Oleh: Edi Wijayanto Nim : I Nirm : 11/X/02.1.2/0237

Transkripsi

1 TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD PEMBIAYAAN IJĂRAH (Studi Kasus Di BMT Al-Madinah Jajar Laweyan Surakarta Jawa Tengah) JURNAL PUBLIKASI ILMIAH Oleh: Edi Wijayanto Nim : I Nirm : 11/X/02.1.2/0237 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 i

2 ABSTRAK Praktek Ijārah yaitu penjualan manfaat atau salah satu bentuk aktivitas antara dua belah pihak berakad guna meringankan salah satu pihak atau saling meringankan, serta termasuk salah satubentuk tolong menolong diperintahkan oleh agama. Dalam fiqih islam Ijārah memeberikan sesuatu untuk disewakan, menurut fatwa DSN ijarah didefinisikan sebagai akad pemindahan hak guna(manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan barang itu sendiri. Di dalam penetapan ujroh ada di BMT Al-Madinah Jajar Laweyan Surakarta dimana dalam pambagiannya tersebut dengan menggunakan hasil kesepakatan oleh kedua belah pihak ada di BMT tesebut, sehingga menjadi peluang peneliti untuk obyek kajian penelitian dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam bidang Ijārah, khususnya bagi para pelaku praktek menggunakan Akad Ijarah. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Mengetahui praktek akad pembiayaan Ijārah dalam pembagian ujroh ada di BMT Al-Madinah jajar laweyan surakarta. (2) Mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap praktek akad pembiayaan ijarah. Penelitaian ini adalah penelitian lapangan (field research ) dengan pendektan kualitatif. Metode digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan cara wawancara dan dokumentasi. Analisis digunakan adalah metode Deduktif dan metode Induktif. Berdasarkan penelitian akad Ijarah ada di BMT Al-Madinah Jajar Laweyan Surakarta, pelaksanaan praktek akad pembiayaan Ijārah terdapat dua hukum pertama pada pembiayaan pendidikan dan pembiayaan rumah sakit belum memenuhi syarat berdasarkan konsep ijārah, karna kejelasan barang ditransaksikan bukan barang atau jasa akan tetapi berbentuk uang. Kedua pada pembiayaan gedung pengantin sudah sesuai dengan syariah, rukun dan syaratnya sudah terpenuhi meskipun ada pihak penyedia jasa akan tetapi tidak mengurangi dalam kecacatan hukum. Kata Kunci: Ijārah, Akad, Hukum Islam. ii

3 iii

4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep muamalah dalam islam bermakna luas, salah satunya adalah konsep perbankan syariah dimunculkan sebagai sistem ekonomi dilakukan oleh setiap muslim dalam bermuamalah, pendasaran bunga digolongkan kedalam fiqih berarti haram. Mulailah timbul usaha-usaha untuk mendirikan bank alternatif non-ribawi. Dengan keluarnya undang-undang No. 10 tahun 1998 merupakan revisi dari peraturan pemerintah No. 72 tahun 1992 tentang sebuah bank beroperasi dengan sistem bagi hasil, maka seiring dengan hal tersebut banyak pula lembaga keuangan non bank muncul dengan sistem bagi hasil, salah satunya adalah BMT(baitul mal wa tanwil). Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, manusia adalah makhluk senantiasa bergantung dan terikat serta saling membutuhkan kepada lain untuk memberikan kemaslahatan bagi ummat manusia, maka dalam islam diajarkan tentang sikap saling membantu. Sikap saling membantu itu bisa berupa pemberian tanpa pengembalian, seperti zakat, infaq, shadaqah, ataupun berupa pinjaman harus 1

5 dikembalikan seperti, sewamenyewa.oleh karena itu butuh terhadap pemilikan manfaat atas barang, sedangkan pihak Allah memberikan batasanbatasan dalam hal saling menyewakan membutuhkan membantu untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama. Firman Allah SWT. و ت ع او ن و اع ل ى ال ب ر و الت ق و ى و ال ت ع او ن و اع ل ى ا أل ث و ال ع د و ان ) املا ئدة : ) Artinya: Dan tolongmenolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolongmenolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (Q.S. Al-Maidah: 2) Salah satu bentuk harga atau pembayaran atas pemberian manfaat barang, bukan barangnya tetapi manfaatnya. Bentuk muamalah ijarah ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia dan syari at islam membenarkan. Seseorang kadang dapat memenuhi salah satu kebutuhan hidupnya tolong-menolong tanpa melalui proses dimaksud tersebut dalam islam adalah Ijarah. Tujuan utama Ijarah yaitu saling membantu dan saling mencukupi terhadap apa mereka inginkan, dimana dalam ijarah pihak penyewa pembelian, karena jumlah uang terbatas cukup dengan cara sewa menyewa. Maka disamping muamalah jual-beli muamalah ijarah mempunyai peranan sangat penting dalam 2

6 kehidupan sehari-hari, penyaluran dana oleh kesulitan akan timbul seandainya sewa menyewa tidak dibenarkan dalam islam 1. nasabahnya dalam hal ini lebih banyak adalah petani, dan pengusaha kecil, dari karakter tersubut maka Pembiayaan Ijarah masyarakat kecil akan lebih merupakan salah satu pembiayaan ditawarkan oleh BMT terutama BMT Al- diuntungkan jika mengelola usahanya dengan dibiayai pembiayaan Ijarah. Madinah Jajar Laweyan Dengan adanya Surakarta. Pembiayaan Ijarah ada di BMT Al- Madinah Jajar Laweyan Surakarta ini produk permasalahan di atas terkait pembiayaan Ijarah, maka penulis menganggap penting untuk dikaji dan teliti pembiayaannya masih mengenai praktek didominsi oleh pembiayaan pelaksanaan pembiayaan dengan akad jual beli uang berbentuk wakalah. 2 1 Misbah abidin, Analisis hukum islam terhadap pembiayaan multi jasa dengan akad ijarah di bank pembiayaan rakyat syariah(bprs) mitra harmoni semarang,skripsi mahasiswa fakultas syariah insitut agama islam negri walisongo semarang, Wawancara dengan Bapak Ahmad Supartono Selaku Marketting BMT Al- Madinah Jajar Laweyan Surakarta, 13 April 2015, WIB ijarah dengan mengangkat tema dalam bentuk tulisan skiripsi dengan judul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Akad Pembiayaan Ijarah Di Bmt Jajar Laweyan Surakarta. 3

7 METODE 2. Pendekatan Penelitian PENELITIAN Pendekatan A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Untuk mendapatkan data lengkap dalam penelitian ini, jenis penelitian digunakan oleh peneliti peneliti gunakan adalah deskripsi sifat kualitatif, yaitu untuk memperoleh deskripsi/gambaran terpercaya dan berguna 4 B. Tempat Dan Subyek Penelitian adalah penelitian 1. Tempat Penelitian lapangan(field reseach), Peneliti mengambil yaitu penelitian dengan cara terjun langsung ketempat penelitian untuk mendapatkan data berkaitan masalah tempat di Jajar, Laweyan, Surakarta sebagai daerah penelitian. 2. Subyek penelitian a. Populasi diteliti 3. Tujuan hukum Populasi adalah Isalam terhadap praktik wilayah generalisasi akad pembiayaan Ijarah terdiri atas: di BMT Al-Madinah jajar obyek/subyek laweyan surakarta. 3 Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), cet. 24, hlm. 26. mempunyai kualiltas 4 Lukman Hakim, Buku Pegangan Kulyah Metodologi Penelitian (Surakarta: FE UMS, 2004), hlm

8 dan karakteristik tertentu di memiliki sifatsifat sama dari tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan obyek merupakan sumber kemudian ditarik data. 7 Sampel peneliti kesimpulannya. 5 ambil 20% dari 87 Peneliti mengambil sehingga ada 17 populasi dari orang- sempel. Teknik orang terkait pengambilan sampel dengan praktek dengan Random. pembiayaan akad Rendom ialah Ijarah di BMT jajar kesempatan laweyan surakarta. sama untuk dipilih Jumlah populasi bagi bagi setiap terdapat ditempat individu atau unit penelitian yaitu BMT dalam keseluruhan 87 nasabah. 6 b. Sampel populasi, selain itu kesempatan itu harus Sampel adalah independen artinya bagian dari populasi 5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan R&D(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm Wawancara Dengan Bapak Haryadi Hidayat Selaku Direktur BMT Al-Madinah Jajar Laweyan Surakarta, 05 Februari 2015, WIB. kesempatan bagi suatu unsur untuk dipilih 7 Sukandar Rumidi, Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Umtuk Peneliti Pemula(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006), hlm

9 tidak mempengaruhi pembagian hasil usaha, kesempatan ada di Jajar unsurunsur lain untuk dipilih. 8 Laweyan Surakarta. b. Wawancara (interview) C. Metode Pengumpulan Data Wawancara atau a. Observasi interviuw adalah suatu (Pengamatan) bentuk komunikasi Metode observasi verbal, jadi semacam adalah pengumpulan percakapan data dilakukan bertujuan memperoleh dengan jalan informasi. mengamati dan Wawancara adalah mencatat secara merupakan cara sistematis fenomena diselidiki. 9 dilakukan ayau Observasi untuk pengumpulan data dilakukan dengan jalan tanya jawab lesan secara langsung mengetahui secara dikerjakan secara langsung Akad sistematik dan Pembiayaan Ijarah. berlandaskan kepada Praktek dalam tujuan untuk penelitian. 8 Nasution, Metode Research(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), hlm Lukman Hakim, Buku Pegangan Kuliah Metodologi Penelitian (Surakarta: FE UMS, 2004), hlm. 95. Wawancara dilakukan dalam 6

10 penelitian ini adalah c. Dokumentasi wawancara terstruktur, tidak yaitu Dokumentasi merupakan cacatatan wawncara bebas dimana peneliti tidak peristiwa sudah berlalu. Dokumen bisa menggunakan pedoman berbentuk tulisan, pengumpulan datanya. Pedoman gambar, atau karyakarya monumental wawancara dari seseorang. 10 dipakai hanya berupa Dokumen garis-garis besar berbentuk tilisan permasalahan misalnya catatan akan ditanyakan. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara harian, kehidupan(life histories), sejarah cerita, dengan pemilik usaha ada di jajar laweyan surakarta biografi, kebijakan. peraturan, Dokumen berbentuk melekukan praktek gambar, misalnya akad ijarah nantinya akan dijadikan sebagai bahan dari eksimpulan penelitian. foto-foto pelaku usaha ada di jajar laweyan surakarta. 10 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Allfabeta, 2014), cet.9, hlm

11 D. Metode Analisis Data berangakat dari fakta-fakta Metode analisis data khusus, peristiwa-peristiwa merupakan upaya mencari kongkrit itu dan menata secara sistematis digeneralisasikan catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus akan diteliti dan menyajiakan sebagai temuan bagi orang lain. 11 Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya menganalisis data untuk memperoleh kesimpulan. Dalam menganalisis data tersebut dilakukan secara deskriptif menggunakan induktif. dengan metode Metode induktif adalah pembahasan masalah untuk 11 Muhajir Noeng, Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake sarasi, 1989), hlm mempunyai sifat umum. 12 ANALISIS DATA Berdasarkan dari hasil penelitian saya lakukan terdapat beberapa poin menjadi bahan untuk di analisis dengan menggunakan tinjauan hukum islam terhadap praktek akad ijarah di BMT Al-Madinah jajar laweyan surakarta : A. Dari pihak BMT dan Nasabah Dalam pelaksanan Ijarah di BMT Al-Madinah terdiri dari mu ajjir dan musta jir. mus ta jir adalah orang menyewa barang. Dan dimaksud mu ajjir 12 Hadi Sutrisno, Metodologi Reserch 1 (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, 1987), hlm

12 adalah orang bermanfaat, saling menyewakan barang. Dalam hal ini praktek ijarah di BMT Al-Madinah sudah memenuhi syarat ijarah mengetahui dan saling ridho. C. Dari segi ijab kabul Shighat al-aqd adalah suatu ungkapan para pihak sesuai dengan syariat melakukan akad berupa islam karena dalam praktek ini tidak ada unsur pemaksaan atas anggota, atas kemauan, kemampuan, sudah balig atau dewasa, cakap hukum, dan saling rela antara kedua belah pihak. B. Dari segi barangnya disewakan Barang di ijarahkan adalah pembiayaan ijab dan kabul. Ijab adalah suatu pernyataan janji atau penawaran dari pihak pertama untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Kabul adalah suatu pernyataan menerima dari pihak kedua atas penawaran dilakukan oleh pihak pertama. Ijab kabul pendidikan, pembiayaan dilaksanakan dalam praktek rumah sakit dan pembiayaan gedung pernikahan. Untuk digunakan oleh penyewa ijarah di BMTAl-Madinah yaitu: 1. Dengan cara lisan, (musta jir) sebagaimana para pihak mestinya, dapat ditaksir, mengungkapkan 9

13 kehendaknya dalam harta dalam bentuk perkataan jelas, syariat islam(mal pernyataan kehendak mutawaqawwim ) dan diketahui muncul dari ikatan lisan kedua belah secara jumlah, jelas jenis pihak melahirkan untuk suatu dan sifatnya. b. Jika menyewa hukum, bilamana barang, maka penawaran itu uang sewa diterima oleh pihak lain terjadilah akad. dibayar akad sewa. pada 2. Penentuan Ujroh di BMT 3. Saksi dalam Praktek Ijarah Suatu dijadikan sebagai Saksi dalam suatu akad adanya para ujroh atau imbalan pihak sudah memenuhi membuat akad syarat yaitu: harus memenuhi a. Ujroh atau syarat: (1) memiliki imbalan suatu tingkar kecerdasan di anggap hukum dibuat 10

14 tamyiz, (2) adanya berbilang barang/jasa dipesan oleh nasabah, BMT harus pihak.para membuat tanpa pihak akad memiliki memberi tahu secara jujur pokok ijarah kepada nasabah, Maka peneliti berpendapat tamjiz, maka tidak terjadi akad. PENUTUP A. Kesimpulan Dari beberapa uraian telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya, maka terdapat dua kesimpulan berkaitan dengan praktek pembiayaan akad Ijarah dibmt Al-Madinah jajar, laweyan, surakarta sebagai berikut: Pertama Ijarah adalah akad sewa barang/jasa sebesar harga sewa ditambah dengan ujrah disepakati bersama. Berdasarkan bahwa praktek pembiayaan akad ijarah di BMT Al- Madinah pada pembiayaan pendidikan dan pembiayaan rumah sakit belum memenuhi syarat berdasarkan konsep ijarah, akan tetapi mendekati dengan akad utang-piutang karna kejelasan barang di transaksikan bukan barang atau jasa akan tetapi beruwujud uang, meskipun akad digunakan adalah akad ijarah, maka untuk lebih berhati-hati penulis mengambil hukum subhat untuk menghindari kehatihatian dalam memutuskan 11

15 hukum islam khususnya pada akad pembiayaan ijarah. Yogyakarta: Press. UII Kedua Akad ijarah di gunakan pada pembiayaan Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah:Fiqih gedung pengantin, peneliti dapat menarik kesimpulan Muamalah. Kencana. Jakarta: bahwa hal ini sudah sesuai dengan konsep syariah, karena syarat dan rukunnya Suhendi, Hendi, Fiqih Muamalah. Jakarta, PT Raja Grafindo Persada. sudah terpenuhi, meskipun pihak BMT tidak mempunya gedung tersendiri, akan tetapi Burhannudin, kontrak yogjakarta, hukum syariah. BPFE- bekerjasama dengan pihak YOGYAKARTA. penyedia obyek/jasa Moleong, Metode Penelitian kemudian pihak BMT memberikan tawaran sewa terhadap nasabah dan Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hakim, Lukman, Buku memberikan ujroh telah disepakati bersama. Pegangan Metodologi Kulyah DAFTAR PUSTAKA Penelitian, Surakarta. Ridwan, Muhammad, Sugiyono, Metode Menejemen Baitul Penelitian Kuantitatif Dan Maal Wa Tamwil. R&D. Bandung: Alfabeta. 12

16 Rumidi, Metodologi Sukandar, Penelitian Tamwil. Bandung: CV Pustaka Setia. Petunjuk Praktis Umtuk. Peneliti Pemula.Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian Kajian Budaya Dan Ilmu Sosial. Nasution, Metode Research. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sugiyono, Penelitian Memahami Kualitatif. Bandung: Allfabeta. Noeng, Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake sarasi. Hadi Sutrisno, Metodologi Reserch1. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Ridwan, Hasan, Menejemen Baitul Mal Wa 13