PEMBUATAN TABUNG LPG 3KG
|
|
- Adi Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBUATAN TABUNG LPG 3KG
2 KATA PENGANTAR Puja dan puji syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha esa yang dengan rahmat dan kesehatannya yang diberikannya, tugas ini dapat diselesaikan dengan judul PEMBUATAN TABUNG LPG 3KG untuk melengkapi tugas Pemilihan Bahan Dan Proses. Dengan dibuatnya tugas ini,diharapkan dapat membantu proses pembelajaran, Pembahasan makalah ini meliputi cara cara pembuatan Tabung Lpg 3kg. Makalah ini disusun berdasarkan pembuatan tabung lpg 3kg. Dalam aktivitas, saya belajar untuk memahami fenomena sosial dan politik yang terjadi disekitarnya melalui berbagai kegiatan,seperti diskusi dan penelitian. Pada kesempatan ini,penulis mengucapkan terimah kasih kepada dosen atas dukungan,pengertian. Oleh karna itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai upaya penyempurnaan makalah ini. Medan 20 januari 2014 Penulis
3 DAFTAR ISI Kata pengantar...i Daftar isi...ii BAB 1 PENDAHULUAN... 1 A. Latar belakang...1 B. Tinjauan Pustaka Tabung gas LPG.4 2. Proses pembuatan tabung gas LPG 3kg Proses Pembentukan Logam/Baja/Defenisi Drawing 5 4. Pengelasan..6 C. Metodologi Analisa 8 D. Prosedur Analisa Perhitugan Gaya dan Daya.9 E. Metodologi Penelitian...21 F. Metodologi Kemasan Dan Pemberian Logo/Label..23 KESIMPULAN DAFTAR FUSTAKA
4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program konversi minyak tanah ke LPG merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi subsidi BBM, dengan mengalihkan pemakaian minyak tanah ke LPG. Program ini diimplementasikan dengan membagikan paket tabung LPG beserta isinya, kompor gas dan accessoriesnya kepada rumah tangga dan usaha mikro pengguna minyak tanah. Secara teori, pemakaian 1 liter minyak tanah setara dengan pemakaian 0.57 kg LPG. Dengan menghitung berdasarkan harga ekonomi minyak tanah dan LPG, subsidi yang diberikan untuk pemakaian 0.57 kg LPG akan lebih kecil daripada subsidi untuk 1 liter minyak tanah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab dari kebocoran tabung gas LPG kapasitas 3 kg yang terjadi di daerah lasan (circumferensial welding). Untuk itu dilakukan pengkajian kualitas dan performance di daerah lasan pada badan tabung secara metalurgi, dengan melakukan pengujian komposisi kimia dan pengujian mekanik yaitu: uji tarik, uji bending, uji kekerasan, dan metallografi. Sifat mekanik dari tabung pada dasarnya dipengaruhi oleh komposisi kimia dan struktur mikro. Dari hasil uji komposisi kimia, badan tabung mempunyai nilai CE < 0,40%, sehingga mempunyai kemampuan untuk dilas. Tetapi nilai sensitivitas retaknya (P ) mendekati nilai kritis (2,3%) sehingga nilai kekuatan tarik dan keuletannya pada sambungan las relatif turun yang menyebabkan adanya retakan dari hasil uji bending. Perbedaan perubahan nilai kekerasan rata-rata yang sangat besar yaitu dengan adanya kenaikan antara weld metal dengan fusion line sebesar 11,60% (25,11 HV) dan terjadi penurunan antara fusion line dengan HAZ sebesar 0,56% (1,21 HV). Perbedaan yang sangat besar inilah yang memicu terjadinya retak saat pengujian bending pada face bend, dimana lokasi retakan ada di fusion line. Kebocoran yang terjadi di daerah lasan (circumferensial welding) disebabkan oleh penipisan dinding tabung akibat proses joggling sehingga pada saat pengelasan arus yang digunakan akan terlalu besar dan akan menyebabkan terjadinya cacat burn through di daerah akar las, sehingga mengubah dimensi ketebalan dinding tabung yaitu dengan adanya cacat yang menyerupai takikan. Hal ini merupakan inisiasi terjadinya retak yang merambat menembus dinding tabung sehingga terjadi kebocoran. Pemerintah Indonesia telah melakukan program konversi bahan bakar minyak tanah ke bahan bakar LPG dimulai sejak tahun Hal ini dikarenakan bakar tersebut dipercepat,yang pelaksanaan pekerjaannya dilakukan oleh Pertamina. Hal ini berdampak pada kebutuhan pengadaan tabung gas LPG 3 kg yang meningkat dengan drastis yang tidak diimbangi dengan pengadaan (supply) tabung gas LPG 3 kg yang sesuai dengan standar. Sementara itu kontrol kualitas pada tabung gas LPG 3 kg secara umum kurang diperhatikan sehinggga banyak kejadian produk tabung gas LPG 3 kg mengalami kerusakan (failure) seperti bocor (leak) dan meledak (burst). Dengan semakin berkembangnya pola kehidupan masyarakat dewasa ini, maka masyarakat konsumen menuntut adanya penyediaan tabung gas LPG yang lebih aman dan terjaminnya perlindungan konsumen. Karena yang menjadi permasalahan yaitu kualitas dan kinerja tabung gas LPG 3 kg yang kurang memenuhi standar dan keselamatan bagi konsumen. Terutama disebabkan dengan beredarnya tabung gas LPG ilegal yang tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI 1452:2007) ICS Badan Standarisasi Nasional (BSN) yang berakibat pada keselamatan kosumen.
5 Penelitian ini dilakukan pada tabung gas LPG 3 kg berupa kajian kualitas tabung dari segi bahan baku material dan kinerja tabung gas LPG 3 kg. Dengan melakukan pengujian tabung gas LPG 3 kg yang sudah digunakan namun tabung mengalami kebocoran di daerah lasan. Dari data di lapangan kebocoran terjadapat pada daerah lasan (circumferential welding) yaitu sambungan lasan antara badan tabung bagian atas (top tube) dengan tabung bagian bawah (bottom tube). Kebocoran tersebut akibatadanya cacat (diskontinuitas) yang merupakan salah satu dari proses manufaktur yaitu proses pengelasan. Cacat yang terjadi secara kasat mata di bagian luar badan tabung gas LPG 3 kg terlihat adanya korosi pada daerah lasan, sedangkan pada bagian dalam badan tabung gas LPG 3 kg tampak adanya diskontinuitas las berupa sambungan las yang tidak sempurna. Untuk itu dilakukan pengkajian karakteristik di daerah lasan (circumferential welding) secara metalurgi, dengan melakukan pengujian mekanik yaitu: uji tarik (tensile testing), uji bending (bend testing), uji kekerasan (hardness testing), struktur makro (macro-structure) dan struktur mikro (micro-structure). Analisa kegagalan adalah langkah yang dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya kegagalan pada suatu komponen (logam) atau kontruksi. Analisa kegagalan dilakukan dengan tujuan untuk : - Mengetahui penyebab kegagalan. - Mencegah kegagalan yang sama supaya tidak terjadi dimasa datang. - Dapat menjelaskan mekanisme kegagalan dan member ikan rekomendasi untuk menyelesaikan permasalahan. - Sebagai dasar untuk menyempurnakan desain proses dari suatu komponen Faktor-faktor penyebab kegagalan adalah: 1. Pemilihan material yang salah; 2. Kesalahan dalam desain; 3. Kesalahan proses fabrikasi; 4. Kesalahan operasional; 5. Kesalahan dalam maintenance, 6. Kesalahan dalam kontrol kualitas 7. Lingkungan dan penggunaaan. B. Tinjauan Pustaka 11. Tabung Gas LPG Liquefied Petroleum Gas (LPG) dengan brand ELPIJI, merupakan gas hasil produksi dari kilang minyak (Kilang BBM) dan Kilang gas, Tabung gas elpiji berfungsi untuk mengemas dan mendistribusikan gas dari kilang gas kekonsumen yang dapat juga dimanfaatkan untuk isi ulang(refil). 22. Proses Pembuatan Tabung Gas LPG 3 kg
6 Tabung baja LPG adalah tabung bertekanan yang dibuat dari plat baja karbon canai panas, digunakan untuk menyimpan gas LPG (liquefied petroleum gas) dengan kapasitas pengisian 3 kg (7,3 liter) dan memiliki tekanan rancang bangun minimum 18,6 kg/cm2. Bahan baku yang digunakan untuk badan tabung gas LPG 3 kg sesuai dengan SNI , Baja lembaran pelat dan gulungan canai panas untuk tabung gas (Bj TG) atau JIS G 3116 SG 30 (SG 295). Proses yang berhubungan dengan pembuatan tabung gas LPG 3 kg yaitu dengan teknik pembentukan logam prinsip dasarnya yaitu melakukan perubahan bentuk dengan cara memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi plastis pada benda kerja. Proses pembuatan tabung gas LPG berdasarkan temperatur termasuk proses cold working. Proses yang berhubugan dengan pembuatan tabung LPG 3 kg yaitu: Shearing, Blanking, Notching, Pierching, Bending, Deep Drawing, Edge Trimming, Welding, Jogling, Turning, Treading and marking. Ÿ Tabung Bagian Atas (top tube) Bahan tabung baja LPG 3 kg sesuai dengan spesifikasi standar JIS G kelas (SG 295), steel sheets, plates, and strip for gas cylinders yaitu baja lembaran khusus untuk tabung gas. Grade dan simbol yang digunakan adalah SG 295 ketebalan yang diizinkan adalah 1,6 mm sampai dengan 6,0 mm. Ketebalan rata-rata bahan badan tabung adalah 2,2 mm. Dengan Dimensi baja lembaran tersebut adalah 380 x 760 x 2,2 mm. 4 Ÿ Tabung Bagian Bawah (bottom tube) Bahan badan tabung baja LPG 3kg sesuai dengan spesifikasi standar JIS G kelas (SG 295) steel sheets, plates, and strip for gas cylinder, yaitu baja lembaran khusus untuk tabung gas. Dengan dimensi baja lembaran tersebut adalah 380 x 760 x 2,2 mm. Proses produksi untuk tabung bagian bawah (bottom tube) dilakukan setelah proses shearing dan blanking sama dengan pada tabung bagian atas. 33. Proses Pembentukan Logam/Baja/Defenisi Drawing Deep Drawing atau biasa disebut drawing adalah salah satu jenis proses pembentukan logam, dimana bentuk pada umumnya berupa silinder dan selalu mempunyai kedalaman tertentu. Proses drawing dilakukan dengan menekan material benda kerja yang berupa lembaran logam yang disebut dengan blank sehingga terjadi peregangan mengikuti bentuk dies, bentuk akhir ditentukan oleh punch sebagai penekan dan die sebagai penahan benda kerja saat di tekan oleh punch pengertian dari sheet metal adalah lembaran logam dengan ketebalan maksimal 6 mm, lembaran logam(sheet metal) di pasaran dijual dalam bentuk lembaran dan gulungan.pada umumnya berbebagai jenis material logam dalam bentuk lembaran dapat digunakan untuk proses drawing seperti stainless stell, alumunium, tembaga, perak, emas, baja maupun titanium. Gambaran lengkap proses drawing dapat dilihat pada Gambar 1 Proses drawing
7 Dalam satu unit die set terdapat komponen utama yaitu : 1. Blankholder 2. Punch 3. Die Sedangkan komponen lainya merupakan komponen tambahan tergantung dari jenis die yang dipakai. Bentuk dan posisi dari komponen utama dapat dilihat pada Gambar 2
8 1. Pengelasan Definisi las berdasarkan DIN (Deutche Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam panduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Secara umum pengelasan dapat didefinisikan sebagai penyambungan dari beberapa batang logam dengan memanfaatkan energi panas. Secara umum pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilakukan dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan. Untuk keberhasilan penyambungan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi: - Benda padat tersebut dapat cair oleh panas - Terdapat kesesuaian sifat lasnya,sehingga tidak melemahkan atau menggagalkan sambungan las - cara-cara penyambungan sesuai dengan sifat benda padat dan tujuanpenyambungan. Ø Sumber panas yang dapat digunakan. -Bahan bakar minyak - Campuran zat asam dengan gas (acetylene, propan, hydrogen) - Gas pembakaran bertekanan - Busur nyala listrik - Tahanan listrik - Induksi listrik Busur nyala listrik dan gas pelindung - Sinar infra merahreaksi kimia eksothermis (termit) - Ledakan bahan mesiu (cad explosion) - Pemboman dengan elektron (electron bombardment) -Sinar laser A.Las Busur Listrik 1. Prinsip Pengelasan Busur Nyala Listrik Dua metal konduktif jika dialiri arus listrik yang cukup padat (dense) dengan tegangan yang relatif rendah akan menghasilkan loncatan elektron yang
9 menimbulkan panas sangat tinggi sehingga dapat mencairkan kedua metal tersebut dengan mudah. Arus (I) yang digunakan Ampere (A) baik AC/DC Tegangan yang digunakan Volt. 2. Jenis Las Listrik a. Las Listrik Dengan Elektroda Karbon Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas. Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang berselaput fluksi. b. Las Listrik Dengan Elektroda Berselaput (SMAW) Las tistrik ini menggunakan alektroda berselaput sebagai bahan tambah. Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung elektroda dan sebagian bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda, kawah Ias, busur Iistri dan daerah Ias di sekitar busur listrik terhadap pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan menutupi permukaan Ias yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Las elektroda terbungkus adalah cara pengelasan yang banyak digunakan pada masa ini, Busur listrik terbentuk diantara logam induk dan ujung elektroda. Karena panas dari busur ini maka logam induk dan ujung elektroda tersebut mencair dan kemudian membeku bersama. Proses pemindahan logam elektroda terjadi pada saat ujung elektroda mencair dan membentuk butirbutir yang terbawa oleh arus busur listrik yang terjadi. Semakin besar arus listrik maka butiran logam cair yang terbawa menjadi halus, begitu sebaliknya bila arusnya semakin kecil maka butirannya akan menjadi semakin besar. Secara umum logam mempunyai sifat mampu las tinggi bila pemindahan terjadi dengan butiran halus, sedangkan pola pemindahan cairan dipengaruhi oleh besar kecilnya arus dan juga komposisi dari bahan fluks yang digunakan. C. Metodologi Analisa Pada proses pembuatan tabung gas elpiji untuk mendisain suatu proses pembentukan logam, baik primer maupun sekunder, seperti pengerolan (rolling), penempaan (forging), penarikan (drawing). Salah satu pekerjaan yang harus kita lakukan adalah menentukan atau memilih kapasitas mesin (energi, gaya, torsi) serta perkakas dan peralatan yang akan digunakan untuk proses tersebut. Untuk dapat menentukan kedua hal tersebut, kita perlu memprediksi berapa beban eksternal yang diperlukan agar logam dapat mulai mengalir dan terdeformasi plastis serta bagaimana distribusi tegangan dan regangan pada permukaan benda kerja maupun perkakas. Dengan kata lain, di dalam mendisain proses pembentukan logam, kita perlu melakukan analisis untuk dapat memprediksi beban eksternal yang dibutuhkan serta distribusi regangan dan tegangannya, sehingga kita dapat menentukan atau memilih kapasitas mesin, perkakas, dan peralatan yang paling sesuai untuk proses tersebut. Di dalam proses pembentukan logam terjadi berbagai macam fenomena fisik, seperti aliran logam friksi, panas yang timbul maupun ditransfer selama terjadi aliran plastis, hubungan antara mikrostruktur dan sifat-sifat, serta kondisi proses. Oleh karena itu, secara teoritis akan sulit untuk dapat melakukan analisis secara kuantitatif. D. Prosedur Analisa Perhitungan Gaya Dan Daya
10 Aliran proses pembuatan tabung gas 1. Data 2. Fc Inside 3. Blanking Blanking Deep Drawing 6. Neckring Welding 7. Hand Guard Welding 8. Batt Welding 9. Joggling 10. Footring Welding 11. Circum Welding 12. X-ray 13. Feeding To Ht 14. Annealing 15. Shot Finish 16. Powder Coating 17. Paintig 18. Valve Asembling 19. Leak Test 20. Marking E. Metodologi Penelitian 1. Aliran Penelitian - Mulai - Studi - Annealing Sampel - Uji tarik - Uji Metolografi
11 - Data - Analisa - Kesimpulan - Selesai 1. Persiapan Bahan Pengujian Bahan tabung gas LPG yang digunakan dalam penelitian adalah baja tabung JIS G 3116 SG 295 yang diambil dari PT.INDONUSA HARAPAN MASA 2. Proses Annealing Sampel Proses annealing dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : - Pembebasan tegangan sisa pada material tabung. - Menjamin kualitas material tabung yang akan di proses pada tahap selanjutnya yaitu proses blasting. Adapun langka proses annealing sampel adalah sebagai berikut : 1. Material tabung ditempatkan pada konveyor. 2. Melalui konveyor material tabung dimasukan ke dalam oven atau tungku pemanas. 3. Menyalakan oven dengan temperatur awal (4800 C) 4. Atur laju pemanasan pada oven sebesar 150C/menit. 5. Apabila temperatur sudah mencapai suhu tenggang 6300C maka di tahan selama 10 menit (sampel kedua), untuk sampel berikutnya di tahan selama 15 menit (sampel ketiga), dan berikutnya 20 menit (sampel keempat). 6. Kemudian didinginkan dalam dapur dengan laju minimum 430C/menit hingga suhu 2000C. A. Metodologi Kemasan Dan Pemberian Logo/Label Kemasan LPG dalam tabung, digunakan untuk memudahkan perndistribusiannya kepada konsumen. Selain itu, tabung LPG dibuat sedemikian rupa untuk membuat aman konsumennya. Maka anda perlu mengenal lebih dekat tabung LPG itu sendiri. 1. Kode tabung LPG Tabung LPG yang digunakan pada operasi penyaluran, berupa tabung bejana bertekanan dengan kapasitas isi 12 dan 50 Kg. Tabung LPG dilengkapi dengan kode sebagai-berikut : a. Logo
12 b. Label c. Tanda pengujian ulang (bulan,tahun) d. Berat kosong tabung e. Tanda pengesahan dari pihak yang berwenang (Depnaker). f. Kode wilayah dan tanda lain yang dirasa perlu. 2. Persyaratan Tabung LPG Ada beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh tabung LPG : 1. Harus memenuhi persyaratan keselamatan bejana bertekanan dan mempunyai sertifikasi sera cap pemeriksaan yang masih berlaku. 2. Katup keselamatan diset pada 24,8 kg/cm2 3. Bejana tekanan dilindungi terhadap karat, dengan melakukan pengecatan sesuai dengan ketentuan lembaga yang berwenang. 4. Pengujian pada tabung LPG dilakukan setiap 5 (lima) tahun satu sekali 5. Tabung yang terkena pengaruh panas, perubahan bentuk atau cacat goresan, akan diuji ulang segera walaupun belum lima tahun masa pemakaian 3.Memelihara Tabung LPG Ada beberapa langkah yan gdapat dilakukan untuk memelihara tabung LPG anda agar awet dan tahan lama. 1. Periksa identitas tabung anda. Catat Nomor Serim Volume, Berat Jenis serta tahun pembuatan tabung. 2. Periksa kembali tabung anda, beri tanda bila ada kerusakan. Bila terdapat keretakan segera kembalikan ke dealer terdekat. 3. Timbang dengan cermat berat tabung kosong dengan tabung isi. Bila sesuai ketentuan artinya tabung dalam keadaan baik. 4. Dalam menempatkan tabung jangan pada tempat basah apalagi terkena air laut. 5. Sebaiknya dibuatkan tempat khusus untuk menaruh tabung LPG, dengan syarat mudah diraih dan cepat terlihat. 6. Dalam meletakkan tabung kosong LPG janganlah dalam keadaan terbalik. Hal ini dapat membahayakan kita semua dan merusak kondisi tabung. 4. Kemasan LPG
13 1. Kemasan merupakan pelindung hasil produksi dari pengaruh luar. Berfungsi pula sebagai wadah produk dan alat untuk memudahkan konsumen mengenali produk yang dicarinya. Gas LPG dikemas dalam tabung baja yang kokoh. Tabungnya diberikan desain yang menarik dan berwarna, sebagai perlambang citra dan kualitas yang baik. Pada kemasan/tabung LPG yang beredar di pasaran dicantumkan : 1. Nomor seri botol. 2. Kapasitas Nominal. 3. Berat botol kosong. 4. Berat isi LPG. 5. Tahun pembuatan. 6. Logo LPG. 7. Tanda uji ulang test pressure. 5. Bentuk kemasan Kemasan gas LPG berbentuk tabung besi yang kokoh dan mampu menahan tekanan sampai dengan 10 KSC atau 30 Kg/Cm2. Tabung besi LPG sebelum dipasarkan telah diuji oleh : 1. Pabrik yang membuatnya, sesuai norma-norma ICC. 4. B. 240 (Interstate Commerce Commision). 2. Dinas Pembinaan Norma-Norma Keselamatan Kerja Kesimpulan Dari penulisan laporan analisa daya dan gaya proses deep drawing dan pengelasan pada proses pembuatan tabung gas LPG 3 kg dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pada proses deep drawing dengan kecepatan tekan yang telah ditentukan (sesuai tabel) daya tekan maksimal tidak boleh melebihi : 167,330 kg. 2. Pada proses pengelasan neck ring, kekuatan tegangan normal nilainya kg/cm2, karena masih diatas uji ketahanan hidrostastik (max 31 kg/cm2 selama 30 detik) maka masih dalam batas aman.
14 3. Pada proses pengelasan hand guard, kekuatan tegangan nornal mencapai 7.36 kg/cm2. Karena mendapat gaya tarik sebesar 8 kg, jadi masih aman. 4. Pada proses pengelasan foot ring, kekuatan tegangan normal mencapai 7.65 kg/cm2. Karena mendapat beban sebesar 8 kg jadi masih aman. 5. Pada proses pengelasan circum, tegangan normal mencapai kg/cm2, karena masih diatas uji ketahanan hidrostastik, maka masih dalam batas aman.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LPG (Liquified Petroleum Gas) LPG merupakan gas hidrokarbon produksi dari kilang minyak dan kilang gas dengan komponen utama gas propana (C 3 H 8 ) dan butana (C 4 H 10 ) dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LPG (Liquified Petroleum Gas) LPG merupakan gas hidrokarbon produksi dari kilang minyak dan kilang gas dengan komponen utama gas propane ( ) dan butane ( ) dan dikemas didalam
Lebih terperinciAnalisa Pembuatan Tabung Gas Lpg 3 Kg
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 4 No.1. pril 010 (35-4) nalisa embuatan Tabung Gas Lpg 3 Kg Mustafa Staf engajar Universitas Merdeka Madiun bstraksi rogram konversi minyak tanah ke LG merupakan program
Lebih terperinciTabung baja LPG SNI 1452:2007
Standar Nasional Indonesia Tabung baja LPG ICS 23.020.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Klasifikasi...
Lebih terperinciANALISA PEMBUATAN TABUNG GAS LPG 3 KG
NLIS EMBUTN TBUNG GS LG 3 KG Mustafa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun BSTRCT Kerosene to LG is a government program that aims to reduce fuel subsidies, by diverting the use
Lebih terperinciBAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan
II - 1 BAB II PENGELASAN SECARA UMUM 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Pengelasan Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan menjadi dua, pertama las cair (fussion welding) yaitu pengelasan
Lebih terperinciPERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41
C.8 PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41 Fauzan Habibi, Sri Mulyo Bondan Respati *, Imam Syafa at Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam dunia industri, bahan-bahan yang digunakan kadang kala merupakan bahan yang berat. Bahan material baja adalah bahan paling banyak digunakan, selain jenisnya bervariasi,
Lebih terperinciTabung baja LPG SNI 1452:2011
Standar Nasional Indonesia Tabung baja LPG ICS 23.020.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen
Lebih terperinciPengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah
TUGAS AKHIR Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah Disusun : MT ERRY DANIS NIM : D.200.01.0055 NIRM : 01.6.106.03030.50055
Lebih terperinciPENGARUH HEAT TREATMENT
TUGAS AKHIR PENGARUH HEAT TREATMENT SESUDAH PENGELASAN (POST WELD) PADA BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KOMPOSISI KIMIA Disusun : CATUR WIDODO YUNIANTO
Lebih terperinciMAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)
MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan (welding) adalah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan
Lebih terperinciANALISA KEGAGALAN TABUNG GAS LPG KAPASITAS 3 KG
Jurnal Riset Industri Vol. VI No. 1, 01, Hal. 61-74 ANALISA KEGAGALAN TABUNG GAS LPG KAPASITAS 3 KG (FAILURE ANALYSIS LPG GAS CYLINDER CAPACITY 3 KG) 1 Tarmizi, Sri Mulyati Latifah 1 Balai Besar Logam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Las dalam bidang konstruksi sangat luas penggunaannya meliputi konstruksi jembatan, perkapalan, industri karoseri dll. Disamping untuk konstruksi las juga dapat untuk
Lebih terperinciPengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF
TUGAS AKHIR Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF Disusun : DIDIT KURNIAWAN NIM : D.200.03.0169 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciTUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )
1. Jelaskan tahapan kerja dari las titik (spot welding). Serta jelaskan mengapa pelelehan terjadi pada bagian tengah kedua pelat yang disambung Tahapan kerja dari las titik (spot welding) ialah : Dua lembaran
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Baja Baja adalah paduan antara unsur besi (Fe) dan Carbon (C) serta beberapa unsur tambahan lain, seperti Mangan (Mn), Aluminium (Al), Silikon (Si) dll. Seperti diketahui bahwa,
Lebih terperinciPenelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG
TUGAS AKHIR Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG Disusun : MUHAMMAD SULTON NIM : D.200.01.0120 NIRM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak dapat dipisahkan dari pengelasan, karena mempunyai peranan penting dalam rekayasa dan reparasi logam.
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Pengertian Las Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Norman) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Pada saat ini, banyak sekali alat-alat yang terbuat dari bahan plat baik plat fero maupun nonfero seperti talang air, cover pintu, tong sampah, kompor minyak, tutup
Lebih terperinciPengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37
Nusantara of Engineering/Vol. 2/ No. 1/ISSN: 2355-6684 23 Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37 Sigit Nur Yakin 1 ), Hesti Istiqlaliyah 2 ) 1 )Teknik Mesin S1, Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena suhu
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA ALAT DAN MATERIAL PENELITIAN 1. Material Penelitian Tipe Baja : AISI 1045 Bentuk : Pelat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja AISI 1045 Pelat AISI 1045 Unsur Nilai Kandungan Unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Keberadaan perusahaan, baik perusahaan jasa maupun manufaktur adalah untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini penggunaan baja semakin meningkat sebagai bahan industri. Hal ini sebagian ditentukan oleh nilai ekonominya, tetapi yang paling penting adalah karena sifat-sifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam industri, teknologi konstruksi merupakan salah satu teknologi yang memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan manusia. Perkembangannya
Lebih terperinciFrekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la
Pengelasan upset, hampir sama dengan pengelasan nyala, hanya saja permukaan kontak disatukan dengan tekanan yang lebih tinggi sehingga diantara kedua permukaan kontak tersebut tidak terdapat celah. Dalam
Lebih terperinciPENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN.
PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN. Fenoria Putri Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Jl.Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 Telp: 0711-353414,
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS PEMELIHARAAN TABUNG LPG
PEDOMAN TEKNIS PEMELIHARAAN TABUNG LPG Bagian 4 dari 5 Pedoman PEDOMAN TEKNIS INSTALASI PENGISIAN, PENANGANAN DAN PENGGUNAAN SERTA PEMERIKSAAN BERKALA LIQUEFIED PETROLEUM GAS (LPG) KEMENTERIAN ENERGI DAN
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA
TUGAS AKHIR PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya teknologi maka industri pada saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Karena pesatnya kemajuan teknologi, maka banyak sekali
Lebih terperinciPELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR
MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI AMPERE PENGELASAN PLAT BAJA ST 36 TERHADAP BEBAN TEKAN BENGKOK DAN KERUSAKAN PERMUKAAN
Widya PENGARUH Teknika Vol.22 VARIASI No.1; Maret AMPERE 2014 PENGELASAN.. DAN KERUSAKAN PERMUKAAN [AGUS SUYATNO] ISSN 1411 0660: 47-51 PENGARUH VARIASI AMPERE PENGELASAN PLAT BAJA ST 36 TERHADAP BEBAN
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA PENELITIAN 1. Material Penelitian a. Tipe Baja : A 516 Grade 70 Bentuk : Plat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja A 516 Grade 70 Komposisi Kimia Persentase (%) C 0,1895 Si
Lebih terperinciIr Naryono 1, Farid Rakhman 2
PENGARUH VARIASI KECEPATAN PENGELASAN PADA PENYAMBUNGAN PELAT BAJA SA 36 MENGGUNAKAN ELEKTRODA E6013 DAN E7016 TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2 Lecture
Lebih terperinciMENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN
MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN APAKAH ELPIJI ITU ELPIJI adalah merek dagang dari produk Liquefied Petroleum Gas (LPG) PERTAMINA, merupakan gas hasil produksi dari kilang minyak (Kilang BBM) dan Kilang gas,
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 13 No. 1 Januari 2017; 10-14 STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L Ojo Kurdi Departement Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja ataupun konstruksi sebuah mesin, dimana nilai kekakuan yang tinggi dari suatu material yang
Lebih terperinciLAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)
Page : 1 LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW) 1. PENDAHULUAN. Las busur listrik elektrode terbungkus ialah salah satu jenis prose las busur listrik elektrode terumpan,
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN ANALISA
BAB IV DATA DAN ANALISA Pengelasan plug welding pada material tak sejenis antara logam tak sejenis antara baja tahan karat 304L dan baja karbon SS400 dilakukan untuk mengetahui pengaruh arus pengelasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tugas Akhir Akhmad Faizal 2011310005 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Pengelasan Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas. Menurut
Lebih terperinciBaja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)
Standar Nasional Indonesia Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P) ICS 77.140.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciPengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 8, No.2, Mei 2017 27 Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083 Satrio Hadi 1, Rusiyanto
Lebih terperinciPROSES PRODUKSI DI PABRIK TABUNG ELPIJI
PROSES PRODUKSI DI PABRIK TABUNG ELPIJI Nike Septivani Department of Industrial Engineering, Faculty of Engineering, Binus University Jln. K.H. Syahdan No. 9 Palmerah Jakarta Barat 11480 nseptivani@binus.edu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi produksi logam dan besi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses pengelasan merupakan proses penyambungan dua potong logam dengan pemanasan sampai keadaan plastis atau cair, dengan atau tanpa tekanan. Perlu diketahui bahwa ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena
Lebih terperinciC. RUANG LINGKUP Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kerja las 2. Workshop produksi dan perancangan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan dibuatnya laporan ini, sebagai hasil praktikum yang sudah dilakukan dan berberapa pengalaman maupun temuan semasa praktikum, kita dapat mengevaluasinya secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kuningan merupakan salah satu logam yang sangat bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah tangga. Cara atau pemilihan pengelasan yang salah akan berpengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan teknologi dalam bidang konstruksi yang semakin maju dewasa ini, tidak akan terlepas dari teknologi atau teknik pengelasan karena mempunyai peranan yang
Lebih terperinciPengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah
TUGAS AKHIR Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah Disusun : HENDRA ADHI NAGARA NIM : D.200.01.0173 NIRM : 01.6.106.03030.50173
Lebih terperinciDASAR-DASAR PENGELASAN
DASAR-DASAR PENGELASAN Pengelasan adalah proses penyambungan material dengan menggunakan energi panas sehingga menjadi satu dengan atau tanpa tekanan. Pengelasan dapat dilakukan dengan : - pemanasan tanpa
Lebih terperinciPersentasi Tugas Akhir
Persentasi Tugas Akhir OLEH: MUHAMMAD RENDRA ROSMAWAN 2107 030 007 Pembimbing : Ir. Hari Subiyanto,MSc Program Studi Diploma III Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Lebih terperinciPengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah
Pengaruh Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah Yusril Irwan Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Jl. PKH. Mustafa No. 23. Bandung 4124 Yusril@itenas.ac.id,
Lebih terperinciBAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN. tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan flux atau slag yang terbentuk.
IV - 1 BAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN SMAW adalah proses las busur manual dimana panas pengelasan dihasilkan oleh busur listrik antara elektroda terumpan berpelindung flux dengan benda kerja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu proses terpenting dalam industri logam, permesinan dan manufaktur yaitu proses penyambungan logam yang disebut proses pengelasan (welding). Prosedur pengelasan
Lebih terperinciPENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA
PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA Pudin Saragih 1 Abstrak. Kekuatan sambungan las sangat sulit ditentukan secara perhitungan teoritis meskipun berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterbatasan sumber energi bahan bakar minyak (BBM) dewasa ini telah memacu perkembangan teknologi otomotif yang mengarah pada peningkatan efisiensi penggunaan
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37
PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciPENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON
TUGAS AKHIR PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak dapat dipisahkan dari pengelasan karena mempunyai peranan penting dalam rekayasa dan reparasi logam.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian terhadap las gesek telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian tentang parameter kekuatan tarik, kekerasan permukaan dan struktur
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI. Berdasarkan definisi dari Deutche Industrie Normen (DIN), las adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Las Berdasarkan definisi dari Deutche Industrie Normen (DIN), las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua logam atau lebih yang menggunakan energi panas. Teknologi pengelasan tidak hanya digunakan untuk memproduksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus oleh spesimen selama uji tarik dan dipisahkan oleh daerah penampang lintang yang asli. Kekuatan
Lebih terperinciPengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT...
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai elemen mesin yang berfungsi untuk meneruskan daya, poros menerima beban yang terkombinasi berupa beban puntir dan beban lentur yang berulangulang (fatik). Kegagalan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK
KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK Syaripuddin Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta e-mail : syaripuddin_andre@yahoo.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
TUGAS AKHIR PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT PADA PENGELASAN BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK TERHADAP UJI KOMPOSISI KIMIA, STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN TARIK Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I LAS BUSUR LISTRIK
BAB I LAS BUSUR LISTRIK A. Prinsip Kerja Las Busur Listrik Mengelas secara umum adalah suatu cara menyambung logam dengan menggunakan panas, tenaga panas pada proses pengelasan diperlukan untuk memanaskan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Alat pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai pengganti minyak bumi. Pada dasarnya sebelum melakukan penelitian
Lebih terperinciInformasi Standar Tabung Gas dan Asesorisnya :
Informasi Standar Tabung Gas dan Asesorisnya : 16/07/2010 Standar Tabung Gas dan Asesorisnya Konversi minyak tanah ke gas merupakan salah satu program Pemerintah untuk menekan subsidi bahan bakar, dengan
Lebih terperinciKAJIAN TEGANGAN DAN KEAMANAN TABUNG GAS ELPIJI BRIGHT GAS 5,5 KG MELALUI SIMULASI SOFTWARE SOLID WORK
KAJIAN TEGANGAN DAN KEAMANAN TABUNG GAS ELPIJI BRIGHT GAS 5,5 KG MELALUI SIMULASI SOFTWARE SOLID WORK Iwan Agustiawan1*, Muhammad Noor Widdy 2 1,2 Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional Bandung, Jalan
Lebih terperinciRANGKUMAN LAS TIG DAN MIG GUNA MEMENUHI TUGAS TEORI PENGELASAN
RANGKUMAN LAS TIG DAN MIG GUNA MEMENUHI TUGAS TEORI PENGELASAN Oleh : MUH. NURHIDAYAT 5201412071 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG A. Las TIG ( Tungsten Inert Gas) 1. Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelasan adalah salah satu proses penggabungan logam dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS
PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS (TIG) TERHADAP KEKUATAN TARIK HASIL SAMBUNGAN LAS PADA BAJA KARBON RENDAH SNI_07_3567_BJDC_SR DENGAN KETEBALAN PLAT 0,68 MM DAN 1,2 MM EFRIZAL ARIFIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan teknologi dalam bidang konstruksi yang semakin maju dewasa ini, tidak akan terlepas dari teknologi atau teknik pengelasan karena mempunyai peranan yang
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 01/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 01/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) TABUNG BAJA LPG SECARA WAJIB DIREKTUR
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka
BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Pengelasan logam tak sejenis antara baja tahan karat dan baja karbon banyak diterapkan di bidang teknik, diantaranya kereta api, otomotif, kapal dan industri lain.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan pemeliharaan dari semua alat-alat yang terbuat dari logam, baik sebagai proses penambalan retak-retak,
Lebih terperinciBAB III TEKNOLOGI PENGELASAN PIPA UNTUK PROSES SMAW. SMAW ( Shielded Metal Arc Welding ) salah satu jenis proses las busur
III- 1 BAB III TEKNOLOGI PENGELASAN PIPA UNTUK PROSES SMAW 3.1 Pendahuluan SMAW ( Shielded Metal Arc Welding ) salah satu jenis proses las busur listrik electrode terumpan, yang menggunakan busur listrik
Lebih terperinciANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL
ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL Syawaluddin, Thifti Ardiyansyah Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAK Penelitian ini menggunakan bahan baja karbon
Lebih terperinciSPESIFIKASI TEKNIK KOMPOR GAS BAHAN BAKAR LPG SATU TUNGKU DENGAN SISTEM PEMANTIK MEKANIK KHUSUS UNTUK USAHA MIKRO
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 56/M-IND/PER/5/2009 TANGGAL : 28 Mei 2009 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciPengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG
NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat
Lebih terperinciPENGARUH KELEMBABAN FLUKS ELEKTRODA E 6013 LAS SMAW PADA KEKUATAN SAMBUNGAN TUMPUL BAJA PADUAN BERKEKUATAN TARIK TINGGI AISI 4340
Jurnal Ilmiah TEKNIKA PENGARUH KELEMBABAN FLUKS ELEKTRODA E 6013 LAS SMAW PADA KEKUATAN SAMBUNGAN TUMPUL BAJA PADUAN BERKEKUATAN TARIK TINGGI AISI 4340 Bahrul Ilmi* *Dosen Program Studi Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK PENGELASAN SMAW PADA BAJA KARBON RENDAH ST 42 DENGAN ELEKTRODA E 7018
STUDI KARAKTERISTIK PENGELASAN SMAW PADA BAJA KARBON RENDAH ST 42 DENGAN ELEKTRODA E 7018 Ferry Budhi Susetyo, Ja far Amirudin, Very Yudianto Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta
Lebih terperinciRosidi*, Amin Suhadi** Politeknik Negeri Jakarta, Fakultas Teknik, Jakarta* Universitas Pancasila, Magister Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Jakarta**
ANALISA PENGARUH VARIASI KUAT ARUS DAN KAMPUH LAS ANTARA ELEKTRODA E 6013 MEREK X DAN Y TERHADAP KARAKTERISTIK SAMBUNGAN LAS PADA PLAT LEMBARAN BAJA UNTUK TABUNG GAS 3 KG Rosidi*, Amin Suhadi** Politeknik
Lebih terperinciPENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052
PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 505 Lukito Adi Wicaksono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dibidang konstruksi, pengelasan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pertumbuhan dan peningkatan industri, karena mempunyai
Lebih terperinciPENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER
PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER Wisma Soedarmadji*), Febi Rahmadianto**) ABSTRAK Tungsten Innert Gas adalah proses
Lebih terperinciDASAR TEKNOLOGI PENGELASAN
DASAR TEKNOLOGI PENGELASAN Pengelasan adalah suatu proses dimana bahan dengan jenis sama digabungkan menjadi satu sehingga terbentuk suatu sambungan melalui ikatan kimia yang dihasilkan dari pemakaian
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA ALAT DAN MATERIAL PENELITIAN 1. Material Penelitian Material yang digunakan adalah baja AISI 1045 berupa pelat yang memiliki komposisi kimia sebagai berikut : Tabel 7.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada waktu ini teknik las telah banyak dipergunakan secara luas dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang (cast iron), besi dan baja. Luasnya
Lebih terperinciAnalisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan
Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan Imam Basori Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Jl. Rawamangun Muka,
Lebih terperinciSKRIPSI / TUGAS AKHIR
SKRIPSI / TUGAS AKHIR PENGARUH BENTUK KAMPUH LAS TIG TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL BAJA ST 37 CAHYANA SUHENDA (20408217) JURUSAN TEKNIK MESIN LATAR BELAKANG Pada era industrialisasi dewasa ini teknik
Lebih terperinciEFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37
EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37 Subardi 1), Djoko Suprijanto 2), Roza Lyndu R. Mahendra 3) Abstract The present study aims to investigate the effect
Lebih terperinciproses welding ( pengelasan )
proses welding ( pengelasan ) Berdasarkan defenisi dari Deutche Industrie Normen (DIN) dalam Harsono & Thoshie (2000:1), mendefinisikan bahwa las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang
Lebih terperinci