LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR I"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR I Oleh NAMA : MUHAMMAD RAMLI NIM : SMESTER : I B SEKOLAH TINGGI ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN (STKIP) HAMZAN WADI SELONG PROGRAM STUDI BIOLOGI Th 2010/2011

2 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi BAB I : PENADAHULUAN Latar Belakang BAB II : ISI ACARA I ACARA II ACARA III ACARA IV BAB III : PENUTUP Kesimpulan Lampiran-lampiran (diagaram alir) Daftar pustaka

3 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan Laporan akhir Praktikum Kimia Dasar I dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai syarat untuk mengikuti ujian praktikum Kimia dasar I. Selain itu pembuatan Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar I ini adalah sebagai bukti hasil dari percobaan-percobaan yang dilakukan saat praktikum, dan untuk melengkapi tugas dari Praktikum Kimia Dasar I Penulisan laporan ini didasarkan pada hasil percobaan yang dilakukan selama praktikum serta literatur-literatur yang ada baik dari buku maupun sumber lainnya. dengan ini, praktikan juga menyampaikan terima kasih kepada : 1. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materil maupun spiritual. 2. Asisten-asisten Laboratorium Kimia Analisa, terutama asisten yang menangani modul ini. 3. Rekan-rekan mahasiswa seangkatan, secara istimewa Kelompok VI yang membantu praktikan dalam pelaksanaan praktikum dan dalam penulisan laporan ini. Laporan ini merupakan tulisan yang dibuat berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan maupun dalam tata penulisan laporan ini. Maka saran-saran dari pembaca dibutuhkan dalam tujuan menemukan refleksi untuk peningkatan mutu dari laporan serupa di masa mendatang. Akhir kata, selamat membaca dan terima kasih. Pancor, 22 November 2010

4 Praktikan LATAR BELAKANG Ilmu kimia merupakan suatu cabang ilmu yang di dalamnya mempelajari bangun (strukutur) materi dan perubahan-perubahan yang dialami materi ini dalam prosesproses alamiah maupun dalam ksperimen yang direncanakan (Keenan, 1984). Salah satu ilmu dalam kimia adalah kimia praktikum, dengan media praktikum. Sejak pratama praktikum (kegiatan laboratorium) menjadi bagian penting dalam pendidikan MIPA, husunya kimia, hal ini menunjukkan betapa pentingnya praktikum dalam pencapaian pendidikan MIPA, keberawdan praktikum banyak di dukung oleh pakar pakar MIPA maupun pakar pendidikan, sekalipun masing masing meninjau dari segi yang berbeda. Empat alasan yang dikemukakan oleh pakar pendidikan tentang praktikum 1. Membangkitkan motipasi belajar 2. Mengembangkan keterampilan keterampilan dasar. 3. Wahana belajar pendekatan ilmiah 4. Menunjang pemahaman materi pelajaran Oleh sebab pentingnya praktikum dalam pendidkan ini maka di adakan praktikum untuk memenuhi pendidikan di SKIP sehingga para mahasiswa dapat mengerti dengan jelas penerapan ilmu yang di pelajarinya.

5 DAFTAR PUSTAKA Purba, Michael Kimia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga Pendamping/Praweda/Kimia/0187%20Kim%202-2c.htm

6 KESIMPULAN 1. Praktikum terlaksana atas kerja sama kelompok yang baik dan kompak 2. Praktikum ini bertujuan untuk dapat menggunkannya dalam kehidupan sehari-hari 3. Praktikum kimia sangatlah penting dalam pembelajaran Kimia

7 ACARA I PENGENALAN ALAT-ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Memperkenalkan beberapa macam alat-alat yang sederhana dan bahan bahan yang sering di pergunakan di laboratorium kimia. 2. Tempat Pusat Laboratorium Biologi STKIP hamzanwadi selong 3. Taggal B. LANDASAN TEORI Satu tujuan penting pembelajaran ilmu kimia bagi mahasiswa dari berbagai disipilin ilmu sains pada kursus keselamatan di laboratorium adalah mempelajari risiko dan taksiran pengalaman saat bekerja dengan menggunakan senyawa kimia berbahaya. Mahasiswa akan dikenalkan supaya dapat memutuskan sendiri taksiran keselamatan pada setiap tingkat pendidikannya. Kepedulian pada risiko yang mungkin dihasilkan dari setiap pendekatan kegiatan adalah tujuan lain dari kursus ini dan memiliki kepentingan yang sama sebagaimana pembelajaran kandungan sains yang

8 lebih kompleks dan menawarkan pengetahuan pada hampir semua pengembangan teknis laboratorium terbaru. Tujuan daru pendidikan modern haruslah memepelajari penanganan bahan kimia dengan aman di kursus laboratorium seperti halnya kewaspadaan untuk melindungi dari risiko terhadap diri sendiri dan orang lain yang bekerja di laboratorium Lebih lanjut, merupakan hal penting untuk memiliki tanggungjawab terhadap lingkungan dan kalangan umum untuk selalu mengikuti pedoman dan instruksi kerja. Supaya dapat menghindari pembentukan limbah laboratorium, maka akan sangat berguna upaya untuk mengurangi volume kerja (batch). Sintesis multi tingkat dapat diterapkan dan produk dapat digunakan sebagai material awal untuk eksperimen berikutnya dalam rangka upaya penghematan bahan kimia. Beberapa perundang-undangan hukum, peraturan dan petunjuk teknis diadakan untuk mengatur hampir semua bidang penanganan yang amatn terhadap bahan kimia dan peralatan berbahaya. Akan tetapi hal yang penting adalah menanamkan kepedulian terhadap keselamatan yang berdasarkan pada dasar-dasar ilmu kimia supaya menghindari kecelakaan di laboratorium. Statistik tahunan tentang kecelakaan kerja menunjukkan bahwa kecelakaan hanya disebabkan karena sedikit kasus seperti kerusakan instalasi teknis dan peralatan. Hampir pada banyak kasus (sekitar 80 %) terjadi karena kesalahan manusia, dimana akibat kesenjangan antara pengetahuan tentang risiko bahan berbahaya dan ketidakmengertian tentang reaksi kimia yang memegang peran penting. Kecelakaan tidak jarang terjadi karena sikap dan perilaku operator yang dapat terjadi karena bekerja dalam waktu lama yang secara potensial akan menghasilkan metoda yang berbahaya dan berakibat mengabaikan tingkat keselamatan. Untuk mencapai tujuan yang telah dijabarkan di atas maka sangatlah penting untuk memformulasikan instruksi kerja yang spesifik untuk setiap kursus laboratorium. petunjuk ini dapat didasarkan pada instruksi kerja umum di laboratorium. Intruksi kerja ini akan mengnadung beberapa aspek spesifik tentang percobaan laboratorium secara umum dan ditambah dengan informasi-informasi penting seperti berikut : - Daftar semua bahan kimia yang digunakan di laboratorium termasuk frase R dan frase S (perkecualian untuk senyawa-senyawa yang harus dianalisis dalam eksperimen analisis, karena hal ini akan bertentangan dengan tujuan pembelajaran) - Manual kerja untuk semua peralatan jika tidak diberikan pengarahannya secara lisan. - Instruksi percobaan dan penanganan secara detail atau daftar referensi. Instruksi kerja untuk setiap kursus laboratorium ini haruslah dapat dibaca semua mahasiswa dan dapat dibawa mahasiswa. Bagi pemula dalam bidang kimia, farmasi dan biologi haruslah dikenalkan pada bekerja secara aman sebelum kursus di laboratorium kimia atau penyelenggaraan eksperimen yang khusus. Hal ini dapat dilakukan baik berupa kursus pendahuluan atau acara khusus pada awal kursus di laboratorium itu sendiri. Pada studi yang berkelanjutan, mahasiswa akan dikenalkan hal ini pada bagian awal dari setiap kursus jika melibatkan senyawa kimia yang berbahaya. Pengetahuan awal dapat diharapkan sebagai upaya pengenalan dengan bahan kimia berbahaya. Para pemula harus menambah informasi yang bermanfaat tentang instruksi kerja ini dari dosen penanggungjawab.

9 Untuk ukuran keselamatan ini maka sangatlah penting untuk mengetahui peralatan darurat yang dibutuhkan dan lokasi keberadaannya di laboratorium. Item-item yang penting adalah : pintu darurat, jalur penyelamatan dari kebakaran dan jalur penyelamatan secara umum sistem alarm, telepon, dan peralatan panggilan darurat lainnya alat pemadam kebakaran, alarm kebakaran dan jaket api masker pernafasan dan alat penyaring lainnya, shower keselamatan dan pencuci mata kit untuk pertolongan pertama (P3K), ruangan pertolongan pertama, dan kantor dosen (untuk panggilan). Hal yang dapat menjadi pertanyaan baik bagi semua mahasiswa dan staf di laboratorium adalah apabila terjadi kasus darurat berupa : Bahan kimia mana yang bersifat eksplosif (mudah meledak), toksik (beracun), dan sangat mudah menyala. Siapa yang bertugas mematikan gas, air, listrik dan jalur penyuplaui lainnya, serta bagaimana caranya. Elevator dan lemari asam tidak akan dijalankan jika terjadi kebakaran. Pemadam api harus selalu diisi ulang setiap periode waktu tertentu. Tabung gas silindier bertekanan tinggi harus dijaga dengan benar supaya tidak jatuh. Apakah arti perlindungan diri sendiri Ukuran keselamatan yang mana yang harus diambil ketika terjadi kasus yang serius Dimana informasi keselamatan dapat diperoleh ketika dibutuhkan. Sebelum memulai eksperimen yang berbahaya, mahasiswa yang bekerja berdekatan juga harus ikut diperkenalkan dengan ukuran risiko dan keselamatan eksperimen tersebut. Hal ini perlu jadi pertimbangan di laboratorium kimia jika beberapa mahasiswa bekerja pada lemari asam yang sama. Gambaran umum untuk perlindungan kesehatan personal Beberapa item prinsip yang harus diamati supaya menjami perlindungan kesehatan secara personal adalah : - Saat bekerja di laboratorium, baju kerja yang nyaman harus telah dikenakan. Untuk beberapa eksperimen laboratorium biasa, cukup mengenakan jas laboratorium berlengan panjang yang terbuat dari bahan tidak mudah meleleh (disarankan dari katun atau kain campuran poliester dan katun). Jas laboratorium tidak harus dikenakan di ruangan lain seperti ruang kuliah, perpustakaan, ruang makan dan lain sebagainya supaya menghindari kontaminasi dengan bahan kimia yang melekat. Sepatu yang stabil dan tertutup harus dikenakan. Selama bekerja di laboratorium, kacamata gelas dengan pelindung samping harus dikenakan. Saat menjalankan eksperimen, mahasiswa tidak boleh meninggalkan laboratorium jika suatu pengukuran yang kontinyu dibutuhkan dan tidak ada orang lain yang tahu tentang eksperimen tersebut dan dapat menangani kegiatan tersebut. Pada kasus eksperimen yang berbahaya, maka paling sedikit dua orang yang harus ada. Pada wilayah di laboratorium, makanan atau barang konsumsi harus disimpan dan dilarang dimakan supaya tidak ada risiko terkontaminasi. Terkait dengan risiko akibat adanya peningkatan wadah yang biasa digunakan untuk makanan atau barang konsumsi, maka tidak boleh digunakan untuk menyimpan bahan

10 kimia, dan juga sebaliknya (makanan tidak boleh ditempatkan pada wadah yang biasa digunakan untuk bahan kimia). Merokok tidak diijinkan di laboratorium terkait dengan risiko bahaya pernafasan akibat rokok terkontaminasi seperti halnya dengan bahan makanan, dan terkait dengan risiko percikan api dan ledakan dengan bahan kimia yang mudah terbakar. Ukuran perlindungan diri selama penanganan dan formulasi bahan kimia berbahaya Secara prinsip, selama penanganan dan formulasi bahan kimia berbahaya dari setiap kontaminasi atau ancaman bahaya dari seseorang dan lingkungan, maka peningkatan bahaya harus dihindari. Supaya menjamin bahwa hal ini menjadi penting bagi setiap orang yang menangani bahan kimia, haruslah memiliki pengetahuan yang cukup pada hal-hal berikut : Bagaimana bahan kimia disimpan secara tepat? Pada wadah mana yang cocok untuk menyimpan bahan kimia secara aman? Pada kondisi seperti apa bahan kimia dapat ditempatkan pada lemari asam dan bagaimana ukuran keselamatan yang harus diambil? - Bagaimana pencampuran bahan-bahan kimia (yang terkadang berbahaya) dapat dihindari? - Bagaimana bahan kimia dapat dipindahkan tanpa ada risiko wadah yang pecah dan kehilangan bahan kimia? - Bagaimana cara pemusnahan bahan kimia atau cara menghindari terjadi kontak dengan kulit selama proses pemusnahan? - Apakah ukuran yang harus diambil jika bahan kimia terjatuh atau hilang akibat berbagai cara? Peraturan yang ada sejauh ini tentang penanganan bahan kimia berbahaya telah disusun oleh Chemical Acts (sebagai contoh : German ChemG). Hukum ini akan melindungi pekerja dan lingkungan dari pengaruh bahaya sautu senyawa kimia dan formulasinya, khususnya untuk mengidentifikasi pengaruh bahan kimia, menyatakan secara tegas dan menghindari keberadaan bahan kimia berbahaya tersebut. Chemical Acts akan menjamin bahwa sautu senyawa baru akan diuji untuk setiap potensi bahayanya sebelum dikenalkan di pasaran. Sesuai dengan hasil pengujian ini maka ukuran bahaya dari bahan akan ditentukan selama produksi dan penggunaan bahan tersebut. Hasil dari pengujian akan menjadi dasar untuk pelabelan senyawa yang berbahaya, seperti penentuan simbol bahaya, yang dapat memberi petunjuk risiko khusus dan menentukan rekomendasi keselamatan. PENYIMPANAN BAHAN KIMIA Bahan kimia harus disimpan dalam kemasan asli dari produsen, jika memungkinkan, mengingat label kemasan memberikan informasi yang berharga terkait dengan simbol bahaya dan frase R & S. Jika wadah lain digunakan, maka haruslah digunakan pelabelan yang sama. Upaya melindungi label dari pengaruh bahan kimia dan menjaga supaya melekat baik maka haruslah dilapisi dengan lembaran plastik transparan. Label ini harus terlihat jelas dan ditulis dengan pencil atau tinta yang permanen. Wadah dan botol untuk penyimpanan bahan kimia harus dibuat dari bahan yang kuat. Wadah plastik atau gelas sering digunakan untuk keperluan ini. Untuk penyimpanan bahan kimia yang sangat sensitif seperti dietil eter yang cenderung berubah membentuk peroksida yang berbahaya maka gelas berwarna gelap harus digunakan. Jika botol plastik digunakan harus diperkirakan bahwa bahan sangat mungkin akan rusak akibat pengaruh cahaya matahari dan dapat pecah. Botol seperti ini harus berulang kali dicek dan bahan kimia dipindahkan pada wadah yang lain, jika diperlukan. Perhatian khusus harus dilakukan pada kemungkinan perpindahan pelarut organil melalui dinding botol plastik.

11 Pembuangan stock bahan kimia yang sudah tidak terpakai perlu dilakukan secara berulang. Semua bahan kimia dalam laboratorium harus diperiksa pada periode tertentu, minimal satu kali setahun. Bahan kimia yang mungkin melepaskan racun, bersifat korosif atau gas-gas yang mudah terbakar, atau debu perlu dicadangkan hanya dalam jumlah kecil di lemari asam. PEMINDAHAN DAN TRANSFER BAHAN KIMIA KE WADAH LAIN Selama pemindahan bahan kimia, perhatian perlu ditekankan untuk menghindari wadah jatuh atau kehilangan bahan. Wadah gelas yang terisi penuh biasanya merupakan hal yang sangat mudah pecah. Wadah seperti ini tidak boleh dibawa dengan memegang leher wadah, tetapi harus dipindahkan dengan menggunakan kantong, rak, perangkat bergerak atau keranjang. Pemindahan bahan kimia dari satu wadah ke wadah lain selalu memperhitungkan risiko tercecer dan dengan demikian sangat mungkin terjadi kontak dengan kulit dan terkontaminasi pada baju. Sebagai tambahan, gas dan debu dapat terhirup. Debu juga dapat menyebabkan api jika tidak penanganan tidak diambil terhadap peralatan elektrostatik. Supaya menurunkan risiko yang mungkin terjadi, suatu kain alas untuk cairan atau bubuk harus selalu digunakan, bahkan untuk pengguna yang memiliki kemampuan cukup untuk menangani bahan kimia tanpa peralatan umum. Selama pengisian cairan, baik bahan yang toksik atau korosif, pengisian ke dalam tangki seperti ini harus digunakan. Hal yang sama harus dikerjakan pada pengisian padatan atau serbuk, lembar alas seperti kertas haruslah digunakan. Pada kondisi tidak ada pengaruh lain, tidak diijinkan untuk memipet cairan dengan menghisap menggunakan mulut karena diketahui banyak kecelakaan kerja terjadi karena hal ini termasuk kasus keracunan dan kerusakan jaringan mulut. Kebiasaan ini juga akan diikuti pada kasus cairan yang berbahaya untuk menghindari budaya yang salah dalam aktivitas kerja harian di laboratorium. Untuk pengisian cairan di pipet dapat dibantu menggunakan pipet bola. ASPEK PENTING PENGERJAAN EKSPERIMEN YANG AMAN Kami meminta penurunan eksperimen-eksperimen laboratorium yang berisiko untuk dikaji ulang dan diatur dengan baik. Untuk keperluan ini, petunjuk kerja sangatlah berguna. Petunjuk ini tidak hanya berisikan spesifikasi reaksi tetapi juga memberi label dari setiap senyawa yang digunakan. Informasi penting lebih lanjut dibutuhkan berupa risiko yang mungkin terjadi bagi orang dan lingkungan, taksiran perlindungan diri dan instruksi tentang pertolongan pertama pada kasus darurat, dan informasi tentang taksiran pemusnahan dari limbah yang dihasilkan. Sebelum memulai eksperimen, perlu diperiksa apakah tersedia cukup waktu untuk menyusun eksperimen sesuai alokasi waktu. Jika tidak maka perlu diputuskan jika suatu eksperimen dapat dihentikan dengan aman pada selang waktu tertentu tanpa memberikan kerugian yang berpengaruh. Semua bahan kimia dan peralatan yang dibutuhkan untuk suatu unjuk kerja yang aman harus diperhatikan dari awal. Beberapa hal perlu dianjurkan bekerja dengan bahan kimia di lemari asam. Eksperimen harus dilaksanakan di lemari asam jika melibatkan bahan-bahan yang bersifat toksik atau korosif dan / atau gas, uap atau aerosol yang mungkin terlepas dalam konsentrasi yang membahayakan. Sebagai contoh untuk hal ini adalah penguapan atau pemanasan senyawa menggunakan pemanas minyak terbuka. Untuk memastikan unjuk kerja lemari asam tetap baik maka pintu depan dan jendela samping harus ditutup selama melakukan eksperimen. Tenaga maksimum hanya dimungkinkan jika aliran udara tidak terganggu. Yang terbaik hal ini dapat dicapai

12 dengan jalan memindahkan semua tabung dan gelas dari tempat kerja di lemari asam jika barangbarang tersebut tidak diperlukan. Gangguan aliran dapat juga meningkat akibat sumber panas. Biasanya nyala api terbuka seperti kompor Bunsen memiliki pengaruh yang sangat nyata terhadap unjuk kerja lemari asam dan hal ini jelas harus dihindari. Mengingat bahan-bahan kimi biasanya bersifat berbahaya maka bahan ini tidak boleh terjadi kontak dengan kulit selama penanganan. Bahan-bahan yang berbahaya harus ditangani hanya dalam jumlah yang kecil dan peralatan pelindung yang nyaman harus dikenakan. Pada praktikum laboratorium untuk mahasiswa, bahan-bahan karsinogenik, mutagenik dan teratogenik dilarang diterapkan. Bahan-bahan seperti ini secara prinsip dapat digantikan dengan bahan lain yang efeknya lebih rendah jika tujuan pembelajaran dapat dicapai melalui pendekatan didaktik, metodologi dan saintifik. Perkecualian untuk pergantian fungsi bahan ini hanya dapat dibuat jika eksperimen sangat penting berpengaruh sangat besar pada aspek harian dari ilmu yang terkait. Pada praktikum laboratorium dasar untuk mahasiswa tingkat sarjana, eksperimen seperti ini akan diselenggarkan pada akhir praktikum jika mahasiswa telah memiliki keterampilan kerja yang memadai dan praktikum secara umum telah dikenalkan terlebih dahulu. Selama pemanasan bahan cairan tertentu, perhatian harus dijaga supaya tidak terjadi prose mendidih yang berlebihan dan terjadi percikan keluar dari wadah dengan menggunakan batu pendidih atau pengaduk magnet. Saat pemanasan cairan dalam tabung reaksi, tabung harus digoyang secara terus-menerus supaya menghindari pendidihan yang mendadak yang dapat memungkinkan seluruh cairan keluar dari tabung reaksi. Untuk alasan keamanan, tabung yang terbuka tidak boleh dihadapkan pada diri sendiri atau orang lain yang di dekatnya. Jika diperlukan bahan yang terpercik harus segera dibersihkan misal pertama kali dengan jalan netralisasi asam atau basa dan kemudian cairan dilap dengan menggunakan sarung tangan pelindung. ASPEK KEAMANAN PENGGUNAAN SARANA DAN ALAT SELAMA EKSPERIMEN Hampir semua eksperimen dengan bahan kimia dilakukan menggunakan peralatan gelas. Gelas memiliki banyak keuntungan dalam eksperimen kimia. Gelas tidak hanya bersifat non reaktif tetapi juga dapat menyajikan pengamatan visual selama reaksi berlangsung. Tetapi gelas dapat mudah pecah dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Luka terpotong atau tergores dari pecahan peralatan gelas merupakan salah satu luka yang sangat sering terjadi di laboratorium. Peralatan tersusun dari bahan gelas dapat menyebabkan bahan kimia yang berbahaya dan memungkinkan terjadinya kebakaran. Susunan peralatan gelas harus dilakukan dengan mengikuti petunjuk kerja yang aman. Penggunaan bagian peralatan yang tidak cocok harus dihindari seperti penggunaan tipe gelas yang berbeda, sambungan peralatan gelas yang tidak sesuai, dan lain sebagainya. Susunan peralatan gelas yang kompleks harus dibangun tanpa tekanan mekanik yang dapat memungkinkan gelas pecah. Hal ini dapat dilakukan pada tempat yang aman (yang terbaik adalah di lemari asam) dan aman dari gangguan. Peralatan laboratorium biasanya disusun pada sistem terbuka pada kondisi atmosfer supaya menjamin kompensasi tekanan dan menghindari ledakan, perkecualian reaktor autoklaf yang terbukan dari bahan logam baja dan non korosif. Pada banyak kasus, peralatan yang menggunakan listrik umum digunakan seperti pengaduk, pemanas, sentrifus dan lain-lain. Peralatan seperti ini harus dalam kondisi teknis yang baik dan memenuhi spesifikasi keamanan untuk dioperasikan dengan

13 listrik. Hal ini harus diperikasa selama kisaran waktu tertentu oleh teknisi yang ahli meliputi perbaikan kabel yang tersayat, sambungan, konsluiting dan lain-lain atau menggantinya jika terjadi kerusakan. Pemeriksaan keamanan yang diperlukan untuk peralatan bersifat bergerak juga perlu dilakukan setara dengan peralatan diam. Pompa dan pengaduk biasanya dioperasikan dengan menggunakan motor listrik. Peralatan ini biasanya tidak dapat meledak. Pada eksperimen yang menggunakan bahan kimia yang sangat mudah meledak seperi gas hidrogen atau hidrogen sulfida, motor listrik dapat diganti dengan menggunakan turbin air atau motor udara. Sebelum memulai eksperimen, bagian-bagian yang umum pada setiap peralatan perlu diperiksa unjuk kerjanya. Hal ini meliputi pompa vakum, sistem pendingin, pengaduk dan beberapa peralatan listrik lainnya sebelum bahan kimia ditambahkan ke dalam peralatan. PENGERINGAN PERALATAN LABORATORIUM Oven pengering di laboratorium pengering biasanya tidak didesain tahan ledakan dan tidak terhubungkan dengan sistem pembuangan udara. Peralatan laboratorium yang dikeringkan dalam oven dilakukan setelah dibersihkan dan dicuci dengan air. Untuk pengeringan bahan kimia dan produknya yang mungkin melepaskan gas atau uap mudah terbakar, termasuk juga campuran maka oven yang terbukti tahan ledakan harus digunakan. C. CARA KERAJA Setiap kelompok melakukan pengamatan dan menggambar alat-alat sederhana dan bahan yang telah di sediakan pada setiap meja percobaan dengan mencatat hal-hal yang di perlukan pada hasil pengamatan. D. HASIL PENGAMATAN 1. Pengamatan Alat-alat No nama gambar kegunaan 1

14

15

16 Pengamatan bahan-bahan

17 No Nama bahan Rumus molekul Bentuk/wrna Sifat-sifat 1 Lead (II)asetat Pb(CH3COO)2 Padat warna putih Beracun, manis larut dalam air 2 Natrium nitrat NaNO3 Padat, Kristal putih Oksidator, membantu pembakaran, jika di panaskan akan menimbilkan letusan 3 Maltose mono hidrat C12H22O11 Bubukan padat Mudah larut dalam air, lebih manis dari laktosa 4 Iron(II)clorida FeCl3 Padat coklat keemasan Ketika dilarutkan dalam air mengalami hidrolisis, dan memberikan panas dalam eksotermik reaksi 5 Zink sulfat-7- hidrat ZnSO4 Padat, Kristal bening 6 Mangan(IV)Oksida MnO2 Padat hitam Di sebut juga batu nkawi, mangan peroksida berbentuk serbuk hitam berat dan sering digunakan 7 Calcium clorida CaCl Padat Kristal putih Sebagi pengering untuk gas dan zat cair 8 Timbal nitrat Pb(NO3)2 Padat putih Bersipat racun, jika terisap dan termakan

18 9 Sodium sulfat Na2S2O3 Padat, Kristal putih Sangant baik digunakan untuk memperlihatkan pristiwa lewat jenuh 10 Butanol C4H9OH Cair tak berwarna Sulit dipisahkan dengan kolom biasa

19 E. PEMBAHASAN Pada praktikum ini kita di perkenalkan mengenai alat-alat dan bahan-bahan yang ada dalm lap kimia. Perlu di perhatikan umumnya alat-alat di laboratorium kimia sangatlah rapuh(mudah pecah) sehingga kita harus berhati-hati Begitu juga dengan bahan-bahan yang ada, ada bahan yang aman dan ada bahan yang berbahaya dan bias mematikan tidak hanya membuat luka. F. KESIMPULAN 1. Alat dan bahan dalam laboratorium kimia haruslah di perhatikan kebersihannya. 2. Bahannya harus tersesusun rapi sehingga pada waktu pengambilan tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

20 ACAR II A. Pelaksanaan Praktikum 1. Tujuan PENGENALAN GAS DAN KERTAS LAKMUS Memperkenalkan reaksi kimia sederhana yang dapat menghasilkan gas serta mengenalkan kegunaan kertas lakmus. 2. Tempat 3. Taggal B. Landasan Teori Gas adalah suatu fase benda. Seperti cairan, gas mempunyai kemampuan untuk mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari cairan, gas yang tak tertahan tidak mengisi suatu volume yang telah ditentukan, sebaliknya mereka mengembang dan mengisi ruang apapun di mana mereka berada. Tenaga gerak/energi kinetis dalam suatu gas adalah bentuk zat terhebat kedua (setelah plasma). Karena penambahan energi kinetis ini, atom-atom gas dan molekul sering memantul antara satu sama lain, apalagi jika energi kinetis ini semakin bertambah. Kata "gas" kemungkinan diciptakan oleh seorang kimiawan Flandria sebagai pengejaan ulang dari pelafalannya untuk kata Yunani, chaos (kekacauan).

21 Lakmus Semua asam dan basa mempunyai sifat sifat tertentu, tidak semua asam mempunyai sifat yang sama demikian juga pada basa. Kita juga sudah mengenal bahwa asam terbagi menjadi dua yaitu asam lemah dan asam kuat, demikian juga basa, ada basa kuat dan basa lemah. Kekuatan asam atau basa tergantung dari bagaimana suatu senyawa diuraikan dalam pembentukan ion-ion jika senyawa tersebut dalam air. Asam atau basa juga bersifat elektrolit, daya hantar larutan elektrolit bergantung pada konsentrasi ion-ion dalam larutan. Elektrolit kuat jika dapat terionisasi secara sempurna sehingga konsentrasi ion relatif besar, elektrolit lemah jika hanya sebagian kecil saja yang dapat terionisasi, sehingga konsentrasi ion relatif sedikit. Untuk mengetahui suatu larutan termasuk elektrolit atau bukan dapat menggunakan alat penguji elektrolit atau juga dapat menggunakan alat ph meter, dan indikator universal untuk mengetahui ph suatu larutan secara langsung sehingga dapat diketahui apakah larutan tersebut termasuk asam, basa atau garam. Nilai ph ditunjukkan dengan skala, secara sistematis dengan nomor ''Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna jika dicelupkan kedalam larutan asam/basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kadar ph dalam larutan yang ada. Warna kertas lakmus dalam larytan asam, larytan basa, dan larutan bersifat netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut sbagai berikut. a. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru dan dalam larutan netral berwarna merah. b. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru dan dalam larutan netral berwarna biru. c. Metil merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna kuning dan dalam larutan netral berwarna kuning. d. Metil Jingga dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna kuning dan dalam larutan netral berwarna kuning. e. Fenolftalin dalam larutan asam berwarna - dan dalam larutan basa berwarna merah dan dalam larutan netral berwarna -.

22 C. ALAT DAN BHAN a. Alat b. Bahan 1. Tabung reaksi 2. Penjepit 3. Pipa gelas bengkok 4. Pipet tetes D. CARA KERJA 1. Larutan NH 4 Cl 2. Larutan NaOH 1. Mengambil sedikit larutan NH4Cl, Memasukkan kedalam tabung reaksi kemuadian menambahkan dengan larutan NaOH 2. Memengang tabung reaksi dengan penjepit kemudian memanaskannya sambil menggoyangkannya, dan jika ada asap yang keluar dari tabung reasi ambil asap tersebut kemuadian mengipaskan kehidung untuk mengetahuai baunya.

23 3. Mempraktikkan cara membaunya, kemudian mencatat bau gas yang keluar 4. Memegang kertas lakmus kuning dkemudian memneteskannya larutan yangh sudah di panaskan 5. Mengamati perubahan warna pada k ertas lakmus. E. HASIL PENGAMATAN Reaksi kimia dari pencampuran larutan NH4Cl+NaOH NH4Cl + NaOH NH3 + NaCl + H2O 2 ml 2 ml 0,1 molar 0,1 molar Bening bening Bau Gas yang keluar yaitu Psing(Bau kencing) NH3 Kertas lakmus yang berwarna kuning berubah menjadi warna hijau dengan ph 8, hingga dapat di ambil kesimpulan pencam[puran larutan tersebut menghasilkan larutan Basa.

24 F. PEMBAHASAN Pada praktikum ini kita yaitu tentang bagaimana gas dapat di buat dengan penamanasan larutan NH4Cl yang di reaksikan dengan NaOH dan menentukan larutan apa atau sipat dari larutan yang di hasilkan apakah asam atau basa dengan menggunkan media kertas lakmus. Dari hasil praktikum gas yang muncul atau yang di hasilkan dari campuran 2 larutan tersebut adalah gas NH3, dimana gas ini memiliki bau yang sangat pesing(bau kencing). Dan bersipat racun. Kemudian setelah lakmus yang berwarna kuning di teteskan larutan yang sudah dipanaskan tersebut, lakmus tersebut berubah warna menjadi hijau ketuaan, dan dapat di hitung PH dari larutan tersebut adalah 8. Seperti yang kita ketahui larutan yang ph<dari 7, maka laruatan t ersebut bersipat asam, ph=7 larutan tersebut bersipat netral, dan ph >7 maka alrutan tersebut bersifat basa. Dari perhitungan atau penentuan sipat larutan di atas maka hasil dari larutan NH4Cl+NaOH ada larutan basa, karna PHnya =8(pH>7). G. KESIMPULAN 1. Gas yang timbul dari pencampuran larutan NH4Cl dengan NaOH dan di panaskan adalah gas NH3 yang memiliki bau yang pesing dan bersipat racun. 2. Larutan yang di hasilkan memiliki ph=8 sehingga larutan tersebut bersifat basa.

25 ACARA III PEMBUATAN LARUTAN DENGAN KONSENTRASI TERTENTU DARI BAHAN PADAT A. PELAKSANAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Untuk memperaktikkan dan memplajari cara-cara pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu dari bahan padat seperti NaOH pellet. 2. Tanggal praktikum 3. Tempat praktikum B. LANDASAN TEORI Standardisasi adalah proses penentuan konsentrasi larutan baku dengan tepat.penentuan konsentrasi larutan baku dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : 1.Metoda langsung, sejumlah tepat zat padat murni secara kuantitatif dilarutkan di dalam sejumlah pelarut, kemudian dititrasi oleh larutan yang belum diketahui konsentrasinya (larutan baku sekunder). 2.Metoda tidak langsung, konsentrasi yang tepat dari larutan baku primer yang dibuat dengan melarutkan sejumlah tepat zat padat di dalam suatu pelarut dengan volume tertentu kemudian dititrasi oleh larutan yang belum diketahui konsentrasinya. Berdasarkan jenis campuran, larutan terbagi atas dua macam yaitu larutan homogen dan larutan dan larytan heterogen.larutan homogen ialah larutan yang berasal dari campuran bahan yang berbeda yang menghasilkan bentuk yang sama.sedangkan larutan heterogen

26 adalah larutan yang berasal dari campuran yang berbeda bentuk yang dapat menghasilkan zat baru misalnya minyak dan air. Kadar zat larutan yang menyatakan susunan atau komposisi zat yang terdapat dalam larutan Persen, (%), Molaritas, (M), Normalitas, (N). Larutan baku primer yaitu larutan baku yang konsentrasinya dapat langsung diketahui dari berat bahan yang sangat murni yang dilarutkan dan volume larutannya diketahui. Contoh : larutan asam oksalat, larutan kalium iodat, larutan boraks, asam oksalat, larutan natrium klorida dan larutan seng.larutan baku sekunder yaitu larutan baku yang konsentrasinya tidak diketahui dengan pasti karena bahan yang digunakan untuk membuat larutan tersebut memiliki kemurnian yang rendah. Contoh : larutan NaOH, larutan natrium tiosulfat, larutan perak nitrat dan larutan natrium EDTA. Zat kimia di laboratorium pada umumnya berupa zat padat. Larutan dibuat dengan mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu. Padatan Timbang Gram Konsentrasi n % zat X sebanyak v L n x v = gram zat X 100 Konsentrasi Molaritas zat X sebanyak v L: Molaritas gram = BM x M x L Konsentrasi Normalitas zat X sebanyak v L: Normalitas gram = BE x N x L Larutan yang mengandung sedikit zat terlarut disebut larutan encer (dilute). Larutan yang mengandung banyak zat terlarut disebut larutan pekat (concentrated). V1 x N1 = V2 x N2 V1 = Volume larutan encer yang akan dibuat, ml atau L N1 = Konsentrasi larutan encer yang dibuat, dalam konsentasi %, M atau N V2 = Volume larutan yang dicari (larutan pekat yang akan diencerkan), ml atau L

27 N2 = Konsentrasi larutan stok (larutan pekat ] / yang akan diencerkan), dalam konsentarsi %, M atau N

28 C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Timbangan analitik Sendok Gelas arloji Labu ukur Pipet tetes Gelas kimia 2. Bahan NaOH pellet Aquades Kertas saring D. CARA KERJA 1. Menghitung berapa gram NaOH yang harus di timbang kemudian dilarutkan kedalam labu takar 100 ml. 2. Menimbang berat NaOH tersebut berdasarkan perhitungan itu, menimbang terlebih dahulu gelas arloji kemudian di nol kan, baru kemudian menimbang NaOH yang di butuhkan 3. Hasil penimbangan NaOH di masukkan kedalam labu takar kemudian menambahkan sedikit demi sedikit air sampai batas untuk melarutkannya.

29 E. HASIL PENGAMATAN Berat cawan petri = 14,1 Berat pada neraca = berat garam + berat neraca

30 masa garam = 1,5 gram berat neraca = 1,5 + 14,1 = 15,6 F. PEMBAHASAN Pada praktikum yang bertujuan bagaimana Pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu dari zat padat merupakan pembuatan larutan yang memerlukan perhitungan yang tepat. Dimana kita harus bias mengaplikasikan penerapan rumus molaritas. Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu dari benda padat kita harus mengumpulkan beberapa data diantaranya berapa Mr dari padatan tersebut. Dalam percobaan ini kita menghitung berapa gramkah yang di perlukan untuk membuat larutan garam dengan konsentrasi 0,100M. Setelah melakukan perhitungan ternyata masa garam yang diperlukan untuk membuat larutan dengan konsentrasi 0,100 M, adalah 1,5 gram. G. KESIMPULAN 1. Ketelitian perhitungan konsentrasi yang kita lakukan dalam pembuatan larutan merupakan yang menentukan dari hasil larutan yang kita buat. 2. Masa garam yang di perlukan untuk membuat larutan dengan konsentrasi 0,100 M adalah 1,5 gram dengan volume air yang di tambahkan 250 ml.

31 ACARA IV PEMBUATAN LARUTAN DENGAN KONSENTRASI TERTENTU DARI LARUTAN INDUK MELALUI PENGENCERAN A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Untuk membuat berbagai konsentrasi larutan dari larutan induk yang telah di ketahui konsentrasinya. 2. Tanggal praktikum 3. Tempat praktikum Pusat Laboratorium Biologi STKIP Hamzanwadi Selong. B. LANDASAN TEORI Setiap zat padat, cair ataupun gas memiliki kemampuan melarut berbeda di dalam suatu pelarut. Perbedaan wujud ini memberi indikasi bahwa pelarutan harus menggunakan cara-cara tertentu. Rencana dan prosedurnyapun berkembang sesuai dengan sifat melarut dan sifat percobaan/analisis yang diterapkan dan sifat zat yang terlibat. Sifat analisis atau eksperimen yang diterapkan menuntut kesediaan pereaksi tertentu agar analisis tersebut memberikan hasil yang tepat dan teliti. Berarti jenis peralatan dan spesifikasi zat yang dipilihpun harus memenuhi persyaratan agar diperoleh hasil sediaan yang mendukung tujuan analisis. Dengan demikian, pembuatan sediaan pereaksi berupa larutan akan menuntut cara atau teknik pembuatan dengan prosedur tersendiri bergantung pada sifat pembentukan larutan itu.

32 Sebagai contoh adalah pembuatan larutan antara NaCl 1M dan NaCl 0,1000M, atau antara HCl 1M dan HCl 0,1000M. Yang pertama, melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pengenceran. Proses pembuatan larutan dari suatu zat padat disebut pelarutan dan proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya disebut pengenceran. 1. Teknik Pelarutan Pelarutan zat padat untuk menghasilkan larutannya sering dilakukan dalam kesehrian. Caranya, sejumlah zat padat dituangi sevolum pelarut atau sevolum pelarut dimasukkan sejumlah zat padat ; biasanya diikuti dengan pengadukan. Pembuatan larutan dari zat padat sebagai pereaksi itu untuk tujuan analisa kuantitatif atau untuk tujuan tertentu lainnya. Pembuatannya harus melakukan perencanaan (termasuk perhitungan) sesuai dengan kebutuhan atau sifat analisis yang diterapkan (kualitatif atau kuantitatif). Bayangkan bila terjadi kesalahan, akibatnya adalah pemborosan zat kimia yang mahal, tenaga dan waktu hilang, data pengamatan yang tidak jelas, serta hasil analisis yang tidak tepat(salah). Beberapa hal dan langkah tentang pembuatan larutan dari padatan dan teknik pelarutannya yang harus diperhatikan adalah: a. Sifat analisis: tetapkan apakah akan melakukan analisis kuantitatif atau ualitatif(sesuaikan dengan tujuan analisis) b. Kuantitas larutan(volum, konsentrasi): tetapkan sesuai dengan kebutuhan c. kuantitas zat padat(rumus, kelarutan, massa): tetapkan rumus zat padat(kristal), daya larut dan massa padatan yang akan dilarutkan(dihitung) d. sifat zat padat: tetapkan apakah stabil, higroskopis, atau dapat bereaksi dengan air. e. alat ukur massa(neraca): jika kualitatif gunakan neraca T atau Sa dan jika kuantitatif gunakan neraca T dan neraca A. f. alat ukur volum: jika kualitatif gunakan gelas ukur dan jika kuantitatif gunakan labu takar. g. pelarutan, meliputi: - peralatan pendukung: siapkan gelas kimia, batang pengaduk, botol timbang, corong, pipet tetes, botol semprot, botol kemasan pereaksi. - pelaksanaan: jika kualitatif pindahkan padatan kedalam gelas kimia dan larutkan dengan akuades secukupnya, lalu pindahkan kedalam gelas ukur dan tuang akuades sampai tanda batas. sedangkan jika kualitatif pindahkan dulu seluruh padatan kedalam gelas kimia dan larutkan dengan akuades secukupnya, lalu pindahkan seluruhnya secara kuantitatif kedalam labu takar lewat corong; tambahkan akuades sedemikian; keringkan bagian atas skala; lalu secara tetes per tetes sampai tanda batas volum; tutup labunya dan homogenkan.

33 -pengemasan: bilasi botol pereaksi hingga bersih/kering dengan sedikit larutan diatas, dan pindahkan seluruh larutan ke botol, tutup dan beri label dengan jelas. 2. Teknik Pengenceran Pada umumnya asam-asam anorganik berupa cairan pekat ada yang berasap atau bersifat korosif. Zat cair organik umumnya bersifat mudah menguap dan mudah terbakar. Asam-asam anorganik dan beberapa cairan organik sering harus disiapkan sebagai sediaan berupa larutannya yang lebih encer dalam suatu pelarut. Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat organik pada dasarnya tidak begitu berbeda. Teknik pengenceran melibatkan teknik pengukuran volum dan teknik pelarutan(teknik pencampuran). Tentang kedua teknik ini, beberapa hal harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini: a. Teknik pengenceran dari cairan pekat pra pengenceran: - hitung volume cairan pekat dan volume akuades yang akan diukur - ukur volume akuades tersebut dan siapkan didalam gelas kimia teknik pengukuran volume cairan pekat - mengingat sifat zat cair pekat, maka pengukuran vlumenya harus dilakukan diruang asam dan pembacaan skala volumenya harus sesegera mungkin - sebaiknya menggunakan masker pencampuran atau pelarutan - segera alirkan perlahan cairan pekat lewat batang pengaduk kedalam gelas kimia berisi akuades diatas. - hitung balik, konsentrasi cairan hasil pengenceran; tambahkan sesuai dengan kekurangan akuades b. teknik pengenceran dari cairan kurang pekat teknik pengenceran dari larutan tidak pekat menjadi larutan yang lebih encer(misal dari 3M ke 1M) lebih mudah dilakukan dan tidak perlu diruang asam. Caranya: ukur akuades(hasil hitung) dengan gelas ukur(berukuran sesuai dengan volume akhir larutan); kemudian tuangkan larutan lebih pekatnya kedalam gelas ukur tersebut sampai volumenya mendekati tanda batas; lanjutkan penambahan tetes per tetes sampai tanda batas volume akhir yang diharapkan.

34 c. Perhitungan volume dan konsentrasi cairan sebelum melakukan perhitungan volume cairan, catatlah harga kadar/konsentrasi cairan yang akan diencerkan dari label kemasannya, dan tetapkan besarnya volume larutan encer yang hendak dibuat. Asam-asam pekat yang diperdagangkan, pada labelnya ditemukan dari harga molar, persen(b/b), dan massa jenisnya. Hubungan pengenceran Molar(M) hubungan matematis yang diterapkan: V1 x M1 = V2 x M2 dimana: V= volume cairan(l), dan M= molaritas(mol/l) C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a. Labu ukur 50 ml 100 ml b. Pipet ukur c. Pipet gondok d. Botol semprot e. Pipit tetes 2. Bahan a. Larutan HCl 2M b. Laurutan NaOH c. Pp(phenolphtalin) d. Aquades D. CARA KERJA 1. Menghitung ml larutan HCl 0,15 yang harus di ambil dengan rumus 2. Memasukkan kedalam labu ukur sesuai dengan ml yang di perlukan dan di encerkan dengan air sampai tanda batas. Pengenceran dilakukan perlahan-lahan, setelah mendekati tanda batas, kemudian menggunakan pipet tetes. 3. Titrasi dengan NaOH standar.

35 E. HASIL PENGAMATAN Dik : M1 = 2M : V2 = 500 : M2 = 0,15M V1.M1 =V2.M2 V1.2 =500.0,15 V1.2 =75 V1 =75/2 V1 =37,5 F. PEMBAHASAN Pada percobaan ini yaitu kia membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dimana m enggunkan larutan induk yang memiliki konsentrasi tertentu. Dimana konsentarasi awal dikali volumenya sama dengan konsentarasi kedua dikali dengan volume larutan kedua.

36 G. KESIMPULAN 1. Volume awal dikali konsentarsi awal sama dengan volume akhir diakali konsentarsi akhir. 2. Jika volume akhirnya 500 ml 0,15M maka untuk membuat larutan dengan konsentarasi 2M adalah volumenya harus 37,5 ml.

PETUNJUK TEKNIS KURSUS KESELAMATAN DI LABORATORIUM KIMIA

PETUNJUK TEKNIS KURSUS KESELAMATAN DI LABORATORIUM KIMIA PETUNJUK TEKNIS KURSUS KESELAMATAN DI LABORATORIUM KIMIA PENGANTAR Satu tujuan penting pembelajaran ilmu kimia bagi mahasiswa dari berbagai disipilin ilmu sains pada kursus keselamatan di laboratorium

Lebih terperinci

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha Modul Praktikum Nama Pembimbing Nama Mahasiswa : Kimia Fisik : Bapak Drs.Budi Santoso, Apt.MT : 1. Azka Muhammad Syahida 2. Eveline Fauziah 3. Fadil Hardian 4. Fajar Nugraha Tanggal Praktek : 21 Semptember

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PRAKTIKUM KIMIA DASAR I REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA Oleh : Luh Putu Arisanti 1308105006 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BADUNG TAHUN 2013/2014

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 1. Cara aman membawa alat gelas adalah dengan... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 Satu tangan Dua tangan Dua jari Lima jari Kunci Jawaban : B Alat-alat

Lebih terperinci

MODUL I Pembuatan Larutan

MODUL I Pembuatan Larutan MODUL I Pembuatan Larutan I. Tujuan percobaan - Membuat larutan dengan metode pelarutan padatan. - Melakukan pengenceran larutan dengan konsentrasi tinggi untuk mendapatkan larutan yang diperlukan dengan

Lebih terperinci

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TUJUAN Memelihara lingkungan kerja yang sehat. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja. Mencegah dan mengobati

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan praktikum ini adalah agar praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan Pengenceran Suatu Larutan B. Tujuan praktikum Melatih menggunakan labu ukur di dalam membuat pengenceran atau suatu larutan. 1 BAB II METODE A. Alat dan Bahan Alat:

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH I. Tujuan Praktikan dapat memahami dan menstandarisasi larutan baku sekunder NaOH dengan larutan baku primer H 2 C 2 O 4 2H 2 O II. Dasar Teori Reaksi asam basa

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian 16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KI-2122 PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA Nama Praktikan : Anggi Febrina NIM : 13010107 Kelompok : 5 (Shift Pagi) Tanggal

Lebih terperinci

Selain itu, menyimpan peralatan gelas dalam keadaan kotor, atau dari hasil pencucian yang tidak/kurang bersih akan menyukarkan proses pencucian atau

Selain itu, menyimpan peralatan gelas dalam keadaan kotor, atau dari hasil pencucian yang tidak/kurang bersih akan menyukarkan proses pencucian atau Di laboratorium, kegiatan pencucian, umumnya ditujukan pada peralatan/instrumen, atau benda lainnya yang terbuat dari gelas. Pengetahuan tentang sifat dari suatu bahan atau zat (seperti daya larut di dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat,

PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat, PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit. 2. Dasar teori

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Pembuatan larutan buffer menggunakan metode pencampuran antara asam lemah dengan basa konjugasinya. Selanjutnya larutan buffer yang sudah dibuat diuji kemampuannya dalam mempertahankan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 I. Waktu / Tempat Praktikum : Rabu,15 Februari 2012 / Lab Kimia Jur. Analis

Lebih terperinci

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 2- ) Resume Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kimia Analitik I Oleh: Dhoni Fadliansyah Wahyu NIM. 109096000004 PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN Disusun oleh Nama : Cinderi Maura Restu NPM : 10060312009 Shift / kelompok : 1 / 2 Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2012 Tanggal Laporan :

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu

Lebih terperinci

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) NAMA : KARMILA (H311 09 289) FEBRIANTI R LANGAN (H311 10 279) KELOMPOK : VI (ENAM) HARI / TANGGAL : JUMAT / 22 MARET

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM Oleh : Dewi Agustin ACC 113 028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PALANGKARAYA

Lebih terperinci

Basic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar

Basic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar Basic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar Memanaskan menyaring meneteskan larutan ke dalam tabung reaksi Memastikan kesempurnaan endapan mengocok larutan melarutkan Memilih wadah untuk menimbang

Lebih terperinci

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk Cara nya Pembersihan sangat mengencerkan suatu larutan. adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu disarankan busa / dikeringkandengan lap.

Lebih terperinci

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LABORATORIUM KIMIA. Oleh : Sunarto * Pendidikan Kimia FMIPA UNY Yogyakarta

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LABORATORIUM KIMIA. Oleh : Sunarto * Pendidikan Kimia FMIPA UNY Yogyakarta KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LABORATORIUM KIMIA Oleh : Sunarto * Pendidikan Kimia FMIPA UNY Yogyakarta Keselamatan dan Keamanan Kerja Keselamatan dan Keamanan Kerja atau laboratory safety (K3) memerlukan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 21 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA ESA YASINTA (1112016200062) WIDYA

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Ke III. Olimpiade Kimia Indonesia. Kimia UJIAN PRAKTEK

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Ke III. Olimpiade Kimia Indonesia. Kimia UJIAN PRAKTEK OLIMPIADE SAINS NASIONAL Ke III Olimpiade Kimia Indonesia Kimia UJIAN PRAKTEK Petunjuk : 1. Isilah Lembar isian data pribadi anda dengan lengkap (jangan disingkat) 2. Soal Praktikum terdiri dari 2 Bagian:

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 Disusun Ulang Oleh: Dr. Deana Wahyuningrum Dr. Ihsanawati Dr. Irma Mulyani Dr. Mia Ledyastuti Dr. Rusnadi LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM TAHAP PERSIAPAN BERSAMA

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI I. CAPAIAN PEMBELAJARAN Praktikan mampu menetapkan kadar CH3COOH (asam asetat) dan asam cuka (HCl) menggunakan prinsip reaksi asam-basa. II.

Lebih terperinci

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT I. DASAR TEORI I.1 Asidi-Alkalimetri Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode analisis titrimetri. Analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia

Lebih terperinci

Titrasi Volumetri. Modul 1 PENDAHULUAN

Titrasi Volumetri. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Titrasi Volumetri Dr. Anna Permanasari, M.Si. K PENDAHULUAN egiatan praktikum ini dimaksudkan untuk melatih keterampilan dasar Anda dalam melakukan pekerjaan laboratorium, melatih Anda dalam bekerja

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si Oleh Kelompok V Indra Afiando NIM 111431014 Iryanti Triana NIM 111431015 Lita Ayu Listiani

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen 21 Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan di Bab I. Dalam penelitian ini digunakan 2 pendekatan, yaitu eksperimen dan telaah pustaka.

Lebih terperinci

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Cara menggunakannya adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkandengan lap. Kemudian dimasukkan larutan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

PEMBUATAN REAGEN KIMIA PEMBUATAN REAGEN KIMIA 1. Larutan indikator Phenol Pthalein (PP) 0,05 % 0,05 % = 0,100 gram Ditimbang phenol pthalein sebanyak 100 mg dengan neraca kasar, kemudian dilarutkan dengan etanol 96 % 100 ml,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Sementara analisis dengan menggunakan instrumen dilakukan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR ALAT DAN BAHAN KIMIA DI DALAM LABORATORIUM DISUSUN OLEH: SELLEN GURUSMATIKA AK

PENGETAHUAN DASAR ALAT DAN BAHAN KIMIA DI DALAM LABORATORIUM DISUSUN OLEH: SELLEN GURUSMATIKA AK PENGETAHUAN DASAR ALAT DAN BAHAN KIMIA DI DALAM LABORATORIUM DISUSUN OLEH: SELLEN GURUSMATIKA AK 1273014 AKADEMI KOMUNITAS PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2012 I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

Keselamatan Kerja di Laboratorium

Keselamatan Kerja di Laboratorium Keselamatan Kerja di Laboratorium Perhatikan PetunjuKeselamatan kerja Berkaitan dengan keamanan, kenyamanan kerja, dan kepentingan kesehatan, Keselamatan kerja sangat penting di perhatikan dalam bekerja

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK DAN LINGKUNGAN

PANDUAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK DAN LINGKUNGAN PANDUAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK DAN LINGKUNGAN AKADEMI ANALIS KESEHATAN THERESIANA JL. MAYJEN SUTOYO No. 69 SEMARANG PETUNJUK UMUM A. Tata Tertib 1. Mahasiswa harus sudah hadir 10 menit sebelum praktikum

Lebih terperinci

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C : PENDIDIKAN MIPA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C : PENDIDIKAN MIPA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA NAMA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C4 07 017 KELOMPOK PROGRAM STUDI JURUSAN : II : PENDIDIKAN KIMIA : PENDIDIKAN MIPA ASISTEN PEMBIMBING

Lebih terperinci

VISIT MY WEBSITE : KLIK AJA LINKNYA SOB http://dionlegionis.blogspot.com/search/label/education%20mipa http://dionlegionis.blogspot.com/2015/03/klasifikasi-kodok-beranak-darisulawesi.html http://dionlegionis.blogspot.com/2015/03/download-pdf-statistika-datatunggal.html

Lebih terperinci

Beberapa Alat dalam Laboratorium Beserta Fungsinya

Beberapa Alat dalam Laboratorium Beserta Fungsinya Chemistry is amazing Beberapa Alat dalam Laboratorium Beserta Fungsinya Alat Fungsi Tempat membuat larutan. Dalam membuat larutan erlenmeyer yang selalu digunakan. Erlenmeyer Untuk destilasi larutan. Pada

Lebih terperinci

BAB I KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

BAB I KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB I KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

b. Mengubah Warna Indikator Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah warna beberapa zat alami ataupun buatan.

b. Mengubah Warna Indikator Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah warna beberapa zat alami ataupun buatan. ASAM DAN BASA A. Asam Apa yang kamu ketahui tentang asam? Asam berkaitan dengan salah satu tanggapan indra pengecap kita terhadap suatu rasa masam. Kata asam berasal dari bahasa Latin, yaitu acidus yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reaksi-reaksi kimia berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara dua zat murni. Salah satu bentuk yang umum dari campuran ialah larutan. Larutan memainkan peran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 Disusun Ulang Oleh: Dr. Deana Wahyuningrum Dr. Ihsanawati Dr. Irma Mulyani Dr. Mia Ledyastuti Dr. Rusnadi LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM TAHAP PERSIAPAN BERSAMA

Lebih terperinci

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR I. TUJUAN 1. Memahami prinsip kerja dari percobaan. 2. Menentukan konsentrasi dari NaOH dan Na 2 CO 3. 3. Mengetahui kegunaan dari titrasi dengan indikator

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal Menyimpan dalam kedaan off merupakan salah satu cara memperlakukan alat...

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal Menyimpan dalam kedaan off merupakan salah satu cara memperlakukan alat... 1. Alat dari bahan gelas aman apabila dibawa dengan... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal 3.1 Satu Tangan Dua Tangan Dua Jari Lima Jari Alat-alat laboratorium dari bahan gelas,

Lebih terperinci

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM TUJUAN Mengetahui cara membersihkan, mengeringkan dan menggunakan berbagai alat gelas yang digunakan di laboratorium kimia. Mengatur nyala pembakar Bunsen

Lebih terperinci

Anna Permanasari. Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia

Anna Permanasari. Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia Anna Permanasari Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia BIODATA PENYAJI S1- Jur. P. Kimia IKIP (1982) S2-Kimia ITB (1992) S3-Kimia ITB (2000) Staf Jur P. Kimia UPI (1983-sek) K. Analitik,

Lebih terperinci

Pengenalan Bahan Kimia

Pengenalan Bahan Kimia Pengenalan Bahan Kimia RANKING DAN SIMBOL BAHAYA BAHAN KIMIA MENURUT NEPA-USA NO BAHAYA KESEHATAN (HEALTH) BAHAYA KEBAKARAN (FIRE) BAHAYA REAKTIVITAS (REACTIVITY) 4 Penyebab kematian, cedera fatal, meskipun

Lebih terperinci

Nama : Irritant. Lambang : Xi. Contoh : NaOH, C 6 H 5 OH, Cl 2. Nama : Harmful. Lambang : Xn

Nama : Irritant. Lambang : Xi. Contoh : NaOH, C 6 H 5 OH, Cl 2. Nama : Harmful. Lambang : Xn Seperti yang telah kita ketahui, bahan-bahan kimia yang biasa terdapat di laboratorium kimia banyak yang bersifat berbahaya bagi manusia maupun bagi lingkungan sekitar. Ada yang bersifat mudah terbakar,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA Dosen Pembimbing : Zora Olivia, S. Farm., M.Farm, Apt GOLONGAN/KELOMPOK : A / 3 Anindiya Tazkiyah Aji Gesang Jati Abrar Rivanio Putra Siti Sofiya Miranda Faradilla Rozziqa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION By Djadjat Tisnadjaja 1 Jenis analisis Analisis makro Kuantitas zat 0,5 1 g Volume yang dipakai sekitar 20 ml Analisis semimikro Kuatitas zat sekitar 0,05 g Volume

Lebih terperinci

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3. Preparasi Sampel Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Penarikan Sampel (Sampling) Tujuan sampling : mengambil sampel yang representatif untuk penyelidikan

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA UNSUR TAHUN 2017 TIM KIMIA ANORGANIK

PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA UNSUR TAHUN 2017 TIM KIMIA ANORGANIK PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA UNSUR TAHUN 2017 TIM KIMIA ANORGANIK Jurusan kimia Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam Universitas jember 2017 STANDARD AND OPERATING PROCEDURE (SOP) PRAKTIKUM KIMIA

Lebih terperinci

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam Asam Basa dan Garam Asam Basa dan Garam A Sifat Asam, Basa, dan Garam 1. Sifat asam Buah-buahan yang masih muda pada umumnya berasa masam. Sebenarnya rasa masam dalam buah-buahan tersebut disebabkan karena

Lebih terperinci

PENGENALAN DAN PENANGANAN BAHAN-BAHAN KIMIA

PENGENALAN DAN PENANGANAN BAHAN-BAHAN KIMIA PENGENALAN DAN PENANGANAN BAHAN-BAHAN KIMIA I. PENDAHULUAN Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu tentang kehidupan secara sistematis, sehingga Biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

pengenceran larutan PENDAHULUAN

pengenceran larutan PENDAHULUAN pengenceran larutan PENDAHULUAN Latar belakang Larutan baku atau larutan standar y.i larutan yang konsentrasinya sudah diketaui dengan pasti. Untuk mengetahui konsentrasinya larutan tersebut harus dibakukan

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA 1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat dengan titrasi

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis NEUTRALIZER 25 05 Januari 2015 1. Pengantar NEUTRALIZER 25 adalah produk yang berbentuk bubuk (powder), produk ini secara khusus diformulasikan sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III )

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III ) LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III ) OLEH : NAMA : IMENG NIM: ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI, TANGGAL

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR NITROGEN TOTAL DENGAN METODE KJELDAHL

PENENTUAN KADAR NITROGEN TOTAL DENGAN METODE KJELDAHL 1 PENENTUAN KADAR NITROGEN TOTAL DENGAN METODE KJELDAHL I. TUJUAN PERCOBAAN Menjelaskan prinsip penentuan kadar nitogen atau protein dalam cuplikan dengan metoda mikro kjeldahl secara benar dan jelas.

Lebih terperinci

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231) Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231) Disusun ulang oleh: Aep Patah, Ph.D Irma Mulyani, Ph.D Dr. Eng. Yessi Permana Ratih Fauziah, M.Si Ela Laelasari, S.Pd Ifam Hernandi, A.Md Laboratorium Kimia Anorganik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK BASA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK BASA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK MODUL PRAKTIKUM NAMA PEMBIMBING NAMA MAHASISWA : STANDARISASI LARUTAN ASAM DAN BASA : Drs. AGUSTINUS NGATIN, MT. : SIFA FUZI ALLAWIYAH TANGGAL PRAKTEK : 9 Oktober 2013 TANGGAL

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia

Laporan Praktikum Kimia Laporan Praktikum Kimia Membuat Larutan Na2S2O3( Natriumthiosulfat) disusun oleh: Natasya Octavia Indrawan ( 20 ) Kelas: XI IPA 1 SMA MARDI YUANA BOGOR Jl Siliwangi No. 50 Sukasari 2012-2013 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan, 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam karya tulis ini adalah jenis penelitian eksperimen yang didukung dengan studi pustaka. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat

Lebih terperinci

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Desikator Neraca analitik 4 desimal Lampiran 1. Prosedur Uji Kadar Air A. Prosedur Uji Kadar Air Bahan Anorganik (Horwitz, 2000) Haluskan sejumlah bahan sebanyak yang diperlukan agar cukup untuk analisis, atau giling sebanyak lebih dari

Lebih terperinci

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014 PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014 Disusun oleh : AMELIA DESIRIA KELOMPOK: Ma wah shofwah, Rista Firdausa Handoyo, Rizky Dayu utami, Yasa Esa Yasinta PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan

Lebih terperinci

Pelaksanaan Persiapan Instruktur melakukan pengecekan kelengkapan sarana-prasarana sebelum praktikum dimulai, meliputi:

Pelaksanaan Persiapan Instruktur melakukan pengecekan kelengkapan sarana-prasarana sebelum praktikum dimulai, meliputi: SOP KL.21108.05 PROSEDUR PRAKTIKUM TEKNIK DASAR ANALISIS KIMIA DAN APLIKASINYA UNTUK PENENTUAN KADAR SUATU ZAT (IODOMETRI DAN PENENTUAN KADAR OKSIGEN TERLARUT/DO DALAM AIR) 1. TUJUAN 1.1 Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) I. Tujuan. Membuat kurva hubungan ph - volume pentiter 2. Menentukan titik akhir titrasi 3. Menghitung kadar zat II. Prinsip Prinsip potensiometri didasarkan pada

Lebih terperinci

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami I. Tujuan Pada percobaan ini akan dipelajari beberapa hal mengenai koloid,protein dan senyawa karbon. II. Pendahuluan Bila garam dapur dilarutkan dalam

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri Selasa, 10 Mei 2014 Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA 1112016200062 Kelompok : Ma wah shofwah Millah hanifah Savira aulia Widya fitriani PROGRAM

Lebih terperinci

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL KELOMPOK : 3 NAMA NIM APRIANSYAH 06111010020 FERI SETIAWAN 06111010018 ZULKANDRI 06111010019 AMALIAH AGUSTINA 06111010021 BERLY DWIKARYANI

Lebih terperinci

Pupuk dolomit SNI

Pupuk dolomit SNI Standar Nasional Indonesia Pupuk dolomit ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Syarat mutu... 1 4 Pengambilan contoh...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Keadaan Lokasi Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan adalah sampel bermerek dan tidak bermerek yang diambil dibeberapa tempat pasar

Lebih terperinci