BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Metde Pengambilan Keputusan Metde Analytic Hierarchy Prcess (AHP) Sejarah AHP Analytical Hierarchy Prcess (AHP) adalah suatu metde analisa pengambilan keputusan berhirarki yang dibangun leh Prf. Thmas L. Saaty di University f Pittsburg pada tahun Beberapa sifat dan karakter dari mdel AHP ini adalah Pembbtan dilakukan dengan cara perbandingan berpasangan (pairwise). Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hubungan yang jelas antara dua buah kriteria yang diperbandingkan. Empat macam skala pengukuran yang biasa digunakan adalah skala nminal, rdinal, interval dan rasi. Perbandingan berpasangan tersebut dapat diperleh melalui pengukuran aktual maupun pengukuran relatif dari derajat kesukaan, kepentingan atau perasaaan. Dengan demikian metde ini sangat berguna untuk membantu mendapatkan skala rasi dari hal-hal yang semula sulit diukur, seperti pendapat, perasaan, perilaku dan kepercayaan. Hubungan antara kriteria yang diperbandingkan akan diberi nilai bbt antara dua sampai sembilan menunjukan nilai kriteria yang satu lebih baik daripada nilai kriteria yang lain. Sedangkan nilai pecahan antara ½

2 16 sampai 1/9 menunjukan nilai kriteria yang satu lebih rendah dari nilai kriteria yang lain. Metde AHP merupakan salah satu metde pengambilan keputusan yang sering digunakan. Pendapat satu rang yang benar-benar menguasai permasalahan akan lebih baik daripada pendapat rang yang tidak memahami permasalahan. Maka itu penggunaan pakar sebagai nara sumber dan respnden lebih dianjurkan. Metde ini memecahkan suatu masalah yang kmpleks dan tidak terstruktur ke dalam kelmpk-kelmpknya, mengatur kelmpk-kelmpk tersebut dalam suatu hirarki, memasukkan nilai numerik sehingga mengganti persepsi manusia dalam melakukan perbandingan relatif dan akhirnya dengan suatu sintesa ditentukan elemen mana yang mempunyai priritas tertinggi Langkah Perhitungan AHP Langkah-langkah penggunaan AHP adalah sebagai berikut : Langkah pertama dalam menggunakan AHP adalah merumuskan tujuan (level 1) dari kegiatan penyusunan priritas. Langkah kedua adalah menentukan kriteria-kriteria (level dua) dalam mencapai tujuan tersebut. Kriteria-kriteria ini juga bisa terdiri dari beberapa sub kriteria. Kriteria-kriteria ini akan diuraikan menjadi beberapa alternatif (level tiga) yang akan disusun menjadi struktur hierarki seperti gambar dibawah ini.

3 17 GOAL (LEVEL 1) Criteria (LEVEL 2) SubCriteria Alternative (LEVEL 3) Gambar 2.1 Struktur Hierarki Setelah masalah telah didekmpsisikan maka yang akan dilakukan adalah membandingkan antar elemen, baik perbandingan antar kriteria dan perbandingan antar alternatif dalam suatu kriteria. Menurut Saaty (1988) untuk berbagai persalan, skala satu sampai skala sembilan adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Berikut ini adalah derajat kepentingan dalam metde AHP bagi setiap kriteria-kriteria maupun pemask yang akan dibandingkan. Tabel 2.1 Derajat Kepentingan AHP Intensitas Kepentingan Keterangan 1 Equally preferred 2 Equally t mderately preferred 3 Mderately preferred 4 Mderately t strngly preferred Penjelasan Dua aktivitas memberikan kntribusi sama terhadap tujuan. Antara equally dan mderately. Pengalaman dan penilaian memberikan nilai tidak jauh berbeda antara satu aktivitas terhadap aktivitas lainnya. Antara mderately dan strngly.

4 18 Tabel 2.1 Derajat Kepentingan AHP (lanjutan) 5 Strngly preferred Strngly t very strngly preferred Very strngly preferred Very strngly t extremely preferred 9 Extremely preferred Penilaian memberikan nilai kuat berbeda antara satu aktivitas terhadap aktivitas lainnya. Antara strngly dan very strngly. Satu aktivitas sangat lebih disukai dibandingkan aktivitas lainnya. Antara very strngly dan extremely. Satu aktivitas menempati urutan tertinggi dari aktivitas lainnya. Prses yang paling menentukan dalam menilai setiap bbt elemen adalah menentukan besarnya priritas antar elemen. Maka dari itu seringkali terjadi perbedaan pendapat dalam menentukan besarnya priritas tersebut. Apabila terjadi hal seperti ini maka dapat digunakan rataan gemetrik untuk menggabungkan pendapat mereka untuk memasukan nilai kepentingan kedalam matrik. Rumus rataan gemetrik adalah sebagai berikut. Rataan Gemetrik = j R... R 1 j Keterangan : R = Jawaban respnden dari kuisiner J = Jumlah respnden AHP juga memberikan pertimbangan terhadap pertanyaan mengenai lgika knsistensi dari evaluatr. Indeks knsistensi (CI) adalah perhitungan matematis untuk setiap perbandingan berpasangan matrik perbandingan. CI ini menyatakan deviasi knsistensi. Kemudian Indeks acak sebagai hasil dari respn acak yang mutlak akan dibagi dengan CI yang akan menghasilkan rasi knsistensi (CR). Semakin tinggi CR maka semakin rendah knsistensinya.

5 19 Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan perhitungan knsistensi : penentuan weighted sum vectr dengan mengalikan rw averages dengan matriks awal. Tentukan cnsistency vectr dengan membagi weighted sum vectr dengan rw averages. Hitung Lambda dan Cnsistency Index: n CI = λ, di mana n adalah jumlah item dari sistem yang dibandingkan. n 1 dan λ adalah rata-rata dari Cnsistency Vectr. Hitung Cnsistency Rati: CI CR =, di mana RI adalah Randm Index yang didapatkan dari tabel. RI Hasil yang knsisten adalah CR 0,10. Jika hasil CR > 0,10, maka matriks keputusan yang diambil harus dievaluasi ulang. Tabel 2.2. Randm Index N Randm Index 2 0,00 3 0,58 4 0,90 5 1,12 6 1,24 7 1,32 8 1,41 9 1, ,49

6 Supplier Perfrmance Rating Tl Menurut Kathryn et al (2006, p355), supplier perfrmance rating tl adalah alat untuk mengukur kinerja pemask ini didesain secara khusus untuk melakukan pembelian, memastikan kualitas, menerapkan fungsi rantai paskan yang digunakan untuk mendukung pemask untuk mengukur dan mengatur pefrma dari pemask yang dimiliki. Tujuan yang ingin dicapai dengan menggunakan Supplier perfrmance rating tl ini adalah Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pada rantai paskan bahan baku Mengurangi jumlah pemask dan meningkatkan kualitas para pemask Meningkatkan hubungan yang lebih dekat dengan pemask-pemask inti Alat ini didesain dan disediakan untuk perusahaan dengan kemampuan untuk mengukur pemask dengan 3 kriteria utama : 1. OTD (n time delivery) 2. Quality 3. Ttal cst (berdasarkan biaya kualitas) OTD (n time delivery) Menurut Kathryn et al (2006, p355), OTD pemask adalah perbandingan antara waktu yang dibutuhkan atau dijanjikan leh pemask dan waktu sebenarnya dimana material atau bahan baku diterima. Tleransi bahwa material akan dianggap tepat waktu adalah keterlambatan selama lima hari. Keterlambatan selama lima hari ini diijinkan untuk menggantikan hari

7 21 libur dan hari minggu. Lima hari ini juga guna memberikan waktu bagi perusahaan untuk memasukan penerimaan material dan bahan baku ke dalam sistem. Rumus dari OTD adalah ROT OTD= X 100 % TPE OTD = n time delivery ROT = received n time (bahan baku yang diterima tepat pada waktunya) TPE = ttal part expected (bahan baku yang diharapkan diterima tepat waktu) Cnth dari perhitungan OTD : Pada PO n.001 bahan baku yang dipesan dari pemask adalah 1000 tn pada tanggal 2 mei, sehingga penerimaan yang dianggap tepat waktu ada pada tanggal 2 mei sampai 7 mei. Tabel 2.3 Cnth Penerimaan Bahan Baku N part received date received Status mei n time mei n time mei n time 50 8 mei late mei late Dengan tabel diatas maka diketahui ROT (bahan baku yang diterima tepat waktu) = =850 TPE (bahan baku yang diharapkan diterima tepat waktu) = OTD = X 100 % = 85 persen untuk PO n

8 22 Apabila PO yang dilakukan dengan pemask lebih dari satu maka penilaian akan dilakukan dengan merata-ratakan nilai OTD pada setiap PO. Seperti cnth dibawah : PO n.001 = 85 persen PO n.002 = 82 persen PO n.003 = 67 persen Maka ttal OTD pemask adalah = 78 persen Quality Menurut Kathryn et al (2006, p358), indikatr dari perhitungan kualitas pemask adalah persentase jumlah bahan baku yang diretur dibandingkan dengan jumlah bahan baku yang diterima dari pemask tersebut. Hasil ini akan dilaprkan dalam bentuk PPM (part per milin) dan hasil terakhir akan didapatkan dengan menggunakan PPM cnversin table. Tabel 2.4 PPM cnversin table PPM Yield (percentage) σ Pints > < < <3 >

9 23 Rumus dari quality adalah : RTS PPM= X TPR PPM = part per millin RTS = Return t Supplier (bahan baku yang diretur) TPR = Ttal Part Received (ttal bahan baku yang diterima) Cnth dari perhitungan quality adalah : Apabila pada suatu peride bahan baku yang diterima dari pemask adalah 4937 dan bahan baku yang diretur selama peride tersebut adalah 50 maka perhitungannya adalah : 50 PPM = X = PPM PPM 4937 Hasil dari ini akan dibulatkan ke nilai PPM yang lebih tinggi dan akan diknversikan ke dalam pint berdasarkan pada tabel PPM cnversin table. Jadi PPM akan menjadi PPM dan akan menghasilkan 8 pint Ttal Cst Menurut Kathryn et al (2006, p358), penilaian untuk biaya ttal diperleh dari seluruh ttal biaya kualitas dibandingkan dengan seluruh ttal biaya pembelian bahan baku pada satu supplier pada peride tertentu. Rumus untuk mendapatkan Scre Ttal Cst adalah : COQ Scre Ttal Cst = (1 ( )) X 100 persen TRA

10 24 TRA = Ttal Receipts Amunt (ttal biaya bahan baku yang diterima) COQ = Cst f Quality (ttal biaya kualitas) Cnth perhitungan Ttal Cst Jika nilai biaya bahan baku yang diterima pada peride tertentu adalah $ dan biaya kualitas adalah $65000 maka Ttal cst adalah Scre Ttal Cst = ( 1 ( )) X 100 persen = % Ttal supplier scre Menurut Kathryn et al (2006, 360), nilai yang diberikan pada kriteria OTD dengan bbt 40%, pada kualitas atau PPM dengan bbt 40% dan terakhir pada nilai scre ttal cst atau nilai untuk seluruh pengeluaran dengan bbt 20% ideal untuk digunakan untuk memberikan ranking pada pemask. Dengan cnth yang ada diatas maka nilai yang didapatkan pemask adalah = (OTD persen X 40 persen) + quality + (ttal cst X 20 persen) = (78 x 0.40) +8 + (90.03 x 0.2) = 57.3 Pemask yang terpilih adalah pemask inti sedangkan pemask lain akan dikeluarkan dari list pemask. Jumlah dari pemask inti merupakan kebijakan dari perusahaan itu sendiri Keuntungan menggunakan Supplier Perfrmance Rating Tl Keuntungan yang diperleh perusahaan dengan menggunakan Supplier perfrmance rating tl ini adalah Kualitas dari material meningkat

11 25 Mengurangi leadtime Mengurangi jumlah kesalahan dan kerusakan material Pemask inti dapat lebih berperan dalam pengembangan prduk baru Membantu mengurangi biaya simpan pada persediaan Keuntungan yang diperleh leh pemask apabila telah menjadi pemask inti adalah Pemask yang terintegrasi dapat lebih jelas dalam pemenuhan bahan baku untuk perusahaan Pemask dapat melakukan perencanaan yang lebih baik dalam melakukan prduksi sendiri. Pemask terbantu dalam mengkrdinasi pengiriman material dengan pemask yang lain pada jaringan rantai paskan Biaya Kualitas Menurut Kathryn et al (2006,p358), biaya kualitas dapat didefinisikan sebagai suatu metde yang mencerminkan biaya yang dikeluarkan apabila bahan baku yang diterima mempunyai kualitas yang buruk. Biaya kualitas pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu Price f cnfrmance (POC) dan Price f nn cnfrmance (PONC). POC adalah pengeluaran yang diakibatkan untuk menjamin bahwa prduk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi POC umumnya berkisar antara 3-4% dari penjualan sedangkan PONC adalah pengeluaran yang ditimbulkan akibat melakukan kesalahan yang pada umumnya berkisar antara 20% atau lebih dari penjualan pada perusahaan manufaktur dan 35% dari penjualan pada perusahaan jasa.

12 26 Menurut Gaspersz (2006,p92) biaya kualitas dapat dikategrikan menjadi empat jenis yaitu dalam bentuk preventin csts, appraisal cst, internal failure csts dan eksternal failure csts. Preventin cst atau biaya pencegahan merupakan biaya yang berhubungan dengan upaya pencegahan terjadinya kegagalan internal maupun eksternal. Cnth dari biaya pencegahan adalah 1. Perencanaan kualitas = biaya yang berkaitan dengan aktivitas perencanaan kualitas secara keseluruhan, termasuk penyiapan prsedur yang diperlukan untuk mengkmunikasikan rencana kualitas ke seluruh pihak berkepentingan. 2. Pengendalian prses = biaya inspeksi dan pengujian prses untuk menentukan status prses, bukan status prduk. 3. Audit kualitas = biaya yang terkait dengan evaluasi pelaksanaan aktivitas dalam rencana kualitas secara keseluruhan. 4. Evaluasi kualitas pemask = biaya yang berkaitan dengan evaluasi pemask sebelum pemilihan pemask, audit terhadap aktivitas selama kntrak dan usaha lain yang berkaitan dengan pemask. 5. Pelatihan = biaya yang berkaitan dengan penyiapan dan pelaksanaan prgram pelatihan yang berkaitan dengan prgram reduksi biaya terus menerus melalui perbaikan kualitas. Appraisal cst atau biaya penilaian adalah biaya yang berhubungan dengan penentuan derajat knfrmansi terhadap persyaratan kualitas (spesifikasi yang ditetapkan). Cnth dari biaya penilaian adalah

13 27 1. Inspeksi dan pengujian kedatangan material = biaya yang berkaitan dengan penentuan kualitas material yang dibeli apakah melalui inspeksi pada saat penerimaan, melalui inspeksi pada pemask atau inspeksi yang dilakukan pihak ke Inspeksi dan pengujian prduk dalam prses = biaya yang berkaitan dengan evaluasi knfrmansi prduk dalam prses terhadap persyaratan kualitas yang ditetapkan. 3. Inspeksi pengujian prduk akhir = biaya yang berkaitan dengan evaluasi knfrmansi prduk akhir terhadap persyaratan kualitas yang ditetapkan. 4. Evaluasi stk = biaya yang berkaitan dengan pengujian prduk dalam penyimpanan untuk menilai degradasi kualitas. Internal failure cst atau biaya kegagalan internal merupakan biaya yang berhubungan dengan kesalahan yang ditemukan sebelum menyerahkan prduk ke pelanggan. Cnth dari biaya kegagalan internal adalah 1. Scrap = biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja, material, dan biasanya verhead pada prduk cacat yang secara eknmis tidak dapat diperbaiki lagi. Terdapat banyak ragam nama jenis ini yaitu : scrap, cacat, dan usang. 2. pekerjaan ulang (rewrk) = biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kesalahan prduk agar memenuhi spesifikasi yang ditentukan 3. analisis kegagalan = biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kesalahan agar prduk dapat memenuhi spesifikasi yang di tentukan

14 28 4. Inspeksi ulang dan pengujian ulang = biaya yang dikeluarkan untuk inspeksi ulang dan pengujian ulang prduk yang telah mengalami pengerjaan ulang atau perbaikan kembali. 5. Avidable prcess lsses = biaya kehilangan, meskipun prduk tidak cacat misalnya kelebihan bbt prduk yang diserahkan kepada pelanggan karena variabilitas peralatan pengukuran External failure cst atau biaya kegagalan eksternal merupakan biaya yang berhubungan dengan kesalahan yang ditemukan setelah prduk itu diserahkan ke pelanggan. Cnth dari biaya kegagalan eksternal adalah 1. Jaminan = biaya yang dikeluarkan untuk pergantian atau perbaikan kembali prduk yang masih berada dalam masa jaminan. 2. Penyelesaian keluhan = biaya yang dikeluarkan untuk penyelidikan dan penyelesaian keluhan yang berkaitan dengan prduk cacat. 3. Prduk dikembalikan = biaya yang berkaitan dengan penerimaan dan penempatan prduk cacat yang dikembalikan leh pelanggan. 4. Allwances = biaya yang berkaitan dengan knsesi pada pelanggan karena prduk yang berada dibawah standar kualitas yang sedang diterima leh pelanggan atau tidak memenuhi spesifikasi penggunaan. Menurut Gaspersz (2006,p92), sebuah perusahaan yang ingin mengkaji dan menggunakannya sebagai indikatr kemajuan prgram mereduksi biaya melalui perbaikan kualitas dapat menggunakan bentuk umum lapran biaya kualitas seperti berikut :

15 29 Gambar 2.2 Cnth Lapran Biaya Kualitas Manajemen Pengadaan atau prcurement Tugas dari manajemen pengadaan adalah menyediakan input berupa barang dan jasa yang dibutuhkan untuk kegiatan prduksi maupun kegiatan lain di perusahaan. Menurut Pujawan (2005, pp ) tugas-tugas yang dilakukan bagian pengadaan adalah sebagai berikut :

16 30 Merancang hubungan yang tepat dengan supplier. Hubungan dengan supplier bisa bersifat jangka panjang maupun hubungan transaksinal jangka pendek. Mdel hubungan ini tergantung dari beberapa hal termasuk kritis tidaknya barang yang dibeli dari supplier yang bersangkutan dan besar tidaknya pembelian,sehingga bagian pengadaan mempunyai tugas unntuk merancang prtfli untuk semua supplier. Memilih supplier. Kegiatan memilih supplier bisa memakan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit bila supplier yang dimaksud adalah supplier kunci. Memilih dan mengimplementasi teknlgi yang cck. Teknlgi yang tradisinal adalah penggunaan telepn dan fax, dengan munculnya internet maka dewasa ini banyak menggunakan e-prcurement yakni aplikasi internet untuk kegiatan pengadaan. Memelihara data item yang dibutuhkan dan data supplier. Melakukan prses pembelian adalah pekerjaan yang rutin dilakukan leh bagian pengadaan. Prses pembelian bisa dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan pembelian rutin atau pembelian lelang Mengevaluasi kinerja dari supplier, merupakan tugas yang penting dari bagian pengadaan untuk menciptakan daya saing yang berkelanjutan. Menurut Shin et al (2000, pp ), manajemen yang baik pada keterlibatan pemask dapat menghasilkan perfrma pemask yang lebih baik, meningkatkan perputaran persediaan, meningkatkan imprvisasi pada prduksi dan peningkatan pada

17 31 prduk dan prses yang akan dapat memenuhi kepuasan knsumen serta peningkatan perfrma dari perusahaan itu sendiri. Menurut Kathryn et al (2006, p353), banyak keuntungan yang diperleh perusahaan dengan mengembangkan hubungan yang dekat dengan sejumlah kecil supplier yang kritis seperti dapat menjadwalkan ulang aktivitas dengan kesepakatan, kesepakatan pada jumlah bahan baku, kesepakatan pada harga dan supplier yang telah dipilih dapat menentukan kapasitas, mereduksi leadtime dan dapat meminimalkan biaya lgistik. Jadi dengan merancang hubungan dengan pemask, memilih pemask yang tepat, melakukan manajemen yang baik dengan pemask maka akan menghasilkan peningkatan pefrma pada pemask bagi perusahaan. Dengan meningkatnya pefrma pemask baik maka akan memberikan keuntungan juga bagi perusahaan.

18 E-Cmmerce Definisi E-Cmmerce Menurut Turban et al. (2006, p4) electrnic cmmerce adalah prses membeli, menjual, mentransfer atau menukar barang, jasa dan infrmasi via jaringan kmputer, termasuk internet Jenis-jenis E-Cmmerce Menurut Turban et al. (2006, p8-10) klasifikasi umum dari EC adalah dengan sifat dari transaksi atau hubungan dengan partisipan.berikut merupakan jenis-jenis EC : Business-t-Business (B2B), mdel EC dimana semua pesertanya adalah bisnis atau rganisasi lain Bussiness-t-Cstumer (B2C), mdel EC dimana bisnis menjual kepada pembeli-pembeli individu Business-t-Business-t-Cstumer (B2B2C), mdel EC dimana bisnis menyediakan beberapa barang atau jasa kepada klien bisnis yang memelihara pelanggan mereka sendiri. Cstumer-t-Business (C2B), mdel EC dimana individu-individunya menggunakan internet untuk menjual barang atau jasa kepada rganisasi atau individual-individual yang mencari penjual untuk menawar barang atau jasa yang mereka perlukan. Cstumer-t-Cstumer (C2C), mdel EC dimana knsumen menjual secara langsung kepada knsumen lainnya.

19 33 Intrabusiness EC, kategri EC yang melibatkan semua aktivitas internal rganisasi yang melibatkan pertukaran barang, jasa atau infrmasi diantara unit dan individu yang berbeda dalam sebuah rganisasi. Business-t-Emplyees (B2E), mdel EC dimana rganisasi memberikan layanan, infrmasi atau prduk kepada karyawannya Keuntungan E-Cmmerce Menurut Turban et al. (2006, p25) berikut merupakan keuntungan-keuntungan menggunakan teknlgi E-Cmmerce bagi beberapa pihak : Untuk rganisasi 1. Pencapaian glbal: EC memperluas pangsa pasar ke pasar nasinal dan internasinal. Dengan pembayaran mdal minimal, sebuah perusahaan dapat dengan mudah dan cepat memperleh pemaskpemask terbaik, pelanggan yang lebih banyak dan rekan bisnis yang paling cck di seluruh pelsk dunia. Dengan memperluas jumlah pelanggan dan pemask memungkinkan rganisasi untuk membeli dengan lebih murah dan menjual lebih banyak. 2. Pengurangan biaya: EC mengurangi biaya membuat, memprses, mendistribusi, menyimpan dan mendapat kembali infrmasi dari kertas. Biaya mencetak dan surat-menyurat dikurangi atau ditiadakan. 3. Peningkatan rantai paskan : ketidakefisiennya rantai paskan, misalnya seperti persediaan yang berlebih dan keterlambatan pengiriman.

20 34 4. Waktu yang lebih banyak 24/7/365. Bisnis selalu buka setiap saat dalam web tanpa waktu dan biaya yang ekstra. 5. Custmizatin. Sistem build t rder memungkinkan untuk melakukan cstumizatin prduk dan jasa tanpa mengeluarkan biaya lebih menyediakan suatu keuntungan kmpetitif bagi perusahaan yang mengimplementasikan strategi ini. 6. Mdel bisnis baru: EC memungkinkan munculnya banyak mdel bisnis yang invatif yang menyediakan keuntungan strategis dan atau meningkatkan prfit. Menyatukan pembelian berkelmpk dengan reverse auctins adalah salah satu cnth bisnis mdel yang invatif. 7. Spesialisasi Vendr. EC memungkinkan spesialisasi tingkat tinggi yang tidak layak secara eknmis di dunia fisik.sebagai cnth, sebuah tk yang hanya menjual mainan anjing ( dapat berperasi di dunia maya, tetapi di dunia fisik tk tersebut tidak akan memiliki jumlah pelanggan yang cukup. 8. Time-t-market yang lebih cepat. EC mengurangi waktu yang dibutuhkan antara penghasilan ide dan prses kmersialisasinya untuk meningkatkan kmunikasi dan klabrasi. 9. Biaya kmunikasi yang rendah. EC memungkinkan e-prcurement yang efisien yang dapat mengurangi biaya administratif hingga 80% atau lebih, mengurangi nilai pembelian dari 5 hingga 15 dan mengurangi cycle time hingga lebih dari 50%. 10. Meningkatkan relasi dengan pelanggan. EC memungkinkan perusahaan untuk dapat berinteraksi lebih dekat dengan

21 35 pelanggannya, bahkan jika melalui perantara. Ini memungkinkan adanya persnalisasi terhadap kmunikasi, prduk dan jasa yang mewakili CRM yang lebih baik dan meningkatkan lyalitas pelanggan. 11. Material perusahaan yang up-t-date. Material apapun dalam web, seperti harga di katalg, dapat dikreksi dalam hitungan menit serta infrmasi perusahaan selalu aktual. 12. Keuntungan lainnnya. Benefit lainnya termasuk meningkatkan image perusahaan, meningkatkan servis pelanggan, kemudahan dalam menemukan rekan bisnis yang baru, prses-prses yang lebih sederhana, meningkatkan prduktivitas, mengurangi kerja yang berhubungan dengan kertas, meningkatkan akses ke infrmasi, mengurangi biaya transprtasi dan meningkatkan fleksibilitas perasi dan perdagangan. Untuk pelanggan 1. Ada dimana-mana. EC memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan jenis transaksi lainnya selama setahun penuh, 24 tahun sehari dan dari lkasi manapun. 2. Prduk dan jasa yang lebih banyak. EC menyediakan pilihan yang banyak bagi pelanggannya, mereka dapat memilih dari banyak vendr dan banyak prduk. 3. Prduk dan jasa yang telah disesuaikan. Dell menyesuaikan kmputernya sesuai dengan kebutuhan dan menjualnya dengan harga

22 36 kmpetitif. Pelanggan dapat memperleh lebih banyak prduk dan jasa sesuai dengan keinginan mereka. 4. Prduk dan servis yang lebih murah: EC secara berkala menyediakan prduk dan jasa yang tidak mahal kepada para pelanggannya dengan memblehkan mereka untuk berbelanja darimana pun dan melakukan perbandingan harga yang lebih cepat. 5. Pengiriman instan. Untuk prduk-prduk digital, EC memungkinkan untuk pengiriman cepat. 6. Ketersediaan infrmasi. Pelanggan dapat memperleh infrmasi prduk yang relevan dan rinci dalam hitungan detik. Dan juga, dukungan mulimedia lebih murah dan lebih baik. 7. Ikut serta dalam lelang. EC memungkinkan pelanggan untuk berpartisipasi dalam lelang maya. Ini memungkinkan penjual untuk menjual barang-barangnya lebih cepat dan pembeli dapat memperleh barang-barang dan penawaran yang menarik. 8. Kmunitas elektrnik. EC memungkinkan pelanggannya untuk berinteraksi dengan pelanggan lainnya dalam kmunitas elektrnik dan saling bertukar pendapat serta saling berbagi pengalaman. 9. Tidak ada pajak penjualan. Di banyak negara, bisnis nline bebas dari pajak penjualan. Untuk masyarakat 1. Telecmmuting. Lebih banyak individu dapat bekerja dari rumah dan melakukan sedikit perjalanan untuk bekerja, belanja dan melakukan

23 37 sedikit perjalanan untuk bekerja, belanja sehingga mengurangi kemacetan lalu lintas dan plusi udara yang berkurang. 2. Standar kehidupan yang lebih tinggi. Beberapa barang dagang dapat dijual dengan harga yang lebih murah, memungkinkan rang yang kurang mampu untuk membeli lebih banyak dan meningkatkan standar kehidupan mereka. 3. Ketersediaan layanan publik. Layanan publik, seperti pusat perawatan kesehatan, pendidikan dan distribusi layanan ssial pemerintah, dapat dilakukan dengan biaya rendah dan atau peningkatan kualitas. Sebagai cnth, EC menyediakan dkter dan perawat yang berada di pedalaman akses ke infrmasi dan teknlgi dengan begitu mereka dapat merawat pasiennya dengan lebih baik. 2.3 E-Prcurement Pengertian E-Prcurement Menurut Russell et al. (2003, p ), e-prcurement adalah perdagangan bisnis ke bisnis (B2B) yaitu pembelian langsung ke supplier melalui internet menggunakan website. Menurut Neef et al. (2001), e-prcurement adalah aplikasi sistem infrmasi untuk mengkrdinasikan prses pembelian, pengiriman, pengellaan inventry, pemilihan supplier dan prses persetujuan dari bisnis penting dengan rganisasi yang berkaitan menggunakan internet atau intranet. Menurut Pujawan (2005, p163) kata electrnic prcurement secara umum didefinisikan sebagai aplikasi internet untuk keperluan prses pengadaan. Aplikasi

24 38 internet untuk prses pengadaan bisa dalam berbagai wujud. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan yang mendapatkan berbagai manfaat dengan mengaplikasikan electrnic prcurement ini. Menurut hasil studi di Amerika tahun 2003 menunjukkan bahwa lebih dari 50% dari 160 perusahaan yang menjadi respnden menyatakan telah mengaplikasikan e-prcurement dalam berbagai bentuk yang berbeda. Dengan internet perusahaan bisa mengirim RFO dan PO ke supplier, melakukan lelang secara elektrnik (nline), membagi infrmasi-infrmasi yang kritis, dan sebagainya Metde-metde E-Prcurement Turban(2006,p231) mengemukakan perusahaan-perusahaan menggunakan metde-metde yang berbeda untuk memperleh barang-barang dan jasa tergantung apa yang mereka beli, jumlah yang dibutuhkan, berapa uang yang dipakai. Metde-metde utama prcurement mencakup : Membeli dari manufaktur, penjual grsir maupun pengecer dari katalgkatalg mereka dan memungkinkan negsiasi. Membeli dari katalg yang terhubung dengan para penjual atau membeli di mal-mal industri. Membeli dari katalg pembeli internal dimana perusahaan menyetujui katalg-katalg vendr mencakup kesepakatan harga. Pendekatan ini menggunakan pengimplementasian desktp purchasing, dimana mengizinkan requisitin untuk memesan secara langsung dari vendr dengan melewati departemen prcurement. Mengadakan penawaran tender dari sistem dimana supplier bersaing dengan yang lainnya. Metde ini digunakan untuk pembelian jumlah besar.

25 39 Membeli dari situs pelelangan umum dimana rganisasi berpartisipasi sebagai salah satu pembeli. Bergabung dengan suatu grup sistem pembelian dimana permintaan partisipan dikumpulkan, menciptakan jumlah besar. Kemudian grup menegsiasikan harga atau menginisiasikan sebuah prses tender. Berklabrasi dengan para supplier untuk berbagi infrmasi tentang penjualan dan persediaan untuk mengurangi persediaan dan stck-ut dan mempertinggi ketepatan waktu pengiriman Jenis Aplikasi E-Prcurement Menurut Pujawan (2005, p165) dalam kenyataannya, aplikasi e-prcurement bisa bermacam-macam dan masing-masing punya fitur yang berbeda. Jenis aktivitas yang didukung leh internet juga berbeda-beda. Secara umum ada beberapa jenis aplikasi e- prcurement yaitu : e-catalgue Secara tradisinal katalg biasanya tercetak dalam bentuk buku atau brsur. Dengan adanya internet, perusahaan bisa memiliki katalg elektrnik. Di sini perusahaan mengumpulkan infrmasi supplier atau caln supplier dengan segala prduk atau jasa yang mereka bisa pask. E-catalgue biasanya dilengkapi dengan fasilitas pencarian (search) sehingga perusahaan akan dengan mudah mendapatkan infrmasi tentang prduk atau jasa yang diinginkan.

26 40 e-auctin Ini adalah aplikasi untuk membantu prses lelang. Pada prses pembelian, lelang dilakukan leh pembeli dengan mengumpulkan caln-caln supplier. Mereka sebelumnya sudah diberi tahu leh pembeli tentang jumlah, spesifikasi, dan waktu kebutuhan suatu barang atau jasa. Mereka akan mengajukan penawaran secara elektrnik dan selama prses lelang mereka bisa merevisi atau menurunkan harga penawarannya. Supplier yang memberikan penawaran terendah pada akhir peride lelang akan keluar sebagai pemenang. B2B market exchange Aplikasi ini memungkinkan banyak pembeli dan banyak penjual bertemu secara virtual. Pada kebanyakan kasus, aplikasi ini dimiliki dan dikella leh pihak ketiga. Item-item yang ditransaksikan disini bisa spesifik untuk industri tertentu seperti baja ( maupun yang lebih umum seperti MRO ( B2B market exchange tidak hanya ada di negara-negara maju, tetapi juga di negaranegara industri baru seperti China (misalnya Chemchine.cm, echinachem.cm), Krea (cyberdisy.cm), India (seperti Chemvalue.cm, Indiamarkets.cm, Indiachemicalprtal.cm), Middle East (MEsteel.cm), dan Amerika Latin (ActiMart.cm). B2B private exchange Aplikasi ini bisa digunakan untuk membantu prses transaksi rutin dengan supplier. Perusahaan bisa mengirimkan PO secara elektrnik, mengecek status pengiriman, melakukan transaksi pembayaran, dan sebagainya.

27 41 Disamping itu perusahaan mungkin bisa menggunakan aplikasi ini untuk berbagai infrmasi tentang rencana prduksi dan infrmasi lainnya dengan supplier. Supplier juga bisa membagi infrmasi ketersediaan stk dan kapasitas prduksi mereka Keuntungan dan Manfaat E-Prcurement Menurut Kalakta et al. (2001, p.315) manfaat e-prcurement dibagi menjadi dua kategri yaitu: efisien dan efektif. Efisiensi e-prcurement mencakup biaya yang rendah, mempercepat waktu dalam prses prcurement, mengntrl prses pembelian dengan lebih baik, menyajikan lapran infrmasi, dan pengintegrasian fungsi-fungsi prcurement sebagai kunci pada sistem back-ffice. Sedangkan efektivitas e- prcurement yaitu meningkatkan cntrl pada supplychain, pengellaan data penting yang baik dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dalam prses pembelian pada rganisasi. Keuntungannya antara lain : Menyederhanakan prses prcurement. Meningkatkan kmunikasi Mempererat hubungan dengan pihak supplier. Mengurangi biaya transaksi karena mengurangi penggunaan telepn fax / dkumen-dkumen yang menggunakan kertas. Mengurangi waktu pemesanan barang. Menyediakan lapran untuk evaluasi. Meningkatkan kepuasan user. Banyak manfaat yang bisa direalisasikan dengan mengaplikasikan e-prcurement dalam prses pengadaan. Beberapa keuntungan bagi pembeli tersebut antara lain:

28 42 Prses-prses administratif bisa dilangsungkan lebih cepat, akurat, dan murah. Mengundang supplier untuk memasukkan prpsal atau penawaran tidak lagi dilakukan lewat surat atau fax, tetapi bisa dilakukan dengan fasilitas web. Caln-caln supplier bisa mendapatkan pesan tersebut dengan cepat dan akurat dimanapun mereka berada asalkan tersambung dengan jaringan internet. Perusahaan yang menggunakan sistem lelang bisa mendapatkan keuntungan berupa harga yang jauh lebih murah karena supplier akan sedapat mungkin menurunkan harga penawaran agar bisa menjadi pemenang. Perusahaan bisa mendapatkan caln-caln supplier yang lebih banyak dari berbagai tempat sehingga berpeluang untuk melakukan transaksi dengan supplier yang lebih berkmpeten. Perusahaan maupun supplier bisa melacak transaksi maupun prses-prses fisik seperti pengiriman dan lain-lain sehingga kedua belah pihak cepat mengetahui kalau ada masalah yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Pihak perusahaan maupun supplier bisa melakukan prses-prses tersebut dari mana saja asalkan terhubung dengan jaringan internet. Tidak hanya ada keuntungan bagi pembeli dalam melakukan e-prcurement namun ada juga keuntungan bagi penjual atau supplier : Meningkatkan vlume penjualan Meningkatkan daya jelajah pasar, sehingga dapat menemukan buyer baru

29 43 Meminimumkan ngks administrasi untuk penjualan dan kegiatan marketing Mempercepat waktu prses Meningkatkan prduktifitas staff penjualan Mempercepat prses penawaran harga Kunci Kesuksesan Menggunakan E-Prcurement Partisipasi aktif dan dukungan dari internal user, pihak supplier, dan pihak eksekutif. Pemberian training kepada user untuk membiasakan para karyawan dan internal user, supplier, serta pihak terkait lainnya dengan sistem e- prcurement. Membeli barang dan jasa hanya dari supplier yang terpercaya Infrastruktur E-Prcurement yaitu: Menurut Katalka et al.(2001, p326) infrastruktur pada e-prcurement ada tiga Pengintergrasian prses rder (Integrating Ordering). Pengintegrasian prses rder dimaksudkan untuk mempermudah siklus prcurement agar para user dapat melakukan prses rder sendiri. Pemenuhan kebutuhan (Fulfillment). Membuat prses pemenuhan kebutuhan yang baik dengan mengella prses rder dengan baik serta memperkuat hubungan dengan supplier.

30 44 Pembayaran (Payment). Mengatur pembayaran ke pihak supplier dengan cara mengella dkumen-dkumen yang berhubungan prses pembelian. 2.4 Sistem Infrmasi Pengertian sistem Menurut McLed (2004, p9) sistem adalah sekelmpk elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Definisi ini cck untuk suatu rganisasi seperti perusahaan. Organisasi terdiri dari sejumlah sumber daya seperti manusia, material, uang, mesin dan infrmasi yang akan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang ditentukan manajemen perusahaan. Menurut O Brien (2003, p8) sistem adalah sebuah kelmpk yang terintegrasi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama dengan menerima masukan (inputs) dan menghasilkan keluaran (utputs) dalam sebuah prses transfrmasi yang terrganisir dengan baik. Sistem adalah suatu jaringan prsedur yang dibuat menurut pla yang terpadu untuk mencapai tujuan tertentu dari perusahaan. Mdel dasar dari sistem ialah sebagai berikut: Input Merupakan sekumpulan data baik dari dalam rganisasi maupun dari luar rganisasi yang akan digunakan dalam prses sistem infrmasi. Prcess Merupakan kegiatan knversi, manipulasi, dan analisis dari data input menjadi lebih berarti bagi manusia.

31 45 Output Merupakan prses mendistribusikan infrmasi kepada rang atau kegiatan yang memerlukannya. Feedback Merupakan utput yang dikembalikan kepada rang-rang dalam rganisasi untuk membantu mengevaluasi input. Subsistem Merupakan sebagian dari sistem yang mempunyai fungsi khusus. Masingmasing subsistem itu sendiri mempunyai kmpnen input, prcess, utput, dan feedback. Sistem terdiri dari elemen-elemen yang menunjang terbentuknya sistem itu sendiri yaitu input, prses transfrmasi, utput. Dimana elemen umpan balik (feedback) terkadang digunakan untuk menampung infrmasi dari utput system dan memberikan kepada sistem sebagai input baru Pengertian infrmasi Menurut O Brien (2003, p13), infrmasi adalah data yang telah diknversikan menjadi bentuk yang bermakna dan berguna bagi pengguna akhir. Menurut McLed (2004, p13) infrmasi merupakan data yang telah diprses atau data yang memiliki arti. Jadi infrmasi adalah data yang telah diubah atau diknversi menjadi sesuatu yang memiliki arti.

32 Pengertian sistem infrmasi Menurut O Brien (2003, p7), sebuah sistem infrmasi dapat berupa kmbinasi teratur dari rang, hardware, sftware, jaringan kmunikasi dan sumber data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan infrmasi di dalam suatu rganisasi. Menurut McLed (2004, p260) sistem infrmasi adalah sistem berbasis kmputerisasi yang menyediakan infrmasi kepada pengguna dengan kebutuhan yang sama. Dari definisi-definisi yang ada di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem infrmasi adalah sekumpulan data yang telah diprses menjadi infrmasi yang didistribusikan kepada para pemakai dalam suatu rganisasi untuk mencapai tujuan rganisasi. 2.5 Analisa dan Perancangan Berrientasi Objek Knsep dasar Object Oriented Object riented adalah metde permdelan sistem yang bersudut pandang dari bjek beserta sifat-sifatnya. Didalam bject riented, sebuah sistem dimdelkan dari bjek-bjek yang ada didalam sistem, dan didalam sistem tersebut bjek- bjek yang ada saling berinteraksi. Mdel yang dirancang dengan pendekatan berrientasi bjek akan memiliki karakteristik yang mudah dimengerti, dan mempunyai hubungan langsung dengan kenyataan. Whitten et al. (2004, p31) mengatakan bahwa analisa dan perancangan berrientasi bjek merupakan suatu kumpulan alat dan teknik untuk membangun suatu sistem yang akan menggunakan teknlgi bjek untuk membangun sebuah sistem dan perangkat lunaknya. Menurut Nugrh (2002, p11) faktr utama

33 47 ditemukannya pendekatan berrientasi bjek adalah adanya kekurangan kekurangan pada pendekatan terstruktur yaitu: Biaya pengembangan perangkat lunak yang berkembang sesuai dengan berkembangnya keinginan atau kebutuhan pengguna sistem. Pemeliharaan yang sukar. Lamanya penyelesaian suatu pryek. Jangka waktu penyelesaian suatu pryek yang selalu terlambat. Biaya pengembangan perangkat lunak yang sangat tinggi Pengertian Object dan Classes Menurut Mathiassen et al (2000, p4), bjek adalah sebuah entitas yang memiliki identitas, status, dan perilaku, misalnya adalah pelanggan yang memiliki identitas, status, dan perilaku yang berbeda antara pelanggan yang satu dengan pelanggan yang lainnya. Sedangkan class adalah deskripsi dari sekumpulan bjek yang berbagi struktur, behaviral pattern dan attributes yang sama Aktivitas Utama Object Oriented Analysis and Design Mathiassen et al. (2000, pp14-15) menjelaskan empat buah aktivitas utama dalam analisa dan perancangan berrientasi bjek yang ada dibawah gambar berikut ini.

34 48 Gambar 2.3 Aktivitas utama dalam OOAD Dibawah ini akan dijelaskan lebih lanjut keempat aktivitas utama pada OOAD Analisis Prblem Dmain Tujuan melakukan analisis prblem dmain adalah mengidentifikasi dan memdelkan prblem dmain. Sumber: Mathiassen et al (2000, p46) Gambar 2.4 Aktivitas Analisis Prblem Dmain

35 49 Jadi pada analisis prblem dmain akan dilakukan tiga langkah yaitu menentukan classes, structure dan behaviur Classes Pada langkah awal classes, kita akan menentukan bjek-bjek yang ada kemudian akan dilanjutkan dengan menentukan setiap event yang mungkin terjadi di bjek-bjek yang ada. Setelah itu kita akan membuat event table yang merupakan table yang merangkum keterlibatan bjek-bjek yang ada didalamnya dan juga event-event yang mempengaruhi bjek-bjek tersebut Structure Pada langkah kedua structure, kita akan menghubungkan class-class yang telah dipilih akan dihubungkan berdasarkan tiga jenis hubungan yaitu generalisasi, agregasi, atau assiasi sehingga menjadi sebuah skema yang disebut class diagram. Menurut Mathiassen (2000, p72-77) struktur terbagi atas dua yaitu struktur antar bjek dan struktur antar kelas : Struktur antar class yaitu generalisasi. Generalisasi adalah hubungan struktural antara dua atau lebih kelas yang khusus dengan kelas yang lebih umum. Relasi generalisasi dapat didefinisikan sebagai hubungan yang dimana ada subclass (kelas yang khusus) dan juga superclass (kelas yang umum). Cnthnya adalah antara kendaraan dengan mbil dimana kendaraan adalah superclass dan mbil adalah subclass. Disini dapat dinyatakan bahwa mbil adalah kendaraan.

36 50 Struktur antar bjek dapat dibagi menjadi dua, agregasi dan assiasi. Agregasi adalah hubungan antara dua atau lebih bjek yang menunjukkan bahwa salah satu dari bjek merupakan bagian dari suatu bjek keseluruhan. Hubungan agregasi dinyatakan sebagai hubungan bagian dari. Cnthnya adalah mbil dan rda dimana rda dapat dinyatakan sebagai bagian dari mbil. Sedangkan assiasi adalah hubungan antara dua atau beberapa bjek yang tidak mengimplikasikan adanya peringkat antar bjek yang dihubungkannya tersebut Behaviur Pada langkah ketiga yaitu aktivitas behaviur, kita akan melakukan pendefinisian atribut dan behaviral pattern (pla behavir) dari setiap kelas. Pla behavir adalah deskripsi dari semua kemungkinan event traces untuk semua bjek dalam sebuah kelas. Event traces adalah urutan event yang melibatkan suatu bjek. Menurut Mathiassen (2000, p93) behaviral pattern memiliki tiga bentuk yaitu sequence, selectin dan iteratin. Sequence adalah pla dimana event akan terjadi setelah event tertentu diselesaikan atau berurutan satu per satu. Selectin adalah pla dimana hanya satu event yang terjadi dari beberapa kemungkinan event yang dapat terjadi. Jadi event yang terjadi hanya satu dan merupakan hasil pilihan. Iteratin adalah pla event yang dapat terjadi berulang-ulang.

37 51 Hasil dari aktivitas behaviral ini adalah statechart yang menggambarkan semua kemungkinan aktivitas dalam kelas mulai dari pembentukan kelas hingga ketika kelas tersebut berhenti atau dari initial state sampai final state Analisis Applicatin Dmain Menurut Mathiassen et al (2000, p115) applicatin dmain analysis bertujuan untuk menentukan kebutuhan dari pemakaian sistem. Sumber: Mathiassen et al (2000, p117) Gambar 2.5 Aktivitas Applicatin Dmain Jadi ada tiga langkah yang akan dilakukan pada tahap applicatin dmain yaitu menentukan use cases, actr, functin dan interface dari system Use Cases Pada langkah awal usage, akan didefinisikan bagaimana pengguna (user) berinteraksi dengan sistem. Menurut Mathiassen et al (2000, p119) usecase diagram

38 52 adalah pla interaksi antara sistem dengan actr dalam applicatin dmain. Actr adalah abstraksi dari user ataupun sistem lain yang berinteraksi dengan target sistem. Jadi hasil dari langkah awal ini adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara pengguna dan sistem Functin Pada langkah kedua functin, akan didefinisikan kemampuan sistem memprses infrmasi. Menurut Mathiassen (2000, p138) functin adalah fasilitas untuk membuat suatu mdel berguna bagi aktr. Terdapat empat tipe functin yaitu : Update, merupakan fungsi yang ditimbulkan leh event pada prblem dmain dan menghasilkan suatu perubahan pada bagian mdel. Signal, merupakan fungsi yang ditimbulkan leh perubahan pada bagian mdel dan menghasilkan suatu reaksi dalam knteks, dimana reaksi ini ditampilkan kepada actr atau intervensi langsung dalam prblem dmain. Read, merupakan fungsi yang ditimbulkan leh kebutuhkan akan infrmasi dalam pekerjaan yang dilakukan leh aktr dan menghasilkan tampilan sistem yang berhubungan dengan bagian bagian tertentu dari mdel. Cmpute, merupakan fungsi yang ditimbulkan leh kebutuhan infrmasi dalam pekerjaan yang dilakukan leh aktr dan terdiri dari perhitungan yang berhubungan dengan infrmasi yang disediakan leh aktr maupun mdel, dimana hasilnya ditampilkan dalam bentuk hasil perhitungan.

39 Interface Langkah terakhir adalah interface. Menurut Mathiassen et al (2000, p151) Interface adalah fasilitas yang membuat mdel dari sistem dan fungsi fungsinya tersedia bagi pemakai sistem. Pada tahap interface ini akan menghasilkan navigatin diagram yang menggambarkan setiap windws yang akan ditampilkan dan bagaimana cara atau langkah mengakses setiap windws tersebut. Kemudian akan dihasilkan sequence diagram yang akan menjelaskan interaksi antar bjek. Menurut Mathiassen et al (2000, p344) navigatin diagram adalah statechart diagram yang berfkus pada user interface. Diagram ini menunjukan hubungan antara interface yang ada satu sama lain. Transisi antar state dipicu leh ditekannya sebuah tmbl yang menghubungkan dua interface. Menurut Mathiassen et al (2000, p340) sequence diagram adalah diagram yang menggambarkan iterasi dari sejumlah bjek setiap waktu. Menurut Bennet et al. (2006, p253) sequence diagram adalah interaksi antar bjek yang diatur berdasarkan urutan waktu. Aplikasi sequence diagram yang paling umum adalah untuk menggambarkan interaksi antar bjek yang terjadi pada sebuah use case atau sebuah peratin. Menurut Bennet et al. (2006, pp ) sequence diagram harus diberikan frame yang memiliki heading dengan menggunakan ntasi sd yang merupakan kependekan dari sequence diagram. Menurut Bennet et al. (2006, p270) beberapa ntasi penulisan heading pada setiap frame yang terdapat dalam sequence diagram, antara lain: Alt merupakan kependekan dari alternatives yang menyatakan bahwa terdapat beberapa buah alternatif jalur eksekusi untuk dijalankan.

40 54 Opt merupakan kependekan dari ptinal dimana yang memiliki heading ini memiliki status pilihan yang akan dijalankan jika syarat tertentu dipenuhi. Lp menyatakan bahwa peratin yang terdapat dalam frame tersebut dijalankan secara berulang selama kndisi tertentu. Break menyatakan bahwa semua peratin yang berada setelah frame tersebut tidak dijalankan. Par merupakan kependekan dari parallel yang menyatakan bahwa peratin dalam frame tersebut dijalankan secara bersamaan. Seq merupakan kependekan dari weak sequencing menyatakan bahwa peratin yang berasal dari lifeline yang berbeda dapat terjadi pada urutan manapun. Strict merupakan kependekan dari strict sequencing yang menyatakan bahwa peratin harus dilakukan secara berurutan. Neg merupakan kependekan dari negative yang menyatakan bahwa perasi yang tidak valid. Critical menyatakan bahwa perasi-perasi yang terdapat di dalamnya tidak memiliki sela yang ksng. Ignre menyatakan bahwa tipe pesan atau parameter yang dikirimkan dapat diabaikan dalam interaksi. Cnsider menyatakan bahwa pesan mana yang harus dipertimbangkan dalam interaksi. Assert merupakan kependekan dari assertin yang menyatakan bahwa urutan pesan yang valid.

41 55 Ref kependekan dari refer yang menyatakan bahwa frame mereferensikan peratin yang terdapat di dalamnya pada sebuah sequence diagram tertentu Analisis Architectural Design Menurut Mathiassen et al (2000, p173), tujuan dari pembuatan architecture design adalah untuk menyusun sistem yang terkmputerisasi. Sumber: Mathiassen et al (2000, p176) Gambar 2.6 Aktivitas Architectural Design Jadi tiga langkah yang dilakukan pada tahap architectural design adalah criteria, cmpnent architecture dan prses architecture. Menurut Mathiassen et al (2000, p175), terdapat prinsip utama dalam pembuatan architecture design yaitu: Mendefinisikan dan mempriritaskan kriteria Menjembatani antara kriteria yang dibuat dan technical platfrm Mengevaluasi design awal

42 Criteria Jadi pada langkah awal criteria, akan ditentukan kriteria yang menjadi priritas di dalam sistem yang akan dirancang. Menurut Mathiassen et al (2000, pp177) kriteria bertujuan untuk mengumpulkan prperty dari disain. Sedangkan pengkriteriaan adalah pemilihan prperty dari arsitektur. Terdapat tiga kriteria dasar yang harus dimiliki dalam rancangan yaitu: Usable: kemampuan adaptasi sistem terhadap rganisasinal, pekerjaan yang dilakukan dan knteks teknikal. Flexible: harga yang dikeluarkan untuk memdifikasi sistem yang telah ada Cmprehensible: usaha yang dibutuhkan untuk mendapatkan pengertian lgis dari sistem. Tabel 2.5 Criteria untuk Menentukan Kualitas Sftware Sumber: Mathiassen (2000, p178) Criterin Usable Secure Efficient Crrect Reliable Maintainable Testable Flexible Cmprehensible Reusable Prtable Interperable Ukuran Kemampuan sistem beradaptasi dengan cntext rganisasinal dan teknikal Pencegahan akses ilegal terhadap data dan fasilitas Eksplitasi eknmis dari fasilitas technical platfrm Kesesuaian dengan kebutuhan Fungsi yang dijalankan secara tepat Biaya untuk mencari dan memperbaiki kerusakan sistem Biaya untuk menjamin bahwa sistem melakukan fungsinya Biaya memdifikasi sistem Usaha yang diperlukan untuk memahami sistem Penggunaan bagian dari sistem ke dalam sistem lain yang berkaitan Biaya memindahkan sistem ke technical platfrm lain Biaya pemasangan sistem dengan sistem lain

43 Cmpnent Architecture Pada langkah kedua cmpnent architecture, akan ditentukan struktur sistem dari kmpnen-kmpnen yang berhubungan. Menurut Mathiassen et al (2000, p ) Cmpnent bertujuan untuk menghasilkan struktur sistem yang cmprehensible dan flexible. Sedangkan cmpnent architecture adalah struktur sistem yang tersusun dari kmpnen kmpnen yang saling berhubungan. Cmpnent adalah kumpulan dari bagian prgram yang telah didefinisikan dengan baik tanggung jawabnya. Terdapat tiga pla architecture yaitu : Layered Architecture Pattern, arsitektur yang memiliki beberapa kmpnen yang dirancang dalam bentuk lapisan-lapisan. Layered Architecture Pattern terdapat interface atas dan bawah. interface atas mendeskripsikan perasi yang disediakan leh kmpnen di lapisan atas sementara interface bawah mendeskripsikan perasi yang dapat diakses leh kmpnen dari lapisan dibawahnya. Berikut adalah cnth gambar Layered Architecture Pattern. <<Cmpnent>> Layeri+1 <<Cmpnent>> Layeri <<Cmpnent>> Parti,1 <<Cmpnent>> Parti,2 <<Cmpnent>> Parti,n <<Cmpnent>> Layeri-1 <<Cmpnent>> Parti-1,1 <<Cmpnent>> Parti-2,2 <<Cmpnent>> Parti-n,n Sumber: Mathiassen et al (2000, p194) Gambar 2.7 Layered Architecture Pattern

44 58 Generic Architecture Pattern, arsitektur yang terdiri mdel sistem yang terletak di lapisan paling bawah, diikuti dengan dengan functin diatasnya dan kemudian interface di lapisan teratas. Perangkat teknis bisa diletakkan di bawah mdel dimana perangkat teknis ini terhubung dengan mdel dan interface. Berikut adalah cnth gambar Generic Architecture Patter. Sumber: Mathiassen et al (2000, p196) Gambar 2.8 Generic Architecture Pattern Client-Server Architecture Pattern, architecture ini dikembangkan untuk sistem yang terdistribusi di beberapa area gegrafis yang berbeda.

45 59 Kmpnen dari arsitektur ini mencakup sebuah server dan beberapa klien dimana klien-klien ini menggunakan server secara independent. Berikut adalah cnth gambar Client-Server Architecture Pattern <<Cmpnent>> Client 1 <<Cmpnent>> Client 2 <<Cmpnent>> Client n <<Cmpnent>> Server Sumber: Mathiassen et al (2000, p197) Gambar 2.9 Client Server Architecture Pattern Prses Architecture Langkah ketiga prses architecture, Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk mendefinisikan struktur fisik dari sistem. Menurut Mathiassen et al (2000, pp215) terdapat tiga pla distribusi dari sistem yang menggambarkan struktural fisik sistem, yaitu: Centralized Pattern. Pla ini bekerja dengan cara menyimpan semua data di server pusat dan hanya mengijinkan client untuk mengendalikannya melalui user interface. Semua kebutuhan dan update diimplementasikan sebagai pemanggilan dari client kepada server. Berikut adalah cnth Deplyment Diagram untuk Centralized Pattern.

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Definisi kualitas 3.1.1 Pengertian Kualitas Pengertian kualitas secara tradisinal adalah ketepatan untuk kegunaan. Kualitas secara tradisinal berdasarkan pada ketepatan kegunaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Berdasarkan System Develpment Life Cycle (SDLC) metde waterfall yang digunakan dalam pembuatan aplikasi penentuan harga jual, terdapat beberapa tahapan yang terdiri

Lebih terperinci

Desain Software. Arna Fariza PENS. Rekayasa Perangkat Lunak. Materi. Apakah desain software itu? Apakah modularisasi itu? Model

Desain Software. Arna Fariza PENS. Rekayasa Perangkat Lunak. Materi. Apakah desain software itu? Apakah modularisasi itu? Model Desain Sftware Arna Fariza PENS 1 Materi Apakah desain sftware itu? Apakah mdularisasi itu? Mdel 2 Apakah Desain Sftware itu? Desain adalah prses mengubah persyaratan sistem ke dalam prduk yang lengkap

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS dan PEMBAHASAN 4.1 Prfil Perusahaan PT. Megah Lestar Packind adalah perusahaan yang bergerak di bidang Percetakan kardus yang mulai berdiri sejak 9 Maret 1988 dengan lkasi yang bertempat

Lebih terperinci

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun CHAPTER V Harga menurut Philip Ktler (2001 : 439) ialah sebagai berikut, charged fr a prduct r service. Mre bradly, price is the sum f all the value that cnsumer exchange fr the benefits f having r using.

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL Disusun dan diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasinal (Praktikum) Yang dibimbing leh Rr Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. Disusun Oleh :

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Data dan Informasi. Sistem Informasi. Komponen sistem informasi. Basis data

PENDAHULUAN. Data dan Informasi. Sistem Informasi. Komponen sistem informasi. Basis data UNIVERSITAS UNIVERSAL BATAM 2016 PENDAHULUAN Data dan Infrmasi Data merupakan nilai (value) yang turut merepresentasikan deskripsi dari suatu bjek atau kejadian (event) Infrmasi merupakan hasil dari penglahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER L1 LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri A. Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri 1. Pada lingkup industri

Lebih terperinci

Software Requirement (Persyaratan PL)

Software Requirement (Persyaratan PL) Sftware Requirement ( PL) Arna Fariza 1 Rekayasa Perangkat Lunak Tujuan Memperkenalkan knsep persyaratan user dan sistem Menjelaskan persyaratan fungsinal dan nnfungsinal Menjelaskan bagaimana persyaratan

Lebih terperinci

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Km Abstraks Dalam teri rekayasa perangkat lunak ada 2 jenis prduk perangkat lunak. Prduk generik, yaitu prduk yang dibuat dan ditentukan fungsinalitasnya

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 KOMPUTERISASI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU TERAPAN TELKOM UNIVERSITY

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 KOMPUTERISASI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU TERAPAN TELKOM UNIVERSITY RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 KOMPUTERISASI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU TERAPAN TELKOM UNIVERSITY MATA KULIAH KODE RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER DIREVISI P = 1 Analisis dan Perancangan Sistem

Lebih terperinci

[Summary] Sistem Informasi Perusahaan Chapter 1 & 2

[Summary] Sistem Informasi Perusahaan Chapter 1 & 2 [Summary] Sistem Infrmasi Perusahaan Chapter 1 & 2 CHAPTER 1 PENGANTAR Integrated enterprise infrmatin system: Enterprise (perusahaan): rganisasi yang didirikan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan

Lebih terperinci

MEMBANGUN E-GOVERNMENT

MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1 MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1. Pendahuluan Di era refrmasi ini, kebutuhan masyarakat akan transparansi pelayanan pemerintah sangatlah penting diperhatikan. Perkembangan teknlgi infrmasi menghasilkan titik

Lebih terperinci

Rancang Bangun dan Analisis Decision Support System Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process untuk Penilaian Kinerja Karyawan

Rancang Bangun dan Analisis Decision Support System Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process untuk Penilaian Kinerja Karyawan 91 Rancang Bangun dan Analisis Decisin Supprt System Menggunakan Metde Analytical Hierarchy Prcess untuk Penilaian Kinerja Karyawan Ysep Agus Prant, M.Aziz Muslim dan Rini Nur Hasanah Abstrak - Decisin

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan teknlgi infrmasi khususnya jaringan internet sudah banyak dikenal leh masyarakat secara luas. Penggunaan internet dari tahun ke tahun meningkat di seluruh

Lebih terperinci

DATA & INFORMASI DALAM SISTEM INFORMASI BISNIS ASIH ROHMANI,M.KOM

DATA & INFORMASI DALAM SISTEM INFORMASI BISNIS ASIH ROHMANI,M.KOM DATA & INFORMASI DALAM SISTEM INFORMASI BISNIS ASIH ROHMANI,M.KOM PENGERTIAN DATA Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. PENGERTIAN DATA Data adalah deskripsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang 127 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 4.1 The Task 4.1.1 Purpose Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang dimulai dari pendataan bahan yang baru, bahan masuk yang dimulai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database

Lebih terperinci

Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI Halaman 1 dari Pertemuan 1 1.1 Pengertian Manajemen Pengertian Manajemen menurut Kntz, H. adalah: prses merencanakan, mengrganisir, memimpin dan mengendalikan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IX PERENCANAAN, PENGELOLAAN, DAN EVALUASI USAHA JASA ALAT MESIN PERTANIAN Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. biasa cepat. Menurut data dari jumlah pengguna internet di

BAB 1 PENDAHULUAN. biasa cepat. Menurut data dari  jumlah pengguna internet di 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan internet di Indonesia telah mengalami perkembangan yang luar biasa cepat. Menurut data dari www.internetworldstats.com, jumlah pengguna internet di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Revolusi industri yang terjadi pada tahun 1750, dengan penemuan mesin uap telah menggantikan posisi pekerjaan manual dengan mesin, yang memberikan hasil dramatis. Kemudian

Lebih terperinci

AKURASI DAN MACAM ANGGARAN

AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Pertemuan 6 AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Halaman 1 dari Pertemuan 6 6.1 Ciri ciri dan Penyebab Perkiraan Biaya yang Kurang Akurat Anggaran pryek dihasilkan dari perkiraan biaya kmpnen-kmpnennya dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap usaha yang didirikan dengan orientasi laba (keuntungan) mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap usaha yang didirikan dengan orientasi laba (keuntungan) mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Setiap usaha yang didirikan dengan rientasi laba (keuntungan) mempunyai tujuan untuk mencapai laba (keuntungan) yang ptimal, sehingga kelangsungan hidup badan usaha

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Manajemen

Manajemen Proyek. Manajemen Manajemen Pryek Manajemen Aktivitas yang meliputi perencanaan, pengrganisasian, pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengellaan sumber daya yang dimiliki suatu rganisasi untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB III TEORI PENUNJANG 8 BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Bimbingan dan Penyuluhan Prayitn dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah prses pemberian bantuan yang dilakukan leh rang yang ahli kepada serang atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemilihan Supplier Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan kegiatan strategis terutama apabila supplier tersebut memasok item yang kritis atau akan digunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini terlebih dahulu akan dibahas tentang identifikasi permasalahan, analisis permasalahan, slusi permasalahan dan perancangan sistem dalam rancang bangun

Lebih terperinci

Modul MM (Material Management)

Modul MM (Material Management) KAMPUS IBI KWIK KIAN GIE JAKARTA, MEI 2017 KISI-KISI UAS dan QUIZ SAP SAP Materials Management (SAP-MM) adalah salah satu mdul di SAP ERP yang mendukung prses manajemen/pengellaan material di perusahaan,

Lebih terperinci

Anggaran Berbasis Kinerja

Anggaran Berbasis Kinerja Anggaran Berbasis Kinerja Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, metde penganggaran yang digunakan adalah metda tradisinal atau item line budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan

Lebih terperinci

Konsep Sistem Informasi Manajemen

Konsep Sistem Informasi Manajemen Knsep Sistem Infrmasi Manajemen Sistem Infrmasi Sistem Infrmasi telah menjadi pndasi bagi mdel dan prses bisnis Sistem Infrmasi memungkinkan distribusi pengetahuan: suatu sistem kmunikasi antara manusia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu buku-buku, jurnal, dan sebagainya. Berikut ini dijabarkan teori yang mendasari penelitian. 2.1.Pengertian

Lebih terperinci

Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar

Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar 261 Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar e) Form Historis BB Bulanan Form ini merupakan form yang menampilkan data bahan baku keluar, tetapi data akan dikelompokkan dalam kurun waktu bulanan. Sehingga dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PLN, di ganti menjadi kwh meter digital yang dapat memberikan nilai lebih

BAB I PENDAHULUAN. PLN, di ganti menjadi kwh meter digital yang dapat memberikan nilai lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknlgi selalu berkembang setiap saat, ada saja yang dilakukan manusia untuk memberikan kemudahan pada kehidupan sehari-hari. Salah satu cnth kemudahan

Lebih terperinci

A. IDENTITAS B. DESKRIPSI MATAKULIAH C. TUJUAN MATAKULIAH

A. IDENTITAS B. DESKRIPSI MATAKULIAH C. TUJUAN MATAKULIAH A. IDENTITAS Nama Mata Kuliah : Sistem Infrmasi Akuntansi Kde Mata Kuliah : AKT 207 Tipe : Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) Bbt SKS : 3 SKS / 3 JP Prasyarat : Aplikasi Kmputer Pengantar B. DESKRIPSI

Lebih terperinci

Target dan Rencana Kerja, pasangan yang tidak bisa di pisahkan

Target dan Rencana Kerja, pasangan yang tidak bisa di pisahkan Target dan Rencana Kerja, pasangan yang tidak bisa di pisahkan Dalam beberapa kesempatan training, saya sering menanyakan, apa yang lebih penting: target atau activity plan? Hampir 90% peserta training

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN A. Latar Belakang Saat ini dunia yang kita tempati berada dalam genggaman revlusi teknlgi dan revlusi infrmasi, mulai dari internet, peningkatan kemampuan micrprcessr, kmputer

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Dalam ISO 9000:2005, kualitas didefinisikan sebagai kumpulan dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan

Lebih terperinci

Tugas e-learning 1 Komputer Masyarakat

Tugas e-learning 1 Komputer Masyarakat Materi P2 : Menurut anda : Apa dampak psitif dan negative perkembangan cmputer terhadap anda dan lingkungan pekerjaan anda? Dalam lingkungan pekerjaan saya perkembangan cmputer memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

DESAI EVALU IMPLEM BAB I PENDAHULUAN

DESAI EVALU IMPLEM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Pertemuan ke : 1 Alkasi waktu : 0,5 Jam Kmpetensi dasar : 1. Mahasiswa mampu memahami pentingnya mempelajari perancangan antarmuka pengguna. Indikatr : 1. Menuliskan dan menjelaskan knsep

Lebih terperinci

Bohal K. Simorangkir UTSU Agustus 2013

Bohal K. Simorangkir UTSU Agustus 2013 BASIS DATA I 1 Bhal K. Simrangkir UTSU Agustus 2013 PENDAHULUAN (1) Aplikasi basis data tradisinal merupakan infrmasi yang disimpan dan diakses melalui kumpulan data dalam bentuk data teks maupun numerik.

Lebih terperinci

Kelebihan Architecture layered: memecahkan layer menjadi bagian yang lebih kecil

Kelebihan Architecture layered: memecahkan layer menjadi bagian yang lebih kecil Kisi- kisi BINUS 2011 1. Jelaskan apa yg anda ketahui tentang Good Design? Desain yang baik memiliki sedikit kelemahan utama Sebuah desain yang baik bertujuan untuk mecapai properti yang bagus dan pada

Lebih terperinci

ANALISA REWORK PADA KEGIATAN KONSTRUKSI PROYEK LOW RISE BUILDING DI PAKUWON CITY, SURABAYA TIMUR

ANALISA REWORK PADA KEGIATAN KONSTRUKSI PROYEK LOW RISE BUILDING DI PAKUWON CITY, SURABAYA TIMUR ANALISA REWORK PADA KEGIATAN KONSTRUKSI PROYEK LOW RISE BUILDING DI PAKUWON CITY, SURABAYA TIMUR Handaru Witjaksana dan Tri Jk Wahyu Adi Prgram Studi Magister Manajemen Teknlgi Bidang Keahlian Manajemen

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERHITUNGAN BIAYA ANGKUTAN PADA PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN PT MAHAKAM PRIMA LINTAS

SISTEM INFORMASI PERHITUNGAN BIAYA ANGKUTAN PADA PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN PT MAHAKAM PRIMA LINTAS SISTEM INFORMASI PERHITUNGAN BIAYA ANGKUTAN PADA PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN PT MAHAKAM PRIMA LINTAS Thirafi Firly Ghufran Binus University, Jl Kebn Jeruk Raya N. 27, (021)53696969 Dr. Lim Sanny, S.T.,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi merupakan seperangkat elemen yang saling terhubung atau komponen yang mengumpulkan (input), memanipulasi (proses), menyimpan dan menyebarkan (output)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. aplikasi penjualan perangkat komputer pada CV. Data Baru. Berdasarkan tahaptahap

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. aplikasi penjualan perangkat komputer pada CV. Data Baru. Berdasarkan tahaptahap BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisis dan perancangan aplikasi penjualan perangkat kmputer pada CV. Data Baru. Berdasarkan tahaptahap analisis dan perancangan

Lebih terperinci

PERTEMUAN. Modul I/O. 1. Komponen-komponen Komputer SEPERTI : CENTRAL PROCESSING UNIT MEMORY. memory

PERTEMUAN. Modul I/O. 1. Komponen-komponen Komputer SEPERTI : CENTRAL PROCESSING UNIT MEMORY. memory CPU 1. Kmpnen-kmpnen Kmputer memry PERTEMUAN MAR MBR : Instruksi Instruksi : I/O AR I/O BR Mdul I/O Buffer Data Data 1 2 CENTRAL PROCESSING UNIT CPU umumnya berada dalam kntrl CPU bertukar data dengan

Lebih terperinci

Tujuan 04/07/ :01

Tujuan 04/07/ :01 Sistem Basis Data : Perancangan Perangkat Lunak Tujuan Mahasiswa mampu memahami analisis dan desain model database Mahasiswa paham dan mengerti konsep desain database Mahasiswa mengerti desain arsitektur

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN. cara langsung menemui bagian PPQC (Production Planning and Quality Control)

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN. cara langsung menemui bagian PPQC (Production Planning and Quality Control) BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Analisis Sistem Menganalisa adalah langkah awal dalam merandang dan membuat sistem baru. Langkah pertama yang dilakukan penulis yaitu melakukan bservasi ke lapangan secara

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAJEMENT ( SCM )

SUPPLY CHAIN MANAJEMENT ( SCM ) SUPPLY CHAIN MANAJEMENT ( SCM ) (TUGAS UJIAN TENGAH SEMETER) Disusun leh : Abdillah A.G 08.11.1935 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT Dkumen ini mendefinisikan misi, tujuan, tata kella, dan prinsip-prinsip perasinal Pantau Gambut yang perlu disepakati bersama leh para rganisasi mitra.

Lebih terperinci

STUDI HARMONISASI LOGISTIK INDONESIA Kuesioner Operasi ekspedisi muatan laut petikemas

STUDI HARMONISASI LOGISTIK INDONESIA Kuesioner Operasi ekspedisi muatan laut petikemas STUDI HARMONISASI LOGISTIK INDONESIA Kuesiner Operasi ekspedisi muatan laut petikemas Terima kasih atas partisipasi Anda dalam survei singkat yang akan membantu kami menemukan rintangan dalam 'Rantai paskan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menggunakan model waterfall. Pada model waterfall terdapat tahapan analisis

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menggunakan model waterfall. Pada model waterfall terdapat tahapan analisis BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Pada tahapan ini dilakukan beberapa prses yang berhubungan dengan tahapan awal metde penelitian. Pada metde penelitian yang diambil menggunakan

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PRINSIP AGILE SOFTWARE DEVELOPMENT

LATAR BELAKANG PRINSIP AGILE SOFTWARE DEVELOPMENT LATAR BELAKANG Agile Sftware develpment adalah salah satu metdlgi dalam pengembangan sebuah perangkat lunak. Kata Agile berarti bersifat cepat, ringan, bebas bergerak, waspada. Kata ini digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK. sistem yang ada saat ini pada CV. Rahayu Sentosa. Hasil yang ditemukan dalam

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK. sistem yang ada saat ini pada CV. Rahayu Sentosa. Hasil yang ditemukan dalam BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK 1.1 Analisis Sistem Dalam pengembangan teknlgi dibutuhkan analisis dan perancangan sistem yang ada saat ini pada CV. Rahayu Sentsa. Hasil yang ditemukan dalam analisa sistem

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Analisa-analisa yang penulis telah lakukan pada bab sebelumnya memiliki tujuan untuk dapat memberikan kesimpulan pada bab ini mengenai masalah-masalah yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Pada bab ini akan dibahas tentang tahapan-tahapan yang dilakukan dalam

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Pada bab ini akan dibahas tentang tahapan-tahapan yang dilakukan dalam BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang tahapan-tahapan yang dilakukan dalam merancang dan membangun aplikasi menggunakan knsep System Develpment Life Cycle (SDLC). Tahapan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Dasar Penjadwalan Prduksi Lading dan Scheduling merupakan salah satu pin dalan fungsi dan kegiatan pengawasan prduksi. Pemuatan (Lading) mempunyai

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG INDEPT, Vl, N., Oktber 0 ISSN 087-90 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG Erlian Supriyant.,ST Dsen Tetap Teknik Industri Universitas Nurtani Bandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sering disebut sebagai faktor-faktor produksi, yang terdiri dari material, mesin,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sering disebut sebagai faktor-faktor produksi, yang terdiri dari material, mesin, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam melakukan kegiatan prduksi, ada berbagai faktr yang harus dikella yang sering disebut sebagai faktr-faktr prduksi, yang terdiri dari material, mesin,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN WEB SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PADA IKAPEMTA BATIK. Naskah Publikasi. diajukan oleh. Jeprianto

ANALISIS DAN PERANCANGAN WEB SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PADA IKAPEMTA BATIK. Naskah Publikasi. diajukan oleh. Jeprianto ANALISIS DAN PERANCANGAN WEB SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PADA IKAPEMTA BATIK Naskah Publikasi diajukan leh Jepriant 07.12.2552 kepada JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. menginginkan adanya pelaporan yang dapat dilakukan secara berkala tiap periode.

BAB IV ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. menginginkan adanya pelaporan yang dapat dilakukan secara berkala tiap periode. BAB IV ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Berasarkan hasil survey yang penulis lakukan pada saat kerja praktek di PT Semen Gresik, secara garis besar saat ini pada divisi diklat khususnya seksi perencanaan telah

Lebih terperinci

TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA

TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA Oleh : MOCH AFIF BAHTIYAR NIM : 04113029 PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 1. ALASAN PENDIRIAN USAHA Mendirikan usaha sendiri

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Kerja praktik yang kami laksanakan di PT. Indoberka Investama pada

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Kerja praktik yang kami laksanakan di PT. Indoberka Investama pada BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Kerja praktik yang kami laksanakan di PT. Indberka Investama pada tanggal 11 Juli 2016 s.d 11 Agustus 2016. PT. Indberka Investama merupakan perusahaan nasinal yang bergerak

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. agar pekerjaan jauh lebih efisien serta meminimalisir terjadinya human eror. Untuk

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. agar pekerjaan jauh lebih efisien serta meminimalisir terjadinya human eror. Untuk BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Berdasarkan hasil analisis sistem yang sedang berjalan pada CV. Sinergi Design, prses perhitungan gaji masih menggunakan rumus sendiri sehingga dalam prses pembuatan lapran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap informasi yang dihasilkan berkaitan dengan sumber daya manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap informasi yang dihasilkan berkaitan dengan sumber daya manusia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan memerlukan sumber daya manusia sebagai pelaksana kegiatan operasionalnya yang merupakan penggerak dari perusahaan itu sendiri. Seringkali semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfomansinya agar dapat unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfomansinya agar dapat unggul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknlgi yang semakin maju dan semakin pesat membuat perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfmansinya agar dapat unggul dalam persaingan sekarang

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Infrmatika S1 Object Oriented Analysis and Design Pendahuluan Disusun Oleh: Egia Rsi Subhiyakt, M.Km, M.CS Teknik Infrmatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 AGENDA PERKULIAHAN Kntrak

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, penulis menulis hal-hal yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, penulis menulis hal-hal yang 45 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, penulis menulis hal-hal yang berkaitan dengan ekuitas merek prduk huse brand Giant. Metde pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut merupakan diagram alir yang menggambarkan langkah-langkah dalam melakukan penelitian di PT. Putra Jaya Gemilang.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN STRATEGI BISNIS. Referensi pemikiran Drucker dan implementasinya. kemampuan melihat peluang lainnya

DAFTAR ISI PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN STRATEGI BISNIS. Referensi pemikiran Drucker dan implementasinya. kemampuan melihat peluang lainnya DAFTAR ISI PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN STRATEGI BISNIS P E N D A H U L U A N B A B I APA PENDEKATAN ANDA? Pendekatan inside-ut ataukah utside-in. Referensi pemikiran Drucker dan implementasinya. Satu tujuan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS 1 Rikky Wisnu Nugrha, 2 Romi 1 Program Studi Komputerisasi Akuntansi Politeknik LPKIA 2 Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk

III. METODE PENELITIAN. dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk III. METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Knseptual Identifikasi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap keuntungan dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk dipahami

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peta Proses Operasi Menurut Sritomo (2003,p100) Peta Proses Operasi atau dikenal dengan Operation Chart akan menunjukkan langkah-langkah secara kronologis dari semua operasi inspeksi,

Lebih terperinci

E-Commerce Dimensi e-commerce

E-Commerce Dimensi e-commerce E-Commerce 1 Dimensi e-commerce 2 1 Struktur dan Klasifikasi e-commerce Infrastrukturnya Internet: jaringan global Intranet: jaringan milik perusahaan atau organisasi yang menggunakan teknologi Internet,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan

Lebih terperinci

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN a. Penilaian Praktikum: 1. Penilaian praktikum terdiri dari 2 kelmpk nilai: tugas kelmpk dinilai leh pembimbing asistensi yang bersangkutan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memarkirkan mobilnya di tempat-tempat perparkiran yang cukup sibuk seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. memarkirkan mobilnya di tempat-tempat perparkiran yang cukup sibuk seperti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin banyaknya pemilik mbil di kta besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya akan menimbulkan masalah bagi pemilik mbil untuk memarkirkan mbilnya di tempat-tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara agraris, Indnesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikella dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan

Lebih terperinci

Konsep Basisdata Bab 1

Konsep Basisdata Bab 1 Knsep Basisdata Bab 1 Sebuah Pengantar Pengampu Matakuliah A Didimus Rumpak, M.Si. hp.: 085691055061 dimurumpak@yah.cm 1 Bab Tujuan Identifikasi tujuan dan ruang lingkup buku ini Survei mengapa, apa, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, bertahan dan menjadi yang terdepan dalam dunia bisnis tidaklah mudah, butuh usaha keras, perjuangan serta kemampuan untuk tetap bisa bertahan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Perumusan masalah dan Pengambilan Keputusan Model perumusan masalah dan pengambilan keputusan yanag digunakan dalam skripsi ini dimulai dengan melakukan observasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem aplikasi penjualan dan pembelian pada UD. Tirta Samudra ini

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem aplikasi penjualan dan pembelian pada UD. Tirta Samudra ini BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan analisis dan perancangan sistem aplikasi penjualan dan pembelian pada UD. Tirta Samudra ini menggunakan metde System Develpment

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK. tersebut, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut. di harapkan akan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada.

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK. tersebut, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut. di harapkan akan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK 4.1 Prsedur Kerja Berdasarkan hasil pengamatan dan survey yang dilakukan pada saat kerja praktik di PT. Karana Line, terdapat permasalahan tentang prses penggajian yang menggunakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN IT POLICY. komputer bagi karyawan yang masuk dan karyawan yang keluar serta bagi

LAMPIRAN IT POLICY. komputer bagi karyawan yang masuk dan karyawan yang keluar serta bagi LAMPIRAN IT POLICY Ruang Lingkup IT plicy ini mencakup hal hal seperti: 1. Karyawan baru dan karyawan keluar 2. Penggunaan kmputer 3. Pengendalian akses kntrl 4. Keamanan data 5. Hardware 6. Pengendalian

Lebih terperinci

Rangkuman Bab 14. Pembeli dapat melakukan :

Rangkuman Bab 14. Pembeli dapat melakukan : Rangkuman Bab 14 Memahami Penetapan Harga Harga bukan hanya angka-angka di label harga. Harga mempunyai banyak bentuk-bentuk dan melaksanakan banyak fungsi. Sepanjang sejarah, harga ditetapkan melalui

Lebih terperinci

Technology Solution PENDAHULUAN

Technology Solution PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN INAMO tech merupakan penyedia Jasa Knsultansi dalam bidang Teknlgi Infrmasi yang telah berpengalaman dan diakui sejak tahun 2013 leh perusahaan dari kalangan besar maupun kecil, berasal dari

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. kerja praktek di CV. Sinergi Design adalah melakukan pengenalan terhadap

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. kerja praktek di CV. Sinergi Design adalah melakukan pengenalan terhadap BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Identifikasi Masalah Sebelum melakukan prses analisa, tahapan pertama ketika melakukan kerja praktek di CV. Sinergi Design adalah melakukan pengenalan terhadap perusahaan

Lebih terperinci

BAB 6. Physical Database Design

BAB 6. Physical Database Design BAB 6 Physical Database Design Dalam arsitektur sistem yang ditunjukkan pada Gambar 6 1, kami memiliki satu ETL server, dua server database( berkerumun), dua lapran server( beban seimbang), dan dua OLAP

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, dampak dari internet (baca: teknologi informasi/ti) cukup besar dan mampu merubah wajah bisnis. Dahulu jika ingin membeli sesuatu maka kita harus

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Fakultas Kedkteran Universitas Brawijaya : A : 1. Siti Aminah TSE 2. Segiant Ali 1. Kmentar Umum Pelaksanaan PHK-PKPD leh Fakultas Kedkteran

Lebih terperinci

system) yang elemennya terdiri dari hardware, software dan brainware. Ketiga

system) yang elemennya terdiri dari hardware, software dan brainware. Ketiga PENGETAHUAN DASAR KOMPUTER 1. Knsep Kmputer Dari beberapa pendapat tentang definisi kmputer, maka yang disebut dengan kmputer adalah perangkat elektrnik yang dapat menerima masukan (input), dan selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Yang menjadi dasar evaluasi untuk menjadikan sistem ptimal di prduksi tekstil pada PT. ISTEM adalah dengan menggunakan metde DMAIC. Define

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. praktek ini, baik di dalam memperoleh data, menyelesaikan, dan memecahkan

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. praktek ini, baik di dalam memperoleh data, menyelesaikan, dan memecahkan BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1. Prsedur Kerja Praktek Cara pengumpulan data yang akan digunakan untuk menyelesaikan kerja praktek ini, baik di dalam memperleh data, menyelesaikan, dan memecahkan permasalahan

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT)

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT) MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT) By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Tugas dari manajemen pengadaan adalah menyediakan input,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia teknologi informasi telah berkembang dengan sangat pesat dan terus mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih baik. Dewasa

Lebih terperinci