PENGARUH TAHUN AJARAN. Disusun Oleh: A FAKULTA

Transkripsi

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI PADA KELOMPOK B DI TK PERTIWI, KARANGMOJO, KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: NURI RACHMAWATI A FAKULTA S KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

2 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. A Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura Telp (0271) Fax : Surakarta SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama : Dr. Darsinah, SE, M. Si. (Pembimbing) Jabatan/ Pangkat/ Gol : Lektor Kepala/ IVa Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa : Nama : NURI RACHMAWATI NIM : A Program Studi : Pendidikan Anak Usia Dini Judul Skripsi : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL ANAKUSIA DINI PADA KELOMPOK B DI TK PERTIWI, KARANGMOJO, KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. Surakarta, 17 Juli 2013 Pembimbing Dr. Darsinah, SE, M. Si. NIK. 355

3 ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL ANAKUSIA DINI PADA KELOMPOK B DI TK PERTIWI, KARANGMOJO, KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 Nuri Rachmawati, A , Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 60 halaman Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap perkembangan social anak usia dini pada anak kelompok B di TK Pertiwi I Karangmojo, Tasikmadu, Karanganyar tahun ajaran Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis metode pre eksperimental design yaitu one-group pretest-posttest design. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B di TK Pertiwi Karangmojo, Tasikmadu, Karanganyar. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah dengan uji paired sample t test dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Pengujian paired sample t test terhadap hasil posttest menghasilkan nilai t hitung t tabel yaitu yang berada pada Ho ditolak dengan probabilitas sebesar 0,000 < α 0,05. Berdasarkan hasil ini, maka keputusan hasil uji hipotesisnya adalah menolak Ho yang berarti bahwa ada pengaruh Pembelajaran kooperatif terhadap perkembangan sosial pada anak kelompok B di TK Pertiwi I Karangmojo, Tasikmadu, Karanganyar tahun ajaran Kata kunci: model pembelajaran kooparatif, perkembangan sosial

4 PENDAHULUAN Anak usia TK adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dari dunia dan karakteristik orang dewasa. Anak sangat aktif, dinamis, antusias dan hampir selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya serta seolah-olah tak pernah berhenti untuk belajar. Selain karakteristik anak usia TK seperti yang diungkapkan di atas, ternyata ditemukan berbagai pandangan para ahli pendidikan yang cenderung berubah dalam memandang anak. Ada yang memandang anak sebagai makhluk yang sudah terbentuk oleh bawaannya, dan ada pula yang memandang anak sebagai makhluk yang dibentuk oleh lingkungannya, ada pula yang menganggap anak sebagai miniatur orang dewasa, atau yang memandang anak sebagai individu yang berbeda total dari orang dewasa. Oleh karena itu perlu adanya suatu model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas perkembangan belajar siswa. Salah satu bidang yang harus ditingkatkan kualitasnya adalah perkembangan sosial anak. Hubungan sosial anak-anak merupakan aspek inti perkembangan dini. Perkembangan sosial anak diperkirakan mengembangkan perasaan positif dan keakraban dengan orang yang sering menjadi sumber kesenangan, yaitu mereka yang suka menghibur, bermain bersama atau yang dapat mengurangi rasa sakit, dingin, lapar, dan tekanan psikologis lainnya. Perkembangan sosial anak dapat dilihat dari tingkatan kemampuannya dalam berhubungan dengan orang lain dan menjadi anggota masyarakat sosial yang produktif. Hal ini mencakup bagaimana seorang anak belajar untuk memiliki suatu kepercayaan terhadap perilakunya dan hubungan sosialnya. Perkembangan sosial meliputi Kompetensi Sosial (kemampuan untuk bermanfaat bagi lingkungan sosialnya), Kemampuan Sosial (perilaku yang digunakan dalam situasi sosial), Pengamatan Sosial (memahami pikiran-pikiran, niat, dan perilaku diri sendiri maupun orang lain), Perilaku Prososial (sikap berbagi, menolong, bekerjasama, empati, menghibur, meyakinkan {reassure = to make somebody feel less anxious or worried}, bertahan, dan menguatkan orang lain), Perolehan nilai dan moral

5 (perkembangan standar untuk memutuskan mana yang benar atau salah, kemampuan untuk memperhatikan keutuhan dan kesejahteraan orang lain). Model pembelajaran kooperatif dalam penelititian ini dibatasi pada model pembelajaran kooperatif jenis jigsaw dan Perkembangan sosial dibatasi pada bersikap kooperatif dengan teman dan menunjukan sikap toleran. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang signifikan dari pembelajaran kooperatif terhadap perkembangan sosial anak kelompok B TK Pertiwi I Karangmojo, Tasikmadu, Karanganyar Tahun Ajaran Bermula dari latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengembangkan sikap sosial anak. Perkembangan secara sederhana menurut Seifert & Hoffnug dalam Desmita (2009:4) didefinisikan sebagai long-tern changes in a person s growth, feelings, patterns of thingking, social releationships, and motor skills. Syamsudin (1995:105) mengungkapkan bahwa sosialisasi adalah proses belajar untuk menjadi makluk sosial. Dengan demikian dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan sosial adalah serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan, dan belajar. Adapun indikator-indikator perkembangan sosial kelompok B (5-6 tahun) menurut (kurikulum TK, 2010): 1) Bekerjasama menyelesaikan tugas 2) Menerima kritik dan saran 3) Bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan 4) Berani bertanya dan menjawab 5) Mau mengemukakan pendapat secara sederhana 6) Mengambil keputusan secara sederhana Dalam mengembangkan sikap sosial anak dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan model pembelajaran kooperatif jenis jigsaw. Lie, (1993:73) dalam Isjoni (2009:77) model pembelajaran jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik beratkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil.

6 Adapun langkah-langkah pembelajaran jigsaw menurut Isjoni (2012:77) adalah sebagai berikut: 1) Guru membagi suatu kelas menjadi empat kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4 6 anak dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2) Guru menjelaskan model pembelajaran jigsaw pada anak. 3) Guru membagikan kartu gambar untuk dipelajari, anak membaca kartu gambar untuk menggali informasi. Anak memperoleh topik-topik permasalahan untuk di baca sehingga mendapatkan informasi dari permasalahan tersebut. 4) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual. 5) Guru memberi waktu pada anak untuk berdiskusi. Anak yang telah mendapatkan topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok atau disebut dengan kelompok ahli untuk membicarakan topik permasalahan tersebut. 6) Guru meminta setiap kelompok untuk melaporkan hasil diskusi. Kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan dari hasil yang didapat dari diskusi kelompok ahli. 7) Guru memberikan kuis mencakup semua pembelajaran yang sudah didiskusikan tadi. 8) Guru menghitung skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok. Ada beberapa manfaat dari pembelajaran jigsaw menurut Isjoni, (2009:23) adalah sebagai berikut: 1) Mampu mengembangkan aspek moralitas dan interaksi sosial peserta didik. 2) Mampu mempersiapkan siswa untuk belajar bagaimana caranya mendapatkan berbagai pengetahuan dan informasi sendiri, baik dari guru, teman, bahanbahan pelajaran ataupun sumber-sumber belajar. 3) Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat bekerjasama dengan orang lain dalam sebuah tim.

7 4) Dapat membentuk pribadi yang terbuka dan menerima perbedaan yang terjadi karena dalam pembelajaran jigsaw, kerjasama yang dilakukan tidak memandang perbedaan ras, agama ataupun status sosial. 5) Membiasakan siswa untuk selalu aktif dan kreatif dalam mengembangkan analisisnya, dan dapat mengkomunikasikan kembali hasil temuannya kepada teman-temannya, sehingga terbangun sikap kritis dalam melihat berbagai fenomena yang terjadi dilingkungannya. Dari beberapa manfaat diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran jigsaw berpengaruh pada perkembangan sosial anak usia dini, mafaat khususnya adalah dapat membentuk pribadi yang terbuka dan menerima perbedaan yang terjadi karena dalam pembelajaran jigsaw, kerjasama yang dilakukan tidak memandang perbedaan ras, agama ataupun status sosial. Berbagai alternatif untuk mendapatkan keberhasilan di dalam proses pembelajaran antara lain: penggunaan metode yang bervariasi, penggunaan alat peraga yang tepat guna, dan penggunaan media yang menarik. Pada penelitian ini maka penulis hendak melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Model Pembalajaran Kooperatif Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia Dini Pada Kelompok B Di Tk Pertiwi I, Karangmojo, Karanganyar Tahun Ajaran 2013". Esensi cooperatif learning adalah tanggung jawab individu sekaligus tanggung jawab kelompok, sehingga dalam diri anak terbentuk sikap ketergantungan positif yang menjadikan kerja kelompok optimal. Keadaan ini mendukung anak dalam kelompoknya belajar bekerja sama dan tanggung jawab dengan sungguh-sungguh sampai suksesnya tugas-tugas dalam kelompok. Hipotesis dalam penelitian ini adanya pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap perkembangan sosial anak usia dini pada kelompok B TK PERTIWI 1 Karangmojo, Tasikmadu, Karanganyar Tahun Ajaran METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan Pre-Experimental Design yaitu dengan One- Group Pretest-Posttest Design sebagai desain penelitian. Sugiyono (2011:110) mengemukakan One-Group Pretest-Posttest Design adalah desain penelitian yang

8 lebih akurat dibandingkan dengan One-Shot Case Study, dikarenakan pada One- Group Pretest-Posttest Design adanya pretest. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat dibandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pretest (Observasi Awal) Pada tahapan pretest, peneliti mengobservasi perkembangan sosial anak sebelum dilakukan perlakuan. Peneliti melakukan observasi dengan menggunakan instrument penelitian. 2. Perlakuan Pada tahap ini peneliti memberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif jenis jigsaw pada anak. Adapun prosedur dalam pelaksanaan pemberian perlakuan yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut : a. Guru memberitahu kegiatan yang akan dilakukan b. Guru membagi kelas menjadi empat kelompok c. Guru menunjukkan gambar seri yang akan diurutkan d. Guru mencontohkan cara mengurutkan gambar seri e. Anak memperhatikan dan mengamati contoh dari guru f. Guru membagikan gambar seri pada tiap-tiap kelompok g. Guru mengumpulkan anak dari masing-masing kelompok menjadi kelompok baru h. Pada Kelompok baru masing-masing anak menceritakan gambar seri yang sudah diurutkan dari kelompok asal i. Anak kembali ke kelompok asal j. Guru dan anak membahas isi gambar seri 3. Posttest (Observasi Akhir) Pada tahap posttest, peneliti melakukan observasi terkait dengan perkembangan sosial anak dengan menggunakan instrument yang sama pada saat dilakukan prestest (observasi awal).

9 Di dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif, sedangkan variabel terikat (Y) adalah perkembangan sosial. Sugiono (2011:204) menjelaskan bahwa, dari segi proses pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu participan observation (observasi berperan serta) dan participant non observation (observasi tidak berperan serta). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi nonpartisipan. Menurut Sugiyono (2011:145) menyatakan bahwa observasi nonpartisipan adalah peneliti tidak terlibat dalam melakukan penelitian dan hanya sebagai pengamat independen. Dalam memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan pedoman observasi sebagai instrument penelitian. Langkah-langkah dalam penyusunan instrument dimulai dari menyusun kisi-kisi indikator ke dalam butir amatan, membuat kisi-kisi butir amatan, menyusun deskriptor level kinerja, dan menuliskan ke dalam format pedoman observasi. Data yang telah terkumpul lalu dilakukan proses editing atau pengecakan data, setelah itu data akan melalui proses codeing atau pemberian kode. Dari data yang telah terkumpul kemudian dilakukan proses tabulasi ke dalam skor-skor yang telah ditentukan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji paired sample t test dengan bantuan program komputer SPSS 16.0 for windows. Uji ini digunakan untuk mengetahui dugaan yang sudah ada dapat diterima atau ditolak. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data mengenai perkembangan social pada saat sebelum diberi perlakuan (treatment) dan sesudah diberi perlakuan (treatment). Pada saat observasi awal (pretest) diperoleh hasil bahwa rata-rata perkembangan sosial sebesar 18,35, skor minimal 15, dan standart devisiasinya 0,913.

10 Perlakuan berupa pemberian kegiatan pembelajaran yang dilakukan didalam ruangan dengan menggunakan gambar seri, balok dan puzzel. Pemberian perlakuan dilakuakan selama lima kali perlakuan dalam satu minggu yakni pada tanggal 27 sampai 31 Mei Pada pertemuan pertama dan kedua, kegiatan dilakukan dengan menggunakan gambar seri tentang metamorphosis hewan. Pertemuan ketiga dan keempat kegiatan dilakukan dengan balok yaitu menyusun balok menjadi bangunan. Pertemuan kelima kegiatan dilakukan dengan menggunakan puzzel yaitu menyusun puzzel. Pada saat observasi akhir (posttest) diperoleh hasil rata-rata perkembangan sosial sebesar 21,7, skor minimal 18, skor maksimal 25, sedangkan standar deviasinya 1,496. Tabel 1.1 Hasil Observasi Awal dan Akhir Waktu Skor Observasi Awal 18,35 Observasi Akhir 21,7 Perbedaan ini signifikan secara statistik dapat dilihat pada nilai t hitung = t tabel yaitu dengan probabilitas Probabilitas < α = 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia Dini Pada Kelompok B Di TK Pertiwi, Karangmojo, Karanganyar Tahun Ajaran Hal ini dikarenakan ada perbedaan yang signifikan dari skor observasi awal dengan skor observasi akhir dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif jenis jigsaw. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa Ada pengaruh dari Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia Dini Pada Kelompok B Di Tk Pertiwi I Karangmojo, Tasikmadu, Karanganyar tahun ajaran SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan telah dilakukan pengolahan data tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap perkembangan sosial anak usia

11 dini kelompok B di TK Pertiwi Karangmojo, Tasikmadu, Karanganyar diketahui t hitung = t tabel yaitu dengan probabilitas Probabilitas < α = 0.05 maka Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Perkembangan Sosial anak usia dini kelompok B TK Pertiwi Karangmojo, Tasikmadu, Karanganyar tahun ajaran DAFTAR PUSTAKA Desmita Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Isjoni Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isjoni Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Depdiknas Permendiknas.Jakarta Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Syamsudin Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-Kanak, Garis-Garis Besar Program Kegiatan Belajar. Jakarta: Departemen pendidikan dan kebudayaan