Teknik Reaksi Kimia Lanjut
|
|
- Benny Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 UNIVERSITAS INDONESIA Teknik Reaksi Kimia Lanjut Pasca Sarjana Dicka A Rahim [ ] Rindang Isnaniar Wisnu Aji [ ] 01 D E P O K
2 P4 5 A Reaksi fase liquid : A + B C Mengikuti persamaan laju reaksi elementer dan berlangsung pada kondisi isotermal pada suatu sistem aliran. Konsentrasi aliran umpan A dan B adalah M sebelum pencampuran. Laju alir volumetrik setiap aliran sistem adalah 5 dm 3 /min dan temperatur masuk adalah 300K. Aliran langsung dicampur sebelum memasuki reaktor. Ada dua reaktor yang tersedia. Satu reaktor CSTR berwarna abu-abu dengan volume 00 dm 3 yang dapat dipanaskan sampai 77 o C atau didinginkan sampai 0 o C. Reaktor yang lain adalah reaktor PFR berwarna putih dengan volume 800dm 3 yang dioperasikan pada 300 K yang tidak dapat dipanaskan atau didinginkan tapi dapat dicat merah atau hitam. (note : k = 0.07 dm3/mol.min at 300 K and E = 0 kcal/mol) A. Reaktor mana dan kondisi apa yang kamu rekomendasikan (misalnya warna, biaya, luas tempat yang tersedia, kondisi cuaca)? Jelaskan alasan pemilihannya? Lengkapi alasanmu dengan perhitungan yang sesuai. B. Berapa Lama yang akan dibutuhkan untuk mencapai konversi 90% dalam 00 dm 3 Reaktor Batch dengan C A0 = C B0 = 1 M setelah dicampur pada temperatur 70 0 C? C. Terkait dengan jawaban B jika reaktor didinginkan sampai 0 0 C? D. Berapa konversi yang akan diperoleh jika CSTR dan PFR dioperasikan pada 300 K dan disusun seri? Bagaimana jika reaktor disusun pararel dengan laju alir masing-masing adalah 5 mol/min?
3 E. Berdasarkan pada Tabel 4-1 (halaman 150), berapa volume reaktor batch yang akan dibutuhkan untuk memproses spesies A per hari dengan jumlah yang sama sebagai laju aliran reaktor untuk mencapai konversi 90%? Berdasarkan pada Tabel 1-1 (halaman ), estimasikan biaya reaktor batch. F. Tuliskan beberapa kalimat yang menjelaskan apa yang Anda pelajari dari soal ini dan apa yang menurut Anda menjadi inti dari permasalahan di soal ini. Penyelesaian : Diketahui: Reaksi elementer fasa cair : AB C K =0,07 dm3/mol.menit pada T = 300 K. E = 0 kcal/mol Sebelum dicampur : CA OB = M Vo = 5 dm 3 /menit CB OB = M Vo = 5 dm 3 /menit 3
4 Tipe Reaktor: CSTR Volume 00 dm 3 Warna abu-abu Temperatur operasi maximum 77 o C, Temperatur operasi minimum 0 o C PFR Volume = 800 dm 3 Warna Putih, dapat dicat merah atau hitam Dioperasikan hanya pada suhu 300 K A. Pemilihan Jenis Reaktor 1. Berdasarkan temperatur Operasi dan Konversi Reaktor CSTR ( suhu operasi 77 o C = 350 K) Dengan menggunakan persamaan Arhenius maka nilai k dapat diketahui: 4
5 Ln k 1 R T 1 T 1 k k 1 k E 1 1 E 1 1 k exp R T1 T exp 1, k dm / mol.min FAo. V ra FA0. V k. CA. CB FA0. V k. CA FAo. V k. CAo (1 )( ) (1 ) 1, 1 1 VTo k CAo v , ,0059 1, b b 4ac.1 B B.0059 (,0059) 4(1)(1) 1,.1 1 1,0798 0,955 VTo k CAo v VTo k CAo v Maka besarnya konversi () dari reaktor CSTR dengan temperatur operasi pada T = 77 o C (350 K) adalah: 5
6 11, ,955 Reaktor CSTR ( T operasi 0 o C = 73 K) Dengan menggunakan persamaan arhenius: Ln k 1 R T 1 T 1 k k 1 E ,07exp 1, k 0,005 dm / mol.min FAo. V ra FAo. V k. CAo (1 )( B ) (1 ) 1 1 k E 1 1 k exp R T1 T 1 k CAo v 1, 1, 3 VTo k CAo v VTo k CAo v ,005x1x b b 4ac a V To 4(1)(1).1 6
7 Maka diperoleh konversi reactor CSTR sebesar : 1 0, ,55% 1,954 PFR (Temperatur operasi 300 K) V dx FAo da CAoV. o V kcao (1 ) CAoV. o V k. CAo 1 kcaov 1 Vo (0,07).(1).(800) (1 ) dx , ,85% Berdasarkan hasil perhitungan nilai konversi () untuk reactor CSTR (temperature operasi 77 0 C dan 0 0 C ) dan reactor PFR (temperature operasi 300 K) maka jenis reactor yang kami rekomendasikan adalah jenis reactor CSTR dengan temperature operasi 77 0 C. 7
8 . Berdasarkan Estimasi Harga Reaktor a). Estimasi (perkiraan) harga reaktor CSTR adalah : Volume Reaktor CSTR = 00 dm 3 1 gallon/ dm 3 = gallon 53 gallon Dari Tabel 1.1 Buku Foggler diketahui harga reaktor CSTR untuk volume 50 gallon (189.5 dm 3 ) = $ (th 004) Sehingga bila dilakukan pendekatan interpolasi, didapatkan prediksi harga reaktor CSTR untuk volume 53 gallon $ b). Estimasi (perkiraan ) biaya reaktor PFR adalah : Volume PFR = 800 dm 3 = 800 dm 3 x 3 1ft 8.317dm ft 3 30 ft 3 Dengan asumsi diameter reaktor yang digunakan ft (D), maka dapat diketahui panjang reaktor PFR yang diperlukan. Luas penampang PFR = л r = л (1) = 3,14 ft Panjang PFR = VolumePFR LuasPenampangPFR 3 30 ft 3,14 ft 9,5 ft 10 ft (H) 8
9 Mengacu pada Cost Data (Apendix E) buku Conceptual Desing of Chemical Processes (J.M. Douglas) Halaman 574. Dapat dihitung estimasi harga reaktor PFR dengan diameter (D) ft dan panjang (H) 10 ft pada tahun 004 yaitu sebesar $ Berdasarkan perbandingan harga untuk reaktor CSTR dan reaktor PFR maka jenis reaktor yang kami rekomendasikan adalah jenis reaktor PFR dengan harga yang lebih murah. 3. Berdasarkan Tempat, Warna, dan Kondisi Cuaca Warna cat pada reaktor dapat mempengaruhi penyerapan panas reaktor akibat paparan cahaya. Reaktor dengan warna abu-abu dan merah menyerap panas lebih baik bila dibandingkan reaktor yang berwarna putih. Karena warna putih bersifat memantulkan cahaya. Namun perbedaan warna ini hanya berpengaruh bila reaktor ditempatkan pada posisi outdor dan bukan di dalam ruangan (indoor). Sehingga kondisi cuaca / radiasi sinar matahari dapat mempengaruhi penyerapan panas pada reaktor. B. Reaktor Batch (Temperatur operasi 77 0 C) Menghitung waktu untuk mencapai konversi () 90 % pada suhu 77 0 C sebagai berikut : 1 dna ra V dt 1 1 NA/ V V dt V dt dt dna dna d 0 ra dca ra dt Untuk reaksi orde : 0 9
10 ra k. ra d k. CA0 (1 ) dt x t k. CA , (1 0,9) 1, menit Jadi waktu yang dibutuhkan oleh reactor Batch untuk mencapai konversi sebesar 90 % pada temperature 77 0 C adalah 1,06548 menit. C. Reaktor Batch (Temperatur operasi 0 0 C) Dengan perhitungan menggunakan persamaan yang sama seperti pada solusi nomor untuk reactor Batch, maka diperoleh: 1 dna ra V dt 1 1 NA/ V V dt V dt dt dna dna d 0 ra 0 dca ra dt Untuk reaksi orde : ra k. ra d k. CA0 (1 ) dt x t k. CA , (1 0,9) 3600 menit 10
11 Jadi waktu yang dibutuhkan oleh reactor Batch untuk mencapai konversi sebesar 90% pada temperature 0 0 C adalah 3600 menit. D. Reaktor CSTR dan PFR dioperasikan secara seri. Ketika reaktor yang dihubungkan secara seri, aliran efluen reaktor pertama menjadi aliran umpan untuk reaktor kedua. sehingga definisi untuk konversi : Konversi yang sesuai untuk kedua reactor diatas adalah: Persamaan diatas dapat disusun ulang untuk mendapatkan persamaan laju aliran: Persamaan desain untuk untuk CSTR 11
12 Dan persamaan desain untuk PFR: Substitusi F A, dan diperoleh Karena F A0 adalah konstanta, maka turunannya akan menjadi nol dan dapat dihilangkan dari turunan untuk F A0 : Mengintegrasikan atas kondisi batas PFR, maka: Sehingga konversi untuk CSTR dan PFR yang dioperasikan secara seri pada T = 300K adalah Untuk CSTR 1
13 Untuk PFR Reaktor CSTR dan PFR dioperasikan secara Paralel Untuk CSTR F A0 = 5 mol/min C A0 = 1 mol/dm 3 Untuk PFR F A0 = 5 mol/min C A0 = 1 mol/dm 3 13
14 Jadi bila CSTR dan PFR dioperasikan secara seri, maka konversi total (akhir) adalah 86.9%. Sementara bila kedua reactor dioperasikan secara parallel, maka konversi di CSTR hanya sebesar 55.48% dan PFR 91,07% atau bila dirata-rata konversinya adalah 73.75%. E. Reactor batch Untuk reactor batch dengan konversi 90% pada fasa cair, maka Neraca mol Pers laju reaksi r A = -k C A C B, orde dua Stoikiometri (V = V 0 ) Digabungkan menjadi, Diintegrasikan, maka estimasi waktu reaksi adalah C A0 = mol/dm 3 ; k = ; = 0.9 Jika diasumsikan waktu yang dibutuhkan pada reactor batch untuk mengisi, mengosongkan dan memanaskan reactor adalah 3 jam, maka total waktu yang dibutuhkan per batch nya adalah 4 jam. Sehingga dalam satu hari reactor beroperasi sebanyak 6 batch per hari. Sehingga dalam sehari, reactor mengolah: 14
15 Sehingga Dari tabel 1-1, maka reactor yang digunakan adalah reactor dengan ukuran 500 gallon, dimana harga reactor tersebut adalah $70,000.- (harga tersebut pada tahun 004) F. Pelajaran yang dapat diambil dari problem diatas adalah: Problem Utama Pemilihan Reactor Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang mempengaruhi dalam pemilihan reactor adalah : 1. Besarnya konversi yang diinginkan. Kondisi operasi (dalam hal ini adalah temperatur) 3. Biaya (Cost) 4. Faktor Teknis, lingkungan, safety. Penjelasan tentang yang dipelajari dari permasalahan diatas 1. Proses design, meliputi : Pemilihan bentuk dan tipe reaktor Penentuan ukuran reaktor (dalam hal ini volume reaktor). Pembagian reaktor berdasarkan aliran fluidanya Reaktor Batch Reaktor semi Batch 15
16 Reaktor Alir 3. Perancangan reaktor Batch Asumsi : tidak ada material yang masuk dan keluar Total waktu siklus dalam operasi reaktor batch tergolong lama, sewaktu hingga kita perlu memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi (t f ) dan mengosongkan (te) reaktor, dan waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan reaktor batch dengan demikian waktu siklus reaktor batch (t t ) dapat ditulis : Ttotal = t f + t e + t c + t u + t r 4. Temperatur pada reactor sangat berpengaruh terhadap laju reaksi, dimana ditunjukkan dari soal poin (b) dan (c). Saat temperature dinaikkan, kecepatan reaksi meningkat sehingga waktu yang dibutuhkan untuk reaksi semakin pendek. Sebaliknya saat temperature reactor diturunkan, reaksi berjalan lambat sehingga waktu yang dibutuhkan semakin lama. 5. Jenis reaktor akan berpengaruh terhadap konversi dan volume dari reactor. Ini ditunjukkan dari soal poin (a). Dimana untuk mendapatkan konversi diatas 95%, volume reactor yang dibutuhkan untuk CSTR lebih kecil jika dibandingkan dengan volume yang dibutuhkan pada reactor PFR. 6. Pemilihan reaktor berdasarkan Lokasi Pemilihan lokasi pabrik secara umum bisa dikelompokkan berdasarkan dua alasan pemilihan, mendekati tempat bahan baku berada 16
17 atau mendekati tempat pasar berada. Alasan pemilihan tersebut perlu mempertimbangkan biaya pengiriman dan transportasi, sarana dan prasarana di daerah sekitar serta kebijakan pemerintah daerah setempat. Pada akhirnya pemilihan lokasi mendekati bahan baku atau mendekati pasar juga berdasarkan keuntungan ekonomi (profit) dan keuntungan sosial kemasyarakatan (benefit) dari akibat pemilihan lokasi. 17
Kinetika Reaksi Homogen Sistem Reaktor Alir (Kontinyu)
KINETIKA DAN KATALISIS / SEMESTER PENDEK 2009-2010 PRODI TEKNIK KIMIA FTI UPN VETERAN YOGYAKARTA Kinetika Reaksi Homogen Sistem Reaktor Alir (Kontinyu) Senin, 19 Juli 2010 / Siti Diyar Kholisoh, ST, MT
Lebih terperinciB T A CH C H R EAC EA T C OR
BATCH REACTOR PENDAHULUAN Dalam teknik kimia, Reaktor adalah suatu jantung dari suatu proses kimia. Reaktor kimia merupakan suatu bejana tempat berlangsungnya reaksi kimia. Rancangan dari reaktor ini tergantung
Lebih terperinciREAKTOR BATCH Chp. 12 Missen, 1999
REKTOR BTCH Chp. 12 Missen, 1999 BTCH VERSUS CONTINUOUS OPERTION DESIGN EQUTIONS FOR BTCH RECTOR (BR) Pertimbangan umum t adalah waktu reaksi yang diperlukan untuk mencapai konversi f 1 sampai f 2 adalah
Lebih terperinciKinetika Reaksi Homogen Sistem Reaktor Alir (Kontinyu)
KINETIKA DAN KATALISIS / SEMESTER GENAP 2010-2011 PRODI TEKNIK KIMIA FTI UPN VETERAN YOGYAKARTA Kinetika Reaksi Homogen Sistem Reaktor Alir (Kontinyu) Siti Diyar Kholisoh & I Gusti S. Budiaman / Juni 2011
Lebih terperinciTUTORIAL III REAKTOR
TUTORIAL III REAKTOR REAKTOR KIMIA NON KINETIK KINETIK BALANCE EQUILIBRIUM CSTR R. YIELD R. EQUIL R. PLUG R. STOIC R. GIBBS R. BATCH REAKTOR EQUILIBRIUM BASED R-Equil Menghitung berdasarkan kesetimbangan
Lebih terperinci4/16/2017. Start-up CSTR A, B Q A, B A, B. I Gusti S. Budiaman, Gunarto, Endang Sulistyawati Siti Diyar Kholisoh. (Levenspiel, 1999, page 84)
April 2017 I Gusti S. Budiaman, Gunarto, Endang Sulistyawati Siti Diyar Kholisoh PERANCANGAN REAKTOR (1210323) SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2016-2017 JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI UPN VETERAN YOGYAKARTA Reaktor
Lebih terperinciLAMPIRAN A REAKTOR. = Untuk mereaksikan Butanol dengan Asam Asetat menjadi Butil. = Reaktor Alir Tangki Berpengaduk Dengan Jaket Pendingin
LAMPIRAN A REAKTOR Fungsi = Untuk mereaksikan Butanol dengan Asam Asetat menjadi Butil Asetat. Jenis = Reaktor Alir Tangki Berpengaduk Dengan Jaket Pendingin Waktu tinggal = 62 menit Tekanan, P Suhu operasi
Lebih terperinciHeri Rustamaji Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung
Heri Rustamaji Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung Optimasi mencakup dua proses : ❶ formulasi problem optimasi dalam bentuk persamaan matematis, ❷ penyelesaian problem matematis yang terbentuk Tujuan
Lebih terperinciPerancangan Proses Kimia PERANCANGAN
Perancangan Proses Kimia PERANCANGAN SISTEM/ JARINGAN REAKTOR 1 Rancangan Kuliah Section 2 1. Dasar dasar Penggunaan CHEMCAD/HYSYS 2. Perancangan Sistem/jaringan Reaktor 3. Tugas 1 dan Pembahasannya 4.
Lebih terperinciII. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Proses Pembuatan Disodium Fosfat Anhidrat Secara umum pembuatan disodium fosfat anhidrat dapat dilakukan dengan 2 proses berdasarkan bahan baku yang digunakan, yaitu
Lebih terperinciGambar 1 Proses Reaksi Kimia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Industri kimia, penggunaan reaktor merupakan jantung dari proses kimia untuk mendapatkan produk yang diinginkan. Untuk perancangan reaktor skala industri tersebut,
Lebih terperinciBAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,
7 BB II URIN PROSES.. Jenis-Jenis Proses Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, atau phenyl carbinol. Benzil alkohol mempunyai rumus molekul 6 H 5 H OH. Proses pembuatan
Lebih terperinciGambar 7.4 skema trickle bed reactor
Gambar 7.4 skema trickle bed reactor Gambar 7. 5 Skema Slurry Reactor Gambar 7.6 plug flow reactor yang dirangkai serie Reaktor tersebut dapat saja dioprasikan dalam rangkaian seri atau paralel. Dalam
Lebih terperinciKINETIKA KIMIA. SHINTA ROSALIA DEWI
KINETIKA KIMIA. SHINTA ROSALIA DEWI Kinetika kimia Shinta Rosalia Dewi Pendahuluan Kinetika Reaksi Mekanika fluida mendesain reaktor kimia Pindah panas neraca massa ekonomi Termodinamika Pendahuluan (cont
Lebih terperinciKinetika Reaksi Kimia dan Reaktor; Teori dan Soal Penyelesaian dengan SCILAB oleh Kusmiyati, S.T., M.T., Ph.D. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU
Kinetika Reaksi Kimia dan Reaktor; Teori dan Soal Penyelesaian dengan SCILAB oleh Kusmiyati, S.T., M.T., Ph.D. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398;
Lebih terperinciREAKTOR KIMIA NON KINETIK KINETIK BALANCE R. YIELD R. STOIC EQUILIBRIUM R. EQUIL R. GIBBS CSTR R. PLUG R.BATCH
TUTORIAL 3 REAKTOR REAKTOR KIMIA NON KINETIK BALANCE R. YIELD R. STOIC EQUILIBRIUM R. EQUIL R. GIBBS KINETIK CSTR R. PLUG R.BATCH MODEL REAKTOR ASPEN Non Kinetik Kinetik Non kinetik : - Pemodelan Simulasi
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
16 BAB II DESRIPSI PROSES II.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II.1.1. Spesifikasi Bahan Baku Nama Bahan Tabel II.1. Spesifikasi Bahan Baku Propilen (PT Chandra Asri Petrochemical Tbk) Air Proses (PT
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROSES. bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai
BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses Proses pembuatan Metil Laktat dengan reaksi esterifikasi yang menggunakan bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut
Lebih terperinciPerancangan dan Simulasi Reaktor Plug Flow Adiabatis untuk Reaksi Pembuatan 1,3 Butadiena Menggunakan Program Scilab 5.1.1
Perancangan dan Simulasi Reaktor Plug Flow Adiabatis untuk Reaksi Pembuatan 1,3 Butadiena Menggunakan Program Scilab 5.1.1 Disusun Oleh: Sherly Zagita L.N 21030113120023 Farel Abdala 21030113130195 LABORAORIUM
Lebih terperinciPENGANTAR TEKNIK KIMIA JOULIE
PENGANTAR TEKNIK KIMIA JOULIE Chemical Engineering PENGANTAR TEKNIK KIMIA Chemical Engineering 11 Kompetensi : Memiliki kemampuan mengenal secara umum peranan, manfaat dan resiko industri kimia. Memiliki
Lebih terperinciPEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.
Lebih terperinciPabrik Alumunium Sulfat dari Bauksit Dengan Modifikasi Proses Bayer dan Giulini
Pabrik Alumunium Sulfat dari Bauksit Dengan Modifikasi Proses Bayer dan Giulini Dosen Pembimbing : Ir. Elly Agustiani, M.Eng NIP. 19580819 198503 2 003 Oleh Ricco Aditya S. W (2310 030 044) Rieska Foni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reaktor tangki berpengaduk merupakan reaktor yang paling sering dijumpai dalam industri kimia. Pada industri berskala besar, reaktor alir tangki berpengaduk lebih sering
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. JENIS-JENIS PROSES Proses pembuatan metil klorida dalam skala industri terbagi dalam dua proses, yaitu : a. Klorinasi Metana (Methane Chlorination) Reaksi klorinasi metana terjadi
Lebih terperinciMAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA DAN ALAT UKUR REAKTOR KIMIA
MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA DAN ALAT UKUR REAKTOR KIMIA Disusun oleh: Andri Heri K 1314017 Deddy Wahyu Priyatmono 1414904 Defrizal Rizki Pradana 1414909 Ferry Setiawan 1314048 Nungki Merinda Sari 1514030
Lebih terperinciKinetika kimia. Shinta Rosalia Dewi
Kinetika kimia Shinta Rosalia Dewi Pendahuluan Termodinamika Kinetika Reaksi Mekanika fluida Pindah panas neraca massa ekonomi mendesain reaktor kimia Pendahuluan (cont ) Kinetika reaksi adalah studi tentang
Lebih terperinciPemodelan Teknik Kimia Bebarapa Contoh Aplikasi Persamaan Diferensial (oleh: Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.)
Pemodelan Teknik Kimia - 206 Bebarapa Contoh Aplikasi Persamaan Diferensial (oleh: Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.) Contoh #: Kepedulian terhadap Iklan Suatu produk sereal baru (diberi nama Oat Puff )
Lebih terperinciBab 10 Kinetika Kimia
D e p a r t e m e n K i m i a F M I P A I P B Bab 0 Kinetika Kimia http://chem.fmipa.ipb.ac.id Ikhtisar 2 3 Laju Reaksi Teori dalam Kinetika Kimia 4 Mekanisme Reaksi 5 46 Faktor Penentu Laju Reaksi Enzim
Lebih terperinciTUGAS TEKNIK REAKSI KIMIA 2. Problem 6-5 dan Example 6-9
TUGAS TEKNIK REAKSI KIMIA 2 Problem 6-5 dan Example 6-9 Dikerjakan Oleh Kelompok 11 Claudia Harfian (1206239876) Emmanuella Deassy E (1206248924) Hari Purnama (1206202015) Kevin Stevanus S (1206244075)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengolah an Kimia
BAB I PENDAHULUAN Proses kimia terdiri dari tahapan pengolahan, yaitu: pengolahan fisika awal seperti permurnian/purifikasi bahan, perubahan fasa (cair ke uap, uap ke cair, padat ke cair); pengolahan kimia
Lebih terperinciKONTRAK PERKULIAHAN 1. Manfaat Mata Kuliah 2. Deskripsi Mata Kuliah 3. Tujuan Instruksional 4. Strategi Perkuliahan
KONTRAK PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : Perencanaan dan Perancangan Sistem Proses Kimia Kode Mata Kuliah : KMA 334 Pengajar : Taharuddin, S.T., M.Sc. dan Heri Rustamaji, S.T., M.Eng. Semester : VI 1. Manfaat
Lebih terperinciPENGARUH RASIO ASAM SULFAT TERHADAP ASAM NITRAT PADA SINTESIS NITROBENZENA DALAM CSTR
PENGRUH RSIO SM SULFT TERHDP SM NITRT PD SINTESIS NITROBENZEN DLM CSTR Rudy gustriyanto 1), Lanny Sapei ), Reny Setiawan 3), Gabriella Rosaline 4) 1),),3),4) Teknik Kimia, Universitas Surabaya Jl. Raya
Lebih terperinciFORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI
BAB VI FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI VI.1 Pendahuluan Sebelumnya telah dibahas pengetahuan mengenai konversi reaksi sintesis urea dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES. Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Dalam
BAB II DESKRIPSI PROSES Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Dalam bahasa Inggris, kalsium hidroksida juga dinamakan slaked lime, atau hydrated lime (kapur yang di-airkan).
Lebih terperinciKINETIKA STERILISASI (STR)
MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA KINETIKA STERILISASI (STR) Disusun oleh: Kevin Yonathan Prof. Dr. Tjandra Setiadi Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Sikloheksana dengan Proses Hidrogenasi Benzena Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi Bahan Baku 1. Benzena a. Rumus molekul : C6H6 b. Berat molekul : 78 kg/kmol c. Bentuk : cair (35 o C; 1 atm) d. Warna :
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Bengkel Pertanian Jurusan Teknik Pertanian
21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Bengkel Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Desember 2012
Lebih terperinciPENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA
BAB V PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA V.I Pendahuluan Pengetahuan proses dibutuhkan untuk memahami perilaku proses agar segala permasalahan proses yang terjadi dapat ditangani dan diselesaikan
Lebih terperinciMODEL ABSORPSI MULTIKOMPONEN GAS ASAM DALAM LARUTAN K 2 CO 3 DENGAN PROMOTOR MDEA PADA PACKED COLUMN
MODEL ABSORPSI MULTIKOMPONEN GAS ASAM DALAM LARUTAN K 2 CO 3 DENGAN PROMOTOR MDEA PADA PACKED COLUMN NURUL ANGGRAHENY D NRP 2308100505, DESSY WULANSARI NRP 2308100541, Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Ir.Ali
Lebih terperinciBAB 3 PEMODELAN TANGKI REAKTOR BIODIESEL
BAB 3 PEMODELAN TANGKI REAKTOR BIODIESEL 3.1. Proses Reaksi Biodiesel Dari serangkaian proses pembuatan biodiesel, proses yang terpenting adalah proses reaksi biodiesel yang berlangsung di dalam tangki
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Judul mata Kuliah : Perencanaan dan Perancangan Sistem Proses Kimia Kode Mat akuliah/sks : KMA 334/4 Deskripsi Singkat : Mata Kuliah ini membahas tentang : Perumusan
Lebih terperinciRetrofit And Evaluation The Heat Exchanger Network In Main Column Fractionator Section Rccu Using Pinch Technology
Retrofit And Evaluation The Heat Exchanger Network In Main Column Fractionator Section Rccu Using Pinch Technology Affandry Taufik, Sri Herlianty Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.
Lebih terperinciDESKRIPSI PROSES. pereaksian sesuai dengan permintaan pasar sehingga layak dijual.
II. DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Asam Nitrat dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/ Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1 Bahan Baku 1. Gliserin (C3H8O3) Titik didih (1 atm) : 290 C Bentuk : cair Spesific gravity (25 o C, 1atm) : 1,261 Kemurnian : 99,5 %
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditimbulkan oleh proses reaksi dalam pabrik asam sulfat tersebut digunakan Heat Exchanger
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses produksi Asam Sulfat banyak menimbulkan panas. Untuk mengambil panas yang ditimbulkan oleh proses reaksi dalam pabrik asam sulfat tersebut digunakan
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
27 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Alat Penukar Panas Alat penukar panas yang dirancang merupakan tipe pipa ganda dengan arah aliran fluida berlawanan. Alat penukar panas difungsikan sebagai pengganti peran
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES II. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II... Spesifikasi bahan baku. Epichlorohydrin Rumus Molekul : C 3 H 5 OCl Wujud : Cairan tidak berwarna Sifat : Mudah menguap Kemurnian : 99,9%
Lebih terperinciTujuan Pembelajaran. Saat kuselesaikan bab ini, kuingin dapat melakukan hal-hal berikut.
Tujuan Pembelajaran Saat kuselesaikan bab ini, kuingin dapat melakukan hal-hal berikut. Memprediksi output untuk input yang khas untuk sistem dinamik Menurunkan dinamik sistem tersebut untuk struktur penting
Lebih terperinciKONVERSI KATALITIK GLYCEROL MENJADI ACETOL (HYDROXI-2 PROPANON) Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA
KONVERSI KATALITIK GLYCEROL MENJADI ACETOL (HYDROXI-2 PROPANON) Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA Presentasi Tesis 1 Pebruari 2010 Oleh : Abdul Chalim (NRP. 2307 201 008) Program Magister Jurusan
Lebih terperinciHUKUM 1 THERMODINAMIKA. Agung Ari Wibowo S.T., M.Sc Politeknik Negeri Malang
HUKUM 1 THERMODINAMIKA Agung Ari Wibowo S.T., M.Sc Politeknik Negeri Malang Jumlah energi yang diperlukan untuk menaikan 1 derajat satuan suhu suatu bahan yang memiliki massa atau mol 1 satuan massa atau
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. Proses Pembuatan Trimetiletilen Secara umum pembuatan trimetiletilen dapat dilakukan dengan 2 proses berdasarkan bahan baku yang digunakan, yaitu pembuatan trimetiletilen dari n-butena
Lebih terperinciPERALATAN INDUSTRI KIMIA
PERALATAN INDUSTRI KIMIA (SIZE REDUCTION, STORAGE, REACTOR ) Penyusun: Lely Riawati, ST., MT. Agustina Eunike, ST., MT., MBA. PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II III Size Reduction
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa
II. DESKRIPSI PROSES A. Macam - Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition
Lebih terperinciDiagram Fasa. Latar Belakang Taufiqurrahman 1 LOGAM. Pemaduan logam
Diagram Fasa Latar Belakang Umumnya logam tidak berdiri sendiri (tidak dalam keadaan murni Kemurnian Sifat Pemaduan logam akan memperbaiki sifat logam, a.l.: kekuatan, keuletan, kekerasan, ketahanan korosi,
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. P = Pc = P 3 = P 2 = Pg P 5 P 4. x 5. x 1 =x 2 x 3 x 2 1
III. LANDASAN TEORI 3.1 Diagram suhu dan konsentrasi Hubungan antara suhu dan konsentrasi pada sistem pendinginan absorpsi dengan fluida kerja ammonia air ditunjukkan oleh Gambar 6 : t P = Pc = P 3 = P
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku Etanol Fase (30 o C, 1 atm) : Cair Komposisi : 95% Etanol dan 5% air Berat molekul : 46 g/mol Berat jenis :
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROSES
BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Reaksi pembentukan C8H4O3 (phthalic anhydride) adalah reaksi heterogen fase gas dengan katalis padat, dimana terjadi reaksi oksidasi C8H10 (o-xylene) oleh
Lebih terperinciTermodinamika apakah suatu reaksi dapat terjadi? Kinetika Seberapa cepat suatu reaksi berlangsung?
Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Chapter 8 Kinetika Kimia Termodinamika apakah suatu reaksi dapat terjadi? Kinetika Seberapa cepat suatu reaksi berlangsung?
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses
II. DESKRIPSI PROSES A. Macam- Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA ITB sejak September 2007 sampai Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan
Lebih terperinciKinetika Kimia. Abdul Wahid Surhim
Kinetika Kimia bdul Wahid Surhim 2014 Kerangka Pembelajaran Laju Reaksi Hukum Laju dan Orde Reaksi Hukum Laju Terintegrasi untuk Reaksi Orde Pertama Setengah Reaksi Orde Pertama Reaksi Orde Kedua Laju
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan
Lebih terperincin Biasa disebut juga sebagai piston flow, ideal n Reaktor ini juga disebut sebagai reaktor alir pipa n Di dalam RAP, fluida mengalir dengan pola
Kinetika dan Katalisis Semester Gasal 1/11 KINETIK REKSI HOMOGEN SISTEM REKTOR LIR Siti D iyar K holisoh PRODI TEKNIK KIMI - FTI UPN VETERN YOGYKRT Jum at, 3 Desember 1 PENGNTR Klasifikasi sistem reaktor
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES. Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85% Titik didih (1 atm) : -24,9 o C Kemurnian : 99,5 %
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku a. Metanol (PT. KMI, 2015) Fase : Cair Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85%
Lebih terperinci/BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh faktor air semen dan suhu selama perawatan.
/BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen Portland, dan air (PBI-2,1971). Seiring dengan penambahan umur, beton akan
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belakangan ini terus dilakukan beberapa usaha penghematan energi fosil dengan pengembangan energi alternatif yang ramah lingkungan. Salah satunya yaitu dengan pemanfaatan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Benzaldehyde dari Kulit Kayu Manis Kapasitas 600 ton/tahun REAKTOR (R)
REAKTOR (R) Deskripsi Tugas : Mereaksikan cinnamaldehyde menjadi benzaldehyde dan acetaldehyde dengan katalis larutan 2HPb-CD dan NaOH Jenis : Reaktor Alir Tangki Berpengaduk Suhu : 50 o C (323 K) Tekanan
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis Proses Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses: 1. Proses Recovery reaksi samping pembuatan soda ash ( proses solvay ) Proses solvay
Lebih terperinciTETAPAN PERANCANGAN. Rancang ukuran RDVF yang bisa menjalankan tugas yang diberikan berdasarkan data plate and frame filter tersebut.
TETAPAN PERANCANGAN Alat 1 Tetapan 2 Perancangan Alat 2 Tetapan 2 perancangan adalah besaran 2 yang tetap berlaku baik pada alat 1 maupun alat 2, meskipun prosesnya berbeda. Besaran2 ini sangat bermanfaat
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI PROSES. 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk. Isobutanol 0,1% mol
BAB II DISKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku tert-butyl alkohol (TBA) Wujud Warna Kemurnian Impuritas : cair : jernih : 99,5% mol : H 2 O
Lebih terperinciII. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES.1 Jenis-jenis bahan baku dan proses Proses pembuatan VAM dapat dibuat dengan dua proses, yaitu proses asetilen dan proses etilen. 1. Proses Dasar Asetilen Reaksi yang terjadi
Lebih terperinciWusana Agung Wibowo. Prof. Dr. Herri Susanto
Wusana Agung Wibowo Universitas Sebelas Maret (UNS) Prof. Dr. Herri Susanto Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung, 20 Oktober 2009 Gasifikasi biomassa Permasalahan Kondensasi tar Kelarutan sebagian
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Universitas Indonesia. Pemodelan dan..., Yosi Aditya Sembada, FT UI
BAB 2 DASAR TEORI Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang diproduksi dari sumber nabati yang dapat diperbaharui untuk digunakan di mesin diesel. Biodiesel mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan
Lebih terperinciLAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI
B-1 LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI Dari hasil perhitungan neraca massa selanjutnya dilakukan perhitungan neraca energi. Perhitungan neraca energi didasarkan pada : Basis : 1 jam operasi Satuan panas
Lebih terperinciKEBERADAAN, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SARJANA TEKNIK KIMIA PADA PERANCANGAN ALAT PROSES
KEBERADAAN, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SARJANA TEKNIK KIMIA PADA PERANCANGAN ALAT PROSES Ruang Lingkup 1. Keberadaan Sarjana Teknik Kimia di Bidang Industri 2. Sarjana Teknik Kimia sebagai Perancang Alat
Lebih terperinciBAB II. DESKRIPSI PROSES
BAB II. DESKRIPSI PROSES Proses pembuatan Dicalcium Phosphate Dihydrate (DCPD) dipilih berdasarkan bahan baku yang akan digunakan karena proses yang akan berlangsung dan produk yang akan dihasilkan akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang saat ini sedang giat melaksanakan perkembangan di berbagai bidang. Diantaranya adalah pembangunan di bidang industri yang salah
Lebih terperinciPEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam Pabrik Kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut Teknologi proses.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat
BAB II DASAR TEORI 2.. Perpindahan Panas Perpindahan panas adalah proses berpindahnya energi dari suatu tempat ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat tersebut. Perpindahan
Lebih terperinciBAB II PEMILIHAN DAN DESKRIPSI PROSES. Paraldehida merupakan senyawa polimer siklik asetaldehida yang
BAB II PEMILIHAN DAN DESKRIPSI PROSES A. Macam-macam Proses Paraldehida merupakan senyawa polimer siklik asetaldehida yang dihasilkan dengan mereaksikan katalis asam dengan asetaldehida. Beberapa jenis
Lebih terperinciBAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK PANGAN
MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM KINETIKA ESTERIFIKASI (KIS) Disusun oleh: Dr. Megawati Zunita, S.Si., M.Si. Joanna Nadia, S.T., M.Sc. PROGRAM STUDI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2018
Lebih terperinciMENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN
MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita sering tidak menyadari mengapa es
Lebih terperinciBAB III PERSAMAAN DIFUSI, PERSAMAAN KONVEKSI DIFUSI, DAN METODE PEMISAHAN VARIABEL
BAB III PERSAMAAN DIFUSI, PERSAMAAN KONVEKSI DIFUSI, DAN METODE PEMISAHAN VARIABEL Dalam menyelesaikan persamaan pada tugas akhir ini terdapat beberapa teori dasar yang digunakan. Oleh karena itu, pada
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku 2.1.1.1. Ethylene Dichloride (EDC) a. Rumus Molekul : b. Berat Molekul : 98,96 g/mol c. Wujud : Cair d. Kemurnian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan Daya Static Mixing Reactor Alat penelitian dirancang dan dibangun tanpa perhitungan rancangan struktural yang rinci. Meskipun demikian, perhitungan lebih rinci untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengujian dan analisa limbah plastik HDPE ( High Density Polyethylene ). Gambar 4.1 Reaktor Pengolahan Limbah Plastik 42 Alat ini melebur plastik dengan suhu 50 300
Lebih terperinciKINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA. Suprihatin, Ambarita R.
KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA Suprihatin, Ambarita R. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Jawa Timur Jl. Raya Rungkut Madya
Lebih terperinciPENGARUH JARAK ANTAR PIPA PADA KOLEKTOR TERHADAP PANAS YANG DIHASILKAN SOLAR WATER HEATER (SWH)
TURBO Vol. 6 No. 1. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo PENGARUH JARAK ANTAR PIPA PADA KOLEKTOR TERHADAP
Lebih terperinciProsiding Matematika ISSN:
Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Model Matematika Konsentrasi Zat Pada Reaktor Alir Tangki Berpengaduk yang Disusun Seri Mathematical Model of Concentration of The Substance In CSTR Compiled Series
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Pentaeritritol dari Asetaldehid dan Formaldehid dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentaeritritol adalah alkohol yang mempunyai empat gugus OH dan berbentuk kristal berwarna putih yang tidak berbau. Pentaeritritol merupakan produk intermediet, diproduksi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. RADIASI MATAHARI DAN SH DARA DI DALAM RMAH TANAMAN Radiasi matahari mempunyai nilai fluktuatif setiap waktu, tetapi akan meningkat dan mencapai nilai maksimumnya pada siang
Lebih terperinciKESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN
KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN 1. Suatu reaksi dikatakan mencapai kesetimbangan apabila. A. laju reaksi ke kiri sama dengan ke kanan B. jumlah koefisien reaksi ruas kiri sama dengan ruas kanan
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. I. 1. Latar Belakang
BAB I PENGANTAR I. 1. Latar Belakang Penanganan terhadap hama tanaman merupakan salah satu bentuk usaha peningkatan produksi pangan. Program peningkatan produksi pangan dan perbaikan sistem produksi wajib
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK AMMONIUM NITRAT PROSES STENGEL KAPASITAS TON / TAHUN
EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK AMMONIUM NITRAT PROSES STENGEL KAPASITAS 60.000 TON / TAHUN MAULIDA ZAKIA TRISNA CENINGSIH Oleh: L2C008079 L2C008110 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS BESAR MATA KULIAH MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
LAPORAN TUGAS BESAR MATA KULIAH MODEL DAN KOMPUTASI PROSES Perancangan dan Simulasi Reaktor CSTR Non Adiabatis Untuk Reaksi Dehidrogenasi Isopropanol Menjadi Aseton Menggunakan Program Scilab 5.1.1. Disusun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Lebih terperinciBAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,
7 BAB II URAIAN PROSES 2.1. Jenis-Jenis Proses Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, atau phenyl carbinol. Benzil alkohol mempunyai rumus molekul C 6 H 5 CH 2 OH. Proses
Lebih terperinci