Artikel ini sudah dipublikasikan di Jurnal Agribis, Vol 3 No 1, Januari 2011 Hal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Artikel ini sudah dipublikasikan di Jurnal Agribis, Vol 3 No 1, Januari 2011 Hal"

Transkripsi

1 Artikel ini sudah dipublikasikan di Jurnal Agribis, Vol 3 1, Januari 2011 Hal ANALISIS KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PENERIMA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN ( PNPM MANDIRI KP ) KABUPATEN MUKOMUKO oleh Indra Cahyadinata Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNIB cahyadinata@yahoo.com ABSTRACT Community Empowerment National Program of Marine Fisheries (PNPM-KP) focused on marine and fisheries community to improve their welfare. This research aims to analyze welfare of recipients PNPM-KP Mukomuko District, as a basis for stakeholders to know the level of successfull in the PNPM-KP in the future. To achieve these objectives, as many as 84 respondents selected aquaculture and capture fisheries. The analysis used is descriptive analysis and welfare analysis, using 11 indicators of welfare. Welfare analysis conducted showed that 38.1% of receiving communities in the PNPM KP Mukomuko included in the category of welfare, which means as much as 38.1% beneficiaries to meet basic needs better food, clothing, shelter, health and other adequately. Approximately 61.9% of community, including in the category of enough welfare, which means as much as 61.9% can meet the basic needs of good food, clothing, shelter, health and others are minimal. Key Words : Successful, PNPM-KP, Mukomuko District PENDAHULUAN Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan Perikanan (PNPM Mandiri KP) ditujukan bagi kelompok usaha masyarakat sasaran bidang kelautan dan perikanan di berbagai kabupaten/kota untuk meningkatkan kesejahteraannya. Salah satu kabupaten sasaran adalah Kabupaten Mukomuko. Pelaksanaan PNPM Mandiri KP di Kabupaten Mukomuko pada Tahun 2009, dengan kecamatan sasaran adalah Kecamatan Air Rami. Desa sasaran terdiri dari tiga desa, yaitu Desa Marga Mulia dan Desa Cinta Asih (untuk perikanan budidaya) dan Desa Talang Rio (untuk perikanan tangkap). Pemanfaatan PNPM Mandiri KP untuk kelompok perikanan budidaya di Desa Cinta Asih oleh 6 (enam) kelompok sasaran dengan jumlah anggota kelompok sebanyak 75 orang. Sedangkan kelompok sasaran di Desa Marga Mulia sebanyak 9 (sembilan) kelompok dengan jumlah anggota sebanyak 109 orang. Dana PNPM Mandiri KP pada dua desa ini dimanfaatkan untuk pembangunan pabrik pakan mini, pembangunan bendungan untuk mengairi kolam, pembangunan depo ikan segar, dan pembelian induk ikan mas. Sedangkan untuk kelompok perikanan tangkap di Desa Talang Rio, kelompok sasaran berjumlah 6 (enam) kelompok dengan jumlah anggota sebanyak 42 orang. Dana PNPM Mandiri KP oleh kelompok perikanan tangkap ini dimanfaatkan untuk pengadaan sarana alat tangkap nelayan, pembuatan darmaga dan bronjong PPI, pembuatan pagar, jalan dan pengecatan PPI, dan penyediaan sarana TPI. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesejahteraan masyarakat sasaran di wilayah penerima PNPM Mandiri-KP Kabupaten Mukomuko, sebagai dasar bagi stakeholders untuk menilai tingkat keberhasilan PNPM Mandiri KP di Kabupaten Mukomuko pada masa yang akan datang. METODOLOGI Responden Populasi dalam penelitian ini masyarakat peneriman PNPM Mandiri KP di Kabupaten Mukomuko Tahun 2009, yang berjumlah 226 orang yang tergabung dalam 21 kelompok (Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Mukomuko, 2009). Untuk setiap kelompok, akan dipilih sebanyak 4 (empat) orang untuk menjadi responden, yang meliputi satu orang dari unsur 1

2 ketua/sekretaris/anggota dan tiga orang dari unsur anggota yang pemilihannya dilakukan secara acak (simple random sampling). Dengan demikian, responden dalam penelitian ini adalah : Tabel 1. Responden Penelitian Desa Kategori Jumlah Jumlah Jumlah Kelompok Anggota Responden 1 Cinta Asih Perikanan Budidaya Marga Mulia Perikanan Budidaya Talang Rio Perikanan Tangkap Jumlah Analisa Data Analisa Deskriptif Analisa ini memberikan deskripsi terhadap suatu kondisi yang bertujuan untuk memberikan data dan informasi yang lebih informatif sehingga dapat dikomunikasikan dan dipahami dengan baik. Sebaran data yang diperoleh disajikan dalam tabel frekuensi antar kategori (univariate frequency distribution). Penentuan interval (range) untuk setiap kelas (strata) dalam tabel frekuensi menggunakan persamaan : Interval = NilaiTertinggi NilaiTerendah JumlahKelas Analisa Kesejahteraan Analisis ini akan menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Dalam penelitian ini, tingkat kesejahteraan diukur berdasarkan kriteria yang digunakan Biro Pusat Statistik (1991) dalam Nizamuddin (2005), yaitu sebelas indikator kesejahteraan. HASIL DAN PEMBAHASAN Variabel Kesejahteraan Pendapatan Total Rumah Tangga Pendapatan total rumah tangga merupakan jumlah pendapatan dari pekerjaan usaha (pokok) dan pekerjaan sampingan. Besar kecilnya pendapatan total rumah tangga petani dan nelayan mempengaruhi keputusan untuk bekerja dalam upaya membantu mencari tambahan pendapatan keluarga petani perikanan budidaya dan nelayan perikanan tangkap, seperti dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Pendapatan Total Rumah Tangga Per Bulan 1 Pendapatan Total Rumah Tangga a. Tinggi ( ) 1 4.2% % 7 8.3% b. Sedang ( ) 2 8.3% % % c. Rendah ( ) % % % Rata-rata (Rp/bulan) 1,645,833 2,116,667 1,982,143 2

3 Hasil survey menunjukkan sebanyak 8,3 persen pendapatan total petani perikanan budidaya dan nelayan perikanan tangkap tergolong tinggi yaitu berkisar antara Rp sampai dengan Rp per bulan. Sebanyak 15.5 persen tergolong sedang dengan kisaran Rp sampai dengan Rp per bulan. Dan yang tergolong rendah sebanyak 76.2 persen dengan kisaran Rp sampai dengan Rp Pengeluaran Rumah Tangga Setiap Bulan Pengeluaran rumah tangga yang dilihat disini adalah pengeluaran rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik kebutuhan pangan, sandang dan lainnya seperti untuk konsumsi pangan rumah tangga, pendidikann kesehatan, biaya rokok, minyak tanah, pakaian, dan lain-lain. Tabel 3. Pengeluaran Rumah Tangga Setiap Bulan Uraian (Rp) Perikanan Budidaya Perikanan Tangkap Total % 15 63% 59 70% % 8 33% 21 25% % 1 4% 4 5% Rata-rata (Rp) Hasil survey menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengeluaran rumah tangga petani perikan budidaya dan perikanan tangkap sebelum Program PNPM dan setelah Program PNPM. Ratarata pengeluran rumah tangga petani perikanan budidaya dalam satu bulannya sebesar Rp dengan kisaran Rp sampai dengan Rp dan 73 persen berada pada kisaran Rp sampai Rp Untuk rumah tangga nelayan perikanan tangkap, rata-rata pengeluaran rumah tangga dalam satu bulannya sebesar Rp dengan kisaran antara Rp sampai dengan Rp dan 70 persen berada pada kisaran Rp sampai Rp Kondisi ini masih dapat dikatakan wajar, dimana rata-rata pendapatan rumah tangga masih lebih tinggi dari pada rata-rata pengeluaran rumah tangga. Keadaan Tempat Tinggal Keadaan tempat tinggal yang dilihat dalam survey ini meliputi keadaan atap, bilik, lantai rumah, luas lantai rumah dan status kepemilikan rumah. Tabel 4. Keadaan Tempat Tinggal 1 Atap a. Genteng % % % b. Asbes 2 8.3% 0 0.0% 2 2.4% c. Seng % % % 2 Bilik a. Tembok % % % b. Setengah Tembok 2 8.3% % % c. Kayu % % % 3 Status Kepemilikan Rumah a. Milik Sendiri % % % 4 Lantai Rumah a. Plester % % % 3

4 5 Luas Lantai Rumah a m % % % b. < 50 m % % % Dari Tabel 4 dapat dilihat gambaran kondisi fisik rumah masyarakat petani perikanan budidaya dan nelayan perikanan tangkap. Jenis atap rumah yang dimiliki berbeda-beda. Jenis atap rumah antara lain berupa genteng, seng, dan asbes. Sebagian besar yang berasal dari keluarga perikanan budidaya 66,7% dan berasal dari keluarga nelayan perikanan tangkap 61,7% menempati rumah dengan jenis atap seng, sisanya beratapkan genteng dan asbes. Masyarakat perikanan budidaya yang beratap asbes sebanyak 8,3%. Yang beratap asbes untuk masyarakat perikanan budidaya sebanyak 25% dan 38.35% untuk masyarakat perikanan tangkap. Secara keseluruhan sebagian besar (63.3%) masyarakat perikanan budidaya dan perikanan tangkap beratap seng, 2,4% beratap asbes dan 34,5% beratap genteng. Jenis dinding rumah yang dimiliki juga bervariasi. Jenis dinding rumah berupa tembok, setengah tembok, dan kayu. Lebih dari separuh yaitu sekitar 56.0% dari keluarga petani perikanan budidaya dan nelayan perikanan tangkap menempati rumah dengan jenis diding berupa kayu. Sisanya sebanyak 22,6 % berdinding setengah tembok, dan 21,4% berdinding tembok. Salah satu dari indikator keluarga sejahtera adalah luas lantai minimal untuk tiap penghuni dalam rumah. Untuk memenuhi rumah sehat, maka bangunan rumah minimal memiliki luas 8 m2 per kapita. Hasil survey menunjukkan, secara keseluruhan masyarakat petani perikanan budidaya dan nelayan perikanan tangkap 76.2% memiliki luas lantai rumah kurang dari 50 m 2 dan sisanya 23,8% memiliki luas lantai rumah berkisar m 2. Rumah merupakan tempat berkumpul bagi semua anggota keluarga sebagai tempat untuk menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan yang buruk sangat berperan sebagai media penularan penyakit diantara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya. Salah satu ukuran kesehatan perumahan diantaranya adalah luas lantai rumah dan kondisi tempat tinggal. Keadaan tempat tinggal selain digunakan sebagai indikator untuk menilai kemampuan sosial masyarakat, secara tidak langsung juga dikaitkan dengan sistem kesehatan lingkungan keluarga atau tempat tinggal (perumahan). Kategori keadaan tempat tinggal yang dilihat dalam survey petani perikanan budidaya dan nelayan perikanan tangkap di Desa Marga Mulia, Cinta Asih, dan Talang Rio adalah kategori permanen, semi permanen, dan non permanen yang ditentukan berdasarkan variabelvariabel seperti yang telah dijelaskan di atas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Kategori Keadaan Tempat Tinggal Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 Keadaan Tempat Tinggal a. Permanen % % % b. Semi Permanen % % % Hasil survey mencatat sebesar 54,2 persen masayarakat perikanan tangkap dan 40,0 persen masayarakat perikanan budidaya memiliki rumah permanen. Sedangkan yang semi permanen 45,8 persen nelayan perikanan tangkap dan 60,0 persen petani perikanan budidaya. Jadi total masyarakat yang memiliki rumah permanen adalah 44,0 persen, semi permanen 56,0 persen dan nol persen untuk rumah non permanen. Rendahnya persentase penduduk dengan jenis permanen ini sebagai gambaran bahwa rumah penduduk di Desa Marga Mulia, Cinta Asih dan Talang Rio menggunakan dinding dari bahan kayu sebagai bahan utama pembuatan rumah. 4

5 Fasilitas Tempat Tinggal Dari hasil survey, sebagian besar keluarga perikanan budidaya dan perikanan tangkap (81 persen) memiliki rumah dengan luas pekarangan kurang dari 50 m 2, selanjutnya 19 persen memilki luas pekarangan berkisar antara 50 m 2 sampai dengan 100 m 2. Tabel 6. Kategori Fasilitas Tempat Tinggal 1 Fasilitas Tempat Tinggal a. Lengkap % 0 0.0% 3 3.6% b. Cukup % % % c. Kurang % 3 5.0% % Kesehatan Anggota Rumah Tangga Hasil survey menunjukkan tingkat kesehatan anggota rumah tangga petani perikanan budidaya dan perikanan tangkap 51.2 persen dalam keadan baik, dan 48.8 persen dalam kondisi cukup. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Kesehatan Anggota Rumah Tangga 1 Kesehatan Anggota Keluarga a. Baik (<25% sering sakit) % % % b. Cukup (25-50% sering sakit) % % % Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat petani perikanan budidaya dan perikanan tangkap dapat diakibatkan karena kurangnya sarana kesehatan, keadaan sanitasi dan lingkungan yang kurang memadai serta kondisi kesehatan akibat konsumsi makanan yang kurang bergizi. Luasnya cakupan faktor-faktor ini memerlukan penanganan yang terpadu dan terarah agar tidak menimbulkan permasalahan sosial ekonomi yang saling terkait. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat, dapat dilakukan dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dan lebih diarahkan terutama kepada golongan masyarakat berpenghasilan rendah, seperti puskesmas, posyandu dan sarana penunjangnya di dalam upaya pencegahan dan penyembuhan penyakit. Kemudahan Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Dari Petugas Medis Dari Tabel 8 dapat lihat 78,6 persen jarak rumah masyarakat ke rumah sakit (puskesmas) terdekat antara 0.01 Km sampai 3 Km, dan 21,4 persen berjarak lebih dari 3 Km. Sedangkan jarak ke poliklinik terdekat sebesar 33,3 persen berjarak 0.01 Km sampai 2 km dan 48.8 persen berjarak lebih dari 2 Km. Untuk biaya berobat sebagian besar masyarakat yaitu 71.4 persen merasa terjangkau dengan tingkat ekonomi mereka. Selanjutnya 28.6 persen merasa biaya berobat cukup terjangkau. Biaya berobat ini juga sangat dipengaruhi oleh tingkat penyakit yang diderita oleh masayarakat. Semakin tinggi tingkat penyakit yang diderita, maka akan semakin besar pula biaya yang dibutuhkan. Sedangkan untuk mendapatkan alat KB, sebagian besar masyarakat petani perikanan budidaya dan perikanan tangkap merasa cukup mudah. Selanjutnya dalam konsultasi Keluarga Berencana sebagian besar masyarakat merasa cukup. 5

6 Tabel 8. Kemudahan Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Dari Petugas Medis 1 Jarak rumah sakit terdekat a km % % % b. > 3 km % % % 2 Jarak ke poliklinik a km % % % b. > 2 km % % % c. Missing 0 0.0% % % 3 Biaya berobat a. Terjangkau % % % b. Cukup terjangkau % % % 4 Penanganan berobat a. Baik 0 0.0% % % b. Cukup baik % % % 5 Alat KB a. Mudah di dapat 2 8.3% % % b. Cukup mudah di dapat % % % c. Sulit di dapats 0 0.0% 1 1.7% 1 1.2% 6 Konsultasi KB a. Mudah 0 0.0% % % b. Cukup % % % c. Sulit 0 0.0% 1 1.7% 1 1.2% 7 Harga obat a. Terjangkau % % % b. Cukup terjangkau % % % d. Sulit terjangkau 0 0.0% 2 3.3% 2 2.4% Hasil survey juga menunjukkan sekitar 46.4 persen dari keluarga petani perikanan budidaya dan perikanan tangkap merasa harga obat yang tersedia di puskesmas dan poliklinik dapat terjangkau. Dan sisanya sekitar 51.2 persen dari keluarga petani perikanan budidaya dan perikanan tangkap merasa harga obat yang tersedia di puskesmas dan poliklinik cukup terjangkau. Kemampuan masyarakat dalam membeli obat ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan ekonomi mereka. Berdasarkan tujuh variabel tersebut, maka kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan dari petugas media dalam kategori mudah sebanyak 33,3%, dimana kelompok perikanan tangkap termasuk kategori ini sebanyak 29,2% dan kelompok perikanan budidaya sebanyak 35%. Tabel 9. Kategori Kemudahan Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Dari Petugas Medis 1 Kemudahan dalam Mendapatkan Pelayanan Kesehatan dari Petugas Medis a. Mudah % % % b. Cukup % % % 6

7 Selain masuk dalam kategori mudah, responden sisa dari kelompok mayarakat perikanan tangkap dan perikanan budidaya merasakan bahwa kemudahan dalam mendapatkan peleyanan kesehatan dari petugas medis termasuk dalam kategori cukup. Tidak ada masyarakat yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dari petugas medis Kemudahan Memasukan Anak Ke Suatu Jenjang Pendidikan Hasil survey menunjukkan sebagian besar yaitu 78,6 persen kemampuan dari keluarga petani perikanan budidaya dan perikanan tangkap dalam membiayai anggota keluarganya menempuh suatu jenjang pendidikan tergolong masih terjangkau. Hal ini menandakan bahwa biaya pendidikan masih tergolong rendah dan masih mampu bagi perekonomian masyarakat. Sebagian besar jarak rumah ke tempat sekolah berjarak 0.01 Km sampai dengan 3 Km, dan selebihnya berjarak lebih dari 3 Km. Jenjang pendidikan yang tersedia di desa mulai dari TK sampai dengan Sekolah Dasar (SD), untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan SLTA berada di tingkat daerah Kecamatan dan Kabupaten. Sedangkan untuk prosedur penerimaan ke sekolah sebagian besar (58.3 persen) mengatakan mudah, dan 39.3 persen mengatakan cukup. Tabel 10. Kemudahan Memasukan Anak Ke Suatu Jenjang Pendidikan 1 Biaya sekolah a. Terjangkau % % % b. Cukup terjangkau % % % c. Tidak menjawab 0 0.0% 2 3.3% 2 2.4% 2 Jarak sekolah a km % % % b. > 3 km % % % c. Tidak menjawab 0 0.0% 2 3.3% 2 2.4% 3 Prosedur penerimaan sekolah a. Mudah % % % b. Cukup % % % c. Tidak menjawab 0 0.0% 2 3.3% 2 2.4% Kemudahan memasukkan anak ke suatu jenjang pendidikan akan memberikan motivasi bagi orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Hal ini akan memberikan gambaran tentang keadaan kualitas SDM dan merupakan indikator pokok kualitas penduduk. Secara umum peningkatan kualitas penduduk terus menerus terjadi jika semakin banyaknya penduduk yang masuk kedalam jenjang pendidikan sampai pendidikan tinggi. Hasil survey mengenai kategori kemudahan memasukan anak ke suatu jenjang pendidikan dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Kategori Kemudahan Memasukan Anak Ke Suatu Jenjang Pendidikan 1 Kemudahan Memasukkan Anak ke Suatu Jenjang Pendidikan a. Mudah % % % b. Cukup % % % c. Tidak Menjawab 0 0.0% 2 3.3% 2 2.4% 7

8 Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa 59.5 persen masyarakat perikanan budidaya dan perikanan tangkap mengatakatan mudah untuk memasukkan anak ke suatu jenjang pendidikan, dan sebagian lagi sebanyak 38,1 persen mengatakan cukup mudah. Hal dapat dipengaruhi oleh jenjang pendidikan apa yang akan dimasukkan. Semakin tinggi suatu jenjang pendidikan, maka biasanya akan semakin sulit untuk masuk. Kemudahan Mendapatkan Fasilitas Transportasi Hasil survey menunjukkan bahwa sebagian besar (sekitar 73.8 persen) masyarakat perikanan budidaya dan perikanan tangkap mengatakan biaya transportasi atau ongkos cukup terjangkau dan sisanya sebanyak 26.2 persen mengatakan terjangkau. Ketersediaan fasilitas transpotasi atau kendaraan juga mempengaruhi ruang gerak masyarakat dalam menjalankan aktivitas perekonomiannya. Sebanyak 76,2 persen dari masyarakat perikanan budidaya dan perikanan tangkap mengatakan fasilitas transpotasi atau kendaraan cukup tersedia, dan 23.2 persen mengatakan tersedia. Tabel 12. Kemudahan Mendapatkan Fasilitas Transportasi 1 Ongkos / biaya transportasi a. Terjangkau 0 0.0% % % b. Cukup terjangkau % % % 2 Fasilitas kendaraan / transportasi a. Tersedia 0 0.0% % % b. Cukup tersedia % % % 3 Kepemilikan fasilitas transportasi a. Sendiri % % % b. Ongkos % % % Secara umum sebagian besar (79.8%) masayarakat tergolong mudah dalam mendapatkan fasilitas transportasi. Selanjutnya sebanyak 19 persen tergolong cukup dalam mendapatkan fasilitas transportasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Kategori Kemudahan Mendapatkan Fasilitas Transportasi 1 Kemudahan Mendapatkan Fasilitas Transportasi a. Mudah % % % b. Cukup % % % Kehidupan Beragama Sebagian besar penduduk Desa Marga Mulia, Cinta Asih dan Talang Rio adalah beragama Islam, sehingga dari hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa tempat ibadah di desa sebagian besar adalah tempat ibadah bagi pemeluk agama Islam. Toleransi antar pemeluk agama sangat tinggi, hal ini di jelaskan dengan 94 persen masyarakat perikanan budidaya dan perikanan tangkap mengatakan toleransi kehidupan beragama sangat tinggi, dan 6 persen mengatakan cukup tinggi. Keaadan ini sangat mempengaruhi lingkungan sosial dan rasa nyaman dalam bermasyarakat. 8

9 Tabel 14. Kehidupan Beragama 1 Kehidupan beragama Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase a. Toleransi Tinggi % % % b. Toleransi Cukup 0 0.0% 5 8.3% 5 6.0% Rasa Aman Dari Gangguan Kejahatan Keamanan dan ketertiban masyarakat sangat penting untuk menjamin lancarnya pelaksanaan pembangunan. Terpeliharanya situasi aman dan tertib akan menjamin keamanan dan ketenteraman masyarakat, sehingga bisa mendukung keberhasilan aktivitas masyarakat dalam pembangunan. Dari hasil survey menunjukkan 100 persen masyarakat masyarakat perikanan budidaya dan perikanan tangkap merasa cukup aman dari ganguan-gangguan kejahatan. Tabel 15. Rasa Aman Dari Gangguan Kejahatan 1 Rasa aman dari gangguan kejahatan a. Cukup aman % % % Kemudahan Berolahraga Aktivitas berolahraga merupakan salah suatu cara untuk menjaga kesehatan tubuh. Sangat banyak cara olahraga yang dapat dilakukan, seperti dilakukan dengan sendiri atau dengan cara berkelompok. Kemudahan dalam berolah raga yang dimaksud dalam survey ini adalah kemudahan dalam melakukan penelitian-penelitian olah raga seperti bermain bola kaki, bola volli, catur, tenis meja dan lain-lain. Tabel 16. Kemudahan Berolah Raga Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 Kemudahan berolahraga a. Mudah % % % b. Cukup 0 0.0% % 8 9.5% Hasil survey menunjukkan 90,5 persen masyarakat perikanan budidaya dan perikanan tangkap mengatakaan mudah dalam melaksanakan penelitian olahraga, dan sebanyak 9.5 persen mengatakan cukup. Kondisi ini diharapkan dapat meningkatkan kesehatan tubuh masyarakat dan selalu menjaga hubungan antar sesama penduduk. Tingkat Kesejahteraan Kesejahteraan adalah sesuatu yang bersifat subjektif dimana setiap orang mempunyai pedoman, tujuan dan cara hidup yang berbeda-beda pula terhadap faktor-faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan. Tingkat kesejahteraan sosial diukur dengan pendekatan pengeluaran rumah tangga yang didasarkan pada pola pengeluaran untuk pangan, barang dan jasa, rekreasi, bahan bakar dan perlengkapan rumah tangga. Pendekatan pengamatan dilakukan terhadap kondisi perumahan, kesehatan, pendidikan dan pola pengeluaran rumah tangga. Penilaian terhadap kondisi perumahan 9

10 didasarkan pada jenis dinding rumah, jenis lantai, jenis atap serta status kepemilikan. Pendekatan untuk menilai kondisi kesehatan berdasarkan kondisi sanitasi perumahan serta kondisi perlengkapan air minum, air mandi, cuci dan kakus. Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (1996) dalam Primayudha (2002), keluarga yang tidak sejahtera didefinisikan sebagai keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan pokoknya baik kebutuhan pangan, sandang, papan maupun kesehatan secara minimal. Dengan demikian, keluarga sejahtera didefinisikan sebagai keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan pokoknya baik kebutuhan pangan, sandang, papan maupun kesehatan secara memadai. Sedangkan keluarga yang tingkat kesejahteraannya dalam kategori sedang merupakan keluarga yang berada diantara keluarga sejahtera dan tidak sejahtera, dengan kata lain keluarga yang berada pada kategori sedang didefinisikan sebagai keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan pokoknya baik kebutuhan pangan, sandang, papan maupun kesehatan secara minimal. Tabel 17. Tingkat Kesejahteraan Penerima PNPM Mandiri KP Kategori 1 Sejahtera % % % 2 Sedang % % % 3 Tidak Sejahtera 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% Masyarakat yang mengusahakan perikanan tangkap termasuk dalam kategori sejahtera sebanyak 20,8% dan yang mengusahakan perikanan budidaya sebanyak 45%. Ini berarti, secara ratarata, penerima PNPM Mandiri KP di Kabupaten Mukomuko sebanyak 38,1% dapat memenuhi kebutuhan pokoknya baik kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan dan lainnya secara memadai. Sedangkan sebanyak 61,9% (yang terdiri dari 79,2% masyarakat yang mengusahakan perikanan tangkap dan 55% masyarakat yang mengusahakan perikanan budidaya) termasuk dalam kategori sejahtera sedang, yang berarti bahwa ada sekitar 61,9% penerima PNPM Mandiri KP di Kabupaten Mukomuko hanya dapat memenuhi kebutuhan pokoknya baik kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan dan lainnya secara minimal KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Analisis kesejahteraan yang dilakukan menunjukkan bahwa 38,1% masyarakat penerima PNPM Mandiri KP di Kabupaten Mukomuko termasuk dalam kategori sejahtera, yang berarti sebanyak 38,1% masyarakat penerima dapat memenuhi kebutuhan pokoknya baik kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan dan lainnya secara memadai. Sekitar 61,9% masyarakat termasuk dalam kategori sejahtera sedang, yang berarti sebanyak 61,9% penerima PNPM Mandiri KP di Kabupaten Mukomuko dapat memenuhi kebutuhan pokoknya baik kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan dan lainnya secara minimal. Saran Program PNPM Mandiri KP di Kabupaten Mukomuko telah dapat meningkatkan produksi usaha masyarakat, baik produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Oleh karena itu, program PNPM Mandiri KP diharapkan senantiasa untuk dapat mendorong masyarakat menggunakan faktorfaktor produksi secara efektif dan efisien. Dengan peningkatan produksi yang juga berarti terjadi peningkatan pendapatan, dalam jangka panjang diharapkan dapat meningkatkan status kesejahteraan, ketahanan pangan dan mengurangi kemiskinan masyarakat penerima PNPM Mandiri KP di Kabupaten Mukomuko. DAFTAR PUSTAKA Baliwati, Y.F Sistem Pangan dan Gizi. Dalam Baliwati Y.F. et al., (editor), Pengantar pangan dan Gizi. Depok: Penebar Swadaya. 10

11 BPS Tebo, Kesejahteraan Rakyat (Inkesra) Tahun 2007 Kabupaten Tebo. Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Mukomuko, Nama-nama Kelompok dan Anggota Penerima Bantuan Langsung Masyarakat PNPM-Mandiri KP. Mukomuko Fauzi, A Suatu Telaahan Masalah Kemiskinan di Indonesia. Makalah Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hardinsyah, Briawan, D Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan. Bogor: IPB Press. Junaidi. A Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Usahatani Padi Sawah di Desa Surabaya Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Skripsi (S1). Fakultas Pertanian UNIB. Bengkulu (tidak dipublikasikan). Kusnadi Konflik Sosial Nelayan. Kemiskinan dan Perebutan Sumberdaya Perikanan. Penerbit LkiS, Yogyakarta. Nizamuddin Kajian Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir terhadap Peningkatan Kesejahteraan Ikan mei di Kelurahan Juata Laut Kota Tarakan. Tesis Pasca Sarjana IPB. Bogor. Primayuda, A Analisis Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Buruh Nelayan dan Pariwisata di Pantai sendang Biru Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur. Skripsi Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rasdani, M Nelayan, Kehidupan dan Permasalahannya. Majalah Dinas Perikanan. Jakarta Rohimah, Esti Kajian Kesejahteraan Keluarga: Keragaan Pemenuhan Kebutuhan Pangan Dan Perumahan Pada Keluarga Nelayan Di Daerah Rawan Bencana. Skripsi (S1). Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian. Bogor 2009 Sayogyo, Garis Kemiskinan dan Kebutuhan Minimum Pangan. LPSP IPB. Bogor. Smith, Lisa C. And Ali Subandoro Measuring Food security Using Household Expenditure Surveys. IFPRI. Washington DC. Sunarti Studi Ketahan Keluarga dan Ukurannya: Telaah Kasus Pengaruhnya terhadap Kualitas Kehamilan. Tesis. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 11

Artikel ini sudah dipublikasikan di Jurnal Idea Vol 5 No 20, Maret 2011 Hal 85-95

Artikel ini sudah dipublikasikan di Jurnal Idea Vol 5 No 20, Maret 2011 Hal 85-95 Artikel ini sudah dipublikasikan di Jurnal Idea Vol 5 No 20, Maret 2011 Hal 85-95 TELAAH KETAHANAN PANGAN DAN KEMISKINAN MASYARAKAT PENERIMA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Sukabumi. Penelitian berlangsung pada bulan Juli sampai dengan September 0.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.. Keadaan Umum Tempat Penelitian Palabuhanratu merupakan salah satu kecamatan di daerah pesisir Teluk Palabuhanratu yang juga merupakan ibu kota Kabupaten Sukabumi, Provinsi

Lebih terperinci

VII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN. 7.1 Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha

VII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN. 7.1 Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha VII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN 7. Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha Keberadaan pariwisata memberikan dampak postif bagi pengelola, pengunjung, pedagang,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai 32 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data primer Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) 58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani

Lebih terperinci

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang.

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang. 14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan. 3. Jenis dinding tempat

Lebih terperinci

4 TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN

4 TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN.1 Pendapatan dan Konsumsi Rumah Tangga Pendapatan dan konsumsi rumah tangga merupakan indikator kesejahteraan penting yang dikeluarkan oleh BPS (1991) dalam mengukur tingkat

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Definisi perikanan tangkap Permasalahan perikanan tangkap di Indonesia

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Definisi perikanan tangkap Permasalahan perikanan tangkap di Indonesia 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap 2.1.1 Definisi perikanan tangkap Penangkapan ikan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 45 Tahun 2009 didefinisikan sebagai kegiatan untuk memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS KEMISKINAN DI WILAYAH BENCANA BANJIR ROB DESA TIMBULSLOKO, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK. Nanang Ahmad Fauzi

ANALISIS KEMISKINAN DI WILAYAH BENCANA BANJIR ROB DESA TIMBULSLOKO, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK. Nanang Ahmad Fauzi ANALISIS KEMISKINAN DI WILAYAH BENCANA BANJIR ROB DESA TIMBULSLOKO, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK Nanang Ahmad Fauzi nanangahmad.fauzi@yahoo.com Sukamdi kamdi_cpps@yahoo.com Abstract The aim of this

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014 KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGOLAH IKAN TERI ASIN DI PULAU PASARAN KECAMATAN TELUK BETUNG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG (The Household Welfare of Salted Anchovy Fish producers in Pasaran Island, Sub-District

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan berlangsung pada Maret 0. Penelitian ini dilakukan di PPN Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Peta lokasi penelitian dapat dilihat

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG IKAN SEGAR AIR TAWAR DI PASAR KIARACONDONG

ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG IKAN SEGAR AIR TAWAR DI PASAR KIARACONDONG ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG IKAN SEGAR AIR TAWAR DI PASAR KIARACONDONG Bangbang Prayuda*,Atikah Nurhayati** dan Walim Lili** *) Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP MASYARAKAT TANI DI JORONG KAYU MERANTING KECAMATAN LINTAU BUO UTARA

STUDI TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP MASYARAKAT TANI DI JORONG KAYU MERANTING KECAMATAN LINTAU BUO UTARA STUDI TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP MASYARAKAT TANI DI JORONG KAYU MERANTING KECAMATAN LINTAU BUO UTARA JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

Lebih terperinci

PENGELUARAN RUMAH TANGGA PETANI KARET DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

PENGELUARAN RUMAH TANGGA PETANI KARET DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR PENGELUARAN RUMAH TANGGA PETANI KARET DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR EXPENDITURE OF HOUSEHOLD RUBBER FARMERS IN THE VILLAGE PULAU JAMBU KUOK DISTRCT REGENCY KAMPAR Arif Suganda 1,

Lebih terperinci

ANALSIS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA PADA KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI KOTA PEKANBARU

ANALSIS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA PADA KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI KOTA PEKANBARU ANALSIS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA PADA KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI KOTA PEKANBARU ANALYSIS OF HOUSEHOLD INCOME AND EXPENDITURE IN HOME SUSTAINABLE FOODS HOUSE FARMER AREA (KRPL)

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN DAYA DUKUNG EKOSISTEM TERUMBU KARANG DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN TRADISIONAL

ANALISIS KETERKAITAN DAYA DUKUNG EKOSISTEM TERUMBU KARANG DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN TRADISIONAL ANALISIS KETERKAITAN DAYA DUKUNG EKOSISTEM TERUMBU KARANG DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN TRADISIONAL (Studi Kasus Kelurahan Pulau Panggang, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Propinsi DKI Jakarta)

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Lebih terperinci

Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/

Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/ PROFIL USAHA ISTRI NELAYAN MANGGOPOH PALAK GADANG PADANG PARIAMAN Oleh: Hasan Basri Nasution Peneliti Pusat Kajian Mangrove dan Kawasan Pesisir Universitas Bung Hatta Jl. Sumatera Ulak Karang Padang Abstrak

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN:

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN: ANALISIS KINERJA STAKEHOLDER PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM)-MANDIRI KELAUTAN PERIKANAN DI KOTA TERNATE Nahrawai Djalal 1, Ridwan Lasabuda 2 ABSTRACT To see the success of the PNPM-Mandiri

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 Mei 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/10/62/Th.VIII, 1 Oktober 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada September 2014 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat

Lebih terperinci

BAB V STATUS GIZI BALITA DAN LINGKUNGAN RENTAN GIZI DI DESA PECUK. A. Gambaran Status Gizi Baik Balita di Desa Pecuk

BAB V STATUS GIZI BALITA DAN LINGKUNGAN RENTAN GIZI DI DESA PECUK. A. Gambaran Status Gizi Baik Balita di Desa Pecuk BAB V STATUS GIZI BALITA DAN LINGKUNGAN RENTAN GIZI DI DESA PECUK A. Gambaran Status Baik Balita di Desa Pecuk Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi,

Lebih terperinci

POTRET TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PEMBUDIDAYAIKAN DI CIGANJUR JAKARTA SELATAN

POTRET TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PEMBUDIDAYAIKAN DI CIGANJUR JAKARTA SELATAN Sosiohumaniora - Jurnal Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora ISSN 4-0903 : eissn: 2443-2660 POTRET TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PEMBUDIDAYAIKAN DI CIGANJUR JAKARTA SELATAN Vol. 20, No., Maret 208: 39-44

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DESA BENUA BARU ILIR BERDASARKAN INDIKATOR BADAN PUSAT STATISTIK

TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DESA BENUA BARU ILIR BERDASARKAN INDIKATOR BADAN PUSAT STATISTIK EPP.Vol.4.No..007:-6 TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DESA BENUA BARU ILIR BERDASARKAN INDIKATOR BADAN PUSAT STATISTIK (The Welfare Level of Fisherman Society of Benua Baru Ilir Village Based on

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lokasi Tempat Penelitian

Lampiran 1. Lokasi Tempat Penelitian Lampiran 1. Lokasi Tempat Penelitian 61 62 Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian Pantai Patra Sambolo 63 64 Lampiran 3. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN I. Identitas Responden 1. Nama :... 2. Umur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang didalamnya. pembangunan perikanan. Namun kenyataannya, sebagian besar

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang didalamnya. pembangunan perikanan. Namun kenyataannya, sebagian besar 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang didalamnya terkandung kekayaan hayati sumberdaya ikan, yang apabila potensi tersebut dikelola dengan baik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Oktober 2013, pengambilan sampel sudah dilaksanakan di Pantai Patra Sambolo, Kecamatan Anyer Kabupaten

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Aspek Teknik 5.1.1 Unit penangkapan payang Unit penangkapan payang merupakan kesatuan dari tiga unsur yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya. Ketiga unsur tersebut

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67 RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS 2015 Dalam kaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan, meningkatnya derajat kesehatan penduduk di suatu wilayah, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DAN TINGKAT KONSUMSI BERAS DI DESA SENTRA PRODUKSI PADI

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DAN TINGKAT KONSUMSI BERAS DI DESA SENTRA PRODUKSI PADI ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DAN TINGKAT KONSUMSI BERAS DI DESA SENTRA PRODUKSI PADI (Studi Kasus: Desa Dua Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang) 1) Haga Prana P. Bangun, 2) Salmiah, 3)

Lebih terperinci

V. KEMISKINAN 5.1 Kemiskinan di Desa Sitemu

V. KEMISKINAN 5.1 Kemiskinan di Desa Sitemu V. KEMISKINAN 5.1 Kemiskinan di Desa Sitemu Berdasarkan hasil pendataan sosial ekonomi penduduk (PSEP) yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2005 diketahui jumlah keluarga miskin di Desa Sitemu 340 KK. Kriteria

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 Mei 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/02/62/Th.IX, 2 Februari PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat sebesar 99,30

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Marga dan Hutan Rakyat 1. Hutan Marga Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO 4. 1. Kondisi Geografis 4.1.1. Batas Administrasi Desa Polobogo termasuk dalam wilayah administrasi kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 Mei 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/12/62/Th.VIII, 1 Desember 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada November 2014 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat

Lebih terperinci

The Welfare Level Of Fisherman Household Of Napangga Lake At Tanjung Medan Village Tanjung Medan Subdistrict Rokan Hilir Regency Riau Province

The Welfare Level Of Fisherman Household Of Napangga Lake At Tanjung Medan Village Tanjung Medan Subdistrict Rokan Hilir Regency Riau Province The Welfare Level Of Fisherman Household Of Napangga Lake At Tanjung Medan Village Tanjung Medan Subdistrict Rokan Hilir Regency Riau Province By Dedy Winta N 1), Ramli 2), and Hamdi Hamid 2) ABSTRACT

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DI PESISIR PANTAI SINDULANG SATU KECAMATAN TUMINTING TAHUN 2014 Jessy Desiere*, Henky Loho*, Johan Josephus* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 3, Oktober 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 3, Oktober 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK 203 DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA SUNGAI BAKAU KECAMAYAN SERUYAN HILIR TIMUR DAN DESA SUNGAI UNDANG KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN) (Distribution Of Fishermen

Lebih terperinci

DAFTAR USULAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA (NON SWADAYA DAN PNPM)

DAFTAR USULAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA (NON SWADAYA DAN PNPM) DAFTAR USULAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA (NON SWADAYA DAN PNPM) MUSRENBANG DESA PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 214 Desa Kecamatan : : BANJARSARI GLAGAH Hal 1 / 8 Pendidikan 1 mebeluer sekolah P1

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/10/62/Th.IX, 1 Oktober 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada September 2015 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/11/62/Th.IX, 2 November 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada Oktober 2015 Nilai T ukar Petani (NTP) Kalimantan Tengah tercatat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 37 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 03/02/62/Th.X,1 Februari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Pada Januari 2016 NTP Kalimantan Tengah tercatat sebesar 96,94 atau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di 40 III. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di lapangan dan menggunakan kuisioner, dengan populasi petani kopi di Kabupaten Lampung Barat. Secara rinci

Lebih terperinci

ABSTRACT. Fira Noprita 1), M.Ramli 2), Zulkarnaini 3)

ABSTRACT. Fira Noprita 1), M.Ramli 2), Zulkarnaini 3) 1 Keluarga Diluar Usaha Perikanan Terhadap Total Rumah Tangga Nelayan Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau ABSTRACT Fira Noprita 1), M.Ramli 2), Zulkarnaini 3) The research has been

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data III. METODE PENELITIAN A. Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dan teori-teori yang mendukung rencana penulisan yang terkait.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan (sustainable development) yang dilakukan secara berencana dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menteri

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DANAU PULAU BESAR DAN DANAU BAWAH DI KECAMATAN DAYUN KABUPATEN SIAK PROPINSI RIAU

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DANAU PULAU BESAR DAN DANAU BAWAH DI KECAMATAN DAYUN KABUPATEN SIAK PROPINSI RIAU Jurnal Perikanan dan Kelautan 16,1 (2011) : 21-32 ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DANAU PULAU BESAR DAN DANAU BAWAH DI KECAMATAN DAYUN KABUPATEN SIAK PROPINSI RIAU Hendrik

Lebih terperinci

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH Bab 5 KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH 5.1 Hasil Kajian Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki wilayah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016 Syauriansyah Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Esa Unggul LAMPIRAN I LEMBAR KUESIONER MASYARAKAT IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL KEMISKINAN MASYARAKAT KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

BAB IV PROFIL KEMISKINAN MASYARAKAT KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH BAB IV PROFIL KEMISKINAN MASYARAKAT KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH Pendekatan kemiskinan oleh BPS melalui konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach) sehingga dapat dihitung headcount

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan prospective study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2003 (antara musim

Lebih terperinci

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR Nurul Annisa Prias Kusuma Wardani, Suprapti Supardi, Wiwit Rahayu Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian, ini dilaksanakan di Desa Ponelo, Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara, dengan waktu penelitian selama 2 (dua) bulan

Lebih terperinci

KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PENGHASIL BERAS ORGANIK (Kasus di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya)

KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PENGHASIL BERAS ORGANIK (Kasus di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya) 1 KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PENGHASIL BERAS ORGANIK (Kasus di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya) Hepi Hapsari 1, Endah Djuwendah 1, Eliana Wulandari 1 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas

Lebih terperinci

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN : Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: 127-136 ISSN : 2088-3137 KONTRIBUSI EKONOMI PRODUKTIF WANITA NELAYAN TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI PANGANDARAN, KABUPATEN CIAMIS Trie

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI e-j. Agrotekbis 2 (3) : 332-336, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analysis of income and feasibility farming

Lebih terperinci

KATALOG BPS BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN

KATALOG BPS BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN KATALOG BPS1101002.1103031 BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN KLUET TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KLUET TIMUR 2015 ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : 1101002.1103031

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) No. 03/08/62/Th.XI, 1 Agustus Selama, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 96,48 Persen, Terjadi Inflasi

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

Keywords: farmer combined group, performance, trend of production, welfare, planters

Keywords: farmer combined group, performance, trend of production, welfare, planters DAMPAK KINERJA GABUNGAN KELOMPOK TANI TERHADAP TREND HASIL PRODUKSI KOMODITAS PERKEBUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PEKEBUN DI KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 (Sebagai Pengayaan Materi Ajar

Lebih terperinci

DISTRIBUTION OF INCOME AND WELFARE LEVEL OF KKPA FARMERS IN PETALABUMI SEBERIDA INDRAGIRI HULU DISTRICT Kiki Fitri Andriyani, Eri Sayamar dan Arifudin

DISTRIBUTION OF INCOME AND WELFARE LEVEL OF KKPA FARMERS IN PETALABUMI SEBERIDA INDRAGIRI HULU DISTRICT Kiki Fitri Andriyani, Eri Sayamar dan Arifudin DISTRIBUTION OF INCOME AND WELFARE LEVEL OF KKPA FARMERS IN PETALABUMI SEBERIDA INDRAGIRI HULU DISTRICT Kiki Fitri Andriyani, Eri Sayamar dan Arifudin Fakultas Pertanian Universitas Riau kikifitri.andriyani@yahoo.com/081365310282

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar Dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita 22 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi yang baik, terutama pada anak merupakan salah satu aset penting untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 ISSN : No. Publikasi : 3211.1608 Katalog BPS : 1102001.3211050 Ukuran Buku : 17,6 cm 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.

Lebih terperinci

VISI TERWUJUDNYA KABUPATEN MANOKWARI SELATAN YANG AMAN, DAMAI, MAJU DAN SEJAHTERA SERTA MAMPU BERDAYA SAING

VISI TERWUJUDNYA KABUPATEN MANOKWARI SELATAN YANG AMAN, DAMAI, MAJU DAN SEJAHTERA SERTA MAMPU BERDAYA SAING VISI DAN MISI MARKUS WARAN, ST DAN WEMPI WELLY RENGKUNG, SE CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN MANOKWARI SELATAN PILKADA 2015 ------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN

PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN By : Suyatno, Ir. MKes Office : Dept. of Public Health Nutrition, Faculty of Public Health Diponegoro University, Semarang Contact : 081-22815730 / 024-70251915

Lebih terperinci

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan 28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan pengertian mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian. adalah orang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih termasuk ke dalam kategori negara berkembang. Ilmu pengetahuan dan perekonomian menjadi tolak ukur global sejauh mana suatu negara berkembang.

Lebih terperinci

ANALYSIS OF FACTORS CAUSE REDUCTION SAWAH RICE FARMERS IN CENTRAL DISTRICT TAPANULI

ANALYSIS OF FACTORS CAUSE REDUCTION SAWAH RICE FARMERS IN CENTRAL DISTRICT TAPANULI Agrium ISSN 0852-1077 (Print) ISSN 2442-7306 (Online) April 2016 Volume 20 No. 1 ANALYSIS OF FACTORS CAUSE REDUCTION SAWAH RICE FARMERS IN CENTRAL DISTRICT TAPANULI ANALISIS FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN GIZI BURUK MELALUI ANALISIS SIKAP DAN KEBIASAAN IBU DALAM PENGATURAN MAKANAN KELUARGA

PENANGGULANGAN GIZI BURUK MELALUI ANALISIS SIKAP DAN KEBIASAAN IBU DALAM PENGATURAN MAKANAN KELUARGA Jurnal Gizi dan Pangan, 2011, 6(1): 84-89 Journal of Nutrition and Food, 2011, 6(1): 84-89 PENANGGULANGAN GIZI BURUK MELALUI ANALISIS SIKAP DAN KEBIASAAN IBU DALAM PENGATURAN MAKANAN KELUARGA (Preventing

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki 65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) No. 03/01/62/Th. XI, 3 Januari 2017 Selama Desember, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 98,81 Persen dan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 1 Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan 1. Jumlah rumah ibadah yang difasilitasi 400 jumlah kegiatan

Lebih terperinci

Kata kunci : sanitasi lingkungan, pemukiman nelayan, peran serta masyarakat

Kata kunci : sanitasi lingkungan, pemukiman nelayan, peran serta masyarakat ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan lingkungan di pemukiman nelayan Bandengan Kabupaten Kendal terkait dengan kondisi sanitasi yang tidak sesuai untuk kondisi standar layak suatu

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kecamatan Waru 2015

Statistik Daerah Kecamatan Waru 2015 go.id :// pp uk ab.b ps. ht tp Statistik Daerah Kecamatan Waru 2015 i Statistik Daerah Kecamatan Waru 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WARU No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409020 Naskah

Lebih terperinci

Lampiran Meningkatnya cakupan

Lampiran Meningkatnya cakupan Lampiran : Peraturan Walikota Pagar Alam Nomor : Tahun 2017 Tanggal : 2017 I II Pemerintah Visi Kota Pagar Alam Terwujudnya Keseimbangan Masyarakat Pagar Alam Yang Sehat, Cerdas, Berakhlaq Mulia, Dan Didukung

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 34/6/32/Th XVII, 1 Juni 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2015 SEBESAR 102,48 (2012=100) Nilai

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

PENGARUH SOSIAL EKONOMI TERHADAP KUALITAS PERMUKIMAN DI KELURAHAN SIDOREJO KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1.

PENGARUH SOSIAL EKONOMI TERHADAP KUALITAS PERMUKIMAN DI KELURAHAN SIDOREJO KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1. PENGARUH SOSIAL EKONOMI TERHADAP KUALITAS PERMUKIMAN DI KELURAHAN SIDOREJO KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KOTA MEDAN Mbina Pinem 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sosial ekonomi terhadap

Lebih terperinci

PENGARUH KETIMPANGAN GENDER TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN PADA RUMAH TANGGA BURUH TANI

PENGARUH KETIMPANGAN GENDER TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN PADA RUMAH TANGGA BURUH TANI 29 PENGARUH KETIMPANGAN GENDER TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN PADA RUMAH TANGGA BURUH TANI Bab berikut menganalisis pengaruh antara variabel ketimpangan gender dengan tingkat kemiskinan pada rumah tangga

Lebih terperinci

(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY)

(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY) AGRISE Volume XIV No. 2 Bulan Mei 2014 ISSN: 1412-1425 ANALISIS TINGKAT KINERJA KELOMPOK TANI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI (STUDI KASUS DI KECAMATAN RASANAE TIMUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pemanfaatan sumberdaya perikanan di Indonesia masih didominasi oleh perikanan rakyat dengan menggunakan alat tangkap yang termasuk kategori sederhana, tidak memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi banyak terjadi di negara berkembang yang mempunyai kondisi sosial ekonomi rendah. Salah satu penyakit infeksi tersebut adalah penyakit kusta. Penyakit

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi

Lebih terperinci