MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SPEAKING DENGAN GAMBAR CERITA DAN PRESENTASI PADA SISWA KELAS XI IPA 3 SMAN 1 NGUNUT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SPEAKING DENGAN GAMBAR CERITA DAN PRESENTASI PADA SISWA KELAS XI IPA 3 SMAN 1 NGUNUT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN"

Transkripsi

1 MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SPEAKING DENGAN GAMBAR CERITA DAN PRESENTASI PADA SISWA KELAS XI IPA 3 SMAN 1 NGUNUT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh : Wiwik Purwaningtyas Guru SMAN 1 Ngunut ABSTRAK.Dalam pembelajaran Speaking sering dijumpai suasana bungkam di dalam kelas. Walaupun telah berusaha untuk memberikan stimulasi, banyak bibir siswa terasa terkunci. Terkuncinya bibir mereka karena 1) kurang adanya ide yang akan dikatakan, 2) penguasaan kosakata dan tatabahasa sedikit, dan 3) ragu terhadap ucapan yang benar.penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngunut Tulungagung dengan subyek penelitiannya adalah siswa kelas XI IPA 3 semester dua tahun pelajaran 2013/2014. jumlah siswa kelas ini adalah 45 siswa.tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I selama 2 jam pelajaran tatap muka pertama, dan siklus II selama 2 jam pelajaran tatap muka kedua.setelah kelas dilaksanakan tindakan kelas oleh guru dan observasi oleh 3 orang guru sebidang studi, diperoleh data tentang kegiatan guru, kegiatan siswa sebagai partisipan dan sebagai penyaji.hasil analisis data menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan tugas sesuai dengan skenario pembelajaran. 91,80 % dari keseluruhan jumlah siswa ikut aktif sebagai partisipan dalam siklus I, dan 95,90 % dalam siklus II, sebagai penyaji, semua anggota dalam kelompok melaksanakan presentasi secara aktif (100 %).Kesimpulannya adalah dengan menggunakan serangkaian gambar cerita dan presentasi bergilir, partisipasi siswa dalam kegiatan speaking meningkat. Kata Kunci: Speaking, Gambar cerita dan Presentasi. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan bahasa Inggris menurut kurikulum 2004 SMA/MA adalah pada akhir pembelajaran siswa diharapkan dapat berkomunikasi secara lisan dan tulis, lancar dan akurat. Siswa harus terampil berbicara dan memahami pembicaraan orang lain. Siswa juga harus mampu membaca dan menulis. Di dalam kurikulum ini keterampilan berbicara dapat ditemukan baik dalam wacana interaksional maupun monolog. Di dalam kedua wacana ini siswa benarbenar mendapatkan pelatihan keterampilan berbicara yang sangat memadai, baik waktu maupun kesempatan. Keberhasilan belajar siswa tidak hanya bergantung kepada ketersediaan waktu dan kesempatan saja. Factor-faktor lain yang mendukung keberhasilan belajar siswa diantarannya adalah 1) kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran, 2) ketetapan metode dan media yang digunakan, 3) motivasi dan potensi internal siswa dan 4) sarana yang memadai. 99

2 Dalam kenyataannya banyak siswa yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran terutama kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara (speaking). Pada saat mereka diberi stimulus untuk berbicara, mereka kurang memberikan respons. Mereka tampak merasa ragu dalam memberikan respons. Keraguan itu muncul disebabkan oleh 1) kurang adanya pengetahuan tentang hal yang dibicarakan, 2) kurangnya penguasaan mereka terhadap kosakata dan tatabahasa, 3) kurang yakinnya mereka terhadap ujaran-ujaran yang tepat. Halhal yang disebutkan di atas yang menyebabkan kurangnya keberanian mereka dalam memberikan respons dalam berbicara. Dengan kata lain meraka kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan berbicara. Banyak cara untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan berbicara, namun dalam penelitian ini kami menggunakan serangkaian gambar cerita dan presentasi bergilir. Berdasarkan uraian di atas penulis melakukan penelitian tindakan kelas ini dengan judul Meningkatkan Aktivitas Belajar Speaking Dengan Gambar Cerita Dan Presentasi Pada Siswa Kelas XI IPA 3 SMAN 1 Ngunut Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan gambar cerita dan presentasi dapat meningkatkan aktivitas belajar speaking pada siswa kelas XI IPA 3 SMAN 1 ngunut semester genap tahun pelajaran 2013/2014. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tindakan kelas ini, yaitu : untuk meningkatkan aktivitas belajar speaking dengan gambar cerita dan presentasi pada siswa kelas XI IPA 3 SMAN 1 ngunut semester genap tahun pelajaran 2013/2014. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah jika gambar cerita dan presentasi digunakan dalam pembelajaran maka aktivitas belajar speaking siswa kelas XI IPA 3 SMAN 1 Ngunut semester genap tahun pelajaran 2013/2014 akan meningkat. E. Manfaat Penelitian 100

3 1. Dapat menumbuhkan dan meningkatkan kinerja guru secara profesional 2. Dapat meningkatkan daya tarik siswa dalam belajar, menumbuhkan kreatifitas dan produktifitas siswa, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa 3. Dapat memberikan sumbangan khasanah model pembelajaran inovatif kepada guru maupun pemerhati pendidikan bahasa Inggris. KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Berbicara Pada halaman 18 Kurikulum 2004 SMA/MA disebutkan bahwa pengajaran berbicara diarahkan ke keterampilan melakukan dan merealisasikan tindak tutur yang sering disebut speech act, speech function atau language function. Pengembangan pembelajarannya diarahkan ke keterampilan siswa melakukan tindak tutur seperti membuka percakapan, mempertahankannya dan menutup percakapan tersebut. Jadi keterampilan berbicara dalam hal ini adalah keterampilan menggunakan bahasa lisan untuk berkomunikasi. Martin Bygate (1987:3) mengatakan : it is obvious that in order to be able to speak a foreign language, it is necessary to know a certain amount of frammar and vocabulary. Untuk terampil berbicara, seorang siswa perlu menguasai kosakaa dan tatabahasa. Ia bahkan juga perlu mengetahui dan melatih dirinya dengan ujaran-ujaran yang tepat dalam bahasa asing tersebut. Kalau mereka belum menguasai hal-hal tersebut di atas, bagaimana mereka berani ikut serta dalam kegiatan berbicara secara aktif? Pengetahuannya tentang kosakata dan tatabahasanya saja masih kurang. Dalam kalimat lain bisa dikatakan bahwa keterampilan berbicara memerlukan pengetahuan tentang kosakata dan tatabahasa. B. Pembelajaran Bahasa Pembelajaran bahasa dilakukan untuk mencapai kompetensi komunikatif melalui dua bentuk wacana yaitu wacana interaksional dan monolog. Pendekatan, metode serta teknikteknik pembelajarannya diserahkan kepada pengajar masing-masing asal kompetensi yang diharapkan 101

4 dapat tercapai. (kurikulum 2004:19) Pembelajaran siklus lisan mulai dari listening dan kemudian speaking, sedangkan pembelajaran siklus tulis mulai dari reading ke writing, dengan mengguanakan langkah-langkah Pendekatan Literasi (Literacy Approach) atau Genre Approach). Untuk setiap siklus melalui langkah-langkah sebagai berikut : 1) Bulding Knowledge of the Field (BKOF), 2) Modeling of the Text (MOT), 3) Joint Construction (J-COT), dan 4) Independent Construction (I-COT). C. Pembelajaran Speaking Menurut Martin Bygate (1987:76) ada empat macam kegiatan pembelajaran speaking, yaitu 1) Information-gap Activities, 2) Communication Games, 3) Simulations dan 4) project-based Activities. 1. Infornation gap Activities 2. Communication Games 3. Simulations 4. Project-based Interaction Activities D. Media Media yang berfungsi mengantarkan pesan dari pengirim ke penerima pesan memiliki peran yang sangat penting untuk membantu siswa dalam mencapai kesuksesan belajar mereka. Belajar pada umumnya melalui suatu proses yang disebut persepsi. Dan persepsi adalah proses belajar mengenal sesuatu lewat indera seperti penglihatan, pendengaran, penciuman dan sebagainya. Dengan media audio, siswa dapat belajar lewat pendengaran mereka. Dengan media visual merekapun dapat belajar lewat penglihatan. Dengan media audiovisual, mereka dapat memberdayakan pendengaran dan sekaligus penglihatan untuk belajar secara lebih maksimal. Dan dengan game mereka dapat memberdayakan indera yang mereka miliki untuk belajar dan sekaligus bermain. Oleh karena itu media benar-benar memiliki andil yang besar terhadap keberhasilan belajar siswa. Media visual adalah media yang sering digunakan dalam pembelajaran. Jenis media ini mencakup 1) pictures of individual person/object, 2) pictures of 102

5 situation dan 3) a series of picture on one chart. Gambar yang apabila digunakan dalam kegiatan belajar bahasa lisan yang telah dipaparkan di atas, akan memiliki daya bantu belajar yang bagus. Dengan gambar yang serupa, tetapi memiliki beberapa perbedaan kecil (Fins the Difference) akan tercipta suasana komunikasi antar siswa. Dengan kartu yang berisi gambar diam (still picture) para siswa bisa bermain tebak-tebakan tentang gambar itu melalui pertanyaan yes/no questions. Demikianlah kelebihan media dalam membantu ketercapaian hasil belajar siswa. Sehingga hasil belajar siswa akan semakin meningkat. E. Presentasi Presentasi merupakan kegiatan menyampaikan suatu pesan, informasi atau uraian suatu materi kepada banyak orang. Halhal yang membuat suatu presentasi itu akan berhasil adalah 1) ketepatan menyampaikan materi, pesan atau isi 2) ketepatan intonasi bahasa, 3) komunikatif, 4) ekspresif. F. Anekdot Anekdot adalah cerita sederhana atau singkat yang lucu dan menarik serta mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal. (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Tujuan penulisan wacana anekdot adalah berbagai cerita dengan orang lain tentang suatu peristiwa yang menarik dan luar biasa. (Kurikulum 2004:80). Wacana anekdot memiliki struktur (generic structure) sebagai berikut : 1) abstrak, 2) orientation, 3) crises, 4) reaction dan 5) coda (jika ada). Abstract merupakan bagian pertama anekdot yang memperkenalkan lucunya atau luar biasanya cerita yang akan disampaikan. Orientation memperkenalkan pelaku, kapan dan dimana serta dalam kondisi dan situasi yang bagaimana suatu kejadian itu terjadi. Crisis memberikan uraian kejadian atau peristiwa itu secara rinci. Reaction adalah reaksi setelah adanya crisis. Dan Coda merupakan refleksi terhadap suatu kejadian atau 103

6 peristiwa yang terjadi, dan bagian ini tidak selalu ada dalam anekdot. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mencari jawaban yang tepat atas permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran speaking. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran speaking. Oleh karena itu penulis berupaya untuk meningkatkan partisipasi siswa ini dengan cara menggunakan serangkaian gambar cerita dan presentasi bergilir. Dengan cara tersebut penulis merasa yakin akan terjadinya suatu perubahan perilaku positif terhadap pembelajaran speaking. Untuk itu penulis perlu melakukan beberapa tindakan yang dirancang dalam beberapa tahap sesuai dengan prosedur penelitian tindakan kelas sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan Tindakan Skenario pembelajarannya dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Sebelum tindakan kelas dimulai guru membagi kelas atas delapan keompok yang masing-masing terdiri atas 5 anggota. 2) Masing-masing kelompok diberi serangkaian gambar cerita yang menyampaikan cerita anekdot yang berbedabeda, tetapi setara. 3) Serangkaian gambar cerita terdiri atas beberapa gambar yang jumlahnya 6 atau delapan gambar. 4) Berdasarkan gambar tersebut, kelompok membuat cerita anekdot dan membuat persiapan presentasi. 5) Untuk memudahkan dan menariknya presentasi, serangkaian gambar tersebut dibesarkan. 6) Masing-masing anggota ditentukan untuk mendapatkan satu atau dua bagian gambar yang akan dipresentasikan. 7) Di depan kelas masing-masing anggota bergilir menceritakan gambar yang merupakan bagiannya untuk diceritakan. 8) Selama presentasi dilakukan oleh salah satu kelompok, kelompok lain membuat catatan-catatan yang perlu 104

7 untuk disampaikan sebagai komentar, kritikan, revisi dan pujian. 9) Guru juga membuat catatancatatan untuk tujuan yang sama. 10) Setelah presentasi para siswa lain diberi kesempatan untuk menyampaikan komentar, kritikan, revisi maupun pujian kepada penyaji. 11) Guru merespons kritikan siswa. 12) Guru memberikan pujian, saran, komentar, kritikan serta koreksian. 13) Guru mengumumkan nilai hasil presentasi siswa. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan siklus I dan II ini dilakukan pada bulan Maret 2010, minggu ketiga bersama-sama antara guru sebagai pengajar dan sekaligus sebagai penelitian dengan tiga orang pengamat, yang akan mengamati kegiatan guru, siswa sebagai partisipan dan siswa sebagai penyaji. 3. Tahap Observasi Tahap observasi siklus I dan II dilakukan untuk mencermati dan mencatat segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran di kelas. Hal-hal yang diamati adalah sema aktifitas dan interaksi yang dilakukan oleh siswa dan guru. Semua aktifitas dan interaksi ini sangatlah penting bagi peneliti, karena aktifitas dan interaksi itu merupakan sumber data yang nantinya akan menunjukkan hasil penelitian yang dilakukan. Dengan kata lain, aktifitas dan interaksi siswa dan guru akan menunjukkan seberapa besar peran aktif atau partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran speaking. 4. Tahap Refleksi Tahap refleksi merupakan suatu tahap yang akan mengetahui seberapa jauh pengaruh tindakan kelas yang dilakukan oleh seorang guru terhadap perilaku siswa setelah mendapatkan treatment atau perlakuan tertentu dari guru. B. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian SMA Negeri 1 Ngunut Tulungagung adalah tempat dilakukannya penelitian tindakan kelas ini. SMAN 1 Ngunut merupakan salah satu sekolah 105

8 favorit. Ini terbukti dari jumlah pendaftaran yang setiap tahunnya rata-rata sekitar 500 lebih calon siswa baru yang mendaftarkan diri di SMA ini. 2. Subyek Penelitian Subyek penelitian yang dipilih adalah kelas XI IPA 3. C. Pengumpulan Data Untuk menjawab permasalahan dan membuktikan kebenaran hipotesis tindakan yang dibuat, diperlukan beberapa data penelitian ini. Untuk mendapatkan data yang diperlukan penulis membuat instrumen yang berupa lembar observasi, yaitu lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa sebagai partisipan dan lembar observasi aktifitas siswa sebagai penyaji. Tiga macam lembar observasi itu dapat dilihat pada sub bab tahap observasi. D. Analisis Data 1. Data Kegiatan Guru Hasil observasi kegiatan guru dianalisis dengan cara sebagai berikut: a. Menjumlah kegiatan yang diberi tanda centang baik yang dilakukan maupun yang tidak dilakukan. b. Menghitung prosentase kegiatan yang dilakukan dan yang tidak dilakukan. c. Membandingkan dengan kriteria. d. Menyimpulkan. 2. Data Kegiatan Siswa Sebagai Partisipan Hasil observasi kegiatan siswa sebagai partisipan dianalisis dengan cara sebagai berikut: a. Menjumlah kegiatan yang dilakukan masing-masing kelompok. b. Menghitung prosentase yang dilakukan. c. Membandingkan dengan kriteria. d. Menyimpulkan. 3. Data Kegiatan Siswa Sebagai Penyaji Hasil observasi kegiatan siswa sebagai penyaji dianalisis dengan cara sebagai berikut: a. Menjumlah kegiatan yang dilakukan masing-masing kelompok penyaji. b. Menghitung prosentase yang dilakukan. c. Membandingkan dengan kriteria. 106

9 d. Menyimpulkan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pra Tindakan 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Tindakan kelas siklus I dilakukan pada minggu ketiga bulan April tahun 2010 selama 2 jam pelajaran dalam tatap muka pertama. Dan bersamaan dengan dilakukannya tindakan kelas siklus I ini juga dilaksanakan observasi kegiatan guru, kegiatan siswa sebagai partisipan dan kegiatan siswa yang lain sebagai penyaji. Tabel : Hasil Kegiatan Guru Tindakan siklus I Observasi kegiatan guru dilakukan untuk melihat dan menyakinkan bahwa guru benarbenar telah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah direncanakan. Observasi terhadap siswa sebagai partisipan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran speaking, dan observasi kegiatan siswa sebagai penyaji untuk menyakinkan bahwa para siswa yang mendapatkan tugas presentasi benar-benar melaksanakannya. Berikut adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dalam siklus I. No Kegiatan Guru Dilaksanakan Ya Tidak 01 Memberi Salam 02 Memeriksa kehadiran siswa 03 Mengingatkan tugas yang sudah diberikan 04 Meminta pendapat tentang ketertarikan siswa terhadap gambar yang diberikan 05 Memeriksa persiapan presentasi siswa 06 Menjelaskan tata cara presentasi bergilir 07 Memberi kesempatan I kepada kelompok yang siap untuk melakukan presentasi atau 08 Menunjuk salah satu kelompok untuk melakukan presentasi 09 Membuat catatan saat kelompok melakukan presentasi 10 Memberikan kesempatan kepada partisipan untuk memberikan komentar, kritikan, revisi atau pujian 11 Memberikan respons terhadap komentar, kritikan, revisi, dan pujian dari partisipan 12 Memberi komentar, saran, atau pujian kepada penyaji 13 Mengumumkan nilai hasil presentasi masing-masing siswa Jumlah kegiatan yang tidak / dilakukan

10 Berdasarkan data di atas guru telah melaksanakan seluruh langkahlangkah kegiatan pembelajaran Tabel : Hasil Kegiatan Sebagai Partisipan dalam siklus I sesuai dengan skenario proses pembelajaran yang telah dibuat. Presentasi No Kegiatan Partisipan Kelompok 1 Kelompok 2 Ya % Tdk Ya % Tdk 01 Menyimak presentasi awal , Menyimak presentasi berikut , Menyimak presentasi akhir , Memberikan saran, komentar dan 5 11, ,55 38 kritik 05 Meminta pendapat guru tentang hal yang diragukan 2 4, , Meminta mendapatkan giliran ,44 43 dahulu Berdasarkan tabel tersebut kegiatan partisipan dapat dikatakan bahwa : a. Pada penyaji kelompok 1, semua siswa memperhatikan presentasi teman mereka ( 100 % ), sedang pada penyajian kelompok kedua perhatian mereka sedikit menurun, rata-rata 91,80 %. b. Jumlah siswa yang memberi saran, komentar dan kritikan setelah presentasi kelompok pertama dan kedua sedikit, yaitu rata-rata 13,27 %. Gejala ini masih baik, karena pada kenyataannya dan pada umumnya, hanya sedikit siswa, tak lebih dari 10 siswa atau sekitar 20 % yang berani melakukan hal ini. c. Meminta pendapat guru tentang hal yang diragukan atau yang tidak diketahui adalah perilaku siswa yang tergolong superior, karena dia adalah siswa punya latar belakang pengetahuan itu sebelumnya, dan merasakan adanya perbedaan apa yang dia miliki dengan apa yang dia lihat atau dengar, sehingga kalau ada siswa yang berperilaku seperti ini, tentu hal ini merupakan hal sangat baik. Walaupun hanya ada 2 siswa dalam presentasi kelompok 1 dan 1 siswa dalam presentasi kelompok 2, atau rata-rata 3,33 %. d. Meminta mendapatkan giliran terlebih dahulu merupakan perilaku 108

11 yang terluji dalam pembelajaran, karena hal itu menunjukkan bahwa siswa selain sudah benar-benar siap presentasi, juga mereka memiliki Tabel : Kegiatan Penyaji dari kelompok 1 dalam siklus I kemampuan yang bagus, walaupun siswa yang melakukan ini sedikit dengan rata-rata 2,22 %. No Kegiatan Penyaji Penyaji Membuka presentasi Membuka cerita 03 Bercerita 04 Menutup cerita bagiannya 05 Menyerahkan giliran berikutnya 06 Menutup presentasi Berdasarkan data tabel kegiatan penyaji dapat disebut bahwa semua penyaji aktif melakukan presentasi (100%). Penyaji pertama memang Tabel : Kegiatan Penyaji dari kelompok 2 dalam siklus I harus membuka presentasi, sedang terakhir harus juga menutup presentasi. No Kegiatan Penyaji Penyaji Membuka presentasi Membuka cerita 03 Bercerita 04 Menutup cerita bagiannya 05 Menyerahkan giliran berikutnya 06 Menutup presentasi Berdasarkan data tabel kegiatan 1. Guru telah melaksanakan tindakan penyaji kelompok 2 dapat dikatakan bahwa semua penyaji aktif melakukan presentasi (100%). Penyaji pertama memang harus membuka presentasi, sedang terakhir harus juga menutup presentasi. Sedangkan berdasarkan analisis data pada semua data di atas, dapat disimpulkan bahwa : kelas dengan benar, karena apa yang dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran yang dirancang. 2. Semua siswa sebagai penyaji telah melaksanakan presentasi secara penuh. Ini berarti mereka sudah secara aktif ikut berpartisipasi sebagai penyaji. 109

12 3. Dalam hal menyimak dan memperhatikan sajian, siswa sebagai partisipasi telah ikut berpartisipasi dengan sangat baik, karena saat penyaji kelompok I, semua memperhatikan dan menyimak presentasi (100 %). Sedangkan pada saat sajian kelompok 2 sebagian besar dari mereka telah juga aktif mengikuti sajian tersebut (94,18 %) 4. Dalam hal memberi saran, komentar dan kritik secara lisan, hanya ada sedikit siswa yang melakukannya, terbukti dari presentasi 1 hanya ada 5 siswa atau 11%, dan dari presentasi 2 hanya ada 7 siswa atau 15,55 %. Keadaan ini sebenarnya merupakan hal yang wajar terjadi, karena dalam kenyataannya memang hanya beberapa siswa saja yang mau berani melakukan hal ini. 5. Dalam hal meminta pendapat guru tentang hal yang diragukan, memang hanya ada beberapa siswa yang mau melakukannya. Hal ini tidak dapat dipaksakan kepada siswa, karena memang tidak banyak di benak mereka pertanyaan yang sungguh-sungguh mereka tanyakan. 6. Meminta mendapatkan giliran terlebin dahulu adalah yang jarang terjadi, karena mereka yang meminta seperti ini adalah mereka yang memiliki minat, bakat, kemampuan, keberanian dan kesiapan yang tinggi. Dan hal inipun tidak dapat dipaksakan. Dengan kata lain kesimpulan di atas dapat dikatakan bahwa partisipasi siswa sebagai penyaji dan partisipasi dalam hal menyimak dan memperhatikan presentasi yang berjalan sudah sangat bagus. Hanya ada satu yang perlu pencermatan lagi, yaitu butir kesimpulan nomor 4. sedangkan butir kesimpulan nomor 5 dan 6 tidak dapat diharapkan banyak, karena hal itu tidak dapat dipaksakan. Mencermati butir 4 kesimpulan di atas tersebut, tumbuh pertanyaan di pikiran penulis tentang bagaimana lebih meningkatkan partisipasi siswa dalam hal memberikan komentar, kritikan dan saran atas presentasi yang dilakukan oleh teman-teman mereka. Untuk 110

13 mengatasi masalah tersebut, tahun 2008 selama 2 jam pelajaran penulis melakukan upaya, yaitu dalam tahap muka kedua. Dan dengan memberikan format bersamaan dengan dilakukannya komentar, kritikan ataupun saran kepada siswa untuk diisi dan tindakan kelas siklus II ini juga dilaksanakan observasi kegiatan dikumpulkan kepada guru untuk guru, kegiatan siswa sebagai mendapatkan nilai. Dan inilah partisipan dan kegiatan siswa yang perbuahan yang dilakukan lain sebagai penyaji. Berikut dalam siklus II. B. Pelaksanaan Tindakan Siklus II adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dalam siklus II. Tindakan kelas siklus II dilakukan pada minggu ketiga bulan Mei Tabel: Kegiatan Guru Tindakan siklus II No Kegiatan Guru Dilaksanakan Ya Tidak 01 Memberi Salam 02 Memeriksa kehadiran siswa 03 Mengingatkan tugas yang sudah diberikan 04 Meminta pendapat tentang ketertarikan siswa terhadap gambar yang diberikan 05 Memeriksa persiapan presentasi siswa 06 Menjelaskan tata cara presentasi bergilir 07 Memberi kesempatan I kepada kelompok yang siap untuk melakukan presentasi atau 08 Menunjuk salah satu kelompok untuk melakukan presentasi 09 Membuat catatan saat kelompok melakukan presentasi 10 Memberikan kesempatan kepada partisipan untuk memberikan komentar, kritikan, revisi atau pujian 11 Memberikan respons terhadap komentar, kritikan, revisi, dan pujian dari partisipan 12 Memberi komentar, saran, atau pujian kepada penyaji 13 Mengumumkan nilai hasil presentasi masing-masing siswa Jumlah kegiatan yang tidak / dilakukan

14 Berdasarkan data di atas guru telah melaksanakan seluruh langkahlangkah kegiatan pembelajaran Tabel : Kegiatan Partisipan dalam siklus II dengan baik sesuai dengan skenario proses pembelajaran yang telah dibuat. Presentasi No Kegiatan Partisipan Kelompok 1 Kelompok 2 Ya % Tdk Ya % Tdk 01 Menyimak presentasi awal , Menyimak presentasi berikut , Menyimak presentasi akhir , Memberikan saran, komentar dan 5 11, ,55 38 kritik 05 Meminta pendapat guru tentang hal yang diragukan 2 4, , Meminta mendapatkan giliran ,44 43 dahulu Berdasarkan tabel tersebut kegiatan dilakukan oleh mereka karena partisipan dapat dikatakan bahwa : 1. Pada penyaji kelompok 3 dan 4, semua siswa memperhatikan presentasi teman mereka (100 %). 2. Jumlah siswa yang memberi saran, komentar dan kritikan setelah presentasi kelompok 3 dan 4 sedikit,, yaitu rata-rata 14,38 %. Gejala ini masih baik, karena pada kenyataannya dan pada umumnya, hanya sedikit siswa, tak lebih dari 10 siswa atau sekitar 20 % yang berani melakukan hal ini. 3. Semua siswa (100 %) memberi saran, komentar dan kritikan secara tulis dalam formasi yang disediakan setelah presentasi kelompok 3 dan 4. Hal ini tugas ini juga dinilai oleh guru. 4. Meminta pendapat guru tentang hal yang diragukan atau yang tidak diketahui adalah perilaku siswa yang tergolong superior, karena dia adalah siswa punya latar belakang pengetahuan itu sebelumnya, dan merasakan adanya perbedaan apa yang dia miliki dengan apa yang dia lihat atau dengar, sehingga kalau ada siswa yang berperilaku seperti ini, tentu hal ini merupakan hal sangat baik. Walaupun hanya ada 2 siswa dalam presentasi kelompok 3 dan 3 siswa dalam presentasi kelompok 4 yang melakukan ini, atau hanya ada 5,55 % rata-rata. 112

15 Dan hal ini tidak bisa dipaksakan kepada siswa. 5. Meminta mendapatkan giliran terlebih dahulu merupakan perilaku yang terluji dalam pembelajaran, karena hal itu menunjukkan bahwa siswa selain Tabel : Kegiatan Penyaji dari kelompok 3 dalam siklus II sudah benar-benar siap presentasi, juga mereka memiliki kemampuan yang bagus, walaupun siswa yang melakukan ini sedikit dengan ratarata 3,33 % Dan hal ini juga tidak bisa dipaksakan kepada siswa. No Kegiatan Penyaji Penyaji Membuka presentasi Membuka cerita 03 Bercerita 04 Menutup cerita bagiannya 05 Menyerahkan giliran berikutnya 06 Menutup presentasi Berdasarkan data tabel kegiatan memang harus membuka presentasi, penyaji kelompok 3 dapat dikatakan bahwa semua penyaji aktif melakukan presentasi (100%). Penyaji pertama sedang terakhir harus juga menutup presentasi. Tabel : Kegiatan Penyaji dari kelompok 4 dalam siklus II No Kegiatan Penyaji Penyaji Membuka presentasi Membuka cerita 03 Bercerita 04 Menutup cerita bagiannya 05 Menyerahkan giliran berikutnya 06 Menutup presentasi Berdasarkan data tabel kegiatan penyaji kelompok 4 dapat dikatakan bahwa semua penyaji aktif melakukan presentasi (100%). Penyaji pertama memang harus membuka presentasi, sedang terakhir harus juga menutup presentasi. Jadi berdasarkan analisis data dari siklus I dan siklus II di atas, dapat disimpulkan bahwa : 113

16 1. Guru telah melaksanakan tindakan kelas dengan benar, karena apa yang dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran yang dirancang. 2. Semua siswa sebagai penyaji telah melaksanakan presentasi secara penuh. Ini berarti mereka sudah secara aktif ikut berpartisipasi sebagai penyaji. 3. Dalam hal menyimak dan memperhatikan sajian, siswa sebagai partisipasi telah ikut berpartisipasi dengan sangat baik, karena saat penyaji kelompok I, semua memperhatikan dan menyimak presentasi (100 %). Sedangkan pada saat sajian kelompok 2 sebagian besar dari mereka telah juga aktif mengikuti sajian tersebut (92,80 %) dan para waktu sajian kelompok 3 dan 4 pada siklus II, mereka 100 % menyimak dan memperhatikan presentasi tersebut. 4. Dalam hal memberi saran, komentar dan kritik secara lisan, hanya ada sedikit siswa yang melakukannya, terbukti dari presentasi 1 hanya ada 5 siswa atau 11%, dan dari presentasi 2 hanya ada 7 siswa atau 15,55 %. Presentasi 3 dalam siklus II hanya ada 5 siswa atau 11 % dan presentasi 4 juga siklus II hanya ada 8 siswa atau 17,77 %. 5. Keadaan ini sebenarnya merupakan hal yang wajar terjadi, karena dalam kenyataannya memang hanya beberapa siswa saja yang mau dan berani melakukan hal ini. Namun keadaan ini dapat diupayakan dengan cara mengaruskan mereka menuliskan komentar, kritikan ataupun saran pada format yang telah disipakan dan akan dinilai. PENUTUP A.Kesimpulan Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan pada pelaksanaan tindakan kelas siklus I dan siklus II dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kegiatan menyimak dan memperhatikan presentasi kelompok dilakukan sebagian besar siswa, yaitu rata-rata kegiatan menyimak dan memperhatikan pada siklus 91,80 % dan rata-rata kegiatan menyimak dan memperhatikan pada siklus II 100% atau rata-rata keseluruhan 95,90 %. 2. Saran, komentar dan kritikan secara lisan hanya diberikan oleh sebagian siswa atau sekitar 13,87 % dari jumlah seluruh siswa. Dan untuk meningkatkan peran ini, dilakukan perbuahan tindakan, yaitu saran, 114

17 komentar dan kritikan disampaikan secara tulis dan hasilnya ada pada butir berikut. 3. Saran, komentar dan kritikan secara tulis dilakukan oleh seluruh siswa pada siklus II. Ini berarti semua siswa berperan serta dalam pembelajaran. 4. Hasil belajar siswa selama mengikuti pelaksanaan tindakan kelas ini baik. B. Saran-saran Dengan mencermati hasil penelitian ini, dapatlah disampaikan saran-saran khususnya kepada guru sebagai berikut : 1. Ciptakan suasana pembelajaran yang selain mencerdaskan, juga menarik dan menantang siswa. 2. Upayakan untuk meningkatkan partisipasi siswa dengan memberikan tugas-tugas wajib yang menarik. Tugas-tugas tersebut nantinya harus dinilai. 3. Gunakan media dan teknik pembelajaran yang tepat agar partisipasi mereka dalam pembelajaran juga meningkat. DAFTAR PUSTAKA Anonim, English III AAC Language System. Philips Bygate, Martin Speaking. Hong Kong : Oxford University Press Departemen Pendidikan Nasional Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Bahasa Inggris SMA/MA. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jatim Modul : Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Surabaya. Herawati Susilo. Dkk Penggunaan Media Lingkungan Sekolah untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Konsep Keanekaragaman Hayati. Malang: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang. Ibrahim. Dkk Media Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang. Kistono. AR. Dkk Materi Pendidikan dan Pelatihan Guru Bahasa Inggris SMA. Jawa Timur : LPMP. Radyastuti Winarno, dkk Draft : Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang : Dewan Riset Nasional. Suharsimi Arikunto Materi Diklat: Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan Nasional. 115

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA PENELITIAN TINDAKAN KELAS Diajukan Kepada Program Studi Magister

Lebih terperinci

PENERAPAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS

PENERAPAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, no 2 Oktober 2016 PENERAPAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting dalam pendidikan, dan diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga tingkat

I. PENDAHULUAN. penting dalam pendidikan, dan diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga tingkat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa asing yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan, dan diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga tingkat perguruan tinggi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kurikulum Bahasa Inggris 2004 Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang secara eksplisit menyebutkan tujuan pemelajaran

Lebih terperinci

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki. Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki Ida Nurhayati 1 1 SMPN 1 Besuki, Tulungagung Email: 1 idanurhayati@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CLUSTERING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS TEKS NARRATIVE

PENERAPAN MODEL CLUSTERING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS TEKS NARRATIVE Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, no 2 Oktober 2016 PENERAPAN MODEL CLUSTERING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN PENGUASAAAN VOCABULARY MELALUI PENERAPAN MODEL GUESS WORD

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN PENGUASAAAN VOCABULARY MELALUI PENERAPAN MODEL GUESS WORD Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, No 4 Desember 2016 PENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN PENGUASAAAN VOCABULARY MELALUI PENERAPAN MODEL GUESS WORD Khaerudin

Lebih terperinci

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya. 1 BAB I PENDAHAULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Berbicara (Speaking) Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMPN 3 Surakarta dengan Menggunakan Gambar ABSTRAK

Peningkatan Kemampuan Berbicara (Speaking) Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMPN 3 Surakarta dengan Menggunakan Gambar ABSTRAK Peningkatan Kemampuan Berbicara (Speaking) Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMPN 3 Surakarta dengan Menggunakan Gambar Hetty Dwi Agustin Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMPN 3 Surakarta Jl. Kartini No.18

Lebih terperinci

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa. tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa. tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan terlepas dari manusia lain. Setiap manusia membutuhkan komunikasi dengan manusia lain. Untuk berkomunikasi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilham Zamzam Nurjaman, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian  Ilham Zamzam Nurjaman, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum mengamanatkan agar pembelajaran bahasa di sekolah diselenggarakan secara lebih bermakna. Melalui pembelajaran bahasa, siswa memperoleh keahlian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL Imam Sopingi Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Menulis puisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang penting. Oleh karena itu menulis merupakan salah satu standar kompetensi dalam pelajaran Bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum, pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diarahkan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kurikulum dalam pendidikan di Indonesia terus berkembang dari waktu ke waktu. Tentunya perkembangan ini terjadi untuk terus meningkatkan mutu pendidikan, bahkan perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi ini dalam rangka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional diarahkan (1) untuk mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional diarahkan (1) untuk mengembangkan kemampuan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional diarahkan (1) untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan-kebijakan tersebut. Di awal kemerdekaan republik ini, dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan-kebijakan tersebut. Di awal kemerdekaan republik ini, dunia pendidikan 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan sistem pendidikan di Indonesia berdampak pada penyusunan kurikulum yang menjadi landasan pengajaran dan penyusunan materi ajar di Indonesia. Semakin sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (Listening Skill), Berbicara (Speaking Skill), Membaca (Reading Skill),

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (Listening Skill), Berbicara (Speaking Skill), Membaca (Reading Skill), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH) OLEH

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH) OLEH PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH) PENGGUNAAN MATERI PEMBELAJARAN YANG AKRAB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPTIF BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk sosial, dorongan untuk berkomunikasi muncul dari keinginan manusia untuk dapat berinteraksi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, fikiran,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa asing yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta pada bagian akhir disajikan struktur organisasi tesis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan wujud yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. Setiap komunikasi dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah bidang pendidikan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menyimak atau mendengarkan (listening skills), keterampilan berbicara (speaking

BAB II LANDASAN TEORI. menyimak atau mendengarkan (listening skills), keterampilan berbicara (speaking BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek yaitu keterampilan menyimak atau mendengarkan (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN WORD CARD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN WORD CARD LINGUISTIKA AKADEMIA, Special Edition, May 2016 ISSN: 2089-3884 accredited by DGHE (DIKTI), Decree No: 51/Dikti/Kep/2010 193 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN WORD CARD Marwati MTsN Galur,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam

1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai alat komunikasi maupun sebagai alat untuk mengungkapkan informasi

Lebih terperinci

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : XI / 2

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : XI / 2 PERANGKAT PEMBELAJARAN PEMETAAN SK, KD DAN ASPEK PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : XI / 2 Nama Guru :... NIP/NIK :... Sekolah

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MAHASISWA SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAY

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MAHASISWA SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAY MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MAHASISWA SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAY Oleh: M.G. SRI NINGSIH SIANE HERAWATI Universitas Kanjuruhan Malang ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Materi Penyelenggaraan Jenazah Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Action research, sesuai dengan arti katanya, diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model yang 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dikembangkan oleh Stephen

Lebih terperinci

KEDUNGJERUK MOJOGEDANG KARANGANYAR TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

KEDUNGJERUK MOJOGEDANG KARANGANYAR TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK A TK 02 KEDUNGJERUK MOJOGEDANG KARANGANYAR TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN. MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) PADA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN. MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) PADA SISWA KELAS IV SDN 03 REJOSARI KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2012/2013 SHEFI HUDA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tersebut kita mampu berkomunikasi dengan orang-orang Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tersebut kita mampu berkomunikasi dengan orang-orang Indonesia di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional di negara kita. Dengan bahasa tersebut kita mampu berkomunikasi dengan orang-orang Indonesia di berbagai daerah. Seseorang

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI PADA ANAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI PADA ANAK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI PADA ANAK Suparjo (11261378) Mahasiswa PG-PAUD IKIP Veteran Semarang Abstrak Latar belakang masalah penelitian ini adalah Penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dalam pembelajaran berpengaruh pada tingkat pencapaian hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai tentu harus melalui proses pembelajaran secara

Lebih terperinci

MENGANALISIS TEORI DAN ASPEK-ASPEK DALAM KETERAMPILAN BERBICARA. Siti Reski Nanda. Pendidikan Bahasa Inggris. Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

MENGANALISIS TEORI DAN ASPEK-ASPEK DALAM KETERAMPILAN BERBICARA. Siti Reski Nanda. Pendidikan Bahasa Inggris. Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan MENGANALISIS TEORI DAN ASPEK-ASPEK DALAM KETERAMPILAN BERBICARA Siti Reski Nanda Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas muhammadiyah makassar siti.reskinanda03@gmailcom

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kepada seseorang untuk mengembangkan potensi diri agar semua potensi yang

I. PENDAHULUAN. kepada seseorang untuk mengembangkan potensi diri agar semua potensi yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk mengembangkan potensi diri agar semua potensi yang dimiliki dapat dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang 19 BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengamati pembelajaran selama ini, proses dan hasil pembelajaran bahasa khususnya bahasa Jawa dinilai belum memuaskan. Hal ini menjadi sebuah masalah dalam dunia pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Demikian pula halnya dengan kegiatan pendidikan yang meliputi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa sangat memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Kedudukan bahasa itu sangat penting sebab dengan bahasa dapat terlaksananya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi, dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran bahasa, aspek keterampilan berbahasa adalah salah satu hal yang diperlukan. Berdasarkan jenisnya, aspek keterampilan berbahasa dibagi menjadi 4 yaitu:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Nasional Republik Indonesia dan Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Dalam kurikulum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan salah satu proses penting, hasil belajar siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : XII / 1-2

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : XII / 1-2 PERANGKAT PEMBELAJARAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : XII / 1-2 Nama Guru :... NIP/NIK

Lebih terperinci

jumlah siswa sebanyak 423, maka jumlah kelas terbagi menjadi 12 kelas.

jumlah siswa sebanyak 423, maka jumlah kelas terbagi menjadi 12 kelas. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Candimulyo Magelang yang terletak di JL. Candimulyo, KM. 4, Candimulyo, Magelang. SMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek kebahasaan, seperti aspek bunyi (phonology), aspek tata bahasa

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek kebahasaan, seperti aspek bunyi (phonology), aspek tata bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan akhir pembelajaran Bahasa Inggris adalah kemampuan siswa menguasai aspek-aspek kebahasaan, seperti aspek bunyi (phonology), aspek tata bahasa (grammar),

Lebih terperinci

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN TEKNIK THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa digunakan manusia sebagai alat untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan beradaptasi. Melalui bahasa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik manusia. Bahasa merupakan salah satu ciri pembeda utama umat manusia dengan makhluk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. 55 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tuntutan yang harus dijawab oleh para siswa Indonesia dalam mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan menggunakan bahasa Inggris

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI VIDEO SEBUAH OBJEK PADA SISWA KELAS X TSM 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI VIDEO SEBUAH OBJEK PADA SISWA KELAS X TSM 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI VIDEO SEBUAH OBJEK PADA SISWA KELAS X TSM 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI IKA SUSILA RINI A310090125 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar pelajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan menggunakan bahan atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran bagi

Lebih terperinci

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : XI / 1

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : XI / 1 PERANGKAT PEMBELAJARAN PEMETAAN SK, KD DAN ASPEK PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : XI / 1 Nama Guru :... NIP/NIK :... Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang meneliti masalah-masalah yang ada di dalam kelas. PTK ini diharapkan dapat memperbaiki masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbahasa meliputi empat aspek dasar, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbahasa meliputi empat aspek dasar, yaitu keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa bagi seseorang mutlak diperlukan. Keterampilan berbahasa seseorang harus mengacu

Lebih terperinci

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : XI / 2

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : XI / 2 PERANGKAT PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA Mata Pelajaran : Bahasa Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : XI / 2 Nama Guru :... NIP/NIK :... Sekolah :... KURIKULUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut UU tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003: terhadap manusia menuju ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut UU tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003: terhadap manusia menuju ke arah yang lebih baik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri, yang diarahkan dan bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa digunakan manusia sebagai sarana berkomunikasi dengan sesamanya. Kegiatan berkomunikasi merupakan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA STANDAR

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA STANDAR UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN DI KELAS X-9 SMA NEGERI 12 MEDAN TA. 2012 2013 Nurdiati Br.Ginting SMA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan

I. PENDAHULUAN. sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa yang baik perlu dimiliki dan dipelajari oleh setiap orang. Kemampuan yang harus dimiliki siswa melalui pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah

Lebih terperinci

PROGRAM SEMESTER. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas /Semester : XII / 1. Nama Guru :... NIP/NIK :... Sekolah :...

PROGRAM SEMESTER. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas /Semester : XII / 1. Nama Guru :... NIP/NIK :... Sekolah :... PERANGKAT PEMBELAJARAN PROGRAM SEMESTER Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas /Semester : XII / 1 Nama Guru :... NIP/NIK :... Sekolah :... KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014 PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VA SD NEGERI JETIS 1 YOGYAKARTA MELALUI PROBLEM SOLVING SYSTEMATIC Sukemi Guru Kelas V SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta Abstrak Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan

Lebih terperinci

40. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

40. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) 341 40. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta

Lebih terperinci

mendemonstrasikan percakapan Tes unjuk kerja: tagihan: dialog Jenis teks melengkapi dialog pernyataan yang dibacakan oleh Mengungkapkan respons yang

mendemonstrasikan percakapan Tes unjuk kerja: tagihan: dialog Jenis teks melengkapi dialog pernyataan yang dibacakan oleh Mengungkapkan respons yang Tema (1) Arts Standar Kompetensi/ Kompetensi Dasar (2) Standar Kompetensi: Memahami makna dalam percakapan transaksional dan interpersonal lisan pendek sederhana untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS MELALUI METODE DEMONSTRASI. Sri Yanti

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS MELALUI METODE DEMONSTRASI. Sri Yanti Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini ditujukan terutama terhadap efektifitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini ditujukan terutama terhadap efektifitas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini ditujukan terutama terhadap efektifitas penggunaan media kartu kata dalam pembelajaran bahasa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Inggris berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran yang penting

Lebih terperinci

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang Safitri 1), Eti Sunarsih 2) 1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs) 36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan proses interaksi antara pengajar dan peserta didik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin baik kualitas pendidikan disuatu negara akan menghasilkan bangsa yang cerdas. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai peran penting didalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan dan digunakan sebagai bahasa nasional sehingga

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1 PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN Cerianing Putri Pratiwi 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs) 36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, hampir semua kegiatan manusia bergantung pada dan bertaut dengan bahasa. Tanpa adanya bahasa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PERMAINAN MELALUI MEDIA FLASH CARD DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 KEBASEN

PENERAPAN METODE PERMAINAN MELALUI MEDIA FLASH CARD DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 KEBASEN PENERAPAN METODE PERMAINAN MELALUI MEDIA FLASH CARD DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 KEBASEN Oleh: Ika Widyasari 1, Kartika Chrysti Suryandari 2, Suripto 3 FKIP,

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh: FITRI NUR FATHONAH A

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh: FITRI NUR FATHONAH A PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE TEMA HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA KELAS IIC SD MUHAMMADIYAH 1 KETELAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kosa kata dalam bahasa Inggris mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kosa kata dalam bahasa Inggris mempunyai peranan yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penguasaan kosa kata dalam bahasa Inggris mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam bahasa Inggris. Karena untuk bisa berbahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan kemahiran berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa dalam kurikulum di

Lebih terperinci