III BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian. 3.2 Bahan dan Alat
|
|
- Suhendra Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada bulan September 2007 sampai dengan bulan Maret Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah mangga arumanis dan lalat buah. Mangga arumanis yang digunakan adalah mutu I asal Probolinggo yang didapat dari pasar buah Kramatjati, Jakarta Timur. Mangga arumanis jumlahnya 100 buah dengan umur tiga hari setelah panen yang dikelompokkan menjadi dua bagian, lima puluh buah digunakan untuk pembuatan model dan sisanya digunakan untuk validasi model. Sementara lalat buah yang digunakan adalah spesies Bactrocera dorsalis, spesies lalat buah yang menjadi hama utama buah mangga. Lalat buah diambil dari kebun percobaan IPB yang berlokasi di Tajur, Bogor. Untuk membiakkan lalat buah diperlukan pakan lalat buah berupa larutan gula dan buah pepaya sebagai media investasi telur. Selain itu juga diperlukan serbuk gergaji sebagai media pupa/kepompong sebelum berubah menjadi lalat buah. Peralatan yang diperlukan adalah perangkat pengembangbiakan dan investasi lalat buah, yang terdiri dari sebuah kandang lalat dengan ukuran 120 cm x 160 cm x 120 cm, dua buah kandang dengan ukuran 50 cm x 60 cm x 50 cm, dan satu buah kandang berukuran 50 cm x 60 cm x 40 cm, serta delapan belas toples mika. Kandang besar terbuat dari kayu dan kawat kasa, digunakan sebagai tempat melindungi kandang yang kecil, sedangkan kandang kecil terbuat dari kayu, kain kasa dan plastik transparan. Kandang kecil ini tempat mengembangbiakkan dan investasi lalat buah. Toples berisi air dipasang pada masing-masing kaki kandang besar agar semut tidak masuk ke dalam kandang lalat, selain itu toples juga digunakan sebagai tempat serbuk gergaji dan larutan
2 23 gula. Kandang tempat mengembangbiakkan dan investasi lalat buah disajikan pada Gambar 5. Gambar 5 Kandang tempat mengembangbiakkan dan investasi lalat buah. Perangkat pengukur gelombang ultrasonik yang digunakan merupakan rancangan Juansah (2005). Rangkaian tersebut meliputi tranduser pemancar dan tranduser penerima gelombang ultrasonik yang terbuat dari bahan piezoelektrik, dudukan tranduser yang dilengkapi pengukur ketebalan sample, oscilloscope digital, ultrasonik transmiter dan personal komputer. Tranduser berbentuk tabung dengan ujung berbentuk lancip, diameter tabung 2.95 cm, panjangnya 7.05 cm dan frekuensi yang dipancarkan besarnya 50 khz. Dudukan tranduser dapat diatur posisinya sehingga memudahkan mengukur ketebalan mangga yang dilalui gelombang ultrasonik. Bagian-bagian perangkat pengukur gelombang ultrasonik ditampilkan pada Lampiran 2. Gambar 6 Perangkat pengukur gelombang ultrasonik.
3 24 Selain itu peralatan yang digunakan adalah jangka sorong, timbangan digital dan pisau. Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter kerusakan buah, timbangan digital digunakan untuk menimbang berat larva sedangkan pisau digunakan untuk membelah mangga sehingga dapat dilihat kerusakan bagian dalamnya. 3.3 Prosedur Penelitian dan Parameter Pengamatan Diagram alir prosedur penelitian ditampilkan pada Gambar 7. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengembangbiakkan lalat buah. Induk lalat buah yang diambil dari kebun percobaan IPB dimasukkan ke dalam kandang. Bahanbahan lain yang harus dimasukkan ke dalam kandang adalah larutan gula, serbuk gergaji dan buah pepaya. Larutan gula yang ditempatkan pada toples yang telah dialasi tisu merupakan pakan buatan untuk lalat. Larutan gula diganti setiap dua hari sekali. Pepaya diperlukan sebagai media tempat investasi telur lalat. Lalat buah betina dibiarkan meletakkan telur ke dalam buah dengan menusukkan ovipositor-nya (alat peletak telur). Bekas tusukan itu ditandai adanya noda/titik hitam yang tidak terlalu jelas dan hal ini merupakan gejala awal serangan lalat buah. Telur lalat dibarkan berubah menjadi larva, dalam waktu 2 sampai 3 hari. Larva dibiarkan keluar dari buah (melenting) ke serbuk gergaji sebelum larva itu berubah menjadi pupa. Pupa dibiarkan selama 4-10 hari sehingga pupa berubah menjadi lalat buah dewasa (imago). Lalat dikembangbiakkan dalam kandang lalat hingga mencapai lebih dari 100 ekor. Langkah kedua adalah mangga arumanis dimasukkan ke dalam kandang lalat yang di dalamya telah terisi lalat buah dewasa agar buah mangga arumanis terinvestasi telur lalat, setiap kandang diisi sebanyak 10 buah sehingga setiap tahap terdapat 30 buah mangga yang dikondisikan terinvestasi lalat buah. Selain itu, setiap tahapnya juga dikondisikan 20 mangga arumanis yang tidak diinvestasi lalat buah. Setelah tiga hari mangga arumanis yang ada dalam kandang lalat buah diperiksa keberadaan larva yang ada di dalamnya, biasanya ditandai adanya bercak coklat. Mangga yang diduga telah terinvestasi lalat buah dilakukan pengukuran, namun yang diduga belum terinvestasi maka dimasukkan kembali ke kandang hingga hari kelima. Pada hari kelima semua mangga yang dikondisikan
4 25 terinvestasi diukur gelombang ultrasoniknya. Pengukuran mangga yang dikondisikan tidak terserang lalat buah diukur gelombang ultrasoniknya pada hari ketiga dan kelima. Mulai Pengembangbiakan lalat buah Investasi telur lalat pada mangga sehat Mangga terinvestasi lalat buah dan mangga normal Pengukuran ultrasonik Kecepatan, ultrasonik, atenuasi dan zero moment Pengukuran dimensi Data dimensi mangga Pengukuran berat Data berat mangga Pengukuran kerusakan mangga Volume kerusakan, jenis kerusakan, fase lalat dan beratnya Hubungan antar parameter Pendugaan tingkat kerusakan buah mangga akibat lalat buah Selesai Gambar 7 Diagram alir prosedur penelitian.
5 26 Langkah selanjutnya adalah pengukuran gelombang ultrasonik. Ultrasonik tester dan oscilloscope dinyalakan, buah mangga diletakkan di atas dudukan buah dengan pososi b (Gambar 8) dan dicatat jarak antara kedua tranduser, yang ditunjukkan pada mistar pada dudukan tranduser. Pengukuran hanya dilakukan dengan posisi b karena pada posisi ini gelombang ultrasonik yang dipancarkan tranduser melewati bagian daging buah yang tebal. Sementara lalat buah seringkali menyerang buah mangga pada daging buah yang tebal ini, sehingga dengan posisi b keberadaan ulat atau telur lalat buah dapat terdeteksi. Pengaturan digital oscilloscope harus diperhatikan selama melakukan pengukuran karakteristik gelombang ultrasonik, pada penelitian ini sweep yang digunakan adalah 1:16, base time adalah 400 s/d, dan trigger mode yang digunakan adalah auto, sedangkan load data dan save data yang digunakan adalah sdata. Pulsa frekuensi gelombang ultrasonik yang melewati mangga direkam dan disimpan pada program microsoft excel, pulsa frekuensi yang direkam harus mengandung pulsa trigger, karena pulsa frekuensi trigger diperlukan untuk mengetahui waktu tempuh gelombang ultrasonik pada medium mangga arumanis. Pulsa frekuensi gelombang ultrasonik digunakan sebagai data untuk menghitung kecepatan gelombang ultrasonik, atenuasi dan nilai Mo. Pengukuran gelombang ultrasonik dilakukan terhadap 30 buah mangga arumanis yang diduga terinvestasi lalat buah dan 20 buah mangga arumanis yang tidak terserang lalat buah. Proses pengukuran gelombang ultrasonik ditampilkan pada Gambar (a) posisi a (b) posisi b (c) posisi c Gambar 8 Posisi pengukuran diameter buah mangga arumanis. Setelah didapat data pengukuran ultrasonik, mangga arumanis diukur diameternya dan terakhir mangga dibuka bagian dalamnya untuk dilihat kerusakan, diukur diameter dan ketebalan kerusakannya serta ditimbang berat larva yang ada di dalam buah mangga arumanis. Diameter dan ketebalan
6 27 kerusakan digunakan sebagai data untuk menghitung volume kerusakan. Volume kerusakan dihitung dengan menggunakan rumus pada Persamaan 5. V 1 2 d h (5) 4 Dimana V adalah volume kerusakan (cm 3 ), d adalah diameter kerusakan (cm) dan h adalah ketebalan kerusakan (cm). Berat larva didapat dengan menimbang larva yang telah dipisahkan dan dibersihkan dari daging buah dengan menggunakan timbangan digital. Alat pengukur ditampilkan pada Lampiran 3. Pengukuran terhadap 50 buah mangga pada bagian pertama digunakan untuk membuat model kerusakan buah mangga arumanis akibat lalat buah. Pengukuran yang sama dilakukan terhadap 50 buah mangga, 30 buah mangga dikondisikan terserang lalat buah dan 20 mangga yang tidak terserang lalat buah untuk menvalidasi model kerusakan mangga arumanis akibat lalat buah. Digital oscilloscope Personal computer Ultrasonik tester Tranduser pemancar Mangga Tranduser penerima Gambar 9 Bagan pengukuran gelombang ultrasonik. 3.4 Analisis Data Kecepatan Gelombang Ultrasonik Kecepatan gelombang ultrasonik dianalisis dengan menggunakan data keluaran dari digital oscilloscope yang terlihat dalam layar monitor yang telah disimpan dalam bentuk data excel (Lampiran 4). Data yang sudah disimpan
7 28 kemudian diubah menjadi grafik gelombang dan dicatat titik pertama gelombang menembus bahan dan titik gelombang saat gelombang keluar dari bahan dan diterima oleh receiver tranducer (tranduser penerima). Data ini digunakan sebagai data waktu perambatan gelombang pada medium mangga arumanis. Data hasil pengukuran diameter buah dan data waktu digunakan untuk menghitung nilai kecepatan gelombang ultrasonik berdasarkan Persamaan 6. Kecepatan gelombang ultrasonik di udara diperoleh melalui pengukuran kalibrasi dengan kecepatan ultrasonik yang sebenarnya di udara, kecepatan gelombang ultrasonik di udara adalah 340 m/s, dari sini diperoleh konstanta (c) yang dapat digunakan untuk menghitung kecepatan gelombang ultrasonik yang sebenarnya pada buah mangga arumanis. Kecepatan gelombang ultrasonik pada buah mangga arumanis dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 7. s v (6) t V v. c (7) Dimana V adalah kecepatan gelombang ultrasonik yang sebenarnya pada buah mangga (m/s), sedangkan v adalah kecepatan gelombang ultrasonik pada buah hasil pengukuran (m/s) dan secara berturut-turut s, t, c masing-masing adalah diameter buah atau jarak antara transmitter dan receiver (m), waktu tempuh gelombang ultrasonik (s) dan konstanta. Data kecepatan gelombang ultrasonik pada buah mangga arumanis dihubungkan dengan tingkat kerusakan buah Koefisien Atenuasi Koefisien atenuasi ( ) dihitung dengan mengonversi tegangan sinyal yang dikirim dan yang diterima setelah menempuh jarak tertentu menjadi grafik gelombang. Grafik gelombang digunakan untuk menentukan amplitudo gelombang, selain itu juga harus diukur amplitudo gelombang pada kondisi jarak antara tranduser pemancar dan penerima 2 mm, pengukuran ini digunakan untuk menentukan nilai Ao (amplitudo mula-mula / amplitudo gelombang ultrasonik sebelum melewati medium). Koefisien atenuasi dihitung dengan menggunakan persamaan (3). Koefisien atenuasi pada mangga yang terserang lalat buah dibandingkan dengan nilai koefisien atenuasi pada mangga yang tidak terserang lalat buah.
8 Zero Moment Power (Mo) Hasil pengukuran gelombang ultrasonik berupa hubungan antara amplitudo dan waktu ditransformasikan dengan menggunakan FFT (Fast Fourier Transform) menjadi hubungan antara power spectral density dengan frekuensi. Transformasi ini menggunakan program Matlab. Sifat gelombang ultrasonik dikuantifikasi dengan menerapkan metode analisis sinyal berdasarkan power spektral density. Zero moment power (Mo) didefinisikan sebagai luasan di bawah power spectral. Source code pengolahan nilai Mo disajikan pada Lampiran Model Pendugaan Kerusakan Setelah didapat data karakteristik gelombang ultrasonik yang berupa kecepatan gelombang ultrasonik di dalam buah mangga, koefisien atenuasi dan zero moment power, dilakukan kajian terhadap karakteristik gelombang ultrasonik pada buah mangga arumanis yang terserang lalat buah, dilanjutkan dengan kajian hubungan antara kerusakan mangga arumanis akibat serangan lalat buah dengan karakteristik gelombang ultrasonik. Kajian meliputi berat larva fungsi dari kecepatan, koefisien atenuasi dan zero moment power (berat larva: f v,, M ) ), ( o volume kerusakan fungsi dari kecepatan, koefisien atenuasi dan zero moment power (volume kerusakan: f v,, M ) ) dan diameter kerusakan fungsi dari ( o kecepatan, koefisien atenuasi dan zero moment power (diameter kerusakan: f v,, M ) ). ( o Selanjutnya disusun model pendugaan kerusakan buah mangga arumanis akibat lalat buah berdasarkan karakteristik gelombang ultrasoniknya yang memiliki korelasi yang baik. Model pendugaan yang didapat kemudian divalidasi dan dianalisis kesalahannya.
III. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Lebih terperinciAPLIKASI ULTRASONIK UNTUK PENDUGAAN KERUSAKAN SERANGAN LALAT BUAH PADA MANGGA ARUMANIS
APLIKASI ULTRASONIK UNTUK PENDUGAAN KERUSAKAN SERANGAN LALAT BUAH PADA MANGGA ARUMANIS Rokhani Hasbullah 1), Ridwan Rachmat 2), Dondy A.Setyabudi 2) dan Warji 3) 1) Departemen Teknik Pertanian, Institut
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Parameter Mutu Mentimun Jepang Mentimun jepang yang akan dipasarkan harus memenuhi karakteristik yang ditentukan oleh konsumen. Parameter mutu untuk mentimun jepang meliputi
Lebih terperinciTEKNOLOGI & INDUSTRI HASIL PERTANIAN
issn: 1410-304~ TEKNOLOGI & INDUSTRI HASIL PERTANIAN Vol. 12, No.2, September 200i JURNAL TEKNOLOGI & INDUSTRI HASIL PERTANIAN ISSN: 1410-3044 Volume 12, NomOI 2 September 2007 DAFTARISI Kata Pen&antar.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat
7 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengendalian Hayati, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada bulan Februari
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lapang dan di Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor, pada bulan Mei
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tradisional hingga pasar modern. Selain itu, jambu biji juga penting sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jambu biji (Psidium guajava) merupakan buah yang mempunyai nilai ekonomi di Indonesia dan memiliki pangsa pasar yang luas mulai dari pasar tradisional hingga pasar modern.
Lebih terperinciKeywords: dragon fruit, attenuation, ultrasound, velocity
ULTRASOUND WAVE TRANSMISSION CHARACTERISTICS AND ITS RELATIONSHIPS WITH PHYSICO-CHEMICAL OF DRAGON FRUIT 1) Siti Djamila 2), I Wayan Budiastra 3), Sutrisno 3) ABSTRACT Commonly the quality of dragon fruit
Lebih terperinciMETODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat
METODE 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilakukan di Laboratorium Ergonomika dan Elektronika Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian dan di Laboratorium
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA IMPLEMENTASI TEKNOLOGI UNTUK EVALUASI TINGKAT KEMATANGAN BUAH ALPUKAT (Persea Americana) DENGAN METODE NON-DESTRUKTIF MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK DAN INFERENSI
Lebih terperinciKarakteristik Transmisi Gelombang Ultrasonik dan Hubungannya dengan Sifat Fisiko-Kimia Buah Naga
Technical Paper Karakteristik Transmisi Gelombang Ultrasonik dan Hubungannya dengan Sifat Fisiko-Kimia Buah Naga Ultrasound Wave Transmission Characteristics and Its Relationships with Physico- Chemical
Lebih terperinciPENENTUAN KERUSAKAN UBI JALAR UNGU SECARA NON- DESTRUKTIF MENGGUNAKAN KARAKTERISTIK GELOMBANG ULTRASONIK FAUZI RIZKI MZ
PENENTUAN KERUSAKAN UBI JALAR UNGU SECARA NON- DESTRUKTIF MENGGUNAKAN KARAKTERISTIK GELOMBANG ULTRASONIK FAUZI RIZKI MZ DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan
3 TINJAUAN PUSTAKA Lalat Buah (Bactrocera spp.) Biologi Menurut Departemen Pertanian (2012), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Phylum Klass Ordo Sub-ordo Family Genus Spesies : Arthropoda
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. timbul dalam menentukan tingkat kematangan buah alpukat, mangga dan
BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Dalam melakukan penelitian ini, ditemukan beberapa permasalahan yang timbul dalam menentukan tingkat kematangan buah alpukat, mangga dan pepaya.tekstur dan kandungan
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. 39 Universitas Indonesia
BAB 5 PEMBAHASAN Dua metode penelitian yaitu simulasi dan eksperimen telah dilakukan sebagaimana telah diuraikan pada dua bab sebelumnya. Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisa dan hasil yang diperoleh
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Hewan Percobaan Bahan dan Peralatan
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kandang Blok C Laboratorium Lapang Bagian Produksi Satwa Harapan, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2012
11 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2012 bertempat di Laboratorium Hama Tumbuhan Jurusan Agroteknologi,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Proteksi Tanaman
8 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan Januari hingga April
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode analisisnya berupa pemodelan matematika dan statistika. Alat bantu analisisnya
Lebih terperinciDETEKSI KERUSAKAN UBI JALAR CILEMBU AKIBAT SERANGAN HAMA LANAS MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK ADI SUTRISNO
Halaman judul DETEKSI KERUSAKAN UBI JALAR CILEMBU AKIBAT SERANGAN HAMA LANAS MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK ADI SUTRISNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperincidan Hasil Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian IPB,
BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan sensor putaran berbasis serat optik dilakukan di Laboratorium Optik dan Fotonik serta Laboratorium Bengkel Jurusan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas
HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu dan Kelembaban Ruangan Rata-rata suhu dan kelembaban ruangan selama penelitian pada pagi hari 22,4 0 C dan 78,6%, siang hari 27,4 0 C dan 55%, sore hari 25 0 C dan 75%. Hasil
Lebih terperinciBAB V PENGUKURAN ALIRAN FLUIDA. Alat pengukur kecepatan aliran yang dibangun pada tugas akhir ini
BAB V PENGUKURAN ALIRAN FLUIDA 5.1 Desain Sistem Alat pengukur kecepatan aliran yang dibangun pada tugas akhir ini menggunakan beberapa bagian penting sehingga dapat digunakan untuk mengetahui waktu tempuh
Lebih terperinciPENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium
PENDEKATAN TEORITIK Elastisitas Medium Untuk mengetahui secara sempurna kelakuan atau sifat dari suatu medium adalah dengan mengetahui hubungan antara tegangan yang bekerja () dan regangan yang diakibatkan
Lebih terperinciPERTEMUAN 14 ALAT UKUR OSILOSKOP (LANJUTAN)
PERTEMUAN 14 ALAT UKUR OSILOSKOP (LANJUTAN) FUNGSI PANEL OSILOSKOP PANEL KENDALI Bagian ini dibagi atas 3 bagian lagi yang diberi nama Vertical, Horizontal, and Trigger. FUNGSI PANEL OSILOSKOP (2) PENGATUR
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Gambar 1 Persiapan tanaman uji, tanaman G. pictum (kiri) dan tanaman A. gangetica (kanan)
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Kelompok Peneliti Hama dan Penyakit, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor. Penelitian dimulai dari bulan
Lebih terperinciI. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
I. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and Development, PT Gunung Madu Plantations (PT GMP), Kabupaten Lampung Tengah.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup lalat buah mengalami 4 stadia yaitu telur, larva, pupa dan
15 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Bactrocera sp. (Diptera : Tephtritidae) Siklus hidup lalat buah mengalami 4 stadia yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Lalat buah betina memasukkan telur ke dalam kulit buah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan
34 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan April 2015. Perancangan sistem, identifikasi kadar air pada kayu jati dan akasia daun
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Gangguan Pada Audio Generator Terhadap Amplitudo Gelombang Audio Yang Dipancarkan Pengukuran amplitudo gelombang audio yang dipancarkan pada berbagai tingkat audio generator
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengambilan Contoh Dasar Gambar 16 merupakan hasil dari plot bottom sampling dari beberapa titik yang dilakukan secara acak untuk mengetahui dimana posisi target yang
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro Jalan Kenanga No. 3 16C Mulyojati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerugian pada tanaman hortikultura, baik yang dibudidayakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalat buah (Bactrocera spp.) merupakan salah satu hama yang banyak menimbulkan kerugian pada tanaman hortikultura, baik yang dibudidayakan secara luas maupun tanaman
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa
2 Metode yang sering digunakan untuk menentukan koefisien serap bunyi pada bahan akustik adalah metode ruang gaung dan metode tabung impedansi. Metode tabung impedansi ini masih dibedakan menjadi beberapa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang melihat langsung fenomena, gejala, atau ciri-ciri secara langsung
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan November 2012 di
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan November 2012 di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. B. Desain Penelitian Penelitian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. family : Tephritidae, genus : Bactrocera, spesies : Bactrocera sp.
4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Lalat Buah (Bactrocera sp.) Menurut Deptan (2007), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: kingdom: Animalia, filum : Arthropoda, kelas : Insect, ordo : Diptera,
Lebih terperinciI. METODE PENELITIAN. Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
I. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2012 sampai April 2012 di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Pertanian, dan Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca
Lebih terperinciPENGUKURAN KONSENTRASI LARUTAN GULA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK
PENGUKURAN KONSENTRASI LARUTAN GULA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK Indria Puspa Yaniar 1, Nur Aji Wibowo 2, Andreas Setiawan 2 1 Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika 2 Program Studi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium
45 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium Pemodelan Fisika untuk perancangan perangkat lunak (software) program analisis
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Metode Penelitian Penyediaan Koloni Lalat Puru C. connexa untuk Penelitian Lapangan
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian merupakan penelitian lapangan yang dilaksanakan pada bulan April 005 Februari 006. Penelitian biologi lapangan dilaksanakan di salah satu lahan di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Entomologi Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (BALITTAS) Karangploso,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2010, bertempat di Laboratorium Entomologi Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU Penelitian dilaksanakan di laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) dan Laboratorium Lingkungan dan Bangunan Pertanian Fakultas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan terhitung mulai bulan Januari hingga April 2012 di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ekologi Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian-IPB, dan berlangsung sejak Juli sampai Desember 2010. Metode
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Bentuk bunga, buah muda, buah siap panen dan buah manggis siap dikonsumsi (Nasution 2006).
TINJAUAN PUSTAKA Manggis Manggis (Garcinia mangostana) merupakan tanaman asli Indonesia. Kulit buah yang belum matang berwarna hijau kekuningan, jika matang berwarna merah ungu. Bentuk buah manggis bulat,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (BALITTAS) Karangploso Malang pada bulan Maret sampai Mei 2014.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (BALITTAS) Karangploso Malang pada bulan Maret sampai Mei 2014. 3.2 Alat dan Bahan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai kajian semi-cutting dan pelilinan terhadap beberapa parameter mutu buah manggis (Garciana mangostana L.) selama penyimpanan dingin dilaksanakan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Entomologi dan Gedung Workshop Fumigasi dan X-Ray di Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian, Bekasi dari bulan November
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian evaluasi ketahanan beberapa aksesi bunga matahari (Halianthus
43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian evaluasi ketahanan beberapa aksesi bunga matahari (Halianthus annus L.) terhadap ulat grayak (Spodoptera litura F.) ini merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu: Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 1. Perumusan Masalah Metode ini dilaksanakan dengan melakukan pengidentifikasian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian Perbanyakan B. tabaci dan M. persicae
10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini berlangsung dari
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Pengadaan dan Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti
14 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tujuh bulan mulai dari bulan Juli 2011 hingga Februari 2012, penelitian dilakukan di Insektarium Bagian Parasitologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama bulan Maret hingga Juli 2011, bertempat di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium terpadu jurusan teknik elektro, fakultas teknik,
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium terpadu jurusan teknik elektro, fakultas teknik, universitas lampung dan mulai dilaksanakan pada bulan november 2013
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua
BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS 4.1. Perangkat keras Perangkat keras yang digunakan dalam sistem monitoring pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua bagian yang saling berhubungan,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Metabolisme Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor mulai bulan Oktober sampai dengan Nopember 2011. Tahapan meliputi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada penelitian ini penulis menitik beratkan pada perancangan aplikasi sistem Monitoring Level Ketinggian Air dimana sistem ini menggunakan bahasa pemrograman arduino. Adapun dari
Lebih terperinciUJICOBA PENGGUNAAN GELOMBANG AUDIO FREKUENSI 10 khz UNTUK MENENTUKAN BULK DENSITY TANAH
UJICOBA PENGGUNAAN GELOMBANG AUDIO FREKUENSI 10 khz UNTUK MENENTUKAN BULK DENSITY TANAH Oleh: DENI F14103048 2007 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR UJICOBA PENGGUNAAN GELOMBANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita dapat menemukan benda-benda di dunia ini seperti kayu, beton, air, udara, pensil, susu, kecap, balon dan yang lainnya. Dari bentuk wujudnya benda dapat dibedakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian dengan topik Pengaruh Perlakuan Pengemasan Belimbing (Averrhoa carambola L) dengan Penggunaan Bahan Pengisi terhadap Mutu Fisik Belimbing selama Transportasi
Lebih terperinci2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Gelombang Ultrasonik
sub-permukaan tanah[1]. Meskipun prosedur kerja kedua metode tersebut adalah mudah, namun memerlukan waktu pelaksanaan yang lama karena dikerjakan dari titik ke titik pengukuran. Oleh karena itu diperlukan
Lebih terperinci1. OSILOSKOP. Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan
SRI SUPATMI,S.KOM 1. OSILOSKOP Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan menunjukkan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Sebuah graticule
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisa setiap modul dari sistem yang dirancang. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem yang dirancang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas buah-buahan Indonesia harus diperhatikan seiring dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas buah-buahan Indonesia harus diperhatikan seiring dengan globalisasi perdagangan buah dan sayur segar. Salah satu kendala yang dihadapi petani buah dan sayur
Lebih terperinciIII. BAIIAN DAN METODE
III. BAIIAN DAN METODE 3.1. Tcmpat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan dan Kebun Percobaan Organik (KPO) Fakultas Pertanian Universitas Riau, kampus Bina Widya, Kelurahan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyiapan Tanaman Pakan Pembiakan Serangga Uji
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), dari awal
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian serta di dalam rumah tanaman yang berada di laboratorium Lapangan Leuwikopo,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN
BAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN BAB IV ANALISA 4.1 Analisis Simulasi Salah satu teknik untuk memodelkan perambatan ultrasonik dalam medium
Lebih terperinciJURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS
JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS Education and Science Physics Journal ISSN : 247-3563 JRFES Vol 1, No 2 (215) 92-98 http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jrfes RANCANG BANGUN ALAT UKUR
Lebih terperinciPengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing.
Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing Fransisca Debora Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sriwijaya Email : fransisca.debora91@gmail.com
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Lalat buah dengan nama ilmiah Bractrocera spp. tergolong dalam ordo
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama (Bractrocera dorsalis) Menurut Deptan (2007), Lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Arthropoda : insecta
Lebih terperinciJOBSHEET SENSOR ULTRASONIC
JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC A. TUJUAN 1) Mempelajari prinsip kerja dari ultrasonic ranging module HC-SR04. 2) Menguji ultrasonic ranging module HC-SR04 terhadap besaran fisis. 3) Menganalisis susunan rangkaian
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. tersebut diaplikasikan untuk pendeteksian cacat dalam pada material baja. Dengan
BAB IV ANALISA 4.1 Analisis Simulasi Salah satu teknik untuk memodelkan perambatan ultrasonik dalam medium adalah dengan pulse echo single probe. Pulse echo single probe adalah salah satu probe ultrasonik
Lebih terperinciBAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK. Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau
BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK 3.1 Gelombang Ultrasonik Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau gelombang bunyi dengan persamaan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana alur kerja dan proses pembuatan material komposit sandwich serat alami serta proses pengujian material tersebut untuk karakteristik
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan
12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan lapangan dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga Maret 2010 di kebun percobaan Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB, Tajur dengan elevasi 250-300 m dpl
Lebih terperinciLokasi pengukuran dilakukan pada desa Cikancra kabupaten. Tasikmalaya. Lahan berada diantara BT dan LS
BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengukuran Insitu 4.1.1 Lokasi dan Persiapan Lokasi pengukuran dilakukan pada desa Cikancra kabupaten Tasikmalaya. Lahan berada diantara 1 0 20 1 0 25 BT dan 7 0
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi populasi dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik meliputi makanan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fluktuasi populasi dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik meliputi makanan, predasi, kompetisi, suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dll., dan faktor intrinsik meliputi
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan hewan coba, sebagai bagian dari penelitian eksperimental lain yang lebih besar. Pada penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian murni (Pure Eksperimen)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian murni (Pure Eksperimen) dengan skala laboratorium, dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap objek penelitaian
Lebih terperinci1.2 Rumusan Masalah 2
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUI I.HMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING. LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTO KATAPENGANTAR ABTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL v Hal vi viii ix
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian Pengaruh Perlakuan Bahan Pengisi Kemasan terhadap Mutu Fisik Buah Pepaya Varietas IPB 9 (Callina) Selama Transportasi dilakukan pada
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. = pengamatan minggu kedua = Pengamatan minggu berikutnya
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari April 2005 sampai Februari 2006. Kegiatan ini dibagi dua bagian, yaitu penelitian lapangan dan penelitian laboratorium. Penelitian
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
53 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah eksperimental laboratoris dengan perlakuan berupa rangsangan gelombang ultrasonik terhadap belalang kembara. Gelombang ultrasonik
Lebih terperinciBAB. IV SIMULASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENCITRAAN ULTRASONIK
BAB. IV SIMULASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENCITRAAN ULTRASONIK 4.1 Simulasi Simulasi merupakan penggambaran suatu sistem atau proses dengan memperagakan atau menirukan (menyerupai) sesuatu yg besar dengan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tumbuhan Sumber Insektisida Nabati Penyiapan Tanaman Media Uji
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga dan Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk mengetahui tingkat ketahanan galur dan varietas kedelai (G. max L.) berdasarkan karakter morfologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENELITIAN TERDAHULU Sebelumnya penelitian ini di kembangkan oleh mustofa, dkk. (2010). Penelitian terdahulu dilakukan untuk mencoba membuat alat komunikasi bawah air dengan
Lebih terperinciPEMANFAATAN KAMERA WIRELESS SEBAGAI PEMANTAU KEADAAN PADA ANTICRASH ULTRASONIC ROBOT
PEMANFAATAN KAMERA WIRELESS SEBAGAI PEMANTAU KEADAAN PADA ANTICRASH ULTRASONIC ROBOT 1 Hilridya Sagita, 2 Eri Prasetyo dan 3 Arifin 1,2 Sistem Komputer, Universitas Gunadarma Jakarta 3 STMIK Bidakara,
Lebih terperinciSPESIES, PERBANDINGAN KELAMIN, DAN CIRI MORFOLOGI PENGGEREK POLONG KEDELAI Etiella sp., DI KEBUN PERCOBAAN NGALE
SPESIES, PERBANDINGAN KELAMIN, DAN CIRI MORFOLOGI PENGGEREK POLONG KEDELAI Etiella sp., DI KEBUN PERCOBAAN NGALE Tantawizal, Christanto, dan W Tengkano Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendengaran manusia normal, maka manusia dapat mendengarkan musik dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua manusia mempunyai indera pendengaran. Ketika indera pendengaran manusia normal, maka manusia dapat mendengarkan musik dengan baik. Mendengarkan musik sama halnya
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komponen Bioaktif, Jurusan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komponen Bioaktif, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian untuk kegiatan fraksinasi daun mint (Mentha arvensis
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Riau, kampus Bina Widya, Kelurahan Simpang Baru, Panam, Pekanbaru.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Serangan O. furnacalis pada Tanaman Jagung Larva O. furnacalis merusak daun, bunga jantan dan menggerek batang jagung. Gejala serangan larva pada batang adalah ditandai dengan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai. Perancangan, pembuatan serta pengujian alat dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinci