DAMPAK LIMBAH CAIR PERUMAHAN TERHADAP LINGKUNGAN PERAIRAN (Studi Kasus: Nirwana Estate, Cibinong dan Griya Depok Asri, Depok) HENNY FITRINAWATI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAMPAK LIMBAH CAIR PERUMAHAN TERHADAP LINGKUNGAN PERAIRAN (Studi Kasus: Nirwana Estate, Cibinong dan Griya Depok Asri, Depok) HENNY FITRINAWATI"

Transkripsi

1 DAMPAK LIMBAH CAIR PERUMAHAN TERHADAP LINGKUNGAN PERAIRAN (Studi Kasus: Nirwana Estate, Cibinong dan Griya Depok Asri, Depok) HENNY FITRINAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini, menyatakan bahwa Tesis Dampak Limbah Cair Perumahan terhadap Lingkungan Perairan (Studi Kasus: Nirwana Estate, Cibinong dan Griya Depok Asri, Depok), adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apa pun kepada Perguruan Tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir Tesis ini. Bogor, Juni 2008 Henny Fitrinawati P

3 ABSTRACT HENNY FITRINAWATI. Impact of Household Wastewater on Aquatic Environmental (Case Study: Nirwana Estate, Cibinong and Griya Depok Asri, Depok). Under the direction of ETTY RIANI dan ACHMAD FAHRUDIN. Physico-chemical and microbiological analyses of surface waters are important in assessing the impact of domestic and industrial activities on such water bodies. The aim of this research were to determine water quality cause of household wastewater, to know community perception about management of household wastewater, and to know willingness to pay of community for aquatic environmental management effort due to household wastewater. This research was conducted on Nirwana Estate, Cibinong and Griya Depok Asri, Depok. Water quality status was analyzed by pollution index, community perception by chisquare test, and willingness to pay by contingent valuation method (CVM). Water quality of Nirwana Estate was heavy polluted (UNECE, 1994), and low pollluted (Tchobanoglous and Burton, 1991; UNESCO/WHO/UNEP, 1992; Rump and Krist, 1992; PP No.82 tahun 2001) whereas water quality of Griya Depok Asri was middle polluted (UNECE, 1994) and low polluted (Tchobanoglous and Burton, 1991; UNESCO/WHO/UNEP, 1992; Rump and Krist, 1992; PP No.82 tahun 2001). Community perception about pollution of household wastewater was not correlation with decreasing of water quality. Willingness to pay for develop household wastewater management system in Nirwana Estate is Rp and Rp in Griya Depok Asri. The results of this study indicate that water quality of Nirwana Estate more polluted than Griya Depok Asri. Keywords: water quality, household wastewater, willingness to pay

4 RINGKASAN HENNY FITRINAWATI. Dampak Limbah Cair Perumahan Terhadap Lingkungan Perairan. Dibimbing oleh ETTY RIANI dan ACHMAD FAHRUDIN. Air terdapat di bumi ini dalam suatu siklus yang disebut siklus hidrologi, sehingga kerusakan air dan sumber air terjadi akibat terganggunya siklus tersebut oleh eksploitasi air secara berlebihan dan pencemaran air karena pengalihan fungsi sumber air menjadi tempat akhir pembuangan limbah dari aktivitas manusia. Limbah yang paling banyak mencemari perairan adalah limbah cair. Selama ini limbah dari perumahan tidak mengalami pengolahan terlebih dahulu, sehingga limbah tersebut langsung dibuang ke perairan. Oleh karena itu muncul berbagai akibat yang ditimbulkan oleh limbah perumahan diantaranya menyebabkan kematian pada ikan maupun organisme air lainnya, penyebab berjangkitnya berbagai jenis penyakit yang menyerang manusia, dan terjadi perubahan fisik, kimia, dan biologi perairan tersebut. Penelitian dilaksanakan di Perumahan Nirwana Estate, Cibinong dan Griya Depok Asri, Depok, Jawa Barat yang dilaksanakan selama 6 bulan (Oktober Maret 2008). Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah contoh air dari masing-masing titik, akuades, dan pereaksi-pereaksi untuk analisis kimiawi kualitas air. Alat-alat yang digunakan untuk analisis kimiawi kualitas air antara lain: botol BOD, pipet, buret, aerator, botol reflux, kondensator, corong pemisah, labu erlenmeyer, gelas piala, alat penangas, peralatan titrasi dan kulkas. Untuk analisis biologi alat yang digunakan adalah tabung MPN, filterholder. Data primer untuk persepsi masyarakat dan keinginan membayar masyarakat dikumpulkan dengan cara mengedarkan kuesioner dan wawancara kepada responden, yaitu masyarakat yang ada di dalam perumahan dan pengamatan langsung di lokasi penelitian. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait dan tokoh-tokoh masyarakat. Analisa data yang digunakan meliputi analisis status kualitas perairan dengan metode indeks pencemaran (Pollution Index), analisis persepsi masyarakat dengan metode Chi-square, dan analisis keinginan membayar (Willingness To Pay) masyarakat dengan Contingent Valuation Method (CVM). Berdasarkan baku mutu UNECE,1994, nilai IP yang diperoleh dari tiga stasiun di Perumahan Nirwana Estate menunjukkan bahwa perairan tersebut telah tercemar berat karena bernilai lebih dari 10. Sedangkan pada stasiun pengamatan di Perumahan Griya Depok Asri, nilai IP yang diperoleh menunjukkan perairannya dalam kondisi tercemar sedang karena bernilai antara Baku mutu kedua yang digunakan adalah Tchobanoglous and Burton, 1991, nilai IP yang diperoleh dari setiap stasiun di Perumahan Nirwana Estate dan Griya Depok Asri menunjukkan bahwa perairan yang terdapat pada kedua perumahan tersebut berada dalam kondisi tercemar ringan karena bernilai antara 1 5. Menurut baku mutu UNESCO/WHO/UNEP, 1992, nilai IP yang diperoleh memberikan keterangan bahwa perairan tersebut dalam kondisi tercemar ringan. Baku mutu keempat yang digunakan adalah Rump and Krist yang menunjukkan bahwa setiap stasiun pengamatan yang terdapat pada Perumahan Nirwana Estate dan Griya Depok Asri dalam kondisi tercemar ringan karena IP bernilai antara 1 5. Dengan menggunakan baku mutu PP No.82 tahun 2001,

5 setiap stasiun pengamatan di Perumahan Nirwana Estate dan Griya Depok Asri memberikan informasi bahwa perairan di setiap stasiun tersebut berada dalam kondisi tercemar ringan karena nilai IP-nya berada dalam selang 1-5. Hubungan tingkat persepsi responden dengan penurunan kualitas lingkungan perairan diketahui melalui uji Khi-Kuadrat. Nilai Khi-Kuadrat yang diperoleh sebesar 1,522 dan nilai signifikan sebesar 0,217 dengan selang kepercayaan 95%. Yang berarti tidak ada hubungan yang nyata antara kategori indeks pencemaran dengan tingkat persepsi responden tentang pencemaran limbah cair perumahan. karena nilai signifikan yang diperoleh lebih besar dari taraf alpha 5% sehingga terima hipotesis nol (Ho), Nilai rata-rata WTP dari jumlah yang bersedia dibayarkan adalah sebesar rupiah/tahun di Perumahan Nirwana Estate dan rupiah/bulan di Perumahan Griya Depok Asri. Analisis regresi di Perumahan Nirwana Estate diperoleh nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,0847 atau 8,47% dengan model dugaan hubungan WTP dengan karakteristik responden yang diperoleh adalah sebagai berikut: WTPi = 64507, ,280 Ui 4277,391 PTi + 0,0138 Pi; keterangan: WTP i = nilai WTP individu ke-i; Ui = usia individu ke-i; PTi = pendidikan terakhir individu ke-i; Pi = pendapatan individu ke-i. Hasil analisis regresi di Perumahan Griya Depok Asri diperoleh nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,9104 atau 91,04% dengan model dugaan hubungan WTP dengan karakteristik responden yang diperoleh adalah sebagai berikut: WTPi = , ,993 Ui ,766 PTi + 0,228 Pi Masyarakat Perumahan Nirwana Estate dan Griya Depok Asri memiliki karakteristik seperti usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan pendapatan yang tidak berbeda jauh sehingga persepsi masyarakat di kedua perumahan tersebut tidak berhubungan dengan penurunan kualitas lingkungan perairan dan samasama belum memiliki sistem pengolahan limbah cair perumahan. Akan tetapi, hasil analisis kuesioner responden tentang keinginan membayar masyarakat untuk peningkatan kualitas lingkungan perairan di Perumahan Nirwana Estate dan Griya Depok Asri memperlihatkan adanya perbedaan nilai iuran yang bersedia dikeluarkan oleh masyarakat di kedua perumahan (Rp untuk Perumahan Nirwana Estate dan Rp untuk Perumahan Griya Depok Asri). Hal ini diduga karena kurangnya jiwa sosial masyarakat di Perumahan Nirwana Estate dibandingkan masyarakat di Perumahan Griya Depok Asri karena lebih mementingkan diri sendiri daripada kepentingan bersama dan didukung dengan hasil wawancara dengan responden di Perumahan Nirwana Estate. Tingginya nilai iuran masyarakat di Perumahan Griya Depok Asri juga diduga karena adanya komunikasi formal dan non formal yang baik sehingga masyarakat di Perumahan Griya Depok Asri memiliki komitmen untuk menaati hasil keputusan bersama.

6 @ Hak Cipta milik IPB, Tahun 2008 Hak Cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

7 DAMPAK LIMBAH CAIR PERUMAHAN TERHADAP LINGKUNGAN PERAIRAN (Studi Kasus: Nirwana Estate, Cibinong dan Griya Depok Asri, Depok) HENNY FITRINAWATI Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

8 Penguji Luar Komisi: Dr. Ir. Luky Adrianto, MSc

9 Judul Tesis Nama Mahasiswa N R P : DAMPAK LIMBAH CAIR PERUMAHAN TERHADAP LINGKUNGAN PERAIRAN (Studi Kasus: Nirwana Estate, Cibinong dan Griya Depok Asri, Depok) : Henny Fitrinawati : P Disetujui Komisi Pembimbing, Dr. Ir. Etty Riani, MS Ketua Dr. Ir. Achmad Fahrudin, MSi Anggota Diketahui Ketua Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Dekan Sekolah Pascasarjana Prof.Dr.Ir. Surjono H. Sutjahjo, MS Prof.Dr.Ir. Khairil Anwar Notodiputro,MS Tanggal Ujian: 29 Mei 2008 Tanggal Lulus:

10 PRAKATA Segala puji dan rasa syukur, penulis haturkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga tesis ini dapat penulis selesaikan. Tesis ini berjudul Dampak Limbah Cair Perumahan terhadap Lingkungan Perairan (Studi Kasus: Nirwana Estate, Cibinong dan Griya Depok Asri, Depok) yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada program studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL), Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Penulis juga menghaturkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Etty Riani, MS selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Dr. Ir. Achmad Fahrudin, MSi selaku anggota komisi pembimbing atas segala bimbingan, saran dan masukan dalam penulisan tesis ini. Selanjutnya kepada suami, anak, orangtua, kakak serta semua keluarga dan teman-teman atas doa dan motivasi yang tak pernah lelah diberikan pada penulis. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca walaupun masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Dengan kerendahan hati penulis menerima saran dan masukan dalam upaya penyempurnaan proposal ini. Sekian dan terima kasih. Bogor, Juni 2008 Penulis

11 RIWAYAT HIDUP HENNY FITRINAWATI, dilahirkan di Jambi pada tanggal 1 Agustus 1982, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan H. Gunawan, SE dan Hj. Dra. Emiwati Rahman.Pada Tahun 1994, penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada SD Adhyaksa I, Jambi. Pendidikan Menengah Pertama penulis selesaikan di SMP Negeri 7 Jambi Tahun Pada Tahun 2000 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Jambi, pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Institut Pertanian Bogor dan lulus pada tahun Penulis diterima pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan tahun Penulis menikah pada Tahun 2006 dengan Muhamad Subhan Labetubun dan dikaruniai satu putra Rafif Muhammad Ahnaf (5 bulan).

12 i DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v I. PENDAHULUAN Latar Belakang Kerangka Pemikiran Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 7 II. TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran Perairan Limbah Parameter Fisika Perairan Parameter Kimia Perairan Parameter Biologi Perairan Perumahan Persepsi Masyarakat terhadap Pengelolaan Limbah Cair Perumahan III. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Bahan dan Alat Penelitian Bahan Penelitian Alat Penelitian Pengumpulan Data Analisa Data Analisis Fisika, Kimia dan Biologi Analisis Persepsi Masyarakat Analisis Keinginan Membayar (Willingness to Pay) Dari Masyarakat IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Kualitas Perairan di Perumahan Nirwana Estate dan Griya Depok Asri Parameter Fisika Perairan Parameter Kimia Perairan Parameter Biologi Perairan Evaluasi Status Mutu Perairan di Perumahan Nirwana Estate dan Griya Depok Asri Hubungan antara Persepsi Masyarakat tentang Pencemaran Limbah Cair Perumahan dengan Penurunan Kualitas Lingkungan Perairan... 45

13 ii 4.4 Analisis Nilai WTP (willingness to pay) Responden untuk Peningkatan Kualitas Lingkungan Perairan V. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 57

14 iii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Parameter kualitas air dan metode analisis Tabel 2 Tingkat persepsi responden tentang pencemaran limbah cair perumahan Tabel 3 Komposisi responden berdasarkan kesediaan membayar iuran di Perumahan Nirwana Estate Tabel 4 Komposisi responden berdasarkan kesediaan membayar iuran di Perumahan Griya Depok Asri Tabel 5 Total WTP (TWTP)... 50

15 iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Bagan alir kerangka pemikiran... 5 Gambar 2 Suhu rata-rata di Perumahan Nirwana Estate dan Griya Depok Asri Gambar 3 Total padatan tersuspensi rata-rata di Perumahan Nirwana Estate dan Griya Depok Asri Gambar 4 BOD rata-rata di Perumahan Nirwana Estate dan Griya Depok Asri Gambar 5 COD rata-rata di Perumahan Nirwana Estate dan Griya Depok Asri Gambar 6 DO rata-rata di Perumahan Nirwana Estate dan Griya Depok Asri Gambar 7 Nitrat rata-rata di Perumahan Nirwana Estate dan Griya Depok Asri Gambar 8 Amonia rata-rata di Perumahan Nirwana Estate dan Griya Depok Asri Gambar 9 Total phospat rata-rata di Perumahan Nirwana Estate dan Griya Depok Asri Gambar 10 Total coliform rata-rata di Perumahan Nirwana Estate dan Griya Depok Asri Gambar 11 IP menurut baku mutu UNECE, Gambar 12 IP menurut baku mutu Tchobanoglous and Burton, Gambar 13 IP menurut baku mutu UNESCO/WHO/UNEP, Gambar 14 IP menurut baku muturump and Krist, Gambar 15 IP menurut baku mutu PP No.82 Tahun

16 v DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Indeks pencemaran di Perumahan Nirwana Estate dan Griya Depok Asri Lampiran 2 Baku mutu perairan menurut UNECE, Lampiran 3 Baku mutu perairan menurut Tchobanoglous and Burton, Lampiran 4 Baku mutu perairan menurut UNESCO/WHO/UNEP, Lampiran 5 Baku mutu perairan menurut Rump and Krist, Lampiran 6 Baku mutu perairan menurut PP No.82 Tahun Lampiran 7 Persepsi masyarakat di Perumahan Nirwana Estate dan Griya Depok Asri dengan menggunakan tes Kruskal Wallis Lampiran 8 Hasil pengolahan kuesioner untuk persepsi masyarakat Lampiran 9 Analisis regresi willingness to pay (WTP) responden Lampiran 10 Stasiun pengamatan di yarakat di Perumahan Nirwana Estate, Cibinong dan Griya Depok Asri, Depok... 67

17 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam yang mutlak diperlukan untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya diantaranya adalah air. Selain itu, air merupakan komponen penyusun terbesar bumi, terdiri atas 97% air laut dan 3% air tawar. Hanya 0,7% dari air tawar yang dapat dijumpai di danau, sungai, situ, dan sebagainya (Ray et al., 2000). Kuantitas air tawar di Indonesia kira-kira 6% dari sumber air segar di dunia, ekivalen dengan kira-kira km 3 sumber air yang dapat diperbaharui setiap tahun (Worldbank, 2003) dengan distribusi yang berbeda diantara berbagai pulau. Pada dasarnya air terdapat di bumi ini dalam suatu siklus yang disebut siklus hidrologi, sehingga dapat dipahami kerusakan air dan sumber air terjadi akibat terganggunya siklus tersebut. Keberadaan air di bumi sangat tergantung dari baikburuknya siklus hidrologi yang berjalan. Jika dapat menjaga siklus hidrologi, dalam artian tetap membuat siklus tersebut berjalan alamiah, yakni air yang harusnya meresap ke dalam tanah dibiarkan untuk meresap agar menjadi air tanah, air permukaan (sungai, danau, situ) dijaga agar tidak tercemar sehingga dapat dimanfaatkan, air hujan yang turun ke bumi melewati atmosfer yang bersih sehingga menjadi uap air yang berkualitas baik maka keberadaan air dan sumbersumber air tersebut akan bisa terus mendukung kehidupan di bumi ini (Pringadi, 2004). Kenyataan yang terjadi, bahkan sering terjadi di seluruh Indonesia, siklus tersebut terganggu dan terjadilah kerusakan air dan sumber-sumber air. Pada dasarnya kerusakan tersebut dapat terjadi akibat terjadinya gangguan terhadap sumber-sumber air tersebut baik berupa eksploitasi air secara berlebihan maupun pengalihan fungsi menjadi tempat akhir pembuangan limbah-limbah dari aktivitas manusia. Kerusakan air dapat diartikan sebagai penurunan mutu air sehingga air tidak dapat dipergunakan untuk berbagai kebutuhan sebagaimana mestinya. Kerusakan tersebut seringkali diakibatkan oleh terjadinya pencemaran air. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

18 2 Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa air tercemar atau air yang berkualitas rendah adalah air yang mengandung bahan-bahan asing dalam jumlah melebihi batas yang telah ditetapkan, sehingga air tersebut tidak dapat digunakan untuk keperluan tertentu, misalnya untuk air minum, pertanian, perikanan, rekreasi, transportasi dll. Selain itu, kuantitas air juga ikut turun karena sulitnya memperoleh air berkualitas baik (Jaji et al., 2007). Hal tersebut sangat merugikan manusia yang menjadikan air sebagai kebutuhan esensial yang tidak pernah bisa tergantikan dan dari tahun ke tahun dengan peningkatan populasi manusia, industri, pembangunan pertanian semakin membutuhkan sumberdaya air. Pencemaran air pada dasarnya terjadi karena air limbah langsung dibuang ke badan air ataupun ke tanah tanpa mengalami proses pengolahan terlebih dulu, atau proses pengolahan yang dilakukan belum memadai. Pengolahan limbah bertujuan memperkecil tingkat pencemaran yang ada agar tidak membahayakan lingkungan hidup. Contoh pencemaran air yang terjadi diantaranya adalah pencemaran sungai Brantas, Jawa Timur yang sebagian disebabkan oleh limbah rumahtangga dan limbah industri (Handayani, 2001). India juga menghadapi masalah pencemaran air yang lebih serius, sekitar 70% sumber air yang ada telah tercemar. Sebagian besar hal tersebut terjadi akibat pembuangan limbah domestik dan industri tanpa pengolahan dahulu ke sungai dan aliran air lainnya (Ray et al., 2000). Menurut Sastrawijaya (2000), sumber-sumber pencemaran air dibedakan menjadi sumber domestik (permukiman, pasar, jalan, terminal, rumah sakit dan sebagainya) dan sumber non domestik (pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, dan sebagainya). Pencemaran air pada dasarnya terjadi karena air limbah langsung dibuang ke badan air ataupun ke tanah tanpa mengalami proses pengolahan terlebih dulu, atau proses pengolahan yang dilakukan belum memadai. Pengolahan limbah bertujuan memperkecil tingkat pencemaran yang ada agar tidak membahayakan lingkungan hidup.

19 3 Salah satu sumber pencemaran adalah berasal dari permukiman, dalam hal ini setiap perumahan yang ada di wilayah permukiman akan menghasilkan buangan atau limbah, yakni limbah padat, cair, dan gas. Limbah yang paling banyak mencemari perairan adalah limbah cair. Limbah cair perumahan dibedakan atas tinja dan urin, air bekas cucian dapur dan air buangan kamar mandi. Limbah perumahan apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan kerugian pada masyarakat di dalam perumahan maupun di luar wilayah perumahan, mulai dari pandangan dan bau yang tidak sedap sampai pada timbulnya gangguan pada kesehatan. Selama ini limbah dari perumahan tidak mengalami pengolahan terlebih dahulu, sehingga limbah tersebut langsung dibuang ke perairan. Oleh karena itu maka muncul berbagai akibat yang ditimbulkan oleh limbah perumahan diantaranya penyebab kematian pada ikan maupun organisme air lainnya (Saeni, 1989), penyebab berbagai jenis penyakit yang menyerang manusia berjangkit (Suriawiria, 2003), dan terjadi perubahan fisik, kimia, dan biologi perairan tersebut (Kendeigh, 1975). Oleh karena itu analisis kualitas perairan perlu dilakukan untuk perlindungan kesehatan masyarakat dan lingkungan dan yang menjadi perwakilan dari kondisi produsen pencemaran lingkungan perairan yang ada diantaranya adalah limbah perumahan yang berasal dari Nirwana Estate, Cibinong dan Griya Depok Asri, Depok Kerangka Pemikiran Lingkungan perairan merupakan salah satu ekosistem yang tidak hanya penting bagi mahluk hidup yang memiliki habitat di perairan tetapi juga manusia dan mahluk hidup lainnya di daratan (Bellos and Sawidis, 2005). Manfaat lingkungan perairan bagi manusia diantaranya sebagai sumber air minum, usaha perikanan, rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Di samping manfaat yang dapat diperoleh, aktivitas manusia juga menimbulkan dampak bagi lingkungan perairan yaitu pencemaran yang berupa limbah (cair, padat, dan gas) (Mesner, 2001). Salah satu sumber limbah cair domestik adalah perumahan. Pada umumnya limbah cair perumahan dibuang ke lingkungan perairan. Oleh karena itu, perlu dianalisis aspek fisik, kimia, dan biologi lingkungan perairan, sistem pengolahan limbah

20 4 cair yang terdapat di perumahan tersebut, dan persepsi masyarakat serta keinginan membayar masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan perairan sehingga dapat diperoleh informasi kualitas perairan akibat pembuangan limbah cair perumahan dan masukan kepada intansi terkait mengenai pengelolaan limbah cair perumahan yang berimplikasi pada kualitas lingkungan perairan dan manfaat yang dihasilkannya. Bagan alir kerangka pemikiran disajikan pada Gambar 1.

21 5 Aktivitas Manusia Lingkungan Perairan Manfaat Sumber Air Minum Perikanan Rekreasi Transportasi Kesejahteraan masyarakat Dampak Limbah Pencemaran Cair Padat Gas Domestik Non Domestik Pertanian Perikanan Perumahan Hotel Industri Rumah Sakit Analisis Kualitas Perairan Sungai (Fisik, Kimia, Biologi) Analisis Persepsi Masyarakat Analisis Keinginan Membayar Masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan perairan - Informasi Kualitas Perairan - Masukan kepada instansi terkait mengenai Pengelolaan Limbah Cair Perumahan Keterangan: : Ruang Lingkup Penelitian Gambar 1 Bagan alir kerangka pemikiran

22 Perumusan Masalah Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di dunia ini. Tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia baik untuk keperluan hidup sehari-hari, keperluan industri, kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya. Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah rumahtangga, limbah rumah sakit, industri dan kegiatan-kegiatan lainnya. Limbah rumahtangga yang berasal dari perumahan terdiri atas tiga jenis yaitu limbah padat, cair, dan gas. Hasil penelitian Solehati (2005) dan Pattimahu (2000), limbah padat perumahan sebagian besar dikumpulkan dalam suatu tempat sampah berukuran besar dalam suatu kelompok perumahan yang kemudian diangkut ke tempat pembuangan akhir di daerah. Sedangkan untuk limbah cair perumahan seperti dari Nirwana Estate, Cibinong dan Griya Depok Asri, Depok, yang mengandung mikroba patogen, karbohidrat, protein, lemak, deterjen, dan lain-lain, dibuang langsung ke lingkungan perairan sehingga mengakibatkan penurunan kualitas air, terganggunya habitat biota perairan, kesehatan masyarakat sekitar, dan lain-lain. Oleh karena itu untuk memberikan solusi dari permasalahan tersebut, dapat didekati dengan menjawab pertanyaan berikut : 1. Bagaimana tingkat pencemaran perairan sungai akibat pembuangan limbah cair perumahan 2. Bagaimana persepsi masyarakat tentang pencemaran limbah cair perumahan 3. Bagaimana keinginan dari masyarakat untuk membayar upaya pengelolaan lingkungan perairan sungai akibat limbah cair perumahan Penelitian tentang limbah cair domestik yang pernah dilakukan menggunakan limbah yang berasal dari permukiman umum seperti penelitian Syafei (2002) di permukiman tepi Kali Mas Surabaya, Wibowo (2002) di permukiman kawasan pesisir Probolinggo, Mujiati (2005) di permukiman kumuh Kota Bengkulu, dan Rochmat (2002) di permukiman pesisir Kota Ternate. Untuk

23 7 penelitian limbah cair domestik ini berasal dari perumahan yang dalam pengelolaannya diperlukan keterlibatan masyarakat perumahan, pemerintah daerah dan pihak pengelola Perumahan Nirwana Estate, Cibinong dan Griya Depok Asri, Depok Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menentukan tingkat pencemaran perairan sungai akibat pembuangan limbah cair perumahan 2. Mengetahui persepsi masyarakat tentang pengelolaan limbah cair perumahan 3. Mengetahui keinginan dari masyarakat untuk membayar upaya-upaya pengelolaan lingkungan perairan akibat limbah cair perumahan 1.5. Manfaat Penelitian Kegunaan penelitian adalah: 1. Tersedianya informasi tentang kualitas perairan akibat pembuangan limbah cair perumahan 2. Diharapkan dapat memberikan masukan kepada instansi terkait, sebagai bahan pertimbangan dalam usaha penanggulangan pencemaran lingkungan perairan oleh limbah cair perumahan

24 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Perairan Pencemaran adalah peristiwa perubahan yang terjadi terhadap sifat-sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak dikehendaki pada udara, tanah dan air (Odum, 1971), sedangkan definisi pencemaran menurut PP No. 82 Tahun 2001, pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran perairan didefinisikan sebagai dampak negatif masuknya zat pencemar ke dalam suatu perairan sehingga berpengaruh terhadap kehidupan biota, sumberdaya dan ekosistem perairan serta kesehatan manusia yang hidup di sekitar perairan tersebut Limbah Limbah merupakan sisa-sisa kegiatan yang tidak dimanfaatkan lagi. Secara garis besar, limbah ini dapat digolongkan menjadi dua, berdasarkan jenis kegiatan yang menjadi sumbernya, yaitu limbah domestik dan limbah industri (non domestik). Limbah domestik adalah limbah yang berasal dari kegiatan-kegiatan rumahtangga seperti mencuci, mandi, memasak, menyiram halaman dan kakus. Sedangkan limbah industri adalah limbah yang berasal dari proses produksi barang-barang di sektor industri. Sumber limbah domestik dapat berupa limbah rumah tinggal, hotel, apartemen, gedung perkantoran, rumah sakit dan pabrik atau industri yang menyediakan fasilitas domestik. Limbah domestik dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu limbah dari kakus (toilet/ budify wastewater) dan limbah dari non kakus/ gray wastewater) (Bapedal, 2001). Limbah cair domestik yang dihasilkan dari perumahan dapat mengandung bermacam-macam bahan pencemar seperti deterjen, berbagai jenis mikroorganisme, tinja dan urin. Apabila limbah tidak ditangani dengan baik dan tepat dapat menimbulkan berbagai gangguan pada lingkungan dan kehidupan yang ada. Gangguan tersebut diantaranya berupa:

25 9 a. Gangguan kesehatan Limbah dapat menjadi media yang sangat baik untuk menyebarkan berbagai jenis penyakit. Beberapa jenis penyakit menular yang disebarkan melalui limbah berasal dari jenis mikroba, virus, bakteri, protozoa dan metazoa. Penyakitpenyakit tersebut dapat menyebar apabila mikroba penyebabnya masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan seharihari (Slamet, 1996) b. Gangguan terhadap kehidupan biotik Bahan organik yang terkandung pada limbah yang masuk ke dalam suatu badan perairan, perlu mendapat perhatian serius karena dapat mengancam kehidupan biologis dalam badan air tersebut. Kandungan bahan organik yang tinggi memungkinkan terjadinya proses oksidasi oleh mikroorganisme yang ada di dalam badan air. Proses ini akan memanfaatkan oksigen terlarut dalam badan air, sehingga ketersediaannya menjadi berkurang. Hal ini dapat membawa bahaya kematian mahkluk hidup di perairan tersebut misalnya karena pembuangan limbah panas. c. Gangguan estetika Pembusukan bahan organik yang ada dalam limbah menyebabkan warna limbah menjadi coklat kehitam-hitaman, dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Hal tersebut menimbulkan gangguan pernafasan dan merusak pemandangan. d. Kerusakan benda Limbah dapat mempercepat proses terjadinya karat pada benda yang terbuat dari besi, sehinggga menimbulkan kerusakan pada benda tersebut. Demikian juga limbah yang mengandung lemak akan menempel pada benda yang dilaluinya dan dapat menyumbat jalannya limbah tersebut menuju ke tempat pembuangan (Sugiharto, 1987). Kualitas perairan dapat dilihat dari tiga parameter diantaranya, yaitu: parameter fisik, parameter kimia, dan parameter biologi Parameter fisika perairan Parameter fisik perairan merupakan parameter kualitas perairan yang memiliki penjelasan secara fisik dan kaedah-kaedah proses fisik. Perubahan sifat

26 10 fisik dari kondisi yang disyaratkan dapat dipakai sebagai petunjuk tentang kondisi kualitas perairan tersebut. Parameter fisik kualitas perairan, antara lain suhu dan padatan tersuspensi (TSS). a. Suhu Suhu terhadap keberadaan suatu spesies maupun komunitas tertentu cenderung bervariasi. Hal ini disebabkan, suhu dapat menjadi suatu faktor pembatas bagi beberapa fungsi biologis hewan air seperti migrasi, pemijahan, efisiensi makanan, kecepatan renang, perkembangan embrio, dan kecepatan metabolisme. Pengaruh suhu terhadap proses respirasi dan metabolisme berlanjut terhadap pertumbuhan dan proses fisiologis serta siklus reproduksinya (Hutabarat dan Evans, 1985). Setiap jenis biota akuatik mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap suatu rentang suhu tertentu. Di luar rentang suhu yang dapat ditoleransi akan menimbulkan kematian bagi biota tersebut. b. TSS (Total Suspended Solid) Padatan tersuspensi adalah bahan yang masih tetap tertinggal sebagai sisa selama penguapan dan pemanasan pada suhu C. Dengan sendirinya bahan-bahan yang mempunyai tekanan uap kecil di bawah suhu ini akan hilang selama prosedur penguapan dan pemanasan. Penentuan padatan tersuspensi sangat berguna dalam analisis perairan tercemar dan buangan, dan dapat digunakan untuk mengevaluasi kekuatan air buangan domestik dan untuk menentukan efisiensi unit-unit pengolahan. Pengendapan padatan ini dapat dilakukan dengan proses biologis dan flokulasi kimia. Air buangan disebut medium kuat bila kurang dari 75% berupa padatan tersuspensi, dan sisanya berupa padatan yang bisa disaring (Saeni, 1989). Menurut Center dan Hill (1989), dan Wardoyo (1989), TSS terdiri dari komponen terendapkan, bahan melayang dan komponen koloid. Padatan tersuspensi mengandung zat organik dan anorganik. Pescod (1983), menyatakan agar kandungan padatan tersuspensi tidak lebih dari 1000 mg/l, sedangkan NTAC (1988), menyarankan kriteria yaitu 400 mg/l. Padatan tersuspensi mempengaruhi

27 11 kekeruhan dan kecerahan air. Oleh karena itu pengendapan dan pembusukan bahan organik dapat mengurangi nilai guna perairan Parameter kimia perairan Parameter kimia perairan yang mengalami perubahan dari kondisi yang disyaratkan dapat dipakai sebagai petunjuk tentang kondisi kualitas perairan tersebut. Parameter kimia kualitas perairan, antara lain biochemical oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD), dissolved oxygen (DO), nitrat (NO 3 ), amonia (NH 3 ), dan total fosfat (PO 4 ). a. BOD (Biochemical Oxygen Demand) Pengukuran BOD sangat penting dalam pengolahan air limbah dan pengelolaan kualitas air, karena parameter ini digunakan untuk menentukan perkiraan jumlah oksigen yang akan dibutuhkan untuk menstabilkan bahan organik yang ada secara biologi. Data BOD digunakan dalam fasilitas pengolahan limbah dan untuk pengukuran efisiensi beberapa proses pengolahan (Saeni, 1989). Lebih lanjut Saeni (1989) menyatakan oksidasi biokimiawi ini merupakan proses lambat dan secara teoritis memerlukan waktu tidak terbatas untuk melakukan reaksi sempurna. Dalam periode waktu 20 hari, oksidasi mencapai 95-99% sempurna, dan dalam periode waktu 5 hari yang umum digunakan untuk analisis BOD, kesempurnaan oksidasi mencapai 60-70%. Suhu 20 0 C yang digunakan merupakan nilai rata-rata untuk daerah perairan arus lambat di daerah iklim sedang dan mudah ditiru dalam inkubator. Hasil yang berbeda akan diperoleh pada suhu yang berbeda karena kecepatan reaksi biokimia tergantung dari suhu. Demikian juga Wardhana (1999), menyatakan kebutuhan oksigen biologis adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme di dalam lingkungan perairan untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan organik yang ada di dalam air lingkungan tersebut. Sebenarnya peristiwa penguraian bahan buangan organik melalui proses oksidasi oleh mikroorganisme di dalam air lingkungan adalah proses alamiah yang mudah terjadi apabila air lingkungan mengandung oksigen yang cukup.

28 12 Secara tidak langsung, BOD merupakan gambaran kadar bahan organik, yaitu jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Dengan kata lain, BOD menunjukkan jumlah oksigen yang dikomsumsi oleh proses respirasi mikroba aerob yang terdapat dalam botol BOD yang diinkubasi pada suhu 20 0 C selama 5 hari, dalam keadaan tanpa cahaya (Boyd, 1988). b. COD (Chemical Oxygen Demand) Kebutuhan oksigen kimia (COD), oksidasi bahan organik secara kimiawi dengan menggunakan kalium bikromat yang dipanaskan dengan asam sulfat pekat. Cara ini digunakan untuk menentukan kandungan bahan organik dalam air buangan dan perairan alami. Kandungan oksigen yang digunakan untuk menghancurkan bahan organik diukur oleh besarnya penggunaan zat oksidator kuat (K 2 Cr 2 O 7 ) dalam suasana asam dengan katalis peraksulfat. COD umumnya lebih besar daripada BOD, karena jumlah senyawa kimia yang bisa dioksidasi secara kimiawi lebih besar dibandingkan oksidasi secara biologis (Saeni, l989). Kebutuhan oksigen kimia adalah ukuran banyaknya oksigen total yang diperlukan dalam proses oksidasi kimia bahan organik dalam limbah. Bahan oksidasi yang digunakan adalah kalium bikromat dan merupakan zat pengoksidasi yang kuat untuk mengoksidasi zat organik secara lengkap menjadi karbon dioksida dan air. Ini berarti uji COD hanya merupakan suatu analisis yang menggunakan suatu reaksi oksidasi kimia yang meniru oksidasi biologis yang sebenarnya terjadi di alam. Selama proses penetapan COD, bahan organik akan diubah menjadi CO 2 dan H 2 O tanpa melihat kemampuan asimilasi secara biologis terhadap bahan organik tersebut. Dengan demikian uji COD tidak memberikan data yang menghubungkan kinetika model deoksigenasi dalam perairan yang menerima limbah (Effendi, 2003). Menurut metode standar, prosedur untuk menetapkan kebutuhan oksigen kimiawi ialah dengan kalium bikromat dengan peraksulfat sebagai katalis. Apabila dalam larutan terdapat senyawa klorida, maka ditambahkan raksasulfat untuk mengikat klorida tersebut menjadi ikatan kompleks. Dengan demikian koreksi terhadap klorida dapat dihindari (Boyd,1988).

29 13 c. DO (Dissolved Oxygen) Oksigen terlarut dalam suatu perairan merupakan zat utama bagi kehidupan organisme akuatik. Oksigen terlarut di dalam air pada umumnya berasal dari: difusi langsung dari atmosfir ke dalam air melalui lapisan permukaan dan proses fotosintesis tumbuhan di dalam air (Rahayu, 1991). Menurut Fardiaz (1992), suatu perairan dikatakan telah tercemar berdasarkan parameter oksigen terlarut, jika konsentrasi oksigen terlarutnya telah menurun sampai di bawah batas yang dibutuhkan untuk kehidupan biota. Penyebab utama berkurangnya konsentrasi oksigen terlarut di dalam air adalah adanya zat pencemar yang dapat mengkonsumsi oksigen. Zat pencemar tersebut terutama terdiri atas bahan-bahan organik dan anorganik yang berasal dari berbagai sumber, seperti kotoran (hewan dan manusia), sampah organik, bahanbahan buangan industri dan rumahtangga. Oleh karena itu, kandungan oksigen terlarut akan semakin rendah jika masukan limbah ke perairan semakin besar yang disebabkan oleh bertambahnya aktivitas dekomposisi dalam menguraikan limbah yang masuk. d. Nitrat (NO 3 ) dan Amonia (NH 3 ) Sumber utama nitrogen di alam ada tiga yaitu: udara, senyawa anorganik (nitrat, nitrit, dan amonia) dan senyawa organik (protein dan urea). Nitrogen paling banyak terdapat di udara yang mencapai 78% namun hanya sedikit organisme yang mampu memanfaatkan nitrogen ini. Nitrogen di dalam air berbentuk gas N 2 dan diubah menjadi nitrit (NO 2 ), nitrat (NO 3 ) dan amonia (NH 3 ) oleh bakteri yang sumber utamanya adalah limbah berupa bahan organik dan senyawa anorganik (Wardoyo, 1982). Senyawa-senyawa nitrogen di dalam air merupakan senyawa yang sangat penting dan memegang peranan yang sangat kuat dalam reaksi biologi perairan. Nitrat (NO 3 ) dan amonia (NH 3 ) merupakan jenis nitrogen anorganik utama dalam air. Sebagai indikator pencemaran yang umum digunakan adalah nitrogen anorganik seperti nitrit, nitrat, dan amonia. Amonia merupakan hasil tambahan penguraian protein tanaman, kotoran hewan dan manusia. Jadi jika ada amonia dalam air, maka ada kemungkinan air tersebut tercemar kotoran hewan atau

30 14 manusia. Disamping itu amonia juga terbentuk jika urea dan asam urat dalam urin mengurai. e. Total fosfat (PO 4 ) Fosfor (P) merupakan unsur penting dalam suatu ekosistem karena protein dan senyawa organik lainnya mengandung atom fosfor. Senyawa fosfat merupakan salah satu senyawa esensial untuk pembentukan protein, pertumbuhan algae, dan pertumbuhan organisme perairan. Di perairan alami atau air limbah, fosfat terdapat dalam tiga bentuk yaitu fosfat organik (tidak terlarut), polifosfat (setengah terlarut) dan ortofosfat (terlarut). Jumlah ketiga kandungan fosfat tersebut dinyatakan sebagai total fosfat. Ortofosfat adalah senyawa monomer seperti H 2 PO 4, H PO 4, dan PO 4 sedangkan polifosfat adalah senyawa polimer seperti heksametafosfat, tripolifosfat, dan pirofosfat. Polifosfat memasuki perairan melalui air buangan penduduk dan limbah industri yang menggunakan bahan deterjen yang mengandung P seperti industri pencucian, industri logam, serta limbah ternak. Kandungan fosfat yang terlalu tinggi dalam perairan dapat menyebabkan eutrofikasi yaitu ledakan populasi plankton dalam perairan sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan perairan Parameter biologi perairan Parameter biologis perairan berupa kandungan jasad-jasad renik di dalam perairan yang umumnya dikaitkan dengan kesehatan manusia (penyakit). Hal ini terjadi karena perairan yang mengandung limbah merupakan media yang sangat baik untuk pertumbuhan bakteri baik yang bersifat patogen maupun non patogen. Menurut Fakhrizal (2004) bagian yang paling berbahaya dari limbah cair domestik adalah mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja, karena dapat menularkan beragam penyakit bila masuk tubuh manusia. Dalam 1 gram tinja mengandung 1 milyar partikel virus infektif, yang mampu bertahan hidup selama beberapa minggu pada suhu dibawah 10 o C. Terdapat 4 mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja yaitu :virus, protozoa, cacing dan bakteri yang umumnya diwakili oleh bakteri coliform.

31 15 Bakteri coliform merupakan organisme yang terdapat di lingkungan dan tinja manusia dan hewan berdarah panas. Bakteri coliform terdiri atas tiga kelompok yaitu: total coliform, fecal coliform, dan E. coli. Total coliform merupakan kumpulan berbagai bakteri yang berbeda jenis dan jika suatu sampel air dianalisis maka yang terdeteksi adalah total coliform.. Fecal coliform merupakan jenis total coliform yang sebagian besar terdapat pada tinja. E. coli merupakan bagian dari kelompok fecal coliform dan termasuk genus Escherichia, famili Enterobacteriaceae yang bersifat fakultatif aerobik. Sebagian besar bakteri E.coli. tidak berbahaya dan dapat ditemukan di dalam usus manusia dan hewan berdarah panas dengan jumlah yang besar. Akan tetapi galur-galur tertentu dapat menyebabkan gastroeritris taraf sedang hingga parah pada mnanusia dan hewan. Adanya E.coli dalam sampel air mengindikasikan telah terjadi kontaminasi tinja. (Sides, 2008). E.coli dapat menyebabkan diare dengan metode 1) produksi enterotoksin yang secara tidak langsung dapat menyebabkan kehilangan cairan dan 2) invasi lapisan epitelium dinding usus yang menyebabkan peradangan dan kehilangan cairan Perumahan Menurut Dinas Perumahan Jakarta (2005), pengertian rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian, sarana pembinaan keluarga, tempat berlindung dari iklim dan tempat menjaga kesehatan keluarga. Sedangkan perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Pembangunan perumahan bagi penyelenggara pembangunan wajib memenuhi ketentuan kesehatan perumahan yaitu ketetapan atau ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni rumah, masyarakat yang bermukim di perumahan, dan atau masyarakat di sekitarnya dari bahaya atau gangguan kesehatan. Kewajiban ini timbul karena telah ada undang-undang yang mengatur yaitu Undang-undang No 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman khususnya Pasal 5 Ayat 1 menyatakan : Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan/ atau menikmati dan/ atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan

32 16 teratur, dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan peraturan pelaksanaannya. Sedangkan bagi pemilik rumah yang belum memenuhi ketentuan persyaratan kesehatan perumahan tidak dikenai pidana dan/atau sanksi administratif. Namun dihimbau agar para pemilik rumah dapat memenuhi persyaratan kesehatan rumah tinggal sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan kesehatan perumahan. WHO dalam Dinas Perumahan Jakarta (2005) mengemukakan beberapa prinsip rumah sehat. Prinsip ini dapat dipakai sebagai masukan untuk menetapkan standar rumah sehat. Prinsip rumah sehat menurut WHO dibedakan atas dua bagian 1. Hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan kesehatan, terdiri atas : a. Perlindungan terhadap penyakit menular melalui pengadaan air minum, sistem sanitasi, pembuangan sampah padat, saluran air (permukaan), kebersihan personal dan domestik, penyiapan makanan yang aman dan struktur rumah yang aman dan memberi perlindungan. b. Perlindungan terhadap trauma / benturan, keracunan dan penyakit kronik dengan memberi perhatian pada struktur rumah, polusi udara dalam rumah, keamananan dari bahan kimia dan perhatian pada penggunaan rumah sebagai tempat kerja. c. Mengurangi stress psikologis dan sosial melalui ruang yang kuat, privacy dan nyaman, memberi rasa aman pada individu dan keluarga, ada akses pada rekreasi dan sarana komunitas dan perlindungan terhadap bunyi. d. Meningkatkan kualitas lingkungan perumahan melalui adanya pelayanan darurat dan keamanan, pelayanan kesehatan dan sosial. e. Melindungi kelompok yang beresiko seperti ibu dan anak, orang tua, orang cacat. 2. Hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan melindungi dan meningkatkan kesehatan, terdiri atas : a. Informasi dan nasihat tentang rumah sehat dilakukan oleh petugas kesehatan pada umumnya dan kelompok masyarakat melalui berbagai saluran media..

33 17 b. Kebijakan sosial ekonomi yang berkaitan dengan perumahan harus mendukung penggunaan tanah dan sumber daya perumahan untuk memaksimalkan aspek fisik, mental dan sosial. c. Pembangunan sosial dan ekonomi yang berkaitan dengan perumahan dan hunian harus didasarkan pada proses perencanaan, formulasi dan pelaksanaan kebijakan publik dan pemberian pelayanan dengan kerjasama intersektoral dalam manajemen dan perencanaan pembangunan, perencanaan perkotaan dan penggunaan tanah, standar rumah, desain dan konstruksi rumah, pengadaan pelayanan bagi masyarakat dan monitoring serta analisa situasi secara terus menerus. d. Pendidikan pada masyarakat dan profesional (arsitek), petugas kesehatan, perencana dan penentu kebijakan akan pengadaan dan penggunaan rumah sebagai sarana peningkatan kesehatan. e. Keikutsertaan masyarakat dalam berbagai tingkat melalui kegiatan mandiri di antara keluarga dan perkampuingan serta kelompok masyarakat untuk mengatasi masalah hunian Persepsi Masyarakat terhadap Pengelolaan Limbah Cair Perumahan Beberapa penelitian membuktikan bahwa persepsi seseorang atau masyarakat dapat mempengaruhi berhasil tidaknya suatu upaya dalam pembangunan Menurut Rusmanti dan Assumta (2002) persepsi didefinisikan sebagai kenyataan bagi seseorang bagaimana seseorang memandang pesan atau symbol yang disampaikan kepada dirinya. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa persepsi adalah pandangan seseorang terhadap obyek tertentu yang dihasilkan oleh kemampuan mengorganisasi pengamatannya. Persepsi dipengaruhi oleh faktor di dalam diri individu dan faktor diluar individu. Faktor di dalam contohnya kecerdasan, minat, emosi, pendidikan, pendapatan, kapasitas alat indera, umur dan jenis kelamin, sedangkan yang termasuk faktor di luar diantaranya pengaruh kelompok, pengalaman masa lalu dan perbedaan latar belakang sosial budaya. Pengetahuan masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan perairan mempunyai peranan penting dalam proses pengendalian pencemaran yang terjadi

34 18 di perairan tersebut. Oleh sebab itu, untuk mengetahui peranan masyarakat maka dilakukan analisis terhadap persepsinya dalam hal pengendalian pencemaran lingkungan perairan. Analisis ini bertujuan untuk lebih memudahkan upaya pengendalian pencemaran yang terjadi di perairan. Persepsi dalam penelitian ini diartikan sebagai proses mengorganisasikan dan menginterpretasikan data dan informasi berkaitan dengan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat dalam pelaksanaan pengelolaan limbah cair domestik. Oleh karena itu, persepsi masyarakat dikatakan baik apabila: mereka mampu menerima data dan informasi tentang limbah cair domestik dengan benar, mampu memilih data dan informasi dengan tepat, dan mampu mengubah sikap setelah memperoleh data dan informasi mengenai limbah cair perumahan mereka. Menurut UNEP/WHO/HABITAT/WSSCC, 2004, perspesi masyarakat terhadap pengelolaan limbah cair perumahan dipengaruhi beberapa faktor diantaranya: faktor sosial budaya, faktor resiko terhadap kesehatan dan lingkungan (dilihat dari besarnya kerusakan, peluang kejadian dan keterkaitan dengan individu), dan faktor keuntungan. Selain menganalisis persepsi masyarakat sekitar perairan juga diperlukan informasi tentang kemampuan masyarakat dalam membayar pembangunan fasilitas pengelolaan limbah cair perumahan. Secara umum, nilai ekonomi didefinisikan sebagai pengukuran jumlah maksimum seseorang ingin mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan jasa lainnya. Secara formal, konsep ini disebut keinginan membayar (willingness to pay/ WTP) seseorang terhadap barang dan jasa yang dihasilkan. Dengan menggunakan pengukuran ini, nilai ekologis ekosistem misalnya bisa diterjemahkan ke dalam bahasa ekonomi dengan mengukur nilai moneter barang dan jasa. WTP dapat juga diartikan sebagai jumlah maksimal seseorang mau membayar untuk menghindari terjadinya penurunan terhadap sesuatu (Blaine, 2004). Sisi lain dari pengukuran nilai ekonomi dapat dilakukan melalui pengukuran willingness to accept (WTA) yang tidak lain adalah jumlah minimum pendapatan seseorang untuk mau menerima penurunan sesuatu. Dalam praktek pengukuran nilai ekonomi, WTP lebih sering digunakan daripada WTA karena WTA bukan pengukuran yang berdasarkan insentif (insentive based) sehingga kurang tepat

35 19 untuk dijadikan studi yang berbasis perilaku manusia (behavioural model). Dalam mengukur WTP dilakukan pendekatan dengan CVM (contingent valuation method) (FAO, 2000). Pendekatan CVM (contingent valuation method) pertama kali dikenalkan oleh Davis (1963) dalam penelitian mengenai perilaku perburuan di Miami. Pendekatan ini baru populer sekitar pertengahan 1970-an ketika Pemerintah Amerika Serikat mengadopsi pendekatan ini untuk studi-studi sumberdaya alam. Pendekatan ini disebut contingent (tergantung) karena pada prakteknya informasi yang diperoleh sangat tergantung pada hipotesis yang dibangun. Pendekatan CVM dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan teknik eksperimental melalui simulasi dan permainan dan dengan teknik survei. Untuk teknik survei dapat dilakukan melalui kuesioner. Kuesioner CVM meliputi tiga bagian, yaitu : 1) penulisan detail tentang benda yang dinilai, persepsi penilaian benda publik, jenis kesanggupan dan alat pembayaran; 2) pertanyaan tentang WTP yang diteliti; 3) pertanyaan tentang karakteristik sosial demografi responden seperti usia, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan lain-lain. Sebelum menyusun kuesioner, terlebih dahulu dibuat skenario-skenario yang diperlukan dalam rangka membangun suatu pasar hipotetis benda publik yang menjadi obyek pengamatan. Selanjutnya dilakukan pembuktian pasar hipotetis menyangkut pertanyaan perubahan kualitas lingkungan yang dijual atau dibeli. Menurut Hanley dan Spash (1993), implementasi CVM dapat dipandang menjadi enam tahap pekerjaan, yaitu : 1) membangun pasar hipotetis; 2) memunculkan/menghasilkan nilai tawaran (bid); 3) menduga nilai rata-rata WTP; 4) menduga kurva nilai tawaran (bid curve); 5) agregasi data; dan 6) evaluasi penggunaan CVM. Dari enam tahapan tersebut, hanya tiga tahap yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu: membangun pasar hipotetis, memunculkan nilai tawaran, dan menduga nilai rata-rata WTP. Tahap satu : Pembangunan Pasar Hipotetis Pembangunan sebuah pasar hipotetis bagi jasa lingkungan yang dipertanyakan adalah tahap pertama yang harus dilakukan dalam studi CVM. Skenario kegiatan harus diuraikan secara jelas dalam instrumen survai (kuesioner) sehingga

DAMPAK LIMBAH CAIR PERUMAHAN TERHADAP LINGKUNGAN PERAIRAN (Studi Kasus: Nirwana Estate, Cibinong dan Griya Depok Asri, Depok) HENNY FITRINAWATI

DAMPAK LIMBAH CAIR PERUMAHAN TERHADAP LINGKUNGAN PERAIRAN (Studi Kasus: Nirwana Estate, Cibinong dan Griya Depok Asri, Depok) HENNY FITRINAWATI DAMPAK LIMBAH CAIR PERUMAHAN TERHADAP LINGKUNGAN PERAIRAN (Studi Kasus: Nirwana Estate, Cibinong dan Griya Depok Asri, Depok) HENNY FITRINAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam yang mutlak diperlukan untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya diantaranya adalah air. Selain itu, air merupakan komponen penyusun terbesar

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi penelitian terletak di belakang Perumahan Nirwana Estate, Cibinong yang merupakan perairan sungai kecil bermuara ke Situ Cikaret sedangkan yang terletak di belakang Perumahan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan terutama terdiri dari air yang telah dipergunakan dengan hampir-hampir 0,1% dari padanya berupa benda-benda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Air Kualitas air secara biologis ditentukan oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen dan penghasil toksin. Banyak mikroba yang sering bercampur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia sehingga kualitas airnya harus tetap terjaga. Menurut Widianto

Lebih terperinci

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand) Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) COD atau kebutuhan oksigen kimia (KOK) adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencemaran Organik di Muara S. Acai, S. Thomas, S. Anyaan dan Daerah Laut yang Merupakan Perairan Pesisir Pantai dan Laut, Teluk Youtefa. Bahan organik yang masuk ke perairan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Lingkungan Hidup Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang disempurnakan dan diganti dengan Undang Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air sungai merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia, termasuk untuk menunjang pembangunan ekonomi yang hingga saat ini

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk

Lebih terperinci

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat Polusi Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor seperti pariwisata, industri, kegiatan rumah tangga (domestik) dan sebagainya akan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga merupakan modal

Lebih terperinci

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan Industri Tahu 1. Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Proses ini yang memungkinkan

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kadar Oksigen Terlarut Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada kolam pemeliharaan ikan nila Oreochromis sp dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan Menurut Odum (1971), pencemaran adalah perubahan sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak dikehendaki pada udara, tanah dan air. Sedangkan menurut Saeni

Lebih terperinci

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai derajat Sarjana SI Program Studi Biologi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan titik kritis pengenceran limbah dan kondisi mulai mampu beradaptasi hidup pada limbah cair tahu. Limbah

Lebih terperinci

STRUKTUR KOMUNITAS MEIOBENTHOS YANG DIKAITKAN DENGAN TINGKAT PENCEMARAN SUNGAI JERAMBAH DAN SUNGAI BUDING, KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

STRUKTUR KOMUNITAS MEIOBENTHOS YANG DIKAITKAN DENGAN TINGKAT PENCEMARAN SUNGAI JERAMBAH DAN SUNGAI BUDING, KEPULAUAN BANGKA BELITUNG STRUKTUR KOMUNITAS MEIOBENTHOS YANG DIKAITKAN DENGAN TINGKAT PENCEMARAN SUNGAI JERAMBAH DAN SUNGAI BUDING, KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KARTIKA NUGRAH PRAKITRI SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Limbah Limbah deidefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia. Limbah adalah bahan buangan yang tidak terpakai yang berdampak negatif jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pembuatan tahu dalam setiap tahapan prosesnya menggunakan air dengan jumlah yang relatif banyak. Artinya proses akhir dari pembuatan tahu selain memproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Air Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi mahluk hidup dan tanpa air maka tidak akan ada kehidupan. Dalam Pasal 5 UU No.7 tahun 2004 tentang sumberdaya air

Lebih terperinci

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi Metode Analisis Untuk Air Limbah Pengambilan sample air limbah meliputi beberapa aspek: 1. Lokasi sampling 2. waktu dan frekuensi sampling 3. Cara Pengambilan sample 4. Peralatan yang diperlukan 5. Penyimpanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini masyarakat mulai melupakan pentingnya menjaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini masyarakat mulai melupakan pentingnya menjaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini masyarakat mulai melupakan pentingnya menjaga kebersihan daerah aliran sungai. Membuang limbah padat dan cair dengan tidak memperhitungkan dampak

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN Rizal 1), Encik Weliyadi 2) 1) Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya

Lebih terperinci

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah MITL Media Ilmiah Teknik Lingkungan Volume 1, Nomor 2, Agustus 2016 Artikel Hasil Penelitian, Hal. 35-39 Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sektor industri menjadi salah satu sektor penting, dimana keberadaannya berdampak positif dalam pembangunan suatu wilayah karena dengan adanya industri maka

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan biodegradable) menjadi CO 2 dan H 2 O. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang digunakan untuk mengoksidasi air sampel (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sepanjang aliran Sungai Cihideung dari hulu Gunung Salak Dua dimulai dari Desa Situ Daun hingga di sekitar Kampus IPB Darmaga.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air laut merupakan suatu medium yang unik. Sebagai suatu sistem, terdapat hubungan erat antara faktor biotik dan faktor abiotik, karena satu komponen dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, mencuci,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, mencuci, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Limbah Air dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, mencuci, membersihkan berbagai macam alat, dan lain sebagainya. Air tersebut akan mengalami pencemaran.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Air dan Sungai 1.1 Air Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya. Penurunan kualitas air akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah

Lebih terperinci

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Chironomida Organisme akuatik yang seringkali mendominasi dan banyak ditemukan di lingkungan perairan adalah larva serangga air. Salah satu larva serangga air yang dapat ditemukan

Lebih terperinci

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pesatnya proses industrialisasi jasa di DKI Jakarta, kualitas lingkungan hidup juga menurun akibat pencemaran. Pemukiman yang padat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah cair atau yang biasa disebut air limbah merupakan salah satu jenis limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat. Sifatnya yang

Lebih terperinci

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK 1. Siklus Nitrogen Nitrogen merupakan limiting factor yang harus diperhatikan dalam suatu ekosistem perairan. Nitrgen di perairan terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi. Manusia menggunakan air untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 KIMIA PERAIRAN

BAB 1 KIMIA PERAIRAN Kimia Perairan 1 BAB 1 KIMIA PERAIRAN Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di perairan A. Definisi dan Komponen Penyusun Air Air merupakan senyawa kimia yang sangat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa

TINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Lokasi Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera Utara dan merupakan

Lebih terperinci

Teknik Lingkungan KULIAH 9. Sumber-sumber Air Limbah

Teknik Lingkungan KULIAH 9. Sumber-sumber Air Limbah Teknik Lingkungan KULIAH 9 Sumber-sumber Air Limbah 1 Pengertian Limbah dan Pencemaran Polusi atau pencemaran air dan udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos Odum (1993) menyatakan bahwa benthos adalah organisme yang hidup pada permukaan atau di dalam substrat dasar perairan yang meliputi organisme

Lebih terperinci

BAB ІІ TINJAUAN PUSTAKA. Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari

BAB ІІ TINJAUAN PUSTAKA. Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari BAB ІІ TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pencemaran 2.1.1. Pencemaran lingkungan Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup lilin untuk membentuk corak hiasannya, membentuk sebuah bidang pewarnaan. Batik merupakan salah satu kekayaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Sungai Batang Toru Sungai Batang Toru merupakan salah satu sungai terbesar di Tapanuli Selatan. Dari sisi hidrologi, pola aliran sungai di ekosistem Sungai Batang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan salah satu komponen sumber daya alam yang paling dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko mudah tercemar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup. Maka, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Barus, 1996). Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari pulau

BAB I PENDAHULUAN. (Barus, 1996). Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari pulau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem perairan yang menutupi seperempat bagian dari permukaan bumi dibagi dalam dua kategori utama, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut (Barus, 1996).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan manusia akan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui

Lebih terperinci

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M. Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : 35410453 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.T TUGAS AKHIR USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah organik. Limbah industri tahu yang dihasilkan dapat berupa limbah padat dan cair, tetapi limbah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air TINJAUAN PUSTAKA Sungai Sungai merupakan suatu bentuk ekositem aquatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah di sekitarnya,

Lebih terperinci

I. ACARA : DISSOLVED OXYGEN (DO), CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) DAN CO 2 : 1. Untuk Mengetahui Kadar CO 2 yang terlarut dalam air 2.

I. ACARA : DISSOLVED OXYGEN (DO), CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) DAN CO 2 : 1. Untuk Mengetahui Kadar CO 2 yang terlarut dalam air 2. I. ACARA : DISSOLVED OXYGEN (DO), CHEMICAL OXYGEN II. TUJUAN DEMAND (COD) DAN CO 2 : 1. Untuk Mengetahui Kadar CO 2 yang terlarut dalam air 2. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan oksigen kimia 3. Untuk mengoksidasi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danau Maninjau merupakan danau yang terdapat di Sumatera Barat, Kabupaten Agam. Secara geografis wilayah ini terletak pada ketinggian 461,5 m di atas permukaan laut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan zaman, membuat masyarakat terpacu memberikan kontribusi untuk membangun. Pembangunan yang terjadi tidak hanya dari satu sektor, tetapi banyak

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Umar Ode Hasani Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan UHO Email : umarodehasani@gmail.com Ecogreen Vol. 2 No. 2, Oktober

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas manusia yang semakin beragam di berbagai sektor sekarang ini sehingga menimbulkan dampak positif dan dampak negatif, salah satu dampak negatif dari aktivitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup, karena selain dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup, juga dibutuhkan untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan, juga memiliki sisi negatif yaitu berupa limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah era globalisasi ini industri pangan mulai berkembang dengan pesat. Perkembangan industri pangan tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya laju pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa wilayah tersebut memiliki daya tarik tersendiri untuk

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa wilayah tersebut memiliki daya tarik tersendiri untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan suatu wilayah sangat berkaitan dengan pertumbuhan dan kepadatan penduduk. Semakin besar pertumbuhan penduduk dapat menunjukkan bahwa wilayah tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit Pencemaran air limbah sebagai salah satu dampak pembangunan di berbagai bidang disamping memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat. Selain itu peningkatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang BAB II TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Air 2.1.1 Air Bersih Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang dinamakan siklus hidrologi. Air yang berada di permukaan menguap ke langit, kemudian

Lebih terperinci

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017 PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017 1. Latar belakang Air merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Air diperlukan untuk minum, mandi, mencuci pakaian, pengairan dalam bidang pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia, dan manusia selama hidupnya selalu membutuhkan air. Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Sungai Sebagian besar air hujan turun ke permukaan tanah, mengalir ke tempattempat yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan akibat gaya berat, akhirnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pesisir laut. Batas-batas wilayah tersebut yakni Laut Jawa di sebelah timur, selat

TINJAUAN PUSTAKA. pesisir laut. Batas-batas wilayah tersebut yakni Laut Jawa di sebelah timur, selat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teluk Lampung Propinsi Lampung memiliki wilayah yang hampir seluruhnya berbatasan dengan pesisir laut. Batas-batas wilayah tersebut yakni Laut Jawa di sebelah timur, selat sunda

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Onggok Sebelum Pretreatment Onggok yang digunakan dalam penelitian ini, didapatkan langsung dari pabrik tepung tapioka di daerah Tanah Baru, kota Bogor. Onggok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Pada zaman dahulu beberapa orang senantiasa mencari tempat tinggal dekat dengan air, dikarenakan agar mudah mengambil

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Metode Pengambilan Contoh Penentuan lokasi

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Metode Pengambilan Contoh Penentuan lokasi 17 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan contoh air dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2012. Lokasi penelitian di Way Perigi, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENENTUAN KUALITAS AIR PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Mikroalga Laut Scenedesmus sp. Hasil pengamatan pengaruh kelimpahan sel Scenedesmus sp. terhadap limbah industri dengan dua pelakuan yang berbeda yaitu menggunakan

Lebih terperinci

SEWAGE DISPOSAL. AIR BUANGAN:

SEWAGE DISPOSAL. AIR BUANGAN: SEWAGE DISPOSAL. AIR BUANGAN: Metcalf & Eddy: kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama dengan air tanah, air permukaan, dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. bersifat dinamis (bergerak atau mengalir) seperti laut dan sungai maupun statis

TINJAUAN PUSTAKA. bersifat dinamis (bergerak atau mengalir) seperti laut dan sungai maupun statis TINJAUAN PUSTAKA Perairan Sungai Perairan adalah suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah tertentu, baik yang bersifat dinamis (bergerak atau mengalir) seperti laut dan sungai maupun statis (tergenang)

Lebih terperinci

FITOPLANKTON : DISTRIBUSI HORIZONTAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN PARAMETER FISIKA KIMIA DI PERAIRAN DONGGALA SULAWESI TENGAH

FITOPLANKTON : DISTRIBUSI HORIZONTAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN PARAMETER FISIKA KIMIA DI PERAIRAN DONGGALA SULAWESI TENGAH FITOPLANKTON : DISTRIBUSI HORIZONTAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN PARAMETER FISIKA KIMIA DI PERAIRAN DONGGALA SULAWESI TENGAH Oleh : Helmy Hakim C64102077 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu

BAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu senggangnya (leisure time), dengan melakukan aktifitas wisata (Mulyaningrum, 2005). Lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam secara berlimpah-limpah. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam secara berlimpah-limpah. Namun, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam secara berlimpah-limpah. Namun, ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi keperluan manusia relatif sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya sektor industri pertanian meningkatkan kesejahteraan dan mempermudah manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik tahu merupakan industri kecil (rumah tangga) yang jarang memiliki instalasi pengolahan limbah dengan pertimbangan biaya yang sangat besar dalam pembangunan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK Karakteristik limbah ternak dipengaruhi : a. unit produksi: padat, semipadat, cair b. Kandang : Lantai keras : terakumulasi diatas lantai kelembaban

Lebih terperinci

Air bagi Kehidupan Manusia

Air bagi Kehidupan Manusia Air bagi Kehidupan Manusia Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Manfaat Air Kehidupan manusia tidak lepas dari tanah, air dan udara, tanah merupakan tempat berpijak dan sumber dari segala bahan makanan yang ditanam

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK KARAKTERISTIK LIMBAH KARAKTERISTIK LIMBAH Karakteristik limbah ternak dipengaruhi : a. unit produksi: padat, semipadat, cair b. Kandang : Lantai keras : terakumulasi diatas lantai kelembaban dan konsistensinya

Lebih terperinci

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY PERSYARATAN PENGAMBILAN SAMPEL Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY Pengambilan sampel lingkungan harus menghasilkan data yang bersifat : 1. Obyektif : data yg dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Status Mutu Air Sungai adalah salah satu dari sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga pemanfaatan air di hulu akan menghilangkan peluang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Sungai Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh karena itu, sumber air sangat dibutuhkan untuk dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH Rezha Setyawan 1, Dr. Ir. Achmad Rusdiansyah, MT 2, dan Hafiizh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu yang sudah tidak memiliki nilai manfaat lagi, baik itu yang bersifat basah

BAB I PENDAHULUAN. suatu yang sudah tidak memiliki nilai manfaat lagi, baik itu yang bersifat basah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah adalah sisa dari suatu usaha atau aktivitas yang dianggap sebagai suatu yang sudah tidak memiliki nilai manfaat lagi, baik itu yang bersifat basah maupun kering,

Lebih terperinci

stasiun 2 dengan stasiun 3 dengan stasiun 3 Stasiun 1 dengan Stasiun 1 Morishita Horn

stasiun 2 dengan stasiun 3 dengan stasiun 3 Stasiun 1 dengan Stasiun 1 Morishita Horn Didapatkan hasil sungai Wonorejo Surabaya mempunyai indeks kesamaan komunitas makrozoobenthos antara stasiun 1 dengan stasiun 2 yaitu 0.88. Perbandingan dari kedua stasiun ini memiliki indeks kesamaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai menjadi salah satu pemasok air terbesar untuk kebutuhan mahluk hidup yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia. Sungai adalah sumber daya alam yang bersifat

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 186 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Secara umum suhu air perairan Teluk Youtefa berkisar antara 28.5 30.0, dengan rata-rata keseluruhan 26,18 0 C. Nilai total padatan tersuspensi air di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan industri dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun juga tidak jarang merugikan masyarakat, yaitu berupa timbulnya pencemaran lingkungan

Lebih terperinci

BAB III. PENCEMARAN AIR A. PENDAHULUAN

BAB III. PENCEMARAN AIR A. PENDAHULUAN BAB III. PENCEMARAN AIR A. PENDAHULUAN Topik kuliah pencemaran air ini membahas tentang pencemaran air itu sendiri, penanganan air limbah dan konseryasi sumberdaya alam laut. Poko bahasan kuliah ini secara

Lebih terperinci

KLASIFIKASI LIMBAH. Oleh: Tim pengampu mata kuliah Sanitasi dan Pengolahan Limbah

KLASIFIKASI LIMBAH. Oleh: Tim pengampu mata kuliah Sanitasi dan Pengolahan Limbah KLASIFIKASI LIMBAH Oleh: Tim pengampu mata kuliah Sanitasi dan Pengolahan Limbah 1 Pengertian Limbah Limbah: "Zat atau bahan yang dibuang atau dimaksudkan untuk dibuang atau diperlukan untuk dibuang oleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Sungai.. ' Sungai merupakan Perairan Umum yang airnya mengalir secara terus

II. TINJAUAN PUSTAKA Sungai.. ' Sungai merupakan Perairan Umum yang airnya mengalir secara terus II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sungai.. ' Sungai merupakan Perairan Umum yang airnya mengalir secara terus menerus pada arah tertentu, berasal dari air tanah, air hujan dan air permukaan yang akhirnya bermuara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa pencucian barang

Lebih terperinci