BAB I PENDAHULUAN. Menurut dr. Andre Yanuar, MD, M.Med, FICS, yang diwawancarai melalui via e-
|
|
- Sri Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut dr. Andre Yanuar, MD, M.Med, FICS, yang diwawancarai melalui via e- mail yang direspon pada 27 September 2015 pukul 11:14, anak-anak usia 5-14 tahun dalam aktifitasnya sehari-hari dapat mengalami cedera tulang dengan mudah, dapat disebabkan karena jatuh saat bermain, cedera olah raga, kecelakaan lalu lintas ataupun karena kekerasan fisik pada anak. Anak-anak juga rentan mengalami cedera tulang pada usia tersebut, dikarenakan anak belum sadar akan bahaya yang dapat terjadi pada tulangnya saat anak beraktifitas. Kuschithawati menambahkan (2007), anak berusia 5-20 tahun mulai bereksperimen dan tidak dapat bereaksi terhadap bahaya. Kondisi lainnya diakibatkan kurangnya pengawasan, dan terlalu aktif (hlm. 132) dan menurut laman Ikatan Dokter Anak Indonesia yang diakses pada 14 September 2015, anak-anak berusia 2 tahun atau lebih mulai beraktifitas fisik dan bervariasi. Selain itu anak memiliki struktur dan kekuatan tulang yang belum kuat sehingga tulang anak rentan terhadap cedera. Cedera tulang merupakan terganggunya kesinambungan tulang yang dapat disertai dengan terganggunya fungsi tulang. Masyarakat perlu diedukasi mengenai cedera tulang karena penanganan yang salah seperti dipijat atau diurut seringkali berakhir dengan kecacatan permanen. Hal yang sama juga dijelaskan oleh dr. Tjie Haming Setiadi, Sp. RM. yang diwawancarai secara langsung oleh penulis pada 25 September Salah satu contohnya adalah kasus seorang anak yang 1
2 mengalamai patah tulang dalam artikel berita yang diambil dari kompasiana.com, diakses pada 1 Oktober 2015, anak tersebut mengalami patah tulang lengan bawah dan sang ayah membawanya ke pengobatan alternatif. Namun hasilnya jari-jari tangan bagian kiri anaknya tidak bisa ditekuk dan menggenggam. Berdasarkan pengamatan penulis dari banyaknya buku ilmiah dan referensi visual yang penulis cari di toko buku, cukup sulit untuk mencari buku pengetahuan yang membahas spesifik tentang tulang manusia. Referensi mengenai tulang yang ada pada umumnya tergabung dalam buku ilmu pengetahuan alam atau sains sekolah dasar. Ada buku ilustrasi mengenai pengetahuan dasar rangka manusia namun belum ada buku ilustrasi interaktif yang mengedukasi anak mengenai jenis cedera tulang, pencegahan cedera tulang dan penanganan cedera melalui bimbingan orang tua. dr. Tjie Haming Setiadi, Sp. RM. menjelaskan, potensi cedera tulang pada anak menjadi besar karena masih kurangnya pengetahuan anak dan orang tua tentang resiko cedera tulang. Sementara penanganan yang salah akan cedera tulang dapat berakhir dengan kecacatan permanen yang tidak bisa disembuhkan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003 memperkirakan jumlah anak penyandang cacat berkaitan dengan tulang di Indonesia sekitar 7-10% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar anak yang berada di masyarakat dalam pembinaan dan pengawasan orang tua dan keluarga (hlm. 6). Maka dari itu, dibutuhkan sebuah media informasi yang dapat memberikan edukasi mengenai cedera tulang. 2
3 Menurut Haslam, munculnya digital teknologi tetap tidak dapat menggantikan buku karena membaca dari layar komputer tidak senyaman jika membaca langsung dari buku yang dicetak (hlm. 12). Zeegen (2009) menjelaskan bahwa buku ilustrasi anak sangat dikenal pada masyarakat sekarang ini. bertahuntahun setelah mereka membaca buku ilustrasi anak, mereka masih dapat mengingat ceritanya karena buku ilustrasi anak memiliki bagian khusus pada ingatan anak-anak (hlm ). Kemudian dijelaskan oleh Carrington & Harding (2014), buku ilustrasi interaktif anak-anak merupakan buku karakteristik inovatif dengan material yang tidak biasa dan dengan kontennya yang bersifat lebih lama diingat pada masa anak-anak (hlm. 108). Oleh karena itu, penulis akan membuat tugas akhir dengan judul Perancangan Buku Ilustrasi tentang Cedera Tulang untuk Anak yang membahas pengetahuan tentang jenis cedera tulang, pencegahan cedera tulang dan penanganan cedera tulang sehingga anak-anak dapat mencegah cedera tulang sedini mungkin melalui bimbingan orang tua Rumusan Masalah Bagaimana perancangan buku ilustrasi interaktif tentang cedera tulang untuk anak? 1.3. Batasan Masalah Menurut Shimp (2003), karakteristik konsumen secara independen dalam merespon komunikasi pemasaran terbagi menjadi tiga karakteristik, yaitu karakteristik demografi, psikografi, dan geodemografi. Demografis terdiri atas karakteristik seperti usia, penghasilan, dan etnis. Psikografis mempresentasikan sebuah kombinasi dari aktivitas, ketertarikan, dan opini konsumen. 3
4 Geodemografis merupakan orang yang menetap di area yang sama, memiliki persamaan dalam demografi dan gaya hidup (hlm ), dan Suyanto (2004) membagi pasar dalam unit geografis seperti wilayah, negara, propinsi, kota dan kepulauan (hlm. 5). Ruang lingkup pembahasan Tugas Akhir ini akan dibatasi pada: 1. Demografis A. Target primer Usia: 5-14 tahun. Jenis Kelamin: Laki-laki dan perempuan. B. Target sekunder Orang tua Jenis Kelamin: Laki-laki dan perempuan. Pendapatan: SES A dan B 2. Geografis Provinsi: DKI Jakarta 3. Psikografis Anak-anak yang mulai beraktivitas fisik dan bervariasi, maksudnya adalah anak-anak yang mulai bereksperimen dan tidak dapat bereaksi terhadap bahaya. Kondisi lainnya karena kurangnya pengawasan, bebas melakukan kegiatan apapun, kecanggungan, dan terlalu aktif. 4. Geodemografis Hunian: Perkotaan. 4
5 1.4. Tujuan Tugas Akhir Merancang buku ilustrasi interaktif tentang cedera tulang untuk anak Manfaat Tugas Akhir Perancangan buku ilustrasi interaktif ini diharapkan: 1. Memudahkan anak-anak dalam menyerap pengetahuan tentang cedera tulang melalui buku ilustrasi. 2. Mencegah cedera tulang sedini mungkin. 3. Menjadi sarana edukasi bagi anak-anak tentang cedera tulang Metode Pengumpulan Data Dalam perancangan buku ilustrasi ini didasari oleh beberapa metode pengumpulan data kualitatif yang dijelaskan oleh Daymon & Holloway (2008), yaitu wawancara dan observasi serta dengan pengumpulan data kuantitatif berupa kuesioner sebagai data primer yang digunakan penulis dalam perancangan tugas akhir Data Primer 1. Wawancara Wawancara merupakan metode untuk mengeksplorasi perspektif dan persepsi informan. Wawancara lebih dari sekedar percakapan, terdapat suatu tujuan dan biasanya memiliki bentuk struktur. Wawancara sebagai metode dasar untuk pendapat dan keyakinan mereka mengenai situasi, isu, atau produk tertentu. (hlm ). Wawancara yang penulis lakukan guna mendapatkan data secara langsung melalui narasumber yang nantinya data 5
6 tersebut akan dijadikan informasi dalam penyampaian pesan secara tepat. Penulis melakukan wawancara secara langsung dan tidak langsung ( ) kepada narasumber yang bersangkutan. 2. Observasi Observasi merupakan proses yang umum dikenal oleh sebagian besar dari kita dan merupakan dasar fundamental dari semua metode riset yang memberi makna penting ihwa mengakses dan memahami cara-cara yang digunakan orang-orang dalam bertindak dan berinteraksi secara komunikatif. Kekuatan observasi yaitu metodenya yang lebih tersamar dan lebih sedikit mengintervensi atau mengganggu latar/informan. (hlm ). Penulis akan melakukan pencarian data dengan mencatat informasi seobyektif mungkin melalui apa yang penulis lihat di toko buku tersebut. 3. Kuesioner Menurut Hamdi dan Bahruddin, kuesioner digunakan untuk mengumpulkan informasi dari subjek dan dapat menggunakan pertanyaan atau pernyataan (hlm. 54). Informasi yang penulis kumpulkan melalui pengajuan pertanyaan secara tertulis dari suatu populasi Data Sekunder Penulis memperoleh data sekunder melalui studi pustaka. Menurut Zed (2004), studi pustaka digunakan untuk memperoleh informasi sejenis, memperdalam kajian teoritis atau mempertajam metodologi, memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitian (hlm. 1-2). Informasi ini nantinya menjadi acuan bagi penulis dalam merancang buku ilustrasi, seperti buku ilustrasi, cedera 6
7 tulang atau atlas anatomi manusia. Data sekunder ini menjadi informasi pendukung fakta sehingga mendukung dan menjadi pembuktian dari data primer Metode Perancangan Menurut Haslam (2006), pendekatan yang dilakukan desainer dalam mengeksplor tulisan atau buku yaitu melalui dokumentasi yang informasinya dicatat dan disimpan mellaui tulisan dan gambar dalam bentuk brifing, naskah, list, fotografi, map, rekaman suara, video. Analisa merupakan pemikiran yang analitis terlibat dalam semua buku desain untuk memungkinkan pembaca dalam membandingkan data dan elemennya. Expression sebagai pendekatan ekspresif dalam desain dimotivikasikan melalui pendekatan posisi visualisasi oleh desainer, melihat pendekatan konten dan dimulai dari point bagaimana interpretasi itu terbentuk. Konsep memampilkan big-idea yang menjadi wadah dasar konsep dalam penyampaian pesan sebagai sebuah basis dari komunikasi. Kemudian Design Brief memberikan informasi jawaban yang lebih luas yang dapat diserap untuk mendapatkan overview dari projeknya (hlm ) Dokumentasi Penulis melakukan riset mengenai fenomena yang terjadi pada masyarakat dan membaca artikel-artikel yang mendukung penelitian penulis. Fenomena yang penulis temukan bahwa cukup banyak cedera tulang yang terjadi pada anak. 7
8 Analisa Setelah menentukan rumusan masalah, penulis akan menentukan metode penelitian yang nantinya akan mendukung penulisan dan pembuatan karya melalui teori-teori yang ada Expression Penulis mendapatkan solusi dari permasalahan dengan pembuatan sebuah buku ilustrasi interaktif yang memberikan informasi dan edukasi mengenai tulang, jenis cedera tulang, pencegahan cedera tulang dan penanganan cedera tulang. Dengan target primer anak-anak berusia 5-14 tahun, target sekunder orang tua kota Jakarta dan sekitarnya kelas menengah ke atas Konsep Penulis akan membuat desain sebuah buku ilustrasi interaktif mengenai informasi mengenai cedera tulang berdasarkan brainstorming dan mind-mapping The Design Brief Menggunakan komponen ilustrasi, warna, layout, dan finishing dalam visualisasi sehingga dapat menampilkan sebuah desain yang menarik. Paduan komponen desain tersebut menentukan keefektifan suatu desain dalam menyampaikan informasi. Desain akan dibuat sesuai dengan konsep desain yang telah dirancang. Kemudian, penulis akan melakukan produksi cetak buku ilustrasi interaktif. 8
9 1.8. Skematika Perancangan Tahap-tahap yang dilakukan dalam perancangan: Latar Belakang Melihat potensi cedera tulang pada anak menjadi besar karena masih kurangnya pengetahuan anak dan orang tua tentang resiko cedera tulang. Oleh karena itu diperlukan media informasi yang dapat mengedukasikan melalui buku ilustrasi interaktif Rumusan Masalah Bagaimana perancangan buku ilustrasi interaktif tentang cedera tulang untuk anak? Tujuan Merancang buku ilustrasi interaktif tentang cedera tulang untuk anak. Studi Pustaka Buku ilustrasi anak, buku ilustrasi interaktif, cedera tulang Wawancara Wawancara tidak langsung melalui dengan dr. Andre Yanuar, MD, M.Med,FICS, dan wawancara dengan dr. Tjie Haming Setiadi, Sp. RM. guna mendapatkan informasi mengenai cedera tulang Target Sasaran Target Primer Demografi: Usia: 5-14, laki-laki dan perempuan, semua etnis, kebangsaan dan bahasa Indonesia, seluruh agama, pendidikan SD, SMP, pelajar, belum menikah. Insight Melihat potensi cedera tulang pada anak menjadi besar karena masih kurangnya pengetahuan anak dan orang tua tentang resiko cedera tulang dan buku ilustrasi interaktif menjadi media yang dapat menyampaikan informasi dalam pengedukasian mengenai cedera tulang sedini mungkin. Konsep Perancangan Adanya potensi resiko cedera tulang yang dapat terjadi pada anak dan kurangnya pengetahuan anak dan orang tua tentang cedera tulang. Big Idea Ide: membuat sebuah media informasi tentang cedera tulang Media: buku ilustrasi interaktif 9
BAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor (www.kompas.com, 5 Mei 2014).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kucing merupakan hewan yang sering ditemui dalam keseharian. Di Jakarta Utara populasi kucing bahkan mencapai 47.000 ekor (www.kompas.com, 5 Mei 2014). Dengan populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Sivaraj (2013), kawat gigi atau dalam bahasa medisnya orthodontic
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Sivaraj (2013), kawat gigi atau dalam bahasa medisnya orthodontic sudah ada sejak 3000-2000 SM, yang digunakan hanya untuk mengatasi gigi yang tidak rata.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan yang baik selalu ditanamkan sejak dini oleh setiap orang tua karena pada usia dini, anak lebih mudah menerima dan menyerap segala informasi dan pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan. Hal ini berhubungan dengan perkembangan teknologi yang menuntut seni untuk tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya banyak manusia yang takut pada ular, karena memiliki racun atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya banyak manusia yang takut pada ular, karena memiliki racun atau bisa yang berbahaya bagi manusia sehingga banyak manusia yang membunuh ular karena takut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peringatan bahaya kepada kita. Silent killer, itulah sebutan untuk hipertensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah hal yang sangat berharga dalam hidup bagi semua orang. Semua orang tentunya ingin hidup yang sehat, namun agar dapat hidup dengan sehat, selalu ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indonesia.org (n.d.: 8 Februari 2014), kanker adalah suatu penyakit yang muncul
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker saat ini masih menjadi suatu hal yang menakutkan bagi masyarakat Indonesia (kompas.com, 2010, 5 Maret 2014). Menurut situs yayasankanker indonesia.org (n.d.:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar menyimpan kekayaan karang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar menyimpan kekayaan karang yang beragam. Namun, di Indonesia, kondisi karang yang masih sangat baik hanyalah 5%, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak selalu sehat. Menurut Asteria Aritonang seperti dikutip melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak-anak usia sekolah memiliki berbagai aktivitas di dalam maupun luar rumah yang tidak selalu sehat. Menurut Asteria Aritonang seperti dikutip melalui Kompas.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Glodok masa kini yang dikenal sebagai pusat perdagangan elektronik dan salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Glodok masa kini yang dikenal sebagai pusat perdagangan elektronik dan salah satu sentra penting perekonomian Jakarta memiliki sejarahnya tersendiri. Dalam sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa sehingga orang tua perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa sehingga orang tua perlu untuk memperhatikan tumbuh kembang anak baik dalam perkembangan moral, fisik, kognitif, bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konvensional ke media digital online. Teknologi memiliki internet sebagai media
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arus globalisasi membawa perkembangan yang sangat pesat di bidang iptek, dimana berdampak terjadinya peralihan komunikasi informasi dari media cetak konvensional ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2015) yang diakses pada 3 maret 2015, anak sudah dapat melakukan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa pertumbuhan, anak berkembang dengan pesat. Menurut situs nhs.uk (2015) yang diakses pada 3 maret 2015, anak sudah dapat melakukan berbagai gerakan sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis fashion merupakan salah satu industri kreatif yang tengah berkembang saat ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai mewarnai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sayur.menurut situs fundacionshe.org(diakses pada tanggal 2 oktober 2014 pukul
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Para orang tua memiliki masalah dengan anaknya yang susah makan sayur, sering kali membutuhkan tenaga ekstra untuk membujuk agar anaknya mau makan sayur.menurut situs
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Mellitus ataupun yang lebih sering dikenal dengan sebutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Diabetes Mellitus ataupun yang lebih sering dikenal dengan sebutan kencing manis merupakan penyakit berbahaya yang apabila tidak dikendalikan bisa naik tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aksara Jawa merupakan salah satu budaya peninggalan dari zaman nenek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aksara Jawa merupakan salah satu budaya peninggalan dari zaman nenek moyang. Namun, pada saat ini aksara Jawa sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat Jawa itu sendiri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beribadah, gereja juga dijadikan sebagai tempat untuk melakukan ziarah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut data dari Keuskupan Agung Jakarta, pada tahun 2015 penduduk Jakarta yang beragama Katolik berjumlah kurang lebih 600.000 jiwa. Hal ini tercatat sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN bab XIII, pasal 31 ayat (1) dan (2) bahwa: Tiap-tiap warga negara berhak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak-anak merupakan cikal bakal generasi penerus bangsa dan dunia. Mereka berhak mendapatkan pendidikan yang mampu membimbingnya menjadi pribadi yang baik dan berkualitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan. Usia 4 6 tahun adalah masa di mana anak berada di periode peka atau sensitif. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah pengguna internet pada tahun 1998 sebesar 512.000 pengguna meningkat tajam menjadi 16.000.000
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Situ merupakan sumber mata air alami yang berada di daratan yang memiliki fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situ merupakan sumber mata air alami yang berada di daratan yang memiliki fungsi yang salah satunya berperan penting menjadi sumber pengairan atau irigasi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memelihara hewan peliharaan merupakan kegiatan yang semakin digemari oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memelihara hewan peliharaan merupakan kegiatan yang semakin digemari oleh banyak orang. Hewan yang paling sering dijumpai dan dimiliki oleh seseorang salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan tempat tinggal. Dalam 2-3 tahun terakhir ini, isu mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesejahteraan hewan merupakan aspek penting yang mengacu pada kualitas hidup positif hewan tersebut. Hal ini terkait dengan kondisi fisik, psikologis maupun lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wilayah geografis Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng benua
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah geografis Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng benua yaitu lempeng Indo-Australia yang bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan di beberapa negara maju typography dipelajari secara khusus,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan desain grafis sampai saat ini dirasakan cukup pesat Danton Sihombing (2009). Manfaat visual dari desain grafis juga mulai dinikmati masyarakat. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis terhadap lima puluh partisipan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis terhadap lima puluh partisipan perempuan, 96% partisipan sadar bahwa olahraga teratur penting dan baik untuk kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hasdianah, Siyoto, dan Peristyowati (2014:69) dalam buku Gizi, Pemanfaatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obesitas atau yang sering disebut kegemukan tentunya menjadi masalah tersendiri bagi seseorang dalam upaya mendapatkan bentuk tubuh ideal. Menurut Hasdianah, Siyoto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat yang sangat penting dalam pembentukan sejarah negara Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta merupakan ibukota negara Indonesia yang memukau dengan keragaman warna budaya, bahasa, agama dan kaya akan sejarah, salah satunya adalah monumen. Monumen di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi pada era ini menjadi sebuah fenomena yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan teknologi pada era ini menjadi sebuah fenomena yang tidak terhindarkan lagi dalam hidup sehari-hari. Namun sayangnya, dampak fenomena ini tidak selamanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter, watak, dan moralitas anak. Seperti yang dikemukakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan agama Katolik merupakan salah satu kebutuhan mendasar anak-anak keluarga Katolik yang harus dipenuhi sejak dini karena berperan penting dalam pembentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui penampilan fisik, bila keduanya bersatu maka seorang wanita dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjadi cantik adalah impian semua wanita. Cantik secara internal maupun cantik melalui penampilan fisik, bila keduanya bersatu maka seorang wanita dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak dengan makanan yang beraneka ragam. Terdapat juga nilai negatif apabila
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Indarto dan Kurniasari (2013) dalam bukunya Cerdas dan Pintar Memilih Jajanan Sehat dikatakan bahwa saat ini jajanan sudah banyak beredar secara komersial.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Membuat balita untuk melakukan sesuatu untuk kali pertama adalah hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membuat balita untuk melakukan sesuatu untuk kali pertama adalah hal yang sulit bagi orang tua. Kesulitan utama dalam mengajarkan anak usia 3-6 tahun adalah orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Tua menjadi simbol permata Jakarta selain Monas dan Kepulauan Seribu, dan Kota Tua juga salah satu pusat sejarah Indonesia, sebab di wilayah tersebut terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan
HALAMAN JUDUL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan pengaruh di kalangan penduduk di Indonesia umumnya (hlm. 213). Tradisi sebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu (www.kbbi.web.id, diakses pada tanggal 12 Maret 2014).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batik merupakan warisan turun menurun dari nenek moyang Indonesia. Batik menghasilkan kain yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pakaian. Menurut Kamus Besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi bangsa dimasa depan yang sering kali terabaikan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak merupakan potensi bangsa dimasa depan yang sering kali terabaikan, tersakiti, dan mengalami banyak hal buruk lainnya. Anak-anak selalu menjadi korban atas tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyerang anak-anak. Penyakit Kawasaki adalah penyakit demam akut pada anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, kata Kawasaki dikenal sebagai salah satu merk kendaraan bermotor roda dua. Namun dalam dunia kesehatan, yang diakses dari situs website omni-hospitals.com,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) yang dianggap oleh masyarakat suatu hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang masih berada dalam kandungan. Pada UU RI no.23 Tahun 2002 Bab III
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa bagi sebuah keluarga. Anak juga merupakan generasi masa depan bagi suatu bangsa, karena kelak anak akan menjadi dewasa
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori
BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori Landasan teori berfungsi sebagai arah & batasan dalam konsep berfikir sehingga proses perancangan media interaktif ini berada pada arah dan ruang lingkup yang jelas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyedia jasa fotografi yang saat ini semakin banyak bermunculan terutama di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis jasa fotografi saat ini sudah berkembang cukup pesat dengan semakin banyaknya penyedia jasa fotografi di berbagai bidang seperti foto produk, model, bayi, pernikahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 2009 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menghambat perkembangan perilaku. Autisme bisa dideteksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kasus gangguan perkembangan pada anak-anak seperti autisme bukanlah hal yang baru. Diana, M.Psi, seorang psikolog, menjelaskan bahwa anak-anak yang menderita autisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Malabar (diluar negeri dikenal dengan Java Preanger) ini berjeniskan arabika dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi termasuk minuman yang digemari oleh pria dan wanita. Minuman yang konon bisa menambah energi ini sangat umum di masyarakat Indonesia. Selain itu, kopi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurun. Hal ini serupa dengan yang diungkapkan oleh salah satu dokter spesialis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin bertambahnya usia, aktivitas fisik yang dilakukan seseorang semakin menurun. Hal ini serupa dengan yang diungkapkan oleh salah satu dokter spesialis olahraga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita rakyat atau folklor adalah adatistiadat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai banyak provinsi. Setiap provinsi memiliki budaya yang beraneka ragam. Bahasa, pakaian adat, senjata daerah, rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bengkulu merupakan salah satu Kota yang berada di Pulau Sumatra. Terdapat empat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bengkulu merupakan salah satu Kota yang berada di Pulau Sumatra. Terdapat empat bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Bengkulu yaitu Bahasa Melayu, Bahasa Rejang,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kota Cirebon dan banyak diminati wisatawan-wisatawan lokal maupun mancanegara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dikutip dari berita travel.kompas.com (diakses pada tanggal 2 September 2014), Keraton Kasepuhan Cirebon menjadi salah satu tempat wisata budaya terkenal di Kota Cirebon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam 72 Persen Keluarga Indonesia Pengguna Sepeda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sarana transportasi massal di Indonesia yang minim menjadi penyebab mengapa masyarakat lebih memilih kendaraan pribadi sebagai pilihan utama, baik itu sepeda motor
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Langkah - langkah dalam proses perancangan poster kampanye anti. a. Langkah pertama ialah mencari data yang mencakup tentang
BAB V KONSEP PERANCANGAN 1.1 Deskripsi Konsep Perancangan Poster 1.1.1 Langkah perancangan poster kampanye anti osteoporosis Langkah - langkah dalam proses perancangan poster kampanye anti osteoporosis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perumahan menjadi gersang dan panas (Oloan, 2011). cara bertahan hidup yang paling awal (Aninditya, 2014).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pekarangan sangat potensial untuk dijadikan sebagai ruang hijau. Pekarangan merupakan bagian dari ruang terbuka hijau yang memberikan efek sejuk dan nyaman pada penghuni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bisnis properti untuk perumahan kelas menengah kebawah di Indonesia dari tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis properti untuk perumahan kelas menengah kebawah di Indonesia dari tahun ketahun mengalami peningkatan, khususnya daerah luar Jakarta, artikel ini dikutip dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pekalongan adalah salah satu kota yang terletak di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah dan terdiri dari empat kecamatan, yakni: Pekalongan Utara, Pekalongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sudah ditanamkan dalam benak anak sejak kecil oleh orang tuanya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jika besar nanti, aku ingin menjadi dokter. Atau Cita-citaku adalah astronot. Hal tersebut sudah ditanamkan dalam benak anak sejak kecil oleh orang tuanya. Namun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan semakin canggihnya teknologi, membuat pola hidup baru pada kehidupan manusia. Mudahnya dalam mendapatkan sesuatu karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumsi susu di Indonesia terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2012, konsumsi susu di Indonesia masih didominasi oleh susu bubuk, namun bila
Lebih terperinciBAB IV KONSEP DESAIN
BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Seperti yang dikatakan oleh Jorge Frascara, bahwa tujuan dari desain komunikasi adalah untuk mempengaruhi pengetahuan, perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah di Indonesia mempunyai kebudayaan dan adat istiadatnya sendiri. Dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebudayaan merupakan warisan dari generasi, Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki banyak sekali ragam budaya. Hampir setiap daerah di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Jakarta mempunyai sentra industri kerajinan yang berlokasi di kecamatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Jakarta mempunyai sentra industri kerajinan yang berlokasi di kecamatan Cakung, Pulogadung. Sentra itu bernama Perkampungan Industri Kecil atau biasa disingkat
Lebih terperinciBAB 4 METODE PERANCANGAN
BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1. Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Strateginya yaitu mengangkat sejarah serta perkembangan industri musik indie di tanah air, mendokumentasikan sejarah agar mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergaya western, asia dan Indonesia, sedangkan minuman terdiri dari jus, ice
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vegetarian merupakan salah satu gaya hidup yang sehat, seperti yang dikatakan oleh dr. Lusia Anggraeni dalam artikel Kuartet Nabati, Kuartet Sehat, yang dikutip oleh
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN
BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Film animasi merupakan salah satu media hiburan berbasis audio visual yang cukup efektif dan efisien untuk mengenalkan dan menyampaikan sebuah pesan kepada masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan gaya tipografi Swiss yang dikenal dengan International Typographic Style
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya desain Eropa dan Amerika telah lama menjadi kiblat para desainer grafis terutama type foundry di dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini dimulai pada masa revolusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejarah merupakan salah satu pembentuk identitas suatu negara. Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah merupakan salah satu pembentuk identitas suatu negara. Indonesia sebagai suatu negara dengan daerah yang cukup luas memiliki perjalanan sejarah yang cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditetapkan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batik merupakan sebuah warisan budaya Indonesia yang telah terdaftar dan ditetapkan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemunculan usaha rumah produksi atau biasa disebut dengan production house
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemunculan usaha rumah produksi atau biasa disebut dengan production house perlahan banyak yang berdiri seiring dengan kemunculan stasiun-stasiun televisi swasta sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cai-rebon dalam bahasa Sunda cai memiliki makna air dan rebon adalah udang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Cirebon merupakan sebuah kota administratif yang termasuk dalam provinsi Jawa Barat. Terletak di bagian utara dari pulau Jawa dan terkenal sebagai jalur pantura
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa sejak tahun 1978, pemerintah terus berusaha untuk memajukan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk lebih meningkatkan pendapatan negara ini, tidak hanya dalam bidang perdagangan, bidang lain yang juga kerap di jadikan
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN. pembuatan buku sebagai media sosialisasi, promosi serta publikasi, sebagai salah
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN 3.1. Tujuan Komunikasi Berbagai cara dapat dilakukan untuk membuat suatu informasi atau pesan bisa mudah di sampaikan tentunya secara efektif dan menarik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar, materi tata surya diberikan saat anak duduk dibangku kelas 6. Materi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu pelajaran pokok untuk anak-anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar. Salah satu materi yang diajarkan dalam mata pelajaran
Lebih terperinciII METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Karya kampanye anti narkoba sudah ada sebelumnya, bahkan sudah banyak yang memproduksinya. Beberapa karya kampanye anti narkoba bisa dilihat melalui situs website
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi
16 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan istilah baby blues (Ida Ahdiah, 2014, hlm. 97). dosen kampus Atmajaya dengan Wieka Dyah Partasari, Psi., M.Si.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sosok seorang ayah adalah sosok yang berperan penting dalam keluarga, terutama dalam 12 bulan pertama pasca kelahiran anak pertama. Menurut Skinner (2003), dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sedangkan kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker leher rahim
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Serviks termasuk dalam organ reproduksi wanita bagian dalam yang berfungsi baik dalam sistem reproduksi. Serviks sendiri terdiri dari dua bagian, yaitu mulut rahim
Lebih terperinciPERANCANGAN BUKU ILUSTRASI SEJARAH MUSIK KERONCONG. Antonius Natali P
PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI SEJARAH MUSIK KERONCONG Antonius Natali P. 3404 100 104 Buku ilustrasi adalah buku yang menampilkan hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pilihan lembaga asuransi kesehatan kian beragam, baik swasta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sehat adalah sebuah fase sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Dr. Yahmin Setiawan (diakses dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Dr. Yahmin Setiawan (diakses dari http://kesehatan.kompasiana.com, 2Oktober 2014, 14.22), MARS yang dikutip dari WHO, definisi kesehatan adalah kondisi dimanafisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi untuk hati hati, keberadaan sign system atau yang biasa disebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Selayaknya lampu sign pada kendaraan, yang menandakan arah yang akan dituju kendaraan, begitu juga lampu hazard kendaraan yang memberikan informasi untuk hati hati,
Lebih terperinciII METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas (State Of The Art) Jenis karya seperti buku ilustrasi bergambar khusus anak sudah ada sebelumnya, bahkan sudah banyak yang memproduksinya. Banyak juga rupa, bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat menggiurkan untuk sektor konsumsi dan Food and Beverages.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat di awal abad ke-21 ini berimbas dengan meningkatnya jumlah kelas menengah di kota-kota besar di Indonesia. Jakarta yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fabel adalah cerita singkat yang tokohnya berupa binatang dan bertujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fabel adalah cerita singkat yang tokohnya berupa binatang dan bertujuan mengajarkan nilai moral (Wilhelm, 2001, hlm. 144). Fabel merupakan cerita yang tidak hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi nya yang kita kenal sebagai profil perusahaan (company profile /
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembang pesat nya usaha atau bisnis baru di era globalisasi ini kompetisi usaha semakin marak dan kompetitif. Diiringi dengan perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Kreatif dalam situs tempo.co (2014: 29 April 2014) bahwa pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu industri yang terus mengalami pertumbuhan di Indonesia dan berada di peringkat 70 dalam daya saing pariwisata global. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Istilah difabel sebagai kepanjangan dari Different Abled People atau orang yang memiliki kemampuan berbeda, sudah dikenal sejak tahun 1988. Istilah tersebut secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak pada usia dini tumbuh dengan cepat, sehingga mereka sering melewatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak pada usia dini tumbuh dengan cepat, sehingga mereka sering melewatkan kebiasaan baik, seperti menjaga tatakrama dan kesopanan. Hal ini berkaitan dengan kurangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. layak untuk dikonsumsi. Indonesia sebagai negara penghasil minyak kelapa sawit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia memiliki peranan yang paling dominan dalam lingkungan karena manusia melakukan berbagai aktivitas untuk pemenuhan kebutuhannya. Usaha pemenuhan kebutuhan tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digerakan oleh energy ( Pengertian Energi Listrik, n.d.).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi merupakan penggerak dari benda-benda di muka bumi. Energi yang dimaksud di sini adalah energi listrik yang di mana dapat mengalami perubahan dari listik menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan gaya hidup. Pusat Promosi Departemen Kesehatan sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan globalisasi yang semakin berkembang, maka mulai munculnya masalah penyakit akibat perubahan gaya hidup. Hal tersebut berdampak langsung terhadap kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Balon Bunga merupakan penyedia jasa dekorasi, bunga hantaran dan special effect
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balon Bunga merupakan penyedia jasa dekorasi, bunga hantaran dan special effect guna kemeriahan pesta. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1992 berpusat di Jakarta dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Saat ini industri penerbangan di Indonesia mengalami perkembangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini industri penerbangan di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan. Munculnya bandara-bandara baru, rute-rute baru, diikuti dengan persaingan antar
Lebih terperinciII METODOLOGI. Metode erat kaitanya dengan bagaimana seorang peneliti menerangkan cara
II METODOLOGI Metode erat kaitanya dengan bagaimana seorang peneliti menerangkan cara untuk melihat suatu masalah sesuai dengan cara untuk menuju hasil tertentu. Metode berkaitan dengan suatu cara kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut (n.d.) yang diakses pada tanggal 17 September
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut www.nafasnutrition.com (n.d.) yang diakses pada tanggal 17 September 2014, aktivitas fisik merupakan suatu gerakan tubuh oleh otot-otot rangka yang membutuhkan
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI. Latar Belakang. Rumusan Masalah. Tujuan Perancangan. Riset Bakso. Materi. Data Perancangan. Identifikasi dan Analisa
BAB II METODOLOGI A. Kerangka Berfikir Studi Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Perancangan Riset Bakso Materi Data Visual Data Perancangan Data Verbal Identifikasi dan Analisa Pemecahan Masalah Konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu pusat bengkel yang ada di daerah Jakarta Selatan adalah Pusat Onderdil
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu pusat bengkel yang ada di daerah Jakarta Selatan adalah Pusat Onderdil Pasar Cipete (POPC). Pusat onderdil merupakan tempat yang didalamnya terdapat berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini gaya hidup sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Seperti dilansir pada klik.dokter.com, penggunaan perangkat audio visual juga semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan informasi yang kurang terhadap sebuah penyakit. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit berbahaya sulit untuk dideteksi kemunculannya, terlebih jika seseorang yang bersikap menyepelekan gejala-gejala penyakit ringan, ditambah lagi pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak pada usia 2-5 tahun masuk ke dalam periode peletakan struktur prilaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak pada usia 2-5 tahun masuk ke dalam periode peletakan struktur prilaku kompleks. Pola sikap dan prilaku yang dibentuk pada periode ini cenderung bertahan, sehingga
Lebih terperinci