PANDUAN KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF
|
|
- Leony Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PANDUAN KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF EDISI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH KOTA TEGAL KARDINAH JL. AIP. KS. Tubun No. 2 Tegal Telp. ( 0283 ) / / / , Fak ( 0283 ) Kode Pos 52124
2 KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, atas rahmat dan inayahnya sehingga penyusunan Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif dapat terselesaikan. Undang-Undang RI No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 29 menyebutkan bahwa Rumah Sakit berkewajiban untuk memenuhi hak pasien dan mengedepankan kepuasan pasien. Oleh sebab itu disusunlah Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif yang bertujuan untuk mengatur pelayanan intensif di RSUD Kardinah Kota Tegal. Pasien masuk ruang intensif perlu diidentifikasi dan dipilah berdasarkan diagnosis dan parameter objektif, yang nantinya prioritas pasien masuk ke ruang intensif berdasarkan beratnya penyakit dan prognosis. Pasien yang memerlukan terapi intensif (prioritas 1) didahulukan dibandingkan dengan pasien yang memerlukan pemantauan intensif (prioritas 3), sehingga pelayanan yang diberikan benar benar tepat sasaran dan berdaya guna secara optimal. Pasien yang sudah stabil dan tidak membutuhkan pemantauan yang ketat dapat dipindahkan dari ruang Intensif berdasarkan pertimbangan medis oleh DPJP ruang Intensif dan tim yang merawat pasien Panduan ini disusun bersama antara bidang Pelayanan Medik dengan beberapa instalasi terkait dan perwakilan Pokja APK (Akses Ke Pelayanan & Kontinuitas Pelayanan) yang merupakan bagian dari panitia Akreditasi RSUD Kardinah. Akhir kata semoga buku ini dapat bermanfaat bagi seluruh tenaga medis dalam memberikan pelayanan yang aman dan bermutu menuju kepuasan pasien. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan sehingga akan menambah kesempurnaan penyusunan panduan dimasa mendatang. Tegal, Agustus 2014 Editor Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 1
3 KATA SAMBUTAN DIREKTUR Assalamuallaikum Wr. Wb RSUD Kardinah merupakan rumah sakit rujukan tipe B, non pendidikan yang akan selalu menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan. Oleh karenanya kita sambut dengan hangat penerbitan "Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif" tahun 2014 yang telah disusun oleh Bidang Pelayanan Medik RSUD Kardinah. Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif ini disusun berdasarkan Undang - Undang yang berlaku dan telah diterapkan pada proses pelayanan di RSUD Kardinah. Proses penyempurnaan panduan ini terus menerus dilakukan, sehingga diharapkan akan lebih dapat memenuhi kebutuhan untuk pelayanan pasien yang seragam diseluruh rumah sakit serta sesuai dengan perkembangan ilmu terkini. Panduan ini menjadi pegangan bagi seluruh komponen pelayanan di RSUD Kardinah yaitu dokter Sub Spesialis, dokter Spesialis, dokter PPDS,dokter umum, Perawat serta seluruh karyawan di lingkungan RSUD Kardinah. Semoga panduan ini dapat bermanfaat dan digunakan dengan baik, sehingga tujuan untuk mencapai keamanan dan mutu tinggi dalam menjalankan pelayanan secara selaras, serasi, dan seimbang di RSUD Kardinah akan semakin cepat terwujud. Penghargaan yang tinggi saya tujukan kepada Bidang Pelayanan Medik yang telah menyelesaikan penyusunan panduan ini dengan sebaik-baiknya. Wassalamuallaikum Wr. Wb Direktur RSUD Kardinah Kota Tegal dr. Abdal Hakim Tohari, Sp.RM.,MMR. Pembina Utama Muda NIP Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 2
4 PENYUSUN EDITOR KEPALA : dr. Sri Primawati Indraswari, SpKK,MH,MM Kontributor 1. dr. Rina Siama Rahmawati 2. dr. Marti Astuti,SpA.,Msc 3. Kiswo Utomo Skep, Ns 4. Sri Lestari Skep, Ns 5. Mustopo, Skep.Ns Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 3
5 DAFTAR ISI KEBIJAKAN PEMBERLAKUAN PANDUAN KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF KATA PENGANTAR... KATA SAMBUTAN DIREKTUR TIM PENYUSUN DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 1 C. Manfaat... 2 D. Ruang Lingkup... 2 E. Sasaran... 2 F. Dasar Hukum... 2 BAB II KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU)... 3 A. Pengertian... 3 B. Pemberian Informasi Kepada Pasien / Keluarga... 3 C. Kriteria Pasien Masuk Berdasarkan Diagnosis... 3 D. Kriteria Pasien Masuk Berdasarkan Parameter Objektif... 6 E. Kriteria Prioritas Pasien Masuk... 7 F. Kriteria Pasien Keluar... 9 BAB III KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG PEDIATRIC INTENSIVE CARE UNIT (PICU) A. Pengertian B. Kriteria Pasien Masuk C. Kriteria Prioritas Pasien Masuk D. Kriteria Pasien Keluar Dari Ruang PICU BAB IV KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU) A. Pengertian Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 4
6 B. Kriteria Masuk Berdasarkan Diagnosis C. Kriteria Masuk Berdasarkan Parameter Objektif D. Kriteria Keluar BAB V PROTOKOL INDIKASI MASUK DAN KELUAR RUANG CARDIAC INTENSIVE CARE UNIT (CICU) BAB VI KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG HIGH CARE UNIT (HCU) A. Pengertian B. Kriteria Pasien BAB VII PENUTUP Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 5
7 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ruang rawat intensif adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri dengan staf khusus dan perlengkapan yang khusus pula, yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera, atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa. Ruang-ruang tersebut menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut. Pada unit keperawatan tersebut, perawatan untuk pasien dilaksanakan dengan melibatkan berbagai tenaga profesional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerjasama dalam tim. Pengembangan tim multidisiplin yang kuat sangat penting dalam meningkatkan keselamatan pasien. Selain itu juga diperlukan dalam rangka meningkatkan pelayanan. RSUD Kardinah sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan yang mempunyai fungsi rujukan harus dapat memberikan pelawanan rawat intensif yang meliputi ICU, HCU, PICU, NICU, dan ICCU yang profesional dan berkualitas dengan mengedepankan mutu dan keselamatan pasien. Oleh karena itu, mengingat diperlukannya tenaga-tenaga khusus serta terbatasnya sarana dan prasarana, maka perlu dibuat suatu panduan yang mengatur kriteria pasien yang masuk dan keluar ruang rawat intensif agar penggunaannya menjadi lebih efisien. B. Tujuan Meningkatkan efisiensi penggunaan ruang ICU, HCU, PICU, NICU, dan ICCU RSUD Kardinah. C. Manfaat Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 1
8 Menjadi acuan dalam penerimaan dan pemindahan pasien di ruang ICU, HCU, PICU, NICU, dan ICCU RSUD Kardinah. D. Ruang Lingkup 1. Kriteria masuk dan keluar ruang ICU 2. Kriteria masuk dan keluar ruang HCU 3. Kriteria masuk dan keluar ruang PICU 4. Kriteria masuk dan keluar ruang NICU 5. Kriteria masuk dan keluar ruang ICCU E. Sasaran 1. Instalasi Rawat Intensif 2. Instalasi Rawat Inap A 3. Instalasi Rawat Inap B 4. Instalasi Gawat Darurat 5. Instalasi Pav Garuda 6. Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah 7. Istalasi Geriatri 8. Instalasi Bedah Sentral F. Dasar Hukum 1. Undang-undang Republik Indonesia No 36 / 2009 tentang kesehatan 2. Undang-undang Republik Indonesia No 44 / 2009 tentang Rumah Sakit 3. Undang-undang Republik Indonesia No 29 / 2004 tentang Praktek Kedokteran 4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1778 / 2010 tentang pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit 5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 834 / 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan High Care Unit (HCU) di Rumah Sakit BAB II KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) A. PENGERTIAN Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 2
9 Ruang Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu unit yang merupakan bagian dari unit pelayanan di RSUD Kardinah. Ruang lingkup pelayannya meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Diagnosis penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang mengancam nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari; 2. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan penatalaksanaan spesifik problema dasar; 3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksaan terhadap komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit atau iatrogenik; 4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat tergantung pada alat/mesin dan orang lain. B. PEMBERIAN INFORMASI KEPADA PASIEN / KELUARGA Sebelum pasien dimasukan ke ICU, pasien dan/atau keluargannya harus mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai dasar pertimbangan mengapa pasien harus mendapatkan perawatan di ICU, serta tindakan kedokteran yang mungkin akan dilakukan selama pasien dirawat di ICU. Penjelasan tersebut diberikan oleh DPJP atai asisten DPJP yang bertugas. Atas penjelasan tersebut pasien dan/atau keluarganya dapat menerima atau menolak untuk dirawat di ICU. Persetujuan atau penolakan dinyatakan dengan menandatangani formulir informed consent. C. KRITERIA PASIEN MASUK BERDASARKAN DIAGNOSIS 1. Sistem Cardiovaskuler a. Infark Miokard Akut dengan komplikasi b. Syok Kardiogenik c. Aritmia kompleks yang membutuhkan monitoring ketat dan intervensi d. Gagal jantung kongestif dengan gagal napas dan/atau membutuhkan support hemodinamik e. Hipertensi emergensi f. Angina tidak stabil, terutama dengan disritmia, hemodinamik tidak stabil, atau nyeri dada menetap g. S/P cardiac arrest h. Tamponade jantung atau konstriksi dengan hemodinamik tidak stabil i. Diseksi aneurisma aorta j. Blokade jantung komplit 2. Sistem Pernapasan a. Gagal napas akut yang membutuhkan bantuan ventilator b. Emboli paru dengan hemodinamik tidak stabil Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 3
10 c. Pasien dalam perawatan Intermediate Care Unit yang mengalami perburukan fungsi pernapasan d. Membutuhkan perawat/ perawatan pernapasan yang tidak tersedia di unit perawatan yang lebih rendah tingkatnya misalnya Intermediate Care Unit e. Hemoptisis masif f. Gagal napas dengan ancaman intubasi 3. Penyakit Neurologis a. Stroke akut dengan penurunan kesadaran b. Koma : metabolik, toksik, atau anoksia c. Perdarahan intracranial dengan potensi herniasi d. Perdarahan subarachnoid akut e. Meningitis dengan penurunan kesadaran atau gangguan pernapasan f. Penyakit sistem saraf pusat atau neuromuskuler dengan penurunan fungsi neurologis atau pernapasan (misalnya: Myastenia Gravis, Syndroma Guillaine- Barre) g. Status epilektikus h. Mati batang otak atau berpotensi mati batang otak yang direncanakan untuk dirawat secara agresif untuk keperluan donor organ i. Vasospasme j. Cedera Kepala Berat 4. Overdosis obat atau keracunan obat a. Keracunan obat dengan hemodinamik tidak stabil b. Keracunan obat dengan penurunan kesadaran signifikan dengan ketidakmampuan proteksi jalan napas c. Kejang setelah keracunan obat 5. Penyakit Gastrointestinal a. Perdarahan gastrointestinal yang mengancam nyawa termasuk hipotensi, angina, perdarahan yang masih berlangsung, atau dengan penyakit komorbid b. Gagal hati fulminan c. Pankreatitis berat d. Perforasi esphagus dengan atau tanpa mediastinitis 6. Endokrin a. Ketoasidosis diabetikum dengan komplikasi hemodinamik tidak stabil, penurunan kesadaran, pernapasan tidak adekuat atau asidosis berat b. Badai tiroid atau koma miksedema dengan hemodinamik tidak stabil c. Kondisi hiperosmolar dengan koma dan/atau hemodinamik tidak stabil d. Penyakit endokrin lain seperti krisis adrenal dengan hemodinamik tidak stabil e. Hiperkalesemia berat dengan penurunan kesadaran, membutuhkan monitoring hemodinamik f. Hipo atau hipernatremia dengan kejang, penurunan kesadaran g. Hipo atau hipermagnesemia dengan hemodinamik terganggu atau disritmia h. Hipo atau hiperkalemia dengan disritmia atau kelemahan otot i. Hipofosfatemia dengan kelemahan otot 7. Bedah Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 4
11 a. Pasien pasca operasi yang membutuhkan monitoring hemodinamik/ bantuan ventilator atau perawatan yang ekstensif 8. Lain-lain a. Syok sepsis dengan hemodinamik tidak stabil b. Monitoring ketat hemodinamik c. Trauma faktor lingkungan (petir, tenggelam, hipo / hipertermia) d. Terapi baru / dalam percobaan dengan potensi terjadi komplikasi e. Kondisi klinis lain yang memerlukan perawatan setingkat ICU D. KRITERIA PASIEN MASUK BERDASARKAN PARAMETER OBJEKTIF 1. Tanda vital a. Nadi < 40 atau > 150 kali/menit b. Tekanan darah sistolik arteri < 80 mmhg atau 20 mmhg dibawah tekanan darah pasien sehari-hari c. Mean arterial preassure < 60 mmhg d. Tekanan darah diastolik ateri > 120 mmhg e. Frekuensi napas >35 kali/menit 2. Nilai Laboratorium a. Natrium serum < 110 meq/l atau > 170 meq/l b. Kalium serum < 2.0 meq/l atau > 7.0 meq/l c. PaO2 < 50 mmhg d. ph < 7.1 atau 7.7 e. Glukosa serum > 800 mg/dl f. Kalsium serum > 15 mg/dl g. Kadar toksik obat atau bahan kimia lain dengan gangguan hemodinamik dan neurologis 3. Radiografi/Ultrasonografi/Tomografi a. Perdarahan vaskuler otak, konfusio atau perdarahan subarachnoid dengan penurunan kesadaran atau tanda defisit neurologis fokal b. Ruptur organ dalam, kandung kemih, hepar, varises esophagus atau uterus dengan hemodinamik tidak stabil c. Diseksi aneurisma aorta 4. Elektrokadiogram a. Infark miokard dengan aritmia kompleks, hemodinamik tidak stabil atau gagal jantung kongestif b. Ventrikel takikardi menetap atau fibrilasi c. Blokade jantung komplit dengan hemodinamik tidak stabil 5. Pemeriksaan Fisik (onset akut) a. Pupil anisokor pada pasien tidak sadar b. Luka bakar >10 % BSA c. Anuria d. Obstruksi jalan napas e. Koma f. Kejang berlanjut Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 5
12 g. Sianosis h. Tamponade jantung (Sumber: Guidline for ICU admission, Discharge and Triage. Society Of Critical Care Medicine, 1999) E. KRITERIA PRIORITAS PASIEN MASUK Jika pasien yang memenuhi kriteria masuk jumlahnya cukup banyak sedangkan kapasitas ruang ICU terbatas, maka harus ditentukan prioritas pasien masuk berdasrakan beratnya penyakit dan prognosis. Penilaian objektif hendaknya digunakan untuk menentukan prioritas masuk ICU. Pasien yang memerlukan terapi intensif (prioritas 1) didahulukan dibandingkan dengan pasien yang memerlukan pemantauan intensif (prioritas 3). Kriteria pasien masuk ruang ICU adalah sebagai berikut: 1. Pasien Prioritas 1 (satu) Pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan tertitsasi, seperti: dukunganbantuan ventilasi dan alat bantu kontinyu, obat anti aritmia kontinyu pengobatan kontinyu tertitrasi, misalnya pasca bedah kardiotorasik, pasien sepsis berat, gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang mengancam nyawa. Terapi pada pasien prioritas 1 (satu) umumnya tidak mempunyai batas 2. Pasien prioritas 2 (dua) Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan yang canggih di Icu, sebab sangat beresiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya pemantauan intensif menggunakan pulmonary arterial catheter. Contoh pasien seperti ini antara lain mereka yang menderita penyakit dasar jantung-paru, gagal ginjal akut dan berat atau yang telah mengalami pembedahan major. Terapi pada pasien prioritas 2 tidak mempunyai batas, karena kondisi mediknya senantiasa berubah. 3. Pasien prioritas 3 (tiga) Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidakstabil stabil status kesehatan sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya, secara sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan/atau manfaat terapi di ICU pada golongan ini sangat kecil. Contoh pasien ini antara lain pasien dengan keganasan metastatik disertai penyakit infeksi, pericardial tamponade, sumbatan jalan napas, atau pasien penyakit jantung, penyakit paru terminal disertai komplikasi penyakit akut berat. Pengelolaan pada pasien golongan ini hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau resusitasi jantung paru. 4. Pengecualian Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 6
13 Dengan pertimbangan luar biasa, dan atas persetujuan Kepala Instalasi Ruang Intensif, indikasi masuk pada beberapa golongan pasien bisa dikecualikan, dengan catatan bahwa pasien pasien golongan demikian sewaktu-waktu harus bisa dikeluarkan dari ICU agar fasilitas ICU yang terbatas tersebut dapat digunakan untuk pasien prioritas 1,2,3 (satu, dua, tiga). Pasien yang tergolong demikian antara lain: 1.) Pasien yang membutuhkan kriteria masuk tapi menolak terapi tunjangan hidup yang agresif dan hanya demi perawatan yang aman saja. Ini tidak menyingkirkan psien dengan perintah DNR (Do Not Resuscitate). Sebenarnya pasien-pasien ini mungkin mendapat manfaat dari tunjangan canggih yang tersedia di ICU untuk meningkatkan kemungkinan survivalnya. 2.) Pasien dalam keadaan vegetatif permanen. 3.) Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasien-pasien seperti itu dapat dimasukkan ke ICU untuk menunjang fungsi organ hnya untuk kepentingan donor organ. F. KRITERIA PASIEN KELUAR Pasien yang sudah stabil dan tidak membutuhkan pemantauan yang ketat dapat dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh DPJP ruang ICU dan tim yang merawat pasien. 1. Kriteria Umum a. Bila kondisi psikologis pasien stabil dan kebutuhan monitor dan perawatan ICU sudah tidak diperlukan lagi b. Bila kondisi fisiologis pasien memburuk dan tidak ada lagi rencana intervensi aktif, layak untuk keluar dari ICU dan mendapatkan tingkat perawatan lebih rendah. 2. Tanda vital a. Nadi > 60 atau < 100 kali/menit b. Mean arterial pressure > 65 mmhg c. Tekanan darah diastolik < 110 mmhg d. Frekuensi napas 8-30 kali/menit e. Diuresis > 0,5 ml/kgbb/jam f. Spo2 > 93 % dengan nasal canul g. Pasien sadar / tidak sadar sudah terpasang Tracheostomi tube 3. Nilai Laboratorium a. Natrium serum meq/l b. Kalium Serum 3-5,5 meq/l c. Paow > 60 mmhg d. ph 7,3-7,5 e. Glukosa serum mg/dl f. Kalsium serum 2,5- mmol/l Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 7
14 g. Laktat plasma perbaikan (kurang dari 2) BAB III KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG PEDIATRIC INTENSIVE CARE UNIT (PICU) A. PENGERTIAN Pediatric Intensive Care Unit (PICU) adalah fasilitas atau unit yang terpisah, yang dirancang untuk penangan pasien anak yang mengalami gangguaan medis, bedah dan trauma, atau kondisi yang mengancam nyawa lainnya, yang memerlukan perawatan intensif, observasi yang bersifat komprehensif dan perawatan khusus. Pasien anak adalah pasien yang berumur mulai dari 29 hari sampai dengan 18 tahun B. KRITERIA PASIEN MASUK Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 8
15 1. Sistem Respirasi Pasien dengan gangguan / potensi gangguan respirasi berat yang mengancam nyawa. Kondisi ini meliputi (namun tidak terbatas pada): a. Kebutuhan penggunaan Endotracheal Tube dan ventilator mekanik b. Gangguan sistem pernapasan (atas dan bawah) yang progresif dengan resiko tinggi gagal napas dan atau obstruksial total c. Kebutuhan terapi oksigen dengan FiO2 > 0.5 d. Pasca pemasangan trakeostomi e. Barotrauma akut f. Kebutuhan terapi inhalasi/nebulisasi yang sering 2. Sistem kardiovaskuler Pasien dengan gangguan kardiovaskuler yang mengancam nyawa, antara lain (namun tidak terbatas pada): a. Syok b. Pasca resusitasi jantung paru c. Arimia yang mengancam nyawa d. Gagal jantung kongestif (dengan atau tanpa kebutuhan ventilator) e. Kelainan antung bawaan (dengan atau tanpa kebutuhan ventilator) f. Pasca tindakan yang beresiko tinggi ( contoh kateterisasi) g. Kebutuhan akan pemantauan tekanan darah secara invasif, tekanan vena sentral atau tekanan arteri pulmonal h. Kebutuhan pemasangan alat pacu jantung (pace maker) 3. Neurologis Pasien dengan kelainan neurologis yang mengancam nyawa, antara lain: a. Kejang yang tidak berespon dengan terapi standar atau membutuhkan antikonvulsan kontinyu secara intravena b. Gangguan kesadaran berat dan gangguan neurologis lain yang belum dapat diperkirakan perkembangannya atau koma yang disertai dengan potensi gangguan pernapasan c. Pasca bedah syaraf yang memerlukan pemantauan ketat d. Inflamasi akut atau infeksi medula spinalis, selaput otak atau otak dengan depresi neurologis, gangguan metabolik dan hormonal gangguan pernapasan dan atau hemodinamik atau kemungkinan peningkatan tekanan intrakranial e. Trauma kepala dengan peningkatan tekanan intrakranial f. Perawatan praoperatif bedah syaraf dengan penurunan status neurologis g. Disfungsi neuromuskuler progresif tanpa gangguan kesadaran yang membutuhkan pemantauan respirasi dan kardiovaskuler h. Trauma spinal i. Penggunaan drain ventrikel eksternal 4. Hematologi dan Onkologi Pasien dengan gangguan hematologi dan onkologi yang mengancam nyawa, antara lain: a. Transfusi tukar b. Plasmaferesis atau leukoferesis dengan kondisi klinik tidak stabil Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 9
16 c. Koagulopati berat d. Anemia berat dengan gangguan hemodinamik dan/atau respirasi e. Komplikasi krisis sickle cell f. Kemoterapi dengan antisipasi terjadinya sindroma lisis tumor g. Tumor yang menekan pembuluh darah vital jalan napas, atau organ vital lainnya 5. Endokrin dan Metabolik Pasien dengan gangguan endokrin dan metabolik yang mengancam nyawa antara lain: a. Ketoasidosis diabetik b. Gangguan elektrolit seperti: Hiperkalemia yang membutuhkan pemantauan jantung dan terapi intervensi Hipo- atau hipernatremi berat Hipo- atau hiperkalsemi Hipo-atau hiperglikemia dengan keadaan klinis tidak stabil Asidosis metabolik berat Gangguan keseimbangan cairan kompleks c. Inborn errors of metabolism dengan kegawatan yang mengancam nyawa 6. Gastrointestinal Pasien dengan gangguan saluran cerna yang mengancam nyawa antara lain: a. Perdarahan saluran cerna akut dan berat b. Pasca endoskopi darurat c. Gagal hati akut 7. Bedah Kondisi pasca bedah yang umumnya membutuhkan pemanatauan dan tindakan invasif antara lain: a. Bedah kardiovaskuler b. Bedah thorak c. Bedah saraf d. Bedah THT e. Bedah kraniofasial f. Bedah ortopedi dan tulang belakang g. Bedah umum dengan gangguan hemodinamik dan respirasi h. Transplantasi organ i. Trauma multiple dengan atau tanpa gangguan kardiovaskuler j. Kehilangan darah dalam jumlah besar 8. Ginjal dan Saluran Kemih Pasien dengan gangguan ginjal dan saluran kemih yang mengancam nyawa, antara lain: a. Gagal ginjal b. Kebutuhan hemodialisa, dialisa peritoneal atau renal replacement therapy lain dalam keadaan tidak stabil c. Rhabdomyolisis akut dengan isufiensi ginjal 9. Gangguan lain Pasien dengan gangguan lain yang mengancam nyawa antara lain: a. Keracunan atau overdosis obat dengan potensi kegagalan organ b. Gagal multipel organ c. Hipernatremia maligna Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 10
17 d. Trauma elektrik atau trauma lingkungan lain: luka bakar > 10 % luas permukaan kulit C. KRITERIA PRIORITAS PASIEN MASUK Kriteria prioritas pasien masuk ruang ICU adalah sebagai berikut: 1. Pasien prioritas 1 (satu) Kelompok ini meliputi anak sakit kritis yang dengan terapi intensif dapat sembuh sempurna dan dapat tumbuh dan berkembang sesuai potensi genetiknya. 2. Pasien prioritas 2 (dua) Kelompok ini meliputi anak sakit kritis dengan penyakit dasar yang secara medis saat ini belum dapat ditanggulangi namun dengan terapi intensif dapat menanggulangi keadaan kritis sepenuhnya, hingga anak kembali pada keadaan sebelum dirawat di PICU. 3. Prioritas 3 (tiga) Kelompok ini meliputi anak sakit kritis dengan penyakit dasar menyebabkan anak tidak mempunyai kontak dengan lingkungannya secara permanen dan tidak mengalami tumbuh kembang. 4. Prioritas 4 (empat) Kelompok ini meliputi anak sakit kritis dengan prognosis sangat buruk sehingga dengan terapi intensif pun proses kematian tidak dapat dicegah. D. KRITERIA PASIEN KELUAR DARI RUANG PICU Pasien dinyatakan dapat keluar dari ruang PICU jika memenuhi kriteria berikut: a. Parameter hemodinamik stabil b. Status respirasi stabil (tanpa ETT, jalan napas bebas, gas darah normal) c. Kebutuhan suplementasi oksigen minimal ( tidak melebihi standar yang dapat dilakukan diluar ruang intensif pediatrik) d. Tidak lagi dibutuhkan tunjangan inotropik, vasodilator, aritmia, atau bila masih dibutuhkan, digunakan dalam dosis rendah dan dapat diberikan dengan aman diluar ruang intensif e. Disritmia jantung terkontrol f. Alat pemasangan tekanan intrakranial invansif tidak terpasang lagi g. Neurologi stabil kejang terkontrol h. Kateter pemantauan hemodinamik telah dilepas i. Pasien dengan ketergantungan ventilator mekanik kronik harus telah mengatasi keadaan akutnya hingga hanya dibutuhkan perawatan dengan ventilator biasa diluar ruang intensif atau dirumah j. Pasien dengan peritoneal dialisa atau hemodialisa kronik telah mengatasi keadaan akutnya singga tidak dibutuhkan tindakan khusus lain diluar standar perawatan diluar ruang intensif atau dirumah k. Pasien dengan trakeomalasia, tidak lagi membutuhkan pengisapan lendir eksesif Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 11
18 l. Staf medik dan keluarga telah melakukan penilaian bersama dan menyepakati bahwa tidak ada lagi keuntungannya untuk tetap mempertahankan anak diruan intensif. BAB IV KRITERIA MASUK DAN KELUAR RUANG NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU) A. PENGERTIAN Neonatal Intensive Care Unit (NICU) adalah fasilitas atau unit yang terpisah, yang dirancang untuk penangan pasien neonatus yang mengalami gangguan medis, bedah dan trauma, atau kondisi yang mengancam nyawa lainnya, yang memerlukan perawatan intensif, observasi yang bersifat komprehensif dan perawatan khusus. Pasien neonatus adalah pasien yang berumur 0-28 hari Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 12
19 B. KRITERIA MASUK BERDASAKAN DIAGNOSIS 1. Sistem Kardiovaskuler a. Syok kardiogenik b. Gagal jantung dengan gagal napas dan/atau membutuhkan bantuan hemodinamik 2. Sistem Pernapasan a. Gagal napas dan/atau gangguan napas berat yang membutuhkan bantuan ventilator b. Bayi dalam perawatan level 2 (bayi resiko tinggi) yang mengalami perburukan fungsi pernapasan c. Membutuhkan perawatan pernapasan yang tidak tersedia di unit perawatan yang lebih rendah (level 1 dan level 2) 3. Sistem Neurologis a. Koma: metabolik, toksik atau anoksia b. Perdarahan intrakranial c. Kejang refrakter d. Kern ikterus 4. Bedah a. Bayi pasca operasi yang membutuhkan monitoring hemodinamik/ bantuan ventilator atau perawatan pasca operasi ekstensif 5. Lain-lain a. Syok sepsis dengan hemodinamik tidak stabil b. Kondisi klinis yang memerlukan perawatan setingkat NICU C. KRITERIA MASUK BERDASARKAN PARAMETER OBJEKTIF 1. Tanda vital a. Nadi < 80 atau > 180 kali/menit b. Tekanan darah sitolik arteri < 50 mmhg atau 20 mmhg dibawah tekanan darah normal bayi menurut masa gestasi c. Frekuensi napas < 30 atau > 90 kali/menit 2. Nilai laboratorium a. PaO2 < 50 mmhg b. ph < 7,2 atau > 7,6 3. Pemeriksaan radiografi a. Perdarahan intrakranial dengan penurunan kesadaran atau tanda defisit neurologis b. Hernia diafragma D. KRITERIA KELUAR 1. Kriteria Umum a. Bila kondisi bayi stabil dan kebutuhan akan monitor serta perawatan NICU sudah tidak diperlukan lagi b. Bila kondisi fisiologis bayi memburuk dan tidak ada lagi rencana intervensi aktif Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 13
20 2. Tanda Vital a. Nadi > 80 atau < 180 kali/menit b. Frekuensi napas kali/menit c. Diuresis > 0,5 ml/kgbb/jam d. SpO2 > 93 % dengan nasal kanul 3. Nilai Laboratorium a. PaO2 >60 mmhg b. ph 7,3 7,5 BAB V PROTOKOL INDIKASI MASUK DAN KELUAR RUANG CARDIOVASCULAR INTENSIVE CARE UNIT (CICU) KATEGO RI Aritmia INDIKASI MASUK 1. Hemodinamik tidak stabil 2. Membutuhkan tindakan synchronized cardiovenous, defibrilasi, atau temporary transvenous pacemaker 3. Sudah terpasang implantable cardioverter- defibrilator 4. Berpotensi menjadi sudden cardiac death 5. Tergantung gangguan irama yang menyertainya a. Ventricular Fibrilation/Pulseless Ventricular Tachycardia: Tidak ada nadi Pingsan, tidak sadar Respirasi agonal b. PEA (Pulseless Electrical Activity): Tidak ada nadi Pingsan, tidak sadar Respirasi agonal atau apneu c. Atrial fibrilation rapid ventricular response: Dyspneu on effort Shortness of breath Edema paru akut INDIKASI KELUAR Tidak didapatkan tanda dan gejala dari ketidakstabilan hemodinamik Pada pemeriksaan EKG, tidak didapatkan aritmia maligna dalam 24 jam Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 14
21 Emboli paru Diseksi Aorta Gagal Jantung Nyeri dada, sindrom koroner d. Supraventricular Tachycardia: Gelisah Cemas e. Sinus Bradikardi dan blok AV: Perubahan status mental akut Nyeri dada yang menetap Shortness of breath Hipotensi Tanda-tanda syok Kongesti paru CHF 1. Disertai dengan syok kardiogenik akibat emboli paru masif 2. Akan dilakukan tindakan trombosis 1. Pasien Uncomplicated Aortic Dissection pada aorta torakalis descenden (Stanford type B atau DeBakery type III) yang mendapatkan terapi medikamentosa 1. Memerlukan terapi initropik: Syok kardiogenik Acute Decompensated Herat Failure Disfungsi sistolik berat Gagal jantung dengan disfungsi multiorgan 2. Didapatkan edema paru akut: Saturasi O2 < 90% Ronki basah halus > 1/3 lapangan paru Takipnea 3. Disertai dengan miokarditis fulminan 4. Disertai gagal ginjal yang membutuhkan terapi hemodialisa atau hemofiltrasi 5. Akan menjalankan pemasangan percutaneous mechanical divice (seperti intra aortic ballon pump) 1. Perubahan gambaran EKG minimal 2 sandapan: Elevasi segmen ST 1 mm atau gelombang Q 0,04 detik Tidak didapatkan tanda dan gejala dari ketidakstabilan hemodinamik Setelah tindakan koreksi atau intervensi kardiologi tidak didapatkan komplikasi yang mengganggu hemodinamik Tidak didapatkan tanda dan gejala dari ketidakstabilan hemodinamik Tidak didapatkan tanda dan gejala dari ketidakstabilan Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 15
22 akut, infark miokard akut Penyakit jantung bawaan pada dewasa Tamponade jantung Varvular Heart Disease Depresi segmen ST 1 mm atau T intverted yang menunjukan iskemia 2. Dua dari beberapa klinis berikut : Penyakit jantung koroner yang tidak stabil (frekuensi, durasi, intensitas) Aritmia (new onset Atrial Fibrilasi, Atrial Flutter, sustain SVT, AV blok derajat 2-3, sustain atau rekuren ventrikular aritmia) 3. Rales lebih dari basal Disertai dengan: Sianosis berat Gagal jantung kongestif Hipertensi pulmonal Sindrom Einmenger Aritmia jantung 1. Gangguan hemodinamik ringan atau berat 2. Memerlukan perikardiosentesis atau perikardiektomi 1. Setelah operasi ganti katup (aorttic valce replacement, mitral valve replacement) 2. Pengobatan medikamentosa intensif 3. Regurgitasi aorta akut 4. Regurgitasi mitral akut 5. Stenosis aorta berat 6. Stenosis mitral berat 7. Disertai dengan endokarditis infeksi hemodinamik: Denyut jantung < 100 kali/menit Tekanan darah sitolik < 140 mmhg Tidak didapatkan nyeri dada dalam waktu 24 jam Tidak didapatkan komplikasi mekanik, elektric yang mengganggu hemodinamik Tidak didapatkan tanda dan gejala dari ketidakstabilan hemodinamik Tidak didapatkan tanda dan gejala dari ketidakstabilan hemodinamik Tidak didapatkan tanda dan gejala dari ketidakstabilan hemodinamik Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 16
23 BAB VI KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG HIGH CARE UNIT (HCU) A. PENGERTIAN Ruang High Care Unit (HCU) adalah unit pelayanan di rumah sakit bagi pasien dengan kondisi respirasi, hemodinamik dan kesadaran yang stabil yang masih memerlukan pengobatan, perawatan dan observasi secara ketat. Pelayanan HCU adalah pelayanan medik pasien dengan kebutuhan memerlukan pengobatan, perawatan, dan observasi secara ketat dengan tingkat pelayanan yang berada di antara ICU dan ruang rawat inap (tidak perlu perawatan ICU namun belum dapat dirawat di ruang rawat biasa karena memerlukan observasi yang ketat). B. KRITERIA PASIEN 1. Indikasi Masuk a. Pasien dengan gagal organ tunggal yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadi komplikasi b. Pasien yang memerlukan perawatan perioperatif 2. Indikasi Keluar a. Pasien sudah stabil yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat b. Pasien yang memburuk sehingga perlu pindah ke ICU 3. Pasien yang tidak perlu masuk HCU a. Pasien dengan fase terminal suatu penyakit (misalnya kanker stadium akhir) b. Pasien/ keluarga menolak untuk dirawat di ruang HCU (atas dasar informed consent) Beberapa keadaan yang memerlukan perawatan HCU antara lain: 1. Sistem Kardiovaskuler a. Miokard Infark dengan Hemodinamik stabil b. Gangguan irama jantung dengan hemodinamik stabil c. Gangguan irama jantung yang memerlukan pacu jantung sementara/menetap dengan hemodinamik stabil d. Gagal Jantung Kongestif NYHA kelas I atau II e. Hipertensi urgensi tanpa ada gagal organ target 2. Sistem Pernapasan Gangguan pernapasan yang memerlukan fisioterapi yang intensif dan agresif 3. Sistem Saraf Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 17
24 a. Cedera kepala sedang sampai berat yang stabil dan memerlukan tirah baring dan memerlukan pemeliharaan jalan napas secara khusus, seperti hisap lendir b. Cedera sumsum tulang belakang leher yang stabil 4. Sistem Saluran Pencernaan Perdarahan saluran cerna bagian atas tanpa hipotensi dan respon dengan pemberian cairan 5. Sistem Endokrin Diabetik Ketoasidosis dengan infuse insulin kontinyu 6. Pembedahan Pasca bedah besar dengan hemodinamik stabil, tetapi masih memerlukan resusitasi cairan dan pengawasan 7. Kebidanan dan Kandungan Preeklamsia pada kehamilan atau pasca persalinan BAB VII PENUTUP Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 18
25 Panduan ini merupakan acuan dalam penyelenggaraan pelayanan ruang rawat intensif di RSUD Kardinah. Dengan adanya panduan ini diharapkan penggunaan ruang rawat intensif di RSUD Kardinah dapat menjadi lebih efektif dan efisien. Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif 19
PANDUAN KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF
PANDUAN KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF RSUP Dr. KARIADI SEMARANG 2013 DAFTAR ISI Halaman Judul...... i Daftar Isi...... ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 1 C.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perlengkapan yang khusus dengan tujuan untuk terapi pasien - pasien yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Intensive Care Unit Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari Rumah Sakit yang mandiri (instalasi di bawah direktur pelayanan) dengan staf yang khusus dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian ICU Intensive Care Unit (ICU) adalah salah satu unit pelayanan khusus di rumah sakit dengan staf khusus dan perlengkapan yang khusus, yang ditujukan untuk observasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemantauan intensif menggunakan metode seperti pulmonary arterial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ICU atau Intensive Care Unit merupakan pelayanan keperawatan khusus yang dikelola untuk merawat pasien sakit berat dan kritis, cidera dengan penyulit yang mengancam
Lebih terperinci256/TU.K/79/VI/2012. No. Dokumen Unit: ANS.ICU.SPO.001. Tanggal Terbit : 3 Juli 2012
256/TU.K/79/VI/22 ANS.ICU.SPO.0 Nama Disiapkan oleh : Disetujui Oleh : Ditetapkan oleh: DR.dr.C.H.Soedjono, SpPD Direktur Utama Dr.Susilo, SpAn.FRCA (K)Ger Kepala Dept. Anestesiologi Direktur Medik dan
Lebih terperinciPANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA BAB I
Lampiran Surat Keputusan Direktur RSPP No. Kpts /B00000/2013-S0 Tanggal 01 Juli 2013 PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA 2 0 1 3 BAB I 0 DEFINISI Beberapa definisi Resusitasi Jantung
Lebih terperinciSyok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi
Syok Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PENENTUAN KEMATIAN DAN PEMANFAATAN ORGAN DONOR
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PENENTUAN KEMATIAN DAN PEMANFAATAN ORGAN DONOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM TEUNGKU PEUKAN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM TEUNGKU PEUKAN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Nomor : / /RSUTP/SK/../2015 TENTANG SURAT PENUGASAN KLINIS DAN RINCIAN KEWENANGAN KLINIS dr. DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. A. Latar Belakang Masalah. Analisis Gas Darah merupakan salah satu alat. diagnosis dan penatalaksanaan penting bagi pasien untuk
BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah Analisis Gas Darah merupakan salah satu alat diagnosis dan penatalaksanaan penting bagi pasien untuk mengetahui status oksigenasi dan keseimbangan asam basa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Profesor Shahryar A. Sheikh, MBBS dalam beberapa dasawarsa terakhir
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Profesor Shahryar A. Sheikh, MBBS dalam beberapa dasawarsa terakhir ancaman dari pembunuh nomor satu di dunia belum pernah surut. Tidak lagi orang tua yang
Lebih terperinciMahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung
Wantiyah Mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tentang arteri koroner 2. Menguraikan konsep keteterisasi jantung: pengertian, tujuan, indikasi, kontraindikasi, prosedur, hal-hal yang harus diperhatikan 3. Melakukan
Lebih terperinciKONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Pengertian Keperawatan Gawat Darurat (Emergency Nursing) merupakan pelayanan keperawatan yang komprehensif diberikan kepada pasien dengan injuri akut atau sakit yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kardiovaskuler secara cepat di negara maju dan negara berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perubahan pola hidup yang terjadi meningkatkan prevalensi penyakit jantung dan berperan besar pada mortalitas serta morbiditas. Penyakit jantung diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pola hidup menyebabkan berubahnya pola penyakit infeksi dan penyakit rawan gizi ke penyakit degeneratif kronik seperti penyakit jantung yang prevalensinya
Lebih terperincimeningkatkan pelayanan ICU. Oleh karena itu, mengingat diperlukannya tenagatenaga khusus, terbatasnya sarana pasarana dan mahalnya peralatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Lebih terperinciCODE BLUE SYSTEM No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/4 Disusun oleh Tim Code Blue Rumah Sakit Wakil Direktur Pelayanan dan Pendidikan
Standar Prosedur Operasional (SPO) PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR CODE BLUE SYSTEM No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/4 Disusun oleh Diperiksa Oleh Tim Code Blue Rumah Sakit Wakil Direktur Pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Gagal jantung adalah keadaan di mana jantung tidak mampu memompa darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan melakukan metabolisme dengan kata lain, diperlukan peningkatan
Lebih terperinciTATALAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA PT ASKES (PERSERO) BAB I PERSYARATAN UMUM
Lampiran III Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/MENKES/PER/II/2011 TATALAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA PT ASKES (PERSERO) BAB I PERSYARATAN UMUM 1. Peserta wajib memiliki Kartu Askes yang
Lebih terperinciPERAWAT KLINIK I KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DI SETUJUI KEMAMPUAN KLINIS N O ASUHAN KEPERAWATAN
PERAWAT KLIIK I KEPERAWATA GAWAT DARURAT Pemenuhan kebutuhan dasar: a. Kebutuhan oksigenasi dengan berbagai metode b. Kebutuhan makan dan minum seimbang enteral maupun parenteral c. Kebutuhan eliminasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kariadi adalah salah satu dari bagian ruang rawat intensif lain yaitu ICU pediatrik,
8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 ICU ICU modern berkembang dengan mencakup pengananan respirasi dan jantung, menunjang faal organ, dan penanganan jantung koroner. ICU RSUP dr. Kariadi adalah salah satu dari
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 188/ /KEP/408.49/2015 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Jl. Jend. A. Yani No. 51 (0357) 881410 Fax. 883818 Pacitan 63511 Website : http://rsud.pacitankab.go.id, Email : rsud@pacitankab.go.id KEPUTUSAN DIREKTUR
Lebih terperinciEMBOLI CAIRAN KETUBAN
EMBOLI CAIRAN KETUBAN DEFINISI Sindroma akut, ditandai dyspnea dan hipotensi, diikuti renjatan, edema paru-paru dan henti jantung scr cepat pd wanita dlm proses persalinan atau segera stlh melahirkan sbg
Lebih terperinciDr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI
Dr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI Mempunyai kekhususan karena : Keadaan umum pasien sangat bervariasi (normal sehat menderita penyakit dasar berat) Kelainan bedah yang
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan ginjal akut (GnGA), dahulu disebut dengan gagal ginjal akut,
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Gangguan Ginjal Akut pada Pasien Kritis Gangguan ginjal akut (GnGA), dahulu disebut dengan gagal ginjal akut, merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan kadar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasien kritis adalah pasien dengan penyakit atau kondisi yang mengancam jiwa pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive Care
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Selama penelitian didapatkan subjek penelitian sebesar 37 penderita kritis yang mengalami hiperbilirubinemia terkonjugasi pada hari ketiga atau lebih (kasus) dan 37 penderita
Lebih terperinciKesetimbangan asam basa tubuh
Kesetimbangan asam basa tubuh dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Departemen Biokimia, Biologi Molekuler dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ph normal darah Dipertahankan oleh sistem pernafasan
Lebih terperinciPELAPORAN HASIL KRITIS
PELAPORAN HASIL KRITIS Pengertian : 1. Proses penyampaian hasil kritis kepada dokter yang merawat pasien. 2. Nilai Hasil Kritis adalah hasil pemeriksaan diagnostic penunjang yang memerlukan penanganan
Lebih terperinciSYOK/SHOCK SITI WASLIYAH
SYOK/SHOCK SITI WASLIYAH SYOK sebagai kondisi kompleks yang mengancam jiwa, yang ditandai dengan tidak adekuatnya aliran darah ke jaringan dan sel-sel tubuh (Rice 1991). Komponen-komponen aliran darah
Lebih terperinciMODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH: KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH: KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (PROGRAM B 2014) Koordinator Ko-Koordinator :, S.Kp, MN : Ns., M.Kep Ns. Rahmadevita, M.Kep, SpKepA Fakultas Keperawatan Universitas Andalas LEMBAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia membawa dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia membawa dampak terhadap pergeseran epidemiologi penyakit. Kecenderungan penyakit bergeser dari penyakit dominasi penyakit
Lebih terperinciASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN
ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN Niken Andalasari PENGERTIAN Hipoglikemia merupakan keadaan dimana didapatkan penuruan glukosa darah yang lebih rendah dari 50 mg/dl disertai gejala autonomic dan gejala neurologic.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG TARIF LAYANAN KESEHATAN KELAS III RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciGANGGUAN NAPAS PADA BAYI
GANGGUAN NAPAS PADA BAYI Dr R Soerjo Hadijono SpOG(K), DTRM&B(Ch) Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi BATASAN Frekuensi napas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan satu atau
Lebih terperinciPANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI (DNR)
PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI (DNR) A. PENGERTIAN Resusitasi merupakansegala bentuk usaha medis, yang dilakukan terhadap mereka yang berada dalam keadaan darurat atau kritis, untuk mencegah kematian. Do
Lebih terperinciDigunakan untuk mengukur suhu tubuh. Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi dan lain-lain
BEBERAPA PERALATAN DI RUANG ICU 1. Termometer 2. Stethoscope Digunakan untuk mengukur suhu tubuh 3. Tensimeter Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi
Lebih terperinciTERAPI OKSIGEN. Oleh : Tim ICU-RSWS. 04/14/16 juliana/icu course/2009 1
TERAPI OKSIGEN Oleh : Tim ICU-RSWS juliana/icu course/2009 1 Definisi Memberikan oksigen (aliran gas) lebih dari 20 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam darah meningkat
Lebih terperinciTRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK PINDAH PERAWATAN
Pengertian Tujuan Kebijakan Transfer pasien pindah perawatan ke rumah sakit lain adalah memindahkan pasien dari RSIA NUN ke RS lain untuk pindah perawatan karena tidak tersedianya fasilitas pelayanan yang
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR RSKB DIPONEGORO DUA SATU KLATEN NOMOR : 38/ SK- DIR/ DDS/ VII/ 2014
PERATURAN DIREKTUR RSKB DIPONEGORO DUA SATU KLATEN NOMOR : 38/ SK- DIR/ DDS/ VII/ 2014 TENTANG KEBIJAKAN TENTANG KRETERIA PASIEN MASUK DAN PINDAH DARI PELAYANAN HIGH CARE UNIT (HCU) DI RSKB DIPONEGORO
Lebih terperinciKegawatdaruratan Sistem Kardiovaskuler. Rianti Citra Utami
Kegawatdaruratan Sistem Kardiovaskuler Rianti Citra Utami 03011252 Pendahuluan Henti jantung (cardiac arrest) bertanggung jawab terhadap 60% angka kematian penderita dewasa yang mengalami PJK 40% pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian. Kasus ini menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru-paru dan sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru-paru dan sering mengganggu pertukaran gas. Bronkopneumonia melibatkan jalan nafas distal dan alveoli, pneumonia lobular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah salah satu penyakit yang sampai saat ini masih menjadi masalah serius di dunia kesehatan. Stroke merupakan penyakit pembunuh nomor dua di dunia,
Lebih terperinciBAB I DEFINISI A. PENGERTIAN
BAB I DEFINISI A. PENGERTIAN Pelayanan yang beresiko tinggi merupakan pelayanan yang memerlukan peralatan yang kompleks untuk pengobatan penyakit yang mengancam jiwa, resiko bahaya pengobatan, potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. multiorgan, ini disebut septic shock. Sepsis merupakan SIRS (Systemic. tempat infeksi, maka ini disebut dengan sepsis berat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Infeksi serius dan kelainan lain yang bukan infeksi seperti pankreatitis, trauma dan pembedahan mayor pada abdomen dan kardiovaskular memicu terjadinya SIRS atau sepsis
Lebih terperinciData Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan
ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Data Demografi Nama Umur Pekerjaan Alamat a. Aktifitas dan istirahat Ø Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal Ø Dispnea nokturnal karena pengerahan tenaga b. Sirkulasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan neonatal. Kematian neonatus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular yang terdiri dari penyakit jantung dan stroke merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian terjadi di negara berkembang
Lebih terperinciPREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA
PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K) Dept. Obstetri dan ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RS. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA GEJALA DAN TANDA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intensive Care Unit (ICU) menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2010 adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri (instalasi di bawah direktur
Lebih terperinciMODUL GAGAL JANTUNG AKUT
MODUL GAGAL JANTUNG AKUT PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER BAGIAN KARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKULAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNAND KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS ANDALASFAKULTAS
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA
1 LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA I Deskripsi Perdarahan pada saluran cerna terutama disebabkan oleh tukak lambung atau gastritis. Perdarahan saluran cerna dibagi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan pengobatan, memberikan pelayanan gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap (Kemenkes,2008).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung, jaringan arteri, vena, dan kapiler yang mengangkut darah ke seluruh tubuh. Darah membawa oksigen dan nutrisi penting untuk
Lebih terperinciBAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang
BAB I 1.1 Latar Belakang Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang abnormal dengan aktivitas listrik jantung yang cepat dan tidak beraturan. Hal ini mengakibatkan atrium bekerja terus
Lebih terperinci2. PERFUSI PARU - PARU
terapi oksigen TAHAPAN RESPIRASI 1. VENTILASI 2. PERFUSI PARU - PARU 3. PERTUKARAN GAS DI PARU-PARU 4. TRANSPORT OKSIGEN 5. EKSTRAKSI ( OXYGEN UPTAKE ) Sumbatan jalan nafas pasien tak sadar paling sering
Lebih terperinciDefinisi Rehab Jantung
Rehab Jantung Definisi Rehab Jantung Serangkaian kegiatan diperlukan untuk mempengaruhi penyebab penyakit jantung dan mencapai kondisi fisik, mental dan sosial terbaik, sehingga mereka dapat mempertahankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infark miokard akut (IMA) yang dikenal sebagai serangan jantung, merupakan salah satu diagnosis rawat inap tersering di negara maju dan penyebab tersering kematian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensive Care Unit Intensive care unit (ICU) merupakan suatu area yang sangat spesifik dan canggih di rumah sakit dimana desain, staf, lokasi, perlengkapan dan peralatan, didedikasikan
Lebih terperinciTEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)
TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi) DEFINISI Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure (CHF) menjadi yang terbesar. Bahkan dimasa yang akan datang penyakit ini diprediksi akan terus bertambah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensive Care Unit (ICU)/ Pediatric Care Unit (PICU) 2.1.1 Definisi ICU/PICU Berdasarkan American Thoracic Society tahun 2014, Intensive Care Unit (ICU) adalah tempat di rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sakit kritis nondiabetes yang dirawat di PICU (Pediatric Intensive Care Unit)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperglikemia sering terjadi pada pasien kritis dari semua usia, baik pada dewasa maupun anak, baik pada pasien diabetes maupun bukan diabetes. Faustino dan Apkon (2005)
Lebih terperinciDerajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain
Demam berdarah dengue 1. Klinis Gejala klinis harus ada yaitu : a. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlagsung terus menerus selama 2-7 hari b. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kardiovaskuler merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot dan bekerja menyerupai otot polos, yaitu bekerja di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan
Lebih terperinciDr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A
Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A PENYAKIT JANTUNG BAWAAN Penyakit jantung yang dibawa dari lahir kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir akibat gangguan atau
Lebih terperinciPENYAKIT KATUP JANTUNG
PENYAKIT KATUP JANTUNG DEFINISI Kelainan katup jantung adalah kelainan pada jantung yang menyebabkan kelainan kelainan pada aliran darah yang melintasi katup jantung. Katup yang terserang penyakit dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan penyulit medis yang sering ditemukan pada kehamilan yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas baik ibu maupun perinatal. Hipertensi dalam
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu kesehatan Anak, khususnya
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu kesehatan Anak, khususnya Sub Bagian Perinatologi dan Sub Bagian Neurologi. 4.2 Waktu dan tempat
Lebih terperinciMONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I
MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I Hemodinamik Aliran darah dalam sistem peredaran tubuh kita baik sirkulasi magna/ besar maupun sirkulasi parva/ sirkulasi dalam paru paru. Monitoring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama di mana setiap rumah sakit bertanggung jawab terhadap penerima jasa pelayanan kesehatan.
Lebih terperinciTatalaksana Sindroma Koroner Akut pada Fase Pre-Hospital
Tatalaksana Sindroma Koroner Akut pada Fase Pre-Hospital dr Jetty RH Sedyawan SpJP K FIHA FAsCC Sindroma koroner akut (SKA) atau acute coronary syndrome (ACS) merupakan suatu spektrum penyakit jantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya. diakibatkan oleh sepsis > jiwa pertahun. Hal ini tentu menjadi
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Sepsis merupakan suatu respon sistemik yang dilakukan oleh tubuh ketika menerima sebuah serangan infeksi yang kemudian bisa berlanjut menjadi sepsis berat
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SHOCK HYPOVOLEMIK Setiawan, S.Kp., MNS KLASIFIKASI SHOCK HYPOVOLEMIC SHOCK CARDIOGENIC SHOCK SEPTIC SHOCK NEUROGENIC SHOCK ANAPHYLACTIC SHOCK TAHAPAN SHOCK TAHAP INISIAL
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG A. DEFINISI CKR (Cedera Kepala Ringan) merupakan cedera yang dapat mengakibatkan kerusakan
Lebih terperinciTERAPI CAIRAN MAINTENANCE. RSUD ABDUL AZIS 21 April Partner in Health and Hope
TERAPI CAIRAN MAINTENANCE RSUD ABDUL AZIS 21 April 2015 TERAPI CAIRAN TERAPI CAIRAN RESUSITASI RUMATAN Kristaloid Koloid Elektrolit Nutrisi Mengganti Kehilangan Akut Koreksi 1. Kebutuhan normal 2. Dukungan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. RJP. Orang awam dan orang terlatih dalam bidang kesehatanpun dapat. melakukan tindakan RJP (Kaliammah, 2013 ).
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resusitasi jantung paru (RJP) merupakan tindakan darurat untuk mencegah kematian biologis dengan tujuan mengembalikan keadaan henti jantung dan napas (kematian klinis) ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propofol telah digunakan secara luas untuk induksi dan pemeliharaan dalam anestesi umum. Obat ini mempunyai banyak keuntungan seperti mula aksi yang cepat dan pemulihan
Lebih terperinciPengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.
Pengertian Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran
Lebih terperinciMAKALAH KOMA HIPERGLIKEMI
MAKALAH KOMA HIPERGLIKEMI OLEH: Vita Wahyuningtias 07.70.0279 Daftar Isi Bab 1 Pendahuluan...1 Bab 2 Tujuan...2 Bab 3 Pembahasan...3 1. Pengertian...3 2. Etiologi...4 3. Patofisiologi...4 4. Gejala dan
Lebih terperinciINDIKATOR MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT
INDIKATOR MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Umum Setelah mengikuti materi ini mahasiswa diharapkan memahami tentang indikator mutu pelayanan rs Tujuan khusus, mahasiswa memahami: Pengertian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Keluarga 2.1.1. Defenisi Keluarga Banyak ahli yang mendefenisiskan tentang keluarga berdasarkan perkembangan sosial di masyarakat. Hal ini bergantung pada orientasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari atau satu bulan,dimana pada masa ini terjadi proses pematangan organ, penyesuaian
Lebih terperinciBAB III ELABORASI TEMA
BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema yang akan diangkat dalam perancangan Rumah Sakit Islam Ini adalah Habluminallah wa Habluminannas yang berarti hubungan Manusia dengan Tuhan dan hubungan Manusia
Lebih terperinciKETOASIDOSIS DIABETIK
KETOASIDOSIS DIABETIK Dr. HAKIMI, SpAK Dr. MELDA DELIANA, SpAK Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA DIVISI ENDOKRINOLOGI FK USU/ RS.H. ADAM MALIK MEDAN DEFINISI KAD : SUATU KEDARURATAN MEDIK AKIBAT GANGGUAN METABOLISME
Lebih terperinciKETOASIDOSIS DIABETIK
KETOASIDOSIS DIABETIK Dr. HAKIMI, SpAK Dr. MELDA DELIANA, SpAK Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA DIVISI ENDOKRINOLOGI FK USU/ RS.H. ADAM MALIK MEDAN DEFINISI KAD : SUATU KEDARURATAN MEDIK AKIBAT GANGGUAN METABOLISME
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
162 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM KESIAPSIAGAAN TRIASE DAN KEGAWATDARURATAN PADA KORBAN BENCANA MASSAL DI PUSKESMAS LANGSA BARO TAHUN 2013 NO. RESPONDEN : I. PETUNJUK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN DEFINISI ETIOLOGI
BAB I PENDAHULUAN Banyaknya jenis status epileptikus sesuai dengan bentuk klinis epilepsi : status petitmal, status psikomotor dan lain-lain. Di sini khusus dibicarakan status epileptikus dengan kejang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 Kelurahan Wongkaditi Timur
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG
BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO
PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciPANDUAN TRANSPORTASI PASIEN
PANDUAN TRANSPORTASI PASIEN EDISI 1 2014 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH KOTA TEGAL KARDINAH JL. AIP. KS. Tubun No. 2 Tegal Telp. ( 0283 ) 350377/ 350477/ 350577/ 341938, Fak ( 0283 ) 353131 Kode Pos
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sepsis merupakan suatu sindrom kompleks dan multifaktorial, yang insidensi, morbiditas, dan mortalitasnya sedang meningkat di seluruh belahan dunia. 1 Sindrom klinik
Lebih terperinciPENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI
PENDAHULUAN Hemotoraks adalah kondisi adanya darah di dalam rongga pleura. Asal darah tersebut dapat dari dinding dada, parenkim paru, jantung, atau pembuluh darah besar. Normalnya, rongga pleura hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepsis menimbulkan suatu respon imun yang berlebihan oleh tubuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepsis menimbulkan suatu respon imun yang berlebihan oleh tubuh terhadap suatu infeksi. 1 Ini terjadi ketika tubuh kita memberi respon imun yang berlebihan untuk infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai trauma mayor karena tulang femur merupakan tulang yang sangat kuat, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Fraktur femur merupakan salah satu trauma mayor di bidang Orthopaedi. Dikatakan sebagai trauma mayor karena tulang femur merupakan tulang yang sangat kuat, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Intensif Care Unit berkembang cepat sejak intensif care unit (Intensive Terapy
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intensif Care Unit berkembang cepat sejak intensif care unit (Intensive Terapy Unit) ditemukan pada tahun 1950 di daratan Eropa sebanyak 80%, saat terjadi epidemic Poliomyelitis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu. Pemberian antibiotik seperti penisilin pada streptococcal faringitis turut
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Stenosis mitral adalah kondisi dimana terjadi hambatan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri pada fase diastolik akibat penyempitan katup mitral. Stenosis
Lebih terperinci