PENGOPERASIAN PESAWAT UAP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGOPERASIAN PESAWAT UAP"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Ketel uap atau pesawat uap adalah suatu pesawat pembangkit uap, yang pemakaian uap sebagai tenaga penggerak, telah dilakukan pada tahun 1960 oleh seorang bangsa Inggris. Didalam orang yang pertama membuat suatu instalasi uap yang terdiri dari Ketel Uap dan Mesin Uap dimana ketel uap digunakan untuk mengubah air menjadi uap dan uap yang terjadi selanjutnya dialirkan mesin Uap. Tenaga yang terkandung didalam uap diubah menjadi tenaga penggerak didalam Mesin uap. Diabad modern ini sesuai dengan kemajuan teknik dan teknologi, penggunaan ketel uap untuk bidang industri atau perusahaan makin meningkat jumlahnya menghasilkan cara pengoperasian yang telah mudah dan menghasilkan uap lebih cepat, yang dilengkapi peralatan elektronis, bekerja secara otomatis. Walaupun kerja uap secara otomatis, nanum alat alat pengatur tersebut dibuat oleh manusia dan karena pemakaiannya akan menjadi rusak. Oleh karena itu ketel uap atau pesawat uap selain merupakan bagian yang penting dalam proses produksinya, dalam pengoperasiannya mempunyai tingkat bahaya tinggi karena dapat menimbulkan peledakan. Akibat terjadinya kecelakaan atau peledakan ketel uap atau pesawat uap dapat menimbulkan korban jiwa manusia, karena menimbulkan peledak.

2 Agar hal tersebut diatas tidak terjadi, maka setiap pemakai ketel uap atau pesawat uap harus mentaati ketentuan ketentuan yang harus dipenuhi oleh setiap pemakai ketel uap atau pesawat uap termasuk cara pelayanan atau mengoperasikan pesawatnya. Upaya yang menunjang kecelakaan pelaksanaan tugas pengawasan oleh para pegawai pengawas atau ahli keselamatan dan kesehatan kerja bidang Uap, maka diselenggarakan kursus kursus Operator Pesawat Uap sebagai realisasi dan syarat - syarat operator pesawat uap sesuai pasal 39 ayat ( 3 ) peraturan uap tahun 1930.

3 BAB II CARA PENGOPERASIAN I. PETUNJUK PETUNJUK PERSIAPAN PENGOPERASIAN. Sebelum ketel ketel uap dioperasikan a. Untuk ketel ketel uap baru atau lama berselang tidak dipakai dan atau telah selesai dibersihkan maupun selesai direparasi, maka sebelum lobang orang atau lobang lobang pemeriksaan ditutup rapat, terlebih dahulu harus diperiksa bahwa didalam ketel uap yang bersangkutan tidak boleh ada alat atau perkakas antara lain : palu, pahat benda benda lain yang dipergunakan pada waktu ketel uap dibersihkan atau direparasi. b. Khusus bagi ketel ketel uap baru, laksanakanlah ketentuan ketentuan persiapan berdasarkan buku petunjuk cara mengoperasikan ketel uap yang diberikan oleh pabrik pembuat ketel uap sebelum ketel uapnya dioperasikan. c. Untuk penyalakan api, harus dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat terutama bagi ketel yang menggunakan bahan bakar minyak atau gas. Dengan keterlambatan mengalahkan bahan bakar minyak atau gas, maka akan terjadi letupan diruang pembakaran dan dapur. Letupan tersebut dapat terjadi karena didalam ruang pembakaran terjadi akumulator gas atau minyak yang luar atau mengalir dari ujung alat pembakar ( brander ) sehingga kandungan kadar minyak atau gas yang dicampur dengan udara pembakaran bisa terjadi letupan bila ada api.

4 d. Perhatikan dan periksa keadaan kran pembuangan atau blow off valve, gelas pedoman air ( glass mater gauge ), kran dan katup pengisi air ( gate valve dan nonreturn ) apakah alat - alat tersebut keadaannya masih baik dan dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. e. Pengisian air kedalam ketel uap harus dilakukan sedemikian rupa sehingga pada saat kerja tertinggi, untuk terjadinya penguapan telah dicapai, permukaan air ( water lever ) selalu berada pada batasan normal. baik. Tingkat pemasukan air ( nonreaturn valve ) harus dapat menutup dengan Pompa air pengisi utama harus selalu dapat bekerja dengan baik dan mempunyai kapasitas yang dapat memenuhi kebutuhan air yang diperlukan untuk ketel uapnya. Harus selalu diusahakan agar didalam ketel uap tidak terjadi kekurangan air dengan selalu memperhatikan permukaan air pada gelas pedoman air. Bila air dalam ketel uap turun sampai melewati batas air terendah, maka hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan ketel ketel uap karena logamnya menjadi terlalu panas dan bila suhu bahan telah dilampaui kemungkinan ketel uap tersebut meledak. f. Untuk mengetahui dan meyakinkan bahwa kran cabang tiga tidak dalam keadaan menutup dilakukan dengan cara mengecek salurannya yang menuju pedoman tekanan ( pressure gauge ). Kran cabang tersebut harus dihubungkan keruang uap dari ketel uap, dengan memakai pipa lengkung berisi air, agar supaya pedoman tekanan tersebut tidak rusak terkena uap yang panas dan menjamin kepekaan.

5 g. Tingkap pengaman harus diperiksa untuk mengetahui apakah kondisinya masih baik dan dapat bekerja baik. Periksalah secara praktis saja dengan jalan menarik tali / rantai pengecek / pencoba tingkap pengaman. Penarikan tersebut hendaknya dilakukan berkali-kali agar tingkapnya dapat duduk dengan baik di tempat dudukan dan menghilangkan kemungkinan adanya kotoran yang menempel padanya. h. Tingkap dari penutup uap induk harus diperiksa sebagaimana mestinya. Tingkapnya dibuka ( diangkat ) dan kemudian tutuplah kembali. Lakukan hal itu berulangkali sampai tingkap tersebut terpasang pada tempat dudukannya dengan baik, mudah dibuka dan ditutup serta keadaanya benar-benar bersih. Apabila sebagai bahan bakarnya dipakai batu arang, cara peletakan batu arang tersebut pada sarangnya (kisi kisinya) pada pertama kali lapisannya harus tipis-tipis saja agar dengan mudah dapat dinyalakan dengan kecilkecil saja. i. Untuk penyalaan pertama dapat juga dipergunakan kayu kering atau bahan-bahan lainnya yang mudah dapat menyala. Tetapi harus diingat pula janganlah sekali-kali untuk penyalaan itu dipergunakan bahanbahan penyala yang dapat menimbulkan asap atau peledakan-peledakan. Apabila bahan bakar yang dipergunakan berupa bubuk ( serbuk ) batubara, minyak atau gas, maka sebelum dilakukan penyalaan pertama, terlebih dahulu harus diadakan pemeriksaan apakah pelat pengatur pemasukan dan pengeluaran udara bagian belakang sudah dibuka. Hal ini diperlukan untuk menyalakan bahan bakar dengan mudah.

6 j. Apabila yang dipakai sebagai bahan bakar berupa minyak dengan sistem yang baru atau instalasi ketel uap telah selesai diservice tetapi sudah lama berselang baru akan dijalankan, maka terlebih dahulu ketel uap tersebut harus dibersihkan sebaik-baiknya. Alat penarik dari pengatur udara harus diuji ( dicoba ditarik-tarik ) sampai pelat pengatur pemasukan dan pengeluaran udara dapat membuka dan menutup dengan baik. Juga jangan sampai dilupakan, ujung-ujung lubang pengabut brander harus dibersihkan dari semua kotoran yang mungkin melekat padanya agar tidak terjadi gangguan-gangguan dalam pemakaiannya. Kotoran-kotoran dapat menyumbat lubang minyak atau lubang-lubang udara pada ujung brander. Jika brander tersebut untuk penghembusannya ( pengabutan ) menggunakan udara bertekanan, untuk pembersihan saluran minyaknya dihembus dengan udara ( dipompa ). Setelah brander tersebut benarbenar bersih ( terutama saluran minyak dan ujung brandernya ) pasanglah kembali penyetelan serta stellah brander dengan sebaik-baiknya. Kemudian recording angin ( udara ) harus dicek untuk mengetahui apakah tekanan udara telah sesuai sebagaimana diperlukan. Penjelasan : tekanan udara pada cerobong harus lebih kecil dari pada tekanan didalam dapurnya tetapi perbedaanya tidak boleh terlalu besar ( ada ketentuannya ). Bila brender sudah dapat bekerja dengan baik dengan dicoba beberapa kali, kemudian kran brander ( throttle valves ) ditutup kembali.

7 Koil uap untuk pemanasan minyak harus selalu diperiksa dan diuji untuk mengetahui kemungkinan adanya bocoran pada pipa minyak pada kerja minyak tertinggi. Caranya adalah sbb : kran pemasukan uap ( steam inlet ) ke koil uap ditutup dan kran pembuang uap ( out let ) dibuka selama + 15 menit. Kemudian kran pemasukan uap dibuka dan kran pembuangan juga dibuka. Uap dari koil uap selanjutnya ditampung / dimasukkan dalam condensat uap itu akan mengembun. Pada endapan embun dapat diketahui, bila padanya tidak terdapat minyak berarti koil uap tidak bocor. Tetapi bila terdapat minyak berarti koil uap yang bocor. Selanjutnya koil uap harus segera direparasi. k. Bila pada instalasi ketel uap terdapat minyak yang berhamburhamburan terutama bila minyak itu terdapat pada lorong api maupun ruang nyala, hal ini harus segera dibersihkan sebab minyak tersebut selain dapat menimbulkan gas-gas yang dapat menimbulkan peletupan juga bisa menimbulkan pemanasan setempat ( over heating ) bila ketel uapnya dijalankan. Untuk keperluan ventilasi guna menjamin pekerja yang melakukan pembersihan-pembersihan dalam ketel uap / dalam tembokan, pelat-pelat pengatur udara ( demper ) serta lobang-lobang pemeriksaan lainnya harus dibuka selebar mungkin. Sebaiknya pembersihan tersebut dilakukan paling sedikit oleh dua orang dimana salah satu berada pada lobang pemeriksaan. Diminta agar selama dalam ketel uap tidak diperkenankan merokok.

8 l. Apabila uap dari ketel uap untuk pompa minyak dan brander tidak mencukupi ( turun ), untuk menaikkan uap kembali dapat dilakukan dengan jalan mengganti bahan bakar minyak dengan bahan bakar kayu sampai uap dalam ketel uap mencukupi sebagaimana mestinya ( sementara ). Tangki minyak harus diperiksa dan apabila pada minyak tersebut terdapat air, dengan segera air tersebut harus dikeluarkan dari dalam tangki. Perlu diadakan suatu pemeriksaan terhadap minyak bakar yang melalui pompa, apakah ia telah cukup panas dan ready for use sebelum dialirkan ke brander. Tingkap baliknya pun perlu dicek pula untuk mengetahui apakah ia dapat bekerja ( membuka ) dengan baik. Kemudian kran dari pompa minyak yang untuk mengalirkan minyak ke brander dibuka. Apabila saluran minyak itu dilengkapi dengan saluran udara penekan, maka saluran udara tersebut harus terisi dengan udara. Apabila ternyata minyak bakar dapat mengalir dengan lancar dan pengabutan minyak dari brander telah baik, selanjutnya ceklah seluruh instalasi pembakaran minyak beserta alat perlengkapannya untuk mengetahui adanya bocoran-bocoran yang tidak diinginkan. m. Apabila untuk penyalaan pertama digunakan busi peletik api, caranya ialah busi tersebut dipasang didepan topbrander dan kran saluran minyak pada brander dibuka. Bersama dengan itu perlu pula diadakan persiapan-persiapan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya peletupan peletupan dari penyalaan tersebut. Kemungkinan bisa terjadi obornya mati sebelum minyaknya menyala, bila hal tersebut terjadi, kran saluran minyak pada brender harus segera ditutup. Kemudian busi dinyalakan kembali.

9 Bila terjadi berkali-kali brander mati, untuk penyalaan berikutnya harus hati hati sebab didalam dapur mungkin terdapat gas yang mengandung kabar minyak tertentu yang dapat menyebabkan peletupan sewaktu busi dinyalakan. Diusahakan pula agar minyak bakar tidak berhamburan mengenai batubatuan ( tembokan ) menjadi panas terlebih dahulu sehingga pengembangan tembokan dan logam ketel uapnya seimbang. Bila apinya tergesa gesa dibesarkan kemungkinan tembokannya akan retak retak. n. Tujuan penyalaan pertama adalah untuk mengeringkan konstruksi baut bautan ( tembokan ) agar menjadi bener bener kering. Untuk ketel ketel uap baru yang ditembok pengering tersebut harus dilakukan dalam tempo beberapa hari. Bila suatu ketel uap dihentikan dari operasinya, pada ketel uap tersebut setiap seminggu sekali harus dipasang api ( seolah olah ketel uap dijalankan ) tetapi secara kecil kecil saja + 1 jam untuk memperoleh uap agar ketel uapnya tidak mengalami kerusakan dalam pemberhentian tersebut. Hanya dalam hal hal istimewa saja pemasangan api untuk mendapatkan uap tersebut diperolehkan dalam tempo hanya + 1 ½ jam saja ( misal ketel ketel uap pipa air ). o. Sewaktu air dalam ketel telah panas, periksalah level air pada gelas penduga dengan mengecek melalui krancis-krancis serta kran semburnya, untuk meyakinkan apakah permukaan yang ditujukan oleh gelas penduga sudah bener dan untuk mengecek kemungkinan adanya bocoran bocoran uap bila terlihat ada uap yang keluar melalui kranciskrancis.

10 p. Apabila konstruksi ( bagian bagian ) dari batu api ( tembokan ) sudah cukup kering pada ketel uapnya bisa dimulai dilakukan pemanasan ( pembakaran ) secara pelan pelan dahulu Beberapa waktu mungkin akan diperlukan untuk menghilangkan kelembaban pelembaban dalam dapurnya. Pembesaran apinya harus dilakukan tingkat demi tingkat. Dalam proses pembuat uap selanjutnya, terutama pada ketel ketel uap dimana sirkulasi airnya tidak berjalan dengan baik, harus menjadi perhatian level air harus kelihatan dengan jelas. Pada waktu tekanan kerja hampir dicapai dan ketel uapnya belum dihubungkan untuk bekerja, air dalam ketel boleh dikeluarkan bila mana diperlukan sampai pada level yang diinginkan. Tingkat pengaman harus dicoba dengan tangan untuk menghindari terjadinya kemacetan sewaktu tekanan kerja tertinggal yang diizinkan dicapai. Pada ketel ketel uap tekanan tinggi tingkat pengamannya kemungkinan harus sudah dapat bekerja dengan baik sebelum tekanan kerja maksimum dicapai. Penyambungan ketel uap dengan instalasi. Sebelum ketel uapnya digandengkan instalasi, terlebih dahulu kran kran harus dibersihkan sebaik mungkin. Selain itu juga diadakan pula pemeriksaan ( pengecekan ) kran-kran cerat dari tingkap tingkap pengaman, header-header induk dan kran kran cerat lainya untuk mengetahui apakah ia dapat bekerja serta lobang lobangnya tidak tersumbat. Setelah itu, ketel uap baru dihubungkan dengan lini uap. Bersamaan dengan itu boleh lakukan pengecekan pengecekan lainnya yang diperlukan sampai ketel uapnya bener bener menggandeng ( berhubungan ) dengan lini uap.

11 Pada umumnya lini lini uap dan header headernya digandengkan terlebih dahulu sebelum ketel uapnya digandengkan dengan header headernya. Cara pemasangan bisa dilakukan dengan cara injeksi. Bila kran kran header dilengkapi dengan tingkap non return, uap dari ketel uap mula mula dialirkan lewat tingkap non return agar kran header menjadi panas. Selanjutnya kran header dibuka lebar lebar, dan dengan sendirinya uap dari ketel secara langsung mengalir kelini induk uap. Bila ketel uap tersebut tidak dilengkapi dengan non return valve, cara membuka kran uap induk harus pelan pelan sampai tekanan pada lini uap induk sama dengan tekanan dalam ketel uapnya. Cara pengaliran ( pengeluaran ) uap. a. Bila kran uap induk berupa kran / tingkat yang dapat dibuka dan ditutup dengan sistim dua tangan, cara membuka kran tersebut harus pelan pelan untuk menghindari agar tidak ada air yang terbawa oleh uap. Disamping itu tingkap dekat header ( sebelum header ) harus dibuka pula. Bila tekanan pada headernya hampir sama dengan tekanan dalam ketel uapnya, kran uap induk ( main valve ) baru dibuka lebar lebar. b. Untuk instalasi yang diperlengkapi dengan kran yang cara membuka / menutup dengan sistim satu tangan serta satu rangkaian stop dan check valve yang dipasang didepan dan dekat header, cara membuka kran-kran tersebut harus pelan pelan agar jumlah uap yang masuk ke brender tidak terlampau banyak. Bila antara ketel uap dan header terdapat perbedaan tekanan sekitar 10 lbs / sqin s/d 50 lbs/sqin rangkaian stop dan check valve harus disetel ( disesuaikan ) sampai check valve terbuka cukup.

12 Bila header telah terisi penuh akan diketahui pula berapa tekanan uap dalam headernya. Dengan melihat tekanan uap penuh dalam headernya secara otomatis dapat diketahui sampai dimana kerja tingkap pengecheck ( check valve ) pada penggandengan tersebut. c. Bila instalasi tingkap pengechecknya diperlengkapi dengan pelayanan sistim satu tangan dan satu lagi dengan otomatis non return check valve, cara membuka tingkap dengan pelayanan sistim satu tangan harus pelan pelan ( tingkap demi tingkat ) sampai tekanan dalam main header menunjukkan 10 s/d 50 lbs / sqin ) d. Untuk ketel uap yang tidak disambung / dilengkapi dengan header uap, drip drip pada lini lini uap dibuka dan sebaiknya tekanan uap dalam ketel uap dan lini lini uap dalam saat yang sama dibuat sama besarnya. e. Bila pada ketel uap tersebut terapat dua lini uap induk, pada kedua lini uap tersebut berlaku ketentuan ketentuan / cara cara pelayanan yang sama sebagaimana dijelaskan pada tersebut diatas. 2. Perawatan / pelayanan dalam pemakaian ketel uap. Pembakaran Dalam pelayanan ketel uap harus selalu diusahakan agar pengupakannya dapat dilaksanakan secara merata itu merupakan penyusunan dengan tujuan ekonominya, dengan jalan menjauhkan dari ekses ekses pembakaran atau variasi suhu suhu yang tidak diinginkan serta peledakan peledakan gas yang kemungkinan bisa terjadi dalam pengupakannya.

13 Pada ketel ketel uap dimana sebagai bahan bakarnya dipergunakan minyak atau gas, pada lorong / dapur apinya dimana akan dilakukan pembongkaran harus ada lobang ventilasi. Sebelum ketel uap tersebut dijalankan ( apinya dinyalakan ) harus diadakan ventilasi seperlunya, guna mengurangi terjadinya pelentupan pelentupan sewaktu penyalaan pertama atau penyalaan kembali setelah brandernya mati atau dimatikan. Pembersih dapur api Agar mendapatkan pembakaran yang baik bila perlu bara / yang sedang menyala boleh dibersihkan. Tetapi pembersihan tersebut sebaiknya dilakukan dalam waktu waktu tertentu. Bagi ketel uap yang bekerja pada siang hari hal itu sebaiknya dilakukan pada pagi hari saja sebelum produksi uapnya mencapai produksi tertinggi ( maksimum ). Hindarkan terjadinya lobang lobang pada bara api serta penurunan pembakaran secara mendadak. Pembersihan bara api dengan tangan dimana pintu dapur harus dibuka hanya boleh dilakukan secara terbatas saja ( bila sangat perlu ) Hal ini dimaksudkan untuk menghindari agar udara dingin jangan masuk kedalam dapur sebab udara dingin tersebut selain mempengaruhi proses pembuatan uap juga dapat berpengaruh buruk pada logam dinding ketel uap. Pelayanan api Apabila nyala api kurang baik serta suhu dalam dapur menurun, periksalah apakah udara pembakaran yang masuk sudah cukup baik. Pengecekan udara pembakaran sangat diperlukan, guna menyesuaikan acumulasi dari pembakaran gas gas agar sesuai dengan keperluan untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna.

14 Batas batas air terendah dalam ketel. a. Kedudukan permukaan air yang terbaik adalah selalu rata sewaktu ketel uapnya sedang dioperasikan. Dijaga agar permukaan air dalam ketel tidak bergejolak naik atau turun. Isi air dalam ketel uap tetap menjadi tanggung jawab Boiler operator meskipun telah ada alat alat pengaturan yang bekerja secara otomatis yang dipasang pada ketel uapnya. b. Setiap akan mengoperasikan suatu ketel uap, kewajiban pertama dari seorang Boiler Operator adalah melakukan pemeriksaan saluran gas pedoman air ( glass water gauge ), apakah saluran penghubung uap dan air antara gelas pedoman dengan ketel uapnya telah benar benar tersambung dan ini dapat dipastikan dengan membuka kran sembur ( drain tap ), sampai air keluar. Bila permukaan air turun kemudian kembali pada permukaan semula, berarti saluran gelas pedoman air telah berhubungan dengan ketel uap tersebut. Selain gelas pedoman air, bila ketel uap tersebut dilengkapi dengan kran coba ( gage cocks ), maka ceklah air dalam ketel melalui kran kran coba tersebut. Hal hal tersebut diatas sebaiknya dilakukan juga pada setiap penggatian shift, pada waktu terjadi foaming, priming dan pada saat terjadinya gangguan pada waktu memasukkan air kedalam ketel uapnya. Demikian pula pada waktu setelah diadakan penggantian gelas pedoman dari ketel uap tersebut.

15 c. Pada tempat tempat dimana gelas pedoman dipasang harus diberi penerangan yang cukup dan gelas pedoman harus dapat dilihat dengan jelas dari tempat melayani ketel uapnya. Untuk menjamin keselamatan sedekat mungkin atau pada gelas pedomannya sendiri harus diiberi tanda strip merah pada batas air terendah yang diijinkan. Jangan membiarkan adanya kebocoran pada sambungan gelas pedoman maupun pada kran kran karena bila hal ini terjadi, dapat mengakibatkan kesalahan penunjukan pada pedoman tekanan ( pressure gauge ) Ujung dari pada penyalur karena sembur ( draintap ) pada gelas pedoman harus selalu dijaga dan diperiksa agar lubangnya tidak tersumbat. d. Perlu diketahui dan telah dirasakan dalam praktek bawah dengan pemasukan air kedalam ketel uap pada saat proses pembuatan uap sedang terjadi, hal ini tidak akan bisa menurunkan tekanan uap, dan hal tersebut dapat menyebabkan bekerjanya ketel akan terganggu. Meskipun demikian, pemasukan air kedalam ketel uap tetap harus dilaksanakan tetapi dengan hati hati sekali secara perlahan lahan dan bila mungkin diusahakan produksi uapnya menurun. Jangan sekali kali memasukkan ketel uap dengan maksud untuk meyesuaikan, membuka tingkap pengaman ( Safety valve ), menyetel kran pengeluaran uap, atau melakukan perubahan tegangan tegangan secara dikejutkan terjadinya pada ketel uapnya. Tentukan hal hal yang menyebabkan ketel uap tersebut menjadi kekurangan air sebelum ketel uap dijalankan kembali. Mungkin ini terjadi disebabkan oleh hal-hal lain, misalnya terjadi pemasangan lebih ( over heating ).

16 e. Apabila pada suatu saat pompa pompa air memerlukan tenaga yang besar, harus diadakan pengecekan pada instalasi penyalur airnya. Periksalah / ceklah lini lini penyalur air beserta kran krannya mungkin ada hambatan hambatan atau tersebut oleh kerak kerak / kotoran kotoran. Pembersihan terhadap foaming dan priming. Apabila terjadi pembuihan yang hebat, lobang dari kran uap induk ( main steam valve ) lobang penyalurannya dikecilkan atau ditutup sama sekali. Kemudian diadakan pemeriksaan ( pengecekan ), dimana letak permukaan air yang sebenarnya. Kalau letaknya cukup tinggi terhadap batas normal dapat segera dilakukan blow down. Hal tersebut perlu dilakukan berkali kali secara terus menerus selama masih terjadi pembuihan dan nyala apinya segera dikecilkan. Setelah pembersihan ( blow down ) dilakukan secukupnya, kemudian dilakukan pemasukan air baru kedalam ketel uapnya. Periksalah tingkap tingkap pengaman atau tingkap tingkap lainnya, penghubung penghubung pedoman tekanan ( manometer ), gelas pedoman air dan bagian atau perlengkapan perlengkapan lainnya untuk mengetahui kemungkinan adanya kecepatan kecepatan pada salurannya. Kemungkinan diadakan penelitian sebab musabab terjadinya pembuihan tersebut. Minyak dalam ketel uap. Sangat tidak dibenarkan apabila pada air dalam ketel uap atau pemanas pemanas air terdapat minyak, lebih lebih kalau sampai terlihat pada gelas pedoman. Apabila minyak tersebut hanya sedikit, dapat dikeluarkan cukup dengan menggunakan drain tap.

17 Tetapi apabila minyak tersebut agak banyak, untuk pembersihnya harus menggunakan cara cara lain. Pengolahan air pengisi ketel uap. Untuk mengolah air pengisi harus diperhatikan benar benar petunjuk petunjuk ( direction direction ) dari instalasi pengolahannya, baik cara maupun bahan bahannya jangan sekali kali mencoba instalasi pengolahan tersebut dengan bahan bahan buatan tersendiri ( yang dimaksud instalasi pengolahan disini adalah treathing instalasi ) Pengurasan ( blow down ) ketel uap a. Pengurasan harus diadakan setiap 24 jam sekali, dengan jalan membuka kran pembuang selebar lebarnya kemudian segera ditutup kembali. Kecuali ada keterangan keterangan / peraturan peraturan lain yang menentukan tentang penentuan secara kimia atau cara cara ilmiah lainnya. Blow down tersebut sebaiknya dilakukan pada waktu produksi uapnya sedang dalam keadaan seminimal mungkin. Apabila ketel uap diperlengkapi dengan kran pembuangan dengan kran atau tingkap buku cepat yang dipasang pada sambungan blow down, pelaksanaan pengurasan ( blow down ) dilakukan sebagai berikut : Mula mula yang dibuka kran atau tingkap buka cepatnya, kemudian baru membuka kran pembuangannya. Sebaliknya bila menutup, yang ditutup lebih dahulu kran pembuangan kemudian disusul kran buka cepat. Apabila pada suatu saat ketel uap memerlukan pengurasan ( blow down ) yang banyak, mula mula kran buka cepat dibuka sampai permukaan air dalam gelas pedoman terlihat turun ½ inchi dibawah tinggi semula. Kemudian baru membuka kran kran lainnya sampai pengurasan selesai.

18 b. Biasanya pada saat saat operator sedang melakukan pengurasan hal hal lain dari ketel uapnya dalam keadaan tidak terkontrol ( perhatian ditujukan pada pengurasan ). Untuk menjaga agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan sebaiknya ditunjuk seorang operator yang ditugaskan secara khusus untuk mengawasi secara terus menerus permukaan air dalam ketel uap serta bila perlu ( ada sesuatu ) yang harus, memberitahukan kepada operator lainnya dengan bunyi bunyian atau isyarat. Kebocoran kebocoran Apabila pada ketel uap / bagian bagian serta alat alat perlengkapannya terjadi kebocoran ( baik kebocoran itu kecil maupun besar ) harus segera diperiksa sampai dimana itu terjadi dan segera dilaporkan kepada atasannya disamping itu sedapat mungkin mengadakan pembetulan seperlunya. Untuk hal hal yang berbahaya umpama pada sambungan sambungan untuk selanjutnya dilaporkan kepada atasannya untuk selanjutnya dilaporkan kepada Boiler inspektur. Apabila kebocoran tersebut dipandang membahayakan dan untuk itu ketel uap atau apinya dimatikan, sebaiknya air pengisi ketel uap tersebut dialihkan ke ketel uap lainnya. Bagi ketel uap yang dimatikan tersebut berada dalam tembokan penutupan kran air pengisi pada ketel uapnya hanya boleh dilakukan apabila pasangan batunya ( tembokan ) yang panas sudah menjadi cukup dingin untuk mencegah terjadinya kerusakan ketel uap ( akibat adanya penurunan suhu yang mendadak ).

19 Reparasi / pembetulan ketel Reparasi / pembetulan ketel uap hanya boleh dilakukan apabila telah ada izin dari yang berwenang ( gambar rencana reparasinya telah disetujui / disahkan oleh D.B.N.K.K & Hyperkes) pelaksanaan reparasi tersebut harus sesuai dengan gambar rencana yang telah disahkan. Pembersihan jelaga dan debu. a. Apabila untuk pembersihan jelaga / kotoran pada pipa pipa bila digunakan uap atau angin, maka uap atau angin yang digunakan harus cukup kering. Untuk pembersihan jelaga dapat juga digunakan alat alat mekanis, tetapi alat alat tidak boleh yang terlalu tajam agar logamnya tidak rusak / cacat. b. Apabila abu ditempat abu telah bertumpuk, angkatlah dan buanglah abu tersebut dari dalam ketel uapnya. Jangan sekali kali membiarkan dan menumpuk abu tersebut disisi sarangan pembersihkan abu tersebut dengan air karena dapat merusak bagian bagian logamnya. c. Apabila untuk pembersihan atau pembuangan abu dilakukan dengan semburan angin, periksalah dahulu apakah pintu eksposifnya keadaannya baik dan dapat bekerja dengan baik. Bila untuk membersihkan dipergunakan semburan uap, operator berkewajiban memberitahukan hal itu kepada teman temannya sebelum dilakukan pembersihan. Hal tersebut dimaksudkan agar mereka mengetahui sebelumnya, apabila nantinya terjadi abu abu yang panas berhamburan ke luar. Adakan penjagaan sebaik mungkin di belakang pintu dapur untuk menghadapi terjadinya hal hal yang tidak diinginkan

20 CARA PERAWATAN SELAMA KETEL UAP TIDAK DIPAKAI q. Pemberhentian ketel uap ( cutting out ) dari bekerjanya. Langkah pertama dalam menghentikan ketel uap ialah menghentikan pemasukkan bahan bakarnya, sedang pembakaran dibiarkan saja dahulu, sampai bahan bakar yang sudah berada dalam dapurnya terbakar habis. Kemungkinan ketel uap tersebut didinginkan secara perlahan lahan sesuai dengan kondisi operasi dari ketel uapnya. Setelah ketel uap berhenti tutuplah kran uap induk. Apabila kran tersebut mempunyai tingkap kombinasi dimana salah satu dari kran tersebut cara membukanya dengan sistim kombinasi tingkap stop dan tingkap pengecek, jagalah agar cakram tingkapnya tidak meleset dari dudukannya. Setelah itu aturlah tingkap balik serta air serta pengisi ketel tersebut sedemikian rupa sehingga tidak timbul hal hal yang tidak diinginkan. Bila dipakai 2 tingkap stop, bukalah drain drain diantara dua tingkap tersebut, sampai keadaannya benar benar baik. Bila diperlukan dan memang ketel uap yang bersangkutan diperlengkapi dengan alat alat penyembur uap, semburlah jelaga jelaga yang melekat pada pipa-pipa sebelum apinya mati atau selagi pipa-pipa sebelum apinya mati atau selagi pipa pipanya masih dalam keadaan panas. r. Pengeluaran ( pengosongan ) air dari ketel uap. Pehatikanlah dengan sebaik baiknya pada saat mendinginkan ketel uap dan harus diusahakan agar pendinginan tersebut secara pelan saja. Jika tekanan uap dalam ketel uap tersebut sudah tidak ada, bukalah salah satu lobang dibagian ruangan uap agar dalam ketel uapnya tidak terjadi kehampaan.

21 Setelah ketel uapnya benar benar dingin barulah air dikeluarkan dari dalam ketel atau dikosongkan. Hal ini untuk menjaga agar kerak kerak ketel tidak melekat pada pipa pipanya sehingga tidak akan terjadi kebocoran kebocoran ditempat sambungan. Apabila ketel uap tersebut berhubungan ketel ketel uap lainnya yang sedang bekerja dan bertekanan ( battery ketel ), harus berhati hati sekali dan yakinkanlah bahwa yang dibuka hanyalah kran pembuang dari ketel yang bersangkutan ( yang dihentikan ). Setelah pengosongan ketel uap tersebut selesai, tutuplah lobang permukaan yang sekiranya diperlukan boleh dibuka. s. Pembersihan ketel uap. Crew pembersih ketel uap harus selalu berhati hati sewaktu akan menunaikan tugasnya. Sebaliknya pembersih hanya dilakukan bilamana ketel uapnya sudah benar-benar dingin. Seorang crew pembersih ketel uap setelah diadakan pemeriksaan dan diyakini benar benar bahwa dalam drum atau badan ketel uap tersedia ventilasi yang baik dan tidak terdapat gas gas yang mudah terbakar atau meletup atau gas gas lainnya yang berbahaya. Apabila dikarenakan oleh suatu hal crew pembersih harus masuk kedalam ketel uap atau bagian bagian lainnya jangan sampai kepanasan akibat akumulasi debu bahan bakar yang masih agak panas. Sebelum memasuki drum atau badan ketel uap, terlebih dahulu harus mengadakan pemeriksaan terhadap kran kran pembuang, kran uap induk dan kran dari pompa pengisi, untuk meyakinkan apakah alat alat tersebut sudah menutup dengan baik.

22 Hal ini harus dilakukan terutama bila ketel uap tersebut berhubungan dengan ketel ketel uap lainnya yang sedang bekerja ( battery ketel ). PENGOPERASIAN Tentukanlah methode methode untuk memasuki ketel uap serta adakanlah persiapan persiapan untuk lebih aman lagi, semua kran pembuang dan ketel-ketel uap lain ( yang bersambungan dengan ketel yang dibersihkan atau battery ketel, harus dijaga dengan baik melalui kran pengumpul ). Kran pengumpul yang berhubungan dengan ketel yang akan dibersihkan harus dilepas. Bila untuk penerangannya dipergunakan lampu listrik, arus lisrik yang dipakai ( disupply ) harus arus listrik tegangan rendah ( maksimum 50 V ). Periksalah dahulu apakah kabel-kabel masih baik dan sesuai untuk keperluan tersebut ( kabel S. R. M. L. ). Lampunya harus dilindungi atau dipasang pada pemegang sumber cahaya. Bila untuk masuk kedalam ketel uap tersebut crew pembersih harus naik keatas ketel uap, maka sediakanlah tangga yang kuat dan diikat pada badan ketel uap agar tidak tergelincir atau terpeleset. Setelah persiapan-persiapan tersebut di atas selesai, maka tentukanlah caracara pembersihan. Untuk pembersihan tersebut dilakukan dengan : 1. Mempergunakan air yang ditekan dengan jalan menyemprotkan ke bagian-bagian ketel uap. 2. Memakai alat-alat khusus dimana untuk membersihkan kerak-kerak ketel dilakukan dengan tangan atau mekanis.

23 Ad.1. Untuk pembersihan dengan air yang ditekan. Terlebih dahulu baik lini uap maupun lini air serta kran pembuang yang berhubungan dengan ketel-ketel uap lain harus diputuskan hubungannya. Kemudian air dalam ketel uap dikeluarkan dan kran pembuangannya dibuka. Setelah kosong semprotlah semua kotoran yang menempel baik pada dinding ketel maupun pada pipa-pipanya. Sebaiknya untuk menyemprotkan air tersebut dengan menggunakan selang karet atau plastik. Bilamana diperlukan pakailah perlengkapan yang menggunakan saringan. Pembersihan ( penyemprotan ) pada pipa mendatar harus dilakukan dari bawah dan dari atas Yang terakhir dari atas ke bawah agar supaya kotoran terbawa keluar bersama air semprotan. Diusahakan agar air bekas cucian tersebut tidak terkena tembokan yang terbuat dari batu tahan api, agar supaya dalam pemakaian nanti tidak memerlukan pengeringan kembali. Ad.2. Untuk pembersihan dengan mempergunakan alat-alat khusus Bila pembersihan memakai perkakas-perkakas pemukul mekanis hendaknya menjadi perhatian agar pemukulan dilakukan tidak hanya setempat saja. Pemukulan tersebut tidak boleh terlalu keras dan hanya boleh dalam beberapa detik saja. Lebih baik dengan mempergunakan rantai-rantai pembersih atau alat-alat lain yang memungkinkan tidak merusak logamnya.

24 Setelah pembersihan dilakukan, terangilah semua bagian yang dibersihkan dengan lampu yang cukup terang untuk mengetahui apakah pembersihan itu telah cukup baik atau perlu diulangi lagi serta untuk mengetahui apakah tidak ada alat-alat yang tertinggal didalam ketel uap. Untuk ketel-ketel uap baru yang akan dijalankan untuk pertama kalinya, pembersihan ketel uap tersebut sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pemanasan ketel uap itu sendiri. Dalam hal ini air ketel uap dicampur dengan soda ash dan coustic soda. Caranya adalah sebagai berikut : Ketel uap diisi dengan air sampai permukaan air dalam gelas pedoman menunjukkan setengah ukuran.

25

1. Bagian Utama Boiler

1. Bagian Utama Boiler 1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

1.1 ISOLASI Gagal Mengisolasi

1.1 ISOLASI Gagal Mengisolasi 1.1 ISOLASI 1.1.1 Gagal Mengisolasi Sebuah pompa sedang dipreteli untuk perbaikan. Ketika tutupnya dibuka, minyak panas di atas temperatur nyala-otomatis, menyembur dan terbakar. Tiga orang terbunuh, dan

Lebih terperinci

BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul:

BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan overhaul Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul: BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul: Melapor kepada Nakhoda bahwa Mesin Induk akan diperbaiki dan kapal akan delay untuk jangka

Lebih terperinci

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 - BUKU PETUNJUK UNTUK TIPE: SP 127, SP 129A, SP 130A, SWP 100, SWP 250A, DWP 255A,DWP DWP 375A DWP 505A, DPC 260A - 1 - Pembukaan Sebelum menyalakan pompa harap membaca buku petunjuk ini terlebih dahulu

Lebih terperinci

Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia - www.energyefficiencyasia.org

Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia - www.energyefficiencyasia.org DAFTAR PERIKSA OPSI NO. 8 : BOILER & PEMANAS FLUIDA TERMIS Tugas dan pemeriksaan berkala pada bagian luar boiler Seluruh pintu akses dan bidang kerja harus dirawat kedap udara dengan menggunakan paking

Lebih terperinci

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di

BAB I PENDAHULUAN. uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Umum Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat energi yang mengubah air menjadi uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di dapur ketel uap. Komponen-komponen

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Boiler. Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran tentang boiler secara umum serta fungsi komponen - komponen utama dan fungsi komponen - komponen pendukung bahan boiler.boiler

Lebih terperinci

I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI

I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI 1 I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI Beberapa kiat pengoperasian mesin perontok padi yang akan diuraikan dibawah ini dimaksudkan untuk tujuan dari hasil perancangan mesin perontok tersebut.

Lebih terperinci

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR 3.1 Pemeriksaan Pada Operasi Harian Operasional kompresor memerlukan adanya perawatan tiap harinya, perawatan tersebut antara lain: a. Sediakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN

MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN APAKAH ELPIJI ITU ELPIJI adalah merek dagang dari produk Liquefied Petroleum Gas (LPG) PERTAMINA, merupakan gas hasil produksi dari kilang minyak (Kilang BBM) dan Kilang gas,

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

PEMANAS AIR GAS INSTAN

PEMANAS AIR GAS INSTAN BAHASA INDONESIA PEMANAS AIR GAS INSTAN PETUNJUK PEMASANGAN DAN PENGGUNAAN MODEL: REU-5CFC REU-8CFB REU-10CFB SARAN KHUSUS Gunakan regulator gas serta selang gas yang berkualitas baik. Pemanas air tidak

Lebih terperinci

RESUME PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

RESUME PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN RESUME PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI TENTANG PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Nomor : 384 / KPTS / M / 2004 Tanggal : 18 Oktober 2004

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA 3.1 Proses Perpindahan Kalor 3.1.1 Sumber Kalor Untuk melakukan perpindahan kalor dengan metode uap dan air diperlukan sumber destilasi untuk mendidihkan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH MESIN CUCI OTOMATIS DUO DRUM TROUBLE SHOOTING AUTOMATIC WASHING MACHINE DUO DRUM

PENYELESAIAN MASALAH MESIN CUCI OTOMATIS DUO DRUM TROUBLE SHOOTING AUTOMATIC WASHING MACHINE DUO DRUM PENYELESAIAN MASALAH MESIN CUCI OTOMATIS DUO DRUM Trouble shooting Page Mesin cuci tidak menyala/mati total Apakah ada aliran listrik pada stop kontak? Periksa aliran listrik di rumah anda atau ganti stop

Lebih terperinci

SANITASI DAN KEAMANAN

SANITASI DAN KEAMANAN SANITASI DAN KEAMANAN Sanitasi adalah.. pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran pada hasil olah, kerusakan hasil olah,

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL M O D U L PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL Oleh: Drs. Ricky Gunawan, MT. Ega T. Berman, S.Pd., M.Eng. BIDANG KEAHLIAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN SETERIKA DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN SETERIKA DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN SETERIKA DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahuntahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan seksama,

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING AUTOMATIC WASHING MACHINE PENYELESAIAN MASALAH MESIN CUCI OTOMATIS

TROUBLE SHOOTING AUTOMATIC WASHING MACHINE PENYELESAIAN MASALAH MESIN CUCI OTOMATIS PENYELESAIAN MASALAH MESIN CUCI OTOMATIS Trouble shooting Page Mesin cuci tidak menyala/mati total Apakah ada aliran listrik pada stop kontak? Periksa aliran listrik di rumah anda atau ganti stop kontak.

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. ISK/PKS-PRS/08 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen /Pengendali

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

MC-CL481. Petunjuk Pengoperasian. Penghisap Debu

MC-CL481. Petunjuk Pengoperasian. Penghisap Debu Petunjuk Pengoperasian No Model Penghisap Debu MC-CL48 Kami merekomendasikan agar anda mempelajari Petunjuk Pengoperasian ini secara cermat sebelum mencoba untuk mengoperasikan alat ini, serta memperhatikan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH MESIN CUCI OTOMATIS AQW-85SB AQW-86SB TROUBLE SHOOTING AUTOMATIC WASHING MACHINE

PENYELESAIAN MASALAH MESIN CUCI OTOMATIS AQW-85SB AQW-86SB TROUBLE SHOOTING AUTOMATIC WASHING MACHINE PENYELESAIAN MASALAH MESIN CUCI OTOMATIS AQW-85SB AQW-86SB Trouble shooting Page Mesin cuci tidak menyala/mati total Apakah ada aliran listrik pada stop kontak? Periksa aliran listrik di rumah anda atau

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN Dalam melakukan penelitian dan pengujian, maka dibutuhkan tahapantahapan yang harus dijalani agar percobaan dan pengujian yang dilakukan sesuai dengan standar yang ada. Dengan

Lebih terperinci

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater.

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater. BUKU PANDUAN SOLAR WATER HEATER Pemanas Air Dengan Tenaga Matahari S o l a r W a t e r H e a t e r Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater. Pengenalan

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BOILER. No Lingkup Pekerjaan Baru ( Sertifikasi ) Lama ( Re-Sertifikasi )

PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BOILER. No Lingkup Pekerjaan Baru ( Sertifikasi ) Lama ( Re-Sertifikasi ) PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BOILER. Pedoman Pemeriksaan / Referensi - Undang-Undang Uap Tahun 930 - Peraturan Uap Tahun 930 - Undang-Undang Nomor 0 Tahun 970 - ASME I Power Boiler 2. Pemeriksaan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH MESIN CUCI DUA TABUNG TROUBLE SHOOTING WASHING MACHINE TWIN TUBE

PENYELESAIAN MASALAH MESIN CUCI DUA TABUNG TROUBLE SHOOTING WASHING MACHINE TWIN TUBE PENYELESAIAN MASALAH MESIN CUCI DUA TABUNG Trouble shooting Page Mesin cuci tidak menyala/mati total Apakah ada aliran listrik pada stop kontak? Periksa aliran listrik di rumah anda atau ganti stop kontak.

Lebih terperinci

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI NOMOR : P.20.INDO3.00201.0212 DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI HAL. Kata Pengantar Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3 Bagian 4 Bagian 5 Bagian 6 Bagian

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH MESIN CUCI DUA TABUNG QW-870XT QW-871XT TROUBLE SHOOTING WASHING MACHINE TWIN TUBE

PENYELESAIAN MASALAH MESIN CUCI DUA TABUNG QW-870XT QW-871XT TROUBLE SHOOTING WASHING MACHINE TWIN TUBE PENYELESAIAN MASALAH MESIN CUCI DUA TABUNG QW-870XT QW-87XT Trouble shooting Page Mesin cuci tidak menyala/mati total Apakah ada aliran listrik pada stop kontak? Periksa aliran listrik di rumah anda atau

Lebih terperinci

Sambungan pada pengering. Daftar Isi. Catatan saat pemasangan

Sambungan pada pengering. Daftar Isi. Catatan saat pemasangan Daftar Isi Sambungan pada pengering Catatan saat pemasangan Opsi pemasangan Petunjuk keselamatan... 1 Sambungan pada pengering... 2 Catatan saat pemasangan... 3 Opsi pemasangan... 4 Catatan saat pemasangan...

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Alat pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai pengganti minyak bumi. Pada dasarnya sebelum melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat digunakan untuk pemanas. menghasilkan uap. Dimana bahan bakar yang digunakan berupa

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat digunakan untuk pemanas. menghasilkan uap. Dimana bahan bakar yang digunakan berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketel uap merupakan suatu pesawat tenaga yang banyak digunakan dan dianggap layak dalam dunia industri di negara indonesia. Dimana ketel biasanya digunakan untuk penggerak

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-01/MEN/1992 TENTANG SYARAT SYARAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PESAWAT KARBID

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-01/MEN/1992 TENTANG SYARAT SYARAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PESAWAT KARBID MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-01/MEN/1992 TENTANG SYARAT SYARAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PESAWAT KARBID MENTERI TENAGA KERJA

Lebih terperinci

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api. Gambar 1. Bahan bakar adalah bahan yang dapat terbakar, baik padat, cair maupun gas. Bahan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

BAB IV BAHASAN UTAMA

BAB IV BAHASAN UTAMA BAB IV BAHASAN UTAMA 4.1. Analisa Cara Kerja Ketel Uap 4.1.1. Pengapian Operator yang mengoperasikan ketel uap harus terlatih untuk memahami pengontrolan ruang pembakaran dan juga mamahami akibatakibat

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN Sailon Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Jl.Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 Telp: 0711-353414, Fax: 0711-453211

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Boiler Longchuan Boiler Longchuan adalah boiler jenis thermal yang dihasilkan dari air, dengan sirkulasi untuk menyalurkan panasnya ke mesin-mesin produksi. Boiler Longchuan mempunyai

Lebih terperinci

Handling dan Tata Cara Pemakaian Tabung ELPIJI.hingga. ke Outlet

Handling dan Tata Cara Pemakaian Tabung ELPIJI.hingga. ke Outlet Handling dan Tata Cara Pemakaian Tabung ELPIJI.hingga ke Outlet 1 Urgensi Memelihara Tabung ELPIJI Gas ELPIJI terkenal dengan sifatnya yang mudah terbakar, sehingga kebocoran pada peralatan ELPIJI beresiko

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. No : PER.04/MEN/1980 TENTANG SYARAT-SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN ALAT PEMADAM API RINGAN.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. No : PER.04/MEN/1980 TENTANG SYARAT-SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN ALAT PEMADAM API RINGAN. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI No : TENTANG SYARAT-SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN ALAT PEMADAM API RINGAN. MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI: Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERAWATAN MESIN KAPAL PENGERTIAN MANAJEMEN

MANAJEMEN PERAWATAN MESIN KAPAL PENGERTIAN MANAJEMEN MANAJEMEN PERAWATAN MESIN KAPAL PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen adalah suatu proses atau kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau

Lebih terperinci

TROUBLESHOOTING AC MOBIL

TROUBLESHOOTING AC MOBIL M O D U L TROUBLESHOOTING AC MOBIL Oleh: Drs. Ricky Gunawan, MT. Ega T. Berman, S.Pd., M.Eng. BIDANG KEAHLIAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

MESIN PENGGORENG VAKUM (VACUUM FRYER)

MESIN PENGGORENG VAKUM (VACUUM FRYER) MESIN PENGGORENG VAKUM (VACUUM FRYER) Buku Petunjuk Perakitan Perawatan Pengoperasian Jl. Rajekwesi 11 Malang Jawa Timur Indonesia (0341)551634 Website: 1 a. CARA PERAKITAN Untuk dapat memperoleh kinerja

Lebih terperinci

PerMen 04-1980 Ttg Syarat2 APAR

PerMen 04-1980 Ttg Syarat2 APAR PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI No : PER.04/MEN/1980 TENTANG SYARAT-SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN ALAT PEMADAM API RINGAN. MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI: PerMen 04-1980 Ttg

Lebih terperinci

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban HOUSEKEEPING Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban Penerapan housekeeping yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Housekeeping

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.

Lebih terperinci

Pada banyak kasus pekerjaan dilakukan pada pipa atau alat yang salah. Contoh:

Pada banyak kasus pekerjaan dilakukan pada pipa atau alat yang salah. Contoh: 1.2 IDENTIFIKASI 1.2.1 Perlunya Label Pada banyak kasus pekerjaan dilakukan pada pipa atau alat yang salah. Contoh: (a) Sambungan yang harus dipotong ditandai dengan kapur. Mekanik memotong sambungan lain

Lebih terperinci

Tips Mencegah LPG Meledak

Tips Mencegah LPG Meledak Tips Mencegah LPG Meledak Beberapa rekan pernah menyampaikan tips tips mencegah peledakan LPG di rumah tangga. Saya hanya mencoba mengingatkan kembali akan pentingnya kewaspadaan pengelolaan LPG di rumah

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION)

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION) 1. KAPAN DIGUNAKAN Prosedur ini berlaku pada saat melakukan pekerjaan menggunakan chainsaw 2. TUJUAN Prosedur ini memberikan petunjuk penggunaan chainsaw secara aman dalam melakukan pekerjaan dimana chainsaw

Lebih terperinci

TIPS HEMAT ENERGI & LISTRIK

TIPS HEMAT ENERGI & LISTRIK TIPS HEMAT ENERGI & LISTRIK {sidebar id=3} Kiat Menghemat Energi Listrik di Rumah Tangga Kehidupan modern memungkinkan manusia hidup dalam suasana yang nyaman dan serba praktis. Hal ini semua dimungkinkan

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

BAB II KEBAKARAN. Untuk staf kamar mesin wajib :

BAB II KEBAKARAN. Untuk staf kamar mesin wajib : BAB II KEBAKARAN Kebakaran adalah merupakan bahaya yang sangat besar dalam sebuah kapal apalagi terjadiya kebakaran pada saat sedang dalam pelayaran atau sedang sandar disebuah pelabuhan dan itu pada sebuah

Lebih terperinci

INSTALASI PERMESINAN

INSTALASI PERMESINAN INSTALASI PERMESINAN DIKLAT MARINE INSPECTOR TYPE-A TAHUN 2010 OLEH MUHAMAD SYAIFUL DITKAPEL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT KEMENTRIAN PERHUBUNGAN KAMAR MESIN MACHINERY SPACE / ENGINE ROOM RUANG

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Alat Pirolisis Limbah Plastik LDPE untuk Menghasilkan Bahan Bakar Cair dengan Kapasitas 3 Kg/Batch BAB III METODOLOGI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Alat Pirolisis Limbah Plastik LDPE untuk Menghasilkan Bahan Bakar Cair dengan Kapasitas 3 Kg/Batch BAB III METODOLOGI digilib.uns.ac.id 8 BAB III METODOLOGI A. ALAT DAN BAHAN 1. Alat yang digunakan : a. Las listrik f. Palu b. Bor besi g. Obeng c. Kunci pas/ring h. Rol pipa d. Tang i. Gergaji besi e. Kunci L j. Alat pemotong

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-800. Edisi 1

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-800. Edisi 1 Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-800 Edisi 1 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bertanggung jawab bahwa produk HS-24W telah memenuhi ketentuan-ketentuan sesuai Pedoman

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa ancaman

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-700

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-700 Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-700 Edisi 1 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bertanggung jawab bahwa produk HS-57W sudah sesuai dengan ketentuan Petunjuk Dewan: 1999/5/EC.

Lebih terperinci

3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN

3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN 44 3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Industri susu adalah perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang mempunyai usaha di bidang industri

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

Malafungsi Kemungkinan penyebabnya Solusi

Malafungsi Kemungkinan penyebabnya Solusi BAHASA INDONESIA 61 PEMECAHAN MASALAH Sejumlah masalah terjadi akibat kurangnya pemeliharaan yang sederhana, atau tidak terperhatikan, yang sesungguhnya dapat dengan mudah diselesaikan tanpa memanggil

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktek Las dan Tempa Disusun Oleh: FAJAR RIZKI SAPUTRA K2513021 PTM A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-200

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-200 Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-200 1 Edisi 2 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bertanggung jawab bahwa produk HS-58W sudah sesuai dengan ketentuan Petunjuk Dewan:

Lebih terperinci

FACTOR 2 YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PRODUK Standardisasi Personalia Protap Bahan Baku Bahan pengemas Kualitas Produk Peralatan Lingkungan Bangunan http://farmasibahanalam.com http://farmasibahanalam.com.

Lebih terperinci

MENGANALISA DAN MEMPERBAIKI KERUSAKAN MESIN PENDINGIN

MENGANALISA DAN MEMPERBAIKI KERUSAKAN MESIN PENDINGIN MENGANALISA DAN MEMPERBAIKI KERUSAKAN MESIN PENDINGIN Pada tahapan berikut ini kita dihapkan pada tahapan menganalisa dan memperbaiki kerusakan mesin pendingin yang lazim disebut dengan kulkas atau freezer.

Lebih terperinci

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW) Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW) Pengesetan mesin las dan elektroda Tujuan : Setelah mempelajari topik ini, siswa dapat : Memahami cara mengeset mesin dan peralatan lainnya.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda/media

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran. LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN Pencegahan Kebakaran

Lebih terperinci

11. PEMECAHAN MASALAH

11. PEMECAHAN MASALAH 11. PEMECAHAN MASALAH Sejumlah masalah terjadi akibat kurangnya pemeliharaan yang sederhana, atau tidak terperhatikan, yang sesungguhnya dapat dengan mudah diselesaikan tanpa memanggil teknisi. Sebelum

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN LAMPIRAN 1 84 Universitas Kristen Maranatha 85 Universitas Kristen Maranatha 86 Universitas Kristen Maranatha 87 Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 2 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK 29 4.1 Prosedur Start-Up IPAL Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC Start-up IPAL dilakukan pada saat IPAL baru selesai dibangun atau pada saat

Lebih terperinci

Cara uji jalar api pada permukaan bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Cara uji jalar api pada permukaan bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung Standar Nasional Indonesia Cara uji jalar api pada permukaan bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung ICS 13.220.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi i Daftar

Lebih terperinci

BAB IV. PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR

BAB IV. PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR BAB IV PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR 4.1 Pengoperasian Untuk mengoperasikan ESP, ada presedur yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Pemeriksaan sebelum start-up 2. Start-up 3. Pemeliharaan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PELEBURAN PERAK CAMPURAN DENGAN BAHAN BAKAR GAS

TEKNOLOGI PELEBURAN PERAK CAMPURAN DENGAN BAHAN BAKAR GAS Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 TEKNOLOGI PELEBURAN PERAK CAMPURAN DENGAN BAHAN BAKAR GAS Dwi Suheryanto

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF 4.1 Pengetahuan Dasar Tentang Bahan Bakar Bahan bakar adalah suatu pesawat tenaga yang dapat mengubah energi panas menjadi tenaga mekanik dengan jalan pembakaran

Lebih terperinci

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 21 TON/JAM TEKANAN KERJA 1,45 N/mm 2 BAHAN BAKAR BATUBARA

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 21 TON/JAM TEKANAN KERJA 1,45 N/mm 2 BAHAN BAKAR BATUBARA 1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 21 TON/JAM TEKANAN KERJA 1,45 N/mm 2 BAHAN BAKAR BATUBARA Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-801

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-801 Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-801 Edisi 1 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bahwa produk HS-64W ini telah memenuhi persyaratan utama dan ketentuan terkait lainnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada mesin Otto dengan penggunaan bahan bakar yang ditambahkan aditif dengan variasi komposisi

Lebih terperinci

KASUS BEJANA TEKAN NAMA : RIO ALZUHRY NO REG :

KASUS BEJANA TEKAN NAMA : RIO ALZUHRY NO REG : KASUS BEJANA TEKAN NAMA : RIO ALZUHRY NO REG : 5315127344 BAB I PENDAHULUAN Ketel atau pesawat uap dan bejana tekan merupakan peralatan yang mempunya resiko sangat tinggi, apabila tidak dilakukan pemeliharaan

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-900

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-900 Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-900 Edisi 1 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bertanggung jawab bahwa produk HS-25W sudah sesuai dengan ketentuan Petunjuk Dewan: 1999/5/EC.

Lebih terperinci

Revisi SNI Daftar isi

Revisi SNI Daftar isi Revisi SNI 03-1739-1989 isi isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Peralatan uji...2 5 Ukuran dan jumlah benda uji...2 6 Prosedur pengujian...4 7 Hasil

Lebih terperinci

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES Mengenal fisik lemari es sangat diperlukan baik oleh pemilik atau calon tukang servis. Pada saat melakukan pemeliharaan terkadang kita dituntut untuk bisa membuka bagian-bagian

Lebih terperinci

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK GLOSSARY GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK Ash Handling Adalah penanganan bahan sisa pembakaran dan terutama abu dasar yang

Lebih terperinci