran kredit yang dikeluarkan oleh perbankan yangterus meningkat. -Sub lapangan usaha asuransi dan dana pensiun. Yang termasuk dalam sub lapangan usaha ini adalah kegiatan asuransi, baik asuransi jiwa maupunn asuransi non jiwa, serta lembaga dana pensiun yang diselenggarakan oleh perbankan maupun oleh lembaga asuransi. Peran sub lapangan usaha ini masih cukup kecil baik terhadap lapangan usahanya apalagi terhadap total PDRB. Pada tahun 2015nilai tambah bruto sub lapangan usaha ini sebesar 3.975,36 juta rupiah adh berlaku dan 3.127,02 juta rupiah adh konstan. Kontribusi sub lapangan usaha ini terhadap lapangan usahannya tercatat sebesar 0,73 persen (adh berlaku). - Sub lapangan usaha jasa keuangan lainnya. Sub lapangan usaha ini antara lain adalah koperasi simpan pinjam, pegadaian, lembaga pembiayaan, leasing dan jasa keuangan lainnya. Pada tahun 2015 kontribusi sub lapangan usaha ini terhadap lapangan usahanya tercatat sebesar 26,39 persen (adh berlaku), dengan nilai tambah bruto tercatat sebesar ,76 juta rupiah adh berlaku dan ,66 juta rupiah adh konstan. Dan tumbuh sebesar 9,28 persen (adh konstan). - Sub kategori jasa penunjang keuangan, terdiri atas kegiatan money changer, agen asuransi, debt collector dan lainnya.pada tahun 2015mengalami pertumbuhan sebesar 7,49 persen (adhkonstan). Dengan nilai tambah bruto sebesar 6,97 juta rupiah adh berlaku dan 5,54 juta rupiah adh konstan, sehingga 114 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

149 BAB IV : ULASAN SINGKAT kontribusi sub lapangan usaha ini sangatlah kecil baik terhadap lapangan usahanya maupun terhadap PDRB Lapangan Usaha Real Estate Dengan penerapan SNA 2008, kegiatan real estate menjadi lapangan usaha sendiri, dimana sebelumnya merupakan bagian dari sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Lapangan usaha ini didominasi oleh kepemilikan properti yang dimiliki oleh masyarakat. Kepemilikan properti oleh rumah tangga dihitung sebagai output, sesuai konsep Owner Occupied Dwelling (OOD), yaitu mengestimasi output properti yang digunakan oleh rumah tangga sendiri. Selain itu persewaan properti seperti bangunan tempat tinggal dan bangunan untuk usaha juga masuk di dalam lapangan usaha ini. Pada tahun 2015 kontribusi lapangan usaha ini terhadap PDRB tercatat sebesar 1,40 persen (adh berlaku), dengan nilai tambah bruto tercatat sebesar ,16 juta rupiah adh berlaku dan ,25 juta rupiah adh konstan,dan tumbuh sebesar 6,94 persen (adh konstan) Lapangan Usaha Jasa Perusahaan Kegiatan yang masuk dalam lapangan usaha ini antara lain: jasa hukum dan akuntansi, jasa ahli, tehnis dan jasa bisnis lainnya, jasa persewaan (persewaan alat pesta, persewaan alat-alat pertanian dan sebagainya), juga jasa pendukung lainnya seperti jasa penyaluran tenaga kerja, biro perjalanan wisata, jasa fotocopy dan lainnya. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

150 BAB IV : ULASAN SINGKAT Pada tahun 2015mengalami pertumbuhan sebesar 8,06 persen (adhkonstan). Dengan nilai tambah bruto sebesar ,20 juta rupiah adh berlaku dan ,49 juta rupiah adh konstan, sehingga kontribusi terhadap PDRB sebesar 0,31 persen (adh berlaku) Lapangan Usaha Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Belanja pemerintah terdiri atas gaji dan belanja rutin lainnya, masuk sebagai nilai tambah lapangan usaha ini. Belanja yang dimaksud tidak hanya belanja pemerintah daerah (kabupaten dan propinsi) saja, tetapi juga belanja instansi/lembaga pemerintah pusat yang ada di daerah. Termasuk belanja pemerintahan desa/kelurahan. Tabel : Realisasi APBD Kabupaten Blora Tahun Rincian Item (1) (2) (3) A. Pendapatan Daerah Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan Lain Pendapatan yang Sah B. Belanja Belanja Pegawai Belanja Barang Jasa Belanja Modal Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

151 BAB IV : ULASAN SINGKAT Rincian Item (1) (2) (3) - Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bagi Hasil Belanja Bantuan Keuangan Belanja Bantuan Sosial Belanja Tidak Terduga 0 0 Sumber: Blora Dalam Angka Tahun 2016 Pada tahun 2015 nilai tambah lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib tercatat sebesar ,10 juta rupiah adh berlaku dan ,15 adh konstan. Sumbangan terhadap PDRB tercatat sebesar 3,83 persen (adh berlaku) dan pada tahun yang samalapangan usaha ini tumbuh sebesar 5,94 persen (adh konstan) Lapangan Usaha Jasa Pendidikan Jasa pendidikan dimana untuk penghitungan PDRB tahun dasar 2000 yang dihitung hanya untuk kegiatan jasa pendidikan yang dikelola oleh swasta, tetapi dengan penerapan SNA 2008 jasa pendidikan yang dihitung tidak hanya yang dikelola oleh swasta, tetapi dana-dana pendidikan yang bersumber dari pemerintah untuk kegiatan pendidikan swasta juga ikut dihitung nilai tambahnya. Wajib belajar 12 tahun dan amanat undang-undang yang mewajibkan 20 persen APBN untuk pendidikan sangat berdampak Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

152 BAB IV : ULASAN SINGKAT pada level PDRB. Peran atau sumbangan lapangan usaha ini terhadap PDRB naik secara signifikan. Tabel : Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Jenjang SD-SLTA di Kabupaten Blora Tahun Tahun Sekolah Murid Guru Negeri Swasta Negeri Swasta PN PNS Non PNS (1) (2) (3) (3) (4) (5) (6) Nilai tambah bruto lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan soisal wajib pada tahun 2015tercatat sebesar ,19 juta rupiah adh berlaku dan ,03 juta rupiah adh konstan, sumbangan lapangan usaha ini terhadap PDRB sebesar 6,37 persen (adhberlaku) dan pertumbuhan nilai tambah bruto pada tahun yang sama sebesar 5,67 persen (adh konstan) Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Pembangunan tidak akan mungkin berhasil tanpa tersedianya salah satu modal dasar yaitu kesehatan masyarakat. Pembangunan kesehatan selama beberapa dekade terakhir diakui cukup berhasil, terutama pembangunan 118 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

153 BAB IV : ULASAN SINGKAT infrastruktur kesehatan yang telah menyentuh hampir seluruh kecamatan bahkan sampai pedesaan. Niilai tambah bruto lapangan usaha ini terdiri atas kegiatan jasa kesehatan rumah sakit, balai pengobatan, dokter dan bidan serta pelayanan kesehatan lainnya yang dilakukan oleh masyarakat. Pada tahun 2015 pertumbuhan nilai tambah kegiatan ini tercatat sebesar 7,07 persen (adhkonstan), dengan nilai tambah bruto sebesar ,83 juta rupiah adh berlaku dan ,33 juta rupiah adh konstan. Sumbangan kegiatan ini terhadap PDRB adalah sebesar 0,99 persen (adhberlaku) Lapangan Usaha Jasa Lainnya Lingkup kegiatan lapangan usaha jasa lainnya sangat banyak, antara lain: a. Jasa kesenian hiburan dan rekreasi, yang terdiri dari kegiatan seni pertunjukan, kegiatan pekerja seni, kegiatan hiburan, kegiatan pariwisata, taman budaya, taman nasional, kegiatan olah raga, dan lain sebagainya. b. Jasa reparasi barang-barang rumah tangga, antara lain: reparasi elektronik, reparasi perabot rumah tangga, reparasi perhiasan dan lain sebagainya. c. Jasa perorangan yang melayani rumah tangga, seperti salon kecantikan, tukang pangkas rambut, laundry, jasa permak pakaian dan lain sebagainya. Pada tahun 2015 nilai tambah bruto kegiatan ini tercatat sebesar ,37 juta rupiah adh berlaku dan ,33 juta rupiah adhkonstan. Sedangkan pertumbuhan kegiatan ini pada Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

154 BAB IV : ULASAN SINGKAT tahun 2015 tercatat sebesar 4,04 persen (adhkonstan).dan andil lapangan usaha ini terhadap PDRBTercatat sebesar 2,17 persen (adhberlaku) Prediksi PDRB Prediksi PDRB digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan. Secara umum metode yang digunakan dalam membuat prediksi PDRB adalah melalui penggabungan metode trend pertumbuhan dan rata-rata pertumbuhan selama kurun waktu 10 tahun. Untuk prediksi PDRB pada tahun terdekat dilakukan perbaikan dengan mempertimbangkan data-data produksi awal tahun dan rencana pembangunan tahun tersebut. Besaran PDRB hasil prediksi tahun sebagai berikut: Tabel : Prediksi PDRB Adhb Kab Blora Tahun KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,10 B Pertambangan dan Penggalian , , ,68 C Industri Pengolahan , , ,18 D Pengadaan Listrik dan Gas , , ,35 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur 7.290, , ,58 F Konstruksi , , ,91 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Se , , ,09 H Transportasi dan Pergudangan , , ,79 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , ,35 J Informasi dan Komunikasi , , ,42 K Jasa Keuangan dan Asuransi , , ,43 L Real Estate , , ,12 M,N Jasa Perusahaan , , ,92 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan So , , ,80 P Jasa Pendidikan , , ,49 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , ,83 R,S,T,U Jasa lainnya , , ,83 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO , , , Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

155 BAB IV : ULASAN SINGKAT Tabel : Prediksi PDRB Adhk Kab Blora Tahun KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,59 B Pertambangan dan Penggalian , , ,30 C Industri Pengolahan , , ,83 D Pengadaan Listrik dan Gas , , ,23 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur 6.544, , ,58 F Konstruksi , , ,92 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Se , , ,51 H Transportasi dan Pergudangan , , ,02 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , ,17 J Informasi dan Komunikasi , , ,59 K Jasa Keuangan dan Asuransi , , ,10 L Real Estate , , ,93 M,N Jasa Perusahaan , , ,60 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan So , , ,26 P Jasa Pendidikan , , ,22 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , ,90 R,S,T,U Jasa lainnya , , ,84 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO , , ,57 Tabel : Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kab Blora Tahun KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,21 2,47 2,14 B Pertambangan dan Penggalian 5,83 4,97 5,08 C Industri Pengolahan 5,87 6,71 6,14 D Pengadaan Listrik dan Gas 3,11 3,78 3,22 E Pengadaan Air, Pengel Sampah, Limbah 2,50 2,57 4,89 F Konstruksi 6,10 4,96 4,99 G Perdag Besar dan Eceran; Rep Mobil dan Spd Motor 6,43 6,85 5,61 H Transportasi dan Pergudangan 7,23 6,10 5,87 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,96 5,44 6,42 J Informasi dan Komunikasi 7,11 7,31 7,51 K Jasa Keuangan dan Asuransi 4,39 4,14 6,99 L Real Estate 6,10 6,18 5,88 M,N Jasa Perusahaan 6,99 6,13 5,21 O Adm Pem, Pertahanan dan Jam Sosial Wjb 2,07 2,41 3,11 P Jasa Pendidikan 5,82 6,00 7,13 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,10 7,21 4,51 R,S,T,U Jasa lainnya 8,00 5,81 6,69 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 4,74 4,99 4,87 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

156 BAB IV : ULASAN SINGKAT Ulasan SingkatPDRB Kecamatan Di dalam perencanaan pembangunan, sangat diperlukan adanya dukungan data dan informasi yang lengkap, valid, dan up to date mengikuti perubahan kondisi yang terjadi. Dengan data yang baik akan dapat diproyeksikan kondisi yang dicita-citakan, dapat ditetapkan target-target kinerja sebagai patokan pelaksanaan pembangunan sesuai yang direncanakan. Pada akhirnya data akan sangat membantu dalam pemberian nilai bagi prestasi yang telah dicapai, sehingga semakin memperbesar tingkat akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pemerintahan. Untuk kesekian kalinya BPS Kabupaten Blora menghitung dan menyajikan PDRB sampai tingkat kecamatan.pdrb kecamatan yang disajikan secara series diharapkan mampu memberikan gambaran kinerja ekonomi di wilayahkecamatan dari waktu ke waktu. Berdasarkan kondisi tersebut selanjutnya akan dijadikan sebagai bahan acuan oleh pengguna data untuk membuat alat monitoring, evaluasi, kajian, perencanaan serta keputusan yang lebih bermanfaat dan tepat sasaran. Tersedianya data PDRB sampai tingkat kecamatan dapat dapat memberikan gambaran tentang peranan atau posisi masingmasing kecamatankhususnya di bidang ekonomi. Manfaat PDRB Kecamatan diantaranya dapat diketahui kemajuan/pertumbuhan ekonomi masing-masing kecamatan, potensi kecamatan, tingkat kemakmuran kecamatan, tingkat kesenjangan ekonomi antar kecamatan/antar sektoral. 122 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

157 BAB IV : ULASAN SINGKAT Secara lebih rinci, tujuan penyajian PDRB sampai pada tingkat kecamatanadalah : Untuk mengetahui peranan ekonomi masing-masing tingkat kecamatan terhadap perekonomian Kabupaten Blora. Untuk melihat peranan masing-masing sektor ekonomi disetiap kecamatan baik menurut harga berlaku maupun konstan. Untuk mengetahui perbandingan PDRB perkapita antar kecamatan. Metode yang digunakan untuk menghitung PDRB Kecamatan adalah menggunakan metoda tidak langsung yaitu metoda penghitungan dengan menggunakan data yang bersumber dari masing-masing kecamatan namun hanya digunakan sebagai alokator untuk mengalokasikan PDRB Kabupaten. Besar kecilnya angka PDRB menggambarkan besar kecilnya potensi ekonomi suatu wilayah. Angka PDRB yang besar menunjukkan bahwa wilayah tersebut cukup berpotensi secara ekonomi dan sebaliknya. Karena kecamatan merupakan subsetdari kabupaten, maka semakin besar PDRB di suatu kecamatan maka peran kecamatan tersebut semakin besar dalam menggerakkan ekonomi di wilayah kabupaten. Beberapa kecamatan yang cukup berpotensi di Kabupaten Blora antara lain Kecamatan Blora, Kecamatan Cepu, Kecamatan Randublatung, Ngawen dan Kunduran. Kelima kecamatan tadi cukup berperan dalam menggerakkan ekonomi di Kabupaten Blora, karena sumbangan Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

158 BAB IV : ULASAN SINGKAT kelima kecamatan tadi lebih dari separoh dari angka-angka PDRB kabupaten. Pada tahun 2015, PDRB kecamatan atas dasar harga berlaku, tertinggi dicapai oleh Kecamatan Cepu yang tercatat sebesar 4.402,83 milyar rupiah, diikuti Kecamatan Blora sebesar 2.807,87 milyar rupiah dan Kecamatan Ngawen dan Randublatung masingmasing sebesar 1.148,50 milyar rupiah dan 1.154,55 milyar juta rupiah. Sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Bogorejo yang tercatat sebesar 294,50 milyar rupiah. Besarnya peran PDRB kecamatan terhadap PDRB Kabupaten dapat dilihat dari persentase distribusi PDRB kecamatan terhadap total PDRB Kabupaten Blora. Kontribusi terbesar disumbang oleh PDRB Kecamatan Cepu sebesar 26,90 persen disusul kemudian Kecamatan Blora sebesar 17,15 persen dan Kecamatan Ngawen dan Randublatung masingmasing sebesar 7,02 persen dan 7,05 persen, sedangkan kontribusi PDRB kecamatan lainnya memberikan andil berkisar antara 1,64 persen, yaitu Kecamatan Bogorejo hingga 6,58 persen, yaitu di Kecamatan Kunduran. Sedangkan PDRB menurut harga konstan (2010=100), pada tahun 2015 PDRB kecamatan tertinggi masihdi Kecamatan Cepu dengan nilai PDRB sebesar 3.696,73 milyar rupiah, kemudian diikuti PDRB Kecamatan Blora dengan nilai sebesar 2.220,66 milyar rupiah, dan Kecamatan Ngawen dan Randublatung masing-masing sebesar 900,95 milyar rupiah dan 884,66 milyar rupiah, sedangkan PDRB terendah ada di Kecamatan Bogorejo dengan nilai sebesar 206,43 milyar rupiah. Dengan andil terhadap PDRB kabupaten terbesar adalah Kecamatan Cepu yaitu sebesar 28,70 persen, diikuti 124 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

159 BAB IV : ULASAN SINGKAT Kecamatan Blora sebesar 17,24 persen dan Kecamatan Ngawen dan Randublatung masing-masing sebesar 6,99dan 6,87 persen, sedangkan terendah ditunjukkan oleh Kecamatan Bogorejo 1,60 persen. Laju pertumbuhan ekonomi kecamatan berkisar antara 8,28 persen sampai 3,21 persen. Laju pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh Kecamatan Cepu dengan pertumbuhan sebesar 8,28 persen, diikuti oleh Kecamatan Blora yang tumbuh sebesar 5,55 persen. Sedangkan Kecamatan dengan laju pertumbuhan terendah terjadi di Kecamatan Jepon yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,21 persen. Untuk PDRB perkapita kecamatan menurut harga berlaku yang tertinggi dicapai oleh Kecamatan Cepu yakni sebesar 59,95 juta rupiah disusul Kecamatan Blora yaitu sebesar 29,99 juta rupiah dan Kecamatan Ngawen yang tercatat sebesar 20,07 juta rupiah, dan yang terendah adalah Kecamatan Jiken yakni sebesar 8,76 rupiah. Besarnya PDRB perkapita tersebut perlu dicermati dengan hati-hati karena belum tentu angka yang besar tersebut merupakan kondisi pendapatan perkapita yang sebenarnya, dikarenakan angka PDRB perkapita tersebut masih termasuk output yang dimiliki oleh penduduk luar wilayah kecamatan yang bersangkutan. Sebagai ilustrasi di Kecamatan Cepu, PDRB perkapita yang dapat diartikan bahwa rata-rata nilai tambah produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap penduduk Kecamatan Cepu yang hampir mencapai 57 juta, belum tentu seluruhnya dinikmati oleh penduduk Kecamatan Cepu, namun nilai tambah tersebut juga dinikmati oleh Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

160 BAB IV : ULASAN SINGKAT investor luar daerah atau investor luar negeri yang turut mengelola perekonomian di Kecamatan Cepu. 1. Kecamatan Jati Pada tahun 2015, PDRB Kecamatan Jatitercatat sebesar ,35 juta rupiah adh berlaku dan ,24 juta rupiah adh konstan. Dari angka tersebut, PDRB perkapita adhberlakunya tercatat sebesar rupiah sedangkan adhkonstan sebesar rupiah. PDRB Kecamatan Jati memberikan kontribusi sebesar 2,96 persen terhadap PDRB Kabupaten adhberlakudan 2.84 persen terhadap PDRB Kabupaten adh konstan. Sumbangan terbesar terhadap total PDRB Kecamatan Jatiadh berlaku adalah lapangan usaha pertanian sebesar 52,78 persen, diikuti perdagangan besar, eceran sebesar 10,33 persen dan lapangan usaha konstruksi sebesar 8,89 persen, sedangkan sumbangan terkecil dari lapangan usaha pengadaan air yang hanya sebesar 0,01 persen. Menurut harga konstan, sumbangan terbesar terhadap total PDRB Kecamatan Jati masih di lapangan usaha pertanian yang tercatat sebesar 49,50 persen, diikuti lapangan usaha perdagangan sebesar 11,89 persen dan lapangan usaha konstruksi sebesar 9,08 persen, sedangkan sumbangan terkecil dari lapangan usaha pengadaan air yang hanya sebesar 0,02 persen. Pertumbuhan PDRB Kecamatan Jati adh konstan tahun 2015 adalah sebesar 3,77 persen, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 1,32 persen. Dengan pertumbuhan lapangan usaha tertinggi adalah lapangan usahainformasi komunikasi yang mencapai 8,17 persen, diikuti oleh lapangan usaha jasa kesehatan 126 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

161 BAB IV : ULASAN SINGKAT dan kegiatan sosial yang tercatat sebesar 7,40 persen dan terendah adalah lapangan usahapengadaan listrik, gasyang tumbuh sebesar minus 3,47 persen. 2. Kecamatan Randublatung Kontribusi PDRB adhberlaku Kecamatan Randublatung terhadap PDRB Kabupaten pada tahun 2015tercatat sebesar 7,05 persen,sedangkan menurut harga konstannya tercatat sebesar 6,87 persen. Dengan pertumbuhan PDRB adhberlaku adalah sebesar 9,50 persen, dari ,80 juta rupiah di tahun 2014 menjadi ,68 juta rupiah di tahun Apabila dinilai dengan harga konstan, maka nilai PDRB Kecamatan Randublatung tahun 2015 tercatat sebesar ,95 juta rupiah, meningkat dibanding angka PDRB tahun 2014 yang tercatat sebesar ,31 juta rupiah, sehingga terjadi pertumbuhan sebesar 3,93 persen. Pertumbuhan lapangan usaha tertinggi adalah lapangan usahainformasi komunikasi yang tercatat sebesar 10,09 persen dan terendah di lapangan usaha pengadaan listrik, gasdengan pertumbuhan sebesar minus 2,99 persen. Untuk PDRB perkapita, pada tahun 2015 tercatat sebesar rupiah adh berlaku dan adh konstan. Struktur PDRB Kecamatan Randublatung memperlihatkan adanya tiga lapangan usaha utama yang dominan dilihat dari sumbangannya. Sumbangan terbesar terhadap total PDRB kecamatan adh berlaku adalah lapangan usaha pertanian yang tercatat sebesar 48,77 persen, lapangan usaha perdagangan sebesar 13,86 persen dan lapangan usaha industri pengolahan yang Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

162 BAB IV : ULASAN SINGKAT tercatat sebesar 7,70 persen, sedangkan terkecil adalah sumbangan dari lapangan usaha pengadaan listrik, gas yang hanya sebesar 0,05 persen. Menurut harga konstan, sumbangan terbesar terhadap total PDRB kecamatan adalah lapangan usaha pertanian yang tercatat sebesar 45,62 persen, disusul lapangan usaha perdagangan sebesar 15,45 persen dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 7,56 persen, sedangkan terkecil adalah sumbangan dari lapangan usaha pengadaan listrik, gas yang hanya sebesar 0,07 persen. 3. Kecamatan Kradenan Kecamatan Kradenan merupakan salah satu wilayahyang berlokasi di tapal batas dengan Propinsi Jawa Timur, memiliki sumberdaya alam yang cukup memadai khususnya di bidang pertanian.dengan kondisi tersebut tentu saja Kecamatan Kradenan memiliki peran yang cukup penting dalam memberikan sumbangan terhadap perkembangan perekonomian di Kabupaten Blora. Pada tahun 2015, PDRB Kecamatan Kradenan adhberlakutercatat sebesar ,73 juta rupiah atau naik sebesar 10,39 persen apabila dibandingkan dengan tahun 2014 yang tercatat sebesar ,37 juta rupiah, dan memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Blora sebesar 2,90 persen. Sumbangan lapangan usaha terbesar PDRB kecamatan Kradenan adalah lapangan usaha pertanian yang tercatat sebesar 56,16 persen, lapangan usaha perdagangan sebesar 9,16 persen dan lapangan usaha pertambangan penggalian sebesar 6,18 persen, sedangkan terkecil 128 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

163 BAB IV : ULASAN SINGKAT adalah sumbangan dari lapangan usaha pengadaan listrik, gas yang hanya sebesar 0,07 persen. Apabila dinilai dengan harga konstan, tahun 2015 PDRB Kecamatan Kradenan memberikan kontribusi terhadap total PDRB Kabupaten sebesar 2,73 persen, dengan nilai PDRB mencapai ,16 juta rupiah, naik dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar ,96 juta rupiah yang berarti mengalami pertumbuhan sebesar 4,94 persen. Pertumbuhan lapangan usaha tertinggi adalah lapangan usaha pertambangan penggalian, yang tumbuh sebesar 11,89 persen dan terendah adalah lapangan usahapengadaan listrik,gasyang tumbuh sebesar minus 3,43 persen. Struktur PDRB Kecamatan Kradenan adhkonstan memperlihatkan adanya tiga lapangan usaha yang dominan yaitu lapangan usaha pertanian sebesar 51,89 persen, lapangan usaha perdagangan sebesar 11,02 persen dan lapangan usahapertabangan penggalian, yaitu sebesar 6,95 persen. Dan untuk melihat tingkat kemakmuran masyarakat secara kasar Kecamatan Kradenan dapat dilihat dari PDRB Perkapita yang mencapai rupiah adhberlaku dan rupiah adhkonstan. 4. Kecamatan Kedungtuban PDRB Kecamatan Kedungtuban adh berlaku pada tahun 2015 tercatat sebesar ,13 juta rupiah, meningkat 9,24 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar ,77 juta rupiah. Sedangkan PDRB perkapitanya pada tahun yang sama mencapai rupiah.Sumbangan yang diberikan oleh Kecamatan Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

164 BAB IV : ULASAN SINGKAT Kedungtuban terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Blora adalah sebesar 4,85 persen. Struktur perekonomian di Kecamatan Kedungtuban sangat tergantung pada lapangan usaha pertanian dimana 58,11 persen PDRB Kecamatan Kedungtuban adh berlaku merupakan sumbangan dari kegiatan dari lapangan usaha ini. Diikuti lapangan usaha perdagangan dan lapangan usaha industri pengolahan yang masing-masing tercatat sebesar 8,71 persen dan 6,19 persen.dan sumbangan terkecil ada pada lapangan usaha pengadaan air yang tercatat sebesar 0,07 persen. Menurut harga konstan, PDRB Kecamatan Kedungtuban pada tahun 2015 mencapai ,14 juta rupiah, lebih tinggi dari tahun 2014 yang tercatat sebesar ,94 juta rupiah, sehingga terjadi pertumbuhan sebesar 3,99 persen. Sedangkan kontribusi terhadap total PDRB Kabupaten malahan turun dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,62 persen. Pertumbuhan lapangan usaha tertinggi adalah lapangan usaha informasi komunikasi yang tercatat sebesar 8,50 persen dan terendah adalah lapangan usahapengadaan listrik, gas yang mengalami pertumbuhan sebesar minus 3,30 persen. Pertumbuhan adhkonstan tahun 2015lebih tinggi dibandingkan tahun Struktur PDRB adhkonstan PDRB Kedungtuban memperlihatkan adanya tiga lapangan usaha utama yang dominan yaitu lapangan usaha pertanian sebesar 54,76 persen, lapangan usaha perdagangan sebesar 10,39 persen dan industri pengolahan sebesar 6,02 persen. 5. Kecamatan Cepu Pada tahun 2015, adhberlaku PDRB Kecamatan Cepu memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten sebesar 26, Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

165 BAB IV : ULASAN SINGKAT persen atau sebesar ,91 juta rupiah, sedangkan struktur perekonomian didominasi oleh lapangan usaha pertambangan penggalian, dimana kontribusi lapangan usaha ini terhadap PDRB kecamatan tercatat sebesar47,88 persen, disusullapangan usaha perdagangan dengan kontribusi sebesar 19,72 persen dan industri pengolahan dengan sharesebesar 7,42 persen. PDRB perkapita adhberlakunya untuk tahun 2015 mencapai rupiah lebih tinggi apabila dibandingkan dengan tahun2014yang tercatat sebesar rupiah. Berdasarkan harga konstan, pada tahun 2015kontribusi PDRB kecamatan Cepu terhadap total Kabupaten Blora adalah sebesar 28,70 persen, atau senilai ,36 juta rupiah, dan tumbuh sebesar8,28 persen.secara lapangan usaha pertumbuhan tertinggi adalah lapangan usahapertambangan penggalian yang tercatat sebesar13,16persen, diikuti lapangan usaha jasa perusahaan yang tumbuh sebesar 8,97 persen. Adh konstan persentase distribusi PDRB Kecamatan Cepu tertinggi adalah lapangan usaha pertambangan penggalian yang tercatat sebesar 49,85 persen, lapangan usaha perdagangan sebesar20,29 persen dan industri pengolahan sebesar6,41 persen. Sedangkan PDRB perkapita adh konstan tercatat sebesar rupiah lebih besar apabila dibandingkan dengan tahun 2014 yang mencapai rupiah, dimana ini merupakan angka PDRB perkapita kecamatan terbesar di tingkat kabupaten. Besarnya level PDRB Kecamatan Cepu karena adanya perusahaan pertambangan yaitu PT Pertamina EP yang bergerak di bidang pertambangan minyak dan gasbumi. Sumbangan kegiatan Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

166 BAB IV : ULASAN SINGKAT pertambangan terhadap PDRB Kecamatan Cepu sangatlah besar,sehingga jika produksi sub sektor ini mengalami kenaikan secara signifikan maka besaran PDRB juga akan mengalami kenaikan dan demikian juga sebaliknya. Dari tabel diatas terlihat nilai PDRB dengan migas lebih besar dibandingkan tanpa migas. Sedangkan jika dilihat laju pertumbuhannya, PDRB dengan migas cenderung fluktuatif sejalan dengan pertumbuhan PDRB sub sektor minyak dan gas. Pada PDRB tanpa migas laju pertumbuhannya menunjukkan kecenderungan terus meningkat. Tabel 4.28 Perbandingan PDRB dengan Migas dan Tanpa Migas Di Kecamatan Cepu Tahun INDIKATOR (1) (2) (3) (4) DGN MIGAS PDRB Adhb (juta rp) , , ,91 PDRB Adhk (juta rp) , , ,36 Kontribusi Thd adhb Kab (%) 26,52 27,30 26,90 Laju Pertumbuhan (%) 6,90 5,76 8,28 TANPA MIGAS PDRB Adhb (juta rp) , , ,44 PDRB Adhk (juta rp) , , ,95 Kontribusi Thd adhb Kab (%) 15,35 15,89 16,55 Laju Pertumbuhan (%) 6,80 7,37 8,15 SELISIH PDRB Adhb (juta rp) , , ,47 PDRB Adhk (juta rp) , , , Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

167 6. Kecamatan Sambong BAB IV : ULASAN SINGKAT Pada tahun 2015 PDRB Kecamatan Sambong adh berlakumempunyai kontribusi terhadap PDRB Kabupaten sebesar 1,80persen dengan nilai PDRB sebesar ,52 juta rupiah denganpertumbuhan ekonomi sebesar 9,42 persen,sedangkan angka PDRB perkapita tercatat sebesar rupiah, relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan angka rata-rata kabupaten. Struktur perekonomian di Kecamatan Sambong lebih banyak tergantung pada lapangan usaha pertanian yang memberikan kontribusi sebesar50,75 persen sehingga kondisi kemajuan perekonomian secara umum sangat dipengaruhi oleh produksi dari komoditi pertanian.urutan berikutnya yang memberikan sumbangan besar terhadap total PDRB Kecamatan Sambong adalah lapangan usaha perdagangan yang tercatat sebesar 9,67 persen dan lapangan usaha indstri pengolahan yang tercatat sebesar 8,46 persen. Sedangkan menurut harga konstan maka besarnya PDRB Kecamatan Sambong tahun 2015 adalah sebesar ,34 juta rupiah dengan laju pertumbuhan PDRB sebesar 3,96 persen. Secara lapangan usaha pertumbuhan tertinggi adalah lapangan usaha konstruksiyang mencapai 7,38 persen, diikutilapangan usaha informasi komunikasi yang tercatat sebesar7,20 persen dan lapangan usaha pertambangan penggalian sebesar 6,58 persen. Untuk persentase distribusi PDRB Kecamatan Sambong adh konstan tertinggi adalah lapangan usaha pertanian yang tercatat sebesar 45,82 persen, lapangan usaha perdagangan sebesar 11,44 persen dan lapangan usaha industri pengolahan, yakni sebesar Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

168 BAB IV : ULASAN SINGKAT 8,97 persen, sedangkan persentase distribusi terendah adalah lapangan usaha pengadaan air yang tercatat sebesar 0,03 persen. 7. Kecamatan Jiken Pertumbuhan PDRB Kecamatan Jiken adhberlaku pada tahun 2014 tumbuh sebesar 8,05 persen,dari ,09 juta rupiah di tahun 2014 menjadi ,19 juta rupiah di tahun Dengan PDRB perkapita tercatat sebesar rupiah. Perekonomian Kecamatan Jiken seperti daerah lainnya masih tergantung pada lapangan usaha pertanian dengan distribusi persentase sebesar 43,61 persen, diikuti lapangan usaha perdagangan yang tercatat sebesar 11,59 dan lapangan usaha industri perngolahan yang tercatat sebesar 7,85 persen. Dengan demikian pengaruh produktivitas di sektor pertanian akan berperanan terhadap pertumbuhan perekonomian di Kecamatan Jiken. Persentase distribusi terendah adalah lapangan usaha pengadaan air yang hanya sebesar 0,01 persen. Sedangkan PDRB Kecamatan Jiken adhkonstanpada tahun 2015besarnya adalah ,48 juta rupiah, tumbuh sebesar 3,76 persen, apabila dibandingkan dengan tahun 2014 yang tercatat sebesar ,95 juta rupiah.pertumbuhan sektoral tertinggiadalahlapangan usaha konstruksiyang mengalami pertumbuhan sebesar 8,04 persen diikuti lapangan usaha informasi komunikasi yang tumbuh sebesar 7,40 persen. Tiga sektor yang berpengaruh dalam menggerakkan perekonomiankecamatan Jiken adalah lapangan usaha pertanian, lapangan usaha perdagangan dan lapangan usaha industri pengolahan. Adh konstan prosentaselapangan usaha pertanian adalah sebesar 40,29 persen, 134 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

169 BAB IV : ULASAN SINGKAT perdagangan sebesar 12,80 persen dan industri pengolahan sebesar 8,11, sedangkan yang terendah adalah lapangan usahapengadaan air yaitu sebesar 0,01 persen. Kontribusi PDRB adhkonstankecamatan Jiken terhadap PDRB Kabupaten adalah sebesar 2,01 persen. 8. Kecamatan Bogorejo PDRB Kecamatan Bogorejoadhberlakutahun 2015 mencapai ,31 juta rupiah atau 1,64 persen terhadap total PDRB kabupaten dan merupakan kontribusi terkecil dibandingkan kecamatan lainnya.pertumbuhan PDRB adh berlaku tahun 2015 tercatat sebesar 8,75 persen, lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang mencapai 7,83 persen. Sebagai wilayah pertanian maka distribusi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pertanian yang mencapai 40,48 persen, disusul lapangan usaha perdagangan 17,64 persen sedangkan yang terendah adalah lapangan usaha pengadaan air yakni sebesar 0,02 persen. PDRB perkapita pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 8,21 persen yang dari rupiah ditahun 2014 menjadi rupiahdi tahun Pertumbuhan PDRB adhkonstankecamatan Bogorejo tahun 2015menunjukkan adanya kenaikan sebesar 4,23 persen, dari senilai ,46 juta rupiah di tahun 2014 menjadi ,55 juta rupiah di tahun 2014, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa perusahaan yang tumbuh sebesar 7,99 persen.dari distribusi lapangan usaha memperlihatkan bahwa lapangan usaha pertanian menempati urutan tertinggi dengan kontribusi yaitu 37,46persen disusul lapangan usaha perdagangan Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

170 BAB IV : ULASAN SINGKAT sebesar 19,63 persen, sedangkan yang terkecil adalah lapangan usaha pengadaan air yaitu 0,02 persen. 9. Kecamatan Jepon Kecamatan Jepon adalah salah satu kecamatan yang terletak dekat dengan pusat pemerintahan kabupaten, sehingga merupakan daerah penyangga ibukota Kabupaten.Kontribusi PDRB Kecamatan Jepon adh berlaku terhadap PDRB Kabupatentercatat sebesar 5,23 persen dengan nilai tambah bruto sebesar ,06 juta rupiah. Seperti kecamatan-kecamatan lainnya,sharelapangan usaha pertanian terhadap PDRB adhberlaku masih tinggi yaitu mencapai 34,03 persen, disusul lapangan usaha perdagangan yang mencapai 16,03 persen dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 15,59 persen. Sedangkan pertumbuhan PDRB Kecamatan Jepon adhberlaku tahun 2015 tercatat sebesar 7,12 persen, danbesarnya PDRB perkapita adh berlaku adalah sebesar rupiah. Adhkonstan, PDRB Kecamatan Jepon pada tahun 2015tumbuh sebesar 3,21 persen, dari ,55 juta di tahun 2014 menjadi ,89 juta rupiah di tahun Andil terhadap total PDRB kabupaten sebesar 5,12 persen. Struktur perekonomian memperlihatkan bahwa lapangan usaha pertanian memiliki persentase distribusi terbesar yakni sebesar 31,16 persen, kemudian lapangan usaha perdagangan sebesar 18,11 persen, dandistribusi terkecil dari lapangan usaha pengadaan air yaitu sebesar 0,03 persen. 136 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

171 10. Kecamatan Blora BAB IV : ULASAN SINGKAT Kecamatan Blora sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Blora sudah barang tentu merupakan kecamatan yang maju dan dinamis dalam pengembangan dan pertumbuhan ekonomi. Sebagai pusat pemerintahan tentunya semua sarana prasarana baik pemerintahan, pendidikan maupun ekonomi cukup tersedian, sehingga tidak mengherankan kalau nilai tambah kecamatan tersebut cukup tinggi. PDRB Kecamatan Blora adhberlaku tahun 2015 memberikan andil terhadap PDRB kabupaten sebesar 17,15 persen dan tumbuh sebesar 9,87 persen,atau senilai ,94 juta rupiah. Persentase lapangan usaha terhadappdrb kecamatannya, tertinggi adalah lapangan usaha perdaganganyang tercatat sebesar 21,70 persen, disusul lapangan usaha jasa pendidikan sebesar 13,10 persen dan selanjutnya lapangan usaha industri pengolahan sebesar 11,95 persen. Sedangkan PDRB perkapitanya mencapai rupiah. Adhkonstan tahun 2010, PDRB Kecamatan Blora tahun 2015 mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,55 persen dan memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten sebesar 17,24 persen dan merupakan kontribusi terbesar kedua setelahkecamatan Cepu.Angka PDRB Kecamatan Blora adh konstan senilai ,76 juta rupiah. Persentase distribusi tertinggi adalah lapangan usaha perdagangan yang tercatat sebesar 23,66 persen, disusul lapangan usaha jasa pendidikan sebesar 12,34 persen dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 10,72 persen. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

172 BAB IV : ULASAN SINGKAT 11. Kecamatan Banjarejo Kontribusi PDRB Kecamatan Banjarejo adhberlaku terhadap PDRB kabupaten tahun 2015, masih relatif kecil yakni sebesar 3,12 persen atau senilai ,40 juta rupiah.tahun 2015 PDRB adh berlakunya tumbuh sebesar 8,75 persen, lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 7,83 persen.dilihat dari pembentukannya, persentase distribusi PDRB Kecamatan Banjarejoadh berlaku didominasi oleh tiga lapangan usaha, tertinggi adalahlapangan usaha pertanian dengan sumbangan mencapai 42,20 persen, disusul lapangan usaha perdagangan 15,20 persen dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 8,11 persen, sedangkan yang terendah adalah lapangan usaha pengadaan air yakni sebesar 0,01 persen. Sedangkan PDRB perkapitanya pada tahun 2015 menunjukkan adanya kenaikan sebesar 8,27 persen, yang semula di tahun 2014 sebesar menjadi di tahun Adhkonstan(2010=100), pertumbuhan PDRB Kecamatan Banjarejo tercatat sebesar 3,99 persen, dari ,51 juta rupiahdi tahun 2014 menjadi ,90 juta rupiah di tahun 2015, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha informasi komunikasi yang tumbuh sebesar 8,05 persen dan terkecil adalah lapangan usaha pengadaan listrik dan gas yang tercatat sebesar minus 3,39 persen. Sejalan dengan distribusi harga berlakunya, persentase distribusi memperlihatkan lapangan usaha pertanian menempati urutan tertinggi yaitu 38,25 persen disusul lapangan usaha perdagangan sebesar 17,01 persen, sedangkan yang terkecil 138 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

173 BAB IV : ULASAN SINGKAT adalah lapangan usaha pengadaan air yang tercatat sebesar 0,01 persen. 12. Kecamatan Tunjungan Sebagai penyangga ibukota kabupaten, perkembangan di Kecamatan Tunjungan cukup dinamis. Sarana pendidikan, kesehatan maupun ekonomi berkembang cukup baik. PDRB Kecamatan Tunjungan adhberlaku tahun 2015 memberikan andil terhadap PDRB Kabupaten sebesar 4,76 persen senilai ,05 juta rupiah rupiah dan mengalami kenaikan sebesar 8,65 persen. Ada tiga lapangan usaha di kecamatan ini, yaitu lapangan usaha pertanian, industri pengolahan dan jasa pendidikan.persentase distribusi tertinggi adalah lapangan usaha pertanian sebesar 29,44 persen disusul kemudian lapangan usaha industri pengolahan sebesar24,75 persen dan lapangan usaha jasa pendidikan sebesar 19,61 persen. Produktivitas penduduk juga mengalami kenaikan terbukti PDRB perkapita yang tumbuh sebesar 7,94 persen, yakni yang semula sebesar juta rupiah di tahun 2014menjadi juta rupiah di tahun Adhkonstan, tahun 2015andil PDRB Kecamatan Tunjungan terhadap pembentukan PDRB kabupaten adalah sebesar 4,48 persen atau senilai ,98 juta rupiah dengan pertumbuhan sebesar3,35 persen. Secara lapangan usahapertumbuhan tertinggi di lapangan usaha informasi komunikasi sebesar 8,64 persen, dan pertumbuhan terkecil adalah lapangan usahapengadaan listrik dan gas yang tumbuh sebesar minus 1,93 persen. Sedangkan PDRB perkapita memperlihatkan kenaikan sebesar 2,67persen, yaitu dari Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

174 BAB IV : ULASAN SINGKAT yang semula ditahun 2014sebesar rupiah menjadi sebesar pada tahun Kecamatan Japah PDRB adhberlaku Kecamatan Japah tahun 2015 tercatat sebesar ,16 juta rupiah, dan tumbuh sebesar 8,28 persen.dengan PDRB perkapita adhberlaku tercatat sebesar rupiah lebih tinggi dari tahun sebelumnya atau tumbuh sebesar7,76 persen dimana PDRB perkapita adhberlaku tahun 2014 yang tercatat sebesar rupiah. Untuk sumbangan terhadap PDRBnya, persentase distribusi tertinggi adalah lapangan usaha pertanian sebesar persen disusul kemudian industri pengolahan sebesar 8,78 persen. Dan terendah adalah lapangan usaha pengadaan air sebesar 0,01 persen.memperhatikan masih tingginya persentase distribusi sektor pertanian maka pengelolaan SDA dan SDM yang mengarah pada peningkatan produktivitas sektor pertanian mutlak diperlukan karena apabila salah pengelolaan maka akan semakin menambah beban kehidupan bagi warganya. Adh konstan, pertumbuhan PDRB Kecamatan Japah tahun 2015 tercatat mencapai 3,60 persen, dengan pertumbuhan tertinggi ada di lapangan informasi komunikasi yang tumbuh sebesar 7,73 persen. Dengan nilai nilai tambah bruto sebesar ,87 juta rupiah, kontribusi terhadap PDRB kabupaten adalah sebesar 2,28 persen. Sesuai dengan distribusi jika pertumbuhan ekonomi dijadikan prioritas pembangunan maka sektor pertanian haruslah dipertahankan jangan sampai mengalami penurunan produksi, karena kontribusi sektor pertanian menempati urutan pertama dalam pembentukan PDRB adhkonstan yakni mencapai 50,58 persen, 140 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

175 BAB IV : ULASAN SINGKAT diikuti oleh lapangan usaha industri pengolahan sebesar 9,29 persen. 14. Kecamatan Ngawen PDRB Kecamatan Ngawen adh berlaku mampu memberikan sumbangan terhadap PDRB kabupaten sebesar 7,02 persen, atau senilai ,32 juta rupiah. Pertumbuhan PDRBnya pada tahun 2015 mencapai 8,47 persen, dengan PDRB perkapita sebesar ,16 rupiah. Adh berlaku,persentase distribusi tertinggi adalah dari lapangan usaha pertanian yang mencapai 29,69 persen disusul kemudian dari lapangan usaha perdagangan sebesar 25,60 persen. Menurut harga konstan, pertumbuhan PDRB Kecamatan Ngawen di tahun 2015 mencapai angka4,02 persen atau senilai ,36 juta rupiah dan PDRB perkapita mencapai rupiah. Pertumbuhan tertinggi adalah lapangan usaha jasa perusahaan yang mencapai angka sebesar 8,42 persen. Sedangkan yang terkecil adalah lapangan usaha pengadaan listrik yang tercatat hanya sebesar minus 2,88 persen. 15. Kecamatan Kunduran Andil PDRB Kecamatan Kunduran adh berlaku tahun 2015terhadap PDRB Kabupaten sebesar 6,58 persen. Dengan nilai tambah bruto sebesar ,07 juta rupiah. Besarnya andil terhadap PDRB kecamatan, sebesar 46,15 persen merupakan sumbangan dari lapangan usaha pertanian, disusul kemudian dari lapangan usahaindustri pengolahan sebesar 19,90 persen dan lapangan usahaperdagangan sebesar 10,82 persen. Secara agregat Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

176 BAB IV : ULASAN SINGKAT pertumbuhan PDRB Kecamatan Kunduran adh berlaku mencapai 8,04 persen. Menurut harga konstan pertumbuhan PDRB kecamatan Kunduran tahun 2015tercatat sebesar 3,37 persen. Pertumbuhan lapangan usaha terkecil adalah lapangan usahapengadaan listrik dan gas yang tercatat sebesar minus 3,51 persen dan pertumbuhan tertinggi adalah lapangan usaha konstruksi yang tumbuh sebesar 8,32 persen. Persentase distribusi adh konstan tertinggi adalah lapangan usaha pertanian sebesar 43,02 persen, disusul lapangan usaha industri pengolahan sebesar 20,21 persen dan terendah adalah pengadaan air sebesar 0,06 persen. Jika memperhatikan kondisi wilayah di Kecamatan Kunduran maka terdapat peluang pada sektor pertanian untuk pengembangan hortikultura, hutan rakyat, peternakan dan perikanan. 16. Kecamatan Todanan Seperti kecamatan-kecamatan lainnya di Kabupaten Blora, kegiatan perekonomian Kecamatan Todanan masih mengandalkan lapangan usaha pertanian, sehingga pertumbuhan perekonomian sangat dipengaruhi oleh produktivitas pada lapangan usahatersebut. Pada tahun 2015PDRB Kecamatan Todanan adh berlaku mampu memberikan andil terhadap total PDRB Kabupaten sebesar 3,64 persen atau senilai ,24 juta rupiah, denganpertumbuhan PDRB sebesar 9,49 persen.pada tahun yang sama PDRB perkapita Kecamatan Tondanantercatat sebesar rupiah. Persentase distribusi tertinggi adalah lapangan usaha pertanian sebesar 50,87 persen, kemudian disusul lapangan usaha 142 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

177 BAB IV : ULASAN SINGKAT perdagangan sebesar 10,35 persen dan lapangan usaha konstruksi sebesar 7,84persen. PDRB Kecamatan Todanan tahun 2015 berdasarkan harga konstan tercatat sebesar ,04 juta rupiah dan memberikan andil terhadap PDRB kabupaten sebesar 3,51 persen, dengan pertumbuhan PDRBnyatercatat sebesar 4,20 persen. Persentase distribusi tertinggi adalah lapangan usaha pertanian yang mencapai persen dan terkecil berada dilapangan usaha pengadaan air yang mencapai 0,05 persen. Sedangkan PDRB perkapita pada tahun 2015 tercatatsebesar rupiah. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

178 BAB IV : ULASAN SINGKAT 144 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

179 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Ada perubahan yang cukup signifikan pada PDRB pada perubahan tahun dasar PDRB dari tahun 2000 menjadi tahun 2010, akibat penerapa SNA Perubahan konsep, definisi, penambahan cakupan dan perbaikan harga beberapa komponen, menyebabkan PDRB tahun dasar baru memiliki level yang lebih tinggi dari PDRB lama yang menggunakan tahun dasar Besaran PDRB menurut harga berlaku di Kabupaten Blora pada tahun 2015, tercatat sebesar ,06juta rupiah atau terjadi pertumbuhan sebesar 8,39 persen dibanding tahun sebelumnya. Lapangan usaha Jasa Perusahaan memiliki pertumbuhan tertinggi yang tercatat sebesar15,42 persen, kemudian disusul oleh kegiatan Konstruksi yang mengalami pertumbuhan sebesar 12,09 persen dan lapangan usaha transporasi pergudangan yangmengalami pertumbuhan sebesar 11,98 persen. Selanjutnya pertumbuhan terendah terjadi pada lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gasyang tumbuh sebesar 2,09 persen. Atas dasar harga konstan (2010=100), pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Blora tahun 2014tercatat sebesar 5,36 persen, atau senilai ,70 juta rupiah. Lapangan usaha Pertambangan Penggalianmemiliki pertumbuhan tertinggiyakni sebesar12,69 persen, kemudian disusul oleh lapangan usaha Informasi dan Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

180 BAB V : PENUTUP Komunikasi yang mengalami pertumbuhan sebesar 8,17 persen dan lapangan usaha Jasa Perusahaan yang tumbuh sebesar 8,06 persen. Sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada lapangan usahapengadaan Listrik dan Gas yang tumbuh sebesar minus 2,83 persen. Atas dasar harga berlaku, pada tahun 2015 sumbangan terbesar untuk PDRB masih dari lapangan usahapertanian,kehutanan dan perikananyang tercatat sebesar 28,00 persen, disusul oleh lapangan usaha perdagangan besar eceran; reparasi mobil dan motoryang tercatat sebesar16,55 persen dan diikuti oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalianyang memberikan andil sebesar 14,08 persen serta lapangan usaha industri pengolahan sebesar 11,01 persen. Sedangkan sumbangan terkecil adalah dari lapangan usaha pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang yakni sebesar 0,04 persen. Atas dasar harga konstan, andil terbesar pada PDRB tahun 2015masih di lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan, tercatat sebesar 25,00 persen. Sumbangan terbesar kedua adalah lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor yang memberikan andil sebesar 18,16 persen, disusullapangan usaha pertambangan dan penggalian yang memberikan sumbangan sebesar 15,55 persen. Andil terkecil diberikan oleh pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang yang hanya memberikan sumbangan sebesar 0,05 persen. Inflasi PDRB tahun 2015tercatat sebesar 2,87persen, lebih rendah dibandingkan inflasi tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 146 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

181 BAB V : PENUTUP 6,81 persen, hal ini menggambarkan harga barang dan jasa yang relatif stabil di tahun B. Saran Dari uraian diatas tampak bahwa Kabupaten Blora mempunyai potensi ekonomi yang besar untuk dapat dikembangkanterutama dalam peningkatan taraf hidup masyarakat serta kemajuan ekonomi untuk menuju kepada masyarakat yang lebih sejahtera. Dan diera keterbukaan dewasa ini, ke depan Kabupaten Blora harus mampu bersaing baik di tingkat lokal, regional maupun nasional. Untuk mencapai semua itu perlu langkahlangkah strategis dan terencana dengan baik, antara lain: 1. Sektor pertanian sebagai sektor yang dominan perlu mendapatkan perhatian yang serius. Kendala utama didalam pengelolaan pertanian, seperti keterbatasan air, benih dan pupuk semaksimal mungkin harus bisa diatasi. Ketersediaan air dapat diatasi melalui pemeliharaan irigasi, pembuatan embung, maupun eksplorasi sumber-sumber mata air baru.disisi lain pemerintahan harus mampu menjaga ketersediaan bibit, pupuk dan obat-obatan. Upaya berikutnya adalah penanggulangan OPT seperti wereng, tikus dan hama pengganggu lainnyadengan lebih cepat dan dini sehingga tidak meluas. 2. Perbaikan sarana prasarana seperti jalan yang representatif, bisa menjadi multiplier effectbagi perbaikan ekonomi di Blora. 3. Sektor industri perlu lebih diintensifkan melalui pengembanganpengembangan industri baru yang padat modal dan padat tenaga kerja. Pembinaan dan pengembangan Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

182 BAB V : PENUTUP kewirausahaanperlu diberikan kepada masyarakat untuk menumbuh kembangkan industri kecil dan rumah tangga. 4. Perbaikan citra clean governance Kabupaten Blora perlu lebih ditingkatkan dan pemberian insentif yang menarik agar investor lebih tertarik untuk berinvestasi. Serta perlunya kesadaran dan sikap terbuka seluruh elemen masyarakat akan pentingnya investor luar bagi pembangunan di Blora. 5. Perlu perubahan dalam orientasi pembangunan sehingga ketimpangan pendapatan tidak akan semakin lebar. 148 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

183

184

185 Tabel 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN (JUTAAN RUPIAH) KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , , , ,25 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian , , , , ,26 a. Tanaman Pangan , , , , ,22 b. Tanaman Hortikultura , , , , ,44 c. Perkebunan , , , , ,40 d. Peternakan , , , , ,85 e. Jasa Pertanian dan Perburuan , , , , ,35 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu , , , , ,39 3 Perikanan 8.134, , , , ,60 B Pertambangan dan Penggalian , , , , ,57 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi , , , , ,30 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya , , , , ,27 C Industri Pengolahan , , , , ,42 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas , , , , ,17 2 Industri Makanan dan Minuman dan Pengolahan Tembakau , , , , ,89 3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi , , , , ,42 4 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 255,75 318,34 395,98 448,22 482,23 5 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya , , , , ,77 6 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 3.964, , , , ,05 7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 533,49 707,48 803,85 945,32 967,71 8 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 394,22 456,00 471,62 528,12 539,28 9 Industri Barang Galian bukan Logam , , , , ,88 10 Industri Logam Dasar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 11 Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik , , , , ,27 12 Industri Mesin dan Perlengkapan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 13 Industri Alat Angkutan 317,00 366,88 474,57 518,37 527,10 14 Industri Furnitur , , , , ,10 15 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 811,75 876,34 880, , ,53 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

186 Tabel 1 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 8.396, , , , ,38 1 Ketenagalistrikan 8.294, , , , ,39 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 102,72 125,19 154,21 170,01 183,99 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6.064, , , , ,18 F Konstruksi , , , , ,66 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , , , ,61 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya , , , , ,38 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor , , , , ,23 H Transportasi dan Pergudangan , , , , ,49 1 Angkutan Rel 5.639, , , , ,29 2 Angkutan Darat , , , , ,60 3 Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 226,50 227,10 245,73 270,23 232,15 5 Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 7.810, , , , ,44 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , ,11 1 Penyediaan Akomodasi , , , , ,21 2 Penyediaan Makan Minum , , , , ,90 J Informasi dan Komunikasi , , , , ,14 K Jasa Keuangan dan Asuransi , , , , ,40 1 Jasa Perantara Keuangan , , , , ,31 2 Asuransi dan Dana Pensiun 1.978, , , , ,36 3 Jasa Keuangan Lainnya , , , , ,76 4 Jasa Penunjang Keuangan 3,96 4,67 5,30 6,33 6,97 L Real Estate , , , , ,16 M,N Jasa Perusahaan , , , , ,20 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , , ,10 P Jasa Pendidikan , , , , ,19 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , , ,83 R,S,T,U Jasa lainnya , , , , ,37 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI , , , , ,06 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MINYAK BUMI , , , , ,58 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

187 Tabel 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA KONSTAN (2010) TAHUN (JUTAAN RUPIAH) KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , , , ,75 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian , , , , ,32 a. Tanaman Pangan , , , , ,80 b. Tanaman Hortikultura , , , , ,44 c. Perkebunan , , , , ,63 d. Peternakan , , , , ,61 e. Jasa Pertanian dan Perburuan , , , , ,84 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu , , , , ,62 3 Perikanan 7.460, , , , ,81 B Pertambangan dan Penggalian , , , , ,98 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi , , , , ,72 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya , , , , ,26 C Industri Pengolahan , , , , ,52 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas , , , , ,68 2 Industri Makanan dan Minuman dan Pengolahan Tembakau , , , , ,46 3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi , , , , ,27 4 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 236,58 261,56 298,70 333,47 350,63 5 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya , , , , ,13 6 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 4.083, , , , ,13 7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 500,11 616,08 708,12 757,63 752,44 8 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 364,46 407,77 418,50 441,68 442,29 9 Industri Barang Galian bukan Logam , , , , ,12 10 Industri Logam Dasar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 11 Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik , , , , ,01 12 Industri Mesin dan Perlengkapan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 13 Industri Alat Angkutan 311,11 344,40 430,56 462,76 451,77 14 Industri Furnitur , , , , ,31 15 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 768,57 785,12 762,38 796,97 824,26 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

188 Tabel 2 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 8.334, , , , ,98 1 Ketenagalistrikan 8.242, , , , ,96 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 91,27 98,65 111,63 117,60 125,02 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5.959, , , , ,88 F Konstruksi , , , , ,68 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , , , ,67 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya , , , , ,18 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor , , , , ,49 H Transportasi dan Pergudangan , , , , ,04 1 Angkutan Rel 5.512, , , , ,72 2 Angkutan Darat , , , , ,87 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 214,06 212,41 207,95 208,38 174,08 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 7.175, , , , ,37 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , ,72 1 Penyediaan Akomodasi , , , , ,79 2 Penyediaan Makan Minum , , , , ,93 J Informasi dan Komunikasi , , , , ,67 K Jasa Keuangan dan Asuransi , , , , ,24 1 Jasa Perantara Keuangan , , , , ,02 2 Asuransi dan Dana Pensiun 1.896, , , , ,02 3 Jasa Keuangan Lainnya , , , , ,66 4 Jasa Penunjang Keuangan 3,84 4,16 4,51 5,16 5,54 L Real Estate , , , , ,25 M,N Jasa Perusahaan , , , , ,49 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , , ,15 P Jasa Pendidikan , , , , ,03 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , , ,33 R,S,T,U Jasa lainnya , , , , ,33 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI , , , , ,70 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MINYAK BUMI , , , , ,30 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

189 Tabel 3. DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN ( % ) KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 29,71 29,65 29,93 27,80 28,00 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 24,38 24,57 24,90 22,73 23,03 a. Tanaman Pangan 14,44 15,72 15,63 12,78 13,23 b. Tanaman Hortikultura 6,56 5,28 5,54 6,26 6,04 c. Perkebunan 0,42 0,43 0,42 0,45 0,45 d. Peternakan 2,46 2,56 2,69 2,67 2,74 e. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,50 0,59 0,63 0,58 0,57 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 5,25 5,00 4,95 4,99 4,88 3 Perikanan 0,07 0,07 0,08 0,08 0,08 B Pertambangan dan Penggalian 15,14 14,12 13,80 14,47 14,08 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 13,38 12,38 12,10 12,56 11,99 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya 1,76 1,74 1,69 1,92 2,09 C Industri Pengolahan 9,81 10,15 10,27 11,47 11,01 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 1,18 1,01 1,09 1,01 0,41 2 Industri Makanan dan Minuman dan Pengolahan Tembakau 6,68 7,13 7,04 8,24 8,36 3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0,14 0,16 0,17 0,16 0,16 4 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya 1,04 1,03 1,10 1,18 1,20 6 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 8 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 9 Industri Barang Galian bukan Logam 0,38 0,42 0,42 0,42 0,43 10 Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 0,17 0,19 0,21 0,21 0,20 12 Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 14 Industri Furnitur 0,17 0,16 0,19 0,20 0,21 15 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

190 Tabel 3 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 0,07 0,07 0,07 0,06 0,06 1 Ketenagalistrikan 0,07 0,07 0,07 0,06 0,06 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,05 0,05 0,04 0,04 0,04 F Konstruksi 3,94 4,16 4,11 4,26 4,40 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 17,69 17,13 16,88 16,44 16,55 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 4,68 4,84 5,15 5,01 5,08 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 13,01 12,29 11,74 11,43 11,47 H Transportasi dan Pergudangan 2,57 2,58 2,60 2,75 2,84 1 Angkutan Rel 0,05 0,06 0,06 0,08 0,09 2 Angkutan Darat 2,45 2,45 2,47 2,60 2,68 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 0,07 0,07 0,07 0,08 0,08 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,47 3,43 3,30 3,41 3,52 1 Penyediaan Akomodasi 0,11 0,13 0,14 0,15 0,14 2 Penyediaan Makan Minum 3,36 3,30 3,16 3,27 3,38 J Informasi dan Komunikasi 1,17 1,17 1,13 1,10 1,09 K Jasa Keuangan dan Asuransi 3,06 3,21 3,20 3,22 3,33 1 Jasa Perantara Keuangan 2,31 2,44 2,42 2,39 2,42 2 Asuransi dan Dana Pensiun 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 3 Jasa Keuangan Lainnya 0,73 0,75 0,76 0,81 0,88 4 Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L Real Estate 1,35 1,33 1,32 1,37 1,40 M,N Jasa Perusahaan 0,26 0,27 0,29 0,29 0,31 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,91 3,99 3,90 3,76 3,83 P Jasa Pendidikan 4,81 5,80 6,18 6,43 6,37 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,81 0,89 0,90 0,95 0,99 R,S,T,U Jasa lainnya 2,17 2,01 2,07 2,15 2,17 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

191 Tabel 4. DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA KONSTAN (2010) TAHUN (%) KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 29,89 28,98 28,18 25,81 25,00 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 24,64 23,94 23,48 21,32 20,94 a. Tanaman Pangan 14,40 14,72 14,51 12,19 12,22 b. Tanaman Hortikultura 6,75 5,59 5,31 5,38 4,96 c. Perkebunan 0,41 0,45 0,45 0,45 0,45 d. Peternakan 2,60 2,62 2,63 2,71 2,73 e. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,48 0,55 0,58 0,59 0,58 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 5,18 4,97 4,63 4,42 3,98 3 Perikanan 0,07 0,07 0,08 0,07 0,08 B Pertambangan dan Penggalian 14,05 14,18 14,46 14,55 15,56 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 12,31 12,41 12,68 12,68 13,72 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya 1,74 1,76 1,78 1,88 1,84 C Industri Pengolahan 9,50 9,85 10,01 10,97 10,33 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 1,26 1,20 1,15 1,12 0,47 2 Industri Makanan dan Minuman dan Pengolahan Tembakau 6,28 6,71 6,75 7,71 7,74 3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0,13 0,16 0,18 0,18 0,18 4 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya 1,03 0,97 1,07 1,10 1,09 6 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 0,04 0,03 0,03 0,03 0,03 7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 8 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 9 Industri Barang Galian bukan Logam 0,38 0,41 0,42 0,41 0,41 10 Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 0,18 0,19 0,21 0,21 0,20 12 Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 14 Industri Furnitur 0,19 0,16 0,18 0,18 0,18 15 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

192 Tabel 4 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 1 Ketenagalistrikan 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,06 0,05 0,05 0,05 0,05 F Konstruksi 4,00 4,19 4,18 4,20 4,28 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 18,21 17,85 17,85 18,06 18,16 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 4,45 4,49 4,66 4,74 4,68 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 13,75 13,37 13,19 13,31 13,48 H Transportasi dan Pergudangan 2,75 2,81 2,94 3,12 3,19 1 Angkutan Rel 0,05 0,04 0,04 0,06 0,06 2 Angkutan Darat 2,63 2,70 2,83 2,99 3,05 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 0,07 0,07 0,07 0,07 0,08 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,58 3,62 3,56 3,71 3,78 1 Penyediaan Akomodasi 0,11 0,12 0,12 0,13 0,13 2 Penyediaan Makan Minum 3,47 3,50 3,43 3,58 3,65 J Informasi dan Komunikasi 1,25 1,32 1,38 1,49 1,53 K Jasa Keuangan dan Asuransi 3,11 3,09 3,06 3,13 3,17 1 Jasa Perantara Keuangan 2,35 2,30 2,25 2,26 2,27 2 Asuransi dan Dana Pensiun 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 3 Jasa Keuangan Lainnya 0,74 0,77 0,79 0,85 0,88 4 Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L Real Estate 1,45 1,46 1,50 1,56 1,59 M,N Jasa Perusahaan 0,26 0,27 0,29 0,31 0,32 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,10 3,93 3,82 3,70 3,72 P Jasa Pendidikan 4,64 5,30 5,52 5,96 5,98 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,82 0,86 0,88 0,94 0,96 R,S,T,U Jasa lainnya 2,26 2,15 2,24 2,33 2,30 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

193 Tabel 5. INDEKS BERANTAI PDRB KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 107,83 107,79 111,28 103,58 109,16 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 108,37 108,84 111,72 101,81 109,82 a. Tanaman Pangan 99,81 117,52 109,65 91,14 112,26 b. Tanaman Hortikultura 130,01 86,92 115,72 125,95 104,68 c. Perkebunan 140,78 112,48 106,29 119,02 109,86 d. Peternakan 108,92 112,24 115,80 110,83 111,18 e. Jasa Pertanian dan Perburuan 117,54 125,82 117,52 104,33 105,14 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 105,24 102,81 109,07 112,36 106,13 3 Perikanan 118,76 112,60 114,83 114,19 112,10 B Pertambangan dan Penggalian 122,01 100,77 107,73 116,98 105,42 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 123,64 99,99 107,76 115,69 103,46 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya 110,91 106,68 107,52 126,19 118,23 C Industri Pengolahan 113,94 111,70 111,62 124,52 104,01 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas Industri Makanan dan Minuman dan Pengolahan Tembakau 117,77 115,27 108,96 130,38 110,01 3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 108,20 123,75 120,98 105,66 104,63 4 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 109,69 124,47 124,39 113,19 107,59 5 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya 109,11 106,69 117,55 120,34 109,64 6 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 100,17 96,99 96,46 120,39 113,93 7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 124,05 132,61 113,62 117,60 102,37 8 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 112,74 115,67 103,43 111,98 102,11 9 Industri Barang Galian bukan Logam 113,14 118,99 109,83 112,46 109,54 10 Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 111,18 118,97 121,84 113,51 101,92 12 Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan 99,91 115,73 129,35 109,23 101,68 14 Industri Furnitur 110,95 102,07 132,15 115,66 113,64 15 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 108,58 107,96 100,47 114,22 108,44 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

194 Tabel 5 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 111,95 109,50 101,91 103,53 102,09 1 Ketenagalistrikan 111,84 109,35 101,62 103,41 101,98 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 121,72 121,87 123,18 110,25 108,22 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 108,78 94,83 105,12 107,28 107,13 F Konstruksi 107,19 114,05 109,06 115,47 112,09 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 111,99 104,63 108,65 108,55 109,16 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 114,47 111,78 117,23 108,52 109,96 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 111,12 102,06 105,27 108,57 108,81 H Transportasi dan Pergudangan 102,57 108,11 111,32 117,94 111,98 1 Angkutan Rel 99,11 123,41 109,46 149,58 123,85 2 Angkutan Darat 102,38 107,63 111,40 117,25 111,64 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 110,07 100,26 108,20 109,97 85,91 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 112,55 114,16 110,18 117,44 112,68 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 108,14 106,82 106,02 115,32 111,83 1 Penyediaan Akomodasi 118,36 123,29 118,75 116,74 106,91 2 Penyediaan Makan Minum 107,83 106,26 105,52 115,26 112,05 J Informasi dan Komunikasi 110,56 108,14 106,53 108,45 107,81 K Jasa Keuangan dan Asuransi 111,10 113,21 109,81 112,23 111,94 1 Jasa Perantara Keuangan 108,38 114,14 109,16 109,98 110,02 2 Asuransi dan Dana Pensiun 110,99 121,38 117,49 119,71 117,68 3 Jasa Keuangan Lainnya 120,67 110,08 111,73 119,24 117,44 4 Jasa Penunjang Keuangan 108,43 117,71 113,65 119,46 109,98 L Real Estate 106,71 106,44 109,34 115,57 110,61 M,N Jasa Perusahaan 118,06 109,81 118,66 113,83 115,42 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 104,14 110,26 107,70 107,71 110,38 P Jasa Pendidikan 135,00 130,17 117,61 116,04 107,32 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 116,20 119,15 111,20 118,09 111,85 R,S,T,U Jasa lainnya 106,00 100,07 113,50 115,73 109,32 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI 112,06 108,02 110,24 111,51 108,39 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MINYAK BUMI 110,60 109,49 110,49 111,04 109,85 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

195 Tabel 6. INDEKS BERANTAI PDRB KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA KONSTAN (2000) TAHUN KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 101,09 101,69 102,47 95,60 102,03 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 102,04 101,90 103,34 94,79 103,49 a. Tanaman Pangan 92,71 107,22 103,84 87,74 105,57 b. Tanaman Hortikultura 124,61 86,98 99,98 105,75 97,18 c. Perkebunan 130,39 114,27 104,99 105,18 103,55 d. Peternakan 107,24 105,86 105,69 107,31 106,45 e. Jasa Pertanian dan Perburuan 104,21 119,65 111,43 105,94 104,26 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 96,73 100,62 98,19 99,59 94,93 3 Perikanan 108,92 108,86 108,54 103,09 107,42 B Pertambangan dan Penggalian 105,56 105,83 107,44 105,08 112,69 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 106,02 105,79 107,59 104,38 114,05 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya 102,42 106,13 106,34 110,05 103,50 C Industri Pengolahan 102,84 108,66 107,08 114,46 99,18 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 100,40 100,32 100,85 101,78 44,65 2 Industri Makanan dan Minuman dan Pengolahan Tembakau 103,20 112,07 105,93 119,27 105,81 3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 99,83 123,80 121,92 104,11 101,73 4 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 101,46 110,56 114,20 111,64 105,15 5 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya 100,39 98,59 116,54 108,01 104,27 6 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 103,16 90,22 94,71 101,57 107,46 7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 116,29 123,19 114,94 106,99 99,32 8 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 104,23 111,88 102,63 105,54 100,14 9 Industri Barang Galian bukan Logam 104,60 113,22 107,01 103,50 104,15 10 Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 106,71 110,90 118,11 103,32 100,04 12 Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan 98,05 110,70 125,02 107,48 97,63 14 Industri Furnitur 117,65 87,03 120,18 105,74 106,68 15 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 102,81 102,15 97,10 104,54 103,43 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

196 Tabel 6 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 111,11 110,56 107,79 103,22 97,17 1 Ketenagalistrikan 111,15 110,59 107,73 103,19 97,06 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 108,15 108,09 113,15 105,34 106,32 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 106,90 97,39 102,57 104,89 102,25 F Konstruksi 101,39 110,09 104,96 104,99 107,34 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 107,41 102,88 105,31 105,61 105,97 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 101,59 105,72 109,28 106,29 104,07 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 109,45 101,95 103,98 105,37 106,65 H Transportasi dan Pergudangan 102,08 107,23 110,38 110,57 107,75 1 Angkutan Rel 96,88 89,86 100,76 138,74 105,71 2 Angkutan Darat 102,16 107,60 110,68 110,07 107,76 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 104,02 99,23 97,90 100,21 83,54 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 103,40 106,20 105,00 114,01 109,36 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 103,92 105,96 103,58 109,00 107,33 1 Penyediaan Akomodasi 109,61 109,59 108,89 110,63 104,95 2 Penyediaan Makan Minum 103,75 105,84 103,40 108,95 107,42 J Informasi dan Komunikasi 109,79 110,73 110,47 113,03 108,17 K Jasa Keuangan dan Asuransi 104,97 104,39 104,14 106,99 106,58 1 Jasa Perantara Keuangan 102,41 102,95 102,79 105,17 105,55 2 Asuransi dan Dana Pensiun 106,35 114,97 113,15 116,93 108,41 3 Jasa Keuangan Lainnya 113,92 108,67 107,96 111,92 109,28 4 Jasa Penunjang Keuangan 105,00 108,39 108,46 114,29 107,49 L Real Estate 106,37 106,10 108,06 108,82 106,94 M,N Jasa Perusahaan 110,45 106,99 113,47 110,60 108,06 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 101,76 100,68 102,41 101,14 105,94 P Jasa Pendidikan 121,26 120,00 109,68 112,76 105,67 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 109,63 110,06 107,21 112,19 107,07 R,S,T,U Jasa lainnya 103,11 99,56 110,01 108,59 104,04 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI 104,42 104,90 105,36 104,39 105,36 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MINYAK BUMI 104,26 104,84 105,10 104,43 104,87 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

197 Tabel 7. INDEKS PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 107,83 116,22 129,33 133,97 146,24 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 108,37 117,96 131,78 134,16 147,33 a. Tanaman Pangan 99,81 117,30 128,62 117,22 131,59 b. Tanaman Hortikultura 130,01 113,01 130,77 164,70 172,40 c. Perkebunan 140,78 158,34 168,30 200,32 220,07 d. Peternakan 108,92 122,25 141,57 156,91 174,44 e. Jasa Pertanian dan Perburuan 117,54 147,89 173,81 181,33 190,66 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 105,24 108,19 118,01 132,59 140,72 3 Perikanan 118,76 133,72 153,55 175,34 196,55 B Pertambangan dan Penggalian 122,01 122,95 132,45 154,94 163,34 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 123,64 123,63 133,22 154,12 159,46 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya 110,91 118,32 127,22 160,54 189,81 C Industri Pengolahan 113,94 127,27 142,06 176,89 183,98 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 101,30 94,01 111,81 114,63 50,51 2 Industri Makanan dan Minuman dan Pengolahan Tembakau 117,77 135,75 147,92 192,86 212,17 3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 108,20 133,90 161,99 171,16 179,09 4 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 109,69 136,53 169,83 192,23 206,82 5 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya 109,11 116,42 136,84 164,68 180,54 6 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 100,17 97,15 93,71 112,82 128,53 7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 124,05 164,50 186,91 219,81 225,01 8 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 112,74 130,41 134,88 151,04 154,23 9 Industri Barang Galian bukan Logam 113,14 134,64 147,87 166,30 182,17 10 Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 111,18 132,26 161,15 182,92 186,43 12 Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan 99,91 115,63 149,56 163,37 166,12 14 Industri Furnitur 110,95 113,24 149,65 173,09 196,69 15 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 108,58 117,22 117,78 134,53 145,87 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

198 Tabel 7 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 111,95 122,59 124,93 129,34 132,04 1 Ketenagalistrikan 111,84 122,29 124,27 128,51 131,06 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 121,72 148,34 182,73 201,45 218,01 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 108,78 103,15 108,43 116,33 124,62 F Konstruksi 107,19 122,25 133,32 153,95 172,55 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 111,99 117,18 127,31 138,19 150,86 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 114,47 127,96 150,01 162,79 179,01 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 111,12 113,41 119,38 129,61 141,03 H Transportasi dan Pergudangan 102,57 110,88 123,44 145,59 163,03 1 Angkutan Rel 99,11 122,31 133,89 200,27 248,03 2 Angkutan Darat 102,38 110,20 122,76 143,93 160,68 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 110,07 110,36 119,41 131,32 112,82 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 112,55 128,48 141,57 166,26 187,35 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 108,14 115,52 122,47 141,23 157,95 1 Penyediaan Akomodasi 118,36 145,93 173,30 202,31 216,29 2 Penyediaan Makan Minum 107,83 114,58 120,91 139,36 156,15 J Informasi dan Komunikasi 110,56 119,56 127,36 138,12 148,91 K Jasa Keuangan dan Asuransi 111,10 125,78 138,11 155,01 173,52 1 Jasa Perantara Keuangan 108,38 123,70 135,04 148,51 163,39 2 Asuransi dan Dana Pensiun 110,99 134,71 158,28 189,47 222,97 3 Jasa Keuangan Lainnya 120,67 132,82 148,40 176,95 207,80 4 Jasa Penunjang Keuangan 108,43 127,64 145,06 173,29 190,59 L Real Estate 106,71 113,59 124,20 143,54 158,78 M,N Jasa Perusahaan 118,06 129,64 153,83 175,10 202,10 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 104,14 114,83 123,67 133,21 147,03 P Jasa Pendidikan 135,00 175,72 206,68 239,82 257,38 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 116,20 138,46 153,96 181,81 203,35 R,S,T,U Jasa lainnya 106,00 106,08 120,39 139,33 152,32 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI 112,06 121,05 133,45 148,80 161,28 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MINYAK BUMI 110,60 121,10 133,81 148,57 163,20 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

199 Tabel 8. INDEKS PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA KONSTAN (2000) TAHUN (TAHUN 2010 = 100) KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 101,09 102,80 105,34 100,71 102,76 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 102,04 103,97 107,45 101,85 105,40 a. Tanaman Pangan 92,71 99,41 103,23 90,58 95,63 b. Tanaman Hortikultura 124,61 108,39 108,37 114,60 111,37 c. Perkebunan 130,39 149,00 156,43 164,54 170,38 d. Peternakan 107,24 113,52 119,99 128,76 137,07 e. Jasa Pertanian dan Perburuan 104,21 124,69 138,94 147,19 153,45 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 96,73 97,33 95,57 95,17 90,35 3 Perikanan 108,92 118,57 128,69 132,68 142,52 B Pertambangan dan Penggalian 105,56 111,71 120,02 126,12 142,12 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 106,02 112,16 120,67 125,96 143,65 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya 102,42 108,70 115,59 127,21 131,66 C Industri Pengolahan 102,84 111,74 119,65 136,96 135,83 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 100,40 100,72 101,58 103,39 46,17 2 Industri Makanan dan Minuman dan Pengolahan Tembakau 103,20 115,66 122,51 146,12 154,61 3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 99,83 123,60 150,69 156,88 159,60 4 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 101,46 112,18 128,11 143,02 150,38 5 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya 100,39 98,97 115,34 124,58 129,90 6 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 103,16 93,07 88,15 89,54 96,22 7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 116,29 143,25 164,65 176,16 174,96 8 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 104,23 116,62 119,69 126,32 126,49 9 Industri Barang Galian bukan Logam 104,60 118,43 126,74 131,18 136,62 10 Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 106,71 118,34 139,77 144,40 144,46 12 Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan 98,05 108,54 135,70 145,84 142,38 14 Industri Furnitur 117,65 102,40 123,06 130,12 138,81 15 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 102,81 105,02 101,98 106,60 110,26 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

200 Tabel 8 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 111,11 122,85 132,42 136,68 132,81 1 Ketenagalistrikan 111,15 122,92 132,42 136,65 132,63 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 108,15 116,90 132,28 139,34 148,14 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 106,90 104,12 106,79 112,01 114,53 F Konstruksi 101,39 111,62 117,15 123,00 132,03 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 107,41 110,50 116,37 122,91 130,24 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 101,59 107,40 117,37 124,75 129,83 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 109,45 111,58 116,03 122,26 130,39 H Transportasi dan Pergudangan 102,08 109,46 120,82 133,59 143,94 1 Angkutan Rel 96,88 87,06 87,72 121,70 128,65 2 Angkutan Darat 102,16 109,92 121,67 133,91 144,31 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 104,02 103,23 101,05 101,26 84,60 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 103,40 109,81 115,31 131,46 143,77 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 103,92 110,11 114,05 124,32 133,43 1 Penyediaan Akomodasi 109,61 120,12 130,80 144,70 151,85 2 Penyediaan Makan Minum 103,75 109,80 113,54 123,69 132,86 J Informasi dan Komunikasi 109,79 121,57 134,30 151,80 164,20 K Jasa Keuangan dan Asuransi 104,97 109,58 114,12 122,10 130,13 1 Jasa Perantara Keuangan 102,41 105,44 108,38 113,98 120,30 2 Asuransi dan Dana Pensiun 106,35 122,27 138,35 161,78 175,39 3 Jasa Keuangan Lainnya 113,92 123,80 133,66 149,60 163,48 4 Jasa Penunjang Keuangan 105,00 113,81 123,43 141,07 151,64 L Real Estate 106,37 112,86 121,95 132,71 141,93 M,N Jasa Perusahaan 110,45 118,17 134,09 148,30 160,26 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 101,76 102,46 104,93 106,13 112,44 P Jasa Pendidikan 121,26 145,52 159,60 179,97 190,17 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 109,63 120,67 129,37 145,13 155,39 R,S,T,U Jasa lainnya 103,11 102,66 112,93 122,63 127,58 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI 104,42 109,54 115,40 120,48 126,93 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MINYAK BUMI 104,26 109,30 114,88 119,97 125,81 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

201 Tabel 9. LAJU PERTUMBUHAN PDRB KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN ( % ) KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 7,83 7,79 11,28 3,58 9,16 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 8,37 8,84 11,72 1,81 9,82 a. Tanaman Pangan (0,19) 17,52 9,65 (8,86) 12,26 b. Tanaman Hortikultura 30,01 (13,08) 15,72 25,95 4,68 c. Perkebunan 40,78 12,48 6,29 19,02 9,86 d. Peternakan 8,92 12,24 15,80 10,83 11,18 e. Jasa Pertanian dan Perburuan 17,54 25,82 17,52 4,33 5,14 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 5,24 2,81 9,07 12,36 6,13 3 Perikanan 18,76 12,60 14,83 14,19 12,10 B Pertambangan dan Penggalian 22,01 0,77 7,73 16,98 5,42 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 23,64 (0,01) 7,76 15,69 3,46 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya 10,91 6,68 7,52 26,19 18,23 C Industri Pengolahan 13,94 11,70 11,62 24,52 4,01 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 1,30 (7,19) 18,94 2,52 (55,94) 2 Industri Makanan dan Minuman dan Pengolahan Tembakau 17,77 15,27 8,96 30,38 10,01 3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 8,20 23,75 20,98 5,66 4,63 4 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 9,69 24,47 24,39 13,19 7,59 5 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya 9,11 6,69 17,55 20,34 9,64 6 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 0,17 (3,01) (3,54) 20,39 13,93 7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 24,05 32,61 13,62 17,60 2,37 8 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 12,74 15,67 3,43 11,98 2,11 9 Industri Barang Galian bukan Logam 13,14 18,99 9,83 12,46 9,54 10 Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 11,18 18,97 21,84 13,51 1,92 12 Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan (0,09) 15,73 29,35 9,23 1,68 14 Industri Furnitur 10,95 2,07 32,15 15,66 13,64 15 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 8,58 7,96 0,47 14,22 8,44 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

202 Tabel 9 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 11,95 9,50 1,91 3,53 2,09 1 Ketenagalistrikan 11,84 9,35 1,62 3,41 1,98 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 21,72 21,87 23,18 10,25 8,22 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 8,78 (5,17) 5,12 7,28 7,13 F Konstruksi 7,19 14,05 9,06 15,47 12,09 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 11,99 4,63 8,65 8,55 9,16 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 14,47 11,78 17,23 8,52 9,96 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 11,12 2,06 5,27 8,57 8,81 H Transportasi dan Pergudangan 2,57 8,11 11,32 17,94 11,98 1 Angkutan Rel (0,89) 23,41 9,46 49,58 23,85 2 Angkutan Darat 2,38 7,63 11,40 17,25 11,64 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 10,07 0,26 8,20 9,97 (14,09) 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 12,55 14,16 10,18 17,44 12,68 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,14 6,82 6,02 15,32 11,83 1 Penyediaan Akomodasi 18,36 23,29 18,75 16,74 6,91 2 Penyediaan Makan Minum 7,83 6,26 5,52 15,26 12,05 J Informasi dan Komunikasi 10,56 8,14 6,53 8,45 7,81 K Jasa Keuangan dan Asuransi 11,10 13,21 9,81 12,23 11,94 1 Jasa Perantara Keuangan 8,38 14,14 9,16 9,98 10,02 2 Asuransi dan Dana Pensiun 10,99 21,38 17,49 19,71 17,68 3 Jasa Keuangan Lainnya 20,67 10,08 11,73 19,24 17,44 4 Jasa Penunjang Keuangan 8,43 17,71 13,65 19,46 9,98 L Real Estate 6,71 6,44 9,34 15,57 10,61 M,N Jasa Perusahaan 18,06 9,81 18,66 13,83 15,42 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,14 10,26 7,70 7,71 10,38 P Jasa Pendidikan 35,00 30,17 17,61 16,04 7,32 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 16,20 19,15 11,20 18,09 11,85 R,S,T,U Jasa lainnya 6,00 0,07 13,50 15,73 9,32 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI 12,06 8,02 10,24 11,51 8,39 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MINYAK BUMI 10,60 9,49 10,49 11,04 9,85 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

203 Tabel 10. LAJU PERTUMBUHAN PDRB KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA KONSTAN (2010) TAHUN ( % ) KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,09 1,69 2,47 (4,40) 2,03 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 2,04 1,90 3,34 (5,21) 3,49 a. Tanaman Pangan (7,29) 7,22 3,84 (12,26) 5,57 b. Tanaman Hortikultura 24,61 (13,02) (0,02) 5,75 (2,82) c. Perkebunan 30,39 14,27 4,99 5,18 3,55 d. Peternakan 7,24 5,86 5,69 7,31 6,45 e. Jasa Pertanian dan Perburuan 4,21 19,65 11,43 5,94 4,26 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu (3,27) 0,62 (1,81) (0,41) (5,07) 3 Perikanan 8,92 8,86 8,54 3,09 7,42 B Pertambangan dan Penggalian 5,56 5,83 7,44 5,08 12,69 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 6,02 5,79 7,59 4,38 14,05 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya 2,42 6,13 6,34 10,05 3,50 C Industri Pengolahan 2,84 8,66 7,08 14,46 (0,82) 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0,40 0,32 0,85 1,78 (55,35) 2 Industri Makanan dan Minuman dan Pengolahan Tembakau 3,20 12,07 5,93 19,27 5,81 3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi (0,17) 23,80 21,92 4,11 1,73 4 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 1,46 10,56 14,20 11,64 5,15 5 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya 0,39 (1,41) 16,54 8,01 4,27 6 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 3,16 (9,78) (5,29) 1,57 7,46 7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 16,29 23,19 14,94 6,99 (0,69) 8 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 4,23 11,88 2,63 5,54 0,14 9 Industri Barang Galian bukan Logam 4,60 13,22 7,01 3,50 4,15 10 Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 6,71 10,90 18,11 3,32 0,04 12 Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan (1,95) 10,70 25,02 7,48 (2,37) 14 Industri Furnitur 17,65 (12,97) 20,18 5,74 6,68 15 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 2,81 2,15 (2,90) 4,54 3,43 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

204 Tabel 10 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 11,11 10,56 7,79 3,22 (2,83) 1 Ketenagalistrikan 11,15 10,59 7,73 3,19 (2,94) 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 8,15 8,09 13,15 5,34 6,32 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6,90 (2,61) 2,57 4,89 2,25 F Konstruksi 1,39 10,09 4,96 4,99 7,34 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,41 2,88 5,31 5,61 5,97 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 1,59 5,72 9,28 6,29 4,07 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 9,45 1,95 3,98 5,37 6,65 H Transportasi dan Pergudangan 2,08 7,23 10,38 10,57 7,75 1 Angkutan Rel (3,12) (10,14) 0,76 38,74 5,71 2 Angkutan Darat 2,16 7,60 10,68 10,07 7,76 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 4,02 (0,77) (2,10) 0,21 (16,46) 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 3,40 6,20 5,00 14,01 9,36 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,92 5,96 3,58 9,00 7,33 1 Penyediaan Akomodasi 9,61 9,59 8,89 10,63 4,95 2 Penyediaan Makan Minum 3,75 5,84 3,40 8,95 7,42 J Informasi dan Komunikasi 9,79 10,73 10,47 13,03 8,17 K Jasa Keuangan dan Asuransi 4,97 4,39 4,14 6,99 6,58 1 Jasa Perantara Keuangan 2,41 2,95 2,79 5,17 5,55 2 Asuransi dan Dana Pensiun 6,35 14,97 13,15 16,93 8,41 3 Jasa Keuangan Lainnya 13,92 8,67 7,96 11,92 9,28 4 Jasa Penunjang Keuangan 5,00 8,39 8,46 14,29 7,49 L Real Estate 6,37 6,10 8,06 8,82 6,94 M,N Jasa Perusahaan 10,45 6,99 13,47 10,60 8,06 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,76 0,68 2,41 1,14 5,94 P Jasa Pendidikan 21,26 20,00 9,68 12,76 5,67 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,63 10,06 7,21 12,19 7,07 R,S,T,U Jasa lainnya 3,11 (0,44) 10,01 8,59 4,04 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI 4,42 4,90 5,36 4,39 5,36 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MINYAK BUMI 4,26 4,84 5,10 4,43 4,87 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

205 Tabel 11. INDEKS IMPLISIT PDRB KABUPATEN BLORA TAHUN ( % ) (TAHUN 2010 =100) KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 106,66 113,05 122,78 133,03 142,32 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 106,21 113,45 122,65 131,73 139,78 a. Tanaman Pangan 107,65 117,99 124,59 129,41 137,60 b. Tanaman Hortikultura 104,33 104,26 120,67 143,72 154,81 c. Perkebunan 107,97 106,27 107,59 121,75 129,16 d. Peternakan 101,57 107,69 117,99 121,86 127,27 e. Jasa Pertanian dan Perburuan 112,79 118,61 125,10 123,20 124,24 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 108,79 111,16 123,48 139,32 155,75 3 Perikanan 109,04 112,78 119,32 132,16 137,91 B Pertambangan dan Penggalian 115,59 110,06 110,35 122,85 114,93 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 116,62 110,23 110,40 122,36 111,00 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya 108,29 108,85 110,06 126,20 144,17 C Industri Pengolahan 110,80 113,90 118,73 129,16 135,44 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 100,89 93,34 110,07 110,87 109,40 2 Industri Makanan dan Minuman dan Pengolahan Tembakau 114,12 117,38 120,74 131,99 137,22 3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 108,37 108,33 107,50 109,10 112,21 4 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 108,10 121,71 132,57 134,41 137,53 5 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya 108,69 117,62 118,64 132,18 138,99 6 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 97,10 104,38 106,31 126,00 133,58 7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 106,67 114,84 113,52 124,77 128,61 8 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 108,16 111,83 112,69 119,57 121,93 9 Industri Barang Galian bukan Logam 108,17 113,68 116,68 126,77 133,33 10 Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 104,19 111,76 115,30 126,67 129,05 12 Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan 101,90 106,53 110,22 112,02 116,67 14 Industri Furnitur 94,30 110,58 121,61 133,02 141,70 15 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 105,62 111,62 115,49 126,19 132,30 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

206 Tabel 11 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 100,75 99,79 94,35 94,63 99,42 1 Ketenagalistrikan 100,62 99,49 93,85 94,05 98,81 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 112,55 126,90 138,14 144,57 147,16 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 101,75 99,07 101,54 103,85 108,81 F Konstruksi 105,72 109,53 113,81 125,16 130,69 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 104,26 106,04 109,39 112,44 115,83 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 112,68 119,14 127,81 130,49 137,88 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 101,53 101,64 102,89 106,01 108,16 H Transportasi dan Pergudangan 100,48 101,30 102,17 108,98 113,26 1 Angkutan Rel 102,30 140,50 152,64 164,57 192,80 2 Angkutan Darat 100,22 100,25 100,90 107,48 111,34 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 105,81 106,91 118,17 129,68 133,36 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 108,85 117,00 122,77 126,47 130,31 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 104,06 104,91 107,38 113,61 118,37 1 Penyediaan Akomodasi 107,98 121,49 132,49 139,81 142,43 2 Penyediaan Makan Minum 103,94 104,35 106,49 112,66 117,53 J Informasi dan Komunikasi 100,70 98,35 94,83 90,99 90,69 K Jasa Keuangan dan Asuransi 105,84 114,78 121,02 126,95 133,34 1 Jasa Perantara Keuangan 105,83 117,33 124,60 130,29 135,82 2 Asuransi dan Dana Pensiun 104,36 110,17 114,40 117,12 127,13 3 Jasa Keuangan Lainnya 105,92 107,29 111,03 118,28 127,11 4 Jasa Penunjang Keuangan 103,27 112,16 117,52 122,84 125,69 L Real Estate 100,32 100,65 101,84 108,16 111,87 M,N Jasa Perusahaan 106,89 109,71 114,72 118,07 126,11 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 102,34 112,07 117,86 125,51 130,76 P Jasa Pendidikan 111,33 120,76 129,50 133,25 135,34 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 105,99 114,74 119,01 125,27 130,86 R,S,T,U Jasa lainnya 102,81 103,33 106,61 113,62 119,39 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI 107,32 110,51 115,63 123,51 127,06 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MINYAK BUMI 106,09 110,79 116,48 123,85 129,72 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

207 Tabel 12. LAJU IMPLISIT PDRB KABUPATEN BLORA TAHUN (%) KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6,66 5,99 8,60 8,35 6,98 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 6,21 6,82 8,11 7,40 6,11 a. Tanaman Pangan 7,65 9,61 5,59 3,87 6,33 b. Tanaman Hortikultura 4,33 (0,07) 15,74 19,10 7,72 c. Perkebunan 7,97 (1,57) 1,24 13,16 6,08 d. Peternakan 1,57 6,03 9,56 3,28 4,44 e. Jasa Pertanian dan Perburuan 12,79 5,16 5,47 (1,52) 0,85 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 8,79 2,18 11,09 12,83 11,80 3 Perikanan 9,04 3,44 5,80 10,76 4,35 B Pertambangan dan Penggalian 15,59 (4,79) 0,27 11,33 (6,45) 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 16,62 (5,48) 0,15 10,84 (9,28) 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya 8,29 0,52 1,11 14,67 14,23 C Industri Pengolahan 10,80 2,80 4,24 8,78 4,87 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0,89 (7,49) 17,93 0,72 (1,32) 2 Industri Makanan dan Minuman dan Pengolahan Tembakau 14,12 2,86 2,87 9,32 3,97 3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 8,37 (0,04) (0,77) 1,49 2,85 4 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 8,10 12,58 8,93 1,39 2,32 5 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya 8,69 8,22 0,86 11,42 5,15 6 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman (2,90) 7,50 1,85 18,52 6,02 7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 6,67 7,65 (1,15) 9,91 3,07 8 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 8,16 3,39 0,77 6,10 1,97 9 Industri Barang Galian bukan Logam 8,17 5,10 2,63 8,65 5,17 10 Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 4,19 7,27 3,16 9,86 1,88 12 Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan 1,90 4,55 3,47 1,63 4,16 14 Industri Furnitur (5,70) 17,27 9,97 9,39 6,52 15 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 5,62 5,68 3,47 9,26 4,84 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

208 Tabel 12 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 0,75 (0,96) (5,45) 0,30 5,06 1 Ketenagalistrikan 0,62 (1,12) (5,67) 0,22 5,07 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 12,55 12,75 8,86 4,66 1,79 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,75 (2,64) 2,49 2,28 4,77 F Konstruksi 5,72 3,60 3,91 9,98 4,42 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 4,26 1,71 3,16 2,78 3,01 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 12,68 5,73 7,28 2,09 5,67 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 1,53 0,10 1,23 3,03 2,03 H Transportasi dan Pergudangan 0,48 0,82 0,85 6,67 3,93 1 Angkutan Rel 2,30 37,33 8,64 7,81 17,15 2 Angkutan Darat 0,22 0,03 0,65 6,52 3,59 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 5,81 1,04 10,53 9,74 2,84 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 8,85 7,49 4,93 3,01 3,04 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,06 0,81 2,36 5,80 4,20 1 Penyediaan Akomodasi 7,98 12,51 9,06 5,53 1,87 2 Penyediaan Makan Minum 3,94 0,40 2,05 5,79 4,32 J Informasi dan Komunikasi 0,70 (2,34) (3,57) (4,06) (0,33) K Jasa Keuangan dan Asuransi 5,84 8,45 5,44 4,90 5,03 1 Jasa Perantara Keuangan 5,83 10,87 6,20 4,57 4,24 2 Asuransi dan Dana Pensiun 4,36 5,58 3,83 2,37 8,55 3 Jasa Keuangan Lainnya 5,92 1,29 3,49 6,54 7,47 4 Jasa Penunjang Keuangan 3,27 8,60 4,79 4,52 2,32 L Real Estate 0,32 0,32 1,19 6,20 3,43 M,N Jasa Perusahaan 6,89 2,63 4,57 2,92 6,80 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,34 9,51 5,17 6,49 4,18 P Jasa Pendidikan 11,33 8,47 7,24 2,90 1,56 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,99 8,25 3,72 5,26 4,46 R,S,T,U Jasa lainnya 2,81 0,51 3,17 6,57 5,08 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI 7,32 2,98 4,63 6,81 2,87 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MINYAK BUMI 6,09 4,43 5,13 6,32 4,75 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

209 Tabel 13. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PER KAPITA KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN LAPANGAN USAHA PDRB KABUPATEN BLORA DGN MINYAK(Juta Rupiah) , , , , ,06 PDRB KABUPATEN BLORA TANPA MINYAK(Juta Rupiah) , , , , ,58 PENDUDUK PERTENGAHAN TAHUN (Jiwa) PDRB PER KAPITA DGN MINYAK(Rupiah) , , , , ,85 PDRB PER KAPITA TANPA MINYAK(Rupiah) , , , , ,96 Tabel 14. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PER KAPITA KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 TAHUN LAPANGAN USAHA PDRB KABUPATEN BLORA DGN MINYAK(Juta Rupiah) , , , , ,70 PDRB KABUPATEN BLORA TANPA MINYAK(Juta Rupiah) , , , , ,30 PENDUDUK PERTENGAHAN TAHUN (Jiwa) PDRB PER KAPITA DGN MINYAK(Rupiah) , , , , ,53 PDRB PER KAPITA TANPA MINYAK(Rupiah) , , , , ,39 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

210 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

211

212

213 Tabel : 15 PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kelompok Sektor Tahun (Jutaan Rupiah) Rincian (1) * 2015** (2) (3) (4) (5) (6) A. Harga Berlaku 1. Sektor Primer , , , , ,82 2. Sektor Sekunder , , , , ,63 3. Sektor Tersier , , , , ,60 Total PDRB , , , , ,06 B. Harga Konstan Sektor Primer , , , , ,73 2. Sektor Sekunder , , , , ,07 3. Sektor Tersier , , , , ,90 Total PDRB , , , , ,70 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

214 Tabel : 16 Distribusi Prosentase PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kelompok Sektor Tahun (Persen) Rincian (1) * 2015** (2) (3) (4) (5) (6) A. Harga Berlaku 1. Sektor Primer 44,85 43,76 43,72 42,27 42,08 2. Sektor Sekunder 13,88 14,42 14,50 15,84 15,51 3. Sektor Tersier 41,28 41,81 41,78 41,89 42,41 Total PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 B. Harga Konstan Sektor Primer 43,95 43,16 42,64 40,36 40,56 2. Sektor Sekunder 13,64 14,17 14,32 15,31 14,73 3. Sektor Tersier 42,42 42,67 43,04 44,33 44,70 Total PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

215 Tabel : 17 Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kelompok Sektor Tahun (Tahun 2000 = 100,00) Rincian (1) (2) (3) (4) (5) (6) A. Harga Berlaku 1. Sektor Primer 112,23 118,31 130,30 140,48 151,55 2. Sektor Sekunder 111,91 125,66 139,25 169,60 180,08 3. Sektor Tersier 111,93 122,47 134,91 150,82 165,50 Total PDRB 112,06 121,05 133,45 148,80 161,28 B. Harga Konstan Sektor Primer 102,48 105,57 109,90 108,60 114,98 2. Sektor Sekunder 102,47 111,73 118,93 132,72 134,61 3. Sektor Tersier 107,18 113,10 120,19 129,23 137,31 Total PDRB 104,42 109,54 115,40 120,48 126,93 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

216 Tabel : 18 Indeks Berantai PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kelompok Sektor Tahun (Tahun sebelumnya = 100,00) Rincian (1) (2) (3) (4) (5) (6) A. Harga Berlaku 1. Sektor Primer 112,23 105,42 110,14 107,81 107,88 2. Sektor Sekunder 111,91 112,29 110,81 121,80 106,18 3. Sektor Tersier 111,93 109,41 110,15 111,80 109,73 Total PDRB 112,06 108,02 110,24 111,51 108,39 B. Harga Konstan Sektor Primer 102,48 103,01 104,10 98,82 105,87 2. Sektor Sekunder 102,47 109,04 106,44 111,60 101,42 3. Sektor Tersier 107,18 105,52 106,27 107,52 106,25 Total PDRB 104,42 104,90 105,36 104,39 105,36 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

217 Tabel : 19 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kelompok Sektor Tahun (Persen) Rincian (1) (2) (3) (4) (5) (6) A. Harga Berlaku 1. Sektor Primer 12,23 5,42 10,14 7,81 7,88 2. Sektor Sekunder 11,91 12,29 10,81 21,80 6,18 3. Sektor Tersier 11,93 9,41 10,15 11,80 9,73 Total PDRB 12,06 8,02 10,24 11,51 8,39 B. Harga Konstan Sektor Primer 2,48 3,01 4,10-1,18 5,87 2. Sektor Sekunder 2,47 9,04 6,44 11,60 1,42 3. Sektor Tersier 7,18 5,52 6,27 7,52 6,25 Total PDRB 4,42 4,90 5,36 4,39 5,36 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

218 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

219

220

221 Tabel : 1A PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan rupiah) No. Kecamatan * 2015** (1) (2) (3) (3) (4) (5) (6) 1 Jati , , , , ,35 2 Randublatung , , , , ,68 3 Kradenan , , , , ,73 4 Kedungtuban , , , , ,13 5 Cepu , , , , ,91 6 Sambong , , , , ,52 7 Jiken , , , , ,19 8 Bogorejo , , , , ,31 9 Jepon , , , , ,06 10 Blora , , , , ,94 11 Banjarejo , , , , ,40 12 Tunjungan , , , , ,05 13 Japah , , , , ,16 14 Ngawen , , , , ,32 15 Kunduran , , , , ,07 16 Todanan , , , , ,24 Total , , , , ,06 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

222 Tabel : 1B PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan rupiah) No. Kecamatan * 2015** (1) (2) (3) (3) (4) (5) (6) 1 Jati , , , , ,24 2 Randublatung , , , , ,95 3 Kradenan , , , , ,16 4 Kedungtuban , , , , ,14 5 Cepu , , , , ,36 6 Sambong , , , , ,34 7 Jiken , , , , ,48 8 Bogorejo , , , , ,55 9 Jepon , , , , ,89 10 Blora , , , , ,76 11 Banjarejo , , , , ,90 12 Tunjungan , , , , ,98 13 Japah , , , , ,87 14 Ngawen , , , , ,36 15 Kunduran , , , , ,68 16 Todanan , , , , ,04 Total , , , , ,70 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara 176 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

223 Tabel : 2A Kontribusi PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati 3,04 3,04 3,03 2,95 2,96 2 Randublatung 7,08 7,17 7,20 6,98 7,05 3 Kradenan 2,93 2,93 2,94 2,85 2,90 4 Kedungtuban 4,95 4,95 4,99 4,81 4,85 5 Cepu 27,83 26,98 26,52 27,30 26,90 6 Sambong 1,85 1,85 1,85 1,78 1,80 7 Jiken 2,12 2,12 2,12 2,08 2,07 8 Bogorejo 1,67 1,69 1,69 1,64 1,64 9 Jepon 5,13 5,19 5,26 5,29 5,23 10 Blora 16,22 16,64 16,75 16,92 17,15 11 Banjarejo 3,19 3,14 3,16 3,11 3,12 12 Tunjungan 4,42 4,59 4,68 4,75 4,76 13 Japah 2,40 2,41 2,41 2,33 2,33 14 Ngawen 6,81 6,97 7,00 7,01 7,02 15 Kunduran 6,64 6,62 6,68 6,60 6,58 16 Todanan 3,74 3,71 3,72 3,60 3,64 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

224 Tabel : 2B Kontribusi PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Persen) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati 3,09 3,02 2,97 2,88 2,84 2 Randublatung 7,32 7,24 7,15 6,96 6,87 3 Kradenan 2,94 2,89 2,83 2,74 2,73 4 Kedungtuban 5,00 4,90 4,84 4,68 4,62 5 Cepu 26,96 27,16 27,56 27,92 28,70 6 Sambong 1,85 1,80 1,77 1,72 1,70 7 Jiken 2,14 2,12 2,08 2,05 2,01 8 Bogorejo 1,70 1,69 1,66 1,62 1,60 9 Jepon 5,18 5,16 5,18 5,22 5,12 10 Blora 16,46 16,67 16,84 17,21 17,24 11 Banjarejo 3,18 3,13 3,09 3,05 3,01 12 Tunjungan 4,40 4,51 4,51 4,57 4,48 13 Japah 2,46 2,45 2,40 2,32 2,28 14 Ngawen 6,99 7,03 7,01 7,08 6,99 15 Kunduran 6,59 6,55 6,49 6,42 6,30 16 Todanan 3,74 3,67 3,62 3,55 3,51 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

225 Tabel : 3A Indeks Berantai PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Tahun 2010 = 100,00) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati 110,11 107,88 109,88 108,37 108,94 2 Randublatung 109,26 109,36 110,74 108,15 109,50 3 Kradenan 107,97 108,27 110,45 107,98 110,39 4 Kedungtuban 110,38 108,12 111,02 107,58 109,24 5 Cepu 117,24 104,71 108,38 114,78 106,79 6 Sambong 107,70 108,25 110,26 107,46 109,42 7 Jiken 107,06 108,11 110,32 109,20 108,05 8 Bogorejo 108,66 109,09 110,45 107,83 108,57 9 Jepon 112,18 109,17 111,76 112,27 107,12 10 Blora 112,14 110,84 110,98 112,63 109,87 11 Banjarejo 108,51 106,30 110,99 109,69 108,75 12 Tunjungan 112,08 112,36 112,27 113,22 108,65 13 Japah 109,46 108,77 110,28 107,66 108,28 14 Ngawen 110,79 110,53 110,84 111,60 108,47 15 Kunduran 108,86 107,80 111,12 110,21 108,04 16 Todanan 107,35 107,12 110,65 107,93 109,49 Total 112,06 108,02 110,25 111,50 108,39 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

226 Tabel : 3B Indeks Berantai PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Tahun 2010 = 100,00) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati 104,07 102,71 103,35 101,32 103,77 2 Randublatung 105,35 103,73 103,99 101,66 103,93 3 Kradenan 100,91 103,16 103,30 101,17 104,94 4 Kedungtuban 103,84 102,86 104,12 100,84 103,99 5 Cepu 105,85 105,68 106,90 105,76 108,28 6 Sambong 100,85 101,77 103,72 101,39 103,96 7 Jiken 100,99 103,87 103,36 102,65 103,76 8 Bogorejo 102,83 104,43 103,47 101,83 104,23 9 Jepon 105,50 104,57 105,63 105,32 103,21 10 Blora 106,02 106,26 106,42 106,69 105,55 11 Banjarejo 100,86 103,12 104,11 103,06 103,99 12 Tunjungan 104,07 107,44 105,55 105,67 103,35 13 Japah 104,70 104,31 103,25 101,05 103,60 14 Ngawen 105,99 105,53 104,98 105,55 104,02 15 Kunduran 100,78 104,22 104,37 103,27 103,37 16 Todanan 99,91 103,17 103,89 102,41 104,20 Total 104,42 104,90 105,36 104,39 105, Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

227 Tabel : 4A Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Tahun 2010 = 100,00) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati 110,11 118,79 130,52 141,45 154,10 2 Randublatung 109,26 119,49 132,32 143,11 156,70 3 Kradenan 107,97 116,90 129,12 139,42 153,90 4 Kedungtuban 110,38 119,34 132,49 142,53 155,70 5 Cepu 117,24 122,77 133,05 152,72 163,09 6 Sambong 107,70 116,58 128,55 138,13 151,14 7 Jiken 107,06 115,74 127,69 139,44 150,67 8 Bogorejo 108,66 118,55 130,93 141,18 153,28 9 Jepon 112,18 122,46 136,86 153,66 164,60 10 Blora 112,14 124,29 137,94 155,36 170,70 11 Banjarejo 108,51 115,35 128,03 140,43 152,71 12 Tunjungan 112,08 125,94 141,39 160,09 173,94 13 Japah 109,46 119,06 131,29 141,35 153,05 14 Ngawen 110,79 122,46 135,74 151,50 164,32 15 Kunduran 108,86 117,35 130,40 143,71 155,27 16 Todanan 107,35 115,00 127,24 137,33 150,36 Total 112,06 121,05 133,46 148,80 161,28 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

228 Tabel : 4B Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Tahun 2010 = 100,00) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati 104,07 106,89 110,47 111,93 116,15 2 Randublatung 105,35 109,27 113,64 115,53 120,07 3 Kradenan 100,91 104,10 107,54 108,79 114,17 4 Kedungtuban 103,84 106,81 111,21 112,15 116,62 5 Cepu 105,85 111,86 119,58 126,47 136,94 6 Sambong 100,85 102,64 106,46 107,94 112,22 7 Jiken 100,99 104,90 108,43 111,30 115,49 8 Bogorejo 102,83 107,39 111,12 113,15 117,93 9 Jepon 105,50 110,32 116,53 122,73 126,67 10 Blora 106,02 112,66 119,89 127,91 135,00 11 Banjarejo 100,86 104,00 108,28 111,59 116,04 12 Tunjungan 104,07 111,82 118,02 124,72 128,90 13 Japah 104,70 109,22 112,76 113,95 118,05 14 Ngawen 105,99 111,85 117,42 123,93 128,91 15 Kunduran 100,78 105,03 109,62 113,21 117,03 16 Todanan 99,91 103,09 107,10 109,68 114,28 Total 104,42 109,54 115,40 120,48 126, Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

229 Tabel : 5A Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati 10,11 7,88 9,88 8,37 8,94 2 Randublatung 9,26 9,36 10,74 8,15 9,50 3 Kradenan 7,97 8,27 10,45 7,98 10,39 4 Kedungtuban 10,38 8,12 11,02 7,58 9,24 5 Cepu 17,24 4,71 8,38 14,78 6,79 6 Sambong 7,70 8,25 10,26 7,46 9,42 7 Jiken 7,06 8,11 10,32 9,20 8,05 8 Bogorejo 8,66 9,09 10,45 7,83 8,57 9 Jepon 12,18 9,17 11,76 12,27 7,12 10 Blora 12,14 10,84 10,98 12,63 9,87 11 Banjarejo 8,51 6,30 10,99 9,69 8,75 12 Tunjungan 12,08 12,36 12,27 13,22 8,65 13 Japah 9,46 8,77 10,28 7,66 8,28 14 Ngawen 10,79 10,53 10,84 11,60 8,47 15 Kunduran 8,86 7,80 11,12 10,21 8,04 16 Todanan 7,35 7,12 10,65 7,93 9,49 Total 12,06 8,02 10,25 11,50 8,39 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

230 Tabel : 5B Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Persen) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati 4,07 2,71 3,35 1,32 3,77 2 Randublatung 5,35 3,73 3,99 1,66 3,93 3 Kradenan 0,91 3,16 3,30 1,17 4,94 4 Kedungtuban 3,84 2,86 4,12 0,84 3,99 5 Cepu 5,85 5,68 6,90 5,76 8,28 6 Sambong 0,85 1,77 3,72 1,39 3,96 7 Jiken 0,99 3,87 3,36 2,65 3,76 8 Bogorejo 2,83 4,43 3,47 1,83 4,23 9 Jepon 5,50 4,57 5,63 5,32 3,21 10 Blora 6,02 6,26 6,42 6,69 5,55 11 Banjarejo 0,86 3,12 4,11 3,06 3,99 12 Tunjungan 4,07 7,44 5,55 5,67 3,35 13 Japah 4,70 4,31 3,25 1,05 3,60 14 Ngawen 5,99 5,53 4,98 5,55 4,02 15 Kunduran 0,78 4,22 4,37 3,27 3,37 16 Todanan -0,09 3,17 3,89 2,41 4,20 Total 4,42 4,90 5,36 4,39 5, Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

231 Tabel : 6 Indeks Implisit PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Tahun (Persen) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati 105,81 111,13 118,15 126,38 132,67 2 Randublatung 103,72 109,35 116,44 123,88 130,51 3 Kradenan 106,99 112,29 120,07 128,15 134,80 4 Kedungtuban 106,30 111,73 119,13 127,10 133,51 5 Cepu 110,77 109,75 111,27 120,76 119,10 6 Sambong 106,79 113,58 120,74 127,97 134,69 7 Jiken 106,01 110,33 117,76 125,28 130,46 8 Bogorejo 105,67 110,39 117,83 124,78 129,98 9 Jepon 106,33 111,00 117,44 125,20 129,94 10 Blora 105,77 110,33 115,06 121,47 126,44 11 Banjarejo 107,59 110,91 118,24 125,85 131,61 12 Tunjungan 107,70 112,63 119,80 128,36 134,94 13 Japah 104,55 109,01 116,43 124,04 129,65 14 Ngawen 104,53 109,49 115,61 122,24 127,48 15 Kunduran 108,01 111,73 118,95 126,94 132,67 16 Todanan 107,44 111,56 118,81 125,22 131,57 Total 107,32 110,51 115,64 123,51 127,06 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

232 Tabel : 7 Inflasi PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Tahun (Persen) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati 5,81 5,03 6,32 6,97 4,98 2 Randublatung 3,72 5,43 6,49 6,39 5,35 3 Kradenan 6,99 4,95 6,92 6,73 5,19 4 Kedungtuban 6,30 5,11 6,62 6,69 5,05 5 Cepu 10,77-0,92 1,38 8,53-1,37 6 Sambong 6,79 6,36 6,31 5,98 5,25 7 Jiken 6,01 4,08 6,74 6,38 4,14 8 Bogorejo 5,67 4,46 6,74 5,89 4,17 9 Jepon 6,33 4,40 5,80 6,61 3,78 10 Blora 5,77 4,31 4,29 5,57 4,10 11 Banjarejo 7,59 3,08 6,61 6,43 4,58 12 Tunjungan 7,70 4,58 6,37 7,15 5,13 13 Japah 4,55 4,27 6,81 6,54 4,52 14 Ngawen 4,53 4,74 5,59 5,74 4,28 15 Kunduran 8,01 3,44 6,46 6,71 4,52 16 Todanan 7,44 3,83 6,50 5,39 5,08 Total 7,32 2,98 4,64 6,80 2, Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

233 Tabel : 8 Banyaknya Penduduk Pertengahan Tahun Di Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Tahun (Jiwa) No. Kecamatan (1) (2) (4) (5) (6) (7) 1 Jati Randublatung Kradenan Kedungtuban Cepu Sambong Jiken Bogorejo Jepon Blora Banjarejo Tunjungan Japah Ngawen Kunduran Todanan Total Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

234 Tabel : 9A PDRB Perkapita Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Rupiah) No. Kecamatan * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati Randublatung Kradenan Kedungtuban Cepu Sambong Jiken Bogorejo Jepon Blora Banjarejo Tunjungan Japah Ngawen Kunduran Todanan Total Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara 188 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

235 Tabel 9B PDRB Perkapita Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Rupiah) No. Kecamatan * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati Randublatung Kradenan Kedungtuban Cepu Sambong Jiken Bogorejo Jepon Blora Banjarejo Tunjungan Japah Ngawen Kunduran Todanan Total Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

236 Tabel : 10 A PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2015** (Jutaan rupiah) Lapangan Usaha No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Jati , , ,57 348,76 62, , , , ,38 2 Randublatung , , ,09 634,06 960, , , , ,83 3 Kradenan , , ,32 320,80 404, , , , ,72 4 Kedungtuban , , ,50 790,62 546, , , , ,16 5 Cepu , , , , , , , , ,55 6 Sambong , , ,25 447,03 70, , , , ,30 7 Jiken , , ,87 472,58 37, , , , ,30 8 Bogorejo , , ,84 554,04 44, , , , ,31 9 Jepon , , ,12 301,51 239, , , , ,67 10 Blora , , , , , , , , ,12 11 Banjarejo , , ,47 400,18 33, , , , ,00 12 Tunjungan , , ,58 372,57 30, , , , ,47 13 Japah , , ,23 298,10 23, , , , ,55 14 Ngawen , , ,97 464,41 332, , , , ,40 15 Kunduran , , ,78 477,24 501, , , , ,31 16 Todanan , , ,57 488,77 234, , , , ,04 Total , , , , , , , , ,11 Ket: * Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

237 Tabel 10 A (Lanjutan) No. Kecamatan PDRB (1) (2) (10) (12) (14) (16) (18) (12) 1 Jati 4.455, , , , , , , , ,35 2 Randublatung , , , , , , , , ,68 3 Kradenan 3.639, , , , , , , , ,73 4 Kedungtuban 6.120, , , , , , , , ,13 5 Cepu , , , , , , , , ,91 6 Sambong 2.954, , , , , , , , ,52 7 Jiken 3.705, , , , , , , , ,19 8 Bogorejo 2.397, , , , , , , , ,31 9 Jepon 8.187, , , , , , , , ,06 10 Blora , , , , , , , , ,94 11 Banjarejo 5.889, , , , , , , , ,40 12 Tunjungan 4.694, , , , , , , , ,05 13 Japah 3.039, , , , , , , , ,16 14 Ngawen 9.139, , , , , , , , ,32 15 Kunduran 6.248, , , , , , , , ,07 16 Todanan 5.164, , , , , , , , ,24 Total , , , , , , , , ,06 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

238 Tabel : 10 B PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Tahun 2015 (Jutaan rupiah)** Lapangan Usaha No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Jati , , ,80 348,18 56, , , , ,37 2 Randublatung , , ,39 626,17 876, , , , ,65 3 Kradenan , , ,23 318,94 360, , , , ,01 4 Kedungtuban , , ,38 790,17 501, , , , ,42 5 Cepu , , , , , , , , ,35 6 Sambong , , ,59 452,15 64, , , , ,39 7 Jiken , , ,82 480,92 35, , , , ,49 8 Bogorejo , , ,50 565,73 41, , , , ,60 9 Jepon , , ,99 304,92 216, , , , ,21 10 Blora , , , , , , , , ,66 11 Banjarejo , , ,61 403,21 30, , , , ,01 12 Tunjungan , , ,51 378,25 27, , , , ,25 13 Japah , , ,00 294,76 20, , , , ,62 14 Ngawen , , ,14 459,37 296, , , , ,19 15 Kunduran , , ,49 479,40 452, , , , ,99 16 Todanan , , ,15 483,72 213, , , , ,51 Total , , , , , , , , ,72 Ket: * Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

239 Tabel 10 B (Lanjutan) No. Kecamatan PDRB (1) (2) (10) (12) (14) (16) (18) (12) 1 Jati 5.111, , , , , , , , ,24 2 Randublatung , , , , , , , , ,95 3 Kradenan 4.001, , , , , , , , ,16 4 Kedungtuban 7.057, , , , , , , , ,14 5 Cepu , , , , , , , , ,36 6 Sambong 3.351, , ,64 936, , , , , ,34 7 Jiken 4.156, , , , , , , , ,48 8 Bogorejo 2.693, , ,81 895, , , , , ,55 9 Jepon 9.151, , , , , , , , ,89 10 Blora , , , , , , , , ,76 11 Banjarejo 6.725, , , , , , , , ,90 12 Tunjungan 5.344, , , , , , , , ,98 13 Japah 3.462, , , , , , , , ,87 14 Ngawen , , , , , , , , ,36 15 Kunduran 7.194, , , , , , , , ,68 16 Todanan 5.929, , , , , , , , ,04 Total , , , , , , , , ,70 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

240 Tabel : 11 A PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014* (Jutaan rupiah) Lapangan Usaha No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Jati , , ,23 343,50 58, , , , ,75 2 Randublatung , , ,11 620,44 888, , , , ,36 3 Kradenan , , ,56 315,64 377, , , , ,26 4 Kedungtuban , , ,99 774,40 507, , , , ,51 5 Cepu , , , , , , , , ,12 6 Sambong , , ,49 440,95 66, , , , ,06 7 Jiken , , ,64 462,65 35, , , , ,73 8 Bogorejo , , ,65 545,13 42, , , , ,78 9 Jepon , , ,19 298,16 224, , , , ,78 10 Blora , , , , , , , , ,75 11 Banjarejo , , ,82 393,15 31, , , , ,35 12 Tunjungan , , ,57 364,93 28, , , , ,27 13 Japah , , ,73 288,36 21, , , , ,84 14 Ngawen , , ,76 448,07 310, , , , ,98 15 Kunduran , , ,52 470,96 468, , , , ,95 16 Todanan , , ,09 481,71 217, , , , ,33 Total , , , , , , , , ,80 Ket: * Angka Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

241 Tabel 11 A (Lanjutan) No. Kecamatan PDRB (1) (2) (10) (12) (14) (16) (18) (12) 1 Jati 4.143, , , , , , , , ,99 2 Randublatung , , , , , , , , ,80 3 Kradenan 3.406, , , , , , , , ,37 4 Kedungtuban 5.674, , , , , , , , ,77 5 Cepu , , , , , , , , ,80 6 Sambong 2.767, , , , , , , , ,34 7 Jiken 3.468, , , , , , , , ,09 8 Bogorejo 2.259, , ,16 982, , , , , ,25 9 Jepon 7.528, , , , , , , , ,66 10 Blora , , , , , , , , ,74 11 Banjarejo 5.487, , , , , , , , ,15 12 Tunjungan 4.341, , , , , , , , ,52 13 Japah 2.837, , , , , , , , ,98 14 Ngawen 8.537, , , , , , , , ,69 15 Kunduran 5.828, , , , , , , , ,96 16 Todanan 4.829, , , , , , , , ,16 Total , , , , , , , , ,26 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

242 Tabel : 11 B PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Tahun 2014 (Jutaan rupiah) * Lapangan Usaha No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Jati , , ,86 360,69 55, , , , ,76 2 Randublatung , , ,08 645,49 849, , , , ,75 3 Kradenan , , ,36 330,26 353, , , , ,56 4 Kedungtuban , , ,87 817,15 488, , , , ,26 5 Cepu , , , , , , , , ,30 6 Sambong , , ,29 468,54 64, , , , ,84 7 Jiken , , ,98 497,27 34, , , , ,22 8 Bogorejo , , ,89 577,69 40, , , , ,64 9 Jepon , , ,51 316,20 212, , , , ,95 10 Blora , , , , , , , , ,15 11 Banjarejo , , ,36 417,34 29, , , , ,74 12 Tunjungan , , ,95 385,69 26, , , , ,62 13 Japah , , ,91 303,72 20, , , , ,66 14 Ngawen , , ,37 472,97 290, , , , ,63 15 Kunduran , , ,92 496,84 443, , , , ,29 16 Todanan , , ,19 501,86 207, , , , ,50 Total , , , , , , , , ,85 Ket: * Angka Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

243 Tabel 11 B (Lanjutan) No. Kecamatan PDRB (1) (2) (10) (12) (14) (16) (18) (12) 1 Jati 4.725, , , , , , , , ,30 2 Randublatung , , , , , , , , ,31 3 Kradenan 3.726, , , , , , , , ,96 4 Kedungtuban 6.504, , , , , , , , ,94 5 Cepu , , , , , , , , ,15 6 Sambong 3.126, , ,43 879, , , , , ,91 7 Jiken 3.869, , , , , , , , ,95 8 Bogorejo 2.523, , ,17 829, , , , , ,46 9 Jepon 8.381, , , , , , , , ,55 10 Blora , , , , , , , , ,72 11 Banjarejo 6.224, , , , , , , , ,51 12 Tunjungan 4.919, , , , , , , , ,24 13 Japah 3.213, , , , , , , , ,62 14 Ngawen 9.531, , , , , , , , ,30 15 Kunduran 6.676, , , , , , , , ,04 16 Todanan 5.516, , , , , , , , ,33 Total , , , , , , , , ,29 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

244 Tabel : 12 A PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 (Jutaan rupiah) Lapangan Usaha No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Jati , , ,46 333,34 54, , , , ,86 2 Randublatung , , ,29 594,80 820, , , , ,67 3 Kradenan , , ,67 304,51 352, , , , ,86 4 Kedungtuban , , ,07 750,19 470, , , , ,23 5 Cepu , , , , , , , , ,17 6 Sambong , , ,80 428,32 62, , , , ,50 7 Jiken , , ,92 446,08 33, , , , ,47 8 Bogorejo , , ,49 530,54 39, , , , ,27 9 Jepon , , ,25 285,40 209, , , , ,27 10 Blora , , , , , , , , ,63 11 Banjarejo , , ,91 379,17 28, , , , ,42 12 Tunjungan , , ,51 350,13 25, , , , ,76 13 Japah , , ,73 278,46 20, , , , ,43 14 Ngawen , , ,53 430,18 289, , , , ,39 15 Kunduran , , ,37 454,01 437, , , , ,96 16 Todanan , , ,62 464,58 201, , , , ,55 Total , , , , , , , , ,46 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

245 Tabel 12 A (Lanjutan) No. Kecamatan PDRB (1) (2) (10) (12) (14) (16) (18) (12) 1 Jati 3.830, , , , , , , , ,31 2 Randublatung , , , , , , , , ,83 3 Kradenan 3.169, , , , , , , , ,21 4 Kedungtuban 5.229, , , , , , , , ,37 5 Cepu , , , , , , , , ,00 6 Sambong 2.576, , ,10 954, , , , , ,54 7 Jiken 3.227, , , , , , , , ,05 8 Bogorejo 2.116, , ,17 862, , , , , ,70 9 Jepon 6.882, , , , , , , , ,83 10 Blora , , , , , , , , ,29 11 Banjarejo 5.082, , , , , , , , ,45 12 Tunjungan 3.992, , , , , , , , ,69 13 Japah 2.634, , , , , , , , ,26 14 Ngawen 7.928, , , , , , , , ,31 15 Kunduran 5.404, , , , , , , , ,35 16 Todanan 4.489, , , , , , , , ,33 Total , , , , , , , , ,52 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

246 Tabel : 12 B PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Tahun 2013 (Jutaan rupiah) Lapangan Usaha No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Jati , , ,36 351,63 52, , , , ,40 2 Randublatung , , ,98 621,65 801, , , , ,86 3 Kradenan , , ,26 320,07 337, , , , ,72 4 Kedungtuban , , ,93 795,23 463, , , , ,58 5 Cepu , , , , , , , , ,92 6 Sambong , , ,74 457,20 62, , , , ,62 7 Jiken , , ,73 481,65 33, , , , ,48 8 Bogorejo , , ,47 564,80 39, , , , ,98 9 Jepon , , ,82 304,05 202, , , , ,29 10 Blora , , , , , , , , ,19 11 Banjarejo , , ,18 404,34 27, , , , ,80 12 Tunjungan , , ,81 371,75 25, , , , ,13 13 Japah , , ,29 294,63 19, , , , ,76 14 Ngawen , , ,40 456,17 277, , , , ,59 15 Kunduran , , ,11 481,14 423, , , , ,09 16 Todanan , , ,63 486,22 196, , , , ,76 Total , , , , , , , , ,15 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

247 Tabel 12 B (Lanjutan) No. Kecamatan PDRB (1) (2) (10) (12) (14) (16) (18) (12) 1 Jati 4.180, , , , , , , , ,36 2 Randublatung , , , , , , , , ,92 3 Kradenan 3.319, , , , , , , , ,88 4 Kedungtuban 5.736, , , , , , , , ,82 5 Cepu , , , , , , , , ,56 6 Sambong 2.790, , ,63 807, , , , , ,81 7 Jiken 3.448, , , , , , , , ,43 8 Bogorejo 2.262, , ,62 750, , , , , ,57 9 Jepon 7.344, , , , , , , , ,11 10 Blora , , , , , , , , ,48 11 Banjarejo 5.512, , , , , , , , ,63 12 Tunjungan 4.332, , , , , , , , ,48 13 Japah 2.854, , ,82 983, , , , , ,04 14 Ngawen 8.476, , , , , , , , ,06 15 Kunduran 5.928, , , , , , , , ,14 16 Todanan 4.910, , , , , , , , ,56 Total , , , , , , , , ,86 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

248 Tabel : 13 A PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 (Jutaan rupiah) Lapangan Usaha No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Jati , , ,98 332,83 51, , , , ,99 2 Randublatung , , ,63 581,45 785, , , , ,92 3 Kradenan , , ,16 296,92 335, , , , ,18 4 Kedungtuban , , ,68 733,62 447, , , , ,03 5 Cepu , , , , , , , , ,78 6 Sambong , , ,31 421,36 59, , , , ,61 7 Jiken , , ,18 438,16 31, , , , ,15 8 Bogorejo , , ,00 519,74 37, , , , ,13 9 Jepon , , ,23 277,74 199, , , , ,61 10 Blora , , , , , , , , ,09 11 Banjarejo , , ,01 371,74 26, , , , ,13 12 Tunjungan , , ,40 343,18 24, , , , ,10 13 Japah , , ,37 273,05 19, , , , ,18 14 Ngawen , , ,01 423,00 275, , , , ,30 15 Kunduran , , ,98 445,91 409, , , , ,43 16 Todanan , , ,10 456,17 191, , , , ,73 Total , , , , , , , , ,36 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

249 Tabel 13 A (Lanjutan) No. Kecamatan PDRB (1) (2) (10) (12) (14) (16) (18) (12) 1 Jati 3.638, , , , , , , , ,29 2 Randublatung , , , , , , , , ,40 3 Kradenan 2.993, , , , , , , , ,55 4 Kedungtuban 4.958, , , , , , , , ,67 5 Cepu , , , , , , , , ,46 6 Sambong 2.447, , ,61 811, , , , , ,56 7 Jiken 3.033, , , , , , , , ,07 8 Bogorejo 1.996, , ,48 732, , , , , ,01 9 Jepon 6.475, , , , , , , , ,25 10 Blora , , , , , , , , ,90 11 Banjarejo 4.797, , , , , , , , ,73 12 Tunjungan 3.786, , , , , , , , ,31 13 Japah 2.502, , ,45 967, , , , , ,01 14 Ngawen 7.451, , , , , , , , ,16 15 Kunduran 5.123, , , , , , , , ,50 16 Todanan 4.248, , , , , , , , ,68 Total , , , , , , , , ,55 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

250 Tabel : 13 B PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Tahun 2012 (Jutaan rupiah) Lapangan Usaha No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Jati , , ,77 329,77 51, , , , ,05 2 Randublatung , , ,39 575,48 790, , , , ,59 3 Kradenan , , ,45 293,98 335, , , , ,00 4 Kedungtuban , , ,25 731,79 457, , , , ,07 5 Cepu , , , , , , , , ,24 6 Sambong , , ,66 423,64 60, , , , ,37 7 Jiken , , ,09 447,11 32, , , , ,90 8 Bogorejo , , ,42 522,85 38, , , , ,22 9 Jepon , , ,51 278,74 201, , , , ,18 10 Blora , , , , , , , , ,38 11 Banjarejo , , ,87 375,34 26, , , , ,98 12 Tunjungan , , ,71 344,04 24, , , , ,38 13 Japah , , ,82 272,49 19, , , , ,13 14 Ngawen , , ,25 423,90 274, , , , ,37 15 Kunduran , , ,24 446,25 419, , , , ,61 16 Todanan , , ,85 450,53 195, , , , ,69 Total , , , , , , , , ,17 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

251 Tabel 13 B (Lanjutan) No. Kecamatan PDRB (1) (2) (10) (12) (14) (16) (18) (12) 1 Jati 3.819, , , , , , , , ,83 2 Randublatung , , , , , , , , ,61 3 Kradenan 3.054, , , , , , , , ,06 4 Kedungtuban 5.189, , , , , , , , ,56 5 Cepu , , , , , , , , ,41 6 Sambong 2.567, , ,26 718, , , , , ,01 7 Jiken 3.153, , ,38 965, , , , , ,03 8 Bogorejo 2.060, , ,65 667, , , , , ,17 9 Jepon 6.646, , , , , , , , ,99 10 Blora , , , , , , , , ,26 11 Banjarejo 5.025, , , , , , , , ,67 12 Tunjungan 3.934, , , , , , , , ,40 13 Japah 2.611, , ,19 874, , , , , ,85 14 Ngawen 7.689, , , , , , , , ,38 15 Kunduran 5.388, , , , , , , , ,70 16 Todanan 4.472, , , , , , , , ,95 Total , , , , , , , , ,90 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

252 Tabel : 14 A PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011 (Jutaan rupiah) Lapangan Usaha No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Jati , , ,36 301,62 52, , , , ,95 2 Randublatung , , ,36 536,18 814, , , , ,59 3 Kradenan , , ,93 271,05 342, , , , ,86 4 Kedungtuban , , ,32 668,72 461, , , , ,73 5 Cepu , , , , , , , , ,09 6 Sambong , , ,29 385,84 60, , , , ,92 7 Jiken , , ,70 398,99 32, , , , ,12 8 Bogorejo , , ,09 474,38 38, , , , ,65 9 Jepon , , ,10 252,75 203, , , , ,49 10 Blora , , , , , , , , ,88 11 Banjarejo , , ,67 338,23 27, , , , ,66 12 Tunjungan , , ,41 312,94 25, , , , ,73 13 Japah , , ,32 249,41 19, , , , ,86 14 Ngawen , , ,54 382,98 280, , , , ,65 15 Kunduran , , ,15 406,99 424, , , , ,18 16 Todanan , , ,03 412,71 197, , , , ,38 Total , , , , , , , , ,73 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

253 Tabel 14 A (Lanjutan) No. Kecamatan PDRB (1) (2) (10) (12) (14) (16) (18) (12) 1 Jati 3.399, , , , , , , , ,47 2 Randublatung , , , , , , , , ,36 3 Kradenan 2.763, , , , , , , , ,34 4 Kedungtuban 4.603, , , , , , , , ,33 5 Cepu , , , , , , , , ,30 6 Sambong 2.277, , ,82 737, , , , , ,24 7 Jiken 2.812, , ,09 983, , , , , ,22 8 Bogorejo 1.852, , ,76 668, , ,89 997, , ,72 9 Jepon 5.988, , , , , , , , ,21 10 Blora , , , , , , , , ,49 11 Banjarejo 4.426, , , , , , , , ,50 12 Tunjungan 3.506, , , , , , , , ,65 13 Japah 2.320, , ,99 885, , , , , ,11 14 Ngawen 6.894, , , , , , , , ,10 15 Kunduran 4.749, , , , , , , , ,31 16 Todanan 3.946, , , , , , , , ,92 Total , , , , , , , , ,26 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

254 Tabel : 14 B PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2011 (Jutaan rupiah) Lapangan Usaha No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Jati , , ,51 300,98 51, , , , ,28 2 Randublatung , , ,23 524,18 789, , , , ,53 3 Kradenan , , ,11 268,01 331, , , , ,59 4 Kedungtuban , , ,68 664,04 452, , , , ,28 5 Cepu , , , , , , , , ,25 6 Sambong , , ,99 385,02 59, , , , ,72 7 Jiken , , ,75 398,17 31, , , , ,31 8 Bogorejo , , ,24 473,40 37, , , , ,72 9 Jepon , , ,13 252,23 200, , , , ,05 10 Blora , , , , , , , , ,57 11 Banjarejo , , ,33 337,52 26, , , , ,35 12 Tunjungan , , ,94 312,28 24, , , , ,06 13 Japah , , ,56 247,76 19, , , , ,19 14 Ngawen , , ,63 381,70 271, , , , ,28 15 Kunduran , , ,66 405,45 415, , , , ,59 16 Todanan , , ,40 407,60 191, , , , ,03 Total , , , , , , , , ,80 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

255 Tabel 14 B (Lanjutan) No. Kecamatan PDRB (1) (2) (10) (12) (14) (16) (18) (12) 1 Jati 3.471, , , , , , , , ,41 2 Randublatung , , , , , , , , ,01 3 Kradenan 2.798, , , , , , , , ,91 4 Kedungtuban 4.651, , , , , , , , ,56 5 Cepu , , , , , , , , ,87 6 Sambong 2.312, , ,41 680, , , , , ,69 7 Jiken 2.841, , ,89 910, , , , , ,52 8 Bogorejo 1.869, , ,86 625, , ,49 929, , ,12 9 Jepon 5.996, , , , , , , , ,45 10 Blora , , , , , , , , ,20 11 Banjarejo 4.520, , , , , , , , ,31 12 Tunjungan 3.536, , , , , , , , ,80 13 Japah 2.371, , ,09 823, , , , , ,29 14 Ngawen 6.961, , , , , , , , ,04 15 Kunduran 4.866, , , , , , , , ,18 16 Todanan 4.030, , , , , , , , ,68 Total , , , , , , , , ,03 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

256 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

257

258

259 Tabel 1.1. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jati Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 5.157, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 301,62 332,83 333,34 343,50 348, Pengadaan Air 52,50 51,63 54,21 58,17 62, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 3.480, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7.358, , , , , Informasi dan Komunikasi 3.399, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 5.222, , , , , Jasa Perusahaan 1.166, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.002, , , , , Jasa Lainnya 8.059, , , , ,50 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,35 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

260 Tabel 1.2. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jati Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 4.945, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 300,98 329,77 351,63 360,69 348, Pengadaan Air 51,94 51,98 52,44 55,00 56, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 3.403, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7.301, , , , , Informasi dan Komunikasi 3.471, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 5.211, , , , , Jasa Perusahaan 1.090, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan 9.606, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.850, , , , , Jasa Lainnya 7.787, , , , ,96 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,24 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

261 Tabel 1.3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jati Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 55,56 54,68 54,85 52,82 52, Pertambangan dan Penggalian 1,49 1,53 1,60 1,71 1, Industri Pengolahan 5,00 5,13 5,21 5,97 5, Pengadaan Listrik, Gas 0,09 0,09 0,08 0,08 0, Pengadaan Air 0,02 0,01 0,01 0,01 0, Konstruksi 7,95 8,37 8,34 8,75 8, Perdagangan 11,06 10,68 10,44 10,38 10, Transportasi dan Pergudangan 1,01 0,97 0,98 1,05 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,13 2,10 1,99 2,10 2, Informasi dan Komunikasi 0,98 0,97 0,93 0,93 0, Jasa Keuangan 3,33 3,47 3,40 3,48 3, Real Estate 1,51 1,48 1,46 1,54 1, Jasa Perusahaan 0,34 0,34 0,37 0,38 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,56 3,64 3,55 3,51 3, Jasa Pendidikan 3,09 3,73 3,95 4,22 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,58 0,63 0,64 0,70 0, Jasa Lainnya 2,33 2,15 2,21 2,36 2,36 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

262 Tabel 1.4. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jati Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 55,28 53,89 53,06 50,33 49, Pertambangan dan Penggalian 1,51 1,61 1,66 1,76 1, Industri Pengolahan 4,75 4,98 5,14 5,82 5, Pengadaan Listrik, Gas 0,09 0,10 0,10 0,10 0, Pengadaan Air 0,02 0,02 0,02 0,02 0, Konstruksi 7,92 8,49 8,59 8,82 9, Perdagangan 11,31 11,21 11,21 11,65 11, Transportasi dan Pergudangan 1,04 1,07 1,14 1,22 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,23 2,29 2,29 2,45 2, Informasi dan Komunikasi 1,06 1,14 1,20 1,34 1, Jasa Keuangan 3,32 3,33 3,29 3,43 3, Real Estate 1,59 1,64 1,71 1,80 1, Jasa Perusahaan 0,33 0,34 0,38 0,41 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,67 3,59 3,53 3,53 3, Jasa Pendidikan 2,94 3,40 3,60 4,00 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,57 0,60 0,62 0,69 0, Jasa Lainnya 2,38 2,31 2,46 2,63 2,63 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

263 Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Jati Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 3,35 0,13 1,76-3,90 2, Pertambangan dan Penggalian 5,83 9,42 6,83 7,18 6, Industri Pengolahan 1,71 7,71 6,73 14,63 1, Pengadaan Listrik, Gas 12,52 9,56 6,63 2,58-3, Pengadaan Air 7,34 0,09 0,88 4,88 2, Konstruksi 1,81 10,13 4,57 4,07 6, Perdagangan 7,11 1,84 3,30 5,29 5, Transportasi dan Pergudangan 0,26 5,49 10,27 8,72 5, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,92 5,57 3,14 8,33 6, Informasi dan Komunikasi 10,20 10,03 9,44 13,05 8, Jasa Keuangan 3,43 2,99 2,25 5,55 5, Real Estate 5,50 5,69 7,69 6,68 4, Jasa Perusahaan 9,71 6,14 13,03 9,72 7, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 1,37 0,49 1,81 1,25 6, Jasa Pendidikan 20,87 18,84 9,42 12,76 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,77 9,06 6,83 12,54 7, Jasa Lainnya 2,04-0,18 9,93 8,31 3,77 Produk Domestik Regional Bruto 4,07 2,71 3,35 1,32 3,77 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

264 Tabel 1.6. Indeks Implisit PDRB Kecamatan Jati Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 106,34 112,76 122,12 132,62 141, Pertambangan dan Penggalian 104,29 105,96 113,47 122,47 123, Industri Pengolahan 111,33 114,50 119,57 129,70 135, Pengadaan Listrik, Gas 100,21 100,93 94,80 95,23 100, Pengadaan Air 101,07 99,32 103,38 105,77 110, Konstruksi 106,22 109,63 114,68 125,39 129, Perdagangan 103,48 105,86 110,02 112,66 115, Transportasi dan Pergudangan 102,26 101,36 101,99 108,75 112, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,79 101,71 102,70 108,67 113, Informasi dan Komunikasi 97,95 95,27 91,64 87,69 87, Jasa Keuangan 106,09 116,07 121,96 128,16 134, Real Estate 100,20 100,45 100,99 107,97 112, Jasa Perusahaan 106,96 110,88 115,14 118,64 126, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 102,76 112,72 118,60 125,65 130, Jasa Pendidikan 111,33 121,93 129,82 133,33 135, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 108,20 117,45 122,54 129,03 134, Jasa Lainnya 103,50 103,18 106,17 113,31 119,23 Produk Domestik Regional Bruto 105,81 111,13 118,15 126,38 132,67 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

265 Tabel 1.7. Inflasi PDRB Kecamatan Jati Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 6,34 6,03 8,30 8,59 6, Pertambangan dan Penggalian 4,29 1,60 7,09 7,94 1, Industri Pengolahan 11,33 2,85 4,42 8,47 4, Pengadaan Listrik, Gas 0,21 0,72-6,08 0,46 5, Pengadaan Air 1,07-1,73 4,09 2,31 4, Konstruksi 6,22 3,22 4,60 9,34 3, Perdagangan 3,48 2,30 3,93 2,40 2, Transportasi dan Pergudangan 2,26-0,87 0,62 6,62 3, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,79 0,91 0,97 5,82 4, Informasi dan Komunikasi -2,05-2,73-3,81-4,32-0, Jasa Keuangan 6,09 9,41 5,08 5,08 5, Real Estate 0,20 0,25 0,54 6,90 4, Jasa Perusahaan 6,96 3,66 3,84 3,04 6, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,76 9,69 5,22 5,94 3, Jasa Pendidikan 11,33 9,51 6,48 2,70 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,20 8,55 4,33 5,30 4, Jasa Lainnya 3,50-0,31 2,90 6,72 5,22 Produk Domestik Regional Bruto 5,81 5,03 6,32 6,97 4,98 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

266 Tabel 1.8. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Jati Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Jati (Juta Rp) , , , , ,35 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,91 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,54 Tabel 1.9. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Jati Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Jati (Juta Rp) , , , , ,24 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,91 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,72 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

267 Tabel 2.1. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Randublatung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 6.439, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 536,18 581,45 594,80 620,44 634, Pengadaan Air 814,30 785,83 820,98 888,87 960, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi , , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate , , , , , Jasa Perusahaan 2.867, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4.037, , , , , Jasa Lainnya , , , , ,08 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,68 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

268 Tabel 2.2. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Randublatung Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 6.088, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 524,18 575,48 621,65 645,49 626, Pengadaan Air 789,50 790,79 801,70 849,09 876, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi , , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate , , , , , Jasa Perusahaan 2.665, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3.751, , , , , Jasa Lainnya , , , , ,44 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,95 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

269 Tabel 2.3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Randublatung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 51,67 51,57 51,63 48,81 48, Pertambangan dan Penggalian 0,80 0,81 0,83 0,91 0, Industri Pengolahan 6,75 6,92 6,94 8,04 7, Pengadaan Listrik, Gas 0,07 0,07 0,06 0,06 0, Pengadaan Air 0,10 0,09 0,08 0,08 0, Konstruksi 4,91 5,17 5,11 5,44 5, Perdagangan 14,36 13,62 13,66 13,81 13, Transportasi dan Pergudangan 3,35 3,37 3,38 3,68 3, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,84 2,78 2,65 2,83 2, Informasi dan Komunikasi 1,30 1,29 1,24 1,26 1, Jasa Keuangan 3,53 3,65 3,58 3,71 3, Real Estate 1,59 1,54 1,52 1,63 1, Jasa Perusahaan 0,36 0,36 0,38 0,40 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,10 3,12 3,04 3,04 3, Jasa Pendidikan 2,73 3,24 3,44 3,68 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,50 0,55 0,54 0,59 0, Jasa Lainnya 2,03 1,85 1,90 2,03 2,03 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

270 Tabel 2.4. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Randublatung Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 52,07 51,08 50,23 46,80 45, Pertambangan dan Penggalian 0,78 0,82 0,84 0,88 0, Industri Pengolahan 6,29 6,60 6,77 7,67 7, Pengadaan Listrik, Gas 0,07 0,07 0,07 0,08 0, Pengadaan Air 0,10 0,10 0,10 0,10 0, Konstruksi 4,77 5,17 5,21 5,29 5, Perdagangan 14,65 14,32 14,27 14,99 15, Transportasi dan Pergudangan 3,49 3,59 3,82 4,23 4, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,83 2,89 2,90 3,11 3, Informasi dan Komunikasi 1,35 1,44 1,52 1,72 1, Jasa Keuangan 3,46 3,48 3,46 3,64 3, Real Estate 1,65 1,69 1,75 1,88 1, Jasa Perusahaan 0,34 0,36 0,39 0,42 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,13 3,05 3,01 3,01 3, Jasa Pendidikan 2,51 2,89 3,05 3,38 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,48 0,51 0,53 0,58 0, Jasa Lainnya 2,03 1,95 2,08 2,22 2,21 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

271 Tabel 2.5. Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Randublatung Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 4,58 1,75 2,27-5,27 1, Pertambangan dan Penggalian 6,36 8,93 6,27 6,30 5, Industri Pengolahan 2,23 8,89 6,60 15,21 2, Pengadaan Listrik, Gas 11,00 9,79 8,02 3,84-2, Pengadaan Air 6,01 0,16 1,38 5,91 3, Konstruksi 1,94 12,39 4,75 3,31 5, Perdagangan 9,85 1,40 3,66 6,81 7, Transportasi dan Pergudangan 2,73 6,66 10,89 12,35 9, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,33 6,07 4,26 9,23 7, Informasi dan Komunikasi 9,50 10,55 9,96 15,05 10, Jasa Keuangan 4,88 4,31 3,47 6,98 6, Real Estate 6,38 6,05 8,06 8,99 7, Jasa Perusahaan 10,08 7,67 13,45 10,23 7, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 1,70 1,05 2,55 1,54 6, Jasa Pendidikan 21,16 19,64 9,59 12,66 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,17 9,96 7,48 11,40 6, Jasa Lainnya 2,31-0,41 11,07 8,21 3,67 Produk Domestik Regional Bruto 5,35 3,73 3,99 1,66 3,93 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

272 Tabel 2.6. Indeks Implisit PDRB Kecamatan Randublatung Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 102,92 110,41 119,70 129,19 139, Pertambangan dan Penggalian 105,76 107,78 115,16 127,65 132, Industri Pengolahan 111,37 114,57 119,33 129,84 132, Pengadaan Listrik, Gas 102,29 101,04 95,68 96,12 101, Pengadaan Air 103,14 99,37 102,41 104,68 109, Konstruksi 106,82 109,32 114,35 127,36 134, Perdagangan 101,68 104,03 111,49 114,09 117, Transportasi dan Pergudangan 99,74 102,81 102,84 107,90 110, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 104,17 105,19 106,35 112,49 117, Informasi dan Komunikasi 99,76 97,63 94,36 90,19 89, Jasa Keuangan 105,89 114,69 120,52 126,41 132, Real Estate 100,00 100,15 101,26 107,18 110, Jasa Perusahaan 107,58 110,18 115,09 118,57 126, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 102,78 111,82 117,62 125,24 130, Jasa Pendidikan 113,18 122,73 131,56 135,12 136, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 107,60 116,46 119,53 125,92 131, Jasa Lainnya 103,50 103,90 106,37 113,53 119,47 Produk Domestik Regional Bruto 103,72 109,35 116,44 123,88 130,51 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

273 Tabel 2.7. Inflasi PDRB Kecamatan Randublatung Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 2,92 7,28 8,41 7,93 8, Pertambangan dan Penggalian 5,76 1,92 6,85 10,84 3, Industri Pengolahan 11,37 2,87 4,15 8,81 2, Pengadaan Listrik, Gas 2,29-1,22-5,30 0,46 5, Pengadaan Air 3,14-3,65 3,05 2,23 4, Konstruksi 6,82 2,34 4,60 11,37 5, Perdagangan 1,68 2,30 7,17 2,34 2, Transportasi dan Pergudangan -0,26 3,08 0,02 4,92 2, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,17 0,98 1,10 5,77 4, Informasi dan Komunikasi -0,24-2,14-3,35-4,42-0, Jasa Keuangan 5,89 8,31 5,08 4,88 5, Real Estate 0,00 0,16 1,10 5,85 3, Jasa Perusahaan 7,58 2,41 4,46 3,02 6, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,78 8,80 5,19 6,48 4, Jasa Pendidikan 13,18 8,44 7,20 2,71 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,60 8,23 2,64 5,35 4, Jasa Lainnya 3,50 0,39 2,38 6,73 5,23 Produk Domestik Regional Bruto 3,72 5,43 6,49 6,39 5,35 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

274 Tabel 2.8. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Randublatung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Randublatung (Juta Rp) , , , , ,68 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,33 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,07 Tabel 2.9. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Randublatung Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Randublatung (Juta Rp) , , , , ,95 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,33 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,25 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

275 Tabel 3.1. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kradenan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian , , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 271,05 296,92 304,51 315,64 320, Pengadaan Air 342,20 335,31 352,62 377,79 404, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 1.895, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.526, , , , , Informasi dan Komunikasi 2.763, , , , , Jasa Keuangan 9.746, , , , , Real Estate 4.667, , , , , Jasa Perusahaan 1.292, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 9.146, , , , , Jasa Pendidikan 8.006, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.493, , , , , Jasa Lainnya 6.023, , , , ,89 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,73 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

276 Tabel 3.2. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kradenan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian , , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 268,01 293,98 320,07 330,26 318, Pengadaan Air 331,17 335,35 337,52 353,16 360, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 1.846, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.207, , , , , Informasi dan Komunikasi 2.798, , , , , Jasa Keuangan 9.078, , , , , Real Estate 4.678, , , , , Jasa Perusahaan 1.204, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8.904, , , , , Jasa Pendidikan 7.165, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.390, , , , , Jasa Lainnya 5.819, , , , ,91 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,16 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

277 Tabel 3.3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kradenan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 58,02 57,40 57,29 55,22 56, Pertambangan dan Penggalian 5,44 5,48 5,77 6,34 6, Industri Pengolahan 5,24 5,37 5,38 6,01 5, Pengadaan Listrik, Gas 0,08 0,08 0,08 0,07 0, Pengadaan Air 0,10 0,09 0,09 0,09 0, Konstruksi 5,62 5,98 5,95 6,24 6, Perdagangan 10,01 9,67 9,54 9,42 9, Transportasi dan Pergudangan 0,57 0,55 0,56 0,59 0, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,96 1,92 1,83 1,93 1, Informasi dan Komunikasi 0,83 0,83 0,80 0,79 0, Jasa Keuangan 2,93 3,02 2,99 3,05 3, Real Estate 1,40 1,38 1,36 1,44 1, Jasa Perusahaan 0,39 0,39 0,42 0,43 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,75 2,79 2,71 2,70 2, Jasa Pendidikan 2,40 2,88 3,06 3,30 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,45 0,49 0,49 0,53 0, Jasa Lainnya 1,81 1,67 1,71 1,84 1,83 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

278 Tabel 3.4. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kradenan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 57,42 56,20 55,25 52,37 51, Pertambangan dan Penggalian 5,50 5,83 6,07 6,51 6, Industri Pengolahan 5,01 5,25 5,41 6,03 5, Pengadaan Listrik, Gas 0,09 0,09 0,10 0,10 0, Pengadaan Air 0,11 0,10 0,10 0,11 0, Konstruksi 5,68 6,08 6,19 6,33 6, Perdagangan 10,43 10,34 10,32 10,90 11, Transportasi dan Pergudangan 0,59 0,61 0,65 0,70 0, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,99 2,04 2,03 2,15 2, Informasi dan Komunikasi 0,90 0,95 1,00 1,11 1, Jasa Keuangan 2,92 2,91 2,94 3,05 3, Real Estate 1,50 1,53 1,60 1,71 1, Jasa Perusahaan 0,39 0,40 0,44 0,48 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,86 2,77 2,74 2,75 2, Jasa Pendidikan 2,30 2,64 2,79 3,13 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,45 0,47 0,49 0,53 0, Jasa Lainnya 1,87 1,78 1,89 2,03 2,01 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

279 Tabel 3.5. Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Kradenan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian -2,04 0,97 1,55-4,09 3, Pertambangan dan Penggalian 7,09 9,41 7,46 8,61 11, Industri Pengolahan 1,82 8,07 6,54 12,77 0, Pengadaan Listrik, Gas 12,40 9,69 8,87 3,18-3, Pengadaan Air 6,01 1,26 0,65 4,63 1, Konstruksi -0,46 10,57 5,11 3,47 6, Perdagangan 9,23 2,26 3,12 6,82 6, Transportasi dan Pergudangan 0,04 6,21 10,66 7,93 5, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,74 5,44 2,70 7,45 5, Informasi dan Komunikasi 10,45 9,16 8,69 12,23 7, Jasa Keuangan 1,37 3,02 4,37 4,89 4, Real Estate 5,76 5,04 7,86 8,20 6, Jasa Perusahaan 8,91 6,67 12,59 10,31 7, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 0,54 0,03 1,86 1,82 6, Jasa Pendidikan 20,51 18,06 9,47 13,47 6, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,23 8,58 6,64 11,40 6, Jasa Lainnya 1,95-1,82 9,88 8,50 3,95 Produk Domestik Regional Bruto 0,91 3,16 3,30 1,17 4,94 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

280 Tabel 3.6. Indeks Implisit PDRB Kecamatan Kradenan Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 108,12 114,70 124,52 135,10 145, Pertambangan dan Penggalian 105,87 105,59 114,13 124,71 120, Industri Pengolahan 111,97 115,01 119,38 127,79 132, Pengadaan Listrik, Gas 101,13 101,00 95,14 95,57 100, Pengadaan Air 103,33 99,99 104,47 106,98 112, Konstruksi 105,96 110,31 115,39 126,24 130, Perdagangan 102,63 104,99 110,92 110,79 112, Transportasi dan Pergudangan 102,63 101,41 101,89 108,67 112, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 105,14 105,96 108,44 114,80 119, Informasi dan Komunikasi 98,75 98,02 95,47 91,42 90, Jasa Keuangan 107,36 116,27 121,97 128,11 134, Real Estate 99,77 100,90 102,09 108,29 111, Jasa Perusahaan 107,36 109,85 114,67 117,09 124, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 102,72 112,99 118,83 125,89 130, Jasa Pendidikan 111,73 122,86 131,48 134,85 136, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 107,45 117,09 121,14 127,61 133, Jasa Lainnya 103,50 105,19 108,34 115,98 122,43 Produk Domestik Regional Bruto 106,99 112,29 120,07 128,15 134,80 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

281 Tabel 3.7. Inflasi PDRB Kecamatan Kradenan Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 8,12 6,09 8,56 8,50 7, Pertambangan dan Penggalian 5,87-0,27 8,09 9,27-3, Industri Pengolahan 11,97 2,71 3,81 7,05 3, Pengadaan Listrik, Gas 1,13-0,14-5,80 0,46 5, Pengadaan Air 3,33-3,24 4,49 2,39 4, Konstruksi 5,96 4,11 4,61 9,40 3, Perdagangan 2,63 2,30 5,65-0,12 1, Transportasi dan Pergudangan 2,63-1,20 0,48 6,65 3, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,14 0,78 2,34 5,86 4, Informasi dan Komunikasi -1,25-0,75-2,60-4,24-0, Jasa Keuangan 7,36 8,30 4,90 5,04 5, Real Estate -0,23 1,14 1,18 6,08 3, Jasa Perusahaan 7,36 2,32 4,39 2,10 5, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,72 10,00 5,17 5,94 3, Jasa Pendidikan 11,73 9,96 7,02 2,57 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,45 8,97 3,46 5,35 4, Jasa Lainnya 3,50 1,64 2,99 7,06 5,56 Produk Domestik Regional Bruto 6,99 4,95 6,92 6,73 5,19 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

282 Tabel 3.8. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Kradenan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Kradenan (Juta Rp) , , , , ,73 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,91 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,65 Tabel 3.9. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Kradenan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Kradenan (Juta Rp) , , , , ,16 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,91 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,23 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

283 Tabel 4.1. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kedungtuban Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 8.967, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 668,72 733,62 750,19 774,40 790, Pengadaan Air 461,05 447,51 470,27 507,22 546, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 4.603, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 7.336, , , , , Jasa Perusahaan 1.648, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.473, , , , , Jasa Lainnya 9.933, , , , ,21 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,13 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

284 Tabel 4.2. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kedungtuban Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 8.502, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 664,04 731,79 795,23 817,15 790, Pengadaan Air 452,67 457,86 463,55 488,57 501, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9.723, , , , , Informasi dan Komunikasi 4.651, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 7.347, , , , , Jasa Perusahaan 1.542, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.289, , , , , Jasa Lainnya 9.597, , , , ,02 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,14 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

285 Tabel 4.3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kedungtuban Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 61,07 60,47 60,70 58,16 58, Pertambangan dan Penggalian 1,59 1,64 1,68 1,78 1, Industri Pengolahan 5,30 5,42 5,42 6,39 6, Pengadaan Listrik, Gas 0,12 0,12 0,11 0,11 0, Pengadaan Air 0,08 0,07 0,07 0,07 0, Konstruksi 5,19 5,55 5,49 5,90 6, Perdagangan 9,28 8,92 8,78 8,79 8, Transportasi dan Pergudangan 2,96 2,89 2,88 3,19 3, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,82 1,79 1,69 1,78 1, Informasi dan Komunikasi 0,82 0,81 0,77 0,78 0, Jasa Keuangan 2,94 3,05 3,02 3,16 3, Real Estate 1,30 1,28 1,25 1,34 1, Jasa Perusahaan 0,29 0,30 0,32 0,33 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,68 2,72 2,64 2,64 2, Jasa Pendidikan 2,35 2,83 3,01 3,26 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,44 0,49 0,48 0,52 0, Jasa Lainnya 1,77 1,64 1,67 1,80 1,81 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

286 Tabel 4.4. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kedungtuban Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 60,74 59,56 58,95 55,70 54, Pertambangan dan Penggalian 1,61 1,71 1,76 1,89 1, Industri Pengolahan 4,91 5,14 5,26 6,06 6, Pengadaan Listrik, Gas 0,13 0,13 0,14 0,14 0, Pengadaan Air 0,09 0,08 0,08 0,09 0, Konstruksi 5,23 5,60 5,64 5,92 6, Perdagangan 9,71 9,60 9,49 10,09 10, Transportasi dan Pergudangan 3,07 3,18 3,36 3,66 3, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,84 1,89 1,88 1,99 2, Informasi dan Komunikasi 0,88 0,95 1,01 1,14 1, Jasa Keuangan 2,87 2,90 2,87 3,05 3, Real Estate 1,39 1,43 1,49 1,60 1, Jasa Perusahaan 0,29 0,30 0,33 0,36 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,77 2,71 2,67 2,69 2, Jasa Pendidikan 2,25 2,61 2,74 3,07 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,43 0,46 0,47 0,52 0, Jasa Lainnya 1,81 1,76 1,87 2,03 2,05 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

287 Tabel 4.5. Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Kedungtuban Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 2,64 0,88 3,05-4,72 2, Pertambangan dan Penggalian 7,23 9,56 7,14 8,12 7, Industri Pengolahan 2,30 7,67 6,61 16,23 3, Pengadaan Listrik, Gas 11,09 10,20 8,67 2,76-3, Pengadaan Air 7,29 1,15 1,24 5,40 2, Konstruksi 2,65 10,12 4,86 5,89 6, Perdagangan 11,18 1,67 2,91 7,20 7, Transportasi dan Pergudangan 0,07 6,42 10,28 9,68 6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,42 5,89 3,38 6,94 5, Informasi dan Komunikasi 10,45 11,56 10,54 13,39 8, Jasa Keuangan 2,87 3,66 3,18 7,31 6, Real Estate 5,56 6,05 8,53 8,41 6, Jasa Perusahaan 10,19 6,90 13,67 10,74 8, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 0,08 0,60 2,64 1,78 6, Jasa Pendidikan 21,16 19,20 9,37 13,17 6, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,88 8,63 6,74 11,62 6, Jasa Lainnya 1,76-0,20 10,51 9,51 4,92 Produk Domestik Regional Bruto 3,84 2,86 4,12 0,84 3,99 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

288 Tabel 4.6. Indeks Implisit PDRB Kecamatan Kedungtuban Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 106,89 113,44 122,67 132,72 141, Pertambangan dan Penggalian 105,46 107,01 113,73 119,77 118, Industri Pengolahan 114,87 117,88 122,90 133,92 137, Pengadaan Listrik, Gas 100,70 100,25 94,34 94,77 100, Pengadaan Air 101,85 97,74 101,45 103,82 108, Konstruksi 105,51 110,82 116,02 126,67 133, Perdagangan 101,53 103,86 110,24 110,69 111, Transportasi dan Pergudangan 102,45 101,82 101,99 110,75 117, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 105,18 106,01 107,31 113,63 118, Informasi dan Komunikasi 98,95 95,54 91,17 87,24 86, Jasa Keuangan 108,73 117,76 125,41 131,51 138, Real Estate 99,86 99,60 100,22 106,19 109, Jasa Perusahaan 106,88 110,12 114,37 116,77 123, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 102,88 112,44 117,86 124,86 129, Jasa Pendidikan 111,16 121,45 131,19 134,75 136, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 108,06 118,69 122,31 128,59 134, Jasa Lainnya 103,50 103,89 106,65 112,99 118,03 Produk Domestik Regional Bruto 106,30 111,73 119,13 127,10 133,51 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

289 Tabel 4.7. Inflasi PDRB Kecamatan Kedungtuban Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 6,89 6,12 8,14 8,19 6, Pertambangan dan Penggalian 5,46 1,47 6,28 5,31-1, Industri Pengolahan 14,87 2,63 4,26 8,97 2, Pengadaan Listrik, Gas 0,70-0,45-5,90 0,46 5, Pengadaan Air 1,85-4,04 3,80 2,33 4, Konstruksi 5,51 5,02 4,70 9,17 5, Perdagangan 1,53 2,30 6,14 0,41 1, Transportasi dan Pergudangan 2,45-0,62 0,17 8,58 5, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,18 0,79 1,22 5,89 4, Informasi dan Komunikasi -1,05-3,45-4,57-4,31-0, Jasa Keuangan 8,73 8,30 6,50 4,86 5, Real Estate -0,14-0,26 0,62 5,96 3, Jasa Perusahaan 6,88 3,03 3,86 2,10 5, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,88 9,29 4,82 5,94 3, Jasa Pendidikan 11,16 9,26 8,02 2,72 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,06 9,83 3,06 5,13 4, Jasa Lainnya 3,50 0,38 2,66 5,94 4,46 Produk Domestik Regional Bruto 6,30 5,11 6,62 6,69 5,05 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

290 Tabel 4.8. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Kedungtuban Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Kedungtuban (Juta Rp) , , , , ,13 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,38 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,40 Tabel 4.9. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Kedungtuban Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Kedungtuban (Juta Rp) , , , , ,14 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,38 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,90 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

291 Tabel 5.1. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Cepu Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian , , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 1.721, , , , , Pengadaan Air 1.941, , , , , Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi , , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate , , , , , Jasa Perusahaan 2.880, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , , , Jasa Lainnya , , , , ,58 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,91 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

292 Tabel 5.2. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Cepu Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian , , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 1.706, , , , , Pengadaan Air 1.935, , , , , Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi , , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate , , , , , Jasa Perusahaan 2.712, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , , , Jasa Lainnya , , , , ,37 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,36 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

293 Tabel 5.3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Cepu Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 5,27 5,50 5,65 5,01 5, Pertambangan dan Penggalian 50,38 48,18 47,64 48,59 47, Industri Pengolahan 6,72 7,18 7,39 8,07 7, Pengadaan Listrik, Gas 0,05 0,06 0,05 0,05 0, Pengadaan Air 0,06 0,05 0,05 0,05 0, Konstruksi 1,42 1,59 1,61 1,61 1, Perdagangan 20,37 20,40 20,15 19,18 19, Transportasi dan Pergudangan 2,29 2,39 2,45 2,52 2, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,06 4,15 4,07 4,11 4, Informasi dan Komunikasi 0,99 1,02 1,01 0,95 0, Jasa Keuangan 1,89 2,04 2,08 2,05 2, Real Estate 0,79 0,81 0,82 0,83 0, Jasa Perusahaan 0,09 0,10 0,11 0,11 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 1,15 1,21 1,21 1,13 1, Jasa Pendidikan 3,18 3,96 4,30 4,31 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,73 0,83 0,85 0,88 0, Jasa Lainnya 0,55 0,53 0,56 0,56 0,57 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

294 Tabel 5.4. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Cepu Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 5,46 5,27 5,00 4,46 4, Pertambangan dan Penggalian 47,88 47,84 48,11 47,70 49, Industri Pengolahan 6,80 7,00 6,98 7,42 6, Pengadaan Listrik, Gas 0,06 0,06 0,06 0,06 0, Pengadaan Air 0,07 0,06 0,06 0,06 0, Konstruksi 1,45 1,52 1,56 1,56 1, Perdagangan 21,63 21,14 21,04 20,92 20, Transportasi dan Pergudangan 2,55 2,59 2,67 2,80 2, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,23 4,24 4,14 4,29 4, Informasi dan Komunikasi 1,08 1,12 1,16 1,23 1, Jasa Keuangan 2,05 2,02 1,98 2,03 2, Real Estate 0,88 0,89 0,90 0,93 0, Jasa Perusahaan 0,09 0,10 0,10 0,11 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 1,25 1,20 1,15 1,09 1, Jasa Pendidikan 3,17 3,60 3,70 3,92 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,76 0,80 0,80 0,85 0, Jasa Lainnya 0,59 0,55 0,57 0,59 0,56 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

295 Tabel 5.5. Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Cepu Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 1,15 2,04 1,42-5,64 2, Pertambangan dan Penggalian 5,53 5,58 7,52 4,85 13, Industri Pengolahan 3,72 8,89 6,63 12,32-6, Pengadaan Listrik, Gas 9,94 11,06 7,45 2,68-2, Pengadaan Air 7,94-6,54 4,47 4,08 1, Konstruksi 0,71 10,63 9,55 5,48 5, Perdagangan 7,46 3,29 6,40 5,16 5, Transportasi dan Pergudangan 2,94 7,29 10,20 10,76 7, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,40 5,99 4,25 9,64 7, Informasi dan Komunikasi 9,50 9,63 10,74 12,17 7, Jasa Keuangan 7,24 4,37 4,74 8,40 7, Real Estate 6,90 6,90 8,68 8,74 6, Jasa Perusahaan 11,90 7,33 13,53 11,53 8, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,37 1,58 2,51 0,31 5, Jasa Pendidikan 21,10 19,92 9,86 12,10 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,09 9,96 7,34 11,97 6, Jasa Lainnya 3,24-1,05 11,34 7,64 3,13 Produk Domestik Regional Bruto 5,85 5,68 6,90 5,76 8,28 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

296 Tabel 5.6. Indeks Implisit PDRB Kecamatan Cepu Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 107,06 114,55 125,80 135,54 145, Pertambangan dan Penggalian 116,54 110,53 110,18 123,02 114, Industri Pengolahan 109,56 112,57 117,77 131,43 137, Pengadaan Listrik, Gas 100,90 99,03 92,82 93,25 97, Pengadaan Air 100,29 99,28 100,69 102,88 107, Konstruksi 107,95 114,98 114,63 125,19 132, Perdagangan 104,29 105,90 106,57 110,68 115, Transportasi dan Pergudangan 99,41 101,15 102,23 108,97 113, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 106,35 107,31 109,49 115,79 120, Informasi dan Komunikasi 101,75 100,28 96,73 93,33 93, Jasa Keuangan 102,39 110,89 116,76 122,22 128, Real Estate 100,15 99,71 100,70 107,65 112, Jasa Perusahaan 106,20 108,86 114,71 118,14 126, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 101,88 110,91 116,60 124,70 130, Jasa Pendidikan 111,02 120,79 129,23 132,74 134, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 105,84 114,54 118,81 124,96 130, Jasa Lainnya 103,50 104,96 107,64 114,92 120,97 Produk Domestik Regional Bruto 110,77 109,75 111,27 120,76 119,10 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

297 Tabel 5.7. Inflasi PDRB Kecamatan Cepu Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 7,06 7,00 9,82 7,74 7, Pertambangan dan Penggalian 16,54-5,16-0,32 11,65-7, Industri Pengolahan 9,56 2,74 4,62 11,60 4, Pengadaan Listrik, Gas 0,90-1,86-6,26 0,46 4, Pengadaan Air 0,29-1,01 1,42 2,17 4, Konstruksi 7,95 6,51-0,30 9,21 5, Perdagangan 4,29 1,55 0,63 3,86 4, Transportasi dan Pergudangan -0,59 1,75 1,07 6,59 3, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,35 0,91 2,03 5,75 4, Informasi dan Komunikasi 1,75-1,44-3,55-3,51 0, Jasa Keuangan 2,39 8,30 5,30 4,67 4, Real Estate 0,15-0,44 0,99 6,91 4, Jasa Perusahaan 6,20 2,51 5,37 2,99 6, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 1,88 8,86 5,13 6,95 4, Jasa Pendidikan 11,02 8,80 6,98 2,72 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,84 8,22 3,73 5,18 4, Jasa Lainnya 3,50 1,41 2,55 6,76 5,26 Produk Domestik Regional Bruto 10,77-0,92 1,38 8,53-1,37 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

298 Tabel 5.8. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Cepu Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Cepu (Juta Rp) , , , , ,91 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,88 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,15 Tabel 5.9. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Cepu Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Cepu (Juta Rp) , , , , ,36 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,88 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,52 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

299 Tabel 6.1. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Sambong Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 5.074, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 385,84 421,36 428,32 440,95 447, Pengadaan Air 60,08 59,69 62,94 66,42 70, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 4.238, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.302, , , , , Informasi dan Komunikasi 2.277, , , , , Jasa Keuangan 5.591, , , , , Real Estate 2.641, , , , , Jasa Perusahaan 737,26 811,83 954, , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8.692, , , , , Jasa Pendidikan 7.547, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.412, , , , , Jasa Lainnya 5.698, , , , ,28 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,52 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

300 Tabel 6.2. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Sambong Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 4.872, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 385,02 423,64 457,20 468,54 452, Pengadaan Air 59,03 60,65 62,33 64,16 64, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 4.155, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.266, , , , , Informasi dan Komunikasi 2.312, , , , , Jasa Keuangan 5.205, , , , , Real Estate 2.636, , , , , Jasa Perusahaan 680,33 718,88 807,44 879,69 936, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8.418, , , , , Jasa Pendidikan 6.799, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.319, , , , , Jasa Lainnya 5.476, , , , ,37 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,34 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

301 Tabel 6.3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Sambong Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 52,77 52,40 52,49 50,03 50, Pertambangan dan Penggalian 2,42 2,39 2,44 2,60 2, Industri Pengolahan 7,90 8,03 8,11 9,03 8, Pengadaan Listrik, Gas 0,18 0,19 0,17 0,16 0, Pengadaan Air 0,03 0,03 0,03 0,02 0, Konstruksi 5,57 5,69 5,61 5,97 6, Perdagangan 10,57 10,12 9,95 9,87 9, Transportasi dan Pergudangan 2,02 1,98 1,98 2,13 2, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,05 2,03 1,94 2,04 2, Informasi dan Komunikasi 1,09 1,08 1,03 1,03 1, Jasa Keuangan 2,66 2,76 2,74 2,82 2, Real Estate 1,26 1,24 1,20 1,28 1, Jasa Perusahaan 0,35 0,36 0,38 0,40 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 4,14 4,21 4,08 4,09 4, Jasa Pendidikan 3,60 4,30 4,58 4,98 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,67 0,73 0,73 0,79 0, Jasa Lainnya 2,72 2,49 2,56 2,77 2,79 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

302 Tabel 6.4. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Sambong Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 52,01 50,29 49,54 46,34 45, Pertambangan dan Penggalian 2,48 2,63 2,67 2,83 2, Industri Pengolahan 7,60 8,01 8,25 9,24 8, Pengadaan Listrik, Gas 0,20 0,21 0,22 0,22 0, Pengadaan Air 0,03 0,03 0,03 0,03 0, Konstruksi 5,66 6,01 5,97 6,16 6, Perdagangan 11,02 10,97 10,93 11,33 11, Transportasi dan Pergudangan 2,11 2,22 2,34 2,50 2, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,17 2,25 2,23 2,35 2, Informasi dan Komunikasi 1,18 1,28 1,35 1,49 1, Jasa Keuangan 2,65 2,69 2,69 2,79 2, Real Estate 1,34 1,38 1,42 1,52 1, Jasa Perusahaan 0,35 0,36 0,39 0,42 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 4,28 4,23 4,14 4,15 4, Jasa Pendidikan 3,46 4,01 4,23 4,72 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,67 0,73 0,75 0,83 0, Jasa Lainnya 2,79 2,71 2,85 3,08 3,10 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

303 Tabel 6.5. Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Sambong Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian -2,27-1,59 2,17-5,16 2, Pertambangan dan Penggalian 6,22 7,92 5,47 7,28 6, Industri Pengolahan 1,36 7,15 6,85 13,60 0, Pengadaan Listrik, Gas 10,97 10,03 7,92 2,48-3, Pengadaan Air 6,79 2,75 2,75 2,94 0, Konstruksi 0,36 7,98 3,03 4,68 7, Perdagangan 6,37 1,36 3,37 5,12 4, Transportasi dan Pergudangan 0,81 6,75 9,46 8,37 5, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,14 5,48 2,63 6,85 5, Informasi dan Komunikasi 10,66 11,01 8,69 12,03 7, Jasa Keuangan 2,60 3,38 3,55 5,21 4, Real Estate 5,19 4,81 6,89 8,59 6, Jasa Perusahaan 8,59 5,67 12,32 8,95 6, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 0,85 0,39 1,73 1,59 6, Jasa Pendidikan 21,33 18,06 9,28 13,28 6, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,99 10,15 7,54 11,36 6, Jasa Lainnya 1,78-1,20 9,44 9,24 4,66 Produk Domestik Regional Bruto 0,85 1,77 3,72 1,39 3,96 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

304 Tabel 6.6. Indeks Implisit PDRB Kecamatan Sambong Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 108,34 118,35 127,94 138,15 149, Pertambangan dan Penggalian 104,15 103,07 110,39 117,66 117, Industri Pengolahan 110,96 113,89 118,69 125,01 127, Pengadaan Listrik, Gas 100,21 99,46 93,68 94,11 98, Pengadaan Air 101,79 98,41 100,98 103,53 108, Konstruksi 105,18 107,62 113,52 124,06 128, Perdagangan 102,46 104,77 109,86 111,42 113, Transportasi dan Pergudangan 101,99 101,46 102,03 108,74 112, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,85 102,32 105,00 111,19 115, Informasi dan Komunikasi 98,47 95,31 92,33 88,51 88, Jasa Keuangan 107,40 116,31 123,23 129,42 136, Real Estate 100,21 101,57 101,54 107,50 110, Jasa Perusahaan 108,37 112,93 118,18 121,79 130, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 103,25 113,19 118,98 126,05 130, Jasa Pendidikan 111,00 121,64 130,75 134,75 137, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 107,05 114,82 116,39 122,62 128, Jasa Lainnya 104,04 104,39 108,08 115,28 121,24 Produk Domestik Regional Bruto 106,79 113,58 120,74 127,97 134,69 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

305 Tabel 6.7. Inflasi PDRB Kecamatan Sambong Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 8,34 9,23 8,11 7,98 7, Pertambangan dan Penggalian 4,15-1,03 7,10 6,59-0, Industri Pengolahan 10,96 2,64 4,21 5,33 1, Pengadaan Listrik, Gas 0,21-0,75-5,81 0,46 5, Pengadaan Air 1,79-3,32 2,61 2,53 5, Konstruksi 5,18 2,31 5,49 9,28 3, Perdagangan 2,46 2,25 4,86 1,43 2, Transportasi dan Pergudangan 1,99-0,52 0,56 6,58 3, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,85 1,46 2,62 5,90 4, Informasi dan Komunikasi -1,53-3,22-3,12-4,14-0, Jasa Keuangan 7,40 8,30 5,94 5,02 5, Real Estate 0,21 1,36-0,03 5,87 3, Jasa Perusahaan 8,37 4,21 4,65 3,06 6, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,25 9,62 5,11 5,94 3, Jasa Pendidikan 11,00 9,58 7,49 3,06 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,05 7,26 1,37 5,35 4, Jasa Lainnya 4,04 0,34 3,53 6,66 5,17 Produk Domestik Regional Bruto 6,79 6,36 6,31 5,98 5,25 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

306 Tabel 6.8. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Sambong Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Sambong (Juta Rp) , , , , ,52 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,37 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,37 Tabel 6.9. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Sambong Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Sambong (Juta Rp) , , , , ,34 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,37 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,58 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

307 Tabel 7.1. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jiken Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 5.093, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 398,99 438,16 446,08 462,65 472, Pengadaan Air 32,49 31,67 33,28 35,58 37, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 4.299, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5.714, , , , , Informasi dan Komunikasi 2.812, , , , , Jasa Keuangan 9.597, , , , , Real Estate 4.430, , , , , Jasa Perusahaan 983, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.874, , , , , Jasa Lainnya 7.683, , , , ,09 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,19 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

308 Tabel 7.2. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jiken Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 4.840, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 398,17 447,11 481,65 497,27 480, Pengadaan Air 31,73 32,43 33,24 34,70 35, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 4.189, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5.879, , , , , Informasi dan Komunikasi 2.841, , , , , Jasa Keuangan 9.041, , , , , Real Estate 4.358, , , , , Jasa Perusahaan 910,95 965, , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan 9.093, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.746, , , , , Jasa Lainnya 7.423, , , , ,40 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,48 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

309 Tabel 7.3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jiken Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 46,36 45,52 45,61 43,75 43, Pertambangan dan Penggalian 2,12 2,11 2,16 2,26 2, Industri Pengolahan 7,04 7,30 7,40 8,19 7, Pengadaan Listrik, Gas 0,17 0,17 0,16 0,15 0, Pengadaan Air 0,01 0,01 0,01 0,01 0, Konstruksi 7,26 7,42 7,34 7,70 7, Perdagangan 12,50 12,08 11,86 11,63 11, Transportasi dan Pergudangan 1,79 1,76 1,76 1,88 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,37 2,34 2,24 2,34 2, Informasi dan Komunikasi 1,17 1,17 1,12 1,11 1, Jasa Keuangan 3,99 4,19 4,14 4,16 4, Real Estate 1,84 1,81 1,79 1,88 1, Jasa Perusahaan 0,41 0,41 0,44 0,45 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 4,76 4,83 4,69 4,63 4, Jasa Pendidikan 4,24 5,10 5,41 5,75 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,78 0,85 0,86 0,92 0, Jasa Lainnya 3,19 2,93 3,00 3,19 3,23 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

310 Tabel 7.4. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jiken Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 45,54 44,40 43,84 41,15 40, Pertambangan dan Penggalian 2,13 2,23 2,26 2,37 2, Industri Pengolahan 6,80 7,14 7,38 8,25 8, Pengadaan Listrik, Gas 0,18 0,19 0,20 0,20 0, Pengadaan Air 0,01 0,01 0,01 0,01 0, Konstruksi 7,36 7,67 7,65 7,85 8, Perdagangan 13,03 12,82 12,44 12,66 12, Transportasi dan Pergudangan 1,85 1,90 2,03 2,16 2, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,59 2,63 2,61 2,73 2, Informasi dan Komunikasi 1,25 1,34 1,41 1,55 1, Jasa Keuangan 3,98 4,02 4,01 4,09 4, Real Estate 1,92 1,94 2,02 2,13 2, Jasa Perusahaan 0,40 0,41 0,45 0,47 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 4,90 4,78 4,70 4,64 4, Jasa Pendidikan 4,01 4,57 4,85 5,33 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,77 0,81 0,84 0,91 0, Jasa Lainnya 3,27 3,13 3,30 3,49 3,50 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

311 Tabel 7.5. Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Jiken Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian -2,68 1,27 2,04-3,64 1, Pertambangan dan Penggalian 3,65 8,74 4,72 7,45 6, Industri Pengolahan 1,99 9,00 6,80 14,78 2, Pengadaan Listrik, Gas 11,41 12,29 7,73 3,24-3, Pengadaan Air 6,99 2,21 2,50 4,38 1, Konstruksi 0,63 8,23 3,20 5,32 8, Perdagangan 5,84 2,22 0,25 4,52 4, Transportasi dan Pergudangan -0,08 6,70 10,80 9,28 6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,50 5,52 2,70 7,26 5, Informasi dan Komunikasi 10,66 10,97 9,34 12,23 7, Jasa Keuangan 2,47 4,82 3,17 4,68 4, Real Estate 4,96 4,94 7,50 8,41 6, Jasa Perusahaan 9,06 6,00 12,60 9,20 6, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb -0,51 1,30 1,55 1,32 6, Jasa Pendidikan 21,10 18,60 9,51 12,82 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,68 9,63 7,23 11,40 6, Jasa Lainnya 2,96-0,63 8,96 8,54 3,99 Produk Domestik Regional Bruto 0,99 3,87 3,36 2,65 3,76 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

312 Tabel 7.6. Indeks Implisit PDRB Kecamatan Jiken Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 107,90 113,11 122,53 133,21 141, Pertambangan dan Penggalian 105,23 104,24 112,36 119,49 119, Industri Pengolahan 109,74 112,79 118,21 124,42 126, Pengadaan Listrik, Gas 100,21 98,00 92,61 93,04 98, Pengadaan Air 102,38 97,66 100,12 102,54 107, Konstruksi 104,66 106,81 112,95 122,84 126, Perdagangan 101,66 103,91 112,34 115,06 118, Transportasi dan Pergudangan 102,62 102,21 102,05 108,79 113, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 97,19 98,30 100,97 107,07 111, Informasi dan Komunikasi 98,95 96,19 93,60 89,63 89, Jasa Keuangan 106,15 114,97 121,38 127,51 134, Real Estate 101,63 102,98 104,62 110,76 114, Jasa Perusahaan 107,99 111,24 115,92 119,46 127, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 102,92 111,40 117,51 125,01 130, Jasa Pendidikan 112,22 123,12 131,47 135,24 137, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 107,32 115,74 119,72 126,12 131, Jasa Lainnya 103,50 103,27 107,26 114,46 120,42 Produk Domestik Regional Bruto 106,01 110,33 117,76 125,28 130,46 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

313 Tabel 7.7. Inflasi PDRB Kecamatan Jiken Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 7,90 4,82 8,33 8,71 6, Pertambangan dan Penggalian 5,23-0,94 7,79 6,34-0, Industri Pengolahan 9,74 2,78 4,81 5,25 1, Pengadaan Listrik, Gas 0,21-2,20-5,50 0,46 5, Pengadaan Air 2,38-4,61 2,51 2,41 4, Konstruksi 4,66 2,06 5,75 8,76 3, Perdagangan 1,66 2,22 8,11 2,42 2, Transportasi dan Pergudangan 2,62-0,40-0,15 6,61 3, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -2,81 1,14 2,72 6,04 4, Informasi dan Komunikasi -1,05-2,79-2,69-4,24-0, Jasa Keuangan 6,15 8,30 5,58 5,05 5, Real Estate 1,63 1,33 1,59 5,87 3, Jasa Perusahaan 7,99 3,01 4,21 3,05 6, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,92 8,24 5,48 6,39 4, Jasa Pendidikan 12,22 9,71 6,79 2,86 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,32 7,84 3,44 5,35 4, Jasa Lainnya 3,50-0,22 3,87 6,71 5,21 Produk Domestik Regional Bruto 6,01 4,08 6,74 6,38 4,14 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

314 Tabel 7.8. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Jiken Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Jiken (Juta Rp) , , , , ,19 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,06 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,26 Tabel 7.9. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Jiken Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Jiken (Juta Rp) , , , , ,48 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,06 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,35 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

315 Tabel 8.1. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Bogorejo Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 6.134, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 474,38 519,74 530,54 545,13 554, Pengadaan Air 38,77 37,58 39,78 42,28 44, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 2.059, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.949, , , , , Informasi dan Komunikasi 1.852, , , , , Jasa Keuangan 5.996, , , , , Real Estate 2.766, , , , , Jasa Perusahaan 668,98 732,16 862,58 982, , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 6.086, , , , , Jasa Pendidikan 5.381, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 997, , , , , Jasa Lainnya 4.011, , , , ,24 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,31 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

316 Tabel 8.2. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Bogorejo Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 5.817, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 473,40 522,85 564,80 577,69 565, Pengadaan Air 37,71 38,45 39,53 40,99 41, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 2.014, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7.129, , , , , Informasi dan Komunikasi 1.869, , , , , Jasa Keuangan 5.543, , , , , Real Estate 2.750, , , , , Jasa Perusahaan 625,59 667,37 750,32 829,36 895, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 5.903, , , , , Jasa Pendidikan 4.796, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 929, , , , , Jasa Lainnya 3.875, , , , ,70 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,55 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

317 Tabel 8.3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Bogorejo Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 42,49 42,75 43,08 40,40 40, Pertambangan dan Penggalian 3,23 3,16 3,25 3,52 3, Industri Pengolahan 8,32 8,47 8,56 9,80 9, Pengadaan Listrik, Gas 0,25 0,25 0,23 0,22 0, Pengadaan Air 0,02 0,02 0,02 0,02 0, Konstruksi 7,13 7,21 7,15 7,59 7, Perdagangan 19,22 18,39 18,03 17,84 17, Transportasi dan Pergudangan 1,08 1,06 1,06 1,14 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,65 3,61 3,44 3,64 3, Informasi dan Komunikasi 0,97 0,96 0,92 0,91 0, Jasa Keuangan 3,15 3,24 3,21 3,28 3, Real Estate 1,45 1,41 1,39 1,49 1, Jasa Perusahaan 0,35 0,35 0,38 0,40 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,20 3,24 3,16 3,15 3, Jasa Pendidikan 2,83 3,37 3,58 3,85 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,52 0,57 0,57 0,62 0, Jasa Lainnya 2,11 1,93 1,98 2,13 2,14 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

318 Tabel 8.4. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Bogorejo Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 42,25 41,84 41,47 38,28 37, Pertambangan dan Penggalian 3,23 3,35 3,44 3,66 3, Industri Pengolahan 7,70 7,93 8,20 9,32 9, Pengadaan Listrik, Gas 0,26 0,28 0,29 0,29 0, Pengadaan Air 0,02 0,02 0,02 0,02 0, Konstruksi 7,12 7,34 7,29 7,50 7, Perdagangan 19,74 19,28 18,89 19,33 19, Transportasi dan Pergudangan 1,12 1,14 1,22 1,31 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,96 4,00 3,99 4,21 4, Informasi dan Komunikasi 1,04 1,10 1,16 1,27 1, Jasa Keuangan 3,08 3,05 3,04 3,13 3, Real Estate 1,53 1,52 1,57 1,67 1, Jasa Perusahaan 0,35 0,36 0,39 0,42 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,28 3,18 3,14 3,13 3, Jasa Pendidikan 2,66 3,02 3,20 3,54 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,52 0,54 0,55 0,61 0, Jasa Lainnya 2,15 2,04 2,16 2,30 2,29 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

319 Tabel 8.5. Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Bogorejo Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 1,05 3,43 2,55-5,99 1, Pertambangan dan Penggalian 3,26 8,16 6,19 8,38 7, Industri Pengolahan 1,62 7,67 6,91 15,73 2, Pengadaan Listrik, Gas 11,95 10,45 8,02 2,28-2, Pengadaan Air 7,49 1,97 2,80 3,70 1, Konstruksi 2,99 7,73 2,73 4,78 7, Perdagangan 4,66 2,04 1,36 4,20 5, Transportasi dan Pergudangan 0,26 6,82 10,75 9,17 6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,33 5,59 3,07 7,50 5, Informasi dan Komunikasi 10,03 10,25 9,78 11,55 6, Jasa Keuangan 2,22 3,48 2,96 5,09 4, Real Estate 5,76 3,92 6,86 8,59 6, Jasa Perusahaan 9,12 6,68 12,43 10,53 7, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 0,36 1,16 2,14 1,49 6, Jasa Pendidikan 21,45 18,51 9,32 12,96 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,99 9,43 5,87 11,39 6, Jasa Lainnya 2,20-1,15 9,46 8,51 3,96 Produk Domestik Regional Bruto 2,83 4,43 3,47 1,83 4,23 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

320 Tabel 8.6. Indeks Implisit PDRB Kecamatan Bogorejo Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 106,29 112,79 122,43 131,69 140, Pertambangan dan Penggalian 105,44 104,12 111,32 120,26 121, Industri Pengolahan 114,28 117,84 123,03 131,20 135, Pengadaan Listrik, Gas 100,21 99,40 93,93 94,36 97, Pengadaan Air 102,81 97,75 100,65 103,14 108, Konstruksi 105,90 108,35 115,59 126,32 130, Perdagangan 102,93 105,30 112,44 115,18 116, Transportasi dan Pergudangan 102,27 101,88 101,91 108,20 111, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 97,47 99,55 101,73 107,95 112, Informasi dan Komunikasi 99,13 96,90 93,54 89,52 89, Jasa Keuangan 108,16 117,14 124,40 130,53 137, Real Estate 100,58 102,62 104,57 110,70 114, Jasa Perusahaan 106,94 109,71 114,96 118,43 126, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 103,10 112,70 118,60 125,65 130, Jasa Pendidikan 112,20 123,05 131,86 135,42 137, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 107,28 116,62 121,68 127,90 133, Jasa Lainnya 103,50 104,73 108,21 115,47 121,49 Produk Domestik Regional Bruto 105,67 110,39 117,83 124,78 129,98 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

321 Tabel 8.7. Inflasi PDRB Kecamatan Bogorejo Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 6,29 6,11 8,55 7,57 6, Pertambangan dan Penggalian 5,44-1,26 6,92 8,04 1, Industri Pengolahan 14,28 3,11 4,41 6,64 2, Pengadaan Listrik, Gas 0,21-0,80-5,50 0,46 3, Pengadaan Air 2,81-4,92 2,97 2,47 4, Konstruksi 5,90 2,31 6,69 9,28 3, Perdagangan 2,93 2,30 6,79 2,44 1, Transportasi dan Pergudangan 2,27-0,38 0,03 6,17 3, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -2,53 2,13 2,19 6,11 4, Informasi dan Komunikasi -0,87-2,25-3,46-4,30-0, Jasa Keuangan 8,16 8,30 6,20 4,93 5, Real Estate 0,58 2,03 1,90 5,87 3, Jasa Perusahaan 6,94 2,59 4,79 3,02 6, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,10 9,32 5,23 5,94 3, Jasa Pendidikan 12,20 9,66 7,16 2,70 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,28 8,70 4,34 5,11 4, Jasa Lainnya 3,50 1,19 3,33 6,71 5,21 Produk Domestik Regional Bruto 5,67 4,46 6,74 5,89 4,17 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

322 Tabel 8.8. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Bogorejo Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Bogorejo (Juta Rp) , , , , ,31 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,25 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,63 Tabel 8.9. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Bogorejo Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Bogorejo (Juta Rp) , , , , ,55 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,25 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,66 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

323 Tabel 9.1. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jepon Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian , , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 252,75 277,74 285,40 298,16 301, Pengadaan Air 203,89 199,53 209,38 224,29 239, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 5.988, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 9.793, , , , , Jasa Perusahaan 2.161, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.819, , , , , Jasa Lainnya , , , , ,77 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,06 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

324 Tabel 9.2. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jepon Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian , , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 252,23 278,74 304,05 316,20 304, Pengadaan Air 200,00 201,66 202,70 212,05 216, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 5.996, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 9.763, , , , , Jasa Perusahaan 2.033, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.632, , , , , Jasa Lainnya , , , , ,00 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,89 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

325 Tabel 9.3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jepon Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 36,25 35,32 35,51 33,75 34, Pertambangan dan Penggalian 2,63 2,59 2,64 2,72 2, Industri Pengolahan 14,67 15,18 15,32 17,03 15, Pengadaan Listrik, Gas 0,04 0,04 0,04 0,04 0, Pengadaan Air 0,03 0,03 0,03 0,03 0, Konstruksi 5,08 5,20 5,09 5,25 5, Perdagangan 17,14 16,41 16,17 15,68 16, Transportasi dan Pergudangan 2,41 2,40 2,39 2,50 2, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,29 3,21 3,04 3,13 3, Informasi dan Komunikasi 1,03 1,02 0,97 0,94 0, Jasa Keuangan 3,79 3,93 3,86 3,80 3, Real Estate 1,68 1,63 1,60 1,65 1, Jasa Perusahaan 0,37 0,37 0,40 0,40 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,01 3,03 2,92 2,79 2, Jasa Pendidikan 6,11 7,29 7,67 7,86 7, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,48 0,52 0,52 0,55 0, Jasa Lainnya 1,98 1,82 1,84 1,88 1,91 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

326 Tabel 9.4. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jepon Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 36,43 34,92 34,11 31,62 31, Pertambangan dan Penggalian 2,65 2,74 2,75 2,80 2, Industri Pengolahan 13,69 14,37 14,72 16,26 14, Pengadaan Listrik, Gas 0,05 0,05 0,05 0,05 0, Pengadaan Air 0,04 0,04 0,03 0,03 0, Konstruksi 5,16 5,38 5,32 5,36 5, Perdagangan 17,60 17,31 17,47 17,47 18, Transportasi dan Pergudangan 2,53 2,58 2,71 2,83 2, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,42 3,46 3,39 3,52 3, Informasi dan Komunikasi 1,09 1,16 1,21 1,31 1, Jasa Keuangan 3,69 3,69 3,67 3,67 3, Real Estate 1,78 1,80 1,85 1,88 1, Jasa Perusahaan 0,37 0,38 0,41 0,43 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,10 2,99 2,88 2,77 2, Jasa Pendidikan 5,89 6,67 6,91 7,35 7, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,48 0,50 0,51 0,54 0, Jasa Lainnya 2,03 1,95 2,02 2,10 2,14 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

327 Tabel 9.5. Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Jepon Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 3,18 0,23 3,19-2,38 1, Pertambangan dan Penggalian 7,13 8,03 6,27 7,31 6, Industri Pengolahan 3,27 9,81 8,20 16,32-4, Pengadaan Listrik, Gas 11,12 10,51 9,08 4,00-3, Pengadaan Air 6,20 0,83 0,51 4,61 1, Konstruksi 3,14 9,09 4,45 6,00 8, Perdagangan 9,40 2,83 6,59 5,36 6, Transportasi dan Pergudangan 1,83 6,70 10,68 10,09 7, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,43 6,02 3,28 9,56 7, Informasi dan Komunikasi 10,45 10,84 10,51 14,11 9, Jasa Keuangan 4,43 4,74 4,88 5,31 4, Real Estate 7,01 5,81 8,29 7,39 5, Jasa Perusahaan 10,83 7,33 13,28 10,14 7, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 1,98 0,84 1,66 1,39 6, Jasa Pendidikan 21,16 18,40 9,38 12,00 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,79 9,63 6,31 12,54 7, Jasa Lainnya 3,80 0,21 9,26 9,68 5,08 Produk Domestik Regional Bruto 5,50 4,57 5,63 5,32 3,21 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

328 Tabel 9.6. Indeks Implisit PDRB Kecamatan Jepon Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 105,80 112,26 122,25 133,63 141, Pertambangan dan Penggalian 105,68 105,00 112,68 121,48 122, Industri Pengolahan 113,93 117,25 122,21 131,10 135, Pengadaan Listrik, Gas 100,21 99,64 93,87 94,30 98, Pengadaan Air 101,95 98,94 103,30 105,77 110, Konstruksi 104,77 107,19 112,32 122,61 126, Perdagangan 103,55 105,26 108,70 112,36 115, Transportasi dan Pergudangan 101,03 103,23 103,53 110,52 114, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 102,33 102,74 105,42 111,21 115, Informasi dan Komunikasi 99,87 97,44 93,70 89,83 89, Jasa Keuangan 109,13 118,20 123,68 129,75 136, Real Estate 100,31 100,72 101,90 109,87 115, Jasa Perusahaan 106,26 108,45 114,42 117,88 126, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 103,37 112,61 119,18 126,26 130, Jasa Pendidikan 110,25 121,27 130,33 133,96 135, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 107,08 115,51 120,32 126,69 132, Jasa Lainnya 103,50 103,46 107,15 112,26 115,96 Produk Domestik Regional Bruto 106,33 111,00 117,44 125,20 129,94 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

329 Tabel 9.7. Inflasi PDRB Kecamatan Jepon Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 5,80 6,11 8,89 9,31 6, Pertambangan dan Penggalian 5,68-0,65 7,32 7,80 1, Industri Pengolahan 13,93 2,92 4,23 7,27 3, Pengadaan Listrik, Gas 0,21-0,56-5,80 0,46 4, Pengadaan Air 1,95-2,95 4,40 2,40 4, Konstruksi 4,77 2,31 4,78 9,16 3, Perdagangan 3,55 1,65 3,27 3,37 2, Transportasi dan Pergudangan 1,03 2,18 0,29 6,75 4, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,33 0,40 2,61 5,49 3, Informasi dan Komunikasi -0,13-2,44-3,83-4,13-0, Jasa Keuangan 9,13 8,31 4,64 4,90 5, Real Estate 0,31 0,41 1,18 7,82 5, Jasa Perusahaan 6,26 2,06 5,51 3,03 6, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,37 8,93 5,84 5,94 3, Jasa Pendidikan 10,25 9,99 7,47 2,79 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,08 7,87 4,16 5,30 4, Jasa Lainnya 3,50-0,03 3,57 4,77 3,30 Produk Domestik Regional Bruto 6,33 4,40 5,80 6,61 3,78 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

330 Tabel 9.8. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Jepon Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Jepon (Juta Rp) , , , , ,06 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,34 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,28 Tabel 9.9. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Jepon Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Jepon (Juta Rp) , , , , ,89 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,34 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,85 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

331 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Blora Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 6.305, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 1.282, , , , , Pengadaan Air 1.142, , , , , Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi , , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate , , , , , Jasa Perusahaan 5.661, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , , , Jasa Lainnya , , , , ,76 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,94 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

332 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Blora Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 6.132, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 1.269, , , , , Pengadaan Air 1.122, , , , , Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi , , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate , , , , , Jasa Perusahaan 5.345, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , , , Jasa Lainnya , , , , ,32 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,76 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

333 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Blora Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 13,00 12,89 12,99 11,62 11, Pertambangan dan Penggalian 0,34 0,33 0,33 0,34 0, Industri Pengolahan 10,61 10,76 10,70 12,06 11, Pengadaan Listrik, Gas 0,07 0,07 0,06 0,06 0, Pengadaan Air 0,06 0,05 0,05 0,05 0, Konstruksi 3,11 3,23 3,15 3,30 3, Perdagangan 24,13 22,89 22,60 21,81 21, Transportasi dan Pergudangan 5,18 5,06 5,11 5,38 5, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,74 4,55 4,36 4,50 4, Informasi dan Komunikasi 2,26 2,21 2,13 2,06 2, Jasa Keuangan 4,30 4,42 4,40 4,43 4, Real Estate 1,82 1,77 1,75 1,80 1, Jasa Perusahaan 0,31 0,30 0,33 0,34 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 11,88 11,83 11,50 11,04 11, Jasa Pendidikan 10,40 12,22 12,99 13,39 13, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,08 2,25 2,26 2,38 2, Jasa Lainnya 5,70 5,16 5,29 5,44 5,43 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

334 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Blora Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 12,79 12,30 11,87 10,44 10, Pertambangan dan Penggalian 0,35 0,35 0,34 0,34 0, Industri Pengolahan 10,31 10,60 10,69 11,30 10, Pengadaan Listrik, Gas 0,07 0,08 0,08 0,07 0, Pengadaan Air 0,06 0,06 0,06 0,06 0, Konstruksi 3,12 3,28 3,27 3,22 3, Perdagangan 23,98 23,39 23,44 23,33 23, Transportasi dan Pergudangan 5,48 5,57 5,78 6,01 6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,79 4,79 4,65 4,79 4, Informasi dan Komunikasi 2,33 2,44 2,55 2,71 2, Jasa Keuangan 4,29 4,25 4,17 4,22 4, Real Estate 1,92 1,93 1,96 2,01 2, Jasa Perusahaan 0,31 0,31 0,33 0,35 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 12,33 11,65 11,23 10,65 10, Jasa Pendidikan 9,86 11,25 11,61 12,30 12, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,10 2,18 2,21 2,33 2, Jasa Lainnya 5,92 5,57 5,76 5,87 5,79 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

335 Tabel Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Blora Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 1,93 2,19 2,73-6,23 2, Pertambangan dan Penggalian 7,24 5,77 4,71 5,68 4, Industri Pengolahan 3,88 9,29 7,30 12,73 0, Pengadaan Listrik, Gas 9,80 10,53 7,27 4,23-2, Pengadaan Air 6,51-5,09 3,23 5,62 2, Konstruksi 2,71 11,91 5,81 5,17 8, Perdagangan 6,54 3,63 6,68 6,19 7, Transportasi dan Pergudangan 2,74 8,03 10,27 11,01 8, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,75 6,28 3,35 9,83 8, Informasi dan Komunikasi 9,50 11,62 11,15 13,41 8, Jasa Keuangan 7,37 5,28 4,56 7,88 7, Real Estate 6,90 6,92 8,10 9,50 7, Jasa Perusahaan 12,22 7,86 14,54 11,54 8, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,15 0,38 2,58 1,23 6, Jasa Pendidikan 21,70 21,18 9,84 13,03 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 11,00 10,68 7,68 12,73 7, Jasa Lainnya 3,87 0,01 10,03 8,66 4,10 Produk Domestik Regional Bruto 6,02 6,26 6,42 6,69 5,55 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

336 Tabel Indeks Implisit PDRB Kecamatan Blora Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 107,51 115,61 125,84 135,21 144, Pertambangan dan Penggalian 102,81 102,68 109,45 120,02 123, Industri Pengolahan 108,88 111,93 115,12 129,68 140, Pengadaan Listrik, Gas 101,02 99,99 95,37 95,81 100, Pengadaan Air 101,82 99,29 99,48 101,78 106, Konstruksi 105,45 108,56 111,09 124,57 132, Perdagangan 106,45 108,01 110,92 113,54 115, Transportasi dan Pergudangan 99,94 100,22 101,78 108,70 113, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 104,67 104,75 107,82 114,16 119, Informasi dan Komunikasi 102,70 99,82 96,28 92,29 91, Jasa Keuangan 106,09 114,87 121,49 127,56 134, Real Estate 100,51 101,16 102,52 108,50 111, Jasa Perusahaan 105,90 107,99 113,08 116,46 124, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 101,94 112,11 117,92 125,94 131, Jasa Pendidikan 111,56 119,91 128,72 132,29 134, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 105,05 113,48 117,73 123,96 129, Jasa Lainnya 101,86 102,24 105,63 112,70 118,57 Produk Domestik Regional Bruto 105,77 110,33 115,06 121,47 126,44 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

337 Tabel Inflasi PDRB Kecamatan Blora Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 7,51 7,54 8,84 7,45 6, Pertambangan dan Penggalian 2,81-0,13 6,59 9,66 2, Industri Pengolahan 8,88 2,79 2,85 12,65 8, Pengadaan Listrik, Gas 1,02-1,02-4,62 0,46 5, Pengadaan Air 1,82-2,48 0,19 2,32 4, Konstruksi 5,45 2,95 2,33 12,13 6, Perdagangan 6,45 1,47 2,69 2,36 2, Transportasi dan Pergudangan -0,06 0,28 1,56 6,79 4, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,67 0,07 2,94 5,88 4, Informasi dan Komunikasi 2,70-2,81-3,54-4,15-0, Jasa Keuangan 6,09 8,27 5,76 4,99 5, Real Estate 0,51 0,64 1,35 5,83 3, Jasa Perusahaan 5,90 1,97 4,72 2,99 6, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 1,94 9,97 5,19 6,80 4, Jasa Pendidikan 11,56 7,48 7,35 2,77 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,05 8,03 3,75 5,29 4, Jasa Lainnya 1,86 0,37 3,31 6,70 5,20 Produk Domestik Regional Bruto 5,77 4,31 4,29 5,57 4,10 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

338 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Blora Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Blora (Juta Rp) , , , , ,94 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,85 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,14 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Blora Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Blora (Juta Rp) , , , , ,76 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,85 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,07 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

339 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Banjarejo Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 6.655, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 338,23 371,74 379,17 393,15 400, Pengadaan Air 27,22 26,89 28,49 31,01 33, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 5.961, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 4.426, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 6.775, , , , , Jasa Perusahaan 1.320, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.209, , , , , Jasa Lainnya 9.008, , , , ,13 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,40 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

340 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Banjarejo Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 6.340, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 337,52 375,34 404,34 417,34 403, Pengadaan Air 26,51 26,84 27,47 29,23 30, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 5.846, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 4.520, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 6.762, , , , , Jasa Perusahaan 1.238, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.064, , , , , Jasa Lainnya 8.703, , , , ,55 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,90 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

341 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Banjarejo Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 44,96 43,59 44,00 42,26 42, Pertambangan dan Penggalian 1,83 1,86 1,92 1,99 1, Industri Pengolahan 7,09 7,36 7,42 8,34 8, Pengadaan Listrik, Gas 0,09 0,10 0,09 0,08 0, Pengadaan Air 0,01 0,01 0,01 0,01 0, Konstruksi 7,34 7,68 7,57 7,89 8, Perdagangan 16,26 15,93 15,62 15,30 15, Transportasi dan Pergudangan 1,64 1,64 1,63 1,74 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,10 3,11 2,96 3,08 3, Informasi dan Komunikasi 1,22 1,24 1,19 1,17 1, Jasa Keuangan 4,16 4,40 4,35 4,49 4, Real Estate 1,87 1,87 1,85 1,95 1, Jasa Perusahaan 0,36 0,37 0,40 0,41 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,72 3,85 3,73 3,63 3, Jasa Pendidikan 3,27 3,99 4,22 4,45 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,61 0,68 0,68 0,72 0, Jasa Lainnya 2,48 2,33 2,37 2,49 2,49 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

342 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Banjarejo Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 43,51 42,30 41,82 39,25 38, Pertambangan dan Penggalian 1,88 1,98 2,03 2,12 2, Industri Pengolahan 6,82 7,10 7,30 8,13 7, Pengadaan Listrik, Gas 0,10 0,11 0,11 0,11 0, Pengadaan Air 0,01 0,01 0,01 0,01 0, Konstruksi 7,52 7,93 7,83 7,94 8, Perdagangan 16,88 16,62 16,41 16,70 17, Transportasi dan Pergudangan 1,73 1,79 1,90 2,02 2, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,42 3,50 3,48 3,63 3, Informasi dan Komunikasi 1,34 1,44 1,52 1,67 1, Jasa Keuangan 4,21 4,24 4,26 4,46 4, Real Estate 2,00 2,06 2,13 2,26 2, Jasa Perusahaan 0,37 0,38 0,41 0,44 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,88 3,79 3,73 3,65 3, Jasa Pendidikan 3,14 3,61 3,80 4,14 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,61 0,65 0,67 0,72 0, Jasa Lainnya 2,58 2,47 2,61 2,74 2,73 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

343 Tabel Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Banjarejo Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian -2,74 0,26 2,92-3,27 1, Pertambangan dan Penggalian 2,97 8,69 6,81 7,59 6, Industri Pengolahan 1,85 7,41 7,01 14,75 1, Pengadaan Listrik, Gas 11,96 11,20 7,73 3,22-3, Pengadaan Air 6,01 1,22 2,35 6,41 3, Konstruksi 1,04 8,75 2,80 4,59 7, Perdagangan 3,80 1,59 2,74 4,93 5, Transportasi dan Pergudangan 0,89 6,61 10,43 9,57 6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,52 5,64 3,25 7,50 5, Informasi dan Komunikasi 10,13 11,17 9,68 12,92 8, Jasa Keuangan 2,50 3,85 4,43 8,09 7, Real Estate 6,07 5,86 7,60 9,61 7, Jasa Perusahaan 10,08 6,46 13,43 9,85 7, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 0,16 0,80 2,39 0,86 5, Jasa Pendidikan 20,87 18,47 9,47 12,45 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,89 9,89 6,23 10,95 5, Jasa Lainnya 3,28-1,08 9,84 8,20 3,66 Produk Domestik Regional Bruto 0,86 3,12 4,11 3,06 3,99 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

344 Tabel Indeks Implisit PDRB Kecamatan Banjarejo Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 111,17 114,28 124,41 135,47 145, Pertambangan dan Penggalian 104,96 104,36 111,76 118,10 116, Industri Pengolahan 111,91 114,85 120,14 129,06 133, Pengadaan Listrik, Gas 100,21 99,04 93,78 94,20 99, Pengadaan Air 102,66 100,21 103,74 106,08 111, Konstruksi 105,00 107,43 114,37 125,00 129, Perdagangan 103,65 106,30 112,56 115,27 117, Transportasi dan Pergudangan 101,97 101,44 101,59 108,42 112, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 97,41 98,39 100,82 106,98 111, Informasi dan Komunikasi 97,92 95,45 92,20 88,16 87, Jasa Keuangan 106,16 114,98 120,82 126,65 132, Real Estate 100,18 100,64 102,65 108,53 111, Jasa Perusahaan 106,60 109,74 114,22 117,69 125, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 103,15 112,51 118,15 125,17 129, Jasa Pendidikan 111,84 122,57 131,51 135,02 136, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 106,99 115,88 120,51 126,98 132, Jasa Lainnya 103,50 104,38 107,48 114,46 120,19 Produk Domestik Regional Bruto 107,59 110,91 118,24 125,85 131,61 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

345 Tabel Inflasi PDRB Kecamatan Banjarejo Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 11,17 2,79 8,87 8,89 7, Pertambangan dan Penggalian 4,96-0,57 7,09 5,67-0, Industri Pengolahan 11,91 2,63 4,60 7,43 3, Pengadaan Listrik, Gas 0,21-1,16-5,32 0,46 5, Pengadaan Air 2,66-2,39 3,52 2,26 4, Konstruksi 5,00 2,32 6,46 9,29 3, Perdagangan 3,65 2,56 5,89 2,41 2, Transportasi dan Pergudangan 1,97-0,52 0,15 6,72 3, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -2,59 1,01 2,46 6,11 4, Informasi dan Komunikasi -2,08-2,52-3,40-4,39-0, Jasa Keuangan 6,16 8,30 5,08 4,83 4, Real Estate 0,18 0,46 2,00 5,73 2, Jasa Perusahaan 6,60 2,94 4,08 3,03 6, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,15 9,07 5,01 5,94 3, Jasa Pendidikan 11,84 9,60 7,29 2,67 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,99 8,31 4,00 5,36 4, Jasa Lainnya 3,50 0,85 2,96 6,50 5,00 Produk Domestik Regional Bruto 7,59 3,08 6,61 6,43 4,58 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

346 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Banjarejo Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Banjarejo (Juta Rp) , , , , ,40 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,34 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,19 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Banjarejo Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Banjarejo (Juta Rp) , , , , ,90 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,34 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,16 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

347 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Tunjungan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 9.634, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 312,94 343,18 350,13 364,93 372, Pengadaan Air 25,22 24,68 25,97 28,36 30, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 3.645, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 3.506, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 5.625, , , , , Jasa Perusahaan 1.238, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.725, , , , , Jasa Lainnya 7.116, , , , ,21 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,05 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

348 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Tunjungan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 9.297, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 312,28 344,04 371,75 385,69 378, Pengadaan Air 24,22 24,65 25,05 26,76 27, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 3.544, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 3.536, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 5.582, , , , , Jasa Perusahaan 1.158, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.621, , , , , Jasa Lainnya 6.875, , , , ,77 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,98 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

349 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Tunjungan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 32,71 31,99 31,86 29,29 29, Pertambangan dan Penggalian 1,92 1,86 1,89 1,95 1, Industri Pengolahan 23,18 22,81 22,83 25,15 24, Pengadaan Listrik, Gas 0,06 0,06 0,06 0,05 0, Pengadaan Air 0,01 0,00 0,00 0,00 0, Konstruksi 3,86 3,80 3,70 3,74 3, Perdagangan 11,41 10,58 10,24 9,72 9, Transportasi dan Pergudangan 0,73 0,68 0,67 0,70 0, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,21 2,11 1,98 1,99 2, Informasi dan Komunikasi 0,70 0,67 0,63 0,61 0, Jasa Keuangan 2,40 2,43 2,38 2,35 2, Real Estate 1,12 1,06 1,03 1,05 1, Jasa Perusahaan 0,25 0,24 0,26 0,26 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,11 2,06 1,97 1,86 1, Jasa Pendidikan 15,58 18,03 18,86 19,59 19, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,34 0,37 0,36 0,37 0, Jasa Lainnya 1,42 1,26 1,27 1,32 1,35 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

350 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Tunjungan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 32,84 31,89 31,05 28,19 27, Pertambangan dan Penggalian 1,99 2,01 2,04 2,06 2, Industri Pengolahan 22,28 22,34 22,69 24,19 23, Pengadaan Listrik, Gas 0,07 0,07 0,07 0,07 0, Pengadaan Air 0,01 0,00 0,00 0,00 0, Konstruksi 3,93 3,97 3,93 3,91 4, Perdagangan 11,94 11,31 11,09 11,01 11, Transportasi dan Pergudangan 0,76 0,75 0,79 0,82 0, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,33 2,29 2,25 2,28 2, Informasi dan Komunikasi 0,76 0,79 0,82 0,88 0, Jasa Keuangan 2,47 2,41 2,39 2,41 2, Real Estate 1,20 1,18 1,21 1,25 1, Jasa Perusahaan 0,25 0,25 0,27 0,28 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,20 2,07 2,02 1,93 1, Jasa Pendidikan 15,17 16,96 17,61 18,88 19, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,35 0,35 0,36 0,38 0, Jasa Lainnya 1,47 1,36 1,42 1,47 1,49 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

351 Tabel Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Tunjungan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian -1,49 4,35 2,78-4,07 1, Pertambangan dan Penggalian 6,62 8,15 7,04 6,92 6, Industri Pengolahan 1,53 7,74 7,21 12,65 0, Pengadaan Listrik, Gas 12,54 10,17 8,05 3,75-1, Pengadaan Air 5,22 1,77 1,64 6,82 4, Konstruksi 0,74 8,43 4,67 4,95 7, Perdagangan 8,10 1,79 3,53 4,88 5, Transportasi dan Pergudangan 0,05 6,54 10,51 10,30 7, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,66 5,65 3,65 7,44 5, Informasi dan Komunikasi 10,20 11,27 10,13 13,54 8, Jasa Keuangan 3,63 5,11 4,49 6,66 6, Real Estate 6,80 5,91 7,91 9,31 7, Jasa Perusahaan 10,19 6,92 14,06 9,15 6, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb -0,28 1,16 2,74 0,98 5, Jasa Pendidikan 20,75 20,14 9,60 13,26 6, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,58 8,91 6,34 11,86 6, Jasa Lainnya 3,61-1,08 10,06 9,44 4,85 Produk Domestik Regional Bruto 4,07 7,44 5,55 5,67 3,35 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

352 Tabel Indeks Implisit PDRB Kecamatan Tunjungan Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 107,28 112,97 122,92 133,38 143, Pertambangan dan Penggalian 103,62 104,39 111,49 121,35 123, Industri Pengolahan 112,06 115,01 120,55 133,44 142, Pengadaan Listrik, Gas 100,21 99,75 94,18 94,62 98, Pengadaan Air 104,12 100,13 103,65 105,95 110, Konstruksi 105,82 107,82 112,64 123,07 127, Perdagangan 102,94 105,36 110,63 113,30 115, Transportasi dan Pergudangan 102,84 101,38 101,65 108,31 112, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 102,45 103,65 105,69 111,62 116, Informasi dan Komunikasi 99,18 96,25 92,14 88,26 87, Jasa Keuangan 104,72 113,41 119,16 125,15 131, Real Estate 100,78 101,09 102,25 108,37 111, Jasa Perusahaan 106,88 110,31 115,19 118,70 126, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 103,09 111,76 117,15 124,11 128, Jasa Pendidikan 110,63 119,70 128,28 133,21 136, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 106,42 116,69 121,25 127,58 133, Jasa Lainnya 103,50 104,71 107,65 115,47 122,11 Produk Domestik Regional Bruto 107,70 112,63 119,80 128,36 134,94 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

353 Tabel Inflasi PDRB Kecamatan Tunjungan Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 7,28 5,31 8,80 8,51 7, Pertambangan dan Penggalian 3,62 0,74 6,81 8,84 1, Industri Pengolahan 12,06 2,63 4,82 10,70 6, Pengadaan Listrik, Gas 0,21-0,46-5,58 0,46 4, Pengadaan Air 4,12-3,83 3,51 2,23 4, Konstruksi 5,82 1,89 4,47 9,26 3, Perdagangan 2,94 2,35 5,01 2,41 2, Transportasi dan Pergudangan 2,84-1,42 0,26 6,56 3, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,45 1,18 1,97 5,61 4, Informasi dan Komunikasi -0,82-2,95-4,27-4,21-0, Jasa Keuangan 4,72 8,30 5,07 5,02 5, Real Estate 0,78 0,30 1,15 5,99 3, Jasa Perusahaan 6,88 3,21 4,42 3,05 6, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,09 8,40 4,82 5,94 3, Jasa Pendidikan 10,63 8,20 7,16 3,85 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,42 9,66 3,91 5,22 4, Jasa Lainnya 3,50 1,17 2,81 7,26 5,76 Produk Domestik Regional Bruto 7,70 4,58 6,37 7,15 5,13 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

354 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Tunjungan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Tunjungan (Juta Rp) , , , , ,05 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,43 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,18 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Tunjungan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Tunjungan (Juta Rp) , , , , ,98 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,43 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,82 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

355 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Japah Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 9.906, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 249,41 273,05 278,46 288,36 298, Pengadaan Air 19,94 19,50 20,47 21,73 23, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 3.215, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.842, , , , , Informasi dan Komunikasi 2.320, , , , , Jasa Keuangan 8.631, , , , , Real Estate 3.962, , , , , Jasa Perusahaan 885,78 967, , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8.554, , , , , Jasa Pendidikan 7.498, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.406, , , , , Jasa Lainnya 5.666, , , , ,40 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,16 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

356 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Japah Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 9.582, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 247,76 272,49 294,63 303,72 294, Pengadaan Air 19,13 19,30 19,92 20,63 20, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 3.139, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.853, , , , , Informasi dan Komunikasi 2.371, , , , , Jasa Keuangan 8.168, , , , , Real Estate 3.946, , , , , Jasa Perusahaan 823,54 874,49 983, , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8.300, , , , , Jasa Pendidikan 6.763, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.312, , , , , Jasa Lainnya 5.474, , , , ,77 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,87 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

357 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Japah Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 55,39 55,10 55,15 52,89 53, Pertambangan dan Penggalian 3,63 3,64 3,77 4,16 4, Industri Pengolahan 8,38 8,54 8,61 9,42 8, Pengadaan Listrik, Gas 0,09 0,09 0,09 0,08 0, Pengadaan Air 0,01 0,01 0,01 0,01 0, Konstruksi 6,11 6,26 6,17 6,55 6, Perdagangan 9,16 8,73 8,56 8,47 8, Transportasi dan Pergudangan 1,18 1,14 1,13 1,22 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,78 1,74 1,66 1,76 1, Informasi dan Komunikasi 0,85 0,84 0,81 0,81 0, Jasa Keuangan 3,17 3,26 3,23 3,30 3, Real Estate 1,45 1,41 1,40 1,49 1, Jasa Perusahaan 0,32 0,33 0,35 0,37 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,14 3,17 3,08 3,06 3, Jasa Pendidikan 2,75 3,27 3,48 3,72 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,52 0,56 0,56 0,61 0, Jasa Lainnya 2,08 1,91 1,94 2,07 2,08 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

358 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Japah Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 55,78 55,09 54,32 51,27 50, Pertambangan dan Penggalian 3,67 3,86 3,99 4,25 4, Industri Pengolahan 7,86 8,13 8,39 9,48 9, Pengadaan Listrik, Gas 0,09 0,10 0,10 0,11 0, Pengadaan Air 0,01 0,01 0,01 0,01 0, Konstruksi 6,03 6,30 6,31 6,53 6, Perdagangan 9,24 8,98 8,92 9,27 9, Transportasi dan Pergudangan 1,20 1,22 1,29 1,39 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,86 1,88 1,87 2,00 2, Informasi dan Komunikasi 0,91 0,96 1,02 1,13 1, Jasa Keuangan 3,13 3,10 3,07 3,19 3, Real Estate 1,51 1,52 1,58 1,69 1, Jasa Perusahaan 0,32 0,32 0,35 0,38 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,18 3,08 3,03 3,03 3, Jasa Pendidikan 2,59 2,94 3,11 3,45 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,50 0,52 0,54 0,59 0, Jasa Lainnya 2,10 1,98 2,10 2,23 2,22 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

359 Tabel Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Japah Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 5,35 3,02 1,80-4,61 2, Pertambangan dan Penggalian 4,29 9,65 6,79 7,41 6, Industri Pengolahan 2,02 7,96 6,54 14,24 1, Pengadaan Listrik, Gas 12,72 9,98 8,13 3,09-2, Pengadaan Air 4,87 0,89 3,22 3,59 0, Konstruksi 1,32 8,91 3,34 4,62 7, Perdagangan 4,59 1,38 2,62 5,03 5, Transportasi dan Pergudangan 0,28 5,81 9,23 8,61 5, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,64 5,52 2,71 7,70 6, Informasi dan Komunikasi 10,55 10,12 9,31 12,58 7, Jasa Keuangan 2,26 3,38 2,18 4,98 4, Real Estate 4,96 4,94 6,99 7,99 6, Jasa Perusahaan 8,91 6,19 12,49 10,16 7, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb -0,18 1,01 1,57 1,11 5, Jasa Pendidikan 21,16 18,21 9,33 11,98 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,79 8,80 5,80 11,06 5, Jasa Lainnya 2,13-1,70 9,43 7,64 3,13 Produk Domestik Regional Bruto 4,70 4,31 3,25 1,05 3,60 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

360 Tabel Indeks Implisit PDRB Kecamatan Japah Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 103,81 109,03 118,21 127,96 136, Pertambangan dan Penggalian 103,38 102,81 110,03 121,53 122, Industri Pengolahan 111,52 114,45 119,53 123,20 122, Pengadaan Listrik, Gas 100,66 100,21 94,51 94,94 101, Pengadaan Air 104,27 101,06 102,78 105,32 110, Konstruksi 105,88 108,33 113,96 124,54 129, Perdagangan 103,63 106,03 111,71 113,31 114, Transportasi dan Pergudangan 102,45 101,39 102,00 108,83 113, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 99,79 100,82 103,30 109,41 114, Informasi dan Komunikasi 97,86 95,84 92,29 88,31 87, Jasa Keuangan 105,66 114,44 122,39 128,45 134, Real Estate 100,43 101,29 103,20 109,65 113, Jasa Perusahaan 107,56 110,59 115,59 119,08 127, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 103,06 112,05 118,29 125,32 129, Jasa Pendidikan 110,87 121,33 130,21 133,75 135, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 107,19 117,32 121,93 128,47 134, Jasa Lainnya 103,50 105,07 107,98 115,16 121,10 Produk Domestik Regional Bruto 104,55 109,01 116,43 124,04 129,65 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

361 Tabel Inflasi PDRB Kecamatan Japah Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 3,81 5,04 8,42 8,25 6, Pertambangan dan Penggalian 3,38-0,55 7,02 10,45 0, Industri Pengolahan 11,52 2,64 4,44 3,07-0, Pengadaan Listrik, Gas 0,66-0,45-5,69 0,46 6, Pengadaan Air 4,27-3,08 1,70 2,48 4, Konstruksi 5,88 2,31 5,19 9,29 3, Perdagangan 3,63 2,32 5,36 1,43 1, Transportasi dan Pergudangan 2,45-1,03 0,60 6,69 3, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -0,21 1,04 2,46 5,92 4, Informasi dan Komunikasi -2,14-2,06-3,71-4,31-0, Jasa Keuangan 5,66 8,30 6,95 4,95 5, Real Estate 0,43 0,85 1,89 6,26 3, Jasa Perusahaan 7,56 2,82 4,52 3,03 6, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,06 8,72 5,57 5,94 3, Jasa Pendidikan 10,87 9,44 7,32 2,72 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,19 9,45 3,94 5,36 4, Jasa Lainnya 3,50 1,51 2,77 6,65 5,16 Produk Domestik Regional Bruto 4,55 4,27 6,81 6,54 4,52 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

362 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Japah Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Japah (Juta Rp) , , , , ,16 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,55 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,75 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Japah Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Japah (Juta Rp) , , , , ,87 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,55 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,98 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

363 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Ngawen Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian , , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 382,98 423,00 430,18 448,07 464, Pengadaan Air 280,13 275,86 289,96 310,92 332, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 6.894, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 9.301, , , , , Jasa Perusahaan 2.072, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3.046, , , , , Jasa Lainnya , , , , ,80 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,32 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

364 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Ngawen Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian , , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 381,70 423,90 456,17 472,97 459, Pengadaan Air 271,78 274,91 277,67 290,80 296, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 6.961, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 9.276, , , , , Jasa Perusahaan 1.935, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.854, , , , , Jasa Lainnya , , , , ,13 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,36 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

365 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Ngawen Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 29,82 31,08 31,30 29,76 29, Pertambangan dan Penggalian 1,46 1,45 1,49 1,54 1, Industri Pengolahan 16,57 16,77 16,98 18,73 18, Pengadaan Listrik, Gas 0,05 0,05 0,05 0,04 0, Pengadaan Air 0,04 0,03 0,03 0,03 0, Konstruksi 4,24 4,36 4,31 4,43 4, Perdagangan 28,05 26,46 26,20 25,46 25, Transportasi dan Pergudangan 2,70 2,61 2,62 2,76 2, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,46 5,28 5,05 5,18 5, Informasi dan Komunikasi 0,89 0,87 0,84 0,81 0, Jasa Keuangan 2,71 2,80 2,78 2,80 2, Real Estate 1,20 1,15 1,14 1,17 1, Jasa Perusahaan 0,27 0,27 0,28 0,29 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,44 2,46 2,39 2,28 2, Jasa Pendidikan 2,12 2,49 2,64 2,74 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,39 0,42 0,42 0,45 0, Jasa Lainnya 1,60 1,44 1,47 1,52 1,53 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

366 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Ngawen Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 30,62 30,33 29,67 27,33 26, Pertambangan dan Penggalian 1,48 1,53 1,55 1,59 1, Industri Pengolahan 15,60 16,09 16,40 18,09 17, Pengadaan Listrik, Gas 0,05 0,05 0,06 0,05 0, Pengadaan Air 0,04 0,04 0,03 0,03 0, Konstruksi 4,23 4,42 4,39 4,37 4, Perdagangan 28,16 27,58 27,64 27,75 28, Transportasi dan Pergudangan 2,77 2,80 2,97 3,08 3, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,47 5,48 5,38 5,53 5, Informasi dan Komunikasi 0,94 0,98 1,03 1,10 1, Jasa Keuangan 2,63 2,60 2,60 2,63 2, Real Estate 1,25 1,26 1,29 1,34 1, Jasa Perusahaan 0,26 0,27 0,29 0,30 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,50 2,40 2,35 2,24 2, Jasa Pendidikan 1,99 2,25 2,35 2,51 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,39 0,40 0,40 0,43 0, Jasa Lainnya 1,61 1,52 1,59 1,63 1,63 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

367 Tabel Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Ngawen Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 6,07 4,54 2,70-2,77 1, Pertambangan dan Penggalian 7,02 9,01 6,46 8,28 7, Industri Pengolahan 2,55 8,81 7,01 16,38 0, Pengadaan Listrik, Gas 12,09 11,05 7,61 3,68-2, Pengadaan Air 5,98 1,15 1,01 4,73 2, Konstruksi 1,10 10,11 4,40 4,94 7, Perdagangan 9,05 3,35 5,23 5,94 6, Transportasi dan Pergudangan 0,58 6,82 11,10 9,69 6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,25 5,76 3,06 8,34 6, Informasi dan Komunikasi 10,24 10,47 10,23 12,44 7, Jasa Keuangan 5,13 4,49 4,79 7,01 6, Real Estate 6,39 5,92 8,06 8,95 7, Jasa Perusahaan 10,34 7,06 13,41 10,97 8, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,14 1,24 2,64 0,59 5, Jasa Pendidikan 21,33 19,20 9,48 12,70 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,48 9,78 6,03 12,04 6, Jasa Lainnya 2,22-0,71 9,82 8,54 3,99 Produk Domestik Regional Bruto 5,99 5,53 4,98 5,55 4,02 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

368 Tabel Indeks Implisit PDRB Kecamatan Ngawen Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 101,79 112,20 121,95 133,08 141, Pertambangan dan Penggalian 103,58 104,17 111,28 118,36 117, Industri Pengolahan 110,97 114,10 119,70 126,64 133, Pengadaan Listrik, Gas 100,33 99,79 94,30 94,73 101, Pengadaan Air 103,07 100,35 104,43 106,92 112, Konstruksi 104,83 108,20 113,57 124,09 128, Perdagangan 104,13 105,04 109,57 112,17 115, Transportasi dan Pergudangan 101,91 102,07 102,16 109,49 114, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 104,24 105,39 108,46 114,59 119, Informasi dan Komunikasi 99,04 96,90 93,54 89,58 89, Jasa Keuangan 107,73 117,69 123,68 129,79 136, Real Estate 100,27 100,28 101,58 107,47 110, Jasa Perusahaan 107,12 109,58 114,49 117,93 126, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 102,05 112,14 117,65 124,64 129, Jasa Pendidikan 111,00 121,20 130,11 133,63 135, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 106,72 115,98 120,91 127,34 133, Jasa Lainnya 103,50 104,00 107,18 114,08 119,72 Produk Domestik Regional Bruto 104,53 109,49 115,61 122,24 127,48 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

369 Tabel Inflasi PDRB Kecamatan Ngawen Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 1,79 10,23 8,69 9,13 6, Pertambangan dan Penggalian 3,58 0,57 6,83 6,36-0, Industri Pengolahan 10,97 2,82 4,91 5,79 5, Pengadaan Listrik, Gas 0,33-0,55-5,50 0,46 6, Pengadaan Air 3,07-2,64 4,07 2,39 4, Konstruksi 4,83 3,22 4,96 9,26 3, Perdagangan 4,13 0,88 4,31 2,37 2, Transportasi dan Pergudangan 1,91 0,16 0,09 7,17 4, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,24 1,10 2,91 5,66 4, Informasi dan Komunikasi -0,96-2,15-3,47-4,24-0, Jasa Keuangan 7,73 9,24 5,09 4,94 5, Real Estate 0,27 0,01 1,30 5,80 3, Jasa Perusahaan 7,12 2,29 4,49 3,01 6, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,05 9,89 4,91 5,94 3, Jasa Pendidikan 11,00 9,19 7,35 2,71 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,72 8,68 4,25 5,32 4, Jasa Lainnya 3,50 0,48 3,06 6,44 4,95 Produk Domestik Regional Bruto 4,53 4,74 5,59 5,74 4,28 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

370 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Ngawen Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Ngawen (Juta Rp) , , , , ,32 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,60 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,16 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Ngawen Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Ngawen (Juta Rp) , , , , ,36 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,60 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,36 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

371 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kunduran Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 5.346, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 406,99 445,91 454,01 470,96 477, Pengadaan Air 424,45 409,16 437,75 468,92 501, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 4.749, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate , , , , , Jasa Perusahaan 2.423, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3.015, , , , , Jasa Lainnya , , , , ,48 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,07 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

372 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kunduran Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 5.056, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 405,45 446,25 481,14 496,84 479, Pengadaan Air 415,01 419,93 423,98 443,54 452, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 4.866, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate , , , , , Jasa Perusahaan 2.257, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.797, , , , , Jasa Lainnya , , , , ,60 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,68 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

373 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kunduran Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 49,38 48,18 48,49 46,03 46, Pertambangan dan Penggalian 0,71 0,71 0,72 0,75 0, Industri Pengolahan 17,71 18,37 18,50 20,52 19, Pengadaan Listrik, Gas 0,05 0,05 0,05 0,05 0, Pengadaan Air 0,06 0,05 0,05 0,05 0, Konstruksi 4,53 4,87 4,78 5,00 5, Perdagangan 11,62 11,30 11,04 10,79 10, Transportasi dan Pergudangan 1,52 1,50 1,50 1,58 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,23 2,23 2,12 2,19 2, Informasi dan Komunikasi 0,63 0,63 0,60 0,58 0, Jasa Keuangan 3,16 3,33 3,28 3,32 3, Real Estate 1,44 1,42 1,39 1,46 1, Jasa Perusahaan 0,32 0,33 0,35 0,36 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,47 2,51 2,43 2,36 2, Jasa Pendidikan 2,16 2,60 2,75 2,90 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,40 0,44 0,44 0,47 0, Jasa Lainnya 1,61 1,49 1,52 1,59 1,61 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

374 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kunduran Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 48,60 47,54 46,81 43,63 43, Pertambangan dan Penggalian 0,72 0,75 0,77 0,81 0, Industri Pengolahan 17,29 17,99 18,50 20,52 20, Pengadaan Listrik, Gas 0,06 0,06 0,06 0,06 0, Pengadaan Air 0,06 0,06 0,06 0,06 0, Konstruksi 4,68 4,95 4,95 5,06 5, Perdagangan 12,03 11,81 11,70 11,92 12, Transportasi dan Pergudangan 1,61 1,64 1,74 1,83 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,39 2,42 2,38 2,48 2, Informasi dan Komunikasi 0,70 0,74 0,78 0,85 0, Jasa Keuangan 3,25 3,24 3,23 3,33 3, Real Estate 1,55 1,57 1,62 1,72 1, Jasa Perusahaan 0,32 0,33 0,36 0,38 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,59 2,52 2,47 2,42 2, Jasa Pendidikan 2,08 2,36 2,48 2,71 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,40 0,42 0,42 0,46 0, Jasa Lainnya 1,68 1,60 1,67 1,75 1,76 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

375 Tabel Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Kunduran Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian -2,63 1,94 2,77-3,74 1, Pertambangan dan Penggalian 5,10 8,40 6,32 8,50 7, Industri Pengolahan 2,69 8,43 7,35 14,55 1, Pengadaan Listrik, Gas 12,27 10,06 7,82 3,26-3, Pengadaan Air 7,08 1,18 0,96 4,61 1, Konstruksi 0,17 10,43 4,30 5,60 8, Perdagangan 6,17 2,35 3,42 5,20 4, Transportasi dan Pergudangan 0,85 6,42 10,50 8,97 6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,75 5,61 2,61 7,79 6, Informasi dan Komunikasi 9,96 10,71 10,03 12,61 7, Jasa Keuangan 4,39 4,00 4,18 6,40 5, Real Estate 6,17 5,05 8,03 9,41 7, Jasa Perusahaan 9,71 5,77 13,14 10,37 7, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 1,51 1,43 2,31 1,08 5, Jasa Pendidikan 21,22 18,51 9,39 12,92 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,08 8,60 5,73 11,84 6, Jasa Lainnya 1,95-0,96 9,01 8,56 4,01 Produk Domestik Regional Bruto 0,78 4,22 4,37 3,27 3,37 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

376 Tabel Indeks Implisit PDRB Kecamatan Kunduran Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 109,75 113,26 123,24 133,92 142, Pertambangan dan Penggalian 105,74 104,92 112,15 118,51 117, Industri Pengolahan 110,61 114,07 118,93 126,89 130, Pengadaan Listrik, Gas 100,38 99,92 94,36 94,79 99, Pengadaan Air 102,27 97,44 103,25 105,72 110, Konstruksi 104,70 109,95 114,85 125,41 129, Perdagangan 104,40 106,87 112,22 114,91 118, Transportasi dan Pergudangan 102,02 102,26 102,53 109,54 114, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,85 102,70 105,97 112,05 116, Informasi dan Komunikasi 97,58 95,09 91,15 87,30 86, Jasa Keuangan 105,01 114,63 120,57 126,56 133, Real Estate 100,19 101,21 101,98 108,01 111, Jasa Perusahaan 107,34 111,00 115,83 119,33 127, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 103,09 111,08 116,64 123,57 128, Jasa Pendidikan 112,32 123,06 132,25 135,82 137, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 107,79 117,38 122,45 128,97 134, Jasa Lainnya 103,50 104,18 108,31 115,48 121,39 Produk Domestik Regional Bruto 108,01 111,73 118,95 126,94 132,67 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

377 Tabel Inflasi PDRB Kecamatan Kunduran Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 9,75 3,20 8,81 8,67 6, Pertambangan dan Penggalian 5,74-0,78 6,89 5,67-0, Industri Pengolahan 10,61 3,13 4,27 6,69 2, Pengadaan Listrik, Gas 0,38-0,46-5,57 0,46 5, Pengadaan Air 2,27-4,73 5,97 2,40 4, Konstruksi 4,70 5,01 4,46 9,20 3, Perdagangan 4,40 2,37 5,01 2,40 3, Transportasi dan Pergudangan 2,02 0,24 0,26 6,84 4, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,85 1,83 3,18 5,73 4, Informasi dan Komunikasi -2,42-2,55-4,14-4,23-0, Jasa Keuangan 5,01 9,16 5,18 4,97 5, Real Estate 0,19 1,02 0,76 5,92 3, Jasa Perusahaan 7,34 3,41 4,35 3,02 6, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,09 7,75 5,00 5,94 3, Jasa Pendidikan 12,32 9,57 7,46 2,70 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,79 8,89 4,32 5,33 4, Jasa Lainnya 3,50 0,66 3,96 6,62 5,12 Produk Domestik Regional Bruto 8,01 3,44 6,46 6,71 4,52 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

378 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Kunduran Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Kunduran (Juta Rp) , , , , ,07 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,16 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,33 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Kunduran Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Kunduran (Juta Rp) , , , , ,68 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,16 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,69 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

379 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Todanan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 7.360, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 412,71 456,17 464,58 482,93 488, Pengadaan Air 197,89 191,86 201,96 231,56 234, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 5.985, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9.394, , , , , Informasi dan Komunikasi 3.946, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 8.937, , , , , Jasa Perusahaan 1.993, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.097, , , , , Jasa Lainnya 8.513, , , , ,94 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,24 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

380 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Todanan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 7.012, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 407,60 450,53 486,22 501,86 483, Pengadaan Air 191,44 195,47 196,90 207,64 213, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 5.852, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9.295, , , , , Informasi dan Komunikasi 4.030, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 8.877, , , , , Jasa Perusahaan 1.842, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.960, , , , , Jasa Lainnya 8.225, , , , ,03 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,04 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

381 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Todanan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 54,15 53,06 53,29 49,88 50, Pertambangan dan Penggalian 1,73 1,76 1,81 1,96 1, Industri Pengolahan 6,26 6,43 6,52 7,74 7, Pengadaan Listrik, Gas 0,10 0,10 0,09 0,09 0, Pengadaan Air 0,05 0,04 0,04 0,04 0, Konstruksi 6,66 7,16 7,11 7,79 7, Perdagangan 11,13 10,74 10,52 10,72 10, Transportasi dan Pergudangan 1,41 1,40 1,39 1,52 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,21 2,22 2,11 2,25 2, Informasi dan Komunikasi 0,93 0,93 0,89 0,90 0, Jasa Keuangan 4,54 4,77 4,70 4,87 4, Real Estate 2,10 2,06 2,04 2,20 2, Jasa Perusahaan 0,47 0,48 0,51 0,55 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,07 3,17 3,08 3,09 3, Jasa Pendidikan 2,69 3,27 3,46 3,74 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,49 0,55 0,55 0,60 0, Jasa Lainnya 2,00 1,85 1,90 2,08 2,01 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

382 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Todanan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 53,14 52,14 51,52 47,73 46, Pertambangan dan Penggalian 1,77 1,85 1,90 2,02 2, Industri Pengolahan 6,11 6,36 6,55 8,59 8, Pengadaan Listrik, Gas 0,10 0,11 0,11 0,12 0, Pengadaan Air 0,05 0,05 0,05 0,05 0, Konstruksi 6,78 7,16 7,22 7,48 7, Perdagangan 11,57 11,33 11,23 11,51 11, Transportasi dan Pergudangan 1,48 1,52 1,61 1,72 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,35 2,42 2,40 2,53 2, Informasi dan Komunikasi 1,02 1,10 1,16 1,27 1, Jasa Keuangan 4,56 4,59 4,56 4,69 4, Real Estate 2,24 2,30 2,39 2,54 2, Jasa Perusahaan 0,47 0,48 0,52 0,57 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,21 3,12 3,07 3,01 3, Jasa Pendidikan 2,57 2,95 3,10 3,41 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,50 0,52 0,53 0,58 0, Jasa Lainnya 2,08 1,99 2,10 2,22 2,20 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

383 Tabel Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Todanan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian -2,93 1,24 2,65-5,11 2, Pertambangan dan Penggalian 3,21 8,03 6,46 8,86 8, Industri Pengolahan 1,66 7,43 6,91 34,27 2, Pengadaan Listrik, Gas 12,71 10,53 7,92 3,22-3, Pengadaan Air 5,22 2,11 0,73 5,46 2, Konstruksi -0,45 8,91 4,76 6,07 8, Perdagangan 3,77 1,03 2,90 4,98 5, Transportasi dan Pergudangan 0,24 6,24 9,54 9,42 6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,56 6,18 3,15 7,79 6, Informasi dan Komunikasi 9,75 10,97 9,78 12,34 7, Jasa Keuangan 1,09 3,85 3,13 5,38 4, Real Estate 5,66 5,93 7,77 8,70 6, Jasa Perusahaan 9,06 6,67 12,95 10,87 8, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 1,65 0,07 2,26 0,43 5, Jasa Pendidikan 21,10 18,28 9,30 12,55 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,98 9,31 5,87 10,93 5, Jasa Lainnya 1,95-1,05 9,34 8,20 3,66 Produk Domestik Regional Bruto -0,09 3,17 3,89 2,41 4,20 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

384 Tabel Indeks Implisit PDRB Kecamatan Todanan Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 109,50 113,53 122,90 129,58 142, Pertambangan dan Penggalian 104,97 105,66 112,97 120,16 117, Industri Pengolahan 110,13 112,71 118,24 111,77 115, Pengadaan Listrik, Gas 101,25 101,25 95,55 96,23 101, Pengadaan Air 103,37 98,15 102,57 111,52 110, Konstruksi 105,48 111,64 116,95 129,14 132, Perdagangan 103,32 105,70 111,34 115,47 116, Transportasi dan Pergudangan 102,28 102,30 102,57 109,54 113, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 101,07 102,40 104,71 110,70 115, Informasi dan Komunikasi 97,92 95,00 91,43 87,55 87, Jasa Keuangan 107,09 115,98 122,65 128,97 135, Real Estate 100,68 100,03 101,62 107,57 110, Jasa Perusahaan 108,18 111,44 116,12 119,61 127, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 102,75 113,54 119,10 127,29 130, Jasa Pendidikan 112,53 123,73 132,62 136,02 137, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 106,98 115,94 121,16 127,67 133, Jasa Lainnya 103,50 103,78 107,52 116,49 120,20 Produk Domestik Regional Bruto 107,44 111,56 118,81 124,01 131,57 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

385 Tabel Inflasi PDRB Kecamatan Todanan Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 9,50 3,68 8,26 5,44 10, Pertambangan dan Penggalian 4,97 0,67 6,92 6,36-1, Industri Pengolahan 10,13 2,35 4,90-5,47 3, Pengadaan Listrik, Gas 1,25 0,00-5,63 0,71 5, Pengadaan Air 3,37-5,05 4,50 8,72-1, Konstruksi 5,48 5,84 4,76 10,42 2, Perdagangan 3,32 2,30 5,34 3,71 0, Transportasi dan Pergudangan 2,28 0,02 0,27 6,79 4, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,07 1,32 2,26 5,71 4, Informasi dan Komunikasi -2,08-2,98-3,76-4,24-0, Jasa Keuangan 7,09 8,30 5,75 5,15 5, Real Estate 0,68-0,64 1,58 5,86 3, Jasa Perusahaan 8,18 3,01 4,20 3,01 6, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,75 10,50 4,89 6,88 2, Jasa Pendidikan 12,53 9,96 7,18 2,57 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,98 8,38 4,50 5,37 4, Jasa Lainnya 3,50 0,27 3,60 8,35 3,18 Produk Domestik Regional Bruto 7,44 3,83 6,50 4,38 6,10 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

386 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Todanan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Todanan (Juta Rp) , , , , ,24 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,64 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,14 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Todanan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Todanan (Juta Rp) , , , , ,04 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,64 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,94 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

387 TABEL 17. Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Jawa Tengah ADHB Tahun Kategori Uraian A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , , , ,77 B Pertambangan dan Penggalian , , , , ,02 C Industri Pengolahan , , , , ,49 D Pengadaan Listrik dan Gas , , , , ,98 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah , , , , ,15 F Konstruksi , , , , ,65 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil , , , , ,62 H ,12 Transportasi dan Pergudangan , , , ,56 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , ,34 J Informasi dan Komunikasi , , , , ,12 K Jasa Keuangan dan Asuransi , , , , ,76 L Real Estate , , , , ,69 M,N Jasa Perusahaan , , , , ,48 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan , , , , ,60 P Jasa Pendidikan , , , , ,32 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , , ,49 R,S,T,U Jasa lainnya , , , , ,41 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO , , , , ,45 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

388 TABEL 18. Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Jawa Tengah ADHK Tahun Kategori Uraian A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , , , ,62 B Pertambangan dan Penggalian , , , , ,67 C Industri Pengolahan , , , , ,43 D Pengadaan Listrik dan Gas , , , , ,40 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah , , , , ,68 F Konstruksi , , , , ,22 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil , , , , ,89 H ,60 Transportasi dan Pergudangan , , , ,74 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , ,14 J Informasi dan Komunikasi , , , , ,38 K Jasa Keuangan dan Asuransi , , , , ,76 L Real Estate , , , , ,08 M,N Jasa Perusahaan , , , , ,86 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan , , , , ,80 P Jasa Pendidikan , , , , ,90 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , , ,26 R,S,T,U Jasa lainnya , , , , ,67 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO , , , , ,50 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

389 TABEL 19. Produk Domestik Bruto ADHB Tahun PDB Lapangan Usaha (Seri 2010) A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan B. Pertambangan dan Penggalian C. Industri Pengolahan D. Pengadaan Listrik dan Gas E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan , ,00 F. Konstruksi G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil H. Transportasi dan Pergudangan I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J. Informasi dan Komunikasi , K. Jasa Keuangan dan Asuransi L. Real Estate , M,N. Jasa Perusahaan O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan , P. Jasa Pendidikan Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial R,S,T,U. Jasa lainnya , A. NILAI TAMBAH BRUTO ATAS HARGA DASAR ,00 B. PAJAK DIKURANG SUBSIDI ATAS PRODUK , C. PRODUK DOMESTIK BRUTO , , Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

390 TABEL 20. Produk Domestik Bruto ADHK Tahun PDB Lapangan Usaha (Seri 2010) A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan B. Pertambangan dan Penggalian C. Industri Pengolahan D. Pengadaan Listrik dan Gas Ketenagalistrikan Pengadaan Gas dan Produksi Es E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan F. Konstruksi G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil H. Transportasi dan Pergudangan I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J. Informasi dan Komunikasi K. Jasa Keuangan dan Asuransi L. Real Estate M,N. Jasa Perusahaan O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan P. Jasa Pendidikan Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial R,S,T,U. Jasa lainnya A. NILAI TAMBAH BRUTO ATAS HARGA DASAR B. PAJAK DIKURANG SUBSIDI ATAS PRODUK C. PRODUK DOMESTIK BRUTO Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

391

392

393 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 sebesar 4,79 persen, terendah dalam 5 tahun terakhir. Ini adalah kali pertama ekonomi Indonesia berada di bawah 5 persen sejak 2009, ketika terjadi krisis keuangan global. Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2015 mencapai 4,8 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan proyeksi Kementerian Keuangan sebesar 4,74 persen. Kondisi sebaliknya terjadi di Blora. Dalam 5 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi 2015 merupakan pertumbuhan tertinggi kedua setelah tahun Pada tahun 2015 Blora tumbuh sebesar 5,36 persen, beda tipis dengan pertumbuhan ekonomi di tahun 2013 hanya selisih digit dibelakang koma. Beda struktur ekonomi merupakan salah satu sebab pertumbuhan Blora tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional khususnya di tahun Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai suatu proses dimana PDB (PDRB) riil atau pendapatan riil per kapita meningkat secara terus menerus melalui kenaikan produktivitas per kapita (Salvatore:1977). Pertumbuhan ekonomi yang dinyatakan dengan peningkatan output dan pendapatan riil perkapita memang bukanlah satu-satunya sasaran kebijaksanaan di negara-negara berkembang, namun kebijaksanaan ekonomi menaikkan tingkat pertumbuhan output perlu dilakukan karena: Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

394 BAB I : PENDAHULUAN 1. Pertumbuhan ekonomi dipandang sebagai suatu syarat yang sangat diperlukan untuk perbaikan kesejahteraan masyarakat. 2. Pertumbuhan ekonomi dipandang sebagai suatu prasyarat untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan lainnya, seperti: peningkatan pendapatan dan kekayaan masyarakat, ataupun penyediaan fasilitas dan sarana sosial lainnya (Thirwall: 1976). Menurut teori pertumbuhan ekonomi neo-klasik, dengan mengasumsikan luas lahan tetap, maka yang mempengaruhi pertumbuhan adalah peningkatan pada penawaran tenaga kerja, peningkatan pada capital stock dan peningkatan pada produktivitas. Meningkatnya penawaran tenaga kerja akan menyebabkan bertambahnya output. Real output meningkat bila semakin banyak orang yang ikut serta dalam proses produksi suatu negara. Peningkatan modal dapat dibagi menjadi dua, yaitu peningkatan pada modal fisik dan modal tenaga kerja. Modal fisik meningkatkan output dikarenakan hal tersebut merangsang produktivitas tenaga kerja dan secara langsung menyediakan pelayanan yang berharga. Peningkatan pada produktivitas akan terjadi ketika investasi pada peralatan seperti komputer dan mesin yang dapat mengurangi jam kerja tenaga kerja. Modal tenaga kerja meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena tenaga kerja yang mempunyai skill lebih produktif dibandingkan dengan mereka yang tidak. Investasi pada modal tenaga kerja dapat dilakukan melalui pendidikan atau pelatihan. Peningkatan produktivitas menjelaskan peningkatan pada output 344 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

395 BAB I : PENDAHULUAN yang tidak dapat dijelaskan oleh pertambahan input. Yang terpenting dari produktivitas adalah dengan adanya kemajuan teknologi, yang mempengaruhinya dengan 2 cara. Pertama adalah kemajuan pada pengetahuan yang disebut inventions dan kedua adalah Pengeluaran dari pengetahuan itu sendiri yang menyebabkan produksi yang lebih efisien yang disebut inovasi (Burda dan Wyplosz, 2001). WW Rostow dan RA Musgrave menghubungkan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi. Pada tahap awal pembangunan ekonomi, menurut mereka, rasio investasi pemerintah terhadap investasi total dengan perkataan lain juga rasio pengeluaran pemerintah terhadap pendapatan nasional relatif besar, karena pemerintah harus menyediakan berbagai sarana dan prasarana. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan guna memacu pertumbuhan agar dapat lepas landas. Bersamaan dengan itu porsi investasi pihak swasta juga meningkat. Tahap besarnya peranan pemerintah adalah karena pada tahap ini banyak terjadi kegagalan pasar yang ditimbulkan oleh perkembangan ekonomi itu sendiri. Secara matematis, pertumbuhan ekonomi merupakan turunan dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan. Ada 3 pendekatan penghitungan PDRB, yaitu PDRB menurut Lapangan Usaha, PDRB menurut Pengeluaran dan PDRB menurut Pendapatan. PDRB menurut lapangan usaha didapat melalui pendekatan nilai tambah. Sampai saat ini pengukuran PDRB dengan menggunakan pendekatan nilai tambah sudah lebih maju dan lebih baik jika dibandingkan dengan pendekatan Pengeluaran maupun Pendapatan. Untuk PDRB Menurut Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

396 BAB I : PENDAHULUAN Pendapatan sampai saat ini belum pernah menghitung, hal ini terjadi antara lain karena kendala-kendala di lapangan, terutama ketidaktersediaan data sekunder maupun keterbatasan dalam mendapatkan data primer, disamping teknik penghitungan maupun sumberdaya penghitungnya yang masih terbatas. Sedangkan PDRB Menurut Pengeluaran dapat memberikan gambaran fenomena ekonomi seperti perilaku konsumsi masyarakat, konsumsi pemerintah, dan investasi yang merupakan bagian dari pembentukan modal tetap dan inventori. Selain itu juga dapat diperoleh informasi tentang surplus atau defisitnya neraca perdagangan barang dan jasa dengan pihak atau wilayah lain. Jadi besaran PDRB menurut Pengeluaran tersusun dari tiga komponen utama, pertama adalah besaran Konsumsi, komponen kedua adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan komponen yang ketiga adalah Net Ekspor yaitu besarnya ekspor di kurangi dengan impornya. Dari komponen PDRB menurut Pengeluaran ini dapat diturunkan beberapa indikator makro di antaranya tingkat kecenderungan konsumsi marjinal (marginal propensity to consume), ICOR (incremental capital output ratio), rasio pembentukan modal tetap terhadap konsumsi, dan sebagainya. Didalam ekonomi makro, konsumsi rumah tangga sering mendapat perhatian khusus, karena konsumsi rumah tangga merupakan penyumbang terbesar di dalam PDB/PDRB, maka ketika permintaan akan konsumsi rumah tangga yang turun sedikit saja, akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya. Selanjutnya bila pemerintah ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan dan berkelanjutan, proses- 346 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

397 BAB I : PENDAHULUAN proses produksi melalui peningkatan investasi disemua bidang yang akan berimbas kepada peningkatan ekspor barang dan jasa harus bisa menjadi strategi baru untuk lebih mendorong ekonomi berputar lebih cepat. Sedangkan sampai saat ini konsumsi masyarakat maupun sebagian konsumsi pemerintah menjadi pilar-pilar pertumbuhan ekonomi. Sisi kurang baik dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang tinggi adalah cenderung meningkatkan impor, sehingga secara formula akan menurunkan produk domestik regional bruto Tujuan Hasil dari pelaksanaan pembangunan tentu saja diharapkan dapat dievaluasi dan ditindak lanjuti serta dapat dijadikan sebagai awal penyusunan perencanaan berikutnya sehingga pelaksanaan pembangunan kedepan lebih terarah, baik sasaran maupun manfaatnya. Berangkat dari situlah buku PDRB ini disajikan, dengan tujuan dapat dijadikan sebagai salah satu sarana tolok ukur untuk menilai kinerja pelaksanaan pembangunan khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam buku ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran kondisi perekonomian ditinjau dari sisi Pengeluaran. Hasil-hasil penyajian angka-angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Pengeluaran ini sangat berguna dalam pengambilan kebijaksanaan di bidang ekonomi antara lain: memberikan gambaran fenomena ekonomi tentang perilaku konsumsi masyarakat, pengeluaran konsumsi pemerintah pada umumnya serta investasi (fisik) pada khususnya. Selain itu juga dapat diperoleh informasi tentang surplus atau defisitnya neraca perdagangan barang dan jasa dengan wilayah lain. Dan berguna Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

398 BAB I : PENDAHULUAN juga sebagai salah satu bahan untuk analisa tingkat kemakmuran masyarakat, sebagai alat kontrol dalam pelaksanaan pembangunan dan sebagai alat evaluasi hasil-hasil pembangunan, serta sebagai bahan kebijaksanaan di bidang pembangunan dan pengarahan investasi Manfaat Penyusunan PDRB Pengeluaran Kabupaten Blora tahun 2015 sangat bermanfaat bagi pemerintah daerah pada umumnya dan pengambil kebijakan pada khususnya dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan dalam: 1. Mengetahui pola konsumsi makanan dan non makanan masyarakat/rumah tangga, konsumsi pemerintah dan konsumsi LNPRT. 2. Mengetahui pola investasi. 3. Mengetahui surplus atau defisitnya neraca perdagangan Kabupaten Blora. Dengan demikian pemerintah punya dasar/pijakan yang kuat dalam membuat perencanaan pembangunan dengan lebih baik. Selain itu, pemerintah juga dapat melakukan intervensi baik secara langsung maupun tidak langsung agar proporsi pola konsumsi, pola investasi dan neraca perdagangan lebih berimbang sehingga mampu menggerakan percepatan pembangunan ekonomi di Kabupaten Blora. 348 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

399 BAB II KONSEP DEFINISI Aktivitas yang terjadi dalam masyarakat secara umum didasarkan pada dua motivasi pokok yaitu motif ekonomi dan motif non ekonomi. Kedua motif tersebut akan menimbulkan interaksi dalam masyarakat yang pada akhirnya akan berpengaruh pada arus ekonomi. Interaksi maupun transaksi yang terjadi dalam masyarakat terutama yang dilakukan pelaku ekonomi baik berbentuk tindakan produksi, konsumsi maupun akumulasi (investasi) akan membentuk suatu proses ekonomi yang panjang dan berkaitan. Interaksi dalam masyarakat akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan tersebut terjadi sebagai akibat dari perkembangan jumlah penduduk, perubahan gaya hidup dan perilaku konsumsi dari sebagian besar masyarakat. Permintaan akan produk-produk ekonomi untuk memenuhi kebutuhan akan lebih banyak dan lebih bervariasi. Hal ini tentu akan direspon para produsen dengan meningkatkan produksinya baik secara kuantitas maupun kualitas. Para produsen akan mengoptimalkan dan mengefisienkan sumber daya yang dimilikinya dalam memproduksi barang dan jasa dengan meningkatkan tehnologi produksinya. Proses peningkatan produksi barang dan jasa inilah yang disebut sebagai proses pembangunan ekonomi. 2.1 Siklus Kegiatan Ekonomi Konsep ekonomi klasik secara sederhana menjelaskan bahwa transaksi ekonomi (makro) yang dilakukan oleh masyarakat dalam Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

400 BAB II : KONSEP DEFINISI kehidupan sehari-hari, dibedakan menjadi dua kelompok pelaku utama yaitu produsen dan konsumen. Kelompok produsen menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh kelompok konsumen bagi kepentingan proses produksinya dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai produk barang dan jasa, atau lazimnya disebut sebagai output. Di sisi lain kelompok konsumen memiliki atau menguasai faktor-faktor produksi berupa tanah (land), tenaga kerja (labor), modal (capital) dan kewiraswastaan (entrepreneurshipl) yang digunakan oleh produsen sebagai input untuk mendukung kegiatan proses produksinya. Sebagai kompensasinya, konsumen akan menerima balas jasa dari produsen berupa sewa tanah,upah dan gaji, bunga modal, dividen serta bentuk keuntungan lainnya. Balas jasa yang diterima oleh konsumen ini merupakan sumber pendapatan masyarakat, yang selanjutnya akan digunakan untuk membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhirnya. Pada sisi yang berbeda, barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen tadi akan dibeli kembali oleh konsumen untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hubungan antara penyediaan produk di satu sisi serta penggunaan (permintaan) di sisi lainnya ini disebut sebagai titik keseimbangan umum (general equilibrium) antara Supply dan Demand. Bahkan interaksi yang terjadi antara kedua kelompok besar pelaku ekonomi ini terjadi secara terus menerus dan berkelanjutan membentuk suatu siklus perekonomian. Pada proses ini produsen berfungsi sebagai penghasil produk, sedangkan konsumen sebagai pemakai produk akhir. Dari siklus makro tersebut dapat dilihat gambaran tentang struktur ekonomi 350 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

401 BAB II : KONSEP DEFINISI serta perubahan-perubahan yang terjadi, pertumbuhan ekonomi maupun beberapa data agregat lainnya. Pada sisi lain ada peran pemerintah dalam mengatur sistem ekonomi suatu wilayah. Peran utama pemerintah tersebut adalah sebagai regulator, fasilitator maupun stabilitator antara pihak produsen dengan konsumen dalam menjaga keberlangsungan aktivitas ekonomi, agar sistem ekonomi dapat berjalan dengan tertib dan lancar. Untuk melihat siklus (perputaran) sistem perekonomian suatu wilayah atau negara secara sederhana adalah dengan menggunakan model perekonomian tertutup di mana diasumsikan tidak ada transaksi ekonomi antara wilayah tersebut dengan wilayah/negara lain (seperti halnya transaksi ekspor dan impor). Wilayah yang menganut sistem ekonomi tertutup tidak menggunakan produk yang dihasilkan oleh negara lain, begitu juga sebaliknya, negara lain juga tidak menggunakan produk yang dihasilkan oleh wilayah tersebut. Gambar 2.1. Siklus Kegiatan Ekonomi Tertutup a. Faktor-faktor produksi (arus faktor) b. Balas jasa faktor produksi (arus uang) Produsen (Perusahaan) Konsumen (Rumah tangga) c. Pengeluaran konsumsi (arus uang) d. Barang dan jasa (arus produk) Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

402 BAB II : KONSEP DEFINISI Berdasarkan siklus makro tersebut, secara sederhana dapat dijelaskan beberapa arus transaksi yang terjadi antara produsen dengan konsumen sebagaimana berikut ini: a. arus penyediaan faktor produksi yang terdiri dari unsur tanah, tenaga kerja, kapital, kewirausahaan; b. arus balas jasa faktor produksi atau pendapatan yang terdiri atas unsur sewa tanah, upah dan gaji, bunga, deviden, serta keuntungan; c. arus pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi; d. arus barang dan jasa yang menjadi konsumsi. Gambar di atas menunjukkan adanya hubungan secara langsung antara arus produk dengan arus uang (moneter). Apabila seluruh transaksi dikonversikan kedalam satu satuan moneter (rupiah) maka keempat alur transaksi tersebut akan memberikan besaran nilai yang sama. Aliran faktor produksi dari rumah tangga ke produsen akan menyebabkan terjadinya arus balik dari produsen ke rumah tangga dalam bentuk pendapatan atau yang disebut sebagai balas jasa faktor produksi. Pendapatan faktor yang dibayarkan oleh produsen tersebut merupakan sumber penerimaan bagi rumah tangga yang pada gilirannya akan digunakan untuk membiayai kebutuhan konsumsinya. Konsumsi tersebut meliputi penggunaan berbagai produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen (perusahaan); Atau dengan kata lain pendapatan di satu sisi akan sama dengan penggunaan di sisi yang lain. Dengan demikian maka aliran produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen akan 352 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

403 BAB II : KONSEP DEFINISI sama dengan aliran uang yang dibayarkan oleh rumah tangga untuk membeli barang dan jasa tersebut. Dalam kenyataannya, barang dan jasa yang digunakan baik untuk konsumsi maupun barang modal, tidak semuanya berasal dari dalam negeri tetapi bisa juga sebagian dari luar negeri (import). Juga sebaliknya barang dan jasa yang dihasilkan didalam negeri tidak semuanya digunakan di dalam negeri tetapi sebagian digunakan oleh luar negeri (export). Seluruh aktivitas dan transaksi perdagangan tersebut akan tergambar dalam sistem perekonomian terbuka yang strukturnya sedikit lebih rumit dibandingkan dengan perekonomian sistem tertutup. Interaksi perdagangan antara pelaku ekonomi domestik dengan luar negeri akan menyebabkan terjadinya aliran devisa baik masuk maupun keluar wilayah. Dalam hal pendapatan regional, pengertian luar negeri bisa juga mencakup luar daerah atau luar wilayah. Gambar 2.2. Siklus Transaksi Ekonomi Terbuka Luar Negeri Produsen Rumahtangga Berdasarkan siklus ekonomi terbuka tersebut, Produk Domestik Regional Bruto, dapat dideskripsikan secara lebih jauh sebagai berikut: Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

404 BAB II : KONSEP DEFINISI a. Kalau ditinjau dari segi produksi (arus nilai tambah) disebut sebagai Produk Regional, yang merupakan penjumlahan komponen nilai tambah (value added) yang dihasilkan oleh unitunit produksi (produsen) di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. b. Kalau ditinjau dari segi pengeluaran atau penggunaan disebut sebagai pengeluaran/penggunaan atas produk regional (regional expenditure), yang merupakan penjumlahan dari pengeluaran konsumsi akhir yang dilakukan oleh rumah tangga, lembaga nirlaba, pemerintah, maupun produsen dalam bentuk konsumsi akhir, pembentukan modal tetap bruto, perubahan inventori serta ekspor dan impor suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. c. Kalau ditinjau dari segi pendapatan disebut sebagai pendapatan regional (regional income) yang merupakan jumlah pendapatan (balas jasa) yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki atau dikuasai oleh penduduk suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. 2.2 Siklus Pendapatan dan Penerimaan Regional Tujuan akhir dari pengukuran PDRB adalah untuk menghitung besarnya pendapatan yang diterima oleh masyarakat di suatu wilayah. Pendapatan yang diterima inilah yang akan menjadi dasar ukuran kemakmuran suatu wilayah, karena dengan adanya pendapatan tersebut menyebabkan masyarakat dapat membiayai kebutuhannya. Analoginya, bahwa pendapatan tercipta akibat dari adanya proses produksi, dimana kemudian pendapatan tersebut 354 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

405 BAB II : KONSEP DEFINISI akan digunakan oleh masyarakat sebagai sumber pembiayaan konsumsinya. Pendapatan yang berasal dari kompensasi faktor produksi ini akan di-redistribusikan kembali diantara kelompok masyarakat dalam bentuk hibah atau transfer, atau pemberian dalam bentuk lain (natura) secara cuma-cuma yang bersifat tidak mengikat. Dalam kenyataannya, pendapatan yang dihasilkan oleh suatu wilayah belum tentu seluruhnya dapat dinikmati dan digunakan oleh masyarakat di wilayah tersebut. Ada sebagian pendapatan yang mengalir keluar wilayah lain, begitu pula sebaliknya, ada pula pendapatan yang berasal dari wilayah lain yang dinikmati oleh masyarakat di wilayah tersebut. Implikasi dari kondisi tersebut adalah terjadinya aliran pendapatan antar wilayah, atau timbulnya arus pendapatan yang mengalir dari suatu daerah ke daerah lainnya, sebagaimana dijelaskan pada diagram berikut ini: Gambar 2.3. Arus Pendapatan Faktor Regional Luar Negeri Produsen Transfer Konsumen Pendapatan yang mengalir antar wilayah tersebut dapat berupa pendapatan faktor itu sendiri (distribusi primer) atau redistribusi pendapatan (distribusi sekunder), antar pelaku ekonomi Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

406 BAB II : KONSEP DEFINISI maupun antar wilayah dalam bentuk pemberian atau penerimaan hibah atau transfer. Dengan demikian maka untuk memperoleh gambaran penerimaan masyarakat yang sesungguhnya (pendapatan disposabel) harus diperhitungkan pula dengan aliran pendapatan yang mengalir keluar maupun yang masuk di wilayah tersebut, baik dalam bentuk pendapatan faktor netto maupun transfer/hibah netto. Pendapatan masyarakat yang berupa balas jasa faktor produksi, baik yang berasal dari wilayah tersebut maupun yang berasal dari wilayah lain dikurangi dengan pendapatan yang dibayarkan ke wilayah lain (faktor produksi dimiliki oleh wilayah lain), disebut sebagai pendapatan regional. Kemudian pendapatan regional yang ditambahkan dengan transfer yang diterima dikurangi dengan transfer yang dibayar ke wilayah lain ini disebut penerimaan disposibel regional. Penerimaan atas pendapatan faktor milik sendiri maupun yang diterima dari pendapatan faktor pihak lain ini digambarkan sebagai penerimaan masyarakat yang benar-benar dapat dibelanjakan dan dinikmati masyarakat di wilayah tersebut (disposable income). Transfer merupakan proses pendistribusian atau pengalokasian kembali pendapatan faktor yang diberikan oleh pemilik faktor produksi kepada pihak lain secara cuma-cuma, atau tanpa adanya suatu kewajiban. Diartikan juga sebagai pemberian yang bersifat tidak mengikat yang digambarkan sebagai proses redistribusi pendapatan masyarakat sebagai akibat dari adanya dorongan, motivasi serta tindakan sosial. Transfer yang dimaksud disini adalah transfer berjalan (current transfer) seperti halnya sumbangan bencana alam, sumbangan pendidikan, sumbangan kesehatan dan sebagainya. Dilihat dari lalu lintasnya maka transfer 356 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

407 BAB II : KONSEP DEFINISI dapat terjadi antar rumah tangga, antara rumah tangga dengan pemerintah, antar pemerintah, antara rumah tangga dengan perusahaan, antar perusahaan serta antara perusahaan dengan pemerintah. Dengan demikian pendapatan yang diterima masyarakat yang diterima dari berbagai sektor ekonomi produksi, akan didistribusikan atau dialokasikan kembali kepada pihak-pihak lain di dalam wilayah maupun antar wilayah. Relokasi pendapatan dalam bentuk transfer akan menyebabkan terjadinya transaksi penerimaan bagi kelompok penerima pendapatan dan kelompok pemilik faktor produksi. Sebagai contoh ada orang yang mempunyai pendapatan sebagai pemilik faktor produksi tetapi juga menerima bagian dari pendapatan milik pihak lain dalam bentuk hadiah atau sumbangan. PDRB menurut sektor produksi (pendekatan nilai tambah) lebih mencerminkan tentang tingkat produktivitas suatu daerah/wilayah; Data tersebut menjelaskan tentang kemampuan suatu wilayah dalam menghasilkan output (produk) serta dalam menciptakan nilai tambah. PDRB menurut penggunaan lebih menggambarkan tentang bagian dari produk regional yang digunakan untuk keperluan konsumsi akhir, pembentukan modal serta yang dieskpor. Untuk melihat peran ekonomi domestik maka total PDRB menurut sektor tersebut harus dikurangi dengan impor. PDRB menurut penggunaan dapat pula diartikan sebagai kemampuan masyarakat dalam menggunakan pendapatannya untuk keperluan konsumsi maupun untuk tabungan, dimana tabungan tersebut merupakan sumber investasi domestik (dilihat dari aspek moneter). Sementara itu transaksi ekspor dan impor lebih menggambarkan tentang kemampuan daerah dalam menciptakan Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

408 BAB II : KONSEP DEFINISI pendapatan yang berasal dari transaksi perdagangan dengan wilayah lain, termasuk luar negeri. Sedangkan PDRB menurut pendekatan pendapatan lebih menekankan tentang aspek pemerataan pendapatan. Tipikal arus transaksi yang sama berlaku pula bagi kegiatan dalam proses distribusi (primary distribution) serta redistribusi pendapatan (pengalokasian kepada pihak lain atau disebut sebagai transfer). Proses ini bisa juga terjadi antar daerah atau antar wilayah, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap struktur pendapatan atau penerimaan daerah. Dengan demikian sebenarnya data agregat makro pendapatan disposabel regional (regional disposabel income) dapat lebih menggambarkan informasi tentang tingkat kemakmuran atau kesejahteraan sebagai dampak pembangunan, yang benarbenar potensi untuk dinikmati atau diakses oleh masyarakat. Apabila dilihat dari ukuran pemerataan orang-perorang (nilai rata-rata), maka PDRB perkapita yang disebut sebagai ukuran produktivitas tersebut sebenarnya menggambarkan tingkat kemampuan potensial setiap individu di wilayah tersebut untuk menghasilkan produk atau menciptakan nilai tambah; Sedangkan pendapatan regional perkapita yang disebut sebagai ukuran kemakmuran menggambarkan tingkat kesejahteraan potensial yang dapat dinikmati oleh setiap individu di wilayah tersebut, tanpa perlu membedakan faktor jabatan, usia, jenis kelamin, suku bangsa, ataupun aspek sosial ekonomi lainnya. 358 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

409 2.3. Klasifikasi Kegiatan BAB II : KONSEP DEFINISI Pelaku kegiatan (aktivitas), transaksi maupun produk ekonomi yang terjadi di suatu wilayah sangat beraneka ragam dilihat dari sifat maupun jenisnya. Maka untuk kepentingan analisis, berbagai kategori atau karakteristik yang sangat beragam tersebut perlu dikelompok-kelompokkan ke dalam bagian-bagaian yang lebih kecil. Maksud utama pengelompokan melalui proses klasifikasi ini adalah untuk menghimpun data/informasi yang sangat heterogen ke dalam golongan yang sesuai sehingga karakteristiknya menjadi relatif sama (homogen). Keseragaman dalam konsep, definisi serta klasifikasi diperlukan dalam rangka keterbandingan data yang dihasilkan, sehingga gambaran mengenai perkembangan dan perbedaan antar daerah/wilayah, antar waktu atau antar karakteristik tertentu menjadi lebih baik dan lebih tepat. Penggolongan yang paling sederhana adalah menurut pelaku ekonomi yang secara garis besar terbagi atas konsumen, produsen, pemerintah dan luar negeri. Penggolongan ini tentunya didasarkan pada fungsi dan tujuan utama masing-masing pelaku ekonomi tersebut. SNA 93 menggolongkan pelaku-pelaku ekonomi (actors) menjadi korporasi (finansial dan non-finansial), rumah tangga, lembaga non-profit yang melayani rumah tangga, pemerintah, serta luar negeri (rest of the world). Konsep konsumen selama ini dipakai identik dengan rumah tangga sedangkan yang dimaksud dengan produsen adalah pelaku-pelaku ekonomi produksi. Lingkup ini tentunya sangat berbeda dengan klasifikasi yang digunakan dalam SNA 93 yang lebih cenderung membuat klasifikasi berdasarkan Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

410 BAB II : KONSEP DEFINISI institusi atau kelembagaan. Institusi ini bisa dalam bentuk perorangan atau pun kolektif. Dalam kaitannya dengan penyusunan PDRB maka secara garis besar struktur dan perilaku ekonomi tersebut, suatu wilayah dapat dikelompokkan atau dibedakan menurut: a. Lapangan usaha/sektoral (production approach) b. Penggunaan/pengeluaran (expenditure approach) c. Pendapatan atau balas jasa faktor produksi (income approach) Penggolongan atau klasifikasi yang telah dipakai dalam penyusunan PDRB sektoral selama ini adalah Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI). Penetapan klasifikasi ini didasarkan pada batasan kegiatan atau perilaku ekonomi produksi, yang menekankan pada aspek proses produksi dengan sektor-sektor ekonomi yang menghasilkannya. Penggolongan kegiatan ekonomi ke dalam suatu sektor/lapangan usaha ini didasarkan pada kesamaan dan kebiasaan satuan ekonomi dalam cara berproduksi, sifat maupun jenis produk (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh sektor-sektor tersebut. Lebih lanjut yang dimaksud dengan konsep produksi dalam penyusunan klasifikasi ini adalah yang berkaitan dengan proses, tekonologi dan organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa tersebut. Perlu diingat bahwa ada sedikit perbedaan antara konsep produksi dengan konsep produk, berkaitan dengan kharakteristik dari masing-masing variabel tersebut. Dalam klasifikasi lapangan usaha secara internasional tersebut, lapangan usaha dibagi kedalam 10 (sepuluh) sektor ekonomi produksi sebagaimana telah dipaparkan pada bab-bab 360 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

411 BAB II : KONSEP DEFINISI sebelumnya. Akan halnya klasifikasi di Indonesia, BPS telah menerbitkan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) yang menjadi pegangan bagi kegiatan pengumpulan data atau penyusunan statistik di Indonesia. Dalam penyusunan pendapatan nasional atau pun pendapatan regional, klasifikasi sektor produksi yang dipakai terdiri dari sembilan sektor utama sebagaimana telah dijelaskan di atas (tidak termasuk kegiatan yang tidak jelas batasannya). Sedangkan Klasifikasi atau penggolongan PDRB menurut sisi penggunaan dapat dibedakan atas 2 (dua) kategori utama, yaitu menurut pelaku ekonomi dan menurut jenis transaksi. Pelaku ekonomi terdiri atas rumah tangga (RT), lembaga non-profit pelayan rumah tangga (LNPRT), pemerintah (pusat dan daerah), investor (pelaku investasi fisik), serta luar daerah/wilayah dan luar negeri (eksportir dan importir); Sedangkan jenis transaksinya digolongkan menurut pengeluaran untuk penggunaan berbagai produk sebagai konsumsi akhir serta untuk investasi (PMTB). Kemudian pada transaksi eksternal perlu dibedakan dengan pihak mana transaksi tersebut dilakukan (domestik atau luar negeri). Pada umumnya transaksi ekspor dan impor (antar-wilayah/negara) digolongkan hanya berdasarkan sifat dan jenis produk. Penggolongan menurut transaksi yang dilakukan oleh berbagai pelaku ekonomi dalam wilayah ini disebut sebagai pengeluaran atau penggunaan konsumsi akhir. Dengan demikian maka untuk selanjutnya transaksi-transaksi tersebut yang akan menjadi dasar penggolongan PDRB menurut permintaan/penggunaan akhir ini akan dibedakan sebagaimana berikut: Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

412 BAB II : KONSEP DEFINISI 1. Konsumsi akhir Rumah Tangga (RT) Lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) Pemerintah (Pem) 2. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Rumah tangga Pemerintah Badan usaha milik negara/daerah (BUMN/BUMD) Perusahaan swasta 3. Inventori (persediaan) 4. Perdagangan antar-wilayah Keluar (domestik, outflow) Masuk (domestik, inflow) 5. Perdagangangan antar-negara Ekspor (luar negeri, outflow) Impor (luar negeri, inflow) 6. Diskrepansi statistik Dengan demikian maka penggolongan tersebut merupakan kombinasi antara jenis transaksi, pelaku transaksi, serta wilayah transaksi yang dirinci sesuai dengan kepentingan analisis. Sementara itu meskipun sangat dimungkinkan tetapi komponen inventori tidak digolongkan secara rinci karena pertimbangan teknis semata. Penilaian PDRB menurut pengeluaran/penggunaan lazim dilakukan dengan pendekatan arus komoditi (commodity flow), yang dengan kata lain disebut sebagai pendekatan tidak langsung 362 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

413 BAB II : KONSEP DEFINISI (indirect method). Sampai sekarang, pendekatan dengan cara konvensional ini masih digunakan oleh hampir seluruh negara di dunia karena dianggap sebagai cara yang relatif mudah, praktis dan efisien. Pendekatan arus komoditi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap berbagai produk barang dan jasa (komoditi) baik yang berasal dari produk domestik maupun impor yang dikonsumsi oleh pelaku-pelaku ekonomi bersangkutan. Karena informasi yang dapat diperoleh dari masing-masing segmen pelaku konsumsi akhir bersangkutan belum memadai (kelengkapan, akurasi dan kesinambungan) menyebabkan metode ini masih direkomendasikan sampai saat ini. Perlu ditambahkan bahwa sebagian besar data konsumsi akhir ini diperoleh dari hasil sistem pencatatan administrasi Konsep Secara Umum Telah dijelaskan sebelumnya bahwa data PDRB ini sebagian besar diturunkan dari data neraca produksi. Khusus bagi PDRB menurut penggunaan penggolongan dilihat dari struktur sisi keluaran (output). Pada sisi ini dapat ditelusuri lebih jauh penggunaan atas produk barang dan jasa yang dihasilkan di wilayah tersebut. Dengan demikian maka seluruh transaksi yang ada dipastikan mempunyai keterkaitan dengan transaksi pada neraca-neraca lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung (articulated). Neraca produksi merupakan neraca yang pertama kali terbentuk dalam perangkat data sistem neraca nasional (SNN) yang pada gilirannya akan menurunkan neraca-neraca berikutnya. Dari neraca produksi Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

414 BAB II : KONSEP DEFINISI inilah pengukuran komponen PDRB melalui kedua pendekatan tadi dapat disajikan. Beberapa konsep dasar yang melatarbelakangi penyusunan neraca nasional pada umumnya serta PDRB diuraikan di bawah ini. Wilayah ekonomi Wilayah ekonomi adalah wilayah geografi yang secara administrasi dikelola oleh suatu pemerintahan (negara), di mana manusia, barang dan modal bebas berpindah, yang meliputi: wilayah udara, daratan dan perairan. Selain itu wilayah ekonomi ini juga mencakup wilayah khusus seperti kedutaan, konsulat dan pangkalan militer, serta zona bebas aktif (lepas pantai). Ekonomi Domestik Ekonomi domestik adalah kegiatan ekonomi yang terjadi dalam wilayah domestik suatu daerah, yang dibedakan dengan luar daerah berdasarkan konsep residen, bukan karena unsur kedaerahan yang dilakukan oleh unit-unit institusi ekonomi yang dikelola oleh residen. Residen Residen adalah unit institusi yang mempunyai pusat kegiatan ekonomi dalam batas ekonomi suatu daerah (centre of economic interest). Peran penting ini ditandai dengan dua faktor penting yaitu tempat tinggal (dwelling) dan tempat aktivitas berproduksi dalam jangka waktu yang relatif panjang, biasanya satu tahun. Tujuannya untuk membedakan batas teritorial suatu daerah terhadap daerahdaerah lainnya. Unit ekonomi yang bukan merupakan residen suatu daerah dianggap sebagai sektor luar daerah/luar negeri/asing (nonresident). 364 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

415 BAB II : KONSEP DEFINISI Produk Produk adalah output (keluaran) yang dihasilkan oleh suatu proses produksi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi di wilayah domestik, pada satu waktu tertentu. Produk yang dalam istilah lain disebut sebagai komoditi ini menurut sifatnya dibedakan atas produk dalam bentuk barang (goods) serta jasa (services). Produk Domestik Produk domestik adalah nilai akhir produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor produksi dalam sistem ekonomi domestik, setelah diperhitungkan dengan nilai barang dan jasa yang berasal dari impor. Total penyediaan produk yang berasal dari produk domestik dan impor disebut sebagai total penyediaan (supply). Neraca Produksi Neraca produksi adalah neraca dasar yang disajikan dalam format T yang berisikan data tentang perilaku dan proses produksi, yang alur prosesnya terdiri dari input, transformasi serta keluaran (output). Pada lajur kiri neraca disajikan data struktur input yang menggambarkan pengeluaran dari kegiatan produksi, yang secara garis besar dibedakan atas input antara dan input primer (nilai tambah bruto); Sedangkan pada lajur kanan diuraikan struktur keluaran yang bisa digolongkan lebih jauh menurut sifat produk, jenis produk, serta tujuan penggunaan produk. Domestik Batas domestik adalah batas teritorial kegiatan ekonomi yang hampir mendekati konsep wilayah teritorial suatu negara secara hukum (batas administrasi), merupakan terminologi baku yang Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

416 BAB II : KONSEP DEFINISI digunakan dalam penyusunan statistik neraca nasional yang memberikan batasan jelas tentang kawasan ekonomi penduduk, baik residen maupun non-residen. Nasional dan Regional Produk domestik regional bruto (PDRB) adalah segmen PDB nasional berdasarkan wilayah kegiatan ekonomi, yang mengacu pada pembagian wilayah administrasi pemerintah yang berlaku. Secara hirarkhi tingkat agregasi produk terdiri dari tingkat nasional (Indonesia), propinsi dan kabupaten/kota. Sesuai dengan kepentingan analisis maka batasan regional bisa pula dibuat menurut kelompok lain, seperti pengelompokkan menurut pulau atau kepulauan atau pengelompokan menurut wilayah pembangunan. PDRB dan PDRN PDRB merupakan produk yang dihasilkan di wilayah ekonomi domestik yang dibedakan dengan PDRN karena unsur penyusutan. Produk domestik regional bruto (PDRB) dikurangi dengan penyusutan sama dengan produk domestik regional neto (PDRN). Dalam pengukuran PDRB baik menurut sektor maupun menurut penggunaan unsur penyusutan harus diperhitungkan untuk menghindari terjadinya pencatatan yang tumpang tindih. Penghitungan atau pengukuran PDRB menurut lapangan usaha (nilai tambah sektor produksi) maupun PDRB menurut pengeluaran/penggunaan dilakukan dengan metode dan tatacara penghitungan yang berbeda, meskipun keduanya mempunyai tujuan akhir yang sama yaitu mengukur tingkat kemakmuran masyarakat. Apabila penghitungan dari sisi lapangan usaha lebih menekankan pada proses penciptaan (distribusi primer) oleh berbagai sektor 366 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

417 BAB II : KONSEP DEFINISI ekonomi maka penghitungan PDRB menurut penggunaan lebih menekankan pada bagaimana pendapatan masyarakat digunakan atau dikeluarkan untuk kepentingan konsumsi akhir. Konsumsi akhir produk barang dan jasa bisa berasal dari produk domestik bisa pula dari wilayah lain (termasuk impor). Pada umumnya cara pengukuran PDRB menurut pengeluaran menggunakan metode arus komoditi (commodity flow method), yaitu dengan cara menelusuri alokasi barang dan jasa yang tersedia (supply) yang menjadi konsumsi akhir masyarakat di suatu wilayah, pada satu kurun waktu tertentu. Barang dan jasa tersebut bisa berasal dari produk domestik maupun impor (baik yang berasal dari wilayah lain maupun negara lain). Melalui pendekatan ini dapat dilihat konsistensi dan keterkaitan antara transaksi supply dengan demand berbagai pelaku ekonomi. Salah satu parameter atau data agregat pokok yang dapat diturunkan dari perhitungan PDRB ini adalah pertumbuhan ekonomi atau yang biasanya disebut sebagai pertumbuhan riil. Parameter ini memberikan indikasi tentang perubahan kuantitas produk atau volume yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi produksi. Apabila pertumbuhan dari masing-masing sektor ekonomi produksi tersebut diagregasikan maka akan membentuk pertumbuhan ekonomi. Lazimnya metode harga konstan yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan metode yaitu i) revaluasi, ii) ekstrapolasi dan iii) deflasi. Tentu saja pendekatan mana dari ketiga metode tersebut yang dipakai harus disesuaikan dengan tingkat ketersediaan data (volume dan harga) pada masing-masing komoditi komponen PDRB. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

418 BAB II : KONSEP DEFINISI Khusus bagi PDRB menurut pengeluaran metode deflasi merupakan pendekatan yang sangat direkomendasikan untuk digunakan karena pertimbangan praktis, yaitu tidak tersedianya data volume konsumsi akhir pada masing-masing komoditi komponen PDRB. Deflasi adalah cara menghitung nilai PDRB atas dasar harga konstan (adhk) yang diturunkan dari PDRB atas dasar harga berlaku (adhb). Apabila perhitungan PDRB adhb memberikan gambaran tentang perubahan volume maupun harga, maka PDRB adhk hanya menggambarkan tentang perubahan volume saja (perubahan harga sudah dieliminasi) Komponen PDRB Menurut Penggunaan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan pengeluaran rumah tangga atas barang dan jasa untuk tujuan konsumsi. Rumah tangga dalam hal ini berfungsi sebagai konsumen akhir (final demand) dari berbagai jenis barang dan jasa yang tersedia. Rumah tangga didefinisikan sebagai seorang atau sekelompok orang yang tinggal bersama dalam suatu bangunan tempat tinggal. Mereka secara bersama mengumpulkan pendapatan, memiliki harta dan kewajiban, serta mengkonsumsi barang dan jasa yang utamanya berupa kelompok makanan dan perumahan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga mencakup pengeluaran konsumsi rumah tangga atas barang dan jasa baik dengan cara membeli, menerima transfer, atau memproduksi sendiri dengan tujuan untuk dikonsumsi atau tidak diproses 368 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

419 BAB II : KONSEP DEFINISI lebih lanjut menjadi produk baru, dikurangi hasil penjualan neto barang bekas atau apkiran pada periode waktu tertentu. Barang dan jasa yang dimaksud antara lain dalam bentuk: makanan dan minuman, baik dalam bentuk bahan mentah maupun makanan jaditermasuk minuman beralkohol, tembakau, dan rokok ; perumahan dan fasilitasnya, seperti biaya sewa atau kontrak rumah, bahan bakar,rekening telepon, listrik, dan air, biaya pemeliharaan dan perbaikan rumah, termasukimputasi sewa rumah milik sendiri (owner occupied dwellings) ; segala jenis bahan pakaian, pakaian jadi, alas kaki, dan penutup kepala ; barang tahan lama seperti mobil, meubeler, perabot dapur, TV, perhiasan, alat olah raga,binatang peliharaan, tanaman hias ; barang lain seperti bahan kebersihan (sabun mandi, sampo dsj.), bahan kecantikan(kosmetik, bedak, lipstik dsj.), obatobatan, vitamin, buku, alat tulis, surat kabar, dansebagainya; serta jasa-jasa seperti jasa kesehatan (biaya rumah sakit, dokter, imunisasi dsj.), jasa pendidikan (biaya sekolah, kursus dsj.), ongkos transportasi, perbaikan kendaraan, biaya hotel, tiket tempat rekreasi, biaya pembantu rumah tangga. Barang dan jasa yang dibeli langsung (direct purchase) oleh penduduk di luar wilayah atau di luar negeri diperlakukan sebagai transaksi impor, sebaliknya pembelian langsung oleh Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

420 BAB II : KONSEP DEFINISI bukan penduduk di suatu wilayah diperlakukan sebagai ekspor dari wilayah yang bersangkutan. Termasuk dalam konsumsi rumah tangga adalah pembelian barang yang tidak ada duplikatnya (tidak diproduksi kembali) seperti hasil karya seni dan barang antik (yang dihitung nilai marjinnya). Meskipun barang tersebut sudah dinilai pada saat diproduksi, tetapi karena nilainya cenderung naik maka umumnya dari waktu ke waktu harga barang tersebut relatif lebih mahal. Pembelian atas produk lama semacam ini diperlakukan sebagai pembelian produk baru. Begitu pula dengan imputasi sewa rumah. Alasan diperhitungkannya nilai perkiraan sewa rumah milik sendiri, karena dalam hal ini rumah tangga pemilik dianggap menghasilkan jasa sewa rumah bagi diri sendiri. Imputasi sewa rumah adalah perkiraan nilai sewa atas dasar harga pasar meskipun status rumah tersebut adalah milik sendiri. Apabila rumah tangga benar-benar menyewa rumah, maka yang diperhitungkan adalah nilai sewa yang sebenarnya dibayar, baik dibayar secara penuh maupun tidak (karena mendapat subsidi). Dalam komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga termasuk imputasi atas jasa layanan lembaga keuangan (seperti bank) yang disebut sebagai FISIM (Financial Intermediation Services Indirectly Measured). Pengeluaran tersebut berupa perkiraan nilai jasa layanan lembaga keuangan atas tabungan dan pinjaman yang dinyatakan dalam bentuk transaksi bunga. Transaksi pembayaran maupun penerimaan bunga oleh rumah tangga tidak digolongkan sebagai aktivitas produksi, tetapi sebagai bagian dari transaksi penerimaan lain (property income). 370 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

421 BAB II : KONSEP DEFINISI Penggunaan peralatan kerja yang terkait dengan aktivitas pekerjaannya, tidak digolongkan sebagai konsumsi rumah tangga. Contoh apabila buruh tambang membeli peralatan sekop, linggis, lampu senter untuk mendukung pekerjaannya (dengan biaya ditanggung perusahaan), maka pengeluaran ini tidak termasuk sebagai konsumsi rumah tangga buruh tambang, tetapi merupakan biaya antara dari perusahaan tambang tempat buruh bekerja Pembentukan Modal Tetap Bruto Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) merupakan bagian dari suatu proses investasi fisik secara keseluruhan. PMTB dalam SNN merupakan bagian dari Pembentukan Modal Bruto (PMB). PMTB didefinisikan sebagai pengadaan, pembuatan, pembelian barang modal baru dari dalam negeri dan barang modal baru maupun bekas dari luar negeri, dikurangi penjualan neto barang modal bekas. Diperhitungkannya barang modal bekas dari luar negeri sebagai barang modal baru di dalam negeri, karena nilainya secara ekonomi belum diperhitungkan. Barang modal juga dapat diartikan sebagai barang atau peralatan yang digunakan dalam proses produksi secara berulang-ulang dan mempunyai umur pemakaian satu tahun atau lebih. PMTB yang terdiri dari berbagai jenis dan wujud barang modal (kapital) ini dapat dibedakan menjadi tiga penggolongan atau klasifikasi pokok yaitu : menurut jenis barang, menurut sektor penguasa/pemilik (holder) dan menurut institusi. Penggolongan tersebut didasarkan pada jenis barang modal, Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

422 BAB II : KONSEP DEFINISI perilaku pemilikan/ penguasaan barang modal serta institusi atau kelembagaan yang menguasainya, dengan uraian masingmasing sebagai berikut. 1. PMTB menurut jenis barang terdiri dari: i. penambahan dikurangi pengurangan aset (harta) tetap baik baru maupun bekasyang dirinci menurut jenis aset seperti: bangunan tempat tinggal, bangunan bukantempat tinggal, bangunan lainnya, mesin & peralatannnya, kendaraan dan ternak; ii. perbaikan besar aset berwujud; dan iii. biaya transfer kepemilikan aset. 2. PMTB menurut Sektor /Lapangan Usaha Yang dimaksud di sini adalah barang modal yang dimiliki atau dikuasai oleh sektor sektor ekonomi produksi (produsen) yang digunakan dalam proses produksinya. Sektor-sektor ekonomi yang secara garis besar terdiri dari sektor primer, sekunder dan tertier ini secara rinci terdiri atas sektor-sektor: Pertanian; Pertambangan & penggalian; Industri pengolahan; Listrik, gas & Air bersih; Bangunan/Konstruksi; Perdagangan, Hotel & Restoran; Pengangkutan & Komunikasi; Bank & lembaga keuangan; Pemerintahan umum serta Jasa-jasa. Rincian PMTB pada setiap lapangan usaha adalah sebagai berikut: i. di sektor pertanian mencakup semua bangunan bukan tempat tinggal yang digunakanoleh para petani untuk menyimpan hasil produksi, bangunan dan saluran air 372 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

423 BAB II : KONSEP DEFINISI untukirigasi, peningkatan mutu tanah, penanaman dan perluasan perkebunan, mesin-mesindan alat-alat perlengkapan untuk pertanian serta perbaikan besarbesaran atas mesintersebut, dan pembelian ternak perah dan ternak yang dipelihara untuk diambil susuatau telurnya serta alat-alat penangkapan ikan dan tempat pemeliharaannya; ii. di sektor pertambangan terdiri dari perluasan areal pertambangan dan bangunannya,mesin-mesin dan alatalat perlengkapan pertambangan serta perbaikannya,kendaraan/alat pengangkut yang dipakai dalam usaha pertambangan dan barang-barangmodal lainnya yang digunakan sebagai alat dalam berproduksi di sektorpertambangan; iii. di sektor industri pengolahan adalah semua barangbarang modal seperti gedung-gedung,kendaraan, mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan yang dipakai dalamusaha industri pengolahan termasuk perbaikannya; iv. di sektor listrik, gas dan air bersih mencakup pembuatan proyek pembangkit tenagalistrik, transmisi dan gardu distribusi beserta kantorkantornya,danpembelian/penambahan prasarana produksi di sektor gas dan air minum. v. di sektorbangunan atau konstruksi adalah semua pembelian/penambahan prasarana produksiyang diperlukan dalam kegiatan konstruksi. Termasuk di sini kantor besertaperalatannya, alat-alat besar dan Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

424 BAB II : KONSEP DEFINISI kendaraan yang digunakan dalam menunjangkegiatan sektor konstruksi; vi. di sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah semua barang modal yang dimilikidan digunakan dalam kegiatan usaha yang meliputi bangunan bukan tempat tinggalbeserta peralatan produksi yang ada, alat-alat transpor dan mesin-mesin yangdipakai. Termasuk juga asrama yang disediakan perusahaan untuk tempat tinggalpegawainya; vii. di sektor transport dan komunikasi modal adalah semua kendaraan yang dioperasikan antara lain: bus, truk, sado, bajay, becak, dan lain-lain, alat-alat angkutan di sungai, laut dan udara, kereta api termasuk kantorkantor perusahaan jawatan kereta api serta pembuatan jalan-jalan kereta api, dan stasiun-stasiun dengan rambu-rambunya, bangunan bukan tempat tinggal dan kendaraan-kendaraan yang digunakan untuk menunjang usaha angkutan. Di sektor bank dan lembaga keuangan lainnya, real estate dan jasa perusahaan mencakup bangunan bukan tempat tinggal yang dimiliki dan digunakan untuk operasi perbankan, kendaraan yang dimiliki dan dipakai untuk menunjang kegiatan perbankan. Termasuk juga kantorkantorperwakilan perbankan beserta peralatan yang digunakan; viii. di sektor pemerintahan hanya barang-barang modal yang dibeli, dibuat ataudiadakan oleh pemerintah untuk menunjang terlaksananya kegiatan 374 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

425 BAB II : KONSEP DEFINISI administrasipemerintahan saja. Barang-barang modal yang dimaksud adalah seperti gedunggedung/ kantorkantor pemerintah, pembelian mobil pemadam kebakaran beserta peralatannya dan sebagainya, yang semuanya digunakan sebagai alat dari instansi-instansi pemerintah dalam memberikan jasa/pelayanan kepada masyarakat. Termasuk di sini pembuatan jalan-jalan baik oleh pemerintah pusat maupun olehpemerintah daerah. Pembelian barang-barang modal oleh pemerintah untukperusahaan-perusahaan negara dalam rangka bantuan pemerintah tidak termasukdalam pembentukan modal sektor pemerintah melainkan merupakan pembentukanmodal oleh perusahaanperusahaan yang menerima sumbangan tersebut, misalnyapemerintah menyediakan anggaran untuk memperluas pabrik semen maka semuapengeluaran baik untuk pembuatan bangunannya maupun untuk pembelian mesin-mesin adalah merupakan pembentukan modal di sektor industri pengolahan; dan ix. di sektor jasa-jasa, berupa gedung bioskop, ternak sirkus atau taman hiburan,peralatan kantor, kendaraan dan sebagainya. 3. PMTB menurut institusi Penggolongan ini menjelaskan tentang barang modal yang dimiliki atau dikuasai oleh pelaku-pelaku ekonomi (institusi) untuk digunakan dalam proses Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

426 BAB II : KONSEP DEFINISI produksinya baik secara langsung maupun tidak langsung. Institusi di sini dibedakan menurut Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) & Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta usaha swasta lainnya (termasuk usaha rumah tangga) yang meliputi: i. pemerintah mencakup pengeluaran untuk barang modal oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang berupa, pembuatan gedung atau bangunan kantor, perumahan dinas, bangunan sekolah, bangunan puskesmas, jalan & jembatan dan infrastruktur lainnya; ii. BUMN/D, barang modalnya antara lain: lapangan terbang, pelabuhan,telekomunikasi, kereta api, pesawat terbang dan sebagainya; dan iii. swasta dan rumah tangga, barang modal yang dikuasai dapat berupa bangunan,mesin-mesin, kendaraan dan sebagainya Perubahan Inventori Bersamaan dengan saat terjadinya perubahan tahun dasar pada tingkat nasional dari tahun dasar 1993 ke tahun dasar 2000 yaitu pada triwulan I tahun 2004 komponen perubahan inventori mulai diperkenalkan. Komponen perubahan inventori sendiri pengertiannya sama seperti perubahan stok yang sebelumnya digunakan sebagai komponen penyeimbang/sisa pada PDB menurut penggunaan. Inventori merupakan persediaan barang (jadi maupun setengah jadi) pada unit institusi yang tidak terpakai pada proses produksi atau belum selesai diproses atau belum terjual, 376 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

427 BAB II : KONSEP DEFINISI sedangkan perubahan inventori adalah selisih antara nilai inventori pada akhir periode pencatatan dengan nilai inventori pada awal periode pencatatan. Perubahan inventori menjelaskan tentang perubahan posisi barang inventori yang bisa bermakna pertambahan (tanda positif) atau pengurangan (bertanda negatif) Secara umum Inventori ini meliputi: Barang yang dibeli tetapi belum terpakai untuk proses produksi Barang yang belum selesai dalam proses produksi Barang yang belum terjual Ternak potong Barang tahan lama yang masih dalam proses penyelesaian: seperti mesin-mesin,pesawat udara, kapal laut dan sejenisnya Pada prinsipnya inventori merupakan persediaan barang setengah jadi maupun barang jadi yang dikuasai oleh berbagai pelaku ekonomi produksi maupun konsumsi. Barang-barang inventori ini akan digunakan lebih lanjut dalam proses produksi baik sebagai input antara maupun input akhir. Klasifikasi inventori menurut jenis barang dapat dibedakan atas: i. barang inventori menurut sektor penghasilnya seperti produk atau hasil dari:perkebunan, kehutanan, perikanan, pertambangan, industri pengolahan, gas kota, airbersih, serta konstruksi/bangunan; ii. berbagai jenis bahan baku & penolong (material & supplies), yaitu semua bahan,komponen atau Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

428 BAB II : KONSEP DEFINISI persediaan yang diperoleh untuk diproses lebih lanjut menjadibarang jadi; iii. barang jadi, yaitu barang yang telah selesai diproses tapi belum terjual atu belumdigunakan, termasuk barang- barang yang dijual dalam bentuk yang sama sepertipada waktu dibeli; iv. barang setengah jadi, yaitu barang-barang yang sebagian telah diolah atau belumselesai (tidak termasuk konstruksi yang belum selesai). v. ternak untuk tujuan dipotong; vi. barang dagangan yang masih dikuasai oleh pedagang besar maupun pedagangeceran untuk tujuan dijual; vii. pengadaan barang-barang oleh unit perdagangan untuk tujuan dijual atau dipakaisebagai bahan bakar atau persediaan; dan viii. stok pada pemerintah yang mencakup barang-barang strategis, seperti beras, kedelai,gula pasir, dan gandum Transaksi Eksternal (Perdagangan antar-wilayah) Transaksi eksternal atau transaksi ekonomi yang mencakup perdagangan barang dan jasa antar-wilayah/daerah ini menjelaskan tentang proses atau alur distribusi produk domestik yang mengalir ke luar wilayah serta yang masuk ke dalam wilayah (domestik) tersebut. Karena lebih menekankan pada aspek riil maka yang dimaksud dengan produk di sini adalah berbagai jenis barang dan jasa atau yang disebut pula 378 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

429 BAB II : KONSEP DEFINISI sebagai komoditas. Sedangkan yang dimaksud dengan wilayah di sini adalah wilayah negara lain (luar negeri) maupun wilayah atau daerah lain (propinsi maupun kabupaten), diluar wilayah domestik. Pada prinsipnya meskipun transaksi antar-negara dan antar-daerah sama dalam pengertian perilaku (perdagangan antar-wilayah) namun sebenarnya maknanya agak berbeda. Transaksi antar-negara selain menunjukkan ketergantungan ekonomi suatu wilayah pada negara lain juga menyebabkan terjadinya aliran devisa (masuk maupun ke luar), sementara di sisi lain perdagangan antar-daerah hanya menyebabkan terjadinya aliran mata uang lokal (rupiah) antardaerah. Dilihat dari kegiatan ekspor, dengan ke luarnya sebagian produk domestik ke negara lain maka akan menciptakan arus masuknya mata uang asing, sedangkan sebaliknya kegiatan impor akan menyebabkan mengalirnya pendapatan nasional (regional) ke luar negeri, sebagai akibat dari masuknya produk-produk negara lain. Pada akhirnya kedua model transaksi tersebut akan mempengaruhi struktur pendapatan nasional (regional). Pembedaan transaksi antar-wilayah ini utamanya dibatasi oleh konsep wilayah ekonomi yang terdiri dari dua unsur yaitu residen dan kegiatan ekonomi. Pengelompokan residen dan non-residen berkaitan dengan kepentingan ekonomi (economic interest) yang dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi. Pelaku ekonomi sebagai residen atau non-residen tersebut meliputi penduduk atau rumah tangga, perusahaan atau korporasi, pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya seperti lembaga nirlaba atau lembagalembaga internasional lainnya seperti ILO, Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

430 BAB II : KONSEP DEFINISI UNHCR, World Bank (Bank Dunia), IMF dan lain sebagainya.konsep dan definisi yang digunakan dalam transaksi eksternal antara lain: 1. Antar-negara (Ekspor dan Impor) Transaksi perdagangan antar-negara ini dicirikan melalui 2 (dua) aktivitas yang berlawanan, disebut ekspor apabila produk barang dan jasa dikirim ke luar negeri sebaliknya disebut impor apabila produk tersebut masuk ke dalam wilayah ekonomi (domestik). Meskipun secara garis besar penggolongannya terbagi atas barang dan jasa tetapi jenis-jenis komoditas yang diekspor bisa berbeda dengan komoditas impor, tergantung kepada kebutuhan pasar di negara lain maupun di wilayah tersebut. Ekspor barang dan jasa merupakan transaksi ekonomi penjualan, pertukaran (barter), atau hadiah (gifts) atau hibah (grants) yang dilakukan oleh penduduk residen suatu negara/wilayah (region) dengan non-residen atau pihak luar negeri atau wilayah (region) lain; Sedangkan impor merupakan transaksi ekonomi berupa pembelian, pertukaran (barter), penerimaan hadiah (gifts), hibah (grants), berbagai jenis barang dan jasa oleh residen dari non-residen. Konsep residen yang berkaitan dengan kegiatan ekspor dan impor suatu negara meliputi transaksi ekonomi yang dilakukan antara unit-unit institusi atau pelaku ekonomi suatu negara dengan unit-unit ekonomi negara lain. 380 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

431 BAB II : KONSEP DEFINISI 2. Antar-daerah Sebenarnya sampai sekarang belum ada satu pun panduan resmi yang menjelaskan tentang tata cara pencatatan kegiatan antar-daerah di dalam wilayah domestik suatu negara, sehingga pada prakteknya setiap negara mempunyai pendekatan sendiri yang berbeda-beda dalam upaya mengukur jenis transaksi perdagangan yang mendominasi peta ekonomi di setiap daerah di dalam negaranya. Lemahnya sistem administrasi pemerintahan dalam menyusun jenis statistik ini berdampak terhadap kualitas pengumpulan data transaksi yang sangat berarti dalam konteks mikro atau semi mikro ini. Dengan demikian dalam kaitannya dengan penyusunan statistik PDRB di sini, untuk selanjutnya yang dimaksud dengan transaksi eksternal antar-wilayah adalah sistem perdagangan barang dan jasa antara suatu wilayah dengan wilayah-wilayah domestik lainnya (tidak termasuk transaksi dengan luar negeri). Hampir seluruh wilayah di Indonesia mempunyai ketergantungan yang sangat kuat dengan wilayah-wilayah lainnya. Perbedaan struktur dan aktivitas ekonomi menyebabkan lalulintas perdagangan barang dan jasa menjadi subur dan menjadi kian dominan. Produk barang dan jasa yang diperdagangkan antar-daerah ini bisa berupa produk yang sejenis atau yang berbeda, tergantung pada kebutuhan masyarakat. Perdagangan produk ke luar suatu wilayah akan menyebabkan terjadinya aliran dana yang masuk ke wilayah tersebut, sedangkan sebaliknya produk masuk ke wilayah tersebut akan menyebabkan aliran dana Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

432 BAB II : KONSEP DEFINISI ke luar wilayah. Kedua perilaku transaksi ekonomi tersebut pada akhirnya akan berpengaruh pula pada pendapatan wilayah (regional), dan pada gilirannya pada sistem pembangunan ekonominya. 382 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

433 BAB III METODE PENGHITUNGAN PDRB menurut penggunaan menggambarkan penggunaan barang dan jasa yang diproduksi oleh berbagai golongan dalam masyarakat. Penggunaan tersebut secara garis besar ada dua macam yaitu Konsumsi Antara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam proses produksi dan Konsumsi Akhir yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Barang dan jasa yang termasuk dalam konsumsi antara akan habis dalam proses produksi, sedangkan barang dan jasa yang termasuk konsumsi akhir meliputi: a. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga b. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba c. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah dan Pertahanan d. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) e. Perubahan Stok f. Ekspor g. Impor PDRB menurut penggunaan di substitusikan ke dalam persamaan: Y = C h + C n + C g + I f + I s + X M Dimana: C h = Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga C n = Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba C g = Pengeluaran Konsumsi Pemerintah dan Pertahanan I f = Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

434 BAB III : METODE PENGHITUNGAN I s = Perubahan Stok X = Ekspor M = Impor 3.1 Pengeluran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga terdiri dari semua pengeluaran atas pembelian barang dan jasa dikurangi dengan hasil penjualan neto dari barang bekas atau afkiran. Termasuk pengeluaran untuk pembelian barang-barang yang tidak dapat diproduksi kembali (kecuali tanah) seperti hasil karya seni, barangbarang antik. Pengeluran juga termasuk pembelian barang tahan lama seperti mebel, mobil dan barang elektronik dan juga nilai barang dan jasa yang dihasilkan untuk konsumsi sendiri seperti hasil kebun, peternakan, serta biaya hidup lainnya Metode Penghitungan Penghitungan pengeluaran konsumsi rumah tangga dilakukan dengan konsep bahwa pengeluaran konsumsi rumah tangga penduduk suatu daerah baik dilakukan di daerahnya maupun di luar, tetapi tidak termasuk penduduk luar yang mengkonsumsi di wilayah domestik. a. Konsumsi Rumah Tangga Kelompok Makanan Model yang digunakan untuk kelompok ini adalah fungsi eksponensial. Model ini dipilih berdasarkan asumsi bahwa setiap penambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan konsumsi, tetapi pada suatu saat (titik jenuh) konsumsi tersebut mulai menurun, dengan bentuk kurva 384 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

435 BAB III : METODE PENGHITUNGAN seperti parabola. Bentuk fungsi eksponensial tersebut adalah: b Q i = a. Y i Dimana: Q i = Rata-rata konsumsi perkapita sebulan (kuantum) a = konstanta Y i = Pendapatan per kapita sebulan b = Koefisien elastisitas Koefisien elastisitas (b) pada dasarnya merupakan elastisitas pendapatan perkapita dari kuantum konsumsi (Income Elasticity of Consumption). b. Konsumsi Rumah Tangga Kelompok Non Makanan Perkiraan konsumsi rumah tangga untuk kelompok bukan makanan mengikuti fungsi linier, artinya setiap kenaikan pendapatan akan selalu diikuti oleh penambahan permintaan konsumsi bukan makanan. Dengan kata lain konsumsi bukan makanan tidak akan pernah sampai pada titik jenuh. Pola hubungan linier ini dapat diformulasikan sebagai: C i = a + by i Dimana: C i = Rata-rata nilai pengeluaran konsumsi perkapita sebulan untuk kelas/kelompok pendaptan rumah tangga ke i a = konstanta Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

436 BAB III : METODE PENGHITUNGAN Y i = Pendapatan per kapita sebulan untuk kelas/kelompok pendapatan rumah tangga ke i b = Koefisien fungsi linier 3.2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Lembaga Swasta Nirlaba adalah lembaga swasta yang dalam operasinya tidak bertujuan mencari keuntungan. Lembaga Swasta Nirlaba terdiri dari lembaga/badan swasta yang memberikan pelayanan atau jasa kepada masyarakat, seperti badan keagamaan, lembaga penelitian, lembaga pendidikan formal maupu non formal, badan kesehatan, rumah yatim piatu/ panti asuhan, penyantunan orang cacat dan lainnya yang tidak mementingkan keuntungan. Lembaga Swasta Nirlaba ini mungkin berbadan hukum atau tidak berbadan hukum, dan tidak sepenuhnya dikelola oleh pemerintah Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pengeluaran Konsumsi Pemerintah meliputi belanja pegawai (upah dan gaji), penyusutan barang-barang modal pemerintah, dan belanja barang dan jasa yang habis dipakai/dikonsumsi sendiri (belanja perjalanan dinas, biaya pemeliharaan dan pengeluaran lain yang bersifat rutin). Pengeluaran tersebut mencakup yang dilakukan oleh pemerintah daerah, dikurangi penerimaan dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan. Penghitungan pengeluaran konsumsi Pemerintah Pusat didasarkan realisasi pengeluaran pemerintah, baik yang berupa pengeluaran rutin maupun pembangunan. 386 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

437 BAB III : METODE PENGHITUNGAN 3.4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) meliputi berbagai macam pengeluaran untuk pengadaan, pembuatan dan pembelian barang modal baru yang dihasilkan di domestik/region dan barang modal baru atau bekas yang berasal dari domestik/region lain atau dari luar negeri (impor). Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dapat dihitung berdasarkan pengeluaran untuk pembelian barang modal oleh masing-masing lapangan usaha. Pembentukan modal juga dapat dihitung berdasarkan arus barang Perubahan Stok Perubahan Stok merupakan selisih antara persediaan barang pada akhir tahun terhadap awal tahun. Persediaan barang-barang ini berasal dari pembelian atau yang diproduksi pemerintah. Khusus stok di pemerintah biasanya merupakan penyediaan barang-barang pokok atau barang strategis, antara lain beras, jagung, tepung terigu dan gula yang dihasilkan sendiri dan belum digunakan atau dijual lagi. Persediaan barang ini ada di produsen, pedagang atau distributor Ekspor dan Impor Ekspor barang dan jasa merupakan suatu komponen dari permintaan akhir. Impor merupakan sumber suplay barang dan jasa. Impor bukan asli produk domestik, sehingga harus dikurangi dari total penggunaan dalam PDRB. Ekspor dan Impor barang dan jasa meliputi angkutan dan komunikasi, jasa asuransi serta barang dan jasa lain seperti jasa perdagangan yang diterima pedagang suatu Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

438 BAB III : METODE PENGHITUNGAN daerah karena mengadakan transaksi penjualan di luar daerah dan pembayaran biaya kantor pusat perusahaan induk oleh cabang dan anak perusahaan di luar daerah. Pembelian langsung di pasar suatu daerah oleh bukan penduduk termasuk ekspor barang dan jasa, serta pembelian di luar daerah oleh penduduk daerah dikategorikan sebagai impor. Yang tidak termasuk ekspor dan impor barang adalah barang milik penduduk atau bukan penduduk suatu daerah yang melintasi batas geografir suatu daerah karena tempat persinggahan saja, barang untuk peragaan, barang contoh dan barang untuk keperluan sehari-hari wisatawan mancanegara/ domestik. Ekspor jasa dinilai pada saat jasa tersebut diberikan ke bukan penduduk, sedangkan impor jasa dinilai pada saat jasa diterima oleh penduduk. 388 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

439 BAB IV PDRB MENURUT PENGGUNAAN KABUPATEN BLORA TAHUN Komponen Pembentuk PDRB Menurut Penggunaan Ada tiga komponen utama yang membentuk PDRB Pengeluaran, yaitu Komponen Pengeluaran, yang terdiri atas pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit dan pengeluaran konsumsi pemerintah, dan komponen Investasi, terdiri atas PMTB dan Inventori serta Ekspor Netto (selisih antara ekspor dan impor). Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan pengeluaran rumah tangga atas barang dan jasa untuk tujuan konsumsi akhir, baik dengan cara membeli, menerima transfer, atau memproduksi sendiri dengan tujuan untuk dikonsumsi atau tidak diproses lebih lanjut menjadi produk baru. Pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit adalah berbagai pengeluaran oleh lembaga untuk pengadaan barang dan jasa, yang secara prinsip mempunyai fungsi dalam melayani rumah tangga. Lembaga non profit yang melayani rumah tangga merupakan satu entitas legal, yang secara prinsip terlibat dalam kegiatan layanan atau pemberian jasa kepada rumah tangga (non-market). Seluruh atau sebagian pembiayaan kegiatan lembaga bersumber dari sumbangan atau donasi rumah tangga. Oleh karenanya hampir seluruh aktivitas lembaga dirancang dan dikontrol oleh rumah tangga. Umumnya pekerja yang aktif dalam kegiatan lembaga merupakan tenaga kerja tidak dibayar (volunteer). Sedangkan pengeluaran konsumsi pemerintah didefinisikan sebagai jumlah seluruh pengeluaran pemerintah yang dikeluarkan untuk Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

440 BAB IV : ULASAN membiayai kegiatannya, yang terdiri dari pembelian barang dan jasa (belanja barang), pembayaran balas jasa pegawai (belanja pegawai), dan penyusutan barang modal, dikurangi dengan hasil penjualan barang dan jasa (output pasar) pemerintah yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pemerintah (yang bukan dikonsumsi oleh pemerintah). Konsumsi pemerintah disebut juga dengan output non-pasar pemerintah. Pengeluaran konsumsi pemerintah (umum) meliputi konsumsi pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah pusat meliputi seluruh instansi negara, baik yang ada di pusat maupun kantor wilayah (unit vertikalnya) di daerah. Sedangkan pemerintah daerah meliputi pemerintah daerah propinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemerintah desa beserta perangkat dinasnya pada masing-masing tingkat pemerintahan tersebut. Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) merupakan bagian dari suatu proses investasi fisik secara keseluruhan. PMTB didefinisikan sebagai pengadaan, pembuatan, pembelian barang modal baru dari dalam negeri dan barang modal baru maupun bekas dari luar negeri, dikurangi penjualan neto barang modal bekas. Barang atau peralatan yang digunakan dalam proses produksi secara berulang-ulang dan mempunyai umur pemakaian satu tahun atau lebih. Inventori merupakan persediaan barang (jadi maupun setengah jadi) pada unit institusi yang tidak terpakai pada proses produksi atau belum selesai diproses atau belum terjual, sedangkan perubahan inventori adalah selisih antara nilai inventori pada akhir periode pencatatan dengan nilai inventori pada awal periode pencatatan. Ekspor neto merupakan selisih dari ekspor dikurangi dengan impor. Ekspor impor merupakan 390 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

441 BAB IV : ULASAN transaksi ekonomi yang mencakup perdagangan barang dan jasa antar-wilayah/daerah ini menjelaskan tentang proses atau alur distribusi produk domestik yang mengalir ke luar wilayah serta yang masuk ke dalam wilayah (domestik) tersebut. Di luar perkiraan para analis dan ekonom, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2105 melesat 5,04 persen dibandingkan kuartal sama Penopang utama laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal terakhir tahun lalu adalah belanja pemerintah untuk pembangunan proyek-proyek infrastruktur. Alhasil, sepanjang 2015 ekonomi Indonesia tumbuh 4,79 persen atau lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh 5,02 persen. Target pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2015 tidak tercapai, dimana pemerintah menargetkan tahun 2015 tumbuh sebesar 5,70 persen. Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional turun, beberapa diantaranya ekspor indonesia yang terus turun karena kondisi ekonomi global yang juga sedang melemah. Disisi lain daya beli masyarakat tidak meningkat sehingga sangat berpengaruh terhadap pengeluaran konsumsi masyarakat, yang notabene mempunyai sumbangan yang cukup besar. Lain nasional, lain pula yang terjadi di Kabupaten Blora. Pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Blora tercatat sebesar 5,36 persen. Pertanian yang merupakan penyumbang tertinggi PDRB pada tahun tersebut dapat tumbuh sebesar 2,03 persen, dan pertambangan penggalian tumbuh sebesar 12,69 persen. Pertumbuhan lapangan usaha tersebut berdampak pada peningkatan ekspor di tahun yang sama, dimana pada tahun 2015 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

442 BAB IV : ULASAN ekspor dari Blora tumbuh sebesar 7,42 persen. Disisi lain konsumsi masyarakat juga bisa tumbuh 3,25 persen cukup mendongkrak pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blora. Permintaan akan barang dan jasa akan memicu pertumbuhan konsumsi. Tetapi perlu diingat bahwa pertumbuhan konsumsi khususnya konsumsi rumah tangga akan memicu pertumbuhan tinggi akan impor barang dan jasa yang tidak bisa diproduksi oleh wilayah lokal. Sehingga agar pertumbuhan ekonomi lebih susteinable, disamping pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang tinggi, juga harus diimbangi dengan pertumbuhan investasi dan ekspor yang tinggi pula. PDRB Kabupaten Blora atas dasar harga berlaku pada tahun 2015 menunjukan pergerakan yang menggembirakan, tumbuh sebesar 8,39 persen, dari ,98 milyar rupiah di tahun 2014 menjadi ,35 milyar rupiah di tahun Angka tersebut merupakan agregat dari tiga komponen utama PDRB Pengeluaran. Komponen Pengeluaran meningkat dari ,97 milyar rupiah pada tahun 2014 menjadi ,07 milyar rupiah di tahun 2015, atau naik sebesar 8,25 persen. Komponen Investasi (PMTB+ Inventori) juga mengalami peningkatan dari 2.193,99 milyar rupiah pada tahun 2014 menjadi 2.287,03 milyar rupiah pada tahun 2015, atau naik sebesar 4,24 persen. Sedangkan Ekspor Neto menunjukan penurunan yang cukup signifikan, yaitu dari minus 651,98 milyar rupiah pada tahun 2014 menjadi minus 597,75 milyar rupiah pada tahun 2015, atau turun sebesar minus 8,32 persen. Nilai negatif pada komponen ekspor netto menunjukkan bahwa nilai barang dan 392 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

443 BAB IV : ULASAN jasa yang diimpor oleh wilayah Blora lebih besar daripadari nilai barang dan jasa yang diekspor keluar wilayah Blora. Tabel 4.1. Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kabupaten Blora adh Berlaku Tahun (Juta Rupiah) KOMPONEN PENGGUNAAN * 2015** Komponen Pengeluaran , , , , ,24 2. Komponen Investasi , , , , ,97 3. Net Ekspor ( ,12) ( ,32) ( ,22) ( ,28) ( ,15) PDRB PENGELUARAN , , , , ,06 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Sedangkan menurut harga konstan, PDRB Kabupaten Blora menurut Pengeluaran tahun 2015 tumbuh sebesar 5,36 persen, dari ,20 milyar rupiah di tahun 2014 menjadi ,59 milyar rupiah di tahun Komponen Pengeluaran meningkat sebesar 3,33 persen, dari ,67 milyar rupiah pada tahun 2014 menjadi ,66 milyar rupiah pada tahun Sedangkan Komponen Investasi (PMTB+ Inventori) juga mengalami penurunan dari 1.748,54 milyar rupiah pada tahun 2014 menjadi 1.699,64 milyar rupiah pada tahun 2015, atau turun sebesar minus 2,80 persen. Sedangkan Ekspor Neto juga mengalami penurunan, dari minus 357,01 milyar rupiah pada tahun 2014 menjadi minus ,81 milyar rupiah pada tahun 2015, atau turun sebesar minus 96,16 persen. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

444 BAB IV : ULASAN Tabel 4.2. Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kabupaten Blora adh Konstan Tahun (Juta Rupiah) KOMPONEN PENGGUNAAN * 2015** Komponen Pengeluaran , , , , ,87 2. Komponen Investasi , , , , ,64 3. Net Ekspor ( ,61) ( ,35) ( ,94) ( ,70) (13.718,81) PDRB PENGELUARAN , , , , ,70 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Dengan melihat hubungan antara pendapatan dan permintaan, dimana nilai PDRB merupakan nilai seluruh pengeluaran akhir dikurangi nilai total impor, maka dapat diterjemahkan bahwa semua barang dan jasa yang dibeli suatu wilayah berasal dari produk wilayah itu sendiri dan dari produk luar wilayah (impor). Oleh karena itu persentase impor terhadap total pembelian barang dan jasa dapat dijadikan indikator ketergantungan akan barang dan jasa suatu wilayah. Distribusi PDRB merupakan gambaran besarnya sumbangan/share komponen tersebut terhadap PDRB. Semakin besar nilainya, berarti komponen tersebut semakin besar sumbangannya terhadap pembentukan PDRB dan sebaliknya. Sampai saat ini komponen pengeluaran mempunyai nilai terbesar. Dilihat dari PDRB Pengeluaran Kabupaten Blora atas dasar harga berlaku tahun 2015, distribusi Komponen Pengeluaran yang meliputi pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah dan konsumsi lembaga non profit tercatat sebesar 89,68 persen, angka ini menunjukkan seolah-olah besaran PDRB Kabupaten Blora hampir habis digunakan untuk mencukupi 394 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

445 BAB IV : ULASAN kebutuhan konsumsi pada Komponen Pengeluaran. Untuk mencukupinya dipenuhi melalui impor. Sedangkan Komponen Investasi memberikan share sebesar 13,97 persen dan Ekspor Neto sebesar minus 3,65 persen. Tabel 4.3. Distribusi Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kabupaten Blora adh Berlaku Tahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN * 2015** Komponen Pengeluaran 89,59 89,61 90,35 89,79 89,68 2. Komponen Investasi 15,08 18,80 17,22 14,53 13,97 3. Net Ekspor (4,68) (8,41) (7,57) (4,32) (3,65) PDRB PENGELUARAN 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Ket : * Angka Sementara #DIV/0! #DIV/0! ** Angka Sangat Sementara Sejalan dengan harga berlaku, distribusi PDRB Pengeluaran Kabupaten Blora tahun 2015 atas dasar harga konstan, menempatkan Komponen Pengeluaran sebagai komponen terbesar pembentuk PDRB Pengeluaran. Distribusi Komponen Pengeluaran tercatat sebesar 86,91 persen dari total nilai PDRB, diikuti Komponen Investasi yang tercatat sebesar 13,19 persen dan Ekspor Neto yang tercatat sebesar minus 0,11 persen. Proporsi Pengeluaran yang mendekati angka PDRB diimbangi dengan masuknya barang dan jasa yang cukup besar dari luar daerah. Sehingga kebutuhan akan Konsumsi dan Investasi berakibat pada nilai Ekspor Neto yang negatif. Sehingga Komponen Pengeluaran/Konsumsi dan Investasi merupakan total PDRB ditambah dengan Ekspor Neto. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

446 BAB IV : ULASAN Tabel 4.4. Distribusi Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kabupaten Blora adh Konstan Tahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN * 2015** Komponen Pengeluaran 89,90 89,63 88,78 88,62 86,91 2. Komponen Investasi 15,76 17,20 15,43 14,30 13,19 3. Net Ekspor (5,66) (6,83) (4,22) (2,92) (0,11) PDRB PENGELUARAN 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Ket : * Angka Sementara #REF! #REF! ** Angka Sangat Sementara Pada tahun 2015, pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku tercatat sebesar 8,39 persen, lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 11,51 persen. Komponen Pengeluaran tumbuh sebesar 8,25 persen, Komponen Investasi tumbuh sebesar 4,24 persen dan Ekspor Netto tumbuh sebesar minus 8,32 persen. Tabel 4.5. Pertumbuhan Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kabupaten Blora adh Berlaku Tahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN Komponen Pengeluaran 11,59 8,04 11,15 10,82 8,25 2. Komponen Investasi 37,61 34,63 1,00 (5,94) 4,24 3. Net Ekspor 132,59 94,16 (0,76) (36,40) (8,32) PDRB PENGELUARAN 12,06 8,02 10,24 11,51 8,39 Sedangkan atas dasar harga konstan, pertumbuhan pada tahun 2015 tercatat sebesar 5,36 persen, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,39 persen. Banyak faktor yang mengakibatkan pertumbuhan tersebut, salah satunya adalah meningkatnya ekspor dan meningkatnya konsumsi pemerintah. Komponen pengeluaran tumbuh 3,33 persen, komponen investasi 396 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

447 BAB IV : ULASAN pada tahun 2015 adh konstan yang tumbuh sebesar minus 2,80 persen. Yang terakhir adalah pertumbuhan ekspor netto, dimana pada tahun 2015 pertumbuhannya tercatat sebesar minus 96,16 persen. Tabel 4.6. Pertumbuhan Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kabupaten Blora adh Konstan Tahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN Komponen Pengeluaran 4,34 4,58 4,36 4,20 3,33 2. Komponen Investasi 33,95 14,48 (5,43) (3,28) (2,80) 3. Net Ekspor 162,29 26,54 (34,91) (27,74) (96,16) PDRB PENGELUARAN 4,42 4,90 5,36 4,39 5,36 PDRB atas dasar harga berlaku cenderung mempunyai angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan PDRB atas dasar harga konstan, termasuk pertumbuhannya, hal ini terjadi karena harga barang dan jasa yang cenderung mengalami peningkatan. Perbandingan antara PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB atas dasar harga konstan disebut sebagai indeks implisit dan pertumbuhan indeks implisit disebut sebagai perubahan indeks implisit/inflasi PDRB Pengeluaran/Konsumsi RumahTangga Konsumsi Rumah Tangga sering kali dijadikan barometer kesejahteraan masyarakat suatu wilayah. Peningkatan konsumsi dan perubahan proporsi pola konsumsi dari makanan ke non makanan dijadikan indikator kemampuan daya beli yang diakibatkan Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

448 BAB IV : ULASAN peningkatan pendapatan dianggap sebagai peningkatan kesejahteraan masyarakat. Secara teori peningkatan konsumsi rumah tangga dipacu oleh adanya pertambahan penduduk, peningkatan pendapatan masyarakat mapun perubahan pola konsumsi masyarakat. Peningkatan permintaan atau konsumsi merupakan pangsa pasar yang dapat menggerakan roda perekonomian. Peningkatan konsumsi biasanya akan dibarengi dengan meningkatnya permintaan akan barang dan jasa. Peningkatan permintaan ini akan menggerakan sektor-sektor ekonomi yang ada. Namun yang perlu diwaspadai ketika permintaan akan barang-barang konsumsi meningkat, ketika wilayah tersebut tidak bisa menghasilkan barang dan jasa sendiri maka akan dibarengi dengan permintaan barang dan jasa dari luar daerah. Secara teori impor barang akan menurunkan angka PDRB. Pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga berlaku di Kabupaten Blora pada tahun 2015 mengalami peningkatan dari ,80 milyar rupiah pada tahun 2014 menjadi ,11 milyar di tahun 2015, atau tumbuh sebesar 7,33 persen, sehingga memberikan andil terhadap pembentukan PDRB Pengeluaran sebesar 76,48 persen, lebih rendah dibandingkan kontribusi tahun sebelumnya yang mencapai 77,23 persen. Fluktuasi pengeluaran konsumsi rumah tangga ini biasanya dipengaruhi oleh tingkat harga (inflasi) dan pendapatan rumah tangga. Besarnya proporsi tersebut merupakan modal yang positif dalam mempertahankan atau meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, apalagi dengan jumlah penduduk Blora yang lumayan besar yang hampir 850 ribu jiwa, merupakan pangsa pasar yang cukup menarik. 398 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

449 BAB IV : ULASAN Tabel 4.7. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga adh Berlaku Tahun (Juta Rupiah) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga , , , , ,12 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok , , , , ,61 1.b. Pakaian dan Alas Kaki , , , , ,91 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang , , , , ,37 1.d. Kesehatan dan Pendidikan , , , , ,31 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya , , , , ,29 1.f. Hotel dan Restoran , , , , ,18 1.g. Lainnya , , , , ,45 PDRB PENGELUARAN , , , , ,06 Prosentase 77,39 77,20 77,81 77,23 76,48 Bila dilihat dari pembentuknya komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga dapat dikelompokan menjadi dua, konsumsi makanan dan konsumsi non makanan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan total penjumlahan dari seluruh konsumsi masyarakat di suatu wilayah, jika dibagi dengan jumlah penduduk akan merupakan konsumsi rata rata perkapita. Pada tahun 2015, konsumsi non makanan menunjukan peran yang dominan, yaitu sebesar 57,93 persen, sedangkan konsumsi makanan perannya tercatat sebesar 42,07 persen. Laju pertumbuhan konsumsi non makanan tidak lepas dari beberapa kondisi, antara lain: meningkatnya pendapatan masyarakat, perkembangan budaya di dalam masyarakat seperti perkembangan masyarakat yang semakin modern, disamping itu ada faktor lainnya seperti kemudahan rumah tangga untuk mendapatkan barangbarang konsumsi, seperti kendaraan bermotor, barang-barang Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

450 BAB IV : ULASAN elektronik atau barang keperluan rumah tangga lainnya melalui kredit perbankan, lembaga keuangan lainnya atau bahkan melalui pinjaman perorangan ataupun arisan tampaknya menjadi trend saat ini. Grafik 4.1 Distribusi Konsumsi Makanan dan Non Makanan terhadap Konsumsi Rumah Tangga adh berlaku Tahun Makanan Non Makanan Secara ekonomi kegiatan semacam ini sedikit banyak akan meningkatkan gerak roda perekonomian. Dengan berbagai kemudahan tersebut masyarakat dipacu untuk meningkatkan pengeluaran konsumsi rumah tangganya, akan tetapi dilihat dari segi pemanfaatan oleh rumah tangga belum tentu barang-baranekonomi rumah tangga. Bila yang dibeli akan menjadi alat penggerak Pengeluaran barang yang didapat dengan mudah ini menjadi alat peningkatan ekonomi rumah tangga maka dampak dari hal tersebut akan menghidupkan kekuatan grass root dalam meningkatan pendapatannya, bahkan akan menggerakan roda pembangunan ekonomi yang pesat. 400 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

451 BAB IV : ULASAN Untuk harga konstan, pada tahun 2015 pengeluaran konsumsi rumah tangga mencatat pertumbuhan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 3,25 persen dari 9.373,36 milyar rupiah di tahun 2014 menjadi 9.677,84 milyar rupiah pada tahun Dan memberikan andil terhadap PDRB Kabupaten sebesar 75,12 persen. Tabel 4.8. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga adh Konstan Tahun (Juta Rupiah) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga , , , , ,67 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok , , , , ,63 1.b. Pakaian dan Alas Kaki , , , , ,49 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang , , , , ,95 1.d. Kesehatan dan Pendidikan , , , , ,60 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya , , , , ,89 1.f. Hotel dan Restoran , , , , ,00 1.g. Lainnya , , , , ,11 PDRB PENGELUARAN , , , , ,70 Prosentase 77,87 77,68 76,78 76,66 75, Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Pengertian lembaga Non Profit secara umum adalah setiap lembaga nirlaba yang independen dan tidak terpengaruh oleh institusi pemerintah. Secara khusus Bank Dunia mendefinisikan lembaga nirlaba sebagai Non Government Organization (NGO) atau kemudian juga diterjemahkan sebagai organisasi swasta yang pada umumnya bergerak dalam kegiatan-kegiatan pengentasan kemiskinan, mengangkat dan menyuarakan berbagai kepentingan orang miskin atau pihak yang terpinggirkan, memberikan pelayanan sosial dasar, atau melakukan pengembangan dan pemberdayaan Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

452 BAB IV : ULASAN masyarakat. Pada umumnya lembaga ini didalam operasionalnya disamping dukungan finansial ataupun non finansial dari rumah tangga juga tidak sedikit yang mendapat dukungan (finansial dan non finansial) dari pemerintah dan berbagai lembaga donor internasional. Karena sifatnya yang nirlaba, kegiatan-kegiatan yang dikembangkan oleh lembaga ini belum banyak menggerakkan roda perekonomian khususnya di Kabupaten Blora. Hal ini bisa dilihat dari kontribusi pengeluaran konsumsi lembaga tersebut terhadap PDRB. Secara agregat peran ekonomi lembaga Non Profit masih sangat kecil jika dibandingkan dengan komponen-komponen penyusun PDRB yang lain. Dilihat dari kontribusinya, pada tahun 2015 kontribusi pengeluaran konsumsi lembaga non profit tercatat sebesar 1,69 persen dari total nilai PDRB atas dasar harga berlaku, turun dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 1,71 persen. Sedangkan untuk harga konstannya, kontribusinya sebesar 1,64 persen pada tahun 2014 dan 1,53 persen di tahun Tabel 4.9. Persentase Konsumsi Lembaga Non Profit Terhadap PDRB adh Berlaku Kabupaten Blora Tahun KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi LNPRT , , , , ,00 PDRB PENGELUARAN , , , , ,06 Prosentase 1,51 1,58 1,64 1,71 1,69 Nilai konsumsi lembaga Non Profit adh berlaku pada tahun 2015 tercatat sebesar 276,37 milyar rupiah, lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 402 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

453 BAB IV : ULASAN 257,98 milyar rupiah, atau terjadi laju pertumbuhan sebesar 7,13 persen. Sedangkan untuk harga konstan, pengeluaran Lembaga Non Profit pada tahun 2015 tercatat sebesar 196,80 milyar rupiah, meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 200,70 milyar rupiah atau terjadi perlambatan sebesar minus 1,94 persen. Tabel Persentase Konsumsi Lembaga Non Profit Terhadap PDRB adh Konstan Kabupaten Blora Tahun KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi LNPRT , , , , ,84 PDRB PENGELUARAN , , , , ,70 Prosentase 1,54 1,56 1,58 1,64 1,53 Mengingat peran lembaga ini lebih banyak berorientasi pada pelayanan masyarakat serta pembiayaannya ditanggung baik oleh masyarakat sendiri, lembaga donor maupun oleh pemerintah, sehingga peran lembaga ini masih belum berkembang, hal ini bisa dipahami karena memang lembaga tersebut tidak berorientasi kepada profit sehingga tidak banyak masyarakat yang mau terjun pada kegiatan tersebut. Di sisi lain, tampaknya pemerintah belum bisa mengoptimalkan peran lembaga Non Profit ini untuk membantu dalam pelayanan masyarakat, hal bisa dilihat bahwa aliran dana untuk pelayanan masyarakat masih banyak yang bersifat langsung dari pemerintah kepada masyarakat, atau tidak melalui lembaga non profit. Sebagai contoh bantuan pelayanan langsung dari pemerintah kepada masyarakat penerima manfaat seperti Bantuan Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

454 BAB IV : ULASAN Langsung Tunai (BLT), Biaya Operasional Sekolah (BOS), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan lain sebagainya Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pengeluaran konsumsi Pemerintah mencakup konsumsi Pemerintah Kabupaten/Kota, yang di dalamnya termasuk konsumsi Pemerintah Kecamatan dan konsumsi Pemerintah Desa, ditambah dengan konsumsi Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat yang masih dalam lingkup Kabupaten/Kota tersebut. Dana pengeluaran konsumsi pemerintah berasal baik dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dari Pemerintah Pusat (DAU, DAK) maupun dari sumber pendapatan lain yang sah. PAD sebagai sumber pembiayaan atau belanja Pemerintah salah satunya berasal dari pajak yang diambil dari masyarakat, yang berarti peningkatan pendapatan berkaitan dengan kemampuan masyarakat membayar pajak. Dalam teori ekonomi, tingkat pajak akan mempengaruhi mutiplier regional. Tingkat pajak yang tinggi akan menurunkan multiplier regional, akan tetapi pajak pada akhirnya akan menjadi pengeluaran pemerintah yang tentunya akan meningkatkan pendapatan regional. Dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, pemerintah membutuhkan anggaran yang digunakan untuk keperluan belanja rutin pegawai dan keperluan pembiayaan pembangunan. Besar kecilnya pengeluaran konsumsi pemerintah dipengaruhi oleh komponen belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal serta belanja pemerintah lainnya. Peran yang dimiliki oleh pemerintah ini digunakan terutama untuk membiayai kegiatankegiatan pelayanan yang tidak dapat dilakukan oleh pihak swasta. Jumlah pengeluaran pemerintah ini merupakan salah satu 404 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

455 BAB IV : ULASAN komponen penting dari PDRB. Secara teoritis kenaikan pengeluaran pemerintah merupakan salah satu kebijakan untuk meningkatkan pembangunan lewat instrumen kebijakan fiskal. Instrumen ini diambil untuk meningkatkan daya beli masyarakat sehingga dapat meningkatkan kehidupan perekonomian. Tabel Persentase Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB adh Harga Berlaku Kabupaten Blora Tahun KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Pemerintah , , , , ,12 PDRB PENGELUARAN , , , , ,06 Prosentase 10,70 10,83 10,89 10,85 11,51 Dalam beberapa tahun terakhir, pengeluaran pemerintah secara nominal semakin membesar dari tahun ke tahunnya sesuai dengan peningkatan pada APBD dan APBN. Kontribusi pengeluaran konsumsi pemerintah terhadap PDRB cukup besar, pada tahun 2015 adh berlaku, pengeluaran pemerintah tercatat sebesar 1.883,59 milyar rupiah dan memberikan kontribusi sebesar 11,51 persen terhadap total PDRB. Lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 1.638,20 milyar rupiah dengan kontribusi sebesar 10,85 persen. Sedangkan untuk angka pertumbuhannya, pertumbuhan pengeluaran konsumsi pemerintah pada tahun 2015 tercatat sebesar 14,98 persen atas dasar harga berlaku dan 4,79 persen atas dasar harga konstan dengan nominal atas dasar harga konstan sebesar 1.322,02 milyar rupiah. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

456 BAB IV : ULASAN Tabel Persentase Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB adh Harga Konstan Tahun KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Pemerintah , , , , ,37 PDRB PENGELUARAN , , , , ,70 Prosentase 10,49 10,40 10,43 10,32 10,26 Peningkatan pengeluaran konsumsi pemerintah dapat digunakan sebagai akselerator pembangunan ekonomi, walaupun pada saat ini tampaknya masih diarahkan pada hal-hal yang bersifat pelayanan secara langsung pada masyarakat seperti pelayanan pendidikan, kesehatan maupun ekonomi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Para pakar ekonomi sependapat bahwa untuk mendorong roda perekonomian salah satu mesin penggeraknya adalah investasi. Dalam konteks PDRB Penggunaan, investasi dikenal sebagai Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ditambah dengan inventori. PMTB menggambarkan adanya proses penambahan dan pengurangan barang modal pada tahun tertentu. PMTB disebut sebagai bruto karena di dalamnya masih terkandung unsur penyusutan, atau nilai barang modal sebelum diperhitungkan nilai penyusutannya. PMTB adalah semua pengadaan barang modal untuk digunakan/dipakai sebagai alat yang tetap (fixed assets). Sumber dana investasi dapat berasal dari tabungan domestik atau pinjaman luar negeri yang meningkatkan tingkat tabungan suatu 406 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

457 BAB IV : ULASAN daerah. Perkembangan lembaga keuangan juga mempengaruhi tingkat tabungan karena berhubungan dengan kemungkinan investor asing untuk melakukan investasi. Bagi wilayah yang memiliki tingkat tabungan domestik tidak memadai untuk menjalankan negara sekaligus berinvestasi, maka alternatif yang dilakukan umumnya adalah melalui pinjaman luar negeri atau mengundang investor untuk berinvestasi. Dilihat dari institusi pelaku PMTB terbagi empat yaitu Swasta, Rumah Tangga, BUMN dan BUMD dan Pemerintah. Belanja pemerintah dalam bentuk barang modal (terutama Infrastruktur) menjadi stimulus yang mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi pembangunan ekonomi. Korelasi antara laju pertumbuhan ekonomi dengan investasi dikenal dengan Incremental Capital Output Ratio (ICOR). ICOR menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi relatif akibat adanya investasi. Dengan ICOR kita dapat melihat efisiensi penggunaan modal yang secara signifikan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah pada tahun tertentu. Tabel Persentase PMTB terhadap PDRB Kabupaten Blora adh Berlaku Tahun KOMPONEN PENGGUNAAN Pembentukan Modal Tetap Bruto , , , , ,13 a. Bangunan , , , , ,47 b. Non-Bangunan , , , , ,66 PDRB PENGELUARAN , , , , ,06 Prosentase 11,71 12,42 12,11 12,36 12,68 Kabupaten Blora yang memiliki potensi sumber daya alam, tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atas dasar harga berlaku bergerak dari Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

458 BAB IV : ULASAN 1.866,75 milyar rupiah pada tahun 2014 menjadi 2.076,23 milyar rupiah di tahun 2015, atau mengalami pertumbuhan sebesar 11,22 persen, sedangkan untuk harga konstan bergerak dari 1.557,12 milyar rupiah di tahun 2014 menjadi 1.629,36 milyar rupiah di tahun 2015, atau tumbuh sebesar 4,64 persen. Dilihat dari proporsi PMTB terhadap PDRB Kabupaten Blora, pada tahun 2015 tercatat sebesar 12,68 persen atas dasar harga belaku, lebih tinggi dibandingkan proporsi pada tahun 2014 yang tercatat sebesar 12,36 persen. Sedangkan menurut harga konstan, kontribusi PMTB terhadap PDRB Kabupaten Blora tercatat sebesar 12,73 persen di tahun 2014 dan 12,65 persen di tahun Tabel Persentase PMTB terhadap PDRB Kabupaten Blora adh Konstan Tahun KOMPONEN PENGGUNAAN Pembentukan Modal Tetap Bruto , , , , ,32 a. Bangunan , , , , ,81 b. Non-Bangunan , , , , ,51 PDRB PENGELUARAN , , , , ,70 Prosentase 11,81 12,54 12,63 12,73 12,65 Terkadang PMTB yang terbentuk belum tentu langsung meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi karena ada kalanya PMTB yang dibentuk bersifat investasi jangka panjang yang baru terlihat hasilnya pada tahun-tahun berikutnya, seperti investasi dalam bentuk sarana dan prasarana, juga investasi pada sektor-sektor yang membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk dapat memulai berproduksinya. 408 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

459 BAB IV : ULASAN Mengingat pentingnya PMTB dalam menggerakan perekonomian, juga dapat memberi dampak peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja, maka kinerja PMTB ini harus dapat dipertahankan terus dan berkesinambungan. Secara teori ekonomi terdapat beberapa kebijakan yang dijadikan rujukan dalam meningkatkan kinerja PMTB atau investasi secara umum. Beberapa pendapat tersebut adalah : 1. Mengusahakan sarana dan prasarana perhubungan yang baik dan lancar, serta perbaikan arus komunikasi dan penyebar luasan informasi potensi wilayah. 2. Mengusahakan masuknya dana investasi dari pemerintah pusat atau luar negeri sebanyak-banyaknya, termasuk investasi swasta dalam dan luar negeri, dengan cara menawarkan programprogram yang bisa dibiayai atau menarik untuk dibiayai. 3. Memantau kebutuhan wilayah lain atau luar negeri untuk melihat potensi wilayah yang dapat dikembangkan untuk memberikan penawaran. Pentingnya menarik investor untuk menanamkan modal baik berupa investasi untuk kegiatan baru atau perluasan dari usaha yang telah ada, karena dapat berdampak pada penambahan lapangan kerja, peningkatan pendapatan dan menggerakkan roda perekonomian secara umum. Hal yang perlu mendapat perhatian tentunya adalah investasi diarahkan pada basis ekonomi yang banyak menggunakan komponen lokal dengan daya saing yang tinggi serta dapat bersinergi dengan usaha yang telah terbentuk. Kendala yang menghambat masuknya para investor baik berupa stabilitas sosial, peraturan-peraturan dan jaminan penanaman modal harus mendapat perhatian dan kemudahan tanpa mengorbankan Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

460 BAB IV : ULASAN kualitas sumber daya alam dan usaha tingkat bawah yang telah ada dan berkembang Ekspor dan Impor Peran ekspor maupun impor sangat berpengaruh didalam besaran PDRB menurut penggunaan ini. Ekspor dikurangi impor dinamakan sebagai Ekspor Netto. Ketika ekspor lebih besar daripada impor, maka nilai Ekspor Netonya positif dan sebaliknya. Kondisi tersebut tercemin dari Ekspor Netto Kabupaten Blora yang bernilai negatif, artinya nilai barang dan jasa yang masuk ke Blora lebih besar dari nilai barang dan jasa yang keluar Blora. Kondisi tersebut terjadi karena tidak semua barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat Blora bisa dihasilkan sendiri di wilayah Blora. Barang-barang konsumsi seperti kendaraan bermotor, mesin-mesin, alat-alat elektronik, bahan bakar, maupun barang konsumsi lainnya sebagian besar masih didatangkan dari luar wilayah Blora. Tabel Nilai Ekspor Neto adh Berlaku Kabupaten BloraTahun (Juta Rupiah) KOMPONEN PENGGUNAAN Ekspor Neto ( ,12) ( ,32) ( ,22) ( ,28) ( ,15) PDRB PENGELUARAN , , , , ,06 Prosentase Terhadap Ekspor Neto (4,68) (8,41) (7,57) (4,32) (3,65) Pada tahun 2015 adh berlaku nilai ekspor neto sebesar minus 597,75 milyar rupiah, artinya ada selisih sebesar angka tersebut akibat permintaan akan barang dan jasa oleh masyarakat Blora 410 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

461 BAB IV : ULASAN terhadap barang dari Blora yang di ekspor keluar wilayah. Pada pada tahun yang sama persentase ekspor neto terhadap PDRB Kabupaten Blora menunjukan penurunan, dari minus 4,32 persen di tahun 2014 menjadi minus 3,65 persen di tahun Atas dasar harga konstan, pada tahun 2015 ekspor netonya tercatat sebesar minus 0,11 persen turun dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar minus 2,92 persen. Penurunan ekspor neto pada tahun 2015 baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan salah satunya meningkatnya produksi dari pertambangan minyak dan gas bumi yang secara otomatis dibawa keluar Kabupaten Blora. Tabel Nilai Ekspor Neto adh Konstan Kabupaten BloraTahun (Juta Rupiah) KOMPONEN PENGGUNAAN Ekspor Neto ( ,61) ( ,35) ( ,94) ( ,70) (13.718,81) PDRB PENGELUARAN , , , , ,70 Prosentase Terhadap Ekspor Neto (5,66) (6,83) (4,22) (2,92) (0,11) Guna dapat meningkatkan pola ekspor yang dapat meningkatkan pendapatan daerah secara berkesinambungan maka perlu kiranya pemerintah membuat kebijakan umum dan rencana strategis ke depan. Berdasarkan beberapa teori ekonomi ada beberapa kebijakan umum yang dapat dilakukan guna dapat mempertahankan pembangunan ekonomi yang berkesinambungan, khususnya untuk pemenuhan kebutuhan wilayah secara Regional dan Nasional dapat dikemukan beberapa pola kebijakan sebagai berikut : Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

462 BAB IV : ULASAN 1. Mendorong usaha dan mengarahkan pada sektor basis orientasi ekspor, khususnya meningkatkan mutu agar dapat bersaing dengan produk luar negeri, dengan memanfaatkan UKM yang diarahkan untuk berorientasi ekspor. 2. Mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi produk lokal dan mendorong industri untuk lebih banyak memakai komponen atau bahan baku lokal, serta mendorong pembangunan industri berorientasi ekspor dan industri substitusi impor. 3. Menentukan sektor dan komoditi basis yang diperkirakan bisa tumbuh cepat dan orientasi ekspor secara berksinambungan dan besar-besaran, serta dapat bersinergi dengan sektor lain dan mendorong sektor lain juga turut tumbuh Prediksi PDRB Menurut Penggunaan Tahun Prediksi PDRB digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan. Secara umum metode yang digunakan dalam membuat prediksi PDRB adalah melalui penggabungan metode trend pertumbuhan dan rata-rata pertumbuhan selama kurun waktu 10 tahun. Untuk prediksi PDRB pada tahun terdekat dilakukan perbaikan dengan mempertimbangkan data-data produksi awal tahun dan rencana pembangunan tahun tersebut. Besaran PDRB hasil prediksi tahun sebagai berikut: 412 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

463 BAB IV : ULASAN Tabel 4.17.Prediksi PDRB Kabupaten Blora Mnrt Penggunaan Adhberlaku Tahun (Juta Rupiah) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga , , ,03 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok , , ,68 1.b. Pakaian dan Alas Kaki , , ,39 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang , , ,94 1.d. Kesehatan dan Pendidikan , , ,84 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya , , ,09 1.f. Hotel dan Restoran , , ,40 1.g. Lainnya , , ,70 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT , , ,57 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah , , ,10 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto , , ,70 4.a. Bangunan , , ,11 4.b. Non-Bangunan , , ,94 5. Perubahan Inventori , , ,11 6. Ekspor , , ,58 7. Impor , , ,20 PDRB PENGELUARAN , , ,88 Tabel 4.18.Prediksi PDRBKabupaten Blora Mnrt Penggunaan Adh konstan Tahun KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga , , ,70 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok , , ,01 1.b. Pakaian dan Alas Kaki , , ,53 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang , , ,72 1.d. Kesehatan dan Pendidikan , , ,31 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya , , ,33 1.f. Hotel dan Restoran , , ,53 1.g. Lainnya , , ,93 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT , , ,63 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah , , ,93 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto , , ,39 4.a. Bangunan , , ,65 4.b. Non-Bangunan , , ,02 5. Perubahan Inventori , , ,12 6. Ekspor , , ,92 7. Impor , , ,11 PDRB PENGELUARAN , , ,57 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

464 BAB IV : ULASAN Tabel 4.19.PrediksiPertumbuhan PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Adh konstan Tahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,03 4,25 3,50 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 1,46 3,26 0,48 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 5,76 3,86 3,96 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang 6,06 5,60 5,39 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 6,15 5,97 4,41 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 9,48 7,17 6,01 1.f. Hotel dan Restoran 5,45 4,48 7,08 1.g. Lainnya 4,51 7,65 4,42 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 6,47 6,80 7,66 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4,35 5,79 2,57 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 11,84 6,26 4,50 4.a. Bangunan 8,00 6,00 6,40 4.b. Non-Bangunan 6,69 7,22 (2,49) 5. Perubahan Inventori 24,08 (36,53) (42,08) 6. Ekspor 5,51 4,88 6,18 7. Impor 7,03 4,21 4,38 PDRB PENGELUARAN 4,74 4,99 4, Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

465 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Disamping PDRB menurut lapangan usaha yang dihitung melalui pendekatan nilai tambah, tersedianya data PDRB menurut penggunaan secara baik, lengkap dan berkesinambungan dapat memberikan gambaran fenomena ekonomi tentang perilaku konsumsi Masyarakat, Pemerintah dan Lembaga Non Profit, serta Investasi. Selain itu diperoleh juga informasi tentang surplus atau defisit neraca perdagangan barang dan jasa dengan pihak atau wilayah lain. PDRB Kabupaten Blora atas dasar harga berlaku pada tahun 2014 tercatat sebesar ,18 milyar rupiah. Angka tersebut merupakan agregat dari tiga komponen utama PDRB penggunaan. Komponen Pengeluaran sebesar ,84 milyar rupiah, Komponen Investasi (PMTB+ Inventori) sebesar 2.199,74 milyar rupiah dan Ekspor Neto tercatat sebesar minus 792,40 milyar rupiah. Nilai negatif pada komponen ekspor netto menunjukkan bahwa nilai barang dan jasa yang diimpor oleh wilayah Blora lebih besar daripadari nilai barang dan jasa yang diekspor keluar wilayah Blora. Sedangkan menurut harga konstan, PDRB Kabupaten Blora menurut penggunaan tahun 2014 tumbuh sebesar 4,39 persen, atau senilai ,20 milyar rupiah. Komponen Pengeluaran tercatat sebesar ,94 milyar rupiah, Komponen Investasi (PMTB+ Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

466 BAB V : PENUTUP Inventori) sebesar 1.742,18 milyar rupiah, dan Ekspor Neto sebesar minus 326,92 milyar rupiah. Pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga berlaku pada tahun 2014 tercatat ,22 milyar dan tumbuh sebesar 11,64 persen, sehingga memberikan andil terhadap pembentukan PDRB penggunaan sebesar 78,17 persen.sedangkan untuk harga konstan, pada tahun yang sama pengeluaran konsumsi rumah tangga mencatat pertumbuhan sebesar 4,19 persen atau senilai 9.357,71 milyar rupiah dan memberikan andil terhadap PDRB Kabupaten sebesar 76,53 persen. Nilai konsumsi lembaga Non Profit adh berlaku pada tahun 2014 tercatat sebesar 256,83 milyar rupiah, lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 221,10 milyar rupiah, atau terjadi laju pertumbuhan sebesar 16,16 persen lebih besar dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 13,77 persen. Sedangkan untuk harga konstan, pengeluaran Lembaga Non Profit pada tahun 2014 tercatat sebesar 204,58 milyar rupiah, meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 188,68 milyar rupiah atau terjadi pertumbuhan sebesar 8,43 persen. Kontribusi pengeluaran konsumsi pemerintah terhadap PDRB cukup besar, pada tahun 2014 adh berlaku, pengeluaran pemerintah tercatat sebesar 1.622,79 milyar rupiah dan memberikan kontribusi sebesar 10,78 persen terhadap total PDRB dan tumbuh sebesar 11,07 persen. Atas dasar harga konstan pada tahun yang samapengeluaran pemerintah tercatat sebesar 1.249,64 milyar rupiah dengan pertumbuhan sebesar3,30 persen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga harga konstan Kabupaten Blora pada 416 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

467 BAB V : PENUTUP tahun 2014 mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, untuk PMTB atas dasar harga berlaku bergerak dari 1.640,68 milyar rupiah pada tahun 2013 menjadi 1.868,47 milyar rupiah di tahun 2014, atau mengalami pertumbuhan sebesar 13,88 persen, sedangkan untuk harga konstan bergerak dari 1.490,45 milyar rupiah di tahun 2013 menjadi 1.547,12 milyar rupiah di tahun 2013, atau tumbuh sebesar 4,50 persen. Pada tahun 2014 adh berlaku, ekspor barang dan jasa dari Kabupaten Blora senilai ,54 milyar rupiah, dan tumbuhsebesar 11,82 persen. Sedangkan nilai impornya, pada tahun yang sama tercatat sebesar ,94 milyar rupiah, atau naik sebesar 8,99 persen. Walaupun pertumbuhan nilai ekspor lebih besar daripada nilai impor, Ekspor Neto masih bernilai negatif karena nilai impor jauh lebih besar daripada nilai ekspornya. Atas dasar harga konstan, ekspor barang dan jasa tahun 2014 senilai 9.580,61 milyar rupiah, dengan pertumbuhan sebesar 7,02 persen. Sedangkan nilai impornya, pada tahun yang sama tercatat sebesar 9.907,53 milyar rupiah, atau naik sebesar 5,14 persen. Pada tahun 2014 distribusi eksport barang dan jasa terhadap total nilai PDRB Kabupaten adh konstan tercatat sebesar 78,35 persen sedangkan impornya tercatat sebesar 81,03 persen, sehingga ekspor netonya tercatat sebesar minus 2,67 persen, terlihat bahwa nilai impor Kabupaten Blora lebih besar dari nilai ekspornya, sehingga Ekspor Neto Kabupaten Blora bernilai negatif. Hal ini menggambarkan bahwa kebutuhan akan konsumsi masyarakat Kabupaten Blora dominan menggunakan produk impor. Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

468 BAB V : PENUTUP 5.2. Saran Berdasarkan uraian tersebut di atas, beberapa saran yang perlu dilakukan supaya terjadi pertumbuhan ekonomi lebih cepat dan lebih dapat membawa kemakmuran bagi seluruh penduduk antara lain : 1. Mendorong tumbuhnya pembentukan modal tetap bruto/investasi, dengan memberikan kemudahan perijinan, pemangkasan waktu dan biaya investasi serta perbaikan infrastruktur jalan dan air di Kabupaten Blora. 2. Mendorong sektor-sektor ekonomi yang ada untuk meningkatkan produksi dengan memberikan kemudahan kredit modal berbunga rendah dan optimalisasi penyuluhan/bimbingan, serta menggalakkan pemakaian produksi lokal sehingga defisit perdagangan bisa berkurang. 3. Konsumsi pemerintah dalam hal ini APBD yang diserap terutama belanja publik diarahkan untuk kegiatan/proyek yang menggerakkan perekonomian pada sektor-sektor yang mempunyai tingkat produktivitas tinggi seperti sektor pertanian, sektor perdagangan, dan sektor industri. Khususnya di sektor pertanian, Kabupaten Blora memiliki potensi sumber daya yang besar untuk produksi padi, jagung, kehutanan serta hasil-hasil peternakan. 418 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

469

470

471 Tabel 1 : PDRBKabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Juta Rupiah) KOMPONEN PENGGUNAAN * 2015** Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga , , , , ,12 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok , , , , ,61 1.b. Pakaian dan Alas Kaki , , , , ,91 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang , , , , ,37 1.d. Kesehatan dan Pendidikan , , , , ,31 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya , , , , ,29 1.f. Hotel dan Restoran , , , , ,18 1.g. Lainnya , , , , ,45 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT , , , , ,00 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah , , , , ,12 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto , , , , ,13 4.a. Bangunan , , , , ,47 4.b. Non-Bangunan , , , , ,66 5. Perubahan Inventori , , , , ,83 6. Ekspor , , , , ,74 7. Impor , , , , ,89 PDRB PENGELUARAN , , , , ,06 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

472 Tabel 2 : PDRBKabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Juta Rupiah) KOMPONEN PENGGUNAAN * 2015** Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga , , , , ,67 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok , , , , ,63 1.b. Pakaian dan Alas Kaki , , , , ,49 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang , , , , ,95 1.d. Kesehatan dan Pendidikan , , , , ,60 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya , , , , ,89 1.f. Hotel dan Restoran , , , , ,00 1.g. Lainnya , , , , ,11 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT , , , , ,84 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah , , , , ,37 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto , , , , ,32 4.a. Bangunan , , , , ,81 4.b. Non-Bangunan , , , , ,51 5. Perubahan Inventori , , , , ,32 6. Ekspor , , , , ,80 7. Impor , , , , ,61 PDRB PENGELUARAN , , , , ,70 Ket : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara 420 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

473 Tabel 3 : Distribusi PDRBKabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 77,39 77,20 77,81 77,23 76,48 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 34,18 33,52 33,48 32,83 32,18 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 3,40 3,17 2,91 2,88 2,84 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang 8,63 8,64 8,71 8,83 8,79 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 4,88 4,88 4,74 4,78 4,66 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 19,63 20,17 21,16 21,00 21,11 1.f. Hotel dan Restoran 4,80 4,79 4,77 4,91 4,91 1.g. Lainnya 1,87 2,03 2,04 1,99 2,00 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,51 1,58 1,64 1,71 1,69 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 10,70 10,83 10,89 10,85 11,51 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 11,71 12,42 12,11 12,36 12,68 4.a. Bangunan 9,64 9,95 9,59 9,87 10,24 4.b. Non-Bangunan 2,06 2,47 2,51 2,49 2,44 5. Perubahan Inventori 3,37 6,38 5,12 2,17 1,29 6. Ekspor 74,73 72,91 72,92 74,19 74,96 7. Impor 79,41 81,31 80,49 78,50 78,61 PDRB PENGELUARAN 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

474 Tabel 4 : Distribusi PDRBKabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga KonstanTahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 77,87 77,68 76,78 76,66 75,12 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 33,93 32,70 31,48 30,52 29,46 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 3,37 3,38 3,33 3,34 3,30 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang 8,74 8,81 8,82 8,96 8,98 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 5,02 5,06 5,09 5,13 5,00 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 20,05 20,85 21,18 21,66 21,41 1.f. Hotel dan Restoran 4,88 4,89 4,84 5,00 4,91 1.g. Lainnya 1,87 1,99 2,03 2,05 2,06 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,54 1,56 1,58 1,64 1,53 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 10,49 10,40 10,43 10,32 10,26 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 11,81 12,54 12,63 12,73 12,65 4.a. Bangunan 9,63 9,88 9,93 10,1910,28 4.b. Non-Bangunan 2,17 2,66 2,70 2,54 2,37 5. Perubahan Inventori 3,95 4,66 2,80 1,57 0,55 6. Ekspor 74,59 74,75 76,38 78,24 79,77 7. Impor 80,25 81,58 80,60 81,16 79,88 0,00 PDRB PENGELUARAN 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

475 Tabel 5: Indeks Perkembangan PDRBKabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 111,43 120,07 133,42 147,66 158,49 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 108,87 115,32 126,97 138,83 147,47 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 112,32 112,93 114,50 126,43 134,95 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang 111,74 120,87 134,30 151,88 163,73 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 110,25 119,22 127,53 143,62 151,57 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 115,55 128,26 148,36 164,16 178,89 1.f. Hotel dan Restoran 109,19 117,50 129,13 148,27 160,58 1.g. Lainnya 125,17 147,26 162,99 177,14 193,16 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 109,95 124,52 142,70 165,48 177,28 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 113,03 123,65 137,05 152,21 175,01 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 111,79 128,07 137,64 156,71 174,30 4.a. Bangunan 110,23 122,84 130,57 149,85 168,48 4.b. Non-Bangunan 119,73 154,65 173,52 191,55 203,84 5. Perubahan Inventori 692, , ,01 590,82 380,61 6. Ekspor 110,19 116,12 128,04 145,24 159,06 7. Impor 113,71 125,78 137,26 149,27 162,00 PDRB PENGELUARAN 112,06 121,05 133,45 148,80 161,28 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

476 Tabel 6 : Indeks Perkembangan PDRBKabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 104,48 109,32 113,84 118,66 122,52 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 100,69 101,78 103,25 104,48 106,26 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 103,61 109,16 113,25 118,57 123,39 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang 105,46 111,43 117,54 124,74 131,71 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 105,82 111,91 118,47 124,57 128,04 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 109,99 119,96 128,43 137,12 142,80 1.f. Hotel dan Restoran 103,40 108,62 113,37 122,26 126,40 1.g. Lainnya 117,13 130,65 140,48 147,73 156,63 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 104,93 111,30 118,74 128,74 126,24 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 103,29 107,38 113,48 117,22 122,83 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 105,03 117,02 124,21 130,72 136,78 4.a. Bangunan 102,56 110,35 116,85 125,21 133,10 4.b. Non-Bangunan 117,53 150,88 161,60 158,69 155,47 5. Perubahan Inventori 756,01 934,54 592,47 345,60 126,89 6. Ekspor 102,48 107,73 115,98 124,03 133,23 7. Impor 107,08 114,18 118,86 124,95 129,57 PDRB PENGELUARAN 104,42 109,54 115,40 120,48 126, Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

477 Tabel 7 : Indeks Berantai PDRBKabupaten BloraMenurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 111,43 107,75 111,12 110,67 107,33 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 108,87 105,92 110,10 109,34 106,22 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 112,32 100,55 101,39 110,42 106,74 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang 111,74 108,17 111,12 113,09 107,80 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 110,25 108,14 106,97 112,61 105,54 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 115,55 110,99 115,68 110,64 108,97 1.f. Hotel dan Restoran 109,19 107,61 109,90 114,82 108,30 1.g. Lainnya 125,17 117,65 110,69 108,68 109,04 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 109,95 113,25 114,60 115,97 107,13 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 113,03 109,39 110,84 111,06 114,98 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 111,79 114,57 107,47 113,86 111,22 4.a. Bangunan 110,23 111,44 106,29 114,77 112,43 4.b. Non-Bangunan 119,73 129,16 112,20 110,39 106,42 5. Perubahan Inventori 692,84 204,25 88,40 47,23 64,42 6. Ekspor 110,19 105,38 110,27 113,44 109,51 7. Impor 113,71 110,61 109,13 108,75 108,53 PDRB PENGELUARAN 112,06 108,02 110,24 111,51 108,39 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

478 Tabel 8 : Indeks Berantai PDRBKabupaten BloraMenurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 104,48 104,64 104,14 104,24 103,25 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 100,69 101,08 101,45 101,19 101,71 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 103,61 105,36 103,75 104,69 104,06 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang 105,46 105,66 105,48 106,13 105,59 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 105,82 105,75 105,86 105,15 102,79 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 109,99 109,07 107,06 106,76 104,14 1.f. Hotel dan Restoran 103,40 105,05 104,37 107,84 103,39 1.g. Lainnya 117,13 111,54 107,53 105,16 106,02 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 104,93 106,06 106,68 108,43 98,06 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 103,29 103,96 105,68 103,30 104,79 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 105,03 111,42 106,14 105,24 104,64 4.a. Bangunan 102,56 107,59 105,89 107,16 106,31 4.b. Non-Bangunan 117,53 128,37 107,11 98,20 97,97 5. Perubahan Inventori 756,01 123,61 63,40 58,33 36,71 6. Ekspor 102,48 105,12 107,66 106,94 107,42 7. Impor 107,08 106,63 104,10 105,12 103,70 PDRB PENGELUARAN 104,42 104,90 105,36 104,39 105, Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

479 Tabel 9: Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 11,43 7,75 11,12 10,67 7,33 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 8,87 5,92 10,10 9,34 6,22 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 12,32 0,55 1,39 10,42 6,74 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang 11,74 8,17 11,12 13,09 7,80 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 10,25 8,14 6,97 12,61 5,54 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 15,55 10,99 15,68 10,64 8,97 1.f. Hotel dan Restoran 9,19 7,61 9,90 14,82 8,30 1.g. Lainnya 25,17 17,65 10,69 8,68 9,04 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 9,95 13,25 14,60 15,97 7,13 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 13,03 9,39 10,84 11,06 14,98 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 11,79 14,57 7,47 13,86 11,22 4.a. Bangunan 10,23 11,44 6,29 14,77 12,43 4.b. Non-Bangunan 19,73 29,16 12,20 10,39 6,42 5. Perubahan Inventori 592,84 104,25 (11,60) (52,77) (35,58) 6. Ekspor 10,19 5,38 10,27 13,44 9,51 7. Impor 13,71 10,61 9,13 8,75 8,53 PDRB PENGELUARAN 12,06 8,02 10,24 11,51 8,39 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

480 Tabel 10: Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 4,48 4,64 4,14 4,24 3,25 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 0,69 1,08 1,45 1,19 1,71 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 3,61 5,36 3,75 4,69 4,06 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang 5,46 5,66 5,48 6,13 5,59 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 5,82 5,75 5,86 5,15 2,79 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 9,99 9,07 7,06 6,76 4,14 1.f. Hotel dan Restoran 3,40 5,05 4,37 7,84 3,39 1.g. Lainnya 17,13 11,54 7,53 5,16 6,02 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 4,93 6,06 6,68 8,43 (1,94) 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3,29 3,96 5,68 3,30 4,79 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 5,03 11,42 6,14 5,24 4,64 4.a. Bangunan 2,56 7,59 5,89 7,16 6,31 4.b. Non-Bangunan 17,53 28,37 7,11 (1,80) (2,03) 5. Perubahan Inventori 656,01 23,61 (36,60) (41,67) (63,29) 6. Ekspor 2,48 5,12 7,66 6,94 7,42 7. Impor 7,08 6,63 4,10 5,12 3,70 PDRB PENGELUARAN 4,42 4,90 5,36 4,39 5, Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

481 Tabel 11: Indeks Implisit PDRBKabupaten BloraMenurut PenggunaanTahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 106,66 109,83 117,20 124,44 129,36 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 108,12 113,30 122,97 132,88 138,78 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 108,40 103,45 101,10 106,63 109,37 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang 105,95 108,47 114,26 121,76 124,31 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 104,18 106,53 107,65 115,29 118,38 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 105,06 106,91 115,52 119,72 125,27 1.f. Hotel dan Restoran 105,60 108,17 113,90 121,28 127,04 1.g. Lainnya 106,86 112,71 116,02 119,91 123,32 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 104,78 111,88 120,18 128,54 140,43 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 109,43 115,15 120,77 129,85 142,48 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 106,44 109,45 110,81 119,88 127,43 4.a. Bangunan 107,47 111,32 111,74 119,68 126,58 4.b. Non-Bangunan 101,87 102,50 107,38 120,71 131,11 5. Perubahan Inventori 91,64 151,42 211,15 170,95 299,95 6. Ekspor 107,52 107,79 110,39 117,11 119,39 7. Impor 106,19 110,16 115,47 119,46 125,04 PDRB PENGELUARAN 107,32 110,51 115,63 123,51 127,06 Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun

482 Tabel 12: Perubahan Indeks Implisit PDRB Kabupaten Blora Menurut PenggunaanTahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 6,66 2,97 6,71 6,18 3,96 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 8,12 4,79 8,54 8,05 4,44 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 8,40 (4,57) (2,28) 5,47 2,57 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang 5,95 2,37 5,34 6,56 2,10 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 4,18 2,26 1,05 7,10 2,68 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 5,06 1,77 8,05 3,63 4,64 1.f. Hotel dan Restoran 5,60 2,44 5,30 6,47 4,75 1.g. Lainnya 6,86 5,48 2,94 3,35 2,85 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 4,78 6,78 7,42 6,95 9,25 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 9,43 5,23 4,88 7,52 9,73 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 6,44 2,82 1,25 8,19 6,29 4.a. Bangunan 7,47 3,58 0,38 7,10 5,76 4.b. Non-Bangunan 1,87 0,62 4,76 12,42 8,62 5. Perubahan Inventori (8,36) 65,23 39,45 (19,04) 75,46 6. Ekspor 7,52 0,25 2,42 6,08 1,95 7. Impor 6,19 3,74 4,83 3,45 4,66 PDRB PENGELUARAN 7,32 2,98 4,63 6,81 2, Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015

483

484

BUPATI BLORA KATA SAMBUTAN

BUPATI BLORA KATA SAMBUTAN ii Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014 BUPATI BLORA KATA SAMBUTAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa selalu kita lahirkan di setiap kesempatan atas karunia yang diberiakan

Lebih terperinci

BUPATI BLORA KATA SAMBUTAN

BUPATI BLORA KATA SAMBUTAN BUPATI BLORA KATA SAMBUTAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Pertama-tama saya ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Tim Penyusun Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2013 yang telah mampu membuktikan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 BPS PROVINSI BENGKULU No. 10/02/17/XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 EKONOMI BENGKULU TUMBUH 5,30 PERSEN, MENINGKAT DIBANDINGKAN TAHUN 2015 Perekonomian Provinsi Bengkulu

Lebih terperinci

Highlight PDRB Kota Magelang Tahun

Highlight PDRB Kota Magelang Tahun Highlight PDRB Kota Magelang Tahun 2015 1 DAFTAR ISI i iii v vi vii viii x 1 1 2 3 7 9 10 12 15 16 17 18 19 26 Halaman judul Sambutan Walikota Magelang Kata Pengantar Kepala Kantor Penelitian pengembangan

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

M E T A D A T A INFORMASI DASAR M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Statistik Departemen Statistik : Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN KUBU RAYA. Regional Economy of Kubu Raya Regency

PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN KUBU RAYA. Regional Economy of Kubu Raya Regency Kerja Sama BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KUBU RAYA dengan BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUBU RAYA Tahun Anggaran 2017 PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN KUBU RAYA Regional Economy of Kubu

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 9902008.3373 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA SALATIGA TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas terbitnya publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Salatiga

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE KATA PENGANTAR Buku Indikator Ekonomi Kota Lubuklinggau ini dirancang khusus bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi, birokrat, dan masyarakat luas yang memerlukan data dan informasi dibidang perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga dikatakan bahwa pembangunan ekonomi dapat mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga dikatakan bahwa pembangunan ekonomi dapat mendorong BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan proses yang menyebabkan pendapatan penduduk suatu wilayah meningkat dalam jangka panjang, sehingga dikatakan bahwa pembangunan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG 2008 2011 NOMOR KATALOG : 9302008.1114 UKURAN BUKU JUMLAH HALAMAN : 21,00 X 28,50 CM : 78 HALAMAN + XIII NASKAH : - SUB BAGIAN TATA USAHA - SEKSI STATISTIK SOSIAL

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2014 No. 32/05/35/Th. XIV, 5 Mei 2014 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2014 (y-on-y) mencapai 6,40

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak sekedar terfokus pada peran pemerintah, banyak sektor yang mempunyai peran dalam kemajuan perekonomian di Indonesia. Proses

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2017 NO. 55/08/33 TH. XI, 1 AGUSTUS 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2017 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II tahun 2017

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 10/02/34/Th.XVI, 3 Februari 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN

Lebih terperinci

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018 LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018 METODOLOGI STATISTICAL REPORT iii BAB I PERTUMBUHAN INDUSTRI 1 BAB II PERTUMBUHAN INVESTASI 37 BAB III PERTUMBUHAN EKSPOR - IMPOR HASIL PERTANIAN 58 BAB

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015 BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 02/12/1204/Th. XIX, 1 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2015 sebesar 5,08 persen

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 01/08/1205/Th. VIII, 16 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 52/08/52/Th. XI, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017 MENGALAMI KONTRAKSI 1,96 PERSEN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 13/02/52/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,06 PERSEN Perekonomian Provinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2017 NO. 32/05/33 TH. XI, 2 MEI 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2017 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I tahun 2017 Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2016 NO. 55/08/33 TH. X, 1 AGUSTUS 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II tahun 2016

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN III TAHUN 2016 NO. 76/11/33 TH. X, 1 NOVEMBER 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN III TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III tahun

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI

PERKEMBANGAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI No. 13/12/33/16/Th.VIII, 15 Desember 2016 PERKEMBANGAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN BLORA TAHUN 2016 SEBESAR 94,13 Pada tahun 2016, Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016 No. 12/02/51/Th. XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN EKONOMI BALI TAHUN TUMBUH 6,24 PERSEN MENINGKAT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA. Perekonomian Bali tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014 EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014 TUMBUH 5,4 PERSEN MENGUAT SETELAH MENGALAMI PERLAMBATAN SEJAK EMPAT TAHUN SEBELUMNYA No. 13/02/33/Th.IX, 5 Februari 2015 Release

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016 NO. 32/05/33 TH. X, 2 MEI 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I tahun 2016 Provinsi

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri MARET 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Maret 2017 Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pertumbuhan ekonomi nasional, yang diukur berdasarkan PDB harga konstan 2010, pada triwulan IV

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan, dan tingkat pengangguran (Todaro, 2000:93). Maka dari itu

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan, dan tingkat pengangguran (Todaro, 2000:93). Maka dari itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan sebuah proses yang menyebabkan pendapatan penduduk suatu wilayah meningkat dalam jangka panjang. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembangunan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016 NO. 11/02/33 TH. XI, 1 FEBRUARI 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan IV tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015 BPS KABUPATEN LABUHANBATU No. 01/10/1207/Th. IX, 6 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Labuhanbatu Tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2011

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2011 No.59/11/33/Th. V, 01 November 2011 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2011 PERTUMBUHAN PRODUKSI MIKRO DAN KECIL TRW-III TH 2011 NAIK 2,44 PERSEN DARI TRW-II TH

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 TUMBUH 5,98 PERSEN Release PDRB tahun 2014 dan selanjutnya

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA No. 10/02/94/Th. X, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN 2016 EKONOMI PAPUA TAHUN 2016 TUMBUH 9,21 PERSEN TUMBUH LEBIH CEPAT DIBANDING TAHUN LALU Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2015 NO. 77/11/33 TH. IX, 2 NOVEMBER 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, ULAN III TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL ULAN III TH 2015 TURUN 0,89 PERSEN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2016 Pertanian, Kehutanan, dan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Konstruksi Perdagangan Besar dan Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi

Lebih terperinci

Laporan Finalisasi PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA TANGERANG. Triwulan IV Kategori

Laporan Finalisasi PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA TANGERANG. Triwulan IV Kategori Laporan Finalisasi PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA TANGERANG Triwulan IV 17 Kategori DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA TANGERANG PENJELASAN UMUM Terdapat perubahan tahun dasar dan cakupan lapangan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 No. 31/05/51/Th. XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 EKONOMI BALI TRIWULAN I-2017 TUMBUH SEBESAR 5,75% (Y-ON-Y) NAMUN MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR 1,34% (Q-TO-Q) Total perekonomian Bali

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-321/PJ/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 No. 06/2/62/Th. IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 TUMBUH 6,21 PERSEN MELAMBAT SEJAK LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kalimantan Tengah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN 7 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN EKONOMI TAHUN 2015 TUMBUH 4,06 PERSEN MELAMBAT SEJAK EMPAT TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kabupaten Bangka Selatan tahun 2015 yang diukur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II-2017 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 58/8/21/Th. XII, 7 Agustus 217 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II-217 EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II 217 (Q TO Q) TUMBUH SEBESAR 1,16 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VIII, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 TUMBUH 5,41 PERSEN Perekonomian Jakarta Timur tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN II TAHUN 2015 NO. 55/08/33 TH. IX, 3 AGUSTUS 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, ULAN II TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL ULAN II TH 2015 NAIK 4,02 PERSEN

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 4.1. Gambaran Umum inerja perekonomian Jawa Barat pada tahun ini nampaknya relatif semakin membaik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Jawa

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA OLEH MUHAMMAD MARDIANTO 07114042 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III2017 Provinsi Nusa Tenggara Barat No. 72/11/52/Th. XI, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Pertumbuhan Ekonomi Provinsi

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA

BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA Perkembangan perekonomian suatu wilayah, umumnya digambarkan melalui indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pendekatan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015 BADAN PUSAT PUSAT STATISTIK STATISTIK KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN No. 01/11/1215/Thn.2016, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015 Pertumbuhan ekonomi kabupaten Humbang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN III TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN III TAHUN 2013 NO. 65/11/33 TH. VII, 1 NOVEMBER 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN III TAHUN 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN III TH 2013 TURUN

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2016 I-12 II-12 III-12 IV-12 I-13 II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14 III-14 IV-14 I-15 II-15 III-15 IV-15 I-16 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 31/05/52/Th X, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT 14

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT 14 ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT 14 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 16,51 x 21,59 cm : xvi + 115 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, BPS Kabupaten Murung

Lebih terperinci

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang BAB III TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN BERAU 3.1. Tinjauan Umum Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2012

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2012 NO. 62/11/33 TH. VI, 1 NOVEMBER 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI MIKRO DAN KECIL -III TH 2012 6,11 PERSEN DARI -II TH 2012 Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAPPEDA Aceh - Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

BAPPEDA Aceh - Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh BAPPEDA Aceh - Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh TINJAUAN PEREKONOMIAN MENURUT LAPANGAN USAHA PROVINSI ACEH TAHUN 2011-2015 Banda Aceh, 2016 x + 86 halaman 17,6 x 25 cm Tinjauan Perekonomian Menurut

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013

Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013 i ANALISIS PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN PULAU MOROTAI 2013 ii KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas terbitnya publikasi Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I -2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I -2016 No. 26/05/63/Th.XX, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I -2016 EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I TAHUN 2016 TUMBUH 3,97 PERSEN Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : Katalog BPS : 9302008.53 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 54/08/21/Th. VIII, 1 Agustus 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2013 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2015 NO. 34/05/33 TH. IX, 4 MEI 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TH 2015 NAIK 2,04 PERSEN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA PDRB Kabupaten Way Kanan menurut lapangan usaha dirinci menjadi 17 kategori lapangan usaha dan sebagian besar kategori dirinci lagi menjadi subkategori. Pemecahan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013 No. 09/02/31/Th. XVI, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV/2013 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015 No. 05/02/Th. IX, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015 EKONOMI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015 TUMBUH 6,88 PERSEN MENINGKAT DARI TAHUN SEBELUMNYA Perekonomian Sulawesi Tenggara

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2014 NO. 28/05/33 TH. VIII, 2 MEI 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, ULAN I TAHUN 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL ULAN I TH 2014 TURUN 1,70 PERSEN DARI

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Jambi, September 2011 KEPALA BAPPEDA PROVINSI JAMBI. Ir. H. AHMAD FAUZI.MTP Pembina Utama Muda NIP

SAMBUTAN. Jambi, September 2011 KEPALA BAPPEDA PROVINSI JAMBI. Ir. H. AHMAD FAUZI.MTP Pembina Utama Muda NIP SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA PROVINSI JAMBI Ketersediaan data yang tepat dan akurat serta pada Time leg yang tidak terlalu jauh sangat dibutuhkan dalam penyusunan pembangunan daerah dan ini sesuai dengan amanat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 11/2/16/Th.XIX, 6 Februari 217 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 216 EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 216 TUMBUH 5,3 PERSEN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK PADA

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 13/02/21/Th. VII, 1 Februari 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur

Lebih terperinci

usaha perdagangan besar dan eceran (0,71%); pertanian, kehutanan dan perikanan (0,52%); serta konstruksi (0,54%).

usaha perdagangan besar dan eceran (0,71%); pertanian, kehutanan dan perikanan (0,52%); serta konstruksi (0,54%). No. 29/5/63/Th.XIX, 5 Mei 215 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I -215 EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I TAHUN 215 TUMBUH -4,78 PERSEN Perekonomian Kalimantan selatan pada triwulan I-215

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016 No. 1/0/33/Th.XI, 6 Februari 017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN TUMBUH 5,8 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN PERTUMBUHAN TAHUN SEBELUMNYA 17 1 A. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 12/02/61/Th.XVIII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN TUMBUH 5,02 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN TAHUN 2013 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 31/05/21/Th.VIII, 1 Mei 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 73/11/52/X/2016, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 TUMBUH 3,47 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2017 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 36/05/21/Th. XII, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2017 EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I 2017 (Q TO Q) MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR -2,76 PERSEN

Lebih terperinci

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2017

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2017 LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2017 METODOLOGI STATISTICAL REPORT iii BAB I PERTUMBUHAN INDUSTRI 1 BAB II PERTUMBUHAN INVESTASI 37 BAB III PERTUMBUHAN EKSPOR - IMPOR HASIL PERTANIAN 58 BAB

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Katalog BPS : 9302008.53 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 Anggota Tim Penyusun : Pengarah :

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017 EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017 TUMBUH 3,36 PERSEN MENINGKAT DARI TAHUN SEBELUMNYA YANG BERKONTRAKSI -0,72 PERSEN 26/05/94/Th.X,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015 No. 09/09/12.77/Th.XII, 1 September 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Padangsidimpuan tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 55/08/52/Th. IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2015 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2015 TUMBUH 3,76 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN No. 44/08/34/Th. XV, 2 Agustus 2013 Pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN IV TAHUN 2011

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN IV TAHUN 2011 NO. 11/02/33 TH. VI, 1 FEBRUARI 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN IV TAHUN 2011 PERTUMBUHAN PRODUKSI MIKRO DAN KECIL TRW-IV TH 2011 NAIK 5,65 PERSEN DARI TRW-III TH

Lebih terperinci

I. PERTUMBUHAN (q to q) PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2015 DI JAWA TENGAH

I. PERTUMBUHAN (q to q) PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2015 DI JAWA TENGAH NO. 12/02/33 TH. X, 1 FEBRUARI 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2015 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan IV tahun 2015

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) 2006 2009 Nomor Katalog BPS : 9302008.1118 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 20 cm x 27 cm : vi + 60 Lembar Naskah : Seksi Neraca

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Akan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2017 No. 54/08/19/Th.XI, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2017 EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II-2017 TUMBUH 1,70 PERSEN MENINGKAT DIBANDING PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2016 No. 32/05/51/Th. X, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2016 EKONOMI BALI TRIWULAN I-2016 TUMBUH SEBESAR 6,04% (Y-ON-Y) NAMUN MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR 1,46% (Q-TO-Q) Total perekonomian Bali

Lebih terperinci

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2017

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2017 LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2017 METODOLOGI STATISTICAL REPORT iii BAB I PERTUMBUHAN INDUSTRI 1 BAB II PERTUMBUHAN INVESTASI 37 BAB III PERTUMBUHAN EKSPOR - IMPOR HASIL PERTANIAN 58 BAB

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 23/05/61/Th. XIII, 10 Mei 2010 PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I TAHUN 2010 Kinerja perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan I-2010 dibandingkan triwulan IV-2009,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012 No.11/02/63/Th XVII, 5 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2012 tumbuh sebesar 5,73 persen, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor konstruksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 49/08/73/Th. IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015 EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015 TUMBUH 7,62 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN

Lebih terperinci