Topik. Tujuan. Pembuatan sediaan injeksi Thiamin HCl yang dikemas dalam ampul (5
|
|
- Verawati Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Topik Pembuatan sediaan injeksi Thiamin HCl yang dikemas dalam ampul (5 Tujuan 1. Mempelajari pembuatan sediaan steril volume kecil yang dikemas dalam ampul 2. Mempelajari cara perhitungan tonisitas 3. Melakukan sterilisasi alat dan bahan dengan pemanasan basah (otoklaf) dan pemanasan kering (oven) PRAFORMULASI 1. Tinjauan farmakologi bahan obat 1) Indikasi Untuk pengobatan penyakit jantung dan gangguan saluran cerna (Farmakologi & Terapi ed.5.p.773) Pencegahan dan pengobatan berbagai jenis neuritis yang disebabkan defisiensi thiamin/ antineuritikum (FI III, p 599) Menurunkan kadar kolestrol dengan membentuk kompleks yang tidak larut asam empedu (MD 28 p.1639) Untuk pasien defisiensi vitamin B1, seperti beri-beri (MD 34 p.1445) 2) Efek samping Pemberian secara injeksi dapat menimbulkan reaksi 28,p.1639) 3) Kontraindikasi anafilaktik dari ringan sampai shock anafilaktik dan akan meningkat dengan sesaat lewat rute paarenteral dan terjadinya reaksi alergi/ hipersensitivitas (MD 1
2 Injeksi thiamin melalui inta vena tidak diberikan pada pasien beri-beri dengan kerusakan kardiak. (MD 28 th, p 1639) Hipersensitivitas terhadap vitamin B1 dan pada ibu menyusui. (MD 34, p.1445) 2. Tinjau sifat fisikokimia bahan obat 1) Kelarutan 1 : 1 dalam air, 1 : 100 dalam alkohol, 1 : 20 dalam gliserol, larut dalam methyl alkohol, praktis tidak larut dalam aseton, alkohol dehydrat dan eter. (MD 28 th, p.1639) Mudah larut dalam air, larut dalam glycerin, seukar larut dalam etanol,tidak larut dalam eter dan benzen (FI IV,p.784) 2) Stabilitas Terhadap cahaya : Tidak stabil, disimpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya (FI IV,p.785) Mudah teroksidasi oleh cahaya (AHFS 97,p.2818) Terhadap suhu : Tidak stabil pada suhu tinggi,sebaiknya suhu penyimpanan dibawah 40C sekitar 15C-20C (AHFS 97,p.2818) Tidak stabil pada suhu tinggi, melebur pada suhu ± 248C disertai peruraian (FI IV,p.764) Terhadap ph : ph stabil thiamin HCl injeksi 2,5 4,5 (AHFS (97,p.2818) ph stabil ± 4, pada ph 4 kehilangan aktivitasnya, sangat lambat (MD 34,p.1455) Terhadap oksigen : Tidak stabil terhadap udara, mudah terdegradasi (MD34,p.1455) 3) OTT (Inkompatibilitas) (MD 28 th, p 1634) 2
3 FORMULASI Dengan zat atau substansi pengoksidasi dan pereduksi, HgCl₂, iodida karbonat, asetat dan ferri sulfat, asam ionat, ferri ammonium sitrat, OTT dengan Naohenobarbitane. Thiamin HCl dapat dirusak oleh ion logam. OTT dengan riboflavin dalam larutan benzyl penisilin, dekstro injeksi dan zat tambahan dengan kandungan metabisulfat. 4) Cara penggunaan dan dosis Parenteral injeksi : mg/ml (AHFS 97,p.2805) Dosis terapetik : mg/hari peroral dan jika perlu i.m dalam defisiensi diberikan hingga 600 mg/hari (MD 28,p.1639) Dosis profilaksis (oral,im) 5-10 mg/hari; Dosis terapi (oral,im,iv) mg/hari (FI III,p.991) 1. Permasalahan dan penyelesaian 1) Thiamin HCl tidak stabil terhadap cahaya terdegradasi dengan berubah warna. Penyelesaian: dikemas dalam wadah coklat (ampul coklat) 2) Thiamin HCl tidak stabil terhadap udara (teroksidasi) Penyelesaian: disimpan dalam wadah tertutup, kedap udara dan pembuatannya dialiri gas inert (N 2 O 2 ) atau ditambah chelating agent seperti EDTA, senyawa sitrat 3) Thiamin HCl dalam sediaan stabil pada ph 2,7-3,3 tetapi penyelesaian karena tidak sesuai ph cairan tubuh maka ditambah NaCl agar ph isotonis pada ph cairan tubuh 2. Formula yang akan dibuat 1) The Art of Compounding Jenkin s p 219 R / Thiamin HCl 1,8 g Propyl paraben 0,2 g Water pro injection to make 1000 ml 2) Formularium Indonesia ed. 1966, p 98 R / Thiamin HCl 1% NaCl 0,65% 3
4 Air qs ad 100 ml 3) Drug Formulary Manual p 312 Thiamine Hydrochloride Injection each ml contain R / Thiamin HCl 50 mg Phenol 0,5% Thioglycerol 0,35% Usual packing 2 ml ampules Yang dipakai formula nomor 2 tetapi Thiamin HCl 1% dan NaCl menyesuaikan. 3. Perhitungan bobot dan dosis V = ( n + 2) v = ( 2 + 2) x 2,15 = 8,6 ~ 10 ml Kebutuhan NaCl agar isotonis = 0,9 / 100 x 10 ml = 0,09 g = 90 mg Dosis Thiamin HCl 1% = 1 / 100 x 10 ml = 0,1 g = 100 mg Ekivalensi Thiamin HCl 1% dengan NaCl = 0,25 Maka, NaCl yang diperlukan : 0,09 g (0,1x0,25) = 0,065 g = 65 mg 4. Tabel bahan No. Komponen Bahan Berat / Volume Fungsi Cara sterilisasi 1. Thiamin HCl 100 mg Bahan aktif Radiasi 2. NaCl 65 mg Pengisotonis Oven C, Aqua pro injeksi ad 10 ml Pelarut Autoclave C, Cara sterilisai sediaan yang dibuat Autoclave C selama 30 menit (FI III, p 190) PELAKSANAAN A Penyiapan alat No Cara sterilisasi Nama Alat Ukuran Jumlah. dan suhu Waktu 1. Kaca arloji Ø 5 cm 3 Oven C 30 menit 2. Kaca arloji Ø 8 cm 1 Oven C 30 menit 3. Beaker glass 50 ml 2 Oven C 30 menit 4
5 4. Beaker glass 100 ml 2 Oven C 30 menit 5. Erlenmeyer 50 ml 1 Oven C 30 menit 6. Erlenmeyer 100 ml 1 Oven C 30 menit 7. Pengaduk kaca Standard 2 Oven C 30 menit 8. Pinset Standard 4 Oven C 30 menit 9. Tara dan wadah Standard 1 Oven C 30 menit 10. Anak timbangan Standard 1 set Oven C 30 menit Sendok 11. porselen / Standard 1/2 Oven C 30 menit logam 12. Ampul 2 ml 4 Oven C 30 menit 13. Kantong alat Kantong sampah 2 x modul 1 Oven C 30 menit 15. Corong dan kertas saring Ø 5 ml 2 Autoclave C 30 menit 16. Pipet tetes Panjang 4 Autoclave C 30 menit 17. Pipet tetes Pendek 4 Autoclave C 30 menit 18. Gelas ukur 10 ml 2 Autoclave C 30 menit 19. Gelas ukur 25 ml 2 Autoclave C 30 menit 20. Gelas ukur 5 ml 1 Autoclave C 30 menit Aqua pro 21. injection dalam botol tertutup karet 22. Spuit injeksi 3 ml 1 50 ml 1 Autoclave C 15 menit Sudah steril dengan radiasi - B Pencucian, pengeringan, dan pembungkusan alat Pencucian alat 1 Sikat dengan larutan tepol 2 Bilas dengan air kran 3 Semprot dengan uap dan tiriskan 4 Bilas dengan aquadem 5 Bilas dengan air suling yang baru dibuat (steril dan bebas pirogen) 6 Keringkan dengan posisi terbalik dalam oven Pengeringan alat 5
6 1 Keringkan dalam oven dalam keadaan terbalik pada suhu C, tidak boleh terlalu lama kira-kira 15 menit (terutama gelas ukur, bahan yang terbuat dari karet dan plastik) 2 Untuk menghindari debu dapat ditutup dengan kertas yang tembus uap air 3 Wadah kecil harus benar-benar kering Pencucian karet 1 Rendam dalam larutan HCl 2% selama 2 hari 2 Rendam dalam larutan tepol 1% dan Natrium Karbonat 0,5% selama 1 hari 3 Didihkan dalam larutan tersebut selama 15 menit, kemudian bilas dengan aquadest 4 Ulangi dengan larutan yang biru sampai larutan jernih 5 Rendam dalam aquadest (dalam beaker glass yang ditutup kertas perkamen) dan dicuci di autoclave pada suhu C selama 20 menit ( 1 atau 2 kali ) sampai air rendaman jernih Tahap tahap pencucian karet dengan autoclave pada suhu C selama 20 menit adalah sebagai berikut : a Waktu pemanasan : pk ( 1 menit ) b Waktu pengeluaran udara : pk ( 7 menit ) c Waktu menaik : pk ( 10 menit ) d Waktu suhu dipertahankan : pk ( 20 menit ) e Waktu menurun : pk ( 1 menit ) f Wakru pendinginan : pk ( 15 menit ) Proses sterilisasi berlangsung dari : pk ( 54 menit ) 6 Bilas dengan spiritus ( etanol 70% ) air aa sampai jernih 7 Masukkan kantong-kantong perkamen dan disterilkan dalam autoclave Pembungkusan alat Masing masing alat dibungkus dalam kantong perkamen C 1. Sterilisasi alat alat dengan oven pada suhu C selama 30 menit Tahap tahap sterilisasi adalah sebagai berikut : a. Waktu pemanasan : pk (28 menit) b. Waktu kesetimbangan : pk ( 0 menit ) c. Waktu pembinasaan : pk (30 menit) d. Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk ( 0 menit ) e. Waktu pendinginan : pk (15 menit) 6
7 Proses sterilisasi berlangsung dari : pk (73 menit) 2 Sterilisasi alat alat dengan autoclave pada suhu C selama 30 menit Tahap tahap sterilisasi adalah sebagai berikut : a Waktu pemanasan : pk ( 9 menit ) b Waktu pengeluaran udara : pk (14 menit) c Waktu menaik : pk ( 4 menit ) d Waktu kesetimbangan : pk ( 0 menit ) e Waktu pembinasaan : pk (30 menit) f. Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk ( 0 menit ) g. Waktu menurun : pk ( 6 menit ) h. Waktu pendinginan : pk (15 menit) Proses sterilisasi berlangsung dari : pk (78 menit) 3 Sterilisasi pelarut aqua pro injection dengan autoclave pada suhu C selama 15 menit Tahap tahap sterilisasi adalah sebagai berikut : a Waktu pemanasan : pk ( 1 menit ) b Waktu pengeluaran udara : pk ( 7 menit ) c Waktu menaik : pk ( 7 menit ) d Waktu kesetimbangan : pk (20 menit) e Waktu pembinasaan : pk (15 menit) f Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk (10 menit) g Waktu menurun : pk ( 4 menit ) h Waktu pendinginan : pk (15 menit) Proses sterilisasi berlangsung dari : pk (79 menit) D Cara Kerja 1 Bersihkan (semprot) meja dengan alkohol 70%, lap dengan kasa steril 2 Nyalakan api spiritus 3 Tara kaca arloji, timbang Thiamin HCl 100 mg (kelarutan dalam air 1 : 1, MD 34 th p.1455) 4 Ukur pelarut aqua pro injection sebanyak 2 ml dengan gelas ukur 10 ml aduk ad larut di beaker glass 50 ml 6 Tara kaca rloji, timbang NaCl 65 mg (kelarutan NaCl 1 : 3, MD 28, p.635) 7
8 7 Diukur aqua pro injection 3 ml dengan gelas ukur 10 ml aduk ad larut di beaker glass 50 ml aduk ad homogen di beaker glass 50 ml + aqua pro injection 3 ml 10 Cek ph dengan indikator universal, ambil sedikit dengan pengaduk, kemudian oleskan pada indikator ph = 4 (Hasil pengamatan ph = 4) 11 9 dipindah ke gelas ukur 10 ml, ditambah aqua pro injection ad 10 ml disaring dengan membran filter, 0,8µm (kertas saring + corong), tampung dalam erlenmeyer 50 ml 13 Pindahkan ke beaker glass 100 ml dimasukkan ke dalam ampul sebanyak 2,15 ml dengan spuit injeksi 3 ml dari beaker glass 100 ml, masukkan sediaan ke dalam ampul 15 Dorong jarum suntik injeksi lurus sampai dasar ampul supaya tidak ada larutan yang menempel di dinding ampul, karena pada saat pemanasan untuk menyegel sediaan dapat terbentuk bintik-bintik hitam (seperti arang) disebabkan karena ada reaksi pemanasan 16 Ampul ditutup dengan metode pull seal (segel tank) a Panaskan leher ampul dengan api bunsen sampai kemerahan b Lalu ujung ampul tersebut ditartik dengan pinset hingga mulut ampul tertutup rapat 17 Lakukan perlakuan sampai ampul ke-4 18 Lakukan tes uji kebocoran sekaligus sterilisasi sediaan a Letakkan ampul dalam posisi terbalik pada beaker glass yang telah b dialasi kasa steril, lalu tutup mulut beaker glass dengan kertas perkamen 2 rangkap dan diikat dengan tali Sterilisasi autoclave C selama 30 menit (Hasil uji = dari 4 ampul yang dibuat 1 ampul bocor) 19 Pilih 2 ampul yang tidak bocor dari 4 ampul yang sudah dibuat 20 Beri etiket, masukkan ke dalam wadah sekunder Sterilisasi akhir sediaan Thiamin HCl 0,5% selama 30 menit pada suhu C. Tahap tahap sterilisasi adalah sebagai berikut : a Waktu pemanasan : pk ( 1 menit ) b Waktu pengeluaran udara : pk ( 7 menit ) c Waktu menaik : pk ( 3 menit ) d Waktu kesetimbangan : pk (10 menit) 8
9 e Waktu pembinasaan : pk (30 menit) f Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk ( 5 menit ) g Waktu menurun : pk ( 3 menit ) h Waktu pendinginan : pk (15 menit) Proses sterilisasi berlangsung dari : pk (74 menit) PEMBAHASAN Hasil dari praktikum yang kami lakukan belum memenuhi syarat untuk diproduksi, karena hasil sediaan yang ada belum memenuhi seluruh persyaratan evaluasi sediaan steril seperti: uji sterilitas, uji pirogen, uji keseragaman bobot/ volume, uji penyesuaian tonisitas, maupun penetapan kadar bahan aktif. Evaluasi sediaan steril yang kami lakukan hanya uji kebocoran, uji kejernihan warna dan uji ph saja. Hal ini menyatakan bahwa sediaan ini belum layak edar. Pada pembuatan sediaan steril ini, kami mengalami beberapa hambatan yaitu beberapa alat seperti kaca arloji, sumbat karet, dsb harus dipegang menggunakan pinset namun pada prakteknya kami terkadang lalai dengan memegang sumbat dan kaca arloji dengan tangan sehingga dengan kata lain jaminan sterilitas dari sediaan yang kami buat kurang baik. Selain itu terdapat gelembung udara kecil yang sangat sulit untuk dihilangkan di spuit injeksi. Hal tersebut menyebabkan volume yang masuk kedalam ampul berkurang sesuai volume udara yang ada pada spuit injeksi. Selain itu, volume yang kami buat untuk 4 ampul terlalu mepet sehingga volume pada ampul terakhir kurang dari seharusnya. Lalu pada proses pembakaran (api bunsen) ujung dari ampul dengan bantuan pinset untuk menutup ujung ampul masih mengalami keragu-raguan sehingga bentuk tutup ampulnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Setelah ampul yang berisi sediaan tertutup dengan baik semua alat, sisa bahan, dan sediaan dipindahkan ke ruang tiga melalui pass box. Diruang tiga sediaan yg sudah tertutup baik dilakukan sterilisasi akhir sediaan dengan autoclave pada suhu 115 o C selama 30 menit, namun setelah proses sterilisasi akhir sediaan berakhir didapatkan satu dari empat ampul yang kami buat bocor pada ujung atasnya hal tersebut mungkin dikarenakan proses pembakaran tutup ampul yang kurang baik dan didukung dengan tingginya suhu di dalam autoclave sehingga dinding ampul tidak mampu menahan. Lalu dari ketiga ampul kami pilih 9
10 dua yang terbaik yaitu ampul yang berisi volume sesuai dengan ketentuan dan ampul yang tidak bocor lalu ampul diberi label dan dimasukkan ke dalam wadah sekunder yang sudah disediakan sebelumnya. Dari proses awal hingga akhir berakhir cukup tepat waktu sehingga tidak dibutuhkan tambahan waktu lagi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan: Sediaan Injeksi Thiamin HCl THIM B1 belum layak diproduksi dalam skala industri karena belum memenuhi seluruh persyaratan kelayakan produksi. Saran : Kantong-kantong alat sebaiknya sudah dipersiapkan sebelum praktikum sehingga dapat menghemat waktu yang ada dan dapat segera dilakukan proses sterilisasi karena proses sterilisasi memerlukan waktu yang cukup lama. Proses pengeringan alat-alat jangan terlalu lama terutama pada alat-alat yang memiliki skala karena dikhawatirkan alat dapat memuai sehingga skala menjadi tidak tepat Operator sebaiknya dapat mengoperasikan alat dengan tepat dan selalu memperhatikan waktu sterilisasi sehingga proses sterilisasi berlangsung sesuai dengan waktu ditentukan WADAH Ampul 2 ml (putih bening) tertutup rapat terlindung cahaya (wadah primer) + etiket (label) + kemasan luar ampul THIM B1 (wadah sekunder) LABEL & BROSUR Brosur 10
11 Komposisi Thiamin HCl 1% THIM B1 Injeksi Indikasi Mengatasi defisiensi Vitamin B1, Sindrom Wernicke-Korsakoff Kontra indikasi Hipersensitivitas terhadap thiamin, pada ibu hamil, dan menyusui Dosis dosis terapi : mg/hari dosis profilaksis : 2-5 mg/hari Isi 2 2 ml Harus dengan resep dokter Simpan di tempat tertutup rapat, terlindung cahaya No Reg : Batch No : Mgf NO : 9 Oktober 2013 Exp Date : 9 Oktober 2017 PT Jaydenss Farma Surabaya-Indonesia Label THIM B1 INJEK No Reg : Batch No : Mgf NO : 9 Oktober 2013 Exp Date : 9 Oktober 2017 Netto : 2 ml Ster PT Jaydenss Farma Wadah Sekunder 11
12 Indikasi: Mengatasi defisiensi Vitamin B1, Sindrom Wernicke Korsakof Injeksi PT JAYDENSS FARMA SURABAYA-INDONESIA Thiamin HCl 1% Harus dengan resep dokter isi: 2 Injeksi PT JAYDENSS FARMA SURABAYA-INDONESIA Thiamin HCl 1% Harus dengan resep dokter isi: 2 ampul@ 2 ml Kontra Indikasi: hipersensitivitas terhadap thiamin, pada ibu hamil dan menyusui 12
LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4%
LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4% Di susun oleh: Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.0064 Tgl. Pratikum : 28 Oktober-4 November 2010 LABORATORIUM TEKNOLOGI
Lebih terperinciLaporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril. Injeksi Atropin Sulfas
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril Injeksi Atropin Sulfas Disusun Oleh : Sela Dwi Agraini (P2.31.39.013.089) Siti Nur Fathimah (P2.31.39.013.090) Sutera Apriani (P2.31.39.013.091) Tri Murtiani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana praformulasi injeksi Difenhidramin HCl? Bagaimana formulasi injeksi Difenhidramin HCl?
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan
Lebih terperinciNama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.
Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Cara menggunakannya adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkandengan lap. Kemudian dimasukkan larutan
Lebih terperinciNama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.
Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk Cara nya Pembersihan sangat mengencerkan suatu larutan. adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu disarankan busa / dikeringkandengan lap.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya. Pelaksanaan
Lebih terperinciI. SYARAT-SYARAT PEMBAWA/PELARUT HARUS INERT SECARA FARMAKOLOGI DAPAT DITERIMA DAN DISERAP DENGAN BAIK OLEH TUBUH TIDAK TOKSIS DALAM JUMLAH YANG DISUN
Pembawa, Syarat dan Evaluasi Obat Suntik Oleh : Dra. Nazliniwaty, M.Si., Apt. I. SYARAT-SYARAT PEMBAWA/PELARUT HARUS INERT SECARA FARMAKOLOGI DAPAT DITERIMA DAN DISERAP DENGAN BAIK OLEH TUBUH TIDAK TOKSIS
Lebih terperinci1. Ketelitian dan kebersihan dalam penyiapan larutan.
I. Tujuan Praktikum 1. Untuk mengetahui pembuatan sediaan steril 2. Untuk menghitung isotonis suatu sediaan steril 3. Untuk mengevaluasi sediaan steril II. Dasar Teori Larutan mata steril adalah steril
Lebih terperinciMODUL I Pembuatan Larutan
MODUL I Pembuatan Larutan I. Tujuan percobaan - Membuat larutan dengan metode pelarutan padatan. - Melakukan pengenceran larutan dengan konsentrasi tinggi untuk mendapatkan larutan yang diperlukan dengan
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian
14 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Oven 1 2. Hydraulic Press 1 3. Kain saring 4 4. Wadah kacang kenari ketika di oven 1 5.
Lebih terperinciPENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN UNTUK PARAMETER MIKROBIOLOGI, PENGIRIMAN, PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN SAKRIANI
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN UNTUK PARAMETER MIKROBIOLOGI, PENGIRIMAN, PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN SAKRIANI Penularan Penyakit Melalui Makanan Sumber Kontaminasi:penjamah makanan Bakteri
Lebih terperinciLAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II. SEDIAAN INJEKSI RINGER LAKTAT R~en~L. Di susun oleh: : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.
LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI RINGER LAKTAT R~en~L Di susun oleh: Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.0064 LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI AKADEMI FARMASI THERESIANA SEMARANG
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu pemberian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu pemberian zat pengatur tumbuh 2,4-D (1
Lebih terperinciSEDIAAN INJEKSI (PARENTERAL)
BAB II SEDIAAN INJEKSI (PARENTERAL) PENDAHULUAN Setelah mahasiswa mengikuti kuliah bab II yang diberikan pada pertemuan kedua dan ketiga, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan komponen, prinsip pembuatan,
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
34 LAMPIRAN 35 Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) Sampel Air 1 ml MnSO 4 1 ml KOH-KI Dikocok Didiamkan Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2 SO 4 Dikocok
Lebih terperinciLaporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3
Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 I. Waktu / Tempat Praktikum : Rabu,15 Februari 2012 / Lab Kimia Jur. Analis
Lebih terperinciPercobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM
Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM TUJUAN Mengetahui cara membersihkan, mengeringkan dan menggunakan berbagai alat gelas yang digunakan di laboratorium kimia. Mengatur nyala pembakar Bunsen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal (1211702067) Biologi 3 B Kelompok 6 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Rion Viscotester Model VT-04F). Sebelum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Obat suntik didefinisikan secara luas sebagai sediaan steril bebas pirogen yang dimaksudkan untuk diberikan secara parenteral. Istilah parenteral seperti yang umum
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan antara lain : oven, autoklap, ph meter, spatula, saringan, shaker waterbath,
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )
41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO
Lebih terperinciBlanching. Pembuangan sisa kulit ari
BAB V METODOLOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Press Hidrolik 5.1.1 Prosedur Pembuatan Minyak Kedelai Proses pendahuluan Blanching Pengeringan Pembuangan sisa kulit ari pengepresan 5.1.2 Alat yang Digunakan
Lebih terperinciFORMULASI SEDIAAN STERIL INJEKSI ASAM ASKORBAT DALAM PENGEMAS VIAL
FORMULASI SEDIAAN STERIL INJEKSI ASAM ASKORBAT DALAM PENGEMAS VIAL Alfiddah Rossa Herlambang, Muhammad Ridwan, Rae Resta Lestari, Rismawati Simangunsong Program Studi Farmasi, Fakultas Matematikadan Ilmu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama, konsentrasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana
Lebih terperinciJURNAL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERTANIAN. PENGENALAN ALAT Dan STERILISASI ALAT : MHD FADLI NST NIM : : AGROEKOTEKNOLOGI
JURNAL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERTANIAN PENGENALAN ALAT Dan STERILISASI ALAT O L E H NAMA : MHD FADLI NST NIM : 1109008817 PRODI GROUP : AGROEKOTEKNOLOGI : A LABORATORIUM MIKROBIOLOGI PERTANIAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.
1 BAB V METODOLOGI 5.1 Bahan-bahan dan Alat yang Digunakan 5.1.1 Alat yang digunakan : No. Alat Ukuran Jumlah 1. Digester - 1 Buah 2. Pengaduk - 1 Buah 3. Kertas PH - Secukupnya 4. Gunting - 1 Buah 5.
Lebih terperinciIII. TANGGUNG JAWAB 1...yang bertanggung jawab atas pelaksanaan prosedur tetap ini. 2.. selaku supervisor dalam pelaksanaan prosedur tetap ini.
1 Halaman : 1 dari 11 1 okt 10 I. TUJUAN Untuk memberikan panduan tata cara pembuatan sediaan tetes telinga dan mengetahui area kerja pembuatan. II. FORMULATION 1. Formula Standar Tiap 100 ml mengandung
Lebih terperinciBeberapa Alat dalam Laboratorium Beserta Fungsinya
Chemistry is amazing Beberapa Alat dalam Laboratorium Beserta Fungsinya Alat Fungsi Tempat membuat larutan. Dalam membuat larutan erlenmeyer yang selalu digunakan. Erlenmeyer Untuk destilasi larutan. Pada
Lebih terperinciII. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.
6 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi 1.1.1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ubi jalar varietas cilembu, ubi jalar varietas sukuh,
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian
BAB V METODOLOGI Penelitian ini akan dilakukan 2 tahap, yaitu : Tahap I : Tahap perlakuan awal (pretreatment step) Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksperimental. Sepuluh sampel mie basah diuji secara kualitatif untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciSterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih
Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora. Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara
Lebih terperinciin. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan
in. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan Balai Penelitian Sei Putih Medan Sumatra Utara. Penelitian ini dilaksanakan selama 4
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas
III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dimulai pada bulan April
Lebih terperinciBatasan Partikel partikulat Kelebihan pengisian
Batasan Partikel partikulat Kelebihan pengisian BATASAN Menurut USP, larutan parenteral volume kecil (SVP) adalah injeksi yang menurut label pada kemasan, bervolume 100 ml atau kurang Termasuk ke dalam
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2011 di Laboratorium Mikrobiologi, Pasca Panen dan Teknologi Proses Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) varietas Dewata F1
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2012 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi,
Lebih terperinciSelain itu, menyimpan peralatan gelas dalam keadaan kotor, atau dari hasil pencucian yang tidak/kurang bersih akan menyukarkan proses pencucian atau
Di laboratorium, kegiatan pencucian, umumnya ditujukan pada peralatan/instrumen, atau benda lainnya yang terbuat dari gelas. Pengetahuan tentang sifat dari suatu bahan atau zat (seperti daya larut di dalam
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Tabel 5. Alat yang Digunakan No. Nama Alat Ukuran Jumlah 1. Baskom - 3 2. Nampan - 4 3. Timbangan - 1 4. Beaker glass 100ml,
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.
BAB 3 METODE PERCOBAAN Pada analisis yang dilakukan terhadap penentuan kadar dari beberapa parameter pada limbah cair pengolahan kelapa sawit menggunakan beberapa perbedaan alat dan metode, adapun beberapa
Lebih terperinciLAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL Kelompok : 5 Nama : 1. Ike Nofa Okfrianty (30509022) 2. Indri Elsyd (30509023) 3. Lies Istiqomah (30509024) 4. Maya Oktaviani (30509025) Tanggal praktikum
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Alat utama yang digunakan dalam penelitian pembuatan pulp ini adalah digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :
BAB III METODOLOGI III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah : III.1.1 Pembuatan Ekstrak Alat 1. Loyang ukuran (40 x 60) cm 7. Kompor
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011
Lebih terperinciPenelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)
BAB V METODOLOGI 5.1. Pengujian Kinerja Alat yang digunakan Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step) 1. Menimbang Variabel 1 s.d 5 masing-masing
Lebih terperinciCABE GILING DALAM KEMASAN
CABE GILING DALAM KEMASAN 1. PENDAHULUAN Cabe giling adalah hasil penggilingan cabe segar, dengan atau tanpa bahan pengawet. Umumnya cabe giling diberi garam sampai konsentrasi 20 %, bahkan ada mencapai
Lebih terperinciPRODUKSI FARMASI di RUMAH SAKIT
PRODUKSI FARMASI di RUMAH SAKIT Kuliah : FARMASI RUMAH SAKIT Heru Sasongko, M.Sc,.,Apt. Pustaka : IFRS RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA PRODUKSI FARMASI : Merupakan kegiatan membuat, merubah bentuk dan me-ngemas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana
38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Lebih terperinciBasic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar
Basic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar Memanaskan menyaring meneteskan larutan ke dalam tabung reaksi Memastikan kesempurnaan endapan mengocok larutan melarutkan Memilih wadah untuk menimbang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B
Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang
Lebih terperinciSterilisasi dan Pembuatan Medium
MODUL 2 Sterilisasi dan Pembuatan Medium POKOK BAHASAN : 1. Sterilisasi alat, medium/bahan, dan area kerja 2. Pembuatan medium tumbuh bakteri TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Mengenal persiapan dan pengerjaan teknik
Lebih terperinciModul l Modul 2 Modul 3
v B Tinjauan Praktikum iokimia merupakan bagian ilmu kimia yang berhubungan dengan makhluk hidup. Dalam biokimia dibahas organisme hidup yang merupakan sekumpulan molekul organik yang berinteraksi dengan
Lebih terperinciEmisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri
Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. 3.2 Desain Penelitian Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian ini, dibuat suatu desain penelitian
Lebih terperinciKETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM
KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM Oleh : Dewi Agustin ACC 113 028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PALANGKARAYA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium terpadu Kultur jaringan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai bulan Agustus 2016 di Laboratorium terpadu Kultur jaringan Fakultas Sains dan Teknologi,
Lebih terperinciOTC (OVER THE COUNTER DRUGS)
OTC (OVER THE COUNTER DRUGS) Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari limbah cair tapioka dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak. Nata yang dihasilkan kemudian
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen
18 BAB V METODOLOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Press Hidrolik 5.1.1 Prosedur Pembuatan Minyak Wijen Biji Wijen Pembersihan Biji Wijen Pengovenan Pengepresan Pemisahan Minyak biji wijen Bungkil biji wijen
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan bahan yang digunakan 5.1.1 Alat Tabel 4. Alat yang digunakan No. Alat Ukuran Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 5.1.2 Bahan Sendok Pipet
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga
Lebih terperinciBab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen
21 Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan di Bab I. Dalam penelitian ini digunakan 2 pendekatan, yaitu eksperimen dan telaah pustaka.
Lebih terperinciBab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat
Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan
Lebih terperinciBAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:
BAB V METODELOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi: 1. Analisa Fisik: A. Volume B. Warna C. Kadar Air D. Rendemen E. Densitas
Lebih terperinciPERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik
PERMANGANOMETRI A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik B. TUJUAN Menentukan normalitas KMnO 4 sesungguhnya. C. DASAR TEORI Permanganometri merupakan
Lebih terperinciPEMBAGIAN SEDIAAN CAIR PER ORAL : ORAL : TOPIKAL : PARENTERAL : KHUSUS :
LARUTAN OBAT TETES PEMBAGIAN SEDIAAN CAIR PER ORAL : ORAL : TOPIKAL : PARENTERAL : KHUSUS : LARUTAN Adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, terdispersi secara molekuler
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu 1. Analisa Proksimat a. Kadar Air (AOAC 1999) Sampel sebanyak 2 g ditimbang dan ditaruh di dalam cawan aluminium yang telah diketahui
Lebih terperinciOLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional
OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2010 Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK Waktu 150 menit Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian adalah penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten Purbalingga.
Lebih terperinciLAMPIRAN C GAMBAR DAN DIAGRAM ALIR
LAMPIRAN C GAMBAR DAN DIAGRAM ALIR C.1. Lokasi Pengambilan Rumput Ilalang Gambar C.1. Lokasi Tempat Pengambilan Rumput Ilalang C.2. Bahan Baku (Rumput Ilalang) Gambar C.2. Bahan Baku (Rumput Ilalang) 71
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini diawali dengan mensintesis selulosa asetat dengan nisbah selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor yang pertama
Lebih terperinciG O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup
SNI 01-5009.12-2001 G O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup Standar ini menetapkan istilah dan definisi, syarat mutu, cara uji, pengemasan dan penandaan gondorukem, sebagai pedoman pengujian gondorukem yang
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 di kandang percobaan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap :
18 BAB V METODOLOGI 5.1 Rancangan Percobaan Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap : Tahap I Tahap II Tahap III : Analisa terhadap bahan dasar : Pemasakan dengan proses soda : Analisa
Lebih terperinciEmisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer
Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013. Ikan teri (Stolephorus sp) asin kering yang dijadikan sampel berasal dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit singkong dengan penggunaan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau atau tauge. Nata yang
Lebih terperinciPreparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.
Preparasi Sampel Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Penarikan Sampel (Sampling) Tujuan sampling : mengambil sampel yang representatif untuk penyelidikan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada November 2014 sampai April 2015. 3.2 Metode Penelitian
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Lada hitam. Badan Standardisasi Nasional ICS
SNI 01-0005-1995 Standar Nasional Indonesia Lada hitam ICS Badan Standardisasi Nasional i SNI 01 0005-1995 Daftar Isi 1. Ruang lingkup... 2 2. Acuan Normatif... 2 3. Istilah dan definisi... 2 4. Klasifikasi/penggolongan...
Lebih terperinciPenetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O Dody H. Dwi Tiara Tanjung Laode F. Nidya Denaya Tembaga dalam bahasa latin yaitu Cuprum, dalam bahasa Inggris yaitu Copper adalah unsur kimia yang mempunyai simbol
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:
BAB V METODOLOGI Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: Tahap : Tahap Perlakuan Awal ( Pretreatment ) Pada tahap ini, biji pepaya dibersihkan dan dioven pada suhu dan waktu sesuai variabel.
Lebih terperinciTEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis. - Sampel harus representatif atau mewakili data - Sampel harus segera diproses agar tidak terjadi kerusakan - Timbangan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertempat di laboratorium kimia kedokteran
Lebih terperinciAtas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
Lampiran 1. Lembar Uji Hedonik Nama : Usia : Pekerjaan : Pengujian organoleptik dilakukan terhadap warna, aroma, rasa dan kekentalan yoghurt dengan metoda uji kesukaan/hedonik. Skala hedonik yang digunakan
Lebih terperinciPetunjuk Praktikum Mikrobiologi. Disusun Oleh : Drs. Ali Kusrijadi, M.Si.
Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Disusun Oleh : Drs. Ali Kusrijadi, M.Si. Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UPI Praktikum Mikrobiologi Page 1 Tata Tertib
Lebih terperinci