PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IA 5 SMA NEGERI 2 MAKASSAR

Transkripsi

1 Bimafika, 2012, 3, PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IA 5 SMA NEGERI 2 MAKASSAR Dewiyanti Fadly* Staf Pengajar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Darussalam Ambon Diterima ; Terbit ABSTRACT This study is a Classroom Action Research, which aims to determine the steps that the application of Quantum Teaching methods can enhance students class XI IA 5 SMA Negeri 2 Makassar. The subjects in this study were students in grade XI IA 5 SMA Negeri 2 Makassar. The study lasted about two cycles, each of the four meetings. Data is collected by observation and testing learning outcomes at the end of each cycle in accordance with the material being taught. Observations and student learning outcomes were analyzed with descriptive statistics. The results showed that increased student learning outcomes by implementing Quantum Learning Teaching by measures such as, a) Delivering the learning objectives; b) Exploring students' prior knowledge by taking examples from everyday experiences of students before entering into the core material; c) Describe the material the reaction rate by utilizing the VAK modalities; d) Provide opportunities for students to ask about the concept is less clear; e) Conducting the method play (games) Talking Stick; f) Providing awards to students who answered correctly. Percentage completeness of student learning in the cycle I have increased as much as to in the second cycle. Keywords: quantum teaching, Classroom Action Research, observation,testing, methods. PENDAHULUAN Menyadari pentingnya ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), maka berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan siswa sebagai sumber daya manusia dalam belajar seperti pemilihan metode mengajar, penggunaan media pembelajaran serta strategi mengajar yang tepat dalam kegiatan pembelajaran.kemampuan guru dalam mengemas proses pembelajaran tentu tidaklah spontan, namun perlu persiapan yang matang. Upaya untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran kimia di SMA Negeri 2 Makassar sudah dilakukan oleh guru kimia dengan berbagai macam cara, seperti memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat, serta mencoba menggunakan berbagai macam metode pembelajaran. Namun demikian, hasil pembelajaran kimia masih belum begitu memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai kimia yang masih rendah dibandingkan dengan nilai dari mata pelajaran yang lain. Metode Quantum Teaching merupakan pengubahan situasi serta lingkungan belajar menjadi lebih efektif dengan cara menggunakan unsur-unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas. Interaksi yang baik selama proses pembelajaran berlangsung, yang terdiri dari lingkungan belajar, rancangan pembelajaran yang tepat, cara penyampaian materi yang disesuaikan dengan tipe belajar siswa serta pemanfaatan media akan berpengaruh besar terhadap peningkatan aktifitas belajar yang pada akhirnya, dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu konsep dasar dari metode Quantum Teaching adalah belajar harus berlangsung dalam suasana gembira, sehingga pintu masuk untuk informasi baru akan lebih besar dan akan tersimpan dengan baik. Metode Talking Stick yang merupakan * Korespondensi: 360

2 metode permainan dengan bantuan tongkat berisi pertanyaan dapat membantu menciptakan proses belajar mengajar yang lebih menyenangkan serta membantu membentuk kesan yang jarang siswa lupakan sehingga materi yang diberikan juga akan lebih mudah diingat siswa. Kelebihan penggunaan tongkat pertanyaan ini juga dapat membantu siswa untuk memahami dan menganalisis soal perhitungan dengan lebih cepat serta membuat siswa lebih aktif untuk ikut terlibat dalam proses belajar mengajar. Laju reaksi merupakan salah satu materi pelajaran kimia yang cukup sulit. Materi laju reaksi memuat teori yang menuntut siswa untuk dapat berpikir secara abstrak. Penggunaan bantuan media pembelajaran berupa poster ikon dapat membantu siswa dalam memahami konsep yang bersifat abstrak, serta membantu membentuk memori jangka panjang terhadap konsep baru yang diberikan. Materi ini juga memuat perhitungan yang menuntut kemampuan menganalisis soal. Latihan memecahkan soal-soal di papan tulis baik jika berlangsung dalam suasana kelas yang menegangkan. Metode permainan (games) Talking Stick yang membawa suasana kegembiraan sangat efektif untuk memberikan kesan yang baik dan dapat memperbesar rasa keingintahuan siswa untuk menjawab soal. Sesuai dengan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana langkah-langkah yang tepat pada penerapan metode Quantum Teaching sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IA 5 SMA Negeri 2 Makassar? METODE PENELITIAN Siklus I Siklus I dilakukan selama 4 kali pertemuan. Berdasarkan prosedur kerja penelitian tindakan, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada setiap tahap siklus I dalam menyajikan bahan ajar adalah sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini yang merupakan langkah awal sebelum diadakan penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu ditempuh langkahlangkah: 1) Menganalisis materi pelajaran SMA kelas XI semester ganjil dengan tujuan untuk merancang sistem pembelajaran Quantum Teaching. 2) Membuat tes V-A-K (Visual-Auditorial- Kinestetik) dengan tujuan untuk mengidentifikasi tipe belajar siswa sehingga memudahkan guru dalam menerapkan metode pembelajaran. Tes V- A-K ini dilakukan pada pertemuan pertama sebelum proses belajar mengajar dimulai. 3) Membuat rencana pembelajaran Quantum Teaching. 4) Mengembangkan alat-alat bantu pengajaran dalam rangka optimalisasi pembelajar-an dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching seperti menyiapkan poster afirmasi, poster ikon, dekorasi ruangan, dan hal-hal lain yang bernuansa memotivasi siswa serta menyiapkan tongkat yang didalamnya diselipkan kertas pertanyaan untuk digunakan dalam pelaksanaan metode Talking Stick. 5) Membuat pedoman observasi untuk memberikan penilaian terhadap proses pembelajaran di kelas. 6) Membuat alat penilaian untuk mengukur hasil proses pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Secara umum, penelitian tindakan ini mengikuti langkah-langkah di bawah ini: 1) Menata ruang kelas menjadi komunitas belajar yang mendukung proses belajar mengajar dengan optimal dengan cara memasang poster ikon, pengaturan meja dan kursi menjadi bentuk U. 2) Melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan metode Quantum Teaching melalui penggunaan prinsip TANDUR. a) Tumbuhkan, guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau manfaat yang akan 361

3 diperoleh siswa setelah proses pembelajaran. b) Alami, guru menggali pengetahuan awal siswa dengan cara mereview kembali materi-materi yang berhubungan dengan materi laju reaksi serta mengambil contoh dari pengalaman sehari-hari siswa yang berkaitan dengan materi sebagai pengantar sebelum masuk ke materi inti. c) Namai, setelah siswa tertarik dengan materi pelajaran, guru kemudian mulai menjelaskan teori dan mulai memperkenalkan konsep-konsep baru dengan memanfaatkan gambar serta poster yang telah tertempel di dinding. Hasil identifikasi tipe belajar siswa yang diperoleh melalui tes V-A-K digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran. d) Demonstrasi, guru menggunakan metode Talking Stick untuk menguji pemahaman siswa dengan cara: (1) Guru menyiapkan sebuah tongkat yang didalamnya telah diselipkan pertanyaan. (2) Guru kemudian memberikan tongkat kepada salah satu siswa, kemudian guru mempersilahkan siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis. Demikian seterusnya, sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. (3) Guru memberikan penghargaan dan perayaan bagi siswa yang menjawab betul dengan tepuk tangan dan pujian. Jika jawaban siswa tersebut salah, maka semua siswa harus memberikan motivasi kembali dengan memberikan kata-kata pembangkit semangat untuk mencoba kembali. e) Ulangi, guru memberi kesempatan siswa untuk menarik kesimpulan. c. Tahap Observasi dan Evaluasi Pada tahap ini dilakukan proses observasi dan pencatatan tentang siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Untuk mempermudah dalam melakukan observasi, digunakan lembar observasi sebagaimana terlampir. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh seorang teman dan guru mata pelajaran yang bersangkutan. Evaluasi terhadap hasil belajar siswa selama pelaksanaan siklus I dilakukan pada akhir siklus melalui tes tertulis. d. Analisis dan Refleksi Hasil yang diperoleh melalui observasi dan evaluasi, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Dari hasil yang diperoleh, peneliti akan merefleksi diri dengan melihat data observasi, apakah kegiatan guru yang telah dilakukan dapat meningkatan motivasi belajar siswa. Akhir dari proses pembelajaran dapat dianalisis dari tes hasil belajar siswa. Hasil analisis data yang dilaksanakan pada siklus ini digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan siklus selanjutnya. Siklus II Pada dasarnya, pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan dan penyempurnaan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I. a. Tahap Perencanaan 1) Membuat rencana pembelajaran Quantum Teaching. 2) Mengembangkan alat-alat bantu pengajaran dalam rangka optimalisasi pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching seperti menyiapkan poster ikon, dekorasi ruangan, dan hal-hal lain yang bernuansa memotivasi siswa serta menyiapkan tongkat yang didalamnya diselipkan kertas pertanyaan untuk digunakan dalam pelaksanaan metode Talking Stick. 3) Menyiapkan pedoman observasi untuk memberikan penilaian terhadap proses pembelajaran di kelas. 4) Membuat alat penilaian untuk mengukur hasil proses pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Secara umum, penelitian tindakan ini mengikuti langkah-langkah di bawah ini: 1) Menata ruang kelas menjadi komunitas belajar yang mendukung proses belajar mengajar dengan optimal dengan cara 362

4 memasang poster ikon, pengaturan meja dan kursi menjadi bentuk U. 2) Melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan metode Quantum Teaching melalui penggunaan prinsip TANDUR. a) Tumbuhkan, guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau manfaat yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran. b) Alami, guru menggali pengetahuan awal siswa dengan cara mereview kembali materi-materi yang berhubungan dengan materi laju reaksi serta mengambil contoh dari pengalaman sehari-hari siswa yang berkaitan dengan materi sebagai pengantar sebelum masuk ke materi inti. c) Namai, setelah siswa tertarik dengan materi pelajaran, guru kemudian mulai menjelaskan teori dan mulai memperkenalkan konsep-konsep baru dengan bantuan gambar serta poster yang telah tertempel di dinding. Hasil identifikasi tipe belajar siswa yang diperoleh melalui tes V-A-K digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran. d) Demonstrasi, guru menggunakan metode Talking Stick untuk menguji pemahaman siswa dengan cara: (1) Guru membagi siswa menjadi dua kelompok besar (kelompok kanan dan kiri) (2) Guru menyiapkan dua buah tongkat yang didalamnya telah diselipkan pertanyaan. (3) Guru kemudian memberikan tongkat kepada salah satu siswa pada masingmasing kelompok, kemudian guru mempersilahkan siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis. Oleh karena pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan perhitungan yang membutuhkan analisis masalah terlebih dahulu, maka penyelesaiaannya dibagi menjadi dua tahapan yaitu: (a) Tahap analisis: Identifikasi masalah yang ditanyakan dan data yang diketahui (b) Tahap perhitungan: Penggunaan rumus yang tepat untuk memecahkan masalah. Pada tiap tahap dikerjakan oleh siswa yang berbeda secara berurutan. Demikian seterusnya, sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari tongkat yang diberikan guru. (4) Guru memberikan penghargaan dan perayaan bagi siswa yang menjawab betul dengan tepuk tangan dan pujian. Jika jawaban siswa tersebut salah, maka semua siswa harus memberikan motivasi kembali dengan memberikan kata-kata pembangkit semangat untuk mencoba kembali. e) Ulangi, guru memberi kesempatan siswa untuk menarik kesimpulan. c. Tahap Observasi dan Evaluasi Pada tahap ini dilakukan proses observasi dan pencatatan tentang siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Untuk mempermudah dalam melakukan observasi, digunakan lembar observasi sebagaimana terlampir. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh seorang teman dan guru mata pelajaran yang bersangkutan. Evaluasi terhadap hasil belajar siswa selama pelaksanaan siklus II dilakukan pada akhir siklus melalui tes tertulis. d. Analisis dan Refleksi Hasil yang diperoleh melalui observasi dan evaluasi, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Akhir dari proses pembelajaran dapat dianalisis dari tes hasil belajar siswa. Teknik Analisis Data Data yang terkumpul pada setiap kegiatan observasi selama proses belajar mengajar berlangsung dianalisis secara kualitatif. Data mengenai hasil belajar siswa dianalisis secara statistik deskriptif dikategorikan berdasarkan acuan nilai ketuntasan belajar siswa SMA 2 Makassar pada tahun ajaran 2007/2008. Tabel 1. Kategori Penilaian No Nilai Kategori Tuntas Tidak tuntas 363

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil belajar siswa Data hasil belajar siswa yang diperoleh dari pemberian tes tiap akhir siklus I dan II dianalisis secara statistik deskriptif. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2, nilai statistik hasil belajar siswa. Tabel 2. Nilai Statistik Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan II Nilai Statistik Uraian Siklus I Siklus II Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-Rata Standar Deviasi 80,0 40,0 56,52 8,58 80,0 53,0 63,09 6,95 Data distribusi hasil belajar siswa setelah diterapkan metode Quantum Teaching selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3 dan 4, distribusi frekuensi. Tabel 3. Distribusi hasil belajar siswa siklus I Nilai Frek Persentase Kategori ,19 % T. Tuntas ,81 % Tuntas Jumlah % - Tabel 4. Distribusi hasil belajar siswa siklus II Nilai Frek Persentase Kategori ,71 % Tidak Tuntas ,29 % Tuntas Jumlah % - Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa tidak terlepas dari pemanfaatan hasil identifikasi yang digunakan saat guru menyampaikan materi laju reaksi. Data hasil identifikasi tipe belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Tes V-A-K Modalitas V-A-K Jumlah Siswa Visual 15 Auditorial 8 Kinestetik 4 Jumlah 31 Hasil tes V-A-K ini dapat digunakan untuk membantu guru dalam menyesuaikan cara penyampaian materi dengan tipe belajar siswa sehingga siswa dapat lebih mudah mencerna dan memahami materi yang diberikan. 2. Hasil observasi Hasil observasi pada siklus I dan II diperoleh gambaran tentang sikap dan perilaku siswa perihal kesungguhan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Data observasi terhadap siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 6 dan 7. Hasil identifikasi tipe belajar siswa melalui tes V-A-K menunjukkan bahwa tipe belajar visual merupakan tipe belajar yang paling dominan yaitu sebanyak 15 siswa. Oleh karena itu, dalam penyampaian materi pelajaran lebih banyak menitikberatkan pada penggunaan bantuan alat peraga atau media berupa poster yang memuat banyak simbol dan gambar yang mewakili konsep kunci dari materi yang disampaikan. Untuk siswa dengan tipe belajar auditorial dan kinestetik, penyampaian materinya tetap disesuaikan dengan tipe belajar siswa masing-masing. Siswa auditorial cenderung lebih suka mendengarkan materi serta mengulang informasi, maka siswa dengan tipe belajar ini diberi kesempatan menyebutkan kembali konsep kunci dan membuat kesimpulan di akhir proses pembelajaran. Sedangkan siswa kinestetik, cenderung belajar melalui gerakan, maka metode Talking Stick yang merupakan metode permainan dapat membantu siswa kinestetik untuk lebih memahami materi yang diberikan. Dari analisis hasil belajar siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 56,52. Jika ditinjau dari standar ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah yaitu sebesar 66, maka dari 31 siswa hanya terdapat 8 orang siswa yang tuntas belajarnya. Setelah ditinjau dari hasil identifikasi tipe-tipe belajar siswa yang diperoleh dari tes V-A-K memperlihatkan 364

6 bahwa siswa yang tuntas belajarnya semuanya memiliki tipe belajar visual. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan media poster ikon sangat membantu siswa visual dalam memahami materi laju reaksi, sedangkan penggunaan metode Talking Stick untuk membantu siswa kinestetik dan penggunaan variasi vokal untuk membantu siswa auditorial belum efektif, sehingga siswa dengan tipe belajar kinestetik dan auditorial tidak dapat mencapai nilai ketuntasan seperti yang diharapkan. Faktor penyebab lain banyaknya siswa yang tidak mencapai nilai standar ketuntasan tidak terlepas dari kemampuan siswa untuk menjawab soal tes siklus I, masih kurangnya pemahaman siswa menyangkut materi laju reaksi yang diberikan serta masih kurangnya kemampuan siswa menganalisis soal-soal perhitungan menjadi penyebab sebagian besar soal perhitungan tidak dapat diselesaikan dengan baik. Berdasarkan data yang diperoleh tersebut, maka dipandang perlu untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus II. Pada siklus I, data mengenai aktivitas siswa yang diperoleh dari lembar observasi menunjukkan bahwa siswa yang aktif selama proses pembelajaran berlangsung masih kurang. Penggunaan metode Quantum Teaching belum berjalan dengan baik. Beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut diantaranya adalah: a. Masih kurangnya minat dan motivasi siswa untuk berpartisipasi atau ikut ambil bagian 365

7 dalam proses belajar mengajar. Hal ini ditandai dengan kurangnya siswa yang dapat menjawab pertanyaan pembuka serta siswa yang dapat menanggapi jawaban dari siswa lain. b. Siswa yang aktif selama proses belajar mengajar berlangsung masih didominasi oleh siswa yang lebih pandai.hal ini ditandai dengan siswa yang mengajukan diri untuk mengerjakan soal di papan tulis hanya siswa-siswa yang sama pada tiap pertemuan. c. Masih banyak siswa yang kurang bisa menganalisis soal-soal perhitungan pada materi laju reaksi sehingga siswa sulit menjawab soal yang model soalnya berbeda dengan contoh soal yang telah diberikan. Hal ini ditandai dengan masih kurangnya siswa yang dapat menjawab soal dengan benar. Pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut diindikasikan dari perolehan nilai rata-rata siklus I sebesar 56,52 meningkat pada siklus II menjadi 63,09. Hal ini disebabkan karena siswa sudah mampu mengoptimalkan cara belajar mereka dengan tipe belajar yang telah dimiliki, sehingga siswa tidak kesulitan lagi untuk memahami setiap materi yang dijelaskan oleh guru. Data tersebut juga menunjukkan bahwa metode Quantum Teaching mampu meningkatkan kemampuan belajar siswa dengan mengoptimalkan unsur-unsur yang mendukung proses pembelajaran seperti penataan ruang kelas, penyampaian materi dengan bantuan media bergambar, serta penggunaan metode permainan. Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, aktivitas siswa pada umumnya mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut terlihat dalam hal keberanian mengemukakan pendapat, hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang mengajukan pertanyaan setelah melihat poster ikon. Siswa juga tidak takut lagi ketika harus tampil di depan kelas setelah mendapat tongkat pertanyaan. Banyaknya siswa yang berlomba-lomba ingin diberi tongkat pertanyaan menandakan bahwa kepercayaan diri dan semangat belajar siswa mulai terbangun. KESIMPULAN Berdasarkan paparan di atas terlihat bahwa metode Quantum Teaching dapat menciptakan suasana pembelajaran yang mendukung bagi siswa dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Penyajian materi yang didukung dengan bantuan media serta bantuan metode games Talking Stick membuat suasana belajar tidak membosankan. DAFTAR PUSTAKA Daniel dan David Effective Teaching Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Deporter dan Hernacki Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. Deporter, R dan Singer Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang ruang Kelas. Bandung: Kaifa. Sudijono, A Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudjana, N Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sukidin, Basrowi, dan Suranto Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia. 366