BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan
|
|
- Suryadi Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945), serta menuju pada kesinambungan dan peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional harus terus diupayakan. Guna mencapai tujuan tersebut, maka pelaksanaan pembangunan ekonomi harus lebih memperhatikan asas keserasian, keselarasan dan keseimbangan pada setiap unsur-unsur pembangunan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta terciptanya stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional. Seiring dengan perkembangan zaman sebagai akibat dari adanya pembangunan di berbagai sektor yang begitu pesat baik bersifat nasional maupun internasional, menimbulkan berbagai kebutuhan yang begitu beragam. Perkembangan di bidang ekonomi sebagai bagian dari pembangunan nasional merupakan salah satu upaya dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, yaitu menciptakan masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan tujuan dan cita-cita dari Pancasila dan UUD Kegiatan perekonomian merupakan salah satu faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya pembangunan, karena perekonomian merupakan tulang punggung dari pembangunan nasional di Indonesia. Melalui pembangunan nasional pemerintah berusaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD Oleh karena itu untuk mewujudkannya diperlukan adanya partisipasi aktif dari semua lapisan masyarakat. Partisipasi aktif dari masyarakat antara lain dapat diwujudkan dengan melakukan usaha-usaha diberbagai bidang. Beberapa diantaranya adalah melakukan
2 2 kegiatan di sektor perkebunan, salah satunya di sektor perkebunan tebu dan industri gula. Secara historis, perkebunan tebu dan industri gula merupakan salah satu perkebunan dan industri tertua yang berada di Indonesia sejak zaman Pemerintahan Hindia Belanda. Indonesia pernah mengalami masa kejayaan industri gula nasional pada tahun 1930-an dimana produksi gula nasional mencapai 3 juta ton dan ekspor gula mencapai 2,4 juta ton. Hal ini terjadi berkat adanya kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang murah, irigasi yang baik, pemanfaatan teknologi yang tepat guna, dan masih tersedianya lahan yang subur. Secara umum ada dua tipe pengusahaan tanaman tebu, untuk pabrik gula (PG) swasta kebun tebu dikelola dengan menggunakan manajemen perusahaan perkebunan ( estate) dimana PG sekaligus memiliki lahan Hak Guna Usaha (HGU) untuk pertanaman tebunya, seperti Indo Lampung dan Gula Putih Mataram. Pabrik Gula (PG) milik BUMN terutama yang berlokasi di Jawa, sebagian besar tanaman tebu dikelola oleh rakyat. Dengan demikian PG di Jawa umumnya melakukan hubungan kemiteraan dengan petani tebu. Secara umum PG lebih berkonsentrasi di pengolahan, sedangkan petani sebagai pemasok bahan baku tebu. Hubungan kemitraan tersebut dalam bentuk bagi hasil antara petani tebu dengan PG. Dalam bagi hasil tersebut petani memperoleh 66% dari produksi gula petani, sedangkan PG mendapatkan34%. Petani tebu di Jawa secara umum didominasi (70%) oleh petani kecil dengan luas areal kurang dari 1 ha. Proporsi petani dengan areal antara 1-5 ha diestimasi sekitar 20%, sedangkan yang memiliki areal diatas 5 ha, bahkan sampai puluhan ha diperkirakan sekitar 10%. Bagi petani yang arealnya luas, sebagian lahan mereka pada umumnya merupakan lahan sewa.
3 3 Pengusahaan tebu di Jawa khususnya Jawa Timur dapat dibedakan atas tebu rakyat yang ditanam dilahan sawah dan lahan kering, serta tebu milik pabrik gula. Sebelum deregulasi industri gula pada tahun 1998, pengusahaan tebu dapat dibedakan atas pertanaman kolektif dan pertanaman individual. Pertanaman kolektif merupakan usaha tani tebu dalam satu hamparan yang pengelolaannya ditangani oleh kelompok tani. Pertanaman individual pengelolaannya dilakukan oleh petani secara individu, namun setelah deregulasi industri gula sebagian besar pertanaman tebu rakyat merupakan usaha tani individu. Dalam perkembangannya untuk melaksanakan partisipasi aktif di bidang pembangunan nasional khususnya disektor perkebunan dalam hal ini adalah perkebunan tebu, seringkali masyarakat mengalami kesulitan guna mendapatkan modal dalam jumlah yang relatif besar. Menanggapi kesulitan masyarakat dalam memperoleh modal tersebut, pemerintah menunjuk Bank sebagai lembaga keuangan untuk membantu mengatasi masalah dengan cara melakukan penghimpunan dana dan kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit. Kehidupan ekonomi modern tidak dapat lepas begitu saja dari aspek dan tujuan pemberian kredit sebagai upaya riil untuk mengangkat aspek pertumbuhan modal dan investasi dunia usaha dikalangan para pengusaha sebagai pelaku usaha atau pelaku bisnis. Dalam kondisi perekonomian yang sedang mengalami kelesuan seperti saat ini karena sektor riil yang tidak bertumbuh, maka sangat dibutuhkan adanya suntikan dana segar (fresh money) baik dari pihak pemerintah baik melalui Lembaga Keuangan Bank (LKB) ataupun Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) kepada para pengusaha sebagai pelaku usaha dan pelaku bisnis yang memanfaatkan dana tersebut sebagai modal kerja. Suntikan dalam bentuk fresh money tersebut adalah untuk meningkatkan profibilitas perusahaan serta dalam rangka
4 4 menggairahkan kembali kondisi perekonomian bangsa khususnya pertumbuhan disektor riil termasuk perkebunan didalamnya sektor jasa. Kegiatan perekonomian khususnya di sektor perkebunan tebu yang semakin bertambah menuntut masyarakat dalam hal ini adalah petani untuk terus maju dan berkembang dalam menjalankan roda usahanya. Dalam kenyataannya untuk dapat mengembangkan suatu usaha, modal berupa uang sangatlah berperan penting. Pemberian modal berupa uang melalui kredit oleh Bank, dapat disalurkan oleh Bank Swasta maupun Bank Pemerintah. Bank sebagai salah satu lembaga keuangan memegang peranan penting dalam menghimpun dana dan menyalurkannya lagi kepada masyarakat secara efektif dan efisien dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat. Hal ini didasarkan pada kenyataan yang muncul dan berkembang, yakni semakin meningkat dan komplek nilai kebutuhan masyarakat akan modal baik bersifat konsumtif maupun bersifat produktif. Bank sebagai salah satu lembaga keuangan, mempunyai peranan yang cukup vital dan strategis dalam menghimpun dana masyarakat secara efektif dan efisien. Hal tersebut dimaksudkan dalam rangka peningkatan dan pemerataan pembangunan serta hasil dari pembangunan tersebut. Menurut Pasal 1 ayat (1) butir 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 (UU 10/1998) tentang Perubahan Atas Undang -Undang Nomor 7 Tahun 1992 (UU 7/1992) menyebutkan : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.
5 5 Kosakata kredit berasal dari bahasa Romawi credere artinya percaya. Dalam bahasa Inggris believe atau trust atau confidence yang memiliki arti sama yakni percaya. Oleh karena itu Bank harus memiliki keyakinan bahwa pemohon kredit dapat memenuhi apa yang telah diperjanjikan dalam perjanjian kredit tersebut. Penilaian terhadap pemohon kredit mengacu pada penjelasan dalam Pasal 8 UU 10/1998, yaitu : penilaian secara seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha dari pemohon kredit. Dalam dunia perbankan hal ini biasa disebut dengan yaitu, Character, Capacity, Capital, Collateral, and Condition of Economy. Kredit yang diberikan oleh pihak Bank didasarkan atas kepercayaan terhadap pemohon kredit. Dalam setiap pengajuan kredit yang dilakukan oleh pemohon kredit, selalu ada penilaian oleh Bank yang nantinya akan memberikan kredit tersebut. Penilaian oleh Bank terhadap pemohon kredit tidak terlepas dari sebagaimana tersebut diatas. Jaminan merupakan salah satu unsur penilaian Bank dalam memberikan kredit, meskipun hanya salah satu unsur pihak Bank akan merasa aman dengan adanya jaminan tersebut. Jaminan dapat memberikan rasa aman kepada Bank untuk mendapat pelunasan oleh pemohon kredit. Pelunasan akan diperoleh dari barang-barang yang dijaminkan manakala pemohon kredit wanprestasi, disinilah arti penting jaminan. Jaminan dan pemberian kredit memiliki hubungan yang sangat erat, Bank tidak akan memberikan kredit jika tidak disertai adanya jaminan yang memadai. Di Indonesia pembangunan pertanian tetap memegang peran strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan kapital, penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan
6 6 bio energi, penyerapan tenagakerja, sumber devisa negara dan sumber pendapatan serta pelestarian lingkungan melalui praktek usaha tani yang ramah lingkungan. Pembangunan pertanian diharapkan dapat memperbaiki pendapatan penduduk secara merata dan berkelanjutan, karena sebagian besar penduduk Indonesia memiliki mata pencaharian di sektor pertanian. Hal tersebut terbukti pada saat krisis ekonomi tahun 1997/1998 sektor pertanian tetap tangguh menghadapi gejolak ekonomi dan juga dapat berfungsi sebagai basis landasan perekonomian nasional. Sejalan dengan target utama Kementerian Pertanian meliputi : 1. Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan. 2. Peningkatan diversifikasi pangan. 3. Peningkatan nilai tambah, dayasaing dan ekspor. 4. Peningkatan kesejahteraan petani. Strategi yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian adalah melakukan revitalisasi pertanian dengan fokus tujuh aspek dasar yang dinamakan dengan Tujuh Gema Revitalisasi. Adapun tujuh aspek dasar yang dinamakan dengan Tujuh Gema Revitalisasi tersebut terdiri atas : 1. lahan, 2. pebenihan dan pebibitan, 3. infrastruktur dan sarana, 4. sumber daya manusia, 5. pembiayaan petani, 6. kelembagaan petani, dan 7. teknologi dan industri hilir.
7 7 Keberhasilan peningkatan produksi pangan di masa lalu dalam hal pencapaian swasembada pangan, tidak terlepas dari peran pemerintah melalui penyediaan program kredit dengan suku bunga rendah. Peran pemerintah tersebut sampai dengan tahun 1998 dalam bentuk fasilitas Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) dan subsidi sarana produksi (benih, pupuk dan pestisida). Semenjak diberlakukannya UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia maka tidak tersedia lagi sumber dana dari KLBI. Oleh karena itu mulai tahun 2000 telah diluncurkan Skim Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang sumber dananya berasal dari Perbankan dengan subsidi suku bunga bagi petani dan peternak yang disediakan oleh pemerintah. Dalam perkembangannya KKP mengalami penyesuaian dari tahun ketahun, mulai Oktober 2007 KKP disempurnakan menjadi KKP-E (Kredit Ketahanan Pangan dan Energi). Hal ini mengadopsi upaya mengurangi ketergantungan energi berbahan baku fosil dan perkembangan teknologi energi untuk dikembangkan energi lain yang berbasis sumber energi nabati. Energi alternatif dimaksud disini berbasis ubi kayu/singkong dan tebu diintegrasikan dengan Skim KKP yang telah ada, sehingga Skim Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E). KKP-E merupakan skim kredit yang ditetapkan Pemerintah yang dananya bersumber dari perbankan dan subsidinya disediakan oleh pemerintah dengan pola penyaluran executing. Adanya program KKP-E dari pemerintah yang disediakan bagi para pelaku usaha pertanian, khususnya untuk petani tebu adalah bertujuan memudahkan petani dalam hal memperoleh modal berupa uang dengan cara kredit.
8 8 Penelitian ini mengambil obyek dan subyek dari program KKP-E bagi para petani untuk budi daya tanaman tebu yang ada di lingkungan PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) khususnya di wilayah Ex. Karisidenan Madiun (Madiun, Magetan, Ngawi) dengan pihak PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Pelaksanaan Program KKP -E antara petani mitra binaan PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) di wilayah Ex. Karisidenan Madiun dengan pihak PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk adalah secara kolektif, dalam hal ini melalui media Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) yang dikoordinir lewat Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR). Dalam pelaksanaannya KKP -E dicairkan oleh pihak Bank kepada petani melalui KPTR, namun sebelumnya pihak Bank juga meminta adanya jaminan dari PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) sebagai penjamin. Keterlibatan PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) dalam pelaksanaan KKP-E adalah sebagai Mitra Usaha serta penjamin bagi petani dan atau KPTR. Proses pelaksanaan KKP-E antara petani tebu dalam hal ini melalui KPTR dengan Bank pelaksana yakni PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. diawali dengan penyusunan Rencana Definitif Kelompok Kerja (RDKK) dari petani yang nantinya diajukan sebagai dasar untuk mendapatkan KKP-E kepada pihak Bank melalui KPTR. Dalam RDKK tersebut berisi tentang program kerja, luas areal yang akan diajukan untuk mendapatkan KKP-E dan batas waktu tanggal pengembalian pinjaman KKP-E. Setelah pengajuan RDKK dari KPTR dilakukan penilaian oleh Bank dan dinyatakan layak, maka kemudian dilaksanakan penandatanganan perjanjian KKP-E antara pihak KPTR dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Proses pencairan dana KKP -E oleh pihak Bank untuk KPTR dilakukan melalui rekening milik PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero), nantinya KPTR akan meminta kepada PT. Perkebunan Nusantara XI
9 9 (Persero) untuk menyalurkan dana KKP-E tersebut kepada petani yang terdaftar sebagai anggota KPTR sesuai daftar RDKK yang telah diajukan sebelumnya. PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) sebagai pihak yang diberi kuasa oleh KPTR untuk menerima dan menyalurkan dana KKP-E kepada petani tebu anggota KPTR sebelum menyalurkan dana KKP-E kepada para petani terlebih dahulu akan meminta adanya kepastian dari pihak petani, yaitu bahwa dana KKP-E tersebut untuk membiayai budi daya tanaman tebu. Selanjutnya hasil dari panen tebu tersebut dikirim ke PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero), disamping itu juga meminta adanya agunan dari petani untuk sejumlah KKP-E yang akan disalurkan kepadanya. Dana KKP-E yang dicairkan oleh pihak Bank diberikan untuk petani tebu bertujuan guna membiayai proses budi daya tanaman tebu, dana tersebut diberikan melalui PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) untuk diteruskan kepada petani yang terdaftar sebagai anggota KPTR mitra binaan sesuai daftar ajuan RDKK. Keberadaan PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) sebagai penjamin adalah sebagai jaminan bagi pihak Bank atas pengembalian jumlah KKP-E yang disalurkan. Bertitik tolak dari uraian latar belakang tersebut di atas, judul dari penelitian ini adalah : TANGGUNG JAWAB PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) SEBAGAI PENJAMIN DALAM PERJANJIAN KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI ANTARA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) TBK DENGAN KOPERASI PETANI TEBU RAKYAT (Studi Di Pabrik Gula Milik PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) Wilayah Kerja Ex. Karisidenan Madiun).
10 10 B. Rumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tanggung jawab PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) dalam Perjanjian Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi (KKP -E) dalam hal terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh petani anggota Koperasi Petani Tebu Rakyat? 2. Upaya hukum apa yang ditempuh para pihak dalam hal terjadi kredit macet pada program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E)? C. Keaslian Penelitian. Penelitian dengan tema jaminan oleh pihak ketiga dalam perjanjian kredit dengan Bank sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh beberapa orang, yaitu: 1. Ivana Iring Restu Lahay dari Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada pada tahun 2010 dengan judul : EKSISTENSI JAMINAN PERORANGAN ( BORGTOCHT) SEBAGAI BENTUK JAMINAN KHUSUS DALAM PERJANJIAN KREDIT PERBANKAN (Studi Kasus di Bank Perkreditan Rakyat/BPR Arum Mandiri Yogyakarta) 1. Penelitian ini dilakukan di Yogyakarta dengan permasalahan : a. Bagaimana pelaksanaan jaminan perorangan ( Borgtocht) sebagai bentuk jaminan khusus dalam perjanjian kredit perbankan? b. Bagaimana proses eksekusi jaminan perorangan tersebut jika debitur wanprestasi? 1 Ivana Iring Restu Lahay, 2010, Eksistensi Jaminan Perorangan (Borgtocht) Sebagai Bentuk Jaminan Khusus Dalam Perjanjian Kredit Perbankan, Tesis, Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
11 11 2. Raden Roro Frieda Lestari Dewi dari Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada pada tahun 2010 dengan judul : PENGGUNAAN JAMINAN PERORANGAN (BORGTOCHT) DALAM PERJANJIAN UTANG PIUTANG PADA PT DE VANIR SOURCE INDONESIA (DEVASINDO) 2. Permasalahan dalam penelitian ini adalah : a. Mengapa PT De Vanir Source Indonesia (Devasindo) menggunakan jaminan pribadi (Borgtocht) dalam perjanjian utang piutang? b. Bagaimana apabila pemegang saham sebagai penjamin berhadapan dengan tanggung jawab terbatas? c. Bagaimana akibat hukum penjaminan pribadi ( Borgtocht) pada perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT)? 3. Rhomadiani Harwiningtyas dari Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada pada tahun 2011 dengan judul : PEMENUHAN JAMINAN PERSEORANGAN (BORGTOCHT) DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG YO GYAKARTA 3. Penelitian ini dilakukan di Yogyakarta dengan permasalahan : Bagaimana pelaksanaan jaminan perseorangan (Borgtocht) sebagai jaminan bank dalam praktek pemberian kredit sebagai jaminan tambahan? 4. Ibnu Syarif A dari Magister Hukum Bisnis Universitas Gadjah Mada pada tahun 2011 dengan judul : TINJAUAN YURIDIS JAMINAN PERORANGAN (BORGTOCHT) DALAM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI PT BANK BNI SYARIAH 2 Raden Roro Frieda Lestari Dewi, 2011, Penggunaan Jaminan Perorangan (Borgtocht) Dalam Perjanjian Utan Piutang Pada PT De Vanir Source Indonesia (DEVASINDO), Tesis,Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 3 Rhomadiani Harwiningtyas, 2011, Pemenuhan Jaminan Perseorangan (Borgtocht) Dalam Hal Debitur Wanprestasi Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Yogyakarta, Tesis, Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
12 12 BERDASARKAN UNDANG UNDANG PERBANKAN SYARIAH 4. Penelitian ini dilakukan di Yogyakarta dengan permasalahan : a. Bagaimana kedudukan hukum jaminan perorangan (Borgtocht) dalam pembiayaan di PT Bank BNI Syariah? b. Bagaimana kedudukan hukum PT Bank BNI Syariah terhadap penanggung yang pailit apabila nasabah penerima pembiayaan yang ditanggung gagal memenuhi kewajibannya? c. Bagaimana bentuk jaminan pokok dalam pemberian pembiayaan? Berdasarkan uraian sebagaimana tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa penelitian ini berbeda atau tidak sama dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari : 1. Lokasi penelitiannya. Penelitian ini dilakakukan di wilayah ex Karisidenan Madiun yang meliputi Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan Dan Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur.Penelitianpenelitian sebelumnya semuanya dilakukan di Yogyakarta. 2. Obyek Penelitian. Obyek dari penelitian ini adalah perjanjian kredit terkait dengan ketahanan pangan dan energi yang merupakan program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Dalam perjanjian kredit ini sebagai penjamin adalah Perusahaan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Perkebunan Nusantara XI (Persero)yang juga mitra kerja dari petani. Penelitian-penelitian sebelumnya perjanjian kredit yang dijamin oleh pihak 4 Ibnu Syarif A, 2011, Tinjauan Yuridis Jaminan Perorangan (Borgtocht) Dalam Pemberian Pembiayaan Di PT Bank BNI Syariah Berdasarkan Undang Undang Perbankan Syariah, Tesis, Magister Hukum Bisnis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
13 13 ketiga tidak terkait dengan program pemerintah dan bertindak sebagai penjamin adalah perorangan. Selanjutnya apabila ternyata ada penelitian yang sejenis, maka hasil dari penelitian ini diharapkan dapat melengkapinya. D. Faedah Yang Diharapkan. Hasil Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat meberikan kontribusi yang baik dan bermanfaat, baik dari segi teoritis maupun dari segi praktis yang akan peneliti uraikan sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai tambahan pembahasan tentang tanggung jawab avalist dalam perjanjian kredit ketahanan pangan dan energi dan untuk bahan referensi ilmu pengetahuan (ilmiah) yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan dan perkembangan ilmu hukum di Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan bidang hukum jaminan. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi praktisi-praktisi yang berhubungan dengan perkreditan, khususnya yang berhubungan dengan avalist. E. Tujuan Penelitian. Berdasarkan kerangka permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan penelitian ini adalah :
14 14 1. Untuk mengetahui tanggung jawab PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) dalam Perjanjian Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi (KK P-E) dalam hal terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh petani anggota Koperasi Petani Tebu Rakyat 2. Untuk mengetahui upaya hukum yang ditempuh para pihak dalam hal terjadi kredit macet pada program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E).
I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi pertanian dari kondisi yang kurang menguntungkan menjadi kondisi yang lebih menguntungkan (long
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penghimpunan tabungan dari masyarakat dan pemberian kredit kepada nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa bank lainnya untuk menunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan
12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini juga sesuai dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. manusia. Kegiatan usaha ini harus diiringi oleh perhatian terhadap keseimbangan
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Peternakan didefinisikan sebagai usaha dalam memanfaatkan kekayaan alam berupa ternak, dengan cara produksi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan akan pangan, sehingga kecukupan pangan bagi setiap orang setiap waktu merupakan hak asasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan ketersediaan dana semakin meningkat seiring dengan terus meningkatnya kegiatan pembangunan. Pembangunan yang pesat di segala bidang terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk menjadikan Indonesia harus dapat meningkatkan berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki beberapa wilayah yang penduduknya tersebar dari Sabang sampai Merauke. Banyaknya penduduk menjadikan Indonesia harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting bagi masyarakat, terutama dalam aktivitas di dunia bisnis. Bank juga merupakan lembaga yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usahanya mengingat modal yang dimiliki perusahaan atau perorangan biasanya tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini kredit merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh setiap orang atau badan usaha untuk memperoleh pendanaan guna mendukung peningkatan usahanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi berperan positif dalam pelaksanaan pembangunan nasional di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi diantaranya dalam peningkatan
Lebih terperinciPeran Bank Jateng Dalam Implementasi Program. Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi (KKP-E)
Peran Bank Jateng Dalam Implementasi Program Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi (KKP-E) JURNAL ILMIAH Disusun Oleh: CHEVIENE CHARISMA PUTRIE NIM. 115020200111003 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbankan. Sektor perbankan memiliki peran sangat vital antara lain sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian nasional senantiasa bergerak cepat terutama setelah krisis 1997. Adanya perkembangan tersebut diperlukan berbagai penyesuaian kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pinjaman yang mempunyai kelebihan uang bersedia meminjamkan uang kepada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pinjam meminjam telah dilakukan sejak lama oleh masyarakat yang telah mengenal uang sebagai alat pembayaran yang sah. Pihak pemberi pinjaman yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia. Sektor pertanian berperan sebagai penyedia pangan bagi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dan menyalurkannya kembali dana tersebut kemasyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan roda perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan kegiatan usaha
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan memegang peranan penting dalam menjalankan roda perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan kegiatan usaha perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin untuk dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang tidak mungkin untuk dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari manusia lain. Hanya saja
Lebih terperinciPENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu
I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pemberian kredit pada saat ini telah banyak dilakukan oleh berbagai lembaga keuangan yang ada di Indonesia. Jenis kredit yang diberikan pun sudah menyesuaikan dengan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan yang sangat penting dan mendesak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sesuai dengan rencana Pembangunan Jangka Menengah sampai tahun 2009 sebesar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya Pemerintah menurunkan jumlah pengangguran dan kemiskinan sesuai dengan rencana Pembangunan Jangka Menengah sampai tahun 2009 sebesar 5,1% dan 8,2% dan penurunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tatanan perekonomian global telah memperkuat posisi perbankan sebagai pilar utama dalam menunjang pertumbuhan ekonomi baik secara internasional maupun nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam. Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang jasa perbankan sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan yaitu, menghimpun dana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor yang mempunyai peranan strategis bagi perekonomian Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis sebagai penyedia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahunnya, maka berbagai macam upaya perlu dilakukan oleh pemerintah. lembaga keuangan yang diharapkan dapat membantu meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mengatasi berbagai permasalahan ekonomi di Indonesia terkait dengan meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia di setiap tahunnya, maka berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian suatu negara didukung oleh adanya suntikan dana dari pihak pemerintah baik melalui Lembaga Keuangan Bank (selanjutnya disingkat menjadi LKB) ataupun Lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi termasuk sektor keuangan dan perbankan harus segera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia mempunyai dampak yang sangat positif. Perbaikan sistem perekonomian dalam penentuan kebijakan pemerintah di bidang ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembangunan yang sedang berkembang di negara Indonesia merupakan suatu proses yang berkesinambungan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, maka masyarakat dan pemerintah sangat penting perannya. Perkembangan perekonomian nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan suatu negara yang sedang membangun. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Pembangunan yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank a) Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan awal langkah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran bank sebagai salah satu lembaga keuangan sangat penting bagi pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan jo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat yang sejahtera adil dan makmur berdasarkan Pancasila
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat yang sejahtera adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang 1945 dapat terwujud dengan bergeraknya roda perekonomian masyarakat, khususnya dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berbasis tebu merupakan salah satu sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditas yang mempunyai posisi strategis dalam perekonomian Indonesia. Pada tahun 2000 sampai tahun 2005 industri gula berbasis tebu merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada
1 BAB I PENDAHULUAN Salah satu cara mendapatkan modal bagi kalangan masyarakat termasuk para pengusaha kecil, sedang maupun besar adalah dengan melakukan pengajuan kredit pada pihak bank. Pemberian tambahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pembangunan nasional suatu negara khususnya pembangunan ekonomi guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah banyak mempengaruhi perkembangan ekonomi dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian dalam masyarakat. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga perbankan, seperti juga lembaga perasuransian, dana pensiun, dan pegadaian merupakan suatu lembaga keuangan yang menjembatani antara pihak yang berkelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dengan
Lebih terperinciBAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA
BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA A. Pengertian Pengalokasian Dana Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk tabungan, simpanan giro dan deposito adalah menyalurkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sehari-hari kata kredit bukan merupakan perkataan yang
24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Kredit Dalam kehidupan sehari-hari kata kredit bukan merupakan perkataan yang asing bagi mayarakat kita. Perkataan kredit tidak saja dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian bank sesuai dengan Pasal 1 butir 2 Undang-undang no.10 tahun 1998 yang merupakan perubahan atas Undang-undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didukung dengan kondisi wilayah Indonesia yang memiliki daratan luas, tanah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dahulu Indonesia dikenal sebagai negara agraris, sebutan tersebut didukung dengan kondisi wilayah Indonesia yang memiliki daratan luas, tanah yang subur dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 2.1.1 Pengertian UMKM Ada beberapa pengertian UMKM menurut para ahli atau pihak yang langsung berhubungan dengan UMKM, antara lain: 1.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan pembangunan yang berkelanjutan dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang makmur dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang
Lebih terperinciBAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang
BAB II Kajian Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Dunia keuangan khususnya perbankan dari tahun ketahun telah mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini ditunjukkan dari jumlah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan salah satu sektor usaha yang paling banyak diminati oleh para pelaku usaha dan cukup prospektif untuk dikembangkan. UMKM dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Fungsi Bank Umum dalam Pemberian Kredit. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Fungsi Bank Umum dalam Pemberian Kredit Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan kegiatan ekonomi regional dan internasional,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukan arah yang semakin menyatu dengan kegiatan ekonomi regional dan internasional, perkembangan perekonomian nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam rangka menyejahterakan hidupnya. Keinginan manusia akan benda
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan merupakan keinginan manusia terhadap barang atau jasa yang dapat memberikan kepuasan jasmani maupun kebutuhan rohani dalam rangka menyejahterakan hidupnya.
Lebih terperinciKEGIATAN BANK DALAM PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT. Oleh : Fatmah Paparang 1
KEGIATAN BANK DALAM PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT Oleh : Fatmah Paparang 1 A. PENDAHULUAN Dalam berbagai teksbook yang lama, selalu dikemukakan bahwa kegiatan utama dari suatu Bank adalah menghimpun dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu menunjukkan arah untuk menyatukan ekonomi global, regional ataupun lokal, 1 serta dampak terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perorangan maupun badan usaha adalah untuk mengangkat pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Didalam dunia usaha pemberian kredit bagi masyarakat perorangan maupun badan usaha adalah untuk mengangkat pertumbuhan investasi dan modal dunia usaha, tidak lepas dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia berusaha untuk melaksanakan pembangunan di segala bidang guna terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hampir semua sektor usaha sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam melakukan transaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana dari masyarakat secara efektif dan efisien. Salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Kebutuhan masyarakat baik perorangan maupun badan usaha akan penyediaan dana yang cukup besar dapat terpenuhi dengan adanya lembaga perbankan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memelihara kesinambungan pembangunan nasional guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS KKP-E
PETUNJUK TEKNIS KKP-E I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan didasari pengalaman dalam pelaksanaan penyaluran kredit usaha pertanian, sejak Tahun 2000 telah diluncurkan Skim Kredit Ketahanan Pangan
Lebih terperinciakan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.
Perkembangan dunia usaha di Indonesia, tidak terlepas dari peranan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk dapat mengembangkan diri seluas-luasnya sejauh tidak menyimpang dari sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan pembangunan ekonomi tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera dengan cara mencapai pertumbuhan ekonomi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembangunan nasional pada umumnya dan pertumbuhan ekonomi pada. masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha kecil merupakan bagian integral dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peran yang sangat penting dalam mewujudkan pembangunan nasional pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional yang merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi adalah sebagai bagian dari pembangunan nasional yang merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank
Lebih terperinciPENGALOKASIAN DANA BANK
PENGALOKASIAN DANA BANK Alokasi Dana : menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Wujud dari pengalokasian dana adalah kredit atau aset yang dianggap menguntungkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bank 1.2.1. Pengertian Bank Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang dipergunakan oleh bangkir untuk melayani kegiatan operasionalnya
Lebih terperinciKREDIT TANPA JAMINAN
KREDIT TANPA JAMINAN ( Studi Tentang Pola Pemberian Kredit Tanpa Jaminan Di PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk. ) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas - Tugas dan Syarat Syarat Guna
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi. Pengertian kredit menurutundang-undang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan perbankan dalam lalu lintas bisnis, dapat dianggap sebagai kebutuhan yang mutlak diperlukan oleh hampir semua pelaku bisnis, baik pengusaha besar maupun
Lebih terperinciPENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CITA DEWI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR
PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CITA DEWI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR \ Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permodalan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mendukung usaha baik dibidang pertanian maupun non-pertanian. Seringkali modal menjadi masalah yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang bergerak cepat, kompetitif, dan terintegrasi dengan tantangan yang semakin kompleks serta sistem keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. Pertumbuhan ini dapat dilihat dari semakin banyaknya bankbank
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dunia perbankan dirasa semakin cepat dan pesat perkembangannya. Pertumbuhan ini dapat dilihat dari semakin banyaknya bankbank baru bermunculan, bukan
Lebih terperinciB A B 1 P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat, khususnya di negara
B A B 1 P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia bisnis, merupakan dunia yang paling ramai dibicarakan diberbagai forum, baik yang bersifat nasional maupun internasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman kebutuhan masyarakat terus meningkat dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi sehingga kredit menjadi salah satu alternatif
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro (UM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian Dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sektor pertanian telah dilaksanakan banyak program pembiayaan pertanian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah menyadari pemberdayaan usaha kecil menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat dan sekaligus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan nasional, dan penyediaan lapangan kerja. Usaha mikro, kecil dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang besar ditunjukkan oleh jumlah unit usaha dan pengusaha, serta kontribusinya terhadap pendapatan nasional,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. Sebagai sektor yang menyerap 80 90% tenaga kerja, usaha Mikro Kecil dan Menengah
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN PINJAMAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR KEPADA PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR Tbk DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembangunan nasional.walaupun demikian, sektor pertanian masih dihadapkan pada beberapa permasalahan, diantaranya
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fungsi pokok bank sebagai lembaga intermediasi sangat membantu dalam siklus aliran dana dalam perekonomian suatu negara. Sektor perbankan berperan sebagai penghimpun dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia modern seperti sekarang ini, banyak orang atau badan hukum yang memerlukan dana untuk mengembangkan usaha, bisnis, atau memenuhi kebutuhan keluarga (sandang,pangan,dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992
PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kondisi ekonomi nasional semakin hari kian memasuki tahap perkembangan yang berarti. Ekonomi domestik indonesia pun cukup aman dari dampak buruk yang diakibatkan oleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan menitikberatkan pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor
Lebih terperinci