BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 MPLS (Multiprotocol Label Switching) Teknologi MPLS Multiprotocol Label Switching (MPLS) adalah suatu metode forwarding (meneruskan data melalui suatu jaringan dengan menggunakan informasi dalam label yang dilekatkan pada IP), sehingga memungkinkan router untuk meneruskan paket dengan hanya melihat label dari paket itu, tidak perlu melihat IP alamat tujuannya atau MPLS dapat diartikan sebuah rangkaian jaringan node-node yang bisa men-switch dan men-route berdasarkan label yang dipasang pada setiap paket [16]. Dengan MPLS masih dapat diperoleh keuntungan : 1. Mengurangi banyaknya proses pengolahan di IP routers. Serta memperbaiki proses pengiriman suatu paket data 2. Menyediakan Quality of Service (QoS) dalam jaringan Backbone. Sehingga setiap layanan paket yang dikirimkan akan mendapat perlakuan dengan skala prioritas. 7

2 8 MPLS bekerja dengan melabeli paket paket data dengan label untuk menentukan rute dan prioritas pengiriman paket tersebut yang didalamnya memuat informasi penting yang berhubungan dengan informasi routing suatu paket (label switching) [16] 2.2 MPLS TE (Multi Protocol Label Switching Traffic Engineering) MPLS Traffic Engineering (MPLS TE) merupakan implementasi yang berkembang dalam jaringan penyedia layanan saat ini. MPLS yang diadopsi dalam jaringan operator selular telah meningkat bermacam macam karena kemampuan inheren TE. MPLS TE memungkinkan jaringan MPLS dan diaktifkan untuk mereplikasi dan memperluas kemampuan TE dari Layer 2 ATM dan Frame Relay jaringan. MPLS menggunakan informasi reachability yang disediakan oleh Layer 3 protokol routing dan beroperasi seperti jaringan 2 Layer ATM. Dengan MPLS, kemampuan TE diintegrasikan ke dalam Layer 3, yang dapat diterapkan untuk penggunaan bandwidth yang efisien antara router dalam jaringan SP (Service Provider). TE adalah proses pengaturan trafik melewati ke jaringan backbone untuk memfasilitasi efisiensi penggunaan bandwidth yang tersedia antara sepasang router. Sebelum MPLS TE, rekayasa trafik dilakukan baik oleh IP atau ATM, tergantung pada protokol yang digunakan antara dua sisi router dalam jaringan. TE tradisional di jaringan IP dilakukan baik oleh IP atau melalui ATM.

3 9 TE dengan IP sebagian besar dilaksanakan oleh manipulasi biaya antar muka ketika beberapa jalur ada antara dua endpoint dalam jaringan.selain itu, rute statis diaktifkan kemudi lalu lintas di sepanjang jalur khusus untuk tujuan. Gambar 2.1 Blok Sistem MPLS TE [3] Komponen MPLS-TE Komponen MPLS-TE dapat dibedakan menjadi : 1. Manajemen Path, merupakan proses pemilihan rute berdasarkan kriteria tertentu. Pemilihan ini bisa dilakukan secara administrative atau otomatis menggunakan protokol CR-LDP (constraint based routing LDP, digunakan untuk mengurangi pekerjaan manual TE). Manajemen path juga me-manage path, menjaga path selama proses transmisi dan mematikannya setelah proses selesai. Terdapat beberapa macam atribut pada path, yang digunakan dalam manajemen path, yaitu :

4 10 a) Atribut parameter trafik, merupakan karakteristik trafik yang akan ditransfer. Berupa nilai puncak, nilai rata-rata, ukuran burst yang dapat terjadi, dll. Informasi ini diperlukan untuk menentukan resource yang diperlukan dalam trunk trafik. b) Atribut pemilihan dan pemeliharaan path generik, merupakan aturan yang digunakan untuk memilih trafik dan menjaganya supaya tetap hidup. c) Atribut prioritas, menunjukkan prioritas trunk trafik. Digunakan saat pemilihan path maupun ketika mengalami kegagalan dalam network. d) Atribut pre-emption, untuk menjamin bahwa prioritas trunk trafik yang tinggi dapat melalui jalur path yang lebih baik. e) Atribut perbaikan, merupakan perilaku trunk trafik dalam keadaan gagal, meliputi deteksi kegagalan, pemberitahuan, dan perbaikan. f) Atribut policy, menetukan tindakan yang diberikan terhadap trafik yang melebihi batas. Perlakuannya, bisa dibatasi, ditandai, atau diteruskan begitu saja. 2. Penempatan trafik, setelah LSP terbentuk, trafik harus dikirim melalui LSP. Manajemen trafik akan mengelola proses tersebut, melakukan fungsi pemisahan (membagi trafik atas kelas-kelas tertentu) dan pengiriman (memetakan trafik ke LSP). 3. Penyebaran keadaan network, bertujuan membagi informasi topologi ke seluruh LSR dalam network, menggunakan protokol seperti IGP.

5 11 Penyebaran informasi ini meliputi bandwidth link maksimal, alokasi trafik maksimal, pengukuran TE default, bandwdith yang dicadangkan untuk tiap kelas prioritas, dan atribut-atribut kelas resource. Informasi tersebut diperlukan untuk memilih rute terbaik dalam pembentukan LSP. 4. Manajemen network, meliputi konfigurasi network, pengukuran network, dan penanganan kegagalan network. Pengukuran yang dilakukan sama seperti pada paket lainnya, seperti traffic flow (melihat pada statistika hasilnya), pathloss (dengan monitoring pada ujung-ujung LSP dan mencatat trafik yang hilang), pathdelay (dengan mengirim paket probe ke seberang LSP, kemudian mengukur waktunya), juga dapat membangkitkan notifikasi dan alarm jika parameter yang ditentukan tersebut sudah diambang batas. Ada 2 protokol yang digunakan pada MPLS-TE, yaitu RSVP-TE untuk mendukung distribusi label dan routing eksplisit, dan CR-LDP yang dibuat untuk distribusi label Arsitektur MPLS-TE MPLS dapat menggunakan mekanisme traffic engineering (TE) untuk meminimalisis kongesti dan meningkatkan performansi jaringan. TE memodifikasi pola routing untuk memberikan pemetaan aliran trafik terhadap resource jaringan secara efisien. Pemetaan yang efisien ini dapat mengurangi kemungkinan congesti dan meningkatkan kualitas layanan khususnya pada parameter jitter, packet loss dan perlakuan pada paket. MPLS memperluas protokol IP dan memanfaatkan kemampuan forwarding MPLS untuk mendukung

6 12 TE. MPLS TE menghadirkan kemampuan Explicit Routing dalam jaringan MPLS. Ingress Label Switch Router (LSR) dapat menentukan Label Switch Path (LSP) menuju Engress LSR yang didefinisikan secara explicit termasuk rangkaian Intermediate Router yang harus dilalui. MPLS TE menggunakan RSVP yang diperluas dan paradigma forwarding MPLS untuk mendukung explicit routing. Gambar 2.2 Contoh Topologi MPLS-TE [3] 2.3. Resource Reservation Protocol (RSVP) RSVP merupakan protokol pemesanan resource yang dipakai untuk integrated service. Protokol RSVP dipakai oleh host untuk meminta QoS dari jaringan untuk dipakai oleh aplikasi tertentu. RSVP juga dipakai oleh router untuk mengantar permintaan QoS ke semua node sepanjang jalur aliran data dan dipakai untuk membangun dan memelihara kondisi jaringan. RSVP didesain untuk beroperasi dengan protokol peroutingan unicast dan multicast, sehingga RSVP

7 13 bukan protokol perutingan. Proses awal, RSVP memeriksa database perutingan lokal untuk mendapatkan route. Protokol perutingan menentukan dimana paket akan diteruskan. RSVP hanya fokus dengan QoS paket tersebut yang diteruskan dengan perutingan. Untuk mendapatkan efisiensi, RSVP membuat receiver bertanggung jawab dalam permintaan QoS. Permintaan QoS dari aplikasi host di receiver dilewatkan ke proses RSVP lokal. Kemudian protokol RSVP membawa permintaan ke semua node (host dan router) sepanjang path data menuju sumber data, tetapi hanya sejauh lokasi router path data yang dimiliki receiver. QoS diimplementasikan pada aliran data terpisah melalui mekanisme traffic control. Mekanisme tersebut terdiri dari packet classifier, admission control, packet scheduler. Selama pembangunan reservasi, permintaan QoS RSVP dilewatkan melaui dua modul lokal yaitu admission control dan policy control. Admission control menentukan apakah node memiliki ketersediaan resource yang cukup untuk menyuplai QoS yang diminta. Policy control menentukan apakah user memiliki izin administratif untuk melakukan reservasi. Jika kedua proses berhasil, selanjutnya parameter parameter di-set dalam packet classifier dan interface layer link (misal packet scheduler) untuk mendapatkan QoS yang diinginkan. Jika terdapat proses yang gagal maka program RSVP mengirimkan pemberitahuan kesalahan kepada proses aplikasi yang meminta. Mekanisme protocol RSVP menyediakan fasilitas dalam pembuatan dan pemeliharaan reservasi pada path. RSVP mengirim dan mengontrol parameter QoS dan policy control sebagai data yang tertutup, kemudian melewatkannya ke

8 14 modul policy control dan traffic control yang sesuai untuk penerjemahan. Pada modul RSVP di pengirim secara periodik mengirim pesan path RSVP yang menggunakan karakteristik aliran data untuk menjelaskan trafik yang dihasilkan oleh pengirim. Ketika modul RSVP di receiver menerima pesan Path, aplikasi host penerima mengecek karakteristik aliran data yang diminta dan memberi keputusan apakah resource harus dipesan. Sesekali keputusan dibuat untuk meminta reservasi resource jaringan, aplikasi host mengirim permintaan ke modul RSVP lokal dalam setup penyusunan reservasi. Kemudian penerima modul RSVP membawa permintaan sebagai pesan Resv ke semua node sepanjang jalur data balik sampai menuju pengirim. RSVP merupakan protokol pen-setup reservasi resource yang didesain untuk layanan terintegrasi internet. RSVP dipakai oleh host untuk meminta QoS dari jaringan untuk aliran data aplikasi. Sebuah aplikasi memerlukan RSVP untuk meminta end-to-end QoS yang spesifik untuk streaming data. RSVP bertujuan untuk secara efisien men-setup jaminan resouce reservation QoS yang dapat mendukung routing protocol unicast dan multicast dan dapat ditempatkan pada pengantar dalam group multicast yang besar. Dasar dari RSVP adalah meminta spesifikasi untuk end-to-end Qos yang dibutuhkan dan definisi dari set data paket untuk menerima QoS. RSVP berguna untuk lingkungan dimana QoS reservation data didukung oleh lokasi resource dari pada penambahan resource. RSVP mendukung akses pada pelayanan internetworking yang terintegrasi dimana host dan network bekerja untuk mencapai penjaminan kualitas pengiriman end-to-end. Semua host, router dan

9 15 komponen lain dalam infrastruktur elemen jaringan antara pengirim dan penerima harus mendukung RSVP. Tiap-tiap elemen jaringan ini mencadangkan resource sistem, seperti bandwidth, CPU dan buffer memory, untuk memenuhi permintaan QoS. Hal inilah yang diharapkan, meskipun demikian, akan memerlukan biaya tambahan pada ISP untuk mencadangkan resource-nya untuk RSVP pemesanan QoS. Kontrol QoS RSVP memerlukan pesan-pesan yang dikirimkan untuk mencadangkan resource sepanjang node (router dan host) selama pencadangan pengantaran pada penerima. RSVP merupakan inisiatif dari penerima, RSVP meminta resource hanya dalam satu arah. RSVP merupakan protokol kontrol jaringan yang membolehkan penerima data meminta QoS end-to-end untuk aliran datanya. Aplikasi real-time menggunakan RSVP untuk meminta resource yang diperlukan pada router sepanjang jalur transmisi, sehingga bandwidth yang diminta dapat tersedia ketika transmisi dilakukan. RSVP merupakan komponen utama Integrated Services. RSVP digunakan untuk melakukan reservasi sumber jaringan. Ketika aplikasi di host (penerima aliran data) meminta QoS untuk aliran data tersebut, maka digunakan RSVP untuk menyampaikan permintaan tersebut kepada router sepanjang jalur aliran data. RSVP bertanggung jawab dalam hal negosiasi parameter parameter jaringan dengan router tersebut. Jika reservasi telah dilakukan, RSVP juga bertanggung jawab dalam hal pemeliharaan kondisi host dan router untuk menyediakan layanan yang diminta.

10 Model Reservasi RSVP Dasar permintaan reservasi RSVP terdiri dari flowspec dan filter spec, dua hal tersebut disebut flow descriptor. Flowspec menentukan QoS yang diinginkan. Filter spec bekerja sama dengan spesifikasi sesi mendefinisikan paket data flow untuk menerima QoS yang didefinisikan oleh flowspec. Flowspec digunakan untuk menyusun parameter-parameter packet scheduler di node atau mekanisme layer link yang lain saat filter spec dipakai untuk menyusun parameter-parameter dalam packet classifier. Paket data yang dialamatkan ke sesi tersendiri tetapi tidak match pada filter spec pada sesi tersebut akan dianggap sebagai trafik best-effort. Tabel. 2.1 Reservasi pada RSVP [3] Sender Selection Distinct Reservations Shared Explicit Fixed -Filter (FF) style Shared-Explicit (SE) style Wildcard (None defined) Wildcard-Filter (WF) style Salah satu model reservasi lebih memperhatikan pemeliharaan reservasi/ pemesanan untuk pengirim yang berbeda dengan sesi yang sama yaitu membangun reservasi distinct untuk setiap pengirim upstream.

11 17 Wildcard-filter (WF) Mode reservasi Wildcard-Filter menggunakan pilihan membagi pemilihan reservasi dan sender. Gaya reservasi ini menetapkan reservasi tunggal untuk semua sender di suatu sesi. Reservasi dari sender yang berbeda digabungkan bersama-sama sepanjang alur dengan demikian hanya permintaan reservasi yang paling besar yang akan digunakan bersama oleh semua sender. Fixed-filter (FF) Model reservasi Fixed-Filter menggunakan reservasi dengan pilihan yang berbeda dan seleksi sender eksplisit. Artinya bahwa reservasi yang berbeda diciptakan untuk paket data dari sender tertentu. Paket dari sender yang berbeda dalam sesi yang sama tidak membagi reservasi. Shared-explicit (SE) Reservasi model SE membuat reservasi tunggal untuk meng-cover aliran dari suatu subset sender ditetapkan. Oleh karena itu, suatu daftar sender harus dimasukkan ke dalam permintaan reservasi dari receiver. 2.4 Konsep VoIP H.323, protokol Aplication Layer IP Telephone, pada awalnya tidak menarik perhatian sampai Vocaltec dan Cisco mendirikan Voice Over IP Forum (VoIP Forum) untuk membuat standart bagi produk-produk VoIP. Ketika perusahaan

12 18 software dan hardware utama menyadari potensial yang terkandung dalam Internet Telephone, mereka mendorong forum VoIP menjadi bagian dari IMTC (Internasional Multimedia Teleconferencing Consortium). Dengan perubahan minor, H.323 terlihat paling cocok dalam lingkungan WAN yang populer Internet. Dalam VoIP, suara diubah menjadi data dan dikirim lewat jaringan Internet. Penggunaan protokol Internet ini digunakan karena packet switch-nya tidak pernah menganggur. Sehingga, kalau ada kanal kosong langsung diisi suara-suara lain yang dikirimkan ke alamat-alamat yang dituju. Network IP dapat berupa network paket apapun, termasuk ATM, Frame Relay, Internet, Intranet, atau line E1, dimana suara-suara lain yang dikirimkan ke alamat-alamat yang dituju. VoIP menawarkan transportasi sinyal yang lebih murah, feature tambahan, dan transparansi terhadap data komputer. Hambatan VoIP saat ini adalah kehandalannya yang di bawah telephone biasa, dan soal standarisasi menyangkut interoperabilitas Konsep Teknologi Voice Over IP Teknologi VoIP adalah cara berkomunikasi suara (voice) melalui jaringan Internet, sehingga komunikasi jarak jauh SLJJ maupun SLI dapat dilakukan dengan biaya lokal. Dan, telepon akan berdering secara normal dan kita hanya bisa menebak setelah melakukan pembicaraan karena suaranya, kadang tidak sejernih layanan operator resmi SLI. Beberapa keuntungan penggunaan VoIP baik bagi pelanggan, maupun penyedia jasa internet telepone adalah:

13 19 Gambar 2.3 Philosofi Dasar Jaringan Voice Over IP [9] Cost reduction Dengan adanya feature silence supresion dan voice activity detection (VAD), bandwidth jaringan yang ada dapat sekaligus dipakai untuk transmisi data dan suara. Selain itu, karena informasi dikirimkan dalam bentuk paket. Sehingga satu kanal dapat dipakai bersama-sama, sehingga biaya percakapan untuk interlokal dan internasional dapat direduksi. Reduksi biaya waktu pecakapan mencapai 50% - 60%. Simplification. Integrasi jaringan voice dan data memudahkan standarisasi dan minimisasi perangkat yang digunakan.

14 20 Consolidation. Kemampuan penanganan gangguan, dan konsolidasi serta kombinasi operasional lebih efisien. Advanced application. Keuntungan jangka panjang dari VoIP meliputi support untuk multimedia dan aplikasi multiservice. Dalam VoIP, suara diubah menjadi data dan dikirim lewat jaringan Internet. Penggunaan protokol Internet ini digunakan karena packet switch-nya tidak pernah menganggur. Sehingga, kalau ada kanal kosong langsung diisi suara-suara lain yang dikirimkan ke alamat-alamat yang dituju. Hanya saja kadang kala ketika suara masuk, kanal yang diminta sudah terisi suara lain sehingga pembicaraan bisa terputus (drop) sejenak.

15 21 SOLUSI DAN APLIKASI 1999-SEKARANG * INTEROPERABILITY * PENGEMBANGAN BERBAGAI MACAM APLIKASI *PENINGKATAN JUMLAH GATEWAY PLATFORM 1998 TEKNOLOGI 1994 * PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR * TEKNOLOGI PC-PC TELEPHON * PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PHONE-PHONE Gambar 2.4 Bagan Perkembangan Teknologi VoIP [9] Motivasi pengembangan VoIP berangkat dari beberapa keuntungan dari segi teknologi, platforn, maupun solusi dan aplikasi penggunaan VoIP, baik di sisi pengguna maupun penyedia jasa internet telepone. Perkembangan teknologi itu dapat digambarkan seperti pada gambar-2.4 Komponen-komponen H.323 yang digunakan pada jaringan VoIP antara lain: H.323 Gatekeepers. Gatekeeper adalah peralatan yang mengendalikan dan mengatur panggilan untuk terminal. Gatekeeper menyediakan layanan: translasi alamat, kontrol admisi, dan kontrol akses dari endpoint, managemen bandwidth, dan kemampuan routing.

16 22 Terminal Terminal atau client adalah end-point dimana data stream H.323 dan pensinyalan berasal dan berakhir. Teminal dapat berupa PC multimedia dengan protokol yang sesuai dengan standard H.323 atau peralatan yang berdiri sendiri sebagai Universal Serial Bus (USB) IP Telepone. H. 323 Gateways Gateway menghubungkan jaringan data dan jaringan telpon. Gateway bertanggung jawab untuk menyediakan berbagai translasi yang dibutuhkan untuk transmisi melalui prosedur kontrol dan pensinyalan. Gateway terdiri dari: media gateway, media gateway controller, dan modul pensinyalan. Multipoint Control Unit Mutipoint Control Unit adalah endpoint jaringan yang menyediakan kemampuan bagi tiga atau lebih terminal dan gateway untuk melakukan multipoint conference. MCU terdiri atas multipoint controller (MC) dan multipoint processor (MP). Sedangkan stack protokol terminal H.323 adalah sebagai berikut:

17 23 VIDEO AUDIO CONTROL AND MANAGEMENT DATA H. 261 H.263 G.711 G.722 G , G72 G729 RTCF H. 225 RAS H.225 SIGNALING H.245 CONTROL RTP X.224 CLASS 0 T.125 UDP NETWORK (IP) TCP T. 123 DATA LINK (IEEE 802.3) Gambar 2.5 Protokol H PARAMETER QoS QOS (Quality of Service) adalah teknologi yang diterapkan pada jaringan yang memungkinkan administrator jaringan untuk dapat menangani berbagai efek akibat terjadinya kemacetan (congestion) pada lalu lintas aliran paket di dalam jaringan Parameter QoS menggolongkan kualitas transfer yang diberikan oleh suatu koneksi yang diperoleh dengan membandingkan unit data pada sisi masukan dan keluaran interface. Parameter-parameter QoS pada jaringan MPLS- TE yang diamati meliputi:

18 Delay Delay adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan suatu paket untuk menempuh route dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, congestion atau juga waktu proses yang lama. Menurut standart ITU- T G.729, nilai Delay paling baik berkisar antara 0 40 ms. Ambang delay optimal dengan kualitas suara berdasarkan kualitas suara subjektif adalah sebagai berikut [16]: Sangat baik : 0 s/d 150 ms Baik : ms Masih dapat diterima (reasonable) : ms Perhitungan delay, dapat dilihat pada persamaan dibawah ini: Jitter Jitter didefiniskan juga sebagai variasi delay yang diakibatkan oleh panjang queue dalam suatu waktu pengolahan data, reassemble paket-paket data di akhir pengiriman akibat kegagalan sebelumnya dan proses pengiriman paket dalam media. Jitter dapat dikatakan juga sebagai variasi delay jaringan.

19 25 Gambar 2.6 Ilustrasi Jitter Suatu Paket Data Jitter dapat diilustrasikan seperti pada gambar 2.6, suatu source mengirimkan paket data A-B-C-D, setiap paket dikirimkan ke destination dengan variasi delay (jitter) yang berbeda-beda, antara paket A dan B terdapat variasi delay sebesar 80 ms, antara paket B dan C sebesar 60 ms, dan antara paket C dan D sebesar 20 ms. Menurut versi TIPHON (Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Network) (Joesman 2008), besarnya jitter dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 2.2 Pengkategorian Jitter Kategori Jitter Besar Jitter Very Good 0 ms Good 75 ms Medium 125 ms Bad 225 ms

20 Packet Loss Packet loss adalah didefinisikan sebagai kegagalan transmisi paket IP mencapai tujuannya. Paket loss dapat terjadi ketika sebuah paket dibuang oleh jaringan karena tidak dapat diteruskan pada output interface. Untuk aplikasi real-time dan multimedia, packet loss maksimum yang dapat ditolerir adalah sebesar 25%. Di atas itu, maka terjadi blip atau clipping pada audio dan freeze up pada video. Ada beberapa alasan kenapa terajadi packet loss antara lain : Congestion yang disebabkan terjadinya antrian yang berlebihan dalam jaringan. Node yang bekerja melebihi kapasitas buffer. Memory yang terbatas pada node. Policing, atau control terhadap jaringan untuk memastikan bahwa jumlah trafik yang mengalir sesuai dengan besarnya bandwidth. Jika besarnya trafik yang mengalir di dalam jaringan melebihi dari kapasitas bandwidth yang ada maka policing control akan membuang kelebihan trafik yang ada. Nilai packet loss sesuai dengan versi TIPHON (Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Network) (Joesman 2008) sebagai berikut:

21 27 Tabel 2.3 Pengkategorian Packet Loss Kategori Degredasi Packet Loss Very Good 0 % Good 3 % Medium 15 % Bad 25 % Di dalam implementasi jaringan IP, nilai packet loss ini diharapkan mempunyai nilai yang minimum. Secara matematis diekspresikan dengan persamaan sebagai berikut : Throughput Throughput adalah kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh paket data maksimum yang dikirim. Throughput sendiri dapat diartikan sebagai bandwidth aktual yang terukur saat pengiriman data.

22 28 Perhitungan throughput, dapat dilihat pada persamaan dibawah ini: 2.6 Penyebab QoS yang Buruk Terdapat beberapa faktor pengganggu dalam jaringan yang menyebabkan turunnya nilai QoS, antara lain: a. Redaman, yaitu jatuhnya kuat sinyal karena pertambahan jarak pada media transmisi. Untuk mengatasi hal ini dalam suatu jaringan, perlu digunakan repeater sebagai penguat sinyal. b. Distorsi, yaitu fenomena yang disebabkan bervariasinya kecepatan propagasi karena perbedaan bandwidth. Untuk itu, dalam komunikasi dibutuhkan bandwidth transmisi yang memadai. Dianjurkan digunakan pemakaian bandwidth yang seragam, sehingga distorsi dapat dikurangi. c. Noise, yaitu sinyal-sinyal yang tidak diinginkan yang selalu ada dalam suatu jaringan. Noise menghalangi penerima dalam menerima pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan. Noise akan mengganggu kualitas dari sinyal terima yang diinginkan dan akhirnya mengganggu proses penerimaan dan pengiriman data.

23 Perbaikan QoS Dalam usaha menjaga dan meningkatkan nilai QoS, dibutuhkan teknik untuk menyediakan utilitas jaringan, yaitu mengklasifikasikan dan memprioritaskan setiap informasi sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Sebagai contohnya, terdapat paket data yang bersifat sensitif terhadap delay tetapi tidak sensitif terhadap packet loss seperti VoIP, ada juga paket yang bersifat sensitif terhadap packet loss tetapi tidak sensitif terhadap delay seperti transfer data. Untuk itu perlu dilakukan pengklasifikasian paket dan pengurutan prioritas paket dari yang paling tinggi sampai terendah. 2.8 Review Publikasi Tugas Akhir Simulasi dan Analisis Performansi QoS Pada Aplikasi Video Live Streaming Menggunakan Protokol RSVP di Jaringan MPLS-TE Dalam tugas akhir Setyo Adi Pratomo [13] dilakukan emulasi dengan menggunakan emulator GNS3 dan analisa menggunakan software Wireshark guna mengetahui performansi QoS dari jaringan yang dirancang.parameter performansi QoS jaringan yang dianalisa adalah delay, jitter, packet loss, dan throughput. Dari pengujian dan analisis diketahui bahwa penggunaan jaringan MPLS-TE dapat menghasilkan nilai QoS serta MOS yang lebih baik bila dibandingkan dengan tanpa menggunakan jaringan MPLS-TE. Dilihat dari delay rata-rata yang dihasilkan oleh jaringan MPLS-TE untuk background traffic terpadat sebesar ratarata 46,869 ms, throughput sebesar ,709 bps, dan packet loss sebesar

24 30 22,921 %. Hal tersebut menunjukan bahwa dengan menggunakan jaringan MPLS- TE dapat menghasilkan performansi QoS yang lebih baik bila dibandingkan dengan jaringan MPLS biasa maupun jaringan yang menggunakan routing protokol tradisional.

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 38 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dibahas mengenai pengujian dan analisis hasil implementasi yang telah dilakukan. Pengujian dan analisis ini bertujuan untuk mengetahui performansi pada jaringan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN

TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN Iwan Rijayana Jurusan Teknik Informatika, Universitas Widyatama Jalan Cikutra 204 A Bandung E-mail: rijayana@widyatama.ac.id

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI 2206100535 MPLS (Multi Protocol Label Switching) Penggabungan antara IP dan ATM Mengoptimalkan

Lebih terperinci

5. QoS (Quality of Service)

5. QoS (Quality of Service) PENGENDALIAN MUTU TELEKOMUNIKASI 5. QoS (Quality of Service) Latar Belakang QoS Karakteristik Jaringan IP Alokasi Sumber Daya Definisi QoS QoS adalah suatu pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN SISTEM 31 BAB III PERENCANAAN SISTEM 3.1 Pendahuluan Tugas Akhir ini merupakan pengembangan dari Tugas Akhir yang berjudul Simulasi dan Analisis Performansi QoS pada Aplikasi Video Live Streaming menggunakan

Lebih terperinci

Quality of Service. Sistem Telekomunikasi Prodi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

Quality of Service. Sistem Telekomunikasi Prodi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto Quality of Service Sistem Telekomunikasi Prodi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto QoS (Quality of Service) mengukur tingkat kepuasan pelanggan (user) terhadap pelayanan jaringan berdasarkan efek yang

Lebih terperinci

MPLS. Sukamto Slamet Hidayat

MPLS. Sukamto Slamet Hidayat MPLS Sukamto Slamet Hidayat MPLS Pengenalan MPLS Arsitektur MPLS Enkapsulasi MPLS Rekayasa Trafik pada MPLS Operasi MPLS Kesimpulan Done 1. PENGENALAN MPLS MPLS = Multi Protocol Label Switching Penggabungan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET Panji Firmansyah, Naemah Mubarakah Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155

Lebih terperinci

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN (QOS) QoS merupakan terminologi yang digunakan untuk mendefinisikan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan tingkat jaminan layanan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T.

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T. TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T. Disusun oleh : Nurul Haiziah Nugraha (14101025) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR 73 A. JUDUL TUGAS AKHIR Analisa Performansi Jaringan Multi Protocol Label Switching Pada Aplikasi Videoconference. B. RUANG LINGKUP 1. Jaringan Komputer 2. Aplikasi Videoconference

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam kegiatannya. Peranan teknologi informasi akan semakin vital bagi perusahaan besar dan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Multi Protocol Label Switching (MPLS) Multi Protocol Label Switching (MPLS) menurut Internet Engineering Task Force (IETF), didefinisikan sebagai arsitektur jaringan yang berfungsi

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

Performance Analysis of VoIP-SIP using RSVP on a Proxy Server

Performance Analysis of VoIP-SIP using RSVP on a Proxy Server Performance Analysis of VoIP-SIP using on a Proxy Server Sigit Haryadi dan Indra Gunawan Teknik Telekomunikasi - Institut Teknologi Bandung sigit@telecom.ee.itb.ac.id Ringkasan Pada penelitian ini, dilakukan

Lebih terperinci

7.1 Karakterisasi Trafik IP

7.1 Karakterisasi Trafik IP BAB VIII TRAFIK IP Trafik IP (Internet Protocol), secara fundamental sangat berbeda dibanding dengan trafik telepon suara (klasik). Karenanya, untuk melakukan desain dan perencanaan suatu jaringan IP mobile,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik Informatika

Lebih terperinci

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management Jenis Koneksi Congestion Control QoS (Quality of Service) Metode Pengendalian Trafik (QoS) Simulasi Traffic Management

Lebih terperinci

Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS)

Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS) Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS) Sigit Haryadi *, Hardi Nusantara Dan Ahsanul Hadi Priyo

Lebih terperinci

2. Pentingnya QoS Ada beberapa alasan mengapa kita memerlukan QoS, yaitu:

2. Pentingnya QoS Ada beberapa alasan mengapa kita memerlukan QoS, yaitu: 1. Definisi QoS ( Quality Of Service ) Dari segi networking, QoS mengacu kepada kemampuan memberikan pelayanan berbeda kepada lalulintas jaringan dengan kelas-kelas yang berbeda. Tujuan akhir dari QoS

Lebih terperinci

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS Dwi Ayu Rahmadita 1,M.Zen Samsono Hadi 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 2 Dosen Politeknik Elektronika Negeri

Lebih terperinci

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING)

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING) PRAKTIKUM NEXT GENERATION NETWORK POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING) TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang MPLS 2. Mengenalkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi berbasis Multiprotocol Label Switching (MPLS).

BAB 1 PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi berbasis Multiprotocol Label Switching (MPLS). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas tinggi membuat teknologi begitu pesat berkembang. Dengan berkembangannya teknologi mempengaruhi kepada meningkatnya

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING PARAMETER QOS JARINGAN VoIP LOKAL DENGAN PROTOKOL PENSINYALAN H.323

SISTEM MONITORING PARAMETER QOS JARINGAN VoIP LOKAL DENGAN PROTOKOL PENSINYALAN H.323 SISTEM MONITORING PARAMETER QOS JARINGAN VoIP LOKAL DENGAN PROTOKOL PENSINYALAN H.323 Lola Yorita Astri, ST, M.S.I Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Program Studi Sistem Komputer, STIKOM Dinamika

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam QoS terdapat salah satu mekanisme yang dapat menjamin kualitas layanan dalam jaringan yang disebut dengan Differentiated Service. DiffServ tidak memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi internet, user komputer mulai menggunakan surat elektronik atau

BAB I PENDAHULUAN. teknologi internet, user komputer mulai menggunakan surat elektronik atau Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini komunikasi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan teknologi, bentuk dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Layanan multimedia streaming saat ini telah berkembang pesat seiring dengan perkembangan internet. Dengan tersedianya layanan multimedia streaming kita dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian VRRP VRRP (Virtual Routing Redundancy Protocol) merupakan salah satu protokol open source redundancy yang artinya dapat digunakan di berbagai merek perangkat dan dirancang

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario BAB 4 PERANCANGAN 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario Pada BAB ini akan dibahas analisis tentang performan jaringan IP pada switch cisco 2950 Untuk aplikasi video call dengan protocol UDP, analisis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riset dan inovasi dalam teknologi telekomunikasi menyediakan layanan yang beraneka ragam, memiliki kapasitas tinggi sesuai kebutuhan yang berkembang, mudah diakses

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet.

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet. DAFTAR ISTILAH Aggregator : perkumpulan dari ethernet service switch yang terhubung dengan service router pada jaringan Metro Ethernet. Carrier Ethernet : media pembawa informasi pada jaringan dengan interface

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian yang dilakukan adalah Penelitian dengan judul Analisis dan Perancangan Security Voice Over Internet

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Arsitektur Komunikasi Data Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus dikembangkan, dan setiap layanan tersebut memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi saat ini terus berkembang seiring dengan kebutuhan manusia yang menginginkan kemudahan, kecepatan, dan keakuratan dalam memperoleh informasi.

Lebih terperinci

PERANCANGAN NGN BERBASIS OPEN IMS CORE PADA JARINGAN MPLS VPN

PERANCANGAN NGN BERBASIS OPEN IMS CORE PADA JARINGAN MPLS VPN PERANCANGAN NGN BERBASIS OPEN IMS CORE PADA JARINGAN MPLS VPN Dadiek Pranindito 1, Levana Rizki Daenira 2, Eko Fajar Cahyadi 3 Program Studi Teknik Telekomunikasi, Sekolah Tinggi Telematika Telkom Purwokerto

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Analisis adalah proses mengurai konsep kedalam bagian-bagian yang lebih sederhana, sedemikian rupa sehingga struktur logisnya menjadi jelas (Fikri 2007). Analisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Layer pada OSI dapat digolongkan menjadi 2 jenis layanan (Type of Service) yaitu Connection-Oriented dan Connection-Less (Tanenbaum, Computer Network Fifth Editon, 2011). Layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedatangan era teknologi informasi dan komunikasi tidak dapat lepas dari peran serta layanan internet yang semakin melekat erat dengan gaya hidup dan kebutuhan kita

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan perancangan system yang digunakan, beserta metode pengambilan data untuk kemudian dilakukan analisa. 3.1 Perancangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan Voice Over Internet Protocol (VoIP) untuk saat ini menjadikan teknologi alternatif dalam berkomunikasi melalui internet, baik berupa audio streaming maupun

Lebih terperinci

Overview. Tujuan. Pengantar. Pengantar 12/10/2016. Pertemuan ke 10

Overview. Tujuan. Pengantar. Pengantar 12/10/2016. Pertemuan ke 10 Overview VOICE OVER INTERNET PROTOCOL (VOIP) Pertemuan ke 10 VoIP (Voice Over Internet Protocol) merupakan suatu teknologi yang memanfaatkan Internet Protokol untuk menyediakan komunikasi voice secara

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengenalan Komunikasi Data dan Klasifikasi Jaringan By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? Pengertian Komunikasi Data Penggabungan antara dunia komunikasi

Lebih terperinci

3.2 Differentiated Service (DiffServ)... 23

3.2 Differentiated Service (DiffServ)... 23 ABSTRAK Resource reservation Protocol (RSVP) adalah signaling protocol yang memungkinkan aplikasi internet mendapatkan qualities of service (QoS) yang berbeda-beda dengan cara pemesanan sumber daya (resource

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Quality of Service Pada Jaringan Voice Over Internet Protocol Berbasis Session Initiation Protocol

Analisis dan Perancangan Quality of Service Pada Jaringan Voice Over Internet Protocol Berbasis Session Initiation Protocol Analisis dan Perancangan Quality of Service Pada Jaringan Voice Over Internet Protocol Berbasis Session Initiation Protocol Martono Hadianto Teknik Informatika UNIKOM Jl.Dipati Ukur No.114, Bandung Email

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Voice Over IP 2.1.1 Terminologi Dasar Voice Over IP Sebelum membahas mengenai VoIP lebih lanjut, perlu dijelaskan beberapa pengertian pengertian dasar yang berkaitan dengan teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Gambar 3.1 Kerangka Metodologi Dari kerangka metodologi yang telah dibuat, dapat dilihat bahwa terdapat 4 hal yang dilakukan terlebih dahulu yaitu : 1. Analisis Masalah

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP antara Asterisk dan FreePBX berbasis Parallel Processing JOANA SIBORO 2206100080 Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA NIP: 196510141990021001 PERANCANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah congestion sering ditemukan dalam proses jalur data pada internet, yang pada umumnya diartikan sebagai proses terjadinya perlambatan atau kemacetan. Perlambatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang cepat dari teknologi jaringan telah membuat aplikasi multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game online sudah menjamur

Lebih terperinci

Journal of Control and Network Systems

Journal of Control and Network Systems JCONES Vol. 4, No. (15) 16-3 Journal of Control and Network Systems Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PADA JARINGAN BERBASIS MIKROTIK RachmadRiadiHariPurnomo

Lebih terperinci

SISTEM TEKNOLOGI VOICE OVER IP (VOIP)

SISTEM TEKNOLOGI VOICE OVER IP (VOIP) SISTEM TEKNOLOGI VOICE OVE IP (VOIP) Anton 1), ina Anggraini 2) 1), 2) Staf Pengajar Politeknik Negeri Padang ABSTAK Teknologi VoIP adalah cara berkomunikasi suara (voice) melalui jaringan Internet, sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Berikut penelitian-penelitian yang mendasari penelitian

Lebih terperinci

Jaringan Komputer I. Materi 9 Protokol WAN

Jaringan Komputer I. Materi 9 Protokol WAN Jaringan Komputer I Materi 9 Protokol WAN Wide Area Network Jaringan data penghubung jaringan-jaringan akses/lokal Karakteristik Menuju berbasis paket Dari connectionless menuju connection oriented (virtual

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DAN ANALISA QOS AUDIO DAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN MPLS VPN

RANCANG BANGUN DAN ANALISA QOS AUDIO DAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN MPLS VPN RANCANG BANGUN DAN ANALISA QOS AUDIO DAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN MPLS VPN Ahmad Afis Abror 1,M.Zen Samsono Hadi 2,Idris Winarno 3 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan komputer saat ini semakin banyak digunakan oleh orang, terlebih kebutuhan akan akses jaringan nirkabel. Mobile Ad Hoc Network (MANET) adalah salah

Lebih terperinci

pula aplikasi dan manfaat MPLS Traffic engineering pada jaringan IP. Pada bagian penutup disimpulkan bahwa optimasi kinerja jaringan internet

pula aplikasi dan manfaat MPLS Traffic engineering pada jaringan IP. Pada bagian penutup disimpulkan bahwa optimasi kinerja jaringan internet BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka Untuk mengatasi permasalahan stabilitas dan kecepatan transfer datapada jaringan komputer,mpls adalah salah satu teknologi yang dapat digunakan selain ATM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERFORMANSI GPON

BAB IV ANALISIS PERFORMANSI GPON BAB IV ANALISIS PERFORMANSI GPON Dalam prakteknya penerapan teknologi GPON dengan menggunakan fiber optik atau FTTH, agar service triple play tersebut dapat berjalan secara simultan dengan baik maka harus

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer KOMPETENSI DASAR Menguasai konsep firewall Mengimplementasikan

Lebih terperinci

BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X

BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X 3.1 Topologi Jaringan VPN IP Cakupan yang dibahas di dalam tugas akhir ini adalah layanan VPN IP Multiservice, dan digunakan topologi jaringan berbentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Penelitian tentang analisa penerapan traffic engineering pada jaringan non MPLS dan MPLS terutama pada operator Internet Service Provider (ISP), yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pengendalian kepadatan (congestion control) antrian di jaringan sampai saat ini tetap menjadi issue prioritas tinggi dan sangat penting. Pertumbuhan internet

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM Pada bab ini membahas mengenai hasil dan kinerja sistem yang telah dirancang sebelumnya yaitu meliputi delay, jitter, packet loss, Throughput dari masing masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ethernet merupakan sebuah protokol pada layer Data-link yang banyak digunakan. Ethernet pada awalnya dikembangkan pada tahun 1970, oleh para peneliti di Xerox Palo

Lebih terperinci

STUDY ANALISIS QOS PADA JARINGAN MULTIMEDIA MPLS

STUDY ANALISIS QOS PADA JARINGAN MULTIMEDIA MPLS SNTIKI III 211 ISSN : 285-992 1 STUDY ANALISIS QOS PADA JARINGAN MULTIMEDIA M. Yanuar Hariyawan 1, M.Susantok 2, Rini Tampubolon 3 1,2,3 Program Studi Teknik Elektronika Telekomunikasi, Politeknik Caltex

Lebih terperinci

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.1 Tujuan : Memahami konsep dasar routing Mengaplikasikan routing dalam jaringan lokal Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.2 Teori Dasar Routing Internet adalah inter-network dari banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko,

BAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan terhadap kebutuhan informasi semakin meningkat, dimana tidak hanya informasi berupa text dan gambar saja tetapi juga melibatkan semua aspek multimedia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut hanya berada dalam satu lokasi maka akan lebih mudah dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut hanya berada dalam satu lokasi maka akan lebih mudah dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan arus informasi semakin maju akhir-akhir ini dan semakin menuntut kecepatan dari suatu jaringan yang digunakan. Jaringan komputer merupakan solusi yang

Lebih terperinci

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. VoIP Apa itu VoIP???? Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. Merupakan suatu cara berkomunikasi dengan mengirimkan paket-paket suara melalui jaringan internet dengan memanfaatkan protokol

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya (Sugiharto, 2011) menjelaskan tentang sebuah sistem yang berfungsi untuk memonitor traffic dalam jaringan, sehingga administrator dapat mengetahui keadaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Jaringan Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan jaringan

BAB II DASAR TEORI. Jaringan Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan jaringan BAB II DASAR TEORI 2.1 Pendahuluan Jaringan Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan jaringan transfer di mana informasi dari berbagai jenis layanan seperti suara, video, dan data di ubah ke dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah pertukaran informasi dilakukan dengan pengiriman dan penerimaan electronic mail maka pada saat ini arah perkembangan aplikasi di jaringan komputer yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Semakin berkembangnya era teknologi telekomunikasi, kecepatan dan quality of service (QoS) menjadi faktor yang penting. Suatu masalah mungkin saja menyebabkan kesalahan

Lebih terperinci

STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO

STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO Auliya Fadly [1], Arman Sani [2] Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada standart IEEE terminologi dari distribution system adalah sistem

BAB II LANDASAN TEORI. Pada standart IEEE terminologi dari distribution system adalah sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wireless Distribution System Pada standart IEEE 802.11 terminologi dari distribution system adalah sistem yang saling terhubung dinamakan Basic Service Set (BSS). BSS

Lebih terperinci

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS LAYANAN VOIP MENGGUNAKAN METODE ANTRIAN

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS LAYANAN VOIP MENGGUNAKAN METODE ANTRIAN STUDI PENGENDALIAN KUALITAS LAYANAN VOIP MENGGUNAKAN METODE ANTRIAN Rizal Sengkey Abstrak Dalam proses pengiriman paket suara pada jaringan data (Internet) akan banyak menghadapi beberapa masalah yang

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING

ANALISIS KINERJA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING ANALISIS KINERJA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING () UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING Dimas Yudha Prawira, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis Moodle Sebagai Metode Pembelajaran Jarak Jauh Pada Institusi Pendidikan Esther Sondang Saragih NRP

Lebih terperinci

Kajian Manajemen Antrian pada Jaringan Multiprotocol Label Switching

Kajian Manajemen Antrian pada Jaringan Multiprotocol Label Switching 1 Kajian Manajemen Antrian pada Jaringan Multiprotocol Label Switching Timotius Witono Dosen S1 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Maranatha Jl. Surya Sumantri 65, Bandung

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS. Disajikan Oleh :David Sebastian Kelas :P4 NPM :

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS. Disajikan Oleh :David Sebastian Kelas :P4 NPM : ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS Disajikan Oleh Nama :David Sebastian Kelas :P4 NPM :1011010101 Latar Belakang Internet Protocol didesain untuk interkoneksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat khususnya dalam komunikasi data via internet dan juga meningkatnya kebutuhan pengguna akan internet baik dalam

Lebih terperinci

Rudy Samudra P Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro

Rudy Samudra P Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro ANALISA PERBANDINGAN QOS (QUALITY OF SERVICE) VOIP (VOICE OVER INTERNET PROTOCOL) PADA JARINGAN OSPF (OPEN SHORTEST PATH FIRST) DAN RIP (ROUTING INFORMATION PROTOCOL) Rudy Samudra P Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi saat ini tengah mengalami perkembangan pesat. Berbagai inovasi baru teknologi telah muncul dan mengalami perubahan secara signifikan.

Lebih terperinci

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 Fernadi H S, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mikrotik (2005), Mangle adalah sebuah fasilitas yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mikrotik (2005), Mangle adalah sebuah fasilitas yang dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mangle Menurut Mikrotik (2005), Mangle adalah sebuah fasilitas yang dapat melakukan marking terhadap paket data. Paket data yang sudah diberi mark digunakan untuk manajemen bandwidth

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari sering kali terjadi kemacetan dalam beberapa bentuk, seperti kemacetan lalu lintas, antrian yang panjang di bank, memesan tiket dan bentuk

Lebih terperinci

LAPORAN PRAK. JARINGAN TELEKOMUNIKASI 2. Pengamatan Protokol dan Codec Pada Voip Menggunakan Wireshark KELOMPOK ISA MAHFUDI

LAPORAN PRAK. JARINGAN TELEKOMUNIKASI 2. Pengamatan Protokol dan Codec Pada Voip Menggunakan Wireshark KELOMPOK ISA MAHFUDI LAPORAN PRAK. JARINGAN TELEKOMUNIKASI 2 Pengamatan Protokol dan Codec Pada Voip Menggunakan Wireshark KELOMPOK 2 ISA MAHFUDI NAMA ANGGOTA : ISA : MAHFUDI DYASTI PARAMUDHITA NIM. 1141160018 NIM P. : 1141160018

Lebih terperinci

Dian Satria Jaya Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang. Abstrak

Dian Satria Jaya Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang. Abstrak QUALITY OF SERVICES TERHADAP KINERJA PAKET USER DATAGRAM PROTOCOL PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING PT. PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPT PALEMBANG Dian Satria Jaya Jurusan Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci

Materi 11 Model Referensi OSI

Materi 11 Model Referensi OSI Materi 11 Model Referensi OSI Missa Lamsani Hal 1 Hal Penting Dalam Pertukaran Data Sistem sumber harus mengaktifkan path komunikasi data langsung atau memberitahukan jaringan komunikasi tentang identitas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE DIFFERENTIATED SERVICE

PERBANDINGAN METODE DIFFERENTIATED SERVICE semantik, Vol.3, No.1, Jan-Jun 2017, pp. 135-142 ISSN: 2502-8928 (Online) 135 PERBANDINGAN METODE DIFFERENTIATED SERVICE DENGAN METODE INTEGRATED SERVICE UNTUK ANALISA QUALITY OF SERVICE (QOS VIDEO STREAMING)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan internet saat ini begitu pesat seiring dengan banyaknya user dan aplikasi-aplikasi yang berjalan diatasnya. Secara Administratif, Internet terbagi atas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DAN ANALISA. BANDWIDTH VoIP O L E H WISAN JAYA

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DAN ANALISA. BANDWIDTH VoIP O L E H WISAN JAYA TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DAN ANALISA BANDWIDTH VoIP O L E H WISAN JAYA 040402005 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 PERHITUNGAN DAN ANALISA BANDWIDTH VoIP Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam beberapa tahun ini, jaringan telepon yang membawa sinyal-sinyal suara sudah mulai banyak menjangkau masyarakat.dengan infrastruktur yang semakin murah pembangunannya,

Lebih terperinci

Performa Protokol Routing OSPF pada Jaringan VOIP Berbasis MPLS VPN

Performa Protokol Routing OSPF pada Jaringan VOIP Berbasis MPLS VPN Performa Protokol Routing OSPF pada Jaringan VOIP Berbasis MPLS VPN Denny Wijanarko 1, Bekti Maryuni Susanto 2 1,2 Program Studi Teknik Komputer Politeknik Negeri Jember *Email: dennywijanarko@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rochandi Wirawan (2011), bertujuan untuk melakukan perbandingan terhadap kemampuan dari dua buah protokol

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut: BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. TOPOLOGI SISTEM JARINGAN Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan dan implementasi teknologi MIPv4 dengan diperhatikannya faktor kualitas layanan dan kehandalan. Adapun

Lebih terperinci