BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Vera Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Kanker adalah penyebab utama kematian di sleuruh dunia, terhitung 8,2 juta kematian pada tahun Menurut WHO, kanker adalah istilah umum untuk kelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma. Salah satu ciri kanker adalah penciptaan cepat sel-sel abnormal yang tumbuh melampaui batas-batas normal sel, dan kemudian dapat menyerang bagian sebelah tubuh dan menyebar ke organ lain. Kanker adalah suatu penyakit sel yang ditandai dengan suatu pergeseran pada mekanisme kontrol yang mengatur proliferasi dan diferensiasi sel. Sel yang sudah mengalami transformasi neoplastik biasanya mengekspresikan antigen permukaan sel yang tampaknya merupakan tipe normal fetal dan mempunyai tanda lainnya dari ketidakmatangan yang jelas dan dapat menunjukkan kelainan kromosom baik kualitatif maupun kuantitatif, termasuk berbagai translokasi dan munculnya pengerasan dari rangkaian gen. Sel-sel tersebut berkembang dengan cepat dan membentuk tumor lokal yang dapat menekan atau menyerang struktur jaringan sehat disekitarnya. Subpopulasi sel yang berada dalam tumor dapat digambarkan sebagai sel induk tumor. Sel ini mempunyai kemampuan untuk mengulangi siklus proliferasi berkali-kali dan berpindah ke sisi yang jauh di dalam tubuh untuk membentuk koloni dalam berbagai organ tubuh, proses ini disebut metastase (Katzung, 1998). B. Kanker Payudara Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara. Prognosis kanker payudara tergantung pada tingkat pertumbuhannya. Sampai saat ini, penyebab pasti kanker payudara belum diketahui. Namun, ada 5
2 6 berbagai faktor resiko yang berhubungan dengan kanker payudara, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Faktor hormon. Faktor yang diduga memegang peranan dalam proses kejadian kanker payudara ini adalah faktor hormon estrogen. Penelitian membuktikan bahwa wanita usia dini (remaja) yang memakai alat kontrasepsi ora (pil) sangat beresiko tinggi terserang kanker payudara. 2. Pernah menggunakan obat hormonal yang lama, seperti hormonal replacement therapy (HRT) dan pengobatan kemadulan (infertilitas). 3. Pemakai kontrasepsi oral pada penderita tumor jinak payudara seperti kelainan fibrokistik. 4. Wanita bekerja pada malam hari. Pusat Penelitian Kanker Fired Hutchison Cancer di Seatle, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa wanita yang bekerja malam hari mempunyai peluang 60% terkena kanker payudara. Cahaya lampu yang kusam pada malam hari dapat menekan produksi melatonin noctural pada otak sehingga hormon estrogen yang diproduksi oleh ovarium meningkat. Padahal diketahui melatonin dapat menekan pertumbuhan sel kanker payudara. 5. Faktor usia. Wanita berusia di atas 30 tahun, wanita yang mendapatkan haid pertama pada umur kurang dari 10 tahun, dan wanita yang mengalami menopause (mati haid) setelah usia 50 tahun, mempunyai kemungkinan lebih besar mendapatkan kanker payudara. 6. Wanita yang tidak pernah melahirkan anak. 7. Wanita yang melahirkan anak pertamanya sesudah usia 35 tahun. 8. Wanita yang tidak pernah menyusui anak. 9. Terapi radiasi pada daerah sekitar dada dan payudara pernah dilakukan. 10. Riwayat keluarga. Beberapa riwayat keluarga yang dianjurkan untuk deteksi dini yaitu ibu atau saudara perempuan terkena kanker payudara atau kanker yang berhubungan dari ibu atau ayah, kanker ovarium, endometrium, kolorektal, prostat, tumor otak, leukemia, dan sarkoma.
3 7 11. Pernah mengalami infeksi, trauma/benturan, operasi payudara akibat tumor jinak (kelainan fibrokistik dan fibroadenoma), atau tumor ganas payudara kontralateral (Purwastuti, 2008). Penatalaksaan karsinoma primer payudara telah mengalami perubahan besar karena usaha-usaha yang dilakukan untuk diagnosis dini dan pelaksanaan berbagai uji klinik yang digabungkan dengan kemoterapi sistemik sebagai tambahan dan pembedahan (Katzung, 1998). C. Kemoterapi Kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan menggunakan obatobatan atau hormon. Kemoterapi dapat digunakan dengan efektif pada penyakit-penyakit baik yang diseminata maupun yang masih terlokalisasi. Pada kanker payudara, penggunaan kemoterapi kombinasi pada wanita premenopause dengan kelenjar limfe yang positif pada waktu mastektomi nyata memberikan keuntungan. Telah diketahui bahwa beberapa program kemoterapi sitotoksik dapat memperpanjang waktu bebas sakit dan waktu bertahan secara keseluruhan. Metode pengobatan ini telah meningkatkan kesembuhan pada penderita kanker payudara primer dengan risiko tinggi. Rejimen aktif tersebut termasuk berbagai kombinasi, obat-obat siklofosfamid, metotreksat, fluorourasil, doksorubicin dan vinkristin. Hasil yang diperoleh dengan kombinasi kemoterapi ini lebih baik daripada hasil obat yang digunakan secara tunggal dalam menanggulangi penyakit, karena kombinasi kemoterapi ini akan lebih baik dalam menghadapi heterogenitas sel tumor dan memberikan tumor log cell kill yang lebih besar. (Katzung, 1998) Menurut National Comprehensive Cancer Network (NCCN) setiap agen kemoterapi memiliki potensi emetogenik masing-masing yng memicu terjadinya mual muntah. Beberapa klasifikasi telah dikembangkan untuk menentukan tingkat emetogenik dari pengobatan kemoterapi, meskipun tidak ada yang diterima secara universal.
4 8 NCCN membagi tingkat emetogenik agen kemoterapi menjadi 4 tingkat : 1. Sangat rendah : <10% kejadian emesis 2. Rendah : 10-30% kejadian emesis 3. Sedang : 30-90% kejadian emesis 4. Tinggi : 90% atau lebih kejadian emesis Terdapat beberapa agen kemoterapi yang digunakan untuk terapi kanker payudara, antara lain doksorubisin, paclitaxel, capecitabin, gemcitabin, vinorelbin, eribulin, siklofosfamid, carboplatin, docetaxel, cisplatin, traztuzumab, bevacizumab, epirubicin, ixabepilon dan fluorourasil. Masingmasing agen kemoterapi tersebut memiliki potensi emetogenik yang dapat memicu terjadinya mual muntah. Potensi emetogenik agen neoplastik menurut NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology; v (NCCN, 2014). Tabel 1 potensi emetogenik agen antineoplastik NCCN Guidelines Version Antiemesis (NCCN, 2014) Sangat rendah (<10%) Rendah (10-30%) Sedang (30-90%) Tinggi (>90%) Bevacizumab Vinorelbine Vinblastin Vincristine Docetaxel Eribulin Fluorourasil Gemcitabin Ixabepilon Paclitaxel Traztuzumab Lapatinib Siklofosfamid ( 1,5 g/m 2 ) Doksorubisin Epirubisin Siklofosfamid (> 1,5 g/m 2 ) Cisplatin D. Mual dan Muntah Mual adalah pengenalan secara sadar terhadap eksitasi bawah sadar pada daerah medula yang secara erat berhubungan dengan atau merupakan bagian dari pusat muntah, dan mual dapat disebabkan oleh impuls iritasi yang datang dari traktus gastrointestinal, impuls yang berasal dari otak bawah yang berhubungan dengan motion sickness, atau impuls dari korteks serebri untuk memulai muntah (Hall & Guyton, 1997). Muntah merupakan suatu cara di mana traktus gastrointestinal membersihkan dirinya sendiri dari isinya ketika hampir semua bagian atas
5 traktus gastrointestinal teriritasi secara luas, sangat mengembang, atau bahkan sangat terangsang. Muntah kadang terjadi tanpa didahului perangsangan prodormal mual, yang menunjukkan bahwa hanya bagian-bagian tertentu dari pusat muntah yang berhubungan dengan peransangan mual. Distensi yang berlebihan atau iritasi duodenum menyebabkan suatu rangsangan khusus yang kuat untuk muntah (Hall & Guyton, 1997). Berikut ini grade mual muntah yang digunakan untuk melakukan evaluasi efektifitas mual muntah: Tabel 2 Grade mual muntah NCI (NCI, 2009) Grade Mual Muntah Tidak mual Hilang selera makan, kebiasaan makan tidak berubah. Asupan makan berkurang tanpa penurunan berat badan bermakna; cairan IV atau TPN perlu 24 jam. Asupan kalori dan cairan oral tak memadai; cairan IV tube feeding atau TPN perlu 24 jam. Mengancam nyawa. Tidak muntah 1 episode dalam 24 jam 2-5 episode / 24 jam; cairan IV perlu < 24 jam. 6 episode / 24 jam; cairan IV atau TPN perlu 24 jam. Mengancam nyawa. Keterangan : dalam penelitian ini untuk melihat efektifitas obat anti mual muntah dilihat dari tingkat mual dan muntah yang terjadi. Obat dikatakan efektif jika mual muntah yang terjadi pada grade 0-1 (Chambers, 2010). Chemoreceptor trigger zone (CTZ), pusat muntah dan saluran pencernaan mempunyai banyak neurotransmiter. Aktivasi neurotransmiter oleh agen kemoterapi atau metabolitnya akan menyebabkan terjadinya chemotherapy induced emesis. Reseptor saraf utama yang mengakibatkan respon emesis adalah serotonin (5-hydroxytryptamine (5-HT3)) dan reseptor dopamin. Reseptor saraf lain yang bekerja dalam menimbulkan emesis antara lain reseptor asetilkolin, kortikosteroid, histamin, kanabinoid, opiat dan neurokinin-1 (NK-1), yang berlokasi di pusat mual dan vestibular di otak. Mual merupakan hasil dari stimulasi refleks yang dikontrol oleh otak. Mual dipicu oleh impuls afferen ke pusat mual yang berlokasi di medula dari CTZ, faring, saluran pencernaan dan kortkes serebral. Mual terjadi ketika impuls afferen dikirim dari pusat mual ke pusat salivasi, otot abdomen, pusat pernafasan dan saraf kranial (NCCN, 2014). 9
6 10 Tingkat kejadian dan keparahan dari mual muntah pada pasien yang menjalani kemoterapi atau terapi radiasi (atau keduanya) dikarenakan beberapa faktor, di antaranya : (1) agen kemoterapi yang digunakan (2) dosis masing-masing agen kemoterapi (3) jadwal dan rute pemberian dari penggunaan kemoterapi (4) target dari terapi radiasi (sistemik atau hanya bagian tertentu) (5) individu pasien (usia, jenis kelamin, riwayat kemoterapi dan riwayat penggunaan alkohol). Lebih dari 90% pasien yang menerima kemoterapi dengan tingkat emetogenik yang tinggi akan beresiko mengalami muntah. Namun, hanya 30% dari pasien tersebut yang mengalami muntah apabila diberikan regimen pencegahan antiemetik sebelum pengobatan dengan agen kemoterapi yang memiliki tingkat emetogenik yang tinggi. Kejadian muntah dapat dicegah dengan pemberian regimen terapi entiemetik profilaksis, namun mual lebih sulit untuk dikontrol (NCCN, 2014). NCCN membagi tipe mual muntah berdasarkan waktu terjadinya : 1. Acute Mual dan muntah yang terjadi setelah beberapa menit sampai beberapa jam setelah administrasi obat dan biasanya dalam rentang waktu 24 jam. 2. Delayed Mual muntah yang terjadi pada pasien berkembang menjadi lebih dari 24jam setelah pemberian kemoterapi 3. Anticpatory Mual muntah tipe ini biasanya terjadi sebelum pasien menerima kemoterapi siklus selanjutnya. 4. Breakthrough Adalah muntah yang terjadi meskipun telah diberikan pengobatan profilaksis dan membutuhkan penyelamatan dengan agen antiemetik. 5. Refractory Adalah emesis yang terjadi selama siklus pengobatan berikutnya ketika antiemetik profilaksis yang diberikan gagal dalam siklus sebelumnya.
7 11 Terapi antiemetik juga harus diberikan sebelum kemoterapi, hal ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan maksimal terhadap kemoterapi yang menginduksi emesis. Terapi antiemetik juga harus dilanjutkan untuk jangka waktu yang sama dengan durasi aktivitas emesis dari agen kemoterapi yang digunakan. agen antiemetik dapat diberikan melalui oral, rektal, intravena, intramuskular atau rute transdermal. Pada pasien tertentu yang tidak mampu menelan, mungkin terapi antiemetik dapat diberikan melaui rute transdermal. NCCN mencoba untuk menentukan rejimen terapi anti mual muntah (antiemetik) untuk obat kemoterapi tertentu yang mencakup seluruh durasi waktu pasien yang beresiko mengalami mual muntah. Dikhawatirkan pada beberapa pasien mungkin tidak menerima profilaksis yang memadai untuk emesis tertunda (delayed emesis). Untuk perlindungan maksimal terhadap mual muntah akibat kemoterapi, terapi anti mual muntah (antiemetik) harus dimulai sebelum kemoterapi. Terapi antiemetik juga harus dilanjutkan untuk jangka waktu yang sama seperti durasi aktivitas emetik dari agen kemoterapi yang digunakan. 1. Antagonis reseptor serotonin (5-HT3) Antagonis selektif reseptor 5-HT3 pertama dikenalkan pada tahun 1990 untuk penatalaksaan kemoterapi yang menginduksi mual muntah. Perkembangan agen antagonis reseptor 5-HT menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam terapi antiemetik. Semua agen obat ini sudah menunjukkan efektifitasnya dalam mengatur mual dan muntah akut akibat kemoterapi. agen ini merupakan terapi pencegahan lini pertama untuk kemoterapi dengan potensi emetogenik sedang sampai berat (Hesketh, 2008). Pada tahun 2003 palonosetron disetujui sebagai antagonis reseptor 5-HT3 baru oleh Food and Drug Administration (FDA),agen ini memiliki 100x lipat afinitas lebih tinggi dibandingkan agen antagonis reseptor 5- HT3 yang lain seperti ondansetron, granisetron dan dolasetron. Data menunjukkan bahwa palonosetron menghambat reseptor 5-HT3 lebih lama dibandingkan dengan antagonis 5-HT3 yang lain (Hesketh, 2008).
8 12 2. Antagonis Reseptor Neurokinin-1 Antagonis reseptor neurokinin-1 merupakan kelas baru dari agen antiemetik yang efektif untuk mencegah terjadinya mual muntah yang diinduksi kemoterapi. Pada tahun 2003 aprepitant dalam bentuk oral disetujui oleh FDA sebagai obat pertama dari golongan ini. Dua uji klinik prospektif fase 3 yang dilakukan untuk kemoterapi dengan tingkat emetogenik berat menjadikan aprepitat disetujui. Karena manfaatnya yang diperkirakan dapat mengurangi 50% resiko kejadian emesis, aprepitant dijadikan komponen penting untuk terapi agen kemoterapi dengan tingkat emetogenik berat (Hesketh, 2008). Suatu studi mengevaluasi penggunaan aprepitant pada terapi kemoterapi dengan tingkat sedang pada 866 pasien kanker payudara (99% di antaranya perempuan) dan dijadwalkan pemberian siklofosfamid dan antrasiklin. Dan efek samping emesis yang ada dapat ditolerir dengan pemberian kombinasi aprepitant, ondansetron dan deksametason yang diberikan pada hari 1 sebelum kemoterapi, diikuti pemberian aprepitant di hari 2 dan 3 (Hesketh, 2008). 3. Kortikosteroid Kortikosteroid pertama kali terbukti efektif sebagai agen anti emetik lebih dari 25 tahun yang lalu. Agen ini efektif apabila diberikan sebagai agen tunggal untuk kemoterapi yang memiliki potensi emetogenik rendah. Namun, memberikan efek yang lebih menguntungkan apabila diberikan secara kombinasi dengan agen anti emetik lainnya. Telah dibuktikan dengan baik ketika kortikosteroid dikombinasikan dengan antagonis reseptor 5-HT3. Kortikosteroid juga efektif baik untuk emesis akut maupun tertunda (Hesketh, 2008).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker 1. Definisi Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostatis lainnya pada organisme multiseluller
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Kemoterapi dalam tatalaksana kanker masih merupakan tindakan utama
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Kemoterapi dalam tatalaksana kanker masih merupakan tindakan utama disamping radiasi dan pembedahan. Pemberian sitotoksika atau antikanker merupakan tindakan utama untuk
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN
EVALUASI KEPATUHAN DAN RESPON MUAL MUNTAH PENGGUNAAN ANTIEMETIK PADA PASIEN KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO EVALUATION OF ADHERENCE AND NAUSEA VOMITTING RESPONSE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan oleh Salmonella thypi (S thypi). Pada masa inkubasi gejala awal penyakit tidak tampak, kemudian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkembang memalui serangkaian fase yang disebut siklus sel. 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah sel yang ada pada suatu jaringan merupakan kumulatif antara masuknya sel baru dan keluarnya sel yang ada pada populasi. Masuknya sel ke dalam populasi jaringan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. abnormal diubah oleh mutasi genetik dari Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) selular.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kanker adalah suatu proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah oleh mutasi genetik dari Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) selular. Sel abnormal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia (Anonim, 2008b). Di dunia, 12%
Lebih terperinciKanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker payudara merupakan salah satu kanker dengan insidensi terbanyak, terutama pada wanita. Perkembangan terapi banyak dilakukan untuk meningkatkan survival
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kortikosteroid adalah obat yang memiliki efek sangat luas sehingga banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kortikosteroid adalah obat yang memiliki efek sangat luas sehingga banyak digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Glukokortikoid merupakan salah satu kortikosteroid
Lebih terperinciEVALUASI PENGGUNAAN ANTIEMETIK DALAM PENATALAKSANAAN MUAL MUNTAH KARENA KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA TAHUN
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIEMETIK DALAM PENATALAKSANAAN MUAL MUNTAH KARENA KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2008 SKRIPSI Oleh ZAHARA NUR RAHMAWATI K.100 050 088 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan masalah kesehatan yang banyak terjadi di dunia. Satu diantara 4 kematian di Amerika disebabkan karena kanker. Kanker kolorektal merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker (Karsono, 2006). Kanker merupakan salah satu jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk penyakit yang menjadi perhatian serius pada bidang kedokteran. Kanker
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker menjadi salah satu masalah kesehatan banyak negara di dunia dan termasuk penyakit yang menjadi perhatian serius pada bidang kedokteran. Kanker menjadi penyakit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA The Functional Living Index-Emesis Scale (Skala FLIE) The Functional Living Index-Emesis Scale (Skala FLIE) merupakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. The Functional Living Index-Emesis Scale (Skala FLIE) The Functional Living Index-Emesis Scale (Skala FLIE) merupakan suatu instrumen berupa kuesioner berdasarkan The Functional
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali, yang dapat menyerang dan menyebar ke tempat yang jauh dari tubuh. Kanker dapat menjadi penyakit yang parah,
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada struktur saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Menurut WHO 8-9 % wanita akan mengalami kanker payudara.
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.000 wanita didiagnosa dengan kanker ovarium di seluruh dunia dan 125.000
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyebab kematian yang utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, penyakit kanker menyebabkan kematian sekitar 8,2 juta orang. Kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan suatu penyakit yang menakutkan bagi kaum wanita tetapi pada laki-laki pun memiliki kemungkinan untuk terserang meskipun kemungkinan itu kecil.
Lebih terperinciPenyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15
Kanker payudara adalah penyakit dimana selsel kanker tumbuh di dalam jaringan payudara, biasanya pada ductus (saluran yang mengalirkan ASI ke puting) dan lobulus (kelenjar yang membuat susu). Kanker atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik di belahan dunia Barat maupun di Indonesia. Kanker kolorektal (KKR) jenis
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker kolon dan rektum merupakan salah satu kanker yang sering dijumpai baik di belahan dunia Barat maupun di Indonesia. Kanker kolorektal (KKR) jenis sporadik
Lebih terperinciDewi, N.L.P.R. 1, Ariawati, K. 2, Niruri, R. 1
Efektivitas Ondansetron dalam Menangani Mual dan Muntah Pasca Kemoterapi Sakit Umum Pusat Sanglah Dewi, N.L.P.R. 1, Ariawati, K. 2, Niruri, R. 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran kanker tidak terkontrol,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kata kanker berasal dari kata Yunani, karnikos, yang berarti udang-karang dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata kanker berasal dari kata Yunani, karnikos, yang berarti udang-karang dan merupakan istilah umum untuk ratusan tumor ganas yang masing-masing sangat berbeda satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data WHO (World Health Organization) tahun 2008,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data WHO (World Health Organization) tahun 2008, sekitar 7,6 juta orang meninggal karena kanker dari 58 juta kematian di dunia. Lebih dari 70% kasus
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam keadaan normal, reproduksi sel adalah suatu proses yang terkontrol ketat. Rangsangan tertentu dan berbagai faktor pertumbuhan, baik fisiologis maupun patologis, dapat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah istilah umum untuk sekelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang digunakan adalah tumor ganas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang mempunyai spektrum sangat luas dan kompleks. Penyakit ini dimulai dari neoplasma ganas yang paling jinak sampai neoplasma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. banyak pada wanita dan frekuensi paling sering kedua yang menyebabkan
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Kanker payudara merupakan masalah kesehatan pada wanita di seluruh dunia. Di Amerika, kanker payudara merupakan kanker dengan frekuensi paling banyak pada wanita dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit atau kelainan pada tubuh sebagai akibat dari sel-sel tubuh yang tumbuh dan berkembang abnormal di luar batas kewajaran (Junaidi, 2007).
Lebih terperinciKanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko
Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mual muntah pascaoperasi atau post operatif nausea and vomiting (PONV)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Mual muntah pascaoperasi atau post operatif nausea and vomiting (PONV) masih merupakan masalah yang umum. Insiden PONV terjadi pada 25-30% pasien pascaoperasi dengan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini memiliki fokus pada kanker payudara usia muda pada wanita
36 BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini memiliki fokus pada kanker payudara usia muda pada wanita dengan paritas nulipara dengan beberapa faktor risiko lain. Hal ini di teliti karena belum adanya penelitian
Lebih terperinciAPRILIYANI INDRAWATI J500
EFEKTIVITAS RANGSANGAN KOMBINASI TITIK AKUPUNKTUR PC-6 (NEIGUAN) & ST-25 (TIANSHU) DIBANDINGKAN PEMBERIAN ONDANSETRON UNTUK MENCEGAH MUAL DAN MUNTAH PASCA BEDAH ORTOPEDI DENGAN ANESTESI UMUM SKRIPSI Untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TIJAUA PUSTAKA A. Kanker dan Kanker Payudara Kanker adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya abnormalitas regulasi pertumbuhan sel dan meyebabkan sel dapat berinvasi ke jaringan serta
Lebih terperinciBagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang
Gejala Kanker Payudara dan Penyebabnya Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker. Paru, prostat, kolorektal, lambung, dan hati merupakan 5 organ
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker atau sering disebut juga sebagai tumor ganas (maligna) atau neoplasma adalah istilah umum yang mewakili sekumpulan besar penyakit yang bisa mengenai bagian manapun
Lebih terperinciINTRATHECAL CHEMOTHERAPY INDICATION AND PATIENT SELECTION
INTRATHECAL CHEMOTHERAPY INDICATION AND PATIENT SELECTION Yudha Haryono, dr., Sp. S Neurology Departement of Madical Faculty Airlangga University Dr. Soetomo General Hospital Surabaya JW MARRIOTT, CNE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi 13% kematian dari 22% kematian akibat penyakit tidak menular utama di dunia (Shibuya et al., 2006).
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN SARKOMA UTERI YANG BERULANG
PENATALAKSANAAN SARKOMA UTERI YANG BERULANG PENDAHULUAN Sarkoma uteri adalah tumor mesodermal yang jarang dijumpai, yang pada umumnya dikatakan kurang dari 5% dari seluruh kanker pada uterus, namun penelitian
Lebih terperincimempermudah dalam penggunaannya, orally disintegrating tablet juga menjamin keakuratan dosis, onset yang cepat, peningkatan bioavailabilitas dan
BAB 1 PENDAHULUAN Sediaan Tablet merupakan suatu bentuk sediaan solid mengandung bahan obat (zat aktif) dengan atau tanpa bahan pengisi (Departemen Kesehatan RI, 1995). Tablet terdapat dalam berbagai ragam,
Lebih terperinciPenyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
ASKEP CA OVARIUM A. Pengertian Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker ovarium (kanker indung telur) merupakan penyebab nomor satu dari seluruh kematian yang disebabkan kanker pada saluran reproduksi. Penderita kanker ini umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa lima besar karsinoma di dunia adalah karsinoma paru-paru, karsinoma mamae, karsinoma usus besar dan karsinoma lambung
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ;
4 BAB II LANDASAN TEORI A. TinjauanPustaka 1. Kanker Payudara a. Definisi Kanker atau neoplasma adalah istilah yang digunakan untuk penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan mampu menyerang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PONV juga menjadi faktor yang menghambat pasien untuk dapat segera
A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Mual dan muntah pascaoperasi (Postoperative Nausea and Vomiting / PONV) masih merupakan komplikasi yang sering dijumpai setelah pembedahan. PONV juga menjadi faktor
Lebih terperinciEVALUASI PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KANKER SERVIKS DENGAN TERAPI SITOSTATIKA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD.
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KANKER SERVIKS DENGAN TERAPI SITOSTATIKA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD. Dr. MOEWARDI SURAKARTA PADA TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh : RATIH MARDIANI K 100 060 022 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat adanya perubahan sel tubuh menjadi sel yang abnormal dan membelah diri di luar kendali yang dikenali sebagai sel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kanker adalah penyakit yang ditandai karena adanya pergeseran pada mekanisme kontrol yang mengatur jalannya kelangsungan hidup, proliferasi, dan diferensiasi
Lebih terperinciFUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PENENTUAN RESIKO KANKER PAYUDARA. Gita Putry Nabilah 1*, Sri Kusumadewi 2. Jl. Kaliurang Km 14,5 Sleman Yogyakarta
FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PENENTUAN RESIKO KANKER PAYUDARA Gita Putry Nabilah 1*, Sri Kusumadewi 2 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dunia, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita kanker mencapai
Lebih terperinciKanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka penderita kanker di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka penderita kanker di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Data Departemen Kesehatan Depkes (2015), menyatakanbahwapenyakit kanker merupakan salah satu penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diketahui dan diobati. Hasil penelitian di Rumah Sakit Cipto. menunjukkan bahwa 80% penderita kanker payudara datang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita. Penderita kanker payudara sudah tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. 1 Pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kejadian medication error (kesalahan pengobatan) merupakan indikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kejadian medication error (kesalahan pengobatan) merupakan indikasi tingkat pencapaian patient safety, khususnya terhadap tujuan tercapainya medikasi yang aman. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker payudara merupakan kanker dengan angka. kejadian tertinggi pada wanita, sebanyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan kanker dengan angka kejadian tertinggi pada wanita, sebanyak 1.384.155 kasus baru (38,9%) dengan angka mortalitas sebesar 458.503 (12,4%).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan. Kebanyakan tidak menimbulkan
Lebih terperinciOvarian Cysts: A Review
Ovarian Cysts: A Review Cheryl Horlen, BCPS University of the Incarnate Word Feik School San Antonio, Texas 7/20/2010 US Pharm. 2010;35(7):HS-5-HS-8 Kista ovarium adalah penyebab umum dari prosedur bedah
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Pemeriksaan tumor pada kolon secara makroskopis, berhasil tumbuh 100%
63 BAB VI PEMBAHASAN Pemeriksaan tumor pada kolon secara makroskopis, berhasil tumbuh 100% dari masing-masing kelompok dan bersifat multipel dengan rerata multiplikasi dari kelompok K, P1, P2, dan P3 berturut-turut
Lebih terperinciKANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS
KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS OLEH : Dr. EMI RACHMAWATI. CH PUSAT KLINIK DETEKSI DINI KANKER GRAHA YAYASAN KANKER INDONESIA WILAYAH DKI JL.SUNTER PERMAI RAYA No.2 JAKARTA UTARA 14340 Pendahuluan Kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering ditemui dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita oleh kaum wanita dan
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Karakteristik subyek penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata usia sampel penelitian 47,2 tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal. dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat pada tahun 2014 karsinoma ovarium adalah karsinoma peringkat tujuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim) sebagai akibat adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit pembunuh terbesar di dunia. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat beresiko terkena kanker. Kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neoplasma adalah suatu massa abnormal pada jaringan yang tumbuh secara cepat dan tidak terkoordinasi melebihi jaringan normal dan dapat menetap walaupun rangsangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dan bersifat menyebar pada organ tubuh yang lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian setelah penyakit kardiovaskuler. Sementara itu, di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh manusia terdiri dari bermilyar-milyar sel. Sel merupakan satuan hidup yang paling kecil yang sanggup hidup mandiri. Mekanisme pertumbuhan sel ini teratur dan
Lebih terperinciKajian penggunaan antiemetika pada pasien kanker dengan terapi sitostatika di rumah sakit di Yogyakarta
Majalah Dyah Aryani Farmasi Perwitasari Indonesia, 17(2), 91 97, 2006 Kajian penggunaan antiemetika pada pasien kanker dengan terapi sitostatika di rumah sakit di Yogyakarta Study of antiemetic pattern
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MUAL DAN MUNTAH SERTA UPAYA PENANGGULANGAN OLEH PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI
KARAKTERISTIK MUAL DAN MUNTAH SERTA UPAYA PENANGGULANGAN OLEH PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI Lola Susanti*, Mula Tarigan** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua terbesar setelah penyakit infeksi. Pada tahun-tahun terakhir ini tampak adanya peningkatan kasus kanker disebabkan
Lebih terperinciGAMBARAN FAKTOR PENCETUS : PENGGUNAAN KONTRASEPSI, RIWAYAT MENYUSUI, RIWAYAT MENARCHE, RIWAYAT KELUARGA TERKAIT KEJADIAN KANKER PAYUDARA
GAMBARAN FAKTOR PENCETUS : PENGGUNAAN KONTRASEPSI, RIWAYAT MENYUSUI, RIWAYAT MENARCHE, RIWAYAT KELUARGA TERKAIT KEJADIAN KANKER PAYUDARA Erista Wahyuni¹ Chrisnawati² Bagus Rahmat Santoso³ Sekolah Tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia karena kanker. Di Amerika insiden penyakit kanker sekitar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit yang telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Setiap tahun, 12 juta orang diseluruh dunia menderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah kesehatan perempuan di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini terkait dengan tingginya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang kejadiannya cukup sering, terutama mengenai penduduk yang tinggal di negara berkembang. Kanker ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami pertumbuhan, yang biasanya akan mencapai perkembangan maksimal ketika mencapai usia 16-18 tahun. Dalam masa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. viabel. Jika seorang wanita hamil kembar, kehamilannya tetap dihitung satu kali
35 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Paritas Paritas menunjukkan jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran janin viabel. Jika seorang wanita hamil kembar, kehamilannya tetap dihitung satu kali kehamilan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. penderita kanker di dunia bertambah 6,25 juta orang. Menurut hasil Survei
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kanker merupakan masalah kesehatan masyarakat yang bisa menimpa semua orang. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun jumlah penderita kanker di dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita
1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Menopause merupakan salah satu proses dalam siklus reproduksi alamiah yang akan dialami setiap perempuan selain pubertas, kehamilan, dan menstruasi. Seorang perempuan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola penyakit dewasa ini bergeser dari penyakit menular dan masalah gizi ke penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola masyarakat
Lebih terperinciKontrasepsi Hormonal (PIL)
Kontrasepsi Hormonal (PIL) A.KONTRASEPSI HORMONAL Adalah: kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron Bentuk kontrasepsi hormonal, antara lain: 1. Kontrasepsi oral 2. Kontrasepsi suntik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Stress ulcer merupakan ulser pada lambung dan atau duodenum yang biasanya muncul dalam konteks trauma atau penyakit sistemik atau SSP yang hebat. Ulcer secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kardiotoksisitas adalah efek samping yang tidak diinginkan pada jantung dan pembuluh darah yang disebabkan karena efek kemoterapi. Diantara efek kardiotoksisitas pada
Lebih terperinciKanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan bilogis lainnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker merupakan pertumbuhan yang cepat dan abnormal pada sel, tidak terkontrol, dan tidak terlihat batasan yang jelas dengan jaringan yang sehat serta mempunyai sifat
Lebih terperinciBAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh.
BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA Sarcoma adalah suatu tipe kanker yang jarang terjadi dimana penyakit ini berkembang pada struktur pendukung tubuh. Ada 2 jenis dari sarcoma,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama di seluruh dunia dan menempati keganasan terbanyak pada wanita baik di negara maju
Lebih terperinciKanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9
Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. DEFENISI Post Operative Nausea and Vomiting (PONV) adalah perasaan mual muntah yang dirasakan dalam 24 jam setelah prosedur anestesi dan pembedahan. 31 Mual didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel, yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel, yang dapat menyerang dan menyebar ke bagian tubuh yang jauh. Kanker dapat memiliki konsekuensi kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2000, kematian akibat kanker. diperkirakan mencapai 7 juta kematian (12% dari semua
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 2000, kematian akibat kanker diperkirakan mencapai 7 juta kematian (12% dari semua kematian) di seluruh dunia, menyusul kejadian kematian akibat
Lebih terperinciPETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang
PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang IMUNOLOGI TUMOR INNATE IMMUNITY CELLULAR HUMORAL PHAGOCYTES NK CELLS COMPLEMENT CYTOKINES PHAGOCYTOSIS
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Xerostomia Umumnya perhatian terhadap saliva sangat kurang. Perhatian terhadap saliva baru timbul apabila terjadinya pengurangan sekresi saliva yang akan menimbulkan gejala mulut
Lebih terperinciHUBUNGAN KONTRASEPSI ORAL DAN KANKER PAYUDARA : STUDI KASUS KONTROL DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
HUBUNGAN KONTRASEPSI ORAL DAN KANKER PAYUDARA : STUDI KASUS KONTROL DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun
Lebih terperinci