PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL STAF MEDIS
|
|
- Herman Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL STAF MEDIS
2 KATA PENGANTAR Dengan disahkannya undang-undang rumah sakit yang baru di indonesia, salah satunya adalah sumber daya manusia yang mempunyai peran paling utama dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan adalah tenaga profesi medis. Oleh karena itu pihak manajeman rumah sakit mengharapkan tenaga medis yang bekerja harus mempunyai mutu yang baik. Maka dibuatlah PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL STAF MEDIS RS AR BUNDA LUBUKLINGGAU. Semoga pedoman ini bisa digunakan untuk membantu rumah sakit dalam melakukan upaya melindungi keselamatan pasien melalui mekanisme kredensial dan rekredensial staf medis yang baik. Pedoman ini tidaklah sempurna, jika ada kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi pedoman yang lebih baik dikemudian hari. Lubuklinggau, 2015 Mengetahui, Tim Penyusun Direktur Rs Ar Bunda Lubuklinggau dr. Sarah Ainar Rahman SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RS AR BUNDA LUBUKLINGGAU
3 NOMOR : TENTANG PANDUAN KREDENSIAL STAF MEDIS TENAGA KESEHATAN DIREKTUR AR BUNDA LUBUKLINGGAU Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatakan dan mengembangkan mutu pelayanan Rumah Sakit, maka perlu diberlakukan panduan kredensial staf tenaga medis b. Bahwa dalam menetapkan Surat Keputusan tersebut adalah menjadi bagian dari tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab Direktur. Mengingat : 1. Undang undang Nomor 36 Tahun Tentang Kesehatan. ( Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 122, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 5063). 2. Undang undang Nomor 44 Tahun Tentang Rumah Sakit BAB I
4 DEFINISI 1.1 Pengertian Proses kredensial (credentialing) : proses evaluasi suatu rumah sakit terhadap seorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi kewenangan klinis (kewenangan klinis (clinical privilege)) menjalankan tindakan medis / keperawatan tertentu dalam lingkungan rumah sakit tersebut untuk suatu periode tertentu. Proses Re-Kredensial (Re-Credentialing) : proses re-evaluasi oleh rumah sakit terhadap perawat yang telah bekerja dan memiliki kewenangan klinis (kewenangan klinis (clinical privilege)) di rumah sakit tersebut untuk menentukan apakah yang bersangkutan masih layak diberi kewenangan klinis tersebut untuk suatu periode tertentu. Kewenangan klinis (clinical privilege) : kewenangan klinis untuk melakukan tindakan medis / keperawatan tertentu dalam lingkungan rumah sakit tertentu berdasarkan penugasan yang diberikan direktur Rumah Sakit. Surat Penugasan (clinical Appointment) : surat yang diterbitkan oleh kepala rumah sakit kepada seorang paramedis untuk melakukan tindakan medis/keperawatan di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenanganklinis yang ditetapkan baginya. Tenaga staf medis : perawat dan tenaga professional kesehatan lain melakukan fungsi tugas keperawatan dan pelimpahan kewenangan dari petugas 1.2 Tujuan Tujuan Umum Panduan ini diterbitkan dengan tujuan utama untuk melindungi kesehatan pasien melalui mekanisme kredensial perawat di rumah sakit. Tujuan khusus 1. Memberikan panduan mekanisme kredensial dan re-kredensial perawat di rumah sakit
5 2. Memberikan panduan bagi komite keperawatan untuk menyusun kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap perawat yang melakukan tindakan medis /keperawatan di rumah sakit 3. Memberikan panduan badi kepala rumah sakit unruk menerbitkan kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap perawat untuk melakukan tindakan medis/keperawatan di rumah sakit 4. Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas tenaga keperwatan dirumah sakit 5. Meningkatkan reputasi dan kredibilitas perawat dan institusi rumah sakit dihadapan pasien, penyandang dana, dan stake holder rumah sakit lainnya BAB II RUANG LINGKUP
6 2.1 Gambaran Umum Undang-undang tentang Rumah Sakit yang baru ditetapkan menuntut rumah sakit untuk melindungi keselamatan pasien, antara lain dengan melaksanakan clinical governance bagi para klinisntya. Setiap dokter dirumah sakit harus bekerja dalam koridor kewenangan klinis (clinical privilege) yang ditetapkan oleh kepala rumah sakit. Adapun ruang lingkup kredensial dan rekredensial staf medis, yaitu : 1. Staf Medis yaitu dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis yang bergabung di Rumah AR Bunda Lubuklinggau. 2. Staf Medis yang sudah bekerja di Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau yang masa kewenangan klinisnya berakhir sesuai kebijakan divisi medis yaitu setiap 3 (tiga) tahun. 2.2 Konsep Dasar Kredensial Staf Medis ( Perawat Dan Dokter) a. Konsep Dasar Kredensial Perawat di Rumah Sakit Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk menjaga keselamatan pasiennya adalah dengan menjaga standar profesi dan kompetensi para perawat yang melakukan tindakan medis dan keperwatan terhadap pasien di rumah sakit. Upaya ini dilakukan kompeten. Persyaratan dengan cara mengatur agar setiap tindakan keperwatan yang dilakukan terhadap pasien hanya dilakukan oleh tenaga paramedis yang benar-benar kompeten. Persyaratan kompeten ini meliputi dua komponen : 1. Komponen kompetensi keprofesian yang terdiri dari pengetahuan,b ketrampilan, dan perilaku profesional. 2. Komponen kesehatan yang meliputi kesehatan fisik dan mental. Walaupun seorang perawat telah mendapatkan pendidikan selama kuliah, namun rumah sakit wajib melakukan verifikasi kembali kompetensi seseorang untuk melakukan tindakan perawat dalam lingkup spesialisasi tersebut, hal ini dikenal dengan istilah credentialing. Proses credentialing ini dilakukan dengan dua alasan utama :
7 Alasan pertama, banyak faktor yang mempengaruhi kompetensi setelah seseorang mendapatkan pendidikan. Perkembangan ilmu dibidang keperwatan untuk suatu tindakan medis dan / keperwatan tertentu sangat pesat, sehingga kompetensi yang di peroleh dapat berubah sewaktu waktu, bahkan dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak aman bagi pasien. Alasan kedua, kesehatan seseorang dapat saja menurun akibat penyakir tertentu atau bertambahnya usia sehingga mengurangi keamanan tindakan medis yang dilakukan. Kompetensi fisik dan mental dinilai melalui uji kelayakan keshatan baik fisik maupun mental. Tindakan verifikasi kompetensi profesi medis tersebut oleh rumah sakit disebut sebagai mekanisme Re-credentialing, dan hal ini dilakukan demi keselamtan pasien, tindakan verifikasi kompetensi ini juga dilakukan pada profesi lain untuk keamanan pasiennya. Misalnya kompetensi profesi penerbang (pilot) yang senantiasa diperiksa secara teratur dalam periode tertentu oleh perusahaan penerbangan. Setelah seorang perawat dinyatakan kompeten melalui sesuatu proses kredensial, rumah sakit menerbitkan suatu ijin bagi yang bersangkutan untuk melakukan serangkaian tindakan-tindakan medis rumah sakit tersebut, hal ini dikenal sebagai kewenangan klinis (clinical privilege). Tanpa adanya kewenangan klinis (clinical privilege) tersebut seorang perawat tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan medis dan / keperawatan dirumah sakit tersebut. Kewenangan klinik ini akan dievaluasi oleh komite keperawatan dan pantia kredensial setiap 3 tahun sekali.hal ini diharapkan tenaga keperawatan maupun memperoleh kewenangan klinis keperwatan yang lebih tinggi / baik. Setelah perawat mengisi form pengajuan ini, komite keperawatan dan juga panitia kredensial mengolah untuk kemudian muncul surat penugasan klinik bagi setiap tenaga keperawatan di RS AR Bunda Lubuklinggau dengan mempertimbangkan masa kerja perawat dan juga kompetensi melalui panitia kredensial maka tenaga keperawatan di RS AR
8 Bunda Lubuklinggau dikategorikan menjadi 3 tingkat yaitu : Perawat Senior, Perawat Medior, dan juga Perawat Yunior, kategori ini nantinya akan ditetapkan oleh SK direktur RS AR Bunda Lubuklinggau. 1. Kategori Perawat Senior : a. Pegawai tetap dengan masa kerja diatas 5 tahun b. Berijasah minimal D3 Keperawatan c. Lulus uji kompetensi d. Karu/PJ Shift dalam tugas dinas 2. Kategori Perawat Medior : a. Pegawai tetap dengan masa kerja diatas 3-5 tahun b. Berijasah minimal D3 Keperawatan c. Lulus uji kompetensi 3. Kategori Perawat Yunior : a. Pegawai tetap dengan masa kerja diatas 0-3 tahun b. Berijasah minimal D3 Keperawatan c. Lulus uji kompetensi b. Konsep Dasar Kredensial Dokter di Rumah Sakit Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk menjaga keselamatan pasiennya adalah dengan menjaga standar profesi dan kompetensi para dokter yang melakukan tindakan medis dan keperwatan terhadap pasien di rumah sakit. Upaya ini dilakukan kompeten. Persyaratan dengan cara mengatur agar setiap tindakan keperwatan yang dilakukan terhadap pasien hanya dilakukan oleh tenaga paramedis yang benar-benar kompeten. Persyaratan kompeten ini meliputi dua komponen, (1) Komponen kompetensi keprofesian yang terdiri dari pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku profesional, dan (2) Komponen kesehatan yang meliputi kesehatan fisik dan mental. Walaupun seorang dokter telah mendapatkan brevet spesialisasi dari kolegium ilmu kedokteran yang bersangkutan, namun rumah sakit wajib melakukan verifikasi kembali kompetensi seseorang untuk melakukan tindakan medis dalam lingkup spesialisasi tersebut,hal ini dikenal dengan istilah credentialing. Proses credentialing ini dilakukan dengan dua alasan utama. Alasan pertama, banyak faktor yang
9 mempengaruhi kompetensi setelah seseorang mendapatkan brevet spesialisasi dari kolegium. Perkembangan ilmu dibidang kedokteran untuk suatu tindakan medis tertentu sangat pesat, sehingga kompetensi yang di peroleh saat menerim brevet bisa kadaluarsa, bahkan dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak aman bagi pasien. Selain itu, lingkup suatu cabang ilmu kedokteran tertentu senantiasa berkembang dari waktu kewaktu sehingga suatu tindakan yang semula tidak diajarkan pada penerima brevet pada periode tertentu, dapat saja belakangan diajarkan pada periode selanjutnya, bahkan dianggap merupakan suatu kemampuan yang standar. Hal ini mengakibatkan bahwa sekelompok dokter yang menyandang brevet tertentu dapat saja memiliki lingkup kompetensi yang berbeda-beda. Alasan kedua, keadaan kesehatan seseorang dapat saja menurun akibat penyakir tertentu atau bertambahnya usia sehingga mengurangi keamanan tindakan medis yang dilakukannya. Kompetensi fisik dan mental dinilai melalui uji kelayakan keshatan baik fisik maupun mental. Tindakan verifikasi kompetensi profesi medis tersebut oleh rumah sakit disebut sebagai mekanisme credentialing, dan hal ini dilakukan demi keselamtan pasien, tindakan verifikasi kompetensi ini juga dilakukan pada profesi lain untuk keamanan kliennya. Misalnya kompetensi profesi penerbang (pilot) yang senantiasa diperiksa secara teratur dalam periode tertentu oleh perusahaan penerbangan. Setelah seorang dokter dinyatakan kompeten melalui sesuatu proses kredensial, rumah sakit menerbitkan suatu ijin bagi yang bersangkutan untuk melakukan serangkaian tindakan- tindakan medis tertentu dirumah sakit tersebut, hal ini dikenal sebagai kewenangan klinis (clinical privilege). Tanpa adanya kewenangan klinis (clinical privilege) tersebut seorang perawat tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan medis dirumah sakit tersebut. Luasnya lingkup kewenangan klinis (clinical privilege) seseorang dokter spesialis dapat saja berbeda dengan
10 koleganya dalam spesialisasi yang sama, tergantung pada ketetapan komite medis tentang kompetensi untuk melakukan tiap tindakan medis oelh yang bersangkutan berdasarkan hasil proses kredensial. Dalam hal tindakan medis seorang dokter membahayakan pasien maka kewenangan klinis (clinical privilege) seorang dokter dapat saja dicabut sehingga tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan medis tertentu dilingkungan dirumah sakit tersebut. Pencabutan kewenangan klinis (clinical privilege) tersebut dilakukan melalui prosedur tertentu yang melibatkan komite medis. Kewajiaban rumah sakit untuk menetapakan kewenangan klinis (clinical privilege) tersebut telah diatur dengan tegas dalam Undang-undang tentang Rumah sakit. Dalam Undang-undang Rumah Sakit pasal 29 ayat (1) butir telah ditetapkan bahwa setiap rumah sakit wajib menyusun dan melaksanakan hospital bylaws, yang dalam penjelasan undang- undang tersebut ditetapkan bahwa setiap rumah sakit wajib melaksanakan tata kelola klinis yang baik (good clinical governance). Hal ini harus dirumuskan oleh setiap rumah sakit dalam peraturan staf medis Rumah Sakit (medical staff bylaw) antara lain diatur kewenangan klinis (clinical privilege). Kelemahan rumah sakit dalam menjalankan fungsi kredensial akan menimbulkan tanggung jawab hukum bagi rumah sakit dalam hal terjadi kecelakaan tindakan medis. Setiap rumah sakit wajib melindungi pasiennya dari segala tindakan medis yang dilakukan oleh setiap dokter di rumah sakit tersebut, hal ini dikenal sebagai the duty of due care. Tanggungjawab rumah sakit tersebut berlaku tidak hanya terhadap tindakan dokter yang bukan berstatus pegawai (dokter tamu). Rumah sakit wajib mengetahui dan menjaga keamanan setiap tindakan medis yang dilakukan dalam lingkungannya demi keselamatan semua pasien yang dilayaninya sebagai bagian dari the duty of due care.
11 2.3 Tugas Dan Peran Dalam Mekanisme 1) Tugas sub komite kredensial sebagai berikut : a. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis b. Menyusun buku putih (white paper) yang merupakan dokumen persyaratan kompetensi yang dibutuhkan melakukan setiap jenis pelayanan keperawatan, kebidanan setiap jenis pelayanan keperawatan dan kebidanan sesuai dengan standar kompotensinya. c. Verifikasi meliputi: 1. Ijazah 2. Surat Tanda Registrasi (STR) 3. Sertifikat kompetensi 4. Logbook yang berisi uraian capaian kinerja 5. Surat pernyataan telah menyelesaikan program orientasi rumah sakit atau orientasi di unit tertentu 6. Surat hasil pemeriksaaan kesehatan d. Merekomendasikan tahapan proses kredensial : 1. Perawat atau bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh kewenangan klinis kepada komite keperawatan 2. Ketua komite keperawatan menugaskan subkomite kredesial untuk melakukan proses kredensial 3. Sub komite membentuk panitia adhoe untuk melakukan review 4. Sub komite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rapat menentukan kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan e. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis bagi setiap tenaa keperawatan f. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan g. Sub komite membuat laporan seluruh proses kredensial kepada ketua komite keperawatan untuk diteruskan ke direktur rumah sakit. Kewenangan Sub Komite Kredensial mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi rincian Kewenangan Klinis untuk memperoleh surat Penugasan Klis (clinical appointment) Mekanisme kerja
12 Untuk melaksanakan tugas sub komite kredensial, maka ditetapkan mekanisme kerja sebagai berikut : a. Mempersiapkan Kewenangan Klinis mencakup kompetensi sesuai area praktek ditetapkan di rumah sakit. b. Menyusun Kewenangan Klinis dengan criteria sesuai dengan persyaratan Kredensial dimaksud c. Melakukan assesmen Kewenangan Klinis dengan berbagai metode yang disepakati d. Memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rekomendasi memperoleh Penugasan Klinis dari kepala/direktur rumah sakit e. Memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk memperoleh Penugasan Klinis dari kepala/direktur Rumah Sakit dengan cara : o Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk memperoleh Kewenangan o o o Klinis kepada Ketua Komit Keperawatan Ketua Komite Keperawatan menugaskan sub komite Kredensial untuk melakukan proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu/kelompok) Sub komite melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai metode, forto folio, assesmen kompetensi Sub komite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan f. Melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Klinis secara berkal g. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan 2.4 Peranan Komite Medik Komite keperawatan memiliki peran sentral dalam mekanisme kredensial para perawat karena tugas utamanya menjaga profesionalisme tenaga perawat dan melindungi pasien rumah sakit untuk hal-hal yang berkaitan dengan tindakan medis dan keperawtan. Ketua komite keperawatan bekerjasama dengan sub komite kredensial membentuk panitia khusus yang berguna menyeleksi dan melakukan proses kredensial dan re-kredensial terhadap perawat di rumah sakit. Evaluasi setiap 3 tahun dilakukan oleh panitia kredensial untuk mengetahui perkembangan secara skill maupun attitude seorang perawat. Setiap keputusan yang diambail akan dilakukan persetujuan langsung oleh direktur rumah sakit.
13 Lingkup komite keperwatan dan sub komite kredensial ini langsung dibawah pengawasan direktur. Setiap kegiatan yang dilakukan harus mendapatkan persetujuan secara tertulis oleh direktur. Harapan yang ingin dicapai dari panitia ini adalah membantu direktur dalam hal ini rumah sakit mendapatakan tenaga perawat yang professional dan berkualitas prima. Tumaha sakit melalui komite kperawatan menerapkan berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap petugas kesehatan, dalam hal ini adalah perawat. Penetapan dari komite dan disetujui oleh direktur menjadikan tenaga keperawatan dirumah sakit baptis secara tertulis mempunyai kewenangan klinis keperawatan. BAB III TATA LAKSANA
14 3.1 Proses Kredensial Direktur Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau menetapkan berbagai kebijakan dan prosedur bagi staf medis untuk memperoleh kewenangan klinis dengan berpedoman pada peraturan internal staf medis ( medical staff by laws). Selain itu, direktur rumah sakit bertanggung jawab atas tersedianya berbagai sumber dayay yang dibutuhkan agar kegiatan ini dapat terselenggara. Untuk melaksanakan kredensial dibutuhkan beberapa instrumen, antara lain, daftar rincian kewenangan klinis untuk setiap spesialisasi medis, mitra bestrai yang mempresentasikan tiap spesialisasi medis dan putih (white paper) untuk setiap pelayanan medis. Setiap rumah sakit mengembangkan instrumen tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Secara garis besar proses kredensial di Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau, yaitu sebagai berikut : 1. Staf Medis yang telah dinyatakan baik hasil psikotest, MCU dan Interview oleh kepala divisi medis diajukan kepada direktur untuk dilakukan kredensial. 2. Direktur membuat surat kepada Komite Medik dan diteruskan ke Sub Komite Kredensial perihal permohonan untuk mengkredensial staf medis. 3. Berkas Permohonan staf medis yang telah lengkap diasmpaikan oleh direktur rumah sakit kepada komite medik melalui sekretariat komite medik 4. Dilakukan proses kredensial mulai dari pemberkasan administrasi dan penilaian kemampuan berdasarkan kewenangan klinis. Sekretariat komite medik melakukan pengecekan berkas verifikasi berkas staf medis yang terdiri dari : a. Ijazah Dokter umum dana atau dokter spesialis. b. Surat Tanda Registrasi (STR) staf medis. c. Sertifikat ACLS dan atau ATLS dan auatu Resusitasi Neonatus dan atau Hiperkes (untuk dokter umum). d. Surat Rekomendasi dari teman sejawat minimal 2 (dua) orang. e. Sertifikat Kompetensi kolegium atau sertifikat pendukung lainnya. 5. Sebelum kredensial dimulai, staf medis mengajukan permohonan kewenangan klinis kepada direktur dengan mengisi form daftar kewenangan klinis yang telah disediakan Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau.
15 6. Pada Saat kredensial, sub komite kredensial menjadwalkan rapat penilian kredensial terhadap tenaga medis dan membentuk panek atau panitia ad-hoc dengan melibatkan mitra bestrai dari berbagai disiplin yang sesuai dengan kewenangan klinis yang diminta. 7. Personalia/ Panitia Rekruitmen mempersiapkan bahan rapat penilaian kredensial terhadap tenaga tenaga medis. 8. Permohonan kewenangan klinis yang diajukan oleh staf medis tersebut dikaji oleh sub komite kredensial dan mitra bestrai tersebut meliputi cakupan derajat kompetensi dan praktik yakni : Keterampilan (skill) bidang kedokteran, Perilaku (attitude) terhadap pasien dan sesama teman kerja, Etik dan disiplin profesi selama proses rekruitmrent sampai dengan proses kredensial. 9. Tahap penilaian kredensial dilakukan di ruang rapat RS AR Bunda Lubuklinggau dan keputusan rapat penilain kredensial diambil secara musyawarah dan mufakat. Dalam hal yang tidak mungkin, keputusan dapat diambil dengan pemungutan suara menurut suara terbanyak. 10. Sub komite kredensial mengajukan rekomendasi kewenangan klinis staf medis kepada komite medik 11. Komite medis merekomendasikan kewenangan klinis staf medis kepada direktur. 12. Direktur menerbitkan surat penugasan klinis (clinical appointment) kepada staf medis tersebut sudah bergabung dengan Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau 13. Berkas Kredensial dan Rekredensial dokter umum dan spesialis akan diserahkan kepda staf SDM unuk dimasukan ke dalam file karyawan. 3.2 Penerbitan Surat Penugasan Kepala rumah sakit menerbitkan surat penugasan kepada tenaga paramedis pemohon berdasarkan rekomendasi tersebut. Kepala rumah sakit dapat saja meminta komite keperawatan untuk mengkaji ulang rekomendasi tersebut memuat daftar sejumlah kewenangan klinis untuk melakukan tindakan keperawatan bagi tenaga paramedis yang memohon.
16 Daftar kewenangan klinis seorang tenaga paramedis dapta dimodifikasi setiap saat. Seorang tenaga paramedis dapat saja mengajukan tambahan kewenangan klinis yang tidak dimiliki sebelumnya dengan mengajukan permohonan kepada kepala rumah sakit. Selanjutnya komite keperawatan akan melakukan proses kredensial khusus untuk tindakan tersebut dan akan memberikan rekomendasinya kepada kepala rumah sakit. Namun sebaliknya, kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan (clinical appointment) habis masa berlakunya atau dicabut oleh kepala rumah sakit. Surat penugasan untuk setiap tenaga paramedis memiliki masa berlakunya untuk periode tertentu, misalnya dua tahun. Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut rumah sakit harus melakukan rekredensial ini lebih sederhana dibandingkan dengan proses kredensial awal sebagaimana diuraikan diatas karena rumah sakit telah memiliki informasi setiap perawat yang melakukan tindakan keperawatan dirumah sakit tersebut. Penerbitan ulang surat penugasan (reappointment). Surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila tenaga paramedis tersebut dinyatakan tidak kompeten untuk melakukan tindakan keperawatan tertentu. Walaupun seorang tenaga paramedis pada awalnya telah memperoleh kewenangan itu dapat dicabut oleh rumah sakit berdasarkan pertimbangan komite keperawatan. Pertimbangan pecabutan kewenangan klinis tertentu tersebut didasarkan pada kinerja profesi tenaga paramedis yang bersangkutan terganggu kesehatannya, baik fisik maupun mental. Selain itu, pencabutan kewenangan klinis juga dapat dilakukan dengan terjadi kecelakaan medis yang di duga karena inkompetensi atau tindakan disiplin dari komite keperawatan. Namun demikian, kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat diberikan kembali bila tenaga paramedis tersebut dianggap telah pulih kompetensinya. Dalam hal kewenangan klinis tertentu seorang tenaga paramedis diakhiri, komite keperawatan akan meminta subkoomite peningkatan mutu profesi untuk melakukan berbagi upaya pembinaan agar merekomendasikan kepada kepala
17 rumah sakit pemberian kembali kewenangan klinis tertentu setelah melalui proses pembinaan. Pada dasarnya kredensial tetap ditunjukan untuk menjaga keselamatan pasien, sambil tetap membina kompetensi seluruh tenaga paramedis di rumah sakit. Dengan demikian jelaslah bahwa komite keperawatan dan staf keperawatan memegang peranan penting dalam proses kredensial dan pemberian kewenangan knilis untuk setiap tenaga keperawatan. 3.3 Proses Rekredensial Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap staf medis (dokter umum, dokter gigi umum, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis) yang telah memiliki kewenangan klinis (clinical privilege) dan suart penugasan klinis (clinical appointment) untuk menentukan kelayakan kembali pemberian kewenangan klinis tersebut. Walaupun seorang dokter telah mendapatkan surat penugasan (clinical appointmen) dari direktur namun surat penugasan tersebut mempunyai masa berlaku. Masa berlaku surat penugasan dari Direktur Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau yaitu selama 3 tahun, hal tersebut sesuai dengan kebijakan divisi pelayanan medis. Selain itu, surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila tenaga medis tersebut dinyatakan tidak kompeten utnuk melakukan tindakan medis tertentu. Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut, rumah sakit harus melakukan rekredensial terhadap tenaga medis. Proses rekredensial ini lebih sederhana dibandingkan dengan proses krednsial awal sebagaimana diuraikan diatas karena rumah sakit telah memiliki informasi setiap dokter yang melakukan tindakan medis dirumah sakit tersebut. Proses Rekredensial mempertimbangkan : a. Perawatan pasien prakits menyediakan perawatan pasien dengan belas kasih, tepat, dan efektif untuk promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, dan perawatan pasien terminal.
18 b. Pengetahuan medis/klinis akan bidang biomedis, klinis dan ilmu sosial yang ada dan berkembang serta aplikasi pengetahuan tersebut pada perawatan pasien dan menyalurkan ilmu kepada orang lain. c. Pembelajaran dan perbaikan berbasis praktik dengan menggunakan bukti dan metode ilmiah untuk menyelidiki, mengevaluasi dan memperbaiki praktik-praktik perawatan pasien. d. Keterampilan Interpersonal dan komunikasi yang memungkinkan mereka untuk membangun dan mempertahankan hubungan profesional dengan pasien, dan anggotaanggota tim perawatan kesehatan lainnya. e. Profesionalisme tercermin dari komitmen untuk pengembangan profesional berkelanjutan, praktik etis, pemahaman dan kepekaan terhadap keragaman, sikap bertanggung jawab terhadap psien, profesi mereka, dan masyarakat. f. Praktik berbasis sistem melalui pemahaaman konteks dan sistem dimana pelayanan kesehatan disediakan.proses rekredensial didokumentasikan dalam formulir penilain kinerja dokter spesialis ( On Going Profesional Review). Berdasarkan hasil kesepakatan dari komite Medis dan Sub Komite Kredensial, secaragaris besar proses kredensial di Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau yaitu sebagai berikut : 1. Direktur rumah sakit mengajukan permohonan kepada Komite Medik dan dilanjutkan kepada Sub Komite Kredensial untuk melakukan rekredensial kepada staf medis. 2. Sub Komite Kredensial dan sekretariat komite medik mengumpulkan berkas para kandidat rekredensial yaitu : a. STR yang masih berlaku b. Surat sehat atau hasil Medical Check Up c. Surat rekomendasi dari Sub Komite Etik d. Sertifikat terbaru sesuai kompetensi 3 (tiga) tahun terakhir e. Salinan asuransi profesi yang dimiliki f. Kandidat rekredensial mengajukan permohonan kewenangan klinis kembali kepada direktur dengan megisi formulir daftar kewenangan klinis yang telah disediakan Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau.
19 3. Berkas di evaluasi oleh Sub Komite Kredensial dan panitia mitra bestari (tim rekredensial). 4. Tim rekredensial mengajukan rekomendasi penambahan atau pengurangan kewenangan klinis staf medis tersebut kepada Ketua Komite Medik. 5. Komite Medik meneruskan dan merekomendasikan kewenangan klinis tersebut kepada Direktur Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau untuk dijadikan penugasan klinis. 6. Direktur Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau menetapkan dan menerbitkan kembali surat penugasan klinis ( clinical appointment) kepada para staf medis tersebut. BAB IV PENUTUP Proses kredensial adalah proses pengakuan profesi yang diberikan kepada individu atau organisasi dengan mempunyai otoritas atau dianggap kompeten dalam melakukan suatu tindakan pelayanan medis atau kebijakan. Dengan adanya proses kredensial dan rekredensial tenaga medis di RS AR Bunda lubuklinggau diharapkan mampu memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan standar mutu dan kewenangan klinis yang berlaku, serta dapat mempertahankan standar pelayanan medis dengan melaksanakan proses kredensial dan rekredensial yang ada di RS AR Bunda lubuklinggau. Adanya sistem kredensial dan rekredensial di RS AR Bunda lubuklinggau diharapkan masyarakat dapat merasakan pelayanan kesehatan yang paripurna.
20 BAB V DOKUMENTASI Semua proses kredensial dan rekredensial harus tercatat dan di simpan dalam file masing - masing staf medis. DAFTAR PUSTAKA PERSI Pedoman Kredensial dan Kewenangan Klinis (clinical privilege) di Rumah Sakit. Jakarta; PERSI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 755/Menkes/Per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit Dody Firmanda, 2010 workshop Penyusunan Prosedur Kredensial dan Kewenangan Klinis (Clinical Privilage) diselenggarakan oleh IMRS PERSI di Hotel Sultan Jakarta 4 Agustus Format-Prosedur-Kredensial Herry yudha,dr,2011, Rancangan prosedur kredensial tenaga medis
21 tenaga.html peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 1796/menkes/per/viii/2011 tentang registrasi tenaga kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit (RS) diakui merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi, terlebih dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis perubahannya.
Lebih terperinciPanduan Kredensial dan Rekredensial Staf klinis Puskesmas Kampala -RAHASIA- BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan salah satu pelayanan kesehatan masyarakat yang sangat penting di Indonesia. Adapun yang dimaksud denga Puskesmas adalah
Lebih terperinciPANDUAN KREDENSIAL STAF KEPERAWATAN
PANDUAN KREDENSIAL STAF KEPERAWATAN Jl. Madya Kebantenan No.4, Kelurahan Semper Timur, Kecamatan Cilincing Jakarta Utara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit (RS) diakui merupakan institusi
Lebih terperinciBAB I DEFINISI Proses Keredensial (Credentialing): Proses Re- Kewenangan klinis (clinical privilege) : Surat Penugasan (clinical Appointment) Tenaga
BAB I DEFINISI 1. Proses Keredensial (Credentialing): proses evaluasi suatu rumah sakit terhadap seorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi kewenangan klinis (kewenagan klinis (clinical
Lebih terperinci7. Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselengarakan oleh perawat dalam bentuk asuhan keperawatan.
PEDOMAN KREDENSIAL PERAWAT BAB I DEFINISI 1. Komite Keperawatan adalah wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui
Lebih terperinciPERHIMPUNAN RUMAH SAKIT INDONESIA. Jakarta-2009
KATA PENGANTAR PENYUSUN PERHIMPUNAN RUMAH SAKIT INDONESIA Jakarta-2009 Dengan disahkannya undang-undang rumah sakit yang baru di Indonesia, keselamatan pasien telah menjadi issue sentral. Salah satu upaya
Lebih terperinciKEWENANGAN KLINIS DALAM TINDAKAN PEMBEDAHAN DAN ASAS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN
142 KEWENANGAN KLINIS DALAM TINDAKAN PEMBEDAHAN DAN ASAS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN Achmad Hafiedz Azis Kartamihardja, P. Lindawaty S. Sewu dan Tri Wahyu Murni S. Achmad_hafiedz@yahoo.com Magister
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN
11 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT PEDOMAN PENYELENGGARAAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN Rumah sakit adalah institusi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperincidr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes
dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes Peraturan yg menjadi acuan : Peraturan Menteri Kesehatan RI. No.755/MENKES/PER/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik Di Rumah Sakit. Definisi Komite Medik Perangkat
Lebih terperinciPANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS
PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS A. PENDAHULUAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS 2014 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciHARAPAN DIREKTUR TERHADAP PERILAKU DOKTER SPESIALIS DAN DOKTER DI RSPI DALAM KONTEKS SISTEM KONTRAK KERJA
HARAPAN DIREKTUR TERHADAP PERILAKU DOKTER SPESIALIS DAN DOKTER DI RSPI DALAM KONTEKS SISTEM KONTRAK KERJA Oleh: Mus Aida Disampaikan Dihadapan Mahasiswa S1. FK. UGM 8 Desember 2012 HOSPITAL BYLAWS CORPORATE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat mengakses informasi kesehatan dan isu tentang pelayanan kesehatan, maka tenaga kesehatan dituntut untuk
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.856, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KKI. Dokter. Dokter Gigi. Kompetensi Yang Sama. Pengesahan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG PENGESAHAN KOMPETENSI YANG SAMA
Lebih terperinciSISTEMATIKA A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. KEWENANGAN KLINIS D. PENUGASAN KLINIS
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT SISTEMATIKA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. KEWENANGAN
Lebih terperinciKREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAIN
KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAIN 1. Kredensial Tenaga Kesehatan Lain adalah proses evaluasi terhadap tenaga kesehatan gizi klinis, apoteker, tenaga teknis kefarmasian, radiografer, fisioterapis, dan sanitarian
Lebih terperinciPANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAINNYA (Nomor :...) NAMA RUMAH SAKIT TAHUN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT... NOMOR :... TENTANG PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL TENAGA KESEHATAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1053, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Rumah Sakit. Komite Keperawatan. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG KOMITE KEPERAWATAN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BYLAWS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SINJAI BUPATI SINJAI,
PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BYLAWS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SINJAI BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Rumah
Lebih terperinciD. Dasar hukum 1. UU. No.36. Tahun Tentang kesehatan 2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1796/Menkes/Per/VII/2011, tentang Kesehatan 3.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI A. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini peningkatan produktifitas dan kualitas
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. RSUD Prof. DR. H. M. Chatib Quzwain Sarolangun Jambi sudah diatur. dalam bentuk Peraturan Bupati Nomor 55 Tahun 2013 tentang Peraturan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan hospital by laws menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG
KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KEDOKTERAN DI RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA
Lebih terperinciPROGRAM KERJA SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KOMITE MEDIK RUMAH SAKIT BUNDA SIDOARJO TAHUN 2015
Lampiran 3 PROGRAM KERJA SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KOMITE MEDIK RUMAH SAKIT BUNDA SIDOARJO TAHUN 2015 1. PENDAHULUAN Rumah Sakit Bunda Sidoarjo adalah rumah sakit umum tipe C yang melayani masyarakat
Lebih terperinciPEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM
PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM JL. BUDI KEMULIAAN NO. 1 SERAYA - BATAM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
I.PENDAHULUAN Undang undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehtan menyatakan bahwa upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan / atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
Lebih terperinciPeran dan Fungsi Komite Medik di Rumah Sakit
Peran dan Fungsi Komite Medik di Rumah Sakit Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Ketua Komite Medis RSUP Fatmawati Jakarta. Pendahuluan Dengan terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan RI yang baru tentang penyelenggaran
Lebih terperinciI. Ketua Komite Keperawatan
I. Ketua Komite Keperawatan Tugas pokok Memimpin seluruh kegiatan dari komite keperawatan meliputi kredensialing, penjagaan dan peningkatan mutu profesi, serta penjagaan serta pembinaan disiplin dan etika
Lebih terperinciLatar Belakang Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia diawali Perawat (verpleger) di bantu oleh penjaga orang sakit (zieken oppaser) bekerja
Latar Belakang Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia diawali Perawat (verpleger) di bantu oleh penjaga orang sakit (zieken oppaser) bekerja pertama kali di RS binnen Hospital Jakarta (1799) dengan
Lebih terperinciTENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER MOHAMAD SOEWANDHIE KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER MOHAMAD SOEWANDHIE KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang
Lebih terperinciPEDOMAN KOMITE PENUNJANG MEDIS RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BINA SEHAT MANDIRI
1. PENDAHULUAN PEDOMAN KOMITE PENUNJANG MEDIS RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BINA SEHAT MANDIRI Latar Belakang Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Lebih terperinciKREDENSIAL DAN KEWENANGAN KLINIS TENAGA KEFARMASIAN. Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm
KREDENSIAL DAN KEWENANGAN KLINIS TENAGA KEFARMASIAN Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm Standar Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) KARS KPS 15: Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk mengumpulkan,
Lebih terperinciBUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 78 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ISKAK TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE NAKES RS. JANTUNG BINAWALUYA 2016
PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE NAKES RS. JANTUNG BINAWALUYA 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki
Lebih terperinciKPS 1 RS Menetapkan pendidikan, keterampilan, pengetahuan dan persyaratan bagi seluruh staff
KPS 1 RS Menetapkan pendidikan, keterampilan, pengetahuan dan persyaratan bagi seluruh staff 1. KMK 81/2004 ttg : PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN SDM KESEHATAN DITINGKAT PROPINSI, KABUPATEN/KOTA SERTA RS
Lebih terperinciPROGRES DOKUMEN POKJA KKS ( KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF )
PROGRES DOKUMEN POKJA KKS ( KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF ) No Elemen Penilaian 1 Standar KKS 1 1 Ada penetapan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit yang berdasar atas perencanaan strategis dan perencanaan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN
Lampiran SK Direktur Utama RSI Garam Kalianget No.... tentang Panduan Evaluasi Praktek Dokter PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinci2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem
No.671, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Izin. Pelaksanaan. Praktik Kedokteran. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERAN KOMITE MEDIS DALAM PEMBERIAN KEWENANGAN KLINIS PADA STAF MEDIS RS
PERAN KOMITE MEDIS DALAM PEMBERIAN KEWENANGAN KLINIS PADA STAF MEDIS RS Dr. Kuntjoro Adi Purjanto,Mkes KETUA UMUM PERSI UU NO: 44 TH 2009 TENTANG RUMAH SAKIT PASAL 36 SETIAP RUMAH SAKIT HARUS MENYELENGGARAKAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.954, 2013 KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Surat Keterangan. Sehat Fisik. Mental. Penanganan. Laporan. Gangguan Kesehatan Serius. Pencabutan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR Jln. Tembusan Terminal KM.12 No. 02 Kelurahan Alang-Alang Lebar Kecamatan Alang-Alang Lebar Palembang, Provinsi Sumatera Selatan Email : rs_erba@yahoo.co.id
Lebih terperinciORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Memahami Organisasi Pelayanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. itu sendiri, hal ini sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewenangan Klinis (Clinical Privilege) 2.1.1 Pengertian Pada dasarnya semua pelayanan kesehatan yang terjadi di sebuah rumah sakit dan akibatnya menjadi tanggung jawab institusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terjadi di rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal. 46 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL BYLAWS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYEN KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 59 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK
SALINAN BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 59 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (HOSPITAL BY LAWS)
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI MENTERI KESEHATAN Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DAN IMPLIKASI HUKUM CLINICAL PRIVILEGE SEBAGAI UPAYA PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT
IMPLEMENTASI DAN IMPLIKASI HUKUM CLINICAL PRIVILEGE SEBAGAI UPAYA PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT Nurul Hasna nurulhasna@yahoo.com Magister Hukum Kesehatan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang ABSTRAK
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI
BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 078 TAHUN 2015
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 078 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNALRUMAH SAKIT (HOSPITAL BY LAWS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULINBANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinciDalam Peraturan Internal Staf Keperawatan yang dimaksud engan : a.peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing STaf Bylaws) adalah peraturan penyeleng
PERATURAN DIREKTUR RSU HASANAH GRAHA AFIAH NO :.. TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN (NURSING STAF BY LAWS) RUMAH SAKIT UMUM HASANAH GRAHA AFIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR
Lebih terperinciPEDOMAN PENGORGANISASIAN
PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE MEDIK RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013 RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO - BATU SURAT KEPUTUSAN No. 168/13/III/SK_DIR/2013 TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 86 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciCLINICAL PRIVILEGE, CLINICAL APPOINTMENT & CREDENTIAL FOR RESIDENT
CLINICAL PRIVILEGE, CLINICAL APPOINTMENT & CREDENTIAL FOR RESIDENT DEFINISI CLINICAL APPOINTMENT Keputusan dari direktur bahwa seorang dokter diberikan tugas untuk melakukan tindakan klinis tertentu. Semacam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI),
BAB I PENDAHULUAN Keberadaan profesi medis di rumah sakit sangat penting dan strategis dalam menentukan arah pengembangan dan kemajuan suatu rumah sakit. Maka pengorganisasian dan pemberdayaan profesi
Lebih terperinciPEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN
PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG SURAT KEPUTUSAN No.../.../.../.../2015 TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN KOMITE KEPERAWATAN DIREKTUR RUMAH
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA NOMOR : SK/KEH/RSPB/I/2014 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA NOMOR : SK/KEH/RSPB/I/2014 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA Menimbang : Bahwa
Lebih terperinciPANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN
PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN 2014-2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah lembaga yang memberikan pelayanan klinik dengan badan dan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.617, 2015 KKI. Pelanggaran Disiplin. Dokter dan Dokter Gigi. Dugaan. Penanganan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN KASUS DUGAAN PELANGGARAN DISIPLIN DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN
Lebih terperinciPERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN Staf medis merupakan tenaga yang mandiri, karena setiap dokter dan dokter gigi memiliki kebebasan profesi dalam mengambil keputusan klinis
Lebih terperinciA. KOMITE MEDIK Susunan Komite Medik terdiri diri dari : a. Ketua, b. Wakil Ketua, c. Sekretaris d. Anggota
I.PENDAHULUAN Keberadaan profesi medis di rumah sakit sangat penting dan strategis dalam menentukan arah pengembangan dan kemajuan suatu rumah sakit. Maka pengorganisasian dan pemberdayaan profesi medik
Lebih terperinciKEWENANGAN KLINIS: STANDAR KOMPETENSI DAN PERKONSIL NO 9 TAHUN 2012
KEWENANGAN KLINIS: STANDAR KOMPETENSI DAN PERKONSIL NO 9 TAHUN 2012 Dr.dr. Meliana Zailani, MARS Ketua Divisi Pembinaan KKI INDONESIA MEDICAL COUNCIL Konsil Kedokteran Indonesia dibentuk untuk Pasal 4
Lebih terperinciPROGRAM KERJA KOMITE KEPERAWATAN. RSUD Dr. DJASAMEN SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2014
PROGRAM KERJA KOMITE KEPERAWATAN RSUD Dr. DJASAMEN SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2014 1. PENDAHULUAN Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
Lebih terperinciTATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi
STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN TATA KELOLA TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar TKP. 1 Tanggung jawab dan akuntabilitas
Lebih terperinciKOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS)
KOMPETENSI AN KEENANGAN STAF (KKS) PEENCANAAN Standar KKS 1 Pimpinan rumah sakit menetapkan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit. Maksud dan Tujuan KKS 1 : Lihat SNAS 1 Elemen Penilaian KKS 1 Telusur
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 TAHUN TENTANG. POLA TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSUD dr. LOEKMONO HADI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,
1 BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2015. TENTANG POLA TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSUD dr. LOEKMONO HADI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GAMBIRAN
SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GAMBIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa kesehatan
Lebih terperinciRUMAH SAKIT ISLAM AT-TIN HUSADA
Panduan Pelaksanaan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) RUMAH SAKIT ISLAM AT-TIN HUSADA Layanan Islami, Profesional dengan Hati Jl. Raya Ngawi Solo Km 4, Watualang, Ngawi, Jawa Timur 1 Lampiran :
Lebih terperinciBUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN INSTALASI, SATUAN PENGAWASAN INTERNAL DAN KOMITE PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pencegahan kecacatan lebih lanjut (Kemenkes RI, 2009).
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Sakit Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI CIAMIS Nomor /.../.../2010 TENTANG PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS C KABUPATEN CIAMIS BUPATI CIAMIS
PERATURAN BUPATI CIAMIS Nomor /.../.../2010 TENTANG PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS C KABUPATEN CIAMIS BUPATI CIAMIS MENIMBANG: a. bahwa rumah sakit merupakan lembaga
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx
PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS DIREKTUR UTAMA RS. xxx Menimbang : a. bahwa salah satu pilar pelayanan rumah sakit adalah pelayanan medis yang dilakukan
Lebih terperinciPANDUAN KREDENSIAL STAF APOTEKER, ASISTEN APOTEKER, RADIOGRAFER, AHLI GIZI, FISIOTERAPI, PEREKAM MEDIS, ANALIS DAN TEKNISI ELEKTROMEDIS
PANDUAN KREDENSIAL STAF APOTEKER, ASISTEN APOTEKER, RADIOGRAFER, AHLI GIZI, FISIOTERAPI, PEREKAM MEDIS, ANALIS DAN TEKNISI ELEKTROMEDIS I. PENGERTIAN Kredensial staf Apoteker, Asisten Apoteker, Analis,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sakit terutama dari sumber daya manusianya, pembiayaan dan informasi menuju
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit ditekankan pada peningkatan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan rumah sakit melalui peningkatan dan pengembangan manajemen rumah sakit terutama dari
Lebih terperinci(Medical Staff Bylaws)
Peraturan Internal Staf Medis 1 (Medical Staff Bylaws) RSUP Fatmawati Jakarta Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Ketua Komite Medik RSUP Fatmawati Jakarta PENDAHULUAN Dengan terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT JIWA MENUR PROVINSI JAWA TIMUR
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT JIWA MENUR PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa kesehatan merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, serta penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi
BAB I PENDAHULUAN Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 61 TAHUN 2015
SALINAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 61 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BY LAWS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 33 TAHUN 2010 TENT ANG
WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 33 TAHUN 2010 TENT ANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL BY LAWS) RUMAH SAKIT UMUM Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO,
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT JIWA PROF. HB. SAANIN PADANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL BY LAWS) PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciG U B E R N U R SUMATERA BARAT
No. Urut: 17, 2016 G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT JIWA PROF. HB. SAANIN PADANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciJl. Peutua Banta No. 7 Meunasah Blang, Bireuen Telp
Jl. Peutua Banta No. 7 Meunasah Blang, Bireuen Telp. 0644-324433 email: telaga_bunda@ymail.com KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKITTELAGA BUNDA NOMOR : 001/ RSTB/AKR-KPS/VII/2015 TENTANG PENETAPAN STAF KLINIS
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUKU PUTIH DISUSUN OLEH : KOMITE KEPERAWATAN RSML
BUKU PUTIH DISUSUN OLEH : KOMITE KEPERAWATAN RSML 2015 DAFTAR ISI Daftar Isi... Kata Pengantar...... Sambutan Direktur RS Muhammadiyah Lamongan... Kewenangan Klinis Di RS Muhammadiyah Lamongan... Form
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 84 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN
SALINAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 84 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI CIANJUR
BERITA DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 05 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI CIANJUR NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL BYLAWS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B CIANJUR BUPATI
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 15 SERI F NOMOR 311 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 14 TAHUN 2014
BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 15 SERI F NOMOR 311 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (Hospital By Laws) RSUD Dr. HADRIANUS SINAGA PANGURURAN
Lebih terperinciBUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. EKO MAULANA ALI KABUPATEN BANGKA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL BY LAWS) PADA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr.RM.SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG
PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 8 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL BY LAWS) PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci