BAB IV HASIL DAN ANALISA. Jumlah volume didapatkan dari hasil survey yang konfersikan dalam satuan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN ANALISA. Jumlah volume didapatkan dari hasil survey yang konfersikan dalam satuan"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.5 Analisa Volume Lalu-Lintas Jumlah volume didapatkan dari hasil survey yang konfersikan dalam satuan smp/jam. Tabel 4.1 Data Arus Kendaraan Pagi Arah Tangerang Jakarta (Jalur B) KEND.BERAT MENENGAH BUS BESAR TRUK BESAR ARUS TOTAL TIME Kend/jam SMP/jam Kend/jam SMP/jam Kend/jam SMP/jam Kend/jam SMP/jam ARAH TANGERANG - JAKARTA SENIN PAGI 8 JANUARI ARAH TANGERANG - JAKARTA RABU PAGI 10 JANUARI ARAH TANGERANG - JAKARTA SABTU PAGI 13 JANUARI ARAH TANGERANG - JAKARTA MINGGU PAGI 14 JANUARI Sumber : Hasil Survey dan Analisis Tabel 4.2 Data Arus Kendaraan Sore Arah Tangerang Jakarta (Jalur B) KEND.BERAT MENENGAH BUS BESAR TRUK BESAR ARUS TOTAL TIME Kend/jam SMP/jam Kend/jam SMP/jam Kend/jam SMP/jam Kend/jam SMP/jam ARAH TANGERANG - JAKARTA SENIN SORE 8 JANUARI ARAH TANGERANG - JAKARTA RABU SORE 10 JANUARI ARAH TANGERANG - JAKARTA SABTU SORE 13 JANUARI ARAH TANGERANG - JAKARTA MINGGU SORE 14 JANUARI Sumber : Hasil Survey dan Analisis IV-1

2 Tabel 4.3 Data Arus Kendaraan Pagi Arah Jakarta Tangerang (Jalur A) KEND.BERAT MENENGAH BUS BESAR TRUK BESAR ARUS TOTAL TIME Kend/jam SMP/jam Kend/jam SMP/jam Kend/jam SMP/jam Kend/jam SMP/jam ARAH JAKARTA - TANGERANG SENIN PAGI 8 JANUARI ARAH JAKARTA - TANGERANG RABU PAGI 10 JANUARI ARAH JAKARTA - TANGERANG SABTU PAGI 13 JANUARI ARAH JAKARTA - TANGERANG MINGGU PAGI 14 JANUARI Sumber : Hasil Survey dan Analisis Tabel 4.4 Data Arus Kendaraan Sore Arah Jakarta Tangerang (Jalur A) KEND.BERAT MENENGAH BUS BESAR TRUK BESAR ARUS TOTAL TIME Kend/jam SMP/jam Kend/jam SMP/jam Kend/jam SMP/jam Kend/jam SMP/jam ARAH JAKARTA - TANGERANG SENIN SORE 8 JANUARI ARAH JAKARTA - TANGERANG RABU SORE 10 JANUARI ARAH JAKARTA - TANGERANG SABTU SORE 13 JANUARI ARAH JAKARTA - TANGERANG MINGGU SORE 14 JANUARI Sumber : Hasil Survey dan Analisis Dari hasil survey ternyata untuk lalu lintas pagi puncaknya terjadi pada jam baik pada jalur A, sedangkan pada jalur B terjadi pada pukul Pada sore hari pada jalur A volume maksimal terjadi pada pukul , sedangkan pada jalur B rata rata terjadi pada pukul Analisa Kapasitas Keadaan dasar jalan bebas hambatan pada Gerbang Tol Kb Jeruk Tangerang didefinisikan sebagai berikut : 1. Jalan 2 lajur tak terbagi IV-2

3 2. Lebar lajur lalu-lintas efektif 3.25 m (masing masing jalur) 3. Lebar efektif bahu jalan - Bahu Luar = 0.5 m - Bahu dalam = 0.5 m 4. Alinyemen datar Dari data data diatas dapat ditentukan faktor faktor penyesuaian untuk menghitung kapasitas. C = Co x FCw x FCsp (2.1) Dimana : C = Kapasitas sesungguhnya (smp/jam) Co = Kapasitas dasar (ideal) untuk kondisi (ideal) tertentu (smp/jam) FCw FCsp = Penyesuaian lebar jalan = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak Terbagi). = 1.00 a. Co (kapasitas dasar) smp/jam = 3400 b. FCw (Faktor lebar jalur) = 0.96 C = Co x FCw x FCsp 3400 x 0.96 x 1.00 = 3264 smp/jam Tingkat Pelayanan Untuk mengetahui tingkat pelayanan dar Tol Kebun Jeruk, baik pada arah Tangerang Jakarta, maupun Jakarta Tangerang adalah dengan membandingkan antara volume kendaraan dalam smp/jam dengan kapasitas dari jalan dalam smp/jam, tetapi sebelumnya di hitung kapasitas dari jalur penghubung itu sendiri untuk memperoleh tingkat pelayanannya, yaitu sebagai berikut : IV-3

4 Cr = C MW,L Q MW,L Dimana : C R C MW,L = Kapasitas Jalur Penghubung (Ramp) (SMP/Jam) = Kapasitas Lajur Kiri Jalan Bebas Hambatan (C = Co x FCw x FCsp) (SMP/Jam) Q MW,L = Volume Kendaraan (SMP/Jam) a. Pada arah Tangerang Jakarta Pagi V = 1194 smp/jam ; C = 3264 smp/jam C R = = 2070 smp/jam V C 1194 = 2070 = 0.58 Tingkat pelayanan C Tabel 4.5 Tingkat Pelayanan TIME V Cr V/C Tingkat (SMP/Jam) (SMP/Jam) Pelayanan SENIN B RABU C SABTU C MINGGU C b. Pada arah Tangerang Jakarta Sore V = smp/jam ; C = 3264 smp/jam C R V C = = 2117 smp/jam = 2117 = 0.54 Tingkat pelayanan C Tabel 4.6 Tingkat Pelayanan TIME V C Cr V/C Tingkat (SMP/Jam) (SMP/Jam) (SMP/Jam) Pelayanan SENIN B RABU C SABTU B MINGGU C IV-4

5 c. Pada arah Jakarta Tangerang Pagi V = smp/jam ; C = 3264 smp/jam C R = = 2026 smp/jam V C = 2026 = 0.61 Tingkat pelayanan C Tabel 4.7 Tingkat Pelayanan TIME V C Cr V/C Tingkat (SMP/Jam) (SMP/Jam) (SMP/Jam) Pelayanan SENIN C RABU C SABTU C MINGGU C d. Pada arah Jakarta Tangerang Sore V = smp/jam ; C = 3264 smp/jam C R = = 1931 smp/jam V C = 1931 = 0.69 Tingkat pelayanan C Tabel 4.8 Tingkat Pelayanan TIME V C Cr V/C Tingkat (SMP/Jam) (SMP/Jam) (SMP/Jam) Pelayanan SENIN D RABU C SABTU C MINGGU C 4.5 Analisa Kecepatan Kendaraan Besarnya kecepatan tidak diperoleh langsung dari survey, tetapi diturunkan dari data waktu tempuh kendaraan pada jalur khusus bus ramp utara (jalur B arah Jakarta) dan ramp selatan (jalur A arah Tangerang). Besarnya kecepatan kendaraan tersebut dibedakan atas ada dan tidaknya kendaraan berhenti. IV-5

6 Analisa data dilakukan untuk mendapatkan hubungan antara volume dan kecepatan sehingga meghasilkan besarnya pengaruh akibat kendaraan berhenti terhadap kecepatan kendaraan Kecepatan Rata rata Ruang Panjang segmen untuk mendapatkan waktu tempuh kendaraan yaitu sepanjang 100 m, dengan rumus V = L/TT untuk mendapatkan suatu seri data kecepatan kendaraan. Dimana : V L TT = Kecepatan rata rata kendaraan ringan (km/jam) = Panjang segmen (km) = Waktu tempuh rata rata kendaraan ringan sepanjang segmen (jam) Kecepatan rata rata ruang yang diperoleh ini dibedakan antara ada dan tidak ada kendaraan berhenti, yaitu sebagai berikut : 1. Kecepatan ada kendaraan berhenti Jalur A (Jakarta Tangerang) a. Kecepatan minimum pada jalur A (Jakarta Tangerang) V 1 = kecepatan senin = 100 = m/dt 2.84 Km/Jam 9.77 V 2 = kecepatan minggu = 100 = m/dt 3.14 Km/Jam 8.83 IV-6

7 Table : 4.9 Kecepatan Ada Kendaraan Berhenti Pagi Pengamatan Segmen Waktu V (m/dt) Pengamatan Segmen Waktu V (m/dt) V tot V tot SENIN PAGI V rata-rata= SENIN PAGI V rata-rata= V tot V tot RABU PAGI V rata-rata= RABU PAGI V rata-rata= V tot V tot SABTU PAGI V rata-rata= SABTU PAGI V rata-rata= V tot V tot MINGGU PAGI V rata-rata= MINGGU PAGI V rata-rata= Sumber : Hasil Survey dan Analisis Pada jalur A (Jakarta-Tangerang) kecepatan maksimumnya terjadi pada hari rabu dengan nilai m/dtk (5.06 Km/Jam), sedangkan kecepatan minimumnya sebesar m/dtk (2.84 Km/jam) yang terjadi pada hari senin. Di tabel juga terlihat, bahwa kecepatan pada hari kerja kebih besar dibandingkan dengan hari libur. Pada jalur B (Tangerang-Jakarta) kecepatan maksimumnya terjadi pada hari rabu dengan nilai m/dtk (5.06 Km/Jam), sedangkan kecepatan minimumnya sebesar m/dtk (2.81 Km/Jam yang terjadi pada hari sabtu. Kecepatan rata IV-7

8 rata terbesar terjadi pada hari libur yaitu sebesar m/dtk (4.21 Km/Jam), walaupun tidak terpaut terlalu jauh dengan hari kerja. 2. Kecepatan kendaraan tanpa berhenti Jalur A (Jakarta Tangerang) pagi V = kecepatan minimum senin = 100 = 5.24 m/dt 1.46 Km/Jam Table 4.10 Kecepatan Kendaraan Tanpa Berhenti Pagi Pengamatan Segmen Waktu V (m/dt) Pengamatan Segmen Waktu V (m/dt) V tot V tot SENIN PAGI V rata-rata= 6.49 SENIN PAGI V rata-rata= V tot V tot RABU PAGI V rata-rata= 6.67 RABU PAGI V rata-rata= V tot 51 V tot SABTU PAGI V rata-rata= 6.38 SABTU PAGI V rata-rata= V tot V tot MINGGU PAGI V rata-rata= 6.86 MINGGU PAGI V rata-rata= 6.54 Sumber : Hasil Survey dan Analisis Pada jalur A (Jakarta-Tangerang) kecepatan maksimumnya terjadi pada hari senin dengan nilai 8.57 m/dtk (2.3 Km/jam), sedangkan kecepatan minimumnya sebesar IV-8

9 5.23 m/dtk (1.45 km/jam) yang terjadi pada hari sabtu. Di tabel terlihat bahwa kecepatan pada hari libur lebih mendominasi atau relatif lebih besar dibandingkan dengan hari libur, walaupun nilai rata rata kecepatan terbesarnya terjadi pada hari rabu. Pada jalur B (Tangerang-Jakarta) kecepatan maksimumnya terjadi pada hari rabu dengan nilai 8.81 m/dtk (2.45 Km/jam), sedangkan kecepatan minimumnya sebesar 5.16 m/dtk (1.43 Km/Jam) yang terjadi pada hari sabtu, dengan kecepatan rata rata terbesar terjadi pada hari libur yaitu sebesar 6.86 m/dtk (1.91 Km/Jam), walaupun tidak terpaut terlalu jauh dengan hari kerja. Dari hasil data kecepatan baik yang ada kendaraan berhenti maupun yang tanpa berhenti, maka dapat dihitung penurunan kecepatan yang terjadi pada pintu tol Kebun Jeruk. Perhitungan didapatkan dari hasil pengurangan antara kecepatan kendaraan tanpa berhenti dengan kecepatan ada kendaraan berhenti, yaitu sebagai berikut : V penurunan = V tanpa V ada Penurunan kecepatan pada jalur A Nilai minimum V min senin V min minggu Nilai maksimum V max senin V max minggu Nilai rata rata V senin max V minggu min = = 3.54 m/dt 0.98 Km/jam = = 5.07 mdt 1.41 Km/jam = =11.95 m/dt 3.32 Km/jam = =12.46 mdt 3.47 Km/Jam = 8.59 m/dt 2.39 Km/Jam = 7.62 m/dt 2.12 Km/Jam IV-9

10 Tabel 4.11 : Penurunan Kecepatan Pagi Pengamatan TANPA ADA V (m/dt) Pengamatan TANPA ADA V (m/dt) V tot V tot SENIN PAGI V rata-rata= 8.30 SENIN PAGI V rata-rata= V tot V tot RABU PAGI V rata-rata= 8.30 RABU PAGI V rata-rata= V tot V tot 68 SABTU PAGI V rata-rata= 7.57 SABTU PAGI V rata-rata= V tot 66.2 V tot MINGGU PAGI V rata-rata= 8.28 MINGGU PAGI V rata-rata= JALUR B JALUR A Gambar 4.1 : Grafik Penurunan Kecepatan Pada Jalur B Pagi GRAFIK PENURUNAN KECEPATAN PADA JALUR B PAGI (m/dt) NILAI PENURUNAN (m/dt) JUMLAH PENGAMATAN IV-10

11 Penurunan yang terjadi pada jalur A maksimalnya terjadi pada hari minggu sebesar m/dt dan minimalnya sebesar 3.54 m/dtk pada hari senin. Penurunan kecepatan pada hari kerja lebih besar dengan nilai rata rata 8.59 m/dtk, walaupun pada hari libur penurunan kecepatan yang terjadi juga tidak terlalu jauh dengan hari kerja. Sedangkan penurunan yang terjadi pada jalur B maksimalnya terjadi pada hari minggu sebesar m/dt dan minimalnya sebesar 3.8 m/ dtk di hari yang sama. Penurunan kecepatan pada hari kerja lebih besar dengan nilai rata rata 8.30 m/dtk, walaupun pada hari libur penurunan kecepatan yang terjadi juga tidak terlalu jauh dengan hari kerja. 4.4 Analisa Kelambatan dan Antrian Akibat Kendaraan Berhenti Hambatan yang terjadi akibat dari kendaraan yang berhenti merupakan tertutupnya lajur yang bersifat sementara waktu. Oleh sebab itu diperlukan interval waktu yang singkat untuk menganalisis pengaruh kendaraan berhenti yang diakibatkan naik turunnya penumpang dari kendaraan, sehingga hasil yang diperoleh mendekati kenyataan di lapangan. Faktor faktor yang mempengaruhi sehingga terjadinya kelambatan dan antrian akibat berhentinya kendaraan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang adalah : volume kedatangan, lama hambatan, dan kapasitas jalan. Pada analisis pengaruh penumpang dipintu Tol Kebon Jeruk Tangerang yang mengakibatkan kendaraan pengangkut penumpang berhenti, sehingga lajur jalan tol tersebut terhambat oleh suatu kondisi yang bersifat hampir sempurna sehingga besar kapasitas bottleneck (Cb) adalah sepertiga dari kapasitas (C). IV-11

12 1. Waktu Gangguan Total waktu gangguan diperoleh dengan menggunakan rumus : Tq = r x C - Cb C - q Dimana : a. r = Waktu terhalangnya suatu lajur akibat aktifitas naik turun penumpang 0.54 (menit) b. C = Kapasitas jalan normal = 3264 smp/jam 54.4 (smp/menit) c. Cb = Kapasitas bottleneck = 54.4 / (smp/mnt) Tq C - Cb r x C - q = Tq = x = smp/mnt 1smp/mnt Tabel 4.12 : Data Perhitungan Total Waktu Gangguan Pagi Tangerang - Jakarta (Jalur B). ` r C Cb Q Tq Tq 2 NO (menit) (smp/mnt) (smp/mnt) (smp/mnt) (smp/mnt) (smp/mnt) rata - rata senin pagi = rata - rata rabu pagi = rata - rata sabtu pagi = rata - rata minggu pagi = Total waktu gangguan maksimal terjadi pada hari rabu dengan smp/mnt, (1 smp/mnt) sedangkan minimalnya terjadi pada hari sabtu sebesar smp/mnt dengan nilai rata rata total waktu gangguan maksimalnya sebesar smp/mnt (1 smp/mnt) pada hari rabu dan terkecilnya terjadi pada hari senin sebesar smp/mnt (1 smp/mnt) IV-12

13 Gambar 4.2 : Grafik Total Waktu Gangguan Jalur B (Tq) Grafik Total Waktu Gangguan Pagi Jalur B (Tq) NILAI WAKTU GANGGUAN (smp/menit) WAKTU PENGAMATAN (JAM) senin rabu sabtu mingu 2. Kendaraan terganggu η = Tq x q Dimana : η = Jumlah kendaraan yang teranganggu (kendaraan) Tq = Total waktu terjadinya antrian (menit) sejak awal blockade Sampai kembali normal setelah kendaraan yang menghalangi bergerak. q = Volume kendaraan (kend/menit) Jumlah kendaraan yang terganggu pada Jalur A (Jakarta - Tangerang) pagi hari, yaitu sebagai berikut : η = 0.45x = 4.94 smp/mnt 5 smp/mnt η 2 = smp/mnt 25 smp/mnt IV-13

14 Tabel 4.13 : Jumlah Kendaraan Terganggu (η) Pagi Tangerang - Jakarta NO Q Tq η = Tq x q η 2 (smp/mnt) (smp/mnt) (smp/mnt) smp rata - rata senin pagi = rata - rata rabu pagi = rata - rata sabtu pagi = rata - rata minggu pagi = Gambar 4.3 : Grafik Jumlah Kendaraan Terganggu (η) Pagi Tangerang - Jakarta (Jalur B). Grafik Kendaraan Terganggu Jalur B Pagi NILAI KENDARAAN TERGANGGU(smp) senin rabu sabtu minggu WAKTU PENGAMATAN (JAM) Jumlah kendaraan yang terganggu maksimal terjadi pada hari kerja atau hari rabu sebesar smp/mnt (12 smp/mnt) dan minimalnya terjadi pada hari pekan juga yaitu hari sabtu sebesar 4.90 smp/mnt (5 smp/mnt). 3. Analisa kelambatan Analisa terhadap kelambatan yang terjadi dibedakan atas : a. Kelambatan individu maksimum (Dm) Perhitungan dengan menggunakan persamaan. Dm = r x 1 Cb q IV-14

15 Dimana : q r = Volume kendaraan (kend/menit) = Waktu terhalangnya suatu lajur (menit) Cb = Kapasitas bottleneck (kend/menit) Dm = x 1 = mnt Dm 2 = mnt Tabel 4.14 : Kelambatan Individu Maksimum (Dm) Pagi Tangerang - Jakarta (Jalur B). NO r Cb Q Dm Dm 2 (menit) (smp/mnt) (smp/mnt) menit (mnt) rata - rata senin pagi = rata - rata rabu pagi = rata - rata sabtu pagi = rata - rata minggu pagi = Waktu kelambatan individu maksimal terjadi pada hari kerja atau hari senin sebesar menit, sedangkan minimalnya sebesar menit terjadi pada hari sabtu. Rata rata maksimalnya sebesar menit pada hari senin, dan minimalnya sebesar menit pada hari sabtu. Gambar 4.4 : Grafik Kelambatan Individu Maksimum Jalur B Pagi Grafik Kelambatan Individu Maksimum Jalur B Pagi (Dm) NILAI KELAMBATAN INDIVIDU MAKSIMUM (mnt) senin rabu sabtu minggu WAKTU PENGAMATAN (JAM) IV-15

16 4. Kelambatan individu rata rata D r Perhitungan kelambatan individu rata rata di dapatkan dari persamaan berikut : Dr Cb r x 1 q = Dimana : 2 Cb = Kapasitas bottleneck (kend/menit) q r = Volume kendaraan (kend/menit) =Waktu terhalang suatu lajur (menit) Minimum senin Dr x = = = menit. 2 Tabel 4.15 : Kelambatan Individu Rata rata (Dr) Jalur B NO Dm Dr Dr 2 menit menit menit rata - rata senin pagi = rata - rata rabu pagi = rata - rata sabtu pagi = rata - rata minggu pagi = Dari tabel terlihat untuk waktu kelambatan rata rata maksimumnya yaitu sebesar menit pada hari senin atau hari kerja, sedangkan nilai terendahnya yaitu sebesar menit pada hari sabtu atau hari pekan. IV-16

17 Gambar 4.5 : Grafik Kelambatan Individu Rata rata Pagi Jalur B (Dr) Grafik Kelambatan Individu Rata - Rata Jalur B Pagi (Dr) NILAI KELAMBATAN INDIVIDU Rata - Rata (mnt) senin rabu sabtu minggu WAKTU PENGAMATAN (JAM) 5. Kelambatan system (D) Kelambatan sistem yang diakibatkan oleh kendaraan yang berhenti dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut : D = r x (q - Cb) x Tq 2 D = 0.54 x ( ) x = smp/mnt D 2 = smp/mnt 1 smp/mnt Tabel 4.16 : Kelambatan Sistem (D) Pagi Tangerang Jakarta (Jalur B) NO r Cb Q Tq D D2 (menit) (smp/mnt) (smp/mnt) (smp/mnt) (smp/mnt) (smp/menit2) rata - rata senin pagi = rata - rata rabu pagi = rata - rata sabtu pagi = rata - rata minggu pagi = IV-17

18 Gambar 4.6 Grafik Kelambatan Sistem (D) Pagi Tangerang Jakarta Grafik Kelambatan Sistem Jalur B Pagi (Dr) NILAI KELAMBATAN INDIVIDU Rata - Rata (mnt) WAKTU PENGAMATAN (JAM) senin rabu sabtu minggu Kelambatan sistem maksimum yang terjadi pada hari senin dan mewakili hari kerja yaitu sebesar smp/menit (1 smp/mnt), sedangkan pada hari pekan yang diwakili hari minggu sebesar smp/menit. 6. Analisa antrian Suatu antrian terjadi akibat volume kendaraan yang datang melebihi kapasitas bottleneck (Cb) yang terbentuk karena kendaraan yang berhenti. Analisa terhadap antrian dibedakan atas : a. Antrian maksimum (Qm) Qm Qm = r x (q Cb) = 0.54 x ( ) = smp/mnt smp/menit 15 smp/mnt IV-18

19 Tabel 4.17 : Antrian Maksimum (Qm) Pagi Tangerang Jakarta NO r Cb Q Qm Qm2 (menit) (smp/mnt) (smp/mnt) (smp/mnt) (smp/menit2) rata - rata senin pagi = rata - rata rabu pagi = rata - rata sabtu pagi = rata - rata minggu pagi = 2.51 Dari tabel dapat diketahui bahwa antrian maksimum terbesar terjadi pada hari senin dengan smp/mnt (15 smp/mnt), sedangkan antrian minimum terjadi pada hai senin, yaitu sebesar smp/mnt. Gambar 4.7 : Grafik Antrian Maksimum Grafik Antrian Maksimum Pagi Tangerang - Jakarta (Jalur B) (Qm) NILAI ANTRIAN MAKSIMUM (smp) senin rabu sabtu minggu WAKTU PENGAMATAN (JAM) b. Antrian rata rata (Q r ) Q = Qm/2 Min senin pagi = /2 = smp smp/mnt Max senin pagi = /2 = smp smp/mnt (4 smp/mnt) IV-19

20 Tabel 4.18 : Antrian Rata Rata (Qr) Pagi Jalur B NO Qm Qrata2 Q 2 (smp/mnt) (smp/mnt) (smp/menit 2 ) rata - rata senin pagi = rata - rata rabu pagi = rata - rata sabtu pagi = rata - rata minggu pagi = Gambar 4.8 : Grafik Antrian Rata Rata (Qm) Pagi Jalur A Grafik Antrian Rata - Rata Pagi Jalur B (Qm) NILAI ANTRIAN RATA - RATA (smp) senin rabu sabtu minggu WAKTU PENGAMATAN (JAM) Antrian rata rata maksimum sebesar smp/mnt (4smp/mnt) pada hari senin atau hari kerja, antrian minimum sebesar smp/mnt terjadi pada hari sabtu atau hari pekan. IV-20

21 Tabel 4.19 : Hasil Perhitungan Antrian dan Kelambatan Akibat Kendaraan Berhenti Pagi Tangerang Jakarta (Jalur B) NO Q Tq η = Tq x q Qm Qrata2 D Dm Dr (smp/mnt) smp/mnt smp/mnt smp smp smp mnt mnt SENIN RABU SABTU MINGGU Dari hasil analisis untuk perhitungan antrian dan kelambatan baik pada hari senin, rabu, sabtu dan minggu nilai maksimum rata rata terjadi pada jam pertama dan minimumnya terjadi pada jam kedua kecuali pada hari senin yang terjadi pada jam ke tiga. 4.5 Analisa Naik Turun Penumpang Survey dilakukan untuk mengetahui jumlah dari penumpang yang naik turun dari bus. Berikut merupakan tabel yang menunjukkan besarnya naik turun penumpang dari bus. Tabel 4.20 : Naik Turun Penumpang Pada Arah Tangerang - Jakarta TIME SENIN RABU SABTU MINGGU TOTAL NAIK TURUN NAIK TURUN NAIK TURUN NAIK TURUN NAIK TURUN Vol. Puncak Pagi Vol. Puncak Sore Sumber : Hasil Survey Pada jalur B dari tabel terlihat bahwa puncak dari pergerakan dari penumpang baik yang naik maupun yang turun total pagi terjadi pada pukul dengan nilai naik 2307 penumpang dan turun 1032 penumpang, sedangkan IV-21

22 minimalnya terjadi pada pukul sebesar 628 penumpang untuk penumpang naik dan 472 untuk penumpang turun. Pada sore hari puncak dari naik turun penumpang terjadi sekitar pukul dengan nilai naik 2034 penumpang dan turun 477 penumpang, sedangkan mobilisasi penumpang yang naik maupun turun sore hari terendah totalnya terjadi pada pada dengan nilai naik 786 penumpang dan turun 361 penumpang. Gambar 4.9 : Grafik Naik Turun Penumpang Jalur A Pagi Hasil Survey Naik - Turun Penumpang Pagi Arah Tangerang - Jakarta (Jalur B) Jumlah Waktu Survey naik senin naik rabu naik sabtu naik minggu turun senin turun rabu turun sabtu turun minggu Sumber : Hasil Survey 4.6 Waktu Naik Turun Penumpang waktu naik turun penumpang adalah waktu yang dibutuhkan sautu bus untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Penulis melakukan delapan kali pengujian terhadap bus bus yang sedang menaikkan dan menurunkan penumpang selama kurang lebih 2 jam pengamatan. Tabel 4.21 Waktu Naik-Turun Penumpang Arah Tangerang Jakarta SENIN RABU SABTU MINGGU PENGAMATAN PAGI SORE PAGI SORE PAGI SORE PAGI SORE (menit) (menit) (menit) (menit) TOTAL RATA-RATA Sumber : Hasil Survey IV-22

23 Gambar Waktu Naik-Turun Penumpang Arah Tangerang Jakarta WAKTU NAIK TURUN PENUMPANG 3.5 WAKTU (menit) SENIN RABU SABTU MINGGU HARI senin pagi senin sore rabu pagi rabu sore sabtu pagi sabtu sore minggu pagi minggu sore Sumber : Hasil Survey Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan di lokasi, waktu yang dibutuhkan untuk suatu bus untuk menaikkan dan menurunkan penumpang pada arah Tangerang Jakarta selama empat hari, terlihat bahwa waktu yang dibutuhkan rata ratanya lebih dari satu menit dengan waktu terkecil yaitu pada sabtu pagi dengan waktu 1.51 menit dan waktu terbesarnya yaitu pada hari minggu sore yaitu sebesar 2.31 menit. IV-23

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta 23 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5. 1 Hasil Pengamatan Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta diperlukan untuk melakukan analisis yang berupa data kondisi lingkungan, kondisi geometri

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Geometrik Jalan Jalan Arif Rahman Hakim merupakan jalan kolektor primer yang merupakan salah satu jalan menuju pusat Kota Gororntalo. Segmen yang menjadi objek

Lebih terperinci

Gambar 5.1. Geometrik Tinjauan Titik I Lokasi Penelitian.

Gambar 5.1. Geometrik Tinjauan Titik I Lokasi Penelitian. BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Ruas Jalan Lingkar Selatan Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, depan kampus terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan jalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu Penelitian yaitu pada jam-jam sibuk sekitar jam 06:00 sampai jam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu Penelitian yaitu pada jam-jam sibuk sekitar jam 06:00 sampai jam BAB III 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian yaitu pada jam-jam sibuk sekitar jam 06:00 sampai jam 11:00, jam 13:00-14:00 WIB sebagai pembanding pada jam 16:00-18:00 WIB pada hari Senin sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Volume Lalu Lintas Hasil penelitian yang dilaksanakan selama seminggu di ruas Jalan Mutiara Kecamatan Banggai Kabupaten Banggai Kepulauan khususnya sepanjang 18 m pada

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan. 14 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Karakteristik Jalan Karakteristik utama jalan yang akan mempengaruhi kapasitas dan kinerja jalan jika jalan tersebut dibebani arus lalu lintas. Karakteristik jalan tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian terletak di Kotamadya Denpasar yaitu ruas jalan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian terletak di Kotamadya Denpasar yaitu ruas jalan III-1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Lokasi Penelitian terletak di Kotamadya Denpasar yaitu ruas jalan Waturenggong dengan panjang ±1212m yang merupakan masuk dalam kategori tipe jalan perkotaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan 29 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data Hotel Malioboro Hotel direncanakan memliki kamar sebanyak 30 unit dan fasilitas parkir yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan sekitar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Variabel Analisis Variabel yang digunakan dalam analisis kinerja Ruas Jalan Otto Iskandardiata Kota Bandung akibat pertumbuhan lalu lintas selama 10 tahun mendatang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV Analisa dan Pembahasan 4. 1 Data Umum Dari hasil survey diperoleh data ruas Jalan Hayam Wuruk adalah sebagai berikut : Jalan 3 lajur satu arah (1-3/1 ) Lebar effektif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Ruas Jalan HB.Yasin Kota Gorontalo merupakan jalan Nasional yang menghubungkan berbagai pusat kegiatan wilayah dan pusat kegiatan lokal di Provinsi Gorontalo.

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 4.1 UMUM Analisa kinerja lalu lintas dilakukan untuk mengetahui tingkat pelayanan, dan dimaksudkan untuk melihat apakah suatu jalan masih mampu memberikan pelayanan yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Istilah Jalan 1. Jalan Luar Kota Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan merupakan semua bagian dari jalur gerak (termasuk perkerasan),

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN)

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN) ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA RUAS JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN) TUGAS AKHIR OLEH : I GEDE MUDASTRA WAESNAWA (1004105036) JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. hal-hal yang mempengaruhi kriteria kinerja lalu lintas pada suatu kondisi jalan

BAB III LANDASAN TEORI. hal-hal yang mempengaruhi kriteria kinerja lalu lintas pada suatu kondisi jalan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kinerja Lalu Lintas Jalan Menurut PKJI 2014 derajat kejenuhan atau kecepatan tempuh merupakan hal-hal yang mempengaruhi kriteria kinerja lalu lintas pada suatu kondisi jalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Latar belakang kebutuhan akan perpindahan dalam suatu masyarakat, baik orang maupun barang menimbulkan pengangkutan. Untuk itu diperlukan alat-alat angkut, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas simpang dan secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas simpang dan secara BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kinerja suatu simpang menurut MKJI 1997 didefinisikan sebagai ukuran kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas simpang dan secara umum dinyatakan dalam kapasitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Data Umum Untuk pengamatan dilakukan di dua tempat sepanjang Jalan Ciledug Raya Namun sebagai contoh persentasi data dan analisis di tunjukan pada Pos 1, ditunjukan seperti

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA RUAS JALAN HASANUDDIN KOTA MANADO

ANALISA KINERJA RUAS JALAN HASANUDDIN KOTA MANADO ANALISA KINERJA RUAS JALAN HASANUDDIN KOTA MANADO Angelina Indri Titirlolobi Lintong Elisabeth, James A. Timboeleng Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Email : angelina.titirlolobi@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENELITIAN. Kebon Jeruk - Simprug dan arah Simprug - Kebon Jeruk. Total. rabu dan jum at. Pengambilan waktu dari pukul

BAB IV ANALISA PENELITIAN. Kebon Jeruk - Simprug dan arah Simprug - Kebon Jeruk. Total. rabu dan jum at. Pengambilan waktu dari pukul BAB IV ANALISA PENELITIAN 4.1. Data Lalu lintas 4.1.1 Volume Lalu Lintas Pengumpulan data volume lalu lintas di lakukan dalam interval waktu pengamatan 15 menit, dibedakan menurut arah Kebon Jeruk - Simprug

Lebih terperinci

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.12 Desember (787-794) ISSN: 2337-6732 DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG Meila Femina Katihokang James A. Timboeleng,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis Kapasitas jalan, volume

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis Kapasitas jalan, volume BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis Kapasitas jalan, volume kendaraan, kecepatan kendaraan dan analisis kualitas udara disekitar kemacetan jalan Balaraja Serang. Hal

Lebih terperinci

III. PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA A. JENIS KENDARAAN

III. PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA A. JENIS KENDARAAN III. PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA A. JENIS KENDARAAN Jenis kendaraan berdasarkan fungsinya sebagai alat angkutan : 1. Angkutan pribadi Kendaraan untuk mengangkut individu pemilik kendaraan

Lebih terperinci

DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2

DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2 DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR Syaiful 1, Budiman 2 1 Dosen Tetap Jurusan Teknik Sipil Univeristas Ibn Khaldu, Jl. KH. Sholeh Iskandar KM. 2 Bogor Email : syaiful@ft.uika-bogor.ac.id

Lebih terperinci

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS DUNAT INDRATMO Teknik Sipil FTSP - ITS Telp. : (031) 8290332 ; Fax. : (031) 8292953 ;

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Penentuan Lokasi Penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN LOKASI PENELITIAN ` Gambar 3.1. Lokasi Penelitian Sumber : Peta Lapangan Sebagaimana tujuan tugas akhir ini, untuk mengetahui performance

Lebih terperinci

TUGAS REKAYASA LALU LINTAS (RESUME ANALISIS KINERJA JALAN BEBAS HAMBATAN)

TUGAS REKAYASA LALU LINTAS (RESUME ANALISIS KINERJA JALAN BEBAS HAMBATAN) TUGAS REKAYASA LALU LINTAS (RESUME ANALISIS KINERJA JALAN BEBAS HAMBATAN) OLEH : UMMU SHABIHA D11114302 TEKNIK SIPIL KELAS B JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN GOWA 2016 Jalan bebas hambatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum Untuk menganalisa lalu lintas pada ruas jalan Ir. H. Djuanda (Dago) diperlukan data lalu lintas pada lajur jalan tersebut. Dalam bab ini akan dibahas hasil

Lebih terperinci

11.8. Tingkat Pelayanan 10

11.8. Tingkat Pelayanan 10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR INTISARI i ii iii v vm ix xvi xviii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. PokokMasalah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kinerja Lalu Lintas Jalan Kriteria kinerja lalu lintas dapat ditentukan berdasarkan nilai derajat kejenuhan atau kecepatan tempuh pada suatu kondisi jalan tertentu yang terkait

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.11 November (759-766) ISSN: 2337-6732 ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI Rafael Masarrang Lintong E., Joice E. Waani Fakultas Teknik Jurusan

Lebih terperinci

Volume pada saat pasar beroperasi. Kend. Berat (kend / jam)

Volume pada saat pasar beroperasi. Kend. Berat (kend / jam) 43 Lampiran1 Tabel Volume Senin 12 Mei 2008 Volume pada saat pasar beroperasi Waktu Kend.Ringan (kend / jam ) Kend. Berat Sepeda Motor 07.00-08.00 801 26 2557 3384 07.15-08.15 818 30 2674 3522 07.30-08.30

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bagan Alir Proses analisis kinerja ruas jalan ini mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997. Pada pelaksanaan analisa kinerja ruas jalan ini terdapat

Lebih terperinci

STUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU

STUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU STUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU IRPAN ADIGUNA NRP : 9721041 NIRM : 41077011970277 Pembimbing : Ir. V. HARTANTO, M.SC FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 17 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kondisi Lalu Lintas Situasi lalu lintas untuk tahun yang dianalisa ditentukan menurut arus jam rencana, atau lalu lintas harian rerata tahunan (LHRT) dengan faktor yang sesuai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dari hasil survei inventaris jalan didapat data-data ruas Jalan Pintu Satu Senayan. Panjang. ( m )

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dari hasil survei inventaris jalan didapat data-data ruas Jalan Pintu Satu Senayan. Panjang. ( m ) BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Ruas Jalan 4.1.1 Inventarisasi Geometrik Jalan Dari hasil survei inventaris jalan didapat data-data ruas Jalan Pintu Satu Senayan sebagai berikut : Tabel 4.1

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Kapasitas Jalan a. Lokasi : Jl. Satrio Jakarta Selatan b. Tipe jalan : 8 lajur 2 arah dengan pembatas (8/2 D) c. Lebar jalan : Arah A (arah Sudirman-Casablanca)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii Motto dan Persembahan iv ABSTRAK v ABSTRACT vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xiii DAFTAR GAMBAR xv DAFTAR LAMPIRAN xvi DAFTAR NOTASI

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK Analisis Kapasitas, Tingkat Pelayanan, Kinerja dan 43 Pengaruh Pembuatan Median Jalan ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN Adhi Muhtadi ABSTRAK Pada saat ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Permasalahan. Survei Pendahuluan. Pengambilan data. Analisis Data. Perubahan Kinerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Permasalahan. Survei Pendahuluan. Pengambilan data. Analisis Data. Perubahan Kinerja BAB III 3.1 Metodologi Pendekatan Berdasarkan pada ruang lingkup dari studi, maka disusun metodologi pendekatan yang diharapkan dapat mencapai maksud dan tujuan yang tercantum dalam kerangka acuan kerja.

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. lingkungan). Rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas. (1) Kecepatan rata-rata teoritis (km/jam) lalu lintas. lewat.

DAFTAR ISTILAH. lingkungan). Rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas. (1) Kecepatan rata-rata teoritis (km/jam) lalu lintas. lewat. DAFTAR ISTILAH Ukuran Kinerja C Kapasitas (smp/jam) Arus lalu lintas (stabil) maksimum yang dapat dipertahankan pada kondisi tertentu (geometri, distribusi arah, komposisi lalu lintas dan faktor lingkungan).

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 JALAN Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan

Lebih terperinci

MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA. From : BAB 5 (MKJI) JALAN PERKOTAAN

MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA. From : BAB 5 (MKJI) JALAN PERKOTAAN MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA From : BAB 5 (MKJI) JALAN PERKOTAAN 1.1. Lingkup dan Tujuan 1. PENDAHULUAN 1.1.1. Definisi segmen jalan perkotaan : Mempunyai pengembangan secara permanen dan menerus minimum

Lebih terperinci

PENGANTAR TRANSPORTASI

PENGANTAR TRANSPORTASI PENGANTAR TRANSPORTASI KINERJA PELAYANAN TRANSPORTASI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS FASILITAS ARUS TERGANGGU

Lebih terperinci

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM: JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI 1997 Oleh RAHIMA AHMAD NIM:5114 10 094 Jurnal ini telah disetujui dan telah diterima oleh dosen pembimbing sebagai salah

Lebih terperinci

ANALISA ANTRIAN KENDARAAN AKIBAT KEMACETAN PASAR DI KECAMATAN BLEGA -BANGKALAN

ANALISA ANTRIAN KENDARAAN AKIBAT KEMACETAN PASAR DI KECAMATAN BLEGA -BANGKALAN ANALISA ANTRIAN KENDARAAN AKIBAT KEMACETAN PASAR DI KECAMATAN BLEGA -BANGKALAN DISUSUN OLEH : FENI WIDIYAWATI 3111105013 DOSEN PEMBIMBING : Ir. WAHJU HERIJANTO, MT LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH BATASAN

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN (Studi kasus Jalan Karapitan) PROPOSAL PENELITIAN Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat akademis dalam menempuh program Sarjana (S-1) Oleh RIZKY ARIEF RAMADHAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Lalu Lintas Jalan R.A Kartini Jalan R.A Kartini adalah jalan satu arah di wilayah Bandar Lampung yang berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA. Transportasi adalah bagian yang penting dan diperlukan dalam kehidupan kita.

BAB II STUDI PUSTAKA. Transportasi adalah bagian yang penting dan diperlukan dalam kehidupan kita. BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Definisi Jalan Tol Transportasi adalah bagian yang penting dan diperlukan dalam kehidupan kita. Transportasi (angkutan ) memegang peranan utama atas kemudahan dan kelancaran aktifitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Rekapitulasi Data Data yang direkap adalah data yang diperoleh melalui hasil pengamatan dan survei sesuai dengan kondisi sebenarnya pada simpang Jalan Tole Iskandar - Jalan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja (Level of Services) Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran kualitatif yang digunakan di Amerika dan menerangkan kondisi operasional dalam arus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Ruas Jalan Arif Rahman Hakim Kota Gorontalo. Lokasi penelitian seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1. JL. Kalimanatan LOKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan bagian integral dari masyarakat. Ia menunjukkan hubungan yang sangat erat dengan gaya hidup, jangkauan dan lokasi dari kegiatan yang produktif,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan lalu lintas regional dan intra regional dalam keadaan aman,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan lalu lintas regional dan intra regional dalam keadaan aman, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Fungsi utama dari sistem jalan adalah memberikan pelayanan untuk pergerakan lalu lintas regional dan intra regional dalam keadaan aman, nyaman, dan cara pengoperasian

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 4 (Empat)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 4 (Empat) A. Tujuan Instruksional 1. Umum SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 4 (Empat) Mahasiswa dapat memahami tentang

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK

Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi Aan Prabowo NRP : 0121087 Pembimbing : Silvia Sukirman, Ir. ABSTRAK Sepeda motor merupakan suatu moda

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian adalah suatu cara bagi peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Masukan Berdasarkan hasil survei yang dilakukan secara visul dan menggunakan alat ukur beserta alat survei lainnya, kondisi lingkungan dan geomterik Jalan Sultan Agung

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA 4.1 DASAR-DASAR PENGUMPULAN DATA Perancangan simpang yang individual atau tidak terkoordinasi dengan simpang lainnya pada prinsipnya hanya dipengaruhi oleh kendaraan

Lebih terperinci

Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya

Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya Volume 1, Nomor 1, Agustus 26 Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya Dunat Indratmo Dosen D3 Teknik Sipil FTSP-ITS email: dunat@ce.its.ac.id ABSTRAK Jumlah

Lebih terperinci

ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN

ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN Andrew Bryano Kermite James A. Timboeleng, Oscar H. Kaseke Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado Email:andrew.kermite@gmail.com ABSTRAK Jalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Jaringan Jalan Berdasarkan Undang-undang nomor 38 tahun 2004 tentang jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Latar belakang kebutuhan akan perpindahan dalam suatu masyarakat, baik orang maupun barang menimbulkan pengangkutan. Untuk itu diperlukan alat-alat angkut, dan

Lebih terperinci

EVALUASI FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING MENURUT MKJI 1997 UNTUK JALAN SATU ARAH

EVALUASI FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING MENURUT MKJI 1997 UNTUK JALAN SATU ARAH EVALUASI FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING MENURUT MKJI 1997 UNTUK JALAN SATU ARAH Chamelia Badi Semuel Y. R. Rompis, Freddy Jansen Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado Email:

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA) RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA) Oleh: HENDRA NPM.11.51.13018 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2016

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994).

BAB III LANDASAN TEORI. manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994). BAB III LANDASAN TEORI 3.1.Volume Lalu Lintas Volume lalu lintas adalah banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik atau garis tertentu pada suatu penampang melintang jalan.data pencacahan volume lalu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan. Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan. Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas antar suatu daerah dengan daerah lainnya, baik itu barang maupun manusia. Seiring dengan pertambahan

Lebih terperinci

IV. DATA PENELITIAN. Beberapa data primer yang diperoleh melalui survei langsung di lapangan meliputi kondisi

IV. DATA PENELITIAN. Beberapa data primer yang diperoleh melalui survei langsung di lapangan meliputi kondisi 61 IV. DATA PENELITIAN A. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam analisis yakni terdiri dari data primer dan data sekunder. Beberapa data primer yang diperoleh melalui survei langsung di lapangan meliputi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN ii LEMBAR PERSETUJUAN iii MOTTO iv KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR xiv DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN xvi ABSTRAK xix ABSTRACT

Lebih terperinci

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Analisa jaringan jalan dibagi atas beberapa komponen: Segmen jalan Simpang bersinyal Simpang tidak bersinyal

Lebih terperinci

I LANGKAH D : PERILAKU LALU-LINTAS Derajat Kejenuhan Kecepatan Dan Waktu Tempuh Iringan (peleton)

I LANGKAH D : PERILAKU LALU-LINTAS Derajat Kejenuhan Kecepatan Dan Waktu Tempuh Iringan (peleton) BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Prosedur Perhitungan Jalan Luar Kota Untuk menentukan kinerja jalan luar kota, digunakan prosedur MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) 1997 sesuai bagan alir berikut ini;

Lebih terperinci

STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS

STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS Patra Bangun Nagara NRP : 9721063 NIRM : 41077011970298 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

EVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN

EVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN EVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN Supoyo Universitas Semarang,Jl. Soekarno Hatta Semarang Email: spy_supoyo@yahoo.com 1. Abstrak Pasar adalah tempat sarana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil analisa dan pembahasan pada BAB IV yaitu : (1) Karakteristik Lalu lintas Kecepatan Tempuh : 40 km/jam Volume lalu lintas pada jam puncak

Lebih terperinci

KAJIAN PELAYANAN FUNGSI JALAN KOTA BOGOR SELATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Bogor Selatan Zona B)

KAJIAN PELAYANAN FUNGSI JALAN KOTA BOGOR SELATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Bogor Selatan Zona B) KAJIAN PELAYANAN FUNGSI JALAN KOTA BOGOR SELATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Bogor Selatan Zona B) Dede Sarwono Program Studi Teknik Sipi, Fakultas Teknik, Universitas Ibn Khaldun Bogor Jl.K.H. sholeh Iskandar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA. kondisi geometrik jalan secara langsung. Data geometrik ruas jalan Kalimalang. a. Sistem jaringan jalan : Kolektor sekunder

BAB IV HASIL DAN ANALISA. kondisi geometrik jalan secara langsung. Data geometrik ruas jalan Kalimalang. a. Sistem jaringan jalan : Kolektor sekunder BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Data Geometrik Jalan Data geometrik jalan adalah data yang berisi kondisi geometrik dari segmen jalan yang diteliti. Data ini merupakan data primer

Lebih terperinci

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan Karangmenjangan Jalan Raya Nginden jika dilihat berdasarkan Dinas PU

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Untuk menganalisa lalulintas pada ruas jalan Jatiwaringin diperlukan data lalulintas pada lajur jalan tersebut. Dalam bab ini dibahas hasil dari penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN A (Hasil Pengamatan)

LAMPIRAN A (Hasil Pengamatan) LAMPIRAN A (Hasil Pengamatan) Kamis Selasa Minggu Kamis Selasa Lampiran 1 : Kendaraan Parkir dan Berhenti Di Bahu Jalan Pada Segmen I Per Jam Waktu Jenis Kendaraan Sepeda Bus Truk Bus Truk Motor Pick Besar

Lebih terperinci

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI Ridwansyah Nuhun Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Haluoleo Jl. HEA.Mokodompit

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan).

BAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan). BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Volume Lalu Lintas Volume lalu lintas menunjukkan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik pengamatan dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit). Sehubungan dengan penentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk bepergian menuju arah kebalikan (Rohani, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk bepergian menuju arah kebalikan (Rohani, 2010). BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Gambaran Umum U-Turn Secara harfiah gerakan u-turn adalah suatu putaran di dalam suatu sarana (angkut/kendaraan) yang dilaksanakan dengan cara mengemudi setengah lingkaran

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Volume Kendaraan Bermotor Volume lalu lintas menunjukan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik pengamatan dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit). Sehubungan dengan penentuan

Lebih terperinci

PENGARUH PARKIR DI BADAN JALAN TERHADAP LALULINTAS DI RUAS JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA

PENGARUH PARKIR DI BADAN JALAN TERHADAP LALULINTAS DI RUAS JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 21 PENGARUH PARKIR DI BADAN JALAN TERHADAP LALULINTAS DI RUAS JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA Suwardi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PENATAAN RUANG PARKIR BADAN JALAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LALU LINTAS JURNAL TUGAS AKHIR

PENATAAN RUANG PARKIR BADAN JALAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LALU LINTAS JURNAL TUGAS AKHIR 1 PENATAAN RUANG PARKIR BADAN JALAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LALU LINTAS (Study Kasus : Jalan K.H. Z Mustofa Tasikmalaya dan Jalan Cihideung) JURNAL TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian adalah suatu cara bagi peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Transportasi Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana ditempat lain ini objek tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Data Geometrik Jalan Data ini merupakan data sekunder yang didapatkan dari PT. Jalan tol Lingkar luar Jakarta (JLJ) mengenai data geometrik jalan tol dan plan profile

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. (termasuk mobil penumpang, kopata, mikro bus, pick-up dan truck kecil. sesuai sitem klasifikasi Bina Marga).

BAB III LANDASAN TEORI. (termasuk mobil penumpang, kopata, mikro bus, pick-up dan truck kecil. sesuai sitem klasifikasi Bina Marga). 8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Komposisi lalu lintas Arus lalu lintas jalan perkotaan dibagi menjadi 4 jenis : 1. Kendaraan ringan ( Light Vecicles = LV ) Meliputi kendaraan bermotor 2 as beroda empat dengan

Lebih terperinci

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat )

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat ) PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat ) Leni Sriharyani 1) Wahyu Ari Saputra 2) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang) BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Volume Lalu Lintas Menurut MKJI (1997) jenis kendaraan dibagi menjadi 3 golongan. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : 1. Kendaraan ringan (LV) Indeks untuk kendaraan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DEFINISI DAN ISTILAH... xii ABSTRAKSI... xvi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Umum Fasilitas Berbalik Arah Jalan arteri dan jalan kolektor yang mempunyai lajur lebih dari empat dan dua arah biasanya menggunakan median jalan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN SAM RATULANGI DENGAN METODE MKJI 1997 DAN PKJI 2014

ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN SAM RATULANGI DENGAN METODE MKJI 1997 DAN PKJI 2014 ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN SAM RATULANGI DENGAN METODE MKJI 1997 DAN PKJI 2014 Rusdianto Horman Lalenoh Theo K. Sendow, Freddy Jansen Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau mencapai

II. TINJAUAN PUSTAKA. kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau mencapai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tentang Kemacetan Lalu lintas Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS DAMPAK LOKASI PINTU TOL SLIPI TERHADAP KINERJA JALAN S. PARMAN

TUGAS AKHIR ANALISIS DAMPAK LOKASI PINTU TOL SLIPI TERHADAP KINERJA JALAN S. PARMAN TUGAS AKHIR ANALISIS DAMPAK LOKASI PINTU TOL SLIPI TERHADAP KINERJA JALAN S. PARMAN Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Nama : Tri Hardiyanto NIM : 41108010048

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG Rio Reymond Manurung NRP: 0721029 Pembimbing: Tan Lie Ing, S.T.,M.T. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan yang diambil dalam penyusunan penulisan ini berdasarkan pada metode analisa kinerja ruas jalan yang mengacu kepada Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun 1997 sehingga

Lebih terperinci

tidak berubah pada tanjakan 3% dan bahkan tidak terlalu

tidak berubah pada tanjakan 3% dan bahkan tidak terlalu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Analisis lalu lintas merupakan penentuan kinerja segmen jalan akibat kebutuhan lalu-lintas yang ada. Menurut Oglesby dan Hicks (1988) bahwa kecepatan mobil penumpang tidak

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN) PRO S ID IN G 20 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci